digilibadmin.unismuh.ac.id...abstrak hj. inar, 2019.pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan...
Post on 29-Nov-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Hj. Inar, 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Mengajar terhadap Profesionalisme Guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep. Dibimbing oleh Dr. Agustan S, M.Pd dan Dr Rosleny B, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang melibatkan 51 guru Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kabupaten Pangkep sebagai sampel penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Uji t, Uji f, dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru dengan nilai korelasi sebesar 0,371, hubungan tingkat pelatihan terhadap profesionalisme guru diperoleh nilai korelasi sebesar 0,440 yang berada pada kategori sedang, sementara hubungan pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru diperoleh nilai korelasi sebesar 0,416 yang berada pada kategori sedang. Hasil analisis korelasi antara tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar dengan profesionalisme guru diperoleh nilai korelasi sebesar 0,554 dengan nilai signifikansi p = 0,001. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar guru memiliki hubungan yang kuat dengan profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep.
Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Pelatihan, Pengalaman Mengajar dan Profesionalisme Guru
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberi kekuatan dan kesehatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Salam dan
salawat semoga senantiasa tercurah atas junjungan Rasulullah
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai uswatun hasanah yang
telah memberi cahaya kesucian dan kebenaran hakiki kepada seluruh
umatnya dan semoga keselamatan dilimpahkan kepada seluruh keluarga
dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai tesis
ini rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat
bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak sehingga dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Pelatihan dan Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep”. Tesis ini di
susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh
gelar Magister Pendidikan Dasar pada program pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Penulis berharap
dengan selesainya tesis ini, bukanlah akhir dari sebuah karya, melainkan
awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup, dan awal dari
sebuah doa yang selalu menyertainya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada
Ibunda Hj. Rosdawati dan Bapak mertua H.Ahmad Compong serta suami
saya H. Arifin Ahmad, saudara-saudaraku dan anak-anakku tercinta
Wahyuni Arifin dan Raihan Arifin yang telah memberikan segala doa,
cinta, perhatian, kasih sayang, dorongan baik moril maupun materil,
dengan penuh keikhlasan serta doa restunya yang selalu mengiringi
penulis dalam setiap langkah selama menempuh pendidikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah
Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.
Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada Dr. Agustan S, S.Pd., M.Pd dan Dr. Rosleny B, M.Si selaku
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, arahan, motivasi dan sara-saran yang sangat berharga dalam
penyususan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada tim
penguji yaitu Dr. H. Baharullah, M.Pd dan Sulfasyah, S.Pd., M.A.,Ph.D
atas masukan yang sangat berarti dalam penyusunan tesis ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag
selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih
disampaikan kepada Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, terima
kasih kepada Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D selaku Ketua Prodi Magister.
Pendidikan Dasar dan seluruh staf Tata Usaha yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis, baik pada saat mengikuti perkuliahan,
pelaksanaan penelitian, maupun penyusunan laporan.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepala MIN
Pangkep H.Takdir S.Pd MM, kepala MIS Muhammadiyah Sibatua Hj.Inar
S. S.PdI, kepala MIS DDI Baru-Baru Tanga Rahmawati, S.Ag, Kepala MIS
Muhammadiyah Bujung Tangaya Muhammad Amir Hattab, S.Pd, Kepala
MIS Muhammadiyah Labbakkang Alim Bahri, S.PdI, Kepala MIS DDI
Laikang Kamil Aeni Syukur, S.PdI, Kepala MIS DDI Darul Kamal Firdayati,
S.Ag, Kepala MIS DDI Galla Raya Usman Tabo, S.Pd, M.Pd yang telah
memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis dalam melakukan
penelitian.
Begitu pula kepada teman-teman guru serta rekan-rekan
seperjuangan S2 Magister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah
Makassar khususnya angkatan kedua dan rekan-rekan lain yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu yang selalu mendukung, menemani dan
memberikan semangat.
Tesis ini tidak bebas dari berbagai kesalahan dan kekurangan.
Semua kesalahan dan kekurangan yang ada menjadi tanggung jawab
saya pribadi. Olehnya itu, dengan penuh rendah hati penulis akan
menerima saran dan kritikan untuk memperbaiki tesis ini. Akhirnya penulis
berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 23 September 2020
Penulis
Hj. Inar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENERIMA PENGUJI ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESISI ................................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
a. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11
A. Kajian Teoritis ............................................................................. 11
B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................... 25
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 27
D. Hipotesis ..................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 32
A. Desain dan Jenis Penelitian ........................................................ 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
C. Popolasi dan Sampel .................................................................. 34
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 35
1. Jenis Data ............................................................................... 35
2. Sumber Data ........................................................................... 35
3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........... 37
F. Teknik Analisis Data.................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48
1. Deskripsi Responden .............................................................. 49
2. Uji Prasyarat Penelitian ........................................................... 50
3. Variabel Tingkat Pendidikan Responden ................................. 50
4. Variabel Tingkat Pelatihan Responden ................................... 54
5. Variabel Tingkat Pengalaman Mengajar Responden............... 58
6. Variabel Profesionalisme Guru Matematika Responden ......... 62
7. Pengaruh variabel tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru ........... 65
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran .......................................................................................... 73
DAFTAR PUSAKA ..................................................................................... 76
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 79
MOTTO ....................................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 81
1. IZIN PENELITIAN
2. INSTRUMEN PENELITIAN
3. OLAHAN DATA
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
3.1 Data dan Sumber Data penelitian ....................................................... 35
3.2 Sebaran nilai Kuesioner profesionalisme guru .................................... 38
3.3 Sebaran nilai Kuesioner tingkat pendidikan ........................................ 39
3.4 Sebaran nilai Kuesioner tingkat pelatihan ........................................... 39
3.5 Rentang Kategori Pelatihan ................................................................. 40
3.6 Sebaran nilai Kuesioner pengalaman Mengajar .................................. 41
3.7 Rentang Kategori Pengalaman Mengajar ........................................... 41
3.8 Sebaran nilai kuesioner Profesionalisme guru .................................... 42
3.9 Rentang Kategori profesionalisme guru .............................................. 42
3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................... 44
3.11 Hasil Uji Validitas ahli .......................................................................... 45
3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 45
4.1 Jumlah responden dalam penelitian berdasarkan sekolah .................. 49
4.2 Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan .......................... 51
4.3 Analisis deskripsi tingkat Pendidikan responden ................................. 52
4.4 Analisis deskripsi variabel tingkat pelatihan responden. ....................... 54
4.5 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pelatihan responden ......... 55
4.6 Analisis deskripsi variabel tingkat pengalaman mengajar responden ... 58
4.7 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat pengalaman mengajar
responden ............................................................................................ 59
4.8 Analisis deskripsi variabel Profesionalisme guru matematika
responden ............................................................................................ 63
4.6 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat Profesionalisme guru
matematika responden ....................................................................... 64
DAFTAR GAMBAR
Tabel Judul Halaman
2.1 Kerangka Pikir……………………………………………………….29
3.1 Desain Penelitian ………………………………………………......32
4.1 Diagram tingkat pelatihan responde...……………………………56
4.2 Diagram tingkat pengalaman mengajar responde …………......60
4.3 Diagram tingkat profesionalisme guru matematika responde…64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 telah menetapkan salah satu arah dari
pengelolaan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Turunan dari upaya itu adalah munculnya Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang juga
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(Mulysa, 2011).
Menurut UU No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu
bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang
2
bertujuan untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut
cita-cita dan nilai-nilai dari masyarakat serta untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, salah satu unsur
yang memegang peranan penting adalah guru. Sebenarnya, menuju
pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas tidak tergantung pada satu
komponen saja yaitu guru, melainkan sebagai sebuah sistem dalam satu
sekolah. Komponen-komponen tersebut antara lain berupa program
pelaksanaan pembelajaran, peserta didik, sarana dan prasarana
pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala
sekolah (Eliyanto, 2011).
Berdasarkan pada Undang - Undang nomor 20 Tahun 2003 itu
pula guru berkewajiban untuk meningkatkan profesionalismenya.
Profesionalisme guru merupakan hal wajib yang harus dimiliki oleh semua
guru di Indonesia tanpa terkecuali, karena profesionalisme merupakan
ukuran yang paling akurat untuk melihat sejauhmana kemampuan
mengajar dan kinerja guru. Namun banyak hal yang menyebabkan unsur
profesionalisme ini susah untuk dicapai oleh seorang guru. Beratnya
beban guru yang diakibatkan oleh makin banyaknya peserta didik yang
dihadapi dan makin beratnya beban untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menyebabkan kewajiban tersebut belum dapat terpenuhi secara baik dan
tuntas.
3
Untuk menjadi guru profesional sangat bergantung pada keahlian
dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, karena jabatan guru
merupakan salah satu jabatan profesi. Profesional menunjuk pada suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan profesi. Suatu profesi secara teori tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu.
Dalam melakukan sebuah pekerjaan, setiap orang membutuhkan
profesionalisme di dalamnya, karena jaminan keberhasilan sebuah
pekerjaan dengan baik dan sesuai tujuan, jika dilakukan oleh seorang
yang ahli dibidangnya, sehingga menurut Kunandar (2011) menyatakan
bahwa, profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi
memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.
Demikian halnya dengan seorang guru. Seorang guru harus memiliki
seluruh kompotensi minimal yang dipersyaratkan untuk menjadi guru
profesional.
Tuntutan profesional dalam setiap mengerjakan sesuatu telah
dijelaskan di dalam Al Qur’an pada surat Al-An’am ayat 135 sebagai
berikut:
Terjemahannya:
“Katakanlah hai kaum-Ku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya Akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”
4
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar sangat bergantung
pada tingkat profesionalisme guru. Jadi, diantara keseluruhan komponen
pada sistem pembelajaran di sekolah dasar, ada satu komponen yang
paling menentukan kualitas pembelajaran, yaitu guru (Bafadal 2008).
Untuk menjadi guru profesional sangat bergantung pada keahlian dan
tingkat pendidikan yang ditempuhnya, karena jabatan guru merupakan
salah satu jabatan profesi (Kunandar, 2011). Profesionalisme menunjuk
pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menurut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan profesi. Suatu profesi secara teori tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiakan untuk
itu. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kompetensi guru sebagai pendidik. Kompotensi dapat diartikan
kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang
disandangnya.
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
10 ayat (1) mengungkapkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Artinya
diselengarakannya Pendidikan Profesi Guru (PPG) dimaksudkan agar
guru memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-
undang tersebut. Guru yang memiliki kompetensi memadai sangat
menentukan keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan.
5
Di samping itu, untuk meningkatkan kompotensi seorang guru
perlu diberi peluang atau kesempatan dalam mengembangkan segala
potensinya, misalnya diikutsertakan dalam kegiatan seminar, pelatihan
pembuatan silabus, MGMP/KKG, serta pendidikan dan pelatihan lainnya.
Hal ini dikarenakan untuk menjadi guru yang memiliki keahlian dalam
mendidik memerlukan pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
Pelatihan merupakan salah satu solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan keterampilan dan
pengetahuan guru sebagai pengajar (Suparno, 2014). Pelatihan
dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan, meningkatkan
kinerja mengajar, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas guru.
Guru harus menyadari perlunya perolehan informasi baru atau
mempelajari keterampilan-keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar
harus dipertahankan. Melalui pelatihan tersebut guru diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan motivasi dari para guru untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Selain pendidikan dan pelatihan, faktor pengalaman mengajar
sangat berperan dalam peningkatan kemampuan guru dalam melakukan
pekerjaannya (Martinis, 2008). Pengalaman merupakan segala sesuatu
yang telah dialami dalam hidup. Pengalaman yang semakin tinggi dan
semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, maka
semakin terampil dan semakin cepat dalam menyelesaikan pekerjaan,
pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, serta memungkinkan
6
peningkatan kinerja (Mulyasa, 2011). Dengan demikian, pengalaman yang
diperoleh guru selama mengajar di sekolah tentu akan sangat
berpengaruh dalam suatu pencapaian hasil.
Guru yang mempunyai pengalaman mengajar yang memadai
secara positif akan mendukung kompotensi dan kinerjanya di sekolah.
Semakin banyak pengalaman mengajar guru, semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki seorang guru. Apabila guru sering mengikuti
pelatihan-pelatihan dengan pengalaman kerjanya yang bertambah, maka
seharusnya bisa meningkatkan kinerja dan kompetensi seorang guru.
Jadi, idealnya apabila tingkat pendidikan, frekuensi pelatihan, dan
pengalaman mengajar guru meningkat, maka profesionalisme guru juga
mengalami peningkatan.
Semakin banyak pengalaman bermanfaat yang dimiliki seorang
guru maka akan berpengaruh terhadap kompotensi profesional guru
tersebut. Guru yang kaya akan pengalaman mengajar seharusnya lebih
tanggap dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar, karena pengalaman-pengalaman bermanfaat yang
dimilikinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan selama ia menjalankan
tugasnya sebagai guru. Akan tetapi dalam kenyataan masih banyak guru
yang kurang bersemangat dalam mengikuti penataran/ pelatihan. Hal ini
dikarenakan kurang sadarnya akan pentingnya penataran/ pelatihan bagi
pengembangan profesi sebagai seorang guru. Bahkan masih juga ada
guru yang jarang bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan MGMP.
7
Penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru, telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang memiliki relevansi
dengan penelitian ini, namun penelitian ini sedikit memiliki perbedaan
yang mencolok, dimana kurung waktu penelitian ini dilakukan pada era
digitalisasi atau era informasi, dimana seorang guru dapat mengakses
banyak pengetahuan dan keterampilan dengan mudah sehingga semakin
dapat menguatkan hasil-hasil pelatihan dan pendidikan yang dilakukan
atau diperoleh guru sehingga sangat menunjang profesionalismenya.
Setiap guru berasal dari latar pendidikan yang berbeda-beda.
Masing-masing memiliki frekuensi pelatihan berbeda-beda, serta memiliki
masa kerja atau pengalaman mengajar yang berbeda pula. Berdasarkan
hal tersebut, Penulis ingin mengetahui sejauh mana perbedaan-
perbedaan tersebut berpengaruh terhadap kinerja guru. Berdasarkan
uraian diatas, penelitian ini mengkaji tentang “pengaruh tingkat
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka
rumusan masalah yang terjadi adalah :
8
1. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan guru matematika terhadap
profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah kabupaten
Pangkep ?
2. Apakah ada pengaruh tingkat pelatihan guru matematika terhadap
profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah kabupaten
Pangkep ?
3. Apakah ada pengaruh pengalaman mengajar guru matematika
terhadap profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah
kabupaten Pangkep ?
4. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika di
Madrasah Ibtidaiyah kabupaten Pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan guru matematika
terhadap profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah
kabupaten Pangkep
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pelatihan guru matematika
terhadap profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah
kabupaten Pangkep
9
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar guru matematika
terhadap profesionalisme guru matematika di Madrasah Ibtidaiyah
Kabupaten Pangkep
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika di
Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Pangkep
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan referensi bagi penelitian sejenis sebagai salah satu bahan
pustaka dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya
yang berkenaan dengan pelatihan, pengalaman mengajar, dan kinerja
guru.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Siswa
Dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang optimal
bagi siswa sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah di kabupaten Pangkep.
b) Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru-guru
di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep bahwa untuk
10
meningkatkan kompotensi guru perlu memperhatikan frekuensi
pelatihan dan pengalaman mengajar.
c) Bagi Sekolah
Guru yang profesional dapat meningkatkan kualitas pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah dikabupten Pangkep.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Pendidikan
Pendidikan di dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional
nomor 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara (Aqib 2016).
