aku bahagia walau harus menikah muda

15
Setalah lulus SMA, Rini tak bisa melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. Walaupun sebenarnya dia tergolong anak yang pandai dilingkungan sekolahnya. Rini adalah seorang gadis desa yang sangat cantik, pandai, rajin, dan patuh kepada oranng tuanya. Ia tidak pernah marah, mengeluh dan menyesali hidupnya apabila ia harus tinggal dengan keadaan keluarganya yang hanya hidup pas-pasan dan terkadang kekurangan. Rini tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan biaya, maklum saja orang tua Rini hanyalah bekerja sebagai petani dan mereka terkadang bekerja seadanya. Ibu Rini bejualan makanan ringan, gorengan dan semacamnya. Terkadang juga ibunya bekerja sebagai buruh cuci, bekerja memanen hasil kebun orang lain, dan bekerja serabutan kalaupun itu ada. Semua itu dilakukan ibu Rini untuk menambah hasil penghasilan bapak Rini, karena apabila tergantung dari upah kerja bapak Rini, semua itu akan sangat amat kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah Rini, dan makan setiap harinya. Memang saat ini bapak Rini sering sakit-sakitan, sehingga megharuskan Rini dan ibunya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Rini selalu membantu ibunya untuk meringankan pekerjaan ibunya. Ia berjualan dan menjajakan makanan buatan ibunya kewarung- warung didesa teteangga dan di desanya. Dan semua itu dilakukan Rini sebelum ia berangkat kesekolah.

Upload: lazuardi-widya-susilo

Post on 23-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cerpen bahasa indonesia karya lia pramita

TRANSCRIPT

Page 1: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

Setalah lulus SMA, Rini tak bisa melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. Walaupun sebenarnya dia tergolong anak yang pandai dilingkungan sekolahnya.

Rini adalah seorang gadis desa yang sangat cantik, pandai, rajin, dan patuh kepada oranng tuanya. Ia tidak pernah marah, mengeluh dan menyesali hidupnya apabila ia harus tinggal dengan keadaan keluarganya yang hanya hidup pas-pasan dan terkadang kekurangan.

Rini tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan biaya, maklum saja orang tua Rini hanyalah bekerja sebagai petani dan mereka terkadang bekerja seadanya. Ibu Rini bejualan makanan ringan, gorengan dan semacamnya. Terkadang juga ibunya bekerja sebagai buruh cuci, bekerja memanen hasil kebun orang lain, dan bekerja serabutan kalaupun itu ada.

Semua itu dilakukan ibu Rini untuk menambah hasil penghasilan bapak Rini, karena apabila tergantung dari upah kerja bapak Rini, semua itu akan sangat amat kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sekolah Rini, dan makan setiap harinya. Memang saat ini bapak Rini sering sakit-sakitan, sehingga megharuskan Rini dan ibunya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Rini selalu membantu ibunya untuk meringankan pekerjaan ibunya. Ia berjualan dan menjajakan makanan buatan ibunya kewarung-warung didesa teteangga dan di desanya. Dan semua itu dilakukan Rini sebelum ia berangkat kesekolah.

Pekerjaan itu sudah biasa Rini lakukan semenjak ia duduk dikelas satu sekolah dasar. Namun Rini tak pernah mengeluh dan Rini merasa sangat bersyukur sekali karena telah memiliki kedua orang tua yang sangat sayang kepadanya dan Rini pun juga sangat menyayangi mereka layaknya mereka menyayangi Rini. Rini adalah anak semata wayang dalam keluarganya. Ia pun sangat bangga telah memiliki ibu yang sangat tegar, tabah dan kuat dalam menjalani hidupnya yang penuh dengan cobaan dan penuh pengorbanan. Rini

Page 2: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

pun juga mempunyai keinginan, jika kelak nanti ia telah menjadi ibu “ aku akan menjadi ibu seperti ibuku yang paling sempurna didunia” itulah keinginan yang pernah Rini ungkapkan didalam hatinya.

