antelmentik print

Upload: taufik-prabowo

Post on 13-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    1/18

    LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

    ANTELMENTIK

    DISUSUN UNTUK MEMENUHI LAPORAN

    MATA KULIAH FARMAKOLOGI

    Disusun oleh :

    Bella Sakti Oktora (12010012)

    Darma Wijaya (12010016)

    Fuji Rahayu (12010030)

    S-1 FARMASI REGULER

    DOSEN PENGAMPU

    Siti Mariam, M.Farm, Apt

    PROGRAM STUDI STRATA 1 FARMASI REGULER

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR

    NOVEMBER 2014

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    2/18

    I. Judul Praktikum

    Antelmentik

    II. Tujuan Praktikum

    Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan mahasiswa:

    1.

    Untuk mengetahui dan memahami efek yang ditimbulkan dari pemberian obat

    antelmentik umum yaitu pirantel pamoat dan simplisia yang berkhasiat

    membunuh cacing pada hewan coba cacing tanah.

    2.

    Dapat merancang dan melakukan eksperimen sederhana untuk menguji

    aktivitas antelmentik (anti cacing) suatu bahan uji secara in vitro.

    III. Dasar Teori

    Antelmintik atau obat cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan

    cacing dalam tubuh manusia dan hewan. Yang tercakup dalam istilah ini adalah

    semua zat yang bekerja lokal menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-

    obat sistemis yang membasmi cacing maupun larvanya yang menghinggapi organ

    dan jaringan tubuh.

    Banyak antelmintik dalam dosis terapi hanya bersifat melumpuhkan

    cacing, jadi tidak mematikannya. Guna mencegah jangan sampai parasit menjadi

    aktif lagi atau sisasisa cacing mati dapat menimbulkan reaksi alergi, maka harus

    dikeluarkan secepat mungkin (Tjay dan Rahardja, 2002:185).

    Contoh zat aktif antelmintik yang lazim digunakan, diantaranya:

    Pirantel Pamoat

    Untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang. Mekanisme

    kerjanya menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi

    imfuls, menghambat enzim kolinesterase. Absorpsi melalui usus tidak baik,

    ekskresi sebagian besar bersama tinja,

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    3/18

    segera mati. Di samping itu pirantel pamoat juga berkhasiat laksans lemah. . (Tjay

    dan Rhardja, 2002:193)

    Resorpsinya dari usus ringan kirakira 50% diekskresikan dalam keadaan

    utuh bersamaan dengan tinja dan lebih kurang 7% dikeluarkan melalui urin. Efek

    sampingnya cukup ringan yaitu berupa mual, muntah, gangguan saluran cerna dan

    kadang sakit kepala. (Tjay dan Rhardja, 2002:193). Dosis terhadap cacing kremi

    dan cacing gelang sekaligus 2-3 tablet dari 250 mg, anak-anak 2 tablet sesuai usia

    (10mg/kg). (Tjay dan Rhardja, 2002:193). Dosis tunggal pirantel pamoat 10mg/kg

    Bb (ISO, 2009 : 81).

    Kunyit

    Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domesticaVal.),

    adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia

    Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,

    Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orangIndonesia danIndia serta

    bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sinonimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_rempahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinonim
  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    4/18

    pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

    Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar.

    Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit

    dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal,

    sepertiturmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan

    Malaysia), kunir(Jawa), koneng(Sunda), konyet(Madura).

    Kunyit adalah rempah-rempah yang biasa digunakan dalam masakan di

    negara-negara Asia. Kunyit sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan

    sejenisgulai,dan juga digunakan untuk memberiwarna kuning pada masakan, atau

    sebagai pengawet. Produk farmasi berbahan baku kunyit, mampu bersaing dengan

    berbagai obat paten, misalnya untuk peradangan sendi (arthritis- rheumatoid)atau

    osteo-arthritis berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil

    butason dengan harga yang relatif mahal atau suplemen makanan (Vitamin-plus)dalam bentuk kapsul. Dalam bahasa Banjar kunyit biasa pula disebut Janar.

