1. print benkep jadi
Post on 29-Oct-2015
45 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 1/25
KEPERAWATAN BENCANA
“SISTEM PENDIDIKAN KEPERAWATAN BENCANA”
Disusun oleh :
Agus Darmawan (P17320310015)
Anbar Irwanti (P17320310030)
Awang Yuniana (P17320310027)
Ferdi Crisnandi P (P17320310026)
Herti Setia Maharani (P17320310028)
Nita Yulianti (P17320310029)
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
PRODI KEPERAWATAN BOGOR
JL.Dr. Sumeru No.116,Bogor
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 2/25
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata kuliah Keperawatan bencana. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen mata kuliah Keperawatan bencana yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.Orang tua yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.Semoga materi ini
dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya
bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.
Penyusun
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 3/25
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................................ 1
A. Latar belakang ........................................................................................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................................................. 2
TINJAUAN TEORITIK ....................................................................................................................................................... 2
A. Pendekatan ‗‖Secara Bertahap‖ dalam Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan Bencana.................................... 6
B. Jenis-jenis dan Pola Pendidikan dan Pelatihan .......... .......... ........... .......... ........... .......... ........... .......... ........... ..... 14
a) Pengkategorian melalui tingkat ketepatan rencana dan isi terhadap partisipan pelatihan .......... ........... ......... 14
b) Pengkategorian melalui metode pendidikan .......... .......... ........... .......... ........... .......... ........... .......... ........... ..... 15
c) pengkategorian melalui peserta pelatihan .......... ........... .......... ........... .......... ........... .......... ........... .......... ......... 16
d) Pendidikan dan pelatihan khusus ........... ........... .......... ........... .......... ........... .......... .......... ........... .......... ........... 18
BAB III ............................................................................................................................................................................... 21
PENUTUP .......................................................................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................................................ 21
B. Saran .......................................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................................... 22
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 4/25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tak seorang pun tahu kapan atau dimana bencana selanjutnya akan terjadi dan itu tidak
mungkin dapat diprediksikan dengan akurat tentang jenis, skala dan tingkat kerusakan dari
bencana yang akan terjadi. Ada pribahasa yang menjelaskan tentang bencana yang terjadi secara
tiba-tiba yang berbunyi ―bencana itu datang ketika kita lupa padanya‖ dan ini merupakan suatu
frasa untuk menyampaikan pentingnya persiapan sehari-hari terhadap bencana yang akan datang.
Selanjutnya bab ini memfokuskan pada ―pendidikan keperawatan bencana‖ yang
merupakan salah satu upaya konkret dalam kesiapsiagaan bencana dan menjelaskan tentang
pendekatan dasar dalam mengembangkan pendidikan dan pelatihan dengan melihat bagaimana
system pendidikan dan pelatihan perlu dikembangkan.
B. Tujuan
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 5/25
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Pentingnya Pendidikan Keperawatan Bencana
Pendidikan keperawatan bencana merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan pada
fase tenang dari siklus bencana. Tugas perawatan dalam situasi darurat adalah bukan tugas yang
dapat dilakukan oleh semua perawat. Untuk memberikan tindakan medis dan perawatan yang
terbaik kepada korban dan orang-orang yang terluka dalam jumlah banyak pada saat kondisi
darurat, maka perlu dilakukan pendidikan keperawatan bencana sebelum bencana terjadi
sehingga perawat mendapatkan pemahaman dan keterampilan khusus yang memungkinkan
menangani situasi khusus pada saat bencana secara cepat dan fleksibel.
Pada akhir tahun 1990, banyak bencana alam dalam skala besar terjadi di seluruh dunia,
menimbulkan kerusakan di Negara-negara secara luas, tidak terikat pada ukuran ataupun status
sebagai Negara industry atau pertanian, bahkan Negara-negara yang teknologinya maju pun telah
terkena bencana. PBB telah menetapkan periode dari tahun 1990-1999 sebagai ―Dekade
Internasional Pengurangan Bencana Alam (IDNDR; International Decade Natural Disaster
Reduction)‖ dan melakukan berbagai aktivitas untuk berkontribusi dan mempromosikan upaya
untuk mengurangi dampak bencana alam dengan tema ―Menciptakan Kultur Pencegahan‖. Pada
tahun 2000, Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana telah didirikan untuk meneruskan
misi IDNDR. Hubungan kerja sama ini melibatkan pemerintah, tenaga ahli, organisasi-organisasi
dan masyarakat untuk meminta pengertian dari tenaga ahli dalam ruang lingkup yang besar
tentang perlunya mengurangi resiko bencana‖. Telah ditunjukkan pentingnya perawat untuk
memahami bencana alam dan mengembangkan program penanganan bencana yang akan terjadi.
Keadaan ini menunjukkan pentingnya tenaga ahli keperawatan uang meningkatkan kesehatan
masyarakat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam kesiapsiagaan bencana, kemudian
meningkatkan kesadaran mereka terhadap bencana dalam kehidupan sehari-sehari, mempunyai
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 6/25
3
pengetahuan khusus dan tepat tentang keperawatan bencana, dan belajar keterampilan dimana
mereka dapat melakukan praktik dalam situasi darurat. Memperkuat pendidikan dan pelatihan
terhadap SDM dan mengembangkan system untuk kegiatan tersebut merupakan upaya penting
dalam kesiapsiagaan bencana dan mengurangi kerugian dari dampak bencana.
