abstrak pengaturan kewajiban notaris · pdf filemasalah yang kedua mengenai formulasi...

Download ABSTRAK PENGATURAN KEWAJIBAN NOTARIS · PDF filemasalah yang kedua mengenai formulasi pemberian salinan akta dan batalnya akta notaris yang terdiri dari tiga sub bab yaitu norma hukum

If you can't read please download the document

Upload: vankhuong

Post on 06-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • viii

    ABSTRAK

    PENGATURAN KEWAJIBAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN

    SALINAN AKTA ATAS AKTA YANG BATAL

    Notaris dalam menjalankan tugas dan jabatnnya, wajib memberikan salinan

    akta kepada para pihak, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 54 ayat (1) UU

    Perubahan yang berbunyi :(1) Notaris hanya dapat memberikan, memperlihatkan,

    atau memberitahukan isi Akta, Grosse Akta, Salinan Akta atau Kutipan Akta,

    kepada orang yang berkepentingan langsung pada akta, ahli waris, atau orang yang

    memperoleh hak, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan .

    Akta Notaris, dilihat dari salah satu karakter yuridisnya bahwa pembatalan

    daya ikat akta Notaris hanya dapat dilakukan atas kesepakatan para pihak yang

    namanya tercantum dalam akta. Jika ada yang tidak setuju, maka pihak yang tidak

    setuju harus mengajukan permohonan ke pengadilan umum agar akta yang

    bersangkutan tidak mengikat lagi dengan alasan-alasan tertentu yang dapat

    dibuktikan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Yurisprudensi Mahkamah

    Agung Republik Indonesia dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 72

    K/Sip/1973, tertanggal 5 September 1973 yaitu Notaris fungsinya hanya

    mencatatkan/menuliskan apa-apa yang dikehendaki dan dikemukakan oleh para

    pihak yang menghadap Notaris tersebut.Tidak ada kewajiban bagi Notaris untuk

    menyelidiki secara materiil apa-apa (hal-hal) yang dikemukakan oleh penghadap di

    hadapan Notaris tersebut, sehingga bertentangan dengan inti dari akta Notaris, jika

    akta Notaris yang dibuat atas kehendak para pihak dibatalkan oleh putusan

    pengadilan, tanpa ada gugatan dari para pihak yang tersebut dalam akta untuk

    membatalkan akta Notaris tersebut. Pembatalan akta Notaris hanya dapat dilakukan

    oleh para pihak sendiri. Para pihak yang datang untuk menuangkan kesepakatan

    mereka dengan akta notariil, dalam prakteknya tidak jarang para pihak setelah

    menandatangani akta yang dikehendaki, baik atas kesepakatan para pihak sendiri

    maupun karena merasa dirugikan oleh pihak lainnya, menghadap kembali ke

    Notaris dengan maksud hendak membatalkan akta yang bersangkutan.

    Kondisi ini memerlukan pemahaman yang pasti apakah terhadap akta yang

    sudah batal Notaris masih tetap wajib menerbitkan salinan aktanya, mengingat isi

    dari akta Notaris yang bersangkutan telah batal.

    Kata Kunci : Kewajiban Notaris,Salinan Akta, Akta yang Batal.

  • ix

    ABSTRACT

    ARRANGEMENT OBLIGATION NOTARY TO PUBLISH THE COPY

    OF DEED OVER DEED VOID.

    Notary their duty and jabatnnya , are required to provide the copy of deed

    to the parties , as stipulated in article 54 paragraph ( 1 of law change which says: ( 1

    ) notary can only give, show, or apprise the contents of certificate, grosse

    certificate, the copy of deed or quotations certificate, to the concerned directly to

    certificate, the heirs, or one who seek to obtain the right, unless determined another

    by legislation

    A notarial deed , seen from one of the characters yuridisnya that the

    cancellation of power connective a notarial deed can only be achieved upon an

    agreement the parties is included in the deed .If there are do not agree , then the do

    not agree to submit a request for to the general court that deed they had not tie

    again certain the reasons that can be proved .This as mentioned in jurisprudence the

    supreme court of the republic of indonesia in decisions of the supreme court

    number 72 k / sip / 1973 , dated 5 september 1973 namely notary its function only

    register / wrote what he will and presented by the parties facing notary

    tersebut.tidak there is a duty to for notary to investigate in material anything (

    things ) put forward by penghadap up before the notary the , so that contrary to the

    core of a notarial deed , if the notarial deed made by the leave the parties cancelled

    by judicial decisions , without any a lawsuit of the parties which is in the deed to

    void a notarial deed. The parties come to pour agreement them with notariil

    certificate , in practice not uncommon the parties after signed certificate is intended

    , either the upper agreement of the parties own or because feel aggrieved with other

    parties , facing back to notary with a view to cancel deed concerned

    Either the agreement of the parties or because of its own feel aggrieved with

    other parties, facing back to a notary with a view about to annul the relevant

    certificates.

