al-maut dan al-wafa>h dalam al-qur'andigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/bab i,v, daftar...

43
AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'AN (Studi Penafsiran al-Baid}a>wi> dalam Tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Herman Felani (05530030) JURUSAN TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA 2009

Upload: others

Post on 16-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'AN (Studi Penafsiran al-Baid}a>wi> dalam Tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l)  

 

 

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

Herman Felani (05530030)

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis
Page 3: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis
Page 4: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis
Page 5: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

Motto

"teladankanlah pada keberanian untuk hidup dengan sepenuhnya..teladankanlah

kesetiaan kepada yang benar..lalu perhatikan apa yang terjadi.."

  

v

Page 6: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

PERSEMBAHAN

Karya ini saya tulis di atas “luka yang dalam"

Jika karya ini memang layak untuk dipersembahkan,

maka akan ku persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku tercinta dan terkasih

Kakak-adikku (Novi Awalul Putra dan Thalhah Reza Pahlevi)

yang selalu ada dalam hatiku

Keluarga Besarku

Almamaterku, Fakultas Ushuluddin

Dan semua pecinta al-Qur'an

  

vi

Page 7: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

ABSTRAK

Al-maut dan al-wafa>h merupakan dua lafad yang banyak sekali disebutkan dalam al-Qur'an, yaitu sekitar dua ratus sembilan ayat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedua lafad tersebut walaupun tidak menutup kemungkinan lafad yang lain juga penting. Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya kematian, al-Qur'an seakan-akan menyamakan makna kedua lafad tersebut. Disatu sisi al-Qur'an menggunakan lafad al-maut dan di sisi lain menggunakan lafad al-wafa>h. Banyak juga penulis kamus yang menyamakan kedua lafad tersebut. Lantas apakah benar bahwa lafad al-maut dan al-wafa>h memiliki persamaan ataukah ada perbedaan diantara keduanya? Atas dasar inilah penulis tergelitik untuk meneliti makna kedua lafad tersebut.

Objek material yang penulis bidik dalam penelitian ini adalah penafsiran al-Baid}a>wi> atas makna lafad al-maut dan al-wafa>h dalam karya monumentalnya yaitu Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l. Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif analitis, yaitu mencoba mendeskripsikan ayat-ayat al-maut dan al-wafa>h, yang kemudian melakukan analisa dengan menggunakan pendekatan bahasa terhadap kedua lafad tersebut.

Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an, al-Baid}a>wi> sebenarnya tidak memiliki kecendrungan khusus untuk menggunakan satu corak yang spesifik secara mutlak. Sedangkan model penyajiannya adalah tah}li>li>. Jika dirinci skema metodologis dan karakteristiknya, pertama, al-Baid}a>wi> menafsirkan ayat al-Qur'an dengan al-Qur'an, misalnya satu ayat dengan ayat yang lain, baik dalam satu surat ataupun di lain surat. Kedua, menafsirkan ayat al-Qur'an dengan hadis-hadis Nabi, ucapan para sahabat, tabi'in dan ulama sebelumnya. Ketiga menggunakan bahasa yang ringkas. Keempat, dalam tafsirnya beliau sangat memperhatikan aspek bahasa.

Dalam pada itu ternyata al-maut dan al-wafa>h memiliki banyak ragam pemaknaan tergantung dengan konteks seperti apa al-Qur'an berbicara. Menurut al-Baid}a>wi> ragam pertama pemaknaan al-maut adalah al-maut memiliki makna mati dalam pengertian yang sebenarnya. Kedua al-maut yang bermakna hilangnya daya tumbuh. Ketiga, al-maut yang memiliki makna hilangya daya nalar. Keempat, al-maut yang bermakna sedih, takut atau juga khawatir. Sedangakan terakhir al-maut bermakna tidur. Begitu juga dengan al-wafa>h, al-Baid}a>wi> memberikan berbagai ragam makna, yaitu al-wafa>h dalam arti mati, al-wafa>h dalam arti tidur dan al-wafa>h dalam arti mengangkat.

Dengan demikian objek al-maut lebih umum dibandingkan dengan al-wafa>h. Ketika al-maut berbicara masalah kematian, objeknya bukan hanya manusia, akan tetapi lebih luas dari itu seperti hilangnya daya tumbuh pada pohon. Sedangkan al-wafa>h objeknya hanya satu ketika berbicara masalah kematian yaitu manusia.

vii

Page 8: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, tidak ada ucapan yang paling pantas dan layak

kecuali puja dan puji yang penuh keikhlasan, ketulusan dan penuh dengan

harapan kepada Allah swt, Tuhan semesta alam. Hanya kepada-Nya lah kita

sebagai makhluk yang lemah dan penuh kekurangan memohon petunjuk dan

meminta pertolongan serta berserah diri. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah menghapus

gelapnya kebodohan, kejahiliyaan dan kekufuran, melenyapkan rambu

keberhalaan dan kesesatan. Dengan rahmat dan pertolongan Allah jualah,

penulisan skripsi ini bisa diselesaikan.

Suatu keniscayaan dan sebuah realitas objektif, bahwa tidak ada manusia

yang sempurna. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati, penulis pribadi

dengan terbuka membuka ruang dan wilayah saran dan kritik bagi segenap

pembaca. Secara optimis karya ini tidak akan mencapai harapan ideal dan

sempurna, sehingga dengan menjunjung tinggi kebenaran al-Qur’an, penulis

mengucapkan syukur dan terima kasih kepad berbagai pihak yang berjasa atas

lahirnya skripasi ini, antara lain:

1. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. Suryadi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan dan DR. Ahmad Baidowi, M. Ag

selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin.

3. Afdawaizza, M.Ag, selaku penasehat akademik.

viii

Page 9: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

4. Drs. H. M. Yusron, MA selaku Pembimbing I yang selalu membimbing

dengan tulus dan memberikan motivasi.

5. DR. M. Alfatih Suryadilaga, M. Ag, selaku Pembimbing II yang dengan sabar

mengajarkan tentang arti kebenaran sebuah bahasa.

6. Seluruh dosen Tafsir dan Hadis yang telah yang sudah memberikan ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk

penulisan skripsi ini.

7. Segenap stap TU yang memberikan pelayanan terbaik dan ramah demi

kelancaran segala urusan penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tua saya, Ayahanda Wasin dan Ibunda Tuti Umarni yang

tercinta, kalian yang tidak pernah merasa lelah dalam memeberikan kasih dan

sayang serta doa untuk kesuksesan anakmu ini. Kalian yang selalu hadir

dalam hati ini yang menjelma sebagai kekuatan untuk melangkah mengarungi

kehidupan. Betapa besar jasa-jasa kalian hingga tidak dapat dinilai dengan

apapun di dunia ini. Terimakasih, semoga Allah selalu dan selalu

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kalian.

9. Saudara-saudaraku, Kak Novi Awalul Putra dan Dik Thalhah Reza Pahlevi.

Kalian adalah Anugrah terindah yang pernah Allah kasih.

