89125564 ppd 4 perkembangan pemikiran intuitif dan pemahaman matematika pada anak masa prasekolah

15
Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan merupakan perubahan yang dialami setiap individu menuju arah pendewasaan diri dan kematangan diri. Setiap perkembangan ada fase-fase yang mengikutinya,baik itu perubahan secara fisik maupun non fisik. Perubahan fase secara fisik dapat terlihat dari perubahan bentuk individu, sementara perubahan fase secara non-fisik perubahannya terlihat dari berubahnya kepribadian dan kebiasaan yang individu lakukan tiap fasenya. Setiap fase perubahan individu memiliki karakterristik yang berbeda-beda. Perbedaan fase-fase ini dapat dilihat dari perubahan sikap. Perubahan fase ini ada kerena adanya perubahan dan perbedaan kecakapan motorik. Setiap fase ini berubah karena tiap fase yang dijalani individu maka kecakapan motoriknya juga berbeda. Kecakapan motorik ada karena adanya kecakapan sensorik. Hal ini terlihat dari adanya pemikiran simbolik atau semiotik. Pemikiran simbolis atau semiotik ini biasanya ditunjukan oleh individu pada fase usia 2 - 4 tahun. Telah diketahui pada masa ini seorang individu disebut dengan balita. Kita tidak tahu apa dan apa sebenarnya yang ada dipikirkan oleh balita tersebut. Sehingga untuk melakukan komunikasi kita bisa melihat dari gerak-gerik yang dilakukan oleh seorang balita. Pada dewasa ini banyak dari kalangan anak yang memiliki karakter atau tingkah laku yang berbeda yang mana pada dasarnya anak mempunyai sifat yang sesuai dengan karakter orang tuanya ( penurunana sifat) tapi ada juga karena lingkungan yang mempengaruhinya, besar atau kecil pengaruh orang tua maupun pengaruh lingkungan terhadap perkembangan si anak itu semua tergantung dari

Upload: 655182

Post on 26-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan merupakan perubahan yang dialami setiap individu menuju

arah pendewasaan diri dan kematangan diri. Setiap perkembangan ada fase-fase yang

mengikutinya,baik itu perubahan secara fisik maupun non fisik. Perubahan fase

secara fisik dapat terlihat dari perubahan bentuk individu, sementara perubahan fase

secara non-fisik perubahannya terlihat dari berubahnya kepribadian dan kebiasaan

yang individu lakukan tiap fasenya. Setiap fase perubahan individu memiliki

karakterristik yang berbeda-beda.

Perbedaan fase-fase ini dapat dilihat dari perubahan sikap. Perubahan fase ini

ada kerena adanya perubahan dan perbedaan kecakapan motorik. Setiap fase ini

berubah karena tiap fase yang dijalani individu maka kecakapan motoriknya juga

berbeda. Kecakapan motorik ada karena adanya kecakapan sensorik. Hal ini terlihat

dari adanya pemikiran simbolik atau semiotik. Pemikiran simbolis atau semiotik ini

biasanya ditunjukan oleh individu pada fase usia 2 - 4 tahun. Telah diketahui pada

masa ini seorang individu disebut dengan balita. Kita tidak tahu apa dan apa

sebenarnya yang ada dipikirkan oleh balita tersebut. Sehingga untuk melakukan

komunikasi kita bisa melihat dari gerak-gerik yang dilakukan oleh seorang balita.

Pada dewasa ini banyak dari kalangan anak yang memiliki karakter atau

tingkah laku yang berbeda yang mana pada dasarnya anak mempunyai sifat yang

sesuai dengan karakter orang tuanya ( penurunana sifat) tapi ada juga karena

lingkungan yang mempengaruhinya, besar atau kecil pengaruh orang tua maupun

pengaruh lingkungan terhadap perkembangan si anak itu semua tergantung dari

Page 2: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 2

kemampuan anak itu sendiri, bagaimana cara si anak untuk dapat penerima

perkembangan itu, pada umumnya perkembangan si anak berbanding lurus dengan

pertambahan umurnya, anak yang umurnya jauh lebih tua, memiliki tingkat

perkembangan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak yang memiliki umur

yang masih muda (pada umumnya). Misalnya saja anak pasca sekolah memiliki

tingkat perkembangan yang tinggi bila dibandingkan dengan anak prasekolah, akan

tetapi ada juga yang umurnya lebih muda memiliki tingkat perkembangan yang

tinggi bila di bandingkan dengan anak yang memiliki umur lebih tua.