B. Pendekatan dasar untuk mengembangkan pendidikan keperawatan bencana
Apa pendekatan yang menjadi dasar untuk mengembangkan pendidikan keperawatan
bencana? Pembahasan tentang pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu
‗berkelanjutan‘,‘bertahap‘,dan ‗jenis/pola‘.
1. Sifat berkelanjutan/kontinuitas pendidikan dan pelatihan
Perspektif yang penting dalam pengembangan pendidikan keperawatan bencana adalah sifat
berkelanjutan/kontinuitas pendidikan dan pelatihan. Aktivitas praktik keperawatan baik yang
berkaitan dengan keperawatan bencana atau sebaliknya, tidak dapat dilakukan apabila program
pendidikan dailkaukan hanya sekali. Dalam masyarakat yang terus berubah, yang paling penting
adalah tenaga ahli keperawatan secara berkelanjutan mempertahankan dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dan mereka harus secara terus-menerus mempelajarinya
sehingga mereka akan siap memanfaatkan kapabilitasnya ketika hal itu diperlukan. Melanjutkan
pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam menghadapi situasi bencana, dimana keadaan
lingkungan spesifik yang berbeda dari biasanya (ditandai dengan terbatasnya penyediaan obat,
SDM dan fasilitas). Dalam situasi yang demikian tenaga professional perlu menangani aktifitas
di luar ruang lingkup dari tugas pokok sehari-hari.
Untuk memastikan bahwa pendidikan keperawatan bencana terus berjalan dan meningkatkan
tingkat kesiapsiagaan bencana di antara perawat, hal penting yang dilakukan adalah melihat
situasi dari perspektif keduanya baik pendidikan keperawatan dasar maupun pendidikan
berkelanjutan melalui pertanyaan sbb:
1. Bagaimana caranya supaya pendidikan keperawatan bencana dimasukan ke dalam
pendidikan keperawatan dasar sebelum mahasiswa menjadi perawat?
2. Bagaimana caranya supaya pendidikan keperawatan bencana dimasukkan ke dalam
pendidikan perawatan berkelanjutan setelah lulus?
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 7/25
4
Dan penting juga menetapkan kesempatan pendidikan dan pelatihan sehingga perawat dapat
mengembangkan pengetahuan mereka secara sistematis dalam bidang ini (gb 1)
Di Jepang, Palang Merah Jepang (JRCS:Japanese Red Cross Society) dan Pasukan Bela Diri
Jepang (SDF:Self-Defence Force) telah menangani pemberian pendidikan keperawatan bencana
secara aktif di pendidikan keperawatan dasar dan pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Misalnya, JRCS diminta untuk membantu dalam koordinasi aktivitas pertolongan sesuai dengan
Perjanjian Bantuan Bencana dan berdasarkan sejumlah Konvensi Jenewa, Keputusan Konferensi
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Undang-Undang Pokok Penanganan
Bencana dan undang-undang Penanganan Gempa Bumi Berskala Besar. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, JRCS telah merekrut, melatih, dan membina tenaga pertolongan dan menyiapkan
perlengkapan / materi pertolongan, dan telah berhasil dalam melaksanakan program pendidikan
medis dan keperawatan bencana. Di dalam program pendidikan keperawatan dasar di Akademi
Keperawatan dan Universitas keperawatan Palang Merah di seluruh Jepang terdapat mata kuliah
metode pertolongan pertama Palang Merah dan keperawatan bencana, maka mahasiswa
diberikan kesempatan untuk belajar keperawatan bencana selama mereka masih kuliah. Dalam
hal pendidikan keperawatan berkelanjutan, kurikulum pendidikan keperawatan bencana yang
harus diambil untuk menjadi tenaga pertolongan dimasukkan ke dalam pendidikan pelayanan di
rumah sakit (PBL: Praktik Belajar Lapangan) dan program pelatihan bencana juga dilakukan
secara berkala.
Gempa bumi besar di Hanshin-Awaji (1995) membawa peralihan pada pendidikan
keperawatan bencana yang sebelumnya hanya diberikan kepada kelompok perawat tertentu.
Pengalaman dari Gempa Bumi Besar di Hanshin-Awaji ini membuat perawat di seluruh Jepang
memiliki kepedulian yang tinggi tentang pentingnya pendidikan keperawatan bencana. Sebagai
Pendidikan Keperawatan
dasar
Pendidikan Keperawatan
berkelan utan
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 8/25
5
akibantnya banyak institusi pendidikan yang mulai mengimplementasikan pendidikan
keperawatan bencana ke dalam kurikulum kepeerawatan dasar mereka.
