repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27422/1/agung adi...
TRANSCRIPT
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhan-
mulah hendaknya kamu berharap (QS. 98:6-8)
Happiness does not just happen, happiness comes from the results of our actions. –agungadiputra-
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua, kakak dan
adik-adik tercinta yang tiada henti memberikan dukungan dan kasih
sayangnya serta untuk sahabat-sahabat atas semangat dan perjuangan
bersama selama ini.
v
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta
B) January 2015
C) Agung Adi Putra
D) Effect of Service Quality and Customer Loyalty Promotion Mix At AON
Yamaha dealer in Jakarta
E) xiv + 92 pages + 4 attachments
F) Consumer loyalty is customer commitment to defend in depth to subscribe
to return or re-purchase, and recommend to others to buy the products /
services. Consumer loyalty is influenced by several factors, among which
the quality of service and advertising, sales promotion, personal selling.
This study aimed to examine the effect of service quality and customer
loyalty promotion mix at Aon Yamaha dealer in Jakarta. The study
involved 178 people are consumers who buy motorcycles in Aon Yamaha
dealer in Jakarta. The sampling technique used is nonprobability sampling
technique. The research instrument used scale research compiled by
researchers based on the dimensions of each variable. The method of data
analysis used in this study is multiple regression techniques (multiple
regression) using SPSS software, while the construct validity testing using
techniques Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Based on the results of multiple regression calculations obtained a
significance level of 0.000 (p <0.05) and R-Square of 0933. This means
that the proportion of variance explained by customer loyalty all IV
quality of service and advertising, sales promotion, and personal selling by
93.3%. Receipt of the research hypothesis, it can be concluded that there is
significant influence quality of service and advertising, sales promotion,
personal selling to customer loyalty at Aon Yamaha dealer in Jakarta.
G) Reading materials: 23; book: 18 + journal: 5
v
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
B) Januari 2015
C) Agung Adi Putra
D) Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promotion MixTerhadap Loyalitas
Konsumen Pada dealer Yamaha AON di Jakarta
E) xiv + 92 Halaman + 4 lampiran
F) Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan untuk bertahan secara
mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang,
dan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli produk/jasa.
Loyalitas konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
kualitas pelayanan dan advertising, sales promotion, personal selling.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan dan
promotion mixterhadap loyalitas konsumen pada dealer Yamaha Aon di
Jakarta.Penelitian ini melibatkan 178 orang yaitu konsumen yang membeli
motor di dealer Yamaha Aon di Jakarta.Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik nonprobability sampling. Instrumen penelitian ini
menggunakan skala penelitian yang disusun sendiri oleh peneliti
berdasarkan pada dimensi setiap variabel. Adapun metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik regresi berganda
(multiple regression) dengan menggunakan software SPSS, sedangkan
pengujian validitas konstruk menggunakan teknik Confirmatory Factor
Analysis (CFA).
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda didapatkan taraf
signifikansi 0.000 (p<0.05) dan R-Square sebesar 0.933. Hal ini berarti
proporsi varian dari loyalitas konsumen yang dijelaskan oleh semua IV
kualitas pelayanan dan advertising, sales promotion, dan personal selling
sebesar 93,3%. Diterimanya hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh signifikan kualitas pelayanan dan advertising, sales
promotion, personal selling terhadap loyalitas konsumen pada dealer
Yamaha Aon di Jakarta.
G) Bahan bacaan: 23 ; buku: 18 + jurnal: 5
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan kasih sayang yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN
PROMOTION MIX TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA
DEALER YAMAHA AON DI JAKARTA.”Shalawat serta salam penulis
panjatkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW beserta para keluarga
dan sahabatnya.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
dalam bentuk bantuan pikiran, tenaga, dan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. Wakil Dekan I Bapak Dr.
Abd. Rahman Shaleh, M.Psi., Wakil Dekan II Bapak Ikhwan Lutfi, M.Psi.,
dan Wakil Dekan III Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si., yang telah memberikan
banyak ilmu serta pengalaman, baik sebagai pembimbing maupun dosen.
2. Bapak Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing atas segala
bimbingan, waktu, tenaga, dan kesabaran yang diberikan selama penulis
menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas segala bimbingan, masukan, kritik,
dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
vii
3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi ilmu yang
bermanfaat akan menjadi suatu kebaikan yang tiada berujung.
4. Kedua orangtua penulis yaitu Bapak H.Mulyoto dan Ibu Hj.Munawaroh,
terima kasih banyak untuk setiap doa yang kalian panjatkan kepada Sang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang untuk kebaikan dan ketulusan kalian ini
sehingga penulis merasa bahagia menjadi bagian dari hidup kalian karena
penulis hanyalah manusia biasa yang tidak akan menjadi seperti sekarang ini
tanpa doa dari kalian.
5. Saudara laki-laki penulis yaitu Joko Susmono dan Setiyo Budiarto serta
saudara perempuan penulis yaitu Nur Ratna Wati, Putri Mulyanah, dan Dina
Agustina. Kalian adalah bagian dari kehidupan penulis. Semangat penulis
untuk dapat bersikap dan bertindak secara positif agar menjadi contohyang
baik buat kalian.
6. Terima kasih untuk Kak Puti dan Kak Niar yang sudah membatu penulis
selama pengolahan data, dan tak lupa Kak Adiyo yang turut membantu.
Terima kasih atas waktu dan ilmunya.
7. Sekretariat dekanat, Rini Haryani, S.Psi., yang telah membantu dalam segala
persoalan administrasi. Para staf pegawai akademik, umum, keuangan,
perpustakaan Fakultas Psikologi dan perpustakaan umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis selama ini dalam proses
administrasi.
viii
8. Terima kasih atas kenangan selama bersama untuk sahabat-sahabat Kos
H.Misun (Alm): Pak Nur (Nurullah), Mas H. Fahry (Suyatno), Mas Iyan
(Sidqi), dan Pak Sendhy yang sudah pada menghilang duluan entah kemana.
Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
9. Teman-teman Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2008. Penulis berterima kasih kepada teman-teman semua atas
pertemanannya selama ini.
10. Terima kasih kepadaMas Andre (Pretty), Bu Wiwik dan teman-teman yang
lain yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skprisi ini. Dan
memberikan ijin penelitian untuk penulis.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, telah berkontribusi
dalam membantu penulis baik mulai dari disusunnya skripsi ini, pengumpulan
data, pengolahan data, sehingga selesainya skripsi ini dengan baik. karena
dukungan doa, moral, maupun materi serta pengertian mereka penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis tidak dapat membalas semua
yang telah diberikan, hanya doa yang penulis panjatkan, semoga semuanya
berkah dan Allah SWT membalas berlipat-lipat ganda, aamiin.
Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 9 Januari 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................ vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Pembatasan Masalah....................................................................... 6
1.3 Perumusan Masalah........................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................ 7
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................... 9
BAB 2. KAJIAN TEORI
2.1 Loyalitas Konsumen...................................................................... 11
2.1.1 Pengertian loyalitas konsumen............................................. 11
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen....... 14
2.1.3 Dimensi loyalitas konsumen................................................. 16
2.1.4 Pengukuran loyalitas konsumen........................................... 17
2.2 Kualitas Pelayanan......................................................................... 17
2.2.1 Pengertian kualitas pelayanan............................................... 17
2.3 Promosi.......................................................................................... 21
2.3.1 Pengertian tentang promosi................................................... 21
2.3.2 Strategi promosi.................................................................... 23
2.3.3 Promotion Mix...................................................................... 24
x
2.4 Hubungan Kualitas Pelayanan, Promotion Mix dan Loyalitas...... 28
2.4.1 Hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas.................... 28
2.4.2 Hubungan promotion mix dengan loyalitas.......................... 28
2.5 Kerangka Berfikir.......................................................................... 29
2.6 Hipotesis........................................................................................ 32
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi......................................................................................... 35
3.2 Sampel........................................................................................... 35
3.3 Teknik Pengambilan Sampel......................................................... 36
3.4 Variabel Penelitian......................................................................... 36
3.4.1 Identifikasi variabel penelitian.............................................. 36
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................... 37
3.6 Instrumen Pengumpulan Data........................................................ 40
3.7 Skala Loyalitas Konsumen............................................................. 41
3.8 Skala Kualitas Pelayanan............................................................... 41
3.9 Skala Promotion Mix..................................................................... 42
3.10 Uji Validitas Konstruk Instrumen Penelitian............................... 43
3.11 Uji Validitas Konstruk Loyalitas Konsumen............................... 46
3.12 Uji Validitas Konstruk Kualitas Pelayanan.................................. 48
3.13 Uji Validitas Konstruk Promotion Mix........................................ 58
3.14 Teknik Analisis Data.................................................................... 61
3.15 Prosedur Penelitian....................................................................... 64
xi
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Deskriptif Subjek.............................................................. 66
4.2 Deskripsi Statistik Masing-Masing Variabel Penelitian................. 66
4.3 Kategorisasi Variabel Penelitian..................................................... 68
4.4 Uji Hipotesis Penelitian................................................................... 74
4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian....................................... 74
4.5 Sumbangan Varians dari Masing-Masing independent variable.... 80
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 84
5.2 Diskusi............................................................................................ 85
5.3 Saran............................................................................................... 88
5.3.1 Saran teoritis.......................................................................... 88
5.3.2 Saran Praktis.......................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 91
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Skor skala penelitian.................................................................. 42
Tabel 3.7 Blue print skala loyalitas konsumen.......................................... 43
Tabel 3.8 Blue print skala kualitas pelayanan........................................... 44
Tabel 3.9 Blue print skala promotion mix................................................. 45
Tabel 3.11 Muatan faktor item loyalitas konsumen.................................... 49
Tabel 3.11.1 Muatan faktor item loyalitas konsumen.................................... 50
Tabel 3.12.1 Muatan faktor item bukti fisik (tangibel).................................. 51
Tabel 3.12.1.1 Muatan faktor item bukti fisik (tangibel).................................. 53
Tabel 3.12.2 Muatan faktor item keandalan (reliability)............................... 54
Tabel 3.12.3 Muatan faktor item daya tanggap (responsivenes).................... 55
Tabel 3.12.4 Muatan faktor item jaminan (assurance)................................... 57
Tabel 3.12.4.1 Muatan faktor item jaminan (assurance)................................... 58
Tabel 3.12.5 Muatan faktor item empati (emphaty)........................................ 59
Tabel 3.13.1 Muatan faktor item periklanan (advertising)............................. 61
Tabel 3.13.2 Muatan faktor item promosi penjualan (sales promotion)........ 62
Tabel 3.13.3 Muatan faktor item penjualan personal (personal selling)........ 63
Tabel 4.1 Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin.................. 66
Tabel 4.2 Descriptive Statistics................................................................. 67
Tabel 4.3 Norma skor kategorisasi............................................................ 69
Tabel 4.4 Kategorisasi loyalitas konsumen............................................... 69
Tabel 4.5 Kategorisasi bukti fisik (tangibel)............................................. 70
Tabel 4.6 Kategorisasi keandalan (reliability)........................................... 70
Tabel 4.7 Kategorosasi daya tanggap (responsivenes).............................. 71
xiii
Tabel 4.8 Kategorisasi jaminan (assurance)............................................. 71
Tabel 4.9 Kategorisasi empati (emphaty)................................................. 72
Tabel 4.10 Kategorosasi periklanan (advertising)...................................... 72
Tabel 4.11 Kategorisasi promosi penjualan (sales promotion).................. 73
Tabel 4.12 Kategorisasi penjualan personal (personal selling).................. 74
Tabel 4.13 Tabel R-Square......................................................................... 75
Tabel 4.14 Tabel Anova............................................................................. 75
Tabel 4.15 Koefisien Regresi..................................................................... 77
Tabel 4.16 Sumbangan varians dari masing-masing IV............................ 81
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisoner.................................................................................... 94
Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram loyalitas konsumen.......................... 102
Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram kualitas pelayanan........................... 103
Lampiran 4 Syntax dan Path Diagram promosi............................................ 108
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan laporan
penelitian.
1.1 Latar Belakang
Sejak maraknya perkembangan dunia bisnis terutama di bidang otomotif,
membuat usaha dibidang ini banyak menarik pengusaha-pengusaha untuk
membuka perusahaan otomotif. Perusahan biasanya memikirkan bagaimana agar
perusahaannya berjalan dengan baik. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka
perusahaan dituntut untuk mempertahankan pelanggannya agar pelanggan
tersebut tidak lari ke perusahaan lain. Konsumen yang loyal ingin mengurangi
resiko dengan kembali ke perusahaan yang mereka percayai karena mereka
merasa puas, baik terhadap kualitas barang maupun pelayanan yang
didapatkannya.
Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan yang
bergerak di bidang otomotif dalam memenuhi kepuasan konsumen adalah
memberikan kinerja pelayanan (service) yang terbaik bagi konsumen. Kinerja
kualitas pelayanan akan menimbulkan persepsi konsumen terhadap kualitas yang
diberikan kepadanya. Peningkatan kualitas pelayanan yang baik dapat
menimbulkan loyalitas konsumen, dan kemungkinan besar akan menarik
konsumen yang baru. Konsumen yang telah loyal pada suatu produk jasa juga
2
akan merasa terpuaskan kebutuhannya sehingga melakukan pembelian lebih dari
sekali. Hal tersebut sangat menguntungkan perusahaan, karena jika kebutuhan
konsumen terpuaskan, konsumen tidak akan melirik perusahaan lain dan
kemungkinan besar terjadi promosi gratis bagi perusahaan dalam bentuk “word of
mouth”.
Loyalitas konsumen memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan.
Mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut menjadi alasan
utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka.
(Hurriyati, 2010). Sementara menurut Griffin (2005) menyatakan loyalitas dapat
didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang
yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan
jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukan kekebalan terhadap tarikan
dari pesaing-pesaing.
Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas
suatu produk, baik barang maupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan
manifestasi dan kelanjutan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa
pelayanan yang diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi
konsumen dari perusahaan tersebut. Loyalitas adalah bukti konsumen yang
memiliki kekuatan dan sikap positif atas perusahaan.
Loyalitas pelanggan atau konsumen sendiri adalah merupakan efek akhir
dari suatu pembelian, yang diartikan sebagai suatu sikap dan niat untuk
berperilaku dimasa depan, dan diekspresikan melalui hal-hal seperti, komitmen
3
untuk membeli kepada perusahaan jika membutuhkan produk lainnya, komitmen
untuk memberikan rekomendasi kepada orang lain, niat untuk menambah jumlah
tabungan, niat untuk menceritakan hal-hal yang positif tentang perusahaan, dan
kesediaan untuk membayar mahal. (Palilati, 2007).
Pelanggan yang memiliki loyalitas merasakan adanya ikatan emosional
dengan perusahaan. Ikatan emosional inilah yang membuat pelanggan menjadi
loyal dan mendorong mereka untuk terus melakukan pembelian terhadap produk
perusahaan serta memberikan rekomendasi. James G.Barnes 2001 (dalam
Hurriyati 2010).
Dealer-dealer otomotif besar yang ada di Jakarta pada umumnya para
pelaku bisnis jarang memperhatikan keinginan konsumen yang cepat berubah.
Sebagai konsekuensinya, setiap usaha penyedia layanan jasa dapat
memperhatikan usaha-usaha apa saja yang perlu ditingkatkan dan diberikan oleh
konsumen sehingga mampu memenuhi tuntutan konsumen. Sampai saat ini
perusahaan dealer otomotif masih belum memperoleh gambaran yang jelas
tentang pengaruh kualitas layanan yang diberikan dan kegiatan promosi terhadap
kepuasan dan bagaimana meningkatkan jumlah pelanggan yang loyal, serta
strategi dan kebijakan apa saja yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen.
