adventist world magazine bahasa may 2011

48
05 - 2011 14 Rumah Allah dan Rumah yang Tersesat 27 Lambang Roh Kudus untuk Akhir Zaman 8 Kebebasan Memilih Warta Gereja Advent Tangan Terulur Satu dan Tangan Terang k at Satu

Upload: adventist-world-magazine

Post on 23-Mar-2016

259 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Adventist World

TRANSCRIPT

Page 1: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

05 - 2011

14 Rumah Allah dan Rumah yang Tersesat

27 Lambang Roh Kudus untuk Akhir Zaman

8 Kebebasan Memilih

W a r t a G e r e j a A d v e n t

TanganTerulur

Satu

danTanganTerangkat

Satu

Page 2: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

P E K E R J A A N G E R E J A

Pandangan Sedunia .........3

Laporan Sedunia3 Berita & Pandangan

Panorama Sedunia8 Kebebasan Memilih

K E S E H A T A N S E D U N I A

Hipertensi ......................... 11Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

P E R T A N Y A A N A L K I T A B

Bebas Memilih ................ 26Oleh Angel Manuel Rodríguez

P E L A J A R A N A L K I T A B

Lambang Roh Kudusuntuk Akhir Zaman ...... 27Oleh Mark A. Finley

P E R T U K A R A N S E D U N I A

29 Surat30 Ruang Doa31 Pertukaran Ide

Lokasi Masyarakat ......... 32

c e r i t a s a m p u l

Satu Tangan Terulur dan Satu Tangan TerangkatOleh Adugnaw Worku ...................... 16Pemeliharaan Allah menempatkan dia ditempat-tempat yang tidak pernahdibayangkannya.

R E N U N G A N

Pinggiran yang Kasar Oleh Gerald A. Klingbeil ................... 12Ia tahu bagaimana memperindah hartabenda-Nya.

K E H I D U P A N A D V E N T

Rumah Allah dan Rumah yang Tersesat Oleh Kim Papaioannou ................................................................ 14Pelajaran-pelajaran rohani dari sebuah gereja dan sebuah kasino.

K E P E R C A Y A A N D A S A R

“Oh, Betapa Kucintai Taurat-Mu!” Oleh A. Rahel Schafer ................................................................... 20Beberapa orang kesal dengan hukum Allah. Yang lain mengenalnyalebih baik.

R O H N U B U A T

Mengadaptasikan Tulisan Ellen G. White Oleh William Fagal ....................................................................... 22Waktu, situasi, dan bahasa berubah-ubah—tetapi prinsip tidak berubah.

P E L A Y A N A N A D V E N T

Membangun Gereja dan Anak-anakOleh Laurie Falvo .......................................................................... 24Membawa Injil ke wilayah yang luas dan penuh tantangan itutidak mudah.

Ni

AL

L

CR

oT

Ty

05 - 2011

2 Adventist World | 05 - 2011

Page 3: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Hanya dalam waktu dua tahun dan ■empat bulan setelah kebakaran hebat di kantor British Union Conference (BUC) di Watford, England, Ketua General Conference Pdt. Ted N.C. Wilson bisa berdiri di luar pintu kantor yang diba-ngun kembali itu dan memotong pi-ta—dengan tepuk tangan meriah dari ratusan tamu yang hadir dari wilayah-wilayah sejauh Skotlandia dan Irlandia untuk pada kesempatan itu.

Wilson mengenang pengalaman 12 mata-mata yang menyelidiki Tanah Per-janjian, sikap pesimis dari 10 orang di-tutupi dengan sifat positif dari Kaleb

l a p O r a N s e D u N i a

dan Yosua. Tentunya akan mudah ber-kecil hati dengan kerangka bangunan yang hangus terbakar itu, tetapi dengan menggunakan prinsip “gelas setengah penuh,” ia mengimbau jemaat, yang ter-masuk orang-orang yang bekerja di kan-tor itu, untuk melihat hal positif sambil menggunakan sumber daya kantor un-tuk membagikan pekabaran Advent le-bih baik di Kepulauan Britania.

Arsitek, para tukang bangunan, dan para perencana semua memiliki cerita untuk diceritakan, tetapi Alan Burten-shaw, anggota dewan kota Watford, me-ringkaskannya dalam komentarnya,

Yang Menyatukan KitaBunga-bunga bakung dengan indah-

nya memamerkan warna kuningnya di belakang rumah saya, dan saya tergoda untuk menguraikan tentang sukacita kuncup-kuncup yang bermekaran dan sari-sari tumbuhan yang bergerak. Namun setengah belahan bumi jauhnya, mereka yang sama-sama memiliki keyakinan Advent sedang mengumpulkan kayu bakar untuk musim dingin yang akan tiba, memanen padi, dan mencari pakaian yang lebih ha-ngat.

Saya berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris, satu ba-hasa campuran yang banyak diambil dari Bahasa Perancis, Jer-man, Latin, dan puluhan bahasa lainnya. Tetapi jutaan orang yang membaca kata-kata ini akan mencari makna yang disam-paikan dalam setidaknya 14 bahasa yang tidak saya baca atau pun saya pahami. Dalam rencana surga, iman mereka tidak ter-gantung pada bahasa asli saya yang bagi mereka aneh.

Saya mengendarai sebuah mobil setiap Sabat, dan menyuara-kan keluhan tentang kenaikan harga bahan bakar. Namun bagi jutaan saudara-saudari saya di dalam Kristus, jarak bermil-mil antara rumah dan tempat ibadah mereka, ditempuh dengan langkah setapak demi setapak sepanjang padang rumput yang luas, melewati hutan, menuju jalanan kota yang padat. Bahan bakar yang mereka perlukan diperoleh dari acara makan ber-sama yang mereka adakan seusai acara kebaktian.

Saya keturunan dari orang-orang dengan asal muasal di Ing-gris, Italia, dan Amerika. Tetapi bagi jutaan orang Advent Hari

Ketujuh, sulit memikirkan bangsa-bangsa ini tanpa mengenang pula kebodohan dan konflik-konflik yang telah merusak keda-maian dan sukacita negeri mereka.

Ketika kita menyelidiki hal-hal yang dapat memisahkan ki-ta—bahasa, budaya, sejarah nasional, bahkan siklus musim—maka hal itu merupakan satu keajaiban dari sudut pandang ma-nusia bahwa umat sisa ini memang ada. Banyak keyakinan lain tidak mengusahakan apa yang sedang kita lakukan: sebagai gan-tinya mereka mengurusi apa yang ada di sekitarnya, yang unik, istimewa, atau bersifat etnik. Namun prinsip yang terutama da-lam pergerakan ini tidaklah berupa kebiasaan dari pengalaman hidup kita dan tidak akan pernah demikian. Keyakinan yang mengitari dunia, akan menemukan satu-satunya pusat yang me-muaskan di dalam Tuhan yang tidak dikenal hanya dalam satu bahasa, satu budaya, atau dalam satu identitas bangsa saja.

“Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu,” Rasul Paulus me-nulis beberapa abad silam, “segala sesuatu ada di dalam Dia. Ia-lah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama da-lam segala sesuatu” (Kol. 1:17, 18).

Bila Anda berdoa, mintalah berkat Allah pada sesama orang percaya di seluruh dunia ini yang tidak kelihatan seperti Anda, berbicara seperti Anda, memakan apa yang Anda makan, atau bernyanyi sebagaimana Anda bernyanyi. Jadilah perantara bagi kesetiaan mereka kepada Tuhan, Dia yang Agung yang sama-sa-ma kita sembah.

— Bill Knott

pa N Da N G a N s e D u N i a

PEMOTONGAN PITA: Pendeta Ted N.C. Wilson (ketiga dari kiri) bersiap memotong pita pada peresmian kantor British Union Conference yang baru dibangun kembali di Watford, Inggris.

Vi

CT

oR

H

uL

be

RT

/b

uC

Wilson Meresmikan Kantor Advent Britania yang Baru Dibangun Kembali

Pekerjaan Gereja

05 - 2011 | Adventist World 3

Page 4: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

l a p O r a N s e D u N i a

bahwa bangunan baru itu telah mema-dukan yang terbaik dari yang lama de-ngan gaya modern baru, sebagaimana yang dikatakan oleh bendahara BUC, Victor Pilmoor, memperlihatkan “rang-kaian iman Advent, menarik pandangan seseorang ke arah surga, dan membuka pemandangan ‘Eden’ yakni Stanborough Park estate.”

“Itu adalah hari yang sempurna,” ke-nang Audrey Balderstone, seorang ang-gota komunitas Watford yang aktif. Ia ti-dak berbicara tentang cuacanya, yang kadang-kadang mendung dan gerimis, tetapi tentang nasihat dari Wilson, mu-sik yang mengangkat jiwa dari Adventist Vocal Ensemble, sejarah pekerjaan gereja di Kepulauan Britania, dan peresmian kembali kantor BUC.

Ketua BUC, Don McFarlane menya-takan sukacitanya bahwa proses pemba-ngunan ulang itu telah menghasilkan se-buah kantor yang mencakup kebutuhan- kebutuhan gereja di abad kedua puluh satu. “Tantangan bagi kita yang ada di kantor sekarang ini adalah membuatnya bukan sekadar tempat kerja yang me-nyenangkan,” katanya, “tetapi satu tem-pat di mana Allah memberi pengaruh kuat kepada para pemimpin gereja, dan di mana kita membiarkan Roh Kudus membuat rencana-rencana dan ide-ide dan membuatnya ke dalam pengalaman yang hidup bagi kemuliaan Allah.”—Dilaporkan oleh Victor Hulbert, Direk-tur Komunikasi British Union Confe-rence.

Saluran TV Advent Menarik Banyak Pemirsa di Timur Tengah

Sebuah saluran televisi Gereja Mase- ■hi Advent Hari Ketujuh berbasis di Bei-rut, Libanon, sedang menarik perhatian yang luar biasa. Segera setelah peluncur-annya Al Waad Media Center’s Audience Relations Department, telah disaksikan adanya lonjakan jumlah surat elektro nik dan kunjungan ke situs web Al Waad (Promise Channel), (www.al-waad.tv).

Saat para penonton mulai menyaksi-kan siaran Al Waad, mereka jadi senang dengan saluran Kristen yang baru ini. Begitu senangnya sehingga banyak dari mereka mulai mempromosikan saluran Al Waad di situs web mereka sendiri.

“Saya terkejut sekali mendapati be-gitu banyak dari situs web lain yang te-lah menyaksikan Al Waad di TV dan mempromosikannya di situs web me-reka sendiri. Mereka menaruh gambar-gambar siaran itu, membuat sambungan (link) ke situs web kami, memasang fre-kuensi bagaimana menemukan Al Waad, dan rekomendasi-rekomendasi tertulis tentang isi saluran ini,” kata Tawfik Megally, manajer relasi audio di Al Waad Media Center.

Beberapa situs web yang menganjur-kan orang untuk menyaksikan Al Waad itu bukanlah orang Advent; beberapa dari mereka adalah Coptic Orthodox, te-tapi sebagian besar dilakukan oleh kaum Muslim.

“Saya terkagum-kagum karena pe-luncuran Al Waad telah membuat pe-ngaruh sedemikian besar di Timur Te-ngah ini. Al Waad disebarluaskan dari mulut ke mulut, oleh berbagai situs web, oleh para anggota gereja, dari surat elek-tronik, dan lebih banyak lagi,” kata Megally.—Dilaporkan oleh Amir Ghali, tedNEWS

Situs Web Adventus 21 Membawa Buku-buku Advent ke Lebih Banyak Orang

Menemukan buku-buku pendidikan ■dan buku Advent, terutama dalam Ba-hasa Spanyol lebih mudah bagi para pe-langgan internasional, syukurlah ada

www.Adventus21.com, satu situs web baru yang ditujukan untuk penjualan dan penyebarluasan judul-judul sema-cam itu.

“Redaktur Adventus mewakili kerja sama antar universitas yang diciptakan untuk mempromosikan, menyebar luas-kan, dan menerbitkan buku-buku aka-demis, majalah, dan video-video riset

TIM AL-WAAD: Para pegawai jaringan televisi baru Al Waad (Promise Channel) di Beirut, Lebanon, diperke-nalkan pada upacara pembukaan.

Vi

CT

oR

J

.

Hu

Lb

eR

T,

b

Ri

Ti

sH

u

Ni

oN

C

oN

fe

Re

NC

e

Situs Web Adventus 21

Pekerjaan Gereja

4 Adventist World | 05 - 2011

Page 5: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

dan pendidikan yang disusun de-ngan sudut pandang Kristen dan Alkitabiah, berguna untuk para pendidik, perpustakaan, para siswa, profesional, dan pembaca lain,” situs itu mengindikasikan dalam satu pernyataan. “Tujuan kami adalah merangsang pikiran dan memelihara semangat klien in-ternasional dengan bacaan-bacaan dan video dalam berbagai bahasa. Katalog elektronik, yang diatur sesuai dengan kategori-kategori, membuatnya mudah bagi pengunjung untuk membeli produk berkualitas dengan harga ter-jangkau.”

Usaha itu adalah gagasan dari Hum-berto M. Rasi, seorang direktur pendi-dikan pensiunan untuk General Confe-rence. Ia mengatakan tujuan lain dari proyek itu adalah “menciptakan kerja sama universitas-universitas Advent di Amerika Latin untuk memperoleh dana menerbitkan buku-buku panduan dan monograf yang diperlukan dalam insti-tusi pendidikan kita.”—Staf Adventist World

Neal Wilson—“Penasihat,” “Pria dengan Visi,” dan “Ayah”—Dikenang pada sebuah acara di Kantor Pusat GMAHKOleh Mark A. Kellner, Editor Berita

Neal Clayton Wilson, seorang man- ■tan Ketua General Conference (GC) dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-lama 11 tahun, dikenang pada acara peringatan tanggal 19 Januari 2011 se-bagai seorang yang “obsesi besar”-nya adalah pada “pengharapan berkat keda-tangan Yesus bagi anak-anak-Nya.”

Wilson, yang melayani sebagai Ketua GC dari tahun 1979 sampai 1990 dan berperan penting dalam perluasan Ad-ventist World Radio, Adventist Develop-ment and Relief Agency (ADRA), dan pada gereja di bekas Uni Soviet, me-ninggal dunia pada tanggal 14 Desem-ber 2010 di usia 90 tahun, setelah cukup lama sakit. Istrinya, Elinor, masih berta-han hidup, sebagaimana dua orang sau-dara perempuan, seorang saudara laki-laki, seorang putra, seorang putri, empat cucu dan empat cicit.

Total 14 pemimpin Advent atau ang-gota-anggota keluarga Wilson memberi penghormatan kepada Neal Wilson di hadapan jemaat yang hadir yang terdiri lebih dari 500 orang di Kantor Pusat GMAHK Sedunia. Hope Church Chan-nel, salah satu jaringan Hope Channel menyiarkan acara itu, yang juga dapat disaksikan di internet.

“Ini bukanlah waktu di mana kita memberikan kesempatan pada kematian untuk menguasai kita,” kata Charles D. Bradford, yang mengikuti Wilson seba-gai Ketua Divisi Amerika Utara. “Neal Wilson telah menaklukkan semuanya melalui Tuhan dan Juruselamatnya, Ye-sus Kristus.”

Selama dua setengah jam acara itu, satu persatu pembicara menguraikan dedikasi Wilson kepada misi Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketujuh, yang mendo-minasi pelayanannya yang berpuluh-pu-luh tahun kepada pergerakan ini. Seba-gai seorang anak misionaris, dan men-jadi misionaris, dan sebagai pemimpin konferens, uni konferens, divisi, dan ge-reja Advent sedunia, fokus Wilson pada proklamasi pekabaran malaikat ketiga—dalam Wahyu 14 yang menandai keda-tangan Yesus kembali—merupakan yang paling penting.

Ia “berdiri sebagai menara kebe-naran di tengah padang belantara kepu-tusasaan dan ia membawa pengharapan ke hati kita,” kata C. D. Brooks, yang di-sebut Wilson sebagai penginjil uni kon-ferens. Brooks berkata Wilson disukai dalam komunitas Afrika-Amerika atas pendirian terhadap rasisme dan untuk

kerukunan di dalam pergerakan Advent.“Orangtua kami adalah orangtua

yang hebat, dan kami diberkati dibesar-kan dalam rumah tangga Kristen,” kata Pdt. Ted N.C Wilson, putra Neal Wilson dan Ketua General Conference saat ini. Sambil mengatakan keyakinan teguh yang sama-sama dianutnya bersama ayahnya dalam ajaran Alkitab tentang kebangkitan orang benar pada keda-tangan Yesus yang kedua kali, Wilson berkata dengan yakin, “Saya akan meli-hat ayah saya lagi.”

Adventist World Radio Mengadakan Pertemuan Advisory se-Asia-Pasifik

Lima belas negara di wilayah Asia ■Pasifik dihadirkan pada pertemuan ad-visory sekali dalam lima tahuna Adven-tist World Radio (AWR), tanggal 22 dan 23 Februari, di pulau Batam Indonesia.

Wilayah Asia Pasifik terdiri dari tiga divisi sedunia, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: Southern Asia Pacific Di-vision (SSD), dengan kantor pusat di Fi-lipina; Northern Asia-Pacific Division (NSD), Korea Selatan; dan Southern Asia Division (SUD), India.

Yang hadir pada acara yang berlang-sung selama dua hari ini adalah para di-rektur komunikasi, para Direktur Studio AWR, dan para produser program. Para penyaji pada advisory ini termasuk Dowell Chow, Ketua AWR Sedunia; Greg Scott, Wakil Ketua AWR; Kent Sharpe, Wakil Ketua AWR untuk keu-angan; Claude Richli, direktur untuk pe-masaran dan Associate Publisher Adven-tist Review dan majalah Adventist World;

atas: PENGHORMATAN KELUARGA: Shirley Wilson Anderson, kiri, seorang profe-sor di Walla Walla University, dan Pendeta Ted N.C. Wilson, kanan, Ketua General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, berbicara pada tanggal 19 Ja-nuari 2011, di acara peringatan ayah mereka, Mantan Ketua GC, Neal C. Wilson,

yang tutup usia tanggal 14 Desember 2010. Kiri: Sampul Adventist Review.

AN

se

L

oL

iV

eR

/A

NN

05 - 2011 | Adventist World 5

Page 6: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

dan dua anggota dewan AWR, Dyane Pergerson dan Don Martin.

Jonathan Wagiran, Direktur AWR Asia Pasifik; dan Anniston Mathews, Direktur Program AWR, mengatur aca-ra itu dan membuat presentasi.

AWR menggunakan frekuensi radio gelombang pendek sebagai medianya, dan melibatkan media lain, seperti inter-net, podcast, iTunes, dan jaringan sosial, seperti facebook dan twitter.

Greg Scott menekankan pentingnya menuruti hukum hak cipta. Pada topik ini Don Martin menekankan bahwa “para produser siaran harus ekstra hati-hati dengan menggunakan bahan-bahan hak cipta dengan izin dan penghargaan yang benar.”

Informasi tentang ketersediaan dana diberikan oleh Kent Sharpe, untuk me-netapkan proyek baru bagi kemajuan pelayanan AWR.

Wagiran memberikan laporan luas tentang kemajuan AWR di wilayah Asia Pasifik dan menguraikan rencana-ren-cananya di masa mendatang. Selama sesi tersebut diumumkan bahwa Indo-nesia masuk urutan kedua setelah Ame-rika Serikat dalam penggunaan jaringan sosial seperti facebook, yang dapat dili-batkan dalam penyebarluasan program AWR yang dengan mudah diakses mela-lui telepon genggam.—Dilaporkan oleh Samuel Simorangkir, Divisi Asia Pasifik Selatan.

Digerakkan oleh fokus untuk mengembangkan pendidikan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Inter-Amerika, para ketua dan wakil ketua dari insitusi pendidikan

tinggi, juga para ketua dewan yang mengawasi, bertemu untuk acara puncak khusus meninjau fungsi-fungsi yang mengatur, ma-najemen, dan prosedur evaluasi bagi universitas-universitas di 13 universitas di wilayah itu.

Lebih dari 70 para pemimpin pendidikan bertemu untuk memperbarui komitmen mereka pada pendidikan Kristen saat berkumpul di kampus Universitas Central American Adventist di Alajuela, Costa Rica, tanggal 2 dan 3 Maret 2011.

l a p O r a N s e D u N i a

Secara khusus meninjau fungsi dan prosedur untuk 13 universitasOleh Libna Stevens, Asisten Direktur Komunikasi Divisi Inter-Amerika, melaporkan dari Alajuela, Costa Rica

Di DivisiInter-Amerika,

Para Pemimpin Berfokus pada Pengembangan Institusi Pendidikan

“Pertemuan ini merupakan langkah pertama untuk menetap-kan praktik manajemen yang baik sebagaimana yang diperkenal-kan oleh para pengurus institusi kita,” kata Gamaliel Florez, di-rektur pendidikan bagi gereja di Inter-Amerika.

Para pengurus universitas bisa melihat dengan jelas peran dan tugas dari masing-masing dewan atau badan pengawas dan fung-si-fungsi sebagai manajer dari institusi semacam itu, jelas Florez, yang bergabung dengan tim pembicara dari Kantor Pusat Divisi Inter-Amerika (IAD).

“Dewan harus mengetahui peran mereka untuk mengawasi dan bukan mengatur langsung,” tambah Florez. “Dalam cara yang sama, para pengurus diingatkan bahwa fungsi mereka adalah un-tuk melaksanakan tugas-tugas administratif mereka tanpa me-nyentuh bidang-bidang yang ditetapkan untuk dijalankan dewan pengawas.”

Masing-masing institusi Advent di IAD diawasi oleh dewan atau badan pengawas dari uni konferensnya masing-masing. Satu-satunya pengecualian adalah Montemorelos University di Meksiko Utara, yang dikelola oleh divisi.

Para pemimpin universitas juga menetapkan parameter untuk mengevaluasi institusi-institusi dengan mengidentifikasi praktik administrasi yang paling efisien bekerja di institusi-institusi me-

s s D P H o T o

SEMINAR AWR: Para delegasi dari 15 negara menghadiri seminar Adventist World Radio di Indonesia.

Pekerjaan Gereja

6 Adventist World | 05 - 2011

Page 7: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

reka.Semua itu adalah bagian dari satu proses untuk memaju-

kan pendidikan Advent bagi hampir 17.000 siswa yang terdaf-tar di 13 universitas Advent dan satu perguruan tinggi di In-ter-Amerika, kata Florez pada pertemuan itu.

Memajukan manajemen institusi bukan satu-satunya fokus dari pertemuan itu tetapi merupakan satu kesempatan bagi para pemimpin untuk melakukan komitmen ulang memben-tuk orang muda bertumbuh secara rohani, agar mereka dapat memenuhi rencana yang Allah sediakan bagi mereka.

“Anda tidak diajak untuk mempertanyakan filosofis pendi-dikan Kristen Advent,” kata Florez, “tetapi untuk menjamin bahwa institusi yang dipercayakan kepada Anda dapat terus memenuhi misinya. Institusi-institusi kita harus dijaga dari pengaruh negatif yang dapat mengganggu keyakinan siswa atau menghindarkan mereka dari keselamatan.”

