anak prasekolah

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu psikologi perkembangan, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak dalam rahim (masa prenatal) sampai pada masa tua. Untuk menunjang ilmu ke PLB- an, kami perlu mendalami ilmu psikologi perkembangan karena ketika kami kelak terjun kemasyarakat sebagai seorang pendidik, yang kami hadapi adalah anak-anak yang masih aktif sekolah seperti PAUD, TK, SD, SMP DAN SMA. Mengingat pendidikan itu sangat penting, maka pendalaman ilmu pun harus lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang perkembangan anak pra sekolah. Dimana, makalah ini akan menjadi acuan pada pembelajaran psikologi perkembangan khususnya pada materi anak pra-sekolah. B. Rumusan Masalah Adapun masalah-masalah yang dimuat dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah perkembangan-perkembangan (fisik, psikomotorik, kepribadian, moral, emosi, intelektual dan sosial) yang dialami anak pra-sekolah? 2. Bagaimanakah perkembangan seni rupa anak pra-sekolah yang dituangkan melalui gambar (menggambar)? 1 | PSIKOLOGI PERKEMBANGAN-ANAK PRA SEKOLAH

Upload: karina-wahyu-dewi

Post on 14-Feb-2016

147 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANAK PRASEKOLAH

TRANSCRIPT

Page 1: ANAK PRASEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu psikologi perkembangan, menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan

manusia sejak dalam rahim (masa prenatal) sampai pada masa tua. Untuk menunjang ilmu

ke PLB-an, kami perlu mendalami ilmu psikologi perkembangan karena ketika kami kelak

terjun kemasyarakat sebagai seorang pendidik, yang kami hadapi adalah anak-anak yang

masih aktif sekolah seperti PAUD, TK, SD, SMP DAN SMA.

Mengingat pendidikan itu sangat penting, maka pendalaman ilmu pun harus lebih

ditingkatkan. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang

perkembangan anak pra sekolah. Dimana, makalah ini akan menjadi acuan pada

pembelajaran psikologi perkembangan khususnya pada materi anak pra-sekolah.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang dimuat dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah perkembangan-perkembangan (fisik, psikomotorik, kepribadian,

moral, emosi, intelektual dan sosial) yang dialami anak pra-sekolah?

2. Bagaimanakah perkembangan seni rupa anak pra-sekolah yang dituangkan melalui

gambar (menggambar)?

3. Bagaimanakah kondisi anak pra-sekolah dalam lingkungan keluarga?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah?

1. Untuk mengetahui perkembangan-perkembangan mulai dari perkembangan fisik,

psikomotorik, emosi, intelektual, moral serta sosial anak pra-sekolah.

2. Untuk mengetahui perkembangan seni rupa anak pra-sekolah yang dituangkan

melalui gambar (menggambar).

3. Untuk mengetahui kondisi anak pra-sekolah didalam keluarga.

1 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 2: ANAK PRASEKOLAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anak Usia Prasekolah

1. Pengertian

Anak prasekolah adalah mereka yang berusia anatara tiga sampai empat tahun

( Patmonodewo,1995 ) . Anak prasekolah adalah yang mempunyai berbagai macam

potensi . Potensi – potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak

tersebut berkembang secra optimal. Tertunda atau terhambatnya perkembangan

potensi – potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak – kanak

adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program

pendidikan dini bagi anak usia anak empat tahun sampai memesuki pendidikan dasar (

Supartini, 2004 ).

Masa prasekolah menurut Munandar ( 1992 ) merupakan masa – masa untuk

bermain dan memasuki taman kanak – kanak. Waktu bermain merupakan sarana

untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal ( Gunarsa,

2004 ). Pada tahap perkembaagan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai

berbagai keterampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri

untuk mengeksplorasi kemandiriannya ( Hurlock, 1997 ).

Menurut Hurlock (1997) cirri-ciri anak usia prasekolah meliputi fisik, motorik,

intelektual, dan social. Ciri fikik anak prasekolah yaitu otot-otot lebih kuat dan

pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah menggunakan gerak

dasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan melompat sebagai bagian dari

permainan mereka. Kemudian secara motorik anak mampu memanipulasi objek kecil,

menggunakan balok-balok dan berbagai ukuran dan bentuk. Selain itu juga tidak

memiliki rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan cemburu. Hal ini timbul karena anak

tidak memilikihal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya. Sedangkan secara social

anak mampu menjalani kontak social dengan oang-orang yang ada diluar rumah,

sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-

orang dewasa, saudara kandung di dalam keluarganya.