Strategi kualitas pelayanan dan advertising, personal selling, sales
promotion merupakan bagian yang penting. Upaya memelihara loyalitas
konsumen kualitas pelayanan dan promosi dapat menambah serta mempengaruhi
konsumen. Kegiatan ini mendorong dan mengarahkan konsumen untuk membeli,
selain itu pula pemberian potongan harga kepada pelanggan maupun pada saat
4
pembelian dalam skala yang lebih besar juga akan dapat menambah bahkan
mempertahankan minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan perusahaan.
Kualitas memberikan sebuah kontribusi positif terhadap perwujudan
kepuasan dan loyalitas konsumen. Sebuah kualitas memberikan nilai plus berupa
motivasi khusus bagi pelanggan untuk terus melakukan pembelian ulang dan
menjalin sebuah hubungan relasi. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan
bagi perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan
konsumen. (Tjiptono 2012).
Kualitas pelayanan yang dilakukan perusahaan Dealer otomotif umumnya
relatif sama, sehingga perusahaan dituntut membuat suatu ciri khas atau unik agar
terlihat berbeda dengan pesaingnya. Ciri khas tersebut dinyatakan dalam bentuk
advertising, personal selling, sales promotion,. Variabel-variabel tersebut
merupakan hal yang penting untuk diteliti karena secara langsung dapat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli barang dan jasa yang
ditawarkan. Promosi juga digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
keberadaan produk agar dapat mencapai konsumen akhir melalui sasaran distribusi
yang tersedia. Berbagai bentuk promosi dipadukan ke dalam suatu bauran promosi,
hal ini merupakan tugas seorang manajer untuk menentukan bauran promosi mana
yang paling efektif dan efisien untuk ditingkatkan guna mencapai sasaran promosi
yang optimal dan mempertahankan loyalitas pelanggan.
AON adalah salah satu perusahaan dealer motor yamaha di Jakarta yang
bergerak dalam bidang otomotif. Dealer AON di Jakarta selama ini masih
5
menghadapi fluktuasi tentang loyalitas konsumennya. (Hasil wawancara pada
tanggal 15 Oktober 2012, dengan Bapak Tony Wijaya selaku pemilik Dealer AON
motor). Upaya mempertahankan loyalitas konsumennya baru sebatas pada
memasang iklan dikoran, melakukan pameran, service gratis, pelayanan yang
tanggap, memberikan garansi, mengelola keluhan konsumen, dan memberikan
potongan harga atau hadiah. Padahal masih banyak cara untuk meningkatkan
loyalitas konsumen. Fluktuasi jumlah pengunjung yang dikarenakan banyak hal
yang menjadi pertimbangan calon pengunjung terhadap dealer-dealer baik dari segi
harga, fasilitas, kualitas pelayanan, dan lokasi ke tempat dealer yang dituju adalah
kurangnya pelaksanaan kegiatan bauran promosi (Promotion Mix) secara optimal
dan tepat.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 21-24 April 2014, dengan 5
orang yang berinisial Iw, Jk, Rtn, Mn, dan Bn, dapat disimpulkan bahwa para
konsumen merasa puas dengan pelayanan dealer AON tersebut diantara pelayanan
yang didapatkan seperti dapat potongan harga, karyawan ramah, baik dan tanggap
atas keluhan konsumen. Dengan layanan yang mereka dapatkan mereka akan
membeli kembali dan merekomendasikan kepada orang lain. Loyalitas pelanggan
Aon Motor pada umumnya akan melakukan pembelian ulang dan akan bercerita
atau merekomendasikan kepada orang lain sekitar 5-8 orang. Oleh karena itu,
pihak pengelola untuk meningkatkan kegiatan promosi secara optimal agar produk
dan pesan (message) yang diberikan Dealer AON Motor di Jakarta yang ada di
Indonesia salah satunya dapat diterima dan sampai pada konsumen.
6
Dari penelitian yang dilakukan oleh Mustafa Abdullah (2010) bahwa kualitas
pelayanan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.
Arti dari kata positif tersebut adalah semakin baik kualitas pelayanan maka
loyalitas konsumen semakin tinggi.
Dengan menerapkan konsep promotion mix yaitu antara lain advertising,
sales promotion, dan personal selling, pengunjung atau konsumen perusahaan
tersebut akan mengetahui informasi baru baik tentang produk, harga, pelayanan,
dan informasi lainnya yang ditawarkan oleh Dealer. Usaha mengoptimalkan
kegiatan promosi yang efektif dan efisien yang dilakukan perusahaan agar dapat
meningkatkan nilai penjualan Dealer yang tercermin dengan meningkatnya jumlah
pengunjung yang akan menimbulkan loyalitas pada konsumen
Dari uraian tersebut peneliti menganggap penting untuk mengetahui
signifikansi pengaruh kualitas pelayanan dan promotion mix terhadap loyalitas
konsumen perlu diteliti lebih lanjut.
1.2 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Hanya membahas konsumen yang membeli ulang dan mereferensikan orang
lain.
2. Hanya membahas bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.
3. Hanya membahas periklanan, promosi penjualan, dan penjualan perorangan.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
7
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan dan promotion
mix terhadap loyalitas konsumen?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek bentuk fisik (tangibel) dari
variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek keandalan (reliability) dari
variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek tanggapan (responsivenes)
dari variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen?
5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek jaminan (assurance) dari
variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen?
6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek empati (emphaty) dari
variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen?
7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek periklanan (advertising) dari
variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen?
8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek penjualan personal (personal
selling) dari variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen?
9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek promosi penjualan (sales
promotion) dari variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas pelayanan aspek
tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty terhadap loyalitas
konsumen pada dealer Yamaha Aon di Jakarta.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh promotion mix aspek advertisng,
sales promotion, dan personal selling terhadap loyalitas konsumen pada
dealer Yamaha Aon di Jakarta.
3. Untuk mengetahui seberapa besar (persen) kontribusi kualitas pelayanan
dan promotion mix terhadap loyalitas konsumen di dealer Yamaha Aon di
Jakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis
bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan pada
psikologi industri dan organisasi, khususnya psikologi konsumen yang
berhubungan dengan kualitas pelayanan dan promotion mix aspek advertisng,
sales promotion, dan personal selling terhadap loyaliatas konsumen. Kuat
lemahnya pengaruh kualitas pelayanan dan promotion mix aspek advertisng, sales
promotion, dan personal selling terhadap loyalitas konsumen di dealer Yamaha
Aon di Jakarta diharapkan akan memperkuat dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengambilan keputusan didealer Yamaha
AON di Jakarta dan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Dengan mengetahui
9
masing-masing pengaruh kualitas Pelayanan, dan memilih kegiatan promosi yang
tepat sehingga perusahaan dapat memfokuskan upaya peningkatan loyalitas
konsumen pada beberapa factor tersebut.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab 2 Kajian Teori
Kajian teori meliputi pengertian loyalitas konsumen, faktor- faktor yang
mempengaruhi loyalitas konsumen, pengertian kualitas pelayanan,
pengertian promosi, strategi promosi, promtotion mix. Hubungan kualitas
pelayanan, promotion mix, dan loyalitas, kerangka berfikir dan hipotesis.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini meliputi pendekatan penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen pengumpulan data,
skala loyalitas konsumen, skala kualitas pelayanan, skala promotion mix
dan uji validitas.
Bab 4 Hasil Penelitian
Hasil penelitian meliputi analisis deskriptif, deskripsi hasil penelitian,
kategorisasi variabel penelitian, uji hipotesis penelitian, uji regresi
berganda, dan pengujian varian masing-masing independent variabel.
10
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran meliputi kesimpulan, diskusi, saran-saran praktis.
11
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori loyalitas konsumen, teori kualitas pelayanan,
teori promotion mix, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Loyalitas Konsumen
2.1.1 Pengertian Loyalitas Konsumen
Untuk meningkatkan loyalitas, perusahaan harus meningkatkan kepuasan terhadap
pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan tersebut dalam jangka panjang.
Perusahaan harus meningkatkan kepuasan dan menambah nilai yang dapat
membuat konsumen merasa puas dan membuat konsumen mendapatkan apa yang
konsumen bayar atau yang lebih dari konsumen harapkan, sehingga hal tersebut
akan mengarah pada pembelian ulang, perekomendasian, dan proporsi
pembelanjaan yang meningkat.
Menurut Oliver 1996 (dalam Hurriyati 2010) definisi loyalitas pelanggan
sebagai berikut: Customer Loyalty is deeply held commitment to rebuy or
repatronize a preferred product or service consistenly in the future, despite
situasional influences and marketing efforts having the potensial to cause
switching behavior. Dari definisi tersebut terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang.
Sedangkan menurut Tjiptono (2014) loyalitas konsumen adalah komitmen
pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat
12
positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan
bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari
kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari
seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan
meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang
dilakukan oleh konsumen.
Sementara menurut Griffin dalam terjemahan Dwi Kartini Yahya (2005)
menyatakan loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan
yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur,
membeli antarlini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukan
kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing. Sedangkan menurut Sumarwan
2004 (dalam Sumarwan, et.al, 2011) loyalitas konsumen sebagai konsumen yang
merasa puas tehadap produk atau merek yang dikosumsi atau dipakai, dan akan
membeli ulang produk tersebut. Pembelian berulang yang terus menerus dari
produk dan merek yang sama akan menunjukan loyalitas konsumen terhadap
merek tersebut.
Pelanggan yang loyal akan tidak sensitif dengan harga, melakukan
pembelian berulang, dan menjadi penganjur kepada koleganya (Hallowell 1996;
Mittal dan Lassar 1998; Bowen dan Chen 2001; Rowley dan Dawes 2000). Jones
dan Sesser (1995) dikutip Gilbert dalam Hurriyati yang mempelajari persiapan
penerapan berbagai kesempatan perdagangan di Era Globalisasi berkeyakinan,
bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama sekali tersebut dan
merupakan tumpuan perusahaan untuk mampu tetap bertahan hidup adalah
13
memiliki pelanggan yang loyal Gilbert (2000). Maka dari itu perusahaan dituntut
untuk mampu memupuk dan menjaga agar konsumen tetap loyal dengan melalui
berbagai upaya yang dilakukan perusahaan salah satunya adalah dengan
kekreativitasan yang dimiliki perusahaan, inovatif dan dan efisien sehingga banyak
pelanggan yang diharapkan menjadi loyal Javalgi; 1997 (dalam Hurriyati 2010).
Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan karena
loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, sehingga
mempertahankan mereka berarti meningkatkan kerja keuangan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut (Murray raphel, et.al, 2007) dalam buku Loyalitas Pelanggan
Jasa, Supriyadi (2011), memberikan informasi tentang program promosi,
pelayanan kecil untuk pelanggan, mengirimkan hadiah, memberikan pelayanan
ekstra, dan memberikan salam, dapat bermanfaat untuk mengubah pelanggan
menjadi loyal. Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang
menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya.
Pelanggan yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan
pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya
kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya
pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-
produk lain buatan produsen yang sama. Pada akhirnya mereka adalah konsumen
yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya. Philip Kotler
2001 (dalam Sumarwan, et.al, 2011) menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah
pelanggan yang melakukan pembelian dengan persentase makin meningkat pada
14
perusahaan tertentu daripada perusahaan lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen
adalah berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang yang
melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan jasa,
mereferensikan kepada orang lain, menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari
pesaing.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen
Dalam membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan, perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Robinette (2001)
faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah perhatian (caring),
kepercayaan (trust), perlindungan (length of patronage), dan kepuasan akumulatif
(overall satisfaction).
Faktor pertama, yaitu perhatian (caring), perusahaan harus dapat melihat
dan mengatasi segala kebutuhan, harapan, maupun permasalahan yang dihadapi
oleh pelanggan. Dengan perhatian itu, pelanggan akan menjadi puas terhadap
perusahaan dan melakukan transaksi ulang dengan perusahaan, dan pada akhirnya
mereka akan menjadi pelanggan perusahaan yang loyal. Semakin perusahaan
menunjukkan perhatiannya, maka akan semakin besar loyalitas pelanggan itu
muncul.
Faktor kedua, yaitu kepercayaan (trust), kepercayaan timbul dari suatu
proses yang lama sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Apabila
kepercayaan sudah terjalin di antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk
membinanya akan lebih mudah, hubungan perusahaan dan pelanggan tercermin
15
dari tingkat kepercayaan (trust) para pelanggan. Apabila tingkat kepercayaan
pelanggan tinggi, maka hubungan perusahaan dengan pelanggan akan menjadi
kuat. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam membina hubungan
dengan pelanggan, yaitu segala jenis produk yang dihasilkan perusahaan harus
memiliki kualitas atau kesempurnaan seperti yang seharusnya atau sebagaimana
dijanjikan, sehingga pelanggan tidak merasa tertipu, yang mana hal ini dapat
mengakibatkan pelanggan berpindah ke produk pesaing.
Faktor ketiga, yaitu perlindungan (length of patronage), perusahaan harus
dapat memberikan perlindungan kepada pelanggannya, baik berupa kualitas
produk, pelayanan, komplain ataupun layanan purnajual. Dengan demikian,
pelanggan tidak khawatir perusahaan dalam melakukan transaksi dan
berhubungan dengan perusahaan, karena pelanggan merasa perusahaan
memberikan perlindungan yang mereka butuhkan.
Faktor keempat, yaitu kepuasan akumulatif (overall satisfaction),
kepuasan akumulatif adalah keseluruhan penilaian berdasarkan total pembelian
dan konsumsi atas barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Kepuasan
akumulatif ditentukan oleh berbagai komponen seperti kepuasan terhadap sikap
agen (service provider) dan kepuasan terhadap perusahaan itu sendiri. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat memberikan rasa puas kepada pelanggan dalam
melakukan segala transaksi dengan perusahaan, sehingga dalam hal ini
perusahaan harus memperhatikan dan meningkatkan fungsi dan kegunaan dari
segala fasilitas dan sumber daya yang dimiliki agar pelanggan dapat
memanfaatkannya kapan saja dan dimana saja.
16
Menurut Akbar dan Parvez (2009) dalam Seffy et.al (2010) faktor-faktor
pembentuk loyalitas pelanggan adalah kualitas pelayan, kepercayaan dan
kepuasan pelanggan. Menurut Murray Raphel dan kawan-kawan 2007 (dalam
Supriadi 2011) berikan pelanggan anda pemberitahuan terbaik tentang segalanya.
Prioritaskan informasi pada mereka tentang berbagai program promosi agar
pelanggan menjadi loyal.
2.1.3 Dimensi loyalitas konsumen
Menurut Griffin (2005) dalam terjemahan Dwi Kartini Yahya, loyalitas konsumen
dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
Konsumen melakukan pembelian secara continue pada suatu produk tertentu.
Contoh: pecinta motor Harley Davidson akan membeli motor Harley baru jika
ada model Harley Davidson yang terbaru, bahkan tidak hanya membeli tetapi
mereka juga mengeluarkan uang tambahan untuk mengubahnya sesuai dengan
keinginan mereka.
2. Membeli antarlini produk dan jasa.
Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga
membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama. Contoh: konsumen
tidak hanya membeli motor Harley Davidson saja, tetapi mereka juga membeli
aksesoris dari Harley Davidson untuk mempercantik motor mereka.
3. Mereferensikan kepada orang lain.
Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of
mouth) berkenaan dengan produk tersebut. Contoh: seorang konsumen Harley
17
Davidson yang sudah lama memakai motor tersebut, menceritakan tentang
kehebatan dan keunggulan dari motor tersebut, kemudian setelah itu temannya
tertarik untuk membeli motor Harley Davidson karena mendengar cerita
tersebut.
4. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang
ditawarkan oleh pesaing. Contoh: para pencinta motor Harley Davidson
menolak untuk menggunakan motor lain, bahkan mereka juga cenderung
menolak untuk mengetahui ada jenis-jenis motor lainnya.
