5. tinjauan pustaka referat

Upload: jihan-nurlaila

Post on 06-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    1/40

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Infertilitas

    Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang sudah

    menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan senggama teratur, tanpa

    menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan

    (Prawiroharjo, 2011).

    Infertilitas dikatakan sebagai infertilitas primer jika sebelumnya pasangan suami istri

     belum pernah mengalami kehamilan. ementara itu, dikatakan sebagai infertilitas

    sekunder jika pasangan suami istri gagal untuk memperoleh kehamilan setelah satu

    tahun pas!apersalinan atau pas!a abortus, tanpa enggunakan kontrasepsi apapun

    (Prawiroharjo, 2011).

    edangkan menurut "onsensus Penanganan Infertilitas(201#), infertilitas merupakan

    kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang$kurangnya dalam

    12 bulan berhubungan seksual se!ara teratur tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut

     juga sebagai infertilitas primer. Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan

    seseorang memiliki anak atau mempertahankan kehamilannya.

    %aktor usia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan

    infertilitas. &leh karena itu, pada perempuan yang berusia di atas #' tahun, ealuasi

    dan pengobatan tidak perlu menunggu hingga satu tahun. al tersebut dapat

    dilakukan setelah * bulan pernikahan (Prawiroharjo, 2011). elain itu, juga terdapat

    infertilitas yang belum diketahui penyebabnya atau dikenal dengan infertilitas

    idiopatik. Pada infertilitas idiopatik, diagnosis infertilitas dapat ditegakkan setelah pasangan infertil telah menjalani pemeriksaan standar meliputi tes oulasi, patensi

    tuba, dan analisis semen dengan hasil normal ("onsensus, 201#). 

    2.2. Faktor Resiko Infertilitas

    Penyebab infertilitas dapat klasifikasikan menjadi faktor laki$laki (+0), seriks ('$

    10), faktor tuba (#0), faktor oulasi (1'$20), peritoneal atau faktor pelik 

    (+0) (Pernoll, 2001). e!ara garis besar penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi

    faktor tuba dan peli! (#'), faktor lelaki (#'), faktor oulasi (1'), faktor 

    idiopatik (10), dan faktor lain ('). elain itu, faktor penyebab infertilitas dapat

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    2/40

    dibagi 2, yaitu- on$organik dan organik (Prawiroharjo, 2011). %aktor non$organik 

    dapat dikatakan sebagai faktor resiko, sedangkan faktor organik merupakan faktor 

     penyebab.

    %aktor$faktor resiko penyebab infertilitas antara lain-1. /sia

    %aktor usia, terutama usia seorang istri sangat menentukan besarnya kesempatan

     pasangan suami istri memperoleh keturunan. erdapat hubungan yang terbalik 

    antara bertambahnya usia istri dengan penurunan untuk mengalami kehamilan.

    rtinya, semakin bertambah usia istri maka semakin berkurang kemungkinan

    untuk hamil. embilan puluh empat persen (+) perempuan subur di usia #'

    tahun atau 33 perempuan subur di usia 4 ahun akan mengalami kehamilan

    dalam kurun waktu tiga tahun lama pernikahan. "etika usia istri men!apai +0

    tahun maka kesempatan untuk hamil hanya sebesar #+$'2 (Prawiroharjo,

    2011).

    2. %rekuensi enggama

    ngka kejadian kehamilan men!apai pun!aknya ketika pasangan suami istri

    melakukan hubungan suami istri dengan frekuensi 2$# kali dalam seminggu.

    upaya penyeuaian saat melakukan senggama saat oulasi sudah tidak 

    direkomendasikan lagi, karena hal ini malah akan membawa dampak stress bagi

     pasangan suami istri.5elapan puluh empat persen (4+) perempuan akan

    mengalami kehamilan dalam kurun waktu satu tahun pertama pernikahan bila

    melakukan hubungan suami istri se!ara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi

    (Prawiroharjo, 2011).

    #. 6aya idup

    6aya atau pola hidup juga mempengaruhi infertilitas. 6aya hidup tersebut antara

    lain-

    a) "onsumsi lkohol

    7engkonsumsi alkohol dapat mengganggu fungsi sel 8eydig untuk mensintesis tetosteron dan menyebabkan kerusakan pada embran basalis.

    elain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan

    gangguan pada fungsi hipotalamus dan hipofisis ("onsensus,201#). Pada

     perempuan tidak terdapat !ukup bukti ilmiahyang menyatakan adanya

    hubungan antara konsumsi minuman mengandung alkohol dengan

     peningkatan resiko terjadinya infertilitas (Prawirohardjo, 2011). elain itu,

    konsumsi satu atau dua gelas alkohol, satu sampai dua kali per minggu juga

    tidak meningkatkan risiko pertumbuhan janin pada perempuan dan tidak 

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    3/40

    memiliki efek terhadap fertilitas pada laki$laki. 9alaupun tidak memiliki

     pengaruh pada laki$laki jika mengkonsumsi satu atau dua gelas alkohol,

    satu sampai dua kali per minggu, namun konsumsi alkohol berlebihan dapat

    menyebabkan penurunan kualitas semen ("onsensus, 201#).

     b) 7erokok

    :erdasarkan penelitian, didapatkan fakta bahwa merokok dapat enurunkan

    fertilitas pada perempuan. &leh karena itu, berhenti merokok sangat

    dianjurkan pada perempuan yang memiliki masalah infertilitas. Penurunan

    fertilitas tidak hanya dijumpai pada perempuan perokok aktif, perempuan

    yang merupakan perokok pasif juga mengalami masalah terhadap fertilitas.

    ;lain perempuan, merokok pada laki$laki juga dapat berpengaruh terhadap

    fertilitas (Prawirohardjo, 2011).

    al diatas dapat terjadi karena rokok mengandung 2 dan

    mengalami anoulasi akan meningkatkan peluang untuk hamil ("onsensus,

    201#). /saha yang paling baik untuk menurunkan berat badan adalah dngan

    !ara menjalani olahraga teratur serta mengurangi asupan kalori di dalam

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    4/40

    makanan (Prawirohardjo, 2011). al ini, sama halnya dengan laki$laki.

    8aki$laki yang memiliki I7 > 2 akan mengalami gangguan fertilitas.

    e) &lahraga

    &lahraga memiliki efek terhadap fertilitas, namun juga perlu diperhatiakan

    olah raga seperti apa yang dijalani. &lahraga jenis ringan$sedang dapat

    meningkatkan fertilitas karena akan meningkatkan aliran darah dan status

    anti oksidan. 8ain halnya dengan olahraga berat, karena olahraga berat

    dapat menurunkan fertilitas. ?ontoh olah raga berat misalnya- olahraga > '

     jam@minggu, !ontoh- bersepeda untuk laki$laki dan olahraga > #$'

     jam@minggu, !ontoh- aerobik untuk perempuan ("onsensus, 201#).

    f) tress

    7eskipun belum dibuktikan dengan hasil penelitian yang adekuat, namun

     perasaan !emas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan dapat

     berhubungan dengan infertilitas. :erdasarkan studi yang dilakukan,

     perempuan yang gagal hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah dan

    denyut nadi, karena stress dapat menyebabkan penyempitan aliran darah ke

    organ$organ panggul. al ini dapat ditanggulangi dengan teknik relaksasi

    dimana teknik relaksasi ini dapat mengurangi stress dan potensi terjadinya

    infertilitas ("onsensus, 201#).

    g) uplementasi Aitamin

    uplementasi itamin haruslah dilakukan dengan bijak, tidak berlebihan.

