4311413047_desi purnama sari

Upload: buncit-suligiyanto

Post on 21-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    1/11

    PENGARUH PENAMBAHAN PIPA KATALISHYDROCARBON CRACK

    SYSTEMPADA KENDARAAN BERMOTOR UNTUK MENGURANGI

    EMISI GAS BUANG CO DAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR

    Desi Purnama Sari

    Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Sumber pencemaran udara yang utama adalah berasal dari transportasi terutama

    kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar yang mengandung zat

    pencemar, 60% dari pencemar yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan

    sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon (Fardiaz,1992). Di Indonesia, penggunaan

    kendaraan bermotor sudah banyak, mulai dari dijadikan kendaaan pribadi sampai

    menjadi angkutan umum. Hal ini menjadi kontribusi besar dalam pencemaran

    udara yang ada. Kini kendaraan bermotor sudah dirasa menjadi kebutuhan primerbagi masyarakat, sehingga banyak pula upaya yang dilakukan untuk menghemat

    bahan bakar dari kendaraan bermotor ini karena faktor ekonomi yang ada. Maka

    perlu inovasi pembuatan alat untuk mengurangi emisi gas buang dan penghematan

    bahan bakar yang tujuannya untuk menaikan kinerja mesin, dan mengurangi

    resiko kerusakan. Penelitian ini adalah memakai metode hydrocarbon crack

    system (HCS) menggunakan pipa katalis untuk mengurangi emisi gas buang CO

    dan menghemat bahan bakar. Mekanisme kerja dari penelitian ini diawali dengan

    menguji performa kendaraan bermotor, memasang pipa katalis HCS pada mesin,

    menguji kinerja dari HCS lalu membandingkan hasil sebelum dan sesudah

    pemasangan HCS. Metode penelitian menggunakan variabel bebas dengan

    mengatur putaran mesin, panjang pipa katalis dan volume bahan bakar untuk

    mengetahui pengaruh pengurangan emisi gas buang kendaraan bermotor,

    penghematan BBM, temperatur mesin, dan kebisingan. HCS sangat efektif

    dipakai untuk power supelmen kendaraan bermotor sebagai penghemat bahan

    bakar yang mampu menghemat minimal 50% sampai 70% bahan bakar. Metode

    HCS diharapkan mampu menurunkan kadar emisi gas buang CO dan menghemat

    BBM dengan peningkatan panjang pipa katalis dan volume premium.

    Kata kunci :pipa katalis, hydrocarbon crack system, uap, emisi.

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    2/11

    Pendahuluan

    Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

    mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan

    (Fardiaz, 1992). Udara juga merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi

    yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dalam udara

    terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh

    klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet.(Marbun, 2010)

    Menurut Wardhana (1995), udara bersih yang dihirup hewan dan manusia

    merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa.

    Meskipun demikian, udara yang benar-benar besih sulit didapatkan terutama di

    kota besar yang banyaj terdapat industri dan lalu litas yang padat. Udara yang

    mengandung zat pencema dalam hal ini disebut udara tercemar. Udara yang

    tercemar tersebut dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. kerusakan

    lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam terhadap kehidupan yang

    pada gilirannya akan mengurangi kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

    Hidup (KEPMEN KLH) No. Kep. 02/Men-KLH/1998, yang dimaksudkan dengan

    pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi

    dan atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan

    manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun hingga ke tingkat tertentu

    yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

    dengan peruntukkannya.

    Sumber pencemaran udara yang utama adalah berasal dari transportasi

    terutama kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar yang mengandung

    zat pencemar, 60% dari pencemar yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida

    dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon (Fardiaz,1992).

    Pertumbuhan pada sektor transportasi, yang diproyeksikan sekitar 6% sampai

    8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah kendaraan di

    kota besar hampir mencapai 15% per tahun. Dengan menggunakan proyeksi 6 -

    8% maka penggunaan bahan bakar di Indonesia diperkirakan sebesar 2,1 kali

    konsumsi tahun 1990 pada tahun 1998, sebesar 4,6 kali pada tahun 2008 dan 9,0

    kali pada tahun 2018 (World Bank, 1993 cit KLH, 1997). Pada tahun 2020

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    3/11

    setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan

    pencemaran udara perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari kendaraan

    bermotor. Perkiraan hasil studi Bank Dunia tahun 1994 (Indonesia Environment

    and Development) menunjukkan bahwa kendaraan di Jakarta (diperkirakan

    kondisi yang sama terjadi pada kota-kota besar lainnya) memberikan kontribusi

    timbal 100%, SPM10 42%, hidrokarbon 89%, nitrogen oksida 64% dan hampir

    seluruh karbon monoksida. (Kusminingrum, 2008)