2.1.4 Pengukuran loyalitas konsumen
Alat ukur yang digunakan untuk variabel loyalitas konsumen dalam penelitian ini
dibuat sendiri oleh peneliti. Menggunakan satu pernyataan dengan pilihan empat
jawaban alternatif sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Alat
ukur ini biasa di sebut dengan skala Likert.
Skala ini disusun berdasarkan indikator yang terdapat pada dimensi
loyalitas konsumen berdasarkan teori Griffin (2005), yaitu: (1) Melakukan
pembelian berulang secara teratur, (2) Mereferensikan kepada orang lain.
2.2 Kualitas Pelayanan
2.2.1 Pengertian kualitas pelayanan
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan, Goetsh
dan Davis (dalam Tjiptono, 2001). Dengan demikian definisi kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
18
serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Kualitas
pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi
para konsumen atas pelayanan yang nyata konsumen terima/peroleh dengan
pelayanan yang sesungguhnya konsumen harapkan/inginkan terhadap atribut-
atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan
konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.
Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan buruk (Tjiptono 2001).
Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor
yang sangat penting dalam keberhasilan suatu bisnis maka tentu saja kualitas
layanan dapat memberikan beberapa manfaat di antaranya yaitu menciptakan
kepuasan konsumen yang selanjutnya menjadikan konsumen yang loyal. Definisi
kualitas pelayanan menurut Wyckof (dalam Tjiptono 2001) “Kualitas pelayanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.
Dari pengertian ini maka diketahui adanya dimensi-dimensi tentang
kualitas pelayanan. Lima dimensi yang dapat dirincikan menurut Parasuraman,
Zeithaml, Berry (1998) yaitu sebagai berikut: “ bukti fisik (Tangibel), keandalan
(Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (assurance), dan empati
(emphaty)”. Demikian pula menurut Parasuraman dan kawan-kawan dalam buku
Tjiptono (2011), terdapat lima dimensi kualitas pelayanan:
19
1. Berwujud (Tangible), berkenaan dengan daya tarik, meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan
karyawan.
2. Keandalan (Reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
3. Daya tanggap (Responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan
para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan
mereka serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian
memberikan jasa secara cepat.
4. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan
rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga berati bahwa para karyawan
selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
5. Empati (emphaty), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya
dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian
personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas/pelayanan
yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan
dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik
jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan
20
keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan
pelayanan untuk kepuasan konsumen. Pelayanan yang dilakukan adalah Tangible
(bukti fisik), keandalan (Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati (emphaty). Kualitas pelayanan (service quality) dapat
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan
yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya
mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Cornelia (2008) bahwa variabel
reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibel berpengaruh secara
serentak dan signifikan (positif) terhadap loyalitas pelanggan. Arti dari kata positif
tersebut adalah semakin baik kualitas pelayanan maka loyalitas konsumen
semakin tinggi.
Kualitas Pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan
harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh. Terdapat lima
dimensi kualitas pelayanan yaitu terdiri dari bukti fisik (Tangibel), keandalan
(Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (assurance), dan empati
(emphaty).
Dengan demikian loyalitas konsumen bukan hanya dipengaruhi oleh
kualitas pelayanan yang akan memenuhi harapan konsumen, akan tetapi juga
promosi yang dikemas dengan baik dapat juga mempengaruhi loyalitas.
21
2.3 Promosi
2.3.1 Pengertian tentang promosi
Menurut Nickels, et.al, (2010) dalam terjemahan Diana Angelica dkk, Promosi
(Promotion) adalah usaha para pemasar untuk memberi informasi dan
mengingatkan orang dalam pasar sasaran mengenai produk, dan membujuk
mereka untuk ikut serta dalam pertukaran. Pemasar mengembangkan promosi
untuk mengkomunikasikan informasi tentang produk, jasa mereka dan
mempengaruhi konsumen untuk membelinya. Ada empat jenis promosi yang
utama, seperti : iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan publisitas.
Sedangkan Peter and Olson (2000) penerjemah Damos Sihombing,
mengemukakan promosi mempunyai tiga jenis strategi promosi “menguji aspek
tertentu dari lingkungan promosi, tanggapan afeksi dan kognisi konsumen
terhadap promosi, dan perilaku yang berkaitan dengan promosi.”
William Shoell dikutip oleh Buchari Alma (2007) menyatakan “Promotion
is marketers’ effort to communicate with target audiences. Communiacation is the
process of influencing others’ bahavior by sharing ideas, information or feeling
with them”. “Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi
dengan calon audiens. komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi
atau perasaan audiens”.
Berdasarkan pengertian promosi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi
itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang menyakinkan calon
konsumen tentang barang dan jasa. Sedangkan promosi menurut Buchari (2004)
dikutip oleh Hurriyati (2010) bahwa “Promosi adalah suatu bentuk komunikasi
22
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk atau meningkatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu
usaha komunikasi dari produsen untuk mengenalkan produknya kepada konsumen
dengan tujuan untuk mencari laba. Adapun promosi yang dilakukan oleh
perusahaan akan turut berperan dalam mencapai keberhasilan usaha. Tujuan utama
promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta
mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Menurut Hurriyati (2010) menjelaskan secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa menginformasikan kepada pasar
mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian
yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga, menjelaskan
cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa yang disediakan oleh
perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau
kekhawatiran pembeli, dan membangun citra perusahaan.
2. Membujuk (persuading), pelanggan / sasaran untuk membentuk pilihan
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan
terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja (saat itu juga), dan
mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesmen).
3. Meningkatkan (reminding) dapat terdiri atas: mengingatkan pembeli bahwa
23
produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan
pembeli akan tempat yang menjual produk perusahaan, membuat pembeli
tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan menjaga agar ingatan
pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
2.3.2 Strategi promosi
Pencapaian tujuan promosi tersebut berhubungan dengan penentuan strategi
promosi yang dilakukan perusahaan. Menurut Philip Kotler (2000) dalam
terjemahan Hendra Teguh, ada dua strategi promosi untuk memfasilitasi
pergerakan produk dari produsen ke konsumen, yaitu “strategi dorong dan strategi
tarik”.
Strategi dorong (push strategy), yaitu mencangkup produsen yang
menggunakan tenaga penjual dan promosi dagang untuk membujuk perantara
supaya mengambil, mempromosikan dan menjual produk kepada pemakai akhir.
Strategi tarik (pull strategy), yaitu mencangkup produsen yang menggunakan
iklan dan promosi konsumen guna mendorong pemakai akhir untuk meminta
produk tersebut kepada perantara dan dengan demikian mendorong perantara
memesan produk itu dari produsen..
Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Strategi
promosi dilakukan untuk menentukan proporsi personal selling, iklan dan promosi
penjualan. Berdasarkan penjelasan di atas strategi promosi dapat disimpulkan
bahwa mengembangkan penawaran produk total yang akan menarik minat setiap
orang untuk berkerja sama dengan produsen, distributor, peritel, dan konsumen.
24
2.3.3 Promotion Mix
Promosi adalah langkah yang perlu dilakukan untuk mengenalkan dan membujuk
para calon pembeli agar mau mengeluarkan uang untuk membeli produk.
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan
kombinasi yang terdapat dari unsur atau peralatan promosi yang mencerminkan
pelaksanaan kebijakan promosi dari perusahaan tersebut. Kombinasi dari unsur-
unsur atau peralatan promosi ini dikenal dengan bauran promosi (Promotional
mix), yang terdiri dari periklanan, penjualan langsung, penjualan perorangan,
promosi penjualan, dan publisitas.
Menurut Madura (2001), Promotion mix adalah kombinasi metode
promosi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan penerimaan produk-
produknya. Empat metode promosi adalah: Periklanan, Penjualan personal,
Promosi penjualan, dan Hubungan masyarakat. Meskipun secara umum bentuk
promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk tersebut dapat dibedakan
berdasarkan tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu sering disebut promotion
mix, menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008) dalam terjemahan Bob
Sabran, bahwa “bauran promosi merupakan kombinasi dari alat (periklanan,
penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan sarana pemasaran
langsung) yang digunakan perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan
secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. Definisi lima sarana
promosi utama adalah sebagai berikut:
2.3.3.1 Advertising
Advertising (periklanan) adalah semua bentuk penyajian dan promosi non-peribadi
25
tentang gagasan, barang atau jasa, yang dibayar oleh satu sponsor/pihak tertentu.
Pengembangan program periklanan diawali dengan mengidentifikasikan target
pasar dan motif pembeli, kemudian baru membuat 5 keputusan utama dalam
program advertising dinamakan 5 M :
1. Mission (misi) yaitu tujuan dari periklanan.
2. Money (uang) yaitu besarnya pengeluaran untuk periklanan.
3. Message (pesan) yaitu pesan apa yang akan disampaikan.
4. Media (media) yaitu media apa yang seharusnya digunakan.
5. Measurement yaitu mengukur dampak komunikasi (communication effect) dan
dampak penjualan (sales-effect).
Burke (1980) dikutip oleh Buchari Alma (2011) mendefinisikan
“advertising is a sales message directed at a mass audience, that seeks through,
persuasion to sell goods, services, or ideas on behalf, of the paying sponsor”.
Artinya advertising menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada
masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang , jasa
atau ide.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa periklanan adalah sebuah bentuk
presentasi non personal dimaksudkan untuk mempromosikan gagasan, atau
memberikan informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk atau jasa
yang dibiayai pihak sponsor tertentu. Dengan begitu bertujuan membujuk
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.3.3.2. Sales Promotion
Menurut Kotler dan Armstrong 1991 (dalam Buchari 2011) menyatakan “sales
26
promotion consists of short term incentive to encourage purchase or sales of a
product or service”.
Kegiatan advertising biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lain,
yaitu sales promotion dan public relation. Tugas advertising ialah memberikan
ajakan kepada calon konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan
sales promotion mengajak mereka untuk membeli sekarang. Berbagai cara sales
promotion yang ditawarkan yaitu: memberikan sampel gratis, kupon,rabat diskon
dan lain-lain.
Program sales promotion baru dapat dirancang dengan baik apabila
tujuannya telah ditetapkan secara jelas. Buchari Alma (2011) menyatakan bahwa
tujuan digunakan sales promotion ialah :
1. Menarik pembeli baru
2. Membeli hadiah/penghargaan kepada konsumen/langganan lama
3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain.
5. Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas
6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas
“market share” jangka panjang.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari sales promotion
adalah kombinasi dari berbagai macam bentuk promosi yang diselenggarakan
dalam periode jangka pendek yang ditujukan untuk merangsang pembelian dan
keinginan untuk membeli, baik dari konsumen perorangan maupun distributor.
27
2.3.3.3. Personal Selling
Menurut Tjiptono (2002) Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap
muka) antar penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Personal selling
merupakan kegiatan promosi yang berbeda dengan advertising, karena
menggunakan orang/individu di dalam pelaksanaanya. individu-individu yang
melaksanakan kegiatan personal selling disebut salesman.
Adapun bentuk-bentuk personal selling menurut Buchari (2011) secara
garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Di toko.
2. Di rumah (penjual datang ke rumah).
3. Penjual yang ditugaskan oleh pedagang besar untuk mendatangi pedagang
eceran. Seperti para penjual obat dari farmasi mendatangi apotik, atau agen
barang kelontongan mendatangi toko eceran dan sebagainya.
4. Penjual yang ditugaskan oleh produsen untuk menghubungi pedagang
besar/pedagang eceran.
5. Pimpinan perusahaan berkunjung kepada langganan penting.
6. Penjual yang terlatih secara teknis mengunjungi para konsumen industri untuk
memberikan nasehat dan bantuan.
Penjualan personal (personal selling) adalah presentasi dan promosi
barang dan jasa secara tatap muka. Ini juga berarti mencari prospek-prospek baru
dan melanjutkan layanan setelah terjadi penjualan. Penjualan efektif tidak sekedar
28
masalah membujuk orang lain untuk membeli. Kenyataannya, saat ini, penjualan
personal lebih tepat dideskripsikan sebagai membantu orang lain memenuhi
keinginan dan kebutuhannya (Nickels, et.al, 2010).
2.4 Hubungan Kualitas Pelayanan, Promotion Mix dan Loyalitas Konsumen.
2.4.1 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Konsumen.
Menurut Tjiptono 1996 (dalam Sumarwan, et.al, 2011), kualitas pelayanan
mempunyai hubungan erat dengan loyalitas pelanggan. Kualitas memberikan suatu
dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Pada jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan sehingga
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang dimana perusahaan
memaksimalkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan
pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
Kualitas pelayanan mempunyai hubungan erat dengan loyalitas pelanggan
hal ini telah dikemukakan dalam penelitian Bloemer 1999 dalam Mustafa Abdullah
(2010): “Service quality is positively across different types of servis industries”.
Selanjutnya Zeithalm 1996) mengemukakan “a strong association between overall
service quality and service loyalty across multiple companies”. Terdapat hubungan
yang erat diantara keseluruhan dimensi dari kualitas pelayanan dengan loyalitas
pelanggan dari beberapa perusahaan. Yang dimaksud dengan overall service
quality adalah dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari: Reliability.,
Responsiveness, Assurance, Emphaty, and Tangible.
2.4.2 Hubungan Promotion Mix dengan Loyalitas Konsumen.
Promosi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi permintaan
29
konsumen pada perusahaan yang gencar melakukan kegiatan promosi. Dengan
begitu banyaknya permintaan barang yang diminta pengunjung tidak terlepas dari
penyampaian atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pengunjung melalui
kegiatan promosi.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, untuk mempengaruhi dan meningkatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Selain itu,
promosi juga merupakan salah satu elemen dalam marketing mix. Menurut Kotler
dan Armstrong 2006:496 dalam Mustafa Abdullah (2010) bahwa “Komunikasi
pemasaran (promosi) merupakan kegiatan dimana perusahaan mencoba untuk
menginformasikan, mengajak dan mengingatkan konsumen baik secara langsung
maupun tidak langsung tentang merk dan produk yang dijual”.
Disamping itu, tujuan perusahaan dalam melakukan bauran promosi yang
terdiri dari 5 macam komunikasi utama, yaitu advertising, sales promotion, public
relation, personal selling, and direct marketing ialah memberikan berbagai
informasi mengenai produk yang ditawarkan, sehingga dapat menarik perhatian,
mempengaruhi konsumen dan mendorong mereka untuk membeli sampai pada
akhirnya terciptalah konsumen yang loyal dan dapat mempengaruhi pada tingkat
penjualan perusahaan.
2.5 Kerangka Berfikir
Perusahaan harus dapat membina hubungan baik dengan konsumen demi
30
keberhasilan suatu perusahaan. Hal tersebut dapat diusahakan perusahaan dengan
cara memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, sehingga mampu
memberikan kepuasan terhadap konsumen.
Konsumen yang memiliki loyalitas merasakan adanya ikatan emosional
dengan perusahaan. Ikatan emosional inilah yang membuat konsumen menjadi
loyal dan mendorong mereka untuk terus melakukan pembelian terhadap produk
perusahaan serta memberikan rekomendasi. Menciptakan emosi dan perasaan
positif sangat penting dalam membangun suatu hubungan. Hubungan yang terjalin
tanpa emosi hanya akan menjadi sebuah aktivitas mekanis, proses prilaku, dan
membuat konsumen tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal. Untuk
meningkatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen, perusahaan harus
meningkatkan kepuasan setiap pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan
tersebut dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan kepuasan, perusahaan harus
dapat menambahkan dan mempertahankan nilai-nilai yang dapat membuat mereka
mendapatkan apa yang mereka bayar atau lebih dari yang mereka harapkan.
Sehingga mereka dapat bertahan dan mengarah pada pembelian ulang, penolakan
terhadap produk pesaing, perekomendasian, dan proporsi pembelanjaan yang
meningkat.