Beberapa pengaruh perkembangan yang dialami individu adalah

perkembangan pemikiran intuitif dan pemahaman matematika. Kedua pengaruh

perkembangan itu muncul seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman-

pengalaman yang dialami oleh individu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yaitu:

1. Bagaimana definisi perkembangan anak selama masa prasekolah?

2. Bagaimana mengetahui pemikiran intuitif anak selama masa prasekolah (2-7

tahun)?

3. Apa saja jenis-jenis dari pemikiran intuitif anak selama masa prasekolah?

4. Bagaimana Perkembangan pemahaman matematika anak selama masa

prasekolah?

1.3 TUJUAN

Page 3: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 3

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis definisi perkembangan anak selama masa prasekolah.

2. Menganalisis pemikiran intuitif anak selama masa prasekolah (2-7 tahun).

3. Menganalisis jenis-jenis pemikiran intuitif anak selama masa prasekolah.

4. Menganalisis perkembangan pemahaman matematika anak selama masa

prasekolah.

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1.Bagi Penulis

Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi

penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis

juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis materi yang ditulis

dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan berbagai pengalaman mengenai

teknik penulisan makalah, teknik pengutipan, dan teknik penggabungan materi

dari berbagai sumber.

2. Bagi Pembaca

Mahasiswa yang membaca makalah ini akan dapat memahami konsep

perkembangan anak pada masa prasekolah atau praoperasional. Menganalisis

perkembangan pemikiran intuitif pada anak masa prasekolah serta menganalisis

perkembangan pemahaman matematik pada masa prasekolah.

Page 4: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANAK PRASEKOLAH ATAU PRA-OPERASIONAL

Yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 2-7

tahun menurut Biechler dan Snowman (1993). Mereka biasanya mengikuti program

prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti

program tempat penitipan anak (3 tahun – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3

tahun), sedangkan pada usia 4-5 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman

Kanak-Kanak.

Pada umur 2-7 tahun tersebut terjadi perkembangan fisik, pemikiran simbolik

atau semiotik, perolehan bahasa, pemikiran intuitif, perkembangan pemahaman

matematika, perkembangan pemahaman sains serta perkembangan sosioemosional.

Dalam jenjang umur ini banyak prilaku anak yang menuntut kita harus memberikan

perhatian yang lebih. Disini dituntut kesabaran kita untuk bisa melayani anak dengan

baik tanpa mengganggu psikologinya karena kita sebagai calon orang tua nantinya,

masyarakat, serta calon pendidik yang mampu memberikan kebebasan kepada anak

agar proses perkembangan anak tidak terhambat. Dengan sendirinya anak akan

mampu menemukan hal yang baru dan mengerti apa yang seharusnya diperbuat.

Selain itu, perbedaan fisik seorang anak dari anak lainnya sehingga anak akan merasa

tidak percaya diri dalam bergaul. Maka seorang peserta didik sangat dibutuhkan

untuk menumbuhkan rasa nyaman dalam hidupnya dengan memberikan masukan –

masukan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangnya masing – masing.

Pada usia ini anak menjadi egosentris. Egosentris adalah keadaan dimana anak

kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain sedangkan animisme adalah

Page 5: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 5

kepercayaan bahwa objek tak bernyawa adalah hidup dan bisa bergerak. Tahap ini

merupakan tahap pemikiran yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran

operasiaonal dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Tahap ini

dibagi atas dua sub-tahapan yaitu sub-tahap fungsi simbolis yang terjadi kira-kira

antara usia 2-4 tahun dan sub-tahap pemikiran intuitif yang terjadi antara usia 4-7

tahun. Pada tahapan simbolis dalam tahap ini anak belajar menggunakan dan

merepresentasikan objek yang tak hadir dengan gambaran dan kata-kata tetapi

pemikirannya masih bersifat egosentris dan animisme.

Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7

tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia

dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme,

animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk

membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain dengan kata

lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.

Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang bergerak memiliki

kualitas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti sorang anak yang

mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.”

Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin

mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui

sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.

