bab iii pembahasan a. 1. wawancara dengan guru mursyid a
Post on 15-Apr-2022
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
43
BAB III
PEMBAHASAN
A. Praktek Zikir dengan Menghadirkan Wajah Guru di Mushalla Tanjung
Bunga Bonjol
1. Wawancara dengan Guru Mursyid
a. Cara Mempraktekkan Zikir
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Jum‟at tanggal 8
November 2019 dengan Guru Mursyid yang bernama Kholifah
Syofyan, beliau menjelaskan bahwa cara mempraktekkan zikir
sebaiknya menghadirkan wajah guru dalam praktek zikir. Maksud
menghadirkan wajah guru di sini adalah menghadirkan rohaniah guru
Syekh Ghozali Naqsabandi dalam mempraktekkan zikir.
Selain itu, menurut Kholifah Syofian, cara untuk mempraktekkan
zikir yaitu, dalam jalan tarekat naqsabandi harus dibimbing dan
ditentukan oleh rohaniah Guru Mursyid, yang mengutamakan zikir
khofi. Sehingga seorang murid merasakan berhubungan langsung
dengan Allah Swt.
Menurut beliau, yang dimaksud dengan zikir khofi adalah suatu
bentuk zikir yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh para malaikat.
Ia merupakan suatu metode zikir rahasia, yang dilakukan secara
khusuk oleh ingatan hati baik disertai zikir lisan ataupun tidak.67
67 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 8
November 2019
43
44
Dalam perjalanan zikir sangat penting berwasilah dengan seorang
guru mursyid dalam menjalankan zikir zhohir dan qolbu. Menurut
beliau arti dari zikir zhohir adalah zikir lisan sedangkan zikir qolbu
adalah zikir membersihkan hati yang bacaannya tersembunyi.
Istilah tarekat berasal dari kata tharikah yang artinya jalan, metode,
atau cara. Ada yang menyebutkan tarikat atau tarekat. Dalam
lingkungan tasawuf, tarikat artijaln yang harus ditempuh oleh setiap
calon sufi untuk mencapai tujuannya, yaitu berada dimakam tarekat
disisi allah. 68
Di dalam tariqat mencakup riyadha-riyadha (latihan –latihan ) atau
ajaran praktis tasawuf. Tetapi perlu diketahui bahwa riyadhah yang
ideal adalah tetap berpegang pada ajaran Rasulullah Saw. Artinya,
jangan sampai menyimpang dari syariat. Jika menyimpang, maka
berarti bid‟ah. Sedang ulama sufi sangat menjaga agar mereka tidak
terjebak kepada bid‟ah.
Tarikat (jalan) yang popule dikalangan ulam sufi misalnya taubat,
zuhud, sabar, ikhlas, mahabbah, faqir, dan ma‟rifat. Di samping itu
masih banyak bagian-bagian jalan-jalan yang juga perlu ditempuh.
Semuanya merupakan riyadha untuk pensucian jiwa menurut tradisi
sufisme, jika seseorang telah menempuh tarigat secara baik maka ia
68 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57
45
tidak lagi disebut sebagai calon sufi, namun sudah menjadi sufi yang
aktual. 69
Demikan pada awal-awalnya pengertian tariqat yang dipraktekan
secara individual. Namun lama kelamaan lahirlah menjadi kelembagan
atau organisasi kesufian, dimulai sejak abad 12 M. Ketika muncul
gerakan atau organisasi kesufian, maka tariqat tidak lagi bermakna
sempit atau jalan atau metode untuk mencapai tingkat terdekat disisi
allah, melainkan mengandung makna kesatuan jama‟ah sufi dengan
para pengikutnya.
Yang mana di dalamnya terdapat seorang ulama yang menjadi
pemimpin. Pemimpin itu dinobatkan sebagai murysid (guru/
pembimbing). Sebut mursyid merupakan sebutan di daerah Persia. Di
India disebut vir, sedangkan di Afrika umumnya muqaddam. Adapun
jamaah dibimbing disebut murid artinya yang menghendaki ajaran atau
bimbingan. 70
Al-mursyid mengangkat wakilnya disebut juga syekh. Seorang
mursyid mendapatkan legalitas dari jamaahnya atau limpahan
wewenang untuk tugas sebagai pembimbing. Tidak sembarang orang
bisa menduduki jabatan mursyid dalam kelambagaan tarikat ini.
Seorang mursyid mengangkat wakilnya, yang disebut yang disebut
badal (pengganti) atau kholifah (wakil). Persyaratan seseorang bisa
69 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57 70 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-57
46
menjadi badal atau kholifah jika ia ditunjuk oleh mursyid. Dalam
menunjuk wakil, seorang mursyid mempertimbangakan beberapa
syarat. Sedangkan orang yang ingin menjadi murid atau anggota
jamaah tariqat, ia harus melalui ikrar sebuah jajji kepada mursyidnya.
Ikrar itu dimaksudkan sebagai janji kesetiaan dan kepada kepatuhan
yang harus ditempuh oleh seorang murid. Ikrar pada awal bergabung
dalam lembaga tarigat disebut bai‟ah atau bai‟at. Pada sa‟at itulah
mursyid menyampaikan rahasia suluk dan amalannya.