2 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 3: ANAK PRASEKOLAH

2. Perkembangan setelah tahun pertama

Perkembangan sesudah satu tahun pertama di tandai oleh beberapa proses-

proses yang sangat fundamental. Misalnya perkembangan sosial dan perkembangan

kepribadian ditandai oleh perkembangan tingkah laku lekat. Tingkah laku lekat harus

tumbuh dan menjadi stabil sebagai stuktural tingkah laku yang akan datang.

Secara singkat ada 8 tanda-tanda esensial atau kemajuan-kemajuan yang dapat

disebutkan dalam perkembangan seorang anak antara akhir tahun pertama dan

permulaan usia 4 tahun. Berikut 8 tanda-tanda atau kemajuan-kemajuan tersebut.

1. Pada permulaan periode pertama anak sudah mulai bisa duduk, berdiri, dan

berjalan dengan bantuan. Bila anak mencapai usia 4 tahun ia dapat meloncat-

loncat, memanjat dan merangkak. Dalam hal motorik praktis ia dapat mandiri.

2. Pada anak usia 4 tahun maka tangan dan mata bekerja sama dalam koordinasi yang

baik. Dan pada usia itu tangan anak merupakan alat untuk mengadakan eskplorasi.

3. Pada usia 4 tahun anak sudah dapat berbahasa. Ia sudah bisa mengambil bagian

dalam percakapan sehari-hari di dalam keluarga, begitu juga dengan teman

sebayanya.

4. Pada periode ini, anak mulai mengetahui benda menurut warna, nama benda, dan

juga dapat membedakan antara suara keras dan lembut, serta banyak menanyakan

hal-hal yang belum ia ketahui.

5. Pada usia 4 tahun anak juga sudah mengerti ruang dan waktu. Di mana dia sedang

berada, mengerti akan siang dan malam hari, serta ia sudah bisa menyisir rambut

sendiri,mengenakan baju dan mengambil barang dari lemari.

6. Pada usia 4 th anak juga sudah bisa mengerti norma-norma “baik”, “buruk” mana

yang boleh dilakukan dan mana yang tak boleh dilakukan.

7. Pada masa ini pula anak sudah mampu merencanakan sesuatu yang akan di

lakukannya di hari mendatang.

8. Dan pada masa usia 4th anak juga sudah mulai menginginkan berada di tengat-

tengah keluarga atau orang dewasa.

3. Perkembangan Fisik

Tinggi dan berat badan

* Pertumbuhan pesat

* Rata-rata anak bertambah tinggi 6,25 cm/th bertambah berat 2,5 – 3,5 kg/th

3 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 4: ANAK PRASEKOLAH

* Pada usia 6 tahun, berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu

lahir.

* Postur tubuh anak pada masa kanakkanak awal:

- berbentuk gemuk (endomorfik),

- berotot (mesomorfik), dan

- relatif kurus (ektomorfik).

* Tulang dan otot anak mengalami tingkat pengerasan yang bervariasi.

4. Perkembangan Motorik

Motorik Kasar

§ Usia 3 – 4 th : belajar sepeda roda tiga dan berenang

§ Usia 5 atau 6 th : belajar melompat dan berlari cepat, dan mereka sudah dapat

memanjat. Sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola.

§ Keterampilan : lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas dinding atau

pagar, sepatu roda, bermain sepatu es, menari.

Motorik Halus

§ Ketrampilan : menggunting, dapat membentuk tanah liat, bermain membuat kue-kue

dan menjahit, mewarnai dan menggambar dengan pinsil atau krayon.

§ Sudah dapat menggambar orang.

5. Perkembangan Intelektual

1. Perkembangan kognisi

(Piaget) pada usia 2 sd 7 th disebut : tahap perkembangan praoperasional.

• ciri-ciri :

a) Anak mulai menguasai fungsi simbolis;

b) Terjadi tingkah laku imitasi;

c) Cara berpikir anak egosentris;

d) Cara berpikir anak centralized, Cara berpikir seperti ini dikatakan belum

menguasai gejala konservasi.

e) Berpikir tidak dapat dibalik;

f) Berpikir terarah statis.