    Di Indonesia, penggunaan kendaraan bermotor sudah banyak, mulai dari

    dijadikan kendaaan pribadi sampai menjadi angkutan umum. Hal ini menjadi

    kontribusi besar dalam pencemaran udara yang ada. Kini kendaraan bermotor

    sudah dirasa menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat, sehingga banyak pula

    upaya yang dilakukan untuk menghemat bahan bakar dari kendaraan bermotor ini

    karena faktor ekonomi yang ada. Terdapat banyak cara untuk meningkatkan nilai

    oktan atau nilai kalor dalam bahan bakar yang berkaitan dengan penghematan

    bahan bakar. Penghemat bahan bakar menggunakan additive banyak

    kekuranganya, sama juga yang menggunakan alat. Berkaitan dengan kelebihan

    dan kekurangan dari alat penghemat bahan bakar, sekarang ini banyak ilmuwan

    melakukan riset simulasi-simulasi yang berkaitan dengan pemanfaatan

    hidrokarbon yang terdapat pada premium dan pertamax.

    Hidrokarbon yang terdapat pada bahan bakar dipecah menjadi atom hidrogen

    (H) dan karbon (C) dengan menggunakan pipa katalis yang dipanaskan dari

    exhaust knalpot dan panas blok mesin. Unsur H dan C menyuplai ke karburator

    untuk penyempurnaan pembakaran dengan metode Hydrocarbon crack System

    (HCS). (www.baligifter.org)

    Penggunanaan HCS sangat efektif mengurangi bahan bakar kendaraan

    (www.gassavers.org). Fokusnya adalah memanfaatkan limbah pipa tembagasebagai pipa katalis HCS dan memanfaatkan uap bahan bakar tangki. Diharapkan

    alat ini mampu mengurangi emisi gas buang mobil dan menghemat bahan bakar

    diatas 70%. (Raharjo,2013)

    Proses Pembakaran Mesin

    Kendaraan bermotor bisa berupa sepeda motor maupun mobil. Sepeda motor

    memiliki daya penggerak sama dengan mobil dan pesawat tenaga lainya. Daya

    http://www.baligifter.org/http://www.gassavers.org/http://www.gassavers.org/http://www.baligifter.org/
  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    4/11

    penggeraknya utama yaitu mesin (engine). Pembakaran sebagai reaksi kimia atau

    reaksi persenyawaan bahan bakar dengan oksigen dengan diikuti sinar atau panas.

    Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan

    sejumlah kalor (eksoterm).

    Reaksinya : CH4+ 2O2CO2+ 2H2+ 212,8 kkal/mol

    C4H10+ 2O2CO2+ H2O + 688,0 kkal/mol

    Mekanisme pembakaran sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan

    proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi

    dengan oksigen dan membentuk produk yang berupa gas. Bila oksigen dan

    hidrokarbon tidak bercampur dengan baik, maka akan terjadi proses cracking.

    Dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran seperti ini dinamakan

    pembakaran tidak sempurna (Toyota Step 2, 1996).

    Jenis pembakaran pada motor bensin meliputi pembakaran normal

    (sempurna) dan pembakaran tidak normal. Pembakaran normal adalah bahan

    bakar dapat terbakar seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki.

    Pembakaran tidak sempurna adalah pembakaran dimana nyala api dari

    pembakaran ini tidak menyebar secara teratur dan merata, sehingga menimbulkan

    masalah atau bahkan kerusakan pada bagian-bagian motor (Daryanto, 2002).

    Kebanyakan motor bakar torak bekerja dengan siklus 4-langkah pembakaran

    sempurna. Pada motor otto proses pembakaran didalam motor bakar torak terjadi

    secara periodik. Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya, terlebih dahulu

    gas pembakaran yang sudah dipergunakan harus dikeluarkan dari dalam silinder,

    hal ini dapat dilihat pada Gambar 1

    Gambar 1 Siklus 4-Langkah pada mesin Otto (www.otomotrip.com)

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    5/11

    Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Otto

    Pada mesin otto terdapat sistem bahan bakar yang terdiri dari sistem suplai

    bahan bakar dan sistem penakar bahan bakar. Sistem suplai bahan bakar berfungsi

    mengalirkan bahan bakar dari tabung bahan bakar ke sistem penakar bahan bakar.

    Sedangkan sistem penakar bahan bakar pada mesin otto baik yang menggunakan

    karburator atau sistem injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut :

    1. Penakar campuran udara bahan bakar terbakar dengan cepat dan sempurna.

    2. Atomisasi dan penyebar bahan bakar didalam aliran udara atau dikenal dengan

    Air Fuel Ratio (AFR).