Tariqat dalam makna lembaga organisasi ini tumbuh pada ciri yang
sangat menonjol. Pertama ialah adanya hubungan antara mursyid
dengan murid. Di mana murid harus disiplin dalam melakukan
riyadha-riyadha, suluk atau amalan yang sudah ditentukan. Kedua,
ialah silsilah tariqat itu dari siapa tariqat itu berasal dan diajarkan. Oleh
karena itu, setiap pengikut tariqat harus mengetahui silsilah tariqat itu
sendiri. Sebab tariqat itu diyakini berasal dari Tuhan, maka sudah tentu
tempat yang paling atas dalam silsilah ini adalah tuhan sendiri.,
kemudian turun kepada Rasulullah saw.
Lalu kepada sahabat. Kemudian diwariskan kepada tabi‟in dan
terus ke bawah sampai kyai. Sehingga terjadilah susunan mata rantai
yang dianggap nya kuat. Kyai atau sang mursyid boleh mengangkat
dan memberi ijazah kepada muridnya yang dianggap mumpuni dan
setia.
47
Selain silsilah, tariqat memiliki bentuk zikir yang berbeda yang
harus dibaca dalam acara ritual mereka. Setiap tariqat memiliki bentuk
dan cara masing-masing bagaimana zikir harus dibaca. Ada tariqat
tertentu yang melakukan zikir secara lisan, sementara yang lainnya
hanya dalam hati saja (zikir lisan). Namun ada pula yang berzikir
secara rahasia, yang disebut sirri. Lafaz-lafaznya berbeda –beda. Ada
jamaah yang membaca taregat kalimat LA ILAHA ILLLAH. Namun
ada pula yang cukup membaca ALLAH. Sementara itu di jumpai pula
yang membaca HU. 71
Itulah gambaran tentang tariqat secara kelembagan
(organisasi/jamaah) yang berkembang hingga sekarang. Sekarang
timbul pertanyaan, apakah sesorang yang menempuh jalan sufi menuju
tangga ma‟rifatullah harus masuk berbaiat dalam salah satu jamaah
tariqat? tidak harus. Jalan sufi bisa ditempuh secara induvidual. Hanya
saja seseorang wajib mengetahui ilmu – ilmu yang harus ditempuhnya.
Jika tidak, maka sesorang menjadi sesat. 72
Berdasarkan wawancara dengan guru tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam melaksanakan zikir perlu seorang guru pembimbing atau
penuntun dalam berzikir agar zikir tersebut tertuju kepada Allah Swt.
sehingga zikir yang dilakukan dapat memberikan kekhusyukan dalam
berzikir baik secara lisan maupun qalbu.
71 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 53-55 72 Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendaki Tangga Ma‟rifat, (Mitrapress, 2007) , hal. 56-57
48
b. Bacaan Zikir yang diterapkan dalam Praktek Zikir
Menurut Kholifah Syofyan, dalam mempraktekkan zikir,
bacaan yang diterapkan yaitu kalimat ALLAH... ALLAH...ALLAH.
Zikir inilah yang merupakan jalan seseorang tidak akan dapat dengan
mudah mencapainya tanpa mengingat-Nya terus menerus. Selain itu, di
dalam praktek zikir juga dibacakan bacaan Asmaul Husna sebanyak 99
nama Allah. Bacaan zikir yang dilakukan dengan zikir khofi yakni
zikir yang tidak didengar Malaikat Hafadzah yang pahalanya 70 X
lipat dari zikir yang dilafazkan (zikir lisan) sesuai dengan Riwayat
Baihaqi.73
Maka dari itu penganut Thariqah Sufi Naqsabandiyah
menumpukan zikir khafi ini sebagai amalan khas dan amalan
utamanya di samping amalan syariat yang diwajibkan dan yang
disunatkan.
c. Langkah-langkah dalam berzikir yang diterapkan
Menurut Kholifah Sofyan, sebelum berzikir murid harus terlebih
dahulu mengetahui adab-adab seorang murid terhadap Syekh Guru
Mursyid. Adab-adab murid terhadap Guru Mursyid, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1) Murid harus menghormati Syekh Mursyidnya lahir dan bathin.
Dia harus yakin bahwa maksud tidak akan tercapai melainkan
ditangan Syekh Mursyidnya. Apabila pandangannya cenderung
73 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9
November 2019
49
pada Syekh yang lain, niscaya tertutuplah limpahan Syekh
Mursyidnya dari padanya.
2) Menyerahkan diri, tunduk dan rela terhadap Syekh
Mursyidnya, berkhidmat kepadanya dengan tenaga dan harta,
karena kemauan dan kecintaan tidak akan menjadi kenyataan
melainkan dengan jalan pengkhidmatan itu, yaitu perbuatan
nyata.
3) Jangan menentang atau menyangkal sesuatu yang diperbuatnya
selagi tidak menyalahi pada Syariat Islam yang suci dan jangan
menanyakan kepadanya mengapa diperbuatnya sedemikian.
Sebab seseorang yang mengatakan terhadap Syekh
Mursyidnya “kenapa” atau “apa sebab” ia tidak akan
beruntung selamanya.
