alquran dan geografi

17
ALQURAN dan GEOGRAFI Tugas Tafsir Tarbawi Dosen Pengampu: H. A. Ubaidi Fathuddin, MA Disusun Oleh: 1. Nurul Witri 202109013 2. Muhammad Syamsuddin 202109016 3. Tuti Maryam 202109017 4. Ririn Dian Metasari 202109018 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2010

Upload: muhammad-syamsuddin

Post on 06-Aug-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alquran Dan Geografi

ALQURAN dan GEOGRAFI

Tugas Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu: H. A. Ubaidi Fathuddin, MA

Disusun Oleh:

1. Nurul Witri 202109013

2. Muhammad Syamsuddin 202109016

3. Tuti Maryam 202109017

4. Ririn Dian Metasari 202109018

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2010

Page 2: Alquran Dan Geografi

AL QURÀN DAN GEOGRAFI

1. Surat Al Hajj ayat 46

A. Ayat dan Terjemahan

Terjemahan:

Maka apakah mereka berjalan dimuka bumi, lalu mereka

mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami atau mereka

mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar karena

sesungguhnya bukanlah mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang

berada didalam dada. (QS. Al Hajj: 46)

B. Asbabun Nuzul: Tidak ada

C. Ulasan Tafsir

1. Tafsir Al Misbah1

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi lalu menyaksikan

peninggalan-peniggalan yang pernah dihuni oleh orang-orang yang mendustakan

para rasul Allah, lalu dengan demikian mereka mempunyai hati yakni akal sehat

dan hati suci yang dengannya mengantar mereka dapat memahami apa yang

mereka lihat atau kalaupun mata kepala mereka buta, mereka mempunyai telinga

yang dengannya mereka dapat mendengar ayat-ayat Allah dan keterangan paara

rasul serta pewaris-pewaris yang menyampaikan kepada mereka tuntunan dan

nasehat sehingga dengan demikian, mereka dapat merenung dan menarik

1 M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.79

Page 3: Alquran Dan Geografi

pelajaran, kendati kepala mereka buta karena sesungguhnya bukanlah mata kepala

yang menjadikan seseorang tidak dapat menarik pelajaran dan menemukan

pelajaran, ialah hati yang berada di dalam dada.

2. Tafsir Al Azhar2

Apa tidakkah mereka mengembara dibumi. (pangkal ayat 46) Pangkal ayat

ini berupa pertanyaan tetapi isinya berupa anjuran agar mengembara, melawat

banyak dimuka bumi, terutama untuk melihat bekas-bekas hukuman tuhan kepada

manusia yang mendurhakai tuhan. Lalu ada pada mereka hati yang dapat berpikir

dengan dia “Artinya dalam pengembaraan melihat-lihat dibumi itu, sediakanlah

hati dan pasanglah telinga. Dengar apa yang mereka ceritakan orang tentang apa

yang dilihat itu, lalu renungkanlah dalam hati dan ingat kebesaran tuhan. Tetapi

ini bukanlah kebutaan pada penglihatan “Artinya bukan sedikit orang yang

mengembara dimuka bumi, namun kebesaran tuhan tidak kelihatan olehnya,

walaupun mata nyalang. Sebab yang buta bukanlah mata, melainkan kebukaan

hati yang ada dalam dada. (ujung ayat 46).

Kalau hati yang buta, dia tidak dapat menerima dan membanding apa yang

nampak oleh mata. Mata dan telinga hanya alat mengontak hati sanubari dengan

tempat fakta keliling kita, alam insan, hidup dan pencipta ! karena tiap-tiap

pribadi kita, barulah bertumbuh jadi manusia sejati bilamana kontak kita selalu

ada dengan tempat itu alam, insan, hidup, dan pencipta.

