33 puisi dustttaaagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/33-puisi-caklulfu… · putra...
TRANSCRIPT
4 Sahlul Fuad
33 PUISI DUSTA©Sahlul Fuad
Cetakan Pertama, Oktober 201160 halaman, 140 x 200 mm
Desain Sampul dan Layout: Caklul FoeIlustrasi dalam: Pakcik Ahmad
Disiarkan oleh:Penerbit Miring
Jl. Rusa V/ 26 Manggarai SelatanTebet, Jakarta Selatan
Telp: 021-8305000
ISBN: 978-602-19182-0-3
© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
533 Puisi Dusta
DafDafDafDafDaftttttar Isiar Isiar Isiar Isiar Isi
Daftar Isi 5Syahadat 9Iftitah 10Insyaf 11
Iman Masa Kini 12Doktrin 13
Jihad 14Pelit 15
Maha Tak Perlu 16Sang Penguasa 18
Darah Kekuasaan 19Cita-Cita 20
Lailatul Qadr 22Haji 23
Umrah 24Thariqah 27
Putra Mahkota 28Istighatsa Kubra 29
Agen 30Doa Pendosa 31
Munajat 32Doa Bersayap 33
Di Rumah Tuhan 34Baju Takwa 38Kesibukan 39
6 Sahlul Fuad
Makelar 40Hijrah 41
Migran Menuju Sorga 42Sabar 44
Keadilan 45Dusta 46
Nikah Siri 47Agama Kegelapan 48
Sumpah 49Syarah 52Penulis 60
933 Puisi Dusta
SySySySySyahadatahadatahadatahadatahadat
Puisiku bersaksi bahwa tiada tuhan tanpa kataDan puisiku bersaksi bahwa tiada rasul takmenyampaikan kata
Puisiku bersaksi bahwa tuhan ada karena kataDan puisiku bersaksi bahwa rasul ada diutus untukkata
10 Sahlul Fuad
IfIfIfIfIftittittittittitahahahahah
Aku berkedok agama dengan segala godaan
Dengan menyebut nama Tuhan pencipta setanPuisi ini aku ciptakan
Segala puisi bagi TuhanBicara bukan hanya alamBukan hanya mengulang
Masa depan puisi dengan segala ucapan
12 Sahlul Fuad
Iman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa KiniIman Masa Kini
Sungguh kami takut kepada EngkauTakut kami lebih pada polisiMaha Pengampun EngkauPolisi tak henti interogasi
Sungguh kami percaya kepada EngkauPercaya kami lebih pada peramalMaha Bijaksana EngkauPeramal membuat kami terkenal
Sungguh kami yakin kepada EngkauYakin kami lebih pada googleMaha Mengetahui EngkauGoogle tunjukkan kami tanpa segel
1333 Puisi Dusta
DoktrinDoktrinDoktrinDoktrinDoktrin
Tuhan itu adaJangan pernah mengaku jumpa
Malaikat itu penyampai wahyuJangan pernah mengaku terima terbaru
Rasul itu manusiaJangan pernah mengaku jadi dia
Kitab suci itu wahyu tuhanJangan pernah mengaku tafsirmu paling benar
Kiamat pasti terjadiJangan pernah yakin ramalan televisi
1533 Puisi Dusta
PelitPelitPelitPelitPelit
Orang miskin rajin berdoa kasih Tuhan cintaOrang kaya rajin bekerja beri Tuhan harta
Engkau Maha KayaPelit pada si miskin
16 Sahlul Fuad
Maha TMaha TMaha TMaha TMaha Tak Pak Pak Pak Pak Perererererlululululu
Allah Maha EsaTak perlu teman,apalagi ditemani
Allah Maha BesarTak perlu berumah,apalagi perumahan
Allah Maha BijaksanaTak perlu musyawarah,apalagi dimusyawarahkan
Allah Maha AdilTak perlu menimbang,apalagi ditimbang
Allah Maha RajaTak perlu singgasana,apalagi disinggasanakan
Allah Maha KayaTak perlu bekerja,apalagi dipekerjakan
18 Sahlul Fuad
Sang PenguasaSang PenguasaSang PenguasaSang PenguasaSang Penguasa
Tuhan Maha Kuasa,Presiden bebaskan koruptor dari penjaraTuhan Maha Agung,Menteri bikin konglomerat kian untungTuhan Maha Adil,Polisi bunuh orang pakai bedil
Tuhan Maha Bijaksana,Wakil rakyat menipu saat musyawarahTuhan Maha Kaya,Pengusaha menilap uang negara
Tuhan Maha Sempurna,Dokter bedah ubah wajah jadi bedaTuhan Maha Besar,Sopir taksi membuat penumpang kesasar
