laporan praktikum pengambilan contoh tanah … · menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil...

23
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN PENYANDRAAN PROFIL TANAH Oleh : Golongan H/Kelompok 4A 1. Nizar Hilmy (171510501191) 2. Moch Waisul Karomi (171510501189) 3. Ridho Rizkiantoro (161510501294) LABORATORIUM PATOGENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: dinhkien

Post on 02-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMBILAN CONTOH TANAH DAN PENYANDRAAN

PROFIL TANAH

Oleh :

Golongan H/Kelompok 4A

1. Nizar Hilmy (171510501191)

2. Moch Waisul Karomi (171510501189)

3. Ridho Rizkiantoro (161510501294)

LABORATORIUM PATOGENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan hasil tranformasi zat zat mineral dan organik yang ada di

muka bumi. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang

berjalan dengan periode yang sangat panjang. Tanah terdiri dari partikel pecahan

batuan yang telah di ubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan

dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena terjadinya interaksi antara,

hidrosfer, atmosfer litosfer dan biosfer.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh mahluk hidup. Proses

pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi batuan tanah

diikuti oleh proses pencapuran bahan organik yaitu sisa sisa tumbuhan yang sudah

lapuk. Sehingga ketika melihat kedalam tanah akan ditemukan lapisan lapisan yang

berbeda.

Proses pembentukan tanah biasa disebut dengan pedogenesis. tanah dapat

berubah dari satu tempat ke tempat lainnya secara vertikal maupun orizontal.

Perubahan ini terjadi karena adanya proses alami. Setiap jenis tipe tipe tanah memiliki

ciri yang khas yang dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologi.

Profil tanah merupakan gambaran vertikal dari tanah yang dimulai dari

permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawah tanah. Tanah yang terbentuk

akan berkembang menjadi bahan mineral yang bersala dari batu batuan melalui proses

pelapukan. Profil tanah merupakan urutan urutan dari horizon tanah yaitu lapisan

lapisan tanah yang sejajar dengan permukaan bumi lapisan horizon tersebut memiliki

peranan yang berbeda beda. Horizon merupakan lapisan yang terbentuk akibat adanya

proses pelapukan batuan induk yang terjadi pada periode yang panjang.

2

1.2 Tujuan

1.2.1 Pengambilan Contoh Tanah

1. Mempelajari pengaruh kondisi lingkungan fisik terhadap sifat sifat lapisan tanah

dalam profil.

2. Menentukan lokasi/lapisan tanah yang akan diambil untuk pengukuran/ Analisa

sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

3. Pengambilan contoh tanah.

1.2.2 Penyandraan Profil Tanah

1. Mampu mengenali klasifikasi tanah-tanah di Indonesia serta karakteristiknya.

3

BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Kegiatan praktikum Sains Tanah mengenai “Pengambilan Contoh Tanah dan

Penyandraan Profil Tanah” dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Oktober 2017, pukul

05.30-selesai di Agrotecnopark Universitas Jember.

2.2 Alat Dan Bahan

2.2.1 Alat

1. Ring sampel

2. Sekop dan pisau

3. Palu Karet

4. Balok Kayu

5. Plastik kantong untuk tempat sampel

2.2.2 Bahan

1. Tanah

2.3 Pelaksanaan Praktikum

2.3.1 Pengambilan Sampel Tanah

Cara Kerja

Pengambilan Contoh Tanah Utuh

1. Menentukan batas lapisan tanah pada dinding lubang profil tanah

2. Meratakan dan membersihkan lapisan permukaan tanah disamping lubang profil

yang akan diambil contohnya,

3. Meletakkan ring sampel sampel tegak lurus (secara vertical) dengan bagian tajam

menghadap ke bawah pada lapisan tersebut, kemudian letakkan balok kayu

diatasnya,

4

4. Menekan balok kayu menggunakan palu karet hingga ring sampel masuk kedalam

tanah hingga batas lapisan,

5. Menggali tanah disekeliling ring sampel dengan sekop

6. Mencabut bor-ring sampel dan keluarkan ring yang berisi tanah secara hati-hati agar

tanah tidak rusak. Meratakan kedua sisi vertical secara hati-hati dengan pisau,

hindari semaksimal munkin melakukan tekanan terhadap tanah dalam ring,

7. Membuang sisa lapisan pertama sampai batas lapisan kedua,

8. Meratakan, kemudian mengambil contoh seperti diatas, dan seterusnya, sehingga

semua co ntoh setiap lapisan dapat diambil.

