260112 - pola penyakit & skn

Upload: putrisarimeliala

Post on 13-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    1/13

    POLA PENYAKIT DANSISTEM KESEHATAN NASIONAL

    Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia, pola penyakit saat

    ini mengalami transisi epidemiologi ditandai dengan beralihnya penyebab kematian

    yang semula didominasi penyakit menular ke penyakit tidak menular

    (Noncommunicable Diseases).

    Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan,

    transisi demografi, sosial ekonomi dan budaya. Penyakit tidak menular menjadi

    salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan.

    Di Indonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut, proporsi angka kematian

    penyakit tidak menular meningkat dari 4,! persen pada tahun ""# menjadi #",#

    persen pada tahun $%%!. &asil 'iskesdas tahun $%%! menunjukkan tingginya

    prealensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (,! persen),

    penyakit jantung (!,$persen), stroke (%,* persen), diabetes melitus (,persen) dan

    diabetes melitus di perkotaan (#,! persen), asma (,# persen), penyakit sendi (%,

    persen), kanker+tumor (%,4 persen), dan cedera lalu lintas darat ($#," persen).

    troke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya

    mencapai #,4 persen, hipertensi -,* persen, cedera -,# persen, diabetes melitus

    #,! persen, kanker #,! persen, penyakit saluran nafas baah kronik (#, persen),

    penyakit jantung iskemik #, persen, dan penyakit jantung lainnya 4,- persen.

    /aktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola

    makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih,

    kurang aktiitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok.

    Transisi Epidemiologi

    Pada abad ke0", penyakit yang banyak berkembang di masyarakat merupakan

    penyakit menular atau disebut penyakit infeksi. 1ang menjadi penyebabnya

    merupakan mikroorganisme seperti bakteri, irus, maupun parasit. 2ara

    penularannya dari suatu indiidu kepada indiidu lain dapat melalui media tertentu

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    2/13

    seperti udara (contohnya penyakit 32 dan infulen5a), konsumsi makanan dan

    minuman yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis dan typhoid+tifus), maupun

    dari jarum suntik dan transfusi darah (&I6 7ID, hepatitis).

    Di Indonesia, meskipun masih banyak penyakit menular seperti 32 dan malaria

    menjadi penyebab kematian yang utama tetapi pada abad ke0$% tren penyakit mulai

    diambilalih oleh penyakit tidak menlar, seperti stroke, serangan jantung dan

    kanker. Perubahan pola penyakit ini dikenal sebagai transisi epidemiologi.

    Apa it Penyakit Tidak Menlar !PTM"#

    Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronik atau bersifat menahun

    (degeneratif). P38 ini bisa disebut penyakit non0Infeksi karena penyebabnya bukan

    mikroorganisme. Namun tidak berarti peranan mikroorganime dalam terjadinya

    penyakit tidak menular ini dapat dikesampingkan karena jika P38 tidak ditangani

    dengan baik maka bisa saja menjadi komplikasi dengan penyakit infeksi.

    9arakteristik penyakit tidak menular ini adalah penyebaran penyakitnya tidak melalui

    suatu rantai penularan tertentu, masa inkubasi penyakit yang panjang, dan dalam

    diagnosisnya lebih sulit daripada penyakit menular, serta ariasinya luas.

    Apa yang men$adi penye%a% PTM#

    3erjadinya perubahan pola penyakit dengan peningkatan P38 ini dapat didorong

    dengan beberapa hal, yaitu: perubahan struktur masyarakat yaitu dari agraris ke

    industri, dan perubahan struktur penduduk yaitu penurunan anak usia muda dan

    peningkatan jumlah penduduk usia lanjut karena keberhasilan 9.

    P38 yang berkembang di masyarakat pada umumnya disebabkan

    baaan+keturunan, kecacatan akibat kesalahan proses kelahiran, maupun akibat

    pola hidp yang tidak sehat, seperti dampak dari konsumsi makanan serta

    minuman termasuk merokok, mengonsumsi alkohol, narkoba, obat0obat perangsang

    ataupun penenang, kurangnya olah raga, tipe pekerjaan yang banyak duduk, dan

    pola makanan berkolesterol tinggi serta kurang serat mulai banyak dilakukan oleh

    angkatan muda, terutama di perkotaan.

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    3/13

    /aktor0faktor tersebut ditambah lagi dengan perilaku yang serba kompetitif akan

    meningkatkan stres dan menaikkan tekanan darah. Dipengaruhi juga faktor

    lingkungan yang tidak sehat dan udara yang tercemar asap rokok, asap knalpot, dan

    asap industri, membuat angka kematian akibat penyakit tidak menular itu meningkat.