1933 Puisi Dusta
DarDarDarDarDarah Kah Kah Kah Kah Kekekekekekuasaanuasaanuasaanuasaanuasaan
Tuhan mencipta darah manusia dua warnaDarah merah untuk kaum sengsaraDarah biru bagi pengganggu
20 Sahlul Fuad
CitCitCitCitCita-Cita-Cita-Cita-Cita-Citaaaaa
Aku puasa dosa puasa duka puasa dusta
Aku puasa sial puasa sesal puasa salah
Aku puasa celaka puasa seraka puasa neraka
Enggan puasaku bebanSukaku puasa suka-sukaKhusyuk kupuas-puasPuas-puasku puasaPuasa kusapu-sapuPuasaku lepas bebas
Jangan ganggu puasakuPuasaku tak tahan godaanJangan suruh-suruh puasakuPuasaku malu-maluJangan ajak-ajak puasaku
2133 Puisi Dusta
Puasaku haus kepuasanHibur puasaku khayalanBiar layang-melayang
Belai puasaku kerianganBiar sampai ujung malam
Puaskan puasaku di pasar-pasarBiar gagah saat lebaran
Puas puasa aku bebas apa sajaPuas puasa aku bebas bersalahPuas puasa aku bebas berdosa
22 Sahlul Fuad
Lailatul QadrLailatul QadrLailatul QadrLailatul QadrLailatul Qadr
I
Malam seribu mikrofonMalam penuh perjuangan
II
Elit sungguh malam-MuSulit sungguh bagikuBisakah semua merayahTanpa harus merayu
III
Koruptor pun berdoa
2333 Puisi Dusta
HAJIHAJIHAJIHAJIHAJI
IIbadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak Kausebar di seluruh duniaBiar kami menjangkau mudah
Ibadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak Kautaruh di Surabaya atau MaduraBiar kami tidak perlu ribut ONH
Ibadah haji Kautempatkan di MekkahKenapa tak bisa dalam rumahBiar kami tak perlu antri kuota
IIHaji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganMeski bayar jamaah berlebihan
Haji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganBahkan kuota haji diperdagangkan
Haji itu mahal, TuhanNegeri kami tiap tahun kelimpunganBahkan amir haji masuk tahanan
24 Sahlul Fuad
UUUUUmrmrmrmrmrahahahahah
Tuhan, kami menang tender usahaKe rumah-Mu kami bersilaturahmiKami bawakan Engkau sekeranjang dosaAgar kami tak terendus polisi
Tuhan, kami ingin dapat proyek lagiKe rumah-Mu kami ziarahKami bawakan Engkau sekeranjang doaAgar kami menang tender lagi
2733 Puisi Dusta
ThariqahThariqahThariqahThariqahThariqah
Thariqah sang sufi mencari TuhanPara kiai jadikan agama raih kekuasaan
Taqarub sang sufi mendekati TuhanPara kiai poligami dekati perempuan
Zuhud sang sufi semata demi TuhanPara kiai hindari ceramah tanpa bayaran
Hullul sang sufi menyatu dengan TuhanPara kiai satukan harta dan ketenaran
28 Sahlul Fuad
PutrPutrPutrPutrPutra Mahka Mahka Mahka Mahka Mahkoooootttttaaaaa
Kiai ternama bapakkuDarahku biruEmas kepalaku
Pesantren kurawatKugiring para pejabatKusikat dana umat
2933 Puisi Dusta
IsIsIsIsIstighatsa Ktighatsa Ktighatsa Ktighatsa Ktighatsa Kubrubrubrubrubraaaaa
Berkumpul di lapanganMenengadahkan tanganDemi kekuasaan
30 Sahlul Fuad
AAAAAgggggenenenenen
Di sini doa murah tersediaBebas bencana dan neraka
Di sini doa seharga rupiahTerima pesanan surga
Anda banyak dosaHubungi kami segera
3133 Puisi Dusta
Doa PendosaDoa PendosaDoa PendosaDoa PendosaDoa Pendosa
Meski koruptor, kami memohonMeski maling, kami memintaMeski pendusta, kami berdoaMeski penipu, kami berharapMeski pembunuh, kami bermunajat
Meski pendosa, kabulkan kami berdoa:Bebaskan kami dari cengkraman dosadan mata bahaya
32 Sahlul Fuad
MunaMunaMunaMunaMunajatjatjatjatjat
Tuhan, amplop coklat kuterima dari seseorangDia hanya bilang, “Jadikan aku seorang tuan.”
