personalhigiene2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90personal... · 2017. 4. 11. ·...

261

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’

PERSONAL HIGIENEDALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dr Hj Emy Rianti MKM

PERSONAL HIGIENE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Penulis Dr Hj Emy Rianti MKMPembaca Ahli Prof Dr Ahmad Rodoni MMDesain Sampul Muhammad Amin Budiman SIALayout Din Fadhila SE

ISBN 978-602-6902-46-7

PenerbitCinta Buku Media

RedaksiAlamat Jl Musyawarah Komplek Pratama A1 No8Kp Sawah Ciputat Tangerang SelatanHotline CBMedia 0858 1413 1928e_mail cintabuku_mediayahoocom

Cetakan Ke-1 Maret 2017

All rights reserverdHak cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapuntanpa ijin tertulis dari penerbit

iii

Ucapan Terima Kasih

Bismillahirrahmanirrahim

egala puji bagi Allah Swt atas segala limpahan rahmat dankarunia Nya kepada kita semua Shalawat dan salam semoga

selalu terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad Sawbeserta segenap keluarganya sahabatnya serta umatnya sampai akhirzaman

Buku yang berjudul ldquoPersonal Higiene dalam Perspektif Islamrdquoini merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar doktorpengkajian Islam konsentrasi Agama dan Kesehatan pada SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penulisan buku ini dapatterselesaikan berkat dukungan bimbingan arahan bantuan motivasidan doa dari banyak pihak

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yangterhormat Prof Dr Dede Rosyada MA selaku Rektor UIN SyarifHidayatullah Jakarta Prof Dr Masykuri Abdillah selaku DirekturSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr DidinSaepuddin MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr JM MusliminMA selaku Ketua Program Magister Prof Dr Ahmad Rodoni MM danProf Dr dr MK Tadjudin Sp And selaku promotor yang telah banyakmemberikan arahan koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan studiini semoga menjadi amal jariyah di sisi Allah Swt Seluruh dosenSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof DrAbuddin Nata MA Prof Dr Arif Sumantri MKes Prof Dr drBuchari Lapau MPH Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek Sp MProf Dr Amany Burhanudin Lubis MA Prof Dr Murodi MA ProfDr H M Atho Mudzhar MSPD Prof Dr Andi Faisal Bakti MAProf Dr R Mulyadhi Kartanegara MA Prof Dr Ahmad Thib RayaMA Dr Fuad Jabali MA Dr Asep Saepudin Jahar MA Prof DrFathurrahman Djamil MA Prof Dr Sukron Kamil MA

S

iv

Prof Dr Yunasril Ali MA Prof Dr Iik Arifin Mansurnoor MA ProfDr Munzier Suparta MA dan yang tidak penulis sebutkansatu-persatu yang telah memberikan ilmu pengalaman masukan dansaran Prof Dr Azyumardi Azra MA selaku Direktur SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-2015 ProfDr Suwito MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr Yusuf RahmanMA selaku Ketua Program Magister yang telah memberikankesempatan kepada penulis menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta

Pimpinan dan staf akademik serta administrasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain Mba VhemyMba Ima Mas Adam Mas Arief Mas Jayadi dkk Ibu Alfida MLISselaku Pimpinan perpustakaan Riset Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah Jakarta beserta staf Pimpinan dan staf perpustakaan FKMUI Depok Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta Dr Nurul Huda Marsquoarif MA selakuPimpinan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten Bapak UstadzAzman MA dan Bapak Zarkasih MA selaku Pimpinan dan staf PondokPesantren Al Hamidiyah Depok

Ibu Ani Nuraeni SKp MKes selaku direktur PoltekkesKemenkes Jakarta I beserta jajarannya Ibu Dra Mumun MunigarMAKes selaku ketua jurusan kebidanan dan rekan-rekan dosen sertacivitas akademik Poltekkes Kemenkes Jakarta I Dr Agus TriwinartoSKM MKM Kasubbid Gizi dan Kesehatan Keluarga Pusat Penelitiandan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Kemenkes RIpeneliti sekaligus teman diskusi terkait tema penulisan sahabat DrMoh Asyrsquoari Muthhar MFilI dan Dr Adzan Noor Bakri SESyMAEk

Teruntuk ayahanda dan ibunda tercinta teriring doa lsquoRabbi ighfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghirarsquo tidakterbalas doa dan kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis semogamenjadi jalan mendapat kebahagiaan dan kedudukan mulia duniaakhirat dari Allah Swt Untuk suami almarhum lsquoAllahumma ighfir lahuwarhamhu walsquoafihi walsquofu lsquoanhursquo Untuk anak-anakku tersayang yangselalu memberikan doa serta dukungan Muhammad Amin Budiman

v

SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi Arief Rahman Salehmenantu Ari Sugeng Rizkianto Ety Rena Faulina AmdRad dan cucuRizki Satria Bagaskara Rizki Malika Najmussabah lsquoRabbi ijlsquoalnimuqima ashalati wa min dzurriyyati rabbana wa taqabbal dulsquoarsquo Tidaklupa adik-adikku Nasrun Syaifullah Farida Ramdani Mirza IsronAyatina Ayatullah Hijrah Sandra dan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu-persatu lsquojazakum Allah khaira kathirarsquo

Penulis menyadari bahwa selama mengikuti pendidikan doktortidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik berupa tindakan sikapmaupun perkataan yang disengaja atau tidak untuk itu denganketulusan hati penulis mohon maaf Semoga segala bantuan dan doayang diberikan semua pihak dengan keikhlasan dan kemurahan hatiakan mendapat balasan dari Allah Swt

Buku ini tidak sempurna bagi pembaca yang ingin memberikanmasukan atau saran dapat melalui email penulis di emyrianti gmailcom Semoga buku ini mampu memberikan pandangan ilmiah dansebuah solusi bagi keberlangsungan pondok pesantren di Indonesiabahkan di dunia untuk masa mendatang lsquoRabbi zidni lsquoilma wa urzuqnifahmarsquo

Depok Maret 2017Penulis

vi

Abstrak

isertasi ini mendukung model Contextual Considerations forBehavior Change dalam teori Precede-Proceed yang

dikembangkan oleh Lawrence W Green (2008) dan Marshall W Kreuter(2000) yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan olehkesehatan Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih(320-421H 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H 1058-1111M)menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkansikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari Sedangkan menurutIbnu Sina (370-428H 980-1037M) tujuan pendidikan paling esensialyaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia meliputisegala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi sosial dan spiritual

Disertasi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf AlQaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah Wahbah Az Zuhaili (2011)dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep KebersihanDalam Islam yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebihterhadap kebersihan bukan hanya bersih tetapi juga suci Teorikesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model olehNancy amp Marshall (1974) Theory of Reasoned Action oleh Ajzen ampFishbein (1980) Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990) danBloomrsquos Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknyaperilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan yangmenimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnyamenimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Designmetode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography DesignMenggunakan data primer melibatkan dua pondok pesantren kemudiandi lakukan komparasi perilaku personal higiene Data diolah dandianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

D

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan adalah AlandashLcRomanization Tables yaitu sebagai berikut

A Konsonan

B Vokal1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

permil fathah a a

permil kasrah i i

permil dammah u u

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

permil fathah dan ya ai a dan ihellip permil fathah dan wau au a dan w

Contoh ont Husain primet Haul

Initial Romanization Initial Romanization

omit d b t t z th lsquo j gh h f kh q d k dh l r m z n s h sh w s y

viii

3 Vokal Panjang

Tanda Nama GabunganHuruf

Nama

ㅠ fathah dan alif agt a dan garis di atas

ㅠ kasrah dan ya igt i dan garis di atas

primeㅠ dammah dan wau ugt u dan garis diatas

C Tagtrsquo marbugttah ()Tarsquo marbutah () di akhir kata bila dimatikan ditulis hContoh 䁏t Marrsquoah t Madrasah(Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yangsudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat zakat dansebagainya kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

D ShaddahShaddah tasydigtd dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yangsama dengan huruf bershaddahContoh ⹀ Rabbana prime䔋 Shawwagtl

E Kata Sandang Alif + Lagtm1 Apabila diikuti dengan huruf qamariyah ditulis al

Contoh t al-Qalam

2 Apabila diikuti oleh huruf shamsiyah ditulis denganmenggandeng huruf shamsiyah yang mengikutinya sertamenghilangkan huruf l-nyaContoh ㅠt Ash-Shams ⹀t An-Nagts

F Pengecualian TransliterasiAdalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan didalam bahasa Indonesia seperti asmagtrsquoal-husnagt dan ibnkecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan denganpertimbangan konsistensi dalam penulisan

ix

Kata Pengantar

Personal Higiene Dalam Perspektif IslamOleh Prof Dr Didin Saepuddin MA

egala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat Nyakepada kita semua Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkanumatnya ke jalan yang terang benderang

Saat ini adalah naif jika umat Islam belum memaknai kebersihansecara kontekstual sehingga orang Islam dipandang suci tetapi tidakbersih Padahal keterkaitan agama dan kebersihan serta kesehatan tidakbisa dinafikan

Islam adalah agama sempurna agama terakhir yang diturunkanAllah Swt melalui rasul Muhammad Saw Sebagai agama paripurnaIslam mengatur segala hal yang berhubungan dengan manusia Islammengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam bentuk ibadahIslam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia ataumursquoamalah begitu pula Islam mengatur interaksi manusia dengan alamsekitar Dalam mengatur ketiga bentuk interaksi manusia tersebut Islammemberikan rambu-rambu yang jelas yang harus dijalankan untukkesejahteraan hidup Salah satu rambu yang diberikan Islam terkaitdengan ketiga hubungan tersebut adalah tentang kebersihan Seoranghamba diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelummelakukan interaksi dengan Allah Swt Kebersihan sebelum berinteraksidengan Allah Swt ini dipraktikkan dengan mandi wudhu ataupuntayammum Demikian pentingnya bersih dan suci dalam Islam sehinggasebagian ulama mengatakan ldquokunci surga adalah shalat dan kunci shalatadalah bersucirdquo Ketika berinteraksi dengan sesama manusia kitadiajarkan untuk selalu dalam keadaan bersih terutama untukkenyamanan serta keselamatan diri dan orang lain begitu juga dalam

S

x

berinteraksi dengan alam sekitar kita diperintahkan untuk selalumenjaga lingkungan supaya tetap bersih dan aman Islam merupakanpedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia berakal untukkebahagiaan di dunia dan akhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecilapapun menjadi perhatian Islam termasuk dalam hal kebersihan dankesehatan

Studi ini menarik karena menggabungkan dua perspektif personalhigiene dari perspektif personal higiene secara umum dan dari perspektifIslam sehingga diharapkan dapat menjadi langkah awal konsep modelperilaku personal higiene bagi komunitas pondok pesantren di IndonesiaStudi ini dilakukan di lembaga pendidikan Islam yaitu pondok pesantrenPondok pesantren tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan ilmu agamatetapi juga tempat membentuk karakter intelektual agamis sebagai asetbangsa dan negara ke depan

Selanjutnya buku ini menggambarkan praktik kebersihan santri didua pondok pesantren yang berbeda gambaran penyakit yang dialamidan persamaan serta perbedaan faktor yang berpengaruh terhadapkeduanya Dasar perbedaan dua pondok pesantren yang dibandingkanadalah perbedaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun kualitas air berasal danlokasi tempat pondok pesantren Selamat membaca Semogabermanfaat

xi

Daftar Isi

UCAPAN TERIMAKASIH iiiABSTRAK viTRANSLITERASI viiKATAPENGANTAR ixDAFTAR ISI xiDAFTAR TABEL xiiiDAFTAR GAMBAR xvKATAPENGANTAR xvi

BAB IPENDAHULUANA Latar Belakang Masalah 1B Permasalahan 16C Tujuan Penelitian 18D Manfaat Penelitian 18E Penelitian Terdahulu yang Relevan 20F Metodologi Penelitian 26G Sistematika Pembahasan 39

BAB IIISLAM DAN KESEHATANA Islam dan Perkembangan Kesehatan 42B Islam dan Pendidikan Pesantren 47C Konsep Dasar Kesehatan 53D Personal Higiene 54E Model Perilaku Kesehatan 76

BAB IIIPRAKTIK PERSONALHIGIENE SANTRI DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAH

xii

A Gambaran Umum Tempat Penelitian 92B Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Al Hamidiyah 107C Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Qothrotul Falah 116

BAB IVFAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI PERILAKUPERSONALHIGIENE DI PONDOK PESANTRENALHAMIDIYAHDAN QOTHROTUL FALAHA Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan

terhadap Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah 125

B Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominanterhadap Perilaku Personal Higienedi Pesantren Qothrotul Falah 163

BAB VPERBANDINGAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAHA Perbedaan Karakteristik Responden 184B Perbandingan Faktor yang Berpengaruh 192C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan

Faktor Dominan 199

BAB VIPENUTUPA Kesimpulan 209B Rekomendasi 211

DAFTAR PUSTAKA 213GLOSARI 227INDEKS 231LAMPIRAN 235BIODATAPENULIS 245

xiii

Daftar Tabel

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Al Hamidiyah 108

Tabel 32 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin 110Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 110Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 112Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Responden 113Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah 114Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah 116Tabel 38 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin 117Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 117Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 118Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Responden 119Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah 121Tabel 41 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

di Pesantren Al Hamidiyah 126Tabel 42 Pengetahuan dengan Perilaku 134Tabel 43 Sikap dengan Perilaku 140Tabel 44 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 144Tabel 45 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 148Tabel 46 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 149Tabel 47 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 150Tabel 48 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 152Tabel 49 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 153Tabel 410 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 155Tabel 411 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 156Tabel 412 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 157Tabel 413 Prevalensi Diare dengan Perilaku 158

xiv

Tabel 414 Prevalensi Demam dengan Perilaku 159Tabel 415 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 161Tabel 416 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 162Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah 163Tabel 418 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku di Pesantren

Qothrotul Falah 164Tabel 419 Pengetahuan dengan Perilaku 165Tabel 420 Sikap dengan Perilaku 166Tabel 421 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 167Tabel 422 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 168Tabel 423 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 169Tabel 424 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 170Tabel 425 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 171Tabel 426 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 172Tabel 427 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 173Tabel 428 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 174Tabel 429 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 175Tabel 430 Prevalensi Diare dengan Perilaku 176Tabel 431 Prevalensi Demam dengan Perilaku 177Tabel 432 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 178Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 180Tabel 434 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah 181Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku 184Tabel 52 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama

Tinggal di Pesantren dan Frekwensi Sakit 185Tabel 53 Perbedaan Predisposing Factors 187Tabel 54 Perbedaan Reinforcing Factors 188Tabel 55 Perbedaan Enabling Factor 189Tabel 56 Perbedaan Environment Factors 191Tabel 57 Perbedaan dan Persamaan Faktor yang Berpengaruh 193Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors 195Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor 197Tabel 510 Perbandingan Environment Factors 198Tabel 511 Perbedaan dan Persamaan Faktor Dominan 200

xv

Daftar Gambar

Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian 31Gambar 21 Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection 82

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 PSP dan Informed Consent 235Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 237

1

Bab IPendahuluan

A Latar Belakang MasalahIslam mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap

kebersihan dan kesucian (tahagtrah) Perhatian Islam tidak hanya terhadapkebersihan yang terlihat (hissiy) namun juga terhadap kebersihan yangtidak terlihat dzatnya (malsquonawī) Agama-agama lain tidak memilikifokus yang sedemikian hebat terhadap masalah kebersihan melebihiperhatian Islam pada kebersihan1 Perhatian Islam terhadap kebersihanini dapat dimaklumi karena sebagaimana tujuan utama diutusnya NabiMuhammad Saw adalah sebagai rahmat bagi semesta alam Hal initermaktub dalam al-Qurrsquoān

iutunyArtn ˴uAΎ˴ t۹ AybAr䔥A ˴ꀀ yldquoDan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alamrdquo (QS al-Anbiyā 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya Muhammad Saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Alamyang dimaksud terdiri dari beberapa kelompok mahluk seperti alammanusia alam malaikat alam jin alam hewan Nabi Muhammad Sawdiutus sebagai rahmat bagi mereka semua Adapun ayat pertama turunyang memerintahkan untuk menjaga kebersihan terdapat dalam surahal-Mudaththir

AJta AayuthldquoDan pakaianmu bersihkanlahrdquo (QS al-Mudaththir 4)

Kebersihan merupakan salah satu perbuatan yang Allah Swtcintai sebagaimana Allah menyatakan dalam surah at-Taubah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 䁒۹ 䁛䁒Ja䁕 A䘞ꀀ 䘞rhty䁒䁕 uyht˴ tṘut

1 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Taharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

2 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ldquoDi dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diriDan Allah menyukai orang-orang yang bersihrdquo (QS at-Taubah108)

Allah Swt juga berfirman mengenai wanita-wanita yang haiddalam al-Qurrsquoan surah al-Baqarah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 iuta䁛rn䁛 ety䁒䁕 ۹ 䘞t۹ldquoSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat danmenyukai orang-orang yang menyucikan dirirdquo (QS al-Baqarah222)

Dalam sebuah hadis Abu Malak al-Harits bin Ashim al-AsyrsquoariRa mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda

t䘞yuA䁕tA䁛 nt۹ r䁒A 䁒˴y䖠bn䁛ldquoBersuci adalah separuh dari keimananrdquo2

Terdapat 162 hadis dalam kitab tahagtrah yang membahas tentangkebersihan3 Dari sekian banyak hadis tersebut terdapat dua pendapat

ulama yang masyhur tentang makna bersuci pertama bersuci diartikandengan bersuci dari najis atau kotoran maknawi yaitu dosa-dosa baikdosa batin maupun dosa lahir Iman ada dua bentuk yaitu meninggalkandan melakukan maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berartisudah memenuhi separuh iman Kedua bersuci diartikan bersucimenggunakan air Bersuci dengan air ada dua macam yaitu bersuci darihadas kecil dan hadas besar Bila bersuci diartikan dengan suci darihadas kecil dan hadas besar maka yang dimaksud dengan iman adalahshalat Jadi bersuci itu separuh dari shalat Oleh sebab itu tahagtrahdikedepankan daripada shalat Tahagtrah menjadi kunci dari ibadah shalat

2 Abu Isa Abdulloh bin Salam Ringkasan Syarah Arbarsquoin An-Nawawi-Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah Sebagian Dari ImanHadis ke-23 (HR Muslim) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

3 Sofyan Efendi Kitab Hadis Bulughul Maram Min Adillatil Ahkamoleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqolani Kitab Tahagtrah HadisWeb GemaInsani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

Pendahuluan 3

Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah bersuci4 AbuHurairah Ra meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw Nabi bersabda

Aar䁕 Ύ 祴AΎꀀ 䁛۹t۹ A賀䁒虀tΎꀀ 䁒Ϯ ˴Θ 䁒hAق䁒 ldquoShalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabilaia berhadas hingga ia berwudhurdquo 5

Tahagtrah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari najishissi seperti kencing dan najis marsquonawi seperti aib dan maksiatAdapun tahagtrah menurut istilah syaralsquo adalah bersih dari najis haqiqiyaitu khabath (kotoran) dan najis hukmi (hadas) Khabath adalahsesuatu yang kotor menurut syaralsquo Hadas adalah sifat syaralsquo yangmelekat pada anggota tubuh dan dapat menghilangkan tahagtrah 6

Istilah tahagtrah dalam bahasa Arab juga berarti bebas dari kotoranbaik spiritual maupun fisik karena bersuci adalah kunci untuk berdoaBersuci secara spiritual berarti bebas dari dosa dan penyembahanterhadap berhala dan menunjukkan percaya kepada keesaan Allah Swtdan hatinya bebas dari dosa kesombongan dan kemunafikan Penyuciansecara spiritual biasa diistilahkan dengan tazkiyyah al-nafs Sementarabersuci secara fisik juga tidak kalah penting sebelum seseorang berdiridi hadapan Allah Swt untuk solat atau berdoa maka ia harusmemastikan bahwa dirinya bebas dari kotoran fisik7

Menurut para ulama tahagtrah dibagi menjadi dua yaitu pertamatahagtrah hadath atau menyucikan hadas yang dikhususkan pada badanTahagtrah jenis ini terbagi menjadi tiga macam yaitu bersuci dengancara mandi untuk menghilangkan hadas besar bersuci dengan carawudhu untuk menghilangkan hadas kecil serta bersuci dengantayammum sebagai ganti apabila tidak dapat melakukan mandi atau

4 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Thaharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

5 Sofyan Efendi Kumpulan Hadis dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

6 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

7 Aisha Stacey The Importance of Personal Hygiene in Islam ArticlesIslamic Morals and Practices Aisha Staceycopy2009IslamReligioncom 2009

4 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wudhu Kedua tahagtrah kabats atau menyucikan kotoran yang terdapatpada badan pakaian dan tempat Cara bersuci ini dapat dilakukandengan cara membasuh mengusap atau memercikkan air8

Islam sebagai al-digtn merupakan pedoman hidup yang mengaturdan membimbing manusia berakal untuk kebahagiaan di dunia danakhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadiperhatian Islam termasuk dalam hal yang berkaitan dengan kesehatanSistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yangmewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran Kebersihanadalah bagian yang penting dari nilai-nilai yang tinggi dan yang melekatdalam Islam9 Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan al-sunnah yangdi dalamnya menerangkan bukan hanya aspek peristilahan yangdigunakan tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islammenyoroti kebersihan10

Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaranIslam Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman jika dilihatdari segi historis tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia11

Lembaga serupa telah ada pada masa kekuasaan Hindu-Budha sebagaitempat untuk memperdalam ilmu agama Ketika Islam datang lembagapesantren masih dipertahankan dan diteruskan dan diislamkan Istilahpesantren berasal dari kata lsquosantrirsquo dengan tambahan awalan lsquopersquo danakhiran lsquoanrsquo yang berarti tempat tinggal para santri Menurut Johnskata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti lsquoguru mengajirsquoMenurut CC Berg terma tersebut berasal dari istilah lsquoshastrirsquo yangdalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agamaHindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu MenurutRobson kata santri berasal dari bahasa Tamil lsquosattirirsquo yang diartikanorang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan

8 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 203

9 httpwwwislamonlinenet IslamAwarenessgmailcom10 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir Artikel httppersisorid 200811 Nurcholish Madjid Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

Jakarta Paramadina 1997

Pendahuluan 5

secara umum Santri dalam tradisi masyarakat Jawa umumnya adalahorang-orang miskin sehingga kehidupannya dikenal sangat sederhana12

Secara umum pondok pesantren didefinisikan sebagai lembagapendidikan yang memiliki lima elemen pokok yaitu pertamaPondokasrama merupakan tempat tinggal bagi para santri KeduaMasjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalampraktik seperti shalat pengajian kitab klasik pengkaderan kyai Ketigapengajaran Kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan dipondok pesantren Keempat Santri merupakan sebutan untukSiswamurid yang belajar di Pondok pesantren Kelima kyaimerupakan pimpinan pondok pesantren Dalam buku Tradisi Pesantrenkarangan Zamakhsyari Dhofier tahun 1982 kata kyai sendiri adalahgelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmenjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan Kitab-kitab klasik13

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besarbaik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsaIndonesia secara keseluruhan Berdasarkan catatan yang ada kegiatanpendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama PondokPesantren Bahkan dalam catatan Howard M Federspiel salah seorangpengkaji ke-Islam-an di Indonesia menjelang abad ke-12 pusat-pusatstudi di Aceh dan Palembang (Sumatera) di Jawa Timur dan di Gowa(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menariksantri untuk belajar14

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengannilai-nilai dan penyiaran agama Islam Namun dalam perkembangannyakini pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasiskeagamaan (regional-based curriculum) tetapi juga kurikulum yangmenyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum) Pesantren

12 Azyumardi Azra Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000 hlm 96

13 Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Jakarta LP3ES 198214 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis Statistik

Pendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 69

6 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sebagai sampel institusi pendidikan yang mengemas dua lingkuppendidikan formal dan non-formal dalam satu durasi kurikulum full-time terbukti sangat kontributif terhadap pengembangan pendidikanIndonesia dan bahkan juga terhadap pengembangan idealismependidikan nasional Terlepas beragamnya corak pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia secara umum bahwa spesialisasi dankeahlian dominan para alumni pesantren kebanyakan berpusat padacabang-cabang ilmu ke-Islaman dan penguasaan bahasa Arab Cikal-bakal inilah yang mendorong dipilihnya beberapa universitas di TimurTengah sebagai salah satu kelanjutan studi terbesar bagi alumnipesantren Peran dan kontribusi alumni mahasiswa Indonesia di TimurTengah telah mengakar panjang sejak abad ke-17 hingga sekarangAbad ke-17 hingga awal abad ke-19 telah tercatat nama-nama HamzahFansuri Nuruddin ar-Raniri Abdul Rauf Singkili Yussuf MakassariAbdul Samad Palimbani Khatib Minangkabawi Nawawi al-BantaniArsyad al-Banjari dan lain-lain yang merupakan peletak pembaruanIslam di Nusantara Sosok-sosok ini telah melahirkan karya-karya besardi bidang Fikih Tafsir Hadis dan Tasawuf Citra intelektual danekspansi karya sosok-sosok ini bukan hanya sebatas taraf domestiknusantara tapi juga sampai diakui di kawasan Timur Tengah Akhirabad ke-19 hingga abad ke-20 kita juga mengenal profil-profil sepertiAhmad Dahlan Hasyim Asyrsquoari Wahid Hasyim Buya Hamka IljasJacub Mahmud Junus Abdul Kahar Mudzakkir Muchtar Lutfi MRasjidi Harun Nasution Jusuf Sarsquoad Sosok-sosok mereka merupakanpondasi besar bagi citra intelektual Indonesia di Mesir dan di TimurTengah secara umum Beberapa dari mereka adalah motor kesadaranpolitik bagi mahasiswa Indonesia di Mesir sekaligus sebagai sumbersimpati masyarakat Timur Tengah terhadap martabat intelektualitasIndonesia Sosok mereka bisa mendorong pengakuan Mesir dan LigaArab terhadap kemerdekaan Indonesia15

Pondok pesantren yang berarti tempat tinggal para santrididefinisikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran klasikal

15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti RevitalisasiPeran Pesantrenhttpenewsletterdisdikblogspotcom201203revitalisasi-peran-pesantrenhtml artikel pendidikan diakses pada 01-11-2013 pkl 0235

Pendahuluan 7

dimana kyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan para santri tinggal di dalam pondokpesantren tersebut Lima unsur pokok pesantren tersebut dankarakteristik tradisional lainnya serta metode pembelajaran yangmenggunkana sistem halaqah sorogan bondongan juga merupakankomponen-komponen yang melekat pada pesantren termasuk didalamnya pondok pesantren al-Masthuriyah sebagai sebuah pesantrentradisional 16

Tujuan pendidikan di pondok modern menurut KH ImamZarkarsyi ialah kemasyarakatan Pokok-pokok yang dapat dijadikandasar untuk merumuskan tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikutpertama pondok pesantren mendidik santri bukan untuk menjadipegawai camat bupati pejabat negara atau militer kedua pondokmodern bukan lembaga pendidikan yang mempersiapkan santri untukmemasuki perguruan tinggi ketiga pondok modern mempersiapkanpara santri untuk memasuki kehidupan bermasyarakat keempat pondokmodern sedikit menekankan ilmu keguruan mengingat hajat masyarakatakan tenaga guru masih besar yaitu setiap orang memberi bimbingankepada orang lain dalam berbagai lapangan perjuangan dan penghidupan17

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan olehpondok modern Gontor Istilah modern berkonotasi pada nilai-nilai ke-modern-an yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerastermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian santri dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militerPondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macamtidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren yangmemenuhi atau patut disebut pesantren modern Namun demikianbeberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern

16 Ahmad Syafirsquoi ldquoOrientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah SukabumirdquoDisertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal130

17 Herry Noer Aly bin Sanusa ldquoPemikiran KH Imam ZarkasyiPraksisnya Pada Pondok Al Hamidiyah Gontorrdquo Disertasi (SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal 156-160

8 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

(khalafiyah atau lsquoashriyah) adalah sebagai berikut pertama penekananpada bahasa Arab percakapan kedua memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer bukan klasik atau kitab kuning ketigamemiliki sekolah formal di bawah kurikulum pendidikan nasional danatau Kementerian Agama dari MISD MTSSMP MASMA maupunsekolah tinggi keempat tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional seperti sorogan wetonan dan bondongan Demikiansebaliknya yang dimaksud dengan pondok pesantren tradisional (salafatau salafiyah) adalah yang masih murni memakai buku-buku klasikatau kitab kuning atau kutub at-turats sebagai literatur18 Namun sistempondok pesantren modern bukan tanpa kritik salah satu kritikan adalahlemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats) dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern danringan Berangkat dari kritikan ini maka banyak pesantren tidaklangsung meniru bulat-bulat sistem ini sebagian mengambil jalantengah dengan mengkombinasikan dua sistem yang berbeda yaitusistem salaf dan modern sekaligus

Terdapat 27230 pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesiadengan populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 Adapun rincian sebaran antara lain di Jawa Barat 2800 JawaTimur 2205 Jawa Tengah 1570 dan Banten 1285 Berdasarkantipologi pondok pesantren terdapat sebanyak 5310 pondok pesantrensalafiyah dan 2838 khalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondokpesantren kombinasi Data tersebut menunjukkan bahwa pondokpesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologisalafiyah yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahaskitab kuning Sebagian lain sudah modern dengan pengembanganpembelajaran ilmu sains dan sebagian lagi mengkombinasikan

18 Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang Pondok Pesantrenmodern wwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modernhtml Artikeldiakses pada 29-10-2013 pkl 1222

Pendahuluan 9

pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmu pengetahuan danteknologi 19

Jumlah santri pondok pesantren secara keseluruhan adalah3759198 orang yang terdiri dari 5019 santri laki-laki dan 4981santri perempuan Jumlah santri berdasarkan kategori tinggal terdapat7993 orang santri mukim sedangkan santri tidak mukim berjumlah2007 dan berdasarkan kategori mukim di pulau Jawa urutanterbanyak di Jawa Timur 9545 Jawa Barat 9152 Banten 7992dan Jawa Tengah 6912 Sedangkan untuk di luar jawa hanya sebagiankecil saja yang mukim (40-60) kecuali pada provinsi Jambi 8638Sulawesi Utara 100 dan Maluku 100 Berdasarkan kategori tinggaldapat dilihat bahwa sebagian besar santri yang mendapat pendidikan dipondok pesantren adalah bermukim Hal ini dikarenakan memang dalampembelajaran di pondok pesantren waktu belajar adalah hampir 24 jampenuh Mulai dari santri bangun tidur sekolah formal mengerjakanaktifitas lain sampai santri tidur bangun malam dan tidur kembali terusdalam pengawasan dan pembinaan pondok pesantren sehinggaumumnya santri diharuskan untuk mukim

Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantrenadalah pertama gatal-gatal dan skabies atau gudiken Skabiesmerupakan penyakit yang paling sering dan paling banyak terjadi dipondok sehingga dikatakan penyakitnya anak pondok Sampai adaungkapan bahwa belum afdal bagi seseorang yang nyantri di pondokpesantren bila belum terkena gudiken ditambah lagi rasa malu memberitahu sakitnya terutama wanita kedua Sesak napas ketiga demamkeempat pingsan kelima batuk pilek keenam penyakit lainnyaseperti gastritismaag berupa lambung nyeri kembung dan panas nyeriumum seperti sakit gigi sakit bengkak sakit luka dan nyeri kolik yang

19 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

10 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hilang muncul dan sangat sakit ketika muncul seperti nyeri haid mulesmencret dan nyeri infeksi saluran kencing 20

Masalah kesehatan di pondok pesantren merupakan masalahkesehatan masyarakat yang penting karena pada umumnya penyakityang muncul adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari orangyang sakit ke orang yang sehat21 Kehidupan berkelompok yang dijalanipara santri dengan berbagai macam karakteristik santri maka masalahutama yang dihadapi adalah pemeliharaan kebersihan yaitu kebersihankulit kebersihan tangan dan kuku kebersihan genitalia kebersihan kakikebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pertama kepedulian pimpinan pondok pesantrenbelum ada kedua kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik ketigapendanaan pondok tentang higiene perseorangan belum ada keempatkreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan dipondok belum ada kelima pengetahuan santri tentang higieneperseorangan 50 baik keenam sikap higiene perseorangan santri833 positif ketujuh tindakan higiene perseorangan santri 833rendah Hasil di atas menunjukkan bahwa higiene perseorangan santriperlu ditingkatkan22

Salah satu cara penularan penyakit adalah melalui kulit Penyakitkulit dapat disebabkan oleh jamur virus bakteri parasit kutu danserangga Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalahskabies Skabies atau dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis ataugudig atau budug merupakan penyakit menular akibat mikro-organisme

20 Raehanul Bahraen Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok 21 Maret 2012 artikel wwwmuslimafiyahcomDiakses tanggal 09-09-2013

21 Trihono Retno Gitawati ldquoHubungan Antara Penyakit Menulardengan Kemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit Menular Indonesia Vol 1No 1 Pub Jurnal Penyakit Menular Indonesia 2009

22 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo Hasil penelitian 2008 httpwwwmedialitbangdepkesgoid Diakses 10 January 2011 2215

Pendahuluan 11

parasit yaitu sarcoptes scabei varian humoris23 Penularan secaralangsung misalnya bersentuhan dengan penderita dan penularan tidaklangsung misalnya melalui handuk dan pakaian Skabies dapatberkembang pada kebersihan perorangan yang jelek lingkungan yangkurang bersih dan demografi status perilaku individu Faktor yangmempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yangrendah kebersihan perseorangan yang buruk hunian yang padat tinggalsatu kamar dengan penderita dan perilaku yang tidak sehat sepertimenggantung pakaian di kamar tidak membolehkan pakaian santriwanita dijemur di bawah terik matahari ditambah kebiasaan salingbertukar perlengkapan pribadi seperti pakaian handuk dan sisir dapatmeningkatkan risiko penularan24

Secara umum permasalahan kesehatan di pondok pesantren cukupbanyak antara lain pertama berkaitan dengan kesehatan lingkungansampah yang berserakan di lingkungan pesantren lantai asrama jarangdipel air limbah tidak mengalir ke dalam got sehingga menjadi sarangnyamuk bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat olehsampah dan kasur tidak dijemur kedua berkaitan dengan masalahtingkah laku piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makansisa makanan yang berserakan di asrama pakaian yang sudah digunakanbergantungan di dalam asrama santri tidur di lantai tanpa selimut danalas tidur ember sabun sepatu dan sandal diletakkan sembarangan didalam asrama bantal sering dipakai bersama-sama menghidangkanmakanan tidak ditutup tidak mencuci tangan dengan sabun sesudahbuang air besar (BAB) WC tidak disiram sampai bersih dan pakaianbasah dijemur di dalam asrama ketiga berkaitan dengan masalah gizimie dijadikan makanan pokok menu makanan kurang bervariasi santritidak sarapan pagi mengambil porsi makanan yang tidak sesuaikeempat berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana ruang asrama

23 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 2

24 Muchtarudin Mansyur ldquoPendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Departemen Ilmu Kedokteran Komunitasrdquo FakultasKedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus 2006

12 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tidak sesuai dengan jumlah penghuni kurangnya obat-obat ringan danP3K kurangnya tempat menjemur pakaian

Berbagai permasalahan kesehatan di atas mestinya dapat diatasidengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agamameliputi ajaran dan praktik tentang seluruh aspek kehidupan manusiayakni aspek akidah ibadah akhlak sosial ekonomi pendidikankesehatan dan lingkungan Islam baik dari segi bahasa maupun istilahmenggambarkan misi keselamatan dunia akhirat kesejahteraan dankemakmuran lahir dan batin bagi seluruh umat manusia25 Artinyasecara filosofis dan substantif peran ajaran dan pemikiran Islam dalambidang kesehatan mempunyai hubungan yang sangat sigifikan Namunkenyataannya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengahmasyarakat menunjukkan bahwa belum sepenuhnya nilai-nilai ajarandan pemikiran Islam tentang kesehatan diamalkan 26

Menurut Mustain etika sebagai pengobatan ruhani samapentingnya dengan kedokteran untuk memelihara kesehatan jasmaniKepentingan sebagai pengobatan melalui metode perawatan dapatdipraktikkan baik dalam kedokteran maupun filsafat moral Metodepengobatan atau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteranyang bersifat preventif dan kuratif27 Ibnu Miskawaih menyatakanbahwa perawatan tubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara danmengobati Demikian juga dalam perawatan mental yakni menjagakesehatan agar tidak sakit dan berusaha memulihkannya bila telahhilang dengan cara mengobatinya Al-Ghazali mencontohkan adanyakeadaan sehat dan sakit pada badan adalah dalam rangka menjelaskankondisi sehat dan sakitnya jiwa Pada dasarnya sebuah kesehatan badanberada pada tahapan normalitas kondisinya dan sakit badan yangbersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk selalu menjauhi

25 Abudin Nata ldquoStudi Islam Komprehensifrdquo Jakarta Kencana 2011 2226 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 1

27 Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

Pendahuluan 13

ranah normalitas28 Demikian pula normalitas yang ada pada akhlaqjuga merupakan gambaran kesehatan jiwa dan sebuah kecenderunganuntuk selalu menjauhi normalitas yang dalam hal ini merupakangambaran dari sebuah penyakit atau gangguan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau Di zaman modern setelah LouisPasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkanoleh mikroba kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri patogendan bahan kimia berbahaya Kebersihan adalah salah satu tanda darikeadaan higiene yang baik Manusia perlu menjaga kebersihanlingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak bau tidak menyebarkankotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupunorang lain29

Personal hygiene atau personal higiene atau kebersihan diri ataukebersihan perseorangan adalah suatu tindakan memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis30 MenurutHorton dan Parker tahun 2002 secara historis kebersihan yang baikdilihat sebagai hal penting untuk mencegah penyebaran penyakitMenurut Switzer tahun 2001 ketika kita tidak lagi mampu melakukankebersihan pribadi dengan cara yang kita inginkan perasaan kita baiksecara sosial dan psikologis akan berkurang Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit31

28 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

29 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 1

30 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

31 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 PdfUK John Wiley amp Sons Ltd 2010

14 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Personal higiene membutuhkan pembersihan seluruh bagian tubuhWajah dan rambut harus dibersihkan karena menjadi tempat menumpukkotoran memancarkan bau buruk membuat diri tampak kusam danmencerminkan nilai diri seseorang Tubuh harus bersih karena penyakitkulit seperti kurap kudis dan jamur panu juga dapat terjadi Tangandan kuku jari harus dibersihkan karena kuman di antara jari-jari dankuku jari menyebabkan penyakit menular seperti diare cacingepidermophytosis dan lain lain Gigi dan mulut harus dibersihkan karenamereka memancarkan bau mulut dan penyebab penyakit gigi seperti gigiberlubang radang gusi dan gangguan lambung karena pencernaan danlain lain

Praktik personal higiene harus dilakukan sebagai kegiatan harianmingguan dan bulanan Selain personal higiene dan kebersihan rumahruang kelas dan sekitar sekolah juga harus bersih Minum air tidakbersih dapat menyebabkan kolera diare disentri tifus dan hepatitisOleh karena itu minum air bersih bebas dari kuman dan kotoran adalahsebuah keharusan Limbah yang tidak benar dan pembuangan sampahdapat menyebabkan penyebaran penyakit menular melalui tikusnyamuk lalat kecoa dan anjing liar Jamban dan pembuangan sampahharus digunakan dengan benar32

Status kesehatan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitPerilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yangberkaitan dengan sehat-sakit penyakit dan faktor-faktor yangmempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan makanan minuman danpelayanan kesehatan33 Asrama atau pondok pesantren termasuk tempatyang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yangberpenghuni padat ditambah fenomena di kalangan santri yangmengatakan ldquotidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakitkulit atau gatal-gatal kalau belum terkena maka belum sah menjadi

32 WHO Personal Hygiene 5th Standard Published Shapewwwuniceforg lifeskillsfiles5thGradepdf IP address 1122156679 Time2012-04-30T025124Z

33 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010 hal 23

Pendahuluan 15

santri dan kalau sudah pernah terkena penyakit tersebut maka tidakakan terkena lagirdquo Perilaku santri sangat penting peranannya dalampencegahan skabies di lingkungan pondok terutama perilaku hidup sehat

Upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat disemua tatanan perlu ditingkatkan Hal ini dilakukan untuk menurunkanangka kematian dan memerangi penyakit menular34 Derajat kesehatansantri perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan santritentang kesehatan khususnya tentang penyakit menular sehinggadiharapkan ada perubahan sikap dan diikuti dengan perubahan perilakuyang hasil akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan terutamapenyakit menular di pondok pesantren

Dasar penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dipondok pesantren tercantum dalam Undang Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakanbahwa ldquotiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranrdquo35 Hal inijuga tercantum dalam Undang Undang Negara Republik Indonesiatahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional36 Undang UndangNegara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatanpasal 4 menyatakan bahwa ldquosetiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh derajat kesehatan yang optimalrdquo dan pasal 5menyatakan ldquoSetiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalammemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan keluargadan lingkungannyardquo37 Keputusan bersama Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia tahun 2002 tentang peningkatan kesehatan

34 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta 2011

35 Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Jakarta1945

36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Undang Undang No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 2003

37 Kementerian Kesehatan RI Undang Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan Jakarta 1992

16 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada pondok pesantren dan institusi keagamaan lainnya38 PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 tentang pedomanpenyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren39

Demikian hendaknya kaum muslim saling memberikan perhatianyang lebih terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondokpesantren bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondokpesantren akan tetapi semua mencurahkan baik berupa tenaga ilmu danmateri Arsitek memperhatikan bangunan pondok tenaga kesehatanmemperhatikan kesehatan pondok ahli lingkungan memperhatikanlingkungan pondok dan seterusnya

Allah Swt berfirman dalam surah Muhammad ayat 7

A賀䁒a䁛Aꀀ AAthc䁒䁕 A賀䁒虀AJ䁒Ab䁕 ۹ 䁛䁒J䁒Ab A䘞t۹ 䁛r䁒ba i䁕tn䁛 y䁕ꀀ y䁕ldquoHai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama)Allah Swt niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkankedudukanmurdquo(QS Muhammad 7)

B Permasalahan1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi sejumlahpermasalahan yang terkait dengan perilaku personal higiene santri dipondok pesantren sebagai berikut

a Rendahnya derajat kesehatan santri di pondok pesantrenb Kurangnya pemahaman sikap dan perilaku santri terhadap

kebersihan diri di pondok pesantrenc Tingginya prevalensi penyakit skabies dan gatal-gatal pada santri

di pondok pesantrend Rendahnya informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

38 Kementerian Kesehatan RI Keputusan Bersama Menteri RI IndonesiaMenteri Agama RI Dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37 Tahun 2002Tentang Peningkatan Kesehatan Pada Pondok Pesantren Dan InstitusiKeagamaan Lainnya Jakarta 2002

39 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan PosKesehatan Pesantren Jakarta 2013

Pendahuluan 17

e Belum ada model perilaku personal higiene bagi santri di pondokpesantren untuk dijadikan pedoman praktik kebersihan diri

f Belum ada pedoman pengelolaan akses air bersih bagi pondokpesantren sebagai dasar penggunaan air bersih baik berdasarkansumber air utama yang digunakan ketersediaan air sepanjangtahun dan kualitas air untuk keperluan sehari-hari

2 Pembatasan MasalahMengacu pada identifikasi masalah di atas maka studi ini

dibatasi pada kajian tentang perbandingan antara praktik personalhigiene santri di pondok pesantren al Hamidiyah sebagai pondokpesantren yang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikanmodern atau pondok pesantren salafiyah ashriyah yang berlokasi diperkotaan dengan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air berasal darisumur bor pompa dengan praktik personal higiene santri di pondokpesantren salafiyah ashriyah Qothrotul Falah yang berlokasi diperdesaan dengan akses air bersih dari sumur bor pompa dan kulahDikaji juga tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene serta persamaan dan perbedaan yangberpengaruhi terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

3 Perumusan MasalahMerujuk pada masalah yang telah dijabarkan di atas maka

dirumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikuta Bagaimana pemahaman sikap dan praktik personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahb Apa faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominan

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

c Apa persamaan dan perbedaan faktor yang berpengaruhiterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

18 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Tujuan Penelitian1 Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas secara umum studi inibertujuan untuk membuktikan bahwa perilaku personal higieneberpengaruh terhadap status kesehatan santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

2 Tujuan Khususa Menilai pemahaman sikap dan praktik personal higiene santri di

pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantrenQothrotul Falah

b Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

c Membandingkan faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan QothrotulFalah

D Manfaat Penelitian1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba menguji sejauh manaketerkaitan secara komprehensif antara faktor predisposing reinforcingenabling dan environment dalam hubungan dengan perilaku kebersihandiri santri kemudian menjelaskan bagaimana sudut pandang Islamterhadap kebersihan Dengan menggunakan konsep contextualconsiderations for behavior change intervention method selectiontahun 2010 penelitian ini mencoba menjelaskan faktor dominan apadari faktor predisposing reinforcing enabling dan environment yangpaling berisiko terhadap perilaku higiene santri sehingga dapatditemukan akar permasalahan Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan perspektif baru tentang konsep perilaku personal higienebagi komunitas santri di lingkungan pondok pesantren

Pendahuluan 19

2 Manfaat MetodologisDengan strategi penelitian ganda yaitu gabungan metode

kuantitatif dan kualitatif diharapkan penelitian ini dapat digunakanuntuk keperluan menyusun teori Dalam penelitian ini juga disusuninstrumen yang mencakup semua faktor resiko yang berhubungandengan faktor predisposing reinforcing enabling dan environment baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga instrumen inidiharapkan dapat menjadi model prediktor bagi terjadinya perilakupersonal higiene beresiko

3 Manfaat AplikatifPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara aplikatif bagi

a Penyusun Kebijakan dan Pengelola ProgramHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagikementerian terkait kementerian kesehatan kementerian agamadan kementerian pendidikan tentang faktor risiko terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Hasil inidapat memberikan pemahaman yang komprehensif dalammenangani santri yang beresiko di pondok pesantren Diharapkanpara pembuat kebijakan dapat bekerja secara sinergis dalammemberikan pelayanan dan program penanganan untukkepentingan menekan faktor risiko guna meningkatkan derajatkesehatan santri di pondok pesantren

b Bagi Pondok PesantrenPenelitian ini memfokuskan diri pada santri yang tinggal diasrama atau mondok dengan pertimbangan bahwa 7993 santripondok pesantren tinggal di asrama yang sangat potensialterhadap terjadinya faktor risiko Dilakukan pada santri yang barumasuk asrama dengan harapan bahwa kelas sudah terpapar olehinformasi tetapi masih mampu mengingat kejadian sehinggadapat mengurangi risiko terjadi recall bias Lingkungan pondokpesantren merupakan komunitas atau unit masyarakat yang salingterkait dan saling memberikan pengaruh satu sama lain sehinggadengan memberikan pemahaman bagi lingkungan pondok

20 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren maka akan ditemukan cara yang efektif dalammengurangi perilaku berisiko pada santri di lingkungan pondokpesantren

E Penelitian Terdahulu Yang Relevan1 Penelitian yang terkait dengan Personal Higienea Penelitian An Ecological Approach to Health Promotion in

Remote Australian Aboriginal Communities Desain Studymethods a mix of narrative and systematic literature reviewsquantitative and qualitative community based studies Sampel 28orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 9 laki laki Hasil (1)Standar buruk kebersihan pribadi dan domestik mendasaritingginya infeksi yang dialami oleh anak-anak (2) Model promosikesehatan yang diambil dari negara maju dan berkembang dapatdiadaptasi untuk digunakan dalam konteks masyarakat terpencilAustralia Aborigin (3) Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk mengatasi masalah mendesak yang berdampak padakesehatan anak adalah dengan memastikan ketersediaan air dansanitasi yang memadai (4) Tantangan menggunakan pendekatanekologi untuk mencapai dampak yang berkelanjutan padakebersihan dan kesehatan di masyarakat terpencil terletak padamemperoleh komitmen dari pemerintah40

b Penelitian Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls inMansoura Egypt41 Desain Study a crossectional survey Studi

40 Elizabeth Mcdonald Ross Bailie Jocelyn Grace and David BrewsterldquoAn Ecological Approach To Health Promotion In RemoteAustralianAboriginal Communitiesrdquo Health Promotion International Vol 25 No 1doi101093heapro daq004 (Published by Oxford University Press All rightsreserved 2010) Downloaded from httpheaprooxfordjournalsorg by gueston March 7 2012

41 Abdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-FedawyldquoMenstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptrdquoReproductive Health Matters Vol 13 No 26 The Abortion Pill pp 147-152gilanyhotmailcom (Published by Reproductive Health Matters (RHM) StableURL httpwwwjstororg stable3776486 Accessed 06032012 0227 Nov2005)

Pendahuluan 21

pada 664 anak sekolah berusia 14-18 tahun Hasil (1) Signifikandari penggunaan sanitary pad adalah ketersediaan media massa(2) Penggunaan pembalut meningkat pada kelas sosial tinggi danmenengah dan tempat tinggal perkotaan tapi tidak di antaragadis-gadis dari keluarga pedesaan dan miskin (3) Aspek lain darikebersihan pribadi umumnya ditemukan pada kelas sosial miskinseperti tidak mengganti pembalut secara teratur atau pada malamhari dan tidak mandi selama menstruasi (4) Kurangnya privasiadalah masalah penting (5) Media massa adalah sumber utamainformasi tentang kebersihan menstruasi diikuti oleh ibu tetapisebagian besar wanita mengatakan mereka membutuhkaninformasi lebih lanjut (6) Sebuah lingkungan yang mendukunguntuk kebersihan menstruasi harus disediakan baik di rumahmaupun di sekolah dan sanitasi dibuat lebih terjangkau

c Penelitian The Pattern of Dermatological Disorders amongPatients Attending the Skin OPD of A Tertiary Care Hospital inKolkata India Hasil Faktor personal higiene ketersediaan airbersih status sosial ekonomi berpengaruh terhadap prevalensiskabies di India Di India menunjukkan bahwa wanita cenderungmemiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar 56dibandingkan laki-laki 42

d Penelitian Scabies Kesimpulan (1) Pada dasarnya skabiessangat endemik pada area urban maupun rural dengan lingkunganyang tidak sehat (2) Pengetahuan tentang faktor penyebabskabies masih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagaipenyakit biasa saja karena tidak membahayakan jiwa (3)Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan daripenderita skabies menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri

42 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

22 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Stapilococos ataupun jamur kulit berakibat kerusakan jaringankulit yang akut 43

e Penelitian Risk faktor for scabies among male soldier in PakistanHasil Kebiasaan tidur berbagi baju handuk praktik higieneyang tidak benar sering berpergian ke tempat yang beresiko danberpotensi sebagai sumber penularan skabies merupakan faktorganda yang menyebabkan skabies Kesimpulan Rendahnyatingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakinrendah tingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuantentang personal higienis juga semakin rendah Akibatnyamenjadi kurang peduli tentang pentingnya personal higienis danperannya terhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatanumum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahanpenyakit44

f Penelitian Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadapPrevalensi Penyakit Skabies Studi pada Santri di PondokPesantren Kabupaten Lamongan Kesimpulan (1) Insiden danprevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama padalingkungan masyarakat pesantren (2) Prevalensi scabies padapondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 (3) Personalhigiene yang buruk karena faktor pengetahuan sikap dan perilakuyang kurang mendukung pola hidup sehat 45

43 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

44 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

45 Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page11-18

Pendahuluan 23

g Penelitian Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren WaliSongo Ngabar Ponorogo Hasil (1) Kepedulian pimpinan pondokbelum ada (2) Kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perorangan di pondok belum terencana dengan baik (3)Pendanaan pondok tentang higiene perorangan belum ada (4)Kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesankesehatan di pondok belum ada (5) Pengetahuan santri tentanghigiene perorangan baik 50 (6) Sikap higiene perorangan baik8330 (7) Perilaku higiene perorangan rendah 8330Kesimpulan skabies merupakan penyakit yang lazim di pondokpesantren dan sejauh ini belum ada kepedulian untukmenumbuhkembangkan upaya higiene perseorangan dalammembuat pesan-pesan kesehatan dalam mencegah skabies 46

h Penelitian Model Peningkatan Higiene Sanitasi PondokPesantren di Kabupaten Tangerang47 Hasil (1) Pengetahuanresponden tentang penyakit menular gejala cara penularan dancara mencegah penularan masih rendah (2) Perilaku higieneperorangan responden kurang baik secara berurutan antara lainmandi menggunakan sabun 1850 menggunakan handukbersama 1550 menggunakan sikat gigi bersama 740 gantipakaian bersih setiap 3 hari 2350 ganti pakaian dalam bersihsetiap 3 hari 15 kebiasaan bertukar pakaian pakaian dalamhanduk dan tempat tidur bersama 6420 buang air besar tidakdi jamban 1970 tidak mencuci tangan sebelum makan 3270tidak mencuci tangan setelah buang air besar 6730 wudhumenggunakan kulah 4710 (3) Observasi kondisi lingkunganpondok pesantren jumlah air bersih kamar mandi dan jambankurang

46 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo tahun 2008 Monday 17 March 2008litbangdepkesgoid-Powered by Mambo Open Source Generated 10 January2011 2215

47 Herryanto ldquoModel Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren diKabupaten Tangerang Tahun 2004rdquo Herryanto200401pdf (10012011)

24 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

i Penelitian Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaiandengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra SelatanDesain cross-sectional Sampel adalah santri kelas 1 2 dan 3 diasrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Hasil (1) Adahubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabiesmeskipun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifatlemah (2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaanberganti pakaian dengan kejadian skabies di Asrama PondokPesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Langkat SumatraSelatan 48

2 Penelitian yang Terkait dengan Perilaku Kesehatana Penelitian Pengaruh Promkes terhadap Perilaku Pengendalian

Vektor Dengue Studi Intervensi pada Murid-Murid SDN di KotaDepok Hasil Peningkatan pengetahuan sikap dan praktik padaibu sejalan dengan peningkatan pengetahuan sikap dan praktikpada murid Perubahan yang signifikan adalah pada pengetahuandan sikap49

b Penelitian Peran Biopsikososial terhadap Perilaku BeresikoTertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Hasil Dalamperspektif biopsikososial faktor yang secara langsung berperanuntuk terbentuknya perilaku beresiko adalah faktor lingkungansosial dalam hal ini teman sebaya merokok dan minum alkohol 50

48 Abdul Somad ldquoHubungan Kebiasaan Mandi Dan Berganti PakaianDengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra Selatanrdquo 2006 pdfdiakses pada 12012011

49 Tri Krianto ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-Murid SekolahDasar Negeri Di Kota Depokrdquo Disertasi (Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia2008)

50 Rita Damayanti ldquoPeran bio-psikososial terhadap perilaku beresikotertular HIV pada remaja SLTA di DKIrdquo Disertasi (Program PascasarjanaIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia 2006)

Pendahuluan 25

c Penelitian Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku Merokok padaRemaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI Jakarta Hasil (1)Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara sikapdengan perilaku merokok pada remaja (2) Terdapat hubunganyang signifikan antara ayah merokok dengan perilaku merokokpada remaja Variabel ayah merokok merupakan variabel yangpaling dominan berhubungan dengan perilaku merokok padaremaja (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara temansebaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja51

d Penelitian Bidan di Desa Terpencil dan Hubungannya denganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal pada Masyarakat LokalPapua Hasil (1) Adanya bidan di desa terpencil tidakberhubungan dengan perbaikan pengetahuan tetapi berhubungandengan perbaikan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternaloleh ibu (2) Lamanya bidan di desa tidak berhubungan denganperbaikan pengetahuan dan pemanfatan yankes (3) Tidak adanyaperbaikan pengetahuan ibu dan pemanfatan yankes maternal olehibu terutama karena hambatan komunikasi para bidan denganmasyarakat setempat dan akses geografi52

3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian sebelumnyaa Penelitian ini menggabungkan dua perspektif personal higiene

yaitu perspektif personal higiene secara umum dan perspektifpersonal higiene menurut Islam sehingga diharapkan dapatmenjadi langkah awal konsep model perilaku personal higienebagi komunitas di pondok pesantren di Indonesia pada umumnyayang sampai saat ini belum ada

51 R Kintoko Rochadi ldquoHubungan Konfirmitas Dengan PerilakuMerokok Pada Remaja Sekolah SMU Negeri Di 5 Wilayah DKI JakartardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

52 Zakharias Giay ldquoBidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat Lokal PapuardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

26 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian ataudisebut metode penelitian kombinasi yaitu menggabungkanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif53 Dalam banyak haldata kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamauntuk keperluan menyusun teori54

c Pengambilan data dilakukan secara primer untuk meminimalkanterjadinya data collection error yang bisa mengakibatkankekeliruan dalam pengolahan dan interpretasi data55

d Penelitian ini mencakup wilayah yang luas untuk mendapatkankarakteristik sampel sesuai dengan kriteria inklusi sehinggadiharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang valid

4 Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian lainPendekatan penelitian ini adalah berdasarkan model Precede-

Proceed teori Laurence W Green dan Marshall W Kreuter 56 dalamHealth Education Creating Strategies for School and CommunityHealth oleh Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill57

F Metodologi Penelitian1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi dan ilmukesehatan Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

53 John W Creswell The Mixed Methods Research Pub Sage Journals(2009)

54 Glaser BG Strauss AL The Discovery of Grounded Theory NewYork Aldin Publishing Company 1980

55 Jonathan Sarwono Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat)

56 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

57 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

Pendahuluan 27

penelitian kombinasi atau strategi penelitian ganda jenis sequentialexplanatory 58 Penelitian ini mengkombinasikan dua metode penelitiansekaligus yaitu kuantitatif studi epidemiology59 dan kualitatif studiethnography

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat positivisme teknik pengambilan sampel dilakukan secararandom pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dananalisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan60 Desain penelitian menggunakan cross sectional studydesign dimana studi berlangsung pada satu waktu tertentu tanpamemberikan intervensi atau disebut penelitian prevalence61 dilakukanuntuk memperoleh pola tertentu dan determinan-determinannya padapopulasi sasaran62 Beberapa keuntungan dari studi ini antara lain hasilstudi dapat merupakan informasi status kesehatan pada suatu populasimemungkinkan untuk generalisasi tidak terancam drop out dapatdigunakan untuk menilai kebutuhan pelayanan kesehatan dan sebagaidasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif63

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanfilsafat post positivisme teknik pengumpulan data dilakukan secaratriangulasi analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generali64 Desain penelitianmenggunakan ethnography study design untuk mengungkap

58 Lihat Burges and Brannen J Mixing Method Qualitative andQuantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992 Lihat pula SugiyonoAS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta 2011

59 Donna M Mertens Mixed Methods Research Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

60 Kleinbaum DG Kupper LL Morgenstern H EpidemiologicResearch Principles and Quantitative New York Nostrand Reinhold 1982

61 Beaglehole R Bonita R amp Kjellstrom T Basic EpidemiologyGeneva WHO 1993

62 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 105

63 Emy Rianti Agus Tri Winarto Epidemiologi dalam KebidananJakarta Trans Info 2010

64 Sugiyono AS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods)Bandung Alfabeta 2011

28 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pemahaman dan sikap santri terhadap kebersihan dari perspektif Islamdi pondok pesantren Data dianalisis sesuai konteks atau situasi yangterjadi pada saat data dikumpulkan65 Berdasarkan seluruh analisiskemudian dilakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian66 dengan harapan diperoleh pemahaman yangmendalam tentang gambaran yang sebenarnya untuk selanjutnyadihasilkan sebuah konsep67

Selanjutnya peneliti membandingkan dua kelompok sampeldengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan praktik personalhigiene antara dua pondok pesantren yang mempunyai akses air yangberbeda baik sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air untuk mencari faktor-faktor dansituasi yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan di pondokpesantren

2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di dua lokasi pondok pesantren yang

berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Hamidiyah yang beralamat diJalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok dan di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten yangberalamat di jalan Sampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung KecamatanCikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten

65 Anshar Amra ldquoDefinisi dan jenis-jenis Penelitianrdquo MahasiswaProgram Doktor Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah PascaSarjana Institut Teknologi Bandung 2010 (emailanshar_amranstudentsitbacid)

66 Mudjia Rahardjo Analisis Data Penelitian Kualitatif SebuahPengalaman Empirik Friday 11 June 2010 0132 linkwwwmudjiarahardjocom

67 Mudjia Rahardjo Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif Tuesday 01June 2010 0452 - Last Updated Wednesday 02 June 2010 0328 linkwwwmudjiarahardjocom

Pendahuluan 29

3 Populasi dan Sampela Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah santri puteri dan santriputera yang tinggal di pondok pesantren wilayah Depok danBanten

b SampelSampel penelitian adalah santri yang tinggal di Pondok PesantrenAl Hamidiyah Depok dan di Pesantren Qothrotul Falah Bantenyang terpilih dan bersedia menjadi responden Kriteria inklusisampel adalah santri yang tinggal di pondok pesantren minimalsudah 6 bulan mondok di pesantren

c Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukanlokasi dan unit sampel yang diambil adalah purposivesamplingjudgemental68 Teknik purposive sampling digunakankarena populasi tidak homogen dan lokasi yang tersebar69

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yangsecara sengaja ditentukan sesuai dengan persyaratan sifatkarakteristik ciri dan kriteria sampel yang akan mewakilipopulasi70 Selanjutnya sampel individu dimana santri sebagairesponden ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitysampling yaitu menggunakan metode simple random samplingatau metode acak sederhana

68 Adang Bachtiar Achmad Kusdinar Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia 2008

69 Noeng Muhadjir Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif dan Mixed Edisi V (Revisi) Yokyakarta Penerbit Rake Sarasin2007

70 Tatang Amirin M Populasi dan Sampel Penelitian PengambilanSampel dari Populasi Tak-Terhingga dan Tak-Jelastatangmangunywordpresscom 2011

30 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

d Besar SampelBesar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakanrumus uji hipotesis beda dua proporsi7172 dengan power 95

Rumus

2

221

221111

)(

)1()1()1(22

PP

PPPPzPPz

n

βα

Derajat kemaknaan (α) sebesar 5Power (1-β) sebesar 90P1 = 80 P2 = 50 Plt = Proporsi rata rata

4 Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan hubungan

antara variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat(dependent variable) Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalahumur santri jenis kelamin pengetahuan dan sikap Sedangkan variabelterikat penelitian ini adalah perilaku personal higiene yang mencakupsemua subvariabel dependen antara lain mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan cara wudhursquo

Gambar Kerangka konsep penelitian studi komparasi praktikpersonal higiene santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan diPondok Pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada gambar 11

71 Stanley Lemeshow David W Hosmer Jr Janelle Klar Stephen KLwanga Adequacy of Sample Size in Health Studies Geneva World HealthOrganization 1997

72 Stephen K Lwanga and Stanley Lemeshow Sample sizedetermination in health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Pendahuluan 31

Gambar 11Kerangka Konsep Penelitian

5 Definisi OperasionalDefinisi operasional merupakan definisi dari apa yang diukur

untuk masing-masing variabel atau apa yang menjadi indikator darimasing-masing variabel tersebut Definisi operasional pada penelitianini terdiri dari definisi operasional variable dependen definisioperasional variabel subdependen dan definisi operasional variableindependen

a Definisi Operasional Variabel Dependen1) Perilaku personal higiene adalah tindakan atau praktik sehari-

hari santri di pondok pesantren dalam memelihara kebersihandan kesehatan diri meliputi mandi mencuci tangan menggosok

Perilaku Personal Higiene diPesantren Al Hamidiyah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

Variabel IndependenVariabel Dependen

Faktor Predisposing1 Jenis kelamin2 Umur3 Pengetahuan4 Sikap

Faktor Reinforcing1 Pendidikan ibu2 Pendidikan ayah3 Pekerjaan ibu4 Pekerjaan ayah5 Pendapatan keluarga

Faktor EnablingPelayanan kesehatan

Faktor Environment1 Prevalensi penyakit2 Frekwensi sakit

Perilaku Personal Higiene diPesantren Qothrotul Falah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

32 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kuku menggantipakaian menggunakan handuk dan wudhu Perilaku personalhigiene dikategorikan berdasarkan nilai median Adapun kriteriabaik adalah ge 20

2) Pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pondok pesantren yangmemadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modern ataupondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses air bersihberupa sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumur borpompa Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan terletak disekitar permukiman penduduk

3) Pondok pesantren Qothrotul Falah adalah pondok pesantrenyang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modernatau pondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses airbersih berupa sumber air utama yang digunakan ketersediaanair sepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumurbor pompa dan kulah Lokasi pondok pesantren ada diperdesaan terletak di sekitar permukiman penduduk

4) Kulah adalah kolam besar yang terbuat dari tanah untukmenampung air hujan dan dipergunakan santri untuk mencucimandi serta berwudhu dimana air kulah akan banyak pada saatmusim hujan dan mengering pada musim kemarau

b Definisi Operasional Variabel Sub Dependen1) Mandi adalah praktik sehari-hari santri untuk membersihkan

tubuh menggunakan air dan sabun dengan cara menyiramkanmengalirkan atau merendamkan diri dalam air sebanyak dua kalisetiap sehari73

2) Mencuci tangan adalah tindakan santri membersihkan tangandan jari jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun

73 Kamus Bahasa Indonesia Definisi mandihttpkamusbahasaindonesiaorg Diakses pada 03-11-2013

Pendahuluan 33

ataupun cairan lainnya terutama setelah buang air besar (BAB)buang air kecil (BAK) dan pada saat mau makan74

3) Menggosok gigi adalah praktik membersihkan gigi yangdilakukan santri dengan menggunakan sikat gigi atau siwak danmemakai pasta gigi minimal dua kali sehari yaitu sehabissarapan pagi dan sebelum tidur malam75

4) Mencuci rambut adalah kegiatan membersihkan kulit kepaladan rambut dengan menggunakan air dan sampo supaya bersihdari minyak debu serpihan kulit dan kotoran lain yangmenempel dirambut minimal satu kali dalam dua hari76

5) CebokIstinjarsquo adalah tindakan membersihkan dubur dan ataukemaluan yang dilakukan setiap setelah BAB dan BAK denganmenggunakan air dan sabun untuk menjaga kesehatan danbersuci dari hadas 77

6) Menggunting kuku adalah tindakan memotong kuku yangtumbuh melebihi ujung jari dengan tujuan menjaga kebersihandan mencegah timbulnya infeksi yang dilakukan minimal satukali dalam seminggu78

7) Mengganti pakaian adalah tindakan sehari-hari santri untukmengganti pakaian termasuk pakaian dalam yang dilakukansetiap selesai mandi minimal dua kali sehari

8) Menggunakan handuk adalah tindakan santri menjemur ditempat yang kering dan atau terkena matahari setelah memakai

74 WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care Pdf Publicationsof the World Health Organization can be obtained from WHO Press 20Avenue Appia 1211 Geneva 27 Switzerland 2005

75 American Dental Association A Healthy Mouth for Life OralLongevity (pdf) 2008 wwworallongevityadaorg

76 Adams D Wadeson J The Art of Hair Colouring London ThomsonLearning 2005

77 The Toolkit on Hygiene Sanitation amp Water Anal Cleansing TheWorld Bank 2005 diakses melalui Wikipedia bahasa Indonesia pada07112013

78 Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Artikel Islam MajalahAsy Syariah VolIIINo311428 H2007M hal 55-56

34 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

handuk dan mengganti handuk maksimal 3 hari setelahpemakaian 79

9) Berwudhu adalah praktik santri dalam menggunakan air untukanggota tubuh tertentu (yaitu wajah dua tangan kepala dan duakaki) untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangiseseorang untuk melaksanakan shalat atau ibadah yang lain80

c Definisi Operasional Variabel Independen1) Jenis kelamin adalah perbedaan antara santri laki-laki dan

perempuan dari segi anatomi biologi81 Jenis kelamin perempuandikategorikan tidak beresiko untuk berperilaku tidak higiene

2) Pengetahuan adalah pemahaman santri tentang personal higienePengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai median Kriteriabaik ge 30

3) Sikap adalah respon atau kecenderungan santri untukberperilaku dalam menjaga personal higiene Sikapdikategorikan berdasarkan nilai median Kriteria baik ge 29

4) Pendidikan ibu ayah adalah kegiatan belajar mengajar formalyang pernah diikuti ibu ayah dan mendapat ijazah

5) Pekerjaan ibu ayah adalah kegiatan rutin yang dilakukan olehibu ayah dan memiliki nilai ekonomis Ibu tidak bekerjadikategorikan tidak beresiko terhadap perilaku personal higieneresponden karena mempunyai kesempatan mendidik anak

6) Pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga rata-ratadalam satu bulan

79 Flemming Andersen et al Comparison of the effect of glycerol andtriamcinolone acetonide on cumulative skin irritation in a randomized trialJournal of the American Academy of Dermatology Volume 56 Issue 2 Pages228-235 February 2007 pdf diakses pada 07112013

80 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Iftaa TataCara Wudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnahkaahilwordpresscom201111 diakses pada 07112013

81 Jurnal Pemikiran Islam Paramadina Perspektif Jender Dalam IslamPenerbit Yayasan Paramadina Jln Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza IKav Ua 20-21 Jakarta Selatan March 16 2007 at 756 pm

Pendahuluan 35

7) Pemanfaatan Yankes adalah pemanfaatan fasilitas kesehatanantara lain poskestren rumah sakit umum rumah sakit swastapuskesmas pustu klinik balai kesehatan dokter praktikperawat praktik atau bidan praktik Kriteria pemanfaatanYankes ya jika responden pergi berobat ke pelayanankesehatan saat mengalami masalah kesehatan atau sakit tidakjika responden tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan saatmengalami masalah kesehatan sakit atau responden pergiberobat ke dukun dan atau orang pintar

8) Prevalensi penyakit adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren meliputi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare dan demam

9) Prevalensi penyakit lain adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir meliputi gabunganpenyakit (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)

10) Frekuensi sakit adalah jumlah responden pernah mengalamisakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenFrekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernah sakitdan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernah mengalami5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenSkala ukur yang dipakai adalah nilai mean dengan cut of pointnilai median

11) Poskestren adalah keberadaan akses pelayanan kesehatan dipondok pesantren yang memberdayakan kemampuan santri danustadz agar mau dan mampu untuk hidup sehat 82

6 Sumber DataSumber data penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

sumber data primer dan sekunder Sumber data primer pada penelitiankuantitatif dikumpulkan dan diambil langsung dari lapangan hasilpengisian kuesioner oleh semua santri yang menjadi responden

82 Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan PolaPendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah Kabupaten Meranginharisn73fileswordpress com200712pembentukan-poskestrenpdf

36 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

penelitian Sumber data primer kualitatif diperoleh dari hasil wawancaralangsung dengan tiga orang santri puteri tiga orang santri putera dansatu orang pak ustadz atau pimpinan pondok dari masing-masingpondok pesantren yang menjadi responden serta observasi baik padasantri pimpinan pondok dan lingkungan fisik pondok pesantren

Data yang diambil dari sumber primer kuantitatif adalah faktorpredisposing reinforcing enabling dan environment terutama variabelyang terkait dengan pengetahuan sikap dan perilaku santri terhadappersonal higiene di pondok pesantren serta lokasi karakteristik danfasilitas yang ada di pondok pesantren Data yang diambil dari sumberprimer kualitatif adalah gambaran pemahaman serta sikap santri danpimpinan pondok pesantren terhadap personal higiene menurutperspektif Islam

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian iniberupa publikasi jurnal hasil penelitian buku teks artikel naskah dancatatan yang terpublikasikan Data yang diperoleh akan dijadikansebagai data penunjang dari penelitian yang dilakukan

7 Teknik Pengumpulan DataPeneliti pada studi ini bertindak sebagai pengumpul data aktif

dibantu oleh dua orang enumerator dengan teknik pengumpulan datasebagai berikut

a Survei AwalSurvei awal penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Awwabin yang beralamat di jalan H Sulaiman No 12 BedahanSawangan Kota Depok Survei awal dilakukan untukmengumpulkan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkantimbulnya masalah kesehatan di pondok pesantren Survei awaljuga dilakukan untuk menentukan besar proporsi kejadian tidakhigiene dipondok pesantren (P1) guna menetapkan besarnyasampel penelitian

b Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas dilakukan di pondok pesantren Al-Karimiyah yang beralamat di Jalan H Maksum No 23 Sawangan

Pendahuluan 37

Kota Depok Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sudahmenguji ketepatan dan konsistensi kuesioner

c KuesionerPengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yangmeliputi semua variabel terkait dengan penelitian Pembuatankuesioner dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan awal ujicoba di lapangan perbaikan dan uji coba kembali di lapangansampai tahap finalisasi kuesioner Untuk menggali informasitentang kebiasaan santri maka selain menggunakan kuesioneryang sudah distandarisasi juga dilengkapi dengan wawancara danobservasi tentang perilaku hidup sehat terkait personal higiene 83

Guna menjamin kualitas data dilakukan quality control sejak darilapangan sampai pada pengolahan

d ObservasiTeknik ini digunakan dengan cara mengamati secara seksamaobyek yang diteliti baik perilaku individu atau situasi proseskegiatan tertentu84 Jenis observasi yang dilakukan adalahobservasi alami Peneliti melakukan observasi menyeluruhterhadap latar santri dan pondok pesantren tanpa mengubahnyaTujuan observasi adalah untuk mengamati dan memahami sikapdan perilaku santri secara nyata dan alami terhadap personalhigiene 85

e WawancaraMetode interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkanketerangan secara lisan langsung dari responden86 Dalam model

83 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanisian

84 Nana Sudjana Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung RemajaRosdakarya 1995)84

85 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanobservasi

86 Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat (JakartaGramedia Pustaka Utama 1993) 129

38 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wawancara ini peneliti secara kreatif mengendalikan jawabanresponden87 Wawancara dilakukan dengan santri untuk menilaipemahaman sikap dan praktik santri terhadap personal higienedari perspektif Islam di pondok pesantren Wawancara jugadilakukan dengan pimpinan pondok guna mencari informasitentang pemahaman dan sikap pimpinan pondok terhadappersonal higiene di pondok pesantren88

f DokumentasiTeknik ini digunakan untuk mencari literatur terdahulu yangrelevan dengan penelitian yang menitik beratkan pada analisisatau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya

8 Teknik Analisis DataSetiap selesai pengumpulan data dilakukan pemeriksaan

kelengkapan pengisian data dan pengkodean untuk konsistensi dataSetelah dilakukan pemeriksaan data kemudian dimasukkan ke dalamkomputer Selanjutnya dilakukan pembersihan data sesuai kaidahpenelitian kemudian data diolah dan dianalisis untuk melihat hubunganfaktor predisposing enabling reinforcing dan environment terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta faktor dominan yang mempengaruhi

Analisis data kuantitatif dibedakan menjadi pertama analisisdeskriptif (univariat) digunakan untuk menjelaskan menggambarkandistribusi karakteristik variabel independen variabel dependen dansubvariabel dependen dalam peringkasan data baik secara numerikmaupun katagorik kedua analisis bivariat dengan melakukan uji chi-square dan uji fisher exact guna melihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat dengan perhitungan statistik menggunakantabulasi silang ketiga analisis multivariat merupakan analisis lanjutyang dipakai untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

87 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktikCet XII (Jakarta PT Rineka Cipta 2002) 202

88 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanwawancara

Pendahuluan 39

terhadap variabel terikat dan faktor dominan yang mempengaruhidengan mengunakan jenis uji regresi logistik metode backward

Analisis data kualitatif dilakukan dengan pendekatan analisiskultural yaitu dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisiskuantitatif Analisis ini juga mengumpulkan tema budaya nilai sosialdan simbol-simbol demografi juga untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain sikap dan perilaku sehingga akanmembentuk satu kesatuan yang holistik menampakkan masalah yangdominan dan mana yang kurang dominan Berdasarkan seluruh analisispeneliti akan melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian

9 Teknik PenulisanTeknis penulisan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Sekolah PascasarjanaUniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk penulisanmenggunakan pedoman Turabiyan Style untuk notes dan LibraryCongress untuk transliterasi

G Sistematika PembahasanStudi ini di bahas dalam enam bab Satu bab berisikan latar

belakang permasalahan satu bab merupakan kajian mendalam tentangdasar teori yang digunakan tiga bab berisi analisis interpretasi sertapembahasan secara kuantitatif dan kualitatif hasil penelitian Kemudiansatu bab berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusanmasalah serta rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait sesuaidengan signifikansi dari studi ini Gambaran umum dari tiap babtersebut dijelaskan sebagai berikut

Bab pertama merupakan pendahuluan berisikan permasalahantentang penyakit yang sering muncul di pondok pesantren lalukaitannya dengan kebersihan yang merupakan bagian penting dari nilai-nilai dalam Islam Kemudian tersaji tujuan signifikansi studi danmetodologi penelitian untuk mengungkap faktor-faktor terkaitpenyebab dari permasalahan

40 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Bab kedua merupakan tinjauan tentang teori yang sifatnyafilosofis yang menjadi dasar pijakan dalam menganalisis tiap fenomenayang ditemukan Berisikan kajian pustaka yang mengurai secaramendalam tentang referensi terkait meliputi Islam dan perkembangankesehatan konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

Bab ketiga merupakan penjelasan secara rinci tentang unit sampelsebagai tempat penelitian yaitu pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta karakteristik masing-masing responden sebagaisampel penelitian Berisikan gambaran pondok pesantren sebagaitempat penelitian deskripsi karakteristik masing-masing respondendalam praktik personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah dandeskripsi karakteristik masing-masing responden dalam praktik personalhigiene di pondok pesantren Qothrotul Falah

Bab keempat merupakan pembahasan yang menganalisa danmenjelaskan bukti empirik data kuantitatif dan kualitatif dan menguraikekuatan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahserta faktor paling dominan yang mempengaruhi

Bab kelima adalah pembahasan tentang perbandingan baikpersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di masing-masing pondok pesantren

Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban rumusanmasalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang pendukung yangditemukan studi ini Pada bab ini juga disajikan rekomendasi didasarkanpada hasil temuan Rekomendasi tersebut ditujukan kepada kalanganakademisi pembuat kebijakan pengelola program pondok pesantrendan pelayanan kesehatan

41

Bab IIIslam dan Kesehatan

ebersihan adalah pangkal kesehatan menjaga kebersihandiri dan lingkungan akan menciptakan lingkungan hidup

yang nyaman dan sehat sehingga akan tercipta jiwa dan raga yang sehatserta kuat Islam dan kesehatan terkesan sebagai dua hal yang masing-masing berdiri sendiri bahkan bertolak belakang Argumentasi inididasarkan pada berbagai persoalan bidang kesehatan di tengahmasyarakat yang menunjukkan belum sepenuhnya nilai-nilai ajaran danpemikiran Islam diamalkan1 Hal ini tentu menjadi tantangan tersendirikarena sesungguhnya pokok ajaran Islam terkait erat dan sangat relevandengan keilmuan di bidang kesehatan dan bersifat universalKeterkaitan agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan dari lingkupkesehatan berdasarkan definisi dan komprehensivitas Islam jelas terlihatbahwa Islam menghendaki agar umatnya kuat atau tidak lemah secarafisik mental sosial dan ekonomi Abu Hurairah berkata bahwa NabiMuhammad Saw bersabda

X uhmm Xmtna t䗮Xt䗮뿀䔜 䗮 t t뿀X m뿀X 䗮  t뿀 t鑰  tϤ ekta X ήt˸X 䗮 m t뿀X m뿀X 䗮Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripadamukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan2

Tuntunan Islam banyak mencerminkan nilai-nilai kesehatan diantaranya melalui cara hidup yang sehat Demikian juga aspek mentaldan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain agama dankesehatan Sehat adalah kondisi secara holistic bukan saja sehat secara

1 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam BidangKesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 2

2 Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih DicintaiOleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadis bag 1 2014

K

42 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat3 StudiIslam komprehensif baik di Indonesia maupun di luar negeri sertabanyak hasil penelitian menunjukkan kuatnya hubungan antara agamadan kesehatan Studi ini berpijak pada argumen bahwa konsep Islam dankesehatan harus disatukan untuk menuju keselamatan dunia akhiratkesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin umat manusia

Selanjutnya akan dipaparkan konsep Islam dan kesehatan yangmeliputi Islam dan perkembangan kesehatan Islam dan pendidikanpesantren konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

A Islam dan Perkembangan KesehatanBukti perhatian al-Qurrsquoan terhadap bidang ilmu pengetahuan

dinyatakan dalam firman Allah Swt

mt a䖌 ullh tΕl뿀 䗮a thX뿀 䗮 t 䖲t䕶X䗮a t XΕ䖌䗮a tl䗮al뿀뿀  䗮 tΎX mtn 뿀閰tϤtlX 䖌䗮

ldquoSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakalrdquo (QS ali-rsquoImran 190)

Sejarah ilmu pengetahuan kedokteran sudah berjalan lamabahkan cikal bakal ilmu kedokteran atau medis telah ada sebelum Islamdatang Beberapa peradaban kuno seperti Cina Yunani Mesir RomaPersia serta India sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmukedokteran sekalipun dengan cara dan peralatan yang sederhana4

Semua manusia menganggap bahwa kesehatan sangatlah pentingmeskipun setiap bangsa mempunyai pendapat yang berbeda tentangdefinisi kemuliaan kesejahteraan kebahagiaan kebajikan dan caramenjalani hidup Bangsa Sparta misalnya hanya akan mendapat hidup

3 Henrik L Blum Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory (New York Human Science Press 1974) DepartemenKesehatan RI 2008

4 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 28

Islam dan Kesehatan 43

sejati jika dijalani dengan berperang Bangsa Yunani menganggapbahwa hidup bahagia bisa tercapai bila menguasai filsafat Bangsa Indiamemilih Indu sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kemuliaanNamun demikian semua bangsa tersebut sepakat bahwa kesehatanmerupakan salah satu nikmat hidup yang harus dijaga Orang YunaniKuno misalnya mempercayai Ascleipius sebagai dewa kesehatanMuncul beberapa dokter atau tabib terkemuka di Yunani yang telahbanyak berkontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteranHippocrates atau lsquoYpocrasrsquo (5-4 SM) menulis dasar-dasar pengobatanRufus of Ephesus (1 M) seorang dokter dari Asia Minor berhasilmenyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani Dioscoridesjuga dikenal sebagai seorang penulis risalah pokok-pokok kedokteranyang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abadkemudian5

Perkembangan ilmu kedokteran pada abad pertengahan diambilalih dunia Islam yang berpusat di Timur Tengah Berbeda denganilmuan lain ilmuwan muslim menjadikan al-Qurrsquoan dan as-Sunnahsebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteranPara ilmuwan bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegangkekuasaan dalam mengembangkan ilmu kedokteran Langkah pertamamereka adalah menerjemahkan berbagai literatur kedokteran daribangsa-bangsa lain terutama Yunani ke dalam bahasa Arab Sementararumah sakit telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw di MadinahBahkan pada saat berperang Nabi Muhammad Saw selalu membawapasukan khusus yang berperan sebagai tim medis Mereka menyiapkanberbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut beberapa untaKlinik berjalan dan tim medis ini bertugas merawat dan mengobatitentara muslim yang terluka dalam peperangan Mereka berpindah darisatu medan perang ke medan perang lain Tercatat dalam sejarah bahwarumah sakit pertama yang dibangun kaum muslimin berada diDamaskus Siria Rumah sakit ini dibangun pada masa pemerintahanKhalifah Al-Wahid (706 M) dari Dinasti Umayyah

5 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

44 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasangsurut Periode perkembangan kedokteran ini dibedakan menjadi periodepenerjemahan literatur kedokteran periode keemasan dan periodekemunduran Periode penerjemahan berlangsung pada abad ke-7 hinggake-8 M Para ilmuwan muslim pada masa ini gencar mengalih-bahasakan buah pikiran para tabib Yunani Kuno baik dari bahasaYunani maupun bahasa lain ke dalam bahasa Arab Khalifah Al-Marsquomun dari Dinasti Abbasiyah mendorong para sarjana untukberlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa ArabSejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transferpengetahuan tersebut seperti Jurjis bin Bakhtisliu Yuhanna binMasawaya serta Hunain bin Ishak

Pada abad ke-9 sampai ke-13 M dunia kedokteran Islamberkembang begitu pesat Sejumlah rumah sakit besar berdiri Rumahsakit tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan danpengobatan Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat belajar bagipara dokter baru sehingga muncul sejumlah dokter terkemuka danberpengaruh di dunia kedokteran hingga sekarang Sekolah kedokteranpertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi ShapurKhalifah al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit dikota Baghdad Khalifah mengangkat Judis bin Bahtishu sebagai dekansekolah kedokteran tersebut Pendidikan kedokteran yang diajarkan diJindi Shapur sangat serius dan sistematik Sekolah kedokteran iniakhirnya melahirlkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka seperti al-Razi al-Zahrawi Ibnuu Sina Ibnuu Rushd Ibnuu al-Nafis dan IbnuuMaimon6

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes Namalengkap al-Razi adalah Abu Bakar Mohammad bin Zakaria al-RaziBeliau menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur penguasaKhurasan Al-Razi kemudian pindah ke Baghdad menjadi dokter kepaladi rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah Karya al-Razi

6 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 29

Islam dan Kesehatan 45

yang berjudul Al-Mansuri menyoroti tiga aspek penting dalamkedokteran yaitu kesehatan publik pengobatan preventif danperawatan penyakit khusus Al-Razi dalam buku yang berjudul Al-Murshid mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit Buku lainnyayang berjudul Al-Hawi terdiri dari 22 volume mengupas tentangpengobatan cacar air Buku ini menjadi salah satu rujukan sekolahkedokteran di Paris

Al-Zahrawi (930-1013 M) dikenal dengan nama Abulcasis diBarat Ahli bedah terkemuka dari Arab ini menempuh pendidikan diUniversitas Cordoba Ia menjadi dokter istana pada masaKhalifah Abdul Rahman III Sebagian besar hidupnya didedikasikanuntuk menulis buku-buku kedokteran khususnya masalah bedah Salahsatu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif liMan Ajizrsquoam Al-Tarsquolif sebuah ensiklopedia ilmu bedah terbaik padaabad pertengahan Buku tersebut digunakan di Eropa hingga abad ke-17M Al-Zahrawi dalam buku tersebut menerapkan cutlery untukmengendalikan pendarahan Ia juga menggunakan alkohol dan lilinuntuk menghentikan pendarahan selama pembedahan tengkorakberlangsung Al-Zahrawi juga menulis buku tentang operasi gigi

Dokter muslim yang sangat mashur adalah Ibnuu Sina atauAvicenna (980-1037 M) Salah satu kitab kedokteran fenomenal yangberhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb atau Canon of MedicineKitab itu menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisisatu juta kata Hingga abad ke-17 M kitab ini masih menjadi referensisekolah kedokteran di Eropa

Sementara tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah IbnuuRushd atau Averroes (1126-1198 M) Dokter kelahiran GranadaSpanyol ini sangat dikagumi para sarjana Eropa Kontribusinya dalamdunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb (Colliyet) Buku tersebut berisi rangkuman ilmu kedokteran Bukukedokteran lain berjudul Al-Taisir yang mengupas praktik-praktikkedokteran

Nama dokter muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnuu el-Nafis (1208-1288 M) Dokter yang lahir di era meredupnyaperkembangan kedokteran Islam ini sempat menjadi kepala rumah sakit

46 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Al-Mansuri di Kairo Sejumlah buku kedokteran berhasil ditulisnyaSalah satu karyanya yang terkenal adalah Mujaz al-Qanun Buku iniberisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnuu Sina

Beberapa nama dokter muslim terkemuka yang jugamengembangkan ilmu kedokteran antara lain Ibnuu Wafid al-Lakhmseorang dokter terkemuka di Spanyol Ibnuu Tufalis seorang tabib yanghidup sekitar tahun 1100-1185 M dan Al-Ghafiqi seorang tabib yangmengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika Setelah abadke-13 M ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana muslimmengalami masa stagnasi Perlahan ilmu kedokteran Islam mulai surutdan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam diabad pertengahan Secara singkat kontribusi para dokter muslimmeliputi bakteriologi anesthesi surgery ophthalmology danpsikoloterapi Konsep yang dikembangkan umat Islam pada erakeemasan tersebut hingga kini masih memberikan banyak pengaruh7

Dalam bidang keperawatan dunia barat mengakui FlorenceNightingale sebagai perawat pertama di dunia Namun berabad-abadsebelum Nightingale Rufaida binti Saad al-Aslamiya telah menjadiseorang perawat Ia merupakan perawat profesional pertama padazaman Nabi Muhammad Saw Rufaidah digambarkan sebagai seorangwanita yang memiliki kualitas perawat yang ideal yaitu penuh kasihempati pemimpin yang baik dan guru besar yang menyampaikanpengetahuan klinis kepada orang lain Kegiatan Rufaidah sebagaiseorang perawat sangat terlibat dalam masyarakat membantu orang-orang kurang beruntung yang melambangkan etos perawatan Diaadalah pendiri sekolah pertama keperawatan bagi perempuan Dia jugamengembangkan kode etik pertama dan etika berabad-abad sebelumFlorence Nightingale di dunia barat8

Rufaidah memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sarsquoad al-BaniAslam al-Khazraj Ia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansargolongan pertama yang menganut Islam di Madinah Ayah Rufaidah

7 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

8 Eva Hillary Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Islam dan Kesehatan 47

adalah seorang dokter Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saatbekerja membantu ayahnya Rufaidah mengabdikan diri merawat kaummuslim yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saatkeadaan damai Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korbanyang terluka akibat perang Badar Uhud Khandaq dan Perang KhaibarRufaidah mendirikan rumah sakit di lapangan sehingga terkenal saatperang Nabi Muhammad SawMuhammad memerintahkan korban yangterluka dirawat oleh Rufaidah Digambarkan bahwa saat perangKhandaq Rufaidah merawat Salsquoad bin Malsquoadh yang sedang terlukakarena tertancap panah di tangan hingga stabil9

Sejarah Islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersamaRufaidah Nama-nama tersebut adalah Ummu Ammara AminahUmmu Ayman Safiyat Ummu Sulaiman dan Hindun Beberapa wanitamuslim yang terkenal sebagai perawat adalah antara lain KulsquoayibatAminah binti Abi al-Qays al-Ghifari Ummu lsquoAtiyah al-Anshariyat danNusaibat binti Kalsquoab al-Maziniyat Ummu Ammara dikenal jugasebagai Nusaibah binti Kalsquoab bin Maziniyat Dia adalah ibu dariAbdullah dan Habi anak dari Bani Zayd bin lsquoAsim Dia berpartisipasidalam perjanjian lsquoAqabah dan perjanjian Ridhwan Ia juga punya andildalam Perang Uhud (625 M) dan perang melawan Musailamah diYamamah bersama anak dan suaminya Dalam bidang lain dikenalnama Al-Syifalsquo binti al-Harith Al-Syifalsquo termasuk wanita cerdas yangdikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis serta ahli ruqyah(pengobatan) sebelum datangnya Islam Sesudah memeluk Islam diatetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan Oleh karena itudia disebut sebagai ulama (guru) wanita pertama dalam Islam Di antaramuridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab

B Islam dan Pendidikan PesantrenSejarah pendidikan Islam mengenal salah satu bentuk tempat

berlangsung kegiatan pendidikan yaitu al-kuttab Sebelum berdirilembaga pendidikan formal Islam al-kuttab dan madrasah telah

9 Omar Hasan Kasule ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rd International NursingConference Brunei Darussalam Article 1998

48 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berlangsung di rumah-rumah ulama di masjid tempat-tempat penjualanbuku dan tempat-tempat lain Nabi Muhammad Saw menjadikan dar al-Arqam bin Abi al-Arqam yaitu rumah sahabat bernama Arqam bin Abial-Arqam di Mekkah sebagai tempat pendidikan Pelajaran yangdiajarkan adalah dasar-dasar agama Islam dan al-Qurrsquoan NabiMuhammad Saw juga menjadikan rumahnya di Mekkah dan Madinahsebagai tempat kegiatan pendidikan Islam

Menurut Syalabi pakar pendidikan Islam dari Mesir dalamTarikh al-Tarbiyyah al-Islamiyyah mengatakan bahwa al-kuttab telahditemui sebelum Islam Pendidikan di al-kuttab menurut MuhammadMunir Mursi telah dikenal sejak abad pertama hijriah di kota-kota IslamDi kota Qairawan Tunis ditemui al-kuttab yang berkembang pesat padaabad ke-tiga hijriah bersamaan dengan hidupnya seorang tokohpendidik muslim terkenal Muhammad Ibnuu Sahnun dengan karyanyayang monumental yaitu Adab al-Mutarsquoallimin10

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia dikenal sejak kedatanganIslam ke Indonesia Pendidikan Islam awal memakai sistem soroganatau perorangan Pendidikan berlangsung sangat sederhana serta tidakmengenal strata Menurut Mahmud Yunus sejarah pendidikan Islamsama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia Sejak masuknyaIslam ke Indonesia mulai timbul pendidikan Islam Pendidikan Islampada mulanya berlangsung di rumah-rumah langgarsurau masjid dankemudian berkembang menjadi pondok pesantren Setelah itu barutimbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenalsekarang ini11

Cukup sulit menentukan waktu yang pasti awal masuknya Islamke kepulauan Nusantara Hal ini dikarenakan minimnya data-datakonkret yang mendukung untuk mengungkapkan semua itu MenurutMuhammad Naimar (India) ldquoBukti-bukti tangan pertama tentangbagaimana Islam di Indonesia tidak mungkin diperoleh tetapi bukti-

10 Azrarsquoie Zakaria dan Athiah Muhayat Ibnuu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Qursquoran (YPA) 2008 hlm 2

11 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 2

Islam dan Kesehatan 49

bukti yang berasal dari luar cukup menunjukkan bahwa pengislaman didaerah ini telah terjadi sejak waktu permulaan Islam malahan mungkinketika Nabi Muhammad Saw masih hidup sebagaimana halnya di IndiaSelatanrdquo12

Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam ke Indonesia (1)Syed Naquib al-Attas berpendapat bahwa cacatan yang paling tuamengenai kemungkinan sudah bermukimnya orang-orang muslim diIndonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab padatahun 55 atau 672 M (2) Gerini seorang sejarawan dalam Further Indiadan Indo Malay Archipelago yang didukung penulis Harry W Hazzarddalam Atlas of Islamic History menyatakan bahwa orang Islam pertamayang mengunjungi Indonesia adalah saudagar Arab pada abad ke-7 MMereka singgah di Sumatera ketika mengadakan perjalanan menujuCina (3) Juned Pariduri mengatakan bahwa telah ditemukan sebuahmakam yang berangka tahun Haa-Miim yang berarti tahun 48 H atau670 M Dengan demikian agama Islam sudah masuk di Barus TapanuliSumatera Utara (4) Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islammenyatakan bahwa pada abad ke-7 M di pantai barat pulau Sumaterasudah didapati suatu kelompok perkampungan orang-orang Arab13

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul sejakpertama kali masuknya Islam di Nusantara Lembaga pendidikantersebut disebut dengan lembaga pendidikan tradisional atau salafiLembaga pendidikan Islam yang telah mengalami perubahan denganmengikuti sistem madrasi biasanya menggunakan nama baru ataumenambah julukan madrasah dan atau modern Perkembanganpendidikan Islam berikutnya memunculkan sistem pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren ditinjau dari segi bentuk dan sistemnyaberasal berasal dari India Sebelum proses penyebaran Islam keIndonesia sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk

12 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 4

13 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 5

50 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa Pesantren mempunyaibeberapa elemen yang membentuknya Pertama pondok Asrama atautempat belajar bagi santri disebut dengan pondok Para santri tinggalbersama dan belajar di bawah bimbingan sang guru yang lazimnyadisebut ldquokyairdquo Kedua masjid Masjid merupakan elemen yang tidakdapat dipisahkan dari dunia pesantren Masjid dapat berfungsi sebagaitempat yang baik untuk mendidik para santri misalnya untuk praktiksembahyang lima waktu pengajaran kitab-kitab klasik khutbah dansembahyang Jumrsquoat Ketiga pengajaran kitab-kitab klasik yang biasadisebut dengan ldquokitab kuningrdquo Keempat santri Dalam tradisipesantren santri dapat dibedakan menjadi dua (1) santri mukim yaknimurid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan bertempat tinggaldi lingkungan pesantren atau pondok (2) santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren Santri kalong tidakmenetap di dalam pondok Kelima kyai kyai merupakan komponenterpenting dalam kehidupan pesantren kyai adalah pelopor bagikelahiran pesantren yang dipimpinnya kyai juga menjadi pemegang danpenentu kebijakan yang ada di seluruh pesantren Para kyai di pulauJawa banyak yang menganggap bahwa pesantren merupakan kerajaankecil yang dimilikinya Konsekuensi logisnya kekuasaan mutlak dalamkehidupan dan lingkungan pesantren sepenuhnya ada di tangan kyaiDengan demikian kyai menjadi penguasa tunggal sehingga tidak bisaditentang oleh siapapun kecuali oleh kyai yang memiliki pengaruh lebihbesar

Berdirinya sebuah pesantren tentu tidak hanya dijadikan sebagaiajang untuk memperluas cakrawala santri dalam memahami doktrin-doktrin keagamaan Pesantren juga berfungsi untuk meninggikan moralmelatih dan mempertinggi semangat serta menghargai nilai-nilaispiritual dan kemanusiaan Pesantren melatih dan menyiapkan parasantri untuk hidup hemat sederhana dan berhati bersih Selain itupesantren juga mengajarkan budi pekerti dan sopan santun Secarasederhana tujuan pesantren adalah membimbing para santri agarmenyadari bahwa belajar semata-mata merupakan kewajiban danpengabdian kepada tuhan Belajar bukan hanya untuk meraih prestasikehidupan dunia dalam bentuk uang kekuasaan atau pangkat Cita-cita

Islam dan Kesehatan 51

pendidikan pesantren adalah latihan untuk memandirikan diri sendiridan tidak tergantung kepada siapapun selain kepada Allah

Nilai-nilai yang mendasari pesantren dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian Pertama nilai-nilai agama yang memilikikebenaran absolut berorientasi kepada hal-hal yang bersifat ukhrawidan bercorak fikih-sufistik Kedua nilai-nilai agama yang memilikikebenaran relatif yaitu nilai-nilai agama yang berkaitan dengan realitasosial yang empiris dan pragmatis misalnya mengenai kehidupan sosialpolitik atau budaya

Pendidikan di pesantren bersifat holistik Artinya kyaimemandang bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar merupakankesatupaduan yang utuh dan totalitas dalam kehidupan sehari-hariSehingga persoalan yang berhubungan dengan kapan mulai belajartarget apa yang ingin dicapai dan kapan ingin selesai tidak pernahdibicarakan Implikasinya sulit mencari dan merumuskan tujuanpendidikan pesantren secara baku yang bisa dijadikan standar umum

Pendidikan yang dikaukan di pesantren mempunyai beberapaprinsip Pertama teosentris Pesantren mendasarkan filsafatpendidikannya pada anggapan bahwa proses dalam kehidupan dimukabumi ini akan kembali kepada Tuhan Pesantren mengabdikan segalakegiatan belajar mengajar demi kepentingan ukhrawi dan berperilakusakral dalam kehidupan kesehariannya Kedua sukarela dan mengabdiPara kyai di pesantren melakukan segala kegiatan demi mengabdi dansecara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT Ketigakearifan Kearfian yang dimaksud adalah bersikap dan berperilaku sabarrendah hati taat pada hukum agama dan mendatangkan maslahat bagikepentingan bersama Keempat kesederhanaan Sikap kesederhanaantidak sama dengan kemiskinan Kesederhanaan diartikan denganbersikap dan berpikir wajar balance dan tidak bersikap sombongKelima kolektivitas Dunia pesantren berlaku diktum orangmendahulukan kepentingan orang lain dalam hal ldquohakrdquo tetapi orangharus mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum kewajiban oranglain Keenam mengatur kegiatan bersama Ketujuh kebebasanterpimpin yakni semua mahluk memiliki atau tidak bisa keluar darigaris-gairs sunnatullah-nya tetapi memiliki kecenderungan sendiri-

52 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

sendiri sesuai fitrahnya Kedelapan mandiri Kesembilan pesantrenadalah tempat mencari ilmu dan mengabdi Kesepuluh mengamalkanajaran agama Setiap perbuatan dan aktivitas selalu di bawah bimbingandalam batas-batas dan rambu-rambu hukum agama Kesebelas tanpaijazah Dunia pesantren tidak berlaku ijasah akan tetapi hanyapengakuan dari masyarakat atas prestasi kerja seorang santri ditambahdengan restu kyai Keduabelas restu kyai Segala kegitan santri harusselalu direstui oleh kyainya agar bermanfaat dan membawakemaslahatan untuknya

Lembaga pendidikan Islam di suatu wilayah dengan di wilayahyang lain terdapat banyak persamaan Sering kali perbedaan hanyaterletak pada persoalan nama yang diberikan penduduk setempatPenyebutan nama yang berbeda lebih disebabkan karna lembagapendidikan Islam merupakan kelanjutan dari suatu pranata sosial yanghidup dan berkembang di wilayah bersangkutan Berkenaan denganpendidikan di Aceh terdapat istilah-istilah penting yaitu meunasahdayah dan rangkang

Surau dalam tradisi dan adat Minangkabau adalah kepunyaankaum suku atau indu Surau bagi kaum tertentu didirikan sebagaipelengkap dari rumah gadang karena banyaknya berdiam dari keluargasaparuik (berasal dari satu perutketurunan) yang berada di bawahpimpinan seorang datuk (kepala suku) Surau pada mulanya berfungsisebagai tempat bertemu berkumpul rapat-rapat dan tempat menginapbagi anak lelaki yang dewasa atau orang tua (uzur) Dalam tradisiMinangkabau laki-laki dewasa tidak boleh menginap di rumah gadangdan hanya kaum perempuan yang diperbolehkan memiliki kamar dirumah gadang14 Setelah kedatangan Islam ke Sumatra Barat makasurau berubah fungsi tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempatmenginap laki-laki dewasa tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luastermasuk sebagai tempat ibadah serta tempat pengajaran danpengembangan ajaran-ajaran islam misalnya menjadi tempat shalatbelajar membaca al-Qurrsquoan dan sebagainya

14 Azyumardi Azra Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisidan Modernisasi Diterjemahkan Oleh Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003 hlm 8

Islam dan Kesehatan 53

Pada tahap selanjutnya terjadi pemisahan fungsi antara surau danmasjid Kalau masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dalam arti ritualbelaka misalnya shalat lima waktu berjamaah shalat Idul Fitri atau IdulAdha dan shalat jumrsquoat surau memiliki multifungsi yakni sebagaiasrama anak-anak muda tempat mengaji dan belajar agama dantempat menjalani suluk praktik-praktik tasawuf 15

C Konsep Dasar KesehatanMendefinisikan kesehatan yang baik adalah sulit karena setiap

orang memiliki konsep sendiri tentang kesehatan Organisasi KesehatanDunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai ldquokeadaan lengkapfisik mental dan kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanyapenyakit atau kelemahanrdquo16 Sehat adalah kondisi sehat secara holistikbukan saja sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial17

Undang Undang Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwaldquoKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomisrdquo18

Menurut Pender pandangan kesehatan individu bervariasi antarakelompok usia yang berbeda jenis kelamin ras dan budayaSelanjutnya Pender menjelaskan bahwa semua orang bebas daripenyakit tidak sama dengan sehat Kesehatan adalah ldquokeadaan bahwaorang mendefinisikan dalam kaitannya dengan nilai-nilai mereka sendiri

15 Suluk adalah ibadah yang dilakukan para penganut tarikat denganmengurung diri di dalam kelambu atau kamar kecil bertekun melakukan ibadahguna mendekatkan diri kepada Tuhan sepanjang waktu

16 World Health Organization Promoting Mental Health ConceptsEmerging evidence Practice A report of the World Health OrganizationDepartment of Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University of MelbourneWorld Health Organization Geneva 2005

17 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Undang Undang No 23Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta 1992

54 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

kepribadian dan gaya hidup menunjukkan bahwa bagi banyak orang ituadalah kondisi hidup daripada keadaan patologisrdquo Oleh karena itukesehatan adalah konsep yang rumit dan berarti lebih dari tidak adanyapenyakit Menurut Mc Gouhg kesehatan adalah ldquocara di mana orangberpikir tentang kesehatan dan bagaimana mereka mengelola hidupmereka dengan cara yang sehat atau meningkatkan kesehatanrdquo19

D Personal HigienePersonal higiene atau kebersihan diri adalah suatu tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri untuk kesejahteraan fisik danpsikis20 Perilaku personal higiene adalah suatu pemahaman sikap danpraktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajatkesehatan memelihara kebersihan diri meningkatkan rasa percaya dirimenciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit Perilakupersonal higiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaansehingga personal higiene merupakan hal penting dan harusdiperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang21

Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan keselamatan dankesejahteraan individu Orang yang sehat mampu memenuhi kebutuhankebersihan mereka sendiri Berbagai faktor personal sosial dan budayamempengaruhi praktik kebersihan22 Selanjutnya akan diuraikan konseppersonal higiene yang meliputi dasar pengetahuan ilmiah dasarpengetahuan perawatan perkembangan personal higiene pentingnyapersonal higiene dan personal higiene dalam perspektif Islam

19 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Basic Nursing Essentials ForPractice 6th Edition ISBN 13 978-0-323-03937-6 amp 10 0-323-03937-5Mosby Elsevier St Louis Missouri 2007 Page 8

20 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

21 Ibnuu Indra Fajarwati Sandriana A Rachman Watief PerilakuPersonal Hygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesi (Makasar Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanudin 2014) Pengabdian Masyarakat

22 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

Islam dan Kesehatan 55

1 Dasar Pengetahuan IlmiahKebersihan yang layak membutuhkan pemahaman dasar

pengetahuan ilmiah tentang anatomi dan fisiologi integumen ronggamulut mata telinga dan hidung Selain itu juga kulit dan sel-selmukosa pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darahyang mendasarinya Sel-sel membutuhkan gizi yang cukup hidrasi dansirkulasi untuk melawan cedera dan penyakit Teknik kebersihan yangbaik mendukung struktur normal dan fungsi jaringan tubuh Selain itudiperlukan penerapan pengetahuan tentang patofisiologi untukpencegahan dan perawatan higienis yang baik

a KulitKulit adalah organ aktif dengan fungsi perlindungan sekresiekskresi pengaturan suhu dan sensasi Kulit seringmencerminkan perubahan kondisi fisik dengan perubahan warnaketebalan tekstur turgor temperatur dan hidrasi Selama kulittetap utuh dan sehat fungsi fisiologis tetap optimal Kulitmemiliki tiga lapisan utama epidermis dermis dan subkutan (1)Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis darisel yang mengalami tahap pematangan yang berbeda Perisai iniyang mendasari jaringan terhadap kehilangan air dan cedera danmencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksipenyakit Lapisan terdalam dari epidermis menghasilkan sel-selbaru sebagai persediaan menggantikan sel-sel permukaan luarkulit yang mati secara terus menerus (2) Dermis adalah lapisankulit yang lebih tebal yang mengandung bundel kolagen dan seratelastis untuk mendukung epidermis Serabut saraf pembuluhdarah kelenjar keringat kelenjar sebaceous dan folikel rambutsaja yang melalui lapisan dermal Kelenjar sebaceous mensekresisebum yang berminyak yang berbau ke dalam folikel rambut (3)Lapisan jaringan subkutan mengandung pembuluh darah sarafkelenjar getah bening dan jaringan ikat longgar diisi dengan sel-sel lemak Jaringan lemak merupakan isolator panas untuk tubuhJaringan subkutan juga mendukung lapisan kulit bagian atasuntuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera Sangat sedikitjaringan subkutan mendasari mukosa mulut

56 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Kaki Tangan dan KukuKaki tangan dan kuku sering membutuhkan perhatian khususuntuk mencegah infeksi Kuku adalah jaringan epitel yang lekuktersembunyi oleh kulit yang disebut kutikula Bagian yangterlihat dari kuku adalah tubuh kuku Memiliki berbentuk bulansabit dengan daerah yang dikenal sebagai lunula tersebut Dibawah kuku terletak lapisan epitel disebut kuku Sebuah kukuyang sehat normal adalah transparan halus dan cembung dengankuku merah muda dan ujung putih tembus Penyakitmenyebabkan perubahan dalam bentuk ketebalan dankelengkungan kuku

c Rongga mulutRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terhubungdengan kulit Rongga mulut atau bukal terdiri dari bibir sekitarsekeliling mulut pipi berjalan di sepanjang dinding samping darirongga lidah dan otot lidah dan langit-langit keras dan lunakMukosa oral biasanya berwarna merah muda dan lembab Dasarmulut dan permukaan bawah lidah kaya akan suplai pembuluhdarah Setiap jenis hasil ulserasi atau trauma pada perdarahanyang signifikan Ada tiga pasang kelenjar ludah yangmengeluarkan sekitar satu liter air liur sehari Kelenjar buccalditemukan pada lapisan mukosa pipi dan mulut menjagakebersihan dan kenyamanan jaringan mulut Pengaruh obatpaparan radiasi dan pernapasan mulut mengganggu sekresi salivadalam mulutGigi merupakan organ mengunyah atau pengunyahan Merekadirancang untuk memotong merobek dan menggiling makananyang dicerna sehingga dapat dicampur dengan air liur danmenelan Sebuah gigi normal terdiri dari mahkota leher dan akarMembran periodontal terletak tepat di bawah margin gusimengelilingi gigi dan memegang itu tetap di tempatnyaKesehatan gigi tampak putih halus mengkilap dan selarasdengan benar Kesulitan dalam mengunyah terjadi ketika jaringan

Islam dan Kesehatan 57

gusi di sekitarnya meradang atau terinfeksi atau ketika gigi yanghilang atau menjadi kendor Kebersihan mulut secara teraturdiperlukan untuk menjaga integritas permukaan gigi danmencegah radang gusi

d RambutPertumbuhan rambut distribusi dan pola menunjukkan statuskesehatan umum seseorang Perubahan hormonal stres emosionaldan fisik penuaan infeksi dan penyakit tertentu mempengaruhikarakteristik rambut Batang rambut sendiri tak bernyawa danfaktor-faktor fisiologis tidak secara langsung mempengaruhi ituNamun kekurangan hormon dan nutrisi dari folikel rambutmenyebabkan perubahan pada warna atau kondisi rambut

e Mata Telinga dan HidungKetika membersihkan jaringan sensorik yang sensitif dengan caramencegah cedera dan ketidaknyamanan seperti tidakmenggunakan sabun di mata

2 Dasar Pengetahuan PerawatanTidak ada dua individu mengetahui tentang praktik unik

kebersihan dan pilihan pribadi Sejumlah faktor yang mempengaruhipilihan pribadi untuk kebersihan diri adalah

a praktik SosialKelompok sosial mempengaruhi pilihan dan praktik kebersihantermasuk jenis produk kesehatan yang digunakan dan sifat danfrekuensi Selama masa kanak-kanak kebiasaan keluargamempengaruhi kebersihan Ini termasuk misalnya frekuensimandi saat hari mandi dilakukan dan jenis kebersihan mulutyang dipraktikkan Sebagai anak-anak memasuki tahun-tahunremaja perilaku kelompok sebaya seringkali mempengaruhikebersihan pribadi

b Pilihan PribadiSetiap individu memiliki keinginan pribadi dan preferensi tentangkapan mandi bercukur dan melakukan perawatan rambut Pilihan

58 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

produk yang berbeda sesuai dengan preferensi pribadi kebutuhandan sumber daya keuangan

c Body ImageCitra tubuh mempengaruhi cara individu menjaga kebersihanJika seseorang tampak rapi terawat mungkin tidak ada masalahdalam kebersihan sehari-hari Individu yang tampil tidak terawatatau tidak tertarik dalam kebersihan sering membutuhkanpendidikan tentang pentingnya kebersihan atau penilaian lebihlanjut mengenai kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengankebersihan sehari-hari

d Status Sosial EkonomiSumber daya ekonomi mempengaruhi jenis dan keterjangkauanpraktik-praktik kebersihan yang digunakan seseorang Statusekonomi mempengaruhi kemampuan untuk secara teraturmenjaga kebersihan Ketika individu memiliki masalah kurangnyasumber daya sosial ekonomi hal itu menjadi sulit untukberpartisipasi dan mengambil peran yang bertanggung jawabdalam kegiatan promosi kesehatan seperti kebersihan dasar

e Keyakinan Kesehatan dan MotivasiPengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinyauntuk kesejahteraan mempengaruhi praktik kebersihan seseorangNamun pengetahuan saja tidak cukup Motivasi merupakan faktorkunci dalam keberhasilan praktik kebersihan tetapi dalamkurangnya motivasi karena kurangnya pengetahuan MenurutPender tahun 2002 banyak keputusan pribadi yang dibuat setiaphari yang membentuk gaya hidup lingkungan sosial dan fisik

f Variabel BudayaMenurut Galanti tahun 2004 keyakinan budaya dan nilai-nilaipribadi mempengaruhi kebersihan Budaya menjaga kebersihantidak sama pentingnya untuk beberapa kelompok seperti halnyakelompok lain Di Amerika utara adalah umum untuk mandi

Islam dan Kesehatan 59

setiap hari sedangkan di beberapa budaya lain adalah kebiasaanuntuk benar-benar mandi hanya sekali seminggu Individumembutuhkan rencana budaya yang kompeten untuk perawatankesehatan diri Bagi beberapa orang praktik kebersihan yangdipengaruhi oleh budaya dan potensi adalah sumber konflik danstres di lingkungan Mandi kebersihan perineum dan praktikperawatan rambut adalah isu-isu sensitif Kebersihan adalah halyang sangat pribadi dari budaya yang berbeda yang memilikipraktik berbeda Beberapa budaya misalnya Cina dan Filipinamenghindari mandi selama 7 sampai 10 hari setelah melahirkanBudaya Cina Jepang Korea dan Hindu mempertimbangkanbagian atas lebih bersih daripada bagian bawah tubuhMasyarakat Muslim tangan kiri digunakan untuk membersihkansedangkan tangan kanan digunakan untuk makan dan berdoa

g Kondisi FisikIndividu tertentu dengan keterbatasan fisik atau cacat seringkekurangan energi fisik dan ketangkasan untuk melakukankebersihan Individu yang masih di bawah pengaruh obatpenenang tidak akan memiliki kejernihan mental atau koordinasiuntuk melakukan perawatan diri Penyakit kronis sepertipenyakit jantung kanker gangguan neurologis dan kondisikejiwaan tertentu sering melemahkan atau melumpuhkan individuSebuah pemahaman yang melemah akibat arthritis gangguanstroke atau otot menghambat individu dari menggunakan sikatgigi handuk atau sisir

3 Perkembangan Personal HigieneHygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Hygieia (dewi muda)

atau Princess yang berarti pendeta tinggi kesehatan Gagasankebersihan orang-orang Yunani dimulai dari Mediterania pada zamanperunggu 1500-600 SM diikuti oleh periode yang menggembirakan dari

60 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

transisi antara budaya lisan dan keaksaraan dan kebangkitan intelektualdan sastra Yunani 600-400 SM23

Sejarah standar kebersihan dimulai pada periode klasik Sejaktahun 400 SM kebersihan Yunani telah muncul sebagai sebuah disiplinmedis khusus yang berusaha untuk mengontrol setiap aspek darilingkungan manusia udara pola makan tidur bekerja olahragaevakuasi nafsu pikiran dan untuk memasukkan mereka ke dalamsebuah sanitasi atau cara hidup sehat24

Kekayaan Yunani tidak terletak pada tanah tetapi semata-matapada orang dan kemampuan mereka untuk berdagang Oleh karena ituperkembangan mereka dari perdagangan yang ramah di pedalaman dankota-kota pelabuhan Sejumlah 200000 orang diyakini telah menghunikota pelabuhan Sisilia Akragas (didirikan 581 SM) yang dibangun dikawah subur dari gunung berapi yang punah Kota-kota perdaganganlain memiliki populasi lebih dari satu seperempat juta25 Dengan buktimenunjukkan bahwa kesehatan orang-orang Yunani jarang mencapaikeseimbangan selama sekitar 200 tahun dan umur panjang itu adalahrata-rata 381 tahun pada saat kematian atau lebih tepatnya 426 tahununtuk laki-laki 337 tahun untuk perempuan Kota mereka terkandungberbagai lembaga-lembaga publik komunal yang benar-benar baru keEurasia dan bisa dibilang kebijakan sipil yang ambisius dan mewahmulai mengerahkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan fisikseluruh penduduk dari abad ke-8 dan seterusnya Ledakan demografisYunani juga ditopang oleh ikatan yang kuat dan disiplin sosial disiplinilmu serta regulasi Empat disiplin mental dan fisik agama olahraga

23 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity Firstpub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 Pdf New York Oxford University Press Inc2007

24 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 74

25 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 75

Islam dan Kesehatan 61

dan obat-obatan membentuk lingkungan sosial kebersihan Yunaniawal26

a Bio-FisikPembersihan atau cleaning adalah sebuah subyek universal danbegitu jelas terdiri dari sejumlah sejarah yang berbeda Kotoranhanya peduli keluar dari tempat dan bukan baik atau buruk Danalam tidak peduli apa yang kita pikirkan atau bagaimana kitamerespon dalam segala materi dengan bentuknya Tetapi sebagaispesies kita melakukan perawatan sangat mendalam tentangkelangsungan hidup kita sendiri Sejarah manusia di sekitarkeyakinan bahwa kotoran adalah buruk dan bahwa penghapusankotoran selalu baik Bersih kata yang digunakan dalam berbagaimacam situasi sering terang-terangan manusia berpusat ataumelayani diri sendiri dengan cara yang kita sebut moral tetapijuga digunakan lebih obyektif sebagai istilah teknis untukmengukur atau menilai hal-hal materi relatif terhadap hal-hal lainItu benar-benar komprehensif dan dipertanyakanMendahului semua sejarah budaya manusia bagaimanapun tentusebelum sejarah manusia dari kebersihan pribadi adalah miliarantahun pembangunan spesies yang sepenuhnya amoral Tanggalpasti yang memasuki garis waktu tak berujung ini hampir tidakrelevan apa yang benar-benar kita cari adalah waktu rentang atauperiode ketika hal-hal yang mempercepat dalam kasus homosapiens sapiens adalah suatu tempat antara tahun 100000 dan25000 SM diikuti oleh ledakan pembangunan setelah 5000 SMSelama semua spesies dari kita persisten dan sangat menuntutkebutuhan bio-fisik yang berkembang dan beradaptasi danmenyediakan infrastruktur dasar yang selanjutnya sangat

26 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 76

62 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berpusat kepada manusia psikologi teknologi dan sosiologi darikebersihan27

b Kebersihan SipilPerubahan higienis selama lima puluh tahun pertama abad ke 18masih yang terutama pribadi dan ekonomi sebagian besar darimereka terjadi dalam pikiran orang dan di dalam rumah-rumahpribadi Dalam paruh kedua abad ini di Inggris Perancis danJerman khususnya ada minat baru dalam kegunaan kesehatanumum ditambah dengan langkah tentatif pertama menujukebijakan kesehatan masyarakat higienis berdasarkan statistikdan ilmu pengetahuan alam Hanya untuk menjaga perkembangansosial yang lebih luas dalam perspektif namun lompatanimajinasi yang diperlukan untuk membuat sambungan antara idelama kebersihan pribadi dan ide baru dari kesehatan umumtercermin dalam catatan kaki ini dari bibliophile kesehatan amatirdan pembaharu Sir John Sinclair ragu mencoba untukmendefinisikan kembali kebersihan pribadi sebagai ilmu sosialpada tahun 1802KesehatanKesehatan yang baik dan umur panjang sangattergantung pada kebersihan pribadi dan berbagai kebiasaan danadat istiadat Bahwa ketika dilihat secara tunggal tampak sangatsepele namun ketika digabungkan ada setiap alasan untukpercaya bahwa kesehatan kesehatandan kenyamanan akan munculdari ketaatan mereka Lima tahun kemudian muncul filsafatEropa baru tentang polisi mediyaitu (1) Iklim (2) Pendidikanjasmani (3) Diet Amusements umum (4) Kebiasaan dan beacukai (5) Lembaga publik (7) Kesehatan angkatan darat dan laut

27 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 9

Islam dan Kesehatan 63

(8) Mencegah gangguan menular (10) Kedokteran dan saranamempromosikan perbaikannya28

c Personal Higiene HukumPada tahun 1995 peraturan tentang keamanan pangan (kebersihanmakanan umum) mengatakan bahwa semua orang yang bekerjadi daerah penanganan makanan harus mempertahankan tingkatkebersihan pribadi yang tinggi dan tepat memakai pakaian bersihdan pelindung yang sesuai29 (1) Mencuci tangan staf penangananmakanan harus diingatkan tentang perlunya untuk mencucitangan mereka secara teratur selama persiapan makanan contohsebelum memulai tugas menangani makanan setelah menanganisemua makanan mentah dan sebelum menangani makanan lainmakanan sangat tinggi berisiko setelah menggunakan toiletsebelum menangani barang berisiko tinggi setelah mengambilistirahat terutama jika penjamah makanan telah merokok ataumakan setelah bersin batuk ingus atau menyentuh rambutmereka setelah penanganan sampah atau limbah makanan (2)Plester luka harus ditutupi dengan plester tahan air Orangdengan cedera serius tangan atau jari mereka mungkin perlumemakai sarung tangan khusus atau bahkan mungkin harusberhenti menangani makanan terbuka (3) Perhiasan penjamahmakanan tidak harus memakai perhiasan sambil menyiapkan ataumenangani makanan terbuka karena risiko perhiasan datang kedalam kontak dengan atau jatuh ke dalam makanan (4) Makandan minum staf tidak boleh makan sambil menangani ataumempersiapkan makanan untuk bisnis (5) Merokok penjamahmakanan yang merokok harus mencuci tangan mereka setelahrokok untuk mengurangi resiko kontaminasi pada makananMerokok tidak harus diperbolehkan dalam kamar makanan (6)

28 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007p 225

29 Department of Health Forest District Council PO Box 410Wetherby Yorkshire LS23 7LN Pdf

64 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pakaian pelindung pakaian bersih harus benar-benar meliputitubuh untuk staf penanganan makanan Ini harus berwarna terangdan memiliki saku di dalam saja Celemek saja tidak cukup stafpenanganan makanan harus memakai topi atau jaring rambutuntuk mencegah rambut atau ketombe jatuh ke makanan (7)Penyakit orang yang menderita kondisi berikut tidak harusbekerja di setiap daerah penanganan makanan setiap penyakityang mungkin ditularkan melalui makanan (berlaku untuk siapasaja yang dicurigai menderita atau membawa penyakit) terinfeksiluka infeksi kulit luka dan diare

d Perkembangan Mencuci TanganUntuk generasi saat ini mencuci tangan dengan sabun dan airtelah dianggap sebagai ukuran kebersihan pribadi Konsepmembersihkan tangan dengan agen antiseptik muncul di awalabad 19 Pada awal 1822 seorang apoteker Perancis menunjukkanbahwa cairan yang mengandung klorida kapur atau soda bisamembasmi bau busuk mayat yang berhubungan dengan manusiadan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai desinfektandan antiseptik Dalam sebuah makalah yang diterbitkan padatahun 1825 apoteker ini menyatakan bahwa dokter dan orang-orang lain yang menghadiri pasien dengan penyakit menular akanmendapat manfaat dari membasahi tangan mereka dengan larutanklorida cairPada 1846 Ignaz Semmelweis mengamati bahwa wanita yangbayinya dibawa oleh mahasiswa dan dokter di klinik obstetripertama di Rumah Sakit Umum Wina konsisten memiliki tingkatkematian lebih tinggi daripada mereka yang bayinya dibawa olehbidan di klinik kedua Dia mencatat bahwa dokter yang pergilangsung dari suite otopsi ke bangsal kebidanan memiliki bauyang tidak menyenangkan di tangan mereka meskipun mencucitangan mereka dengan sabun dan air setelah memasuki klinikkebidanan Dia mendalilkan bahwa demam nifas yangmempengaruhi ibu nifas begitu banyak disebabkan oleh partikelpucat yang ditularkan dari suite otopsi ke bangsal kebidanan

Islam dan Kesehatan 65

melalui tangan mahasiswa dan dokter Pada tahun 1847 efekpenghilang bau diketahui senyawa klorin dia bersikeras bahwamahasiswa dan dokter yang membersihkan tangan mereka denganlarutan kaporit antara masing-masing pasien di klinik angkakematian ibu di klinik pertama kemudian turun drastis dan tetaprendah selama bertahun-tahun Intervensi ini oleh Semmelweismerupakan bukti pertama yang menunjukkan bahwa pembersihtangan agen antiseptik dapat mengurangi perawatan kesehatantransmisi terkait penyakit menular lebih efektif daripada mencucitangan dengan sabun biasa dan air 30

e Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi Rumah SakitPada tahun 1843 Oliver Wendell Holmes menyimpulkan secaraindependen bahwa demam nifas disebarkan oleh tangan tenagakesehatan Meskipun ia menggambarkan langkah-langkah yangdapat diambil untuk membatasi penyebarannya rekomendasi ituberdampak kecil terhadap praktik kebidanan pada saat ituNamun sebagai hasil dari studi oleh Semmelweis dan Holmessecara bertahap mencuci tangan menjadi diterima sebagai salahsatu langkah yang paling penting untuk mencegah penularanpatogen di fasilitas pelayanan kesehatanPada tahun 1961 Dinas Kesehatan Public AS memproduksisebuah film pelatihan yang mendemonstrasiakn teknik cucitangan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh petugaskesehatan (HCWs) Pada saat itu rekomendasi diarahkan bahwamencuci tangan secara pribadi dengan sabun dan air selama 1-2menit sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Membilastangan dengan agen antiseptik diyakini kurang efektif daripada

30 JM Boyce MD and D Pittet ldquoGuideline for Hand Hygiene inHealth‐Care Settings recommendations of the Healthcare Infection ControlPractices Advisory Committee and the HICPACSHEAAPICIDSA HandHygiene Task Forcerdquo Source Infection Control and Hospital EpidemiologyVol 23 No S12 (December 2002) pp (Pub The University of Chicago Presson behalf of The Society for Healthcare Epidemiology of America Stable URLhttpwwwjstororgstable101086503164 Accessed 06032012 0313)pdf

66 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

mencuci tangan dan hanya direkomendasikan dalam keadaandarurat atau di daerah di mana tidak tersedia wastafelPada tahun 1975 dan 1985 pedoman formal tertulis pada praktikcuci tangan di rumah sakit yang diterbitkan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Pedoman inidirekomendasikan mencuci tangan dengan sabun bukanantimikroba antara mayoritas kontak pasien dan mencuci dengansabun antimikroba sebelum dan sesudah melakukan prosedurinvasif atau merawat pasien berisiko tinggi Penggunaan agenantiseptik tanpa air (misalnya alkohol berbasis cairan)direkomendasikan hanya dalam situasi di mana wastafel tidaktersediaPada tahun 1988 dan 1995 pedoman untuk mencuci tangan danantisepsis tangan diterbitkan oleh Asosiasi Profesional dalamPengendalian Infeksi (APIC) Disarankan untuk mencuci tanganserupa dengan indikasi yang tercantum dalam pedoman CDCPedoman APIC 1995 mencakup diskusi yang lebih rinci berbasisalkohol Pembersih tangan dan mendukung penggunaannya dalampengaturan klinis yang lebih daripada yang telahdirekomendasikan dalam pedoman sebelumnyaPada tahun 1995 dan 1996 Pengendalian Infeksi KesehatanKomite Penasehat praktik (HICPAC) merekomendasikan agarsabun antimikroba atau agen antiseptik tanpa air digunakan untukmembersihkan tangan setelah meninggalkan kamar pasien denganobat multi resisten patogen seperti VRE (vancomisin- resistantenterococci) dan MRSA (methicillin-resistant staphylococcusaureus

f Efikasi Promosi dan Dampak Peningkatan Kebersihan TanganKurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif kebersihantangan pada kesehatan terkait tingkat infeksi mungkin merupakanhambatan untuk kepatuhan sesuai dengan rekomendasikebersihan tangan Namun bukti mendukung keyakinan bahwapeningkatan kebersihan tangan dapat mengurangi kesehatanterkait tingkat infeksi Kegagalan untuk melakukan kebersihan

Islam dan Kesehatan 67

tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama kesehatanterkait infeksi dan penyebaran organisme multiresisten dan telahdiakui sebagai kontributor besar untuk wabah Dari sembilanrumah sakit berbasis studi tentang dampak kebersihan tanganterhadap risiko kesehatan terkait infeksi

g Teori Motivasi HigieneTterzberg Mausner dan teori motivasi kebersihan dariSnyderman Menunjukkan sebuah hubungan antara non-linear apayang manusia lakukan (motivasi) dan lingkungan di mana diamelakukannya (kebersihan) Teori ini menyiratkan bahwa keduakebutuhan lahir dan kebutuhan batin manusia kreatif bertahanhidup harus menjadi puas untuk mendorong keterlibatannyadalam pekerjaan dan untuk mendapatkan hasil maksimal daridirinya31

4 Pentingnya Personal HigieneKulit adalah pertahanan pertama melawan penyakit dan ada bukti

bahwa menjaga kulit bersih mengurangi jumlah mikroorganismemisalnya bagi bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksiNamun manfaat lain yang harus dipertimbangkan terlihat dan merasabersih adalah penting bagi perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diriuntuk berinteraksi dengan baik secara sosial Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit32

a Oral HigienePenyakit mulut adalah penyakit yang paling umum di seluruhdunia Lima puluh sampai sembilan puluh persen dari populasi

31 Ishwar Dayal and Mirza S Saiyadin ldquoCross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theoryrdquo Source Indian Journal of Industrial RelationsVol 6 No 2 (1970) pp 171-183 (Pub Shri Ram Centre for IndustrialRelations and Human Resources Stable URLhttpwwwjstororgstable27760947 Accessed 06032012 0303)

32 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

68 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

orang dewasa di Inggris dan Amerika Serikat menderita beberapabentuk masalah gusi (Coventry et al 2000) Plak terlihat di 72dari populasi Inggris yang memiliki gigi 43 usia 15 sampai 18tahun memiliki plak dan gingivitis (radang gusi) (Harker ampMorris 2005)33 Kesehatan mulut didefinisikan sebagai bersihfungsional dan rongga mulut nyaman bebas dari infeksi bebasdari plak dan puing-puing untuk memastikan struktur danjaringan dari mulut disimpan dalam kondisi sehat (DepartemenKesehatan 2001)34

b Perawatan MataMata adalah organ penglihatan yang menginformasikan tentangdunia sekitarnya lebih dari empat indra lainnya Kitamenggunakan mata kita di hampir setiap kegiatan yang kitalakukan untuk bekerja atau bersantai Setiap hari lain 100 orangmulai kehilangan penglihatan mereka (Royal National Institutefor the Blind 2007) Sekitar dua juta orang di Inggris melaporkanmengalami masalah penglihatan mulai dari tidak mampu melihatteman di seberang jalan atau membaca kertas koran menjaditerdaftar sebagai buta Jumlah orang dengan masalah penglihatanmeningkat bukan hanya karena meningkatnya jumlah orang tuatetapi juga karena kejadian pandangan yang mempengaruhipenyakit seperti diabetes juga meningkat 35

c Perawatan TelingaSatu dari lima orang telah kehilangan pendengaran yang seringdengan serangan bertahap (Royal National Institute for DeafPeople (RNID) 2004) Gangguan pendengaran tidak selalu diakuisampai berdampak pada kemampuan seseorang untuk

33 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 38

34 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 39

35 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 84

Islam dan Kesehatan 69

berkomunikasi secara efektif (Tolson 2002) Perkiraan RNIDbahwa dua juta orang di Inggris mempunyai alat bantu dengar dantiga juta orang lainnya memiliki tingkat gangguan pendengaranHanya 75 dari orang dengan alat bantu dengarmenggunakannya secara teratur (RNID 2009a)36

d Perawatan Kaki dan KukuMobilitas merupakan kegiatan penting dari hidup terutamaketika mempertimbangkan kebebasan melakukan perawatan diriPerawatan kaki dan perawatan kuku merupakan dasar untukmobilitas kenyamanan dan kemandirian (Bryant amp Beinlich1999)37

e Perawatan RambutRambut memiliki tiga tujuan utama mempertahankan suhu tubuhuntuk menjamin kelangsungan hidup transmisi informasisensorik penting untuk otak dan mengekspresikan identitasgender Sepanjang sejarah rambut melambangkan daya tarik dandaya tarik seks (Batchelor 2001) serta keyakinan agama danbudaya menyoroti (Williams 1995) Rambut di tubuh dikaitkandengan pertumbuhan dan kedewasaan dan variasi alamnya yangpenting bagi citra diri (Sinclair 2007) Rambut mengkilap dengantekstur halus umumnya dianggap sehat dan menarik Rambuttekstur dan bersinar berhubungan dengan sifat permukaan rambutsedangkan integritas dan kesehatan ujung rambut berkaitandengan korteks rambut Rambut bervariasi dalam jenis danwarna38

36 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 126

37 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 167

38 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 200

70 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

f Perawatan KulitMenurut Thibodeau amp Patton tahun 2008 setiap inci persegi kulitmengandung jutaan sel dan ratusan kelenjar keringat kelenjarminyak (sebaceous) pembuluh darah dan ujung saraf Kulitterdiri dari tiga lapisan epidermis dermis dan jaringan subkutanEpidermis adalah lapisan paling atas dari kulit yang meskipunrelatif tipis bertindak sebagai lapisan tangguh pelindung terluarSel-sel epidermis terus shedding (exfoliating) dan pembaharuanSiklus mengganti semua sel membutuhkan waktu sekitar satubulan maka kulit sebagai organ bisa regenerasi yangmemungkinkan39

g Fungsi perlindungan KulitMenurut Cooper tahun 2005 dan Watkins tahun 2008 keutuhansebuah kulit sehat adalah bertujuan untuk melindungi organinternal dari infeksi dan paparan zat berbahaya40 antara lain (1)Pemeliharaan terhadap penghalang fisik lingkungan eksternalmisalnya trauma racun dan sinar ultraviolet (2) Struktur kulittermasuk sebum yang asam dan melindungi terhadap penyusupanoleh bakteri (3) Pencegahan kehilangan cairan seperti air dandarah (4) Perlindungan imunologi (5) Regulasi suhu melaluiproduksi keringat dan perubahan dalam ukuran pembuluh darah(6) Reseptor nyeri bertindak sebagai perlindungan terhadapbahaya (7) Pembentukan Vitamin D

h Pentingnya MandiMenurut Ronda amp Falce tahun 2002 memiliki kesempatan untukmandi akan memenuhi kebutuhan biopsikososial seseorangTerapi mandi meredakan efek dari infeksi dan kondisi kulitMenurut Sheppard amp Brenner tahun 2000 perasaan lebih baikkarena menghilangkan bau badan dan meningkatkan penampilan

39 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 274

40 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 275

Islam dan Kesehatan 71

kebutuhan budaya terpenuhi dan mandi dapat menginduksiperasaan kenyamanan dan relaksasi atau stimulasi41

5 Personal Higiene dalam Perspektif IslamIslam menetapkan berbagai macam peristilahan dalam

membangun konsep kebersihan Sebagai contoh adalah tazkiyyahtahagtrah nazafah dan fitrah Guna membangun perilaku bersih terdapatistilah ikhlas thib al-nafs ketulusan kalbu bersih dari dosa tobat danlain-lain sehingga makna bersih amat holistik karena menyangkutberbagai persoalan kehidupan baik dunia dan akhirat

Al-Quran menyatakan istilah tahagtrah sebanyak 31 kata dantazkiyyah sebanyak 59 kata Sementara dalam hadis kata nazafah dapatkita lihat dalam riwayat bukan hadis al-nazafatu min al-iman Padaimplementasinya istilah tahagtrah dan nazafah ternyata kebersihan yangbersifat lahiriyah dan maknawiyah Sementara dalam fikih digunakanistilah tahagtrah Pada kitab-kitab klasik dikhusukan bab al-tahagtrah yangbiasanya disandingkan dengan bab al-najasah Dalam bab tersebutdibahas masalah air dan tanah wudu mandi mandi jinabat tayamumdan lain-lain Namun demikian ketika Allah menerangkan tentangpenggunaan air tahagtrah disandingkan pula dengan kesucian secaramaknawiyah Maknawiyah yang dimaksudkan ialah kesucian dari hadasbaik hadas besar maupun hadas kecil Suci dari keduanya merupakansyarat untuk dapat melaksanakan ibadah seperti salat dan thawaf

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatuyang dinilai kotor Kotoran yang melekat pada badan pakaian dantempat tinggal yang mengakibatkan seseorang tak nyaman dengankotoran tersebut Badan yang terkena tanah atau kotoran tertentumisalnya dinilai kotor secara jasmaniah namun tidak selamanya berartitidak suci Jadi ada perbedaan antara bersih dan suci Orang yangtampak bersih belum tentu dianggap suci Kebersihan merupakan halyang amat fitri bagi makhluk hidup utamanya makhluk bernyawaIslam mengajarkan bahwa kebersihan saja belum cukup tetapi harusdisertai kesucian Kebersihan ada kalanya menggunakan istilah tahagtrah

41 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 230

72 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

atau tazkiyyah Semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kesucianbaik hissiyyah maupun malsquonawiyah Bahkan terkadang digunakan lafalfitrah

Konsep kebersihan yang amat jamirsquo (komprehensif) dalam Islamnamun belum dimaknai secara kontekstual dalam rangka membangunkebersihan raga dan jiwa Oleh karenanya dalam upaya membangunkeseimbangan ini konseptualisasi kebersihan dan kesucian harusdigalakkan Adalah naif jika hanya mementingkan satu di antarakebersihan dan kesucian Barangkali hal ini yang mengakibatkan orangIslam sering bersuci tetapi tidak bersih sementara non-muslim tidaksuci tetapi bersih Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Muhammad Sawadalah tokoh kebersihan kesucian dan pelestarian lingkungan42

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dan utama dalammelaksanakan ibadah kepada Allah dan bekerja serta aktivitas lainImam al-Shatibhi dalam al-Ihkam fi Usul al-Ahkam mengatakan bahwatujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama jiwa akaljasmani harta dan keturunan Oleh karena itu dalam melaksanakantujuan kehadiran Islam kesehatan memegang peranan utama Tanpaadanya kondisi kesehatan maka seseorang akan sulit melaksanakanberbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok 43

Khasanah keilmuan Islam mencatat dua terminologi populer yangartinya sehat yaitu al-sihah dan al-afiah Menurut salah satu ulamamakna al-sihah adalah bentuk kesehatan yang meliputi jasmani atauraga atau lahiriah Sedangkan al-afiah adalah bentuk kesehatan yangmeliputi rohani atau jiwa atau batiniah Islam sudah memberikanpetunjuk secara jelas komplit dan terpadu tentang pentingnya menjagakesehatan baik secara jasmani maupun rohani

42 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan PimpinanPusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir httppersisorid 2008

43 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kesehatan -dalam-prespektif-islam Artikel 2015

Islam dan Kesehatan 73

a Konsep menjaga kesehatan jasmani menurut IslamIslam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatanjasmani Konsep kesehatan jasmani menurut Islam adalah sebagaiberikut1) Menjaga tahagtrah artinya menjaga kesucian dan kebersihan

dari semua aspek mulai dari sekujur badan makanan pakaiantempat tinggal maupun lingkungan Imam Suyuthi lsquoAbd al-Hamid al-Qudhat dan ulama yang lain menyatakan bahwamenjaga kesucian dan kebersihan dalam Islam termasukbagian ibadah sebagai bentuk qurbat bagian dari talsquoabbudmerupakan kewajiban sebagai kunci ibadah

2) Menjaga makanan artinya agar memakan makanan yang baikdan halal baik secara dzat maupun cara mendapatkannyaMakanan merupakan salah satu penentu seseorang menjadisehat Firman Allah Swt dalam surah al-Qurrsquoan

tuta Xam䕶Xt ήtl뿀 䗮 뿀 䗮˸m뿀䗮a lat 䖲k m뿀 mamΕ l뿀뿀t뿀 䗮˸mmma閰˸mt뿀X m뿀

ldquoDan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yangAllah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepadaAllah yang kamu beriman kepada-Nyardquo (QS al-Malsquoidah 88)Allah Swt juga berfirman

䗮˸m䗮t뿀䕶 a lat 䖲k t XΕ䖌䗮 mtn l뿀뿀t뿀 䗮˸mmm ml뿀 䗮 lht lh tm뿀 amh Xam  mu뿀tϤ t閰lX뿀 䗮 tl䗮˸mm

ldquoHai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagimurdquo (QS al-Baqarah ayat 168)

3) Olah-raga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw sepertiberkuda berenang dan memanah Olahraga bertujuan untukmenjadikan manusia sehat dan kuat Sehat dalam Islamdipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman Selainitu banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yangkuat seperti shalat puasa haji dan juga jihad dan Allah Swtmenyukai mukmin yang kuat

74 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Konsep menjaga kesehatan rohani menurut IslamIslam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menjagakesehatan rohani Konsep kesehatan rohani dalam Islam adalahsebagai berikut1) Memperbanyak ibadah artinya memperbanyak melakukan hal-

hal yang diperintahkan oleh Allah Swt Seorang hamba akanmerasa tenang tentram dan damai dengan melakukan ibadahIbadah tidak hanya sebatas shalat akan tetapi makna ibadahdalam interpretasi yang sangat luas adalah semua perkarapekerjaan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰amhmX䗮t  tϤ iXa䗮a 뿀 tiX 䗮 miX l뿀aldquoDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembah-Kurdquo (QS adz-Dzaariyaat 56)

2)Memperbanyak dzikir artinya memperbanyak mengingatAllah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah padawaktu siang maupun malam dalam situasi sepi maupun ramaiAllah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan

m˸mmX 䗮  t狀뿀X t뿀 tXmtlta t t뿀tXmtlta Xamma m˸m  t狀뿀Xa 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮ldquo(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah Ingatlah hanya denganmengingat Allah-lah hati menjadi tenteramrdquo (QS al-Ralsquod 28)

3) Ber-husnuzzan (berbaik sangka) artinya keadaan jiwa denganberprasangka baik berpikiran positif Baik itu berprasangkabaik kepada Allah Swt maupun sesama manusia Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

aXitϤ t 뿀 䗮 X䗮a 뿀閰tϤ t 뿀 䗮  t뿀 䗮at香m 䗮˸mt䕶X戀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 lht lhaX˴  hmmXϛh X閰t Xammmhkt et˴mht la䔜X䗮a Xamm䔜X䗮a Xe䕶XΤh a 䗮˸m 뿀 i a

atkΕ 䗮뿀˸ 뿀 뿀閰tϤ 뿀 䗮˸m뿀䗮a mϮ m˸뿀m䕶Xtn la䕶X뿀 tuttldquoHai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dariprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosadan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan

Islam dan Kesehatan 75

janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainSukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya Dan bertakwalah kepada Allah SesungguhnyaAllah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayangrdquo44

4) Ikhlas pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan perbuatandari pengaruh-pengaruh makhluk

5) Sabar yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalammenjauhi kemaksiatan Ibrahim al-Khawwas berkata ldquoSabaryaitu teguh berpegang kepada al-Quran dan as-sunnahrdquoldquoSabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengansikap dan perilaku yang baikrdquo Abu lsquoAli al-Daqqaq berkataldquoSabar yaitu sikap tidak mencela takdir Allah Swt berfirmandalam al-Qurrsquoan

lXh 䗮 tϮtl mtn 䗮˸m Xkt  htl뿀t  Xam뿀aΕ 䗮˸m뿀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 tΗlt lh XhmtXΤta XamX戀t 閰amtal뿀쀀 䗮 뿀n m˸h l뿀뿀tϤ 䗮t䗮a t뿀 m XΕta  k

ul tkldquoKatakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang berimanbertakwalah kepada Tuhanmu Orang-orang yang berbuatbaik di dunia ini memperoleh kebaikan Dan bumi Allah ituadalah luas Sesungguhnya hanya orang-orang yangbersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batasrdquo45

6) Bersyukur menurut kamus Al-Mulsquojam al-Wasit bersyukuradalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakannyaserta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut (dengan hatilidah dan perbuatan) Sedangkan makna syukur secara syarrsquoiadalah menggunakan nikmat Allah Swt untuk dibelanjakankepada hal-hal yang di ridhoi dan dicintai Allah Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰latlm l뿀mtaΕ tRc tήϛtn

44 (QS al-Hujuraat 12)45 (QS az-Zumar 10)

76 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

ldquoMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakanrdquo (QS ar-Rahmaan 13)

7) Menjaga hati artinya menjaga kesucian diri dari segalatuduhan fitnah dan perbuatan keji seperti hasud riyarsquosombong tul al-amal bakhil dan lsquoujb Hal ini dapat dilakukanmulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuatrencana dan angan-angan yang buruk46

E Model Perilaku KesehatanModel adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berpikir di

dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yangdiharapkan Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanankesehatan makanan minuman serta lingkungan47 Model dalam promosikesehatan adalah suatu kerangka berpikir dalam mempengaruhi oranglain agar sesuai dengan kaidah atau norma kesehatan yang berlaku48

Beberapa pendekatan teori perilaku yang sering digunakan dalampenelitian kesehatan antara lain teori Laurence W Green49 Nancy KJanz amp Marshall H Becker50 Karen Glanz51

Berikut dipaparkan model-model perilaku kesehatan tersebutantara lain

46 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kese hatan-dalam-prespektif-islam Artikel 2015

47 Curtis Valerie Bernadette Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene Unicef Yayasan Dian Desa 2010

48 Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan untuk MahasiswaKebidanan bab 3 hal 37 (Jakarta TIM) 2009

49 Laurence W Green Health Education Planning (London The JohnHopkins University Mayfield Publishing Co 1980)

50 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor 1974 MI 48109 101177_109019818401100101 HBM 2012pdfdownload 30 april 2012

51 Karen Glanz Health Behavior and Health Education 2nd ed chapfive page 92 Manufactured In The United States Of America On Lyons FallsTurin Book (p Cm- Jossey-Bass Health Series 1996)

Islam dan Kesehatan 77

1 The Health Belief ModelThe Health Belief Model (HBM) atau model kepercayaan

kesehatan dikembangkan oleh Nancy dan Marshall pada tahun 1974Monograf pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh masalah kepadamodel kepercayaan kesehatan dan perilaku kesehatan pribadi Risalahtemuan ini diringkas dari penelitian yang menerapkan HBM sebagaiformulasi konseptual untuk memahami mengapa orang melakukan atautidak melakukan berbagai tindakan kesehatan terkait dan memberikandukungan yang cukup untuk model 52

Selama dekade yang telah berlalu sejak publikasi monograf iniHBM tersebut terus menjadi kerangka kerja utama untuk menjelaskandan memprediksi penerimaan rekomendasi perawatan kesehatan danmedis Kelemahan model HBM adalah (1) Kepercayaan-kepercayaankesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikaplain yang juga mempengaruhi perilaku (2) Penelitian psikologi sosialselama puluhan tahun membuktikan bahwa pembentukan kepercayaanseseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku danbukan mendahuluinya

Menurut Health Belief Model secara umum bahwa kemungkinanindividu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada duakeyakinan kesehatan (health belief) yaitu pertimbangan adanyaancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injuryor illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian

2 Antecedent Behavior Concequences TheorySulzer Azaroff Mayer (1977) yang dikenal dengan model

AntecedentndashBehaviorndashConcequences (ABC) atau pendahulundashperilakundashkonsekuensi mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu prosesdan sekaligus hasil interaksi antara pendahulundashperilakundashkonsekuensi

52 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor (A critical review of 29 HBM-related investigations publishedduring the period 1974-1984) MI 48109 101177_109019818401100101 HBM2012 Pdf download 30 april 2012

78 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pengaruh kejadian sebelumnya pada gangguan perilaku relatif dipelajarioleh analis perilaku terapan Satu set studi tentang penilaian danpengobatan gangguan perilaku terpilih untuk ulasan berdasarkanrelevansinya dengan topik kejadian sebelumnya Studi ini dikategorikansebagai berfokus pada penilaian kejadian sebelumnya perawatanpendahuluan untuk gangguan perilaku dipertahankan baik denganpenguatan positif atau negatif dan kasus-kasus khusus kejadiansebelumnya pada gangguan perilaku53

Studi bisa menyelidiki efek kekurangan pada gangguan perilakudipertahankan oleh perhatian dengan berbagai periode isolasi sebelumsesi di mana perhatian adalah bergantung pada perilaku maladaptifSebaliknya efek jenuh pada perilaku maladaptif dapat ditunjukkandengan mengatur jadwal berbasis waktu dari perhatian dengan tetapmempertahankan kontingensi antara perilaku maladaptif dan perhatianDemikian pula efek kurang dari rangsangan mirip dengan yang didugamemelihara otomatis diperkuat masalah perilaku dapat meningkatkankepercayaan dari interpretasi tentang kontingensi tersebut

3 Theory of Reasoned ActionTheory of reasoned action (TRA) atau teori perilaku beralasan

menurut Ajzen dan Fishbein 1980 yang dikutip dari Carolyn L Bluetahun 1995 adalah model nilai harapan dengan penekanan pada sikapnorma-norma subyektif niat dan perilaku yang diarahkan ke fokuskhusus Model nilai harapan memberikan kerangka untuk memahamihubungan antara sikap dan keyakinan yang mendasarinya seseorangHarapan hasil adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu akanmemimpin atau tidak akan mengarah ke hasil yang diberikan sedangkannilai hasil adalah evaluasi seseorang atau nilai subyektif yangditempatkan pada hasil tersebut Secara Aljabar hubungan ini dapatditunjukkan sebagai Attitude = Σ Harapan times Nilai Seorang individulebih termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan

53 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 343Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

Islam dan Kesehatan 79

suatu hasil yang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwatindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidak dihargaiindividu akan kurang termotivasi untuk melakukan suatu perilakuKarena sifat spesifik model ini menawarkan suatu pendekatan untukmemahami dan memprediksi niat latihan dan atau perilaku54

4 Teori PRECEDETeori Precede dikembangkan oleh Lawrence W Green tahun

1980 Green menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatanBahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktorpokok yaitu behavior causes dan non behavior causes Selanjutnyafaktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposingreinforcing and enabling constucts in educationalecological diagnosisand evaluation (PRECEDE) Precede merupakan arahan dalam fasediagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan ataupromosi kesehatan55 Secara sederhana model Precede Green adalahBehavior merupakan gabungan fungsi Predisposing factors Enablingfactors dan Reinforcing factors Komponen kedua adalah dibuat denganstrategi implementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal Komponen kedua ini disebut PROCEED forpolicy regulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development56

Bekerja menggunakan Precede sangat menyerupai pemecahanmisteri Orang diajak berpikir deduktif untuk mulai dengan akibat akhirdan bekerja kebelakang ke arah sebab-sebab yang sebenarnya Pada

54 Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

55 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

56 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

80 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

tahap pertama mulai dengan mempertimbangkan kualitas hidupDengan mengukur sejumlah masalah umum yang menyakut orang-orangdi dalam populasi berbagai masalah sosial yang dialami oleh komunititertentu merupakan barometer yang baik untuk kualitas hidup di sana

Kemudian tahap kedua adalah mengidentifikasi masalahkesehatan spesifik yang ada hubungannya dengan masalah sosialDengan menggunakan data yang ada yang dikumpulkan denganpenyelidikan yang tepat bersama-sama dengan penemuan epidemiologisTindakan berhati-hati akan menjamin bahwa data yang ada sahih daninformasi dan asumsi penting yang mendasar

Tahap ketiga mengidentifikasi perilaku khusus yangberhubungan dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalahkesehatan yang terpilih sebagai masalah yang paling pantas untukmendapatkan perhatian Sangat penting mengidentifikasi berbagaiperilaku dengan sangat spesifik dan digolongkan dengan hati-hatiFaktor non perilaku merupakan kategori masalah kesehatan yangmencakupi faktor ekonomi genetik dan lingkungan meskipun tidaklangsung tetapi sangat kuat dalam mempengaruhi kesehatan

Tahap keempat adalah mengidentifikasi tiga faktor yangmempunyai potensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan faktorpredisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat Faktor-faktorpredisposisi yakni sikap kepercayaan nilai dan presepsi seseorangmemudahkan atau merintangi motivasi pribadi untuk berubah Faktor-faktor pemungkin dapat dianggap sebagai penghalang yang diciptakanterutama oleh kekuatan atau sistem sosial Keterbatasan fasilitas tidakmemadainya tenaga atau sumber daya komuniti rendahnya pendapatanatau tidak adanya asuransi kesehatan dan bahkan hukum dan undang-undang yang terbatas adalah contoh faktor pemungkin Keterampilandan pengetahuan yang diperlukan agar perilaku yang diharapkan terjadijuga digolongkan ke dalam faktor pemungkin Faktor penguat adalahfaktor-faktor yang berkaitan dengan balikan yang diterima pihak yangmemperoleh pendidikan dari orang lain yang hasilnya mungkinmendorong atau melemahkan perubahan perilaku Kemudianmengkategorikan faktor-faktor yang nampaknya mempunyai dampaklangsung terhadap perilaku ke dalam tiga kelas tersebut

Islam dan Kesehatan 81

Tahap kelima memutuskan dengan pasti faktor-faktor mana diantara faktor-faktor yang membentuk tiga kelas tersebut yang akandijadikan fokus intervensi Keputusan ini diambil berdasarkan tingkatpentingnya faktor tersebut dan sumber daya tersedia untukmempengaruhinya

Tahap enam dengan informasi diagnostik yang terorganisasidengan jitu dan sistematis yang merupakan pengembang aktual danpelaksanaan program Jika dia selalu mempertimbangkan keterbatasansumber daya yang dimiliki kendala waktu dan kemampuan intervensipendidikan yang tepat guna hampir dapat dipastikan akan terbuktidengan sendirinya dari diagnosis faktor-faktor predisposisi pemungkindan penguat Apa yang tinggal hanyalah penyeleksian kombinasiintervensi yang tepat dan pengukuran masalah dan sumber dayaadministratif

Tahap tujuh evaluasi merupakan bagian integral danberkesinambungan dari seluruh kegiatan yang menggunakan seluruhkerangka-kerja ini Kendati kita membicarakan komponen evaluasiPrecede dengan cukup rinci kriteria untuk evaluasi sesungguhnyaberada di dalam kerangka-kerja ini yakni di sepanjang prosedurdiagnostik Misalnya sejak awal di dalam kerangka-kerja inimenekankan pentingnya menyatakan tujuan program dan tujuanperilaku sehingga penerimaan yang baku ditentukan sebelum evaluasibukan sesudahnya57

Gambar model Precede-Proceed Laurence W Green dan MarshallW Kreuter58 dalam Health Education Creating Strategies for Schooland Community Health 59 dapat dilihat pada gambar 21

57 Lawrence W Green Perencanaan Pendidikan Kesehatan SebuahPendekatan Diagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990 page 27

58 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

59 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

82 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Gambar 21Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection (Modifikasi PRECEDE oleh Laurence WGreen tahun 2008 dan PROCEED oleh Marshall W Kreuter tahun 2000)

Quality of LifeAbsenteeism Achievement Alienation CrimeCrowding Discrimination Hostility Happiness

Self-esteem Unemployment Satisfaction Welfare

HealthVital indication

Disability Discomfort Fertility FitnessMorbidity Mortality Factor Risks

DimensionsDistribution Duration IncidenceIntensiy Longevity Prevalense

Predisposing factorsReason for thebehaviorKnowledgeAttitude

ValuesBeliefsPerception

EnvironmentalFactorsIndicators

Economy PhysicalServices SocialDimensionsAcces EqualityAffordability

BehaviorIndication

Compliance CopingSelf-care UtilizationConsumption PatternsPreventative Action

DimensionsFrequency PersistencePromptness Quality

Range Enabling factorsMake it possible for

behaviorAvailability ofresources

AccessibilityReferrals

EngineeringSkills

Reinforcing factorsAttitude or behaviors

of otherPeersFamilyFriends

Co-workers

3

Genetics

Health ProgramEducational strategiesHealth Education

Components of the Health program

PolicyRegulationsorganizations

4

1

2

Islam dan Kesehatan 83

5 Bloomrsquos TaxonomyPada tahun 1956 Benjamin Samuel Bloom seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembanganmengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran bersamaEnglehart Furst Hill dan Krathwohl mereka berhasil mengenalkankerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan BloomrsquosTaxonomy Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tigadomain perilaku ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)yaitu kognitif (cognitive) afektif (affective) dan psikomotorik(psychomotor)

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektualseperti pengetahuan dan keterampilan berpikir Pengetahuan adalahhasil pengindraan atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yangdimiliki Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi sepertiperasaan nilai minat motivasi dan sikap Menurut Campbell (1950)sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam meresponstimulus atau objek Sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaanperhatian dan gejala kejiwaan lainnya Newcomb lebih lanjutmenyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untukbertindak bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu artinya fungsisikap belum merupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilakuyang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikPerilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yangmerupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

Menurut Bloom terbentuknya perilaku dimulai padadomain kognitif dimulai dari tahu terhadap stimulussehingga menimbulkan pengetahuan baru Pengetahuan baru iniselanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baruyang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaituadanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tersebut60

60 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

84 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

6 Social Cognitive TheorySocial Cognitive Theory (SCT) adalah teori yang dikembangkan

oleh Albert Bandura tahun 2010 dari Social Learning Theory (SLT)tahun 1971 Dalam Behavioral change models secara umummenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocal determinism)antara individu perilaku dan lingkungan61

7 Social Change TheorySocial Change Theory adalah teori yang dikembangkan oleh

Hendrik L Blum (1974) yang mengatakan bahwa ada empatdeterminan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individukelompok atau masyarakat secara berturut-turut besar pengaruhtersebut terhadap kesehatan adalah lingkungan perilaku pelayanankesehatan dan keturunan Disamping determinan-determinan derajatkesehatan tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi ataumenentukan terwujudnya kesehatan seseorang yaitu faktor internalindividu 62 Selanjutnya Blum mendefinisikan sehat sebagai kondisisecara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan jugaspiritual dan sosial dalam bermasyarakat

8 Teori Behavior IntentionTeori Behavior Intention dikembangkan oleh Snehendu Kar (1988)

berdasarkan analisis terhadap niat bertindak atau berperilaku 63 Karmenganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilakuitu merupakan fungsi dari (1) Niat seseorang untuk bertindak

61 Razieh Tadayon Nabavi Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article 2012

62 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

63 Nikos L D Chatzisarantis amp Martin S Hagger ldquoMindfulness and theIntention-Behavior Relationship Within the Theory of Planned BehaviorrdquoSchool of Psychology University of Plymouth Drake Circus PL4 8AA DevonUnited Kingdom e-mail nikoschatzisarantisplymouthacuk copy 2007 by theSociety for Personality and Social Psychology Inc Pdf hal 663 download22062013

Islam dan Kesehatan 85

sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviorintention) (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support) (3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan ataufasilitas kesehatan (accessibility of information) (4) Otonomi pribadiuntuk mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) (5)Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (actionsituation) Secara matematis model ini dirumuskan bahwa Behaviormerupakan gabungan fungsi Behavior Intention Social SupportAccessibility of Information Personal Autonomy dan Action Situation

9 Teori Thoughs amp FeelingsTeori Thoughts and Feelings atau teori pemikiran dan perasaan

dari WHO (1990) menganalisis bahwa banyak alasan seseorang untukberperilaku Misalnya alasan seseorang atau masyarakat tidak mauberobat ke fasilitas kesehatan mungkin karena tidak percaya terhadapfasilitas yang ada mungkin karena tidak tahu manfaat fasilitaskesehatan mungkin tidak mempunya uang mungkin tidak suka dengantenaga kesehatan yang ada dan lain-lain Selanjutnya teori ThoughtsAnd Feelings dapat disederhanakan bahwa Behavior merupakangabungan fungsi dari Thoughts and Feelings Personal ReferenceResources dan Culture

Bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukanoleh pemikiran dan perasaan (Thoughts And Feeling) atau pertimbanganpribadi seseorang terhadap objek atau stimulus Faktor selanjutnya adalahfaktor personal references faktor sumber daya (resources) serta faktorsosial budaya (culture) setempat Adanya orang lain yang menjadireferensi sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang mendukungperilaku dan latar-belakang budaya seseorang atau masyarakatmerupakan faktor yang mempengaruhi perilaku Misalnyaseseorang yang mengambil wudhu di kulah alasannya karena dia yakinkalau wudhu yang sah atau afdol kalau dilakukan di kulah (thoughts andfeelings) atau karena tokoh idolanya melakukan wudhu di kulah(personal reference) faktor lain juga karena tidak ada tempat wudhuselain di kulah (resources) faktor lain lagi mungkin karena kebudayaankeluarga kelompok atau masyarakat yang wudhu di kulah Bentuk dari

86 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

thoughts and feeling adalah pengetahuan persepsi sikap kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objekkesehatan 64

10 Perilaku dalam Pandangan Ilmuan MuslimMenurut Ibnu Miskawaih (320-421H940-1030M) dan Al-Ghazali

(450-505H1058-1111M) ada tiga teori penting mengenai tujuanmempelajari etika Pertama mempelajari etika sebagai studi murniteoritis yang berusaha memahami ciri kesusilaan atau moralitas tetapitanpa maksud mempengaruhi perilaku orang yang mempelajarinyaKedua mempelajari etika sebagai bagian dari usaha untukmeningkatkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Ketigakarena etika merupakan subyek teoritis yang berkenaan dengan usahamenemukan kebenaran tentang hal-hal moral maka dalam penyelidikanetis harus terdapat kritik yang terus menerus mengenai standarmoralitas yang ada sehingga etika menjadi subyek praktis65 Prinsip-prinsip moral dipelajari dengan maksud menerapkan dalam kehidupansehari-hari Ia bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwapengetahuan (terutama akhlaq) yang tidak diamalkan tidak lebih baikdaripada kebodohan

Menurut Quasem etika al-Ghazali bersifat teleologis (aliranfilsafat yang mengajarkan bahwa segala ciptaan di dunia ini adatujuannya) etika mengajarkan bahwa manusia punya tujuan yangagung yaitu kebahagiaan akherat Oleh karena itu suatu perbuatan(amal) dikatakan baik apabila amal tersebut menghasilkan pengaruhpada jiwa yang membuatnya mengarah pada tujuan tersebut dandikatakan buruk kalau perbuatan tersebut menghalangi jiwa mencapaitujuan tersebut66 Derajat baik dan buruk suatu perbuatan didasarkanpada seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan perbuatan tersebut

64 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

65 M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemukdi dalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 13

66M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 14

Islam dan Kesehatan 87

terhadap jiwa pelakunya Dengan demikian suatu amal perbuatandianggap baik atau buruk selaras dengan apakah akibatnya bermanfaatatau merugikan bagi suatu tujuan Suatu perbuatan oleh karena itutidak punya nilai moral intrinsik yang otonom Pandangan al-Ghazaliyang demikian berbeda dengan pandangan kaum Mutazilah yangmenyatakan bahwa kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai yangintrinsik pada perbuatan moral dan bahwa syariah memerintahkan ataumelarang jenis perbuatan tertentu disebabkan karena perbuatan itusendiri adalah baik atau buruk

