alam barzakh menurut al-t{aba

40
i ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA<T} ABA<’I< DALAM KITAB AL-MI< ZA<N FI< TAFSI< R AL-QUR’A<N SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : MOHAMMAD ABDULLAH RIFQI NIM. 13530044 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018

Upload: ngodieu

Post on 03-May-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

i

ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA<T}ABA<’I <

DALAM KITAB AL-MI<ZA<N FI< TAFSI<R AL-QUR’A<N

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

MOHAMMAD ABDULLAH RIFQI

NIM. 13530044

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA
Page 3: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA
Page 4: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA
Page 5: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

v

Motto

.....

......

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan

baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada

disangka-sangkanya. Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada

Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

(QS. al-T{ala>q (65): 2-3)

Page 6: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan untuk abah tercinta (Allahu

Yarhamhu) dan ummi tercinta juga segenap keluarga yang

telah mendedikasikan hidupnya untuk penulis

Page 7: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22

Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

Ba B Be ة

Ta T T ث

ṡa ṡ es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

Kha Kh ka dan ha خ

Dal D De د

Zal Ż zet (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es ش

Syin Sy es dan ye ش

ṣad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

ḍad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

ṭa ṭ te (dengan titik di bawah) ط

ẓa ẓ zet (dengan titik dibawah) ظ

Ain ...‘... koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Page 8: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

viii

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em و

Nun N N

Wawu W We و

Ha H Ha

Hamzah ...’... Apostrof ء

Ya Y Ye ي

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

يتعقدي

عدة

Ditulis

Ditulis

Muta‘aqqidīn

‘Iddah

C. Ta Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

بت

جسيت

Ditulis

Ditulis

Hibah

Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang "al" serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis

dengan h.

’Ditulis karāmah al-auliyā كراي األونيبء

2. Bila ta marbutah dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain

maka ditulis t.

Ditulis Zakātul-fiṭri زكبة انفطر

Page 9: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

ix

D. Vokal Pendek

fatḥah

kasrah

ḍammah

Ditulis

ditulis

ditulis

A

i

U

E. Vokal Panjang

fatḥah + alif

جبهيت

fatḥah + alif maqṣūr

يسعى

kasrah + ya mati

كريى

ḍammah + wawu mati

فروض

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

A

jāhiliyyah

a

yas‘ā

i

karīm

u

furūḍ

F. Vokal Rangkap

fatḥah + ya' mati

بيكى

fatḥah + wawu mati

قول

Ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

أأتى

أعدث

نئ شكرتى

Ditulis

ditulis

ditulis

A’antum

u‘iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf Qamariyah

انقرأ

انقيبش

Ditulis

Ditulis

al-Qur’ān

al-Qiyās

Page 10: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

x

b. Bila diikuti huruf syamsiyah ditulis sama dengan huruf qamariyah.

انسبء

انشص

Ditulis

Ditulis

al-samā’

al-syams

I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat

ذوي انفروض

أم انست

Ditulis

Ditulis

żawi al-furūḍ

ahl al-sunnah

Page 11: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xi

Kata Pengantar

هلل رب العالمين و به نستعين و على امورالدنيا والد ين. اشهد ان ال اله اال هللا و اشهد الحمد

.ان سيدنا دمحما عبده و رسوله . اللهم صل وسلم على سيدنا دمحم و على اله و صحبه اجمعين

Berkat rahmat serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul: Alam Barzakh Menurut al-T{aba<t}aba<’i> dalam Kitab Al-

Mi>za>n Fi> Tafsi>r Al-Qur’a>n. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan maupun motivasi dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Yudian Wahyudi, Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam.

3. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. selaku Kepala Program Studi

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

4. Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M.A selaku pembimbing akademik yang

banyak memberikan masukan dan motivasi kepada mahasiswa-

mahasiswa bimbingannya. Beliau juga selaku pembimbing skripsi ini

yang sudah rela menyempatkan diri di tengah kesibukannya untuk

membimbing penulisan ini hingga selesai dan bisa sampai dihadapan

para pembaca.

5. Seluruh dosen Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang selalu menginspirasi

mahasiswanya untuk mengembangkan kemampuan akademik yang

Page 12: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xii

dimilikinya, yang mau meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan dan masukan kepada penulis. Serta segenap staf tata usaha,

karyawan Fakultas Ushuluddin, dan pegawai perpustakaan UIN Sunan

Kalijaga yang telah membantu kelancaran penulis dalam hal

administrasi.

6. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Romo KH.R. Muhammad

Najib Abdul Qadir dan seluruh Masyayikh Krapyak yang sudah

menjadi Murobby Ruhy selama penulis berada di Yogyakarta.

7. Kepada Abah (Allahu Yarhamhu) dan Ummi tercinta, seluruh keluarga

besar yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memotivasi penulis

agar bisa menyelesaikan tugas akhir ini

8. Kepada adik-adikku (Shofi, Zahro dan Qudsy) yang senantiasa selalu

membuat penulis tersenyum bahagia.

9. Spesial untuk Fatimatuz Zahro’ yang selalu ada untuk penulis dalam

keadaan apapun. Terima kasih yang tiada tara penulis ucapkan.

10. Kepada Majid, Fahmi dan Habibi, terimakasih atas semua “kegilaan”

selama ini. Juga pada Keluarga besar IAT 2013 yang telah menjadi

keluarga penulis selama perkuliahan.

11. Kepada teman-teman Ma’had Aly Al-Munawwir yang telah menemani

penulis selama menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Munawwir.

Juga teman-teman Kost As-Syabab yang menjadi tempat persinggahan

penulis.

Page 13: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xiii

Dan seluruh pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis, semoga segala sesuatunya dapat dibalas oleh-Nya

dengan balasan yang lebih baik. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan

menjadi bagian dari sumbangsih keilmuan terkhusus dalam bidang Ilmu al-Qur’an

dan Tafsir.

Yogyakarta, 19 Februari 2018

Penulis,

ohammad Abdullah RifqiM

NIM. 13530044

Page 14: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xiv

ABSTRAK

Alam barzakh merupakan alam pertama yang dimasuki manusia setelah

kematiannya. Alam ini adalah alam pemisah yang berada diantara alam dunia dan

alam akhirat. Pembahasan terkait alam barzakh ini tampaknya tidak ada matinya.