10. Teman-teman satu Angkatan TH-A 2005, (Arif Nuh Safri, Ali Mahfudz,

Hendro Sucipto, Abdul Wahid, Faisal Hidayah, Khairul Anam, Muhammad

Nahdi, Ulin Nuhana Akhsan, Farida, Aulia Rahmawati, Siti Nur Aini (Inun)

dan teman-teman yang tidak disebutkan disini) terimakasih atas kasih sayang

yang telah kalian berikan, kalain akan selalu saya kenang dalam mengarungi

ix

Page 10: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

hidup ini. Semoga persahabatan kita abadi dan di ridhai Allah sampai

kapanpun.

11. Teman-teman Jawara (Azkiya Khairul Anam, Wahidun, Dedi, Eko, Khusni,

Jarir,....) terimaksih atas semua kebaikan yang telah kalian berikan, kalian

adalah teman bercanda ria, teman yang tidak pernah capai dalam menghibur

saya ketika perasaan sedih melanda, memberi motivasi untuk senantiasa

menatap masa depan dengan penuh optimis aktif.

12. Teman-teman IMM Ushuluddin yang senantiasa memberikan pencerahan

dalam bergerak.

13. Teman-teman IKAPMAWI Yogyakarta, terimakasih atas semua kebaikan

dan perhatiannya.

14. Tidak lupa saya ucapkan benyak terimakasih kepada keluarga besar BKC

PENGDA Yogyakarta (kepada Akang Sriyanto, Akang Agus, Akang Andry,

Akang Eko , Akang Dedi, Akang Azkiya, Akang Eka, Akang Heri, Teh Rani,

Teh Anggi, Teh Noni, Teh Wini dan seluruh anggota BKC yang tidak saya

sebutkan disini) terimakasih, kalian telah mengajarkan kepada saya pentingya

arti persaudaraan.

Semoga curahan Allah tetap melimpah kepada kita semua, amin. Akhir

kalam, semoga skripsi yang sederhana ini dapat diambil manfaatnya.

Penulis,

Herman Felani

x

Page 11: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Indonesia yang dipakai dalam penyusunan

Skripsi ini adalah sebagai berikut:

A. Berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

0543b/U/1987.

B. Untuk kata-kata yang berasal dari bahasa Arab yang sudah lazim digunakan

dalam bahasa Indonesia, ditulis tanpa transliterasi. Misalnya: Allah,

Rasulullah, Syi'ah dan lain sebagainya.

Adapun daftar huruf-huruf dan transliterasinya dengan huruf latin adalah

sebagai berikit:

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

Alif

ba’

ta’

sa’

jim

ha’

kha

dal

żal

ra’

zai

sin

syin

s ad

dad

Tidak dilambangkan

b

t

s

j

h

kh

d

ż

r

z

s

sy

s

d

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

xi

Page 12: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

و

ه

ء

ي

t a

z a

‘ain

gain

fa

qaf

kaf

lam

mim

nun

waw

ha’

hamzah

ya

t

z

g

f

q

k

l

m

n

w

h

y

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik

ge

ef

qi

ka

‘el

‘em

‘en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

متعددة

عدة

ditulis

ditulis

Muta’addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h

حكمة

علة

آرامة األولياء

زآاة الفطر

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Hikmah

'illah

Karāmah al-auliyā'

Zakāh al-fitri

D. Vokal Pendek

_____

فعل

_____

fathah

kasrah

ditulis

ditulis

ditulis

a

fa’ala

i

xii

Page 13: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

ذآر

_____

یذهب

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

żukira

u

yażhabu

E. Vokal Panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

جاهلية

Fathah + ya’ mati

تنسى

Kasrah + ya’ mati

آریم

Dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ā

jāhiliyyah

ā

tansā

i

karim

ū

furūd

F. Vokal Rangkap

1

2

Fathah + ya’ mati

بينكم

Fathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

اانتم

اعدت

لئن شكرتم

ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u’iddat

la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan

menggunakan huruf "al".

xiii

Page 14: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

القران

القياس

السماء

الشمس

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

al-Qur’ān

al-Qiyās

al-Samā’

al-Syam

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذوى الفروض

اهل السنة

ditulis

ditulis

żawi al-furūd

ahl al-sunnah

xiv

Page 15: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

HALAMAN NOTA DINAS......................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................................ v

PERSEMBAHAN........................................................................................................ vi

ABSTRAK..................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA .............................................. xi

DAFTAR ISI............................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................... 9

D. Telaah Pustaka.................................................................................... 10

E. Metode Penelitian............................................................................... 13

F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 15

BAB II PENGERTIAN LAFAD AL-MAUT DAN AL-WAFA>H SERTA BENTUK PENGGUNAANNYA DALAM AL-QUR'AN

A. Pengertian dan Bentuk Penggunaan Lafad al-Maut

Dalam al-Qur'an .................................................................................. 18

  س

Page 16: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

B. Pengertian dan Bentuk Penggunaan Lafad al-Wafa>h

Dalam al-Qur'an ................................................................................. 25

BAB III. BIOGRAFI AL-BAID}A>WI> DAN TAFSIRNYA

A. Biografi al-Baid}a>wi>............................................................................. 30

B. Aktifitas Keilmuan al-Baid}a>wi>........................................................... 33

C. Karya-karya al-Baid}a>wi> ...................................................................... 38

D. Deskripsi Kitab Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l

1. Latar Belakang Penulisan.............................................................. 41

2. Sistematika, Metode dan Corak Penafsiran.................................. 43

3. Karakteristik Penafsiran ............................................................... 46

E. Beberapa Komentar Terhadap Tafsir al-Baid}a>wi>............................... 52

BAB IV PENAFSIRAN AL-BAID}A>WI> ATAS AYAT-AYAT AL-MAUT DAN AL-WAFA>H

A. Penafsiran al-Bad}a>wi> atas Ayat-Ayat al-Maut .................................. 55

B. Penafsiran al-Baid}a>wi> atas Ayat-Ayat al-Wafa>h ............................... 69

C. Kelebihan dan Kekurangan Kitab Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r

al-Ta'wi>l ............................................................................................. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 83

B. Saran-saran.......................................................................................... 86

  ع

Page 17: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 88

CURICULUM VITAE ............................................................................................... 91

  ف

Page 18: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-kitab merupakan wahyu1 Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw. Ia menunjukan kepada pengertian bahwa ia tertuang dalam

bentuk tulisan yang terdiri atas huruf-huruf yang menggambarkan bunyi

bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat

hati-hati oleh para pencatat wahyu Nabi agar terpelihara dan jauh dari

kemungkinan manipulasi, perubahan, penambahan dan pengurangan. Ia

ditulis berdasarkan sumber-sumber yang tidak diragukan kebenarannya. Teks

al-Qur’an yang ada sekarang benar-benar sesuai dengan apa yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad saw.3

Al-Qur’an juga mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat

ditiru oleh siapa pun. Jalinan huruf-hurufnya serasi, ungkapannya sangat

indah, uslubnya manis, ayat-ayatnya teratur, dan sangat memperhatikan

situasi dan kondisi dalam berbagai macam gayanya. Nurcholish Madjid, salah                                                             

t

1 Makna sentral wahyu adalah “pemberian informasi” secara rahasia. Dengan kata lain, wahyu adalah sebuah hubungan komunikasi antara dua pihak yang mengandung pemberian informasi-pesan- secara samar dan rahasia. Oleh karena “pemberian informasi” dalam proses komunikasi dapat berlangsung apabila melalui kode tertentu, maka dapat dipastikan bahwa konsep kode melekat di dalam konsep wahyu, dan kode yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut pastilah kode bersama antara pengirim dan penerima, yaitu dua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi atau wahyu tersebut. Baca Nasr Hamid Abu Zaid, Teks ualitas al-Qur’an (Yogyakarta: LKiS, 2005), hlm.30.