Namun demikian, metode implementasinya berbeda-beda di setiap institusi kartena tidak
adan standar pelaksanaan yang jelas. Contohnya, beberapa institusi telah mendirikan
keperawatan bencana sebagai mata kuliah tersendiri, di lain pihak telah memperkenalkannya
sebagai sebuah unit dalam mata kuliah keperawatan komunitas. Juga, beberapa institusi telah
menjadikannya sebagai materi kuliah wajib untuk semua mahasiswa, sedangkan ada juga yang
menjadikannya sebagai mata kuliah pilihan. Institusi-institusi lain juga memasukkannya di luar
kurikulum akademik normal, dan sebagai gantinya merekomendasikan mahasiswa untuk belajar
langsung di dalam latihan gabungan siap siaga bencana yang dilakukan oleh berbagai institusi
dan di dalam latihan itu, mahasiswa berperan sebagai korban bencana.
Kalau memikirkan bencana dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, dan bencana dalam skala
besar bertambah dewasa ini, maka semua mahasiswa keperawatan diharapkan mengembangkan
kepedulian terhadap bencana dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan di bidang ini. Mempelajari keperawatan bencana selama pendidikan keperawatan
dasar termasuk penting dari sisi pemberian motivasi mahasiswa untuk melanjutkan pelajarannya
setelah lulus.
Table 1 menunjukkan bagaimana keperawatan bencana telah dijadikan sebagai materi kuliah
wajib (30 jam per 1 SKS) di Universitas Keperawatan A. hal penting disini adalah program
pendidikan dasar mengidentifikasi bagaimana mahasiswa perlu dilatih serta apa yang harus
diketahui dalam mencapai tujuan. Mengetahui tingkat kemampuan praktik keperawatan bencana
yang dimiliki mahasiswa pada saat lulus akan mempermudah untuk menetapkan apa yang harus
diajarkan dalam program pendidikan keperawatan berkelanjutan, dan bagaimana
mengajarkannya, serta informasi apa yang perlu ditambahkan dalam fondasi pengetahuan dasar
mereka.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 9/25
6
2. Pendekatan „”Secara Bertahap” dalam Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan
Bencana
Kunci perspektif kedua dalam pengembangan pendidikan keperawatan bencana adalah
pendekatan ―secara bertahap‖, yaitu pendidikan perlu diberikan berdasarkan setiap tahap. Sama
seperti keterampilan praktik keperawatan yang dibina secara bertahap, keterampilan praktik
keperawatan pada saat bencana juga perlu dibina dengan cara yang sama supaya memperoleh
efektifitas yang optimal. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan yang telah disebutkan sebelumnya
: ―Bagaimana caranya su paya pendidikan keperawatan bencana dimasukkan ke dalam
pendidikan keperawatan berkelanjutan setelah lulus?‖. Itu juga berkaitan dengan perluasan peran
yang harus dimainkan oleh perawat selama terjadi bencana. Sebagai contoh, dalam keadaan
darurat, perawat biasa dan manajer / kepala perawat seharusya memainkkan peran yang berbeda.
Jika dibuat sistem pendiikan secara bertahap, seperti melaksanakan pendidikan dan pelatihan
secara bertahap sesuai dengan perkembangan dari perawat dan perluasan peran yang harus
dimainkan oleh perawat, atau perawat yang sudah menyelesaikan / lulus pendidikan dan
pelatihan tahap 1 akan diikutsertakan pada pendidikan dan pelatihan tahap berikut, maka
efektifitas dari pendidikan dapat ditingkatkan.
Setiap rumah sakit melakukan berbagai usaha untuk memberikan pendidikan dan pelatihan
secara bertahap8)9). Tabel 2 menunjukkan contoh bagaimana memberikan pendidikan secara
bertahap di rumah sakit dimana akan menjadi pusat pelayanan medis pada saat bencana. Dalam
contoh iini, mahasiswa yang baru direkrut oleh rumah sakit dilibatkan di dalam pelatihan pemula
dan belajar materi dasar. Berdasarkan hal ini rumah sakit telah membentuk beberapa tingkatan
peelatihan dimana perawat dapat mengikuti : pelatihan untuk perawat tingkat menengah yanng
telah bekerja 3 — 5 tahun, pelatihan untuk kepala perawat, dan pelatihan untuk ahli keperawatan
bencana berposisi membimbing perawat bencana yang lain.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 10/25
7
Target pelatihan Tujuan pelatihan Komponen Pelatihan Utama
Pelatihan untuk
perawat pemula (baru
mulai bertugas)
1. Mengembangkan
kesadaran dan
kepedulian yang tinggi
terhadap kesiapsiagaan
pada bencana
2. Mempelajari
pengetahuan dasar
yang dibutuhkan pada
saat bencana dan
melengkapiketerampilan dasar.
1. Pemahaman seluruh
struktur fasilitas /
sarana rumah sakit dari
sisi keamanan.
2. Mengkonfirmasikan
jalur evakuasi dan
jaringan komunikasi.
3. Pengkajian fisik
(asesmen fisik) latihan
membalut, danmetode pemindahan
pasien.
Pelatihan untuk perawat
menengah (berpengalaman 3
tahun)
1. Mempelajari
pengetahuan khusus
yang diperlukan pada
saat bencana dan
melengkapi
keterampilan.