Pembahasan terkait alam ini juga tidak bisa terlepas dari adanya perdebatan.

Sebagian kalangan Mu‘tazilah tidak mempercayai adanya alam barzakh, menurut

mereka alam barzakh merupakan perkara yang tidak masuk akal. Mereka

berpendapat bahwa orang yang telah meninggal dunia akan tertidur menunggu

datangnya hari kebangkitan.

Sementara itu, kalangan Ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah dan kalangan

Syi’ah mempercayai adanya alam barzakh beserta nikmat dan siksa yang ada di

alam barzakh. Akan tetapi muncul perbedaan antara Ahlu Sunnah dan Syi’ah,

yang paling menonjol adalah terkait pertanyaan yang diajukan malaikat di alam

barzakh. Menurut Syi>‘ah, dialam kubur selain ditanya terkait Tuhan, Nabi dan

agama, juga ada pertanyaan terkait imamah Ahlu Bait. Hal ini tentunya tidak ada

dalam teologi Ahlu Sunnah.

Dari kalangan Syi>‘ah era kontemporer muncul seorang tokoh besar yang

juga dikenal sebagai seorang filosof dan mufassir moderat bernama Muhammad

Husein al-T{aba>ba>’i>. Tokoh ini memiliki kitab tafsir yang sangat terkenal baik di

kalangan Syi>’ah sendiri maupun kalangan Ahlu Sunnah, oleh karena itu akan

sangat menarik mengetahui seperti apa penafsiran al-T{aba>ba>’i terhadap ayat-ayat

alam barzakh dan juga mengetahui adakah pengaruh teologi Syi>‘ah terhadap

penafsirannya tersebut.

Dari penelitian ini terungkap bahwa al-T{aba>ba>’i> juga mempercayai

adanya alam barzakh beserta nikmat dan siksanya. Akan tetapi menurut al-

T{aba>ba>’i> alam barzakh bukan termasuk D{aruriyyat al-Qur’an (sesuatu yang

benar-benar dipartikan oleh al-Qur’an) jadi wajar jika timbul perbedaan dalam

memahiminya. al-T{aba>ba>’i> juga membenarkan adanya pertanyaan kubur terkait

imamah Ahlu Bait, sekalipun pernyataan ini tidak secara jelas dia katakan

melainkan hanya sekedar mengutip riwayat dari imam syi>’ah saja. al-T{aba>ba>’i>

juga mengatakan bahwa yang merasakan kehidupan barzakh hanya orang

mukmin dan kafir saja, sementara orang mustad}’af tidak akan merasakan

kehidupan barzakh dan urusannya dipasrahkan langsung pada Allah kelak di hari

kiamat. Dari sini tampak bahwa dalam pembahasan tentang alam barzakh al-

T{aba>ba>’i> tidak bisa terlepas dari pengaruh teologi Syi>’ah meskipun dia juga tidak

secara terang-terangan dalam mengungkapkannya.

Page 15: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

ABSTRAK .......................................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 8

D. Telaah Pustaka ........................................................................................ 9

E. Metode Penelitian .................................................................................... 12

F. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 15

BAB II GAMBARAN UMUM ALAM BARZAKH ......................................... 17

A. Definisi Alam Barzakh ............................................................................ 17

B. Alam Barzakh dalam al-Qur’an .............................................................. 19

C. Alam Barzakh dalam Hadis .................................................................... 26

D. Alam Barzakh menurut Beberapa Sekte Islam ....................................... 31

Page 16: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xvi

1. Alam Barzakh menurut Ahlu Sunnah wa al-Jama‘ah ........................ 31

2. Alam Barzakh menurut Mu’tazilah .................................................... 39

3. Alam Barzakh menurut Syi >‘ah ........................................................... 41

BAB III POTRET BIOGRAFI MUHAMMAD HUSEIN AL-T{ABA<T{ABA<’I< . 47

A. Biografi Muhammad Husein al-T{aba>t}aba>’i ............................................ 47

1. Nama dan Riwayat Hidup .................................................................. 47

2. Karir Intelektual ................................................................................. 49

3. Guru dan Murid-muridnya ................................................................. 52

4. Kontribusi Pemikiran dan Karya-karyanya ....................................... 54

5. Penilaian terhadap al-T{aba>taba>’i ....................................................... 58

B. Seputar Kitab al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n ........................................... 59

1. Latar Belakang Penulisan ................................................................... 59

2. Metode dan Sistematika Penulisan .................................................... 60

3. Sumber Penafsiran .............................................................................. 68

4. Corak dan Karakteristik Penafsiran ................................................... 74

BAB IV ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA<T{ABA<’I< DALAM

KITAB AL-MI><ZA<N FI< TAFSI<R AL-QUR’A<N ................................ 78

A. Penafsiran al-T{aba>t{aba>’i> terhadap Ayat-Ayat Alam Barzakh ............... 78

1. Definisi Alam Barzakh ..................................................................... 78

2. Dalil Adanya Alam Barzakh ............................................................. 81

3. Kehidupan di Alam Barzakh ............................................................. 88

4. Golongan Mustad}‘af ........................................................................... 96

B. Pembahasan terhadap Riwayat Tentang Alam Barzakh ........................ 100

Page 17: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

xvii

C. Pengaruh Teologi Syi>‘ah terhadap Penafsiran al-T{aba>t}aba>’i > terkait

Alam Barzakh.......................................................................................... 107

D. Analisis Pengaruh Syi>‘ah dalam Penafsiran al-T{aba>t}aba>’i> .................... 110

1. Pengaruh Syi>‘ah pada Bagian Baya>n ................................................ 110

2. Pengaruh Syi>‘ah pada Bagian Rawa>’i> .............................................. 111

E. Komentar terhadap Penafsiran al-T{aba>t}aba>’i> tentang Alam Barzakh ... 112

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 114

A. Kesimpulan .............................................................................................. 114

B. Saran ........................................................................................................ 115

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 117

CURRICULUM VITAE .....................................................................................120

Page 18: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan tentang alam barzakh tampaknya masih sangat menarik dan

belum selesai pembahasannya dikalangan para pemikir islam. Hal ini terbukti

dengan masih banyaknya pembahasan terhadap alam barzakh ini. Maklum, ranah

pembahasan alam barzakh berada pada ranah metafisik yang sulit dijangkau oleh

akal.