3. Tafsir Al Maraghi3

Allah menegaskan kebenaran ancamannya kepada mereka berdasarkan apa

yang mereka saksikan pagi dan sore hari

2 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), h.1823 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987)

Page 4: Alquran Dan Geografi

Apakah orang-orang yang mendustakan ayat-ayat allah dan mengingkari

kekuasaan itu tidak mengadakan perjalanan di dalam negeri, lalu memperhatikan

berkas para pendusta rasul-rasul Allah yang telah lalu sebelum mereka seperti `ad,

tsamud, kaum luth, dan kaum syua`ib ? apakah mereka tidak melihat bekas negeri

dan tempat tinggal umat-umat itu,tidak mendengar berita tentang mereka, lalu

berpikir tentang berita itu dan mengambil pelajaran dari berita itu dan mengambil

pelajaran dari padanya, mengetahui perkara negeri itu dan perkara penduduknya,

serta bagaimana mereka ditimpa malapetaka ? sehingga jika mereka mau, mereka

dapat mengambil pelajaran dari sejarah itu kembali kepada tuhan mereka dan

memahami hujjah-hujjahnya yang telah dia bentangkan di ufuk.

Sekalipun penglihatan mereka sehat dan tidak buta tetapi hati mereka

benar-benar telah buta padahal yang dijadikan landasan untuk dapat melihat

hujjah Allah adalah mata hati bukan mata kepala. Kebutuhan mata tidak berarti

sama sekali jika dibandingkan dengan kebutuhan hati dan akal.

Ayat-ayat tersebut benar-benar memburukan keadaan orang-orang yang tidak

dapat melihat dalil-dalil digambarkan hati, bahwa ia berada di dalam dada.

Dimaksudkan untuk menambahkan penegasan seperti ungkapan firman Allah

Ta`ala

Mereka mengatakan dengan mulutnya (Ali Imran : 3 : 167)

Telah diketahui bahwa tempat kebutaan adalah mata kepala, seperti diliputi

warna hitam (penyakit) yang menutupi cahayanya. Dengan menyadarkan

kebutaan kepada hati dan meniadakannya dari mata kepala dibutuhkan

Page 5: Alquran Dan Geografi

penambahan penentuan dan pengenalan ayat diketahui dengan pasti bahwa tempat

kebutaan adalah hati bukan kepala. Hal ini senada dengan perkataan “ yang tajam

itu bukan pedang tetapi lisan yang terletak diantara kedua tulang rahangmu.

Seakan orang mengatakan kami tidak akan meniadakan dari ketajaman dari

pedang dan tidak menetapkannya dengan lisan karena lupa, tetapi benar-benar

dengan sengaja.

D. Simpulan

1. Yang dimaksud buta dalam ayat ini bukanlah mata yang buta tetapi

hati nurani. Orang yang hidup dimuka bumi seharusnya bisa mengambil

hikmah dan pelajaran dari peninggalan-peninggalan orang yang

mendustakan para rasul Allah mengenai azab yang diturunkan oleh Allah

kepada orang yang mendustai agamanya.

2. Manusia dianjurkan mengembara dan terutama untuk melihat bekas-

bekas hukuman tuhan kepada manusia yang mendurhakai tuhan. Lalu

berpikirlah dengan jalan pengembaraan itu dan dengar apa yang mereka

ceritakan tentang yang dilihat itu lalu renungkanlah dalam hati dan ingat

kebesaran tuhan. Gunakanlah mata dan telinga untuk Allah.

3. Ayat-ayat ini ditunjukan untuk orang-orang yang mendustakan ayat-

ayat Allah dan mengingkari kekuasaan Allah. Mengapa sebab mereka

mengingkarinya, padahal seharusnya mereka bisa membaca dari kisah

terdahulu mengenai orang yang mendustakan Allah dan Allah menurunkan

azab kepada mereka melalui bencana alam sehingga keadaan bumi berutal.

Page 6: Alquran Dan Geografi

2. Surat An Nahl ayat 15

A. Ayat dan Terjemahan

Terjemahan:

dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak

goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan

agar kamu mendapat petunjuk (QS An Nahl ayat 15).

B. Asbabun Nuzul: Tidak Ada

C. Ulasan Tafsir

1. Tafsir Fi Zhilalil Quran4

Adapun mengenai gunung-gunung yang kuat terpatri diatas bumi, ilmu

pengetahuan dan tekhnologi telah memberikan ta’lil keterangan dengan

menerangkan sebab-sebabnya akan wujud gunung-gunung tersebut. Tapi tidak

menyebutkan fungsi utamanya seperti yang disebutkan Alquran dalam ayat ini.