2. Memahami peran
yang harus dimainkan
oleh perawat pada
saat bencana.
1. Definisi jenis bencana.
2. Pengetahuan dasar
keperawatan bencana.
3. Pelatihan triage.
4. System pencegahan
bencana,,
perlengkapan, dan
persediaan pada saat
bencana di dalam
rumah sakit.
5. Pelatihan evakuasi
untuk tsimulasi
bencana.pengetahuan
dan keterampilan
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 11/25
8
tentang pengobatan
darurat.
Pelatihan untuk kepala /
manajer perawat
1. Mempelajari
pengetahuan dan
keterampilan supaya
bisa menunjukan sifat
kepemimpinan
sebagai kepala /
manager perawat
pada saat bencana,
menyelamatkan
nyawa orang, dan
mencegah bencana
sekunder.
2. Memahami respon
organisasi terhadap
saat terjadi bencana
1. Peran kepala / manajer
perawat dalam pada
saat bencana
(penataan struktur
organisasi ketika
bencana terjadi
memanfaatkan sumber
dan ESDM yang efektif
, mengumpulkan dan
menyampaikan
informasi, dll)
2. Perawatan ketika
bencana terjadi
3. Penyusunan jaringan
dengan institusi terikat
pada saat bencana.
Pelatihan perawat ahli
bencana
1. Memahami peranana
dan tanggung jawab
dari tenaga ahli
keperawatan bencana.
2. Mampu memberikan
bimbingan pada
keperawatan bencana.
3. Mampu memahami
dan melakukan praktik
1. Ciri-ciri khusus dan
pengobatan bencana
2. Jenis bencana dan ciri-
ciri penyakit khusus
3. Perubahan siklus
bencana dan
kebutuhan
keperawatan
4. Perawatan untuk
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 12/25
9
dan memainkan peran
sebagai parawat
dalam berbagai fase
siklus bencana.
orang-orang yang
lemah pada bencana
5. Psikologi pada saat
bencana, kesehatan
mental korban dan
penyelamatan
6. Perencanaan dan
praktek pendidikan dan
pelatihan untuk
keperawatan bencana
Table 1: contoh pendidikan keperawatan bencana di universitas keperawatan A
Keperawatan bencana membutuhkan keterampilan khusus supaya dapat memberi respon
dengan cepat, fleksibel dan tepat dalam situasi yang tidak menentu dan tidak terduga.
Melengkapi perawat untuk memberikan perawatan dalam situasi darurat membutuhkan pelatihan
secara bertahap, namun beberapa keterampilan dasar yang diperlukan adalah kemampuan untuk
melakukan sebuah pengkajian fisik (asesmen fisik), memberikan pertolongan pertama, dan
membuat pertimbangan yang tepat.
Mahasiswa diharapkan telah mempelajari bagaimana melakukan pengkajian fisik dan
bantuan pertama dasar di dalam ruang kelas melalui latihan praktik, tetapi ini tidak berarti bahwa
mereka dapat menerapkan keterampilan keperawatan bencana. Hal penting dalam keperawatan
bencana. Hal penting dalam keperawatan bencana adalah menyadari perlunya pengembangan
lebih lanjut dari pendidikan perawat dan menguasai keterampilan khusus serta berupanya untuk
membina diri akan keterampilan dasar termasuk kemampuan membuat keputusan yang tepat.
Universitas kami menganggap bahwa bencana ― Bencana dan Keperawatan ‖ adalah mata
kuliah komperhensif dimana mahasiswa berupaya mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang didapatkan sebelumnya serta harus diambil oleh mahasiswa semester 8.
Berdasarkan kondisi pelajaran tersebut, tujuan dari mata kuliah ini adalah supaya mahasiswa
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 13/25
10
belajar siklus bencana secara keseluruhan; memahami masalah – masalah kesehatan, kebutuhan
keperawatan dan peran perawat dalam setiap siklus bencana . serta mendapatkan keterampilan
dasar yang mereka butuhkan untuk memberikan pelayanan keperawatan bencana. Untuk
meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, hal-hal yang penting adalah
mahasiswa perlu memahami bencana, pendekatan manajemen, dan perbedaan antara situasi
darurat dan yang normal (walaupun keduanya kondisi kritis), dan juga memiliki kemampuan
untuk berpikir tentang peranan perawat di dalam situassi darurat. Gambaran umum dari
kelas/mata kuliah ini seperti di bawah ini. Akhirnya setelah melakukan simulasi di ruang kelas,
kita akan bekerja sama dengan Red Cross Society/ Palang Merah untuk melakukan latihan di
luar sehingga mahasiswa dapat menyadari perbedaan bagaimana mereka mambayangkan
situasi darurat, dan keadaan darurat yang sesungguhnya seperti apa, sehingga mereka diberi
motivasi untuk melanjutkan pendidikannya di bidang ini di masa depan.
1. Gambaran umum bencana 1 pertemuan (90 menit)
Mempelajari definisi dan jenis bencana.
Memahami pengaruh bencana terhadap kesehatan masyarakat dan kehidupan
sehari-hari.
Memikirkan mengenai rawan bencana.