4) Jangan bermaksud dengan berkumpul Syekh Mursyidnya itu,
untuk memperoleh sesuatu selain taqarrub, mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
5) Meninggalkan ikhtiar diri dan menyatukannya ke dalam ikhtiar
Syekh Mursyidnya dalam segala urusan, baik ibadat maupun
adat kebiasaan. Salah satu tanda murid yang ikhlas kalau
Syekh Mursyidnya menyuruh sesuatu pekerjaan padanya, yang
mana pekerjaan itu tidak dilarang Syara‟ hendaklah segera
dipatuhi dan dikerjakannya.
50
6) Jangan mengintip-intip atau mencari-cari kesalahan Syekh
Mursyidnya, karena mungkin dengan kelakuannya yang
demikian itu dia menjadi binasa sebagaimana telah banyak
terjadi. Dia harus berbaik sangka terhadap Syekh Mursyidnya
dalam segala hal dan keadaan.
7) Menjaga Syekh Mursyidnya pada waktu ia tidak di tempat
sebagaimana dijaganya ketika ia berada di tempat. Dan
senantiasa menghubungkan hatinya kepada Syekh Mursyidnya
dalam semua hal dan keadaan, baik sedang di perjalanan
maupun sedang di tempat. Bila hati terus-menerus hubungan
dengan Syekh Mursyidnya, niscaya ia akan memperoleh
keberkatannya.
8) Tidak memandang segala keberkatan yang diperolehnya, baik
keberkatan dunia maupun keberkatan akhirat, adalah berkat
Syekh Mursyidnya.
9) Tidak boleh menyembunyikan sesuatu perolehan dan perasaan
kepada Syekh Mursidnya, seperti getaran kalbu, lintasan hati,
peristiwa-peristiwa ajaib, tersingkap hijab, kejadian luar biasa
(ma‟unah) yang dikaruniai Allah Swt kepadanya.
10) Tidak terburu-buru mena‟wilkan peristiwa yang dialami,
mimpi dan pandangan tembus, kalaupun peritiwa itu muncul
cukup terang, jangan berpegang kepadanya. Sesudah
51
disampaikan kepada Syekh Mursyidnya hendaklah ia
menunggu jawabannya tanpa memiinta apalagi mendesak.
11) Jangan ia menyebarkan sesuatu rahasia Syekh Mursyidnya
walaupun sudah disiarkan orang dengan berbagai jenis alat
penyiaran.
12) Tidak boleh dia memberi isyarat sebagai pernyataan pendapat,
apabila dia diikutsertakan Syekh Mursyidnya dalam
permusyawarahan, baik tentang melaksanakan sesuatu maupun
meninggalkannya.
Ia harus menyerahkan semuanya kepada Syekh
Mursyidnya, dengan keyakinan bahwa Syekh Mursyidnya
lebih tahu dari pada dirinya, dan sekalipun dibawanya ia ikut
bermusyawarah bukanlah untuk meminta pendapatnya, tetapi
hanya menunjukkan kesayangannya belaka, kecuali jika benar-
benar ada tanda-tanda memang Syekh Mursidnya memintanya.
Jika memang Syekh Mursidnya benar-benar meminta
pendapatnya maka hendaklah murid mengemukakannya
dengan sopan dan adab yang sempurna.
13) Hendaklah ia menjaga keluarga Syekh Mursyidnya manakala
Syekh Mursyidnya tidak di tempat karena penjagaan terhadap
keluarga yang ditinggalkan itu akan menimbulkan
kecenderungan hatinya pada murid. Demikianlah pula terhadap
keluarga teman-temannya.
52
14) Apabila seorang murid memperoleh keajaiban dalam
amalannya, hendaklah diberitahukannya kepada Syekh
Mursyidnya, supaya Syekh Mursyidnya menunjukkan jalan
pengobatannya, sebab kalau disembunyikan, akan
menimbulkan riya dan munafik di dalam hatinya.
15) Menghormati dan menjaga dengan cermat segala sesuatu
pemberian Syekh Mursyidnya dan jangan dijualnya kepada
orang lain. Sebab pemberian Syekh Mursyidnya mungkin
mengandung penuh rahasia yang dapat menolongnya dunia-
akhirat dan dapat mendekatkan dirinya kepada Allah Swt.
16) Kepercayaannya kepada Syekh Mursyid jangan berkurang
apabila melihatnya, tertidur di waktu subuh, sebab terkadang
Allah membuat seorang Wali itu sesaat lalai atau lengah.
Tetapi kemudian sesudah itu ia sadar dari kealpaannya itu, dia
dapat mengejar kelalaiannya itu kembali. Semuanya itu berasal
dari Allah Swt untuk menunjuki para murid, bila terjadi hal
semacam itu menimpa mereka.
17) Tidak boleh banyak cerita yang tidak perlu di hadapan Syekh
Mursyid walaupun diberi kesempatan olehnya. Murid harus
tahu saat-saat bercakap-cakap dengan Syekh Mursyid.