Mereka bertalil tentang wujudnya dengan teori-teori yang demikian banyak lagi

penuh pertentangan. Terutama pada kesimpulan yang menyebutkan bahwa perut

bumi yang berapi kemudian menjadi dingin, lalu mengerut. Setelah itu bumi pun

langsung menyusut diatasnya, lalu berkerut dan berubah menjadi gunung-gunung

yang tinggi dan rendah. Akan tetapi Alquran menyebutkan bahwa gunung-gunung

itu menjaga keseimbangan bumi agar bumi tidak goyang dan bergeming. Fungsi

inilah yang belum disentuh oleh ilmu pengetahuan modern. Setelah pembahasan

tentang gunung tuntas, Alquran mengajak kita untuk mengalihkan perhatian

kepada sungai-sungai yang mengalir dan jalan-jalan dibumi. Sungai-sungai

memiliki hubungan yang alami dalam keajaibannya dengan gunung. Pada

4 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h.168-169

Page 7: Alquran Dan Geografi

gunung-gunung umumnya akan terdapat didekatnya sumber-sumber sungai,

dimana saja air juga turun. Sementara juga jalan-jalan juga memiliki hubungan

yang erat pula dengan binatang ternak, fasilitas transportasi dan alat perhubungan.

Pada semuanya itulah terdapat rambu-rambu jalan yang ditempuh para penjelajah

di muka bumi ini seperti gunung-gunung yang tinggi dan yang rendah.

2. Tafsir Ibnu Katsir5

Kemudian Allah Taala menceritakan bumi dan gunung-gunung yang

menghunjam pada bumi agar bumi tidak menggoncangkan apa yang ada diatasnya

dan agar manusia hidup diatasnya dengan senang. Oleh karena itu Allah Taala

berfirman Dan gunung-gunung dihunjamkanNya.

Firman Allah Taala sungai-sungai dan jalan-jalan yakni Allah menjadikan

dibumi sungai-sungai yang mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain

sebagai rezeki bagi hamba. Sungai itu bersumber dari berbagai tempat. Sungai

merupakan rezeki bagi penghuni tempat lain. Ia melintasi berbagai wilayah dan

menerobos gunung-gunung dan perbukitan hingga sampailah ketempat yang

ditetapkan Allah. Sungai itu kadang-kadang mengalir dan kadang-kadang terhenti

sejalan dengan sumbernya. Maka maha suci Zat yang telah menetapkan,

menaklukan, dan memudahkan. Maka tidak ada Tuhan kecuali Dia dan tiada Rab

selain Dia. Demikianlah Dia telah menjadikan dibumi jalan-jalan yang dapat

ditempuh dari suatu negeri ke negeri lain yang melintasi pegunungan hingga

sampai ke negeri atau wilayah lain.

Firman Allah Taala Dan tanda-tanda yakni dalil-dalil sepeti gunung-

gunung dan perbukitan yang dapat dijadikan petunjuk baik oleh para musafir

dilautan maupun didaratan, apabila mereka tersesat.

5Muhammad Nasib Ar Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press), h. 1016-1017

Page 8: Alquran Dan Geografi

3. Tafsir Al Maraghi6

Dia menancapkan gunung-gunung yang kokoh kedalam bumi agar tetap

dan tidak goncang bersama hewan yang ada di atasnya sehingga karenanya

mereka tidak merasa hidup tenang , sebagaimana firmannya:

dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (QS An Naziat

ayat 32)

Bumi ini tidak ubahnya bahtera diatas permukaan air jika tidak ada benda

berat didalamnya niscaya ia akan goncang dan miring kesana kesini meski karena

sebab yang sangat kecil tetap jika didalamnya diletakan benda berat niscaya ia

akan tetap pada suatu keadaan demikian halnya dengan bumi jika tidak ada

gunung diatasnya niscaya ia akan goncang

Dia telah menjadikan didalamnya sungai-sungai yang airnya mengalir dari

suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki bagi para hamba, sungai-sungai

itu bersumber pada beberapa tempat, tetapi menjadi rezeki bagi penduduk tempat-

tempat lain. Ia memotong tanah dan daratan serta melubangi gunung-gunung dan

bukit-bukit hingga sampai ke negeri-negeri yang para penduduknya ditakdirkan

untuk memanfaatkannya. Ini dapat disaksikan pada sungai Nil ia bersumber dari

tengah-tengah benua Afrika lalu melalui gunung-gunung dan lembah-lembah di

Sudan tetapi faedahnya yang paling besar hanya diambil oleh penduduk Mesir

semua ini terjadi berkat takdir Allah yang maha halus lagi maha mengetahui.

