akhlak terhadap allah

10
BAB VIII PENDAHULUAN DAN AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT Sesi 1 A. Pengertian Ahlak Secara etimologis ahlak bentuk jamak dari khuluk yang berarti : a. Budi pekerti b. Perangai c. Tingkah laku d. Tabiat Ini adalah akar dari Khalaqa yang berarti menciptakan Seakar dengan kata : a. Khaliq (yang menciptakan) b. Mahluk c. Khalq (penciptaan) Kesamaan akar akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq yang tercakup penertian terciptanya keterpaduan antara khaliq dengan perilaku (mahluk). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar. ETIKA 1

Upload: pebrian-diki-prestya

Post on 29-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

dgdshhrdfhdngjk;jkzvz

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlak Terhadap Allah

BAB VIII

PENDAHULUAN DAN

AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT

Sesi 1

A. Pengertian Ahlak

Secara etimologis ahlak bentuk jamak dari khuluk yang berarti :

a. Budi pekerti

b. Perangai

c. Tingkah laku

d. Tabiat

Ini adalah akar dari Khalaqa yang berarti menciptakan

Seakar dengan kata :

a. Khaliq (yang menciptakan)

b. Mahluk

c. Khalq (penciptaan)

Kesamaan akar akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq yang

tercakup penertian terciptanya keterpaduan antara khaliq dengan perilaku

(mahluk).

Jadi, akhlak bukan saja aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan

antar sesame manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Penciptanya (Allah)dan bahkan dengan alam semesta

sekalipun.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 1

Page 2: Akhlak Terhadap Allah

Berikut adalah definisi tentang Ahlak :

1. Imam Ghazali

Ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan

2. Ibrahim Anis

Ahlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah

macam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan

pertimbangan dan pemikiran.

3. Abdul Karim Zaidan

Ahlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan

sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik atau

buruk, lalu memilih melakukan atau meninggalkannya.

Dari defisnisi di atas jelas bahwa akhlak haruslah bersifat konstan, spontan,

tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta

dorongan dari luar.

Di samping islitah akhlak, kita kenal dengan istilah etika dan moral. Ketiga istilah

itu dama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.

Bedanya terletak pada standar masing-masing. Akhlak standarnya adalah al

Qur’an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal pikiran, sedangkan

moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 2

Page 3: Akhlak Terhadap Allah

B. Sumber ahlak

Yang menjadi sumber ahlak adalah ukuran baik atau buruk dan tercela.

Sumber ahlak adalah :

1. Al Quran

2. Al hadis

Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al Qur’an memang dapat menjadi ukuran

baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah

tauhid , mengakui ke-Esaan-Nya (QS. Ar-Rum 30: 30). Karena fitrah itulah

manusia cinta kepada kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran.

C. Ruang lingkup ahlak

Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al Ahklak fi Ial Islam

membagi ruang lingkup ahlak :

1. Ahlak pribadi. Terdiri dari

(a) yang diperintah,

(b) yang dilarang,

(c) yang dibolehkan, dan

(d) akhlak dalam keadaan darurat.

2. Ahlak berkeluarga. Terdiri dari:

(a) kewajiban timbal balik antara oraqng tua dan anak,

(b) kewajiban suamu istri dan

(c) kewajiban terhadap karib kerabat.

3. Ahlak bermasyarakat. Terdiri dari:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 3

Page 4: Akhlak Terhadap Allah

(a) yang dilarang,

(b) yang diperintahkan dan

(c) kaidah-kaidah adab.

4. Ahlak bernegara. Terdiri dari:

(a) hubungan antara pemimpin dan rakyat, dan

(b) hubungan luar negeri.

5. Ahlak beragama, yaitu kewajiban terhadap Allah.

Berangkat dari di atas maka dengan sedikit modifikasi dapat pula dibagi menjadi:

1. Ahlak terhadap Allah SWT

2. Ahlak terhadap rasulullah

3. Ahlak pribadi

4. Ahlak dalam keluarga

5. Ahlak bermasyarakat

6. Ahlak bernegara

D. Kedudukan dan Keistimewaan Ahlaq dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam, Ahlaq menempati kedudukan yang istimewa

dan sangat penting, seperti:

1. Rasulullah menempatkan ahlak pada tempat yang istimewa dalam Risalah

Islam. HR Baihaqi, ’’Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan

akhlak mulia“.

2. Ahlak merupakan salah satu ajaran pokok Islam, sehingga Rasulullah

pernah mendefinisikan agama itu sebagai ahlaq yang baik. Hal ini sesuai

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 4

Page 5: Akhlak Terhadap Allah

dengan sabda Rasul yaitu ,“Ya Rasulullah, apakah agama itu? Beliau

menjawab: (agama adalah) Akhlak yang baik“.