Alam barzakh merupakan alam pertama yang akan dimasuki oleh orang

yang sudah meninggal setelah dia hidup di dunia. Alam barzakh ini juga sering

disebut juga dengan alam kubur. Alam barzakh ini dimulai setelah orang yang

meninggal selesai dikuburkan dengan ditandai datangnya malaikat penanya di

dalam kubur.

Dari segi bahasa, kata barzakh memiliki arti pemisah antara dua hal.

Alam barzakh merupakan waktu (periode) yang memisah antara kematian di

dunia dengan proses kebangkitan untuk menuju kehidupan akhirat yang abadi.1

Al-Qur’an juga memakai kata ini untuk menjelaskan adanya suatu alam setelah

alam dunia.

1 Khawa<ja Muhammad Islam, Mati itu Spektakuler, terj. Oleh Abdullah Ali dkk (Jakarta:

Serambi Ilmu, 2001), hlm. 92

Page 19: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

2

(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian

kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku

(ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku

tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang

diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada pemisah sampal hari mereka

dibangkitkan. (QS. Al-Mu’minun (23): 99-100)

Pada ayat di atas jelas disebutkan adanya barzakh sampai hari

kebangkitan. Yang dimaksud barzakh dalam ayat ini adalah sesuatu yang

menjadi pemisah antara alam dunia dan alam akhirat. Ayat ini juga

menunjukkan bahwa saat kematian datang, seseorang ingin kembali ke alam

dunia tetapi keinginan tersebut tidak dapat terlaksana karena adanya dinding

atau pemisah antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Dinding atau

pemisah inilah yang disebut alam barzakh, dimana seseorang tersebut akan

hidup setelah kematiannya di dunia dan akan terus berada di alam ini sampai

datangnya hari kebangkitan. Dengan demikian, barzakh berfungsi menghalangi

manusia menuju ke alam lain yang lebih sempurna dan dalam saat yang sama

juga menghalangi manusia untuk kembali ke alam dunia.2

Meskipun alam barzakh juga sering disebut dengan alam kubur, tetapi

bukan berarti alam ini terdapat di area pemakaman yang sering diziarahi oleh

2 M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian: Surga dan Neraka yang Dijanjikan,

(Jakarta: Lentera Hati, 2008), hlm. 100-101

Page 20: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

3

manusia. Area pemakaman tersebut tentunya masih dalam wilayah dunia,

sedangkan alam barzakh tidak terdapat di dunia dan juga belum termasuk pula

dalam alam akhirat. Memang alam barzakh bisa dikatakan lebih dekat dengan

alam akhirat ketimbang dengan alam dunia, hal ini dikarenakan manusia yang

sudah memasuki alam barzakh berarti sedang berjalan menuju alam akhirat dan

menjauh dari alam dunia. Kedekatan dengan alam akhirat itu juga bisa dilihat

dari segi kemustahilan untuk kembali ke alam dunia.3

Mengenai alam barzakh ini, hanya terdapat dalam ajaran agama islam

saja. Sedangkan dalam agama lain, hanya konsepsi Zoroasterianisme yang

memiliki kemiripan dengan doktrin alam barzakh. Konsepsi Zoroasterianisme

meyakini terhadap adanya alam antara, alam ini menghubungkan kematian dan

hari kebangkitan.4

Dikalangan ulama’ sendiri muncul ikhtila>f (perbedaan) mengenai alam

barzakh ini. Sebagian besar dari mereka berpendapat bahwa di alam barzakh ini

juga terdapat nikmat dan siksa sebagaimana di surga dan neraka kelak.5 Mereka

mendasarkan pendapat mereka ini pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang

memang tidak secara tegas dan lugas menerangkan hal tersebut. Salah satu ayat

yang mereka gunakan adalah Surah Al-Ghafir ayat 46:

3 M. Quraish Shihab, Kematian Adalah Nikmat, (Jakarta: Lentera Hati, 2013), hlm. 157

4 Sibawaihi, Eskatologi Al-Ghazali dan Fazlurrahman, (Yogyakarta: Islamika, 2004),

hlm. 92

5 Pendapat seperti ini dikemukakan oleh beberapa golongan, salah satunya adalah

golongan Ahlu Al-Sunnah wa Al-Jama‘ah seperti yang diungkapkan oleh Imam al-Asy’ari. Lihat,

Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm.230

Page 21: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

4

‚kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari

terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan

kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (QS. Al-Ghafir (40): 46)

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa mereka akan diperlihatkan neraka tiap

pagi dan petang, tentunya hal ini tidak terjadi di alam dunia karena

ketidakmungkinan di dunia ini melihat neraka. Begitupun juga kejadian ini

tidak terjadi di akhirat karena dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa

mereka nantinya baru akan dimasukkan ke neraka. Dengan kata lain kejadian

seperti yang dijelaskan oleh ayat tersebut terjadi pada alam barzakh. Tentunya

diperlihatkan kepada neraka setiap hari merupakan siksa yang sangat luar biasa

dan mengerikan. Ayat inilah yang kemudian menjadi salah satu dalil adanya

siksa alam bazakh.

Tidak hanya itu, terdapat banyak hadis nabi yang diriwayatkan juga

menjelaskan senada dengan ayat tersebut, baik hadis nabi yang menjelaskan

siksa kubur maupun hadis yang menjelaskan adanya nikmat kubur. Hadis-hadis

tersebut banyak yang berkualitas shahih dan sulit untuk ditolak jika berpegang

pada kaidah-kaidah riwayat.6

6 M. Quraish shihab, Kematian Adalah Nikmat, hlm. 163

Page 22: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

5

Sementara sebagian orang juga berpendapat bahwa tidak ada yang

namanya siksa dan nikmat di alam barzakh. Mereka mengatakan bahwa

manusia di alam barzakh hanya tertidur dan tak sadar seperti halnya tidur yang

dialami di alam dunia ini. Mereka mendasarkan pendapat ini pada al-Qur’an

surah yasin:

mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami

dari tempat-tidur Kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha

Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya). (QS. Yasin (36):52)

Menurut mereka, pada ayat ini terlihat bahwa orang-orang kafir sebelum

dibangkitkan merasa diri mereka tertidur dan tidak merasakan siksa. Mereka

baru sadar dan bangun dari tidurnya setelah adanya kebangkitan.7

Lebih jauh lagi, Al-T{aba>t}ba>‘i > yang merupakan tokoh besar syi’ah era

kontemporer berpendapat bahwa dialam barzakh manusia tidak hanya terbagi

atas dua keadaan yakni menerima nikmat dan memperoleh siksa. Tetapi

menurut Al-T{aba>t}ba>‘i > juga ada sekelompok orang yang berada di alam barzakh

dalam keadaan ditangguhkan, dalam artian mereka tidak menerima nikmat juga

7 M. Quraish Shihab, Kehidupan Setelah kematian, hlm. 100-101

Page 23: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

6

tidak memperoleh siksa.8 Orang-orang ini tidak akan merasakan kehidupan di

alam barzakh.