6 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987), h. 110-112

Page 9: Alquran Dan Geografi

Demikian pula Dia menjadikan didalamnya jalan-jalan yang ditempuh dari

suatu negeri ke negeri yang lain, kadang-kadang terlihat terowongan didalam

gunung untuk menjadi tempat lewat dan jalan.

Agar kalian mendapat petunjuk dengan jalan-jalan itu kepada yang kalian

maksud, sehingga kalian tidak tersesat.

D. Simpulan Surat An Nahl ayat 15

1. Bumi ini tidak ubahnya bahtera diatas permukaan air jika tidak ada benda

berat didalamnya niscaya ia akan goncang dan miring kesana kesini meski

karena sebab yang sangat kecil tetap jika didalamnya diletakan benda berat

niscaya ia akan tetap pada suatu keadaan demikian halnya dengan bumi

jika tidak ada gunung diatasnya niscaya ia akan goncang.

2. Dia telah menjadikan didalamnya sungai-sungai yang airnya mengalir dari

suatu tempat ke tempat yang lain sebagai rezeki bagi para hamba, sungai-

sungai itu bersumber pada beberapa tempat, tetapi menjadi rezeki bagi

penduduk tempat-tempat lain. Ia memotong tanah dan daratan serta

melubangi gunung-gunung dan bukit-bukit hingga sampai ke negeri-negeri

yang para penduduknya ditakdirkan untuk memanfaatkannya. Ini dapat

disaksikan pada sungai Nil ia bersumber dari tengah-tengah benua Afrika

lalu melalui gunung-gunung dan lembah-lembah di Sudan tetapi faedahnya

yang paling besar hanya diambil oleh penduduk Mesir semua ini terjadi

berkat takdir Allah yang maha halus lagi maha mengetahui.

Page 10: Alquran Dan Geografi

3. Demikian pula Dia menjadikan didalamnya jalan-jalan yang ditempuh dari

suatu negeri ke negeri yang lain, kadang-kadang terlihat terowongan

didalam gunung untuk menjadi tempat lewat dan jalan.

4. Firman Allah Taala Dan tanda-tanda yakni dalil-dalil sepeti gunung-

gunung dan perbukitan yang dapat dijadikan petunjuk baik oleh para

musafir dilautan maupun didaratan, apabila mereka tersesat.

Page 11: Alquran Dan Geografi

3. Surat An – Naba ayat 7

A. Surat dan Terjemahan

Terjemahan:

dan gunung-gunung sebagai pasak (QS, An Naba ayat 7).

B. Asbabul Nuzul: Tidak ada

C. Ulasan Tafsir

1. Tafsir Fi Zhilalil Qur`an7

Di jadikan gunung sebagai pasak bagi bumi, dapat dimengerti oleh

manusia dari segi bentuknya dengan pandanganya semata-mata, karena ia lebih

mirip dengan pasak-pasak kemah yang diikat padanya. Adapun hakekatnya kita

terima dari informasi Al – Qur`an, darinya kita mengetahui bahwa gunung-

gunung itu memantapkan bumi dan menjaga keseimbangannya, mungkin karena

gunung-gunung itu menyeimbangkan antara rendahnya lautan dan ketinggian

gunung-gunung: menyeimbangkan antara pengerutan rongga bumi dan pengerutan

atapnya: dan menekan bumi pada titik tertentu hingga ia tidak lenyap dengan

adanya gempa bumi, gunung meletus dan goncangan-goncangan dalam perutnya.

Atau, karena mungkin ada alasan lain ynag belum terungkap hingga kini. Karena

benyak sekali aturan dan hakekat-hakekat yang tidak diketahui manusia yang

diisyaratkan oleh Al Qur`anul Karim. Kemudian diketahui sebagiannya oleh

manusia setelah beratus-ratus tahun berikutnya.