Setiap subuh, didalam rumah mereka diawali dengan canda dan tawa mereka. Yaa… walaupun hanya tinggal dirumah gubuk teteapi merka terlihat mensyukuri apa yang mereka miliki saat ini, layaknya mereka tinggal dirumah yang sangat mewah. Seprti biasa, sebelum berangkat sekolah Rini berjualan dagangan ibunya, ia tak pernah malu jika ada temannya yang tau apa yang sedang ia lakukan saat itu. Tak sedikit rintangan yang harus Rini alami ketika menjajakan dangangan ibunya. Jika nasib beruntung sedang menuju padanya hari itu juga dagangannya bisa laku terjual semua, apabila jika nasib tidak merundung kepadanya terkadang dalam sehari dagangannya hanya laku empat, lima buah dan terkadang juga tak laku sama sekali. Setiap buahnyapun dagangan ibu Rini dihargai “ lima ratus rupiah ”. Namun Rini tetap selalu menghargai dan mensyukuri apa yang ia peroleh dari hasil kerjanya.

Ketika Rini masih duduk dibangku kelas 1 SMA, Rini menyukai seorang laki-laki teman sekelasnya yang bernama Anto. Ternyta Antopun memiliki perasaan yang sama seperti Rini, namun mereka tak pernah tau bahwa mereka saling suka sama lain. Anto tak pernah mengungkapan dan tidak berani mendekati Rini karena dia menganggap dirinya tidak pantas untuk berada disisi Rini dengan kehidupannya yang sangat terbatas. Namun Rini sebenarnya tidak pernah memiliki perasaan yang seperti itu kepada Anto. Memang pada waktu itu didalam lingkungan kelas mereka berdua juga tergolong murid yang pandai.

Anto dan Rini tak pernah memikirkan perasaan mereka satu sama lain, mereka berdua lebih memikirkan sekolah dan keluarganya yang pada saat itu lebih utama.Samapi mereka duduk dikelas dua pun mereka tetap memendam persaannya satu sama lain, walupun mereka tetap menjadi teman sekelas. Namun agak terlihat berbeda, dikelas dua ini mereka berdua mulai saling kenal lebih dalam walaupun hanya tetap sebatas teman saja. Anto pun mengharagi kedekatannya dengan Rini begitu juga Rini. Namun lagi-lagi prasaan mereka terkalahkan dengan kesibukan mereka untuk membantu kedua orang tua mereka bekerja.

Page 3: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

Suatu hari ketika Rini pulang sekolah Anto membututinya dari belakang, misinya saat itu Anto membuntuti Rini karena ingin tahu letak rumahnya. Memang misinya saat itu berhasil. Namun, ketika akan sampai di depan rumah Rini, tanpa sepengetahuan Anto ternyata kaki Anto tersandung sebatang kayu yang berada disebelah pohon dipekarangan depan rumah Rini. Seketika itu pun juga.. bbuuuuukkk…. !!!! aduuuhhh… !!!

Suara Anto terjatuh karna tersandung kayu. Seketika itu juga Rini menoleh kearah datangnya suara tersebut, dan ketika Rini melihat ternyata yang dia lihat adalah sesosok Anto yang sedang tengkurap sambil meringis kesakitan.

“ Anto…!!! Ngapain kamu disini??” Tanya Rini kaget dengan penuh tanya dalam hatinya.

Aduh… sialan ketahuan, kenapa juga ini pakek acara kesandung segala sich..!?! Anto menggumam dalam hatinya.

“ ehm… ini Rin.. tadi… ehm.. aku mau ngikut kamu…” Anto menjawab dengan gugup karena ia malu kalau sampai misinya ketauan, eehh... ternyata malah Anto keceplosaan…

“ hah.. ?? apa kamu bilang” kaget dengan ucapan Anto.“ ohh.. bukan.. bukan.. maksutku aku tadi mau kerumah

temenku, dan jalannya ternyata searah dengan rumahmu Rin, eh.. ketika pas lewat didepan rumahmu tanpa sepengetahuanku aku tersandung kayu, akhirnya jatuh deh, bener kog Rin, sueerr..!!!