    Produk bahan jadi dari ekstrak kunyit berupa suplemen makanan dalam

    bentuk kapsul (Vitamin-plus) pasar dan industrinya sudah berkembang. Suplemen

    makanan dibuat dari bahan baku ekstrak kunyit dengan bahan tambahan Vitamin

    B1, B2, B6, B12, Vitamin E,Lesitin,Amprotab,Mg-stearat,Nepagin danKolidon

    90.

    Umbi (rimpang)yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai

    obat, umbi (rimpang) kunyit berkhasiat untuk mendinginkan badan, membersihkan,mempengaruhi bagian perut Khususnya padalambung , merangsang, melepaskan

    lebihan gas di usus, menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah,

    selain dari itu juga digunakan sebagai bahan dalam masakan.

    Kunyit juga digunakan sebagai obat anti gatal, anti septik dan anti kejang

    serta mengurangi pembengkakan selaput lendir mulut.Kunyit dikonsumsi dalam

    bentuk perasan yang disebutfiltrat,juga diminum sebagai ekstrak atau digunakan

    sebagaisalep untuk mengobati bengkak dan terkilir. Kunyit juga berkhasiat untuk

    menyembuhkan hidung yang tersumbat, caranya dengan membakar kunyit dan

    menghirupnya.

    Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut

    kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin , desmetoksikumin sebanyak 10%

    danbisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti

    minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,

    Zingiberen 25%, felandren , sabinen , borneol dan sineil. Kunyit juga

    mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak

    3%,Protein 30%,Pati 8%,Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat

    besi, fosfor, dan kalsium.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jahehttp://id.wikipedia.org/wiki/Zingiberaceaehttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritis-_rheumatoid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Natrium_deklofenak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piroksikam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenil_butason&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenil_butason&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lesitinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amprotab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mg-stearat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nepagin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolidon_90&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolidon_90&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rimpanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filtrat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salep&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kurkuminhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Desmetoksikumin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bisdesmetoksikurkumin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keton_sesquiterpen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Turmeron&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tumeon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Felandren&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabinen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Borneol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sineil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_Chttp://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_Chttp://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sineil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Borneol&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sabinen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Felandren&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tumeon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Turmeron&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keton_sesquiterpen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bisdesmetoksikurkumin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Desmetoksikumin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kurkuminhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salep&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Filtrat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Lambunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Rimpanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolidon_90&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolidon_90&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nepagin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mg-stearat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amprotab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lesitinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenil_butason&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fenil_butason&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piroksikam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Natrium_deklofenak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritis-_rheumatoid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Warnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gulaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Zingiberaceaehttp://id.wikipedia.org/wiki/Jahe
  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    5/18

    Temulawak

    Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong

    dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dariIndonesia, khususnya

    Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan

    wilayahbiogeografiMalesia.Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada

    di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia

    Tenggara dapat ditemui pula

    diChina,Indochina,Barbados,India,Jepang,Korea,Amerika Serikat dan beberapa

    negaraEropa.

    Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede,

    sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik

    pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan

    berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang

    dengan baik pada tanah yang gembur.

    Ternaberbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari

    2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daunyang tegak dan saling

    bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan

    sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarnacokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang

    membentuk daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun

    lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun

    31 cm84 cm dan lebar 10 cm18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43

    cm 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun

    agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol

    yakni perbungaan lateral,. tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang

    tangkai 9cm 23cm dan lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang

    panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga

    berwarna putih berbulu, panjang 8mm13mm, mahkota bunga berbentuk tabung

    http://id.wikipedia.org/wiki/Zingiberaceaehttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogeografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Malesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filipinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Chinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indochinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Barbadoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelepah_daunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rimpanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lateral&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lateral&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Rimpanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelepah_daunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ternahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Barbadoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Indochinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Chinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Filipinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biogeografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Zingiberaceae
  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    6/18

    dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang

    berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang

    1.25cm2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua

    atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.

    Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung,

    1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat

    meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman

    ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol,

    antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker, dan antimikroba.