    Air Fuel Ratio (AFR) yaitu perbandingan jumlah udara terhadap bahan bakar

    dalam berat. Nilai perbandingan teoritis untuk proses pembakaran sempurna atau

    AFR stoikiometri untuk motor otto sekitar 14,7. Sistem bahan bakar harus mampu

    menghasilkan perbandingan udara bahan bakar yang dibutuhkan disilinder yang

    sesuai dengan kondisi operasi mesin (Arifuddin, 1999).

    Hidrocarbon Crack System (HCS)

    Metode pengurang emisi gas buang kendaraan bermotor terutama CO dan

    pengemat bahan bakar sekarang ini yang banyak dipakai adalah Hydrocarbon

    Crack System (HCS). HCS sendiri adalah sistem memecah atom hidrokarbon

    menjadi atom hidrogen (H2) dan karbon (C) dengan media pipa katalis yang

    dipanaskan untuk menyuplai proses pembakaran mesin, yang ditunjukan pada

    Gambar 2. Panas yang digunakan yaitu panas luar atau exothermic dari mesin

    internal combustion. Mulai dari blok mesin sampai exhaust knalpot dengan

    temperatur mencapai hingga 400oC (Tirtoatmodjo, 2009). Hydrogen yang

    digunakan dari bahan bakar minyak (BBM) Oktan 88 (Premium) atau Oktan 92(Pertamax). Premium rumus kimianya C8H18 dan Pertamax rumus kimianya

    C10H24. C8H18dicrack atau diurai menjadi 8 atom carbon dan 18 atom hidrogen

    (H2), sedangkan C10H24jika di-crack atau diurai menjadi 10 atom karbon dan 24

    atom hidrogen (H2). Gas hidrogen merupakan gas yang paling ringan, tidak

    berwarna dan tidak berbau, dan bersifat mudah terbakar dengan adanya oksigen.

    Gas hidrogen membantu menyempurnakan sistem pembakaran pada kendaraan

    bermotor dan diperoleh daya mesin yang lebih besar. Semakin tinggi nilai oktan

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    6/11

    yang digunakan semakin besar tenaga kendaraan yang akan dihasilkan

    (Supraptono, 2004).

    Gambar 2 Perlengkapan Komponen HCS Dan Skema Pemasangannya

    (www.Kr.Co.Id/Web/Detail, 2008)

    Proses pembuatan dan penggunaan HCS

    Riset yang diusulkan mengikuti diagram alir pada Gambar 3. Pertama,

    membuat pipa katalis dengan panjang 100, 150, dan 200 mm. Variasi konsentrasi

    jumlah bahan bakar (BB) premium dalam tangki yang akan digunakan 20 liter dan

    30 liter. Untuk pengujian pada putran idle atau 700 rpm dan 2500 rpm. Kedua,

    pengujian menggunakan uji hemat bahan bakar dan emisi gas buang. Material

    yang digunakan limbah tembaga dengan diameter 16 mm, batang aluminium

    diamter 7 mm, dan bahan bakar premium.Uraian langkah-langkah penelitian dapat

    dijabarkan ke dalam diagram alir penelitian pada Gamba 3 sebagai berikut.

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    7/11

    Gambar 3 Diagram Alur Kerja Penelitian (Abdillah, 2014)

    Alat yang digunakan :

    Pipa katalis dari pipa tembaga bekas kondensor AC dengan diameter pipa 8

    mm. Bagian dalam pipa katalis diisi batang aluminium yang diameter 7 mm.

    Desain pipa katalis HCS ditunjukan pada Gambar 4. Bahan pendukung lain yaitu

    premium sebagai bahan bakar sepeda motor Zupiter Z, reservoir kapasitas 1.200

    ml dari aluminium, dan kran pengatur aliran

    Gambar 4 Desain pipa katalis HCS (Solechan, 2014)

    Bahan yang digunakan :

    Media uji pipa katalis menggunakan sepeda motor Zupiter Z 113,7 cc tahun

    2006 dengan rasio konsumsi bahan bakar 1: 47,5 artinya 1 liter BBM mampu

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    8/11

    berjalan 47,5 km. Alat pengujian menggunakan stopwatch, termometer,

    tachometer, sound level meter, dan Gas Analyzer. (Solechan, 2014)

    Langkah-langkah pembuatan pipa katalis HCS sebagai berikut :

    1. Pipa tembaga dengan tubing cutter, sedangkan pembekokannya

    menggunakan bending copper tubing.