Etika dilukiskan sebagai ilmu rasional dan juga sebagai ilmukeagamaan Bagi al-Ghazali bahwa nalar (akal) dan syariah itu salingmelengkapi akal saja tidak cukup dalam kehidupan moral dan begitupula wahyu keduanya perlu digabungkan Al-Ghazali mengatakanbahwa seseorang yang mengandalkan kepercayaan penuh (mahdhat-taqlid) terpisah seluruhnya dari akal adalah dungu dan orang yang puasdengan akal belaka yang lepas dari al-Quran dan as-sunnah adalahtertipu Gabungkanlah kedua prinsip tersebut sebab ilmu rasionalbagaikan makanan yang mengandung racun dan ilmu keagamaanadalah sebagai obat penawarnya67

Menekankan mengenai pentingnya akal (moral reasoning) dalametika al-Ghazali menyatakan bahwa moralitas bukanlah suatu hukumyang dipaksakan kepada manusia oleh Allah Swt atau Rasul-Nyaataupun oleh sesama manusia moralitas merupakan hukum yang bisadipahaminya sendiri dan dapat dipilihnya sebagai bimbingam sebab iatahu masuk akal sekali untuk berbuat demikian ia sendiri melihatdengan akal benar atau salahnya suatu perbuatan Banyk fakor yangmempengaruhi akal dalam tugas ini barangkali bimbingan supernaturaltak langsung yang pasti tentu adat kebiasaan dan etos masyarakatnyasendiri serta simpati yang merupakan satu bagian dari piranti mentalalami manusia68

67M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 16

68M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 24

88 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Etika sebagai pengobatan rohani sama pentingnya dengankedokteran untuk memelihara kesehatan jasmani Kepentingansebagai pengobatan melalui metode perawatan dapat dipraktikkan baikdalam kedokteran maupun filsafat moral Metode pengobatan etikaatau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteran yang bersifatpreventif dan kuratif69 Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa perawatantubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara dan mengobati Demikianjuga dalam perawatan mental yakni menjaga kesehatan agar tidaksakit dan berusaha memulihkannya bila telah hilang dengan caramengobatinya

Al-Ghazali mencontohkan adanya keadaan sehat dan sakit padabadan adalah dalam rangka menjelaskan kondisi sehat dan sakitnya jiwaPada dasarnya sebuah kesehatan badan berada pada tahapan normalitaskondisinya dan sakit badan yang bersumber dari kecenderungan kondisibadan untuk selalu menjauhi ranah normalitas70 Demikian pulanormalitas yang ada pada akhlaq juga merupakan gambaran kesehatanjiwa dan sebuah kecenderungan untuk selalu menjauhi normalitasyang dalam hal ini merupakan gambaran dari sebuah penyakit ataugangguan

Menurut Ibnu Sina (370-428H980-1037M) ilmu terbagi menjadidua yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah)Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yangpraktis dan yang teoritis Ilmu teoritis seperti ilmu kealamanmatematika ilmu ketuhanan dan ilmu Kulli Sedangkan ilmu yangpraktis adalah ilmu akhlak ilmu pengurusan rumah ilmu pengurusankota dan ilmu nabi (sharirsquoah)71 Pemikiran pendidikan Ibnu Sina dalamfalsafat praktis (ilmu praktis) pada prinsipnya berkaitan dengan cara

69 Mustain ldquoEtika dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

70 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

71 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 30

Islam dan Kesehatan 89

mengatur dan membimbing manusia dalam berbagai tahap dan sistemDiawali dari pendidikan individu yaitu bagaimana seseorangmengendalikan diri (akhlak) kemudian dilanjutkan dengan bimbingankepada keluarga (takbiral manzil) lalu meluas ke masyarakat (tadbir al-madinat) dan akhirnya kepada seluruh umat manusia Sehingga dapatdilihat bahwa pemikiran pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif72

Sementara itu pandangan-pandangan Ibnu Sina dalam bidang politikhampir tidak dapat dipisahkan dari pandangannya dalam bidang agamakarena menurutnya hampir semua cabang ilmu keislaman berhubungandengan politik ilmu ini selanjutnya ia bagi menjadi empat cabang yaituilmu akhlak ilmu cara mengatur rumah tangga ilmu tata negara danilmu tentang kenabian Ilmu politik ini juga masuk dalam ilmupendidikan karena ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berada padagaris terdepan dalam menyiapkan kader-kader yang siap untukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan73

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsiyang kesemuanya bersifat normatif Pertama tujuan itu menentukanhaluan bagi proses pendidikan Kedua tujuan itu bukan hanyamenentukan haluan yang dituju tetapi juga sekaligus memberikanrangsangan Ketiga tujuan itu adalah nilai dan jika dipandang bernilaidan jika diinginkan tentulah akan mendorong anak didik untukmengeluarkan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya74 Selain itutujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusiayang berkepribadian akhlak mulia Ibnu Sina mengemukakan bahwaukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang meliputisegala aspek kehidupan manusia Aspek-aspek kehidupan yang menjadisyarat bagi terwujudnya suatu sosok pribadi berakhlak mulia meliputiaspek pribadi sosial dan spiritual Ketiganya harus berfungsi secaraintegral dan komprehensif Pembentukan akhlak mulia ini jugabertujuan untuk mencapai kebahagiaan (sarsquoadah)

72 Abudin nata Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 201573 Jalaluddin Filsafat Pendidikan Islam Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 199674 Fathor Rachman Ustman ldquoPemikiran Pendidikan Ibnu Sinardquo Tadris

Vol 5 No 1 2010 Pdf

90 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Untuk menciptakan seorang manusia yang berakhlak maka harusdimulai dari dirinya sendiri lalu ditunjang oleh kesehatan jasmani danrohani Bila kondisi ini dimiliki maka manusia akan mampumenjalankan proses mursquoamalah dengan teman pergaulan danlingkungannya serta mampu mendekatkan diri kepada Allah dan padaakhirnya mampu melakukan marsquorifat kepada Allah Kondisi demikianmerupakan puncak dari tujuan pendidikan manusia75 Mengenaipendidikan yang bersifat jasmani Ibnu Sina mengatakan hendaknyatujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan semua yangberkaitan seperti olahraga makan minum tidur dan menjagakebersihan76 Melalui pendidikan jasmani seorang anak diarahkan agarterbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya Sedangkanpendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memiliki kebiasaanbersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari

75 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 32

76 Abu lsquoAligt al-Husin Ibnu lsquoAligt Ibnu Sina al-Qagtnugtn figt al-Tibb Juz I(Beirut Dar al-Fikr 1994) 278

91

Bab IIIPraktik Personal Higiene Santri di

Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah

tatus kesehatan individu atau kelompok dipengaruhi olehberbagai faktor Beberapa faktor yang berpengaruh antara

lain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitDalam rangka menurunkan dan memerangi penyakit menular sertapeningkatan derajat kesehatan dalam sebuah komunitas atau kelompokdiperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatankhususnya tentang penyakit menular Hal ini dimaksudkan agar terjadiperubahan sikap yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakuHasil akhir yang akan didapat adalah menurunnya angka kesakitandalam sebuah kelompok atau komunitas termasuk di dalamnyakomunitas pondok pesantren

Pada awal penelitian pengambilan sampel akan dilakukan diwilayah Depok dengan pertimbangan banyak pondok pesantren yangsudah lama berdiri dan pondok pesantren yang baru didirikan dandengan populasi yang heterogen Setelah melakukan survei awalterhadap lima pondok pesantren ternyata tidak ditemukan pesantrenyang memenuhi kriteria sebagai unit pembanding yaitu sampel pondokpesantren yang menggunakan kulah sebagai salah satu sumber airunttguk keperluan sehari-hari seperti mandi mencuci pakaian termasukberwudhu Pada akhirnya pondok pesantren Al Hamidiyah Depokdiambil dan dijadikan unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari seperti mandimencuci pakaian termasuk berwudhu berasal dari sumur borpompatanpa kulah Sedangkan pondok pesantren Qothrotul Falah dari ProvinsiBanten diambil sebagai unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari bersumber darisumur bor dan kulah

Selanjutnya dilakukan pendataan calon sampel atau responden

S

92 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada tiap-tiap pondok pesantren yang memenuhi persyaratan sesuaikriteria inklusi dan eksklusi Kemudian dilakukan random samplinguntuk mendapatkan sampel sebanyak 52 santri dari masing-masingpondok pesantren terdiri dari 26 orang santri puteri dan 26 orang santriputera Karena keterbatasan sampel maka data kuantitatif masing-masing pondok pesantren diambil secara total sampling yaitu 56 santridari pondok pesantren Al Hamidiyah dan 41 santri dari pondokpesantren Qothrotul Falah

Deskripsi karakteristik masing-masing pondok pesantren sebagaiunit sampel dan santri sebagai responden diperlukan sebagai faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pondok pesantrenArgumentasi ini akan dibuktikan dengan membahas beberapa hal yaitugambaran umum tempat penelitian praktik personal higiene santri dipondok pesantren Al Hamidiyah dan praktik personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah

A Gambaran Umum Tempat PenelitianPerkembangan pesantren di Indonesia cukup menggembirakan

Tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 27230 pondok pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia1 A Qodri A Azizy mengklasifikasikantipologi pesantren menjadi lima tipe Pertama tipe I yaitu pesantrenyang hanya menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkankurikulum nasional baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MIMTs MA dan Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun yang jugamemiliki sekolah umum (SD SMP SMA dan Perguruan TinggiUmum) seperti Pesantren Tebu Ireng Jombang Kedua tipe II yaitupesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentukmadrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkankurikulum nasional seperti Pondok Pesantren Gontor PonorogoPesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholirsquoul Falah) dan DarulRohman Jakarta Ketiga tipe III yaitu pesantren yang hanya

1 Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima unsur pondok pesantrenyang meliputi masjid pondok pengajaran kitab-kitab Islam klasik santri dankyai Lihat Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai (Jakarta LP3ES 1982) 44

Praktik Personal Higiene Santri 93

mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyahcontohnya adalah Pesantren Salafiyyah Langitan Tuban PesantrenLirboyo Kediri dll Keempat tipe IV yaitu pesantren yang hanyasekedar menjadi tempat pengajian (majlis talsquolim) Kelima tipe V yaitupesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anakpelajar sekolah umum dan mahasiswa2

Populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia Apabiladikelompokkan menurut tipologinya semua pondok pesantren dapatdibedakan menjadi dua pondok pesantren salafiyah dan pondokpesantren khalafiyahlsquoashriyah Apabila dilihat berdasarkan tipologipondok pesantren tersebut maka sebanyak 5310 dari jumlah pondokpesantren merupakan pesantren salafiyah 2838 pondok pesantrenkhalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondok pesantren kombinasi Datatersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren di Indonesia sebagianbesar merupakan tipologi salafiyah yang pembelajarannya masih murnimengaji dan membahas kitab kuning Sebagian lain sudah moderndengan pengembangan pembelajaran ilmu sains dan sebagian lagimengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmupengetahuan dan teknologi3

Pondok pesantren salaf salafi atau salafiyah adalah tipe pondokpesantren tradisional di Indonesia Kata ldquosalafrdquo berasal dari bahasaArab yang secara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewatSecara istilah salaf berkonotasi pada sebuah pesantren tradisional yangmenganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan bandongan dansorogan Pengertian ini kemudian berkembang seiring dinamikapesantren salaf itu sendiri Saat ini pesantren salaf bermakna sebuahpesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistemtradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut

2 Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy ldquoMemberdayakan Pesantrendan Madrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk Dinamika Pesantren danMadrasah (Cet I) (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarangdan Pustaka Pelajar 2002) 8

3 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

94 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu Pesantrensalaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistemsoroganwetonan dan klasikal sekaligus Perkembangan berikutnyasebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikantradisional dan klasikal walaupun dikombinasikan dengan pendidikanformal yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag4

Sementara pondok pesantren modern atau khalafiyahlsquoashriyahmerupakan kebalikan dari pondok pesantren salaf atau tradisionalNamun demikian tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pesantrenmodern Pondok modern Gontor merupakan pelopor dari pesantrenmodern5 Pondok ini secara sistematis dan bertahap memperkenalkansistem baru bagi dunia pesantren Reformasi sistem ini membuatpesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapijuga menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan anaknya dipesantren Meski demikian terdapat kritik terhadap sistem pendidikan

4 Ciri khas pesantren salaf antara lain pertama penekanan padapenguasaan kitab klasik atau kitab kuning atau disebut dengan kitab gundulKedua memberlakukan sistem pengajian sorogan dan wetonan bandonganKetiga walaupun telah memperkenalkan sistem klasikal namun materi tetapberfokus pada kitab-kitab kuning Keempat hubungan emosional kyai-santrilebih dekat dibanding pesantren Al Hamidiyah Kelima materi pelajaran umumtidak atau sangat sedikit diajarkan Keenam pondok salaf yang murni tidakmemiliki lembaga pendidikan formal SDMI MTSSMPSMAMA apalagiperguruan tinggi Ketujuh pimpinan pondok pesantren salaf umumnya adalahkyai yang secara kultural berafiliasi ke organisasi NU (Nahdlatul Ulama)Kedelapan biaya pendidikan relatif murah Kesembilan menekankan padaperilaku yang sopan dan santun Kesepuluh memiliki karakteristik atau cirikhas yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya Kesebelas santrimukim Lihat Marwan Sarijo Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (JakartaDharma Bakti 1980) 9

5 Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilaikomodernan yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerasTermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militer Beberapaunsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern di antaranya pertamapenekanan pada bahasa Arab percakapan Kedua memakai buku literaturbahasa Arab kontemporer Ketiga memiliki sekolah formal di bawah Diknasdanatau Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggiKeempat tidak memakai sistem sorogan wetonan dan bandongan

Praktik Personal Higiene Santri 95

pesantren modern yaitu lemahnya santri modern pada penguasaan kitabkuning klasik (kutub at-turath) dan terlalu fokus pada penguasaanbahasa Arab modern dan ringan

Terlepas dari tipologi pesantren salaf dan Al Hamidiyahpenelitian ini akan dilakukan di dua pesantren yang berbeda Gambaranumum tentang tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Al Hamidiyahdan Pondok pesantren Qothrotul Falah juga tentang sarana danprasarana serta pelayanan kesehatan yang ada dijelaskan sebagai berikut

1 Pondok Pesantren Al HamidiyahPondok pesantren Al Hamidiyah didirikan oleh KH Achmad

Sjaichu (Ketua PBNU 1979) pada 17 Juli 1988 Pesantren ini beralamatdi Jalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok 16435 Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan atau urban(wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengansusunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan) terletakdi sekitar permukiman penduduk Pesantren ini didirikan gunamewujudkan cita-cita luhur pendirinya untuk mengembangkan duniapendidikan dan dakwah Islamiah melalui pesantren Basis keilmuanpesantren yang dimiliki KH Achmad Sjaichu yang diperkaya denganberbagai pengalaman membuatnya memutuskan untuk menekuni duniapesantren dengan konsep dan kesadaran yang lebih maju Melaluipesantren KH Achmad Sjaichu ingin mengkader dai dan ulama yangberwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu6 Hal ini dikarenakankesadaran tentang makna kehadiran para juru dakwah dan ulamaditengah-tengah masyarakat yang bergerak maju dan cepat

KH Achmad Sjaichu merasakan keprihatinan yang mendalamatas kenyataan makin langkanya ulama dan juru dakwah Dari segikuantitas banyak ulama yang wafat namun dari segi kualitas sistempendidikan dan pengajaran dalam lembaga pesantren masih harus lebihdisempurnakan Menurutnya para juru dakwah dan ulama perludipersiapkan sejak dini dengan seperangkat ilmu dan keterampilan yangcukup untuk menyertai perkembangan kehidupan modern yang kian

6 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

96 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kompleks KH Achmad Sjaichu kemudian berikhtiar denganmendirikan pesantren sebagai jawaban atas keprihatinan dankekhawatiran tersebut Ia merasa perlu mendirikan pesantren yang lebihmemiliki kualitas dan kuantitas mencetak santri jadi ulama Akhirnyapada tahun 1987 Menteri Agama H Munawir Sjadzali meletakan batupertama mengawali pembangunan pesantren7

Secara fisik bangunan pesantren Al Hamidiyah dirancang danditangani langsung pengawasannya oleh Ir H Mochamad SutjahjoSjaichu putra ketiga KH Achmad Sjaichu Bersamaan dengan itudilakukan perencanaan berbagai program pendidikan di bawahkoordinasi (almarhum) DR H Fahmi D Saifuddin Sementarapembangunan fisik berjalan persiapan pembukaan pesantren jugadilakukan Rapat-rapat yayasan menghasilkan keputusan perlunyasegera dibentuk suatu badan pengelola Maka kemudian dicarilahtenaga-tenaga yang siap untuk menjalankannya Seperangkatkepengurusan dipersiapkan dan tepat tanggal 17 Juli 1988 pondokPesantren Al Hamidiyah dibuka Pesantren menerima murid pertamasebanyak 150 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 120 untuk MadrasahTsanawiyah Dari jumlah tersebut 75 santri putra dan 40 santri putribermukim di asrama Pendirian pondok pesantren sejalan dengan usahakementerian agama saat itu untuk mengadakan proyek percontohanpendidikan madrasah dengan materi pendidikan terdiri dari 70substansi agama dan 25 substansi umum yang disebut MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus)8

Membangun pondok pesantren bukan sekedar membangunbangunan fisik belaka Tapi lebih dari itu adalah membangun manusiamempersiapkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman9 Saatbanyak pesantren berlomba mencetak santri yang pandai wiraswastaatau menguasai teknologi Al Hamidiyah tetap dengan misi utamanya

7 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20148 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20149 Hal ini disampaikan oleh menteri agama Munawwir Sadzali pada

acara peresmian yang dihadiri alim ulama pemerintah dan tokoh masyarakatMenteri Agama juga menyatakan bahwa program yang menekankan pengajaranbidang studi agama adalah jawaban atas kelangkaan ulama yang sedangdirasakan umat Islam dewasa ini khususnya di Indonesia

Praktik Personal Higiene Santri 97

yaitu mencetak ulama Kehadiran Al Hamidiyah sebagai pesantrensalafiyah di tanah air terbilang baru dibandingkan pesantren salaf lainseperti pesantren Tebu Ireng Jombang Lirboyo Kediri atau pesantrensalafiyah lain Kendati begitu Al Hamidiyah mengalami perkembanganyang pesat Beragam tingkat pendidikan digelar mulai dari tamankanak-kanak (TK) hingga Tarbiyah Muallimin-Muallimat (TMM) yangsetara dengan madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Jumlahsantrinya mencapai ribuan orang Semula hanya warga Jabotabek yangmendaftar Namun belakangan santri dari luar daerah pun bermunculan

Sebagai pesantren salaf kitab klasik atau kitab kuning adalahmenu utama Kitab klasik yang dikaji para santri antara lain Talim al-Mutaallim Arbarsquoin al-Nawawi al-Jawahir al-Kalamiyah Wasaya li al-Abnarsquo Matan al-Ghayah al-Taqrib al-Amthilah al-Tasrifiyah Nadzamal-lsquoImriti al-Mutammimah Tafsir Jalalain dan Husun ul-HamidiyahTenaga pengajar terdiri dari para kyai ustadz dan sarjana lulusanperguruan tinggi negeri atau swasta dalam dan luar negeri Ada jugaalumni yang ikut nimbrung mengajar

Al Hamidiyah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dipesantren Sebagaimana harapan almarhum kyai Sjaichu pesantren AlHamidiyah tidak saja berkutat pada pengembangan ilmu keagamaansemata Pondok pesantren Al Hamidiyah juga mengembangkanpendidikan lain seperti TK TPQ MTs MA pengajian pesantrenmajelis tarsquolim bahasa Arab komputer perpustakaan klinik dankoperasi Pondok pesantren Al Hamidiyah memiliki lembaga bahasaArab dan bahasa Inggris Sebagai penunjang pendidikan formalterdapat program ekstrakurikuler seperti marching band pramuka hajirmarawis qasidah lembaga al-Quran dan dakwah tata boga danolahraga Dengan demikian Al Hamidiyah memadukan sistempesantren salaf dan pendidikan modern yang lazim dikenal dengansistem salafiyah ashriyah10

Pesantren Al Hamidiyah menggunakan kurikulum dan sistempembelajaran tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dan kurikulumberbasis kompetensi tahun 2004 Sistem pendidikan integral pesantren

10 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

98 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan prosespendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untukmencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren Hingga saat iniPondok Pesantren Al Hamidiyah mempunyai beberapa jenjangpendidikan11 Pertama Kelompok Bermain (Play Group) dan TamanKanak-kanak (TK) Play group resmi dibuka pada 18 Juli 1991Sedangkan TK resmi dibuka pada 18 Juli 1991 Tujuan utamanya adalahuntuk pembentukan sikap watak dan kepribadian anak yang berahlakulkarimah menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri melalui aktivitaspembelajaran yang kreatif dalam bentuk permainan yang menyenangkansesuai dengan kondisi anak usia bermain Kedua Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang diresmikan pada 17 Juli 1991 TPQ adalahpendidikan non-formal yang menerapkan kurikulum paduan antaraLPPTKA dengan kurikulum muatan lokal pesantren Ketiga SekolahDasar Islam Terpadu (SDIT) Al Hamidiyah yang dibuka pada 17 Juli2003 SDIT ini menggunakan Kurikulum Berbasis Teknologi denganmenekankan ketercapaian kompetensi murid Pembelajaran ditujukanuntuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dandiadakan program perbaikan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajarKeempat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setaraf dengan SMPdengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan Depag denganditambah muatan-muatan kepesantrenan Jumlah santri MTs adalahsebanyak 382 orang Kelima Madrasah Aliyah (MA) yang setarafdengan SMU ditambah muatan-muatan kepesantrenan dengan jumlahsantri MA adalah sebanyak 270 orang Ke-enam Perguruan Tinggi(Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dengan jenjang S1 dan D-III12

Visi pondok pesantren Al Hamidiyah adalah mencetak ulamakarena ulama memiliki pengertian sebagai pewaris nabi Karenanyadalam keseharian santri Al Hamidiyah dilatih mempraktikkan carahidup berdasar ajaran Nabi Muhammad Saw Al Hamidiyah jugamengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadappengajar Hal ini dikarenakan sebelum mengulama-kan santri guruharus mengulamakan diri sendiri Demi tujuan tersebut pesantren

11 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201412 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

Praktik Personal Higiene Santri 99

menerapkan praktik muhadarah (ceramah) ke tengah masyarakatProgram yang disebut kegiatan pengabdian masyarakat (KPM) inidilakukan sepekan sekali Kegiatan ini semula hanya dilaksanakan disekitar Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi Namun saat inikegiatan tersebut sudah merambah ke Jawa Timur dan Bali13 Sumberair bersih utama yang digunakan adalah sumur borpompa

2 Pondok Pesantren Qothrotul FalahPondok pesantren Qothrotul Falah secara resmi didirikan pada

tahun 1991 oleh KH Achmad Syatibi Hanbali Lokasi pesantren beradadi sekitar pemukiman penduduk daerah pedesaan tepatnya di jalanSampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung Kecamatan CikulurKabupaten Lebak Provinsi Banten 42356 Lokasi pondok pesantren adadi perdesaan atau rural (wilayah yang mempunyai kegiatan utamapertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukimanperdesaan) terletak di sekitar permukiman penduduk Pesantren iniberdiri dengan visi bernuansa islami unggul dalam presentasimenjunjung tinggi tradisi santun dalam bersikap diminati masyarakatdan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan14

Awalnya KH Hanbali ayah dari KH Achmad Syatibi Hanbaliyang masih berstatus lajang dan baru berumur 26 tahun pada tahun 1961membentuk majlis mudzakarah kecil-kecilan KH Hanbali dalam majlistersebut mengajarkan kitab-kitab sumber keagamaan dalam berbagaibidang baik bidang fikih bidang tauhid dan bidang taSawuf15 Sebagaiseorang tokoh agama yang kharismatik pendirian majlis tersebutdimaksudkan untuk memenuhi pendidikan keagamaan yang mampu

13 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201414 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201315 Dalam bidang fikih diajarkan kitab Kifayah al-Akhyar Irsquoanah al-

Thalibin Kasyifah al-Saja Safinah al-Najah Fath al-Wahhab Fath al-MursquoinRiyadh al-Badirsquoah dll Bidang tauhid yang diajarkan adalah kitab Fath al-Majid Kifayah al-lsquoAwwam dll Bidang taSawuf KH Hanbali mengajarkankitab Ihyarsquo Ulum al-Din Bidayah al-Hidayah Minhaj al-lsquoAbidin Kifayah al-Adzqiyarsquo Nashaih al-lsquoIbad Sullam al-Taufiq dll Lihat Profil PondokPesantren Qothrotul Falah Banten 2013

100 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencetak kader-kader ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agamadan negara berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan amanah

Pada tahun 1961 KH Hanbali semula hanya bermaksudmengamalkan ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnyaPada perkembangan selanjutnya KH Hanbali berfikiran untukmendirikan lembaga pendidikan agama yang independen Kemudianlahirlah Pondok Pesantren Qothrotul Falah16

Pada 1991 atas harapan dan desakan masyarakat pada lembagapendidikan yang berkualitas KH Achmad Syatibi Hanbali besertasesepuh masyarakat yang diwakili Drs H Achmad Djazuli (almarhum)mendaftarkan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ke Kantor NotarisNuzwar SH dengan No 08 31 Juli 1991 untuk dibuatkan aktependirian ponpes secara resmi Pondok Pesantren Qothrotul Falah daritahun ke tahun terus menuai perkembangan pesat Ini terlihat darijumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun menimba ilmu umum(MTs dan SMA) yang terus bertambah Seiring kuantitas santri yangkian bertambah itu sarana pendidikanpun kian banyak Gedung-gedungasrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitarPonpes

Figur sentral seorang kyai sangat dibutuhkan dalam pengelolaanPondok Pesantren Karena itu KH Achmad Syatibi Hanbali sebagaifigur sentral Ponpes harus pandai-pandai menyaring aneka usulan dariberbagai kalangan KH Achmad Syatibi Hanbali tidak segan-segan dansungkan-sungkan berdialog dengan masyarakat dan para santri tentangapa-apa yang menjadi kekurangan di Ponpesnya agar kekurangantersebut dapat diminimalkan

Pondok Pesantren Qothrotul Falah menerapkan sistem kurikulumterpadu yaitu kurikulum dari KemdiknasKemenag denganpengembangan kurikulum pesantren yaitu madrasah diniyah danpengajian kitab kuning Jenjang pendidikan pada pesantren QothrotulFalah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Atas(SMA) madrasah diniyah kitab kuning Saat ini total jumlah santriMTs dan SMA adalah sebanyak 242 terdiri dari santri MTs sebanyak

16 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 2013

Praktik Personal Higiene Santri 101

114 orang dengan pembagian santri putra 51 orang dan santri putri 77orang ditambah jumlah santri SMA sebanyak 128 orang denganpembagian santri putra 61 orang dan santri putri 53 orang Sedangkanjumlah tenaga pengajar adalah sebanyak 43 orang Selain itu terdapatbagian keamanan guru dan pembina kamar guna memantau keseharianmereka Jika terdapat pelanggaran oleh santri maka akan diberikansanksi sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan Sanksi yang diberikanberupa sanksi ringan sedang maupun sanksi yang berat sepertipengeluaran dari pesantren Hal ini tentunya dilakukan setelahdilakukan perjanjian dan pembuatan komitmen dengan wali santriSemua ini dimaksudkan sebagai bagian dari pengendalian sosial17

Sistem pengajaran di pondok pesantren Qothrotul Falah padaawalnya sangat kental dengan nuansa dan pendekatan salafi Pengajiankitab kuning dilakukan dengan sistem sorogan (santri membaca kitab dihadapan guru) sistem bondongan (guru membaca kitab di hadapan parasantri) dan sistem musyawarah ala pondok pesantren klasik Namunseiring tuntutan zaman yang kian kompetitif pihak pengelola pesantrenkemudian memasukkan sistem pengajaran bahasa Arab modern bahasaInggris mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA) dan berbagaikegiatan ekstra Kegiatan ekstra yang diajarkan meliputi hidupberorganisasi kepramukaan PMR (Palang Merah Remaja) paskibraolah raga drum band kesenian marawis kasidah komputer muhadarahdan qirarsquoah al-Qurrsquoan Para santri dituntut menguasai keilmuan moderndi samping harus menguasai keilmuan salaf18 Adat-istiadat tentu jugadiadopsi oleh pesantren seperti dibaan ngupat pada pertengahan bulanRamadhan Pesantren menganggap adat ini sebagai kebiasaan baik yangtetap perlu dilakukan Pihak pesantren menilai sesuatu sebagai hal yangbaik apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadis Hal yang tidak baikadalah yang menyalahi keduanya Hal ini seringkali ditekankan pihakpesantren dalam berbagai kesempatan pengajian kultum dan lain lain

17 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

18 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

102 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pesantren ini berada di tanah seluas 21000m2 dengan luasbangunan 15000 m2 Secara fisik pesantren ini mempunyai beberapabangunan permanen yang terdiri dari sebuah masjid sebuah gedungutamakantor gedung belajar sekolahtempat belajar sebanyak 10bangunan empat asrama putra dan 14 asrama putri serta beberapabangunan yang digunakan sebagai laboratorium IPA perpustakaankoperasi dan ruang guru19 Guna memenuhi kebutuhan listrik seluruhpondok pesantren Qothrotul Falah digunakan sumber daya listrik dariPLN dan generator yang digunakan jika listrik PLN padam20

Sementara interaksi sosial antar santri anggota pondok danmasyarakat di lingkungan sekitar Pesantren Qothrotul Falah dirasasangat bagus Masyarakat sekitar pesantren turut shalat berjamaah dimasjid pesantren Masyarakat juga sering melibatkan santri dalam acaratasyakuran tahlilan atau kegiatan lain Kesenian santri seperti marawisjuga biasa tampil pada kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar Begitupula sebaliknya pihak pesantren tidak jarang melibatkan masyarakatdalam beberapa program pesantren

Bicara kemakmuran di pesantren tentu saja tidak mudah dansangat tergantung pada sumber daya yang ada dan jumlah santriPesantren Qothrotul Falah mempunyai unit usaha berupa koperasi danbengkel Usaha pesantren dijalankan sepenuhnya untuk kepentinganpesantren dan para guru21 Pemenuhan kebutuhan guru dan pesantrendimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar karenapendidikan dan akhlak para santri sepenuhnya menjadi tanggungjawabpesantren Pesantren memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadasantri untuk mengakses seluruh informasi yang ada di pesantren Secaramoral pesantren juga bertanggungjawan mengarahkan santri menjadipribadi yang baik

19 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

20 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

21 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

Praktik Personal Higiene Santri 103

Terkait dengan kesehatan santri Pesantren Qothrotul Falah tidakmemiliki poskestren Namun demikian pihak pesantren bekerjasamadengan puskesmas kecamatan Sedangkan fasilitas kesehatan terdekatadalah bidan yang membuka praktik tidak jauh dari lokasi pesantren22

Terkait informasi tentang kesehatan kepada santri di pesantren terdapatpegawai kesehatan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan KabupatenLebak yang mengadakan kegiatan berkala di pesantren Bahkanterkadang ada ahli gizi dari puskesmas memberikan penyuluhan tentanggizi kesehatan reproduksi kesehatan lingkungan dan lain sebagainya23

Secara doktrinal pihak pesantren telah menanamkan ajaran-ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan24

Pesantren melakukan kerjabakti untuk menjaga kebersihan danmelakukan cek kesehatan sepekan sekali Jika terdapat santri yang sakitsehari dua hari maka akan ditangani oleh tim kesehatan pesantren ataulangsung dibawa ke puskesmas atau bidan tergantung jenis sakit yangdiderita Santri senantiasa ditekankan untuk menjaga diri dari najis yangringan najis sedang dan najis berat Kebersihan dilakukan denganpenjadualan piket kamar lingkungan kapling masjid kamar mandi dllPesantren juga mendirikan ldquoGerakan Santri Pedulirdquo yang tugasutamanya adalah membersihkan lingkungan dan penanaman pohonbunga

Sementara fasilitas lain guna mendukung proses pembelajaranPesantren Qothrotul Falah memiliki beberapa ruang kelas ruang belajarkamar tidur ruang makan kamar mandi ruang cuci baju jemuran toiletdan lain-lain Semua ruangan tersebut memiliki ventilasi yang cukupNamun demikian tempat cuci tangan belum tersedia sepenuhnya di

22 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

23 Pesantren menganggap keberadaan sebuah poskestren dalam sebuahpesantren merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan Jumlah santri yangbanyak memungkinkan terjadinya pola hidup yang kurang sehat Selain itu jugauntuk mempermudah penanganan jika ada santri yang terkena sakit Lebihjelasnya bisa dilihat dalam kuesioner Pondok Pesantren Qothrotul Falah

24 Dalam hadis disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dariiman Selain itu terdapat hadis yang menerangkan perlunya memanfaatkanmasa sehat sebelum datang masa sakit

104 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sejumlah ruangan yang ada Tempat cuci tangan hanya tersedia di ruangmakan dan asrama guru dan lapangan futsal25 26 Pengurus PesantrenQothrotul Falah menjelaskan bahwa kondisi fisik pondok pesantrenmempengaruhi kemampuan santri untuk berperilaku higiene Diakuioleh pihak pesantren bahwa masih banyak kekuarangan dalam saranadan prasarana yang dimiliki pesantren Bangunan yang ada masih jauhdari standar kesehatan Namun pesantren berupaya membuat bangunanterbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh pemberi dana Pesantrenjuga tidak memiliki tenaga kesehatan khusus untuk menangani santriyang sakit

Terkait pembuangan limbah Pesantren Qothrotul Falah memilikisarana pembuangan limbah dengan saluran pembuangan yang terbukaPembuangan kotoran dalam septic tank tertutup Sedangkanpembuangan sampah dilakukan secara terbuka Sampah yang adadikelola menjadi kompos dan sebagian lagi dibakar Adapun jenis bahanbakarenergi utama yang digunakan untuk memasak di PesantrenQothrotul Falah adalah gas elpiji dan kayu bakar27

Sementara dalam hal ketersediaan air bersih sumber air bersihutama Pesantren Qothrotul Falah adalah sumur borpompa Pesantrenmenyediakan banyak kran air untuk wudhu dan mencuci untuk parasantri sehingga untuk sarasa air bersih dirasa sudah mencukupi Sumberair tambahan adalah berupa satu kulah dengan ukuran plusmn20x4 m2 Kulahyang ada terbuat dari tanah yang digunakan untuk menampung air hujandan dipergunakan untuk mencuci mandi serta berwudhu Kulah dipakaibersama-sama oleh santri laki-laki Kulah akan menampung banyak airpada saat musim hujan dan mengering pada saat musim kemarau Airkulah berwarna coklat karena bercampur tanah liat28 Dari segikebersihan tentu kurang maksimal karena air kulah biasnya dipakaisecara bersama-sama oleh banyak santri Tidak jarang terdapat santri

25 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

26 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201327 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten Nopember 201428 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten tanggal 2 November 2014

Praktik Personal Higiene Santri 105

yang kondisinya tidak sehat secara fisik dan kemudian berpengaruhpada santri lain

Pesantren menganggap bahwa kesucian air dalam kulah tak perludiragukan selama airnya melebihi dua kulah29 Jadi kebersihan dankesucian dua hal berbeda Kotor belum tentu tidak suci tapi jelas tidaksehat Dalam konteks suci badan dan tempat bukan suci batin suciberarti tidak ada najis baik najis ringan najis sedang maupun najisberat Sedangkan bersih berarti ketiadaan kotoran yang mengganggukesehatan dalam diri seseorang dalam hal ini santri Kotoran bisaberupa sampah kotoran hewan kekumuhan dan sejenisnya Pelaksanaanibadah apapun tanpa kebersihan fisik dan batin tidak akan diterimaOleh karenanya diterimanya ibadah juga tergantung pada kebersihanJika ibadah adalah wujud nyata pelaksanaan keimanan maka sarananyajuga menjadi bagian dari keimanan itu sendiri30

Jumlah air banyak atau sedikit akan berpengaruh pada carapenggunaannya dalam bersuci Terdapat kelonggaran dalam penggunaanair yang banyak dalam bersuci selagi karakter air aslinya tidak berubahTetapi pada air yang sedikit terdapat beberapa ketentuan yang berlakuAir banyak seringkali disebut dengan ldquodua qullahrdquo Pada umumnyamenggunakan ukuran volume benda cair dengan liter meter kubik ataubarrel Istilah qullah adalah ukuran volume air yang digunakan padamasa Rasulullah sewaktu masih hidup Dalam kitab fiqih TuhfatutThullab dan Fathul Qaribul Mujib disebutkan bahwa ukuran volumedua qullah adalah 500 rithl atau liter yang digunakan oleh orangBaghdad

Para ulama kontemporer mencoba mengukur dua qullah denganbesaran yang banyak digunakan sekarang Dua qullah dalam ukuranmasa kini kira-kira sejumlah 270 liter Air sejumlah itu apabila terpercikoleh air bekas wudhu maka air tersebut akan tetap suci dan mensucikanSelama air tersebut tidak berubah karakter aslinya (warna bau sertarasa) karena terkena najis maka tetap bisa digunakan untuk berwudhu

29 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten tanggal 2 November 2014

30 Keterangan ini disampaikan oleh pimpinan Pesantren QothrotulFalah Lihat kuesioner penelitian

106 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

lagi Tetapi apabila air dalam wadah kurang dari 270 liter digunakanuntuk berwudhu atau mandi janabah kemudian kemasukan air yangsudah digunakan untuk berwudhu maka air itu dianggap mustalsquomal(sudah digunakan) Air tersebut suci secara fisik tapi tidak bisadigunakan untuk bersuci walaupun masih bisa digunakan untukkeperluan lain seperti mencuci tangan biasa

Kondisi air di ember tetap suci mensucikan jika tidak ada airbekas bersuci atau barang najis yang masuk ke dalamnya Tetapi jikasudah terkena air bekas bersuci atau barang najis mata status airtersebut menjadi mustalsquomal (air yang sudah terpakai bersuci) ataumenjadi mutanajjis (air terkena najis) Dikatakan mustalsquomal apabila airdalam ember tersebut terciprat atau terpercik air bekas bersuci sepertiberwudhu Artinya air dalam ember tersebut tidak bisa lagi digunakanuntuk bersuci seperti untuk mandi janabah diambil untuk berwudhuatau membersihkan hadas saat buang air besar Jika air dalam emberterciprat najis misalnya kemasukan kotoran cicak atau terciprat airkencing kita maka status air dalam ember tersebut menjadi mutanajjisAir dalam ember tersebut tidak bisa digunakan lagi baik untukmembersihkan maupun untuk diminum Hal yang patut diwaspadaiadalah air wudhu yang menetes di ember sementara ember tersebutberukuran kecil yang menampung air kurang dari dua qullah karena airember menjadi mustalsquomal Berbeda halnya dengan air yang keluar darikran Air kran lebih aman jika kita gunakan untuk berwudhu

Dengan demikian air dalam fungsinya untuk bersuci dapatdibedakan menjadi dua Pertama air yang dapat digunakan untukbersuci yaitu air tahhir mutahhir (air suci dan mensucikan) Kategoriini adalah air yang bisa digunakan untuk bermacam-macam fungsi(multifungsi) Air jenis ini bisa digunakan untuk keperluan makanminum dapat digunakan untuk menghilangkan najis dan aktivitasberwudhu serta mandi janabah Syarat air suci dan mensucikan adalah(1) Belum pernah dipakai untuk bersuci sebelumnya Air yang sudahterpakai dan kurang dari dua qullah serta telah dipakai untuk berwudhutidak dapat (sah) digunakan berwudhu lagi Air tersebut masih dianggapsuci namun tidak mensucikan (2) Air yang tidak tidak mengalirterhitung banyak jika memenuhi ukuran minimal dua qullah (3) Air

Praktik Personal Higiene Santri 107

mutlak definisi air mutlak di dalam Fiqih Lima Mazhab karya MJawad Mughniyah adalah air yang menurut sifat asalnya Sebagaicontoh adalah air yang turun dari langit atau keluar dari bumi air hujanair laut air sungai air telaga Begitu juga air yang masih tetap namanyawalaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari Sesuatu yangsulit dihindari sehingga tidak merubah kesucian air adalah seperti tanahdebu atau sebab lain seperti kejatuhan daun Menurut kesepakatanulama air mutlak adalah suci mensucikan

Kedua air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci Kategori inidibedakan menjadi air mustalsquomal dan air mutanajjis Air mustalsquomaladalah air yang telah digunakan untuk keperluan bersuci baik dalamberwudhu mandi maupun mencuci najis Kendati air mustalsquomal adalahsuci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi Air tersebut bisadiistilahkan dengan air tahhir ghairu mutahhir Status air mustalsquomalbisa digunakan untuk minum dan membersihkan benda-benda yangtidak najis Terkecuali jika jumlah mustalsquomal tersebut lebih dari duaqullah maka air tersebut tetap suci mensucikan selama tak terkena najisyang membuatnya berubah dari salah satu karakter aslinya seperti baurasa maupun warna Sementara air mutanajjis adalah air yang kurangdari dua qullah dan terkena najis Bisa dikatakan air mutanajjis pula airyang lebih dari dua qullah tapi terkena najis hingga berubah salah satusifat asli airnya Air seperti ini sama sekali tidak bisa digunakan baikuntuk dikonsumsi baik makan maupun minum dan aktivitas bersuciJika air ini digunakan maka benda apapun yang terkena cipratan atauguyuran airnya menjadi najis pula31

B Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren AlHamidiyahPraktik personal higiene santri merupakan penjelasan secara rinci

tentang karakteristik masing-masing responden di pondok pesantrenPraktik personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah akandiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsiresponden karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

31 Wahbah Az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

108 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Al Hamidiyah seperti yang disajikan pada tabel 31

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikapdan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2998 300 62 17-42Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai mean atau ukuran rata-ratapengetahuan responden di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah 2998skor tertinggi 42 dan skor terendah 17 Nilai rata-rata skor pengetahuandidapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semua pertanyaantentang pengetahuan terhadap personal higiene di pondok pesantrenmelalui kuesioner yang diberikan mencakup 13 pertanyaan32

Mean average adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil darijumlah semua nilai pengukuran dibagi banyaknya pengukuranKeuntungan nilai mean adalah mudah menghitungnya dan melibatkanseluruh data dalam perhitungan Namun kelemahan dari nilai meanadalah sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim tinggimaupun rendah Oleh karena itu pada kelompok data yang mempunyainilai ekstrim atau distribusi data yang miring mean tidak dapatmewakili rata-rata kumpulan nilai pengamatan

Nilai median pengetahuan adalah 30 selanjutnya nilai medianmerupakan nilai yang dipakai untuk menentukan cut of pointpengetahuan responden karena distribusi data mempunyai nilai ekstrimatau tidak normal artinya nilai pengetahuan dikatakan baik jikamempunyai skor ge nilai median dan dikatakan kurang jika lt nilai medianMedian adalah nilai dimana setengah banyaknya pengamatan

32 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan pengetahuanresponden tenteng personal higiene

Praktik Personal Higiene Santri 109

mempunyai nilai dibawahnya dan setengahnya lagi mempunyai nilai diatasnya Penghitungan median hanya mempertimbangkan urutan nilaihasil pengukuran beda besar antar nilai diabaikan sehingga mediantidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim33 Standar deviasi didapatkan dariperbedaan rentang nilai dari masing-masing responden Makin besarstandar deviasi maka makin besar rentang nilai antar masing-masingresponden dan semakin besar variasi nilai begitu juga sebaliknya Nilaiminimal dan nilai maksimal merupakan nilai terendah dan nilai tertinggidari semua responden

Tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata skor sikapsantri adalah 2841 skor terendah 22 dan tertinggi 33 Nilai rata-rataskor sikap didapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semuapertanyaan tentang sikap responden terhadap personal higiene dipondok pesantren melalui kuesioner yang diberikan mencakup 11pertanyaan Sedangkan nilai median sikap adalah 29 yang selanjutnyamerupakan nilai cut of point sikap responden terhadap personalhigiene34

Selanjutnya tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rataskor perilaku adalah 1938 skor perilaku paling rendah 15 dan tertinggi21 Nilai rata-rata skor perilaku didapatkan dari rata-rata jawabanresponden atas semua pertanyaan tentang praktik responden terhadappersonal higiene di pondok pesantren melalui kuesioner yang diberikanmencakup 17 pertanyaan35 Sedangkan nilai median perilaku adalah 20yang selanjutnya merupakan nilai cut of point perilaku respondenterhadap personal higiene di pondok pesantren

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Al

Hamidiyah meliputi distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

33 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007) hal 72

34 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan sikap respondenterhadap personal higiene

35 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan responden terhadapperilaku personal higiene

110 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

distribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrenfrekuensi sakit distribusi pengetahuan sikap perilaku

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren AlHamidiyah disajikan pada tabel 32

Tabel 32 Distribusi Respondenberdasarkan Jenis kelamin di Pesantren Al Hamidiyah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 23 411Laki-laki 33 589

Total 56 100

Tabel 32 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin tampakbahwa responden perempuan lebih sedikit yaitu 411sedangkan responden laki-laki lebih banyak yaitu 589

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren Al Hamidiyahdisajikan pada tabel 33

Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggaldi Pesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 100 122 0-5

Praktik Personal Higiene Santri 111

Berdasarkan tabel 33 tampak bahwa rata rata umur responden dipondok pesantren Al Hamidiyah adalah 1563 tahun Umur tertuaadalah 17 tahun dan termuda 15 tahun dengan standar deviasi062 Berdasarkan jumlah teman sekamar rata-rata temansekamar responden 1414 teman sekamar paling banyak 18 orangdan paling sedikit 8 orang dengan standar deviasi 27Berdasarkan peraturan dalam keputusan menteri pekerjaan umumno 306KPTS1989 dikatakan bahwa standar ukuran sebuahkamar tidur adalah 3m x 3m dengan penghuni 1-2 orang36 37

Rata-rata lama responden tinggal di pondok pesantren AlHamidiyah adalah 2866 (29 bulan) Paling lama tinggal dipesantren 48 bulan dan paling sebentar tinggal dipesantren 4bulan dengan standar deviasi 1611 Frekuensi respondenmenderita sakit rata-rata 145 kali dengan standar deviasi 122Nilai frekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernahsakit dan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernahmengalami 5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren Distribusi responden yang sakit adalah sebanyak750 dengan frekuensi terbanyak adalah 1 kali sakit (339)kemudian diikuti oleh 3 kali sakit (196) 2 kali sakit 179dan selebihnya merata yaitu 4 kali dan 5 kali sakit masing-masing18 Sedangkan yang tidak pernah sakit sebanyak 250

c Distribusi Pengetahuan sikap dan perilakuGambaran pengetahuan sikap dan perilaku responden di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 34

36 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia KeputusanMenteri Pekerjaan Umum No 37 Jakarta 1989

37 Kementerian Permukiman Republik Indonesia Keputusan MenteriPermukiman No 403KptsM2002 tentang Prasarana Wilayah Jakarta 2002

112 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

PengetahuanBaik 41 732Kurang 15 268

Total 56 100

SikapBaik 34 607Kurang 22 393

Total 56 100

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 100

Tabel 34 menunjukkan bahwa berdasarkan distribusipengetahuan tampak sebagian besar responden di pondokpesantren Al Hamidiyah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu732 sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya268 Berdasarkan distribusi sikap tampak bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaisikap yang baik yaitu 607 dan 393 sisanya mempunyaisikap kurang Menurut distribusi perilaku terlihat bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaiperilaku yang baik yaitu 821 dan hanya 179 responden yangmempunyai perilaku kurang terhadap personal higiene

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Al Hamidiyah meliputi tingkat pendidikan ibu tingkat pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga seperti yangdisajikan pada tabel 35

Praktik Personal Higiene Santri 113

Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Al Hamidiyah

Pada tabel 35 terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu makasebagian besar ibu responden mempunyai pendidikan tinggi yaitu 964dan hanya 36 yang mempunyai pendidikan rendah Begitu jugadengan distribusi pendidikan ayah menunjukkan bahwa sebagian besarayah responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 964 dan hanya36 yang berpendidikan rendah Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebihbanyak yaitu 554 sedangkan 446 bekerja Ibu dikategorikanbekerja jika ibu meninggalkan rumah setiap hari untuk bekerja di luarrumah untuk mendapatkan penghasilan dan dikatakan tidak bekerja jikaibu hanya ibu rumah tangga yang tidak ada kegiatan rutin yangmenghasilkan uang di luar rumah Ibu tidak bekerja dikategorikan tidakberesiko terhadap perilaku personal higiene responden karenamempunyai kesempatan mendidik anak

Pada tabel 35 juga terlihat bahwa berdasarkan distribusipekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah responden bekerjayaitu 768 dan hanya sebagian kecil yang tidak bekerja yaitu 232

Variabel KategoriResponden

n

Pendidikan IbuTinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pendidikan Ayah Tinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Total 56 100

Pekerjaan AyahBekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

Total 56 100PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

114 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi pendapatan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besarresponden mempunyai keluarga berpendapatan tinggi yaitu 946 danhanya sebagian kecil keluarga responden yang berpendapatan rendahyaitu 54

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Al Hamidiyah

meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan danpanu) dan pelayanan kesehatan Prevalensi penyakit adalah angkakejadian kesakitan yang pernah dialami responden atau santri dalam 6bulan terakhir selama tinggal di pondok Prevalensi penyakit di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 36

Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Total 56 100

SkabiesTidak 36 643Ya 20 357

Total 56 100

Batuk PilekTidak 28 500Ya 28 500

Total 56 100

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Total 56 100

DemamTidak 38 679Ya 18 321

Total 56 100

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100

Praktik Personal Higiene Santri 115

Pada tabel 36 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 750 dan hanya 250 yangmengalami gatal-gatal Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa lebih banyak responden yang tidak mengalamiskabies yaitu 643 dan 357 yang mengalami skabies Distribusistatus penyakit berdasarkan kejadian batuk pilek tampak sama yaituresponden yang mengalami batuk pilek sebanyak 500 dan yang tidakmengalami batuk pilek 500 Distribusi kejadian diare menunjukkanbahwa sebagian besar responden tidak mengalami diare yaitu 839 danhanya 162 yang mengalami diare Distribusi status penyakitberdasarkan kejadian demam maka tampak bahwa responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak yang tidak mengalami demamyaitu 679 dan hanya 321 yang mengalami demam

Pada tabel 36 juga memperlihatkan bahwa berdasarkan distribusikejadian penyakit lain tampak lebih banyak responden yang tidakmengalami yaitu 589 dibandingkan 411 responden yangmengalami

Untuk distribusi responden yang pergi berobat ke pelayanankesehatan pada saat mengalami sakit tabel 36 memperlihatkan bahwajumlah responden yang memanfaatkan layanan kesehatan lebih banyakyaitu 571 sedangkan yang tidak sebanyak 429 Urutan fasilitaskesehatan yang didatangi responden untuk berobat pada saat sakitadalah puskesmas sebanyak 964 dokter praktik sebanyak 893poskestren 750 dan Rumah Sakit sebanyak 589 Respondendikatakan berobat jika pergi ke pelayanan kesehatan yaitu PoskestrenRumah sakit umum Rumah sakit swasta Puskesmas pustu Klinikbalai kesehatan Dokter praktik Perawat praktik atau Bidan praktikdan dikatakan tidak berobat jika responden tidak pergi berobat atauberobat ke dukun dan atau pergi berobat ke orang pintar

116 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren QothrotulFalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah praktik

personal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah jugadiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsisampel karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 37

Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Qothrotul Falah

Pada tabel 31 tampak bahwa nilai rata-rata skor pengetahuanresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah 2692 Skorpengetahuan tertinggi 40 dan skor terendah 14 dengan standar deviasi708 Berdasarkan nilai rata-rata skor sikap responden adalah 2853Skor sikap paling tinggi adalah 32 dan skor paling rendah 23 denganstandar deviasi 209 Berdasarkan nilai rata-rata skor perilaku respondenadalah 1856 Skor perilaku paling tinggi yaitu 22 dan paling rendah 14dengan standar deviasi 17

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi distribusi jenis kelamin distribusi umur jumlah temansekamar lama tinggal di pesantren frekuensi sakit distribusipengetahuan sikap perilaku

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2692 290 708 14-40Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Praktik Personal Higiene Santri 117

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 38

Tabel 38 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin di Pesantren Qothrotul Falah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Total 41 100

Pada tabel 38 tampak bahwa berdasarkan jenis kelamin distribusijumlah responden perempuan di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yaitu 537 dan laki-laki 463

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 39

Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Qothrotul Falah

Variabel Mean Median SD Minimal-maksimal

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar 2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren 373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

Pada tabel 39 tampak bahwa berdasarkan umur responden dipondok pesantren Qothrotul Falah rata-rata 1366 tahun umur

118 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tertua adalah 16 tahun dan umur termuda 11 tahun denganstandar deviasi 167 Berdasarkan jumlah teman sekamarresponden rata-rata berjumlah 2268 (23) orang Teman sekamarpaling banyak adalah 30 orang dan paling sedikit 18 orangdengan standar deviasi 314 Berdasarkan lama responden tinggaldi pesantren rata-rata adalah 373 bulan tinggal di pesantrenpaling lama 5 bulan dan paling sebentar 3 bulan dengan standardeviasi 05 Berdasarkan frekuensi responden menderita sakitrata-rata 08 (1) kali Frekuensi sakit responden mulai dari 0 yangartinya tidak pernah sakit dan tertinggi 3 kali mengalami sakitselama 6 bulan terakhir dengan standar deviasi 071

c Distribusi Pengetahuan Sikap PerilakuGambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku responden dipondok pesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 310

Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

Total 41 100

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Total 41 100

PerilakuBaik 24 585

Kurang 17 415

Total 41 100

Pada tabel 310 tampak bahwa deskripsi responden berdasarkanpengetahuan maka sebagian besar responden mempunyaipengetahuan baik yaitu 610 sedangkan 390 mempunyaipengetahuan kurang Deskripsi responden berdasarkan sikap

Praktik Personal Higiene Santri 119

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikapbaik yaitu 683 sedangkan 317 mempunyai sikap kurangDeskripsi responden berdasarkan perilaku menunjukkan bahwalebih banyak responden yang mempunyai perilaku baik yaitu585 sedangkan 415 mempunyai perilaku kurang

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Qothrotul Falah meliputi tingkat pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga yang disajikanpada tabel 311

Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

Jumlah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Total 41 100

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Total 41 100

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Total 41 100

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

Total 41 100PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Pada tabel 311 terlihat bahwa karakteristik orang tuaberdasarkan pendidikan ibu maka sebagian besar ibu respondenmempunyai pendidikan rendah yaitu 610 dan 390 ibu mempunyaipendidikan tinggi Distribusi karakteristik orang tua berdasarkanberpendidikan ayah maka lebih banyak ayah yang mempunyai

120 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan rendah yaitu 561 dibandingkan dengan yang mempunyaiberpendidikan tinggi sebesar 439 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar responden mempunyai ibuyang tidak bekerja yaitu 683 sedangkan ibu bekerja hanya sebesar317 Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan ayahlebih banyak ayah yang bekerja yaitu 585 dibandingkan dengan ayahyang tidak bekerja sebesar 415 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pendapatan keluarga bahwa lebih banyak keluarga yangmempunyai pendapatan rendah yaitu 659 sedangkan respondendengan keluarga berpendapatan tinggi sebesar 341

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare demam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsandan panu) dan pelayanan kesehatan Deskripsi angka kejadian kesakitanyang pernah dialami santri dalam 6 bulan terakhir selama tinggal dipondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 312

Praktik Personal Higiene Santri 121

Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatalTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Total 41 100

Batuk PilekTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

DiareTidak 21 512Ya 20 488

Total 41 100

DemamTidak 36 878Ya 5 122

Total 41 100Prevalensi

Penyakit lainTidak 31 756Ya 10 244

Total 41 100PelayananKesehatan

Tidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Pada tabel 312 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 537 dan yang mengalami gatal-gatal sebesar 463 Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa responden di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak mengalami skabies yaitu 512 dan 488 tidakmengalami skabies Distribusi berdasarkan kejadian batuk pilek padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yang tidakmengalami yaitu 537 dan 463 yang mengalami batuk pilekDistribusi kejadian diare pada responden di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yang tidak mengalami diare yaitu 512 sedangkanyang mengalami diare 488 Distribusi kejadian demam padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah sebagian besar

122 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden tidak mengalami demam yaitu 878 dan yang mengalamidemam hanya 122 Distribusi kejadian penyakit lain (gastritis sakitgigi pingsan dan panu) sebagian besar responden tidak mengalamiyaitu 756 dan yang mengalami kejadian penyakit lain ada 244Tabel 312 juga memperlihatkan bahwa distribusi responden yangberobat ke pelayanan kesehatan pada saat sakit lebih besar yaitu 537Sedangkan yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan ada 463Adapun urutan tempat pelayanan kesehatan yang didatangi respondenuntuk berobat adalah dokter praktik sebanyak 970 Poskestrensebanyak 902 Rumah sakit sebanyak 878 dan Puskesmassebanyak 683

123

Bab IVFaktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Personal Higiene di Pondok PesantrenAl Hamidiyah dan Qothrotul Falah

eperti telah dikemukakan bahwa perilaku personal higieneadalah suatu pemahaman sikap dan praktik yang dilakukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan memelihara kebersihan dirimeningkatkan rasa percaya diri menciptakan keindahan dan mencegahtimbulnya penyakit1 Secara komprehensif kebersihan diri dimaksudkanadalah meningkatkan dan memelihara kebersihan badan kesehatanmulut rambut genitalia dan kuku mandi serta perawatan kulit2

Perilaku personal higiene santri pada studi ini merupakan variabeldependen yang menentukan nilai praktik kebersihan diri santri sehari-hari di pondok pesantren kemudian dihubungkan dengan semuavariabel independen yang diteliti untuk melihat keterkaitan hubungankedua variabel tersebut Nilai perilaku personal higiene santri meliputinilai praktik keseharian santri terhadap mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan berwudhu Sehingganilai perilaku merupakan nilai gabungan semua praktik kebersihan dirisantri sehari-hari di pondok pesantren baik kesehatan secara umum dandalam perspektif Islam

Lawrence Green tahun 1980 mengembangkan Teori Precedeuntuk menganalisa perilaku manusia dari segi kesehatan Bahwakesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokokyaitu behavior causes dan non behavior causes Precede merupakan

1 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

2 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

S

124 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

arahan dalam fase diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensipendidikan atau promosi kesehatan3 (1) Predisposing factors yaitufaktor-faktor yang mendasari terjadinya perilaku yang terwujud dalambentuk pengetahuan sikap keyakinan kepercayaan nilai-nilai budayaserta karakteristik individu (2) Enabling factors yaitu faktor-faktoryang memungkinkan terjadinya perilaku yang berwujud lingkungan fisikseperti ketersediaan fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (3)Reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang memperkuat terjadinyaperilaku yang terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yangmendukung seperti dukungan dari keluarga teman petugas kesehatanatau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilakumasyarakat Secara sederhana model precede Green adalah behaviormerupakan gabungan fungsi predisposing factors enabling factors danreinforcing factors Komponen kedua disebut Proceed for policyregulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development dibuat dengan strategi implementasiberbagai tindakan dasar yang dipelajari dari pengkajian pase awal4

Dengan menggunakan desain cross-sectional maka interpretasisetiap tabel distribusi hubungan yang ditampilkan adalah persentasebaris Dan hasil uji hubungan pada setiap angka yang terdapat nilai selkurang dari lima atau tidak memenuhi syarat uji chi-square maka ujiyang digunakan adalah fisherrsquos exact test5 Pada uji kenormalandidapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga prosedur ujiyang digunakan adalah dengan pendekatan uji statistik non parametrik6

Prosedur non parametrik mempunyai kelebihan bisa digunakan padadata dengan distribusi normal ataupun tidak normal pada data nominal

3 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

4 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

5Sopiyudin Dahlan Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012 hal 130

6 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FKMUniversitas Indonesia 2007) hal 92

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene125

ordinal interval maupun rasio7 Selanjutnya untuk mengetahui besaratau kekuatan hubungan dua variabel pada penelitian ini adalah denganmenginterpretasikan nilai odds ratio (OR) Odds adalah istilah yangmenunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi8

Selanjutnya untuk melihat peran dan kontribusi faktor-faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah dibahas secara mendalam tentang Faktor-faktor yangberpengaruh dan faktor dominan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah dan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktordominan terhadap perilaku personal higiene di pesantren QothrotulFalah

A Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan terhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap

perilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah diuraikanmenjadi dua bagian meliputi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah dan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku selanjutnya dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

a Predisposing factorsPredisposing factors atau faktor-faktor yang mendasari terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah adalahfaktor jenis kelamin pengetahuan dan sikap

7 Singgih Santoso Statistik Nonparametrik Konsep Dan AplikasiDengan Spss (Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010)

8 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 184

126 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1) Jenis kelaminHasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelaminresponden terhadap perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 41

Tabel 41 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179

Tabel 41 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh p value atau nilai p=029 artinya tidak ada hubunganyang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene di pesantren Al Hamidiyah nilai OR=039 Maka dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelaminperempuan dengan laki-laki dalam praktik kebersihan diri dipondok pesantren Al Hamidiyah atau tidak terbukti secarastatistik bahwa jenis kelamin perempuan lebih baik dalamberperilaku personal higiene di pesantren Al HamidiyahSecara konseptual berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasilpenelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa jeniskelamin laki-laki lebih berisiko tidak higiene dibandingkanperempuan Pada penelitian ini juga uji hubungan dilakukandengan variabel jenis kelamin perempuan diberi kodingberperilaku baik atau sebagai referensi pembanding artinyamembandingkan laki-laki terhadap perempuan dan jenis kelaminlaki-laki dianggap berisiko untuk berperilaku tidak higieneNamun pada tabel 41 tampak kecenderungan bahwa perilakupersonal higiene santri laki-laki lebih baik (879) dibandingkandengan santri perempuan (739)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene127

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan di negara Timur Tengah yaitu negaraPalestina pada tahun 2014 oleh Mohamed Rusli A Farid AWGhrayeb Mohd Ismail I Nahed F Ghrayeb Ayesha Al Rifaimenemukan bahwa 532 perempuan dan 1074 laki-laki tidakpernah mencuci tangan setelah menggunakan toilet9 Hasil yangsama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh BevinCohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson di New York City pada tahun 2011didapatkan hasil bahwa perempuan yang mencuci tangan setelahmenggunakan toilet lebih banyak yaitu 8710 dibandingkanlaki-laki yang hanya 653010 Dalam jurnal hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia Pessoa-Silva yang berjudulattitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates dikatakan bahwaperilaku hand hygiene yang merupakan bagian dari personalhigiene dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya gender11

Tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan hasil yang samadengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Marlina 2011 bahwatidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene dengan p value 07512 Temuan ini juga sejalan dengan

9 Mohamed Rusli A Farid AW Ghrayeb Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior and Hygiene-Related Facilitiesamong Ascool Adolescents in Palestine International Medical Journal 21(2014)

10 Bevin Cohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan GilmanSamuel L Seward Elaine Larson Determinants of Personal and HouseholdHygiene among College Students in New York City 2011 American Journalof Infection Control 40 (2012)

11 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 1

12Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah AbdiDarma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010 (Medan USU2010) hal 3

128 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hasil penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin denganprevalensi skabies Hasil penelitian Baur (2013) di India 13 danjuga Chosidow (2006) di Ingris14 menunjukkan bahwa wanitacenderung memiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar56 dibandingkan laki-laki Menurut kedua penelitian ini wanitamemiliki tingkat prevalensi skabies yang lebih tinggi didugadisebabkan beberapa faktor seperti sikap dan perilaku wanitayang lebih senang berada dalam ruangan dengan kontak satu samalain yang lebih dekat sehingga lebih rentan terhadap infeksiskabiesHasil penelitian ini salah satunya kemungkinan adalahdipengaruhi oleh jumlah responden perempuan yang lebih sedikitdari jumlah responden laki-laki Hasil wawancara denganresponden laki-laki ke-1 atas nama F di pesantren Al Hamidiyahldquomurid disini lebih banyak anak cowoknyardquo 15

Dalam Islam kitab mandi mencakup 28 bab16 dan setiap muslimwajib menjaga kebersihan baik laki-laki maupun perempuan tanpapengecualian Allah Swt berfirman dalam surah al-Maaidah

Arabicrꀀr䁒 crabiꀀb䁒 bowokn bnba Aronr boba crb香䁛 b香䁛bꀀon ꀀbD䁛b ꀀb䁛bnba Arabarꀀbb䁒 Arab䁒rrb crϼbi香b䁒 b䳀b䁒bbnn bnba Arab䁛bϤ䁛bb䁒

䁒rooಀꀀb䁒 ꀀOrrꀀ Aror Ϩbab䁒 b香bban

13 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

14 Olivier Chosidow Scabies The New England journal of Medicine2006 page 351-16

15Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Mandi Gema Insani Press dalam hadithal-islamcom SofyanEfendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc opi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene129

ldquoHai orang-orang yang beriman apabila kamu hendakmengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampaidengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilahrdquo 17

Hadis-hadis tentang wajib menjaga kebersihan dalam kumpulanhadis kebersihan18 antara lain pertama Abdullah bin Umar Raberkata bahwa Rasulullah Saw bersabda

XbiboDbab䁒 bAbrnrn ArrϤbb bꀀbꀀ bobaldquoJika salah seorang di antara kalian mendatangi shalat jumatmaka hendaknya dia mandirdquo (HR Bukhari dan Muslim) 19

Kedua hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al-Farisibahwa Nabi bersabda

rಀ 香b香 bAꀀbbbo ꀀb香 robbbob䁛b䁒 bAbrnrn bacb䁛 Xrꀀb rXbiboDb䁛 b豐r b˴Θbr䁛 bwb䁒 rϦrϣb䁛 oArm bϦbob bRbಀ 香b香 DAbnb䁛 䁒b bϦbir 香b香 r香bioϤb䁛b䁒o豐ba raꀀb香bγ bAoabab boba rbkr䁛 oArm rϦbn bRbor ꀀb香 bΘabkr䁛 oArm b香bm b香b

bbr bAbrnrn b香bb䁒 rϦbb ꀀb香 rϦbn bbrldquoTidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat lalu berwudhusemaksimal mungkin memakai minyak (pada rambutnya) danmemakai wewangian di rumahnya lalu dia keluar rumah menujumasjid dan dia tidak memisahkan antara dua orang (dari tempatduduk keduanya) kemudian dia mengerjakan shalat yang telahditetapkan baginya dan dia diam ketika imam berkhutbahTidaklah dia mengerjakan semua itu kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara jumat itu dengan jumat depannyardquo (HRBukhari)20

17 QS al-Maaidah 6)18 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

19 HR Al-Bukhari no 877 dan Muslim no 84420 HR Al-Bukhari no 883

130 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Ketiga Ibnu Umar Ra dalam sebuah hadis meriwayatkan

bϦbabϴ r oabR b bRcr b oϨ ꀀbnrbϴ r bbRb bbnrϴ b香 香bϴϤbϴ bAbn rϦoRob䁒 r rArbbbಀ bꀀbiꀀb bRbꀀbi 䁒rbΘbಀ bRꀀb bAbab b䁒b香b香 OAbϴꀀb rRbabϠb䁛 b豐 bRbꀀbb豐 䁒 ϓbab香 rϦbb香 bRꀀb o豐ba Obiꀀbಀ rbb䁛

Obiꀀbಀ bRꀀb rϦoRob䁒 b豐bϤbbn b oAroanb bRꀀb o豐ba bXoan

ldquoAbdullah bin Umar radhiyallahu lsquoanhuma berkata ldquoBahwaRasulullah shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoBersihkanlahjasad-jasad ini semoga Allah membersihkan kalian karenasesungguhnya tidaklah seorang hamba bermalam suatau malamdalam keadaan suci melainkan seorang malaikat akan bermalambersamanya di dalam selimutnya tidaklah dia bergerak padasuatu waktu dari malam melainkan malaikat itu berdoa ldquoWahaiAllah ampunilah untuk hamba-Mu sesungguhnya dia tidurmalam dalam keadaan sucirdquo (HR Thabrani)21

Mencuci tangan sangat dianjurkan setelah melakukan kegiatanyang memungkinkan tangan kita tercemar kotor seperti buang airbesar dan buang air kecil22 Dalam Islam membasuh tanganminimal lima kali dalam sehari sudah dilakukan pada saatberwudhu hadis-hadis tentang mencuci tangan yang sangatdianjurkan dalam Islam sebagai salah satu cara menjagakebersihan23 Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim

Ϧaϴ aR obon oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴb䁒 rRbϤb䁛 AbnDb䁛 bwb䁒 bϦb香cbR 香b香 ArrϤbb b覐bϠbo boba bRꀀb Aa䁒

rRrϤb䁛 bꀀb b香䁛b bϤb䁛 b豐 rϦoRbob䁒 ꀀOmbwbm ꀀbbabiDb䁛 oob bꀀbRbγ

21 HR Ath Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kita shahihAl Jamirsquo no 3936

22 TSSM Provinsi Jawa Timur Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Stbm) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak Merusak Lingkungan(Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2013) hal 6

23 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene131

ldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammadbersabda ldquoJika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnyamaka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai diamembasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidakmengetahui dimanakah tangannya bermalamrdquo (HR Muslim)

Bersiwak menggosok gigi termasuk dalam upaya meningkatkankebersihan diri Kebiasaan dalam menggosok gigi sudah ada sejakNabi Muhammad Saw dan para sahabat hadis tentang anjuranmenggosok gigi adalah24 antara lain

aR bo bRcr b oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴX Arrb香b boo香r babϴ o䳀r豐b Ϩb b豐cbn bRꀀb Aa䁒 Ϧaϴ

b豐bcΘbib cR䁒 X 香䁒 cRc owRldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahulsquoalaihi wasallambersabda ldquoJikalau aku tidak memberatkan atasumatkau maka aku akan perintahkan mereka untuk bersiwaksetiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kaliwudhurdquo (HR Ahmad)25

Imam Ahmad meriwayatkan

aR bo rRcr b bRꀀb bnꀀb ꀀϴ R bAbmbꀀbϴ 香bϴΘbmoabn oꀀbRb香 bAbabn obbbb香 r豐bcΘbin Aa䁒 Ϧaϴ

ldquoAisyah berkata Rasulullah bersabda ldquoSiwak dapatmembesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untukRabbrdquo (HR Ahmad)26

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Huzaifahboba b rRcr b bϨꀀb bRꀀb rϦbϴ r bbRb bϨꀀbnbn b香 bAb䁛bꀀr 香bϴ

b豐bcbΘinꀀb rRꀀb䁒 recrmb䁛 bXoan b香b香 baꀀb

24 Abu Muawiah Keutamaan Menyikat Gigi in Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2010) hal 3-6

25 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo no 200

26 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo 3695

132 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Ra dia berkata ldquoAdalah Rasulullahjika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnyadengan siwakrdquo (HR Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadisꀀbbϴ r bbRb bAbmbꀀbϴ rnbcb bRꀀb bϝbRꀀbi r香 ϝ䁛br豐 b䁒bR䁒 b豐bcbΘinꀀb bnꀀb rϦbobb bXbbb boba Dbon rbϤb䁛 bb豐 bΘbcb

Aai香Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani beliau berkata rdquoAkubertanya kepada lsquoAisyah ldquoApa yang dilakukan pertama kali olehRasulullah jika dia memasuki rumahnyardquo Beliau menjawabldquoBersiwakrdquo (HR Muslim)

Membersihkan kemaluan atau istinjarsquo setelah buang air kecilmaupun buang air besar termasuk dalam menjaga kebersihan diriIstinjarsquo adalah istilah dalam Islam yang artinya membersihkansesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air Beberapahadis yang menjelaskan tentang istinjarsquo diantaranya adalah27Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan

aR bob rRcr b bϨꀀb bRꀀb Ϧϴ R ϓbnꀀb香 b香 bAbRb 香bϴOob䁒bba bcϼbR abwrb䁒 ꀀbRb rXbnbcb䁒 bbwbϣnb rXrbϤb䁛 Aa䁒 Ϧaϴ

Ϧbabϴ 䳀oor香 bꀀbnnꀀb bboibb䁒 Oob¢bbϴb䁒 ꀀb香 香b香Dari Anas Radliyallaahu anhu berkata Pernah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku danseorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejanaberisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci denganair tersebut (HR Bukhari Muslim)

Memotong kuku merupakan salah satu adab dalam Islam Dalamsebuah hadis diriwayatkan

27 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Wudhu Penjelasan bab 20 beristinja dengan batu Gema InsaniPress dalam hadithal-islamcom Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan danReferensi Belajar hadis email sofyanmadinahcc opi110mbcom 2007 hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene133

Ϧaϴ aR Θbbon b香bϴ Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴrϨꀀbobϣn bobbbn b香b香 Anbb 䁒b Anbb robbbn bRꀀb Aa䁒bmbꀀomn Dbb䁒 bbγ robRb䁒 bꀀb䓱b rAbaϠbb䁒 rbϤϼbo b豐b䁒

ldquoAbu Hurairah radhiyallahu lsquoanhu meriwayatkan bahwa NabiMuhammad shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoFitrah adalima atau lima perkara dari fitrah berkhitan menghabiskan bulukemaluan memotong kuku mencabut bulu ketiak danmenipiskan kumisrdquo (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam sebuah sumber bahwa menurut Imam AnNawawi sunnah memotong kuku itu diawali dari jari kanankeseluruhannya dan mulai dari jari kelingking sampai ibu jariKemudian dilanjutkan tangan kiri juga dimulai dari jarikelingking menuju ibu jari Sementara itu alat memotong kukudapat menggunakan gunting pisau atau benda khas pemotongkuku yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau jariSetelah memotong kuku dianjurkan untuk segera mencucitangan28

Terkait mengganti pakaian hadis riwayat ath-Thahawi Ramenyebutkan ldquoSiapa yang mengenakan pakaian hendaklahdengan yang bersihrdquo29

Hadis lain adalahcribnAbab b䁒 bϦbabϴ b oXbR b bRcr b bRꀀbbRꀀb eꀀbbϴ b香b 香bϴ

Arabbꀀbm bbb 香b香 ꀀboRbꀀb䁒 brꀀbbn Arabꀀbbm 香b香Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabdaldquoPakailah pakaian berwarna putih Karena pakaian putih adalahpakaian yang paling baikrdquo(HR Abu Daud dan Tirmidzi)

28 Islam Indah Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Media IslamGenerasi Baru 2015 hal 2

29 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

134 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapatdilihat pada tabel 42

Tabel 42 Hubungan Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

121 027-546 101Baik 34 829 7 171

Kurang 12 800 3 200

Jumlah 46 821 10 179

Tabel 42 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=101 dengan nilai OR=121 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah atau tidak adaperbedaan proporsi antara santri yang mempunyai pengetahuanbaik dengan santri yang mempunyai pengetahuan kurang terhadappraktik kebersihan diri di pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa santri yang berpengetahuan baikmempunyai perilaku personal higiene baik di pondok pesantrenAl HamidiyahNamun hasil analisis tabel 42 menunjukkan bahwa tampakkecenderungan lebih banyak responden yang berpengetahuanbaik dan mempunyai perilaku yang baik yaitu 829dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Sebaliknya respondenyang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku kuranghanya sedikit yaitu 20 Artinya bahwa pengetahuan cenderungmempengaruhi perilaku responden walaupun secara statistik tidakada hubungan yang bermakna

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene135

Pada penelitian kuantitatif bermakna secara statistik belum tentubahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segisubstansi Semakin besar sampel yang dianalisis akan semakinbesar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna Dengansampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil atau bahkantidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapatberubah menjadi bermakna secara statistik dan sebaliknya Olehkarena itu dalam melakukan analisis tidak hanya dilihat dariaspek statistik semata namun juga harus dilihat atau dinilaikegunaannya dari segi substansi atau klinis30

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan teoriyang dikemukakan oleh Green (1980) yang mengatakan bahwapengetahuan sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuanmerupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhiperilaku kesehatan31 Sementara dalam pernyataan lain dikatakanoleh Mc Guire (1996) dalam teori perubahan perilaku bahwaperubahan perilaku kesehatan didahului dengan perubahanpengetahuan pengetahuan merupakan prakondisi terjadinyaperubahan perilaku kesehatan32 Menurut Bloomrsquos Taxonomy(1956) terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif tahaptahu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuanbaru selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuksikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respontindakan dengan stimulus tersebut33

30 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007)

31 Lawrence W Green Health Education Planning a DiagnosticApproach trans Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno Sudarti (MayfieldPublishing Company 1980)

32 Elder JP Graef AJ Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku trans M Hasanbasri (Yogyakarta Gadjah MadaUniversity Press 1996)

33 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

136 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia PS (2005) yang berjudulAttitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates hasil penelitianmengungkapkan bahwa perilaku hand hygiene yang merupakanbagian dari perilaku personal higiene dipengaruhi oleh beberapafaktor individu diantaranya adalah pengetahuan34 Penelitian lainoleh Alemagno dari Kent State University Ohio tahun 2010 yangberjudul Online learning to improve hand hygiene knowledge andcompliance among health care workers mendapatkan hasil bahwa97 partisipan dalam pembelajaran online tentang hand hygienesangat efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan paratenaga kesehatan35

Di Indonesia penelitian yang menemukan hasil berbeda denganpenelitian ini yang menunjukkan bahwa pengetahuanberhubungan perilaku antara lain dilakukan oleh Fidyawati (2012)tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku personalhigiene remaja putri dengan nilai signifikansi 001 yang bermaknasecara statistik Penelitian lain dilakukan oleh Luthfiana (2014)menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan personalhigiene dengan perilaku personal higiene pada remaja saatmenstruasi dengan nilai signifikansi 00236 Demikian jugapenelitian yang dilakukan oleh Dien Nursal (2007) tentangFaktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual muridSMU menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

34 Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 2

35 Sharon M Guten Sonia A Alemagno Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve Hand HygieneKnowledge and Compliance among Health Care Workers The Journal ofContinuing Education in Nursing 41 (2010)

36 Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan Sleman Yogyakarta(Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2012)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene137

perilaku seseorang salah satu diantaranya adalah pengetahuan37

Di Nanggroe Aceh Darussalam penelitian oleh IswahyudiHaryono (2008) menyimpulkan bahwa pengetahuan santri yangdiberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baikdari santri yang tidak diberi intervensi kultum Pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa pendidikankesehatan lingkungan melalui metode kultum dapat digunakansebagai salah satu upaya promosi kesehatan di pesantren masjidmaupun forum pengajian Pesanten juga perlu menyediakanjamban dengan perbandingan satu jamban untuk 15 santritersedia air bersih yang mencukupi dari segi kuantitas dankontinuitas dan pada bak wudhu dilengkapi dengan kran ataudisediakan gayung dengan perbandingan satu kran air ataugayung untuk lima orang santri38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehNisa AR dan Anindita S pada tahun 2010 yang berjudulHubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan padaanak dengan penyakit jantung bawaan menghasilkan kesimpulanbahwa pengetahuan orang tua tidak signifikan mempengaruhiperilaku kesehatan pada anak dengan p value 02239

Tidak terbuktinya ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan responden dengan perilaku personal higiene padapenelitian ini kemungkinan disebabkan oleh sampel padapenelitian ini sangat terbatas sehingga dapat terjadi biasterutama bias informasi40 Kemungkinan lain adalah rancanganstudi yang digunakan adalah potong lintang yang mempelajari

37 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 4

38 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

39 Anindita Soetadji Nisa Alifia Rahmi ldquoHubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaanrdquo(Universitas Diponegoro 2010)

40Rani Sauriasari Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology

138 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan paparan dengan cara mengamati secara serentak danpada saat yang sama tanpa memberi perlakuan41

Namun demikian bahwa walaupun secara statistik tidak adahubungan bermakna tetapi terdapat kecenderungan bahwasebagian besar responden yang berpengetahuan baik mempunyaiperilaku yang baik Kecenderungan bahwa sebagian besarresponden mempunyai perilaku yang baik didukung oleh hasilwawancara dengan respondenHasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosetahu saya mandi 2 kalisehari menggosok gigi 2 kali seharirdquo ldquokalau mau makan cucitangan gak mesti pakai sabun kalau habis istinja baru pakaisabunrdquo ldquokalau keramas tiap hari atau 2 hari sekalirdquo ldquomemotongkuku seminggu sekalirdquo 42

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Fdi pesantren Al Hamidiyah ldquojadi kalau menggosok gigi waktunyahabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam ya bu Saya memangdua kala sehari tetapi waktunya biasanya kalau mandi pagi danmandi sorerdquo 43

Mencari ilmu pengetahuan knowledge merupakan kewajibanbagi setiap kaum muslim sangat banyak perintah Allah Swttentang kewajiban untuk terus belajar karena itu sangat pentingbagi setiap muslim untuk senantiasa belajar dalam rangkameningkatkan pengetahuan Dalam al-Quran dikatakan bahwaAllah Swt akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmuyaitu dalam surat al-Mujadalah

41 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 104

42 Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaKairun N di Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

43Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene139

ꀀbnb rb䁒 Rꀀbꀀbb bAabn cr䁒r b香䁛bꀀonb䁒 Arab香 crb香b b香䁛bꀀon r bb䁒b䁛rbbb bϨcrabnb

ldquoAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajatrdquo44

Dalam hadis Muslim Ra dikatakanbAobn bna ꀀOϠ䁛bbಀ rϦbn r bXob ꀀOnabϴ bϦb䁒 rAbnboa䁛 ꀀOϠ䁛bಀ bϓbab 香香

Aai香 R䁒)ldquoBarang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surgardquo (HRMuslim)45

Dalam HR Ibnu Majah Ra

Abair香 ΘbXr babϴ Ab릀䁛bb䁒 bAabn rRbabಀldquoMenuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islamrdquo (HRIbnu Majah al-Baihaqi Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi dari Anasbin Malik)46

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 43

44 (QS al-Mujadalah 11)45 Al Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari

Hadis Abu Hurairah dalam Al-Ilmu tahqiq46 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

140 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 43 Hubungan antara Sikapdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel

Perilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurang

n n

Sikap

17 043-675 049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

Tabel 43 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=049 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah nilai OR 121 Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada perbedaan proporsi antara santri yangmempunyai sikap baik dengan santri yang mempunyaipengetahuan kurang terhadap praktik kebersihan diri di pesantrenAl Hamidiyah atau tidak terbukti secara statistik bahwa santriyang mempunyai sikap baik mempunyai perilaku personal higienebaikNamun tabel 43 juga menunjukkan kecenderungan bahwaresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik lebihbanyak yaitu 853 dibandingkan dengan responden yangmempunyai sikap kurang dan berperilaku baik yaitu 773Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang danberperilaku kurang lebih banyak dibandingkan dengan yangsikapnya baik dan perilakunya kurang yaitu 227Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan hasil penelitian EliMarlina H tahun 2011 tentang hubungan sikap terhadapkebersihan diri dengan nilai signifikansi 009 (pv =005) yangartinya tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene47

47 Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahuan danSikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis DaerahAbdi Darma Asih di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tahun 2010 (Medan

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene141

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Klara Posfay Barbe and CarmemLucia Pessoa Silva mengungkapkan bahwa perilaku hand hygieneyang merupakan bagian dari perilaku personal higienedipengaruhi oleh beberapa faktor individu diantaranya adalahattitude atau sikap48 Penelitian lain juga menyebutkan bahwasikap attitude mempengaruhi perilaku49 Penelitian lain olehIswahyudi Haryono (2008) di Nanggroe Aceh Darussalam yangmengatakan bahwa sikap santri yang diberi pendidikan kesehatanlingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberiintervensi kultum 50

Sikap adalah penilaian seseorang terhadap objek psikologis atauperasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu51

Sedangkan menurut Berkowitz sikap adalah suatu bentukevaluasi atau reaksi perasaan secara lebih spesifik52

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk dapatsampai kepada perilaku kesehatan tertentu Dalam model perilakukesehatan The health belief model dikatakan bahwa jikaseseorang dihubungkan dengan perilaku kesehatan makacenderung ada dua kemungkinan sikap yang ditunjukkan yaitupertama adalah keinginan untuk menghindari penyakit atau jika

USU 2010) hal 548 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo Pfister

Sylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 3

49 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 5

50 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

51Allen Edwards Techniques of Attitude Scale Construction (AppletonCentury Croft Inc 1957)

52 Leonard Berkowitz Social Psycology vol 3 (Scott Foresman andCompany 1972)

142 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sakit harus sembuh dan yang kedua adalah keyakinan bahwatindakan kesehatan khusus akan mencegah atau memperbaikisakit53 Dalam dimensi model khusus dikatakan perilakukesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikapyang secara khusus model ini menegaskan bahwa54 (1)kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) individusangat bervariasi dalam perasaan terhadap kerentanan seseoranguntuk suatu kondisi misalnya dalam kasus penyakit medis yangdibangun dari pertanyaan seperti kepercayaan dalam diagnosisdan kerentanan terhadap penyakit pada umumnya Dengandemikian dimensi ini mengacu pada persepsi subjektif seseorangdari risiko kondisi tertular (2) keparahan yang dirasakan(perceived severity) perasaan tentang keseriusan tertularpenyakit (atau meninggalkannya tidak diobati) juga bervariasidari orang ke orang Dimensi ini meliputi evaluasi konsekuensibaik medis klinis (misalnya kematian cacat dan nyeri) dankonsekuensi sosial yang mungkin (misalnya efek dari kondisipada pekerjaan kehidupan keluarga dan hubungan sosial) (3)manfaat yang dirasakan (perceived benefits) individu tidak akandiharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkankecuali hal itu dianggap sebagai layak dan berkhasiat (4)hambatan yang dirasakan (perceived barriers) potensi aspeknegatif dari tindakan kesehatan tertentu dapat bertindak sebagaihambatan untuk melakukan perilaku yang dianjurkanMenurut Theory of Reasoned Action secara umum menghubungkan keyakinan sikap kehendak dan perilaku Jika inginmengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaikuntuk meramalkannya adalah dengan mengetahui kehendak(intention) orang tersebut Seorang individu lebih termotivasiuntuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan suatu hasilyang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwa

53Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 1

54Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene143

tindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidakdihargai individu akan kurang termotivasi untuk melakukansuatu perilaku55

Menurut Social cognitif theory dalam Bambang S (2009) secaraumum faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatanmenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocaldeterminism) antara perilaku individu dan lingkungan56

Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosaya setuju meggosokgigi 2 kali sehari dan saya pun melalukannyardquo ldquoSaya setujusebaiknya mandi 2 kali sehari tapi kadang saya mandi 3 kalisehari jika beraktivitas padatrdquo ldquoSaya juga setuju mengguntingkuku dilakukan ketika kuku sudah panjang kira-kira seminggusekalirdquo ldquoYang saya tahu keramas 2 hari sekali tetapi karenarambut saya lebih cepat kotor maka saya keramas sehari sekalirdquoldquoMenurut saya mengganti pakaian jika sudah tidak nyamanrdquo 57

b Reinforcing FactorReinforcing factor adalah model peristiwa yang terjadi dilingkungan yang mengikuti perilaku baik memperkuatmemperlemah atau menghentikan perilaku58 Meliputi (1)Positive reinforcement merupakan peristiwa menyenangkan yang

55Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

56 Bambang Setiaji ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen Pada Tukang OjekrdquoDesertasi Universitas Indonesia 2009

57 Hasil wawancara dengan Kairun N di Pesantren Al HamidiyahSawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

58 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 370Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

144 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mengikuti suatu peristiwa tertentu (2) Negative reinforcementperistiwa yang secara terus menerus tidak menyenangkan yangmenguatkan suatu perilaku tertentu (3) Punishment merupakankonsekuensi negatif yang menekan atau memperlemah perilakuReinforcing factors terjadinya perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah adalah faktor pendidikan ibu pendidikanayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 44

Tabel 44 Hubungan antara Pendidikan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ibu

50 028-8754

032Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Tabel 44 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienedi pesantren Al Hamidiyah Maka dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan proporsi antara ibu yang berpendidikan tinggidengan ibu yang berpendidikan rendah terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa ibu yang mempunyai pendidikantinggi juga responden mempunyai perilaku personal higiene baikNamun berdasarkan tabel 44 juga tampak bahwa kecenderunganhubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienemenunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi mempunyai berperilaku baik yaitu sebanyak

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene145

833 dengan nilai OR=50 Sedangkan responden yangmempunyai ibu berpendidikan rendah dan perilakunya baik hanya500 Juga terlihat bahwa responden yang mempunyai ibudengan pendidikan rendah dan perilaku kurang lebih banyakdibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi danperilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teoriyang ada bahwa pendidikan mempengaruhi penegtahuanHasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilyang penelitian Awik Hidayati (2004) yang mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga59

Berdasarkan teori-teori yang ada bahwa pendidikan sangatmempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilakuLawrence Green dalam teori Precede menyebutkan bahwaeducational atau pendidikan merupakan salah satu faktor utamaatau behavior causes dalam perubahan perilaku kesehatan60

Begitu juga dalam teori Proceed yang merupakan strategiimplementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal perubahan perilaku61 Menurut teori Bloomperilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorangyang merupakan hasil bersama antara faktor internal daneksternal Selanjutnya Bloom seorang ahli psikologi pendidikanmengatakan bahwa perilaku dimulai pada domain kognitif tahuterhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baruPengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon

59 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 5

60 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

61Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

146 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnyaakan menimbulkan respon yang lebih tinggi yaitu adanya tindakan62

Dalam pendidikan kesehatan baik kedokteran maupunkeperawatan pendidikan tentang personal higiene merupakan halyang utama dan penting yang mempengaruhi sikap dan perilakusehat misalnya perilaku hand hygiene Dalam penelitian yangdilakukan oleh Erasmus V menyatakan bahwa perilaku handhygiene dokter lebih rendah dibandingkan dengan perawatkarena pada saat menjalani pendidikan kurang ditekankan dandilatih tentang keterampilan hand hygiene sehingga pada saat didunia kerja kebiasaan hand hygiene yang baik tidak terbentuk63

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islampendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan memperbaikisikap serta perilaku (akhlak)

Allah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan surah al lsquoAlaq

b䳀babb bꀀon bϓΘbb bAꀀb bldquoBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakanrdquo64

bAbabϠnꀀb bAoabϴ bꀀonldquoYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamrdquo65

Abab䁛 Abn ꀀb香 bϨꀀbiRγ bAoabϴ

62 Bloom BS Engelhart MD Furst EJ Hill WH dan KrathwohlDR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives The Classification ofEducational Goals Handbook I Cognitive Domain New York David McKay

63 Erasmus V W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha JH Richardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration of Reasons forPoor Hand Hygiene among Hospital Workers Lack of Positive Role Modelsand of Convincing Evidence That Hand Hygiene Prevents Cross-InfectionInfection Control and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009) hal 1

64 (QS al lsquoAlaq 1)65 (QS al lsquoAlaq 4)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene147

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya66

Hadis-hadis tentang keutamaan menuntut ilmu dalam kumpulanhadis ldquoIlmu Pengetahuan dan Kebodohanrdquo67 antara lain

bAabnꀀb bϦbabb䁒 bobbbb bbb 香b香b䁒 bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbRDϤn bbb 香b香bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbnribbb 香b香b䁒

Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengandunia wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin(selamat dan berbahagia) di akhirat wajiblah ia mengetahuiilmunya pula dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanyawajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula (HR Bukhari danMuslim)

bbꀀb䁛 oob b bXbb b䁒 bcrb䁒 bAabn rRbabಀ b䁒 bϦbbb 香b香rdquoBarang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah hingga ia pulangrdquo (HR Tirmidzi)

ꀀb香b䁒 bo bRcr bꀀb䁛 crnꀀb crbꀀb䁒 bAobn brꀀb䁛bb Arbb香 bobabAabn rAbnꀀbb香 bRꀀb bAobn rrꀀb䁛b

ldquoApabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hinggapuas Para sahabat bertanyardquoYa Rasulullah apa yang dimaksudtaman-taman surga iturdquo Nabi Saw menjawab rdquomajelis-majelistarsquolimilmurdquo (HR Thabrani)

ron bRꀀb bRꀀb Ϧϴ R crib香 b香 b bϤbϴ 香bϴO豐ꀀb香 r rRꀀbb Xrꀀb b香bobm b䁒 b豐ba bϤbibb豐 Aa䁒 Ϧaϴ aR

bcrb䁒 bAnabϼn r rRꀀbb Xrꀀb b䁒 Θ䳀ϼbn b䁒 bϦobababi babϴ babΘib䁒ꀀbrnbabr䁛b䁒 ꀀb b릀Ϡb䁛

Dari Abdullah bin Masrsquoud Ra Nabi Muhamad pernah bersabdaldquoanganlah ingin seperti orang lain kecuali seperti dua orang iniPertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

66 (QS al lsquoAlaq 5)67 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

148 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

membelanjakannya secara benar kedua orang yang diberi Allahal-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya danmengajarkannya kepada orang lainrdquo (HR Bukhari)

bϦbnabb ro rϦbb䁛 Abn Abnꀀbϴ bAb香ꀀbbϠn bacb䁛 ꀀObꀀbϴ beꀀon ΘbϤb豐b 香b香 oϨbaldquoOrang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialahseorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaatrdquo(HR Baihaqi)

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 45

Tabel 45 Hubungan antara Pendidikan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pddkn Ayah

50028-8754 032

Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyaiayah berpendidikan tinggi berperilaku baik yaitu sebanyak 833sedangkan responden yang mempunyai ayah berpendidikanrendah dan perilakunya baik hanya 50 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ayah dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak artinyabahwa pendidikan ayah mendukung perilaku Sama sepertireferensi sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Awik

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene149

Hidayati dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PolaAsuh Orang tua terhadap Prestasi Belajar mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga68 Terlihat juga bahwa responden yangmempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan perilaku kuranglebih besar dibandingkan responden dengan ayah berpendidikantinggi dan perilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian danmendukung secara konsep

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 46

Tabel 46 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ibu

682129-3592 002

Tidak Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik lebih besar yaitu 935 daripadaresponden yang mempunyai ibu bekerja dan perilakunya baikyaitu 680 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene atau responden di pesantren Al Hamidiyah yangmempunyai ibu yang tidak bekerja mempunyai peluangberperilaku personal higiene yang baik sebesar (OR) = 682 (95

68 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 6

150 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

CI 129-3592) dibandingkan dengan responden yang mempunyaiibu bekerjaPada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat kecenderungan bahwa responden yang mempunyai ibutidak bekerja lebih banyak berperilaku baik dibandingkanresponden yang mempunyai ibu bekerja Begitu juga denganresponden yang mempunyai ibu bekerja lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang mempunyai ibu tidakbekerjaVariabel pekerjaan ibu dikategorikan ibu tidak bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ibu yangbekerja dengan harapan ibu tidak bekerja lebih banyak waktuuntuk berinteraksi dengan responden

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 47

Tabel 47 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209

Tidak Bekerja 12 923 1 77

Jumlah 46 821 10

179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik lebih sedikit yaitu 791 sedangkanresponden yang mempunyai ayah tidak bekerja dan perilakunyabaik ada 923 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=042 artinya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene151

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah denganperilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayah bekerja danberperilaku baik lebih banyak artinya pekerjaan ayah cenderungmendukung responden untuk berperilaku baik walaupun secarastatistik tidak ada hubungan yang bermakna Sedangkan ayahbekerja dan perilaku kurang lebih banyak dari ayah tidak bekerjadan perilaku kurangVariabel pekerjaan ayah dikategorikan bahwa ayah bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ayah tidakbekerja dengan harapan ayah yang bekerja dapat mempengaruhipendapatan keluarga menjadi lebih baikPenelitian yang berjudul Hubungan antara Pekerjaan PMOPelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru yang dilakukan olehAmelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin dan Ida Leidamenunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor resikoperilaku seseorang untuk berobat atau tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan dengan perilaku69

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren al Hamidiyah dapat dilihatpada tabel 48

69 Ridwan Amiruddin Amelda Lisu Pare Ida Leida ldquoHubungan AntaraPekerjaan PMO Pelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien Tb Parurdquo (Universitas Hasanudin 2012) hal 6

152 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 48 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pendapatan

244 020-2993

045Tinggi 44 830 9 170Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 830 sedangkan responden yang mempunyaipendapatan rendah dan perilakunya baik hanya 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=045 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku terlihat kecenderungan bahwa responden yangpendapatan keluarganya tinggi lebih banyak berperilaku baikdibandingkan responden yang pendapatan keluarganya rendahBegitu juga dengan responden yang pendapatan keluarganyarendah lebih banyak berperilaku kurang dibandingkan respondenyang pendapatan keluarganya tinggi walaupun secara statistiktidak ada hubungan yang bermaknaPendapatan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah Swtberikan kepada hamba-Nya Dengan kelapangan rezeki yang adasupaya membuat seorang hamba pandai bersyukur Terkaitdengan rezeki dalam Al Qurrsquoan surah Al Israrsquo Allah Swtberfirman

bRbꀀbbb bϨꀀb rϦoRba rbϤϠb䁛b䁒 rꀀbmb䁛 香bnbn b ˴ Θbn rrib䁛 bϓob oϨbaObkb Obbb

ldquoSesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yangDia kehendaki dan menyempitkannya sesungguhnya Dia Maha

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene153

Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nyardquo (QSal-Israarsquo 30)

c Enabling FactorEnabling factor atau faktor yang memungkinkan terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah dalam halini adalah pelayanan kesehatan yang merupakan usaha respondenmencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan atau sakit Hasil analisis hubungan antara yankesterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 49

Tabel 49 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Yankes

75142-3961 001

Ya 30 938 2 63Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik lebih banyak yaitu938 sedangkan responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan dan perilakunya baik ada sebanyak 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 75 (95 CI 142-3961) pada responden di pondok pesantren Al Hamidiyah yangpergi berobat ke pelayanan kesehatan pada saat mengalamimasalah kesehatan untuk berperilaku higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku terdapat kecenderungan bahwa responden yang berobat

154 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ke pelayanan kesehatan lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat Begitu juga denganresponden yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al HamidiyahldquoDipesantren kami telah disediakan klinik untuk santri yang sakitdi klinik tersebut sudah banyak fasilitas untuk menunjangkesembuhan santri yang sakit walaupun klinik yang kami dirikanbukan dibawah campur tangan puskesmasrdquo ldquoSaya pernah terkenapenyakit demam berdarah kemudian saya di bawa ke RumahSakit untuk rawat inap dan mendapatkan pengobatan yangintensifrdquo ldquoSetiap menstruasi saya selalu mengalami sakit perutyang cukup parah dan saya selalu di bawa ke klinik untuk diberiobatrdquo ldquoJika obat yang saya minum dari dokter habis dan sayabelum juga sembuh biasanya saya memberikan resep dokter keklinik dan diberikan obat dari klinik dengan obat yang samardquo 70

d Environment FactorsEnvironment Factors adalah faktor lingkungan yangmempengaruhi terjadinya perubahan perilaku Faktor lingkunganyang mempengaruhi perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yangdialami responden selama tinggal di pondok meliputi prevalensipenyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demamSedangkan prevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputipenyakit gastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikansatu faktor karena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi gatal-gatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 410

70Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene155

Tabel 410 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Gatal-gatal

136 030-618

069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang tidak mengalamigatal-gatal dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 833dibandingkan dengan responden yang mengalami gatal-gatalsebanyak 786 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=069 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku responden terdapat kecenderungan bahwa sebagianbesar responden yang tidak mengalami gatal-gatal mempunyaiperilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami gatal-gatallebih banyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan denganyang tidak mengalami gatal-gatal Artinya bahwa penyakit gatal-gatal mempunyai hubungan dengan perilaku personal higienerespondenPenyakit kulit seperti gatal-gatal sangat erat kaitannya dengankebersihan sedangkan kebersihan salah satunya berkaitan eratdengan kebiasaan mandi seseorang Dalam Islam mandi danberwudhu sangat diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dankesucianHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al Hamidiyah ldquosaya tidak pernah mengalami gatal-gatal selama berada di pesantren inirdquo ldquoKebersihan air danlingkungan di pesantren kami selalu terjaga oleh karena itu

156 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

santri-santri disini jarang mengalami gatal-gatal atau sakitkulitrdquo71

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 411

Tabel 411 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Skabies592

132-2646

002Tidak 33 917 3 83Ya 13 650 7 350

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis bivariat antara hubungan penyakit skabies denganperilaku personal higiene menunjukkan bahwa responden yangtidak skabies dan berperilaku baik ada lebih banyak yaitu 917sedangkan responden yang skabies dan perilakunya baik ada650 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara prevalen penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene atau perilaku personal higienemempengaruhi prevalensi skabies dengan besar risiko (OR) = 592(95 CI 132-2646) pada responden di pondok pesantren AlHamidiyah yang tidak higiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara penyakit skabies dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak skabieslebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangskabies Begitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan responden yang tidak skabies

71Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene157

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 412

Tabel 412 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Batuk pilek10 025-

392100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik yaitu sebanyak 821 dan responden yang batukpilek dan perilakunya baik juga ada 821 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=100 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara batuk pilek dengan perilaku personal higieneHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama F dipesantren Al Hamidiyah ldquoBatuk pilek kadang-kadang paling-paling kalau lagi dingin sama teman-teman juga kadang-kadangbatuk pilekrdquo ldquopaling berobat ke klinik pesantren kalau gaksembuhrdquo 72

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 413

72Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depoktanggal 30 Juli 2015

158 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 413 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Diare

139 024-798

070Tidak 39 830 8 170Ya 7 778 2 222Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami diare danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 830dibandingkan dengan responden yang mengalami diare danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=070 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara diare dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami diare mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami diare lebih banyak yang berperilakukurang baik dibandingkan dengan yang tidak mengalami diareArtinya bahwa diare mempunyai hubungan dengan perilakupersonal higiene respondenDavid Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell dan Jamie Bartram(2012) melakukan review literatur dan tertuang dalam sebuahjurnal atikel yang berjudul Estimating the Burden of Diseasefrom Water Sanitation and Hygiene at a Global Levelmengungkapkan bahwa berbagai macam penyakit tersebarmelalui air sanitasi dan tingkat kebersihan seseorang Diantarabanyak penyakit itu yang paling banyak kejadiannya adalahdiare73

73 David Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell Jamie BartramEstimating the Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at aGlobal Level Environmental Health Perspectives Journal 110 (2002) hal 1

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene159

Penelitian yang berjudul Hubungan Antara praktik PersonalHigiene dan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diarepada Anak Balita di Kabupaten Cilacap dengan desain case-control memberikan hasil bahwa hubungan antara praktikpersonal higiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengankejadian diare pada anak balita secara berurutan adalah variabelpersonal hygiene dengan p=001 kualitas jamban dengan p=001kualitas pembuangan air limbah dengan p=001 dan variabel jenistempat sampah dengan p=001 74

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama Rdi pesantren Al Hamidiyah ldquoMurid disini jarang sih terkena diarepaling masuk angin flu flu biasa dan berobatnya ke klinikrdquo75

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 414

Tabel 414 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Demam

253062-1025

026Tidak 33 868 5 132Ya 13 722 5 278Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 868

74 Muhajirin ldquoHubungan Antara praktik Personal Hygiene Ibu Balitadan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita diKecamatan Kabupaten Cilacaprdquo pdf diakses pada 19042012

75Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama RivandyS di pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

160 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dibandingkan dengan responden yang mengalami demam danberperilaku baik yaitu sebanyak 722 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=026 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara demam dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami demam mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami demam lebih banyak yangberperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa demam mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenDemam merupakan salah satu gejala dan tanda bahwa dalamtubuh manusia terjadi reaksi inflamasi atau reaksi normal untukmempertahankan tubuh dari serangan agen pencetus infeksiPenelitian di Australia yang dilakukan oleh Elizabeth Mc Donaldtahun 2010 mengatakan dalam jurnal penelitian bahwakurangnya miskinnya kebersihan personal dan domestik menjadipenyebab utama tingginya angka kejadian demam di daerahterpencil Suku Aborigin di Australia76

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Kdi pondok pesantren Al Hamidiyah ldquoBiasanya teman-teman yangdatang ke klinik dipesantren karena sakit demam biasanya karenaperubahan cuaca ada juga yang datang berobat ke klinik karenasakit perut waktu menstruasirdquo 77

6) Prevalensi Penyakit lainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higiene

76 David Brewster Elizabeth Mc Donald Ross Bailie Jocelyn GraceAn Ecological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25 (2010) hal 1

77 Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaKhairun N di Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene161

responden di pesanten Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel415

Tabel 415 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

155 039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 848dibandingkan dengan responden yang mengalami penyakit laindan berperilaku baik yaitu sebanyak 783 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=072 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara penyakit lain dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangtidak mengalami pebyakit lain mempunyai perilaku yang baikSebaliknya responden yang mengalami penyakit lain lebihbanyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangtidak mengalami penyakit lain Artinya bahwa penyakit lainmempunyai hubungan dengan perilaku personal higieneresponden

2 Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku PersonalHigiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahUntuk melihat secara bersamaan hubungan antara semua variabel

bebas atau variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah digunakananalisis multivariat jenis uji regresi logistik metode backwardMenggunakan uji regresi logistik adalah karena uji regresi logistikmerupakan salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis

162 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan satu variabel independen dengan variabel dependen yangbersifat dikotom katagorik Metode backward adalah masukkan semuavariabel ke dalam model kemudian satu persatu variabel independendikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistikVariabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yangmempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen Kriteriapengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yang mempunyai nilaip lebih besar atau sama dengan 010 dikeluarkan dari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 416berikut ini

Tabel 416 Hasil Uji Regresi LogistikVariabel P value OR 95 CI

Pelayanan Kesehatan 001 75 142-3961Pekerjaan Ibu 002 682 129-3592Skabies 002 592 132-2646

Tabel 416 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah adalah pelayanan kesehatan pekerjaan ibu danprevalensi skabies

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 417

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene163

Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel B SgtE Wald df SigExp(B)

95 CI for xp(B)

Lower Upper

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 08Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 37 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 02 259

Tabel 417 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan ada tiga variabel yang masukdalam model akhir Artinya variabel yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi skabies pelayanan kesehatan danpekerjaan ibu Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar keyang kecil adalah pekerjaan ibu dengan nilai OR=016 pelayanankesehatan dengan OR=015 dan skabies dengan nilai OR 014Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

B Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan TerhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah maka faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah juga akan diuraikanmenjadi dua bagian yaitu meliputi Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah dan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantrenQothrotul Falah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSelanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

164 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

a Predisposing FactorsPredisposing factors meliputi jenis kelamin pengetahuan dansikap terhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah

1) Jenis kelaminHasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden terhadapperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 418

Tabel 418 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

975228-4166 001

Perempuan 18 811 4 182

Laki-laki 6 316 13 684

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilakumenunjukkan bahwa responden perempuan dan berperilaku baiklebih banyak yaitu 811 dibandingkan dengan responden lakilaki yang perilakunya baik sebanyak 316 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan perilaku personal higiene atauresponden perempuan di pesantren Qothrotul Falah berpeluangmempunyai perilaku personal higiene baik sebesar (OR) = 975(95 CI 228-4166) dibandingkan dengan responden laki lakiHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Adi pesantren Qothrotul Falah ldquoseingat saya kalau murid laki-lakisemua pernah ngalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo ldquoKalauuntuk tempat wudhu pagi biasanya anak laki-laki mandi danwudhu di kulah belakang pesantren lalu kalau siang biasanyawudhu di pondok walaupun ada juga yang di kulah alasannya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene165

karena agak jauh dan tempatnya terbuka tapi kalau di pondokairnya terbatas Kalau cewek gak ada yang pakai kulahrdquo 78

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Sdi pesantren Qothrotul Falah Peneliti diantar oleh santri puterike satu lokasi dekat bangunan pondok lalu berkata ldquoNah budisini tempat semua kegiatan bersih-bersih dan cuci-cuci jadi satutempat wudhu kamar mandi wc tempat nyuci pakaian dantempat menjemurrdquo79 Tampak beberapa santri puteri sedangmencuci pakaian dan tampak juga tempat menjemur pakaianmenggunakan tali tambang tempatnya terbuka disinari matahariserta dipenuhi jemuran pakaian perempuan

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 419

Tabel 419 Hubungan antara Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

177 049-636 037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuanbaik dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 640dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan

78 Hasil Wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Alvi diPondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

79 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-1atas nama Sakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember2014

166 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

berperilaku baik yaitu sebanyak 500 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=037 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pengetahuan dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangberpengetahuan baik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mempunyai pengetahuan kurang lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangberpengetahuan baik Artinya bahwa pengetahuan mempengaruhiperilaku personal higiene respondenHasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaF di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquomandi dua kali seharipagi jam 4 dan sore jam 4rdquo ldquosetau saya mengganti pakaian 2 kalisehari tapi kalau masih bersih 1 kali seharirdquo ldquomencuci tangansetiap wudhurdquo ldquokeramas dua kali seminggurdquo ldquomenggantipembalut 2 kali sehari pada hari-hari awal menstruasi setelah itu1 kali ganti dalam seharirdquo ldquomemotong kuku biasanya saat kukusudah panjang dan kotorrdquo 80

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihatpada tabel 420

Tabel 420Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Sikap

210 055-799 027Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

80 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-2atas nama Farihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene167

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 643dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 462 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=027 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara sikap dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang bersikapbaik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknya responden yangmempunyai sikap kurang lebih banyak yang berperilaku kurangbaik dibandingkan dengan yang bersikap baik Artinya bahwasikap mempengaruhi perilaku personal higiene responden

b Reinforcing FactorReinforcing factors meliputi pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 420

Tabel 421Hubungan antara Pendidikan Ibu

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Pendidikan Ibu

203054-757 028

Tinggi 11 688 5 313Rendah 13 520 12 480Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan

168 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 688 dibandingkan dengan responden yangmempunyai ibu dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 520 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=028artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibudengan perilaku personal higiene responden atau pendidikan ibutidak mempengaruhi perilaku personal higiene respondenTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikan ibudengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ibu berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ibu denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 422

Tabel 422Hubungan antara Pendidikan Ayah

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ayah

283076-1058 011

Tinggi 13 722 5 278Rendah 11 478 12 522Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah denganpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 722 dibandingkan dengan responden yang

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene169

mempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 478 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=011artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikanayah dengan perilaku personal higiene responden atau pendidikanayah tidak mempengaruhi perilaku personal higiene responden didi pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikanayah dengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ayah berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ayah denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 423

Tabel 423 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pekerjaan Ibu

051 012-206

034Tidak Bekerja 15 536 13 464Bekerja 9 692 4 308Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik ada sebanyak 536 sedangkanresponden yang mempunyai ibu bekerja dan berperilaku baikadalah 692 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=034 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu denganperilaku personal higiene

170 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat bahwa responden dengan ibu bekerja lebih banyak yangberperilaku baik dibandingkan responden dengan ibu yang tidakbekerja Begitu juga dengan responden dengan ibu tidak bekerjalebih banyak berperilaku kurang dibandingkan responden denganibu bekerja

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 424

Tabel 424 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417Tidak Bekerja 10 588 7 412Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik sebanyak 583 hampir sama denganjumlah responden yang mempunyai ayah tidak bekerja danperilakunya baik yaitu sebanyak 588 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=097 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan ayah dengan perilaku personal higieneatau pekerjaan ayah tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 425

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene171

Tabel 425 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendapatan

144 038-545 059

Tinggi 9 643 5 357Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 643 dibandingkan dengan responden yangmempunyai pendapatan keluarga rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 556 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=059artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatankeluarga dengan perilaku personal higiene responden ataupendapatan keluarga tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di di pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendapatankeluarga dengan perilaku tidak berhubungan secara statistiknamun terdapat kecenderungan bahwa lebih banyak respondenyang mempunyai pendapatan keluarga tinggi mempunyai perilakuyang baik Sebaliknya responden yang mempunyai pendapatankeluarga rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatankeluarga tinggi

c Enabling FactorEnabling factor seperti di pesantren Al Hamidiyah faktorpemungkin terjadinya perilaku personal higiene di pesantrenQothrotul Falah adalah pelayanan kesehatan adalah merupakanusaha responden mencari pertolongan pengobatan pada saatmengalami masalah kesehatan Hasil analisis bivariat antara

172 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pelayanan kesehatan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 426

Tabel 426 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Yankes

1773362-8689

001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14 737

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik yaitu lebih banyakyaitu 533 sedangkan responden yang tidak berobat kepelayanan kesehatan dan perilakunya baik ada 263 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falahyang pergi berobat ke pelayanan kesehatan untuk higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku juga menunjukkan kecenderungan bahwa respondenyang berobat ke yankes lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat ke yankes Begitujuga sebaliknya responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan lebih banyak berperilaku kurang baik dibandingkanresponden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquoDi pesantren inikami tidak memiliki Pos kesehatan pesantren kami hanyamemiliki UKS yang dibuat oleh santri-santri namun tidakdicampur-tangani oleh Puskesmas dan hanya menyediakan obat-

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene173

obatan sederhanardquo ldquoJika ada santri yang sakit akan dibawa kePuskesmas untuk mendapatkan pengobatanrdquo ldquoJika santri yangsakit tidak terlalu parah atau hanya pusing saja diberikan obatdari UKS dan istirahat di asramardquo 81

d Environment FactorEnvironment Factors seperti halnya di pesantren Al Hamidiyahfaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinyaperubahan perilaku personal higiene di pesantren tradisioanaladalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yang dialamiresponden selama tinggal di pondok meliputi prevalensi penyakitgatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demam Sedangkanprevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputi penyakitgastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikan satu faktorkarena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi Gatal-GatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 427

Tabel 427 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Gatal-gatal

583 149-2282

001Tidak 17 773 5 227Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara gatal-gatal dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak gatal-gatal danberperilaku baik lebih banyak yaitu 773 sedangkan responden

81 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

174 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

yang gatal-gatal dan perilakunya baik ada sebanyak 368 Hasiluji statistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian gatal-gatal dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensigatal-gatal dengan besar risiko (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yangtidak higiene untuk terjadi gatal-gatalPada distribusi hubungan antara gatal-gatal dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak gatal-gatallebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yanggatal-gatal Begitu juga dengan responden yang gatal-gatal lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakgatal-gatalHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquoHampir semua sih busantri di sini pernah mengalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo 82

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 428

Tabel 428 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurang

n n

Skabies

1133246-5214 001

Tidak 17 850 3 150Ya 7 333 14 667Jumlah 24 585 17 415

82 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene175

Hasil analisis hubungan antara skabies dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak skabies danberperilaku baik lebih banyak yaitu 850 sedangkan respondenyang skabies dan perilakunya baik ada sejumlah 333 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian skabies dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensiskabies dengan besar risiko (OR) = 1133 (95 CI 246-5214)pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yang tidakhigiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara skabies dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak skabies lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang skabiesBegitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan dengan responden yang tidakskabies

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 429

Tabel 429 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n

Batuk pilek583 149-

2282001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik lebih banyak yaitu ada 773 sedangkan

176 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden yang batuk pilek dan perilakunya baik ada sebanyak368 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=001 artinya adahubungan yang signifikan antara kejadian batuk pilek denganperilaku personal higiene dan perilaku personal higienemempengaruhi kejadian batuk pilek dengan besar risiko (OR) =583 (95 CI 149-2282) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena batuk pilekPada distribusi hubungan antara batuk pilek dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak batuk pileklebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangbatuk pilek Begitu juga dengan responden yang batuk pilek lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakbatuk pilek

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 430

Tabel 430 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Diare140

297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak diare dan berperilakubaik yaitu sebanyak 857 dan responden yang diare danperilakunya baik ada 300 Hasil uji statistik diperoleh nilaip=001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kejadiandiare dengan perilaku personal higiene dan perilaku personalhigiene mempengaruhi kejadian diare dengan besar risiko (OR) =

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene177

140 (95 CI 297-6609) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena diarePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak diare lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang diare Begitujuga dengan responden yang diare lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang tidak diareHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquokalau diare kadang adajuga santri puteri yang ngalami pertama sakit perut telat makangitu lalu buang buang air tapi minum obat warung sembuhsendiri gak sampai dibawa ke Puskesmasrdquo 83

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 431

Tabel 431 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Demam

235034-1592 063Tidak 22 611 14 389

Ya 2 400 3 600Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara demam dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu 611 dibandingkandengan responden yang mengalami demam sebanyak 400Hasil uji statistik diperoleh nilai p=063 artinya tidak ada

83 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

178 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan yang signifikan antara demam dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami demam mempunyai perilakubaik Sebaliknya responden yang mengalami demam lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa penyakit demam mempunyaihubungan dengan perilaku personal higiene responden

6) Prevalensi Penyakit LainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higieneresponden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel432

Tabel 432 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 643 dibandingkandengan responden yang mengalami penyakit lain sebanyak 462Hasil uji statistik diperoleh nilai p=027 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara penyakit lain dengan perilakupersonal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami prevalensi penyakit lainmempunyai perilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene179

penyakit lain lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan yang tidak mengalami penyakit lainArtinya bahwa penyakit penyakit lain mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenHasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Mdi pesantren Qothrotul Falah ldquosaya sering pusing mataberkunang kunang kalau pagi siang juga Tapi hampir semuateman teman saya juga begitu katanya sering lemes jadi kalausudah begitu kurang konsentrasi belajarrdquo Perut juga kadang sakitkenapa ya burdquo 84

2 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya uji multivariat maka untuk melihat variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap perilaku personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah digunakan analisis multivariat jenisuji regresi logistik metode backward Menggunakan uji regresi logistikadalah variabel independen dengan variabel dependen yang bersifatkatagorik Metode backward adalah masukkan semua variabel ke dalammodel kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan darimodel Kriteria pengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yangmempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 010 akan dikeluarkandari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 433berikut ini

84 Hasil wawancara dengan Responden ke-1 atas nama M di PondokPesantren Qothrotul Falah Banten tanggal 2 Nopember 2014

180 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel P value OR 95 CI

Jenis kelamin 001 975 228-4166Pelayanan Kesehatan 001 1773 362-8689Gatal-gatal 001 583 149-2282Skabies 001 1133 246-5214Batuk Pilek 001 583 149-2282Diare 001 140 297-6609

Tabel 433 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren QothrotulFalah adalah variabel jenis kelamin pelayanan kesehatanprevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek dan prevalensi diare

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 434

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene181

Tabel 434Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel B SE Wald df SigExp(B)

95 CI

Lower UpperGatal-gatal -074 146 025 1 061 048 003 834Skabies -167 162 105 1 03 019 001 452Batuk pilek -212 152 182 1 018 012 001 261Diare -133 117 129 1 026 026 003 262Yankes -238 134 313 1 008 009 001 13Sex -087 116 055 1 046 042 004 411Pddk Ayah -115 134 073 1 039 032 002 443Konstanta 495 213 536 1 002 14163Skabies -205 141 209 1 014 012 001 206Batuk pilek -233 153 231 1 012 009 001 196Diare -147 114 165 1 019 022 002 216Yankes -21 115 33 1 006 012 001 117Sex -096 111 073 1 039 038 004 342Pddk Ayah -125 131 09 1 034 028 002 374Konstanta 488 211 532 1 002 13117Skabies -25 133 347 1 006 008 001 113Batuk pilek -258 145 315 1 007 007 001 131Diare -150 113 175 1 018 022 002 205Yankes -208 113 337 1 006 012 001 115Pddk Ayah -121 121 097 1 032 029 002 326Konstanta 477 207 528 1 002 11786Skabies -281 126 495 1 003 006 001 071Batuk pilek -227 129 305 1 008 01 001 131Diare -127 105 145 1 023 028 003 221Yankes -199 108 337 1 007 013 001 114Konstanta 396 164 582 1 002 5234Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055Batuk pilek -231 123 348 1 006 01 001 112Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063Konstanta 359 146 605 1 001 3628

182 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 434 menunjukkan lima langkah hasil analisis multivariatmetode backward faktor yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul FalahPertama tampak bahwa tujuh variabel yaitu prevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan jeniskelamin dan pendidikan ayah Dari ketujuh variabel tersebutvariabel gatal-gatal mempunyai p value paling besar yaitu 061sehingga dikeluarkan dari model Setelah variabel gatal-gataldikeluarkan tersisa enam variabel yaitu prevalensi skabies batukpilek diare pelayanan kesehatan jenis kelamin dan pendidikanayah Kedua variabel jenis kelamin mempunyai nilai p palingbesar yaitu 039 maka dikeluarkan dari model Setelah jeniskelamin dikeluarkan maka tersisa lima variabel yaitu prevalensiskabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan dan pendidikanayah Ketiga pendidikan ayah mempunyai nilai p paling besaryaitu 032 maka variabel ini dikeluarkan dari model dan tersisa 4variabel yaitu prevalensi skabies batuk pilek diare danpelayanan kesehatan Ke-empat prevalensi diare mempunyai nilaip paling besar yaitu 023 dan dikeluarkan dari model sehinggatinggal 3 variabel yang tersisa Kelima langkah akhir tidak adalagi variabel yang dikeluarkan atau tidak ada lagi variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan tinggal tiga variabel yang masukdalam model akhirPada model akhir analisis multivariat metode backward tampakbahwa variabel yang berpengaruh terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi skabies prevalensi batuk pilek dan pelayanankesehatan dengan hasil uji kekuatan menunjukkan hubunganyang lemah Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar ke yangkecil yaitu prevalensi batuk pilek dengan nilai OR=01 pelayanankesehatan nilai OR=008 dan prevalensi skabies dengan nilaiOR=005 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

183

Bab VPerbandingan Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah

dan Qothrotul Falah

ondok pesantren adalah institusi pendidikan yang memilikikarakter khas dan mempunyai peran yang sangat signifikan

terhadap ilmu-ilmu keagamaan pengembangan dan pengendali sistemmoral masyarakat dan peran sebagai agen transformasi sosial

Pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren Secarasederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yangmenganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu umum Sedangkanpesantren modern adalah pesantren yang menganut sistem pendidikanyang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum santri bisa berbicarabahasa Arab tetapi kurang memahami kitab gundul (kitab kuning)Pada umumnya pesantren yang dulu salaf murni sekarang sudahberadaptasi dan kombinasi dengan sistem modern Pesantrenmelaksanakan pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arabatau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning (Pesantrenkombinasi)

Studi ini tidak melihat dan tidak membedakan antara pesantrenmodern pesantren kombinasi dan pesantren tradisional Penelitian yangdilakukan di pondok pesantren Al Hamidiyah dan pesantren QothrotulFalah ini fokus pada permasalahan personal higiene di kedua pesantrentersebut Sedangkan yang membedakan antara kedua pesantren tersebutadalah keberadaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air bersihyang digunakan Pesantren Al Hamidiyah memanfaatkan sumur borsebagai sumber air bersih sedangkan pesantren Qothrotul Falah selainmenggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih juga menggunakan

P

184 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kulah sebagai salah satu sumber air untuk berwudhu dan keperluansehari-hari

Selanjutnya untuk melihat perbandingan baik persamaan danperbedaan faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondokpesantren Qothrotul Falah akan dibahas tentang perbedaankarakteristik responden perbedaan faktor-faktor yang berpengaruhperan dan kontribusi persamaan dan perbedaan faktor dominan

A Perbedaan Karakteristik RespondenPerbandingan karakteristik antara responden pondok pesantren Al

Hamidiyah dengan pondok pesantren Qothrotul Falah akan diuraikanmeliputi perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilakuperbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal dipesantren dan frekuensi sakit perbedaan predisposing factorsperbedaan reinforcing factors perbedaan enabling factor dan perbedaanenvironment factors

1 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuPerbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku

antara responden pondok pesantren Al Hamidiyah dengan pondokpesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 51

Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pondok Pesantren Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Al HamidiyahPengetahuan 2998 300 62 17-42

Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Qothrotul FalahPengetahuan 2692 290 708 14-40

Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan nilai median nilaiminimal dan nilai maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 185

dengan rentang deviasi lebih kecil Ini menunjukkan bahwa pengetahuansantri di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih baik dibandingkandengan pengetahuan santri di pondok pesantren Qothrotul Falah Dipondok pesantren Qothrotul Falah nilai rata-rata skor sikap sedikitlebih tinggi nilai median sama nilai minimal lebih besar nilaimaksimal lebih kecil dan nilai rentang deviasi lebih kecil Inimenunjukkan bahwa sikap santri di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih baik dibandingkan dengan sikap santri di pondok pesantren AlHamidiyah Di pondok pesantren Al Hamidiyah nilai rata-rata skorperilaku sedikit lebih tinggi nilai median lebih tinggi nilai maksimallebih rendah nilai minimal lebih tinggi sementara rentang deviasi lebihkecil Ini menunjukkan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahhampir sama

2 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama Tinggaldi Pesantren dan Frekuensi SakitPerbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di

pesantren dan frekuensi sakit antara responden pondok pesantren AlHamidiyah dengan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 52

Tabel 52 Perbedaan Rata Rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit

PondokPesantren

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

AlHamidiyah

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggal diPesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 10 122 0-5

QothrotulFalah

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar

2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren

373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

186 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Perbedaan rata-rata umur dan umur maksimal-minimal respondendi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih tua dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Rentang deviasi umur lebih kecil dipondok pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata santri di pondok pesantren AlHamidiyah lebih tua dapat terjadi karena perbedaan faktor lama tinggaldi pesantren dimana santri di pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebihlama tinggal di pesantren

Perbedaan rata-rata jumlah teman sekamar lebih sedikit dipondok pesantren Al Hamidiyah begitu juga dengan jumlah maksimaldan minimal teman sekamar lebih sedikit di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi jumlah teman sekamar lebih kecil di pondok pesantrenAl Hamidiyah dibandingkan dengan pondok pesantren Qothrotul FalahRata-rata jumlah teman sekamar santri di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak hal ini dapat menyebabkan tingginya prevalensipenyakit terutama penyakit menular

Rata-rata lama tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihlama dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Waktuminimal tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah sedikit lebih lamadari pondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan waktu maksimalnyajauh lebih lama di pondok pesantren Al Hamidiyah Nilai deviasi lamatinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih lama dari pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata lama tinggal di pondok pesantrendapat mempengaruhi rata-rata umur dan frekuensi sakit santri di pondokpesantren Al Hamidiyah

Rata-rata frekuensi responden menderita sakit di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih sering daripada di pondok pesantrenQothrotul Falah Frekuensi sakit minimal di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah sama yaitu tidak pernah sakitsedangkan frekuensi sakit maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyahlebih tinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi frekuensi sakit di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Rata-rata

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 187

frekuensi responden menderita sakit di pondok pesantren Al Hamidiyahdapat dipengaruhi oleh faktor antara lain lama tinggal di pesantren

3 Perbedaan Predisposing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang mendasari perilaku personal higiene

antara responden di pesantren Al Hamidiyah dengan pesantrenQothrotul Falah meliputi perbedaan faktor jenis kelamin pengetahuansikap dan perilaku dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53 Perbedaan Predisposing FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

AlHamidiyah

Jenis kelaminPerempuan 23 411Laki-laki 33 589

Pengetahuan Baik 41 732Kurang 15 268

Sikap Baik 34 607Kurang 22 393

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 1000

QothrotulFalah

Jenis kelamin Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Perilaku Baik 24 585Kurang 17 415

Total 41 1000

Tampak bahwa jumlah santri putera di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan di pondok pesantren QothrotulFalah santri puteri lebih banyak Perbedaan berdasarkan pengetahuanresponden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangmempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Perbedaan berdasarkan sikap respondenyang mempunyai sikap baik lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah dibandingkan dengan responden di pondok pesantren

188 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Al Hamidiyah Perbedaan responden berdasarkan perilaku distribusiperilaku personal higiene responden baik di pondok pesantren AlHamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falah sama samamempunyai perilaku baik tetapi dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah persentase responden yang berperilaku baiklebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

4 Perbedaan Reinforcing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaan faktor pendidikan ibupendidikan ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatankeluarga dapat dilihat pada tabel 54 berikut

Tabel 54 Perbedaan Reinforcing FactorsPondokPesantren

Variabel KategoriRespondenn

Al Hamidiyah

Pendidikan Ibu Tinggi 54 964Rendah 2 36

Pendidikan AyahTinggi 54 964Rendah 2 36

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Pekerjaan Ayah Bekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

Qothrotul Falah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 189

Tampak bahwa perbedaan pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu yang berpendidikan tinggisedangkan ibu responden yang berpendidikan rendah lebih sedikitdibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusiayah responden yang berpendidikan tinggi di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan ayah responden yang berpendidikanrendah lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi ibu responden yang tidak bekerjadi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan iburesponden yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi ayah responden yang bekerja dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan ayahresponden yang tidak bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Perbedaan distribusi berdasarkanpendapatan keluarga di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyakkeluarga pendapatan keluarga tinggi sedangkan responden yangpendapatan keluarganya rendah lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah

5 Perbedaan Enabling FactorPerbedaan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah adalah perbedaan faktor pelayanan kesehatandapat dilihat pada tabel 55

Tabel 55 Perbedaan Enabling FactorPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100QothrotulFalah

Pelayanan KesehatanYa 22 537Tidak 19 463

Total 41 100

Faktor pemungkin terjadinya perilaku personal higiene dipesantren adalah pelayanan kesehatan merupakan usaha responden

190 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan Perbedaan distribusi responden yang berobat ataumemeriksakan diri pada saat mengalami masalah kesehatan atau sakitke pelayanan kesehatan adalah lebih banyak santri di pondok pesantrenAl Hamidiyah yang memeriksakan diri namun demikian baik di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahdistribusi responden yang berobat pada saat mengalami masalahkesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pergi berobat

6 Perbedaan Environment FactorsPerbedaan faktor lingkungan antara responden di pesantren Al

Hamidiyah dengan pesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaanprevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare demam danprevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)Perbedaan environment factors dapat dilihat pada tabel 56

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 191

Tabel 56 Perbedaan Environment FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Skabies Tidak 36 643Ya 20 357

Batuk Pilek Tidak 28 500Ya 28 500

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Demam Tidak 38 679Ya 18 321

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

QothrotulFalah

Gatal-gatal Tidak 22 537Ya 19 463

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Batuk Pilek Tidak 22 537Ya 19 463

Diare Tidak 21 512Ya 20 488

Demam Tidak 36 878Ya 5 122

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 31 756

Ya 10 244Total 41 100

Distribusi responden yang tidak mengalami gatal-gatal di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami gatal-gatal lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi responden yang tidak mengalamiskabies di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami skabies lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusi frekuensi respondenyang tidak mengalami batuk pilek di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami batuk pilek lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

192 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalami diare di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami diare lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalamidemam di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami demam lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi frekuensi responden yangtidak mengalami penyakit lain di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami penyakit lain lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

B Perbandingan Faktor yang BerpengaruhPersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh predisposing factors perbedaan pengaruhreinforcing factors perbedaan pengaruh enabling factor dan perbedaanpengaruh environment factors

1 Perbandingan Predisposing FactorsPersamaan dan perbedaan predisposing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor jenis kelamin pengetahuan dansikap dapat dilihat pada tabel 57

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 193

Tabel 57 Perbandingan Predisposing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n Al

HamidiyahJenisKelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179Pengetahuan

121 027-546

100Baik 34 829 7 171Kurang 12 800 3 200Jumlah 46 821 10 179Sikap

17 043-675

049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

JenisKelamin

975 228-4166

001Perempuan 18 811 4 182Laki-laki 6 316 13 684Jumlah 24 585 17 415Pengetahuan

177 049-636

037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500Jumlah 24 585 17 415Sikap

583 149-2282

001Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Perbedaan hubungan faktor yang berpengaruh antara jeniskelamin responden dengan perilaku personal higiene lebih banyakresponden laki-laki yang berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dan responden perempuan yang berperilaku kurang lebihbanyak di pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi hubungan antarapengetahuan dengan perilaku lebih banyak responden yang mempunyaipengetahuan baik dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahDistribusi hubungan antara sikap dengan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik di pondok

194 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah sedangkan responden yang mempunyai sikap kurangdan berperilaku baik lebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

2 Perbandingan Reinforcing FactorsPersamaan dan perbedaan reinforcing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dapat dilihatpada tabel 58

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 195

Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Pddkn Ibu50

028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500Pddkn Ayah

50028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500PekerjaanIbu 682 129-

3592002

Tdk Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320PekerjaanAyah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209TidakBekerja

12 923 1 77

Pendapatan244

020-2993 045Tinggi 44 830 9 170

Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

Pddkn Ibu203

054-757 028Tinggi 11 688 5 313

Rendah 13 520 12 480Pddkn Ayah

177049-636 037Tinggi 13 722 5 278

Rendah 11 478 12 522PekerjaanIbu

051012-206

034TidakBekerja 15 536 13 464

Bekerja 9 692 4 308PekerjaanAyah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417TidakBekerja

10 588 7 412

Pendapatan144

038-545 059Tinggi 9 643 5 357

Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

196 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hubungan antara pendidikan ibu dan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden denganibu berpendidikan rendah dan berperilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pendidikan ayahdan perilaku lebih banyak responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden dengan ayah berpendidikan rendahdan berperilaku kurang lebih banyak di pondok pesantren QothrotulFalah Hubungan antara pekerjaan ibu dan perilaku responden lebihbanyak responden yang mempunyai ibu tidak bekerja dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah responden dengan ibu bekerjaserta mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak di pondok pesantrenAl Hamidiyah Distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dan perilakuresponden lebih banyak responden yang mempunyai ayah bekerja danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden dengan ayah tidak bekerja serta mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarapendapatan keluarga dan perilaku responden lebih banyak respondendengan pendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden dengan pendapatankeluarga rendah dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pelayanankesehatan dan perilaku responden lebih banyak responden yang periksake pelayanan kesehatan dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang tidak periksa ke pelayanankesehatan dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

3 Perbandingan Enabling FactorPersamaan dan perbedaan enabling factor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah adalahperbedaan faktor pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 59

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 197

Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor

PondokPesantren

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Yankes75

142-3961 001Ya 30 938 2 63

Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10

179

QothrotulFalah

Yankes1773

362-8689 001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14

737

Jumlah 24 585 17

415

4 Perbandingan Environment FactorsPersamaan dan perbedaan environment factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah meliputiperbedaan prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam dan prevalensi penyakit lain Perbedaan pengaruh environmentfactors dapat dilihat pada tabel 510

198 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 510 Perbandingan Environment Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Gatal-gatal136 030-

618069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214Skabies

592132-2646 002Tidak 33 917 3 83

Ya 13 650 7 350Batuk pilek

10025-392 100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179Diare

139024-798 070Tidak 39 830 8 170

Ya 7 778 2 222Demam

253062-1025 026Tidak 33 868 5 132

Ya 13 722 5 278PenyakitLain

155039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217

QothrotulFalah

Gatal-gatal583

149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Skabies

1133246-5214 001Tidak 17 850 3 150

Ya 7 333 14 667Batuk pilek

583149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Diare

140297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Demam

235 034-1592

063Tidak 22 611 14 389Ya 2 400 3 600PenyakitLain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 199

Hubungan antara gatal-gatal dan perilaku lebih banyakresponden yang tidak mengalami gatal-gatal dan berperilaku baik dipondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamigatal-gatal dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah Hubungan antara skabies dan perilakuresponden lebih banyak responden yang tidak mengalami skabies danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden yang mengalami skabies dan mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarabatuk pilek dan perilaku responden lebih banyak responden yang tidakmengalami batuk pilek dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang mengalami batuk pilek danmempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah Hubungan antara diare dan perilaku responden lebihbanyak responden yang tidak mengalami diare dan berperilaku baik dipondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan responden yangmengalami diare dan mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara demam danperilaku responden lebih banyak responden yang tidak mengalamidemam dan berperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyahsedangkan responden yang mengalami demam dan mempunyai perilakukurang lebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubunganantara penyakit lain dan perilaku responden lebih banyak respondenyang tidak mengalami penyakit lain dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamipenyakit lain dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan Faktor DominanFaktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pesantrenAl Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

200 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batukpilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Perbandingan baik perbedaan maupun persamaan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel511

Tabel 511Persamaan dan Perbedaan Faktor Dominan

Variabel B SgtE Wald df Sig Exp(B)

95 CI forExp(B)

Lower Upper

Pondok Pesantren Al Hamidiyah

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 080Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 370 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 020 259

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055

Batukpilek

-231 123 348 1 006 01 001 112

Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063

Konstanta 359 146 605 1 001 3628

1 Peran Faktor PembedaHasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku personal higiene pada masing-masingpondok pesantren Dua faktor yang sama yang berpengaruh baik dipondok pesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren QothrotulFalah secara berurut pengaruhnya dari yang besar ke yang kecil adalahpelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Faktor yang berbeda yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu yang sekaligus

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 201

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah Sedangkan faktordominan yang mempengaruhi perilaku personal santri di pondokpesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Pekerjaan ibu adalah faktor pembeda yang mempengaruhiperilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah artinya ibuyang tidak bekerja akan memberi peluang atau berkontribusi terhadapsantri untuk berperilaku higiene di pondok pesantren Al HamidiyahDalam hal ini Ibu tidak bekerja dikategorikan tidak beresiko terhadapperilaku personal higiene responden karena mempunyai kesempatanmendidik anak Sebaliknya bagi santri yang mempunyai ibu yangbekerja maka akan mempengaruhi santri untuk berperilaku tidakhigiene di pondok pesantren Al Hamidiyah

Dalam Islam seorang ayah bertanggungjawab memberikannafkah bagi anak-anak dan keluarganya sedang ibu bertanggungjawabmengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga Firman Allah Swt

ꀀ䖹祠 Ɇ䖹䖹Ɇ 䖹Ɇ䖹 䖹זmɆ mɆ䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹 耀䖹䖔䗄䖹Ɇmm䖹䖹 鴘m 䖹䖹 䖹זmɆ R Ɇ䖹Ɇ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (wanita) dan karena laki-laki telah menafkahkansebagian dari harta mereka1

Allah Swt juga berfirman

meR䗄䖹זmɆ 鴘i䖹m 䖹R 鴘mⳀ 䖹 mA䖹ז 䖹ꀀ䖹祠䖹RDan bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberipakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang maruf2

1 (QS an-Nisaa 34)2 (QS al-Baqarah 233)

202 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Abu Hurairah Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda

m mɆm䖹a m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA m 耀a䖹Ⳁ 䖹耀䖹 䖹耀䖹 䖹耀䖹䗄䖹䗄耀 mɆ䖹 鴘䖹祠䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R 鴘m耀m 䖹ꀀ䖹祠 mmɆ 䖹耀耀䖹錀䖹i Ⳁ䖹mA䖹R 䖹䖹䖹Ⳁ m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R

䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹䖹 m ϝ䗄䖔䖹 䖹ז䖹祠䖹 䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠ldquoSatu dinar kamu infaqkan fii sabiilillah satu dinar kamupergunakan untuk memerdekakan budak satu dinar kamusedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamubelanjakan untuk keluargamu maka yang paling besar pahalanyaialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu (HR Muslim juz2 hal 692)

Dalam hal mendidik anak dalam Islam juga sudah ditegaskanAllah Swt juga berfirman

m 䖹錀m䖹R 鴘耀䖹R 䖹ꀀ䖹祠 ϝ耀䖹R 䁤 䖹ꀀ䖹ז䖹 m䖹耀m䖹mɆ 䖹䖹m 䖹䖹R䖹R䗄m錀䖹ז 䖹m˸ 䖹䖹耀m䖹m䖹R m 䗄耀Ϥ m䖹 m鴘䖹䖹祠

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada duaorang ibu- bapanya ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam duatahun Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu3

䖹䖹祠䖹-䗄 Ɇml 䖹 䖹A䖹Ⳁ䖹 鴘䖹זm m鴘䖹ꀀm䖹 m鴘䖹䖹 鴘耀䖹A䖹ⲀR䖹 䖹鴘m-䗄 晠耀m䖹 䖹RPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan4

Faktor dominan yang ada di pondok pesantren Qothrotul Falahadalah batuk pilek Artinya santri yang tidak mengalami kejadian batukpilek di pondok pesantren Qothrotul Falah berpeluang untuk berperilakulebih higiene sebaliknya bagi santri yang mengalami kejadian batukpilek akan mempengaruhi untuk berperilaku tidak higiene Berdasarkananalisis statistik data kuantitatif terdapat kepadatan kamar dengan rata-

3 (QS Luqman14)4 (QS al-Baqarah 233)

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 203

rata teman sekamar responden 14 orang dan berdasarkan hasilwawancara dengan pimpinan pondok pesantren Qothrotul Falah bahwajenis bahan bakar energi utama yang digunakan untuk memasak selainelpiji adalah kayu bakar kedua faktor ini dapat menambah pengaruhterhadap meningkatnya kejadian prevalensi batuk pilek di pondokpesantren

Pneumonia merupakan penyebab kesakitan dan kematian nomorsatu pada balita terutama di negara berkembang Berbagai faktor risikoberperan pada kejadian dan beratnya penyakit serta kematian yaitukurang gizi pemberian ASI yang tidak ekslusif kepadatan hunian(crowding) polusi udara di dalam ruangan kemiskinan pendidikan ibukurang ketidak-tahuan dan akses yang sulit terhadap pelayanankesehatan5

2 Peran Faktor yang SamaPada persamaan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku

personal higiene terdapat dua veriabel yang sama pada masing-masingpondok pesantren yang mempengaruhi faktor tersebut adalah pelayanankesehatan dan skabies

Visi kementerian kesehatan adalah masyarakat sehat yangmandiri dan berkeadilan dengan misi (1) Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasukswasta dan masyarakat mandiri (2) Melindungi kesehatan masyarakatdengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna meratabermutu dan berkeadilan (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataansumberdaya kesehatan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahanyang baik Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalahmeningkatkan pelayanan kesehatan yang merata terjangkau bermutudan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upayapromotif dan preventif Untuk kepentingan tersebut perlu peningkatankualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit puskesmaslaboratorium dan fasilitas lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah

5 Cissy B Kartasasmita ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo BuletinJendela Epidemiologi Volume 3 September 2010 (22-26) 26

204 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

maupun yang dikelola swasta Berdasarkan profil kesehatan tahun 2009diketahui jumlah rumah sakit sebanyak 1523 buah terdiri rumah sakitmilik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi Kabkotasebanyak 559 buah milik TNIPolri sebanyak 121 buah milikBUMNkementerian lain sebanyak 66 buah dan milik swasta sebanyak777 buah Jumlah Puskesmas sebanyak 9005 buah yang terdiri dariPuskesmas dengan perawatan sebanyak 2920 buah dan Puskesmastanpa perawatan sebanyak 6085 buah6

Berdasarkan hasil survei di lapangan ada indikasi meningkatnyaDemand masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan Selain itu Indonesia telah ikut menyepakati MutualRecognition Arrangement (MRA) on Health Services sehingga sektorkesehatan termasuk dalam kesepakatan pasar bebas atau globalisasiUntuk itu maka fasilitas kesehatan termasuk puskesmas perlu secaraterus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepadamasyarakat disertai pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintahpropinsi kabupaten kota

Sistem rujukan di Indonesia merupakan kendala yang sangatbesar bagi pembangunan ekonomi karena dengan kondisi seperti itupenduduk tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan yang tepat secaratepat waktu dan sesuai kebutuhan

Dampak dari situasi tersebut sangat merugikan bagi keluargayang terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatansehingga mengurangi pengeluaran untuk makanan dan pendidikanSelain itu keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yangtepat berarti hari kerja yang tersita semakin banyak dan terancamhilangnya pendapatan Kaum perempuan khususnya sangat terkenadampak ini dikarenakan mereka pada umumnya berkontribusi jugaterhadap pendapatan rumah tangga sekaligus berperan besar mengurus

6 Kementerian Kesehatan Riset Fasilitas Kesehatan JakartaBalitbangkes 2011

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 205

kebutuhan logistik rumah tangga serta mengurus kesejahtraan anggotakeluarga7

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit yangumumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umumdi seluruh dunia8 Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semuaumur ras dan level sosial ekonomi9 Ektoparasit adalah organismeparasit yang hidup pada permukaan tubuh inang menghisap darah ataumencari makan pada rambut bulu kulit dan menghisap cairan tubuhinang10 Infestasi ektoparasit bersifat sporadik epidemik dan endemikInfestasi ektoparasit pada kulit keberadaannya membuat rasa tidaknyaman dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat11

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabieivarian hominis termasuk ordo Acariformes family Sarcoptidae GenusSarcoptes Sarcoptes scabiei varian hominis menular melalui kontakmanusia dengan manusia Sedangkan Sarcoptes scabiei var mangeditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liarhewan yang didomestikasi dan hewan ternak Nama Sarcoptes scabieiadalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti kulit dankoptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti untukmenggaruk Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehinggamuncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut Saat ini istilahskabies berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau12

7 Australia Indonesia Partnership For Health Systems Strengthening(AIPHSS) Menguatkan Akses Kualitas Pelayanan Kesehatan MengurangiKemiskinan NTT Artikel 2014

8 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

9 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

10 Triplehorn CA Johnson NF Borror and delongrsquos introduction tothe study of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont 2005

11 Ciftci IK Karaca S Dogru O Cetinkaya Z Kulac K Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of Afyon Turkey KoreanJournal of Parasitology 44 2006 Page 95-98

12 Bandi KM Saikumar C Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research 4839 2012 Page 1-2

206 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Prevalensi skabies di seluruh dunia sekitar 300 juta kasus pertahun13 Pada negara industri seperti di Jerman skabies terjadi secarasporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang14 Prevalensi skabiesdi India adalah 20415 Zayyid tahun 2010 melaporkan sebesar 31prevalensi skabies pada anak berusia 10-12 tahun di Penang Malaysia16

Kline (2013) melaporkan skabies umumnya endemic pada sukuAborigin di Australia dan Negara di Oceania dengan prevalensi 3017

Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruhIndonesia tahun 2008 adalah 56-1295 Skabies menduduki urutanketiga dari 12 penyakit kulit tersering18 Insiden dan prevalensi skabiesmasih sangat tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan masyarakatpesantren Hasil penelitian Marsquorufi mengatakan bahwa prevalensiscabies pada pondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 Faktoryang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain personalhigiene yang buruk pengetahuan sikap dan perilaku yang kurangmendukung pola hidup sehat19

13 Olivier Chosidow Scabies The new england journal of medicine2006 page 351-16

14 Ariza L Walter B Worth C Brockmann S Weber ML andFeldmeier H Investigation of a Scabies Outbreak in a Kindergarten inConstance Germany European Journal of Clinical Microbiology amp InfectiousDiseases 2012 32 373-380

15 Baur B Sarkar J Manna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

16 Zayyid M Saadah MS Adil R Rohela AR Jamaiah I Prevalenceof skabies and head lice among children in a welfare home in Pulau PinangMalaysia Tropical Biomedicine 27 2010 442ndash446

17 Kline K James S McCarthy Pearson M Loukas A amp Hotez PNeglected tropical diseases of oceania review of their prevalence distributionand opportunities for control Plos neglected tropical diseases 7 2013 Page17-55

18Azizah dan Setiyowati Hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulungtentang personal higiene dengan kejadian skabies pada balita di tempatpembuangan akhir kota semarang Dinamika Kebidanan 1 2011 Page 1-5

19Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 207

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabiesmasih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagai penyakit biasasaja karena tidak membahayakan jiwa Masyarakat tidak mengetahuibahwa luka akibat garukan dari penderita skabies menyebabkan infeksisekunder dari bakteri Stapilococos ataupun jamur kulit berakibatkerusakan jaringan kulit yang akut20

Pencegahan penyakit skabies menjadi tantangan di masa depanHal ini didasarkan beberapa fakta adanya efek samping obat yang tidakdiharapkan resistensi obat dan kendala diagnosis skabies serta masihdiperlukannya penelitian yang panjang terkait dengan penggunaantanaman sebagai obat Beberapa literatur melaporkan adanya resistensiscabiei terhadap obat anti skabies yang telah diuji baik secara in vitromaupun secara in vivo21

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakin rendahtingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuan tentang personalhigiene juga semakin rendah Akibatnya menjadi kurang peduli tentangpentingnya personal higienis dan perannya dalam higiene rendahterhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatan umum untukmendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit22

Pendidikan kesehatan merupakan solusi yang paling tepat untukmencegah prevalensi skabies yang hampir ada di seluruh dunia mulaiabad 17 Pendidikan kepada masyarakat dapat dilakukan melaluipenyuluhan atau sosialisasi seputar penyakit skabies faktor-faktorpenyebab penanganan jika terinfeksi Hal yang paling penting adalahpendidikan tentang personal higiene dan lingkungan yang efektif dalammencegah skabies yang bersifat endemik epidemik dan sporadik23

11-1820 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-

177421 Wardana A H Manurung J Iskandar T Skabies tantangan penyakit

zoonosis masa kini dan masa datang Wartazoa 16 2006 Hal 1-1322 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among male

soldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

23 Yahmi Ira Setyaningrum Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan

208 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesantren Al Hamidiyah dandi pesantren Qothrotul Falah terbanyak adalah puskesmas belum adaPoskestren baik di pesantren Al Hamidiyah maupun di pesantrenQothrotul Falah

Prevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan SeminarNasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2014

209

Bab VIPenutup

A KesimpulanSetelah dilakukan analisis berdasarkan metodologi yang

digunakan terhadap semua data yang diperoleh kemudian dibandingkandengan kajian terdahulu yang relevan dan sesuai tujuan penelitian makastudi ini membuktikan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dipengaruhi olehpelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Kurangnyapelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah mempengaruhi kejadian atau prevalensi skabies dikedua pondok pesantren Masih rendahnya perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah merupakan faktor dominanterhadap prevalensi batuk pilek Sedangkan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu Temuan-temuan yangmemperkuat kesimpulan dari studi ini dipaparkan sebagai berikut

1 Distribusi Karakteristik Responden terhadap Praktik PersonalHigiene Santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan di PondokPesantren Qothrotul Falah

a (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2)Tinggal di pondok pesantren rata-rata lama (3) Frekuensi sakitrata-rata lebih sering (4) Distribusi berdasarkan jenis kelaminlebih banyak santri laki-laki (5) Distribusi berdasarkanpengetahuan sikap dan perilaku sebagian besar santri mempunyaipengetahuan sikap dan perilaku baik

210 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b (1) Distribusi tingkat pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu berpendidikan tinggibegitu juga dengan tingkat berpendidikan ayah (2) Distribusipekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja begitu juga denganayah lebih banyak yang bekerja (3) Distribusi pendapatankeluarga sebagian besar keluarga berpendapatan tinggi

c (1) Distribusi berdasarkan status sakit di pondok pesantren AlHamidiyah sebagian besar santri tidak mengalami gatal-gatalskabies diare dan demam frekuensi santri yang mengalami batukpilek sama besar dengan yang tidak mengalami (2) Distribusiyang mengalami kejadian penyakit lain (gastritis sakit gigipingsan dan panu) hampir merata yang mengalami dengan yangtidak mengalami (3) Distribusi responden yang berobat kepelayanan kesehatan lebih banyak santri yang pergi berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktikdokter poskestren dan rumah sakit

d (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2) Rata-rata lama tinggal di pondok sebentar (3) Rata-rata frekuensi sakitjarang (4) Distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyaksantri perempuan (5) Distribusi berdasarkan pengetahuan sikapdan perilaku sebagian besar santri di pondok pesantren AlHamidiyah mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku baik (6)Rata-rata jumlah teman sekamar lebih banyak

e Distribusi karakteristik orang tua di pondok pesantren QothrotulFalah tingkat pendidikan ibu responden lebih banyakberpendidikan rendah begitu juga dengan berpendidikan ayahlebih banyak ibu yang bekerja dan lebih banyak ayah yangbekerja sebagian besar pendapatan keluarga rendah

f Distribusi status penyakit di pondok pesantren Qothrotul Falahsebagian besar santri tidak mengalami demam dan lebih banyaksantri yang tidak mengalami gatal-gatal skabies diare dan batukpilek sebagian besar santri tidak mengalami prevalensi penyakitlain dan lebih banyak santri yang pergi berobat ke fasilitas

Penutup 211

pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktik dokterposkestren dan rumah sakit

2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominana Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

b Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensibatuk pilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabiesSedangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi batuk pilek

3 Perbandingan Perilaku Personal Higienea Pengetahuan tentang perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebih baik jumlah temansekamar lebih sedikit tingkat pendidikan ibu dan ayah lebihbanyak yang berpendidikan tinggi pendapatan keluarga sebagianbesar tinggi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pesantren adalah pekerjaan ibu

b Sikap santri terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Qothrotul Falah rata-rata lebih baik lama tinggal santridi pondok pesantren rata-rata sebentar frekuensi sakit santrilebih rendah dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri adalah prevalensi batuk pilek

B Rekomendasi1 Untuk Akademisi

Agar memperoleh hasil yang lebih valid lagi maka perludilakukan penelitian lanjut terhadap kebersihan khususnya pada santriputeri dan pola penggunaan kulah dengan menggunakan desainlongitudinal baik kohor atau eksperimen untuk menemukan model atau

212 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

perilaku spesifik bagi pondok pesantren pengguna kulah sehingga kulahdapat menjadi sumber air yang suci dan bersih sesuai ajaran Islam yangsempurna

2 Untuk Pembuat Kebijakana Menjadikan skala prioritas masalah penyakit menular di

komunitas pondok pesantren terlebih di pondok pesantren yangmasih menggunakan kulah sebagai akses air bersih

b Merumuskan pedoman pengelolaan air bersih berdasarkan sumberair utama yang digunakan ketersediaan air sepanjang tahun dankualitas air bagi pengelola pondok pesantren semua tipe ashriyahsalafiyah dan salafiyah ashriyah

c Meninjau dan merumuskan kembali Keputusan bersama MenteriKesehatan Republik Indonesia Menteri Agama RepublikIndonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentangpeningkatan kesehatan pada pondok pesantren dan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanPenyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren

3 Untuk Pengelola Programa Pengelola Pondok Pesantren

Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan puskesmas ataufasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku santri terhadap kebersihan diri

b Pelayanan Kesehatan(1) Mempertegas tugas dan tanggungjawab terhadap kesehatan dipondok pesantren (2) Memperbaiki kerjasama dan upaya skriningserta pemantauan terutama terhadap prevalensi penyakit menulardi pondok pesantren (3) Mengembangkan panduan teknikpembinaan untuk Poskestren (4) Meningkatkan kemampuanpetugas terhadap pembinaan Poskestren (5) Menjadikan programPoskestren sebagai peluang untuk mengembangkan promosi danpencegahan penyakit menular yang berbasis komunitas

213

Daftar Pustaka

A BukuAl-Qaradhawi Yusuf Fikih Thaharah Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004Amin Haedari Transformasi Pesantren Jakarta Lekdis amp Media

Nusantara 2006Amra Anshar Definisi Dan Jenis-Jenis Penelitian Mahasiswa Program

Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika BandungSekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung 2010

Azizy Ahmad Qodri Abdillah ldquoMemberdayakan Pesantren danMadrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk DinamikaPesantren dan Madrasah (Cet I) Semarang Fakultas TarbiyahIAINWalisongo Semarang dan Pustaka Pelajar 2002

Az-Zuhayli Wahbah Fikih Islam Wa Adillatuhu Vol 1 DepokGema Insani 2011

Azra Azyumardi Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000

------ Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi DanModernisasi Translated by Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003

Bachtiar Adang Kusdinar Achmad Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI Puslit IAINJakarta Peran Pesantren Dalam Penyelenggaraan Program Wajar9 Tahun Jakarta Laporan Penelitian 1999

Berkowitz Leonard Social Psycology Vol 3 Scott Foresman andCompany 1972

Dahlan Sopiyudin Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012

David G Kleinbaum Lawrence L Kupper Hal MorgensternEpidemiologic Research Principles and Quantitative New YorkNostrand Reinhold 1982

Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Farouki Suha Taji Modern Muslim Intellectuals and the QurrsquoanToronto Oxford University Press 2006

214 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Fatah H Rohadi Abdul Taufik M Tata Bisri Abdul MuktiRekontruksi Pesantren Masa Depan Jakarta PT ListafariskaPutra 2005

Gilbert Glen G Sawyer Robin G McNeill Elisa Beth HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health3 ed Sudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers2010

Glanz Karen Health Behavior and Health Education 2 edManufactured in the United States of America on Lyons FallsTurin Book 1996

Glaser Barney G Strauss Anselm L The Discovery of Grounded TheoryNew York Aldin Publishing Company 1980

Graef AJ Elder JP Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku Translated by M Hasanbasri YogyakartaGadjah Mada University Press 1996

Green W Lawrence Health Education Planning a Diagnostic ApproachTranslated by Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno SudartiMayfield Publishing Company 1980

------- Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah PendekatanDiagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990

Green W Lawrence Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed LondonMayfield Publishing Company 2000

Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan Dan Perkembangan) Jakarta Lembaga Studi Islamdan Kemasyarakatan (LSIK) 1999

Hastono Sutanto Priyo Analisis Data Kesehatan Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

Hielmy Irfan Modernisasi Pesantren Meningkatkan Kualitas UmatMenjaga Ukhuwah Jakarta Penerbit Nuansa 2003

Kesmas Departemen Kesehatan Direktur Promkes Dirjen PromosiKesehatan Jakarta 2000

Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali Semarang Program Pascasarjana InstitutAgama Islam Negeri Walisongo 2013

Kodim Nasrin Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program StudiEpidemiologi Jakarta Universitas Indonesia 2006

Daftar Pustaka 215

L Clasen TF Haller Water Quality Interventions to Prevent DiarrhoeaCost and Cost-Effectiveness Geneva World Health Organisation2008

Lapau Buchari Prinsip Dan Metode Epidemiologi Jakarta FakultasKedokteran Universitas Indonesia 2011

Lemeshow Stanley Hosmer W David Jr Klar Janelle Lwanga KStephen Adequacy of Sample Size in Health Studies GenevaWorld Health Organization 1997

Luknis Sabri Sutanto Priyo Hastono Statistik Kesehatan JakartaRajawali Press 2008

Lwanga K Stephen and Lemeshow Stanley Sample size determinationin health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Madjid Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret PerjalananJakarta Paramadina 1997

Mary Evelyn Tucker John A Grim The Emerging Alliance WorldReligions and Ecology Daedalus 2001

Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren Jakarta DivaPustaka 2006

Masrsquoud Abdurrahman Dinamika Pesantren Dan Madrasah YogyakartaPustaka Pelajar 2002

Millestein Promoting the Health of Adolescent Toronto OxfordUniversity Press 1993

Muhadjir Noeng Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif Dan Mixed 5 ed Yogyakarta Rake Sarasin 2007

Murti Bisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997

Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal StudiKeislaman Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013 (191-215)

Nancy K Janz Marshal H Becker The Health Belief Model A DecadeLater 1984

Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2011Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2015Nizar Samsul Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan

Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam Jakarta PrenadaMedia Group 2008

Nola J Pender Nola P Pender Carolyn L Murdaugh Mary Ann PersonsHealth Promotion in Nursing Practice New Jersey PearsonEducation 2014

216 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Notoatmodjo Soekidjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

Paramadina Jurnal Pemikiran Islam Perspektif Jender Dalam IslamJakarta Yayasan Paramadina 2007

Potter A Patricia Webb Health Promotion and Patient EducationLondon Chapma And Hall 1994

Potter A Patricia Perry Anne Griffin Basic Nursing Essentials forPractice 6 ed Philadelphia Mosby Publication Elsevier St LouisMissouri 2007

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2009

Quasem Abul M Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalamIslam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988

Ramayulis dan Nizar Samsul Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan IndonesiaJakarta Quantum Teaching 2005

R Bonita R Beaglehole T Kjellstroumlm Basic Epidemiology GenevaWHO 1993

Rahman Fazlur Islam and Modernity (Transformation of anIntellectual Tradition) London University of Chicago Press1982

Rianti Emy Epidemiologi Dalam Kebidanan Jakarta Trans Info 2010Richard Goldsmith Burges Julia Brannen Mixing Method Qualitative

and Quantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992Santoso Singgih Statistik Nonparametrik Konsep Dan Aplikasi

Dengan Spss Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010Sanusi M Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik Najah

Yogyakarta 2012Sarijo Marwan Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Jakarta

Dharma Bakti 1980Schulze Reinhard A Modern History of the Islamic World New York

IB Touris amp Co Ltd 1995Sina Ibnu Kitab Assiyasah Mesir Majalah al-Masyrik 1906Skinner Burrhus Frederic The Behavior of Organisms New York

Knopf 1991Smith Virginia Clean a History of Personal Hygiene and Purity 1 ed

New York Oxford University Press Inc 2007

Daftar Pustaka 217

Snehendu Kar A Psychological of Health Behavior Health ValuesAchiving High Level Wellness 1983

Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) BandungAlfabeta 2011

Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa KebidananJakarta TIM 2009

Wahjoetomo Perguruan Tinggi Pesantren Jakarta Gema Insani Press1997

Yasmadi Modernisasi Pesantren Kritikan Nurcholish Madjid TerhadapPendidikan Islam Tradisional Jakarta Ciputat Press 2002

Zakaria Azrarsquoie Muhayat Athiah Ibnu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Quran (YPA)2008

Zarkasyi Abdullah Syukri Gontor Dan Pembaharuan PendidikanPesantren Jakarta Raja Grafindo Persada 2005

B JurnalAbdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-Fedawy Menstrual

Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptReproductive Health Matters 13 (2005)

Abouleish Ezzat Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School ofMedicine and Director of Obstetric Anesthesia Magee-WomensHospital The Journal of IMA (1979)

AC Triplehorn FN Johnson Borror and delongrsquos introduction to thestudy of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont (2005)

AH Mahpudin Renti Mahkota Faktor Lingkungan Fisik RumahRespon Biologis Dan Kejadian Tbc Paru Di Indonesia KesmasJurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 1 no 4 (2007)

Amelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin Ida Leida Hubungan AntaraPekerjaan Pmo Pelayanan Kesehatan Dulungan Keluarga DanDiskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien Tb Paru ArtikelUniversitas Hasanudin (2012)

Andersen Flemming et al Comparison of the Effect of Glycerol andTriamcinolone Acetonide on Cumulative Skin Irritation in aRandomized Trial Journal of the American Academy ofDermatology 56 (2007)

Annette Pruss David Kay Lorna Fewtrell Jamie Bartram Estimatingthe Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at a

218 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Global Level Environmental Health Perspectives Journal 110(2002)

B Baur J Sarkar N Manna L Bandyopadhyay The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the SkinOPD of A Tertiary Care Hospital in Kolkata India Journal ofDental and Medical Sciences 3 (2013)

Benjamin A Miko Bevin Cohen Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson Determinants of Personal andHousehold Hygiene among College Students in New York City2011 American Journal of Infection Control 40 (2012)

Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudesand Perceptions toward Hand Hygiene among HealthcareWorkers Caring for Critically Ill Neonates Infection Control andHospital Epidemiology Journal 26 (2005)

Chosidow Olivier ldquoScabiesrdquo The new england journal of medicine(2006)

Creswell W John ldquoThe Mixed Methods Researchrdquo Pub Sage Journals(2009)

Dingwall Lindsay Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1 (2010)

Elizabeth Mc Donald David Brewster Ross Bailie Jocelyn Grace AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

Farid AW Ghrayeb Mohamed Rusli A Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior andHygiene-Related Facilities among Ascool Adolescents inPalestine International Medical Journal 21 (2014)

H A Wardana J Manurung T Iskandar ldquoSkabies tantangan penyakitzoonosis masa kini dan masa datangrdquo Wartazoa 16 (2006)

Haryono Iswahyudi Prabandari Suryo Yayi Hariyono WidodoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum rdquo BeritaKedokteran Masyarakat 24 (2008)

Hidayati Awik Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2014)

Herryanto Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren DiKabupaten Tangerang (2011)

Daftar Pustaka 219

Ishwar Dayal Mirza S Saiyadin Cross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theory Indian Journal of IndustrialRelations 6 (2012)

Janz Nancy K Marshall H Becker The Health Belief Model ADecade Later (2012)

John M Boyce MD Didier Pittet MD Guideline for Hand Hygienein Health‐Care Infection Control and Hospital Epidemiology 23(2012)

Kartasasmita B Cissy ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo Buletin JendelaEpidemiologi 3 (2010)

K Kline S James McCarthy M Pearson A Loukas P HotezldquoNeglected tropical diseases of oceania review of theirprevalence distribution and opportunities for controlrdquo Plosneglected tropical diseases 7 (2013)

KI Ciftci S Karaca O Dogru Z Cetinkaya K Kulac Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of AfyonTurkey Korean Journal of Parasitology 44 (2006)

L Ariza B Walter C Worth S Brockmann ML Weber and HFeldmeier ldquoInvestigation of a Scabies Outbreak in aKindergarten in Constance Germany Europeanrdquo Journal ofClinical Microbiology amp Infectious Diseases (2013)

Mahmud S Pappas G Hadden WC Prevalence of Head Lice andHygiene Practices among Momen over Twelve Years of Age inSindh Balochistan and North West Frontier Province NationalHealth Survey of Pakistan 1990-1994 Parasit Vectors 4 no 11(2011)

Mcdonald Elizabeth Bailie Ross Grace Jocelyn Brewster David AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

MK Bandi C Saikumar Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research4839 (2012)

Mertens M Donna ldquoMixed Methods Researchrdquo Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

N Raza RNS Qadir H Agna ldquoRisk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control studyrdquo Eastern MediterraneanHealth Journal 15 (2009)

220 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Nikos L D Chatzisarantis Martin S Hagger Mindfulness and theIntention-Behavior Relationship within the Theory of PlannedBehavior (2007 )

Sandriana Ibnu Indra Fajarwati A Rachman Watief ldquoPerilaku PersonalHygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesirdquo Makasar Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Hasanudin Pengabdian Masyarakat(2014)

Sarkar M Personal Hygiene among Primary School Children Living ina Slum of Kolkata India Journal of Preventive Medicine andHygiene 15 no 3 (2013)

Setiyowati Ifa Nur Azizah Widyah Hubungan Tingkat PengetahuanIbu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan KejadianSkabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir KotaSemarang Jurnal Dinamika Kebidanan 1 (2011)

Smith G Richard Iwata A Brian Antecedent Influences on BehaviorDisorders Journal Of Applied Behavior Analysis 30 (1997)

Sonia A Alemagno Sharon M Guten Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve HandHygiene Knowledge and Compliance among Health CareWorkers The Journal of Continuing Education in Nursing 41(2010)

Trihono Gitawati Retno ldquoHubungan Antara Penyakit Menular denganKemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit MenularIndonesia 1 (2009)

V Erasmus W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha J HRichardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration ofReasons for Poor Hand Hygiene among Hospital WorkersLack of Positive Role Models and of Convincing EvidenceThat Hand Hygiene Prevents Cross-Infection InfectionControl and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009)

C ArtikelAburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir (2008)httppersisorid

Al-Albani Muhammad Nashiruddin Kumpulan Hadits Dari ShahihMuslim Tentang Kitab Bersuci (2007)

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Haid (2007)

Daftar Pustaka 221

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Mandi (2007)Al-Fadhil Waluyo Mutiara Islam Hadits Tentang Kebersihan 2013Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai

Oleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadits bag 1 2014Almath Muhammad Faiz 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) Tentang Kebersihan (2007)Amirin Tatang M Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan

Sampel dari Populasi tak Terhingga dan tak JelasTatangmangunywordpresscom (2011)

Asep Herry Hernawan dkk Konsep Dasar Kurikulumkurtekupiedupsbwp-contentuploadsModul-Konseppdf(2011)

Association American Dental A Healthy Mouth for Life OralLongevity (Pdf) wwworallongevityadaorg (2008)

Bahraen Raehanul Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok wwwmuslimafiyahcom (2012)

Bloom Benyamin S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I CognitiveDomain New York David McKay (1956)

Blum L Henrik Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory Human Science Press New York 1974Departemen Kesehatan RI (2008)

CL Blue The Predictive Capacity of the Theory of Reasoned Actionand the Theory of Planned Behavior in Exercise Behavior AnIntegrated Literature Review Made available courtesy ofWiley-Blackwellhttpwww 3interscience wileycomhttpwwwgobookeenet Pdf (1995)

Curtis V Cairncross S Effect of Washing Hands with Soap onDiarrhoea Risk in the Community A Systematic Review LancetInfectious Diseases (2003)

David Adams Jacki Wadeson The Art of Hair Colouring LondonThomson Learning (2005)

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RevitalisasiPeran Pesantren (2012)

Edwards Allen Techniques of Attitude Scale Construction AppletonCentury Croft Inc (1957)

Edward Taylor B Definisi Kebudayaan Menurut Para AhliH S Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren

httpwww islam onlinenetIslamAwarenessgmailcom (2006)

222 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hermawan Deri Definisi Model Dan Simulasi (2010)httpyanazmiblogspot com 200905model-simulasi html

Hillary Eva Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Iftaa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Tata CaraWudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnah(2011) Artikel kaahilwordpresscom

Ikhsan Abu Pentingnya Personal Hygiene Dalam MeningkatkanKekhusuan Sholat Berjamaah (2011) httpwww addthiscombookmark

Indonesia Kamus Bahasa Definisi Mandi (2013)httpkamusbahasaindonesia Org

Isa Abdulloh bin Salam Abu Ringkasan Syarah Arbarsquoin an-Nawawi -Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah SebagianDari Iman Hadits Ke-23 (Hr Muslim) (2007)httpopi110mbcom

Indah Islam Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku In IslamposMedia Islam Generasi Baru 2015

Islami Artikel Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai PetunjukRasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam 2013

Jamil Abdul Jumlah Santri Di Indonesia Terus Bertambahwwwhidayatullah comread1811721072011

Kasule Hasan Omar ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rdInternational Nursing Conference Brunei Darussalam Article1998

LC Anwar Abu Bakar Al-Muyassar Al-Quran Dan TerjemahnyaAl-Arsquola (Yang Paling Tinggi) Surah Ke-87 Ayat 14 Translatedby Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran BandungSinar Baru Algensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Al-Baqarah (SapiBetina) Surah Ke-2 Ayat 222 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Muhammad (NabiMuhammad) Surah Ke-47 Ayat 7 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

Daftar Pustaka 223

Malang Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Pondok PesantrenModernwwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modern[accessed 29 Oktober 2013]

Mansyur Muchtarudin Pendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah JakartaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia (2010)

Muawiah Abu Keutamaan Menyikat Gigi In Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2015)

Nabavi Tadayon Razieh Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article (2012)

Nisa Alifia Rahmi Anindita Soetadji Hubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan PenyakitJantung Bawaan Universitas Diponegoro (2010)

Nursal Dien Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Padang UniversitasAndalas (2007)

Pesantren Artikel Disertasi Rujukan Desember (2010)Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan Pola

Pendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah KabupatenMerangin harisn73fileswordpresscom Pdf (2007)

Pondok Pesantren Al-Awwabin Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Profil Depok (2014)Pondok Pesantren Al-Karimiyah Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Qothrotul Falah Profil Banten (2013)Rahardjo Mudjia Analisis Data Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengalaman Empirik wwwmudjiarahardjocom [accessed 11Juni 2010]

Rahardjo Mudjia Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif wwwmudjiarahardjocom [accessed 2 Juni 2010]

Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Asy Syariah (2007)Riyadi Selamat ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan OlahragaKementerian Kesehatan Artikel (2012)

RI Kementerian Agama Analisis Statistik Pendidikan Islam Tahun20112012 httppendiskemenaggoid Pdf

------- Kakanwil Kemenag Jabar Sambut Delegasi KementerianPendidikan Negara Bangladesh Pekapontren amp Penamas (2012)

RI Kementerian Kesehatan Keputusan Bersama Menteri KesehatanRepublik Indonesia Menteri Agama Republik Indonesia Dan

224 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37Tahun 2002 Tentang Peningkatan Kesehatan Pada PondokPesantren Dan Institusi Keagamaan Lainnya Jakarta (2002)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta (2011)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan PembinaanPos Kesehatan Pesantren Jakarta (2013)

------- Riset Fasilitas Kesehatan Jakarta Balitbangkes (2011)------- Undang Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Jakarta (1992)RI Kementerian Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum No 37 Tahun 1989 Jakarta (1989)RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang Undang No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta(2003)

RI Undang-Undang Dasar (1945)RI Kementerian Permukiman Keputusan Menteri Permukiman No

403 Kpts M 2002 Tentang Prasarana Wilayah Jakarta (2002)Rudito Bambang Pranata Sosial Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang httpWwwDepsosGoIdUnduh Bambang_ Rudito 20Pdf[accessed 19April 2012]

Sarwono Jonathan Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline

Sauriasari Rani Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology(2013)

Setyaningrum Ira Yahmi Skabies Penyakit Kulit yang TerabaikanPrevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi PencegahanSeminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS (2014)

Setiawan parta ldquoDefinisi Ekonomi Menurut Para Ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Soekanto Soerjono Kamus Sosiologi Dalam Nilai Dan Norma(2009) agsasman3ykfileswordpresscom

Sofa Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bagian 1 (2008)massofawordpresscomkupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif

Daftar Pustaka 225

Sofyan Efendi Kumpulan Hadits Dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) (2007)

Sridianti ldquoPengertian Lingkungan hidup menurut para ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Stacey Aisha The Importance of Personal Hygiene in Islam IslamicMorals and Practices (2009)

The Toolkit on Hygiene Sanitation Water Anal Cleansing (2005)Wikipedia com [accessed 7 November 2013]

Timur TSSM Provinsi Jawa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak MerusakLingkungan Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2013)

WHO Personal Hygiene 5th Standard------- Guidelines on Hand Hygiene in Health Care World Health

Organization can be obtained from WHO Press 20 Avenue Appia1211 Geneva 27 Switzerland (2005)

------- Combating Waterborne Disease at the Household Level GenevaWorld Health Organization (2007)

------- The Global Burden of Disease Geneva World HealthOrganization (2008)

------- Promoting Mental Health Concepts Emerging evidencePractice A report of the World Health Organization Departmentof Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University ofMelbourne World Health Organization Geneva (2005)

D Desertasi dan LaporanAtmawikarta Arum Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (Mp-Asi) Formula Tempe Terhadap Diare AktivitasFisik Dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 BulanDi Bogor Jawa Barat Disertasi Universitas Indonesia 2007

Badri Mohammad Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo 2008

Damayanti Rita Peran Bio-Psikososial Terhadap Perilaku BeresikoTertular Hiv Pada Remaja Slta Di Dki Disertasi UniversitasIndonesia 2007

Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan SlemanYogyakarta Yogyakarta Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

226 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hutagaol Eli Marlina Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana TeknisDaerah Abdi Darma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota BinjaiTahun 2010 Medan USU 2010

Krianto Tri Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-MuridSekolah Dasar Negeri Di Kota Depok Desertasi UniversitasIndonesia 2008

Kodim Nasrin ldquoHubungan Lingkungan Sosiodemografi denganHipertensi yang Tidak Terkendali pada Calon Jamaah HajiIndonesiardquo Desertasi Universitas Indonesia 2004

Nugroho Arsad Rahim Ali Perilaku Kesehatan Dan Proses PerubahanPolewali Mandar Dinas Kesehatan Polewali Mandar 2012

Rochadi Kintoko R Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku MerokokPada Remaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI JakartaDesertasi Universitas Indonesia 2004

Sanusa Herry Noer Aly Pemikiran KH Imam Zarkasyi PraksisnyaPada Pondok Modern Gontor Desertasi UIN SyarifHidayatullah 2008

Setiaji Bambang ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen PadaTukang Ojekrdquo Desertasi Universitas Indonesia 2009

Syafirsquoi Ahmad Orientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-MasthuriyahSukabumi Desertasi UIN Syarif Hidayatullah 2008

Triwinarto Agus ldquoTinggi Badan Dewasa dan Risiko HipertensirdquoDisertasi Universitas Indonesia 2013

Zakharias Giay Bidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat LokalPapua Disertasi Universitas Indonesia 2004

227

Glosarium

Analisis Manajemen data hasil penelitian untuk dinterpretasiguna menjadi informasi yang bisa dibaca

Bias Distorsi sebuah penyajian yang dipenuhi prasangkaatau kesalahan dalam memperkirakan sebuah nilaitertentu

Bondongan Sistem kolektif atau melakukan pengajian secarabersama-sama di pondok pesantren

Demam Suhu badan lebih tinggi daripada biasanya ditandaisuhu badan melebihi 37 disebabkanoleh penyakit atau peradangan

Diare Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahanbentuk dan konsistensi dari tinja yang melembeksampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang airbesar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

Distribusi Persebaran kasus atau penyakit atau masalahkesehatan yang ada

Enabling Keadaan yang mungkin keadaan yang memungkinkansesuatu terjadi

Endemik Penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau padasuatu golongan masyarakat

Environment Lingkungan yang memungkinkan atau mempengaruhisesuatu terjadi

Epidemik Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah yang luas dan menimbulkan banyak korban

Faktor Hal yang ikut menyebabkan mempengaruhiFrekuensi Ukuran jumlah per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikanHalaqah Lingkaran pertemuan atau pengajian yang dimana

orang-orang ikut duduk melingkarHigiene Ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau memperbaiki kesehatanHubungan Keadaan berhubungan

228PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Infeksi Terkena hama kemasukan bibit penyakit ketularanpenyakit

Katagorik Bagian dari sistem klasifikasi atau golongan yangmempunyai sifat dan hubungan yang sama

Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis bertujuanmendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilihmelalui wawancara pribadi

Kulah Kolam tempat menyimpan air yang dibuat dari tanahbatu atau semen yang berisi air yang menggenangyang dapat digunakan untuk mencuci dan berwudu

Mean Nilai rata-rata dari beberapa buah dataMedian Nilai tengah dari data-data yang terurutMinimal Sedikit-dikitnya sekurang-kurangnya terkecilModern Terbaru mutakhir sikap dan cara berpikir serta

bertindak sesuai dengan tuntutan zamanNumerik Data statistik yang bersifat angka atau sistem angka

memerlukan pengolahan yang cermatParametrik Prosedur pengujian yang dilakukan berlandaskan

distribusi karakteristiknyaPengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untukmenindaki lantas melekat di benak seseorang

Penyakit Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakterivirus atau kelainan sistem faal atau jaringan padaorgan tubuh makhluk hidup

Perilaku Reaksi individu terhadap stimulasi atau lingkunganPerspektif Menggambarkan suatu yang terlihat oleh mata dengan

sudut pandang tertentuPersonal Bersifat pribadi atau peroranganPondok Tempat santri dan santriwati atau siswa dan siswiPesantren tinggal atau mondok atau bermukim untuk belajar dan

atau mengajiPoskestren Pos kesehatan pesantren sebuah bidang yang

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan santridan santriwati yang dapat memberikan solusi terbaikterhadap masalah-masalah yang terkait dengan

Glosarium 229

kesehatan Prioritas pelayanan poskestren ditujukanbagi santrisantriwati dewan guru dan pegawaiNamun poskestren juga dapat diakses oleh masyarakatumum yang membutuhkan

Predisposing Pencetus (1) kecenderungan khusus ke arah suatukeadaan atau perkembangan tertentu (2)kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatuberdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya

Reinforcing Penguat yang menguatkan atau yang dipakai untukmemperkuat

Reliabilitas Sesuatu yang bersifat reliabel atau ketelitianResponden Sampel atau subjek penelitian terpilih untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan untukkepentingan penelitian

Skor Jumlah angka yang didapatkan dari hasil pengukuranatas satu variabel

Sporadis Keadaan penyebaran tumbuhan atau penyakit di suatudaerah yang tidak merata dan tidak tentu waktunya

Standar deviasi Nilai statistik yang digunakan untuk menentukanbagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapadekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilaisampel

Statistik Catatan angka-angka (bilangan) data yang berupaangka yang dikumpulkan ditabulasi digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yangberarti mengenai suatu masalah atau gejala

Sampel Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifatsuatu kelompok atau karakteristik yang dimiliki olehpopulasi

Sikap Perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan padakehidupan sehari-hari

Skabies Penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungaumudah menular dari manusia ke manusia dari hewanke manusia dan sebaliknya

Sorongan Sistem individual atau melakukan pengajian secarasendiri-sendiri di pondok pesantren

230PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tradisional Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selaluberpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yangada secara turun-temurun

Validitas Sifat benar menurut bahan bukti yang ada logikaberpikir atau kekuatan hukum

Variabel Faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahanatau peubah dalam penelitian

231

Indeks

AAbu Isa Abdulloh bin Salam 2Al Hamidiyah 7 17 18 28 29 3032 40 41 95 96 98 99 100101 102 111 112 114 115116 118 119 120 122 129130 132 138 142 143 144147 148 149 153 154 155157 158 159 160 161 162164 165 166 167 168 176178 187 188 189 190 191192 193 194 195 196 197198 199 200 201 202 203204 205 212 213 214 215

Analisis 5 9 28 39 113 129 139167 184 185

Analisis Multivariat 167 185Ayah 48 117 123 152 153 155173 174 175 185 193 199

Azyumardi Azra 5 54

BBanten 8 9 28 29 95 184Batuk pilek 9 161 162 180 185202 204

Benyamin Bloom 139Bias 142Bivariat 167 184

CCarolyn L Blue 146CI 130 138 143 149 153 154155 156 157 158 159 160161 162 164 165 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 197199 201 202 204

DData 8 26 27 28 36 37 39 97113 129 139

Demam 9 118 125 164 165 182195 202 203

Depok 3 24 28 29 37 95 99132 142 147 159 160 162164 165

Diare 118 124 162 163 181 184185 195 202

Distribusi 112 114 115 116 117118 119 120 121 122 123125 193 196 198 213 214215

Dominan 129 166 168 184 215

EEnabling 128 157 176Environment 159 178

FFactors 159 168 178 195 197202

Faktor 21 22 83 127 129 140141 145 159 166 168 184204 205 215

Faktor-faktor 129 140 168Frekuensi 36 114 115 121 122189 213

GGambaran 40 99 114 115 116118 120 122 123 124

Gatal-gatal 9 118 124 159 178184 185 195 202

HHigiene 19 22 23 57 95 111120 127 129 163 166 168

232 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

184 187 213 215Hubungan 10 23 24 25 130 131138 140 141 143 144 149153 154 155 156 157 159160 161 162 163 164 165168 170 171 172 173 174175 176 178 179 180 181182 183 200

IIbu 35 117 123 148 149 154163 167 172 174 193 199204 205

Islam 1 3 4 5 9 11 12 18 2533 34 36 38 40 43 44 46 4748 49 50 51 54 57 74 75 7689 90 91 92 93 96 100 102107 127 132 134 136 137143 151 160 205 206 216

JJenis kelamin 34 114 121 130168 184 191

Jumlah teman sekamar 114 121189

KKarakteristik 116 117 123 131144 213

Kebersihan 1 13 64 74 107 131134 144 160

Keluarga 11 117 123 156 175193

Kesehatan 9 12 14 15 16 24 2529 43 55 64 70 82 107 113119 125 128 129 139 140141 145 147 150 156 157167 176 184 194 208 209216 217

Kombinasi 8 27Kualitas 209Kuesioner 37 112 113

LLaki-laki 114 121 130 169 191197

Laurence W Green 26 84 86 128Lindsay Dingwall 13 127

MMetodologi 26 29Modern 8 98 112 114 116 117118 129 130 132 138 142143 149 153 154 155 156157 159 160 161 162 164165 166 167

Muhammad Faiz Almath 134 151Muhammad Nashiruddin Al-Albani132 136

NNilai 112 113 115 127

OObservasi 23 38 169 171OR 129 130 138 143 144 149153 154 155 156 157 158159 160 161 162 164 165167 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184186 197 199 201 202

Pp value 130 131 141 186P value 130 138 143 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 197 199 201 202

Patricia A Potter 13 127Pekerjaan 35 115 117 123 154155 156 167 174 175 193199

Pelayanan 119 125 156 157 167176 184 194 209 217

Indeks 233

Pendapatan 35 117 123 156 157175 193 199

Pendidikan 5 6 7 9 12 15 3549 50 53 54 91 92 93 102117 123 128 141 145 148149 150 151 152 153 172173 193 211 212

Penelitian 10 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 3031 38 140 145 156 163 165187

Pengaruh 24 147 150 153Pengetahuan 10 21 22 23 34 57112 115 116 120 122 138140 141 144 150 151 170188 191 197 215

Penyakit 9 10 22 70 118 124125 141 160 165 183 195202 203

Perempuan 114 121 130 169191 197

Perilaku 14 15 22 23 24 25 3132 56 89 112 116 120 122127 129 130 138 139 140141 143 145 147 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 166 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 187188 191 197 199201 202 215

Personal 13 14 19 22 56 57 6595 111 120 127 129 131 140163 166 168 184 187 213215

Pesantren 4 5 6 7 8 10 15 1619 22 23 24 28 29 30 36 3752 53 95 96 97 98 99 100101 103 104 105 106 107108 109 111 112 114 115116 117 120 121 122 123124 127 129 130 132 138142 143 147 149 153 154155 156 157 159 160 161

162 164 165 166 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 187188 189 191 193 194 195197 199 201 202 204 213216

Pingsan 9pondok 5 7 8 9 10 14 15 1617 18 19 22 23 25 28 29 3132 35 36 37 38 40 41 52 9596 97 98 99 100 102 103105 106 108 111 112 113114 115 116 118 119 120121 122 123 124 125 127129 130 138 142 147 149158 159 160 161 162 164165 166 167 168 169 177178 179 180 181 182 184186 187 188 189 190 191193 194 196 197 198 200201 203 204 205 206 207210 211 213 214 215 216217

Pondok 5 7 8 10 15 19 22 2324 34 37 111 120 129 132142 166 168 169 170 171177 179 182 184

Poskestren 35 36 119 125 212217

Praktik 14 95 111 120 213Precede-Proceed 26 84predisposing 18 36 86 128 129168 188 196

Predisposing 128 129 168Prevalensi 22 35 112 118 124125 159 160 161 162 164165 178 179 180 181 182183 195 210

Primer 26

QQothrotul Falah 17 18 28 29 3039 40 41 95 96 99 103 104

234 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

106 107 108 109 120 121123 124 125 129 168 169170 171 172 173 174 175176 177 178 179 180 181182 183 184 185 186 187188 189 190 191 192 193194 195 196 197 198 199200 201 202 203 204 205206 212 213 214 215

RRata-rata 114 115 121 190 214Regresi Logistik 167 184Reinforcing 128 147 172Responden 114 116 117 118 119120 121 122 123 124 132142 147 183 184 191 193194 195 213

SSakit 114 119 121 158Sampel 20 23 28 29Sampling 29Santri 5 10 22 23 29 52 95107 111 120 213

Sawangan 37 132 142 147 159160 162 164 165

Scabies 21 132Sekamar 114 121Seleksi 167 184Signifikan 20Sikap 10 22 34 112 116 120122 131 143 144 145 171188 191 197 215

Skabies 9 10 11 22 23 24 118124 160 161 167 179 184185 195 202 204 209

Skor 112 120Soekidjo Notoatmodjo 14Sofyan Efendi 3 132 134 136151

Statistik 5 9 128 129

Ttahagtrah 3Tahagtrah 2 3Tabel 112 113 114 116 117 118120 121 122 123 124 125130 138 143 144 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 185 186

Teman 114 121 122The Health Belief Model 145 146Tradisional 54 120 121 122 123125 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184185

UUmur 114 115 121Umur 114 121

VVariabel 24 31 32 34 112 114116 117 118 120 121 122123 124 130 138 143 149153 154 155 156 157 159160 161 162 164 165 166167 168 170 171 172 173174 175 176 178 179 180181 182 183 184 185 188189 191 193 194 195 197199 201 202 204

WWawancara 38 169 170 171 177179 182

Wilayah 24 25 115

Biodata Penulis

Emy Rianti lahir di Krui Lampung 09 Oktober 1964 anakpertama dari pasangan Ayah bernama Amir Hamzah (Alm) dan Ibubernama Nurzaruf Menikah dengan A Widyanto (Alm) pada tahun1987 dan dikaruniai dua putra dan dua putri Muhammad AminBudiman SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi dan AriefRahman Saleh (Mhs semester IV) sudah mempunyai dua orangmenantu Ari Sugeng Rizkianto dan Ety Rena Faulina AmdRad sertadua orang cucu Rizki Satria Bagaskara dan Rizki Malika Najmussabah

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga SekolahMenengah Atas Negeri di Lampung Tahun 1983 hijrah ke Jakarta luluspendidikan Akademi Keperawatan di RSI Jakarta tahun 1987 SarjanaKeperawatan Universitas Indonesia tahun 2001 Profesi NersUniversitas Indonesia tahun 2002 Magister Kesehatan Masyarakatpeminatan Epidemiologi Universitas Indonesia tahun 2006 danProgram Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Agama dan KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016

Pada saat ini bekerja sebagai Dosen tetap di Poltekkes KemenkesRI Jakarta I Pada tahun 2006-2010 selain sebagai Dosen mendapattugas tambahan sebagai Kepala Unit Penelitian dan PengabdianMasyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta I tahun 2007-2008 sebagaiKepala Unit Penjaminan Mutu tahun 2007-2010 sebagai PemimpinRedaksi Jurnal Kesehatan ldquoHealth Qualityrdquo Poltekkes Jakarta I tahun2008 bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia mendampingiJamaah Selain sebagai Dosen tugas tambahan saat ini adalah sebagaiKasub Unit Penelitian Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta I AnggotaRedaksi Jurnal ldquoHealth Qualityrdquo Tim Pakar Riset Pembinaan TenagaKesehatan (Risbinakes) dan Anggota Komisi Etik Penelitian KesehatanPoltekkes Kemenkes Jakarta I

Hasil karya dalam bidang penelitian antara lain Risiko KankerPayudara Wanita pada Pasien Rawat Jalan di RS Dharmais (2011)Kesiapan Primigravida dalam Persalinan di Puskesmas Jagakarsa

243

Jakarta Selatan (2012) Pola Asuh Orang Tua dan Gangguan Perilakupada Anak Usia Pra Sekolah di Pondok Labu Jakarta Selatan (2013)Pengaruh Kompres Hangat pada Perineum dalam Menurunkan RasaNyeri Ibu Paska Salin di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan (2014)Deviasi Perhitungan Taksiran Berat Janin Berdasarkan MetodeJohnson-Toshack Formula Sederhana dan Formula Dare pada KlienPersalinan di RSUP Fatmawati Jakarta (2015) Tinggi Badan UsiaDewasa dan Risiko Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD Depok (2016)Percepatan Involusi Uteri melalui Latihan Otot Transversus Abdominis(PUPT Kemenkes RI tahun 2017)

Bergabung menjadi anggota Tim dalam penelitian Kemenkes RIantara lain Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten MaumerePropinsi NTT (2011) Riset Pengendalian Malaria Ditjen PPampPLKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB (2012) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis wilayah Jakarta BaratDKI (2013) dan sebagai anggota Tim Riset Pendidikan TenagaKesehatan Puslitbangkes (2017)

Hasil karya dalam bentuk buku adalah ldquoEpidemiologi dalamKebidananrdquo yang diterbitkan oleh CV Trans Info Media Jakarta tahun2009 dan edisi revisi tahun 2010 2011 2012 Sedangkan hasil karyadalam bentuk publikasi ilmiah antara lain Status Gizi dan KejadianPneumonia pada Balita (2007) Model Kepatuhan Ibu Hamil terhadapKonsumsi Tablet Besi (2007) Lingkungan Fisik Rumah Faktor SosialEkonomi dan Kejadian Pnemonia pada Balita (2008) DemandMasyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (2012) RisikoKanker Payudara Wanita (2012) serta Pola Asuh Orang Tua danGangguan Perilaku pada Anak Usia Pra Sekolah (2015)

Depok Maret 2017Penulis

244 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

  • 1pdf (p1)
  • 2pdf (p2-3)
  • 3pdf (p4-17)
  • 4pdf (p18-57)
  • 5pdf (p58-107)
  • 6pdf (p108-139)
  • 7pdf (p140-199)
  • 8pdf (p200-225)
  • 9pdf (p226-229)
  • 10pdf (p230-243)
  • 11pdf (p244-247)
  • 12pdf (p248-251)
  • 13pdf (p252-259)
  • 14pdf (p260-261)
Page 2: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’

PERSONAL HIGIENE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Penulis Dr Hj Emy Rianti MKMPembaca Ahli Prof Dr Ahmad Rodoni MMDesain Sampul Muhammad Amin Budiman SIALayout Din Fadhila SE

ISBN 978-602-6902-46-7

PenerbitCinta Buku Media

RedaksiAlamat Jl Musyawarah Komplek Pratama A1 No8Kp Sawah Ciputat Tangerang SelatanHotline CBMedia 0858 1413 1928e_mail cintabuku_mediayahoocom

Cetakan Ke-1 Maret 2017

All rights reserverdHak cipta dilindungi Undang-UndangDilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapuntanpa ijin tertulis dari penerbit

iii

Ucapan Terima Kasih

Bismillahirrahmanirrahim

egala puji bagi Allah Swt atas segala limpahan rahmat dankarunia Nya kepada kita semua Shalawat dan salam semoga

selalu terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad Sawbeserta segenap keluarganya sahabatnya serta umatnya sampai akhirzaman

Buku yang berjudul ldquoPersonal Higiene dalam Perspektif Islamrdquoini merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar doktorpengkajian Islam konsentrasi Agama dan Kesehatan pada SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penulisan buku ini dapatterselesaikan berkat dukungan bimbingan arahan bantuan motivasidan doa dari banyak pihak

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yangterhormat Prof Dr Dede Rosyada MA selaku Rektor UIN SyarifHidayatullah Jakarta Prof Dr Masykuri Abdillah selaku DirekturSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr DidinSaepuddin MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr JM MusliminMA selaku Ketua Program Magister Prof Dr Ahmad Rodoni MM danProf Dr dr MK Tadjudin Sp And selaku promotor yang telah banyakmemberikan arahan koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan studiini semoga menjadi amal jariyah di sisi Allah Swt Seluruh dosenSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof DrAbuddin Nata MA Prof Dr Arif Sumantri MKes Prof Dr drBuchari Lapau MPH Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek Sp MProf Dr Amany Burhanudin Lubis MA Prof Dr Murodi MA ProfDr H M Atho Mudzhar MSPD Prof Dr Andi Faisal Bakti MAProf Dr R Mulyadhi Kartanegara MA Prof Dr Ahmad Thib RayaMA Dr Fuad Jabali MA Dr Asep Saepudin Jahar MA Prof DrFathurrahman Djamil MA Prof Dr Sukron Kamil MA

S

iv

Prof Dr Yunasril Ali MA Prof Dr Iik Arifin Mansurnoor MA ProfDr Munzier Suparta MA dan yang tidak penulis sebutkansatu-persatu yang telah memberikan ilmu pengalaman masukan dansaran Prof Dr Azyumardi Azra MA selaku Direktur SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-2015 ProfDr Suwito MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr Yusuf RahmanMA selaku Ketua Program Magister yang telah memberikankesempatan kepada penulis menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta

Pimpinan dan staf akademik serta administrasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain Mba VhemyMba Ima Mas Adam Mas Arief Mas Jayadi dkk Ibu Alfida MLISselaku Pimpinan perpustakaan Riset Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah Jakarta beserta staf Pimpinan dan staf perpustakaan FKMUI Depok Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta Dr Nurul Huda Marsquoarif MA selakuPimpinan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten Bapak UstadzAzman MA dan Bapak Zarkasih MA selaku Pimpinan dan staf PondokPesantren Al Hamidiyah Depok

Ibu Ani Nuraeni SKp MKes selaku direktur PoltekkesKemenkes Jakarta I beserta jajarannya Ibu Dra Mumun MunigarMAKes selaku ketua jurusan kebidanan dan rekan-rekan dosen sertacivitas akademik Poltekkes Kemenkes Jakarta I Dr Agus TriwinartoSKM MKM Kasubbid Gizi dan Kesehatan Keluarga Pusat Penelitiandan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Kemenkes RIpeneliti sekaligus teman diskusi terkait tema penulisan sahabat DrMoh Asyrsquoari Muthhar MFilI dan Dr Adzan Noor Bakri SESyMAEk

Teruntuk ayahanda dan ibunda tercinta teriring doa lsquoRabbi ighfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghirarsquo tidakterbalas doa dan kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis semogamenjadi jalan mendapat kebahagiaan dan kedudukan mulia duniaakhirat dari Allah Swt Untuk suami almarhum lsquoAllahumma ighfir lahuwarhamhu walsquoafihi walsquofu lsquoanhursquo Untuk anak-anakku tersayang yangselalu memberikan doa serta dukungan Muhammad Amin Budiman

v

SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi Arief Rahman Salehmenantu Ari Sugeng Rizkianto Ety Rena Faulina AmdRad dan cucuRizki Satria Bagaskara Rizki Malika Najmussabah lsquoRabbi ijlsquoalnimuqima ashalati wa min dzurriyyati rabbana wa taqabbal dulsquoarsquo Tidaklupa adik-adikku Nasrun Syaifullah Farida Ramdani Mirza IsronAyatina Ayatullah Hijrah Sandra dan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu-persatu lsquojazakum Allah khaira kathirarsquo

Penulis menyadari bahwa selama mengikuti pendidikan doktortidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik berupa tindakan sikapmaupun perkataan yang disengaja atau tidak untuk itu denganketulusan hati penulis mohon maaf Semoga segala bantuan dan doayang diberikan semua pihak dengan keikhlasan dan kemurahan hatiakan mendapat balasan dari Allah Swt

Buku ini tidak sempurna bagi pembaca yang ingin memberikanmasukan atau saran dapat melalui email penulis di emyrianti gmailcom Semoga buku ini mampu memberikan pandangan ilmiah dansebuah solusi bagi keberlangsungan pondok pesantren di Indonesiabahkan di dunia untuk masa mendatang lsquoRabbi zidni lsquoilma wa urzuqnifahmarsquo

Depok Maret 2017Penulis

vi

Abstrak

isertasi ini mendukung model Contextual Considerations forBehavior Change dalam teori Precede-Proceed yang

dikembangkan oleh Lawrence W Green (2008) dan Marshall W Kreuter(2000) yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan olehkesehatan Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih(320-421H 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H 1058-1111M)menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkansikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari Sedangkan menurutIbnu Sina (370-428H 980-1037M) tujuan pendidikan paling esensialyaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia meliputisegala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi sosial dan spiritual

Disertasi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf AlQaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah Wahbah Az Zuhaili (2011)dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep KebersihanDalam Islam yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebihterhadap kebersihan bukan hanya bersih tetapi juga suci Teorikesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model olehNancy amp Marshall (1974) Theory of Reasoned Action oleh Ajzen ampFishbein (1980) Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990) danBloomrsquos Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknyaperilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan yangmenimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnyamenimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Designmetode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography DesignMenggunakan data primer melibatkan dua pondok pesantren kemudiandi lakukan komparasi perilaku personal higiene Data diolah dandianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

D

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan adalah AlandashLcRomanization Tables yaitu sebagai berikut

A Konsonan

B Vokal1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

permil fathah a a

permil kasrah i i

permil dammah u u

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

permil fathah dan ya ai a dan ihellip permil fathah dan wau au a dan w

Contoh ont Husain primet Haul

Initial Romanization Initial Romanization

omit d b t t z th lsquo j gh h f kh q d k dh l r m z n s h sh w s y

viii

3 Vokal Panjang

Tanda Nama GabunganHuruf

Nama

ㅠ fathah dan alif agt a dan garis di atas

ㅠ kasrah dan ya igt i dan garis di atas

primeㅠ dammah dan wau ugt u dan garis diatas

C Tagtrsquo marbugttah ()Tarsquo marbutah () di akhir kata bila dimatikan ditulis hContoh 䁏t Marrsquoah t Madrasah(Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yangsudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat zakat dansebagainya kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

D ShaddahShaddah tasydigtd dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yangsama dengan huruf bershaddahContoh ⹀ Rabbana prime䔋 Shawwagtl

E Kata Sandang Alif + Lagtm1 Apabila diikuti dengan huruf qamariyah ditulis al

Contoh t al-Qalam

2 Apabila diikuti oleh huruf shamsiyah ditulis denganmenggandeng huruf shamsiyah yang mengikutinya sertamenghilangkan huruf l-nyaContoh ㅠt Ash-Shams ⹀t An-Nagts

F Pengecualian TransliterasiAdalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan didalam bahasa Indonesia seperti asmagtrsquoal-husnagt dan ibnkecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan denganpertimbangan konsistensi dalam penulisan

ix

Kata Pengantar

Personal Higiene Dalam Perspektif IslamOleh Prof Dr Didin Saepuddin MA

egala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat Nyakepada kita semua Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkanumatnya ke jalan yang terang benderang

Saat ini adalah naif jika umat Islam belum memaknai kebersihansecara kontekstual sehingga orang Islam dipandang suci tetapi tidakbersih Padahal keterkaitan agama dan kebersihan serta kesehatan tidakbisa dinafikan

Islam adalah agama sempurna agama terakhir yang diturunkanAllah Swt melalui rasul Muhammad Saw Sebagai agama paripurnaIslam mengatur segala hal yang berhubungan dengan manusia Islammengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam bentuk ibadahIslam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia ataumursquoamalah begitu pula Islam mengatur interaksi manusia dengan alamsekitar Dalam mengatur ketiga bentuk interaksi manusia tersebut Islammemberikan rambu-rambu yang jelas yang harus dijalankan untukkesejahteraan hidup Salah satu rambu yang diberikan Islam terkaitdengan ketiga hubungan tersebut adalah tentang kebersihan Seoranghamba diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelummelakukan interaksi dengan Allah Swt Kebersihan sebelum berinteraksidengan Allah Swt ini dipraktikkan dengan mandi wudhu ataupuntayammum Demikian pentingnya bersih dan suci dalam Islam sehinggasebagian ulama mengatakan ldquokunci surga adalah shalat dan kunci shalatadalah bersucirdquo Ketika berinteraksi dengan sesama manusia kitadiajarkan untuk selalu dalam keadaan bersih terutama untukkenyamanan serta keselamatan diri dan orang lain begitu juga dalam

S

x

berinteraksi dengan alam sekitar kita diperintahkan untuk selalumenjaga lingkungan supaya tetap bersih dan aman Islam merupakanpedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia berakal untukkebahagiaan di dunia dan akhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecilapapun menjadi perhatian Islam termasuk dalam hal kebersihan dankesehatan

Studi ini menarik karena menggabungkan dua perspektif personalhigiene dari perspektif personal higiene secara umum dan dari perspektifIslam sehingga diharapkan dapat menjadi langkah awal konsep modelperilaku personal higiene bagi komunitas pondok pesantren di IndonesiaStudi ini dilakukan di lembaga pendidikan Islam yaitu pondok pesantrenPondok pesantren tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan ilmu agamatetapi juga tempat membentuk karakter intelektual agamis sebagai asetbangsa dan negara ke depan

Selanjutnya buku ini menggambarkan praktik kebersihan santri didua pondok pesantren yang berbeda gambaran penyakit yang dialamidan persamaan serta perbedaan faktor yang berpengaruh terhadapkeduanya Dasar perbedaan dua pondok pesantren yang dibandingkanadalah perbedaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun kualitas air berasal danlokasi tempat pondok pesantren Selamat membaca Semogabermanfaat

xi

Daftar Isi

UCAPAN TERIMAKASIH iiiABSTRAK viTRANSLITERASI viiKATAPENGANTAR ixDAFTAR ISI xiDAFTAR TABEL xiiiDAFTAR GAMBAR xvKATAPENGANTAR xvi

BAB IPENDAHULUANA Latar Belakang Masalah 1B Permasalahan 16C Tujuan Penelitian 18D Manfaat Penelitian 18E Penelitian Terdahulu yang Relevan 20F Metodologi Penelitian 26G Sistematika Pembahasan 39

BAB IIISLAM DAN KESEHATANA Islam dan Perkembangan Kesehatan 42B Islam dan Pendidikan Pesantren 47C Konsep Dasar Kesehatan 53D Personal Higiene 54E Model Perilaku Kesehatan 76

BAB IIIPRAKTIK PERSONALHIGIENE SANTRI DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAH

xii

A Gambaran Umum Tempat Penelitian 92B Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Al Hamidiyah 107C Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Qothrotul Falah 116

BAB IVFAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI PERILAKUPERSONALHIGIENE DI PONDOK PESANTRENALHAMIDIYAHDAN QOTHROTUL FALAHA Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan

terhadap Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah 125

B Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominanterhadap Perilaku Personal Higienedi Pesantren Qothrotul Falah 163

BAB VPERBANDINGAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAHA Perbedaan Karakteristik Responden 184B Perbandingan Faktor yang Berpengaruh 192C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan

Faktor Dominan 199

BAB VIPENUTUPA Kesimpulan 209B Rekomendasi 211

DAFTAR PUSTAKA 213GLOSARI 227INDEKS 231LAMPIRAN 235BIODATAPENULIS 245

xiii

Daftar Tabel

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Al Hamidiyah 108

Tabel 32 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin 110Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 110Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 112Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Responden 113Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah 114Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah 116Tabel 38 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin 117Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 117Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 118Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Responden 119Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah 121Tabel 41 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

di Pesantren Al Hamidiyah 126Tabel 42 Pengetahuan dengan Perilaku 134Tabel 43 Sikap dengan Perilaku 140Tabel 44 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 144Tabel 45 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 148Tabel 46 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 149Tabel 47 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 150Tabel 48 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 152Tabel 49 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 153Tabel 410 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 155Tabel 411 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 156Tabel 412 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 157Tabel 413 Prevalensi Diare dengan Perilaku 158

xiv

Tabel 414 Prevalensi Demam dengan Perilaku 159Tabel 415 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 161Tabel 416 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 162Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah 163Tabel 418 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku di Pesantren

Qothrotul Falah 164Tabel 419 Pengetahuan dengan Perilaku 165Tabel 420 Sikap dengan Perilaku 166Tabel 421 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 167Tabel 422 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 168Tabel 423 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 169Tabel 424 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 170Tabel 425 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 171Tabel 426 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 172Tabel 427 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 173Tabel 428 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 174Tabel 429 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 175Tabel 430 Prevalensi Diare dengan Perilaku 176Tabel 431 Prevalensi Demam dengan Perilaku 177Tabel 432 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 178Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 180Tabel 434 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah 181Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku 184Tabel 52 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama

Tinggal di Pesantren dan Frekwensi Sakit 185Tabel 53 Perbedaan Predisposing Factors 187Tabel 54 Perbedaan Reinforcing Factors 188Tabel 55 Perbedaan Enabling Factor 189Tabel 56 Perbedaan Environment Factors 191Tabel 57 Perbedaan dan Persamaan Faktor yang Berpengaruh 193Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors 195Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor 197Tabel 510 Perbandingan Environment Factors 198Tabel 511 Perbedaan dan Persamaan Faktor Dominan 200

xv

Daftar Gambar

Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian 31Gambar 21 Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection 82

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 PSP dan Informed Consent 235Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 237

1

Bab IPendahuluan

A Latar Belakang MasalahIslam mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap

kebersihan dan kesucian (tahagtrah) Perhatian Islam tidak hanya terhadapkebersihan yang terlihat (hissiy) namun juga terhadap kebersihan yangtidak terlihat dzatnya (malsquonawī) Agama-agama lain tidak memilikifokus yang sedemikian hebat terhadap masalah kebersihan melebihiperhatian Islam pada kebersihan1 Perhatian Islam terhadap kebersihanini dapat dimaklumi karena sebagaimana tujuan utama diutusnya NabiMuhammad Saw adalah sebagai rahmat bagi semesta alam Hal initermaktub dalam al-Qurrsquoān

iutunyArtn ˴uAΎ˴ t۹ AybAr䔥A ˴ꀀ yldquoDan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alamrdquo (QS al-Anbiyā 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya Muhammad Saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Alamyang dimaksud terdiri dari beberapa kelompok mahluk seperti alammanusia alam malaikat alam jin alam hewan Nabi Muhammad Sawdiutus sebagai rahmat bagi mereka semua Adapun ayat pertama turunyang memerintahkan untuk menjaga kebersihan terdapat dalam surahal-Mudaththir

AJta AayuthldquoDan pakaianmu bersihkanlahrdquo (QS al-Mudaththir 4)

Kebersihan merupakan salah satu perbuatan yang Allah Swtcintai sebagaimana Allah menyatakan dalam surah at-Taubah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 䁒۹ 䁛䁒Ja䁕 A䘞ꀀ 䘞rhty䁒䁕 uyht˴ tṘut

1 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Taharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

2 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ldquoDi dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diriDan Allah menyukai orang-orang yang bersihrdquo (QS at-Taubah108)

Allah Swt juga berfirman mengenai wanita-wanita yang haiddalam al-Qurrsquoan surah al-Baqarah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 iuta䁛rn䁛 ety䁒䁕 ۹ 䘞t۹ldquoSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat danmenyukai orang-orang yang menyucikan dirirdquo (QS al-Baqarah222)

Dalam sebuah hadis Abu Malak al-Harits bin Ashim al-AsyrsquoariRa mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda

t䘞yuA䁕tA䁛 nt۹ r䁒A 䁒˴y䖠bn䁛ldquoBersuci adalah separuh dari keimananrdquo2

Terdapat 162 hadis dalam kitab tahagtrah yang membahas tentangkebersihan3 Dari sekian banyak hadis tersebut terdapat dua pendapat

ulama yang masyhur tentang makna bersuci pertama bersuci diartikandengan bersuci dari najis atau kotoran maknawi yaitu dosa-dosa baikdosa batin maupun dosa lahir Iman ada dua bentuk yaitu meninggalkandan melakukan maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berartisudah memenuhi separuh iman Kedua bersuci diartikan bersucimenggunakan air Bersuci dengan air ada dua macam yaitu bersuci darihadas kecil dan hadas besar Bila bersuci diartikan dengan suci darihadas kecil dan hadas besar maka yang dimaksud dengan iman adalahshalat Jadi bersuci itu separuh dari shalat Oleh sebab itu tahagtrahdikedepankan daripada shalat Tahagtrah menjadi kunci dari ibadah shalat

2 Abu Isa Abdulloh bin Salam Ringkasan Syarah Arbarsquoin An-Nawawi-Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah Sebagian Dari ImanHadis ke-23 (HR Muslim) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

3 Sofyan Efendi Kitab Hadis Bulughul Maram Min Adillatil Ahkamoleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqolani Kitab Tahagtrah HadisWeb GemaInsani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

Pendahuluan 3

Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah bersuci4 AbuHurairah Ra meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw Nabi bersabda

Aar䁕 Ύ 祴AΎꀀ 䁛۹t۹ A賀䁒虀tΎꀀ 䁒Ϯ ˴Θ 䁒hAق䁒 ldquoShalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabilaia berhadas hingga ia berwudhurdquo 5

Tahagtrah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari najishissi seperti kencing dan najis marsquonawi seperti aib dan maksiatAdapun tahagtrah menurut istilah syaralsquo adalah bersih dari najis haqiqiyaitu khabath (kotoran) dan najis hukmi (hadas) Khabath adalahsesuatu yang kotor menurut syaralsquo Hadas adalah sifat syaralsquo yangmelekat pada anggota tubuh dan dapat menghilangkan tahagtrah 6

Istilah tahagtrah dalam bahasa Arab juga berarti bebas dari kotoranbaik spiritual maupun fisik karena bersuci adalah kunci untuk berdoaBersuci secara spiritual berarti bebas dari dosa dan penyembahanterhadap berhala dan menunjukkan percaya kepada keesaan Allah Swtdan hatinya bebas dari dosa kesombongan dan kemunafikan Penyuciansecara spiritual biasa diistilahkan dengan tazkiyyah al-nafs Sementarabersuci secara fisik juga tidak kalah penting sebelum seseorang berdiridi hadapan Allah Swt untuk solat atau berdoa maka ia harusmemastikan bahwa dirinya bebas dari kotoran fisik7

Menurut para ulama tahagtrah dibagi menjadi dua yaitu pertamatahagtrah hadath atau menyucikan hadas yang dikhususkan pada badanTahagtrah jenis ini terbagi menjadi tiga macam yaitu bersuci dengancara mandi untuk menghilangkan hadas besar bersuci dengan carawudhu untuk menghilangkan hadas kecil serta bersuci dengantayammum sebagai ganti apabila tidak dapat melakukan mandi atau

4 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Thaharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

5 Sofyan Efendi Kumpulan Hadis dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

6 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

7 Aisha Stacey The Importance of Personal Hygiene in Islam ArticlesIslamic Morals and Practices Aisha Staceycopy2009IslamReligioncom 2009

4 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wudhu Kedua tahagtrah kabats atau menyucikan kotoran yang terdapatpada badan pakaian dan tempat Cara bersuci ini dapat dilakukandengan cara membasuh mengusap atau memercikkan air8

Islam sebagai al-digtn merupakan pedoman hidup yang mengaturdan membimbing manusia berakal untuk kebahagiaan di dunia danakhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadiperhatian Islam termasuk dalam hal yang berkaitan dengan kesehatanSistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yangmewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran Kebersihanadalah bagian yang penting dari nilai-nilai yang tinggi dan yang melekatdalam Islam9 Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan al-sunnah yangdi dalamnya menerangkan bukan hanya aspek peristilahan yangdigunakan tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islammenyoroti kebersihan10

Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaranIslam Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman jika dilihatdari segi historis tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia11

Lembaga serupa telah ada pada masa kekuasaan Hindu-Budha sebagaitempat untuk memperdalam ilmu agama Ketika Islam datang lembagapesantren masih dipertahankan dan diteruskan dan diislamkan Istilahpesantren berasal dari kata lsquosantrirsquo dengan tambahan awalan lsquopersquo danakhiran lsquoanrsquo yang berarti tempat tinggal para santri Menurut Johnskata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti lsquoguru mengajirsquoMenurut CC Berg terma tersebut berasal dari istilah lsquoshastrirsquo yangdalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agamaHindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu MenurutRobson kata santri berasal dari bahasa Tamil lsquosattirirsquo yang diartikanorang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan

8 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 203

9 httpwwwislamonlinenet IslamAwarenessgmailcom10 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir Artikel httppersisorid 200811 Nurcholish Madjid Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

Jakarta Paramadina 1997

Pendahuluan 5

secara umum Santri dalam tradisi masyarakat Jawa umumnya adalahorang-orang miskin sehingga kehidupannya dikenal sangat sederhana12

Secara umum pondok pesantren didefinisikan sebagai lembagapendidikan yang memiliki lima elemen pokok yaitu pertamaPondokasrama merupakan tempat tinggal bagi para santri KeduaMasjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalampraktik seperti shalat pengajian kitab klasik pengkaderan kyai Ketigapengajaran Kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan dipondok pesantren Keempat Santri merupakan sebutan untukSiswamurid yang belajar di Pondok pesantren Kelima kyaimerupakan pimpinan pondok pesantren Dalam buku Tradisi Pesantrenkarangan Zamakhsyari Dhofier tahun 1982 kata kyai sendiri adalahgelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmenjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan Kitab-kitab klasik13

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besarbaik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsaIndonesia secara keseluruhan Berdasarkan catatan yang ada kegiatanpendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama PondokPesantren Bahkan dalam catatan Howard M Federspiel salah seorangpengkaji ke-Islam-an di Indonesia menjelang abad ke-12 pusat-pusatstudi di Aceh dan Palembang (Sumatera) di Jawa Timur dan di Gowa(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menariksantri untuk belajar14

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengannilai-nilai dan penyiaran agama Islam Namun dalam perkembangannyakini pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasiskeagamaan (regional-based curriculum) tetapi juga kurikulum yangmenyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum) Pesantren

12 Azyumardi Azra Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000 hlm 96

13 Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Jakarta LP3ES 198214 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis Statistik

Pendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 69

6 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sebagai sampel institusi pendidikan yang mengemas dua lingkuppendidikan formal dan non-formal dalam satu durasi kurikulum full-time terbukti sangat kontributif terhadap pengembangan pendidikanIndonesia dan bahkan juga terhadap pengembangan idealismependidikan nasional Terlepas beragamnya corak pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia secara umum bahwa spesialisasi dankeahlian dominan para alumni pesantren kebanyakan berpusat padacabang-cabang ilmu ke-Islaman dan penguasaan bahasa Arab Cikal-bakal inilah yang mendorong dipilihnya beberapa universitas di TimurTengah sebagai salah satu kelanjutan studi terbesar bagi alumnipesantren Peran dan kontribusi alumni mahasiswa Indonesia di TimurTengah telah mengakar panjang sejak abad ke-17 hingga sekarangAbad ke-17 hingga awal abad ke-19 telah tercatat nama-nama HamzahFansuri Nuruddin ar-Raniri Abdul Rauf Singkili Yussuf MakassariAbdul Samad Palimbani Khatib Minangkabawi Nawawi al-BantaniArsyad al-Banjari dan lain-lain yang merupakan peletak pembaruanIslam di Nusantara Sosok-sosok ini telah melahirkan karya-karya besardi bidang Fikih Tafsir Hadis dan Tasawuf Citra intelektual danekspansi karya sosok-sosok ini bukan hanya sebatas taraf domestiknusantara tapi juga sampai diakui di kawasan Timur Tengah Akhirabad ke-19 hingga abad ke-20 kita juga mengenal profil-profil sepertiAhmad Dahlan Hasyim Asyrsquoari Wahid Hasyim Buya Hamka IljasJacub Mahmud Junus Abdul Kahar Mudzakkir Muchtar Lutfi MRasjidi Harun Nasution Jusuf Sarsquoad Sosok-sosok mereka merupakanpondasi besar bagi citra intelektual Indonesia di Mesir dan di TimurTengah secara umum Beberapa dari mereka adalah motor kesadaranpolitik bagi mahasiswa Indonesia di Mesir sekaligus sebagai sumbersimpati masyarakat Timur Tengah terhadap martabat intelektualitasIndonesia Sosok mereka bisa mendorong pengakuan Mesir dan LigaArab terhadap kemerdekaan Indonesia15

Pondok pesantren yang berarti tempat tinggal para santrididefinisikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran klasikal

15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti RevitalisasiPeran Pesantrenhttpenewsletterdisdikblogspotcom201203revitalisasi-peran-pesantrenhtml artikel pendidikan diakses pada 01-11-2013 pkl 0235

Pendahuluan 7

dimana kyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan para santri tinggal di dalam pondokpesantren tersebut Lima unsur pokok pesantren tersebut dankarakteristik tradisional lainnya serta metode pembelajaran yangmenggunkana sistem halaqah sorogan bondongan juga merupakankomponen-komponen yang melekat pada pesantren termasuk didalamnya pondok pesantren al-Masthuriyah sebagai sebuah pesantrentradisional 16

Tujuan pendidikan di pondok modern menurut KH ImamZarkarsyi ialah kemasyarakatan Pokok-pokok yang dapat dijadikandasar untuk merumuskan tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikutpertama pondok pesantren mendidik santri bukan untuk menjadipegawai camat bupati pejabat negara atau militer kedua pondokmodern bukan lembaga pendidikan yang mempersiapkan santri untukmemasuki perguruan tinggi ketiga pondok modern mempersiapkanpara santri untuk memasuki kehidupan bermasyarakat keempat pondokmodern sedikit menekankan ilmu keguruan mengingat hajat masyarakatakan tenaga guru masih besar yaitu setiap orang memberi bimbingankepada orang lain dalam berbagai lapangan perjuangan dan penghidupan17

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan olehpondok modern Gontor Istilah modern berkonotasi pada nilai-nilai ke-modern-an yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerastermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian santri dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militerPondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macamtidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren yangmemenuhi atau patut disebut pesantren modern Namun demikianbeberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern

16 Ahmad Syafirsquoi ldquoOrientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah SukabumirdquoDisertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal130

17 Herry Noer Aly bin Sanusa ldquoPemikiran KH Imam ZarkasyiPraksisnya Pada Pondok Al Hamidiyah Gontorrdquo Disertasi (SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal 156-160

8 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

(khalafiyah atau lsquoashriyah) adalah sebagai berikut pertama penekananpada bahasa Arab percakapan kedua memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer bukan klasik atau kitab kuning ketigamemiliki sekolah formal di bawah kurikulum pendidikan nasional danatau Kementerian Agama dari MISD MTSSMP MASMA maupunsekolah tinggi keempat tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional seperti sorogan wetonan dan bondongan Demikiansebaliknya yang dimaksud dengan pondok pesantren tradisional (salafatau salafiyah) adalah yang masih murni memakai buku-buku klasikatau kitab kuning atau kutub at-turats sebagai literatur18 Namun sistempondok pesantren modern bukan tanpa kritik salah satu kritikan adalahlemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats) dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern danringan Berangkat dari kritikan ini maka banyak pesantren tidaklangsung meniru bulat-bulat sistem ini sebagian mengambil jalantengah dengan mengkombinasikan dua sistem yang berbeda yaitusistem salaf dan modern sekaligus

Terdapat 27230 pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesiadengan populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 Adapun rincian sebaran antara lain di Jawa Barat 2800 JawaTimur 2205 Jawa Tengah 1570 dan Banten 1285 Berdasarkantipologi pondok pesantren terdapat sebanyak 5310 pondok pesantrensalafiyah dan 2838 khalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondokpesantren kombinasi Data tersebut menunjukkan bahwa pondokpesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologisalafiyah yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahaskitab kuning Sebagian lain sudah modern dengan pengembanganpembelajaran ilmu sains dan sebagian lagi mengkombinasikan

18 Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang Pondok Pesantrenmodern wwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modernhtml Artikeldiakses pada 29-10-2013 pkl 1222

Pendahuluan 9

pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmu pengetahuan danteknologi 19

Jumlah santri pondok pesantren secara keseluruhan adalah3759198 orang yang terdiri dari 5019 santri laki-laki dan 4981santri perempuan Jumlah santri berdasarkan kategori tinggal terdapat7993 orang santri mukim sedangkan santri tidak mukim berjumlah2007 dan berdasarkan kategori mukim di pulau Jawa urutanterbanyak di Jawa Timur 9545 Jawa Barat 9152 Banten 7992dan Jawa Tengah 6912 Sedangkan untuk di luar jawa hanya sebagiankecil saja yang mukim (40-60) kecuali pada provinsi Jambi 8638Sulawesi Utara 100 dan Maluku 100 Berdasarkan kategori tinggaldapat dilihat bahwa sebagian besar santri yang mendapat pendidikan dipondok pesantren adalah bermukim Hal ini dikarenakan memang dalampembelajaran di pondok pesantren waktu belajar adalah hampir 24 jampenuh Mulai dari santri bangun tidur sekolah formal mengerjakanaktifitas lain sampai santri tidur bangun malam dan tidur kembali terusdalam pengawasan dan pembinaan pondok pesantren sehinggaumumnya santri diharuskan untuk mukim

Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantrenadalah pertama gatal-gatal dan skabies atau gudiken Skabiesmerupakan penyakit yang paling sering dan paling banyak terjadi dipondok sehingga dikatakan penyakitnya anak pondok Sampai adaungkapan bahwa belum afdal bagi seseorang yang nyantri di pondokpesantren bila belum terkena gudiken ditambah lagi rasa malu memberitahu sakitnya terutama wanita kedua Sesak napas ketiga demamkeempat pingsan kelima batuk pilek keenam penyakit lainnyaseperti gastritismaag berupa lambung nyeri kembung dan panas nyeriumum seperti sakit gigi sakit bengkak sakit luka dan nyeri kolik yang

19 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

10 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hilang muncul dan sangat sakit ketika muncul seperti nyeri haid mulesmencret dan nyeri infeksi saluran kencing 20

Masalah kesehatan di pondok pesantren merupakan masalahkesehatan masyarakat yang penting karena pada umumnya penyakityang muncul adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari orangyang sakit ke orang yang sehat21 Kehidupan berkelompok yang dijalanipara santri dengan berbagai macam karakteristik santri maka masalahutama yang dihadapi adalah pemeliharaan kebersihan yaitu kebersihankulit kebersihan tangan dan kuku kebersihan genitalia kebersihan kakikebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pertama kepedulian pimpinan pondok pesantrenbelum ada kedua kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik ketigapendanaan pondok tentang higiene perseorangan belum ada keempatkreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan dipondok belum ada kelima pengetahuan santri tentang higieneperseorangan 50 baik keenam sikap higiene perseorangan santri833 positif ketujuh tindakan higiene perseorangan santri 833rendah Hasil di atas menunjukkan bahwa higiene perseorangan santriperlu ditingkatkan22

Salah satu cara penularan penyakit adalah melalui kulit Penyakitkulit dapat disebabkan oleh jamur virus bakteri parasit kutu danserangga Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalahskabies Skabies atau dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis ataugudig atau budug merupakan penyakit menular akibat mikro-organisme

20 Raehanul Bahraen Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok 21 Maret 2012 artikel wwwmuslimafiyahcomDiakses tanggal 09-09-2013

21 Trihono Retno Gitawati ldquoHubungan Antara Penyakit Menulardengan Kemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit Menular Indonesia Vol 1No 1 Pub Jurnal Penyakit Menular Indonesia 2009

22 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo Hasil penelitian 2008 httpwwwmedialitbangdepkesgoid Diakses 10 January 2011 2215

Pendahuluan 11

parasit yaitu sarcoptes scabei varian humoris23 Penularan secaralangsung misalnya bersentuhan dengan penderita dan penularan tidaklangsung misalnya melalui handuk dan pakaian Skabies dapatberkembang pada kebersihan perorangan yang jelek lingkungan yangkurang bersih dan demografi status perilaku individu Faktor yangmempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yangrendah kebersihan perseorangan yang buruk hunian yang padat tinggalsatu kamar dengan penderita dan perilaku yang tidak sehat sepertimenggantung pakaian di kamar tidak membolehkan pakaian santriwanita dijemur di bawah terik matahari ditambah kebiasaan salingbertukar perlengkapan pribadi seperti pakaian handuk dan sisir dapatmeningkatkan risiko penularan24

Secara umum permasalahan kesehatan di pondok pesantren cukupbanyak antara lain pertama berkaitan dengan kesehatan lingkungansampah yang berserakan di lingkungan pesantren lantai asrama jarangdipel air limbah tidak mengalir ke dalam got sehingga menjadi sarangnyamuk bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat olehsampah dan kasur tidak dijemur kedua berkaitan dengan masalahtingkah laku piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makansisa makanan yang berserakan di asrama pakaian yang sudah digunakanbergantungan di dalam asrama santri tidur di lantai tanpa selimut danalas tidur ember sabun sepatu dan sandal diletakkan sembarangan didalam asrama bantal sering dipakai bersama-sama menghidangkanmakanan tidak ditutup tidak mencuci tangan dengan sabun sesudahbuang air besar (BAB) WC tidak disiram sampai bersih dan pakaianbasah dijemur di dalam asrama ketiga berkaitan dengan masalah gizimie dijadikan makanan pokok menu makanan kurang bervariasi santritidak sarapan pagi mengambil porsi makanan yang tidak sesuaikeempat berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana ruang asrama

23 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 2

24 Muchtarudin Mansyur ldquoPendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Departemen Ilmu Kedokteran Komunitasrdquo FakultasKedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus 2006

12 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tidak sesuai dengan jumlah penghuni kurangnya obat-obat ringan danP3K kurangnya tempat menjemur pakaian

Berbagai permasalahan kesehatan di atas mestinya dapat diatasidengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agamameliputi ajaran dan praktik tentang seluruh aspek kehidupan manusiayakni aspek akidah ibadah akhlak sosial ekonomi pendidikankesehatan dan lingkungan Islam baik dari segi bahasa maupun istilahmenggambarkan misi keselamatan dunia akhirat kesejahteraan dankemakmuran lahir dan batin bagi seluruh umat manusia25 Artinyasecara filosofis dan substantif peran ajaran dan pemikiran Islam dalambidang kesehatan mempunyai hubungan yang sangat sigifikan Namunkenyataannya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengahmasyarakat menunjukkan bahwa belum sepenuhnya nilai-nilai ajarandan pemikiran Islam tentang kesehatan diamalkan 26

Menurut Mustain etika sebagai pengobatan ruhani samapentingnya dengan kedokteran untuk memelihara kesehatan jasmaniKepentingan sebagai pengobatan melalui metode perawatan dapatdipraktikkan baik dalam kedokteran maupun filsafat moral Metodepengobatan atau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteranyang bersifat preventif dan kuratif27 Ibnu Miskawaih menyatakanbahwa perawatan tubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara danmengobati Demikian juga dalam perawatan mental yakni menjagakesehatan agar tidak sakit dan berusaha memulihkannya bila telahhilang dengan cara mengobatinya Al-Ghazali mencontohkan adanyakeadaan sehat dan sakit pada badan adalah dalam rangka menjelaskankondisi sehat dan sakitnya jiwa Pada dasarnya sebuah kesehatan badanberada pada tahapan normalitas kondisinya dan sakit badan yangbersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk selalu menjauhi

25 Abudin Nata ldquoStudi Islam Komprehensifrdquo Jakarta Kencana 2011 2226 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 1

27 Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

Pendahuluan 13

ranah normalitas28 Demikian pula normalitas yang ada pada akhlaqjuga merupakan gambaran kesehatan jiwa dan sebuah kecenderunganuntuk selalu menjauhi normalitas yang dalam hal ini merupakangambaran dari sebuah penyakit atau gangguan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau Di zaman modern setelah LouisPasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkanoleh mikroba kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri patogendan bahan kimia berbahaya Kebersihan adalah salah satu tanda darikeadaan higiene yang baik Manusia perlu menjaga kebersihanlingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak bau tidak menyebarkankotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupunorang lain29

Personal hygiene atau personal higiene atau kebersihan diri ataukebersihan perseorangan adalah suatu tindakan memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis30 MenurutHorton dan Parker tahun 2002 secara historis kebersihan yang baikdilihat sebagai hal penting untuk mencegah penyebaran penyakitMenurut Switzer tahun 2001 ketika kita tidak lagi mampu melakukankebersihan pribadi dengan cara yang kita inginkan perasaan kita baiksecara sosial dan psikologis akan berkurang Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit31

28 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

29 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 1

30 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

31 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 PdfUK John Wiley amp Sons Ltd 2010

14 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Personal higiene membutuhkan pembersihan seluruh bagian tubuhWajah dan rambut harus dibersihkan karena menjadi tempat menumpukkotoran memancarkan bau buruk membuat diri tampak kusam danmencerminkan nilai diri seseorang Tubuh harus bersih karena penyakitkulit seperti kurap kudis dan jamur panu juga dapat terjadi Tangandan kuku jari harus dibersihkan karena kuman di antara jari-jari dankuku jari menyebabkan penyakit menular seperti diare cacingepidermophytosis dan lain lain Gigi dan mulut harus dibersihkan karenamereka memancarkan bau mulut dan penyebab penyakit gigi seperti gigiberlubang radang gusi dan gangguan lambung karena pencernaan danlain lain

Praktik personal higiene harus dilakukan sebagai kegiatan harianmingguan dan bulanan Selain personal higiene dan kebersihan rumahruang kelas dan sekitar sekolah juga harus bersih Minum air tidakbersih dapat menyebabkan kolera diare disentri tifus dan hepatitisOleh karena itu minum air bersih bebas dari kuman dan kotoran adalahsebuah keharusan Limbah yang tidak benar dan pembuangan sampahdapat menyebabkan penyebaran penyakit menular melalui tikusnyamuk lalat kecoa dan anjing liar Jamban dan pembuangan sampahharus digunakan dengan benar32

Status kesehatan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitPerilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yangberkaitan dengan sehat-sakit penyakit dan faktor-faktor yangmempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan makanan minuman danpelayanan kesehatan33 Asrama atau pondok pesantren termasuk tempatyang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yangberpenghuni padat ditambah fenomena di kalangan santri yangmengatakan ldquotidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakitkulit atau gatal-gatal kalau belum terkena maka belum sah menjadi

32 WHO Personal Hygiene 5th Standard Published Shapewwwuniceforg lifeskillsfiles5thGradepdf IP address 1122156679 Time2012-04-30T025124Z

33 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010 hal 23

Pendahuluan 15

santri dan kalau sudah pernah terkena penyakit tersebut maka tidakakan terkena lagirdquo Perilaku santri sangat penting peranannya dalampencegahan skabies di lingkungan pondok terutama perilaku hidup sehat

Upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat disemua tatanan perlu ditingkatkan Hal ini dilakukan untuk menurunkanangka kematian dan memerangi penyakit menular34 Derajat kesehatansantri perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan santritentang kesehatan khususnya tentang penyakit menular sehinggadiharapkan ada perubahan sikap dan diikuti dengan perubahan perilakuyang hasil akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan terutamapenyakit menular di pondok pesantren

Dasar penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dipondok pesantren tercantum dalam Undang Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakanbahwa ldquotiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranrdquo35 Hal inijuga tercantum dalam Undang Undang Negara Republik Indonesiatahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional36 Undang UndangNegara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatanpasal 4 menyatakan bahwa ldquosetiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh derajat kesehatan yang optimalrdquo dan pasal 5menyatakan ldquoSetiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalammemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan keluargadan lingkungannyardquo37 Keputusan bersama Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia tahun 2002 tentang peningkatan kesehatan

34 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta 2011

35 Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Jakarta1945

36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Undang Undang No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 2003

37 Kementerian Kesehatan RI Undang Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan Jakarta 1992

16 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada pondok pesantren dan institusi keagamaan lainnya38 PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 tentang pedomanpenyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren39

Demikian hendaknya kaum muslim saling memberikan perhatianyang lebih terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondokpesantren bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondokpesantren akan tetapi semua mencurahkan baik berupa tenaga ilmu danmateri Arsitek memperhatikan bangunan pondok tenaga kesehatanmemperhatikan kesehatan pondok ahli lingkungan memperhatikanlingkungan pondok dan seterusnya

Allah Swt berfirman dalam surah Muhammad ayat 7

A賀䁒a䁛Aꀀ AAthc䁒䁕 A賀䁒虀AJ䁒Ab䁕 ۹ 䁛䁒J䁒Ab A䘞t۹ 䁛r䁒ba i䁕tn䁛 y䁕ꀀ y䁕ldquoHai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama)Allah Swt niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkankedudukanmurdquo(QS Muhammad 7)

B Permasalahan1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi sejumlahpermasalahan yang terkait dengan perilaku personal higiene santri dipondok pesantren sebagai berikut

a Rendahnya derajat kesehatan santri di pondok pesantrenb Kurangnya pemahaman sikap dan perilaku santri terhadap

kebersihan diri di pondok pesantrenc Tingginya prevalensi penyakit skabies dan gatal-gatal pada santri

di pondok pesantrend Rendahnya informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

38 Kementerian Kesehatan RI Keputusan Bersama Menteri RI IndonesiaMenteri Agama RI Dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37 Tahun 2002Tentang Peningkatan Kesehatan Pada Pondok Pesantren Dan InstitusiKeagamaan Lainnya Jakarta 2002

39 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan PosKesehatan Pesantren Jakarta 2013

Pendahuluan 17

e Belum ada model perilaku personal higiene bagi santri di pondokpesantren untuk dijadikan pedoman praktik kebersihan diri

f Belum ada pedoman pengelolaan akses air bersih bagi pondokpesantren sebagai dasar penggunaan air bersih baik berdasarkansumber air utama yang digunakan ketersediaan air sepanjangtahun dan kualitas air untuk keperluan sehari-hari

2 Pembatasan MasalahMengacu pada identifikasi masalah di atas maka studi ini

dibatasi pada kajian tentang perbandingan antara praktik personalhigiene santri di pondok pesantren al Hamidiyah sebagai pondokpesantren yang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikanmodern atau pondok pesantren salafiyah ashriyah yang berlokasi diperkotaan dengan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air berasal darisumur bor pompa dengan praktik personal higiene santri di pondokpesantren salafiyah ashriyah Qothrotul Falah yang berlokasi diperdesaan dengan akses air bersih dari sumur bor pompa dan kulahDikaji juga tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene serta persamaan dan perbedaan yangberpengaruhi terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

3 Perumusan MasalahMerujuk pada masalah yang telah dijabarkan di atas maka

dirumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikuta Bagaimana pemahaman sikap dan praktik personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahb Apa faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominan

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

c Apa persamaan dan perbedaan faktor yang berpengaruhiterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

18 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Tujuan Penelitian1 Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas secara umum studi inibertujuan untuk membuktikan bahwa perilaku personal higieneberpengaruh terhadap status kesehatan santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

2 Tujuan Khususa Menilai pemahaman sikap dan praktik personal higiene santri di

pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantrenQothrotul Falah

b Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

c Membandingkan faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan QothrotulFalah

D Manfaat Penelitian1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba menguji sejauh manaketerkaitan secara komprehensif antara faktor predisposing reinforcingenabling dan environment dalam hubungan dengan perilaku kebersihandiri santri kemudian menjelaskan bagaimana sudut pandang Islamterhadap kebersihan Dengan menggunakan konsep contextualconsiderations for behavior change intervention method selectiontahun 2010 penelitian ini mencoba menjelaskan faktor dominan apadari faktor predisposing reinforcing enabling dan environment yangpaling berisiko terhadap perilaku higiene santri sehingga dapatditemukan akar permasalahan Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan perspektif baru tentang konsep perilaku personal higienebagi komunitas santri di lingkungan pondok pesantren

Pendahuluan 19

2 Manfaat MetodologisDengan strategi penelitian ganda yaitu gabungan metode

kuantitatif dan kualitatif diharapkan penelitian ini dapat digunakanuntuk keperluan menyusun teori Dalam penelitian ini juga disusuninstrumen yang mencakup semua faktor resiko yang berhubungandengan faktor predisposing reinforcing enabling dan environment baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga instrumen inidiharapkan dapat menjadi model prediktor bagi terjadinya perilakupersonal higiene beresiko

3 Manfaat AplikatifPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara aplikatif bagi

a Penyusun Kebijakan dan Pengelola ProgramHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagikementerian terkait kementerian kesehatan kementerian agamadan kementerian pendidikan tentang faktor risiko terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Hasil inidapat memberikan pemahaman yang komprehensif dalammenangani santri yang beresiko di pondok pesantren Diharapkanpara pembuat kebijakan dapat bekerja secara sinergis dalammemberikan pelayanan dan program penanganan untukkepentingan menekan faktor risiko guna meningkatkan derajatkesehatan santri di pondok pesantren

b Bagi Pondok PesantrenPenelitian ini memfokuskan diri pada santri yang tinggal diasrama atau mondok dengan pertimbangan bahwa 7993 santripondok pesantren tinggal di asrama yang sangat potensialterhadap terjadinya faktor risiko Dilakukan pada santri yang barumasuk asrama dengan harapan bahwa kelas sudah terpapar olehinformasi tetapi masih mampu mengingat kejadian sehinggadapat mengurangi risiko terjadi recall bias Lingkungan pondokpesantren merupakan komunitas atau unit masyarakat yang salingterkait dan saling memberikan pengaruh satu sama lain sehinggadengan memberikan pemahaman bagi lingkungan pondok

20 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren maka akan ditemukan cara yang efektif dalammengurangi perilaku berisiko pada santri di lingkungan pondokpesantren

E Penelitian Terdahulu Yang Relevan1 Penelitian yang terkait dengan Personal Higienea Penelitian An Ecological Approach to Health Promotion in

Remote Australian Aboriginal Communities Desain Studymethods a mix of narrative and systematic literature reviewsquantitative and qualitative community based studies Sampel 28orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 9 laki laki Hasil (1)Standar buruk kebersihan pribadi dan domestik mendasaritingginya infeksi yang dialami oleh anak-anak (2) Model promosikesehatan yang diambil dari negara maju dan berkembang dapatdiadaptasi untuk digunakan dalam konteks masyarakat terpencilAustralia Aborigin (3) Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk mengatasi masalah mendesak yang berdampak padakesehatan anak adalah dengan memastikan ketersediaan air dansanitasi yang memadai (4) Tantangan menggunakan pendekatanekologi untuk mencapai dampak yang berkelanjutan padakebersihan dan kesehatan di masyarakat terpencil terletak padamemperoleh komitmen dari pemerintah40

b Penelitian Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls inMansoura Egypt41 Desain Study a crossectional survey Studi

40 Elizabeth Mcdonald Ross Bailie Jocelyn Grace and David BrewsterldquoAn Ecological Approach To Health Promotion In RemoteAustralianAboriginal Communitiesrdquo Health Promotion International Vol 25 No 1doi101093heapro daq004 (Published by Oxford University Press All rightsreserved 2010) Downloaded from httpheaprooxfordjournalsorg by gueston March 7 2012

41 Abdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-FedawyldquoMenstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptrdquoReproductive Health Matters Vol 13 No 26 The Abortion Pill pp 147-152gilanyhotmailcom (Published by Reproductive Health Matters (RHM) StableURL httpwwwjstororg stable3776486 Accessed 06032012 0227 Nov2005)

Pendahuluan 21

pada 664 anak sekolah berusia 14-18 tahun Hasil (1) Signifikandari penggunaan sanitary pad adalah ketersediaan media massa(2) Penggunaan pembalut meningkat pada kelas sosial tinggi danmenengah dan tempat tinggal perkotaan tapi tidak di antaragadis-gadis dari keluarga pedesaan dan miskin (3) Aspek lain darikebersihan pribadi umumnya ditemukan pada kelas sosial miskinseperti tidak mengganti pembalut secara teratur atau pada malamhari dan tidak mandi selama menstruasi (4) Kurangnya privasiadalah masalah penting (5) Media massa adalah sumber utamainformasi tentang kebersihan menstruasi diikuti oleh ibu tetapisebagian besar wanita mengatakan mereka membutuhkaninformasi lebih lanjut (6) Sebuah lingkungan yang mendukunguntuk kebersihan menstruasi harus disediakan baik di rumahmaupun di sekolah dan sanitasi dibuat lebih terjangkau

c Penelitian The Pattern of Dermatological Disorders amongPatients Attending the Skin OPD of A Tertiary Care Hospital inKolkata India Hasil Faktor personal higiene ketersediaan airbersih status sosial ekonomi berpengaruh terhadap prevalensiskabies di India Di India menunjukkan bahwa wanita cenderungmemiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar 56dibandingkan laki-laki 42

d Penelitian Scabies Kesimpulan (1) Pada dasarnya skabiessangat endemik pada area urban maupun rural dengan lingkunganyang tidak sehat (2) Pengetahuan tentang faktor penyebabskabies masih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagaipenyakit biasa saja karena tidak membahayakan jiwa (3)Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan daripenderita skabies menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri

42 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

22 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Stapilococos ataupun jamur kulit berakibat kerusakan jaringankulit yang akut 43

e Penelitian Risk faktor for scabies among male soldier in PakistanHasil Kebiasaan tidur berbagi baju handuk praktik higieneyang tidak benar sering berpergian ke tempat yang beresiko danberpotensi sebagai sumber penularan skabies merupakan faktorganda yang menyebabkan skabies Kesimpulan Rendahnyatingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakinrendah tingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuantentang personal higienis juga semakin rendah Akibatnyamenjadi kurang peduli tentang pentingnya personal higienis danperannya terhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatanumum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahanpenyakit44

f Penelitian Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadapPrevalensi Penyakit Skabies Studi pada Santri di PondokPesantren Kabupaten Lamongan Kesimpulan (1) Insiden danprevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama padalingkungan masyarakat pesantren (2) Prevalensi scabies padapondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 (3) Personalhigiene yang buruk karena faktor pengetahuan sikap dan perilakuyang kurang mendukung pola hidup sehat 45

43 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

44 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

45 Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page11-18

Pendahuluan 23

g Penelitian Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren WaliSongo Ngabar Ponorogo Hasil (1) Kepedulian pimpinan pondokbelum ada (2) Kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perorangan di pondok belum terencana dengan baik (3)Pendanaan pondok tentang higiene perorangan belum ada (4)Kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesankesehatan di pondok belum ada (5) Pengetahuan santri tentanghigiene perorangan baik 50 (6) Sikap higiene perorangan baik8330 (7) Perilaku higiene perorangan rendah 8330Kesimpulan skabies merupakan penyakit yang lazim di pondokpesantren dan sejauh ini belum ada kepedulian untukmenumbuhkembangkan upaya higiene perseorangan dalammembuat pesan-pesan kesehatan dalam mencegah skabies 46

h Penelitian Model Peningkatan Higiene Sanitasi PondokPesantren di Kabupaten Tangerang47 Hasil (1) Pengetahuanresponden tentang penyakit menular gejala cara penularan dancara mencegah penularan masih rendah (2) Perilaku higieneperorangan responden kurang baik secara berurutan antara lainmandi menggunakan sabun 1850 menggunakan handukbersama 1550 menggunakan sikat gigi bersama 740 gantipakaian bersih setiap 3 hari 2350 ganti pakaian dalam bersihsetiap 3 hari 15 kebiasaan bertukar pakaian pakaian dalamhanduk dan tempat tidur bersama 6420 buang air besar tidakdi jamban 1970 tidak mencuci tangan sebelum makan 3270tidak mencuci tangan setelah buang air besar 6730 wudhumenggunakan kulah 4710 (3) Observasi kondisi lingkunganpondok pesantren jumlah air bersih kamar mandi dan jambankurang

46 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo tahun 2008 Monday 17 March 2008litbangdepkesgoid-Powered by Mambo Open Source Generated 10 January2011 2215

47 Herryanto ldquoModel Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren diKabupaten Tangerang Tahun 2004rdquo Herryanto200401pdf (10012011)

24 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

i Penelitian Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaiandengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra SelatanDesain cross-sectional Sampel adalah santri kelas 1 2 dan 3 diasrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Hasil (1) Adahubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabiesmeskipun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifatlemah (2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaanberganti pakaian dengan kejadian skabies di Asrama PondokPesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Langkat SumatraSelatan 48

2 Penelitian yang Terkait dengan Perilaku Kesehatana Penelitian Pengaruh Promkes terhadap Perilaku Pengendalian

Vektor Dengue Studi Intervensi pada Murid-Murid SDN di KotaDepok Hasil Peningkatan pengetahuan sikap dan praktik padaibu sejalan dengan peningkatan pengetahuan sikap dan praktikpada murid Perubahan yang signifikan adalah pada pengetahuandan sikap49

b Penelitian Peran Biopsikososial terhadap Perilaku BeresikoTertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Hasil Dalamperspektif biopsikososial faktor yang secara langsung berperanuntuk terbentuknya perilaku beresiko adalah faktor lingkungansosial dalam hal ini teman sebaya merokok dan minum alkohol 50

48 Abdul Somad ldquoHubungan Kebiasaan Mandi Dan Berganti PakaianDengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra Selatanrdquo 2006 pdfdiakses pada 12012011

49 Tri Krianto ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-Murid SekolahDasar Negeri Di Kota Depokrdquo Disertasi (Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia2008)

50 Rita Damayanti ldquoPeran bio-psikososial terhadap perilaku beresikotertular HIV pada remaja SLTA di DKIrdquo Disertasi (Program PascasarjanaIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia 2006)

Pendahuluan 25

c Penelitian Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku Merokok padaRemaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI Jakarta Hasil (1)Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara sikapdengan perilaku merokok pada remaja (2) Terdapat hubunganyang signifikan antara ayah merokok dengan perilaku merokokpada remaja Variabel ayah merokok merupakan variabel yangpaling dominan berhubungan dengan perilaku merokok padaremaja (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara temansebaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja51

d Penelitian Bidan di Desa Terpencil dan Hubungannya denganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal pada Masyarakat LokalPapua Hasil (1) Adanya bidan di desa terpencil tidakberhubungan dengan perbaikan pengetahuan tetapi berhubungandengan perbaikan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternaloleh ibu (2) Lamanya bidan di desa tidak berhubungan denganperbaikan pengetahuan dan pemanfatan yankes (3) Tidak adanyaperbaikan pengetahuan ibu dan pemanfatan yankes maternal olehibu terutama karena hambatan komunikasi para bidan denganmasyarakat setempat dan akses geografi52

3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian sebelumnyaa Penelitian ini menggabungkan dua perspektif personal higiene

yaitu perspektif personal higiene secara umum dan perspektifpersonal higiene menurut Islam sehingga diharapkan dapatmenjadi langkah awal konsep model perilaku personal higienebagi komunitas di pondok pesantren di Indonesia pada umumnyayang sampai saat ini belum ada

51 R Kintoko Rochadi ldquoHubungan Konfirmitas Dengan PerilakuMerokok Pada Remaja Sekolah SMU Negeri Di 5 Wilayah DKI JakartardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

52 Zakharias Giay ldquoBidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat Lokal PapuardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

26 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian ataudisebut metode penelitian kombinasi yaitu menggabungkanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif53 Dalam banyak haldata kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamauntuk keperluan menyusun teori54

c Pengambilan data dilakukan secara primer untuk meminimalkanterjadinya data collection error yang bisa mengakibatkankekeliruan dalam pengolahan dan interpretasi data55

d Penelitian ini mencakup wilayah yang luas untuk mendapatkankarakteristik sampel sesuai dengan kriteria inklusi sehinggadiharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang valid

4 Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian lainPendekatan penelitian ini adalah berdasarkan model Precede-

Proceed teori Laurence W Green dan Marshall W Kreuter 56 dalamHealth Education Creating Strategies for School and CommunityHealth oleh Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill57

F Metodologi Penelitian1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi dan ilmukesehatan Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

53 John W Creswell The Mixed Methods Research Pub Sage Journals(2009)

54 Glaser BG Strauss AL The Discovery of Grounded Theory NewYork Aldin Publishing Company 1980

55 Jonathan Sarwono Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat)

56 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

57 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

Pendahuluan 27

penelitian kombinasi atau strategi penelitian ganda jenis sequentialexplanatory 58 Penelitian ini mengkombinasikan dua metode penelitiansekaligus yaitu kuantitatif studi epidemiology59 dan kualitatif studiethnography

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat positivisme teknik pengambilan sampel dilakukan secararandom pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dananalisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan60 Desain penelitian menggunakan cross sectional studydesign dimana studi berlangsung pada satu waktu tertentu tanpamemberikan intervensi atau disebut penelitian prevalence61 dilakukanuntuk memperoleh pola tertentu dan determinan-determinannya padapopulasi sasaran62 Beberapa keuntungan dari studi ini antara lain hasilstudi dapat merupakan informasi status kesehatan pada suatu populasimemungkinkan untuk generalisasi tidak terancam drop out dapatdigunakan untuk menilai kebutuhan pelayanan kesehatan dan sebagaidasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif63

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanfilsafat post positivisme teknik pengumpulan data dilakukan secaratriangulasi analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generali64 Desain penelitianmenggunakan ethnography study design untuk mengungkap

58 Lihat Burges and Brannen J Mixing Method Qualitative andQuantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992 Lihat pula SugiyonoAS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta 2011

59 Donna M Mertens Mixed Methods Research Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

60 Kleinbaum DG Kupper LL Morgenstern H EpidemiologicResearch Principles and Quantitative New York Nostrand Reinhold 1982

61 Beaglehole R Bonita R amp Kjellstrom T Basic EpidemiologyGeneva WHO 1993

62 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 105

63 Emy Rianti Agus Tri Winarto Epidemiologi dalam KebidananJakarta Trans Info 2010

64 Sugiyono AS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods)Bandung Alfabeta 2011

28 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pemahaman dan sikap santri terhadap kebersihan dari perspektif Islamdi pondok pesantren Data dianalisis sesuai konteks atau situasi yangterjadi pada saat data dikumpulkan65 Berdasarkan seluruh analisiskemudian dilakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian66 dengan harapan diperoleh pemahaman yangmendalam tentang gambaran yang sebenarnya untuk selanjutnyadihasilkan sebuah konsep67

Selanjutnya peneliti membandingkan dua kelompok sampeldengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan praktik personalhigiene antara dua pondok pesantren yang mempunyai akses air yangberbeda baik sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air untuk mencari faktor-faktor dansituasi yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan di pondokpesantren

2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di dua lokasi pondok pesantren yang

berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Hamidiyah yang beralamat diJalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok dan di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten yangberalamat di jalan Sampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung KecamatanCikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten

65 Anshar Amra ldquoDefinisi dan jenis-jenis Penelitianrdquo MahasiswaProgram Doktor Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah PascaSarjana Institut Teknologi Bandung 2010 (emailanshar_amranstudentsitbacid)

66 Mudjia Rahardjo Analisis Data Penelitian Kualitatif SebuahPengalaman Empirik Friday 11 June 2010 0132 linkwwwmudjiarahardjocom

67 Mudjia Rahardjo Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif Tuesday 01June 2010 0452 - Last Updated Wednesday 02 June 2010 0328 linkwwwmudjiarahardjocom

Pendahuluan 29

3 Populasi dan Sampela Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah santri puteri dan santriputera yang tinggal di pondok pesantren wilayah Depok danBanten

b SampelSampel penelitian adalah santri yang tinggal di Pondok PesantrenAl Hamidiyah Depok dan di Pesantren Qothrotul Falah Bantenyang terpilih dan bersedia menjadi responden Kriteria inklusisampel adalah santri yang tinggal di pondok pesantren minimalsudah 6 bulan mondok di pesantren

c Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukanlokasi dan unit sampel yang diambil adalah purposivesamplingjudgemental68 Teknik purposive sampling digunakankarena populasi tidak homogen dan lokasi yang tersebar69

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yangsecara sengaja ditentukan sesuai dengan persyaratan sifatkarakteristik ciri dan kriteria sampel yang akan mewakilipopulasi70 Selanjutnya sampel individu dimana santri sebagairesponden ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitysampling yaitu menggunakan metode simple random samplingatau metode acak sederhana

68 Adang Bachtiar Achmad Kusdinar Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia 2008

69 Noeng Muhadjir Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif dan Mixed Edisi V (Revisi) Yokyakarta Penerbit Rake Sarasin2007

70 Tatang Amirin M Populasi dan Sampel Penelitian PengambilanSampel dari Populasi Tak-Terhingga dan Tak-Jelastatangmangunywordpresscom 2011

30 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

d Besar SampelBesar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakanrumus uji hipotesis beda dua proporsi7172 dengan power 95

Rumus

2

221

221111

)(

)1()1()1(22

PP

PPPPzPPz

n

βα

Derajat kemaknaan (α) sebesar 5Power (1-β) sebesar 90P1 = 80 P2 = 50 Plt = Proporsi rata rata

4 Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan hubungan

antara variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat(dependent variable) Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalahumur santri jenis kelamin pengetahuan dan sikap Sedangkan variabelterikat penelitian ini adalah perilaku personal higiene yang mencakupsemua subvariabel dependen antara lain mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan cara wudhursquo

Gambar Kerangka konsep penelitian studi komparasi praktikpersonal higiene santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan diPondok Pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada gambar 11

71 Stanley Lemeshow David W Hosmer Jr Janelle Klar Stephen KLwanga Adequacy of Sample Size in Health Studies Geneva World HealthOrganization 1997

72 Stephen K Lwanga and Stanley Lemeshow Sample sizedetermination in health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Pendahuluan 31

Gambar 11Kerangka Konsep Penelitian

5 Definisi OperasionalDefinisi operasional merupakan definisi dari apa yang diukur

untuk masing-masing variabel atau apa yang menjadi indikator darimasing-masing variabel tersebut Definisi operasional pada penelitianini terdiri dari definisi operasional variable dependen definisioperasional variabel subdependen dan definisi operasional variableindependen

a Definisi Operasional Variabel Dependen1) Perilaku personal higiene adalah tindakan atau praktik sehari-

hari santri di pondok pesantren dalam memelihara kebersihandan kesehatan diri meliputi mandi mencuci tangan menggosok

Perilaku Personal Higiene diPesantren Al Hamidiyah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

Variabel IndependenVariabel Dependen

Faktor Predisposing1 Jenis kelamin2 Umur3 Pengetahuan4 Sikap

Faktor Reinforcing1 Pendidikan ibu2 Pendidikan ayah3 Pekerjaan ibu4 Pekerjaan ayah5 Pendapatan keluarga

Faktor EnablingPelayanan kesehatan

Faktor Environment1 Prevalensi penyakit2 Frekwensi sakit

Perilaku Personal Higiene diPesantren Qothrotul Falah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

32 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kuku menggantipakaian menggunakan handuk dan wudhu Perilaku personalhigiene dikategorikan berdasarkan nilai median Adapun kriteriabaik adalah ge 20

2) Pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pondok pesantren yangmemadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modern ataupondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses air bersihberupa sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumur borpompa Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan terletak disekitar permukiman penduduk

3) Pondok pesantren Qothrotul Falah adalah pondok pesantrenyang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modernatau pondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses airbersih berupa sumber air utama yang digunakan ketersediaanair sepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumurbor pompa dan kulah Lokasi pondok pesantren ada diperdesaan terletak di sekitar permukiman penduduk

4) Kulah adalah kolam besar yang terbuat dari tanah untukmenampung air hujan dan dipergunakan santri untuk mencucimandi serta berwudhu dimana air kulah akan banyak pada saatmusim hujan dan mengering pada musim kemarau

b Definisi Operasional Variabel Sub Dependen1) Mandi adalah praktik sehari-hari santri untuk membersihkan

tubuh menggunakan air dan sabun dengan cara menyiramkanmengalirkan atau merendamkan diri dalam air sebanyak dua kalisetiap sehari73

2) Mencuci tangan adalah tindakan santri membersihkan tangandan jari jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun

73 Kamus Bahasa Indonesia Definisi mandihttpkamusbahasaindonesiaorg Diakses pada 03-11-2013

Pendahuluan 33

ataupun cairan lainnya terutama setelah buang air besar (BAB)buang air kecil (BAK) dan pada saat mau makan74

3) Menggosok gigi adalah praktik membersihkan gigi yangdilakukan santri dengan menggunakan sikat gigi atau siwak danmemakai pasta gigi minimal dua kali sehari yaitu sehabissarapan pagi dan sebelum tidur malam75

4) Mencuci rambut adalah kegiatan membersihkan kulit kepaladan rambut dengan menggunakan air dan sampo supaya bersihdari minyak debu serpihan kulit dan kotoran lain yangmenempel dirambut minimal satu kali dalam dua hari76

5) CebokIstinjarsquo adalah tindakan membersihkan dubur dan ataukemaluan yang dilakukan setiap setelah BAB dan BAK denganmenggunakan air dan sabun untuk menjaga kesehatan danbersuci dari hadas 77

6) Menggunting kuku adalah tindakan memotong kuku yangtumbuh melebihi ujung jari dengan tujuan menjaga kebersihandan mencegah timbulnya infeksi yang dilakukan minimal satukali dalam seminggu78

7) Mengganti pakaian adalah tindakan sehari-hari santri untukmengganti pakaian termasuk pakaian dalam yang dilakukansetiap selesai mandi minimal dua kali sehari

8) Menggunakan handuk adalah tindakan santri menjemur ditempat yang kering dan atau terkena matahari setelah memakai

74 WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care Pdf Publicationsof the World Health Organization can be obtained from WHO Press 20Avenue Appia 1211 Geneva 27 Switzerland 2005

75 American Dental Association A Healthy Mouth for Life OralLongevity (pdf) 2008 wwworallongevityadaorg

76 Adams D Wadeson J The Art of Hair Colouring London ThomsonLearning 2005

77 The Toolkit on Hygiene Sanitation amp Water Anal Cleansing TheWorld Bank 2005 diakses melalui Wikipedia bahasa Indonesia pada07112013

78 Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Artikel Islam MajalahAsy Syariah VolIIINo311428 H2007M hal 55-56

34 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

handuk dan mengganti handuk maksimal 3 hari setelahpemakaian 79

9) Berwudhu adalah praktik santri dalam menggunakan air untukanggota tubuh tertentu (yaitu wajah dua tangan kepala dan duakaki) untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangiseseorang untuk melaksanakan shalat atau ibadah yang lain80

c Definisi Operasional Variabel Independen1) Jenis kelamin adalah perbedaan antara santri laki-laki dan

perempuan dari segi anatomi biologi81 Jenis kelamin perempuandikategorikan tidak beresiko untuk berperilaku tidak higiene

2) Pengetahuan adalah pemahaman santri tentang personal higienePengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai median Kriteriabaik ge 30

3) Sikap adalah respon atau kecenderungan santri untukberperilaku dalam menjaga personal higiene Sikapdikategorikan berdasarkan nilai median Kriteria baik ge 29

4) Pendidikan ibu ayah adalah kegiatan belajar mengajar formalyang pernah diikuti ibu ayah dan mendapat ijazah

5) Pekerjaan ibu ayah adalah kegiatan rutin yang dilakukan olehibu ayah dan memiliki nilai ekonomis Ibu tidak bekerjadikategorikan tidak beresiko terhadap perilaku personal higieneresponden karena mempunyai kesempatan mendidik anak

6) Pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga rata-ratadalam satu bulan

79 Flemming Andersen et al Comparison of the effect of glycerol andtriamcinolone acetonide on cumulative skin irritation in a randomized trialJournal of the American Academy of Dermatology Volume 56 Issue 2 Pages228-235 February 2007 pdf diakses pada 07112013

80 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Iftaa TataCara Wudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnahkaahilwordpresscom201111 diakses pada 07112013

81 Jurnal Pemikiran Islam Paramadina Perspektif Jender Dalam IslamPenerbit Yayasan Paramadina Jln Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza IKav Ua 20-21 Jakarta Selatan March 16 2007 at 756 pm

Pendahuluan 35

7) Pemanfaatan Yankes adalah pemanfaatan fasilitas kesehatanantara lain poskestren rumah sakit umum rumah sakit swastapuskesmas pustu klinik balai kesehatan dokter praktikperawat praktik atau bidan praktik Kriteria pemanfaatanYankes ya jika responden pergi berobat ke pelayanankesehatan saat mengalami masalah kesehatan atau sakit tidakjika responden tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan saatmengalami masalah kesehatan sakit atau responden pergiberobat ke dukun dan atau orang pintar

8) Prevalensi penyakit adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren meliputi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare dan demam

9) Prevalensi penyakit lain adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir meliputi gabunganpenyakit (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)

10) Frekuensi sakit adalah jumlah responden pernah mengalamisakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenFrekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernah sakitdan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernah mengalami5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenSkala ukur yang dipakai adalah nilai mean dengan cut of pointnilai median

11) Poskestren adalah keberadaan akses pelayanan kesehatan dipondok pesantren yang memberdayakan kemampuan santri danustadz agar mau dan mampu untuk hidup sehat 82

6 Sumber DataSumber data penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

sumber data primer dan sekunder Sumber data primer pada penelitiankuantitatif dikumpulkan dan diambil langsung dari lapangan hasilpengisian kuesioner oleh semua santri yang menjadi responden

82 Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan PolaPendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah Kabupaten Meranginharisn73fileswordpress com200712pembentukan-poskestrenpdf

36 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

penelitian Sumber data primer kualitatif diperoleh dari hasil wawancaralangsung dengan tiga orang santri puteri tiga orang santri putera dansatu orang pak ustadz atau pimpinan pondok dari masing-masingpondok pesantren yang menjadi responden serta observasi baik padasantri pimpinan pondok dan lingkungan fisik pondok pesantren

Data yang diambil dari sumber primer kuantitatif adalah faktorpredisposing reinforcing enabling dan environment terutama variabelyang terkait dengan pengetahuan sikap dan perilaku santri terhadappersonal higiene di pondok pesantren serta lokasi karakteristik danfasilitas yang ada di pondok pesantren Data yang diambil dari sumberprimer kualitatif adalah gambaran pemahaman serta sikap santri danpimpinan pondok pesantren terhadap personal higiene menurutperspektif Islam

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian iniberupa publikasi jurnal hasil penelitian buku teks artikel naskah dancatatan yang terpublikasikan Data yang diperoleh akan dijadikansebagai data penunjang dari penelitian yang dilakukan

7 Teknik Pengumpulan DataPeneliti pada studi ini bertindak sebagai pengumpul data aktif

dibantu oleh dua orang enumerator dengan teknik pengumpulan datasebagai berikut

a Survei AwalSurvei awal penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Awwabin yang beralamat di jalan H Sulaiman No 12 BedahanSawangan Kota Depok Survei awal dilakukan untukmengumpulkan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkantimbulnya masalah kesehatan di pondok pesantren Survei awaljuga dilakukan untuk menentukan besar proporsi kejadian tidakhigiene dipondok pesantren (P1) guna menetapkan besarnyasampel penelitian

b Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas dilakukan di pondok pesantren Al-Karimiyah yang beralamat di Jalan H Maksum No 23 Sawangan

Pendahuluan 37

Kota Depok Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sudahmenguji ketepatan dan konsistensi kuesioner

c KuesionerPengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yangmeliputi semua variabel terkait dengan penelitian Pembuatankuesioner dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan awal ujicoba di lapangan perbaikan dan uji coba kembali di lapangansampai tahap finalisasi kuesioner Untuk menggali informasitentang kebiasaan santri maka selain menggunakan kuesioneryang sudah distandarisasi juga dilengkapi dengan wawancara danobservasi tentang perilaku hidup sehat terkait personal higiene 83

Guna menjamin kualitas data dilakukan quality control sejak darilapangan sampai pada pengolahan

d ObservasiTeknik ini digunakan dengan cara mengamati secara seksamaobyek yang diteliti baik perilaku individu atau situasi proseskegiatan tertentu84 Jenis observasi yang dilakukan adalahobservasi alami Peneliti melakukan observasi menyeluruhterhadap latar santri dan pondok pesantren tanpa mengubahnyaTujuan observasi adalah untuk mengamati dan memahami sikapdan perilaku santri secara nyata dan alami terhadap personalhigiene 85

e WawancaraMetode interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkanketerangan secara lisan langsung dari responden86 Dalam model

83 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanisian

84 Nana Sudjana Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung RemajaRosdakarya 1995)84

85 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanobservasi

86 Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat (JakartaGramedia Pustaka Utama 1993) 129

38 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wawancara ini peneliti secara kreatif mengendalikan jawabanresponden87 Wawancara dilakukan dengan santri untuk menilaipemahaman sikap dan praktik santri terhadap personal higienedari perspektif Islam di pondok pesantren Wawancara jugadilakukan dengan pimpinan pondok guna mencari informasitentang pemahaman dan sikap pimpinan pondok terhadappersonal higiene di pondok pesantren88

f DokumentasiTeknik ini digunakan untuk mencari literatur terdahulu yangrelevan dengan penelitian yang menitik beratkan pada analisisatau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya

8 Teknik Analisis DataSetiap selesai pengumpulan data dilakukan pemeriksaan

kelengkapan pengisian data dan pengkodean untuk konsistensi dataSetelah dilakukan pemeriksaan data kemudian dimasukkan ke dalamkomputer Selanjutnya dilakukan pembersihan data sesuai kaidahpenelitian kemudian data diolah dan dianalisis untuk melihat hubunganfaktor predisposing enabling reinforcing dan environment terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta faktor dominan yang mempengaruhi

Analisis data kuantitatif dibedakan menjadi pertama analisisdeskriptif (univariat) digunakan untuk menjelaskan menggambarkandistribusi karakteristik variabel independen variabel dependen dansubvariabel dependen dalam peringkasan data baik secara numerikmaupun katagorik kedua analisis bivariat dengan melakukan uji chi-square dan uji fisher exact guna melihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat dengan perhitungan statistik menggunakantabulasi silang ketiga analisis multivariat merupakan analisis lanjutyang dipakai untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

87 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktikCet XII (Jakarta PT Rineka Cipta 2002) 202

88 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanwawancara

Pendahuluan 39

terhadap variabel terikat dan faktor dominan yang mempengaruhidengan mengunakan jenis uji regresi logistik metode backward

Analisis data kualitatif dilakukan dengan pendekatan analisiskultural yaitu dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisiskuantitatif Analisis ini juga mengumpulkan tema budaya nilai sosialdan simbol-simbol demografi juga untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain sikap dan perilaku sehingga akanmembentuk satu kesatuan yang holistik menampakkan masalah yangdominan dan mana yang kurang dominan Berdasarkan seluruh analisispeneliti akan melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian

9 Teknik PenulisanTeknis penulisan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Sekolah PascasarjanaUniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk penulisanmenggunakan pedoman Turabiyan Style untuk notes dan LibraryCongress untuk transliterasi

G Sistematika PembahasanStudi ini di bahas dalam enam bab Satu bab berisikan latar

belakang permasalahan satu bab merupakan kajian mendalam tentangdasar teori yang digunakan tiga bab berisi analisis interpretasi sertapembahasan secara kuantitatif dan kualitatif hasil penelitian Kemudiansatu bab berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusanmasalah serta rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait sesuaidengan signifikansi dari studi ini Gambaran umum dari tiap babtersebut dijelaskan sebagai berikut

Bab pertama merupakan pendahuluan berisikan permasalahantentang penyakit yang sering muncul di pondok pesantren lalukaitannya dengan kebersihan yang merupakan bagian penting dari nilai-nilai dalam Islam Kemudian tersaji tujuan signifikansi studi danmetodologi penelitian untuk mengungkap faktor-faktor terkaitpenyebab dari permasalahan

40 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Bab kedua merupakan tinjauan tentang teori yang sifatnyafilosofis yang menjadi dasar pijakan dalam menganalisis tiap fenomenayang ditemukan Berisikan kajian pustaka yang mengurai secaramendalam tentang referensi terkait meliputi Islam dan perkembangankesehatan konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

Bab ketiga merupakan penjelasan secara rinci tentang unit sampelsebagai tempat penelitian yaitu pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta karakteristik masing-masing responden sebagaisampel penelitian Berisikan gambaran pondok pesantren sebagaitempat penelitian deskripsi karakteristik masing-masing respondendalam praktik personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah dandeskripsi karakteristik masing-masing responden dalam praktik personalhigiene di pondok pesantren Qothrotul Falah

Bab keempat merupakan pembahasan yang menganalisa danmenjelaskan bukti empirik data kuantitatif dan kualitatif dan menguraikekuatan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahserta faktor paling dominan yang mempengaruhi

Bab kelima adalah pembahasan tentang perbandingan baikpersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di masing-masing pondok pesantren

Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban rumusanmasalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang pendukung yangditemukan studi ini Pada bab ini juga disajikan rekomendasi didasarkanpada hasil temuan Rekomendasi tersebut ditujukan kepada kalanganakademisi pembuat kebijakan pengelola program pondok pesantrendan pelayanan kesehatan

41

Bab IIIslam dan Kesehatan

ebersihan adalah pangkal kesehatan menjaga kebersihandiri dan lingkungan akan menciptakan lingkungan hidup

yang nyaman dan sehat sehingga akan tercipta jiwa dan raga yang sehatserta kuat Islam dan kesehatan terkesan sebagai dua hal yang masing-masing berdiri sendiri bahkan bertolak belakang Argumentasi inididasarkan pada berbagai persoalan bidang kesehatan di tengahmasyarakat yang menunjukkan belum sepenuhnya nilai-nilai ajaran danpemikiran Islam diamalkan1 Hal ini tentu menjadi tantangan tersendirikarena sesungguhnya pokok ajaran Islam terkait erat dan sangat relevandengan keilmuan di bidang kesehatan dan bersifat universalKeterkaitan agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan dari lingkupkesehatan berdasarkan definisi dan komprehensivitas Islam jelas terlihatbahwa Islam menghendaki agar umatnya kuat atau tidak lemah secarafisik mental sosial dan ekonomi Abu Hurairah berkata bahwa NabiMuhammad Saw bersabda

X uhmm Xmtna t䗮Xt䗮뿀䔜 䗮 t t뿀X m뿀X 䗮  t뿀 t鑰  tϤ ekta X ήt˸X 䗮 m t뿀X m뿀X 䗮Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripadamukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan2

Tuntunan Islam banyak mencerminkan nilai-nilai kesehatan diantaranya melalui cara hidup yang sehat Demikian juga aspek mentaldan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain agama dankesehatan Sehat adalah kondisi secara holistic bukan saja sehat secara

1 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam BidangKesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 2

2 Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih DicintaiOleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadis bag 1 2014

K

42 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat3 StudiIslam komprehensif baik di Indonesia maupun di luar negeri sertabanyak hasil penelitian menunjukkan kuatnya hubungan antara agamadan kesehatan Studi ini berpijak pada argumen bahwa konsep Islam dankesehatan harus disatukan untuk menuju keselamatan dunia akhiratkesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin umat manusia

Selanjutnya akan dipaparkan konsep Islam dan kesehatan yangmeliputi Islam dan perkembangan kesehatan Islam dan pendidikanpesantren konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

A Islam dan Perkembangan KesehatanBukti perhatian al-Qurrsquoan terhadap bidang ilmu pengetahuan

dinyatakan dalam firman Allah Swt

mt a䖌 ullh tΕl뿀 䗮a thX뿀 䗮 t 䖲t䕶X䗮a t XΕ䖌䗮a tl䗮al뿀뿀  䗮 tΎX mtn 뿀閰tϤtlX 䖌䗮

ldquoSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakalrdquo (QS ali-rsquoImran 190)

Sejarah ilmu pengetahuan kedokteran sudah berjalan lamabahkan cikal bakal ilmu kedokteran atau medis telah ada sebelum Islamdatang Beberapa peradaban kuno seperti Cina Yunani Mesir RomaPersia serta India sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmukedokteran sekalipun dengan cara dan peralatan yang sederhana4

Semua manusia menganggap bahwa kesehatan sangatlah pentingmeskipun setiap bangsa mempunyai pendapat yang berbeda tentangdefinisi kemuliaan kesejahteraan kebahagiaan kebajikan dan caramenjalani hidup Bangsa Sparta misalnya hanya akan mendapat hidup

3 Henrik L Blum Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory (New York Human Science Press 1974) DepartemenKesehatan RI 2008

4 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 28

Islam dan Kesehatan 43

sejati jika dijalani dengan berperang Bangsa Yunani menganggapbahwa hidup bahagia bisa tercapai bila menguasai filsafat Bangsa Indiamemilih Indu sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kemuliaanNamun demikian semua bangsa tersebut sepakat bahwa kesehatanmerupakan salah satu nikmat hidup yang harus dijaga Orang YunaniKuno misalnya mempercayai Ascleipius sebagai dewa kesehatanMuncul beberapa dokter atau tabib terkemuka di Yunani yang telahbanyak berkontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteranHippocrates atau lsquoYpocrasrsquo (5-4 SM) menulis dasar-dasar pengobatanRufus of Ephesus (1 M) seorang dokter dari Asia Minor berhasilmenyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani Dioscoridesjuga dikenal sebagai seorang penulis risalah pokok-pokok kedokteranyang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abadkemudian5

Perkembangan ilmu kedokteran pada abad pertengahan diambilalih dunia Islam yang berpusat di Timur Tengah Berbeda denganilmuan lain ilmuwan muslim menjadikan al-Qurrsquoan dan as-Sunnahsebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteranPara ilmuwan bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegangkekuasaan dalam mengembangkan ilmu kedokteran Langkah pertamamereka adalah menerjemahkan berbagai literatur kedokteran daribangsa-bangsa lain terutama Yunani ke dalam bahasa Arab Sementararumah sakit telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw di MadinahBahkan pada saat berperang Nabi Muhammad Saw selalu membawapasukan khusus yang berperan sebagai tim medis Mereka menyiapkanberbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut beberapa untaKlinik berjalan dan tim medis ini bertugas merawat dan mengobatitentara muslim yang terluka dalam peperangan Mereka berpindah darisatu medan perang ke medan perang lain Tercatat dalam sejarah bahwarumah sakit pertama yang dibangun kaum muslimin berada diDamaskus Siria Rumah sakit ini dibangun pada masa pemerintahanKhalifah Al-Wahid (706 M) dari Dinasti Umayyah

5 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

44 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasangsurut Periode perkembangan kedokteran ini dibedakan menjadi periodepenerjemahan literatur kedokteran periode keemasan dan periodekemunduran Periode penerjemahan berlangsung pada abad ke-7 hinggake-8 M Para ilmuwan muslim pada masa ini gencar mengalih-bahasakan buah pikiran para tabib Yunani Kuno baik dari bahasaYunani maupun bahasa lain ke dalam bahasa Arab Khalifah Al-Marsquomun dari Dinasti Abbasiyah mendorong para sarjana untukberlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa ArabSejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transferpengetahuan tersebut seperti Jurjis bin Bakhtisliu Yuhanna binMasawaya serta Hunain bin Ishak

Pada abad ke-9 sampai ke-13 M dunia kedokteran Islamberkembang begitu pesat Sejumlah rumah sakit besar berdiri Rumahsakit tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan danpengobatan Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat belajar bagipara dokter baru sehingga muncul sejumlah dokter terkemuka danberpengaruh di dunia kedokteran hingga sekarang Sekolah kedokteranpertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi ShapurKhalifah al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit dikota Baghdad Khalifah mengangkat Judis bin Bahtishu sebagai dekansekolah kedokteran tersebut Pendidikan kedokteran yang diajarkan diJindi Shapur sangat serius dan sistematik Sekolah kedokteran iniakhirnya melahirlkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka seperti al-Razi al-Zahrawi Ibnuu Sina Ibnuu Rushd Ibnuu al-Nafis dan IbnuuMaimon6

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes Namalengkap al-Razi adalah Abu Bakar Mohammad bin Zakaria al-RaziBeliau menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur penguasaKhurasan Al-Razi kemudian pindah ke Baghdad menjadi dokter kepaladi rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah Karya al-Razi

6 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 29

Islam dan Kesehatan 45

yang berjudul Al-Mansuri menyoroti tiga aspek penting dalamkedokteran yaitu kesehatan publik pengobatan preventif danperawatan penyakit khusus Al-Razi dalam buku yang berjudul Al-Murshid mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit Buku lainnyayang berjudul Al-Hawi terdiri dari 22 volume mengupas tentangpengobatan cacar air Buku ini menjadi salah satu rujukan sekolahkedokteran di Paris

Al-Zahrawi (930-1013 M) dikenal dengan nama Abulcasis diBarat Ahli bedah terkemuka dari Arab ini menempuh pendidikan diUniversitas Cordoba Ia menjadi dokter istana pada masaKhalifah Abdul Rahman III Sebagian besar hidupnya didedikasikanuntuk menulis buku-buku kedokteran khususnya masalah bedah Salahsatu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif liMan Ajizrsquoam Al-Tarsquolif sebuah ensiklopedia ilmu bedah terbaik padaabad pertengahan Buku tersebut digunakan di Eropa hingga abad ke-17M Al-Zahrawi dalam buku tersebut menerapkan cutlery untukmengendalikan pendarahan Ia juga menggunakan alkohol dan lilinuntuk menghentikan pendarahan selama pembedahan tengkorakberlangsung Al-Zahrawi juga menulis buku tentang operasi gigi

Dokter muslim yang sangat mashur adalah Ibnuu Sina atauAvicenna (980-1037 M) Salah satu kitab kedokteran fenomenal yangberhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb atau Canon of MedicineKitab itu menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisisatu juta kata Hingga abad ke-17 M kitab ini masih menjadi referensisekolah kedokteran di Eropa

Sementara tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah IbnuuRushd atau Averroes (1126-1198 M) Dokter kelahiran GranadaSpanyol ini sangat dikagumi para sarjana Eropa Kontribusinya dalamdunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb (Colliyet) Buku tersebut berisi rangkuman ilmu kedokteran Bukukedokteran lain berjudul Al-Taisir yang mengupas praktik-praktikkedokteran

Nama dokter muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnuu el-Nafis (1208-1288 M) Dokter yang lahir di era meredupnyaperkembangan kedokteran Islam ini sempat menjadi kepala rumah sakit

46 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Al-Mansuri di Kairo Sejumlah buku kedokteran berhasil ditulisnyaSalah satu karyanya yang terkenal adalah Mujaz al-Qanun Buku iniberisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnuu Sina

Beberapa nama dokter muslim terkemuka yang jugamengembangkan ilmu kedokteran antara lain Ibnuu Wafid al-Lakhmseorang dokter terkemuka di Spanyol Ibnuu Tufalis seorang tabib yanghidup sekitar tahun 1100-1185 M dan Al-Ghafiqi seorang tabib yangmengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika Setelah abadke-13 M ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana muslimmengalami masa stagnasi Perlahan ilmu kedokteran Islam mulai surutdan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam diabad pertengahan Secara singkat kontribusi para dokter muslimmeliputi bakteriologi anesthesi surgery ophthalmology danpsikoloterapi Konsep yang dikembangkan umat Islam pada erakeemasan tersebut hingga kini masih memberikan banyak pengaruh7

Dalam bidang keperawatan dunia barat mengakui FlorenceNightingale sebagai perawat pertama di dunia Namun berabad-abadsebelum Nightingale Rufaida binti Saad al-Aslamiya telah menjadiseorang perawat Ia merupakan perawat profesional pertama padazaman Nabi Muhammad Saw Rufaidah digambarkan sebagai seorangwanita yang memiliki kualitas perawat yang ideal yaitu penuh kasihempati pemimpin yang baik dan guru besar yang menyampaikanpengetahuan klinis kepada orang lain Kegiatan Rufaidah sebagaiseorang perawat sangat terlibat dalam masyarakat membantu orang-orang kurang beruntung yang melambangkan etos perawatan Diaadalah pendiri sekolah pertama keperawatan bagi perempuan Dia jugamengembangkan kode etik pertama dan etika berabad-abad sebelumFlorence Nightingale di dunia barat8

Rufaidah memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sarsquoad al-BaniAslam al-Khazraj Ia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansargolongan pertama yang menganut Islam di Madinah Ayah Rufaidah

7 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

8 Eva Hillary Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Islam dan Kesehatan 47

adalah seorang dokter Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saatbekerja membantu ayahnya Rufaidah mengabdikan diri merawat kaummuslim yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saatkeadaan damai Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korbanyang terluka akibat perang Badar Uhud Khandaq dan Perang KhaibarRufaidah mendirikan rumah sakit di lapangan sehingga terkenal saatperang Nabi Muhammad SawMuhammad memerintahkan korban yangterluka dirawat oleh Rufaidah Digambarkan bahwa saat perangKhandaq Rufaidah merawat Salsquoad bin Malsquoadh yang sedang terlukakarena tertancap panah di tangan hingga stabil9

Sejarah Islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersamaRufaidah Nama-nama tersebut adalah Ummu Ammara AminahUmmu Ayman Safiyat Ummu Sulaiman dan Hindun Beberapa wanitamuslim yang terkenal sebagai perawat adalah antara lain KulsquoayibatAminah binti Abi al-Qays al-Ghifari Ummu lsquoAtiyah al-Anshariyat danNusaibat binti Kalsquoab al-Maziniyat Ummu Ammara dikenal jugasebagai Nusaibah binti Kalsquoab bin Maziniyat Dia adalah ibu dariAbdullah dan Habi anak dari Bani Zayd bin lsquoAsim Dia berpartisipasidalam perjanjian lsquoAqabah dan perjanjian Ridhwan Ia juga punya andildalam Perang Uhud (625 M) dan perang melawan Musailamah diYamamah bersama anak dan suaminya Dalam bidang lain dikenalnama Al-Syifalsquo binti al-Harith Al-Syifalsquo termasuk wanita cerdas yangdikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis serta ahli ruqyah(pengobatan) sebelum datangnya Islam Sesudah memeluk Islam diatetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan Oleh karena itudia disebut sebagai ulama (guru) wanita pertama dalam Islam Di antaramuridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab

B Islam dan Pendidikan PesantrenSejarah pendidikan Islam mengenal salah satu bentuk tempat

berlangsung kegiatan pendidikan yaitu al-kuttab Sebelum berdirilembaga pendidikan formal Islam al-kuttab dan madrasah telah

9 Omar Hasan Kasule ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rd International NursingConference Brunei Darussalam Article 1998

48 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berlangsung di rumah-rumah ulama di masjid tempat-tempat penjualanbuku dan tempat-tempat lain Nabi Muhammad Saw menjadikan dar al-Arqam bin Abi al-Arqam yaitu rumah sahabat bernama Arqam bin Abial-Arqam di Mekkah sebagai tempat pendidikan Pelajaran yangdiajarkan adalah dasar-dasar agama Islam dan al-Qurrsquoan NabiMuhammad Saw juga menjadikan rumahnya di Mekkah dan Madinahsebagai tempat kegiatan pendidikan Islam

Menurut Syalabi pakar pendidikan Islam dari Mesir dalamTarikh al-Tarbiyyah al-Islamiyyah mengatakan bahwa al-kuttab telahditemui sebelum Islam Pendidikan di al-kuttab menurut MuhammadMunir Mursi telah dikenal sejak abad pertama hijriah di kota-kota IslamDi kota Qairawan Tunis ditemui al-kuttab yang berkembang pesat padaabad ke-tiga hijriah bersamaan dengan hidupnya seorang tokohpendidik muslim terkenal Muhammad Ibnuu Sahnun dengan karyanyayang monumental yaitu Adab al-Mutarsquoallimin10

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia dikenal sejak kedatanganIslam ke Indonesia Pendidikan Islam awal memakai sistem soroganatau perorangan Pendidikan berlangsung sangat sederhana serta tidakmengenal strata Menurut Mahmud Yunus sejarah pendidikan Islamsama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia Sejak masuknyaIslam ke Indonesia mulai timbul pendidikan Islam Pendidikan Islampada mulanya berlangsung di rumah-rumah langgarsurau masjid dankemudian berkembang menjadi pondok pesantren Setelah itu barutimbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenalsekarang ini11

Cukup sulit menentukan waktu yang pasti awal masuknya Islamke kepulauan Nusantara Hal ini dikarenakan minimnya data-datakonkret yang mendukung untuk mengungkapkan semua itu MenurutMuhammad Naimar (India) ldquoBukti-bukti tangan pertama tentangbagaimana Islam di Indonesia tidak mungkin diperoleh tetapi bukti-

10 Azrarsquoie Zakaria dan Athiah Muhayat Ibnuu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Qursquoran (YPA) 2008 hlm 2

11 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 2

Islam dan Kesehatan 49

bukti yang berasal dari luar cukup menunjukkan bahwa pengislaman didaerah ini telah terjadi sejak waktu permulaan Islam malahan mungkinketika Nabi Muhammad Saw masih hidup sebagaimana halnya di IndiaSelatanrdquo12

Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam ke Indonesia (1)Syed Naquib al-Attas berpendapat bahwa cacatan yang paling tuamengenai kemungkinan sudah bermukimnya orang-orang muslim diIndonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab padatahun 55 atau 672 M (2) Gerini seorang sejarawan dalam Further Indiadan Indo Malay Archipelago yang didukung penulis Harry W Hazzarddalam Atlas of Islamic History menyatakan bahwa orang Islam pertamayang mengunjungi Indonesia adalah saudagar Arab pada abad ke-7 MMereka singgah di Sumatera ketika mengadakan perjalanan menujuCina (3) Juned Pariduri mengatakan bahwa telah ditemukan sebuahmakam yang berangka tahun Haa-Miim yang berarti tahun 48 H atau670 M Dengan demikian agama Islam sudah masuk di Barus TapanuliSumatera Utara (4) Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islammenyatakan bahwa pada abad ke-7 M di pantai barat pulau Sumaterasudah didapati suatu kelompok perkampungan orang-orang Arab13

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul sejakpertama kali masuknya Islam di Nusantara Lembaga pendidikantersebut disebut dengan lembaga pendidikan tradisional atau salafiLembaga pendidikan Islam yang telah mengalami perubahan denganmengikuti sistem madrasi biasanya menggunakan nama baru ataumenambah julukan madrasah dan atau modern Perkembanganpendidikan Islam berikutnya memunculkan sistem pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren ditinjau dari segi bentuk dan sistemnyaberasal berasal dari India Sebelum proses penyebaran Islam keIndonesia sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk

12 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 4

13 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 5

50 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa Pesantren mempunyaibeberapa elemen yang membentuknya Pertama pondok Asrama atautempat belajar bagi santri disebut dengan pondok Para santri tinggalbersama dan belajar di bawah bimbingan sang guru yang lazimnyadisebut ldquokyairdquo Kedua masjid Masjid merupakan elemen yang tidakdapat dipisahkan dari dunia pesantren Masjid dapat berfungsi sebagaitempat yang baik untuk mendidik para santri misalnya untuk praktiksembahyang lima waktu pengajaran kitab-kitab klasik khutbah dansembahyang Jumrsquoat Ketiga pengajaran kitab-kitab klasik yang biasadisebut dengan ldquokitab kuningrdquo Keempat santri Dalam tradisipesantren santri dapat dibedakan menjadi dua (1) santri mukim yaknimurid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan bertempat tinggaldi lingkungan pesantren atau pondok (2) santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren Santri kalong tidakmenetap di dalam pondok Kelima kyai kyai merupakan komponenterpenting dalam kehidupan pesantren kyai adalah pelopor bagikelahiran pesantren yang dipimpinnya kyai juga menjadi pemegang danpenentu kebijakan yang ada di seluruh pesantren Para kyai di pulauJawa banyak yang menganggap bahwa pesantren merupakan kerajaankecil yang dimilikinya Konsekuensi logisnya kekuasaan mutlak dalamkehidupan dan lingkungan pesantren sepenuhnya ada di tangan kyaiDengan demikian kyai menjadi penguasa tunggal sehingga tidak bisaditentang oleh siapapun kecuali oleh kyai yang memiliki pengaruh lebihbesar

Berdirinya sebuah pesantren tentu tidak hanya dijadikan sebagaiajang untuk memperluas cakrawala santri dalam memahami doktrin-doktrin keagamaan Pesantren juga berfungsi untuk meninggikan moralmelatih dan mempertinggi semangat serta menghargai nilai-nilaispiritual dan kemanusiaan Pesantren melatih dan menyiapkan parasantri untuk hidup hemat sederhana dan berhati bersih Selain itupesantren juga mengajarkan budi pekerti dan sopan santun Secarasederhana tujuan pesantren adalah membimbing para santri agarmenyadari bahwa belajar semata-mata merupakan kewajiban danpengabdian kepada tuhan Belajar bukan hanya untuk meraih prestasikehidupan dunia dalam bentuk uang kekuasaan atau pangkat Cita-cita

Islam dan Kesehatan 51

pendidikan pesantren adalah latihan untuk memandirikan diri sendiridan tidak tergantung kepada siapapun selain kepada Allah

Nilai-nilai yang mendasari pesantren dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian Pertama nilai-nilai agama yang memilikikebenaran absolut berorientasi kepada hal-hal yang bersifat ukhrawidan bercorak fikih-sufistik Kedua nilai-nilai agama yang memilikikebenaran relatif yaitu nilai-nilai agama yang berkaitan dengan realitasosial yang empiris dan pragmatis misalnya mengenai kehidupan sosialpolitik atau budaya

Pendidikan di pesantren bersifat holistik Artinya kyaimemandang bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar merupakankesatupaduan yang utuh dan totalitas dalam kehidupan sehari-hariSehingga persoalan yang berhubungan dengan kapan mulai belajartarget apa yang ingin dicapai dan kapan ingin selesai tidak pernahdibicarakan Implikasinya sulit mencari dan merumuskan tujuanpendidikan pesantren secara baku yang bisa dijadikan standar umum

Pendidikan yang dikaukan di pesantren mempunyai beberapaprinsip Pertama teosentris Pesantren mendasarkan filsafatpendidikannya pada anggapan bahwa proses dalam kehidupan dimukabumi ini akan kembali kepada Tuhan Pesantren mengabdikan segalakegiatan belajar mengajar demi kepentingan ukhrawi dan berperilakusakral dalam kehidupan kesehariannya Kedua sukarela dan mengabdiPara kyai di pesantren melakukan segala kegiatan demi mengabdi dansecara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT Ketigakearifan Kearfian yang dimaksud adalah bersikap dan berperilaku sabarrendah hati taat pada hukum agama dan mendatangkan maslahat bagikepentingan bersama Keempat kesederhanaan Sikap kesederhanaantidak sama dengan kemiskinan Kesederhanaan diartikan denganbersikap dan berpikir wajar balance dan tidak bersikap sombongKelima kolektivitas Dunia pesantren berlaku diktum orangmendahulukan kepentingan orang lain dalam hal ldquohakrdquo tetapi orangharus mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum kewajiban oranglain Keenam mengatur kegiatan bersama Ketujuh kebebasanterpimpin yakni semua mahluk memiliki atau tidak bisa keluar darigaris-gairs sunnatullah-nya tetapi memiliki kecenderungan sendiri-

52 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

sendiri sesuai fitrahnya Kedelapan mandiri Kesembilan pesantrenadalah tempat mencari ilmu dan mengabdi Kesepuluh mengamalkanajaran agama Setiap perbuatan dan aktivitas selalu di bawah bimbingandalam batas-batas dan rambu-rambu hukum agama Kesebelas tanpaijazah Dunia pesantren tidak berlaku ijasah akan tetapi hanyapengakuan dari masyarakat atas prestasi kerja seorang santri ditambahdengan restu kyai Keduabelas restu kyai Segala kegitan santri harusselalu direstui oleh kyainya agar bermanfaat dan membawakemaslahatan untuknya

Lembaga pendidikan Islam di suatu wilayah dengan di wilayahyang lain terdapat banyak persamaan Sering kali perbedaan hanyaterletak pada persoalan nama yang diberikan penduduk setempatPenyebutan nama yang berbeda lebih disebabkan karna lembagapendidikan Islam merupakan kelanjutan dari suatu pranata sosial yanghidup dan berkembang di wilayah bersangkutan Berkenaan denganpendidikan di Aceh terdapat istilah-istilah penting yaitu meunasahdayah dan rangkang

Surau dalam tradisi dan adat Minangkabau adalah kepunyaankaum suku atau indu Surau bagi kaum tertentu didirikan sebagaipelengkap dari rumah gadang karena banyaknya berdiam dari keluargasaparuik (berasal dari satu perutketurunan) yang berada di bawahpimpinan seorang datuk (kepala suku) Surau pada mulanya berfungsisebagai tempat bertemu berkumpul rapat-rapat dan tempat menginapbagi anak lelaki yang dewasa atau orang tua (uzur) Dalam tradisiMinangkabau laki-laki dewasa tidak boleh menginap di rumah gadangdan hanya kaum perempuan yang diperbolehkan memiliki kamar dirumah gadang14 Setelah kedatangan Islam ke Sumatra Barat makasurau berubah fungsi tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempatmenginap laki-laki dewasa tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luastermasuk sebagai tempat ibadah serta tempat pengajaran danpengembangan ajaran-ajaran islam misalnya menjadi tempat shalatbelajar membaca al-Qurrsquoan dan sebagainya

14 Azyumardi Azra Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisidan Modernisasi Diterjemahkan Oleh Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003 hlm 8

Islam dan Kesehatan 53

Pada tahap selanjutnya terjadi pemisahan fungsi antara surau danmasjid Kalau masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dalam arti ritualbelaka misalnya shalat lima waktu berjamaah shalat Idul Fitri atau IdulAdha dan shalat jumrsquoat surau memiliki multifungsi yakni sebagaiasrama anak-anak muda tempat mengaji dan belajar agama dantempat menjalani suluk praktik-praktik tasawuf 15

C Konsep Dasar KesehatanMendefinisikan kesehatan yang baik adalah sulit karena setiap

orang memiliki konsep sendiri tentang kesehatan Organisasi KesehatanDunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai ldquokeadaan lengkapfisik mental dan kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanyapenyakit atau kelemahanrdquo16 Sehat adalah kondisi sehat secara holistikbukan saja sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial17

Undang Undang Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwaldquoKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomisrdquo18

Menurut Pender pandangan kesehatan individu bervariasi antarakelompok usia yang berbeda jenis kelamin ras dan budayaSelanjutnya Pender menjelaskan bahwa semua orang bebas daripenyakit tidak sama dengan sehat Kesehatan adalah ldquokeadaan bahwaorang mendefinisikan dalam kaitannya dengan nilai-nilai mereka sendiri

15 Suluk adalah ibadah yang dilakukan para penganut tarikat denganmengurung diri di dalam kelambu atau kamar kecil bertekun melakukan ibadahguna mendekatkan diri kepada Tuhan sepanjang waktu

16 World Health Organization Promoting Mental Health ConceptsEmerging evidence Practice A report of the World Health OrganizationDepartment of Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University of MelbourneWorld Health Organization Geneva 2005

17 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Undang Undang No 23Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta 1992

54 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

kepribadian dan gaya hidup menunjukkan bahwa bagi banyak orang ituadalah kondisi hidup daripada keadaan patologisrdquo Oleh karena itukesehatan adalah konsep yang rumit dan berarti lebih dari tidak adanyapenyakit Menurut Mc Gouhg kesehatan adalah ldquocara di mana orangberpikir tentang kesehatan dan bagaimana mereka mengelola hidupmereka dengan cara yang sehat atau meningkatkan kesehatanrdquo19

D Personal HigienePersonal higiene atau kebersihan diri adalah suatu tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri untuk kesejahteraan fisik danpsikis20 Perilaku personal higiene adalah suatu pemahaman sikap danpraktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajatkesehatan memelihara kebersihan diri meningkatkan rasa percaya dirimenciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit Perilakupersonal higiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaansehingga personal higiene merupakan hal penting dan harusdiperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang21

Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan keselamatan dankesejahteraan individu Orang yang sehat mampu memenuhi kebutuhankebersihan mereka sendiri Berbagai faktor personal sosial dan budayamempengaruhi praktik kebersihan22 Selanjutnya akan diuraikan konseppersonal higiene yang meliputi dasar pengetahuan ilmiah dasarpengetahuan perawatan perkembangan personal higiene pentingnyapersonal higiene dan personal higiene dalam perspektif Islam

19 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Basic Nursing Essentials ForPractice 6th Edition ISBN 13 978-0-323-03937-6 amp 10 0-323-03937-5Mosby Elsevier St Louis Missouri 2007 Page 8

20 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

21 Ibnuu Indra Fajarwati Sandriana A Rachman Watief PerilakuPersonal Hygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesi (Makasar Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanudin 2014) Pengabdian Masyarakat

22 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

Islam dan Kesehatan 55

1 Dasar Pengetahuan IlmiahKebersihan yang layak membutuhkan pemahaman dasar

pengetahuan ilmiah tentang anatomi dan fisiologi integumen ronggamulut mata telinga dan hidung Selain itu juga kulit dan sel-selmukosa pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darahyang mendasarinya Sel-sel membutuhkan gizi yang cukup hidrasi dansirkulasi untuk melawan cedera dan penyakit Teknik kebersihan yangbaik mendukung struktur normal dan fungsi jaringan tubuh Selain itudiperlukan penerapan pengetahuan tentang patofisiologi untukpencegahan dan perawatan higienis yang baik

a KulitKulit adalah organ aktif dengan fungsi perlindungan sekresiekskresi pengaturan suhu dan sensasi Kulit seringmencerminkan perubahan kondisi fisik dengan perubahan warnaketebalan tekstur turgor temperatur dan hidrasi Selama kulittetap utuh dan sehat fungsi fisiologis tetap optimal Kulitmemiliki tiga lapisan utama epidermis dermis dan subkutan (1)Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis darisel yang mengalami tahap pematangan yang berbeda Perisai iniyang mendasari jaringan terhadap kehilangan air dan cedera danmencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksipenyakit Lapisan terdalam dari epidermis menghasilkan sel-selbaru sebagai persediaan menggantikan sel-sel permukaan luarkulit yang mati secara terus menerus (2) Dermis adalah lapisankulit yang lebih tebal yang mengandung bundel kolagen dan seratelastis untuk mendukung epidermis Serabut saraf pembuluhdarah kelenjar keringat kelenjar sebaceous dan folikel rambutsaja yang melalui lapisan dermal Kelenjar sebaceous mensekresisebum yang berminyak yang berbau ke dalam folikel rambut (3)Lapisan jaringan subkutan mengandung pembuluh darah sarafkelenjar getah bening dan jaringan ikat longgar diisi dengan sel-sel lemak Jaringan lemak merupakan isolator panas untuk tubuhJaringan subkutan juga mendukung lapisan kulit bagian atasuntuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera Sangat sedikitjaringan subkutan mendasari mukosa mulut

56 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Kaki Tangan dan KukuKaki tangan dan kuku sering membutuhkan perhatian khususuntuk mencegah infeksi Kuku adalah jaringan epitel yang lekuktersembunyi oleh kulit yang disebut kutikula Bagian yangterlihat dari kuku adalah tubuh kuku Memiliki berbentuk bulansabit dengan daerah yang dikenal sebagai lunula tersebut Dibawah kuku terletak lapisan epitel disebut kuku Sebuah kukuyang sehat normal adalah transparan halus dan cembung dengankuku merah muda dan ujung putih tembus Penyakitmenyebabkan perubahan dalam bentuk ketebalan dankelengkungan kuku

c Rongga mulutRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terhubungdengan kulit Rongga mulut atau bukal terdiri dari bibir sekitarsekeliling mulut pipi berjalan di sepanjang dinding samping darirongga lidah dan otot lidah dan langit-langit keras dan lunakMukosa oral biasanya berwarna merah muda dan lembab Dasarmulut dan permukaan bawah lidah kaya akan suplai pembuluhdarah Setiap jenis hasil ulserasi atau trauma pada perdarahanyang signifikan Ada tiga pasang kelenjar ludah yangmengeluarkan sekitar satu liter air liur sehari Kelenjar buccalditemukan pada lapisan mukosa pipi dan mulut menjagakebersihan dan kenyamanan jaringan mulut Pengaruh obatpaparan radiasi dan pernapasan mulut mengganggu sekresi salivadalam mulutGigi merupakan organ mengunyah atau pengunyahan Merekadirancang untuk memotong merobek dan menggiling makananyang dicerna sehingga dapat dicampur dengan air liur danmenelan Sebuah gigi normal terdiri dari mahkota leher dan akarMembran periodontal terletak tepat di bawah margin gusimengelilingi gigi dan memegang itu tetap di tempatnyaKesehatan gigi tampak putih halus mengkilap dan selarasdengan benar Kesulitan dalam mengunyah terjadi ketika jaringan

Islam dan Kesehatan 57

gusi di sekitarnya meradang atau terinfeksi atau ketika gigi yanghilang atau menjadi kendor Kebersihan mulut secara teraturdiperlukan untuk menjaga integritas permukaan gigi danmencegah radang gusi

d RambutPertumbuhan rambut distribusi dan pola menunjukkan statuskesehatan umum seseorang Perubahan hormonal stres emosionaldan fisik penuaan infeksi dan penyakit tertentu mempengaruhikarakteristik rambut Batang rambut sendiri tak bernyawa danfaktor-faktor fisiologis tidak secara langsung mempengaruhi ituNamun kekurangan hormon dan nutrisi dari folikel rambutmenyebabkan perubahan pada warna atau kondisi rambut

e Mata Telinga dan HidungKetika membersihkan jaringan sensorik yang sensitif dengan caramencegah cedera dan ketidaknyamanan seperti tidakmenggunakan sabun di mata

2 Dasar Pengetahuan PerawatanTidak ada dua individu mengetahui tentang praktik unik

kebersihan dan pilihan pribadi Sejumlah faktor yang mempengaruhipilihan pribadi untuk kebersihan diri adalah

a praktik SosialKelompok sosial mempengaruhi pilihan dan praktik kebersihantermasuk jenis produk kesehatan yang digunakan dan sifat danfrekuensi Selama masa kanak-kanak kebiasaan keluargamempengaruhi kebersihan Ini termasuk misalnya frekuensimandi saat hari mandi dilakukan dan jenis kebersihan mulutyang dipraktikkan Sebagai anak-anak memasuki tahun-tahunremaja perilaku kelompok sebaya seringkali mempengaruhikebersihan pribadi

b Pilihan PribadiSetiap individu memiliki keinginan pribadi dan preferensi tentangkapan mandi bercukur dan melakukan perawatan rambut Pilihan

58 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

produk yang berbeda sesuai dengan preferensi pribadi kebutuhandan sumber daya keuangan

c Body ImageCitra tubuh mempengaruhi cara individu menjaga kebersihanJika seseorang tampak rapi terawat mungkin tidak ada masalahdalam kebersihan sehari-hari Individu yang tampil tidak terawatatau tidak tertarik dalam kebersihan sering membutuhkanpendidikan tentang pentingnya kebersihan atau penilaian lebihlanjut mengenai kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengankebersihan sehari-hari

d Status Sosial EkonomiSumber daya ekonomi mempengaruhi jenis dan keterjangkauanpraktik-praktik kebersihan yang digunakan seseorang Statusekonomi mempengaruhi kemampuan untuk secara teraturmenjaga kebersihan Ketika individu memiliki masalah kurangnyasumber daya sosial ekonomi hal itu menjadi sulit untukberpartisipasi dan mengambil peran yang bertanggung jawabdalam kegiatan promosi kesehatan seperti kebersihan dasar

e Keyakinan Kesehatan dan MotivasiPengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinyauntuk kesejahteraan mempengaruhi praktik kebersihan seseorangNamun pengetahuan saja tidak cukup Motivasi merupakan faktorkunci dalam keberhasilan praktik kebersihan tetapi dalamkurangnya motivasi karena kurangnya pengetahuan MenurutPender tahun 2002 banyak keputusan pribadi yang dibuat setiaphari yang membentuk gaya hidup lingkungan sosial dan fisik

f Variabel BudayaMenurut Galanti tahun 2004 keyakinan budaya dan nilai-nilaipribadi mempengaruhi kebersihan Budaya menjaga kebersihantidak sama pentingnya untuk beberapa kelompok seperti halnyakelompok lain Di Amerika utara adalah umum untuk mandi

Islam dan Kesehatan 59

setiap hari sedangkan di beberapa budaya lain adalah kebiasaanuntuk benar-benar mandi hanya sekali seminggu Individumembutuhkan rencana budaya yang kompeten untuk perawatankesehatan diri Bagi beberapa orang praktik kebersihan yangdipengaruhi oleh budaya dan potensi adalah sumber konflik danstres di lingkungan Mandi kebersihan perineum dan praktikperawatan rambut adalah isu-isu sensitif Kebersihan adalah halyang sangat pribadi dari budaya yang berbeda yang memilikipraktik berbeda Beberapa budaya misalnya Cina dan Filipinamenghindari mandi selama 7 sampai 10 hari setelah melahirkanBudaya Cina Jepang Korea dan Hindu mempertimbangkanbagian atas lebih bersih daripada bagian bawah tubuhMasyarakat Muslim tangan kiri digunakan untuk membersihkansedangkan tangan kanan digunakan untuk makan dan berdoa

g Kondisi FisikIndividu tertentu dengan keterbatasan fisik atau cacat seringkekurangan energi fisik dan ketangkasan untuk melakukankebersihan Individu yang masih di bawah pengaruh obatpenenang tidak akan memiliki kejernihan mental atau koordinasiuntuk melakukan perawatan diri Penyakit kronis sepertipenyakit jantung kanker gangguan neurologis dan kondisikejiwaan tertentu sering melemahkan atau melumpuhkan individuSebuah pemahaman yang melemah akibat arthritis gangguanstroke atau otot menghambat individu dari menggunakan sikatgigi handuk atau sisir

3 Perkembangan Personal HigieneHygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Hygieia (dewi muda)

atau Princess yang berarti pendeta tinggi kesehatan Gagasankebersihan orang-orang Yunani dimulai dari Mediterania pada zamanperunggu 1500-600 SM diikuti oleh periode yang menggembirakan dari

60 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

transisi antara budaya lisan dan keaksaraan dan kebangkitan intelektualdan sastra Yunani 600-400 SM23

Sejarah standar kebersihan dimulai pada periode klasik Sejaktahun 400 SM kebersihan Yunani telah muncul sebagai sebuah disiplinmedis khusus yang berusaha untuk mengontrol setiap aspek darilingkungan manusia udara pola makan tidur bekerja olahragaevakuasi nafsu pikiran dan untuk memasukkan mereka ke dalamsebuah sanitasi atau cara hidup sehat24

Kekayaan Yunani tidak terletak pada tanah tetapi semata-matapada orang dan kemampuan mereka untuk berdagang Oleh karena ituperkembangan mereka dari perdagangan yang ramah di pedalaman dankota-kota pelabuhan Sejumlah 200000 orang diyakini telah menghunikota pelabuhan Sisilia Akragas (didirikan 581 SM) yang dibangun dikawah subur dari gunung berapi yang punah Kota-kota perdaganganlain memiliki populasi lebih dari satu seperempat juta25 Dengan buktimenunjukkan bahwa kesehatan orang-orang Yunani jarang mencapaikeseimbangan selama sekitar 200 tahun dan umur panjang itu adalahrata-rata 381 tahun pada saat kematian atau lebih tepatnya 426 tahununtuk laki-laki 337 tahun untuk perempuan Kota mereka terkandungberbagai lembaga-lembaga publik komunal yang benar-benar baru keEurasia dan bisa dibilang kebijakan sipil yang ambisius dan mewahmulai mengerahkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan fisikseluruh penduduk dari abad ke-8 dan seterusnya Ledakan demografisYunani juga ditopang oleh ikatan yang kuat dan disiplin sosial disiplinilmu serta regulasi Empat disiplin mental dan fisik agama olahraga

23 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity Firstpub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 Pdf New York Oxford University Press Inc2007

24 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 74

25 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 75

Islam dan Kesehatan 61

dan obat-obatan membentuk lingkungan sosial kebersihan Yunaniawal26

a Bio-FisikPembersihan atau cleaning adalah sebuah subyek universal danbegitu jelas terdiri dari sejumlah sejarah yang berbeda Kotoranhanya peduli keluar dari tempat dan bukan baik atau buruk Danalam tidak peduli apa yang kita pikirkan atau bagaimana kitamerespon dalam segala materi dengan bentuknya Tetapi sebagaispesies kita melakukan perawatan sangat mendalam tentangkelangsungan hidup kita sendiri Sejarah manusia di sekitarkeyakinan bahwa kotoran adalah buruk dan bahwa penghapusankotoran selalu baik Bersih kata yang digunakan dalam berbagaimacam situasi sering terang-terangan manusia berpusat ataumelayani diri sendiri dengan cara yang kita sebut moral tetapijuga digunakan lebih obyektif sebagai istilah teknis untukmengukur atau menilai hal-hal materi relatif terhadap hal-hal lainItu benar-benar komprehensif dan dipertanyakanMendahului semua sejarah budaya manusia bagaimanapun tentusebelum sejarah manusia dari kebersihan pribadi adalah miliarantahun pembangunan spesies yang sepenuhnya amoral Tanggalpasti yang memasuki garis waktu tak berujung ini hampir tidakrelevan apa yang benar-benar kita cari adalah waktu rentang atauperiode ketika hal-hal yang mempercepat dalam kasus homosapiens sapiens adalah suatu tempat antara tahun 100000 dan25000 SM diikuti oleh ledakan pembangunan setelah 5000 SMSelama semua spesies dari kita persisten dan sangat menuntutkebutuhan bio-fisik yang berkembang dan beradaptasi danmenyediakan infrastruktur dasar yang selanjutnya sangat

26 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 76

62 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berpusat kepada manusia psikologi teknologi dan sosiologi darikebersihan27

b Kebersihan SipilPerubahan higienis selama lima puluh tahun pertama abad ke 18masih yang terutama pribadi dan ekonomi sebagian besar darimereka terjadi dalam pikiran orang dan di dalam rumah-rumahpribadi Dalam paruh kedua abad ini di Inggris Perancis danJerman khususnya ada minat baru dalam kegunaan kesehatanumum ditambah dengan langkah tentatif pertama menujukebijakan kesehatan masyarakat higienis berdasarkan statistikdan ilmu pengetahuan alam Hanya untuk menjaga perkembangansosial yang lebih luas dalam perspektif namun lompatanimajinasi yang diperlukan untuk membuat sambungan antara idelama kebersihan pribadi dan ide baru dari kesehatan umumtercermin dalam catatan kaki ini dari bibliophile kesehatan amatirdan pembaharu Sir John Sinclair ragu mencoba untukmendefinisikan kembali kebersihan pribadi sebagai ilmu sosialpada tahun 1802KesehatanKesehatan yang baik dan umur panjang sangattergantung pada kebersihan pribadi dan berbagai kebiasaan danadat istiadat Bahwa ketika dilihat secara tunggal tampak sangatsepele namun ketika digabungkan ada setiap alasan untukpercaya bahwa kesehatan kesehatandan kenyamanan akan munculdari ketaatan mereka Lima tahun kemudian muncul filsafatEropa baru tentang polisi mediyaitu (1) Iklim (2) Pendidikanjasmani (3) Diet Amusements umum (4) Kebiasaan dan beacukai (5) Lembaga publik (7) Kesehatan angkatan darat dan laut

27 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 9

Islam dan Kesehatan 63

(8) Mencegah gangguan menular (10) Kedokteran dan saranamempromosikan perbaikannya28

c Personal Higiene HukumPada tahun 1995 peraturan tentang keamanan pangan (kebersihanmakanan umum) mengatakan bahwa semua orang yang bekerjadi daerah penanganan makanan harus mempertahankan tingkatkebersihan pribadi yang tinggi dan tepat memakai pakaian bersihdan pelindung yang sesuai29 (1) Mencuci tangan staf penangananmakanan harus diingatkan tentang perlunya untuk mencucitangan mereka secara teratur selama persiapan makanan contohsebelum memulai tugas menangani makanan setelah menanganisemua makanan mentah dan sebelum menangani makanan lainmakanan sangat tinggi berisiko setelah menggunakan toiletsebelum menangani barang berisiko tinggi setelah mengambilistirahat terutama jika penjamah makanan telah merokok ataumakan setelah bersin batuk ingus atau menyentuh rambutmereka setelah penanganan sampah atau limbah makanan (2)Plester luka harus ditutupi dengan plester tahan air Orangdengan cedera serius tangan atau jari mereka mungkin perlumemakai sarung tangan khusus atau bahkan mungkin harusberhenti menangani makanan terbuka (3) Perhiasan penjamahmakanan tidak harus memakai perhiasan sambil menyiapkan ataumenangani makanan terbuka karena risiko perhiasan datang kedalam kontak dengan atau jatuh ke dalam makanan (4) Makandan minum staf tidak boleh makan sambil menangani ataumempersiapkan makanan untuk bisnis (5) Merokok penjamahmakanan yang merokok harus mencuci tangan mereka setelahrokok untuk mengurangi resiko kontaminasi pada makananMerokok tidak harus diperbolehkan dalam kamar makanan (6)

28 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007p 225

29 Department of Health Forest District Council PO Box 410Wetherby Yorkshire LS23 7LN Pdf

64 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pakaian pelindung pakaian bersih harus benar-benar meliputitubuh untuk staf penanganan makanan Ini harus berwarna terangdan memiliki saku di dalam saja Celemek saja tidak cukup stafpenanganan makanan harus memakai topi atau jaring rambutuntuk mencegah rambut atau ketombe jatuh ke makanan (7)Penyakit orang yang menderita kondisi berikut tidak harusbekerja di setiap daerah penanganan makanan setiap penyakityang mungkin ditularkan melalui makanan (berlaku untuk siapasaja yang dicurigai menderita atau membawa penyakit) terinfeksiluka infeksi kulit luka dan diare

d Perkembangan Mencuci TanganUntuk generasi saat ini mencuci tangan dengan sabun dan airtelah dianggap sebagai ukuran kebersihan pribadi Konsepmembersihkan tangan dengan agen antiseptik muncul di awalabad 19 Pada awal 1822 seorang apoteker Perancis menunjukkanbahwa cairan yang mengandung klorida kapur atau soda bisamembasmi bau busuk mayat yang berhubungan dengan manusiadan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai desinfektandan antiseptik Dalam sebuah makalah yang diterbitkan padatahun 1825 apoteker ini menyatakan bahwa dokter dan orang-orang lain yang menghadiri pasien dengan penyakit menular akanmendapat manfaat dari membasahi tangan mereka dengan larutanklorida cairPada 1846 Ignaz Semmelweis mengamati bahwa wanita yangbayinya dibawa oleh mahasiswa dan dokter di klinik obstetripertama di Rumah Sakit Umum Wina konsisten memiliki tingkatkematian lebih tinggi daripada mereka yang bayinya dibawa olehbidan di klinik kedua Dia mencatat bahwa dokter yang pergilangsung dari suite otopsi ke bangsal kebidanan memiliki bauyang tidak menyenangkan di tangan mereka meskipun mencucitangan mereka dengan sabun dan air setelah memasuki klinikkebidanan Dia mendalilkan bahwa demam nifas yangmempengaruhi ibu nifas begitu banyak disebabkan oleh partikelpucat yang ditularkan dari suite otopsi ke bangsal kebidanan

Islam dan Kesehatan 65

melalui tangan mahasiswa dan dokter Pada tahun 1847 efekpenghilang bau diketahui senyawa klorin dia bersikeras bahwamahasiswa dan dokter yang membersihkan tangan mereka denganlarutan kaporit antara masing-masing pasien di klinik angkakematian ibu di klinik pertama kemudian turun drastis dan tetaprendah selama bertahun-tahun Intervensi ini oleh Semmelweismerupakan bukti pertama yang menunjukkan bahwa pembersihtangan agen antiseptik dapat mengurangi perawatan kesehatantransmisi terkait penyakit menular lebih efektif daripada mencucitangan dengan sabun biasa dan air 30

e Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi Rumah SakitPada tahun 1843 Oliver Wendell Holmes menyimpulkan secaraindependen bahwa demam nifas disebarkan oleh tangan tenagakesehatan Meskipun ia menggambarkan langkah-langkah yangdapat diambil untuk membatasi penyebarannya rekomendasi ituberdampak kecil terhadap praktik kebidanan pada saat ituNamun sebagai hasil dari studi oleh Semmelweis dan Holmessecara bertahap mencuci tangan menjadi diterima sebagai salahsatu langkah yang paling penting untuk mencegah penularanpatogen di fasilitas pelayanan kesehatanPada tahun 1961 Dinas Kesehatan Public AS memproduksisebuah film pelatihan yang mendemonstrasiakn teknik cucitangan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh petugaskesehatan (HCWs) Pada saat itu rekomendasi diarahkan bahwamencuci tangan secara pribadi dengan sabun dan air selama 1-2menit sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Membilastangan dengan agen antiseptik diyakini kurang efektif daripada

30 JM Boyce MD and D Pittet ldquoGuideline for Hand Hygiene inHealth‐Care Settings recommendations of the Healthcare Infection ControlPractices Advisory Committee and the HICPACSHEAAPICIDSA HandHygiene Task Forcerdquo Source Infection Control and Hospital EpidemiologyVol 23 No S12 (December 2002) pp (Pub The University of Chicago Presson behalf of The Society for Healthcare Epidemiology of America Stable URLhttpwwwjstororgstable101086503164 Accessed 06032012 0313)pdf

66 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

mencuci tangan dan hanya direkomendasikan dalam keadaandarurat atau di daerah di mana tidak tersedia wastafelPada tahun 1975 dan 1985 pedoman formal tertulis pada praktikcuci tangan di rumah sakit yang diterbitkan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Pedoman inidirekomendasikan mencuci tangan dengan sabun bukanantimikroba antara mayoritas kontak pasien dan mencuci dengansabun antimikroba sebelum dan sesudah melakukan prosedurinvasif atau merawat pasien berisiko tinggi Penggunaan agenantiseptik tanpa air (misalnya alkohol berbasis cairan)direkomendasikan hanya dalam situasi di mana wastafel tidaktersediaPada tahun 1988 dan 1995 pedoman untuk mencuci tangan danantisepsis tangan diterbitkan oleh Asosiasi Profesional dalamPengendalian Infeksi (APIC) Disarankan untuk mencuci tanganserupa dengan indikasi yang tercantum dalam pedoman CDCPedoman APIC 1995 mencakup diskusi yang lebih rinci berbasisalkohol Pembersih tangan dan mendukung penggunaannya dalampengaturan klinis yang lebih daripada yang telahdirekomendasikan dalam pedoman sebelumnyaPada tahun 1995 dan 1996 Pengendalian Infeksi KesehatanKomite Penasehat praktik (HICPAC) merekomendasikan agarsabun antimikroba atau agen antiseptik tanpa air digunakan untukmembersihkan tangan setelah meninggalkan kamar pasien denganobat multi resisten patogen seperti VRE (vancomisin- resistantenterococci) dan MRSA (methicillin-resistant staphylococcusaureus

f Efikasi Promosi dan Dampak Peningkatan Kebersihan TanganKurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif kebersihantangan pada kesehatan terkait tingkat infeksi mungkin merupakanhambatan untuk kepatuhan sesuai dengan rekomendasikebersihan tangan Namun bukti mendukung keyakinan bahwapeningkatan kebersihan tangan dapat mengurangi kesehatanterkait tingkat infeksi Kegagalan untuk melakukan kebersihan

Islam dan Kesehatan 67

tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama kesehatanterkait infeksi dan penyebaran organisme multiresisten dan telahdiakui sebagai kontributor besar untuk wabah Dari sembilanrumah sakit berbasis studi tentang dampak kebersihan tanganterhadap risiko kesehatan terkait infeksi

g Teori Motivasi HigieneTterzberg Mausner dan teori motivasi kebersihan dariSnyderman Menunjukkan sebuah hubungan antara non-linear apayang manusia lakukan (motivasi) dan lingkungan di mana diamelakukannya (kebersihan) Teori ini menyiratkan bahwa keduakebutuhan lahir dan kebutuhan batin manusia kreatif bertahanhidup harus menjadi puas untuk mendorong keterlibatannyadalam pekerjaan dan untuk mendapatkan hasil maksimal daridirinya31

4 Pentingnya Personal HigieneKulit adalah pertahanan pertama melawan penyakit dan ada bukti

bahwa menjaga kulit bersih mengurangi jumlah mikroorganismemisalnya bagi bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksiNamun manfaat lain yang harus dipertimbangkan terlihat dan merasabersih adalah penting bagi perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diriuntuk berinteraksi dengan baik secara sosial Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit32

a Oral HigienePenyakit mulut adalah penyakit yang paling umum di seluruhdunia Lima puluh sampai sembilan puluh persen dari populasi

31 Ishwar Dayal and Mirza S Saiyadin ldquoCross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theoryrdquo Source Indian Journal of Industrial RelationsVol 6 No 2 (1970) pp 171-183 (Pub Shri Ram Centre for IndustrialRelations and Human Resources Stable URLhttpwwwjstororgstable27760947 Accessed 06032012 0303)

32 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

68 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

orang dewasa di Inggris dan Amerika Serikat menderita beberapabentuk masalah gusi (Coventry et al 2000) Plak terlihat di 72dari populasi Inggris yang memiliki gigi 43 usia 15 sampai 18tahun memiliki plak dan gingivitis (radang gusi) (Harker ampMorris 2005)33 Kesehatan mulut didefinisikan sebagai bersihfungsional dan rongga mulut nyaman bebas dari infeksi bebasdari plak dan puing-puing untuk memastikan struktur danjaringan dari mulut disimpan dalam kondisi sehat (DepartemenKesehatan 2001)34

b Perawatan MataMata adalah organ penglihatan yang menginformasikan tentangdunia sekitarnya lebih dari empat indra lainnya Kitamenggunakan mata kita di hampir setiap kegiatan yang kitalakukan untuk bekerja atau bersantai Setiap hari lain 100 orangmulai kehilangan penglihatan mereka (Royal National Institutefor the Blind 2007) Sekitar dua juta orang di Inggris melaporkanmengalami masalah penglihatan mulai dari tidak mampu melihatteman di seberang jalan atau membaca kertas koran menjaditerdaftar sebagai buta Jumlah orang dengan masalah penglihatanmeningkat bukan hanya karena meningkatnya jumlah orang tuatetapi juga karena kejadian pandangan yang mempengaruhipenyakit seperti diabetes juga meningkat 35

c Perawatan TelingaSatu dari lima orang telah kehilangan pendengaran yang seringdengan serangan bertahap (Royal National Institute for DeafPeople (RNID) 2004) Gangguan pendengaran tidak selalu diakuisampai berdampak pada kemampuan seseorang untuk

33 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 38

34 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 39

35 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 84

Islam dan Kesehatan 69

berkomunikasi secara efektif (Tolson 2002) Perkiraan RNIDbahwa dua juta orang di Inggris mempunyai alat bantu dengar dantiga juta orang lainnya memiliki tingkat gangguan pendengaranHanya 75 dari orang dengan alat bantu dengarmenggunakannya secara teratur (RNID 2009a)36

d Perawatan Kaki dan KukuMobilitas merupakan kegiatan penting dari hidup terutamaketika mempertimbangkan kebebasan melakukan perawatan diriPerawatan kaki dan perawatan kuku merupakan dasar untukmobilitas kenyamanan dan kemandirian (Bryant amp Beinlich1999)37

e Perawatan RambutRambut memiliki tiga tujuan utama mempertahankan suhu tubuhuntuk menjamin kelangsungan hidup transmisi informasisensorik penting untuk otak dan mengekspresikan identitasgender Sepanjang sejarah rambut melambangkan daya tarik dandaya tarik seks (Batchelor 2001) serta keyakinan agama danbudaya menyoroti (Williams 1995) Rambut di tubuh dikaitkandengan pertumbuhan dan kedewasaan dan variasi alamnya yangpenting bagi citra diri (Sinclair 2007) Rambut mengkilap dengantekstur halus umumnya dianggap sehat dan menarik Rambuttekstur dan bersinar berhubungan dengan sifat permukaan rambutsedangkan integritas dan kesehatan ujung rambut berkaitandengan korteks rambut Rambut bervariasi dalam jenis danwarna38