 2 Subh}i al-S}a>lih, Maba>h}is| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n , cet.XV (Beirut: Da>r al-Mala>yin, 1985),

hlm. 17.  3 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, cet. V (Jakarta: UI Press,

1985), hlm. 21. 

1

Page 19: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

2

seorang ulama Indonesia kontemporer, menegaskan, salah satu kemukjizatan

al-Qur’an itu ialah ekspresi puitisnya yang sangat khas dan unik. Kekhasan

dan keunikan ekspresi puitisnya itu jelas sekali berkat digunakannya bahasa

Arab. Dengan perkataan lain, segi kemukjizatan al-Qur’an tidak mungkin

tanpa kemampuan tinggi bahasa Arab yang digunakan sebagai medium

ekspresinya.4

Menurut ‘Abdullah Darraz, jika diperhatikan secara seksama, dalam

al-Qur’an banyak terdapat rahasia kemukjizatan5 dari segi bahasa. Hal itu

terlihat dari keteraturan bunyinya yang indah melalui nada huruf-hurufnya,

pemilihan kata dan penempatannya yang sangat tepat, khit}ab yang digunakan

juga mampu mancakup berbagai golongan manusia yang berbeda tingkat

intelektualitasnya, mereka dapat memahami kitab itu sesuai dengan tingkat

                                                            I l

’j’

t

4 Nurcholish Madjid, s am Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Yayasan Paramadina, 1992), hlm. 364. 

 5 Mukjizat menurut bahasa adalah sesuatu hal yang luar biasa atau menakjubkan.

Menurut istilah mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang melemahkan manusia baik sendiri atau pun kolektif untuk mendatangkan sesuatu yang menyerupai atau menyamainya yang hanya diberikan kepada Nabi atau Rasul Allah swt.. Mukjizat itu merupakan hal yang tidak sama dengan biasanya, yang menyebabkan orang tidak dapat mendatangkan yang menyamainya. Jadi mukjizat itu merupakan barang yang mu iz atau yang melemahkan orang sehingga tidak dapat menandinginya. Lihat Abdul Djalal, Ulu>mul Qur a>n, cet. I (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm. 268. Kata mukjizat berasal dari kata 'ajaz (lemah). I'jaz dapat diartikan sebagai kemukjizatan, hal yang melemahkan, yang menjadikan sesuatu atau pihak lain tak berdaya. Sesuatu dinamakan mukjizat (melemahkan) karena manusia lemah untuk mendatangkan yang sama dengannya atau saingannya, sebab mukjizat datang berupa hal-hal yang keluar dari batas-batas faktor yang telah diketahui dan dipahami oleh manusia. Lihat Muhammad Chirzin, Al-Qur'a>n dan 'Ulu>m al-Qur'a>n, cet. II (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2003), hlm. 95-96. Pandangan lain mengatakan bahwa kajian mengenai masalah I’jaz pada dasarnya kajian tentang karakteristik teks yang membedakannya dari teks-teks lain dalam kebudayaan, dan yang menjadikannya lebih unggul daripada teks-teks tersebut. Tidak disangsikan bahwa dalam hubungannya dengan teks-teks yang lain itu, teks mengandung tanda-tanda yang menegaskan kemiripannya , selain juga perbedaannya dengan teks-teks itu. Lihat Nasr Hamid Abu Zaid, Teks ualitas al-Qur’an, cet. IV (Yogyakarta: LKIS, 2005), hlm. 169. 

Page 20: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

3

akalnya, sehingga masing-masing merasa cocok dengan tingkat akal dan

sesuai dengan keperluannya, baik mereka yang awam maupun yang khawas.6

Akan tetapi dengan akal saja manusia tidak dapat menyelesaikan

segala masalah, juga tidak dapat membimbing dirinya kepada sikap realistis

dan tindakan yang benar. Semua perbuatan buruk yang terjadi dalam

masyarakat manusia ternyata bersumber dari manusianya sendiri. Akibat

egoisme, kerakusan, dan hawa nafsu, akal manusia kalah oleh emosi dan

tunduk kepada hawa nafsu, dan akhirnya mereka tersesat. Oleh karena itu

Allah swt. mesti menyeru dan membimbing manusia menuju kebahagiaan

dengan cara lain yang tidak bisa dikalahkan oleh hawa nafsu dan yang tidak

pernah keliru dalam memberi petunjuk. Cara inilah yang disebut dengan

kenabian.

Allah swt. mengajarkan perintah-perintah-Nya kepada hamba-hamba

pilihan melalui wahyu, dan menugaskan mereka untuk menyampaikan tugas-

tugas tersebut kepada umat manusia, mengajak mereka untuk mengikuti

dengan mengembangkan rasa takut dan harap, dorongan dan ancaman.

Sebagai seorang Rasul, Muhammad senantiasa memberitahukan

kepada umatnya bahwa dunia ini adalah fana dan akhirat adalah kekal.

Kehidupan ini merupakan keinginan dan kehendak sang pemberi dan pencipta

kehidupan, sehingga suatu saat nanti sang pemberi amanah akan mengambil

kehidupan ini. Manusia laksana tumbuhan hijau yang setiap kali daunnya

                                                            ji l , j 6 Kusmana dan Samsuri, Pengantar Ka an a -Qur’an Tema Pokok, Se arah dan Wacana

Kajian (Jakarta:,PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004), hlm. 79. 

Page 21: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

4

kering, kemudian tunas lain bermunculan.7 Namun berlangsungnya kehidupan

manusia ini suatu saat akan terhenti. Akan datang suatu masa dimana

manusia akan mengalami sebuah peristiwa besar yang pasti terjadi, peristiwa

itu disebut dengan kematian. Kematian adalah keniscayaan, tidak satu jiwa

pun mampu menghindarinya.

Allah swt. berfirman:

‘≅ ä. <§ø tΡ èπ s) Í←!# sŒ ÏNöθpRùQ $# 3 $yϑΡÎ) uρ šχöθ©ùuθè? öΝ à2u‘θã_é& tΠöθtƒ Ïπ yϑ≈ uŠÉ) ø9 $# ( ⎯ yϑsù yy Ì“ ômã—

Ç⎯ tã Í‘$ ¨Ψ9 $# Ÿ≅ Åz÷Š é& uρ sπ ¨Ψ yfø9 $# ô‰s) sù y—$sù 3 $tΒuρ äο 4θuŠy⇔ ø9 $# !$u‹ ÷Ρ‘$! $# ωÎ) ßì≈ tFtΒ Í‘ρãäóø9 $# ∩⊇∇∈∪8

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. 'A>li-Imra>n (3): 185)

Pada hakikatnya kematian adalah akhir dari kehidupan dan sekaligus

awal dari kehidupan yang baru. Oleh sebab itu kematian bukanlah kesudahan,

kehancuran atau kemusnahan. Kematian adalah suatu peralihan dari suatu

alam dunia ke alam dunia lain, yaitu peralihan dari suatu keadaan kepada

keadaan yang lain yang merupakan tempat kehidupan manusia akan berlanjut.