7 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)

Page 12: Alquran Dan Geografi

2. Tafsir Ibnu Kasir 8

Setelah itu mulailah Allah Ta`ala menjelaskan kekuasaan-Nya yang sangat

agung dalam menciptakan dalam berbagai hal yang sangat aneh dan perkara-

perkara yang mengagumkan. Sebagai bukti bahwa ia kuasa untuk menciptakan

apa saja yang dia kehendaki mengenai urusan kebangkitan kembali umat manusia

dan lain sebagainya, maka Allah swt. Berfirman,“ bukankah kami telah

menjadikan bumi itu sebagai hamparan.” yaitu dihamparkan untuk semua

makhluk dibentangkan bagi mereka sehingga bumi menjadi diam dan tenang.

“dan gunung- gunung sebagi pasak.” Yaitu pasak-pasak yang dipancangkan

padanya sehingga menjadi diam dan tidak mengguncangkan penghuni yang

berada diatasnya.

3. Tafsir Al – Misbah9

Kata ( اوتادا ) autadam adalah bentuk jamak dari kata ( وتد ) watad yaitu

paku yang besar. Jika anda mengarahkan pandangan ke alam sekitar, anda akan

melihat langit bagaikan kemah yang besar. Masyarakat arab lebih-lebih masa

lampau sangat mengenal, karena dalam perjalanan mereka selalu

menggunakannya, untuk memasang kemah diperlukan tali-tali dan pematok yang

kuat yang ditanam agar kemah tidak diterbangkan angin. Ayat ini

menggambarkan pada mereka keadaan gunung-gunung yang berfungsi sebagai

pematok-pematok bumi seperti halnya kemah.

Dalam Tafsir Al Muntakhab yang disusun oleh sejumlah pakar mesir

konteporer, ayat tujuh yang berbicara tentang fungsi gunung dikomentari sebagi

berikut “lapisan padat kerak bumi dapat mencapai ketebalan sekitar 60 kilometer,

lapisan itu dapat meninggi, sehingga membentuk gunung-gunung atau menurun

mendasar menjadi lautan dan samudera. Keadaan seperti ini menimbulkan

keseimbangan akibat tekanan yang dihasilakan oleh gunung-gunung tersebut.

Keseimbangan ini tidak mengalami kerusakan kecuali jika gunung-gunung

8 Muhammad Nasib Ar Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press)9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

Page 13: Alquran Dan Geografi

tersebut musnah. Kerak bumi yang basah akan dikuatkan oleh gunung-gunung,

persis seperti pasak menguatkan kemah”.

D. Simpulan

1. Adapun hakekatnya kita kita terima informasi Al – Qur`an. Darinya kita

mengetahui bahwa gunung-gunung menetapkan bumi dan menjaga

keseimbangannya.

2. Banyak sekali aturan-aturan dan hakekat-hakekat yang tidak diketahui

manusia yang diisyaratkan oleh Al Qur`anul Karim, kemudian diketahui

sebagiannya oleh manusia setelah beratus-ratus tahun berikutnya.

3. Ayat tujuh yang berbicara tentang fungsi gunung dikomentari sebagai

berikut : “lapisan padat kerak bumi dapat mencapai ketebalan sekitar 60

kilometer. Lapisan itu dapat meninggi, sehingga membentuk gunung-

gunung atau menurun menjadi dasar lautan dan samudra. Keadaan ini

menimbulkan keseimbangan akibat tekanan yang dihasilkan oleh

gunung-gunung tersebut.

4. Allah Ta`ala menjelaskan kekuasaan-Nya yang sangat agung dalam

menciptakan berbagai hal yang sangat aneh dan perkara-perkara yang

mengagumkan, sebagai bukti bahwa dia kuasa untuk menciptakan apa

saja yang dia kehendaki mengenai urusan kebangkitan kembali umat

manusia dan lain sebagainya.

Page 14: Alquran Dan Geografi

4. Surat An Naba Ayat 6

A. Ayat dan Terjemah

Terjemahan

bukankah kami telah menjadikan bumi itu hamparan (QS, An Naba ayat 6).