Konsep semacam ini memang hampir mirip dengan konsep mu’tazilah

ketika membahas alam akhirat yang mengatakan akan ada sekelompok orang

yang akan menempati al-Manzilah baina Manzilatain. Pembagian tiga keadaan

manusia menurut sekte syi’ah di alam barzakh ini memang tak banyak

diketahui khalayak umum, karena memang tidak seterkenal konsep mu’tazilah

di atas.

Menurut al-T{aba<t}aba<‘i >, manusia yang memasuki alam barzakh akan

melihat malaikat yang akan menanyai mereka. Pada surah al-Furqan ayat 21-24

dijelaskan tentang kondisi orang-orang yang akan akan diberi pertanyaan oleh

malaikat yang kemudian akan menentukan nasib mereka apakah akan mendapat

nikmat atau malah mendapat siksa di alam barzakh.9

Selain itu, ada golongan manusia yang pada alam barzakh tidak mendapat

siksa ataupun nikmat dari Allah. Orang-orang seperti ini urusannya akan

dipasrahkan pada Allah (Murjauna liamrilla>h) nanti di hari akhir, apakah

mereka akan dimasukkan ke surga atau neraka. Hal ini berdasarkan surah al-

Taubah ayat 106, menurut Al-T{aba>t}ba>‘i > ayat ini menjelaskan bahwa ada

8 Muhammad Husein al-T{aba<t}aba<‘i >, Hayat Ma Ba’da al-Maut, (Irak: Qism asy-Syu’un

al-Fikriyal wa ats-Tsaqafah, 2008), hlm. 143 9 Muhammad Husein al-T{aba><t}aba><‘i >, al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, (Bairut: Muassasat al-

A’lami> lilmat}bu>’at, 1997), juz 15, hlm. 200.

Page 24: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

7

sekelompok orang yang pada alam barzakh urusannya dipasrahkan kepada

Allah, mereka yang dimaksud oleh ayat ini adalah orang yang mustad}’af.10

Adapun yang dimaksud mustadh’af disini adalah orang-orang yang

memang berada di bawah kekuasaan orang musyrik yang mencegahnya untuk

melaksanakan syariat agama, sedangkan orang tersebut tidak mempunyai

kekuatan untuk melawan orang musyrik dan juga tidak mempunyai daya untuk

hijrah ke tempat lain. Selain itu orang yang termasuk kategori mustad}‘af adalah

orang yang akalnya tidak mampu untuk menerima pengetahuan agama sehingga

menyebabkan dia tidak bisa menjalankan syari’at agama.11

Demikian sekelumit pemikiran Al-T{aba>t}ba>‘i > terkait alam barzakh. Selain

dikenal sebagai seorang mufassir yang pendapatnya sering dikutip oleh para

ulama’ lain, beliau juga dikenal sebagai seorang filosof di zamannya. Sehingga

tidak mengherankan jika tafsirnya ini menjelaskan cukup rinci banyak hal yang

berkaitan dengan filsafat, termasuk pembahasan terkait alam barzakh ini yang

masuk dalam ranah metafisik.

Dari sinilah penulis mempunyai ketertarikan untuk meneliti penafsiran

Al-T{aba>t}ba>‘i > terkait ayat-ayat yang membahas alam barzakh untuk mengetahui

secara komprehensif seperti apa pemikiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap alam barzakh

yang memberikan warna baru terhadap pemahaman alam barzakh yang telah

ada selama ini.

10

Muhammad Husein al-T{aba>t}aba>‘i >, al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n, juz 9, hlm. 394.

11

Muhammad Husein al-T{aba><t}aba><‘i, al-Mi>za>n Fi Tafsir al-Qur’an, juz 5, hlm. 53

Page 25: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

8

B. Rumusan Masalah

Suatu penelitian membutuhkan batasan agar pembahasannya fokus dan

tidak melebar, batasan tersebut dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk itu,

dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap ayat-ayat terkait alam

barzakh dalam kitab al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n?

2. Bagaimana pengaruh sekte Syi >‘ah dalam penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i >

terhadap ayat-ayat terkait alam barzakh dalam kitab al-Mi>za>n Fi>

Tafsi>r al-Qur’a>n?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa tujuan dari

penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap ayat-ayat terkait alam

barzakh dalam kitab al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n.

2. Mengetahui pengaruh sekte syi’ah dalam penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i >

terhadap ayat-ayat terkait alam barzakh dalam kitab al-Mi>za>n Fi>

Tafsi>r al-Qur’a>n.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi

dan khazanah tentang penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan alam barzakh

yang dalam hal ini dipaparkan oleh al-T{aba>t}ba>‘i >. Selain itu –lebih jauh lagi –

Page 26: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

9

diharapkan penelitian ini juga memberi kontribusi terhadap wacana keagamaan

sehingga studi islam akan terus berkembang dan tidak stagnan.

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan topik penelitian yang akan diajukan untuk dikaji lebih lanjut dengan

penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu sehingga tidak

terjadi pengulangan yang tidak perlu.12

Sebuah penelitian pada hakikatnya tidak

ada yang baru dan tidak ada yang menempati ruang kosong, ilmu pengetahuan

mempunyai dimensi yang sangat luas sehingga juga menyediakan ruang kajian

yang begitu luas juga.