Dan jika bercakap-cakap hendaklah dengan sopan, rendah
hati dan tawadhu‟ mendengarkan dengan tenang apa jawaban
Syekh Mursyid. Jika tidak demikian, niscaya sulitlah atasnya
53
terbuka pintu menuju Allah. Maka berhati-hatilah !. Dan
tetaplah berpegang dengan adab yang baik dan berbudi luhur.
18) Merendahkan suara di Majelis Syekh Mursyid, sebab
menguatkan suara di majelisnya, adalah laku orang-orang jahil
yang keras hati.
19) Jangan duduk bersela di atas sajadah Syekh Mursyid, tetapi
hendaklah duduk di depannya dengan tawadhu‟ dengan
merendahkan diri dan siap untuk melayaninya. Berkhidmat
terhadap Syekh Mursyid adalah amal yang paling afdhal di
kalangan ahli Thoriqoh.
20) Hendaklah murid segera melaksanakan apa saja yang
diperintahkan Syekh Mursyidnya dan jangan berhenti sebelum
selesai dengan sempurna dikerjakan.
21) Menghindarkan diri dari sesuatu yang dibenci Syekh Mursyid.
22) Jangan ia duduk semajelis dengan orang yang dibenci Syekh
Mursyid, dan hendaklah mengasihi terhadap orang yang
dikasihinya.
23) Sabar dan dapat menahan diri dari kecerobohan. Jangan
dikatakan kepada Syekh Mursyid kenapa Syekh Mursyid
memperbuat sesuatu kepada si Anu, tetapi tidak
memperbuatnya kepada saya.
54
24) Tidak boleh duduk di sebuah tempat duduk yang disediakan
untuk Syekh Mursyid dan jangan mendesak sesuatu
kepadanya.
25) Jangan mengutip ucapan Syekh Mursyidnya di depan orang
banyak, kecuali sesuai dengan akan dan tingkat kecerdasannya
mereka.
26) Tidak boleh mengawini seorang wanita yang Syekh Mursyid
cenderung hendak mengawininya, dan tidak boleh mengawini
janda Syekh Mursyid, baik bercerai dengan talak maupun
bercerai mati.
27) Yang paling penting dari semua itu, adalah modal utamanya
kebenaran dan kesungguhan memenuhi tuntunan Syekh
Mursyid. Karena para Syekh Mursyid sependapat kalau
kepatuhan murid itu cukup sempurna, niscaya ia mungkin
menikmati kemanisan mengenal Allah Swt dalam satu majelis
sejak hari pertama ia bersama Syekh Mursyid. 74
Demikianlah adab murid terhadap Syekh Mursyidnya, semoga
dapat dihayati dan diamalkan setiap murid yang berharap untuk
berhasil dalam segala bidang sebagai pengemban amanah.
Di antara adab dan etika yang harus diperhatikan dan
diterapkan dalam mengingat Allah menurut Samsul Munir Amir
dan Hariyanto Al-Fandi ialah sebagai berikut:
74 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9
November 2019
55
1. Niat ikhlas dalam berdzikir
2. Suci dari hadast dan najis dalam berdzikir
3. Berdzikir hendaklah dilakukan pada tempat yang bersih
4. Sopan dan takzim dalam berdzikir
5. Serius dan bersungguh-sungguh dalam berdzikir
6. Khusyuk dan konsentrasi dalam berdzikir
7. Merendahkan suara dalam berdzikir
8. Optimis dalam berdzikir
9. Usahakan dzikir sambil menangis
10. Dzikir sambil duduk atau berbaring
11. Menghadiri majelis-majelis dzikir
12. Tidak mencampuradukkan dengan kesyirikan saat berdzikir. 75
Menurut Kholifah Sofyan, langkah-langkah yang diterapkan dalam
berzikir yaitu sebagai berikut:
1) Menyempurnakan Syahadat
Sebagaimana yang diketahui bahwasanya kalimat syahadat
merupakan suatu persaksian bagi kita bahwa Allah itu adalah
Tuhan kita dan Muhammad itu adalah Rasul kita. Oleh karena itu,
maka sangat dianjurkan untuk menyempurnakan syahadat sebelum
berzikir.
75 Samsul Munir Amir dan Hariyanto Al-Fandi, Etika Berdzikir Berdasarkan Alquran dan
Sunnah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 5-16
56
2) Berbai’at
Berbai‟at yaitu mengikat suatu janji yang dihubungkan dengan
pengangkatan sumpah untuk selalu berzikir, setia pada Allah Swt
dan menzikirkan yang telah diajarkan. Waktu berbai‟at yaitu pada
malam hari sekitar jam 00.00 Wib sampai datangnya waktu
shubuh. Setelah selesai shalat shubuh diturunkanlah zikir tersebut.
Dalam praktek zikir diharuskan berzikir sebanyak 5.000 zikir
dalam hitungan zhohirnya dan lebih dari hitungan rohaniahnya.
