abu ja'far al khazin

8
MAKALAH TOKOH PERADABAN ISLAM DUNIA “ABU JA’FAR AL KHAZIN” OLEH: RISAL FAHMI 10650039 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Upload: risal-fahmi

Post on 14-Jun-2015

222 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Mengenal tokoh peradaban islam "Abu Ja'far Al Khazin"

TRANSCRIPT

Page 1: Abu Ja'far Al Khazin

MAKALAH

TOKOH PERADABAN ISLAM DUNIA

“ABU JA’FAR AL KHAZIN”

OLEH:

RISAL FAHMI

10650039

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

©2010

Page 2: Abu Ja'far Al Khazin

Mengenal Al Khazin, Ahli Matematika dan

Astronomi Islam

ilustrasi

Dari wilayah Marv, Khurasan, Iran, lahir seorang ahli matematika terkemuka di dunia

Islam. Dia bernama Abu Ja'far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani

Al Khazin. Keahliannya dalam menyajikan rumus dan metode perhitungan untuk

menguraikan soal-soal rumit begitu dikagumi dan dijadikan rujukan hingga berabad-

abad kemudian.

Tidak diketahui secara pasti tahun kelahiran tokoh ini. Akan tetapi, para sejarawan

memperkirakan Al-Khazin meninggal dunia antara 961 dan 971 Masehi. Selain

dikenal sebagai ahli matematika, semasa hidup ia juga seorang fisikawan dan

astronom yang disegani.

Merujuk pada sejumlah catatan sejarah, Al-Khazin merupakan satu dari sekian

banyak ilmuwan yang telah lama dilupakan. Namanya baru mencuat kembali pada

masa-masa belakangan ini. Di dunia Barat, Al-Khazin dikenal sebagai Alkhazen.

Ejaan dalam bahasa Eropa menyebabkan ketidakjelasan identitas antara dia dan Hasan

bin Ibnu Haitsam.

Page 3: Abu Ja'far Al Khazin

Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab nama Al-Khazin sedikit tenggelam.

Al-Khazin merupakan ilmuwan zuhud. Dia menjalani hidup sederhana dalam hal

makanan, pakaian, dan sebagainya. Ia sering menolak hadiah para penguasa dan

pegawai kerajaan agar tidak terlena oleh kesenangan materi.

Beberapa guru tenar menghiasi rekam jejak Al-Khazin saat masih menimba ilmu.

Salah satu gurunya bernama Abu Al-Fadh bin Al-Amid, seorang menteri pada masa

Buwayhi di Rayy. Al-Khazin menuangkan pemikirannya dalam sejumlah risalah

bidang matematika dan telah memperkaya khazanah keilmuan di dunia Islam.

Sebut saja, misalnya Kitab al-Masail al-Adadiyya yang di dalamnya tercantum karya

Ibnu Majah, yaitu al-Fihrist edisi Kairo, Mesir. Karyanya yang paling terkenal adalah

Matalib Juziyya mayl alMuyul al-Juziyya wa al-Matali fi al-Kuraal Mustakima.

Seluruh kemampuan intelektualnya dia curahkan pada karya ini.

Termasuk perhitungan rumus teorema sinus untuk segitiga. Seperti tercantum dalam

buku al-Fihrist edisi Kairo, AlKhazin pernah memberikan komentar ilmiah terhadap

buku Element yang ditulis ilmuwan Yunani, Euclides, termasuk bukti-bukti yang

diuraikannya menyangkut kekurangan serta kelemahan pemikiran Euclides.

Kontribusi luar biasa Al-Khazin mencakup peragaan rumus untuk mengetahui

permukaan segitiga sebagai fungsi sisisisinya. Ia mengambil metode penghitungan

setiap sisi kerucut. Dengan itu, dirinya berhasil memecahkan bentuk persamaan

x³+a²b = cx². Di ranah matematika, persamaan itu sangat terkenal.

ilustrasi

Page 4: Abu Ja'far Al Khazin

Ini merupakan sebuah soal matematika rumit yang diajukan oleh Archimedes dalam

bukunya The Sphere and the Cylinder. Sayangnya, seperti disebutkan pada buku Seri

Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah, sekian banyak teks dan risalah ilmiah Al-Khazin

tak banyak tersisa pada masa kini.