    7ngka penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat, pada tahun ""#

    kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 4,! persen dan tahun $%%!

    meningkat menjadi #",# persen. 2ontohnya adalah kematian akibat rokok. Dalam

    hal ini, ;&< memperkirakan baha jika di tahun $%%% terdapat 4 juta kematian yang

    berkaitan dengan rokok di seluruh dunia, maka di tahun $%% angka itu akan

    mencapai % juta. ebesar ! juta di antaranya akan terjadi di negara0negara

    berkembang dan yang juta terjadi di negara0negara maju. =umlah kematian

    sebesar itu tentu akan membebani ekonomi negara0negara berkembang.

    Apa sa$a PTM it#

    eperti yang telah dijelaskan di atas, P38 merupakan penyakit degeneratif, saat ini

    yang banyak berkembang di masyarakat seperti penyakit hipertensi atau darah

    tinggi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia, asam urat, penyakit jantung, paru0paru

    kronis, bahkan kanker. P38 dapat juga disebabkan karena kecelakaan termasuk

    cedera, luka dan benturan akibat kecelakaan

    &agaimana menangglanginya#

    >paya pencegahan P38 dengan menggunakan prinsip: upaya pencegahan

    penyakit lebih baik dari mengobati juga tetap berlaku. >paya pencegahan ini

    ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasi. 7da empat tingkat

    pencegahan dalam epidemiologi, antara lain

    . Pen'egahan primordial dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada

    masyarakat yang memungkinkan P38 ini tidak didukung dari kebiasaan, gaya

    hidup dan faktor resiko lainnya. >paya ini cukup kompleks, karena tidak

    hanya membutuhkan kesadaran pribadi dari indiidu tetapi juga dukungan

    sosial masyarakat.

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    4/13

    $. Pen'egahan tingkat pertama, meliputi Promosi kesehatan masyarakat,

    seperti: kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan, pendidikan

    kesehatan masyarakat. elain itu juga berupa pencegahan khusus, yaitu

    pencegahan keterpaparan.

    . Pen'egahan tingkat keda meliputi diagnosis dini, misalnya dengan

    melakukan screening. Pencegahan tingkat dua lainya adalah pengobatan,

    kemoterapi atau tindakan pembedahan.

    4. Pen'egahan tingkat ketigameliputi rehabilitasi, misalnya peraatan rumah

    sakit.

    =adi, untuk menekan angka kematian akibat epidemi P38 ini sebenarnya bukan

    tergantung pada obat saja, tetapi diperlukan juga kesadaran masyarakat sendiri

    untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi pola hidup yang sehat,

    termasuk juga mengendalikan pencemaran udara dan lingkungan hidup. 2ontohnya

    Pasien hipertensi tidak hanya bergantung pada obatnya, tetapi juga harus

    mengubah pola makannya untuk mendukung pengobatannya, jika tidak tentu akan

    percuma saja. 1uk, sama0sama menanggulangi P38 dimulai dari diri sendiri.

    Transisi Demogra(i

    Pada aal abad $%, tampak baha tingkat kematian turun di berbagai Negara arat

    dan tingkat kelahiran juga turun. 9ondisi ini menimbulkan teori demografi yang

    utama yaitu : 3eori 3ransisi Demografi. 3ransisi demografi pada dasarnya mengacu

    pada perubahan dari satu situasi stationary (saat dimana pertumbuhan penduduk %)ke situasi lainnya. 8enurut lacker ("4!) ada # phase dalam teori transisi

    demografi, dimana khususnya phase $ dan adalah phase transisi.

    Tahap)tahap dalam Transisi Demogra(i

    . 3ahap tasioner tinggi

    3ingkat 9elahiran: 3inggi

    3ingkat 9ematian: 3inggi

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    5/13

    Pertumbuhan 7lami: Nol+sangat rendah

    2ontoh: ?ropa abad 4

    $. 3ahap 7al perkembangan

    3ingkat 9elahiran: 3inggi (ada budaya pro natalis)

    3ingkat 9ematian: @ambat menurun

    Pertumbuhan 7lami: @ambat

    2ontoh: India sebelum PD II

    . 3ahap 7khir perkembangan

    3ingkat 9elahiran: 8enurun

    3ingkat 9ematian: 8enurun lebih cepat dari tingkat kelahiran

    Pertumbuhan 7lami: 2epat

    2ontoh: 7ustralia, elandia aru tahun A%an

    4. 3ahap tasioner rendah

    3ingkat 9elahiran: 'endah

    3ingkat 9ematian: 'endah

    Pertumbuhan 7lami: Nol+sangat rendah

    2ontoh: Perancis sebelum PD II

    #. 3ahap 8enurun

    3ingkat 9elahiran: 'endah

    3ingkat 9ematian: @ebih tinggi dari tingkat kelahiran

    Pertumbuhan 7lami: Negatif

    2ontoh: =erman 3imur B arat tahun A!#

    7da beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara

    negara berkembang. ila di ?ropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan

    pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara

    negara berkembang lebih karena pengaruh faktor0faktor lain seperti: peningkatan

    pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi,

    pembangunan dll.