4 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 5: ANAK PRASEKOLAH

2. Perkembangan bahasa dan bicara

• Menurut Karl Buhler ada tiga faktor yang menentukan dalam teori bahasa, yakni:

1. Kundgabe (pemberitahuan, pengumuman) Ada dorongan yang merangsang

anak untuk memberitahukan isi kehidupan batiniah yaitu pikiran, perasaan,

kemauan, harapan, fantasi sendiri dan lain sebagainya kepada orang lain.

2. Auslosung (pelepasan) Ada dorongan yang kuat pada anak untuk melepaskan

kata-kata dan kalimat-kalimat.

3. Darstellung (penyampaian, pemaparan) Anak ingin mengungkapkan segala

sesuatu yang menarik hati dan memikat perhatiannya (Zulkifli, 2000).

• Menurut Karl Buhler seorang anak harus mengalami tiga fungsi bahasa di atas

yang akhirnya sampai pada Darstellung dengan syarat apabila lingkungan

memberikan masukan pada anak tersebut, karena perkembangan bahasa anak

dipengaruhi imitasi.

# Permulaan Bicara : Meraban (mengoceh)

Suara pertama yang dilakukan anak adalah jerit tangis saat dilahirkan.

Tangisan pertama ini berguna untuk memungkinkan anak dapat bernafas, karena

mulai saat itu anak harus bernafas sendiri. Tangis menunjukkan keadaan yang

senang tetapi ocehan menunjukkan rasa senang dan kepuasan.

Menurut Van Ginneken adalah suara-suara yang pertama kali dikeluarkan

adalah huruf hidup atau huruf-huruf vocal yaitu : a, I, u, e, o. Dan menurut Buhler

huruf mati atau konsonan-konsonan yang pertama diucapkan adalah b,p,n,k,g,r dan

yang paling sering kita dengar bahwa anak dalam mencoba-coba mengucapkan

macam-macam huruf r r r.

Meraban atau mengoceh dimulai sekitar umur 3 bulan. Tingkah laku

meraban atau mengoceh ini berlangsung sampai umur 9 atau 12 bulan. Dengan

ocehan dapat dapat dinyatakan perasaan-perasaan positif. Mulai umur 6 bulan

ocehan itu mempunyai fungsi komunikatif anak tidak sekedar mengoceh begitu

saja. Tetapi ocehan tersebut sudah jelas merupakan reaksi terhadap orang lain.

Seorang anak akan berhenti sebentar dari ocehannya terjadi pada usia 5

bulan dan akan mengoceh lagi pada usia 6 bulan jadi waktu istirahat selama kurang

5 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 6: ANAK PRASEKOLAH

lebih 4 minggu, mulai saat inilah ocehan dianggap mempunyai nilai yang

komunikatif/lebih bermakna.

Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar yaitu periode

prelinguistik (0-1 tahun) dan linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistic inilah

anak mengucakkan kata yang pertama.

Periode linguistic terbagi atas tiga fase besar, yaitu :

1. Fase satu kata atau holofrase

Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang

kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa

perbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau

duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”.

2. Fase lebih dari satu kata

Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak

sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata, yaitu kata

pivot dan kata terbuka. Kata pivot sering diucapkan anak-anak sedangkan kata

terbuka tidak sering dipakai oleh anak. Contohnya : kata pivot gi(pergi) dan

kata terbuka susu. Jadi dapat berarti bahwa anak tdak mau minum susu lagi.

Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata

dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi

egosentris atau untuk dirinya sendiri tetapi mulailah mengadakan komunikasi

dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab

dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan

kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana

3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi

Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah

sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan

berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya

yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi

kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata

6 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 7: ANAK PRASEKOLAH

kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk

menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan,

akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai

dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-

bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.

Sekarang ada kemungkinan untuk menyelidiki seberapa jauh anak

mampu untuk menirukan bahasa orang dewasa. Disini harus dibedakan adanya

2 macam peniruan:

1. Peniruan spontan bahasa orang lain, biasanya bahasa orang tua;

2. Peniruan yang dilakukan anak sesudah anak menerima tugas untuk

melakukan itu.

Anak lebih pandai untuk mengadakan imitasi daripada mengerti kalimat dan

bahwa kecakapan untuk mengerti tadi lebih tinggi daripada kecakapan untuk

memproduksi kalimat-kalimat sendiri.