9. Menutup ring dengan tutupnya dan diberi label/kode, kemudian menyimpan dalam

kotak ring sampel.

Pengambilan Contoh Tanah Terusik

1. Menggali tanah sampai kedalaman yang diinginkan,

2. Mengambil gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan bidang belah alami

(agregat utuh), memasukkan ke dalam plastic dan diberi label/kode. (usahakan

agregat-agregat tersebut tetap utuh selama pengangkutan,

3. Sisa-sisa contoh agregat dapat digunakan sebagai contoh tanah terusik.

Pengangkutan dan Penyimpanan

Pengangkutan contoh tanah terutama contoh tanah dalam ring harus dilakukan

dengan hati-hati. Perlu dijaga agar tidak mendapat goncangan-goncangan yang

merusak ms truktur tanah. Dianjurkan menggunakan kotak tempat ring sampel. Dalam

pengangkutan dengan kendaraan, diusahakan supaya kotak tersebut diletakkan

mendatar.

Penyimpanan juga merupakan hal yang perlu diperhati kan. Contoh tanah yang

disimpan lama dalam ruang yang panas akan mengalami perubahan, karena terjadinya

pengkerutan dan aktivitas mikrobia, sebaliknya apabila contoh tanah disimpan diruang

lembab (kelembapan relatif 90%) dan suhu 18oC dengan variasi cukup kecil. Setiap

5

contoh tanah harus secepat munkin dikirim ke laboratorium kecuali terdapat tempat

lain yang memenuhi syarat untuk penyimpanan.

2.4 Variabel Pengamatan

1. Berat isi (bulk density)

2. Permabilitas dan Pf

3. Kadar air, Tekstur, Kerapatn Partikel, Konsistensi, Kapilaritas dan Sifat Kimia

Tanah

4. Stabilitas Agregat dan Berat Volume.

2.5 Alat dan Bahan Penyandraan Tanah

2.5.1 Alat

1. Pisau lapangan

2. Roll meter

3. Skop

4. Altimeter

5. Klinometer

6. Soil Munsel Colour Chart

7. Blanko pengamatan

8. Kantong plastic

10. Spidol

2.5.2 Bahan

1. Tanah 6. Alumunium foil

2. HCL 1N 7. Kertas label

3. H2O2 10% 8. Air

4. pH universal

5. Plastik klip untuk sampel

6

2.6 Pelaksanaan Praktikum

Cara Kerja

Penyandraan Profil Tanah

1. Membuat lubang profil dengan ukuran panjang 1.5m, lebar 1m, dan dalam 1.8m.

penamanpangan yang dicandra adalah penampang bagian utara atau bagian selatan.

2. Menentukan batas-batas lapisan,

3. Menyesuaikan morfologi tanah yang dicandra dengan daftar isian blanko

pengamatan.

4. Mengambil contoh tanahnya setiap lapisan sebanyak kurang lebih 1 kg dan

memasukkan kedalam kantong plastik yang telah diberi keterangan: tanggal

pengambilan, kedalaman, nomor lapisan, dan nomor profil,

5. Menentukan tinggi diatas permukaan laut (dpl) menggunakan altimeter.

6. Mengukur kemiringan topografi menggunakan klinometer.

2.7 Variabel Pengamatan

1. Kedalaman efektif 6. Warna

2. Kejelasan lapisan 7. Kemasaman

3. Tekstur tanah 8. Bahan Organik

4. Struktur tanah 9. Kadar kapur

5. Konsistensi

2.8 Profil

Deskripsi Lahan

Desa: Tegal Boto Posisi: 113o42’4.66”BT 08o09’40.65”LS

Kecamatan: Sumbersari Tinggi: 110 mdpl

Kabupaten: Jember Arah Hadap: Timur

7

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil pengukuran profil tanah

No

.