Pendidikan dari segi etimologis, berasal dari kata pendidikan
sebagai pemuatan cara mendidik, sedangkan arti kata mendidik ialah
memberikan latihan, pelajaran, pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Dengan demikian pendidikan berarti mempersiapkan
anak didik agar mereka mempunyai akhlak dan kecerdasan pikiran yang
baik, maupun menerima saran dari pendidik dan berpikir lebih dewasa.
Menurut Yusuf (2000) “ menyatakan bahwa pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Pendidikan pada
hakikatnya adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing
dan mengembangkan kepribadian serta potensi dasar orang yang belum
12
dewasa baik formal maupun non formal. Sebagaimana firman Allah dalam
Al Qur’an dalam surah Al Mujadilah ayat 11, yaitu:
Terjemahannya:
“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan“.
Secara operasional, pendidikan merupakan suatu usaha
pembentukan kepribadian dan usaha mengembangkan potensi dasar
manusia supaya bagus pertumbuhan jasmani dan rohaninya, sehat
badannya, waras otaknya, serta baik budi pekertinya, sehingga anak didik
akan mencapai puncak kesempurnaan kepribadian sebagai manusia.
Arti dan makna istilah pendidikan di atas dapat dilihat dari defenisi
pendidikan. Menurut Marimba (2007) mengatakan bahwa pendidikan
suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pemilik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian utama. Sedangkan menurut Djaka (2007) mengemukakan
bahwa:
“Pendidikan ialah sekalian usaha orang yang sudah dewasa dengan pergaulannya dengan anak-anak berupa pimpinan dalam perkembangan jasmani maupun rohaninya dengan tujuan supaya anak didik kelak sanggup menyelenggarakan tugas hidupnya sebagai individu dan anggota suatu masyarakat. Kemudian Idris (1992) merumuskan bahwa pendidikan ialah
serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa
dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan
13
media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya.
Selanjutnya dengan merujuk beberapa pengertian yang
dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan nasional
menekankan pada kemajuan yang menuju kepada pemerataan, keadilan
dan kesejahteraan seluruh bangsa, yang mempunyai kepribadian yang
utuh (sehat jasmani dan rohani) serta bersikap sesuai dengan etika dan
norma-norma bangsa.
Definisi pendidikan dirumuskan dalam UU no.20 tahun 2003 BAB II
pasal 2 adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja
kepada seorang anak yang bila dewasa, dalam pertumbuhannya menuju
kearah kecerdasan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab
susila atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri.
Pendidikan bagi guru adalah mutlak, karena jabatan guru adalah
jabatan profesi. Di mana untuk mendapatkan jabatan profesi diperlukan
pendidikan dan pelatihan dalam waktu yang relatif lama. Pendidikan bagi
guru Sekolah Dasar di Indonesia sekarang ini harus berkualifikasi sarjana.
2. Jenjang pendidikan di Indonesia
Menurut Permendikbud No.3 tahun 2013 yang merujuk pada UU
No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
14
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, jenjang
pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah
(jenjang pendidikan paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia
yang ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah
Menengah Pertama dan/ atau sederajat).
Jenjang pendidikan dasar di Indonesia berbentuk Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS),
atau bentuk lain yang sederajat. Di Indonesia pelajar sekolah dasar
umumnya berusia sekitar 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara
berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar
(atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat)
3 tahun.
Untuk belajar di SMP/ MTs atau yang sederajat, anak-anak usia
SMP dapat memilih sekolah yang sesuai dengan pilihan dan kesempatan
yang dimiliki, seperti: SMP Negeri atau SMP Swasta Biasa, SD-SMP Satu
Atap, SMP Terbuka, MTs Negeri atau MTs Swasta atau sekolah lainnya
yang sederajat, Pondok pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan
program Wajib Belajar.
15
Menurut PP 47 Tahun 2008, wajib belajar adalah program
pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas
tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah yang berfungsi untuk
mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara Indonesia dan
bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di
dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejujuran berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejujuran (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Di Indonesia pelajar
sekolah pada jenjang pendidikan menengah umumnya berusia sekira 15-
18 tahun.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institute,atau universitas. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas
dapat dikemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dalam
16
membimbing peserta didik dengan menggunakan metode tertentu untuk
peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian, sikap, dan
tingkah laku agar bermanfaat bagi kepentingan kehidupannya.
3. Pelatihan Guru
a. Definisi Pelatihan
Secara umum pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pegawai atau karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya agar lebih efektif dan efisien. Sebagaimana
firman Allah dalam surah Al Jumu’ah ayat 2:
Terjemahannya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf, seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka, kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Sedangkan dalam konteks pendidikan pelatihan merupakan
kegiatan pengembangan profesional yang dilakukan sebelumnya dalam
rangka meningkatkan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai
guru baik pada tingkat Kecamatan, kabupaten/ kota, provisi, nasional
maupun internasional.
Menurut Games (2007) mengatakan bahwa pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu
yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Pelatihan adalah proses
17
pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosdur yang
sistematis dan terorganisir. Menurut schermerhorn (2003) mengatakan
bahwa pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan
kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
b. Tujuan Pelatihan
Secara umum, pelatihan memusatkan diri pada kebutuhan khusus
dalam pekerjaan. Biasanya tujuannya adalah memperbaiki kinerja dari
tugas terakhir, meminta untuk melaksanakan tugas yang pejabatnya
belum terbiasa atau menyiapkan individu untuk perubahan yang mungkin
terjadi. Menurut Moekijat (2011), menyatakan bahwa tujuan pelatihan
adalah untuk penambahan pengetahuan, keterampilan, dan perbaikan
sikap dari peserta pelatihan. Dengan adanya peltihan-pelatihan yang
diikuti oleh guru-guru, diharapkan guru akan lebih paham dengan dunia
kerja, dapat mengembangkan kepribadiannya, penampilan kerja individu,
mengembangkan karir, perilakunya menjadi efektif dan guru akan menjadi
lebih berkompeten .
Peningkatan profesionalisme guru Sekolah Dasar, selain dengan
meningkatkan pendidikan dapat juga dilakukan melalui program pelatihan
dalam jabatan (Permendiknas No.10 tahun 2009). Pelatihan akan
membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang
dan yang akan datang. Pelatihan untuk guru biasanya dilakukan oleh
18
lembaga-lembaga diklat atau dinas pendidikan yang di tunjuk untuk
memberikan fasilitas kepada guru untuk melakukan kegiatan pelatihan.
Banyak sekali pelatihan-pelatihan untuk guru, misalnya pelatihan
penggunaan alat peraga KIT IPA, pelatihan guru kreatif agar pendidikan
berkualitas, pelatihan untuk guru SD mengenai pendekatan yang aktif,
partisipatif, dan terpadu serta adanya program BERMUTU, EQAS
(Educational Quality Assurance System) untuk peningkatan mutu guru dan
sertifikasi ( Kementerian Komunikasi dan informatika Republik Indonesia
2010).
Dari pemaparan sebelumnya, pelatihan berarti proses memberikan
pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan atau
keterampilan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab yang diberikan
sesuai dengan standar minimal yang disyaratkan.
4. Pengalaman Mengajar
a. Pengertian Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Pengalaman mengajar
dalam hal ini adalah masa kerja selama menjadi guru. Lamanya masa
kerja sebagai seorang guru akan memberikan pengalaman yang berbeda
antara guru yang satu dan yang lain. Semakin lama dia menjabat sebagai
guru, berarti semakin banyak pengalamannya, sehingga seorang guru
yang mempunyai masa kerja lama tidak akan sama dengan guru yang
baru.
19
Seorang guru yang memiliki pengalaman mengajar lama atau
banyak , dalam arti telah memiliki masa kerja yang relatif lama, akan
memiliki tingkat kemampuan/ prestasi kerja sebagai guru yang profesional.
Hal ini sangatlah beralasan, karena selama bertugas sebagai guru dengan
sendirinya akan terjadi proses belajar dalam diri guru itu sendiri, baik
“belajar bagaimana mengajar yang baik “ maupun ” belajar bagaimana
belajar yang baik” itu. Berdasarkan masa kerja yang lama guru
mendapatkan kesempatan untuk mengefektifkan aktivitas pembelajaran
dengan kegiatan membuat catatan kemajuan untuk anak didiknya
sehingga dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian program yang
mereka perlukan pada pembelajaran berikutnya (Kunandar,2011).
Namun pengalaman mengajar seharusnya tidak semata-mata
diukur dari lamanya mengajar. Karena pengalaman mengajar dengan
nilai-nilai profesionalitas yang diharapkan dengan semakin
berpengalaman guru mengajar maka profesionalitas guru dalam mengajar
juga baik, sedangkan lama mengajar berkaitan dengan waktu, sehingga
belum tentu guru yang telah mengajar dalam waktu yang lama
profesionalitas mengajarnya juga baik. Apalagi jika kemudian
dihubungkan dengan produktifitas dimana semakin tua tingkat
produktifitasnya menurun, seperti orang yang telah hampir pensiun
disertifikasi tentu tidak pas sebab dari produktifitas umumnya sudah cukup
rendah.
20
Dari hal di atas maka jelaslah lama mengajar bukanlah faktor
utama yang menyebabkan seorang guru gagal meningkatkan
profesionalitasnya atau dikatakan berhasil. Pengalaman mengajar tidak
bias diukur dari lamanya mengajar tetapi dari efektifitas dan penilaian
selama proses mengajar. Kalau patokannya adalah lamanya mengajar
maka sertifikasi guru umumnya hanya berlaku bagi guru-guru yang tidak
produktif lagi. Inilah yang sangat membahayakan dalam proses
peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan menjadi tidak berfungsi dan
guru-guru yang jam terbangnya belum 20 tahun tetapi memiliki
profesionalitas tinggi dalam pembelajaran .
Tanpa guru yang dapat dijadikan andalannya, mustahil suatu
sistem pendidikan dapat mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Maka
prasyarat utama yang harus dipenuhi bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar yang menjamin optimalisasi hasil ‘pembelajaran’ secara
kurikuler ialah tersedianya guru dengan kualifikasi dan kompetensi yang
mampu memenuhi tuntutan tugasnya.
b. Indikator penilaian pengalaman mengajar
Lama kerja dalam menjalankan tugas sebagai guru pada unit
satuan pendidikan tertentu yang dibuktikan dengan SK dari lembaga yang
berwenang baik itu dari yayasan maupun dari pemerintah. Diukur
berdasarkan lamanya mengajar (tahun) merupakan faktor penting yang di
pertimbangkan untuk menentukan kualitas keprofesinalan seorang guru
21
dalam melaksanakan tugasnya. Adapun aspek yang dinilai menurut
Nurani (2010) adalah sebagai berikut:
1. Lama waktu atau masa kerja dihitung selama seseorang menjadi
guru. Bagi guru PNS, masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya
surat keterangan melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS., maka
masa kerja dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan
surat Keputusan dari Sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari
yayasan. Pengalaman mengajar guru menjadi perhatian penting
dalam sertifikasi melalui jalur penilaian portofolio. Apabila guru
memiliki jam terbang tinggi berarti guru tersebut lebih lama
bersentuhan dengan dunia profesionalnya. Oleh karena itu, semakin
lama pengalaman mengajar seorang guru maka semakin tinggi pula
bobot skor yang akan diperolehnya. Namun bagi guru yunior yang
belum mempunyai jam terbang tinggi dapat menambah jam terbang
mengajar di sekolah lain.
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki Pengetahuan
merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain
yang dibutuhkan oleh pegawai. Pengetahuan juga mencakup
kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada
tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada
kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan
suatu tugas atau pekerjaan.Semakin lama seorang guru memenuhi
22
tugas mengajar, semakin tinggi pula penguasaan dalam melakukan
tugas mengajar.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan disini maksudnya
adalah tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-
aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan
5. Profesionalisme Guru
Kata profesi berasal dari bahasa Yunani pbropbaino yang berarti
menyatakan secara publik dan dalam bahasa Latin disebut professio
yang mempunyai arti menunjukkan suatu bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan tertentu). Misalnya:
guru, dokter, perawat (Kurniawan, 2010).
Kata profesional sendiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata yang
bersangkutan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, serta mengharuskan adanya pengujian kepadanya. Kata
profesionalisme juga berasal dari bahasa Inggris, yang mempunyai arti
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional (Kurniawan, 2010).
Pengertian profesional diungkapkan di dalam Undang-undang
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa,
“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan,yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
23
Hal ini berkaitan langsung dengan pengertian profesonalitas.
Menurut Kunandar (2011), profesionalitas berasal dari kata profession
yang artinya pekerjaan. Lanjut dikatakan bahwa profesi artinya suatu
bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
pendidikan akademis yang intensif”.
Jabatan profesi adalah suatu sebutan yang didapat seseorang
setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam waktu
yang cukup lama dalam bidang keahlian tertentu. Menurut Soetjipto
(2004) menegaskan bahwa jabatan guru telah dianggap memenuhi kriteria
profesi, karena mengajar pasti melibatkan potensi intelektualitas
pendidikan dan pelatihan keterampilan.
Profesi mempunyai arti menunjukkan suatu bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian, professional bersangkutan dengan profesi
dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, serta
profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan
ciri suatu profesi atau orang yang profesional .
Jadi, profesionalisme guru berarti kemampuan guru dalam
menjalankan tugas-tugasnya sebagai guru yang profesional dengan
mampu menjalankan empat standar kompeten guru, yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
24
6. Keterkaitan Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Mengajar
terhadap Profesionalisme Guru
Menjadi guru profesional sangat bergantung pada keahlian dan
tingkat pendidikan yang di tempuhnya, karena jabatan guru merupakan
salah satu jabatan profesi. Jabatan guru merupakan jabatan profesi,
karena mengajar pasti melibatkan potensi intelektualitas. Profesi
mempunyai arti menunjukkan suatu bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan tertentu.(Soetjipto(2004).
Suatu profesi secara teori tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu.
Seseorang untuk bisa menjadi guru, pasti harus menempuh jenjang
pendidikan dan pelatihan khusus yang mempelajari tentang keguruan
(Muslich,2007). Setelah menjadi guru, yang diharapkan yaitu menjadi
guru yang profesional. Profesional menunjuk kepada suatu pekerjaan
yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan profesi .
Profesionalisme guru dapat diukur pada penguasaan guru
tersebut terhadap empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Guru yang menguasai keempat
kompetensi tersebut dapat dikatakan guru profesional yang berstandar
nasional, karena empat standar kompetensi guru tersebut diatur dalam
peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
25
Untuk dapat menguasai empat kompetensi tersebut, guru perlu
meningkatkan tingkat pendidikannya dan mengikuti berbagai pelatihan
yang dapat menunjang tugas-tugasnya sebagai guru. Pengalaman
mengajar guru juga dapat menentukan kualitas guru dalam mengajar.
Semakin banyak pengalaman mengajar guru, maka semakin banyak pula
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki. Semakin bertambah masa
kerjanya diharapkan guru semakin banyak pengalamannya
(Usman,1999). Jadi, idealnya apabila tingkat pendidikan, frekuensi
pelatihan, dan pengalaman mengajar guru semakin meningkat, maka
seharusnya ada peningkatan pula dalam profesionalisme guru.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Rahmawati (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Pelatihan,
Pengalaman Mengajar dan Kompensasi Terhadap Profesionalisme
Guru di SMK Negeri 3 Palu, dari hasil penelitian diproleh hasil bahwa
tidak terdapat perbedaan pelatihan, pengalaman mengajar dan
kompensasi terhadap profesionalisme guru yang mengajar pada
rumpun mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif di SMK Negeri
3 Palu.
2. Laksana(2009), dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa: 1)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendidikan
dengan profesionalisme guru (r = 0,786, kategori kuat). (2) Terdapat
26
hubungan yang positif dan signifikan antara pelatihan dengan
profesionalisme guru (r = 0,457, kategori cukup kuat). (3) Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara pengalaman mengajar
dengan profesionalisme guru (r = 0,774, kategori kuat). (4) Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar dengan
profesionalisme guru (r = 0,826, kategori kuat). 3. Elias Avramidis, 2007. dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
pentingnya pelatihan jangka panjang yang substantif dalam
pembentukan sikap guru yang positif terhadap inklusi. penelitian ini
ditutup dengan rekomendasi untuk mengembangkan pelatihan dalam
pengembangan profesionalisme yang dapat menghasilkan perubahan
sikap dan perumusan praktik yang benar-benar inklusif.