3. Ahlak yang baik memberatkan timbangan kebaikan.Sabda Rasul: ”Tidak

ada satupun yang akan memberatkan timbangan kebaikan seoraqng

hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlak yang baik...“ (HR.

Tirmidzi)

4. Rasulullah menempatkan baik-buruknya ahlak seseorang sebagai ukuran

kualitas keimanan. Dari beberapa hadits bahwasanya Rasulullah

mengaitkan antara rasa malu, adab berbicara dan sikap terhadap tamu

dan tetangga merupakan eksistensi dan kualitas iman seseorang.“Orang

mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaqnya.“ (HR. Tirmidzi) “Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu

menjadi satu, maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang

lain“. (HR. Hakim dan Thabrani)

5. Rasulullah menempatkan baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada

Allah, misalnya shalat, puasa, zakat dan haji. “......dan dirikanlah shalat,

sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan – perbuatan) keji dan

mungkar.“ (QS.Al-Ankabut 29:45)

Artinya ada kaitan antara shalat, puasa, zakat dan haji dengan akhlak.

Contoh: orang yang melakukan shalt dengan benar tentu tidak akan

melakukan perbuatan keji dan mungkar; orang yang berpuasa karena

mengharapkan ridha Allah tentunya dapat menahan diri dari

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 5

Page 6: Akhlak Terhadap Allah

mengeluarkan perkataan kotor dan perbuatan yang tercela. Jadi akhlak

yang baik adalah buah dari ibadah yang baik yang mendapatkan ridha

Allah.

6. Rasulullah selalu berdoa kepada Allah agar diberikan ahlak yang baik.

Artinya kita sebagai umat dari Rasulullah harus mencontoh Rosul yang

selalu berdoa untuk tetap diberikan akhlak yang baik dan dihindarkan dari

sifat-sifat tercela, padahal Rasulullah telah mendapat jaminan dari Allah

untuk masuk surga.

Apalagi kita hambanya yang tidak luput dari sifat khilaf dan salah. Doanya

sebagai berikut :” (Ya Allah) tunjukilah aku jalan menuju akhlak yang baik,

karena sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk yang lebih

baik selain Engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena

sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku dari akhlak yang

buruk kecuali Engkau.” (HR. Muslim)

7. Dalam Al Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan

ahlak, baik yang merupakan perintah untuk berakhlak baik dan pahala

yang diberikan kepada orang yang melaksanakan perintah itu, maupun

larangan berakhlak buruk serta dosa bagi orang yang melangggarnya.

E. Ciri-ciri Akhlak dalam Islam

1. Ahlak Robbani.

Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional , tetapi

akhlak yang benar-benar memiliki nilai mutlak, yang mampu menghindari

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 6

Page 7: Akhlak Terhadap Allah

kekacauan nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dalam Al Quran terdapat

kira-kira 1500 ayat yang mengandung ajaran akhlak, baik yang teoritis

maupun yang praktis.

Al Quran mengajarkan:“Inilah jalan-Ku yang lurus; hendaknya kamu

mengikutinyav, janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, sehingga

kamu bercerai berai dari jalan-Nya. Demikian diperintsahkan kepadamu agar

kamu bertaqwa“. (Al An am 6: 153).

2. Ahlak manusiawi , akhlak yang memelihara eksistensi manusia sebagai

mahluk terhormat sesuai dengan fitrahnya.

3. Ahlak universal (Al An am 6: 151-152), yaitu akhlak yang mencakup

segala aspek kehidupan manusia baik secara vertikal maupun horisontal.

Contoh: tidak menyekutukan Allah, tidak durhaka terhadap orang tua,

tidak membunuh anak karena takut akan miskin, tidak membunuh orang

tanpa alasan yang sah, tidak memakan harta anak yatim dan lain

sebagainya.

4. Ahlak keseimbangan, bahwa manusia memiliki unsur rohani dan

jasmani yang memerlukan pelayanan secara seimbang. Manusia tidak

hanya hidup di dunia, tetapi akan dilanjutkan dengan kehidupan akhirat.

Maka hidup di dunia adalah ladang bagi kehidupan akhirat nanti. Islam

mengajarkan keseimbangan antara ruhani dan jasmani. Kebutuhan ruhani

diisi dengan belajar agama, mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 7

Page 8: Akhlak Terhadap Allah

maupun membaca buku-buku agama sedangkan kebutuhan jasmani

seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan serta hiburan.

5. Ahlak realistik. Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia bahwa

manusia tidak luput dari berbuat kesalahan, maka Islam memberi

kesempatan agar manusia memperbaiki diri dan bertaubat. Allah

berfirman :”Barang siapa terpaksa, bukan karena membangkang dan

sengaja melanggar aturan, tiadalah ia berdosa. Sungguh Allah Maha

Pengampun dan Maha Penyayang”. (Al Baqarah 2: 173)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Yosri Fajar.

ETIKA 8