2.2 PEMIKIRAN INTUITIF PADA MASA PRA-OPERASIONAL

Pemikiran intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua

pemikiran praoperasional yang terjadi sekira usia 4 hingga 7 tahun. Pada tahap ini,

anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua

bentuk pertanyaan.Piaget menyebut pada periode waktu ini anak anak tampaknya

Page 6: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 6

begitu yakin tantang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar

bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. Lebih jelasnya mereka

mengatakan mengetahui sesuatu, tetapi mengetahuinya dengan cara tidak

menggunakan pemikiran rasional.Centration terbukti paling jelas terjadi pada awal

anak anak yang kekurangan pemahaman conservation. Conservation adalah suatu

keyakinan akan keabadian atribut objek atau situasi tertentu terlepas dari perubahan

yang bersifat dangkal. Seorang dewasa akan dapat membedakan dengan jelas jumlah

suatu cairan (air) yang dipindah dari sebuah piring kedalam gelas dengan mengatakan

jumlah cairan tetap sama.

Tetapi tidak dengan anak kecil, sebaliknya mereka tertipu oleh tinggi cairan

akibat tinggi gelas.Karakteristik lain anak anak praperasional adalah mereka

menanyakan serentetan pertanyaan. Pertanyaan pertanyaan anak yang paling awal

tampak kira kira pada usia 3 tahun, dan pada usia 5 tahun mereka membuat pusing

orang orang dewasa disekitarnya karena lelah menjawab pertanyaan pertanyaan

”mengapa” mereka.Pertanyaan-pertanyaan mereka menunjukkan akan perkembangan

mental dan mencerminkan rasa ingin tahu intelektual mereka.Pertanyaan-pertanyaan

ini menandai munculnya minat anak-anak akan penalaran dan penggambaran kenapa

sesuatu seperti itu. Seperti mengapa matahari bersinar, mengapa adik ada diperut ibu,

mengapa ada orang di televisi, dan lain lain.Dengan mengetahui dan membahas

sejumlah karakteristik perkembangan kognitif anak pada tahap pemikiran

praoperasional, diharapkan bisa membantu mengingat karakteristik ini untuk

memahami bagaimana taraf berpikir anak pada usia awal anak-anak.

Menurut Piaget (1981), pemikiran anak pada umur 4 sampai 7 tahun

berkembang pesat secara bertahap ke arah konseptualisasi,tetapi pada masa ini si

anak masih mengambil keputusan hanya dengan pemikiran-pemikiran intuitif.

Page 7: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 7

2.2.1 JENIS-JENIS PEMIKIRAN INTUITIF

Jenis-jenis pemikiran intuitif, antara lain, mimpi, animisme dan egosentrisme,

dimana kesemuanya tersebut merupakan sumber dari miskonsepsi.

1. Mimpi

Misalnya, pada suatu malam si anak bermimpi tentang seseorang yang

datang ke rumahnya, terus keesokan harinya si anak bilang pada ibunya kalau

kemarin ada orang yang datang ke rumah. Anak pada tahap ini akan

membawa mimpi ke dunia nyata, karena si anak masih memiliki pemikiran

intutif. Lain halnya dengan mengigau atau dalam istilah Bali lebih dikenal

dengan sebutan”ipit”. Si anak yang mengalami ipit, pada saat tidur pasti

melakoni mimpinya, begitupun sebaliknya, jika si anak tidak melakoni mimpi

saat tidur maka si anak tidak akan mengalami ipit.

2. Animisme

Animisme (menganggap suatu benda seperti manusia), misalnya, si

anak suka berbicara sendiri dengan sarana bermainnya, seolah-olah

mainannya tersebut adalah lawan bicaranya.

3. Egosentrisme

Egosentrisme ini merupakan suatu sifat yang hanya memandang

sesuatu hanya dari satu sisi saja dan hal tersebut terjadi pada anak masa pra-

operasional, misalnya si anak akan membandingkan dua deret kelereng yang

jumlahnya sama, tetapi jarak deret yang pertama dienggangkan dan deret

kedua dirapatkan. Si anak akn bilang kalau yang lebih banyak adalah deret

kelereng yang jaraknya renggang, ilusrasi di atas bisa membuktikan kalau si

anak masih memakai egosentrisme. Kita sebagai pendidik harus bisa

mengatasi masalah egosentris pada anak, yaitu kita tidak boleh hanya

Page 8: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 8

menasihati, tetapi memberi contoh pada anak, karena sebuah contoh kebih

berharga dari seribu nasihat, misalnya saja ketika anak menonton film, jangan

diinterpretasi si anak hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya miskonsepsi

pada si anak. Biarkan anak yang mengomentari film tersebut, sehingga si anak

bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan si anak akan

berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

2.3 PERKEMBANGAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PADA MASA

PRA-OPERASIONAL

Kata "matematika" berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang

diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga mathematikos yang

diartikan sebagai "suka belajar". Matematika secara umum ditegaskan sebagai

penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang.