3) Menghadiri Malam-malam Tawajuh
Menurut Kholifah Sofyan, menghadiri malam-malam tawajuh
dianjurkan satu kali dalam seminggu, pada malam Selasa. Dan
mengikuti persulukan yang telah ditentukan waktunya oleh seorang
guru mursyid. Jama‟ah harus mengikuti malam-malam tawajuh
tersebut dalam sekali seminggu, karena hal itu merupakan syarat
yang harus dilakukan dalam melakukan zikir yang baik dan
diterima Allah Swt. 76
2. Wawancara dengan Jama’ah
a. Pemahaman Jama’ah Zikir mengenai Praktek Zikir
Wawancara juga peneliti lakukan kepada jama‟ah di Mushalla
Tanjung Bunga yang bernama Hj. Siwis pada hari Jum‟at tanggal 15
November 2019. Salah seorang jama‟ah tarekat naqsabandi yang
76 Kholifah Sofyan, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 9
November 2019
57
berhubungan mengenai pemahaman jama‟ah zikir mengenai praktek
zikir bahwa ajaran tarekat naqsabandiyah adalah jalan yang benar
menurut ajaran Islam tidak diragukan lagi.
Dalam berzikir kita diajarkan berbagai ilmu untuk melaksanakan
zikir, diantaranya adab berzikir, adab terhadap guru, dan adab terhadap
sesama jama‟ah tarekat serta yang bukan jama‟ah tarekat. Contohnya
adab berzikir yaitu bersimpuh duduk tawaruk dan menundukkan
kepala ke sebelah kiri mengarah ke hati. Supaya kita merasa rendah di
hadapan Allah Swt.77
b. Kemampuan Jama’ah Melafazkan Kalimat yang dianjurkan
dalam berzikir
Menurut jama‟ah yaitu di dalam ajaran kalimat zikir yang
dilafazkan hanyalah kalimat Allah... Allah. Sehingga ringan dan tidak
berat bagi orang yang mengamalkannya baik secara lisan maupun
dengan hati. Itulah kalimat yang diajarkan oleh guru mursyid di dalam
melafazkan zikir.
c. Zikir yang diterima oleh Allah Swt. menurut Jama’ah
Menurut jama‟ah zikir yang diterima oleh Allah Swt. itu adalah
mengetahui jalan-jalan-Nya dan menempuh latihan yang sesuai
diajarkan oleh guru mursyid, sebab orang yang tidak mengetahui jalan
kepada Allah maka zikirnya tidak sampai atau tidak diterima oleh
77 Siwis, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 15 November
2019
58
Allah Swt. Apabila kita ingat akan Allah haruslah melalui bimbingan
seorang guru pembimbing dalam berzikir.
Itulah salah satu jalan agar zikir kita diterima Allah. Sebagai
contohnya, apabila kita tidak tahu jalan kepada tempat yang kita tuju
maka kita akan tersesat dan berjalan-jalan dikarenakan ketidaktahuan
kita, sehingga kita tidak sampai kepada tujuan tersebut. 78
B. Argumen Dasar dari Menghadirkan Wajah Guru
Argumen adalah alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Sedangkan dasar adalah
pangkal suatu pendapat (ajaran, aturan, asasi).
Jadi argumen dasar adalah pangkal suatu pendapat dari alasan yang dapat
dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan.
1. Wawancara dengan Guru Mursyid
a. Dalil atau Dasar menghadirkan Guru dalam berzikir
1) Terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 28, yang berbunyi:
78
Dt. Pahlawan Basa Edi, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada
tanggal 15 November 2019
59
Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-
orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas.(QS. al-Kahfi, 18 : 28)
Dari surat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw
ditanya oleh sahabat: Wahai Rasulullah terangkanlah kepada kami
tanda-tanda seseorang yang baik untuk kami ambil menjadi teman
yang akan kami pergauli, jawab Nabi Saw: yaitu seseorang sahabat
kalau engkau berzikir kepada Allah dia menolongmu dan kalau
engkau lupa berzikir diingatkannya akan engkau, dan bilamana
engkau memandangnya membawa ingatanmu kepada Allah, dan
kalau kamu mendengar fatwanya, ilmu kamu tentang akhirat
menjadi bertambah-tambah. 79
Maksudnya, kalau engkau berzikir kepada Allah dia menolong
engkau, di mana di saar berzikir bertawajuh menghadirkan mursyid
atau rabithah di dalam rohani, dapatlah kita mengenal langkah-
langkah syetan dan mana langkah Malaikat, dan maksud kalimat
kalau engkau lalai di saat berzikir diingatkannya akan engkau yaitu
diluruskannya ingatan kita kembali, tatkala menyimpang kepada
79 Syekh Amir Damsar Syarif Alam,
60
yang lain. (Sesuai dengan isi buku yang dibagikan kepada jama‟ah
tarekat naqsabandiyah oleh guru mursyid Syekh Amir Damsar
Syarif Alam). 80
2) Terdapat dalam surat at-Taubah ayat 119, yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar. (QS. at-Taubah : 119)
Maksud ayat di atas, kita diperintahkan Allah supaya
bersama-sama dengan orang-orang yang benar, baik pada rupa
maupun pada makna. Dengan demikian itu, apabila murid tidak
mengenal sesuatu yang dialaminya dalam berzikir, maka dia bisa
bertanya pada Syekhnya supaya tidak sesat jalan, mengetahui mana
yang haq dan mana yang bathil.