Begitupun dengan penelitian ini, penelitian ini bukan penelitian yang

pertama kali membahas tema alam barzakh dan membahas pemikiran tokoh al-

T{aba>t}ba>‘i >. Pembahasan tentang kedua hal tersebut memang sudah menyita

perhatian sarjanawan terdahulu.

Terkait pembahasan tentang alam barzakh sudah banyak buku maupun

skripsi yng membahas hal ini. Diantaranya buku Alam Barzakh13 yang ditulis

oleh Dalimi Lubis. Buku ini menjelaskan serta memaparkan hadis-hadis yang

berbicara seputar alam barzakh seperti keadaan ruh di alam barzakh, pertanyaan

malaikat munkar dan nakir serta siksa dan nikmat di alam kubur. Hadis-hadis

12

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2000), hlm. 135

13

Dalimi Lubis, Alam Barzakh, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981).

Page 27: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

10

tersebut kemudian dinilai dari segi keabsahannya dan pertentangannya terhadap

al-Qur’an.

Selanjutnya buku yang berjudul Alam Kubur dan Seluk Beluknya14 karya

Zainal Abidin, Buku Kehidupan di Alam Barzah15 karya Halimuddin. Kedua

buku ini secara umum membahas tentang alam barzakh yang dimulai dari proses

kematian, pertanyaan kubur, keadaan ruh sesudah mati serta membahas pula

terkait siksa dan nikmat yang ada di alam kubur.

Ada pula skripsi yang berjudul Tempat Ruh di Alam Barzakh (Kajian

Ma’a>ni al-Hadits)16 yang ditulis oleh Muadz Faerozi. Skripsi ini secara eksplisit

membahas tentang tempat dan kondisi ruh di alam barzakh. Skripsi ini

menggunakan hadis-hadis nabi sebagai sumber data utama kemudian dianalisis

menggunakan metode Ma‘a>ni al-Hadis\.

Selain karya-karya yang sudah penulis sebutkan di atas, sebenarnya masih

banyak karya yang membahas terkait tema alam barzakh. Akan tetapi semua

penelitian tersebut hanya membahas alam barzakh menggunakan sudut pandang

secara umum baik menggunakan al-Qur’an maupun hadis. Tidak ada yang secara

khusus memaparkan pemikiran al-T{aba>t}ba>‘i > tentamg alam barzakh.

Terkait penelitan yang membahas tentang pemikiran tokoh al-T{aba>t}ba>‘i >

sebenarnya juga sudah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Diantaranya

14

Zainal Abidin, Alam Kubur dan Seluk Beluknya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993).

15

Halimuddin, Kehidupan di Alam Barzakh, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992).

16

Muadz Faerozi, Tempat Ruh di Alam Barzakh (Kajian Ma’ani al-Hadits), Skripsi,

(Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga, 2005)

Page 28: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

11

buku yang berjudul Tuhan dalam Filsafat ‘Allamah Al-T{aba>t}ba>‘i17, karya

Achmad Muchaddam Fahham. Buku ini membahas pemikiran filsafat Al-

T{aba>t}ba>‘i tentang Tuhan. Selanjutnya ada buku yang berjudul Millah Ibrahim

dalam al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n Karya Muhammad Husein Al-T{aba>t}ba>‘i18

karya Waryono Abdul Ghafur, buku ini memaparkan penafsiran Al-T{aba>t}ba>‘i

terhadap ayat-ayat yang membahas nabi ibrahim serta agama yang dibawanya.

Ada pula skripsi yang ditulis oleh Diah Rahmawati yang berjudul

Penafsiran Kata Amanah dalam al-Qur’an Menurut Al-T{aba>t}aba>‘i dan Sayyid

Qutb19, skripsi ini merupakan penelitian komparatif dua tokoh yakni al-T{aba>t}ba>‘i

dan Sayyid Qutb terkait penafsiran keduanya terhadap kata amanah dalam al-

Qur’an. Selanjutnya skripsi yang berjudul Konsep Masyarakat Ideal (Studi Atas

Kitab al-Mi>za>n fi> Tafsi>r Al-Qur’a>n Karya Al-T{aba>t}ba>‘i)20 yang ditulis oleh

Zulfa. Skripsi ini mencoba untuk menampilkan bagaimana konsep masyarakat

yang ideal perspektif al-T{aba>t}ba>‘i >.

Karya-karya di atas memang memaparkan pemikiran al-T{aba>t}ba>‘i > sesuai

dengan tema yang mereka teliti. Akan tetapi belum ada karya yang secara jelas

memaparkan pemikiran dan penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap ayat-ayat yang

membahas alam barzakh.

17

Achmad Muchaddam Fahham, Tuhan dalam Filsafat ‘Allamah Thabathaba’i, (Jakarta:

Teraju, 2004) 18

Waryono Abdul Ghafur, Millah Ibrahim dalam al-Mi>za>n fi Tafsir al-Qur’an Karya Muhammad Husein Thabathaba’i, (Yogyakarta: Pasca Sarjana UIN Suka, 2008).

19

Diah Rahmawati, Penafsiran Kata Amanah dalam al-Qur’an Menurut Thabathaba’i dan Sayyid Qutb, Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2008).

20

Zulfa, Konsep Masyarakat Ideal (Studi Atas Kitab al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya Thabathaba’i), Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2010).

Page 29: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

12

Memang ada dua buku yang berjudul Kehidupan Setelah Mati21 dan buku

Tafsir al-Mi>za>n Mengupas Ayat-Ayat Ruh dan Alam Barzakh22, kedua buku ini

memang sedikit membahas tentang pemikiran dan penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i >

terhadap ayat-ayat alam barzakh. Tetapi kedua buku ini hanya sedikit membahas

terkait tema alam barzakh dan hanya menjadikannya sebagai sub bab dalam buku

tersebut. Disamping itu, kedua buku ini tidak lebih dari hanya sekedar saduran

dan terjemahan dari kitab aslinya yang kemudian dikelompokkan dalam tema

besar tanpa adanya analisis sedikitpun.

Berdasarkan penjelasan telaah pustaka di atas, penulis merasa bahwa

penelitian ini masih layak untuk dilakukan. Penelitian ini jelas berbeda dengan

penelitian yang sudah ada. Penelitian ini akan membahas secara komprehensif

penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap ayat-ayat alam barzakh untuk kemudian

dianalisis secara mendalam. Tidak hanya itu, pada penelitian ini juga akan

dipaparkan bagaimana konsep alam barzakh secara umum menurut al-Qur’an,

hadis dan pandangan beberapa golongan islam demi mencapai suatu pemahaman

yang komprehensif dan mampu memposisikan dimana letak pemikiran al-

T{aba>t}ba>‘i > terhadap pemikiran-pemikiran sebelumnya.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research).