Sejak usia 2 tahun seorang anak telah memiliki kemampuan dalam pemahaman

matematika. Menurut Bruner, cara terbaik bagi seseorang untuk memulai belajar

konsep dan prinsip matematika adalah dengan mengkonstruksi sendiri konsep dan

prinsip yang dipelajarinya. Hal tersebut perlu dibiasakan sejak masa pra-operasional

anak. Pada masa pra-operasional, anak sudah memahami penalaran yang logis

dimana penalaran tersebut akan menjadi dasar-dasar pemahaman matematika.

Menurut Piaget (1981), pemikiran anak pada umur 4-7 tahun berkembang pesat

secara bertahap ke arah konseptualisasi, tetapi perkembangan itu belum sempurna

karena anak masih mengalami operasi yang belum lengkap, dengan suatu bentuk

pemikiran yang semi-simbolis atau penalaran logika, sehingga anak seringkali

berpikir yang sifatnya egosentris yaitu suatu cara berpikir dimana anak memandang

dunia hanya dari persefektifnya saja. Mereka masih sulit membedakan kebenaran,

fantasi dan realisme.

Page 9: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 9

Keterbatasan lainnya adalah ketidakmampuannya memahami prinsip

kekekalan, yakni pengetahuan dimana kuantitas tidak berhubungan dengan susunan

dan penampakan fisik suatu objek (Piaget). Agar perkembangan pemahaman

matematika anak terus meningkat, maka kita harus memfasilitasi si anak dengan baik,

baik itu berupa materi ataupun dorongan mental. Salah satu cara mudah mengajarkan

matematika pada anak adalah dengan mengkursuskan anak pada tempat kursus

tertentu. Di tempat tersebut anak akan mendapat metode pembelajaran. Pembelajaran

matematika telah mendapat perhatian dari pemerintah, tetapi banyak yang

beranggapan matematika kurang menjanjikan, sehingga banyak lulusan ilmu

matematika yang berkarya ke bidang lain.Pelajaran matematika sering kali menjadi

momok bagi anak-anak. Selain banyak anak yang merasa kesulitan dalam memahami

pelajaran berhitung itu, keinginan untuk mendalami pun mungkin hanya dimiliki oleh

segelintir anak. Sebenarnya, matematika dapat menjadi mata pelajaran yang mudah.

Bahkan, bila memahami metode pembelajarannya, anak dapat termotivasi untuk

mengerjakan soal-soal matematika secara mandiri.

Pada masa pra-sekolah, anak harus diajari ilmu matematika, tetapi anak

jangan dipaksa, biarkan dia berkembang sendiri. Tetapi pada masa ini penalaran dan

perkembangan matematika anak belum sempurna, karena si anak masih bersifat

egosentris. Contoh seorang anak bernama si A, melihat dua deret apel yang

jumlahnya sama, tetapi jarak deretan yang satu dengan yang lainnya berbeda,

kemudian ayahnya bertanya, buah mana yang lebih banyak. Si A akan mengatakan

buah yang deretannya lebih panjang memiliki jumlah yang lebih banyak. Jika

ayahnya mengatakan bahwa, jumlah apel deret yang satu dengan yang lainnya sama,

si A akan bersikukuh kalau deretan yang lebih panjang memiliki jumlah lebih

banyak. Dari ilustrasi tersebut dapat kita lihat bahwa si A memiliki sifat egosentris.

Selain memperkenakan dan mengajarkan anak tentang matematika di

rumah saja, juga si anak perlu dikursuskan, sehingga si anak bisa mendapat metode

pembelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan di lembaga kursus, dilakukan

Page 10: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 10

dengan beberapa cara. Diantaranya, pemberian soal-soal yang disesuaikan dengan

kemampuan anak, bahan pelajaran secara Small Steps (pengerjaan soal dimulai dari

level tinggi), dan adanya dukungan pembimbing untuk setiap individu anak. Anak

belajar dengan cara membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja. Kemudian,

anak-anak dimotivasi untuk berpikir sendiri dan mengerjakan soal yang diberikan

sesuai dengan kemampuannya. Sehingga, tingkat pemahaman anak dapat terpantau

secara individual oleh pembimbing.