3) Terdapat dalam surat al-Maidah ayat 55-56, yang berbunyi:
Artinya: 55. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-
Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah).(QS. al-Maidah: 55-56)
80 Syekh Amir Damsar Syarif Alam,
61
56. dan Barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka
Sesungguhnya pengikut (agama) Allah. Itulah yang pasti
menang.
Menurut penulis maksud ayat di atas adalah orang-orang yang
menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
sebagai penolongnya. Allah Swt dan Rasul-Nya dijadikan sebagai
penolong oleh orang-orang yang beriman.
b. Kesesuaian Dalil itu dengan Pemahaman Guru
Menurut beliau dalil itu sesuai dengan ajaran yang diterapkan
dalam firman Allah, karena firman Allah itu suatu dasar hukum yang
mesti diikuti. Selain itu dalil atau dasar dari al-Qur‟an tersebut
merupakan suatu pedoman atau pegangan dalam menggapai sesuatu.
Oleh karena itu, dengan adanya dalil atau argumen dasar dari perintah
berzikir merupakan landasan dan pijakan dalam menyebarkan atau
mengajak manusia untuk selalu mengingat Allah Swt. Jadi intinya,
dalil tersebut sesuai dengan pemahaman guru tersebut.
c. Menghadirkan Wajah Guru secara Terus Menerus dalam
Berzikir
Menurut beliau menghadirkan wajah guru terus menerus,
berkepanjangan, berkekalan baik dalam berzikir maupun menyangkut
urusan dunia baik dalam setiap keadaan. Menghubungkan hatinya
kepada guru mursyid dalam segala hal, baik dalam perjalanan maupun
sedang di tempat apapun.
62
2. Wawancara dengan Jama’ah
a. Dalil-dalil yang diterapkan dalam Menghadirkan Wajah Guru
Menurut jama‟ah yang bernama Dt. Putiah dalil-dalil yang
diterapkan di dalam menghadirkan wajah guru terdapat dalam surat at-
Taubah ayat 119, yang berbunyi: 81
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar.
Dari ayat di atas menjelaskan kita diperintahkan Allah supaya
bersama-sama orang yang benar baik pada rupa maupun pada makna.
Apabila tidak menghadirkan seorang guru maka syetanlah akan datang
menjadi gurunya dan apabila syetan jadi gurunya maka kafirlah dia.
b. Pendapat Jama’ah mengenai Menghadirkan Wajah Guru dalam
Praktek Zikir
Menurut Budiman, bilamana engkau menghadirkan wajah guru
dalam berzikir maka terhubunglah hati kita dengan Allah Swt.
Bilamana engkau tidak sempat mengenal jasadnya peganglah ahli
silsilahnya yang meluruskan ajarannya sambung-menyambung hingga
81 Putiah, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November
2019
63
akhir zaman. Sangat perlu bagi kita menghadirkan wajah guru dalam
berzikir. 82
Jadi dalam praktek zikir sangat dianjurkan menghadirkan wajah
guru karena hal itu dapat menghubungkan hati kita dengan Allah Swt.
selain itu juga dapat membuat praktek zikir yang dilakukan lebih
afdhol dan sesuai dengan yang dipelajari bersama guru mursyidnya.
c. Menghadirkan Wajah Guru dapat mendatangkan Kekhusyukan
Menurut Dt. Putiah, untuk mendapatkan ketenangan dan
kekhusyukan guru itu mesti dihadirkan karena cara yang paling
sempurna untuk membuka pintu kehadiran Allah mesti dengan
menghadirkan seorang guru mursyid. Oleh karena itu, tidak perlu
diragukan lagi karena yang menyampaikan itu adalah orang yang
benar-benar ahli, absah (punya keterangan dan silsilah). 83
Jadi dengan menghadirkan wajah guru dapat menyebabkan
ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah terutama berzikir
kepada Allah Swt. Karena yang dihadirkan adalah wajah guru maka
kesempatan syetan atau menghadirkan wajah syetan itu tidak akan
terjadi, sehingga lebih membuat kita menjadi khusyuk dalam
mengingat Allah Swt.
82 Budiman, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18
November 2019 83 Putiah, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November
2019
64
C. Manfaat Menghadirkan Wajah Guru dalam Praktek Zikir
Zikir sebagai amalan ibadah yang sangat dianjurkan sangat berpengaruh
positif terhadap hati manusia, diantaranya adalah sebagai berikut : 84
1. Membuat hati bersih dan bening, tentram dan tenang
Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur‟an surat a-Ra‟du ayat 28 :
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs.
Ar-Ra‟du: 28)
2. Hati merasa ridha
3. Diingat Allah dan dipenuhi rahmat dan ketentraman
4. Menimbulkan rasa dekat, dalam perlindungan dan pertolongan Allah
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya: karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (Qs. Al-Baqarah: 152)
84 Muhammad Fadlun, Kumpulan Doa dan Dzikir Pilihan, (Surabaya : Karya Gemilang
Utama), hal. 18-20
65
Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Ta‟ala berfirman: Aku beserta hambaku selama ia
sebut Aku dan bergerak dua bibirnya pada menyebut-Ku”. (Ibnu
Majah)
5. Terapi bagi kegelisahan ketika manusia merasa lemah, sebagai
penyangga dan penolong mengahadapi berbagai tekan dan
permasalahan kehidupan
Firman Allah :
Artinya: dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka
Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan
buta". (Qs. Thoha: 124)
6. Dibersihkan hati dari dosa
Bersabda Rasulullah Saw :
“Barang siapa yang berkata (yang artinya): Maha suci Allah
dan dengan memuji-Nya (aku berbakti) sebanyak seratus kali,
niscaya digugurkan dari padanya dosa-dosanya, walaupun
sebanyak buih laut”.