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    6/13

    Kaitan antara transisi demogra(i dengan kesehatan se'ara mm

    eiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya

    transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka penyakit akibat perilaku dan

    perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

    cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada

    aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa

    kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku

    yang secara teoritis memiliki andil %0#C terhadap derajat kesehatan.

    8engingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka

    diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi

    sehat

    Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam

    transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gi5i

    dan transisi perilaku. 3ransisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan

    beban ganda (double burden) masalah kesehatan.

    . 3ransisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup

    yang meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi

    dan 7@I37 tetap menggantung.

    $. 3ransisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular

    yang belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat

    dengan drastis.

    . 3ransisi gi5i, ditandai dengan gi5i kurang dibarengi dengan gi5i lebih.

    4. 3ransisi perilaku, membaa masyarakat beralih dari perilaku tradisional

    menjadi modern yang cenderung membaa resiko.

    8asalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi

    gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik,

    mental dan spiritual. angguan pada lingkungan juga merupakan masalah

    kesehatan karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit. Di negara

    kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan #C sedangkan yang

    merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau *#C. elama ini nampak

    baha perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit.

    edangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    7/13

    mendapat upaya promosi. >ntuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran,

    peletakan perhatian dan biaya sebesar *# C seharusnya diberikan kepada *#C

    masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.

    *ontoh Pola Penyakit di +a,a Tengah !-../"

    a. Pola penyakit penderita ra,at $alan di Pskesmas

    ebagian besar penderita baru raat jalan di puskesmas merupakan

    penderita Diare. Dari .#%.$!4 penderita baru raat jalan puskesmas

    #"-.!%- (#,*!C) diantaranya merupakan penderita Diare. >rutan kedua

    adalah disentri, yaitu sebanyak 4!.%!* penderita ($,!"C). &al inimenunjukkan baha insidensi penyakit saluran pencernaan (abdominalis)

    masih tinggi. &al ini dapat digunakan sebagai indikator baha :

    0 Dimasyarakat masih banyak ditemukan adanya sumber penularan

    penyakit, yang terjadi sebagai akibat tidak sempurnanya pengobatan yang

    dilakukan terhadap penderita dan carrier.

    0 9ualitas lingkungan, terutama lingkungan permukiman penduduk di

    =aa 3engah belum memadai, terutama yang berkaitan dengan

    penyediaan air bersih, sanitasi makanan, pembuangan tinja, dan

    pembuangan sampah.

    0 8asyarakat

    belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dalam hal

    kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan

    pada saat akan makan atau menyentuh makanan.

    elain penyakit saluran pencernaan, penyakit lain yang kasusnya

    cukup banyak adalah 8alaria #.%* penderita (,"C), dimana sebagian

    besar, %!"#! (","C) dari keseluruhan kasus malaria adalah malaria tanpa

    pemeriksaan laboratorium (malaria klinis), #.%% (,%$C) malaria

    falsiparum, .#-! (","%C) malaria iaE, dan "4 (%.-C) malaria miE.

    9asus Pnemoni sebanyak "-.-*% (*,#*C), dan 3ifoid sebanyak !".$4

    (-,*"C). Pada kelompok Penyakit malaria, yang perlu mendapat perhatian

    adalah 8alaria falsiparum, karena penyakit tersebut dapat berkembang pada

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    8/13

    keadaan yang lebih buruk seperti terjadinya meningitis dan kematian.

    edangkan pada pnemonia, sebagian besar penderitanya adalah bayi dan

    anak balita. Dengan menderita pnemoni, bayi dan anak balita lebih mudah

    terkena penyakit lain yang kemudian akan memperburuk keadaan

    kesehatannya, bahkan sering menimbulkan kematian. erdasarkan kelompok

    umur penderita, lima penyakit yang paling banyak ditemukan pada penderita

    raat jalan di puskesmas adalah :

    0 9elompok umur F tahun G Diare (-!,$C), Pneumoni (-,#C),

    Desentri (%,#!C), malaria klinis ($,-C) dan malaria klinis (,!4C).