Dengan kesadaran bahwa kematian bukan akhir dari kehidupan, maka

keyakinan akan adanya suatu alam setelah kematian adalah suatu

                                                            l7 Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensik opedia Kiamat ter. Irfan Salim, dkk (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2002), hlm: 15.  8 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit J-Art,

2005), hlm. 75. 

Page 22: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

5

keniscayaan. dalam kaitan ini, doktrin Akhirat menjadi sebuah wacana

penting sebagai upaya untuk menyingkapinya.9

Dalam pada itu kematian adalah bayang-banyang yang muncul dalam

benak manusia yang mengancam hidupnya. Kematian merupakan sesuatu

yang amat dikenal dan terdengar sehari-hari bahkan ditayangkan setiap saat.

Namun sosoknya, serta apa yang dilihat oleh yang mati bahkan kehadirannya

adalah rahasia yang tidak dapat terungkap.10 Allah swt. berfirman:

¨βÎ) ©!$# … çν y‰Ψ Ïã ãΝ ù=Ïæ Ïπ tã$¡¡9 $# Ú Íi”t∴ ムuρ y] ø‹ tóø9 $# ÞΟ n=÷ètƒ uρ $tΒ ’ Îû ÏΘ% tnö‘ F{ $# ( $tΒuρ “Í‘ ô‰s?

Ó§ø tΡ # sŒ$Β Ü= Å¡ò6 s? # Y‰xî ( $tΒuρ “Í‘ ô‰s? 6§ø tΡ Äd“r'Î/ <Ú ö‘ r& ßNθßϑ s? 4 ¨βÎ) ©!$# íΟŠ Î=tæ

7 Î6 yz ∩⊂⊆∪ 11

Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Lukma>n (31): 34)

Keyakinan tentang kematian yang meresap di lubuk hati yang

terdalam, serta gambarannya yang tampil dari saat ke saat ke pelupuk mata,

itulah salah satu jaminan kewaspadaan serta peningkatan amal-amal

                                                            l- l

l

9 Sibawaihi, Eskatologi a Gaza i dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: Penerbit Islamia, 2004), hlm. 81. 

 10 M. Quraish Shihab, Menjemput Maut, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), hlm. 37.  11 Departemen Agama RI, A -Qur'an dan Terjemahnya…, hlm. 415. 

Page 23: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

6

kebajikan tanpa pamrih. Itulah yang mendorong seseorang mempersiapkan

bekal untuk hidup sesudah mati.12

Islam, dalam hal ini al-Qur'an memiliki seperangkat argumen untuk

merespon pandangan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya. Respon ini

mula-mula ditujukan kepada masyarakat Arab Jahiliah yang secara umum

tidak mau mengakui kekuasaan Allah swt. Mereka membuat pertanyaan-

pertanyaan seperti "mungkinkah tulang-belulang yang sudah hancur akan bisa

dibangkitkan kembali?", sampai al-Qur'an datang memberikan jawaban.13

Sementara itu, kematian didefinisikan ulama sebagai “ketiadaan

hidup”. Kematian pertama dialami oleh manusia sebelum kelahirannya, atau

saat sebelum Allah swt. menghembuskan ruh kehidupan kepadanya, sedang

kematian kedua saat meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan pertama

dialami oleh manusia pada saat manusia menarik dan menghembuskan napas

di dunia, sedang kehidupan kedua saat berada di alam Barzakh (suatu tempat

dimana manusia akan dikumpulkan setelah dibangkitkan dari alam kubur),

atau kelak ketika ia hidup kekal di hari akhirat.14

Al-Qur’an sendiri menggunakan dua lafad yang berbeda untuk

menunjukan kematian. Disatu sisi al-Qur'an menggunakan lafad al-mau , dan

disisi lain menggunakan lafad al-wafa>h. lafad al-maut ditemukan dalam al-

t

                                                            

l l

12 M. Quraish Shihab, Menjemput Maut…, hlm. 37.  13 Sibawaihi, Eskatologi a -Gaza i dan Fazlur Rahman...., hlm. 77.  14 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 91. 

Page 24: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

7

Qur'an sebanyak seratus empat puluh lima.15 Dan lafad al-wafa>h disebutkan

dalam al-Qur’an sebanyak enam puluh empat.16

Penulis kamus sering menyamakan kedua term tersebut. Sebagai

contoh dalam kamus al-Munawwir yang menyamakan makna al-wafa>h

dengan al-maut.17Dalam kamus Mu'jam al-Wasi>t} juga menyamakan makna

antara lafad al-wafa>h dan al-maut.18

Untuk membedakan antara kedua term ini memang tidak mudah. Apalagi

di dalam al-Qur’an sendiri ada ayat yang seolah-olah menyamakannya. Hal ini

bisa dilihat pada firman Allah swt.:

$yϑoΨ ÷ƒ r& (#θçΡθ ä3 s? ãΝ œ3. Í‘ ô‰ãƒ ÝVöθ yϑø9 $# öθs9 uρ ÷Λ ä⎢Ζ ä. ’ Îû 8lρãç/ ;ο y‰§‹ t±•Β 3 βÎ)uρ öΝ ßγ ö6ÅÁè? ×π uΖ|¡ym

(#θä9θà) tƒ ⎯Íν É‹≈ yδ ô⎯ ÏΒ Ï‰ΖÏã «!$# ( βÎ)uρ öΝ ßγ ö6 ÅÁè? ×π y∞ ÍhŠy™ (#θä9θà) tƒ ⎯ Íν É‹≈ yδ ô⎯ ÏΒ x8 ωΖÏã 4 ö≅ è%

@≅ ä. ô⎯ ÏiΒ Ï‰ΖÏã «!$# ( ÉΑ$yϑsù Ï™Iωàσ ¯≈ yδ ÏΘöθs) ø9 $# Ÿω tβρߊ% s3 tƒ tβθßγ s) ø tƒ $ZVƒ ωtn 19∩∠∇∪

Artinya: Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS. an-Nisa> (4): 78)

                                                            r r

f r s

l

l

15 Muh}ammad Fu'ad Abdul Baqi', Mu'jam Mufah as li Alfa>z} al-Qu 'a>n , hlm. 680.  16 Muh}ammad Fu'ad Abdul Baqi', Mu'jam Mu ah a .. , hlm. 757.  17Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir , hlm. 1572.  18 Ibrahim Musthafa, Mu'jam a -Wasi>t}, Jilid.2, hlm. 1019. CD al-Maktabah al-Syamilah.

Ridwana Media,  19 Departemen Agama RI, A -Qur'an dan Terjemahnya….hlm. 91. 

Page 25: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

8

Dalam surat as-Sajdah (32) ayat 11 lafad tawaffa diartikan sebagai

kematian juga. Sebagaimana Allah swt. berfirman:

* ö≅ è% Ν ä39 ©ùuθtG tƒ à7 n=¨Β ÏNöθyϑø9 $# “Ï% ©!$# Ÿ≅ Ïj. ãρ öΝ ä3 Î/ ¢Ο èO 4’ n<Î) öΝ ä3 În/ u‘ šχθãèy_öè? ∩⊇⊇∪20

Artinya: Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan."