    Cacing yang digunakan, yaitu:

    1. Cacing Tanah

    Kerajaan :Animalia

    Filum :Annelida

    Kelas :Clitellata

    Ordo : Haplotaxida

    Famili :Lumbricoides

    Jenis :Lumbricoides terrestris

    Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang

    adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan

    Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik

    yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata). Namun Annelida

    merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. (Anonim.B)Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh

    annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia. Bentuk tubuhnya

    simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin. (Anonim.B)

    Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya. Antara

    satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh

    darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen

    lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi

    http://id.wikipedia.org/wiki/Animaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Animaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Animaliahttp://id.wikipedia.org/wiki/Annelidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Annelidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Annelidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Clitellata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Clitellata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Clitellata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Clitellata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Annelidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Animalia
  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    7/18

    cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan

    kontraksi otot. (Anonim.B)

    Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang

    (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut,

    faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus. Cacing ini sudah memiliki

    pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup. Darahnya

    mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang

    melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. (Anonim.B)

    Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali. Ganglia otak

    terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi

    yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor. Nefridia (tunggalnefridium)

    merupakan organ ekskresi yang terdiri dari saluran. Nefrostom merupakan

    corong bersilia dalam tubuh. Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat

    kotoran keluar. Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya.

    (Anonim.B)

    Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang

    parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida

    umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian

    hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup di berbagai tempat

    dengan membuat liang sendiri. (Anonim.B)

    Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan

    gamet. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian

    beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu

    (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). (Anonim.B)

    Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut

    banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea. (Anonim.B)

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    8/18

    IV. Alat dan Bahan

    a.

    Alat

    1. Botol semprot.

    2. Beaker Glass.

    3. Petridis 24 pasang.

    4.

    Gelas Ukur.

    5. Stopwatch.

    b.

    Bahan

    1. Cacing tanah.

    2. Larutan obat cacing pirantel pamoat.

    3. Larutan simplisia kunyit.

    4. Larutan simplisia temulawak.

    5.

    Larutan NaCl fisiologis.

    V.

    Cara Kerja

    1. Dibuat larutan control + dari obat pirantel pamoat . Masing-masing kelompok

    membuat larutan 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%.

    2. Dibuat larutan dari simplisia temulawak dengan masing-masing konsentrasi

    seperti pada pirantel pamoat. Begitu pula larutan dari simplisia kunyit.

    3. Disiapkan 24 pasang Petridis.

    4. Larutan dimasukkan masing-masing ke dalam Petridis. Larutan yang digunakan

    adalah larutan obat pirantel pamoat, larutan simplisia temulawak, larutan

    simplisia kunyit, dan NaCl fisiologis.

    5.

    Lalu masing-masing Petridis yang berisi larutan yang berbeda-beda masing-masing dimasukkan cacing ke dalamnya. Ditutup dengan penutup etridis namun

    dibuka sedikit untuk celah sirkulasi udara.

    6. Diamati yang terjadi pada cacing.

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    9/18

    VI. Hasil dan Pembahasan

    a.