Deskripsi Lapisan

1 2 3 4

1. Kedalaman Efektif 0-19cm 19-40cm 40-57cm 57-72cm

2. Kejelasan Lapisan 1/2 tegas

(baur)

2/3 tegas

(tegas)

¾ tegas

(baur)

4/5 sangat tegas

3. Tekstur Tanah Clay loam Clay loam LS LS

4. Struktur

Tipe

Sub angular

blocky

Sub

angular

blocky

Angular

blocky

Angular

blocky

Ukuran 5-10mm 5-10mm Fine 5-10mm Fine 5-10mm

Kekerasan Sedang Sedang Sedang Sedang

5. Konsiste

nsi

Basah Lekat Lekat Tidak lekat Tidak lekat

Lembab Teguh Teguh Teguh Teguh

Kering Lunak Lunak Keras Keras

6. Warna

7,5 YR 2,5/2

very dark

brown

10 YR 1/2

very dark

brown

10 YR 10/2

very dark

brown

7,5 YR 2,5/2

very dark

brown

7. Kemasaman pH H2O 7 7 7 6

pH KCl - - - -

8. Bahan Organik +++ ++ ++ +

9. Kadar Kapur 0 0 0 0

8

Penyandraan dilakukan pada profil tanah yang membentuk horizon tanah. Hasil

yang didapatkan berupa pengukuran Kedalaman Efektif, Kejelasan Lapisan, Tekstur

Tanah, Struktur Tanah, Konsistensi Tanah, Warna Tanah, Kemasaman Tanah (pH),

Kandungan Bahan Organik, dan Kadar Kapur dalam tanah. Hasil dari Tabel 1

menunjukan adanya perbedaan pada setiap horizon tanah.

3.1.1 Sampel Tanah

Tabel 2. Hasil sampel yang didapatkan

No. Sampel Tanah Keterangan

1. Utuh

Sampling tanah dilakukan

dengan metode ring.

Terusik

Sampling tanah dilakuakn

pada setiap horizon tanah

dan sampel diambil

sebanyak 3 kali untuk

mengamati sifat biologi,

fisik, dan kimia tanah.

9

3.1.2 Profil Tanah

Horizon Penciri pada profil tanah yang diamati berupa Antropi, termasuk tanah

hasil olahan manusia yang memiliki ordo tanah Entisol dan Subordo Orthens.

Gambar 1. Sketsa Profil Tanah

(Horizon 1) 0-19 cm

(Horizon 2) 19-40

cm

(Horizon 3) 40-57

cm

(Horizon 4) 57-72

cm

A1

A2

C1

C2

10

3.2 Pembahasan

3.2.1 Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah yang dilakukan menggunakan motode ring sample.

Sampel tanah yang diambil berupa sampel tanah utuh tidak terusik. Sampel tanah utuh

yang diambil harus mencerminkan kondisi lapang sepenuhnya, pengambilan contoh

tanah utuh dilakukan dengan sampling pada setiap titik yang sebelumnya telah

ditentukan agar data yang dihasilkan tidak menimbulkan bias.

Pengambilan contoh tanah utuh dilakukan untuk pengujian berat kering tanah,

apabila kondisi ring sampel setelah pengujian ring sampel tidak terjadi kerusakan maka

pengujian dapat dilanjutkan untuk pengujian sifat fisika tanah lainnya seperti

permeabilitas tanah retensi air serta agregasi tanah (Djunaedi, 2008).

3.2.2 Penyandraan Tanah

Hasil menunjukkan perbedaan setiap lapisan yang telah diukur. Hasil

pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukan perbedaan antara horizon 1,

2, 3, dan 4 yang dapat dilihat dari parameter kejelasan lapisan. Kejelasan lapisan satu

memiliki nilai 1 2⁄ tegas (baur) sehingga sulit dibedakan antara horizon 1 dengan horizon

2, oleh karena itu pengamatan dilakukan tidak merujuk pada perbedaan warna pada

setiap horizon. Penentuan horizon tanah dilakukan dengan cara memberikan ketukan

pada pada profil tanah untuk menentukan horizon tanah dengan pengandalan indra

pendengaran melalu perbedaan bunyi yang dihasilkan pada setiap horizon tanah.