Ini tentang menyediakan satu pendidikan yang memben-tuk profesional-profesional yang sesuai untuk bekerja di la-dang pengetahuan mereka, jelas Florez. “Apakah universitas-universitas kita memusatkan pendidikan bagi dunia ini dan bagi kekekalan? Apakah kita sedang membantu para siswa un-tuk mempelajari persekutuan yang lebih dekat dengan Allah? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi bagian dari

evaluasi menyeluruh dari institusi-institusi kita,” ia menam-bahkan.

Para pemimpin mengambil keputusan pada pernyataan komitmen “mempromosikan reformasi dan kebangunan ro-hani di semua universitas kita, menempatkan Kitab Suci di tempat utama, norma-norma kebenaran yang sempurna, se-bagai sumber segala pengetahuan, dan doa sebagai alat mem-perkuat kerohanian,” di tengah pernyataan lainnya.

Penguatan kerohanian adalah yang difokuskan para pe-mimpin universitas sambil memimpin institusi mereka pada hari-hari aktivitas kebangunan rohani yang khusus di kampus mereka pada bulan April.

Pertemuan itu diakhiri dengan acara yang menghormati para pemimpin universitas atas tahun-tahun pelayanan me-reka di pendidikan Kristen Advent.

Para pembicara yang memimpin selama acara spesial itu termasuk Lowell Cooper, Wakil Ketua Gereja Advent Sedunia, dan dari Divisi Inter-Amerika: Israel Leito, ketua; Elie Henry, sekretaris eksekutif; Filiberto Verduzco, bendahara; Myrna Costa, wakil ketua; Gamaliel Florez, direktur pendidikan; Efrain Velasquez, dekan akademis seminari teologi; dan Ekel Collins, wakil ketua urusan kemahasiswaan di Montemorelos University.

Secara khusus meninjau fungsi dan prosedur untuk 13 universitasOleh Libna Stevens, Asisten Direktur Komunikasi Divisi Inter-Amerika, melaporkan dari Alajuela, Costa Rica

Para Pemimpin Berfokus pada Pengembangan Institusi Pendidikan

PERTEMUAN PARA PENGURUS: Para pengurus universitas dari seluruh Divisi Inter-Amerika mengadakan pertemuan berfokuskan memajukan praktik manajemen institusi pendidikan tinggi. Pertemuan itu diadakan di Central American Adventist University di Alajuela, Costa Rica, tanggal 2 dan 3 Maret 2011.

Jo

NA

TH

AN

A

RG

uM

eD

o/

iA

D

05 - 2011 | Adventist World 7

Page 8: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

pa N O r a m a s e D u N i a

Salah satu yang paling mendasar dari keyakinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang men-colok, berdasar pada Kitab Suci,

adalah kepercayaan dalam kebebasan memilih. Kebebasan memilih benar-be-nar merupakan tema pusat dari perti-kaian besar antara kebaikan dan kejahat-an. Menjangkau jauh kembali pada sebe-lum permulaan waktu. Sistem pemerin-tahan Allah selalu berdasarkan pada karakter-Nya; lagipula, “Allah itu kasih” (1 Yoh. 4:8). Penurutan apa pun yang di-paksakan atau karena takut, itu berten-tangan dengan prinsip-prinsip Allah. Iblis menyerang dasar sistem pemerin-tahan Allah dengan menyatakan bahwa tidak ada yang menyembah Allah karena kasih, hanya karena takut. Jadi Allah me-naruh pohon pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden, menyediakan kebebasan memilih bagi manusia—pilihan untuk menuruti Dia atau tidak.

Setelah orangtua pertama kita terbu-juk memilih kepemimpinan Setan, maka sebagai akibatnya mereka kehilangan ke-kuasaan untuk memilih. Tidak ada jalan kembali kepada keadaan sempurna pe-nurutan penuh kasih kepada Allah. Ini-siatifnya harus berasal dari luar. Allah memiliki satu solusi. Sebelum penciptaan bumi, Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus telah merumuskan rencana keselamatan, di mana Yesus yang akan mengambil tempat kita. Jadi Kristus da-

tang ke dunia ini dan menjalani satu ke-hidupan menurut yang tulus kepada Ba-pa-Nya, membuktikan kesalahan pernya-taan Setan bahwa hukum kasih Allah ti-dak dapat dituruti. Kemudian Ia mati bagi kita dan membayar harga bagi dosa-dosa kita agar kita sekali lagi dapat me-miliki kekuatan memilih.

Pekerjaan Kristus bagi keselamatan kita tidak berakhir dengan kematian-Nya di salib. Ia sedang mengantarai kita seka-rang di bait suci surgawi. Penghakiman penyelidikan mulai di tahun 1844 (Da-niel 8:14) berkisar di seputar pilihan, se-bagai catatan untuk masing-masing indi-vidu dalam menurut atau melawan Allah sedang dilaksanakan.

Hati Harus Ada di DalamnyaInilah sebabnya mengapa komunitas

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh de-ngan giat mempromosikan perlindungan hak-hak keagamaan semua orang. Kita ingin melindungi hak setiap orang untuk membuat keputusan bagi Allah. Tentu saja, kita tidak ingin melindungi hal-hal yang tidak pantas yang sama sekali me-nentang hukum Allah, tetapi kita ingin semua orang sanggup memiliki pilihan mempercayai Allah yang penuh kasih dan kuasa yang telah menyediakan kese-lamatan bagi masing-masing kita. Se-mentara kita mengharapkan semua orang mengetahui dan mengasihi Allah dari Kitab Suci, kita tidak memaksakan ini kepada siapa pun. Memaksa seseo-rang melakukan hal-hal baik sekalipun menentang kehendak Allah dan bermain di tengah kebohongan Setan tentang Allah. Allah harus dituruti karena kasih. Inilah intisari kebebasan beragama itu.

Di sebagian besar tempat orang-

orang biasanya berpikir bahwa kebebas-an beribadah itu adalah satu hal yang baik. Sebagian besar orang akan berkata bahwa mereka percaya kepada kebebasan beragama. Ketika mengunjungi berbagai negara di mana kebebasan hati nurani diizinkan, saya berterima kasih kepada para pegawai pemerintahan atas kebe-basan beragama yang disediakan bagi warganya, mengindikasikan bahwa prin-sip ini adalah dasar dari masyarakat dan bangsa yang kuat. Tetapi aplikasi dari prinsip ini seringkali sangat berbeda.

Di beberapa tempat di mana dulunya tidak ada penekanan keagamaan diizin-kan, pemandangan politiknya telah beru-bah, hanya untuk digantikan oleh agama dominan yang mungkin memusuhi agama lain. Sepertinya beberapa orang menginginkan kebebasan beragama bagi diri mereka sendiri tetapi bukan untuk orang lain. Penerapan selektif bagi kebe-basan beragama ini adalah sesuatu yang harus diwaspadai oleh orang Advent dan jangan pernah merasa bersalah karena-nya, sekalipun kita bertumbuh dalam jumlah dan dalam pengaruh.

Sambil memandang kepada sejarah masa lalu, kita bisa melihat bahwa kapan pun agama dan politik erat berkaitan, ada potensi untuk penyalahgunaan. Se-ringkali bilamana organisasi agama yang berkuasa memiliki akses kepada penga-ruh politik dan sosial, ada potensi me-ngurangi kebebasan pribadi bagi mereka yang mungkin tidak berada dalam pihak mayoritas. Itulah sebabnya penting bagi masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia secara terus-menerus mengambil inisiatif untuk mengakrab-kan kepercayaan-kepercayaan yang kita miliki dan kebutuhan bagi kebebasan

ted N. c. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference.

MemilihKebebasan Oleh Ted N. C. Wilson

Yesus mati untuk membela hak kita dalam

memilih

Pekerjaan Gereja

8 Adventist World | 05 - 2011

Page 9: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

beragama kepada pemerintahan setem-pat dan nasional, para pemimpin sipil, organisasi-organisasi gereja lain, dan para pemimpin bisnis.

Ini harus lebih jauh daripada hanya satu daftar kepercayaan, dan harus me-nyertakan pendekatan kita kepada kehi-dupan sebagai para penganjur kebebasan hati nurani. Ketika orang mendapat gambaran yang lebih baik tentang siapa orang Advent itu, pemerintah-pemerin-tah, organisasi-organisasi agama lain, dan para pemimpin di berbagai bidang aktivitas akan mampu melihat bahwa orang Advent bukanlah semacam kelom-pok aneh yang tidak harmonis tetapi adalah orang yang memiliki kesejahte-raan manusia di hatinya, dan bahwa kita berkomitmen untuk membangun masya-rakat dan bangsa. Dengan cara ini seruan kita untuk kebebasan beragama akan jauh lebih baik dipahami dan diterima.

Mengetahui siapa KitaThe Public Affairs and Religious Liber-

ty Department (PARL) atau departemen urusan publik dan kebebasan beragama dari General Conference memproduksi bahan-bahan dan pekerjaan yang bagus dengan teratur untuk membangkitkan

kewaspadaan tentang permasalahan ke-bebasan beragama di seluruh dunia de-ngan mempengaruhi para pemimpin yang bijak. Akan tetapi ini tidaklah cu-kup. Kita memerlukan setiap orang Ad-vent untuk mengerti, terlibat di dalam-nya, dan mempromosikan permasalahan kebebasan beragama dan kebebasan hati nurani. Kita semua harus mengkomuni-kasikan pemahaman kita bahwa kehi-dupan adalah satu karunia yang menca-kup segalanya, diciptakan oleh Allah, melibatkan segi fisik, mental, sosial, dan spiritual dalam kehidupan kita.

Dari semua bangsa di bumi, masya-rakat Gereja Masehi Advent Hari Ketu-juh haruslah yang paling bersahabat dan paling giat dalam memperlihatkan siapa diri kita, apa kita ini, apa pendirian kita, dan bagaimana kita bisa membantu mendirikan satu masyarakat yang positif. Ke mana pun kita, harus mencari kesem-patan untuk bergaul dengan orang tanpa meninggalkan kepercayaan-kepercayaan kita yang berbeda dalam cara apa pun. Meskipun kita tidak percaya kepada eku-menisme, kita harus mencari kesem-patan untuk bekerja bersama orang da-lam membantu mereka membuat kepu-tusan-keputusan yang baik. Sambil berte-

man kita akan di-minta menjelaskan kepercayaan kita yang berbeda dan pilihan pola hidup kita. Ini akan menyediakan kesempatan bagi kita untuk menjelaskan diri sendiri, dan membantu orang un-tuk mengetahui siapa kita ini dan mengapa kita menganjurkan kebebasan beragama sedemikian rupa.

Kita akan memi-liki kesempatan untuk membagikan iman kita secara pribadi dan membagikan ba-caan Kristen, terma-suk buku yang bagus The Great Controver-sy, di mana penulis-nya, Ellen White, mengindikasikan ke-inginannya agar buku inilah yang paling ba-

nyak disebarluaskan daripada bukunya yang lain. Buku yang istimewa ini secara dramatis memperlihatkan pentingnya kebebasan beragama dan kebutuhan un-tuk membuat pilihan-pilihan yang benar dalam mengikuti Allah. Mengapa tidak membaca ulang buku ini, tahun ini, da-lam menyiapkan program penyebarluas-annya di tahun 2012 dan 2013?

Sekalipun di tempat-tempat di mana kebebasan beragama dipraktikkan selalu ada ancaman kehilangan apa yang tidak dihargai dan tidak dianggap penting. Ini-lah sebabnya kewaspadaan yang konstan merupakan harga dari kebebasan beraga-ma. Kebebasan beragama tidak hanya is-timewa bagi orang Advent—itu adalah sesuatu yang secara unik dimenangkan oleh masyarakat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bagi sebagian besar di du-nia.

Memperlihatkan siapa KitaSeorang teman saya memiliki sebuah

tanda yang bertuliskan, “Selalu Kabarkan Injil—Bila Diperlukan, Gunakan Fir-man.” Menjadi seorang Advent itu lebih memiliki arti yang dalam dari sekadar memiliki sekumpulan kepercayaan atau satu pola hidup pilihan. Pada akhirnya

G A b R i e L L A f A b b R i

05 - 2011 | Adventist World 9

Page 10: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

pa N O r a m a s e D u N i a

ini tentang hubungan pribadi kita dengan Allah dan perlakuan kita kepada orang lain. Ini tentang pilihan-pilihan yang kita buat yang pada akhirnya menempatkan kita seu-tuhnya di tangan Allah bila kita membiar-kan Dia bekerja di dalam diri kita melalui Roh Kudus. Kita harus dengan jelas mema-hami bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia, dan sepenuhnya tergantung dan berutang pada Allah yang penuh kasih dan kuasa yang tidak hanya menciptakan kita te-tapi juga menebus kita. Apabila ini terjadi, kehidupan kita tidak memiliki pendekatan mekanis, legalistik pada iman kita. Akan te-tapi kehidupan kita akan berdinamika yang dipenuhi dengan Roh karena rasa syukur kita dan penyerahan seutuhnya kepada Allah.

Ada ungkapan: “Ada lebih banyak agama dalam sepotong roti daripada yang mungkin dipikirkan oleh seseorang.” Ketika kita membagikan sepotong roti kepada tetangga, atau membantu kebutuhan dasar seseorang, seseorang yang ada dalam penjara, seseo-rang yang memiliki masalah di rumah me-reka atau dalam pernikahan mereka—di mana pun itu, bila kita secara aktual mem-bantu orang, di situlah kita dengan kuat memberitahu dunia siapakah gerangan ma-syarakat Gereja Advent Hari Ketujuh itu.

Memenangkan KebebasanSekalipun kini kita memenangkan kebe-

basan beragama, kita mengetahui dari nu-buatan bahwa di suatu masa kelak sejumlah faktor akan muncul bersamaan yang akan mulai membatasi kebebasan beragama di se-luruh dunia. Akan tetapi, kita masih harus optimis tentang masa depan, karena kita mengetahui akhir dari kisah itu. Alkitab me-yakinkan kita tentang nasib nubuatan bagi umat Allah. Ketika saya membaca buku-bu-ku seperti The Great Controversy, saya me-ngetahui bahwa gereja Allah akan bertahan sampai akhir, dan bahwa Allah menaruh tangan-Nya ke atas gereja-Nya.

Saat kita menjaga dan memenangkan karunia indah kebebasan beragama, mari kita gunakan kebebasan itu untuk menga-rahkan orang kepada Pemberi kebebasan, Allah yang penuh kasih dan ajaib.

SebuahOne Day Church

Pekerjaan Gereja

Dalam satu komunitas kecil di luar Choluteca, Honduras, satu

bangunan One Day Church yang terbuat dari kerangka besi baja, tiang-tiang baja, dan atap dari baja berdiri tegak di atas lantai beton. Jemaatnya terlalu miskin untuk menambahkan dinding-dinding, tetapi hal itu tidak menghentikan mereka dari menggunakan gereja sebagai pusat bagi pelayanan anak selama liburan Natal tahun lalu.

Tim Proyek Keluarga Natal Maranatha 2010 ada di sana untuk membantu membangun sebuah sekolah baru dengan 900 murid. Meskipun aktivitas bangunan sedang berlangsung di sekeliling mereka, sekelompok pengajar Vacation Bible School (VBS) menghabiskan sebagian besar waktu setiap harinya mengadakan serial petualangan Christmas VBS bagi anak-anak di komunitas setempat.

Tujuh puluh lima anak berjalan menuju One Day Church pada satu petang. Mereka pastilah telah menyebarluaskan “kabar baik” itu karena yang hadir dengan cepat bertambah menjadi lebih dari 200 anak pada hari-hari berikutnya.

Keluarga-keluarga setempat bergabung dengan para sukarelawan dari Kanada, Australia, New Zealand, dan Amerika Serikat untuk menyampaikan cerita-cerita Alkitab secara langsung, mengajarkan praktik-praktik sehat mendasar, dan membantu anak-anak membentuk rantai doa untuk mengisi tiang-tiang baja gereja itu.

Pada petang terakhir gereja itu dipadati dengan anak-anak yang bernyanyi dengan begitu nyaring sehingga seluruh kota datang untuk mendengarkan. Anak-anak membuat potongan-potongan gambar malaikat dari kertas, memberikan mahkota yang terang, dan menyanyikan tentang surga dengan sungguh-sungguh sehingga membuat air mata semua orang bercucuran.

Tim itu telah menyediakan hadiah hanya untuk 200 anak, tetapi lebih dari 230 anak muncul pada pertemuan terakhir. Para relawan remaja bertanya apa yang harus mereka lakukan, dan salah satu relawan dewasa berkata, “Ingatkah bagaimana Yesus memberkati ikan dan roti? Mari kita minta Dia untuk memberkati kantong-kantong hadiahnya!”

Ketika ke-200 kantong telah dibagi-bagikan, dua kantong tambahan yang terisi dengan lebih banyak kantong hadiah muncul—beberapa bertanda “anak laki-laki,” dan yang lain bertanda “anak perempuan.” Semua anak yang berjumlah 230 itu menerima kantong hadiah hari itu, dan masih banyak sisa.

Dan rantai doanya? Rantai yang sudah selesai hampir dua kali mengelilingi gereja, masing-masing mata rantai berisi doa khusus:

“Allah, bantu mamaku supaya sembuh.”“Terima kasih karena telah membawa teman-teman baru ke kotaku.”“Yesus, bawalah aku pulang segera—seperti hari ini!”Program One Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi

Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Insiatif One Day Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepadamu tiap bulan dari “tukang cerita” Maranatha, Dick Duerksen.

10 Adventist World | 05 - 2011

Page 11: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Tetangga Anda memiliki pengeta-huan yang baik; obat saja bukan satu-satunya aspek penanganan

darah tinggi. Sangat penting menerap-kan perubahan gaya hidup yang me-nyertakan diet yang menyehatkan, me-melihara berat badan ideal, olahraga ter-atur, dan tanpa tembakau atau alkohol.

Tekanan darah tinggi merupakan masalah yang umum. Kira-kira 1 milyar penduduk di seluruh dunia memiliki te-kanan darah yang tinggi, dan angka ini diproyeksikan pada kenaikan hampir 1,6 milyar di tahun 2025. Ini memperlihat-kan kenaikan yang cepat terhadap kon-disi yang berbahaya ini. Tekanan darah tinggi bertanggung jawab di seluruh du-nia atas 7,6 juta kematian dari jantung dan penyakit pembuluh darah setiap ta-hunnya.

Tekanan darah dihasilkan oleh inter-aksi jantung yang memompa darah me-lalui pembuluh-pembuluh darah dan berbagai fase dari proses ini, sebagai-mana oleh arteri-arteri dan vena-vena yang dengan ajaibnya diciptakan. Ada dua angka yang digunakan untuk meng-ukur tekanan darah: angka yang di atas, atau bacaan sistolik, dan angka yang di bawah, atau bacaan diastolik. Tekanan diastolik dihasilkan oleh aksi pompa jantung (kontraksi ventrikel), yang men-dorong darah masuk ke seluruh pembu-luh darah tubuh. Ini mencerminkan kerja yang jantung lakukan untuk me-melihara kehidupan. Tekanan diastolik mencerminkan turunnya tekanan ketika jantung beristirahat selama diastol (fase istirahat) dan terisi kembali dengan da-rah antara tiap denyut jantung. Tekanan ini tergantung pada struktur otot, teru-tama arteri yang kecil (arteriol atau pembuluh darah resistan), yang mem-bantu mempertahankan aliran darah.

Penting meninjau dan mengetahui

angka yang menetapkan tekanan darah normal dan kapan intervensi diperlukan untuk menaikkan bacaan tekanan da-rah. Ada empat kategori angka:

Normal—di bawah 120/801. Prahipertensi—Sistolik 120-2. 139, atau diastolik 80-89.Tahap 1 Hipertensi—sistolik 3. 140-159, atau diastolik 90-99Tahap 2 Hipertensi—sistolik 4. 160 atau lebih tinggi, atau dias-tolik 100 atau lebih tinggi

Mengetahui angka tekanan darah Anda itu penting karena masing-masing kategori memiliki rekomendasi untuk langkah-langkah yang perlu diambil mengenai penanganannya, mulai de-ngan perubahan gaya hidup untuk pra hipertensi dan pengobatan yang diper-lukan.

Tekanan darah tinggi dikenal seba-gai “silent killer” (pembunuh diam-di-am) karena seringkali tidak ada gejala-gejalanya. Oleh karena itu penting me-ngetahui angkanya.

Diet dan HipertensiPertanyaan Anda tentang diet itu

ada kaitannya dan penting. Sebagai-mana telah disebutkan tadi, tekanan da-rah tinggi itu sudah semakin sering ter-jadi. Dalam populasi yang terdiri seba-gian besar dari negara-negara industri, tekanan darah tinggi meningkat secara dramatis seiring usia. Namun beberapa kelompok termasuk vegetarian ketat yang dietnya terutama terdiri dari pro-duk sayuran dan rendah asupan garam (sodium), memperlihatkan tidak adanya kenaikan dalam insiden tekanan darah pada penuaan.

Hubungan dari hipertensi yang membaik dan diet sekarang ini secara luas telah dipelajari. Pola diet yang ter-bukti menurunkan tekanan darah dite-

kankan pada buah-buahan dan sayuran dan produk susu rendah lemak. Selain itu, termasuk padi-padian utuh, kacang-kacangan, dan minyak sayur tak jenuh. Hasil terbaik diperoleh bila asupan ga-ram dibatasi juga (1,2 gram atau 1.200 miligram per hari). Dalam satu peneli-tian klasik Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) menyertakan unggas dan ikan, meskipun ini bisa de-ngan aman ditiadakan. Minuman-mi-numan mengandung gula dan manisan tidak dianjurkan.

Para pasien yang mengikuti DASH dan diet serupa lainnya memiliki pe-ngendalian tekanan darah yang lebih baik, dan bila pengobatan diperlukan—sebagaimana sering terjadi—maka itu lebih efektif dan dosis dapat diturunkan.

Pesan yang harus dicamkan adalah bahwa pengobatan saja bukan satu pe-nanganan yang memadai bagi hipertensi tanpa intervensi gaya hidup, dan lang-kah-langkah diet itu sangatlah penting dalam pendekatan secara keseluruhan.

Referensi: New England Journal of Medicine, 3 Juni 2010, hlm. 2102-2112.

K E S E H A T A N S E D U N I A

allan r. Handysides, M.B., Ch.B., FRCPC, FRCSC, FACOG, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

peter N. landless, M.B., B.Ch., M.Med., F.C.P.(SA), F.A.C.C., adalah Direktur Eksekutif ICPA dan Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan GC.

Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

Saya didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, dan dokter saya memberikan pengobatan. Tekanan darah saya seperti-nya membaik dan lebih terkendali. Salah seorang tetangga makan siang bersama saya baru-baru ini dan prihatin dengan diet saya. Tentu saja saya dapat memakan apa saja yang saya inginkan jika saya sedang menjalani pengobatan dan tekanan darah membaik?