    Hasil Pengamatan

    Bahan uji Konsentrasi T0 Menitke-

    Respon yang diamati Tmati

    Kontrol +

    Pyranthel

    pamoat

    (5%) 10 ml 00.00.00

    Mulai

    00.04.30 Normal

    00.08.00 Lemas

    00.11.45 Tubuh cacing lisis

    berubah warna putih

    00.30.00 Sudah mulai tidak

    aktif

    00.50.00

    Tidak mati

    (10%) 10 ml 10.26.00

    Mulai

    10.37.00 Diam

    10.46.00 Diam dan berubah

    warna / lisis

    10.59.00

    Tidak mati

    (15%) 10 ml 00.01.00

    Mulai

    00.03.00 Lemas

    00.08.00 Mulai diam

    00.11.00 Pergerakan sedikit

    00.38.00 Gerak kembali

    00.42.00 Lemas

    00.65.00

    Tidak mati

    (20 %) 10

    ml

    00.00.00

    Mulai

    00.05.00 Normal

    00.38.25

    Tidak mati

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    10/18

    (25%) 10 ml 10.26.00

    Mulai

    00.37.00 Lemas

    00.48.20 Sudah mulai tidak

    aktif

    00.48.21

    Tidak mati

    (30%) 10 ml 10.49.00

    Mulai

    10.51.00 Menggeliat

    10.54.00 Berontak / kejang

    10.57.00

    Mati dalam

    kondisitubuh keras

    Kontrol

    NaCl

    (5%) 10 ml 00.00.00

    Mulai

    00.04.30 Normal

    00.11.45 Kulit berubah waran

    Tubuh cacing lisis

    berubah warna

    menjadi bening

    00.30.00 Sudah mulai tidak

    aktif

    00.45.00 Lemas / hampir mati

    00.50.00

    Tidak mati

    (10%) 10 ml 10.26.00

    Mulai

    10.26.00 Normal

    10.37.00 Gerak

    10.46.00 Perubahan warna/

    tubuh menjadi lisis

    10.59.00 Gerakgerak

    10.59.00

    Tidak mati

    (15%) 10 ml 00.01.00 00.03.00 Tenang / diam

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    11/18

    Mulai 00.38.00 Gerak kembali

    00.65.00 Lemas

    00.65.00

    Tidak mati

    (20%) 10 ml 00.00.00

    Mulai

    00.35.00 Normal

    00.40.00

    Tidak mati

    (25%) 10 ml 10.26.00

    Mulai

    00.00.00 Aktif

    00.40.00 Lemas / diam

    00.40.00

    Tidak mati

    (30%) 10 ml 00.00.00

    Mulai

    Sampai

    selesai

    Tidak mati

    Kunyit (5%) 00.00.00

    Mulai

    00.02.00 Berontak / menggeliat

    sampai loncat

    00.04.30 Lemas

    00.08.00 Keluar lendir

    00.09.10 Setengah badannya

    kaku

    00.10.10 Lembek

    00.21.35 Hampir mati

    00.26.00

    Mati

    (10%) 10.26.00

    Mulai

    10.26.00 Beraksi loncat

    10.37.00 Melingkarlingkar,

    lemas

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    12/18

    10.46.00 Lemas, struktur tidak

    menentu

    10.57.00 Lembek

    10.57.00

    Lalu mati

    (15%) 00.00.00

    Mulai

    00.00.00 Menggeliat / loncat

    00.03.00 Lemas

    00.09.00 Mulai diam

    00.14.00 Pergerakan sedikit

    00.30.00 Volume badan

    bertambah karena

    menyerap kunyit

    00.38.00 Tidak bergerak

    00.42.00 Absorpsi / lisis

    00.53.00

    Mati dalamkeadaan

    Lembek

    (20%) 00.00.00

    Mulai

    00.05.00 Lemas

    00.30.00 Lemas mulai Keras

    00.35.00 Keras

    00.38.46

    Mati dalam

    kondisi

    keras

    (25%) 10.26.00

    Mulai

    00.35.20 Berlendir

    00.43.05 Lembek

    00.45.00 Mulai tidak aktif

    00.45.00

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    13/18

    Tidak mati

    (30%) 10.27.00

    Mulai

    10.28.00 Lemas

    10.30.00 Menggeliat mulai

    berkurang

    10.37.00 Sangat lemas

    10.53.00

    Mati dalam

    kondisi

    lembek

    Temulawak (5%) 00.00.00

    Mulai

    00.04.30 Menggeliat / aktif

    (obat beraksi)