Tuhan, istighfar kepada-Mu kusembahkanAku hanya ingin, “Bebaskan aku segala tuntutan.”
3333 Puisi Dusta
Doa BerDoa BerDoa BerDoa BerDoa Bersasasasasayyyyyapapapapap
Doaku bersayap tak mau m e m a n j a t
Menjumpai Tuhan tak perlu m
e r a y a p
34 Sahlul Fuad
Di Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah TuhanDi Rumah Tuhan
Berbungkus jubah dan mukena Cinta berderai air mataTerkenang dosaInginnya masuk sorga
Bersimpuh di atas sajadahCinta tersedu-seduTerkenang tipu-menipuInginnya meraih pahala
Bergulir butir tasbihCinta berkaca-kacaTerkenang rasa benciInginnya selalu bahagia
Berbusa mulut penuh zikirCinta bergumamTerkenang selalu kikirInginnya terus aman
38 Sahlul Fuad
BaBaBaBaBaju Tju Tju Tju Tju Takwakwakwakwakwaaaaa
Baju takwa berenda air matatakpernah kucuci lagiPernah kugambar sebilah pedangPernah juga kulukisi kaligrafiWalau kumal tetap enak dipandang
Baju takwa yang kubeli dengan senyumtakpernah kupakai lagiKupajang ia di dinding rumahterbingkai ramah dan murah hatiBiar orang bilang aku seorang ulama
Baju takwaku penuh noda merahDi sana-sini tercium anyir darahBanyak orang bilang aromanya tetap surga
3933 Puisi Dusta
KKKKKesibukesibukesibukesibukesibukananananan
Orang baik sibuk pamer kejahatanOrang jahat sibuk pamer kebaikan
Orang ikhlas sibuk cemasOrang riya’ sibuk khutbah
Orang sabar sibuk sesumbarOrang gegabah sibuk menata
Orang beriman sibuk berperangOrang kafir sibuk menyair
40 Sahlul Fuad
MakelarMakelarMakelarMakelarMakelar
Seratus persen umatku fundamentalisAda konservatif, ada liberalisButuh teroris atau kompromis?Semua strategis
Teroris di sini asli luar negeriPara kompromis jangan ragukan lagiAsal uang tersediaSiap perang semua
4133 Puisi Dusta
HiHiHiHiHijrjrjrjrjrahahahahah
Hijrah tahun baruMenanggalkan masa lalu kelabuMengendarai kereta api Gaya Baru
Hijrah ke kota cari kerjaBaru singgahDikejar-kejar Pamong Praja
42 Sahlul Fuad
MigMigMigMigMigrrrrran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Soran Menuju Sorgggggaaaaa
Ilengangtelanjangmasuk lokasi tanpa rebutan
II
antriantak seragamdi loket sedikit pertanyaan
III
rombonganberseragammenenteng karcis pesanan
IVdesak-desakansedikit dandandi pintu sikut-sikutan
Vmacet kendaraannecis mengilapsuara kelakson sahut-sahutan
44 Sahlul Fuad
SabarSabarSabarSabarSabar
Seru agama bersabarTak seru agama sengsaraOrang-orang sengsara bersabarSabar dalam kesabaranSengsara dalam kesengsaraan
Sabar bersabarSengsara bersabarSabar sengsara bersabar
:Sabar memang sengsara
4533 Puisi Dusta
KeadilanKeadilanKeadilanKeadilanKeadilan
Tuhan bicara keadilanBertebar ayat dan pasalBerdebar umat menghapal
Dibincang-bincang di langgar, di pasarDicari-cari di pengadilan, di jalan
Di langgar dan pasarLantang dijuangDi jalan dan pengadilanLancar dijual
Biang dibiarJuang dibungkam
Hingga ajal datangKeadilan tetap didagangkan
4733 Puisi Dusta
NikNikNikNikNikah Sirah Sirah Sirah Sirah Siriiiii
Enaknya diam-diamDeritanya bilang-bilang
48 Sahlul Fuad
AAAAAgggggama Kama Kama Kama Kama Kegegegegegelapanelapanelapanelapanelapan
Agamaku agama kegelapanMencari Tuhan dalam kegelapanMengharap surga dalam kegelapanMenghindar neraka dalam kegelapan