    al ini berkaitan dengan infertilitas dimana konsumsi itamin berlebihan

     pada laki$laki dapat menyebabkan kelainan kongenital termasuk 

    kraniofasial, jantung, timus, dan susunan saraf pusat. edangkan konsumsi

    asam lemak seperti ;P dan 5 (minyak ikan) dianjurkan pada pasien

    infertilitas karena akan menekan aktifasi nuclear faktor kappa B.

    elain itu, terdapat beberapa antioksidan yang diketahui dapat

    meningkatkan kualitas dari sperma, diantaranya- Ait.? dapat digunakan

    untuk meningkatkan kualitas semen, /biBuinone C10 dapat meningkatkan

    kualitas sperma, elenium dan glutation dapat meningkatkan motilitas

    sperma. ntioksidan lain seperti asam folat,

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    5/40

    7ngkonsumsi obat$obatan !enderung memiliki dampak negatif terhadap

    fertilitas., misalnya- spironolakton akan merusak produksi testosteron dan

    sperma, sulfasala

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    6/40

     jumlah sperma, namun dapat

    kembali normal

    ;lektromagnetik Pekerja tambang ;fek tidak konsisten

    6etaran Penggali, Pekerja

    mesin

    &ligo

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    7/40

    2.&. Faktor Pen'ebab Infertilitas

    Penyebab infertilitas pada umumnya dibagi menjadi 2, yaitu- faktor perempuan dan

    faktor laki$laki.

    1. %aktor PerempuanPenyebab infertilitas pada wanita dapat diklasifikasikan menjadi # kelompok,

    yaitu-

    1) 6angguan oulasi@&arium

    &arium memiliki fungsi sebagai penghasil oosit dan penghasil hormon.

    7aalah utama pada oarium yang terkait dengan fertilitas adalah fungsi

    oulasi (Prawirohardjo, 2011). 6angguan oulasi yang sering terjadi seperti

    indrom oarium polikistik (&P"), gangguan pada siklus haid, insufiensi

    oarium primer. indrom oarium polikistik (&P") merupakan masalahgangguan oulasi utama yang sering dijumpai pada kasus infertilitas. /ntuk 

    menegakkan diagnosis sindrom oarium polikistik perlu terdapat # gejala

    antara lain- adanya siklus haid oligooulasi@anoulasi, terdapat gambaran

    oarium polikistik pada pemeriksaan ultrasonografi (/6), terdapat

    gambaran androgenisme baik klinis maupun biokimiawi (Prawirohardjo,

    2011).

    ekitar +0$30 kasus sindrom oarium polikistik ternyata memiliki kaitan

    erat dengan kejadian resistensi insulin. edangkan pada penderita

    infertilitas dengan obesitas seringkali menunjukkan gejala sindrom oarium

    kistik. 7asalah gangguan oulasi yang lain adalah yang terkait dengan

     pertumbuhan kista oarium non$neoplastik ataupun kista oarium

    neoplastik. "ista oarium yang sering dijumai pada penderita infertilitas

    adalah kista !okelat. edangkan, kista endometriosis tidak hanya

    menganggu fungi oulasi tetapi juga menggangggu fungsi maturasi oosit(Prawirohardjo, 2011).

    %aktor oulasi juga termasuk fungsi ?, penyakit metabolik, atau defek 

     periperal. 5efek ? termasuk anoulasi hiperandrogenik kronik,

    hiperprolaktinemia (tumor atau induksi obat), insufiensi hipotalamus

    (kallmanFs syndrom), dan insufiensi pituitari (trauma, tumor, atau

    kongenital). Penyakit metabolik yang disebabkan oleh defek kelainan

    oulasi seperti penyakit tiroid, penyakit lier, penyakit ginjal, obesitas, dan

    kelainan androgen (adrenal atau neoplasma). 5efek perieral yang dapat

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    8/40

    disebakan oleh disgenesis gonad,kegagalan pematangan oarium, tumor 

    oarium, atau resistensi oarium (Peroll, 2001).

    Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan oulasi dapat diklasifikasikan

     berdasarkan siklus haid, yaitu amenore primer atau sekunder. amun tidak 

    semua pasien infertilitas dengan gangguan oulasi memiliki gejala klinis

    amenorea, beberapa diantaranya menunjukkan gejala oligomenorea.

    menorea primer dapat disebabkan oleh kondisi di bawah ini .

    Tabel 2.&. Penyebab menorea Primer/terus genesis mulllerian ( Eokitansky

    sindrom)

    &arium indrom &arium Polikistik (&P")

    urner sindrom

    ipotalamus

    (hipogonadotropin

    hipogonadism)

    "ehilangan berat badan

    8atihan yang berat (atlet lari)

    6eneti! ("allman sindrom)

    IdiopatikP%bertas terhabat

    ipofisis iperprolaktinemia

    ipopituitarism

    Penyebab dari kerusakan

    hipotalamus@hipofisis

    (hipogonadism)

    umor (gliomas, kista dermoid)

    rauma kepala

    Penyebab istemik "ehilangan berat badan

    "elainan endokrin (penyakit tiroid,

    !ushing sindrom)

    9& membagi kelainan oulasi ini dalam # kelas, yaitu-

    "elas 1

    "egagalan pada hipotalamus hipofisis (hipogonadotropin hipogonadism)

    "arakteristik dari kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin

    normal, dan rendahnya estradiol. "elainan ini terjadi sekitar 10 dari

    seluruh kelainan oulasi.

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    9/40

    "elas 2

    6angguan fungsi oarium (normogonadotropin$normogonadism)

    "arakteristik dari kelas ini adalah kelainan pada gonadotropin namun

    estradiol normal. noulasi kelas 2 terjadi sekitar 4' dari seluruhkasus kelainan oulasi. 7anifestasi klinik kelainan kelompok ini adalah

    oligomenorea atau amenorea yang banyak terjadi pada kasus sindrom

    oarium polikistik (&P"). 5elapan puluh sampai sembilan puluh

     persen pasien &P" akan mengalami oligomenorea dan #0 akan

    mengalami amenorea.

    "elas #

    "egagalan oarium (hipergonadotropin$hipogonadism) "arakteristik 

    kelainan ini adalah kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar 

    estradiol yang rendah. erjadi sekitar +$' dari seluruh gangguan

    oulasi.

    "elas +

    iperprolaktinemia ("onsensus, 201#).

    2) 6angguan tuba dan pelis

    uba fallopii memiliki peran yang besar di dalam proses fertilisasi, karena

    tuba berperan di dalam proses transport sperma, kapasitas sperma proses

    fertlisasi, dan transport embrio (Prawirohardjo, 2011). %aktor tuba uterus

    kebanyakan karena kelainan struktur anatomi (seperti- paparan 5;,

    mioma, kegagalan fusi traktus reproduksi, infeksi, riwayat kehamilan

    ektopik) (Peroll, 2001). danya kerusakan@kelainan pada tuba akan

    mempengaruhi fertilitas. "elainan tuba yang seringkali dijumpai pada

     penderita infertiltas adalah sumbatan tuba baik pada pangkal, bagian

    tengah, mapun bagian distal tuba. :erdasarkan bentuk dan ukurannya, tuba

    yang tersumbat dapat tampil dengan bentk dan ukuran normal, tetapi dapat

     pula tampil dalam bentuk hidrosalping (Prawirihardjo, 2011).

