akhlaq terhadap allah swt

21
AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT (Taqwa, Cinta dan Ridha, Ikhlas)

Upload: melisa-rizky-nurani

Post on 10-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

akhlaq

TRANSCRIPT

AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT

AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT(Taqwa, Cinta dan Ridha, Ikhlas)AKHLAQEtimologis akhlaq -> bentuk jamak dari khuluq (budi pekerti, tingkah laku)Seakar dengan khaliq (pencipta) khalq (penciptaan)

Isyarat :Akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia)

Mengatur hubungan antar sesama manusia, hubungan antar manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun

Disamping istilah akhlaq, juga dikenal istilah etika dan moral

Persamaan : Ketiga istilah sama-sama menentukan nilai baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia.

Perbedaan: pada standarnya masing-masing. akhlaq : al-Quran dan Sunnahetika : pertimbangan akal pikiranmoral : adat kebiasaan yang umum yang berlaku dimasyarakat.Cinta Kepada Allah S.W.TCinta -> Suatu kecenderungan hati kepada sesuatu yang diinginkan dan dicintai serta disenanginya

Katakanlah, Jika kalian (benarbenar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [li-Imrn: 31]

Kecintaan kepada Allah

Salah satu pokok kebaikan dan sebaik-baik amalan

Sebab, siapa saja yang cinta kepada Allah pasti Allah akan mencintainya

Siapa saja yang beramal dengan syariat-Nya niscaya akan dicintai Allah

Selanjutnya, apabila seseorang telah dicintai oleh Allah, tiada sesuatu apapun yang perlu dia khawatirkan

Sebab Cinta Kepada AllahSebab Pertama: Banyak Membaca, Menadabburi Kandungan Al-Qur`an, dan Memahami Maknanya

Al-Qur`an -> Firman Allah hal yang paling Dia cintai, terkandung pedoman untuk segala hal yang seorang hamba perlukan di dalam kehidupannya.

Di dalam membaca Al-Qur`an terdapat keimanan. Setiap kali menadabburi kandungan Al-Qur`an, terdapat pelajaran-pelajaran di dalam mengagungkan dan membesarkan Allah.

Oleh karena itu, siapa saja yang membaca, mengagungkan, dan menadabburi kandungan Al-Qur`an, pastilah dia akan memperoleh kecintaan Allah.

Seorang sahabat setiap kali mengerjakan shalat, dia membaca surah Al-Ikhlash. Apabila membaca sebuah surah lain, dia membaca lagi surah Al-Ikhlash setelah itu.

Maka, Nabi n bertanya kepadanya, Mengapa engkau melakukan hal tesebut? Dia pun menjawab,

Karena (surah) itu adalah sifat Ar-Rahman, dan saya cinta membaca (surah) itu.

Maka Rasulullah bersabda,Kabarkanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhry dan Muslim]

2. Sebab Kedua: Mendekatkan Dirinya kepada Allah dengan Menunaikan Segala Perintah dan Meninggalkan Segala Larangan

3. Sebab Ketiga: Banyak Berdzikir dan Mengingat Allah

Di antara tanda kecintaan kepada Allah adalah terus-menerus berdzikir mengingat-Nya. Sebab, siapa saja yang mencintai sesuatu, dia pasti akan banyak mengingat sesuatu itu. [Disebutkan oleh Al-Baihaqy dalam Syuabul Iman]

4. Sebab Keempat: Lebih Mendahulukan Segala Sesuatu yang Allah Cintai daripada Hal-Hal yang Dirinya Cintai

Rasulullah bersabda,

Ada tiga (perkara) yang, siapa saja yang ketiga perkara ini ada pada dirinya, dia akan meraasakan kelezatan iman: (1) menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai yang paling dia cintai melebihi (kecintaan kepada) selain keduanya, . [Diriwayatkan oleh Al-Bukhry dan Muslim]

5. Sebab Kelima: Tunduk Secara Sempurna kepada Allah

Yakni, dia selalu merendahkan dan menghinakan dirinya di hadapan Allah.

Sehingga, pada kondisi apapun, dia berada dalam keadaan khusyu, tenang, selalu bermohon dan bermunajat kepada Rabb-nya.

6. Dst (di makalah)

TakwaTakwa diaplikasikan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu hubungan antara seorang makhluk dengan Khaliknya.

Hubungan antara manusia dengan Tuhan adalah hubungan perhambaan yang ditandai dengan ketaatan, kepatuhan, dan penyerahan diri kepada AllahMenurut Moh. Daud Ali ketakwaan yang berhubungan Allah dapat dilakukan dengan :Beriman kepada AllahBeribadah kepada-NyaMensyukuri nikmat-NyaBersabar menerima cobaan-Nya,Memohon ampun atas segala dosa

Menurutnya kelima aspek ilnilah untuk dapat menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusiaRidha Ridha (dari kata radhiya-yardha) -> menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa ataupun tertekan.