Hipertensi

05 - 2011 | Adventist World 11

Page 12: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

R E N U N G A N

Benda-benda itu kelihatan tidak menarik, kasar dan jelek—tidak ada yang perlu ditulis.

Seorang pegawai pabrik in-dustri yang kami kunjungi menyekop-nya ke dalam sebuah tong yang besar. Kemudian ia menambahkan pasir, abu kayu, dan air, dan menutup tong itu ra-pat-rapat. Ia menekan sebuah tombol, dan goyangan tong itu pun mulai. Tong itu bergoyang, berputar, dan berbelok. Suaranya menyakitkan telinga namun membuat penasaran. Puluhan tong ber-gerak dan bergoncang di pabrik itu, dan saat kami memandang dari tempat

Batu-batu Permata yang Dijungkirbalikkan dan Gereja

Melihat perubahan dari sebuah batu jelek menjadi batu permata yang halus mengingatkan saya secara visual tentang gereja. Bukan bangunan, bukan satu or-ganisasi, tetapi satu komunitas orang-orang percaya dari segala latar belakang kehidupan dengan etnis dan ras yang berbeda-beda. Ada sisi-sisi kasar dari setiap orang, dan mereka semua mene-mukan dirinya bercampur baur bersa-ma—dalam gereja.

Dibesarkan di Black Forest Jerman, yang diberkati dengan hujan salju yang

Menghaluskan Sisi-sisi yang KasarApakah saudara-saudari Anda yang

duduk di sebelah Anda di gereja, ka-dang-kadang suka menyinggung pera-saan Anda? Apakah Anda mendapati diri menghela napas ketika melihat nama tertentu dalam buletin (“dia lagi, dia lagi!”)? Apakah kesenangan seseo-rang dalam teologi di gereja menyebab-kan Anda menarik napas dalam? Saya yakin sebagian besar kita pernah mera-sakan emosi-emosi ini, sekalipun kita senang menjadi bagian dari gereja Allah di akhir zaman dan merasa mengabdi pada misi Gereja Masehi Advent Hari

tinggi yang menguntungkan, tidak ada yang mengisyaratkan kandungan indah dalam tong-tong ini. Ya, batu-batu itu kelihatan tidak menarik, kasar, dan jelek ketika masuk ke dalam tong, tetapi saat melihat tong lain dibuka setelah ber-minggu-minggu dalam gerakan yang konstan, perubahannya mengejutkan. Setelah tertutupi oleh debu dan lumpur, muncullah batu-batu berharga paling menakjubkan. Tigereye, rose quartz, am-ethyst (batu kecubung), batu akik, jas-per, dan puluhan lainnya, pinggiran ka-sarnya hilang, bulat dan bersinar, de-ngan hati-hati dipilah-pilah menurut ukuran dan kualitas. Warna merah muda, biru tua, putih, merah, hijau tiba-tiba terasa menerangi ruangan itu.1

besar, sebagai seorang remaja saya suka main ski lintas daerah dan bergabung dengan satu klub. Semua orang dalam klub suka bermain ski lintas daerah dan bersedia berlatih keras untuk melaku-kan pertandingan yang baik. Namun de-mikian, gereja tidak seperti sebuah klub. Tetapi—Kitab Suci menggunakan kiasan ini (Ef. 1:5, 17; 2:18, 19)—seperti kelu-arga. Bayangkan saja pemain ski yang ti-dak menyukai pelatihnya atau beberapa dari rekan pemainnya. Mereka bisa ber-henti begitu saja dari klub dan menemu-kan klub lain yang mereka sukai. Dalam satu keluarga (juga dalam gereja) kita ti-dak memiliki pilihan ini. Kita adalah ba-gian dari sesuatu yang lebih besar yang tidak dibangun menurut rasa suka dan tidak suka kita.

PinggiranKasar

Bagaikan Alat Allah yang Mengejutkan

yang

Oleh Gerald A. Klingbeil

12 Adventist World | 05 - 2011

Page 13: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Ketujuh. Akan tetapi konflik, sakit hati yang kecil maupun yang besar kelihat-annya menjadi bagian dari keluarga (dan gereja) di seluruh dunia. Secara alamiah kita ini tidak tertuju kepada Allah tetapi berpusat pada diri sendiri dan manusia.

Perjanjian Baru berisi sejumlah ce-rita yang mencerminkan konflik di awal gereja. Dalam beberapa kasus ketegang-an-ketegangan ini mungkin akibat dari kepribadian-kepribadian yang bermasa-lah atau perasaan direndahkan oleh se-seorang (lihat Kisah. 15:37-40; 13:13 mengenai Yohanes Markus). Di lain waktu konflik disebabkan oleh perbe-daan-perbedaan teologi. Kisah 15 me-ngatakan bahwa dewan Yerusalem per-tama disertai dengan banyak sekali dis-kusi dan argumen (ribut dan bertentangan).2 Akan tetapi ada satu ki-sah yang menyoroti sedikit tentang pro-ses menghaluskan yang menjadi bagian dari menjadi gereja.

Ingat Petrus di Antiokhia dan perse-lisihannya dengan Paulus? Kitab Suci menyediakan hanya sekilas ke dalam episode yang tak menyenangkan dari konflik di Galatia 2:11-14. Kesimpulan-nya dalam catatan suci mengingatkan kita bahwa tidak seorang pun yang sem-purna—tidak Petrus, tidak Paulus, tidak juga Anda dan saya. Komentar Ellen White tentang kisah ini menyoroti satu alur umum dalam konflik-konflik ge-reja, di mana posisi kepemimpinan (pada setiap tingkatan) dapat mengarah pada ego yang menggelembung dan perspektif yang melengkung:; “Sejarah dari menyimpangnya [Petrus] dari prin-sip yang benar berlaku sebagai satu peri-ngatan serius bagi orang-orang yang be-rada dalam posisi yang dipercayai dalam pekerjaan Allah, agar mereka tidak ga-gal dalam integritasnya, tetapi dengan teguh taat pada prinsip.”3

Ketika Petrus mengubah kebiasaan-

nya makan bersama orang-orang kafir yang percaya karena tekanan saudara-saudara dari Yerusalem, Paulus tidak da-pat tinggal diam dan “menentang” (lihat ayat 11)4 Petrus. Istilah Yunani yang di-gunakan di sini kuat: Yakobus 4:7 meng-gunakan istilah yang sama yang mende-sak orang-orang Kristen untuk “mela-wan kejahatan.” Bagaimanakah Petrus menerimanya? Galatia tidak memberi-tahu cerita selengkapnya. Paulus meng-gunakan kesempatan ini untuk sekali lagi mengangkat Injil, kabar baik kesela-matan oleh kasih karunia. Saya bayang-kan Petrus memahaminya—dan berto-bat. Ia siap menerima kritikan. Ia adalah bagian dari “tong” besar yang disebut gereja yang berisi “batu-batu semi ber-harga” dengan pinggir-pinggir yang ka-sar dan keras.

Pekerjaan Allah MenghaluskanTatkala merenungkan pekerjaan

Allah dalam menghaluskan pinggir-pinggir kehidupan saya (dan gereja-Nya) yang kasar, saya telah memungut sejumlah pelajaran dari Kitab Suci yang juga bisa berguna bagi orang-orang Ad-vent di abad kedua puluh satu.

1. Kerendahan hati adalah bahan kandungan yang utama bagi “tong” ge-reja itu. Yesus Sendiri mengundang kita untuk belajar dari Dia yang adalah le-mah lembut dan “rendah hati” (Mat. 11:29).5 Petrus sendiri mengajak kita untuk “tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkan-lah dirimu seorang terhadap yang lain” (1 Pet. 5:5). Kerendahan hati adalah se-perti balsem mujarab ketika ujung-ujung yang tajam menyebabkan luka, dan merupakan cara yang sempurna se-kalipun untuk kritikan langsung.

2. Pengakuan terhadap kesalahan dan pertobatan tidak datang dengan mudah, tetapi perlu menjadi bagian dari kehidupan gereja kita. Ketika kritikan diajukan dalam kerendahan hati dan menurut prinsip Kitab Suci, sudah wak-tunya berkata, “Saya bersalah; tolong maafkan saya.” Ketegangan antara sau-dara dan saudari dapat terluka kadang-kadang, tetapi pada akhirnya harus membawa kita lebih dekat satu sama lain.

3. Menurut garis pedoman Yesus da-lam Matius 18:15-20, konflik dan dosa di dalam gereja memerlukan pende-

katan solusi dengan banyak cara. Men-dekati seorang saudara secara langsung akan memberikan hasil yang lebih baik daripada pertikaian di hadapan umum. Akan tetapi ada prinsip lain yang me-merlukan perhatian: dosa yang dilaku-kan di hadapan umum juga memerlu-kan teguran dan resolusi di hadapan umum. Paulus berhadapan muka de-ngan Petrus “di hadapan mereka semua” (Gal. 2:14), karena ini mengenai perma-salahan teologi yang penting yang me-nyangkut seluruh gereja.

4. Sejajar dengan ilustrasi tong tadi, penting mengingat bahwa di balik ping-giran yang kasar itu, sudut-sudut yang keras, tingkah laku yang seringkali me-ngecewakan, dan banyak gangguan kecil dan besar lainnya terletak sesuatu yang berharga—seorang saudara atau saudari, yang dijadikan dalam gambar Allah dan ditebus oleh darah Yesus, seseorang yang melebihi keindahan dan nilai dari batu permata yang indah. Paulus yang tak mengenal takut itu, yang jarang memperhalus kata ketika ia melihat per-lunya tindakan tegas, mengingatkan kita tentang satu prinsip penting dalam Fili-pi 2:3: “dengan tidak mencari kepen-tingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan ren-dah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sen-diri.”

Itu adalah nasihat yang baik untuk “tong” gereja yang senantiasa bergerak dan terus berputar.

1 The Mineral World,owned by Topstone, in Simonstown, dekat Capetown, Afrika Selatan, sangat cocok dikunjungi. Singgah secara online di www.scratchpatch.co.za/index.html dan www.topstones.co.za/index.html dan baca tentang proses menakjubkan menjungkir balikkan batu-batu permata.2 Istilah Yunani dalam Kisah 15:2 bahwa diterjemahkan NKJV sebagai “dispute=perselisihan” dapat juga diterjemahkan sebagai “kontroversi, debat, diskusi.”3 Ellen G. White, The Acts of the Apostles, hlm. 199.4 Ayat edisi Bahasa Inggris diambil dari New Internasional Version.5 Versi Bahasa Inggris (lowly in heart) lain diterjemahkan “humble” (NIV, NASB, NRSV).

Gerald a. Klingbeil ada-lah seorang associate editor majalah Adventist World dan tinggal ber-

sama istrinya, Chantal, dan ketiga putri mereka di Silver Spring, Maryland, AS.

Ge

RA

LD

K

Li

NG

be

iL

/D

iG

iT

AL

Ly

M

oD

if

ie

D

05 - 2011 | Adventist World 13

Page 14: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

K E H I D U P A N A D V E N T

Beberapa waktu yang lalu, tanggung jawab kerja mem-bawa saya ke Hongkong selama tiga minggu. Saya seo-rang profesor teologi, dan saya diundang untuk menga-

jar satu kelas tentang empat Injil kepada sekelompok pendeta Cina. Dua pengalaman dari kunjungan itu menarik perhatian saya pada realitas yang lebih dalam tentang pergumulan an-tara kebaikan dan kejahatan yang terjadi di sekitar kita.

sebuah Rumah AllahPada Sabat terakhir di Hongkong saya diundang untuk

berkhotbah di Filipino Adventist Church. Hongkong itu me-gah, jadi saya membayangkan sebuah bangunan gereja yang menarik dengan fasilitas fungsional yang memadai. Kenyata-annya agak berbeda. Jalan yang kami lewati adalah blok apar-temen yang sederhana di mana ruangan pertemuannya—nyaris tidak lebih besar dari ruang tamu saya. Sekitar 70 orang, yang sebagian besar adalah wanita, duduk berdekatan bersama-sama. Sekolah Sabat baru saja dimulai.

Setelah mengambil tempat duduk, saya disambut dengan senyuman-senyuman hangat dan jabatan tangan. Pelajarannya dipimpin oleh seorang pemimpin awam. Para jemaatnya telah belajar dengan baik, dan diskusinya bersemangat dan bersifat pribadi. Saya memperhatikan bahwa beberapa orang berli-nang air mata. Kehidupan tidak mudah bagi mereka. Banyak orang telah meninggalkan keluarga di pedesaan untuk mene-mukan pekerjaan—yang seringkali sangat meletihkan—agar mereka dapat memperoleh uang untuk dikirim ke rumah. Me-lihat ke sekeliling ruangan, pada orang-orang terkasih ini, saya nyaris mencucurkan air mata.

Setelah kebaktian kami makan siang bersama. Makanan-nya sederhana tetapi enak. Kemudian saya akan bebas kembali ke kamar tamu untuk beristirahat, tetapi beberapa orang me-minta saya tinggal untuk program siang. Meskipun istirahat kedengarannya menyenangkan, saya putuskan untuk tinggal.

Waktunya sudah pukul 1:57 siang, dan acara siang pun se-gera mulai. Tiba-tiba saya menyadari bahwa sebagai pembi-cara tamu, saya mungkin diminta untuk berkhotbah kembali. Pikiran saya mulai mengolah kembali salah satu khotbah-khotbah saya belakangan ini—dan waktunya tepat sekali. Pada pukul 2:00 acaranya mulai dengan doa dan lagu; pemimpin-nya kemudian mengumumkan bahwa waktu akan diserahkan kepada saya.

Saya berkhotbah dari Injil Matius tentang kasih Allah, dan sekali lagi saya melihat orang-orang menangis. Kemudian kami belajar Alkitab tentang kehidupan Kristus.

Acaranya mungkin sudah selesai sekarang, saya pikir, te-tapi sekali lagi pemimpin acara mengumumkan bahwa waktu akan diserahkan kembali kepada saya. Saya benar-benar tidak siap. Diam-diam saya berdoa dan berkata bahwa kami akan mengadakan sesi tanya jawab. Ini diikuti dengan sebuah khot-bah tentang nubuatan. Lalu kami bernyanyi, berdoa, dan me-nutup pertemuan itu.

Sekarang sudah malam, dan salah satu anggota menyertai saya ke penginapan. Satu jam perjalanan jauhnya.

“Apakah kau akan pulang ke rumah?” saya bertanya ketika

AllahRumahdanRumah

Tersesatyang

Betapakontras!

Oleh Kim Papaioannou

14 Adventist World | 05 - 2011

Page 15: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

sudah tiba di tujuan. “Tidak,” jawabnya. “Saya akan kembali ke gereja.”

Tiba-tiba saya menyadari bahwa bagi orang-orang ini, ge-reja bukanlah sesuatu yang mereka lakukan di luar kebiasaan sekali seminggu. Gereja adalah tempat berteduh bagi mereka. Mereka menjalani kehidupan yang sulit, seringkali dalam keadaan-keadaan yang menantang. Gereja adalah rumah me reka—tempat di mana mereka diterima dan dikasihi, di mana mereka merasa menjadi bagian dari keluarga Allah yang luas dan indah. Mereka datang dengan keletihan, kadang-kadang patah hati, tetapi pergi dengan kerohanian yang sudah diper-barui dengan keberanian baru untuk menghadapi minggu yang baru.

Saya mengenang kembali hari yang lalu. Saya telah meng-khotbahkan tiga khotbah. Dalam satu hal saya merasa kele-tihan, namun saya juga merasa disegarkan kembali—secara rohani disegarkan kembali dan diperkuat. Saya telah merasa-kan kehadiran Allah dalam kasih, kebaikan, dan pengalaman rohani yang dalam dari saudara saudari dalam Kristus ini yang baru pertama kalinya saya jumpai. Kunjungan gereja ini benar-benar merupakan pengalaman satu rumah Allah.

sebuah Rumah orang yang sesatPagi berikutnya seorang pendeta setempat membawa saya

untuk mengunjungi Macau, yang dikenal atas arsitektur masa penjajahan Portugis yang indah dan banyaknya kasino. Ketika pertama kali tiba, para penjaja menjejali kami dengan sele-baran dan voucher untuk kasino-kasinonya. Kemudian kami memperhatikan sebaris bus yang menawarkan tumpangan gratis menuju kota. Tumpangan gratis kedengarannya mena-rik, jadi kami naik ke satu bus dan beberapa menit kemudian diturunkan di depan sebuah kasino. Kami memutuskan ma-suk hanya untuk melihat seperti apa di dalam dan menemu-kan tempat untuk makan.

Teman pendeta saya itu bersama saya telah diberikan dua voucher bernilai total 30 dolar AS. Segera setelah masuk ke tempat itu, seorang wanita mendekat dan kami telah dipilih secara acak untuk menerima sebuah hadiah. Ia memberikan kami dua amplop. Di dalamnya ada nilai yang sebanding de-ngan 150 dolar AS beserta voucher-voucher. Kami berdua se-karang memiliki voucher senilai 180 dolar AS. Jelas mereka menginginkan kami tinggal dan berjudi. Sebagai gantinya, kami menggunakan voucher-voucher itu untuk membeli ma-kanan vegetarian di restoran Jepang di kasino itu. Kami juga mengambil kesempatan untuk mengunjungi juru masaknya dan membagikan pekabaran Injil kepadanya.

Kembali di lobi hotel, segala sesuatu berkilau dalam keme-wahan, lantai, dekorasinya, dinding-dindingnya, ruang yang luas. Sekelompok penyanyi berkeliling di gang-gang memikat para tamu dengan musik Asia-Latin. Kami memperhatikan sebuah patung anak sapi emas yang dikelilingi dengan hadiah dan cahaya gemerlap. Pikiran saya segera tertuju pada anak sapi emas di Keluaran 32. Anak sapi ini tidak dipamerkan un-tuk mengenang Keluaran; Tahun Baru Cina akan segera tiba, dan itu akan menjadi Tahun Sapi. Namun kesejajaran dengan

Keluaran 32 terlalu kuat untuk diabaikan.Orang-orang yang sedang berjudi di kasino tampaknya se-

dang menyenangkan diri sendiri. Alkohol dan minuman-mi-numan ringan ditawarkan dengan gratis. Tetapi kendati bebe-rapa orang tertawa dan bergembira, teman pendeta saya ber-sama saya memperhatikan beberapa individu yang tampaknya mengalami kerugian finansial yang besar dan menyakitkan. Beberapa orang, sepertinya, baru saja membuang semua ta-bungannya. Kesedihan tidak pernah jauh-jauh dari sebuah ka-sino, juga potensial untuk kekerasan, saya berpikir pada diri sendiri sembari melihat alat pendeteksi logam di pintu-pintu.

sungguh satu Perbedaan Nyata!Saat itulah ironisnya muncul dalam benak saya. Semua je-

bakan-jebakan ini—voucher-voucher, makanan dan minuman gratis, musik indah, kemerosotan ini—tidak lain merupakan kait untuk menangkap calon korban. Seluruh muslihat ini bu-kan untuk menghibur tetapi untuk memisahkan orang-orang dari uang mereka. Baru satu hari sebelumnya, pada hari Sabat, dalam lingkungan yang bersahaja dari sebuah ruangan kecil di bangunan apartemen yang sederhana, saya merasakan keha-diran Allah. Orang-orang masuk ke bangunan itu terluka te-tapi pergi dengan keadaan sembuh. Akan tetapi, dalam keme-gahan dan kemewahan kasino, banyak orang masuk dalam ke-adaan utuh tetapi pergi dalam keadaan terluka dan sedih.

Sungguh satu perbedaan yang mencolok antara cara-cara Allah dan Setan bekerja. Allah—senantiasa mengasihi, selalu benar—akan bekerja dalam lingkungan mana pun, entah itu miskin atau kaya, untuk menyembuhkan, memberkati, dan memberikan satu kedamaian yang melampaui segala penger-tian. Sebaliknya, Setan adalah seorang yang akhirnya kalah. Tidak memiliki apa pun yang bermakna untuk diberikan, ia fokus pada memuaskan indera dan kemudian menghancur-kan kedamaian dan kesempurnaan. Ia menuntun korban-kor-bannya yang tak sadar menuju kehancuran. Rumah-rumah-nya adalah tempat bagi orang-orang yang kalah dan sakit. Dan mereka ada banyak sekali.

Syukurlah kepada Allah atas kenyataan yang bertentangan ini: atas tempat-tempat ibadah seperti Filipino Adventist Church di Hongkong dan ribuan fasilitas serupa lainnya di se-luruh dunia bagi para anggota kekasih yang mengasihi Tuhan dan orang-orang di sekitar mereka. Selama ada orang-orang dan tempat ibadah seperti ini, maka ada pengharapan bagi dunia ini.

Semoga setiap gereja Advent menjadi satu rumah Allah di mana orang-orang terluka dapat dipulihkan.

Kim papaioannou adalah profesor Perjanjian Baru di Adventist International Institute of Advanced Studies (AIIAS) di Filipina.

05 - 2011 | Adventist World 15

Page 16: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

c e r i ta s a m p u l

Adugnaw Worku membuat presentasi berikut (diringkas) ke-pada para tamatan Southwestern Adventist University di Keene, Texas, Amerika Serikat, pada tanggal 17 Desember 2009.—Editors.

Sungguh satu perbedaan besar yang dapat diberikan oleh pendidikan—terutama pendidikan Kristen!

Sebagian besar tamatan siswa memulai pendidikan mereka di tingkat pertama ketika mereka berusia 6 atau 7 ta-hun. Mereka menyelesaikan sekolah dasar pada umur sekitar 13 atau 14 tahun, dan sekolah menengah atas di usia 18 tahun. Pada umur sekitar 22 atau 23 tahun mereka lulus dari sekolah tinggi. Namun pengalaman saya sendiri selama tahun-tahun pembentukan itu, sangatlah berbeda.

Masa Kanak-kanak di etiopiaPada usia 7 tahun saya menjadi seorang gembala. Saya men-

jelajahi padang rumput yang luas dan perbukitan di pedalaman Etiopia barat laut bersama-sama dengan kambing, domba, sapi, dan beberapa keledai. Ini adalah tugas sehari-hari saya mulai dari fajar menyingsing sampai menjelang malam, sampai saya berumur 12 tahun. Kemudian saya menyerahkan tugas

TanganTerulur

Satu

TanganTerangkat

dan Satu

Pendidikan Advent Telah Membuat Perbedaan

Oleh Adugnaw Worku

16 Adventist World | 05 - 2011

Page 17: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

menggembala kepada adik laki-laki saya dan pindah bekerja di pertanian keluarga. Di sana saya belajar membajak sawah de-ngan sepasang lembu jantan dan menanam, menyiangi, dan menuai. Saya mendapati martabat pekerjaan sejak dini dalam kehidupan dan memikul tanggung jawab yang lebih besar sei-ring berlalunya waktu.

Keluarga kami hidup dari pertanian. Kami menanam segala sesuatu yang kami perlukan untuk bertahan hidup. Pekerjaan-nya berat sekali, dan kami secara harfiah hidup dari hasil keri-ngat kami. Ini bukan masalah pilihan, tetapi masalah bertahan hidup. Karier saya sebagai seorang petani desa berakhir sampai saya berumur 15 tahun.