    00.13.00 Lemas / melemah

    00.15.00 Tubuh keras

    00.18.00 Temulawak

    terabsorpsi banyak

    sehingga tubuh lisis

    00.21.35 Hampir mati

    00.35.20

    Mati

    (10%) 10.26.00

    Mulai

    10.26.00 Loncat karena obat

    telah beraksi

    10.37.00 Lemas

    10.46.00 Lembek dan lemas

    10.59.00

    Lemas lalu

    diam

    mungkin

    mati

    (15%) 00.00.00 00.01.00 Menggeliat

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    14/18

    Mulai 00.03.00 Lemas, pergerakan

    pelan

    00.14.00 Pergerakan sedikit

    00.30.00 Pucat / lisis, lembek

    00.38.00 Tidak bergerak lagi

    00.39.00

    Mati

    (20%) 00.00.00

    Mulai

    00.00.00 Normal

    00.05.00 Lemas

    00.35.00 Lembek

    00.39.49

    Mati

    (25%) 10.26.00

    Mulai

    00.09.15 Lemas

    00.16.05 Lembek

    00.42.30

    Mati

    (30%) 10.25.00

    Mulai

    10.26.00 Mulai mengeliat lalu

    lemas

    10.39.00 Terjadi lisis

    10.43.00 Sediki bergerak

    10.45.00 Tubuh lebih hancur

    10.55.00

    Mati

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    15/18

    b. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini, yang menjadi bahan amatan pengamat(penguji)

    adalah aktivitas pirantel pamoat, kunyit, temulawak dan larutan fisiologis NaCL

    0,9% sebagai obat antelmintik yang bekerja dalam mempengaruhi sistem saraf

    dari cacing yang akan diamati efeknya.

    Pada prosedur awal, cacing yang digunakannya haruslah berupa cacing

    pita babi (Ascaris suum) jantan dan betina, namun karena keterbatasan sumber

    daya, maka diganti oleh cacing tanah (Lumbricoides terrestris), hal ini dapat

    dilakukan karena yang akan diamati oleh pengamat adalah aktivitas piperazin

    sitrat dan pirantel pamoat terhadap aktivitas sistem saraf pusat, jadi dapat

    digantikan oleh jenis cacing lain, dan yang lebih memudahkannya adalah bila

    menggunakan cacing tanah tidak diperlukan dua jenis cacing dari jenis kelamin

    yang berbeda, karena cacing tanah merupakan cacing berkelamin ganda

    (hemaprodit).

    Sebagai kontrol positif parirantel pamoat mekanisme kerjanya

    menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi imfuls,

    menghambat enzim kolinesterase. Absorpsi melalui usus tidak baik, ekskresi

    sebagian besar bersama tinja,

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    16/18

    dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin dan juga

    protein ,pati, serta zatzat minyak atsiri.Minyak atsiri temulawak mengandung

    phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal.

    Pada awal praktikum, setiap kelompok diberikan ketentuan dosis yang

    berbeda-beda untuk tiap kelompoknya dan sebelum semua prosedur dilakukan

    hal awal yang dilakukan pertama kali ialah pengambilan/pemilihan cacing

    sebanyak 4 cacing Setelah itu, dilakukanlah penyiapkan sediaan uji, yaitu

    berupa pirantel pamoat, larutan kunyit 5% , larutan temulawak 5% dan NaCl

    masing-masing sebanyak 10 ml. Siapkan 4 cawan petri kemudian beri label

    sesuai cairan sampel obat, tuangkan semua cairan pada masing-masing petrinya

    masukan 1 cacing tanah dan amati apa yang terjadi pada cacing , pada cawan 1

    (pirantel pamoat 5%) pada saat awal cacing aktif lewati menit ke 8 cacing

    melemas, menit ke 10 warna cacing berubah dari merah menjadi bercak-bercak

    putih yang berarti obat masuk kedalam tubuh cacing dan obat mengganggu

    anatomi fisiologis cacing tersebut namun, sampai menit ke 50 cacing tidak mati.

    Pada cawan 2 (NaCl fisiologis) saat cacing dimasukan ke cawan berisi NaCl

    fisiologis cacing normal, saat menit ke 11 pada tubuh cacing terdapat perubahan

    dibandingkan awal dimana warna caing terbagi dua dimana bagian pekat

    berwarna merah terdapat dibagian kepala dan berwarna mwrah muda terdapat

    pada buntut namun aktifitas masih normal, melewati menit ke30 cacing

    melemas dan aktivitas berkurang namun sama dengan cawan1 cacing tidak mati

    setelah menit ke 50 dan di hentikan lah percobaan pada cawan 1 dan 2 di menit

    ke 50. Pada cawan 3 (kunyit) saat cacing dimasukan cacing diam saat dimenit

    ke 2 cacing berontak, menggeliat sangat amat sering, setelah melewati menit ke

    4 cacing melemas berhenti menggeliat, dan dapat dilihat di menit ke8 terdapat

    lendir di sekitar cacing yang mungkin dikeluarkan untuk memberontak dan

    mengakibatkan koagulasi(gumpalan) pada larutan kunyit , mendekati menit ke

    10 setengah badannya kaku namun lembek dan akhirnya mati di menit ke 26.