Tekstur tanah yang terdapat pada horizon 1 berjenis clay loam dengan tekstur

licin sedikit terdapat butiran pasir dan debu serta didominasi oleh kandungan liat.

Penetapan tekstur tanah dilakukan dengan cara membasahi sampel tanah yang di uji

dengan mengunakan air dan dirasakan menggunakan indra peraba. Horizon 2

menunjukan hasil yang sama memiliki tekstur clay loam.

Struktur tanah pada horizon 1 dan 2 memiliki tipe sub angular blocky atau

struktur tanah di dominasi oleh bentuk-bentuk menyerupai persegi yang terbentuk tidak

11

sempurna dengan ukuran rata-rata sebesar 5-10 mm serta tingkat kekerasan yang

sedang. Identifikasi struktur tanah dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan.

Rata-rata pada setiap sampel dari setiap horizon tanah di amati rata-rata tipe tanah,

ukuran dan tingkat kekerasan serta diukur dengan menggunakan Soil Munsell color

chart.

Hasil konsistensi tanah yang telah di indentifikasi pada horizon 1 dan 2 berupa

lekat, teguh dan lunak. Tahapan identifikasi dengan menggunakan tiga cara, yaitu

dengan cara tanah dibasahkan, dilembabkan, dan kering tanpa penambahan air.

Identifikasi tanah dengan konsistensi lekat dilakukan dengan cara tanah yang telah

dibasahkan dan dirasakan dengan menggunakan indra peraba tingkat dari kelekatan

tanah apabila dalam kondisi basah.

Gambar 2. Hasil identifikassi konsistensi tanah

Identifikasi tanah pada konsistensi lembab dengan cara tanah dilembabkan

dengan menggunakan air dan dibentuk menyerupai cincin dan hasil yang didapatkan

bentuk cincin yang utuh seperti yang terlihat pada Gambar 1, tanah yang di bentuk

tidak mengalami retak atau patahan sehingga dapat dikatakan tanah tersebut teguh.

Identifikasi tanah pada konsistensi kering dilakukan dengan cara menekan sampel

tanah yang diambil dengan menggunakan jari sehingga di dapatkan hasil konsistensi

tanah yang lunak.

Penentuan warna pada horizon tanah 1 dan 2 menunjukan adanya perbedaan

pada setiap horizon yang diamati dan diukur dengan menggunakan Soil Munsell Color

Chart dan didapatkan hasil pada horizon 1 dengan warna 7.5 YR 2,5/2 (very dark brown)

12

dan pada horizon 2 dengan warna 10 YR ½ (very dark brown). Menurut Resman (2011)

warna coklat kehitaman yang dihasilkan dipengaruhi oleh kandungan dari hasil

pelapukan atau dekomposisis bahan organik dari jasad hidup seperti sisa-sisa daun atau

tangkai tanaman serta jasad organisme yang terakumulasi serta terjadi pada permukaan

tanah dan mempemgaruhi horizon 1 dan 2. Tingkat pH tanah yang didapatkan dari hasil

identifikasi pada horizon 1 dan 2 berkisar pada angka 7 juga dapat dipengaruhi oleh

bahan organik yang terkandung didalamnya. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan

melarutkan tanah menggunakan H2O dan larutan tersebut diukur menggunakan pH

universal seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pengukuran pH dengan pH universal

Kandungan bahan organik yang terkandung dalam horizon tanah 1 dan 2

menunjukkan kepekatan yang berbeda, tanah pada horizon 1 menunjukkan lebih pekat

dibandingkan dengan lapisan horizon 2. Hal tersebut dibuktikan dengan pengujian

menggunakan larutan H2O2 dengan konsentrasi 10% yang diteteskan pada sampel

tanah. Tanah pada horizon 1 menunjukan terdapatnya buih yang sangat banyak setelah

ditetesi larutan tersebut. Tanah pada horizon 2 menunjukan adanya buih akan tetapi

buih yang dihasilkan hanya sedikit.