“ oh gitu… ya udah cepet bangun An.. kog mala tengkurap gitu diatas tanah ???”

“ heheee… iya Rin maaf ya..” berdiri sambil membersihkan bajunya yang kotor.

“ eehmm.. sakit yaa An ?? aku ambilin betadin yaa.. tuh tanganmu lecet..”

“ oh.. gak us….!! yaa.. belum selese bicara udah ditinggal pergi, huuh.. ini juga ngapaen pakek jatuh segala..!! untung tadi langsung nemu alasan waktu ditanya Rini.. aaawww.... lumayan sakit pula jatuhnya.. ckckck…” bercerutu sambil berjalan kekursi yang berada diteras rumah Rini.

Rini pun datang dengan membawa obat ditangannya.“ lama yaa.. an nunggunyaa, maaf ya, mana tanganmu ?? sini

aku obtain..”“ ini Rin.. tapi gak papa kog, Cuma lecet biasa, entar juga

sembuh..”

Page 4: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

“ udah An.. gak papa kog, dari pada entar bakterinya menyebar tambah parah lagi bisa-bisa…!!” berbicara sambil mengobati tangan anto yang terluka.

“ makasich ya Rin udah baik sama aku, mau bales apa ini ya sebagai gantinya.. hehehee....”

“ udah.. gak papa kog An.. oh ya aku ambilin minum dulu yaa..”Ketika Rini kedalam Anto berkata dalam hatinya, “ oh.. ternyata

ini rumah Rini, meskipun sederhana, tapi rindang sekali, dan ternyata ia tak jauh beda dengan keadaan keluargaku, tapi aku salut sama dia, udah cantik dia juga sederhana dan gak pernah mengada-ngadakan, tambah seneng aja aku sama dia.. heheee.. uuh.. apa yaa yang aku pikirin ini..” Anto menggumam dengan melihat sekeliling rumah Rini, dan ketika itu rini datang dengan membawa segelas air putih ditangannya.

“ eh.. kamu Rin.. makasih ya aku udah ngerepotin banget nih..?? ” menerima minum yang dibawakan Rini.

“ iya, gak papa kog An.. maaf ya adanya Cuma air putih aja minumnya..”

“ iya gak papa kog Rin, malah air putih yang paleng bagus Rin, nih buktinyaa... langsung habis... hahaaaha” mereka berdua tertawa karna ulah Anto.

“ oh ya, orang tua kamu kemana Rin ?? ”“ gak tau An, mungkin lagi ke lading jagungnya pak.haji

memanen jagung..” memang pada saat itu ibu Rini disuruh memanen jagung oleh pak haji, dan orang tua Rinilah yang diberi kepercayaan oleh pak haji untuk merawat ladangnya.

Saat itu mereka berdua berbincang-bincang lumayan lama. Perasaan Anto pasti sangatlah senang pada waktu itu, karna bisa berdua dengan rini dan sekarang ia sudah tau letak rumah Rini. Namapk juga dari wajahnya yang berseri-seri, Sampai-samapi waktu perjalanan pulang Anto tersenyum-senyum sendiri mengigat kejadian itu semua. Begitupun juga dengan Rini, kini ia bisa lebih tau dekat bagaimana Anto sesungguhnya, mereka berdua tadi juga cukup banyak menceritakan tentang dirinya masing-masing. Dan ini juga merupakan awal yang sangat bagus bagi mereka untuk mengenal leih dekat. Rini juga tau bahwa Anto hidup dengan keluarga yang dikatakan cukup, ia tau dari cerita Anto ketika dirumahnya tadi.

Waktu telah berlalu, ketika Rini akan menghadapi ujian semester kenaikan kelas, Bapak Rini jatuh sakit dikarenakan penyakit

Page 5: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

yang dideritanya kambuh. Keadan Bapak Rini juga bertambah hari semakin buruk dan tidak ada tanda-tanda kesembuhan. Karna tak punya biaya Rini dan ibunya hanya bisa mengantarkan bapaknya untuk berobat kepuskesmas. Itu saja hanya bisa mendapat obat seadanya dan menggunakan askes.

