biokimia asam-basa kel 1 bd

Post on 23-Jan-2016

256 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

BIOKIMIA KLINIS

ASAM-BASAKELOMPOK 1 BD : Almira Rosenta Dewi1113102000029Azzumary K1113102000055Bukhoriya Safitri1113102000006Fifi Nur Hidayah N1113102000078Lisa Ibrahim1113102000070Nur Rizqiatul A 1113102000016Sintya Nur Septiani1113102000038

Penilaian asam-basa dalam tubuh dilakukan dengan mengukur H+ , HCO3- , dan PCO2 yang merupakan sistem dapar

bikarbonat dalam plasma.

Konsep dan Terminologi Asam-Basa

Konsentrasi H+

Pembentukan H+

PendaparanEkskresi

H+

Pembentukan H+ • H+ merupakan hasil metabolisme dalam tubuh dari oksidasi asam amino protein yang mengandung sulfur yang berasal dari makanan yang dikonsumsi.

• CO2 juga merupakan hasil metabolisme yang merupakan asam lemah

• Konsentrasi Normal :

35-45 nmol/L

• Nilai > 120 nmol/L / < 20 nmol/L: mengalami gangguan

Konsentrasi H+

• Dapar : garam lemah yang dapat mengikat H+ Contoh : bikarbonat ( HCO3- ), protein dan hemoglobin • Fungsi: mengatasi kelebihan H+ untuk

dieksresikan.• Sistem: bikarbonat ( HCO3- ) bereaksi dengan H+

membentuk asam bikarbonat , lalu terjadi pemecahan asam bikarbonat menjadi air dan CO2. Dibantu oleh enzim karbonat anhidrase. Karbon dioksida yang terbentuk dikeluarkan melalui paru dan air menggabung dengan cairan tubuh.

• Apabila H+ meningkat, konsentrasi bikarbonat akan menurun karena sistem pendaparan mulai bekerja.

Pendaparan

• Semua H+ yang didapar harus dieksresikan melalui ginjal sehingga meregenerasi bikarbonat yang terpakai dalam proses pendaparan dan mempertahankan konsentrasi bikarbonat dalam plasma didalam batas normal.

• Sekresi H+ oleh sel-sel tubulus berlangsung untuk memperoleh kembali bikarbonat dari filtrat glomerulus sehingga tidak dibuang tubuh. Setelah bikarbonat diperoleh proses pendaparan akan diregenerasi.

Ekskresi H+ di Ginjal

Keseimbangan asam-basa normal melibatkan sistem dapar bikarbonat. Hubungan ini menunjukkan bahwa konsentrasi H+ darah bervariasi sesuai dengaan perubahan konsentrasi bikarbonat dan posfat.

Mengeluarkan H+ ,

menambah bikarbonat

atau menurunkan

PCO2 menyebabkan

H+ berkurang

Menambahkan H+ ,

mengurangi bikarbonat

atau meningkatkan

PCO2 menyebabkan

H+ meningkat

Masalah-masalah utama dalam produksi dan eksresi H+ terlihat dari jumlah bikarbonat disebut gangguan asam-basa metabolik

Masalah-masalah utama dalam ekskresi CO2 terlihat dari jumlah PCO2 disebut gangguan asam-basa respiratorik

Gangguan Asam Basa

Metabolik

Gangguan asam-basa metabolik tercermin pada

perubahan konsentrasi bikarbonat dalam cairan

ekstraseluler

Hasil Analisis darah

H+ meningkat

Asidosis

HCO3- menurun

Asidosis metabolik

Hasil Analisis Darah

H+ menurun

Alkalosis

↑ HCO3-

Alkalosis metabolik

Asidosis metabolik

Pada asidosis metabolik , masalah utama adalah penurunan konsentrasi bikarbonat

dalam cairan ekstraseluler.

Anion Gap

Adalah suatu teknik biokimia yang

terkadang membantu menilai masalah asam

basaAnion gap dapat dinilai dengan memperlihatkan hasil

pengukuran elektrolit dalam serum dan menghitung

selisih antara jumlah kation utama ,natrium dan kalium, dan jumlah anion utama,

klorida dan bikarbonat.

perhitungan anion gap dengan rumus :

Anion gap = [Na+]-([Cl-]+

[HCO3-])

nilai normal antara 6 dan

18 mmol/L

Penyebab asidosis metabolik

Disertai dengan bertambahnya anion gap

Penyakit ginjal :

ion hidrogen ditahan bersama dengan anion-anion

seperti sulfat dan

fosfat.

