33 puisi dustttaaagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/33-puisi-caklulfu… · putra...

60
1 33 Puisi Dusta 33 Puisi DUS DUS DUS DUS DUSTA

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

133 Puisi Dusta

33 Puisi

DUSDUSDUSDUSDUSTTTTTAAAAA

2 Sahlul Fuad

333 Puisi Dusta

Sahlul Fuad

33 Puisi

DUSDUSDUSDUSDUSTTTTTAAAAA

Penerbit Miring

2011

4 Sahlul Fuad

33 PUISI DUSTA©Sahlul Fuad

Cetakan Pertama, Oktober 201160 halaman, 140 x 200 mm

Desain Sampul dan Layout: Caklul FoeIlustrasi dalam: Pakcik Ahmad

Disiarkan oleh:Penerbit Miring

Jl. Rusa V/ 26 Manggarai SelatanTebet, Jakarta Selatan

Telp: 021-8305000

ISBN: 978-602-19182-0-3

© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

533 Puisi Dusta

DafDafDafDafDaftttttar Isiar Isiar Isiar Isiar Isi

Daftar Isi 5Syahadat 9Iftitah 10Insyaf 11

Iman Masa Kini 12Doktrin 13

Jihad 14Pelit 15

Maha Tak Perlu 16Sang Penguasa 18

Darah Kekuasaan 19Cita-Cita 20

Lailatul Qadr 22Haji 23

Umrah 24Thariqah 27

Putra Mahkota 28Istighatsa Kubra 29

Agen 30Doa Pendosa 31

Munajat 32Doa Bersayap 33

Di Rumah Tuhan 34Baju Takwa 38Kesibukan 39

6 Sahlul Fuad

Makelar 40Hijrah 41

Migran Menuju Sorga 42Sabar 44

Keadilan 45Dusta 46

Nikah Siri 47Agama Kegelapan 48

Sumpah 49Syarah 52Penulis 60

733 Puisi Dusta

IftitahIftitahIftitahIftitahIftitah

8 Sahlul Fuad

933 Puisi Dusta

SySySySySyahadatahadatahadatahadatahadat

Puisiku bersaksi bahwa tiada tuhan tanpa kataDan puisiku bersaksi bahwa tiada rasul takmenyampaikan kata

Puisiku bersaksi bahwa tuhan ada karena kataDan puisiku bersaksi bahwa rasul ada diutus untukkata

10 Sahlul Fuad

IfIfIfIfIftittittittittitahahahahah

Aku berkedok agama dengan segala godaan

Dengan menyebut nama Tuhan pencipta setanPuisi ini aku ciptakan

Segala puisi bagi TuhanBicara bukan hanya alamBukan hanya mengulang

Masa depan puisi dengan segala ucapan

1133 Puisi Dusta

InsyInsyInsyInsyInsyafafafafaf

Kian aku beragamaMakin aku berdosa

12 Sahlul Fuad

Iman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa Kini

Sungguh kami takut kepada EngkauTakut kami lebih pada polisiMaha Pengampun EngkauPolisi tak henti interogasi

Sungguh kami percaya kepada EngkauPercaya kami lebih pada peramalMaha Bijaksana EngkauPeramal membuat kami terkenal

Sungguh kami yakin kepada EngkauYakin kami lebih pada googleMaha Mengetahui EngkauGoogle tunjukkan kami tanpa segel

1333 Puisi Dusta

DoktrinDoktrinDoktrinDoktrinDoktrin

Tuhan itu adaJangan pernah mengaku jumpa

Malaikat itu penyampai wahyuJangan pernah mengaku terima terbaru

Rasul itu manusiaJangan pernah mengaku jadi dia

Kitab suci itu wahyu tuhanJangan pernah mengaku tafsirmu paling benar

Kiamat pasti terjadiJangan pernah yakin ramalan televisi

14 Sahlul Fuad

JihadJihadJihadJihadJihad

Sungguh!‘Kan kulukai tuhanDengan sebilah iman

1533 Puisi Dusta

PelitPelitPelitPelitPelit

Orang miskin rajin berdoa kasih Tuhan cintaOrang kaya rajin bekerja beri Tuhan harta