2. Gambaran umum manajemen bencana, 1 pertemuan 90 menit
Mempelajari ciri-ciri siklus bencana dan setiap fase bencana.
Memikirkan peran perawat dalam manajemen bencana.
3. Gambaran umum keperawatan bencana, 1 pertemuan (90 menit)
Memahami perbedaan antara keperawatan bencana dan keperawatan darurat.
Memikirkan kebutuhan keperawatan dalam setiap fase bencana.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 14/25
11
4. Topik Keperawatan bencana, 11 pertemuan (90 X 11 pertemuan)
Memahami ciri-ciri keperawatan selama fase akut bencana, 1 pertemuan (90
menit)
Mempelaari dasar-dasar triage, 2 pertemuan (90 menit X 2)
Memahami pentingnya kesehatan mental pada korban dan para penolong; dan
mempejakari metode dukungan, 2 pertemuan (90 menit X 2)
Memikirkan dukungann kepada penduduk di daerah paling lemah pada bencana, 2
pertemuan (90 menit X 2)
Praktek umum 9 simulasi di dalam kelas dan latihan di luar menggunakan studi
kasus0, 4 pertemuan (90 menit X 4).
Target pelatihan Tujuan pelatihan Komponen Pelatihan Utama
Pelatihan untuk
perawat pemula (baru
mulai bertugas)
3. Mengembangkan
kesadaran dan
kepedulian yang tinggi
terhadap kesiapsiagaan
pada bencana
4. Mempelajari
pengetahuan dasar yang
dibutuhkan pada saat
bencana dan
melengkapi
keterampilan dasar.
4. Pemahaman seluruh
struktur fasilitas /
sarana rumah sakit dari
sisi keamanan.
5. Mengkonfirmasikan
jalur evakuasi dan
jaringan komunikasi.
6. Pengkajian fisik
(asesmen fisik) latihan
membalut, dan metode
pemindahan pasien.
Pelatihan untuk perawat
menengah (berpengalaman 3
tahun)
3. Mempelajari
pengetahuan khusus
yang diperlukan pada
saat bencana dan
6. Definisi jenis bencana.
7. Pengetahuan dasar
keperawatan bencana.
8. Pelatihan triage.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 15/25
12
melengkapi
keterampilan.
4. Memahami peran yang
harus dimainkan oleh
perawat pada saat
bencana.
9. System pencegahan
bencana,,
perlengkapan, dan
persediaan pada saat
bencana di dalam
rumah sakit.
10. Pelatihan evakuasi
untuk tsimulasi
bencana.pengetahuan
dan keterampilan
tentang pengobatan
darurat.
Pelatihan untuk kepala /
manajer perawat
3. Mempelajari
pengetahuan dan
keterampilan supaya
bisa menunjukan sifat
kepemimpinan sebagai
kepala / manager
perawat pada saat
bencana,
menyelamatkan nyawa
orang, dan mencegah
bencana sekunder.
4. Memahami respon
organisasi terhadap
saat terjadi bencana
4. Peran kepala / manajer
perawat dalam pada
saat bencana (penataan
struktur organisasi
ketika bencana terjadi
memanfaatkan sumber
dan ESDM yang efektif
, mengumpulkan dan
menyampaikan
informasi, dll)
5. Perawatan ketika
bencana terjadi
6. Penyusunan jaringan
dengan institusi terikat
pada saat bencana.
Pelatihan perawat ahli 4. Memahami peranana 7. Ciri-ciri khusus dan
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 16/25
13
bencana dan tanggung jawab
dari tenaga ahli
keperawatan bencana.
5. Mampu memberikan
bimbingan pada
keperawatan bencana.
6. Mampu memahami
dan melakukan praktik
dan memainkan peran
sebagai parawat dalam
berbagai fase siklus
bencana.
pengobatan bencana
8. Jenis bencana dan ciri-
ciri penyakit khusus
9. Perubahan siklus
bencana dan kebutuhan
keperawatan
10. Perawatan untuk orang-
orang yang lemah pada
bencana
11. Psikologi pada saat
bencana, kesehatan
mental korban dan
penyelamatan
12. Perencanaan dan
praktek pendidikan dan
pelatihan untuk
keperawatan bencana
Sebagai tambahan, di Jepang, pendidikan keperawatan bencana juga dilakukan di luar
rumah sakit dimana perawat bekerja. Sebagai contoh, Asosiasi Keperawatan Jepang (JNA:
Japanese Nursing Association)‖ sebagai organisasi fungsional (professional) perawat mulai
memberikan pendidikan keperawatan bencana sebagai bagian dari mata kuliah keperawatan
berkelanjutan sejak bulan juni 2000. Tujuan dari pelatihan yang biasanya 2 hari ini adalah
untuk ―meningkatkan pengetahuan mengenai bencana dan kemampuan, mempersiapkan serta
menciptakan organisasi yang dapat merespon segala sesuatu bencana‖. Topic utama yangdiangkat adalah dasar-dasar dari pengobatan pada saat bencana, keperawatan bencana yang
nyata, manajemen krisis di dalam masyarakat / komunitas, kegiatan perawatan yang nyata di
tempat pengungsian, dan kegiatan pelayanan kesehatan mental pada saat bencana. Sesi
pelatihan ini dibuka untuk seluruh anggota perawat yang telah terdaftar sebelumnya. Selama 4
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 17/25
14
tahun, sejak 2000 hingga 2003, pelatihan ini telah melatih perawat sebanyak 1390 orang dan
pelatihan ini telah memberikan kesempatan bagi banyak perawat untuk belajar pengetahuan
dan keterampilan yang khusus yang diperlukan untuk keperawatan bencana.