Menirukan

Mengerti

Memproduksi

6. Perkembangan Emosi

a. Sejak dini, anak kecil sudah mampu merasa dan mengekspresikan emosinya, seperti

senang, marah, susah, dan takut.

b. Pada tahun-tahun berikutnya, anak mengalami emosi lain seperti malu, rasa

bersalah, dan bangga.

c. Pada masa prasekolah, anak tidak hanya mengembangkan emosi-emosi tersebut,

tetapi juga cara mengendalikannya.

d. Pada masa ini juga, anak sudah mampu menggunakan bahasa untuk memberi nama

pada emosi yang dialami. Misalnya mengatakan “saya takut”.

7 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 8: ANAK PRASEKOLAH

e. Mengembangkan Secure Attachment sbg modal eksplorasi.

7. Perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial

a. Tingkah laku lekat sesudah umur satu tahun

Tingkah laku lekat pada anak dapat ditinjau dari dua segi. Yang pertama,

tingkah laku lekat terbentuk karena proses belajar. Yang kedua, menyatakan bahwa

tingkah laku lekat merupakan cirri khas manusia. Tingkah laku lekat merupakan

kecenderungan dasar pada anak yang sudah ada sebelum proses-proses belajar

terjadi. Menurut Hartup (1973, h. 17), tingkah laku lekat dapat dipandang sebagai

sifat yang structural dari hubungan ibu dan anak.

Ada dua teori tentang tingkah laku lekat pada tahun pertama.

- Teori diferensiasi

Teori ini berdasarkan pendapat Bowlby (1951). Meurut Bowlby ibulah yang

dipandang sebagai figure sentral bagi anak; anggota-anggota keluarga yang lain

tidak mempunyai peranan yang penting sampai dengan usia 6 tahun. Kasih sayang

ibu adalah essensial untuk perkembangan psikis yang sehat.

Jadi dalam teori diferensiasi ini anak dianggap relative mempunyai kelekatan

dengan ibunya sampai kurang lebuh berumur 6 tahun, baru setelahnya anak akan

mengadakan ikatan denga orang dewasa lainnya.

- Teori Paralel

Dalam teori parallel ini mengatakan sampai dengan umur satu tahun anak akan

mencari objek lekat pada satu orang, biasanya ibunya. Sesudah umur satu tahun

maka orang dewasa lain atau anak-anak sebaya akan menjadi objek kelekatan.

b. Egosentrisme

Egosentrisme adalah pemusatan pada diri sendiri. Pengamatan anak banyak

dientukan oleh pandangan sendiri, anak belum dapat menempatkan diri dalam

keadaan orang lain. Ada enam macam bentuk egosentrisme menurut Looft, 1972.

1. Egosentrisme dalam stadium sensomotorik

0-18 bulan. Ditandai dengan anak hamper tidak mampu untuk mengadakan

diferensiasi antara diri sendiri dengan dunia luar.

2. Egosentrisme dalam stadium pra-operasional

8 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 9: ANAK PRASEKOLAH

± 18 bulan - ± tahun ke 6. Ditandai dengan kemampuan anak untuk bekerja

dengan tanggapan. Anak mulai memakai symbol dan kata. Ia tidak atau

hamper tidak dapat membedakan antara symbol dan artinya. Sering dibedakan

antara “ private speech” dan “socialized speech”. Private speech tidak ada nilai

komunikatifnya: anak bicara sendiri dan tidak ditunjukkan ke orang lain.

Socialized speech diartikan sebagai komunikatif yang jelas.

3. Egosentrisme dalam stadium opraional konkrit

±6-11 tahun. Anak belum mampu untuk membedakan antara hasil cipta

mentalnya sendiri dengan hal-hal nyata. Menurut Elkind egosentrisme pada

masa ini disebut realitas sumatif, yaitu anak melihat kenyataan berdasarkan

informasi yang terbatas dan tidak dipengaruhi oleh informasi baru atau

informasi yang bertentangan. Maka dari itu anak tidak lagi memandang orang

tua sebagai yang serba tahu. Anak mersa dalam aspek-aspek tertentu ia lebih

megetahui disbanding orang tuanya.

4. Egosentrisme pada remaja

Remaja tidak membedakan antara hal atau situasi yang difikirannya sendiri

dengan yang difikiran orang lain. Ia selalu memikirkan akan pendapat orang

lain mengenai dirinya. Pikiran ini berdasarkan bahwa ia akan menjadi pusat

perhatian. Ia kan berpendapat bahwa perasaannya itu unik dank has. Maka ia

akan menunjukkan keunikan dan kekhasaan perasaannya tersebut.