Engkau Maha KayaPelit pada si miskin

16 Sahlul Fuad

Maha TMaha TMaha TMaha TMaha Tak Pak Pak Pak Pak Perererererlululululu

Allah Maha EsaTak perlu teman,apalagi ditemani

Allah Maha BesarTak perlu berumah,apalagi perumahan

Allah Maha BijaksanaTak perlu musyawarah,apalagi dimusyawarahkan

Allah Maha AdilTak perlu menimbang,apalagi ditimbang

Allah Maha RajaTak perlu singgasana,apalagi disinggasanakan

Allah Maha KayaTak perlu bekerja,apalagi dipekerjakan

1733 Puisi Dusta

Allah Maha SempurnaTak perlu berjuang,apalagi diperjuangkan

18 Sahlul Fuad

Sang PenguasaSang PenguasaSang PenguasaSang PenguasaSang Penguasa

Tuhan Maha Kuasa,Presiden bebaskan koruptor dari penjaraTuhan Maha Agung,Menteri bikin konglomerat kian untungTuhan Maha Adil,Polisi bunuh orang pakai bedil

Tuhan Maha Bijaksana,Wakil rakyat menipu saat musyawarahTuhan Maha Kaya,Pengusaha menilap uang negara

Tuhan Maha Sempurna,Dokter bedah ubah wajah jadi bedaTuhan Maha Besar,Sopir taksi membuat penumpang kesasar

1933 Puisi Dusta

DarDarDarDarDarah Kah Kah Kah Kah Kekekekekekuasaanuasaanuasaanuasaanuasaan

Tuhan mencipta darah manusia dua warnaDarah merah untuk kaum sengsaraDarah biru bagi pengganggu

20 Sahlul Fuad

CitCitCitCitCita-Cita-Cita-Cita-Cita-Citaaaaa

Aku puasa dosa puasa duka puasa dusta

Aku puasa sial puasa sesal puasa salah

Aku puasa celaka puasa seraka puasa neraka

Enggan puasaku bebanSukaku puasa suka-sukaKhusyuk kupuas-puasPuas-puasku puasaPuasa kusapu-sapuPuasaku lepas bebas

Jangan ganggu puasakuPuasaku tak tahan godaanJangan suruh-suruh puasakuPuasaku malu-maluJangan ajak-ajak puasaku

2133 Puisi Dusta

Puasaku haus kepuasanHibur puasaku khayalanBiar layang-melayang

Belai puasaku kerianganBiar sampai ujung malam

Puaskan puasaku di pasar-pasarBiar gagah saat lebaran

Puas puasa aku bebas apa sajaPuas puasa aku bebas bersalahPuas puasa aku bebas berdosa

22 Sahlul Fuad

Lailatul QadrLailatul QadrLailatul QadrLailatul QadrLailatul Qadr

I

Malam seribu mikrofonMalam penuh perjuangan

II

Elit sungguh malam-MuSulit sungguh bagikuBisakah semua merayahTanpa harus merayu

III

Koruptor pun berdoa

2333 Puisi Dusta

HAJIHAJIHAJIHAJIHAJI

IIbadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak Kausebar di seluruh duniaBiar kami menjangkau mudah

Ibadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak Kautaruh di Surabaya atau MaduraBiar kami tidak perlu ribut ONH

Ibadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak bisa dalam rumahBiar kami tak perlu antri kuota

IIHaji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganMeski bayar jamaah berlebihan

Haji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganBahkan kuota haji diperdagangkan

Haji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganBahkan amir haji masuk tahanan

24 Sahlul Fuad

UUUUUmrmrmrmrmrahahahahah

Tuhan, kami menang tender usahaKe rumah-Mu kami bersilaturahmiKami bawakan Engkau sekeranjang dosaAgar kami tak terendus polisi