Peristiwa yang Mengubahkan HidupPada usia 15 tahun saya mengalami kecelakaan berat yang

mengakibatkan saya buta dan cacat di mata kiri. Para ahli peng-obatan di desa saya mencoba membantu dengan obat-obatan tradisional, tetapi tidak ada yang berhasil. Jadi keluarga saya memutuskan untuk mengirim saya ke sebuah rumah sakit mo-dern. Saya berjalan bersama sekelompok pedagang ke rumah sakit terdekat, satu perjalanan yang memerlukan waktu dua hari. Rumah sakit itu kebetulan adalah rumah sakit misi Advent Hari Ketujuh. Keluarga saya dan saya bukanlah orang-orang Advent, tetapi banyak dari sanak keluarga ibu saya adalah orang Advent. Oleh karena itu saya mengetahui sedikit tentang keya-kinan itu.

Ketika saya tiba di halaman misi itu, saya menemukan tiga hal: sebuah gereja, sebuah sekolah, dan sebuah rumah sakit. Falsafah dan praktik membangun sebuah gereja, sebuah seko-lah, dan sebuah pusat kesehatan sudah lama menjadi ciri khas orang-orang Advent Hari Ketujuh sedunia. Begitulah Gereja Advent memulai pekerjaannya di tahun 1860-an dan 1870-an—membangun sebuah gereja, sanitarium, dan sebuah perguruan tinggi di Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat. Praktik ini berakar kuat dalam filosofis Advent tentang mencapai pengem-bangan yang harmonis dari kekuatan rohani, fisik, dan mental.

Oleh sebab itu bukan hal aneh bagi saya menemukan tiga fasili-tas ini di lingkungan misi di Etiopia barat laut sekitar 50 tahun yang lalu.

Sementara berada di sana untuk diobati, saya memperhati-kan para siswa sekolah itu dari dekat. Saya memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan, bagaimana mereka berpakaian, dan bagaimana mereka berperilaku. Saya segera merasakan bahwa mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tidak saya miliki. Secara insting saya mengetahui bahwa pendidikan me-rupakan hal yang berguna untuk masa depan. Dan di sanalah saya yang sudah berumur 15 tahun tak mampu menulis nama sekalipun. Saya seorang petani buta huruf, dan saya mengeta-huinya.

Keinginan untuk bersekolah jadi bertambah besar, dan saya memutuskan untuk mencari jalan untuk bersekolah. Tetapi ada dua masalah besar: saya tidak mendapat izin dari orangtua, dan saya tidak memiliki uang sama sekali. Hanya ada pakaian di ba-dan. Dalam budaya di desa kami, izin dari orangtua itu sangat penting. Orangtua di pedesaan Etiopia mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang cukup besar atas anak-anak mereka. Me-reka yang memilih karier anak-anak mereka, pasangan mereka, agama mereka, dan tempat tinggal mereka. Tetapi meskipun pe-mikiran tentang menentang keinginan orangtua sangat membe-bani saya, keinginan besar saya untuk bersekolah lebih besar lagi.

Allah Menjawab Doa seorang Anak MudaTidak adanya izin dari orangtua dan uang tampaknya meru-

pakan masalah yang tak dapat diatasi, dan pada masa-masa itu saya tidak mengetahui bagaimana berdoa secara resmi. Tetapi saya ingat memberikan doa yang sangat singkat berulang kali: “Allah, tolong bantu saya.” “Allah, tolong bantu saya.” Tuhan

adugnaw Worku adalah kepala perpustakaan di Pacific Union College, Angwin, Kalifornia, Amerika Serikat.

s o u T H w e s T e R N A D V e N T i s T u N i V e R s i T y / C o u R T e s y o f P A C i f i C u N i o N C o L L e G e 05 - 2011 | Adventist World 17

Page 18: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

mendengar doa sederhana itu dan menjawabnya secara ajaib. Pada usia 15 tahun saya menjadi seorang anak kelas satu yang bangga di tengah tahun sekolah. Saya sangat senang dan ber-syukur, dan saya masih menganggap saat itu adalah kelahiran saya yang kedua.

Waktu itu saya berumur 20 tahun ketika mengenal Allah yang mengasihi dan mengampuni dan bergabung dengan Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh melalui baptisan. Saya belajar di kelas Alkitab dan di Sekolah Sabat dan gereja bahwa Allah pribadi ini memiliki pengharapan dan standar yang sangat tinggi, tetapi Ia tidak pernah mengusir seorang berdosa yang bertobat dari hadapan-Nya. Ia mengampuni dan berkata, “Per-gilah, dan jangan berdosa lagi,” tetapi Ia tidak pernah berkata, “Pergilah jauh-jauh.” Tidak pernah! Penemuan itu telah mem-berikan arah, makna, tujuan, kedamaian, dan stabilitas dalam hidup saya.

bantuan dari Para MisionarisPada usia 22 tahun saya lulus dari kelas delapan—peringkat

pertama di kelas saya dan di pemerintah setelah mengikuti ujian nasional. Itu tidak terlalu buruk bagi seorang anak petani! Tahun yang sama saya bertemu dengan satu keluarga misionaris Amerika yang baik dari Kalifornia selatan di dalam lingkungan misi itu, dan mereka membawa saya masuk ke rumahnya seba-gai salah satu anggota keluarga mereka sendiri. Dr. Harvey Heidinger adalah dokter medis di rumah sakit itu. Saudari ipar-nya, Carolyn Stuyvesant, adalah seorang perawat. Elizabeth Heidinger, istri Dr. Heidinger adalah “mama” kami di rumah.

Keluarga misionaris ini meninggalkan kenyamanan dan ke-senangan di Kalifornia selatan dan mengadakan perjalanan me-nuju pos misi terdepan di Etiopia barat laut itu di mana hanya ada sedikit fasilitas. Saya begitu bersyukur mereka melakukan-nya, karena mereka telah mengubah hidup saya. Mereka mem-biayai pendidikan saya, juga pendidikan saudara-saudara saya, sampai ke perguruan tinggi. Dan sungguh suatu perbedaan be-sar telah diberikan pendidikan pada umumnya—dan pendi-dikan Kristen khususnya—dalam kehidupan kami! Sebagai-

mana sebagian besar orang, saya mengukur keberhasilan saya dalam hidup oleh tingginya saya mendaki. Tetapi saya tidak pernah melupakan kedalaman asal muasal saya. Penggolongan ini telah membuat rasa syukur saya bahkan lebih dalam dan le-bih besar kepada Allah dan kepada orang-orang saleh.

Terimakasih kepada para misionaris yang murah hati itu, saya jadi bisa bersekolah di sebuah sekolah akademi Advent berasrama selama empat tahun, dan lulus peringkat pertama di kelas dan sebagai ketua kelas di usia 25 tahun. Setelah sekolah menengah atas didaftarkan di Avondale College di Australia. Saya lulus dari sana pada usia 30 tahun dan kemudian ke Uni-versitas Andrews di Berrien Spring, Michigan, Amerika Serikat, untuk sekolah tingkat sarjana. Jadi saya adalah produk keluar masuk pendidikan Advent. Dan saya tidak hanya bersyukur ka-renanya, tetapi juga bangga dengan hal itu. Mungkin kelihatan-nya saya terlambat untuk segala sesuatu, tetapi pada akhirnya saya melewati semua itu. Saya menikah di usia 36 tahun dan menjadi seorang ayah pada usia 40 tahun. Yah, apa boleh buat? Sebut saja saya seorang yang lambat berkembang.

Manfaat-manfaat Pendidikan AdventGereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengerahkan banyak

sekali sumber daya keuangan, manusia, dan bahan untuk men-didik anak mudanya. Menyediakan kesempatan bagi anak muda untuk menemukan Allah pribadi dalam lingkungan yang aman dan mendukung, di mana mereka dapat mempelajari dan mengungkap permasalahan hidup mendasar dalam kehidupan. Tujuan dari pendidikan Kristen adalah membantu anak-anak muda menemukan Allah pribadi yang mengasihi, mengampuni dan mengembangkan iman yang tak tergoyahkan di dalam Dia. Juga untuk membantu pemuda kita mengembangkan talenta-talenta mereka yang diberikan Allah dalam cara Kristen Advent yang berbeda, dan kemudian melayani Allah dan umat manu-sia.

Dalam bukunya Education, Ellen G. White dengan jelas me-nyatakan misi sekolah-sekolah Advent. Ia menulis: “Pendidikan yang benar berarti lebih dari sekadar mengikuti satu mata pela-

c e r i ta s a m p u l

18 Adventist World | 05 - 2011

Page 19: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

jaran tertentu. Tetapi berarti lebih dari satu persiapan bagi kehi-dupan yang sekarang. Ada kaitannya dengan keseluruhan diri, dan dengan seluruh periode keberadaan yang mungkin bagi manusia. Itu adalah satu perkembangan harmonis dari keku-atan fisik, mental, dan rohani. Mempersiapkan siswa bagi suka-cita pelayanan di dunia ini dan untuk sukacita yang lebih tinggi dari pelayanan yang lebih agung di dunia yang akan datang.”1 Beberapa lembar berikutnya ia menambahkan: “Adalah hasil dari pendidikan sejati... melatih pemuda untuk menjadi pemi-kir, dan bukan sekadar mengungkapkan pemikiran orang lain.”2 Dirangkumkan dalam pernyataan ini adalah pemikiran bulat dan renungan tentang pendidikan, kasih kepada Allah dan se-sama manusia, dan pelayanan bagi keduanya. Inilah alasan ke-beradaan sekolah-sekolah Advent dan mengapa gereja menge-luarkan begitu banyak sumber daya untuk mengelolanya.

integritas yang Tak berkompromiSekali lagi dalam buku Education, Ellen White menggam-

barkan tujuan penting lain dari sekolah-sekolah Advent: “Kebu-tuhan terbesar dunia adalah kebutuhan akan [pria dan wa-nita]... yang tidak akan dapat diperjualbelikan, [pria dan wa-nita] yang dalam batinnya jujur dan tulus,... [pria dan wanita] yang kata hatinya tertuju pada tugas sebagaimana jarum dengan lubangnya, [pria dan wanita] yang akan berdiri bagi kebenaran meskipun langit runtuh. Tetapi tabiat seperti itu tidak terjadi se-cara kebetulan. Satu tabiat yang mulia adalah hasil dari mendi-siplin diri... [dan] penyerahan diri bagi pelayanan kepada Allah dan [umat manusia].”3

Apakah Anda mempunyai integritas pribadi yang tak tergo-yahkan? Jika memang demikian, pastikan menyertakannya da-lam data diri Anda. Para pegawai berpotensi dan komite pene-rimaan sekolah akan menerima Anda dengan sungguh-sung-guh dan kemungkinan besar akan memberi keputusan sesuai keinginan Anda. Dunia sangat membutuhkan pria dan wanita yang memiliki integritas pribadi yang tak tergoyahkan. Krisis ekonomi sekarang ini di Amerika Serikat yang telah membuat jutaan penduduk menganggur dan tuna wisma disebabkan oleh

pria dan wanita yang berpendidikan baik yang meme-gang gelar dari lembaga-lembaga pendidikan bergengsi

tetapi hanya memiliki sedikit integritas.Penelitian-penelitian tentang penipuan bisnis eceran di

Amerika Serikat menyatakan jutaan dolar kerugian setiap ta-hunnya melalui pencurian.4 Dan 60 persen dari pencuri itu di-lakukan oleh para pegawai.5 Lebih dari 30 persen dari bisnis-bisnis baru gagal karena ketidakjujuran pegawai.6 Tragisnya, semua ini bukanlah kejadian-kejadian yang tersendiri.

semua Anak-anak AllahSekolah-sekolah Advent mengajarkan bahwa kita semua

adalah anak-anak Allah. Jika kita menerima Allah sebagai Bapa kita, maka kita tidak dapat memilih siapa yang menjadi sau-dara dan saudari kita. Anda adalah saudara saya, dan saya ada-lah saudara Anda, tidak peduli siapa kita, atau dari mana asal kita. Kita tidak selalu menghidupkan cita-cita tinggi ini, tetapi itulah cita-cita kita. Itulah sebabnya para misionaris menyebe-rangi lautan dan membantu orang-orang di belahan bumi lain. Saya adalah contoh hidup dari kasih persaudaraan seperti itu.

Banyak ilmuwan, juga Alkitab, memberitahu kita bahwa hanya ada satu ras manusia, tidak banyak. Kita orang-orang Advent menerimanya satu langkah lebih jauh dan menegaskan bahwa kita semua adalah anak-anak Allah, dan oleh sebab itu bersaudara. Dan karena itu, kita adalah penjaga saudara-sau-dara kita. Allah akan selalu bertanya kepada kita, “Di manakah saudaramu? Di manakah saudarimu?” Apa pun yang kita laku-kan pada anak-anak-Nya yang “hina” ini, maka Ia akan meng-anggapnya telah dilakukan pada-Nya.

Saya telah menerjemahkan 102 lagu anak-anak dari bahasa Inggris ke bahasa Etiopia, dan saya ada tiga kesukaan saya. La-gunya adalah “Jesus Loves Me,” “Jesus Loves the Little Children,” dan “This Little Light of Mine.” Lagu-lagu ini bukan hanya un-tuk anak-anak; pesannya untuk sepanjang masa dan bagi se-mua orang di segala usia dan ras. Itulah yang kita ajarkan di sekolah-sekolah kita.

belajar Tidak Pernah berakhirBelajar itu tidak berakhir saat kelulusan dari sekolah, atau

bahkan dari sekolah sarjana. Itu adalah satu proses seumur hi-dup. Sebagai orang-orang Kristen Advent, kita percaya bahwa kehidupan ini merupakan satu latihan bagi kehidupan yang akan datang, dan yang sama pada keduanya adalah belajar. Se-panjang kehidupan ini—dan kekekalan—kita belajar tentang Allah, alam semesta-Nya yang luas dan rumit, dan diri kita sendiri. Para pelajar seumur hidup percaya bahwa mendapat-kan pengetahuan baru dan memperoleh keahlian baru itu ber-guna. Lagipula, secara praktis ini bernilai. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa pekerja di antara usia 18 dan 38 tahun akan berubah pekerjaan sekitar rata-rata 10 kali.7

Jadi jangan pernah berhenti belajar. Para pelajar seumur hi-dup akan dilayani dengan baik di dunia yang senantiasa beru-bah ini.

1 Ellen G. White, Education, hlm. 13.2 Idem, hlm. 17.3 Idem, hlm. 57.4 http://ezinarticles.com/?Employee-Theft-Higher-in-the-United-States&id=5406092.5 Ww.Ipinnovations.com/page/16-incident_resolution/?utm_campaign=Employee-Theft-Incidents-PPC&utm_source=adwords&gclid=CLrfrprwkacCFYnd4AodZCxMbg.6 www.quickbackgroundchecks.com/blog/tag/employee-background-check7 http://careerplanning.about.com/b/2006/07/28/how-often-do-people-change-careers.htm

05 - 2011 | Adventist World 19

Page 20: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Banyak orang Kristen sekarang ini memikirkan hukum dalam pe-ngertian penghakiman dan hu-

kuman yang diakibatkan dari ketidakme-nurutan. Sayangnya, kita jadi lupa untuk mencintai hukum itu!

Sebagai mazmur terpanjang dalam Alkitab, Mazmur 119 bukanlah tentang kasih Allah atau bahkan kesucian-Nya, tetapi didedikasikan untuk menyukai hu-kum Allah. Kegembiraan ini mencermin-kan hasil perenungan pada kata pengan-tar dari Sepuluh Hukum: “Akulah TU-HAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat per-budakan” (Kel. 20:2). Meskipun sering dilewatkan, ayat pengantar ini menentu-kan sifat dari rangkaian hukum Allah ini. Maksud dari hukum ini bukanlah penu-rutan pada raja lalim yang keras, atau menyenangkan dewa yang berubah-ubah. Tetapi, Allah Sendiri memberikan alasan utama bagi pemeliharaan hukum-Nya: rasa syukur pribadi atas penebusan-Nya.

Buku Ulangan (Deuteronomy) mem-perluas dan menguraikan secara rinci Se-puluh Hukum dalam bentuk khotbah. Kata “Deuteronomy” berarti “hukum ke-dua,” tetapi dalam Bahasa Ibrani, buku itu sebenarnya mengacu pada “instruksi” (atau Torah). Setiap tujuh tahun, Bangsa Israel membaca seluruh buku bersama-sama (Ul. 31:10-13). Bahkan yang lebih penting, Ulangan 17:14-20 menyuruh se-tiap raja, sebagai perwakilan/ atau tela-dan bangsa, untuk menulis sendiri selu-ruh salinan hukum itu pada permulaan pemerintahannya. Ayat ini memperlihat-kan dengan jelas empat alasan utama pentingnya hukum Allah.

1. Penurutan adalah respons rasa syukur bagi kelepasan—“Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan ke-padamu oleh TUHAN, Allahmu,... maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kau angkat atasmu.... Apabila ia [raja itu] duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hu-kum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi” (Ul. 17:14-18). Pemeliharaan oleh Allah tetap memben-tuk fondasi bagi penurutan; negeri dan kerajaan itu sendiri didapatkan hanya melalui pekerjaan Allah. Hukum itu menggambarkan satu perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Memang, seluruh buku Ulangan disusun seperti banyak perjanjian politik di masa itu, mulai de-ngan menceritakan kembali semua per-tolongan yang Suzerain (Allah) lakukan bagi para budak (Israel) dalam melepas-kan mereka (dari Mesir), dan kemudian menetapkan ketentuan-ketentuan perjan-jian sebagai satu respons rasa syukur. Da-lam Perjanjian Baru juga, Yesus mengi-ngatkan para murid-Nya bahwa penu-rutan kepada hukum Allah erat kaitan-nya dengan kasih kepada Dia; Ia berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15).

2. Melalui perenungan akan Fir-man Allah, Allah menyanggupkan kita untuk menurut—“Itulah [salinan hu-kum yang ditulisnya] yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membaca-nya seumur hidupnya untuk belajar ta-kut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya” (Ul. 17:19). Merenungkan instruksi Allah terjadi sebelum penurutan. Melalui waktu yang digunakan dalam Firman Allah, Allah menyanggupkan sang raja untuk menuruti hukum. Sejak permu-laan, umat Allah selalu merupakan orang-orang yang memelihara hukum-Nya sementara hatinya berhubungan dengan Dia. Allah Sendiri berjanji me-nyunat hati mereka, agar mereka bisa mengikuti peraturan-Nya (Ul. 30:6). Jadi, Sepuluh Hukum dapat dibaca seba-gai 10 janji (mis., “[Aku berjanji] kau ti-dak akan menyembah allah lain di ha-dapan-Ku”). Yesus mengulangi prinsip ini dalam Perjanjian Baru dengan me-nyebut diri-Nya sendiri pokok anggur dan para pengikut-Nya sebagai ranting-ranting, yang akan menghasilkan buah hanya bila mereka tinggal di dalam Dia, dan Ia membentuk mereka ke dalam gambar-Nya (Yoh. 15:1-8).

a. rahel schafer adalah seorang mahasiswa Ph.D dalam pelajaran Alkitab dan teologi di Wheaton College. Ia bersama

suaminya, Kirk, suka mendaki gunung, dan memimpin kelompok pemuda gereja.

Oh,PA S A L 1 9

KucintaiBetapa

Oleh A. Rahel Schafer

20 Adventist World | 05 - 2011

Page 21: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

telah dicemari oleh umat-Nya di ha-dapan dunia, Allah berjanji memberi-kan hati yang baru kepada umat-Nya, dan menyebabkan mereka berjalan di jalan-jalan-Nya (Yeh. 36:22). Dalam cara yang sama, sudut pandang kita pada hu-kum Allah harus mencakup arti kosmik dari penurutan kita. Bila kita menuruti hukum Allah, yang merupakan pantul-

an dari tabiat-Nya, maka kita adalah seorang saksi kepada alam semesta bahwa Allah kita itu setia, adil, dan benar (Mat. 5:16; Rm. 7:12; Ibr. 8:8-10; 1 Yoh. 5:2, 3).

Orang-orang Kristen se-harusnya tidak fokus pada kesulitan-kesulitan menu-ruti hukum Allah, tetapi de-ngan semangat mencari se-gala cara yang mungkin me-nunjukkan rasa syukur kita kepada Juruselamat kita. Ti-dak ada harapan menuruti

hukum dengan kekuatan sendiri, tetapi kita telah ditebus oleh darah Anak Domba, dan sedang diubahkan menurut gambar Kristus oleh Roh Kudus. Hu-kum melindungi kita dari perbudakan dosa, dan bahkan menyediakan banyak kesempatan untuk bersaksi dan mem-bawa kehormatan bagi nama Allah. Gantinya memandang hukum sebagai persyaratan yang membebani bagi kese-lamatan, kita bisa dengan sukacita men-ceritakan bagaimana Allah telah mele-paskan kita dari dosa, dan bahwa mela-yani Dia itu merupakan satu keistime-waan bagi kita.

“Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari” (Mzm. 119:97).

Prinsip-prinsip besar hukum Allah tercakup dalam Sepuluh Hukum dan diperlihatkan dalam kehidupan Kristus. Hukum itu mengekspresikan kasih, kehendak, dan maksud Allah mengenai perilaku dan hubungan manusia dan mengikat semua orang di segala usia. Aturan-aturan ini merupakan dasar dari perjanjian Allah dengan umat-Nya dan standar dalam penghakiman Allah. Melalui perwakilan Roh Kudus, hukum menunjukkan dosa dan membangkitkan satu pe-ngertian terhadap kebutuhan akan Juruselamat. Keselamatan itu dari kasih karunia dan bukan dari perbuatan, tetapi buahnya adalah penurutan kepada hukum. Penurutan ini mengembang-kan tabiat Kristen dan menimbulkan satu pemahaman tentang kesejahteraan. Itu adalah bukti dari kasih kita kepada Tuhan dan perhatian kita kepada sesama manusia. Penurutan dari iman memperlihatkan kekuatan Kristus untuk mengubah kehidupan, dan oleh sebab itu memperkuat kesaksian Kristen (Kel. 20: 1-17; Mzm. 40:7, 8; Mat. 22: 36-40; Ul. 28: 1-14; Mat. 5:17-20; Ibr. 8:8-10; Yoh. 15: 7-10; Ef. 2:8-10; 1 Yoh. 5:3; Rm. 8:3, 4; Mzm. 19:7-14).

telah menyimpang dari jalan sempit dan lurus menuju gambar Allah. Dan tidak seperti persyaratan dewa-dewa lain, hu-kum Allah tidak membingungkan atau berubah-ubah (Ul. 30:11-16). Ditulis dalam kepentingan orang lain, hukum melindungi kehidupan dan martabat, hubungan dan hak milik. Jadi, hukum itu tidak menjadi rintangan yang mena-han kita dari menikmati dunia dan ke-senangannya, tetapi merupakan satu pa-gar yang melindungi kita dari dunia dan bahaya-bahayanya.