Kedua ayat di atas menggunakan lafad yang berbeda ketika berbicara

masalah kematian. Disatu sisi menggunakan lafad al-maut, di sisi lain

menggunakan lafad al-wafa>h. Padahal seperti yang diungkapkan oleh pemikir

kontemporer, Muhammad Syahrur, tidak ada sinonim dalam al-Qur’an, sebab

masing-masing kata itu mempunyai makna sesuai dengan konteks atau objek

ketika kata itu disampaikan21. Atas dasar inilah, penulis merasa bahwa perlu

ada penelitian mendalam yang menjelaskan tentang kedua lafad tersebut.

Penelitian ini difokuskan pada penafsiran al-Baid}a>wi> atas ayat-ayat

al-maut dan al-wafa>h dalam karya tafsir monumentalnya yang berjudul

Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l. Sementara dipilihnya tokoh tersebut

karena dianggap mampu memberikan kontribusi yang menarik mengenai

pemaknaan terhadap ayat-ayat al-maut dan al-wafa>h dan corak tafsir beliau

yang sangat dipengaruhi oleh keilmuannya di bidang bahasa yang meliputi

                                                            l

i

20 Departemen Agama RI, A -Qur'an dan Terjemahnya,… hlm. 416.  21 Muh}ammad Syahru>r, al-Kita>b wa al-Qur'a>n: Qira'ah Muash rah (Damaskus: al-Aha>fi li

al-Tiba>'ah wa al-Nashr wa al-Tawzi', 1991), hlm.23.  

Page 26: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

9

nahwu, teologi, mantiq, fiqih dan sejarah.22 Sehingga dalam menafsirkan

ayat-ayat al-Qur'an, beliau tidak memiliki kecendrungan khusus untuk

menggunakan satu corak yang spesifik, misalnya fiqih, akidah atau yang lain.

Selain itu al- Baid}a>wi> juga salah seorang mufassir yang berupaya

menggabungkan antara periwayatan (ma's|u>r) dan akal (ra'yu) untuk

memperkuat argumentasinya. Hal ini dinilai dapat mempermudah

pemahaman dan pengamalan akan petunjuk-petunjuk kitab suci tersebut.23

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana corak dan metode tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l

karya al-Baid}a>wi>?

2. Bagaimana penafsiran al-Baid}a>wi> mengenai makna al-maut dan al-wafa>h?

3. Apa dan siapa saja objek al-maut dan al-wafa>h yang dikehendaki Allah

swt. menurut al-Baid}a>wi>?

4. Apa persamaan dan perbedaan makna term al-maut dan al-wafa>h?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

                                                            

t

i

22 Ahmad Baidawi, "Anwa>r al-Tanzi>l Wa Asra>r al-Ta'wi>l Karya al- Baid}a>wi>" dalam S udi Kitab Tafsir, hlm. 116. 

 23 Abdul Jalal HA, Urgensi Tafsir Maudu'i pada Masa Kin (Jakarta: Kalam Mulia,

1990),, hlm. 68. 

Page 27: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

10

1. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran al- Baid}a>wi> atas ayat-ayat al-

maut dan al-wafa>h.

2. Mengetahui siapa objek al-maut dan al-wafa>h.

3. Mengetahui perbedaan kedua kata tersebut.

4. Untuk mengetahui ciri-ciri pokok penafsirannya.

Adapun manfaat penelitian ini adalah memberi sumbangan bagi studi

akademik, diantaranya adalah:

1. Dapat memberi kontribusi kepada studi al-Qur’an khususnya dalam kajian

tafsir.

2. Menambah wawasan para pengkaji al-Qur’an dalam rangka

menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan kualitas dan kehati-hatian

dalam pemaknaan kata-kata dalam al-Qur’an.

3. Sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan di bidang Tafsir dan Hadis

pada Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

D. Telaah Pustaka

Karya-karya yang membahas secara spesifik tentang al-maut dan al-

wafa>h sangatlah sedikit (sebatas pengetahuan dan bacaan penulis yang

terbatas). Akan tetapi ada beberapa karya yang secara umum membahas

tentang kematian, diantaranya:

Ensiklopedia Kiamat, karya Umar Sulaiman al-Asyqar. Kitab ini

membahas tentang keadaan sesudah kiamat dan tanda-tanda akan datangnya

hari kiamat. Dalam kitab ini dijelaskan bahwa dinamika dan gerak alam,

Page 28: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

11

termasuk manusia suatu saat akan berhenti. Akan datang suatu hari ketika

keberadaan manusia semuanya berakhir, alam semuanya hancur. Bintang-

bintang meredup, ombak laut berhenti, tumbuhan mati. Tapi ini bukanlah

akhir segalanya. Ini hanya suatu fase yang niscaya dilewati manusia.

Ensiklopedia kiamat menghimpun, mengomentari, menganalisis, dan

memperdebatkan nas-nas dari al-Qur’an dan sunah yang shahih tentang maut

dan alam akhirat, berikut beragam pendapat ulama yang berkembang

diseputar nas-nas tersebut.

Dalam buku ini sedikit dibahas mengenai makna maut dan wafat.

Maut adalah kebalikan dari hidup, hidup dan maut adalah istilah yang saling

berlawanan seperti terang dan gelap. Makna dasar maut adalah diam.

Kehidupan manusia timbul pada saat roh ditiupkan pada jasad janin dalam

rahim. Sedangkan maut adalah terputusnya hubungan dan terpisahnya ruh

dengan badan, juga bermakna bergantinya keadaan, dan berpindah dari

tempat yang satu ke tempat yang lain.24 Dijelaskan juga bahwa tidur mirip

dengan mati, karena itu para ulama menamakan tidur dengan wafat kecil.

Tidur adalah wafat sedangkan bangun tidur adalah kebangkitan.

Menjemput maut, karya M. Quraish Shihab. Buku ini memuat lebih

dari 30 tulisan pendek yang sangat mudah dibaca. Buku ini memeberikan

uraian yang sangat indah dan menyentuh tentang berbagai topik dari mulai

ajal, maut. Dalam buku ini sedikit disinggung mengenai lafad maut, dijelakan

bahwa maut adalah pemutus segala kesenangan atau kelezatan dunia. Dibuku

                                                            l24 Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensik opedia Kiamat ….. hlm.27. 

Page 29: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

12

ini juga disebutkan gambaran tentang saat-saat Rasulullah saw dan para

khalifah wafat serta hikmah dan pesan-pesan lukman dalam mengarungi

kehidupan dunia.25

Kiat Sukses Menjemput Maut, karya Sudirman Tebba. Dalam buku

ini dijelaskan sedikit pembahasan mengenai maut tanpa disertai pembahasan

tentang wafat. Di sini dijelaskan bahwa maut memiliki makna padam, diam,

dan tenang, maksudnya sesuatu yang tidak memiliki ruh. Sehingga jika

tenang merupakan makna asal dari kematian, maka gerak adalah makna asal

dari kehidupan.26 Pemaknaan seperti ini menurut penulis masih terlihat umum

dan tidak memberikan penjelasan yang memadai mengenai makna lafad al-

maut.