Faktor kualitas pelayanan dan promotion mix mempunyai pengaruh
terhadap Kepuasan Konsumen dan Kepuasan Konsumen menciptakan Loyalitas
Konsumen. Perusahaan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas,
melaksanakan kegiatan promotion mix yang tepat, dan konsumen merasa
mendapatkan kepuasan, maka Loyalitas Konsumen akan tercipta. Kualitas
31
Pelayanan mempunyai indikator- indikator, yang terdiri dari: Tangibel/Bentuk
Fisik, mempuyai subvariabel seperti fasilitas fisik, penampilan pekerja, dan
sebagainya; Reliability/Kehandalan, mempuyai subvariabel seperti ketepatan
pelayanan dan kesesuaian pelayanan dengan janji yang ditawarkan;
Responsiveness/ Tanggapan, mempunyai subvariabel seperti kesigapan pekerja dan
penanganan keluhan konsumen; Assurance/ Jaminan, mempunyai subvariabel
seperti keramahan, perhatian, kesopanan pekerja dan reputasi perusahaan;
Emphaty/Empati, mempunyai subvariabel seperti kemampuan pekerja
berkomunikasi dengan konsumen dan pemahaman kebutuhan konsumen.
Sedangkan promosi juga merupakan faktor yang paling penting dalam
menentukan sebuah loyalitas konsumen. Promosi adalah usaha-usaha para
pemasar untuk memberi informasi dan mengingatkan orang-orang dalam pasar
sasaran mengenai produk-produk, dan membujuk mereka untuk ikut serta dalam
pertukaran. Ada empat jenis promosi yang utama, seperti : advertising, sales
promotion, personal selling, dan direct marketing.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan dan promotion mix terhadap loyalitas konsumen
pada dealer AON motor di Jakarta. Penelitian ini dapat dibuat bagan sebagai
berikut:
32
Kualitas Pelayanan
Promotion Mix
Ket :
Variabel independent
X1 = Kualitas pelayanan
X2 = Promotion Mix
Variabel dependent
Y= Loyalitas konsumen
2.6 Hipotesis
Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji
adalah hipotesis nihil yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:
Loyalitas
Konsumen
1. Bentuk fisik (Tangibel)
2. Keandalan (Reliability)
3. Tanggapan
(Responsivenes)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty)
1. Periklanan
(Advertising)
2. Promosi penjualan
(Sales promotion)
3. Penjualan personal
(Personal selling)
33
Hipotesis mayor:
Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan dan promotion mix terhadap
loyalitas konsumen dealer Yamaha Aon di Jakarta.
Hipotesis minor:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek bentuk fisik (tangibel) dari variabel
kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha AON di
Jakarta?
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek keandalan (reliability) dari variabel
kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha AON di
Jakarta?
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek tanggapan (responsivenes) dari
variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha
AON di Jakarta?
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek jaminan (assurance) dari variabel
kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha AON di
Jakarta?
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek empati (emphaty) dari variabel
kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha AON di
Jakarta?
H6: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek periklanan (advertising) dari
variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha AON
di Jakarta?
34
H7: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek penjualan personal (personal
selling) dari variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen dealer
Yamaha AON di Jakarta?
H8: Terdapat pengaruh yang signifikan aspek promosi penjualan (sales
promotion) dari variabel promotion mix terhadap loyalitas konsumen dealer
Yamaha AON di Jakarta?
35
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, teknik pengambilan
sampel, variabel dan definisi operasional, istrumen pengumpulan data, uji
validitas konstruk, dan teknik analisis data.
3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan yang membeli
motor pada dealer Yamaha Aon Motor di Jakarta. Konsumen yang telah membeli
motor lebih dari satu kali di dealer yamaha Aon dan tidak diketahui nama
pembeli motor dalam periode bulan Januari sampai dengan Februari tahun 2014
sebanyak 500 orang
3.2 Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, dalam
Sevilla, et.al (2006:161). Sebagai berikut:
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran populasi
e : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi), yaitu 6%
Jika tingkat kesalahan yang diinginkan (e) adalah 6% dan ukuran populasi
(N) = 500, maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak :
36
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 178 responden.
3.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling yaitu accidental sampling artinya subjek penelitian ini
yaitu konsumen yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksplanatory, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan
pengaruh antara kualitas pelayanan dan promotion mix terhadap loyalitas
konsumen dealer Yamaha Aon di Jakarta.
3.4 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independent variable), yaitu: kualitas
pelayanan dan promotion mix. Sedangkan variabel terikat (dependent variable)
adalah loyalitas konsumen. Adapun identifikasi variabel dan operasional variable
penelitian ini dijelaskan dalam uraian berikut dibawah ini:
3.4.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
37
3.4.1.1. Dependent variable (DV) yaitu Loyalitas Konsumen.
3.4.1.2. Independent variable (IV), yaitu Kualitas Pelayanan dan Promotion Mix
1. Kualitas pelayanan terdiri atas dimensi: Bentuk fisik (tangibel), Keandalan
(reliability), Tanggapan (responsivenes), Jaminan (assurance), dan Empati
(emphaty)
2. Promotion Mix terdiri atas dimensi: Periklanan (advertising), Penjualan
personal (personal selling), dan Promosi penjualan (sales promotion).
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Agar dapat dilakukan pengukuran terhadap semua variabel penelitian perlu
ditetapkan definisi operasional dari semua variabel tersebut. Definisi operasional
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
Varibel terikat (dependent variabel).
1. Loyalitas konsumen dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli.
Pelanggan yang loyal adalah orang yang: melakukan pembelian berulang
secara teratur, dalam arti ini konsumen melakukan pembelian secara continue
pada suatu produk tertentu. Membeli antarlini produk dan jasa, maksudnya
adalah konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi
konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama.
Merefrensikan kepada orang lain dimana konsumen melakukan komunikasi
dari mulut ke mulut (word of mouth) berkenaan dengan produk tersebut.
Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing yaitu konsumen menolak
untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing.
(Griffin, 2005).
38
Variabel bebas (independent vaiabel).
1. Berwujud (Tangible), dapat diartikan sebagai bagaimana kemampuan
perusahaan atau produsen dalam menunjukkan eksistensi atau
kemampuannya ketika berhadapan langsung dengan konsumen. Berkenaan
dengan daya tarik, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
2. Keandalan (Reliability) yaitu pegawai memiliki kemampuan yang handal,
mengetahui mengenai semua prosedur kerja, mekanisme kerja, memperbaiki
berbagai kekurangan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan prosedur
kerja dan mampu menunjukkan, mengarahkan dan memberikan arahan yang
benar kepada setiap bentuk pelayanan yang belum dimengerti oleh konsumen,
sehingga memberi dampak positif atas pelayanan tersebut. Berkaitan dengan
kemampuan karyawan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama
kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai
dengan waktu yang disepakati.
3. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu
para pelanggan dan merespons permintaan mereka serta menginformasikan
kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
4. Jaminan (assurance), untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
konsumen seperti performa atau kinerja pelayanan karyawan dengan baik dan
39
handal sehingga terbentuk rasa puas dari konsumen, yakni perilaku para
karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi pelanggannya. Jaminan juga
berati bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau
masalah pelanggan.
5. Empati (emphaty), adalah adanya suatu perhatian, keseriusan, simpatik,
pengertian dan keterlibatan pihak yang berkepentingan dengan pelayanan
untuk mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan
tingkat pengertian dan pemahaman dari masing-masing pihak. Berarti
perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para
pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
6. Periklanan (advertising) adalah untuk mengenalkan dan membujuk para calon
pembeli agar mau membeli produk dan semua bentuk penyajian dan promosi
non-peribadi tentang gagasan, barang atau jasa, yang dibayar oleh satu
sponsor/pihak tertentu.
7. Sales Promotion menyatakan “sales promotion consists of short term incentive
to encourage purchase or sales of a product or service”. Kegiatan advertising
biasanya disertai oleh dua kegiatan alat promosi lain, yaitu sales promotion
dan public relation. Tugas advertising ialah memberikan ajakan kepada calon
konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion
mengajak mereka untuk membeli sekarang..
40
8. Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan
dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membelinya. Personal selling merupakan
kegiatan promosi yang berbeda dengan advertising, karena menggunakan
orang/individu di dalam pelaksanaanya. individu-individu yang melaksanakan
kegiatan personal selling disebut salesman.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang berbentuk
skala metode Likert. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa
sejumlah daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan atau pernyataan mengenai
suatu bidang untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden dalam
suatu penelitian.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model skala Likert,
dimana aspek-aspek pada variabel dijadikan sebagai tolak ukur penyusunan item-
item instrument. Pada skala penelitian ini digunakan empat pilihan jawaban, yaitu
sangat setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Tidak dimasukkannya pilihan tidak tahu dan ragu-ragu karena dikhawatirkan ada
kecenderungan responden akan memilih jawaban tidak tahu atau ragu-ragu,
sehingga tidak ada perbedaan atau variasi jawaban dari setiap item.
41
Tabel 3.6 Skor Skala Penelitian
Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Skala dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu skala loyalitas
konsumen, skala kualitas pelayanan, dan skala promotion mix sebagai berikut:
3.7 Skala Loyalitas konsumen
Pada penelitian ini, skala loyalitas konsumen merupakan skala yang terdiri dari 12
pernyataan yang menguji loyalitas konsumen pada dealer Yamaha Aon di Jakarta.
Skala yang dibuat sendiri oleh penulis dengan variabel yang ada. Hal ini
didasarkan pada teori Griffin (2005) ketika konsumen melakukan pembelian
berulang secara teratur dan mereferensikan kepada orang lain.
Tabel 3.7 Blue print Skala Loyalitas Konsumen
No Dimensi Indikator Favorable (F) Unfavorable
(UF)
Tota
l
1. Loyalitas
konsumen
1. Melakukan
pembelian
berulang
1,3,5 2,4,6 6
2. Mereferensikan
kepada orang
lain
7,9,11 8,10,12 6
Jumlah 12
3.8 Skala Kualitas Pelayanan
Pada penelitian ini, skala kualitas pelayanan merupakan skala yang terdiri dari 76
pernyataan yang menguji bagaimana konsumen tertarik untuk melakukan
42
pembelian ulang dan mereferensikan orang lain. Meliputi bentuk fisik (tangibel),
keandalan (reability), tanggapan (responsivenes), jaminan (assurance), dan
empati (emphaty). Skala yang dibuat sendiri oleh penulis dengan dimensi atau
aspek-aspek yang ada. Hal ini didasarkan pada teori Tjiptono (2005) mengenai
kualitas pelayanan yang mempengaruhi loyalitas konsumen.
Table 3.8 Blue Print Skala Kualitas Pelayanan
No Dimensi Favorable unfavorable total
1 Bentuk fisik
(Tangibel)
1,3,5,7
9,11,13,15,17
19,21,23,25
27,29
2,4,6,8
10,12,14,16,18
20,22,24,26
28,30
8
10
8
4
2 Keandalan
(Reeliability)
33,35
37,39
34,36
38,40
4
4
3 Daya tanggap
(Responsiven
e)
41,43
45,47
42,44
46,48
4
4
4 Jaminan
(Assurance)
49,51
53,55,57
59,61,63
65,67
50,52
54,56,58
60,62,64
66,68
4
6
6
4
5 Empati
(Emphaty)
69,71
73,75
70,72
74,76
4
4
Jumlah 76
3.9 Skala Promotion Mix
Pada skala promotion mix terdiri dari 14 pernyataan yang menguji bagaimana
promotion mix berpengaruh kuat dalam loyalitas konsumen yang meliputi dari
43
periklanan (advertising), penjualan personal (personal selling), dan promosi
penjualan (sales promotion). Hal ini didasarkan pada teori Philip Kotler dan Gary
Armstrong (2008). Gambaran blue print pada uji coba skala promotion mix
sebagaimana terlampir dalam table berikut.
Tabel 3.9 Blue Print Skala Promotion Mix
No. Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Total
(F) (UF)
1. Periklanan
(advertising)
1. Bentuk
penyajian
iklan
(memberitahu
kan,
meyakinkan,
dan
mengingatka
n)
1,3 2,4 4
2. Promosi
penjualan
(sales
promotion)
1. Alat promosi
(diskon,
memberikan
hadiah,
display/pemaj
angan)
5,7,9 6,8,10 6
3. Penjualan
personal
(personal
selling)
1. Komunikasi
langsung
antara penjual
dan
pelanggan
11,13 12,14 4
Jumlah 14
3.10 Uji Validitas Konstruk Instrumen Penelitian
untuk setiap variabel dalam penelitian ini akan dilakukan uji validitas konstruk
dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan bantuan software
Lisrel 8.70 (Joreskog dan Sorbom, 2004) dan Mplus Version 7 (Muthen &
Muthen, 2012) (Umar, 2012).
44
CFA adalah motode analisis statistik yang digunakan untuk menguji
sebuah teori tentang pengukuran terhadap suatu konstruk dimana yang dilakukan
adalah melihat apakah semua item mengukur hanya satu faktor yang hendak
diukur, serta apakah suatu item signifikan dalam memberikan sumbangan
terhadap apa yang hendak diukur.
Langkah-langkah untuk menguji validitas konstruk suatu alat ukur dengan
CFA yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan melihat nilai Chi-Square
yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak sifnifikan (P>0.05) model
unidimensional fit dengan data artinya semua item hanya mengukur satu
faktor saja, yaitu konstruk yang hendak diukur. Namun jika nilai Chi-Square
signifikan (P<0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model
pengukuran yang diuji sesuai dengan langkah kedua berikut ini.
2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P<0.05), maka dilakukan modifikasi model
pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan
pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang
ingin diukur., item tersebut juga mengukur hal lain (mengukur lebih dari satu
konstruk/model/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran
dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit,
maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.
3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan
melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai
koefisien positif.
45
Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau mendrop item adalah sebagai
berikut:
1. Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur apa yang
hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Dalam hal ini yang dites adalah
koefisien muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai T untuk koefisien
muatan faktor (>1,96) maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam
mengukur konstruk yang hendak diukur, artinya item tersebut tidak didrop.
Sedangkan item yang nilai t nya tidak signifikan (t<1,96) maka item akan
didrop.
2. Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan didrop
karena mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak diukur. Namun
demikian, jika suatu item terdiri dari pernyataan yang bersifat unfavorible
maka tentu saja koefisien muatan faktornya pun akan berarah negatif. Oleh
karena itu, pada item yang seperti ini skornya harus dibalik (reversed)
terlebih dahulu sebelum analisis faktor dan perhitungan skor dilakukan
sehingga diperoleh koefisien muatan faktor yang posistif. Dan apabila skor
pada item yang sudah dibalik (reversed) tetapi menghasilkan koefisien yang
bernilai negatif maka item tersebut didrop.
3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak saling
berkorelasi, maka item tersebut juga sebaiknya didrop. Sebab item yang
demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain
(multidimensi). Maka item yang digunakan hanyalah item yang valid saja.
46
3.11 Uji Validitas Konstruk Loyalitas Konsumen
Dalam penelitian ini diuji apakah 12 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya apakah benar hanya mengukur loyalitas konsumen. Dari hasil CFA
yang dilakukan ternyata fit, dengan Chi-Square=14.01, df=53, P-
value=1.00000, RMSEA=0.000. nilai Chi-Square menghasilkan P-value >
0,05 yang berarti signifikan, dimana model dengan satu faktor
(unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor
saja yaitu loyalitas konsumen.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi
setiap koefisien maupun faktor, seperti pada tabel 3.11:
Tabel 3.11
Muatan faktor item loyalitas konsumen
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 1.14 0.43 2.67 √
2 Item2 -0.06 0.43 -0.15 X
3 Item3 0.77 0.41 1.89 X
4 Item4 0.07 0.40 0.17 X
5 Item5 1.90 0.41 2.18 √
6 Item6 1.07 0.42 2.53 √
7
8
9
10
11
12
Item7
Item8
Item9
Item10
Item11
Item12
0.62
0.57
-0.31
0.65
0.75
0.97
0.40
0.40
0.40
0.40
0.41
0.41
1.53
1.42
-0.78
1.61
1.86
2.33
x
x
x
x
x
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
47
Pada tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan, kecuali ada beberapa item yaitu item 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, dan 11.
Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif,
maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktor negatif. Dengan
demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam penghitungan skor
faktor, kecuali item 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, dan 11. Akan tetapi. Penulis ingin
memastikan bahwa apakah item benar-benar mengukur loyalitas konsumen, maka
penulis menguji kembali item-tem tersebut hanya yang signifikan saja yaitu item
1, 5, 6, dan 12 untuk diuji validitas kembali. Hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=10.70, df=2, P-
value=0.00475, RMSEA=0.157. Oleh sebab itu, dilakukan modifikasi sebanyak 1
kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-
Square=0.15, df=1, P-value=0.69627, RMSEA=0.000.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.11.1:
Tabel 3.11.1
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 1.01 0.06 17.48 √
2 Item5 0.93 0.06 14.93 √
3
4
Item6
Item12
0.99
0.99
0.06
0.06
16.65
16.64
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
48
Pada tabel 3.11.1 , nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
3.12 Uji Validitas Konstruk Kualitas Pelayanan
1. Bentuk fisik (tangibel)
Dalam penelitian ini diuji apakah 32 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya benar hanya mengukur bentuk fisik (tangibel). Hasil analisis CFA yang
dilakukan ternyata fit, dengan model satu faktor, dengan Chi-Square=138.59,
df=464, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. selanjutnya, dilihat apakah signifikan
item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur sekaligus menentukan apakah
item tersebut perlu didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil
tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien maupun muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel
3.12.1.
49
Tabel 3.12.1
Muatan faktor item bukti fisik (tangibel)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t signifikan
1 Item1 0.83 0.32 2.56 √
2 Item2 0.78 0.32 2.43 √
3 Item3 0.96 0.32 2.99 √
4 Item4 -0.08 0.33 -0.24 x
5 Item5 0.58 0.32 0.32 x
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10
Item11
Item12
Item13
Item14
Item15
Item16
Item17
Item18
Item19
Item20
Item21
Item22
Item23
Item24
Item25
Item26
Item27
Item28
Item29
Item30
Item31
Item32
0.11
0.78
0.82
0.62
0.78
0.45
0.73
0.40
0.60
0.92
1.07
0.99
0.21
0.77
0.76
0.66
1.02
0.54
-0.01
0.20
0.18
-0.22
0.57
0.87
-0.26
0.42
1.06
0.33
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.33
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.33
0.33
0.33
0.33
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
0.32
2.43
2.53
1.90
2.40
1.39
2.26
1.24
0.32
2.84
3.33
3.08
0.63
2.37
2.34
2.04
3.16
1.68
-0.02
0.62
0.54
-0.68
1.76
2.71
-0.79
1.30
3.31
x
√
√
x
√
x
√
x
x
√
√
√
x
√
√
√
√
x
x
x
x
x
x
√
x
x
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.1, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item-item
ada bebarapa faktor yang tidak signifikan yaitu item
4,5,6,9,11,13,14,18,23,24,25,26,27,28,30, dan 31. Selanjutnya dilihat muatan
faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak
terdapat item yang bermuatan faktor negatif. Dengan demikian secara keseluruhan
50
semua item akan dianalisis dalam penghitungan skor faktor, kecuali item
4,5,6,9,11,13,14,18,23,24,25,26,27,28,30, dan 31. Akan tetapi. Penulis ingin
memastikan bahwa apakah item benar-benar mengukur bentuk fisik (tangibel) ,
maka penulis menguji kembali item-tem tersebut hanya yang signifikan saja yaitu
item 1,2,3,7,8,10,12,15,16,17,19,20,21,22,23,29, dan 32 untuk diuji validitas
kembali. Hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata
tidak fit, dengan Chi-Square=338.15, df=103, P-value=0.00000, RMSEA=0.114.
oleh sebab itu, dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square=100.69, df=82, P-value=0.07892,
RMSEA=0.036.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.12.1.1.
51
Tabel 3.12.1.1
No Item Koefisien Standar eror Nilai t signifikan
1 Item1 0.89 0.10 9.24 √
2 Item2 1.02 0.09 11.54 √
3 Item3 0.93 0.10 9.74 √
4 Item7 1.02 0.09 11.54 √
5 Item8 0.80 0.09 9.01 √
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Item10
Item12
Item15
Item16
Item17
Item19
Item20
Item21
Item22
Item29
Item32
0.71
0.88
0.92
0.97
0.95
0.88
0.42
0.95
0.97
0.76
0.91
0.10
0.10
0.10
0.10
0.09
0.10
0.11
0.09
0.09
0.10
0.09
7.32
8.80
9.60
10.23
9.98
8.63
3.80
10.70
10.32
7.97
10.26
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.1.1, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
2. Keandalan (reliability)
Dalam penelitian ini diuji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur keandalan (reliability). Hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=137.55, df=20, P-
value=0.00000, RMSEA=0.182. oleh sebab itu, dilakukan modifikasi sebanyak 7
kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-
Square=16.00, df=13, P-value=0.24921, RMSEA=0.036.
52
selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun
muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.12.2
Muatan faktor item keandalan (reliability)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.38 0.12 3.13 √
2 Item2 0.57 0.12 4.80 √
3 Item3 0.47 0.12 4.01 √
4 Item4 0.94 0.11 8.93 √
5 Item5 0.41 0.13 3.17 √
6 Item6 0.92 0.11 8.55 √
7
8
Item7
Item8
0.94
0.97
0.11
0.11
8.83
9.02
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.2, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
3. Daya tanggap (responsivenes)
Dalam penelitian ini diuji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
apakah benar hanya mengukur daya tanggap (responsivenes). Hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=145.61, df=20, P-value=0.00000, RMSEA=0.188. oleh sebab itu,
dilakukan modifikasi sebanyak 5 kali terhadap model, dimana kesalahan
53
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square=20.54, df=15, P-value=0.15224,
RMSEA=0.046.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.12.3
Tabel 3.12.3
Muatan faktor item Daya tanggap (responsivenes)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.99 0.10 10.04 √
2 Item2 1.01 0.10 10.31 √
3 Item3 0.99 0.10 10.00 √
4 Item4 1.00 0.10 10.08 √
5 Item5 0.38 0.12 3.23 √
6 Item6 0.99 0.10 10.00 √
7
8
Item7
Item8
0.91
0.33
0.10
0.11
8.95
2.93
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.3, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
4. Jaminan (assurance)
Dalam penelitian ini diuji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional,
artinya benar hanya mengukur jaminan (assurance). Hasil analisis CFA yang
54
dilakukan dengan model satu faktor, dengan Chi-Square=34.87, df=152, P-
value=1.00000, RMSEA=0.000. nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05
yang berarti signifikan, dimana model dengan satu faktor (unidimensional) dapat
diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu jaminan
(assurance).
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun
muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel 3.12.4. pada saat menganalisis CFA
untuk dimensi jaminan (assurance), path diagram tidak dapat dimunculkan, hal ini
disebabkan karena terdapat satu item yaitu item 12 yang tidak berkorelasi dengan
variabel yang lainnya, sehingga item harus didrop dengan alasan koefisien muatan
faktor lebih dari satu. Dengan demikian analisis hanya dilakukan pada 19 item
hasilnya adalah:
55
Tabel 3.12.4
Muatan faktor item Jaminan (assurance)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.23 0.37 0.62 x
2 Item2 0.48 0.37 1.28 x
3 Item3 0.75 0.38 1.99 √
4 Item4 0.96 0.38 2.52 √
5 Item5 0.46 0.37 1.23 x
6 Item6 0.97 0.38 2.55 √
7 Item7 0.84 0.38 2.23 √
8 Item8 0.44 0.37 1.17 x
9 Item9 -0.69 0.38 -1.83 x
10 Item10 0.77 0.38 2.06 √
11 Item11 0.88 0.38 2.32 √
12 Item12 -0.09 0.37 -0.25 x
13 Item13 0.73 0.38 1.95 x
14 Item14 0.85 0.38 2.20 √
15 Item15 0.67 0.37 1.80 x
16 Item16 0.44 0.37 1.19 x
17 Item17 0.33 0.37 0.85 x
18 Item18 0.33 0.38 0.90 x
19 Item19 0.81 0.38 2.40 √
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.4, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item-item
ada bebarapa faktor yang tidak signifikan yaitu item 1,2,5,8,9,12,13,15,16,17, dan
18. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan
negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktor negatif.
Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor, kecuali item 1,2,5,8,9,12,13,15,16,17, dan 18. Akan
tetapi. Penulis ingin memastikan bahwa apakah item benar-benar mengukur
jaminan (assurance) , maka penulis menguji kembali item-tem tersebut hanya
yang signifikan saja yaitu item 3,4,6,7,10,11,14, dan 19 untuk diuji validitas
kembali. Hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata
tidak fit, dengan Chi-Square=49.39, df=20, P-value=0.00027, RMSEA=0.091.
56
oleh sebab itu, dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama
lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=23.90, df=18, P-
value=0.15840, RMSEA=0.043.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.12.4.1
Tabel 3.12.4.1
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item3 0.89 0.10 8.58 √
2 Item4 0.97 0.10 9.67 √
3 Item6 0.98 0.10 9.73 √
4 Item7 0.77 0.11 7.15 √
5 Item10 0.73 0.11 6.60 √
6 Item11 0.79 0.11 7.43 √
7 Item14 0.93 0.10 9.09 √
8 Item19 0.96 0.10 9.54 √
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.4.1, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
57
5. Empati (emphaty)
Dalam penelitian ini diuji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
apakah benar hanya mengukur empati (emphaty). Hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=217.16, df=20, P-value=0.00000, RMSEA=0.236. oleh sebab itu,
dilakukan modifikasi sebanyak 12 kali terhadap model, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square=9.69, df=8, P-value=0.28746,
RMSEA=0.035.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.12.5.
Tabel 3.12.5
Muatan faktor item empati (emphaty)
No Item Koefisiensi Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.97 0.09 10.19 √
2 Item2 1.08 0.11 9.80 √
3 Item3 0.27 0.13 2.16 √
4 Item4 0.97 0.10 10.10 √
5 Item5 0.97 0.10 9.55 √
6 Item6 1.07 0.11 9.62 √
7
8
Item7
Item8
0.58
1.04
0.11
0.10
5.40
9.94
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.12.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
58
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
3.13 Uji Validitas Konstruk Promotion Mix
1. Periklanan (advertising)
Dalam penelitian ini diuji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur periklanan (advertising). Hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=107.10, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.545. oleh sebab itu,
dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000,
RMSEA=0.000.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun
muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13
Muatan faktor item periklanan (advertising)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.91 0.06 14.43 √
2 Item2 1.09 0.05 19.95 √
3
4
Item3
Item4
0.92
1.03
0.06
0.06
14.74
17.44
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
59
Pada tabel 3.13.1, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
2. Promosi penjualan (sales promotion)
Dalam penelitian ini diuji apakah 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
apakah benar hanya mengukur Promosi penjualan (sales promotion). Hasil
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan
Chi-Square=67.41, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.191. oleh sebab itu,
dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali terhadap model, dimana kesalahan
pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
diperoleh model fit dengan Chi-Square=8.02, df=6, P-value=0.23667,
RMSEA=0.044.
Selanjutnya, dilihat apakah item yang signifikan tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisiensi muatan faktor
dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
maupun faktor, seperti pada tabel 3.13.
60
Tabel 3.13.
Muatan faktor item Promosi penjualan (sales promotion)
no Item Koefisiensi Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 0.95 0.11 8.93 √
2 Item2 0.55 0.12 4.67 √
3 Item3 0.44 0.12 3.71 √
4 Item4 0.97 0.11 9.22 √
5 Item5 0.99 0.11 9.39 √
6 Item6 1.03 0.10 9.84 √
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.13.2, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
3. Penjualan personal (personal selling)
Dalam penelitian ini diuji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
benar hanya mengukur penjualan personal (personal selling). Hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square=77.28, df=3, P-value=0.00000, RMSEA=0.374. oleh sebab itu, dilakukan
modifikasi sebanyak 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan Chi-Square=00.00, df=2, P-value=1.00000, RMSEA=0.000.
Selanjutnya, dilihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak.
Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari
61
item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien maupun
muatan faktor, seperti yang terlihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13.
Muatan faktor item penjualan personal (personal selling)
No Item Koefisien Standar eror Nilai t Signifikan
1 Item1 1.00 0.05 18.80 √
2 Item2 1.00 0.05 18.80 √
3
4
Item3
Item4
1.00
1.00
0.05
0.05
18.80
18.80
√
√
Keterangan: tanda √=signifikan (t > 1,96) ; x=tidak signifikan
Pada tabel 3.13.3, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item
signifikan semua. Selanjutnya, melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang bermuatan faktornya
negatif. Dengan demikian secara keseluruhan semua item akan dianalisis dalam
penghitungan skor faktor.
3.14 Teknik Analisis Data
Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh
yang signifikan masing-masing variabel terhadap loyalitas konsumen, digunakan
metode statistika karena datanya berupa angka yang merupakan hasil pengukuran
atau perhitungan. Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang akan diukur,
digunakan teknik analisis multiple regression atau analisis regresi berganda, yang
merupakan metode statistik yang digunakan untuk membentuk model hubungan
antara variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas.
Adapun persamaan umum analisis regresi berganda ini adalah:
y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+e
62
Keterangan:
y = loyalitas konsumen
a = konstan intersepsi
b = koefisien regresi
X1 = bentuk fisik (tangibel)
X2 = keandalan (reliability)
X3 = tanggapan (responsivenes)
X4 = jaminan (assurance)
X5 = empati (emphaty)
X6 = periklanan (advertising)
X7 = penjualan personal (personal selling)
X8 = promosi penjualan (sales promotion)
e = residu (hal yang mempengaruhi DV diluar IV)
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true
score adalah skor faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 17.0
dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu
lagi dilaporkan reliabilitasnya. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi
tidak mengalami underestimated (yaitu koefisien regresi yang terhitung lebih
rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan). True score inilah yang
kemudian akan diteliti dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis
penelitian.
Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi varians
loyalitas konsumen yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa
diteliti bisa diukur dengan menggunakan rumus R2, dimana:
Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi
sudah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah:
63
Ssreg = ∑ (ý – y)2 = b1∑x1y+ b2∑x2y+ b3∑x3y+...... b8∑x8y, dimana:
ý = a + bx
∑x1y = ∑ (x1 - x1bar) (y - y)
Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:
Ssy = ∑ (y - y)2
R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan Ftes. Rumus Ftes adalah:
n = banyaknya sampel
k = banyaknya independen variabel dengan df = k dan n-k-1
Jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh
kedua faktor (kualitas pelayanan dan promosi) secara keseluruhan adalah
signifikan.
Jika telah terbukti signifikan maka akan diuji variabel mana dari delapan
variabel independen yang signifikan. Dalam dal ini diuji signifikan atau tidaknya
koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:
Tbi = bi atau Sbi, dengan:
bi = koefisien regresi variabel yang ke – i
Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke - i
Jika tbi memiliki skor t > (.96) maka koefisien regresi variabel tersebut
dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan
tidak signifikan (dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%).
64
Dalam analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi,
yaitu:
1. R2 yang menunjukan proporsi varian (presentase varian) dari dependent
variabel (loyalitas konsumen) yang bisa diterangkan oleh variabel
independent (kualitas pelayanan dan promosi).
2. Uji hepotesis mengenai signifikan menunjukan dampak yang signifikan dari
variabel independent yang bersangkutan.
3. Persamaan regresi yang ditemukanbisa digunakan untuk membuat prediksi
tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independent di ketahui.