Sesungguhnya, hukum Allah itu ke-kal dan tidak berubah-ubah. Sepuluh Hukum dikenal sebelum Sinai (mis., Kej. 2:2, 3; 4:8-12; 26:7; 39: 7-9). Meski-pun Paulus bergembira karena ia bebas

Yohanes pewahyu mengulangi bahwa mereka yang mengikut Allah di akhir zaman akan menuruti hukum-Nya (Wahyu 14:12).

4. Reputasi Allah dipertaruh-kan—“agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel” (Ul. 17:20). Akhirnya, menuruti hukum itu tentang memulihkan nama dan tabiat Allah yang telah dinodai oleh dosa-dosa umat-Nya. Bangsa-bangsa di sekitar menghargai dewa-dewa berda-sarkan pada pandangan mereka tentang kemampuan dewanya itu untuk melin-dungi dan memberkati bangsa dan ne-geri mereka. Jadi, demi nama-Nya yang

3. Hukum menyediakan perlin-dungan—“supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya ja-ngan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri” (Ul. 17:20). Hu-kum juga berguna untuk menyatakan kejahatan dosa. Tanpa hukum, manusia tidak akan mengetahui kapan mereka

dari perbudakan hukum di dalam Kris-tus, ia menyamakan kebebasan di dalam Kristus ini dengan perhambaan kepada Allah (Roma 6:15-22). Perhambaan yang dimaksudkan Paulus adalah per-budakan dosa yang mencegah kita dari menuruti hukum, tetapi yang dipatah-kan oleh menerima penurutan sem-purna Kristus untuk kita (Roma 8:3, 4),

Taurat-Mu!

Tauratallah

05 - 2011 | Adventist World 21

Page 22: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Di tahun 1895 James Edson White menghubungi ibu-nya, Ellen G. White, tentang satu kebutuhan khusus. Di kedalaman selatan Amerika ada banyak budak

yang sudah dibebaskan dan keturunan mereka, yang tinggal dalam kemiskinan dan kebodohan. Dengan risiko besar Ed-son mengadakan perjalanan ke selatan untuk membawakan pengajaran rohani dan pengharapan serta memulai pendi-dikan bagi orang-orang hitam Amerika. Ia memproduksi se-buah buku untuk digunakan dalam mengajar membaca, dan kemudian mencari bahan keagamaan untuk mempraktikkan keahlian baru mereka. Buku-buku ibunya memiliki pesan-pe-san rohani yang indah, tetapi bukan bacaan yang mudah, jadi Edson meminta izin darinya untuk mengadaptasi tulisan-tu-lisannya bagi penggunaan semacam itu. Ia menulis:

“Edson, kau bebas memilih bahan dari tulisan-tulisan saya

mas telah menulis Messiah (2002) dan Blessings (2008), para-frasa dari The Desire of Ages dan Thoughts From the Mount of Blessing. Semua ini telah menarik banyak pembaca, tetapi ini bukan satu-satunya pendekatan pada permasalahan ini.

Adaptasi TerkiniDalam mencoba memperkenalkan para pembaca baru ke-

pada pandangan-pandangan ilham Ellen White, selama bebe-rapa dasawarsa terakhir The White Estate telah memproduksi sejumlah adaptasi dari buku-bukunya atas permintaan berba-gai departemen gereja. Menjelang peringatan seratus tahun buku Education, Departemen Pendidikan Divisi Amerika Utara meminta White Estate untuk mengeluarkan edisi baru, menyesuaikan bahasa seperlunya. Hasilnya adalah True Edu-cation, diterbitkan tahun 2000. Sampulnya memberi catatan

R O H N U B U A T

William Fagal adalah Associate Director Ellen G. White Estate di General Conference Masehi Advent Hari Ketujuh, Silver Spring, Maryland, AS.

yang diperlukan untuk traktat dan brosur sederhana yang di-maksud untuk ladang di selatan. Engkau sendiri mungkin bisa menyederhanakan dengan cara yang menurutmu lebih baik” (The Publishing Ministry, hlm. 209). Sebagai jawabannya, ta-hun berikutnya Edson mengeluarkan buku Christ Our Saviour dengan nama Ellen White, di mana ia menyederhanakan be-berapa bahannya tentang kehidupan Kristus supaya mudah dipahami pembaca, termasuk anak-anak, yang tidak bisa de-ngan mudah membaca The Desire of Ages.

Kini kita juga melihat satu kebutuhan khusus. Meskipun banyak orang membaca tulisan-tulisan standar Ellen G. White dengan nyaman dalam ekspresi Bahasa Inggris aslinya, yang lain kesulitan dengan beberapa kata dan bergumul dengan ka-limat-kalimat panjang atau rumit ekspresi bacaan abad kesem-bilan belas. Sebagian orang Advent, terutama orang Advent muda, di Amerika Utara yang membaca tulisan-tulisan Ellen White secara teratur telah berkurang selama bertahun-tahun, dan beberapa orang percaya ini karena kesulitan yang dialami beberapa orang dalam membaca tulisan-tulisan ini.

Parafrasa ModernSatu respons pada masalah ini dengan dibuatnya parafrasa

tulisan-tulisan Ellen White untuk menyampaikan konsep-konsepnya tanpa perlu mengikut kata-katanya. The White Es-tate telah memproduksi A Call to Stand Apart (2002), satu himpunan parafrasa bagi orang dewasa muda, dan Jerry Tho-

bahwa itu adalah adaptasi dari Education, oleh Ellen G. White. Sama halnya, atas permintaan Departemen Kesehatan General Conference, di tahun 2005 White Estate mengeluarkan satu adaptasi yang disebut The Ministry of Health and Healing un-tuk peringatan seratus tahun buku The Ministry of Healing.

Kedua judul ini menyatakan hubungannya dengan karya asli, tetapi seperti semua judul adaptasi, berbeda dari yang asli untuk menjelaskan perbedaannya. Judul-judulnya meniru te-ladan yang ditetapkan hampir 30 tahun lalu dengan pener-bitan Steps to Jesus, satu adaptasi dari Steps to Christ bagi orang muda dan mereka yang kemampuan berbahasa Inggris-nya terbatas.

Adaptasi bukanlah ParafrasaBuku-buku ini bukanlah parafrasa. Karena sebagian besar,

mengikuti karya asli kalimat demi kalimat dan menggunakan sebagian besar kata-kata asli Ellen G. White, meskipun ka-dang-kadang dengan urutan kata yang berbeda. Kata-katanya akan terasa akrab bagi mereka yang mengetahui buku-buku aslinya, tetapi mungkin terbaca lebih halus bagi beberapa orang. Ayat-ayat Alkitabnya dikutip dari New King James Ver-sion.

Conflict Serial baru bagi Kaum RemajaThe White Estate juga sedang mengembangkan satu adap-

tasi lima jilid serial Conflict of the Ages—penyajian Ellen White tentang tema pertikaian besar. Buku-buku itu tak di-sangkal lagi merupakan karya sastra dan sumbangsih teologi-nya yang terbesar bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Sekitar lima tahun yang lalu para pimpinan Departemen Se-kolah Sabat General Conference mengadakan pendekatan pada White Estate dengan satu permintaan untuk menyesuaikan perbendaharaan kata dari Conflict Serial. Mereka sedang me-ngembangkan satu kurikulum baru untuk pelajaran Sekolah

MengadaptasikanEllen WhiteTulisanOleh William Fagal

22 Adventist World | 05 - 2011

Page 23: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Manfaat-manfaat AdaptasiWakil dari The White Estate berharap kelima jilid ini akan

memperkenalkan lebih banyak remaja pada konsep-konsep dan pandangan yang membuka mata yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Ellen White, dan agar ini mendorong mereka berusaha membaca Ellen White yang asli. Menggunakan ba-nyak perbendaharaan kata Ellen White dan New King James Version, jilid-jilid ini menyediakan semacam “langkah maju” ke arah tulisan-tulisan aslinya, membuat peralihan ke arah yang asli lebih mudah.

Manfaat tambahannya adalah bahwa buku-buku ini ter-bukti menarik bagi lebih banyak remaja. Orang dewasa dari berbagai kemampuan membaca telah berespons dengan baik padanya. Lebih jauh, ada minat untuknya dari negara-negara di mana Bahasa Inggris merupakan bahasa kedua dan versi yang lebih mudah akan diterima dengan baik. Di berbagai

Sabat remaja, dan mereka ingin menyertakan bacaan anjuran dari buku-buku Ellen White. “Dapatkah Anda memberikan kami sesuatu yang lebih mudah dibaca?” Tanya mereka. “Kami mendengar orang-orang muda yang berkata mereka kesulitan memahami perbendaharaan kata asli dari Ellen White dan bergumul dengan struktur kalimatnya.”

Perwakilan The White Estate memutuskan untuk menyiap-kan edisi-edisi jilid-jilid ini yang diadaptasi bagi remaja. Titik awal bagi rangkaian yang baru diajukan itu adalah Conflict Se-rial yang disingkat diproduksi awal tahun 1980-an, yang telah berkurang tiap pasalnya sebanyak 40 persen. Jadi jilid-jilid adaptasi itu lebih kecil dari buku-buku asli Ellen White, mem-buatnya lebih menarik bagi para pembaca muda.

Empat dari lima jilid itu sudah dicetak (tersedia di www.adventistbookcenter.com): The Beginning of The End (2007), yang sama dengan Patriarchs and Prophets; Royalty and Ruin (2008), menggantikan Prophets and Kings; Humble Hero (1009) menceritakan kisah Yesus dari The Desire of Ages; dan Unlikely Leaders (2010) sama dengan The Acts of the Apostles. Jilid akhir, berdasar pada The Great Controversy, sedang disi-apkan.

Ellen White Adakah itu suatu kebutuhan?

Pahami Visinya:The Ellen G. White Estate baru-baru ini telah mengeluarkan satu

situs web interaktif baru dan bersahabat (egwwritings.rg) membahas tulisan-tulisan Ellen White dalam Bahasa Inggris asli, adaptasi Inggris modern, Jerman, Perancis, Spanyol, Italia, Portugis, Rusia, Cina, dan Roma. Bahannya tersedia dalam berbagai format termasuk e-book, audiobooks, PDF file, dan lebih banyak lagi. Perangkat yang didukung oleh situs itu termasuk Amazon Kindle, iPad, dan Barnes dan NobleNook. Situs itu juga memberikan aplikasi yang

dapat diunduh untuk iPhone dan iPad. Pilihan media sosial seperti Facebook dan Twitter tersedia untuk dibagikan.

Untuk memperoleh terjemahan perangkat kerasnya (hard-copy) dalam bahasa-bahasa yang belum didukung oleh situs baru, kunjungi http://publishing.gc.adventist.org/publ_houses.html untuk daftar lengkap dari 62 percetakan yang beroperasi di seluruh dunia oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Dalam Bahasa Anda

LAMA DAN BARU: Sebuah adaptasi awal dari buku The Desire of Ages dan hasil adaptasi yang baru se-cara khusus bagi para remaja.

tempat berbeda para pimpinan gereja bisa membeli jilid yang lebih singkat ini lebih ekonomis, dan bahasanya lebih seder-hana dan lebih langsung.

Adaptasi Mengisi satu KebutuhanAdaptasi tidak akan pernah menggantikan yang aslinya, ji-

lid utuhnya. Kekayaan dan kekuatan tulisan-tulisan Ellen White paling baik didapati dalam tulisan-tulisan aslinya, dan gereja tidak bermaksud menggantikannya dengan edisi-edisi lain. Tetapi adaptasi mengisi satu kebutuhan yang akan mem-bantu dan menarik perhatian kepada karya aslinya. Buku-bu-ku itu mengingatkan kita bahwa dalam tulisan-tulisan ini ada nilai tinggi yang tidak boleh kita lewatkan. Semua ini akan membantu satu generasi baru mengetahui dan menghargai tu-lisan-tulisan yang sudah sangat memberkati jutaan orang.

05 - 2011 | Adventist World 23

Page 24: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

P E L A Y A N A N A D V E N T

Divisi Euro-Asia secara geografis adalah wilayah Masehi Advent Hari Ketujuh yang terbesar di

dunia. Terbentang sepanjang hampir se-tengah belahan bumi, dari Eropa Timur ke Samudera Pasifik, dan dari atas ling-karan daerah Kutub utara ke Asia Te-ngah. Jika Anda harus mengadakan per-jalanan sejauh lebar divisi ini, maka An-da harus menyesuaikan jam Anda pada 11 zona waktu yang berbeda-beda!

Euro-Asia terdiri dari 12 negara, ter-masuk negara-negara yang mayoritas Kristen yakni Armenia, Belarus, Geor-gia, Moldova, Rusia, dan Ukraina; dan negara-negara yang mayoritas Muslim, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgystan, Ta-jikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Masing-masing dari negara-negara ini sangat beraneka ragam, dengan cam-puran kelompok etniknya, agama, dan bahasa. Namun mereka memiliki masa lalu yang sama: mereka semua pernah menjadi bagian dari bekas Uni Soviet.

Bangkitnya Komunisme di tahun 1917 menuntun pada hilangnya kebe-basan beragama di wilayah ini. Di tahun 1929 banyak Gereja Advent Hari Ketu-juh disita atau ditutup. Publikasi Advent dilarang dan pertemuan-pertemuan ke-agamaan di rumah-rumah pribadi dila-rang keras.

Ratusan orang Advent ditahan, di-penjarakan, atau dikirim ke kamp kerja paksa karena telah membagikan iman-nya. Beberapa orang bahkan kehilangan nyawa mereka. Di tahun 1938 tidak ada kebaktian jemaat di mana pun di Rusia. Namun para anggota gereja tetap setia kepada Allah.

Ketika komunisme rubuh di tahun 1991, warga negara Soviet mengalami banyak kebebasan baru. Ribuan orang merindukan Allah, dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertumbuh pesat. Namun lonjakan minat pada keagamaan ini segera berkurang saat masyarakat mulai mengadopsi gaya hidup sekular dari Barat.

Kini gereja terus bertumbuh, tetapi kemajuannya lambat. Dari 280 juta pen-duduk di Divisi Euro-Asia, kurang dari 140.000 adalah penganut Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Karena agama sangat dilarang se-lama zaman Soviet, banyak orang per-caya Kristen yang berupa nama saja. Se-dikit orang yang membaca Alkitab. Ate-

isme dan agnotisme kuat. Kekacauan po-litik, inflasi, dan pengangguran menga-kibatkan jutaan orang kecewa dan tidak tertarik pada agama. Namun banyak yang mencari sesuatu yang bersifat ro-hani dan yang tidak akan mengecewa-kan mereka.

Orang Advent di Divisi Euro-Asia sedang menjangkau para pencari ini de-ngan sesuatu yang istimewa. Melalui penginjilan dan jangkauan keluar per-orangan mereka sedang menyentuh hati bagi Yesus.

siberiaDiliputi dengan hutan yang masih

perawan dan padang rumput yang melambai-lambai, Siberia adalah bagian Rusia yang kosong dan luas sampai ke sebelah timur Pegunungan Ural. Kehi-dupan bisa jadi keras di sana, dengan musim dingin yang sangat menggigit. Namun gereja-gereja Advent sedang menarik orang-orang menuju keha-ngatan kasih Allah.

Krasnoyarsk adalah sebuah kota de-ngan sekitar 1 juta penduduk dan hanya lima jemaat Advent. Salah satunya

Anak-anakmembangun

d a n

Di wilayah yang luas dan pe-nuh tantangannya berat

Oleh Laurie Falvo

Olesia

Margeurita

Gereja

24 Adventist World | 05 - 2011

Page 25: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

mengadakan pertemuan dalam sebuah rumah gereja yang sederhana.

Olesia sedang mencari jalan untuk menceritakan Yesus kepada teman-te-man dan tetangganya dan merasa terke-san untuk memulai satu kelompok kecil belajar Alkitab. Ia mengajak Margeurita, yang sudah mengikuti selama satu sete-ngah tahun.

“Inilah keluarga saya,” kata Margeu-rita. “Mereka adalah orang-orang terde-kat bagi saya ... [karena mereka] saya mengetahui Yesus mengasihi saya dan selalu bersama saya.”

Kini Margeurita adalah seorang Ad-vent dan sedang membagikan imannya kepada orang lain.

Pertemuan-pertemuan penginjilan dan kelompok-kelompok kecil seperti yang dimulai Olesia sedang memenang-kan hati bagi Yesus. Tetapi bilamana ke-anggotaan bertambah, tidak ada rumah gereja permanen untuk tempat berga-bung anggota yang baru.

Guillermo Biaggi, Ketua Divisi Euro-Asia, menekankan kurangnya bangunan gereja itu: “Tantangan terbesar kami adalah memiliki lebih banyak kapel di sini di wilayah divisi yang luas ini, agar para anggota gereja dan para tamu dapat menyembah Allah yang benar dan di-siapkan bagi surga.”

Orang percaya di Krasnoyarsk telah membeli sebidang tanah dan telah membuat rencana untuk membangun sebuah gereja.

Daerah lain di Siberia di mana ke-lompok-kelompok kecil dan penginjilan sedang membantu mengembangkan ge-reja adalah Tomsk, satu kota universitas dengan populasi sekitar 500.000. Tetapi hanya ada satu rumah gereja, tersembu-nyi di belakang jalan, mewakili Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di sana. Sekitar 180 orang Advent tinggal dan

beribadah di Tomsk. Sementara gereja rumah kecil itu hanya dapat menam-pung sekitar 90 orang, banyak lagi yang sering berdesak-desakan. Tidak ada lagi tempat bagi anggota yang baru!

Alexander sekarang adalah penatua setempat di rumah gereja di Tomsk. Te-tapi beberapa tahun yang lalu ia beren-cana menimbulkan masalah di jemaat di Tomsk. Karena yakin bahwa itu adalah satu sekte, ia pergi ke gereja dengan te-kad “menyelamatkan” seorang sanak sau dara. Tetapi ternyata tidak terjadi se-perti yang direncanakan.

“Saya datang sebagai musuh ke tem-pat ini; saya datang untuk menciptakan peperangan antara saya dan gereja,” kata Alexander. “Tetapi saya telah memutus-kan untuk mengikuti gaya hidup ini, ka-rena Allah menunjukkan kasih-Nya, se-nyum-Nya kepada saya melalui saudara-saudara ini. Saya terkagum-kagum oleh hubungan-hubungan yang saya kem-bangkan itu.”

Orang Advent di Tomsk telah mem-beli sebidang tanah dan sedang beru-saha membangun sebuah gereja baru yang cukup besar untuk menampung dua jemaat. “Kami benar-benar membu-tuhkan satu bangunan baru dan bagus untuk beribadah yang akan menjadi satu saksi di kota ini agar orang lain da-pat bergabung dengan kami,” kata Alex-ander.

AzerbaijanRepublik Azerbaijan terletak di se-

panjang Laut Caspian di selatan Rusia. Sekitar 8 juta penduduk tinggal di ne-gara ini, tetapi kurang dari 5 persennya adalah orang Kristen, dan hanya sekitar 700 orang yang Advent. Orang-orang Advent beribadah dalam kelompok-ke-lompok kecil dan sedikit gereja-gereja yang tersebar di seluruh negeri itu.

Membagikan iman seseorang di Azerbaijan itu sulit. Kebebasan beraga-manya dibatasi, dan mereka yang meng-anut agama minoritas, atau mengubah kepercayaan mereka, seringkali diani-aya.

Di satu kota, sekitar 300 orang per-caya Advent telah membeli sebuah ba-ngunan yang mereka harap bisa diubah menjadi satu pusat yang membantu ma-syarakat di komunitas mereka. Baru-ba-ru ini mereka menjalankan Good News Cafe dan mengadakan seminar-seminar

pelatihan bagi para anggota. Rencana ke depan termasuk sekolah berbahasa Ing-gris dan sebuah klinik kecil di mana me-reka dapat menyampaikan pekabaran kesehatan. Mereka berharap segera mengadakan pertemuan jemaat Advent kedua di kota mereka.

sesuatu untuk Anak-anakNegara-negara Armenia, Azerbaijan,

dan Georgia membentuk satu wilayah Gereja Advent yang disebut Uni Misi Trans-Caucasus. Lebih dari 16 juta pen-duduk yang tinggal di tiga negara ini, te-tapi hanya 2.000 dari mereka yang Ad-vent. Di seluruh desa tidak ada orang Advent.

Anak-anak di negara-negara ini ti-dak memiliki akses pada bahan-bahan sekolah Sabat dalam bahasa mereka sen-diri. “Sangatlah penting memiliki ba-han-bahan untuk anak-anak, karena ge-nerasi-generasi baru sedang terbentuk sekarang ini,” kata Srego Namoradze, pendeta gereja Advent di Tbilisi, Geor-gia. “Saya bagian dari generasi di Uni Soviet di mana tidak ada bacaan keaga-maan. Kalau tadinya saya punya, mung-kin saya akan bertobat lebih awal. Gene-rasi baru ini harus memiliki bahan-ba-han tentang Alkitab dan Yesus, sebanyak mungkin bahan.”

Gereja di Euro-Asia menghadapi ba-nyak tantangan pada misi. Tetapi peng-injilan perorangan sedang memenang-kan hati bagi Yesus. Ribuan orang da-tang kepada Dia dan ingin sekali mem-bagikan imannya. Tetapi mereka me-merlukan bangunan gereja untuk beri-badah, dan bahan-bahan Sekolah Sabat yang cocok dengan bahasa mereka dan tingkat pengertian mereka. Kita dapat membantu menyediakan sumber daya ini agar lebih banyak orang bisa menge-nal kasih Yesus.

Doa-doa Anda dan dukungan yang bermurah hati dari Persembahan Sabat Ketigabelas dapat membuat perbedaan kekal di Divisi Euro-Asia. Berikanlah dengan murah hati. Untuk informasi le-bih banyak tentang tantangan menjang-kau orang lain bagi Kristus, kunjungi www.AdventistMission.org.

laurie Falvo adalah ma-najer proyek komunikasi untuk Kantor Misi Advent

Alexander

05 - 2011 | Adventist World 25

Page 26: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

p e rta N Ya a N a l K i ta B

P e R T A N yA A N : Apakah dosa telah sama sekali menodai kita? Bagaimanakah dengan ke-mauan bebas kita? Apakah kita tidak bisa memi-lih antara kebaikan dan kejahatan?

Saya tidak dapat menjawab tiga pertanyaan Anda dalam kolom singkat ini. Sebenarnya, topik tentang efek dosa pada kita dan sifat dari kemauan bebas telah dipelajari

dan didiskusikan selama berabad-abad, tanpa kebulatan pemi-kiran. Saya akan bagikan be-berapa gagasan untuk me-rangsang pemikiran Anda. Perkenankan saya mulai de-ngan sebuah paradoks: Alki-tab menganggap bahwa kita memiliki kemauan bebas te-tapi mengajarkan bahwa kita diperbudak oleh dosa. Berpe-ganglah pada paradoks itu dan pikirkan tentang itu.