Rini dan ibunya tak dapat berbuat apa-apa lagi dengan kondisi bapaknya yang seperti itu. Mereka sudah pasrah dan ikhlas apabila bapak Rini suatu saat dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, walaupun sebenarnya Rini tidak ingin kehilangan salah satu orang tuanya. Disetiap Rini selesai sholat ia selalu menyempatkan berdoa utuk kesembuhan bapaknya. Suatu malam ketika Rini melakukan sholat tahajud, ia berdoa dan tak sadar bahwa ia sampai menangis “ ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku. Ya Allah, berikanlah kesembuhan kepada bapak hamba yang sekarang terkapar lemah tak berdaya, hamba ingin melihat beliau sehat dan tersenyum bahagia seperti dulu kala, jika ENGKAU mengambilnya dari kami, kami rela asalkan berikanlah bapak hamba tempat yang mulia disisiMu.. Amien.”

Keesokan harinya ketika Rini akan berangkat sekolah keadaan bapak Rini sangat parah sekali beda dari biasanya, beliau hanya bisa bicara dan bergerak diatas ranjang. Namun bapak Rini menyuruhnya untuk pergi kesekolah, karna menurutnya itu lebih penting. Dengan terpaksa Rini pun menuruti perkataan bapaknya untuk pergi kesekolah, walaupun sebenarnya ia sangat berat hati untuk meninggalkan bapaknya yang sedang terkapar parah tak berdaya.

“ sudahlah nak.. berangkat saja kamu kesekolah karna itu lebih penting buatmu, biar ibu yang menjaga bapak” kata ibu Rini.

“ tidak bu, Rini ingin tetap dirumah menemani bapak, Rini tidak tenang disekolah kalau meninggalkan bapak dengan keadaan seperti ini” jawab Rini.

“ sudahlah Rini.. benar apa kata ibu kamu, biar ibu saja yang menjaga bapak, bapak disini akan baik-baik saja nak.. sudah jangan menangis lagi ya nak.. cepat berangkat nanti kamu terlambat kesekolah” kata bapak Rini sambil tersenyum dan menghapus air mata Rini.

Ketika pelajaran disekoah Rini meerasa gelisah dan merasakan kekhawatiran dengan keadaanya dirumah. Wajahnya terlihat bingung

Page 6: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

dan resah. Ternyata dari tempat duduknya, Anto sedari tadi memperhatikan kelakuan Rini yang aneh pada saat itu.

Bel pulang berbunyi, secepat mungkin Rini mempercepat langkahnya untuk pulang kerumah, ia tak sabar ingin melihat keadaan bapaknya dirumah. Dan ketika Rini akan samapai kerumah, dari jauh ia melihat kerumunan para tetangga dan tetangganya satu per satu berdatangan menuju rumahnya. Rini menghentikan langkahnya, pikirannya pun mulai tak karuan ia takut kalau pemikirannya sejak tadi disekolah akan benar terjadi saat ini. Ketika ia bertanya kepada tetangganya yang akan menuju rumahnya, ternyata benar apa yang dipikirkannya dari tadi nyata benar tejadi.

Seketika itu juga jantug Rini serasa berhenti berdetak, hatinya bagaikan tersayat sembilu mendengarkan ucapan tetangganya itu. Ternyata baru saja bapak Rini menghembuskan nafas terakhirnya. Tanpa berpikir panjang Rini berlari menuju rumahnya sambil meneteskan air mata yang tak dapat dibendungnya lagi.

Ketika sampai dipintu rumah, ia melihat jenazah bapaknya yang dibaringkan diruang tamu. Rini langsung mendekati jenazah bapaknya dan bersimpu didekatnya. Rini meneteskan air matanya yang begitu deras mengucuri kedua pipinya.

“ bapak.. kenapa bapak meninggal disaat Rini tidak ada disamping bapak.. Rini ingin sekali melihat senyum bapak yang terakhir kalinya sebelum bapak meninggalkan Rini dan ibu”. Ucap Rini lirih.