3. Jenis-jenis dan Pola Pendidikan dan Pelatihan
Kunci perspektif ketiga dalam pengembangan pendidikan keperawatan bencana adalah
jenis/pola pendidikan dan pelatihan. Ada bermacam-macam jenis pendidikan dan strategi yang
perlu diadopsi dalam rangka meningkatkan efektifitas pendidikan dengan memilih jenis
pendidikan khusus yang didasari pada tujuan pelatihan, kesiapan partisipan, dari kebutuhan
pelajaran.
a) Pengkategorian melalui tingkat ketepatan rencana dan isi terhadap partisipan
pelatihan
Jenis-jenis dari pendidikan dan pelatihan dapat dikategorikan atas dasar tingkat ketepatan
partisipan dengan rencana dan isi sebagai berikut. Hal ini berdasarkan buku pedoman untuk
pembentukan organisasi yang disusun oleh Pan American Health Organization (PAHO).
(1) Latihan yang telah direncanakan sebelumnya :
Ini adalah latihan-latihan yang dilakukan atas dasar scenario yang telah direncanakan.
Glari resik kadang-kadang dilakukan. Dengan pelaksanaan pelatihan beberapa kali, yang
berdasarkan manual penanganan bencana, maka hal itu akan membantu partisipan untuk lebih
mengenali tugas dan perannya sendiri.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 18/25
15
(2) Pelatihan mendadak (tanpa diberitahukan secara rinci)
Pada jenis latihan ini partisipan hanya mengetahui informasi mengenai pelaksanaan
pelatihan dan hal-hal yang utama saja.
(3) Latihan ditempat kerja yang dirahasiakan (dilaksanakan secara mendadak
ditempat kerja)
Hanya sedikit saja yang mengetahui pelatihan itu dilakukan ditempat kerja. Jenis
pelatihan ini adalah tidak efektif jika peserta menerima pelatihan yang secukupnya melalui
latihan-latihan yang berulang-ulang sebelumnya dari jrnis latihan ertama dan kedua yang telah
dijelaskan diatas
b) Pengkategorian melalui metode pendidikan
Jenis pendidikan dan pelatihan yang dikategorikan melalui metode pelatihan seperti 1)
kuliah dan 2) praktik. Praktik termasuk pelatihan dasar , simulasi di dalam kelas, dan simulasi
di luar kelas.
(1) Kuliah
Kuliah merupakan hal yang penting dalam rangka membantu peserta
mendapatkan pengetahuan pokok yang mereka butuhkan untuk mendukung praktik
keperawatan bencana dan memotivasi pembelajaran peserta. Perkuliahan yang
menggunakan alat / bahan membantu peserta untuk membayangkan / mendapatkan
gambaran situasi bencana dan lebih memahami materi yang telah dipelajari.
(2) Praktik
Praktik adalah cara yang penting supaya pengetahuan yang telah mereka pelajari
melalui kuliah akan diterapkan pada saat pelaksanaan yang nyata. Bahkan praktiknya
menjadi lebih efektif ketika mengikuti tahap – tahap seperti berikut ini. Praktik
pelatihan dasar didesain untuk membantu peserta mendapatkan keterampilan dasar
yang penting dalam situasi darurat seperti triage, pertolongan pertama, cara
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 19/25
16
memindahkan / mengangkut pasien, dan pembukaan dan manajemen tempat
pertolongan. Kemudian simulasi di kelas dengan kerja kelompok dilakukan
berdasarkan scenario hipoten, seperi menetapkan jenis bencana dan skala bencana,
fase siklus bencana dan tempat aktivitas. Lebih lanjut, informasi yang diperoleh dari
simulasi di kelas dapat digunakan untuk menciptakan simulasi di luar kelas sebagai
kesempatan belajar yang praktis dan komprehensif. Ketika simulasi dimanfaatkan
conoh bencana sebelumnya yang familier bagi peserta, maka simulasi cenderung
lebih mudah bagi peserta untuk mengikuti pelatihan tersebut dan menjadi sangat
efektif.