1. Diperbudak oleh Dosa: Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa secara radikal mengubah sifat ma-nusia. Pusat kemauan dan ra-sional manusia, hati, dinodai: “Betapa liciknya hati, lebih li-cik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: sia-pakah yang dapat mengeta-huinya?” (Yer. 17:9). Kerusak-annya tidak dapat diperbaiki; manusia bukan saja tidak sanggup memahami diri mereka sen-diri, mereka juga menipu diri sendiri. Tidak ada dimensi sifat manusia yang tak tersentuh oleh dosa; oleh sebab itu tidak ada orang yang benar (Roma 3:10) atau secara alami mencari Allah (Mzm. 53: 2,3; Ef. 2:1-3). Dosa adalah satu kondisi manusia. Yesaya menulis: “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis [ini adalah kondisi alamiah kita] dan segala kesalehan kami seperti kain kotor [tindakan kita]” (Yes. 64:6); bahkan yang terbaik dari mereka terkontaminasi oleh kondisi kita yang berdosa. Ada permusuhan alamiah dalam hati manusia mela-wan Allah yang membuat kita tidak mampu berusaha dan me-lakukan yang baik, atau berserah pada kehendak-Nya (Roma 8:7). Kita dikendalikan oleh keinginan mementingkan diri yang penuh dosa dari sifat kita yang sudah bobrok (ayat 6-8). Situasinya sangat menyedihkan karena tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengubahnya (Yer. 13:23). Manusia ada di bawah kekuasaan dosa, dikuasai oleh kelaliman dan barangkali tidak mampu melakukan apa yang mereka ingin lakukan (Ro-ma 6:16; bandingkan 7:18-23). Kemauan bebas?

2. Kondisi Kemauan Bebas: Perkenankan saya memberi-kan Anda satu definisi kemauan bebas yang berlaku (jangan simpan dalam hati!): Kemauan bebas adalah kekuatan untuk memilih, terlepas dari paksaan atau kondisi-kondisi di dalam

maupun di luar, yang tidak dapat kita kendalikan. Jika benar bahwa kita diperbudak oleh dosa, maka sulit berbicara ten-tang kebebasan kemauan. Tetapi bila itulah yang benar-benar terjadi, maka tidak akan mungkin berbicara tentang pertang-gungjawaban kita terhadap tindakan-tindakan kita. Namun doktrin Alkitabiah tentang penghakiman dan balas jasa meng-anggap bahwa kita memiliki kemauan bebas.

Kita boleh berkata bahwa dosa tidak menghapuskan gam-bar Allah di dalam diri kita, dan oleh sebab itu kita memang memiliki kemauan bebas (Roma 3:23). Jika itu bagian dari gambar Allah dan dari kemanusiaan kita, maka kita masih

memilikinya. Tetapi ini harus dengan benar dipahami. Kita memiliki kemauan bebas da-lam satu kondisi yang rusak atau ternoda. Pertanyaannya adalah Seberapa rusakkah itu?

Saya berikan satu saran: Dosa mengarahkan ulang fungsi kemauan bebas dari keputusan-keputusan yang tak mementingkan diri yang akan menguntungkan orang lain kepada pemeliharaan diri. Situasinya sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat kita lakukan dengan hal itu. Kemauan bebas ma-sih di bawah kendali dosa!

3. Allah Bersama Kita: Jika kemauan bebas itu ada-lah satu alat untuk mewujud-kan sifat mementingkan diri

saya, kejahatan saya, maka itu bukanlah kebebasan sama se-kali, dan oleh sebab itu pertanyaan tentang pertanggungja-waban kita tidak dipecahkan. Bagaimanakah kita keluar dari dilema ini? “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7:25).

Setelah kejatuhan, Anak Allah tidak meninggalkan kita (Wahyu 13:8). Sejak saat itu Allah telah bekerja dalam hati manusia, memanggil setiap individu kepada kebebasan sejati dari kuasa dosa. Melalui pekerjaan Roh, Allah telah mencipta-kan keinginan dan kesediaan untuk memilih yang baik di da-lam hati manusia. Kasih karunia Ilahi yang sama ini meliputi planet, mengambil inisiatif, menyentuh setiap individu (Yoha-nes 1:9) dan membangkitkan kemauan bebas, menyanggup-kan manusia memilih Kristus atau bertahan dalam perbu-dakan mereka pada dosa, yang merupakan kondisi alamiah mereka. Pekerjaan Roh yang diam-diam ini membuat kita bertanggung jawab atas keputusan-keputusan kita.

Kebebasan sejati hanya ada di dalam Kristus.

angel manuel rodríguez adalah Direktur Biblical Research Institute di General Conference.

BebasMemilih

OlehAngel Manuel Rodríguez

26 Adventist World | 05 - 2011

Page 27: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

P E L A J A R A N A L K I T A B

Roh Kudus itu merupakan misteri bagi banyak orang Kristen. Mereka bingung tentang siapa Dia dan tentang bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan kita. Tetapi Alkitab sangatlah jelas memberikan identitas Roh Kudus itu. Roh Kudus itu Ilahi, oknum kekal ketiga dari Keallahan. Ia bagian yang sama dari trio surgawi itu sebagaimana Bapa dan Anak (lihat Matius 28:19, 20; Ef. 2:18; 2 Kor. 13:14). Di dalam pelajaran ini kita akan menemukan simbol-simbol dari Roh Kudus ini yang digunakan di seluruh Alkitab.

1. Simbol Roh Kudus apakah yang Yesus sampaikan kepada murid-murid-Nya?“‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan” (Yoh. 7:37-39).

Pelayanan Roh Kudus dilambangkan sebagai aliran-aliran .

2. Mengapa Yesus memilih air sebagai lambang Roh Kudus? Pelajaran-pelajaran rohani apakah yang dapat kita temukan dalam simbol ini?“Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu” (Yes. 44:3). “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu” (Yeh. 36:25).

Air memuaskan kita dan mentahirkan kita dari kita.

Tidak ada yang dapat memuaskan individu yang kehausan selain air. Air memuaskan rasa dahaga batin. Begitu Roh Kudus memasuki kehidupan kita, menyatakan kasih dan kebenaran Yesus, maka Ia memuaskan kerinduan kita yang terdalam dan menenangkan kegelisahan kita. Roh Kudus memuaskan dahaga kita selamanya.

Air juga membersihkan. Ketika Roh Kudus mengisi kehidupan kita, Ia memulai satu proses membersihkan kita dari perilaku memberontak kita. Kebiasaan-kebiasaan yang mencemarkan kehidupan kita dibersihkan melalui kekuasaan Roh Kudus.

Air juga memberi pertumbuhan. Ketika hujan Roh Allah jatuh ke atas kita, maka kita dipenuhi dengan kehidupan rohani dan bertumbuh setiap hari di dalam kasih karunia Yesus (lihat Mzm. 1:3).

3. Simbol apakah yang Yesus gunakan tentang pekerjaan agung Roh Kudus dalam kunjungan malamnya dengan Nikodemus?“Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8).

Pelayanan Roh Kudus seperti .

LambangAkhir ZamanuntukRoh Kudus

Oleh Mark A. Finley

05 - 2011 | Adventist World 27

Page 28: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Angin itu kuat. Dalam ayat ini melambangkan kekuatan Allah yang mengubahkan hidup melalui Roh Kudus yang berada di luar pengertian kita. Pekerjaan Keilahiannya penuh mukjizat. Dalam penglihatan Yehezkiel tentang “lembah tulang-tulang kering” (Yeh. 37), ketika Roh Kudus menghembuskan kehidupan baru ke dalam tulang-tulang yang mati, maka mereka segera hidup. Melalui Roh Kudus kita jadi hidup pada kehidupan rohani di dalam Kristus.

4. Minyak digunakan di seluruh Alkitab sebagai satu simbol Roh Kudus. Aspek pekerjaan Roh Kudus apakah yang dilambangkannya?“Engkau harus juga mengurapi dan menguduskan Harun dan anak-anaknya supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku. Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: Inilah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus bagi-Ku di antara kamu turun-temurun” (Kel. 30:30, 31).“Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa; Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis” (Kisah. 10:38).

Minyak digunakan untuk Harun dan anak-anaknya untuk pelayanan di

tempat kudus duniawi.

Allah Bapa mengurapi Yesus dengan Roh Kudus, memberi kuasa pada-Nya untuk

dan semua orang yang dikuasai Iblis.

Minyak melambangkan kuasa menyucikan dari Roh Kudus dalam hidup kita. Mengasingkan kita sebagai hamba-hamba Kristus yang dikuduskan. Sama seperti minyak digunakan untuk menguduskan imam dan tempat kudus dunia bagi pelayanan Allah, demikian pula Roh Kudus menyucikan kita untuk bersaksi bagi Tuhan kita.

5. Apakah yang sangat diperlukan anak-anak dara yang bodoh dalam perumpamaan Yesus tentang 10 anak dara itu? Apa pelajaran yang dipetik darinya bagi gereja Allah di akhir zaman?“Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ” (Mat. 25:8, 9).

Gadis-gadis bodoh tidak siap atas penundaan kedatangan Pengantin laki-laki dan kehabisan .

6. Bagaimanakah Yesus mengidentifikasi masalah rohani dari para gadis bodoh ini?“Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” (Mat. 25:12, 13).

Gadis-gadis bodoh itu tidak mengetahui kedatang-

an Tuhan mereka, dan mereka ketika itu terjadi.

Minyak Roh Kudus memisahkan, mengasingkan, menyucikan, menyembuhkan. Gadis-gadis yang bodoh itu menerima pengalaman keagamaan yang dangkal. Mereka tidak memiliki pengalaman yang dalam dan dekat dengan Yesus. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Aku tidak

mengenal kamu.”Simbol-simbol Roh Kudus ini berbicara ke hati kita sekarang ini. Simbol air mengajak

kita membersihkan batin dari segala sesuatu yang dapat menghalangi pikiran mengenal Yesus secara dekat. Simbol tentang angin mengajak kita

membuka pikiran kita pada napas Allah untuk menerima kehidupan yang baru. Dan simbol minyak berseru kepada kita untuk

menjalani kehidupan suci, persekutuan yang intim dengan Allah.

28 Adventist World | 05 - 2011

Page 29: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

s u r a t

MotivatorSaya telah menjadi seorang Advent se-lama hampir lima tahun sekarang, dan membaca ma-jalah-majalah ge-reja seperti Adven-tist World tidak pernah berhenti memperkuat iman

saya kepada Allah dan Firman-Nya. Ibu saya, saudara saya, dan saya saja yang beragama Advent dalam keluarga di se-buah kota di mana Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh masih berkembang. Mem-baca tentang kisah orang lain yang mene-mukan iman yang sama selalu membe-sarkan hati, dan bagaimana mereka me-ngutamakannya di atas hal lainnya.

“The Little Diamond,” (Berlian Kecil) oleh Chantal Klingbeil (Desember 2010), merupakan satu ilham bagi saya sebagai orang muda untuk terus memiliki cita-cita tinggi bagi kemuliaan Allah dan ke-majuan kerajaan-Nya. Saya suka mem-baca kisah tentang para pionir, karena memberikan saya pengharapan untuk cobaan-cobaan saya sendiri dan menan-tang saya untuk sepenuhnya mengabdi pada Allah.

Saya berterima kasih kepada staf dan para penulis karena telah membuat satu perbedaan dalam hidup saya. Kalian ada-lah suara Allah dan surat cinta kepada banyak orang. Semoga Allah terus mem-berkati Anda.

Rochelle StanderNelspruit, Afrika Selatan

Panggilan DoaSaya sangat bersyukur atas publikasi Ad-ventist World. Akhir-akhir ini ketika orang-orang berlari ke sana kemari men-cari penghiburan dan pengharapan, ke-tika orang-orang kehilangan iman me-reka kepada Allah, majalah berisi kisah-kisah nyata tentang bagaimana Allah ma-sih dalam kendali merupakan satu ber-kat.

Terbitan bulan Desember 2010 men-dorong dan mengilhami saya. Artikel

dari Charlotte Ishkanian berjudul “One Man and His God” (Seorang Pria dan Allahnya) menyentuh hati saya. Pembi-caranya, Golden Lapani, sedang melaku-kan pekerjaan besar di Malawi. Ia mengi-ngatkan saya tentang rasul Paulus dengan hasratnya, dedikasinya, dan tekadnya un-tuk menyebarkan kebaikan keselamatan melalui kuasa Yesus Kristus. Tidak dira-gukan lagi bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang melakukan mukjizat.

Saya mengimbau orang-orang di se-luruh dunia untuk mendoakan Saudara Lapani dan orang lain yang sedang mem-bahayakan hidup mereka untuk melayani Allah. Mari kita bersemangat menyela-matkan jiwa-jiwa, untuk kesembuhan lu-ka-luka hati yang patah, dan menuntun mereka yang tersesat kepada Yesus.

Litton Prosad MowalieDhaka, Bangladesh

Kekuatan Tak TerbatasSaya suka setiap artikel dalam Adventist World, tetapi ada artikel unik yang ber-guna sebagai jembatan yang mengisi ce-lah kehampaan kami. “The ‘Invisible’ Pi-ano,” (Piano yang Tak Terlihat) oleh Wil-helmina Dunbar (Desember 2010), memperkuat iman saya pada kekuatan Yang Mahatinggi. Ketika manusia ber-doa, Allah merespons kepada kebutuhan mereka dari sumber kekayaannya yang melimpah. Selama kita berhenti memba-

tasi kekuasaan Allah, maka kita bisa ber-terima kasih bahwa Ia senantiasa ada di sana mendengar seruan-seruan kita di saat membutuhkan.

Lebih banyak kuasa untuk Adventist World.

Larry R. ValorozoTaguig City, Metro Manila, Filipina

Mempengaruhi AtlantaSaya suka Adventist World. Artikel “Com-munity Service With a Twist,” (Layanan Komunitas dengan Jalinan Persahabatan) oleh Kimberly Luste Maran (September 2010), benar-benar mengesankan. Saya berterima kasih kepada Allah atas pela-yanan yang mempersatukan dunia Ad-vent.

Jean Marie SadioCosendai, Kamerun

Penghargaan di seluruh DuniaSaya seorang Advent berumur 19 tahun, dan yang gemar sekali membaca Adven-tist World. Saya senang mengetahui ten-tang saudara-saudara saya di seluruh du-nia dan bangga dengan pekerjaan misio-

Akhir-akhir ini ketika orang-orang berlari ke sana ke mari mencari penghiburan dan pengharapan, ketika orang-orang kehi-langan iman mereka kepada Allah, majalah yang berisi kisah-kisah nyata tentang bagai-mana Allah masih dalam kendali ini meru-pakan satu berkat.— Litton Prosad Mowalie

Dhaka, Bangladesh

Dari Pelosok Dunia

05 - 2011 | Adventist World 29

Page 30: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

s u r a t

Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohon-an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

naris. Biarlah Tuhan bersama dengan se-mua anak-anak-Nya dan menuntun kita.

Elom TagbedeLome, Togo

Saya seorang pembaca setia Adventist World. Menarik sekali mengetahui apa yang terjadi di gereja kita di bagian lain dunia.

Rebeca Ruiz LaguardiaZaragoza, Spanyol

Salam kepada pimpinan Adventist World, yang saya temukan dan baca di internet. Artikel-artikel dan kesaksian dari banyak orang di seluruh dunia merupakan do-rongan untuk bergerak maju di jalan yang disediakan Tuhan kita Yesus Kristus dengan menjadi bagian dari umat sisa.

Saya telah menjadi anggota gereja se-jak masa kanak-kanak di kota Guadalaja-ra, Meksiko. Saya bertanya kepada Tuhan apa lagi yang dapat dilakukan oleh gereja, dan saya setuju kita memiliki pekerjaan istimewa dalam pekerjaan reformasi dan kebangunan gereja. Saya merasakan ke-butuhan mendesak di dalam gereja untuk bersiap bagi apa yang akan terjadi di

masa depan. Saya menyambut inisiatif gereja untuk kebangunan dan reformasi.

Enrique Martin Del CampoTepic, Nayarit, Meksiko

Adventist World adalah salah satu maja-lah kesukaan saya. Majalah ini memberi-kan banyak pengetahuan dan kekuatan rohani. Artikel-artikelnya telah mengu-bah kehidupan banyak orang untuk per-caya kepada Tuhan Yesus. Sejak diterbit-kan tiap bulan, majalah ini tidak pernah berhenti memperbarui kerohanian kami. Kapan pun saya membaca majalah itu saya terilhami untuk bekerja lebih keras bagi gereja dalam memenangkan jiwa.

Naw Moo KapawTaungngu, Myanmar

Terima kasih untuk Adventist World. Ma-jalah ini membantu kapan pun saya me-rasa kecil hati. Pikirkan saja berapa ba-nyak orang yang mendapat manfaat dari usaha Anda. Saya salah seorang pembaca setia, dan akan membaca dan menanti-nanti terbitan selanjutnya sampai Yesus datang.

Majalah-majalah ini merupakan hi-

buran dan dorongan sejak saya berada dalam penjara dengan keamanan ter-tinggi.

Boxten T. KudziweMalawi

Salam dari para anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Uganda. Terima kasih atas pekerjaan baik yang sedang Anda lakukan. Allah memberkati mereka yang turut berperan dalam majalah ini. Doakan agar suatu hari saya datang dan mengunjungi Anda di Maryland!

Eva NamugereUganda

Tolong doakan kebangunan di provinsi kami di tengah pemuda Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Angka perseku-tuan pemuda kami semakin berkurang. Semoga Allah memberkati dan membi-arkan gereja kami bertumbuh lebih kuat. Doakan pekerjaan Injil di Cina dan agar maksud Allah digenapi di Cina dan sekitarnya.

JiN, Cina

Tolong doakan agar masalah tanah yang melanda gereja kami bisa selesai. Kami terancam kehilangan gereja kami. Kami tidak memiliki dana untuk membayar biaya pengurusan hukumnya.

ANN, Filipina

Kami diminta untuk menyediakan pela-

jaran Alkitab Jewish Heritage Scripture Study Lesson kepada para tahanan. Kami mendapat beberapa permintaan dalam satu bulan. Di bulan Desember dan Ja-nuari saja kami sudah menerima hampir 70 permintaan pelajaran Alkitab. Kami menghargai doa-doa Anda untuk pela-yanan baru kami ini, Jewish Heritage.

JEFF, Amerika Serikat

Baru seminggu yang lalu saya didiagno-sis glaukoma. Saya meminta doa kalian. Tolong doakan agar Tuhan melakukan satu mukjizat bagi penglihatan saya. Te-rima kasih karena telah “menjadi peran-tara” atas nama saya dan orang lain.

NAoMi, Virgin islands

Saya seorang warga Zimbabwe yang

tinggal di Afrika Selatan. Tahun ini saya menanti-nantikan izin kerja sementara. Tolong doakan agar Allah memberi ja-lan bagi saya untuk mendapatkan doku-men ini.

SHARoN, Afrika Selatan

Tolong doakan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Myanmar

GiN, Myanmar

r u a N G D O a

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, propinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

Dari Pelosok Dunia

30 Adventist World | 05 - 2011

Page 31: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

p e r t u K a r a N i D e

Waktu itu tanggal 19 Ap-ril 2010. Saya baru saja

kembali dari pertemuan keba-ngunan Advent di daerah

Falam.* Saya tiba di kampus Upper Myanmar Adventist Seminary, di mana saya mela-yani sebagai kepala sekolah. Sebagaimana biasa, kami makan pada pukul 7 malam itu. Tak diduga, hujan turun dengan angin yang amat kencang. Kami berlarian ke sana ke-mari, menutupi jendela-jendela dan pintu. Badainya begitu kencang sehingga kami ti-dak bisa menghabiskan makanan.

Sementara kami sibuk mengeringkan lantai, Thang Sawm Tung, kepala asrama pria, kembali dari mengunjungi para anggota. Tung berkata bahwa kami akan sangat sibuk besok. “Apakah yang terjadi?” Saya bertanya. Tung menjelaskan bahwa ba-ngunan utama di kampus, yang digunakan untuk ruangan kelas dan perpustakaan, ti-dak lagi memiliki atap.

Kami memeriksa bangunan itu. Memang benar, tidak ada atapnya—segala sesuatu yang ada di dalam terlihat. Kami dengan cepat bekerja menaruh buku-buku perpusta-kaan di satu tempat, ditutupi dengan penutup yang tahan hujan. Setelah itu saya me-ngumpulkan para relawan di satu tempat dan berdoa kepada Allah, dengan mengata-kan, “Tuhan, kami sedih atas kerusakan ini, tetapi pada saat yang sama, kami senang karena Engkau akan mengubah kutukan ini menjadi satu berkat.”

Sebenarnya, kata-kata tidak bisa mengekspresikan betapa sedihnya kami saat itu. Hujan badai itu tidak saja menghancurkan bangunan tetapi juga rencana kami untuk membeli sebuah Jip murah buatan lokal—satu keputusan yang telah dibuat dewan se-kolah pada tanggal 12 April 2010.

Saya melaporkan berita kerusakan itu kepada Upper Myanmar Mission dan Uni Misi Myanmar (MYUM). Suak Khaw Ngin, Direktur Pendidikan MYUM, mengindi-kasikan bahwa kami harus menghubungi divisi untuk membuat klaim asuransi. Saya segera dikirimi formulir asuransi, yang segera kami kembalikan. Akan tetapi proses klaim itu memerlukan waktu berbulan-bulan.

Pembangunan kembali dimulai tanggal 26 April 2010. Kami harus menyelesaikan-nya sebelum tanggal 25 Mei 2010, karena pendaftaran sekolah akan mulai pada tang-gal 26 Mei.

Sekarang kami tidak memiliki anggaran untuk Jip, tetapi pembangunan ulang itu masih berlangsung. Allah memberkati kami saat sumbangan-sumbangan mengalir dari alumni dan anggota gereja. Pembangunan kembali itu berlanjut, dan selesai de-ngan penghasilan tambahan dari tahun ajaran 2010-2011.

Akhirnya uang asuransi datang pada tanggal 4 Oktober 2010. Uang itu memenuhi kembali anggaran untuk Jip—dan lebih banyak lagi.

Sekolah telah merencanakan untuk membeli sebuah Jip, tetapi Allah telah mengu-bah jalan dan menyanggupkan kami membeli sebuah truk yang dapat digunakan da-lam berbagai cara untuk pelayanan-Nya. Di luar pengertian manusia saya, Allah me-mang telah mengubah kerusakan menjadi berkat.

—Kap Lian Thang, Myanmar

* Falam adalah sebuah kota kecil di sebelah utara wilayah bagian Chin, Myanmar.

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, chair; Benjamin D. Schoun, vice chair; Bill Knott, secretary; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, legal advisor

Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, chair; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Pemimpin Redaksi Bill Knott

Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Choe, Jeong-Kwan

Editor Online Carlos Medley

Koordinator TeknikMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley

Senior Advisor E. Edward Zinke

Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child

Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-BaptisteAlfredo Garcia-Marenko

Pelayanan Pembaca Merle Poirier

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected]: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 7, No.5

Di LuarManusia

PemikiranBulan ini seorang pembaca menceritakan bagaimana Allah menanggulangi satu bencana.

L A w R e N C e D o M i N G o

05 - 2011 | Adventist World 31

Page 32: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

JAWABAN: Di Inggris, di Stanborough Park Seventh-day Adventist Church, penatua gereja Neilson Roberts memeriksa air panas yang akan digunakan untuk membuat minuman panas dan sup instan untuk membantu memberi makan populasi tuna-wisma di London. Para relawan gereja membawa air panas, minuman dingin, makanan yang cukup untuk memberi makan 40 orang, pakaian, perlengkapan mandi, selimut dan kantung tidur ke jalanan.