                                                           

Psikologi Kematian, karya Komaruddin Hidayat. Dalam buku ini

dijelaskan bahwa membahas soal kematian bisa menimbulkan sebuah

pemberontakan yang menyimpan kepedihan dalam setiap jiwa manusia, yaitu

kesadaran dan keyakinan bahwa kematian pasti akan tiba serta punahlah

semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup ini. Kesadaran ini lalu

memunculkan sebuah protes berupa penolakan bahwa masing-masing

individu tidak mau mati. Buku ini juga telah meruntuhkan bayang-bayang

kematian yang amat menakutkan itu.27 Dalam buku ini dijelaskan bahwa

 

l

25 M. Quraish Shihab, Menjemput Maut….., hlm. 157.  26 Sudirman Tebba, Kiat Sukses Menjemput Maut (Ciputat: Pustaka Irvan, 2006), hlm.

11. 27 Komaruddin Hidayat, Psiko ogi Kematian (Bandung: PT Mizan Publika, 2006), hlm.

109.  

Page 30: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

13

kematian adalah sesuatu yang indah. Menyelami lautan hakikatnya membuat

hidup semakin optimis.

E. Metode Penelitian

Beberapa metode yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini merupakan jenis penelitian pustaka

(library research) yaitu penelitian yang terfokus pada pengumpulan data

dan penelitian buku-buku kepustakaan serta karya-karya dalam bentuk

lain.

2. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan bahasa atau semantik28,

yang dalam prakteknya mengambil langkah-langkah yang dirumuskan

oleh Jalaludin Rahmat yaitu dengan memaparkan makna al-maut dan al-

wafa>h melalui kamus bahasa untuk memberikan gambaran mengenai

kedua lafad tersebut, kemudian membahas bagaimana implikasinya dalam

pemaknaan al-Qur'an.29

                                                            

l t r l

28  Izutsu mengartikan semantik sebagai kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting lagi pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya. Lihat Toshihiko Izutsu, Re asi Tuhan dan Manusia, Pendeka an Semantik Te hadap a -Qur’a>n terj. Agus Fahri Husain, dkk., cet. II (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hlm. 3. 

 29 http://soni69.tripod.com/artikel/konsep_antropologis_jalal.htm. 

Page 31: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

14

3. Sumber Data

Objek utama penelitian ini adalah penafsiran terhadap teks-teks

yang berkaitan dengan al-maut dan al-wafa>h. Adapun data-data yang

sesuai dengan tema, tetap penulis gunakan untuk membantu proses

penelaahan tema. Dalam hal ini tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l

karya al- Baid}a>wi> merupakan sumber utama atau primer bagi penelitian

ini. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipakai adalah metode

dokumenter, yaitu dengan pengumpulan data dan menghimpun serta

menganalisis dokumen berupa buku-buku, artikel, makalah yang

berkaitan dengan tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l serta lafad al-

maut dan al-wafa>h

4. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya

adalah mengolah data tersebut sehingga penelitian menjadi sistematis,

dan terarah. Adapun metode yang diambil adalah metode tematik. Yang

dimaksud dengan metode tematik adalah menghimpun ayat-ayat al-

Qur’an yang mempunyai maksud dan membicarakan topik yang sama

atau sesuai dengan tema dan judul yang telah ditetapkan. Sehingga

dengan demikian, setelah ayat-ayat yang menguraikan tentang al-maut

dan al-wafa>h dan ayat-ayat lain yang dianggap berkaitan dengan tema

Page 32: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

15

tersebut dihimpun dan dikumpulkan, maka kemudian akan dilakukan

analisis data.30

Pengertian yang sama juga akan ditemukan seperti yang

dikemukakan oleh al-Farmawi. Menurut al-Farmawi, langkah yang harus

ditempuh dalam menggunakan metode tematik adalah menghimpun ayat-

ayat yang mempunyai maksud dan topik yang sama dengan cara

memperhatikan dan menyusun ayat-ayat tersebut sesuai dengan kronologi

serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut.31

Setelah melakukan langkah pengumpulan data secara tematik,

maka penulis akan melakukan analisis data dengan cara deskriptif

analitis. Langkah yang dimaksud adalah menguraikan penafsiran al-

Baid}a>wi> secara teratur dan sistematis. Metode deskriptif ini lebih

terfokus pada ayat-ayat al-maut dan al-wafa>h serta ayat-ayat yang

dianggap berkaitan dengan topik ini.

F. Sistematika Pembahasan

Pembahasan secara sistematis dan komprehensif merupakan salah satu

syarat terpenting dalam penulisan karya ilmiah agar dengan mudah untuk

dapat dipahami. Di samping itu juga untuk memberikan arah yang tepat dan

                                                            30 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), hlm. 151.  31 ’Abd al-H{ayy al-Farmawi>, al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r al-Maud}u>’i> (Mesir: Matba’a>t al-

H{ad}a>ra>t al-‘Arabi>yah, 1977) hlm. 52}. 

Page 33: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

16

tidak memperluas objek penelitian, maka dalam karya ilmiah ini akan ditulis

dengan sistematika:

Bab pertama, berisi pendahuluan. Pada bab ini akan dikemukakan

tentang kegelisahan akademik yang merupakan latar belakang permasalahan

yang akan diteliti. Kemudian dilakukan eksplorasi penelitian dengan

memfokuskan permasalahan yang akan dibahas dalam rumusan masalah serta

tujuan dan kegunaan penelitian. Upaya tersebut untuk memberikan arah yang

lebih jelas dalam pembahasan yang akan dilakukan. Kegiatan tersebut juga

didukung dengan adanya metodologi penelitian sebagai upaya mendapatkan

hasil yang baik dan punya nilai lebih. Sementara telaah pustaka untuk

memberikan gambaran dimana posisi dan letak kebaruan penulis dalam

penelitian ini. Dan bab ini diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Bab kedua, mencoba mendeskripsikan pemaknaan secara umum lafad

al-maut dan al-wafa>h, kemudian memaparkan semua ayat-ayat al-maut dan

al-wafa>h beserta bentuk penggunaan kedua lafad tersebut dan kata jadiannya.

Hal ini dimaksudkan agar supaya jelas gambaran penggunaan kedua lafad

tersebut dalam al-Qur'an.

Bab ketiga, berusaha memaparkan sketsa historis al- Baid}a>wi> dan

karya monumentalnya yaitu Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l yang

meliputi pembahasan tentang riwayat dan perjalanan hidup al- Baid}a>wi>, karir

dan atau pengembaraan intelektual beliau, kondisi masyarakat yang dapat

mempengaruhi penafsiran dan karyanya. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana kredibilitas dan aspek terjangnya dalam dunia

Page 34: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

  

17

penafsiran. Kemudian menjelaskan latar belakang penulisan kitab,

metodologi, corak, sistematika, karakteristik dan sumber-sumber

penafsirannya.

Bab keempat mencoba mendeskripsikan dan menganalisis penafsiran

al- Baid}a>wi> tentang al-maut dan al-wafa>h. Pada bagian ini akan diungkapan

penafsiran al- Baid}a>wi> atas ayat-ayat al-maut dan al-wafa>h, sekaligus akan

dilakukan analisis atas penafsiran al- Baid}a>wi>.