Ridha berkaitan dengan perkara keimanan yang terbagi menjadi dua macam, yaitu ridha Allah kepada hambaNya dan ridha hamba kepada Allah (Al-Mausuah Al-Islamiyyah Al-Ammah : 698).

Ridha Allah kepada hambaNya adalah berupa tambahan kenikmatan, pahala, dan ditinggikan derajad kemuliaannya.

Sedangkan ridha seorang hamba pada Allah mempunyai arti menerima dengan sepenuh hati aturan dan ketetapan Allah.

Menerima aturan Allah ialah dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi semua larangannya. Adapun menerima ketetapanNya adalah dengan cara bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan bersabar ketika ditimpa musibah.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahuinya. (QS. Al Baqarah : 216)

Dari ayat tersebut, jelas bahwa urusan dunia maupun yang berkaitan dengan urusan akhirat kita tidak mengetahui mana yang terbaik bagi kita. Oleh karena itu, kita harus ridho menerima apa yang telah ditentukan oleh Allah untuk kita.

Maka pantaslah jika seorang mukmin itu menjadikan Allah SWT sebagai wali dalam hidupnya. Karena hanya Allah lah yang tahu apa yang terbaik bagi kita dan selalu menggiring orang mukmin dari kegelapan menuju cahaya keimanan

Ciri Orang yang Ridho Benar-benar percaya terhadap janji Allah SWT. Tidak mengharap kepada sesama makhluk. Benar-benar tekun di dalam melaksanakan segala urusan. Sayang kepada sesama makhluk. Tabah dan sabar di dalam menghadapi segala ujian. Yakin pada surga, yakni apabila melakuan suatu pekerjaan maka merasa yakin bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan pahalanya. Patuh dalam hal-hal yang benar. Pedoman hidupnya adalah fakir. Artinya, tidak pernah menumpuk-numpuk harta karena suka memberi dan berbagi dengan orang lain. (Agus Ghautsun Niam)

Ikhlas Ikhlas Bahasa : tulus hati, membersihkan hati dan memurnikan niat Istilah : mengerjakan amal ibadah dengan niat hanya kepada Allah untuk memperoleh ridha-Nya

Pengertian lain adalah mentauhidkan dan mengkhususkan Allah sebagai tujuan dalam berbuat taat kepada aturanNya.

Melalui pemahaman tersebut, tersimpul bahwa ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal.

Dan apabila seseorang menghendaki sesuatu yang lain dengan ibadahnya, maka perlu diperinci menurut pembagian berikut ini:1. Bagian pertamaIa ingin mendekatkan diri kepada selain Allah dalam ibadah ini dan untuk mendapatkan pujian makhluk (riya, pent.). Maka ini menggugurkan amal ibadah dan ia termasuk syirik.

Di dalam Shahih dari hadits Abu Hurairah:

Sesungguhnya Nabi bersabda, Allah berfirman (hadits qudsi): 'Aku adalah orang yang paling tidak membutuhkan sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amal ibadah yang ia menyekutukan selain-ku bersama-Ku, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya."

2. Bagian keduaIa bertujuan untuk sampai kepada tujuan duniawi semata seperti menjadi pemimpin, kedudukan dan harta, tanpa bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Maka amal ini gugur, tidak bisa mendekatkannya kepada Allah

Perbedaan di antara ini (bagian kedua) dan yang sebelumnya, bahwa yang pertama bertujuan agar dipuji (riya`) bahwa ia adalah orang yang menyembah Allah. Adapun kedua, maka ia tidak bertujuan untuk mendapat pujian bahwa ia adalah orang yang beribadah kepada-Nya, dan ia tidak memperdulikan pujian manusia kepadanya dengan hal itu.

3. Bagian ketiga

Ia bertujuan mendekatkan diri kepada Allah dan harta benda duniawi yang diperoleh dengannya. Seperti bertujuan bersama niat ibadah kepada Allah dengan bersuci adalah untuk mengaktifkan tubuh dan menghilangkan kotorannya. Dan dengan ibadah haji untuk menyaksikan masya'ir dan para jemaah haji. Ini mengurangi pahala ikhlas. Namun jika yang dominan adalah niat beribadah maka sungguh ia kehilangan pahala yang sempurna, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan ia berdosaIkhlas adalah syarat bagi diterimanya amal ibadah, sebab sesungguhnya suatu amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah kecuali dengan dua syarat:

Pertama: Agar amal tersebut sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah di dalam kitabNya atau dijelaskan oleh Nabi. Dari Aisyah semoga Allah meredhainya Bahawa Nabi bersabda: Barangsiapa yang membuat perkara- perkara baru di dalam agama kita ini maka dia tertolak

Kedua: Perbuatan tersebut dilakukan dengan keikhlasan karena AllahTERIMAKASIH