Hanya beberapa saja yang masih tersimpan, di antaranya komentarnya terhadap buku

ke10 dari Nasr Mansur dalam Rasail Abi Nasr ila al-Biruni. Jejak keilmuan Al-

Khazin juga dapat ditelusuri dalam lingkup astronomi. Dia mengukir prestasi

gemilang melalui karyakaryanya. Salah satu yang berpengaruh adalah buku berjudul

Zij as Safa'ih.

Al-Khazin mempersembahkan karya itu untuk salah satu gurunya, Ibnu Al Amid. Ia

juga membahas tentang peralatan astronomi untuk mengukur ketebalan udara dan gas

(sejenis aerometer). Saat nilai ketebalan bergantung pada suhu udara, alat ini

merupakan langkah penting dalam mengukur suhu udara dan membuka jalan

terciptanya termometer.

ilustrasi

Page 5: Abu Ja'far Al Khazin

Manuskrip karya Al-Khazin tersebut tersimpan di Berlin, Jerman, namun hilang

ketika berkecamuk Perang Dunia II. Oleh astronom terkemuka, Al-Qifti, karya itu

dianggap sebagai subyek terbaik dan sangat menarik untuk dipelajari. Buku Zij as

Safa'ih menuai banyak pujian dari para ilmuwan.

Menurut Al-Biruni, beragam mekanisme teknis instrumen astronomi berhasil diurai

dan dijelaskan dengan baik oleh Al-Khazin. Tokoh ternama ini pun kagum atas sikap

kritis Al-Khazin saat mengomentari pemikiran Abu Ma'syar dalam hal yang sama.

Tokoh lain yang menyampaikan komentarnya adalah Abu Al-Jud Muhammad Al-

Layth.

Ia menyatakan, pendapat Al-Khazin mengenai cara menghitung rumus chord dari

sudut satu derajat. Dalam Zij disebutkan, soal itu bisa dihitung apabila chord dibagi

menjadi tiga sudut. Sementara itu, Abu Nash Mansur memberikan koreksi atas

sejumlah kekurangan yang terdapat pada karya Al-Khazin itu.

Penetapan inklanasi ekliptika tak luput dari perhatian Al-Khazin. Persoalan astronomi

ini sudah mengemuka sejak zaman Archimedes. Para ilmuwan Muslim seperti Al-

Mahani, meninggal pada 884 Masehi, yang pertama mengangkat kembali tema ini.

Oleh AlKhazin, hal itu kembali dipelajari dan dia berhasil menjabarkannya dengan

baik.

Menurut Al-Khazin, pembagian bola dengan sebuah bidang datar dalam satu rasio

ditentukan dengan menyelesaikan persamaan pangkat tiga. Demikian ilmuwan ini

menyelesaikan soal astronomi tadi yang segera mendapatkan pujian dari astronom-

astronom lainnya.

Terdapat beberapa aspek penting yang dikupas oleh Al-Khazin dalam buku astronomi

yang ia tulis. Dalam Zij, ia menunjukkan penetapan titik derajat tengah atau

cakrawala yang kemiringannya tidak diketahui sebelumnya. Ia juga mampu

menghitung sudut matahari melalui penentuan garis bujur.

Sumbangsih lain adalah menyangkut penentuan azimut atau ukuran sudut arah kiblat

dengan memakai peralatan tertentu. Al-Khazin berhasil mengenalkan metode hitung

Page 6: Abu Ja'far Al Khazin

segitiga sferis. Komentar-komentarnya cukup mendalam terhadap karya astronomi

lain, misalnya, ia pernah menulis sebuah komentar atas Almagest karya Ptolemeus.

Subjek yang ia bahas adalah tentang sudut kemiringan ekliptik. Sebelumnya, rumus

itu dikenalkan Banu Musa pada 868 Masehu di Baghdad, Irak. Ia juga mencermati

hasil pengamatan AlMawarudzi, Ali bin Isa Al-Harrani, dan Sanad bin Ali. Hal ini

terkait dengan penentuan musim semi dan musim panas. Sementara itu, melalui

tulisannya yang berjudul Sirr al-Alamin, Al-Khazin mengembangkan lebih jauh

gagasan-gagasan dari Ptolemeus yang terdapat pada buku Planetary

Sumber: www.republika.co.id/mengenal-al-khazin