Penelitian kepustakaan adalah penelotian yang cara kerja penelitiannya

21

Musa Khazim, Kehidupan Setelah Mati, (Jakarta: Mizan, 2013)

22

Muhammad H{usein al-T{aba<t}aba>i, Tafsir Al-Mizan Mengupas Ayat-Ayat Ruh dan Alam Barzakh, (Jakarta: Firdaus, 1991).

Page 30: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

13

menggunakan data dan informasi dari berbagai macam literatur, baik berupa

buku, jurnal, artikel dan dokumen.23

Dengan kata lain, penelitian ini murni

berkonsentrasi dan merujuk langsung pada data tertulis baik yang secara

langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan tema di atas.

1. Sumber Data

Secara garis besar, dalam penelitian kepustakaan sumber data terbagi

menjadi dua macam yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber Data Primer

Adapun bahan bacaan dan bahasan yang dijadikan sebagai sumber data

primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir karya Muhammad Husain Al-

T{aba>t}ba>‘i yang bernama al-Mi>za>nFi Tafsir al-Qur’an.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah literatur yang berfunfsi sebagai penunjang

yang dapat melengkapi data primer dan dapat membantu dalam studi analisis

terkait dengan penelitian ini. Dengan kata lain, sumber data sekunder yang

digunakan penulis dalam penelitian ini bisa berupa karya Al-T{aba>t}ba>‘i yang

lainnya maupun beberapa literatur lain yang dapat menunjang data terkait tema

penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Semua data yang di dapat dan dijadikan rujukan dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan teknik studi dokumentasi. Cara kerjanya yakni dengan

23

Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm.33

Page 31: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

14

melihat berbagai data yang berbentuk dokumen tertulis, baik dari data primer

maupun data sekunder.

Setelah data-data yang relevan dengan tema penelitian ini terkumpul,

selanjutnya dilakukan uji keabsahan data untuk menilai keaslian (otentisitas)

dan kelayakan data-data tersebut untuk dijadikan sebagai rujukan.

3. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang sudah terkumpul melalui proses di atas kemudian akan

diolah dengan menggunakan metode deskriptif-analitis24

. Metode deskriptif

merupakan cara untuk mendaapatkan keterangan, proposisi-proposisi, konsepsi,

dan hakikat yang sifatnya mendasar, atau menguraikan secara teratur mengenai

seluruh konsep pemikiran.25

Metode ini dioperasioanalkan dengan memaparkan

semua penafsiran dan pemahaman al-T{aba>t}ba>‘i > dalam kitab tafsirnya yang

berkaitan tema penelitian ini sebagai sumber data primer. Pemaparan ini juga

diambil dari data sekunder sebagaimana yang telah penulis jelaskan di atas

untuk selanjutnya dilakukan analisis terhadap semua data tersebut.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data-data tersebut dioalah, penulis akan melakukan analisis

terhadap data-data tersebut. Analisis yang akan dilakukan penulis adalah

anailisis yang bersifat deduktif. Artinya penulis akan memaparkan terlebih

24

Terdapat tiga macam model analisis, pertama analisis secara deduktif yakni memulai

dengan pemikiran-pemikiran yang bersifat umum, kemudian didapatkan kesimpulan yang bersifat

khusus. Kedua, analisis secara induktif yakni memulai dari data-data yang bersifat khusus,

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Ketiga, analisis secara komparatifyakni

dengan membandingkan data-data yang ada untuk kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Lihat,

Mattew B. Miles dan Michael Huberman, terj. Tjetjep Rohadi (Jakarta: UIP, 1992), hlm. 16-21

25

Anton Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1999), hlm. 65

Page 32: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

15

dahulu konsep alam barzakh secara umum dari berbagai perspektif, kemudian

baru memaparkan pemikiran dan penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i > terhadap alam

barzakh. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif

terhadap tema tersebut.

Selanjutnya untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang

telah penulis rumuskan di atas, maka penulis akan menggunakan pendekatan

sejarah (Historical Approach). Pendekatan ini bertujuan untuk mengetahui

tentang seluk beluk tokoh serta fakto-faktor yang telah mempengaruhi

pemikirannya. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan akan

memberikan memberikan penjelasan yang intens terhadap tokoh yang diteliti.

F. Sistematika Pembahasan

Sebelum memulai pembahasan, berikut akan penulis paparkan sistematika

pembahasan yang merupakan alur dari penelitian ini. Agar penelitian ini terarah

dan sistematis, maka penulis menyusunnya dalam lima bab sebagai berikut:

Bab pertama merupakan pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara

jelas mulai latar belakang masalah dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab kedua merupakan penjabaran gambaran umum tentang alam barzakh.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan secara singkat bagaimana pandangan

al-Qur’an, hadis serta beberapa sekte teologi terhadap alam barzakh. Penjabaran

ini sangat signifikan untuk dilakukan, tujuannya untuk mengetahui bagaimana

Page 33: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

16

potret pendapat-pendapat terdahulu yang tumbuh dan berkembang tentang alam

barzakh. Bab ini merupakan sajian pembuka dan sekaligus pengantar untuk

menuju pada objek sajian utama, sehingga pembaca dapat memperoleh

pemahaman yang komprehensif.

Bab ketiga memuat pembahasan mengenai sketsa kehidupan al-T{aba>t}ba>‘i >

serta karya tafsirnya, al-Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n. Pada pembahasan tentang

kehidupan al-T{aba>t}ba>‘i > akan penulis uraikan biografi singkat, riwayat perjalanan

intelektualnya serta karya-karyanya. Selanjutnya pada pembahasan terkait kitab

tafsirnya, penulis akan memaparkan bagaimana metodologi tafsir, corak tafsir,

sistematika penafsiran serta karakteristik penafsirannya.