B. Asbabun Nuzul: Tidak Ada

C. Ulasan Tafsir

1. Tafsir Al Misbah10

Allah dalam ayat ini menunjuk dirinya dengan kata kami. Ini dimaksudkan

untuk memberi kesan keagungan dan kesabarannya juga untuk mengisyaratkan

bahwa hal-hal tersebut terjadi melalui sistem yang ditetapkan Allah bagi kejadian,

yakni Allah menciptakan sebab-sebab dan melalui sebab- sebab itu hal- hal yang

disebut ayat diatas dapat terlaksana.

Penggunaan bentuk kata kerja masa lampau (madhi) pada ayat ini mengesankan

bahwa itu telah dilakukan Allah. Tetapi jika dia berkehendak dia dapat

menghentikan anugerahnya itu sehingga bumi dapat tidak nyaman dihuni. Karena

itu jangan mendurhakainya dan jangan menolak kehadiran utusannya.

Kata ( امھد ) terambil dari kata (مھد) mahd yakni sesuatu yang disiapkan dan

dihamparkan secara halus dan nyaman. Dari sini ayunan dinamai mahd. Allah swt

telah menyiapkan bumi ini sedemikianrupa menetapkan dan mengatur sistemnya

serta menentukan kadar- kadar yang berkaitan dengannya sehingga menjadi

nyamam dihuni manusia. Seandainya tidak pengaturan itu atau kadarnya berlebih

10 M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

Page 15: Alquran Dan Geografi

atau berkurang sedikit, sehingga tidak terjadi keseimbangan, maka pastilah hidup

dibumi ini akan sangat sulit kalau enggan berkata mustahil.

2. Tafsir Al Maraghi11

Kata Al Mihaad ( المھاد ) semakna dengan kata almahd yang terdapat pada

firman Allah yang berbunyi:

Artinya: yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan (QS. Taha ayat

53)

Bagaimana kalian bisa ingkar dan ragu terhadap masalah hari

kebangkitan, padahal kalian telah menyakdikan sendiri bukti- bukti yang

menunjukan kekuasaannya yang sempurna dan pengetahuan –Nya yang meliputi

semua mahluk serta hikmahnya yang nyata dengan tidak menciptakan segala

sesuatu secara sia- sia tanpa guna. Bagi yang meresapi semua kenikmatan ini, ia

tidak pernah menyia-nyiakannya.

3. Tafsir Al Azhar12

Bumi terbentang suatu ugkapan yang maha indah dari Allah sendiri. Boleh

juga disebut bumi terhampar laksana menghamparkan permadani,yang kamu

manusia diberi tempat yang luas buat hidup diatas bumi yang dibantangkan itu.

Untuk siapa bumi itu kalau bukan untuk kamu? Dan segala yang ada didalamnya

pun boleh kamu ambil faedahnya. Maka dalam kata- kata mihaada yang kita

artikan terbentang itu tersalah satu penyelenggaraan dan satu persilahan ambilah

faedahnya.

11 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1987)12 Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983)

Page 16: Alquran Dan Geografi

D. Simpulan

1. Allah menciptakan segala sesuatu dimuka bumi ini pasti ada sebab dan

tujuannya. Jika kita manusia tidak bisa menjaga apa yang sudah Allah

berikan maka Allah akan menjadikan bumi ini tidak nyaman dihuni

manusia. Karena Allah telah menciptakan bumi dan isinya secara

seimbang.

2. Allah menciptakan bumi buat ditempati manusia dan membolehkan

manusia mengambil apa- apa atau manfaatyang ada didalam perut bumi.

3. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini secara

sempurna dan mempunyai manfaat bagi mahluknya. Sehingga manusia

dapat tinggal dimuka bumi dan dapat menganbil manfaat atau hasil-

hasilnya yang ada dimuka bumi maupun yang ada didalam perut bumi.

Page 17: Alquran Dan Geografi

DAFTAR PUSTAKA

Quraish,M Shihab, 2002, Tafsir Al Misbah, Jakarta: Lentera Hati

Quthb, Sayyid, 2002, Tafsir Fi Zilalil Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press,

Al Maraghi, Ahmad Mustafa, 1987, Tafsir Al Maraghi, Semarang: Toha Putra

Hamka, 1983, Tafsir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panji Mas

Ar Rifai, Muhammad Nasib, tanpa tahun, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta:

Gema Insani Press