M A S Y A R A K A TL KASID I B E L A H A N D U N I A M A N A K A H I N I ?

K U T I P A N B U L A N I N I

“Ketika Tuhan ada dalam kendali, orang bergembira, tetapi ketika Se-tan yang memerintah, orang berduka-cita. Jadi marilah kita memberikan kesempatan kepada Allah dalam ke-hidupan kita.”—Zvikomborero Zihanzu, selama kelas Sekolah Sabat di awal tahun 2011, di Kamp pemuda Chitungwiza Federation di Chipinge, Zimbabwe.

K E H I D U P A N A D V E N TSelama beberapa tahun saya menjadi seorang chaplain (pen-deta) rumah sakit untuk Florida Hospital System. Di beberapa fasilitas saya melayani sebagai direktur untuk para chaplain relawan dan untuk relawan pen-dukung. Beberapa rumah sakit memiliki sampai 500 relawan yang melayani banyaknya ke-butuhan pasien dan membantu para pegawai biasa.

Rumah sakit tidak dapat maju tanpa para relawan setia kami. Jadi suatu hari di tahun 1989 saya merasa terilhami untuk duduk dan menuliskan kata-kata ini dalam rasa syukur:

“Hidup para relawan! Kema-juan besar dalam sejarah ma-nusia ada di bahu para relawan yang tulus.”

Saya masih percaya ini benar.—Chet Damron, Karolina Utara, Amerika Serikat

Cucu perempuan saya yang berumur 7 tahun dan saya se-dang menyaksikan TV tentang kehidupan alam liar bersama-sama. Kami berdua gusar me-lihat seekor singa yang sedang mengejar-ngejar seekor kijang kecil. Saya berkata kepadanya bahwa di surga tidak akan ada pembunuhan dan bahwa para singa akan makan rumput.

“Ya, Nenek,” jawabnya, “dan anjing-anjing akan mendapat pil-pil.” Sungguh satu jawaban yang indah dari seorang anak, yang berpikir kreatif tentang surga!—Wilhelmina Dunbar, Heidelberg, Gauteng, Afrika Selatan.

s u b M i T T e D b y J u N e C o o M b s

Jo

NA

TH

AN

b

yD

eN

Dy

K

32 Adventist World | 05 - 2011

Page 33: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Jemaat Mesuji Jaya, Distrik Belitang yang terletak di Kabupa-ten Ogan Komring Ilir (OKI) melaksanakan acara Kebak-

tian Kebangunan Rohani (KKR) pada tanggal 03-09 April 2011 yang bertemakan “Mengikuti Jalan Yang Lurus” dengan pembicara adalah :

Pdtm. S. Purba, Gembala Distrik Belitang 1. Pdt. T.F. Tampubolon, Dir. SS/PP Daerah Sumatera 2. Kawasan Selatan.Acara APTA dipimpin oleh ibu Eva Purba dan ibu Ve-3. mi Wangke Kadarusman.

Acara KKR tersebut diadakan daerah pemukiman baru dan nama tempat itu adalah “Desa Seberang” sekitar 2 KM dari lokasi Gereja Advent, Mesuji Jaya. Semua anggota de-ngan penuh semangat mengikuti acara tersebut sejak malam pertama dan yang menambah sukacita mereka adalah dengan kehadiran tamu-tamu rata-rata 35-40 orang dewasa dan 10-15 orang anak tiap malam. Dan tamu yang hadir tersebut 85 per-sen Muslim, 10 persen Hindu dan 5 persen Katolik dan Pro-testan.

KKR “Mengikuti Jalan yang Lurus” tersebut membahas mengenai “Apa Arti Islam yang Sebenarnya dan Siapakah Ja-lan yang Lurus Itu.” Pdtm. S. Purba dan Pdt. T.F. Tampubolon dengan tegas menjelaskan bahwa Isa Almasih (Yesus Kristus) adalah “Jalan Keselamatan dan tidak ada nama lain yang oleh-nya manusia dapat diselamatkan” dan “Menguduskan Sabat (Sabtu) adalah suatu keharusan karena itu adalah tanda kepe-milikan Allah.”

Pelajaran demi pelajaran setiap malam disampaikan da-lam bentuk slide dengan memakai LCD projektor walaupun

hanya menggu-nakan mesin genset kecil. Se-tiap malam ac-ara diakhiri de-ngan memutar video dan me-nonton ber-sama mengenai pertobatan Ra-sul Paulus dan

kehidupan Petrus serta malam terakhir menampil-kan kesaksian mantan seorang anggota FPI yang te-lah bertobat menjadi Kristen.

Dari malam ke malam para tamu-tamu hadir dan mengikuti dan mengikuti acara KKR dengan se-tia walaupun acara baru selesai pukul 22,00 WIB. Semua anggota sempat merasa khawatir karena be-berapa malam sempat datang hujan namum tamu-ta-mu dengan setia tetap datang ke acara KKR walau ja-lan licin dan becek.

Beberapa orang dari tamu tersebut adalah tokoh masyarakat sekitar yaitu suku pribumi asli (Suku Komering, Lampung) dan menurut mereka pelajaran yang mereka de-ngarkan dari malam ke malam sangat bagus yang dapat mem-berikan pemahaman baru karena selamai ini hal tersebut be-lum pernah mereka ketahui.

Pada malam keempat beberapa orang dari sebuah pesan-tren datang mereka dalah guru-guru ngaji yang bertugas di pesantren tersebut. Mereka merasa heran karena anak-anak yang hadir di acara APTA tiap malam adalah anak-anak pen-gajian yang biasa mereka ajar. Dan orangtua anak tersebut sa-ngat senang karena pada malam terakhir anak-anak tersebut tampil membawakan acara yaitu menyanyi, menghafalkan ayat hafalan. Pada akhir KKR ada 5 jiwa yang menyerahkan diri walau ada beberapa orang yang masih dalam pergumulan dan bersedia dibaptis. Acara baptisan diadakan pada hari Sabtu, tanggal 9 April 2011 dan yang membaptis adalah Pdt. T.F. Tampubolon.

Pada acara doa bersama pada Sabat pagi pukul 04.30 se-mua Jemaat di Mesuji telah berkomitmen untuk mendoakan tamu-tamu yang hadir di KKR. Nama-nama tamu itu di bagi ke setiap keluarga untuk didoakan. Dan jemaat merencanakan akan mengadakan KKR penuaian kembali pada bulan Juni 2011 yang akan datang. Mari kita doakan agar semua anggota jemaat di Mesuji Jaya tetap bersemangat untuk terlibat dalam pengijilan dan semakin banyak jiwa yang menerima Yesus se-bagai Tuhan dan Jalan Keselamatan.

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS

KKR Mesuji jaya, DistRiK BelitangTema: Mengikuti Jalan yang Lurus

05 - 2011 | Adventist World 33

Page 34: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Sebagai anggota GMAHK, menginjil adalah salah satu tugas kita, sebagaimana yang tertulis dalam Matius 28:19, “Ka-

rena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Ku-dus”. Untuk itu, terhitung sejak tanggal 15 Februari 2011, GMAHK Jemaat Cihampelas yang diprakarsai oleh Kelompok Doa Getsemani dengan ketuanya Dr. Alvin Rantung Sp. RM, bekerja sama dengan Radio Maestro FM, Jl. Kacapiring No. 12, mengadakan suatu program penginjilan melalui radio, yang diadakan setiap hari Selasa malam mulai pukul 19.30 s/d 20.00. Bagi seluruh anggota GMAHK khususnya yang berada di daerah Kota Bandung dan sekitarnya dapat mengikuti pro-gram ini melalui pesawat radio pada gelombang 92.5 FM. Ce-ritakanlah kepada teman, saudara, sahabat, rekan kerja, te-tangga atau siapa saja tentang kabar baik ini.

Pembicara yang berpartisipasi pada program ini tidak ha-nya pendeta, tetapi juga orang awam dan para dokter yang be-kerja di RS Advent Bandung. Puji Tuhan, program yang baru 2 bulan ini berlangsung, cukup banyak mendapat respons dari pendengar yang minta untuk didoakan dan bahkan dikun-jungi. Mari kita doakan program ini agar dapat berlangsung terus dan dapat menyiarkan kabar baik kepada seluruh warga kota Bandung khususnya.

Penginjilan Melalui RaDio MaestRo FM

WaKil Ketua gC MengunjungiRuMah saKit aDvent BanDung

GMAHK Jemaat Cihampelas, Bandung

Pada tanggal 20 Maret 2011

Pdt. A. Naibaho (kiri) sedang berdoa bagi pendengar Radio Maestro yang mengirim SMS.

Bagi yang ingin didoakan atau berpartisipasi pada pro-gram ini dapat mengirim SMS ke Radio Maestro FM 0813-21000-925 atau kepada Gembala Jemaat Cihampelas, Pdt. Tjutju Elia, 081-321-872-291. —Oleh Beny Pasuhuk, Komunikasi Jemaat Cihampelas

Pada Tanggal 20 Maret 2011, Rumah Sakit Advent Bandung, mendapat suatu ke-

hormatan atas kunjungan resmi dari salah satu pimpinan tertinggi Gereja Masehi Ad-vent sedunia yaitu Elder Michael L. Ryan. Beliau adalah Vice President of General Con-frence of Seventh-Day Adventist Church. De-ngan didampingi oleh Vice President of SSD, Pdt. Johny Lubis MBA, beliau diterima lang-sung oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Ad-vent Bpk. Thomas Trisno SH., MBA., Direk-tur Rumah Sakit Advent Dr. Jay Tombokan MBA, seluruh jajaran Direksi dan para Pe-mimpin Staff Pelaksana (PSP). Setelah acara

Elder Michael L. Ryan (no. 5 dari kiri) berfoto bersama Pengurus Yayasan dan Direksi RS. Advent Bandung.

34 Adventist World | 05 - 2011

Page 35: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

penerimaan yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna Rumah Sakit Advent Bandung, Elder Michael L. Ryan berkenan untuk berkunjung dan melihat beberapa bagian dari layanan2 ung-gulan rumah rakit dan diakhiri dengan melihat langsung ge-dung baru berlantai tujuh yang akan diresmikan penggunaan-nya pada bulan Juni 2011 mendatang.

Pada kesempatan ini beliau menyampaikan kesan yang sangat baik atas keramahtamahan, sambutan dan penerimaan seluruh jajaran direksi dan karyawan rumah sakit. Beliau juga sangat terkesan dengan kemajuan dan pencapaian yang telah diraih oleh Rumah Sakit Advent Bandung selama ini, teru-tama bagaimana selama ini Rumah Sakit Advent sangat aktif dalam pekabaran Injil yang dilaksanakan bekerja sama dengan seluruh konferens yang ada di Indonesia. Semoga Lembaga

yang sangat penting bagi GMAHK di Uni Indonesia Kawasan Barat ini semakin maju dan berkembang baik dalam pela-yanan kesehatan maupun dalam pekabaran Injil. Demikian harapan dari Elder Michael L. Ryan pada sambutan yang dibe-rikan, yang diterjemahkan oleh Pdt. J. Rantung, Sekretaris Uni Indonesia Kawasan Barat.

Kunjungan yang sangat singkat ini diakhiri dengan ja-muan makan siang yang diadakan setalah Elder Ryan selesai melihat langsung fasilitas dan layanan dari Rumah Sakit Ad-vent Bandung. Semoga kunjungan ini semakin mengakrabkan persaudaraan antara Pimpinan Pusat GC dan Rumah Sakit Advent Bandung.

—Oleh Benyamin Sopandi, Humas RS Advent, Bandung

tagana aDvent PeDuliGunung Berapi Bromo

One Commend, one rule, one corp untuk menjalankan misi kemanusiaan. Hal ini ditegaskan oleh Pembina Pelatihan TAGANA (Taruna Sigap Bencana Indone-

sia), Melky Seleti (dari Jakarta) pada pelatihan Tagana ang-katan ke-12 yang diadakan tanggal 9-11 Februari 2011 yang lalu di Markas Angkatan Laut Marinir Karang Pilang Suraba-ya. Ada 10 orang dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Ja-wa Timur (GMAHK) turut serta dalam pelatihan dan pelan-tikan menjadi Tagana Indonesia tersebut antara lain: Pdt. Ranap Situmeang, Pdt. Leonard Mamentu, Pdt. Hendri Malau, Pdt. Jerry Pamungkas, Pdt. Ebenezer Sembiring, Pdt. Susilo Mundriharto, Johanes Handriadi, Hendra Kurniawan, Joanne Wagiran, Novembrine Ngatino.

Pada tanggal 28 Maret 2011 yang lalu 4 dari 10 orang Tagana Advent antara lain: Pdt. Ranap Situmeang, Pdt. Leo-nard Mamentu, Joanne Wagiran, Novembrine Ngatino berga-bung dengan Tagana Rajawali (terdiri dari beberapa denomi-nasi atau gereja-gereja) se-Jawa Timur menjalankan misi ke-manusiaan bagi para korban letusan gunung berapi Bromo Jawa Timur.

Lebih dari 1700 paket sembako dibagikan kepada 1700 ke-luarga di tiga desa yang terparah akibat letusan Merapi yang hingga sekarang masih terus menyemburkan hujan abu se-hingga aktifitas penduduk khususnya pertanian telah lumpuh total. Para korban sangat mengharapkan uluran tangan siapa saja untuk membantu mereka dalam hal sandang pangan dan obat-obatan.

Anggota GMAHK Cabang Sekolah Sabat Sapikerep, Probolinggo juga mendapatkan paket bantuan sembako terse-but.

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komuni-kasi GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur

05 - 2011 | Adventist World 35

Page 36: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Kelas Pelatihan Dasar Staff Pathfinder (PBSTC) sewila-yah Surabaya 1 berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang handal dan akan berdaya guna aktif dalam memajukan pelayanan keselamatan jiwa-jiwa melalui kegiatan Pathfinder. Acara ini berlangsung se-jak hari Jumat 8-10 April 2011 di GMAHK Dukuh Kupang Surabaya. Selain kelas Pelatihan Staf Pathfinder, juga diada-kan peresmian dan pengukuhan Klub Pathfinder yang baru dan pelantikan Master Guide. Dalam amanat yang disam-paikan oleh Direktur PA Konferens Jawa Kawasan Timur, Pdt. Leonard Mamentu menekankan agar semua yang telah menerima materi dan tanggung jawab yang sudah diperca-yakan, agar dijalankan dengan sungguh-sungguh dan tu-lus. Dengan demikian pelayanan pekerjaan Tuhan, khusus-nya di Departemen Pemuda Advent dapat bertambah maju dan banyak orang muda menjadi alat-alat Tuhan yang lebih handal di masa akan datang.

—Dilaporkan oleh Ranap Situmeang, Komunikasi KJKT

DeKan FaKultas PenDiDiKan unai seBagaiPeMBiCaRa KKR PeRguRuan aDvent saleMBa

PBstC suRaBaya

Tujuh jiwa menerima Yesus melalu baptisan

Di GMAHK Dukuh Kupang, Surabaya

Canadian Z. Panjaitan, Ph.D., Dekan Fakultas Pendi-dikan, Universitas Advent Indonesia, menjadi pem-bicara pada KKR SMP-SMA Perguruan Advent Sa-

lemba, Jl. Salemba Raya No.47, Jakarta Pusat. Beliau me-maparkan pelajaran tentang tokoh-to-koh Alkitab yang mau dipakai Tuhan walaupun masih sa-ngat muda, seperti Daud, Ester, Yosia, dan lain-lain, serta contoh tokoh-tokoh dunia yang melaku-kan hal-hal besar

walaupun masih muda, seperti Louis Braille, Jesse Owens, William Colgate, J.L. Kraft, dan lain-lain.

Kembar, Maria Angelika dan Martha Adebora Br. Sila-lahi (tadinya HKBP) adalah 2 dari 75 jiwa yang dibaptis

Tujuh siswa yang menyatakan diri untuk dibaptis bersama Pdt. Niemand Sinaga, Canadian Z. Panjaitan,Jerry Numberi, Drs. Robis Siman

36 Adventist World | 05 - 2011

Page 37: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Pdt. Niemand Sinaga membaptis salah satu siswi hasil KKR Canadian Z. Panjaitan, Ph.D.

menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka hasil KKR SMP-SMA Perguruan Advent Salemba 7-12 Maret 2011 lalu. Lima jiwa lainnya adalah: Ananda Kumba Bhakti (GMAHK), Bella Aprillia Nelwan (Protestan), Falentina Togatorop (HKBP), Lilis Feronicha Ambarita (Protestan), dan Johan Mauritz Imbenay (GMAHK).

Pemeriksaan baptisan oleh Pdtm. Denny Komaling dan baptisan dilaksanakan oleh Pdt. Nieman Sinaga. Ketujuh jiwa mendapatkan bekal untuk pembinaan rohani, yakni Alkitab, Lagu Sion dan Buku Sekolah Sabat. Diakhir sam-butannya Pdt. Niemand Sinaga menyerahkan ketujuh jiwa ini kepada masing-masing kelompok kerja untuk menda-pat pendamping rohani sebagai bentuk pemeliharaan jiwa yang baru dibaptis.

—Oleh Daniel M. Sitompul, Departemen Komunikasi Jemaat Salemba

Hampir setiap tahun pelayanan Jemaat Sa-

lemba di Penjara Salemba (Rumah Tahanan Salem-ba), Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat, mengadakan 3 kali baptisan, di awal, pertengahan, dan akhir ta-hun. Itu dimulai sejak 1984 yang dimotori oleh Pdtm. Buce D. Ruhulessin, Bpk. Ferry Massie dan di-lanjutkan oleh Bpk. Deddy Siregar dan timnya tahun 1986. Tahun 2011 ini ada-lah tahun ke-27 Jemaat Sa-lemba telah melayani di Penjara (Rutan) Salemba.

Tahun 2011 ini kembali Jemaat Salemba mengada-kan baptisan awal tahun di

BaPtisan Di PenjaRa saleMBaMemasuki Tahun ke-27

Ketua B.P. Nainggolan, Pdt. Niemand Sinaga, Sdr. Sampe Hutagaol bersama 7 calon baptisandi Rutan Salemba

05 - 2011 | Adventist World 37

Page 38: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Penjara Salemba, 26 Maret 2011 lalu, dengan hasil 7 jiwa dibaptis. Pdt. Niemand Sinaga melaksanakan Upacara Baptisan Kudus di kolam baptisan Gereja Bethesda, Penjara Salemba.

Ketujuh jiwa tersebut adalah: Jadiatmaja, Kiung Fung bin Bong Chin Tin, Bun Kim Hiung, Tjay Kor-na, Willy Sutanto, Muljadi Syarif, dan San Lay.

—Oleh Daniel M. Sitompul, Departemen Komunikasi Jemaat Salemba

Pdt. Niemand Sinaga membaptis salah satu jiwa di kolam baptisan Gereja Bethesda Rutan Salemba

Departemen Komunikasi adalah sangat penting un-tuk pelayanan memberitakan Injil keselamatan ke-pada semua orang. Hal ini ditegaskan oleh Ketua

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Albert Saroin-song, MA, dalam seminar Komunikasi dan Kebebasan Beragama se-Distrik Sura-baya, Gresik, Sidoarjo, Ma-lang, Lawang, Pasuruan di Surabaya, Sabat, 26 Maret lalu. Seminar tersebut ber-langsung dari hari Sabat, 26 hingga Minggu 27 Maret 2011 di GMAHK Tanjung Perak Jl. Teluk Kumai Barat 2 Surabaya.

Ungkapan tersebut di-sampaikan berkaitan de-ngan observasi bahwa de-

seMinaR KoMuniKasiKonferens Jawa Kawasan Timur

partemen komunikasi sering di nomor sekiankan di bebe-rapa jemaat-jemaat bahkan di sebagian daerah atau konfe-rens. Hal tersebut dapat terlihat dari minat dan kehadiran anggota bahkan pemimpin komunikasi jemaat pada semi-nar-seminar yang sudah berlangsung maupun pada saat se-minar komunikasi yang sedang diadakan saat ini.

Namun demikian kita bersyukur karena masih ada le-bih dari 53 peserta yang hadir pada seminar komunikasi dan kebebasan beragama kali ini. Materi-materi yang sa-ngat baik dan penting telah disampaikan oleh Direktur Ko-munikasi dan Kebebasan Beragama GMAHK Uni Indone-sia Kawasan Barat, Pdt. S. Simorangkir dan Ass. Komuni-kasi/Hope Channel, GMAHK Uni Indonesia Kawasan Ba-rat, Bruce Sumendap. Seluruh peserta dan Konferens Jawa Kawasan Timur sangat berterima kasih atas seminar ini.

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Direktur Komunikasi GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur

38 Adventist World | 05 - 2011

Page 39: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Majalah Adventist World adalah Alkitab kedua. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Komunikasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) untuk wilayah In-

donesia Kawasan Barat, Pdt. Samuel Simorangkir, D.Min, da-lam seminar komunikasi di Surabaya, Sabtu, 26 Maret 2011.

Ungkapan tersebut berkaitan dengan observasi bahwa ma-jalah Adventist World kurang diminati dan digemari oleh ang-gota gereja di beberapa daerah. “Banyak stok majalah tersebut tertahan dan menumpuk di gudang-gudang kantor dan gu-dang gereja,” lanjut Pdt Simorangkir. “Padahal media ini ada-lah sarana penginjilan yang sangat baik.”

Manfaat yang besar dari media ini ternyata belum dirasa-kan oleh mayoritas umat Advent di daerah dan di jemaat lo-kal. Hal ini disebabkan oleh rendahnya apresiasi anggota ter-hadap majalah ini. Hasilnya, majalah tersebut tidak dibaca dan tidak dibagikan ke orang lain.

Menanggapi ungkapan tersebut, salah seorang peserta se-minar, membantah bahwa majalah Adventist World dapat dija-dikan Alkitab kedua, “sebagai gereja kita meyakini Alkitab ke-dua adalah tulisan Roh Nubuat, bukan yang lain,” kata peserta seminar tersebut.

Pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi kepenulisan Kristen oleh Sdr. Bruce Sumendap yang mengatakan bahwa tulisan yang dianggap berita harus memenuhi empat kriteria, yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.

“Apakah pernyataan ‘Alkitab kedua’ sesuatu yang ‘faktual’ dan berdasarkan fakta yang diterima secara luas?” tanya pe-serta seminar tersebut. Menanggapi hal ini, secara terpisah Pdt. S. Simorangkir mengatakan bahwa, konsep ‘Alkitab Ke-dua’ layak didukung oleh sebab materi majalah Adventist World juga adalah uraian tulisan Roh Nubuat dan Firman Tu-han. Kita bisa jumpai ini dalam artikel-artikel rohani di media tersebut.

Adventist World adalah majalah bulanan resmi GMAHK Sedunia yang bertujuan untuk memberikan inspirasi dan in-formasi. Diterbitkan dalam 13 bahasa, media cetak ini men-duduki peringkat kedua dalam anggaran General Conference of SDA atau Kantor gereja Advent sedunia.