7. Orang yang gemar berzikir akan memperoleh kebahagiaan dan
pengampunan dari Allah Swt
8. Zikir dapat menolak bencana
66
Syaikh Dzunun al-Misri berkata:
“Barang siapa yang berzikir, Allah senantiasa menjaganya dari
segala sesuatu”.
Keutamaan dan keistimewaan dzikrullah adalah sebagai berikut:
1. Zikrullah mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah.
2. Zikrullah menghasilkan rahmat dan inayyah Allah
3. Dengan zikrullah, seseorang akan disebut-sebut Allah di hadapan
hamba-hamba pilihan-Nya.
4. Zikrullah akan membimbing hai dengan mengingat dan menyebut
Allah.
5. Zikrullah akan dapat menjauhkan kita dari datangnya murka dan azab
Allah.
6. Zikrullah memelihara diri dari was-was setan, ancaman manusia, dan
membentengi diri dari perbuatan maksiat dan dosa.
7. Zikrullah akan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
8. Zikrullah akan mengantarkan kita pada kemuliaan dan derajat yang
tinggi disisi Allah.
9. Zikrullah memberikan sinaran kepada hati dan menghilangkan
kekeruhan jiwa.
10. Zikrullah menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan Islam.
11. Zikrullah menyebabkan kita memperoleh kemuliaan dan kehormatan
pada hari kiamat kelak.
12. Zikrullah dapat melepaskan diri dari resah dan gelisah.
67
13. Zikrullah akan menjadikan kita berada dalam penjagaan para malaikat.
14. Zikrullah akan menjadikan kita dipandang ahlul insan, yaitu orang
yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.
15. Zikrullah menyebabkan para nabi dan orang-orang mujahidin
(syuhada) menyukai dan mengasihi kita.
16. Zikrullah membuat hati kita menjadi tenang dan tenteram.
17. Zikrullah adalah sebab kita mendapatkan ampunan dan pahala yang
besar (berlipat).
18. Zikrullah akan menyebabkan Allah mengingat kita.
19. Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita menjadi hamba
yang beruntung.
20. Zikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan
munafik, karena sifat orang munafik adalah tidak mau berdzikir
kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. 85
1. Wawancara dengan Guru Mursyid
a. Keistimewaan yang dimiliki Praktek Zikir dengan Cara
Menghadirkan Wajah Guru
Menurut Kholifah Sofyan, keistimewaan yang dimiliki praktek
zikir dengan cara menghadirkan wajah guru yaitu: 86
1) Bilamana engkau menghadirkan wajah guru dalam berzikir akan
membawa ingatanmu kepada Allah Swt. dan dapatlah kita
85 Samsul Munir Amir dan Hariyanto Al-Fandi, Etika Berddzikir Berdasarkan Alquran
dan Sunnah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 2-4 86 Kholifah Syofian, Guru Mursyid di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18
November 2019
68
mengenal langkah-langkah syetan serta mana langkah-langkah
malaikat.
2) Apabila pandangannya cenderung pada yang lain niscahaya
tertutuplah limpahan Syekh mursyidnya dan tidak akan
memperoleh suatu keberkahan daripadanya. Sebab seorang syekh
itu membuka pintu kehadiran Allah dan wasilah kepada Nabi dan
kepadanya.
b. Yang dirasakan dalam Menghadirkan Wajah Guru dalam
Praktek Zikir
Menurut beliau yang dirasakan dalam menghadirkan wajah guru
saat berzikir adalah bertambahnya rasa iman dan taqwa, mendatangkan
ketenangan dalam hati, menghilangkan resah dan gelisah, menjinakkan
pikiran hati yang liar, pada gilirannya melahirkan rasa kasih dan cinta
kepada Maha Pencipta dan kepada makhluk ciptaanNya.
Seperti yang dijelaskan dalam surat ar-Ra‟du ayat 28 , yang
berbunyi:
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS ar-Ra‟du : 28)
69
Berdasarkan ayat tersebut dengan berzikir akan membuat hati
seseorang menjadi tenteram, apalagi saat berzikir dihadirkan atau
dibayangkan wajah guru mursyidnya karena hal itu dapat membuat
hati menjadi tenang dan tentram.
c. Alasan Menghadirkan Wajah Guru dalam Praktek Zikir
Sebagaimana yang terdapat dalam surat at-Taubah ayat 119, yang
berbunyi:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar. (QS. At-Taubah: 119)
Kita diperintah Allah supaya bersama-sama orang dengan orang-
orang yang benar baik pada rupa maupun pada makna. Oleh karena itu,
menghadirkan wajah guru dalam berzikir sangat dianjurkan dalam
tarekat naqsabandiyah. Apabila tidak menghadirkan wajah guru
mursyid dalam berzikir maka syetanlah yang jadi gurunya. Itulah
sebagai alasan menghadirkan wajah guru dalam berzikir.