Tuhan, kami ingin dapat proyek lagiKe rumah-Mu kami ziarahKami bawakan Engkau sekeranjang doaAgar kami menang tender lagi

2533 Puisi Dusta

Munajat

26 Sahlul Fuad

2733 Puisi Dusta

ThariqahThariqahThariqahThariqahThariqah

Thariqah sang sufi mencari TuhanPara kiai jadikan agama raih kekuasaan

Taqarub sang sufi mendekati TuhanPara kiai poligami dekati perempuan

Zuhud sang sufi semata demi TuhanPara kiai hindari ceramah tanpa bayaran

Hullul sang sufi menyatu dengan TuhanPara kiai satukan harta dan ketenaran

28 Sahlul Fuad

PutrPutrPutrPutrPutra Mahka Mahka Mahka Mahka Mahkoooootttttaaaaa

Kiai ternama bapakkuDarahku biruEmas kepalaku

Pesantren kurawatKugiring para pejabatKusikat dana umat

2933 Puisi Dusta

IsIsIsIsIstighatsa Ktighatsa Ktighatsa Ktighatsa Ktighatsa Kubrubrubrubrubraaaaa

Berkumpul di lapanganMenengadahkan tanganDemi kekuasaan

30 Sahlul Fuad

AAAAAgggggenenenenen

Di sini doa murah tersediaBebas bencana dan neraka

Di sini doa seharga rupiahTerima pesanan surga

Anda banyak dosaHubungi kami segera

3133 Puisi Dusta

Doa PendosaDoa PendosaDoa PendosaDoa PendosaDoa Pendosa

Meski koruptor, kami memohonMeski maling, kami memintaMeski pendusta, kami berdoaMeski penipu, kami berharapMeski pembunuh, kami bermunajat

Meski pendosa, kabulkan kami berdoa:Bebaskan kami dari cengkraman dosadan mata bahaya

32 Sahlul Fuad

MunaMunaMunaMunaMunajatjatjatjatjat

Tuhan, amplop coklat kuterima dari seseorangDia hanya bilang, “Jadikan aku seorang tuan.”

Tuhan, istighfar kepada-Mu kusembahkanAku hanya ingin, “Bebaskan aku segala tuntutan.”

3333 Puisi Dusta

Doa BerDoa BerDoa BerDoa BerDoa Bersasasasasayyyyyapapapapap

Doaku bersayap tak mau m e m a n j a t

Menjumpai Tuhan tak perlu m

e r a y a p

34 Sahlul Fuad

Di Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah Tuhan

Berbungkus jubah dan mukena Cinta berderai air mataTerkenang dosaInginnya masuk sorga

Bersimpuh di atas sajadahCinta tersedu-seduTerkenang tipu-menipuInginnya meraih pahala

Bergulir butir tasbihCinta berkaca-kacaTerkenang rasa benciInginnya selalu bahagia

Berbusa mulut penuh zikirCinta bergumamTerkenang selalu kikirInginnya terus aman

3533 Puisi Dusta

36 Sahlul Fuad

3733 Puisi Dusta

HijrahHijrahHijrahHijrahHijrah

38 Sahlul Fuad

BaBaBaBaBaju Tju Tju Tju Tju Takwakwakwakwakwaaaaa

Baju takwa berenda air matatakpernah kucuci lagiPernah kugambar sebilah pedangPernah juga kulukisi kaligrafiWalau kumal tetap enak dipandang

Baju takwa yang kubeli dengan senyumtakpernah kupakai lagiKupajang ia di dinding rumahterbingkai ramah dan murah hatiBiar orang bilang aku seorang ulama

Baju takwaku penuh noda merahDi sana-sini tercium anyir darahBanyak orang bilang aromanya tetap surga