Bab kelima merupakan bab terakhir dari pembahasan skripsi ini yang

memuat kesimpulan dan saran-saran, yang dilengkapi dengan daftar pustaka

dan lampiran.

Page 35: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan penelitian dan eksplorasi di atas, ada beberapa hal yang

menjadi kesimpulan atau jawaban dari rumusan masalah penelitian yang

berjudul makna al-maut dan al-wafa>h menurut al-Baid}a>wi> dalam tafsir Anwa>r

al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l.

Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an, al-Baid}a>wi> sebenarnya tidak

memiliki kecendrungan khusus untuk menggunakan satu corak yang spesifik

secara mutlak. Sedangkan model penyajiannya adalah tah}li>li>. Jika dirinci

skema metodologis dan karakteristiknya, pertama, al-Baid}a>wi> menafsirkan

ayat al-Qur'an dengan al-Qur'an, misalnya satu ayat dengan ayat yang lain,

baik dalam satu surat ataupun di lain surat. Kedua, menafsirkan ayat al-

Qur'an dengan hadis-hadis Nabi, ucapan para sahabat, tabi'in dan ulama

sebelumnya. Ketiga menggunakan bahasa yang ringkas. Keempat, dalam

tafsirnya beliau sangat memperhatikan aspek bahasa.

Al-maut menurut al-Baid}a>wi> bukan hanya memiliki makna mati

dalam pengertian yang sebenarnya, akan tetapi memiliki beberapa makna

tergantung dengan konteks apa, siapa al-Qur'an itu berbicara. Al-maut bisa

juga dikaitkan dengan bumi yang mengalami kekeringan, tidak ada air sedikit

pun disana sehingga tidak memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Selain itu

al-maut bisa juga disebut pada tanaman yang tidak bisa berkembang atau

83

Page 36: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

84

kondisinya sudah kering. Lebih lengkapnya lihat QS. ar-Ru>m (30): 19

halaman 48 dalam sikripsi ini.

Di sisi lain al-maut juga dapat bermakna hilangnya daya nalar atau

bodoh jika dikaitkan dengan manusia yang tidak dapat atau mampu untuk

menerima sebuah kebenaran, sebagaimana Allah berfirman pada QS. al-

An'a>m (6): 122, (lebih lengkapnya lihat halaman 51-52). Dalam hal ini,

seseorang tidak dapat membedakan mana kebenaran dan kebatilan. Ia

berjalan di tengah kegelapan tanpa adanya lentera yang dapat menerangi

perjalanannya. Ia tidak dapat keluar dari kegelapan itu karena kebingungan

tidak tahu arah kemaslahatan, sehingga ia dikuasai rasa takut, lemah, dan

kebimbangan yang terus menerus. Pemaknaan seperti inilah yang sangat

jarang diperhatikan orang.

Kemudian al-maut juga dapat bermakna sedih, khawatir, dan takut

karena adanya gambaran kematian, ia diliputi kegelisahan yang sangat

sehingga hidupnya merasa tidak tenang dan selalu dihantui akan datangnya

kematian. Pemaknaan seperti ini terdapat pada QS. Ibra>hi>m (14): 17

(lengkapnya lihat halaman 53-54 ).

Ada juga al-maut yang bermakna tidur sebagaimana dijelaskan dalam

QS. az-Zumar (39): 42. Al-Baid}a>wi> menjelaskan bahwa manusia terdiri dari

jiwa dan ruh. Jiwa yaitu yang dengannya manusia dapat berfikir, namun

ketika tidur Allah pisahkan jiwa itu dari jasad dan kehidupan pun masih

melekat padanya. Ruh yaitu yang dengannya jasad dapat hidup, dan ketika

Page 37: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

85

mati Allah pisahkan ruh itu dari jasad, maka hilanglah kehidupan darinya.

Lebih lengkapnya lihat halaman 55.

Begitu juga dengan al-wafa>h. Asal kata al-wafa>h adalah wafa> yang

memililki beberapa makna yaitu menepati janji, menyempurnakan, tidak

mengurangi timbangan dan mati. Al-wafa>h adalah bentuk jadian dari lafad

wafa> yang menurut al-Baid}a>wi> ada beberapa ragam makna dalam al-Qur'an,

yaitu: al-wafa>h memiliki makna tidur, mati, dan mengangkat. Wafat dalam

keadaan tidur yaitu hilangnya daya akal atau hilangnya kesadaran, inilah

yang membedakan antara orang yang tidur dan tidak tidur. Adapun wafat

ketika mati yaitu hilangnya ruh kehidupan. Sedangkan perbedaan antara

qabd}u an-naum (digenggamnya ruh pada saat tidur) dan qabd}u al-maut

(digenggamnya ruh pada saat mati) adalah jikalau qabd}u an-naum ruh masih

dapat dikembalikan, sedangkan qabd}u al-maut, ruh seseorang tidak dapat

dikembalikan dan sudah keluar dari badan.

Setelah penulis melakukan analisis terhadap ayat-ayat al-maut dan al-

wafa>h, ternyata objek ayat-ayat al-maut dalam al-Qur'an penggunaannya

lebih umum dari pada ayat-ayat al-wafa>h. Ketika al-wafa>h berbicara

kematian maka objeknya hanyalah manusia, berbeda dengan al-maut. Kalau

al-maut objeknya bukan hanya manusia, tetapi lebih luas dari itu seperti

hilangnya daya nalar, hilangnya daya tumbuh, sedih, khawatir, takut dan lain

sebagainya.

Walaupun ada persamaan antara al-maut dan al-wafa>h, akan tetapi

tetap ada perbedaan pemakaian antara keduanya. Kalau dilihat dari segi

Page 38: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

86

bahasa, al-maut berasal dari dari kata ma>ta yang artinya adalah diam, tenang.

Sehingga segala sesuatu yang tenang dapat dikatakan mati. Seperti ungkapan

angin itu sudah tenang. Akan tetapi makna ini meluas atau dapat berubah

ketika objek yang dituju berbeda sebagaimana yang penulis sudah jelaskan di

atas. Sedangkan al-wafa>h asal katanya adalah wafa> yang artinya

menyempurnakan. Digunakan untuk menyebut kematian karena ketika

seseorang sudah mati berarti ia sudah sempurna menjalankan kehidupannya.

Akan tetapi makna itu dapat berubah ketika ia terdapat dalam konteks yang

berbeda. Misalnya makna wafat dapat berubah menjadi mengangkat jika

dikaitkan dengan peristiwa matinya Nabi Isa a.s.

B. Saran-saran

Setelah melewati proses pembahasan dan penelaahan serta kajian dari

sebuah karya tafsir yaitu Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l . Maka dalam

upaya pengembangan kajian dan penelitian di bidang tafsir berikutnya, ada

beberapa saran yang perlu penulis sampaikan:

Pertama, penelitian ini hanya dimaksudkan untuk mengetahui apa

sebenarnya makna kata al-maut dan al-wafa>h menurut al-Baid}a>wi> dalam

karya monumentalnya yaitu Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta'wi>l. Karena

kajian ini dirasa masih jauh dari sempurna, maka diharapkan adanya

penelitian lebih lanjut.