Ketoasidosis

diabetikum :

Berubahnya

metabolisme asam

lemak , sebagai akibat

kekurangan

insulin , menyeba

bkan pembent

ukan asam

asetoasetat dan asam β-hidroksib

utirat endogen

.

Asidosis laktat :

Hal ini dapat

disebabkan oleh beberap

a penyebab,teruta

ma anoksia jaringan.

juga disebabkan oleh penyakit

hati.

Kasus overdosis

atau keracunan tertentu :

karena pembentuk

an metabolit

asam.

Sebagai contoh,overdosis salisilat

yang menyeba

bkan meningk

atnya laktat

dengan anion gap normal kadang menunjukkan asidosis hiperkloremik

karena konsentrasi HCO3- yang menurun diimbangi oleh konsentrasi

Cl- yang meningkat.Hal ini terjadi pada :Diare kronis atau

fistula intestinal.Cairan

yang mengandung

bikarbonat hilang dari tubuh.

Asidosis tubulus ginjal.Sel-sel tubulus ginjal tidak mampu

mengekskresikan ion hidrogen

secara efisiensi dan bikarbonat hilang melalui

urine.

Efek Klinis Asidosis

• Respon kompensasi untuk asidosis metabolik adalah hiperventilasi karena H+ yang meningkat berperan sebagai stimulan yang kuat terhadap pusat pernapasan.Pola napas yang dalam , cepat dan mendesah dikenal sebagai pernapasan Kussmaul. Hiperventilasi merupakan respon fisiologis yang sesuai terhadap asidosis dan terjadi dengan cepat.

• H+ yang tinggi menyebabkan meningkatnya iritabilitas neuromuskular.Selain itu, muncul bahaya aritmia yang selanjutnya dapat mengakibatkan henti jantung , dan hal ini semakin rentan terjadi bila terdapat hiperkalemia , yang akan menyertai asidosis. Penurunan kesadaran berlanjut ke koma dan kematian.

Alkalosis Metabolik

Peningkatan bikarbonat primer dalam arteri

Rasio PCO2 dan kadar HCO3 dalam arteri berubah

Paru menurunkan ventilasi (hipoventilasi) sehingga

Meningkatkan konsentrasi HCO3 dalam urin

Penyebab

alkalosis metaboli

k

Efek Klinis Alkalosis

Efek klinis alkalosis mencakup hipoventilasi,kebingungan, dan akhirnya koma.Keram otot,tetanus, dan paraestesia kemungkinan disebabkan oleh menurunnya konsentrasi kalsium bebas dalam plasma , yang merupakan akibat alkalosis.

Gangguan Asam-Basa Respiratorik dan

Campuran

Gambar .1. Gangguan pernapasan primer dikenali dengan menentukan PCO2

Asidosis Respiratorik

Akut Kronis

Hitungan menit atau jam

Tidak terkompen-sasi

Hipoventilasi alveolus

Udara menurun -> PCO2 naik, H+

naik.

• Sesak napas• Bronko

peneumonia• Eksaserbasi

akut pada asma (COAD)

Con-toh asi-

dosis respi-

ra-torik akut

Asidosis Respiratorik Akut

Disebabkan COAD

Berlangsung lama

Kompensasi gin-jal

Ventilasi alveolus

Asidosis Respiratorik Kronis

Gambar .2. Kompensasi gin-jal pada asidosis respiratorik

primer

Contoh asidosis respiratorik kro-nis

Asidosis Respiratorik Kronis

Alkalosis Respiratorik

Jarang terjadi

Karena pernapasan terstimu-lasi/tdk ada kontrol umpan balik

Tidak ada kompensasi ginjal

Akut

Alkalosis Respiratorik

Gambar .3. Penyebab asidosis dan alkalosis respiratorik

Gangguan Asam-Basa Campuran

Asidosis metabolik-res-piratorik sekaligus[H+] meningkat, PCO2 meningkat, bikarbonat menu-

run

Pasien bronkitis kronis yg CKD

Asidosis metabolik-alka-losis respiratorik sekali-

gusKondisi asam-basa tersebut terhadap [H+] berlawanan

Salah satu gang-guan kemungkinan

menyerupai re-spons kompensasi

Terjadi pada over-dosis salisilat

Contoh gangguan asam-basa cam-puran

• Penyakit jalan napas obstruktif kronik (asidosis respiratorik) dan mengalami deplesi kalium akibat tiazida (alkalosis metabolik).