c) pengkategorian melalui peserta pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dapat dikategorikan berdasarkan lingkup para peserta sebagai
berikut :
(1) Pendidikan dan pelatihan untuk perawat
Pendidikan dan pelatihan ini ditunjukan kepada perawat, dan isinya telah dijelaskan
sebelumnya, maka tidak dibahas lagi disini. Yang perlu diperhatikan adalah untuk
memperlihatkan kemampuan seseorang didalam situasi darurat, peserta harus
berpartisipasi secara aktif dalam kesempatan belajar dan latihan, belajar tentang cara
menghadapi situasi bencana dan meningkatkan tingkat kesiagaan diri pada saat
normal. Pada waktu sama, penting juga mengembangkan ―praktek keperawatan
yang berbasis ― dalam praktik keperawatan setiap hari. Perawat yang dapat
membuat observasi secara teliti dengan menggunakan seluruh panca indera selama
melakukan aktivitas keperawatan yang biasa mereka lakukan, dan dapat membuat
keputusan yang akurat yang didasari pada observasi ini, akan mendapatkan
kemampuan untuk memutuskan secara cepat dan mengambil tindakan yang tepat pada saat bencana. Akumulasi dari pengalaman keperawatan yang dilakukan setiap
hari akan menjadi daya penggerak yang menyokong praktik keperawatan bencana.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 20/25
17
(2) Pendidikan dan pelatihan untuk tim medis
Ketika bencana terjadi, rumah sakit yang ada di dekat lokasi bencana akan memainkan
peran untuk mengirim tim medis ke lokasi bencana, menerima korban luka/sakit,
bekerjasama dengan rumah sakit yang mendukung untuk membantu dan menerima staf
medis dari/ keinstitusi medis, memasok persediaan obat-obatan dan menerima
perpindahan pasien. Agar pengiriman tim medis ke lokasi bencana berjalan lancar,
rumah sakit perlu membentuk tim medis di dalam rumah sakit itu sebelumnya dan tim
medis tersebut harus diberi pendidikan dan pelatihan. Sebagai contoh , rumah sakit B
yang menjadi RS basis pada saat bencana selalu membentuk 9 tim yang terdiri dari 2
dokter, 3 perawat, 2 petugas administrasi (kadang-kadang termasuk farmasi) dan
mereka telah mengembangkan sebuah system untuk pengiriman tim ini dalam peraturanshift ketika bencana terjadi. Selain itu, setaun sekali, rumah sakit ini melakukan
program pelatihan selama 2 hari penuh yang terfokus pada pelatihan dasar (termasuk
pemasangan tenda) dan triage, sehingga tim ini siap bertugas pada saat darurat.
Penting juga mengembangkan system ini untuk akomodasi jumlah yang besar dari
pasien yang terkena luka dan membuat latihan untuk system implementasi. Ini
memerlukan control pada perencanaan internal di rumah sakit dalam menghadapi
bencana, sebagai contoh bagaimana aktivitas harus dikoordinasikan pada setiap institusi
medis, pendirin pusat penanganan bencana internal, penempatan area triage dan tempat
tindakan, pengalokasian SDM dan material, dan pemanggilan staf secara darurat.
(3) Pelatihan gabungan dengan institusi lain yang terkait
Ketika bencana terjadi, 1 tim medis dapat beroperasi sendiri atau adakalanya
bekerjasama dengan beberapa tim medis, pemadam kebakaran, tenaga pasukan militer,
pemerintah dan organisai relawan untuk mengatasi situasi bencana tersebut. Oleh
karena it, tidak hanya melakukan pendidikan dan pelatihan untuk tim individu medis
yang telah dijelaskan diatas, tetapi penting juga melakukan aktivitas pelatihan gabungan
yang bertujuan untuk melakukan kerjasama antara institusi terkait. Di jepang,
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 21/25
18
dilaksanakan pelatihan gabungan bencana tingkat prefektur, kota dan rukun tetangga
(RT).
Sebaiknya latihan-latihan ini dilakukan secara berkala dimana telah dibuat scenario
berkenaan dengan jenis dan skala yang diperkirakan dan juga jumlah korban,
identifikasi peranan dan ruang lingkup tanggung jawab dari setiap institusi dan peserta
yang terlibat dan metode komunikasi satu sama lain.
(4) Pelatihan gabungan yang dilibatkan penduduk setempat dan organisasi relawan
Penting sekali melibatkan penduduk setempat dalam latihan bencana. Dengan
partisipasi penduduk setempat sebagai pemeran pasien pada latihan-latihan yang
dijelaskan diatas, maka penduduk setempat diberikan kesempatan penyuluhan terhadap
pencegahan bencana dan pada saat yang sama pelatihan gabungan menjadi lebih
dinamis dan realistis bagi instansi yang terkait. Ada juga upaya-upaya melakukan
latihan yang diikuti kelompok wanita, anggota pemadam kebakaran, dan kelompok
relawan local untuk melatih diri di dalam peran khusus yang dapat mereka mainkan
seperti mempersiapkan makanan (bagian dapur), pengiriman dan pembagian barang
bantuan kepada korban.
d) Pendidikan dan pelatihan khusus
Sebagai tambahan diatas, berikut ini adalah jenis-jenis pendidikan dan pelatihan khusus.