Agamaku agama kegelapanRibut tarawih, wirid ributRibut tahlil, hilal ributRibut qunut, talqin ribut
Agamaku agama kegelapanTembok kupandangKitab kupegangKisah kukenangUang kubimbangMurka kujuang
Agamaku agama kegelapanAnti penerangan tentang perangAnti penjelasan dalam perselisihan
4933 Puisi Dusta
SumpahSumpahSumpahSumpahSumpah
Kami umat beragama bersumpahBeragama satu untuk perangBeragama satu untuk merusakBeragama satu untuk menipuBeragama satu untuk jabatanBeragama satu untuk perkawinanBeragama satu untuk bayaran
Kami umat beragama bersumpahBeribadah karena imingan surgaBerbuat baik karena takut nerakaBerdoa karena dimintaBerbagi karena malu tetangga
Kami umat beragama bersumpahTidak menolak pahala, apalagi dimanja surgaTidak menerima dosa, apalagi disiksa neraka
52 Sahlul Fuad
“K“K“K“K“Karararararunia Manakunia Manakunia Manakunia Manakunia Manakah yah yah yah yah yang Kang Kang Kang Kang Kalianalianalianalianalian
DusDusDusDusDustttttakakakakakan?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah San?” Ujar Allah SWWWWWTTTTT
Binhad Nurrohmat
Suatu hari, ia menyodori saya satu manuskripkumpulan puisi. Tak mudahkah dimengerti kenaparakyat kelahiran Gresik itu menulis puisi? Ia santri,pekaligrafi, lulusan pasca sarjana kampus ternama dinegeri ini, beranak-istri, karier lumayan cemerlang,dan hafal Quran pula. Kurang apa hidupnya denganitu semua? Nyaris sempurna! Lantas, untuk apa iamenulis puisi? Apa pun jawabannya sungguh bukanurusan saya. Namun, semua latar hayat itu sedikitatau banyak pasti memengaruhi gaya bahasa danmenjadi “amunisi” puisinya. Niscayakah?
Para pemeluk teguh slogan sekolahan “KematianSang Pengarang” (The Death of the Author) barangkalisinis pada penilikan puisi yang turut merujuk hayatpenyairnya. Mereka percaya, teks merupakan satudunia tersendiri dan pengarang tak patut lagi hadiratau campur tangan lagi di dalamnya. Namun, betapabanyak yang tak peduli pada slogan itu. Ya, begitulah.Puisi merupakan medan tafsir dan merekam seabrekhal, tak terkecuali pengalaman batin dan intelektualpenyair. Prinsip “Kematian Sang Pengarang” hanyasatu pilihan di antara pilihan-pilihan lain. Sayamemilih semua yang mungkin...
***
5333 Puisi Dusta
Dusta itu tak tabu
Anak kecil pun tahu
Puisi bertajuk “Dusta” di atas tampak sepele, barang-kali. Apakah teks itu memang puisi? Kosakatanyaumum (dusta, tabu, anak kecil, tahu). Tanpa akrobatmaupun semburan kata indah dan dahsyat. Bulukuduk pun tak meremang olehnya. Namun, teks itubukan tanpa disiplin dan efek puitik. Kenapa?Paradoksnya menohok dan berfrasa pendek, semacamoksimoron, sehingga memperkokoh makna – inilahfungsi gaya bahasa, bukan semata riasan hampa. Puisiitu tampil ringkas-langsing dan terbentuk oleh jalinanrima yang membuat pengucapan mengalir wajar dariawal sampai akhir.
Dusta, dalam puisi itu, terbebas dari perangkappengu-capan klise melalui sindiran telak dan “imut”.Puisi itu meradikalkan cibiran atas dusta. Kenapa?Dusta merupakan tindakan dosa menurut semuaajaran agama serta melanggar norma luhur sosial dimana saja, namun kenapa dusta dinyatakan sebagaiulah yang tak tabu? Sungguh puisi itu membaliksempurna posisi dusta secara etik dan keagamaansampai di titik nadir, hingga anak kecil pun tahu.
Dusta, merupakan kebatilan, seteru besar kebenaran.
Al-Quran menggemakan sindiran atas dusta manusialewat satu ayat yang berulang muncul (repetitif)dalam Surat Al-Rahman (berisi 78 ayat): “Karunia
manakah yang kalian dustakan?”. Ayat itu muncul 31
54 Sahlul Fuad
kali setelah ayat-ayat lain yang berisi hamparankenikmatan tuhan untuk manusia. Repetisi itusemacam cecaran, intero-gasi, atau peringatan untukmanusia lantaran sering berulang dalam salah satusurat dalam Al-Quran itu. Ayat itu terasa magis danmenginterupsi dusta-dusta manusia. Ayat universalitu “berbunyi” jika menjadi bagian dari ayat-ayat laindalam surat itu.
Puisi “Dusta” bukan ayat suci. Bila puisi itu ditaruhdalam realitas sosial sehari-hari, tak bisakah menjelmasejenis “ayat sosial” yang bersuara melalui sindiran?Puisi itu bisa menggaung di sela dusta-dusta manusiayang beragam bentuk aksi dan cara menyembunyi-kannya. Puisi itu juga bisa tampil sendirian tanpakehilangan sinyal konteks dan makna. Sekali lagi, puisiitu sama sekali bukan ayat suci, semata gubahanseorang penyair di Dunia Ketiga yang marak diderakorupsi dan dusta ekonomi-sosial-politik dan iahendak bicara perkara itu melalui seni-kata. Ia bukanberdiri sebagai mubaligh melalui puisi itu. Apakahpuisi itu tak universal?
Dusta merupakan perilaku universal, seuniversal cintadan kejahatan. Puisi Sahlul Fuad merekam serakandusta, dusta yang menyusup ke ruang sakral, misalnyadalam puisi “Umrah”:
Tuhan, kami menang tender usaha
Ke rumah-Mu kami bersilaturahmi
Kami bawakan Engkau sekeranjang dosa
5533 Puisi Dusta
Agar kami tak terendus polisi.
Tuhan, kami ingin dapat proyek lagi
Ke rumah-Mu kami ziarah
Kami bawakan Engkau sekeranjang doa
Agar kami menang tender lagi.
Satir. Juga bermuka ganda. Demikianlah tampangpuisi “Umrah” itu. Kosakata profan dan kosakatasakral teraduk dan berbaur dalam satu puisi (Tuhan,
tender usaha, dosa, polisi, proyek, ziarah). Puisi itumengoplos teologi, ekonomi, dan kriminologi. Puisiitu memotret profanisasi terhadap yang sakral ataukahsakralisasi atas yang profan? Keduanya. Gambarandalam potret itu bermakna pemuliaan ataukahpenodaan? Juga keduanya. Keunikan puisi itumenawarkan belahan sekaligus penyatuan antaraurusan dunia dan akhirat. Urusan profan yangdirasukkan ke wilayah sakral, juga sebaliknya, wilayahsakral yang dijambret demi urusan profan.
Sahlul Fuad santai bercanda dan menyindir realitaskeberagamaan melalui puisi “Umrah”. Ada parodi danironi di situ. Juga cemooh tajam. Ia melakukan itusemua “dari dalam” dan ia bisa melakukannya lantarankeber-agama-an dalam dirinya berakar “natural”melalui lingkungan keluarga Muslim yangmelahirkannya dan ia bertumbuh-kembang secaraintelektual melalui pendidikan pesantren dan sekolahyang menempanya. Puisi itu bisa lahir dari kepekaandan keprihatinan penyair yang punya pengalaman
56 Sahlul Fuad
intim dengan realitas semacam itu. Puisi hasil dariromantisme yang kritis. Puisi itu bisa menjelma gu-gatan, keluhan, juga protes terselubung terhadap saturealitas yang “mendarah-daging” dalam hidupnya.
Puisi itu lebih dari sekadar riwayat tuhan di ujungtanduk. “Kematian tuhan”, memang bukan dusta,ketika betapa marak nilai-nilai ketuhanan diinjak-injakoleh manusia. Seabad lebih yang silam, FriedrichNietzsche mewartakan “Tuhan telah mati, kita telahmembunuhnya”, sebenarnya filsuf itu mengabarkantuhan yang dibunuh oleh nilai-nilai ketuhanan yangdidustakan oleh manusia. Tuhan kerap hanya kedokkepentingan manusia yang gentar menghadapi deritaatau kejahatannya sendiri, agar kami tak terendus polisi.