Egosentrisme ini hanya berlangsung sementara mesikpun ada yang

berlangsung lama.

5. Egosentrisme pada orang dewasa

Egosentrisme pada orang dewasa dapat dilihat dari sikap tidak bisa

menempatkan diri pada tempat orang lain hingga timbul masalah-masalah

tertentu.

6. Egosentrisme pada orang tua

Sudah pernah diadakan penelitian mengenai regresi kognitif, penyempitan

relasi social, dan rigiditas. Ketiga macam aspek ini mempunyai hubungan

dengan egosentrisme, yaitu:

a. Regresi kognitif menunjukkan pada kemajuan yang berkurang dalam

bidang kognitif. Contohnya kemampuan orang tua dalam belajar sudah

berkurang.

9 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 10: ANAK PRASEKOLAH

b. Mereka mengalami pension, meninggalnya teman-teman lama,

sedangkan sulit mendapatkan teman-teman baru, hal ini yang sering

menyebabkan orang tua mengalami isolasi social.

c. Dalam hubungan social denga orang lain maka sikap yang flaksibel

juga berkurang sehingga timbul regiditas.

c. Tingkah laku ambil alih peran

Merupakan proses sosial dan proses kognitif yang menunjukkan bahwa

seseorang dapat menempatkan diri pada motif-motif,perasaan,pikiran dan tingkah

laku orang lain.

a. Ambil alih peran persepsual

Kemampuan untuk meramalkan apa yang dilihat orang lain mengenai objek

yang sama , dilihat dari pandangan perspektif yang berbeda.

b. Ambil alih peran konsepsual

Menunjuk pada kecakapan untuk menempatkan diri dalam pembentukan

pengertian atau dalam formasi konsep orang lain.

c. Ambil alih peran emosional-motivasional

Menunjuk pada kecakapan untuk ikut merasakan secara konkrit alam perasaan

dan motif-motif orang lain.

d. Belajar model

Belajar model adalah proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat,

dilakukan secara sadar atau tidak. Sinonim dengan belajar model ini adalah imitasi,

identifikasi dan belajar melalui observasi.

e. Periode pembangkangan-fase kepala batu

Pembangkangan selalu merupakan reaksi anak terhadap tindakan ( dalam arti

luas ) keliling yg ditujukan “terhadap anak”. Reaksi ini mempunyai suatu sifat

dinamis-afektif dan dalam kenyataannya merupakan suatu penolakan diffuse. Pada

waktu itu kontak dengan keliling terputus.

10 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 11: ANAK PRASEKOLAH

f. Permainaan dan tingkah laku bermain

Anak dan bermain merupakan dua pengertin yang hampir tidak dapat dipisah

kan satu sama lain. Timbul pertanyaan apakah bermain betul-betul merupakan

kesibukan khusus anak. Sebab dalam kenyataan , orang tua dan remaja pun

bermain, sedangkan istilah bermain hanya dipakai untuk anak saja. Pemisahan

antara dunia anak dan dunia orang dewasa ini berlangsung selama tiga abad ke 16

permainan anak dan permainan dewasa tidak dapat dibedakan satu sama lain.

Sekarang anak sudah mempunyai dunia sendiri dengan permainan , pakaian dan

ha-hak sendri meskipun hal Ini belum merata sampai di pelosok-pelosok seperti

halnya di Indonesia. Masih saja banyak anak yang belum dapat menikmati hak-

haknya sebagai anak sebab masih saja ada anak yang harus bekerja mencari nafkah

pada waktu mereka seharusnya menuntut ilmu di bangku sekolah. Tempat-tempat

permainan yang khusus dibuat untuk anak masih sedikit adanya.

Dalam dunia yang sudah maju, dunia anak betul-betul terpisah dengan dunia

orang dewasa. Dengan timbulnya dunia anak maka peralihan ke dalam dunia

orang dewasa menjadi problematika dan lebih sukar. Sebaliknya, dapat

dikemukakan bahwa pandangan mengenai dunia orang dewasa sebagai dunia

penuh rentetan kerja, tugas-tugas dan tanggung jawab tidak memberikan tempat

lagi untuk bermain. Pemisahan yang ketat antara waktu bermain dan waktu bekerja

ini dalam hubungan dengan tingkat-tingkat usia tertentu tidak akan dilakukan

dalam tulisan psikologi sepanjang hidup.

~Struktur atau ciri-ciri esensial tingkah laku bermain

Berdasarkan analisis fenomenologis maka Buytendijk menemukan ciri-ciri

permainan sebagai berikut:

1. Permainan adalah selalu bermain dengan sesuatu.

2. Dalam permaina selalu ada sifat timbal balik, sifat interaksi.

3. Permainan berkembang, tidak statis melaikan dinamis.

4. Permainan juga ditandai oleh pergantian yang tidak dapat diramalkan terlebih

dahulu.

5. Orang yang bermain tidak hanya bermain dengan sesuatu atau orang lain.

11 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 12: ANAK PRASEKOLAH

6. Bermain menentukan ruangan untuk bermain dan menentukan aturan –aturan

bermain.

7. Aturan-aturan permainan membatasi bidang permainannya.

~ Bentuk- bentuk permainan

Sejak tinjauan yang sistematis mengenai perkembangan manusia juga

diusahakan untuk menentukan hubungan antara berbagai bentuk permainan dengan

umur seseorang. Seperti yang sudah ditandaskan dimuka, maka permainan

merupakan suatu tingkah laku yang dipengarui oleh proses pemaksaan dan belajar.

Parten(1932) meninjau permainan anak dari sudut tingkah laku sosial anak;

pendekatan juga dapat dilukiskan sebagai sosiologi genetic. Melalui observasi

parten menenmukan 6 macam kategori.

Gerakan yang terarah Tak berbuat apa-apa, jalan-

jalan, melihat kesana kemari,

bermain-main dengan badan

sendiri

Tingkah laku pengamat

(onlooker behavior)

Melihat anak-anak lain yang

sedang melakukan sesuatu

Permainan paralel Bermain dengan permainan

yang sama tanpa ada tukar-

menukar alat permainan dan

tanpa ada komunikasi

Permainan solitaire Bermain dengan sendiri

mencari kesibukan sendiri

Permainan asosiatif Anak-anak bermain bersama-

sama tetapi tanpa ada

pemusatan terhadap suatu

tujuan ,tanpa ada pembagian

peranan dan alat-alat

permainan

Permainan koperatif Kerjasama dan koordinasi

12 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 13: ANAK PRASEKOLAH

dalam alat-alat dan peranan ,

ada perjanjian dan pembagian

tugas-tugas

g. Konflik Sosial

Apabila seorang anak tidak dapat mengatasi konflik sosial secara

verbal, maka ia akan beralih menggunakan kekerasan fisik untuk mengatasinya.

h. Pemahaman Gender

Pada usia kurang lebih 2 tahun, anak menggunakan istilah yang

berkaitan dengan gender seperti "anak laki-laki, anak perempuan, ayah, ibu,",

dan cenderung menunjukkan kesenangannya pada mainan yang sesuai dengan

jenis kelaminnya.

Menjelang usia prasekolah, anak sering menerapkan sejumlah

hukumhukum gender seperti "Anak perempuan tidak dapat menjadi polisi".

Hukum-hukum demikian sering mencerminkan pemahaman yang kurang benar

tentang perbedaan biologis antara wanita dan laki-laki, dan sekaligus merupakan

informasi yang stereotipi.

8. Perkembangan Moral

Ø Dengan mengambil sudut pandang orang lain, akan membantu anak memahami apa

yang benar dan apa yang salah.

Ø Melalui interaksi anak dengan orang lain, ia segera menangkap apa yang

diharapkan dalam situasi sosial, dan anak akan sampai pada perkembangan

sejumlah pemahaman sosial.

Ø Ketika anak berinteraksi, mereka akan berhubungan dengan konsep tentang

keadilan, kejujuran, kewajiban, dan kebaikan. Damon menyatakan bahwa

kesadaran moral anak diperoleh dari pengalaman sosial yang normal.

Ø Kesenjangan moral : anak sering merasa bingung dengan perilaku orang dewasa

yang kadang berbohong, karena belum mampu menilai suatu perbuatan dari latar

belakang motivasinya.

13 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 14: ANAK PRASEKOLAH

Ø Aspek perkembangan moral anak usia 4 s.d 8 tahun : persahabatannya dan

kewajiban-kewajiban tertentu dari persahabatan, keadilan dan kejujuran,

kepatuhan, otoritas, serta hukum-hukum sosial dan adat.