1.DMAT (Disaster Medical Assistance Team)
DMATs adalah tim medis yang dikirim pada saat bencana yang telah dilatih khusus dan
dapat diaktifkan sewaktu-waktu agar dapat bergerak dalam fase akut bencana (dalam 48
jam pertama). Di jepang, setifikat DMAT diberikan oleh Departemen kesehatan, tenaga
kerja dan kesejahteraandimulai pada tahun 2006 ddan sampai 2007sebanyak 386 pada
272 organisasi/sarana telah menyelesaikan pelatihan ini, menghasilkan 2391 petugas
DMAT. Dari jumlah ini, 992 orang adalah perawat.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 22/25
19
2.MIMMS (Major Incident Medical Management and Support)
MIMMS adalah program pealtihan selama 3 hari dimana personil medis dan kesehatan
(dokter, perawat, tenaga ambulan dll) mempelajari cara-cara yang sistematis dari
pendekatan kecelakaan besar dan bencana.Program ini sedang diterapkan secara luas di
inggris dan Australia dan sekarang sedang berkembang dan menjadi standar umum di
eropa.
Bagian ini telah dipertimbangkan dari 3 perspektif fundamental yakni ―berkelanjutan‖<
―secara bertahap‖, dan ―jenis/pola‖ sebagai pemikiran pengembangan pendidikan
keperawatan bencana. Pengembangan sumber daya manuisa merupakan hal yang harus
ada untuk bersiap pada bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Berdasarkan ini, kita
harus menciptakan kesempatan pendidikan dan pelatihan dan pengembangan system-
sistem pendidikan keperawatan bencana.
3. Menuju perbaikan program pendidikan keperawatan bencana.
Akhirnya, di bagian ini akan didiskusikan upaya-upaya yang sedang dilakukan
mengenai pengembangan lebih lanjut dari pendidikan bencana.
Pertama, menangani upaya-upaya yang sedang berlangsung dalam mengevaluasi dan
mengembangkan program pelatihan dan pendidikan yang sedang diimplementasikan
dalam bidang pendidikan keperawatan bencana adalah hal penting, sama seperti
pentingnya mengevaluasi bagaimana aktivitas pendidikan yang baik dalam
menyampaikan tujuan yang telah didesaindan membuat perbaikan yang diperlukan.
Tanpa evaluasi ini, tidak mungkin mendapatkan informasi tentang bagian mana yang
diperlukan . Tanpa evaluasi ini, tidak mungkin mendapatkan informasi tentang bagian
mana yang memerlukan perbaikan. Sama dengan seluruh aktivitas pendidikan harus
mengikuti siklus PDCA (Plan, Do, Cheak, Art). Dalam proses ini, harus dipertanyakan
apakah isi dari pendidikan dan pelatihan yang diberikan untuk menghasilkan tujuan
pendidikan dan pelatihan yang diberikan untuk menghasilkan tujuan pendidikan yang
khusus telah tepat atau pendidikan yang khusus telah tepat atau belum dan apakah
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 23/25
20
metode pengajarannya telah efektif atau belum. Kunci kedua dalah pengembangan
materi pelajaran. Materi pelajaran yang digunakan ketika meneruskan pendidikan
keperawatan bencana termasuk teks dan materi video yang digunakan dalam kuliah,
studi kasus yang digunakan pada saat latihan dikelas dan diluar kelas serta berbagai alat
peraga/ model yang digunakan untuk menambah realitas selama pelatihan dilakukan.
Untuk meningkatkan efek pendidikan itu, penting untuk mengembangkan materi ini,
maka hal ini perlu dipertimbangkan. Kunci ketiga adalah pengembangan sumber daya
manusia (SDM). Dalam hal ini penting untuk mengembangkan keterampilan pengajar
yang melakukan aktivitas pendidikan keperawatan bencana. Pembinaan spesialis
pendidikan keperawatan bencana merupakan tantangan besar untuk masa depan.
7/15/2019 1. Print Benkep Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/1-print-benkep-jadi 24/25
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini telah memfokuskan pada pendidikan keperawatan bencana sebagai salah satu
upaya kongkrit yang dilakukan dalam rangka kesiapsiagaan bencana dan telah
menjelaskan pendekatan dasar dan contoh kongkrit untuk mengembangkan pendidikan
dan pealtihan dengan melihat bgaimana system pendidikan dan pelatihan perlu
dikembangkan/ ditata.
Pendidikan keperawatan bencana adalah salah satu aktivitas yang dilakukan selama
masa tenang satu aktivitas yang dilakukan selama masa tenang dari siklus bencana.
Perawat mempunyai peranan penting dalam fase ini, yakni menignkatkan kesadarannya
terhadap bencana dan pada saat normal memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk keperawatan bencana. Untuk melakukan tugas ini perlu
mengembangkan kesiapsiagaan pada bencana dengan mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan diri sendiri melalui program pendidikan dan pelatihan
secara berkala dan berkelanjutan dan perlu terus melanjutkan praktik keperawatandidalam aktivitasnya sehari-hari.Untuk mengembangkan kemampuan praktik pada
keperawatan bencana bagi perawat, maka hal ini menjadi penting untuk
mengembangkan program pendidikan bencana yang menekankan ― berkelanjutan‖,
―secara bertahap‖, dan ―jelas/pola‖ mengevaluasi terhadap program pendidikan dan
pelatihan yang sedang / telah dilaksanakan serta melakukan upaya yang berkelanjutan
untuk perbaikannya.
B. Saran
top related