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, terdapat beberapa
perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan ini antara
lain:
1. Lokasi penelitian yang dilakukan di tingkat pendidikan sekolah
menengah dan sekolah kejuruan, ada yang di SD, tetapi merupakan
sekolah binaan.
2. Waktu penelitian yang rata-rata dilakukan pada tahun tertinggi 2015,
sehingga memungkinkan adanya perubahan atau variabel lain yang
berpengaruh untuk penelitian saat ini.
27
3. Penelitian ini meneliti variabel yang sama, yaitu pengalaman
mengajar, tingkat pendidikan, pelatihan dan profesionalisme guru.
C. Kerangka Pikir
Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi
taraf berpikirnya dan bertambah pengetahuan serta keterampilannya yang
pada akhirnya dapat bertambah pengetahuan serta keterampilannya yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi dalam pekerjaannya.
Demikian juga apabila guru yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
lebih mampu melaksanakan tugasnya daripada mereka yang
berpendidikan lebih rendah. Hal ini dapat dilihat sepintas, guru yang
tingkat pendidikannya lebih tinggi tersebut lebih mampu menyusun
program pembelajaran, menyajikan pembelajaran dengan baik, dan
dipercaya memegang kelas-kelas tinggi di sekolah.
Kemudian selain faktor pendidikan, faktor pelatihan juga
mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan profesionalisme
guru. Sebetulnya pelatihan juga merupakan pendidikan, namun pelatihan
bersifat lebih khusus. Pelatihan biasanya hanya terbatas pada topik-topik
tertentu dan membutuhkan waktu penyelenggaraan yang lebih singkat.
Pelatihan diperlukan oleh seorang guru dalam perjalanan kariernya,
karena adanya tuntutan-tuntutan baru, informasi-informasi baru yang
harus segera dikuasainya. Hal ini biasanya ditempuh melalui diklat.
28
Hal lain yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan tugas
profesional guru selain berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan adalah
pengalaman mengajar. Guru-guru yang sudah lama mengajar akan lebih
kaya pengalaman dibandingkan guru-guru yang masih beberapa tahun
mengajar. Mereka pasti telah menghadapi bermacam-macam kesulitan,
hambatan, dan kendala dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan
pengalaman-pengalaman tersebut mereka menemukan pemecahan dan
solusinya sehingga mempermudah pelaksanaan tugas-tugas yang
dihadapinya .
Pendidikan yang diikuti dengan baik atau tingkat pendidikan yang
tinggi, selanjutnya senantiasa diasah dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan, baik ditingkat regional, nasional maupun internasional serta
selalu berusaha meningkatkan penguasaan meteri dengan memperkaya
pengalaman mengajar, hal ini akan sangat membantu dan mendorong
peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan serta landasan teori,
maka dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut:
29
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Pada penelitian
ini hipotesis yang diajukan adalah:
1. Ada pengaruh pendidikan terhadap profesionalisme guru Matematika
Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
PENDIDIKAN (X1)
1. Lulusan S1 Mtk 2. Lulusan S1 PGSD 3. Lulusan S1 PAI 4. Lulusan S1 Non PAI
PELATIHAN (X2)
1. Lama pelatihan 2. Relevansi 3. Penyelenggara
pelatihan 4. Tingkat pelatihan
PENGALAMAN (X3)
1. Masa kerja 2. Pengetahuan
dan keterampilan 3. Penguasan
pekerjaan
PROFESIONALISME GURU (Y) 1. Mampu menangani dan mengembangkan bidang
studi yang menjadi tanggung jawabnya 2. Mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi 3. Mampu mengembangkan berbagai alat, media
maupun sumber belajar yang relevan 4. Mampu mengorganisasi dan melaksanakan
program pembelajaran 5. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar
peserta didik
30
2. Ada pengaruh pelatihan terhadap profesionalisme guru Matematika
Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
3. Ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
4. Ada pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar
terhadap profesionalisme guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep.
Untuk keperluan hipotesis, maka diuraikan hipotesis statisknya
sebagai berikut:
Hipotesis 1 :
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Dimana:
H0 : tidak ada pengaruh pendidikan terhadap profesionalisme guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
H1 : Ada pengaruh pendidikan terhadap profesionalisme guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
Hipotesis 2:
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Dimana:
H0 : tidak ada pengaruh pelatihan terhadap profesionalisme guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
31
H1 : Ada pengaruh pelatihan terhadap profesionalisme guru Matematika
Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
Hipotesis 3:
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Dimana:
H0 : tidak ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep
H1 : Ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap profesionalisme
guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
Hipotesis 4:
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Dimana:
H0 : tidak ada pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman
mengajar secara bersama-sama terhadap profesionalisme guru
Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
H1 : Ada pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar
secara bersama-samaterhadap profesionalisme guru Matematika
Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Dan Jenis Penelitian
1. Disain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kolerasional, yaitu hubungan
antara variabel bebas dengan variable terikat. Penelitian yang dilakukan
bermaksud untuk mengetahui pengaruh antara variabel, yakni berupa
profesionalisme guru, tingkat pendidikan, pengalaman mengajar dan
pelatihan yang dialami oleh guru.
Adapun desain penelitian digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ex post facto dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011)
bahwa “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Mengajar
Pelatihan guru
Profesionalisme guru
33
pengumpulan data menggunakan intrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian penelitian kuantitatif banyak menuntut
penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel,
grafik, atau tampilan lainnya.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah yang ada di
Kabupaten Pangkep. Di daerah Kabupaten Pangkep terdapat 8 Madrasah
Ibtidaiyah, diantaranya MIN Pangkep, MIS Muhammadiyah Sibatua
Pangkajene, MIS DDI Baru-Baru Tanga, MIS Muhammadiyah Bujung
Tangaya, MIS Muhammadiyah Labbakkang, MIS DDI Laikang, MIS DDI
Darul Kamal, MIS DDI Galla Raya. Penelitian ini dipusatkan pada guru
matematika setiap Madrasah Ibtidaiyah se-Kabuten Pangkep.
Pemilihan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep sebagai
lokasi penelitian adalah:
a. Lokasi peneliti sebagai pengajar berada di kabupaten pangkep
sehingga memiliki banyak akses terhadap sekolah-sekolah tempat
34
penelitian karena adanya faktor kedekatan sebagai sesama rekan
kerja di Kementrian Agama Kabupaten Pangkep.
b. Kemudahan dalam mengelola penelitian dan pengelolaan sampel
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan semester genap tahun pelajaran
2018/2019 di Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kabupaten Pangkep.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah keseluruhan (umum) yang terdiri dari
subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu guru matematika di Madrasah
Ibtidaiyah baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non
PNS di Kabupaten Pangkep, sebanyak 51 orang yang tersebar di 8
Sekolah Dasar.
2. Sampel
Arikunto (2006) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian
atau wakil yang diteliti. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi, apabila subjek penelitian kurang
dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
35
merupakan penelitian populasi, namun apabila subjeknya lebih dari 100,
maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini
menggunakan total sampling (sampel jenuh), karena seluruh populasi
menjadi anggota sampel, yang berjumlah 51 guru (kurang dari 100
sampel).
D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a) Data primer diambil dari quesioner yang dikembangkan oleh peneliti
melalui ujicoba yang meliputi kuesioner tentang tingkat pendidikan,
pelatihan, pengalaman mengajar dan profesionalisme guru.
b) Data sekunder diperoleh dari kepala sekolah tempat penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan objek dari mana data diperoleh. Sumber
data dalam penelitian ini akan diambil dari guru Matematika di Madrasah
Ibtidaiyah se-Kabupaten Pangkep. Sumber data ini diperoleh dari jawaban
yang disebar pada responden (sampel penelitian).
Tabel 3.1; Data dan Sumber Data Penelitian
No. Data Sumber Data
1. Tingkat Pendidikan Angket 2. Pelatihan Angket 3. Pengalaman Mengajar Angket 4. Profesionalisme Guru Angket
36
3. Teknik Pengumpulan Data
a). Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk mendapatkan jawaban dari responden
berkenaan dengan data yang diperlukan. Penggunaan angket dalam
penelitian bertujuan agar peneliti mendapatkan data yang mendalam dan
akurat berupa pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar
terhadap profesionalisme guru Matematika di Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep menggunakan rumus-rumus statistik untuk
mengetahui hasilnya.
Dalam jenis penelitian ini, pilihan jawaban dalam skala dibuat
berjenjaang. Karena pilihan jawaban dibuat berjenjang, maka setiap
jawaban diberikan bobot angka sesuai intensitasnya untuk memungkinkan
proses perhitungan.
b). Dokumentasi
Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mengetahui
daftar nama guru, jumlah guru dan dokumentasi tentang informasi
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Kabupaten Pangkep. Data dari
dokumentasi ini hanya dijadikan sebagai pendukung dalam menentukan
jumlah sampel dan tingkat pendidikan guru yang menjadi subjek
penelitian.
37
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas
1) Tingkat pendidikan guru (X1) adalah jenjang pendidikan tertinggi yang
diperoleh oleh guru dan digunakan sebagai dasar untuk mengajar,
misalnya S1 Matematika, S1 PGSD, S1 PAI dan S1 Non PAI
2) Pelatihan (X2) adalah proses pendidikan dan latihan dalam usaha
untuk meningkatkan berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap,
teknik pelaksanaan tugas untuk mengembangkan profesional guru,
misalnya lama mengajar
3) Pengalaman mengajar guru (X3) dalam penelitian ini adalah lama
mengajar yang dilalui oleh guru sejak mulai melaksanakan tugas guru
yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
dalam kelas.
b. Variabel Dependen (Dependent Variabel)
Variabel dependen adalah variabel tergantung (Y). Variabel Y
dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru yaitu seorang guru yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi matematika
SD serta telah berpengalaman dalam mengajar matematika SD sehingga
ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru matematika SD
dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai
dengan kriteria guru profesional.
38
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel Profesionalisme guru
Data tentang profesionalisme guru menggunakan skala Likert.
Kuesioner yang digunakan dalam variable ini adalah kuesioner pilihan
ganda di mana setiap item soal disediakan empat jawaban dengan skor
masing-masing sebagai berikut:
Tabel 3.2; Sebaran Nilai Kuesioner Profesionalisme Guru
Nilai Jawaban Nilai 4 Sangat Setuju 3 Setuju 2 Kurang Setuju 1 Tidak Setuju
Sumber: Sugiyono (2011)
Kuesioner tingkat profesionalisme diukur dengan 4 pilihan jawaban,
dimana pilihan jawaban yang terbaik dan paling sempurna berada pada
pilihan jawaban A, selanjutnya disusul 3, 2 dan 1 sebagai jawaban
dengan skor nilai paling rendah
Adapun indikator profesionalisme guru meliputi :
1. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggung jawabnya
2. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi
3. Mampu mengembangkan berbagai alat, media maupun sumber
belajar yang relevan
4. Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran
5. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
39
b). Variabel tingkat pendidikan
Variabel tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala
likert sebagai berikut:
Tabel 3.3; Sebaran Nilai Kuesioner Tingkat Pendidikan
Nilai Tingkat Pendidikan 4 S1 Matematika 3 S1 PGSD 2 S1 PAI 1 S1 Non PAI
Sumber: Sugiyono (2011)
Nilai 4 untuk pilihan jawaban A, merupakan guru yang berlatar
belakang pendidikan S1 Matematika, sedangkan nilai 3 untuk guru
dengan latar belakang pendidikan S1 PGSD, sedangkan nilai 2 untuk guru
dengan latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
nilai 1 untuk guru dengan latar belakang pendidikan Non PAI.
c). Variabel pelatihan
Variabel pelatihan diukur dengan menggunakan skala likert sebagai
berikut:
Tabel 3.4; Sebaran Nilai Kuesioner Tingkat Pelatihan Nilai Jawaban Nilai
4 Untuk jawaban A 3 Untuk jawaban B 2 Untuk jawaban C 1 Untuk jawaban D
Sumber: Sugiyono (2011)
Kuesioner tingkat pelatihan diukur dengan 4 pilihan jawaban,
dimana pilihan jawaban yang terbaik dan paling sempurna berada pada
40
pilihan jawaban A, selanjutnya disusul 3, 2 dan 1 sebagai jawaban
dengan skor nilai paling rendah.
Deskripsi hasil kategori dari variabel pelatihan diukur dari 17
pernyataan atau pertanyaan dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi
adalah 4, dengan terdapat lima kategori, sehingga diperoleh rentang
kategori sebagai berikut:
Tabel 3.5; Rentang Kategori Pelatihan
No Interval Kategori 1. 17 < X ≤ 26 Sangat kurang 2. 27 < X ≤ 36 Kurang 3. 37 < X ≤ 46 Sedang 4. 47< X ≤ 56 Baik 5. 57 < X ≤ 68 Sangat baik
Rentang nilai di atas menunjukkan jumlah skor seluruh jawaban
responden, jika jumlah keseluruhan jawaban responden berada antara 17
sampai 26 maka dikategorikan sangat kurang, demikian seterusnya
hingga mencapai skor tertinggi 68. Rentang ini dibuat berdasarkan jumlah
skor keseluruahan jawaban tertinggi 68 dikurangi jumlah skor jawaban
terendah 17 kemudian dibagi dengan lima kelas dengan panjang kelas
sebesar 10.
c) Variabel Pengalaman mengajar
Variabel pengalaman mengajar diukur dengan menggunakan skala
likert sebagai berikut:
41
Tabel 3.6; Sebaran Nilai Kuesioner Pengalaman Mengajar
Nilai Jawaban Nilai 4 Untuk jawaban A 3 Untuk jawaban B 2 Untuk jawaban C 1 Untuk jawaban D
Sumber: Sugiyono (2011)
Kuesioner pengalaman mengajar diukur dengan 4 pilihan jawaban,
dimana pilihan jawaban yang terbaik dan paling sempurna berada pada
pilihan jawaban A, selanjutnya disusul 3, 2 dan 1 sebagai jawaban
dengan skor nilai paling rendah.
Adapun indikator yang digunakan sebagai tolok ukur adalah:
1. Lamanya masa kerja guru
2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
3. Penguasaan terhadap pekerjaan
Deskripsi hasil kategori dari variabel pengalaman mengajar diukur
dari 18 pernyataan atau pertanyaan dengan nilai terendah 1 dan nilai
tertinggi adalah 4, dengan terdapat lima kategori, sehingga dapat
diperoleh rentang kategori sebagai berikut:
Tabel 3.7; Rentang Kategori Pengalaman Mengajar
No Interval Kategori 1. 18 < X ≤ 27 Sangat kurang pengalaman
2. 28 < X ≤ 37 Kurang pengalaman
3. 38 < X ≤ 47 Sedang
4. 48< X ≤ 57 Pengalaman
5. 58 < X ≤ 72 Sangat pengalaman
42
Rentang di atas dibuat berdasarkan jumlah soal pada kuesioner, skor
terendah dari jawaban responden adalah 18 karena ada 18 pertanyaan
dan skor tertinggi adalah 72, sehingga rentang yang terjadi adalah 10,
dengan demikain skor 18 sampai 27 merupakan kelas terendah dengan
kategori sangat kurang pengalaman.
d) Variabel Profesionalisme guru
Variabel ini diukur dengan menggunakan angket dengan skala
likert dengan sebagaran pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 3.8; Sebaran Nilai Kuesioner Profesionalisme Guru
Nilai Jawaban Nilai 4 Untuk jawaban Selalu (SL) 3 Untuk jawaban Serinag (SR) 2 Untuk jawaban Kadang-kadang (KK) 1 Untuk jawaban tidak p[ernah (TP)
Sumber: Sugiyono (2011)
Deskripsi hasil kategori dari variabel pengalaman mengajar diukur
dari 21 pernyataan atau pertanyaan dengan nilai terendah 1 dan nilai
tertinggi adalah 4, dengan terdapat lima kategori, sehingga dapat
diperoleh rentang kategori sebagai berikut:
Tabel 3.9; Rentang kategori profesionalisme
No Interval Kategori 1. 18 < X ≤ 27 Sangat kurang profesional
2. 28 < X ≤ 37 Kurang profesional
3. 38 < X ≤ 47 Sedang
4. 48< X ≤ 57 profesional
5. 58 < X ≤ 72 Sangat profesional
43
Rentang di atas dibuat berdasarkan jumlah soal pada kuesioner,
skor terendah dari jawaban responden adalah 18 karena ada 18
pertanyaan dan skor tertinggi adalah 72, sehingga rentang yang terjadi
adalah 10, dengan demikain skor 18 sampai 27 merupakan kelas
terendah dengan kategori sangat kurang profesional.
F. Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara cermat tinggi rendahnya intrumen yang
dimaksud.
Dalam penelitian ini, pengujian validitas konstruk dilakukan dengan
menggunakan program komputer olah data statistik, yaitu SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) versi 21.0. Uji validitas
dilakukan pada kuesioner sebelum diberikan ke responden penelitian,
yaitu guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Daerah Kabupaten
Pangkep. Untuk itu, sebelum kuesioner diberikan kepada responden
penelitian, perlu diuji cobakan kepada orang lain. Uji coba kuesioner
dalam penelitian ini diberikan kepada guru-guru sekolah dasar matematika
dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS.
44
Untuk menguji validitas dapat digunakan rumus :
rxy = 𝑁𝑁 ∑𝑥𝑥𝑥𝑥−(∑𝑥𝑥) (𝑥𝑥)
�{𝑁𝑁 ∑𝑥𝑥2 − (∑𝑥𝑥2)} {𝑁𝑁 ∑𝑥𝑥2− (∑𝑥𝑥2)}
Keterangan :
Rxy = korelasi
N = banyaknya sampel
X = skor dari item x
Y = skor dari item y
Hasil uji validitas dengan menguji coba instrumen pada guru SD di
Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen
No.
Nama Instrumen/jumlah nomor instrumen uji
coba
Kriteria Item Instrumen Valid Tidak
Valid 1 Pengalaman mengajar/20
butir 1,2,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,1
5,16,17,18,19,20 3, 11
2 Tingkat Pelatihan/20 butir 1,2,3, 4,5,6,7, 9,11,12,13,14,15,16,18,19,20
8,10,17
3 Profesionalisme guru/25 butir
1,2,4,5,6,7, 9,10,12,13,14,15,16,17,18,20
,21,22,23,24
3,11,19,25
Sumber: Diolah dari lampiran 2 bagian validitas
Bedasarkan tabel di atas, item instrumen yang valid digunakan
sebagai instrumen untuk pengumpulan data, sedangkan item instrumen
yang tidak valid atau drop tidak dimasukkan di dalam instrumen karena
tidak layak untuk digunakan.
45
Sedangkan untuk menguatkan hasil di atas dilakukan validasi
dengan melibatkan ahli sebagai berikut:
Tabel 3.11; Hasil Uji Validitas Ahli
No. Validator
Pengalaman mengajar
Tingkat Pelatihan
Profesionalisme guru
Nilai rata-rata Nilai rata-rata Nilai rata-rata
1 Validator I 3 (Baik) 4 (sangat Baik) 4 (sangat Baik) 2 Validator II 4 (sangat Baik) 3 (Baik) 4 (sangat Baik) 3 Vallidator III 4 (sangat Baik) 4 (sangat Baik) 4 (sangat Baik)
Nilai di atas merupakan nilai rata-rata hasil perolehan dari
pemberian nilai kepada setiap instrumen oleh validator, untuk hasil
lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 dari penelitian ini.
2. Reliabilitas
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (dapat dipercaya jadi dapat diandalkan).
Uji validitas konstruk dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
program komputer olah data statistik, yaitu SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 21.0.
Sedangkan reliabilitas berdasarkan hasil ujicoba sebagai berikut:
Tabel 3.12; Hasil uji reliabilitas instrumen
No. Nama Instrumen/jumlah nomor instrumen uji coba
Kriteria Item Instrumen reliabilitas
Nilai Kriteria 1 Pengalaman mengajar/20 butir 0,603 Reliabel 2 Tingkat Pelatihan/20 butir 0,627 Reliabel 3 Profesionalisme guru/25 butir 0,778 Reliabel
46
b. Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tiga cara pengujian, yaitu:
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.
Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model, mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Apabila Fhitung > Ftabel, maka
Ho ditolak.
c. Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat yaitu antara pendidikan (X1),
pelatihan (X2), dan pengalaman mengajar (X3) terhadap
profesionalisme guru (Y). Selain itu, untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y = variabel profesionalisme guru
a = bilangan konstanta
47
b1 = koefisien regresi pendidikan
b2 = koefisien regresi pelatihan
b3 = koefisien regresi pengalaman mengajar
X1 = pendidikan guru
X2 = pelatihan
X3 = pengalaman mengajar
Selain itu analisis ini di lakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan sebagai berikut:
H0 : µ = 0
H1 : µ ≠ 0
Dimana:
H0 : tidak ada pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman
mengajar terhadap profesionalisme guru Matematika Madrasah
Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
H1 : Ada pengaruh pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar
terhadap profesionalisme guru Matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah
untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data
yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas
dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan pengalaman mengajar (X3). Variabel
terikatnya yaitu profesionalisme guru (Y).
Populasi dalam penelitian ini yaitu guru matematika di Madrasah
Ibtidaiyah baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non
PNS di Kabupaten Pangkep, sebanyak 51 orang yang tersebar di 8
Sekolah Dasar. Sampel yang diambil data dalam penelitian ini yaitu 51
orang guru Madrasah Ibtidaiyah baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
(PNS) maupun Non PNS di Kabupaten Pangkep.
Data tentang pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, dan
profesionalisme guru yang diperoleh di lapangan berupa data mentah,
kemudian diolah dengan teknik statistik. Data tentang pendidikan,
pelatihan,dan pengalaman mengajar merupakan data sekunder,
sedangkan profesionalisme merupakan data primer yang diambil melalui
kuesioner tertutup.
49
Deskripsi data berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 51
orang guru tersebut hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Deskripsi Responden
Jumlah responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Responden Dalam Penelitian Berdasarkan Sekolah
NO NAMA SEKOLAH GURU JK PENDIDIKAN STATUS L P S.Pd.I S.Pd PNS NPNS
1 MIN PANGKEP 9 3 6 3 6 6 3
2 MIS MUHAMMADIYAH SIBATUA
6 1 5 6 0 3 3
3 MIS DDI BARU-BARU TANGA 6 0 6 2 4 0 6
4 MIS MUHAMMADIYAH BUJUNG TANGAYA
6 0 6 5 1 2 4
5 MIS MUHAMMADIYAH LABBAKKANG
6 1 5 4 2 1 5
6 MIS DDI LAIKANG 6 0 6 5 1 5 1 7 MIS DARUL KAMAL 6 0 6 6 0 0 6 8 MIS DDI GALLA
RAYA 6 0 6 4 2 0 6
Jumlah 51 5 46 35 16 17 34
Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, terlihat bahwa jumlah responden
sebanyak 51 orang guru MIN dan MIS dengan jumlah laki-laki sebanyak 5
orang dan perempuan sebanyak 46 orang, sedangkan pendidikan semua
responden berstatus S1 dengan sarjana pendidikan islam sebanyak 35
orang sedangkan sarjana pendidikan sebanyak 16 orang. Sedangkan
status PNS sebanyak 17 orang sedangkan non PNS sebanyak 34 orang.
50
2. Uji Prasyarat Analisis
Hasil uji persyarat analisis yang dilakukan pada lampiran 2,
menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan homogen, dimana nilai uji Komogorof Smirnov menunjukkan
nilai p = 0.200 yang lebih besar dari nilai 𝛼𝛼= 0.05 sehingga dapat
dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan nilai uji homogenityas menunjukkan nilai p = 0,137 lebih besar
dari nilai 𝛼𝛼= 0.05, sehingga dapat dikatakan sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi homogen.
Sedangkan uji liniertitas yang dimaksudkan untuk menunjukkan
apakah sampel dapat digunakan untuk memprediksi populasi
menunjukkan nilai linieritas yang sesuai dimana nilai p = 0.640 untuk
pelatihan terhadap profesionalisme guru, p = 0.326 untuk pengalaman
mengajar terhadap profesionalisme guru dan p= 0,145 untuk tingkat
pendidikan terhadap profesionalisme guru, semuanya memiliki nilai p
yang lebih besar dari nilai 𝛼𝛼= 0.05.
3. Variabel Tingkat Pendidikan Responden
Variabel tingkap pendidikan responden, diukur dari 3 item
pernyataan, dengan tingkat pendidikan responden yang semuanya
berstatus sarjana pendidikan. Adapun deskripsi responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.2; Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat pendidikan Jumlah Persen
1 S1 Pendidikan Agama Islam 31 60.79
2 S1 PPKN 4 7.84
3 S1 BK 3 5.88
4 S1 pendidikan Matematika 6 11.76
5 S1 PGSD 7 13.73
JUMLAH 51 100.00
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah guru yang
terbanyak adalah merupakan alumni dari pendidikan guru PAI sebanyak
31 orang (60,79%), jurusan PPKN sebanyak 4 orang (7,84%), jurusan BK
sebanyak orang (5,88%), jurusan matematika sebanyak 6 orang (11,76%)
dan S1 PGSD sebanyak 7 orang (13,73%).
Variabel tingkat pendidikan diukur dengan kuesioner dengan
mengklasifikasikan jurusan yang diambil oleh guru. Jurusan matematika
diberi skor 4, sedangkan jurusan PGSD diberi skor 3, jurusan PAI diberi
skor 2 dan jurusan Non PAI diberi skor 1. Pemberian skor ini didasarkan
pada asumsi bahwa guru kelas MIN dan MIS rata-rata berasal dari jurusan
PAI sebagai guru kelas dan mengajarkan matematika. Skor teoritis tingkat
pendidikan berada pada rentang teoritis 3 – 4. Dari 51 responden,
terdapat 31 orang guru PAI, 6 matematika dan 7 PGSD yang memberikan
jawaban terhadap penyataan pada kuesioner, sehingga diperoleh
deskripsi tentang variabel tingkat pendidikan seperti pada tabel 4.3
berikut:
52
Tabel 4.3; Analisis Deskripsi Tingkat Pendidikan Responden
Statistik Nilai Statistik Mean 2.2353
Median 2.0000 Mode 2.00
Std. Deviation .83877 Variance .704 Range 3.00
Minimum 1.00 Maximum 4.00
Sumber: Survei 2019
Berdasarkan dari Tabel 4.3 di atas diperoleh bahwa nilai
maksimum 4,00 nilai minimum 1,00 dengan demikian maka rentang skor
yang dicapai adalah 3,00. Rata-rata yang diperoleh adalah 2,235.
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis untuk variabel tingkat
pendidikan, yang analisis dengan menggunakan statistik inferensial
melalui persamaan regresi linier sederhana. Hipotesis yang diajukan
adalah “Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap terhadap
profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep”
Untuk melihat model hubungan antara “tingkat pendidikan terhadap
terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep” digunakan rumusan statistik dibawah ini:
Ho : β1≤ 0 lawan H1 : β1> 0
Dimana β1= tingkat pendidikan terhadap terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
53
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada lampiran 2
diperoleh persamaan regresi berikut:
Ŷ = 11,22+ 0,66X1
Analisis varians (uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah model
persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
atau apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak.
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 7,841 sedangkan
nilai Ftabel (0,05,1,50) adalah 4,034. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =
7,841 > Ftabel (0,05,1,50) = 4,034, selain itu taraf signifikansinya lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan, berarti dapat digunakan menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat pendidikan
terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep.
Hasil perhitungan koefisien regresi pada lampiran 2
memperlihatkan bahwa nilai koefisien konstanta sebesar 11,22 dengan t
hitung sebesar 6,71. Nilai t tabel ( 0,05) adalah 1,67. Dengan demikian nampak
bahwa t hitung = 11,22 > t tabel ( 0,05) = 1,67 berarti koefisien konstanta
signifikan.
Dengan demikian persamaan regresi tersebut di atas
menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dinaikkan satu satuan, maka
profesionalisme guru Madarasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep akan
bertambah sebesar 0,06 pada konstanta 11,22.
54
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat
pendidikan (X1) dan variabel profesionalisme guru (Y) adalah sebesar
0,138. Hal ini berarti bahwa 13,8% variasi tingkat pendidikan dapat
dijelaskan oleh profesionalisme guru dan 86,2% dijelaskan oleh variabel
lain.
Dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai R = 0,371 dengan
nilai signifikansi p = 0,007. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan
memiliki keterkaitan yang cukup atau sedang dengan profesionalisme
guru Madarasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep.
4. Variabel Tingkat Pelatihan Responden
Variabel tingkat pelatihan responden, diukur dari 17 item
pernyataan, yang memilki skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Dengan
demikian skor tingkat pelatihan responden berada pada rentang teoritis
17-68. Dari 51 responden yang memberikan jawaban terhadap penyataan
pada kuesioner, sehingga diperoleh deskripsi tentang variabel tingkat
pelatihan responden pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4; Analisis deskripsi variabel tingkat pelatihan responden
Statistik Nilai Statistik Rata-rata 57.7647
Nilai Tengah 58.0000 Nilai paling sering muncul 58.00
Std. Deviation 3.17231 Variance 10.064 Rentang 14.00
55
Statistik Nilai Statistik Nilai Minimum 49.00 Nilai Maximum 63.00
Sumber: diolah dari lampiran 2
Berdasarkan dari Tabel 4.4 di atas diperoleh bahwa nilai
maksimum 63,00 nilai minimum 49,00 dengan demikian maka rentang
skor yang dicapai adalah 14.00. rata-rata sebesar 57,76, median atau nilai
tengah sebesar 58,00 dan modus atau nilai yang paling sering muncul
adalah 58,00.
Jika variabel tingkat pelatihan responden dikelompokkan ke dalam
lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase tingkat
pelatihan responden seperti digambarkan pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5; Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pelatihan Responden
No Interval Frekuensi % Kategori 1. 17< X ≤26 0 0 Sangat kurang
2. 27< X ≤ 36 0 0 Kurang
3. 37< X ≤ 46 0 0 Sedang
4. 47< X ≤56 15 29,41 Baik
5. 57< X ≤ 68 36 70,59 Sangat baik
Sumber : diolah dari lampiran 2
Penyajian data mengenai variabel tingkat pelatihan responden
pada Tabel 4.5 di atas, mendeskripsikan bahwa dari 51 orang guru,15
atau 29,41 guru berada pada kategori baik sedangkan 36 atau 70,59
56
persen berada pada kategori sangat baik dan tidak ada guru yang berada
pada kategori lainnnya.
Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram
batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram tingkat pelatihan responden
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis untuk variabel tingkat
pelatihan responden, yang analisis dengan menggunakan statistik
inferensial melalui persamaan regresi linier sederhana. Hipotesis yang
diajukan adalah “Ada pengaruh tingkat pelatihan terhadap profesionalisme
guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep”
Untuk melihat model hubungan antara pengaruh tingkat pelatihan
terhadap terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah
di Kabupaten Pangkep digunakan rumusan statistik dibawah ini:
Ho : β1≤ 0 lawan H1 : β1> 0
Dimana β1= tingkat pelatihan terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
0 0 0
15
36
05
10152025303540
Sangatkurangterlatih
Kurangterlatih
Sedang terlatih Sangatterlatih
57
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada lampiran
2 diperoleh persamaan regresi berikut:
Ŷ = 20,869 + 0,505X1
Analisis varians (uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah model
persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
atau apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak.