Dusta itu abadi. Dusta dimusuhi dan dibutuhkan olehmanusia sepanjang zaman. Peradaban-peradabanbesar di muka bumi, selain membangun keluhuran,juga kerap mendustakan kemanusiaan. Fir’aun,dengan piramid-piramid agungnya merenggut jiwamanusia, misalnya. Juga mulut-mulut besar dipanggung kekua-saan yang menipu seluruh bangsadengan semangat berkobar dan wajah yang tampaksuci. Sejarah berisi keagungan, keluhuran, jugaperayaan dusta tak terkira.
***Aku berkedok agama dengan segala godaan
Dengan menyebut nama Tuhan pencipta setan
Puisi ini aku ciptakan
5733 Puisi Dusta
Segala puisi bagi Tuhan
Bicara bukan hanya alam
Bukan hanya mengulang
Masa depan puisi dengan segala ucapan
Ada sayup-sayup bahasa wahyu dalam puisi “Iftitah”itu. “Kenakalan” dan kedekatan penyair ini dengantradisi Islam terendus kuat lewat puisi itu. Baitpertama, “menakali” pola dan isi kalimat ta’awudl danbasmalah. Begitu juga bait selanjutnya, terilhamibahasa wahyu. Kenakalan yang tinggi kegawatannyaitu butuh keintiman dan keberanian. Kedua kalimatitu, ta’awudl dan basmalah, terasa sakral dan formal.Keintiman berhasil mencetuskan kodifikasi danmodifikasi terhadapnya, namun bukan daur-ulang,sehingga memungkinkan kalimat itu terbebas darijerat kesakralan dan keformalan. Upaya itumerupakan korespondensi, pertautan, dengan tradisisebelumnya. Upaya semacam itu, dengan kadar lebihtinggi, pernah terjadi misalnya gaya pengucapanMazmur dalam perpuisian Rendra dan pengucapanmantra dalam perpuisian Sutardji Calzoum Bachri.
Saya jamin serius dan benar sekali kata-kata penyairini: masa depan puisi dengan segala ucapan. Sumberpengucapan bisa berasal dari mana saja dantercetuskan melalui seni-kata ber-maqam puisi.Memang, batu gunung berlumut dan payudaraseparuh terbuka bisa puitis (memendarkan kepuisian),namun batu dan payudara bukan puisi. Batu
58 Sahlul Fuad
merupakan benda alam dari lahar yang membeku.Payudara tak terbuat dari letusan gunung api, meskibisa melelehkan birahi laki-laki...
***
Bisakah puisi berdusta? Tidak. Manusia yang bisamelakukannya. Juga iblis.
Tanjung Barat, 11 Oktober 2011
60 Sahlul Fuad
PenulisPenulisPenulisPenulisPenulis
Sahlul Fuad lahir dan besardi lingkungan pesantren.Lahir pada 21 Rajab 1395 Hdi Desa Sungonlegowo,Bungah, Gresik. TK hinggaAliyah ia tempuh di LembagaPendidikan Al-Asyhar di
kampungnya. Ia pernah menghafal Al-Qur’an diPesantren Tahafudzil Qur’an (PPTQ) Kauman,Semarang; dan Institut PTIQ, Jakarta. SejakIbtidaiyah sampai Aliyah tergabung di Sangar SeniSINIS belajar seni tilawah, kaligrafi arab, hadrah, danteater. Di STBA Technocrat mendirikan TeaterPLONK. Lulus dari Pasca Sarjana Antropologi Uni-versitas Indonesia pada 2007. Pernah aktif di berbagaiorganisasi, terakhir sebagai Ketua Lembaga Riset danKajian Strategis PB PMII. Pernah tercatat sebagaisalah satu pelopor dan penggerak Sastra Reboan. Diamenulis cerpen dalam antologi Negeri Sumbangan
(2003), Biografi Zainal Arifin: Pengayom Menapak di
Jalan Allah (2010), “Rebutan NU” dalam Dari Kiai
Kampung ke NU Miring (2010), “Magical Community”
dalam NUhammadiyah Bicara Nasionalisme (2011),Cerpen “Mati Ketawa” dalam Kerlip Puisi, Gebyar
Cerpen, Detak Nadi Sastra Reboan (2011).