—Oleh Pdt. Samuel Simorangkir D.Min, Dept. Komunikasi, PARL, AWR dan Jakarta Studio Director UIKB

alKitaB KeDua Bagi uMat aDventMajalah Adventist World adalah

05 - 2011 | Adventist World 39

Page 40: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Hari Minggu, tanggal 20 Maret 2011, diadakan ta-tap muka antara Pemimpin GMAHK dengan sa-lah seorang Anggota DPR RI Bapak Hayono Is-

man di Ruang Rapat Kantor Pusat UIKB, Jl. MT. Haryono Kav. 4-5, Jakarta Selatan. Pertemuan ini penuh dengan sua-

sana keakraban dan persahabatan. Sebagai mediatornya adalah Bapak Benaya Tampubolon yang merupakan saha-bat dari Bapak Hayono Isman. Issue yang dibicarakan ada-lah agar Bapak Hayono Isman membantu kelancaran peng-gunaan bangunan GMAHK Jemaat Thamrin yang ada di daerah Pinang Ranti yang sangat strategis itu.

Pertemuan ini dihadiri oleh Officers UIKB, yaitu Pdt. J. S. Peranginangin, sebagai Ketua UIKB, dan Bapak B. F. Si-hotang, sebagai Bendahara UIKB, dan beberapa staffnya. Hadir juga Officers dari Konferens DKI Jakarta, yaitu Pdt. L. Situmorang, sebagai Ketua Konferens DKI Jakarta, dan Pdt. Ronny Wenas, sebagai Sekretaris Konferens DKI Ja-karta & Sekitarnya. Berikut juga Anggota Majelis GMAHK Jemaat Thamrin dan semua team pembangunan.

Pada saat itu Bapak Albert Sondakh memberikan per-nyataan permohonan agar bapak Hayono Isman sebagai perwakilan rakyat di DPR RI membantu kelancaran peng-gunaan bangunan tersebut, dan Bapak Albert Sondakh

tataP MuKa Dengan hayono isManSalah Seorang Anggota DPR RI

Hayono Isman, ang-gota DPR RI Fraksi

Demokrat.

Bangunan Sekolah Pinang Ranti, Taman Mini, yang hampir selesai dibangun.

menceritakan latarbelakang ba-ngunan tersebut dan seluruh peng-alaman yang mereka alami dalam pembangunan ini, dan Bapak Ha-yono Isman sangat memahaminya

dan berjanji akan me-nindaklanjuti kepada pemerintah setempat de-ngan pendekatan yang baik. Beliau juga me-ngatakan dalam belasan hari atau dalam waktu dekat ini akan ada berita dari tindak lanjut yang sudah dibuat, yang akan disampaikan kembali kepada majelis GMAHK Jemaat Thamrin. Semua foto-foto kegiatan sosial yang telah dilakukan Jemaat Thamrin di lokasi ba-ngunan tersebut telah diperlihatkan kepada Ba-pak Hayono Isman, dan Bapak Hayono Isman sangat senang menerimanya.

Dengan bersahabat beliau menceritakan pengalaman dalam menjalankan tugas di pe-merintahan dengan baik, dan beliau pun meng-harapkan kita sebagai umat Kristiani turut mendoakan Negara Kesatuan RI agar tetap da-lam keadaan damai dan terkendali.

Hayono Isman adalah anggota DPR RI dari Partai Demokrat, dari daerah pilihan Jakarta

Timur. Pertemuan ini berakhir dengan baik, beliau kembali menjalankan kegiatan sosial, dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke lokasi bangunan tersebut di daerah Taman Mini, Pinang Ranti.

Dengan semangat ibu-ibu BWA Jemaat Thamrin telah berada di sana untuk meyambut para tamu, dan kembali menerangkan hasil pertemuan bersama dengan Bapak Hayono Isman, serta berdoa khusus agar Tuhan menolong segala daya upaya yang telah dibuat demi kelancaran peng-gunaan bangunan tersebut.

Bangunan tersebut cukup megah dan kokoh, serta ru-ang kebaktian yang cukup mengagumkan, harapan kita se-mua mari kita doakan Jemaat Thamrin agar Tuhan yang menolong semuanya ini, karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

—Dilaporkan oleh Pdt. Arbeni Sagala, Direktur Komuni-kasi dan Kebebasan Beragama GMAHK Konferens DKI dan Sekitarnya

40 Adventist World | 05 - 2011

Page 41: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Ada empat acara istimewa yang penuh suka-cita dan berkat rohani yang terjadi pada hari sabat 19 Maret 2011 di Jemaat Saradan.

Pertama, Sabat tersebut adalah Sabat gabungan Jemaat Saradan, Jemaat Caruban dan Jemaat Ngawi.

Kedua, Sabat itu adalah Sabat yang dihadiri oleh Ketua Konfrens Jawa Kawasan Timur Pdt. Albert Sa-roinsong.

Ketiga, Sabat tersebut juga adalah Sabat perja-muan kudus untuk tiga jemaat yang hadir.

Keempat, Sabat tersebut juga adalah hari penye-rahan bayi dari keluarga gembala jemaat Pdt. Dale Sompotan yaitu Sabbathian Joachim Sompotan.

Seluruh jemaat bersukacita atas kunjungan dari Pdt. Saroinsong dan malahan selain berkhotbah se-kaligus juga memimpin perjamuan kudus pada si-ang hari Sabat itu didampingi oleh Ketua Jemaat Saradan, Bpk. Sunaryo dan Ketua Jemaat Caruban

saBat 4 in 1 Di saRaDanSabat gabungan dari Jemaat Saradan, Jemaat Caruban dan Jemaat Ngawi

Bpk. Difat JK. Lagu-lagu pujian juga dilantun kan oleh grup nyanyi dari jemaat masing-masing, dari

grup anak-anak Saradan dan Caruban dan grup para bapak Caru ban.

Setelah seluruh rangkaian acara selesai dilanjutkan ke-mudian dengan makan ber-sama di ruang belakang Ge-reja Advent Saradan dengan menu yang sudah disiapkan oleh keluarga besar Jemaat Saradan.

05 - 2011 | Adventist World 41

Page 42: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Para pemimpin komunikasi jemaat se-Konferens Jawa Kawasan Barat mengikuti Seminar Komunikasi dan Kebebasan Beragama yang digelar selama dua hari,

mulai Sabtu hingga Minggu 13 Maret 2011 yang lalu.Acara ini diadakan di Aula Percetakan Advent Indone-

sia, Cimindi, Bandung. Seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi Konferens Jawa Barat (KJB) ini dibuka oleh Pdt. Dr. S. Tjakrapawira, sebagai ketua konfe-rens. Sebagai pembicara sesi pertama, Pdt. Dr. S. Tjakra-pawira, menekankan peranan Global Mission yang berfo-kus pada kegiatan komunikasi sebagai mitra kerja gembala jemaat.

Menurut Direktur Komunikasi KJB, Pdt. Slamet Nap-poe, “workshop ini menekankan begitu pentingnya komu-nikasi dan kebebasan beragama di jemaat.” Direktur Ko-munikasi Uni Indonesia Kawasan barat, Pdt. Dr. S. Simo-rangkir, memaparkan penginjilan melalui semua sarana yang dapat dipergunakan untuk memberikan informasi tentang kebenaran Allah.

Beberapa sarana yang dapat digunakan adalah telepon genggam, televisi, media masa, radio dan lain sebagainya. Selama 4 jam para peserta menyimak dan mendengarkan

Pdt. Simorangkir memaparkan tugas-tugas pemim-pin komunikasi jemaat.

Acara ini diselingi kesaksian oleh anggota jemaat mengenai bagaimana media menjadi berkat dan da-pat memperkenalkan Gereja Advent kepada yang ti-dak seiman. Dalam materinya, Associate Director Komunikasi UIKB, Bpk. Bruce Sumendap, membe-rikan teori dan praktek merancang serta membuka website mulai dari fasilitas sederhana HTML, mem-perkenalkan HTML Editor sampai bagaimana cara mengirim berita dengan cara upload langsung ke si-tus web UIKB.

Bpk. Sumendap juga membagikan tips seputar etika berkomunikasi menggunakan email dan penu-lisan berita. Selanjutnya, Editor Indonesia Publishing House, Pdt. R.M. Hutasoit membawakan materi ten-tang penulisan yang baik, dan penggunaan kartu wartawan.

Acara kemudian ditutup pada hari Minggu sore dengan renungan oleh Pdt. Nappoe. Melihat peluang penginjilan yang sangat luas dan penuh tantangan ini, maka Dept. Ko-munikasi dan Kebebasan Beragama, merasa sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam meman-faatkan teknologi yang semakin digemari oleh masyarakat luas dewasa ini.

Melihat pengguna internet di Indonesia yang semakin bertambah, maka sangat penting sekarang ini bagi setiap anggota dapat menggunakan semua fasilitas berteknologi terkini untuk digunakan bagi pekerjaan Tuhan.

Menurut salah seorang peserta seminar, Vandy Pan-deiroth, “saya berharap setiap jemaat maupun setiap ang-gota memiliki kerinduan dalam memperkenalkan Advent ke banyak orang yang kemudian menuntun lebih banyak jiwa mengenal dan mengetahui lebih banyak tentang kebe-naran.”

—Dilaporkan oleh Pdt. S. Nappoe, Direktur Komunikasi GMAHK Konferens Jawa Barat dan Vandy Pandeiroth dari Jemaat Maranatha Bandung.

seMinaR KoMuniKasi Di BanDungDi Aula Percetakan Advent Indonesia

42 Adventist World | 05 - 2011

Page 43: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus, yang setia mendengar dan menjawab doa kita, se-hingga acara Perkemahan Pemuda Advent Distrik

Natar, Lampung Selatan berjalan baik dan sukses mulai hari Kamis, 21-24 April 2011.

Ini juga berkat doa dan dukungan banyak pihak. Hari Kamis sore, daftar ulang dimulai sembari mendirikan dua tenda peleton yang dipinjam dari TNI AD Candi Mas. Acara pembukaan oleh gembala distrik disertai motivasi

dan film kesaksian. Pukul 22.00 WIB, istirahat tidur dan ada juga yang jaga malam.

Pukul 00.00 WIB diadakanlah doa P4 (Puji-pujian, Pengakuan, Pengucapan syukur dan terima kasih dan Permohonan) atau yang dikenal dengan doa 777 (Adora-tion, Confession, Thanksgiving, dan Supplication).

PeRKeMahan PeMuDa aDventDistrik Natar, Lampung Selatan, 21-24 April 2011

Pagi harinya pukul 05.00 WIB dilaksanakanlah pem-bacaan Alkitab Follow The Bible (FTB), diikuti dengan olah raga bersama dan serapan pagi.

Seminar dengan materi Bantuan Hidup Dasar disam-paikan oleh Ibu Yohana Bolang dan suaminya Anton Bo-lang (Senior Perawat RSABL). Dan setelah makan siang bersama hujan deras melanda. Mengganggu agenda acara yang telah dijadwalkan. Namun anak-anak PA tetap se-mangat mencari 45 telur paskah yang disembunyikan.

Dalam acara vesper usai makan sore, Bung Melvin

Pdt. B. Sembiring memimpin kuis SS dan diskusi SS

Tim Palembang yang hadir meramaikan perkemahan. Israel N, Billy Manawan dan Eka Nurcahyadi

05 - 2011 | Adventist World 43

Page 44: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

berita Dalam Negeri

Cornelius membawakan acara yang cukup mengharukan, agar pemuda Advent lebih mencintai dan menyayangi ibu masing- masing. Beberapa orang cukup terharu dengan menitikkan air mata. Khususnya bagi Yuli Yunus yang berasal dari Muslim. Sudah hampir 5 bulan tidak bertemu orangtuanya setelah ia menikah dan menjadi anggota GMAHK Mawar Sharon Natar.

Pada kebaktian gabungan se-Distrik Natar, Sabat pagi pukul 09.00 WIB, Pdtm.Victor Joe Sinaga dan tim hadir di perkemahan. Didahului seminar PA oleh beliau, kemu-dian Pdt. Sembiring memimpin diskusi SS. Khotbah oleh Direktur PA Daerah Sumatera Kawasan Selatan, Pdtm.Victor Sinaga dengan judul “Dari Bejana Tanah Liat ke-pada Kemuliaan.”

Usai khotbah, makan nasi liwet bersama umat dengan piring daun pisang. Seru dan menarik. Pukul 14.00 WIB, peserta berkumpul kembali di bawah tenda, mendengar-kan pencerahan Adventurer and Pathfinder oleh Bpk. Asep Supriatna, Ketua PAG dan Ketua Korwil Lampung.

Dilanjutkan seminar dan workshop mengenai “Youth Problem” oleh pasangan Pdt. B. Sembiring dan Ibu Helda Sembi ring.

Malam harinya, acara games, api unggun, bakar ja-gung, singkong, menari dan joget bersama dilaksanakan dengan sukacita, tetapi tidak terasa malam telah larut hingga pukul 00.30 WIB

Minggu pagi, kembali hujan mengguyur, tetapi anak-anak tetap semangat mau mengikuti “track and trail,” yang telah dipersiapkan oleh Eka, Billy dan Israel.

Pukul 12.30 WIB peserta makan siang bersama, hujan pun kembali mengguyur. Untung, ada satu tenda peleton yang belum sempat dibongkar sebelum pulang. Pukul 16.00 semua peserta pulang menaiki truk. Puji Tuhan, ke-banyakan peserta sehat-sehat. Terima kasih atas doa dan dukungan semua pihak. Tuhan memberkati kita.

—Dilaporkan oleh Pdtm. Dickson Simanungkalit, Gembala Distrik Natar, Bandar Lampung, Daerah Sumate-ra Kawasan Selatan

44 Adventist World | 05 - 2011

Page 45: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Acara ini diadakan sehubungan dengan pelaksanaan acara Minggu Sembah-yang Pemuda yang secara serentak di-

laksanakan mulai tanggal 20-26 Maret 2011 di jemaat masing-masing.

Bertemakan, “Identity: Don’t Give Up.” “Pe-muda Advent: Be the light, don’t give up, go, go, go,...!” adalah yel-yel retret pemuda Advent GMAHK Distrik Bandar Lampung Timur (Je-maat Kedaton I dan Jemaat Jatimulyo), yang diadakan di Rumah Doa Bukit Narwastu pada tanggal 24-27 Maret 2011.

Para peserta beserta panitia cukup antusias dan semangat dalam mengikuti setiap sesi se-

minar yang dibawakan para nara-sumber, di antaranya : Pdt. Victor Joe Sinaga (Direktur Pemuda Ad-vent DSKS), Pdt. Sa-muel Pardede (Gem-bala Distrik), Pdt. Her-len Yang (Chaplain RS-ABL), Bpk. Aristarkus, Dr. Larry Tumalun (Dokter RSABL) dan Dr. Ronald Lisal (Di-rektur RSABL). Retret

ini diikuti tidak hanya oleh orang-orang muda Jemaat Keda-ton I tapi juga oleh jemaat Jatimulyo dan BKP dan para pera-wat Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, beserta para orang tua yang berjumlah kira-kira 30 orang.

Hari Jumat malam acara didahului dengan doa sesuai de-ngan program Doa 777 oleh Bpk. Aristarkus, yang dilanjutkan dengan Firman yang dilayani oleh Pdt. S. Pardede mengenai bagaimana orang muda dapat menjadi terang (Mat. 5:14) dan menjadi pintu.

Setelah itu acara pembukaan retret ditandai dengan penya-laan lilin oleh Pdt. V. Sinaga yang diteruskan kepada ketua pa-

nitia yang juga ketua PA Jemaat Kedaton, Sdr. Edward Ginting dan kepada seluruh peserta. Acara penya-laan lilin ini dimak-sudkan agar para pe-serta bahkan semua orang-orang muda da-pat mempertahankan IDENTITAS mereka

sebagai orang muda Advent dan menjadi terang di mana pun berada. Acara dilanjutkan oleh Dr. R. Lisal yang membawa para peserta un-tuk merenungkan cinta Yesus bagi umat manusia.

Pada hari Sa-bat, para peserta dan panitia ba-ngun pagi-pagi untuk mengikuti renungan pagi oleh Pdt. S. Par-dede mengenai bagaimana men-jadi Roti Hidup (Yoh 6:48). Kemu-dian para peserta keluar dari aula dan membentuk prayer circle. Udara segar, pe-mandangan laut yang indah serta makanan enak yang disedia-kan panitia menambah nikmatnya berkat pada hari Sabat itu.

Pukul 08.00 acara kebaktian Sabat dimulai dengan diskusi Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Pdt. V. Sinaga yang lang-sung dilanjutkan dengan sesi seminar tentang identitas orang Farisi vs identitas Yesus. Acara semakin meriah karena dise-lingi dengan diskusi dan energizer serta games dari seksi aca-ra. Pada jam khotbah, peserta dilayani oleh Pdt. Herlen Yang dengan judul “Who Am I.”

Setelah makan siang, acara kembali dilanjutkan oleh Dr. Larry Tumalun dengan tema yang cukup menarik, yaitu: Orang-orang Stres dalam Alkitab. Dr. Larry membagikan apa

RetRet PeMuDa aDvent DistRiK BanDaR laMPung tiMuRRumah Doa Narwastu, 25-27 Maret 2011

Doa kelompok di alam.

Di sela-sela acara yang padat.

Bernyanyi bersama.

Doa kelompok ACTS.

05 - 2011 | Adventist World 45

Page 46: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

yang dimaksud dengan stres dan mekanisme pertahanan ego dengan contoh tokoh-tokoh dalam Alkitab. Sesi terakhir diba-wakan oleh Bpk. Aristarkus yang membagikan teknik-teknik berkomunikasi yang baik dan benar terutama bila orang muda hendak berkomunikasi dengan orang luar berkaitan dengan penginjilan. Beliau juga menyampaikan berbagai pengalaman-nya bekerja di Radio Heartline dan persahabatannya yang luas dengan orang-orang dari berbagai aliran agama. Renungan tu-tup Sabat disampaikan kembali oleh Pdt. S. Pardede. Pada aca-ra malam minggu panitia menggelar berbagai games seru dan juga bakar ikan.

Acara retret diakhiri pada hari Minggu pukul 09.00 oleh Pdt. V. Sinaga yang memberikan nasehat dan roh semangat kepada seluruh peserta dan panitia. Para peserta juga diberi kesempatan untuk memberikan kesan dan pesan mereka ter-hadap acara ini. Ketua panitia, Sdr. Edward juga menyampai-kan harapannya agar semangat peserta tidak berakhir saat ret-ret ini berakhir tetapi terus menyala termasuk rajin dating mengikuti acara PA tiap Sabat sore.

Semoga acara retret ini dapat menjadi saluran berkat bagi semua peserta dan panitia sehingga di mana pun kita berada orang-orang muda Advent boleh memegang teguh identitas mereka dan menjadi terang sampai kedatangan Yesus yang ke-dua kali.

—Dilaporkan oleh Melisa Rani Lisal dan Victor J Sinaga Pemberian plakat ucapan terimakasih kepada pemilik rumah doa.

Foto bersama beberapa peserta dgn pembicara dan pendeta.

berita Dalam Negeri

46 Adventist World | 05 - 2011

Page 47: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha A. Ricky

Bendahara S. Manueke

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana J. Pardede

Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran

Setting dan Desain J. Pardede

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratS. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaSlamet Nappoe, Jawa BaratW. Siringoringo, Jawa TengahR. Situmeang, Jawa Kawasan TimurP. Pasaribu, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratDenny Kana Djo, Nusa TenggaraJ. Legoh, Minahasa UtaraDj. Muntu, Minahasa SelatanF. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan GorontaloA. Lumowa, Sulawesi TengahS. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraR. Wurangian, MalukuN. Tambani, Nusa UtaraHugo Wambrauw, Papua

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

WARTA

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai de-ngan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dileng-kapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Nas-kah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

GEREJA ADVENT

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

Sebagai bagian pelaksanaan ”Reach Out,” pada hari Minggu, 10 April 2011, Anggota Jemaat Ratna yang dimotori oleh pembina dan siswa Pathfinder & Adventurer melaksanakan kegiatan kerja bakti dan

mengisi tanaman hijau di peka-rangan gereja.

Kegiatan dimulai siswa Pathfind-er dengan apel pagi, pada jam 06.00 Wib acara dimulai dengan olahraga bersama dan dilanjutkan dengan upacara resmi yang dipimpin oleh Sdr. Eka Nurcahyadi dan Pdtm. Pa-nahatan Sitorus.

Kemudian berlanjut dengan selu-ruh siswa dan didampingi beberapa pembina dan orangtua memulai ke-giatan dengan mengumpulkan sampah-sampah di sepanjang jalan umum di sekitar lingkungan gereja. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat di lingkungan sekitar gereja dapat menikmati jalan yang bersih dan bebas sampah. Dan mengajarkan kepada anak-anak untuk menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya.

Bagian kedua dilanjutkan kembali membersihkan halaman peka-rangan gedung gereja, dengan mengumpulkan sampah, mencabut rum-put dan menyiapkan tempat untuk menanam tanaman hijau dan berba-gai jenis kembang yang telah disiapkan ibu-ibu.

Pada kesempatan ini juga kita bersyukur karena Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah) dan Bapak AH. Sagala & Ibu (Bendahara Daerah) me-nyempatkan hadir dan turut membantu pekerjaan pada pagi itu.

Salah satu yang berkesan ialah, oleh karena ada dua orang bernama Sdr. Yohanes dan Sdri. Yulie, yang beberapa bulan ini su-dah aktif belajar Alki-tab dengan gembala jemaat, mereka berdua juga turut hadir dan membawa beberapa bibit tanaman untuk ditanam di lingkungan gereja. Dan kebetulan

KeRja BaKti Di lingKungan geRejaGMAHK Jemaat Ratna, Palembang

05 - 2011 | Adventist World 47

Page 48: Adventist world Magazine Bahasa May 2011

Sdr. Yohanes ini adalah ahli pertanian dan berencana akan terus mendukung keindahan di lingkungan gereja, walau-pun saat ini mereka berdua masih sebagai simpatisan gereja Advent. Mari kita doakan agar dalam waktu dekat mereka siap mengambil keputusan untuk menerima baptisan kudus dan bersatu dengan umat-Nya.

Setelah pekerjaan selesai, lingkungan gereja sudah tam-pak lebih indah, bersih, rapi dan lebih hijau dari waktu-wak-tu sebelumnya.

Acara berakhir pada pukul 10.00 Wib dengan makan bersama, walaupun makanan yang sederhana te-tapi sangat dinikmati karena ada kebersamaan yang indah sepanjang hari itu.

Kita berharap agar kegiatan yang sederhana ini akan membawa nilai yang positif bagi kebersamaan di jemaat dan di saat yang sama juga membawa berkat bagi seluruh masyarakat di lingkungan gereja ini.

Demikian laporan kegiatan kerja bakti yang telah terlaksana di Jemaat Ratna, dan mudah-mudahan akan menjadi kemuliaan bagi Tuhan.

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS