case report ca hati
Post on 06-Feb-2016
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
CASE REPORT
A. IDENTITAS
Nama : Bp. Y
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Alamat : Gendong x/x Gendongsawit Jatiyoso
Agama : Islam
No RM : 3088xx
MRS : 6 Juli 2014
Tanggal Pemeriksaan : 8 Juli 2014
B. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Perut terasa penuh
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Karanganyar dengan keluhan perut terasa
penuh ± 2,5 bulan yang lalu, keluhan makin memberat 2 bulan ini yang
dirasakan terus menerus, perut dirasakan semakin membesar(+), mual(+),
muntah(+), senep(+), sesek(+), badan terasa pegel semua(+), makan dan
minum menurun(+), BB turun(+), lemes(+), BAK dbn, BAB 3 hari sekali.
Pasien pernah berobat sebelumnya ke RS Moewardi, tapi tidak ada
perubahan. Pasien pernah mondok karena penyakit Hepatitis 5 tahun yang
lalu.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Sakit Serupa : diakui
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat mondok di RS : diakui
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
e. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol ataupun obat
pegelinu, pasien mengaku 2 bulan terkahir nafsu makan turun, BB turun
dan merasa lemes serta aktivitas terganggu karena rasa penuh dan sesek.
C. ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal Gelisah (-), Lemah (+), Demam (-)
Sistem Cardiovascular Akral hangat (+), Sianosis (-), Anemis (-), Deg-
degan (-)
Sistem Respiratorius Batuk (-), Sesak Napas (+)
Sistem Genitourinarius BAK sulit (-), sedikit (-), nyeri saat BAK (-)
Sistem Gastrointestinal Nyeri perut (+), mual (+), muntah (+), BAB sulit
(+)
Sistem
Musculosceletal
Badan terasa lemes (+), atrofi otot (-), badan
pegel(+)
Sistem Integumentum Perubahan warna kulit(+), Sikatriks (-)
D. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
- Keadaan Umum : Cukup
- Kesadaran : Compos Mentis, E4V5M6
- Vital Sign :
Tekanan Darah : 130/80
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36oC
- Kepala : Normocephal, Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera
Ikterik (-/-), Sianosis (-), Pupil Isokor Ø 3mm, Reflek
Cahaya (+/+)
- Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi
trachea(-), massa(-), JVP, Pembesaran Kelenjar Limfe
(-)
- Thorax
Paru Hasil pemeriksaan
Inspeksi Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan
gerak, retraksi intercostae (-)
Palpasi Fremitus dada kanan dan kiri sama, krepitasi (-)
Perkusi Sonor di paru kanan dan kiri
Auskultasi Terdengar suara dasar vesikular (+/+), Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
Jantung Hasil pemeriksaan
Inspeksi Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium
tidak cembung / cekung, tidak ada memar maupun
sianosis, ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi Batas Jantung :
Batas Kiri Jantung
^ Atas : SIC II di sisi lateral linea parasternalis sinistra.
^ Bawah : SIC Vl linea midclavicula sinistra.
Batas Kanan Jantung
^ Atas : SIC II linea parasternalis dextra
^ Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Auskultasi BJ I/II murni regular, bising (-), gallop (-)
- Abdomen
Abdomen Hasil pemeriksaan
Inspeksi Permukaan dinding perut lebih tinggi dibandingkan
dada, Ascites (+), Distended +), sikatriks (-)
Auskultasi Suara peristaltik (normal), Suara tambahan (-)
Palpasi Nyeri tekan (+), Hepatomegali(+), hepar teraba dengan
permukaan berbenjol-benjol, pinggir tumpul, konsistensi
keras, nyeri tekan, ginjal tidak teraba, defans muskular
(-)
Perkusi Suara pekak(+), Nyeri ketok costovertebrae (-)
- Ekstremitas : Clubbing finger (-), palmar eritema (-), pitting oedem (-)
di ekstremitas inferior
Ekstremitas Superior Dextra Akral Hangat (+), Edema (-)
Ekstremitas Superior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-)
Ekstremitas Inferior Dextra Akral Hangat (+), Edema (-)
Ekstremitas Inferior Sinistra Akral Hangat (+), Edema (-)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 6 Juli 2014
Pemeriksaan Angka Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11,1 gr/dl Lk : 13,0 – 16,0
Pr : 12,0 – 14,0
Eritrosit 3,38 106ul Lk : 4.5 – 5,5
Pr : 4,0 – 5,0
Hematokrit 30,5 % Lk : 40 – 48
Pr : 37 – 43
MCV 90,2 Pf 82 – 92
MCH 32,8 Pg 27 -31
MCHC 36,4 % 32 – 36
Leukosit 29,89 103ul 5,0 – 10,0
Trombosit 79 103ul 150 – 400
Eosinofil 0,8 % 1 – 3
Basofil 0,2 % 0 – 1
Netrofil Batang - % 2 – 6
Netrofil Segmen - % 50 – 70
Limfosit 7,4 % 20 – 40
Monosit 5,5 % 2 – 8
HBs Ag Positif Negatif Negatif
Pemeriksaan USG Abdomen tanggal 18 Juni 2014
Hasil Radiologi
- Hepar : bentuk daan ukuran membesar,permukaan tidak rata, tepi tumpul,
echogenitas hiperecoic, parenkim hepar inhomogen, vena hepatika tidak
melebar, vena porta tidak melebar, Trombus (+), ductus bilier normal,
massa/nodul (+) multiple terutama di lobus kanan.
- Gallblader : bentuk dan ukuran normal, permukaan rata, dinding menebal,
sludge (+), batu(-).
- Pancreas: bentuk dan ukuran normal.
- Lien : Bentuk dan ukuran normal, permukaan rata, dinding tidak menebal,
parenkim homogen, vena lienalis tidak melebar
- Ginjal : Ren kanan ukuran normal, SPC tidak melebar, batas kortex dan
medula jelas, tidak ada batu dan massa
- Lain-lain: Asites(+), efusi pleura(-)
- Hepatomegali dengan multiple nodul hepar dan trombus vena porta dd/ THP
Asites
RESUME
Dari hasil autoanamnesis didapatkan bahwa keluhan berupa rasa
penuh di perut ± 2,5 bulan yang lalu, keluhan makin memberat 2 bulan
ini yang dirasakan terus menerus, perut dirasakan semakin
membesar(+), mual(+), muntah(+), senep(+), sesek(+), badan terasa
pegel semua(+), makan dan minum menurun(+), BB turun(+),
lemes(+), BAK dbn, BAB 3 hari sekali. Pasien pernah berobat
sebelumnya ke RS Moewardi, tapi tidak ada perubahan. Pasien pernah
mondok karena penyakit Hepatitis 5 tahun yang lalu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan baik, Compos
Mentis. Vital Sign, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit. Respirasi
20 x/menit. Suhu : 36oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan
permukaan dinding perut lebih tinggi dibanding dinding dada(+),
Ascites (+), distended (+), sikatriks (-), nyeri tekan ulu hati(+),nyeri
tekan (+) perut kanan atas, hepatomegali(+), hepar teraba dengan
permukaan berbenjol-benjol, pinggir tumpul, konsistensi keras, nyeri
tekan, ginjal tidak teraba, defans muskular (-).
Dari gambaran USG Abdomen : Hepar bentuk dan ukuran
membesar,permukaan tidak rata, tepi tumpul, echogenitas hiperecoic,
parenkim hepar inhomogen, vena hepatika tidak melebar, vena porta
tidak melebar, trombus (+), ductus bilier normal, massa/nodul (+)
multiple terutama di lobus kanan.
Kesan : Hepatomegali dengan multiple nodul hepar dan trombus vena
porta dd/ THP Asites
F. DIAGNOSIS KERJA
- Tumor Hati Primer (Karsinoma hepatoseluler)
G. PENATALAKSANAAN
- Diet hepar 1700 kal ekstra putih telur
- Inf. Asering
- Inj. Omeprazole 40 mg / 12 jamInj. Sohobion 1A/24 jam
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam
- Aspar K tab 1x1
- Curcuma tab 3x1
- Lactulac syr 3x1C
FOLLOW UP
9/6/2014
06.00WIB
S/
Pasienmengeluh perut terasa penuh,
mual(+), muntah(+), pusing(+), ma/mi
(-) 2 hari ini, BAK (-), BAK dbn
O/
T = 110/70 N= 80x/menit
S = 36,5 RR = 16x/menit
KU = Lemah KS=CM
K/L = CA (-/-), SI (+/+), PKGB (-/-)
Tho = P = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)
C= BJ I/II murni reg, bising (-),
gallop (-)
Abd = NT (+), peristaltik (+), asites(+),
distended(+)
Eks = Akral hangat, oedem (-)
A/
Tumor hati primer multiple nodule dg
P/
- Diet hepar 1700 kal
ekstra putih telur
- Inf. Asering
- Inj. Omeprazole 40
mg / 12 jamInj.
Sohobion 1A/24 jam
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12
jam
- Aspar K tab 1x1
- Curcuma tab 3x1
- Lactulac syr 3x1C
Asites
10/7/2014
06.00WIB
12.00WIB
14.30WIB
S/
Pasienmengeluh perut terasa penuh,
mual(+), muntah(+), pusing(+), ma/mi
(-) 2 hari ini, BAK (-), BAK dbn
O/
T = 110/70 N= 80x/menit
S = 36,5 RR = 16x/menit
KU = Lemah KS=CM
K/L = CA (-/-), SI (+/+), PKGB (-/-)
Tho = P = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)
C= BJ I/II murni reg, bising (-),
gallop (-)
Abd = NT (+), peristaltik (+), asites(+),
distended(+)
Eks = Akral hangat, oedem (-)
A/
Tumor hati primer multiple nodule dg
Asites
Keadaan pasien memburuk, dan apnea
VS: TD 60/40
Pasien dinyatakan meninggal dunia
P/
- Diet hepar 1700 kal
ekstra putih telur
- Inf. Asering
- Inj. Omeprazole 40
mg / 12 jamInj.
Sohobion 1A/24 jam
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12
jam
- Aspar K tab 1x1
- Curcuma tab 3x1
- Lactulac syr 3x1C
Inj. dopamin dalam NaCl
100ml 1 tetes/6 detik
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR HATI PRIMER (KARSINOMA HEPATOSELULER)
A. Pendahuluan
Karsinoma hepatoseluler (KHS) atau hepatoma adalah kanker hati
primer yang paling sering dijumpai dan frekuensinya menunjukkan
peningkatan di seluruh dunia. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah
KHS. Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini
adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Sebab dari
kenaikan insidens KHS ini adalah karena penyebaran infeksi virus hepatitis di
masyarakat. Dua jenis virus penyebab tunmor ini adalah virus hepatitis B
(HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Distribusi global dari KHS berkaitan
dengan prevalensi geografis dari karier kronik HBV. Tingkat yang paling
tinggi dijumpai di Asia Tenggara dan sub-Sahara Afrika. Infeksi persisten dari
HCV juga penting untuk terjadinya KHS. Prognosis tumor ini buruk, survival
rates-nya hanya di bawah 5 persen saja. Bila dapat diidentifikasi pada saat
dini, tumor ini mungkin masih dapat diobati dengan terapi radikal seperti
reseksi, transplantasi hati, atau ablasi lokal. Tindakan non-bedah yang
meliputi di antaranya kemoembolisasi, injeksi perkutan dan lain-lain teknik
dapat diberikan kepada penderita-penderita sementara menunggu agar tidak
terjadi pembesaran tumor. Tindakan non-bedah juga terbukti sedikit
meningkatkan derajat survival.
KHS jarang ditemukan pada usia muda, kecuali wilayah yang endemik
infeksi HBV serta banyak terjadi transmisi perinatal HBV. Pada semua
populasi kasus KHS laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan perempuan 2-4
kali lipat. Di daerah dengan angka kejadian KHS yang tinggi, rasio kasus laki-
laki dibanding dengan perempuan dapat 8 berbanding 1. Masih belum jelas
apakah hal ini desebabkan oleh laki-laki lebih rentan terhadap tumor atau
karena laki-laki lebih banyak terpajan oleh faktor risiko KHS.
B. Definisi
Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel baru pada
suatu organ yang tumbuh abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan
bentuk, sifat, dan gerakan yang berbeda dari sel asalnya serta merusak bentuk
dan fungsi sel asalnya. KHS adalah tumor ganas hati primer yang berasal dari
hepatosit, pertumbuhan hepatosit yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali
pada hati sehingga merusak bentuk dan fungsi organ hati.
C. Etiologi
Timbulnya Karsinoma Hepatoseluler (KHS) menurut Smeltzer (2001),
Isselbacher (2000), PileMone (2000) disebabkan oleh:
1. Infeksi kronik virus Hepatitis B (HBV)
2. Infeksi kronis virus Hepatitis C (HCV)
3. Kontak dengan racun kimia tertentu (mis: Vinil, klorida, arsen)
4. Defisiensi α1 – antitripsin, hemokromasitis dan tirosinemia
5. Pemberian jangka panjang Steroid adrenogenik
D. Faktor risiko
1. Laki-laki berisiko 2-4 kali besar dibandingkan perempuan
2. Usia > 40 tahun
3. Sirosis hepatis
4. Konsumsi lakohol
5. Hepatitis B dan hepatitis C
6. Diabetes mellitus
7. Obesitas
8. Aflatoksin
9. Faktor lain yang jarang : penyakit hati autoimun, penyakit hati
metabolik, kontrasepsi oral, senyawa kimia, tembakau
E. Patologi
Berdasarkan pengamatan secara makroskopis kanker hati terdiri atas 3
bentuk yaitu :
1. Tipe noduler, berbentuk multi noduler, biasanya hati membesar
dengan nodul yang bermacam-macam besar dan bentuknya dan sering
disertai sirosis.
2. Tipe masif, bentuk masif yang besar pada salah satu lobus dengan
hanya 1 nodul saja, tumor besar tersebut sering terdapat di lobus kanan
dan pada lobus lainnya dijumpai tumor kecil.
3. Tipe difus, umumnya besar hati terdapat dalam batas normal tapi
seluruhnya terisi oleh sel-sel kanker dan kadang-kadang susah
dibedakan dengan sirosis
4. portal.
Menurut WHO secara histologik tipe kanker hati berdasarkan struktur
sel tumor dibedakan atas trabecular (sinusoidal), pseudoglandula (asiner),
compact (padat), dan serous.
F. Manifestasi Klinis
Pada fase subklinis belum ditemukan gejala yang jelas pada penderita,
berikut gejala yang ditemukan pada fase klinis yaitu :
1. Nyeri abdomen kanan atas
Penderita kanker hati stadium lanjut sering datang berobat karena
tidak nyaman dengan nyeri di abdomen kanan atas. Nyeri umumnya
bersifat tumpul atau menusuk, intermitten atau kontinu, sebagian
area hati terasa terbebat kencang karena pertumbuhan tumor yang
cepat.
2. Massa abdomen atas : pemeriksaan fisik menemukan splenomegali
Kanker hati lobus kanan dapat menyebabkan batas atas hati bergeser
ke atas, pemeriksaan fisik menemukan hepatomegali di bawah arcus
costae tapi tanpa nodul.
3. Perut kembung timbul karena massa tumor sangat besar dan gangguan
fungsi hati.
4. Anoreksia : timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak
saluran gastrointestinal.
5. Letih, mengurus : dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan
berkurangnya masukan makanan.
6. Demam : timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi dan metabolit
tumor, umumnya tidak disertai menggigil.
7. Icterus : tampil sebagai kuningnya sklera dan kulit, biasanya sudah
stadium lanjut, juga karena sumbat kanker di saluran empedu atau
tumor mendesak saluran hingga timbul icterus.
8. Ascites juga merupakan stadium lanjut, secara klinis ditemukan perut
membuncit sering disertai odeme di kedua tungkai.
9. Lainnya : selain itu terdapat kecenderungan perdarahan, diare, nyeri
bahu belakang, kulit gatal dan lainnya, manifestasi sirosis hati seperti
splenomegali, venodilatasi dinding abdomen. Pada stadium akhir
sering timbul metastase paru, tulang, dan organ lain.
Gejala klinis berdasarkan stadium tumor adalah sebagai berikut:
1. Stadium I
Satu fokal tumor berdiameter ≤ 3 cm yang terbatas hanya pada salah
satu segmen.
2. Stadium II
Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm, tumor terbatas pada segmen I
atau multifokal tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
3. Stadium III
Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segmen IV) atau ke lobus
kanan segmen V dan VIII atau tumor dengan invasi periferal ke sistem
pembuluh darah atau pembuluh empedu tetapi hanya terbatas pada
lobus kanan atau lobus kiri hati.
4. Stadium IV
Multifokal tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati atau
invasi tumor ke dalam pembuluh darah hati ataupun pembuluh
empedu atau invasi tumor ke pembuluh darah di luar hati seperti
pembuluh darah vena limpa (vena lienalis) atau vena cava inferior
atau adanya metastase keluar dari hati.
G. Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamesis
Sebagian besar penderita yang datang berobat sudah dalam
fase lanjut dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Sifat nyeri ialah
nyeri tumpul,terus-menerus, kadang-kadang terasa hebat apabila
bergerak. Di samping keluhan nyeri perut ada pula keluhan seperti
benjolan di perut kanan atas tanpa atau dengan nyeri, perut membuncit
karena adanya asites. Dan keluhan yang paling umum yaitu merasa
badan semakin lemah, anoreksia, perasaan lekas kenyang.
2. Pemeriksaan fisik
Bila pada palpasi abdomen teraba hati membesar, keras yang
berbenjol-benjol, tepi tumpul lebih diperkuat, bila pada auskultasi
terdengar bising pembuluh darah maka dapat diduga sebagai kanker
hati.
3. pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
adalah pemeriksaan Alfa-fetoprotein (AFP) yaitu protein serum
normal yang disintesis oleh sel hati fetal. Rentang normal AFP
serum adalah 0-20 ng/ml, kadar AFP meningkat pada 60%-
70% pada penderita kanker hati.23 Selain itu, dapat juga
dilakukan pemeriksaan HBsAg karena pada penderita penyakit
hati seperti kanker hati ditemukan HBsAg.
USG abdomen : Dengan USG, hati yang normal tampak warna
keabu-abuan dan tekstur merata. Bila ada kanker akan terlihat
jelas berupa benjolan berwarna kehitaman, atau berwarna putih
campur kehitaman dan jumlahnya bervariasi pada tiap pasien,
benjolan dapat terdeteksi dengan diameter 2-3 cm Untuk
meminimalkan kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien
sirosis hati dianjurkan pemeriksaan USG setiap tiga bulan.
CT- Scan : CT Scann adalah pemeriksaan kanker dengan
menggunakan prinsip daya tembus sinar-X digunakan untuk
mendeteksi ukuran, jumlah tumor, lokasi dan sifat kanker hati
dengan tepat.. Pemeriksaan dengan CT scann letak kanker
dengan jaringan tubuh sekitarnya terlihat jelas, dan kanker
yang paling kecil pun sudah dapat terdeteksi.
MRI : MRI adalah pemeriksaan kanker dengan menggunakan
gelombang magnet (nonradiasi). Pemeriksaan dengan MRI
dilakukan bila ada gambaran CT scann yang masih meragukan
atau pada penderita ada risiko bahaya radiasi sinar-X. MRI
dapat menampilkan dan membuat peta pembuluh darah kanker
hati serta menampilkan saluran empedu dalam hati,
memperlihatkan struktur internal jaringan hati dan kanker hati.
H. Penatalaksanaan
Pemilihan pengobatan kanker hati ini sangat tergantung pada
hasil pemeriksaan radiologi. Sebelum ditentukan pilihan pengobatan
hendaklah dipastikan besarnya ukuran kanker, spesifik lokasi kanker, lesi
kanker serta ada tidaknya penyebaran ke tempat lain. Pilihan terapinya yaitu:
1. Kemoterapi: pemberian anti tumor pada penderita kanker untuk
memperpanjang umur. Dilakukan dengan memberikan obat anti
kanker ke dalam arteri hepatika sehingga obat secara langsung masuk
sel-sel kanker pada hati. Obat tersebut akan mengecilkan tumor. Obat
kemoterapi yang banyak digunakan adalah 5 Fluorourasil dan
Adriamisin.
2. Pembedahan: pada stadium dini penyakit merupakan pengobatan yang
paling baik dan paling bisa diharapkan memberikan penyembuhan
Pembedahan hanya dapat dilakukan bila tumor pada hati hanya 1 lobus
saja serta tidak terdapat tanda-tanda sirosis hati, karena pembedahan
penderita kanker hati yang disertai sirosis hati akan menimbulkan
risiko yang tinggi dalam pembedahan.
3. Radiasi: tidak terlalu banyak memberikan manfaat karena sel kanker
hati resisten terhadap radiasi sedangkan sel hati yang normal peka
terhadap radiasi.
4. Embolisasi: Pengobatan kanker dengan cara memasukkan kateter ke
dalam arteri hati lalu menyuntikkan potongan-potongan kecil berupa
gel foam. Embolisasi merupakan salah satu pengobatan penderita
kanker hati yang tidak bisa lagi dibedah. Hanya saja, jika tidak
berhasil malah dapat semakin memperburuk proses sirosis hati dan
menimbulkan tejadinya metastase.
5. Transplantasi hati: Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan
organ hati dari orang lain ke dalam tubuh seseorang. Bila kanker hati
ditemukan pada pasien yang sudah ada sirosis hati dan ditemukan
kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati
terkena kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke vena
porta maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi
hati.
I. Komplikasi
J. Prognosis
Pada umumnya prognosis kanker hati adalah jelek. Tanpa pengobatan
terjadi kematian rata-rata sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan
pengobatan hidup penderita dapat diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut
penelitian Hadi penderita kanker hati yang ditemukan pada stadium dini, masa
hidup penderita dapat lebih dari 6 tahun. Manifestasi terakhir sebelum
kematian dapat berupa koma hepatikum, perdarahan masif berupa
hematemesis dan melena, syok yang didahului oleh perasaan nyeri yang hebat
di daerah hati. Nyeri yang hebat tersebut bisa disebabkan oleh pecahnya
tumor.
top related