Air mata Rini semakin deras karana bapaknya sudah tak bisa lagi menjawab pertanyaannya. Ia tterakhir melihat senyum bapaknya ketika akan berangkat kesekolah pagi tadi. Ibuunya menghampiri Rini dan berkata “ sudah nak.. yang sabar, biarkan bapak meninggalkan kita dengan tenang, bapak juga sempat berkata kepada ibu bahwa bapak bangga sekali memiliki anak seperti kamu, walaupun bapak tidak bisa menuruti keinginan kamu” ibu Rini mencoba menenangkan hatinya.

Saat itu juga Rini merasakan dunia berhenti berputar, air matanya semakin deras mendengar perkataan ibunya. “ dan beliau juga sempat bilang, semoga kelak kamu menjadi wanita yang tabah dan kuat meskipun seumur hidupmu mengalami keadaan kesusahan dengan keinginanmu yang tak pernah terpenuhi” ibu melanjutkan

Page 7: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

pesan bapaknya kepada Rini. Rini memeluk ibunya dengan erat, semakin erat pelukanya semakin deras pula ia menangis.

Semua proses pemakaman dilakukan, dan beberapa jam setelah pemakaman ia masih tak menyangka semua ini benar terjadi, dan kini hari-hari itupun berlalu. Rini berusaha utuk menabahkan hatinya dan kembali ke kehidupannya seperti biasa.

Kini Rini telah naik kekelas tiga. Semenjak kepergian bapaknya kini Rini dan ibunya bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Dia sangat sayang kepada ibunya karna kini hanya ibunyalah yang ia miliki saat ini. Sebisa mungkin Rini memberikan yang terbaik untuk ibunya. Perasaan cintanya dengan Antom pun kini telah terlampiaskan, mereka berdua mejalin kasih dengan beresminya mereka menjadi sepasang kekasih. Mereka tak pernah bertengkar selama menjalani hubungan ini, karna pada dasarnya mereka sangat menyayangi satu sama lain.

Pada akhirnya sampai kelulusanpun mereka berdua tetap menjalin kasih. Suatu hari Anto dan Rini membicarakan tentang kelanjutan pendidikan dan hubungan mereka. Setelah menerima ijazah nanti Anto berencana untuk langsung bekerja dan melamar pekerjaan ke perusahaan yang ia inginkan dikotanya. Walaupun nantinya Anto diterima dan tak menjadi st ang memiliki jabatan tinggi, ia akan tetap menerimanya asalkan ia bekeja dengan ikhlas dan mendapatkan gaji yang halal. Maklum saja memang Anto dari keluarga yang pas-pasan ia tak melanjutkan kuliah karena ia tak mau merepotkan kedua orang tuanya.

Anto masih mending bisa melanjutkan sekolahnya walaupun ia harus bekerja di perusahaan. Sedangkan Rini, untuk kerjapun ia tak bisa apalagi harus kuliah. Sebenarnya memang Rini bisa melanjutkan sekolahnya walaupun langsung bekerja, toh ia sudah memiliki modal otak yang pandai dan wajahnya yang cantik. Akan tetapi Rini lebih memilih untuk merawat dan menemani ibunya yang seorang diri dirumah. Walaupun Rini tak bisa melanjutkan pendidikannya ia sudah merasa senang bisa merawat ibunya dan membahagiakan ibunya meskipun harus dengan bekerja susah payah terlebih dulu.

Ibunya berterimah kasih sekali kepada Rini karna ia lebih memilih dirinya dari pada pendidikan dan bekerja, walaupun

Page 8: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

sebenarnya Rini ingin seperti anak lain bisa bekerja dan bisa melanjutkan kuliah. Ada satu lagi keinginan yang belum Anto ungkapan, yaitu Anto ingin menikah dengan Rini setelah nanti Anto melamar pekerjaan dan diterima bekerja. Dan keinginan Anto tersebut telah mendapat restu dari oraang tuanya. Rini bahagia mendengar semua itu, dan ibu Rini menyetujui hubungan dan keinginan mereka untuk menikah, asalkan itu membuat hati Rini bahagia. Tak ada pilihan lain memang pada saat itu untuk Rini, selain lamaran Anto untuk menikahinya Kalaupun ia bekerja ia tak rela meninggalkan ibunya sendiri dirumah tak ada yang merawat apa lagi ibu Rini sudah tua. Mendapatkan ijazah lulusan SMA saja itu sudah untug-untugan buat Rini.