    2.

    Pemotongan batang aluminium 7 mm dengan panjang 80 mm dengan

    gergaji besi.

    3. Pensettingan pipa tembaga dan batang alumunium sebelum di las. Setiap

    ujung pipa tembaga dibuat flaring atau agak tirus untuk mempermudah

    penggelasan antar sambungan pipa tembaga yang berdiamter besar dan

    kecil

    4.

    Untuk desain HCS menggunakan pipa tembaga 5 dan 8 mm.

    5. Apabila batang aluminium sudah masuk kedalam pipa katalis 8 mm, untuk

    ujung-ujung pipa disambung dengan pipa tembaga dengan diameter 5 mm,

    sekaligus diflaring ujung-ujungnya untuk dilakukan pengelasan.

    6. Pengelasan menggunakan brazing copper tubing dengan pengisi las dari

    perak.

    7.

    Pemeriksaan pipa katalis untuk mengetahui kebocoran pipa. Proses

    selanjutnya sama dengan tahap 1 sampai 7 dengan panjang dan diameter

    pipa katalis yang berbeda(Solechan, 2014).

    Variabel Yang Diuji

    Dalam penelitian ini variabel yang diujikan antara lain emisi gas buang,

    waktu performa mesin, temperatur mesin, dan kebisingan.

    Negara Indonesia termasuk Negara yang standar emisinya tidak ketat,

    hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO2dan O2(Satudju, Dj, 1991). Karbon Monoksida (CO) merupakan hasil dari pembakaran

    yang tidak tuntas yang disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah udara pada

    rasio udara bahan bakar (AFR). Nilai CO berdasarkan batas emisi gas buang

    yang diizinkan maksimal 4,5% (Witoelar, 2006). Sebuah penelitian telah

    dilakukan dan hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa sebelum menggunakan

    pipa katalis HCS kandungan CO sebesar 5,97 % pada putaran 900, pada putaran

    2000 rpm mengalami penurunan 5,43 %. Unsur CO tanpa katalis masih diatas

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    9/11

    nilai ambang batas yang diizinkan. Ini dikarenakan rasio udara bahan bakar

    (AFR) sangat miskin atau campuran kaya dan nilai oktan rendah, sehingga sulit

    terbakarnya bahan bakan (Mustafa, 2012). Setelah dipasang pipa katalis HCS

    terjadi penurunan kandungan unsur CO, baik pada kecepatan 900 rpm, 1500 rpm

    maupu 2000 rpm. Penurunan CO juga dipengaruhi dari panjang pipa katalis dan

    volume premium. Pipa katalis 100 mm kecepatan 900 rpm kandungan CO sebesar

    4,52 % terjadi penurunan 24 %. Pipa katalis 150 mm sebesar 4.43 % dan pipa

    katalis 200 mm sebesar 6,04 %. Hasil CO yang paling baik pada untuk putaran

    900 rpm dan volume pertamax 1000 ml pada pipa katalis 200 mm sebesar 6,04 %,

    sedangkan pada putaran 2000 rpm dan volume pertamax 1500 ml pada pipa

    katalis 200 mm sebesar 4.57 % (Solechan, 2014). Suplay uap premium dari tangki

    bahan bakar ke intake manifold menjadikan nilai oktan meningkat, apalagi

    ditambah ruang volume tangki bahan bakar yang besar, ini mampu meningkatkan

    jumlah unsur hidrogen dan karbon. Nilai oktan yang tinggi menjadikan

    pembakaran sempurna dan nilai AFR ideal (Supraptono, 2004).

    Waktu performa ini berhubungan dengan nilai oktan. Semakin tinggi nilai

    oktan yang digunakan, semakin besar tenaga kendaraan yang akan dihasilkan dan

    konsumsi BBM rendah (Supraptono, 2004). Sebuah penelitian telah dilakukan dan

    hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa Sebelum dipasang pipa katalis HCS,

    waktu performa mesin sangat pendek, baik pada putaran mesin 900 rpm, 1500

    rpm, maupun 2000 rpm dengan durasi 12:45 menit, 09:59 menit, dan 1:35 menit.