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 11.791 sedangkan
nilai Ftabel (0,05,1, 50) adalah 4.034. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =
11,791> Ftabel (0,05,1, 50) = 4.034, selain itu tarf signifikansinya (0.01) lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan, berarti dapat digunakan menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat pelatihan
terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep.
Hasil perhitungan koefisien regresi pada lampiran 2
memperlihatkan bahwa nilai koefisien konstanta sebesar 20,869 dengan
t hitung sebesar 1,941. Nilai t tabel ( 0,05) adalah 1,67. Dengan demikian
nampak bahwa t hitung = 1,941> t tabel ( 0,05) = 1,67 berarti koefisien konstanta
signifikan.
Dengan demikian persamaan regresi tersebut di atas
menunjukkan bahwa jika tingkat pelatihan dinaikkan satu satuan, maka
profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah di Pangkep akan bertambah
sebesar 0,505 pada konstanta 20,869.
58
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat
pelatihan (X2) dan variabel profesionalisme guru matematika (Y) adalah
sebesar 0,194. Hal ini berarti bahwa 19,4% variasi hasil tingkat pelatihan
dapat dijelaskan oleh profesionalisme guru matematika dan 80,6%
dijelaskan oleh variabel lain.
Dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai R = 0,440 dengan
nilai signifikansi p = 0,001. Hal ini berarti bahwa tingkat pelatihan
responden memiliki keterkaitan yang sedang dengan profesionalisme guru
matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep.
5. Variabel Tingkat Pengalaman Mengajar Responden
Variabel tingkat pengalaman mengajar responden, diukur dari 18
item pernyataan, yang memilki skor minimal 1 dan skor maksimal 4.
Dengan demikian skor tingkat pengalaman mengajar responden berada
pada rentang teoritis 18 – 72. Dari 51 responden yang memberikan
jawaban terhadap penyataan pada kuesioner, sehingga diperoleh
deskripsi tentang variabel tingkat pengalaman mengajar responden pada
tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6. Analisis Deskripsi Variabel Tingkat Pengalaman Mengajar Responden
Statistik Nilai Statistik Mean 61.8627
Median 62.0000 Mode 63.00
Std. Deviation 3.20637 Variance 10.281
59
Statistik Nilai Statistik Range 14.00
Minimum 53.00 Maximum 67.00
Sumber: Survei 2019
Berdasarkan dari Tabel 4.6 di atas diperoleh bahwa nilai
maksimum 67,00 nilai minimum 53,00 dengan demikian maka rentang
skor yang dicapai adalah 14.00. rata-rata sebesar 651,86, median atau
nilai tengah sebesar 62,00 dan modus atau nilai yang paling sering
muncul adalah 63,00.
Jika variabel tingkat pengalaman mengajar responden
dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi
dan persentase tingkat tingkat pengalaman mengajar responden seperti
digambarkan pada Tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengalaman Mengajar Responden
No Interval Frekuensi % Kategori 1. 18< X ≤27 0 0 Sangat kurang pengalaman
2. 28< X ≤ 37 0 0 Kurang pengalaman
3. 38< X ≤ 47 0 0 Sedang
4. 48< X ≤57 5 9,8 Pengalaman
5. 58< X ≤72 46 90.19 Sangat pengalaman
Sumber : diolah dari lampiran 2
Penyajian data mengenai variabel tingkat pengalaman mengajar
responden pada Tabel 4.7 di atas, mendeskripsikan bahwa dari 51 orang
60
guru,5 atau 9,80 guru berada pada kategori pengalaman dalam mengajar
sedangkan 46 atau 90,19 persen berada pada kategori sangat
pengalaman mengajar dan tidak ada guru yang berada pada kategori
lainnnya.
Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat digambarkan dalam diagram
batang sebagai berikut:
Gambar 4.2. Diagram tingkat pengalaman mengajar responden
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis untuk variabel tingkat
pengalaman mengajar responden, yang analisis dengan menggunakan
statistik inferensial melalui persamaan regresi linier sederhana. Hipotesis
yang diajukan adalah “Ada pengaruh tingkat pengalaman mengajar
terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep”
Untuk melihat model hubungan antara pengaruh tingkat
pengalaman mengajar terhadap terhadap profesionalisme guru
0 0 05
46
05
101520253035404550
Sangatkurang
pengalaman
Kurangpengalaman
Sedang pengalaman Sangatpengalaman
61
matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep digunakan
rumusan statistik dibawah ini:
Ho : β1≤ 0 lawan H1 : β1> 0
Dimana β1= tingkat pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada lampiran
2 diperoleh persamaan regresi berikut:
Ŷ = 26,606 + 0,482X1
Analisis varians (uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah model
persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
atau apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak.
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 10.227 sedangkan
nilai Ftabel (0,05,1, 50) adalah 4.034. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =
10,227> Ftabel (0,05,1, 50) = 4.034, selain itu taraf signifikansinya (0.01) lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan, berarti dapat digunakan menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika
Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep.
Hasil perhitungan koefisien regresi pada lampiran 2
memperlihatkan bahwa nilai koefisien konstanta sebesar 26,606 dengan t
hitung sebesar 2,417. Nilai t tabel ( 0,05) adalah 1,67. Dengan demikian
62
nampak bahwa t hitung = 2,417> t tabel ( 0,05) = 1,67 berarti koefisien konstanta
signifikan.
Dengan demikian persamaan regresi tersebut di atas
menunjukkan bahwa jika tingkat pengalaman mengajar dinaikkan satu
satuan, maka profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah di Pangkep akan
bertambah sebesar 0,482 pada konstanta 26,606.
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat
pengalaman mengajar (X2) dan variabel profesionalisme guru matematika
(Y) adalah sebesar 0,173. Hal ini berarti bahwa 17,3% variasi hasil tingkat
pengalaman mengajar dapat dijelaskan oleh profesionalisme guru
matematika dan 82,7% dijelaskan oleh variabel lain.
Dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai R = 0,416 dengan
nilai signifikansi p = 0,002. Hal ini berarti bahwa tingkat pengalaman
mengajar responden memiliki keterkaitan yang sedang dengan
profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep.
6. Variabel Profesionalisme Guru Matematika Responden
Variabel profesionalisme guru matematika responden, diukur dari
21 item pernyataan, yang memilki skor minimal 1 dan skor maksimal 4.
Dengan demikian skor tingkat pengalaman mengajar responden berada
pada rentang teoritis 21 – 84. Dari 51 responden yang memberikan
jawaban terhadap penyataan pada kuesioner, sehingga diperoleh
63
deskripsi tentang variabel tingkat pengalaman mengajar responden pada
tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8; Analisis Deskripsi Variabel Profesionalisme Guru Matematika Responden
Statistik Nilai Statistik Mean 73.1176
Median 73.0000 Mode 73.00
Std. Deviation 2.76873 Variance 7.666 Range 14.00
Minimum 64.00 Maximum 78.00
Sumber: Survei 2019
Berdasarkan dari Tabel 4.8 di atas diperoleh bahwa nilai
maksimum 64,00 nilai minimum 78,00 dengan demikian maka rentang
skor yang dicapai adalah 14.00. rata-rata sebesar 73,12, median atau nilai
tengah sebesar 73,00 dan modus atau nilai yang paling sering muncul
adalah 73,00.
Jika variabel tingkat profesionalisme guru matematika responden
dikelompokkan ke dalam lima kategori maka diperoleh distribusi frekuensi
dan persentase tingkat profesionalisme guru matematika responden
seperti digambarkan pada Tabel 4.9 di bawah ini:
64
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Profesionalisme Guru Matematika Responden
No Interval Frekuensi % Kategori 1. 21 <X ≤ 33 0 0 Sangat kurang profesional
2. 34 < X ≤ 46 0 0 Kurang profesional
3. 47 < X ≤ 59 0 0 Sedang
4. 60< X ≤ 72 17 33.33 Profesional
5. 73 < X ≤ 84 34 67.67 Sangat profesional
Penyajian data mengenai variabel tingkat profesionalisme guru
matematika responden pada Tabel 4.9 di atas, mendeskripsikan bahwa
dari 51 orang guru, 5 atau 9,80 guru berada pada kategori pengalaman
dalam mengajar sedangkan 46 atau 90,19 persen berada pada kategori
sangat pengalaman mengajar dan tidak ada guru yang berada pada
kategori lainnnya.
Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat digambarkan dalam diagram
batang sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram Tingkat Profesionalisme Guru Matematika Responden
0 0 0
14
34
05
10152025303540
Sangatkurang
profesional
Kurangprofesional
Sedang profesional Sangatprofesional
frek
uens
i
kategori
65
7. Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan, Tingkat Pelatihan dan
Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh ketiga variabel
bebas terhadap variabel tidak bebada (tergantung), hal ini terlihat pada
hasil uji regresi linear ganda yang dilakukan terhadap ketiga variabel
sebagai berikut
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis untuk variabel bebas
(independent) terhadap variabel dependent, yang analisis dengan
menggunakan statistik inferensial melalui persamaan regresi linier
sederhana. Hipotesis yang diajukan adalah “Ada pengaruh tingkat
pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep”
Untuk melihat model hubungan antara pengaruh tingkat
pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep digunakan rumusan statistik dibawah ini:
Ho : β1≤ 0 lawan H1 : β1> 0
Dimana β1= Pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep
Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda yang digunakan
pada lampiran 2 diperoleh persamaan regresi berikut:
Ŷ = 43.398 + 1,616X1 + 0,249X2 + 0,153X3
66
Analisis varians (uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah model
persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
atau apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak.
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung sebesar 6,929 sedangkan
nilai Ftabel (0,05,1, 50) adalah 4.034. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung =
6,929> Ftabel (0,05,1, 50) = 4.034, selain itu tarf signifikansinya (0.001) lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian persamaan regresi yang diperoleh dapat
dinyatakan signifikan, berarti dapat digunakan menjelaskan dan
mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat
pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep
Hasil perhitungan koefisien regresi pada lampiran 2
memperlihatkan bahwa nilai koefisienkonstanta sebesar 43,398 dengan t
hitung sebesar 6,108. Nilai t tabel ( 0,05) adalah 1,67. Dengan demikian
nampak bahwa t hitung = 6,108> t tabel ( 0,05) = 1,67 berarti koefisien konstanta
signifikan.
Dengan demikian persamaan regresi tersebut di atas
menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan
pengalaman mengajar dinaikkan satu satuan, maka profesionalisme guru
Madrasah Ibtidaiyah di Pangkep akan bertambah sebesar koefisien
masing-masing variable bebas pada konstanta 43,398.
67
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat tingkat
pendidikan (X1), tingkat pelatihan (X2), pengalaman mengajar (X3), dan
variabel profesionalisme guru matematika (Y) adalah sebesar 0,307. Hal
ini berarti bahwa 30,7% variasi hasil tingkat pendidikan, tingkat pelatihan
dan pengalaman mengajar dapat dijelaskan oleh profesionalisme guru
matematika dan 69,3% dijelaskan oleh variabel lain.
Dari hasil analisis pada lampiran 2 diperoleh nilai R = 0,554 dengan
nilai signifikansi p = 0,001. Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan, tingkat
pelatihan dan pengalaman mengajar responden memiliki keterkaitan yang
kuat dengan profesionalisme guru matematika Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep.
B. Pembahasan hasil penelitian
1. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru
Berdasarkan hasil analisi data pada lampiran 2 menunjukkan
bahwa rata-rata responden atau lebih dari setengahnya memiliki basis
pendidikan sarjana dengan disiplin ilmu Pendidikan Agama islam dan
sisanya merupakan disiplin ilmu matematika, PKN, PGSD dan BK. Hal ini
sebenarnya turut mempengaruhi kermampuan guru dalam mengelola
profesionalismenya dalam mengajrkan matematika, karena tidak berasal
dari displin ilmu yang relevan dengan matematika. Hal ini sesuai dengan
pendapat dari Fathurrohman dan Suryana (2012), terdapat berbagai
komponen yang harus dimiliki seorang guru agar dapat dikatakan sebagai
68
guru profesional, yakni afeksi, penguasaan ilmu pengetahuan, penyajian
bahan pelajaran, hubungan guru dengan murid, hubungan guru dengan
orang dewasa, serta relevansi antara disiplin ilmu dengan pembelajaran
yang diampuh.
Hasil Uji analisis menunjukkan bahwa tingkat Pendidikan secara
umum memenuhi level yang dipersyaratkan sebagai guru profesional
dengan berstatus sarjana pendidikan, selanjutnya hasil analisis juga
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara tingkat
pendidikan terhadap profesionalisme guru (0,371) yang berarti bahwa
profesionalisme guru yang berarti bahwa tingkat pendidikan berpengaruh
secara signifikan terhadap profsionalisme guru (p value pada uji T kurang
dari 0.05).
Tingkat pengaruh yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
sebesar 13,8 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh hal lain.
Pengaruh ini berpengaruh dengan model linier yang berarti bahwa jika
tingkat pendidikan guru semakin tinggi maka profionalismenya juga akan
semakin baik.
2. Pengaruh tingkat pelatihan terhadap profesionalisme guru
Tingkat pelatihan responden diukur dengan menggunakan
kuesioner atau angket yang dirumuskan sesuai dengan indikator yang
sesuai, hasil analisis data menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai
responden adalah 63 dari skor maksimal 68 sedangkan skor terendah
hasil pengisian angket adalah 53 dari nilai terendah 17, hal ini munujukkan
69
bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pelatihan yang sangat terlatih,
hal ini sesuai pencapaian rata-rata sebesar 57,76 yang berada pada
kategori sangat terlatih. Hal ini berarti hamper seluruh responden atau
guru Madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep sering mengikuti
pelatihan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, propinsi
maupun kementerian Agama Republik Indonesia.
Hasil analisis infrensial yang dilakukan dengan menggunakan uji
regresi linier sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dapat diteriam bahwa terdapat pengaruh tingkat pelatihan terhadap
profesionalisme guru matematika Madarah Ibtidaiyah di Kabupaten
Pangkep, hal ini dibuktikan oleh perolehan nilai korelasi sebesar 0,440
yang berada pada kategori hubungan antara kedua variabel ini yaitu
cukup atau sedang.
Dengan demikian persamaan regresi tersebut di atas
menunjukkan bahwa jika tingkat pelatihan dinaikkan satu satuan, maka
profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah di Pangkep akan bertambah
sebesar 0,505 pada konstanta 20,869.
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat
pelatihan (X2) dan variabel profesionalisme guru matematika (Y) adalah
sebesar 0,194. Hal ini berarti bahwa 19,4 persen variasi hasil tingkat
pelatihan responden atau guru MI (Madarash Ibtidaiyah) dapat dijelaskan
oleh profesionalisme guru matematika di Kabupaten Pangkep dan 80,6%
dijelaskan oleh variabel lain.