    umbatan tuba dapat disebabkan oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh

    endometriosis. elain ?lamidia, kerusakan tuba akibat infeksi dapat juga

    disebabkan oleh infeksi 6onorrhoea dan :?. edangkan endometriosis

    merupakan penyakit kronik yang umum dijumpai. 6ejala yang sering

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    10/40

    ditemukan pada pasien dengan endometriosis adalah nyeri panggul,

    infertilitas dan ditemukan pembesaran pada adneksa. 5ari studi yang telah

    dilakukan, endometriosis terdapat pada 2'$'0 perempuan, dan #0

    sampai '0 mengalami infertilitas. ipotesis yang menjelaskan

    endometriosis dapat menyebabkan infertilitas atau penurunan fekunditas

    masih belum jelas, namun ada beberapa mekanisme pada endometriosis

    seperti terjadinya perlekatan dan distrorsi anatomi panggul yang dapat

    mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan. Perlekatan pelis pada

    endometriosis dapat mengganggu pelepasan oosit dari oarium serta

    menghambat penangkapan maupun transportasi oosit. "lasifikasi kerusakan

    tuba yaitu-

    Eingan@ 6rade 1

    "lasifikasi ringan terdapat oklusi tuba proksimal tanpa adanya fibrosis

    atau oklusi tuba distal tanpa ada distensi, 7ukosa tampak baik, dan

    Perlekatan ringan (perituba$oarium)

    edang@6rade 2

    Pada grade 2 terdapat kerusakan tuba berat unilateral.

    :erat@6rade #

    Pada grade # selain kerusakan tuba berat bilateral juga terdapat %ibrosis

    tuba luas dan 5istensi tuba > 1,' !m, 7ukosa tampak abnormal, &klusi

    tuba bilateral, Perlekatan berat dan luas.

    #) 6angguan uterus

    /terus dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas. %aktor uterus yang

    memiliki kaitan erat dengan kejadian infertilitas adalah seriks, kaum

    uteri, dan korpus uteri.

    %aktor seriks

    %aktor serikal dari infertilitas pada perempuan dapat berupa kelainan

    kongenital (misalnya- Paparan 5;, kelainan duktus mullerian) atau

    didapat (infeksi, tindakan bedah) (Pernoll, 2001). amun, kejadian yang

     berkaitan erat dengan seriks adalah infeksi (serisitis) dan tindakan

     bedah (trauma pada seriks). erisitis memiliki kaitan yang erat dengan

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    11/40

    terjadinya infertilitas. erisitis kronik dapat menyebabkan kesulitan

     bagi sperma untuk melakukan penetrasi ke dalam kaum uteri. danya

    tanda infeksi klamidia trakomatis di serik sering kali memiliki kaitan

    erat dengan peningkatan resiko kerusakan tuba melalui reaksi imunologi.

    rauma pada seriks biasanya terjadi akibat tindakan operatif tertentu

     pada seriks seperti konisasi atau upaya abortus prookatus sehingga

    menyebabkan !a!at pada seriks yang pada akhirnya menjadi penyebab

    infertilitas (Prawirohardjo, 2011).

    %aktor kaum uteri

    %aktor yang terkait dengan kaum uteri meliputi kelainan anatomi

    kaum uteri dan faktor yang terkait dengan endometrium. "elainan

    anatomi yang dapat terjadi misalnya adanya septum pada kaum uteri.

    danya septum akan mengubah struktur anatomi dan struktur 

    askularisasi endometrium. 9alaupun tidak terdapat kaitan erat antara

    adanya septum uteri dengan peningkatan kejadian infertilitas, namun

    adanya kaum uteri berkaitan erat dengan peningkatan kejadian

    kegagalan kehamilan muda berulang. "ondisi uterus bikornis atau uterus

    arkuartus tidak memiliki kaitan yang erat dengan kejadian infertilitas.

    Pada faktor endometriosis, endometriosis kronis memiliki kaitan yang

    erat dengan rendahnya ekspresi integrin (ab#) endometrium yang

    sangat berperan di dalam proses implantasi. %aktor ini yang dapat

    menerangkan tingginya kejadian penyakit radang panggul subklinik pada

     perempuan dengan infertilitas. Polip endometrium merupakan

     pertumbuhan abnormal endometrium yang sering kali dikaitkan dengan

    kejadian nfertilita. danya kaitan antara kejadian polip endometrium

    dengan kejadian endometrium kroniks ampaknya meningkatkan kejadan

    infertilitas.

    %aktor miometrium

    7ioma uteri merupakan tumor jinak uterus yang berasal dari

     peningkatan aktiitas proliferasi sel$sel miometrium. :erdasarkan lokasi

    mioma uteri terhadap miometrium, seriks dan kaum uteri, maka

    mioma uteri dapat dibagi menjadi ' klasifikasi sebagai berikut - mioma

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    12/40

    subserosum, mioma intramural, mioma submukosum, mioma seriks,

    dan mioma di rongga peritoneum. Pengaruh mioma uteri terhadap

    kejadian infertilitas hanyalah berkisar anatara #0$'0. 7ioma uteri

    mempengaruhi fertilitas kemungkinan terkait dengan sumbatan pada

    tuba, sumbatan pada kanalis serikalis, atau mempengaruhi implantasi.

    elain mioma uteri juga terdapat kelainan pada miometrium yaitu

    adenomiosis. denomiosis uteri merupakan kelainan pada miometrium

     berupa susupan jaringan stroma dan kelenjar yang sangat menyerupai

    endometrium. ampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti

     patogenesis dari adenmiosis uteri ini. e!ara teoritis, terjadinya proses

    metaplasi jaringan bagian dalam dari miometrium (the jun!tional

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    13/40

    yang sehat dan berfungsi normal. 7asalah ada agina yang memiliki kaitan

    erat dengan peningkatan kejadian infertilitas antara lain dispareunia,

    aginismus, dan aginitis (Prawirohardjo, 2011).

    5ispareunia merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan rasa tidak 

    nyaman atau rasa nyeri saat melakukan senggama. 5ispareunia dapat

    dialami perempuan ataupun lelaki. Pada perempuan dapat disebabkan oleh

     beberapa faktor antara lain-

    %aktor infeksi

    7isalnya- infeksi kandida agina, klamidia trakomatis agina,

    trikomonas agina, dan pada saluran kemih.

    %aktor organik 

    7isalnya- aginismus, nodul endometriosis di agina, endometriosis

     pelik, atau keganasan agina.

    5ispareunia pada laki$laki dapat disebabkan oleh faktor-

    %aktor infeksi

    eperti- uretritis, prostitis,atau sisttis. :eberapa kuman penyebab infeksi

    antara lain adalah neisseria gonnerea.

    %aktor organik 

    eperti- prepusium yang terlampau sempit, luka parut dipenis akibat

    infeksi sebelumnya, dan sebagainya.

    Aaginismus merupakan masalh pada perempuan yang ditandai dengan

    adanya rasa nyeri saat penis akan melakukan penetrasi ke dalam agina.

    al ini bukan disebabkan karena kurangnya

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    14/40

    kejadian infertilitas karena dapat menyebabkan kerusakan tuba

    (Prawirohardjo, 2011).

    ') 7asalah Perineum

    5ua hal yang paling banyak dari faktor peritoneal atau pelik adalah

    endometriosis dan infeksi (seperti- apendisitis, pelik inflamatori disease).