Bab keempat merupakan penjabaran dan analisa terhadap penafsiran al-

T{aba>t}ba>‘i > terhadap ayat-ayat alam barzakh. Pada bab ini penafsiran al-T{aba>t}ba>‘i>

terhadap alam barzakh akan disajikan secara sistematis. Penulis juga akan

berusaha menganalisa seperti apa pengaruh sekte Syi >‘ah pada pemikiran al-

T{aba>t}ba>‘i > terhadap penafsirannya tersebut.

Bab kelima akan menjadi akhir dan penutup dari penelitian ini. Bab ini

memuat kesimpulan akhir dari penulis serta saran-saran.

Page 34: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

114

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis lakukan terkait penafsiran al-T{aba>ba>’i>

terhadap ayat-ayat alam barzakh dan telah penulis tuangkan ke dalam skripsi

ini, akhirnya pada akhir pembahasan akan penulis sampaikan beberapa

kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penilitian tersebut sesuai dengan

rumusan masalah yang sudah dipaparkan.

Pertama tentang penafsiran al-T{aba>ba>’i>, dia mendefinisikan alam

barzakh sebagai alam kubur yakni berupa alam imajinal yang di dalam alam

tersebut manusia hidup setelah kematiannya, manusia akan tinggal dalam alam

tersebut sampai datangnya hari kiamat. Alam barzakh bukan alam materi

melainkan alam yang bersifat imajinal dan aqliyyah.

al-T{aba>ba>’i> mempercayai adanya alam barzakh dan kehidupan di alam

tersebut. Kehidupan di alam barzakh hanya akan dirasakan oleh orang mukmin

dan orang kafir saja. Orang mukmin akan hidup di alam barzakh dengan

menerima nikmat, sedangkan orang kafir hidup di alam barzakh dengan

menerima siksa.

Adapun golongan yang tidak akan akan merasakan kehidupan alam

barzakh adalah orang-orang mustad{‘af. Golongan ini urusannya dipasrahkan

Page 35: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

115

langsung pada Allah kelak di hari Kiamat. Adapun yang dimaksud dengan

mustad{‘af disini adalah orang-orang yang hidup di daerah kaum musyrik yang

tidak bisa memiliki pengetahuan agama atau tidak mampu melaksanakan syariat

agama dikarenakan adanya siksaan dari orang musyrik, mereka tidak mampu

untuk melawan orang musyrik serta mereka juga tidak memiliki daya untuk

hijrah ke daerah islam untuk melepaskan diri dari kaum musyrik tersebut.

Mustad{‘af juga mencakup orang yang akalnya tidak mampu menerima

pengetahuan agama seperti anak kecil, ataupun laki-laki dan perempuan dewasa

yang termasuk dalam akalnya juga bersifat demikian. al-T{aba>ba>’i> juga

menyetujui adanya pertanyaan kubur tentang imamah ahlu bait. Hal ini dapat

terbukti dari riwayat yang al-T{aba>ba>’i> kutip dalam pembahasan rawa’i terkait

kehidupan barzakh.

Kedua terkait Pengaruh teologi Syi>’ah, dalam penafsirannya tentang

alam barzakh pengaruh teologi Syi>‘ah masih melekat pada al-T{aba>ba>’i>.

Pengaruh Syi>’ah yang sangat menonjol pada bagian riwayat-riwayat yang

dikutip dalam kitab tafsirnya ini. Bukti dari keterpengaruhan tersebut adalah

kepercayaan adanya pertanyaan tentang imamah di alam barzakh dan

mempercayai ada golongan mustad{‘af yang tidak merasakan kehidupan alam

barzakh karena urusannya dipasrahkan langsung pada Allah di alam akhirat.

B. Saran

Penulis sadar penuh bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Masih

banyak kekurangan dan kelemahan pada penelitian ini. Semua kekurangan ini

Page 36: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

116

disebabkan oleh terbatasnya pembacaan penulis terhadap literatur yang ada .

Penulis juga belum sempat dan mampu untuk membaca seluruh isi dari kitab al-

Mi>za>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n ini dan juga semua karya al-T{aba>ba>’i> yang ada,

sehingga sudah pasti ada banyak hal yang belum penulis ungkapkan disini.

Dalam hal ini penulis rasa masih ada peluang untuk melakukan

penelitian dengan tema alam barzakh perspektif al-T{aba>ba>’i> ini. Banyak sekali

segi pemahaman al-T{aba>ba>’i> yang belum dibahas dalam penelitian ini, terutama

dalam segi falsafy. al-T{aba>ba>’i> merupakan seorang filosof di zamannya, dan

tema alam barzakh ini masuk dalam ranah metafisik yang notabene memang

menjadi obyek dalam filsafat.

Page 37: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

117

Daftar Pustaka

Abidin,Zainal.Alam Kubur dan Seluk Beluknya.Jakarta. Rineka Cipta. 1993.

Ahmad, Musnad Ahmad, No. 11334, Juz 17, hlm. 433, , CD al-Maktabah al-

Sya>milah Versi 3.47

Al-Alu>sy, ‘Aly. T{aba>t}aba>’I wa manhajuhu fi@ tafsi@ri al-Mi@za>n. Munaz}z}amah al-

a’la>mal-Isla>my. 1985.

Anwar, Rosihon. Menelusuri Ruang Batin Alquran. Bandung. Erlangga. 2010.

__________. Akidah Akhlak.Bandung. Pustaka Setia. 2008.

Baidowi, Ahmad. Mengenal Thabathaba’I dan Kontroversi Nasikh Mansukh.Bandung. Nuansa. 2005.

Bakker,Anton.Metodologi Penelitian Filsafat.Yogyakarta. Kanisius. 1999.

Al-Bukhari. S{ahih Bukhari, Bab Ma> Ja>a Fi ‘Az \ab al-Qabri, No. 1372, Juz 2, hlm.

98, CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Al-Bukhari, S{ahih Bukhari, Bab Man Intaz}ara Hatta Yudfanu, No. 1316, Juz 2,

hlm. 95, CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Faerozi,Muadz.Tempat Ruh di Alam Barzakh (Kajian Ma’ani al-Hadits).Skripsi.

Yogyakarta. Fakultas Ushuluddin. Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan

Kalijaga. 2005.

Fahham,Achmad Muchaddam.Tuhan dalam Filsafat ‘Allamah Thabathaba’i.Jakarta. Teraju. 2004.