    This condition require an understanding that certain whether against a deed

    which already void a notary still obliged to issue a copy aktanya , considering the

    contents of a notarial deed concerned was null and void

    Keywords: obligation notary , the copy of the deed , a void deed

  • x

    RINGKASAN

    Tesis ini menganalisis mengenai PENGATURAN KEWAJIBAN NOTARIS

    DALAM MEMBERIKAN SALINAN AKTA ATAS AKTA YANG BATAL

    dan terdiri dari 5 Bab yang secara substansi memuat :

    Bab I menguraikan latar belakang masalah yang beranjak dari adanya

    ketidakpastian pengaturan serta ketentuan yang tidak tegas mengenai kewajiban

    Notaris untuk memberikan atau tidak salinan akta yang telah dibuatnya untuk

    kepentingan para pihak yang berkepentingan atas akta yang telah batal, sehingga

    dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda mengenai kewajiban Notaris

    dalam prakteknya, dalam hal ini dikaitkan dengan Pasal 54 ayat (1) UUJN Tahun

    2014.

    Bab II menguraikan mengenai tinjaun umum tentang Notaris, Kewenangan

    Notaris dalam menjalankan tugasnya, tanggung jawab Notaris berdasarkan

    ketentuan UUJN dan uraian tentang Akta Notaris sebagai akta otentik.

    Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan

    masalah yang pertama, terdiri dari dua sub bahasan. Sub bab yang pertama akan

    membahas pengaturan pemberian salinan akta atas akta yang batal, kontruksi

    normatif pemberian salinan akta notaris yang batal dan mengenai tanggungjawab

    Notaris dalam pembuatan akta otentik.

    Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap rumusan

    masalah yang kedua mengenai formulasi pemberian salinan akta dan batalnya akta

    notaris yang terdiri dari tiga sub bab yaitu norma hukum pemberian salinan akta,

    alasan-alasan pembatalan akta, akibat hukum pembatalan akta.

    Bab V sebagai bab penutup menguraikan mengenai simpulan dan saran

    yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian terhadap rumusan masalah yaitu bahwa

    Notaris tetap wajib memenuhi ketentuan Pasal 54 ayat (1) UUJN Tahun 2014 untuk

    memberikan salinan akta kepada yang berkepentingan, kecuali ditentukan lain oleh

    peraturan perundang-undangan, karena yang dibatalkan adalah isi dari aktanya,

    sedangkan fisik aktanya tetap tersimpan sebagai protokol Notaris serta formulasi

    norma pengaturan penerbitan salinan akta yang batal agar menjamin kepastian

  • xi

    hukum dilakukan dengan tidak menyimpang dari aturan mengenai penerbitan

    salinan akta yang diatur dalam Undang Undang jabatan Notaris Nomor 30 Tahun

    2004 Juncto Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014, sampai ada

    aturan perundang-undangan yang mengatur hal ini secara khusus.

    Bagian akhir dari tesis ini diberikan masukan dalam bentuk saran-saran

    yaitu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 54 UUJN Tahun 2014 bahwa kewajiban

    salinan akta (termasuk penafsiran selama ini untuk akta yang batal) tetap wajib

    dilakukan oleh Notaris, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan,

    untuk itu untuk memberikan jaminan kepastian hkum bagi Notaris maupun

    masyarakat, pemerintah hendaknya mengatur secara tegas bahwa terhadap suatu

    akta yang batal tidak perlu lagi diberikan salinan akta, karena isi aktanya sudah

    tidak mengikat para pihak lagi, walaupun fisik aktanya masih ada dan kepada

    pemerintah hendaknya membuat aturan yang tidak menimbulkan penafsiran yang

    kabur, sehingga dapat diperoleh kepastian hukum, khususnya mengenai kewajiban

    Notaris untuk memberikan salinan akta atas akta yang sudah batal.

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL DEPAN

    SAMPUL DALAM ................................................................................... i

    PRASYARAT GELAR............................................................................. ii

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................................... iv

    UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................... v

    ABSTRAK ................................................................................................ viii

    ABSTRACT ............................................................................................... ix

    RINGKASAN ........................................................................................... x

    DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 24

    1.3. Orisinalitas Penelitian ............................................................ 24

    1.4. Tujuan Penelitian .