Kedua, khususnya mengenai karya tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-

Ta'wi>l, penulis menyarankan untuk dikaji kembali persoalan-persoalan lain di

Page 39: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

87

samping tema al-maut dan al-wafa>h, begitu juga penelitian yang lebih

mendalam dari sudut pandang pendekatan disiplin ilmu kontemporer saat ini.

Dengan begitu, akan terlihat kontribusi al-Baid}a>wi> dalam meletakkan dasar-

dasar penafsiran al-Qur’an bagi pengembangan pemahaman terhadap al-

Qur’an di masa sekarang.

C. Penutup

Puji syukur untuk-Mu ya Allah atas semua karunia yang Engkau

berikan, semua nikmat dan kasih sayang-Mu adalah anugrah terbesar dalam

hidupku. Dengan segala kerendahan hati saya menyadari betapa masih

banyaknya kesalahan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan

kemampuan. Tapi Alhamdulillah dengan keterbatasan ini saya mampu untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Page 40: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

88

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zaid, Nasr Hamid. Tekstualitas al-Qur’an, cet. IV. Yogyakarta: LKIS, 2005. Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Ensiklopedia Kiamat ter. Irfan Salim, dkk. Jakarta:

PT Serambi Ilmu Semesta, 2002.  Al-Baid{a>wi>. Anwa>r al-Tanzi>l Wa Asra>r al-Ta'wi>l. Beirut: Da>r al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1988. Baidan, Nashiruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1998.  Baidowi, Ahmad. ”Tafsir Anwa>r al-Tanzi>l wa Asra>r al-Ta’wi>l” dalam Studi

Kitab Tafsir . Yogyakarta: TERAS, 2004. Bakar, Osman. Tauhid dan Sains. Jakarta: Pustaka Hidayah, 1994. Baqi>', Muh}ammad Fu'a>d Abdul. Mu'jam Mufahras li Alfa>z}} al-Qur'a>n al-Kari>m.,

Da>r al-Fikr, 1981. Chirzin, Muhammad. Al-Qur'a>n dan 'Ulu>m al-Qur'a>n, cet. II. Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Prima Yasa, 2003. Djalal, Abdul. Ulu>mul Qur’a>n, cet. I. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000. Al-Farmawi>, ’Abd al-H{ayy. al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r al-Maud}u>’i>. Mesir: Mat}ba’a>t

al-H{ad}a>ra>t al-‘Arabi>yah, 1977. Fathurrosyid. "Penafsiran al-Baid}a>wi> Tentang Kata Hikmah" Skripsi Fakultas

Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003.  

Hamdi, A. Zainul. Tak Bergeming Di Bawah Tatapan Tuhan. Malang: Danar Wijaya Brawijaya University Press, 1999.

Hidayat, Komaruddin. Psikologi Kematian. Bandung: PT Mizan Publika, 2006. Huda, Nurul. "Penafsiran al-Bad}a>wi> tentang khilafah" Skripsi Fakultas

Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2002. Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-

Qur’an terj. Agus Fahri Husein, dkk. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana

Yogya, 2003.

Page 41: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

89

Al-Hujri, Sa’d Bin Sa’id. Mati Cuma Sekali, Persiapkanlah. Solo: Wacana Ilmiah

Press, 2007. Jalal H.A, Abdul. Urgensi Tafsir Maudu'i pada Masa Kini. Jakarta: Kalam Mulia,

1990. Jalal H.A, Abdul. Ulumul Qur'an . Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.  Khali>fah, Ha>ji. Kasyf al-Z|unu>n al-Usa>mi> al-Kita>b wa al-Funu>n. Beirut: Da>r al-

Fikr, 1994. Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia-

Press, 1990. Kusmana dan Samsuri. Pengantar Kajian al-Qur’an, Tema Pokok, Sejarah dan

Wacana Kajian. Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2004. Madjid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Yayasan paramadina,

1992.  Al-Misri, Muh}ammad Ibnu Mukarram bin Manz}u>r al-Afriqi>. Lisa>n al-'Ara>b, Jld.

2, CD al-Maktabah al-Syamilah. Ridwana Media. Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir , Surabaya: Pustaka Progressif,

1997. Musthafa, Ibrahim. Mu'jam al-Wasi>t}}, Jilid. 2, hlm. 1019. CD al-Maktabah al-

Syamilah. Ridwana Media.  Nasution, Harun. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya cet. V. Jakarta: UI

Press, 1985. Al-Qur'a>n dan Terjemah. Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005. Rippin, Andrew. "Baid}a>wi>", The Encyclopedia of Religion Jilid II. New York:

Mach Milan Publising Company, 1986. Al-S}a>lih, Subh}i. Maba>h}is| fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n cet.XV. Beirut: Da>r al-Mala>yin,

1985. Al-As}faha>ni>, al-Ra>ghib. Mu'jam Mufradat Alfa>z} al-Qur'an. Beirut: Da>r al-Kutub

al-Ilmiyah, 2004. Shihab, M. Quraish. Menjemput Maut. Jakarta: Lentera Hati, 2004. 

Page 42: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

90

 ---------. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2007.  Sibawaihi. Eskatologi al-Gazali dan Fazlur Rahman. Yogyakarta: Penerbit

Islamika, 2004. Syahrur, Muhammad. al-Kita>b wa al-Qur'a>n: Qira'ah Muashirah (Damaskus: al-

Aha>fi li al-Tiba>'ah wa al-Nashr wa al-Tawzi', 1991. Tebba, Sudirman. Kiat Sukses Menjemput Maut. Ciputat: Pustaka Irvan, 2006. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta:

Jambatan, 1992. Watt, Montgomery. Islamic Filosofi and Theologi: An Extended Survey. Edin

Burgh: The University Press, 1987. Al-Z|ahabi>. al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n Jld. I. Kaira: Maktabah Wahbah, 1989. http://akademiislam.wordpress.com. http://soni69.tripod.com/artikel/konsep_antropologis_jalal.htm      

Page 43: AL-MAUT DAN AL-WAFA>H DALAM AL-QUR'ANdigilib.uin-suka.ac.id/4317/1/BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · bacaan.2 Wahyu itu diturunkan dalam bahasa Arab. Ia ditulis dengan sangat Ia ditulis

KURIKULUM VITAE

Nama : Herman Felani

TTL : Banyumas, 22 November 1987

Alamat : Kebarongan, RT 02, RW 8, Kec. Kemranjen, Kab. Banyumas

Telp./Hp : 081328608568

Alamat Jogja : GOWOK, Perum POLRI, Blok D2, No. 177, Catur Tunggal,

Depok Sleman, Yogyakarta

Ayah : Wasin

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : Tuti Umarni

Pekerjaa : Wiraswasta

Riwayat Pendidikan

1. SD N. Sidamulya (1993-1999)

2. MTs Kebarongan, Banyumas (1999-2002)

3. MA Kebarongan, Banyumas (2002-2005)

4. Fak. Ushuluddin/Jur. Tafsir Hadis /UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

tahun 2005-sekarang.

Pengalaman Organisasi

1. IKAPMAWI Yogyakarta.

2. IMM Ushuluddin.

3. BKC Pengda Yogyakarta.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 23 November 2009

81

Herman Felani