Pengujian kandungan kapur dilakukan pada lapisan horizon 1 dan 2 dan

didapatkan hasil bahwa pada kedua horizon tersebut tidak terdapat kandungan kapur.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan larutan HCL 1N. Larutan HCL 1N yang

13

tersedia diteteskan pada sampel masing-masing horizon tanah. Reaksi akan terjadi

apabila terdapat kandungan kapur pada sampel. Reaksi yang dihasilkan berupa

germicik atau buih-buih yang muncul pada sampel tanah yang diamati.

Penyandraan tanah yang dilakaukan pada lapisan tanah ke tiga dan ke empat

memiliki kedalam tanah efektif antara 40-57 cm dan 57-72 cm. dengan lapisan ke tiga

yang memiliki kejelasan lapisan yang tegas dan pada lapisan ke empat yang memiliki

lapisan sangat tegas. Menurut Hanafiah, 2008 tanah yang bertekstur sedang tetapi agak

kasir meliputi tanah yang berstruktur lempung berpasir. Pada pengamatan yang

dialakukan pada tanah lapisan ke 3 mempunyai ciri ciri lempung berpasir maka lapisan

ke tiga dikategorikan bertekstur loam sandy. pada lapisan ke empat juag memliki

tekstur tanah LS karena saat diraba diraba akan sedikit terasa ada buliran buliran pasir.

Struktur dari tanah lapisan ke 3 dan ke 4 bertipe sub angular blocky. Karena dari hasil

pegamata didapatka tanah memiliki struktur sumbu vertikal sama degan sumbu

horizontal dan sisinya membentuk asudut yang memnulat. Tanah yang didapatkan

memiliki ukuran 5-10 mm dengan kekerasan yang dimiliki tanah sedang. Konsistensi

basah pada lapisan tanah ke 3 dan ke 4 tidak lekat sedangkan memiliki konsistensi

lembab yang teguh dan konsistensi kering yang tegas.

Pengklasifikasian pada warna tanah metode yang sudah dikenal luas yaitu

sistem munsell yang membedakan warna tanah secara lagsung dengan batuan kolom

kolom warna standart (Hanafiah, 2008). Pada lapisan ketiga mengandung 10 YR dan

menunjukkan hasil warna tanah yaitu very dark brown. Sedangkan pada lapisan ke

empat terdapat 7,5 YR yang menghasilkan warna very dark brown. Untuk

mendapatkan hasil kemasaman pada tanah. Maka akan diberi perlakuan dengan

meneteskan pH H2O . pada saat pemberian kadar kapur pada tanah lapisan 3 dan 4

tanah tidak menghasilkan reaksi apapun yang berarti tidak terdapat kandungan kapur

pada tanah.

14

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil identifikasi pengambilan contoh serta

penyandraan profil tanah adalah:

1. Terdapatnya pengaruh lingkungan fisik pada setiap lapisan tanah dalam lapisan

profil.

2. Penemtuan pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap titik yang telah

ditentukan agar tidak terjadi bias pada data yang dihasilkan.

3. Klasifikasi tanah dapat ditentukan dengan cara proses penyandraan tanah dan

melalui identifikasi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

4.2 Saran

Saran dalam keberlangsungan praktikum adalah praktikum telah sesuai dengan

acara yang dilakukan.

.

15

DAFTAR PUSTAKA

Djunaedi, M.S. 2008. Teknik Penetapan Berat Isi Tanah di Laboratorium Fisika Tanah

Balai Penelitian Tanah. Buletin Teknik Pertanian, 13(2): 65-68.

Haafiah, K.A. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Resman. 2011. Morfologi dan Karakteristik Tanah di Pugeran Yogyakarta. Jurnal

Agroteknos, 1(2): 102-106.

16

LAMPIRAN

17

18

19

20

21

Lampiran 4. Tabel gambar proses pengambilan contoh dan penyandraan

profil tanah

No. Gambar Keteraan

1.

Proses pengambilan

sampel tanah

menggunakan metode

Ring Sample

2.

Penguku profil tanah

menggunakan meteran

3.

Proses identifikasi

horizon tanah dengan

mengandalkan perbedaan

suara pada setiap horizon

tanah.

22

4.

Penandaan masing-

masing horizon tanah

dengan menggunakan soil

knife

5.

Pengambilan contoh

tanah terusik pada setiap

horizon tanah