4. Sumbangan varian dari masing-masing aspek IV yaitu kualitas pelayanan dan
promosi dalam mempengaruhi loyalitas konsumen.
3.15 Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, dilakukan beberapa tahap persiapan
untuk menunjang kelancaran penelitian. Hal pertama yang dilakukan adalah
mencari dan membaca banyak literatur terkait dengan variabel penelitian yaitu
loyalitas konsumen, kualitas pelayanan, dan promosi. Literatur ini didapat dari
banyak sumber seperti buku, jurnal, skripsi, tesis, dan internet. Selain hal diatas,
dipersiapkan juga beberapa hal teknis yang mendukung kelancaran penelitian,
seperti karakteristik sampel dan tempat pengambilan data, perizinan penelitian,
adaptasi kuisoner, dan mempersiapkan reward bagi responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini terdapat tiga buah skala yaitu skala loyalitas
konsumen, kualitas pelayanan, dan promosi. Skala-skala tersebut menggunakan
65
skala model Likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan-pernyataan
skala tersebut bersifat Favorable dan unfavorable.
Setelah dilakukan penyebaran data/kuesioner, akan dilakukan skoring
terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat
tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel, lalu menganalisis data.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis multiple regression. Dalam
menganalisis, digunakan software SPSS.
66
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu analisis deskriptif subjek
penelitian, deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian dan uji
hipotesis penelitian.
4.1 Analisis Deskriptif Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah 178 orang yaitu konsumen yang telah membeli
di dealer Yamaha Aon di Jakarta baik laki-laki maupun perempuan dengan
deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tabel Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis kelamin
Indentitas Subjek Frekuensi Persentasi
Jenis Kelamin
Perempuan 34 19.10 %
Laki-laki 144 80.90 %
Jumlah 178 100 %
4.2 Deskripsi Statistik Masing-Masing Variabel Penelitian
Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu
dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor murni
(t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini
67
dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antar skor hasil
pengukuran variabel-variabel yang diteliti. Selain itu agar nilai-nilai pada (t-score)
berubah menjadi positif, dilakukan perhitungan t-score =50+10 raw score, nilai-
nilai tersebut yang dilakukan dengan faktor skor.
Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik
deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti, indeks yang dijadikan acuan dalam
perhitungan ini adalah skor mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimal
dan minimal dari setiap variabel penelitian. Nilai tersebut disajikan dalah tabel
berikut ini
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tangibel 178 22.66 69.20 50.0004 10.00036
Reliability 178 34.75 63.86 50.0017 9.63950
Responsivenes 178 30.90 66.95 49.9987 9.88018
Assurance 178 37.45 67.84 49.9994 9.88062
Emphaty 178 20.35 65.59 50.0002 9.99462
Advertising
Sales promotion
Personal selling
Loyalitaskonsumen
178
178
178
178
35.91
34.83
3.98
28.77
63.16
71.02
64.09
72.43
50.0012
50.0002
50.0034
50.0011
9.99551
9.99531
9.99947
9.85767
Valid N (listwise) 178
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian
sebanyak 178 orang, dengan skor loyalitas konsumen yang terendah adalah 28.77,
sedangkan skor loyalitas konsumen tertinggi 72.43 dengan mean 50.0011 dan
standar deviasi 9.85767. Kemudian dimensi tangibel mempunyai skor terendah
22.66 dan skor tertingginya 69.20 dengan mean 50.0004 dan standar deviasi
68
10.00036. Dimensi reliability mempunyai skor terendah 34.75 dan skor tertinggi
63.86 dengan mean 50.0017 dan standar deviasi 9.63950. Dimensi responsivenes
mempunyai skor terendah 30.90 dan skor tertingginya 66.95 dengan mean
49.9987 dan standar deviasi 9.88018. Dimensi assurance mempunyai skor
terendah 37.45 dan skor tertinggi 67.84 dengan mean 49.9994 dan standar deviasi
9.88062. Dimensi emphaty skor terendah 20.35 dan skor tertinggi 65.59 dengan
mean 50.0002 dan standar deviasi 9.99462.Dimensi Advertising mempunyai skor
terendah 35.91 dan skor tertinggi 63.16 dengan mean 50.0012 dan standar deviasi
9.99551. Dimensi sales promotion mempunyai skor terendah 34.83 dan skor
tertinggi 71.02 dengan mean 50.0002 dan standar deviasi 9.99531. Dimensi
personal selling mempunyai skor terendah 3.98 dan skor tertingginya 64.09
denang mean 50.0034 dan standar deviasi 9.99947.
Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur. Adapun pada penelitian ini, dari setiap variabel memiliki
kategorisasi yang berbeda dan akan dipaparkan pada subbab berikut.
4.3 Kategorisasi Variabel Penelitian
Setelah melakukan deskripsi statistik dari setiap variabel penelitian, maka hal
yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian dengan
menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Dalam hal ini, ditetapkan
norma sebagai berikut:
69
Tabel 4.3
Norma Skor kategorisasi
Kategori Norma
Tinggi X > 1Mean + Standar Deviasi
Sedang 1 Mean – Standar Deviasi ≤ X ≤ 1 Mean + Standar Deviasi
Rendah X < 1 Mean – Standar Deviasi
Berdasarkan kategori tertentu dari setiap variabel, maka dapat diperoleh
nilai presentase kategori untuk:
1 Kategorisasi Loyalitas Konsumen
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel loyalitas
konsumen:
Tabel 4.4
Kategorisasi Loyalitas Konsumen
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 59.85 Tinggi 28 15.73%
40.14 ≤ X ≤ 59.85 Sedang 149 83.71%
X < 40.14 Rendah 1 0.56%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi loyalitas konsumen dapat
diketahui bahwa sebanyak 28 orang (15.73%) konsumen berada dalam kategori
tinggi, dan kategori sedang sebanyak 149 orang (83.71%). Sedangkan sebanyak 1
orang (0.56%) berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa
konsumen yang memiliki loyalitas paling besar berada pada kategori sedang yaitu
sebanyak 149 orang (83.71%).
2. Kategorisasi Tangibel
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel tangibel:
70
Tabel 4.5
Kategorisasi Tangibel
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 60.00 Tinggi 27 15.17%
40.00 ≤ X ≤ 60.00 Sedang 144 80.90%
X < 40.00 Rendah 7 3.93%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi tangibel dapat diketahui
bahwa sebanyak 27 orang (15.17%) berada dalam kategori tinggi. Kategori
sedang sebanyak 144 orang (80.90%), Sedangkan sebanyak 7 orang (3.93%)
berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki
tangibel yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 144 orang (80.90%).
3. Kategorisasi Reliability
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel reliability:
Tabel 4.6
Kategorisasi Reliability
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 59.64 Tinggi 33 18.54%
40.36 ≤ X ≤ 59.64 Sedang 102 57.30%
X < 40.36 Rendah 43 24.16%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi reliability dapat diketahui
bahwa sebanyak 33 orang (18.54%) berada dalam kategori tinggi. Kategori
sedang sebanyak 102 orang (57.30%), Sedangkan sebanyak 43 orang (24.16%)
berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki
reliability yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 102 orang (57.30%).
71
4. Kategorisasi Responsivenes
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel
responsivenes:
Tabel 4.7
Kategorisasi Responsivenes
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 59,90 Tinggi 31 17.41%
40.12 ≤ X ≤ 59.90 Sedang 116 65.18%
X < 40,12 Rendah 31 17.41%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi responsivenes dapat diketahui bahwa
sebanyak 31 orang (17.41%) berada dalam kategori tinggi. Kategori sedang
sebanyak 116 orang (65.18%), Sedangkan sebanyak 31 orang (17.41%) berada
dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki
responsivenes yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 116 orang
(65.18%).
5. Kategorisasi Assurance
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel assurance:
Tabel 4.8
Kategorisasi Assurance
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 59,90 Tinggi 27 15.17%
40.12 ≤ X ≤ 59.90 Sedang 95 53.37%
X < 40,12 Rendah 56 31.46%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi assurance dapat diketahui bahwa
sebanyak 27 orang (15.17%) berada dalam kategori tinggi, dan kategori sedang
72
sebanyak 95 orang (53.37%), sedangkan sebanyak 56 orang (31.46%) berada
dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki assurance
yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 95 orang (53.37%).
6. Kategorisasi Emphaty
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel emphaty:
Tabel 4.9
Kategorisasi Emphaty
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 60.00 Tinggi 34 19.10%
40.00 ≤ X ≤ 60.00 Sedang 106 59.55%
X < 40,00 Rendah 38 21.35%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi emphaty dapat diketahui bahwa
sebanyak 34 orang (19.11%) berada dalam kategori tinggi, dan kategori sedang
sebanyak 106 orang (59.55%), sedangkan sebanyak 38 orang (21.35%) berada
dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki emphaty
yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 106 orang (59.55%).
7. Kategorisasi Advertising
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel advertising:
Tabel 4.10
Kategorisasi Advertising
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 60.00 Tinggi 51 28.66%
40.00 ≤ X ≤ 60.00 Sedang 86 48.31%
X < 40,00 Rendah 41 23.03%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi advertising dapat diketahui bahwa
sebanyak 51 orang (28.66%) berada dalam kategori tinggi, dan kategori sedang
73
sebanyak 86 orang (48.31%), sedangkan sebanyak 41 orang (23.03%) berada
dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki advertising
yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 86 orang (48.31%).
8. Kategorisasi Sales Promotion
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel sales
promotion:
Tabel 4.11
Kategorisasi Sales Promotion
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 60.00 Tinggi 15 8.43%
40.00 ≤ X ≤ 60.00 Sedang 119 66.85%
X < 40,00 Rendah 44 24.72%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi sales promotion dapat diketahui
bahwa sebanyak 15 orang (8.43%) berada dalam kategori tinggi, dan kategori
sedang sebanyak 119 orang (66.85%), sedangkan sebanyak 44 orang (24.72%)
berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki
sales promotion yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 119 orang
(66.85%).
9. Kategorisasi Personal selling
Berikut ini adalah kategorisasi subjek penelitian berdasarkan variabel personal
selling:
74
Tabel 4.12
Kategorisasi Personal Selling
Skor Kategori Jumlah Persentase
X > 60.00 Tinggi 27 15.17%
40.00 ≤ X ≤ 60.00 Sedang 117 65.73%
X < 40,00 Rendah 34 19.10%
jumlah 178 100%
Berdasarkan tabel di atas, hasil ketegorisasi personal selling dapat diketahui
bahwa sebanyak 27 orang (15.17%) berada dalam kategori tinggi, dan kategori
sedang sebanyak 117 orang (65.73%), sedangkan sebanyak 34 orang (19.10%)
berada dalam kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa dealer aon memiliki
personal selling yang berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 117 orang
(65.73%).
4.4 Uji Hipotesis Penelitian
4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahapan ini, peneliti akan menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan
teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS. Dalam
regresi, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square
untuk mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan
oleh independent variable. Kedua, apakah secara keseluruhan independent
variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable. Terakhir,
memperhatikan signifikan tidaknya koefisiensi regresi masing-masing
independent variable.
Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui
berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent
variable. Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini:
75
Tabel 4.13
Tabel R-Square
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .966a .933 .930 2.61467
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai
0.933 atau sebesar 93.3%. Artinya, proporsi varians dari dependent variable yaitu
loyalitas konsumen yang dijelaskan oleh semua independent variable yaitu
tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty, advertising, sales
promotion, dan personal selling adalah sebesar 93.3%, sedangkan 6,7% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Langkah kedua, dilakukan uji F untuk menganalisis pengaruh dari
keseluruhan independent variable terhadap dependent variable. Adapun hasil uji
F dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.14
Anovab
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square f Sig.
1 Regression 16044.360 8 2005.545 293.358 .000a
Residual 1155.371 169 6.837
Total 17199.731 177
a. Predictor: (Constant), personalselling, assurance, advertising, responsivenes,
salespromotion, tangibel, reliability, emphaty
b. Dependent Variable: loyalitaskonsumen
76
Dari hasil analisis tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya
adalah 0.000 (p<0.05), hal ini berarti bahwa hipotesis nihil mayor yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent variable
terhadap dependent variable yaitu loyalitas konsumen, ditolak. Maka dapat
disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari variabel tangibel, reliability,
responsivenes, assurance, emphaty, advertising, sales promotion, dan personal
selling terhadap loyalitas konsumen pada dealer Aon di Jakarta.
Langkah ketiga adalah menjawab hipotesis minor, yaitu melihat nilai
signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variable. Apabila nilai signifikansi yang terdapat pada kolom paling kanan
(kolom sig.) menunjukkan angka di bawah 0,05, maka koefisien regresi yang
dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap dependent variable dan sebaliknya.
Adapun besarnya koefisien regresi masing-masing independent variable
terhadap loyalitas konsumen pada dealer Aon di Jakarta dapat dilihat pada tabel
berikut:
77
Tabel 4.15
Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardizes
Coefficients
B Std. Eror Beta t Sig.
(Constant) 20.633 1.463 14.107 .000
Tangibel 1.374 .058 1.394 23.711 .000
Reliability -1.274 .068 -1.186 -18.294 .000
Responsivenes .577 .055 .579 10.434 .000
Assurance .008 .033 .008 .256 .798
Emphaty -.633 .067 -.642 -9.385 .000
Advertising .523 .044 .530 11.968 .000
Sales prmotion .548 .052 .556 10.474 .000
Personal selling -.598 .049 -.607 -12.115 .000
a. Dependent Variable: Loyalitas konsumen
Berdasarkan pada tabel 4.15 dapat disimpulkan persamaan regresi sebagai
berikut:
Loyalitas konsumen = 20.663 + 1.374 *Tangibel – 1.213 *Reliability + 0.577
*Responsivenes + 0.008 Assurance – 0.633 *Emphaty +
0.523 *Advertising + 0.548 *Salles promotion – 0.598
*Personal selling
Untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan
pada tabel 4.15 cukup dengan melihat nilai signifikan pada kolom yang paling
kanan (kolom sig.) jika p<0.05, maka koefisien regresi yang dihasilnya signifikan
pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen dan sebaliknya. (*signifikan)
Berdasarkan hasil di atas, koefisien regresi frekuensi variabel tangibel,
reliability, responsivenes, emphaty, advertising, salles promotion, dan personal
selling yang signifikan, sedangkan variabel assurance yang tidak signifikan. Hal
78
ini berarti bahwa dari delapan hipotesis minor hanya terdapat tujuh hipotesis yang
signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-
masing independent variable adalah sebagai berikut:
1. Variabel Tangibel
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.374 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel tangibel berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
semakin tinggi variabel tangibel maka semakin tinggi loyalitas konsumen.
2. Variabel Reliability
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -1.213 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel reliability berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
semakin tinggi variabel reliability maka semakin rendah loyalitas
konsumen.
3. Variabel Responsivenes
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.577 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel responsivenes berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
semakin tinggi variabel responsivenes maka semakin tinggi loyalitas
konsumen.
79
4. Variabel Assurance
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.008 dengan signifikansi 0.798
(p>0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel assurance berpengaruh
secara positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
tidak ada pengaruh antara variabel assurance terhadap loyalitas konsumen.
5. Variabel Emphaty
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.633 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel emphaty berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
semakin tinggi variabel emphaty maka semakin rendah loyalitas
konsumen.
6. Variabel Advertising
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.523 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel advertising berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Artinya,
semakin tinggi variabel advertising maka semakin tinggi loyalitas
konsumen.
7. Variabel Sales Promotion
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.548 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel salles promotion
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Artinya, semakin tinggi variabel sales promotion maka semakin tinggi
loyalitas konsumen.
80
8. Variabel Personal Selling
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.598 dengan signifikansi 0.000
(p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa variabel personal selling
berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Artinya, maka semakin tinggi variabel personal selling maka semakin
rendah loyalitas konsumen.