Ijazahpun sekarang telah dibagikan kepada semua siswa dan Anto pun sudah mengirim lamaran pekerjaannya. Hanya saja ia masih menunggu hasilnya diterima atau tidak. Suatu pagi Anto bermain kerumah Rini ia berbicara panjang lebar dengan Rini dan Ibunya tentang keinginan mereka untuk menikah.

Selang seminggu Anto mendapat surat tentang hasil lamarannya. Akhirnya keinginan Anto terkabulkan. Ia diterima diperusahaan itu, Antopun bergegas member tau orang tuanya dan pergi kerumah Rini untuk memberitahukan kabar bahagia ini. Dan ketika ia bicara pada Rini..

“ Rin.. akhirnya aku diterima diperusahaan ini dan aku aku akan mulai bekReja bulan depan, dan keinginanku untuk menikah denganmu akan segera terkabulkan Rin…”

“ yang benar kamu An ?? waah.. selamat ya An..!! aku turut bahagia mendengar semua ini..” Rini tersenyum bahagia.

“ tapi… jika aku mulai bekerja, aku tidak akan pulang kerumah Rin selama lima bulan pertama, karna aku ingin menghemat biaya untuk menabung dan gajiku akan aku kumpulkan untuk biaya pernikahan kita nanti, dan separuh gajiku harus aku kirim kepada kedua orang tuaku..” ucap Anto dengan nada yang lemah.

Ketika mendengar perkataan Anto perasaaan Rini pun sedih, karna ia tak ingin kehilangan orang yang ia sayangi dan jauh dengan orang yang ia sayangi. Apalagi kalau sampai-sampai Anto berpindah kelain hati. Rini tak mau itu terjadi. Namun anto berusaha meyakinkan bahwa perkataannya itu benar dan ia berjanji tidak akan berpindah kelain hati selain kepada Rini. Dengan berat hati Rini meng-iya kan perktaan Anto.

Page 9: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

“ baiklah An.. aku mengijinkan kamu, asalkan kamu memang benar-benar bekerja demi orang tuamu, kalupun juga untuk masa depan kita berdua nanti. Kamu juga akan menepati semua janjimu dan perkataanmu yang telah kamu ucapkan itu An..” ujar Rini pada Anto.

“ baiklah Rinn.. aku akan buktikan semu itu kepadamu..” jawab Anto.

Bulan selanjutnya pun Anto kini pergi keluar kota untuk bekerja. Hari demi hari, minggu demi mingu, tak ada satupun kabar dari Anto. Rinni gelisah dan takut kalau-kalau Anto telah meluapakannya. Memang saat itu Rini tak mempunyai alat komunikasi dengan Anto untuk sekedar mengetahui keadaannya. Kini bulan pun silih berganti cukup amat lama yang dirasaakan untuk menanti kepulangan Anto. Sekarang telah mencapai bulan kelima Anto bekerja, ini brarti tandanya sebentar lagi Anto pulang kerumah dan segera melamarnya. Namun apa jadinya sampai hari berikutnya Antopun tak datang-datang kerumahnya. Rini pun kini merasa sangat kecewa sekali pada Anto atas semua janjinya untuk menikahinya.

Sekarang telah mencapai bulan keenam Anto bekerja. Rini yang masih mengharapkan Anto ternyata tak datang-datag juga kerumahya. Rasa percayanya dan sayangnya kepada Anto kini berubah dengan rasa kekecewaannya yang teramat dalam. Kenapa juga Anto tak kembali-kembali dan segera melamarnya ???

Pada minggu-minggu terakhir bulan ke enam, dimalam yang larut seseorang datang dan mengetuk rumah Rini. Ketika Rini membuka pintunya, betapa terkejutnya dan bahagianya Rini melihat bahwa yang didepannya saat ini adalah Anto. Secepatnya Rini pun memeluk Anto sambil menangis bahagia bahwa orang yang ia tunggu selama ini sudah ada dalam pelukannya. Antopun bilang kepada Rini bahwa bulan depan secepatnya mereka akan melangsungkan pernikahan. Rini menangis terharu mendengar perkataan Anto. Sungguh bahagia ketika waktu yang dinantinya sebentar lagi akan terjadi.

Kini acara yang ditunggu telah datang, Rini dan Anto menikah dengan disaksikan tetangnga, kerabat, dan dihadapan orangtua masing-masing. Ketika sehari sebelum acara tersebut dimulai, Rini teringat akan bapaknya. Ia menangis karena bapaknya tidak bisa

Page 10: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

menyaksikan dan menjadi saksi dalam pernikahannya dengan lelaki pujaan hatinya itu. Yang menjadi saksi Rini pun pada waktu ijab qabul adalah tetangga dekat Rini.

Akhirnya Anto dan Rini pun resmi menjadi suami istri. Mereka hidup bahagia walaupun dalam keadaan yang terbilang berkecukupan. Setahun kedepan Anto memboyong Rini dan ibunya pindah kerumah yang dibelinya yang letaknya dekat dengan tempat kerjanya. Anto membeli rumah itu dari uang taungannya selama ini, alas an Anto membeli rumah tersebut adalah untuk memudahkan Anto menuju perjalanan ke tempat kerjanya. Dari pada harus bolak-balik dari desa ke kota. Meskipun Anto telah memiliki keluarga ia tetap ingat kepada kedua orang tuanya, kebisaannya untuk tetap menyisihkan sebagian uang gajinya untuk kedua orang tuanya tetap ia lakukan sampai sekarang.

Beberapa bulan kemudian mereka mendapat kabar bahagia bahwa Rini sedang mengandung bulan kedua hasil cinta kasihnya dengan Anto. Mendengar itu semua Anto, Ibu Rini dan orang tua Anto sangatlah senang. Karena ketika ank Rini dan Anton anti sudah lahir, maka akan jadi cucu pertama bagi orang tua Rini dan Anto.

Rini sebisa mungkin bersusah payah menjaga bayi yang ada dikandungannya agar terlahir sempurna. Dan waktu kelahiranpun kini telah tiba bayi laki-laki yang diberinya nama Fadhli sangatlah lucu dan Tampan mirip wajah mereka berdua. Keluarga mereka sangat senang sekali atas kehadiran Fadhli ditengah-tengah mereka. Fadhli pun tumbuh menjadi anak yang baik dan lucu sekali.

Rini merawatnya penuh kasih sayang dan didiknya Fadhli agar menjadi ank yang soleh dan pintar. Meskipun Rini hanya lulusan SMA sebisa mungkin, didepan anak dan suaminya ia berusaha mejadi ibu yang baik dan sempurna dimata anak dan suaminya.

Sekarang Rini berumur dua puluh tiga tahun kira-kira pada saat itu Fadhli telah berumur empat tahun. Rini mengajak Fadhli ke swalayan untuk belanja membeli kebutuhan sehari-hari. Dan pada saat Rini sedang asik memilih barang belanjaan, ada seseorang wanita seumuran Rini yang menyapanya, terlihat dari penampilannya bahwa wanita tersebut adalah orang kaya. Dan ternyata wanita itu adalah salah satu teman Rini ketika SMA yang bernama Tika. Mereka berdua asik membicarakan keadaannya masing-masing saat ini.

Page 11: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

Memang teman Rini yang satu ini sifatnya sedikit sombong, namun Rini tak pernah memasalahkan itu selagi ada teman yang ingin berteman dengannya.

Akhirnya mereka berdua menuju kedai makanan dan memesan makanan. Di tempat ini Tika bercerita bahwa sekarang ia menjadi orang yang sukses dan bahagia. Mendengar temannya seperti itu Rini pun tak lupa ikut bahagia walaupun ia sebenarnya ingin menjadi seorang wanita yang sukses pula. Disela-sela ceritanya Tika berkata dan bertanya pada Rini..