3933 Puisi Dusta

KKKKKesibukesibukesibukesibukesibukananananan

Orang baik sibuk pamer kejahatanOrang jahat sibuk pamer kebaikan

Orang ikhlas sibuk cemasOrang riya’ sibuk khutbah

Orang sabar sibuk sesumbarOrang gegabah sibuk menata

Orang beriman sibuk berperangOrang kafir sibuk menyair

40 Sahlul Fuad

MakelarMakelarMakelarMakelarMakelar

Seratus persen umatku fundamentalisAda konservatif, ada liberalisButuh teroris atau kompromis?Semua strategis

Teroris di sini asli luar negeriPara kompromis jangan ragukan lagiAsal uang tersediaSiap perang semua

4133 Puisi Dusta

HiHiHiHiHijrjrjrjrjrahahahahah

Hijrah tahun baruMenanggalkan masa lalu kelabuMengendarai kereta api Gaya Baru

Hijrah ke kota cari kerjaBaru singgahDikejar-kejar Pamong Praja

42 Sahlul Fuad

MigMigMigMigMigrrrrran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Sorgggggaaaaa

Ilengangtelanjangmasuk lokasi tanpa rebutan

II

antriantak seragamdi loket sedikit pertanyaan

III

rombonganberseragammenenteng karcis pesanan

IVdesak-desakansedikit dandandi pintu sikut-sikutan

Vmacet kendaraannecis mengilapsuara kelakson sahut-sahutan

4333 Puisi Dusta

VItenangtenteng ponsel dan i-padinternetan sambil tiduran

44 Sahlul Fuad

SabarSabarSabarSabarSabar

Seru agama bersabarTak seru agama sengsaraOrang-orang sengsara bersabarSabar dalam kesabaranSengsara dalam kesengsaraan

Sabar bersabarSengsara bersabarSabar sengsara bersabar

:Sabar memang sengsara

4533 Puisi Dusta

KeadilanKeadilanKeadilanKeadilanKeadilan

Tuhan bicara keadilanBertebar ayat dan pasalBerdebar umat menghapal

Dibincang-bincang di langgar, di pasarDicari-cari di pengadilan, di jalan

Di langgar dan pasarLantang dijuangDi jalan dan pengadilanLancar dijual

Biang dibiarJuang dibungkam

Hingga ajal datangKeadilan tetap didagangkan

46 Sahlul Fuad

DusDusDusDusDustttttaaaaa

Dusta itu tak tabuAnak kecil pun tahu

4733 Puisi Dusta

NikNikNikNikNikah Sirah Sirah Sirah Sirah Siriiiii

Enaknya diam-diamDeritanya bilang-bilang

48 Sahlul Fuad

AAAAAgggggama Kama Kama Kama Kama Kegegegegegelapanelapanelapanelapanelapan

Agamaku agama kegelapanMencari Tuhan dalam kegelapanMengharap surga dalam kegelapanMenghindar neraka dalam kegelapan

Agamaku agama kegelapanRibut tarawih, wirid ributRibut tahlil, hilal ributRibut qunut, talqin ribut

Agamaku agama kegelapanTembok kupandangKitab kupegangKisah kukenangUang kubimbangMurka kujuang

Agamaku agama kegelapanAnti penerangan tentang perangAnti penjelasan dalam perselisihan

4933 Puisi Dusta

SumpahSumpahSumpahSumpahSumpah

Kami umat beragama bersumpahBeragama satu untuk perangBeragama satu untuk merusakBeragama satu untuk menipuBeragama satu untuk jabatanBeragama satu untuk perkawinanBeragama satu untuk bayaran

Kami umat beragama bersumpahBeribadah karena imingan surgaBerbuat baik karena takut nerakaBerdoa karena dimintaBerbagi karena malu tetangga

Kami umat beragama bersumpahTidak menolak pahala, apalagi dimanja surgaTidak menerima dosa, apalagi disiksa neraka

50 Sahlul Fuad

5133 Puisi Dusta

SyarahSyarahSyarahSyarahSyarah

52 Sahlul Fuad

“K“K“K“K“Karararararunia Manakunia Manakunia Manakunia Manakunia Manakah yah yah yah yah yang Kang Kang Kang Kang Kalianalianalianalianalian

DusDusDusDusDustttttakakakakakan?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah SWWWWWTTTTT

Binhad Nurrohmat

Suatu hari, ia menyodori saya satu manuskripkumpulan puisi. Tak mudahkah dimengerti kenaparakyat kelahiran Gresik itu menulis puisi? Ia santri,pekaligrafi, lulusan pasca sarjana kampus ternama dinegeri ini, beranak-istri, karier lumayan cemerlang,dan hafal Quran pula. Kurang apa hidupnya denganitu semua? Nyaris sempurna! Lantas, untuk apa iamenulis puisi? Apa pun jawabannya sungguh bukanurusan saya. Namun, semua latar hayat itu sedikitatau banyak pasti memengaruhi gaya bahasa danmenjadi “amunisi” puisinya. Niscayakah?

Para pemeluk teguh slogan sekolahan “KematianSang Pengarang” (The Death of the Author) barangkalisinis pada penilikan puisi yang turut merujuk hayatpenyairnya. Mereka percaya, teks merupakan satudunia tersendiri dan pengarang tak patut lagi hadiratau campur tangan lagi di dalamnya. Namun, betapabanyak yang tak peduli pada slogan itu. Ya, begitulah.Puisi merupakan medan tafsir dan merekam seabrekhal, tak terkecuali pengalaman batin dan intelektualpenyair. Prinsip “Kematian Sang Pengarang” hanyasatu pilihan di antara pilihan-pilihan lain. Sayamemilih semua yang mungkin...

***

5333 Puisi Dusta

Dusta itu tak tabu

Anak kecil pun tahu

Puisi bertajuk “Dusta” di atas tampak sepele, barang-kali. Apakah teks itu memang puisi? Kosakatanyaumum (dusta, tabu, anak kecil, tahu). Tanpa akrobatmaupun semburan kata indah dan dahsyat. Bulukuduk pun tak meremang olehnya. Namun, teks itubukan tanpa disiplin dan efek puitik. Kenapa?Paradoksnya menohok dan berfrasa pendek, semacamoksimoron, sehingga memperkokoh makna – inilahfungsi gaya bahasa, bukan semata riasan hampa. Puisiitu tampil ringkas-langsing dan terbentuk oleh jalinanrima yang membuat pengucapan mengalir wajar dariawal sampai akhir.

Dusta, dalam puisi itu, terbebas dari perangkappengu-capan klise melalui sindiran telak dan “imut”.Puisi itu meradikalkan cibiran atas dusta. Kenapa?Dusta merupakan tindakan dosa menurut semuaajaran agama serta melanggar norma luhur sosial dimana saja, namun kenapa dusta dinyatakan sebagaiulah yang tak tabu? Sungguh puisi itu membaliksempurna posisi dusta secara etik dan keagamaansampai di titik nadir, hingga anak kecil pun tahu.

Dusta, merupakan kebatilan, seteru besar kebenaran.

Al-Quran menggemakan sindiran atas dusta manusialewat satu ayat yang berulang muncul (repetitif)dalam Surat Al-Rahman (berisi 78 ayat): “Karunia

manakah yang kalian dustakan?”. Ayat itu muncul 31

54 Sahlul Fuad

kali setelah ayat-ayat lain yang berisi hamparankenikmatan tuhan untuk manusia. Repetisi itusemacam cecaran, intero-gasi, atau peringatan untukmanusia lantaran sering berulang dalam salah satusurat dalam Al-Quran itu. Ayat itu terasa magis danmenginterupsi dusta-dusta manusia. Ayat universalitu “berbunyi” jika menjadi bagian dari ayat-ayat laindalam surat itu.