    Waktu performa mesin sangat pendek disebabkan BBM yang dipakai memiliki

    nilai oktan rendah yaitu oktan 82. Semakin tinggi nilai oktan yang digunakan,

    semakin besar tenaga kendaraan yang akan dihasilkan dan konsumsi BBM rendah

    (Supraptono, 2004). Penambahan panjang pipa katalis HCS dan menurunya

    volume pertamax akan meningkatkan waktu performa mesin, baik pada putaranmesin 700 rpm, 1500 rpm, maupun 2000 rpm. Tanpa pipa katalis dengan putaran

    mesin 900 rpm waktu performa mesin 3:57 menit, setelah dipasang pipa katalis

    dengan panjang 100 mm dan volume premium 1000 ml mengalami peningkatan

    18%, pipa katalis panjang 150 mm peningkatan 33%, sampai yang paling optimal

    35 % pada pipa katalis 200 mm. Sedangkan untuk putaran mesin 2000 rpm

    sampai mengalami peningkatan 52 % (Solechan, 2014). Prosentase penghematan

    BBM tergantung diameter, panjang pipa katalis, volume uap dan aliran uap

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    10/11

    hidrokarbon (David, 2012). Semakin panjang pipa katalis dan volume pertamax

    akan meningkatkan jumlah hidrokarbon dan kemurnian hidrogen dan karbon

    tanpa kandungan H2O (Tirtoatmodjo, 2009).

    Dalam sebuah penelitian yang sama, menunjukan suatu perbedaan pada

    temperatur mesin dari kendaraan bermotor yang diuji. Temperatur mesin baik

    pada putaran 900 rpm, 1500 rpm, maupun 2000 rpm tanpa menggunakan pipa

    katalis HCS memiliki temperatur mesin paling tinggi. Setelah dipasang pipa

    katalis HCS yang lebih panjang dan volume pertamax yang diperkecil

    menyebabkan temperatur mesin rendah, dikarenakan suplay uap premium dari

    tangki menjadikan bahan bakar menjadi kaya hidrogen dan karbon. Masih dalam

    penelitian yang sama, pengujian kebisingan menggunakan sound level meter

    dengan jarak 30 cm dari mesin. Menggunakan pipa katalis 100 ml mengalami

    penurunan nilai kebisingan sebesar 6 % atau 7 dB. Menggunakan pipa katalis 150

    mm, kebisinganya stagnan 61 dB. Setelah dipasang pipa katali 200 mm,

    kebisingan menurun 61 atau terjadi penurunan 7 % (7dB) (Solechan, 2014).

    Kesimpulan

    1.

    Mekanisme kerja dari penelitian ini diawali dengan menguji performa

    kendaraan bermotor, memasang pipa katalis HCS pada mesin, menguji

    kinerja dari HCS lalu membandingkan hasil sebelum dan sesudah

    pemasangan HCS

    2. Variasi desain pipa katalis HCS adalahputaran mesin, panjang pipa katalis

    dan volume bahan bakar.

    3.

    Desain pipa katalis HCS bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang CO

    dan mampu menghemat bahan bakar 50% sampai 70%.

  • 7/24/2019 4311413047_Desi Purnama Sari

    11/11

    Daftar Pustaka

    Air.Jurnal Teknik Mesin Vol. 1, No. 1, April 1999 : 24 29. Jurusan Teknik

    Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen

    Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical

    Arifuddin. 1999.Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Jakarta : Univ. Gunadarma

    Arismunandar. Wiranto. 1988.Penggerak Mula Motor Bakar. Bandung : ITB

    Keputusan menteri negeri kependudukan dan lingkungan hidup Keputusan

    menteri Negara lingkungan hidup no. 48 tahun 1996 tentang baku tingkat

    kebisingan

    Ketta Mc, J.J. (1988). Encyclopedia of Chemical Processing and Design. New

    York : vol 1. Marcell Dekker

    Muadi Ikhsan. 2010. Pengaruh jumlah katalisator pada hydrocarbon crack

    system (HCS) dan jenis busi terhadap daya mesin sepeda motor yamaha

    jupiter z tahun 2008. Solo : Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP-

    UNS

    Mustafa Bakeri, Akhmad Syarief, Ach. Kusairi S. 2012.Analisa gas buang mesin

    berteknologi efi dengan bahan bakar premium. info teknik, Volume 13 No.

    1, Juli 2012, hal 81-9

    Solechan. 2014. Analisa Penambahan Pipa Katalis Hydrocarbon Crack System

    Dengan Memanfaatkan Uap Tangki Terhadap Penghematan Bahan Bakar

    Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor Zupiter Z. Semarang: Fakultas Teknik

    Universitas Muhammadiyah Semarang

    Supraptono. 2004. Bahan Bakar dan Pelumas. Semarang : Teknik Mesin

    Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

    Witoelar. R. 2006.Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.

    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No 5.

    Yusuf Wibisono. 2002.Toyota Kijang Super [Generasi 3 (A) : 1986-1992

    (KF40/KF50)]. Bandung : Sep-Nov 2002. Alli-Rights Reserved