    Pada cawan ke 3 (temulawak) pada saat cacing dimasukan ke dalam cawan

    berisi temulawak cacing langsung menggeliat selama 4 menit dimana berarti

    obat (zat aktif temulawak) bereaksi lansung dengan cacing melewati 4 menit

    pertama tadi caing melemas di menit ke 11 setelah menit awal

    dimasukan,dimenit ke 15 tubuh cacing kaku, keras (kenyal) dan mati dimenit

    ke 35.

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    17/18

    Namun jika dilihat dari bedaan konsentrasi pada obat pirantel pamoat

    cacing mati pada konsentrasi 30% saja di menit 10:57 dengan keadaan

    mengeras. Pada kontrol negatif NaCl fisiologis di berbagai konsentrasi cacing

    tidak mati namun mengalami beberapa keadaaan ada yang berubah manjadi

    bening, lemas dan ada yang sampai lisis. Namun bedahalnya pada sampel obat

    alam dimana yang digunakannya ialah kunyit dan temulawak. Pada obat alam

    1 yaitu kunyit hanya pada konsentrasi 25% cacing tidak mati sedangkan selain

    dari konsentrasi 25% cacing mati semua dengan berbagai perbedaan waktu dan

    keadaannya dimana waktu tercepat saat cacing mati pada konsentrasi 30 yaitu

    25 menit dengan keadaan lembek. Sedangkan pada obat alam 2 yaitu

    (temulawak) semua cacing yang di ujikan di berbagai konsentrasi mati tentusaja

    dengan perbadaan waktu dan keadan cacing itu sendiri dimana waktu tercepat

    saat cacing mati ialah pada konsentrasi 10%.

    VII. Kesimpulan

    Dari hasil dan data percobaan dapat di simpulkan bahwa obat terbaik ialah

    obat alam yaitu temulawak karena semua cacing dengan berbagai perlakuan dan

    konsentrasi cacing mati diikuti dengan kunyit dimana ada 1 perlakuan dengan

    konsentrasi 25% cacing tidak mati. Sedangkan pada kontrol positif (pirantelpamoat) caing yang mati hanya dengan perlakuan konsentrasi 30% pada konsentrsi

    yang lain cacing tidak mati. Da berbeda lagi dengan NaCl dimana semua cacing

    dengan berbagai konsentrasi tidak mati hanya mengalami peubahan yang cukcup

    berarti ad yang lisis, lemas sedikit beraktifitas dan lain-lain.

    Kesalahan pada percobaan kali ini mungkin disebabkan karena perbadaan

    bobot cacing seperti halnya dengan cacing yang di gunakan pada konsentrasi 25%

    sampel kunyit bahwa dapat dilihat di antara cacing lain, cacing pada sampel ini lah

    yang paling besar, sehigga mungkin sebenarnya cacing akan mati namun dengan

    waktu yang berbeda dan cukup lebih lama. Sehingga disimpulkan kembali bahwa

    bobot cacing memepengaruhi untuk praktikum kali ini.

  • 7/26/2019 Antelmentik Print

    18/18

    VIII. Daftar Pustaka

    -

    Anonim.A.http://puputo.blogspot.com/2008/12/farkol-antelmintik.html

    - Anonim.B.http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-

    beluk-phylum-annelida/

    -

    Anonim.2010.http://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdf

    - Tjay, Tan Hoan, Rahardja, Kirana, 2002, ObatObat Penting, PT. Elex Media

    Komputindo, Jakarta

    -

    Kasim, Fauzi, dkk.,2009, ISO Indonesia, volume 44, Ikatan Sarjana Farmasi

    Indonesia, Jakarta

    http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/http://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdfhttp://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdfhttp://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdfhttp://farmakologi.files.wordpress.com/2010/02/antelmintik.pdfhttp://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/11/mengenal-seluk-beluk-phylum-annelida/