Ø Anak perempuan : sudut pandang "memperhatikan", yang menekankan hubungan

interpersonal dan perhatian untuk orang lain. Anak laki-laki lebih umum

menggunakan “keadilan” sebagai sudut pandangnya.

Ø Perkembangan moral juga berkaitan dengan kekhususan budaya; kelompok budaya

yang berbeda akan memiliki nilainilai yang berbeda pula.

B. Gambaran anak

Seperti halnya bermain, maka menggambar juga merupakan suatu aktivitas yang

spontan. Anak “menggambar” sesudah mereka mampu memegang pensil atau alat tulis

lainnya.anak bisa melakukan hal itu mulai berusia ± 52 minggu. Menggambar

merupakan suatu gerakan motoris yang global bagi anak, seluruh badan seakan-akan ikut

terlibat melakukan gerakan itu. Goresan pensil yang berwujud coret-coretan ini adalah

dasar dan pemula anak untuk membuat gambar-gambar yang berarti. Makin lama anak

makin “melihat” apa yang dihasilkan itu dan mulai membandingakan secara kritis hasil

gambarannya dengan gambar anak-anak lain. Pola –pola dengan pembagian ruang mulai

nampak pada usia 3 dan 4 tahun. gambaran anak juga merupakan tolak ukur

perkembangan kecerdasan meskipun gambaran tidak sempurna, namun gambaran tadi

dapat memberikan pengertian akan kualitas pengamatan kritis anak

Tahap Priodesasi Perkembangan Seni Rupa Anak Anak Menurut Viktor Lowenfeld Dan

Lambert Brittain:

1. Masa Coreng-moreng (Cribbling

Period): 2 – 4 tahun adalah Ciri

gambar coretan tak beraturan.

Goresan-goresan yang dibuat anak

usia 2-3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada awalnya, coretan

hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya

mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini

tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih mengunakan

motorik kasar.

14 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 15: ANAK PRASEKOLAH

2. Masa Pra Bagan (Pre Schematic Period): 4 - 7

tahun adalah Ciri gambar obyek yang

digambarkan biasanya berupa gambar kepala

berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan

kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua

sebagai pengganti kedua kaki.

C. Anak Dalam Keluarga

Sekarang semua anak mempunyai hak yang sama mereka semua mendapatkan

kasih sayang dan berhak mendapatkan pendidikan yang sama. Jelas dapat dilihat bahwa

dibandingkan dengan dulu, sekarang pada umumnya anak lebih mempunyai kesempatan

untuk mengembangkan sifat-sifatnya dan individualitasnya sendiri. Anak mempunyai

hak untuk mewujudkan dirinya.

Perpaduan antara sifat individu dan sifat sosial dapat menjamin hidup yang

bahagia sebagai individu yang hidup dalam kehidupan bersama. Keluarga dengan

keterbatasan dan kemungkinannya dapat merupakan tantangan dan kesempatan realisasi

bagi anak.

# Peran ibu terhadap perkembangan anak prasekolah

Pada usia prasekolah biasanya anak sudah terampil sehingga anak tidak perlu

dibantu ibu lagi, tetapi harus tetap diawasi pada saat bermain. Pasa aspek fisik dan

motorik tugas ibu adalah meningkatkan aktivitas dan untuk aspek kognitif bisa dilakukan

dengan banyak bercerita pada anak (Gunarsa, 1995). Ibu juga bisa melakukan tanya

jawab dengan anak tentang cerita yang didengarnya, dengan demikian anak sudah

terlatih mengungkapkan apa yang hendak diekpresikan (Rumini & Sundari, 2004). Dari

aspek emosi sosial ibu perlu mengembangkan inisiatif anak karena akan mengarah pada

kepercayaan dirinya, anak yang lebih punya inisiatif akan lebih mudah menyesuaikan

diri (Coles, 2003).

Dalam melatih kemandirian anak yang penting biarlah anak melakukan apa saja

sejauh itu tidak membayangkan keselamatannya, peran ibu hanya memberikan

keleluasan pada anak untuk bermain, sehingga anak dapat beelajar bergaul, berinteraksi

serta bagaimana mengekspresikan pendapat, kemandirian dan pengetahuannya agar ibu

bisa melaksanakan tugas sesuai dengan peranannya.tentu saja harus mempunyai rasa

15 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 16: ANAK PRASEKOLAH

tanggung jawab dan prioritas, terutama pada ibu yang bekerja. Prioritas menjadi sangat

penting karena ibu harus memilih mana yang harus didahulukan antara pekerjaan dan

anak. Jika ibu merasa bekerja itu penting tentunya ibu tidak bisa merawat anak

sepenuhnya, maka ibu harus mencari pengasuh anak atau orang yang dianggap

mempunyai pengalaman untuk merawat anak jika ibu sedang bekerja (Vuuren, 1993).

16 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 17: ANAK PRASEKOLAH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak pra sekolah berusia antara umur 3-4 tahun. Pada masa pra sekolah ini

merupakan waktu bermain bagi anak. Karena dengan bermain pada masa ini, akan membantu

anak untuk tumbuh dengan lingkungannya dan melatih kesiapan anak untuk bersekolah atau

menerima pendidikan formal. Perkembangan anak Pra sekolah sendiri dimulai dari tahun

pertama. Setelah tahun pertama ini perkembangan pada anak ditandai dengan proses-proses

yang sangan fundamental.

Dilanjutkan dengan perkembangan fisik yang berlangsung pesat. Seperti tinggi dan

berat badan yang bertambah, serta mengerasnya otot dan tulang anak. Perkembangan motorik

kasarnya ditandai dengan anak mampu berlari dengan kencang atau melompat, dsb. Pada

perkembangan motorik halusnya anak memiliki keterampilan untuk menggunting,

menggambar, mewarnai, dsb. Perkembangannya juga terjadi pada intelektualnya, ditandai

dengan kemampuannya menguasai fungsi symbol, imitasi, egosentri, cara berfikir yang

centralized, tidak dapat dibalik, dan terarah statis.

Dalam bahasa dan bicara anak juga mengalami perkembangan. Dalam bahasa sendiri

pada masa pra sekolah ini anak memiliki keinginan untuk mengungkapkan apa saja yang

menarik perhatiannya dan juga memiliki keinginan untuk memberitahu mengenai pikirannya,

perasaannya, harapannya, dan fantasinya kepada orang lain. Sedangkan perkembangan

bicaranya pun di mulai dari seringnya anak mengocek dan menirukan ucapan-ucapan yang

dilontarkan oleh orang dewasa atau teman sebayanya.

Dalam perkembangan emosi anak terjadi sebatas mengenai emosi-emosi dasar saja

seperti senang, sedih, takut, dan marah. Mengenai perkembangan kepribadian dan

perkembangan sosialnya, anak akan sangat lekat dengan tingkah laku lekat, egosentrisme,

ambil alih peran, belajar model (sinonim dari imitasi), kepala batu, permainan dan tingkah

laku bermain, konflik social dan pemahaman gender.

Pada perkembangan moralnya anak mulai menangkap apa saja yang diharapkan dalam

situasi social, mulai memahami konsep kejujuran, kewajiban dan kebaikan. Anak jugalebih

kritis dalam memandang tingkah laku orang dewasa.

Anak pra sekolah identik dengan gambarannya. Gambar pada anak pra sekolah dimulai

dari masa coreng-moreng kemudian berlanjut kemasa pra bagan. Anakdalam keluarga pada

17 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 18: ANAK PRASEKOLAH

masa ini harusnya lebih mempunyai kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan sifat-

sifatnya dan individualitasnya.

B. Saran

1. orang tua hendaknya selalu memantau perkembangan anak-anaknya di usia prasekolah.

2. Selain itu orang di sekelilingnya hendaknya mengajarkan tentang hal-hal yang baik, karena

pada usia prasekolah daya ingat anak sangat tajam.

3. Memberikan pengajaran sedini mungkin, seperti PAUD dan taman bermain lainnya.

4. Mendukung setiap kreatifitasan yang di miliki anak serta membiarkan ia dalam dunia

permainan yang ia sukai.

18 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H

Page 19: ANAK PRASEKOLAH

DAFTAR PUSTAKA

Monks,F.J, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.

Gajah Mada University Press, 2006.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/NananhErma

Gunawan,S.Pd./002.PerkmbAnakPrasekolahPowerPoint-BuYuliaTim.pdf

http://

Focw.usu.ac.id1_slide_pertumbuhan_dan_perkembangan_anak_usia_praseko

lah_-_sekolah_dan_remaja.pdf

19 | P S I K O L O G I P E R K E M B A N G A N - A N A K P R A S E K O L A H