    0 9elompok umur H 4 tahun G diare (#",$#C), Pnemonia (#,*4C),

    Desentri ($,4"C), 8alaria klinis (4,!C), dan tifoid (,*%C)

    0 9elompok umur # H 4 tahun GDiare (#,%4C), Desentri (,"-C),

    8alaria klinis (%,**C), 3ifoid (*,"C), dan 3 Paru klinis (4,*-C)

    0 9elompok umur # H 44 tahun G Diare (4$,-#C), 8alaria klinis

    (,4C), Desentri (,%C), 3ifoid (*,*"C) dan pneuemia (*,#"C)

    0 9elompok umur 4# tahun G Diare (#%,*4C), 3 Paru klinis (!,"$C),

    8alaria klinis (,%#C), Desentri ($,!"C), dan 3ifoid (!,#C)

    erdasarkan data diatas, meskipun angkanya sangat berariasi,

    namun proporsi penderita diare pada semua kelompok umur selalu

    menempati urutan teratas. Disentri menempati urutan kedua pada semua

    kelompok umur kecuali pada kelompok umur F tahun menempati urutan

    ketiga setelah pnemoni. Pneumoni, pada bayi dan anak balita menempati

    urutan kedua, namun pada kelompok umur # H 4 tahun dan 4# tahun tidak

    menempati urutan kelima. 9eadaan sebaliknya terjadi pada 3 Paru klinis

    yang proporsinya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya umur.

    Penyakit yang polanya hampir sama denga 3 Paru klinis adalah 3ifoid

    dimana proporsinya juga meningkat dengan semakin meningkatnya umur.

    eperti halnya Diare, Desentri dan 8alaria klinis juga selalu masuk

    dalam # besar. Namun berbeda dengan diare yang selalu menempati urutan

    pertama, urutan kedua penyakit tersebut berubah Hupah pada masing H

    masing kelompok umur.

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    9/13

    b. Pola penyakit penderita ra,at $alan di 0mah Sakit1

    erdasarkan data penderita baru raat jalan di 'umah sakit, jumlah

    dari penderita $* penyakit yang diamati adalah !."#!, yang berdasarkan

    kelompok umur distribusi penderita adalah : !.$"# berumur F tahun,

    $.$- berumur H 4 tahun , 4.!! berumur # H 4 tahun, 4.##$ berumur

    # H 44 tahun, dan $.%4 berumur 4# tahun. Dari keseluruhan penderita

    tersebut yang paling banyak adalah penderita Diare dengan #.!$! kasus

    (4#,## C) diikuti oleh 3 Paru 9linis dengan ".*#$ kasus ( -,*C), 3ifoid

    4.!!4 kasus ( $.,$C), Pnemoni *.4!$ kasus ( !,*C), dan 3 Paru 37 (J)

    -.4- kasus (#,$C). 7dapun # penyakit yang paling banyak per kelompok

    umur, adalah :

    0 9elompok umur F tahun G Diare ".!* penderita (#-,%C), Pnemoni

    .#- (*,!-C), 3ifoid #$* penderita (,%#C), atuk 'ejan !" penderita

    (,%C) dan 3 Paru 9linis 4.4!- penderita ($#,**C).

    0 9elompok umur H 4 tahun G Diare $.%* penderita (#-,--C), 3

    Paru 9linis .44 penderita (#.-*C), 3ifoid .#*% penderita (!,4C),

    Pnemonia .*%4 penderita (*4-C), dan DD (D&/) !-" penderita (,-C)

    0 9elompok umur # H 4 tahun GDiare #.$!" penderita (#,!C), 3ifoid

    $.%4 penderita (#,-%C), DD ."% penderita( $,"C), 3 Paru 9linis

    $.%4 penderita(.*C), dan Pneumoni .4$ penderita (",#-C)

    0 9elompok umur # H 44 tahun G Diare !."# penderita (4,-C), 3ifoid

    *. penderita (*,-"C), 3 Paru klinis -." penderita (4,#$CC), 3

    Paru 37 (J) $-!* penderita (-,#C), dan Pnemoni $.%"% penderita

    (4,*%C).0 9elompok umur 4# tahun G Diare *.!$ penderita (4,4%C), 3 Paru

    klinis .-!$ penderita (!,4#C), 3 Paru 37 (J) $.- penderita

    (,$C), Pneumonia .-#% penderita (!,*4C), dan 3ifoid $.$$" penderita

    (%.#"C)

    c. Pola penyakit penderita inap di 0mah Sakit

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    10/13

    eperti yamg ditunjukkan 3abel %.2 jumlah penderta $* jenis penyakit

    yang diamati yang menjalani raat inap di 'umah sakit sebanyak *$.%%".