70
3. Pengaruh tingkat Pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru
Tingkat pengalaman mengajar responden diukur dengan
menggunakan kuesioner atau angket yang dirumuskan sesuai dengan
indikator yang sesuai, hasil analisis data menunjukkan bahwa skor
tertinggi yang dicapai responden adalah 67 dari skor maksimal 68
sedangkan skor terendah hasil pengisian angket adalah 53 dari nilai
terendah 17, hal ini munujukkan bahwa rata-rata responden memiliki
tingkat pelatihan yang sangat terlatih, hal ini sesuai pencapaian rata-rata
sebesar 61,87 yang berada pada kategori sangat pengalaman dalam
mengajar. Hal ini berarti hampir seluruh responden atau guru Madrasah
ibtidaiyah di Kabupaten Pangkep memiliki pengalaman mengajar yang
lama dan telah melalui berbagai cara mengjara di depan kelas sehingga
kemampuan mengajarnya menjadi baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kunandar (2011) bahwa berdasarkan masa kerja yang lama guru
mendapatkan kesempatan untuk mengefektifkan aktivitas pembelajaran
dengan kegiatan membuat catatan kemajuan untuk anak didiknya
sehingga dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian program yang
mereka perlukan pada pembelajaran berikutnya.
Hasil analisis infrensial yang dilakukan dengan menggunakan uji
regresi linier sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan
dapat diterima bahwa terdapat pengaruh tingkat pengalaman mengajar
terhadap profesionalisme guru matematika Madarah Ibtidaiyah di
71
Kabupaten Pangkep, hal ini dibuktikan oleh perolehan nilai korelasi
sebesar 0,416 yang berada pada kategori hubungan antara kedua
variabel ini yaitu cukup atau sedang. Selain itu persamaan regresi dari
hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa jika tingkat pengalaman
mengajar dinaikkan satu satuan, maka profesionalisme guru Madrasah
Ibtidaiyah di Pangkep akan bertambah sebesar 0,482 pada konstanta
26,606.
Nilai koefisien determinasi pasangan data variabel tingkat
pengalaman (X3) dan variabel profesionalisme guru matematika (Y)
adalah sebesar 0,173. Hal ini berarti bahwa 17,3 persen variasi hasil
tingkat pengalaman responden atau guru MI (Madarash Ibtidaiyah) dapat
dijelaskan oleh profesionalisme guru matematika di Kabupaten Pangkep
dan 82,7% dijelaskan oleh variabel lain.
4. Pengaruh variabel tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan
pengalaman mengajar terhadap profesionalisme guru
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dari ketiga
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, terlihat bahwa
variabel pelatihan yang dilakukan oleh guru memiliki pengaruh yang paling
kuat diantara dua variabel yang lain sebesar 19,4 persen, kemudian
variabel pengalaman mengajar sebesar 17,3 persen dan yang terkahir
variabel tingkat pendidikan sebesar 13,8 persen.
Hasil analisis dan deskripsi dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman
72
mengajar memiliki pengaruh yang kuat terhadap profesionalisme guru, hal
ini terlihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel tingkat
pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru memiliki hubungan yang kuat, sehingga dapat
dikatakan variabel tingkat pendidikan, tingkat pelatihan dan pengalaman
mengajar berpengaruh terhadap profesionalisme guru, hal ini senada
dengan pendapat Usman (1999) bahwa pengalaman mengajar guru juga
dapat menentukan kualitas guru dalam mengajar. Semakin banyak
pengalaman mengajar guru, maka semakin banyak pula pengetahuan-
pengetahuan yang dimiliki. Semakin bertambah masa kerjanya
diharapkan guru semakin banyak pengalamannya. Hal ini juga mampu
membuktikan hipotesis dengan menerima hipotesis alternatif dan menolak
hipotesis nol.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dibaut
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh tingkat pendidikanterhadap profesionalime guru
matematika madrasah ibtidaiyah Kabupaten Pangkep
2. Terdapat pengaruh pelatihan terhadap profesionalime guru
matematika madrasah ibtidaiyah Kabupaten Pangkep
3. Terdapat pengaruh pengalaman mengajar terhadap profesionalime
guru matematika madrasah ibtidaiyah Kabupaten
4. Terdapat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman
mengajar terhadap profesionalime guru matematika madrasah
ibtidaiyah Kabupaten Pangkep..
B. Saran
Berdasarkan temuan bahwa tingkat pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman mengajar secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah di
Kabupaten Pangkep, maka kiranya perlu disarankan kepada:
1. Guru, karena faktor pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar
berpengaruh terhadap profesionalisme guru, maka hendaknya guru-
74
guru meningkatkan profesionalismenya dengan melanjutkan ke tingkat
pendidikan formal yang lebih tinggi, aktif mengikuti pelatihan dengan
sungguh-sungguh guna menambah keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang
sekarang dan yang akan datang, serta menjadikan pengalaman
mengajar sebagai guru yang terbaik untuk menjadi guru yang
profesional. Guru juga diharapkan selalu mengintrospeksi
kemampuannya dalam proses pembelajaran di kelas dan selalu
menjadikan hasil kerjanya hari ini sebagai pengalaman, yang akan
dijadikan dasar sebagai guru yang profesional.
2. Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Dasar Diharapkan selalu
memantau prestasi kerja dari para guru Sekolah Dasar yang berada di
bawah pengawasannya, agar tercipta guru profesional yang
menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional.
3. Dinas Pendidikan Untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam
mengelola pembelajaran, maka diharapkan agar Dinas Pendidikan
atau pihak yang berwenang dapat merencanakan dan melaksanakan
penataran/pelatihan dengan sungguh-sungguh. Pelatihan tersebut
hendaknya tidak hanya teori saja, tetapi praktek secara langsung,
terutama untuk pelatihan model-model pembelajaran yang inovatif.
4. Peneliti lain diharapkan peneliti lain dapat meneliti lebih lanjut tentang
variabel lain yang dapat mempengaruhi profesionalisme guru, agar
75
profesionalisme guru dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
variabel lain selain pendidikan, pelatihan, dan pengalaman mengajar.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian :Suatu PendekatanPraktik, Edisi Revisi VI, Jakarta : PT RinekaCipta
Aqib, Zainal. 2016. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: YramaWidya Bafadal.2008. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
PT Bumi Aksara Djaka Dt. Sati, Emma Zain.1997. “Rangkuman Ilmu Mendidik”, Mutiara
Sumber Widya Jakarta Eliyanto. 2011 Pengaruh Jenjang Pendidikan, Pelatihan, Dan
Pengalaman Mengajar Terhadap Profesionalisme Guru SMA Muhammadiyah Di Kabupaten Kebumen. https://journal.uny.ac.id/index.php/jamp/article/view/2321. Diakses 31 Januari 2019
Fathurrohman, Pupuh dan Suryana Aa. 2012. Guru Professional.
Bandung: PT.Refika Aditama. Gomes FC. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Andi
Offset Idris, Zahara. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia. John R. Schermerhorn, Jr, 2003, Manajemen, edisi kelima, Jakarta:
Andi Offset Yogyakarta. Kunandar.2011. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Laksana Usep Setia, 2009. Hubungan Pendidikan Pelatihan Dan
Pengalaman Mengajar Terhadap Profesional Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung.http://repository.upi.edu/8471/online: Diakses 31 Januari 2019
Mansur Muslich, 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik,
Jakarta: Bumi Aksara.
77
Marimba Ahmad D., 2007, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Bumi Aksara.
Martinis Yamin, 2008.Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta:
Gaung Persada Press. Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi
dan.Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Moekijat. 2011. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Bandar Maju. Bandung Nurbaeti, 2011, Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman
Mengajar terhadap Profesionalisme Guru SekolahDasar di Daerah Binaan IV Kecamatan Comal Kabupaten Pemalang.https://lib.unnes.ac.id/6075/ online: Diakses 31 Januari 2019
Nurani, S Y, 2010, Mengajar denganPortofolio, Jakarta: Indeks, Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta
;PustakaBelajar Rahmawati, 2015.Pengaruh Pelatihan, Pengalaman Mengajar dan
Kompensasi terhadap Profesionalisme Guru di SMK Negeri 3 Palu. https : //media. neliti. com/ media/ publications/ 156957- ID - pengaruh pelatihan – pengalaman – mengajar - d. pdf, Volume 3 Nomor 12, Desember 2015 hlm 67-75, Diakses 31 Januari 2019
Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2004. Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung:.Alfabeta Suparno. A. 2013. “Kontribusi Pelatihan Guru, Iklim Organisasi dan
Persesi Guru tentang Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah terhadap Keterampilan Guru dalam Pembelajaran”. Vol. 25.No. 1.Juni 2013.
Usman MU, 1990. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rusda
Karya.
78
Yusuf A. Muri, 2000. Pengantar IlmuPendidikan, Jakarta: Balai Aksara, Edisi III,
79
RIWAYAT HIDUP
Inar Saudi lahir di Bontoa kelurahan Bontokio
Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkep
Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 20
Maret 1979, anak Pertama dari Tiga
bersaudara ini merupakan buah cinta dari
pasangan Saudi Jamil dan Hj. Rosdawati.
Penulis telah menikah dengan H. Muh. Arifin
Ahmad dan dikaruniai sepasang putra putri.
Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar (1986-1991),
Sekolah Menengah pertama (1992-1994), dan Sekolah Menengah Atas
(1995-1997), Pada tahun yang sama penulis hijrah ke Makassar untuk
melanjutkan pendidikan dan terdaftar sebagai mahasiswa DII jurusan
PGKMI Pendidikan Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah di
Institut Agama Islam Negeri dan selesai tahun 1999. Pada tahun 2000
penulis melanjutkan pendidikan di jenjang S1 jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam pada Universitas Muhammadiyah Makassar
dan selesai tahun 2002. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan
sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis mengabdi di MIS
Muhammadiyah Sibatua Kelurahan Bonto perak Kecamatan Pangkajene
Kabupaten Pangkep sejak tahun 2003 sampai sekarang.
80
MOTTO
Di mana ada Kemauan, disitulah ada jalan
“ Seseorang yang mempunyai niat dan mau berusaha, pasti ada
kemudahan jika ada kesulitan yang menghadang”
Lampiran . Distribusi Sebaran Populasi
Tabel 3.1 Distribusi populasi penelitian
NO NAMA SEKOLAH GURU JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI STATUS
L P
1 MIN PANGKEP
KLS 1 a √ S.Pd.I PAI PNS KLS 1 b √ S.Pd PPKN Non PNS KLS 2 a √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 2 b √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 3 a √ S.Pd.I PAI PNS KLS 3 b √ S.Pd PGSD PNS KLS 4 a √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 4 b √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 5 a √ S.Pd BK Non PNS KLS 5 b √ S.Pd PPKN PNS KLS 6 a √ S.Pd BK PNS KLS 6 b √ S.Pd PGSD PNS
2 MIS MUHAMMADIYAH SIBATUA
KLS 1 √ S.Pd.I PAI PNS KLS 2 √ S.Pd MTK Non PNS KLS 3 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 4 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 5 √ S.Pd.I PAI PNS KLS 6 √ S.Pd.I PAI PNS
3 MIS DDI BARU-BARU TANGA
KLS 1 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 2 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 3 √ S.Pd PPKN Non PNS KLS 4 √ S.Pd PPKN Non PNS KLS 5 √ S.Pd MTK Non PNS KLS 6 √ S.Pd MTK Non PNS
4
MIS MUHAMMADIYAH BUJUNG TANGAYA
KLS 1 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 2 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 3 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 4 √ S.Pd BK Non PNS KLS 5 √ S.Ag PAI PNS KLS 6 √ S.Pd MTK PNS
NO NAMA SEKOLAH GURU JENIS
KELAMIN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI STATUS
L P
5 MIS MUHAMMADIYAH LABBAKKANG
KLS 1 √ S.Pd PGSD Non PNS KLS 2 √ S.Pd PGSD Non PNS KLS 3 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 4 √ S.Pd.I PAI Non PNS KLS 5 √ S.Pd.I PAI PNS
KLS 6 √ S.Pd.I PAI Non PNS
6 MIS DDI LAIKANG
KLS 1 √ S.Pd.I PAI PNS
KLS 2 √ S.Pd.I PAI PNS
KLS 3 √ S.Ag PAI PNS
KLS 4 √ S.Pd PGSD PNS
KLS 5 √ S.Pd.I PAI Non PNS
KLS 6 √ S.Pd.I PAI PNS
MIS DARUL KAMAL
KLS 1 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 2 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 3 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 4 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 5 √ S.Pd PGSD NON PNS
KLS 6 √ S.Pd PGSD NON PNS
8 MIS DDI GALLA RAYA
KLS 1 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 2 √ S.Pd.I PAI NON PNS
KLS 3 √ S.Pd MTK NON PNS
KLS 4 - s.d.a s.d.a s.d.a KLS 5 - s.d.a s.d.a s.d.a KLS 6 - s.d.a s.d.a s.d.a
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PENGALAMAN MENGAJAR
No. Responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
Itm 1
Itm 2
Itm 3
Itm 4
Itm 5
itm 6
itm 7
itm 8
Itm 9
Itm 10
Itm 11
itm 12
itm 13
itm 14
itm 15
itm 16
itm 17
itm 18
itm 19
itm 20
skor total
AF 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 66 SN 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 72 RN 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 67 NR 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 65 AT 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 69 LS 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 65 SK 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 65 NH 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 66 RL 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 64 NS 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 70 SM 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 69 MS 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 66 HL 3 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 64 HM 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 73 NM 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66 AG 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 64 HS 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 70 SS 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 64 NG 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 69
No. Responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
Itm 1
Itm 2
Itm 3
Itm 4
Itm 5
itm 6
itm 7
itm 8
Itm 9
Itm 10
Itm 11
itm 12
itm 13
itm 14
itm 15
itm 16
itm 17
itm 18
itm 19
itm 20
skor total
MJ 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 63 NF 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 71 DR 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 70 HS 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4 65 SM 3 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 64 HN 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 66 SB 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 70
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PELATIHAN
No. Responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
item 1
item 2
item 3
item 4
item 5
item 6
item 7
item 8
item 9
item 10
item 11
item 12
item 13
item 14
item 15
item 16
item 17
item 18
item 19
item 20
Skor total
AF 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 68 SN 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 68 RN 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 70 NR 3 3 3 4 2 2 2 4 2 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 60 AT 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 68 LS 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74 SK 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 66 NH 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 70 RL 2 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 66 NS 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 67 SM 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 71 MS 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 67 HL 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 71 HM 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 66 NM 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 68 AG 3 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 63 HS 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 70 SS 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 67 NG 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 4 63
No. Responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
item 1
item 2
item 3
item 4
item 5
item 6