Puisi “Dusta” bukan ayat suci. Bila puisi itu ditaruhdalam realitas sosial sehari-hari, tak bisakah menjelmasejenis “ayat sosial” yang bersuara melalui sindiran?Puisi itu bisa menggaung di sela dusta-dusta manusiayang beragam bentuk aksi dan cara menyembunyi-kannya. Puisi itu juga bisa tampil sendirian tanpakehilangan sinyal konteks dan makna. Sekali lagi, puisiitu sama sekali bukan ayat suci, semata gubahanseorang penyair di Dunia Ketiga yang marak diderakorupsi dan dusta ekonomi-sosial-politik dan iahendak bicara perkara itu melalui seni-kata. Ia bukanberdiri sebagai mubaligh melalui puisi itu. Apakahpuisi itu tak universal?

Dusta merupakan perilaku universal, seuniversal cintadan kejahatan. Puisi Sahlul Fuad merekam serakandusta, dusta yang menyusup ke ruang sakral, misalnyadalam puisi “Umrah”:

Tuhan, kami menang tender usaha

Ke rumah-Mu kami bersilaturahmi

Kami bawakan Engkau sekeranjang dosa

5533 Puisi Dusta

Agar kami tak terendus polisi.

Tuhan, kami ingin dapat proyek lagi

Ke rumah-Mu kami ziarah

Kami bawakan Engkau sekeranjang doa

Agar kami menang tender lagi.

Satir. Juga bermuka ganda. Demikianlah tampangpuisi “Umrah” itu. Kosakata profan dan kosakatasakral teraduk dan berbaur dalam satu puisi (Tuhan,

tender usaha, dosa, polisi, proyek, ziarah). Puisi itumengoplos teologi, ekonomi, dan kriminologi. Puisiitu memotret profanisasi terhadap yang sakral ataukahsakralisasi atas yang profan? Keduanya. Gambarandalam potret itu bermakna pemuliaan ataukahpenodaan? Juga keduanya. Keunikan puisi itumenawarkan belahan sekaligus penyatuan antaraurusan dunia dan akhirat. Urusan profan yangdirasukkan ke wilayah sakral, juga sebaliknya, wilayahsakral yang dijambret demi urusan profan.

Sahlul Fuad santai bercanda dan menyindir realitaskeberagamaan melalui puisi “Umrah”. Ada parodi danironi di situ. Juga cemooh tajam. Ia melakukan itusemua “dari dalam” dan ia bisa melakukannya lantarankeber-agama-an dalam dirinya berakar “natural”melalui lingkungan keluarga Muslim yangmelahirkannya dan ia bertumbuh-kembang secaraintelektual melalui pendidikan pesantren dan sekolahyang menempanya. Puisi itu bisa lahir dari kepekaandan keprihatinan penyair yang punya pengalaman

56 Sahlul Fuad

intim dengan realitas semacam itu. Puisi hasil dariromantisme yang kritis. Puisi itu bisa menjelma gu-gatan, keluhan, juga protes terselubung terhadap saturealitas yang “mendarah-daging” dalam hidupnya.

Puisi itu lebih dari sekadar riwayat tuhan di ujungtanduk. “Kematian tuhan”, memang bukan dusta,ketika betapa marak nilai-nilai ketuhanan diinjak-injakoleh manusia. Seabad lebih yang silam, FriedrichNietzsche mewartakan “Tuhan telah mati, kita telahmembunuhnya”, sebenarnya filsuf itu mengabarkantuhan yang dibunuh oleh nilai-nilai ketuhanan yangdidustakan oleh manusia. Tuhan kerap hanya kedokkepentingan manusia yang gentar menghadapi deritaatau kejahatannya sendiri, agar kami tak terendus polisi.

Dusta itu abadi. Dusta dimusuhi dan dibutuhkan olehmanusia sepanjang zaman. Peradaban-peradabanbesar di muka bumi, selain membangun keluhuran,juga kerap mendustakan kemanusiaan. Fir’aun,dengan piramid-piramid agungnya merenggut jiwamanusia, misalnya. Juga mulut-mulut besar dipanggung kekua-saan yang menipu seluruh bangsadengan semangat berkobar dan wajah yang tampaksuci. Sejarah berisi keagungan, keluhuran, jugaperayaan dusta tak terkira.