36 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 126

37 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 167

38 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 200

70 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

f Perawatan KulitMenurut Thibodeau amp Patton tahun 2008 setiap inci persegi kulitmengandung jutaan sel dan ratusan kelenjar keringat kelenjarminyak (sebaceous) pembuluh darah dan ujung saraf Kulitterdiri dari tiga lapisan epidermis dermis dan jaringan subkutanEpidermis adalah lapisan paling atas dari kulit yang meskipunrelatif tipis bertindak sebagai lapisan tangguh pelindung terluarSel-sel epidermis terus shedding (exfoliating) dan pembaharuanSiklus mengganti semua sel membutuhkan waktu sekitar satubulan maka kulit sebagai organ bisa regenerasi yangmemungkinkan39

g Fungsi perlindungan KulitMenurut Cooper tahun 2005 dan Watkins tahun 2008 keutuhansebuah kulit sehat adalah bertujuan untuk melindungi organinternal dari infeksi dan paparan zat berbahaya40 antara lain (1)Pemeliharaan terhadap penghalang fisik lingkungan eksternalmisalnya trauma racun dan sinar ultraviolet (2) Struktur kulittermasuk sebum yang asam dan melindungi terhadap penyusupanoleh bakteri (3) Pencegahan kehilangan cairan seperti air dandarah (4) Perlindungan imunologi (5) Regulasi suhu melaluiproduksi keringat dan perubahan dalam ukuran pembuluh darah(6) Reseptor nyeri bertindak sebagai perlindungan terhadapbahaya (7) Pembentukan Vitamin D

h Pentingnya MandiMenurut Ronda amp Falce tahun 2002 memiliki kesempatan untukmandi akan memenuhi kebutuhan biopsikososial seseorangTerapi mandi meredakan efek dari infeksi dan kondisi kulitMenurut Sheppard amp Brenner tahun 2000 perasaan lebih baikkarena menghilangkan bau badan dan meningkatkan penampilan

39 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 274

40 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 275

Islam dan Kesehatan 71

kebutuhan budaya terpenuhi dan mandi dapat menginduksiperasaan kenyamanan dan relaksasi atau stimulasi41

5 Personal Higiene dalam Perspektif IslamIslam menetapkan berbagai macam peristilahan dalam

membangun konsep kebersihan Sebagai contoh adalah tazkiyyahtahagtrah nazafah dan fitrah Guna membangun perilaku bersih terdapatistilah ikhlas thib al-nafs ketulusan kalbu bersih dari dosa tobat danlain-lain sehingga makna bersih amat holistik karena menyangkutberbagai persoalan kehidupan baik dunia dan akhirat

Al-Quran menyatakan istilah tahagtrah sebanyak 31 kata dantazkiyyah sebanyak 59 kata Sementara dalam hadis kata nazafah dapatkita lihat dalam riwayat bukan hadis al-nazafatu min al-iman Padaimplementasinya istilah tahagtrah dan nazafah ternyata kebersihan yangbersifat lahiriyah dan maknawiyah Sementara dalam fikih digunakanistilah tahagtrah Pada kitab-kitab klasik dikhusukan bab al-tahagtrah yangbiasanya disandingkan dengan bab al-najasah Dalam bab tersebutdibahas masalah air dan tanah wudu mandi mandi jinabat tayamumdan lain-lain Namun demikian ketika Allah menerangkan tentangpenggunaan air tahagtrah disandingkan pula dengan kesucian secaramaknawiyah Maknawiyah yang dimaksudkan ialah kesucian dari hadasbaik hadas besar maupun hadas kecil Suci dari keduanya merupakansyarat untuk dapat melaksanakan ibadah seperti salat dan thawaf

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatuyang dinilai kotor Kotoran yang melekat pada badan pakaian dantempat tinggal yang mengakibatkan seseorang tak nyaman dengankotoran tersebut Badan yang terkena tanah atau kotoran tertentumisalnya dinilai kotor secara jasmaniah namun tidak selamanya berartitidak suci Jadi ada perbedaan antara bersih dan suci Orang yangtampak bersih belum tentu dianggap suci Kebersihan merupakan halyang amat fitri bagi makhluk hidup utamanya makhluk bernyawaIslam mengajarkan bahwa kebersihan saja belum cukup tetapi harusdisertai kesucian Kebersihan ada kalanya menggunakan istilah tahagtrah

41 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 230

72 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

atau tazkiyyah Semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kesucianbaik hissiyyah maupun malsquonawiyah Bahkan terkadang digunakan lafalfitrah

Konsep kebersihan yang amat jamirsquo (komprehensif) dalam Islamnamun belum dimaknai secara kontekstual dalam rangka membangunkebersihan raga dan jiwa Oleh karenanya dalam upaya membangunkeseimbangan ini konseptualisasi kebersihan dan kesucian harusdigalakkan Adalah naif jika hanya mementingkan satu di antarakebersihan dan kesucian Barangkali hal ini yang mengakibatkan orangIslam sering bersuci tetapi tidak bersih sementara non-muslim tidaksuci tetapi bersih Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Muhammad Sawadalah tokoh kebersihan kesucian dan pelestarian lingkungan42

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dan utama dalammelaksanakan ibadah kepada Allah dan bekerja serta aktivitas lainImam al-Shatibhi dalam al-Ihkam fi Usul al-Ahkam mengatakan bahwatujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama jiwa akaljasmani harta dan keturunan Oleh karena itu dalam melaksanakantujuan kehadiran Islam kesehatan memegang peranan utama Tanpaadanya kondisi kesehatan maka seseorang akan sulit melaksanakanberbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok 43

Khasanah keilmuan Islam mencatat dua terminologi populer yangartinya sehat yaitu al-sihah dan al-afiah Menurut salah satu ulamamakna al-sihah adalah bentuk kesehatan yang meliputi jasmani atauraga atau lahiriah Sedangkan al-afiah adalah bentuk kesehatan yangmeliputi rohani atau jiwa atau batiniah Islam sudah memberikanpetunjuk secara jelas komplit dan terpadu tentang pentingnya menjagakesehatan baik secara jasmani maupun rohani

42 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan PimpinanPusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir httppersisorid 2008

43 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kesehatan -dalam-prespektif-islam Artikel 2015

Islam dan Kesehatan 73

a Konsep menjaga kesehatan jasmani menurut IslamIslam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatanjasmani Konsep kesehatan jasmani menurut Islam adalah sebagaiberikut1) Menjaga tahagtrah artinya menjaga kesucian dan kebersihan

dari semua aspek mulai dari sekujur badan makanan pakaiantempat tinggal maupun lingkungan Imam Suyuthi lsquoAbd al-Hamid al-Qudhat dan ulama yang lain menyatakan bahwamenjaga kesucian dan kebersihan dalam Islam termasukbagian ibadah sebagai bentuk qurbat bagian dari talsquoabbudmerupakan kewajiban sebagai kunci ibadah

2) Menjaga makanan artinya agar memakan makanan yang baikdan halal baik secara dzat maupun cara mendapatkannyaMakanan merupakan salah satu penentu seseorang menjadisehat Firman Allah Swt dalam surah al-Qurrsquoan

tuta Xam䕶Xt ήtl뿀 䗮 뿀 䗮˸m뿀䗮a lat 䖲k m뿀 mamΕ l뿀뿀t뿀 䗮˸mmma閰˸mt뿀X m뿀

ldquoDan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yangAllah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepadaAllah yang kamu beriman kepada-Nyardquo (QS al-Malsquoidah 88)Allah Swt juga berfirman

䗮˸m䗮t뿀䕶 a lat 䖲k t XΕ䖌䗮 mtn l뿀뿀t뿀 䗮˸mmm ml뿀 䗮 lht lh tm뿀 amh Xam  mu뿀tϤ t閰lX뿀 䗮 tl䗮˸mm

ldquoHai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagimurdquo (QS al-Baqarah ayat 168)

3) Olah-raga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw sepertiberkuda berenang dan memanah Olahraga bertujuan untukmenjadikan manusia sehat dan kuat Sehat dalam Islamdipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman Selainitu banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yangkuat seperti shalat puasa haji dan juga jihad dan Allah Swtmenyukai mukmin yang kuat

74 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Konsep menjaga kesehatan rohani menurut IslamIslam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menjagakesehatan rohani Konsep kesehatan rohani dalam Islam adalahsebagai berikut1) Memperbanyak ibadah artinya memperbanyak melakukan hal-

hal yang diperintahkan oleh Allah Swt Seorang hamba akanmerasa tenang tentram dan damai dengan melakukan ibadahIbadah tidak hanya sebatas shalat akan tetapi makna ibadahdalam interpretasi yang sangat luas adalah semua perkarapekerjaan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰amhmX䗮t  tϤ iXa䗮a 뿀 tiX 䗮 miX l뿀aldquoDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembah-Kurdquo (QS adz-Dzaariyaat 56)

2)Memperbanyak dzikir artinya memperbanyak mengingatAllah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah padawaktu siang maupun malam dalam situasi sepi maupun ramaiAllah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan

m˸mmX 䗮  t狀뿀X t뿀 tXmtlta t t뿀tXmtlta Xamma m˸m  t狀뿀Xa 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮ldquo(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah Ingatlah hanya denganmengingat Allah-lah hati menjadi tenteramrdquo (QS al-Ralsquod 28)

3) Ber-husnuzzan (berbaik sangka) artinya keadaan jiwa denganberprasangka baik berpikiran positif Baik itu berprasangkabaik kepada Allah Swt maupun sesama manusia Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

aXitϤ t 뿀 䗮 X䗮a 뿀閰tϤ t 뿀 䗮  t뿀 䗮at香m 䗮˸mt䕶X戀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 lht lhaX˴  hmmXϛh X閰t Xammmhkt et˴mht la䔜X䗮a Xamm䔜X䗮a Xe䕶XΤh a 䗮˸m 뿀 i a

atkΕ 䗮뿀˸ 뿀 뿀閰tϤ 뿀 䗮˸m뿀䗮a mϮ m˸뿀m䕶Xtn la䕶X뿀 tuttldquoHai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dariprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosadan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan

Islam dan Kesehatan 75

janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainSukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya Dan bertakwalah kepada Allah SesungguhnyaAllah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayangrdquo44

4) Ikhlas pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan perbuatandari pengaruh-pengaruh makhluk

5) Sabar yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalammenjauhi kemaksiatan Ibrahim al-Khawwas berkata ldquoSabaryaitu teguh berpegang kepada al-Quran dan as-sunnahrdquoldquoSabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengansikap dan perilaku yang baikrdquo Abu lsquoAli al-Daqqaq berkataldquoSabar yaitu sikap tidak mencela takdir Allah Swt berfirmandalam al-Qurrsquoan

lXh 䗮 tϮtl mtn 䗮˸m Xkt  htl뿀t  Xam뿀aΕ 䗮˸m뿀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 tΗlt lh XhmtXΤta XamX戀t 閰amtal뿀쀀 䗮 뿀n m˸h l뿀뿀tϤ 䗮t䗮a t뿀 m XΕta  k

ul tkldquoKatakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang berimanbertakwalah kepada Tuhanmu Orang-orang yang berbuatbaik di dunia ini memperoleh kebaikan Dan bumi Allah ituadalah luas Sesungguhnya hanya orang-orang yangbersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batasrdquo45

6) Bersyukur menurut kamus Al-Mulsquojam al-Wasit bersyukuradalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakannyaserta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut (dengan hatilidah dan perbuatan) Sedangkan makna syukur secara syarrsquoiadalah menggunakan nikmat Allah Swt untuk dibelanjakankepada hal-hal yang di ridhoi dan dicintai Allah Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰latlm l뿀mtaΕ tRc tήϛtn

44 (QS al-Hujuraat 12)45 (QS az-Zumar 10)

76 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

ldquoMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakanrdquo (QS ar-Rahmaan 13)

7) Menjaga hati artinya menjaga kesucian diri dari segalatuduhan fitnah dan perbuatan keji seperti hasud riyarsquosombong tul al-amal bakhil dan lsquoujb Hal ini dapat dilakukanmulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuatrencana dan angan-angan yang buruk46

E Model Perilaku KesehatanModel adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berpikir di

dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yangdiharapkan Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanankesehatan makanan minuman serta lingkungan47 Model dalam promosikesehatan adalah suatu kerangka berpikir dalam mempengaruhi oranglain agar sesuai dengan kaidah atau norma kesehatan yang berlaku48

Beberapa pendekatan teori perilaku yang sering digunakan dalampenelitian kesehatan antara lain teori Laurence W Green49 Nancy KJanz amp Marshall H Becker50 Karen Glanz51

Berikut dipaparkan model-model perilaku kesehatan tersebutantara lain

46 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kese hatan-dalam-prespektif-islam Artikel 2015

47 Curtis Valerie Bernadette Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene Unicef Yayasan Dian Desa 2010

48 Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan untuk MahasiswaKebidanan bab 3 hal 37 (Jakarta TIM) 2009

49 Laurence W Green Health Education Planning (London The JohnHopkins University Mayfield Publishing Co 1980)

50 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor 1974 MI 48109 101177_109019818401100101 HBM 2012pdfdownload 30 april 2012

51 Karen Glanz Health Behavior and Health Education 2nd ed chapfive page 92 Manufactured In The United States Of America On Lyons FallsTurin Book (p Cm- Jossey-Bass Health Series 1996)

Islam dan Kesehatan 77

1 The Health Belief ModelThe Health Belief Model (HBM) atau model kepercayaan

kesehatan dikembangkan oleh Nancy dan Marshall pada tahun 1974Monograf pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh masalah kepadamodel kepercayaan kesehatan dan perilaku kesehatan pribadi Risalahtemuan ini diringkas dari penelitian yang menerapkan HBM sebagaiformulasi konseptual untuk memahami mengapa orang melakukan atautidak melakukan berbagai tindakan kesehatan terkait dan memberikandukungan yang cukup untuk model 52

Selama dekade yang telah berlalu sejak publikasi monograf iniHBM tersebut terus menjadi kerangka kerja utama untuk menjelaskandan memprediksi penerimaan rekomendasi perawatan kesehatan danmedis Kelemahan model HBM adalah (1) Kepercayaan-kepercayaankesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikaplain yang juga mempengaruhi perilaku (2) Penelitian psikologi sosialselama puluhan tahun membuktikan bahwa pembentukan kepercayaanseseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku danbukan mendahuluinya

Menurut Health Belief Model secara umum bahwa kemungkinanindividu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada duakeyakinan kesehatan (health belief) yaitu pertimbangan adanyaancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injuryor illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian

2 Antecedent Behavior Concequences TheorySulzer Azaroff Mayer (1977) yang dikenal dengan model

AntecedentndashBehaviorndashConcequences (ABC) atau pendahulundashperilakundashkonsekuensi mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu prosesdan sekaligus hasil interaksi antara pendahulundashperilakundashkonsekuensi

52 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor (A critical review of 29 HBM-related investigations publishedduring the period 1974-1984) MI 48109 101177_109019818401100101 HBM2012 Pdf download 30 april 2012

78 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pengaruh kejadian sebelumnya pada gangguan perilaku relatif dipelajarioleh analis perilaku terapan Satu set studi tentang penilaian danpengobatan gangguan perilaku terpilih untuk ulasan berdasarkanrelevansinya dengan topik kejadian sebelumnya Studi ini dikategorikansebagai berfokus pada penilaian kejadian sebelumnya perawatanpendahuluan untuk gangguan perilaku dipertahankan baik denganpenguatan positif atau negatif dan kasus-kasus khusus kejadiansebelumnya pada gangguan perilaku53

Studi bisa menyelidiki efek kekurangan pada gangguan perilakudipertahankan oleh perhatian dengan berbagai periode isolasi sebelumsesi di mana perhatian adalah bergantung pada perilaku maladaptifSebaliknya efek jenuh pada perilaku maladaptif dapat ditunjukkandengan mengatur jadwal berbasis waktu dari perhatian dengan tetapmempertahankan kontingensi antara perilaku maladaptif dan perhatianDemikian pula efek kurang dari rangsangan mirip dengan yang didugamemelihara otomatis diperkuat masalah perilaku dapat meningkatkankepercayaan dari interpretasi tentang kontingensi tersebut

3 Theory of Reasoned ActionTheory of reasoned action (TRA) atau teori perilaku beralasan

menurut Ajzen dan Fishbein 1980 yang dikutip dari Carolyn L Bluetahun 1995 adalah model nilai harapan dengan penekanan pada sikapnorma-norma subyektif niat dan perilaku yang diarahkan ke fokuskhusus Model nilai harapan memberikan kerangka untuk memahamihubungan antara sikap dan keyakinan yang mendasarinya seseorangHarapan hasil adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu akanmemimpin atau tidak akan mengarah ke hasil yang diberikan sedangkannilai hasil adalah evaluasi seseorang atau nilai subyektif yangditempatkan pada hasil tersebut Secara Aljabar hubungan ini dapatditunjukkan sebagai Attitude = Σ Harapan times Nilai Seorang individulebih termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan

53 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 343Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

Islam dan Kesehatan 79

suatu hasil yang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwatindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidak dihargaiindividu akan kurang termotivasi untuk melakukan suatu perilakuKarena sifat spesifik model ini menawarkan suatu pendekatan untukmemahami dan memprediksi niat latihan dan atau perilaku54

4 Teori PRECEDETeori Precede dikembangkan oleh Lawrence W Green tahun

1980 Green menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatanBahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktorpokok yaitu behavior causes dan non behavior causes Selanjutnyafaktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposingreinforcing and enabling constucts in educationalecological diagnosisand evaluation (PRECEDE) Precede merupakan arahan dalam fasediagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan ataupromosi kesehatan55 Secara sederhana model Precede Green adalahBehavior merupakan gabungan fungsi Predisposing factors Enablingfactors dan Reinforcing factors Komponen kedua adalah dibuat denganstrategi implementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal Komponen kedua ini disebut PROCEED forpolicy regulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development56

Bekerja menggunakan Precede sangat menyerupai pemecahanmisteri Orang diajak berpikir deduktif untuk mulai dengan akibat akhirdan bekerja kebelakang ke arah sebab-sebab yang sebenarnya Pada

54 Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

55 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

56 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

80 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

tahap pertama mulai dengan mempertimbangkan kualitas hidupDengan mengukur sejumlah masalah umum yang menyakut orang-orangdi dalam populasi berbagai masalah sosial yang dialami oleh komunititertentu merupakan barometer yang baik untuk kualitas hidup di sana

Kemudian tahap kedua adalah mengidentifikasi masalahkesehatan spesifik yang ada hubungannya dengan masalah sosialDengan menggunakan data yang ada yang dikumpulkan denganpenyelidikan yang tepat bersama-sama dengan penemuan epidemiologisTindakan berhati-hati akan menjamin bahwa data yang ada sahih daninformasi dan asumsi penting yang mendasar

Tahap ketiga mengidentifikasi perilaku khusus yangberhubungan dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalahkesehatan yang terpilih sebagai masalah yang paling pantas untukmendapatkan perhatian Sangat penting mengidentifikasi berbagaiperilaku dengan sangat spesifik dan digolongkan dengan hati-hatiFaktor non perilaku merupakan kategori masalah kesehatan yangmencakupi faktor ekonomi genetik dan lingkungan meskipun tidaklangsung tetapi sangat kuat dalam mempengaruhi kesehatan

Tahap keempat adalah mengidentifikasi tiga faktor yangmempunyai potensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan faktorpredisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat Faktor-faktorpredisposisi yakni sikap kepercayaan nilai dan presepsi seseorangmemudahkan atau merintangi motivasi pribadi untuk berubah Faktor-faktor pemungkin dapat dianggap sebagai penghalang yang diciptakanterutama oleh kekuatan atau sistem sosial Keterbatasan fasilitas tidakmemadainya tenaga atau sumber daya komuniti rendahnya pendapatanatau tidak adanya asuransi kesehatan dan bahkan hukum dan undang-undang yang terbatas adalah contoh faktor pemungkin Keterampilandan pengetahuan yang diperlukan agar perilaku yang diharapkan terjadijuga digolongkan ke dalam faktor pemungkin Faktor penguat adalahfaktor-faktor yang berkaitan dengan balikan yang diterima pihak yangmemperoleh pendidikan dari orang lain yang hasilnya mungkinmendorong atau melemahkan perubahan perilaku Kemudianmengkategorikan faktor-faktor yang nampaknya mempunyai dampaklangsung terhadap perilaku ke dalam tiga kelas tersebut

Islam dan Kesehatan 81

Tahap kelima memutuskan dengan pasti faktor-faktor mana diantara faktor-faktor yang membentuk tiga kelas tersebut yang akandijadikan fokus intervensi Keputusan ini diambil berdasarkan tingkatpentingnya faktor tersebut dan sumber daya tersedia untukmempengaruhinya

Tahap enam dengan informasi diagnostik yang terorganisasidengan jitu dan sistematis yang merupakan pengembang aktual danpelaksanaan program Jika dia selalu mempertimbangkan keterbatasansumber daya yang dimiliki kendala waktu dan kemampuan intervensipendidikan yang tepat guna hampir dapat dipastikan akan terbuktidengan sendirinya dari diagnosis faktor-faktor predisposisi pemungkindan penguat Apa yang tinggal hanyalah penyeleksian kombinasiintervensi yang tepat dan pengukuran masalah dan sumber dayaadministratif

Tahap tujuh evaluasi merupakan bagian integral danberkesinambungan dari seluruh kegiatan yang menggunakan seluruhkerangka-kerja ini Kendati kita membicarakan komponen evaluasiPrecede dengan cukup rinci kriteria untuk evaluasi sesungguhnyaberada di dalam kerangka-kerja ini yakni di sepanjang prosedurdiagnostik Misalnya sejak awal di dalam kerangka-kerja inimenekankan pentingnya menyatakan tujuan program dan tujuanperilaku sehingga penerimaan yang baku ditentukan sebelum evaluasibukan sesudahnya57

Gambar model Precede-Proceed Laurence W Green dan MarshallW Kreuter58 dalam Health Education Creating Strategies for Schooland Community Health 59 dapat dilihat pada gambar 21

57 Lawrence W Green Perencanaan Pendidikan Kesehatan SebuahPendekatan Diagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990 page 27

58 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

59 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

82 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Gambar 21Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection (Modifikasi PRECEDE oleh Laurence WGreen tahun 2008 dan PROCEED oleh Marshall W Kreuter tahun 2000)

Quality of LifeAbsenteeism Achievement Alienation CrimeCrowding Discrimination Hostility Happiness

Self-esteem Unemployment Satisfaction Welfare

HealthVital indication

Disability Discomfort Fertility FitnessMorbidity Mortality Factor Risks

DimensionsDistribution Duration IncidenceIntensiy Longevity Prevalense

Predisposing factorsReason for thebehaviorKnowledgeAttitude

ValuesBeliefsPerception

EnvironmentalFactorsIndicators

Economy PhysicalServices SocialDimensionsAcces EqualityAffordability

BehaviorIndication

Compliance CopingSelf-care UtilizationConsumption PatternsPreventative Action

DimensionsFrequency PersistencePromptness Quality

Range Enabling factorsMake it possible for

behaviorAvailability ofresources

AccessibilityReferrals

EngineeringSkills

Reinforcing factorsAttitude or behaviors

of otherPeersFamilyFriends

Co-workers

3

Genetics

Health ProgramEducational strategiesHealth Education

Components of the Health program

PolicyRegulationsorganizations

4

1

2

Islam dan Kesehatan 83

5 Bloomrsquos TaxonomyPada tahun 1956 Benjamin Samuel Bloom seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembanganmengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran bersamaEnglehart Furst Hill dan Krathwohl mereka berhasil mengenalkankerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan BloomrsquosTaxonomy Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tigadomain perilaku ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)yaitu kognitif (cognitive) afektif (affective) dan psikomotorik(psychomotor)

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektualseperti pengetahuan dan keterampilan berpikir Pengetahuan adalahhasil pengindraan atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yangdimiliki Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi sepertiperasaan nilai minat motivasi dan sikap Menurut Campbell (1950)sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam meresponstimulus atau objek Sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaanperhatian dan gejala kejiwaan lainnya Newcomb lebih lanjutmenyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untukbertindak bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu artinya fungsisikap belum merupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilakuyang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikPerilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yangmerupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

Menurut Bloom terbentuknya perilaku dimulai padadomain kognitif dimulai dari tahu terhadap stimulussehingga menimbulkan pengetahuan baru Pengetahuan baru iniselanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baruyang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaituadanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tersebut60

60 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

84 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

6 Social Cognitive TheorySocial Cognitive Theory (SCT) adalah teori yang dikembangkan

oleh Albert Bandura tahun 2010 dari Social Learning Theory (SLT)tahun 1971 Dalam Behavioral change models secara umummenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocal determinism)antara individu perilaku dan lingkungan61

7 Social Change TheorySocial Change Theory adalah teori yang dikembangkan oleh

Hendrik L Blum (1974) yang mengatakan bahwa ada empatdeterminan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individukelompok atau masyarakat secara berturut-turut besar pengaruhtersebut terhadap kesehatan adalah lingkungan perilaku pelayanankesehatan dan keturunan Disamping determinan-determinan derajatkesehatan tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi ataumenentukan terwujudnya kesehatan seseorang yaitu faktor internalindividu 62 Selanjutnya Blum mendefinisikan sehat sebagai kondisisecara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan jugaspiritual dan sosial dalam bermasyarakat

8 Teori Behavior IntentionTeori Behavior Intention dikembangkan oleh Snehendu Kar (1988)

berdasarkan analisis terhadap niat bertindak atau berperilaku 63 Karmenganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilakuitu merupakan fungsi dari (1) Niat seseorang untuk bertindak

61 Razieh Tadayon Nabavi Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article 2012

62 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

63 Nikos L D Chatzisarantis amp Martin S Hagger ldquoMindfulness and theIntention-Behavior Relationship Within the Theory of Planned BehaviorrdquoSchool of Psychology University of Plymouth Drake Circus PL4 8AA DevonUnited Kingdom e-mail nikoschatzisarantisplymouthacuk copy 2007 by theSociety for Personality and Social Psychology Inc Pdf hal 663 download22062013

Islam dan Kesehatan 85

sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviorintention) (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support) (3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan ataufasilitas kesehatan (accessibility of information) (4) Otonomi pribadiuntuk mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) (5)Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (actionsituation) Secara matematis model ini dirumuskan bahwa Behaviormerupakan gabungan fungsi Behavior Intention Social SupportAccessibility of Information Personal Autonomy dan Action Situation

9 Teori Thoughs amp FeelingsTeori Thoughts and Feelings atau teori pemikiran dan perasaan

dari WHO (1990) menganalisis bahwa banyak alasan seseorang untukberperilaku Misalnya alasan seseorang atau masyarakat tidak mauberobat ke fasilitas kesehatan mungkin karena tidak percaya terhadapfasilitas yang ada mungkin karena tidak tahu manfaat fasilitaskesehatan mungkin tidak mempunya uang mungkin tidak suka dengantenaga kesehatan yang ada dan lain-lain Selanjutnya teori ThoughtsAnd Feelings dapat disederhanakan bahwa Behavior merupakangabungan fungsi dari Thoughts and Feelings Personal ReferenceResources dan Culture

Bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukanoleh pemikiran dan perasaan (Thoughts And Feeling) atau pertimbanganpribadi seseorang terhadap objek atau stimulus Faktor selanjutnya adalahfaktor personal references faktor sumber daya (resources) serta faktorsosial budaya (culture) setempat Adanya orang lain yang menjadireferensi sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang mendukungperilaku dan latar-belakang budaya seseorang atau masyarakatmerupakan faktor yang mempengaruhi perilaku Misalnyaseseorang yang mengambil wudhu di kulah alasannya karena dia yakinkalau wudhu yang sah atau afdol kalau dilakukan di kulah (thoughts andfeelings) atau karena tokoh idolanya melakukan wudhu di kulah(personal reference) faktor lain juga karena tidak ada tempat wudhuselain di kulah (resources) faktor lain lagi mungkin karena kebudayaankeluarga kelompok atau masyarakat yang wudhu di kulah Bentuk dari

86 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

thoughts and feeling adalah pengetahuan persepsi sikap kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objekkesehatan 64

10 Perilaku dalam Pandangan Ilmuan MuslimMenurut Ibnu Miskawaih (320-421H940-1030M) dan Al-Ghazali

(450-505H1058-1111M) ada tiga teori penting mengenai tujuanmempelajari etika Pertama mempelajari etika sebagai studi murniteoritis yang berusaha memahami ciri kesusilaan atau moralitas tetapitanpa maksud mempengaruhi perilaku orang yang mempelajarinyaKedua mempelajari etika sebagai bagian dari usaha untukmeningkatkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Ketigakarena etika merupakan subyek teoritis yang berkenaan dengan usahamenemukan kebenaran tentang hal-hal moral maka dalam penyelidikanetis harus terdapat kritik yang terus menerus mengenai standarmoralitas yang ada sehingga etika menjadi subyek praktis65 Prinsip-prinsip moral dipelajari dengan maksud menerapkan dalam kehidupansehari-hari Ia bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwapengetahuan (terutama akhlaq) yang tidak diamalkan tidak lebih baikdaripada kebodohan

Menurut Quasem etika al-Ghazali bersifat teleologis (aliranfilsafat yang mengajarkan bahwa segala ciptaan di dunia ini adatujuannya) etika mengajarkan bahwa manusia punya tujuan yangagung yaitu kebahagiaan akherat Oleh karena itu suatu perbuatan(amal) dikatakan baik apabila amal tersebut menghasilkan pengaruhpada jiwa yang membuatnya mengarah pada tujuan tersebut dandikatakan buruk kalau perbuatan tersebut menghalangi jiwa mencapaitujuan tersebut66 Derajat baik dan buruk suatu perbuatan didasarkanpada seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan perbuatan tersebut

64 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

65 M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemukdi dalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 13

66M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 14

Islam dan Kesehatan 87

terhadap jiwa pelakunya Dengan demikian suatu amal perbuatandianggap baik atau buruk selaras dengan apakah akibatnya bermanfaatatau merugikan bagi suatu tujuan Suatu perbuatan oleh karena itutidak punya nilai moral intrinsik yang otonom Pandangan al-Ghazaliyang demikian berbeda dengan pandangan kaum Mutazilah yangmenyatakan bahwa kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai yangintrinsik pada perbuatan moral dan bahwa syariah memerintahkan ataumelarang jenis perbuatan tertentu disebabkan karena perbuatan itusendiri adalah baik atau buruk

Etika dilukiskan sebagai ilmu rasional dan juga sebagai ilmukeagamaan Bagi al-Ghazali bahwa nalar (akal) dan syariah itu salingmelengkapi akal saja tidak cukup dalam kehidupan moral dan begitupula wahyu keduanya perlu digabungkan Al-Ghazali mengatakanbahwa seseorang yang mengandalkan kepercayaan penuh (mahdhat-taqlid) terpisah seluruhnya dari akal adalah dungu dan orang yang puasdengan akal belaka yang lepas dari al-Quran dan as-sunnah adalahtertipu Gabungkanlah kedua prinsip tersebut sebab ilmu rasionalbagaikan makanan yang mengandung racun dan ilmu keagamaanadalah sebagai obat penawarnya67

Menekankan mengenai pentingnya akal (moral reasoning) dalametika al-Ghazali menyatakan bahwa moralitas bukanlah suatu hukumyang dipaksakan kepada manusia oleh Allah Swt atau Rasul-Nyaataupun oleh sesama manusia moralitas merupakan hukum yang bisadipahaminya sendiri dan dapat dipilihnya sebagai bimbingam sebab iatahu masuk akal sekali untuk berbuat demikian ia sendiri melihatdengan akal benar atau salahnya suatu perbuatan Banyk fakor yangmempengaruhi akal dalam tugas ini barangkali bimbingan supernaturaltak langsung yang pasti tentu adat kebiasaan dan etos masyarakatnyasendiri serta simpati yang merupakan satu bagian dari piranti mentalalami manusia68

67M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 16

68M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 24

88 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Etika sebagai pengobatan rohani sama pentingnya dengankedokteran untuk memelihara kesehatan jasmani Kepentingansebagai pengobatan melalui metode perawatan dapat dipraktikkan baikdalam kedokteran maupun filsafat moral Metode pengobatan etikaatau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteran yang bersifatpreventif dan kuratif69 Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa perawatantubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara dan mengobati Demikianjuga dalam perawatan mental yakni menjaga kesehatan agar tidaksakit dan berusaha memulihkannya bila telah hilang dengan caramengobatinya

Al-Ghazali mencontohkan adanya keadaan sehat dan sakit padabadan adalah dalam rangka menjelaskan kondisi sehat dan sakitnya jiwaPada dasarnya sebuah kesehatan badan berada pada tahapan normalitaskondisinya dan sakit badan yang bersumber dari kecenderungan kondisibadan untuk selalu menjauhi ranah normalitas70 Demikian pulanormalitas yang ada pada akhlaq juga merupakan gambaran kesehatanjiwa dan sebuah kecenderungan untuk selalu menjauhi normalitasyang dalam hal ini merupakan gambaran dari sebuah penyakit ataugangguan

Menurut Ibnu Sina (370-428H980-1037M) ilmu terbagi menjadidua yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah)Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yangpraktis dan yang teoritis Ilmu teoritis seperti ilmu kealamanmatematika ilmu ketuhanan dan ilmu Kulli Sedangkan ilmu yangpraktis adalah ilmu akhlak ilmu pengurusan rumah ilmu pengurusankota dan ilmu nabi (sharirsquoah)71 Pemikiran pendidikan Ibnu Sina dalamfalsafat praktis (ilmu praktis) pada prinsipnya berkaitan dengan cara

69 Mustain ldquoEtika dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

70 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

71 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 30

Islam dan Kesehatan 89

mengatur dan membimbing manusia dalam berbagai tahap dan sistemDiawali dari pendidikan individu yaitu bagaimana seseorangmengendalikan diri (akhlak) kemudian dilanjutkan dengan bimbingankepada keluarga (takbiral manzil) lalu meluas ke masyarakat (tadbir al-madinat) dan akhirnya kepada seluruh umat manusia Sehingga dapatdilihat bahwa pemikiran pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif72

Sementara itu pandangan-pandangan Ibnu Sina dalam bidang politikhampir tidak dapat dipisahkan dari pandangannya dalam bidang agamakarena menurutnya hampir semua cabang ilmu keislaman berhubungandengan politik ilmu ini selanjutnya ia bagi menjadi empat cabang yaituilmu akhlak ilmu cara mengatur rumah tangga ilmu tata negara danilmu tentang kenabian Ilmu politik ini juga masuk dalam ilmupendidikan karena ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berada padagaris terdepan dalam menyiapkan kader-kader yang siap untukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan73

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsiyang kesemuanya bersifat normatif Pertama tujuan itu menentukanhaluan bagi proses pendidikan Kedua tujuan itu bukan hanyamenentukan haluan yang dituju tetapi juga sekaligus memberikanrangsangan Ketiga tujuan itu adalah nilai dan jika dipandang bernilaidan jika diinginkan tentulah akan mendorong anak didik untukmengeluarkan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya74 Selain itutujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusiayang berkepribadian akhlak mulia Ibnu Sina mengemukakan bahwaukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang meliputisegala aspek kehidupan manusia Aspek-aspek kehidupan yang menjadisyarat bagi terwujudnya suatu sosok pribadi berakhlak mulia meliputiaspek pribadi sosial dan spiritual Ketiganya harus berfungsi secaraintegral dan komprehensif Pembentukan akhlak mulia ini jugabertujuan untuk mencapai kebahagiaan (sarsquoadah)

72 Abudin nata Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 201573 Jalaluddin Filsafat Pendidikan Islam Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 199674 Fathor Rachman Ustman ldquoPemikiran Pendidikan Ibnu Sinardquo Tadris

Vol 5 No 1 2010 Pdf

90 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Untuk menciptakan seorang manusia yang berakhlak maka harusdimulai dari dirinya sendiri lalu ditunjang oleh kesehatan jasmani danrohani Bila kondisi ini dimiliki maka manusia akan mampumenjalankan proses mursquoamalah dengan teman pergaulan danlingkungannya serta mampu mendekatkan diri kepada Allah dan padaakhirnya mampu melakukan marsquorifat kepada Allah Kondisi demikianmerupakan puncak dari tujuan pendidikan manusia75 Mengenaipendidikan yang bersifat jasmani Ibnu Sina mengatakan hendaknyatujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan semua yangberkaitan seperti olahraga makan minum tidur dan menjagakebersihan76 Melalui pendidikan jasmani seorang anak diarahkan agarterbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya Sedangkanpendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memiliki kebiasaanbersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari

75 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 32

76 Abu lsquoAligt al-Husin Ibnu lsquoAligt Ibnu Sina al-Qagtnugtn figt al-Tibb Juz I(Beirut Dar al-Fikr 1994) 278

91

Bab IIIPraktik Personal Higiene Santri di

Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah

tatus kesehatan individu atau kelompok dipengaruhi olehberbagai faktor Beberapa faktor yang berpengaruh antara

lain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitDalam rangka menurunkan dan memerangi penyakit menular sertapeningkatan derajat kesehatan dalam sebuah komunitas atau kelompokdiperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatankhususnya tentang penyakit menular Hal ini dimaksudkan agar terjadiperubahan sikap yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakuHasil akhir yang akan didapat adalah menurunnya angka kesakitandalam sebuah kelompok atau komunitas termasuk di dalamnyakomunitas pondok pesantren

Pada awal penelitian pengambilan sampel akan dilakukan diwilayah Depok dengan pertimbangan banyak pondok pesantren yangsudah lama berdiri dan pondok pesantren yang baru didirikan dandengan populasi yang heterogen Setelah melakukan survei awalterhadap lima pondok pesantren ternyata tidak ditemukan pesantrenyang memenuhi kriteria sebagai unit pembanding yaitu sampel pondokpesantren yang menggunakan kulah sebagai salah satu sumber airunttguk keperluan sehari-hari seperti mandi mencuci pakaian termasukberwudhu Pada akhirnya pondok pesantren Al Hamidiyah Depokdiambil dan dijadikan unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari seperti mandimencuci pakaian termasuk berwudhu berasal dari sumur borpompatanpa kulah Sedangkan pondok pesantren Qothrotul Falah dari ProvinsiBanten diambil sebagai unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari bersumber darisumur bor dan kulah

Selanjutnya dilakukan pendataan calon sampel atau responden

S

92 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada tiap-tiap pondok pesantren yang memenuhi persyaratan sesuaikriteria inklusi dan eksklusi Kemudian dilakukan random samplinguntuk mendapatkan sampel sebanyak 52 santri dari masing-masingpondok pesantren terdiri dari 26 orang santri puteri dan 26 orang santriputera Karena keterbatasan sampel maka data kuantitatif masing-masing pondok pesantren diambil secara total sampling yaitu 56 santridari pondok pesantren Al Hamidiyah dan 41 santri dari pondokpesantren Qothrotul Falah

Deskripsi karakteristik masing-masing pondok pesantren sebagaiunit sampel dan santri sebagai responden diperlukan sebagai faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pondok pesantrenArgumentasi ini akan dibuktikan dengan membahas beberapa hal yaitugambaran umum tempat penelitian praktik personal higiene santri dipondok pesantren Al Hamidiyah dan praktik personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah

A Gambaran Umum Tempat PenelitianPerkembangan pesantren di Indonesia cukup menggembirakan

Tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 27230 pondok pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia1 A Qodri A Azizy mengklasifikasikantipologi pesantren menjadi lima tipe Pertama tipe I yaitu pesantrenyang hanya menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkankurikulum nasional baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MIMTs MA dan Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun yang jugamemiliki sekolah umum (SD SMP SMA dan Perguruan TinggiUmum) seperti Pesantren Tebu Ireng Jombang Kedua tipe II yaitupesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentukmadrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkankurikulum nasional seperti Pondok Pesantren Gontor PonorogoPesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholirsquoul Falah) dan DarulRohman Jakarta Ketiga tipe III yaitu pesantren yang hanya

1 Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima unsur pondok pesantrenyang meliputi masjid pondok pengajaran kitab-kitab Islam klasik santri dankyai Lihat Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai (Jakarta LP3ES 1982) 44

Praktik Personal Higiene Santri 93

mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyahcontohnya adalah Pesantren Salafiyyah Langitan Tuban PesantrenLirboyo Kediri dll Keempat tipe IV yaitu pesantren yang hanyasekedar menjadi tempat pengajian (majlis talsquolim) Kelima tipe V yaitupesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anakpelajar sekolah umum dan mahasiswa2

Populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia Apabiladikelompokkan menurut tipologinya semua pondok pesantren dapatdibedakan menjadi dua pondok pesantren salafiyah dan pondokpesantren khalafiyahlsquoashriyah Apabila dilihat berdasarkan tipologipondok pesantren tersebut maka sebanyak 5310 dari jumlah pondokpesantren merupakan pesantren salafiyah 2838 pondok pesantrenkhalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondok pesantren kombinasi Datatersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren di Indonesia sebagianbesar merupakan tipologi salafiyah yang pembelajarannya masih murnimengaji dan membahas kitab kuning Sebagian lain sudah moderndengan pengembangan pembelajaran ilmu sains dan sebagian lagimengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmupengetahuan dan teknologi3

Pondok pesantren salaf salafi atau salafiyah adalah tipe pondokpesantren tradisional di Indonesia Kata ldquosalafrdquo berasal dari bahasaArab yang secara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewatSecara istilah salaf berkonotasi pada sebuah pesantren tradisional yangmenganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan bandongan dansorogan Pengertian ini kemudian berkembang seiring dinamikapesantren salaf itu sendiri Saat ini pesantren salaf bermakna sebuahpesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistemtradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut

2 Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy ldquoMemberdayakan Pesantrendan Madrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk Dinamika Pesantren danMadrasah (Cet I) (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarangdan Pustaka Pelajar 2002) 8

3 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

94 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu Pesantrensalaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistemsoroganwetonan dan klasikal sekaligus Perkembangan berikutnyasebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikantradisional dan klasikal walaupun dikombinasikan dengan pendidikanformal yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag4

Sementara pondok pesantren modern atau khalafiyahlsquoashriyahmerupakan kebalikan dari pondok pesantren salaf atau tradisionalNamun demikian tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pesantrenmodern Pondok modern Gontor merupakan pelopor dari pesantrenmodern5 Pondok ini secara sistematis dan bertahap memperkenalkansistem baru bagi dunia pesantren Reformasi sistem ini membuatpesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapijuga menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan anaknya dipesantren Meski demikian terdapat kritik terhadap sistem pendidikan

4 Ciri khas pesantren salaf antara lain pertama penekanan padapenguasaan kitab klasik atau kitab kuning atau disebut dengan kitab gundulKedua memberlakukan sistem pengajian sorogan dan wetonan bandonganKetiga walaupun telah memperkenalkan sistem klasikal namun materi tetapberfokus pada kitab-kitab kuning Keempat hubungan emosional kyai-santrilebih dekat dibanding pesantren Al Hamidiyah Kelima materi pelajaran umumtidak atau sangat sedikit diajarkan Keenam pondok salaf yang murni tidakmemiliki lembaga pendidikan formal SDMI MTSSMPSMAMA apalagiperguruan tinggi Ketujuh pimpinan pondok pesantren salaf umumnya adalahkyai yang secara kultural berafiliasi ke organisasi NU (Nahdlatul Ulama)Kedelapan biaya pendidikan relatif murah Kesembilan menekankan padaperilaku yang sopan dan santun Kesepuluh memiliki karakteristik atau cirikhas yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya Kesebelas santrimukim Lihat Marwan Sarijo Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (JakartaDharma Bakti 1980) 9

5 Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilaikomodernan yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerasTermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militer Beberapaunsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern di antaranya pertamapenekanan pada bahasa Arab percakapan Kedua memakai buku literaturbahasa Arab kontemporer Ketiga memiliki sekolah formal di bawah Diknasdanatau Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggiKeempat tidak memakai sistem sorogan wetonan dan bandongan

Praktik Personal Higiene Santri 95

pesantren modern yaitu lemahnya santri modern pada penguasaan kitabkuning klasik (kutub at-turath) dan terlalu fokus pada penguasaanbahasa Arab modern dan ringan

Terlepas dari tipologi pesantren salaf dan Al Hamidiyahpenelitian ini akan dilakukan di dua pesantren yang berbeda Gambaranumum tentang tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Al Hamidiyahdan Pondok pesantren Qothrotul Falah juga tentang sarana danprasarana serta pelayanan kesehatan yang ada dijelaskan sebagai berikut

1 Pondok Pesantren Al HamidiyahPondok pesantren Al Hamidiyah didirikan oleh KH Achmad

Sjaichu (Ketua PBNU 1979) pada 17 Juli 1988 Pesantren ini beralamatdi Jalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok 16435 Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan atau urban(wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengansusunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan) terletakdi sekitar permukiman penduduk Pesantren ini didirikan gunamewujudkan cita-cita luhur pendirinya untuk mengembangkan duniapendidikan dan dakwah Islamiah melalui pesantren Basis keilmuanpesantren yang dimiliki KH Achmad Sjaichu yang diperkaya denganberbagai pengalaman membuatnya memutuskan untuk menekuni duniapesantren dengan konsep dan kesadaran yang lebih maju Melaluipesantren KH Achmad Sjaichu ingin mengkader dai dan ulama yangberwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu6 Hal ini dikarenakankesadaran tentang makna kehadiran para juru dakwah dan ulamaditengah-tengah masyarakat yang bergerak maju dan cepat

KH Achmad Sjaichu merasakan keprihatinan yang mendalamatas kenyataan makin langkanya ulama dan juru dakwah Dari segikuantitas banyak ulama yang wafat namun dari segi kualitas sistempendidikan dan pengajaran dalam lembaga pesantren masih harus lebihdisempurnakan Menurutnya para juru dakwah dan ulama perludipersiapkan sejak dini dengan seperangkat ilmu dan keterampilan yangcukup untuk menyertai perkembangan kehidupan modern yang kian

6 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

96 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kompleks KH Achmad Sjaichu kemudian berikhtiar denganmendirikan pesantren sebagai jawaban atas keprihatinan dankekhawatiran tersebut Ia merasa perlu mendirikan pesantren yang lebihmemiliki kualitas dan kuantitas mencetak santri jadi ulama Akhirnyapada tahun 1987 Menteri Agama H Munawir Sjadzali meletakan batupertama mengawali pembangunan pesantren7

Secara fisik bangunan pesantren Al Hamidiyah dirancang danditangani langsung pengawasannya oleh Ir H Mochamad SutjahjoSjaichu putra ketiga KH Achmad Sjaichu Bersamaan dengan itudilakukan perencanaan berbagai program pendidikan di bawahkoordinasi (almarhum) DR H Fahmi D Saifuddin Sementarapembangunan fisik berjalan persiapan pembukaan pesantren jugadilakukan Rapat-rapat yayasan menghasilkan keputusan perlunyasegera dibentuk suatu badan pengelola Maka kemudian dicarilahtenaga-tenaga yang siap untuk menjalankannya Seperangkatkepengurusan dipersiapkan dan tepat tanggal 17 Juli 1988 pondokPesantren Al Hamidiyah dibuka Pesantren menerima murid pertamasebanyak 150 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 120 untuk MadrasahTsanawiyah Dari jumlah tersebut 75 santri putra dan 40 santri putribermukim di asrama Pendirian pondok pesantren sejalan dengan usahakementerian agama saat itu untuk mengadakan proyek percontohanpendidikan madrasah dengan materi pendidikan terdiri dari 70substansi agama dan 25 substansi umum yang disebut MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus)8

Membangun pondok pesantren bukan sekedar membangunbangunan fisik belaka Tapi lebih dari itu adalah membangun manusiamempersiapkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman9 Saatbanyak pesantren berlomba mencetak santri yang pandai wiraswastaatau menguasai teknologi Al Hamidiyah tetap dengan misi utamanya

7 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20148 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20149 Hal ini disampaikan oleh menteri agama Munawwir Sadzali pada

acara peresmian yang dihadiri alim ulama pemerintah dan tokoh masyarakatMenteri Agama juga menyatakan bahwa program yang menekankan pengajaranbidang studi agama adalah jawaban atas kelangkaan ulama yang sedangdirasakan umat Islam dewasa ini khususnya di Indonesia

Praktik Personal Higiene Santri 97

yaitu mencetak ulama Kehadiran Al Hamidiyah sebagai pesantrensalafiyah di tanah air terbilang baru dibandingkan pesantren salaf lainseperti pesantren Tebu Ireng Jombang Lirboyo Kediri atau pesantrensalafiyah lain Kendati begitu Al Hamidiyah mengalami perkembanganyang pesat Beragam tingkat pendidikan digelar mulai dari tamankanak-kanak (TK) hingga Tarbiyah Muallimin-Muallimat (TMM) yangsetara dengan madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Jumlahsantrinya mencapai ribuan orang Semula hanya warga Jabotabek yangmendaftar Namun belakangan santri dari luar daerah pun bermunculan

Sebagai pesantren salaf kitab klasik atau kitab kuning adalahmenu utama Kitab klasik yang dikaji para santri antara lain Talim al-Mutaallim Arbarsquoin al-Nawawi al-Jawahir al-Kalamiyah Wasaya li al-Abnarsquo Matan al-Ghayah al-Taqrib al-Amthilah al-Tasrifiyah Nadzamal-lsquoImriti al-Mutammimah Tafsir Jalalain dan Husun ul-HamidiyahTenaga pengajar terdiri dari para kyai ustadz dan sarjana lulusanperguruan tinggi negeri atau swasta dalam dan luar negeri Ada jugaalumni yang ikut nimbrung mengajar

Al Hamidiyah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dipesantren Sebagaimana harapan almarhum kyai Sjaichu pesantren AlHamidiyah tidak saja berkutat pada pengembangan ilmu keagamaansemata Pondok pesantren Al Hamidiyah juga mengembangkanpendidikan lain seperti TK TPQ MTs MA pengajian pesantrenmajelis tarsquolim bahasa Arab komputer perpustakaan klinik dankoperasi Pondok pesantren Al Hamidiyah memiliki lembaga bahasaArab dan bahasa Inggris Sebagai penunjang pendidikan formalterdapat program ekstrakurikuler seperti marching band pramuka hajirmarawis qasidah lembaga al-Quran dan dakwah tata boga danolahraga Dengan demikian Al Hamidiyah memadukan sistempesantren salaf dan pendidikan modern yang lazim dikenal dengansistem salafiyah ashriyah10

Pesantren Al Hamidiyah menggunakan kurikulum dan sistempembelajaran tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dan kurikulumberbasis kompetensi tahun 2004 Sistem pendidikan integral pesantren

10 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

98 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan prosespendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untukmencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren Hingga saat iniPondok Pesantren Al Hamidiyah mempunyai beberapa jenjangpendidikan11 Pertama Kelompok Bermain (Play Group) dan TamanKanak-kanak (TK) Play group resmi dibuka pada 18 Juli 1991Sedangkan TK resmi dibuka pada 18 Juli 1991 Tujuan utamanya adalahuntuk pembentukan sikap watak dan kepribadian anak yang berahlakulkarimah menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri melalui aktivitaspembelajaran yang kreatif dalam bentuk permainan yang menyenangkansesuai dengan kondisi anak usia bermain Kedua Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang diresmikan pada 17 Juli 1991 TPQ adalahpendidikan non-formal yang menerapkan kurikulum paduan antaraLPPTKA dengan kurikulum muatan lokal pesantren Ketiga SekolahDasar Islam Terpadu (SDIT) Al Hamidiyah yang dibuka pada 17 Juli2003 SDIT ini menggunakan Kurikulum Berbasis Teknologi denganmenekankan ketercapaian kompetensi murid Pembelajaran ditujukanuntuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dandiadakan program perbaikan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajarKeempat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setaraf dengan SMPdengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan Depag denganditambah muatan-muatan kepesantrenan Jumlah santri MTs adalahsebanyak 382 orang Kelima Madrasah Aliyah (MA) yang setarafdengan SMU ditambah muatan-muatan kepesantrenan dengan jumlahsantri MA adalah sebanyak 270 orang Ke-enam Perguruan Tinggi(Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dengan jenjang S1 dan D-III12

Visi pondok pesantren Al Hamidiyah adalah mencetak ulamakarena ulama memiliki pengertian sebagai pewaris nabi Karenanyadalam keseharian santri Al Hamidiyah dilatih mempraktikkan carahidup berdasar ajaran Nabi Muhammad Saw Al Hamidiyah jugamengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadappengajar Hal ini dikarenakan sebelum mengulama-kan santri guruharus mengulamakan diri sendiri Demi tujuan tersebut pesantren

11 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201412 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

Praktik Personal Higiene Santri 99

menerapkan praktik muhadarah (ceramah) ke tengah masyarakatProgram yang disebut kegiatan pengabdian masyarakat (KPM) inidilakukan sepekan sekali Kegiatan ini semula hanya dilaksanakan disekitar Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi Namun saat inikegiatan tersebut sudah merambah ke Jawa Timur dan Bali13 Sumberair bersih utama yang digunakan adalah sumur borpompa

2 Pondok Pesantren Qothrotul FalahPondok pesantren Qothrotul Falah secara resmi didirikan pada

tahun 1991 oleh KH Achmad Syatibi Hanbali Lokasi pesantren beradadi sekitar pemukiman penduduk daerah pedesaan tepatnya di jalanSampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung Kecamatan CikulurKabupaten Lebak Provinsi Banten 42356 Lokasi pondok pesantren adadi perdesaan atau rural (wilayah yang mempunyai kegiatan utamapertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukimanperdesaan) terletak di sekitar permukiman penduduk Pesantren iniberdiri dengan visi bernuansa islami unggul dalam presentasimenjunjung tinggi tradisi santun dalam bersikap diminati masyarakatdan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan14

Awalnya KH Hanbali ayah dari KH Achmad Syatibi Hanbaliyang masih berstatus lajang dan baru berumur 26 tahun pada tahun 1961membentuk majlis mudzakarah kecil-kecilan KH Hanbali dalam majlistersebut mengajarkan kitab-kitab sumber keagamaan dalam berbagaibidang baik bidang fikih bidang tauhid dan bidang taSawuf15 Sebagaiseorang tokoh agama yang kharismatik pendirian majlis tersebutdimaksudkan untuk memenuhi pendidikan keagamaan yang mampu

13 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201414 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201315 Dalam bidang fikih diajarkan kitab Kifayah al-Akhyar Irsquoanah al-

Thalibin Kasyifah al-Saja Safinah al-Najah Fath al-Wahhab Fath al-MursquoinRiyadh al-Badirsquoah dll Bidang tauhid yang diajarkan adalah kitab Fath al-Majid Kifayah al-lsquoAwwam dll Bidang taSawuf KH Hanbali mengajarkankitab Ihyarsquo Ulum al-Din Bidayah al-Hidayah Minhaj al-lsquoAbidin Kifayah al-Adzqiyarsquo Nashaih al-lsquoIbad Sullam al-Taufiq dll Lihat Profil PondokPesantren Qothrotul Falah Banten 2013

100 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencetak kader-kader ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agamadan negara berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan amanah

Pada tahun 1961 KH Hanbali semula hanya bermaksudmengamalkan ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnyaPada perkembangan selanjutnya KH Hanbali berfikiran untukmendirikan lembaga pendidikan agama yang independen Kemudianlahirlah Pondok Pesantren Qothrotul Falah16

Pada 1991 atas harapan dan desakan masyarakat pada lembagapendidikan yang berkualitas KH Achmad Syatibi Hanbali besertasesepuh masyarakat yang diwakili Drs H Achmad Djazuli (almarhum)mendaftarkan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ke Kantor NotarisNuzwar SH dengan No 08 31 Juli 1991 untuk dibuatkan aktependirian ponpes secara resmi Pondok Pesantren Qothrotul Falah daritahun ke tahun terus menuai perkembangan pesat Ini terlihat darijumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun menimba ilmu umum(MTs dan SMA) yang terus bertambah Seiring kuantitas santri yangkian bertambah itu sarana pendidikanpun kian banyak Gedung-gedungasrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitarPonpes

Figur sentral seorang kyai sangat dibutuhkan dalam pengelolaanPondok Pesantren Karena itu KH Achmad Syatibi Hanbali sebagaifigur sentral Ponpes harus pandai-pandai menyaring aneka usulan dariberbagai kalangan KH Achmad Syatibi Hanbali tidak segan-segan dansungkan-sungkan berdialog dengan masyarakat dan para santri tentangapa-apa yang menjadi kekurangan di Ponpesnya agar kekurangantersebut dapat diminimalkan

Pondok Pesantren Qothrotul Falah menerapkan sistem kurikulumterpadu yaitu kurikulum dari KemdiknasKemenag denganpengembangan kurikulum pesantren yaitu madrasah diniyah danpengajian kitab kuning Jenjang pendidikan pada pesantren QothrotulFalah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Atas(SMA) madrasah diniyah kitab kuning Saat ini total jumlah santriMTs dan SMA adalah sebanyak 242 terdiri dari santri MTs sebanyak

16 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 2013

Praktik Personal Higiene Santri 101

114 orang dengan pembagian santri putra 51 orang dan santri putri 77orang ditambah jumlah santri SMA sebanyak 128 orang denganpembagian santri putra 61 orang dan santri putri 53 orang Sedangkanjumlah tenaga pengajar adalah sebanyak 43 orang Selain itu terdapatbagian keamanan guru dan pembina kamar guna memantau keseharianmereka Jika terdapat pelanggaran oleh santri maka akan diberikansanksi sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan Sanksi yang diberikanberupa sanksi ringan sedang maupun sanksi yang berat sepertipengeluaran dari pesantren Hal ini tentunya dilakukan setelahdilakukan perjanjian dan pembuatan komitmen dengan wali santriSemua ini dimaksudkan sebagai bagian dari pengendalian sosial17

Sistem pengajaran di pondok pesantren Qothrotul Falah padaawalnya sangat kental dengan nuansa dan pendekatan salafi Pengajiankitab kuning dilakukan dengan sistem sorogan (santri membaca kitab dihadapan guru) sistem bondongan (guru membaca kitab di hadapan parasantri) dan sistem musyawarah ala pondok pesantren klasik Namunseiring tuntutan zaman yang kian kompetitif pihak pengelola pesantrenkemudian memasukkan sistem pengajaran bahasa Arab modern bahasaInggris mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA) dan berbagaikegiatan ekstra Kegiatan ekstra yang diajarkan meliputi hidupberorganisasi kepramukaan PMR (Palang Merah Remaja) paskibraolah raga drum band kesenian marawis kasidah komputer muhadarahdan qirarsquoah al-Qurrsquoan Para santri dituntut menguasai keilmuan moderndi samping harus menguasai keilmuan salaf18 Adat-istiadat tentu jugadiadopsi oleh pesantren seperti dibaan ngupat pada pertengahan bulanRamadhan Pesantren menganggap adat ini sebagai kebiasaan baik yangtetap perlu dilakukan Pihak pesantren menilai sesuatu sebagai hal yangbaik apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadis Hal yang tidak baikadalah yang menyalahi keduanya Hal ini seringkali ditekankan pihakpesantren dalam berbagai kesempatan pengajian kultum dan lain lain

17 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

18 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

102 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pesantren ini berada di tanah seluas 21000m2 dengan luasbangunan 15000 m2 Secara fisik pesantren ini mempunyai beberapabangunan permanen yang terdiri dari sebuah masjid sebuah gedungutamakantor gedung belajar sekolahtempat belajar sebanyak 10bangunan empat asrama putra dan 14 asrama putri serta beberapabangunan yang digunakan sebagai laboratorium IPA perpustakaankoperasi dan ruang guru19 Guna memenuhi kebutuhan listrik seluruhpondok pesantren Qothrotul Falah digunakan sumber daya listrik dariPLN dan generator yang digunakan jika listrik PLN padam20

Sementara interaksi sosial antar santri anggota pondok danmasyarakat di lingkungan sekitar Pesantren Qothrotul Falah dirasasangat bagus Masyarakat sekitar pesantren turut shalat berjamaah dimasjid pesantren Masyarakat juga sering melibatkan santri dalam acaratasyakuran tahlilan atau kegiatan lain Kesenian santri seperti marawisjuga biasa tampil pada kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar Begitupula sebaliknya pihak pesantren tidak jarang melibatkan masyarakatdalam beberapa program pesantren

Bicara kemakmuran di pesantren tentu saja tidak mudah dansangat tergantung pada sumber daya yang ada dan jumlah santriPesantren Qothrotul Falah mempunyai unit usaha berupa koperasi danbengkel Usaha pesantren dijalankan sepenuhnya untuk kepentinganpesantren dan para guru21 Pemenuhan kebutuhan guru dan pesantrendimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar karenapendidikan dan akhlak para santri sepenuhnya menjadi tanggungjawabpesantren Pesantren memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadasantri untuk mengakses seluruh informasi yang ada di pesantren Secaramoral pesantren juga bertanggungjawan mengarahkan santri menjadipribadi yang baik

19 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

20 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

21 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

Praktik Personal Higiene Santri 103

Terkait dengan kesehatan santri Pesantren Qothrotul Falah tidakmemiliki poskestren Namun demikian pihak pesantren bekerjasamadengan puskesmas kecamatan Sedangkan fasilitas kesehatan terdekatadalah bidan yang membuka praktik tidak jauh dari lokasi pesantren22

Terkait informasi tentang kesehatan kepada santri di pesantren terdapatpegawai kesehatan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan KabupatenLebak yang mengadakan kegiatan berkala di pesantren Bahkanterkadang ada ahli gizi dari puskesmas memberikan penyuluhan tentanggizi kesehatan reproduksi kesehatan lingkungan dan lain sebagainya23

Secara doktrinal pihak pesantren telah menanamkan ajaran-ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan24

Pesantren melakukan kerjabakti untuk menjaga kebersihan danmelakukan cek kesehatan sepekan sekali Jika terdapat santri yang sakitsehari dua hari maka akan ditangani oleh tim kesehatan pesantren ataulangsung dibawa ke puskesmas atau bidan tergantung jenis sakit yangdiderita Santri senantiasa ditekankan untuk menjaga diri dari najis yangringan najis sedang dan najis berat Kebersihan dilakukan denganpenjadualan piket kamar lingkungan kapling masjid kamar mandi dllPesantren juga mendirikan ldquoGerakan Santri Pedulirdquo yang tugasutamanya adalah membersihkan lingkungan dan penanaman pohonbunga

Sementara fasilitas lain guna mendukung proses pembelajaranPesantren Qothrotul Falah memiliki beberapa ruang kelas ruang belajarkamar tidur ruang makan kamar mandi ruang cuci baju jemuran toiletdan lain-lain Semua ruangan tersebut memiliki ventilasi yang cukupNamun demikian tempat cuci tangan belum tersedia sepenuhnya di

22 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

23 Pesantren menganggap keberadaan sebuah poskestren dalam sebuahpesantren merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan Jumlah santri yangbanyak memungkinkan terjadinya pola hidup yang kurang sehat Selain itu jugauntuk mempermudah penanganan jika ada santri yang terkena sakit Lebihjelasnya bisa dilihat dalam kuesioner Pondok Pesantren Qothrotul Falah

24 Dalam hadis disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dariiman Selain itu terdapat hadis yang menerangkan perlunya memanfaatkanmasa sehat sebelum datang masa sakit

104 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sejumlah ruangan yang ada Tempat cuci tangan hanya tersedia di ruangmakan dan asrama guru dan lapangan futsal25 26 Pengurus PesantrenQothrotul Falah menjelaskan bahwa kondisi fisik pondok pesantrenmempengaruhi kemampuan santri untuk berperilaku higiene Diakuioleh pihak pesantren bahwa masih banyak kekuarangan dalam saranadan prasarana yang dimiliki pesantren Bangunan yang ada masih jauhdari standar kesehatan Namun pesantren berupaya membuat bangunanterbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh pemberi dana Pesantrenjuga tidak memiliki tenaga kesehatan khusus untuk menangani santriyang sakit

Terkait pembuangan limbah Pesantren Qothrotul Falah memilikisarana pembuangan limbah dengan saluran pembuangan yang terbukaPembuangan kotoran dalam septic tank tertutup Sedangkanpembuangan sampah dilakukan secara terbuka Sampah yang adadikelola menjadi kompos dan sebagian lagi dibakar Adapun jenis bahanbakarenergi utama yang digunakan untuk memasak di PesantrenQothrotul Falah adalah gas elpiji dan kayu bakar27

Sementara dalam hal ketersediaan air bersih sumber air bersihutama Pesantren Qothrotul Falah adalah sumur borpompa Pesantrenmenyediakan banyak kran air untuk wudhu dan mencuci untuk parasantri sehingga untuk sarasa air bersih dirasa sudah mencukupi Sumberair tambahan adalah berupa satu kulah dengan ukuran plusmn20x4 m2 Kulahyang ada terbuat dari tanah yang digunakan untuk menampung air hujandan dipergunakan untuk mencuci mandi serta berwudhu Kulah dipakaibersama-sama oleh santri laki-laki Kulah akan menampung banyak airpada saat musim hujan dan mengering pada saat musim kemarau Airkulah berwarna coklat karena bercampur tanah liat28 Dari segikebersihan tentu kurang maksimal karena air kulah biasnya dipakaisecara bersama-sama oleh banyak santri Tidak jarang terdapat santri

25 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

26 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201327 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten Nopember 201428 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten tanggal 2 November 2014

Praktik Personal Higiene Santri 105

yang kondisinya tidak sehat secara fisik dan kemudian berpengaruhpada santri lain

Pesantren menganggap bahwa kesucian air dalam kulah tak perludiragukan selama airnya melebihi dua kulah29 Jadi kebersihan dankesucian dua hal berbeda Kotor belum tentu tidak suci tapi jelas tidaksehat Dalam konteks suci badan dan tempat bukan suci batin suciberarti tidak ada najis baik najis ringan najis sedang maupun najisberat Sedangkan bersih berarti ketiadaan kotoran yang mengganggukesehatan dalam diri seseorang dalam hal ini santri Kotoran bisaberupa sampah kotoran hewan kekumuhan dan sejenisnya Pelaksanaanibadah apapun tanpa kebersihan fisik dan batin tidak akan diterimaOleh karenanya diterimanya ibadah juga tergantung pada kebersihanJika ibadah adalah wujud nyata pelaksanaan keimanan maka sarananyajuga menjadi bagian dari keimanan itu sendiri30

Jumlah air banyak atau sedikit akan berpengaruh pada carapenggunaannya dalam bersuci Terdapat kelonggaran dalam penggunaanair yang banyak dalam bersuci selagi karakter air aslinya tidak berubahTetapi pada air yang sedikit terdapat beberapa ketentuan yang berlakuAir banyak seringkali disebut dengan ldquodua qullahrdquo Pada umumnyamenggunakan ukuran volume benda cair dengan liter meter kubik ataubarrel Istilah qullah adalah ukuran volume air yang digunakan padamasa Rasulullah sewaktu masih hidup Dalam kitab fiqih TuhfatutThullab dan Fathul Qaribul Mujib disebutkan bahwa ukuran volumedua qullah adalah 500 rithl atau liter yang digunakan oleh orangBaghdad

Para ulama kontemporer mencoba mengukur dua qullah denganbesaran yang banyak digunakan sekarang Dua qullah dalam ukuranmasa kini kira-kira sejumlah 270 liter Air sejumlah itu apabila terpercikoleh air bekas wudhu maka air tersebut akan tetap suci dan mensucikanSelama air tersebut tidak berubah karakter aslinya (warna bau sertarasa) karena terkena najis maka tetap bisa digunakan untuk berwudhu

29 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten tanggal 2 November 2014

30 Keterangan ini disampaikan oleh pimpinan Pesantren QothrotulFalah Lihat kuesioner penelitian

106 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

lagi Tetapi apabila air dalam wadah kurang dari 270 liter digunakanuntuk berwudhu atau mandi janabah kemudian kemasukan air yangsudah digunakan untuk berwudhu maka air itu dianggap mustalsquomal(sudah digunakan) Air tersebut suci secara fisik tapi tidak bisadigunakan untuk bersuci walaupun masih bisa digunakan untukkeperluan lain seperti mencuci tangan biasa

Kondisi air di ember tetap suci mensucikan jika tidak ada airbekas bersuci atau barang najis yang masuk ke dalamnya Tetapi jikasudah terkena air bekas bersuci atau barang najis mata status airtersebut menjadi mustalsquomal (air yang sudah terpakai bersuci) ataumenjadi mutanajjis (air terkena najis) Dikatakan mustalsquomal apabila airdalam ember tersebut terciprat atau terpercik air bekas bersuci sepertiberwudhu Artinya air dalam ember tersebut tidak bisa lagi digunakanuntuk bersuci seperti untuk mandi janabah diambil untuk berwudhuatau membersihkan hadas saat buang air besar Jika air dalam emberterciprat najis misalnya kemasukan kotoran cicak atau terciprat airkencing kita maka status air dalam ember tersebut menjadi mutanajjisAir dalam ember tersebut tidak bisa digunakan lagi baik untukmembersihkan maupun untuk diminum Hal yang patut diwaspadaiadalah air wudhu yang menetes di ember sementara ember tersebutberukuran kecil yang menampung air kurang dari dua qullah karena airember menjadi mustalsquomal Berbeda halnya dengan air yang keluar darikran Air kran lebih aman jika kita gunakan untuk berwudhu

Dengan demikian air dalam fungsinya untuk bersuci dapatdibedakan menjadi dua Pertama air yang dapat digunakan untukbersuci yaitu air tahhir mutahhir (air suci dan mensucikan) Kategoriini adalah air yang bisa digunakan untuk bermacam-macam fungsi(multifungsi) Air jenis ini bisa digunakan untuk keperluan makanminum dapat digunakan untuk menghilangkan najis dan aktivitasberwudhu serta mandi janabah Syarat air suci dan mensucikan adalah(1) Belum pernah dipakai untuk bersuci sebelumnya Air yang sudahterpakai dan kurang dari dua qullah serta telah dipakai untuk berwudhutidak dapat (sah) digunakan berwudhu lagi Air tersebut masih dianggapsuci namun tidak mensucikan (2) Air yang tidak tidak mengalirterhitung banyak jika memenuhi ukuran minimal dua qullah (3) Air

Praktik Personal Higiene Santri 107

mutlak definisi air mutlak di dalam Fiqih Lima Mazhab karya MJawad Mughniyah adalah air yang menurut sifat asalnya Sebagaicontoh adalah air yang turun dari langit atau keluar dari bumi air hujanair laut air sungai air telaga Begitu juga air yang masih tetap namanyawalaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari Sesuatu yangsulit dihindari sehingga tidak merubah kesucian air adalah seperti tanahdebu atau sebab lain seperti kejatuhan daun Menurut kesepakatanulama air mutlak adalah suci mensucikan

Kedua air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci Kategori inidibedakan menjadi air mustalsquomal dan air mutanajjis Air mustalsquomaladalah air yang telah digunakan untuk keperluan bersuci baik dalamberwudhu mandi maupun mencuci najis Kendati air mustalsquomal adalahsuci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi Air tersebut bisadiistilahkan dengan air tahhir ghairu mutahhir Status air mustalsquomalbisa digunakan untuk minum dan membersihkan benda-benda yangtidak najis Terkecuali jika jumlah mustalsquomal tersebut lebih dari duaqullah maka air tersebut tetap suci mensucikan selama tak terkena najisyang membuatnya berubah dari salah satu karakter aslinya seperti baurasa maupun warna Sementara air mutanajjis adalah air yang kurangdari dua qullah dan terkena najis Bisa dikatakan air mutanajjis pula airyang lebih dari dua qullah tapi terkena najis hingga berubah salah satusifat asli airnya Air seperti ini sama sekali tidak bisa digunakan baikuntuk dikonsumsi baik makan maupun minum dan aktivitas bersuciJika air ini digunakan maka benda apapun yang terkena cipratan atauguyuran airnya menjadi najis pula31

B Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren AlHamidiyahPraktik personal higiene santri merupakan penjelasan secara rinci

tentang karakteristik masing-masing responden di pondok pesantrenPraktik personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah akandiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsiresponden karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

31 Wahbah Az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

108 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Al Hamidiyah seperti yang disajikan pada tabel 31

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikapdan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2998 300 62 17-42Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai mean atau ukuran rata-ratapengetahuan responden di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah 2998skor tertinggi 42 dan skor terendah 17 Nilai rata-rata skor pengetahuandidapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semua pertanyaantentang pengetahuan terhadap personal higiene di pondok pesantrenmelalui kuesioner yang diberikan mencakup 13 pertanyaan32

Mean average adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil darijumlah semua nilai pengukuran dibagi banyaknya pengukuranKeuntungan nilai mean adalah mudah menghitungnya dan melibatkanseluruh data dalam perhitungan Namun kelemahan dari nilai meanadalah sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim tinggimaupun rendah Oleh karena itu pada kelompok data yang mempunyainilai ekstrim atau distribusi data yang miring mean tidak dapatmewakili rata-rata kumpulan nilai pengamatan

Nilai median pengetahuan adalah 30 selanjutnya nilai medianmerupakan nilai yang dipakai untuk menentukan cut of pointpengetahuan responden karena distribusi data mempunyai nilai ekstrimatau tidak normal artinya nilai pengetahuan dikatakan baik jikamempunyai skor ge nilai median dan dikatakan kurang jika lt nilai medianMedian adalah nilai dimana setengah banyaknya pengamatan

32 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan pengetahuanresponden tenteng personal higiene

Praktik Personal Higiene Santri 109

mempunyai nilai dibawahnya dan setengahnya lagi mempunyai nilai diatasnya Penghitungan median hanya mempertimbangkan urutan nilaihasil pengukuran beda besar antar nilai diabaikan sehingga mediantidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim33 Standar deviasi didapatkan dariperbedaan rentang nilai dari masing-masing responden Makin besarstandar deviasi maka makin besar rentang nilai antar masing-masingresponden dan semakin besar variasi nilai begitu juga sebaliknya Nilaiminimal dan nilai maksimal merupakan nilai terendah dan nilai tertinggidari semua responden

Tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata skor sikapsantri adalah 2841 skor terendah 22 dan tertinggi 33 Nilai rata-rataskor sikap didapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semuapertanyaan tentang sikap responden terhadap personal higiene dipondok pesantren melalui kuesioner yang diberikan mencakup 11pertanyaan Sedangkan nilai median sikap adalah 29 yang selanjutnyamerupakan nilai cut of point sikap responden terhadap personalhigiene34

Selanjutnya tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rataskor perilaku adalah 1938 skor perilaku paling rendah 15 dan tertinggi21 Nilai rata-rata skor perilaku didapatkan dari rata-rata jawabanresponden atas semua pertanyaan tentang praktik responden terhadappersonal higiene di pondok pesantren melalui kuesioner yang diberikanmencakup 17 pertanyaan35 Sedangkan nilai median perilaku adalah 20yang selanjutnya merupakan nilai cut of point perilaku respondenterhadap personal higiene di pondok pesantren

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Al

Hamidiyah meliputi distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

33 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007) hal 72

34 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan sikap respondenterhadap personal higiene

35 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan responden terhadapperilaku personal higiene

110 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

distribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrenfrekuensi sakit distribusi pengetahuan sikap perilaku

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren AlHamidiyah disajikan pada tabel 32

Tabel 32 Distribusi Respondenberdasarkan Jenis kelamin di Pesantren Al Hamidiyah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 23 411Laki-laki 33 589

Total 56 100

Tabel 32 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin tampakbahwa responden perempuan lebih sedikit yaitu 411sedangkan responden laki-laki lebih banyak yaitu 589

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren Al Hamidiyahdisajikan pada tabel 33

Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggaldi Pesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 100 122 0-5

Praktik Personal Higiene Santri 111

Berdasarkan tabel 33 tampak bahwa rata rata umur responden dipondok pesantren Al Hamidiyah adalah 1563 tahun Umur tertuaadalah 17 tahun dan termuda 15 tahun dengan standar deviasi062 Berdasarkan jumlah teman sekamar rata-rata temansekamar responden 1414 teman sekamar paling banyak 18 orangdan paling sedikit 8 orang dengan standar deviasi 27Berdasarkan peraturan dalam keputusan menteri pekerjaan umumno 306KPTS1989 dikatakan bahwa standar ukuran sebuahkamar tidur adalah 3m x 3m dengan penghuni 1-2 orang36 37

Rata-rata lama responden tinggal di pondok pesantren AlHamidiyah adalah 2866 (29 bulan) Paling lama tinggal dipesantren 48 bulan dan paling sebentar tinggal dipesantren 4bulan dengan standar deviasi 1611 Frekuensi respondenmenderita sakit rata-rata 145 kali dengan standar deviasi 122Nilai frekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernahsakit dan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernahmengalami 5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren Distribusi responden yang sakit adalah sebanyak750 dengan frekuensi terbanyak adalah 1 kali sakit (339)kemudian diikuti oleh 3 kali sakit (196) 2 kali sakit 179dan selebihnya merata yaitu 4 kali dan 5 kali sakit masing-masing18 Sedangkan yang tidak pernah sakit sebanyak 250

c Distribusi Pengetahuan sikap dan perilakuGambaran pengetahuan sikap dan perilaku responden di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 34

36 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia KeputusanMenteri Pekerjaan Umum No 37 Jakarta 1989

37 Kementerian Permukiman Republik Indonesia Keputusan MenteriPermukiman No 403KptsM2002 tentang Prasarana Wilayah Jakarta 2002

112 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

PengetahuanBaik 41 732Kurang 15 268

Total 56 100

SikapBaik 34 607Kurang 22 393

Total 56 100

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 100

Tabel 34 menunjukkan bahwa berdasarkan distribusipengetahuan tampak sebagian besar responden di pondokpesantren Al Hamidiyah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu732 sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya268 Berdasarkan distribusi sikap tampak bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaisikap yang baik yaitu 607 dan 393 sisanya mempunyaisikap kurang Menurut distribusi perilaku terlihat bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaiperilaku yang baik yaitu 821 dan hanya 179 responden yangmempunyai perilaku kurang terhadap personal higiene

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Al Hamidiyah meliputi tingkat pendidikan ibu tingkat pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga seperti yangdisajikan pada tabel 35

Praktik Personal Higiene Santri 113

Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Al Hamidiyah

Pada tabel 35 terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu makasebagian besar ibu responden mempunyai pendidikan tinggi yaitu 964dan hanya 36 yang mempunyai pendidikan rendah Begitu jugadengan distribusi pendidikan ayah menunjukkan bahwa sebagian besarayah responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 964 dan hanya36 yang berpendidikan rendah Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebihbanyak yaitu 554 sedangkan 446 bekerja Ibu dikategorikanbekerja jika ibu meninggalkan rumah setiap hari untuk bekerja di luarrumah untuk mendapatkan penghasilan dan dikatakan tidak bekerja jikaibu hanya ibu rumah tangga yang tidak ada kegiatan rutin yangmenghasilkan uang di luar rumah Ibu tidak bekerja dikategorikan tidakberesiko terhadap perilaku personal higiene responden karenamempunyai kesempatan mendidik anak

Pada tabel 35 juga terlihat bahwa berdasarkan distribusipekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah responden bekerjayaitu 768 dan hanya sebagian kecil yang tidak bekerja yaitu 232

Variabel KategoriResponden

n

Pendidikan IbuTinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pendidikan Ayah Tinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Total 56 100

Pekerjaan AyahBekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

Total 56 100PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

114 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi pendapatan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besarresponden mempunyai keluarga berpendapatan tinggi yaitu 946 danhanya sebagian kecil keluarga responden yang berpendapatan rendahyaitu 54

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Al Hamidiyah

meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan danpanu) dan pelayanan kesehatan Prevalensi penyakit adalah angkakejadian kesakitan yang pernah dialami responden atau santri dalam 6bulan terakhir selama tinggal di pondok Prevalensi penyakit di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 36

Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Total 56 100

SkabiesTidak 36 643Ya 20 357

Total 56 100

Batuk PilekTidak 28 500Ya 28 500

Total 56 100

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Total 56 100

DemamTidak 38 679Ya 18 321

Total 56 100

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100

Praktik Personal Higiene Santri 115

Pada tabel 36 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 750 dan hanya 250 yangmengalami gatal-gatal Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa lebih banyak responden yang tidak mengalamiskabies yaitu 643 dan 357 yang mengalami skabies Distribusistatus penyakit berdasarkan kejadian batuk pilek tampak sama yaituresponden yang mengalami batuk pilek sebanyak 500 dan yang tidakmengalami batuk pilek 500 Distribusi kejadian diare menunjukkanbahwa sebagian besar responden tidak mengalami diare yaitu 839 danhanya 162 yang mengalami diare Distribusi status penyakitberdasarkan kejadian demam maka tampak bahwa responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak yang tidak mengalami demamyaitu 679 dan hanya 321 yang mengalami demam

Pada tabel 36 juga memperlihatkan bahwa berdasarkan distribusikejadian penyakit lain tampak lebih banyak responden yang tidakmengalami yaitu 589 dibandingkan 411 responden yangmengalami

Untuk distribusi responden yang pergi berobat ke pelayanankesehatan pada saat mengalami sakit tabel 36 memperlihatkan bahwajumlah responden yang memanfaatkan layanan kesehatan lebih banyakyaitu 571 sedangkan yang tidak sebanyak 429 Urutan fasilitaskesehatan yang didatangi responden untuk berobat pada saat sakitadalah puskesmas sebanyak 964 dokter praktik sebanyak 893poskestren 750 dan Rumah Sakit sebanyak 589 Respondendikatakan berobat jika pergi ke pelayanan kesehatan yaitu PoskestrenRumah sakit umum Rumah sakit swasta Puskesmas pustu Klinikbalai kesehatan Dokter praktik Perawat praktik atau Bidan praktikdan dikatakan tidak berobat jika responden tidak pergi berobat atauberobat ke dukun dan atau pergi berobat ke orang pintar

116 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren QothrotulFalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah praktik

personal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah jugadiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsisampel karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 37

Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Qothrotul Falah

Pada tabel 31 tampak bahwa nilai rata-rata skor pengetahuanresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah 2692 Skorpengetahuan tertinggi 40 dan skor terendah 14 dengan standar deviasi708 Berdasarkan nilai rata-rata skor sikap responden adalah 2853Skor sikap paling tinggi adalah 32 dan skor paling rendah 23 denganstandar deviasi 209 Berdasarkan nilai rata-rata skor perilaku respondenadalah 1856 Skor perilaku paling tinggi yaitu 22 dan paling rendah 14dengan standar deviasi 17

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi distribusi jenis kelamin distribusi umur jumlah temansekamar lama tinggal di pesantren frekuensi sakit distribusipengetahuan sikap perilaku

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2692 290 708 14-40Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Praktik Personal Higiene Santri 117

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 38

Tabel 38 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin di Pesantren Qothrotul Falah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Total 41 100

Pada tabel 38 tampak bahwa berdasarkan jenis kelamin distribusijumlah responden perempuan di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yaitu 537 dan laki-laki 463

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 39

Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Qothrotul Falah

Variabel Mean Median SD Minimal-maksimal

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar 2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren 373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

Pada tabel 39 tampak bahwa berdasarkan umur responden dipondok pesantren Qothrotul Falah rata-rata 1366 tahun umur

118 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tertua adalah 16 tahun dan umur termuda 11 tahun denganstandar deviasi 167 Berdasarkan jumlah teman sekamarresponden rata-rata berjumlah 2268 (23) orang Teman sekamarpaling banyak adalah 30 orang dan paling sedikit 18 orangdengan standar deviasi 314 Berdasarkan lama responden tinggaldi pesantren rata-rata adalah 373 bulan tinggal di pesantrenpaling lama 5 bulan dan paling sebentar 3 bulan dengan standardeviasi 05 Berdasarkan frekuensi responden menderita sakitrata-rata 08 (1) kali Frekuensi sakit responden mulai dari 0 yangartinya tidak pernah sakit dan tertinggi 3 kali mengalami sakitselama 6 bulan terakhir dengan standar deviasi 071

c Distribusi Pengetahuan Sikap PerilakuGambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku responden dipondok pesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 310

Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

Total 41 100

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Total 41 100

PerilakuBaik 24 585

Kurang 17 415

Total 41 100

Pada tabel 310 tampak bahwa deskripsi responden berdasarkanpengetahuan maka sebagian besar responden mempunyaipengetahuan baik yaitu 610 sedangkan 390 mempunyaipengetahuan kurang Deskripsi responden berdasarkan sikap

Praktik Personal Higiene Santri 119

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikapbaik yaitu 683 sedangkan 317 mempunyai sikap kurangDeskripsi responden berdasarkan perilaku menunjukkan bahwalebih banyak responden yang mempunyai perilaku baik yaitu585 sedangkan 415 mempunyai perilaku kurang

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Qothrotul Falah meliputi tingkat pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga yang disajikanpada tabel 311

Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

Jumlah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Total 41 100

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Total 41 100

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Total 41 100

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

Total 41 100PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Pada tabel 311 terlihat bahwa karakteristik orang tuaberdasarkan pendidikan ibu maka sebagian besar ibu respondenmempunyai pendidikan rendah yaitu 610 dan 390 ibu mempunyaipendidikan tinggi Distribusi karakteristik orang tua berdasarkanberpendidikan ayah maka lebih banyak ayah yang mempunyai

120 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan rendah yaitu 561 dibandingkan dengan yang mempunyaiberpendidikan tinggi sebesar 439 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar responden mempunyai ibuyang tidak bekerja yaitu 683 sedangkan ibu bekerja hanya sebesar317 Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan ayahlebih banyak ayah yang bekerja yaitu 585 dibandingkan dengan ayahyang tidak bekerja sebesar 415 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pendapatan keluarga bahwa lebih banyak keluarga yangmempunyai pendapatan rendah yaitu 659 sedangkan respondendengan keluarga berpendapatan tinggi sebesar 341

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare demam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsandan panu) dan pelayanan kesehatan Deskripsi angka kejadian kesakitanyang pernah dialami santri dalam 6 bulan terakhir selama tinggal dipondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 312

Praktik Personal Higiene Santri 121

Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatalTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Total 41 100

Batuk PilekTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

DiareTidak 21 512Ya 20 488

Total 41 100

DemamTidak 36 878Ya 5 122

Total 41 100Prevalensi

Penyakit lainTidak 31 756Ya 10 244

Total 41 100PelayananKesehatan

Tidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Pada tabel 312 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 537 dan yang mengalami gatal-gatal sebesar 463 Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa responden di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak mengalami skabies yaitu 512 dan 488 tidakmengalami skabies Distribusi berdasarkan kejadian batuk pilek padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yang tidakmengalami yaitu 537 dan 463 yang mengalami batuk pilekDistribusi kejadian diare pada responden di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yang tidak mengalami diare yaitu 512 sedangkanyang mengalami diare 488 Distribusi kejadian demam padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah sebagian besar

122 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden tidak mengalami demam yaitu 878 dan yang mengalamidemam hanya 122 Distribusi kejadian penyakit lain (gastritis sakitgigi pingsan dan panu) sebagian besar responden tidak mengalamiyaitu 756 dan yang mengalami kejadian penyakit lain ada 244Tabel 312 juga memperlihatkan bahwa distribusi responden yangberobat ke pelayanan kesehatan pada saat sakit lebih besar yaitu 537Sedangkan yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan ada 463Adapun urutan tempat pelayanan kesehatan yang didatangi respondenuntuk berobat adalah dokter praktik sebanyak 970 Poskestrensebanyak 902 Rumah sakit sebanyak 878 dan Puskesmassebanyak 683

123

Bab IVFaktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Personal Higiene di Pondok PesantrenAl Hamidiyah dan Qothrotul Falah

eperti telah dikemukakan bahwa perilaku personal higieneadalah suatu pemahaman sikap dan praktik yang dilakukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan memelihara kebersihan dirimeningkatkan rasa percaya diri menciptakan keindahan dan mencegahtimbulnya penyakit1 Secara komprehensif kebersihan diri dimaksudkanadalah meningkatkan dan memelihara kebersihan badan kesehatanmulut rambut genitalia dan kuku mandi serta perawatan kulit2

Perilaku personal higiene santri pada studi ini merupakan variabeldependen yang menentukan nilai praktik kebersihan diri santri sehari-hari di pondok pesantren kemudian dihubungkan dengan semuavariabel independen yang diteliti untuk melihat keterkaitan hubungankedua variabel tersebut Nilai perilaku personal higiene santri meliputinilai praktik keseharian santri terhadap mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan berwudhu Sehingganilai perilaku merupakan nilai gabungan semua praktik kebersihan dirisantri sehari-hari di pondok pesantren baik kesehatan secara umum dandalam perspektif Islam

Lawrence Green tahun 1980 mengembangkan Teori Precedeuntuk menganalisa perilaku manusia dari segi kesehatan Bahwakesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokokyaitu behavior causes dan non behavior causes Precede merupakan

1 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

2 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

S

124 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

arahan dalam fase diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensipendidikan atau promosi kesehatan3 (1) Predisposing factors yaitufaktor-faktor yang mendasari terjadinya perilaku yang terwujud dalambentuk pengetahuan sikap keyakinan kepercayaan nilai-nilai budayaserta karakteristik individu (2) Enabling factors yaitu faktor-faktoryang memungkinkan terjadinya perilaku yang berwujud lingkungan fisikseperti ketersediaan fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (3)Reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang memperkuat terjadinyaperilaku yang terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yangmendukung seperti dukungan dari keluarga teman petugas kesehatanatau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilakumasyarakat Secara sederhana model precede Green adalah behaviormerupakan gabungan fungsi predisposing factors enabling factors danreinforcing factors Komponen kedua disebut Proceed for policyregulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development dibuat dengan strategi implementasiberbagai tindakan dasar yang dipelajari dari pengkajian pase awal4

Dengan menggunakan desain cross-sectional maka interpretasisetiap tabel distribusi hubungan yang ditampilkan adalah persentasebaris Dan hasil uji hubungan pada setiap angka yang terdapat nilai selkurang dari lima atau tidak memenuhi syarat uji chi-square maka ujiyang digunakan adalah fisherrsquos exact test5 Pada uji kenormalandidapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga prosedur ujiyang digunakan adalah dengan pendekatan uji statistik non parametrik6

Prosedur non parametrik mempunyai kelebihan bisa digunakan padadata dengan distribusi normal ataupun tidak normal pada data nominal

3 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

4 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

5Sopiyudin Dahlan Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012 hal 130

6 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FKMUniversitas Indonesia 2007) hal 92

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene125

ordinal interval maupun rasio7 Selanjutnya untuk mengetahui besaratau kekuatan hubungan dua variabel pada penelitian ini adalah denganmenginterpretasikan nilai odds ratio (OR) Odds adalah istilah yangmenunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi8

Selanjutnya untuk melihat peran dan kontribusi faktor-faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah dibahas secara mendalam tentang Faktor-faktor yangberpengaruh dan faktor dominan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah dan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktordominan terhadap perilaku personal higiene di pesantren QothrotulFalah

A Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan terhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap

perilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah diuraikanmenjadi dua bagian meliputi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah dan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku selanjutnya dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

a Predisposing factorsPredisposing factors atau faktor-faktor yang mendasari terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah adalahfaktor jenis kelamin pengetahuan dan sikap

7 Singgih Santoso Statistik Nonparametrik Konsep Dan AplikasiDengan Spss (Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010)

8 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 184

126 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1) Jenis kelaminHasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelaminresponden terhadap perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 41

Tabel 41 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179

Tabel 41 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh p value atau nilai p=029 artinya tidak ada hubunganyang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene di pesantren Al Hamidiyah nilai OR=039 Maka dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelaminperempuan dengan laki-laki dalam praktik kebersihan diri dipondok pesantren Al Hamidiyah atau tidak terbukti secarastatistik bahwa jenis kelamin perempuan lebih baik dalamberperilaku personal higiene di pesantren Al HamidiyahSecara konseptual berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasilpenelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa jeniskelamin laki-laki lebih berisiko tidak higiene dibandingkanperempuan Pada penelitian ini juga uji hubungan dilakukandengan variabel jenis kelamin perempuan diberi kodingberperilaku baik atau sebagai referensi pembanding artinyamembandingkan laki-laki terhadap perempuan dan jenis kelaminlaki-laki dianggap berisiko untuk berperilaku tidak higieneNamun pada tabel 41 tampak kecenderungan bahwa perilakupersonal higiene santri laki-laki lebih baik (879) dibandingkandengan santri perempuan (739)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene127

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan di negara Timur Tengah yaitu negaraPalestina pada tahun 2014 oleh Mohamed Rusli A Farid AWGhrayeb Mohd Ismail I Nahed F Ghrayeb Ayesha Al Rifaimenemukan bahwa 532 perempuan dan 1074 laki-laki tidakpernah mencuci tangan setelah menggunakan toilet9 Hasil yangsama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh BevinCohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson di New York City pada tahun 2011didapatkan hasil bahwa perempuan yang mencuci tangan setelahmenggunakan toilet lebih banyak yaitu 8710 dibandingkanlaki-laki yang hanya 653010 Dalam jurnal hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia Pessoa-Silva yang berjudulattitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates dikatakan bahwaperilaku hand hygiene yang merupakan bagian dari personalhigiene dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya gender11

Tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan hasil yang samadengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Marlina 2011 bahwatidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene dengan p value 07512 Temuan ini juga sejalan dengan

9 Mohamed Rusli A Farid AW Ghrayeb Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior and Hygiene-Related Facilitiesamong Ascool Adolescents in Palestine International Medical Journal 21(2014)

10 Bevin Cohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan GilmanSamuel L Seward Elaine Larson Determinants of Personal and HouseholdHygiene among College Students in New York City 2011 American Journalof Infection Control 40 (2012)

11 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 1

12Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah AbdiDarma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010 (Medan USU2010) hal 3

128 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hasil penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin denganprevalensi skabies Hasil penelitian Baur (2013) di India 13 danjuga Chosidow (2006) di Ingris14 menunjukkan bahwa wanitacenderung memiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar56 dibandingkan laki-laki Menurut kedua penelitian ini wanitamemiliki tingkat prevalensi skabies yang lebih tinggi didugadisebabkan beberapa faktor seperti sikap dan perilaku wanitayang lebih senang berada dalam ruangan dengan kontak satu samalain yang lebih dekat sehingga lebih rentan terhadap infeksiskabiesHasil penelitian ini salah satunya kemungkinan adalahdipengaruhi oleh jumlah responden perempuan yang lebih sedikitdari jumlah responden laki-laki Hasil wawancara denganresponden laki-laki ke-1 atas nama F di pesantren Al Hamidiyahldquomurid disini lebih banyak anak cowoknyardquo 15

Dalam Islam kitab mandi mencakup 28 bab16 dan setiap muslimwajib menjaga kebersihan baik laki-laki maupun perempuan tanpapengecualian Allah Swt berfirman dalam surah al-Maaidah

Arabicrꀀr䁒 crabiꀀb䁒 bowokn bnba Aronr boba crb香䁛 b香䁛bꀀon ꀀbD䁛b ꀀb䁛bnba Arabarꀀbb䁒 Arab䁒rrb crϼbi香b䁒 b䳀b䁒bbnn bnba Arab䁛bϤ䁛bb䁒

䁒rooಀꀀb䁒 ꀀOrrꀀ Aror Ϩbab䁒 b香bban

13 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

14 Olivier Chosidow Scabies The New England journal of Medicine2006 page 351-16

15Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Mandi Gema Insani Press dalam hadithal-islamcom SofyanEfendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc opi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene129

ldquoHai orang-orang yang beriman apabila kamu hendakmengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampaidengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilahrdquo 17

Hadis-hadis tentang wajib menjaga kebersihan dalam kumpulanhadis kebersihan18 antara lain pertama Abdullah bin Umar Raberkata bahwa Rasulullah Saw bersabda

XbiboDbab䁒 bAbrnrn ArrϤbb bꀀbꀀ bobaldquoJika salah seorang di antara kalian mendatangi shalat jumatmaka hendaknya dia mandirdquo (HR Bukhari dan Muslim) 19

Kedua hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al-Farisibahwa Nabi bersabda

rಀ 香b香 bAꀀbbbo ꀀb香 robbbob䁛b䁒 bAbrnrn bacb䁛 Xrꀀb rXbiboDb䁛 b豐r b˴Θbr䁛 bwb䁒 rϦrϣb䁛 oArm bϦbob bRbಀ 香b香 DAbnb䁛 䁒b bϦbir 香b香 r香bioϤb䁛b䁒o豐ba raꀀb香bγ bAoabab boba rbkr䁛 oArm rϦbn bRbor ꀀb香 bΘabkr䁛 oArm b香bm b香b

bbr bAbrnrn b香bb䁒 rϦbb ꀀb香 rϦbn bbrldquoTidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat lalu berwudhusemaksimal mungkin memakai minyak (pada rambutnya) danmemakai wewangian di rumahnya lalu dia keluar rumah menujumasjid dan dia tidak memisahkan antara dua orang (dari tempatduduk keduanya) kemudian dia mengerjakan shalat yang telahditetapkan baginya dan dia diam ketika imam berkhutbahTidaklah dia mengerjakan semua itu kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara jumat itu dengan jumat depannyardquo (HRBukhari)20

17 QS al-Maaidah 6)18 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

19 HR Al-Bukhari no 877 dan Muslim no 84420 HR Al-Bukhari no 883

130 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Ketiga Ibnu Umar Ra dalam sebuah hadis meriwayatkan

bϦbabϴ r oabR b bRcr b oϨ ꀀbnrbϴ r bbRb bbnrϴ b香 香bϴϤbϴ bAbn rϦoRob䁒 r rArbbbಀ bꀀbiꀀb bRbꀀbi 䁒rbΘbಀ bRꀀb bAbab b䁒b香b香 OAbϴꀀb rRbabϠb䁛 b豐 bRbꀀbb豐 䁒 ϓbab香 rϦbb香 bRꀀb o豐ba Obiꀀbಀ rbb䁛

Obiꀀbಀ bRꀀb rϦoRob䁒 b豐bϤbbn b oAroanb bRꀀb o豐ba bXoan

ldquoAbdullah bin Umar radhiyallahu lsquoanhuma berkata ldquoBahwaRasulullah shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoBersihkanlahjasad-jasad ini semoga Allah membersihkan kalian karenasesungguhnya tidaklah seorang hamba bermalam suatau malamdalam keadaan suci melainkan seorang malaikat akan bermalambersamanya di dalam selimutnya tidaklah dia bergerak padasuatu waktu dari malam melainkan malaikat itu berdoa ldquoWahaiAllah ampunilah untuk hamba-Mu sesungguhnya dia tidurmalam dalam keadaan sucirdquo (HR Thabrani)21

Mencuci tangan sangat dianjurkan setelah melakukan kegiatanyang memungkinkan tangan kita tercemar kotor seperti buang airbesar dan buang air kecil22 Dalam Islam membasuh tanganminimal lima kali dalam sehari sudah dilakukan pada saatberwudhu hadis-hadis tentang mencuci tangan yang sangatdianjurkan dalam Islam sebagai salah satu cara menjagakebersihan23 Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim

Ϧaϴ aR obon oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴb䁒 rRbϤb䁛 AbnDb䁛 bwb䁒 bϦb香cbR 香b香 ArrϤbb b覐bϠbo boba bRꀀb Aa䁒

rRrϤb䁛 bꀀb b香䁛b bϤb䁛 b豐 rϦoRbob䁒 ꀀOmbwbm ꀀbbabiDb䁛 oob bꀀbRbγ

21 HR Ath Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kita shahihAl Jamirsquo no 3936

22 TSSM Provinsi Jawa Timur Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Stbm) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak Merusak Lingkungan(Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2013) hal 6

23 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene131

ldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammadbersabda ldquoJika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnyamaka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai diamembasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidakmengetahui dimanakah tangannya bermalamrdquo (HR Muslim)

Bersiwak menggosok gigi termasuk dalam upaya meningkatkankebersihan diri Kebiasaan dalam menggosok gigi sudah ada sejakNabi Muhammad Saw dan para sahabat hadis tentang anjuranmenggosok gigi adalah24 antara lain

aR bo bRcr b oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴX Arrb香b boo香r babϴ o䳀r豐b Ϩb b豐cbn bRꀀb Aa䁒 Ϧaϴ

b豐bcΘbib cR䁒 X 香䁒 cRc owRldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahulsquoalaihi wasallambersabda ldquoJikalau aku tidak memberatkan atasumatkau maka aku akan perintahkan mereka untuk bersiwaksetiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kaliwudhurdquo (HR Ahmad)25

Imam Ahmad meriwayatkan

aR bo rRcr b bRꀀb bnꀀb ꀀϴ R bAbmbꀀbϴ 香bϴΘbmoabn oꀀbRb香 bAbabn obbbb香 r豐bcΘbin Aa䁒 Ϧaϴ

ldquoAisyah berkata Rasulullah bersabda ldquoSiwak dapatmembesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untukRabbrdquo (HR Ahmad)26

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Huzaifahboba b rRcr b bϨꀀb bRꀀb rϦbϴ r bbRb bϨꀀbnbn b香 bAb䁛bꀀr 香bϴ

b豐bcbΘinꀀb rRꀀb䁒 recrmb䁛 bXoan b香b香 baꀀb

24 Abu Muawiah Keutamaan Menyikat Gigi in Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2010) hal 3-6

25 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo no 200

26 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo 3695

132 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Ra dia berkata ldquoAdalah Rasulullahjika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnyadengan siwakrdquo (HR Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadisꀀbbϴ r bbRb bAbmbꀀbϴ rnbcb bRꀀb bϝbRꀀbi r香 ϝ䁛br豐 b䁒bR䁒 b豐bcbΘinꀀb bnꀀb rϦbobb bXbbb boba Dbon rbϤb䁛 bb豐 bΘbcb

Aai香Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani beliau berkata rdquoAkubertanya kepada lsquoAisyah ldquoApa yang dilakukan pertama kali olehRasulullah jika dia memasuki rumahnyardquo Beliau menjawabldquoBersiwakrdquo (HR Muslim)

Membersihkan kemaluan atau istinjarsquo setelah buang air kecilmaupun buang air besar termasuk dalam menjaga kebersihan diriIstinjarsquo adalah istilah dalam Islam yang artinya membersihkansesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air Beberapahadis yang menjelaskan tentang istinjarsquo diantaranya adalah27Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan

aR bob rRcr b bϨꀀb bRꀀb Ϧϴ R ϓbnꀀb香 b香 bAbRb 香bϴOob䁒bba bcϼbR abwrb䁒 ꀀbRb rXbnbcb䁒 bbwbϣnb rXrbϤb䁛 Aa䁒 Ϧaϴ

Ϧbabϴ 䳀oor香 bꀀbnnꀀb bboibb䁒 Oob¢bbϴb䁒 ꀀb香 香b香Dari Anas Radliyallaahu anhu berkata Pernah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku danseorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejanaberisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci denganair tersebut (HR Bukhari Muslim)

Memotong kuku merupakan salah satu adab dalam Islam Dalamsebuah hadis diriwayatkan

27 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Wudhu Penjelasan bab 20 beristinja dengan batu Gema InsaniPress dalam hadithal-islamcom Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan danReferensi Belajar hadis email sofyanmadinahcc opi110mbcom 2007 hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene133

Ϧaϴ aR Θbbon b香bϴ Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴrϨꀀbobϣn bobbbn b香b香 Anbb 䁒b Anbb robbbn bRꀀb Aa䁒bmbꀀomn Dbb䁒 bbγ robRb䁒 bꀀb䓱b rAbaϠbb䁒 rbϤϼbo b豐b䁒

ldquoAbu Hurairah radhiyallahu lsquoanhu meriwayatkan bahwa NabiMuhammad shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoFitrah adalima atau lima perkara dari fitrah berkhitan menghabiskan bulukemaluan memotong kuku mencabut bulu ketiak danmenipiskan kumisrdquo (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam sebuah sumber bahwa menurut Imam AnNawawi sunnah memotong kuku itu diawali dari jari kanankeseluruhannya dan mulai dari jari kelingking sampai ibu jariKemudian dilanjutkan tangan kiri juga dimulai dari jarikelingking menuju ibu jari Sementara itu alat memotong kukudapat menggunakan gunting pisau atau benda khas pemotongkuku yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau jariSetelah memotong kuku dianjurkan untuk segera mencucitangan28

Terkait mengganti pakaian hadis riwayat ath-Thahawi Ramenyebutkan ldquoSiapa yang mengenakan pakaian hendaklahdengan yang bersihrdquo29

Hadis lain adalahcribnAbab b䁒 bϦbabϴ b oXbR b bRcr b bRꀀbbRꀀb eꀀbbϴ b香b 香bϴ

Arabbꀀbm bbb 香b香 ꀀboRbꀀb䁒 brꀀbbn Arabꀀbbm 香b香Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabdaldquoPakailah pakaian berwarna putih Karena pakaian putih adalahpakaian yang paling baikrdquo(HR Abu Daud dan Tirmidzi)

28 Islam Indah Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Media IslamGenerasi Baru 2015 hal 2

29 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

134 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapatdilihat pada tabel 42

Tabel 42 Hubungan Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

121 027-546 101Baik 34 829 7 171

Kurang 12 800 3 200

Jumlah 46 821 10 179

Tabel 42 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=101 dengan nilai OR=121 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah atau tidak adaperbedaan proporsi antara santri yang mempunyai pengetahuanbaik dengan santri yang mempunyai pengetahuan kurang terhadappraktik kebersihan diri di pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa santri yang berpengetahuan baikmempunyai perilaku personal higiene baik di pondok pesantrenAl HamidiyahNamun hasil analisis tabel 42 menunjukkan bahwa tampakkecenderungan lebih banyak responden yang berpengetahuanbaik dan mempunyai perilaku yang baik yaitu 829dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Sebaliknya respondenyang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku kuranghanya sedikit yaitu 20 Artinya bahwa pengetahuan cenderungmempengaruhi perilaku responden walaupun secara statistik tidakada hubungan yang bermakna

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene135

Pada penelitian kuantitatif bermakna secara statistik belum tentubahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segisubstansi Semakin besar sampel yang dianalisis akan semakinbesar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna Dengansampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil atau bahkantidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapatberubah menjadi bermakna secara statistik dan sebaliknya Olehkarena itu dalam melakukan analisis tidak hanya dilihat dariaspek statistik semata namun juga harus dilihat atau dinilaikegunaannya dari segi substansi atau klinis30

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan teoriyang dikemukakan oleh Green (1980) yang mengatakan bahwapengetahuan sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuanmerupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhiperilaku kesehatan31 Sementara dalam pernyataan lain dikatakanoleh Mc Guire (1996) dalam teori perubahan perilaku bahwaperubahan perilaku kesehatan didahului dengan perubahanpengetahuan pengetahuan merupakan prakondisi terjadinyaperubahan perilaku kesehatan32 Menurut Bloomrsquos Taxonomy(1956) terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif tahaptahu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuanbaru selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuksikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respontindakan dengan stimulus tersebut33

30 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007)

31 Lawrence W Green Health Education Planning a DiagnosticApproach trans Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno Sudarti (MayfieldPublishing Company 1980)

32 Elder JP Graef AJ Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku trans M Hasanbasri (Yogyakarta Gadjah MadaUniversity Press 1996)

33 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

136 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia PS (2005) yang berjudulAttitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates hasil penelitianmengungkapkan bahwa perilaku hand hygiene yang merupakanbagian dari perilaku personal higiene dipengaruhi oleh beberapafaktor individu diantaranya adalah pengetahuan34 Penelitian lainoleh Alemagno dari Kent State University Ohio tahun 2010 yangberjudul Online learning to improve hand hygiene knowledge andcompliance among health care workers mendapatkan hasil bahwa97 partisipan dalam pembelajaran online tentang hand hygienesangat efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan paratenaga kesehatan35

Di Indonesia penelitian yang menemukan hasil berbeda denganpenelitian ini yang menunjukkan bahwa pengetahuanberhubungan perilaku antara lain dilakukan oleh Fidyawati (2012)tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku personalhigiene remaja putri dengan nilai signifikansi 001 yang bermaknasecara statistik Penelitian lain dilakukan oleh Luthfiana (2014)menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan personalhigiene dengan perilaku personal higiene pada remaja saatmenstruasi dengan nilai signifikansi 00236 Demikian jugapenelitian yang dilakukan oleh Dien Nursal (2007) tentangFaktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual muridSMU menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

34 Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 2

35 Sharon M Guten Sonia A Alemagno Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve Hand HygieneKnowledge and Compliance among Health Care Workers The Journal ofContinuing Education in Nursing 41 (2010)

36 Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan Sleman Yogyakarta(Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2012)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene137

perilaku seseorang salah satu diantaranya adalah pengetahuan37

Di Nanggroe Aceh Darussalam penelitian oleh IswahyudiHaryono (2008) menyimpulkan bahwa pengetahuan santri yangdiberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baikdari santri yang tidak diberi intervensi kultum Pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa pendidikankesehatan lingkungan melalui metode kultum dapat digunakansebagai salah satu upaya promosi kesehatan di pesantren masjidmaupun forum pengajian Pesanten juga perlu menyediakanjamban dengan perbandingan satu jamban untuk 15 santritersedia air bersih yang mencukupi dari segi kuantitas dankontinuitas dan pada bak wudhu dilengkapi dengan kran ataudisediakan gayung dengan perbandingan satu kran air ataugayung untuk lima orang santri38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehNisa AR dan Anindita S pada tahun 2010 yang berjudulHubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan padaanak dengan penyakit jantung bawaan menghasilkan kesimpulanbahwa pengetahuan orang tua tidak signifikan mempengaruhiperilaku kesehatan pada anak dengan p value 02239

Tidak terbuktinya ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan responden dengan perilaku personal higiene padapenelitian ini kemungkinan disebabkan oleh sampel padapenelitian ini sangat terbatas sehingga dapat terjadi biasterutama bias informasi40 Kemungkinan lain adalah rancanganstudi yang digunakan adalah potong lintang yang mempelajari

37 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 4

38 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

39 Anindita Soetadji Nisa Alifia Rahmi ldquoHubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaanrdquo(Universitas Diponegoro 2010)

40Rani Sauriasari Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology

138 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan paparan dengan cara mengamati secara serentak danpada saat yang sama tanpa memberi perlakuan41

Namun demikian bahwa walaupun secara statistik tidak adahubungan bermakna tetapi terdapat kecenderungan bahwasebagian besar responden yang berpengetahuan baik mempunyaiperilaku yang baik Kecenderungan bahwa sebagian besarresponden mempunyai perilaku yang baik didukung oleh hasilwawancara dengan respondenHasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosetahu saya mandi 2 kalisehari menggosok gigi 2 kali seharirdquo ldquokalau mau makan cucitangan gak mesti pakai sabun kalau habis istinja baru pakaisabunrdquo ldquokalau keramas tiap hari atau 2 hari sekalirdquo ldquomemotongkuku seminggu sekalirdquo 42

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Fdi pesantren Al Hamidiyah ldquojadi kalau menggosok gigi waktunyahabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam ya bu Saya memangdua kala sehari tetapi waktunya biasanya kalau mandi pagi danmandi sorerdquo 43

Mencari ilmu pengetahuan knowledge merupakan kewajibanbagi setiap kaum muslim sangat banyak perintah Allah Swttentang kewajiban untuk terus belajar karena itu sangat pentingbagi setiap muslim untuk senantiasa belajar dalam rangkameningkatkan pengetahuan Dalam al-Quran dikatakan bahwaAllah Swt akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmuyaitu dalam surat al-Mujadalah

41 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 104

42 Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaKairun N di Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

43Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene139

ꀀbnb rb䁒 Rꀀbꀀbb bAabn cr䁒r b香䁛bꀀonb䁒 Arab香 crb香b b香䁛bꀀon r bb䁒b䁛rbbb bϨcrabnb

ldquoAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajatrdquo44

Dalam hadis Muslim Ra dikatakanbAobn bna ꀀOϠ䁛bbಀ rϦbn r bXob ꀀOnabϴ bϦb䁒 rAbnboa䁛 ꀀOϠ䁛bಀ bϓbab 香香

Aai香 R䁒)ldquoBarang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surgardquo (HRMuslim)45

Dalam HR Ibnu Majah Ra

Abair香 ΘbXr babϴ Ab릀䁛bb䁒 bAabn rRbabಀldquoMenuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islamrdquo (HRIbnu Majah al-Baihaqi Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi dari Anasbin Malik)46

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 43

44 (QS al-Mujadalah 11)45 Al Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari

Hadis Abu Hurairah dalam Al-Ilmu tahqiq46 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

140 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 43 Hubungan antara Sikapdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel

Perilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurang

n n

Sikap

17 043-675 049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

Tabel 43 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=049 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah nilai OR 121 Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada perbedaan proporsi antara santri yangmempunyai sikap baik dengan santri yang mempunyaipengetahuan kurang terhadap praktik kebersihan diri di pesantrenAl Hamidiyah atau tidak terbukti secara statistik bahwa santriyang mempunyai sikap baik mempunyai perilaku personal higienebaikNamun tabel 43 juga menunjukkan kecenderungan bahwaresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik lebihbanyak yaitu 853 dibandingkan dengan responden yangmempunyai sikap kurang dan berperilaku baik yaitu 773Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang danberperilaku kurang lebih banyak dibandingkan dengan yangsikapnya baik dan perilakunya kurang yaitu 227Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan hasil penelitian EliMarlina H tahun 2011 tentang hubungan sikap terhadapkebersihan diri dengan nilai signifikansi 009 (pv =005) yangartinya tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene47

47 Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahuan danSikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis DaerahAbdi Darma Asih di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tahun 2010 (Medan

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene141

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Klara Posfay Barbe and CarmemLucia Pessoa Silva mengungkapkan bahwa perilaku hand hygieneyang merupakan bagian dari perilaku personal higienedipengaruhi oleh beberapa faktor individu diantaranya adalahattitude atau sikap48 Penelitian lain juga menyebutkan bahwasikap attitude mempengaruhi perilaku49 Penelitian lain olehIswahyudi Haryono (2008) di Nanggroe Aceh Darussalam yangmengatakan bahwa sikap santri yang diberi pendidikan kesehatanlingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberiintervensi kultum 50

Sikap adalah penilaian seseorang terhadap objek psikologis atauperasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu51

Sedangkan menurut Berkowitz sikap adalah suatu bentukevaluasi atau reaksi perasaan secara lebih spesifik52

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk dapatsampai kepada perilaku kesehatan tertentu Dalam model perilakukesehatan The health belief model dikatakan bahwa jikaseseorang dihubungkan dengan perilaku kesehatan makacenderung ada dua kemungkinan sikap yang ditunjukkan yaitupertama adalah keinginan untuk menghindari penyakit atau jika

USU 2010) hal 548 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo Pfister

Sylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 3

49 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 5

50 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

51Allen Edwards Techniques of Attitude Scale Construction (AppletonCentury Croft Inc 1957)

52 Leonard Berkowitz Social Psycology vol 3 (Scott Foresman andCompany 1972)

142 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sakit harus sembuh dan yang kedua adalah keyakinan bahwatindakan kesehatan khusus akan mencegah atau memperbaikisakit53 Dalam dimensi model khusus dikatakan perilakukesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikapyang secara khusus model ini menegaskan bahwa54 (1)kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) individusangat bervariasi dalam perasaan terhadap kerentanan seseoranguntuk suatu kondisi misalnya dalam kasus penyakit medis yangdibangun dari pertanyaan seperti kepercayaan dalam diagnosisdan kerentanan terhadap penyakit pada umumnya Dengandemikian dimensi ini mengacu pada persepsi subjektif seseorangdari risiko kondisi tertular (2) keparahan yang dirasakan(perceived severity) perasaan tentang keseriusan tertularpenyakit (atau meninggalkannya tidak diobati) juga bervariasidari orang ke orang Dimensi ini meliputi evaluasi konsekuensibaik medis klinis (misalnya kematian cacat dan nyeri) dankonsekuensi sosial yang mungkin (misalnya efek dari kondisipada pekerjaan kehidupan keluarga dan hubungan sosial) (3)manfaat yang dirasakan (perceived benefits) individu tidak akandiharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkankecuali hal itu dianggap sebagai layak dan berkhasiat (4)hambatan yang dirasakan (perceived barriers) potensi aspeknegatif dari tindakan kesehatan tertentu dapat bertindak sebagaihambatan untuk melakukan perilaku yang dianjurkanMenurut Theory of Reasoned Action secara umum menghubungkan keyakinan sikap kehendak dan perilaku Jika inginmengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaikuntuk meramalkannya adalah dengan mengetahui kehendak(intention) orang tersebut Seorang individu lebih termotivasiuntuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan suatu hasilyang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwa

53Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 1

54Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene143

tindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidakdihargai individu akan kurang termotivasi untuk melakukansuatu perilaku55

Menurut Social cognitif theory dalam Bambang S (2009) secaraumum faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatanmenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocaldeterminism) antara perilaku individu dan lingkungan56

Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosaya setuju meggosokgigi 2 kali sehari dan saya pun melalukannyardquo ldquoSaya setujusebaiknya mandi 2 kali sehari tapi kadang saya mandi 3 kalisehari jika beraktivitas padatrdquo ldquoSaya juga setuju mengguntingkuku dilakukan ketika kuku sudah panjang kira-kira seminggusekalirdquo ldquoYang saya tahu keramas 2 hari sekali tetapi karenarambut saya lebih cepat kotor maka saya keramas sehari sekalirdquoldquoMenurut saya mengganti pakaian jika sudah tidak nyamanrdquo 57

b Reinforcing FactorReinforcing factor adalah model peristiwa yang terjadi dilingkungan yang mengikuti perilaku baik memperkuatmemperlemah atau menghentikan perilaku58 Meliputi (1)Positive reinforcement merupakan peristiwa menyenangkan yang

55Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

56 Bambang Setiaji ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen Pada Tukang OjekrdquoDesertasi Universitas Indonesia 2009

57 Hasil wawancara dengan Kairun N di Pesantren Al HamidiyahSawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

58 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 370Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

144 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mengikuti suatu peristiwa tertentu (2) Negative reinforcementperistiwa yang secara terus menerus tidak menyenangkan yangmenguatkan suatu perilaku tertentu (3) Punishment merupakankonsekuensi negatif yang menekan atau memperlemah perilakuReinforcing factors terjadinya perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah adalah faktor pendidikan ibu pendidikanayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 44

Tabel 44 Hubungan antara Pendidikan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ibu

50 028-8754

032Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Tabel 44 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienedi pesantren Al Hamidiyah Maka dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan proporsi antara ibu yang berpendidikan tinggidengan ibu yang berpendidikan rendah terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa ibu yang mempunyai pendidikantinggi juga responden mempunyai perilaku personal higiene baikNamun berdasarkan tabel 44 juga tampak bahwa kecenderunganhubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienemenunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi mempunyai berperilaku baik yaitu sebanyak

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene145

833 dengan nilai OR=50 Sedangkan responden yangmempunyai ibu berpendidikan rendah dan perilakunya baik hanya500 Juga terlihat bahwa responden yang mempunyai ibudengan pendidikan rendah dan perilaku kurang lebih banyakdibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi danperilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teoriyang ada bahwa pendidikan mempengaruhi penegtahuanHasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilyang penelitian Awik Hidayati (2004) yang mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga59

Berdasarkan teori-teori yang ada bahwa pendidikan sangatmempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilakuLawrence Green dalam teori Precede menyebutkan bahwaeducational atau pendidikan merupakan salah satu faktor utamaatau behavior causes dalam perubahan perilaku kesehatan60

Begitu juga dalam teori Proceed yang merupakan strategiimplementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal perubahan perilaku61 Menurut teori Bloomperilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorangyang merupakan hasil bersama antara faktor internal daneksternal Selanjutnya Bloom seorang ahli psikologi pendidikanmengatakan bahwa perilaku dimulai pada domain kognitif tahuterhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baruPengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon

59 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 5

60 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

61Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

146 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnyaakan menimbulkan respon yang lebih tinggi yaitu adanya tindakan62

Dalam pendidikan kesehatan baik kedokteran maupunkeperawatan pendidikan tentang personal higiene merupakan halyang utama dan penting yang mempengaruhi sikap dan perilakusehat misalnya perilaku hand hygiene Dalam penelitian yangdilakukan oleh Erasmus V menyatakan bahwa perilaku handhygiene dokter lebih rendah dibandingkan dengan perawatkarena pada saat menjalani pendidikan kurang ditekankan dandilatih tentang keterampilan hand hygiene sehingga pada saat didunia kerja kebiasaan hand hygiene yang baik tidak terbentuk63

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islampendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan memperbaikisikap serta perilaku (akhlak)

Allah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan surah al lsquoAlaq

b䳀babb bꀀon bϓΘbb bAꀀb bldquoBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakanrdquo64

bAbabϠnꀀb bAoabϴ bꀀonldquoYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamrdquo65

Abab䁛 Abn ꀀb香 bϨꀀbiRγ bAoabϴ

62 Bloom BS Engelhart MD Furst EJ Hill WH dan KrathwohlDR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives The Classification ofEducational Goals Handbook I Cognitive Domain New York David McKay

63 Erasmus V W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha JH Richardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration of Reasons forPoor Hand Hygiene among Hospital Workers Lack of Positive Role Modelsand of Convincing Evidence That Hand Hygiene Prevents Cross-InfectionInfection Control and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009) hal 1

64 (QS al lsquoAlaq 1)65 (QS al lsquoAlaq 4)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene147

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya66

Hadis-hadis tentang keutamaan menuntut ilmu dalam kumpulanhadis ldquoIlmu Pengetahuan dan Kebodohanrdquo67 antara lain

bAabnꀀb bϦbabb䁒 bobbbb bbb 香b香b䁒 bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbRDϤn bbb 香b香bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbnribbb 香b香b䁒

Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengandunia wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin(selamat dan berbahagia) di akhirat wajiblah ia mengetahuiilmunya pula dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanyawajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula (HR Bukhari danMuslim)

bbꀀb䁛 oob b bXbb b䁒 bcrb䁒 bAabn rRbabಀ b䁒 bϦbbb 香b香rdquoBarang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah hingga ia pulangrdquo (HR Tirmidzi)

ꀀb香b䁒 bo bRcr bꀀb䁛 crnꀀb crbꀀb䁒 bAobn brꀀb䁛bb Arbb香 bobabAabn rAbnꀀbb香 bRꀀb bAobn rrꀀb䁛b

ldquoApabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hinggapuas Para sahabat bertanyardquoYa Rasulullah apa yang dimaksudtaman-taman surga iturdquo Nabi Saw menjawab rdquomajelis-majelistarsquolimilmurdquo (HR Thabrani)

ron bRꀀb bRꀀb Ϧϴ R crib香 b香 b bϤbϴ 香bϴO豐ꀀb香 r rRꀀbb Xrꀀb b香bobm b䁒 b豐ba bϤbibb豐 Aa䁒 Ϧaϴ aR

bcrb䁒 bAnabϼn r rRꀀbb Xrꀀb b䁒 Θ䳀ϼbn b䁒 bϦobababi babϴ babΘib䁒ꀀbrnbabr䁛b䁒 ꀀb b릀Ϡb䁛

Dari Abdullah bin Masrsquoud Ra Nabi Muhamad pernah bersabdaldquoanganlah ingin seperti orang lain kecuali seperti dua orang iniPertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

66 (QS al lsquoAlaq 5)67 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

148 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

membelanjakannya secara benar kedua orang yang diberi Allahal-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya danmengajarkannya kepada orang lainrdquo (HR Bukhari)

bϦbnabb ro rϦbb䁛 Abn Abnꀀbϴ bAb香ꀀbbϠn bacb䁛 ꀀObꀀbϴ beꀀon ΘbϤb豐b 香b香 oϨbaldquoOrang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialahseorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaatrdquo(HR Baihaqi)

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 45

Tabel 45 Hubungan antara Pendidikan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pddkn Ayah

50028-8754 032

Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyaiayah berpendidikan tinggi berperilaku baik yaitu sebanyak 833sedangkan responden yang mempunyai ayah berpendidikanrendah dan perilakunya baik hanya 50 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ayah dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak artinyabahwa pendidikan ayah mendukung perilaku Sama sepertireferensi sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Awik

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene149

Hidayati dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PolaAsuh Orang tua terhadap Prestasi Belajar mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga68 Terlihat juga bahwa responden yangmempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan perilaku kuranglebih besar dibandingkan responden dengan ayah berpendidikantinggi dan perilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian danmendukung secara konsep

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 46

Tabel 46 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ibu

682129-3592 002

Tidak Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik lebih besar yaitu 935 daripadaresponden yang mempunyai ibu bekerja dan perilakunya baikyaitu 680 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene atau responden di pesantren Al Hamidiyah yangmempunyai ibu yang tidak bekerja mempunyai peluangberperilaku personal higiene yang baik sebesar (OR) = 682 (95

68 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 6

150 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

CI 129-3592) dibandingkan dengan responden yang mempunyaiibu bekerjaPada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat kecenderungan bahwa responden yang mempunyai ibutidak bekerja lebih banyak berperilaku baik dibandingkanresponden yang mempunyai ibu bekerja Begitu juga denganresponden yang mempunyai ibu bekerja lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang mempunyai ibu tidakbekerjaVariabel pekerjaan ibu dikategorikan ibu tidak bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ibu yangbekerja dengan harapan ibu tidak bekerja lebih banyak waktuuntuk berinteraksi dengan responden

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 47

Tabel 47 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209

Tidak Bekerja 12 923 1 77

Jumlah 46 821 10

179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik lebih sedikit yaitu 791 sedangkanresponden yang mempunyai ayah tidak bekerja dan perilakunyabaik ada 923 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=042 artinya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene151

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah denganperilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayah bekerja danberperilaku baik lebih banyak artinya pekerjaan ayah cenderungmendukung responden untuk berperilaku baik walaupun secarastatistik tidak ada hubungan yang bermakna Sedangkan ayahbekerja dan perilaku kurang lebih banyak dari ayah tidak bekerjadan perilaku kurangVariabel pekerjaan ayah dikategorikan bahwa ayah bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ayah tidakbekerja dengan harapan ayah yang bekerja dapat mempengaruhipendapatan keluarga menjadi lebih baikPenelitian yang berjudul Hubungan antara Pekerjaan PMOPelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru yang dilakukan olehAmelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin dan Ida Leidamenunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor resikoperilaku seseorang untuk berobat atau tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan dengan perilaku69

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren al Hamidiyah dapat dilihatpada tabel 48

69 Ridwan Amiruddin Amelda Lisu Pare Ida Leida ldquoHubungan AntaraPekerjaan PMO Pelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien Tb Parurdquo (Universitas Hasanudin 2012) hal 6

152 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 48 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pendapatan

244 020-2993

045Tinggi 44 830 9 170Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 830 sedangkan responden yang mempunyaipendapatan rendah dan perilakunya baik hanya 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=045 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku terlihat kecenderungan bahwa responden yangpendapatan keluarganya tinggi lebih banyak berperilaku baikdibandingkan responden yang pendapatan keluarganya rendahBegitu juga dengan responden yang pendapatan keluarganyarendah lebih banyak berperilaku kurang dibandingkan respondenyang pendapatan keluarganya tinggi walaupun secara statistiktidak ada hubungan yang bermaknaPendapatan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah Swtberikan kepada hamba-Nya Dengan kelapangan rezeki yang adasupaya membuat seorang hamba pandai bersyukur Terkaitdengan rezeki dalam Al Qurrsquoan surah Al Israrsquo Allah Swtberfirman

bRbꀀbbb bϨꀀb rϦoRba rbϤϠb䁛b䁒 rꀀbmb䁛 香bnbn b ˴ Θbn rrib䁛 bϓob oϨbaObkb Obbb

ldquoSesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yangDia kehendaki dan menyempitkannya sesungguhnya Dia Maha

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene153

Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nyardquo (QSal-Israarsquo 30)

c Enabling FactorEnabling factor atau faktor yang memungkinkan terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah dalam halini adalah pelayanan kesehatan yang merupakan usaha respondenmencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan atau sakit Hasil analisis hubungan antara yankesterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 49

Tabel 49 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Yankes

75142-3961 001

Ya 30 938 2 63Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik lebih banyak yaitu938 sedangkan responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan dan perilakunya baik ada sebanyak 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 75 (95 CI 142-3961) pada responden di pondok pesantren Al Hamidiyah yangpergi berobat ke pelayanan kesehatan pada saat mengalamimasalah kesehatan untuk berperilaku higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku terdapat kecenderungan bahwa responden yang berobat

154 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ke pelayanan kesehatan lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat Begitu juga denganresponden yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al HamidiyahldquoDipesantren kami telah disediakan klinik untuk santri yang sakitdi klinik tersebut sudah banyak fasilitas untuk menunjangkesembuhan santri yang sakit walaupun klinik yang kami dirikanbukan dibawah campur tangan puskesmasrdquo ldquoSaya pernah terkenapenyakit demam berdarah kemudian saya di bawa ke RumahSakit untuk rawat inap dan mendapatkan pengobatan yangintensifrdquo ldquoSetiap menstruasi saya selalu mengalami sakit perutyang cukup parah dan saya selalu di bawa ke klinik untuk diberiobatrdquo ldquoJika obat yang saya minum dari dokter habis dan sayabelum juga sembuh biasanya saya memberikan resep dokter keklinik dan diberikan obat dari klinik dengan obat yang samardquo 70

d Environment FactorsEnvironment Factors adalah faktor lingkungan yangmempengaruhi terjadinya perubahan perilaku Faktor lingkunganyang mempengaruhi perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yangdialami responden selama tinggal di pondok meliputi prevalensipenyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demamSedangkan prevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputipenyakit gastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikansatu faktor karena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi gatal-gatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 410

70Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene155

Tabel 410 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Gatal-gatal

136 030-618

069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang tidak mengalamigatal-gatal dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 833dibandingkan dengan responden yang mengalami gatal-gatalsebanyak 786 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=069 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku responden terdapat kecenderungan bahwa sebagianbesar responden yang tidak mengalami gatal-gatal mempunyaiperilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami gatal-gatallebih banyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan denganyang tidak mengalami gatal-gatal Artinya bahwa penyakit gatal-gatal mempunyai hubungan dengan perilaku personal higienerespondenPenyakit kulit seperti gatal-gatal sangat erat kaitannya dengankebersihan sedangkan kebersihan salah satunya berkaitan eratdengan kebiasaan mandi seseorang Dalam Islam mandi danberwudhu sangat diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dankesucianHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al Hamidiyah ldquosaya tidak pernah mengalami gatal-gatal selama berada di pesantren inirdquo ldquoKebersihan air danlingkungan di pesantren kami selalu terjaga oleh karena itu

156 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

santri-santri disini jarang mengalami gatal-gatal atau sakitkulitrdquo71

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 411

Tabel 411 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Skabies592

132-2646

002Tidak 33 917 3 83Ya 13 650 7 350

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis bivariat antara hubungan penyakit skabies denganperilaku personal higiene menunjukkan bahwa responden yangtidak skabies dan berperilaku baik ada lebih banyak yaitu 917sedangkan responden yang skabies dan perilakunya baik ada650 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara prevalen penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene atau perilaku personal higienemempengaruhi prevalensi skabies dengan besar risiko (OR) = 592(95 CI 132-2646) pada responden di pondok pesantren AlHamidiyah yang tidak higiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara penyakit skabies dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak skabieslebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangskabies Begitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan responden yang tidak skabies

71Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene157

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 412

Tabel 412 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Batuk pilek10 025-

392100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik yaitu sebanyak 821 dan responden yang batukpilek dan perilakunya baik juga ada 821 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=100 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara batuk pilek dengan perilaku personal higieneHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama F dipesantren Al Hamidiyah ldquoBatuk pilek kadang-kadang paling-paling kalau lagi dingin sama teman-teman juga kadang-kadangbatuk pilekrdquo ldquopaling berobat ke klinik pesantren kalau gaksembuhrdquo 72

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 413

72Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depoktanggal 30 Juli 2015

158 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 413 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Diare

139 024-798

070Tidak 39 830 8 170Ya 7 778 2 222Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami diare danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 830dibandingkan dengan responden yang mengalami diare danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=070 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara diare dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami diare mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami diare lebih banyak yang berperilakukurang baik dibandingkan dengan yang tidak mengalami diareArtinya bahwa diare mempunyai hubungan dengan perilakupersonal higiene respondenDavid Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell dan Jamie Bartram(2012) melakukan review literatur dan tertuang dalam sebuahjurnal atikel yang berjudul Estimating the Burden of Diseasefrom Water Sanitation and Hygiene at a Global Levelmengungkapkan bahwa berbagai macam penyakit tersebarmelalui air sanitasi dan tingkat kebersihan seseorang Diantarabanyak penyakit itu yang paling banyak kejadiannya adalahdiare73

73 David Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell Jamie BartramEstimating the Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at aGlobal Level Environmental Health Perspectives Journal 110 (2002) hal 1

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene159

Penelitian yang berjudul Hubungan Antara praktik PersonalHigiene dan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diarepada Anak Balita di Kabupaten Cilacap dengan desain case-control memberikan hasil bahwa hubungan antara praktikpersonal higiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengankejadian diare pada anak balita secara berurutan adalah variabelpersonal hygiene dengan p=001 kualitas jamban dengan p=001kualitas pembuangan air limbah dengan p=001 dan variabel jenistempat sampah dengan p=001 74

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama Rdi pesantren Al Hamidiyah ldquoMurid disini jarang sih terkena diarepaling masuk angin flu flu biasa dan berobatnya ke klinikrdquo75

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 414

Tabel 414 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Demam

253062-1025

026Tidak 33 868 5 132Ya 13 722 5 278Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 868

74 Muhajirin ldquoHubungan Antara praktik Personal Hygiene Ibu Balitadan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita diKecamatan Kabupaten Cilacaprdquo pdf diakses pada 19042012

75Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama RivandyS di pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

160 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dibandingkan dengan responden yang mengalami demam danberperilaku baik yaitu sebanyak 722 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=026 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara demam dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami demam mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami demam lebih banyak yangberperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa demam mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenDemam merupakan salah satu gejala dan tanda bahwa dalamtubuh manusia terjadi reaksi inflamasi atau reaksi normal untukmempertahankan tubuh dari serangan agen pencetus infeksiPenelitian di Australia yang dilakukan oleh Elizabeth Mc Donaldtahun 2010 mengatakan dalam jurnal penelitian bahwakurangnya miskinnya kebersihan personal dan domestik menjadipenyebab utama tingginya angka kejadian demam di daerahterpencil Suku Aborigin di Australia76

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Kdi pondok pesantren Al Hamidiyah ldquoBiasanya teman-teman yangdatang ke klinik dipesantren karena sakit demam biasanya karenaperubahan cuaca ada juga yang datang berobat ke klinik karenasakit perut waktu menstruasirdquo 77

6) Prevalensi Penyakit lainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higiene

76 David Brewster Elizabeth Mc Donald Ross Bailie Jocelyn GraceAn Ecological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25 (2010) hal 1

77 Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaKhairun N di Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene161

responden di pesanten Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel415

Tabel 415 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

155 039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 848dibandingkan dengan responden yang mengalami penyakit laindan berperilaku baik yaitu sebanyak 783 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=072 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara penyakit lain dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangtidak mengalami pebyakit lain mempunyai perilaku yang baikSebaliknya responden yang mengalami penyakit lain lebihbanyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangtidak mengalami penyakit lain Artinya bahwa penyakit lainmempunyai hubungan dengan perilaku personal higieneresponden

2 Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku PersonalHigiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahUntuk melihat secara bersamaan hubungan antara semua variabel

bebas atau variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah digunakananalisis multivariat jenis uji regresi logistik metode backwardMenggunakan uji regresi logistik adalah karena uji regresi logistikmerupakan salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis

162 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan satu variabel independen dengan variabel dependen yangbersifat dikotom katagorik Metode backward adalah masukkan semuavariabel ke dalam model kemudian satu persatu variabel independendikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistikVariabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yangmempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen Kriteriapengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yang mempunyai nilaip lebih besar atau sama dengan 010 dikeluarkan dari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 416berikut ini

Tabel 416 Hasil Uji Regresi LogistikVariabel P value OR 95 CI

Pelayanan Kesehatan 001 75 142-3961Pekerjaan Ibu 002 682 129-3592Skabies 002 592 132-2646

Tabel 416 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah adalah pelayanan kesehatan pekerjaan ibu danprevalensi skabies

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 417

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene163

Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel B SgtE Wald df SigExp(B)

95 CI for xp(B)

Lower Upper

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 08Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 37 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 02 259

Tabel 417 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan ada tiga variabel yang masukdalam model akhir Artinya variabel yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi skabies pelayanan kesehatan danpekerjaan ibu Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar keyang kecil adalah pekerjaan ibu dengan nilai OR=016 pelayanankesehatan dengan OR=015 dan skabies dengan nilai OR 014Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

B Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan TerhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah maka faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah juga akan diuraikanmenjadi dua bagian yaitu meliputi Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah dan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantrenQothrotul Falah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSelanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

164 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

a Predisposing FactorsPredisposing factors meliputi jenis kelamin pengetahuan dansikap terhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah

1) Jenis kelaminHasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden terhadapperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 418

Tabel 418 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

975228-4166 001

Perempuan 18 811 4 182

Laki-laki 6 316 13 684

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilakumenunjukkan bahwa responden perempuan dan berperilaku baiklebih banyak yaitu 811 dibandingkan dengan responden lakilaki yang perilakunya baik sebanyak 316 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan perilaku personal higiene atauresponden perempuan di pesantren Qothrotul Falah berpeluangmempunyai perilaku personal higiene baik sebesar (OR) = 975(95 CI 228-4166) dibandingkan dengan responden laki lakiHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Adi pesantren Qothrotul Falah ldquoseingat saya kalau murid laki-lakisemua pernah ngalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo ldquoKalauuntuk tempat wudhu pagi biasanya anak laki-laki mandi danwudhu di kulah belakang pesantren lalu kalau siang biasanyawudhu di pondok walaupun ada juga yang di kulah alasannya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene165

karena agak jauh dan tempatnya terbuka tapi kalau di pondokairnya terbatas Kalau cewek gak ada yang pakai kulahrdquo 78

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Sdi pesantren Qothrotul Falah Peneliti diantar oleh santri puterike satu lokasi dekat bangunan pondok lalu berkata ldquoNah budisini tempat semua kegiatan bersih-bersih dan cuci-cuci jadi satutempat wudhu kamar mandi wc tempat nyuci pakaian dantempat menjemurrdquo79 Tampak beberapa santri puteri sedangmencuci pakaian dan tampak juga tempat menjemur pakaianmenggunakan tali tambang tempatnya terbuka disinari matahariserta dipenuhi jemuran pakaian perempuan

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 419

Tabel 419 Hubungan antara Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

177 049-636 037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuanbaik dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 640dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan

78 Hasil Wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Alvi diPondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

79 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-1atas nama Sakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember2014

166 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

berperilaku baik yaitu sebanyak 500 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=037 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pengetahuan dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangberpengetahuan baik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mempunyai pengetahuan kurang lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangberpengetahuan baik Artinya bahwa pengetahuan mempengaruhiperilaku personal higiene respondenHasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaF di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquomandi dua kali seharipagi jam 4 dan sore jam 4rdquo ldquosetau saya mengganti pakaian 2 kalisehari tapi kalau masih bersih 1 kali seharirdquo ldquomencuci tangansetiap wudhurdquo ldquokeramas dua kali seminggurdquo ldquomenggantipembalut 2 kali sehari pada hari-hari awal menstruasi setelah itu1 kali ganti dalam seharirdquo ldquomemotong kuku biasanya saat kukusudah panjang dan kotorrdquo 80

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihatpada tabel 420

Tabel 420Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Sikap

210 055-799 027Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

80 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-2atas nama Farihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene167

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 643dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 462 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=027 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara sikap dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang bersikapbaik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknya responden yangmempunyai sikap kurang lebih banyak yang berperilaku kurangbaik dibandingkan dengan yang bersikap baik Artinya bahwasikap mempengaruhi perilaku personal higiene responden

b Reinforcing FactorReinforcing factors meliputi pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 420

Tabel 421Hubungan antara Pendidikan Ibu

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Pendidikan Ibu

203054-757 028

Tinggi 11 688 5 313Rendah 13 520 12 480Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan

168 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 688 dibandingkan dengan responden yangmempunyai ibu dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 520 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=028artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibudengan perilaku personal higiene responden atau pendidikan ibutidak mempengaruhi perilaku personal higiene respondenTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikan ibudengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ibu berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ibu denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 422

Tabel 422Hubungan antara Pendidikan Ayah

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ayah

283076-1058 011

Tinggi 13 722 5 278Rendah 11 478 12 522Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah denganpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 722 dibandingkan dengan responden yang

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene169

mempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 478 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=011artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikanayah dengan perilaku personal higiene responden atau pendidikanayah tidak mempengaruhi perilaku personal higiene responden didi pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikanayah dengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ayah berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ayah denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 423

Tabel 423 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pekerjaan Ibu

051 012-206

034Tidak Bekerja 15 536 13 464Bekerja 9 692 4 308Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik ada sebanyak 536 sedangkanresponden yang mempunyai ibu bekerja dan berperilaku baikadalah 692 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=034 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu denganperilaku personal higiene

170 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat bahwa responden dengan ibu bekerja lebih banyak yangberperilaku baik dibandingkan responden dengan ibu yang tidakbekerja Begitu juga dengan responden dengan ibu tidak bekerjalebih banyak berperilaku kurang dibandingkan responden denganibu bekerja

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 424

Tabel 424 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417Tidak Bekerja 10 588 7 412Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik sebanyak 583 hampir sama denganjumlah responden yang mempunyai ayah tidak bekerja danperilakunya baik yaitu sebanyak 588 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=097 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan ayah dengan perilaku personal higieneatau pekerjaan ayah tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 425

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene171

Tabel 425 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendapatan

144 038-545 059

Tinggi 9 643 5 357Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 643 dibandingkan dengan responden yangmempunyai pendapatan keluarga rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 556 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=059artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatankeluarga dengan perilaku personal higiene responden ataupendapatan keluarga tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di di pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendapatankeluarga dengan perilaku tidak berhubungan secara statistiknamun terdapat kecenderungan bahwa lebih banyak respondenyang mempunyai pendapatan keluarga tinggi mempunyai perilakuyang baik Sebaliknya responden yang mempunyai pendapatankeluarga rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatankeluarga tinggi

c Enabling FactorEnabling factor seperti di pesantren Al Hamidiyah faktorpemungkin terjadinya perilaku personal higiene di pesantrenQothrotul Falah adalah pelayanan kesehatan adalah merupakanusaha responden mencari pertolongan pengobatan pada saatmengalami masalah kesehatan Hasil analisis bivariat antara

172 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pelayanan kesehatan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 426

Tabel 426 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Yankes

1773362-8689

001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14 737

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik yaitu lebih banyakyaitu 533 sedangkan responden yang tidak berobat kepelayanan kesehatan dan perilakunya baik ada 263 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falahyang pergi berobat ke pelayanan kesehatan untuk higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku juga menunjukkan kecenderungan bahwa respondenyang berobat ke yankes lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat ke yankes Begitujuga sebaliknya responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan lebih banyak berperilaku kurang baik dibandingkanresponden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquoDi pesantren inikami tidak memiliki Pos kesehatan pesantren kami hanyamemiliki UKS yang dibuat oleh santri-santri namun tidakdicampur-tangani oleh Puskesmas dan hanya menyediakan obat-

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene173

obatan sederhanardquo ldquoJika ada santri yang sakit akan dibawa kePuskesmas untuk mendapatkan pengobatanrdquo ldquoJika santri yangsakit tidak terlalu parah atau hanya pusing saja diberikan obatdari UKS dan istirahat di asramardquo 81

d Environment FactorEnvironment Factors seperti halnya di pesantren Al Hamidiyahfaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinyaperubahan perilaku personal higiene di pesantren tradisioanaladalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yang dialamiresponden selama tinggal di pondok meliputi prevalensi penyakitgatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demam Sedangkanprevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputi penyakitgastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikan satu faktorkarena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi Gatal-GatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 427

Tabel 427 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Gatal-gatal

583 149-2282

001Tidak 17 773 5 227Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara gatal-gatal dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak gatal-gatal danberperilaku baik lebih banyak yaitu 773 sedangkan responden

81 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

174 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

yang gatal-gatal dan perilakunya baik ada sebanyak 368 Hasiluji statistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian gatal-gatal dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensigatal-gatal dengan besar risiko (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yangtidak higiene untuk terjadi gatal-gatalPada distribusi hubungan antara gatal-gatal dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak gatal-gatallebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yanggatal-gatal Begitu juga dengan responden yang gatal-gatal lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakgatal-gatalHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquoHampir semua sih busantri di sini pernah mengalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo 82

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 428

Tabel 428 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurang

n n

Skabies

1133246-5214 001

Tidak 17 850 3 150Ya 7 333 14 667Jumlah 24 585 17 415

82 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene175

Hasil analisis hubungan antara skabies dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak skabies danberperilaku baik lebih banyak yaitu 850 sedangkan respondenyang skabies dan perilakunya baik ada sejumlah 333 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian skabies dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensiskabies dengan besar risiko (OR) = 1133 (95 CI 246-5214)pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yang tidakhigiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara skabies dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak skabies lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang skabiesBegitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan dengan responden yang tidakskabies

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 429

Tabel 429 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n

Batuk pilek583 149-

2282001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik lebih banyak yaitu ada 773 sedangkan

176 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden yang batuk pilek dan perilakunya baik ada sebanyak368 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=001 artinya adahubungan yang signifikan antara kejadian batuk pilek denganperilaku personal higiene dan perilaku personal higienemempengaruhi kejadian batuk pilek dengan besar risiko (OR) =583 (95 CI 149-2282) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena batuk pilekPada distribusi hubungan antara batuk pilek dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak batuk pileklebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangbatuk pilek Begitu juga dengan responden yang batuk pilek lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakbatuk pilek

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 430

Tabel 430 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Diare140

297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak diare dan berperilakubaik yaitu sebanyak 857 dan responden yang diare danperilakunya baik ada 300 Hasil uji statistik diperoleh nilaip=001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kejadiandiare dengan perilaku personal higiene dan perilaku personalhigiene mempengaruhi kejadian diare dengan besar risiko (OR) =

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene177

140 (95 CI 297-6609) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena diarePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak diare lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang diare Begitujuga dengan responden yang diare lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang tidak diareHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquokalau diare kadang adajuga santri puteri yang ngalami pertama sakit perut telat makangitu lalu buang buang air tapi minum obat warung sembuhsendiri gak sampai dibawa ke Puskesmasrdquo 83

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 431

Tabel 431 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Demam

235034-1592 063Tidak 22 611 14 389

Ya 2 400 3 600Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara demam dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu 611 dibandingkandengan responden yang mengalami demam sebanyak 400Hasil uji statistik diperoleh nilai p=063 artinya tidak ada

83 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

178 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan yang signifikan antara demam dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami demam mempunyai perilakubaik Sebaliknya responden yang mengalami demam lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa penyakit demam mempunyaihubungan dengan perilaku personal higiene responden

6) Prevalensi Penyakit LainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higieneresponden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel432

Tabel 432 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 643 dibandingkandengan responden yang mengalami penyakit lain sebanyak 462Hasil uji statistik diperoleh nilai p=027 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara penyakit lain dengan perilakupersonal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami prevalensi penyakit lainmempunyai perilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene179

penyakit lain lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan yang tidak mengalami penyakit lainArtinya bahwa penyakit penyakit lain mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenHasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Mdi pesantren Qothrotul Falah ldquosaya sering pusing mataberkunang kunang kalau pagi siang juga Tapi hampir semuateman teman saya juga begitu katanya sering lemes jadi kalausudah begitu kurang konsentrasi belajarrdquo Perut juga kadang sakitkenapa ya burdquo 84

2 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya uji multivariat maka untuk melihat variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap perilaku personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah digunakan analisis multivariat jenisuji regresi logistik metode backward Menggunakan uji regresi logistikadalah variabel independen dengan variabel dependen yang bersifatkatagorik Metode backward adalah masukkan semua variabel ke dalammodel kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan darimodel Kriteria pengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yangmempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 010 akan dikeluarkandari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 433berikut ini

84 Hasil wawancara dengan Responden ke-1 atas nama M di PondokPesantren Qothrotul Falah Banten tanggal 2 Nopember 2014

180 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel P value OR 95 CI

Jenis kelamin 001 975 228-4166Pelayanan Kesehatan 001 1773 362-8689Gatal-gatal 001 583 149-2282Skabies 001 1133 246-5214Batuk Pilek 001 583 149-2282Diare 001 140 297-6609

Tabel 433 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren QothrotulFalah adalah variabel jenis kelamin pelayanan kesehatanprevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek dan prevalensi diare

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 434

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene181

Tabel 434Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel B SE Wald df SigExp(B)

95 CI

Lower UpperGatal-gatal -074 146 025 1 061 048 003 834Skabies -167 162 105 1 03 019 001 452Batuk pilek -212 152 182 1 018 012 001 261Diare -133 117 129 1 026 026 003 262Yankes -238 134 313 1 008 009 001 13Sex -087 116 055 1 046 042 004 411Pddk Ayah -115 134 073 1 039 032 002 443Konstanta 495 213 536 1 002 14163Skabies -205 141 209 1 014 012 001 206Batuk pilek -233 153 231 1 012 009 001 196Diare -147 114 165 1 019 022 002 216Yankes -21 115 33 1 006 012 001 117Sex -096 111 073 1 039 038 004 342Pddk Ayah -125 131 09 1 034 028 002 374Konstanta 488 211 532 1 002 13117Skabies -25 133 347 1 006 008 001 113Batuk pilek -258 145 315 1 007 007 001 131Diare -150 113 175 1 018 022 002 205Yankes -208 113 337 1 006 012 001 115Pddk Ayah -121 121 097 1 032 029 002 326Konstanta 477 207 528 1 002 11786Skabies -281 126 495 1 003 006 001 071Batuk pilek -227 129 305 1 008 01 001 131Diare -127 105 145 1 023 028 003 221Yankes -199 108 337 1 007 013 001 114Konstanta 396 164 582 1 002 5234Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055Batuk pilek -231 123 348 1 006 01 001 112Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063Konstanta 359 146 605 1 001 3628

182 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 434 menunjukkan lima langkah hasil analisis multivariatmetode backward faktor yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul FalahPertama tampak bahwa tujuh variabel yaitu prevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan jeniskelamin dan pendidikan ayah Dari ketujuh variabel tersebutvariabel gatal-gatal mempunyai p value paling besar yaitu 061sehingga dikeluarkan dari model Setelah variabel gatal-gataldikeluarkan tersisa enam variabel yaitu prevalensi skabies batukpilek diare pelayanan kesehatan jenis kelamin dan pendidikanayah Kedua variabel jenis kelamin mempunyai nilai p palingbesar yaitu 039 maka dikeluarkan dari model Setelah jeniskelamin dikeluarkan maka tersisa lima variabel yaitu prevalensiskabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan dan pendidikanayah Ketiga pendidikan ayah mempunyai nilai p paling besaryaitu 032 maka variabel ini dikeluarkan dari model dan tersisa 4variabel yaitu prevalensi skabies batuk pilek diare danpelayanan kesehatan Ke-empat prevalensi diare mempunyai nilaip paling besar yaitu 023 dan dikeluarkan dari model sehinggatinggal 3 variabel yang tersisa Kelima langkah akhir tidak adalagi variabel yang dikeluarkan atau tidak ada lagi variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan tinggal tiga variabel yang masukdalam model akhirPada model akhir analisis multivariat metode backward tampakbahwa variabel yang berpengaruh terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi skabies prevalensi batuk pilek dan pelayanankesehatan dengan hasil uji kekuatan menunjukkan hubunganyang lemah Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar ke yangkecil yaitu prevalensi batuk pilek dengan nilai OR=01 pelayanankesehatan nilai OR=008 dan prevalensi skabies dengan nilaiOR=005 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

183

Bab VPerbandingan Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah

dan Qothrotul Falah

ondok pesantren adalah institusi pendidikan yang memilikikarakter khas dan mempunyai peran yang sangat signifikan

terhadap ilmu-ilmu keagamaan pengembangan dan pengendali sistemmoral masyarakat dan peran sebagai agen transformasi sosial

Pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren Secarasederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yangmenganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu umum Sedangkanpesantren modern adalah pesantren yang menganut sistem pendidikanyang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum santri bisa berbicarabahasa Arab tetapi kurang memahami kitab gundul (kitab kuning)Pada umumnya pesantren yang dulu salaf murni sekarang sudahberadaptasi dan kombinasi dengan sistem modern Pesantrenmelaksanakan pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arabatau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning (Pesantrenkombinasi)

Studi ini tidak melihat dan tidak membedakan antara pesantrenmodern pesantren kombinasi dan pesantren tradisional Penelitian yangdilakukan di pondok pesantren Al Hamidiyah dan pesantren QothrotulFalah ini fokus pada permasalahan personal higiene di kedua pesantrentersebut Sedangkan yang membedakan antara kedua pesantren tersebutadalah keberadaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air bersihyang digunakan Pesantren Al Hamidiyah memanfaatkan sumur borsebagai sumber air bersih sedangkan pesantren Qothrotul Falah selainmenggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih juga menggunakan

P

184 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kulah sebagai salah satu sumber air untuk berwudhu dan keperluansehari-hari

Selanjutnya untuk melihat perbandingan baik persamaan danperbedaan faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondokpesantren Qothrotul Falah akan dibahas tentang perbedaankarakteristik responden perbedaan faktor-faktor yang berpengaruhperan dan kontribusi persamaan dan perbedaan faktor dominan

A Perbedaan Karakteristik RespondenPerbandingan karakteristik antara responden pondok pesantren Al

Hamidiyah dengan pondok pesantren Qothrotul Falah akan diuraikanmeliputi perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilakuperbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal dipesantren dan frekuensi sakit perbedaan predisposing factorsperbedaan reinforcing factors perbedaan enabling factor dan perbedaanenvironment factors

1 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuPerbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku

antara responden pondok pesantren Al Hamidiyah dengan pondokpesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 51

Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pondok Pesantren Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Al HamidiyahPengetahuan 2998 300 62 17-42

Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Qothrotul FalahPengetahuan 2692 290 708 14-40

Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan nilai median nilaiminimal dan nilai maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 185

dengan rentang deviasi lebih kecil Ini menunjukkan bahwa pengetahuansantri di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih baik dibandingkandengan pengetahuan santri di pondok pesantren Qothrotul Falah Dipondok pesantren Qothrotul Falah nilai rata-rata skor sikap sedikitlebih tinggi nilai median sama nilai minimal lebih besar nilaimaksimal lebih kecil dan nilai rentang deviasi lebih kecil Inimenunjukkan bahwa sikap santri di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih baik dibandingkan dengan sikap santri di pondok pesantren AlHamidiyah Di pondok pesantren Al Hamidiyah nilai rata-rata skorperilaku sedikit lebih tinggi nilai median lebih tinggi nilai maksimallebih rendah nilai minimal lebih tinggi sementara rentang deviasi lebihkecil Ini menunjukkan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahhampir sama

2 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama Tinggaldi Pesantren dan Frekuensi SakitPerbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di

pesantren dan frekuensi sakit antara responden pondok pesantren AlHamidiyah dengan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 52

Tabel 52 Perbedaan Rata Rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit

PondokPesantren

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

AlHamidiyah

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggal diPesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 10 122 0-5

QothrotulFalah

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar

2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren

373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

186 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Perbedaan rata-rata umur dan umur maksimal-minimal respondendi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih tua dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Rentang deviasi umur lebih kecil dipondok pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata santri di pondok pesantren AlHamidiyah lebih tua dapat terjadi karena perbedaan faktor lama tinggaldi pesantren dimana santri di pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebihlama tinggal di pesantren

Perbedaan rata-rata jumlah teman sekamar lebih sedikit dipondok pesantren Al Hamidiyah begitu juga dengan jumlah maksimaldan minimal teman sekamar lebih sedikit di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi jumlah teman sekamar lebih kecil di pondok pesantrenAl Hamidiyah dibandingkan dengan pondok pesantren Qothrotul FalahRata-rata jumlah teman sekamar santri di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak hal ini dapat menyebabkan tingginya prevalensipenyakit terutama penyakit menular

Rata-rata lama tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihlama dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Waktuminimal tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah sedikit lebih lamadari pondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan waktu maksimalnyajauh lebih lama di pondok pesantren Al Hamidiyah Nilai deviasi lamatinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih lama dari pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata lama tinggal di pondok pesantrendapat mempengaruhi rata-rata umur dan frekuensi sakit santri di pondokpesantren Al Hamidiyah

Rata-rata frekuensi responden menderita sakit di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih sering daripada di pondok pesantrenQothrotul Falah Frekuensi sakit minimal di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah sama yaitu tidak pernah sakitsedangkan frekuensi sakit maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyahlebih tinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi frekuensi sakit di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Rata-rata

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 187

frekuensi responden menderita sakit di pondok pesantren Al Hamidiyahdapat dipengaruhi oleh faktor antara lain lama tinggal di pesantren

3 Perbedaan Predisposing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang mendasari perilaku personal higiene

antara responden di pesantren Al Hamidiyah dengan pesantrenQothrotul Falah meliputi perbedaan faktor jenis kelamin pengetahuansikap dan perilaku dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53 Perbedaan Predisposing FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

AlHamidiyah

Jenis kelaminPerempuan 23 411Laki-laki 33 589

Pengetahuan Baik 41 732Kurang 15 268

Sikap Baik 34 607Kurang 22 393

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 1000

QothrotulFalah

Jenis kelamin Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Perilaku Baik 24 585Kurang 17 415

Total 41 1000

Tampak bahwa jumlah santri putera di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan di pondok pesantren QothrotulFalah santri puteri lebih banyak Perbedaan berdasarkan pengetahuanresponden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangmempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Perbedaan berdasarkan sikap respondenyang mempunyai sikap baik lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah dibandingkan dengan responden di pondok pesantren

188 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Al Hamidiyah Perbedaan responden berdasarkan perilaku distribusiperilaku personal higiene responden baik di pondok pesantren AlHamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falah sama samamempunyai perilaku baik tetapi dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah persentase responden yang berperilaku baiklebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

4 Perbedaan Reinforcing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaan faktor pendidikan ibupendidikan ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatankeluarga dapat dilihat pada tabel 54 berikut

Tabel 54 Perbedaan Reinforcing FactorsPondokPesantren

Variabel KategoriRespondenn

Al Hamidiyah

Pendidikan Ibu Tinggi 54 964Rendah 2 36

Pendidikan AyahTinggi 54 964Rendah 2 36

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Pekerjaan Ayah Bekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

Qothrotul Falah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 189

Tampak bahwa perbedaan pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu yang berpendidikan tinggisedangkan ibu responden yang berpendidikan rendah lebih sedikitdibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusiayah responden yang berpendidikan tinggi di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan ayah responden yang berpendidikanrendah lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi ibu responden yang tidak bekerjadi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan iburesponden yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi ayah responden yang bekerja dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan ayahresponden yang tidak bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Perbedaan distribusi berdasarkanpendapatan keluarga di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyakkeluarga pendapatan keluarga tinggi sedangkan responden yangpendapatan keluarganya rendah lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah

5 Perbedaan Enabling FactorPerbedaan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah adalah perbedaan faktor pelayanan kesehatandapat dilihat pada tabel 55

Tabel 55 Perbedaan Enabling FactorPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100QothrotulFalah

Pelayanan KesehatanYa 22 537Tidak 19 463

Total 41 100

Faktor pemungkin terjadinya perilaku personal higiene dipesantren adalah pelayanan kesehatan merupakan usaha responden

190 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan Perbedaan distribusi responden yang berobat ataumemeriksakan diri pada saat mengalami masalah kesehatan atau sakitke pelayanan kesehatan adalah lebih banyak santri di pondok pesantrenAl Hamidiyah yang memeriksakan diri namun demikian baik di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahdistribusi responden yang berobat pada saat mengalami masalahkesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pergi berobat

6 Perbedaan Environment FactorsPerbedaan faktor lingkungan antara responden di pesantren Al

Hamidiyah dengan pesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaanprevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare demam danprevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)Perbedaan environment factors dapat dilihat pada tabel 56

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 191

Tabel 56 Perbedaan Environment FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Skabies Tidak 36 643Ya 20 357

Batuk Pilek Tidak 28 500Ya 28 500

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Demam Tidak 38 679Ya 18 321

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

QothrotulFalah

Gatal-gatal Tidak 22 537Ya 19 463

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Batuk Pilek Tidak 22 537Ya 19 463

Diare Tidak 21 512Ya 20 488

Demam Tidak 36 878Ya 5 122

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 31 756

Ya 10 244Total 41 100

Distribusi responden yang tidak mengalami gatal-gatal di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami gatal-gatal lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi responden yang tidak mengalamiskabies di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami skabies lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusi frekuensi respondenyang tidak mengalami batuk pilek di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami batuk pilek lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

192 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalami diare di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami diare lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalamidemam di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami demam lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi frekuensi responden yangtidak mengalami penyakit lain di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami penyakit lain lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

B Perbandingan Faktor yang BerpengaruhPersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh predisposing factors perbedaan pengaruhreinforcing factors perbedaan pengaruh enabling factor dan perbedaanpengaruh environment factors

1 Perbandingan Predisposing FactorsPersamaan dan perbedaan predisposing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor jenis kelamin pengetahuan dansikap dapat dilihat pada tabel 57

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 193

Tabel 57 Perbandingan Predisposing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n Al

HamidiyahJenisKelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179Pengetahuan

121 027-546

100Baik 34 829 7 171Kurang 12 800 3 200Jumlah 46 821 10 179Sikap

17 043-675

049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

JenisKelamin

975 228-4166

001Perempuan 18 811 4 182Laki-laki 6 316 13 684Jumlah 24 585 17 415Pengetahuan

177 049-636

037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500Jumlah 24 585 17 415Sikap

583 149-2282

001Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Perbedaan hubungan faktor yang berpengaruh antara jeniskelamin responden dengan perilaku personal higiene lebih banyakresponden laki-laki yang berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dan responden perempuan yang berperilaku kurang lebihbanyak di pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi hubungan antarapengetahuan dengan perilaku lebih banyak responden yang mempunyaipengetahuan baik dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahDistribusi hubungan antara sikap dengan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik di pondok

194 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah sedangkan responden yang mempunyai sikap kurangdan berperilaku baik lebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

2 Perbandingan Reinforcing FactorsPersamaan dan perbedaan reinforcing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dapat dilihatpada tabel 58

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 195

Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Pddkn Ibu50

028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500Pddkn Ayah

50028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500PekerjaanIbu 682 129-

3592002

Tdk Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320PekerjaanAyah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209TidakBekerja

12 923 1 77

Pendapatan244

020-2993 045Tinggi 44 830 9 170

Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

Pddkn Ibu203

054-757 028Tinggi 11 688 5 313

Rendah 13 520 12 480Pddkn Ayah

177049-636 037Tinggi 13 722 5 278

Rendah 11 478 12 522PekerjaanIbu

051012-206

034TidakBekerja 15 536 13 464

Bekerja 9 692 4 308PekerjaanAyah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417TidakBekerja

10 588 7 412

Pendapatan144

038-545 059Tinggi 9 643 5 357

Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

196 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hubungan antara pendidikan ibu dan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden denganibu berpendidikan rendah dan berperilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pendidikan ayahdan perilaku lebih banyak responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden dengan ayah berpendidikan rendahdan berperilaku kurang lebih banyak di pondok pesantren QothrotulFalah Hubungan antara pekerjaan ibu dan perilaku responden lebihbanyak responden yang mempunyai ibu tidak bekerja dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah responden dengan ibu bekerjaserta mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak di pondok pesantrenAl Hamidiyah Distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dan perilakuresponden lebih banyak responden yang mempunyai ayah bekerja danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden dengan ayah tidak bekerja serta mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarapendapatan keluarga dan perilaku responden lebih banyak respondendengan pendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden dengan pendapatankeluarga rendah dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pelayanankesehatan dan perilaku responden lebih banyak responden yang periksake pelayanan kesehatan dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang tidak periksa ke pelayanankesehatan dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

3 Perbandingan Enabling FactorPersamaan dan perbedaan enabling factor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah adalahperbedaan faktor pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 59

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 197

Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor

PondokPesantren

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Yankes75

142-3961 001Ya 30 938 2 63

Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10

179

QothrotulFalah

Yankes1773

362-8689 001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14

737

Jumlah 24 585 17

415

4 Perbandingan Environment FactorsPersamaan dan perbedaan environment factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah meliputiperbedaan prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam dan prevalensi penyakit lain Perbedaan pengaruh environmentfactors dapat dilihat pada tabel 510

198 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 510 Perbandingan Environment Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Gatal-gatal136 030-

618069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214Skabies

592132-2646 002Tidak 33 917 3 83

Ya 13 650 7 350Batuk pilek

10025-392 100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179Diare

139024-798 070Tidak 39 830 8 170

Ya 7 778 2 222Demam

253062-1025 026Tidak 33 868 5 132

Ya 13 722 5 278PenyakitLain

155039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217

QothrotulFalah

Gatal-gatal583

149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Skabies

1133246-5214 001Tidak 17 850 3 150

Ya 7 333 14 667Batuk pilek

583149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Diare

140297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Demam

235 034-1592

063Tidak 22 611 14 389Ya 2 400 3 600PenyakitLain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 199

Hubungan antara gatal-gatal dan perilaku lebih banyakresponden yang tidak mengalami gatal-gatal dan berperilaku baik dipondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamigatal-gatal dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah Hubungan antara skabies dan perilakuresponden lebih banyak responden yang tidak mengalami skabies danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden yang mengalami skabies dan mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarabatuk pilek dan perilaku responden lebih banyak responden yang tidakmengalami batuk pilek dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang mengalami batuk pilek danmempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah Hubungan antara diare dan perilaku responden lebihbanyak responden yang tidak mengalami diare dan berperilaku baik dipondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan responden yangmengalami diare dan mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara demam danperilaku responden lebih banyak responden yang tidak mengalamidemam dan berperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyahsedangkan responden yang mengalami demam dan mempunyai perilakukurang lebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubunganantara penyakit lain dan perilaku responden lebih banyak respondenyang tidak mengalami penyakit lain dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamipenyakit lain dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan Faktor DominanFaktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pesantrenAl Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

200 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batukpilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Perbandingan baik perbedaan maupun persamaan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel511

Tabel 511Persamaan dan Perbedaan Faktor Dominan

Variabel B SgtE Wald df Sig Exp(B)

95 CI forExp(B)

Lower Upper

Pondok Pesantren Al Hamidiyah

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 080Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 370 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 020 259

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055

Batukpilek

-231 123 348 1 006 01 001 112

Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063

Konstanta 359 146 605 1 001 3628

1 Peran Faktor PembedaHasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku personal higiene pada masing-masingpondok pesantren Dua faktor yang sama yang berpengaruh baik dipondok pesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren QothrotulFalah secara berurut pengaruhnya dari yang besar ke yang kecil adalahpelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Faktor yang berbeda yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu yang sekaligus

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 201

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah Sedangkan faktordominan yang mempengaruhi perilaku personal santri di pondokpesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Pekerjaan ibu adalah faktor pembeda yang mempengaruhiperilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah artinya ibuyang tidak bekerja akan memberi peluang atau berkontribusi terhadapsantri untuk berperilaku higiene di pondok pesantren Al HamidiyahDalam hal ini Ibu tidak bekerja dikategorikan tidak beresiko terhadapperilaku personal higiene responden karena mempunyai kesempatanmendidik anak Sebaliknya bagi santri yang mempunyai ibu yangbekerja maka akan mempengaruhi santri untuk berperilaku tidakhigiene di pondok pesantren Al Hamidiyah

Dalam Islam seorang ayah bertanggungjawab memberikannafkah bagi anak-anak dan keluarganya sedang ibu bertanggungjawabmengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga Firman Allah Swt

ꀀ䖹祠 Ɇ䖹䖹Ɇ 䖹Ɇ䖹 䖹זmɆ mɆ䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹 耀䖹䖔䗄䖹Ɇmm䖹䖹 鴘m 䖹䖹 䖹זmɆ R Ɇ䖹Ɇ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (wanita) dan karena laki-laki telah menafkahkansebagian dari harta mereka1

Allah Swt juga berfirman

meR䗄䖹זmɆ 鴘i䖹m 䖹R 鴘mⳀ 䖹 mA䖹ז 䖹ꀀ䖹祠䖹RDan bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberipakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang maruf2

1 (QS an-Nisaa 34)2 (QS al-Baqarah 233)

202 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Abu Hurairah Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda

m mɆm䖹a m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA m 耀a䖹Ⳁ 䖹耀䖹 䖹耀䖹 䖹耀䖹䗄䖹䗄耀 mɆ䖹 鴘䖹祠䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R 鴘m耀m 䖹ꀀ䖹祠 mmɆ 䖹耀耀䖹錀䖹i Ⳁ䖹mA䖹R 䖹䖹䖹Ⳁ m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R

䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹䖹 m ϝ䗄䖔䖹 䖹ז䖹祠䖹 䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠ldquoSatu dinar kamu infaqkan fii sabiilillah satu dinar kamupergunakan untuk memerdekakan budak satu dinar kamusedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamubelanjakan untuk keluargamu maka yang paling besar pahalanyaialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu (HR Muslim juz2 hal 692)

Dalam hal mendidik anak dalam Islam juga sudah ditegaskanAllah Swt juga berfirman

m 䖹錀m䖹R 鴘耀䖹R 䖹ꀀ䖹祠 ϝ耀䖹R 䁤 䖹ꀀ䖹ז䖹 m䖹耀m䖹mɆ 䖹䖹m 䖹䖹R䖹R䗄m錀䖹ז 䖹m˸ 䖹䖹耀m䖹m䖹R m 䗄耀Ϥ m䖹 m鴘䖹䖹祠

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada duaorang ibu- bapanya ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam duatahun Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu3

䖹䖹祠䖹-䗄 Ɇml 䖹 䖹A䖹Ⳁ䖹 鴘䖹זm m鴘䖹ꀀm䖹 m鴘䖹䖹 鴘耀䖹A䖹ⲀR䖹 䖹鴘m-䗄 晠耀m䖹 䖹RPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan4

Faktor dominan yang ada di pondok pesantren Qothrotul Falahadalah batuk pilek Artinya santri yang tidak mengalami kejadian batukpilek di pondok pesantren Qothrotul Falah berpeluang untuk berperilakulebih higiene sebaliknya bagi santri yang mengalami kejadian batukpilek akan mempengaruhi untuk berperilaku tidak higiene Berdasarkananalisis statistik data kuantitatif terdapat kepadatan kamar dengan rata-

3 (QS Luqman14)4 (QS al-Baqarah 233)

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 203

rata teman sekamar responden 14 orang dan berdasarkan hasilwawancara dengan pimpinan pondok pesantren Qothrotul Falah bahwajenis bahan bakar energi utama yang digunakan untuk memasak selainelpiji adalah kayu bakar kedua faktor ini dapat menambah pengaruhterhadap meningkatnya kejadian prevalensi batuk pilek di pondokpesantren

Pneumonia merupakan penyebab kesakitan dan kematian nomorsatu pada balita terutama di negara berkembang Berbagai faktor risikoberperan pada kejadian dan beratnya penyakit serta kematian yaitukurang gizi pemberian ASI yang tidak ekslusif kepadatan hunian(crowding) polusi udara di dalam ruangan kemiskinan pendidikan ibukurang ketidak-tahuan dan akses yang sulit terhadap pelayanankesehatan5

2 Peran Faktor yang SamaPada persamaan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku

personal higiene terdapat dua veriabel yang sama pada masing-masingpondok pesantren yang mempengaruhi faktor tersebut adalah pelayanankesehatan dan skabies

Visi kementerian kesehatan adalah masyarakat sehat yangmandiri dan berkeadilan dengan misi (1) Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasukswasta dan masyarakat mandiri (2) Melindungi kesehatan masyarakatdengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna meratabermutu dan berkeadilan (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataansumberdaya kesehatan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahanyang baik Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalahmeningkatkan pelayanan kesehatan yang merata terjangkau bermutudan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upayapromotif dan preventif Untuk kepentingan tersebut perlu peningkatankualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit puskesmaslaboratorium dan fasilitas lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah

5 Cissy B Kartasasmita ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo BuletinJendela Epidemiologi Volume 3 September 2010 (22-26) 26

204 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

maupun yang dikelola swasta Berdasarkan profil kesehatan tahun 2009diketahui jumlah rumah sakit sebanyak 1523 buah terdiri rumah sakitmilik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi Kabkotasebanyak 559 buah milik TNIPolri sebanyak 121 buah milikBUMNkementerian lain sebanyak 66 buah dan milik swasta sebanyak777 buah Jumlah Puskesmas sebanyak 9005 buah yang terdiri dariPuskesmas dengan perawatan sebanyak 2920 buah dan Puskesmastanpa perawatan sebanyak 6085 buah6

Berdasarkan hasil survei di lapangan ada indikasi meningkatnyaDemand masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan Selain itu Indonesia telah ikut menyepakati MutualRecognition Arrangement (MRA) on Health Services sehingga sektorkesehatan termasuk dalam kesepakatan pasar bebas atau globalisasiUntuk itu maka fasilitas kesehatan termasuk puskesmas perlu secaraterus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepadamasyarakat disertai pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintahpropinsi kabupaten kota

Sistem rujukan di Indonesia merupakan kendala yang sangatbesar bagi pembangunan ekonomi karena dengan kondisi seperti itupenduduk tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan yang tepat secaratepat waktu dan sesuai kebutuhan

Dampak dari situasi tersebut sangat merugikan bagi keluargayang terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatansehingga mengurangi pengeluaran untuk makanan dan pendidikanSelain itu keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yangtepat berarti hari kerja yang tersita semakin banyak dan terancamhilangnya pendapatan Kaum perempuan khususnya sangat terkenadampak ini dikarenakan mereka pada umumnya berkontribusi jugaterhadap pendapatan rumah tangga sekaligus berperan besar mengurus

6 Kementerian Kesehatan Riset Fasilitas Kesehatan JakartaBalitbangkes 2011

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 205

kebutuhan logistik rumah tangga serta mengurus kesejahtraan anggotakeluarga7

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit yangumumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umumdi seluruh dunia8 Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semuaumur ras dan level sosial ekonomi9 Ektoparasit adalah organismeparasit yang hidup pada permukaan tubuh inang menghisap darah ataumencari makan pada rambut bulu kulit dan menghisap cairan tubuhinang10 Infestasi ektoparasit bersifat sporadik epidemik dan endemikInfestasi ektoparasit pada kulit keberadaannya membuat rasa tidaknyaman dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat11

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabieivarian hominis termasuk ordo Acariformes family Sarcoptidae GenusSarcoptes Sarcoptes scabiei varian hominis menular melalui kontakmanusia dengan manusia Sedangkan Sarcoptes scabiei var mangeditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liarhewan yang didomestikasi dan hewan ternak Nama Sarcoptes scabieiadalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti kulit dankoptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti untukmenggaruk Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehinggamuncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut Saat ini istilahskabies berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau12

7 Australia Indonesia Partnership For Health Systems Strengthening(AIPHSS) Menguatkan Akses Kualitas Pelayanan Kesehatan MengurangiKemiskinan NTT Artikel 2014

8 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

9 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

10 Triplehorn CA Johnson NF Borror and delongrsquos introduction tothe study of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont 2005

11 Ciftci IK Karaca S Dogru O Cetinkaya Z Kulac K Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of Afyon Turkey KoreanJournal of Parasitology 44 2006 Page 95-98

12 Bandi KM Saikumar C Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research 4839 2012 Page 1-2

206 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Prevalensi skabies di seluruh dunia sekitar 300 juta kasus pertahun13 Pada negara industri seperti di Jerman skabies terjadi secarasporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang14 Prevalensi skabiesdi India adalah 20415 Zayyid tahun 2010 melaporkan sebesar 31prevalensi skabies pada anak berusia 10-12 tahun di Penang Malaysia16

Kline (2013) melaporkan skabies umumnya endemic pada sukuAborigin di Australia dan Negara di Oceania dengan prevalensi 3017

Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruhIndonesia tahun 2008 adalah 56-1295 Skabies menduduki urutanketiga dari 12 penyakit kulit tersering18 Insiden dan prevalensi skabiesmasih sangat tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan masyarakatpesantren Hasil penelitian Marsquorufi mengatakan bahwa prevalensiscabies pada pondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 Faktoryang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain personalhigiene yang buruk pengetahuan sikap dan perilaku yang kurangmendukung pola hidup sehat19

13 Olivier Chosidow Scabies The new england journal of medicine2006 page 351-16

14 Ariza L Walter B Worth C Brockmann S Weber ML andFeldmeier H Investigation of a Scabies Outbreak in a Kindergarten inConstance Germany European Journal of Clinical Microbiology amp InfectiousDiseases 2012 32 373-380

15 Baur B Sarkar J Manna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

16 Zayyid M Saadah MS Adil R Rohela AR Jamaiah I Prevalenceof skabies and head lice among children in a welfare home in Pulau PinangMalaysia Tropical Biomedicine 27 2010 442ndash446

17 Kline K James S McCarthy Pearson M Loukas A amp Hotez PNeglected tropical diseases of oceania review of their prevalence distributionand opportunities for control Plos neglected tropical diseases 7 2013 Page17-55

18Azizah dan Setiyowati Hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulungtentang personal higiene dengan kejadian skabies pada balita di tempatpembuangan akhir kota semarang Dinamika Kebidanan 1 2011 Page 1-5

19Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 207

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabiesmasih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagai penyakit biasasaja karena tidak membahayakan jiwa Masyarakat tidak mengetahuibahwa luka akibat garukan dari penderita skabies menyebabkan infeksisekunder dari bakteri Stapilococos ataupun jamur kulit berakibatkerusakan jaringan kulit yang akut20

Pencegahan penyakit skabies menjadi tantangan di masa depanHal ini didasarkan beberapa fakta adanya efek samping obat yang tidakdiharapkan resistensi obat dan kendala diagnosis skabies serta masihdiperlukannya penelitian yang panjang terkait dengan penggunaantanaman sebagai obat Beberapa literatur melaporkan adanya resistensiscabiei terhadap obat anti skabies yang telah diuji baik secara in vitromaupun secara in vivo21

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakin rendahtingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuan tentang personalhigiene juga semakin rendah Akibatnya menjadi kurang peduli tentangpentingnya personal higienis dan perannya dalam higiene rendahterhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatan umum untukmendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit22

Pendidikan kesehatan merupakan solusi yang paling tepat untukmencegah prevalensi skabies yang hampir ada di seluruh dunia mulaiabad 17 Pendidikan kepada masyarakat dapat dilakukan melaluipenyuluhan atau sosialisasi seputar penyakit skabies faktor-faktorpenyebab penanganan jika terinfeksi Hal yang paling penting adalahpendidikan tentang personal higiene dan lingkungan yang efektif dalammencegah skabies yang bersifat endemik epidemik dan sporadik23

11-1820 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-

177421 Wardana A H Manurung J Iskandar T Skabies tantangan penyakit

zoonosis masa kini dan masa datang Wartazoa 16 2006 Hal 1-1322 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among male

soldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

23 Yahmi Ira Setyaningrum Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan

208 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesantren Al Hamidiyah dandi pesantren Qothrotul Falah terbanyak adalah puskesmas belum adaPoskestren baik di pesantren Al Hamidiyah maupun di pesantrenQothrotul Falah

Prevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan SeminarNasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2014

209

Bab VIPenutup

A KesimpulanSetelah dilakukan analisis berdasarkan metodologi yang

digunakan terhadap semua data yang diperoleh kemudian dibandingkandengan kajian terdahulu yang relevan dan sesuai tujuan penelitian makastudi ini membuktikan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dipengaruhi olehpelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Kurangnyapelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah mempengaruhi kejadian atau prevalensi skabies dikedua pondok pesantren Masih rendahnya perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah merupakan faktor dominanterhadap prevalensi batuk pilek Sedangkan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu Temuan-temuan yangmemperkuat kesimpulan dari studi ini dipaparkan sebagai berikut

1 Distribusi Karakteristik Responden terhadap Praktik PersonalHigiene Santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan di PondokPesantren Qothrotul Falah

a (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2)Tinggal di pondok pesantren rata-rata lama (3) Frekuensi sakitrata-rata lebih sering (4) Distribusi berdasarkan jenis kelaminlebih banyak santri laki-laki (5) Distribusi berdasarkanpengetahuan sikap dan perilaku sebagian besar santri mempunyaipengetahuan sikap dan perilaku baik

210 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b (1) Distribusi tingkat pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu berpendidikan tinggibegitu juga dengan tingkat berpendidikan ayah (2) Distribusipekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja begitu juga denganayah lebih banyak yang bekerja (3) Distribusi pendapatankeluarga sebagian besar keluarga berpendapatan tinggi

c (1) Distribusi berdasarkan status sakit di pondok pesantren AlHamidiyah sebagian besar santri tidak mengalami gatal-gatalskabies diare dan demam frekuensi santri yang mengalami batukpilek sama besar dengan yang tidak mengalami (2) Distribusiyang mengalami kejadian penyakit lain (gastritis sakit gigipingsan dan panu) hampir merata yang mengalami dengan yangtidak mengalami (3) Distribusi responden yang berobat kepelayanan kesehatan lebih banyak santri yang pergi berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktikdokter poskestren dan rumah sakit

d (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2) Rata-rata lama tinggal di pondok sebentar (3) Rata-rata frekuensi sakitjarang (4) Distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyaksantri perempuan (5) Distribusi berdasarkan pengetahuan sikapdan perilaku sebagian besar santri di pondok pesantren AlHamidiyah mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku baik (6)Rata-rata jumlah teman sekamar lebih banyak

e Distribusi karakteristik orang tua di pondok pesantren QothrotulFalah tingkat pendidikan ibu responden lebih banyakberpendidikan rendah begitu juga dengan berpendidikan ayahlebih banyak ibu yang bekerja dan lebih banyak ayah yangbekerja sebagian besar pendapatan keluarga rendah

f Distribusi status penyakit di pondok pesantren Qothrotul Falahsebagian besar santri tidak mengalami demam dan lebih banyaksantri yang tidak mengalami gatal-gatal skabies diare dan batukpilek sebagian besar santri tidak mengalami prevalensi penyakitlain dan lebih banyak santri yang pergi berobat ke fasilitas

Penutup 211

pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktik dokterposkestren dan rumah sakit

2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominana Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

b Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensibatuk pilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabiesSedangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi batuk pilek

3 Perbandingan Perilaku Personal Higienea Pengetahuan tentang perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebih baik jumlah temansekamar lebih sedikit tingkat pendidikan ibu dan ayah lebihbanyak yang berpendidikan tinggi pendapatan keluarga sebagianbesar tinggi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pesantren adalah pekerjaan ibu

b Sikap santri terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Qothrotul Falah rata-rata lebih baik lama tinggal santridi pondok pesantren rata-rata sebentar frekuensi sakit santrilebih rendah dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri adalah prevalensi batuk pilek

B Rekomendasi1 Untuk Akademisi

Agar memperoleh hasil yang lebih valid lagi maka perludilakukan penelitian lanjut terhadap kebersihan khususnya pada santriputeri dan pola penggunaan kulah dengan menggunakan desainlongitudinal baik kohor atau eksperimen untuk menemukan model atau

212 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

perilaku spesifik bagi pondok pesantren pengguna kulah sehingga kulahdapat menjadi sumber air yang suci dan bersih sesuai ajaran Islam yangsempurna

2 Untuk Pembuat Kebijakana Menjadikan skala prioritas masalah penyakit menular di

komunitas pondok pesantren terlebih di pondok pesantren yangmasih menggunakan kulah sebagai akses air bersih

b Merumuskan pedoman pengelolaan air bersih berdasarkan sumberair utama yang digunakan ketersediaan air sepanjang tahun dankualitas air bagi pengelola pondok pesantren semua tipe ashriyahsalafiyah dan salafiyah ashriyah

c Meninjau dan merumuskan kembali Keputusan bersama MenteriKesehatan Republik Indonesia Menteri Agama RepublikIndonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentangpeningkatan kesehatan pada pondok pesantren dan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanPenyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren

3 Untuk Pengelola Programa Pengelola Pondok Pesantren

Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan puskesmas ataufasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku santri terhadap kebersihan diri

b Pelayanan Kesehatan(1) Mempertegas tugas dan tanggungjawab terhadap kesehatan dipondok pesantren (2) Memperbaiki kerjasama dan upaya skriningserta pemantauan terutama terhadap prevalensi penyakit menulardi pondok pesantren (3) Mengembangkan panduan teknikpembinaan untuk Poskestren (4) Meningkatkan kemampuanpetugas terhadap pembinaan Poskestren (5) Menjadikan programPoskestren sebagai peluang untuk mengembangkan promosi danpencegahan penyakit menular yang berbasis komunitas

213

Daftar Pustaka

A BukuAl-Qaradhawi Yusuf Fikih Thaharah Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004Amin Haedari Transformasi Pesantren Jakarta Lekdis amp Media

Nusantara 2006Amra Anshar Definisi Dan Jenis-Jenis Penelitian Mahasiswa Program

Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika BandungSekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung 2010

Azizy Ahmad Qodri Abdillah ldquoMemberdayakan Pesantren danMadrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk DinamikaPesantren dan Madrasah (Cet I) Semarang Fakultas TarbiyahIAINWalisongo Semarang dan Pustaka Pelajar 2002

Az-Zuhayli Wahbah Fikih Islam Wa Adillatuhu Vol 1 DepokGema Insani 2011

Azra Azyumardi Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000

------ Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi DanModernisasi Translated by Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003

Bachtiar Adang Kusdinar Achmad Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI Puslit IAINJakarta Peran Pesantren Dalam Penyelenggaraan Program Wajar9 Tahun Jakarta Laporan Penelitian 1999

Berkowitz Leonard Social Psycology Vol 3 Scott Foresman andCompany 1972

Dahlan Sopiyudin Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012

David G Kleinbaum Lawrence L Kupper Hal MorgensternEpidemiologic Research Principles and Quantitative New YorkNostrand Reinhold 1982

Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Farouki Suha Taji Modern Muslim Intellectuals and the QurrsquoanToronto Oxford University Press 2006

214 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Fatah H Rohadi Abdul Taufik M Tata Bisri Abdul MuktiRekontruksi Pesantren Masa Depan Jakarta PT ListafariskaPutra 2005

Gilbert Glen G Sawyer Robin G McNeill Elisa Beth HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health3 ed Sudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers2010

Glanz Karen Health Behavior and Health Education 2 edManufactured in the United States of America on Lyons FallsTurin Book 1996

Glaser Barney G Strauss Anselm L The Discovery of Grounded TheoryNew York Aldin Publishing Company 1980

Graef AJ Elder JP Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku Translated by M Hasanbasri YogyakartaGadjah Mada University Press 1996

Green W Lawrence Health Education Planning a Diagnostic ApproachTranslated by Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno SudartiMayfield Publishing Company 1980

------- Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah PendekatanDiagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990

Green W Lawrence Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed LondonMayfield Publishing Company 2000

Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan Dan Perkembangan) Jakarta Lembaga Studi Islamdan Kemasyarakatan (LSIK) 1999

Hastono Sutanto Priyo Analisis Data Kesehatan Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

Hielmy Irfan Modernisasi Pesantren Meningkatkan Kualitas UmatMenjaga Ukhuwah Jakarta Penerbit Nuansa 2003

Kesmas Departemen Kesehatan Direktur Promkes Dirjen PromosiKesehatan Jakarta 2000

Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali Semarang Program Pascasarjana InstitutAgama Islam Negeri Walisongo 2013

Kodim Nasrin Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program StudiEpidemiologi Jakarta Universitas Indonesia 2006

Daftar Pustaka 215

L Clasen TF Haller Water Quality Interventions to Prevent DiarrhoeaCost and Cost-Effectiveness Geneva World Health Organisation2008

Lapau Buchari Prinsip Dan Metode Epidemiologi Jakarta FakultasKedokteran Universitas Indonesia 2011

Lemeshow Stanley Hosmer W David Jr Klar Janelle Lwanga KStephen Adequacy of Sample Size in Health Studies GenevaWorld Health Organization 1997

Luknis Sabri Sutanto Priyo Hastono Statistik Kesehatan JakartaRajawali Press 2008

Lwanga K Stephen and Lemeshow Stanley Sample size determinationin health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Madjid Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret PerjalananJakarta Paramadina 1997

Mary Evelyn Tucker John A Grim The Emerging Alliance WorldReligions and Ecology Daedalus 2001

Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren Jakarta DivaPustaka 2006

Masrsquoud Abdurrahman Dinamika Pesantren Dan Madrasah YogyakartaPustaka Pelajar 2002

Millestein Promoting the Health of Adolescent Toronto OxfordUniversity Press 1993

Muhadjir Noeng Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif Dan Mixed 5 ed Yogyakarta Rake Sarasin 2007

Murti Bisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997

Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal StudiKeislaman Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013 (191-215)

Nancy K Janz Marshal H Becker The Health Belief Model A DecadeLater 1984

Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2011Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2015Nizar Samsul Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan

Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam Jakarta PrenadaMedia Group 2008

Nola J Pender Nola P Pender Carolyn L Murdaugh Mary Ann PersonsHealth Promotion in Nursing Practice New Jersey PearsonEducation 2014

216 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Notoatmodjo Soekidjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

Paramadina Jurnal Pemikiran Islam Perspektif Jender Dalam IslamJakarta Yayasan Paramadina 2007

Potter A Patricia Webb Health Promotion and Patient EducationLondon Chapma And Hall 1994

Potter A Patricia Perry Anne Griffin Basic Nursing Essentials forPractice 6 ed Philadelphia Mosby Publication Elsevier St LouisMissouri 2007

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2009

Quasem Abul M Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalamIslam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988

Ramayulis dan Nizar Samsul Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan IndonesiaJakarta Quantum Teaching 2005

R Bonita R Beaglehole T Kjellstroumlm Basic Epidemiology GenevaWHO 1993

Rahman Fazlur Islam and Modernity (Transformation of anIntellectual Tradition) London University of Chicago Press1982

Rianti Emy Epidemiologi Dalam Kebidanan Jakarta Trans Info 2010Richard Goldsmith Burges Julia Brannen Mixing Method Qualitative

and Quantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992Santoso Singgih Statistik Nonparametrik Konsep Dan Aplikasi

Dengan Spss Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010Sanusi M Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik Najah

Yogyakarta 2012Sarijo Marwan Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Jakarta

Dharma Bakti 1980Schulze Reinhard A Modern History of the Islamic World New York

IB Touris amp Co Ltd 1995Sina Ibnu Kitab Assiyasah Mesir Majalah al-Masyrik 1906Skinner Burrhus Frederic The Behavior of Organisms New York

Knopf 1991Smith Virginia Clean a History of Personal Hygiene and Purity 1 ed

New York Oxford University Press Inc 2007

Daftar Pustaka 217

Snehendu Kar A Psychological of Health Behavior Health ValuesAchiving High Level Wellness 1983

Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) BandungAlfabeta 2011

Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa KebidananJakarta TIM 2009

Wahjoetomo Perguruan Tinggi Pesantren Jakarta Gema Insani Press1997

Yasmadi Modernisasi Pesantren Kritikan Nurcholish Madjid TerhadapPendidikan Islam Tradisional Jakarta Ciputat Press 2002

Zakaria Azrarsquoie Muhayat Athiah Ibnu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Quran (YPA)2008

Zarkasyi Abdullah Syukri Gontor Dan Pembaharuan PendidikanPesantren Jakarta Raja Grafindo Persada 2005

B JurnalAbdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-Fedawy Menstrual

Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptReproductive Health Matters 13 (2005)

Abouleish Ezzat Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School ofMedicine and Director of Obstetric Anesthesia Magee-WomensHospital The Journal of IMA (1979)

AC Triplehorn FN Johnson Borror and delongrsquos introduction to thestudy of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont (2005)

AH Mahpudin Renti Mahkota Faktor Lingkungan Fisik RumahRespon Biologis Dan Kejadian Tbc Paru Di Indonesia KesmasJurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 1 no 4 (2007)

Amelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin Ida Leida Hubungan AntaraPekerjaan Pmo Pelayanan Kesehatan Dulungan Keluarga DanDiskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien Tb Paru ArtikelUniversitas Hasanudin (2012)

Andersen Flemming et al Comparison of the Effect of Glycerol andTriamcinolone Acetonide on Cumulative Skin Irritation in aRandomized Trial Journal of the American Academy ofDermatology 56 (2007)

Annette Pruss David Kay Lorna Fewtrell Jamie Bartram Estimatingthe Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at a

218 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Global Level Environmental Health Perspectives Journal 110(2002)

B Baur J Sarkar N Manna L Bandyopadhyay The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the SkinOPD of A Tertiary Care Hospital in Kolkata India Journal ofDental and Medical Sciences 3 (2013)

Benjamin A Miko Bevin Cohen Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson Determinants of Personal andHousehold Hygiene among College Students in New York City2011 American Journal of Infection Control 40 (2012)

Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudesand Perceptions toward Hand Hygiene among HealthcareWorkers Caring for Critically Ill Neonates Infection Control andHospital Epidemiology Journal 26 (2005)

Chosidow Olivier ldquoScabiesrdquo The new england journal of medicine(2006)

Creswell W John ldquoThe Mixed Methods Researchrdquo Pub Sage Journals(2009)

Dingwall Lindsay Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1 (2010)

Elizabeth Mc Donald David Brewster Ross Bailie Jocelyn Grace AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

Farid AW Ghrayeb Mohamed Rusli A Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior andHygiene-Related Facilities among Ascool Adolescents inPalestine International Medical Journal 21 (2014)

H A Wardana J Manurung T Iskandar ldquoSkabies tantangan penyakitzoonosis masa kini dan masa datangrdquo Wartazoa 16 (2006)

Haryono Iswahyudi Prabandari Suryo Yayi Hariyono WidodoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum rdquo BeritaKedokteran Masyarakat 24 (2008)

Hidayati Awik Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2014)

Herryanto Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren DiKabupaten Tangerang (2011)

Daftar Pustaka 219

Ishwar Dayal Mirza S Saiyadin Cross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theory Indian Journal of IndustrialRelations 6 (2012)

Janz Nancy K Marshall H Becker The Health Belief Model ADecade Later (2012)

John M Boyce MD Didier Pittet MD Guideline for Hand Hygienein Health‐Care Infection Control and Hospital Epidemiology 23(2012)

Kartasasmita B Cissy ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo Buletin JendelaEpidemiologi 3 (2010)

K Kline S James McCarthy M Pearson A Loukas P HotezldquoNeglected tropical diseases of oceania review of theirprevalence distribution and opportunities for controlrdquo Plosneglected tropical diseases 7 (2013)

KI Ciftci S Karaca O Dogru Z Cetinkaya K Kulac Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of AfyonTurkey Korean Journal of Parasitology 44 (2006)

L Ariza B Walter C Worth S Brockmann ML Weber and HFeldmeier ldquoInvestigation of a Scabies Outbreak in aKindergarten in Constance Germany Europeanrdquo Journal ofClinical Microbiology amp Infectious Diseases (2013)

Mahmud S Pappas G Hadden WC Prevalence of Head Lice andHygiene Practices among Momen over Twelve Years of Age inSindh Balochistan and North West Frontier Province NationalHealth Survey of Pakistan 1990-1994 Parasit Vectors 4 no 11(2011)

Mcdonald Elizabeth Bailie Ross Grace Jocelyn Brewster David AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

MK Bandi C Saikumar Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research4839 (2012)

Mertens M Donna ldquoMixed Methods Researchrdquo Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

N Raza RNS Qadir H Agna ldquoRisk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control studyrdquo Eastern MediterraneanHealth Journal 15 (2009)

220 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Nikos L D Chatzisarantis Martin S Hagger Mindfulness and theIntention-Behavior Relationship within the Theory of PlannedBehavior (2007 )

Sandriana Ibnu Indra Fajarwati A Rachman Watief ldquoPerilaku PersonalHygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesirdquo Makasar Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Hasanudin Pengabdian Masyarakat(2014)

Sarkar M Personal Hygiene among Primary School Children Living ina Slum of Kolkata India Journal of Preventive Medicine andHygiene 15 no 3 (2013)

Setiyowati Ifa Nur Azizah Widyah Hubungan Tingkat PengetahuanIbu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan KejadianSkabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir KotaSemarang Jurnal Dinamika Kebidanan 1 (2011)

Smith G Richard Iwata A Brian Antecedent Influences on BehaviorDisorders Journal Of Applied Behavior Analysis 30 (1997)

Sonia A Alemagno Sharon M Guten Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve HandHygiene Knowledge and Compliance among Health CareWorkers The Journal of Continuing Education in Nursing 41(2010)

Trihono Gitawati Retno ldquoHubungan Antara Penyakit Menular denganKemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit MenularIndonesia 1 (2009)

V Erasmus W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha J HRichardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration ofReasons for Poor Hand Hygiene among Hospital WorkersLack of Positive Role Models and of Convincing EvidenceThat Hand Hygiene Prevents Cross-Infection InfectionControl and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009)

C ArtikelAburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir (2008)httppersisorid

Al-Albani Muhammad Nashiruddin Kumpulan Hadits Dari ShahihMuslim Tentang Kitab Bersuci (2007)

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Haid (2007)

Daftar Pustaka 221

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Mandi (2007)Al-Fadhil Waluyo Mutiara Islam Hadits Tentang Kebersihan 2013Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai

Oleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadits bag 1 2014Almath Muhammad Faiz 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) Tentang Kebersihan (2007)Amirin Tatang M Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan

Sampel dari Populasi tak Terhingga dan tak JelasTatangmangunywordpresscom (2011)

Asep Herry Hernawan dkk Konsep Dasar Kurikulumkurtekupiedupsbwp-contentuploadsModul-Konseppdf(2011)

Association American Dental A Healthy Mouth for Life OralLongevity (Pdf) wwworallongevityadaorg (2008)

Bahraen Raehanul Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok wwwmuslimafiyahcom (2012)

Bloom Benyamin S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I CognitiveDomain New York David McKay (1956)

Blum L Henrik Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory Human Science Press New York 1974Departemen Kesehatan RI (2008)

CL Blue The Predictive Capacity of the Theory of Reasoned Actionand the Theory of Planned Behavior in Exercise Behavior AnIntegrated Literature Review Made available courtesy ofWiley-Blackwellhttpwww 3interscience wileycomhttpwwwgobookeenet Pdf (1995)

Curtis V Cairncross S Effect of Washing Hands with Soap onDiarrhoea Risk in the Community A Systematic Review LancetInfectious Diseases (2003)

David Adams Jacki Wadeson The Art of Hair Colouring LondonThomson Learning (2005)

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RevitalisasiPeran Pesantren (2012)

Edwards Allen Techniques of Attitude Scale Construction AppletonCentury Croft Inc (1957)

Edward Taylor B Definisi Kebudayaan Menurut Para AhliH S Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren

httpwww islam onlinenetIslamAwarenessgmailcom (2006)

222 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hermawan Deri Definisi Model Dan Simulasi (2010)httpyanazmiblogspot com 200905model-simulasi html

Hillary Eva Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Iftaa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Tata CaraWudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnah(2011) Artikel kaahilwordpresscom

Ikhsan Abu Pentingnya Personal Hygiene Dalam MeningkatkanKekhusuan Sholat Berjamaah (2011) httpwww addthiscombookmark

Indonesia Kamus Bahasa Definisi Mandi (2013)httpkamusbahasaindonesia Org

Isa Abdulloh bin Salam Abu Ringkasan Syarah Arbarsquoin an-Nawawi -Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah SebagianDari Iman Hadits Ke-23 (Hr Muslim) (2007)httpopi110mbcom

Indah Islam Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku In IslamposMedia Islam Generasi Baru 2015

Islami Artikel Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai PetunjukRasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam 2013

Jamil Abdul Jumlah Santri Di Indonesia Terus Bertambahwwwhidayatullah comread1811721072011

Kasule Hasan Omar ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rdInternational Nursing Conference Brunei Darussalam Article1998

LC Anwar Abu Bakar Al-Muyassar Al-Quran Dan TerjemahnyaAl-Arsquola (Yang Paling Tinggi) Surah Ke-87 Ayat 14 Translatedby Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran BandungSinar Baru Algensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Al-Baqarah (SapiBetina) Surah Ke-2 Ayat 222 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Muhammad (NabiMuhammad) Surah Ke-47 Ayat 7 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

Daftar Pustaka 223

Malang Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Pondok PesantrenModernwwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modern[accessed 29 Oktober 2013]

Mansyur Muchtarudin Pendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah JakartaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia (2010)

Muawiah Abu Keutamaan Menyikat Gigi In Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2015)

Nabavi Tadayon Razieh Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article (2012)

Nisa Alifia Rahmi Anindita Soetadji Hubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan PenyakitJantung Bawaan Universitas Diponegoro (2010)

Nursal Dien Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Padang UniversitasAndalas (2007)

Pesantren Artikel Disertasi Rujukan Desember (2010)Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan Pola

Pendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah KabupatenMerangin harisn73fileswordpresscom Pdf (2007)

Pondok Pesantren Al-Awwabin Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Profil Depok (2014)Pondok Pesantren Al-Karimiyah Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Qothrotul Falah Profil Banten (2013)Rahardjo Mudjia Analisis Data Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengalaman Empirik wwwmudjiarahardjocom [accessed 11Juni 2010]

Rahardjo Mudjia Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif wwwmudjiarahardjocom [accessed 2 Juni 2010]

Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Asy Syariah (2007)Riyadi Selamat ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan OlahragaKementerian Kesehatan Artikel (2012)

RI Kementerian Agama Analisis Statistik Pendidikan Islam Tahun20112012 httppendiskemenaggoid Pdf

------- Kakanwil Kemenag Jabar Sambut Delegasi KementerianPendidikan Negara Bangladesh Pekapontren amp Penamas (2012)

RI Kementerian Kesehatan Keputusan Bersama Menteri KesehatanRepublik Indonesia Menteri Agama Republik Indonesia Dan

224 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37Tahun 2002 Tentang Peningkatan Kesehatan Pada PondokPesantren Dan Institusi Keagamaan Lainnya Jakarta (2002)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta (2011)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan PembinaanPos Kesehatan Pesantren Jakarta (2013)

------- Riset Fasilitas Kesehatan Jakarta Balitbangkes (2011)------- Undang Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Jakarta (1992)RI Kementerian Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum No 37 Tahun 1989 Jakarta (1989)RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang Undang No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta(2003)

RI Undang-Undang Dasar (1945)RI Kementerian Permukiman Keputusan Menteri Permukiman No

403 Kpts M 2002 Tentang Prasarana Wilayah Jakarta (2002)Rudito Bambang Pranata Sosial Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang httpWwwDepsosGoIdUnduh Bambang_ Rudito 20Pdf[accessed 19April 2012]

Sarwono Jonathan Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline

Sauriasari Rani Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology(2013)

Setyaningrum Ira Yahmi Skabies Penyakit Kulit yang TerabaikanPrevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi PencegahanSeminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS (2014)

Setiawan parta ldquoDefinisi Ekonomi Menurut Para Ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Soekanto Soerjono Kamus Sosiologi Dalam Nilai Dan Norma(2009) agsasman3ykfileswordpresscom

Sofa Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bagian 1 (2008)massofawordpresscomkupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif

Daftar Pustaka 225

Sofyan Efendi Kumpulan Hadits Dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) (2007)

Sridianti ldquoPengertian Lingkungan hidup menurut para ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Stacey Aisha The Importance of Personal Hygiene in Islam IslamicMorals and Practices (2009)

The Toolkit on Hygiene Sanitation Water Anal Cleansing (2005)Wikipedia com [accessed 7 November 2013]

Timur TSSM Provinsi Jawa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak MerusakLingkungan Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2013)

WHO Personal Hygiene 5th Standard------- Guidelines on Hand Hygiene in Health Care World Health

Organization can be obtained from WHO Press 20 Avenue Appia1211 Geneva 27 Switzerland (2005)

------- Combating Waterborne Disease at the Household Level GenevaWorld Health Organization (2007)

------- The Global Burden of Disease Geneva World HealthOrganization (2008)

------- Promoting Mental Health Concepts Emerging evidencePractice A report of the World Health Organization Departmentof Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University ofMelbourne World Health Organization Geneva (2005)

D Desertasi dan LaporanAtmawikarta Arum Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (Mp-Asi) Formula Tempe Terhadap Diare AktivitasFisik Dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 BulanDi Bogor Jawa Barat Disertasi Universitas Indonesia 2007

Badri Mohammad Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo 2008

Damayanti Rita Peran Bio-Psikososial Terhadap Perilaku BeresikoTertular Hiv Pada Remaja Slta Di Dki Disertasi UniversitasIndonesia 2007

Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan SlemanYogyakarta Yogyakarta Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

226 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hutagaol Eli Marlina Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana TeknisDaerah Abdi Darma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota BinjaiTahun 2010 Medan USU 2010

Krianto Tri Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-MuridSekolah Dasar Negeri Di Kota Depok Desertasi UniversitasIndonesia 2008

Kodim Nasrin ldquoHubungan Lingkungan Sosiodemografi denganHipertensi yang Tidak Terkendali pada Calon Jamaah HajiIndonesiardquo Desertasi Universitas Indonesia 2004

Nugroho Arsad Rahim Ali Perilaku Kesehatan Dan Proses PerubahanPolewali Mandar Dinas Kesehatan Polewali Mandar 2012

Rochadi Kintoko R Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku MerokokPada Remaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI JakartaDesertasi Universitas Indonesia 2004

Sanusa Herry Noer Aly Pemikiran KH Imam Zarkasyi PraksisnyaPada Pondok Modern Gontor Desertasi UIN SyarifHidayatullah 2008

Setiaji Bambang ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen PadaTukang Ojekrdquo Desertasi Universitas Indonesia 2009

Syafirsquoi Ahmad Orientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-MasthuriyahSukabumi Desertasi UIN Syarif Hidayatullah 2008

Triwinarto Agus ldquoTinggi Badan Dewasa dan Risiko HipertensirdquoDisertasi Universitas Indonesia 2013

Zakharias Giay Bidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat LokalPapua Disertasi Universitas Indonesia 2004

227

Glosarium

Analisis Manajemen data hasil penelitian untuk dinterpretasiguna menjadi informasi yang bisa dibaca

Bias Distorsi sebuah penyajian yang dipenuhi prasangkaatau kesalahan dalam memperkirakan sebuah nilaitertentu

Bondongan Sistem kolektif atau melakukan pengajian secarabersama-sama di pondok pesantren

Demam Suhu badan lebih tinggi daripada biasanya ditandaisuhu badan melebihi 37 disebabkanoleh penyakit atau peradangan

Diare Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahanbentuk dan konsistensi dari tinja yang melembeksampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang airbesar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

Distribusi Persebaran kasus atau penyakit atau masalahkesehatan yang ada

Enabling Keadaan yang mungkin keadaan yang memungkinkansesuatu terjadi

Endemik Penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau padasuatu golongan masyarakat

Environment Lingkungan yang memungkinkan atau mempengaruhisesuatu terjadi

Epidemik Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah yang luas dan menimbulkan banyak korban

Faktor Hal yang ikut menyebabkan mempengaruhiFrekuensi Ukuran jumlah per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikanHalaqah Lingkaran pertemuan atau pengajian yang dimana

orang-orang ikut duduk melingkarHigiene Ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau memperbaiki kesehatanHubungan Keadaan berhubungan

228PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Infeksi Terkena hama kemasukan bibit penyakit ketularanpenyakit

Katagorik Bagian dari sistem klasifikasi atau golongan yangmempunyai sifat dan hubungan yang sama

Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis bertujuanmendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilihmelalui wawancara pribadi

Kulah Kolam tempat menyimpan air yang dibuat dari tanahbatu atau semen yang berisi air yang menggenangyang dapat digunakan untuk mencuci dan berwudu

Mean Nilai rata-rata dari beberapa buah dataMedian Nilai tengah dari data-data yang terurutMinimal Sedikit-dikitnya sekurang-kurangnya terkecilModern Terbaru mutakhir sikap dan cara berpikir serta

bertindak sesuai dengan tuntutan zamanNumerik Data statistik yang bersifat angka atau sistem angka

memerlukan pengolahan yang cermatParametrik Prosedur pengujian yang dilakukan berlandaskan

distribusi karakteristiknyaPengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untukmenindaki lantas melekat di benak seseorang

Penyakit Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakterivirus atau kelainan sistem faal atau jaringan padaorgan tubuh makhluk hidup

Perilaku Reaksi individu terhadap stimulasi atau lingkunganPerspektif Menggambarkan suatu yang terlihat oleh mata dengan

sudut pandang tertentuPersonal Bersifat pribadi atau peroranganPondok Tempat santri dan santriwati atau siswa dan siswiPesantren tinggal atau mondok atau bermukim untuk belajar dan

atau mengajiPoskestren Pos kesehatan pesantren sebuah bidang yang

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan santridan santriwati yang dapat memberikan solusi terbaikterhadap masalah-masalah yang terkait dengan

Glosarium 229

kesehatan Prioritas pelayanan poskestren ditujukanbagi santrisantriwati dewan guru dan pegawaiNamun poskestren juga dapat diakses oleh masyarakatumum yang membutuhkan

Predisposing Pencetus (1) kecenderungan khusus ke arah suatukeadaan atau perkembangan tertentu (2)kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatuberdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya

Reinforcing Penguat yang menguatkan atau yang dipakai untukmemperkuat

Reliabilitas Sesuatu yang bersifat reliabel atau ketelitianResponden Sampel atau subjek penelitian terpilih untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan untukkepentingan penelitian

Skor Jumlah angka yang didapatkan dari hasil pengukuranatas satu variabel

Sporadis Keadaan penyebaran tumbuhan atau penyakit di suatudaerah yang tidak merata dan tidak tentu waktunya

Standar deviasi Nilai statistik yang digunakan untuk menentukanbagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapadekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilaisampel

Statistik Catatan angka-angka (bilangan) data yang berupaangka yang dikumpulkan ditabulasi digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yangberarti mengenai suatu masalah atau gejala

Sampel Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifatsuatu kelompok atau karakteristik yang dimiliki olehpopulasi

Sikap Perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan padakehidupan sehari-hari

Skabies Penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungaumudah menular dari manusia ke manusia dari hewanke manusia dan sebaliknya

Sorongan Sistem individual atau melakukan pengajian secarasendiri-sendiri di pondok pesantren

230PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tradisional Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selaluberpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yangada secara turun-temurun

Validitas Sifat benar menurut bahan bukti yang ada logikaberpikir atau kekuatan hukum

Variabel Faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahanatau peubah dalam penelitian

231

Indeks

AAbu Isa Abdulloh bin Salam 2Al Hamidiyah 7 17 18 28 29 3032 40 41 95 96 98 99 100101 102 111 112 114 115116 118 119 120 122 129130 132 138 142 143 144147 148 149 153 154 155157 158 159 160 161 162164 165 166 167 168 176178 187 188 189 190 191192 193 194 195 196 197198 199 200 201 202 203204 205 212 213 214 215

Analisis 5 9 28 39 113 129 139167 184 185

Analisis Multivariat 167 185Ayah 48 117 123 152 153 155173 174 175 185 193 199

Azyumardi Azra 5 54

BBanten 8 9 28 29 95 184Batuk pilek 9 161 162 180 185202 204

Benyamin Bloom 139Bias 142Bivariat 167 184

CCarolyn L Blue 146CI 130 138 143 149 153 154155 156 157 158 159 160161 162 164 165 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 197199 201 202 204

DData 8 26 27 28 36 37 39 97113 129 139

Demam 9 118 125 164 165 182195 202 203

Depok 3 24 28 29 37 95 99132 142 147 159 160 162164 165

Diare 118 124 162 163 181 184185 195 202

Distribusi 112 114 115 116 117118 119 120 121 122 123125 193 196 198 213 214215

Dominan 129 166 168 184 215

EEnabling 128 157 176Environment 159 178

FFactors 159 168 178 195 197202

Faktor 21 22 83 127 129 140141 145 159 166 168 184204 205 215

Faktor-faktor 129 140 168Frekuensi 36 114 115 121 122189 213

GGambaran 40 99 114 115 116118 120 122 123 124

Gatal-gatal 9 118 124 159 178184 185 195 202

HHigiene 19 22 23 57 95 111120 127 129 163 166 168

232 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

184 187 213 215Hubungan 10 23 24 25 130 131138 140 141 143 144 149153 154 155 156 157 159160 161 162 163 164 165168 170 171 172 173 174175 176 178 179 180 181182 183 200

IIbu 35 117 123 148 149 154163 167 172 174 193 199204 205

Islam 1 3 4 5 9 11 12 18 2533 34 36 38 40 43 44 46 4748 49 50 51 54 57 74 75 7689 90 91 92 93 96 100 102107 127 132 134 136 137143 151 160 205 206 216

JJenis kelamin 34 114 121 130168 184 191

Jumlah teman sekamar 114 121189

KKarakteristik 116 117 123 131144 213

Kebersihan 1 13 64 74 107 131134 144 160

Keluarga 11 117 123 156 175193

Kesehatan 9 12 14 15 16 24 2529 43 55 64 70 82 107 113119 125 128 129 139 140141 145 147 150 156 157167 176 184 194 208 209216 217

Kombinasi 8 27Kualitas 209Kuesioner 37 112 113

LLaki-laki 114 121 130 169 191197

Laurence W Green 26 84 86 128Lindsay Dingwall 13 127

MMetodologi 26 29Modern 8 98 112 114 116 117118 129 130 132 138 142143 149 153 154 155 156157 159 160 161 162 164165 166 167

Muhammad Faiz Almath 134 151Muhammad Nashiruddin Al-Albani132 136

NNilai 112 113 115 127

OObservasi 23 38 169 171OR 129 130 138 143 144 149153 154 155 156 157 158159 160 161 162 164 165167 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184186 197 199 201 202

Pp value 130 131 141 186P value 130 138 143 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 197 199 201 202

Patricia A Potter 13 127Pekerjaan 35 115 117 123 154155 156 167 174 175 193199

Pelayanan 119 125 156 157 167176 184 194 209 217

Indeks 233

Pendapatan 35 117 123 156 157175 193 199

Pendidikan 5 6 7 9 12 15 3549 50 53 54 91 92 93 102117 123 128 141 145 148149 150 151 152 153 172173 193 211 212

Penelitian 10 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 3031 38 140 145 156 163 165187

Pengaruh 24 147 150 153Pengetahuan 10 21 22 23 34 57112 115 116 120 122 138140 141 144 150 151 170188 191 197 215

Penyakit 9 10 22 70 118 124125 141 160 165 183 195202 203

Perempuan 114 121 130 169191 197

Perilaku 14 15 22 23 24 25 3132 56 89 112 116 120 122127 129 130 138 139 140141 143 145 147 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 166 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 187188 191 197 199201 202 215

Personal 13 14 19 22 56 57 6595 111 120 127 129 131 140163 166 168 184 187 213215

Pesantren 4 5 6 7 8 10 15 1619 22 23 24 28 29 30 36 3752 53 95 96 97 98 99 100101 103 104 105 106 107108 109 111 112 114 115116 117 120 121 122 123124 127 129 130 132 138142 143 147 149 153 154155 156 157 159 160 161

162 164 165 166 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 187188 189 191 193 194 195197 199 201 202 204 213216

Pingsan 9pondok 5 7 8 9 10 14 15 1617 18 19 22 23 25 28 29 3132 35 36 37 38 40 41 52 9596 97 98 99 100 102 103105 106 108 111 112 113114 115 116 118 119 120121 122 123 124 125 127129 130 138 142 147 149158 159 160 161 162 164165 166 167 168 169 177178 179 180 181 182 184186 187 188 189 190 191193 194 196 197 198 200201 203 204 205 206 207210 211 213 214 215 216217

Pondok 5 7 8 10 15 19 22 2324 34 37 111 120 129 132142 166 168 169 170 171177 179 182 184

Poskestren 35 36 119 125 212217

Praktik 14 95 111 120 213Precede-Proceed 26 84predisposing 18 36 86 128 129168 188 196

Predisposing 128 129 168Prevalensi 22 35 112 118 124125 159 160 161 162 164165 178 179 180 181 182183 195 210

Primer 26

QQothrotul Falah 17 18 28 29 3039 40 41 95 96 99 103 104

234 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

106 107 108 109 120 121123 124 125 129 168 169170 171 172 173 174 175176 177 178 179 180 181182 183 184 185 186 187188 189 190 191 192 193194 195 196 197 198 199200 201 202 203 204 205206 212 213 214 215

RRata-rata 114 115 121 190 214Regresi Logistik 167 184Reinforcing 128 147 172Responden 114 116 117 118 119120 121 122 123 124 132142 147 183 184 191 193194 195 213

SSakit 114 119 121 158Sampel 20 23 28 29Sampling 29Santri 5 10 22 23 29 52 95107 111 120 213

Sawangan 37 132 142 147 159160 162 164 165

Scabies 21 132Sekamar 114 121Seleksi 167 184Signifikan 20Sikap 10 22 34 112 116 120122 131 143 144 145 171188 191 197 215

Skabies 9 10 11 22 23 24 118124 160 161 167 179 184185 195 202 204 209

Skor 112 120Soekidjo Notoatmodjo 14Sofyan Efendi 3 132 134 136151

Statistik 5 9 128 129

Ttahagtrah 3Tahagtrah 2 3Tabel 112 113 114 116 117 118120 121 122 123 124 125130 138 143 144 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 185 186

Teman 114 121 122The Health Belief Model 145 146Tradisional 54 120 121 122 123125 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184185

UUmur 114 115 121Umur 114 121

VVariabel 24 31 32 34 112 114116 117 118 120 121 122123 124 130 138 143 149153 154 155 156 157 159160 161 162 164 165 166167 168 170 171 172 173174 175 176 178 179 180181 182 183 184 185 188189 191 193 194 195 197199 201 202 204

WWawancara 38 169 170 171 177179 182

Wilayah 24 25 115

Biodata Penulis

Emy Rianti lahir di Krui Lampung 09 Oktober 1964 anakpertama dari pasangan Ayah bernama Amir Hamzah (Alm) dan Ibubernama Nurzaruf Menikah dengan A Widyanto (Alm) pada tahun1987 dan dikaruniai dua putra dan dua putri Muhammad AminBudiman SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi dan AriefRahman Saleh (Mhs semester IV) sudah mempunyai dua orangmenantu Ari Sugeng Rizkianto dan Ety Rena Faulina AmdRad sertadua orang cucu Rizki Satria Bagaskara dan Rizki Malika Najmussabah

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga SekolahMenengah Atas Negeri di Lampung Tahun 1983 hijrah ke Jakarta luluspendidikan Akademi Keperawatan di RSI Jakarta tahun 1987 SarjanaKeperawatan Universitas Indonesia tahun 2001 Profesi NersUniversitas Indonesia tahun 2002 Magister Kesehatan Masyarakatpeminatan Epidemiologi Universitas Indonesia tahun 2006 danProgram Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Agama dan KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016

Pada saat ini bekerja sebagai Dosen tetap di Poltekkes KemenkesRI Jakarta I Pada tahun 2006-2010 selain sebagai Dosen mendapattugas tambahan sebagai Kepala Unit Penelitian dan PengabdianMasyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta I tahun 2007-2008 sebagaiKepala Unit Penjaminan Mutu tahun 2007-2010 sebagai PemimpinRedaksi Jurnal Kesehatan ldquoHealth Qualityrdquo Poltekkes Jakarta I tahun2008 bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia mendampingiJamaah Selain sebagai Dosen tugas tambahan saat ini adalah sebagaiKasub Unit Penelitian Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta I AnggotaRedaksi Jurnal ldquoHealth Qualityrdquo Tim Pakar Riset Pembinaan TenagaKesehatan (Risbinakes) dan Anggota Komisi Etik Penelitian KesehatanPoltekkes Kemenkes Jakarta I

Hasil karya dalam bidang penelitian antara lain Risiko KankerPayudara Wanita pada Pasien Rawat Jalan di RS Dharmais (2011)Kesiapan Primigravida dalam Persalinan di Puskesmas Jagakarsa

243

Jakarta Selatan (2012) Pola Asuh Orang Tua dan Gangguan Perilakupada Anak Usia Pra Sekolah di Pondok Labu Jakarta Selatan (2013)Pengaruh Kompres Hangat pada Perineum dalam Menurunkan RasaNyeri Ibu Paska Salin di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan (2014)Deviasi Perhitungan Taksiran Berat Janin Berdasarkan MetodeJohnson-Toshack Formula Sederhana dan Formula Dare pada KlienPersalinan di RSUP Fatmawati Jakarta (2015) Tinggi Badan UsiaDewasa dan Risiko Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD Depok (2016)Percepatan Involusi Uteri melalui Latihan Otot Transversus Abdominis(PUPT Kemenkes RI tahun 2017)

Bergabung menjadi anggota Tim dalam penelitian Kemenkes RIantara lain Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten MaumerePropinsi NTT (2011) Riset Pengendalian Malaria Ditjen PPampPLKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB (2012) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis wilayah Jakarta BaratDKI (2013) dan sebagai anggota Tim Riset Pendidikan TenagaKesehatan Puslitbangkes (2017)

Hasil karya dalam bentuk buku adalah ldquoEpidemiologi dalamKebidananrdquo yang diterbitkan oleh CV Trans Info Media Jakarta tahun2009 dan edisi revisi tahun 2010 2011 2012 Sedangkan hasil karyadalam bentuk publikasi ilmiah antara lain Status Gizi dan KejadianPneumonia pada Balita (2007) Model Kepatuhan Ibu Hamil terhadapKonsumsi Tablet Besi (2007) Lingkungan Fisik Rumah Faktor SosialEkonomi dan Kejadian Pnemonia pada Balita (2008) DemandMasyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (2012) RisikoKanker Payudara Wanita (2012) serta Pola Asuh Orang Tua danGangguan Perilaku pada Anak Usia Pra Sekolah (2015)

Depok Maret 2017Penulis

244 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

  • 1pdf (p1)
  • 2pdf (p2-3)
  • 3pdf (p4-17)
  • 4pdf (p18-57)
  • 5pdf (p58-107)
  • 6pdf (p108-139)
  • 7pdf (p140-199)
  • 8pdf (p200-225)
  • 9pdf (p226-229)
  • 10pdf (p230-243)
  • 11pdf (p244-247)
  • 12pdf (p248-251)
  • 13pdf (p252-259)
  • 14pdf (p260-261)
Page 3: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’

iii

Ucapan Terima Kasih

Bismillahirrahmanirrahim

egala puji bagi Allah Swt atas segala limpahan rahmat dankarunia Nya kepada kita semua Shalawat dan salam semoga

selalu terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul yang mulia Muhammad Sawbeserta segenap keluarganya sahabatnya serta umatnya sampai akhirzaman

Buku yang berjudul ldquoPersonal Higiene dalam Perspektif Islamrdquoini merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar doktorpengkajian Islam konsentrasi Agama dan Kesehatan pada SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penulisan buku ini dapatterselesaikan berkat dukungan bimbingan arahan bantuan motivasidan doa dari banyak pihak

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada yangterhormat Prof Dr Dede Rosyada MA selaku Rektor UIN SyarifHidayatullah Jakarta Prof Dr Masykuri Abdillah selaku DirekturSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr DidinSaepuddin MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr JM MusliminMA selaku Ketua Program Magister Prof Dr Ahmad Rodoni MM danProf Dr dr MK Tadjudin Sp And selaku promotor yang telah banyakmemberikan arahan koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan studiini semoga menjadi amal jariyah di sisi Allah Swt Seluruh dosenSekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof DrAbuddin Nata MA Prof Dr Arif Sumantri MKes Prof Dr drBuchari Lapau MPH Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek Sp MProf Dr Amany Burhanudin Lubis MA Prof Dr Murodi MA ProfDr H M Atho Mudzhar MSPD Prof Dr Andi Faisal Bakti MAProf Dr R Mulyadhi Kartanegara MA Prof Dr Ahmad Thib RayaMA Dr Fuad Jabali MA Dr Asep Saepudin Jahar MA Prof DrFathurrahman Djamil MA Prof Dr Sukron Kamil MA

S

iv

Prof Dr Yunasril Ali MA Prof Dr Iik Arifin Mansurnoor MA ProfDr Munzier Suparta MA dan yang tidak penulis sebutkansatu-persatu yang telah memberikan ilmu pengalaman masukan dansaran Prof Dr Azyumardi Azra MA selaku Direktur SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-2015 ProfDr Suwito MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr Yusuf RahmanMA selaku Ketua Program Magister yang telah memberikankesempatan kepada penulis menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta

Pimpinan dan staf akademik serta administrasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain Mba VhemyMba Ima Mas Adam Mas Arief Mas Jayadi dkk Ibu Alfida MLISselaku Pimpinan perpustakaan Riset Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah Jakarta beserta staf Pimpinan dan staf perpustakaan FKMUI Depok Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta Dr Nurul Huda Marsquoarif MA selakuPimpinan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten Bapak UstadzAzman MA dan Bapak Zarkasih MA selaku Pimpinan dan staf PondokPesantren Al Hamidiyah Depok

Ibu Ani Nuraeni SKp MKes selaku direktur PoltekkesKemenkes Jakarta I beserta jajarannya Ibu Dra Mumun MunigarMAKes selaku ketua jurusan kebidanan dan rekan-rekan dosen sertacivitas akademik Poltekkes Kemenkes Jakarta I Dr Agus TriwinartoSKM MKM Kasubbid Gizi dan Kesehatan Keluarga Pusat Penelitiandan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Kemenkes RIpeneliti sekaligus teman diskusi terkait tema penulisan sahabat DrMoh Asyrsquoari Muthhar MFilI dan Dr Adzan Noor Bakri SESyMAEk

Teruntuk ayahanda dan ibunda tercinta teriring doa lsquoRabbi ighfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghirarsquo tidakterbalas doa dan kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis semogamenjadi jalan mendapat kebahagiaan dan kedudukan mulia duniaakhirat dari Allah Swt Untuk suami almarhum lsquoAllahumma ighfir lahuwarhamhu walsquoafihi walsquofu lsquoanhursquo Untuk anak-anakku tersayang yangselalu memberikan doa serta dukungan Muhammad Amin Budiman

v

SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi Arief Rahman Salehmenantu Ari Sugeng Rizkianto Ety Rena Faulina AmdRad dan cucuRizki Satria Bagaskara Rizki Malika Najmussabah lsquoRabbi ijlsquoalnimuqima ashalati wa min dzurriyyati rabbana wa taqabbal dulsquoarsquo Tidaklupa adik-adikku Nasrun Syaifullah Farida Ramdani Mirza IsronAyatina Ayatullah Hijrah Sandra dan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu-persatu lsquojazakum Allah khaira kathirarsquo

Penulis menyadari bahwa selama mengikuti pendidikan doktortidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik berupa tindakan sikapmaupun perkataan yang disengaja atau tidak untuk itu denganketulusan hati penulis mohon maaf Semoga segala bantuan dan doayang diberikan semua pihak dengan keikhlasan dan kemurahan hatiakan mendapat balasan dari Allah Swt

Buku ini tidak sempurna bagi pembaca yang ingin memberikanmasukan atau saran dapat melalui email penulis di emyrianti gmailcom Semoga buku ini mampu memberikan pandangan ilmiah dansebuah solusi bagi keberlangsungan pondok pesantren di Indonesiabahkan di dunia untuk masa mendatang lsquoRabbi zidni lsquoilma wa urzuqnifahmarsquo

Depok Maret 2017Penulis

vi

Abstrak

isertasi ini mendukung model Contextual Considerations forBehavior Change dalam teori Precede-Proceed yang

dikembangkan oleh Lawrence W Green (2008) dan Marshall W Kreuter(2000) yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan olehkesehatan Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih(320-421H 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H 1058-1111M)menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkansikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari Sedangkan menurutIbnu Sina (370-428H 980-1037M) tujuan pendidikan paling esensialyaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia meliputisegala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi sosial dan spiritual

Disertasi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf AlQaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah Wahbah Az Zuhaili (2011)dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep KebersihanDalam Islam yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebihterhadap kebersihan bukan hanya bersih tetapi juga suci Teorikesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model olehNancy amp Marshall (1974) Theory of Reasoned Action oleh Ajzen ampFishbein (1980) Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990) danBloomrsquos Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknyaperilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan yangmenimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnyamenimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Designmetode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography DesignMenggunakan data primer melibatkan dua pondok pesantren kemudiandi lakukan komparasi perilaku personal higiene Data diolah dandianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

D

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan adalah AlandashLcRomanization Tables yaitu sebagai berikut

A Konsonan

B Vokal1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

permil fathah a a

permil kasrah i i

permil dammah u u

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

permil fathah dan ya ai a dan ihellip permil fathah dan wau au a dan w

Contoh ont Husain primet Haul

Initial Romanization Initial Romanization

omit d b t t z th lsquo j gh h f kh q d k dh l r m z n s h sh w s y

viii

3 Vokal Panjang

Tanda Nama GabunganHuruf

Nama

ㅠ fathah dan alif agt a dan garis di atas

ㅠ kasrah dan ya igt i dan garis di atas

primeㅠ dammah dan wau ugt u dan garis diatas

C Tagtrsquo marbugttah ()Tarsquo marbutah () di akhir kata bila dimatikan ditulis hContoh 䁏t Marrsquoah t Madrasah(Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yangsudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat zakat dansebagainya kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

D ShaddahShaddah tasydigtd dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yangsama dengan huruf bershaddahContoh ⹀ Rabbana prime䔋 Shawwagtl

E Kata Sandang Alif + Lagtm1 Apabila diikuti dengan huruf qamariyah ditulis al

Contoh t al-Qalam

2 Apabila diikuti oleh huruf shamsiyah ditulis denganmenggandeng huruf shamsiyah yang mengikutinya sertamenghilangkan huruf l-nyaContoh ㅠt Ash-Shams ⹀t An-Nagts

F Pengecualian TransliterasiAdalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan didalam bahasa Indonesia seperti asmagtrsquoal-husnagt dan ibnkecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan denganpertimbangan konsistensi dalam penulisan

ix

Kata Pengantar

Personal Higiene Dalam Perspektif IslamOleh Prof Dr Didin Saepuddin MA

egala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat Nyakepada kita semua Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkanumatnya ke jalan yang terang benderang

Saat ini adalah naif jika umat Islam belum memaknai kebersihansecara kontekstual sehingga orang Islam dipandang suci tetapi tidakbersih Padahal keterkaitan agama dan kebersihan serta kesehatan tidakbisa dinafikan

Islam adalah agama sempurna agama terakhir yang diturunkanAllah Swt melalui rasul Muhammad Saw Sebagai agama paripurnaIslam mengatur segala hal yang berhubungan dengan manusia Islammengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam bentuk ibadahIslam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia ataumursquoamalah begitu pula Islam mengatur interaksi manusia dengan alamsekitar Dalam mengatur ketiga bentuk interaksi manusia tersebut Islammemberikan rambu-rambu yang jelas yang harus dijalankan untukkesejahteraan hidup Salah satu rambu yang diberikan Islam terkaitdengan ketiga hubungan tersebut adalah tentang kebersihan Seoranghamba diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelummelakukan interaksi dengan Allah Swt Kebersihan sebelum berinteraksidengan Allah Swt ini dipraktikkan dengan mandi wudhu ataupuntayammum Demikian pentingnya bersih dan suci dalam Islam sehinggasebagian ulama mengatakan ldquokunci surga adalah shalat dan kunci shalatadalah bersucirdquo Ketika berinteraksi dengan sesama manusia kitadiajarkan untuk selalu dalam keadaan bersih terutama untukkenyamanan serta keselamatan diri dan orang lain begitu juga dalam

S

x

berinteraksi dengan alam sekitar kita diperintahkan untuk selalumenjaga lingkungan supaya tetap bersih dan aman Islam merupakanpedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia berakal untukkebahagiaan di dunia dan akhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecilapapun menjadi perhatian Islam termasuk dalam hal kebersihan dankesehatan

Studi ini menarik karena menggabungkan dua perspektif personalhigiene dari perspektif personal higiene secara umum dan dari perspektifIslam sehingga diharapkan dapat menjadi langkah awal konsep modelperilaku personal higiene bagi komunitas pondok pesantren di IndonesiaStudi ini dilakukan di lembaga pendidikan Islam yaitu pondok pesantrenPondok pesantren tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan ilmu agamatetapi juga tempat membentuk karakter intelektual agamis sebagai asetbangsa dan negara ke depan

Selanjutnya buku ini menggambarkan praktik kebersihan santri didua pondok pesantren yang berbeda gambaran penyakit yang dialamidan persamaan serta perbedaan faktor yang berpengaruh terhadapkeduanya Dasar perbedaan dua pondok pesantren yang dibandingkanadalah perbedaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun kualitas air berasal danlokasi tempat pondok pesantren Selamat membaca Semogabermanfaat

xi

Daftar Isi

UCAPAN TERIMAKASIH iiiABSTRAK viTRANSLITERASI viiKATAPENGANTAR ixDAFTAR ISI xiDAFTAR TABEL xiiiDAFTAR GAMBAR xvKATAPENGANTAR xvi

BAB IPENDAHULUANA Latar Belakang Masalah 1B Permasalahan 16C Tujuan Penelitian 18D Manfaat Penelitian 18E Penelitian Terdahulu yang Relevan 20F Metodologi Penelitian 26G Sistematika Pembahasan 39

BAB IIISLAM DAN KESEHATANA Islam dan Perkembangan Kesehatan 42B Islam dan Pendidikan Pesantren 47C Konsep Dasar Kesehatan 53D Personal Higiene 54E Model Perilaku Kesehatan 76

BAB IIIPRAKTIK PERSONALHIGIENE SANTRI DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAH

xii

A Gambaran Umum Tempat Penelitian 92B Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Al Hamidiyah 107C Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Qothrotul Falah 116

BAB IVFAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI PERILAKUPERSONALHIGIENE DI PONDOK PESANTRENALHAMIDIYAHDAN QOTHROTUL FALAHA Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan

terhadap Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah 125

B Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominanterhadap Perilaku Personal Higienedi Pesantren Qothrotul Falah 163

BAB VPERBANDINGAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAHA Perbedaan Karakteristik Responden 184B Perbandingan Faktor yang Berpengaruh 192C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan

Faktor Dominan 199

BAB VIPENUTUPA Kesimpulan 209B Rekomendasi 211

DAFTAR PUSTAKA 213GLOSARI 227INDEKS 231LAMPIRAN 235BIODATAPENULIS 245

xiii

Daftar Tabel

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Al Hamidiyah 108

Tabel 32 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin 110Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 110Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 112Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Responden 113Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah 114Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah 116Tabel 38 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin 117Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 117Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 118Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Responden 119Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah 121Tabel 41 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

di Pesantren Al Hamidiyah 126Tabel 42 Pengetahuan dengan Perilaku 134Tabel 43 Sikap dengan Perilaku 140Tabel 44 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 144Tabel 45 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 148Tabel 46 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 149Tabel 47 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 150Tabel 48 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 152Tabel 49 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 153Tabel 410 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 155Tabel 411 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 156Tabel 412 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 157Tabel 413 Prevalensi Diare dengan Perilaku 158

xiv

Tabel 414 Prevalensi Demam dengan Perilaku 159Tabel 415 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 161Tabel 416 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 162Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah 163Tabel 418 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku di Pesantren

Qothrotul Falah 164Tabel 419 Pengetahuan dengan Perilaku 165Tabel 420 Sikap dengan Perilaku 166Tabel 421 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 167Tabel 422 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 168Tabel 423 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 169Tabel 424 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 170Tabel 425 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 171Tabel 426 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 172Tabel 427 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 173Tabel 428 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 174Tabel 429 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 175Tabel 430 Prevalensi Diare dengan Perilaku 176Tabel 431 Prevalensi Demam dengan Perilaku 177Tabel 432 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 178Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 180Tabel 434 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah 181Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku 184Tabel 52 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama

Tinggal di Pesantren dan Frekwensi Sakit 185Tabel 53 Perbedaan Predisposing Factors 187Tabel 54 Perbedaan Reinforcing Factors 188Tabel 55 Perbedaan Enabling Factor 189Tabel 56 Perbedaan Environment Factors 191Tabel 57 Perbedaan dan Persamaan Faktor yang Berpengaruh 193Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors 195Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor 197Tabel 510 Perbandingan Environment Factors 198Tabel 511 Perbedaan dan Persamaan Faktor Dominan 200

xv

Daftar Gambar

Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian 31Gambar 21 Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection 82

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 PSP dan Informed Consent 235Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 237

1

Bab IPendahuluan

A Latar Belakang MasalahIslam mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap

kebersihan dan kesucian (tahagtrah) Perhatian Islam tidak hanya terhadapkebersihan yang terlihat (hissiy) namun juga terhadap kebersihan yangtidak terlihat dzatnya (malsquonawī) Agama-agama lain tidak memilikifokus yang sedemikian hebat terhadap masalah kebersihan melebihiperhatian Islam pada kebersihan1 Perhatian Islam terhadap kebersihanini dapat dimaklumi karena sebagaimana tujuan utama diutusnya NabiMuhammad Saw adalah sebagai rahmat bagi semesta alam Hal initermaktub dalam al-Qurrsquoān

iutunyArtn ˴uAΎ˴ t۹ AybAr䔥A ˴ꀀ yldquoDan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alamrdquo (QS al-Anbiyā 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya Muhammad Saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Alamyang dimaksud terdiri dari beberapa kelompok mahluk seperti alammanusia alam malaikat alam jin alam hewan Nabi Muhammad Sawdiutus sebagai rahmat bagi mereka semua Adapun ayat pertama turunyang memerintahkan untuk menjaga kebersihan terdapat dalam surahal-Mudaththir

AJta AayuthldquoDan pakaianmu bersihkanlahrdquo (QS al-Mudaththir 4)

Kebersihan merupakan salah satu perbuatan yang Allah Swtcintai sebagaimana Allah menyatakan dalam surah at-Taubah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 䁒۹ 䁛䁒Ja䁕 A䘞ꀀ 䘞rhty䁒䁕 uyht˴ tṘut

1 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Taharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

2 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ldquoDi dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diriDan Allah menyukai orang-orang yang bersihrdquo (QS at-Taubah108)

Allah Swt juga berfirman mengenai wanita-wanita yang haiddalam al-Qurrsquoan surah al-Baqarah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 iuta䁛rn䁛 ety䁒䁕 ۹ 䘞t۹ldquoSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat danmenyukai orang-orang yang menyucikan dirirdquo (QS al-Baqarah222)

Dalam sebuah hadis Abu Malak al-Harits bin Ashim al-AsyrsquoariRa mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda

t䘞yuA䁕tA䁛 nt۹ r䁒A 䁒˴y䖠bn䁛ldquoBersuci adalah separuh dari keimananrdquo2

Terdapat 162 hadis dalam kitab tahagtrah yang membahas tentangkebersihan3 Dari sekian banyak hadis tersebut terdapat dua pendapat

ulama yang masyhur tentang makna bersuci pertama bersuci diartikandengan bersuci dari najis atau kotoran maknawi yaitu dosa-dosa baikdosa batin maupun dosa lahir Iman ada dua bentuk yaitu meninggalkandan melakukan maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berartisudah memenuhi separuh iman Kedua bersuci diartikan bersucimenggunakan air Bersuci dengan air ada dua macam yaitu bersuci darihadas kecil dan hadas besar Bila bersuci diartikan dengan suci darihadas kecil dan hadas besar maka yang dimaksud dengan iman adalahshalat Jadi bersuci itu separuh dari shalat Oleh sebab itu tahagtrahdikedepankan daripada shalat Tahagtrah menjadi kunci dari ibadah shalat

2 Abu Isa Abdulloh bin Salam Ringkasan Syarah Arbarsquoin An-Nawawi-Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah Sebagian Dari ImanHadis ke-23 (HR Muslim) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

3 Sofyan Efendi Kitab Hadis Bulughul Maram Min Adillatil Ahkamoleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqolani Kitab Tahagtrah HadisWeb GemaInsani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

Pendahuluan 3

Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah bersuci4 AbuHurairah Ra meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw Nabi bersabda

Aar䁕 Ύ 祴AΎꀀ 䁛۹t۹ A賀䁒虀tΎꀀ 䁒Ϯ ˴Θ 䁒hAق䁒 ldquoShalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabilaia berhadas hingga ia berwudhurdquo 5

Tahagtrah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari najishissi seperti kencing dan najis marsquonawi seperti aib dan maksiatAdapun tahagtrah menurut istilah syaralsquo adalah bersih dari najis haqiqiyaitu khabath (kotoran) dan najis hukmi (hadas) Khabath adalahsesuatu yang kotor menurut syaralsquo Hadas adalah sifat syaralsquo yangmelekat pada anggota tubuh dan dapat menghilangkan tahagtrah 6

Istilah tahagtrah dalam bahasa Arab juga berarti bebas dari kotoranbaik spiritual maupun fisik karena bersuci adalah kunci untuk berdoaBersuci secara spiritual berarti bebas dari dosa dan penyembahanterhadap berhala dan menunjukkan percaya kepada keesaan Allah Swtdan hatinya bebas dari dosa kesombongan dan kemunafikan Penyuciansecara spiritual biasa diistilahkan dengan tazkiyyah al-nafs Sementarabersuci secara fisik juga tidak kalah penting sebelum seseorang berdiridi hadapan Allah Swt untuk solat atau berdoa maka ia harusmemastikan bahwa dirinya bebas dari kotoran fisik7

Menurut para ulama tahagtrah dibagi menjadi dua yaitu pertamatahagtrah hadath atau menyucikan hadas yang dikhususkan pada badanTahagtrah jenis ini terbagi menjadi tiga macam yaitu bersuci dengancara mandi untuk menghilangkan hadas besar bersuci dengan carawudhu untuk menghilangkan hadas kecil serta bersuci dengantayammum sebagai ganti apabila tidak dapat melakukan mandi atau

4 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Thaharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

5 Sofyan Efendi Kumpulan Hadis dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

6 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

7 Aisha Stacey The Importance of Personal Hygiene in Islam ArticlesIslamic Morals and Practices Aisha Staceycopy2009IslamReligioncom 2009

4 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wudhu Kedua tahagtrah kabats atau menyucikan kotoran yang terdapatpada badan pakaian dan tempat Cara bersuci ini dapat dilakukandengan cara membasuh mengusap atau memercikkan air8

Islam sebagai al-digtn merupakan pedoman hidup yang mengaturdan membimbing manusia berakal untuk kebahagiaan di dunia danakhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadiperhatian Islam termasuk dalam hal yang berkaitan dengan kesehatanSistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yangmewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran Kebersihanadalah bagian yang penting dari nilai-nilai yang tinggi dan yang melekatdalam Islam9 Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan al-sunnah yangdi dalamnya menerangkan bukan hanya aspek peristilahan yangdigunakan tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islammenyoroti kebersihan10

Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaranIslam Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman jika dilihatdari segi historis tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia11

Lembaga serupa telah ada pada masa kekuasaan Hindu-Budha sebagaitempat untuk memperdalam ilmu agama Ketika Islam datang lembagapesantren masih dipertahankan dan diteruskan dan diislamkan Istilahpesantren berasal dari kata lsquosantrirsquo dengan tambahan awalan lsquopersquo danakhiran lsquoanrsquo yang berarti tempat tinggal para santri Menurut Johnskata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti lsquoguru mengajirsquoMenurut CC Berg terma tersebut berasal dari istilah lsquoshastrirsquo yangdalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agamaHindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu MenurutRobson kata santri berasal dari bahasa Tamil lsquosattirirsquo yang diartikanorang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan

8 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 203

9 httpwwwislamonlinenet IslamAwarenessgmailcom10 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir Artikel httppersisorid 200811 Nurcholish Madjid Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

Jakarta Paramadina 1997

Pendahuluan 5

secara umum Santri dalam tradisi masyarakat Jawa umumnya adalahorang-orang miskin sehingga kehidupannya dikenal sangat sederhana12

Secara umum pondok pesantren didefinisikan sebagai lembagapendidikan yang memiliki lima elemen pokok yaitu pertamaPondokasrama merupakan tempat tinggal bagi para santri KeduaMasjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalampraktik seperti shalat pengajian kitab klasik pengkaderan kyai Ketigapengajaran Kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan dipondok pesantren Keempat Santri merupakan sebutan untukSiswamurid yang belajar di Pondok pesantren Kelima kyaimerupakan pimpinan pondok pesantren Dalam buku Tradisi Pesantrenkarangan Zamakhsyari Dhofier tahun 1982 kata kyai sendiri adalahgelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmenjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan Kitab-kitab klasik13

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besarbaik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsaIndonesia secara keseluruhan Berdasarkan catatan yang ada kegiatanpendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama PondokPesantren Bahkan dalam catatan Howard M Federspiel salah seorangpengkaji ke-Islam-an di Indonesia menjelang abad ke-12 pusat-pusatstudi di Aceh dan Palembang (Sumatera) di Jawa Timur dan di Gowa(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menariksantri untuk belajar14

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengannilai-nilai dan penyiaran agama Islam Namun dalam perkembangannyakini pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasiskeagamaan (regional-based curriculum) tetapi juga kurikulum yangmenyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum) Pesantren

12 Azyumardi Azra Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000 hlm 96

13 Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Jakarta LP3ES 198214 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis Statistik

Pendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 69

6 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sebagai sampel institusi pendidikan yang mengemas dua lingkuppendidikan formal dan non-formal dalam satu durasi kurikulum full-time terbukti sangat kontributif terhadap pengembangan pendidikanIndonesia dan bahkan juga terhadap pengembangan idealismependidikan nasional Terlepas beragamnya corak pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia secara umum bahwa spesialisasi dankeahlian dominan para alumni pesantren kebanyakan berpusat padacabang-cabang ilmu ke-Islaman dan penguasaan bahasa Arab Cikal-bakal inilah yang mendorong dipilihnya beberapa universitas di TimurTengah sebagai salah satu kelanjutan studi terbesar bagi alumnipesantren Peran dan kontribusi alumni mahasiswa Indonesia di TimurTengah telah mengakar panjang sejak abad ke-17 hingga sekarangAbad ke-17 hingga awal abad ke-19 telah tercatat nama-nama HamzahFansuri Nuruddin ar-Raniri Abdul Rauf Singkili Yussuf MakassariAbdul Samad Palimbani Khatib Minangkabawi Nawawi al-BantaniArsyad al-Banjari dan lain-lain yang merupakan peletak pembaruanIslam di Nusantara Sosok-sosok ini telah melahirkan karya-karya besardi bidang Fikih Tafsir Hadis dan Tasawuf Citra intelektual danekspansi karya sosok-sosok ini bukan hanya sebatas taraf domestiknusantara tapi juga sampai diakui di kawasan Timur Tengah Akhirabad ke-19 hingga abad ke-20 kita juga mengenal profil-profil sepertiAhmad Dahlan Hasyim Asyrsquoari Wahid Hasyim Buya Hamka IljasJacub Mahmud Junus Abdul Kahar Mudzakkir Muchtar Lutfi MRasjidi Harun Nasution Jusuf Sarsquoad Sosok-sosok mereka merupakanpondasi besar bagi citra intelektual Indonesia di Mesir dan di TimurTengah secara umum Beberapa dari mereka adalah motor kesadaranpolitik bagi mahasiswa Indonesia di Mesir sekaligus sebagai sumbersimpati masyarakat Timur Tengah terhadap martabat intelektualitasIndonesia Sosok mereka bisa mendorong pengakuan Mesir dan LigaArab terhadap kemerdekaan Indonesia15

Pondok pesantren yang berarti tempat tinggal para santrididefinisikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran klasikal

15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti RevitalisasiPeran Pesantrenhttpenewsletterdisdikblogspotcom201203revitalisasi-peran-pesantrenhtml artikel pendidikan diakses pada 01-11-2013 pkl 0235

Pendahuluan 7

dimana kyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan para santri tinggal di dalam pondokpesantren tersebut Lima unsur pokok pesantren tersebut dankarakteristik tradisional lainnya serta metode pembelajaran yangmenggunkana sistem halaqah sorogan bondongan juga merupakankomponen-komponen yang melekat pada pesantren termasuk didalamnya pondok pesantren al-Masthuriyah sebagai sebuah pesantrentradisional 16

Tujuan pendidikan di pondok modern menurut KH ImamZarkarsyi ialah kemasyarakatan Pokok-pokok yang dapat dijadikandasar untuk merumuskan tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikutpertama pondok pesantren mendidik santri bukan untuk menjadipegawai camat bupati pejabat negara atau militer kedua pondokmodern bukan lembaga pendidikan yang mempersiapkan santri untukmemasuki perguruan tinggi ketiga pondok modern mempersiapkanpara santri untuk memasuki kehidupan bermasyarakat keempat pondokmodern sedikit menekankan ilmu keguruan mengingat hajat masyarakatakan tenaga guru masih besar yaitu setiap orang memberi bimbingankepada orang lain dalam berbagai lapangan perjuangan dan penghidupan17

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan olehpondok modern Gontor Istilah modern berkonotasi pada nilai-nilai ke-modern-an yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerastermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian santri dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militerPondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macamtidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren yangmemenuhi atau patut disebut pesantren modern Namun demikianbeberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern

16 Ahmad Syafirsquoi ldquoOrientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah SukabumirdquoDisertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal130

17 Herry Noer Aly bin Sanusa ldquoPemikiran KH Imam ZarkasyiPraksisnya Pada Pondok Al Hamidiyah Gontorrdquo Disertasi (SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal 156-160

8 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

(khalafiyah atau lsquoashriyah) adalah sebagai berikut pertama penekananpada bahasa Arab percakapan kedua memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer bukan klasik atau kitab kuning ketigamemiliki sekolah formal di bawah kurikulum pendidikan nasional danatau Kementerian Agama dari MISD MTSSMP MASMA maupunsekolah tinggi keempat tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional seperti sorogan wetonan dan bondongan Demikiansebaliknya yang dimaksud dengan pondok pesantren tradisional (salafatau salafiyah) adalah yang masih murni memakai buku-buku klasikatau kitab kuning atau kutub at-turats sebagai literatur18 Namun sistempondok pesantren modern bukan tanpa kritik salah satu kritikan adalahlemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats) dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern danringan Berangkat dari kritikan ini maka banyak pesantren tidaklangsung meniru bulat-bulat sistem ini sebagian mengambil jalantengah dengan mengkombinasikan dua sistem yang berbeda yaitusistem salaf dan modern sekaligus

Terdapat 27230 pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesiadengan populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 Adapun rincian sebaran antara lain di Jawa Barat 2800 JawaTimur 2205 Jawa Tengah 1570 dan Banten 1285 Berdasarkantipologi pondok pesantren terdapat sebanyak 5310 pondok pesantrensalafiyah dan 2838 khalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondokpesantren kombinasi Data tersebut menunjukkan bahwa pondokpesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologisalafiyah yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahaskitab kuning Sebagian lain sudah modern dengan pengembanganpembelajaran ilmu sains dan sebagian lagi mengkombinasikan

18 Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang Pondok Pesantrenmodern wwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modernhtml Artikeldiakses pada 29-10-2013 pkl 1222

Pendahuluan 9

pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmu pengetahuan danteknologi 19

Jumlah santri pondok pesantren secara keseluruhan adalah3759198 orang yang terdiri dari 5019 santri laki-laki dan 4981santri perempuan Jumlah santri berdasarkan kategori tinggal terdapat7993 orang santri mukim sedangkan santri tidak mukim berjumlah2007 dan berdasarkan kategori mukim di pulau Jawa urutanterbanyak di Jawa Timur 9545 Jawa Barat 9152 Banten 7992dan Jawa Tengah 6912 Sedangkan untuk di luar jawa hanya sebagiankecil saja yang mukim (40-60) kecuali pada provinsi Jambi 8638Sulawesi Utara 100 dan Maluku 100 Berdasarkan kategori tinggaldapat dilihat bahwa sebagian besar santri yang mendapat pendidikan dipondok pesantren adalah bermukim Hal ini dikarenakan memang dalampembelajaran di pondok pesantren waktu belajar adalah hampir 24 jampenuh Mulai dari santri bangun tidur sekolah formal mengerjakanaktifitas lain sampai santri tidur bangun malam dan tidur kembali terusdalam pengawasan dan pembinaan pondok pesantren sehinggaumumnya santri diharuskan untuk mukim

Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantrenadalah pertama gatal-gatal dan skabies atau gudiken Skabiesmerupakan penyakit yang paling sering dan paling banyak terjadi dipondok sehingga dikatakan penyakitnya anak pondok Sampai adaungkapan bahwa belum afdal bagi seseorang yang nyantri di pondokpesantren bila belum terkena gudiken ditambah lagi rasa malu memberitahu sakitnya terutama wanita kedua Sesak napas ketiga demamkeempat pingsan kelima batuk pilek keenam penyakit lainnyaseperti gastritismaag berupa lambung nyeri kembung dan panas nyeriumum seperti sakit gigi sakit bengkak sakit luka dan nyeri kolik yang

19 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

10 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hilang muncul dan sangat sakit ketika muncul seperti nyeri haid mulesmencret dan nyeri infeksi saluran kencing 20

Masalah kesehatan di pondok pesantren merupakan masalahkesehatan masyarakat yang penting karena pada umumnya penyakityang muncul adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari orangyang sakit ke orang yang sehat21 Kehidupan berkelompok yang dijalanipara santri dengan berbagai macam karakteristik santri maka masalahutama yang dihadapi adalah pemeliharaan kebersihan yaitu kebersihankulit kebersihan tangan dan kuku kebersihan genitalia kebersihan kakikebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pertama kepedulian pimpinan pondok pesantrenbelum ada kedua kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik ketigapendanaan pondok tentang higiene perseorangan belum ada keempatkreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan dipondok belum ada kelima pengetahuan santri tentang higieneperseorangan 50 baik keenam sikap higiene perseorangan santri833 positif ketujuh tindakan higiene perseorangan santri 833rendah Hasil di atas menunjukkan bahwa higiene perseorangan santriperlu ditingkatkan22

Salah satu cara penularan penyakit adalah melalui kulit Penyakitkulit dapat disebabkan oleh jamur virus bakteri parasit kutu danserangga Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalahskabies Skabies atau dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis ataugudig atau budug merupakan penyakit menular akibat mikro-organisme

20 Raehanul Bahraen Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok 21 Maret 2012 artikel wwwmuslimafiyahcomDiakses tanggal 09-09-2013

21 Trihono Retno Gitawati ldquoHubungan Antara Penyakit Menulardengan Kemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit Menular Indonesia Vol 1No 1 Pub Jurnal Penyakit Menular Indonesia 2009

22 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo Hasil penelitian 2008 httpwwwmedialitbangdepkesgoid Diakses 10 January 2011 2215

Pendahuluan 11

parasit yaitu sarcoptes scabei varian humoris23 Penularan secaralangsung misalnya bersentuhan dengan penderita dan penularan tidaklangsung misalnya melalui handuk dan pakaian Skabies dapatberkembang pada kebersihan perorangan yang jelek lingkungan yangkurang bersih dan demografi status perilaku individu Faktor yangmempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yangrendah kebersihan perseorangan yang buruk hunian yang padat tinggalsatu kamar dengan penderita dan perilaku yang tidak sehat sepertimenggantung pakaian di kamar tidak membolehkan pakaian santriwanita dijemur di bawah terik matahari ditambah kebiasaan salingbertukar perlengkapan pribadi seperti pakaian handuk dan sisir dapatmeningkatkan risiko penularan24

Secara umum permasalahan kesehatan di pondok pesantren cukupbanyak antara lain pertama berkaitan dengan kesehatan lingkungansampah yang berserakan di lingkungan pesantren lantai asrama jarangdipel air limbah tidak mengalir ke dalam got sehingga menjadi sarangnyamuk bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat olehsampah dan kasur tidak dijemur kedua berkaitan dengan masalahtingkah laku piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makansisa makanan yang berserakan di asrama pakaian yang sudah digunakanbergantungan di dalam asrama santri tidur di lantai tanpa selimut danalas tidur ember sabun sepatu dan sandal diletakkan sembarangan didalam asrama bantal sering dipakai bersama-sama menghidangkanmakanan tidak ditutup tidak mencuci tangan dengan sabun sesudahbuang air besar (BAB) WC tidak disiram sampai bersih dan pakaianbasah dijemur di dalam asrama ketiga berkaitan dengan masalah gizimie dijadikan makanan pokok menu makanan kurang bervariasi santritidak sarapan pagi mengambil porsi makanan yang tidak sesuaikeempat berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana ruang asrama

23 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 2

24 Muchtarudin Mansyur ldquoPendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Departemen Ilmu Kedokteran Komunitasrdquo FakultasKedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus 2006

12 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tidak sesuai dengan jumlah penghuni kurangnya obat-obat ringan danP3K kurangnya tempat menjemur pakaian

Berbagai permasalahan kesehatan di atas mestinya dapat diatasidengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agamameliputi ajaran dan praktik tentang seluruh aspek kehidupan manusiayakni aspek akidah ibadah akhlak sosial ekonomi pendidikankesehatan dan lingkungan Islam baik dari segi bahasa maupun istilahmenggambarkan misi keselamatan dunia akhirat kesejahteraan dankemakmuran lahir dan batin bagi seluruh umat manusia25 Artinyasecara filosofis dan substantif peran ajaran dan pemikiran Islam dalambidang kesehatan mempunyai hubungan yang sangat sigifikan Namunkenyataannya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengahmasyarakat menunjukkan bahwa belum sepenuhnya nilai-nilai ajarandan pemikiran Islam tentang kesehatan diamalkan 26

Menurut Mustain etika sebagai pengobatan ruhani samapentingnya dengan kedokteran untuk memelihara kesehatan jasmaniKepentingan sebagai pengobatan melalui metode perawatan dapatdipraktikkan baik dalam kedokteran maupun filsafat moral Metodepengobatan atau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteranyang bersifat preventif dan kuratif27 Ibnu Miskawaih menyatakanbahwa perawatan tubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara danmengobati Demikian juga dalam perawatan mental yakni menjagakesehatan agar tidak sakit dan berusaha memulihkannya bila telahhilang dengan cara mengobatinya Al-Ghazali mencontohkan adanyakeadaan sehat dan sakit pada badan adalah dalam rangka menjelaskankondisi sehat dan sakitnya jiwa Pada dasarnya sebuah kesehatan badanberada pada tahapan normalitas kondisinya dan sakit badan yangbersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk selalu menjauhi

25 Abudin Nata ldquoStudi Islam Komprehensifrdquo Jakarta Kencana 2011 2226 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 1

27 Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

Pendahuluan 13

ranah normalitas28 Demikian pula normalitas yang ada pada akhlaqjuga merupakan gambaran kesehatan jiwa dan sebuah kecenderunganuntuk selalu menjauhi normalitas yang dalam hal ini merupakangambaran dari sebuah penyakit atau gangguan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau Di zaman modern setelah LouisPasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkanoleh mikroba kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri patogendan bahan kimia berbahaya Kebersihan adalah salah satu tanda darikeadaan higiene yang baik Manusia perlu menjaga kebersihanlingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak bau tidak menyebarkankotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupunorang lain29

Personal hygiene atau personal higiene atau kebersihan diri ataukebersihan perseorangan adalah suatu tindakan memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis30 MenurutHorton dan Parker tahun 2002 secara historis kebersihan yang baikdilihat sebagai hal penting untuk mencegah penyebaran penyakitMenurut Switzer tahun 2001 ketika kita tidak lagi mampu melakukankebersihan pribadi dengan cara yang kita inginkan perasaan kita baiksecara sosial dan psikologis akan berkurang Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit31

28 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

29 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 1

30 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

31 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 PdfUK John Wiley amp Sons Ltd 2010

14 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Personal higiene membutuhkan pembersihan seluruh bagian tubuhWajah dan rambut harus dibersihkan karena menjadi tempat menumpukkotoran memancarkan bau buruk membuat diri tampak kusam danmencerminkan nilai diri seseorang Tubuh harus bersih karena penyakitkulit seperti kurap kudis dan jamur panu juga dapat terjadi Tangandan kuku jari harus dibersihkan karena kuman di antara jari-jari dankuku jari menyebabkan penyakit menular seperti diare cacingepidermophytosis dan lain lain Gigi dan mulut harus dibersihkan karenamereka memancarkan bau mulut dan penyebab penyakit gigi seperti gigiberlubang radang gusi dan gangguan lambung karena pencernaan danlain lain

Praktik personal higiene harus dilakukan sebagai kegiatan harianmingguan dan bulanan Selain personal higiene dan kebersihan rumahruang kelas dan sekitar sekolah juga harus bersih Minum air tidakbersih dapat menyebabkan kolera diare disentri tifus dan hepatitisOleh karena itu minum air bersih bebas dari kuman dan kotoran adalahsebuah keharusan Limbah yang tidak benar dan pembuangan sampahdapat menyebabkan penyebaran penyakit menular melalui tikusnyamuk lalat kecoa dan anjing liar Jamban dan pembuangan sampahharus digunakan dengan benar32

Status kesehatan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitPerilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yangberkaitan dengan sehat-sakit penyakit dan faktor-faktor yangmempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan makanan minuman danpelayanan kesehatan33 Asrama atau pondok pesantren termasuk tempatyang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yangberpenghuni padat ditambah fenomena di kalangan santri yangmengatakan ldquotidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakitkulit atau gatal-gatal kalau belum terkena maka belum sah menjadi

32 WHO Personal Hygiene 5th Standard Published Shapewwwuniceforg lifeskillsfiles5thGradepdf IP address 1122156679 Time2012-04-30T025124Z

33 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010 hal 23

Pendahuluan 15

santri dan kalau sudah pernah terkena penyakit tersebut maka tidakakan terkena lagirdquo Perilaku santri sangat penting peranannya dalampencegahan skabies di lingkungan pondok terutama perilaku hidup sehat

Upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat disemua tatanan perlu ditingkatkan Hal ini dilakukan untuk menurunkanangka kematian dan memerangi penyakit menular34 Derajat kesehatansantri perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan santritentang kesehatan khususnya tentang penyakit menular sehinggadiharapkan ada perubahan sikap dan diikuti dengan perubahan perilakuyang hasil akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan terutamapenyakit menular di pondok pesantren

Dasar penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dipondok pesantren tercantum dalam Undang Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakanbahwa ldquotiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranrdquo35 Hal inijuga tercantum dalam Undang Undang Negara Republik Indonesiatahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional36 Undang UndangNegara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatanpasal 4 menyatakan bahwa ldquosetiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh derajat kesehatan yang optimalrdquo dan pasal 5menyatakan ldquoSetiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalammemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan keluargadan lingkungannyardquo37 Keputusan bersama Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia tahun 2002 tentang peningkatan kesehatan

34 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta 2011

35 Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Jakarta1945

36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Undang Undang No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 2003

37 Kementerian Kesehatan RI Undang Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan Jakarta 1992

16 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada pondok pesantren dan institusi keagamaan lainnya38 PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 tentang pedomanpenyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren39

Demikian hendaknya kaum muslim saling memberikan perhatianyang lebih terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondokpesantren bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondokpesantren akan tetapi semua mencurahkan baik berupa tenaga ilmu danmateri Arsitek memperhatikan bangunan pondok tenaga kesehatanmemperhatikan kesehatan pondok ahli lingkungan memperhatikanlingkungan pondok dan seterusnya

Allah Swt berfirman dalam surah Muhammad ayat 7

A賀䁒a䁛Aꀀ AAthc䁒䁕 A賀䁒虀AJ䁒Ab䁕 ۹ 䁛䁒J䁒Ab A䘞t۹ 䁛r䁒ba i䁕tn䁛 y䁕ꀀ y䁕ldquoHai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama)Allah Swt niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkankedudukanmurdquo(QS Muhammad 7)

B Permasalahan1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi sejumlahpermasalahan yang terkait dengan perilaku personal higiene santri dipondok pesantren sebagai berikut

a Rendahnya derajat kesehatan santri di pondok pesantrenb Kurangnya pemahaman sikap dan perilaku santri terhadap

kebersihan diri di pondok pesantrenc Tingginya prevalensi penyakit skabies dan gatal-gatal pada santri

di pondok pesantrend Rendahnya informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

38 Kementerian Kesehatan RI Keputusan Bersama Menteri RI IndonesiaMenteri Agama RI Dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37 Tahun 2002Tentang Peningkatan Kesehatan Pada Pondok Pesantren Dan InstitusiKeagamaan Lainnya Jakarta 2002

39 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan PosKesehatan Pesantren Jakarta 2013

Pendahuluan 17

e Belum ada model perilaku personal higiene bagi santri di pondokpesantren untuk dijadikan pedoman praktik kebersihan diri

f Belum ada pedoman pengelolaan akses air bersih bagi pondokpesantren sebagai dasar penggunaan air bersih baik berdasarkansumber air utama yang digunakan ketersediaan air sepanjangtahun dan kualitas air untuk keperluan sehari-hari

2 Pembatasan MasalahMengacu pada identifikasi masalah di atas maka studi ini

dibatasi pada kajian tentang perbandingan antara praktik personalhigiene santri di pondok pesantren al Hamidiyah sebagai pondokpesantren yang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikanmodern atau pondok pesantren salafiyah ashriyah yang berlokasi diperkotaan dengan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air berasal darisumur bor pompa dengan praktik personal higiene santri di pondokpesantren salafiyah ashriyah Qothrotul Falah yang berlokasi diperdesaan dengan akses air bersih dari sumur bor pompa dan kulahDikaji juga tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene serta persamaan dan perbedaan yangberpengaruhi terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

3 Perumusan MasalahMerujuk pada masalah yang telah dijabarkan di atas maka

dirumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikuta Bagaimana pemahaman sikap dan praktik personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahb Apa faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominan

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

c Apa persamaan dan perbedaan faktor yang berpengaruhiterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

18 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Tujuan Penelitian1 Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas secara umum studi inibertujuan untuk membuktikan bahwa perilaku personal higieneberpengaruh terhadap status kesehatan santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

2 Tujuan Khususa Menilai pemahaman sikap dan praktik personal higiene santri di

pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantrenQothrotul Falah

b Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

c Membandingkan faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan QothrotulFalah

D Manfaat Penelitian1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba menguji sejauh manaketerkaitan secara komprehensif antara faktor predisposing reinforcingenabling dan environment dalam hubungan dengan perilaku kebersihandiri santri kemudian menjelaskan bagaimana sudut pandang Islamterhadap kebersihan Dengan menggunakan konsep contextualconsiderations for behavior change intervention method selectiontahun 2010 penelitian ini mencoba menjelaskan faktor dominan apadari faktor predisposing reinforcing enabling dan environment yangpaling berisiko terhadap perilaku higiene santri sehingga dapatditemukan akar permasalahan Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan perspektif baru tentang konsep perilaku personal higienebagi komunitas santri di lingkungan pondok pesantren

Pendahuluan 19

2 Manfaat MetodologisDengan strategi penelitian ganda yaitu gabungan metode

kuantitatif dan kualitatif diharapkan penelitian ini dapat digunakanuntuk keperluan menyusun teori Dalam penelitian ini juga disusuninstrumen yang mencakup semua faktor resiko yang berhubungandengan faktor predisposing reinforcing enabling dan environment baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga instrumen inidiharapkan dapat menjadi model prediktor bagi terjadinya perilakupersonal higiene beresiko

3 Manfaat AplikatifPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara aplikatif bagi

a Penyusun Kebijakan dan Pengelola ProgramHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagikementerian terkait kementerian kesehatan kementerian agamadan kementerian pendidikan tentang faktor risiko terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Hasil inidapat memberikan pemahaman yang komprehensif dalammenangani santri yang beresiko di pondok pesantren Diharapkanpara pembuat kebijakan dapat bekerja secara sinergis dalammemberikan pelayanan dan program penanganan untukkepentingan menekan faktor risiko guna meningkatkan derajatkesehatan santri di pondok pesantren

b Bagi Pondok PesantrenPenelitian ini memfokuskan diri pada santri yang tinggal diasrama atau mondok dengan pertimbangan bahwa 7993 santripondok pesantren tinggal di asrama yang sangat potensialterhadap terjadinya faktor risiko Dilakukan pada santri yang barumasuk asrama dengan harapan bahwa kelas sudah terpapar olehinformasi tetapi masih mampu mengingat kejadian sehinggadapat mengurangi risiko terjadi recall bias Lingkungan pondokpesantren merupakan komunitas atau unit masyarakat yang salingterkait dan saling memberikan pengaruh satu sama lain sehinggadengan memberikan pemahaman bagi lingkungan pondok

20 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren maka akan ditemukan cara yang efektif dalammengurangi perilaku berisiko pada santri di lingkungan pondokpesantren

E Penelitian Terdahulu Yang Relevan1 Penelitian yang terkait dengan Personal Higienea Penelitian An Ecological Approach to Health Promotion in

Remote Australian Aboriginal Communities Desain Studymethods a mix of narrative and systematic literature reviewsquantitative and qualitative community based studies Sampel 28orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 9 laki laki Hasil (1)Standar buruk kebersihan pribadi dan domestik mendasaritingginya infeksi yang dialami oleh anak-anak (2) Model promosikesehatan yang diambil dari negara maju dan berkembang dapatdiadaptasi untuk digunakan dalam konteks masyarakat terpencilAustralia Aborigin (3) Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk mengatasi masalah mendesak yang berdampak padakesehatan anak adalah dengan memastikan ketersediaan air dansanitasi yang memadai (4) Tantangan menggunakan pendekatanekologi untuk mencapai dampak yang berkelanjutan padakebersihan dan kesehatan di masyarakat terpencil terletak padamemperoleh komitmen dari pemerintah40

b Penelitian Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls inMansoura Egypt41 Desain Study a crossectional survey Studi

40 Elizabeth Mcdonald Ross Bailie Jocelyn Grace and David BrewsterldquoAn Ecological Approach To Health Promotion In RemoteAustralianAboriginal Communitiesrdquo Health Promotion International Vol 25 No 1doi101093heapro daq004 (Published by Oxford University Press All rightsreserved 2010) Downloaded from httpheaprooxfordjournalsorg by gueston March 7 2012

41 Abdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-FedawyldquoMenstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptrdquoReproductive Health Matters Vol 13 No 26 The Abortion Pill pp 147-152gilanyhotmailcom (Published by Reproductive Health Matters (RHM) StableURL httpwwwjstororg stable3776486 Accessed 06032012 0227 Nov2005)

Pendahuluan 21

pada 664 anak sekolah berusia 14-18 tahun Hasil (1) Signifikandari penggunaan sanitary pad adalah ketersediaan media massa(2) Penggunaan pembalut meningkat pada kelas sosial tinggi danmenengah dan tempat tinggal perkotaan tapi tidak di antaragadis-gadis dari keluarga pedesaan dan miskin (3) Aspek lain darikebersihan pribadi umumnya ditemukan pada kelas sosial miskinseperti tidak mengganti pembalut secara teratur atau pada malamhari dan tidak mandi selama menstruasi (4) Kurangnya privasiadalah masalah penting (5) Media massa adalah sumber utamainformasi tentang kebersihan menstruasi diikuti oleh ibu tetapisebagian besar wanita mengatakan mereka membutuhkaninformasi lebih lanjut (6) Sebuah lingkungan yang mendukunguntuk kebersihan menstruasi harus disediakan baik di rumahmaupun di sekolah dan sanitasi dibuat lebih terjangkau

c Penelitian The Pattern of Dermatological Disorders amongPatients Attending the Skin OPD of A Tertiary Care Hospital inKolkata India Hasil Faktor personal higiene ketersediaan airbersih status sosial ekonomi berpengaruh terhadap prevalensiskabies di India Di India menunjukkan bahwa wanita cenderungmemiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar 56dibandingkan laki-laki 42

d Penelitian Scabies Kesimpulan (1) Pada dasarnya skabiessangat endemik pada area urban maupun rural dengan lingkunganyang tidak sehat (2) Pengetahuan tentang faktor penyebabskabies masih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagaipenyakit biasa saja karena tidak membahayakan jiwa (3)Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan daripenderita skabies menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri

42 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

22 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Stapilococos ataupun jamur kulit berakibat kerusakan jaringankulit yang akut 43

e Penelitian Risk faktor for scabies among male soldier in PakistanHasil Kebiasaan tidur berbagi baju handuk praktik higieneyang tidak benar sering berpergian ke tempat yang beresiko danberpotensi sebagai sumber penularan skabies merupakan faktorganda yang menyebabkan skabies Kesimpulan Rendahnyatingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakinrendah tingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuantentang personal higienis juga semakin rendah Akibatnyamenjadi kurang peduli tentang pentingnya personal higienis danperannya terhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatanumum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahanpenyakit44

f Penelitian Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadapPrevalensi Penyakit Skabies Studi pada Santri di PondokPesantren Kabupaten Lamongan Kesimpulan (1) Insiden danprevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama padalingkungan masyarakat pesantren (2) Prevalensi scabies padapondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 (3) Personalhigiene yang buruk karena faktor pengetahuan sikap dan perilakuyang kurang mendukung pola hidup sehat 45

43 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

44 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

45 Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page11-18

Pendahuluan 23

g Penelitian Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren WaliSongo Ngabar Ponorogo Hasil (1) Kepedulian pimpinan pondokbelum ada (2) Kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perorangan di pondok belum terencana dengan baik (3)Pendanaan pondok tentang higiene perorangan belum ada (4)Kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesankesehatan di pondok belum ada (5) Pengetahuan santri tentanghigiene perorangan baik 50 (6) Sikap higiene perorangan baik8330 (7) Perilaku higiene perorangan rendah 8330Kesimpulan skabies merupakan penyakit yang lazim di pondokpesantren dan sejauh ini belum ada kepedulian untukmenumbuhkembangkan upaya higiene perseorangan dalammembuat pesan-pesan kesehatan dalam mencegah skabies 46

h Penelitian Model Peningkatan Higiene Sanitasi PondokPesantren di Kabupaten Tangerang47 Hasil (1) Pengetahuanresponden tentang penyakit menular gejala cara penularan dancara mencegah penularan masih rendah (2) Perilaku higieneperorangan responden kurang baik secara berurutan antara lainmandi menggunakan sabun 1850 menggunakan handukbersama 1550 menggunakan sikat gigi bersama 740 gantipakaian bersih setiap 3 hari 2350 ganti pakaian dalam bersihsetiap 3 hari 15 kebiasaan bertukar pakaian pakaian dalamhanduk dan tempat tidur bersama 6420 buang air besar tidakdi jamban 1970 tidak mencuci tangan sebelum makan 3270tidak mencuci tangan setelah buang air besar 6730 wudhumenggunakan kulah 4710 (3) Observasi kondisi lingkunganpondok pesantren jumlah air bersih kamar mandi dan jambankurang

46 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo tahun 2008 Monday 17 March 2008litbangdepkesgoid-Powered by Mambo Open Source Generated 10 January2011 2215

47 Herryanto ldquoModel Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren diKabupaten Tangerang Tahun 2004rdquo Herryanto200401pdf (10012011)

24 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

i Penelitian Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaiandengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra SelatanDesain cross-sectional Sampel adalah santri kelas 1 2 dan 3 diasrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Hasil (1) Adahubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabiesmeskipun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifatlemah (2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaanberganti pakaian dengan kejadian skabies di Asrama PondokPesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Langkat SumatraSelatan 48

2 Penelitian yang Terkait dengan Perilaku Kesehatana Penelitian Pengaruh Promkes terhadap Perilaku Pengendalian

Vektor Dengue Studi Intervensi pada Murid-Murid SDN di KotaDepok Hasil Peningkatan pengetahuan sikap dan praktik padaibu sejalan dengan peningkatan pengetahuan sikap dan praktikpada murid Perubahan yang signifikan adalah pada pengetahuandan sikap49

b Penelitian Peran Biopsikososial terhadap Perilaku BeresikoTertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Hasil Dalamperspektif biopsikososial faktor yang secara langsung berperanuntuk terbentuknya perilaku beresiko adalah faktor lingkungansosial dalam hal ini teman sebaya merokok dan minum alkohol 50

48 Abdul Somad ldquoHubungan Kebiasaan Mandi Dan Berganti PakaianDengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra Selatanrdquo 2006 pdfdiakses pada 12012011

49 Tri Krianto ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-Murid SekolahDasar Negeri Di Kota Depokrdquo Disertasi (Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia2008)

50 Rita Damayanti ldquoPeran bio-psikososial terhadap perilaku beresikotertular HIV pada remaja SLTA di DKIrdquo Disertasi (Program PascasarjanaIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia 2006)

Pendahuluan 25

c Penelitian Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku Merokok padaRemaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI Jakarta Hasil (1)Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara sikapdengan perilaku merokok pada remaja (2) Terdapat hubunganyang signifikan antara ayah merokok dengan perilaku merokokpada remaja Variabel ayah merokok merupakan variabel yangpaling dominan berhubungan dengan perilaku merokok padaremaja (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara temansebaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja51

d Penelitian Bidan di Desa Terpencil dan Hubungannya denganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal pada Masyarakat LokalPapua Hasil (1) Adanya bidan di desa terpencil tidakberhubungan dengan perbaikan pengetahuan tetapi berhubungandengan perbaikan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternaloleh ibu (2) Lamanya bidan di desa tidak berhubungan denganperbaikan pengetahuan dan pemanfatan yankes (3) Tidak adanyaperbaikan pengetahuan ibu dan pemanfatan yankes maternal olehibu terutama karena hambatan komunikasi para bidan denganmasyarakat setempat dan akses geografi52

3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian sebelumnyaa Penelitian ini menggabungkan dua perspektif personal higiene

yaitu perspektif personal higiene secara umum dan perspektifpersonal higiene menurut Islam sehingga diharapkan dapatmenjadi langkah awal konsep model perilaku personal higienebagi komunitas di pondok pesantren di Indonesia pada umumnyayang sampai saat ini belum ada

51 R Kintoko Rochadi ldquoHubungan Konfirmitas Dengan PerilakuMerokok Pada Remaja Sekolah SMU Negeri Di 5 Wilayah DKI JakartardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

52 Zakharias Giay ldquoBidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat Lokal PapuardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

26 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian ataudisebut metode penelitian kombinasi yaitu menggabungkanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif53 Dalam banyak haldata kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamauntuk keperluan menyusun teori54

c Pengambilan data dilakukan secara primer untuk meminimalkanterjadinya data collection error yang bisa mengakibatkankekeliruan dalam pengolahan dan interpretasi data55

d Penelitian ini mencakup wilayah yang luas untuk mendapatkankarakteristik sampel sesuai dengan kriteria inklusi sehinggadiharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang valid

4 Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian lainPendekatan penelitian ini adalah berdasarkan model Precede-

Proceed teori Laurence W Green dan Marshall W Kreuter 56 dalamHealth Education Creating Strategies for School and CommunityHealth oleh Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill57

F Metodologi Penelitian1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi dan ilmukesehatan Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

53 John W Creswell The Mixed Methods Research Pub Sage Journals(2009)

54 Glaser BG Strauss AL The Discovery of Grounded Theory NewYork Aldin Publishing Company 1980

55 Jonathan Sarwono Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat)

56 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

57 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

Pendahuluan 27

penelitian kombinasi atau strategi penelitian ganda jenis sequentialexplanatory 58 Penelitian ini mengkombinasikan dua metode penelitiansekaligus yaitu kuantitatif studi epidemiology59 dan kualitatif studiethnography

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat positivisme teknik pengambilan sampel dilakukan secararandom pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dananalisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan60 Desain penelitian menggunakan cross sectional studydesign dimana studi berlangsung pada satu waktu tertentu tanpamemberikan intervensi atau disebut penelitian prevalence61 dilakukanuntuk memperoleh pola tertentu dan determinan-determinannya padapopulasi sasaran62 Beberapa keuntungan dari studi ini antara lain hasilstudi dapat merupakan informasi status kesehatan pada suatu populasimemungkinkan untuk generalisasi tidak terancam drop out dapatdigunakan untuk menilai kebutuhan pelayanan kesehatan dan sebagaidasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif63

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanfilsafat post positivisme teknik pengumpulan data dilakukan secaratriangulasi analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generali64 Desain penelitianmenggunakan ethnography study design untuk mengungkap

58 Lihat Burges and Brannen J Mixing Method Qualitative andQuantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992 Lihat pula SugiyonoAS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta 2011

59 Donna M Mertens Mixed Methods Research Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

60 Kleinbaum DG Kupper LL Morgenstern H EpidemiologicResearch Principles and Quantitative New York Nostrand Reinhold 1982

61 Beaglehole R Bonita R amp Kjellstrom T Basic EpidemiologyGeneva WHO 1993

62 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 105

63 Emy Rianti Agus Tri Winarto Epidemiologi dalam KebidananJakarta Trans Info 2010

64 Sugiyono AS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods)Bandung Alfabeta 2011

28 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pemahaman dan sikap santri terhadap kebersihan dari perspektif Islamdi pondok pesantren Data dianalisis sesuai konteks atau situasi yangterjadi pada saat data dikumpulkan65 Berdasarkan seluruh analisiskemudian dilakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian66 dengan harapan diperoleh pemahaman yangmendalam tentang gambaran yang sebenarnya untuk selanjutnyadihasilkan sebuah konsep67

Selanjutnya peneliti membandingkan dua kelompok sampeldengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan praktik personalhigiene antara dua pondok pesantren yang mempunyai akses air yangberbeda baik sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air untuk mencari faktor-faktor dansituasi yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan di pondokpesantren

2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di dua lokasi pondok pesantren yang

berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Hamidiyah yang beralamat diJalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok dan di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten yangberalamat di jalan Sampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung KecamatanCikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten

65 Anshar Amra ldquoDefinisi dan jenis-jenis Penelitianrdquo MahasiswaProgram Doktor Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah PascaSarjana Institut Teknologi Bandung 2010 (emailanshar_amranstudentsitbacid)

66 Mudjia Rahardjo Analisis Data Penelitian Kualitatif SebuahPengalaman Empirik Friday 11 June 2010 0132 linkwwwmudjiarahardjocom

67 Mudjia Rahardjo Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif Tuesday 01June 2010 0452 - Last Updated Wednesday 02 June 2010 0328 linkwwwmudjiarahardjocom

Pendahuluan 29

3 Populasi dan Sampela Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah santri puteri dan santriputera yang tinggal di pondok pesantren wilayah Depok danBanten

b SampelSampel penelitian adalah santri yang tinggal di Pondok PesantrenAl Hamidiyah Depok dan di Pesantren Qothrotul Falah Bantenyang terpilih dan bersedia menjadi responden Kriteria inklusisampel adalah santri yang tinggal di pondok pesantren minimalsudah 6 bulan mondok di pesantren

c Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukanlokasi dan unit sampel yang diambil adalah purposivesamplingjudgemental68 Teknik purposive sampling digunakankarena populasi tidak homogen dan lokasi yang tersebar69

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yangsecara sengaja ditentukan sesuai dengan persyaratan sifatkarakteristik ciri dan kriteria sampel yang akan mewakilipopulasi70 Selanjutnya sampel individu dimana santri sebagairesponden ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitysampling yaitu menggunakan metode simple random samplingatau metode acak sederhana

68 Adang Bachtiar Achmad Kusdinar Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia 2008

69 Noeng Muhadjir Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif dan Mixed Edisi V (Revisi) Yokyakarta Penerbit Rake Sarasin2007

70 Tatang Amirin M Populasi dan Sampel Penelitian PengambilanSampel dari Populasi Tak-Terhingga dan Tak-Jelastatangmangunywordpresscom 2011

30 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

d Besar SampelBesar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakanrumus uji hipotesis beda dua proporsi7172 dengan power 95

Rumus

2

221

221111

)(

)1()1()1(22

PP

PPPPzPPz

n

βα

Derajat kemaknaan (α) sebesar 5Power (1-β) sebesar 90P1 = 80 P2 = 50 Plt = Proporsi rata rata

4 Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan hubungan

antara variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat(dependent variable) Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalahumur santri jenis kelamin pengetahuan dan sikap Sedangkan variabelterikat penelitian ini adalah perilaku personal higiene yang mencakupsemua subvariabel dependen antara lain mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan cara wudhursquo

Gambar Kerangka konsep penelitian studi komparasi praktikpersonal higiene santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan diPondok Pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada gambar 11

71 Stanley Lemeshow David W Hosmer Jr Janelle Klar Stephen KLwanga Adequacy of Sample Size in Health Studies Geneva World HealthOrganization 1997

72 Stephen K Lwanga and Stanley Lemeshow Sample sizedetermination in health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Pendahuluan 31

Gambar 11Kerangka Konsep Penelitian

5 Definisi OperasionalDefinisi operasional merupakan definisi dari apa yang diukur

untuk masing-masing variabel atau apa yang menjadi indikator darimasing-masing variabel tersebut Definisi operasional pada penelitianini terdiri dari definisi operasional variable dependen definisioperasional variabel subdependen dan definisi operasional variableindependen

a Definisi Operasional Variabel Dependen1) Perilaku personal higiene adalah tindakan atau praktik sehari-

hari santri di pondok pesantren dalam memelihara kebersihandan kesehatan diri meliputi mandi mencuci tangan menggosok

Perilaku Personal Higiene diPesantren Al Hamidiyah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

Variabel IndependenVariabel Dependen

Faktor Predisposing1 Jenis kelamin2 Umur3 Pengetahuan4 Sikap

Faktor Reinforcing1 Pendidikan ibu2 Pendidikan ayah3 Pekerjaan ibu4 Pekerjaan ayah5 Pendapatan keluarga

Faktor EnablingPelayanan kesehatan

Faktor Environment1 Prevalensi penyakit2 Frekwensi sakit

Perilaku Personal Higiene diPesantren Qothrotul Falah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

32 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kuku menggantipakaian menggunakan handuk dan wudhu Perilaku personalhigiene dikategorikan berdasarkan nilai median Adapun kriteriabaik adalah ge 20

2) Pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pondok pesantren yangmemadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modern ataupondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses air bersihberupa sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumur borpompa Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan terletak disekitar permukiman penduduk

3) Pondok pesantren Qothrotul Falah adalah pondok pesantrenyang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modernatau pondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses airbersih berupa sumber air utama yang digunakan ketersediaanair sepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumurbor pompa dan kulah Lokasi pondok pesantren ada diperdesaan terletak di sekitar permukiman penduduk

4) Kulah adalah kolam besar yang terbuat dari tanah untukmenampung air hujan dan dipergunakan santri untuk mencucimandi serta berwudhu dimana air kulah akan banyak pada saatmusim hujan dan mengering pada musim kemarau

b Definisi Operasional Variabel Sub Dependen1) Mandi adalah praktik sehari-hari santri untuk membersihkan

tubuh menggunakan air dan sabun dengan cara menyiramkanmengalirkan atau merendamkan diri dalam air sebanyak dua kalisetiap sehari73

2) Mencuci tangan adalah tindakan santri membersihkan tangandan jari jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun

73 Kamus Bahasa Indonesia Definisi mandihttpkamusbahasaindonesiaorg Diakses pada 03-11-2013

Pendahuluan 33

ataupun cairan lainnya terutama setelah buang air besar (BAB)buang air kecil (BAK) dan pada saat mau makan74

3) Menggosok gigi adalah praktik membersihkan gigi yangdilakukan santri dengan menggunakan sikat gigi atau siwak danmemakai pasta gigi minimal dua kali sehari yaitu sehabissarapan pagi dan sebelum tidur malam75

4) Mencuci rambut adalah kegiatan membersihkan kulit kepaladan rambut dengan menggunakan air dan sampo supaya bersihdari minyak debu serpihan kulit dan kotoran lain yangmenempel dirambut minimal satu kali dalam dua hari76

5) CebokIstinjarsquo adalah tindakan membersihkan dubur dan ataukemaluan yang dilakukan setiap setelah BAB dan BAK denganmenggunakan air dan sabun untuk menjaga kesehatan danbersuci dari hadas 77

6) Menggunting kuku adalah tindakan memotong kuku yangtumbuh melebihi ujung jari dengan tujuan menjaga kebersihandan mencegah timbulnya infeksi yang dilakukan minimal satukali dalam seminggu78

7) Mengganti pakaian adalah tindakan sehari-hari santri untukmengganti pakaian termasuk pakaian dalam yang dilakukansetiap selesai mandi minimal dua kali sehari

8) Menggunakan handuk adalah tindakan santri menjemur ditempat yang kering dan atau terkena matahari setelah memakai

74 WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care Pdf Publicationsof the World Health Organization can be obtained from WHO Press 20Avenue Appia 1211 Geneva 27 Switzerland 2005

75 American Dental Association A Healthy Mouth for Life OralLongevity (pdf) 2008 wwworallongevityadaorg

76 Adams D Wadeson J The Art of Hair Colouring London ThomsonLearning 2005

77 The Toolkit on Hygiene Sanitation amp Water Anal Cleansing TheWorld Bank 2005 diakses melalui Wikipedia bahasa Indonesia pada07112013

78 Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Artikel Islam MajalahAsy Syariah VolIIINo311428 H2007M hal 55-56

34 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

handuk dan mengganti handuk maksimal 3 hari setelahpemakaian 79

9) Berwudhu adalah praktik santri dalam menggunakan air untukanggota tubuh tertentu (yaitu wajah dua tangan kepala dan duakaki) untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangiseseorang untuk melaksanakan shalat atau ibadah yang lain80

c Definisi Operasional Variabel Independen1) Jenis kelamin adalah perbedaan antara santri laki-laki dan

perempuan dari segi anatomi biologi81 Jenis kelamin perempuandikategorikan tidak beresiko untuk berperilaku tidak higiene

2) Pengetahuan adalah pemahaman santri tentang personal higienePengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai median Kriteriabaik ge 30

3) Sikap adalah respon atau kecenderungan santri untukberperilaku dalam menjaga personal higiene Sikapdikategorikan berdasarkan nilai median Kriteria baik ge 29

4) Pendidikan ibu ayah adalah kegiatan belajar mengajar formalyang pernah diikuti ibu ayah dan mendapat ijazah

5) Pekerjaan ibu ayah adalah kegiatan rutin yang dilakukan olehibu ayah dan memiliki nilai ekonomis Ibu tidak bekerjadikategorikan tidak beresiko terhadap perilaku personal higieneresponden karena mempunyai kesempatan mendidik anak

6) Pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga rata-ratadalam satu bulan

79 Flemming Andersen et al Comparison of the effect of glycerol andtriamcinolone acetonide on cumulative skin irritation in a randomized trialJournal of the American Academy of Dermatology Volume 56 Issue 2 Pages228-235 February 2007 pdf diakses pada 07112013

80 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Iftaa TataCara Wudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnahkaahilwordpresscom201111 diakses pada 07112013

81 Jurnal Pemikiran Islam Paramadina Perspektif Jender Dalam IslamPenerbit Yayasan Paramadina Jln Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza IKav Ua 20-21 Jakarta Selatan March 16 2007 at 756 pm

Pendahuluan 35

7) Pemanfaatan Yankes adalah pemanfaatan fasilitas kesehatanantara lain poskestren rumah sakit umum rumah sakit swastapuskesmas pustu klinik balai kesehatan dokter praktikperawat praktik atau bidan praktik Kriteria pemanfaatanYankes ya jika responden pergi berobat ke pelayanankesehatan saat mengalami masalah kesehatan atau sakit tidakjika responden tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan saatmengalami masalah kesehatan sakit atau responden pergiberobat ke dukun dan atau orang pintar

8) Prevalensi penyakit adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren meliputi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare dan demam

9) Prevalensi penyakit lain adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir meliputi gabunganpenyakit (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)

10) Frekuensi sakit adalah jumlah responden pernah mengalamisakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenFrekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernah sakitdan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernah mengalami5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenSkala ukur yang dipakai adalah nilai mean dengan cut of pointnilai median

11) Poskestren adalah keberadaan akses pelayanan kesehatan dipondok pesantren yang memberdayakan kemampuan santri danustadz agar mau dan mampu untuk hidup sehat 82

6 Sumber DataSumber data penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

sumber data primer dan sekunder Sumber data primer pada penelitiankuantitatif dikumpulkan dan diambil langsung dari lapangan hasilpengisian kuesioner oleh semua santri yang menjadi responden

82 Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan PolaPendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah Kabupaten Meranginharisn73fileswordpress com200712pembentukan-poskestrenpdf

36 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

penelitian Sumber data primer kualitatif diperoleh dari hasil wawancaralangsung dengan tiga orang santri puteri tiga orang santri putera dansatu orang pak ustadz atau pimpinan pondok dari masing-masingpondok pesantren yang menjadi responden serta observasi baik padasantri pimpinan pondok dan lingkungan fisik pondok pesantren

Data yang diambil dari sumber primer kuantitatif adalah faktorpredisposing reinforcing enabling dan environment terutama variabelyang terkait dengan pengetahuan sikap dan perilaku santri terhadappersonal higiene di pondok pesantren serta lokasi karakteristik danfasilitas yang ada di pondok pesantren Data yang diambil dari sumberprimer kualitatif adalah gambaran pemahaman serta sikap santri danpimpinan pondok pesantren terhadap personal higiene menurutperspektif Islam

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian iniberupa publikasi jurnal hasil penelitian buku teks artikel naskah dancatatan yang terpublikasikan Data yang diperoleh akan dijadikansebagai data penunjang dari penelitian yang dilakukan

7 Teknik Pengumpulan DataPeneliti pada studi ini bertindak sebagai pengumpul data aktif

dibantu oleh dua orang enumerator dengan teknik pengumpulan datasebagai berikut

a Survei AwalSurvei awal penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Awwabin yang beralamat di jalan H Sulaiman No 12 BedahanSawangan Kota Depok Survei awal dilakukan untukmengumpulkan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkantimbulnya masalah kesehatan di pondok pesantren Survei awaljuga dilakukan untuk menentukan besar proporsi kejadian tidakhigiene dipondok pesantren (P1) guna menetapkan besarnyasampel penelitian

b Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas dilakukan di pondok pesantren Al-Karimiyah yang beralamat di Jalan H Maksum No 23 Sawangan

Pendahuluan 37

Kota Depok Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sudahmenguji ketepatan dan konsistensi kuesioner

c KuesionerPengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yangmeliputi semua variabel terkait dengan penelitian Pembuatankuesioner dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan awal ujicoba di lapangan perbaikan dan uji coba kembali di lapangansampai tahap finalisasi kuesioner Untuk menggali informasitentang kebiasaan santri maka selain menggunakan kuesioneryang sudah distandarisasi juga dilengkapi dengan wawancara danobservasi tentang perilaku hidup sehat terkait personal higiene 83

Guna menjamin kualitas data dilakukan quality control sejak darilapangan sampai pada pengolahan

d ObservasiTeknik ini digunakan dengan cara mengamati secara seksamaobyek yang diteliti baik perilaku individu atau situasi proseskegiatan tertentu84 Jenis observasi yang dilakukan adalahobservasi alami Peneliti melakukan observasi menyeluruhterhadap latar santri dan pondok pesantren tanpa mengubahnyaTujuan observasi adalah untuk mengamati dan memahami sikapdan perilaku santri secara nyata dan alami terhadap personalhigiene 85

e WawancaraMetode interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkanketerangan secara lisan langsung dari responden86 Dalam model

83 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanisian

84 Nana Sudjana Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung RemajaRosdakarya 1995)84

85 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanobservasi

86 Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat (JakartaGramedia Pustaka Utama 1993) 129

38 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wawancara ini peneliti secara kreatif mengendalikan jawabanresponden87 Wawancara dilakukan dengan santri untuk menilaipemahaman sikap dan praktik santri terhadap personal higienedari perspektif Islam di pondok pesantren Wawancara jugadilakukan dengan pimpinan pondok guna mencari informasitentang pemahaman dan sikap pimpinan pondok terhadappersonal higiene di pondok pesantren88

f DokumentasiTeknik ini digunakan untuk mencari literatur terdahulu yangrelevan dengan penelitian yang menitik beratkan pada analisisatau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya

8 Teknik Analisis DataSetiap selesai pengumpulan data dilakukan pemeriksaan

kelengkapan pengisian data dan pengkodean untuk konsistensi dataSetelah dilakukan pemeriksaan data kemudian dimasukkan ke dalamkomputer Selanjutnya dilakukan pembersihan data sesuai kaidahpenelitian kemudian data diolah dan dianalisis untuk melihat hubunganfaktor predisposing enabling reinforcing dan environment terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta faktor dominan yang mempengaruhi

Analisis data kuantitatif dibedakan menjadi pertama analisisdeskriptif (univariat) digunakan untuk menjelaskan menggambarkandistribusi karakteristik variabel independen variabel dependen dansubvariabel dependen dalam peringkasan data baik secara numerikmaupun katagorik kedua analisis bivariat dengan melakukan uji chi-square dan uji fisher exact guna melihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat dengan perhitungan statistik menggunakantabulasi silang ketiga analisis multivariat merupakan analisis lanjutyang dipakai untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

87 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktikCet XII (Jakarta PT Rineka Cipta 2002) 202

88 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanwawancara

Pendahuluan 39

terhadap variabel terikat dan faktor dominan yang mempengaruhidengan mengunakan jenis uji regresi logistik metode backward

Analisis data kualitatif dilakukan dengan pendekatan analisiskultural yaitu dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisiskuantitatif Analisis ini juga mengumpulkan tema budaya nilai sosialdan simbol-simbol demografi juga untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain sikap dan perilaku sehingga akanmembentuk satu kesatuan yang holistik menampakkan masalah yangdominan dan mana yang kurang dominan Berdasarkan seluruh analisispeneliti akan melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian

9 Teknik PenulisanTeknis penulisan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Sekolah PascasarjanaUniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk penulisanmenggunakan pedoman Turabiyan Style untuk notes dan LibraryCongress untuk transliterasi

G Sistematika PembahasanStudi ini di bahas dalam enam bab Satu bab berisikan latar

belakang permasalahan satu bab merupakan kajian mendalam tentangdasar teori yang digunakan tiga bab berisi analisis interpretasi sertapembahasan secara kuantitatif dan kualitatif hasil penelitian Kemudiansatu bab berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusanmasalah serta rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait sesuaidengan signifikansi dari studi ini Gambaran umum dari tiap babtersebut dijelaskan sebagai berikut

Bab pertama merupakan pendahuluan berisikan permasalahantentang penyakit yang sering muncul di pondok pesantren lalukaitannya dengan kebersihan yang merupakan bagian penting dari nilai-nilai dalam Islam Kemudian tersaji tujuan signifikansi studi danmetodologi penelitian untuk mengungkap faktor-faktor terkaitpenyebab dari permasalahan

40 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Bab kedua merupakan tinjauan tentang teori yang sifatnyafilosofis yang menjadi dasar pijakan dalam menganalisis tiap fenomenayang ditemukan Berisikan kajian pustaka yang mengurai secaramendalam tentang referensi terkait meliputi Islam dan perkembangankesehatan konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

Bab ketiga merupakan penjelasan secara rinci tentang unit sampelsebagai tempat penelitian yaitu pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta karakteristik masing-masing responden sebagaisampel penelitian Berisikan gambaran pondok pesantren sebagaitempat penelitian deskripsi karakteristik masing-masing respondendalam praktik personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah dandeskripsi karakteristik masing-masing responden dalam praktik personalhigiene di pondok pesantren Qothrotul Falah

Bab keempat merupakan pembahasan yang menganalisa danmenjelaskan bukti empirik data kuantitatif dan kualitatif dan menguraikekuatan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahserta faktor paling dominan yang mempengaruhi

Bab kelima adalah pembahasan tentang perbandingan baikpersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di masing-masing pondok pesantren

Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban rumusanmasalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang pendukung yangditemukan studi ini Pada bab ini juga disajikan rekomendasi didasarkanpada hasil temuan Rekomendasi tersebut ditujukan kepada kalanganakademisi pembuat kebijakan pengelola program pondok pesantrendan pelayanan kesehatan

41

Bab IIIslam dan Kesehatan

ebersihan adalah pangkal kesehatan menjaga kebersihandiri dan lingkungan akan menciptakan lingkungan hidup

yang nyaman dan sehat sehingga akan tercipta jiwa dan raga yang sehatserta kuat Islam dan kesehatan terkesan sebagai dua hal yang masing-masing berdiri sendiri bahkan bertolak belakang Argumentasi inididasarkan pada berbagai persoalan bidang kesehatan di tengahmasyarakat yang menunjukkan belum sepenuhnya nilai-nilai ajaran danpemikiran Islam diamalkan1 Hal ini tentu menjadi tantangan tersendirikarena sesungguhnya pokok ajaran Islam terkait erat dan sangat relevandengan keilmuan di bidang kesehatan dan bersifat universalKeterkaitan agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan dari lingkupkesehatan berdasarkan definisi dan komprehensivitas Islam jelas terlihatbahwa Islam menghendaki agar umatnya kuat atau tidak lemah secarafisik mental sosial dan ekonomi Abu Hurairah berkata bahwa NabiMuhammad Saw bersabda

X uhmm Xmtna t䗮Xt䗮뿀䔜 䗮 t t뿀X m뿀X 䗮  t뿀 t鑰  tϤ ekta X ήt˸X 䗮 m t뿀X m뿀X 䗮Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripadamukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan2

Tuntunan Islam banyak mencerminkan nilai-nilai kesehatan diantaranya melalui cara hidup yang sehat Demikian juga aspek mentaldan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain agama dankesehatan Sehat adalah kondisi secara holistic bukan saja sehat secara

1 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam BidangKesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 2

2 Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih DicintaiOleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadis bag 1 2014

K

42 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat3 StudiIslam komprehensif baik di Indonesia maupun di luar negeri sertabanyak hasil penelitian menunjukkan kuatnya hubungan antara agamadan kesehatan Studi ini berpijak pada argumen bahwa konsep Islam dankesehatan harus disatukan untuk menuju keselamatan dunia akhiratkesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin umat manusia

Selanjutnya akan dipaparkan konsep Islam dan kesehatan yangmeliputi Islam dan perkembangan kesehatan Islam dan pendidikanpesantren konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

A Islam dan Perkembangan KesehatanBukti perhatian al-Qurrsquoan terhadap bidang ilmu pengetahuan

dinyatakan dalam firman Allah Swt

mt a䖌 ullh tΕl뿀 䗮a thX뿀 䗮 t 䖲t䕶X䗮a t XΕ䖌䗮a tl䗮al뿀뿀  䗮 tΎX mtn 뿀閰tϤtlX 䖌䗮

ldquoSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakalrdquo (QS ali-rsquoImran 190)

Sejarah ilmu pengetahuan kedokteran sudah berjalan lamabahkan cikal bakal ilmu kedokteran atau medis telah ada sebelum Islamdatang Beberapa peradaban kuno seperti Cina Yunani Mesir RomaPersia serta India sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmukedokteran sekalipun dengan cara dan peralatan yang sederhana4

Semua manusia menganggap bahwa kesehatan sangatlah pentingmeskipun setiap bangsa mempunyai pendapat yang berbeda tentangdefinisi kemuliaan kesejahteraan kebahagiaan kebajikan dan caramenjalani hidup Bangsa Sparta misalnya hanya akan mendapat hidup

3 Henrik L Blum Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory (New York Human Science Press 1974) DepartemenKesehatan RI 2008

4 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 28

Islam dan Kesehatan 43

sejati jika dijalani dengan berperang Bangsa Yunani menganggapbahwa hidup bahagia bisa tercapai bila menguasai filsafat Bangsa Indiamemilih Indu sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kemuliaanNamun demikian semua bangsa tersebut sepakat bahwa kesehatanmerupakan salah satu nikmat hidup yang harus dijaga Orang YunaniKuno misalnya mempercayai Ascleipius sebagai dewa kesehatanMuncul beberapa dokter atau tabib terkemuka di Yunani yang telahbanyak berkontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteranHippocrates atau lsquoYpocrasrsquo (5-4 SM) menulis dasar-dasar pengobatanRufus of Ephesus (1 M) seorang dokter dari Asia Minor berhasilmenyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani Dioscoridesjuga dikenal sebagai seorang penulis risalah pokok-pokok kedokteranyang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abadkemudian5

Perkembangan ilmu kedokteran pada abad pertengahan diambilalih dunia Islam yang berpusat di Timur Tengah Berbeda denganilmuan lain ilmuwan muslim menjadikan al-Qurrsquoan dan as-Sunnahsebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteranPara ilmuwan bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegangkekuasaan dalam mengembangkan ilmu kedokteran Langkah pertamamereka adalah menerjemahkan berbagai literatur kedokteran daribangsa-bangsa lain terutama Yunani ke dalam bahasa Arab Sementararumah sakit telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw di MadinahBahkan pada saat berperang Nabi Muhammad Saw selalu membawapasukan khusus yang berperan sebagai tim medis Mereka menyiapkanberbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut beberapa untaKlinik berjalan dan tim medis ini bertugas merawat dan mengobatitentara muslim yang terluka dalam peperangan Mereka berpindah darisatu medan perang ke medan perang lain Tercatat dalam sejarah bahwarumah sakit pertama yang dibangun kaum muslimin berada diDamaskus Siria Rumah sakit ini dibangun pada masa pemerintahanKhalifah Al-Wahid (706 M) dari Dinasti Umayyah

5 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

44 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasangsurut Periode perkembangan kedokteran ini dibedakan menjadi periodepenerjemahan literatur kedokteran periode keemasan dan periodekemunduran Periode penerjemahan berlangsung pada abad ke-7 hinggake-8 M Para ilmuwan muslim pada masa ini gencar mengalih-bahasakan buah pikiran para tabib Yunani Kuno baik dari bahasaYunani maupun bahasa lain ke dalam bahasa Arab Khalifah Al-Marsquomun dari Dinasti Abbasiyah mendorong para sarjana untukberlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa ArabSejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transferpengetahuan tersebut seperti Jurjis bin Bakhtisliu Yuhanna binMasawaya serta Hunain bin Ishak

Pada abad ke-9 sampai ke-13 M dunia kedokteran Islamberkembang begitu pesat Sejumlah rumah sakit besar berdiri Rumahsakit tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan danpengobatan Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat belajar bagipara dokter baru sehingga muncul sejumlah dokter terkemuka danberpengaruh di dunia kedokteran hingga sekarang Sekolah kedokteranpertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi ShapurKhalifah al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit dikota Baghdad Khalifah mengangkat Judis bin Bahtishu sebagai dekansekolah kedokteran tersebut Pendidikan kedokteran yang diajarkan diJindi Shapur sangat serius dan sistematik Sekolah kedokteran iniakhirnya melahirlkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka seperti al-Razi al-Zahrawi Ibnuu Sina Ibnuu Rushd Ibnuu al-Nafis dan IbnuuMaimon6

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes Namalengkap al-Razi adalah Abu Bakar Mohammad bin Zakaria al-RaziBeliau menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur penguasaKhurasan Al-Razi kemudian pindah ke Baghdad menjadi dokter kepaladi rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah Karya al-Razi

6 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 29

Islam dan Kesehatan 45

yang berjudul Al-Mansuri menyoroti tiga aspek penting dalamkedokteran yaitu kesehatan publik pengobatan preventif danperawatan penyakit khusus Al-Razi dalam buku yang berjudul Al-Murshid mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit Buku lainnyayang berjudul Al-Hawi terdiri dari 22 volume mengupas tentangpengobatan cacar air Buku ini menjadi salah satu rujukan sekolahkedokteran di Paris

Al-Zahrawi (930-1013 M) dikenal dengan nama Abulcasis diBarat Ahli bedah terkemuka dari Arab ini menempuh pendidikan diUniversitas Cordoba Ia menjadi dokter istana pada masaKhalifah Abdul Rahman III Sebagian besar hidupnya didedikasikanuntuk menulis buku-buku kedokteran khususnya masalah bedah Salahsatu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif liMan Ajizrsquoam Al-Tarsquolif sebuah ensiklopedia ilmu bedah terbaik padaabad pertengahan Buku tersebut digunakan di Eropa hingga abad ke-17M Al-Zahrawi dalam buku tersebut menerapkan cutlery untukmengendalikan pendarahan Ia juga menggunakan alkohol dan lilinuntuk menghentikan pendarahan selama pembedahan tengkorakberlangsung Al-Zahrawi juga menulis buku tentang operasi gigi

Dokter muslim yang sangat mashur adalah Ibnuu Sina atauAvicenna (980-1037 M) Salah satu kitab kedokteran fenomenal yangberhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb atau Canon of MedicineKitab itu menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisisatu juta kata Hingga abad ke-17 M kitab ini masih menjadi referensisekolah kedokteran di Eropa

Sementara tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah IbnuuRushd atau Averroes (1126-1198 M) Dokter kelahiran GranadaSpanyol ini sangat dikagumi para sarjana Eropa Kontribusinya dalamdunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb (Colliyet) Buku tersebut berisi rangkuman ilmu kedokteran Bukukedokteran lain berjudul Al-Taisir yang mengupas praktik-praktikkedokteran

Nama dokter muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnuu el-Nafis (1208-1288 M) Dokter yang lahir di era meredupnyaperkembangan kedokteran Islam ini sempat menjadi kepala rumah sakit

46 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Al-Mansuri di Kairo Sejumlah buku kedokteran berhasil ditulisnyaSalah satu karyanya yang terkenal adalah Mujaz al-Qanun Buku iniberisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnuu Sina

Beberapa nama dokter muslim terkemuka yang jugamengembangkan ilmu kedokteran antara lain Ibnuu Wafid al-Lakhmseorang dokter terkemuka di Spanyol Ibnuu Tufalis seorang tabib yanghidup sekitar tahun 1100-1185 M dan Al-Ghafiqi seorang tabib yangmengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika Setelah abadke-13 M ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana muslimmengalami masa stagnasi Perlahan ilmu kedokteran Islam mulai surutdan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam diabad pertengahan Secara singkat kontribusi para dokter muslimmeliputi bakteriologi anesthesi surgery ophthalmology danpsikoloterapi Konsep yang dikembangkan umat Islam pada erakeemasan tersebut hingga kini masih memberikan banyak pengaruh7

Dalam bidang keperawatan dunia barat mengakui FlorenceNightingale sebagai perawat pertama di dunia Namun berabad-abadsebelum Nightingale Rufaida binti Saad al-Aslamiya telah menjadiseorang perawat Ia merupakan perawat profesional pertama padazaman Nabi Muhammad Saw Rufaidah digambarkan sebagai seorangwanita yang memiliki kualitas perawat yang ideal yaitu penuh kasihempati pemimpin yang baik dan guru besar yang menyampaikanpengetahuan klinis kepada orang lain Kegiatan Rufaidah sebagaiseorang perawat sangat terlibat dalam masyarakat membantu orang-orang kurang beruntung yang melambangkan etos perawatan Diaadalah pendiri sekolah pertama keperawatan bagi perempuan Dia jugamengembangkan kode etik pertama dan etika berabad-abad sebelumFlorence Nightingale di dunia barat8

Rufaidah memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sarsquoad al-BaniAslam al-Khazraj Ia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansargolongan pertama yang menganut Islam di Madinah Ayah Rufaidah

7 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

8 Eva Hillary Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Islam dan Kesehatan 47

adalah seorang dokter Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saatbekerja membantu ayahnya Rufaidah mengabdikan diri merawat kaummuslim yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saatkeadaan damai Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korbanyang terluka akibat perang Badar Uhud Khandaq dan Perang KhaibarRufaidah mendirikan rumah sakit di lapangan sehingga terkenal saatperang Nabi Muhammad SawMuhammad memerintahkan korban yangterluka dirawat oleh Rufaidah Digambarkan bahwa saat perangKhandaq Rufaidah merawat Salsquoad bin Malsquoadh yang sedang terlukakarena tertancap panah di tangan hingga stabil9

Sejarah Islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersamaRufaidah Nama-nama tersebut adalah Ummu Ammara AminahUmmu Ayman Safiyat Ummu Sulaiman dan Hindun Beberapa wanitamuslim yang terkenal sebagai perawat adalah antara lain KulsquoayibatAminah binti Abi al-Qays al-Ghifari Ummu lsquoAtiyah al-Anshariyat danNusaibat binti Kalsquoab al-Maziniyat Ummu Ammara dikenal jugasebagai Nusaibah binti Kalsquoab bin Maziniyat Dia adalah ibu dariAbdullah dan Habi anak dari Bani Zayd bin lsquoAsim Dia berpartisipasidalam perjanjian lsquoAqabah dan perjanjian Ridhwan Ia juga punya andildalam Perang Uhud (625 M) dan perang melawan Musailamah diYamamah bersama anak dan suaminya Dalam bidang lain dikenalnama Al-Syifalsquo binti al-Harith Al-Syifalsquo termasuk wanita cerdas yangdikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis serta ahli ruqyah(pengobatan) sebelum datangnya Islam Sesudah memeluk Islam diatetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan Oleh karena itudia disebut sebagai ulama (guru) wanita pertama dalam Islam Di antaramuridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab

B Islam dan Pendidikan PesantrenSejarah pendidikan Islam mengenal salah satu bentuk tempat

berlangsung kegiatan pendidikan yaitu al-kuttab Sebelum berdirilembaga pendidikan formal Islam al-kuttab dan madrasah telah

9 Omar Hasan Kasule ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rd International NursingConference Brunei Darussalam Article 1998

48 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berlangsung di rumah-rumah ulama di masjid tempat-tempat penjualanbuku dan tempat-tempat lain Nabi Muhammad Saw menjadikan dar al-Arqam bin Abi al-Arqam yaitu rumah sahabat bernama Arqam bin Abial-Arqam di Mekkah sebagai tempat pendidikan Pelajaran yangdiajarkan adalah dasar-dasar agama Islam dan al-Qurrsquoan NabiMuhammad Saw juga menjadikan rumahnya di Mekkah dan Madinahsebagai tempat kegiatan pendidikan Islam

Menurut Syalabi pakar pendidikan Islam dari Mesir dalamTarikh al-Tarbiyyah al-Islamiyyah mengatakan bahwa al-kuttab telahditemui sebelum Islam Pendidikan di al-kuttab menurut MuhammadMunir Mursi telah dikenal sejak abad pertama hijriah di kota-kota IslamDi kota Qairawan Tunis ditemui al-kuttab yang berkembang pesat padaabad ke-tiga hijriah bersamaan dengan hidupnya seorang tokohpendidik muslim terkenal Muhammad Ibnuu Sahnun dengan karyanyayang monumental yaitu Adab al-Mutarsquoallimin10

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia dikenal sejak kedatanganIslam ke Indonesia Pendidikan Islam awal memakai sistem soroganatau perorangan Pendidikan berlangsung sangat sederhana serta tidakmengenal strata Menurut Mahmud Yunus sejarah pendidikan Islamsama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia Sejak masuknyaIslam ke Indonesia mulai timbul pendidikan Islam Pendidikan Islampada mulanya berlangsung di rumah-rumah langgarsurau masjid dankemudian berkembang menjadi pondok pesantren Setelah itu barutimbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenalsekarang ini11

Cukup sulit menentukan waktu yang pasti awal masuknya Islamke kepulauan Nusantara Hal ini dikarenakan minimnya data-datakonkret yang mendukung untuk mengungkapkan semua itu MenurutMuhammad Naimar (India) ldquoBukti-bukti tangan pertama tentangbagaimana Islam di Indonesia tidak mungkin diperoleh tetapi bukti-

10 Azrarsquoie Zakaria dan Athiah Muhayat Ibnuu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Qursquoran (YPA) 2008 hlm 2

11 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 2

Islam dan Kesehatan 49

bukti yang berasal dari luar cukup menunjukkan bahwa pengislaman didaerah ini telah terjadi sejak waktu permulaan Islam malahan mungkinketika Nabi Muhammad Saw masih hidup sebagaimana halnya di IndiaSelatanrdquo12

Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam ke Indonesia (1)Syed Naquib al-Attas berpendapat bahwa cacatan yang paling tuamengenai kemungkinan sudah bermukimnya orang-orang muslim diIndonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab padatahun 55 atau 672 M (2) Gerini seorang sejarawan dalam Further Indiadan Indo Malay Archipelago yang didukung penulis Harry W Hazzarddalam Atlas of Islamic History menyatakan bahwa orang Islam pertamayang mengunjungi Indonesia adalah saudagar Arab pada abad ke-7 MMereka singgah di Sumatera ketika mengadakan perjalanan menujuCina (3) Juned Pariduri mengatakan bahwa telah ditemukan sebuahmakam yang berangka tahun Haa-Miim yang berarti tahun 48 H atau670 M Dengan demikian agama Islam sudah masuk di Barus TapanuliSumatera Utara (4) Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islammenyatakan bahwa pada abad ke-7 M di pantai barat pulau Sumaterasudah didapati suatu kelompok perkampungan orang-orang Arab13

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul sejakpertama kali masuknya Islam di Nusantara Lembaga pendidikantersebut disebut dengan lembaga pendidikan tradisional atau salafiLembaga pendidikan Islam yang telah mengalami perubahan denganmengikuti sistem madrasi biasanya menggunakan nama baru ataumenambah julukan madrasah dan atau modern Perkembanganpendidikan Islam berikutnya memunculkan sistem pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren ditinjau dari segi bentuk dan sistemnyaberasal berasal dari India Sebelum proses penyebaran Islam keIndonesia sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk

12 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 4

13 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 5

50 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa Pesantren mempunyaibeberapa elemen yang membentuknya Pertama pondok Asrama atautempat belajar bagi santri disebut dengan pondok Para santri tinggalbersama dan belajar di bawah bimbingan sang guru yang lazimnyadisebut ldquokyairdquo Kedua masjid Masjid merupakan elemen yang tidakdapat dipisahkan dari dunia pesantren Masjid dapat berfungsi sebagaitempat yang baik untuk mendidik para santri misalnya untuk praktiksembahyang lima waktu pengajaran kitab-kitab klasik khutbah dansembahyang Jumrsquoat Ketiga pengajaran kitab-kitab klasik yang biasadisebut dengan ldquokitab kuningrdquo Keempat santri Dalam tradisipesantren santri dapat dibedakan menjadi dua (1) santri mukim yaknimurid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan bertempat tinggaldi lingkungan pesantren atau pondok (2) santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren Santri kalong tidakmenetap di dalam pondok Kelima kyai kyai merupakan komponenterpenting dalam kehidupan pesantren kyai adalah pelopor bagikelahiran pesantren yang dipimpinnya kyai juga menjadi pemegang danpenentu kebijakan yang ada di seluruh pesantren Para kyai di pulauJawa banyak yang menganggap bahwa pesantren merupakan kerajaankecil yang dimilikinya Konsekuensi logisnya kekuasaan mutlak dalamkehidupan dan lingkungan pesantren sepenuhnya ada di tangan kyaiDengan demikian kyai menjadi penguasa tunggal sehingga tidak bisaditentang oleh siapapun kecuali oleh kyai yang memiliki pengaruh lebihbesar

Berdirinya sebuah pesantren tentu tidak hanya dijadikan sebagaiajang untuk memperluas cakrawala santri dalam memahami doktrin-doktrin keagamaan Pesantren juga berfungsi untuk meninggikan moralmelatih dan mempertinggi semangat serta menghargai nilai-nilaispiritual dan kemanusiaan Pesantren melatih dan menyiapkan parasantri untuk hidup hemat sederhana dan berhati bersih Selain itupesantren juga mengajarkan budi pekerti dan sopan santun Secarasederhana tujuan pesantren adalah membimbing para santri agarmenyadari bahwa belajar semata-mata merupakan kewajiban danpengabdian kepada tuhan Belajar bukan hanya untuk meraih prestasikehidupan dunia dalam bentuk uang kekuasaan atau pangkat Cita-cita

Islam dan Kesehatan 51

pendidikan pesantren adalah latihan untuk memandirikan diri sendiridan tidak tergantung kepada siapapun selain kepada Allah

Nilai-nilai yang mendasari pesantren dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian Pertama nilai-nilai agama yang memilikikebenaran absolut berorientasi kepada hal-hal yang bersifat ukhrawidan bercorak fikih-sufistik Kedua nilai-nilai agama yang memilikikebenaran relatif yaitu nilai-nilai agama yang berkaitan dengan realitasosial yang empiris dan pragmatis misalnya mengenai kehidupan sosialpolitik atau budaya

Pendidikan di pesantren bersifat holistik Artinya kyaimemandang bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar merupakankesatupaduan yang utuh dan totalitas dalam kehidupan sehari-hariSehingga persoalan yang berhubungan dengan kapan mulai belajartarget apa yang ingin dicapai dan kapan ingin selesai tidak pernahdibicarakan Implikasinya sulit mencari dan merumuskan tujuanpendidikan pesantren secara baku yang bisa dijadikan standar umum

Pendidikan yang dikaukan di pesantren mempunyai beberapaprinsip Pertama teosentris Pesantren mendasarkan filsafatpendidikannya pada anggapan bahwa proses dalam kehidupan dimukabumi ini akan kembali kepada Tuhan Pesantren mengabdikan segalakegiatan belajar mengajar demi kepentingan ukhrawi dan berperilakusakral dalam kehidupan kesehariannya Kedua sukarela dan mengabdiPara kyai di pesantren melakukan segala kegiatan demi mengabdi dansecara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT Ketigakearifan Kearfian yang dimaksud adalah bersikap dan berperilaku sabarrendah hati taat pada hukum agama dan mendatangkan maslahat bagikepentingan bersama Keempat kesederhanaan Sikap kesederhanaantidak sama dengan kemiskinan Kesederhanaan diartikan denganbersikap dan berpikir wajar balance dan tidak bersikap sombongKelima kolektivitas Dunia pesantren berlaku diktum orangmendahulukan kepentingan orang lain dalam hal ldquohakrdquo tetapi orangharus mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum kewajiban oranglain Keenam mengatur kegiatan bersama Ketujuh kebebasanterpimpin yakni semua mahluk memiliki atau tidak bisa keluar darigaris-gairs sunnatullah-nya tetapi memiliki kecenderungan sendiri-

52 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

sendiri sesuai fitrahnya Kedelapan mandiri Kesembilan pesantrenadalah tempat mencari ilmu dan mengabdi Kesepuluh mengamalkanajaran agama Setiap perbuatan dan aktivitas selalu di bawah bimbingandalam batas-batas dan rambu-rambu hukum agama Kesebelas tanpaijazah Dunia pesantren tidak berlaku ijasah akan tetapi hanyapengakuan dari masyarakat atas prestasi kerja seorang santri ditambahdengan restu kyai Keduabelas restu kyai Segala kegitan santri harusselalu direstui oleh kyainya agar bermanfaat dan membawakemaslahatan untuknya

Lembaga pendidikan Islam di suatu wilayah dengan di wilayahyang lain terdapat banyak persamaan Sering kali perbedaan hanyaterletak pada persoalan nama yang diberikan penduduk setempatPenyebutan nama yang berbeda lebih disebabkan karna lembagapendidikan Islam merupakan kelanjutan dari suatu pranata sosial yanghidup dan berkembang di wilayah bersangkutan Berkenaan denganpendidikan di Aceh terdapat istilah-istilah penting yaitu meunasahdayah dan rangkang

Surau dalam tradisi dan adat Minangkabau adalah kepunyaankaum suku atau indu Surau bagi kaum tertentu didirikan sebagaipelengkap dari rumah gadang karena banyaknya berdiam dari keluargasaparuik (berasal dari satu perutketurunan) yang berada di bawahpimpinan seorang datuk (kepala suku) Surau pada mulanya berfungsisebagai tempat bertemu berkumpul rapat-rapat dan tempat menginapbagi anak lelaki yang dewasa atau orang tua (uzur) Dalam tradisiMinangkabau laki-laki dewasa tidak boleh menginap di rumah gadangdan hanya kaum perempuan yang diperbolehkan memiliki kamar dirumah gadang14 Setelah kedatangan Islam ke Sumatra Barat makasurau berubah fungsi tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempatmenginap laki-laki dewasa tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luastermasuk sebagai tempat ibadah serta tempat pengajaran danpengembangan ajaran-ajaran islam misalnya menjadi tempat shalatbelajar membaca al-Qurrsquoan dan sebagainya

14 Azyumardi Azra Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisidan Modernisasi Diterjemahkan Oleh Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003 hlm 8

Islam dan Kesehatan 53

Pada tahap selanjutnya terjadi pemisahan fungsi antara surau danmasjid Kalau masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dalam arti ritualbelaka misalnya shalat lima waktu berjamaah shalat Idul Fitri atau IdulAdha dan shalat jumrsquoat surau memiliki multifungsi yakni sebagaiasrama anak-anak muda tempat mengaji dan belajar agama dantempat menjalani suluk praktik-praktik tasawuf 15

C Konsep Dasar KesehatanMendefinisikan kesehatan yang baik adalah sulit karena setiap

orang memiliki konsep sendiri tentang kesehatan Organisasi KesehatanDunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai ldquokeadaan lengkapfisik mental dan kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanyapenyakit atau kelemahanrdquo16 Sehat adalah kondisi sehat secara holistikbukan saja sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial17

Undang Undang Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwaldquoKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomisrdquo18

Menurut Pender pandangan kesehatan individu bervariasi antarakelompok usia yang berbeda jenis kelamin ras dan budayaSelanjutnya Pender menjelaskan bahwa semua orang bebas daripenyakit tidak sama dengan sehat Kesehatan adalah ldquokeadaan bahwaorang mendefinisikan dalam kaitannya dengan nilai-nilai mereka sendiri

15 Suluk adalah ibadah yang dilakukan para penganut tarikat denganmengurung diri di dalam kelambu atau kamar kecil bertekun melakukan ibadahguna mendekatkan diri kepada Tuhan sepanjang waktu

16 World Health Organization Promoting Mental Health ConceptsEmerging evidence Practice A report of the World Health OrganizationDepartment of Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University of MelbourneWorld Health Organization Geneva 2005

17 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Undang Undang No 23Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta 1992

54 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

kepribadian dan gaya hidup menunjukkan bahwa bagi banyak orang ituadalah kondisi hidup daripada keadaan patologisrdquo Oleh karena itukesehatan adalah konsep yang rumit dan berarti lebih dari tidak adanyapenyakit Menurut Mc Gouhg kesehatan adalah ldquocara di mana orangberpikir tentang kesehatan dan bagaimana mereka mengelola hidupmereka dengan cara yang sehat atau meningkatkan kesehatanrdquo19

D Personal HigienePersonal higiene atau kebersihan diri adalah suatu tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri untuk kesejahteraan fisik danpsikis20 Perilaku personal higiene adalah suatu pemahaman sikap danpraktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajatkesehatan memelihara kebersihan diri meningkatkan rasa percaya dirimenciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit Perilakupersonal higiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaansehingga personal higiene merupakan hal penting dan harusdiperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang21

Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan keselamatan dankesejahteraan individu Orang yang sehat mampu memenuhi kebutuhankebersihan mereka sendiri Berbagai faktor personal sosial dan budayamempengaruhi praktik kebersihan22 Selanjutnya akan diuraikan konseppersonal higiene yang meliputi dasar pengetahuan ilmiah dasarpengetahuan perawatan perkembangan personal higiene pentingnyapersonal higiene dan personal higiene dalam perspektif Islam

19 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Basic Nursing Essentials ForPractice 6th Edition ISBN 13 978-0-323-03937-6 amp 10 0-323-03937-5Mosby Elsevier St Louis Missouri 2007 Page 8

20 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

21 Ibnuu Indra Fajarwati Sandriana A Rachman Watief PerilakuPersonal Hygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesi (Makasar Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanudin 2014) Pengabdian Masyarakat

22 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

Islam dan Kesehatan 55

1 Dasar Pengetahuan IlmiahKebersihan yang layak membutuhkan pemahaman dasar

pengetahuan ilmiah tentang anatomi dan fisiologi integumen ronggamulut mata telinga dan hidung Selain itu juga kulit dan sel-selmukosa pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darahyang mendasarinya Sel-sel membutuhkan gizi yang cukup hidrasi dansirkulasi untuk melawan cedera dan penyakit Teknik kebersihan yangbaik mendukung struktur normal dan fungsi jaringan tubuh Selain itudiperlukan penerapan pengetahuan tentang patofisiologi untukpencegahan dan perawatan higienis yang baik

a KulitKulit adalah organ aktif dengan fungsi perlindungan sekresiekskresi pengaturan suhu dan sensasi Kulit seringmencerminkan perubahan kondisi fisik dengan perubahan warnaketebalan tekstur turgor temperatur dan hidrasi Selama kulittetap utuh dan sehat fungsi fisiologis tetap optimal Kulitmemiliki tiga lapisan utama epidermis dermis dan subkutan (1)Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis darisel yang mengalami tahap pematangan yang berbeda Perisai iniyang mendasari jaringan terhadap kehilangan air dan cedera danmencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksipenyakit Lapisan terdalam dari epidermis menghasilkan sel-selbaru sebagai persediaan menggantikan sel-sel permukaan luarkulit yang mati secara terus menerus (2) Dermis adalah lapisankulit yang lebih tebal yang mengandung bundel kolagen dan seratelastis untuk mendukung epidermis Serabut saraf pembuluhdarah kelenjar keringat kelenjar sebaceous dan folikel rambutsaja yang melalui lapisan dermal Kelenjar sebaceous mensekresisebum yang berminyak yang berbau ke dalam folikel rambut (3)Lapisan jaringan subkutan mengandung pembuluh darah sarafkelenjar getah bening dan jaringan ikat longgar diisi dengan sel-sel lemak Jaringan lemak merupakan isolator panas untuk tubuhJaringan subkutan juga mendukung lapisan kulit bagian atasuntuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera Sangat sedikitjaringan subkutan mendasari mukosa mulut

56 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Kaki Tangan dan KukuKaki tangan dan kuku sering membutuhkan perhatian khususuntuk mencegah infeksi Kuku adalah jaringan epitel yang lekuktersembunyi oleh kulit yang disebut kutikula Bagian yangterlihat dari kuku adalah tubuh kuku Memiliki berbentuk bulansabit dengan daerah yang dikenal sebagai lunula tersebut Dibawah kuku terletak lapisan epitel disebut kuku Sebuah kukuyang sehat normal adalah transparan halus dan cembung dengankuku merah muda dan ujung putih tembus Penyakitmenyebabkan perubahan dalam bentuk ketebalan dankelengkungan kuku

c Rongga mulutRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terhubungdengan kulit Rongga mulut atau bukal terdiri dari bibir sekitarsekeliling mulut pipi berjalan di sepanjang dinding samping darirongga lidah dan otot lidah dan langit-langit keras dan lunakMukosa oral biasanya berwarna merah muda dan lembab Dasarmulut dan permukaan bawah lidah kaya akan suplai pembuluhdarah Setiap jenis hasil ulserasi atau trauma pada perdarahanyang signifikan Ada tiga pasang kelenjar ludah yangmengeluarkan sekitar satu liter air liur sehari Kelenjar buccalditemukan pada lapisan mukosa pipi dan mulut menjagakebersihan dan kenyamanan jaringan mulut Pengaruh obatpaparan radiasi dan pernapasan mulut mengganggu sekresi salivadalam mulutGigi merupakan organ mengunyah atau pengunyahan Merekadirancang untuk memotong merobek dan menggiling makananyang dicerna sehingga dapat dicampur dengan air liur danmenelan Sebuah gigi normal terdiri dari mahkota leher dan akarMembran periodontal terletak tepat di bawah margin gusimengelilingi gigi dan memegang itu tetap di tempatnyaKesehatan gigi tampak putih halus mengkilap dan selarasdengan benar Kesulitan dalam mengunyah terjadi ketika jaringan

Islam dan Kesehatan 57

gusi di sekitarnya meradang atau terinfeksi atau ketika gigi yanghilang atau menjadi kendor Kebersihan mulut secara teraturdiperlukan untuk menjaga integritas permukaan gigi danmencegah radang gusi

d RambutPertumbuhan rambut distribusi dan pola menunjukkan statuskesehatan umum seseorang Perubahan hormonal stres emosionaldan fisik penuaan infeksi dan penyakit tertentu mempengaruhikarakteristik rambut Batang rambut sendiri tak bernyawa danfaktor-faktor fisiologis tidak secara langsung mempengaruhi ituNamun kekurangan hormon dan nutrisi dari folikel rambutmenyebabkan perubahan pada warna atau kondisi rambut

e Mata Telinga dan HidungKetika membersihkan jaringan sensorik yang sensitif dengan caramencegah cedera dan ketidaknyamanan seperti tidakmenggunakan sabun di mata

2 Dasar Pengetahuan PerawatanTidak ada dua individu mengetahui tentang praktik unik

kebersihan dan pilihan pribadi Sejumlah faktor yang mempengaruhipilihan pribadi untuk kebersihan diri adalah

a praktik SosialKelompok sosial mempengaruhi pilihan dan praktik kebersihantermasuk jenis produk kesehatan yang digunakan dan sifat danfrekuensi Selama masa kanak-kanak kebiasaan keluargamempengaruhi kebersihan Ini termasuk misalnya frekuensimandi saat hari mandi dilakukan dan jenis kebersihan mulutyang dipraktikkan Sebagai anak-anak memasuki tahun-tahunremaja perilaku kelompok sebaya seringkali mempengaruhikebersihan pribadi

b Pilihan PribadiSetiap individu memiliki keinginan pribadi dan preferensi tentangkapan mandi bercukur dan melakukan perawatan rambut Pilihan

58 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

produk yang berbeda sesuai dengan preferensi pribadi kebutuhandan sumber daya keuangan

c Body ImageCitra tubuh mempengaruhi cara individu menjaga kebersihanJika seseorang tampak rapi terawat mungkin tidak ada masalahdalam kebersihan sehari-hari Individu yang tampil tidak terawatatau tidak tertarik dalam kebersihan sering membutuhkanpendidikan tentang pentingnya kebersihan atau penilaian lebihlanjut mengenai kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengankebersihan sehari-hari

d Status Sosial EkonomiSumber daya ekonomi mempengaruhi jenis dan keterjangkauanpraktik-praktik kebersihan yang digunakan seseorang Statusekonomi mempengaruhi kemampuan untuk secara teraturmenjaga kebersihan Ketika individu memiliki masalah kurangnyasumber daya sosial ekonomi hal itu menjadi sulit untukberpartisipasi dan mengambil peran yang bertanggung jawabdalam kegiatan promosi kesehatan seperti kebersihan dasar

e Keyakinan Kesehatan dan MotivasiPengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinyauntuk kesejahteraan mempengaruhi praktik kebersihan seseorangNamun pengetahuan saja tidak cukup Motivasi merupakan faktorkunci dalam keberhasilan praktik kebersihan tetapi dalamkurangnya motivasi karena kurangnya pengetahuan MenurutPender tahun 2002 banyak keputusan pribadi yang dibuat setiaphari yang membentuk gaya hidup lingkungan sosial dan fisik

f Variabel BudayaMenurut Galanti tahun 2004 keyakinan budaya dan nilai-nilaipribadi mempengaruhi kebersihan Budaya menjaga kebersihantidak sama pentingnya untuk beberapa kelompok seperti halnyakelompok lain Di Amerika utara adalah umum untuk mandi

Islam dan Kesehatan 59

setiap hari sedangkan di beberapa budaya lain adalah kebiasaanuntuk benar-benar mandi hanya sekali seminggu Individumembutuhkan rencana budaya yang kompeten untuk perawatankesehatan diri Bagi beberapa orang praktik kebersihan yangdipengaruhi oleh budaya dan potensi adalah sumber konflik danstres di lingkungan Mandi kebersihan perineum dan praktikperawatan rambut adalah isu-isu sensitif Kebersihan adalah halyang sangat pribadi dari budaya yang berbeda yang memilikipraktik berbeda Beberapa budaya misalnya Cina dan Filipinamenghindari mandi selama 7 sampai 10 hari setelah melahirkanBudaya Cina Jepang Korea dan Hindu mempertimbangkanbagian atas lebih bersih daripada bagian bawah tubuhMasyarakat Muslim tangan kiri digunakan untuk membersihkansedangkan tangan kanan digunakan untuk makan dan berdoa

g Kondisi FisikIndividu tertentu dengan keterbatasan fisik atau cacat seringkekurangan energi fisik dan ketangkasan untuk melakukankebersihan Individu yang masih di bawah pengaruh obatpenenang tidak akan memiliki kejernihan mental atau koordinasiuntuk melakukan perawatan diri Penyakit kronis sepertipenyakit jantung kanker gangguan neurologis dan kondisikejiwaan tertentu sering melemahkan atau melumpuhkan individuSebuah pemahaman yang melemah akibat arthritis gangguanstroke atau otot menghambat individu dari menggunakan sikatgigi handuk atau sisir

3 Perkembangan Personal HigieneHygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Hygieia (dewi muda)

atau Princess yang berarti pendeta tinggi kesehatan Gagasankebersihan orang-orang Yunani dimulai dari Mediterania pada zamanperunggu 1500-600 SM diikuti oleh periode yang menggembirakan dari

60 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

transisi antara budaya lisan dan keaksaraan dan kebangkitan intelektualdan sastra Yunani 600-400 SM23

Sejarah standar kebersihan dimulai pada periode klasik Sejaktahun 400 SM kebersihan Yunani telah muncul sebagai sebuah disiplinmedis khusus yang berusaha untuk mengontrol setiap aspek darilingkungan manusia udara pola makan tidur bekerja olahragaevakuasi nafsu pikiran dan untuk memasukkan mereka ke dalamsebuah sanitasi atau cara hidup sehat24

Kekayaan Yunani tidak terletak pada tanah tetapi semata-matapada orang dan kemampuan mereka untuk berdagang Oleh karena ituperkembangan mereka dari perdagangan yang ramah di pedalaman dankota-kota pelabuhan Sejumlah 200000 orang diyakini telah menghunikota pelabuhan Sisilia Akragas (didirikan 581 SM) yang dibangun dikawah subur dari gunung berapi yang punah Kota-kota perdaganganlain memiliki populasi lebih dari satu seperempat juta25 Dengan buktimenunjukkan bahwa kesehatan orang-orang Yunani jarang mencapaikeseimbangan selama sekitar 200 tahun dan umur panjang itu adalahrata-rata 381 tahun pada saat kematian atau lebih tepatnya 426 tahununtuk laki-laki 337 tahun untuk perempuan Kota mereka terkandungberbagai lembaga-lembaga publik komunal yang benar-benar baru keEurasia dan bisa dibilang kebijakan sipil yang ambisius dan mewahmulai mengerahkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan fisikseluruh penduduk dari abad ke-8 dan seterusnya Ledakan demografisYunani juga ditopang oleh ikatan yang kuat dan disiplin sosial disiplinilmu serta regulasi Empat disiplin mental dan fisik agama olahraga

23 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity Firstpub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 Pdf New York Oxford University Press Inc2007

24 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 74

25 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 75

Islam dan Kesehatan 61

dan obat-obatan membentuk lingkungan sosial kebersihan Yunaniawal26

a Bio-FisikPembersihan atau cleaning adalah sebuah subyek universal danbegitu jelas terdiri dari sejumlah sejarah yang berbeda Kotoranhanya peduli keluar dari tempat dan bukan baik atau buruk Danalam tidak peduli apa yang kita pikirkan atau bagaimana kitamerespon dalam segala materi dengan bentuknya Tetapi sebagaispesies kita melakukan perawatan sangat mendalam tentangkelangsungan hidup kita sendiri Sejarah manusia di sekitarkeyakinan bahwa kotoran adalah buruk dan bahwa penghapusankotoran selalu baik Bersih kata yang digunakan dalam berbagaimacam situasi sering terang-terangan manusia berpusat ataumelayani diri sendiri dengan cara yang kita sebut moral tetapijuga digunakan lebih obyektif sebagai istilah teknis untukmengukur atau menilai hal-hal materi relatif terhadap hal-hal lainItu benar-benar komprehensif dan dipertanyakanMendahului semua sejarah budaya manusia bagaimanapun tentusebelum sejarah manusia dari kebersihan pribadi adalah miliarantahun pembangunan spesies yang sepenuhnya amoral Tanggalpasti yang memasuki garis waktu tak berujung ini hampir tidakrelevan apa yang benar-benar kita cari adalah waktu rentang atauperiode ketika hal-hal yang mempercepat dalam kasus homosapiens sapiens adalah suatu tempat antara tahun 100000 dan25000 SM diikuti oleh ledakan pembangunan setelah 5000 SMSelama semua spesies dari kita persisten dan sangat menuntutkebutuhan bio-fisik yang berkembang dan beradaptasi danmenyediakan infrastruktur dasar yang selanjutnya sangat

26 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 76

62 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berpusat kepada manusia psikologi teknologi dan sosiologi darikebersihan27

b Kebersihan SipilPerubahan higienis selama lima puluh tahun pertama abad ke 18masih yang terutama pribadi dan ekonomi sebagian besar darimereka terjadi dalam pikiran orang dan di dalam rumah-rumahpribadi Dalam paruh kedua abad ini di Inggris Perancis danJerman khususnya ada minat baru dalam kegunaan kesehatanumum ditambah dengan langkah tentatif pertama menujukebijakan kesehatan masyarakat higienis berdasarkan statistikdan ilmu pengetahuan alam Hanya untuk menjaga perkembangansosial yang lebih luas dalam perspektif namun lompatanimajinasi yang diperlukan untuk membuat sambungan antara idelama kebersihan pribadi dan ide baru dari kesehatan umumtercermin dalam catatan kaki ini dari bibliophile kesehatan amatirdan pembaharu Sir John Sinclair ragu mencoba untukmendefinisikan kembali kebersihan pribadi sebagai ilmu sosialpada tahun 1802KesehatanKesehatan yang baik dan umur panjang sangattergantung pada kebersihan pribadi dan berbagai kebiasaan danadat istiadat Bahwa ketika dilihat secara tunggal tampak sangatsepele namun ketika digabungkan ada setiap alasan untukpercaya bahwa kesehatan kesehatandan kenyamanan akan munculdari ketaatan mereka Lima tahun kemudian muncul filsafatEropa baru tentang polisi mediyaitu (1) Iklim (2) Pendidikanjasmani (3) Diet Amusements umum (4) Kebiasaan dan beacukai (5) Lembaga publik (7) Kesehatan angkatan darat dan laut

27 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 9

Islam dan Kesehatan 63

(8) Mencegah gangguan menular (10) Kedokteran dan saranamempromosikan perbaikannya28

c Personal Higiene HukumPada tahun 1995 peraturan tentang keamanan pangan (kebersihanmakanan umum) mengatakan bahwa semua orang yang bekerjadi daerah penanganan makanan harus mempertahankan tingkatkebersihan pribadi yang tinggi dan tepat memakai pakaian bersihdan pelindung yang sesuai29 (1) Mencuci tangan staf penangananmakanan harus diingatkan tentang perlunya untuk mencucitangan mereka secara teratur selama persiapan makanan contohsebelum memulai tugas menangani makanan setelah menanganisemua makanan mentah dan sebelum menangani makanan lainmakanan sangat tinggi berisiko setelah menggunakan toiletsebelum menangani barang berisiko tinggi setelah mengambilistirahat terutama jika penjamah makanan telah merokok ataumakan setelah bersin batuk ingus atau menyentuh rambutmereka setelah penanganan sampah atau limbah makanan (2)Plester luka harus ditutupi dengan plester tahan air Orangdengan cedera serius tangan atau jari mereka mungkin perlumemakai sarung tangan khusus atau bahkan mungkin harusberhenti menangani makanan terbuka (3) Perhiasan penjamahmakanan tidak harus memakai perhiasan sambil menyiapkan ataumenangani makanan terbuka karena risiko perhiasan datang kedalam kontak dengan atau jatuh ke dalam makanan (4) Makandan minum staf tidak boleh makan sambil menangani ataumempersiapkan makanan untuk bisnis (5) Merokok penjamahmakanan yang merokok harus mencuci tangan mereka setelahrokok untuk mengurangi resiko kontaminasi pada makananMerokok tidak harus diperbolehkan dalam kamar makanan (6)

28 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007p 225

29 Department of Health Forest District Council PO Box 410Wetherby Yorkshire LS23 7LN Pdf

64 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pakaian pelindung pakaian bersih harus benar-benar meliputitubuh untuk staf penanganan makanan Ini harus berwarna terangdan memiliki saku di dalam saja Celemek saja tidak cukup stafpenanganan makanan harus memakai topi atau jaring rambutuntuk mencegah rambut atau ketombe jatuh ke makanan (7)Penyakit orang yang menderita kondisi berikut tidak harusbekerja di setiap daerah penanganan makanan setiap penyakityang mungkin ditularkan melalui makanan (berlaku untuk siapasaja yang dicurigai menderita atau membawa penyakit) terinfeksiluka infeksi kulit luka dan diare

d Perkembangan Mencuci TanganUntuk generasi saat ini mencuci tangan dengan sabun dan airtelah dianggap sebagai ukuran kebersihan pribadi Konsepmembersihkan tangan dengan agen antiseptik muncul di awalabad 19 Pada awal 1822 seorang apoteker Perancis menunjukkanbahwa cairan yang mengandung klorida kapur atau soda bisamembasmi bau busuk mayat yang berhubungan dengan manusiadan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai desinfektandan antiseptik Dalam sebuah makalah yang diterbitkan padatahun 1825 apoteker ini menyatakan bahwa dokter dan orang-orang lain yang menghadiri pasien dengan penyakit menular akanmendapat manfaat dari membasahi tangan mereka dengan larutanklorida cairPada 1846 Ignaz Semmelweis mengamati bahwa wanita yangbayinya dibawa oleh mahasiswa dan dokter di klinik obstetripertama di Rumah Sakit Umum Wina konsisten memiliki tingkatkematian lebih tinggi daripada mereka yang bayinya dibawa olehbidan di klinik kedua Dia mencatat bahwa dokter yang pergilangsung dari suite otopsi ke bangsal kebidanan memiliki bauyang tidak menyenangkan di tangan mereka meskipun mencucitangan mereka dengan sabun dan air setelah memasuki klinikkebidanan Dia mendalilkan bahwa demam nifas yangmempengaruhi ibu nifas begitu banyak disebabkan oleh partikelpucat yang ditularkan dari suite otopsi ke bangsal kebidanan

Islam dan Kesehatan 65

melalui tangan mahasiswa dan dokter Pada tahun 1847 efekpenghilang bau diketahui senyawa klorin dia bersikeras bahwamahasiswa dan dokter yang membersihkan tangan mereka denganlarutan kaporit antara masing-masing pasien di klinik angkakematian ibu di klinik pertama kemudian turun drastis dan tetaprendah selama bertahun-tahun Intervensi ini oleh Semmelweismerupakan bukti pertama yang menunjukkan bahwa pembersihtangan agen antiseptik dapat mengurangi perawatan kesehatantransmisi terkait penyakit menular lebih efektif daripada mencucitangan dengan sabun biasa dan air 30

e Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi Rumah SakitPada tahun 1843 Oliver Wendell Holmes menyimpulkan secaraindependen bahwa demam nifas disebarkan oleh tangan tenagakesehatan Meskipun ia menggambarkan langkah-langkah yangdapat diambil untuk membatasi penyebarannya rekomendasi ituberdampak kecil terhadap praktik kebidanan pada saat ituNamun sebagai hasil dari studi oleh Semmelweis dan Holmessecara bertahap mencuci tangan menjadi diterima sebagai salahsatu langkah yang paling penting untuk mencegah penularanpatogen di fasilitas pelayanan kesehatanPada tahun 1961 Dinas Kesehatan Public AS memproduksisebuah film pelatihan yang mendemonstrasiakn teknik cucitangan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh petugaskesehatan (HCWs) Pada saat itu rekomendasi diarahkan bahwamencuci tangan secara pribadi dengan sabun dan air selama 1-2menit sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Membilastangan dengan agen antiseptik diyakini kurang efektif daripada

30 JM Boyce MD and D Pittet ldquoGuideline for Hand Hygiene inHealth‐Care Settings recommendations of the Healthcare Infection ControlPractices Advisory Committee and the HICPACSHEAAPICIDSA HandHygiene Task Forcerdquo Source Infection Control and Hospital EpidemiologyVol 23 No S12 (December 2002) pp (Pub The University of Chicago Presson behalf of The Society for Healthcare Epidemiology of America Stable URLhttpwwwjstororgstable101086503164 Accessed 06032012 0313)pdf

66 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

mencuci tangan dan hanya direkomendasikan dalam keadaandarurat atau di daerah di mana tidak tersedia wastafelPada tahun 1975 dan 1985 pedoman formal tertulis pada praktikcuci tangan di rumah sakit yang diterbitkan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Pedoman inidirekomendasikan mencuci tangan dengan sabun bukanantimikroba antara mayoritas kontak pasien dan mencuci dengansabun antimikroba sebelum dan sesudah melakukan prosedurinvasif atau merawat pasien berisiko tinggi Penggunaan agenantiseptik tanpa air (misalnya alkohol berbasis cairan)direkomendasikan hanya dalam situasi di mana wastafel tidaktersediaPada tahun 1988 dan 1995 pedoman untuk mencuci tangan danantisepsis tangan diterbitkan oleh Asosiasi Profesional dalamPengendalian Infeksi (APIC) Disarankan untuk mencuci tanganserupa dengan indikasi yang tercantum dalam pedoman CDCPedoman APIC 1995 mencakup diskusi yang lebih rinci berbasisalkohol Pembersih tangan dan mendukung penggunaannya dalampengaturan klinis yang lebih daripada yang telahdirekomendasikan dalam pedoman sebelumnyaPada tahun 1995 dan 1996 Pengendalian Infeksi KesehatanKomite Penasehat praktik (HICPAC) merekomendasikan agarsabun antimikroba atau agen antiseptik tanpa air digunakan untukmembersihkan tangan setelah meninggalkan kamar pasien denganobat multi resisten patogen seperti VRE (vancomisin- resistantenterococci) dan MRSA (methicillin-resistant staphylococcusaureus

f Efikasi Promosi dan Dampak Peningkatan Kebersihan TanganKurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif kebersihantangan pada kesehatan terkait tingkat infeksi mungkin merupakanhambatan untuk kepatuhan sesuai dengan rekomendasikebersihan tangan Namun bukti mendukung keyakinan bahwapeningkatan kebersihan tangan dapat mengurangi kesehatanterkait tingkat infeksi Kegagalan untuk melakukan kebersihan

Islam dan Kesehatan 67

tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama kesehatanterkait infeksi dan penyebaran organisme multiresisten dan telahdiakui sebagai kontributor besar untuk wabah Dari sembilanrumah sakit berbasis studi tentang dampak kebersihan tanganterhadap risiko kesehatan terkait infeksi

g Teori Motivasi HigieneTterzberg Mausner dan teori motivasi kebersihan dariSnyderman Menunjukkan sebuah hubungan antara non-linear apayang manusia lakukan (motivasi) dan lingkungan di mana diamelakukannya (kebersihan) Teori ini menyiratkan bahwa keduakebutuhan lahir dan kebutuhan batin manusia kreatif bertahanhidup harus menjadi puas untuk mendorong keterlibatannyadalam pekerjaan dan untuk mendapatkan hasil maksimal daridirinya31

4 Pentingnya Personal HigieneKulit adalah pertahanan pertama melawan penyakit dan ada bukti

bahwa menjaga kulit bersih mengurangi jumlah mikroorganismemisalnya bagi bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksiNamun manfaat lain yang harus dipertimbangkan terlihat dan merasabersih adalah penting bagi perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diriuntuk berinteraksi dengan baik secara sosial Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit32

a Oral HigienePenyakit mulut adalah penyakit yang paling umum di seluruhdunia Lima puluh sampai sembilan puluh persen dari populasi

31 Ishwar Dayal and Mirza S Saiyadin ldquoCross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theoryrdquo Source Indian Journal of Industrial RelationsVol 6 No 2 (1970) pp 171-183 (Pub Shri Ram Centre for IndustrialRelations and Human Resources Stable URLhttpwwwjstororgstable27760947 Accessed 06032012 0303)

32 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

68 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

orang dewasa di Inggris dan Amerika Serikat menderita beberapabentuk masalah gusi (Coventry et al 2000) Plak terlihat di 72dari populasi Inggris yang memiliki gigi 43 usia 15 sampai 18tahun memiliki plak dan gingivitis (radang gusi) (Harker ampMorris 2005)33 Kesehatan mulut didefinisikan sebagai bersihfungsional dan rongga mulut nyaman bebas dari infeksi bebasdari plak dan puing-puing untuk memastikan struktur danjaringan dari mulut disimpan dalam kondisi sehat (DepartemenKesehatan 2001)34

b Perawatan MataMata adalah organ penglihatan yang menginformasikan tentangdunia sekitarnya lebih dari empat indra lainnya Kitamenggunakan mata kita di hampir setiap kegiatan yang kitalakukan untuk bekerja atau bersantai Setiap hari lain 100 orangmulai kehilangan penglihatan mereka (Royal National Institutefor the Blind 2007) Sekitar dua juta orang di Inggris melaporkanmengalami masalah penglihatan mulai dari tidak mampu melihatteman di seberang jalan atau membaca kertas koran menjaditerdaftar sebagai buta Jumlah orang dengan masalah penglihatanmeningkat bukan hanya karena meningkatnya jumlah orang tuatetapi juga karena kejadian pandangan yang mempengaruhipenyakit seperti diabetes juga meningkat 35

c Perawatan TelingaSatu dari lima orang telah kehilangan pendengaran yang seringdengan serangan bertahap (Royal National Institute for DeafPeople (RNID) 2004) Gangguan pendengaran tidak selalu diakuisampai berdampak pada kemampuan seseorang untuk

33 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 38

34 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 39

35 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 84

Islam dan Kesehatan 69

berkomunikasi secara efektif (Tolson 2002) Perkiraan RNIDbahwa dua juta orang di Inggris mempunyai alat bantu dengar dantiga juta orang lainnya memiliki tingkat gangguan pendengaranHanya 75 dari orang dengan alat bantu dengarmenggunakannya secara teratur (RNID 2009a)36

d Perawatan Kaki dan KukuMobilitas merupakan kegiatan penting dari hidup terutamaketika mempertimbangkan kebebasan melakukan perawatan diriPerawatan kaki dan perawatan kuku merupakan dasar untukmobilitas kenyamanan dan kemandirian (Bryant amp Beinlich1999)37

e Perawatan RambutRambut memiliki tiga tujuan utama mempertahankan suhu tubuhuntuk menjamin kelangsungan hidup transmisi informasisensorik penting untuk otak dan mengekspresikan identitasgender Sepanjang sejarah rambut melambangkan daya tarik dandaya tarik seks (Batchelor 2001) serta keyakinan agama danbudaya menyoroti (Williams 1995) Rambut di tubuh dikaitkandengan pertumbuhan dan kedewasaan dan variasi alamnya yangpenting bagi citra diri (Sinclair 2007) Rambut mengkilap dengantekstur halus umumnya dianggap sehat dan menarik Rambuttekstur dan bersinar berhubungan dengan sifat permukaan rambutsedangkan integritas dan kesehatan ujung rambut berkaitandengan korteks rambut Rambut bervariasi dalam jenis danwarna38

36 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 126

37 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 167

38 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 200

70 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

f Perawatan KulitMenurut Thibodeau amp Patton tahun 2008 setiap inci persegi kulitmengandung jutaan sel dan ratusan kelenjar keringat kelenjarminyak (sebaceous) pembuluh darah dan ujung saraf Kulitterdiri dari tiga lapisan epidermis dermis dan jaringan subkutanEpidermis adalah lapisan paling atas dari kulit yang meskipunrelatif tipis bertindak sebagai lapisan tangguh pelindung terluarSel-sel epidermis terus shedding (exfoliating) dan pembaharuanSiklus mengganti semua sel membutuhkan waktu sekitar satubulan maka kulit sebagai organ bisa regenerasi yangmemungkinkan39

g Fungsi perlindungan KulitMenurut Cooper tahun 2005 dan Watkins tahun 2008 keutuhansebuah kulit sehat adalah bertujuan untuk melindungi organinternal dari infeksi dan paparan zat berbahaya40 antara lain (1)Pemeliharaan terhadap penghalang fisik lingkungan eksternalmisalnya trauma racun dan sinar ultraviolet (2) Struktur kulittermasuk sebum yang asam dan melindungi terhadap penyusupanoleh bakteri (3) Pencegahan kehilangan cairan seperti air dandarah (4) Perlindungan imunologi (5) Regulasi suhu melaluiproduksi keringat dan perubahan dalam ukuran pembuluh darah(6) Reseptor nyeri bertindak sebagai perlindungan terhadapbahaya (7) Pembentukan Vitamin D

h Pentingnya MandiMenurut Ronda amp Falce tahun 2002 memiliki kesempatan untukmandi akan memenuhi kebutuhan biopsikososial seseorangTerapi mandi meredakan efek dari infeksi dan kondisi kulitMenurut Sheppard amp Brenner tahun 2000 perasaan lebih baikkarena menghilangkan bau badan dan meningkatkan penampilan

39 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 274

40 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 275

Islam dan Kesehatan 71

kebutuhan budaya terpenuhi dan mandi dapat menginduksiperasaan kenyamanan dan relaksasi atau stimulasi41

5 Personal Higiene dalam Perspektif IslamIslam menetapkan berbagai macam peristilahan dalam

membangun konsep kebersihan Sebagai contoh adalah tazkiyyahtahagtrah nazafah dan fitrah Guna membangun perilaku bersih terdapatistilah ikhlas thib al-nafs ketulusan kalbu bersih dari dosa tobat danlain-lain sehingga makna bersih amat holistik karena menyangkutberbagai persoalan kehidupan baik dunia dan akhirat

Al-Quran menyatakan istilah tahagtrah sebanyak 31 kata dantazkiyyah sebanyak 59 kata Sementara dalam hadis kata nazafah dapatkita lihat dalam riwayat bukan hadis al-nazafatu min al-iman Padaimplementasinya istilah tahagtrah dan nazafah ternyata kebersihan yangbersifat lahiriyah dan maknawiyah Sementara dalam fikih digunakanistilah tahagtrah Pada kitab-kitab klasik dikhusukan bab al-tahagtrah yangbiasanya disandingkan dengan bab al-najasah Dalam bab tersebutdibahas masalah air dan tanah wudu mandi mandi jinabat tayamumdan lain-lain Namun demikian ketika Allah menerangkan tentangpenggunaan air tahagtrah disandingkan pula dengan kesucian secaramaknawiyah Maknawiyah yang dimaksudkan ialah kesucian dari hadasbaik hadas besar maupun hadas kecil Suci dari keduanya merupakansyarat untuk dapat melaksanakan ibadah seperti salat dan thawaf

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatuyang dinilai kotor Kotoran yang melekat pada badan pakaian dantempat tinggal yang mengakibatkan seseorang tak nyaman dengankotoran tersebut Badan yang terkena tanah atau kotoran tertentumisalnya dinilai kotor secara jasmaniah namun tidak selamanya berartitidak suci Jadi ada perbedaan antara bersih dan suci Orang yangtampak bersih belum tentu dianggap suci Kebersihan merupakan halyang amat fitri bagi makhluk hidup utamanya makhluk bernyawaIslam mengajarkan bahwa kebersihan saja belum cukup tetapi harusdisertai kesucian Kebersihan ada kalanya menggunakan istilah tahagtrah

41 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 230

72 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

atau tazkiyyah Semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kesucianbaik hissiyyah maupun malsquonawiyah Bahkan terkadang digunakan lafalfitrah

Konsep kebersihan yang amat jamirsquo (komprehensif) dalam Islamnamun belum dimaknai secara kontekstual dalam rangka membangunkebersihan raga dan jiwa Oleh karenanya dalam upaya membangunkeseimbangan ini konseptualisasi kebersihan dan kesucian harusdigalakkan Adalah naif jika hanya mementingkan satu di antarakebersihan dan kesucian Barangkali hal ini yang mengakibatkan orangIslam sering bersuci tetapi tidak bersih sementara non-muslim tidaksuci tetapi bersih Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Muhammad Sawadalah tokoh kebersihan kesucian dan pelestarian lingkungan42

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dan utama dalammelaksanakan ibadah kepada Allah dan bekerja serta aktivitas lainImam al-Shatibhi dalam al-Ihkam fi Usul al-Ahkam mengatakan bahwatujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama jiwa akaljasmani harta dan keturunan Oleh karena itu dalam melaksanakantujuan kehadiran Islam kesehatan memegang peranan utama Tanpaadanya kondisi kesehatan maka seseorang akan sulit melaksanakanberbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok 43

Khasanah keilmuan Islam mencatat dua terminologi populer yangartinya sehat yaitu al-sihah dan al-afiah Menurut salah satu ulamamakna al-sihah adalah bentuk kesehatan yang meliputi jasmani atauraga atau lahiriah Sedangkan al-afiah adalah bentuk kesehatan yangmeliputi rohani atau jiwa atau batiniah Islam sudah memberikanpetunjuk secara jelas komplit dan terpadu tentang pentingnya menjagakesehatan baik secara jasmani maupun rohani

42 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan PimpinanPusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir httppersisorid 2008

43 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kesehatan -dalam-prespektif-islam Artikel 2015

Islam dan Kesehatan 73

a Konsep menjaga kesehatan jasmani menurut IslamIslam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatanjasmani Konsep kesehatan jasmani menurut Islam adalah sebagaiberikut1) Menjaga tahagtrah artinya menjaga kesucian dan kebersihan

dari semua aspek mulai dari sekujur badan makanan pakaiantempat tinggal maupun lingkungan Imam Suyuthi lsquoAbd al-Hamid al-Qudhat dan ulama yang lain menyatakan bahwamenjaga kesucian dan kebersihan dalam Islam termasukbagian ibadah sebagai bentuk qurbat bagian dari talsquoabbudmerupakan kewajiban sebagai kunci ibadah

2) Menjaga makanan artinya agar memakan makanan yang baikdan halal baik secara dzat maupun cara mendapatkannyaMakanan merupakan salah satu penentu seseorang menjadisehat Firman Allah Swt dalam surah al-Qurrsquoan

tuta Xam䕶Xt ήtl뿀 䗮 뿀 䗮˸m뿀䗮a lat 䖲k m뿀 mamΕ l뿀뿀t뿀 䗮˸mmma閰˸mt뿀X m뿀

ldquoDan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yangAllah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepadaAllah yang kamu beriman kepada-Nyardquo (QS al-Malsquoidah 88)Allah Swt juga berfirman

䗮˸m䗮t뿀䕶 a lat 䖲k t XΕ䖌䗮 mtn l뿀뿀t뿀 䗮˸mmm ml뿀 䗮 lht lh tm뿀 amh Xam  mu뿀tϤ t閰lX뿀 䗮 tl䗮˸mm

ldquoHai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagimurdquo (QS al-Baqarah ayat 168)

3) Olah-raga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw sepertiberkuda berenang dan memanah Olahraga bertujuan untukmenjadikan manusia sehat dan kuat Sehat dalam Islamdipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman Selainitu banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yangkuat seperti shalat puasa haji dan juga jihad dan Allah Swtmenyukai mukmin yang kuat

74 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Konsep menjaga kesehatan rohani menurut IslamIslam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menjagakesehatan rohani Konsep kesehatan rohani dalam Islam adalahsebagai berikut1) Memperbanyak ibadah artinya memperbanyak melakukan hal-

hal yang diperintahkan oleh Allah Swt Seorang hamba akanmerasa tenang tentram dan damai dengan melakukan ibadahIbadah tidak hanya sebatas shalat akan tetapi makna ibadahdalam interpretasi yang sangat luas adalah semua perkarapekerjaan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰amhmX䗮t  tϤ iXa䗮a 뿀 tiX 䗮 miX l뿀aldquoDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembah-Kurdquo (QS adz-Dzaariyaat 56)

2)Memperbanyak dzikir artinya memperbanyak mengingatAllah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah padawaktu siang maupun malam dalam situasi sepi maupun ramaiAllah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan

m˸mmX 䗮  t狀뿀X t뿀 tXmtlta t t뿀tXmtlta Xamma m˸m  t狀뿀Xa 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮ldquo(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah Ingatlah hanya denganmengingat Allah-lah hati menjadi tenteramrdquo (QS al-Ralsquod 28)

3) Ber-husnuzzan (berbaik sangka) artinya keadaan jiwa denganberprasangka baik berpikiran positif Baik itu berprasangkabaik kepada Allah Swt maupun sesama manusia Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

aXitϤ t 뿀 䗮 X䗮a 뿀閰tϤ t 뿀 䗮  t뿀 䗮at香m 䗮˸mt䕶X戀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 lht lhaX˴  hmmXϛh X閰t Xammmhkt et˴mht la䔜X䗮a Xamm䔜X䗮a Xe䕶XΤh a 䗮˸m 뿀 i a

atkΕ 䗮뿀˸ 뿀 뿀閰tϤ 뿀 䗮˸m뿀䗮a mϮ m˸뿀m䕶Xtn la䕶X뿀 tuttldquoHai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dariprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosadan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan

Islam dan Kesehatan 75

janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainSukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya Dan bertakwalah kepada Allah SesungguhnyaAllah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayangrdquo44

4) Ikhlas pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan perbuatandari pengaruh-pengaruh makhluk

5) Sabar yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalammenjauhi kemaksiatan Ibrahim al-Khawwas berkata ldquoSabaryaitu teguh berpegang kepada al-Quran dan as-sunnahrdquoldquoSabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengansikap dan perilaku yang baikrdquo Abu lsquoAli al-Daqqaq berkataldquoSabar yaitu sikap tidak mencela takdir Allah Swt berfirmandalam al-Qurrsquoan

lXh 䗮 tϮtl mtn 䗮˸m Xkt  htl뿀t  Xam뿀aΕ 䗮˸m뿀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 tΗlt lh XhmtXΤta XamX戀t 閰amtal뿀쀀 䗮 뿀n m˸h l뿀뿀tϤ 䗮t䗮a t뿀 m XΕta  k

ul tkldquoKatakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang berimanbertakwalah kepada Tuhanmu Orang-orang yang berbuatbaik di dunia ini memperoleh kebaikan Dan bumi Allah ituadalah luas Sesungguhnya hanya orang-orang yangbersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batasrdquo45

6) Bersyukur menurut kamus Al-Mulsquojam al-Wasit bersyukuradalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakannyaserta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut (dengan hatilidah dan perbuatan) Sedangkan makna syukur secara syarrsquoiadalah menggunakan nikmat Allah Swt untuk dibelanjakankepada hal-hal yang di ridhoi dan dicintai Allah Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰latlm l뿀mtaΕ tRc tήϛtn

44 (QS al-Hujuraat 12)45 (QS az-Zumar 10)

76 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

ldquoMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakanrdquo (QS ar-Rahmaan 13)

7) Menjaga hati artinya menjaga kesucian diri dari segalatuduhan fitnah dan perbuatan keji seperti hasud riyarsquosombong tul al-amal bakhil dan lsquoujb Hal ini dapat dilakukanmulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuatrencana dan angan-angan yang buruk46

E Model Perilaku KesehatanModel adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berpikir di

dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yangdiharapkan Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanankesehatan makanan minuman serta lingkungan47 Model dalam promosikesehatan adalah suatu kerangka berpikir dalam mempengaruhi oranglain agar sesuai dengan kaidah atau norma kesehatan yang berlaku48

Beberapa pendekatan teori perilaku yang sering digunakan dalampenelitian kesehatan antara lain teori Laurence W Green49 Nancy KJanz amp Marshall H Becker50 Karen Glanz51

Berikut dipaparkan model-model perilaku kesehatan tersebutantara lain

46 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kese hatan-dalam-prespektif-islam Artikel 2015

47 Curtis Valerie Bernadette Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene Unicef Yayasan Dian Desa 2010

48 Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan untuk MahasiswaKebidanan bab 3 hal 37 (Jakarta TIM) 2009

49 Laurence W Green Health Education Planning (London The JohnHopkins University Mayfield Publishing Co 1980)

50 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor 1974 MI 48109 101177_109019818401100101 HBM 2012pdfdownload 30 april 2012

51 Karen Glanz Health Behavior and Health Education 2nd ed chapfive page 92 Manufactured In The United States Of America On Lyons FallsTurin Book (p Cm- Jossey-Bass Health Series 1996)

Islam dan Kesehatan 77

1 The Health Belief ModelThe Health Belief Model (HBM) atau model kepercayaan

kesehatan dikembangkan oleh Nancy dan Marshall pada tahun 1974Monograf pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh masalah kepadamodel kepercayaan kesehatan dan perilaku kesehatan pribadi Risalahtemuan ini diringkas dari penelitian yang menerapkan HBM sebagaiformulasi konseptual untuk memahami mengapa orang melakukan atautidak melakukan berbagai tindakan kesehatan terkait dan memberikandukungan yang cukup untuk model 52

Selama dekade yang telah berlalu sejak publikasi monograf iniHBM tersebut terus menjadi kerangka kerja utama untuk menjelaskandan memprediksi penerimaan rekomendasi perawatan kesehatan danmedis Kelemahan model HBM adalah (1) Kepercayaan-kepercayaankesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikaplain yang juga mempengaruhi perilaku (2) Penelitian psikologi sosialselama puluhan tahun membuktikan bahwa pembentukan kepercayaanseseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku danbukan mendahuluinya

Menurut Health Belief Model secara umum bahwa kemungkinanindividu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada duakeyakinan kesehatan (health belief) yaitu pertimbangan adanyaancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injuryor illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian

2 Antecedent Behavior Concequences TheorySulzer Azaroff Mayer (1977) yang dikenal dengan model

AntecedentndashBehaviorndashConcequences (ABC) atau pendahulundashperilakundashkonsekuensi mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu prosesdan sekaligus hasil interaksi antara pendahulundashperilakundashkonsekuensi

52 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor (A critical review of 29 HBM-related investigations publishedduring the period 1974-1984) MI 48109 101177_109019818401100101 HBM2012 Pdf download 30 april 2012

78 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pengaruh kejadian sebelumnya pada gangguan perilaku relatif dipelajarioleh analis perilaku terapan Satu set studi tentang penilaian danpengobatan gangguan perilaku terpilih untuk ulasan berdasarkanrelevansinya dengan topik kejadian sebelumnya Studi ini dikategorikansebagai berfokus pada penilaian kejadian sebelumnya perawatanpendahuluan untuk gangguan perilaku dipertahankan baik denganpenguatan positif atau negatif dan kasus-kasus khusus kejadiansebelumnya pada gangguan perilaku53

Studi bisa menyelidiki efek kekurangan pada gangguan perilakudipertahankan oleh perhatian dengan berbagai periode isolasi sebelumsesi di mana perhatian adalah bergantung pada perilaku maladaptifSebaliknya efek jenuh pada perilaku maladaptif dapat ditunjukkandengan mengatur jadwal berbasis waktu dari perhatian dengan tetapmempertahankan kontingensi antara perilaku maladaptif dan perhatianDemikian pula efek kurang dari rangsangan mirip dengan yang didugamemelihara otomatis diperkuat masalah perilaku dapat meningkatkankepercayaan dari interpretasi tentang kontingensi tersebut

3 Theory of Reasoned ActionTheory of reasoned action (TRA) atau teori perilaku beralasan

menurut Ajzen dan Fishbein 1980 yang dikutip dari Carolyn L Bluetahun 1995 adalah model nilai harapan dengan penekanan pada sikapnorma-norma subyektif niat dan perilaku yang diarahkan ke fokuskhusus Model nilai harapan memberikan kerangka untuk memahamihubungan antara sikap dan keyakinan yang mendasarinya seseorangHarapan hasil adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu akanmemimpin atau tidak akan mengarah ke hasil yang diberikan sedangkannilai hasil adalah evaluasi seseorang atau nilai subyektif yangditempatkan pada hasil tersebut Secara Aljabar hubungan ini dapatditunjukkan sebagai Attitude = Σ Harapan times Nilai Seorang individulebih termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan

53 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 343Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

Islam dan Kesehatan 79

suatu hasil yang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwatindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidak dihargaiindividu akan kurang termotivasi untuk melakukan suatu perilakuKarena sifat spesifik model ini menawarkan suatu pendekatan untukmemahami dan memprediksi niat latihan dan atau perilaku54

4 Teori PRECEDETeori Precede dikembangkan oleh Lawrence W Green tahun

1980 Green menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatanBahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktorpokok yaitu behavior causes dan non behavior causes Selanjutnyafaktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposingreinforcing and enabling constucts in educationalecological diagnosisand evaluation (PRECEDE) Precede merupakan arahan dalam fasediagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan ataupromosi kesehatan55 Secara sederhana model Precede Green adalahBehavior merupakan gabungan fungsi Predisposing factors Enablingfactors dan Reinforcing factors Komponen kedua adalah dibuat denganstrategi implementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal Komponen kedua ini disebut PROCEED forpolicy regulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development56

Bekerja menggunakan Precede sangat menyerupai pemecahanmisteri Orang diajak berpikir deduktif untuk mulai dengan akibat akhirdan bekerja kebelakang ke arah sebab-sebab yang sebenarnya Pada

54 Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

55 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

56 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

80 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

tahap pertama mulai dengan mempertimbangkan kualitas hidupDengan mengukur sejumlah masalah umum yang menyakut orang-orangdi dalam populasi berbagai masalah sosial yang dialami oleh komunititertentu merupakan barometer yang baik untuk kualitas hidup di sana

Kemudian tahap kedua adalah mengidentifikasi masalahkesehatan spesifik yang ada hubungannya dengan masalah sosialDengan menggunakan data yang ada yang dikumpulkan denganpenyelidikan yang tepat bersama-sama dengan penemuan epidemiologisTindakan berhati-hati akan menjamin bahwa data yang ada sahih daninformasi dan asumsi penting yang mendasar

Tahap ketiga mengidentifikasi perilaku khusus yangberhubungan dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalahkesehatan yang terpilih sebagai masalah yang paling pantas untukmendapatkan perhatian Sangat penting mengidentifikasi berbagaiperilaku dengan sangat spesifik dan digolongkan dengan hati-hatiFaktor non perilaku merupakan kategori masalah kesehatan yangmencakupi faktor ekonomi genetik dan lingkungan meskipun tidaklangsung tetapi sangat kuat dalam mempengaruhi kesehatan

Tahap keempat adalah mengidentifikasi tiga faktor yangmempunyai potensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan faktorpredisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat Faktor-faktorpredisposisi yakni sikap kepercayaan nilai dan presepsi seseorangmemudahkan atau merintangi motivasi pribadi untuk berubah Faktor-faktor pemungkin dapat dianggap sebagai penghalang yang diciptakanterutama oleh kekuatan atau sistem sosial Keterbatasan fasilitas tidakmemadainya tenaga atau sumber daya komuniti rendahnya pendapatanatau tidak adanya asuransi kesehatan dan bahkan hukum dan undang-undang yang terbatas adalah contoh faktor pemungkin Keterampilandan pengetahuan yang diperlukan agar perilaku yang diharapkan terjadijuga digolongkan ke dalam faktor pemungkin Faktor penguat adalahfaktor-faktor yang berkaitan dengan balikan yang diterima pihak yangmemperoleh pendidikan dari orang lain yang hasilnya mungkinmendorong atau melemahkan perubahan perilaku Kemudianmengkategorikan faktor-faktor yang nampaknya mempunyai dampaklangsung terhadap perilaku ke dalam tiga kelas tersebut

Islam dan Kesehatan 81

Tahap kelima memutuskan dengan pasti faktor-faktor mana diantara faktor-faktor yang membentuk tiga kelas tersebut yang akandijadikan fokus intervensi Keputusan ini diambil berdasarkan tingkatpentingnya faktor tersebut dan sumber daya tersedia untukmempengaruhinya

Tahap enam dengan informasi diagnostik yang terorganisasidengan jitu dan sistematis yang merupakan pengembang aktual danpelaksanaan program Jika dia selalu mempertimbangkan keterbatasansumber daya yang dimiliki kendala waktu dan kemampuan intervensipendidikan yang tepat guna hampir dapat dipastikan akan terbuktidengan sendirinya dari diagnosis faktor-faktor predisposisi pemungkindan penguat Apa yang tinggal hanyalah penyeleksian kombinasiintervensi yang tepat dan pengukuran masalah dan sumber dayaadministratif

Tahap tujuh evaluasi merupakan bagian integral danberkesinambungan dari seluruh kegiatan yang menggunakan seluruhkerangka-kerja ini Kendati kita membicarakan komponen evaluasiPrecede dengan cukup rinci kriteria untuk evaluasi sesungguhnyaberada di dalam kerangka-kerja ini yakni di sepanjang prosedurdiagnostik Misalnya sejak awal di dalam kerangka-kerja inimenekankan pentingnya menyatakan tujuan program dan tujuanperilaku sehingga penerimaan yang baku ditentukan sebelum evaluasibukan sesudahnya57

Gambar model Precede-Proceed Laurence W Green dan MarshallW Kreuter58 dalam Health Education Creating Strategies for Schooland Community Health 59 dapat dilihat pada gambar 21

57 Lawrence W Green Perencanaan Pendidikan Kesehatan SebuahPendekatan Diagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990 page 27

58 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

59 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

82 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Gambar 21Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection (Modifikasi PRECEDE oleh Laurence WGreen tahun 2008 dan PROCEED oleh Marshall W Kreuter tahun 2000)

Quality of LifeAbsenteeism Achievement Alienation CrimeCrowding Discrimination Hostility Happiness

Self-esteem Unemployment Satisfaction Welfare

HealthVital indication

Disability Discomfort Fertility FitnessMorbidity Mortality Factor Risks

DimensionsDistribution Duration IncidenceIntensiy Longevity Prevalense

Predisposing factorsReason for thebehaviorKnowledgeAttitude

ValuesBeliefsPerception

EnvironmentalFactorsIndicators

Economy PhysicalServices SocialDimensionsAcces EqualityAffordability

BehaviorIndication

Compliance CopingSelf-care UtilizationConsumption PatternsPreventative Action

DimensionsFrequency PersistencePromptness Quality

Range Enabling factorsMake it possible for

behaviorAvailability ofresources

AccessibilityReferrals

EngineeringSkills

Reinforcing factorsAttitude or behaviors

of otherPeersFamilyFriends

Co-workers

3

Genetics

Health ProgramEducational strategiesHealth Education

Components of the Health program

PolicyRegulationsorganizations

4

1

2

Islam dan Kesehatan 83

5 Bloomrsquos TaxonomyPada tahun 1956 Benjamin Samuel Bloom seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembanganmengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran bersamaEnglehart Furst Hill dan Krathwohl mereka berhasil mengenalkankerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan BloomrsquosTaxonomy Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tigadomain perilaku ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)yaitu kognitif (cognitive) afektif (affective) dan psikomotorik(psychomotor)

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektualseperti pengetahuan dan keterampilan berpikir Pengetahuan adalahhasil pengindraan atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yangdimiliki Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi sepertiperasaan nilai minat motivasi dan sikap Menurut Campbell (1950)sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam meresponstimulus atau objek Sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaanperhatian dan gejala kejiwaan lainnya Newcomb lebih lanjutmenyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untukbertindak bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu artinya fungsisikap belum merupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilakuyang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikPerilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yangmerupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

Menurut Bloom terbentuknya perilaku dimulai padadomain kognitif dimulai dari tahu terhadap stimulussehingga menimbulkan pengetahuan baru Pengetahuan baru iniselanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baruyang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaituadanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tersebut60

60 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

84 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

6 Social Cognitive TheorySocial Cognitive Theory (SCT) adalah teori yang dikembangkan

oleh Albert Bandura tahun 2010 dari Social Learning Theory (SLT)tahun 1971 Dalam Behavioral change models secara umummenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocal determinism)antara individu perilaku dan lingkungan61

7 Social Change TheorySocial Change Theory adalah teori yang dikembangkan oleh

Hendrik L Blum (1974) yang mengatakan bahwa ada empatdeterminan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individukelompok atau masyarakat secara berturut-turut besar pengaruhtersebut terhadap kesehatan adalah lingkungan perilaku pelayanankesehatan dan keturunan Disamping determinan-determinan derajatkesehatan tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi ataumenentukan terwujudnya kesehatan seseorang yaitu faktor internalindividu 62 Selanjutnya Blum mendefinisikan sehat sebagai kondisisecara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan jugaspiritual dan sosial dalam bermasyarakat

8 Teori Behavior IntentionTeori Behavior Intention dikembangkan oleh Snehendu Kar (1988)

berdasarkan analisis terhadap niat bertindak atau berperilaku 63 Karmenganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilakuitu merupakan fungsi dari (1) Niat seseorang untuk bertindak

61 Razieh Tadayon Nabavi Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article 2012

62 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

63 Nikos L D Chatzisarantis amp Martin S Hagger ldquoMindfulness and theIntention-Behavior Relationship Within the Theory of Planned BehaviorrdquoSchool of Psychology University of Plymouth Drake Circus PL4 8AA DevonUnited Kingdom e-mail nikoschatzisarantisplymouthacuk copy 2007 by theSociety for Personality and Social Psychology Inc Pdf hal 663 download22062013

Islam dan Kesehatan 85

sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviorintention) (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support) (3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan ataufasilitas kesehatan (accessibility of information) (4) Otonomi pribadiuntuk mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) (5)Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (actionsituation) Secara matematis model ini dirumuskan bahwa Behaviormerupakan gabungan fungsi Behavior Intention Social SupportAccessibility of Information Personal Autonomy dan Action Situation

9 Teori Thoughs amp FeelingsTeori Thoughts and Feelings atau teori pemikiran dan perasaan

dari WHO (1990) menganalisis bahwa banyak alasan seseorang untukberperilaku Misalnya alasan seseorang atau masyarakat tidak mauberobat ke fasilitas kesehatan mungkin karena tidak percaya terhadapfasilitas yang ada mungkin karena tidak tahu manfaat fasilitaskesehatan mungkin tidak mempunya uang mungkin tidak suka dengantenaga kesehatan yang ada dan lain-lain Selanjutnya teori ThoughtsAnd Feelings dapat disederhanakan bahwa Behavior merupakangabungan fungsi dari Thoughts and Feelings Personal ReferenceResources dan Culture

Bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukanoleh pemikiran dan perasaan (Thoughts And Feeling) atau pertimbanganpribadi seseorang terhadap objek atau stimulus Faktor selanjutnya adalahfaktor personal references faktor sumber daya (resources) serta faktorsosial budaya (culture) setempat Adanya orang lain yang menjadireferensi sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang mendukungperilaku dan latar-belakang budaya seseorang atau masyarakatmerupakan faktor yang mempengaruhi perilaku Misalnyaseseorang yang mengambil wudhu di kulah alasannya karena dia yakinkalau wudhu yang sah atau afdol kalau dilakukan di kulah (thoughts andfeelings) atau karena tokoh idolanya melakukan wudhu di kulah(personal reference) faktor lain juga karena tidak ada tempat wudhuselain di kulah (resources) faktor lain lagi mungkin karena kebudayaankeluarga kelompok atau masyarakat yang wudhu di kulah Bentuk dari

86 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

thoughts and feeling adalah pengetahuan persepsi sikap kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objekkesehatan 64

10 Perilaku dalam Pandangan Ilmuan MuslimMenurut Ibnu Miskawaih (320-421H940-1030M) dan Al-Ghazali

(450-505H1058-1111M) ada tiga teori penting mengenai tujuanmempelajari etika Pertama mempelajari etika sebagai studi murniteoritis yang berusaha memahami ciri kesusilaan atau moralitas tetapitanpa maksud mempengaruhi perilaku orang yang mempelajarinyaKedua mempelajari etika sebagai bagian dari usaha untukmeningkatkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Ketigakarena etika merupakan subyek teoritis yang berkenaan dengan usahamenemukan kebenaran tentang hal-hal moral maka dalam penyelidikanetis harus terdapat kritik yang terus menerus mengenai standarmoralitas yang ada sehingga etika menjadi subyek praktis65 Prinsip-prinsip moral dipelajari dengan maksud menerapkan dalam kehidupansehari-hari Ia bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwapengetahuan (terutama akhlaq) yang tidak diamalkan tidak lebih baikdaripada kebodohan

Menurut Quasem etika al-Ghazali bersifat teleologis (aliranfilsafat yang mengajarkan bahwa segala ciptaan di dunia ini adatujuannya) etika mengajarkan bahwa manusia punya tujuan yangagung yaitu kebahagiaan akherat Oleh karena itu suatu perbuatan(amal) dikatakan baik apabila amal tersebut menghasilkan pengaruhpada jiwa yang membuatnya mengarah pada tujuan tersebut dandikatakan buruk kalau perbuatan tersebut menghalangi jiwa mencapaitujuan tersebut66 Derajat baik dan buruk suatu perbuatan didasarkanpada seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan perbuatan tersebut

64 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

65 M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemukdi dalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 13

66M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 14

Islam dan Kesehatan 87

terhadap jiwa pelakunya Dengan demikian suatu amal perbuatandianggap baik atau buruk selaras dengan apakah akibatnya bermanfaatatau merugikan bagi suatu tujuan Suatu perbuatan oleh karena itutidak punya nilai moral intrinsik yang otonom Pandangan al-Ghazaliyang demikian berbeda dengan pandangan kaum Mutazilah yangmenyatakan bahwa kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai yangintrinsik pada perbuatan moral dan bahwa syariah memerintahkan ataumelarang jenis perbuatan tertentu disebabkan karena perbuatan itusendiri adalah baik atau buruk

Etika dilukiskan sebagai ilmu rasional dan juga sebagai ilmukeagamaan Bagi al-Ghazali bahwa nalar (akal) dan syariah itu salingmelengkapi akal saja tidak cukup dalam kehidupan moral dan begitupula wahyu keduanya perlu digabungkan Al-Ghazali mengatakanbahwa seseorang yang mengandalkan kepercayaan penuh (mahdhat-taqlid) terpisah seluruhnya dari akal adalah dungu dan orang yang puasdengan akal belaka yang lepas dari al-Quran dan as-sunnah adalahtertipu Gabungkanlah kedua prinsip tersebut sebab ilmu rasionalbagaikan makanan yang mengandung racun dan ilmu keagamaanadalah sebagai obat penawarnya67

Menekankan mengenai pentingnya akal (moral reasoning) dalametika al-Ghazali menyatakan bahwa moralitas bukanlah suatu hukumyang dipaksakan kepada manusia oleh Allah Swt atau Rasul-Nyaataupun oleh sesama manusia moralitas merupakan hukum yang bisadipahaminya sendiri dan dapat dipilihnya sebagai bimbingam sebab iatahu masuk akal sekali untuk berbuat demikian ia sendiri melihatdengan akal benar atau salahnya suatu perbuatan Banyk fakor yangmempengaruhi akal dalam tugas ini barangkali bimbingan supernaturaltak langsung yang pasti tentu adat kebiasaan dan etos masyarakatnyasendiri serta simpati yang merupakan satu bagian dari piranti mentalalami manusia68

67M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 16

68M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 24

88 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Etika sebagai pengobatan rohani sama pentingnya dengankedokteran untuk memelihara kesehatan jasmani Kepentingansebagai pengobatan melalui metode perawatan dapat dipraktikkan baikdalam kedokteran maupun filsafat moral Metode pengobatan etikaatau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteran yang bersifatpreventif dan kuratif69 Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa perawatantubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara dan mengobati Demikianjuga dalam perawatan mental yakni menjaga kesehatan agar tidaksakit dan berusaha memulihkannya bila telah hilang dengan caramengobatinya

Al-Ghazali mencontohkan adanya keadaan sehat dan sakit padabadan adalah dalam rangka menjelaskan kondisi sehat dan sakitnya jiwaPada dasarnya sebuah kesehatan badan berada pada tahapan normalitaskondisinya dan sakit badan yang bersumber dari kecenderungan kondisibadan untuk selalu menjauhi ranah normalitas70 Demikian pulanormalitas yang ada pada akhlaq juga merupakan gambaran kesehatanjiwa dan sebuah kecenderungan untuk selalu menjauhi normalitasyang dalam hal ini merupakan gambaran dari sebuah penyakit ataugangguan

Menurut Ibnu Sina (370-428H980-1037M) ilmu terbagi menjadidua yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah)Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yangpraktis dan yang teoritis Ilmu teoritis seperti ilmu kealamanmatematika ilmu ketuhanan dan ilmu Kulli Sedangkan ilmu yangpraktis adalah ilmu akhlak ilmu pengurusan rumah ilmu pengurusankota dan ilmu nabi (sharirsquoah)71 Pemikiran pendidikan Ibnu Sina dalamfalsafat praktis (ilmu praktis) pada prinsipnya berkaitan dengan cara

69 Mustain ldquoEtika dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

70 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

71 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 30

Islam dan Kesehatan 89

mengatur dan membimbing manusia dalam berbagai tahap dan sistemDiawali dari pendidikan individu yaitu bagaimana seseorangmengendalikan diri (akhlak) kemudian dilanjutkan dengan bimbingankepada keluarga (takbiral manzil) lalu meluas ke masyarakat (tadbir al-madinat) dan akhirnya kepada seluruh umat manusia Sehingga dapatdilihat bahwa pemikiran pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif72

Sementara itu pandangan-pandangan Ibnu Sina dalam bidang politikhampir tidak dapat dipisahkan dari pandangannya dalam bidang agamakarena menurutnya hampir semua cabang ilmu keislaman berhubungandengan politik ilmu ini selanjutnya ia bagi menjadi empat cabang yaituilmu akhlak ilmu cara mengatur rumah tangga ilmu tata negara danilmu tentang kenabian Ilmu politik ini juga masuk dalam ilmupendidikan karena ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berada padagaris terdepan dalam menyiapkan kader-kader yang siap untukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan73

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsiyang kesemuanya bersifat normatif Pertama tujuan itu menentukanhaluan bagi proses pendidikan Kedua tujuan itu bukan hanyamenentukan haluan yang dituju tetapi juga sekaligus memberikanrangsangan Ketiga tujuan itu adalah nilai dan jika dipandang bernilaidan jika diinginkan tentulah akan mendorong anak didik untukmengeluarkan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya74 Selain itutujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusiayang berkepribadian akhlak mulia Ibnu Sina mengemukakan bahwaukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang meliputisegala aspek kehidupan manusia Aspek-aspek kehidupan yang menjadisyarat bagi terwujudnya suatu sosok pribadi berakhlak mulia meliputiaspek pribadi sosial dan spiritual Ketiganya harus berfungsi secaraintegral dan komprehensif Pembentukan akhlak mulia ini jugabertujuan untuk mencapai kebahagiaan (sarsquoadah)

72 Abudin nata Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 201573 Jalaluddin Filsafat Pendidikan Islam Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 199674 Fathor Rachman Ustman ldquoPemikiran Pendidikan Ibnu Sinardquo Tadris

Vol 5 No 1 2010 Pdf

90 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Untuk menciptakan seorang manusia yang berakhlak maka harusdimulai dari dirinya sendiri lalu ditunjang oleh kesehatan jasmani danrohani Bila kondisi ini dimiliki maka manusia akan mampumenjalankan proses mursquoamalah dengan teman pergaulan danlingkungannya serta mampu mendekatkan diri kepada Allah dan padaakhirnya mampu melakukan marsquorifat kepada Allah Kondisi demikianmerupakan puncak dari tujuan pendidikan manusia75 Mengenaipendidikan yang bersifat jasmani Ibnu Sina mengatakan hendaknyatujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan semua yangberkaitan seperti olahraga makan minum tidur dan menjagakebersihan76 Melalui pendidikan jasmani seorang anak diarahkan agarterbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya Sedangkanpendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memiliki kebiasaanbersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari

75 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 32

76 Abu lsquoAligt al-Husin Ibnu lsquoAligt Ibnu Sina al-Qagtnugtn figt al-Tibb Juz I(Beirut Dar al-Fikr 1994) 278

91

Bab IIIPraktik Personal Higiene Santri di

Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah

tatus kesehatan individu atau kelompok dipengaruhi olehberbagai faktor Beberapa faktor yang berpengaruh antara

lain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitDalam rangka menurunkan dan memerangi penyakit menular sertapeningkatan derajat kesehatan dalam sebuah komunitas atau kelompokdiperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatankhususnya tentang penyakit menular Hal ini dimaksudkan agar terjadiperubahan sikap yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakuHasil akhir yang akan didapat adalah menurunnya angka kesakitandalam sebuah kelompok atau komunitas termasuk di dalamnyakomunitas pondok pesantren

Pada awal penelitian pengambilan sampel akan dilakukan diwilayah Depok dengan pertimbangan banyak pondok pesantren yangsudah lama berdiri dan pondok pesantren yang baru didirikan dandengan populasi yang heterogen Setelah melakukan survei awalterhadap lima pondok pesantren ternyata tidak ditemukan pesantrenyang memenuhi kriteria sebagai unit pembanding yaitu sampel pondokpesantren yang menggunakan kulah sebagai salah satu sumber airunttguk keperluan sehari-hari seperti mandi mencuci pakaian termasukberwudhu Pada akhirnya pondok pesantren Al Hamidiyah Depokdiambil dan dijadikan unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari seperti mandimencuci pakaian termasuk berwudhu berasal dari sumur borpompatanpa kulah Sedangkan pondok pesantren Qothrotul Falah dari ProvinsiBanten diambil sebagai unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari bersumber darisumur bor dan kulah

Selanjutnya dilakukan pendataan calon sampel atau responden

S

92 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada tiap-tiap pondok pesantren yang memenuhi persyaratan sesuaikriteria inklusi dan eksklusi Kemudian dilakukan random samplinguntuk mendapatkan sampel sebanyak 52 santri dari masing-masingpondok pesantren terdiri dari 26 orang santri puteri dan 26 orang santriputera Karena keterbatasan sampel maka data kuantitatif masing-masing pondok pesantren diambil secara total sampling yaitu 56 santridari pondok pesantren Al Hamidiyah dan 41 santri dari pondokpesantren Qothrotul Falah

Deskripsi karakteristik masing-masing pondok pesantren sebagaiunit sampel dan santri sebagai responden diperlukan sebagai faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pondok pesantrenArgumentasi ini akan dibuktikan dengan membahas beberapa hal yaitugambaran umum tempat penelitian praktik personal higiene santri dipondok pesantren Al Hamidiyah dan praktik personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah

A Gambaran Umum Tempat PenelitianPerkembangan pesantren di Indonesia cukup menggembirakan

Tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 27230 pondok pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia1 A Qodri A Azizy mengklasifikasikantipologi pesantren menjadi lima tipe Pertama tipe I yaitu pesantrenyang hanya menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkankurikulum nasional baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MIMTs MA dan Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun yang jugamemiliki sekolah umum (SD SMP SMA dan Perguruan TinggiUmum) seperti Pesantren Tebu Ireng Jombang Kedua tipe II yaitupesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentukmadrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkankurikulum nasional seperti Pondok Pesantren Gontor PonorogoPesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholirsquoul Falah) dan DarulRohman Jakarta Ketiga tipe III yaitu pesantren yang hanya

1 Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima unsur pondok pesantrenyang meliputi masjid pondok pengajaran kitab-kitab Islam klasik santri dankyai Lihat Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai (Jakarta LP3ES 1982) 44

Praktik Personal Higiene Santri 93

mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyahcontohnya adalah Pesantren Salafiyyah Langitan Tuban PesantrenLirboyo Kediri dll Keempat tipe IV yaitu pesantren yang hanyasekedar menjadi tempat pengajian (majlis talsquolim) Kelima tipe V yaitupesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anakpelajar sekolah umum dan mahasiswa2

Populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia Apabiladikelompokkan menurut tipologinya semua pondok pesantren dapatdibedakan menjadi dua pondok pesantren salafiyah dan pondokpesantren khalafiyahlsquoashriyah Apabila dilihat berdasarkan tipologipondok pesantren tersebut maka sebanyak 5310 dari jumlah pondokpesantren merupakan pesantren salafiyah 2838 pondok pesantrenkhalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondok pesantren kombinasi Datatersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren di Indonesia sebagianbesar merupakan tipologi salafiyah yang pembelajarannya masih murnimengaji dan membahas kitab kuning Sebagian lain sudah moderndengan pengembangan pembelajaran ilmu sains dan sebagian lagimengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmupengetahuan dan teknologi3

Pondok pesantren salaf salafi atau salafiyah adalah tipe pondokpesantren tradisional di Indonesia Kata ldquosalafrdquo berasal dari bahasaArab yang secara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewatSecara istilah salaf berkonotasi pada sebuah pesantren tradisional yangmenganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan bandongan dansorogan Pengertian ini kemudian berkembang seiring dinamikapesantren salaf itu sendiri Saat ini pesantren salaf bermakna sebuahpesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistemtradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut

2 Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy ldquoMemberdayakan Pesantrendan Madrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk Dinamika Pesantren danMadrasah (Cet I) (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarangdan Pustaka Pelajar 2002) 8

3 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

94 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu Pesantrensalaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistemsoroganwetonan dan klasikal sekaligus Perkembangan berikutnyasebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikantradisional dan klasikal walaupun dikombinasikan dengan pendidikanformal yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag4

Sementara pondok pesantren modern atau khalafiyahlsquoashriyahmerupakan kebalikan dari pondok pesantren salaf atau tradisionalNamun demikian tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pesantrenmodern Pondok modern Gontor merupakan pelopor dari pesantrenmodern5 Pondok ini secara sistematis dan bertahap memperkenalkansistem baru bagi dunia pesantren Reformasi sistem ini membuatpesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapijuga menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan anaknya dipesantren Meski demikian terdapat kritik terhadap sistem pendidikan

4 Ciri khas pesantren salaf antara lain pertama penekanan padapenguasaan kitab klasik atau kitab kuning atau disebut dengan kitab gundulKedua memberlakukan sistem pengajian sorogan dan wetonan bandonganKetiga walaupun telah memperkenalkan sistem klasikal namun materi tetapberfokus pada kitab-kitab kuning Keempat hubungan emosional kyai-santrilebih dekat dibanding pesantren Al Hamidiyah Kelima materi pelajaran umumtidak atau sangat sedikit diajarkan Keenam pondok salaf yang murni tidakmemiliki lembaga pendidikan formal SDMI MTSSMPSMAMA apalagiperguruan tinggi Ketujuh pimpinan pondok pesantren salaf umumnya adalahkyai yang secara kultural berafiliasi ke organisasi NU (Nahdlatul Ulama)Kedelapan biaya pendidikan relatif murah Kesembilan menekankan padaperilaku yang sopan dan santun Kesepuluh memiliki karakteristik atau cirikhas yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya Kesebelas santrimukim Lihat Marwan Sarijo Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (JakartaDharma Bakti 1980) 9

5 Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilaikomodernan yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerasTermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militer Beberapaunsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern di antaranya pertamapenekanan pada bahasa Arab percakapan Kedua memakai buku literaturbahasa Arab kontemporer Ketiga memiliki sekolah formal di bawah Diknasdanatau Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggiKeempat tidak memakai sistem sorogan wetonan dan bandongan

Praktik Personal Higiene Santri 95

pesantren modern yaitu lemahnya santri modern pada penguasaan kitabkuning klasik (kutub at-turath) dan terlalu fokus pada penguasaanbahasa Arab modern dan ringan

Terlepas dari tipologi pesantren salaf dan Al Hamidiyahpenelitian ini akan dilakukan di dua pesantren yang berbeda Gambaranumum tentang tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Al Hamidiyahdan Pondok pesantren Qothrotul Falah juga tentang sarana danprasarana serta pelayanan kesehatan yang ada dijelaskan sebagai berikut

1 Pondok Pesantren Al HamidiyahPondok pesantren Al Hamidiyah didirikan oleh KH Achmad

Sjaichu (Ketua PBNU 1979) pada 17 Juli 1988 Pesantren ini beralamatdi Jalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok 16435 Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan atau urban(wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengansusunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan) terletakdi sekitar permukiman penduduk Pesantren ini didirikan gunamewujudkan cita-cita luhur pendirinya untuk mengembangkan duniapendidikan dan dakwah Islamiah melalui pesantren Basis keilmuanpesantren yang dimiliki KH Achmad Sjaichu yang diperkaya denganberbagai pengalaman membuatnya memutuskan untuk menekuni duniapesantren dengan konsep dan kesadaran yang lebih maju Melaluipesantren KH Achmad Sjaichu ingin mengkader dai dan ulama yangberwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu6 Hal ini dikarenakankesadaran tentang makna kehadiran para juru dakwah dan ulamaditengah-tengah masyarakat yang bergerak maju dan cepat

KH Achmad Sjaichu merasakan keprihatinan yang mendalamatas kenyataan makin langkanya ulama dan juru dakwah Dari segikuantitas banyak ulama yang wafat namun dari segi kualitas sistempendidikan dan pengajaran dalam lembaga pesantren masih harus lebihdisempurnakan Menurutnya para juru dakwah dan ulama perludipersiapkan sejak dini dengan seperangkat ilmu dan keterampilan yangcukup untuk menyertai perkembangan kehidupan modern yang kian

6 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

96 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kompleks KH Achmad Sjaichu kemudian berikhtiar denganmendirikan pesantren sebagai jawaban atas keprihatinan dankekhawatiran tersebut Ia merasa perlu mendirikan pesantren yang lebihmemiliki kualitas dan kuantitas mencetak santri jadi ulama Akhirnyapada tahun 1987 Menteri Agama H Munawir Sjadzali meletakan batupertama mengawali pembangunan pesantren7

Secara fisik bangunan pesantren Al Hamidiyah dirancang danditangani langsung pengawasannya oleh Ir H Mochamad SutjahjoSjaichu putra ketiga KH Achmad Sjaichu Bersamaan dengan itudilakukan perencanaan berbagai program pendidikan di bawahkoordinasi (almarhum) DR H Fahmi D Saifuddin Sementarapembangunan fisik berjalan persiapan pembukaan pesantren jugadilakukan Rapat-rapat yayasan menghasilkan keputusan perlunyasegera dibentuk suatu badan pengelola Maka kemudian dicarilahtenaga-tenaga yang siap untuk menjalankannya Seperangkatkepengurusan dipersiapkan dan tepat tanggal 17 Juli 1988 pondokPesantren Al Hamidiyah dibuka Pesantren menerima murid pertamasebanyak 150 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 120 untuk MadrasahTsanawiyah Dari jumlah tersebut 75 santri putra dan 40 santri putribermukim di asrama Pendirian pondok pesantren sejalan dengan usahakementerian agama saat itu untuk mengadakan proyek percontohanpendidikan madrasah dengan materi pendidikan terdiri dari 70substansi agama dan 25 substansi umum yang disebut MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus)8

Membangun pondok pesantren bukan sekedar membangunbangunan fisik belaka Tapi lebih dari itu adalah membangun manusiamempersiapkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman9 Saatbanyak pesantren berlomba mencetak santri yang pandai wiraswastaatau menguasai teknologi Al Hamidiyah tetap dengan misi utamanya

7 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20148 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20149 Hal ini disampaikan oleh menteri agama Munawwir Sadzali pada

acara peresmian yang dihadiri alim ulama pemerintah dan tokoh masyarakatMenteri Agama juga menyatakan bahwa program yang menekankan pengajaranbidang studi agama adalah jawaban atas kelangkaan ulama yang sedangdirasakan umat Islam dewasa ini khususnya di Indonesia

Praktik Personal Higiene Santri 97

yaitu mencetak ulama Kehadiran Al Hamidiyah sebagai pesantrensalafiyah di tanah air terbilang baru dibandingkan pesantren salaf lainseperti pesantren Tebu Ireng Jombang Lirboyo Kediri atau pesantrensalafiyah lain Kendati begitu Al Hamidiyah mengalami perkembanganyang pesat Beragam tingkat pendidikan digelar mulai dari tamankanak-kanak (TK) hingga Tarbiyah Muallimin-Muallimat (TMM) yangsetara dengan madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Jumlahsantrinya mencapai ribuan orang Semula hanya warga Jabotabek yangmendaftar Namun belakangan santri dari luar daerah pun bermunculan

Sebagai pesantren salaf kitab klasik atau kitab kuning adalahmenu utama Kitab klasik yang dikaji para santri antara lain Talim al-Mutaallim Arbarsquoin al-Nawawi al-Jawahir al-Kalamiyah Wasaya li al-Abnarsquo Matan al-Ghayah al-Taqrib al-Amthilah al-Tasrifiyah Nadzamal-lsquoImriti al-Mutammimah Tafsir Jalalain dan Husun ul-HamidiyahTenaga pengajar terdiri dari para kyai ustadz dan sarjana lulusanperguruan tinggi negeri atau swasta dalam dan luar negeri Ada jugaalumni yang ikut nimbrung mengajar

Al Hamidiyah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dipesantren Sebagaimana harapan almarhum kyai Sjaichu pesantren AlHamidiyah tidak saja berkutat pada pengembangan ilmu keagamaansemata Pondok pesantren Al Hamidiyah juga mengembangkanpendidikan lain seperti TK TPQ MTs MA pengajian pesantrenmajelis tarsquolim bahasa Arab komputer perpustakaan klinik dankoperasi Pondok pesantren Al Hamidiyah memiliki lembaga bahasaArab dan bahasa Inggris Sebagai penunjang pendidikan formalterdapat program ekstrakurikuler seperti marching band pramuka hajirmarawis qasidah lembaga al-Quran dan dakwah tata boga danolahraga Dengan demikian Al Hamidiyah memadukan sistempesantren salaf dan pendidikan modern yang lazim dikenal dengansistem salafiyah ashriyah10

Pesantren Al Hamidiyah menggunakan kurikulum dan sistempembelajaran tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dan kurikulumberbasis kompetensi tahun 2004 Sistem pendidikan integral pesantren

10 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

98 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan prosespendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untukmencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren Hingga saat iniPondok Pesantren Al Hamidiyah mempunyai beberapa jenjangpendidikan11 Pertama Kelompok Bermain (Play Group) dan TamanKanak-kanak (TK) Play group resmi dibuka pada 18 Juli 1991Sedangkan TK resmi dibuka pada 18 Juli 1991 Tujuan utamanya adalahuntuk pembentukan sikap watak dan kepribadian anak yang berahlakulkarimah menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri melalui aktivitaspembelajaran yang kreatif dalam bentuk permainan yang menyenangkansesuai dengan kondisi anak usia bermain Kedua Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang diresmikan pada 17 Juli 1991 TPQ adalahpendidikan non-formal yang menerapkan kurikulum paduan antaraLPPTKA dengan kurikulum muatan lokal pesantren Ketiga SekolahDasar Islam Terpadu (SDIT) Al Hamidiyah yang dibuka pada 17 Juli2003 SDIT ini menggunakan Kurikulum Berbasis Teknologi denganmenekankan ketercapaian kompetensi murid Pembelajaran ditujukanuntuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dandiadakan program perbaikan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajarKeempat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setaraf dengan SMPdengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan Depag denganditambah muatan-muatan kepesantrenan Jumlah santri MTs adalahsebanyak 382 orang Kelima Madrasah Aliyah (MA) yang setarafdengan SMU ditambah muatan-muatan kepesantrenan dengan jumlahsantri MA adalah sebanyak 270 orang Ke-enam Perguruan Tinggi(Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dengan jenjang S1 dan D-III12

Visi pondok pesantren Al Hamidiyah adalah mencetak ulamakarena ulama memiliki pengertian sebagai pewaris nabi Karenanyadalam keseharian santri Al Hamidiyah dilatih mempraktikkan carahidup berdasar ajaran Nabi Muhammad Saw Al Hamidiyah jugamengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadappengajar Hal ini dikarenakan sebelum mengulama-kan santri guruharus mengulamakan diri sendiri Demi tujuan tersebut pesantren

11 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201412 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

Praktik Personal Higiene Santri 99

menerapkan praktik muhadarah (ceramah) ke tengah masyarakatProgram yang disebut kegiatan pengabdian masyarakat (KPM) inidilakukan sepekan sekali Kegiatan ini semula hanya dilaksanakan disekitar Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi Namun saat inikegiatan tersebut sudah merambah ke Jawa Timur dan Bali13 Sumberair bersih utama yang digunakan adalah sumur borpompa

2 Pondok Pesantren Qothrotul FalahPondok pesantren Qothrotul Falah secara resmi didirikan pada

tahun 1991 oleh KH Achmad Syatibi Hanbali Lokasi pesantren beradadi sekitar pemukiman penduduk daerah pedesaan tepatnya di jalanSampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung Kecamatan CikulurKabupaten Lebak Provinsi Banten 42356 Lokasi pondok pesantren adadi perdesaan atau rural (wilayah yang mempunyai kegiatan utamapertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukimanperdesaan) terletak di sekitar permukiman penduduk Pesantren iniberdiri dengan visi bernuansa islami unggul dalam presentasimenjunjung tinggi tradisi santun dalam bersikap diminati masyarakatdan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan14

Awalnya KH Hanbali ayah dari KH Achmad Syatibi Hanbaliyang masih berstatus lajang dan baru berumur 26 tahun pada tahun 1961membentuk majlis mudzakarah kecil-kecilan KH Hanbali dalam majlistersebut mengajarkan kitab-kitab sumber keagamaan dalam berbagaibidang baik bidang fikih bidang tauhid dan bidang taSawuf15 Sebagaiseorang tokoh agama yang kharismatik pendirian majlis tersebutdimaksudkan untuk memenuhi pendidikan keagamaan yang mampu

13 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201414 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201315 Dalam bidang fikih diajarkan kitab Kifayah al-Akhyar Irsquoanah al-

Thalibin Kasyifah al-Saja Safinah al-Najah Fath al-Wahhab Fath al-MursquoinRiyadh al-Badirsquoah dll Bidang tauhid yang diajarkan adalah kitab Fath al-Majid Kifayah al-lsquoAwwam dll Bidang taSawuf KH Hanbali mengajarkankitab Ihyarsquo Ulum al-Din Bidayah al-Hidayah Minhaj al-lsquoAbidin Kifayah al-Adzqiyarsquo Nashaih al-lsquoIbad Sullam al-Taufiq dll Lihat Profil PondokPesantren Qothrotul Falah Banten 2013

100 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencetak kader-kader ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agamadan negara berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan amanah

Pada tahun 1961 KH Hanbali semula hanya bermaksudmengamalkan ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnyaPada perkembangan selanjutnya KH Hanbali berfikiran untukmendirikan lembaga pendidikan agama yang independen Kemudianlahirlah Pondok Pesantren Qothrotul Falah16

Pada 1991 atas harapan dan desakan masyarakat pada lembagapendidikan yang berkualitas KH Achmad Syatibi Hanbali besertasesepuh masyarakat yang diwakili Drs H Achmad Djazuli (almarhum)mendaftarkan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ke Kantor NotarisNuzwar SH dengan No 08 31 Juli 1991 untuk dibuatkan aktependirian ponpes secara resmi Pondok Pesantren Qothrotul Falah daritahun ke tahun terus menuai perkembangan pesat Ini terlihat darijumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun menimba ilmu umum(MTs dan SMA) yang terus bertambah Seiring kuantitas santri yangkian bertambah itu sarana pendidikanpun kian banyak Gedung-gedungasrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitarPonpes

Figur sentral seorang kyai sangat dibutuhkan dalam pengelolaanPondok Pesantren Karena itu KH Achmad Syatibi Hanbali sebagaifigur sentral Ponpes harus pandai-pandai menyaring aneka usulan dariberbagai kalangan KH Achmad Syatibi Hanbali tidak segan-segan dansungkan-sungkan berdialog dengan masyarakat dan para santri tentangapa-apa yang menjadi kekurangan di Ponpesnya agar kekurangantersebut dapat diminimalkan

Pondok Pesantren Qothrotul Falah menerapkan sistem kurikulumterpadu yaitu kurikulum dari KemdiknasKemenag denganpengembangan kurikulum pesantren yaitu madrasah diniyah danpengajian kitab kuning Jenjang pendidikan pada pesantren QothrotulFalah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Atas(SMA) madrasah diniyah kitab kuning Saat ini total jumlah santriMTs dan SMA adalah sebanyak 242 terdiri dari santri MTs sebanyak

16 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 2013

Praktik Personal Higiene Santri 101

114 orang dengan pembagian santri putra 51 orang dan santri putri 77orang ditambah jumlah santri SMA sebanyak 128 orang denganpembagian santri putra 61 orang dan santri putri 53 orang Sedangkanjumlah tenaga pengajar adalah sebanyak 43 orang Selain itu terdapatbagian keamanan guru dan pembina kamar guna memantau keseharianmereka Jika terdapat pelanggaran oleh santri maka akan diberikansanksi sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan Sanksi yang diberikanberupa sanksi ringan sedang maupun sanksi yang berat sepertipengeluaran dari pesantren Hal ini tentunya dilakukan setelahdilakukan perjanjian dan pembuatan komitmen dengan wali santriSemua ini dimaksudkan sebagai bagian dari pengendalian sosial17

Sistem pengajaran di pondok pesantren Qothrotul Falah padaawalnya sangat kental dengan nuansa dan pendekatan salafi Pengajiankitab kuning dilakukan dengan sistem sorogan (santri membaca kitab dihadapan guru) sistem bondongan (guru membaca kitab di hadapan parasantri) dan sistem musyawarah ala pondok pesantren klasik Namunseiring tuntutan zaman yang kian kompetitif pihak pengelola pesantrenkemudian memasukkan sistem pengajaran bahasa Arab modern bahasaInggris mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA) dan berbagaikegiatan ekstra Kegiatan ekstra yang diajarkan meliputi hidupberorganisasi kepramukaan PMR (Palang Merah Remaja) paskibraolah raga drum band kesenian marawis kasidah komputer muhadarahdan qirarsquoah al-Qurrsquoan Para santri dituntut menguasai keilmuan moderndi samping harus menguasai keilmuan salaf18 Adat-istiadat tentu jugadiadopsi oleh pesantren seperti dibaan ngupat pada pertengahan bulanRamadhan Pesantren menganggap adat ini sebagai kebiasaan baik yangtetap perlu dilakukan Pihak pesantren menilai sesuatu sebagai hal yangbaik apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadis Hal yang tidak baikadalah yang menyalahi keduanya Hal ini seringkali ditekankan pihakpesantren dalam berbagai kesempatan pengajian kultum dan lain lain

17 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

18 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

102 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pesantren ini berada di tanah seluas 21000m2 dengan luasbangunan 15000 m2 Secara fisik pesantren ini mempunyai beberapabangunan permanen yang terdiri dari sebuah masjid sebuah gedungutamakantor gedung belajar sekolahtempat belajar sebanyak 10bangunan empat asrama putra dan 14 asrama putri serta beberapabangunan yang digunakan sebagai laboratorium IPA perpustakaankoperasi dan ruang guru19 Guna memenuhi kebutuhan listrik seluruhpondok pesantren Qothrotul Falah digunakan sumber daya listrik dariPLN dan generator yang digunakan jika listrik PLN padam20

Sementara interaksi sosial antar santri anggota pondok danmasyarakat di lingkungan sekitar Pesantren Qothrotul Falah dirasasangat bagus Masyarakat sekitar pesantren turut shalat berjamaah dimasjid pesantren Masyarakat juga sering melibatkan santri dalam acaratasyakuran tahlilan atau kegiatan lain Kesenian santri seperti marawisjuga biasa tampil pada kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar Begitupula sebaliknya pihak pesantren tidak jarang melibatkan masyarakatdalam beberapa program pesantren

Bicara kemakmuran di pesantren tentu saja tidak mudah dansangat tergantung pada sumber daya yang ada dan jumlah santriPesantren Qothrotul Falah mempunyai unit usaha berupa koperasi danbengkel Usaha pesantren dijalankan sepenuhnya untuk kepentinganpesantren dan para guru21 Pemenuhan kebutuhan guru dan pesantrendimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar karenapendidikan dan akhlak para santri sepenuhnya menjadi tanggungjawabpesantren Pesantren memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadasantri untuk mengakses seluruh informasi yang ada di pesantren Secaramoral pesantren juga bertanggungjawan mengarahkan santri menjadipribadi yang baik

19 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

20 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

21 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

Praktik Personal Higiene Santri 103

Terkait dengan kesehatan santri Pesantren Qothrotul Falah tidakmemiliki poskestren Namun demikian pihak pesantren bekerjasamadengan puskesmas kecamatan Sedangkan fasilitas kesehatan terdekatadalah bidan yang membuka praktik tidak jauh dari lokasi pesantren22

Terkait informasi tentang kesehatan kepada santri di pesantren terdapatpegawai kesehatan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan KabupatenLebak yang mengadakan kegiatan berkala di pesantren Bahkanterkadang ada ahli gizi dari puskesmas memberikan penyuluhan tentanggizi kesehatan reproduksi kesehatan lingkungan dan lain sebagainya23

Secara doktrinal pihak pesantren telah menanamkan ajaran-ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan24

Pesantren melakukan kerjabakti untuk menjaga kebersihan danmelakukan cek kesehatan sepekan sekali Jika terdapat santri yang sakitsehari dua hari maka akan ditangani oleh tim kesehatan pesantren ataulangsung dibawa ke puskesmas atau bidan tergantung jenis sakit yangdiderita Santri senantiasa ditekankan untuk menjaga diri dari najis yangringan najis sedang dan najis berat Kebersihan dilakukan denganpenjadualan piket kamar lingkungan kapling masjid kamar mandi dllPesantren juga mendirikan ldquoGerakan Santri Pedulirdquo yang tugasutamanya adalah membersihkan lingkungan dan penanaman pohonbunga

Sementara fasilitas lain guna mendukung proses pembelajaranPesantren Qothrotul Falah memiliki beberapa ruang kelas ruang belajarkamar tidur ruang makan kamar mandi ruang cuci baju jemuran toiletdan lain-lain Semua ruangan tersebut memiliki ventilasi yang cukupNamun demikian tempat cuci tangan belum tersedia sepenuhnya di

22 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

23 Pesantren menganggap keberadaan sebuah poskestren dalam sebuahpesantren merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan Jumlah santri yangbanyak memungkinkan terjadinya pola hidup yang kurang sehat Selain itu jugauntuk mempermudah penanganan jika ada santri yang terkena sakit Lebihjelasnya bisa dilihat dalam kuesioner Pondok Pesantren Qothrotul Falah

24 Dalam hadis disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dariiman Selain itu terdapat hadis yang menerangkan perlunya memanfaatkanmasa sehat sebelum datang masa sakit

104 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sejumlah ruangan yang ada Tempat cuci tangan hanya tersedia di ruangmakan dan asrama guru dan lapangan futsal25 26 Pengurus PesantrenQothrotul Falah menjelaskan bahwa kondisi fisik pondok pesantrenmempengaruhi kemampuan santri untuk berperilaku higiene Diakuioleh pihak pesantren bahwa masih banyak kekuarangan dalam saranadan prasarana yang dimiliki pesantren Bangunan yang ada masih jauhdari standar kesehatan Namun pesantren berupaya membuat bangunanterbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh pemberi dana Pesantrenjuga tidak memiliki tenaga kesehatan khusus untuk menangani santriyang sakit

Terkait pembuangan limbah Pesantren Qothrotul Falah memilikisarana pembuangan limbah dengan saluran pembuangan yang terbukaPembuangan kotoran dalam septic tank tertutup Sedangkanpembuangan sampah dilakukan secara terbuka Sampah yang adadikelola menjadi kompos dan sebagian lagi dibakar Adapun jenis bahanbakarenergi utama yang digunakan untuk memasak di PesantrenQothrotul Falah adalah gas elpiji dan kayu bakar27

Sementara dalam hal ketersediaan air bersih sumber air bersihutama Pesantren Qothrotul Falah adalah sumur borpompa Pesantrenmenyediakan banyak kran air untuk wudhu dan mencuci untuk parasantri sehingga untuk sarasa air bersih dirasa sudah mencukupi Sumberair tambahan adalah berupa satu kulah dengan ukuran plusmn20x4 m2 Kulahyang ada terbuat dari tanah yang digunakan untuk menampung air hujandan dipergunakan untuk mencuci mandi serta berwudhu Kulah dipakaibersama-sama oleh santri laki-laki Kulah akan menampung banyak airpada saat musim hujan dan mengering pada saat musim kemarau Airkulah berwarna coklat karena bercampur tanah liat28 Dari segikebersihan tentu kurang maksimal karena air kulah biasnya dipakaisecara bersama-sama oleh banyak santri Tidak jarang terdapat santri

25 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

26 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201327 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten Nopember 201428 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten tanggal 2 November 2014

Praktik Personal Higiene Santri 105

yang kondisinya tidak sehat secara fisik dan kemudian berpengaruhpada santri lain

Pesantren menganggap bahwa kesucian air dalam kulah tak perludiragukan selama airnya melebihi dua kulah29 Jadi kebersihan dankesucian dua hal berbeda Kotor belum tentu tidak suci tapi jelas tidaksehat Dalam konteks suci badan dan tempat bukan suci batin suciberarti tidak ada najis baik najis ringan najis sedang maupun najisberat Sedangkan bersih berarti ketiadaan kotoran yang mengganggukesehatan dalam diri seseorang dalam hal ini santri Kotoran bisaberupa sampah kotoran hewan kekumuhan dan sejenisnya Pelaksanaanibadah apapun tanpa kebersihan fisik dan batin tidak akan diterimaOleh karenanya diterimanya ibadah juga tergantung pada kebersihanJika ibadah adalah wujud nyata pelaksanaan keimanan maka sarananyajuga menjadi bagian dari keimanan itu sendiri30

Jumlah air banyak atau sedikit akan berpengaruh pada carapenggunaannya dalam bersuci Terdapat kelonggaran dalam penggunaanair yang banyak dalam bersuci selagi karakter air aslinya tidak berubahTetapi pada air yang sedikit terdapat beberapa ketentuan yang berlakuAir banyak seringkali disebut dengan ldquodua qullahrdquo Pada umumnyamenggunakan ukuran volume benda cair dengan liter meter kubik ataubarrel Istilah qullah adalah ukuran volume air yang digunakan padamasa Rasulullah sewaktu masih hidup Dalam kitab fiqih TuhfatutThullab dan Fathul Qaribul Mujib disebutkan bahwa ukuran volumedua qullah adalah 500 rithl atau liter yang digunakan oleh orangBaghdad

Para ulama kontemporer mencoba mengukur dua qullah denganbesaran yang banyak digunakan sekarang Dua qullah dalam ukuranmasa kini kira-kira sejumlah 270 liter Air sejumlah itu apabila terpercikoleh air bekas wudhu maka air tersebut akan tetap suci dan mensucikanSelama air tersebut tidak berubah karakter aslinya (warna bau sertarasa) karena terkena najis maka tetap bisa digunakan untuk berwudhu

29 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten tanggal 2 November 2014

30 Keterangan ini disampaikan oleh pimpinan Pesantren QothrotulFalah Lihat kuesioner penelitian

106 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

lagi Tetapi apabila air dalam wadah kurang dari 270 liter digunakanuntuk berwudhu atau mandi janabah kemudian kemasukan air yangsudah digunakan untuk berwudhu maka air itu dianggap mustalsquomal(sudah digunakan) Air tersebut suci secara fisik tapi tidak bisadigunakan untuk bersuci walaupun masih bisa digunakan untukkeperluan lain seperti mencuci tangan biasa

Kondisi air di ember tetap suci mensucikan jika tidak ada airbekas bersuci atau barang najis yang masuk ke dalamnya Tetapi jikasudah terkena air bekas bersuci atau barang najis mata status airtersebut menjadi mustalsquomal (air yang sudah terpakai bersuci) ataumenjadi mutanajjis (air terkena najis) Dikatakan mustalsquomal apabila airdalam ember tersebut terciprat atau terpercik air bekas bersuci sepertiberwudhu Artinya air dalam ember tersebut tidak bisa lagi digunakanuntuk bersuci seperti untuk mandi janabah diambil untuk berwudhuatau membersihkan hadas saat buang air besar Jika air dalam emberterciprat najis misalnya kemasukan kotoran cicak atau terciprat airkencing kita maka status air dalam ember tersebut menjadi mutanajjisAir dalam ember tersebut tidak bisa digunakan lagi baik untukmembersihkan maupun untuk diminum Hal yang patut diwaspadaiadalah air wudhu yang menetes di ember sementara ember tersebutberukuran kecil yang menampung air kurang dari dua qullah karena airember menjadi mustalsquomal Berbeda halnya dengan air yang keluar darikran Air kran lebih aman jika kita gunakan untuk berwudhu

Dengan demikian air dalam fungsinya untuk bersuci dapatdibedakan menjadi dua Pertama air yang dapat digunakan untukbersuci yaitu air tahhir mutahhir (air suci dan mensucikan) Kategoriini adalah air yang bisa digunakan untuk bermacam-macam fungsi(multifungsi) Air jenis ini bisa digunakan untuk keperluan makanminum dapat digunakan untuk menghilangkan najis dan aktivitasberwudhu serta mandi janabah Syarat air suci dan mensucikan adalah(1) Belum pernah dipakai untuk bersuci sebelumnya Air yang sudahterpakai dan kurang dari dua qullah serta telah dipakai untuk berwudhutidak dapat (sah) digunakan berwudhu lagi Air tersebut masih dianggapsuci namun tidak mensucikan (2) Air yang tidak tidak mengalirterhitung banyak jika memenuhi ukuran minimal dua qullah (3) Air

Praktik Personal Higiene Santri 107

mutlak definisi air mutlak di dalam Fiqih Lima Mazhab karya MJawad Mughniyah adalah air yang menurut sifat asalnya Sebagaicontoh adalah air yang turun dari langit atau keluar dari bumi air hujanair laut air sungai air telaga Begitu juga air yang masih tetap namanyawalaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari Sesuatu yangsulit dihindari sehingga tidak merubah kesucian air adalah seperti tanahdebu atau sebab lain seperti kejatuhan daun Menurut kesepakatanulama air mutlak adalah suci mensucikan

Kedua air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci Kategori inidibedakan menjadi air mustalsquomal dan air mutanajjis Air mustalsquomaladalah air yang telah digunakan untuk keperluan bersuci baik dalamberwudhu mandi maupun mencuci najis Kendati air mustalsquomal adalahsuci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi Air tersebut bisadiistilahkan dengan air tahhir ghairu mutahhir Status air mustalsquomalbisa digunakan untuk minum dan membersihkan benda-benda yangtidak najis Terkecuali jika jumlah mustalsquomal tersebut lebih dari duaqullah maka air tersebut tetap suci mensucikan selama tak terkena najisyang membuatnya berubah dari salah satu karakter aslinya seperti baurasa maupun warna Sementara air mutanajjis adalah air yang kurangdari dua qullah dan terkena najis Bisa dikatakan air mutanajjis pula airyang lebih dari dua qullah tapi terkena najis hingga berubah salah satusifat asli airnya Air seperti ini sama sekali tidak bisa digunakan baikuntuk dikonsumsi baik makan maupun minum dan aktivitas bersuciJika air ini digunakan maka benda apapun yang terkena cipratan atauguyuran airnya menjadi najis pula31

B Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren AlHamidiyahPraktik personal higiene santri merupakan penjelasan secara rinci

tentang karakteristik masing-masing responden di pondok pesantrenPraktik personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah akandiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsiresponden karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

31 Wahbah Az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

108 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Al Hamidiyah seperti yang disajikan pada tabel 31

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikapdan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2998 300 62 17-42Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai mean atau ukuran rata-ratapengetahuan responden di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah 2998skor tertinggi 42 dan skor terendah 17 Nilai rata-rata skor pengetahuandidapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semua pertanyaantentang pengetahuan terhadap personal higiene di pondok pesantrenmelalui kuesioner yang diberikan mencakup 13 pertanyaan32

Mean average adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil darijumlah semua nilai pengukuran dibagi banyaknya pengukuranKeuntungan nilai mean adalah mudah menghitungnya dan melibatkanseluruh data dalam perhitungan Namun kelemahan dari nilai meanadalah sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim tinggimaupun rendah Oleh karena itu pada kelompok data yang mempunyainilai ekstrim atau distribusi data yang miring mean tidak dapatmewakili rata-rata kumpulan nilai pengamatan

Nilai median pengetahuan adalah 30 selanjutnya nilai medianmerupakan nilai yang dipakai untuk menentukan cut of pointpengetahuan responden karena distribusi data mempunyai nilai ekstrimatau tidak normal artinya nilai pengetahuan dikatakan baik jikamempunyai skor ge nilai median dan dikatakan kurang jika lt nilai medianMedian adalah nilai dimana setengah banyaknya pengamatan

32 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan pengetahuanresponden tenteng personal higiene

Praktik Personal Higiene Santri 109

mempunyai nilai dibawahnya dan setengahnya lagi mempunyai nilai diatasnya Penghitungan median hanya mempertimbangkan urutan nilaihasil pengukuran beda besar antar nilai diabaikan sehingga mediantidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim33 Standar deviasi didapatkan dariperbedaan rentang nilai dari masing-masing responden Makin besarstandar deviasi maka makin besar rentang nilai antar masing-masingresponden dan semakin besar variasi nilai begitu juga sebaliknya Nilaiminimal dan nilai maksimal merupakan nilai terendah dan nilai tertinggidari semua responden

Tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata skor sikapsantri adalah 2841 skor terendah 22 dan tertinggi 33 Nilai rata-rataskor sikap didapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semuapertanyaan tentang sikap responden terhadap personal higiene dipondok pesantren melalui kuesioner yang diberikan mencakup 11pertanyaan Sedangkan nilai median sikap adalah 29 yang selanjutnyamerupakan nilai cut of point sikap responden terhadap personalhigiene34

Selanjutnya tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rataskor perilaku adalah 1938 skor perilaku paling rendah 15 dan tertinggi21 Nilai rata-rata skor perilaku didapatkan dari rata-rata jawabanresponden atas semua pertanyaan tentang praktik responden terhadappersonal higiene di pondok pesantren melalui kuesioner yang diberikanmencakup 17 pertanyaan35 Sedangkan nilai median perilaku adalah 20yang selanjutnya merupakan nilai cut of point perilaku respondenterhadap personal higiene di pondok pesantren

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Al

Hamidiyah meliputi distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

33 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007) hal 72

34 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan sikap respondenterhadap personal higiene

35 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan responden terhadapperilaku personal higiene

110 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

distribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrenfrekuensi sakit distribusi pengetahuan sikap perilaku

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren AlHamidiyah disajikan pada tabel 32

Tabel 32 Distribusi Respondenberdasarkan Jenis kelamin di Pesantren Al Hamidiyah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 23 411Laki-laki 33 589

Total 56 100

Tabel 32 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin tampakbahwa responden perempuan lebih sedikit yaitu 411sedangkan responden laki-laki lebih banyak yaitu 589

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren Al Hamidiyahdisajikan pada tabel 33

Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggaldi Pesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 100 122 0-5

Praktik Personal Higiene Santri 111

Berdasarkan tabel 33 tampak bahwa rata rata umur responden dipondok pesantren Al Hamidiyah adalah 1563 tahun Umur tertuaadalah 17 tahun dan termuda 15 tahun dengan standar deviasi062 Berdasarkan jumlah teman sekamar rata-rata temansekamar responden 1414 teman sekamar paling banyak 18 orangdan paling sedikit 8 orang dengan standar deviasi 27Berdasarkan peraturan dalam keputusan menteri pekerjaan umumno 306KPTS1989 dikatakan bahwa standar ukuran sebuahkamar tidur adalah 3m x 3m dengan penghuni 1-2 orang36 37

Rata-rata lama responden tinggal di pondok pesantren AlHamidiyah adalah 2866 (29 bulan) Paling lama tinggal dipesantren 48 bulan dan paling sebentar tinggal dipesantren 4bulan dengan standar deviasi 1611 Frekuensi respondenmenderita sakit rata-rata 145 kali dengan standar deviasi 122Nilai frekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernahsakit dan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernahmengalami 5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren Distribusi responden yang sakit adalah sebanyak750 dengan frekuensi terbanyak adalah 1 kali sakit (339)kemudian diikuti oleh 3 kali sakit (196) 2 kali sakit 179dan selebihnya merata yaitu 4 kali dan 5 kali sakit masing-masing18 Sedangkan yang tidak pernah sakit sebanyak 250

c Distribusi Pengetahuan sikap dan perilakuGambaran pengetahuan sikap dan perilaku responden di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 34

36 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia KeputusanMenteri Pekerjaan Umum No 37 Jakarta 1989

37 Kementerian Permukiman Republik Indonesia Keputusan MenteriPermukiman No 403KptsM2002 tentang Prasarana Wilayah Jakarta 2002

112 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

PengetahuanBaik 41 732Kurang 15 268

Total 56 100

SikapBaik 34 607Kurang 22 393

Total 56 100

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 100

Tabel 34 menunjukkan bahwa berdasarkan distribusipengetahuan tampak sebagian besar responden di pondokpesantren Al Hamidiyah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu732 sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya268 Berdasarkan distribusi sikap tampak bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaisikap yang baik yaitu 607 dan 393 sisanya mempunyaisikap kurang Menurut distribusi perilaku terlihat bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaiperilaku yang baik yaitu 821 dan hanya 179 responden yangmempunyai perilaku kurang terhadap personal higiene

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Al Hamidiyah meliputi tingkat pendidikan ibu tingkat pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga seperti yangdisajikan pada tabel 35

Praktik Personal Higiene Santri 113

Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Al Hamidiyah

Pada tabel 35 terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu makasebagian besar ibu responden mempunyai pendidikan tinggi yaitu 964dan hanya 36 yang mempunyai pendidikan rendah Begitu jugadengan distribusi pendidikan ayah menunjukkan bahwa sebagian besarayah responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 964 dan hanya36 yang berpendidikan rendah Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebihbanyak yaitu 554 sedangkan 446 bekerja Ibu dikategorikanbekerja jika ibu meninggalkan rumah setiap hari untuk bekerja di luarrumah untuk mendapatkan penghasilan dan dikatakan tidak bekerja jikaibu hanya ibu rumah tangga yang tidak ada kegiatan rutin yangmenghasilkan uang di luar rumah Ibu tidak bekerja dikategorikan tidakberesiko terhadap perilaku personal higiene responden karenamempunyai kesempatan mendidik anak

Pada tabel 35 juga terlihat bahwa berdasarkan distribusipekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah responden bekerjayaitu 768 dan hanya sebagian kecil yang tidak bekerja yaitu 232

Variabel KategoriResponden

n

Pendidikan IbuTinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pendidikan Ayah Tinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Total 56 100

Pekerjaan AyahBekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

Total 56 100PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

114 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi pendapatan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besarresponden mempunyai keluarga berpendapatan tinggi yaitu 946 danhanya sebagian kecil keluarga responden yang berpendapatan rendahyaitu 54

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Al Hamidiyah

meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan danpanu) dan pelayanan kesehatan Prevalensi penyakit adalah angkakejadian kesakitan yang pernah dialami responden atau santri dalam 6bulan terakhir selama tinggal di pondok Prevalensi penyakit di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 36

Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Total 56 100

SkabiesTidak 36 643Ya 20 357

Total 56 100

Batuk PilekTidak 28 500Ya 28 500

Total 56 100

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Total 56 100

DemamTidak 38 679Ya 18 321

Total 56 100

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100

Praktik Personal Higiene Santri 115

Pada tabel 36 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 750 dan hanya 250 yangmengalami gatal-gatal Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa lebih banyak responden yang tidak mengalamiskabies yaitu 643 dan 357 yang mengalami skabies Distribusistatus penyakit berdasarkan kejadian batuk pilek tampak sama yaituresponden yang mengalami batuk pilek sebanyak 500 dan yang tidakmengalami batuk pilek 500 Distribusi kejadian diare menunjukkanbahwa sebagian besar responden tidak mengalami diare yaitu 839 danhanya 162 yang mengalami diare Distribusi status penyakitberdasarkan kejadian demam maka tampak bahwa responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak yang tidak mengalami demamyaitu 679 dan hanya 321 yang mengalami demam

Pada tabel 36 juga memperlihatkan bahwa berdasarkan distribusikejadian penyakit lain tampak lebih banyak responden yang tidakmengalami yaitu 589 dibandingkan 411 responden yangmengalami

Untuk distribusi responden yang pergi berobat ke pelayanankesehatan pada saat mengalami sakit tabel 36 memperlihatkan bahwajumlah responden yang memanfaatkan layanan kesehatan lebih banyakyaitu 571 sedangkan yang tidak sebanyak 429 Urutan fasilitaskesehatan yang didatangi responden untuk berobat pada saat sakitadalah puskesmas sebanyak 964 dokter praktik sebanyak 893poskestren 750 dan Rumah Sakit sebanyak 589 Respondendikatakan berobat jika pergi ke pelayanan kesehatan yaitu PoskestrenRumah sakit umum Rumah sakit swasta Puskesmas pustu Klinikbalai kesehatan Dokter praktik Perawat praktik atau Bidan praktikdan dikatakan tidak berobat jika responden tidak pergi berobat atauberobat ke dukun dan atau pergi berobat ke orang pintar

116 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren QothrotulFalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah praktik

personal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah jugadiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsisampel karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 37

Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Qothrotul Falah

Pada tabel 31 tampak bahwa nilai rata-rata skor pengetahuanresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah 2692 Skorpengetahuan tertinggi 40 dan skor terendah 14 dengan standar deviasi708 Berdasarkan nilai rata-rata skor sikap responden adalah 2853Skor sikap paling tinggi adalah 32 dan skor paling rendah 23 denganstandar deviasi 209 Berdasarkan nilai rata-rata skor perilaku respondenadalah 1856 Skor perilaku paling tinggi yaitu 22 dan paling rendah 14dengan standar deviasi 17

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi distribusi jenis kelamin distribusi umur jumlah temansekamar lama tinggal di pesantren frekuensi sakit distribusipengetahuan sikap perilaku

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2692 290 708 14-40Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Praktik Personal Higiene Santri 117

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 38

Tabel 38 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin di Pesantren Qothrotul Falah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Total 41 100

Pada tabel 38 tampak bahwa berdasarkan jenis kelamin distribusijumlah responden perempuan di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yaitu 537 dan laki-laki 463

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 39

Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Qothrotul Falah

Variabel Mean Median SD Minimal-maksimal

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar 2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren 373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

Pada tabel 39 tampak bahwa berdasarkan umur responden dipondok pesantren Qothrotul Falah rata-rata 1366 tahun umur

118 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tertua adalah 16 tahun dan umur termuda 11 tahun denganstandar deviasi 167 Berdasarkan jumlah teman sekamarresponden rata-rata berjumlah 2268 (23) orang Teman sekamarpaling banyak adalah 30 orang dan paling sedikit 18 orangdengan standar deviasi 314 Berdasarkan lama responden tinggaldi pesantren rata-rata adalah 373 bulan tinggal di pesantrenpaling lama 5 bulan dan paling sebentar 3 bulan dengan standardeviasi 05 Berdasarkan frekuensi responden menderita sakitrata-rata 08 (1) kali Frekuensi sakit responden mulai dari 0 yangartinya tidak pernah sakit dan tertinggi 3 kali mengalami sakitselama 6 bulan terakhir dengan standar deviasi 071

c Distribusi Pengetahuan Sikap PerilakuGambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku responden dipondok pesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 310

Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

Total 41 100

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Total 41 100

PerilakuBaik 24 585

Kurang 17 415

Total 41 100

Pada tabel 310 tampak bahwa deskripsi responden berdasarkanpengetahuan maka sebagian besar responden mempunyaipengetahuan baik yaitu 610 sedangkan 390 mempunyaipengetahuan kurang Deskripsi responden berdasarkan sikap

Praktik Personal Higiene Santri 119

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikapbaik yaitu 683 sedangkan 317 mempunyai sikap kurangDeskripsi responden berdasarkan perilaku menunjukkan bahwalebih banyak responden yang mempunyai perilaku baik yaitu585 sedangkan 415 mempunyai perilaku kurang

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Qothrotul Falah meliputi tingkat pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga yang disajikanpada tabel 311

Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

Jumlah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Total 41 100

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Total 41 100

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Total 41 100

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

Total 41 100PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Pada tabel 311 terlihat bahwa karakteristik orang tuaberdasarkan pendidikan ibu maka sebagian besar ibu respondenmempunyai pendidikan rendah yaitu 610 dan 390 ibu mempunyaipendidikan tinggi Distribusi karakteristik orang tua berdasarkanberpendidikan ayah maka lebih banyak ayah yang mempunyai

120 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan rendah yaitu 561 dibandingkan dengan yang mempunyaiberpendidikan tinggi sebesar 439 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar responden mempunyai ibuyang tidak bekerja yaitu 683 sedangkan ibu bekerja hanya sebesar317 Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan ayahlebih banyak ayah yang bekerja yaitu 585 dibandingkan dengan ayahyang tidak bekerja sebesar 415 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pendapatan keluarga bahwa lebih banyak keluarga yangmempunyai pendapatan rendah yaitu 659 sedangkan respondendengan keluarga berpendapatan tinggi sebesar 341

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare demam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsandan panu) dan pelayanan kesehatan Deskripsi angka kejadian kesakitanyang pernah dialami santri dalam 6 bulan terakhir selama tinggal dipondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 312

Praktik Personal Higiene Santri 121

Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatalTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Total 41 100

Batuk PilekTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

DiareTidak 21 512Ya 20 488

Total 41 100

DemamTidak 36 878Ya 5 122

Total 41 100Prevalensi

Penyakit lainTidak 31 756Ya 10 244

Total 41 100PelayananKesehatan

Tidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Pada tabel 312 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 537 dan yang mengalami gatal-gatal sebesar 463 Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa responden di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak mengalami skabies yaitu 512 dan 488 tidakmengalami skabies Distribusi berdasarkan kejadian batuk pilek padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yang tidakmengalami yaitu 537 dan 463 yang mengalami batuk pilekDistribusi kejadian diare pada responden di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yang tidak mengalami diare yaitu 512 sedangkanyang mengalami diare 488 Distribusi kejadian demam padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah sebagian besar

122 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden tidak mengalami demam yaitu 878 dan yang mengalamidemam hanya 122 Distribusi kejadian penyakit lain (gastritis sakitgigi pingsan dan panu) sebagian besar responden tidak mengalamiyaitu 756 dan yang mengalami kejadian penyakit lain ada 244Tabel 312 juga memperlihatkan bahwa distribusi responden yangberobat ke pelayanan kesehatan pada saat sakit lebih besar yaitu 537Sedangkan yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan ada 463Adapun urutan tempat pelayanan kesehatan yang didatangi respondenuntuk berobat adalah dokter praktik sebanyak 970 Poskestrensebanyak 902 Rumah sakit sebanyak 878 dan Puskesmassebanyak 683

123

Bab IVFaktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Personal Higiene di Pondok PesantrenAl Hamidiyah dan Qothrotul Falah

eperti telah dikemukakan bahwa perilaku personal higieneadalah suatu pemahaman sikap dan praktik yang dilakukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan memelihara kebersihan dirimeningkatkan rasa percaya diri menciptakan keindahan dan mencegahtimbulnya penyakit1 Secara komprehensif kebersihan diri dimaksudkanadalah meningkatkan dan memelihara kebersihan badan kesehatanmulut rambut genitalia dan kuku mandi serta perawatan kulit2

Perilaku personal higiene santri pada studi ini merupakan variabeldependen yang menentukan nilai praktik kebersihan diri santri sehari-hari di pondok pesantren kemudian dihubungkan dengan semuavariabel independen yang diteliti untuk melihat keterkaitan hubungankedua variabel tersebut Nilai perilaku personal higiene santri meliputinilai praktik keseharian santri terhadap mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan berwudhu Sehingganilai perilaku merupakan nilai gabungan semua praktik kebersihan dirisantri sehari-hari di pondok pesantren baik kesehatan secara umum dandalam perspektif Islam

Lawrence Green tahun 1980 mengembangkan Teori Precedeuntuk menganalisa perilaku manusia dari segi kesehatan Bahwakesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokokyaitu behavior causes dan non behavior causes Precede merupakan

1 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

2 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

S

124 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

arahan dalam fase diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensipendidikan atau promosi kesehatan3 (1) Predisposing factors yaitufaktor-faktor yang mendasari terjadinya perilaku yang terwujud dalambentuk pengetahuan sikap keyakinan kepercayaan nilai-nilai budayaserta karakteristik individu (2) Enabling factors yaitu faktor-faktoryang memungkinkan terjadinya perilaku yang berwujud lingkungan fisikseperti ketersediaan fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (3)Reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang memperkuat terjadinyaperilaku yang terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yangmendukung seperti dukungan dari keluarga teman petugas kesehatanatau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilakumasyarakat Secara sederhana model precede Green adalah behaviormerupakan gabungan fungsi predisposing factors enabling factors danreinforcing factors Komponen kedua disebut Proceed for policyregulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development dibuat dengan strategi implementasiberbagai tindakan dasar yang dipelajari dari pengkajian pase awal4

Dengan menggunakan desain cross-sectional maka interpretasisetiap tabel distribusi hubungan yang ditampilkan adalah persentasebaris Dan hasil uji hubungan pada setiap angka yang terdapat nilai selkurang dari lima atau tidak memenuhi syarat uji chi-square maka ujiyang digunakan adalah fisherrsquos exact test5 Pada uji kenormalandidapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga prosedur ujiyang digunakan adalah dengan pendekatan uji statistik non parametrik6

Prosedur non parametrik mempunyai kelebihan bisa digunakan padadata dengan distribusi normal ataupun tidak normal pada data nominal

3 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

4 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

5Sopiyudin Dahlan Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012 hal 130

6 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FKMUniversitas Indonesia 2007) hal 92

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene125

ordinal interval maupun rasio7 Selanjutnya untuk mengetahui besaratau kekuatan hubungan dua variabel pada penelitian ini adalah denganmenginterpretasikan nilai odds ratio (OR) Odds adalah istilah yangmenunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi8

Selanjutnya untuk melihat peran dan kontribusi faktor-faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah dibahas secara mendalam tentang Faktor-faktor yangberpengaruh dan faktor dominan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah dan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktordominan terhadap perilaku personal higiene di pesantren QothrotulFalah

A Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan terhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap

perilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah diuraikanmenjadi dua bagian meliputi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah dan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku selanjutnya dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

a Predisposing factorsPredisposing factors atau faktor-faktor yang mendasari terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah adalahfaktor jenis kelamin pengetahuan dan sikap

7 Singgih Santoso Statistik Nonparametrik Konsep Dan AplikasiDengan Spss (Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010)

8 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 184

126 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1) Jenis kelaminHasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelaminresponden terhadap perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 41

Tabel 41 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179

Tabel 41 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh p value atau nilai p=029 artinya tidak ada hubunganyang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene di pesantren Al Hamidiyah nilai OR=039 Maka dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelaminperempuan dengan laki-laki dalam praktik kebersihan diri dipondok pesantren Al Hamidiyah atau tidak terbukti secarastatistik bahwa jenis kelamin perempuan lebih baik dalamberperilaku personal higiene di pesantren Al HamidiyahSecara konseptual berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasilpenelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa jeniskelamin laki-laki lebih berisiko tidak higiene dibandingkanperempuan Pada penelitian ini juga uji hubungan dilakukandengan variabel jenis kelamin perempuan diberi kodingberperilaku baik atau sebagai referensi pembanding artinyamembandingkan laki-laki terhadap perempuan dan jenis kelaminlaki-laki dianggap berisiko untuk berperilaku tidak higieneNamun pada tabel 41 tampak kecenderungan bahwa perilakupersonal higiene santri laki-laki lebih baik (879) dibandingkandengan santri perempuan (739)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene127

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan di negara Timur Tengah yaitu negaraPalestina pada tahun 2014 oleh Mohamed Rusli A Farid AWGhrayeb Mohd Ismail I Nahed F Ghrayeb Ayesha Al Rifaimenemukan bahwa 532 perempuan dan 1074 laki-laki tidakpernah mencuci tangan setelah menggunakan toilet9 Hasil yangsama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh BevinCohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson di New York City pada tahun 2011didapatkan hasil bahwa perempuan yang mencuci tangan setelahmenggunakan toilet lebih banyak yaitu 8710 dibandingkanlaki-laki yang hanya 653010 Dalam jurnal hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia Pessoa-Silva yang berjudulattitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates dikatakan bahwaperilaku hand hygiene yang merupakan bagian dari personalhigiene dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya gender11

Tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan hasil yang samadengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Marlina 2011 bahwatidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene dengan p value 07512 Temuan ini juga sejalan dengan

9 Mohamed Rusli A Farid AW Ghrayeb Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior and Hygiene-Related Facilitiesamong Ascool Adolescents in Palestine International Medical Journal 21(2014)

10 Bevin Cohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan GilmanSamuel L Seward Elaine Larson Determinants of Personal and HouseholdHygiene among College Students in New York City 2011 American Journalof Infection Control 40 (2012)

11 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 1

12Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah AbdiDarma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010 (Medan USU2010) hal 3

128 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hasil penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin denganprevalensi skabies Hasil penelitian Baur (2013) di India 13 danjuga Chosidow (2006) di Ingris14 menunjukkan bahwa wanitacenderung memiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar56 dibandingkan laki-laki Menurut kedua penelitian ini wanitamemiliki tingkat prevalensi skabies yang lebih tinggi didugadisebabkan beberapa faktor seperti sikap dan perilaku wanitayang lebih senang berada dalam ruangan dengan kontak satu samalain yang lebih dekat sehingga lebih rentan terhadap infeksiskabiesHasil penelitian ini salah satunya kemungkinan adalahdipengaruhi oleh jumlah responden perempuan yang lebih sedikitdari jumlah responden laki-laki Hasil wawancara denganresponden laki-laki ke-1 atas nama F di pesantren Al Hamidiyahldquomurid disini lebih banyak anak cowoknyardquo 15

Dalam Islam kitab mandi mencakup 28 bab16 dan setiap muslimwajib menjaga kebersihan baik laki-laki maupun perempuan tanpapengecualian Allah Swt berfirman dalam surah al-Maaidah

Arabicrꀀr䁒 crabiꀀb䁒 bowokn bnba Aronr boba crb香䁛 b香䁛bꀀon ꀀbD䁛b ꀀb䁛bnba Arabarꀀbb䁒 Arab䁒rrb crϼbi香b䁒 b䳀b䁒bbnn bnba Arab䁛bϤ䁛bb䁒

䁒rooಀꀀb䁒 ꀀOrrꀀ Aror Ϩbab䁒 b香bban

13 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

14 Olivier Chosidow Scabies The New England journal of Medicine2006 page 351-16

15Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Mandi Gema Insani Press dalam hadithal-islamcom SofyanEfendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc opi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene129

ldquoHai orang-orang yang beriman apabila kamu hendakmengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampaidengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilahrdquo 17

Hadis-hadis tentang wajib menjaga kebersihan dalam kumpulanhadis kebersihan18 antara lain pertama Abdullah bin Umar Raberkata bahwa Rasulullah Saw bersabda

XbiboDbab䁒 bAbrnrn ArrϤbb bꀀbꀀ bobaldquoJika salah seorang di antara kalian mendatangi shalat jumatmaka hendaknya dia mandirdquo (HR Bukhari dan Muslim) 19

Kedua hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al-Farisibahwa Nabi bersabda

rಀ 香b香 bAꀀbbbo ꀀb香 robbbob䁛b䁒 bAbrnrn bacb䁛 Xrꀀb rXbiboDb䁛 b豐r b˴Θbr䁛 bwb䁒 rϦrϣb䁛 oArm bϦbob bRbಀ 香b香 DAbnb䁛 䁒b bϦbir 香b香 r香bioϤb䁛b䁒o豐ba raꀀb香bγ bAoabab boba rbkr䁛 oArm rϦbn bRbor ꀀb香 bΘabkr䁛 oArm b香bm b香b

bbr bAbrnrn b香bb䁒 rϦbb ꀀb香 rϦbn bbrldquoTidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat lalu berwudhusemaksimal mungkin memakai minyak (pada rambutnya) danmemakai wewangian di rumahnya lalu dia keluar rumah menujumasjid dan dia tidak memisahkan antara dua orang (dari tempatduduk keduanya) kemudian dia mengerjakan shalat yang telahditetapkan baginya dan dia diam ketika imam berkhutbahTidaklah dia mengerjakan semua itu kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara jumat itu dengan jumat depannyardquo (HRBukhari)20

17 QS al-Maaidah 6)18 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

19 HR Al-Bukhari no 877 dan Muslim no 84420 HR Al-Bukhari no 883

130 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Ketiga Ibnu Umar Ra dalam sebuah hadis meriwayatkan

bϦbabϴ r oabR b bRcr b oϨ ꀀbnrbϴ r bbRb bbnrϴ b香 香bϴϤbϴ bAbn rϦoRob䁒 r rArbbbಀ bꀀbiꀀb bRbꀀbi 䁒rbΘbಀ bRꀀb bAbab b䁒b香b香 OAbϴꀀb rRbabϠb䁛 b豐 bRbꀀbb豐 䁒 ϓbab香 rϦbb香 bRꀀb o豐ba Obiꀀbಀ rbb䁛

Obiꀀbಀ bRꀀb rϦoRob䁒 b豐bϤbbn b oAroanb bRꀀb o豐ba bXoan

ldquoAbdullah bin Umar radhiyallahu lsquoanhuma berkata ldquoBahwaRasulullah shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoBersihkanlahjasad-jasad ini semoga Allah membersihkan kalian karenasesungguhnya tidaklah seorang hamba bermalam suatau malamdalam keadaan suci melainkan seorang malaikat akan bermalambersamanya di dalam selimutnya tidaklah dia bergerak padasuatu waktu dari malam melainkan malaikat itu berdoa ldquoWahaiAllah ampunilah untuk hamba-Mu sesungguhnya dia tidurmalam dalam keadaan sucirdquo (HR Thabrani)21

Mencuci tangan sangat dianjurkan setelah melakukan kegiatanyang memungkinkan tangan kita tercemar kotor seperti buang airbesar dan buang air kecil22 Dalam Islam membasuh tanganminimal lima kali dalam sehari sudah dilakukan pada saatberwudhu hadis-hadis tentang mencuci tangan yang sangatdianjurkan dalam Islam sebagai salah satu cara menjagakebersihan23 Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim

Ϧaϴ aR obon oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴb䁒 rRbϤb䁛 AbnDb䁛 bwb䁒 bϦb香cbR 香b香 ArrϤbb b覐bϠbo boba bRꀀb Aa䁒

rRrϤb䁛 bꀀb b香䁛b bϤb䁛 b豐 rϦoRbob䁒 ꀀOmbwbm ꀀbbabiDb䁛 oob bꀀbRbγ

21 HR Ath Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kita shahihAl Jamirsquo no 3936

22 TSSM Provinsi Jawa Timur Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Stbm) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak Merusak Lingkungan(Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2013) hal 6

23 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene131

ldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammadbersabda ldquoJika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnyamaka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai diamembasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidakmengetahui dimanakah tangannya bermalamrdquo (HR Muslim)

Bersiwak menggosok gigi termasuk dalam upaya meningkatkankebersihan diri Kebiasaan dalam menggosok gigi sudah ada sejakNabi Muhammad Saw dan para sahabat hadis tentang anjuranmenggosok gigi adalah24 antara lain

aR bo bRcr b oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴX Arrb香b boo香r babϴ o䳀r豐b Ϩb b豐cbn bRꀀb Aa䁒 Ϧaϴ

b豐bcΘbib cR䁒 X 香䁒 cRc owRldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahulsquoalaihi wasallambersabda ldquoJikalau aku tidak memberatkan atasumatkau maka aku akan perintahkan mereka untuk bersiwaksetiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kaliwudhurdquo (HR Ahmad)25

Imam Ahmad meriwayatkan

aR bo rRcr b bRꀀb bnꀀb ꀀϴ R bAbmbꀀbϴ 香bϴΘbmoabn oꀀbRb香 bAbabn obbbb香 r豐bcΘbin Aa䁒 Ϧaϴ

ldquoAisyah berkata Rasulullah bersabda ldquoSiwak dapatmembesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untukRabbrdquo (HR Ahmad)26

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Huzaifahboba b rRcr b bϨꀀb bRꀀb rϦbϴ r bbRb bϨꀀbnbn b香 bAb䁛bꀀr 香bϴ

b豐bcbΘinꀀb rRꀀb䁒 recrmb䁛 bXoan b香b香 baꀀb

24 Abu Muawiah Keutamaan Menyikat Gigi in Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2010) hal 3-6

25 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo no 200

26 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo 3695

132 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Ra dia berkata ldquoAdalah Rasulullahjika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnyadengan siwakrdquo (HR Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadisꀀbbϴ r bbRb bAbmbꀀbϴ rnbcb bRꀀb bϝbRꀀbi r香 ϝ䁛br豐 b䁒bR䁒 b豐bcbΘinꀀb bnꀀb rϦbobb bXbbb boba Dbon rbϤb䁛 bb豐 bΘbcb

Aai香Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani beliau berkata rdquoAkubertanya kepada lsquoAisyah ldquoApa yang dilakukan pertama kali olehRasulullah jika dia memasuki rumahnyardquo Beliau menjawabldquoBersiwakrdquo (HR Muslim)

Membersihkan kemaluan atau istinjarsquo setelah buang air kecilmaupun buang air besar termasuk dalam menjaga kebersihan diriIstinjarsquo adalah istilah dalam Islam yang artinya membersihkansesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air Beberapahadis yang menjelaskan tentang istinjarsquo diantaranya adalah27Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan

aR bob rRcr b bϨꀀb bRꀀb Ϧϴ R ϓbnꀀb香 b香 bAbRb 香bϴOob䁒bba bcϼbR abwrb䁒 ꀀbRb rXbnbcb䁒 bbwbϣnb rXrbϤb䁛 Aa䁒 Ϧaϴ

Ϧbabϴ 䳀oor香 bꀀbnnꀀb bboibb䁒 Oob¢bbϴb䁒 ꀀb香 香b香Dari Anas Radliyallaahu anhu berkata Pernah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku danseorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejanaberisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci denganair tersebut (HR Bukhari Muslim)

Memotong kuku merupakan salah satu adab dalam Islam Dalamsebuah hadis diriwayatkan

27 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Wudhu Penjelasan bab 20 beristinja dengan batu Gema InsaniPress dalam hadithal-islamcom Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan danReferensi Belajar hadis email sofyanmadinahcc opi110mbcom 2007 hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene133

Ϧaϴ aR Θbbon b香bϴ Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴrϨꀀbobϣn bobbbn b香b香 Anbb 䁒b Anbb robbbn bRꀀb Aa䁒bmbꀀomn Dbb䁒 bbγ robRb䁒 bꀀb䓱b rAbaϠbb䁒 rbϤϼbo b豐b䁒

ldquoAbu Hurairah radhiyallahu lsquoanhu meriwayatkan bahwa NabiMuhammad shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoFitrah adalima atau lima perkara dari fitrah berkhitan menghabiskan bulukemaluan memotong kuku mencabut bulu ketiak danmenipiskan kumisrdquo (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam sebuah sumber bahwa menurut Imam AnNawawi sunnah memotong kuku itu diawali dari jari kanankeseluruhannya dan mulai dari jari kelingking sampai ibu jariKemudian dilanjutkan tangan kiri juga dimulai dari jarikelingking menuju ibu jari Sementara itu alat memotong kukudapat menggunakan gunting pisau atau benda khas pemotongkuku yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau jariSetelah memotong kuku dianjurkan untuk segera mencucitangan28

Terkait mengganti pakaian hadis riwayat ath-Thahawi Ramenyebutkan ldquoSiapa yang mengenakan pakaian hendaklahdengan yang bersihrdquo29

Hadis lain adalahcribnAbab b䁒 bϦbabϴ b oXbR b bRcr b bRꀀbbRꀀb eꀀbbϴ b香b 香bϴ

Arabbꀀbm bbb 香b香 ꀀboRbꀀb䁒 brꀀbbn Arabꀀbbm 香b香Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabdaldquoPakailah pakaian berwarna putih Karena pakaian putih adalahpakaian yang paling baikrdquo(HR Abu Daud dan Tirmidzi)

28 Islam Indah Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Media IslamGenerasi Baru 2015 hal 2

29 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

134 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapatdilihat pada tabel 42

Tabel 42 Hubungan Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

121 027-546 101Baik 34 829 7 171

Kurang 12 800 3 200

Jumlah 46 821 10 179

Tabel 42 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=101 dengan nilai OR=121 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah atau tidak adaperbedaan proporsi antara santri yang mempunyai pengetahuanbaik dengan santri yang mempunyai pengetahuan kurang terhadappraktik kebersihan diri di pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa santri yang berpengetahuan baikmempunyai perilaku personal higiene baik di pondok pesantrenAl HamidiyahNamun hasil analisis tabel 42 menunjukkan bahwa tampakkecenderungan lebih banyak responden yang berpengetahuanbaik dan mempunyai perilaku yang baik yaitu 829dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Sebaliknya respondenyang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku kuranghanya sedikit yaitu 20 Artinya bahwa pengetahuan cenderungmempengaruhi perilaku responden walaupun secara statistik tidakada hubungan yang bermakna

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene135

Pada penelitian kuantitatif bermakna secara statistik belum tentubahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segisubstansi Semakin besar sampel yang dianalisis akan semakinbesar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna Dengansampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil atau bahkantidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapatberubah menjadi bermakna secara statistik dan sebaliknya Olehkarena itu dalam melakukan analisis tidak hanya dilihat dariaspek statistik semata namun juga harus dilihat atau dinilaikegunaannya dari segi substansi atau klinis30

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan teoriyang dikemukakan oleh Green (1980) yang mengatakan bahwapengetahuan sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuanmerupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhiperilaku kesehatan31 Sementara dalam pernyataan lain dikatakanoleh Mc Guire (1996) dalam teori perubahan perilaku bahwaperubahan perilaku kesehatan didahului dengan perubahanpengetahuan pengetahuan merupakan prakondisi terjadinyaperubahan perilaku kesehatan32 Menurut Bloomrsquos Taxonomy(1956) terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif tahaptahu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuanbaru selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuksikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respontindakan dengan stimulus tersebut33

30 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007)

31 Lawrence W Green Health Education Planning a DiagnosticApproach trans Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno Sudarti (MayfieldPublishing Company 1980)

32 Elder JP Graef AJ Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku trans M Hasanbasri (Yogyakarta Gadjah MadaUniversity Press 1996)

33 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

136 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia PS (2005) yang berjudulAttitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates hasil penelitianmengungkapkan bahwa perilaku hand hygiene yang merupakanbagian dari perilaku personal higiene dipengaruhi oleh beberapafaktor individu diantaranya adalah pengetahuan34 Penelitian lainoleh Alemagno dari Kent State University Ohio tahun 2010 yangberjudul Online learning to improve hand hygiene knowledge andcompliance among health care workers mendapatkan hasil bahwa97 partisipan dalam pembelajaran online tentang hand hygienesangat efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan paratenaga kesehatan35

Di Indonesia penelitian yang menemukan hasil berbeda denganpenelitian ini yang menunjukkan bahwa pengetahuanberhubungan perilaku antara lain dilakukan oleh Fidyawati (2012)tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku personalhigiene remaja putri dengan nilai signifikansi 001 yang bermaknasecara statistik Penelitian lain dilakukan oleh Luthfiana (2014)menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan personalhigiene dengan perilaku personal higiene pada remaja saatmenstruasi dengan nilai signifikansi 00236 Demikian jugapenelitian yang dilakukan oleh Dien Nursal (2007) tentangFaktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual muridSMU menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

34 Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 2

35 Sharon M Guten Sonia A Alemagno Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve Hand HygieneKnowledge and Compliance among Health Care Workers The Journal ofContinuing Education in Nursing 41 (2010)

36 Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan Sleman Yogyakarta(Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2012)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene137

perilaku seseorang salah satu diantaranya adalah pengetahuan37

Di Nanggroe Aceh Darussalam penelitian oleh IswahyudiHaryono (2008) menyimpulkan bahwa pengetahuan santri yangdiberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baikdari santri yang tidak diberi intervensi kultum Pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa pendidikankesehatan lingkungan melalui metode kultum dapat digunakansebagai salah satu upaya promosi kesehatan di pesantren masjidmaupun forum pengajian Pesanten juga perlu menyediakanjamban dengan perbandingan satu jamban untuk 15 santritersedia air bersih yang mencukupi dari segi kuantitas dankontinuitas dan pada bak wudhu dilengkapi dengan kran ataudisediakan gayung dengan perbandingan satu kran air ataugayung untuk lima orang santri38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehNisa AR dan Anindita S pada tahun 2010 yang berjudulHubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan padaanak dengan penyakit jantung bawaan menghasilkan kesimpulanbahwa pengetahuan orang tua tidak signifikan mempengaruhiperilaku kesehatan pada anak dengan p value 02239

Tidak terbuktinya ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan responden dengan perilaku personal higiene padapenelitian ini kemungkinan disebabkan oleh sampel padapenelitian ini sangat terbatas sehingga dapat terjadi biasterutama bias informasi40 Kemungkinan lain adalah rancanganstudi yang digunakan adalah potong lintang yang mempelajari

37 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 4

38 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

39 Anindita Soetadji Nisa Alifia Rahmi ldquoHubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaanrdquo(Universitas Diponegoro 2010)

40Rani Sauriasari Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology

138 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan paparan dengan cara mengamati secara serentak danpada saat yang sama tanpa memberi perlakuan41

Namun demikian bahwa walaupun secara statistik tidak adahubungan bermakna tetapi terdapat kecenderungan bahwasebagian besar responden yang berpengetahuan baik mempunyaiperilaku yang baik Kecenderungan bahwa sebagian besarresponden mempunyai perilaku yang baik didukung oleh hasilwawancara dengan respondenHasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosetahu saya mandi 2 kalisehari menggosok gigi 2 kali seharirdquo ldquokalau mau makan cucitangan gak mesti pakai sabun kalau habis istinja baru pakaisabunrdquo ldquokalau keramas tiap hari atau 2 hari sekalirdquo ldquomemotongkuku seminggu sekalirdquo 42

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Fdi pesantren Al Hamidiyah ldquojadi kalau menggosok gigi waktunyahabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam ya bu Saya memangdua kala sehari tetapi waktunya biasanya kalau mandi pagi danmandi sorerdquo 43

Mencari ilmu pengetahuan knowledge merupakan kewajibanbagi setiap kaum muslim sangat banyak perintah Allah Swttentang kewajiban untuk terus belajar karena itu sangat pentingbagi setiap muslim untuk senantiasa belajar dalam rangkameningkatkan pengetahuan Dalam al-Quran dikatakan bahwaAllah Swt akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmuyaitu dalam surat al-Mujadalah

41 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 104

42 Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaKairun N di Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

43Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene139

ꀀbnb rb䁒 Rꀀbꀀbb bAabn cr䁒r b香䁛bꀀonb䁒 Arab香 crb香b b香䁛bꀀon r bb䁒b䁛rbbb bϨcrabnb

ldquoAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajatrdquo44

Dalam hadis Muslim Ra dikatakanbAobn bna ꀀOϠ䁛bbಀ rϦbn r bXob ꀀOnabϴ bϦb䁒 rAbnboa䁛 ꀀOϠ䁛bಀ bϓbab 香香

Aai香 R䁒)ldquoBarang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surgardquo (HRMuslim)45

Dalam HR Ibnu Majah Ra

Abair香 ΘbXr babϴ Ab릀䁛bb䁒 bAabn rRbabಀldquoMenuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islamrdquo (HRIbnu Majah al-Baihaqi Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi dari Anasbin Malik)46

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 43

44 (QS al-Mujadalah 11)45 Al Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari

Hadis Abu Hurairah dalam Al-Ilmu tahqiq46 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

140 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 43 Hubungan antara Sikapdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel

Perilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurang

n n

Sikap

17 043-675 049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

Tabel 43 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=049 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah nilai OR 121 Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada perbedaan proporsi antara santri yangmempunyai sikap baik dengan santri yang mempunyaipengetahuan kurang terhadap praktik kebersihan diri di pesantrenAl Hamidiyah atau tidak terbukti secara statistik bahwa santriyang mempunyai sikap baik mempunyai perilaku personal higienebaikNamun tabel 43 juga menunjukkan kecenderungan bahwaresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik lebihbanyak yaitu 853 dibandingkan dengan responden yangmempunyai sikap kurang dan berperilaku baik yaitu 773Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang danberperilaku kurang lebih banyak dibandingkan dengan yangsikapnya baik dan perilakunya kurang yaitu 227Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan hasil penelitian EliMarlina H tahun 2011 tentang hubungan sikap terhadapkebersihan diri dengan nilai signifikansi 009 (pv =005) yangartinya tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene47

47 Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahuan danSikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis DaerahAbdi Darma Asih di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tahun 2010 (Medan

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene141

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Klara Posfay Barbe and CarmemLucia Pessoa Silva mengungkapkan bahwa perilaku hand hygieneyang merupakan bagian dari perilaku personal higienedipengaruhi oleh beberapa faktor individu diantaranya adalahattitude atau sikap48 Penelitian lain juga menyebutkan bahwasikap attitude mempengaruhi perilaku49 Penelitian lain olehIswahyudi Haryono (2008) di Nanggroe Aceh Darussalam yangmengatakan bahwa sikap santri yang diberi pendidikan kesehatanlingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberiintervensi kultum 50

Sikap adalah penilaian seseorang terhadap objek psikologis atauperasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu51

Sedangkan menurut Berkowitz sikap adalah suatu bentukevaluasi atau reaksi perasaan secara lebih spesifik52

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk dapatsampai kepada perilaku kesehatan tertentu Dalam model perilakukesehatan The health belief model dikatakan bahwa jikaseseorang dihubungkan dengan perilaku kesehatan makacenderung ada dua kemungkinan sikap yang ditunjukkan yaitupertama adalah keinginan untuk menghindari penyakit atau jika

USU 2010) hal 548 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo Pfister

Sylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 3

49 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 5

50 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

51Allen Edwards Techniques of Attitude Scale Construction (AppletonCentury Croft Inc 1957)

52 Leonard Berkowitz Social Psycology vol 3 (Scott Foresman andCompany 1972)

142 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sakit harus sembuh dan yang kedua adalah keyakinan bahwatindakan kesehatan khusus akan mencegah atau memperbaikisakit53 Dalam dimensi model khusus dikatakan perilakukesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikapyang secara khusus model ini menegaskan bahwa54 (1)kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) individusangat bervariasi dalam perasaan terhadap kerentanan seseoranguntuk suatu kondisi misalnya dalam kasus penyakit medis yangdibangun dari pertanyaan seperti kepercayaan dalam diagnosisdan kerentanan terhadap penyakit pada umumnya Dengandemikian dimensi ini mengacu pada persepsi subjektif seseorangdari risiko kondisi tertular (2) keparahan yang dirasakan(perceived severity) perasaan tentang keseriusan tertularpenyakit (atau meninggalkannya tidak diobati) juga bervariasidari orang ke orang Dimensi ini meliputi evaluasi konsekuensibaik medis klinis (misalnya kematian cacat dan nyeri) dankonsekuensi sosial yang mungkin (misalnya efek dari kondisipada pekerjaan kehidupan keluarga dan hubungan sosial) (3)manfaat yang dirasakan (perceived benefits) individu tidak akandiharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkankecuali hal itu dianggap sebagai layak dan berkhasiat (4)hambatan yang dirasakan (perceived barriers) potensi aspeknegatif dari tindakan kesehatan tertentu dapat bertindak sebagaihambatan untuk melakukan perilaku yang dianjurkanMenurut Theory of Reasoned Action secara umum menghubungkan keyakinan sikap kehendak dan perilaku Jika inginmengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaikuntuk meramalkannya adalah dengan mengetahui kehendak(intention) orang tersebut Seorang individu lebih termotivasiuntuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan suatu hasilyang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwa

53Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 1

54Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene143

tindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidakdihargai individu akan kurang termotivasi untuk melakukansuatu perilaku55

Menurut Social cognitif theory dalam Bambang S (2009) secaraumum faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatanmenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocaldeterminism) antara perilaku individu dan lingkungan56

Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosaya setuju meggosokgigi 2 kali sehari dan saya pun melalukannyardquo ldquoSaya setujusebaiknya mandi 2 kali sehari tapi kadang saya mandi 3 kalisehari jika beraktivitas padatrdquo ldquoSaya juga setuju mengguntingkuku dilakukan ketika kuku sudah panjang kira-kira seminggusekalirdquo ldquoYang saya tahu keramas 2 hari sekali tetapi karenarambut saya lebih cepat kotor maka saya keramas sehari sekalirdquoldquoMenurut saya mengganti pakaian jika sudah tidak nyamanrdquo 57

b Reinforcing FactorReinforcing factor adalah model peristiwa yang terjadi dilingkungan yang mengikuti perilaku baik memperkuatmemperlemah atau menghentikan perilaku58 Meliputi (1)Positive reinforcement merupakan peristiwa menyenangkan yang

55Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

56 Bambang Setiaji ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen Pada Tukang OjekrdquoDesertasi Universitas Indonesia 2009

57 Hasil wawancara dengan Kairun N di Pesantren Al HamidiyahSawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

58 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 370Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

144 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mengikuti suatu peristiwa tertentu (2) Negative reinforcementperistiwa yang secara terus menerus tidak menyenangkan yangmenguatkan suatu perilaku tertentu (3) Punishment merupakankonsekuensi negatif yang menekan atau memperlemah perilakuReinforcing factors terjadinya perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah adalah faktor pendidikan ibu pendidikanayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 44

Tabel 44 Hubungan antara Pendidikan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ibu

50 028-8754

032Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Tabel 44 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienedi pesantren Al Hamidiyah Maka dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan proporsi antara ibu yang berpendidikan tinggidengan ibu yang berpendidikan rendah terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa ibu yang mempunyai pendidikantinggi juga responden mempunyai perilaku personal higiene baikNamun berdasarkan tabel 44 juga tampak bahwa kecenderunganhubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienemenunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi mempunyai berperilaku baik yaitu sebanyak

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene145

833 dengan nilai OR=50 Sedangkan responden yangmempunyai ibu berpendidikan rendah dan perilakunya baik hanya500 Juga terlihat bahwa responden yang mempunyai ibudengan pendidikan rendah dan perilaku kurang lebih banyakdibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi danperilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teoriyang ada bahwa pendidikan mempengaruhi penegtahuanHasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilyang penelitian Awik Hidayati (2004) yang mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga59

Berdasarkan teori-teori yang ada bahwa pendidikan sangatmempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilakuLawrence Green dalam teori Precede menyebutkan bahwaeducational atau pendidikan merupakan salah satu faktor utamaatau behavior causes dalam perubahan perilaku kesehatan60

Begitu juga dalam teori Proceed yang merupakan strategiimplementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal perubahan perilaku61 Menurut teori Bloomperilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorangyang merupakan hasil bersama antara faktor internal daneksternal Selanjutnya Bloom seorang ahli psikologi pendidikanmengatakan bahwa perilaku dimulai pada domain kognitif tahuterhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baruPengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon

59 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 5

60 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

61Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

146 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnyaakan menimbulkan respon yang lebih tinggi yaitu adanya tindakan62

Dalam pendidikan kesehatan baik kedokteran maupunkeperawatan pendidikan tentang personal higiene merupakan halyang utama dan penting yang mempengaruhi sikap dan perilakusehat misalnya perilaku hand hygiene Dalam penelitian yangdilakukan oleh Erasmus V menyatakan bahwa perilaku handhygiene dokter lebih rendah dibandingkan dengan perawatkarena pada saat menjalani pendidikan kurang ditekankan dandilatih tentang keterampilan hand hygiene sehingga pada saat didunia kerja kebiasaan hand hygiene yang baik tidak terbentuk63

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islampendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan memperbaikisikap serta perilaku (akhlak)

Allah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan surah al lsquoAlaq

b䳀babb bꀀon bϓΘbb bAꀀb bldquoBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakanrdquo64

bAbabϠnꀀb bAoabϴ bꀀonldquoYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamrdquo65

Abab䁛 Abn ꀀb香 bϨꀀbiRγ bAoabϴ

62 Bloom BS Engelhart MD Furst EJ Hill WH dan KrathwohlDR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives The Classification ofEducational Goals Handbook I Cognitive Domain New York David McKay

63 Erasmus V W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha JH Richardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration of Reasons forPoor Hand Hygiene among Hospital Workers Lack of Positive Role Modelsand of Convincing Evidence That Hand Hygiene Prevents Cross-InfectionInfection Control and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009) hal 1

64 (QS al lsquoAlaq 1)65 (QS al lsquoAlaq 4)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene147

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya66

Hadis-hadis tentang keutamaan menuntut ilmu dalam kumpulanhadis ldquoIlmu Pengetahuan dan Kebodohanrdquo67 antara lain

bAabnꀀb bϦbabb䁒 bobbbb bbb 香b香b䁒 bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbRDϤn bbb 香b香bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbnribbb 香b香b䁒

Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengandunia wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin(selamat dan berbahagia) di akhirat wajiblah ia mengetahuiilmunya pula dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanyawajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula (HR Bukhari danMuslim)

bbꀀb䁛 oob b bXbb b䁒 bcrb䁒 bAabn rRbabಀ b䁒 bϦbbb 香b香rdquoBarang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah hingga ia pulangrdquo (HR Tirmidzi)

ꀀb香b䁒 bo bRcr bꀀb䁛 crnꀀb crbꀀb䁒 bAobn brꀀb䁛bb Arbb香 bobabAabn rAbnꀀbb香 bRꀀb bAobn rrꀀb䁛b

ldquoApabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hinggapuas Para sahabat bertanyardquoYa Rasulullah apa yang dimaksudtaman-taman surga iturdquo Nabi Saw menjawab rdquomajelis-majelistarsquolimilmurdquo (HR Thabrani)

ron bRꀀb bRꀀb Ϧϴ R crib香 b香 b bϤbϴ 香bϴO豐ꀀb香 r rRꀀbb Xrꀀb b香bobm b䁒 b豐ba bϤbibb豐 Aa䁒 Ϧaϴ aR

bcrb䁒 bAnabϼn r rRꀀbb Xrꀀb b䁒 Θ䳀ϼbn b䁒 bϦobababi babϴ babΘib䁒ꀀbrnbabr䁛b䁒 ꀀb b릀Ϡb䁛

Dari Abdullah bin Masrsquoud Ra Nabi Muhamad pernah bersabdaldquoanganlah ingin seperti orang lain kecuali seperti dua orang iniPertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

66 (QS al lsquoAlaq 5)67 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

148 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

membelanjakannya secara benar kedua orang yang diberi Allahal-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya danmengajarkannya kepada orang lainrdquo (HR Bukhari)

bϦbnabb ro rϦbb䁛 Abn Abnꀀbϴ bAb香ꀀbbϠn bacb䁛 ꀀObꀀbϴ beꀀon ΘbϤb豐b 香b香 oϨbaldquoOrang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialahseorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaatrdquo(HR Baihaqi)

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 45

Tabel 45 Hubungan antara Pendidikan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pddkn Ayah

50028-8754 032

Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyaiayah berpendidikan tinggi berperilaku baik yaitu sebanyak 833sedangkan responden yang mempunyai ayah berpendidikanrendah dan perilakunya baik hanya 50 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ayah dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak artinyabahwa pendidikan ayah mendukung perilaku Sama sepertireferensi sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Awik

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene149

Hidayati dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PolaAsuh Orang tua terhadap Prestasi Belajar mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga68 Terlihat juga bahwa responden yangmempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan perilaku kuranglebih besar dibandingkan responden dengan ayah berpendidikantinggi dan perilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian danmendukung secara konsep

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 46

Tabel 46 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ibu

682129-3592 002

Tidak Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik lebih besar yaitu 935 daripadaresponden yang mempunyai ibu bekerja dan perilakunya baikyaitu 680 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene atau responden di pesantren Al Hamidiyah yangmempunyai ibu yang tidak bekerja mempunyai peluangberperilaku personal higiene yang baik sebesar (OR) = 682 (95

68 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 6

150 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

CI 129-3592) dibandingkan dengan responden yang mempunyaiibu bekerjaPada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat kecenderungan bahwa responden yang mempunyai ibutidak bekerja lebih banyak berperilaku baik dibandingkanresponden yang mempunyai ibu bekerja Begitu juga denganresponden yang mempunyai ibu bekerja lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang mempunyai ibu tidakbekerjaVariabel pekerjaan ibu dikategorikan ibu tidak bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ibu yangbekerja dengan harapan ibu tidak bekerja lebih banyak waktuuntuk berinteraksi dengan responden

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 47

Tabel 47 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209

Tidak Bekerja 12 923 1 77

Jumlah 46 821 10

179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik lebih sedikit yaitu 791 sedangkanresponden yang mempunyai ayah tidak bekerja dan perilakunyabaik ada 923 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=042 artinya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene151

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah denganperilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayah bekerja danberperilaku baik lebih banyak artinya pekerjaan ayah cenderungmendukung responden untuk berperilaku baik walaupun secarastatistik tidak ada hubungan yang bermakna Sedangkan ayahbekerja dan perilaku kurang lebih banyak dari ayah tidak bekerjadan perilaku kurangVariabel pekerjaan ayah dikategorikan bahwa ayah bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ayah tidakbekerja dengan harapan ayah yang bekerja dapat mempengaruhipendapatan keluarga menjadi lebih baikPenelitian yang berjudul Hubungan antara Pekerjaan PMOPelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru yang dilakukan olehAmelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin dan Ida Leidamenunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor resikoperilaku seseorang untuk berobat atau tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan dengan perilaku69

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren al Hamidiyah dapat dilihatpada tabel 48

69 Ridwan Amiruddin Amelda Lisu Pare Ida Leida ldquoHubungan AntaraPekerjaan PMO Pelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien Tb Parurdquo (Universitas Hasanudin 2012) hal 6

152 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 48 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pendapatan

244 020-2993

045Tinggi 44 830 9 170Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 830 sedangkan responden yang mempunyaipendapatan rendah dan perilakunya baik hanya 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=045 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku terlihat kecenderungan bahwa responden yangpendapatan keluarganya tinggi lebih banyak berperilaku baikdibandingkan responden yang pendapatan keluarganya rendahBegitu juga dengan responden yang pendapatan keluarganyarendah lebih banyak berperilaku kurang dibandingkan respondenyang pendapatan keluarganya tinggi walaupun secara statistiktidak ada hubungan yang bermaknaPendapatan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah Swtberikan kepada hamba-Nya Dengan kelapangan rezeki yang adasupaya membuat seorang hamba pandai bersyukur Terkaitdengan rezeki dalam Al Qurrsquoan surah Al Israrsquo Allah Swtberfirman

bRbꀀbbb bϨꀀb rϦoRba rbϤϠb䁛b䁒 rꀀbmb䁛 香bnbn b ˴ Θbn rrib䁛 bϓob oϨbaObkb Obbb

ldquoSesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yangDia kehendaki dan menyempitkannya sesungguhnya Dia Maha

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene153

Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nyardquo (QSal-Israarsquo 30)

c Enabling FactorEnabling factor atau faktor yang memungkinkan terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah dalam halini adalah pelayanan kesehatan yang merupakan usaha respondenmencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan atau sakit Hasil analisis hubungan antara yankesterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 49

Tabel 49 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Yankes

75142-3961 001

Ya 30 938 2 63Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik lebih banyak yaitu938 sedangkan responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan dan perilakunya baik ada sebanyak 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 75 (95 CI 142-3961) pada responden di pondok pesantren Al Hamidiyah yangpergi berobat ke pelayanan kesehatan pada saat mengalamimasalah kesehatan untuk berperilaku higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku terdapat kecenderungan bahwa responden yang berobat

154 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ke pelayanan kesehatan lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat Begitu juga denganresponden yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al HamidiyahldquoDipesantren kami telah disediakan klinik untuk santri yang sakitdi klinik tersebut sudah banyak fasilitas untuk menunjangkesembuhan santri yang sakit walaupun klinik yang kami dirikanbukan dibawah campur tangan puskesmasrdquo ldquoSaya pernah terkenapenyakit demam berdarah kemudian saya di bawa ke RumahSakit untuk rawat inap dan mendapatkan pengobatan yangintensifrdquo ldquoSetiap menstruasi saya selalu mengalami sakit perutyang cukup parah dan saya selalu di bawa ke klinik untuk diberiobatrdquo ldquoJika obat yang saya minum dari dokter habis dan sayabelum juga sembuh biasanya saya memberikan resep dokter keklinik dan diberikan obat dari klinik dengan obat yang samardquo 70

d Environment FactorsEnvironment Factors adalah faktor lingkungan yangmempengaruhi terjadinya perubahan perilaku Faktor lingkunganyang mempengaruhi perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yangdialami responden selama tinggal di pondok meliputi prevalensipenyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demamSedangkan prevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputipenyakit gastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikansatu faktor karena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi gatal-gatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 410

70Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene155

Tabel 410 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Gatal-gatal

136 030-618

069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang tidak mengalamigatal-gatal dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 833dibandingkan dengan responden yang mengalami gatal-gatalsebanyak 786 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=069 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku responden terdapat kecenderungan bahwa sebagianbesar responden yang tidak mengalami gatal-gatal mempunyaiperilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami gatal-gatallebih banyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan denganyang tidak mengalami gatal-gatal Artinya bahwa penyakit gatal-gatal mempunyai hubungan dengan perilaku personal higienerespondenPenyakit kulit seperti gatal-gatal sangat erat kaitannya dengankebersihan sedangkan kebersihan salah satunya berkaitan eratdengan kebiasaan mandi seseorang Dalam Islam mandi danberwudhu sangat diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dankesucianHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al Hamidiyah ldquosaya tidak pernah mengalami gatal-gatal selama berada di pesantren inirdquo ldquoKebersihan air danlingkungan di pesantren kami selalu terjaga oleh karena itu

156 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

santri-santri disini jarang mengalami gatal-gatal atau sakitkulitrdquo71

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 411

Tabel 411 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Skabies592

132-2646

002Tidak 33 917 3 83Ya 13 650 7 350

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis bivariat antara hubungan penyakit skabies denganperilaku personal higiene menunjukkan bahwa responden yangtidak skabies dan berperilaku baik ada lebih banyak yaitu 917sedangkan responden yang skabies dan perilakunya baik ada650 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara prevalen penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene atau perilaku personal higienemempengaruhi prevalensi skabies dengan besar risiko (OR) = 592(95 CI 132-2646) pada responden di pondok pesantren AlHamidiyah yang tidak higiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara penyakit skabies dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak skabieslebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangskabies Begitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan responden yang tidak skabies

71Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene157

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 412

Tabel 412 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Batuk pilek10 025-

392100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik yaitu sebanyak 821 dan responden yang batukpilek dan perilakunya baik juga ada 821 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=100 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara batuk pilek dengan perilaku personal higieneHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama F dipesantren Al Hamidiyah ldquoBatuk pilek kadang-kadang paling-paling kalau lagi dingin sama teman-teman juga kadang-kadangbatuk pilekrdquo ldquopaling berobat ke klinik pesantren kalau gaksembuhrdquo 72

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 413

72Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depoktanggal 30 Juli 2015

158 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 413 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Diare

139 024-798

070Tidak 39 830 8 170Ya 7 778 2 222Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami diare danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 830dibandingkan dengan responden yang mengalami diare danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=070 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara diare dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami diare mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami diare lebih banyak yang berperilakukurang baik dibandingkan dengan yang tidak mengalami diareArtinya bahwa diare mempunyai hubungan dengan perilakupersonal higiene respondenDavid Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell dan Jamie Bartram(2012) melakukan review literatur dan tertuang dalam sebuahjurnal atikel yang berjudul Estimating the Burden of Diseasefrom Water Sanitation and Hygiene at a Global Levelmengungkapkan bahwa berbagai macam penyakit tersebarmelalui air sanitasi dan tingkat kebersihan seseorang Diantarabanyak penyakit itu yang paling banyak kejadiannya adalahdiare73

73 David Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell Jamie BartramEstimating the Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at aGlobal Level Environmental Health Perspectives Journal 110 (2002) hal 1

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene159

Penelitian yang berjudul Hubungan Antara praktik PersonalHigiene dan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diarepada Anak Balita di Kabupaten Cilacap dengan desain case-control memberikan hasil bahwa hubungan antara praktikpersonal higiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengankejadian diare pada anak balita secara berurutan adalah variabelpersonal hygiene dengan p=001 kualitas jamban dengan p=001kualitas pembuangan air limbah dengan p=001 dan variabel jenistempat sampah dengan p=001 74

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama Rdi pesantren Al Hamidiyah ldquoMurid disini jarang sih terkena diarepaling masuk angin flu flu biasa dan berobatnya ke klinikrdquo75

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 414

Tabel 414 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Demam

253062-1025

026Tidak 33 868 5 132Ya 13 722 5 278Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 868

74 Muhajirin ldquoHubungan Antara praktik Personal Hygiene Ibu Balitadan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita diKecamatan Kabupaten Cilacaprdquo pdf diakses pada 19042012

75Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama RivandyS di pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

160 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dibandingkan dengan responden yang mengalami demam danberperilaku baik yaitu sebanyak 722 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=026 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara demam dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami demam mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami demam lebih banyak yangberperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa demam mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenDemam merupakan salah satu gejala dan tanda bahwa dalamtubuh manusia terjadi reaksi inflamasi atau reaksi normal untukmempertahankan tubuh dari serangan agen pencetus infeksiPenelitian di Australia yang dilakukan oleh Elizabeth Mc Donaldtahun 2010 mengatakan dalam jurnal penelitian bahwakurangnya miskinnya kebersihan personal dan domestik menjadipenyebab utama tingginya angka kejadian demam di daerahterpencil Suku Aborigin di Australia76

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Kdi pondok pesantren Al Hamidiyah ldquoBiasanya teman-teman yangdatang ke klinik dipesantren karena sakit demam biasanya karenaperubahan cuaca ada juga yang datang berobat ke klinik karenasakit perut waktu menstruasirdquo 77

6) Prevalensi Penyakit lainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higiene

76 David Brewster Elizabeth Mc Donald Ross Bailie Jocelyn GraceAn Ecological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25 (2010) hal 1