Untuk memudahkan pemahaman matematis pada anak, kita harus membuat

anak tersebut tertarik dengan apa yang dipelajarinya, misalnya megembangkan

pemahaman tentang jumlah, ketertarikan si anak dapat dipancing dengan

menggunakan media berupa buah-buahan yang beraneka ragam, sehingga anak

tertarik dan tidak merasa terpaksa dalam mempelajarinya. Hal ini dikarenakan pada

masa prasekolah (usia 2-7 tahun), anak memerlukan metode belajar yang

mencerdaskan dan menyenangkan, karena dengan metode ini anak dapat berkembang

secara sempurna dan mampu menggali potensi dirinya dengan baik. Selain faktor

ketertarikan, faktor penting lainnya adalah perkembangan pemahaman matematis

anak adalah nalar dari anak tersebut. Anak yang memiliki kemampuan penalaran

yang baik akan memiliki pemikiran matematis yanga baik pula

Perkembangan anak anak akan mengarah kearah konseptualisasi, yaitu

perkembangan pemikiran anak ke arah konsep dari pemahaman matematika,

misalnya seorang anak yang bernama si B, yang telah berumur 5 tahun. Si B sudah

mengerti tentang prinsip penjumlahan dan pengurangan dari dua atau lebih deret

bilangan. Si B telah memahami jika suatu bilangan dijumlahkan, jumlah bilangannya

akan bertambah, si B juga telah memahami jika terjadi pengurangan, maka jumlahnya

akan berkurang.

Dalam perkembangan pemahaman matematika, orang tua sangat berperan

penting, dimana pada masa pra-operasional sebagian besar proses belajar dilakukan di

rumah (lingkungan keluarga). Semakin besar orang tua memfasilitasi anaknya,

Page 11: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 11

semakin maksimal pula perkembangan anak tersebut, tetapi terkadang orang tua

memiliki pemahaman yang salah dalam mengembangkan anaknya, dimana banyak

orang tua ingi anaknya berkembang dengan cepat.

Bagaimana dengan perkembanagan ilmu matematika di tanah air?,

Departemen Pendidikan sudah tentu memberi penekanan yang serius terhadap

pendidikan matematika di berbagai tingkat pendidikan, sejak Sekolah Dasar sampai

Universitas. Walau bagaimanapun kecemerlangan dalam bidang matematika oleh

sejumlah pelajar tidak abadi di dalam bidang tersebut, karena kebanyakan dari

mereka akan memilih bidang lain yang lebih menjanjikan untuk masa depan mereka.

Kebanyakan dari mereka yang memilih matematika pada waktu masuk universitas

sangatlah sedikit. Akhirnya dampak yang dihadapi adalah jumlah mahasiswa yang

yang benar-benar memahami sangatlah terbatas, sehingga peremajaan guru-guru

matematika di sekolah dan dosen-dosen di perguruan tinggi sangat terbatas.

Kurangnya kerjasama antara Industri dengan Jurusan matematika di Universitas pun

menjadi kendala yang serius, hal ini disebabkan salah satunya adalah kurangnya ahli

matematika yang dapat menjelaskan dan memahami apa yang diperlukan dalam

bidang industri, sehingga lulusan disiplin ilmu matematika tidak memiliki orientasi

yang jelas.

2.3.1 Piaget dan pengajaran Matematika

Secara agak khusus, Piaget banyak berbicara tentang pengajaran matematika.

Piaget menyarankan agar dalam pengajaran matematika untuk murid, terlebih

sebelum tahap operasi formal, lebih ditekakan pada aktivitas, pengalaman ,

penggunaan metode aktif (Piaget, 1972 dalam Gruber Vonecha, 1995). Dalam

perkembangan pengajaran matematika, kerap ada pertentangan antara para

matematikus dan psikolog. Para psikolog yang meneiti murid yang belajar

matematika menyarankan agar murid belajar mulai dari bahan yang konkret ke yang

abstrak. Mereka menyarankan agar abstraksi murid berkembang dari pengamatan real

Page 12: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 12

terhadap benda-benda yang nyata. Tetapi, para matematikus sering keberatan. Mereka

merasa bahwa yang real itu dapat menghalangi kecepatan abstraksi murid. Piaget

sendiri lebih condong untuk mulai dengan yang konkret dan baru perlahan-lahan ke

yang abstrak.

Atau yang lain dalam bentuk ceramah memang baik , Menurut Piaget, metode

penngajaran matematika atau yang lain dalam bentuk ceramah memang baik bagi

orang yang sudah dewasa, tetapi banyak menyebabkan hambatan bagi murid yang

masih dalam level pengajaran. Oleh karena itu, aliran dari Rusia yang lebih condong

untuk melatih murid sebagai peneliti yang aktif membuat sesuatu dianggap lebih

tepat bagi perkembangan kognitif murid.