***Aku berkedok agama dengan segala godaan

Dengan menyebut nama Tuhan pencipta setan

Puisi ini aku ciptakan

5733 Puisi Dusta

Segala puisi bagi Tuhan

Bicara bukan hanya alam

Bukan hanya mengulang

Masa depan puisi dengan segala ucapan

Ada sayup-sayup bahasa wahyu dalam puisi “Iftitah”itu. “Kenakalan” dan kedekatan penyair ini dengantradisi Islam terendus kuat lewat puisi itu. Baitpertama, “menakali” pola dan isi kalimat ta’awudl danbasmalah. Begitu juga bait selanjutnya, terilhamibahasa wahyu. Kenakalan yang tinggi kegawatannyaitu butuh keintiman dan keberanian. Kedua kalimatitu, ta’awudl dan basmalah, terasa sakral dan formal.Keintiman berhasil mencetuskan kodifikasi danmodifikasi terhadapnya, namun bukan daur-ulang,sehingga memungkinkan kalimat itu terbebas darijerat kesakralan dan keformalan. Upaya itumerupakan korespondensi, pertautan, dengan tradisisebelumnya. Upaya semacam itu, dengan kadar lebihtinggi, pernah terjadi misalnya gaya pengucapanMazmur dalam perpuisian Rendra dan pengucapanmantra dalam perpuisian Sutardji Calzoum Bachri.

Saya jamin serius dan benar sekali kata-kata penyairini: masa depan puisi dengan segala ucapan. Sumberpengucapan bisa berasal dari mana saja dantercetuskan melalui seni-kata ber-maqam puisi.Memang, batu gunung berlumut dan payudaraseparuh terbuka bisa puitis (memendarkan kepuisian),namun batu dan payudara bukan puisi. Batu

58 Sahlul Fuad

merupakan benda alam dari lahar yang membeku.Payudara tak terbuat dari letusan gunung api, meskibisa melelehkan birahi laki-laki...

***

Bisakah puisi berdusta? Tidak. Manusia yang bisamelakukannya. Juga iblis.

Tanjung Barat, 11 Oktober 2011

5933 Puisi Dusta

60 Sahlul Fuad

PenulisPenulisPenulisPenulisPenulis

Sahlul Fuad lahir dan besardi lingkungan pesantren.Lahir pada 21 Rajab 1395 Hdi Desa Sungonlegowo,Bungah, Gresik. TK hinggaAliyah ia tempuh di LembagaPendidikan Al-Asyhar di

kampungnya. Ia pernah menghafal Al-Qur’an diPesantren Tahafudzil Qur’an (PPTQ) Kauman,Semarang; dan Institut PTIQ, Jakarta. SejakIbtidaiyah sampai Aliyah tergabung di Sangar SeniSINIS belajar seni tilawah, kaligrafi arab, hadrah, danteater. Di STBA Technocrat mendirikan TeaterPLONK. Lulus dari Pasca Sarjana Antropologi Uni-versitas Indonesia pada 2007. Pernah aktif di berbagaiorganisasi, terakhir sebagai Ketua Lembaga Riset danKajian Strategis PB PMII. Pernah tercatat sebagaisalah satu pelopor dan penggerak Sastra Reboan. Diamenulis cerpen dalam antologi Negeri Sumbangan

(2003), Biografi Zainal Arifin: Pengayom Menapak di

Jalan Allah (2010), “Rebutan NU” dalam Dari Kiai

Kampung ke NU Miring (2010), “Magical Community”

dalam NUhammadiyah Bicara Nasionalisme (2011),Cerpen “Mati Ketawa” dalam Kerlip Puisi, Gebyar

Cerpen, Detak Nadi Sastra Reboan (2011).