Jadi berdasarkan penjelasan di atas seorang murid harus
menghadirkan wajah –wajah orang – orang yang benar, salah
satunyanya adalah guru mursyid yang selalu memberikan ilmunya
tentang keajaiban Allah Swt.
70
2. Wawancara dengan Jama’ah
a. Pengaruh Zikir dengan Menghadirkan Wajah Guru dalam
Praktek Zikir
Wawancara yang dilakukan kepada jama‟ah di Mushalla Tanjung
Bunga Bonjol pada hari Senin tanggal 18 November 2019 yang
bernama Bapak Eri.
Menurut beliau pengaruh zikir dengan menghadirkan wajah guru
dalam praktek zikir yaitu senantiasa menghadirkan wajah guru dalam
berzikir banyak pengaruh yang dapat dari meghadirkan wajah guru
dalam berzikir, diantaranya adalah seorang murid dapat petunjuk
dalam segala aktifitas dan terhindar dari segala kesesatan dan
mengenal Allah lebih dekat. Kemudian seorang guru mursyid mampu
menghantarkan seorang hamba dalam berzikir kepada Allah Swt. 87
b. Yang dirasakan dalam Menghadirkan Wajah Guru dalam
Praktek Zikir
Menurut beliau yang dirasakan dalam menghadirkan wajah guru
saat berzikir adalah bertambahnya rasa iman dan taqwa, mendatangkan
ketenangan dalam hati, menghilangkan resah dan gelisah, menjinakkan
pikiran hati yang liar, pada gilirannya melahirkan rasa kasih dan cinta
kepada Maha Pencipta dan kepada makhluk ciptaanNya.
87 Eri, Jama‟ah Zikir di Mushalla Tanjung Bunga Bonjol, pada tanggal 18 November
2019
71
Selain itu, dapat mendatangkan kekhusyukan, membuat hati jadi
lebih hidup semakin banyak seorang hamba melakukan zikir maka
semakin banyak pula yang dirasakan oleh hamba tersebut.
c. Yang terlintas dalam Pikiran saat Menghadirkan Wajah Guru
ketika Berzikir
Menurut beliau yang terlintas dalam pikiran saat menghadirkan
wajah guru yaitu bahwasanya zikir yang kita lakukan hanya bertujuan
agar ibadah zikir dapat diterima oleh Allah Swt.
Di awal perjalanan menuju Allah Swt, seseorang itu kuat beramal
menurut tuntunan syariat. Dia melihat amalan itu sebagai kendaraan
yang boleh membawanya hampir berjaya dalam perjalanannya.
Apabila dia mencapai suatu tahap, pandangan mata hatinya terhadap
amal mulai berubah. Dia tidak lagi melihat amalan sebagai alat atau
penyebab pandangannya beralih kepada karunia Allah Swt.
Yang terlintas di dalam hatinya mengenali Tuhannya, dia melihat
dirinya sangat lemah, hina, jahil, serba kekurangan dan fakir. Allah
adalah Maha Kaya, Berkuasa, Mulia, Bijaksana dan Sempurna dalam
segala segi.
Bila ia sudah mengenali dirinya, pandangan mata hatinya tertuju
kepada kudrat dan iradat Allah Swt. Jadi itulah yang terlintas dalam
melaksanakan zikir, senantiasa memandang wajah gurunya untuk
berhadapan dengan Allah Swt.
72
Setelah wawancara penulis menyimpulkan bahwa tujuan jama‟ah
menghadirkan wajah guru (guru mursyid) dalam praktek zikir di Mushalla
Tanjung Bunga Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman yaitu supaya zikir yang
mereka lakukan cepat diterima oleh Allah Swt dan cepat sampai kepada Allah
Swt dengan menghadirkan wajah guru dalam berzikir tersebut. Terdapat dalam
surat at-Taubah ayat 119, yang berbunyi:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.(QS. at-
Taubah : 119)
Maksud ayat di atas, kita diperintahkan Allah supaya bersama-sama dengan
orang-orang yang benar, baik pada rupa maupun pada makna. Dengan
demikian itu, apabila murid tidak mengenal sesuatu yang dialaminya dalam
berzikir, maka dia bisa bertanya pada gurunya supaya tidak sesat jalan,
mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Penulis menemukan ibrah
terkait tujuan maupun manfaat jama‟ah zikir di Mushalla Tanjung Bunga
Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman menghadirkan wajah guru dalam
berzikir yaitu bila mereka meyakini dan menghadirkan wajah guru dalam
berzikir sebagai perantara supaya zikir yang dilakukan cepat diterima oleh
Allah Swt dan membuat hati menjadi tenang dan zikir yang dilakukan lebih
khusyuk. Apabila tidak menghadirkan wajah seorang guru dalam berzikir maka
syetanlah akan datang menjadi gurunya dan apabila syetan jadi gurunya maka
73
kafirlah dia. Dengan menghadirkan wajah guru dalam praktek zikir membuat
hati jama‟ah menjadi tenang, nyaman, dan khusyuk dalam berzikir.
top related