item 7
item 8
item 9
item 10
item 11
item 12
item 13
item 14
item 15
item 16
item 17
item 18
item 19
item 20
Skor total
MJ 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 69 NF 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 65 DR 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 2 4 3 60 HS 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 70 SM 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 4 61 HN 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 66 SB 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 67
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET PROFESIONALISME GURU
No. responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 skor total
AF 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 80 SN 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 87 RN 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 84 NR 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 81 AT 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 83 LS 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 81 SK 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 81 NH 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 82 RL 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 82 NS 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 86 SM 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 82 MS 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 82 HL 3 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 77 HM 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 87 NM 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 82 AG 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 79 HS 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 83 SS 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 80 NG 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 85
No. responden SKOR PEROLEHAN PER ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 skor total
MJ 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 79 NF 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 85 DR 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 85 HS 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 81 SM 3 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 76 HN 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 82 SB 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 85
DATA TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN
No Nama Responden JURUSAN TINGKAT PENDIDIKAN
1 SP PAI 2 2 RG PPKN 1 3 MS PAI 2 4 ER PAI 2 5 MS PAI 2 6 NR PGSD 3 7 JM PAI 2 8 LK BK 1 9 Ms PPKN 1
10 Nr MTK 4 11 WH BK 1 12 BR PGSD 3 13 HR PAI 2 14 MR MATEMATIKA 4 15 SA PAI 2 16 SK PAI 2 17 AS PAI 2 18 SZ PAI 2 19 BD PAI 2 20 FJ PAI 2 21 SW PPKN 1 22 Mr PPKN 1 23 NI MATEMATIKA 4 24 NM MATEMATIKA 4 25 JB PAI 2 26 HL PAI 2 27 NL PAI 2 28 RS BK 1 29 ER 1 PAI 2 30 ER 2 MATEMATIKA 4
31 RS PGSD 3 32 NH PGSD 3
No Nama Responden JURUSAN TINGKAT PENDIDIKAN
33 SM PAI 2 34 SR PAI 2 35 HR PAI 2 36 AB PAI 2 37 MR PAI 2 38 SI PAI 2 39 HW PAI 2 40 HR PGSD 3 41 SY PAI 2 42 CT PAI 2 43 AS PAI 2 44 Rs PAI 2 45 RN PAI 2 46 Mr PAI 2 47 Rs PGSD 3 48 Wr PGSD 3 49 HS PAI 2 50 SH PAI 2 51 SR MATEMATIKA 4
Reliability Tingkat Pengalaman Mengajar Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0 Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .603 .468 20
Validity Skor Total R tabel Kriteria Item 1 .429 .374 Valid Item 2 .476 .374 Valid Item 3 -.273 .374 Tidak valid Item 4 .432 .374 Valid Item 5 .379 .374 Valid Item 6 .531 .374 Valid Item 7 .537 .374 Valid Item 8 .486 .374 Valid Item 9 .626 .374 Valid item10 .568 .374 Valid item11 -.304 .374 Tidak valid
item12 .445 .374 Valid item13 .385 .374 Valid item14 .448 .374 Valid item15 .380 .374 Valid item16 .395 .374 Valid item17 .376 .374 Valid item18 .383 .374 Valid item19 .381 .374 Valid item20 .445 .374 Valid Skor total 1.000 .374
Reliability Tingkat Pelatihan Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0 Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.627 .479 20
Validity Skor Total R tabel Kriteria Item 1 .428 .374 Valid Item 2 .490 .374 Valid Item 3 .638 .374 Valid Item 4 .512 .374 Valid Item 5 .534 .374 Valid Item 6 .525 .374 Valid Item 7 .572 .374 Valid Item 8 -.402 .374 Tidak valid Item 9 .600 .374 Valid
item10 -.124 .374 Tidak valid item11 .377 .374 Valid item12 .499 .374 Valid item13 .468 .374 Valid item14 .663 .374 Valid item15 .495 .374 Valid item16 .594 .374 Valid item17 -.058 .374 Tidak valid item18 .521 .374 Valid item19 .447 .374 Valid item20 .675 .374 Valid Skor total 1.000 .374
Reliability Tingkat Profesionalisme Guru Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0 Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .778 .462 25
Validity Skor Total R table Kriteria Item 1 .506 .374 valid Item 2 .490 .374 valid Item 3 -.181 .374 Tidak valid Item 4 .458 .374 valid Item 5 .465 .374 valid Item 6 .639 .374 valid Item 7 .545 .374 valid Item 8 .409 .374 valid Item 9 .463 .374 valid item10 .647 .374 valid item11 -.360 .374 Tidak valid item12 .591 .374 valid item13 .546 .374 valid item14 .621 .374 valid item15 .521 .374 valid
item16 .467 .374 valid item17 .565 .374 valid item18 .449 .374 valid Item 19 -.033 .374 Tidak valid Item 20 .622 .374 valid Item 21 .582 .374 valid Item 22 .497 .374 valid Item 23 .506 .374 valid Item 24 .403 .374 valid Item 25 -.054 .374 Tidak valid Skor total 1.000 .374
Lampiran . Hasil Analisis Data Penelitian ANALISIS DATA DESKRIFTIF Frequencies
Statistics
TINGKAT PENDIDIKAN PELATIHAN PENGALAMAN
MENGAJAR
PROFESIONALISME
GURU N Valid 51 51 51 51
Missing 0 0 0 0
Mean 2.2353 57.7647 61.8627 73.1176
Median 2.0000 58.0000 62.0000 73.0000
Mode 2.00 58.00a 63.00 73.00
Std. Deviation .83877 3.17231 3.20637 2.76873
Variance .704 10.064 10.281 7.666
Range 3.00 14.00 14.00 14.00
Minimum 1.00 49.00 53.00 64.00
Maximum 4.00 63.00 67.00 78.00
Sum 114.00 2946.00 3155.00 3729.00 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
TINGKAT PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 7 13.7 13.7 13.7 2.00 31 60.8 60.8 74.5 3.00 7 13.7 13.7 88.2 4.00 6 11.8 11.8 100.0 Total 51 100.0 100.0
PELATIHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 49.00 1 2.0 2.0 2.0
52.00 1 2.0 2.0 3.9 53.00 3 5.9 5.9 9.8 54.00 5 9.8 9.8 19.6 55.00 4 7.8 7.8 27.5 56.00 1 2.0 2.0 29.4 57.00 6 11.8 11.8 41.2 58.00 8 15.7 15.7 56.9 59.00 6 11.8 11.8 68.6 60.00 3 5.9 5.9 74.5 61.00 8 15.7 15.7 90.2 62.00 3 5.9 5.9 96.1 63.00 2 3.9 3.9 100.0 Total 51 100.0 100.0
PENGALAMAN MENGAJAR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 53.00 2.0 2.0 2.0 55.00 2 3.9 3.9 5.9 56.00 2 3.9 3.9 9.8 58.00 4 7.8 7.8 17.6 60.00 4 7.8 7.8 25.5 61.00 6 11.8 11.8 37.3 62.00 7 13.7 13.7 51.0 63.00 10 19.6 19.6 70.6 64.00 4 7.8 7.8 78.4 65.00 6 11.8 11.8 90.2 66.00 3 5.9 5.9 96.1 67.00 2 3.9 3.9 100.0 Total 51 100.0 100.0
PROFESIONALISME GURU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 64.00 1 2.0 2.0 2.0
67.00 1 2.0 2.0 3.9 68.00 1 2.0 2.0 5.9 69.00 3 5.9 5.9 11.8 70.00 2 3.9 3.9 15.7 71.00 1 2.0 2.0 17.6 72.00 8 15.7 15.7 33.3 73.00 11 21.6 21.6 54.9 74.00 7 13.7 13.7 68.6 75.00 8 15.7 15.7 84.3 76.00 3 5.9 5.9 90.2 77.00 3 5.9 5.9 96.1 78.00 2 3.9 3.9 100.0 Total 51 100.0 100.0
Histogram
ANALISIS PRASYARAT UJI REGRESI Explore
Tests of Normality
FAKTOR
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. PROFESIONALISME GURU
3.00 .135 18 .200* .938 18 .133 4.00 .159 33 .188 .927 33 .165
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
PELATIHAN Based on Mean 2.470 1 49 .122 Based on Median 2.291 1 49 .137 Based on Median and with adjusted df 2.291 1 42.860 .137
Based on trimmed mean 2.174 1 49 .147
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. PELATIHAN * PROFESIOPNALISME GURU
Between Groups
(Combined) 173.786 12 14.482 1.67 .113 Linearity 97.596 1 97.596 11.25 .002 Deviation from Linearity
76.189 11 6.926 .79 .640
Within Groups 329.391 38 8.668 Total 503.176 50
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. PENGALAMAN MENGAJAR * PROFESIONALISME GURU
Between Groups
(Combined) 198.050 12 16.504 1.985 .054 Linearity 89.121 1 89.121 10.718 .002 Deviation from Linearity
108.929 11 9.903 1.191 .326
Within Groups 315.989 38 8.316 Total 514.039 50
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. TINGKAT PENDIDIKAN * PROFESIONALISME GURU
Between Groups
(Combined) 4.965 12 .414 2.186 .033 Linearity 1.677 1 1.677 8.861 .005 Deviation from Linearity
3.288 11 .299 1.580 .145
Within Groups 7.192 38 .189 Total 12.157 50
ANALISIS STATISTIK INFRENSIAL UJI REGRESI LINEAR Regression Tingkat Pendidikan – Profesionalisme Guru
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PROFESIONALISME GURUb
. Enter
a. Dependent Variable: TINGKAT PENDIDIKAN b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R
R Squa
re
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Chang
e df1 df2
Sig. F Change
1 .371a .138 .120 .46247 .138 7.841 1 49 .007 a. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. 1 Regression 1.677 1 1.677 7.841 .007b
Residual 10.480 49 .214 Total 12.157 50
a. Dependent Variable: TINGKAT PENDIDIKAN b. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.229 1.728 6.711 .004 PROFESIONALISME GURU
.066 .024 .371 2.800 .007
a. Dependent Variable: TINGKAT PENDIDIKAN
Regression Pengalaman Mengajar – Profesionalisme Guru
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PROFESIOPNALISME GURUb
. Enter
a. Dependent Variable: PENGALAMAN MENGAJAR b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1 .416a .173 .157 2.94479 .173 10.277 1 49 .002 a. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. 1 Regression 89.121 1 89.121 10.277 .002b
Residual 424.918 49 8.672 Total 514.039 50
a. Dependent Variable: PENGALAMAN MENGAJAR b. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 26.606 11.006 2.417 .019
PROFESIOPNALISME GURU
.482 .150 .416 3.206 .002
a. Dependent Variable: PENGALAMAN MENGAJAR
Regression Pelatihan – Profesionalisme Guru
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PROFESIOPNALISME GURUb
. Enter
a. Dependent Variable: PELATIHAN b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1 .440a .194 .178 2.87700 .194 11.791 1 49 .001 a. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 97.596 1 97.596 11.791 .001b Residual 405.580 49 8.277 Total 503.176 50
a. Dependent Variable: PELATIHAN b. Predictors: (Constant), PROFESIOPNALISME GURU
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.869 10.752 1.941 .028 PROFESIOPNALISME GURU
.505 .147 .440 3.434 .001
a. Dependent Variable: PELATIHAN
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PENGALAMAN MENGAJAR , TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHANb
. Enter
a. Dependent Variable: PROFESIOPNALISME GURU b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics R
Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Chan
ge 1 .554a .307 .262 2.37790 .307 6.929 3 47 .001 a. Predictors: (Constant), PENGALAMAN MENGAJAR , TINGKAT
PENDIDIKAN, PELATIHAN
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 117.536 3 39.179 6.929 .001b Residual 265.758 47 5.654 Total 383.294 50
a. Dependent Variable: PROFESIOPNALISME GURU b.Predictors: (Constant), PENGALAMAN MENGAJAR , TINGKAT
PENDIDIKAN, PELATIHAN
Model
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 43.398 7.105 6.108 .000
TINGKAT PENDIDIKAN
1.616 .699 .288 2.311 .025
PELATIHAN .249 .135 .286 1.853 .070 PENGALAMAN MENGAJAR
.153 .135 .177 1.137 .261
a. Dependent Variable: PROFESIOPNALISME GURU
Reliability Tingkat Pengalaman Mengajar Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0
Total 26 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .603 .468 20
Validity Skor Total R tabel Kriteria Item 1 .429 .374 Valid Item 2 .476 .374 Valid Item 3 -.273 .374 Tidak valid Item 4 .432 .374 Valid Item 5 .379 .374 Valid Item 6 .531 .374 Valid Item 7 .537 .374 Valid Item 8 .486 .374 Valid Item 9 .626 .374 Valid item10 .568 .374 Valid item11 -.304 .374 Tidak valid
item12 .445 .374 Valid item13 .385 .374 Valid item14 .448 .374 Valid item15 .380 .374 Valid item16 .395 .374 Valid item17 .376 .374 Valid item18 .383 .374 Valid item19 .381 .374 Valid item20 .445 .374 Valid Skor total 1.000 .374
Reliability Tingkat Pelatihan Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0 Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.627 .479 20
Validity Skor Total R tabel Kriteria Item 1 .428 .374 Valid Item 2 .490 .374 Valid Item 3 .638 .374 Valid Item 4 .512 .374 Valid Item 5 .534 .374 Valid Item 6 .525 .374 Valid Item 7 .572 .374 Valid Item 8 -.402 .374 Tidak valid Item 9 .600 .374 Valid
item10 -.124 .374 Tidak valid item11 .377 .374 Valid item12 .499 .374 Valid item13 .468 .374 Valid item14 .663 .374 Valid item15 .495 .374 Valid item16 .594 .374 Valid item17 -.058 .374 Tidak valid item18 .521 .374 Valid item19 .447 .374 Valid item20 .675 .374 Valid Skor total 1.000 .374
Reliability Tingkat Profesionalisme Guru Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0 Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items .778 .462 25
Validity Skor Total R table Kriteria Item 1 .506 .374 valid Item 2 .490 .374 valid Item 3 -.181 .374 Tidak valid Item 4 .458 .374 valid Item 5 .465 .374 valid Item 6 .639 .374 valid Item 7 .545 .374 valid Item 8 .409 .374 valid Item 9 .463 .374 valid item10 .647 .374 valid item11 -.360 .374 Tidak valid item12 .591 .374 valid item13 .546 .374 valid item14 .621 .374 valid item15 .521 .374 valid
item16 .467 .374 valid item17 .565 .374 valid item18 .449 .374 valid Item 19 -.033 .374 Tidak valid Item 20 .622 .374 valid Item 21 .582 .374 valid Item 22 .497 .374 valid Item 23 .506 .374 valid Item 24 .403 .374 valid Item 25 -.054 .374 Tidak valid Skor total 1.000 .374
LEMBAR VALIDASI ANGKET Respon Guru terhadap pengaruh tingkat pendidikan
Validator : DR. Ernawati, M.Pd
Instansi : Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta
A. Petunjuk:
1. Lembar validasi ini dimakudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/ibu tentang kualitas kuesioner yang akan diberikan kepada
guru.
2. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/
ibu sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
kuesioner guru ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/ ibu dapat
memberikan tanda chek( √ ) untuk setiap pendapat Bapak/ ibu pada
kolom skala 1, 2, 3,4
4. Apabila Bapak/ ibu menilai kurang, mohon untuk memberi tanda
pada kuesioner dan memberikan saran perbaikan.
5. Mohon memberi kesimpulan secara umum dari penilaian terhadap
kuesioner ini
6. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/ ibu untuk lembar validasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
B. Penilaian instrument Angket
Tinjauan No Aspek Penilaian Skala Penilaian 1 2 3 4
isi
1.
Kesesuaian antara kisi-kisi
dengan koesioner pengaruh
tingkat pendidikan
√
konstruksi
2
Kejelasan petunjuk cara
mengisi koesioner pengaruh
tingkat pendidikan
√
3
Kejelasan butir pertanyaan
pada koesioner pengaruh
tingkat pendidikan
√
Bahasa
4
Butir pertanyaan pada
kuesioner pengaruh tingkat
pendidikan menggunakan
ejaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
√
5
Butir pertanyaan yang
kuesioner pengaruh tingkat
pendidikan menggunakan
kalimat komunikatif yang
mudah di mengerti dan
dipahami oleh pembaca
√
Rata-rata Aspek 2,6 = 3
c. Skala Penilaian
4: Sangat baik, (sesuai, jelas, tepat guna,operasional)
3: Baik, (sesuai, jelas, tepat guna, tidak operasional)
2: cukup Baik, (sesuai, jelas, tidak tepat guna, tidak operasional)
1: Kurang baik, (semua tidak jelas, tidak tepat guna, tidak operasional)
d. Saran-saran
Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir butir revisi berikut dan/atau
menuliskan langsung pada masalah.
Makassar, 13 September 2019
Validator DR.Ernawati, M.Pd
ANGKET PENELITIAN
Identitas Responden Nama :
Guru Mata Pelajaran :
Pangkat/ Golongan :
ANGKET TINGKAT PENDIDIKAN 1. Pendidikan terakhir : ............................tahun .......
2. Jurusan : .............................................
3. Nama Perguruan tinggi : .............................................
LEMBAR VALIDASI ANGKET Respon Guru terhadap pengaruh pelatihan
Validator : DR.Ernawati, M.Pd
Instansi : Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta
A. Petunjuk:
1. Lembar validasi ini dimakudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/ibu tentang kualitas kuesioner yang akan diberikan kepada
guru.
2. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/
ibu sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
kuesioner guru ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/ ibu dapat
memberikan tanda chek( √ ) untuk setiap pendapat Bapak/ ibu pada
kolom skala 1, 2, 3,4
4. Apabila Bapak/ ibu menilai kurang, mohon untuk memberi tanda
pada kuesioner dan memberikan saran perbaikan.
5. Mohon memberi kesimpulan secara umum dari penilaian terhadap
kuesioner ini
6. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/ ibu untuk lembar validasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
B. Penilaian instrument Angket
Tinjauan No Aspek Penilaian Skala Penilaian 1 2 3 4
isi 1.
Kesesuaian antara kisi-kisi
dengan koesioner pengaruh
pelatihan
√
konstruksi
2
Kejelasan petunjuk cara
mengisi koesioner pengaruh
pelatihan
√
3
Kejelasan butir pertanyaan
pada koesioner pengaruh
pelatihan
√
Bahasa
4
Butir pertanyaan pada
kuesioner pengaruh pelatihan
menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
√
5
Butir pertanyaan yang
kuesioner pengaruh pelatihan
menggunakan kalimat
komunikatif yang mudah di
mengerti dan dipahami oleh
pembaca
√
Rata-rata Aspek 3,4 = 3
C. Skala Penilaian
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
D. Saran-saran
Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir butir revisi berikut dan/atau
menuliskan langsung pada masalah.
Makassar, …………….. 2019
Validator DR.Ernawati, M.Pd
ANGKET PENELITIAN
IdentitasResponden
Nama :
Guru Mata Pelajaran :
Pangkat/Golongan :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini dengan baik dan teliti!
2. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d!
ANGKET PELATIHAN
1. Berapa kali Bapak/Ibu mengikuti pelatihan matematika selama tiga
tahun terakhir?
a. ≥ 10
b. 6-9
c. 1-5
d. Tidak pernah
2. Berapa lama pelatihan matematika yang pernah Bapak / Ibu ikuti?
a. ≥ 80 jam
b. 48 – 72 jam
c. 8 – 40 jam
d. Tidak pernah
3. Berapa jam kegiatan pelatihan tingkat internasional/ nasional/
propinsi yang pernah Bapak/ Ibu ikuti selama 3 tahun terakhir?
a. ≥ 64 jam atau ≥ 8 hari
b. 32 – 56 jam atau 4 – 7 hari
c. 8 – 24 jam atau 1 – 3 hari
d. Tidak pernah
4. Berapa jam kegiatan pelatihan tingkat kabupaten/ kota/
kecamatan yang pernah Bapak/ Ibu ikuti selama 3 tahun
terakhir?
a. ≥ 64 jam atau ≥ 8 hari
b. 32 – 56 jam atau 4 – 7 hari
c. 8 – 24 jam atau 1 – 3 hari
d. Tidakpernah
5. Berapa kali bapak/ibu mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
KKG (Kelompok Kerja Guru)?
a. ≥ 64 jam atau ≥ 8 hari
b. 32 – 56 jam atau 4 – 7 hari
c. 8 – 24 jam atau 1 – 3 hari
d. Tidak pernah
6. Sampai tingkat mana pelatihan yang pernah Bapak/ Ibu ikuti?
a. Nasional
b. Propinsi
c. Kabupaten
d. Tidak pernah
7. Materi pelatihan yang bapak/ ibu ikuti sesuai dengan materi
pelajaran pada kurikulum yang berlaku/ yang digunakan di
sekolah.
a. Sangat sesuai
b. Sesuai
c. Kurang sesuai
d. Tidak sesuai
8. Setelah mengikuti pelatihan, evaluasi yang bapak/ibu peroleh
dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Setelah mengikuti pelatihan, bapak/ibu guru mengaplikasikan
semua materi/ teori yang telah diterima untuk melaksanakan
pekerjaan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Pelatihan tingkat internasional yang pernah diikuti relevan
(materi pelatihan mendukung pelaksanaan tugas
profesionalisme guru) dengan profesi Bapak / Ibu sebagai guru.
a. Sangat relevan
b. Relevan
c. Sedikit relevan
d. Tidak relevan
11. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Sekolah terhadap guru
membantu Bapak/ ibu dalam peningkatan kemampuan atau
pengetahuan serta keterampilan Bapak/Ibu guru.
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Sedikit membantu
d. Tidak membantu
12. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
terhadap guru membantu Bapak/ Ibu dalam peningkatan
kemampuan atau pengetahuan serta keterampilan Bapak/ Ibu
guru.
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Sedikit membantu
d. Tidak membantu
13. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi
terhadap guru membantu Bapak/ Ibu dalam peningkatan
kemampuan atau pengetahuan serta keterampilan Bapak/Ibu
guru.
a. Sangat membantu
b. Sedikit membantu
c. Membantu
d. Tidak membantu
14. Pelatihan yang dilaksanakan oleh LPMP terhadap guru
membantu Bapak/ ibu dalam peningkatan kemampuan atau
pengetahuan serta keterampilan Bapak/ Ibu guru.
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Sedikit membantu
d. Tidak membantu
15. Pelatihan tingkat Nasional relevan (materi pelatihan
mendukung pelaksanaan tugas profesionalisme guru) dengan
profesi Bapak /Ibu sebagai guru.
a. Sangat relevan
b. Relevan
c. Sedikit relevan
d. Tidak relevan
16. Pelatihan tingkat kabupaten yang pernah di ikuti relevan (materi
pelatihan mendukung pelaksanaan tugas profesionalisme guru)
dengan profesi Bapak /Ibu sebagai guru.
a. Sangat relevan
b. Relevan
c. Sedikit relevan
d. Tidak relevan
17. Pelatihan tingkat kecamatan relevan (materi pelatihan
mendukung pelaksanaan tugas profesionalisme guru) dengan
profesi Bapak /Ibu sebagai guru?
a. Sangat relevan
b. Relevan
c. Sedikit relevan
d. Tidak relevan
LEMBAR VALIDASI ANGKET Respon Guru terhadap pengaruh pengalaman mengajar
Validator : DR.Ernawati, M.Pd
Instansi : Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta
A. Petunjuk:
1. Lembar validasi ini dimakudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/ibu tentang kualitas kuesioner yang akan diberikan kepada
guru.
2. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/
ibu sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
kuesioner guru ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/ ibu dapat
memberikan tanda chek( √ ) untuk setiap pendapat Bapak/ ibu pada
kolom skala 1, 2, 3,4
4. Apabila Bapak/ ibu menilai kurang, mohon untuk memberi tanda
pada kuesioner dan memberikan saran perbaikan.
5. Mohon memberi kesimpulan secara umum dari penilaian terhadap
kuesioner ini
6. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/ ibu untuk lembar validasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
B. Penilaian instrument Angket
Tinjauan No Aspek Penilaian Skala Penilaian 1 2 3 4
Isi
1.
Kesesuaian antara kisi-kisi
dengan koesioner pengaruh
tingkat pendidikan
√
konstruksi
2
Kejelasan petunjuk cara
mengisi koesioner pengaruh
pengalaman mengajar
√
3
Kejelasan butir pertanyaan
pada koesioner pengaruh
pengalaman mengajar
√
Bahasa
4
Butir pertanyaan pada
kuesioner pengaruh
pengalaman mengajar
menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
√
5
Butir pertanyaan yang
kuesioner pengaruh
pengalaman mengajar
menggunakan kalimat
komunikatif yang mudah di
mengerti dan dipahami oleh
pembaca
√
Rata-rata Aspek 3,6 = 4
C. Skala Penilaian
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
D. Saran-saran
Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir butir revisi berikut dan/atau
menuliskan langsung pada masalah.
Makassar, …………….. 2019
Validator DR.Ernawati, M.Pd
ANGKET PENGALAMAN MENGAJAR
Identitas Responden
Nama :
Guru Mata Pelajaran :
Pangkat/Golongan :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan di bawah ini dengan baik dan teliti!
2. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c, atau d!
1. Berapa tahun Bapak/Ibu guru menjadi tenaga pengajar bidang studi
matematika sampai saat ini?
a. ≥ 15 tahun
b. 7 sampai 10 tahun
c. 2 sampai 6 tahun
d. 1 tahun
2. Apakah penglaman mengajar Bapak/Ibu meningkat seiring waktu
mengajar yang semakin lama?
a. Sangat meningkat
b. Meningkat
c. Kurang meningkat
d. Tidak meningkat
3. Apakah Bapak/Ibu guru menguasai materi yang akan disajikan
kepada siswa?
a. Sangat menguasai
b. Menguasai
c. Kurang menguasai
d. Tidak menguasai
4. Apakah Bapak/Ibu memahami berbagai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang diajarkan?
a. Sangat memahami
b. Memahami
c. Kurang memahami
d. Tidak memahami
5. Apakah Bapak/Ibu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) setiap akan melaksanakan kegiatan pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah Bapak/ Ibu mengucapkan salam dalam mengawali dan
mengakhiri pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah Bapak/Ibu menggunakan pendekatan/metode baru dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah Bapak/Ibu mengembangkan kurikulum terkait dengan mata
pelajaran?
a. Sangat mengembangkan
b. Mengembangkan
c. Kurang mengambangkan
d. Tidak mengembangkan
9. Apakah Bapak/ Ibu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik?
a. Sangat memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Kurang memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
10. Apakah Bapak/Ibu menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam
setiap mata pelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat peraga atau pun media
pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Apakah Bapak/Ibu menelaah kembali kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan melalui kegiatan refleksi pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Apakah Bapak/Ibu mengembangkan kerjasama antar siswa dalam
kegiatan pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Apakah Bapak/Ibu tepat waktu dalam mengawali dan mengakhiri
pembelajaran?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Apakah Bapak/Ibu selalu mengembangkan materi pembelajaran
secara bervariasi sesuai kebutuhan peserta didik?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidakpernah
17. Apakah Bapak/Ibu memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilki
oleh setiap peserta didik?
a. Sangat memahami
b. Memahami
c. Kurang memahmai
d. Tidak memahami
18. Apakah Bapak ibu guru pernah memegang mata pelajaran yang tidak
sesuai dengan bidang keahlian bapak ibu guru?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
LEMBAR VALIDASI ANGKET Respon Guru terhadap profesionalisme guru
Validator : DR.Ernawati, M.Pd
Instansi : Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta
A. Petunjuk:
1. Lembar validasi ini dimakudkan untuk mendapatkan informasi dari
Bapak/ibu tentang kualitas kuesioner yang akan diberikan kepada
guru.
2. Pendapat, saran, penilaian dan kritik yang membangun dari Bapak/
ibu sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas
kuesioner guru ini.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/ ibu dapat
memberikan tanda chek( √ ) untuk setiap pendapat Bapak/ ibu pada
kolom skala 1, 2, 3,4
4. Apabila Bapak/ ibu menilai kurang, mohon untuk memberi tanda
pada kuesioner dan memberikan saran perbaikan.
5. Mohon memberi kesimpulan secara umum dari penilaian terhadap
kuesioner ini
6. Atas bantuan dan kesediaan Bapak/ ibu untuk lembar validasi ini,
saya ucapkan terima kasih.
B. Penilaian instrument Angket
Tinjauan No AspekPenilaian SkalaPenilaian 1 2 3 4
Isi
1.
Kesesuaian antara kisi-kisi
dengan koesioner terhadap
profesionalisme guru
√
konstruksi
2
Kejelasan petunjuk cara
mengisi koesioner terhadap
profesionalisme guru
√
3
Kejelasan butir pertanyaan
pada koesioner terhadap
profesionalisme guru
√
Bahasa
4
Butir pertanyaan pada
kuesioner terhadap
profesionalisme guru
menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
√
5
Butir pertanyaan yang
kuesioner terhadap
profesionalisme guru
menggunakan kalimat
komunikatif yang mudah di
mengerti dan dipahami oleh
pembaca
√
Rata-rata Aspek 3,8 = 4
C. Skala Penilaian
SL : Selalu = 4
SR : Sering = 3
KK : Kadang-kadang = 2
TP : Tidak pernah = 1
A. Saran-saran
Mohon Bapak/Ibu menuliskan butir butir revisi berikut dan/atau
menuliskan langsung pada masalah.
Makassar, …………….. 2019
Validator DR.Ernawati, M.Pd
ANGKET PENELITIAN Identitas Responden
Nama :
Guru Mata Pelajaran :
Pangkat/Golongan :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan di bawah ini dengan baik dan teliti!
2. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara member tanda
( √ ) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan keadaan
bapak/ibu guru!
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
ANGKET PROFESIONALISME GURU
No Pernyataan JAWABAN SL SR KK TP
1
Saya menjelaskan materi pelajaran kepada siswa
secara sistematis tanpa melihat buku teks/
pegangan
2
Saya berusaha mengembangkan isi materi
pelajaran sesuai tuntutan perkembangan zaman
No Pernyataan JAWABAN SL SR KK TP
3
Saya mempelajari berbagai disiplin ilmu untuk
memperkaya pengetahuan
4
Saya berusaha memperdalam dan
mengembangkan pengetahuan yang saya miliki
dari berbagai sumber
5
Saya mempersiapkan dengan matang materi
pelajaran yang tidak saya kuasai sebelum
diajarkan kepada siswa
6
Saya memberikan contoh aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari terkait materi yang
disampaikan selain menjelaskan meteri secara
teoritis
7
Saya menerapkan berbagai metode pembelajaran
dalam mengajar
8
Saya berusaha meyampaikan materi dengan
teknik yang mudah dipahami siswa
9
Saya mencoba metode pembelajaran yang belum
pernah diterapkan kepada siswa meskipun agak
merepotkan
10
Saya menyiapkan media pembelajaran sebelum
pembelajaran dimulai
11 Saya menggunakan berbagai buku teks dalam
No Pernyataan JAWABAN SL SR KK TP
menyampaikan materi kepada siswa
12
Media pembelajaran yang saya gunakan bervariasi
sesuai dengan materi yang disampaikan.
13
Saya mengutip artikel, pada koran, internet
ataupun media lain sebagai pendukung materi ajar
kepada siswa
14
Saya membuat perangkat pembelajaran sendiri
tanpa bantuan rekan kerja ataupun arahan
langsung dari orang lain
15
Saya merencanakan secara matang semua
kegiatan pembelajaran
16
Saya melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
17
Saya berupaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam proses pembelajaran
18
Saya memberikan penilaian formatif dalam
mengajar
19
Saya melaksanakan program remedial kepada
siswa jika dalam pembelajaran ada materi yang
belum dikuasai oleh siswa secara tuntas pada
tema tertentu
20 Tes tertulis saya gunakan dalam penilaian sumatif
No Pernyataan JAWABAN SL SR KK TP
yang mencakup keseluruhan materi ajar
21
Saya mengevaluasi disetiap akhir pembelajaran
berupa penugasan kepada siswa
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pelatihan
No Indikator Nomor pernyataan
1 Lama pelatihan 1,2,3,4
2 Relevansi 5,6.7.8.9
3 Penyelenggara Pelatihan 10,11,12,13
4 Tingkat Pelatihan 14,15,16,17
2. Pengalaman Mengajar
No Indikator Nomor pernyataan
1 Lama Masa Kerja Guru 1,2
2 Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan
yang dimiliki
3,4,5,6,7,8,9,10,11
3 Penguasaan terhadap Pekerjaandan
Peralatan
12,13,14,15,16,17,
18
3. Profesionalisme guru
No Indikator Nomor pernyataan
1
Mampu menangani dan mengembangkan
bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
1,2,3,4,5,6
2 Mengerti dan dapat menerapkan metode 7,8,9
pembelajaran yang bervariasi
3 Mampu mengembangkan berbagai alat,
media maupun sumber belajar yang relevan 10,11,12,13
4 Mampu mengorganisasi dan melaksanakan
program pembelajaran 14,15,16,17
5 Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar
peserta didik 18,19,20,21
LAMPIRAN OLAHAN DATA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN
top related