4.5 Sumbangan varians dari masing-masing independent variable (IV)
Pengujian pada tahap ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya
penambahan (incremented) proporsi varian dari tiap IV, yang mana IV tersebut
dianalisis secara satu persatu. Pada tabel, kolom pertama adalah IV yang
dianalisis satu persatu, kolom kedua merupakan total penambahan varians DV
dari tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai
murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom
keempat adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df adalah derajat
bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan
denumerator, kolom f tabel adalah kolom mengenai nilai/harga IV pada tabel F
dengan df dan taraf level of significance 5% yang telah ditentukan sebelumnya,
harga pada kolom inilah yang akan dibandingkan dengan harga pada kolom F
hitung. Apabila harga F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom
selanjutnya, yaitu kolom signifikan akan dituliskan signifikan dan sebaliknya. Jika
signifikan artinya bahwa penambahan (incremented) proporsi varians dari IV
yang bersangkutan, dampaknya signifikan. Besarnya proporsi varians dapat dilihat
pada tabel 4.16:
81
Tabel 4.16
Sumbangan varians dari masing-masing IV
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .809a .654 .652 5.81403 .654 332.823 1 176 .000
2 .837b .701 .697 5.42424 .047 27.204 1 175 .000
3 .838c .702 .697 5.42954 .001 .659 1 174 .418
4 .838d .703 .696 5.43679 .001 .536 1 173 .465
5 .891e .794 .788 4.53659 .092 76.469 1 172 .000
6 .923f .852 .847 3.85499 .058 67.200 1 171 .000
7
8
.935g
.966h .874
.933
.869
.930
3.56357
2.61467
.022
.058
30.111
146.780
1
1
170
169
.000
.000
a. Predictors: (Constant), tangible
b. Predictors: (Constant), tangibel, reliability
c. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsiveness
d. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsivenes, assurance
e. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty
f. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty, advertising
g. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty, advertising,
sallespromotion
h. Predictors: (Constant), tangibel, reliability, responsivenes, assurance, emphaty, advertising,
sallespromotion, personalselling
Dari tabel 4.16 di atas didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Diketahui bahwa R² change dari tangibel terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 0,654, artinya variabel tangibel memberikan sumbangan
varians sebesar 65,4% terhadap loyalitas konsumen. Sumbangan ini
signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0,000<0,05.
2. Diketahui bahwa R² change dari reliability terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 0,047, artinya variabel reliability memberikan sumbangan
varians sebesar 4,7% terhadap loyalitas konsumen. Sumbangan ini
signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0,000<0,05.
82
3. Diketahui bahwa R² change dari responsivenes terhadap loyalitas
konsumen adalah sebesar 0,001, artinya variabel reliability memberikan
sumbangan varians sebesar 0,1% terhadap loyalitas konsumen.
Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik karena nilai sig. F change =
0,418>0,05.
4. Diketahui bahwa R² change dari assurance terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 0,001, artinya variabel assurance memberikan sumbangan
varians sebesar 0,1% terhadap loyalitas konsumen. Sumbangan ini tidak
signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0,465>0,05.
5. Diketahui bahwa R² change dari emphaty terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 0,092, artinya variabel emphaty memberikan sumbangan
varians sebesar 9,2% terhadap loyalitas konsumen. Sumbangan ini
signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0,000<0,05.
6. Diketahui bahwa R² change dari advertising terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 0,058, artinya variabel advertising memberikan sumbangan
varians sebesar 5,8% terhadap loyalitas konsumen. Sumbangan ini
signifikan secara statistik karena nilai sig. F change = 0,000<0,05.
7. Diketahui bahwa R² change dari salles promotion terhadap loyalitas
konsumen adalah sebesar 0,022, artinya variabel salles promotion
memberikan sumbangan varians sebesar 2,2% terhadap loyalitas
konsumen. Sumbangan ini signifikan secara statistik karena nilai sig. F
change = 0,000<0,05.
83
8. Diketahui bahwa R² change dari personal selling terhadap loyalitas
konsumen adalah sebesar 0,058, artinya variabel personal selling
memberikan sumbangan varians sebesar 5,8% terhadap loyalitas
konsumen. Sumbangan ini signifikan secara statistik karena nilai sig. F
change = 0,000<0,05.
Dengan demikian, sumbangan atau pengaruh varians yang signifikan terhadap
loyalitas konsumen dealer Aon Jakarta, yaitu tangibel, reliability, emphaty,
advertising, salles promotion, dan personal selling. Sedangkan IV lainnya
responsivenes dan assurance tidak signifikan.
84
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi
teoritis dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada pengaruh yang signifikan kualitas pelayanan dan promotion mix
terhadap loyalitas konsumen dealer Yamaha Aon di Jakarta. Secara bersama-sama
kualitas pelayanan dan promotion mix sebesar 93,3% berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen dealer Yamaha Aon di Jakarta.
Dari kelima dimensi aspek kualitas pelayanan, dimensi tangibel dan
responsivenes memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
dealer Yamaha Aon di Jakarta dimana dimensi tangibel dan responsivenes
berpengaruh secara positif yang artinya semakin tinggi variabel tangibel dan
responsivenes maka semakin tinggi loyalitas konsumen pada dealer Yamaha Aon
di Jakarta, sedangkan pada dimensi reliability dan emphaty memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas konsumen pada dealer Yamaha Aon di Jakarta
dimana dimensi reliability dan emphaty berpengaruh secara negatif yang artinya
semakin tinggi variabel reliability dan emphaty maka semakin rendah loyalitas
konsumen pada dealer Yamaha Aon di Jakarta. Untuk dimensi assuranse
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen pada
85
dealer Yamaha Aon di Jakarta. Artinya, tidak ada pengaruh antara variabel
assurance terhadap loyalitas konsumen.
Untuk ketiga dimensi aspek promotion mix, dimensi advertising dan sales
promotion, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
dealer Yamaha Aon di Jakarta dimana dimensi advertising dan sales promotion
berpengaruh secara positif yang artinya semakin tinggi variabel advertising dan
sales promotion maka semakin tinggi loyalitas konsumen pada dealer Yamaha
Aon di Jakarta, sedangkan pada dimensi personal selling memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas konsumen pada dealer Yamaha Aon di Jakarta
dimana dimensi personal selling berpengaruh secara negatif yang artinya semakin
tinggi variabel personal selling maka semakin rendah loyalitas konsumen pada
dealer Yamaha Aon di Jakarta
5.2 Diskusi
Perkembangan dunia bisnis terutama di bidang otomotif, membuat usaha dibidang
ini banyak menarik pengusaha-pengusaha untuk membuka perusahaan otomotif.
Perusahan biasanya memikirkan bagaimana agar perusahaannya berjalan dengan
baik. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka perusahaan dituntut untuk
mempertahankan pelanggannya agar pelanggan tersebut tidak lari ke perusahaan
lain. Konsumen yang loyal ingin mengurangi resiko dengan kembali ke
perusahaan yang mereka percayai karena mereka merasa puas, baik terhadap
kualitas barang maupun pelayanan yang didapatkannya. Salah satu strategi yang
dapat digunakan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dalam
memenuhi kepuasan konsumen adalah memberikan kinerja pelayanan (service)
86
yang terbaik bagi konsumen dan promosi . Kinerja kualitas pelayanan akan
menimbulkan persepsi konsumen terhadap kualitas yang diberikan kepadanya.
Peningkatan kualitas pelayanan yang baik dapat menimbulkan loyalitas
konsumen, dan kemungkinan besar akan menarik konsumen yang baru.
Konsumen yang telah loyal pada suatu produk jasa juga akan merasa terpuaskan
kebutuhannya sehingga melakukan pembelian lebih dari sekali.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pengaruh kualitas pelayanan dan
Advertising (periklanan), Sales promotion (promosi penjualan), Personal selling
(penjualan perorangan) terhadap loyalitas konsumen yang dilakukan,
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari seluruh independent
variable terhadap loyalitas konsumen. Selanjutnya, dari hasil uji proporsi varians
seluruhnya, loyalitas konsumen dipengaruhi independent variabel (kualitas
pelayanan dan Advertising, Salles promotion, Personal selling) adalah sebesar
93.3%, sedangkan 6,7% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Padma T
Wibawa, Naili Farida, dan Sari Listyorini dalam (Journal Of Social And Politic.
Universitas Diponegoro,Tahun 2014), dimana dijelaskan kualitas pelayanan dan
promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Jika dilihat dari variabel kualitas pelayanan (tangibel, reliability,
responsivenes, assurance, emphaty) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas konsumen. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Hais Dama (2010) menunjukkan hasil yang menyebutkan bahwa
kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.
87
Dan menurut Taylor dan Caruana (2002) dalam Journal inovasi (2010),
mengemukakan bahwa kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap loyalitas konsumen. Pelanggan yang memperoleh tingkat kepuasan
setelah melakukan evaluasi terhadap pembelian produk akan berdampak pada
tingkat loyalitasnya terhadap produk/jasa tersebut. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh pelanggan dari hasil
pembelian produk/jasa, maka semakin tinggi tingkat loyalitasnya.
Sedangkan dalam jurnal ilmu administrasi dan organisasi tahun 2010,
penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aryani dan Febrina Rosinta terdapat pengaruh
antara kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI.
Hipotesis berbunyi: ”Terdapat pengaruh antara kualitas layanan terhadap loyalitas
pelanggan pada mahasiswa FISIP UI”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
variabel kualitas layanan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap loyalitas
sebesar 0,004 dengan nilai p-value 0,971; pengaruh tidak langsung sebesar 0,667;
dan pengaruh total sebesar 0,654. Pengaruh yang dihasilkan tersebut tidak
signifikan, sehingga hipotesis ditolak. Dengan demikian, layanan yang berkualitas
tidak menjamin pelanggan akan menjadi loyal, karena kualitas layanan KFC
memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap penciptaan loyalitas pada
mahasiswa FISIP UI yakni 0,4% saja. Sedangkan sisanya (100% - 0,4% = 99,6%)
dijelaskan oleh variabel lain.
Selanjutnya untuk dimensi advertising, salles promotion, personal selling
dalam penelitian ini signifikan terdahap loyalitas konsumen. Ini terlihat pada hasil
koefisien regresi dimensi advertising dimana hasil sebesar 0.523 dengan
88
signifikansi 0.000, hasil koefisiensi dimensi salles promotion dimana hasil sebesar
0.548 dengan signifikansi 0.000, dan hasil koefisiensi personal selling dimana
hasilnya sebesar -0.598 dengan signifikansi 0.000. hasil ini menunjukan dari
ketiga dimensi tersebut semuanya signifikan, akan tetapi ada yang bermuatan
negatif yaitu dimensi personal selling tetapi signifikan terhadap loyalitas
konsumen.
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, diantaranya kuesioner dalam
penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengadaptasi dari kuesioner
penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan masing-masing
variabel, yaitu: kualitas pelayanan, advertising, salles promotion, personal selling,
dan loyalitas konsumen
5.3 Saran
Dalam penelitian ini terdapat kekurangan dan keterbatasan sehingga dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan keterbatasan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran dibagi menjadi dua, yaitu saran
teoritis dan saran praktis. Saran tersebut dan dijadikan bahan pertimbangan bagi
penelitian lain yang akan meneliti variabel dependen yang sama.
5.3.1 Saran Teoritis
1. Untuk penelitian loyalitas konsumen selanjutnya, disarankan agar lebih
memperbanyak jumlah variabel yang mempengaruhi loyalitas konsumen
untuk diteliti disamping variabel mengenai kualitas pelayanan dan
advertising, salles promotion, personal selling.
89
2. Variasi dari delapan independent variable (IV) yang diteliti, hanya satu
variabel kualitas pelayanan dimensi assurance yang tidak signifikan yang
lainnya signifikan yaitu: tangibel, reliability, responsivenes, emphaty,
advertising, salles promotion, dan personal selling yang signifikan.
Disarankan bagi peneliti agar memperbanyak variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi loyalitas konsumen.
5.3.2 Saran Praktis
1. Berdasarkan hasil penelitian ini nilai R-Square memberikan sumbangan
sebesar 93,3% dimana variabel yang menunjukan signifikansi terhadap
loyalitas konsumen yaitu variabel tangibel, reliability, responsivenes,
emphaty, advertising, sales promotion, dan personal selling. Kecuali
variabel assurance yang tidak signifikan. Hal ini menujukan bahwa bagi
perusahaan, untuk terus mempertahankan kualitas pelayanan dan
promotion mix dan diharapkan dapat memperhatikan dan meningkatkan
aspek-aspek yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada dealer
Aon Jakarta dari segi tangibel, reliability, responsivenes, assurance,
emphaty, advertising, salles promtion, dan personal selling, sebagai contoh
memberikan pelayanan dengan memberikan perhatian khusus secara
personal, peningkatan sarana dan prasarana, dan memberikan informasi
secara jelas kepada konsumen agar konsumen loyal terdahap peusahaan.
2. Bagi perusahaan pada umumnya yang bergerak dibidang otomotif (dealer)
agar mampu memperhatikan kondisi psikologis konsumennya, agar
mampu membaca situasi keinginan konsumen sehingga mampu
90
meningkatkan kualitas pelayanan, loyalitas dan profit keuntungan
perusahaan.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2010). Pengaruh kualitas pelayanan dan bauran promosi terhadap
loyalitas konsumen: Studi pada restoran D’cost seafood Bandung.
Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Alma, B. (2011). Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa. Bandung:
Alfabeta.
Aryani, D., & Febrina, R. (2010). Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan
pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jurnal ilmu
administrasi & organisasi, 17(2), 114-126.
Cornelia, E. (2008). Analisa pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas
pelanggan di laundry 5ASEC Surabaya. Jurnal manajemen perhotelan,
4(2), 45–57.
Dama, H. (2010). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah pada
bank mandiri cabang Gorontalo. Jurnal inovasi, 7(2), 892–902.
Griffin, J. (2005). Customer loyalty: Menumbuhkan & mempertahankan kesetiaan
pelanggan. Jakarta: Erlangga.
Hurriyati, R. (2010). Bauran pemasaran dan loyalitas konsumen: Fokus pada
konsumen kartu kredit perbankan. Bandung: Alfabeta.
Kotler, P. (2000). Manajemen pemasaran (edisi millenium). Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip pemasaran (edisi keduabelas
jilid2). Jakarta: Erlangga.
Madura, J. (2001). Pengantar bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Nickels, William G., & McHugh, James M. (2010). Pengantar bisnis:
Understanding business. Jakarta: Salemba Empat.
Palilati, A. (2007). Pengaruh nilai pelanggan, kepuasan terhadap loyalitas nasabah
tabungan perbankan di Sulawesi Selatan. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan. Diunduh tanggal 29 Agustus 2013 dari
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN
Peter, Paul J., & Olson, Jerry C. (2000). Consumer bahavior: Perilaku konsumen
dan strategi pemasaran, edisi keempat, jilid 2. Jakarta: Erlangga.
92
Setiawan, S. (2011). Loyalitas pelanggan jasa: Studi kasus bagaimana rumah
sakit mengelola loyalitas pelanggannya. Bogor: IPB Press.
Sevilla, Consuelo G., Ochave, Jesus A., Punsalan, Twila G., Regala, Bella P.,
Uriarte, Gabriel G. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI
Indonesia.
Sumarwan, U., Jauzi, A., Mulyana, A., Nugroho K., Kurniawan M., Nugroho, W.
(2011). Riset pemasaran dan konsumen. Bogor: PT. IPB Press.
Tjiptono, F. (2001). Manajemen jasa. Yogyakarta: PT. ANDI Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2002). Strategi pemasaran (edisi 2). Yogyakarta: PT. ANDI
Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2012). Pemasaran strategik. Yogyakarta: PT. ANDI Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2014). Pemasaran jasa. Yogyakarta: PT. ANDI Yogyakarta.