“ Saat ini kebahagiaan buatkuu adalah ketika aku mempunyai pendidikan tinggi, ketika aku memiliki pekerjaan yang mapan, mempunyai mobil yang banyak, rumah yang mewah dan uang yang banyak, itulah bahagia yang aku rasa saat ini.. pokoknya senang deh rin kalau kita kaya dan punya uang banyak..”

Mendengar itu Rini hanya tersenyum manis melihat wajah Tika yang memang sangat bahagia. Lalau Tika bertanya pada Rini.. “ kalau menurut kamu, apa arti bahagia buat kamu saat ini Rin ?? tentu kau sangat beda sekali denganku.. karna kau telah menikah lebih dulu.. hahahaa…” tika tertawa sambil sedikit mengejek Rini. Namun Rini tak ambil hati masalah itu, Rini pun langsung menjawab..

“ hehehee,, memang benar Tik. Bahagi buat kamu dan aku saat ini memanglah beda.. Arti bahagia saat ini buat ku adalah keika aku bisa menuruti semua keingin anakku dengan usahaku sendiri.. dan sekarang aku sangat bahagia sekali bahwa aku telah memiliki keluarga yang sangat bahagia dan harmonis, yaa memang aku Harus menikah ketika aku telah lullus SMA. Karena menurutku memiliki sebuah kelurga bahagia itu tak tertandingi nilaiya walaupun harta yang melimpahpun..” ucap Rini dengan tegas dan lembut.

Mendengar jawaban Rini, Tika terdiam sejenak seraya berpikir “ memang benar apa yang dikatakan Rini, aku tak perah merasakan kebahagiaan yang menyelimuti keluargaku walaupun aku dilimpahi harta yang banyak sekalipun, aku jarang memiliki waktu dengan suami dan anakku, ketika ada waktupun tak jarang aku bertengkar masalah kesibukanku dengan suamiku, sampai aku merasa stress.. aku juga tak pernah mendampingi ankakku dan mengajarinya hal-hal yang baik padahal aku memiliki pendidikan yang tinggi ketimbang Rini..” tika berkata dalam hati.

Page 12: Aku Bahagia Walau Harus Menikah Muda

Pada saat itu Tika berpikir, memang selama ini keluarganya tidak pernah bahagia. Tika dan suaminya sama-sama sibuknya Tika pun kini sadar bahwa anak dan suaminya butuh kasih saying seorang ibu darinya dalam rumah tangganya.

Rini sangat mengucap syukur kepada Allah semenjak ia menikah dengan Anto hidupnya kini lebih baik walaupun ia tak menjadi orang kaya berduit. Ia bahagia karena ia sekarang tidak perlu susah payah lagi membanting tulang untuk biaya sehari-hari karna Anto telah mencukupi semuanya. Kini ia dapat membahagiakan dan menuruti keinginan anaknya dan ibunya, keadaan itu semua berbanding terbalik sebelum ia meikah dengan Anto. Rini dan Anto juga tak lupa akan tetap menbahagiakan orang tua masing-masing. Kini Rini telah hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Ia sangat beretrimah kasih kepada ibunya telah membesarkan dan mengajarinya arti hidup sesungguhnya, dan ia tak lupa berterimah kasih kepada ayahnya berkat doan dan didikannya Rini menjadi wanita yang sabar, baik hati, tabah dan selalu bersyukur atas segala nikmat dan rizki yang ia terima hari ini, kemarin, dan yang akan datang.

Rini juga tak pernah menyesali kalau ia harus menikah muda dan memendam segala impiannya karena menurutnya “saat ini aku terjerumus dalam lubang yang benar, toh itu juga aku lakukan karna keinginanku berbakti kepada kedua orang tuaku, dan aku sangat bahagia walau menikah mudah karna aku telah memiliki suami yang mencintai dan menyayangiku yaitu mas Anto dan pangeran kecilku yang bernama Fadhli.. semoga aku dan kelurgaku akan tetap bahagi selamanya sampai anak cucu kami dan akhirat nanti... amin..” itulah ungkapan hati Rini saat ini.