    8aparoskopi yang dilakukan pada perempuan dengan infertilitas idiopatik 

     biasanya tidak ditemukan adanya kelainan patologi pada #0 kasus (Peroll,

    2001). ;ndometriosis dijumpaiebesar 2'$+0 paa perempuan dengan

    masalah infertilitas dan dijumpai 2$' pada populai umum. ;ndometriosis

    dapat tampil dengan adanya nodul$nodul dipermukaan pertoneum atau

     berupa jaringan endometriosis yang berinfiltrasi dalam di bawah lapian

     peritoneum. ;ndomeriosis dapat dilihat dengan mudah alam bentuk yang

    khas yaitu nodul hitam, nodul hitam kebiruan, nodul !okelat, nodul ptih,

    nodul kuning, dan nodul merah, yang seringkali disertai pula oleh sebaran

     pembuluh darah. :er!ak endometrosis juga dapat tampil tersembunyi tipis

    di bawah lapisan peritoneum yang dikenal dengan istilah nodul power burn,

    dan ada pula ber!ak endometriosis yang tertanam dalam di bawah lapisan

     peritoneum (deep infiltrating endometriosis) (Prawirohardjo, 2011).

    Patogenesis endometriosis di rongga peritonium sering kali dikaitkan

    dengan teori regurgitasi implantasi dari ampson atau dapat pula ikaitkan

    dngan teori metaplasia. Pertumbuhan endometriosis sangat dipengaruhi

     pula oleh paparan hormonal eperti estrogen dan progesteron. ampai saat

    ini belum diketahui se!ara pasti hubungan yang erat antara endometriosis

    dengan infertilitas. 5iperkirakan disebabkan oleh faktor$faktor imunologi

    yang kemudian berdampak negatif terhadap kerusakan jaringan

    (Prawirohardjo, 2011).

    2. %aktor 8aki$laki

    Infertilitas dapat juga disebabkan oleh faktor laki$laki, dan setidaknya sebesar 

    #0$+0 dari infertilitas disebabkan oleh faktor laki$laki, sehingga pemeriksaan

     pada laki$laki penting dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan infertilitas

    ("onsensus 201#). %aktor laki$laki antara lain kelainan spermatogenesis,

    kelainan motilitas, kelainan anatomi, kelainan endokrin, dan disfungsi seksual.

    "elainan anatomi yang terjadi misalnya kelainan kongenital pada as deferens,

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    15/40

    obstruksi as diferens, dan kelainan kongenital dari sistem ejakulasi. "elainan

    spermatogenesis dapat terjadi akibat mumps or!hitis, kelainan kromosom,

    kriptor!idism,

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    16/40

    ipogonadism hipogonadotropik

    idiopatik

    0.+ 0.+

    Eesidual pas!a pembedahan hipofisis =0.1 0.#

    8ain$lain 0.4 0.4

    ipogonadism late-onset (8&) 2.2 $

    "eterlambatan pubertas 1.+ $Pen'akit sisteik 2.2 0.'

    Krio!reser4asi karena keganasan 3.4 12.'

    umor testis '.0 +.#

    8imfoma 1.' +.*

    8eukemia 0.3 2.2

    arkoma 0.* 0.

    (angg%an ereksi/e"ak%lasi 2.+ $

    5bstr%ksi 2.2 10.#

    Aasektomi 0. '.#

    ?:A5 (%ibrosis kistik) 0.' #.18ain$lain 0.4 1.

    2.). Penegakkan *iagnosis Infertilitas

    Pemeriksaan dasar merupakan hal yang sangat penting dalam tatalaksana infertilitas.

    5engan melakukan pemeriksaan dasar yang baik dan lengkap, maka terapi dapat

    diberikan dengan !epat dan tepat,sehingga penderita infertilitas dapat terhindar dari

    keterlambatan tatalaksana infertilitas yang dapat memperburuk prognosis dari

     pasangan suami istri tersebut (Prawirohardjo, 2011).

    1. namnesis

    namnesis berupa usia pasangan, lamanya mengalami fertilitas, fertilitas

    sebelumnya dengan pasangan yang lain, frekuensi koitus, dan menggunakan

    lubrikan (yang bersifat spermasid) (?han, 200+). Perlu diakukan anamnesis

    terkait dengan frekuensi senggama yang dilakukan selama ini. karena akibat

    sulitnya menentukan saat oulasi se!ara tepat, maka dianjurkan untuk pasutri

    melakukan senggama 2$# kali per mnggu. /paya untuk mendeteksi adanya

    oulasi eperti pengukuran suhu basal badan dan penilaian kadar luteini

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    17/40

    Penyakit imflamatory disease, kehamilan sebelumnya, paparan ditempat kerja,

     penggunaan alkohol dan obat$obatan, latihan fisik, dan riwayat penyakit diet

    (?han, 200+). Pada awal pertemuan perlu sekali untuk memperoleh data apakah

     pasangan suami istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok atau minum

    minuman beralkohol. Perlu diketahui juga apakah pasangan suami istri atau

    salah satu menjalani terapi khusus seperti hipertensi, kortikosteroid, dan

    sitistatika (Prawirohardjo, 2011).

    iklus menstruasi yang panjang dan teratur menjadi indikasi langsung dari

    oulasi seperti 7ittels!hmers

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    18/40

    *) gaya hidup (akohol, rokok) dan riwayat gangguan sistemik, penggunaan

    steroid, paparan radiasi dan panas, paparan pestisida.

    3) riwayat penggunaan alat kontrasepsiH dan riwayat infeksi sebelumnya,

    misalnya penyakit menular seksual dan infeksi saluran nafas.

    2. Pemeriksaan %isik 

    Pemeriksaan fisik dilakukan baik pada istri dan suami.

    1) Pemeriksaan pada perempuan

    anda ital, tinggi badan, dan berat badan perlu diukur. 5istribusi

    rambut, jerawat, hirsutisme, tiromegali, pembesaran nodus limfe, masa

    abdominal atau s!ar, gala!torrea, atau akantosis nigri!an (diabetes

    sugestif).

    Pemeriksaan pelis termasuk pap smears dan pemeriksaan bimanual

    untuk menilai ukuran uterus dan masa oarium.Pemeriksaan test

    terhadap klamidia trakomatis, my!oplasma hominis, dan ureaplasma

    urealiti!um juga dianjurkan.

    2) Pemeriksaan pada laki$laki

    Pemeriksaan fisik pada laki$laki penting untuk mengidentifikasi adanya

     penyakit tertentu yang berhubungan dengan infertilitas. Penampilan umum

    harus diperhatikan, meliputi tanda$tanda kekurangan rambut pada tubuh atau

    ginekomastia yang menunjukkan adanya defisiensi androgen. inggi badan,

     berat badan, I7, dan tekanan darah harus diketahui.

    Palpasi skrotum saat pasien berdiri diperlukan untuk menentukan ukuran

    dan konsistensi testis. pabila skrotum tidak terpalpasi pada salah satu

    sisi, pemeriksaan inguinal harus dilakukan. &rkidometer dapat

    digunakan untuk mengukur olume testis. /kuran rata$rata testis orang

    dewasa yang dianggap normal adalah 20 ml.

    "onsistens testis dapat dibagi menjadi kenyal, lunak, dan keras.

    "onsistensi normal adalah konsistensi yang kenyal. estis yang lunak 

    dan ke!il dapat mengindikasikan spermatogenesis yang terganggu.

    Palpasi epididimis diperlukan untuk melihat adanya distensi atau

    indurasi. Aarikokel sering ditemukan pada sisi sebelah kiri dan

     berhubungan dengan atrofi testis kiri. danya perbedaan ukuran testis

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    19/40

    dan sensasi seperti meraba sekantung ulatJ pada tes alsaa merupakan

    tanda$tanda kemungkinan adanya arikokel.

    Pemeriksaan kemungkinan kelainan pada penis dan prostat juga harus

    dilakukan. "elainan pada penis seperti mikropenis atau hipospadia dapat

    mengganggu proses transportasi sperma men!apai bagian proksimal

    agina. Pemeriksaan !olok dubur dapat mengidentifikasi pembesaran

     prostat dan esikula seminalis.

    Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasangan suami istri dengan

    masalah infertiitas adalah pengukuran tinggi badan, penilaiaan berat badan, dan

     pengukuran lingkar pinggang. Penentuan indeks massa tubuh (I7) perlu

    dilakukan dengan menggunakan formula berat badan (kg) dbagi dengan tinggi

     badan (m2). Perempuan dengan I7 > 2' kg@m2 termasuk berat badan lebih. al

    ini berkaitan erat dengan sindrom metabolik. Perempuan dengan I7 = 1 kg@m2

    seringkali menampilkan kesan pasien kurus dan perlu dipikirkan penyakit kronis

    seperti :?, kanker, atau masalah kesehatan jiwa seperti anoreksia, nerosa atau

     bulimia nerosa. danya petumbuhan rambut abnormal seperti kumis, jenggot,

     jambang, bulu dada yang lebat, bulu kaki yang lebat dan sebagainya (hirsutisme)atau pertumbuhan jerawat yang banyak dan tidak normal pada perempuan sering

    kali terkait dengan kondisi hiperandrogenisme, baik klinis maupun biokimiawi

    (Prawirohardjo, 2011).

    #. Pemeriksaan penunjang

    erdapat * elemen dasar yang perlu dilakukan pemeriksaan pada infertilitas-

    1) nalisis semen

    Pemeriksaan analisis sperma sangat penting dilakukan pada awal kunjungan

     pasutri dengan masalah infertilitas, karena dari berbagai penelitian

    menunukkan bahwa faktor lelaki turut memberikan kontribusi sebesar +0

    terhadap kjadian infertilitas. :eberapa syarat yang harus diperhatikan untuk 

    menjamin hasil analisis sperma yang baik adalah-

    8akukan abstinensia (pantang senggama) selama 2$ hari

    "eluarkan sperma dengan !ara masturbasi an hindari dengan !ara

    enggama terputus

    indari penggunan pelumas pada saat masturbasi

    indari penggunaan kondom untk menampung sperma

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    20/40

    6unakan tabung dengan mulut yang lebar sbagai tempat penampungan

    sperma

    abung sperma harus dilengkapi dengan nama yang jelas, tanggal, dan

    waktu pengumpulan sperma, metode pengeluaran sperma yang

    dilakukan (masturbasi atau senggama terputus)

    "irim sampel se!epat mungkin ke laboratorium sperma

    indari paparan temperatur yang terlampau tinggi (>#4& ?) atau terlalu

    rendah (=1'& ?) atau menempelkannya ketubuh sehingga sesuai dengan

    suhu tubuh.

    "riteria ang digunakan untuk menilai normalita analisis sperma adalah

    kriteria normal berdasarkan kriteria 9&.

    Tabel 2. ilai normal analisis sperma berdasarkan kriteria 9&

    "riteria ilai Eujukan

    Aolume 2 ml atau lebih

    9aktu liBuefaksi 5alam *0 menit

     p 3,2 atau lebih

    "onsentrasi sperma 20 jt@ml atau lebih

    Kumlah sperma total +0 jt@ejakulat atau lebih

    8urus !epat (gerakan yang progresif dalam waktu *0 menit stelah

    ejakulasi (1)

    2' atau lebih

    Kumlah antara lurus lambat (2) dan

    lurus !epat (#)

    '0 atau ebih

    7orfologi normal #0 atau lebih

    Aitalitas 3' atau lebih yang hidup

    8ekosit = 1 jt@ml

    "eterangan-

    5erajat 1- gerak sperma !epat dengan arah yang lurus

    5erajat 2- gerak sperma lambat atau berputar$putar 

    Tabel 2.  terminologi dan definisi analisis sperma berdasarkan kualitas

    sperma

    erminologi 5efinisi

     ormo

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    21/40

    stenospermia "onsentrasi sel sperma dengan motilitas lebih

    rendah daripada nilai rujukan 9&

    erato

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    22/40

    %rekuensi dan keteraturan menstuasi harus ditanyakan kepada seorang

     perempuan. Perempuan yang mempunyai siklus dan frekuensi haid yang

    teratur setiap bulannya, kemungkinan mengalami oulasi

    Perempuan yang memiliki siklus haid teratur dan telah mengalami

    infertilitas selama 1 tahun, dianjurkan untuk mengkonfirmasi terjadinya

    oulasi dengan !ara mengukur kadar progesteron serum fase luteal

    madya (hari ke 21$24)

    Pemeriksaan kadar progesteron serum perlu dilakukan pada perempuan

    yang memiliki siklus haid panjang (oligomenorea). Pemeriksaan

    dilakukan pada akhir siklus (hari ke 24$#') dan dapat diulang tiap

    minggu sampai siklus haid berikutnya terjadi

    Pengukuran temperatur basal tubuh tidak direkomendasikan untuk 

    mengkonfirmasi terjadinya oulasi

    Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur disarankan untuk 

    melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon

    gonadotropin (% dan 8).

    Pemeriksaan kadar hormon prolaktin dapat dilakukan untuk melihat

    apakah ada gangguan oulasi, galaktorea, atau tumor hipofisis

    Penilaian !adangan oarium menggunakan inhibin : tidak 

    direkomendasikan Pemeriksaan fungsi tiroid pada pasien dengan infertilitas hanya

    dilakukan jika pasien memiliki gejala

    :iopsi endometrium untuk mengealuasi fase luteal sebagai bagian dari

     pemeriksaan infertilitas tidak direkomendasikan karena tidak terdapat

     bukti bahwa pemeriksaan ini akan meningkatkan kehamilan.

    Tabel 2.7 Pemeriksaan untuk melihat oulasi dan !adangan oarium 

    54%lasi 8a$angan 54ari%

    $ Eiwayat menstruasi

    $ Progesteron serum

    $ /ltrasonografi transaginal

    $ emperatur basal

    $ 8 urin

    $ :iopsi ;ndometrium

    $ "adar 7

    $ itung folikel antral

    $ % dan estradiol hari ke$#

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    23/40

    /ntuk pemeriksaan !adangan oarium, parameter yang dapat digunakan

    adalah 7 dan folikel antral basal (%:). :erikut nilai 7 dan %:

    yang dapat digunakan-

    1. iper$responder (%: > 20 folikel @ 7 > +.* ng@ml

    2. ormo$responder (%: > *$4 folikel @ 7 1.2 $ +.* ng@ml)

    #. Poor$responder (%: = *$4 folikel @ 7 = 1.2 ng@ml)

    elain itu juga terdapat pemeriksaan infertilitas dasar di Pusat Pelayanan

    "esehatan Primer (Prawirohardjo, 2011)-

    Tabel 2. Pemeriksaan infertilita dasar 

    Kenis "elamin Kenis Pemeriksaan 9aktu Pemeriksaan

    Perempuan 8

    %

    %ase folikularis awal

    ( #$+)

    Prolaktin Pagi sebelum pukul

    etosteron "e!urigaan

    hiperandrogenisme

    :6 9alaupun sudahimunisasi

    8aki$laki nalisis sperma etelah abstinensi 2$#

    hari

    #) Patensi tuba

    namnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah awal untuk mendeteksi

    faktor dari tuba$uterus. "un!inya berdasarkan riwayat masalah menstruasi

     problems, infeksi plik (nyeri pelik), 5, apendisitis, dan trauma

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    24/40

    abdominal atau pembedahan. isterosalpingografi (6), histeroskopi,

    laparoskopi, atau kombinasi untuk menilai patensi tuba (Pernoll, 2001).

    Penilaian kelainan tuba dapat dilakukan pada ("onsensus, 201#)-

    Perempuan yang tidak memiliki riwayat penyakit radang panggul (PI5),

    kehamilan ektopik atau endometriosis, disarankan untuk melakukan

    histerosalpingografi (6) untuk melihat adanya oklusi tuba.

    Pemeriksaan ini tidak inasif dan lebih efisien dibandingkan laparaskopi.

    Pemeriksaan oklusi tuba menggunakan sono$histerosalpingografi dapat

    dipertimbangkan karena merupakan alternatif yang efektif

    indakan laparoskopi kromotubasi untuk menilai patensi tuba,

    dianjurkan untuk dilakukan pada perempuan yang diketahui memiliki

    riwayat penyakit radang panggul,

    Tabel 2.19 :eberapa teknik pemeriksaan tuba yang dapat dilakukan-

    eknik "euntungan "elemahan

    6 Aisualisasi seluruh panjang

    tuba dapat menggambarkan

     patologi seperti hidrosalping

    dan I efek terapeutik

    Paparan radiasi

    Eeaksi terhadap

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    25/40

    sebaiknya dipertimbangkan sebelum melakukan periksa dalam jika

     pemeriksaan awal ?hlamydia tra!homatis belum dilakukan ("onsensus,

    201#).

    Pada penilaian kelainan uterus pemeriksaan histeroskopi tidak dianjurkan

    apabila tidak terdapat indikasi, karena efektifitas pembedahan sebagai terapi

    kelainan uterus untuk meningkatkan angka kehamilan belum dapat

    ditegakkan ("onsensus, 201#).

    Tabel 2.11 :eberapa metode yang dapat digunakan dalam penilaian uterus

    3S( US(:T; SIS 3isterosko!iensitiitas

    dan PPA

    rendah

    untuk 

    mendeteksi

     patologi

    intrakaum

    uteri

    5apat mendeteksi

     patologi

    endometrium dan

    myometrium

    PPA dan PA

    tinggi, untuk 

    mendeteksi

     patologi intra

    kaum uteri

    7etode definitif 

    inasif

    ') Interaksi mu!us seriks dengan sperma

    est post !oitus (P?) digunakan untuk menilai interaksi antara sperma dan

    mukus seriks. P? memberikan informasi terkait kualitas mukus dan

    kemampuan bertahan dari sperma. P? eharusnya dilakukan 4 jam setelah

    koitus dan 1$2 hari sebelum waktu perkiraan oulasi, ketika sekresi kadar 

    estrogen tinggi (?han, 2000+).

    Pemeriksaan mukus serik ini dapat dilakukan pada pasien dengan

    infertilitas = # tahun. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki

    masalah fertilitas karena tidak dapat meramalkan terjadinya kehamilan

    ("onsensus, 201#).

    *) "elainan peritoneal dan pelis

    Pada perempuan dengan infertilitas yang belum dapat dijelaskan, laparoskopi

    dapat digunakan untuk kelainan patologi pada #0$'0 kasus. "ebanyakan

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    26/40

    diagnosis karena endometriosis. "ondisi lain (seperti- adhesi) juga dapat

    terjadi (Pernol, 2001).

    2.. Pen

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    27/40

    ngka fertilisasi dan implantasi pada & lebih rendah dibandingkan

    &,

    ngka keguguran pada & lebih tinggi dibandingkan & (11.' s

    2.').24

    Pada kasus obsturktif a

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    28/40

    &bstruksi as deferens distal

    :iasanya tidak mungkin untuk mengkoreksi defek as bilateral yang besar 

    akibat eksisi as yang tidak disengaja selama operasi hernia atau

    orchidopexy. Pada kasus ini, aspirasi sperma as deferens proksimal atau

    ;;@7; dapat digunakan untuk kriopreserasi I?I nantinya. Pada

    defek monolateral yang besar dengan atrofi testis kontralateral, as dari testis

    yang atrofi dapat digunakan untuk crossover vaso-vasostomy atau vaso-

    epididymostomy ("onsensus, 201#).

    &bstruksi duktus ejakulatorius

    atalaksana obstruksi duktus ejakulatorius tergantung kepada etiologinya.

    Pada obstruksi besar pas!a$inflamasi dan ketika satu atau kedua duktus

    ejakulatorius berujung midline intraprosstaic cyst , transurethral resection of 

    the ejaculatory ducts (/E;5) dapat digunakan.#4, # Kika terjadi obstruksi

    akibat midline intraprosstaic cyst insisi atau unroofing kista dibutuhkan.#4

    E/ intraoperatif membuat prosedur ini lebih aman. Kika ealuasi duktus

    seminalis distal dilakukan saat prosedur, instalasi pewarna methylen blue ke

    dalam as dapat membantu untuk mendokumentasikan pembukaan saluran.

    "eterbatasan angka keberhasilan tindakan operasi obstruksi duktus

    ejakulatorius pada kehamilan spontan harus dipertimbangkan terhadap

    aspirasi sperma dan I?I (Konsensus, 2013).

    "omplikasi akibat tindakan /E;5 antara lain ejakulasi retrograd akibat

    !edera leher buli, dan refluL urin ke saluran, esikula seminalis dan asa

    (menyebabkan motilitas sperma yang buruk, p semen asam, dan

    epididimitis). lternatif dari /E;5, yaitu 7;, ;;,  proximal vas

    deferens sperm aspiration,  proximal vas deferens sperm aspiration, seminal 

    vesicle ultrasonically guided aspiration, dan direct cyst aspiration.

    Kika terjadi obstruksi fungsional saluran seminalis distal, /E;5 sering

    gagal untuk memeperbaiki output sperma. permato

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    29/40

    Pada arikokel terdapat tingkat rekurensi dan komplikasi yang berhubungan

    dengan penatalaksanaan arikokel.

    Tabel 2.12 ingkat rekurensi dan komplikasi yang berhubungan dengan

     penatalaksanaan arikokel

    Tatalaksana Rek%rensi/

    !ersistensi

    Tingkat ko!likasi

    kleroterapi antegrad ingkat komplikasi 0,#$2,2H atrofi

    testisH

    hematom skrotumH epididimitisH

    eritem panggul kiri

    kleroterapi

    retrograd+1

    ,4 ;fek samping dari medium kontrasH

    nyeri panggulH tromboflebitis

     persistenH perforasi as!ular

    ;mbolisasi

    retrograd+2, +#

    #,4$10 yeri karena tromboflebitisH

    hematom perdarahanH infeksiH

     perforasi enaH hidrokelH

    komplikasi radiologis (misalnya,

    reaksi dari medium kontras)H

    migrasi koilH perdarahan

    retroperitonealH fibrosisH obstruksi

    ureter

    &perasi terbuka

    &perasi

    skrotum

    $ trofi testisH kerusakan arteri dengan

    risiko deaskularisasi dan gangren

    testis

    Pendek 

    atan

    inguinal

    ++

    1#,# danya kemungkinan hilangnya

    !abang ena testi!ular

    8igasi

    tinggi+'

    2 '$10 terjadi hidrokel

    :edah

    mikro+

    0,4$+ ?edera arteri hidrokel pas!aoperatifH

    hematom skrotum

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    30/40

    *, +3

    +) ipogonadisme

    5efisiensi endokrin dapat mengakibatkan rendahnya spermatogenesis dan

    rendahnya sekresi testosteron karena rendahnya sekresi 8 dan %. etelah

    mengeksklusi bentuk sekunder (obat, hormon, tumor), pilihan terapi

    tergantung dari tujuan terapi apakah untuk men!apai tingkat androgen yang

    normal atau men!apai fertilitas ("onsensus, 201#).

    ingkat androgen yang normal dan perkembangan karakteristik seks

    sekunder (pada kasus onset hipogonadism terjadi sebelum pubertas) danstatus eugonadal dapat di!apai dengan terapi pengganti androgen. kan

    tetapi, stimulasi produksi sperma membutuhkan penatalaksanaan dengan

    human chorionic gonadotrophin (h?6) yang dikombinasikan dengan %

    rekombinan. Pada kasus langka Nfertile eunu!hs yang memiliki produksi‟

    % yang !ukup tapi tanpa produksi 8 yang !ukup, penatalaksanaan

    dengan h?6 saja sudah !ukup untuk menstimulasi produksi sperma dan

    men!apai tingkat testosteron yang normal ("onsensus, 201#).

    Kika kelainan hipogonadism hipogonadotropik berasal dari hipotalamus,

    terapi alternatif dari pemberian h?6 adalah terapi dengan 6nE pulsatil.+

    Pada pasien dengan hipogonadism yang terjadi sebelum pubertas dan belum

    diterapi dengan gonadotropin atau 6nE, terapi 1$2 tahun diperlukan untuk 

    men!apai produksi sperma yang optimal. "etika kehamilan sudah terjadi,

     pasien dapat kembali untuk substitusi testosteron ("onsensus, 201#).

    ') Idiopatik

    erapi empiris

    :erbagai ma!am terapi empiris pada infertilitas pria idiopatik telah

    digunakan, akan tetapi hanya sedikit bukti ilmiah dari terapi empiris.'0

    ndrogen, h?6@human menopausal gonadotropin, bromokriptin, #-blocker ,

    kortikosteroid sistemik, dan suplementasi magnesium tidak efektif dalam

    tatalaksana sindrom &. % dan anti estrogen dalam kombinasi dengan

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    31/40

    testosteron mungkin menguntungkan pada sekelompok pasien. kan tetapi,

    ealuasi multicenter lebih lajut untuk agen ini dibutuhkan ("onsensus,

    201#).

    erapi medisinalis terbukti efektif pada kasus kelainan endokrin, seperti

    hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, atau hiperplasia adrenal kongenital .

    "elainan hipogonadotropin hipogonadism dapat diterapi dengan pemberian

    gonadotropin eksogen. e!ara general, penggunaan terapi medikamentosa

    sangat terbatas pada infertilitas laki$laki. indakan operasi pengambilan

    sperma dari testis atau epididimis dapat dilakukan pada masalah obstruksi,

    infertilitas laki$laki derajat berat atau kegagalan ejakulasi. tudi meta analisis

    menunjukkan luaran yang jauh lebih baik dalam hal angka fertilisasi dan

    kehamilan pada tindakan I?I bila sperma berasal dari kasus a

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    32/40

    Penggunaan kombinasi preparat gonadotropin (r% dan r8) dilaporkan lebih

    efektif dalam meningkatkan oulasi dibandingkan penggunaan r% saja

    (;iden!e leel 2a).

    =35 Kelas II

    Pengobatan gangguan oulasi 9& kelas II (&P") dapat dilakukan dengan

    !ara pemberian obat pemi!u oulasi golongan anti estrogen (klomifen sitrat),

    tindakan drilling oarium, atau penyuntikan gonadotropin. Pengobatan lain yang

    dapat digunakan adalah dengan menggunakan insulin sensiti$er seperti

    metformin.

    Perempuan dengan gangguan oulasi 9& kelas II dianjurkan untuk 

    mengkonsumsi klomifen sitrat sebagai penanganan awal selama maksimal *

     bulan. ;fek samping klomifen sitrat diantaranya adalah sindrom hiperstilmulasi,

    rasa tidak nyaman di perut, serta kehamilan ganda. Pada pasien &P" dengan

    I7 > 2', kasus resisten klomifen sitrat dapat dikombinasi dengan metformin

    karena diketahui dapat meningkatkan laju oulasi dan kehamilan.

    Eeiew sistematik terhadap + penelitian a!ak yang membandingkan klomifen

    sitrat dan pla!ebo pada pasien amenorea @ oligomenorea, termasuk diantaranya

     pasien &P", melaporkan bahwa  penggunaan klomifen sitrat dapat

    meningkatkan laju kehamilan per siklus (&E #.+1, ' ?I +.2# to .+4) melalui

    efek peningkatan oulasi (&E +.*, ' ?I 2.4+ to 3.+'). (;iden!e leel 1a)

    indakan drilling oarium per$laparaskopi dengan tujuan menurunkan kadar 8

    dan androgen adalah suatu tindakan bedah untuk memi!u oulasi perempuan

    &P" yang resisten terhadap klomifen sitrat. Eeiew sistematik terhadap empat

     penelitian a!ak melaporkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam laju

    kehamilan (&E 1.+2H ' ?I 0.4+ to 2.+2) atau laju keguguran (&E 0.*1H '

    ?I 0.13 to 2.1*) antara *$12 bulan pas!a tindakan drilling oarium per$

    laparaskopi dibandingkan #$* siklus pemi!u oulasi menggunakan gonadotropin

     pada perempuan &P" yang resisten terhadap klomifen sitrat. (;iden!e 8eel

    1a)

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    33/40

    =35 Kelas III

    Pada pasien yang mengalami gangguan oulasi karena kegagalan fungsi

    oarium (9& kelas III) sampai saat ini tidak ditemukan bukti yang !ukup kuat

    terhadap pilihan tindakan yang dapat dilakukan. "onseling yang baik perlu

    dilakukan pada pasangan yang menderita gangguan oulasi 9& kelas III

    sampai kemungkinan tindakan adopsi anak.

    =35 Kelas I;

    Pemberian agonis dopamin (bromokriptin atau kabergolin) dapat membuat

     pasien hiperprolaktinemia menjadi normoprolaktinemia sehingga gangguan

    oulasi dapat teratasi ("onsensus, 201#).

    #. %aktor uba

    Eeiew sistematik lima penelitian a!ak (nO'44) melaporkan tidak ada

     peningkatan laju kehamilan pada tindakan hidrotubasi pas!a operasi (&E 1.12H

    ' ?I 0.'3 to 2.21), hidrotubasi dengan steroid (&E 1.10H ' ?I 0.3+ to

    1.*+), atau hidrotubasi dengan antibiotik (&E 0.*3H ' ?I 0.#0 to 1.+3).

    indakan bedah mikro atau laparoskopi pada kasus infertilitas tuba derajat ringan

    dapat dipertimbangkan sebagai pilihan penanganan ("onsensus, 201#).

    +. %aktor /terus

    %aktor uterus terutama endometriosis. 7eskipun terapi medisinalis

    endometriosis terbukti dapat mengurangi rasa nyeri namun belum ada data yang

    menyebutkan bahwa pengobatan dapat meningkatkan fertilitas. :eberapa

     penelitian a!ak melaporkan bahwa penggunaan progestin dan agonis 6nE

    tidak dapat meningkatkan fertilitas pasien endometriosis derajat ringan sampai

    sedang ("onsensus, 201#).

    Penelitian a!ak yang dilakukan pada 31 pasien endometriosis derajat ringan

    sampai sedang melaporkan laju kehamilan dalam 1$2 tahun sama dengan laju

    kehamilan bila diberikan agonis 6nE selama * bulan. Eeiew sistematik dan

    meta analisis 1* penelitian a!ak yang dilakukan pada kelompok yang

    menggunakan obat$obatan penekan oulasi dibandingkan dengan kelompok 

    tanpa pengobatan atau dana

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    34/40

    agonis 6nE) pada perempuan infertilitas yang mengalami endometriosis tidak 

    meningkatkan kehamilan dibandingkan kelompok tanpa pengobatan (&E 0.3+H

    ' ?I 0.+4 to 1.1') atau dengan dana

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    35/40

    tudi terbaru di :elanda menjumpai banyak kehamilan spontan terjadi pada

     pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik. tudi E? di kotlandia

    melaporkan 13 perempuan berumur rata$rata #2 tahun yang memiliki lama

    infertilitas #0 bulan, mendapatkan kehamilan spontan serta kelahiran hidup *

     bulan pas!a manajemen ekspektatif. nalisis ekonomi$kesehatan berdasarkan

    data yang sama menunjukkan bahwa selain tidak ekonomis, terapi empirik 

    klomifen sitrat dan inseminasi intra uterin (II/) tanpa stimulasi tidak 

    memberikan hasil yang lebih baik ("onsensus, 201#).

    Penelitian a!ak jangka panjang di :elanda pada pasien yang memiliki prognosis

    sedang melaporkan tidak perbedaan bermakna dalam angka kehamilan * bulan

     pas!a manajemen ekspektatif atau II/ (dengan stimulasi). Penghematan biaya

    sebesar 2*1* euro dijumpai pada kelompok pasien yang menjalani tatalaksana

    ekspektatif.

    "lomifen itrat

    "lomifen sitrat dapat mengatasi kasus infertilitas idiopatik dengan !ara

    memperbaiki disfungsi oulasi ringan dan merangsang pertumbuhan folikel

    multipel. Pasien dianjurkan untuk memulai terapi inisial '0 mg sehari mulai

     pada hari ke$2$* siklus haid. Pemantauan folikel dengan /6 transaginal

    dilakukan pada hari ke 12 untuk menurunkan kemungkinan terjadinya

    kehamilan ganda. Pasangan disarankan untuk melakukan hubungan seksual

    terjadwal dari hari ke$12 siklus haid. Pada kejadian di mana di!urigai adanya

    respon oarium yang berlebihan, siklus dibatalkan dan pasangan diminta tidak 

    melakukan hubungan seksual sampai siklus haid berikutnya.

    Penggunaan klomifen telah dikenal oleh semua pasangan infertilitas karena

    murah, non$inasif, dan tidak membutuhkan pemantauan klinis yang banyak.

    "ejadian kehamilan ganda dan risiko terjadinya kanker oarium dijadikan dasar 

    dalam pertimbangan risiko dan manfaat ("onsensus, 201#).

    tudi E? yang membandingkan klomifen dengan manajemen ekspektatif 

    melaporkan bahwa kelahiran hidup pada kedua grup tidak jauh berbeda (&E 

    0.3, ' ?I 0.+' dan 1.#4). al ini menunjukkan tidak ada manfaat yang

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    36/40

    diperoleh dari penggunaan klomifen sitrat pada kelompok infertilitas idiopatik.

    Eeiew ?o!hrane oleh ughes dkk tidak menunjukkan adanya perbedaan angka

    kehamilan antara kelompok klomifen sitrat dibandingkan manajemen

    ekspektatif (&E 1.0#,' ?I 0.*+ to 1.**). 5ata dua studi yang menganalisis

     penggunaan klomifen sitrat bersamaan h?6 sebagai pemi!u oulasi juga tidak 

    menunjukkan adanya manfaat (&E 1.'', ' ?I 0.'4 to +.*0).

    "ejadian kehamilan kembar relatif sama pada kedua grup (&E 1.01, ' ?I

    0.1+ to 3.1). 9ordsworth dkk yang mengealuasi efektifitas biaya penggunaan

    klomifen se!ara empirik dibandingkan manajemen ekspektatif melaporkan

     bahwa kelompok klomifen sitrat lebih mahal dan kurang efektif dibandingkan

    manajemen ekspektatif.

    Inseminasi Intrauterin

    Inseminasi intrauterin dengan atau tanpa stimulasi merupakan pilihan pada

    tatalaksana infertilitas idiopatik. Peningkatan jumlah spermato

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    37/40

    ekspektatif sebesar 1* (23 dari1*3). Perbedaan ini tidak bermakna se!ara

    statistik (&E 1.*0, I" ' 0.2 $2.34).

     )lomifen sitrat pada inseminasi intrauterin vs manajemen ekspektatif

    Eeiew ?o!hrane pada 2 penelitian oleh ughes dkk membandingkan manfaat

    klomifen sitrat dalam tindakan II/ dan manajemen ekspektatif. asilnya tidak 

     bisa menunjukkan manfaat klinis pada terapi klomifen dan II/ (&E 2.+0, I" 

    ' 0.30$4.1).

     %nseminasi intrauterin dengan stimulasi ovarium vs manajemen ekspektatif

    teures dkk melakukan uji klinis a!ak multisenter di :elanda membandingkan

    stimulasi oarium menggunakan gonadotropin atau klomifen sitrat terhadap II/

    atau manajemen ekspektatif pada pasangan infertilitas idiopatik yang memiliki

     prognosis sedang. ngka kelahiran hidup pada kedua grup tidak jauh berbeda

    yaitu sebesar 2* dari 123 (20) pada kelompok stimulasi oarium dan sebesar 

    #0 dari 12* (2+) pada kelompok manajemen ekspektatif (&E 0.42H I" '

    0.+'$1.+). Perbedaan pada kejadian kehamilan multipel tidak bermakna se!ara

    statistik (&E 2.00, I" ' 0.14$22.#+).

    5eaton melakukan uji klinis a!ak pada *3 perempuan infertilitas idiopatik dan

    endometriosis pas!a pembedahan. 5ibandingkan antara kelompok II/ dengan

    stimulasi oarium terhadap kelompok konsepsi alamiah. 5idapatkan angka

    kehamilan #+ (II/) s 1+ (manajemen ekspektatif). Perbedaan ini tidak 

     bermakna se!ara statistik meskipun rasio odds men!apai #.2 dengan II/, (I" 

    ' 0.42$12.'0).

     %nseminasi intrauterin dengan stimulasi ovarium vs koitus terjadwal pada siklus

     yang distimulasi

    Eeiew stimulasi oarium dilanjutkan II/ s hubungan seksual terjadwal oleh

    Aeltman$Aerhults dkk, melaporkan angka kelahiran hidup yang tidak berbeda

    (&E 1.', I" ' 0.44$2.44). Protokol stimulasi yang dilakukan pada studi ini

    menggunakan klomifen sitrat, gonadotropin serta kombinasi klomifen sitrat dan

    gonadotropin. ;mpat studimelaporkan kehamilan multipel dan rasio odd sebesar 

    1.+* (I" ' 0.''$#.43).

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    38/40

     %nseminasi intrauterin pada siklus alami vs inseminasi intrauterin dengan

     stimulasi ovarium 

    Penelitian multisenter terbesar yang mengealuasi II/ dilakukan di merika

    erikat oleh 6u

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    39/40

    sebesar 0.*+ (I" ' ?I 0.#1$1.2). tudi Eeindollar dkk pada #*.'0# pasangan

    infertilitas idiopatik dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok konensional

     pasangan menjalani # siklus II/ dengan klomifen sitrat, diikuti # siklus II/

    dengan gonadotropin dan selanjutnya %IA. Pada kelompok kedua pasangan

    langsung menjalani %IA setelah II/ dengan klomifen sitrat. 5idapatkan angka

    kehamilan yang lebih tinggi pada kelompok kedua (rasio ha

  • 8/17/2019 5. Tinjauan Pustaka Referat

    40/40