Piaget menekankan beberapa hal pokok dalam mengajarkan matematika pada murid.

1. Pengajaran matematika tidak boleh melalaikan peran kegiatan-kegiatan,

khususnya pada anak – anak yang masih kecil. Pada masa itu, kegiatan

terhadap objek sangat penting dalam pengembangan dan pemikiran

aritmatika dan relasi geometri. Pengalaman fisis dan pengalaman

matematis-logis sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan,

baik fisis maupun matematis. Piaget menceritakan bahwa temannya,

seorang matematikus, menjadi tertarik pada matematika pada umur 4-5

tahun. Waktu itu , dia berada pada sebuah taman dan mulai menyusun

kelereng dalam garis lurus. Ia menghitung dari kiri ke kanan, satu sampai

sepuluh. Ia menghitung dari kanan ke kiri dengna hasil yang sama.

Selanjutnya, ia meletakkan kel ereng-kelereng itu dalam suatu lingkaran

dan menghitungnya lagi dengan hasil yang sama. Dengan susunan

bagaimanapun, akhirnya, ia menjadi sungguh yakin bahwa jumlahnya

sama. Jadi jumlah tidak tergantung pada pada susunan. Ia sampai pada

pengertian kekekalan dan pengalaman akan bilangan. Dalam proses itu,

ia mengalami pengalaman abstraksi reflektif.

Page 13: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 13

2. Beberapa prinsip psikologis dapat digunakan dalam pengajaran

matematika.

a) Pemahaman yang sungguh-sungguh akan suatu pengertian atau suatu

teori menuntut suatu penemuan kembali teori itu. Seorang murid dapat

mengulangi dan menggunakan suatu pengertian seakan-akan seperti

mengerti. Menurut Piaget, ini kurang tepat. Pengertian yang tepat

menuntut seorang murid, paling tidak, dapat menemukan sendiri

alasannya.

b) Dapat terjadi bahwa meskipun murid dapat memecahkan persoalan, ia

tetap belum memahami persoalan itu. Murid belum mengerti segala

unsur yang tersangkut meskipun ia dapat menggunakan rumus itu. Oleh

karena itu, murid memerlukan latihan dalam mengungkapkan gagasan.

c) Formalisasi sebaiknya setelah pengertiannya dikenal. Lebih baik

mneggunakan intuisi lebih dulu dari pada aksiomatisasi. Pengajaran

mulai dari yang kualitatif baru numerik dan metrik ( Piaget, 1972).

Page 14: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 14

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 2-7 tahun menurut

Biechler dan Snowman (1993). Pada umur 2-7 tahun tersebut terjadi perkembangan

fisik, pemikiran simbolik atau semiotik, perolehan bahasa, pemikiran intuitif,

perkembangan pemahaman matematika, perkembangan pemahaman sains serta

perkembangan sosioemosional.

Pemikiran intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua

pemikiran praoperasional yang terjadi sekira usia 4 hingga 7 tahun. Pada tahap ini,

anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua

bentuk pertanyaan. Jenis-jenis pemikiran intuitif, antara lain, mimpi, animisme dan

egosentrisme, dimana kesemuanya tersebut merupakan sumber dari miskonsepsi.

Adapun tiga jenis pemikiran intuitif antara lain adalah mimpi(menganggap

mimpi sebagai suatu kenyataan), animisme(menganggap suatu benda seperti

manusia) dan egosentrisme(sifat yang hanya memandang sesuatu hanya dari satu sisi

saja).

Kata "matematika" berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang

diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga mathematikos yang

diartikan sebagai "suka belajar". Matematika secara umum ditegaskan sebagai

penelitian pola dari struktur, perubahan, dan ruang.

Sejak usia 2 tahun seorang anak telah memiliki kemampuan dalam

pemahaman matematika. Menurut Bruner, cara terbaik bagi seseorang untuk

memulai belajar konsep dan prinsip matematika adalah dengan mengkonstruksi

sendiri konsep dan prinsip yang dipelajarinya.

Page 15: 89125564 Ppd 4 Perkembangan Pemikiran Intuitif Dan Pemahaman Matematika Pada Anak Masa Prasekolah

Oleh: Semara, Mindrawan, dan Yuliasri

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Page 15

3.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang

perkembangan anak masa prasekolah beserta fase- fase yang terjadi

pada anak masa prasekolah.

2. Mahasiswa hendaknya mampu menjelaskan fase pemikiran intuitif dan

pemahaman matematika pada anak masa prasekolah.