Tjiptono, F., & Chandra, Gregorius. (2011). Service, quality, & satisfaction.
Yogyakarta: PT. ANDI Yogyakarta.
Umar, J. (2011). Bahan ajar psikometri. Tidak dipublikasikan. UIN Jakarta.
Wibawa, Padma T., Farida, N., Listyorini, S. (2014). Pengaruh kualitas pelayanan,
harga dan promosi terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan
pelanggan. Journal social and politic, 22(7), 21-30.
LAMPIRAN
1
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan
penelitian skripsi.Untuk itu, saya memohon kesediaan anda berpartisipasi menjadi responden penelitian
ini dengan mengisi kuesioner. Silahkan isi setiap butir pernyataan sesuai dengan keadaan/kondisi diri
anda yang sebenarnya. Semua data anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk
keperluan penelitian ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Agung Adi Putra
DATA RESPONDEN
Nama/Inisial : ...........................................
Usia :............ tahun
PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk membaca dan memahami
setiap pernyataan. Anda cukup mengemukakan kesesuaian pernyataan dengan kenyataan sebenarnya.
Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom sebelah kanan.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam setiap pernyataan. Jawaban hanya merupakan
penilaian dari diri masing-masing responden. Silahkan jawab sesuai dengan keadaan diri anda saat ini.
Teliti kembali jawaban Saudara dalam mengisi kuesioner ini, sehingga tidak ada pernyataan yang
terlewati.
Jika jawaban Anda tidak setuju, beri tanda silang (X) padakolom tidak setuju. Jika jawaban
Anda sangat tidak setuju, beri tanda silang (X) padakolom sangat tidak setuju. Jika jawaban Anda
setuju, beri tanda silang (X) padakolom setuju. Jika jawaban Anda sangat setuju, beri tanda silang (X)
padakolom sangat setuju.
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
2
CONTOH PENGISIAN
Jika pernyataan di bawah ini menurut anda sesuai dengan diri anda, maka beri tanda silang (X) pada
kolom Setuju.
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1 Saya menyukai motor Yamaha X
Artinya: Anda setuju dengan pernyataan “Saya menyukai motor Yamaha”
Mohon anda teliti kembali dalam mengisi kuesioner ini sehingga tidak ada pernyataan
yang terlewatkan!
Loyalitas Konsumen
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Saya bersedia membeli kembali motor di Dealer Aon.
2. Saya kurang tertarik untuk membeli kembali motor di Dealer Aon.
3. Saya bersedia untuk tidak ke Dealer lain dan akan membeli kembali
motor di Dealer Aon.
4. Saya bersedia untuk tidak membeli kembali motor di Dealer Aon.
5. Saya tertarik untuk membeli kembali motor di Dealer Aon.
6. Saya tidak akan ke Dealer Aon dan tidak akan membeli kembali motor
di Dealer Aon.
7. Saya bersedia untuk mereferensikan membeli motor ke Dealer Aon
kepada orang lain.
8. Saya tidak mampu mempengaruhi orang lain untuk membeli motor di
Dealer Aon.
9. Saya tertarik untuk mereferensikan orang lain untuk membeli motor di
Dealer Aon.
10. Saya tidak bersedia untuk mereferensikan membeli motor ke Dealer
Aon kepada orang lain.
11. Saya mampu mempengaruhi orang lain untuk membeli motor di Dealer
Aon.
12. Saya tidak tertarik mereferensikan orang lain untuk membeli motor di
Dealer Aon.
3
Kualitas Pelayanan
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Penataan motor di Dealer Aon sangat rapi dan menarik.
2. Ruang tunggu untuk pelanggan sangat tidak nyaman.
3. Dealer Aon dilengkapi tempat service yang memadai.
4. Penataan motor di Dealer Aon sangat tidak rapi dan tidak menarik.
5. Tata ruang Dealer Aon sangat rapi.
6. Dealer Aon tidak dilengkapi tempat service yang memadai.
7. Ruang tunggu untuk pelanggan sangat nyaman.
8. Tata ruang Dealer Aon tidak rapi.
9. Perlengkapan di ruang tunggu bagi pelanggan Aon motor sangat
memadai.
10. Tidak terdapat kotak saran dan keluhan di Dealer Aon motor.
11. Terdapat toilet untuk pelanggan Aon motor.
12. Tidak terdapat papan informasi untuk pelanggan Aon motor.
13. Terdapat area parkir di Dealer Aon motor.
14. Perlengkapan di ruang tunggu bagi pelanggan Aon motor sangat tidak
memadai.
15. Terdapat papan informasi untuk pelanggan Aon motor.
16. Tidak ada toilet untuk pelanggan Aon motor.
17. Terdapat kotak saran dan keluhan di Dealer Aon motor.
18. Tidak terdapat area parkir di Dealer Aon motor.
19. Terdapat komputer untuk menginput data pelanggan di Dealer Aon.
20. Tidak terdapat CCTV di Dealer Aon.
21. Terdapat daftar harga (price list) di Dealer Aon.
22. Tidak terdapat Brosur di Dealer Aon.
23. Terdapat CCTV di Dealer Aon.
24. Tidak terdapat komputer untuk menginput data pelanggan di Dealer
Aon.
25. Terdapat Brosur di Dealer Aon.
26. Tidak terdapat daftar harga (price list) di Dealer Aon.
4
No
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
27. Suku Cadang (spare part) motor yang di berikan Dealer Aon asli
(original).
28. Helm dan jaket yang diberikan Dealer Aon tidak sesuai dengan standar
motor yang dibeli.
29. Helm dan jaket yang diberikan Dealer Aon sesuai dengan standar
motor yang dibeli.
30. Suku Cadang (spare part) motor yang di berikan Dealer Aon tidak asli
atau palsu.
31. Pakaian yang digunakan karyawan Dealer Aon bersih dan rapi.
32. Pakaian yang digunakan karyawan Dealer Aon tidak bersih dan tidak
rapi.
33. Dealer Aon dapat memberikan informasi yang tepat tentang kendaraan
bermotor yang diinginkan pelanggan.
34. Asuransi motor yang diberikan Dealer Aon ke pelanggan tidak sesuai
dengan pelayanan.
35. Asuransi motor yang diberikan Dealer Aon ke pelanggan sesuai
dengan pelayanan.
36. Dealer Aon tidak dapat memberikan informasi yang tepat tentang
kendaraan bermotor yang diinginkan pelanggan.
37. Pengiriman unit motor ke pelanggan sesuai waktu yang disepakati.
38. STNK dan BPKB selesai, tidak tepat pada waktunya.
39. STNK dan BPKB selesai, tepat pada waktunya.
40. Pengiriman unit motor ke pelanggan tidak sesuai waktu yang
disepakati.
41. Karyawan Dealer Aon mampu dalam menangani keluhan pelanggan.
42. Karyawan Dealer Aon tidak mampu menyelesaikan masalah pelanggan
43. Karyawan Dealer Aon mampu menyelesaikan masalah pelanggan.
44. Karyawan Dealer Aon tidak mampu dalam menangani keluhan
pelanggan.
45. Karyawan Dealer Aon memberikan informasi tentang motor yang
diinginkan pelanggan dengan memadai.
5
No
pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
46. Karyawan Dealer Aon tidak merespon keinginan pelanggan dengan
cepat dan tepat.
47 Karyawan Dealer Aon cepat dan tepat dalam merespon keinginan
pelanggan dengan baik.
48. Karyawan Dealer Aon tidak memberikan informasi tentang motor
yang diinginkan pelanggan dengan memadai.
49. Karyawan Dealer Aon dapat menjelaskan semua informasi teknis
tentang motor dan apa yang diinginkan pelanggan dengan jelas.
50. Karyawan Dealer Aon tidak menepati janji kepada pelanggan.
51. Karyawan Dealer Aon dapat menepati janji kepada pelanggan.
52. Karyawan Dealer Aon tidak dapat menjelaskan semua informasi
teknis tentang motor dan apa yang diinginkan pelanggan dengan jelas.
53. Karyawan Dealer Aon dapat memberikan jaminan asuransi mesin
selama 5 tahun.
54. Karyawan Dealer Aon tidak dapat menjelaskan bahwa produk yang
dijual, dan nilai purna jualnya akan tinggi kembali
55. Karyawan Dealer Aon menjelaskan suku cadang (spare part) motor ini
mudah didapat dimana saja.
56. Karyawan Dealer Aon tidak memberikan jaminan asuransi mesin
selama 5 tahun.
57. Karyawan Dealer Aon dapat menjelaskan bahwa produk yang dijual,
dan nilai purna jualnya akan tinggi kembali.
58. Karyawan Dealer Aon tidak menjelaskan suku cadang (spare part)
motor ini mudah didapat dimana saja
59. Karyawan Dealer Aon memberikan salam terhadap pelanggan.
60. Karyawan Dealer Aon tidak ramah terhadap pelanggan.
61. Karyawan Dealer Aon mengucapkan terima kasih terhadap pelanggan
ketika selesai melayani.
62. Karyawan Dealer Aon tidak memberikan salam terhadap pelanggan.
63. Karyawan Dealer Aon ramah terhadap pelanggan.
6
No
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju
Sangat
Setuju
64. Karyawan Dealer Aon tidak mengucapkan terima kasih terhadap
pelanggan ketika selesai melayani.
65. Karyawan Dealer Aon memahami spesifikasi tentang motor yang
dijual.
66. Karyawan Dealer Aon tidak dapat memperbaiki kendaraan yang rusak
secara profesional.
67. Karyawan Dealer Aon dapat memperbaiki kendaraan yang rusak
secara profesional.
68. Karyawan Dealer Aon tidak memahami spesifikasi tentang motor
yang dijual.
69. Dealer Aon menampung keluhan para pelanggan tentang motor yang
dibeli.
70. Dealer Aon tidak akan segera memperbaiki motor pelanggan yang
rusak.
71. Dealer Aon akan segera memperbaiki motor pelanggan yang rusak.
72. Dealer Aon tidak menampung keluhan para pelanggan tentang motor
yang dibeli.
73. Dealer Aon mengirimkan pesan singkat (sms) terhadap pelanggan
yang berulang tahun.
74. Dealer Aon tidak menghubungi dan menanyakan keadaan pelanggan
pada waktu tertentu.
75. Dealer Aon menghubungi dan menanyakan keadaan pelanggan pada
waktu tertentu.
76. Dealer Aon tidak mengirimkan pesan singkat (sms) terhadap
pelanggan yang berulang tahun..
7
Promosi
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Iklan Dealer Aon motor di koran, spanduk, dan selebaran dapat
diterima dengan jelas.
2. Iklan Dealer Aon motor di koran, spanduk, dan selebaran tidak
membantu pelanggan dalam memahami isi pesan yang disampaikan.
3. Iklan Dealer Aon motor di koran, spanduk, dan selebaran membantu
pelanggan dalam memahami isi pesan yang disampaikan.
4. Iklan Dealer Aon motor di koran, spanduk, dan selebaran tidak dapat
diterima dengan jelas.
5. Potongan harga/diskon yang diberikan oleh Dealer Aon menarik
pelanggan untuk membeli.
6. Motor yang dipajang di Dealer Aon tidak dapat menarik para
pelanggan untuk membeli.
7. Hadiah-hadiah yang diberikan oleh Dealer Aon dapat menarik
perhatian para pelanggan untuk membeli.
8. Potongan harga/diskon yang diberikan oleh Dealer Aon tidak menarik
pelanggan untuk membeli.
9. Motor yang dipajang di Dealer Aon dapat menarik para pelanggan
untuk membeli.
10. Hadiah-hadiah yang diberikan oleh Dealer Aon tidak menarik
perhatian para pelanggan untuk membeli.
11. Karyawan Dealer Aon memberikan test drive/bukti contoh motor yang
akan dijual.
12. Karyawan Dealer Aon tidak dapat menjelaskan kepada pelanggan
kelebihan motor yang dijual.
13. Karyawan Dealer Aon dapat menjelaskan kepada pelanggan kelebihan
motor yang dijual.
14 Karyawan Dealer Aon tidak memberikan test drive/bukti contoh motor
yang akan dijual.
LAMPIRAN ANALISIS FAKTOR (diagram Path)
1. Analisis konfirmatori dari Variabel Loyalitas Konsumen
2. Analisis konfirmatori dari Variabel Kualitas Pelayanan
a. Bukti fisik (tangibel)
b. Keandalan (reliability)
c. Tanggapan (responsivenes)
d. Jaminan (assurance)
e. Empati (emphaty)
3. Analisis konfirmatori dari Variabel Promosi
a. Periklanan (advertising)
b. Penjualan personal (personal selling)
c. Promosi penjualan (salles promotion)
LAMPIRAN SYNTAX
1. SYNTAX LOYALITAS KONSUMEN
UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI LOYALITAS KONSUMEN
DA NI=12 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
X11 X12
PM SY FI=LOYALITAS.COR
MO NX=12 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
LOYALITAS
FR LX 1 1 - LX 4 1
FR TD 2 1
PD
OU SS TV MI
2. SYNTAX KUALITAS PELAYANAN
a. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI TANGIBEL
DA NI=32 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20
X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30
X31 X32
PM SY FI=TANGIBEL.COR
SE
1 2 3 7 8 10 12 15 16 17 19 20 21 22 29 32/
MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
TANGIBEL
FR LX 1 1 - LX 16 1
FR TD 13 6 TD 12 6 TD 12 11 TD 12 9 TD 11 7
FR TD 12 10 TD 12 8 TD 12 1 TD 14 12 TD 12 3
FR TD 6 2 TD 6 4 TD 15 9 TD 9 7 TD 7 6 TD 15 14
FR TD 15 3 TD 15 1 TD 8 7 TD 11 1 TD 11 6 TD 14 11
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000
b. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI RELIABILITY
DA NI=8 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PM SY FI=RELIABILITY.COR
SE
1 2 3 4 5 6 7 8/
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
RELIABILITY
FR LX 1 1 - LX 8 1
FR TD 2 1 td 3 2 td 5 2 td 6 5 td 8 2 TD 7 5 TD 4 1
PD
OU SS TV MI AD=OFF IT=1000
c. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI RESPONSIVENES
DA NI=8 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PM SY FI=RESPONSIVENES.COR
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
RESPONSIVENES
FR LX 1 1 - LX 8 1
FR TD 8 5 TD 8 4 TD 7 5 TD 8 3 TD 5 3
PD
OU SS TV MI
d. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI ASSURANCE
DA NI=19 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19
PM SY FI=ASSURAN.COR
SE
3 4 6 7 10 11 14 19/
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
FR TD 5 1 TD 5 4
LK
ASSURANCE
FR LX 1 1 - LX 8 1
PD
OU SS TV MI
e. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI EMPHATY
DA NI=8 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
PM SY FI=EMPHATY.COR
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
EMPHATY
FR LX 1 1 - LX 8 1
FR TD 5 2 TD 7 3 TD 7 5 TD 6 4 TD 8 3 TD 5 3 TD 3 2
FR TD 8 2 TD 6 2 TD 8 6 TD 7 6 TD 6 3
PD
OU SS TV MI
3. SYNTAX BAURAN PROMOSI
a. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI ADVERTISING
DA NI=4 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4
PM SY FI=ADVERTISING.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
ADVERTISING
FR LX 1 1 - LX 4 1
FR TD 4 2 TD 4 1
PD
OU SS TV MI
b. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI SALLES PROMOTION
DA NI=6 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6
PM SY FI=SALEPROMO.COR
MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
SALEPROMO
FR LX 1 1 - LX 6 1
FR TD 3 2 TD 3 1 TD 2 1
PD
OU SS TV MI
c. UJI VALIDITAS KONSTRUK DIMENSI PERSONAL SELLING
DA NI=4 NO=178 MA=PM
LA
X1 X2 X3 X4
PM SY FI=PERSOLING.COR
MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST
LK
PERSOLING
FR LX 1 1 - LX 4 1
PD
OU SS TV MI