    Distribusi penderita berdasarkan kelompok umur adalah : 4.!## berumur F

    tahun, #.! berumur H 4 tahun , %.-* berumur # H 4 tahun, $.*4"

    berumur # H 44 tahun, dan *.%-- berumur 4# tahun.

    Dari keseluruhan kasus tersebut yang paling banyak adalah penderita

    Diare dengan ".*!- kasus (4*,-$C) diikuti oleh 3ifoid dengan #.!! kasus

    ( ",$C), DD !.$"$ kasus (*,*"C), Pnemonia 4.*" kasus (#,**C), 3

    Paru 9linis #."$$ kasus (!,C), dan Disentri $. kasus ($,*$C). 7dapun #

    penyakit yang paling banyak per kelompok umur, adalah :

    0 9elompok umur F tahun G Diare (*.%"C), Pnemoni (,%C), 3ifoid

    (."-C), Disentri ($.%C), DD (.*-C)

    0 9elompok umur H 4 tahun G Diare (-".#C), 3ifoid (*.*"C), DD

    (*.#$C), Disentri (.%$C), Pnemoni (-.4C).

    0 9elompok umur # H 4 tahun G 3ifoid (4.4#C), DD ($*.*C), Diare

    ($#,$C), Pnemoni (.C), dan Disentri, 2ampak dan &epatitis masing0

    masing ,-C.

    0 9elompok umur # H 44 tahun G 3ifoid (,-"C), Diare ($*.*C), DD

    (%.4#C), 3 Paru klinis (%.!"C) dan &epatitis (."!C).

    0 9elompok umur 4# tahun G Diare (4,*"C), 3ifoid (4,-C), 3 Paru

    klinis (-,-"C), Pnemonia (-,*$C), dan 3 Paru 37 (J) (4,##C).

    SISTEM KESEHATAN NASIONAL !-.//"

    istem 9esehatan Nasional (9N) merupakan bentuk dan cara

    penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai

    upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin

    tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka meujudkan

    kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam >ndang0undang

    Dasar "4#.

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    11/13

    istem 9esehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks

    pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan

    aspek sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari0hari, tingkat pendidikan,

    pendapatan keluarga, distribusi keenangan, keamanan, sumber daya,

    kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam

    mengatasi masalah0masalah kesehatan tersebut. istem 9esehatan

    Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan reitalisasi

    pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:

    ) Pelayanan kesehatan yang adil dan merata

    $) Pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat

    ) 9ebijakan pembangunan kesehatan

    4) 9epemimpinan.

    istem 9esehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai

    tujuannya apabila terjadi 9oordinasi, Integrasi, inkronisasi, dan

    inergisme (9I), baik antar pelaku, antar subsistem 9N, maupun

    dengan sistem serta subsistem lain di luar 9N. Dengan tatanan ini, maka

    sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana,

    keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan sector

    kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.

    3ujuan istem 9esehatan Nasional adalah terselenggaranya

    pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat,

    sasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya

    guna, sehingga terujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi0

    tingginya.

    8engacu pada substansi perkembangan penyelenggaraan pembangunan

    kesehatan deasa ini serta pendekatan manajemen kesehatan tersebut

    diatas, maka subsistem istem 9esehatan Nasional meliputi:

    . 2paya Kesehatan

    >ntuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi0

    tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    12/13

    menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. >paya kesehatan

    diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan,

    dan pemulihan.

    $. Pem%iayaan Kesehatan

    Pembiayaan kesehatan yang kuat, terintegrasi, stabil, dan

    berkesinambungan memegang peran yang amat ital untuk

    penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai

    tujuan pembangunan kesehatan.

    31 Sm%er Daya Mansia Kesehatan

    ebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia

    kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta

    terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tututan kebutuhan

    pembangunan kesehatan.

    4. Sediaan 4armasi5 Alat Kesehatan5 dan Makanan

    8eliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan,

    kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

    yang beredarG ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,

    terutama obat esensialG perlindungan masyarakat dari penggunaan yang

    salah dan penyalahgunaan obatG penggunaan obat yang rasionalG serta

    upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber

    daya dalam negeri.

    61 Mana$emen dan In(ormasi Kesehatan

    8eliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan,

    dan informasi kesehatan. >ntuk menggerakkan pembangunan kesehatan

    secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen

    kesehatan.

    -. Pem%erdayaan Masyarakat

    istem 9esehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh

    pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar masyarakat termasuk sasta

  • 7/23/2019 260112 - Pola Penyakit & SKN

    13/13

    dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan

    kesehatan.