• Hiperventilasi -> alkalosis respiratorik, dan menjalani sedot nasogastrik yang lama -> alkalosis metabolik.

• Keracunan salisilat -> alkalosis respira-torik krn stimulasi pusat pernapasan dan disertai dengan asidosis metabolik aki-bat efek obat pada metabolisme

Gangguan Asam-Basa Campuran

Gangguan Asam-Basa : Diagnosis

dan Penanganan

Spesimen untuk Analisis Gas Darah

• [H+] dan PCO2 diukur langsung dalam sampel darah arteri brakialis atau arteri radi-alis dan dimasukkan ke dalam spuit yang berisi sejumlah kecil heparin sebagai an-tikoagulan.

• Setiap gelembung udara dalam spuit ketika sampel telah diambil harus dikeluarkan se-belum spuit ditutup untuk segera dibawa ke laboratorium.

• Spuit dan isinya ditempatkan dalam es se-lama pemindahan.

Lanj...

• Pada sejumlah laboratorium, konsentrasi bikarbonat juga ditentukan secara langsung, biasanya dilakukan pada spesimen serum yang diperoleh dari sam-pel darah vena. Hasil pengukuran ini (dideskripsi-kan sebagai ‘CO2 total’) tidak sama dengan hasil cetakan dari alat penganalisis gas darah karena hasil pengukuran ini mencakup karbon diok-sida terlarut, asam karbonat, dan senyawa-senyawa karbamino lainnya. Akan tetapi, hasil penguku-ran itu seharusnya tidak berbeda lebih dari 3 mmol/L. karena itu, hasil dapat diinter-pretasikan dengan cara yang sama. Bikarbonat yang rendah dalam profil elektrolit akan selalu mengindikasikan terjadinya asidosis metabolik.

Menginterpretasikan Hasil

Gangguan primer Respons kompensasi

• Prediksi respon kompensasi [HCO3-] atau

PCO2 bila [H+] berubah sebagai akibat gangguan asam basa primer ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Kasus Gangguan Asam-Basa Metabo-

lik

= Kasus

Seorang pasien berusia 28 tahun masuk rumah sakit den-gan riwayat muntah parah selama seminggu, ia men-gatakan bahwa dirinya telah melakukan swamedikasi un-tuk kondisi dyspepsia kronisnya itu. Secara klinis, pasien ini mengalami dehidrasi parah dan nafas dangka. Hasil pengukuran biokimia awal menunjukan hasil berikut :

Analisis gas darah arteri

Sampel urin secara random dan menunjukkan hasil sebagai berikut : osmolitas 630 mmol/kg, Na+ < 20 mmol/L, K+ 35 mmol/L, pH 5.• Gangguan asam-basa apa yang dialami pasien ini dan

bagaimana kondisi tersebut dapat terjadi?• Bagaimana hasil pengukuran biokimia urin dapat mem-

bantu menetapkan diagnosis?

Penyelesaian kasus

• H+ yang rendah dan konsentrasi bikarbonat yang tinggi menegaskan bahwa pasien ini mengalami alkalosis metabolik. PCO2 yang tinggi mengindikasikan kompensasi respiratorik parsial untuk kondisi ini. Hilangnya H+ disebabkan oleh muntah parah, yang jika dilihat dari riwayat pasien, kemungkinan karena stenosis pilorik. Kon-sumsi bikarbonat tidak akan menyebabkan al-kalosis metabolic dengan derajat sedemikian, meskipun dapat memperburuk situasi. Muntah parah tersebut menyebabkan dehidrasi dan ini terwujud dalam bentuk uremia pre-renal. Hipokalemia disebabkan oleh kombinasi ke-hilngan kalium dari cairan ekstraseluler ke cairan intraseluler.

Lanj...

• Hasil urin tersebut khas untuk pasien yang mengalami dehidrasi dan alkalosis metabolic akibat muntah. Aldosteron dis-ekresi guna mengembangkan cairan ek-straselulernya dan pasien meretensi natrium meskipun ia mengalami hyperna-tremia. hiperaldostero-nisme menigkatkan hilangnya kalium meskipun pasien mengalami hy-pokalemia, dan hilangnya ion hydrogen menyebabkan urin asam yang klasik dan paradoksal.