Al-Farmawi, Abd al-H{ayy. al-Bida>yah fi@ tafsi@r al-Mawd}u>’I.Mesir. Da>ru al-kutub

al-‘Ara>biyah.1976.

Ghafur,Waryono Abdul.Millah Ibrahim dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya Muhammad Husein Thabathaba’i. Yogyakarta. Pasca Sarjana UIN Suka. 2008.

Halimuddin.Kehidupan di Alam Barzakh.Jakarta. Rineka Cipta. 1992.

Hanafi, Ahmad. Pengantar Theologi Islam.Jakarta. Bulan Bintang. 1982.

Islam, Khawa<ja Muhammad.Mati itu Spektakuler.ter. Oleh Abdullah Ali dkk.

Jakarta. Serambi Ilmu. 2001.

Page 38: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

118

Kartini.Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Mandar Maju. 1996. Khazim,Musa Kehidupan Setelah Mati.Jakarta. Mizan. 2013.

Al-Kulainy. al-Kafy.T{ahran. Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah. 1946.

__________. Us}ul al-Kafy.Beirut. Da>r al-Murtad}a. 2005.

Lubis,Dalimi.Alam Barzakh.Jakarta. Ghalia Indonesia. 1981.

Labib, Muhsin. Diktat Filsafat Islam.Yogyakarta. Rausyanfikr. 2003.

Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah; Bab Z|ikr al-Maut Wa al-Bala, No. 4267, juz 2,

hlm 1426,CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Manz}ur, Ibnu. Lisan al-‘Arab. CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Miles,Mattew B. dan Michael Huberman. terj. Tjetjep Rohadi. Jakarta. UIP.

1992.

Al-Mufi<d. Awa>’il al-Maqa>la>t.Qumm. Al-Mu’tamar al-‘A<lamy li Alfiyyat al-

Syaikh al-Mufi>d. 1992.

Muslim, S{ahih Muslim, Bab ‘Urid}a Maq’ad al-Mayyit Min al-Jannah au al-Nar,

N0. 2866, juz 4, hlm. 2199, CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Nasir, Sahilun A. Pemikiran Kalam.Jakarta. Rajawali Pers. 2010.

Nata,Abudin.Metodologi Studi Islam.Jakarta. Raja Grafindo. 2000.

Al-Nawa>wi>. Mara>h} Labi>d. CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta. Pusat Bahasa. 2008.

Al-Qurt}ubi>. Tafsi>r al-Qurt}ubi>. CD al-Maktabah al-Sya>milah Versi 3.47

Rahmawati,Diah.Penafsiran Kata Amanah dalam al-Qur’an Menurut Thabathaba’i dan Sayyid Qutb.Skripsi. Yogyakarta. Fakultas

Ushuluddin. Jurusan Tafsir Hadis. 2008.

Razaq, Rosihon Anwar dan Abdul. Ilmu Kalam.Bandung. Pustaka Setia. 2006.

Al-S{adiq, al-I‘tiqa>da>t.Qumm. Al-Mu’tamar al-‘A<lamy li Alfiyyat al-Syaikh al-

Mufi>d.1992.

Page 39: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

119

Al-Syahrasta>ni>, Muhammad bin ‘Abd al-Kari>m. al-Milal wa al-Nihal.Beirut. Da>r

al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 6992.

Shihab, M. Quraish.Kehidupan Setelah kematian: Surga dan Neraka yang Dijanjikan.Jakarta. Lentera Hati. 2008.

__________. Kehidupan Setelah Kematian.Tangerang. Lentera Hati. 2001.

__________.Kematian Adalah Nikmat.Jakarta. Lentera Hati. 2013.

__________. Membumikan Alquran.Bandung. Mizan. 1992.

__________. Perjalanan Menuju Keabadian.Jakarta. Lentera Hati. 2006.

Sibawaihi.Eskatologi Al-Ghazali dan Fazlurrahman. Yogyakarta. Islamika. 2004.

Al-T{aba<t}abai, Muhammad Husain. Hayat Ma Ba’da al-Maut. Irak. Qism asy-

Syu’un al-Fikriyal wa ats-Tsaqafah. 2008.

__________. Kitab al-Insan. Beirut. Da>r al-Ad}wa’. 1989.

__________. Islam Syi’ah, Asal Usul dan Perkembangannya, terj. Djohan

Effendi.Jakarta. Grafiti Press. 1989.

__________. Mengungkap Rahasia al-Qur’an terj. Malik Madany dan Hamim

Ilyas. Bandung. Mizan. 1994.

__________.Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur’an. Bairut. Muassasat al-A’lami>

lilmat}bu>’at. \ 1997.

__________.Tafsir Al-Mizan Mengupas Ayat-Ayat Ruh dan Alam Barzakh. Jakarta. Firdaus. 1991.

Zakkiyunnuha, M. Pintu-pintu Akhirat.Yogyakarta. Nusa Media. 2014.

Zamakhshari, al-Kashsha>f ‘an h}aqa>iq ghawa>mid}i al-tanzi@l, Juz 4 Surat Ya>si@n: 52,

hlm 20, al-Maktabah al-Sha>milah Versi 3.47

Zulfa.Konsep Masyarakat Ideal (Studi Atas Kitab al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an Karya Thabathaba’i). Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ushuluddin. Jurusan

Tafsir Hadis. 2010.

Page 40: ALAM BARZAKH MENURUT AL-T{ABA

120

CURRICULUM VITAE

Nama : Mohammad Abdullah Rifqi

TTL : Probolinggo, 02 Juli 1995

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Alamat : Klenang Lor, Banyuanyar, Probolinggo, Jawa Timur

Alamat email : [email protected]

No. Hp : 085204997720

Riwayat Pendidikan Formal

2001-2007 : SDN Klenang Kidul I

2007-2010 : SMPN I Banyuanyar

2010-2013 : MA Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo

2013-sekarang : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Riwayat Pendidikan Non Formal

2010 – 2013 : Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolingg0.

2013 – Sekarang : Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.

Pengalaman Organisasi

2010 : Anggota Badan Legislatif Siswa (BLS) MA.PK Nurul Jadid

2011 : Bendahara Badan Eksekutif Siswa (BES) MA.PK Nurul Jadid

2015-2017 : Sekretaris Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu

Al-Qur’an dan Tafsir