Gangguan Asam-Basa Metabolik dan Respiratorik

Asam-Basa Metabolik• Pada Asidosis

Metabolik, H+ dalam darah dapat tinggi atau normal, tetapi HCO3- se-lalu rendah. Pada kondisi terkompensasi, PCO2 menurun

Asam-Basa Repi-ratorik• Pada Asidosis

Respiratorik, H+ selalu tinggi tetapi selau be-rada dikisaran rujukan. PCO2 selalu meningkat. Pada kondisi terkom-pensasi, HCO3- juga meningkat.

• Penyebab utama asidosis metabolick adalah penyakit ginjal, ketoasidosis di-abetikum, dan asidosis lak-tat. • Perimbangan anion gap

terkadang dapat membantu menetapkan penyebab asidosis metabolik

• Asidosi respiratorik akut merupakan suatu keadaan darurat medis dan perlu segera ditan-gani dengan menghilangkan sum-ber masalah kese-hatan

• Pada gangguan pernafasan kronik, H+ sering menetap pada suatu keadaan mantab yang baru, dalam kisaran rujukan, dan pada kondisi ini, kompensasi terjadi maksimal

Penyebab utama alkalosis meta-bolic adalah muntah berkepanjanganInterpretasi gangguan asam-basa campuran da-

pat membingungkan apabila salah satu gang-guan menyerupai kompensasi yang diperkirakan terjadi. Pemahaman tentang gambaran klinis sangat penting untuk menghasilkan interpre-tasi hasil pengukuran yang tepat.

Asam-Basa Metabolik• Pada alkalosis

metabolic, H+ ditekan dan HCO3- selalu naik. Kompen-sasi per-nafasan menimbulkan kenaikan PCO2

Asam-Basa Repi-ratorik• Alkalosis respi-

ratorik jarang terjadi dan da-pat disebabkan oleh over-venti-lasi mekanis dan bernafas berlebihan karena histeris

Kasus Gangguan Asam Basa Respira-

torik

Berikut ini merupakan penyebab spesifik dari empat jenis gangguan keseimbangan asam-basa:

Penyebab utama yaitu hipoventilasi alveolar (meningkatnya tekanan parsial CO2 arterial [PaCO2]) yang dapat disebabkan oleh :- edema pulmoner akut- depresi sistem syaraf

sentral- penyakit pernafasan

kronik- gangguan otot per-

nafasan dan dada- ventilasi mekanik yang

inadekuat- oversedasi- infeksi pulmoner parah

Penyebab utama yaitu hiperven-tilasi alveolar (penurunan PaCO2), yang dapat disebabkan oleh:- kecemasan- sepsis dini- ventilasi mekanik yang

berlebihan- latihan- ketakutan- gagal jantung- hipoksemia- radang hati- nyeri

Asidosis

respira-tori

Alkalosis res-piratori

Penyebab utama yaitu peningkatan asam dan penurunan bikarbonat (HCO3-). Asam yang meningkat dapat dise-babkan oleh :- metabolisme anaerob- ketoasidosis- gagal ginjal- kelaparanHCO3- yang menurun

disebabkan oleh :- inhibitor anhidrase

seperti acetazolamid- Hiperkalemia- fistula intestinal

Penyebab utama yaitu meningkatnya HCO3- dan menurunnya kadar asam. Meningkatnya HCO3- disebabkan oleh :- ingesti antasida berlebi-

han- penggunaan bikarbonat

yg berlebihan-administrasi laktat pada

dialysisMenurunnya kadar asam

disebabkan :- hiperaldosteronism- hipokalemia- diuretik thiazide- nasogastric suction- steroid

Asidosis

metabo-lik

Alkalosis

metabo-lik

Contoh Kasus

Steven, 38 tahun, mengalami diabetes tipe 1. Dia telah mengalami kurang enak badan selama 3 hari terakhir dan belum makan ataupun mendapatkan injeksi insulin. Dia mengalami kebingungan dan letargik. Laju pernafasan 32/menit, dan nafasnya beraroma buah (fruity odor). Level glukosa serum 620 mg/dl. Saat menerima 40% O2, nilai ABG sebagai berikut :

• pH : 7,25• PaCO2 : 56 mm Hg• Tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) : 80 mm Hg• HCO3- : 15 mm Hg• Oxygen saturation (SaO2) : 93 %

Interpretasi : Nilai tersebut menunjukkan asidosis campu-ran. pH, HCO3-, dan PaCO2 seluruhnya mengindikasikan asidosis

Daftar Pustaka

• Gaw, Allan, dkk. 2011. Biokimia Klinis edisi IV. Jakarta :EGC

• Rohm, Klause-Heinrich; wanandi, S.I ; Moh. Sadikin. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Jakarta : Hipokrates

top related