77 Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaKhairun N di Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene161

responden di pesanten Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel415

Tabel 415 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

155 039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 848dibandingkan dengan responden yang mengalami penyakit laindan berperilaku baik yaitu sebanyak 783 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=072 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara penyakit lain dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangtidak mengalami pebyakit lain mempunyai perilaku yang baikSebaliknya responden yang mengalami penyakit lain lebihbanyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangtidak mengalami penyakit lain Artinya bahwa penyakit lainmempunyai hubungan dengan perilaku personal higieneresponden

2 Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku PersonalHigiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahUntuk melihat secara bersamaan hubungan antara semua variabel

bebas atau variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah digunakananalisis multivariat jenis uji regresi logistik metode backwardMenggunakan uji regresi logistik adalah karena uji regresi logistikmerupakan salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis

162 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan satu variabel independen dengan variabel dependen yangbersifat dikotom katagorik Metode backward adalah masukkan semuavariabel ke dalam model kemudian satu persatu variabel independendikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistikVariabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yangmempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen Kriteriapengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yang mempunyai nilaip lebih besar atau sama dengan 010 dikeluarkan dari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 416berikut ini

Tabel 416 Hasil Uji Regresi LogistikVariabel P value OR 95 CI

Pelayanan Kesehatan 001 75 142-3961Pekerjaan Ibu 002 682 129-3592Skabies 002 592 132-2646

Tabel 416 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah adalah pelayanan kesehatan pekerjaan ibu danprevalensi skabies

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 417

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene163

Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel B SgtE Wald df SigExp(B)

95 CI for xp(B)

Lower Upper

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 08Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 37 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 02 259

Tabel 417 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan ada tiga variabel yang masukdalam model akhir Artinya variabel yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi skabies pelayanan kesehatan danpekerjaan ibu Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar keyang kecil adalah pekerjaan ibu dengan nilai OR=016 pelayanankesehatan dengan OR=015 dan skabies dengan nilai OR 014Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

B Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan TerhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah maka faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah juga akan diuraikanmenjadi dua bagian yaitu meliputi Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah dan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantrenQothrotul Falah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSelanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

164 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

a Predisposing FactorsPredisposing factors meliputi jenis kelamin pengetahuan dansikap terhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah

1) Jenis kelaminHasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden terhadapperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 418

Tabel 418 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

975228-4166 001

Perempuan 18 811 4 182

Laki-laki 6 316 13 684

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilakumenunjukkan bahwa responden perempuan dan berperilaku baiklebih banyak yaitu 811 dibandingkan dengan responden lakilaki yang perilakunya baik sebanyak 316 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan perilaku personal higiene atauresponden perempuan di pesantren Qothrotul Falah berpeluangmempunyai perilaku personal higiene baik sebesar (OR) = 975(95 CI 228-4166) dibandingkan dengan responden laki lakiHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Adi pesantren Qothrotul Falah ldquoseingat saya kalau murid laki-lakisemua pernah ngalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo ldquoKalauuntuk tempat wudhu pagi biasanya anak laki-laki mandi danwudhu di kulah belakang pesantren lalu kalau siang biasanyawudhu di pondok walaupun ada juga yang di kulah alasannya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene165

karena agak jauh dan tempatnya terbuka tapi kalau di pondokairnya terbatas Kalau cewek gak ada yang pakai kulahrdquo 78

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Sdi pesantren Qothrotul Falah Peneliti diantar oleh santri puterike satu lokasi dekat bangunan pondok lalu berkata ldquoNah budisini tempat semua kegiatan bersih-bersih dan cuci-cuci jadi satutempat wudhu kamar mandi wc tempat nyuci pakaian dantempat menjemurrdquo79 Tampak beberapa santri puteri sedangmencuci pakaian dan tampak juga tempat menjemur pakaianmenggunakan tali tambang tempatnya terbuka disinari matahariserta dipenuhi jemuran pakaian perempuan

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 419

Tabel 419 Hubungan antara Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

177 049-636 037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuanbaik dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 640dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan

78 Hasil Wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Alvi diPondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

79 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-1atas nama Sakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember2014

166 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

berperilaku baik yaitu sebanyak 500 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=037 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pengetahuan dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangberpengetahuan baik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mempunyai pengetahuan kurang lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangberpengetahuan baik Artinya bahwa pengetahuan mempengaruhiperilaku personal higiene respondenHasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaF di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquomandi dua kali seharipagi jam 4 dan sore jam 4rdquo ldquosetau saya mengganti pakaian 2 kalisehari tapi kalau masih bersih 1 kali seharirdquo ldquomencuci tangansetiap wudhurdquo ldquokeramas dua kali seminggurdquo ldquomenggantipembalut 2 kali sehari pada hari-hari awal menstruasi setelah itu1 kali ganti dalam seharirdquo ldquomemotong kuku biasanya saat kukusudah panjang dan kotorrdquo 80

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihatpada tabel 420

Tabel 420Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Sikap

210 055-799 027Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

80 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-2atas nama Farihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene167

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 643dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 462 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=027 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara sikap dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang bersikapbaik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknya responden yangmempunyai sikap kurang lebih banyak yang berperilaku kurangbaik dibandingkan dengan yang bersikap baik Artinya bahwasikap mempengaruhi perilaku personal higiene responden

b Reinforcing FactorReinforcing factors meliputi pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 420

Tabel 421Hubungan antara Pendidikan Ibu

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Pendidikan Ibu

203054-757 028

Tinggi 11 688 5 313Rendah 13 520 12 480Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan

168 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 688 dibandingkan dengan responden yangmempunyai ibu dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 520 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=028artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibudengan perilaku personal higiene responden atau pendidikan ibutidak mempengaruhi perilaku personal higiene respondenTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikan ibudengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ibu berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ibu denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 422

Tabel 422Hubungan antara Pendidikan Ayah

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ayah

283076-1058 011

Tinggi 13 722 5 278Rendah 11 478 12 522Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah denganpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 722 dibandingkan dengan responden yang

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene169

mempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 478 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=011artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikanayah dengan perilaku personal higiene responden atau pendidikanayah tidak mempengaruhi perilaku personal higiene responden didi pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikanayah dengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ayah berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ayah denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 423

Tabel 423 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pekerjaan Ibu

051 012-206

034Tidak Bekerja 15 536 13 464Bekerja 9 692 4 308Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik ada sebanyak 536 sedangkanresponden yang mempunyai ibu bekerja dan berperilaku baikadalah 692 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=034 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu denganperilaku personal higiene

170 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat bahwa responden dengan ibu bekerja lebih banyak yangberperilaku baik dibandingkan responden dengan ibu yang tidakbekerja Begitu juga dengan responden dengan ibu tidak bekerjalebih banyak berperilaku kurang dibandingkan responden denganibu bekerja

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 424

Tabel 424 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417Tidak Bekerja 10 588 7 412Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik sebanyak 583 hampir sama denganjumlah responden yang mempunyai ayah tidak bekerja danperilakunya baik yaitu sebanyak 588 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=097 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan ayah dengan perilaku personal higieneatau pekerjaan ayah tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 425

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene171

Tabel 425 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendapatan

144 038-545 059

Tinggi 9 643 5 357Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 643 dibandingkan dengan responden yangmempunyai pendapatan keluarga rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 556 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=059artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatankeluarga dengan perilaku personal higiene responden ataupendapatan keluarga tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di di pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendapatankeluarga dengan perilaku tidak berhubungan secara statistiknamun terdapat kecenderungan bahwa lebih banyak respondenyang mempunyai pendapatan keluarga tinggi mempunyai perilakuyang baik Sebaliknya responden yang mempunyai pendapatankeluarga rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatankeluarga tinggi

c Enabling FactorEnabling factor seperti di pesantren Al Hamidiyah faktorpemungkin terjadinya perilaku personal higiene di pesantrenQothrotul Falah adalah pelayanan kesehatan adalah merupakanusaha responden mencari pertolongan pengobatan pada saatmengalami masalah kesehatan Hasil analisis bivariat antara

172 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pelayanan kesehatan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 426

Tabel 426 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Yankes

1773362-8689

001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14 737

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik yaitu lebih banyakyaitu 533 sedangkan responden yang tidak berobat kepelayanan kesehatan dan perilakunya baik ada 263 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falahyang pergi berobat ke pelayanan kesehatan untuk higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku juga menunjukkan kecenderungan bahwa respondenyang berobat ke yankes lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat ke yankes Begitujuga sebaliknya responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan lebih banyak berperilaku kurang baik dibandingkanresponden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquoDi pesantren inikami tidak memiliki Pos kesehatan pesantren kami hanyamemiliki UKS yang dibuat oleh santri-santri namun tidakdicampur-tangani oleh Puskesmas dan hanya menyediakan obat-

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene173

obatan sederhanardquo ldquoJika ada santri yang sakit akan dibawa kePuskesmas untuk mendapatkan pengobatanrdquo ldquoJika santri yangsakit tidak terlalu parah atau hanya pusing saja diberikan obatdari UKS dan istirahat di asramardquo 81

d Environment FactorEnvironment Factors seperti halnya di pesantren Al Hamidiyahfaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinyaperubahan perilaku personal higiene di pesantren tradisioanaladalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yang dialamiresponden selama tinggal di pondok meliputi prevalensi penyakitgatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demam Sedangkanprevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputi penyakitgastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikan satu faktorkarena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi Gatal-GatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 427

Tabel 427 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Gatal-gatal

583 149-2282

001Tidak 17 773 5 227Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara gatal-gatal dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak gatal-gatal danberperilaku baik lebih banyak yaitu 773 sedangkan responden

81 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

174 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

yang gatal-gatal dan perilakunya baik ada sebanyak 368 Hasiluji statistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian gatal-gatal dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensigatal-gatal dengan besar risiko (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yangtidak higiene untuk terjadi gatal-gatalPada distribusi hubungan antara gatal-gatal dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak gatal-gatallebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yanggatal-gatal Begitu juga dengan responden yang gatal-gatal lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakgatal-gatalHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquoHampir semua sih busantri di sini pernah mengalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo 82

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 428

Tabel 428 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurang

n n

Skabies

1133246-5214 001

Tidak 17 850 3 150Ya 7 333 14 667Jumlah 24 585 17 415

82 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene175

Hasil analisis hubungan antara skabies dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak skabies danberperilaku baik lebih banyak yaitu 850 sedangkan respondenyang skabies dan perilakunya baik ada sejumlah 333 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian skabies dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensiskabies dengan besar risiko (OR) = 1133 (95 CI 246-5214)pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yang tidakhigiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara skabies dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak skabies lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang skabiesBegitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan dengan responden yang tidakskabies

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 429

Tabel 429 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n

Batuk pilek583 149-

2282001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik lebih banyak yaitu ada 773 sedangkan

176 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden yang batuk pilek dan perilakunya baik ada sebanyak368 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=001 artinya adahubungan yang signifikan antara kejadian batuk pilek denganperilaku personal higiene dan perilaku personal higienemempengaruhi kejadian batuk pilek dengan besar risiko (OR) =583 (95 CI 149-2282) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena batuk pilekPada distribusi hubungan antara batuk pilek dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak batuk pileklebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangbatuk pilek Begitu juga dengan responden yang batuk pilek lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakbatuk pilek

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 430

Tabel 430 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Diare140

297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak diare dan berperilakubaik yaitu sebanyak 857 dan responden yang diare danperilakunya baik ada 300 Hasil uji statistik diperoleh nilaip=001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kejadiandiare dengan perilaku personal higiene dan perilaku personalhigiene mempengaruhi kejadian diare dengan besar risiko (OR) =

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene177

140 (95 CI 297-6609) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena diarePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak diare lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang diare Begitujuga dengan responden yang diare lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang tidak diareHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquokalau diare kadang adajuga santri puteri yang ngalami pertama sakit perut telat makangitu lalu buang buang air tapi minum obat warung sembuhsendiri gak sampai dibawa ke Puskesmasrdquo 83

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 431

Tabel 431 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Demam

235034-1592 063Tidak 22 611 14 389

Ya 2 400 3 600Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara demam dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu 611 dibandingkandengan responden yang mengalami demam sebanyak 400Hasil uji statistik diperoleh nilai p=063 artinya tidak ada

83 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

178 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan yang signifikan antara demam dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami demam mempunyai perilakubaik Sebaliknya responden yang mengalami demam lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa penyakit demam mempunyaihubungan dengan perilaku personal higiene responden

6) Prevalensi Penyakit LainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higieneresponden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel432

Tabel 432 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 643 dibandingkandengan responden yang mengalami penyakit lain sebanyak 462Hasil uji statistik diperoleh nilai p=027 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara penyakit lain dengan perilakupersonal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami prevalensi penyakit lainmempunyai perilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene179

penyakit lain lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan yang tidak mengalami penyakit lainArtinya bahwa penyakit penyakit lain mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenHasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Mdi pesantren Qothrotul Falah ldquosaya sering pusing mataberkunang kunang kalau pagi siang juga Tapi hampir semuateman teman saya juga begitu katanya sering lemes jadi kalausudah begitu kurang konsentrasi belajarrdquo Perut juga kadang sakitkenapa ya burdquo 84

2 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya uji multivariat maka untuk melihat variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap perilaku personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah digunakan analisis multivariat jenisuji regresi logistik metode backward Menggunakan uji regresi logistikadalah variabel independen dengan variabel dependen yang bersifatkatagorik Metode backward adalah masukkan semua variabel ke dalammodel kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan darimodel Kriteria pengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yangmempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 010 akan dikeluarkandari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 433berikut ini

84 Hasil wawancara dengan Responden ke-1 atas nama M di PondokPesantren Qothrotul Falah Banten tanggal 2 Nopember 2014

180 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel P value OR 95 CI

Jenis kelamin 001 975 228-4166Pelayanan Kesehatan 001 1773 362-8689Gatal-gatal 001 583 149-2282Skabies 001 1133 246-5214Batuk Pilek 001 583 149-2282Diare 001 140 297-6609

Tabel 433 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren QothrotulFalah adalah variabel jenis kelamin pelayanan kesehatanprevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek dan prevalensi diare

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 434

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene181

Tabel 434Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel B SE Wald df SigExp(B)

95 CI

Lower UpperGatal-gatal -074 146 025 1 061 048 003 834Skabies -167 162 105 1 03 019 001 452Batuk pilek -212 152 182 1 018 012 001 261Diare -133 117 129 1 026 026 003 262Yankes -238 134 313 1 008 009 001 13Sex -087 116 055 1 046 042 004 411Pddk Ayah -115 134 073 1 039 032 002 443Konstanta 495 213 536 1 002 14163Skabies -205 141 209 1 014 012 001 206Batuk pilek -233 153 231 1 012 009 001 196Diare -147 114 165 1 019 022 002 216Yankes -21 115 33 1 006 012 001 117Sex -096 111 073 1 039 038 004 342Pddk Ayah -125 131 09 1 034 028 002 374Konstanta 488 211 532 1 002 13117Skabies -25 133 347 1 006 008 001 113Batuk pilek -258 145 315 1 007 007 001 131Diare -150 113 175 1 018 022 002 205Yankes -208 113 337 1 006 012 001 115Pddk Ayah -121 121 097 1 032 029 002 326Konstanta 477 207 528 1 002 11786Skabies -281 126 495 1 003 006 001 071Batuk pilek -227 129 305 1 008 01 001 131Diare -127 105 145 1 023 028 003 221Yankes -199 108 337 1 007 013 001 114Konstanta 396 164 582 1 002 5234Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055Batuk pilek -231 123 348 1 006 01 001 112Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063Konstanta 359 146 605 1 001 3628

182 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 434 menunjukkan lima langkah hasil analisis multivariatmetode backward faktor yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul FalahPertama tampak bahwa tujuh variabel yaitu prevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan jeniskelamin dan pendidikan ayah Dari ketujuh variabel tersebutvariabel gatal-gatal mempunyai p value paling besar yaitu 061sehingga dikeluarkan dari model Setelah variabel gatal-gataldikeluarkan tersisa enam variabel yaitu prevalensi skabies batukpilek diare pelayanan kesehatan jenis kelamin dan pendidikanayah Kedua variabel jenis kelamin mempunyai nilai p palingbesar yaitu 039 maka dikeluarkan dari model Setelah jeniskelamin dikeluarkan maka tersisa lima variabel yaitu prevalensiskabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan dan pendidikanayah Ketiga pendidikan ayah mempunyai nilai p paling besaryaitu 032 maka variabel ini dikeluarkan dari model dan tersisa 4variabel yaitu prevalensi skabies batuk pilek diare danpelayanan kesehatan Ke-empat prevalensi diare mempunyai nilaip paling besar yaitu 023 dan dikeluarkan dari model sehinggatinggal 3 variabel yang tersisa Kelima langkah akhir tidak adalagi variabel yang dikeluarkan atau tidak ada lagi variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan tinggal tiga variabel yang masukdalam model akhirPada model akhir analisis multivariat metode backward tampakbahwa variabel yang berpengaruh terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi skabies prevalensi batuk pilek dan pelayanankesehatan dengan hasil uji kekuatan menunjukkan hubunganyang lemah Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar ke yangkecil yaitu prevalensi batuk pilek dengan nilai OR=01 pelayanankesehatan nilai OR=008 dan prevalensi skabies dengan nilaiOR=005 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

183

Bab VPerbandingan Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah

dan Qothrotul Falah

ondok pesantren adalah institusi pendidikan yang memilikikarakter khas dan mempunyai peran yang sangat signifikan

terhadap ilmu-ilmu keagamaan pengembangan dan pengendali sistemmoral masyarakat dan peran sebagai agen transformasi sosial

Pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren Secarasederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yangmenganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu umum Sedangkanpesantren modern adalah pesantren yang menganut sistem pendidikanyang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum santri bisa berbicarabahasa Arab tetapi kurang memahami kitab gundul (kitab kuning)Pada umumnya pesantren yang dulu salaf murni sekarang sudahberadaptasi dan kombinasi dengan sistem modern Pesantrenmelaksanakan pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arabatau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning (Pesantrenkombinasi)

Studi ini tidak melihat dan tidak membedakan antara pesantrenmodern pesantren kombinasi dan pesantren tradisional Penelitian yangdilakukan di pondok pesantren Al Hamidiyah dan pesantren QothrotulFalah ini fokus pada permasalahan personal higiene di kedua pesantrentersebut Sedangkan yang membedakan antara kedua pesantren tersebutadalah keberadaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air bersihyang digunakan Pesantren Al Hamidiyah memanfaatkan sumur borsebagai sumber air bersih sedangkan pesantren Qothrotul Falah selainmenggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih juga menggunakan

P

184 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kulah sebagai salah satu sumber air untuk berwudhu dan keperluansehari-hari

Selanjutnya untuk melihat perbandingan baik persamaan danperbedaan faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondokpesantren Qothrotul Falah akan dibahas tentang perbedaankarakteristik responden perbedaan faktor-faktor yang berpengaruhperan dan kontribusi persamaan dan perbedaan faktor dominan

A Perbedaan Karakteristik RespondenPerbandingan karakteristik antara responden pondok pesantren Al

Hamidiyah dengan pondok pesantren Qothrotul Falah akan diuraikanmeliputi perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilakuperbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal dipesantren dan frekuensi sakit perbedaan predisposing factorsperbedaan reinforcing factors perbedaan enabling factor dan perbedaanenvironment factors

1 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuPerbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku

antara responden pondok pesantren Al Hamidiyah dengan pondokpesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 51

Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pondok Pesantren Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Al HamidiyahPengetahuan 2998 300 62 17-42

Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Qothrotul FalahPengetahuan 2692 290 708 14-40

Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan nilai median nilaiminimal dan nilai maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 185

dengan rentang deviasi lebih kecil Ini menunjukkan bahwa pengetahuansantri di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih baik dibandingkandengan pengetahuan santri di pondok pesantren Qothrotul Falah Dipondok pesantren Qothrotul Falah nilai rata-rata skor sikap sedikitlebih tinggi nilai median sama nilai minimal lebih besar nilaimaksimal lebih kecil dan nilai rentang deviasi lebih kecil Inimenunjukkan bahwa sikap santri di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih baik dibandingkan dengan sikap santri di pondok pesantren AlHamidiyah Di pondok pesantren Al Hamidiyah nilai rata-rata skorperilaku sedikit lebih tinggi nilai median lebih tinggi nilai maksimallebih rendah nilai minimal lebih tinggi sementara rentang deviasi lebihkecil Ini menunjukkan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahhampir sama

2 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama Tinggaldi Pesantren dan Frekuensi SakitPerbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di

pesantren dan frekuensi sakit antara responden pondok pesantren AlHamidiyah dengan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 52

Tabel 52 Perbedaan Rata Rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit

PondokPesantren

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

AlHamidiyah

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggal diPesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 10 122 0-5

QothrotulFalah

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar

2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren

373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

186 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Perbedaan rata-rata umur dan umur maksimal-minimal respondendi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih tua dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Rentang deviasi umur lebih kecil dipondok pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata santri di pondok pesantren AlHamidiyah lebih tua dapat terjadi karena perbedaan faktor lama tinggaldi pesantren dimana santri di pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebihlama tinggal di pesantren

Perbedaan rata-rata jumlah teman sekamar lebih sedikit dipondok pesantren Al Hamidiyah begitu juga dengan jumlah maksimaldan minimal teman sekamar lebih sedikit di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi jumlah teman sekamar lebih kecil di pondok pesantrenAl Hamidiyah dibandingkan dengan pondok pesantren Qothrotul FalahRata-rata jumlah teman sekamar santri di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak hal ini dapat menyebabkan tingginya prevalensipenyakit terutama penyakit menular

Rata-rata lama tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihlama dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Waktuminimal tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah sedikit lebih lamadari pondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan waktu maksimalnyajauh lebih lama di pondok pesantren Al Hamidiyah Nilai deviasi lamatinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih lama dari pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata lama tinggal di pondok pesantrendapat mempengaruhi rata-rata umur dan frekuensi sakit santri di pondokpesantren Al Hamidiyah

Rata-rata frekuensi responden menderita sakit di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih sering daripada di pondok pesantrenQothrotul Falah Frekuensi sakit minimal di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah sama yaitu tidak pernah sakitsedangkan frekuensi sakit maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyahlebih tinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi frekuensi sakit di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Rata-rata

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 187

frekuensi responden menderita sakit di pondok pesantren Al Hamidiyahdapat dipengaruhi oleh faktor antara lain lama tinggal di pesantren

3 Perbedaan Predisposing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang mendasari perilaku personal higiene

antara responden di pesantren Al Hamidiyah dengan pesantrenQothrotul Falah meliputi perbedaan faktor jenis kelamin pengetahuansikap dan perilaku dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53 Perbedaan Predisposing FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

AlHamidiyah

Jenis kelaminPerempuan 23 411Laki-laki 33 589

Pengetahuan Baik 41 732Kurang 15 268

Sikap Baik 34 607Kurang 22 393

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 1000

QothrotulFalah

Jenis kelamin Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Perilaku Baik 24 585Kurang 17 415

Total 41 1000

Tampak bahwa jumlah santri putera di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan di pondok pesantren QothrotulFalah santri puteri lebih banyak Perbedaan berdasarkan pengetahuanresponden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangmempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Perbedaan berdasarkan sikap respondenyang mempunyai sikap baik lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah dibandingkan dengan responden di pondok pesantren

188 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Al Hamidiyah Perbedaan responden berdasarkan perilaku distribusiperilaku personal higiene responden baik di pondok pesantren AlHamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falah sama samamempunyai perilaku baik tetapi dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah persentase responden yang berperilaku baiklebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

4 Perbedaan Reinforcing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaan faktor pendidikan ibupendidikan ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatankeluarga dapat dilihat pada tabel 54 berikut

Tabel 54 Perbedaan Reinforcing FactorsPondokPesantren

Variabel KategoriRespondenn

Al Hamidiyah

Pendidikan Ibu Tinggi 54 964Rendah 2 36

Pendidikan AyahTinggi 54 964Rendah 2 36

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Pekerjaan Ayah Bekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

Qothrotul Falah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 189

Tampak bahwa perbedaan pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu yang berpendidikan tinggisedangkan ibu responden yang berpendidikan rendah lebih sedikitdibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusiayah responden yang berpendidikan tinggi di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan ayah responden yang berpendidikanrendah lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi ibu responden yang tidak bekerjadi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan iburesponden yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi ayah responden yang bekerja dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan ayahresponden yang tidak bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Perbedaan distribusi berdasarkanpendapatan keluarga di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyakkeluarga pendapatan keluarga tinggi sedangkan responden yangpendapatan keluarganya rendah lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah

5 Perbedaan Enabling FactorPerbedaan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah adalah perbedaan faktor pelayanan kesehatandapat dilihat pada tabel 55

Tabel 55 Perbedaan Enabling FactorPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100QothrotulFalah

Pelayanan KesehatanYa 22 537Tidak 19 463

Total 41 100

Faktor pemungkin terjadinya perilaku personal higiene dipesantren adalah pelayanan kesehatan merupakan usaha responden

190 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan Perbedaan distribusi responden yang berobat ataumemeriksakan diri pada saat mengalami masalah kesehatan atau sakitke pelayanan kesehatan adalah lebih banyak santri di pondok pesantrenAl Hamidiyah yang memeriksakan diri namun demikian baik di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahdistribusi responden yang berobat pada saat mengalami masalahkesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pergi berobat

6 Perbedaan Environment FactorsPerbedaan faktor lingkungan antara responden di pesantren Al

Hamidiyah dengan pesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaanprevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare demam danprevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)Perbedaan environment factors dapat dilihat pada tabel 56

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 191

Tabel 56 Perbedaan Environment FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Skabies Tidak 36 643Ya 20 357

Batuk Pilek Tidak 28 500Ya 28 500

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Demam Tidak 38 679Ya 18 321

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

QothrotulFalah

Gatal-gatal Tidak 22 537Ya 19 463

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Batuk Pilek Tidak 22 537Ya 19 463

Diare Tidak 21 512Ya 20 488

Demam Tidak 36 878Ya 5 122

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 31 756

Ya 10 244Total 41 100

Distribusi responden yang tidak mengalami gatal-gatal di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami gatal-gatal lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi responden yang tidak mengalamiskabies di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami skabies lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusi frekuensi respondenyang tidak mengalami batuk pilek di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami batuk pilek lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

192 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalami diare di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami diare lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalamidemam di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami demam lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi frekuensi responden yangtidak mengalami penyakit lain di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami penyakit lain lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

B Perbandingan Faktor yang BerpengaruhPersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh predisposing factors perbedaan pengaruhreinforcing factors perbedaan pengaruh enabling factor dan perbedaanpengaruh environment factors

1 Perbandingan Predisposing FactorsPersamaan dan perbedaan predisposing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor jenis kelamin pengetahuan dansikap dapat dilihat pada tabel 57

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 193

Tabel 57 Perbandingan Predisposing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n Al

HamidiyahJenisKelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179Pengetahuan

121 027-546

100Baik 34 829 7 171Kurang 12 800 3 200Jumlah 46 821 10 179Sikap

17 043-675

049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

JenisKelamin

975 228-4166

001Perempuan 18 811 4 182Laki-laki 6 316 13 684Jumlah 24 585 17 415Pengetahuan

177 049-636

037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500Jumlah 24 585 17 415Sikap

583 149-2282

001Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Perbedaan hubungan faktor yang berpengaruh antara jeniskelamin responden dengan perilaku personal higiene lebih banyakresponden laki-laki yang berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dan responden perempuan yang berperilaku kurang lebihbanyak di pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi hubungan antarapengetahuan dengan perilaku lebih banyak responden yang mempunyaipengetahuan baik dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahDistribusi hubungan antara sikap dengan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik di pondok

194 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah sedangkan responden yang mempunyai sikap kurangdan berperilaku baik lebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

2 Perbandingan Reinforcing FactorsPersamaan dan perbedaan reinforcing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dapat dilihatpada tabel 58

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 195

Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Pddkn Ibu50

028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500Pddkn Ayah

50028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500PekerjaanIbu 682 129-

3592002

Tdk Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320PekerjaanAyah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209TidakBekerja

12 923 1 77

Pendapatan244

020-2993 045Tinggi 44 830 9 170

Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

Pddkn Ibu203

054-757 028Tinggi 11 688 5 313

Rendah 13 520 12 480Pddkn Ayah

177049-636 037Tinggi 13 722 5 278

Rendah 11 478 12 522PekerjaanIbu

051012-206

034TidakBekerja 15 536 13 464

Bekerja 9 692 4 308PekerjaanAyah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417TidakBekerja

10 588 7 412

Pendapatan144

038-545 059Tinggi 9 643 5 357

Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

196 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hubungan antara pendidikan ibu dan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden denganibu berpendidikan rendah dan berperilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pendidikan ayahdan perilaku lebih banyak responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden dengan ayah berpendidikan rendahdan berperilaku kurang lebih banyak di pondok pesantren QothrotulFalah Hubungan antara pekerjaan ibu dan perilaku responden lebihbanyak responden yang mempunyai ibu tidak bekerja dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah responden dengan ibu bekerjaserta mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak di pondok pesantrenAl Hamidiyah Distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dan perilakuresponden lebih banyak responden yang mempunyai ayah bekerja danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden dengan ayah tidak bekerja serta mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarapendapatan keluarga dan perilaku responden lebih banyak respondendengan pendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden dengan pendapatankeluarga rendah dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pelayanankesehatan dan perilaku responden lebih banyak responden yang periksake pelayanan kesehatan dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang tidak periksa ke pelayanankesehatan dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

3 Perbandingan Enabling FactorPersamaan dan perbedaan enabling factor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah adalahperbedaan faktor pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 59

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 197

Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor

PondokPesantren

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Yankes75

142-3961 001Ya 30 938 2 63

Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10

179

QothrotulFalah

Yankes1773

362-8689 001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14

737

Jumlah 24 585 17

415

4 Perbandingan Environment FactorsPersamaan dan perbedaan environment factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah meliputiperbedaan prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam dan prevalensi penyakit lain Perbedaan pengaruh environmentfactors dapat dilihat pada tabel 510

198 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 510 Perbandingan Environment Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Gatal-gatal136 030-

618069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214Skabies

592132-2646 002Tidak 33 917 3 83

Ya 13 650 7 350Batuk pilek

10025-392 100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179Diare

139024-798 070Tidak 39 830 8 170

Ya 7 778 2 222Demam

253062-1025 026Tidak 33 868 5 132

Ya 13 722 5 278PenyakitLain

155039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217

QothrotulFalah

Gatal-gatal583

149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Skabies

1133246-5214 001Tidak 17 850 3 150

Ya 7 333 14 667Batuk pilek

583149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Diare

140297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Demam

235 034-1592

063Tidak 22 611 14 389Ya 2 400 3 600PenyakitLain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 199

Hubungan antara gatal-gatal dan perilaku lebih banyakresponden yang tidak mengalami gatal-gatal dan berperilaku baik dipondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamigatal-gatal dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah Hubungan antara skabies dan perilakuresponden lebih banyak responden yang tidak mengalami skabies danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden yang mengalami skabies dan mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarabatuk pilek dan perilaku responden lebih banyak responden yang tidakmengalami batuk pilek dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang mengalami batuk pilek danmempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah Hubungan antara diare dan perilaku responden lebihbanyak responden yang tidak mengalami diare dan berperilaku baik dipondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan responden yangmengalami diare dan mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara demam danperilaku responden lebih banyak responden yang tidak mengalamidemam dan berperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyahsedangkan responden yang mengalami demam dan mempunyai perilakukurang lebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubunganantara penyakit lain dan perilaku responden lebih banyak respondenyang tidak mengalami penyakit lain dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamipenyakit lain dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan Faktor DominanFaktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pesantrenAl Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

200 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batukpilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Perbandingan baik perbedaan maupun persamaan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel511

Tabel 511Persamaan dan Perbedaan Faktor Dominan

Variabel B SgtE Wald df Sig Exp(B)

95 CI forExp(B)

Lower Upper

Pondok Pesantren Al Hamidiyah

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 080Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 370 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 020 259

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055

Batukpilek

-231 123 348 1 006 01 001 112

Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063

Konstanta 359 146 605 1 001 3628

1 Peran Faktor PembedaHasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku personal higiene pada masing-masingpondok pesantren Dua faktor yang sama yang berpengaruh baik dipondok pesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren QothrotulFalah secara berurut pengaruhnya dari yang besar ke yang kecil adalahpelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Faktor yang berbeda yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu yang sekaligus

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 201

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah Sedangkan faktordominan yang mempengaruhi perilaku personal santri di pondokpesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Pekerjaan ibu adalah faktor pembeda yang mempengaruhiperilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah artinya ibuyang tidak bekerja akan memberi peluang atau berkontribusi terhadapsantri untuk berperilaku higiene di pondok pesantren Al HamidiyahDalam hal ini Ibu tidak bekerja dikategorikan tidak beresiko terhadapperilaku personal higiene responden karena mempunyai kesempatanmendidik anak Sebaliknya bagi santri yang mempunyai ibu yangbekerja maka akan mempengaruhi santri untuk berperilaku tidakhigiene di pondok pesantren Al Hamidiyah

Dalam Islam seorang ayah bertanggungjawab memberikannafkah bagi anak-anak dan keluarganya sedang ibu bertanggungjawabmengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga Firman Allah Swt

ꀀ䖹祠 Ɇ䖹䖹Ɇ 䖹Ɇ䖹 䖹זmɆ mɆ䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹 耀䖹䖔䗄䖹Ɇmm䖹䖹 鴘m 䖹䖹 䖹זmɆ R Ɇ䖹Ɇ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (wanita) dan karena laki-laki telah menafkahkansebagian dari harta mereka1

Allah Swt juga berfirman

meR䗄䖹זmɆ 鴘i䖹m 䖹R 鴘mⳀ 䖹 mA䖹ז 䖹ꀀ䖹祠䖹RDan bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberipakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang maruf2

1 (QS an-Nisaa 34)2 (QS al-Baqarah 233)

202 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Abu Hurairah Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda

m mɆm䖹a m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA m 耀a䖹Ⳁ 䖹耀䖹 䖹耀䖹 䖹耀䖹䗄䖹䗄耀 mɆ䖹 鴘䖹祠䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R 鴘m耀m 䖹ꀀ䖹祠 mmɆ 䖹耀耀䖹錀䖹i Ⳁ䖹mA䖹R 䖹䖹䖹Ⳁ m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R

䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹䖹 m ϝ䗄䖔䖹 䖹ז䖹祠䖹 䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠ldquoSatu dinar kamu infaqkan fii sabiilillah satu dinar kamupergunakan untuk memerdekakan budak satu dinar kamusedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamubelanjakan untuk keluargamu maka yang paling besar pahalanyaialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu (HR Muslim juz2 hal 692)

Dalam hal mendidik anak dalam Islam juga sudah ditegaskanAllah Swt juga berfirman

m 䖹錀m䖹R 鴘耀䖹R 䖹ꀀ䖹祠 ϝ耀䖹R 䁤 䖹ꀀ䖹ז䖹 m䖹耀m䖹mɆ 䖹䖹m 䖹䖹R䖹R䗄m錀䖹ז 䖹m˸ 䖹䖹耀m䖹m䖹R m 䗄耀Ϥ m䖹 m鴘䖹䖹祠

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada duaorang ibu- bapanya ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam duatahun Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu3

䖹䖹祠䖹-䗄 Ɇml 䖹 䖹A䖹Ⳁ䖹 鴘䖹זm m鴘䖹ꀀm䖹 m鴘䖹䖹 鴘耀䖹A䖹ⲀR䖹 䖹鴘m-䗄 晠耀m䖹 䖹RPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan4

Faktor dominan yang ada di pondok pesantren Qothrotul Falahadalah batuk pilek Artinya santri yang tidak mengalami kejadian batukpilek di pondok pesantren Qothrotul Falah berpeluang untuk berperilakulebih higiene sebaliknya bagi santri yang mengalami kejadian batukpilek akan mempengaruhi untuk berperilaku tidak higiene Berdasarkananalisis statistik data kuantitatif terdapat kepadatan kamar dengan rata-

3 (QS Luqman14)4 (QS al-Baqarah 233)

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 203

rata teman sekamar responden 14 orang dan berdasarkan hasilwawancara dengan pimpinan pondok pesantren Qothrotul Falah bahwajenis bahan bakar energi utama yang digunakan untuk memasak selainelpiji adalah kayu bakar kedua faktor ini dapat menambah pengaruhterhadap meningkatnya kejadian prevalensi batuk pilek di pondokpesantren

Pneumonia merupakan penyebab kesakitan dan kematian nomorsatu pada balita terutama di negara berkembang Berbagai faktor risikoberperan pada kejadian dan beratnya penyakit serta kematian yaitukurang gizi pemberian ASI yang tidak ekslusif kepadatan hunian(crowding) polusi udara di dalam ruangan kemiskinan pendidikan ibukurang ketidak-tahuan dan akses yang sulit terhadap pelayanankesehatan5

2 Peran Faktor yang SamaPada persamaan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku

personal higiene terdapat dua veriabel yang sama pada masing-masingpondok pesantren yang mempengaruhi faktor tersebut adalah pelayanankesehatan dan skabies

Visi kementerian kesehatan adalah masyarakat sehat yangmandiri dan berkeadilan dengan misi (1) Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasukswasta dan masyarakat mandiri (2) Melindungi kesehatan masyarakatdengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna meratabermutu dan berkeadilan (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataansumberdaya kesehatan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahanyang baik Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalahmeningkatkan pelayanan kesehatan yang merata terjangkau bermutudan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upayapromotif dan preventif Untuk kepentingan tersebut perlu peningkatankualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit puskesmaslaboratorium dan fasilitas lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah

5 Cissy B Kartasasmita ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo BuletinJendela Epidemiologi Volume 3 September 2010 (22-26) 26

204 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

maupun yang dikelola swasta Berdasarkan profil kesehatan tahun 2009diketahui jumlah rumah sakit sebanyak 1523 buah terdiri rumah sakitmilik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi Kabkotasebanyak 559 buah milik TNIPolri sebanyak 121 buah milikBUMNkementerian lain sebanyak 66 buah dan milik swasta sebanyak777 buah Jumlah Puskesmas sebanyak 9005 buah yang terdiri dariPuskesmas dengan perawatan sebanyak 2920 buah dan Puskesmastanpa perawatan sebanyak 6085 buah6

Berdasarkan hasil survei di lapangan ada indikasi meningkatnyaDemand masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan Selain itu Indonesia telah ikut menyepakati MutualRecognition Arrangement (MRA) on Health Services sehingga sektorkesehatan termasuk dalam kesepakatan pasar bebas atau globalisasiUntuk itu maka fasilitas kesehatan termasuk puskesmas perlu secaraterus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepadamasyarakat disertai pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintahpropinsi kabupaten kota

Sistem rujukan di Indonesia merupakan kendala yang sangatbesar bagi pembangunan ekonomi karena dengan kondisi seperti itupenduduk tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan yang tepat secaratepat waktu dan sesuai kebutuhan

Dampak dari situasi tersebut sangat merugikan bagi keluargayang terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatansehingga mengurangi pengeluaran untuk makanan dan pendidikanSelain itu keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yangtepat berarti hari kerja yang tersita semakin banyak dan terancamhilangnya pendapatan Kaum perempuan khususnya sangat terkenadampak ini dikarenakan mereka pada umumnya berkontribusi jugaterhadap pendapatan rumah tangga sekaligus berperan besar mengurus

6 Kementerian Kesehatan Riset Fasilitas Kesehatan JakartaBalitbangkes 2011

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 205

kebutuhan logistik rumah tangga serta mengurus kesejahtraan anggotakeluarga7

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit yangumumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umumdi seluruh dunia8 Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semuaumur ras dan level sosial ekonomi9 Ektoparasit adalah organismeparasit yang hidup pada permukaan tubuh inang menghisap darah ataumencari makan pada rambut bulu kulit dan menghisap cairan tubuhinang10 Infestasi ektoparasit bersifat sporadik epidemik dan endemikInfestasi ektoparasit pada kulit keberadaannya membuat rasa tidaknyaman dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat11

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabieivarian hominis termasuk ordo Acariformes family Sarcoptidae GenusSarcoptes Sarcoptes scabiei varian hominis menular melalui kontakmanusia dengan manusia Sedangkan Sarcoptes scabiei var mangeditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liarhewan yang didomestikasi dan hewan ternak Nama Sarcoptes scabieiadalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti kulit dankoptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti untukmenggaruk Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehinggamuncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut Saat ini istilahskabies berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau12

7 Australia Indonesia Partnership For Health Systems Strengthening(AIPHSS) Menguatkan Akses Kualitas Pelayanan Kesehatan MengurangiKemiskinan NTT Artikel 2014

8 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

9 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

10 Triplehorn CA Johnson NF Borror and delongrsquos introduction tothe study of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont 2005

11 Ciftci IK Karaca S Dogru O Cetinkaya Z Kulac K Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of Afyon Turkey KoreanJournal of Parasitology 44 2006 Page 95-98

12 Bandi KM Saikumar C Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research 4839 2012 Page 1-2

206 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Prevalensi skabies di seluruh dunia sekitar 300 juta kasus pertahun13 Pada negara industri seperti di Jerman skabies terjadi secarasporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang14 Prevalensi skabiesdi India adalah 20415 Zayyid tahun 2010 melaporkan sebesar 31prevalensi skabies pada anak berusia 10-12 tahun di Penang Malaysia16

Kline (2013) melaporkan skabies umumnya endemic pada sukuAborigin di Australia dan Negara di Oceania dengan prevalensi 3017

Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruhIndonesia tahun 2008 adalah 56-1295 Skabies menduduki urutanketiga dari 12 penyakit kulit tersering18 Insiden dan prevalensi skabiesmasih sangat tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan masyarakatpesantren Hasil penelitian Marsquorufi mengatakan bahwa prevalensiscabies pada pondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 Faktoryang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain personalhigiene yang buruk pengetahuan sikap dan perilaku yang kurangmendukung pola hidup sehat19

13 Olivier Chosidow Scabies The new england journal of medicine2006 page 351-16

14 Ariza L Walter B Worth C Brockmann S Weber ML andFeldmeier H Investigation of a Scabies Outbreak in a Kindergarten inConstance Germany European Journal of Clinical Microbiology amp InfectiousDiseases 2012 32 373-380

15 Baur B Sarkar J Manna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

16 Zayyid M Saadah MS Adil R Rohela AR Jamaiah I Prevalenceof skabies and head lice among children in a welfare home in Pulau PinangMalaysia Tropical Biomedicine 27 2010 442ndash446

17 Kline K James S McCarthy Pearson M Loukas A amp Hotez PNeglected tropical diseases of oceania review of their prevalence distributionand opportunities for control Plos neglected tropical diseases 7 2013 Page17-55

18Azizah dan Setiyowati Hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulungtentang personal higiene dengan kejadian skabies pada balita di tempatpembuangan akhir kota semarang Dinamika Kebidanan 1 2011 Page 1-5

19Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 207

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabiesmasih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagai penyakit biasasaja karena tidak membahayakan jiwa Masyarakat tidak mengetahuibahwa luka akibat garukan dari penderita skabies menyebabkan infeksisekunder dari bakteri Stapilococos ataupun jamur kulit berakibatkerusakan jaringan kulit yang akut20

Pencegahan penyakit skabies menjadi tantangan di masa depanHal ini didasarkan beberapa fakta adanya efek samping obat yang tidakdiharapkan resistensi obat dan kendala diagnosis skabies serta masihdiperlukannya penelitian yang panjang terkait dengan penggunaantanaman sebagai obat Beberapa literatur melaporkan adanya resistensiscabiei terhadap obat anti skabies yang telah diuji baik secara in vitromaupun secara in vivo21

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakin rendahtingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuan tentang personalhigiene juga semakin rendah Akibatnya menjadi kurang peduli tentangpentingnya personal higienis dan perannya dalam higiene rendahterhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatan umum untukmendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit22

Pendidikan kesehatan merupakan solusi yang paling tepat untukmencegah prevalensi skabies yang hampir ada di seluruh dunia mulaiabad 17 Pendidikan kepada masyarakat dapat dilakukan melaluipenyuluhan atau sosialisasi seputar penyakit skabies faktor-faktorpenyebab penanganan jika terinfeksi Hal yang paling penting adalahpendidikan tentang personal higiene dan lingkungan yang efektif dalammencegah skabies yang bersifat endemik epidemik dan sporadik23

11-1820 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-

177421 Wardana A H Manurung J Iskandar T Skabies tantangan penyakit

zoonosis masa kini dan masa datang Wartazoa 16 2006 Hal 1-1322 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among male

soldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

23 Yahmi Ira Setyaningrum Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan

208 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesantren Al Hamidiyah dandi pesantren Qothrotul Falah terbanyak adalah puskesmas belum adaPoskestren baik di pesantren Al Hamidiyah maupun di pesantrenQothrotul Falah

Prevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan SeminarNasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2014

209

Bab VIPenutup

A KesimpulanSetelah dilakukan analisis berdasarkan metodologi yang

digunakan terhadap semua data yang diperoleh kemudian dibandingkandengan kajian terdahulu yang relevan dan sesuai tujuan penelitian makastudi ini membuktikan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dipengaruhi olehpelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Kurangnyapelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah mempengaruhi kejadian atau prevalensi skabies dikedua pondok pesantren Masih rendahnya perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah merupakan faktor dominanterhadap prevalensi batuk pilek Sedangkan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu Temuan-temuan yangmemperkuat kesimpulan dari studi ini dipaparkan sebagai berikut

1 Distribusi Karakteristik Responden terhadap Praktik PersonalHigiene Santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan di PondokPesantren Qothrotul Falah

a (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2)Tinggal di pondok pesantren rata-rata lama (3) Frekuensi sakitrata-rata lebih sering (4) Distribusi berdasarkan jenis kelaminlebih banyak santri laki-laki (5) Distribusi berdasarkanpengetahuan sikap dan perilaku sebagian besar santri mempunyaipengetahuan sikap dan perilaku baik

210 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b (1) Distribusi tingkat pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu berpendidikan tinggibegitu juga dengan tingkat berpendidikan ayah (2) Distribusipekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja begitu juga denganayah lebih banyak yang bekerja (3) Distribusi pendapatankeluarga sebagian besar keluarga berpendapatan tinggi

c (1) Distribusi berdasarkan status sakit di pondok pesantren AlHamidiyah sebagian besar santri tidak mengalami gatal-gatalskabies diare dan demam frekuensi santri yang mengalami batukpilek sama besar dengan yang tidak mengalami (2) Distribusiyang mengalami kejadian penyakit lain (gastritis sakit gigipingsan dan panu) hampir merata yang mengalami dengan yangtidak mengalami (3) Distribusi responden yang berobat kepelayanan kesehatan lebih banyak santri yang pergi berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktikdokter poskestren dan rumah sakit

d (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2) Rata-rata lama tinggal di pondok sebentar (3) Rata-rata frekuensi sakitjarang (4) Distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyaksantri perempuan (5) Distribusi berdasarkan pengetahuan sikapdan perilaku sebagian besar santri di pondok pesantren AlHamidiyah mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku baik (6)Rata-rata jumlah teman sekamar lebih banyak

e Distribusi karakteristik orang tua di pondok pesantren QothrotulFalah tingkat pendidikan ibu responden lebih banyakberpendidikan rendah begitu juga dengan berpendidikan ayahlebih banyak ibu yang bekerja dan lebih banyak ayah yangbekerja sebagian besar pendapatan keluarga rendah

f Distribusi status penyakit di pondok pesantren Qothrotul Falahsebagian besar santri tidak mengalami demam dan lebih banyaksantri yang tidak mengalami gatal-gatal skabies diare dan batukpilek sebagian besar santri tidak mengalami prevalensi penyakitlain dan lebih banyak santri yang pergi berobat ke fasilitas

Penutup 211

pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktik dokterposkestren dan rumah sakit

2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominana Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

b Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensibatuk pilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabiesSedangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi batuk pilek

3 Perbandingan Perilaku Personal Higienea Pengetahuan tentang perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebih baik jumlah temansekamar lebih sedikit tingkat pendidikan ibu dan ayah lebihbanyak yang berpendidikan tinggi pendapatan keluarga sebagianbesar tinggi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pesantren adalah pekerjaan ibu

b Sikap santri terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Qothrotul Falah rata-rata lebih baik lama tinggal santridi pondok pesantren rata-rata sebentar frekuensi sakit santrilebih rendah dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri adalah prevalensi batuk pilek

B Rekomendasi1 Untuk Akademisi

Agar memperoleh hasil yang lebih valid lagi maka perludilakukan penelitian lanjut terhadap kebersihan khususnya pada santriputeri dan pola penggunaan kulah dengan menggunakan desainlongitudinal baik kohor atau eksperimen untuk menemukan model atau

212 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

perilaku spesifik bagi pondok pesantren pengguna kulah sehingga kulahdapat menjadi sumber air yang suci dan bersih sesuai ajaran Islam yangsempurna

2 Untuk Pembuat Kebijakana Menjadikan skala prioritas masalah penyakit menular di

komunitas pondok pesantren terlebih di pondok pesantren yangmasih menggunakan kulah sebagai akses air bersih

b Merumuskan pedoman pengelolaan air bersih berdasarkan sumberair utama yang digunakan ketersediaan air sepanjang tahun dankualitas air bagi pengelola pondok pesantren semua tipe ashriyahsalafiyah dan salafiyah ashriyah

c Meninjau dan merumuskan kembali Keputusan bersama MenteriKesehatan Republik Indonesia Menteri Agama RepublikIndonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentangpeningkatan kesehatan pada pondok pesantren dan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanPenyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren

3 Untuk Pengelola Programa Pengelola Pondok Pesantren

Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan puskesmas ataufasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku santri terhadap kebersihan diri

b Pelayanan Kesehatan(1) Mempertegas tugas dan tanggungjawab terhadap kesehatan dipondok pesantren (2) Memperbaiki kerjasama dan upaya skriningserta pemantauan terutama terhadap prevalensi penyakit menulardi pondok pesantren (3) Mengembangkan panduan teknikpembinaan untuk Poskestren (4) Meningkatkan kemampuanpetugas terhadap pembinaan Poskestren (5) Menjadikan programPoskestren sebagai peluang untuk mengembangkan promosi danpencegahan penyakit menular yang berbasis komunitas

213

Daftar Pustaka

A BukuAl-Qaradhawi Yusuf Fikih Thaharah Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004Amin Haedari Transformasi Pesantren Jakarta Lekdis amp Media

Nusantara 2006Amra Anshar Definisi Dan Jenis-Jenis Penelitian Mahasiswa Program

Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika BandungSekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung 2010

Azizy Ahmad Qodri Abdillah ldquoMemberdayakan Pesantren danMadrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk DinamikaPesantren dan Madrasah (Cet I) Semarang Fakultas TarbiyahIAINWalisongo Semarang dan Pustaka Pelajar 2002

Az-Zuhayli Wahbah Fikih Islam Wa Adillatuhu Vol 1 DepokGema Insani 2011

Azra Azyumardi Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000

------ Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi DanModernisasi Translated by Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003

Bachtiar Adang Kusdinar Achmad Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI Puslit IAINJakarta Peran Pesantren Dalam Penyelenggaraan Program Wajar9 Tahun Jakarta Laporan Penelitian 1999

Berkowitz Leonard Social Psycology Vol 3 Scott Foresman andCompany 1972

Dahlan Sopiyudin Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012

David G Kleinbaum Lawrence L Kupper Hal MorgensternEpidemiologic Research Principles and Quantitative New YorkNostrand Reinhold 1982

Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Farouki Suha Taji Modern Muslim Intellectuals and the QurrsquoanToronto Oxford University Press 2006

214 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Fatah H Rohadi Abdul Taufik M Tata Bisri Abdul MuktiRekontruksi Pesantren Masa Depan Jakarta PT ListafariskaPutra 2005

Gilbert Glen G Sawyer Robin G McNeill Elisa Beth HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health3 ed Sudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers2010

Glanz Karen Health Behavior and Health Education 2 edManufactured in the United States of America on Lyons FallsTurin Book 1996

Glaser Barney G Strauss Anselm L The Discovery of Grounded TheoryNew York Aldin Publishing Company 1980

Graef AJ Elder JP Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku Translated by M Hasanbasri YogyakartaGadjah Mada University Press 1996

Green W Lawrence Health Education Planning a Diagnostic ApproachTranslated by Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno SudartiMayfield Publishing Company 1980

------- Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah PendekatanDiagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990

Green W Lawrence Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed LondonMayfield Publishing Company 2000

Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan Dan Perkembangan) Jakarta Lembaga Studi Islamdan Kemasyarakatan (LSIK) 1999

Hastono Sutanto Priyo Analisis Data Kesehatan Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

Hielmy Irfan Modernisasi Pesantren Meningkatkan Kualitas UmatMenjaga Ukhuwah Jakarta Penerbit Nuansa 2003

Kesmas Departemen Kesehatan Direktur Promkes Dirjen PromosiKesehatan Jakarta 2000

Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali Semarang Program Pascasarjana InstitutAgama Islam Negeri Walisongo 2013

Kodim Nasrin Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program StudiEpidemiologi Jakarta Universitas Indonesia 2006

Daftar Pustaka 215

L Clasen TF Haller Water Quality Interventions to Prevent DiarrhoeaCost and Cost-Effectiveness Geneva World Health Organisation2008

Lapau Buchari Prinsip Dan Metode Epidemiologi Jakarta FakultasKedokteran Universitas Indonesia 2011

Lemeshow Stanley Hosmer W David Jr Klar Janelle Lwanga KStephen Adequacy of Sample Size in Health Studies GenevaWorld Health Organization 1997

Luknis Sabri Sutanto Priyo Hastono Statistik Kesehatan JakartaRajawali Press 2008

Lwanga K Stephen and Lemeshow Stanley Sample size determinationin health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Madjid Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret PerjalananJakarta Paramadina 1997

Mary Evelyn Tucker John A Grim The Emerging Alliance WorldReligions and Ecology Daedalus 2001

Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren Jakarta DivaPustaka 2006

Masrsquoud Abdurrahman Dinamika Pesantren Dan Madrasah YogyakartaPustaka Pelajar 2002

Millestein Promoting the Health of Adolescent Toronto OxfordUniversity Press 1993

Muhadjir Noeng Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif Dan Mixed 5 ed Yogyakarta Rake Sarasin 2007

Murti Bisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997

Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal StudiKeislaman Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013 (191-215)

Nancy K Janz Marshal H Becker The Health Belief Model A DecadeLater 1984

Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2011Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2015Nizar Samsul Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan

Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam Jakarta PrenadaMedia Group 2008

Nola J Pender Nola P Pender Carolyn L Murdaugh Mary Ann PersonsHealth Promotion in Nursing Practice New Jersey PearsonEducation 2014

216 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Notoatmodjo Soekidjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

Paramadina Jurnal Pemikiran Islam Perspektif Jender Dalam IslamJakarta Yayasan Paramadina 2007

Potter A Patricia Webb Health Promotion and Patient EducationLondon Chapma And Hall 1994

Potter A Patricia Perry Anne Griffin Basic Nursing Essentials forPractice 6 ed Philadelphia Mosby Publication Elsevier St LouisMissouri 2007

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2009

Quasem Abul M Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalamIslam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988

Ramayulis dan Nizar Samsul Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan IndonesiaJakarta Quantum Teaching 2005

R Bonita R Beaglehole T Kjellstroumlm Basic Epidemiology GenevaWHO 1993

Rahman Fazlur Islam and Modernity (Transformation of anIntellectual Tradition) London University of Chicago Press1982

Rianti Emy Epidemiologi Dalam Kebidanan Jakarta Trans Info 2010Richard Goldsmith Burges Julia Brannen Mixing Method Qualitative

and Quantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992Santoso Singgih Statistik Nonparametrik Konsep Dan Aplikasi

Dengan Spss Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010Sanusi M Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik Najah

Yogyakarta 2012Sarijo Marwan Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Jakarta

Dharma Bakti 1980Schulze Reinhard A Modern History of the Islamic World New York

IB Touris amp Co Ltd 1995Sina Ibnu Kitab Assiyasah Mesir Majalah al-Masyrik 1906Skinner Burrhus Frederic The Behavior of Organisms New York

Knopf 1991Smith Virginia Clean a History of Personal Hygiene and Purity 1 ed

New York Oxford University Press Inc 2007

Daftar Pustaka 217

Snehendu Kar A Psychological of Health Behavior Health ValuesAchiving High Level Wellness 1983

Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) BandungAlfabeta 2011

Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa KebidananJakarta TIM 2009

Wahjoetomo Perguruan Tinggi Pesantren Jakarta Gema Insani Press1997

Yasmadi Modernisasi Pesantren Kritikan Nurcholish Madjid TerhadapPendidikan Islam Tradisional Jakarta Ciputat Press 2002

Zakaria Azrarsquoie Muhayat Athiah Ibnu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Quran (YPA)2008

Zarkasyi Abdullah Syukri Gontor Dan Pembaharuan PendidikanPesantren Jakarta Raja Grafindo Persada 2005

B JurnalAbdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-Fedawy Menstrual

Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptReproductive Health Matters 13 (2005)

Abouleish Ezzat Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School ofMedicine and Director of Obstetric Anesthesia Magee-WomensHospital The Journal of IMA (1979)

AC Triplehorn FN Johnson Borror and delongrsquos introduction to thestudy of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont (2005)

AH Mahpudin Renti Mahkota Faktor Lingkungan Fisik RumahRespon Biologis Dan Kejadian Tbc Paru Di Indonesia KesmasJurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 1 no 4 (2007)

Amelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin Ida Leida Hubungan AntaraPekerjaan Pmo Pelayanan Kesehatan Dulungan Keluarga DanDiskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien Tb Paru ArtikelUniversitas Hasanudin (2012)

Andersen Flemming et al Comparison of the Effect of Glycerol andTriamcinolone Acetonide on Cumulative Skin Irritation in aRandomized Trial Journal of the American Academy ofDermatology 56 (2007)

Annette Pruss David Kay Lorna Fewtrell Jamie Bartram Estimatingthe Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at a

218 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Global Level Environmental Health Perspectives Journal 110(2002)

B Baur J Sarkar N Manna L Bandyopadhyay The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the SkinOPD of A Tertiary Care Hospital in Kolkata India Journal ofDental and Medical Sciences 3 (2013)

Benjamin A Miko Bevin Cohen Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson Determinants of Personal andHousehold Hygiene among College Students in New York City2011 American Journal of Infection Control 40 (2012)

Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudesand Perceptions toward Hand Hygiene among HealthcareWorkers Caring for Critically Ill Neonates Infection Control andHospital Epidemiology Journal 26 (2005)

Chosidow Olivier ldquoScabiesrdquo The new england journal of medicine(2006)

Creswell W John ldquoThe Mixed Methods Researchrdquo Pub Sage Journals(2009)

Dingwall Lindsay Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1 (2010)

Elizabeth Mc Donald David Brewster Ross Bailie Jocelyn Grace AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

Farid AW Ghrayeb Mohamed Rusli A Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior andHygiene-Related Facilities among Ascool Adolescents inPalestine International Medical Journal 21 (2014)

H A Wardana J Manurung T Iskandar ldquoSkabies tantangan penyakitzoonosis masa kini dan masa datangrdquo Wartazoa 16 (2006)

Haryono Iswahyudi Prabandari Suryo Yayi Hariyono WidodoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum rdquo BeritaKedokteran Masyarakat 24 (2008)

Hidayati Awik Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2014)

Herryanto Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren DiKabupaten Tangerang (2011)

Daftar Pustaka 219

Ishwar Dayal Mirza S Saiyadin Cross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theory Indian Journal of IndustrialRelations 6 (2012)

Janz Nancy K Marshall H Becker The Health Belief Model ADecade Later (2012)

John M Boyce MD Didier Pittet MD Guideline for Hand Hygienein Health‐Care Infection Control and Hospital Epidemiology 23(2012)

Kartasasmita B Cissy ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo Buletin JendelaEpidemiologi 3 (2010)

K Kline S James McCarthy M Pearson A Loukas P HotezldquoNeglected tropical diseases of oceania review of theirprevalence distribution and opportunities for controlrdquo Plosneglected tropical diseases 7 (2013)

KI Ciftci S Karaca O Dogru Z Cetinkaya K Kulac Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of AfyonTurkey Korean Journal of Parasitology 44 (2006)

L Ariza B Walter C Worth S Brockmann ML Weber and HFeldmeier ldquoInvestigation of a Scabies Outbreak in aKindergarten in Constance Germany Europeanrdquo Journal ofClinical Microbiology amp Infectious Diseases (2013)

Mahmud S Pappas G Hadden WC Prevalence of Head Lice andHygiene Practices among Momen over Twelve Years of Age inSindh Balochistan and North West Frontier Province NationalHealth Survey of Pakistan 1990-1994 Parasit Vectors 4 no 11(2011)

Mcdonald Elizabeth Bailie Ross Grace Jocelyn Brewster David AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

MK Bandi C Saikumar Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research4839 (2012)

Mertens M Donna ldquoMixed Methods Researchrdquo Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

N Raza RNS Qadir H Agna ldquoRisk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control studyrdquo Eastern MediterraneanHealth Journal 15 (2009)

220 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Nikos L D Chatzisarantis Martin S Hagger Mindfulness and theIntention-Behavior Relationship within the Theory of PlannedBehavior (2007 )

Sandriana Ibnu Indra Fajarwati A Rachman Watief ldquoPerilaku PersonalHygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesirdquo Makasar Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Hasanudin Pengabdian Masyarakat(2014)

Sarkar M Personal Hygiene among Primary School Children Living ina Slum of Kolkata India Journal of Preventive Medicine andHygiene 15 no 3 (2013)

Setiyowati Ifa Nur Azizah Widyah Hubungan Tingkat PengetahuanIbu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan KejadianSkabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir KotaSemarang Jurnal Dinamika Kebidanan 1 (2011)

Smith G Richard Iwata A Brian Antecedent Influences on BehaviorDisorders Journal Of Applied Behavior Analysis 30 (1997)

Sonia A Alemagno Sharon M Guten Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve HandHygiene Knowledge and Compliance among Health CareWorkers The Journal of Continuing Education in Nursing 41(2010)

Trihono Gitawati Retno ldquoHubungan Antara Penyakit Menular denganKemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit MenularIndonesia 1 (2009)

V Erasmus W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha J HRichardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration ofReasons for Poor Hand Hygiene among Hospital WorkersLack of Positive Role Models and of Convincing EvidenceThat Hand Hygiene Prevents Cross-Infection InfectionControl and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009)

C ArtikelAburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir (2008)httppersisorid

Al-Albani Muhammad Nashiruddin Kumpulan Hadits Dari ShahihMuslim Tentang Kitab Bersuci (2007)

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Haid (2007)

Daftar Pustaka 221

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Mandi (2007)Al-Fadhil Waluyo Mutiara Islam Hadits Tentang Kebersihan 2013Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai

Oleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadits bag 1 2014Almath Muhammad Faiz 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) Tentang Kebersihan (2007)Amirin Tatang M Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan

Sampel dari Populasi tak Terhingga dan tak JelasTatangmangunywordpresscom (2011)

Asep Herry Hernawan dkk Konsep Dasar Kurikulumkurtekupiedupsbwp-contentuploadsModul-Konseppdf(2011)

Association American Dental A Healthy Mouth for Life OralLongevity (Pdf) wwworallongevityadaorg (2008)

Bahraen Raehanul Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok wwwmuslimafiyahcom (2012)

Bloom Benyamin S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I CognitiveDomain New York David McKay (1956)

Blum L Henrik Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory Human Science Press New York 1974Departemen Kesehatan RI (2008)

CL Blue The Predictive Capacity of the Theory of Reasoned Actionand the Theory of Planned Behavior in Exercise Behavior AnIntegrated Literature Review Made available courtesy ofWiley-Blackwellhttpwww 3interscience wileycomhttpwwwgobookeenet Pdf (1995)

Curtis V Cairncross S Effect of Washing Hands with Soap onDiarrhoea Risk in the Community A Systematic Review LancetInfectious Diseases (2003)

David Adams Jacki Wadeson The Art of Hair Colouring LondonThomson Learning (2005)

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RevitalisasiPeran Pesantren (2012)

Edwards Allen Techniques of Attitude Scale Construction AppletonCentury Croft Inc (1957)

Edward Taylor B Definisi Kebudayaan Menurut Para AhliH S Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren

httpwww islam onlinenetIslamAwarenessgmailcom (2006)

222 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hermawan Deri Definisi Model Dan Simulasi (2010)httpyanazmiblogspot com 200905model-simulasi html

Hillary Eva Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Iftaa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Tata CaraWudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnah(2011) Artikel kaahilwordpresscom

Ikhsan Abu Pentingnya Personal Hygiene Dalam MeningkatkanKekhusuan Sholat Berjamaah (2011) httpwww addthiscombookmark

Indonesia Kamus Bahasa Definisi Mandi (2013)httpkamusbahasaindonesia Org

Isa Abdulloh bin Salam Abu Ringkasan Syarah Arbarsquoin an-Nawawi -Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah SebagianDari Iman Hadits Ke-23 (Hr Muslim) (2007)httpopi110mbcom

Indah Islam Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku In IslamposMedia Islam Generasi Baru 2015

Islami Artikel Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai PetunjukRasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam 2013

Jamil Abdul Jumlah Santri Di Indonesia Terus Bertambahwwwhidayatullah comread1811721072011

Kasule Hasan Omar ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rdInternational Nursing Conference Brunei Darussalam Article1998

LC Anwar Abu Bakar Al-Muyassar Al-Quran Dan TerjemahnyaAl-Arsquola (Yang Paling Tinggi) Surah Ke-87 Ayat 14 Translatedby Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran BandungSinar Baru Algensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Al-Baqarah (SapiBetina) Surah Ke-2 Ayat 222 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Muhammad (NabiMuhammad) Surah Ke-47 Ayat 7 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

Daftar Pustaka 223

Malang Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Pondok PesantrenModernwwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modern[accessed 29 Oktober 2013]

Mansyur Muchtarudin Pendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah JakartaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia (2010)

Muawiah Abu Keutamaan Menyikat Gigi In Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2015)

Nabavi Tadayon Razieh Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article (2012)

Nisa Alifia Rahmi Anindita Soetadji Hubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan PenyakitJantung Bawaan Universitas Diponegoro (2010)

Nursal Dien Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Padang UniversitasAndalas (2007)

Pesantren Artikel Disertasi Rujukan Desember (2010)Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan Pola

Pendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah KabupatenMerangin harisn73fileswordpresscom Pdf (2007)

Pondok Pesantren Al-Awwabin Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Profil Depok (2014)Pondok Pesantren Al-Karimiyah Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Qothrotul Falah Profil Banten (2013)Rahardjo Mudjia Analisis Data Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengalaman Empirik wwwmudjiarahardjocom [accessed 11Juni 2010]

Rahardjo Mudjia Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif wwwmudjiarahardjocom [accessed 2 Juni 2010]

Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Asy Syariah (2007)Riyadi Selamat ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan OlahragaKementerian Kesehatan Artikel (2012)

RI Kementerian Agama Analisis Statistik Pendidikan Islam Tahun20112012 httppendiskemenaggoid Pdf

------- Kakanwil Kemenag Jabar Sambut Delegasi KementerianPendidikan Negara Bangladesh Pekapontren amp Penamas (2012)

RI Kementerian Kesehatan Keputusan Bersama Menteri KesehatanRepublik Indonesia Menteri Agama Republik Indonesia Dan

224 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37Tahun 2002 Tentang Peningkatan Kesehatan Pada PondokPesantren Dan Institusi Keagamaan Lainnya Jakarta (2002)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta (2011)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan PembinaanPos Kesehatan Pesantren Jakarta (2013)

------- Riset Fasilitas Kesehatan Jakarta Balitbangkes (2011)------- Undang Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Jakarta (1992)RI Kementerian Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum No 37 Tahun 1989 Jakarta (1989)RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang Undang No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta(2003)

RI Undang-Undang Dasar (1945)RI Kementerian Permukiman Keputusan Menteri Permukiman No

403 Kpts M 2002 Tentang Prasarana Wilayah Jakarta (2002)Rudito Bambang Pranata Sosial Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang httpWwwDepsosGoIdUnduh Bambang_ Rudito 20Pdf[accessed 19April 2012]

Sarwono Jonathan Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline

Sauriasari Rani Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology(2013)

Setyaningrum Ira Yahmi Skabies Penyakit Kulit yang TerabaikanPrevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi PencegahanSeminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS (2014)

Setiawan parta ldquoDefinisi Ekonomi Menurut Para Ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Soekanto Soerjono Kamus Sosiologi Dalam Nilai Dan Norma(2009) agsasman3ykfileswordpresscom

Sofa Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bagian 1 (2008)massofawordpresscomkupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif

Daftar Pustaka 225

Sofyan Efendi Kumpulan Hadits Dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) (2007)

Sridianti ldquoPengertian Lingkungan hidup menurut para ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Stacey Aisha The Importance of Personal Hygiene in Islam IslamicMorals and Practices (2009)

The Toolkit on Hygiene Sanitation Water Anal Cleansing (2005)Wikipedia com [accessed 7 November 2013]

Timur TSSM Provinsi Jawa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak MerusakLingkungan Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2013)

WHO Personal Hygiene 5th Standard------- Guidelines on Hand Hygiene in Health Care World Health

Organization can be obtained from WHO Press 20 Avenue Appia1211 Geneva 27 Switzerland (2005)

------- Combating Waterborne Disease at the Household Level GenevaWorld Health Organization (2007)

------- The Global Burden of Disease Geneva World HealthOrganization (2008)

------- Promoting Mental Health Concepts Emerging evidencePractice A report of the World Health Organization Departmentof Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University ofMelbourne World Health Organization Geneva (2005)

D Desertasi dan LaporanAtmawikarta Arum Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (Mp-Asi) Formula Tempe Terhadap Diare AktivitasFisik Dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 BulanDi Bogor Jawa Barat Disertasi Universitas Indonesia 2007

Badri Mohammad Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo 2008

Damayanti Rita Peran Bio-Psikososial Terhadap Perilaku BeresikoTertular Hiv Pada Remaja Slta Di Dki Disertasi UniversitasIndonesia 2007

Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan SlemanYogyakarta Yogyakarta Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

226 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hutagaol Eli Marlina Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana TeknisDaerah Abdi Darma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota BinjaiTahun 2010 Medan USU 2010

Krianto Tri Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-MuridSekolah Dasar Negeri Di Kota Depok Desertasi UniversitasIndonesia 2008

Kodim Nasrin ldquoHubungan Lingkungan Sosiodemografi denganHipertensi yang Tidak Terkendali pada Calon Jamaah HajiIndonesiardquo Desertasi Universitas Indonesia 2004

Nugroho Arsad Rahim Ali Perilaku Kesehatan Dan Proses PerubahanPolewali Mandar Dinas Kesehatan Polewali Mandar 2012

Rochadi Kintoko R Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku MerokokPada Remaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI JakartaDesertasi Universitas Indonesia 2004

Sanusa Herry Noer Aly Pemikiran KH Imam Zarkasyi PraksisnyaPada Pondok Modern Gontor Desertasi UIN SyarifHidayatullah 2008

Setiaji Bambang ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen PadaTukang Ojekrdquo Desertasi Universitas Indonesia 2009

Syafirsquoi Ahmad Orientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-MasthuriyahSukabumi Desertasi UIN Syarif Hidayatullah 2008

Triwinarto Agus ldquoTinggi Badan Dewasa dan Risiko HipertensirdquoDisertasi Universitas Indonesia 2013

Zakharias Giay Bidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat LokalPapua Disertasi Universitas Indonesia 2004

227

Glosarium

Analisis Manajemen data hasil penelitian untuk dinterpretasiguna menjadi informasi yang bisa dibaca

Bias Distorsi sebuah penyajian yang dipenuhi prasangkaatau kesalahan dalam memperkirakan sebuah nilaitertentu

Bondongan Sistem kolektif atau melakukan pengajian secarabersama-sama di pondok pesantren

Demam Suhu badan lebih tinggi daripada biasanya ditandaisuhu badan melebihi 37 disebabkanoleh penyakit atau peradangan

Diare Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahanbentuk dan konsistensi dari tinja yang melembeksampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang airbesar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

Distribusi Persebaran kasus atau penyakit atau masalahkesehatan yang ada

Enabling Keadaan yang mungkin keadaan yang memungkinkansesuatu terjadi

Endemik Penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau padasuatu golongan masyarakat

Environment Lingkungan yang memungkinkan atau mempengaruhisesuatu terjadi

Epidemik Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah yang luas dan menimbulkan banyak korban

Faktor Hal yang ikut menyebabkan mempengaruhiFrekuensi Ukuran jumlah per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikanHalaqah Lingkaran pertemuan atau pengajian yang dimana

orang-orang ikut duduk melingkarHigiene Ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau memperbaiki kesehatanHubungan Keadaan berhubungan

228PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Infeksi Terkena hama kemasukan bibit penyakit ketularanpenyakit

Katagorik Bagian dari sistem klasifikasi atau golongan yangmempunyai sifat dan hubungan yang sama

Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis bertujuanmendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilihmelalui wawancara pribadi

Kulah Kolam tempat menyimpan air yang dibuat dari tanahbatu atau semen yang berisi air yang menggenangyang dapat digunakan untuk mencuci dan berwudu

Mean Nilai rata-rata dari beberapa buah dataMedian Nilai tengah dari data-data yang terurutMinimal Sedikit-dikitnya sekurang-kurangnya terkecilModern Terbaru mutakhir sikap dan cara berpikir serta

bertindak sesuai dengan tuntutan zamanNumerik Data statistik yang bersifat angka atau sistem angka

memerlukan pengolahan yang cermatParametrik Prosedur pengujian yang dilakukan berlandaskan

distribusi karakteristiknyaPengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untukmenindaki lantas melekat di benak seseorang

Penyakit Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakterivirus atau kelainan sistem faal atau jaringan padaorgan tubuh makhluk hidup

Perilaku Reaksi individu terhadap stimulasi atau lingkunganPerspektif Menggambarkan suatu yang terlihat oleh mata dengan

sudut pandang tertentuPersonal Bersifat pribadi atau peroranganPondok Tempat santri dan santriwati atau siswa dan siswiPesantren tinggal atau mondok atau bermukim untuk belajar dan

atau mengajiPoskestren Pos kesehatan pesantren sebuah bidang yang

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan santridan santriwati yang dapat memberikan solusi terbaikterhadap masalah-masalah yang terkait dengan

Glosarium 229

kesehatan Prioritas pelayanan poskestren ditujukanbagi santrisantriwati dewan guru dan pegawaiNamun poskestren juga dapat diakses oleh masyarakatumum yang membutuhkan

Predisposing Pencetus (1) kecenderungan khusus ke arah suatukeadaan atau perkembangan tertentu (2)kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatuberdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya

Reinforcing Penguat yang menguatkan atau yang dipakai untukmemperkuat

Reliabilitas Sesuatu yang bersifat reliabel atau ketelitianResponden Sampel atau subjek penelitian terpilih untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan untukkepentingan penelitian

Skor Jumlah angka yang didapatkan dari hasil pengukuranatas satu variabel

Sporadis Keadaan penyebaran tumbuhan atau penyakit di suatudaerah yang tidak merata dan tidak tentu waktunya

Standar deviasi Nilai statistik yang digunakan untuk menentukanbagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapadekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilaisampel

Statistik Catatan angka-angka (bilangan) data yang berupaangka yang dikumpulkan ditabulasi digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yangberarti mengenai suatu masalah atau gejala

Sampel Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifatsuatu kelompok atau karakteristik yang dimiliki olehpopulasi

Sikap Perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan padakehidupan sehari-hari

Skabies Penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungaumudah menular dari manusia ke manusia dari hewanke manusia dan sebaliknya

Sorongan Sistem individual atau melakukan pengajian secarasendiri-sendiri di pondok pesantren

230PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tradisional Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selaluberpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yangada secara turun-temurun

Validitas Sifat benar menurut bahan bukti yang ada logikaberpikir atau kekuatan hukum

Variabel Faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahanatau peubah dalam penelitian

231

Indeks

AAbu Isa Abdulloh bin Salam 2Al Hamidiyah 7 17 18 28 29 3032 40 41 95 96 98 99 100101 102 111 112 114 115116 118 119 120 122 129130 132 138 142 143 144147 148 149 153 154 155157 158 159 160 161 162164 165 166 167 168 176178 187 188 189 190 191192 193 194 195 196 197198 199 200 201 202 203204 205 212 213 214 215

Analisis 5 9 28 39 113 129 139167 184 185

Analisis Multivariat 167 185Ayah 48 117 123 152 153 155173 174 175 185 193 199

Azyumardi Azra 5 54

BBanten 8 9 28 29 95 184Batuk pilek 9 161 162 180 185202 204

Benyamin Bloom 139Bias 142Bivariat 167 184

CCarolyn L Blue 146CI 130 138 143 149 153 154155 156 157 158 159 160161 162 164 165 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 197199 201 202 204

DData 8 26 27 28 36 37 39 97113 129 139

Demam 9 118 125 164 165 182195 202 203

Depok 3 24 28 29 37 95 99132 142 147 159 160 162164 165

Diare 118 124 162 163 181 184185 195 202

Distribusi 112 114 115 116 117118 119 120 121 122 123125 193 196 198 213 214215

Dominan 129 166 168 184 215

EEnabling 128 157 176Environment 159 178

FFactors 159 168 178 195 197202

Faktor 21 22 83 127 129 140141 145 159 166 168 184204 205 215

Faktor-faktor 129 140 168Frekuensi 36 114 115 121 122189 213

GGambaran 40 99 114 115 116118 120 122 123 124

Gatal-gatal 9 118 124 159 178184 185 195 202

HHigiene 19 22 23 57 95 111120 127 129 163 166 168

232 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

184 187 213 215Hubungan 10 23 24 25 130 131138 140 141 143 144 149153 154 155 156 157 159160 161 162 163 164 165168 170 171 172 173 174175 176 178 179 180 181182 183 200

IIbu 35 117 123 148 149 154163 167 172 174 193 199204 205

Islam 1 3 4 5 9 11 12 18 2533 34 36 38 40 43 44 46 4748 49 50 51 54 57 74 75 7689 90 91 92 93 96 100 102107 127 132 134 136 137143 151 160 205 206 216

JJenis kelamin 34 114 121 130168 184 191

Jumlah teman sekamar 114 121189

KKarakteristik 116 117 123 131144 213

Kebersihan 1 13 64 74 107 131134 144 160

Keluarga 11 117 123 156 175193

Kesehatan 9 12 14 15 16 24 2529 43 55 64 70 82 107 113119 125 128 129 139 140141 145 147 150 156 157167 176 184 194 208 209216 217

Kombinasi 8 27Kualitas 209Kuesioner 37 112 113

LLaki-laki 114 121 130 169 191197

Laurence W Green 26 84 86 128Lindsay Dingwall 13 127

MMetodologi 26 29Modern 8 98 112 114 116 117118 129 130 132 138 142143 149 153 154 155 156157 159 160 161 162 164165 166 167

Muhammad Faiz Almath 134 151Muhammad Nashiruddin Al-Albani132 136

NNilai 112 113 115 127

OObservasi 23 38 169 171OR 129 130 138 143 144 149153 154 155 156 157 158159 160 161 162 164 165167 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184186 197 199 201 202

Pp value 130 131 141 186P value 130 138 143 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 197 199 201 202

Patricia A Potter 13 127Pekerjaan 35 115 117 123 154155 156 167 174 175 193199

Pelayanan 119 125 156 157 167176 184 194 209 217

Indeks 233

Pendapatan 35 117 123 156 157175 193 199

Pendidikan 5 6 7 9 12 15 3549 50 53 54 91 92 93 102117 123 128 141 145 148149 150 151 152 153 172173 193 211 212

Penelitian 10 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 3031 38 140 145 156 163 165187

Pengaruh 24 147 150 153Pengetahuan 10 21 22 23 34 57112 115 116 120 122 138140 141 144 150 151 170188 191 197 215

Penyakit 9 10 22 70 118 124125 141 160 165 183 195202 203

Perempuan 114 121 130 169191 197

Perilaku 14 15 22 23 24 25 3132 56 89 112 116 120 122127 129 130 138 139 140141 143 145 147 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 166 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 187188 191 197 199201 202 215

Personal 13 14 19 22 56 57 6595 111 120 127 129 131 140163 166 168 184 187 213215

Pesantren 4 5 6 7 8 10 15 1619 22 23 24 28 29 30 36 3752 53 95 96 97 98 99 100101 103 104 105 106 107108 109 111 112 114 115116 117 120 121 122 123124 127 129 130 132 138142 143 147 149 153 154155 156 157 159 160 161

162 164 165 166 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 187188 189 191 193 194 195197 199 201 202 204 213216

Pingsan 9pondok 5 7 8 9 10 14 15 1617 18 19 22 23 25 28 29 3132 35 36 37 38 40 41 52 9596 97 98 99 100 102 103105 106 108 111 112 113114 115 116 118 119 120121 122 123 124 125 127129 130 138 142 147 149158 159 160 161 162 164165 166 167 168 169 177178 179 180 181 182 184186 187 188 189 190 191193 194 196 197 198 200201 203 204 205 206 207210 211 213 214 215 216217

Pondok 5 7 8 10 15 19 22 2324 34 37 111 120 129 132142 166 168 169 170 171177 179 182 184

Poskestren 35 36 119 125 212217

Praktik 14 95 111 120 213Precede-Proceed 26 84predisposing 18 36 86 128 129168 188 196

Predisposing 128 129 168Prevalensi 22 35 112 118 124125 159 160 161 162 164165 178 179 180 181 182183 195 210

Primer 26

QQothrotul Falah 17 18 28 29 3039 40 41 95 96 99 103 104

234 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

106 107 108 109 120 121123 124 125 129 168 169170 171 172 173 174 175176 177 178 179 180 181182 183 184 185 186 187188 189 190 191 192 193194 195 196 197 198 199200 201 202 203 204 205206 212 213 214 215

RRata-rata 114 115 121 190 214Regresi Logistik 167 184Reinforcing 128 147 172Responden 114 116 117 118 119120 121 122 123 124 132142 147 183 184 191 193194 195 213

SSakit 114 119 121 158Sampel 20 23 28 29Sampling 29Santri 5 10 22 23 29 52 95107 111 120 213

Sawangan 37 132 142 147 159160 162 164 165

Scabies 21 132Sekamar 114 121Seleksi 167 184Signifikan 20Sikap 10 22 34 112 116 120122 131 143 144 145 171188 191 197 215

Skabies 9 10 11 22 23 24 118124 160 161 167 179 184185 195 202 204 209

Skor 112 120Soekidjo Notoatmodjo 14Sofyan Efendi 3 132 134 136151

Statistik 5 9 128 129

Ttahagtrah 3Tahagtrah 2 3Tabel 112 113 114 116 117 118120 121 122 123 124 125130 138 143 144 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 185 186

Teman 114 121 122The Health Belief Model 145 146Tradisional 54 120 121 122 123125 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184185

UUmur 114 115 121Umur 114 121

VVariabel 24 31 32 34 112 114116 117 118 120 121 122123 124 130 138 143 149153 154 155 156 157 159160 161 162 164 165 166167 168 170 171 172 173174 175 176 178 179 180181 182 183 184 185 188189 191 193 194 195 197199 201 202 204

WWawancara 38 169 170 171 177179 182

Wilayah 24 25 115

Biodata Penulis

Emy Rianti lahir di Krui Lampung 09 Oktober 1964 anakpertama dari pasangan Ayah bernama Amir Hamzah (Alm) dan Ibubernama Nurzaruf Menikah dengan A Widyanto (Alm) pada tahun1987 dan dikaruniai dua putra dan dua putri Muhammad AminBudiman SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi dan AriefRahman Saleh (Mhs semester IV) sudah mempunyai dua orangmenantu Ari Sugeng Rizkianto dan Ety Rena Faulina AmdRad sertadua orang cucu Rizki Satria Bagaskara dan Rizki Malika Najmussabah

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga SekolahMenengah Atas Negeri di Lampung Tahun 1983 hijrah ke Jakarta luluspendidikan Akademi Keperawatan di RSI Jakarta tahun 1987 SarjanaKeperawatan Universitas Indonesia tahun 2001 Profesi NersUniversitas Indonesia tahun 2002 Magister Kesehatan Masyarakatpeminatan Epidemiologi Universitas Indonesia tahun 2006 danProgram Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Agama dan KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016

Pada saat ini bekerja sebagai Dosen tetap di Poltekkes KemenkesRI Jakarta I Pada tahun 2006-2010 selain sebagai Dosen mendapattugas tambahan sebagai Kepala Unit Penelitian dan PengabdianMasyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta I tahun 2007-2008 sebagaiKepala Unit Penjaminan Mutu tahun 2007-2010 sebagai PemimpinRedaksi Jurnal Kesehatan ldquoHealth Qualityrdquo Poltekkes Jakarta I tahun2008 bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia mendampingiJamaah Selain sebagai Dosen tugas tambahan saat ini adalah sebagaiKasub Unit Penelitian Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta I AnggotaRedaksi Jurnal ldquoHealth Qualityrdquo Tim Pakar Riset Pembinaan TenagaKesehatan (Risbinakes) dan Anggota Komisi Etik Penelitian KesehatanPoltekkes Kemenkes Jakarta I

Hasil karya dalam bidang penelitian antara lain Risiko KankerPayudara Wanita pada Pasien Rawat Jalan di RS Dharmais (2011)Kesiapan Primigravida dalam Persalinan di Puskesmas Jagakarsa

243

Jakarta Selatan (2012) Pola Asuh Orang Tua dan Gangguan Perilakupada Anak Usia Pra Sekolah di Pondok Labu Jakarta Selatan (2013)Pengaruh Kompres Hangat pada Perineum dalam Menurunkan RasaNyeri Ibu Paska Salin di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan (2014)Deviasi Perhitungan Taksiran Berat Janin Berdasarkan MetodeJohnson-Toshack Formula Sederhana dan Formula Dare pada KlienPersalinan di RSUP Fatmawati Jakarta (2015) Tinggi Badan UsiaDewasa dan Risiko Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD Depok (2016)Percepatan Involusi Uteri melalui Latihan Otot Transversus Abdominis(PUPT Kemenkes RI tahun 2017)

Bergabung menjadi anggota Tim dalam penelitian Kemenkes RIantara lain Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten MaumerePropinsi NTT (2011) Riset Pengendalian Malaria Ditjen PPampPLKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB (2012) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis wilayah Jakarta BaratDKI (2013) dan sebagai anggota Tim Riset Pendidikan TenagaKesehatan Puslitbangkes (2017)

Hasil karya dalam bentuk buku adalah ldquoEpidemiologi dalamKebidananrdquo yang diterbitkan oleh CV Trans Info Media Jakarta tahun2009 dan edisi revisi tahun 2010 2011 2012 Sedangkan hasil karyadalam bentuk publikasi ilmiah antara lain Status Gizi dan KejadianPneumonia pada Balita (2007) Model Kepatuhan Ibu Hamil terhadapKonsumsi Tablet Besi (2007) Lingkungan Fisik Rumah Faktor SosialEkonomi dan Kejadian Pnemonia pada Balita (2008) DemandMasyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (2012) RisikoKanker Payudara Wanita (2012) serta Pola Asuh Orang Tua danGangguan Perilaku pada Anak Usia Pra Sekolah (2015)

Depok Maret 2017Penulis

244 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

  • 1pdf (p1)
  • 2pdf (p2-3)
  • 3pdf (p4-17)
  • 4pdf (p18-57)
  • 5pdf (p58-107)
  • 6pdf (p108-139)
  • 7pdf (p140-199)
  • 8pdf (p200-225)
  • 9pdf (p226-229)
  • 10pdf (p230-243)
  • 11pdf (p244-247)
  • 12pdf (p248-251)
  • 13pdf (p252-259)
  • 14pdf (p260-261)
Page 4: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’

iv

Prof Dr Yunasril Ali MA Prof Dr Iik Arifin Mansurnoor MA ProfDr Munzier Suparta MA dan yang tidak penulis sebutkansatu-persatu yang telah memberikan ilmu pengalaman masukan dansaran Prof Dr Azyumardi Azra MA selaku Direktur SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-2015 ProfDr Suwito MA selaku Ketua Program Doktor dan Dr Yusuf RahmanMA selaku Ketua Program Magister yang telah memberikankesempatan kepada penulis menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta

Pimpinan dan staf akademik serta administrasi SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain Mba VhemyMba Ima Mas Adam Mas Arief Mas Jayadi dkk Ibu Alfida MLISselaku Pimpinan perpustakaan Riset Pascasarjana UIN SyarifHidayatullah Jakarta beserta staf Pimpinan dan staf perpustakaan FKMUI Depok Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UINSyarif Hidayatullah Jakarta Dr Nurul Huda Marsquoarif MA selakuPimpinan Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten Bapak UstadzAzman MA dan Bapak Zarkasih MA selaku Pimpinan dan staf PondokPesantren Al Hamidiyah Depok

Ibu Ani Nuraeni SKp MKes selaku direktur PoltekkesKemenkes Jakarta I beserta jajarannya Ibu Dra Mumun MunigarMAKes selaku ketua jurusan kebidanan dan rekan-rekan dosen sertacivitas akademik Poltekkes Kemenkes Jakarta I Dr Agus TriwinartoSKM MKM Kasubbid Gizi dan Kesehatan Keluarga Pusat Penelitiandan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Kemenkes RIpeneliti sekaligus teman diskusi terkait tema penulisan sahabat DrMoh Asyrsquoari Muthhar MFilI dan Dr Adzan Noor Bakri SESyMAEk

Teruntuk ayahanda dan ibunda tercinta teriring doa lsquoRabbi ighfirli wa li walidayya warhamhuma kama rabbayani shaghirarsquo tidakterbalas doa dan kasih sayang yang tercurahkan kepada penulis semogamenjadi jalan mendapat kebahagiaan dan kedudukan mulia duniaakhirat dari Allah Swt Untuk suami almarhum lsquoAllahumma ighfir lahuwarhamhu walsquoafihi walsquofu lsquoanhursquo Untuk anak-anakku tersayang yangselalu memberikan doa serta dukungan Muhammad Amin Budiman

v

SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi Arief Rahman Salehmenantu Ari Sugeng Rizkianto Ety Rena Faulina AmdRad dan cucuRizki Satria Bagaskara Rizki Malika Najmussabah lsquoRabbi ijlsquoalnimuqima ashalati wa min dzurriyyati rabbana wa taqabbal dulsquoarsquo Tidaklupa adik-adikku Nasrun Syaifullah Farida Ramdani Mirza IsronAyatina Ayatullah Hijrah Sandra dan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu-persatu lsquojazakum Allah khaira kathirarsquo

Penulis menyadari bahwa selama mengikuti pendidikan doktortidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik berupa tindakan sikapmaupun perkataan yang disengaja atau tidak untuk itu denganketulusan hati penulis mohon maaf Semoga segala bantuan dan doayang diberikan semua pihak dengan keikhlasan dan kemurahan hatiakan mendapat balasan dari Allah Swt

Buku ini tidak sempurna bagi pembaca yang ingin memberikanmasukan atau saran dapat melalui email penulis di emyrianti gmailcom Semoga buku ini mampu memberikan pandangan ilmiah dansebuah solusi bagi keberlangsungan pondok pesantren di Indonesiabahkan di dunia untuk masa mendatang lsquoRabbi zidni lsquoilma wa urzuqnifahmarsquo

Depok Maret 2017Penulis

vi

Abstrak

isertasi ini mendukung model Contextual Considerations forBehavior Change dalam teori Precede-Proceed yang

dikembangkan oleh Lawrence W Green (2008) dan Marshall W Kreuter(2000) yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan olehkesehatan Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih(320-421H 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H 1058-1111M)menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkansikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari Sedangkan menurutIbnu Sina (370-428H 980-1037M) tujuan pendidikan paling esensialyaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia meliputisegala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi sosial dan spiritual

Disertasi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf AlQaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah Wahbah Az Zuhaili (2011)dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep KebersihanDalam Islam yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebihterhadap kebersihan bukan hanya bersih tetapi juga suci Teorikesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model olehNancy amp Marshall (1974) Theory of Reasoned Action oleh Ajzen ampFishbein (1980) Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990) danBloomrsquos Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknyaperilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan yangmenimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnyamenimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Designmetode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography DesignMenggunakan data primer melibatkan dua pondok pesantren kemudiandi lakukan komparasi perilaku personal higiene Data diolah dandianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

D

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan adalah AlandashLcRomanization Tables yaitu sebagai berikut

A Konsonan

B Vokal1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

permil fathah a a

permil kasrah i i

permil dammah u u

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

permil fathah dan ya ai a dan ihellip permil fathah dan wau au a dan w

Contoh ont Husain primet Haul

Initial Romanization Initial Romanization

omit d b t t z th lsquo j gh h f kh q d k dh l r m z n s h sh w s y

viii

3 Vokal Panjang

Tanda Nama GabunganHuruf

Nama

ㅠ fathah dan alif agt a dan garis di atas

ㅠ kasrah dan ya igt i dan garis di atas

primeㅠ dammah dan wau ugt u dan garis diatas

C Tagtrsquo marbugttah ()Tarsquo marbutah () di akhir kata bila dimatikan ditulis hContoh 䁏t Marrsquoah t Madrasah(Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yangsudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat zakat dansebagainya kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

D ShaddahShaddah tasydigtd dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yangsama dengan huruf bershaddahContoh ⹀ Rabbana prime䔋 Shawwagtl

E Kata Sandang Alif + Lagtm1 Apabila diikuti dengan huruf qamariyah ditulis al

Contoh t al-Qalam

2 Apabila diikuti oleh huruf shamsiyah ditulis denganmenggandeng huruf shamsiyah yang mengikutinya sertamenghilangkan huruf l-nyaContoh ㅠt Ash-Shams ⹀t An-Nagts

F Pengecualian TransliterasiAdalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan didalam bahasa Indonesia seperti asmagtrsquoal-husnagt dan ibnkecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan denganpertimbangan konsistensi dalam penulisan

ix

Kata Pengantar

Personal Higiene Dalam Perspektif IslamOleh Prof Dr Didin Saepuddin MA

egala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat Nyakepada kita semua Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkanumatnya ke jalan yang terang benderang

Saat ini adalah naif jika umat Islam belum memaknai kebersihansecara kontekstual sehingga orang Islam dipandang suci tetapi tidakbersih Padahal keterkaitan agama dan kebersihan serta kesehatan tidakbisa dinafikan

Islam adalah agama sempurna agama terakhir yang diturunkanAllah Swt melalui rasul Muhammad Saw Sebagai agama paripurnaIslam mengatur segala hal yang berhubungan dengan manusia Islammengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam bentuk ibadahIslam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia ataumursquoamalah begitu pula Islam mengatur interaksi manusia dengan alamsekitar Dalam mengatur ketiga bentuk interaksi manusia tersebut Islammemberikan rambu-rambu yang jelas yang harus dijalankan untukkesejahteraan hidup Salah satu rambu yang diberikan Islam terkaitdengan ketiga hubungan tersebut adalah tentang kebersihan Seoranghamba diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelummelakukan interaksi dengan Allah Swt Kebersihan sebelum berinteraksidengan Allah Swt ini dipraktikkan dengan mandi wudhu ataupuntayammum Demikian pentingnya bersih dan suci dalam Islam sehinggasebagian ulama mengatakan ldquokunci surga adalah shalat dan kunci shalatadalah bersucirdquo Ketika berinteraksi dengan sesama manusia kitadiajarkan untuk selalu dalam keadaan bersih terutama untukkenyamanan serta keselamatan diri dan orang lain begitu juga dalam

S

x

berinteraksi dengan alam sekitar kita diperintahkan untuk selalumenjaga lingkungan supaya tetap bersih dan aman Islam merupakanpedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia berakal untukkebahagiaan di dunia dan akhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecilapapun menjadi perhatian Islam termasuk dalam hal kebersihan dankesehatan

Studi ini menarik karena menggabungkan dua perspektif personalhigiene dari perspektif personal higiene secara umum dan dari perspektifIslam sehingga diharapkan dapat menjadi langkah awal konsep modelperilaku personal higiene bagi komunitas pondok pesantren di IndonesiaStudi ini dilakukan di lembaga pendidikan Islam yaitu pondok pesantrenPondok pesantren tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan ilmu agamatetapi juga tempat membentuk karakter intelektual agamis sebagai asetbangsa dan negara ke depan

Selanjutnya buku ini menggambarkan praktik kebersihan santri didua pondok pesantren yang berbeda gambaran penyakit yang dialamidan persamaan serta perbedaan faktor yang berpengaruh terhadapkeduanya Dasar perbedaan dua pondok pesantren yang dibandingkanadalah perbedaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun kualitas air berasal danlokasi tempat pondok pesantren Selamat membaca Semogabermanfaat

xi

Daftar Isi

UCAPAN TERIMAKASIH iiiABSTRAK viTRANSLITERASI viiKATAPENGANTAR ixDAFTAR ISI xiDAFTAR TABEL xiiiDAFTAR GAMBAR xvKATAPENGANTAR xvi

BAB IPENDAHULUANA Latar Belakang Masalah 1B Permasalahan 16C Tujuan Penelitian 18D Manfaat Penelitian 18E Penelitian Terdahulu yang Relevan 20F Metodologi Penelitian 26G Sistematika Pembahasan 39

BAB IIISLAM DAN KESEHATANA Islam dan Perkembangan Kesehatan 42B Islam dan Pendidikan Pesantren 47C Konsep Dasar Kesehatan 53D Personal Higiene 54E Model Perilaku Kesehatan 76

BAB IIIPRAKTIK PERSONALHIGIENE SANTRI DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAH

xii

A Gambaran Umum Tempat Penelitian 92B Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Al Hamidiyah 107C Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Qothrotul Falah 116

BAB IVFAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI PERILAKUPERSONALHIGIENE DI PONDOK PESANTRENALHAMIDIYAHDAN QOTHROTUL FALAHA Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan

terhadap Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah 125

B Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominanterhadap Perilaku Personal Higienedi Pesantren Qothrotul Falah 163

BAB VPERBANDINGAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAHA Perbedaan Karakteristik Responden 184B Perbandingan Faktor yang Berpengaruh 192C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan

Faktor Dominan 199

BAB VIPENUTUPA Kesimpulan 209B Rekomendasi 211

DAFTAR PUSTAKA 213GLOSARI 227INDEKS 231LAMPIRAN 235BIODATAPENULIS 245

xiii

Daftar Tabel

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Al Hamidiyah 108

Tabel 32 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin 110Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 110Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 112Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Responden 113Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah 114Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah 116Tabel 38 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin 117Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 117Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 118Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Responden 119Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah 121Tabel 41 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

di Pesantren Al Hamidiyah 126Tabel 42 Pengetahuan dengan Perilaku 134Tabel 43 Sikap dengan Perilaku 140Tabel 44 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 144Tabel 45 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 148Tabel 46 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 149Tabel 47 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 150Tabel 48 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 152Tabel 49 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 153Tabel 410 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 155Tabel 411 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 156Tabel 412 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 157Tabel 413 Prevalensi Diare dengan Perilaku 158

xiv

Tabel 414 Prevalensi Demam dengan Perilaku 159Tabel 415 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 161Tabel 416 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 162Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah 163Tabel 418 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku di Pesantren

Qothrotul Falah 164Tabel 419 Pengetahuan dengan Perilaku 165Tabel 420 Sikap dengan Perilaku 166Tabel 421 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 167Tabel 422 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 168Tabel 423 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 169Tabel 424 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 170Tabel 425 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 171Tabel 426 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 172Tabel 427 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 173Tabel 428 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 174Tabel 429 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 175Tabel 430 Prevalensi Diare dengan Perilaku 176Tabel 431 Prevalensi Demam dengan Perilaku 177Tabel 432 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 178Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 180Tabel 434 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah 181Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku 184Tabel 52 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama

Tinggal di Pesantren dan Frekwensi Sakit 185Tabel 53 Perbedaan Predisposing Factors 187Tabel 54 Perbedaan Reinforcing Factors 188Tabel 55 Perbedaan Enabling Factor 189Tabel 56 Perbedaan Environment Factors 191Tabel 57 Perbedaan dan Persamaan Faktor yang Berpengaruh 193Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors 195Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor 197Tabel 510 Perbandingan Environment Factors 198Tabel 511 Perbedaan dan Persamaan Faktor Dominan 200

xv

Daftar Gambar

Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian 31Gambar 21 Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection 82

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 PSP dan Informed Consent 235Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 237

1

Bab IPendahuluan

A Latar Belakang MasalahIslam mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap

kebersihan dan kesucian (tahagtrah) Perhatian Islam tidak hanya terhadapkebersihan yang terlihat (hissiy) namun juga terhadap kebersihan yangtidak terlihat dzatnya (malsquonawī) Agama-agama lain tidak memilikifokus yang sedemikian hebat terhadap masalah kebersihan melebihiperhatian Islam pada kebersihan1 Perhatian Islam terhadap kebersihanini dapat dimaklumi karena sebagaimana tujuan utama diutusnya NabiMuhammad Saw adalah sebagai rahmat bagi semesta alam Hal initermaktub dalam al-Qurrsquoān

iutunyArtn ˴uAΎ˴ t۹ AybAr䔥A ˴ꀀ yldquoDan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alamrdquo (QS al-Anbiyā 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya Muhammad Saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Alamyang dimaksud terdiri dari beberapa kelompok mahluk seperti alammanusia alam malaikat alam jin alam hewan Nabi Muhammad Sawdiutus sebagai rahmat bagi mereka semua Adapun ayat pertama turunyang memerintahkan untuk menjaga kebersihan terdapat dalam surahal-Mudaththir

AJta AayuthldquoDan pakaianmu bersihkanlahrdquo (QS al-Mudaththir 4)

Kebersihan merupakan salah satu perbuatan yang Allah Swtcintai sebagaimana Allah menyatakan dalam surah at-Taubah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 䁒۹ 䁛䁒Ja䁕 A䘞ꀀ 䘞rhty䁒䁕 uyht˴ tṘut

1 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Taharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

2 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ldquoDi dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diriDan Allah menyukai orang-orang yang bersihrdquo (QS at-Taubah108)

Allah Swt juga berfirman mengenai wanita-wanita yang haiddalam al-Qurrsquoan surah al-Baqarah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 iuta䁛rn䁛 ety䁒䁕 ۹ 䘞t۹ldquoSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat danmenyukai orang-orang yang menyucikan dirirdquo (QS al-Baqarah222)

Dalam sebuah hadis Abu Malak al-Harits bin Ashim al-AsyrsquoariRa mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda

t䘞yuA䁕tA䁛 nt۹ r䁒A 䁒˴y䖠bn䁛ldquoBersuci adalah separuh dari keimananrdquo2

Terdapat 162 hadis dalam kitab tahagtrah yang membahas tentangkebersihan3 Dari sekian banyak hadis tersebut terdapat dua pendapat

ulama yang masyhur tentang makna bersuci pertama bersuci diartikandengan bersuci dari najis atau kotoran maknawi yaitu dosa-dosa baikdosa batin maupun dosa lahir Iman ada dua bentuk yaitu meninggalkandan melakukan maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berartisudah memenuhi separuh iman Kedua bersuci diartikan bersucimenggunakan air Bersuci dengan air ada dua macam yaitu bersuci darihadas kecil dan hadas besar Bila bersuci diartikan dengan suci darihadas kecil dan hadas besar maka yang dimaksud dengan iman adalahshalat Jadi bersuci itu separuh dari shalat Oleh sebab itu tahagtrahdikedepankan daripada shalat Tahagtrah menjadi kunci dari ibadah shalat

2 Abu Isa Abdulloh bin Salam Ringkasan Syarah Arbarsquoin An-Nawawi-Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah Sebagian Dari ImanHadis ke-23 (HR Muslim) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

3 Sofyan Efendi Kitab Hadis Bulughul Maram Min Adillatil Ahkamoleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqolani Kitab Tahagtrah HadisWeb GemaInsani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

Pendahuluan 3

Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah bersuci4 AbuHurairah Ra meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw Nabi bersabda

Aar䁕 Ύ 祴AΎꀀ 䁛۹t۹ A賀䁒虀tΎꀀ 䁒Ϯ ˴Θ 䁒hAق䁒 ldquoShalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabilaia berhadas hingga ia berwudhurdquo 5

Tahagtrah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari najishissi seperti kencing dan najis marsquonawi seperti aib dan maksiatAdapun tahagtrah menurut istilah syaralsquo adalah bersih dari najis haqiqiyaitu khabath (kotoran) dan najis hukmi (hadas) Khabath adalahsesuatu yang kotor menurut syaralsquo Hadas adalah sifat syaralsquo yangmelekat pada anggota tubuh dan dapat menghilangkan tahagtrah 6

Istilah tahagtrah dalam bahasa Arab juga berarti bebas dari kotoranbaik spiritual maupun fisik karena bersuci adalah kunci untuk berdoaBersuci secara spiritual berarti bebas dari dosa dan penyembahanterhadap berhala dan menunjukkan percaya kepada keesaan Allah Swtdan hatinya bebas dari dosa kesombongan dan kemunafikan Penyuciansecara spiritual biasa diistilahkan dengan tazkiyyah al-nafs Sementarabersuci secara fisik juga tidak kalah penting sebelum seseorang berdiridi hadapan Allah Swt untuk solat atau berdoa maka ia harusmemastikan bahwa dirinya bebas dari kotoran fisik7

Menurut para ulama tahagtrah dibagi menjadi dua yaitu pertamatahagtrah hadath atau menyucikan hadas yang dikhususkan pada badanTahagtrah jenis ini terbagi menjadi tiga macam yaitu bersuci dengancara mandi untuk menghilangkan hadas besar bersuci dengan carawudhu untuk menghilangkan hadas kecil serta bersuci dengantayammum sebagai ganti apabila tidak dapat melakukan mandi atau

4 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Thaharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

5 Sofyan Efendi Kumpulan Hadis dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

6 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

7 Aisha Stacey The Importance of Personal Hygiene in Islam ArticlesIslamic Morals and Practices Aisha Staceycopy2009IslamReligioncom 2009

4 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wudhu Kedua tahagtrah kabats atau menyucikan kotoran yang terdapatpada badan pakaian dan tempat Cara bersuci ini dapat dilakukandengan cara membasuh mengusap atau memercikkan air8

Islam sebagai al-digtn merupakan pedoman hidup yang mengaturdan membimbing manusia berakal untuk kebahagiaan di dunia danakhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadiperhatian Islam termasuk dalam hal yang berkaitan dengan kesehatanSistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yangmewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran Kebersihanadalah bagian yang penting dari nilai-nilai yang tinggi dan yang melekatdalam Islam9 Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan al-sunnah yangdi dalamnya menerangkan bukan hanya aspek peristilahan yangdigunakan tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islammenyoroti kebersihan10

Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaranIslam Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman jika dilihatdari segi historis tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia11

Lembaga serupa telah ada pada masa kekuasaan Hindu-Budha sebagaitempat untuk memperdalam ilmu agama Ketika Islam datang lembagapesantren masih dipertahankan dan diteruskan dan diislamkan Istilahpesantren berasal dari kata lsquosantrirsquo dengan tambahan awalan lsquopersquo danakhiran lsquoanrsquo yang berarti tempat tinggal para santri Menurut Johnskata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti lsquoguru mengajirsquoMenurut CC Berg terma tersebut berasal dari istilah lsquoshastrirsquo yangdalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agamaHindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu MenurutRobson kata santri berasal dari bahasa Tamil lsquosattirirsquo yang diartikanorang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan

8 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 203

9 httpwwwislamonlinenet IslamAwarenessgmailcom10 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir Artikel httppersisorid 200811 Nurcholish Madjid Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

Jakarta Paramadina 1997

Pendahuluan 5

secara umum Santri dalam tradisi masyarakat Jawa umumnya adalahorang-orang miskin sehingga kehidupannya dikenal sangat sederhana12

Secara umum pondok pesantren didefinisikan sebagai lembagapendidikan yang memiliki lima elemen pokok yaitu pertamaPondokasrama merupakan tempat tinggal bagi para santri KeduaMasjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalampraktik seperti shalat pengajian kitab klasik pengkaderan kyai Ketigapengajaran Kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan dipondok pesantren Keempat Santri merupakan sebutan untukSiswamurid yang belajar di Pondok pesantren Kelima kyaimerupakan pimpinan pondok pesantren Dalam buku Tradisi Pesantrenkarangan Zamakhsyari Dhofier tahun 1982 kata kyai sendiri adalahgelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmenjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan Kitab-kitab klasik13

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besarbaik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsaIndonesia secara keseluruhan Berdasarkan catatan yang ada kegiatanpendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama PondokPesantren Bahkan dalam catatan Howard M Federspiel salah seorangpengkaji ke-Islam-an di Indonesia menjelang abad ke-12 pusat-pusatstudi di Aceh dan Palembang (Sumatera) di Jawa Timur dan di Gowa(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menariksantri untuk belajar14

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengannilai-nilai dan penyiaran agama Islam Namun dalam perkembangannyakini pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasiskeagamaan (regional-based curriculum) tetapi juga kurikulum yangmenyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum) Pesantren

12 Azyumardi Azra Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000 hlm 96

13 Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Jakarta LP3ES 198214 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis Statistik

Pendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 69

6 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sebagai sampel institusi pendidikan yang mengemas dua lingkuppendidikan formal dan non-formal dalam satu durasi kurikulum full-time terbukti sangat kontributif terhadap pengembangan pendidikanIndonesia dan bahkan juga terhadap pengembangan idealismependidikan nasional Terlepas beragamnya corak pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia secara umum bahwa spesialisasi dankeahlian dominan para alumni pesantren kebanyakan berpusat padacabang-cabang ilmu ke-Islaman dan penguasaan bahasa Arab Cikal-bakal inilah yang mendorong dipilihnya beberapa universitas di TimurTengah sebagai salah satu kelanjutan studi terbesar bagi alumnipesantren Peran dan kontribusi alumni mahasiswa Indonesia di TimurTengah telah mengakar panjang sejak abad ke-17 hingga sekarangAbad ke-17 hingga awal abad ke-19 telah tercatat nama-nama HamzahFansuri Nuruddin ar-Raniri Abdul Rauf Singkili Yussuf MakassariAbdul Samad Palimbani Khatib Minangkabawi Nawawi al-BantaniArsyad al-Banjari dan lain-lain yang merupakan peletak pembaruanIslam di Nusantara Sosok-sosok ini telah melahirkan karya-karya besardi bidang Fikih Tafsir Hadis dan Tasawuf Citra intelektual danekspansi karya sosok-sosok ini bukan hanya sebatas taraf domestiknusantara tapi juga sampai diakui di kawasan Timur Tengah Akhirabad ke-19 hingga abad ke-20 kita juga mengenal profil-profil sepertiAhmad Dahlan Hasyim Asyrsquoari Wahid Hasyim Buya Hamka IljasJacub Mahmud Junus Abdul Kahar Mudzakkir Muchtar Lutfi MRasjidi Harun Nasution Jusuf Sarsquoad Sosok-sosok mereka merupakanpondasi besar bagi citra intelektual Indonesia di Mesir dan di TimurTengah secara umum Beberapa dari mereka adalah motor kesadaranpolitik bagi mahasiswa Indonesia di Mesir sekaligus sebagai sumbersimpati masyarakat Timur Tengah terhadap martabat intelektualitasIndonesia Sosok mereka bisa mendorong pengakuan Mesir dan LigaArab terhadap kemerdekaan Indonesia15

Pondok pesantren yang berarti tempat tinggal para santrididefinisikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran klasikal

15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti RevitalisasiPeran Pesantrenhttpenewsletterdisdikblogspotcom201203revitalisasi-peran-pesantrenhtml artikel pendidikan diakses pada 01-11-2013 pkl 0235

Pendahuluan 7

dimana kyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan para santri tinggal di dalam pondokpesantren tersebut Lima unsur pokok pesantren tersebut dankarakteristik tradisional lainnya serta metode pembelajaran yangmenggunkana sistem halaqah sorogan bondongan juga merupakankomponen-komponen yang melekat pada pesantren termasuk didalamnya pondok pesantren al-Masthuriyah sebagai sebuah pesantrentradisional 16

Tujuan pendidikan di pondok modern menurut KH ImamZarkarsyi ialah kemasyarakatan Pokok-pokok yang dapat dijadikandasar untuk merumuskan tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikutpertama pondok pesantren mendidik santri bukan untuk menjadipegawai camat bupati pejabat negara atau militer kedua pondokmodern bukan lembaga pendidikan yang mempersiapkan santri untukmemasuki perguruan tinggi ketiga pondok modern mempersiapkanpara santri untuk memasuki kehidupan bermasyarakat keempat pondokmodern sedikit menekankan ilmu keguruan mengingat hajat masyarakatakan tenaga guru masih besar yaitu setiap orang memberi bimbingankepada orang lain dalam berbagai lapangan perjuangan dan penghidupan17

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan olehpondok modern Gontor Istilah modern berkonotasi pada nilai-nilai ke-modern-an yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerastermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian santri dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militerPondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macamtidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren yangmemenuhi atau patut disebut pesantren modern Namun demikianbeberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern

16 Ahmad Syafirsquoi ldquoOrientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah SukabumirdquoDisertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal130

17 Herry Noer Aly bin Sanusa ldquoPemikiran KH Imam ZarkasyiPraksisnya Pada Pondok Al Hamidiyah Gontorrdquo Disertasi (SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal 156-160

8 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

(khalafiyah atau lsquoashriyah) adalah sebagai berikut pertama penekananpada bahasa Arab percakapan kedua memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer bukan klasik atau kitab kuning ketigamemiliki sekolah formal di bawah kurikulum pendidikan nasional danatau Kementerian Agama dari MISD MTSSMP MASMA maupunsekolah tinggi keempat tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional seperti sorogan wetonan dan bondongan Demikiansebaliknya yang dimaksud dengan pondok pesantren tradisional (salafatau salafiyah) adalah yang masih murni memakai buku-buku klasikatau kitab kuning atau kutub at-turats sebagai literatur18 Namun sistempondok pesantren modern bukan tanpa kritik salah satu kritikan adalahlemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats) dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern danringan Berangkat dari kritikan ini maka banyak pesantren tidaklangsung meniru bulat-bulat sistem ini sebagian mengambil jalantengah dengan mengkombinasikan dua sistem yang berbeda yaitusistem salaf dan modern sekaligus

Terdapat 27230 pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesiadengan populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 Adapun rincian sebaran antara lain di Jawa Barat 2800 JawaTimur 2205 Jawa Tengah 1570 dan Banten 1285 Berdasarkantipologi pondok pesantren terdapat sebanyak 5310 pondok pesantrensalafiyah dan 2838 khalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondokpesantren kombinasi Data tersebut menunjukkan bahwa pondokpesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologisalafiyah yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahaskitab kuning Sebagian lain sudah modern dengan pengembanganpembelajaran ilmu sains dan sebagian lagi mengkombinasikan

18 Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang Pondok Pesantrenmodern wwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modernhtml Artikeldiakses pada 29-10-2013 pkl 1222

Pendahuluan 9

pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmu pengetahuan danteknologi 19

Jumlah santri pondok pesantren secara keseluruhan adalah3759198 orang yang terdiri dari 5019 santri laki-laki dan 4981santri perempuan Jumlah santri berdasarkan kategori tinggal terdapat7993 orang santri mukim sedangkan santri tidak mukim berjumlah2007 dan berdasarkan kategori mukim di pulau Jawa urutanterbanyak di Jawa Timur 9545 Jawa Barat 9152 Banten 7992dan Jawa Tengah 6912 Sedangkan untuk di luar jawa hanya sebagiankecil saja yang mukim (40-60) kecuali pada provinsi Jambi 8638Sulawesi Utara 100 dan Maluku 100 Berdasarkan kategori tinggaldapat dilihat bahwa sebagian besar santri yang mendapat pendidikan dipondok pesantren adalah bermukim Hal ini dikarenakan memang dalampembelajaran di pondok pesantren waktu belajar adalah hampir 24 jampenuh Mulai dari santri bangun tidur sekolah formal mengerjakanaktifitas lain sampai santri tidur bangun malam dan tidur kembali terusdalam pengawasan dan pembinaan pondok pesantren sehinggaumumnya santri diharuskan untuk mukim

Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantrenadalah pertama gatal-gatal dan skabies atau gudiken Skabiesmerupakan penyakit yang paling sering dan paling banyak terjadi dipondok sehingga dikatakan penyakitnya anak pondok Sampai adaungkapan bahwa belum afdal bagi seseorang yang nyantri di pondokpesantren bila belum terkena gudiken ditambah lagi rasa malu memberitahu sakitnya terutama wanita kedua Sesak napas ketiga demamkeempat pingsan kelima batuk pilek keenam penyakit lainnyaseperti gastritismaag berupa lambung nyeri kembung dan panas nyeriumum seperti sakit gigi sakit bengkak sakit luka dan nyeri kolik yang

19 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

10 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hilang muncul dan sangat sakit ketika muncul seperti nyeri haid mulesmencret dan nyeri infeksi saluran kencing 20

Masalah kesehatan di pondok pesantren merupakan masalahkesehatan masyarakat yang penting karena pada umumnya penyakityang muncul adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari orangyang sakit ke orang yang sehat21 Kehidupan berkelompok yang dijalanipara santri dengan berbagai macam karakteristik santri maka masalahutama yang dihadapi adalah pemeliharaan kebersihan yaitu kebersihankulit kebersihan tangan dan kuku kebersihan genitalia kebersihan kakikebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pertama kepedulian pimpinan pondok pesantrenbelum ada kedua kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik ketigapendanaan pondok tentang higiene perseorangan belum ada keempatkreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan dipondok belum ada kelima pengetahuan santri tentang higieneperseorangan 50 baik keenam sikap higiene perseorangan santri833 positif ketujuh tindakan higiene perseorangan santri 833rendah Hasil di atas menunjukkan bahwa higiene perseorangan santriperlu ditingkatkan22

Salah satu cara penularan penyakit adalah melalui kulit Penyakitkulit dapat disebabkan oleh jamur virus bakteri parasit kutu danserangga Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalahskabies Skabies atau dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis ataugudig atau budug merupakan penyakit menular akibat mikro-organisme

20 Raehanul Bahraen Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok 21 Maret 2012 artikel wwwmuslimafiyahcomDiakses tanggal 09-09-2013

21 Trihono Retno Gitawati ldquoHubungan Antara Penyakit Menulardengan Kemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit Menular Indonesia Vol 1No 1 Pub Jurnal Penyakit Menular Indonesia 2009

22 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo Hasil penelitian 2008 httpwwwmedialitbangdepkesgoid Diakses 10 January 2011 2215

Pendahuluan 11

parasit yaitu sarcoptes scabei varian humoris23 Penularan secaralangsung misalnya bersentuhan dengan penderita dan penularan tidaklangsung misalnya melalui handuk dan pakaian Skabies dapatberkembang pada kebersihan perorangan yang jelek lingkungan yangkurang bersih dan demografi status perilaku individu Faktor yangmempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yangrendah kebersihan perseorangan yang buruk hunian yang padat tinggalsatu kamar dengan penderita dan perilaku yang tidak sehat sepertimenggantung pakaian di kamar tidak membolehkan pakaian santriwanita dijemur di bawah terik matahari ditambah kebiasaan salingbertukar perlengkapan pribadi seperti pakaian handuk dan sisir dapatmeningkatkan risiko penularan24

Secara umum permasalahan kesehatan di pondok pesantren cukupbanyak antara lain pertama berkaitan dengan kesehatan lingkungansampah yang berserakan di lingkungan pesantren lantai asrama jarangdipel air limbah tidak mengalir ke dalam got sehingga menjadi sarangnyamuk bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat olehsampah dan kasur tidak dijemur kedua berkaitan dengan masalahtingkah laku piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makansisa makanan yang berserakan di asrama pakaian yang sudah digunakanbergantungan di dalam asrama santri tidur di lantai tanpa selimut danalas tidur ember sabun sepatu dan sandal diletakkan sembarangan didalam asrama bantal sering dipakai bersama-sama menghidangkanmakanan tidak ditutup tidak mencuci tangan dengan sabun sesudahbuang air besar (BAB) WC tidak disiram sampai bersih dan pakaianbasah dijemur di dalam asrama ketiga berkaitan dengan masalah gizimie dijadikan makanan pokok menu makanan kurang bervariasi santritidak sarapan pagi mengambil porsi makanan yang tidak sesuaikeempat berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana ruang asrama

23 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 2

24 Muchtarudin Mansyur ldquoPendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Departemen Ilmu Kedokteran Komunitasrdquo FakultasKedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus 2006

12 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tidak sesuai dengan jumlah penghuni kurangnya obat-obat ringan danP3K kurangnya tempat menjemur pakaian

Berbagai permasalahan kesehatan di atas mestinya dapat diatasidengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agamameliputi ajaran dan praktik tentang seluruh aspek kehidupan manusiayakni aspek akidah ibadah akhlak sosial ekonomi pendidikankesehatan dan lingkungan Islam baik dari segi bahasa maupun istilahmenggambarkan misi keselamatan dunia akhirat kesejahteraan dankemakmuran lahir dan batin bagi seluruh umat manusia25 Artinyasecara filosofis dan substantif peran ajaran dan pemikiran Islam dalambidang kesehatan mempunyai hubungan yang sangat sigifikan Namunkenyataannya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengahmasyarakat menunjukkan bahwa belum sepenuhnya nilai-nilai ajarandan pemikiran Islam tentang kesehatan diamalkan 26

Menurut Mustain etika sebagai pengobatan ruhani samapentingnya dengan kedokteran untuk memelihara kesehatan jasmaniKepentingan sebagai pengobatan melalui metode perawatan dapatdipraktikkan baik dalam kedokteran maupun filsafat moral Metodepengobatan atau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteranyang bersifat preventif dan kuratif27 Ibnu Miskawaih menyatakanbahwa perawatan tubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara danmengobati Demikian juga dalam perawatan mental yakni menjagakesehatan agar tidak sakit dan berusaha memulihkannya bila telahhilang dengan cara mengobatinya Al-Ghazali mencontohkan adanyakeadaan sehat dan sakit pada badan adalah dalam rangka menjelaskankondisi sehat dan sakitnya jiwa Pada dasarnya sebuah kesehatan badanberada pada tahapan normalitas kondisinya dan sakit badan yangbersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk selalu menjauhi

25 Abudin Nata ldquoStudi Islam Komprehensifrdquo Jakarta Kencana 2011 2226 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 1

27 Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

Pendahuluan 13

ranah normalitas28 Demikian pula normalitas yang ada pada akhlaqjuga merupakan gambaran kesehatan jiwa dan sebuah kecenderunganuntuk selalu menjauhi normalitas yang dalam hal ini merupakangambaran dari sebuah penyakit atau gangguan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau Di zaman modern setelah LouisPasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkanoleh mikroba kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri patogendan bahan kimia berbahaya Kebersihan adalah salah satu tanda darikeadaan higiene yang baik Manusia perlu menjaga kebersihanlingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak bau tidak menyebarkankotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupunorang lain29

Personal hygiene atau personal higiene atau kebersihan diri ataukebersihan perseorangan adalah suatu tindakan memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis30 MenurutHorton dan Parker tahun 2002 secara historis kebersihan yang baikdilihat sebagai hal penting untuk mencegah penyebaran penyakitMenurut Switzer tahun 2001 ketika kita tidak lagi mampu melakukankebersihan pribadi dengan cara yang kita inginkan perasaan kita baiksecara sosial dan psikologis akan berkurang Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit31

28 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

29 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 1

30 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

31 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 PdfUK John Wiley amp Sons Ltd 2010

14 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Personal higiene membutuhkan pembersihan seluruh bagian tubuhWajah dan rambut harus dibersihkan karena menjadi tempat menumpukkotoran memancarkan bau buruk membuat diri tampak kusam danmencerminkan nilai diri seseorang Tubuh harus bersih karena penyakitkulit seperti kurap kudis dan jamur panu juga dapat terjadi Tangandan kuku jari harus dibersihkan karena kuman di antara jari-jari dankuku jari menyebabkan penyakit menular seperti diare cacingepidermophytosis dan lain lain Gigi dan mulut harus dibersihkan karenamereka memancarkan bau mulut dan penyebab penyakit gigi seperti gigiberlubang radang gusi dan gangguan lambung karena pencernaan danlain lain

Praktik personal higiene harus dilakukan sebagai kegiatan harianmingguan dan bulanan Selain personal higiene dan kebersihan rumahruang kelas dan sekitar sekolah juga harus bersih Minum air tidakbersih dapat menyebabkan kolera diare disentri tifus dan hepatitisOleh karena itu minum air bersih bebas dari kuman dan kotoran adalahsebuah keharusan Limbah yang tidak benar dan pembuangan sampahdapat menyebabkan penyebaran penyakit menular melalui tikusnyamuk lalat kecoa dan anjing liar Jamban dan pembuangan sampahharus digunakan dengan benar32

Status kesehatan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitPerilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yangberkaitan dengan sehat-sakit penyakit dan faktor-faktor yangmempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan makanan minuman danpelayanan kesehatan33 Asrama atau pondok pesantren termasuk tempatyang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yangberpenghuni padat ditambah fenomena di kalangan santri yangmengatakan ldquotidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakitkulit atau gatal-gatal kalau belum terkena maka belum sah menjadi

32 WHO Personal Hygiene 5th Standard Published Shapewwwuniceforg lifeskillsfiles5thGradepdf IP address 1122156679 Time2012-04-30T025124Z

33 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010 hal 23

Pendahuluan 15

santri dan kalau sudah pernah terkena penyakit tersebut maka tidakakan terkena lagirdquo Perilaku santri sangat penting peranannya dalampencegahan skabies di lingkungan pondok terutama perilaku hidup sehat

Upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat disemua tatanan perlu ditingkatkan Hal ini dilakukan untuk menurunkanangka kematian dan memerangi penyakit menular34 Derajat kesehatansantri perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan santritentang kesehatan khususnya tentang penyakit menular sehinggadiharapkan ada perubahan sikap dan diikuti dengan perubahan perilakuyang hasil akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan terutamapenyakit menular di pondok pesantren

Dasar penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dipondok pesantren tercantum dalam Undang Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakanbahwa ldquotiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranrdquo35 Hal inijuga tercantum dalam Undang Undang Negara Republik Indonesiatahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional36 Undang UndangNegara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatanpasal 4 menyatakan bahwa ldquosetiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh derajat kesehatan yang optimalrdquo dan pasal 5menyatakan ldquoSetiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalammemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan keluargadan lingkungannyardquo37 Keputusan bersama Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia tahun 2002 tentang peningkatan kesehatan

34 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta 2011

35 Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Jakarta1945

36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Undang Undang No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 2003

37 Kementerian Kesehatan RI Undang Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan Jakarta 1992

16 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada pondok pesantren dan institusi keagamaan lainnya38 PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 tentang pedomanpenyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren39

Demikian hendaknya kaum muslim saling memberikan perhatianyang lebih terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondokpesantren bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondokpesantren akan tetapi semua mencurahkan baik berupa tenaga ilmu danmateri Arsitek memperhatikan bangunan pondok tenaga kesehatanmemperhatikan kesehatan pondok ahli lingkungan memperhatikanlingkungan pondok dan seterusnya

Allah Swt berfirman dalam surah Muhammad ayat 7

A賀䁒a䁛Aꀀ AAthc䁒䁕 A賀䁒虀AJ䁒Ab䁕 ۹ 䁛䁒J䁒Ab A䘞t۹ 䁛r䁒ba i䁕tn䁛 y䁕ꀀ y䁕ldquoHai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama)Allah Swt niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkankedudukanmurdquo(QS Muhammad 7)

B Permasalahan1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi sejumlahpermasalahan yang terkait dengan perilaku personal higiene santri dipondok pesantren sebagai berikut

a Rendahnya derajat kesehatan santri di pondok pesantrenb Kurangnya pemahaman sikap dan perilaku santri terhadap

kebersihan diri di pondok pesantrenc Tingginya prevalensi penyakit skabies dan gatal-gatal pada santri

di pondok pesantrend Rendahnya informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

38 Kementerian Kesehatan RI Keputusan Bersama Menteri RI IndonesiaMenteri Agama RI Dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37 Tahun 2002Tentang Peningkatan Kesehatan Pada Pondok Pesantren Dan InstitusiKeagamaan Lainnya Jakarta 2002

39 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan PosKesehatan Pesantren Jakarta 2013

Pendahuluan 17

e Belum ada model perilaku personal higiene bagi santri di pondokpesantren untuk dijadikan pedoman praktik kebersihan diri

f Belum ada pedoman pengelolaan akses air bersih bagi pondokpesantren sebagai dasar penggunaan air bersih baik berdasarkansumber air utama yang digunakan ketersediaan air sepanjangtahun dan kualitas air untuk keperluan sehari-hari

2 Pembatasan MasalahMengacu pada identifikasi masalah di atas maka studi ini

dibatasi pada kajian tentang perbandingan antara praktik personalhigiene santri di pondok pesantren al Hamidiyah sebagai pondokpesantren yang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikanmodern atau pondok pesantren salafiyah ashriyah yang berlokasi diperkotaan dengan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air berasal darisumur bor pompa dengan praktik personal higiene santri di pondokpesantren salafiyah ashriyah Qothrotul Falah yang berlokasi diperdesaan dengan akses air bersih dari sumur bor pompa dan kulahDikaji juga tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene serta persamaan dan perbedaan yangberpengaruhi terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

3 Perumusan MasalahMerujuk pada masalah yang telah dijabarkan di atas maka

dirumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikuta Bagaimana pemahaman sikap dan praktik personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahb Apa faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominan

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

c Apa persamaan dan perbedaan faktor yang berpengaruhiterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

18 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Tujuan Penelitian1 Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas secara umum studi inibertujuan untuk membuktikan bahwa perilaku personal higieneberpengaruh terhadap status kesehatan santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

2 Tujuan Khususa Menilai pemahaman sikap dan praktik personal higiene santri di

pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantrenQothrotul Falah

b Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

c Membandingkan faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan QothrotulFalah

D Manfaat Penelitian1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba menguji sejauh manaketerkaitan secara komprehensif antara faktor predisposing reinforcingenabling dan environment dalam hubungan dengan perilaku kebersihandiri santri kemudian menjelaskan bagaimana sudut pandang Islamterhadap kebersihan Dengan menggunakan konsep contextualconsiderations for behavior change intervention method selectiontahun 2010 penelitian ini mencoba menjelaskan faktor dominan apadari faktor predisposing reinforcing enabling dan environment yangpaling berisiko terhadap perilaku higiene santri sehingga dapatditemukan akar permasalahan Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan perspektif baru tentang konsep perilaku personal higienebagi komunitas santri di lingkungan pondok pesantren

Pendahuluan 19

2 Manfaat MetodologisDengan strategi penelitian ganda yaitu gabungan metode

kuantitatif dan kualitatif diharapkan penelitian ini dapat digunakanuntuk keperluan menyusun teori Dalam penelitian ini juga disusuninstrumen yang mencakup semua faktor resiko yang berhubungandengan faktor predisposing reinforcing enabling dan environment baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga instrumen inidiharapkan dapat menjadi model prediktor bagi terjadinya perilakupersonal higiene beresiko

3 Manfaat AplikatifPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara aplikatif bagi

a Penyusun Kebijakan dan Pengelola ProgramHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagikementerian terkait kementerian kesehatan kementerian agamadan kementerian pendidikan tentang faktor risiko terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Hasil inidapat memberikan pemahaman yang komprehensif dalammenangani santri yang beresiko di pondok pesantren Diharapkanpara pembuat kebijakan dapat bekerja secara sinergis dalammemberikan pelayanan dan program penanganan untukkepentingan menekan faktor risiko guna meningkatkan derajatkesehatan santri di pondok pesantren

b Bagi Pondok PesantrenPenelitian ini memfokuskan diri pada santri yang tinggal diasrama atau mondok dengan pertimbangan bahwa 7993 santripondok pesantren tinggal di asrama yang sangat potensialterhadap terjadinya faktor risiko Dilakukan pada santri yang barumasuk asrama dengan harapan bahwa kelas sudah terpapar olehinformasi tetapi masih mampu mengingat kejadian sehinggadapat mengurangi risiko terjadi recall bias Lingkungan pondokpesantren merupakan komunitas atau unit masyarakat yang salingterkait dan saling memberikan pengaruh satu sama lain sehinggadengan memberikan pemahaman bagi lingkungan pondok

20 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren maka akan ditemukan cara yang efektif dalammengurangi perilaku berisiko pada santri di lingkungan pondokpesantren

E Penelitian Terdahulu Yang Relevan1 Penelitian yang terkait dengan Personal Higienea Penelitian An Ecological Approach to Health Promotion in

Remote Australian Aboriginal Communities Desain Studymethods a mix of narrative and systematic literature reviewsquantitative and qualitative community based studies Sampel 28orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 9 laki laki Hasil (1)Standar buruk kebersihan pribadi dan domestik mendasaritingginya infeksi yang dialami oleh anak-anak (2) Model promosikesehatan yang diambil dari negara maju dan berkembang dapatdiadaptasi untuk digunakan dalam konteks masyarakat terpencilAustralia Aborigin (3) Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk mengatasi masalah mendesak yang berdampak padakesehatan anak adalah dengan memastikan ketersediaan air dansanitasi yang memadai (4) Tantangan menggunakan pendekatanekologi untuk mencapai dampak yang berkelanjutan padakebersihan dan kesehatan di masyarakat terpencil terletak padamemperoleh komitmen dari pemerintah40

b Penelitian Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls inMansoura Egypt41 Desain Study a crossectional survey Studi

40 Elizabeth Mcdonald Ross Bailie Jocelyn Grace and David BrewsterldquoAn Ecological Approach To Health Promotion In RemoteAustralianAboriginal Communitiesrdquo Health Promotion International Vol 25 No 1doi101093heapro daq004 (Published by Oxford University Press All rightsreserved 2010) Downloaded from httpheaprooxfordjournalsorg by gueston March 7 2012

41 Abdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-FedawyldquoMenstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptrdquoReproductive Health Matters Vol 13 No 26 The Abortion Pill pp 147-152gilanyhotmailcom (Published by Reproductive Health Matters (RHM) StableURL httpwwwjstororg stable3776486 Accessed 06032012 0227 Nov2005)

Pendahuluan 21

pada 664 anak sekolah berusia 14-18 tahun Hasil (1) Signifikandari penggunaan sanitary pad adalah ketersediaan media massa(2) Penggunaan pembalut meningkat pada kelas sosial tinggi danmenengah dan tempat tinggal perkotaan tapi tidak di antaragadis-gadis dari keluarga pedesaan dan miskin (3) Aspek lain darikebersihan pribadi umumnya ditemukan pada kelas sosial miskinseperti tidak mengganti pembalut secara teratur atau pada malamhari dan tidak mandi selama menstruasi (4) Kurangnya privasiadalah masalah penting (5) Media massa adalah sumber utamainformasi tentang kebersihan menstruasi diikuti oleh ibu tetapisebagian besar wanita mengatakan mereka membutuhkaninformasi lebih lanjut (6) Sebuah lingkungan yang mendukunguntuk kebersihan menstruasi harus disediakan baik di rumahmaupun di sekolah dan sanitasi dibuat lebih terjangkau

c Penelitian The Pattern of Dermatological Disorders amongPatients Attending the Skin OPD of A Tertiary Care Hospital inKolkata India Hasil Faktor personal higiene ketersediaan airbersih status sosial ekonomi berpengaruh terhadap prevalensiskabies di India Di India menunjukkan bahwa wanita cenderungmemiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar 56dibandingkan laki-laki 42

d Penelitian Scabies Kesimpulan (1) Pada dasarnya skabiessangat endemik pada area urban maupun rural dengan lingkunganyang tidak sehat (2) Pengetahuan tentang faktor penyebabskabies masih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagaipenyakit biasa saja karena tidak membahayakan jiwa (3)Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan daripenderita skabies menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri

42 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

22 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Stapilococos ataupun jamur kulit berakibat kerusakan jaringankulit yang akut 43

e Penelitian Risk faktor for scabies among male soldier in PakistanHasil Kebiasaan tidur berbagi baju handuk praktik higieneyang tidak benar sering berpergian ke tempat yang beresiko danberpotensi sebagai sumber penularan skabies merupakan faktorganda yang menyebabkan skabies Kesimpulan Rendahnyatingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakinrendah tingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuantentang personal higienis juga semakin rendah Akibatnyamenjadi kurang peduli tentang pentingnya personal higienis danperannya terhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatanumum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahanpenyakit44

f Penelitian Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadapPrevalensi Penyakit Skabies Studi pada Santri di PondokPesantren Kabupaten Lamongan Kesimpulan (1) Insiden danprevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama padalingkungan masyarakat pesantren (2) Prevalensi scabies padapondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 (3) Personalhigiene yang buruk karena faktor pengetahuan sikap dan perilakuyang kurang mendukung pola hidup sehat 45

43 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

44 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

45 Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page11-18

Pendahuluan 23

g Penelitian Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren WaliSongo Ngabar Ponorogo Hasil (1) Kepedulian pimpinan pondokbelum ada (2) Kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perorangan di pondok belum terencana dengan baik (3)Pendanaan pondok tentang higiene perorangan belum ada (4)Kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesankesehatan di pondok belum ada (5) Pengetahuan santri tentanghigiene perorangan baik 50 (6) Sikap higiene perorangan baik8330 (7) Perilaku higiene perorangan rendah 8330Kesimpulan skabies merupakan penyakit yang lazim di pondokpesantren dan sejauh ini belum ada kepedulian untukmenumbuhkembangkan upaya higiene perseorangan dalammembuat pesan-pesan kesehatan dalam mencegah skabies 46

h Penelitian Model Peningkatan Higiene Sanitasi PondokPesantren di Kabupaten Tangerang47 Hasil (1) Pengetahuanresponden tentang penyakit menular gejala cara penularan dancara mencegah penularan masih rendah (2) Perilaku higieneperorangan responden kurang baik secara berurutan antara lainmandi menggunakan sabun 1850 menggunakan handukbersama 1550 menggunakan sikat gigi bersama 740 gantipakaian bersih setiap 3 hari 2350 ganti pakaian dalam bersihsetiap 3 hari 15 kebiasaan bertukar pakaian pakaian dalamhanduk dan tempat tidur bersama 6420 buang air besar tidakdi jamban 1970 tidak mencuci tangan sebelum makan 3270tidak mencuci tangan setelah buang air besar 6730 wudhumenggunakan kulah 4710 (3) Observasi kondisi lingkunganpondok pesantren jumlah air bersih kamar mandi dan jambankurang

46 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo tahun 2008 Monday 17 March 2008litbangdepkesgoid-Powered by Mambo Open Source Generated 10 January2011 2215

47 Herryanto ldquoModel Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren diKabupaten Tangerang Tahun 2004rdquo Herryanto200401pdf (10012011)

24 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

i Penelitian Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaiandengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra SelatanDesain cross-sectional Sampel adalah santri kelas 1 2 dan 3 diasrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Hasil (1) Adahubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabiesmeskipun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifatlemah (2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaanberganti pakaian dengan kejadian skabies di Asrama PondokPesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Langkat SumatraSelatan 48

2 Penelitian yang Terkait dengan Perilaku Kesehatana Penelitian Pengaruh Promkes terhadap Perilaku Pengendalian

Vektor Dengue Studi Intervensi pada Murid-Murid SDN di KotaDepok Hasil Peningkatan pengetahuan sikap dan praktik padaibu sejalan dengan peningkatan pengetahuan sikap dan praktikpada murid Perubahan yang signifikan adalah pada pengetahuandan sikap49

b Penelitian Peran Biopsikososial terhadap Perilaku BeresikoTertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Hasil Dalamperspektif biopsikososial faktor yang secara langsung berperanuntuk terbentuknya perilaku beresiko adalah faktor lingkungansosial dalam hal ini teman sebaya merokok dan minum alkohol 50

48 Abdul Somad ldquoHubungan Kebiasaan Mandi Dan Berganti PakaianDengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra Selatanrdquo 2006 pdfdiakses pada 12012011

49 Tri Krianto ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-Murid SekolahDasar Negeri Di Kota Depokrdquo Disertasi (Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia2008)

50 Rita Damayanti ldquoPeran bio-psikososial terhadap perilaku beresikotertular HIV pada remaja SLTA di DKIrdquo Disertasi (Program PascasarjanaIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia 2006)

Pendahuluan 25

c Penelitian Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku Merokok padaRemaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI Jakarta Hasil (1)Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara sikapdengan perilaku merokok pada remaja (2) Terdapat hubunganyang signifikan antara ayah merokok dengan perilaku merokokpada remaja Variabel ayah merokok merupakan variabel yangpaling dominan berhubungan dengan perilaku merokok padaremaja (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara temansebaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja51

d Penelitian Bidan di Desa Terpencil dan Hubungannya denganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal pada Masyarakat LokalPapua Hasil (1) Adanya bidan di desa terpencil tidakberhubungan dengan perbaikan pengetahuan tetapi berhubungandengan perbaikan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternaloleh ibu (2) Lamanya bidan di desa tidak berhubungan denganperbaikan pengetahuan dan pemanfatan yankes (3) Tidak adanyaperbaikan pengetahuan ibu dan pemanfatan yankes maternal olehibu terutama karena hambatan komunikasi para bidan denganmasyarakat setempat dan akses geografi52

3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian sebelumnyaa Penelitian ini menggabungkan dua perspektif personal higiene

yaitu perspektif personal higiene secara umum dan perspektifpersonal higiene menurut Islam sehingga diharapkan dapatmenjadi langkah awal konsep model perilaku personal higienebagi komunitas di pondok pesantren di Indonesia pada umumnyayang sampai saat ini belum ada

51 R Kintoko Rochadi ldquoHubungan Konfirmitas Dengan PerilakuMerokok Pada Remaja Sekolah SMU Negeri Di 5 Wilayah DKI JakartardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

52 Zakharias Giay ldquoBidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat Lokal PapuardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

26 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian ataudisebut metode penelitian kombinasi yaitu menggabungkanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif53 Dalam banyak haldata kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamauntuk keperluan menyusun teori54

c Pengambilan data dilakukan secara primer untuk meminimalkanterjadinya data collection error yang bisa mengakibatkankekeliruan dalam pengolahan dan interpretasi data55

d Penelitian ini mencakup wilayah yang luas untuk mendapatkankarakteristik sampel sesuai dengan kriteria inklusi sehinggadiharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang valid

4 Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian lainPendekatan penelitian ini adalah berdasarkan model Precede-

Proceed teori Laurence W Green dan Marshall W Kreuter 56 dalamHealth Education Creating Strategies for School and CommunityHealth oleh Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill57

F Metodologi Penelitian1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi dan ilmukesehatan Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

53 John W Creswell The Mixed Methods Research Pub Sage Journals(2009)

54 Glaser BG Strauss AL The Discovery of Grounded Theory NewYork Aldin Publishing Company 1980

55 Jonathan Sarwono Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat)

56 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

57 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

Pendahuluan 27

penelitian kombinasi atau strategi penelitian ganda jenis sequentialexplanatory 58 Penelitian ini mengkombinasikan dua metode penelitiansekaligus yaitu kuantitatif studi epidemiology59 dan kualitatif studiethnography

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat positivisme teknik pengambilan sampel dilakukan secararandom pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dananalisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan60 Desain penelitian menggunakan cross sectional studydesign dimana studi berlangsung pada satu waktu tertentu tanpamemberikan intervensi atau disebut penelitian prevalence61 dilakukanuntuk memperoleh pola tertentu dan determinan-determinannya padapopulasi sasaran62 Beberapa keuntungan dari studi ini antara lain hasilstudi dapat merupakan informasi status kesehatan pada suatu populasimemungkinkan untuk generalisasi tidak terancam drop out dapatdigunakan untuk menilai kebutuhan pelayanan kesehatan dan sebagaidasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif63

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanfilsafat post positivisme teknik pengumpulan data dilakukan secaratriangulasi analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generali64 Desain penelitianmenggunakan ethnography study design untuk mengungkap

58 Lihat Burges and Brannen J Mixing Method Qualitative andQuantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992 Lihat pula SugiyonoAS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta 2011

59 Donna M Mertens Mixed Methods Research Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

60 Kleinbaum DG Kupper LL Morgenstern H EpidemiologicResearch Principles and Quantitative New York Nostrand Reinhold 1982

61 Beaglehole R Bonita R amp Kjellstrom T Basic EpidemiologyGeneva WHO 1993

62 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 105

63 Emy Rianti Agus Tri Winarto Epidemiologi dalam KebidananJakarta Trans Info 2010

64 Sugiyono AS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods)Bandung Alfabeta 2011

28 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pemahaman dan sikap santri terhadap kebersihan dari perspektif Islamdi pondok pesantren Data dianalisis sesuai konteks atau situasi yangterjadi pada saat data dikumpulkan65 Berdasarkan seluruh analisiskemudian dilakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian66 dengan harapan diperoleh pemahaman yangmendalam tentang gambaran yang sebenarnya untuk selanjutnyadihasilkan sebuah konsep67

Selanjutnya peneliti membandingkan dua kelompok sampeldengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan praktik personalhigiene antara dua pondok pesantren yang mempunyai akses air yangberbeda baik sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air untuk mencari faktor-faktor dansituasi yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan di pondokpesantren

2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di dua lokasi pondok pesantren yang

berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Hamidiyah yang beralamat diJalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok dan di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten yangberalamat di jalan Sampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung KecamatanCikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten

65 Anshar Amra ldquoDefinisi dan jenis-jenis Penelitianrdquo MahasiswaProgram Doktor Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah PascaSarjana Institut Teknologi Bandung 2010 (emailanshar_amranstudentsitbacid)

66 Mudjia Rahardjo Analisis Data Penelitian Kualitatif SebuahPengalaman Empirik Friday 11 June 2010 0132 linkwwwmudjiarahardjocom

67 Mudjia Rahardjo Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif Tuesday 01June 2010 0452 - Last Updated Wednesday 02 June 2010 0328 linkwwwmudjiarahardjocom

Pendahuluan 29

3 Populasi dan Sampela Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah santri puteri dan santriputera yang tinggal di pondok pesantren wilayah Depok danBanten

b SampelSampel penelitian adalah santri yang tinggal di Pondok PesantrenAl Hamidiyah Depok dan di Pesantren Qothrotul Falah Bantenyang terpilih dan bersedia menjadi responden Kriteria inklusisampel adalah santri yang tinggal di pondok pesantren minimalsudah 6 bulan mondok di pesantren

c Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukanlokasi dan unit sampel yang diambil adalah purposivesamplingjudgemental68 Teknik purposive sampling digunakankarena populasi tidak homogen dan lokasi yang tersebar69

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yangsecara sengaja ditentukan sesuai dengan persyaratan sifatkarakteristik ciri dan kriteria sampel yang akan mewakilipopulasi70 Selanjutnya sampel individu dimana santri sebagairesponden ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitysampling yaitu menggunakan metode simple random samplingatau metode acak sederhana

68 Adang Bachtiar Achmad Kusdinar Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia 2008

69 Noeng Muhadjir Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif dan Mixed Edisi V (Revisi) Yokyakarta Penerbit Rake Sarasin2007

70 Tatang Amirin M Populasi dan Sampel Penelitian PengambilanSampel dari Populasi Tak-Terhingga dan Tak-Jelastatangmangunywordpresscom 2011

30 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

d Besar SampelBesar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakanrumus uji hipotesis beda dua proporsi7172 dengan power 95

Rumus

2

221

221111

)(

)1()1()1(22

PP

PPPPzPPz

n

βα

Derajat kemaknaan (α) sebesar 5Power (1-β) sebesar 90P1 = 80 P2 = 50 Plt = Proporsi rata rata

4 Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan hubungan

antara variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat(dependent variable) Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalahumur santri jenis kelamin pengetahuan dan sikap Sedangkan variabelterikat penelitian ini adalah perilaku personal higiene yang mencakupsemua subvariabel dependen antara lain mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan cara wudhursquo

Gambar Kerangka konsep penelitian studi komparasi praktikpersonal higiene santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan diPondok Pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada gambar 11

71 Stanley Lemeshow David W Hosmer Jr Janelle Klar Stephen KLwanga Adequacy of Sample Size in Health Studies Geneva World HealthOrganization 1997

72 Stephen K Lwanga and Stanley Lemeshow Sample sizedetermination in health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Pendahuluan 31

Gambar 11Kerangka Konsep Penelitian

5 Definisi OperasionalDefinisi operasional merupakan definisi dari apa yang diukur

untuk masing-masing variabel atau apa yang menjadi indikator darimasing-masing variabel tersebut Definisi operasional pada penelitianini terdiri dari definisi operasional variable dependen definisioperasional variabel subdependen dan definisi operasional variableindependen

a Definisi Operasional Variabel Dependen1) Perilaku personal higiene adalah tindakan atau praktik sehari-

hari santri di pondok pesantren dalam memelihara kebersihandan kesehatan diri meliputi mandi mencuci tangan menggosok

Perilaku Personal Higiene diPesantren Al Hamidiyah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

Variabel IndependenVariabel Dependen

Faktor Predisposing1 Jenis kelamin2 Umur3 Pengetahuan4 Sikap

Faktor Reinforcing1 Pendidikan ibu2 Pendidikan ayah3 Pekerjaan ibu4 Pekerjaan ayah5 Pendapatan keluarga

Faktor EnablingPelayanan kesehatan

Faktor Environment1 Prevalensi penyakit2 Frekwensi sakit

Perilaku Personal Higiene diPesantren Qothrotul Falah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

32 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kuku menggantipakaian menggunakan handuk dan wudhu Perilaku personalhigiene dikategorikan berdasarkan nilai median Adapun kriteriabaik adalah ge 20

2) Pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pondok pesantren yangmemadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modern ataupondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses air bersihberupa sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumur borpompa Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan terletak disekitar permukiman penduduk

3) Pondok pesantren Qothrotul Falah adalah pondok pesantrenyang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modernatau pondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses airbersih berupa sumber air utama yang digunakan ketersediaanair sepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumurbor pompa dan kulah Lokasi pondok pesantren ada diperdesaan terletak di sekitar permukiman penduduk

4) Kulah adalah kolam besar yang terbuat dari tanah untukmenampung air hujan dan dipergunakan santri untuk mencucimandi serta berwudhu dimana air kulah akan banyak pada saatmusim hujan dan mengering pada musim kemarau

b Definisi Operasional Variabel Sub Dependen1) Mandi adalah praktik sehari-hari santri untuk membersihkan

tubuh menggunakan air dan sabun dengan cara menyiramkanmengalirkan atau merendamkan diri dalam air sebanyak dua kalisetiap sehari73

2) Mencuci tangan adalah tindakan santri membersihkan tangandan jari jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun

73 Kamus Bahasa Indonesia Definisi mandihttpkamusbahasaindonesiaorg Diakses pada 03-11-2013

Pendahuluan 33

ataupun cairan lainnya terutama setelah buang air besar (BAB)buang air kecil (BAK) dan pada saat mau makan74

3) Menggosok gigi adalah praktik membersihkan gigi yangdilakukan santri dengan menggunakan sikat gigi atau siwak danmemakai pasta gigi minimal dua kali sehari yaitu sehabissarapan pagi dan sebelum tidur malam75

4) Mencuci rambut adalah kegiatan membersihkan kulit kepaladan rambut dengan menggunakan air dan sampo supaya bersihdari minyak debu serpihan kulit dan kotoran lain yangmenempel dirambut minimal satu kali dalam dua hari76

5) CebokIstinjarsquo adalah tindakan membersihkan dubur dan ataukemaluan yang dilakukan setiap setelah BAB dan BAK denganmenggunakan air dan sabun untuk menjaga kesehatan danbersuci dari hadas 77

6) Menggunting kuku adalah tindakan memotong kuku yangtumbuh melebihi ujung jari dengan tujuan menjaga kebersihandan mencegah timbulnya infeksi yang dilakukan minimal satukali dalam seminggu78

7) Mengganti pakaian adalah tindakan sehari-hari santri untukmengganti pakaian termasuk pakaian dalam yang dilakukansetiap selesai mandi minimal dua kali sehari

8) Menggunakan handuk adalah tindakan santri menjemur ditempat yang kering dan atau terkena matahari setelah memakai

74 WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care Pdf Publicationsof the World Health Organization can be obtained from WHO Press 20Avenue Appia 1211 Geneva 27 Switzerland 2005

75 American Dental Association A Healthy Mouth for Life OralLongevity (pdf) 2008 wwworallongevityadaorg

76 Adams D Wadeson J The Art of Hair Colouring London ThomsonLearning 2005

77 The Toolkit on Hygiene Sanitation amp Water Anal Cleansing TheWorld Bank 2005 diakses melalui Wikipedia bahasa Indonesia pada07112013

78 Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Artikel Islam MajalahAsy Syariah VolIIINo311428 H2007M hal 55-56

34 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

handuk dan mengganti handuk maksimal 3 hari setelahpemakaian 79

9) Berwudhu adalah praktik santri dalam menggunakan air untukanggota tubuh tertentu (yaitu wajah dua tangan kepala dan duakaki) untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangiseseorang untuk melaksanakan shalat atau ibadah yang lain80

c Definisi Operasional Variabel Independen1) Jenis kelamin adalah perbedaan antara santri laki-laki dan

perempuan dari segi anatomi biologi81 Jenis kelamin perempuandikategorikan tidak beresiko untuk berperilaku tidak higiene

2) Pengetahuan adalah pemahaman santri tentang personal higienePengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai median Kriteriabaik ge 30

3) Sikap adalah respon atau kecenderungan santri untukberperilaku dalam menjaga personal higiene Sikapdikategorikan berdasarkan nilai median Kriteria baik ge 29

4) Pendidikan ibu ayah adalah kegiatan belajar mengajar formalyang pernah diikuti ibu ayah dan mendapat ijazah

5) Pekerjaan ibu ayah adalah kegiatan rutin yang dilakukan olehibu ayah dan memiliki nilai ekonomis Ibu tidak bekerjadikategorikan tidak beresiko terhadap perilaku personal higieneresponden karena mempunyai kesempatan mendidik anak

6) Pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga rata-ratadalam satu bulan

79 Flemming Andersen et al Comparison of the effect of glycerol andtriamcinolone acetonide on cumulative skin irritation in a randomized trialJournal of the American Academy of Dermatology Volume 56 Issue 2 Pages228-235 February 2007 pdf diakses pada 07112013

80 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Iftaa TataCara Wudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnahkaahilwordpresscom201111 diakses pada 07112013

81 Jurnal Pemikiran Islam Paramadina Perspektif Jender Dalam IslamPenerbit Yayasan Paramadina Jln Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza IKav Ua 20-21 Jakarta Selatan March 16 2007 at 756 pm

Pendahuluan 35

7) Pemanfaatan Yankes adalah pemanfaatan fasilitas kesehatanantara lain poskestren rumah sakit umum rumah sakit swastapuskesmas pustu klinik balai kesehatan dokter praktikperawat praktik atau bidan praktik Kriteria pemanfaatanYankes ya jika responden pergi berobat ke pelayanankesehatan saat mengalami masalah kesehatan atau sakit tidakjika responden tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan saatmengalami masalah kesehatan sakit atau responden pergiberobat ke dukun dan atau orang pintar

8) Prevalensi penyakit adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren meliputi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare dan demam

9) Prevalensi penyakit lain adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir meliputi gabunganpenyakit (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)

10) Frekuensi sakit adalah jumlah responden pernah mengalamisakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenFrekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernah sakitdan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernah mengalami5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenSkala ukur yang dipakai adalah nilai mean dengan cut of pointnilai median

11) Poskestren adalah keberadaan akses pelayanan kesehatan dipondok pesantren yang memberdayakan kemampuan santri danustadz agar mau dan mampu untuk hidup sehat 82

6 Sumber DataSumber data penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

sumber data primer dan sekunder Sumber data primer pada penelitiankuantitatif dikumpulkan dan diambil langsung dari lapangan hasilpengisian kuesioner oleh semua santri yang menjadi responden

82 Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan PolaPendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah Kabupaten Meranginharisn73fileswordpress com200712pembentukan-poskestrenpdf

36 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

penelitian Sumber data primer kualitatif diperoleh dari hasil wawancaralangsung dengan tiga orang santri puteri tiga orang santri putera dansatu orang pak ustadz atau pimpinan pondok dari masing-masingpondok pesantren yang menjadi responden serta observasi baik padasantri pimpinan pondok dan lingkungan fisik pondok pesantren

Data yang diambil dari sumber primer kuantitatif adalah faktorpredisposing reinforcing enabling dan environment terutama variabelyang terkait dengan pengetahuan sikap dan perilaku santri terhadappersonal higiene di pondok pesantren serta lokasi karakteristik danfasilitas yang ada di pondok pesantren Data yang diambil dari sumberprimer kualitatif adalah gambaran pemahaman serta sikap santri danpimpinan pondok pesantren terhadap personal higiene menurutperspektif Islam

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian iniberupa publikasi jurnal hasil penelitian buku teks artikel naskah dancatatan yang terpublikasikan Data yang diperoleh akan dijadikansebagai data penunjang dari penelitian yang dilakukan

7 Teknik Pengumpulan DataPeneliti pada studi ini bertindak sebagai pengumpul data aktif

dibantu oleh dua orang enumerator dengan teknik pengumpulan datasebagai berikut

a Survei AwalSurvei awal penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Awwabin yang beralamat di jalan H Sulaiman No 12 BedahanSawangan Kota Depok Survei awal dilakukan untukmengumpulkan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkantimbulnya masalah kesehatan di pondok pesantren Survei awaljuga dilakukan untuk menentukan besar proporsi kejadian tidakhigiene dipondok pesantren (P1) guna menetapkan besarnyasampel penelitian

b Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas dilakukan di pondok pesantren Al-Karimiyah yang beralamat di Jalan H Maksum No 23 Sawangan

Pendahuluan 37

Kota Depok Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sudahmenguji ketepatan dan konsistensi kuesioner

c KuesionerPengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yangmeliputi semua variabel terkait dengan penelitian Pembuatankuesioner dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan awal ujicoba di lapangan perbaikan dan uji coba kembali di lapangansampai tahap finalisasi kuesioner Untuk menggali informasitentang kebiasaan santri maka selain menggunakan kuesioneryang sudah distandarisasi juga dilengkapi dengan wawancara danobservasi tentang perilaku hidup sehat terkait personal higiene 83

Guna menjamin kualitas data dilakukan quality control sejak darilapangan sampai pada pengolahan

d ObservasiTeknik ini digunakan dengan cara mengamati secara seksamaobyek yang diteliti baik perilaku individu atau situasi proseskegiatan tertentu84 Jenis observasi yang dilakukan adalahobservasi alami Peneliti melakukan observasi menyeluruhterhadap latar santri dan pondok pesantren tanpa mengubahnyaTujuan observasi adalah untuk mengamati dan memahami sikapdan perilaku santri secara nyata dan alami terhadap personalhigiene 85

e WawancaraMetode interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkanketerangan secara lisan langsung dari responden86 Dalam model

83 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanisian

84 Nana Sudjana Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung RemajaRosdakarya 1995)84

85 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanobservasi

86 Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat (JakartaGramedia Pustaka Utama 1993) 129

38 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wawancara ini peneliti secara kreatif mengendalikan jawabanresponden87 Wawancara dilakukan dengan santri untuk menilaipemahaman sikap dan praktik santri terhadap personal higienedari perspektif Islam di pondok pesantren Wawancara jugadilakukan dengan pimpinan pondok guna mencari informasitentang pemahaman dan sikap pimpinan pondok terhadappersonal higiene di pondok pesantren88

f DokumentasiTeknik ini digunakan untuk mencari literatur terdahulu yangrelevan dengan penelitian yang menitik beratkan pada analisisatau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya

8 Teknik Analisis DataSetiap selesai pengumpulan data dilakukan pemeriksaan

kelengkapan pengisian data dan pengkodean untuk konsistensi dataSetelah dilakukan pemeriksaan data kemudian dimasukkan ke dalamkomputer Selanjutnya dilakukan pembersihan data sesuai kaidahpenelitian kemudian data diolah dan dianalisis untuk melihat hubunganfaktor predisposing enabling reinforcing dan environment terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta faktor dominan yang mempengaruhi

Analisis data kuantitatif dibedakan menjadi pertama analisisdeskriptif (univariat) digunakan untuk menjelaskan menggambarkandistribusi karakteristik variabel independen variabel dependen dansubvariabel dependen dalam peringkasan data baik secara numerikmaupun katagorik kedua analisis bivariat dengan melakukan uji chi-square dan uji fisher exact guna melihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat dengan perhitungan statistik menggunakantabulasi silang ketiga analisis multivariat merupakan analisis lanjutyang dipakai untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

87 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktikCet XII (Jakarta PT Rineka Cipta 2002) 202

88 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanwawancara

Pendahuluan 39

terhadap variabel terikat dan faktor dominan yang mempengaruhidengan mengunakan jenis uji regresi logistik metode backward

Analisis data kualitatif dilakukan dengan pendekatan analisiskultural yaitu dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisiskuantitatif Analisis ini juga mengumpulkan tema budaya nilai sosialdan simbol-simbol demografi juga untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain sikap dan perilaku sehingga akanmembentuk satu kesatuan yang holistik menampakkan masalah yangdominan dan mana yang kurang dominan Berdasarkan seluruh analisispeneliti akan melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian

9 Teknik PenulisanTeknis penulisan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Sekolah PascasarjanaUniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk penulisanmenggunakan pedoman Turabiyan Style untuk notes dan LibraryCongress untuk transliterasi

G Sistematika PembahasanStudi ini di bahas dalam enam bab Satu bab berisikan latar

belakang permasalahan satu bab merupakan kajian mendalam tentangdasar teori yang digunakan tiga bab berisi analisis interpretasi sertapembahasan secara kuantitatif dan kualitatif hasil penelitian Kemudiansatu bab berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusanmasalah serta rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait sesuaidengan signifikansi dari studi ini Gambaran umum dari tiap babtersebut dijelaskan sebagai berikut

Bab pertama merupakan pendahuluan berisikan permasalahantentang penyakit yang sering muncul di pondok pesantren lalukaitannya dengan kebersihan yang merupakan bagian penting dari nilai-nilai dalam Islam Kemudian tersaji tujuan signifikansi studi danmetodologi penelitian untuk mengungkap faktor-faktor terkaitpenyebab dari permasalahan

40 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Bab kedua merupakan tinjauan tentang teori yang sifatnyafilosofis yang menjadi dasar pijakan dalam menganalisis tiap fenomenayang ditemukan Berisikan kajian pustaka yang mengurai secaramendalam tentang referensi terkait meliputi Islam dan perkembangankesehatan konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

Bab ketiga merupakan penjelasan secara rinci tentang unit sampelsebagai tempat penelitian yaitu pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta karakteristik masing-masing responden sebagaisampel penelitian Berisikan gambaran pondok pesantren sebagaitempat penelitian deskripsi karakteristik masing-masing respondendalam praktik personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah dandeskripsi karakteristik masing-masing responden dalam praktik personalhigiene di pondok pesantren Qothrotul Falah

Bab keempat merupakan pembahasan yang menganalisa danmenjelaskan bukti empirik data kuantitatif dan kualitatif dan menguraikekuatan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahserta faktor paling dominan yang mempengaruhi

Bab kelima adalah pembahasan tentang perbandingan baikpersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di masing-masing pondok pesantren

Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban rumusanmasalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang pendukung yangditemukan studi ini Pada bab ini juga disajikan rekomendasi didasarkanpada hasil temuan Rekomendasi tersebut ditujukan kepada kalanganakademisi pembuat kebijakan pengelola program pondok pesantrendan pelayanan kesehatan

41

Bab IIIslam dan Kesehatan

ebersihan adalah pangkal kesehatan menjaga kebersihandiri dan lingkungan akan menciptakan lingkungan hidup

yang nyaman dan sehat sehingga akan tercipta jiwa dan raga yang sehatserta kuat Islam dan kesehatan terkesan sebagai dua hal yang masing-masing berdiri sendiri bahkan bertolak belakang Argumentasi inididasarkan pada berbagai persoalan bidang kesehatan di tengahmasyarakat yang menunjukkan belum sepenuhnya nilai-nilai ajaran danpemikiran Islam diamalkan1 Hal ini tentu menjadi tantangan tersendirikarena sesungguhnya pokok ajaran Islam terkait erat dan sangat relevandengan keilmuan di bidang kesehatan dan bersifat universalKeterkaitan agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan dari lingkupkesehatan berdasarkan definisi dan komprehensivitas Islam jelas terlihatbahwa Islam menghendaki agar umatnya kuat atau tidak lemah secarafisik mental sosial dan ekonomi Abu Hurairah berkata bahwa NabiMuhammad Saw bersabda

X uhmm Xmtna t䗮Xt䗮뿀䔜 䗮 t t뿀X m뿀X 䗮  t뿀 t鑰  tϤ ekta X ήt˸X 䗮 m t뿀X m뿀X 䗮Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripadamukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan2

Tuntunan Islam banyak mencerminkan nilai-nilai kesehatan diantaranya melalui cara hidup yang sehat Demikian juga aspek mentaldan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain agama dankesehatan Sehat adalah kondisi secara holistic bukan saja sehat secara

1 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam BidangKesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 2

2 Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih DicintaiOleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadis bag 1 2014

K

42 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat3 StudiIslam komprehensif baik di Indonesia maupun di luar negeri sertabanyak hasil penelitian menunjukkan kuatnya hubungan antara agamadan kesehatan Studi ini berpijak pada argumen bahwa konsep Islam dankesehatan harus disatukan untuk menuju keselamatan dunia akhiratkesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin umat manusia

Selanjutnya akan dipaparkan konsep Islam dan kesehatan yangmeliputi Islam dan perkembangan kesehatan Islam dan pendidikanpesantren konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

A Islam dan Perkembangan KesehatanBukti perhatian al-Qurrsquoan terhadap bidang ilmu pengetahuan

dinyatakan dalam firman Allah Swt

mt a䖌 ullh tΕl뿀 䗮a thX뿀 䗮 t 䖲t䕶X䗮a t XΕ䖌䗮a tl䗮al뿀뿀  䗮 tΎX mtn 뿀閰tϤtlX 䖌䗮

ldquoSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakalrdquo (QS ali-rsquoImran 190)

Sejarah ilmu pengetahuan kedokteran sudah berjalan lamabahkan cikal bakal ilmu kedokteran atau medis telah ada sebelum Islamdatang Beberapa peradaban kuno seperti Cina Yunani Mesir RomaPersia serta India sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmukedokteran sekalipun dengan cara dan peralatan yang sederhana4

Semua manusia menganggap bahwa kesehatan sangatlah pentingmeskipun setiap bangsa mempunyai pendapat yang berbeda tentangdefinisi kemuliaan kesejahteraan kebahagiaan kebajikan dan caramenjalani hidup Bangsa Sparta misalnya hanya akan mendapat hidup

3 Henrik L Blum Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory (New York Human Science Press 1974) DepartemenKesehatan RI 2008

4 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 28

Islam dan Kesehatan 43

sejati jika dijalani dengan berperang Bangsa Yunani menganggapbahwa hidup bahagia bisa tercapai bila menguasai filsafat Bangsa Indiamemilih Indu sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kemuliaanNamun demikian semua bangsa tersebut sepakat bahwa kesehatanmerupakan salah satu nikmat hidup yang harus dijaga Orang YunaniKuno misalnya mempercayai Ascleipius sebagai dewa kesehatanMuncul beberapa dokter atau tabib terkemuka di Yunani yang telahbanyak berkontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteranHippocrates atau lsquoYpocrasrsquo (5-4 SM) menulis dasar-dasar pengobatanRufus of Ephesus (1 M) seorang dokter dari Asia Minor berhasilmenyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani Dioscoridesjuga dikenal sebagai seorang penulis risalah pokok-pokok kedokteranyang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abadkemudian5

Perkembangan ilmu kedokteran pada abad pertengahan diambilalih dunia Islam yang berpusat di Timur Tengah Berbeda denganilmuan lain ilmuwan muslim menjadikan al-Qurrsquoan dan as-Sunnahsebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteranPara ilmuwan bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegangkekuasaan dalam mengembangkan ilmu kedokteran Langkah pertamamereka adalah menerjemahkan berbagai literatur kedokteran daribangsa-bangsa lain terutama Yunani ke dalam bahasa Arab Sementararumah sakit telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw di MadinahBahkan pada saat berperang Nabi Muhammad Saw selalu membawapasukan khusus yang berperan sebagai tim medis Mereka menyiapkanberbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut beberapa untaKlinik berjalan dan tim medis ini bertugas merawat dan mengobatitentara muslim yang terluka dalam peperangan Mereka berpindah darisatu medan perang ke medan perang lain Tercatat dalam sejarah bahwarumah sakit pertama yang dibangun kaum muslimin berada diDamaskus Siria Rumah sakit ini dibangun pada masa pemerintahanKhalifah Al-Wahid (706 M) dari Dinasti Umayyah

5 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

44 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasangsurut Periode perkembangan kedokteran ini dibedakan menjadi periodepenerjemahan literatur kedokteran periode keemasan dan periodekemunduran Periode penerjemahan berlangsung pada abad ke-7 hinggake-8 M Para ilmuwan muslim pada masa ini gencar mengalih-bahasakan buah pikiran para tabib Yunani Kuno baik dari bahasaYunani maupun bahasa lain ke dalam bahasa Arab Khalifah Al-Marsquomun dari Dinasti Abbasiyah mendorong para sarjana untukberlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa ArabSejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transferpengetahuan tersebut seperti Jurjis bin Bakhtisliu Yuhanna binMasawaya serta Hunain bin Ishak

Pada abad ke-9 sampai ke-13 M dunia kedokteran Islamberkembang begitu pesat Sejumlah rumah sakit besar berdiri Rumahsakit tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan danpengobatan Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat belajar bagipara dokter baru sehingga muncul sejumlah dokter terkemuka danberpengaruh di dunia kedokteran hingga sekarang Sekolah kedokteranpertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi ShapurKhalifah al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit dikota Baghdad Khalifah mengangkat Judis bin Bahtishu sebagai dekansekolah kedokteran tersebut Pendidikan kedokteran yang diajarkan diJindi Shapur sangat serius dan sistematik Sekolah kedokteran iniakhirnya melahirlkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka seperti al-Razi al-Zahrawi Ibnuu Sina Ibnuu Rushd Ibnuu al-Nafis dan IbnuuMaimon6

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes Namalengkap al-Razi adalah Abu Bakar Mohammad bin Zakaria al-RaziBeliau menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur penguasaKhurasan Al-Razi kemudian pindah ke Baghdad menjadi dokter kepaladi rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah Karya al-Razi

6 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 29

Islam dan Kesehatan 45

yang berjudul Al-Mansuri menyoroti tiga aspek penting dalamkedokteran yaitu kesehatan publik pengobatan preventif danperawatan penyakit khusus Al-Razi dalam buku yang berjudul Al-Murshid mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit Buku lainnyayang berjudul Al-Hawi terdiri dari 22 volume mengupas tentangpengobatan cacar air Buku ini menjadi salah satu rujukan sekolahkedokteran di Paris

Al-Zahrawi (930-1013 M) dikenal dengan nama Abulcasis diBarat Ahli bedah terkemuka dari Arab ini menempuh pendidikan diUniversitas Cordoba Ia menjadi dokter istana pada masaKhalifah Abdul Rahman III Sebagian besar hidupnya didedikasikanuntuk menulis buku-buku kedokteran khususnya masalah bedah Salahsatu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif liMan Ajizrsquoam Al-Tarsquolif sebuah ensiklopedia ilmu bedah terbaik padaabad pertengahan Buku tersebut digunakan di Eropa hingga abad ke-17M Al-Zahrawi dalam buku tersebut menerapkan cutlery untukmengendalikan pendarahan Ia juga menggunakan alkohol dan lilinuntuk menghentikan pendarahan selama pembedahan tengkorakberlangsung Al-Zahrawi juga menulis buku tentang operasi gigi

Dokter muslim yang sangat mashur adalah Ibnuu Sina atauAvicenna (980-1037 M) Salah satu kitab kedokteran fenomenal yangberhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb atau Canon of MedicineKitab itu menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisisatu juta kata Hingga abad ke-17 M kitab ini masih menjadi referensisekolah kedokteran di Eropa

Sementara tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah IbnuuRushd atau Averroes (1126-1198 M) Dokter kelahiran GranadaSpanyol ini sangat dikagumi para sarjana Eropa Kontribusinya dalamdunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb (Colliyet) Buku tersebut berisi rangkuman ilmu kedokteran Bukukedokteran lain berjudul Al-Taisir yang mengupas praktik-praktikkedokteran

Nama dokter muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnuu el-Nafis (1208-1288 M) Dokter yang lahir di era meredupnyaperkembangan kedokteran Islam ini sempat menjadi kepala rumah sakit

46 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Al-Mansuri di Kairo Sejumlah buku kedokteran berhasil ditulisnyaSalah satu karyanya yang terkenal adalah Mujaz al-Qanun Buku iniberisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnuu Sina

Beberapa nama dokter muslim terkemuka yang jugamengembangkan ilmu kedokteran antara lain Ibnuu Wafid al-Lakhmseorang dokter terkemuka di Spanyol Ibnuu Tufalis seorang tabib yanghidup sekitar tahun 1100-1185 M dan Al-Ghafiqi seorang tabib yangmengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika Setelah abadke-13 M ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana muslimmengalami masa stagnasi Perlahan ilmu kedokteran Islam mulai surutdan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam diabad pertengahan Secara singkat kontribusi para dokter muslimmeliputi bakteriologi anesthesi surgery ophthalmology danpsikoloterapi Konsep yang dikembangkan umat Islam pada erakeemasan tersebut hingga kini masih memberikan banyak pengaruh7

Dalam bidang keperawatan dunia barat mengakui FlorenceNightingale sebagai perawat pertama di dunia Namun berabad-abadsebelum Nightingale Rufaida binti Saad al-Aslamiya telah menjadiseorang perawat Ia merupakan perawat profesional pertama padazaman Nabi Muhammad Saw Rufaidah digambarkan sebagai seorangwanita yang memiliki kualitas perawat yang ideal yaitu penuh kasihempati pemimpin yang baik dan guru besar yang menyampaikanpengetahuan klinis kepada orang lain Kegiatan Rufaidah sebagaiseorang perawat sangat terlibat dalam masyarakat membantu orang-orang kurang beruntung yang melambangkan etos perawatan Diaadalah pendiri sekolah pertama keperawatan bagi perempuan Dia jugamengembangkan kode etik pertama dan etika berabad-abad sebelumFlorence Nightingale di dunia barat8

Rufaidah memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sarsquoad al-BaniAslam al-Khazraj Ia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansargolongan pertama yang menganut Islam di Madinah Ayah Rufaidah

7 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

8 Eva Hillary Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Islam dan Kesehatan 47

adalah seorang dokter Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saatbekerja membantu ayahnya Rufaidah mengabdikan diri merawat kaummuslim yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saatkeadaan damai Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korbanyang terluka akibat perang Badar Uhud Khandaq dan Perang KhaibarRufaidah mendirikan rumah sakit di lapangan sehingga terkenal saatperang Nabi Muhammad SawMuhammad memerintahkan korban yangterluka dirawat oleh Rufaidah Digambarkan bahwa saat perangKhandaq Rufaidah merawat Salsquoad bin Malsquoadh yang sedang terlukakarena tertancap panah di tangan hingga stabil9

Sejarah Islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersamaRufaidah Nama-nama tersebut adalah Ummu Ammara AminahUmmu Ayman Safiyat Ummu Sulaiman dan Hindun Beberapa wanitamuslim yang terkenal sebagai perawat adalah antara lain KulsquoayibatAminah binti Abi al-Qays al-Ghifari Ummu lsquoAtiyah al-Anshariyat danNusaibat binti Kalsquoab al-Maziniyat Ummu Ammara dikenal jugasebagai Nusaibah binti Kalsquoab bin Maziniyat Dia adalah ibu dariAbdullah dan Habi anak dari Bani Zayd bin lsquoAsim Dia berpartisipasidalam perjanjian lsquoAqabah dan perjanjian Ridhwan Ia juga punya andildalam Perang Uhud (625 M) dan perang melawan Musailamah diYamamah bersama anak dan suaminya Dalam bidang lain dikenalnama Al-Syifalsquo binti al-Harith Al-Syifalsquo termasuk wanita cerdas yangdikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis serta ahli ruqyah(pengobatan) sebelum datangnya Islam Sesudah memeluk Islam diatetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan Oleh karena itudia disebut sebagai ulama (guru) wanita pertama dalam Islam Di antaramuridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab

B Islam dan Pendidikan PesantrenSejarah pendidikan Islam mengenal salah satu bentuk tempat

berlangsung kegiatan pendidikan yaitu al-kuttab Sebelum berdirilembaga pendidikan formal Islam al-kuttab dan madrasah telah

9 Omar Hasan Kasule ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rd International NursingConference Brunei Darussalam Article 1998

48 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berlangsung di rumah-rumah ulama di masjid tempat-tempat penjualanbuku dan tempat-tempat lain Nabi Muhammad Saw menjadikan dar al-Arqam bin Abi al-Arqam yaitu rumah sahabat bernama Arqam bin Abial-Arqam di Mekkah sebagai tempat pendidikan Pelajaran yangdiajarkan adalah dasar-dasar agama Islam dan al-Qurrsquoan NabiMuhammad Saw juga menjadikan rumahnya di Mekkah dan Madinahsebagai tempat kegiatan pendidikan Islam

Menurut Syalabi pakar pendidikan Islam dari Mesir dalamTarikh al-Tarbiyyah al-Islamiyyah mengatakan bahwa al-kuttab telahditemui sebelum Islam Pendidikan di al-kuttab menurut MuhammadMunir Mursi telah dikenal sejak abad pertama hijriah di kota-kota IslamDi kota Qairawan Tunis ditemui al-kuttab yang berkembang pesat padaabad ke-tiga hijriah bersamaan dengan hidupnya seorang tokohpendidik muslim terkenal Muhammad Ibnuu Sahnun dengan karyanyayang monumental yaitu Adab al-Mutarsquoallimin10

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia dikenal sejak kedatanganIslam ke Indonesia Pendidikan Islam awal memakai sistem soroganatau perorangan Pendidikan berlangsung sangat sederhana serta tidakmengenal strata Menurut Mahmud Yunus sejarah pendidikan Islamsama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia Sejak masuknyaIslam ke Indonesia mulai timbul pendidikan Islam Pendidikan Islampada mulanya berlangsung di rumah-rumah langgarsurau masjid dankemudian berkembang menjadi pondok pesantren Setelah itu barutimbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenalsekarang ini11

Cukup sulit menentukan waktu yang pasti awal masuknya Islamke kepulauan Nusantara Hal ini dikarenakan minimnya data-datakonkret yang mendukung untuk mengungkapkan semua itu MenurutMuhammad Naimar (India) ldquoBukti-bukti tangan pertama tentangbagaimana Islam di Indonesia tidak mungkin diperoleh tetapi bukti-

10 Azrarsquoie Zakaria dan Athiah Muhayat Ibnuu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Qursquoran (YPA) 2008 hlm 2

11 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 2

Islam dan Kesehatan 49

bukti yang berasal dari luar cukup menunjukkan bahwa pengislaman didaerah ini telah terjadi sejak waktu permulaan Islam malahan mungkinketika Nabi Muhammad Saw masih hidup sebagaimana halnya di IndiaSelatanrdquo12

Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam ke Indonesia (1)Syed Naquib al-Attas berpendapat bahwa cacatan yang paling tuamengenai kemungkinan sudah bermukimnya orang-orang muslim diIndonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab padatahun 55 atau 672 M (2) Gerini seorang sejarawan dalam Further Indiadan Indo Malay Archipelago yang didukung penulis Harry W Hazzarddalam Atlas of Islamic History menyatakan bahwa orang Islam pertamayang mengunjungi Indonesia adalah saudagar Arab pada abad ke-7 MMereka singgah di Sumatera ketika mengadakan perjalanan menujuCina (3) Juned Pariduri mengatakan bahwa telah ditemukan sebuahmakam yang berangka tahun Haa-Miim yang berarti tahun 48 H atau670 M Dengan demikian agama Islam sudah masuk di Barus TapanuliSumatera Utara (4) Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islammenyatakan bahwa pada abad ke-7 M di pantai barat pulau Sumaterasudah didapati suatu kelompok perkampungan orang-orang Arab13

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul sejakpertama kali masuknya Islam di Nusantara Lembaga pendidikantersebut disebut dengan lembaga pendidikan tradisional atau salafiLembaga pendidikan Islam yang telah mengalami perubahan denganmengikuti sistem madrasi biasanya menggunakan nama baru ataumenambah julukan madrasah dan atau modern Perkembanganpendidikan Islam berikutnya memunculkan sistem pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren ditinjau dari segi bentuk dan sistemnyaberasal berasal dari India Sebelum proses penyebaran Islam keIndonesia sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk

12 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 4

13 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 5

50 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa Pesantren mempunyaibeberapa elemen yang membentuknya Pertama pondok Asrama atautempat belajar bagi santri disebut dengan pondok Para santri tinggalbersama dan belajar di bawah bimbingan sang guru yang lazimnyadisebut ldquokyairdquo Kedua masjid Masjid merupakan elemen yang tidakdapat dipisahkan dari dunia pesantren Masjid dapat berfungsi sebagaitempat yang baik untuk mendidik para santri misalnya untuk praktiksembahyang lima waktu pengajaran kitab-kitab klasik khutbah dansembahyang Jumrsquoat Ketiga pengajaran kitab-kitab klasik yang biasadisebut dengan ldquokitab kuningrdquo Keempat santri Dalam tradisipesantren santri dapat dibedakan menjadi dua (1) santri mukim yaknimurid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan bertempat tinggaldi lingkungan pesantren atau pondok (2) santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren Santri kalong tidakmenetap di dalam pondok Kelima kyai kyai merupakan komponenterpenting dalam kehidupan pesantren kyai adalah pelopor bagikelahiran pesantren yang dipimpinnya kyai juga menjadi pemegang danpenentu kebijakan yang ada di seluruh pesantren Para kyai di pulauJawa banyak yang menganggap bahwa pesantren merupakan kerajaankecil yang dimilikinya Konsekuensi logisnya kekuasaan mutlak dalamkehidupan dan lingkungan pesantren sepenuhnya ada di tangan kyaiDengan demikian kyai menjadi penguasa tunggal sehingga tidak bisaditentang oleh siapapun kecuali oleh kyai yang memiliki pengaruh lebihbesar

Berdirinya sebuah pesantren tentu tidak hanya dijadikan sebagaiajang untuk memperluas cakrawala santri dalam memahami doktrin-doktrin keagamaan Pesantren juga berfungsi untuk meninggikan moralmelatih dan mempertinggi semangat serta menghargai nilai-nilaispiritual dan kemanusiaan Pesantren melatih dan menyiapkan parasantri untuk hidup hemat sederhana dan berhati bersih Selain itupesantren juga mengajarkan budi pekerti dan sopan santun Secarasederhana tujuan pesantren adalah membimbing para santri agarmenyadari bahwa belajar semata-mata merupakan kewajiban danpengabdian kepada tuhan Belajar bukan hanya untuk meraih prestasikehidupan dunia dalam bentuk uang kekuasaan atau pangkat Cita-cita

Islam dan Kesehatan 51

pendidikan pesantren adalah latihan untuk memandirikan diri sendiridan tidak tergantung kepada siapapun selain kepada Allah

Nilai-nilai yang mendasari pesantren dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian Pertama nilai-nilai agama yang memilikikebenaran absolut berorientasi kepada hal-hal yang bersifat ukhrawidan bercorak fikih-sufistik Kedua nilai-nilai agama yang memilikikebenaran relatif yaitu nilai-nilai agama yang berkaitan dengan realitasosial yang empiris dan pragmatis misalnya mengenai kehidupan sosialpolitik atau budaya

Pendidikan di pesantren bersifat holistik Artinya kyaimemandang bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar merupakankesatupaduan yang utuh dan totalitas dalam kehidupan sehari-hariSehingga persoalan yang berhubungan dengan kapan mulai belajartarget apa yang ingin dicapai dan kapan ingin selesai tidak pernahdibicarakan Implikasinya sulit mencari dan merumuskan tujuanpendidikan pesantren secara baku yang bisa dijadikan standar umum

Pendidikan yang dikaukan di pesantren mempunyai beberapaprinsip Pertama teosentris Pesantren mendasarkan filsafatpendidikannya pada anggapan bahwa proses dalam kehidupan dimukabumi ini akan kembali kepada Tuhan Pesantren mengabdikan segalakegiatan belajar mengajar demi kepentingan ukhrawi dan berperilakusakral dalam kehidupan kesehariannya Kedua sukarela dan mengabdiPara kyai di pesantren melakukan segala kegiatan demi mengabdi dansecara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT Ketigakearifan Kearfian yang dimaksud adalah bersikap dan berperilaku sabarrendah hati taat pada hukum agama dan mendatangkan maslahat bagikepentingan bersama Keempat kesederhanaan Sikap kesederhanaantidak sama dengan kemiskinan Kesederhanaan diartikan denganbersikap dan berpikir wajar balance dan tidak bersikap sombongKelima kolektivitas Dunia pesantren berlaku diktum orangmendahulukan kepentingan orang lain dalam hal ldquohakrdquo tetapi orangharus mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum kewajiban oranglain Keenam mengatur kegiatan bersama Ketujuh kebebasanterpimpin yakni semua mahluk memiliki atau tidak bisa keluar darigaris-gairs sunnatullah-nya tetapi memiliki kecenderungan sendiri-

52 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

sendiri sesuai fitrahnya Kedelapan mandiri Kesembilan pesantrenadalah tempat mencari ilmu dan mengabdi Kesepuluh mengamalkanajaran agama Setiap perbuatan dan aktivitas selalu di bawah bimbingandalam batas-batas dan rambu-rambu hukum agama Kesebelas tanpaijazah Dunia pesantren tidak berlaku ijasah akan tetapi hanyapengakuan dari masyarakat atas prestasi kerja seorang santri ditambahdengan restu kyai Keduabelas restu kyai Segala kegitan santri harusselalu direstui oleh kyainya agar bermanfaat dan membawakemaslahatan untuknya

Lembaga pendidikan Islam di suatu wilayah dengan di wilayahyang lain terdapat banyak persamaan Sering kali perbedaan hanyaterletak pada persoalan nama yang diberikan penduduk setempatPenyebutan nama yang berbeda lebih disebabkan karna lembagapendidikan Islam merupakan kelanjutan dari suatu pranata sosial yanghidup dan berkembang di wilayah bersangkutan Berkenaan denganpendidikan di Aceh terdapat istilah-istilah penting yaitu meunasahdayah dan rangkang

Surau dalam tradisi dan adat Minangkabau adalah kepunyaankaum suku atau indu Surau bagi kaum tertentu didirikan sebagaipelengkap dari rumah gadang karena banyaknya berdiam dari keluargasaparuik (berasal dari satu perutketurunan) yang berada di bawahpimpinan seorang datuk (kepala suku) Surau pada mulanya berfungsisebagai tempat bertemu berkumpul rapat-rapat dan tempat menginapbagi anak lelaki yang dewasa atau orang tua (uzur) Dalam tradisiMinangkabau laki-laki dewasa tidak boleh menginap di rumah gadangdan hanya kaum perempuan yang diperbolehkan memiliki kamar dirumah gadang14 Setelah kedatangan Islam ke Sumatra Barat makasurau berubah fungsi tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempatmenginap laki-laki dewasa tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luastermasuk sebagai tempat ibadah serta tempat pengajaran danpengembangan ajaran-ajaran islam misalnya menjadi tempat shalatbelajar membaca al-Qurrsquoan dan sebagainya

14 Azyumardi Azra Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisidan Modernisasi Diterjemahkan Oleh Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003 hlm 8

Islam dan Kesehatan 53

Pada tahap selanjutnya terjadi pemisahan fungsi antara surau danmasjid Kalau masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dalam arti ritualbelaka misalnya shalat lima waktu berjamaah shalat Idul Fitri atau IdulAdha dan shalat jumrsquoat surau memiliki multifungsi yakni sebagaiasrama anak-anak muda tempat mengaji dan belajar agama dantempat menjalani suluk praktik-praktik tasawuf 15

C Konsep Dasar KesehatanMendefinisikan kesehatan yang baik adalah sulit karena setiap

orang memiliki konsep sendiri tentang kesehatan Organisasi KesehatanDunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai ldquokeadaan lengkapfisik mental dan kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanyapenyakit atau kelemahanrdquo16 Sehat adalah kondisi sehat secara holistikbukan saja sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial17

Undang Undang Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwaldquoKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomisrdquo18

Menurut Pender pandangan kesehatan individu bervariasi antarakelompok usia yang berbeda jenis kelamin ras dan budayaSelanjutnya Pender menjelaskan bahwa semua orang bebas daripenyakit tidak sama dengan sehat Kesehatan adalah ldquokeadaan bahwaorang mendefinisikan dalam kaitannya dengan nilai-nilai mereka sendiri

15 Suluk adalah ibadah yang dilakukan para penganut tarikat denganmengurung diri di dalam kelambu atau kamar kecil bertekun melakukan ibadahguna mendekatkan diri kepada Tuhan sepanjang waktu

16 World Health Organization Promoting Mental Health ConceptsEmerging evidence Practice A report of the World Health OrganizationDepartment of Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University of MelbourneWorld Health Organization Geneva 2005

17 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Undang Undang No 23Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta 1992

54 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

kepribadian dan gaya hidup menunjukkan bahwa bagi banyak orang ituadalah kondisi hidup daripada keadaan patologisrdquo Oleh karena itukesehatan adalah konsep yang rumit dan berarti lebih dari tidak adanyapenyakit Menurut Mc Gouhg kesehatan adalah ldquocara di mana orangberpikir tentang kesehatan dan bagaimana mereka mengelola hidupmereka dengan cara yang sehat atau meningkatkan kesehatanrdquo19

D Personal HigienePersonal higiene atau kebersihan diri adalah suatu tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri untuk kesejahteraan fisik danpsikis20 Perilaku personal higiene adalah suatu pemahaman sikap danpraktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajatkesehatan memelihara kebersihan diri meningkatkan rasa percaya dirimenciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit Perilakupersonal higiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaansehingga personal higiene merupakan hal penting dan harusdiperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang21

Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan keselamatan dankesejahteraan individu Orang yang sehat mampu memenuhi kebutuhankebersihan mereka sendiri Berbagai faktor personal sosial dan budayamempengaruhi praktik kebersihan22 Selanjutnya akan diuraikan konseppersonal higiene yang meliputi dasar pengetahuan ilmiah dasarpengetahuan perawatan perkembangan personal higiene pentingnyapersonal higiene dan personal higiene dalam perspektif Islam

19 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Basic Nursing Essentials ForPractice 6th Edition ISBN 13 978-0-323-03937-6 amp 10 0-323-03937-5Mosby Elsevier St Louis Missouri 2007 Page 8

20 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

21 Ibnuu Indra Fajarwati Sandriana A Rachman Watief PerilakuPersonal Hygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesi (Makasar Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanudin 2014) Pengabdian Masyarakat

22 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

Islam dan Kesehatan 55

1 Dasar Pengetahuan IlmiahKebersihan yang layak membutuhkan pemahaman dasar

pengetahuan ilmiah tentang anatomi dan fisiologi integumen ronggamulut mata telinga dan hidung Selain itu juga kulit dan sel-selmukosa pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darahyang mendasarinya Sel-sel membutuhkan gizi yang cukup hidrasi dansirkulasi untuk melawan cedera dan penyakit Teknik kebersihan yangbaik mendukung struktur normal dan fungsi jaringan tubuh Selain itudiperlukan penerapan pengetahuan tentang patofisiologi untukpencegahan dan perawatan higienis yang baik

a KulitKulit adalah organ aktif dengan fungsi perlindungan sekresiekskresi pengaturan suhu dan sensasi Kulit seringmencerminkan perubahan kondisi fisik dengan perubahan warnaketebalan tekstur turgor temperatur dan hidrasi Selama kulittetap utuh dan sehat fungsi fisiologis tetap optimal Kulitmemiliki tiga lapisan utama epidermis dermis dan subkutan (1)Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis darisel yang mengalami tahap pematangan yang berbeda Perisai iniyang mendasari jaringan terhadap kehilangan air dan cedera danmencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksipenyakit Lapisan terdalam dari epidermis menghasilkan sel-selbaru sebagai persediaan menggantikan sel-sel permukaan luarkulit yang mati secara terus menerus (2) Dermis adalah lapisankulit yang lebih tebal yang mengandung bundel kolagen dan seratelastis untuk mendukung epidermis Serabut saraf pembuluhdarah kelenjar keringat kelenjar sebaceous dan folikel rambutsaja yang melalui lapisan dermal Kelenjar sebaceous mensekresisebum yang berminyak yang berbau ke dalam folikel rambut (3)Lapisan jaringan subkutan mengandung pembuluh darah sarafkelenjar getah bening dan jaringan ikat longgar diisi dengan sel-sel lemak Jaringan lemak merupakan isolator panas untuk tubuhJaringan subkutan juga mendukung lapisan kulit bagian atasuntuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera Sangat sedikitjaringan subkutan mendasari mukosa mulut

56 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Kaki Tangan dan KukuKaki tangan dan kuku sering membutuhkan perhatian khususuntuk mencegah infeksi Kuku adalah jaringan epitel yang lekuktersembunyi oleh kulit yang disebut kutikula Bagian yangterlihat dari kuku adalah tubuh kuku Memiliki berbentuk bulansabit dengan daerah yang dikenal sebagai lunula tersebut Dibawah kuku terletak lapisan epitel disebut kuku Sebuah kukuyang sehat normal adalah transparan halus dan cembung dengankuku merah muda dan ujung putih tembus Penyakitmenyebabkan perubahan dalam bentuk ketebalan dankelengkungan kuku

c Rongga mulutRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terhubungdengan kulit Rongga mulut atau bukal terdiri dari bibir sekitarsekeliling mulut pipi berjalan di sepanjang dinding samping darirongga lidah dan otot lidah dan langit-langit keras dan lunakMukosa oral biasanya berwarna merah muda dan lembab Dasarmulut dan permukaan bawah lidah kaya akan suplai pembuluhdarah Setiap jenis hasil ulserasi atau trauma pada perdarahanyang signifikan Ada tiga pasang kelenjar ludah yangmengeluarkan sekitar satu liter air liur sehari Kelenjar buccalditemukan pada lapisan mukosa pipi dan mulut menjagakebersihan dan kenyamanan jaringan mulut Pengaruh obatpaparan radiasi dan pernapasan mulut mengganggu sekresi salivadalam mulutGigi merupakan organ mengunyah atau pengunyahan Merekadirancang untuk memotong merobek dan menggiling makananyang dicerna sehingga dapat dicampur dengan air liur danmenelan Sebuah gigi normal terdiri dari mahkota leher dan akarMembran periodontal terletak tepat di bawah margin gusimengelilingi gigi dan memegang itu tetap di tempatnyaKesehatan gigi tampak putih halus mengkilap dan selarasdengan benar Kesulitan dalam mengunyah terjadi ketika jaringan

Islam dan Kesehatan 57

gusi di sekitarnya meradang atau terinfeksi atau ketika gigi yanghilang atau menjadi kendor Kebersihan mulut secara teraturdiperlukan untuk menjaga integritas permukaan gigi danmencegah radang gusi

d RambutPertumbuhan rambut distribusi dan pola menunjukkan statuskesehatan umum seseorang Perubahan hormonal stres emosionaldan fisik penuaan infeksi dan penyakit tertentu mempengaruhikarakteristik rambut Batang rambut sendiri tak bernyawa danfaktor-faktor fisiologis tidak secara langsung mempengaruhi ituNamun kekurangan hormon dan nutrisi dari folikel rambutmenyebabkan perubahan pada warna atau kondisi rambut

e Mata Telinga dan HidungKetika membersihkan jaringan sensorik yang sensitif dengan caramencegah cedera dan ketidaknyamanan seperti tidakmenggunakan sabun di mata

2 Dasar Pengetahuan PerawatanTidak ada dua individu mengetahui tentang praktik unik

kebersihan dan pilihan pribadi Sejumlah faktor yang mempengaruhipilihan pribadi untuk kebersihan diri adalah

a praktik SosialKelompok sosial mempengaruhi pilihan dan praktik kebersihantermasuk jenis produk kesehatan yang digunakan dan sifat danfrekuensi Selama masa kanak-kanak kebiasaan keluargamempengaruhi kebersihan Ini termasuk misalnya frekuensimandi saat hari mandi dilakukan dan jenis kebersihan mulutyang dipraktikkan Sebagai anak-anak memasuki tahun-tahunremaja perilaku kelompok sebaya seringkali mempengaruhikebersihan pribadi

b Pilihan PribadiSetiap individu memiliki keinginan pribadi dan preferensi tentangkapan mandi bercukur dan melakukan perawatan rambut Pilihan

58 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

produk yang berbeda sesuai dengan preferensi pribadi kebutuhandan sumber daya keuangan

c Body ImageCitra tubuh mempengaruhi cara individu menjaga kebersihanJika seseorang tampak rapi terawat mungkin tidak ada masalahdalam kebersihan sehari-hari Individu yang tampil tidak terawatatau tidak tertarik dalam kebersihan sering membutuhkanpendidikan tentang pentingnya kebersihan atau penilaian lebihlanjut mengenai kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengankebersihan sehari-hari

d Status Sosial EkonomiSumber daya ekonomi mempengaruhi jenis dan keterjangkauanpraktik-praktik kebersihan yang digunakan seseorang Statusekonomi mempengaruhi kemampuan untuk secara teraturmenjaga kebersihan Ketika individu memiliki masalah kurangnyasumber daya sosial ekonomi hal itu menjadi sulit untukberpartisipasi dan mengambil peran yang bertanggung jawabdalam kegiatan promosi kesehatan seperti kebersihan dasar

e Keyakinan Kesehatan dan MotivasiPengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinyauntuk kesejahteraan mempengaruhi praktik kebersihan seseorangNamun pengetahuan saja tidak cukup Motivasi merupakan faktorkunci dalam keberhasilan praktik kebersihan tetapi dalamkurangnya motivasi karena kurangnya pengetahuan MenurutPender tahun 2002 banyak keputusan pribadi yang dibuat setiaphari yang membentuk gaya hidup lingkungan sosial dan fisik

f Variabel BudayaMenurut Galanti tahun 2004 keyakinan budaya dan nilai-nilaipribadi mempengaruhi kebersihan Budaya menjaga kebersihantidak sama pentingnya untuk beberapa kelompok seperti halnyakelompok lain Di Amerika utara adalah umum untuk mandi

Islam dan Kesehatan 59

setiap hari sedangkan di beberapa budaya lain adalah kebiasaanuntuk benar-benar mandi hanya sekali seminggu Individumembutuhkan rencana budaya yang kompeten untuk perawatankesehatan diri Bagi beberapa orang praktik kebersihan yangdipengaruhi oleh budaya dan potensi adalah sumber konflik danstres di lingkungan Mandi kebersihan perineum dan praktikperawatan rambut adalah isu-isu sensitif Kebersihan adalah halyang sangat pribadi dari budaya yang berbeda yang memilikipraktik berbeda Beberapa budaya misalnya Cina dan Filipinamenghindari mandi selama 7 sampai 10 hari setelah melahirkanBudaya Cina Jepang Korea dan Hindu mempertimbangkanbagian atas lebih bersih daripada bagian bawah tubuhMasyarakat Muslim tangan kiri digunakan untuk membersihkansedangkan tangan kanan digunakan untuk makan dan berdoa

g Kondisi FisikIndividu tertentu dengan keterbatasan fisik atau cacat seringkekurangan energi fisik dan ketangkasan untuk melakukankebersihan Individu yang masih di bawah pengaruh obatpenenang tidak akan memiliki kejernihan mental atau koordinasiuntuk melakukan perawatan diri Penyakit kronis sepertipenyakit jantung kanker gangguan neurologis dan kondisikejiwaan tertentu sering melemahkan atau melumpuhkan individuSebuah pemahaman yang melemah akibat arthritis gangguanstroke atau otot menghambat individu dari menggunakan sikatgigi handuk atau sisir

3 Perkembangan Personal HigieneHygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Hygieia (dewi muda)

atau Princess yang berarti pendeta tinggi kesehatan Gagasankebersihan orang-orang Yunani dimulai dari Mediterania pada zamanperunggu 1500-600 SM diikuti oleh periode yang menggembirakan dari

60 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

transisi antara budaya lisan dan keaksaraan dan kebangkitan intelektualdan sastra Yunani 600-400 SM23

Sejarah standar kebersihan dimulai pada periode klasik Sejaktahun 400 SM kebersihan Yunani telah muncul sebagai sebuah disiplinmedis khusus yang berusaha untuk mengontrol setiap aspek darilingkungan manusia udara pola makan tidur bekerja olahragaevakuasi nafsu pikiran dan untuk memasukkan mereka ke dalamsebuah sanitasi atau cara hidup sehat24

Kekayaan Yunani tidak terletak pada tanah tetapi semata-matapada orang dan kemampuan mereka untuk berdagang Oleh karena ituperkembangan mereka dari perdagangan yang ramah di pedalaman dankota-kota pelabuhan Sejumlah 200000 orang diyakini telah menghunikota pelabuhan Sisilia Akragas (didirikan 581 SM) yang dibangun dikawah subur dari gunung berapi yang punah Kota-kota perdaganganlain memiliki populasi lebih dari satu seperempat juta25 Dengan buktimenunjukkan bahwa kesehatan orang-orang Yunani jarang mencapaikeseimbangan selama sekitar 200 tahun dan umur panjang itu adalahrata-rata 381 tahun pada saat kematian atau lebih tepatnya 426 tahununtuk laki-laki 337 tahun untuk perempuan Kota mereka terkandungberbagai lembaga-lembaga publik komunal yang benar-benar baru keEurasia dan bisa dibilang kebijakan sipil yang ambisius dan mewahmulai mengerahkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan fisikseluruh penduduk dari abad ke-8 dan seterusnya Ledakan demografisYunani juga ditopang oleh ikatan yang kuat dan disiplin sosial disiplinilmu serta regulasi Empat disiplin mental dan fisik agama olahraga

23 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity Firstpub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 Pdf New York Oxford University Press Inc2007

24 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 74

25 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 75

Islam dan Kesehatan 61

dan obat-obatan membentuk lingkungan sosial kebersihan Yunaniawal26

a Bio-FisikPembersihan atau cleaning adalah sebuah subyek universal danbegitu jelas terdiri dari sejumlah sejarah yang berbeda Kotoranhanya peduli keluar dari tempat dan bukan baik atau buruk Danalam tidak peduli apa yang kita pikirkan atau bagaimana kitamerespon dalam segala materi dengan bentuknya Tetapi sebagaispesies kita melakukan perawatan sangat mendalam tentangkelangsungan hidup kita sendiri Sejarah manusia di sekitarkeyakinan bahwa kotoran adalah buruk dan bahwa penghapusankotoran selalu baik Bersih kata yang digunakan dalam berbagaimacam situasi sering terang-terangan manusia berpusat ataumelayani diri sendiri dengan cara yang kita sebut moral tetapijuga digunakan lebih obyektif sebagai istilah teknis untukmengukur atau menilai hal-hal materi relatif terhadap hal-hal lainItu benar-benar komprehensif dan dipertanyakanMendahului semua sejarah budaya manusia bagaimanapun tentusebelum sejarah manusia dari kebersihan pribadi adalah miliarantahun pembangunan spesies yang sepenuhnya amoral Tanggalpasti yang memasuki garis waktu tak berujung ini hampir tidakrelevan apa yang benar-benar kita cari adalah waktu rentang atauperiode ketika hal-hal yang mempercepat dalam kasus homosapiens sapiens adalah suatu tempat antara tahun 100000 dan25000 SM diikuti oleh ledakan pembangunan setelah 5000 SMSelama semua spesies dari kita persisten dan sangat menuntutkebutuhan bio-fisik yang berkembang dan beradaptasi danmenyediakan infrastruktur dasar yang selanjutnya sangat

26 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 76

62 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berpusat kepada manusia psikologi teknologi dan sosiologi darikebersihan27

b Kebersihan SipilPerubahan higienis selama lima puluh tahun pertama abad ke 18masih yang terutama pribadi dan ekonomi sebagian besar darimereka terjadi dalam pikiran orang dan di dalam rumah-rumahpribadi Dalam paruh kedua abad ini di Inggris Perancis danJerman khususnya ada minat baru dalam kegunaan kesehatanumum ditambah dengan langkah tentatif pertama menujukebijakan kesehatan masyarakat higienis berdasarkan statistikdan ilmu pengetahuan alam Hanya untuk menjaga perkembangansosial yang lebih luas dalam perspektif namun lompatanimajinasi yang diperlukan untuk membuat sambungan antara idelama kebersihan pribadi dan ide baru dari kesehatan umumtercermin dalam catatan kaki ini dari bibliophile kesehatan amatirdan pembaharu Sir John Sinclair ragu mencoba untukmendefinisikan kembali kebersihan pribadi sebagai ilmu sosialpada tahun 1802KesehatanKesehatan yang baik dan umur panjang sangattergantung pada kebersihan pribadi dan berbagai kebiasaan danadat istiadat Bahwa ketika dilihat secara tunggal tampak sangatsepele namun ketika digabungkan ada setiap alasan untukpercaya bahwa kesehatan kesehatandan kenyamanan akan munculdari ketaatan mereka Lima tahun kemudian muncul filsafatEropa baru tentang polisi mediyaitu (1) Iklim (2) Pendidikanjasmani (3) Diet Amusements umum (4) Kebiasaan dan beacukai (5) Lembaga publik (7) Kesehatan angkatan darat dan laut

27 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 9

Islam dan Kesehatan 63

(8) Mencegah gangguan menular (10) Kedokteran dan saranamempromosikan perbaikannya28

c Personal Higiene HukumPada tahun 1995 peraturan tentang keamanan pangan (kebersihanmakanan umum) mengatakan bahwa semua orang yang bekerjadi daerah penanganan makanan harus mempertahankan tingkatkebersihan pribadi yang tinggi dan tepat memakai pakaian bersihdan pelindung yang sesuai29 (1) Mencuci tangan staf penangananmakanan harus diingatkan tentang perlunya untuk mencucitangan mereka secara teratur selama persiapan makanan contohsebelum memulai tugas menangani makanan setelah menanganisemua makanan mentah dan sebelum menangani makanan lainmakanan sangat tinggi berisiko setelah menggunakan toiletsebelum menangani barang berisiko tinggi setelah mengambilistirahat terutama jika penjamah makanan telah merokok ataumakan setelah bersin batuk ingus atau menyentuh rambutmereka setelah penanganan sampah atau limbah makanan (2)Plester luka harus ditutupi dengan plester tahan air Orangdengan cedera serius tangan atau jari mereka mungkin perlumemakai sarung tangan khusus atau bahkan mungkin harusberhenti menangani makanan terbuka (3) Perhiasan penjamahmakanan tidak harus memakai perhiasan sambil menyiapkan ataumenangani makanan terbuka karena risiko perhiasan datang kedalam kontak dengan atau jatuh ke dalam makanan (4) Makandan minum staf tidak boleh makan sambil menangani ataumempersiapkan makanan untuk bisnis (5) Merokok penjamahmakanan yang merokok harus mencuci tangan mereka setelahrokok untuk mengurangi resiko kontaminasi pada makananMerokok tidak harus diperbolehkan dalam kamar makanan (6)

28 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007p 225

29 Department of Health Forest District Council PO Box 410Wetherby Yorkshire LS23 7LN Pdf

64 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pakaian pelindung pakaian bersih harus benar-benar meliputitubuh untuk staf penanganan makanan Ini harus berwarna terangdan memiliki saku di dalam saja Celemek saja tidak cukup stafpenanganan makanan harus memakai topi atau jaring rambutuntuk mencegah rambut atau ketombe jatuh ke makanan (7)Penyakit orang yang menderita kondisi berikut tidak harusbekerja di setiap daerah penanganan makanan setiap penyakityang mungkin ditularkan melalui makanan (berlaku untuk siapasaja yang dicurigai menderita atau membawa penyakit) terinfeksiluka infeksi kulit luka dan diare

d Perkembangan Mencuci TanganUntuk generasi saat ini mencuci tangan dengan sabun dan airtelah dianggap sebagai ukuran kebersihan pribadi Konsepmembersihkan tangan dengan agen antiseptik muncul di awalabad 19 Pada awal 1822 seorang apoteker Perancis menunjukkanbahwa cairan yang mengandung klorida kapur atau soda bisamembasmi bau busuk mayat yang berhubungan dengan manusiadan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai desinfektandan antiseptik Dalam sebuah makalah yang diterbitkan padatahun 1825 apoteker ini menyatakan bahwa dokter dan orang-orang lain yang menghadiri pasien dengan penyakit menular akanmendapat manfaat dari membasahi tangan mereka dengan larutanklorida cairPada 1846 Ignaz Semmelweis mengamati bahwa wanita yangbayinya dibawa oleh mahasiswa dan dokter di klinik obstetripertama di Rumah Sakit Umum Wina konsisten memiliki tingkatkematian lebih tinggi daripada mereka yang bayinya dibawa olehbidan di klinik kedua Dia mencatat bahwa dokter yang pergilangsung dari suite otopsi ke bangsal kebidanan memiliki bauyang tidak menyenangkan di tangan mereka meskipun mencucitangan mereka dengan sabun dan air setelah memasuki klinikkebidanan Dia mendalilkan bahwa demam nifas yangmempengaruhi ibu nifas begitu banyak disebabkan oleh partikelpucat yang ditularkan dari suite otopsi ke bangsal kebidanan

Islam dan Kesehatan 65

melalui tangan mahasiswa dan dokter Pada tahun 1847 efekpenghilang bau diketahui senyawa klorin dia bersikeras bahwamahasiswa dan dokter yang membersihkan tangan mereka denganlarutan kaporit antara masing-masing pasien di klinik angkakematian ibu di klinik pertama kemudian turun drastis dan tetaprendah selama bertahun-tahun Intervensi ini oleh Semmelweismerupakan bukti pertama yang menunjukkan bahwa pembersihtangan agen antiseptik dapat mengurangi perawatan kesehatantransmisi terkait penyakit menular lebih efektif daripada mencucitangan dengan sabun biasa dan air 30

e Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi Rumah SakitPada tahun 1843 Oliver Wendell Holmes menyimpulkan secaraindependen bahwa demam nifas disebarkan oleh tangan tenagakesehatan Meskipun ia menggambarkan langkah-langkah yangdapat diambil untuk membatasi penyebarannya rekomendasi ituberdampak kecil terhadap praktik kebidanan pada saat ituNamun sebagai hasil dari studi oleh Semmelweis dan Holmessecara bertahap mencuci tangan menjadi diterima sebagai salahsatu langkah yang paling penting untuk mencegah penularanpatogen di fasilitas pelayanan kesehatanPada tahun 1961 Dinas Kesehatan Public AS memproduksisebuah film pelatihan yang mendemonstrasiakn teknik cucitangan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh petugaskesehatan (HCWs) Pada saat itu rekomendasi diarahkan bahwamencuci tangan secara pribadi dengan sabun dan air selama 1-2menit sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Membilastangan dengan agen antiseptik diyakini kurang efektif daripada

30 JM Boyce MD and D Pittet ldquoGuideline for Hand Hygiene inHealth‐Care Settings recommendations of the Healthcare Infection ControlPractices Advisory Committee and the HICPACSHEAAPICIDSA HandHygiene Task Forcerdquo Source Infection Control and Hospital EpidemiologyVol 23 No S12 (December 2002) pp (Pub The University of Chicago Presson behalf of The Society for Healthcare Epidemiology of America Stable URLhttpwwwjstororgstable101086503164 Accessed 06032012 0313)pdf

66 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

mencuci tangan dan hanya direkomendasikan dalam keadaandarurat atau di daerah di mana tidak tersedia wastafelPada tahun 1975 dan 1985 pedoman formal tertulis pada praktikcuci tangan di rumah sakit yang diterbitkan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Pedoman inidirekomendasikan mencuci tangan dengan sabun bukanantimikroba antara mayoritas kontak pasien dan mencuci dengansabun antimikroba sebelum dan sesudah melakukan prosedurinvasif atau merawat pasien berisiko tinggi Penggunaan agenantiseptik tanpa air (misalnya alkohol berbasis cairan)direkomendasikan hanya dalam situasi di mana wastafel tidaktersediaPada tahun 1988 dan 1995 pedoman untuk mencuci tangan danantisepsis tangan diterbitkan oleh Asosiasi Profesional dalamPengendalian Infeksi (APIC) Disarankan untuk mencuci tanganserupa dengan indikasi yang tercantum dalam pedoman CDCPedoman APIC 1995 mencakup diskusi yang lebih rinci berbasisalkohol Pembersih tangan dan mendukung penggunaannya dalampengaturan klinis yang lebih daripada yang telahdirekomendasikan dalam pedoman sebelumnyaPada tahun 1995 dan 1996 Pengendalian Infeksi KesehatanKomite Penasehat praktik (HICPAC) merekomendasikan agarsabun antimikroba atau agen antiseptik tanpa air digunakan untukmembersihkan tangan setelah meninggalkan kamar pasien denganobat multi resisten patogen seperti VRE (vancomisin- resistantenterococci) dan MRSA (methicillin-resistant staphylococcusaureus

f Efikasi Promosi dan Dampak Peningkatan Kebersihan TanganKurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif kebersihantangan pada kesehatan terkait tingkat infeksi mungkin merupakanhambatan untuk kepatuhan sesuai dengan rekomendasikebersihan tangan Namun bukti mendukung keyakinan bahwapeningkatan kebersihan tangan dapat mengurangi kesehatanterkait tingkat infeksi Kegagalan untuk melakukan kebersihan

Islam dan Kesehatan 67

tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama kesehatanterkait infeksi dan penyebaran organisme multiresisten dan telahdiakui sebagai kontributor besar untuk wabah Dari sembilanrumah sakit berbasis studi tentang dampak kebersihan tanganterhadap risiko kesehatan terkait infeksi

g Teori Motivasi HigieneTterzberg Mausner dan teori motivasi kebersihan dariSnyderman Menunjukkan sebuah hubungan antara non-linear apayang manusia lakukan (motivasi) dan lingkungan di mana diamelakukannya (kebersihan) Teori ini menyiratkan bahwa keduakebutuhan lahir dan kebutuhan batin manusia kreatif bertahanhidup harus menjadi puas untuk mendorong keterlibatannyadalam pekerjaan dan untuk mendapatkan hasil maksimal daridirinya31

4 Pentingnya Personal HigieneKulit adalah pertahanan pertama melawan penyakit dan ada bukti

bahwa menjaga kulit bersih mengurangi jumlah mikroorganismemisalnya bagi bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksiNamun manfaat lain yang harus dipertimbangkan terlihat dan merasabersih adalah penting bagi perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diriuntuk berinteraksi dengan baik secara sosial Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit32

a Oral HigienePenyakit mulut adalah penyakit yang paling umum di seluruhdunia Lima puluh sampai sembilan puluh persen dari populasi

31 Ishwar Dayal and Mirza S Saiyadin ldquoCross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theoryrdquo Source Indian Journal of Industrial RelationsVol 6 No 2 (1970) pp 171-183 (Pub Shri Ram Centre for IndustrialRelations and Human Resources Stable URLhttpwwwjstororgstable27760947 Accessed 06032012 0303)

32 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

68 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

orang dewasa di Inggris dan Amerika Serikat menderita beberapabentuk masalah gusi (Coventry et al 2000) Plak terlihat di 72dari populasi Inggris yang memiliki gigi 43 usia 15 sampai 18tahun memiliki plak dan gingivitis (radang gusi) (Harker ampMorris 2005)33 Kesehatan mulut didefinisikan sebagai bersihfungsional dan rongga mulut nyaman bebas dari infeksi bebasdari plak dan puing-puing untuk memastikan struktur danjaringan dari mulut disimpan dalam kondisi sehat (DepartemenKesehatan 2001)34

b Perawatan MataMata adalah organ penglihatan yang menginformasikan tentangdunia sekitarnya lebih dari empat indra lainnya Kitamenggunakan mata kita di hampir setiap kegiatan yang kitalakukan untuk bekerja atau bersantai Setiap hari lain 100 orangmulai kehilangan penglihatan mereka (Royal National Institutefor the Blind 2007) Sekitar dua juta orang di Inggris melaporkanmengalami masalah penglihatan mulai dari tidak mampu melihatteman di seberang jalan atau membaca kertas koran menjaditerdaftar sebagai buta Jumlah orang dengan masalah penglihatanmeningkat bukan hanya karena meningkatnya jumlah orang tuatetapi juga karena kejadian pandangan yang mempengaruhipenyakit seperti diabetes juga meningkat 35

c Perawatan TelingaSatu dari lima orang telah kehilangan pendengaran yang seringdengan serangan bertahap (Royal National Institute for DeafPeople (RNID) 2004) Gangguan pendengaran tidak selalu diakuisampai berdampak pada kemampuan seseorang untuk

33 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 38

34 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 39

35 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 84

Islam dan Kesehatan 69

berkomunikasi secara efektif (Tolson 2002) Perkiraan RNIDbahwa dua juta orang di Inggris mempunyai alat bantu dengar dantiga juta orang lainnya memiliki tingkat gangguan pendengaranHanya 75 dari orang dengan alat bantu dengarmenggunakannya secara teratur (RNID 2009a)36

d Perawatan Kaki dan KukuMobilitas merupakan kegiatan penting dari hidup terutamaketika mempertimbangkan kebebasan melakukan perawatan diriPerawatan kaki dan perawatan kuku merupakan dasar untukmobilitas kenyamanan dan kemandirian (Bryant amp Beinlich1999)37

e Perawatan RambutRambut memiliki tiga tujuan utama mempertahankan suhu tubuhuntuk menjamin kelangsungan hidup transmisi informasisensorik penting untuk otak dan mengekspresikan identitasgender Sepanjang sejarah rambut melambangkan daya tarik dandaya tarik seks (Batchelor 2001) serta keyakinan agama danbudaya menyoroti (Williams 1995) Rambut di tubuh dikaitkandengan pertumbuhan dan kedewasaan dan variasi alamnya yangpenting bagi citra diri (Sinclair 2007) Rambut mengkilap dengantekstur halus umumnya dianggap sehat dan menarik Rambuttekstur dan bersinar berhubungan dengan sifat permukaan rambutsedangkan integritas dan kesehatan ujung rambut berkaitandengan korteks rambut Rambut bervariasi dalam jenis danwarna38

36 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 126

37 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 167

38 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 200

70 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

f Perawatan KulitMenurut Thibodeau amp Patton tahun 2008 setiap inci persegi kulitmengandung jutaan sel dan ratusan kelenjar keringat kelenjarminyak (sebaceous) pembuluh darah dan ujung saraf Kulitterdiri dari tiga lapisan epidermis dermis dan jaringan subkutanEpidermis adalah lapisan paling atas dari kulit yang meskipunrelatif tipis bertindak sebagai lapisan tangguh pelindung terluarSel-sel epidermis terus shedding (exfoliating) dan pembaharuanSiklus mengganti semua sel membutuhkan waktu sekitar satubulan maka kulit sebagai organ bisa regenerasi yangmemungkinkan39

g Fungsi perlindungan KulitMenurut Cooper tahun 2005 dan Watkins tahun 2008 keutuhansebuah kulit sehat adalah bertujuan untuk melindungi organinternal dari infeksi dan paparan zat berbahaya40 antara lain (1)Pemeliharaan terhadap penghalang fisik lingkungan eksternalmisalnya trauma racun dan sinar ultraviolet (2) Struktur kulittermasuk sebum yang asam dan melindungi terhadap penyusupanoleh bakteri (3) Pencegahan kehilangan cairan seperti air dandarah (4) Perlindungan imunologi (5) Regulasi suhu melaluiproduksi keringat dan perubahan dalam ukuran pembuluh darah(6) Reseptor nyeri bertindak sebagai perlindungan terhadapbahaya (7) Pembentukan Vitamin D

h Pentingnya MandiMenurut Ronda amp Falce tahun 2002 memiliki kesempatan untukmandi akan memenuhi kebutuhan biopsikososial seseorangTerapi mandi meredakan efek dari infeksi dan kondisi kulitMenurut Sheppard amp Brenner tahun 2000 perasaan lebih baikkarena menghilangkan bau badan dan meningkatkan penampilan

39 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 274

40 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 275

Islam dan Kesehatan 71

kebutuhan budaya terpenuhi dan mandi dapat menginduksiperasaan kenyamanan dan relaksasi atau stimulasi41

5 Personal Higiene dalam Perspektif IslamIslam menetapkan berbagai macam peristilahan dalam

membangun konsep kebersihan Sebagai contoh adalah tazkiyyahtahagtrah nazafah dan fitrah Guna membangun perilaku bersih terdapatistilah ikhlas thib al-nafs ketulusan kalbu bersih dari dosa tobat danlain-lain sehingga makna bersih amat holistik karena menyangkutberbagai persoalan kehidupan baik dunia dan akhirat

Al-Quran menyatakan istilah tahagtrah sebanyak 31 kata dantazkiyyah sebanyak 59 kata Sementara dalam hadis kata nazafah dapatkita lihat dalam riwayat bukan hadis al-nazafatu min al-iman Padaimplementasinya istilah tahagtrah dan nazafah ternyata kebersihan yangbersifat lahiriyah dan maknawiyah Sementara dalam fikih digunakanistilah tahagtrah Pada kitab-kitab klasik dikhusukan bab al-tahagtrah yangbiasanya disandingkan dengan bab al-najasah Dalam bab tersebutdibahas masalah air dan tanah wudu mandi mandi jinabat tayamumdan lain-lain Namun demikian ketika Allah menerangkan tentangpenggunaan air tahagtrah disandingkan pula dengan kesucian secaramaknawiyah Maknawiyah yang dimaksudkan ialah kesucian dari hadasbaik hadas besar maupun hadas kecil Suci dari keduanya merupakansyarat untuk dapat melaksanakan ibadah seperti salat dan thawaf

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatuyang dinilai kotor Kotoran yang melekat pada badan pakaian dantempat tinggal yang mengakibatkan seseorang tak nyaman dengankotoran tersebut Badan yang terkena tanah atau kotoran tertentumisalnya dinilai kotor secara jasmaniah namun tidak selamanya berartitidak suci Jadi ada perbedaan antara bersih dan suci Orang yangtampak bersih belum tentu dianggap suci Kebersihan merupakan halyang amat fitri bagi makhluk hidup utamanya makhluk bernyawaIslam mengajarkan bahwa kebersihan saja belum cukup tetapi harusdisertai kesucian Kebersihan ada kalanya menggunakan istilah tahagtrah

41 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 230

72 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

atau tazkiyyah Semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kesucianbaik hissiyyah maupun malsquonawiyah Bahkan terkadang digunakan lafalfitrah

Konsep kebersihan yang amat jamirsquo (komprehensif) dalam Islamnamun belum dimaknai secara kontekstual dalam rangka membangunkebersihan raga dan jiwa Oleh karenanya dalam upaya membangunkeseimbangan ini konseptualisasi kebersihan dan kesucian harusdigalakkan Adalah naif jika hanya mementingkan satu di antarakebersihan dan kesucian Barangkali hal ini yang mengakibatkan orangIslam sering bersuci tetapi tidak bersih sementara non-muslim tidaksuci tetapi bersih Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Muhammad Sawadalah tokoh kebersihan kesucian dan pelestarian lingkungan42

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dan utama dalammelaksanakan ibadah kepada Allah dan bekerja serta aktivitas lainImam al-Shatibhi dalam al-Ihkam fi Usul al-Ahkam mengatakan bahwatujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama jiwa akaljasmani harta dan keturunan Oleh karena itu dalam melaksanakantujuan kehadiran Islam kesehatan memegang peranan utama Tanpaadanya kondisi kesehatan maka seseorang akan sulit melaksanakanberbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok 43

Khasanah keilmuan Islam mencatat dua terminologi populer yangartinya sehat yaitu al-sihah dan al-afiah Menurut salah satu ulamamakna al-sihah adalah bentuk kesehatan yang meliputi jasmani atauraga atau lahiriah Sedangkan al-afiah adalah bentuk kesehatan yangmeliputi rohani atau jiwa atau batiniah Islam sudah memberikanpetunjuk secara jelas komplit dan terpadu tentang pentingnya menjagakesehatan baik secara jasmani maupun rohani

42 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan PimpinanPusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir httppersisorid 2008

43 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kesehatan -dalam-prespektif-islam Artikel 2015

Islam dan Kesehatan 73

a Konsep menjaga kesehatan jasmani menurut IslamIslam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatanjasmani Konsep kesehatan jasmani menurut Islam adalah sebagaiberikut1) Menjaga tahagtrah artinya menjaga kesucian dan kebersihan

dari semua aspek mulai dari sekujur badan makanan pakaiantempat tinggal maupun lingkungan Imam Suyuthi lsquoAbd al-Hamid al-Qudhat dan ulama yang lain menyatakan bahwamenjaga kesucian dan kebersihan dalam Islam termasukbagian ibadah sebagai bentuk qurbat bagian dari talsquoabbudmerupakan kewajiban sebagai kunci ibadah

2) Menjaga makanan artinya agar memakan makanan yang baikdan halal baik secara dzat maupun cara mendapatkannyaMakanan merupakan salah satu penentu seseorang menjadisehat Firman Allah Swt dalam surah al-Qurrsquoan

tuta Xam䕶Xt ήtl뿀 䗮 뿀 䗮˸m뿀䗮a lat 䖲k m뿀 mamΕ l뿀뿀t뿀 䗮˸mmma閰˸mt뿀X m뿀

ldquoDan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yangAllah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepadaAllah yang kamu beriman kepada-Nyardquo (QS al-Malsquoidah 88)Allah Swt juga berfirman

䗮˸m䗮t뿀䕶 a lat 䖲k t XΕ䖌䗮 mtn l뿀뿀t뿀 䗮˸mmm ml뿀 䗮 lht lh tm뿀 amh Xam  mu뿀tϤ t閰lX뿀 䗮 tl䗮˸mm

ldquoHai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagimurdquo (QS al-Baqarah ayat 168)

3) Olah-raga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw sepertiberkuda berenang dan memanah Olahraga bertujuan untukmenjadikan manusia sehat dan kuat Sehat dalam Islamdipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman Selainitu banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yangkuat seperti shalat puasa haji dan juga jihad dan Allah Swtmenyukai mukmin yang kuat

74 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Konsep menjaga kesehatan rohani menurut IslamIslam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menjagakesehatan rohani Konsep kesehatan rohani dalam Islam adalahsebagai berikut1) Memperbanyak ibadah artinya memperbanyak melakukan hal-

hal yang diperintahkan oleh Allah Swt Seorang hamba akanmerasa tenang tentram dan damai dengan melakukan ibadahIbadah tidak hanya sebatas shalat akan tetapi makna ibadahdalam interpretasi yang sangat luas adalah semua perkarapekerjaan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰amhmX䗮t  tϤ iXa䗮a 뿀 tiX 䗮 miX l뿀aldquoDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembah-Kurdquo (QS adz-Dzaariyaat 56)

2)Memperbanyak dzikir artinya memperbanyak mengingatAllah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah padawaktu siang maupun malam dalam situasi sepi maupun ramaiAllah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan

m˸mmX 䗮  t狀뿀X t뿀 tXmtlta t t뿀tXmtlta Xamma m˸m  t狀뿀Xa 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮ldquo(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah Ingatlah hanya denganmengingat Allah-lah hati menjadi tenteramrdquo (QS al-Ralsquod 28)

3) Ber-husnuzzan (berbaik sangka) artinya keadaan jiwa denganberprasangka baik berpikiran positif Baik itu berprasangkabaik kepada Allah Swt maupun sesama manusia Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

aXitϤ t 뿀 䗮 X䗮a 뿀閰tϤ t 뿀 䗮  t뿀 䗮at香m 䗮˸mt䕶X戀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 lht lhaX˴  hmmXϛh X閰t Xammmhkt et˴mht la䔜X䗮a Xamm䔜X䗮a Xe䕶XΤh a 䗮˸m 뿀 i a

atkΕ 䗮뿀˸ 뿀 뿀閰tϤ 뿀 䗮˸m뿀䗮a mϮ m˸뿀m䕶Xtn la䕶X뿀 tuttldquoHai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dariprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosadan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan

Islam dan Kesehatan 75

janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainSukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya Dan bertakwalah kepada Allah SesungguhnyaAllah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayangrdquo44

4) Ikhlas pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan perbuatandari pengaruh-pengaruh makhluk

5) Sabar yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalammenjauhi kemaksiatan Ibrahim al-Khawwas berkata ldquoSabaryaitu teguh berpegang kepada al-Quran dan as-sunnahrdquoldquoSabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengansikap dan perilaku yang baikrdquo Abu lsquoAli al-Daqqaq berkataldquoSabar yaitu sikap tidak mencela takdir Allah Swt berfirmandalam al-Qurrsquoan

lXh 䗮 tϮtl mtn 䗮˸m Xkt  htl뿀t  Xam뿀aΕ 䗮˸m뿀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 tΗlt lh XhmtXΤta XamX戀t 閰amtal뿀쀀 䗮 뿀n m˸h l뿀뿀tϤ 䗮t䗮a t뿀 m XΕta  k

ul tkldquoKatakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang berimanbertakwalah kepada Tuhanmu Orang-orang yang berbuatbaik di dunia ini memperoleh kebaikan Dan bumi Allah ituadalah luas Sesungguhnya hanya orang-orang yangbersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batasrdquo45

6) Bersyukur menurut kamus Al-Mulsquojam al-Wasit bersyukuradalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakannyaserta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut (dengan hatilidah dan perbuatan) Sedangkan makna syukur secara syarrsquoiadalah menggunakan nikmat Allah Swt untuk dibelanjakankepada hal-hal yang di ridhoi dan dicintai Allah Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰latlm l뿀mtaΕ tRc tήϛtn

44 (QS al-Hujuraat 12)45 (QS az-Zumar 10)

76 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

ldquoMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakanrdquo (QS ar-Rahmaan 13)

7) Menjaga hati artinya menjaga kesucian diri dari segalatuduhan fitnah dan perbuatan keji seperti hasud riyarsquosombong tul al-amal bakhil dan lsquoujb Hal ini dapat dilakukanmulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuatrencana dan angan-angan yang buruk46

E Model Perilaku KesehatanModel adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berpikir di

dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yangdiharapkan Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanankesehatan makanan minuman serta lingkungan47 Model dalam promosikesehatan adalah suatu kerangka berpikir dalam mempengaruhi oranglain agar sesuai dengan kaidah atau norma kesehatan yang berlaku48

Beberapa pendekatan teori perilaku yang sering digunakan dalampenelitian kesehatan antara lain teori Laurence W Green49 Nancy KJanz amp Marshall H Becker50 Karen Glanz51

Berikut dipaparkan model-model perilaku kesehatan tersebutantara lain

46 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kese hatan-dalam-prespektif-islam Artikel 2015

47 Curtis Valerie Bernadette Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene Unicef Yayasan Dian Desa 2010

48 Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan untuk MahasiswaKebidanan bab 3 hal 37 (Jakarta TIM) 2009

49 Laurence W Green Health Education Planning (London The JohnHopkins University Mayfield Publishing Co 1980)

50 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor 1974 MI 48109 101177_109019818401100101 HBM 2012pdfdownload 30 april 2012

51 Karen Glanz Health Behavior and Health Education 2nd ed chapfive page 92 Manufactured In The United States Of America On Lyons FallsTurin Book (p Cm- Jossey-Bass Health Series 1996)

Islam dan Kesehatan 77

1 The Health Belief ModelThe Health Belief Model (HBM) atau model kepercayaan

kesehatan dikembangkan oleh Nancy dan Marshall pada tahun 1974Monograf pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh masalah kepadamodel kepercayaan kesehatan dan perilaku kesehatan pribadi Risalahtemuan ini diringkas dari penelitian yang menerapkan HBM sebagaiformulasi konseptual untuk memahami mengapa orang melakukan atautidak melakukan berbagai tindakan kesehatan terkait dan memberikandukungan yang cukup untuk model 52

Selama dekade yang telah berlalu sejak publikasi monograf iniHBM tersebut terus menjadi kerangka kerja utama untuk menjelaskandan memprediksi penerimaan rekomendasi perawatan kesehatan danmedis Kelemahan model HBM adalah (1) Kepercayaan-kepercayaankesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikaplain yang juga mempengaruhi perilaku (2) Penelitian psikologi sosialselama puluhan tahun membuktikan bahwa pembentukan kepercayaanseseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku danbukan mendahuluinya

Menurut Health Belief Model secara umum bahwa kemungkinanindividu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada duakeyakinan kesehatan (health belief) yaitu pertimbangan adanyaancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injuryor illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian

2 Antecedent Behavior Concequences TheorySulzer Azaroff Mayer (1977) yang dikenal dengan model

AntecedentndashBehaviorndashConcequences (ABC) atau pendahulundashperilakundashkonsekuensi mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu prosesdan sekaligus hasil interaksi antara pendahulundashperilakundashkonsekuensi

52 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor (A critical review of 29 HBM-related investigations publishedduring the period 1974-1984) MI 48109 101177_109019818401100101 HBM2012 Pdf download 30 april 2012

78 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pengaruh kejadian sebelumnya pada gangguan perilaku relatif dipelajarioleh analis perilaku terapan Satu set studi tentang penilaian danpengobatan gangguan perilaku terpilih untuk ulasan berdasarkanrelevansinya dengan topik kejadian sebelumnya Studi ini dikategorikansebagai berfokus pada penilaian kejadian sebelumnya perawatanpendahuluan untuk gangguan perilaku dipertahankan baik denganpenguatan positif atau negatif dan kasus-kasus khusus kejadiansebelumnya pada gangguan perilaku53

Studi bisa menyelidiki efek kekurangan pada gangguan perilakudipertahankan oleh perhatian dengan berbagai periode isolasi sebelumsesi di mana perhatian adalah bergantung pada perilaku maladaptifSebaliknya efek jenuh pada perilaku maladaptif dapat ditunjukkandengan mengatur jadwal berbasis waktu dari perhatian dengan tetapmempertahankan kontingensi antara perilaku maladaptif dan perhatianDemikian pula efek kurang dari rangsangan mirip dengan yang didugamemelihara otomatis diperkuat masalah perilaku dapat meningkatkankepercayaan dari interpretasi tentang kontingensi tersebut

3 Theory of Reasoned ActionTheory of reasoned action (TRA) atau teori perilaku beralasan

menurut Ajzen dan Fishbein 1980 yang dikutip dari Carolyn L Bluetahun 1995 adalah model nilai harapan dengan penekanan pada sikapnorma-norma subyektif niat dan perilaku yang diarahkan ke fokuskhusus Model nilai harapan memberikan kerangka untuk memahamihubungan antara sikap dan keyakinan yang mendasarinya seseorangHarapan hasil adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu akanmemimpin atau tidak akan mengarah ke hasil yang diberikan sedangkannilai hasil adalah evaluasi seseorang atau nilai subyektif yangditempatkan pada hasil tersebut Secara Aljabar hubungan ini dapatditunjukkan sebagai Attitude = Σ Harapan times Nilai Seorang individulebih termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan

53 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 343Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

Islam dan Kesehatan 79

suatu hasil yang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwatindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidak dihargaiindividu akan kurang termotivasi untuk melakukan suatu perilakuKarena sifat spesifik model ini menawarkan suatu pendekatan untukmemahami dan memprediksi niat latihan dan atau perilaku54

4 Teori PRECEDETeori Precede dikembangkan oleh Lawrence W Green tahun

1980 Green menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatanBahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktorpokok yaitu behavior causes dan non behavior causes Selanjutnyafaktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposingreinforcing and enabling constucts in educationalecological diagnosisand evaluation (PRECEDE) Precede merupakan arahan dalam fasediagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan ataupromosi kesehatan55 Secara sederhana model Precede Green adalahBehavior merupakan gabungan fungsi Predisposing factors Enablingfactors dan Reinforcing factors Komponen kedua adalah dibuat denganstrategi implementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal Komponen kedua ini disebut PROCEED forpolicy regulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development56

Bekerja menggunakan Precede sangat menyerupai pemecahanmisteri Orang diajak berpikir deduktif untuk mulai dengan akibat akhirdan bekerja kebelakang ke arah sebab-sebab yang sebenarnya Pada

54 Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

55 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

56 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

80 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

tahap pertama mulai dengan mempertimbangkan kualitas hidupDengan mengukur sejumlah masalah umum yang menyakut orang-orangdi dalam populasi berbagai masalah sosial yang dialami oleh komunititertentu merupakan barometer yang baik untuk kualitas hidup di sana

Kemudian tahap kedua adalah mengidentifikasi masalahkesehatan spesifik yang ada hubungannya dengan masalah sosialDengan menggunakan data yang ada yang dikumpulkan denganpenyelidikan yang tepat bersama-sama dengan penemuan epidemiologisTindakan berhati-hati akan menjamin bahwa data yang ada sahih daninformasi dan asumsi penting yang mendasar

Tahap ketiga mengidentifikasi perilaku khusus yangberhubungan dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalahkesehatan yang terpilih sebagai masalah yang paling pantas untukmendapatkan perhatian Sangat penting mengidentifikasi berbagaiperilaku dengan sangat spesifik dan digolongkan dengan hati-hatiFaktor non perilaku merupakan kategori masalah kesehatan yangmencakupi faktor ekonomi genetik dan lingkungan meskipun tidaklangsung tetapi sangat kuat dalam mempengaruhi kesehatan

Tahap keempat adalah mengidentifikasi tiga faktor yangmempunyai potensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan faktorpredisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat Faktor-faktorpredisposisi yakni sikap kepercayaan nilai dan presepsi seseorangmemudahkan atau merintangi motivasi pribadi untuk berubah Faktor-faktor pemungkin dapat dianggap sebagai penghalang yang diciptakanterutama oleh kekuatan atau sistem sosial Keterbatasan fasilitas tidakmemadainya tenaga atau sumber daya komuniti rendahnya pendapatanatau tidak adanya asuransi kesehatan dan bahkan hukum dan undang-undang yang terbatas adalah contoh faktor pemungkin Keterampilandan pengetahuan yang diperlukan agar perilaku yang diharapkan terjadijuga digolongkan ke dalam faktor pemungkin Faktor penguat adalahfaktor-faktor yang berkaitan dengan balikan yang diterima pihak yangmemperoleh pendidikan dari orang lain yang hasilnya mungkinmendorong atau melemahkan perubahan perilaku Kemudianmengkategorikan faktor-faktor yang nampaknya mempunyai dampaklangsung terhadap perilaku ke dalam tiga kelas tersebut

Islam dan Kesehatan 81

Tahap kelima memutuskan dengan pasti faktor-faktor mana diantara faktor-faktor yang membentuk tiga kelas tersebut yang akandijadikan fokus intervensi Keputusan ini diambil berdasarkan tingkatpentingnya faktor tersebut dan sumber daya tersedia untukmempengaruhinya

Tahap enam dengan informasi diagnostik yang terorganisasidengan jitu dan sistematis yang merupakan pengembang aktual danpelaksanaan program Jika dia selalu mempertimbangkan keterbatasansumber daya yang dimiliki kendala waktu dan kemampuan intervensipendidikan yang tepat guna hampir dapat dipastikan akan terbuktidengan sendirinya dari diagnosis faktor-faktor predisposisi pemungkindan penguat Apa yang tinggal hanyalah penyeleksian kombinasiintervensi yang tepat dan pengukuran masalah dan sumber dayaadministratif

Tahap tujuh evaluasi merupakan bagian integral danberkesinambungan dari seluruh kegiatan yang menggunakan seluruhkerangka-kerja ini Kendati kita membicarakan komponen evaluasiPrecede dengan cukup rinci kriteria untuk evaluasi sesungguhnyaberada di dalam kerangka-kerja ini yakni di sepanjang prosedurdiagnostik Misalnya sejak awal di dalam kerangka-kerja inimenekankan pentingnya menyatakan tujuan program dan tujuanperilaku sehingga penerimaan yang baku ditentukan sebelum evaluasibukan sesudahnya57

Gambar model Precede-Proceed Laurence W Green dan MarshallW Kreuter58 dalam Health Education Creating Strategies for Schooland Community Health 59 dapat dilihat pada gambar 21

57 Lawrence W Green Perencanaan Pendidikan Kesehatan SebuahPendekatan Diagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990 page 27

58 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

59 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

82 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Gambar 21Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection (Modifikasi PRECEDE oleh Laurence WGreen tahun 2008 dan PROCEED oleh Marshall W Kreuter tahun 2000)

Quality of LifeAbsenteeism Achievement Alienation CrimeCrowding Discrimination Hostility Happiness

Self-esteem Unemployment Satisfaction Welfare

HealthVital indication

Disability Discomfort Fertility FitnessMorbidity Mortality Factor Risks

DimensionsDistribution Duration IncidenceIntensiy Longevity Prevalense

Predisposing factorsReason for thebehaviorKnowledgeAttitude

ValuesBeliefsPerception

EnvironmentalFactorsIndicators

Economy PhysicalServices SocialDimensionsAcces EqualityAffordability

BehaviorIndication

Compliance CopingSelf-care UtilizationConsumption PatternsPreventative Action

DimensionsFrequency PersistencePromptness Quality

Range Enabling factorsMake it possible for

behaviorAvailability ofresources

AccessibilityReferrals

EngineeringSkills

Reinforcing factorsAttitude or behaviors

of otherPeersFamilyFriends

Co-workers

3

Genetics

Health ProgramEducational strategiesHealth Education

Components of the Health program

PolicyRegulationsorganizations

4

1

2

Islam dan Kesehatan 83

5 Bloomrsquos TaxonomyPada tahun 1956 Benjamin Samuel Bloom seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembanganmengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran bersamaEnglehart Furst Hill dan Krathwohl mereka berhasil mengenalkankerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan BloomrsquosTaxonomy Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tigadomain perilaku ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)yaitu kognitif (cognitive) afektif (affective) dan psikomotorik(psychomotor)

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektualseperti pengetahuan dan keterampilan berpikir Pengetahuan adalahhasil pengindraan atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yangdimiliki Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi sepertiperasaan nilai minat motivasi dan sikap Menurut Campbell (1950)sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam meresponstimulus atau objek Sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaanperhatian dan gejala kejiwaan lainnya Newcomb lebih lanjutmenyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untukbertindak bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu artinya fungsisikap belum merupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilakuyang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikPerilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yangmerupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

Menurut Bloom terbentuknya perilaku dimulai padadomain kognitif dimulai dari tahu terhadap stimulussehingga menimbulkan pengetahuan baru Pengetahuan baru iniselanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baruyang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaituadanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tersebut60

60 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

84 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

6 Social Cognitive TheorySocial Cognitive Theory (SCT) adalah teori yang dikembangkan

oleh Albert Bandura tahun 2010 dari Social Learning Theory (SLT)tahun 1971 Dalam Behavioral change models secara umummenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocal determinism)antara individu perilaku dan lingkungan61

7 Social Change TheorySocial Change Theory adalah teori yang dikembangkan oleh

Hendrik L Blum (1974) yang mengatakan bahwa ada empatdeterminan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individukelompok atau masyarakat secara berturut-turut besar pengaruhtersebut terhadap kesehatan adalah lingkungan perilaku pelayanankesehatan dan keturunan Disamping determinan-determinan derajatkesehatan tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi ataumenentukan terwujudnya kesehatan seseorang yaitu faktor internalindividu 62 Selanjutnya Blum mendefinisikan sehat sebagai kondisisecara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan jugaspiritual dan sosial dalam bermasyarakat

8 Teori Behavior IntentionTeori Behavior Intention dikembangkan oleh Snehendu Kar (1988)

berdasarkan analisis terhadap niat bertindak atau berperilaku 63 Karmenganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilakuitu merupakan fungsi dari (1) Niat seseorang untuk bertindak

61 Razieh Tadayon Nabavi Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article 2012

62 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

63 Nikos L D Chatzisarantis amp Martin S Hagger ldquoMindfulness and theIntention-Behavior Relationship Within the Theory of Planned BehaviorrdquoSchool of Psychology University of Plymouth Drake Circus PL4 8AA DevonUnited Kingdom e-mail nikoschatzisarantisplymouthacuk copy 2007 by theSociety for Personality and Social Psychology Inc Pdf hal 663 download22062013

Islam dan Kesehatan 85

sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviorintention) (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support) (3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan ataufasilitas kesehatan (accessibility of information) (4) Otonomi pribadiuntuk mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) (5)Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (actionsituation) Secara matematis model ini dirumuskan bahwa Behaviormerupakan gabungan fungsi Behavior Intention Social SupportAccessibility of Information Personal Autonomy dan Action Situation

9 Teori Thoughs amp FeelingsTeori Thoughts and Feelings atau teori pemikiran dan perasaan

dari WHO (1990) menganalisis bahwa banyak alasan seseorang untukberperilaku Misalnya alasan seseorang atau masyarakat tidak mauberobat ke fasilitas kesehatan mungkin karena tidak percaya terhadapfasilitas yang ada mungkin karena tidak tahu manfaat fasilitaskesehatan mungkin tidak mempunya uang mungkin tidak suka dengantenaga kesehatan yang ada dan lain-lain Selanjutnya teori ThoughtsAnd Feelings dapat disederhanakan bahwa Behavior merupakangabungan fungsi dari Thoughts and Feelings Personal ReferenceResources dan Culture

Bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukanoleh pemikiran dan perasaan (Thoughts And Feeling) atau pertimbanganpribadi seseorang terhadap objek atau stimulus Faktor selanjutnya adalahfaktor personal references faktor sumber daya (resources) serta faktorsosial budaya (culture) setempat Adanya orang lain yang menjadireferensi sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang mendukungperilaku dan latar-belakang budaya seseorang atau masyarakatmerupakan faktor yang mempengaruhi perilaku Misalnyaseseorang yang mengambil wudhu di kulah alasannya karena dia yakinkalau wudhu yang sah atau afdol kalau dilakukan di kulah (thoughts andfeelings) atau karena tokoh idolanya melakukan wudhu di kulah(personal reference) faktor lain juga karena tidak ada tempat wudhuselain di kulah (resources) faktor lain lagi mungkin karena kebudayaankeluarga kelompok atau masyarakat yang wudhu di kulah Bentuk dari

86 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

thoughts and feeling adalah pengetahuan persepsi sikap kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objekkesehatan 64

10 Perilaku dalam Pandangan Ilmuan MuslimMenurut Ibnu Miskawaih (320-421H940-1030M) dan Al-Ghazali

(450-505H1058-1111M) ada tiga teori penting mengenai tujuanmempelajari etika Pertama mempelajari etika sebagai studi murniteoritis yang berusaha memahami ciri kesusilaan atau moralitas tetapitanpa maksud mempengaruhi perilaku orang yang mempelajarinyaKedua mempelajari etika sebagai bagian dari usaha untukmeningkatkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Ketigakarena etika merupakan subyek teoritis yang berkenaan dengan usahamenemukan kebenaran tentang hal-hal moral maka dalam penyelidikanetis harus terdapat kritik yang terus menerus mengenai standarmoralitas yang ada sehingga etika menjadi subyek praktis65 Prinsip-prinsip moral dipelajari dengan maksud menerapkan dalam kehidupansehari-hari Ia bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwapengetahuan (terutama akhlaq) yang tidak diamalkan tidak lebih baikdaripada kebodohan

Menurut Quasem etika al-Ghazali bersifat teleologis (aliranfilsafat yang mengajarkan bahwa segala ciptaan di dunia ini adatujuannya) etika mengajarkan bahwa manusia punya tujuan yangagung yaitu kebahagiaan akherat Oleh karena itu suatu perbuatan(amal) dikatakan baik apabila amal tersebut menghasilkan pengaruhpada jiwa yang membuatnya mengarah pada tujuan tersebut dandikatakan buruk kalau perbuatan tersebut menghalangi jiwa mencapaitujuan tersebut66 Derajat baik dan buruk suatu perbuatan didasarkanpada seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan perbuatan tersebut

64 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

65 M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemukdi dalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 13

66M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 14

Islam dan Kesehatan 87

terhadap jiwa pelakunya Dengan demikian suatu amal perbuatandianggap baik atau buruk selaras dengan apakah akibatnya bermanfaatatau merugikan bagi suatu tujuan Suatu perbuatan oleh karena itutidak punya nilai moral intrinsik yang otonom Pandangan al-Ghazaliyang demikian berbeda dengan pandangan kaum Mutazilah yangmenyatakan bahwa kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai yangintrinsik pada perbuatan moral dan bahwa syariah memerintahkan ataumelarang jenis perbuatan tertentu disebabkan karena perbuatan itusendiri adalah baik atau buruk

Etika dilukiskan sebagai ilmu rasional dan juga sebagai ilmukeagamaan Bagi al-Ghazali bahwa nalar (akal) dan syariah itu salingmelengkapi akal saja tidak cukup dalam kehidupan moral dan begitupula wahyu keduanya perlu digabungkan Al-Ghazali mengatakanbahwa seseorang yang mengandalkan kepercayaan penuh (mahdhat-taqlid) terpisah seluruhnya dari akal adalah dungu dan orang yang puasdengan akal belaka yang lepas dari al-Quran dan as-sunnah adalahtertipu Gabungkanlah kedua prinsip tersebut sebab ilmu rasionalbagaikan makanan yang mengandung racun dan ilmu keagamaanadalah sebagai obat penawarnya67

Menekankan mengenai pentingnya akal (moral reasoning) dalametika al-Ghazali menyatakan bahwa moralitas bukanlah suatu hukumyang dipaksakan kepada manusia oleh Allah Swt atau Rasul-Nyaataupun oleh sesama manusia moralitas merupakan hukum yang bisadipahaminya sendiri dan dapat dipilihnya sebagai bimbingam sebab iatahu masuk akal sekali untuk berbuat demikian ia sendiri melihatdengan akal benar atau salahnya suatu perbuatan Banyk fakor yangmempengaruhi akal dalam tugas ini barangkali bimbingan supernaturaltak langsung yang pasti tentu adat kebiasaan dan etos masyarakatnyasendiri serta simpati yang merupakan satu bagian dari piranti mentalalami manusia68

67M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 16

68M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 24

88 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Etika sebagai pengobatan rohani sama pentingnya dengankedokteran untuk memelihara kesehatan jasmani Kepentingansebagai pengobatan melalui metode perawatan dapat dipraktikkan baikdalam kedokteran maupun filsafat moral Metode pengobatan etikaatau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteran yang bersifatpreventif dan kuratif69 Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa perawatantubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara dan mengobati Demikianjuga dalam perawatan mental yakni menjaga kesehatan agar tidaksakit dan berusaha memulihkannya bila telah hilang dengan caramengobatinya

Al-Ghazali mencontohkan adanya keadaan sehat dan sakit padabadan adalah dalam rangka menjelaskan kondisi sehat dan sakitnya jiwaPada dasarnya sebuah kesehatan badan berada pada tahapan normalitaskondisinya dan sakit badan yang bersumber dari kecenderungan kondisibadan untuk selalu menjauhi ranah normalitas70 Demikian pulanormalitas yang ada pada akhlaq juga merupakan gambaran kesehatanjiwa dan sebuah kecenderungan untuk selalu menjauhi normalitasyang dalam hal ini merupakan gambaran dari sebuah penyakit ataugangguan

Menurut Ibnu Sina (370-428H980-1037M) ilmu terbagi menjadidua yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah)Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yangpraktis dan yang teoritis Ilmu teoritis seperti ilmu kealamanmatematika ilmu ketuhanan dan ilmu Kulli Sedangkan ilmu yangpraktis adalah ilmu akhlak ilmu pengurusan rumah ilmu pengurusankota dan ilmu nabi (sharirsquoah)71 Pemikiran pendidikan Ibnu Sina dalamfalsafat praktis (ilmu praktis) pada prinsipnya berkaitan dengan cara

69 Mustain ldquoEtika dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

70 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

71 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 30

Islam dan Kesehatan 89

mengatur dan membimbing manusia dalam berbagai tahap dan sistemDiawali dari pendidikan individu yaitu bagaimana seseorangmengendalikan diri (akhlak) kemudian dilanjutkan dengan bimbingankepada keluarga (takbiral manzil) lalu meluas ke masyarakat (tadbir al-madinat) dan akhirnya kepada seluruh umat manusia Sehingga dapatdilihat bahwa pemikiran pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif72

Sementara itu pandangan-pandangan Ibnu Sina dalam bidang politikhampir tidak dapat dipisahkan dari pandangannya dalam bidang agamakarena menurutnya hampir semua cabang ilmu keislaman berhubungandengan politik ilmu ini selanjutnya ia bagi menjadi empat cabang yaituilmu akhlak ilmu cara mengatur rumah tangga ilmu tata negara danilmu tentang kenabian Ilmu politik ini juga masuk dalam ilmupendidikan karena ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berada padagaris terdepan dalam menyiapkan kader-kader yang siap untukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan73

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsiyang kesemuanya bersifat normatif Pertama tujuan itu menentukanhaluan bagi proses pendidikan Kedua tujuan itu bukan hanyamenentukan haluan yang dituju tetapi juga sekaligus memberikanrangsangan Ketiga tujuan itu adalah nilai dan jika dipandang bernilaidan jika diinginkan tentulah akan mendorong anak didik untukmengeluarkan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya74 Selain itutujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusiayang berkepribadian akhlak mulia Ibnu Sina mengemukakan bahwaukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang meliputisegala aspek kehidupan manusia Aspek-aspek kehidupan yang menjadisyarat bagi terwujudnya suatu sosok pribadi berakhlak mulia meliputiaspek pribadi sosial dan spiritual Ketiganya harus berfungsi secaraintegral dan komprehensif Pembentukan akhlak mulia ini jugabertujuan untuk mencapai kebahagiaan (sarsquoadah)

72 Abudin nata Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 201573 Jalaluddin Filsafat Pendidikan Islam Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 199674 Fathor Rachman Ustman ldquoPemikiran Pendidikan Ibnu Sinardquo Tadris

Vol 5 No 1 2010 Pdf

90 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Untuk menciptakan seorang manusia yang berakhlak maka harusdimulai dari dirinya sendiri lalu ditunjang oleh kesehatan jasmani danrohani Bila kondisi ini dimiliki maka manusia akan mampumenjalankan proses mursquoamalah dengan teman pergaulan danlingkungannya serta mampu mendekatkan diri kepada Allah dan padaakhirnya mampu melakukan marsquorifat kepada Allah Kondisi demikianmerupakan puncak dari tujuan pendidikan manusia75 Mengenaipendidikan yang bersifat jasmani Ibnu Sina mengatakan hendaknyatujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan semua yangberkaitan seperti olahraga makan minum tidur dan menjagakebersihan76 Melalui pendidikan jasmani seorang anak diarahkan agarterbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya Sedangkanpendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memiliki kebiasaanbersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari

75 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 32

76 Abu lsquoAligt al-Husin Ibnu lsquoAligt Ibnu Sina al-Qagtnugtn figt al-Tibb Juz I(Beirut Dar al-Fikr 1994) 278

91

Bab IIIPraktik Personal Higiene Santri di

Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah

tatus kesehatan individu atau kelompok dipengaruhi olehberbagai faktor Beberapa faktor yang berpengaruh antara

lain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitDalam rangka menurunkan dan memerangi penyakit menular sertapeningkatan derajat kesehatan dalam sebuah komunitas atau kelompokdiperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatankhususnya tentang penyakit menular Hal ini dimaksudkan agar terjadiperubahan sikap yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakuHasil akhir yang akan didapat adalah menurunnya angka kesakitandalam sebuah kelompok atau komunitas termasuk di dalamnyakomunitas pondok pesantren

Pada awal penelitian pengambilan sampel akan dilakukan diwilayah Depok dengan pertimbangan banyak pondok pesantren yangsudah lama berdiri dan pondok pesantren yang baru didirikan dandengan populasi yang heterogen Setelah melakukan survei awalterhadap lima pondok pesantren ternyata tidak ditemukan pesantrenyang memenuhi kriteria sebagai unit pembanding yaitu sampel pondokpesantren yang menggunakan kulah sebagai salah satu sumber airunttguk keperluan sehari-hari seperti mandi mencuci pakaian termasukberwudhu Pada akhirnya pondok pesantren Al Hamidiyah Depokdiambil dan dijadikan unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari seperti mandimencuci pakaian termasuk berwudhu berasal dari sumur borpompatanpa kulah Sedangkan pondok pesantren Qothrotul Falah dari ProvinsiBanten diambil sebagai unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari bersumber darisumur bor dan kulah

Selanjutnya dilakukan pendataan calon sampel atau responden

S

92 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada tiap-tiap pondok pesantren yang memenuhi persyaratan sesuaikriteria inklusi dan eksklusi Kemudian dilakukan random samplinguntuk mendapatkan sampel sebanyak 52 santri dari masing-masingpondok pesantren terdiri dari 26 orang santri puteri dan 26 orang santriputera Karena keterbatasan sampel maka data kuantitatif masing-masing pondok pesantren diambil secara total sampling yaitu 56 santridari pondok pesantren Al Hamidiyah dan 41 santri dari pondokpesantren Qothrotul Falah

Deskripsi karakteristik masing-masing pondok pesantren sebagaiunit sampel dan santri sebagai responden diperlukan sebagai faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pondok pesantrenArgumentasi ini akan dibuktikan dengan membahas beberapa hal yaitugambaran umum tempat penelitian praktik personal higiene santri dipondok pesantren Al Hamidiyah dan praktik personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah

A Gambaran Umum Tempat PenelitianPerkembangan pesantren di Indonesia cukup menggembirakan

Tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 27230 pondok pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia1 A Qodri A Azizy mengklasifikasikantipologi pesantren menjadi lima tipe Pertama tipe I yaitu pesantrenyang hanya menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkankurikulum nasional baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MIMTs MA dan Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun yang jugamemiliki sekolah umum (SD SMP SMA dan Perguruan TinggiUmum) seperti Pesantren Tebu Ireng Jombang Kedua tipe II yaitupesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentukmadrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkankurikulum nasional seperti Pondok Pesantren Gontor PonorogoPesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholirsquoul Falah) dan DarulRohman Jakarta Ketiga tipe III yaitu pesantren yang hanya

1 Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima unsur pondok pesantrenyang meliputi masjid pondok pengajaran kitab-kitab Islam klasik santri dankyai Lihat Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai (Jakarta LP3ES 1982) 44

Praktik Personal Higiene Santri 93

mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyahcontohnya adalah Pesantren Salafiyyah Langitan Tuban PesantrenLirboyo Kediri dll Keempat tipe IV yaitu pesantren yang hanyasekedar menjadi tempat pengajian (majlis talsquolim) Kelima tipe V yaitupesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anakpelajar sekolah umum dan mahasiswa2

Populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia Apabiladikelompokkan menurut tipologinya semua pondok pesantren dapatdibedakan menjadi dua pondok pesantren salafiyah dan pondokpesantren khalafiyahlsquoashriyah Apabila dilihat berdasarkan tipologipondok pesantren tersebut maka sebanyak 5310 dari jumlah pondokpesantren merupakan pesantren salafiyah 2838 pondok pesantrenkhalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondok pesantren kombinasi Datatersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren di Indonesia sebagianbesar merupakan tipologi salafiyah yang pembelajarannya masih murnimengaji dan membahas kitab kuning Sebagian lain sudah moderndengan pengembangan pembelajaran ilmu sains dan sebagian lagimengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmupengetahuan dan teknologi3

Pondok pesantren salaf salafi atau salafiyah adalah tipe pondokpesantren tradisional di Indonesia Kata ldquosalafrdquo berasal dari bahasaArab yang secara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewatSecara istilah salaf berkonotasi pada sebuah pesantren tradisional yangmenganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan bandongan dansorogan Pengertian ini kemudian berkembang seiring dinamikapesantren salaf itu sendiri Saat ini pesantren salaf bermakna sebuahpesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistemtradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut

2 Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy ldquoMemberdayakan Pesantrendan Madrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk Dinamika Pesantren danMadrasah (Cet I) (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarangdan Pustaka Pelajar 2002) 8

3 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

94 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu Pesantrensalaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistemsoroganwetonan dan klasikal sekaligus Perkembangan berikutnyasebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikantradisional dan klasikal walaupun dikombinasikan dengan pendidikanformal yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag4

Sementara pondok pesantren modern atau khalafiyahlsquoashriyahmerupakan kebalikan dari pondok pesantren salaf atau tradisionalNamun demikian tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pesantrenmodern Pondok modern Gontor merupakan pelopor dari pesantrenmodern5 Pondok ini secara sistematis dan bertahap memperkenalkansistem baru bagi dunia pesantren Reformasi sistem ini membuatpesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapijuga menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan anaknya dipesantren Meski demikian terdapat kritik terhadap sistem pendidikan

4 Ciri khas pesantren salaf antara lain pertama penekanan padapenguasaan kitab klasik atau kitab kuning atau disebut dengan kitab gundulKedua memberlakukan sistem pengajian sorogan dan wetonan bandonganKetiga walaupun telah memperkenalkan sistem klasikal namun materi tetapberfokus pada kitab-kitab kuning Keempat hubungan emosional kyai-santrilebih dekat dibanding pesantren Al Hamidiyah Kelima materi pelajaran umumtidak atau sangat sedikit diajarkan Keenam pondok salaf yang murni tidakmemiliki lembaga pendidikan formal SDMI MTSSMPSMAMA apalagiperguruan tinggi Ketujuh pimpinan pondok pesantren salaf umumnya adalahkyai yang secara kultural berafiliasi ke organisasi NU (Nahdlatul Ulama)Kedelapan biaya pendidikan relatif murah Kesembilan menekankan padaperilaku yang sopan dan santun Kesepuluh memiliki karakteristik atau cirikhas yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya Kesebelas santrimukim Lihat Marwan Sarijo Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (JakartaDharma Bakti 1980) 9

5 Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilaikomodernan yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerasTermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militer Beberapaunsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern di antaranya pertamapenekanan pada bahasa Arab percakapan Kedua memakai buku literaturbahasa Arab kontemporer Ketiga memiliki sekolah formal di bawah Diknasdanatau Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggiKeempat tidak memakai sistem sorogan wetonan dan bandongan

Praktik Personal Higiene Santri 95

pesantren modern yaitu lemahnya santri modern pada penguasaan kitabkuning klasik (kutub at-turath) dan terlalu fokus pada penguasaanbahasa Arab modern dan ringan

Terlepas dari tipologi pesantren salaf dan Al Hamidiyahpenelitian ini akan dilakukan di dua pesantren yang berbeda Gambaranumum tentang tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Al Hamidiyahdan Pondok pesantren Qothrotul Falah juga tentang sarana danprasarana serta pelayanan kesehatan yang ada dijelaskan sebagai berikut

1 Pondok Pesantren Al HamidiyahPondok pesantren Al Hamidiyah didirikan oleh KH Achmad

Sjaichu (Ketua PBNU 1979) pada 17 Juli 1988 Pesantren ini beralamatdi Jalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok 16435 Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan atau urban(wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengansusunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan) terletakdi sekitar permukiman penduduk Pesantren ini didirikan gunamewujudkan cita-cita luhur pendirinya untuk mengembangkan duniapendidikan dan dakwah Islamiah melalui pesantren Basis keilmuanpesantren yang dimiliki KH Achmad Sjaichu yang diperkaya denganberbagai pengalaman membuatnya memutuskan untuk menekuni duniapesantren dengan konsep dan kesadaran yang lebih maju Melaluipesantren KH Achmad Sjaichu ingin mengkader dai dan ulama yangberwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu6 Hal ini dikarenakankesadaran tentang makna kehadiran para juru dakwah dan ulamaditengah-tengah masyarakat yang bergerak maju dan cepat

KH Achmad Sjaichu merasakan keprihatinan yang mendalamatas kenyataan makin langkanya ulama dan juru dakwah Dari segikuantitas banyak ulama yang wafat namun dari segi kualitas sistempendidikan dan pengajaran dalam lembaga pesantren masih harus lebihdisempurnakan Menurutnya para juru dakwah dan ulama perludipersiapkan sejak dini dengan seperangkat ilmu dan keterampilan yangcukup untuk menyertai perkembangan kehidupan modern yang kian

6 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

96 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kompleks KH Achmad Sjaichu kemudian berikhtiar denganmendirikan pesantren sebagai jawaban atas keprihatinan dankekhawatiran tersebut Ia merasa perlu mendirikan pesantren yang lebihmemiliki kualitas dan kuantitas mencetak santri jadi ulama Akhirnyapada tahun 1987 Menteri Agama H Munawir Sjadzali meletakan batupertama mengawali pembangunan pesantren7

Secara fisik bangunan pesantren Al Hamidiyah dirancang danditangani langsung pengawasannya oleh Ir H Mochamad SutjahjoSjaichu putra ketiga KH Achmad Sjaichu Bersamaan dengan itudilakukan perencanaan berbagai program pendidikan di bawahkoordinasi (almarhum) DR H Fahmi D Saifuddin Sementarapembangunan fisik berjalan persiapan pembukaan pesantren jugadilakukan Rapat-rapat yayasan menghasilkan keputusan perlunyasegera dibentuk suatu badan pengelola Maka kemudian dicarilahtenaga-tenaga yang siap untuk menjalankannya Seperangkatkepengurusan dipersiapkan dan tepat tanggal 17 Juli 1988 pondokPesantren Al Hamidiyah dibuka Pesantren menerima murid pertamasebanyak 150 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 120 untuk MadrasahTsanawiyah Dari jumlah tersebut 75 santri putra dan 40 santri putribermukim di asrama Pendirian pondok pesantren sejalan dengan usahakementerian agama saat itu untuk mengadakan proyek percontohanpendidikan madrasah dengan materi pendidikan terdiri dari 70substansi agama dan 25 substansi umum yang disebut MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus)8

Membangun pondok pesantren bukan sekedar membangunbangunan fisik belaka Tapi lebih dari itu adalah membangun manusiamempersiapkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman9 Saatbanyak pesantren berlomba mencetak santri yang pandai wiraswastaatau menguasai teknologi Al Hamidiyah tetap dengan misi utamanya

7 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20148 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20149 Hal ini disampaikan oleh menteri agama Munawwir Sadzali pada

acara peresmian yang dihadiri alim ulama pemerintah dan tokoh masyarakatMenteri Agama juga menyatakan bahwa program yang menekankan pengajaranbidang studi agama adalah jawaban atas kelangkaan ulama yang sedangdirasakan umat Islam dewasa ini khususnya di Indonesia

Praktik Personal Higiene Santri 97

yaitu mencetak ulama Kehadiran Al Hamidiyah sebagai pesantrensalafiyah di tanah air terbilang baru dibandingkan pesantren salaf lainseperti pesantren Tebu Ireng Jombang Lirboyo Kediri atau pesantrensalafiyah lain Kendati begitu Al Hamidiyah mengalami perkembanganyang pesat Beragam tingkat pendidikan digelar mulai dari tamankanak-kanak (TK) hingga Tarbiyah Muallimin-Muallimat (TMM) yangsetara dengan madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Jumlahsantrinya mencapai ribuan orang Semula hanya warga Jabotabek yangmendaftar Namun belakangan santri dari luar daerah pun bermunculan

Sebagai pesantren salaf kitab klasik atau kitab kuning adalahmenu utama Kitab klasik yang dikaji para santri antara lain Talim al-Mutaallim Arbarsquoin al-Nawawi al-Jawahir al-Kalamiyah Wasaya li al-Abnarsquo Matan al-Ghayah al-Taqrib al-Amthilah al-Tasrifiyah Nadzamal-lsquoImriti al-Mutammimah Tafsir Jalalain dan Husun ul-HamidiyahTenaga pengajar terdiri dari para kyai ustadz dan sarjana lulusanperguruan tinggi negeri atau swasta dalam dan luar negeri Ada jugaalumni yang ikut nimbrung mengajar

Al Hamidiyah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dipesantren Sebagaimana harapan almarhum kyai Sjaichu pesantren AlHamidiyah tidak saja berkutat pada pengembangan ilmu keagamaansemata Pondok pesantren Al Hamidiyah juga mengembangkanpendidikan lain seperti TK TPQ MTs MA pengajian pesantrenmajelis tarsquolim bahasa Arab komputer perpustakaan klinik dankoperasi Pondok pesantren Al Hamidiyah memiliki lembaga bahasaArab dan bahasa Inggris Sebagai penunjang pendidikan formalterdapat program ekstrakurikuler seperti marching band pramuka hajirmarawis qasidah lembaga al-Quran dan dakwah tata boga danolahraga Dengan demikian Al Hamidiyah memadukan sistempesantren salaf dan pendidikan modern yang lazim dikenal dengansistem salafiyah ashriyah10

Pesantren Al Hamidiyah menggunakan kurikulum dan sistempembelajaran tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dan kurikulumberbasis kompetensi tahun 2004 Sistem pendidikan integral pesantren

10 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

98 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan prosespendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untukmencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren Hingga saat iniPondok Pesantren Al Hamidiyah mempunyai beberapa jenjangpendidikan11 Pertama Kelompok Bermain (Play Group) dan TamanKanak-kanak (TK) Play group resmi dibuka pada 18 Juli 1991Sedangkan TK resmi dibuka pada 18 Juli 1991 Tujuan utamanya adalahuntuk pembentukan sikap watak dan kepribadian anak yang berahlakulkarimah menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri melalui aktivitaspembelajaran yang kreatif dalam bentuk permainan yang menyenangkansesuai dengan kondisi anak usia bermain Kedua Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang diresmikan pada 17 Juli 1991 TPQ adalahpendidikan non-formal yang menerapkan kurikulum paduan antaraLPPTKA dengan kurikulum muatan lokal pesantren Ketiga SekolahDasar Islam Terpadu (SDIT) Al Hamidiyah yang dibuka pada 17 Juli2003 SDIT ini menggunakan Kurikulum Berbasis Teknologi denganmenekankan ketercapaian kompetensi murid Pembelajaran ditujukanuntuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dandiadakan program perbaikan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajarKeempat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setaraf dengan SMPdengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan Depag denganditambah muatan-muatan kepesantrenan Jumlah santri MTs adalahsebanyak 382 orang Kelima Madrasah Aliyah (MA) yang setarafdengan SMU ditambah muatan-muatan kepesantrenan dengan jumlahsantri MA adalah sebanyak 270 orang Ke-enam Perguruan Tinggi(Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dengan jenjang S1 dan D-III12

Visi pondok pesantren Al Hamidiyah adalah mencetak ulamakarena ulama memiliki pengertian sebagai pewaris nabi Karenanyadalam keseharian santri Al Hamidiyah dilatih mempraktikkan carahidup berdasar ajaran Nabi Muhammad Saw Al Hamidiyah jugamengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadappengajar Hal ini dikarenakan sebelum mengulama-kan santri guruharus mengulamakan diri sendiri Demi tujuan tersebut pesantren

11 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201412 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

Praktik Personal Higiene Santri 99

menerapkan praktik muhadarah (ceramah) ke tengah masyarakatProgram yang disebut kegiatan pengabdian masyarakat (KPM) inidilakukan sepekan sekali Kegiatan ini semula hanya dilaksanakan disekitar Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi Namun saat inikegiatan tersebut sudah merambah ke Jawa Timur dan Bali13 Sumberair bersih utama yang digunakan adalah sumur borpompa

2 Pondok Pesantren Qothrotul FalahPondok pesantren Qothrotul Falah secara resmi didirikan pada

tahun 1991 oleh KH Achmad Syatibi Hanbali Lokasi pesantren beradadi sekitar pemukiman penduduk daerah pedesaan tepatnya di jalanSampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung Kecamatan CikulurKabupaten Lebak Provinsi Banten 42356 Lokasi pondok pesantren adadi perdesaan atau rural (wilayah yang mempunyai kegiatan utamapertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukimanperdesaan) terletak di sekitar permukiman penduduk Pesantren iniberdiri dengan visi bernuansa islami unggul dalam presentasimenjunjung tinggi tradisi santun dalam bersikap diminati masyarakatdan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan14

Awalnya KH Hanbali ayah dari KH Achmad Syatibi Hanbaliyang masih berstatus lajang dan baru berumur 26 tahun pada tahun 1961membentuk majlis mudzakarah kecil-kecilan KH Hanbali dalam majlistersebut mengajarkan kitab-kitab sumber keagamaan dalam berbagaibidang baik bidang fikih bidang tauhid dan bidang taSawuf15 Sebagaiseorang tokoh agama yang kharismatik pendirian majlis tersebutdimaksudkan untuk memenuhi pendidikan keagamaan yang mampu

13 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201414 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201315 Dalam bidang fikih diajarkan kitab Kifayah al-Akhyar Irsquoanah al-

Thalibin Kasyifah al-Saja Safinah al-Najah Fath al-Wahhab Fath al-MursquoinRiyadh al-Badirsquoah dll Bidang tauhid yang diajarkan adalah kitab Fath al-Majid Kifayah al-lsquoAwwam dll Bidang taSawuf KH Hanbali mengajarkankitab Ihyarsquo Ulum al-Din Bidayah al-Hidayah Minhaj al-lsquoAbidin Kifayah al-Adzqiyarsquo Nashaih al-lsquoIbad Sullam al-Taufiq dll Lihat Profil PondokPesantren Qothrotul Falah Banten 2013

100 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencetak kader-kader ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agamadan negara berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan amanah

Pada tahun 1961 KH Hanbali semula hanya bermaksudmengamalkan ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnyaPada perkembangan selanjutnya KH Hanbali berfikiran untukmendirikan lembaga pendidikan agama yang independen Kemudianlahirlah Pondok Pesantren Qothrotul Falah16

Pada 1991 atas harapan dan desakan masyarakat pada lembagapendidikan yang berkualitas KH Achmad Syatibi Hanbali besertasesepuh masyarakat yang diwakili Drs H Achmad Djazuli (almarhum)mendaftarkan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ke Kantor NotarisNuzwar SH dengan No 08 31 Juli 1991 untuk dibuatkan aktependirian ponpes secara resmi Pondok Pesantren Qothrotul Falah daritahun ke tahun terus menuai perkembangan pesat Ini terlihat darijumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun menimba ilmu umum(MTs dan SMA) yang terus bertambah Seiring kuantitas santri yangkian bertambah itu sarana pendidikanpun kian banyak Gedung-gedungasrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitarPonpes

Figur sentral seorang kyai sangat dibutuhkan dalam pengelolaanPondok Pesantren Karena itu KH Achmad Syatibi Hanbali sebagaifigur sentral Ponpes harus pandai-pandai menyaring aneka usulan dariberbagai kalangan KH Achmad Syatibi Hanbali tidak segan-segan dansungkan-sungkan berdialog dengan masyarakat dan para santri tentangapa-apa yang menjadi kekurangan di Ponpesnya agar kekurangantersebut dapat diminimalkan

Pondok Pesantren Qothrotul Falah menerapkan sistem kurikulumterpadu yaitu kurikulum dari KemdiknasKemenag denganpengembangan kurikulum pesantren yaitu madrasah diniyah danpengajian kitab kuning Jenjang pendidikan pada pesantren QothrotulFalah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Atas(SMA) madrasah diniyah kitab kuning Saat ini total jumlah santriMTs dan SMA adalah sebanyak 242 terdiri dari santri MTs sebanyak

16 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 2013

Praktik Personal Higiene Santri 101

114 orang dengan pembagian santri putra 51 orang dan santri putri 77orang ditambah jumlah santri SMA sebanyak 128 orang denganpembagian santri putra 61 orang dan santri putri 53 orang Sedangkanjumlah tenaga pengajar adalah sebanyak 43 orang Selain itu terdapatbagian keamanan guru dan pembina kamar guna memantau keseharianmereka Jika terdapat pelanggaran oleh santri maka akan diberikansanksi sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan Sanksi yang diberikanberupa sanksi ringan sedang maupun sanksi yang berat sepertipengeluaran dari pesantren Hal ini tentunya dilakukan setelahdilakukan perjanjian dan pembuatan komitmen dengan wali santriSemua ini dimaksudkan sebagai bagian dari pengendalian sosial17

Sistem pengajaran di pondok pesantren Qothrotul Falah padaawalnya sangat kental dengan nuansa dan pendekatan salafi Pengajiankitab kuning dilakukan dengan sistem sorogan (santri membaca kitab dihadapan guru) sistem bondongan (guru membaca kitab di hadapan parasantri) dan sistem musyawarah ala pondok pesantren klasik Namunseiring tuntutan zaman yang kian kompetitif pihak pengelola pesantrenkemudian memasukkan sistem pengajaran bahasa Arab modern bahasaInggris mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA) dan berbagaikegiatan ekstra Kegiatan ekstra yang diajarkan meliputi hidupberorganisasi kepramukaan PMR (Palang Merah Remaja) paskibraolah raga drum band kesenian marawis kasidah komputer muhadarahdan qirarsquoah al-Qurrsquoan Para santri dituntut menguasai keilmuan moderndi samping harus menguasai keilmuan salaf18 Adat-istiadat tentu jugadiadopsi oleh pesantren seperti dibaan ngupat pada pertengahan bulanRamadhan Pesantren menganggap adat ini sebagai kebiasaan baik yangtetap perlu dilakukan Pihak pesantren menilai sesuatu sebagai hal yangbaik apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadis Hal yang tidak baikadalah yang menyalahi keduanya Hal ini seringkali ditekankan pihakpesantren dalam berbagai kesempatan pengajian kultum dan lain lain

17 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

18 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

102 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pesantren ini berada di tanah seluas 21000m2 dengan luasbangunan 15000 m2 Secara fisik pesantren ini mempunyai beberapabangunan permanen yang terdiri dari sebuah masjid sebuah gedungutamakantor gedung belajar sekolahtempat belajar sebanyak 10bangunan empat asrama putra dan 14 asrama putri serta beberapabangunan yang digunakan sebagai laboratorium IPA perpustakaankoperasi dan ruang guru19 Guna memenuhi kebutuhan listrik seluruhpondok pesantren Qothrotul Falah digunakan sumber daya listrik dariPLN dan generator yang digunakan jika listrik PLN padam20

Sementara interaksi sosial antar santri anggota pondok danmasyarakat di lingkungan sekitar Pesantren Qothrotul Falah dirasasangat bagus Masyarakat sekitar pesantren turut shalat berjamaah dimasjid pesantren Masyarakat juga sering melibatkan santri dalam acaratasyakuran tahlilan atau kegiatan lain Kesenian santri seperti marawisjuga biasa tampil pada kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar Begitupula sebaliknya pihak pesantren tidak jarang melibatkan masyarakatdalam beberapa program pesantren

Bicara kemakmuran di pesantren tentu saja tidak mudah dansangat tergantung pada sumber daya yang ada dan jumlah santriPesantren Qothrotul Falah mempunyai unit usaha berupa koperasi danbengkel Usaha pesantren dijalankan sepenuhnya untuk kepentinganpesantren dan para guru21 Pemenuhan kebutuhan guru dan pesantrendimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar karenapendidikan dan akhlak para santri sepenuhnya menjadi tanggungjawabpesantren Pesantren memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadasantri untuk mengakses seluruh informasi yang ada di pesantren Secaramoral pesantren juga bertanggungjawan mengarahkan santri menjadipribadi yang baik

19 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

20 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

21 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

Praktik Personal Higiene Santri 103

Terkait dengan kesehatan santri Pesantren Qothrotul Falah tidakmemiliki poskestren Namun demikian pihak pesantren bekerjasamadengan puskesmas kecamatan Sedangkan fasilitas kesehatan terdekatadalah bidan yang membuka praktik tidak jauh dari lokasi pesantren22

Terkait informasi tentang kesehatan kepada santri di pesantren terdapatpegawai kesehatan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan KabupatenLebak yang mengadakan kegiatan berkala di pesantren Bahkanterkadang ada ahli gizi dari puskesmas memberikan penyuluhan tentanggizi kesehatan reproduksi kesehatan lingkungan dan lain sebagainya23

Secara doktrinal pihak pesantren telah menanamkan ajaran-ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan24

Pesantren melakukan kerjabakti untuk menjaga kebersihan danmelakukan cek kesehatan sepekan sekali Jika terdapat santri yang sakitsehari dua hari maka akan ditangani oleh tim kesehatan pesantren ataulangsung dibawa ke puskesmas atau bidan tergantung jenis sakit yangdiderita Santri senantiasa ditekankan untuk menjaga diri dari najis yangringan najis sedang dan najis berat Kebersihan dilakukan denganpenjadualan piket kamar lingkungan kapling masjid kamar mandi dllPesantren juga mendirikan ldquoGerakan Santri Pedulirdquo yang tugasutamanya adalah membersihkan lingkungan dan penanaman pohonbunga

Sementara fasilitas lain guna mendukung proses pembelajaranPesantren Qothrotul Falah memiliki beberapa ruang kelas ruang belajarkamar tidur ruang makan kamar mandi ruang cuci baju jemuran toiletdan lain-lain Semua ruangan tersebut memiliki ventilasi yang cukupNamun demikian tempat cuci tangan belum tersedia sepenuhnya di

22 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

23 Pesantren menganggap keberadaan sebuah poskestren dalam sebuahpesantren merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan Jumlah santri yangbanyak memungkinkan terjadinya pola hidup yang kurang sehat Selain itu jugauntuk mempermudah penanganan jika ada santri yang terkena sakit Lebihjelasnya bisa dilihat dalam kuesioner Pondok Pesantren Qothrotul Falah

24 Dalam hadis disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dariiman Selain itu terdapat hadis yang menerangkan perlunya memanfaatkanmasa sehat sebelum datang masa sakit

104 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sejumlah ruangan yang ada Tempat cuci tangan hanya tersedia di ruangmakan dan asrama guru dan lapangan futsal25 26 Pengurus PesantrenQothrotul Falah menjelaskan bahwa kondisi fisik pondok pesantrenmempengaruhi kemampuan santri untuk berperilaku higiene Diakuioleh pihak pesantren bahwa masih banyak kekuarangan dalam saranadan prasarana yang dimiliki pesantren Bangunan yang ada masih jauhdari standar kesehatan Namun pesantren berupaya membuat bangunanterbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh pemberi dana Pesantrenjuga tidak memiliki tenaga kesehatan khusus untuk menangani santriyang sakit

Terkait pembuangan limbah Pesantren Qothrotul Falah memilikisarana pembuangan limbah dengan saluran pembuangan yang terbukaPembuangan kotoran dalam septic tank tertutup Sedangkanpembuangan sampah dilakukan secara terbuka Sampah yang adadikelola menjadi kompos dan sebagian lagi dibakar Adapun jenis bahanbakarenergi utama yang digunakan untuk memasak di PesantrenQothrotul Falah adalah gas elpiji dan kayu bakar27

Sementara dalam hal ketersediaan air bersih sumber air bersihutama Pesantren Qothrotul Falah adalah sumur borpompa Pesantrenmenyediakan banyak kran air untuk wudhu dan mencuci untuk parasantri sehingga untuk sarasa air bersih dirasa sudah mencukupi Sumberair tambahan adalah berupa satu kulah dengan ukuran plusmn20x4 m2 Kulahyang ada terbuat dari tanah yang digunakan untuk menampung air hujandan dipergunakan untuk mencuci mandi serta berwudhu Kulah dipakaibersama-sama oleh santri laki-laki Kulah akan menampung banyak airpada saat musim hujan dan mengering pada saat musim kemarau Airkulah berwarna coklat karena bercampur tanah liat28 Dari segikebersihan tentu kurang maksimal karena air kulah biasnya dipakaisecara bersama-sama oleh banyak santri Tidak jarang terdapat santri

25 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

26 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201327 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten Nopember 201428 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten tanggal 2 November 2014

Praktik Personal Higiene Santri 105

yang kondisinya tidak sehat secara fisik dan kemudian berpengaruhpada santri lain

Pesantren menganggap bahwa kesucian air dalam kulah tak perludiragukan selama airnya melebihi dua kulah29 Jadi kebersihan dankesucian dua hal berbeda Kotor belum tentu tidak suci tapi jelas tidaksehat Dalam konteks suci badan dan tempat bukan suci batin suciberarti tidak ada najis baik najis ringan najis sedang maupun najisberat Sedangkan bersih berarti ketiadaan kotoran yang mengganggukesehatan dalam diri seseorang dalam hal ini santri Kotoran bisaberupa sampah kotoran hewan kekumuhan dan sejenisnya Pelaksanaanibadah apapun tanpa kebersihan fisik dan batin tidak akan diterimaOleh karenanya diterimanya ibadah juga tergantung pada kebersihanJika ibadah adalah wujud nyata pelaksanaan keimanan maka sarananyajuga menjadi bagian dari keimanan itu sendiri30

Jumlah air banyak atau sedikit akan berpengaruh pada carapenggunaannya dalam bersuci Terdapat kelonggaran dalam penggunaanair yang banyak dalam bersuci selagi karakter air aslinya tidak berubahTetapi pada air yang sedikit terdapat beberapa ketentuan yang berlakuAir banyak seringkali disebut dengan ldquodua qullahrdquo Pada umumnyamenggunakan ukuran volume benda cair dengan liter meter kubik ataubarrel Istilah qullah adalah ukuran volume air yang digunakan padamasa Rasulullah sewaktu masih hidup Dalam kitab fiqih TuhfatutThullab dan Fathul Qaribul Mujib disebutkan bahwa ukuran volumedua qullah adalah 500 rithl atau liter yang digunakan oleh orangBaghdad

Para ulama kontemporer mencoba mengukur dua qullah denganbesaran yang banyak digunakan sekarang Dua qullah dalam ukuranmasa kini kira-kira sejumlah 270 liter Air sejumlah itu apabila terpercikoleh air bekas wudhu maka air tersebut akan tetap suci dan mensucikanSelama air tersebut tidak berubah karakter aslinya (warna bau sertarasa) karena terkena najis maka tetap bisa digunakan untuk berwudhu

29 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten tanggal 2 November 2014

30 Keterangan ini disampaikan oleh pimpinan Pesantren QothrotulFalah Lihat kuesioner penelitian

106 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

lagi Tetapi apabila air dalam wadah kurang dari 270 liter digunakanuntuk berwudhu atau mandi janabah kemudian kemasukan air yangsudah digunakan untuk berwudhu maka air itu dianggap mustalsquomal(sudah digunakan) Air tersebut suci secara fisik tapi tidak bisadigunakan untuk bersuci walaupun masih bisa digunakan untukkeperluan lain seperti mencuci tangan biasa

Kondisi air di ember tetap suci mensucikan jika tidak ada airbekas bersuci atau barang najis yang masuk ke dalamnya Tetapi jikasudah terkena air bekas bersuci atau barang najis mata status airtersebut menjadi mustalsquomal (air yang sudah terpakai bersuci) ataumenjadi mutanajjis (air terkena najis) Dikatakan mustalsquomal apabila airdalam ember tersebut terciprat atau terpercik air bekas bersuci sepertiberwudhu Artinya air dalam ember tersebut tidak bisa lagi digunakanuntuk bersuci seperti untuk mandi janabah diambil untuk berwudhuatau membersihkan hadas saat buang air besar Jika air dalam emberterciprat najis misalnya kemasukan kotoran cicak atau terciprat airkencing kita maka status air dalam ember tersebut menjadi mutanajjisAir dalam ember tersebut tidak bisa digunakan lagi baik untukmembersihkan maupun untuk diminum Hal yang patut diwaspadaiadalah air wudhu yang menetes di ember sementara ember tersebutberukuran kecil yang menampung air kurang dari dua qullah karena airember menjadi mustalsquomal Berbeda halnya dengan air yang keluar darikran Air kran lebih aman jika kita gunakan untuk berwudhu

Dengan demikian air dalam fungsinya untuk bersuci dapatdibedakan menjadi dua Pertama air yang dapat digunakan untukbersuci yaitu air tahhir mutahhir (air suci dan mensucikan) Kategoriini adalah air yang bisa digunakan untuk bermacam-macam fungsi(multifungsi) Air jenis ini bisa digunakan untuk keperluan makanminum dapat digunakan untuk menghilangkan najis dan aktivitasberwudhu serta mandi janabah Syarat air suci dan mensucikan adalah(1) Belum pernah dipakai untuk bersuci sebelumnya Air yang sudahterpakai dan kurang dari dua qullah serta telah dipakai untuk berwudhutidak dapat (sah) digunakan berwudhu lagi Air tersebut masih dianggapsuci namun tidak mensucikan (2) Air yang tidak tidak mengalirterhitung banyak jika memenuhi ukuran minimal dua qullah (3) Air

Praktik Personal Higiene Santri 107

mutlak definisi air mutlak di dalam Fiqih Lima Mazhab karya MJawad Mughniyah adalah air yang menurut sifat asalnya Sebagaicontoh adalah air yang turun dari langit atau keluar dari bumi air hujanair laut air sungai air telaga Begitu juga air yang masih tetap namanyawalaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari Sesuatu yangsulit dihindari sehingga tidak merubah kesucian air adalah seperti tanahdebu atau sebab lain seperti kejatuhan daun Menurut kesepakatanulama air mutlak adalah suci mensucikan

Kedua air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci Kategori inidibedakan menjadi air mustalsquomal dan air mutanajjis Air mustalsquomaladalah air yang telah digunakan untuk keperluan bersuci baik dalamberwudhu mandi maupun mencuci najis Kendati air mustalsquomal adalahsuci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi Air tersebut bisadiistilahkan dengan air tahhir ghairu mutahhir Status air mustalsquomalbisa digunakan untuk minum dan membersihkan benda-benda yangtidak najis Terkecuali jika jumlah mustalsquomal tersebut lebih dari duaqullah maka air tersebut tetap suci mensucikan selama tak terkena najisyang membuatnya berubah dari salah satu karakter aslinya seperti baurasa maupun warna Sementara air mutanajjis adalah air yang kurangdari dua qullah dan terkena najis Bisa dikatakan air mutanajjis pula airyang lebih dari dua qullah tapi terkena najis hingga berubah salah satusifat asli airnya Air seperti ini sama sekali tidak bisa digunakan baikuntuk dikonsumsi baik makan maupun minum dan aktivitas bersuciJika air ini digunakan maka benda apapun yang terkena cipratan atauguyuran airnya menjadi najis pula31

B Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren AlHamidiyahPraktik personal higiene santri merupakan penjelasan secara rinci

tentang karakteristik masing-masing responden di pondok pesantrenPraktik personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah akandiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsiresponden karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

31 Wahbah Az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

108 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Al Hamidiyah seperti yang disajikan pada tabel 31

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikapdan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2998 300 62 17-42Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai mean atau ukuran rata-ratapengetahuan responden di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah 2998skor tertinggi 42 dan skor terendah 17 Nilai rata-rata skor pengetahuandidapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semua pertanyaantentang pengetahuan terhadap personal higiene di pondok pesantrenmelalui kuesioner yang diberikan mencakup 13 pertanyaan32

Mean average adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil darijumlah semua nilai pengukuran dibagi banyaknya pengukuranKeuntungan nilai mean adalah mudah menghitungnya dan melibatkanseluruh data dalam perhitungan Namun kelemahan dari nilai meanadalah sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim tinggimaupun rendah Oleh karena itu pada kelompok data yang mempunyainilai ekstrim atau distribusi data yang miring mean tidak dapatmewakili rata-rata kumpulan nilai pengamatan

Nilai median pengetahuan adalah 30 selanjutnya nilai medianmerupakan nilai yang dipakai untuk menentukan cut of pointpengetahuan responden karena distribusi data mempunyai nilai ekstrimatau tidak normal artinya nilai pengetahuan dikatakan baik jikamempunyai skor ge nilai median dan dikatakan kurang jika lt nilai medianMedian adalah nilai dimana setengah banyaknya pengamatan

32 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan pengetahuanresponden tenteng personal higiene

Praktik Personal Higiene Santri 109

mempunyai nilai dibawahnya dan setengahnya lagi mempunyai nilai diatasnya Penghitungan median hanya mempertimbangkan urutan nilaihasil pengukuran beda besar antar nilai diabaikan sehingga mediantidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim33 Standar deviasi didapatkan dariperbedaan rentang nilai dari masing-masing responden Makin besarstandar deviasi maka makin besar rentang nilai antar masing-masingresponden dan semakin besar variasi nilai begitu juga sebaliknya Nilaiminimal dan nilai maksimal merupakan nilai terendah dan nilai tertinggidari semua responden

Tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata skor sikapsantri adalah 2841 skor terendah 22 dan tertinggi 33 Nilai rata-rataskor sikap didapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semuapertanyaan tentang sikap responden terhadap personal higiene dipondok pesantren melalui kuesioner yang diberikan mencakup 11pertanyaan Sedangkan nilai median sikap adalah 29 yang selanjutnyamerupakan nilai cut of point sikap responden terhadap personalhigiene34

Selanjutnya tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rataskor perilaku adalah 1938 skor perilaku paling rendah 15 dan tertinggi21 Nilai rata-rata skor perilaku didapatkan dari rata-rata jawabanresponden atas semua pertanyaan tentang praktik responden terhadappersonal higiene di pondok pesantren melalui kuesioner yang diberikanmencakup 17 pertanyaan35 Sedangkan nilai median perilaku adalah 20yang selanjutnya merupakan nilai cut of point perilaku respondenterhadap personal higiene di pondok pesantren

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Al

Hamidiyah meliputi distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

33 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007) hal 72

34 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan sikap respondenterhadap personal higiene

35 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan responden terhadapperilaku personal higiene

110 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

distribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrenfrekuensi sakit distribusi pengetahuan sikap perilaku

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren AlHamidiyah disajikan pada tabel 32

Tabel 32 Distribusi Respondenberdasarkan Jenis kelamin di Pesantren Al Hamidiyah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 23 411Laki-laki 33 589

Total 56 100

Tabel 32 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin tampakbahwa responden perempuan lebih sedikit yaitu 411sedangkan responden laki-laki lebih banyak yaitu 589

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren Al Hamidiyahdisajikan pada tabel 33

Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggaldi Pesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 100 122 0-5

Praktik Personal Higiene Santri 111

Berdasarkan tabel 33 tampak bahwa rata rata umur responden dipondok pesantren Al Hamidiyah adalah 1563 tahun Umur tertuaadalah 17 tahun dan termuda 15 tahun dengan standar deviasi062 Berdasarkan jumlah teman sekamar rata-rata temansekamar responden 1414 teman sekamar paling banyak 18 orangdan paling sedikit 8 orang dengan standar deviasi 27Berdasarkan peraturan dalam keputusan menteri pekerjaan umumno 306KPTS1989 dikatakan bahwa standar ukuran sebuahkamar tidur adalah 3m x 3m dengan penghuni 1-2 orang36 37

Rata-rata lama responden tinggal di pondok pesantren AlHamidiyah adalah 2866 (29 bulan) Paling lama tinggal dipesantren 48 bulan dan paling sebentar tinggal dipesantren 4bulan dengan standar deviasi 1611 Frekuensi respondenmenderita sakit rata-rata 145 kali dengan standar deviasi 122Nilai frekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernahsakit dan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernahmengalami 5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren Distribusi responden yang sakit adalah sebanyak750 dengan frekuensi terbanyak adalah 1 kali sakit (339)kemudian diikuti oleh 3 kali sakit (196) 2 kali sakit 179dan selebihnya merata yaitu 4 kali dan 5 kali sakit masing-masing18 Sedangkan yang tidak pernah sakit sebanyak 250

c Distribusi Pengetahuan sikap dan perilakuGambaran pengetahuan sikap dan perilaku responden di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 34

36 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia KeputusanMenteri Pekerjaan Umum No 37 Jakarta 1989

37 Kementerian Permukiman Republik Indonesia Keputusan MenteriPermukiman No 403KptsM2002 tentang Prasarana Wilayah Jakarta 2002

112 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

PengetahuanBaik 41 732Kurang 15 268

Total 56 100

SikapBaik 34 607Kurang 22 393

Total 56 100

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 100

Tabel 34 menunjukkan bahwa berdasarkan distribusipengetahuan tampak sebagian besar responden di pondokpesantren Al Hamidiyah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu732 sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya268 Berdasarkan distribusi sikap tampak bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaisikap yang baik yaitu 607 dan 393 sisanya mempunyaisikap kurang Menurut distribusi perilaku terlihat bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaiperilaku yang baik yaitu 821 dan hanya 179 responden yangmempunyai perilaku kurang terhadap personal higiene

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Al Hamidiyah meliputi tingkat pendidikan ibu tingkat pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga seperti yangdisajikan pada tabel 35

Praktik Personal Higiene Santri 113

Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Al Hamidiyah

Pada tabel 35 terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu makasebagian besar ibu responden mempunyai pendidikan tinggi yaitu 964dan hanya 36 yang mempunyai pendidikan rendah Begitu jugadengan distribusi pendidikan ayah menunjukkan bahwa sebagian besarayah responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 964 dan hanya36 yang berpendidikan rendah Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebihbanyak yaitu 554 sedangkan 446 bekerja Ibu dikategorikanbekerja jika ibu meninggalkan rumah setiap hari untuk bekerja di luarrumah untuk mendapatkan penghasilan dan dikatakan tidak bekerja jikaibu hanya ibu rumah tangga yang tidak ada kegiatan rutin yangmenghasilkan uang di luar rumah Ibu tidak bekerja dikategorikan tidakberesiko terhadap perilaku personal higiene responden karenamempunyai kesempatan mendidik anak

Pada tabel 35 juga terlihat bahwa berdasarkan distribusipekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah responden bekerjayaitu 768 dan hanya sebagian kecil yang tidak bekerja yaitu 232

Variabel KategoriResponden

n

Pendidikan IbuTinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pendidikan Ayah Tinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Total 56 100

Pekerjaan AyahBekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

Total 56 100PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

114 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi pendapatan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besarresponden mempunyai keluarga berpendapatan tinggi yaitu 946 danhanya sebagian kecil keluarga responden yang berpendapatan rendahyaitu 54

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Al Hamidiyah

meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan danpanu) dan pelayanan kesehatan Prevalensi penyakit adalah angkakejadian kesakitan yang pernah dialami responden atau santri dalam 6bulan terakhir selama tinggal di pondok Prevalensi penyakit di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 36

Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Total 56 100

SkabiesTidak 36 643Ya 20 357

Total 56 100

Batuk PilekTidak 28 500Ya 28 500

Total 56 100

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Total 56 100

DemamTidak 38 679Ya 18 321

Total 56 100

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100

Praktik Personal Higiene Santri 115

Pada tabel 36 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 750 dan hanya 250 yangmengalami gatal-gatal Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa lebih banyak responden yang tidak mengalamiskabies yaitu 643 dan 357 yang mengalami skabies Distribusistatus penyakit berdasarkan kejadian batuk pilek tampak sama yaituresponden yang mengalami batuk pilek sebanyak 500 dan yang tidakmengalami batuk pilek 500 Distribusi kejadian diare menunjukkanbahwa sebagian besar responden tidak mengalami diare yaitu 839 danhanya 162 yang mengalami diare Distribusi status penyakitberdasarkan kejadian demam maka tampak bahwa responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak yang tidak mengalami demamyaitu 679 dan hanya 321 yang mengalami demam

Pada tabel 36 juga memperlihatkan bahwa berdasarkan distribusikejadian penyakit lain tampak lebih banyak responden yang tidakmengalami yaitu 589 dibandingkan 411 responden yangmengalami

Untuk distribusi responden yang pergi berobat ke pelayanankesehatan pada saat mengalami sakit tabel 36 memperlihatkan bahwajumlah responden yang memanfaatkan layanan kesehatan lebih banyakyaitu 571 sedangkan yang tidak sebanyak 429 Urutan fasilitaskesehatan yang didatangi responden untuk berobat pada saat sakitadalah puskesmas sebanyak 964 dokter praktik sebanyak 893poskestren 750 dan Rumah Sakit sebanyak 589 Respondendikatakan berobat jika pergi ke pelayanan kesehatan yaitu PoskestrenRumah sakit umum Rumah sakit swasta Puskesmas pustu Klinikbalai kesehatan Dokter praktik Perawat praktik atau Bidan praktikdan dikatakan tidak berobat jika responden tidak pergi berobat atauberobat ke dukun dan atau pergi berobat ke orang pintar

116 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren QothrotulFalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah praktik

personal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah jugadiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsisampel karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 37

Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Qothrotul Falah

Pada tabel 31 tampak bahwa nilai rata-rata skor pengetahuanresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah 2692 Skorpengetahuan tertinggi 40 dan skor terendah 14 dengan standar deviasi708 Berdasarkan nilai rata-rata skor sikap responden adalah 2853Skor sikap paling tinggi adalah 32 dan skor paling rendah 23 denganstandar deviasi 209 Berdasarkan nilai rata-rata skor perilaku respondenadalah 1856 Skor perilaku paling tinggi yaitu 22 dan paling rendah 14dengan standar deviasi 17

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi distribusi jenis kelamin distribusi umur jumlah temansekamar lama tinggal di pesantren frekuensi sakit distribusipengetahuan sikap perilaku

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2692 290 708 14-40Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Praktik Personal Higiene Santri 117

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 38

Tabel 38 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin di Pesantren Qothrotul Falah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Total 41 100

Pada tabel 38 tampak bahwa berdasarkan jenis kelamin distribusijumlah responden perempuan di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yaitu 537 dan laki-laki 463

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 39

Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Qothrotul Falah

Variabel Mean Median SD Minimal-maksimal

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar 2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren 373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

Pada tabel 39 tampak bahwa berdasarkan umur responden dipondok pesantren Qothrotul Falah rata-rata 1366 tahun umur

118 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tertua adalah 16 tahun dan umur termuda 11 tahun denganstandar deviasi 167 Berdasarkan jumlah teman sekamarresponden rata-rata berjumlah 2268 (23) orang Teman sekamarpaling banyak adalah 30 orang dan paling sedikit 18 orangdengan standar deviasi 314 Berdasarkan lama responden tinggaldi pesantren rata-rata adalah 373 bulan tinggal di pesantrenpaling lama 5 bulan dan paling sebentar 3 bulan dengan standardeviasi 05 Berdasarkan frekuensi responden menderita sakitrata-rata 08 (1) kali Frekuensi sakit responden mulai dari 0 yangartinya tidak pernah sakit dan tertinggi 3 kali mengalami sakitselama 6 bulan terakhir dengan standar deviasi 071

c Distribusi Pengetahuan Sikap PerilakuGambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku responden dipondok pesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 310

Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

Total 41 100

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Total 41 100

PerilakuBaik 24 585

Kurang 17 415

Total 41 100

Pada tabel 310 tampak bahwa deskripsi responden berdasarkanpengetahuan maka sebagian besar responden mempunyaipengetahuan baik yaitu 610 sedangkan 390 mempunyaipengetahuan kurang Deskripsi responden berdasarkan sikap

Praktik Personal Higiene Santri 119

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikapbaik yaitu 683 sedangkan 317 mempunyai sikap kurangDeskripsi responden berdasarkan perilaku menunjukkan bahwalebih banyak responden yang mempunyai perilaku baik yaitu585 sedangkan 415 mempunyai perilaku kurang

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Qothrotul Falah meliputi tingkat pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga yang disajikanpada tabel 311

Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

Jumlah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Total 41 100

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Total 41 100

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Total 41 100

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

Total 41 100PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Pada tabel 311 terlihat bahwa karakteristik orang tuaberdasarkan pendidikan ibu maka sebagian besar ibu respondenmempunyai pendidikan rendah yaitu 610 dan 390 ibu mempunyaipendidikan tinggi Distribusi karakteristik orang tua berdasarkanberpendidikan ayah maka lebih banyak ayah yang mempunyai

120 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan rendah yaitu 561 dibandingkan dengan yang mempunyaiberpendidikan tinggi sebesar 439 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar responden mempunyai ibuyang tidak bekerja yaitu 683 sedangkan ibu bekerja hanya sebesar317 Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan ayahlebih banyak ayah yang bekerja yaitu 585 dibandingkan dengan ayahyang tidak bekerja sebesar 415 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pendapatan keluarga bahwa lebih banyak keluarga yangmempunyai pendapatan rendah yaitu 659 sedangkan respondendengan keluarga berpendapatan tinggi sebesar 341

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare demam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsandan panu) dan pelayanan kesehatan Deskripsi angka kejadian kesakitanyang pernah dialami santri dalam 6 bulan terakhir selama tinggal dipondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 312

Praktik Personal Higiene Santri 121

Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatalTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Total 41 100

Batuk PilekTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

DiareTidak 21 512Ya 20 488

Total 41 100

DemamTidak 36 878Ya 5 122

Total 41 100Prevalensi

Penyakit lainTidak 31 756Ya 10 244

Total 41 100PelayananKesehatan

Tidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Pada tabel 312 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 537 dan yang mengalami gatal-gatal sebesar 463 Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa responden di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak mengalami skabies yaitu 512 dan 488 tidakmengalami skabies Distribusi berdasarkan kejadian batuk pilek padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yang tidakmengalami yaitu 537 dan 463 yang mengalami batuk pilekDistribusi kejadian diare pada responden di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yang tidak mengalami diare yaitu 512 sedangkanyang mengalami diare 488 Distribusi kejadian demam padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah sebagian besar

122 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden tidak mengalami demam yaitu 878 dan yang mengalamidemam hanya 122 Distribusi kejadian penyakit lain (gastritis sakitgigi pingsan dan panu) sebagian besar responden tidak mengalamiyaitu 756 dan yang mengalami kejadian penyakit lain ada 244Tabel 312 juga memperlihatkan bahwa distribusi responden yangberobat ke pelayanan kesehatan pada saat sakit lebih besar yaitu 537Sedangkan yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan ada 463Adapun urutan tempat pelayanan kesehatan yang didatangi respondenuntuk berobat adalah dokter praktik sebanyak 970 Poskestrensebanyak 902 Rumah sakit sebanyak 878 dan Puskesmassebanyak 683

123

Bab IVFaktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Personal Higiene di Pondok PesantrenAl Hamidiyah dan Qothrotul Falah

eperti telah dikemukakan bahwa perilaku personal higieneadalah suatu pemahaman sikap dan praktik yang dilakukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan memelihara kebersihan dirimeningkatkan rasa percaya diri menciptakan keindahan dan mencegahtimbulnya penyakit1 Secara komprehensif kebersihan diri dimaksudkanadalah meningkatkan dan memelihara kebersihan badan kesehatanmulut rambut genitalia dan kuku mandi serta perawatan kulit2

Perilaku personal higiene santri pada studi ini merupakan variabeldependen yang menentukan nilai praktik kebersihan diri santri sehari-hari di pondok pesantren kemudian dihubungkan dengan semuavariabel independen yang diteliti untuk melihat keterkaitan hubungankedua variabel tersebut Nilai perilaku personal higiene santri meliputinilai praktik keseharian santri terhadap mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan berwudhu Sehingganilai perilaku merupakan nilai gabungan semua praktik kebersihan dirisantri sehari-hari di pondok pesantren baik kesehatan secara umum dandalam perspektif Islam

Lawrence Green tahun 1980 mengembangkan Teori Precedeuntuk menganalisa perilaku manusia dari segi kesehatan Bahwakesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokokyaitu behavior causes dan non behavior causes Precede merupakan

1 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

2 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

S

124 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

arahan dalam fase diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensipendidikan atau promosi kesehatan3 (1) Predisposing factors yaitufaktor-faktor yang mendasari terjadinya perilaku yang terwujud dalambentuk pengetahuan sikap keyakinan kepercayaan nilai-nilai budayaserta karakteristik individu (2) Enabling factors yaitu faktor-faktoryang memungkinkan terjadinya perilaku yang berwujud lingkungan fisikseperti ketersediaan fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (3)Reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang memperkuat terjadinyaperilaku yang terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yangmendukung seperti dukungan dari keluarga teman petugas kesehatanatau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilakumasyarakat Secara sederhana model precede Green adalah behaviormerupakan gabungan fungsi predisposing factors enabling factors danreinforcing factors Komponen kedua disebut Proceed for policyregulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development dibuat dengan strategi implementasiberbagai tindakan dasar yang dipelajari dari pengkajian pase awal4

Dengan menggunakan desain cross-sectional maka interpretasisetiap tabel distribusi hubungan yang ditampilkan adalah persentasebaris Dan hasil uji hubungan pada setiap angka yang terdapat nilai selkurang dari lima atau tidak memenuhi syarat uji chi-square maka ujiyang digunakan adalah fisherrsquos exact test5 Pada uji kenormalandidapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga prosedur ujiyang digunakan adalah dengan pendekatan uji statistik non parametrik6

Prosedur non parametrik mempunyai kelebihan bisa digunakan padadata dengan distribusi normal ataupun tidak normal pada data nominal

3 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

4 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

5Sopiyudin Dahlan Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012 hal 130

6 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FKMUniversitas Indonesia 2007) hal 92

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene125

ordinal interval maupun rasio7 Selanjutnya untuk mengetahui besaratau kekuatan hubungan dua variabel pada penelitian ini adalah denganmenginterpretasikan nilai odds ratio (OR) Odds adalah istilah yangmenunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi8

Selanjutnya untuk melihat peran dan kontribusi faktor-faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah dibahas secara mendalam tentang Faktor-faktor yangberpengaruh dan faktor dominan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah dan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktordominan terhadap perilaku personal higiene di pesantren QothrotulFalah

A Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan terhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap

perilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah diuraikanmenjadi dua bagian meliputi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah dan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku selanjutnya dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

a Predisposing factorsPredisposing factors atau faktor-faktor yang mendasari terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah adalahfaktor jenis kelamin pengetahuan dan sikap

7 Singgih Santoso Statistik Nonparametrik Konsep Dan AplikasiDengan Spss (Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010)

8 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 184

126 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1) Jenis kelaminHasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelaminresponden terhadap perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 41

Tabel 41 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179

Tabel 41 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh p value atau nilai p=029 artinya tidak ada hubunganyang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene di pesantren Al Hamidiyah nilai OR=039 Maka dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelaminperempuan dengan laki-laki dalam praktik kebersihan diri dipondok pesantren Al Hamidiyah atau tidak terbukti secarastatistik bahwa jenis kelamin perempuan lebih baik dalamberperilaku personal higiene di pesantren Al HamidiyahSecara konseptual berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasilpenelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa jeniskelamin laki-laki lebih berisiko tidak higiene dibandingkanperempuan Pada penelitian ini juga uji hubungan dilakukandengan variabel jenis kelamin perempuan diberi kodingberperilaku baik atau sebagai referensi pembanding artinyamembandingkan laki-laki terhadap perempuan dan jenis kelaminlaki-laki dianggap berisiko untuk berperilaku tidak higieneNamun pada tabel 41 tampak kecenderungan bahwa perilakupersonal higiene santri laki-laki lebih baik (879) dibandingkandengan santri perempuan (739)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene127

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan di negara Timur Tengah yaitu negaraPalestina pada tahun 2014 oleh Mohamed Rusli A Farid AWGhrayeb Mohd Ismail I Nahed F Ghrayeb Ayesha Al Rifaimenemukan bahwa 532 perempuan dan 1074 laki-laki tidakpernah mencuci tangan setelah menggunakan toilet9 Hasil yangsama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh BevinCohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson di New York City pada tahun 2011didapatkan hasil bahwa perempuan yang mencuci tangan setelahmenggunakan toilet lebih banyak yaitu 8710 dibandingkanlaki-laki yang hanya 653010 Dalam jurnal hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia Pessoa-Silva yang berjudulattitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates dikatakan bahwaperilaku hand hygiene yang merupakan bagian dari personalhigiene dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya gender11

Tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan hasil yang samadengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Marlina 2011 bahwatidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene dengan p value 07512 Temuan ini juga sejalan dengan

9 Mohamed Rusli A Farid AW Ghrayeb Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior and Hygiene-Related Facilitiesamong Ascool Adolescents in Palestine International Medical Journal 21(2014)

10 Bevin Cohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan GilmanSamuel L Seward Elaine Larson Determinants of Personal and HouseholdHygiene among College Students in New York City 2011 American Journalof Infection Control 40 (2012)

11 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 1

12Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah AbdiDarma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010 (Medan USU2010) hal 3

128 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hasil penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin denganprevalensi skabies Hasil penelitian Baur (2013) di India 13 danjuga Chosidow (2006) di Ingris14 menunjukkan bahwa wanitacenderung memiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar56 dibandingkan laki-laki Menurut kedua penelitian ini wanitamemiliki tingkat prevalensi skabies yang lebih tinggi didugadisebabkan beberapa faktor seperti sikap dan perilaku wanitayang lebih senang berada dalam ruangan dengan kontak satu samalain yang lebih dekat sehingga lebih rentan terhadap infeksiskabiesHasil penelitian ini salah satunya kemungkinan adalahdipengaruhi oleh jumlah responden perempuan yang lebih sedikitdari jumlah responden laki-laki Hasil wawancara denganresponden laki-laki ke-1 atas nama F di pesantren Al Hamidiyahldquomurid disini lebih banyak anak cowoknyardquo 15

Dalam Islam kitab mandi mencakup 28 bab16 dan setiap muslimwajib menjaga kebersihan baik laki-laki maupun perempuan tanpapengecualian Allah Swt berfirman dalam surah al-Maaidah

Arabicrꀀr䁒 crabiꀀb䁒 bowokn bnba Aronr boba crb香䁛 b香䁛bꀀon ꀀbD䁛b ꀀb䁛bnba Arabarꀀbb䁒 Arab䁒rrb crϼbi香b䁒 b䳀b䁒bbnn bnba Arab䁛bϤ䁛bb䁒

䁒rooಀꀀb䁒 ꀀOrrꀀ Aror Ϩbab䁒 b香bban

13 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

14 Olivier Chosidow Scabies The New England journal of Medicine2006 page 351-16

15Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Mandi Gema Insani Press dalam hadithal-islamcom SofyanEfendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc opi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene129

ldquoHai orang-orang yang beriman apabila kamu hendakmengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampaidengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilahrdquo 17

Hadis-hadis tentang wajib menjaga kebersihan dalam kumpulanhadis kebersihan18 antara lain pertama Abdullah bin Umar Raberkata bahwa Rasulullah Saw bersabda

XbiboDbab䁒 bAbrnrn ArrϤbb bꀀbꀀ bobaldquoJika salah seorang di antara kalian mendatangi shalat jumatmaka hendaknya dia mandirdquo (HR Bukhari dan Muslim) 19

Kedua hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al-Farisibahwa Nabi bersabda

rಀ 香b香 bAꀀbbbo ꀀb香 robbbob䁛b䁒 bAbrnrn bacb䁛 Xrꀀb rXbiboDb䁛 b豐r b˴Θbr䁛 bwb䁒 rϦrϣb䁛 oArm bϦbob bRbಀ 香b香 DAbnb䁛 䁒b bϦbir 香b香 r香bioϤb䁛b䁒o豐ba raꀀb香bγ bAoabab boba rbkr䁛 oArm rϦbn bRbor ꀀb香 bΘabkr䁛 oArm b香bm b香b

bbr bAbrnrn b香bb䁒 rϦbb ꀀb香 rϦbn bbrldquoTidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat lalu berwudhusemaksimal mungkin memakai minyak (pada rambutnya) danmemakai wewangian di rumahnya lalu dia keluar rumah menujumasjid dan dia tidak memisahkan antara dua orang (dari tempatduduk keduanya) kemudian dia mengerjakan shalat yang telahditetapkan baginya dan dia diam ketika imam berkhutbahTidaklah dia mengerjakan semua itu kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara jumat itu dengan jumat depannyardquo (HRBukhari)20

17 QS al-Maaidah 6)18 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

19 HR Al-Bukhari no 877 dan Muslim no 84420 HR Al-Bukhari no 883

130 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Ketiga Ibnu Umar Ra dalam sebuah hadis meriwayatkan

bϦbabϴ r oabR b bRcr b oϨ ꀀbnrbϴ r bbRb bbnrϴ b香 香bϴϤbϴ bAbn rϦoRob䁒 r rArbbbಀ bꀀbiꀀb bRbꀀbi 䁒rbΘbಀ bRꀀb bAbab b䁒b香b香 OAbϴꀀb rRbabϠb䁛 b豐 bRbꀀbb豐 䁒 ϓbab香 rϦbb香 bRꀀb o豐ba Obiꀀbಀ rbb䁛

Obiꀀbಀ bRꀀb rϦoRob䁒 b豐bϤbbn b oAroanb bRꀀb o豐ba bXoan

ldquoAbdullah bin Umar radhiyallahu lsquoanhuma berkata ldquoBahwaRasulullah shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoBersihkanlahjasad-jasad ini semoga Allah membersihkan kalian karenasesungguhnya tidaklah seorang hamba bermalam suatau malamdalam keadaan suci melainkan seorang malaikat akan bermalambersamanya di dalam selimutnya tidaklah dia bergerak padasuatu waktu dari malam melainkan malaikat itu berdoa ldquoWahaiAllah ampunilah untuk hamba-Mu sesungguhnya dia tidurmalam dalam keadaan sucirdquo (HR Thabrani)21

Mencuci tangan sangat dianjurkan setelah melakukan kegiatanyang memungkinkan tangan kita tercemar kotor seperti buang airbesar dan buang air kecil22 Dalam Islam membasuh tanganminimal lima kali dalam sehari sudah dilakukan pada saatberwudhu hadis-hadis tentang mencuci tangan yang sangatdianjurkan dalam Islam sebagai salah satu cara menjagakebersihan23 Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim

Ϧaϴ aR obon oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴb䁒 rRbϤb䁛 AbnDb䁛 bwb䁒 bϦb香cbR 香b香 ArrϤbb b覐bϠbo boba bRꀀb Aa䁒

rRrϤb䁛 bꀀb b香䁛b bϤb䁛 b豐 rϦoRbob䁒 ꀀOmbwbm ꀀbbabiDb䁛 oob bꀀbRbγ

21 HR Ath Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kita shahihAl Jamirsquo no 3936

22 TSSM Provinsi Jawa Timur Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Stbm) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak Merusak Lingkungan(Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2013) hal 6

23 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene131

ldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammadbersabda ldquoJika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnyamaka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai diamembasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidakmengetahui dimanakah tangannya bermalamrdquo (HR Muslim)

Bersiwak menggosok gigi termasuk dalam upaya meningkatkankebersihan diri Kebiasaan dalam menggosok gigi sudah ada sejakNabi Muhammad Saw dan para sahabat hadis tentang anjuranmenggosok gigi adalah24 antara lain

aR bo bRcr b oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴX Arrb香b boo香r babϴ o䳀r豐b Ϩb b豐cbn bRꀀb Aa䁒 Ϧaϴ

b豐bcΘbib cR䁒 X 香䁒 cRc owRldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahulsquoalaihi wasallambersabda ldquoJikalau aku tidak memberatkan atasumatkau maka aku akan perintahkan mereka untuk bersiwaksetiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kaliwudhurdquo (HR Ahmad)25

Imam Ahmad meriwayatkan

aR bo rRcr b bRꀀb bnꀀb ꀀϴ R bAbmbꀀbϴ 香bϴΘbmoabn oꀀbRb香 bAbabn obbbb香 r豐bcΘbin Aa䁒 Ϧaϴ

ldquoAisyah berkata Rasulullah bersabda ldquoSiwak dapatmembesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untukRabbrdquo (HR Ahmad)26

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Huzaifahboba b rRcr b bϨꀀb bRꀀb rϦbϴ r bbRb bϨꀀbnbn b香 bAb䁛bꀀr 香bϴ

b豐bcbΘinꀀb rRꀀb䁒 recrmb䁛 bXoan b香b香 baꀀb

24 Abu Muawiah Keutamaan Menyikat Gigi in Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2010) hal 3-6

25 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo no 200

26 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo 3695

132 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Ra dia berkata ldquoAdalah Rasulullahjika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnyadengan siwakrdquo (HR Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadisꀀbbϴ r bbRb bAbmbꀀbϴ rnbcb bRꀀb bϝbRꀀbi r香 ϝ䁛br豐 b䁒bR䁒 b豐bcbΘinꀀb bnꀀb rϦbobb bXbbb boba Dbon rbϤb䁛 bb豐 bΘbcb

Aai香Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani beliau berkata rdquoAkubertanya kepada lsquoAisyah ldquoApa yang dilakukan pertama kali olehRasulullah jika dia memasuki rumahnyardquo Beliau menjawabldquoBersiwakrdquo (HR Muslim)

Membersihkan kemaluan atau istinjarsquo setelah buang air kecilmaupun buang air besar termasuk dalam menjaga kebersihan diriIstinjarsquo adalah istilah dalam Islam yang artinya membersihkansesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air Beberapahadis yang menjelaskan tentang istinjarsquo diantaranya adalah27Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan

aR bob rRcr b bϨꀀb bRꀀb Ϧϴ R ϓbnꀀb香 b香 bAbRb 香bϴOob䁒bba bcϼbR abwrb䁒 ꀀbRb rXbnbcb䁒 bbwbϣnb rXrbϤb䁛 Aa䁒 Ϧaϴ

Ϧbabϴ 䳀oor香 bꀀbnnꀀb bboibb䁒 Oob¢bbϴb䁒 ꀀb香 香b香Dari Anas Radliyallaahu anhu berkata Pernah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku danseorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejanaberisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci denganair tersebut (HR Bukhari Muslim)

Memotong kuku merupakan salah satu adab dalam Islam Dalamsebuah hadis diriwayatkan

27 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Wudhu Penjelasan bab 20 beristinja dengan batu Gema InsaniPress dalam hadithal-islamcom Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan danReferensi Belajar hadis email sofyanmadinahcc opi110mbcom 2007 hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene133

Ϧaϴ aR Θbbon b香bϴ Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴrϨꀀbobϣn bobbbn b香b香 Anbb 䁒b Anbb robbbn bRꀀb Aa䁒bmbꀀomn Dbb䁒 bbγ robRb䁒 bꀀb䓱b rAbaϠbb䁒 rbϤϼbo b豐b䁒

ldquoAbu Hurairah radhiyallahu lsquoanhu meriwayatkan bahwa NabiMuhammad shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoFitrah adalima atau lima perkara dari fitrah berkhitan menghabiskan bulukemaluan memotong kuku mencabut bulu ketiak danmenipiskan kumisrdquo (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam sebuah sumber bahwa menurut Imam AnNawawi sunnah memotong kuku itu diawali dari jari kanankeseluruhannya dan mulai dari jari kelingking sampai ibu jariKemudian dilanjutkan tangan kiri juga dimulai dari jarikelingking menuju ibu jari Sementara itu alat memotong kukudapat menggunakan gunting pisau atau benda khas pemotongkuku yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau jariSetelah memotong kuku dianjurkan untuk segera mencucitangan28

Terkait mengganti pakaian hadis riwayat ath-Thahawi Ramenyebutkan ldquoSiapa yang mengenakan pakaian hendaklahdengan yang bersihrdquo29

Hadis lain adalahcribnAbab b䁒 bϦbabϴ b oXbR b bRcr b bRꀀbbRꀀb eꀀbbϴ b香b 香bϴ

Arabbꀀbm bbb 香b香 ꀀboRbꀀb䁒 brꀀbbn Arabꀀbbm 香b香Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabdaldquoPakailah pakaian berwarna putih Karena pakaian putih adalahpakaian yang paling baikrdquo(HR Abu Daud dan Tirmidzi)

28 Islam Indah Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Media IslamGenerasi Baru 2015 hal 2

29 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

134 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapatdilihat pada tabel 42

Tabel 42 Hubungan Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

121 027-546 101Baik 34 829 7 171

Kurang 12 800 3 200

Jumlah 46 821 10 179

Tabel 42 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=101 dengan nilai OR=121 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah atau tidak adaperbedaan proporsi antara santri yang mempunyai pengetahuanbaik dengan santri yang mempunyai pengetahuan kurang terhadappraktik kebersihan diri di pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa santri yang berpengetahuan baikmempunyai perilaku personal higiene baik di pondok pesantrenAl HamidiyahNamun hasil analisis tabel 42 menunjukkan bahwa tampakkecenderungan lebih banyak responden yang berpengetahuanbaik dan mempunyai perilaku yang baik yaitu 829dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Sebaliknya respondenyang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku kuranghanya sedikit yaitu 20 Artinya bahwa pengetahuan cenderungmempengaruhi perilaku responden walaupun secara statistik tidakada hubungan yang bermakna

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene135

Pada penelitian kuantitatif bermakna secara statistik belum tentubahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segisubstansi Semakin besar sampel yang dianalisis akan semakinbesar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna Dengansampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil atau bahkantidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapatberubah menjadi bermakna secara statistik dan sebaliknya Olehkarena itu dalam melakukan analisis tidak hanya dilihat dariaspek statistik semata namun juga harus dilihat atau dinilaikegunaannya dari segi substansi atau klinis30

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan teoriyang dikemukakan oleh Green (1980) yang mengatakan bahwapengetahuan sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuanmerupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhiperilaku kesehatan31 Sementara dalam pernyataan lain dikatakanoleh Mc Guire (1996) dalam teori perubahan perilaku bahwaperubahan perilaku kesehatan didahului dengan perubahanpengetahuan pengetahuan merupakan prakondisi terjadinyaperubahan perilaku kesehatan32 Menurut Bloomrsquos Taxonomy(1956) terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif tahaptahu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuanbaru selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuksikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respontindakan dengan stimulus tersebut33

30 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007)

31 Lawrence W Green Health Education Planning a DiagnosticApproach trans Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno Sudarti (MayfieldPublishing Company 1980)

32 Elder JP Graef AJ Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku trans M Hasanbasri (Yogyakarta Gadjah MadaUniversity Press 1996)

33 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

136 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia PS (2005) yang berjudulAttitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates hasil penelitianmengungkapkan bahwa perilaku hand hygiene yang merupakanbagian dari perilaku personal higiene dipengaruhi oleh beberapafaktor individu diantaranya adalah pengetahuan34 Penelitian lainoleh Alemagno dari Kent State University Ohio tahun 2010 yangberjudul Online learning to improve hand hygiene knowledge andcompliance among health care workers mendapatkan hasil bahwa97 partisipan dalam pembelajaran online tentang hand hygienesangat efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan paratenaga kesehatan35

Di Indonesia penelitian yang menemukan hasil berbeda denganpenelitian ini yang menunjukkan bahwa pengetahuanberhubungan perilaku antara lain dilakukan oleh Fidyawati (2012)tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku personalhigiene remaja putri dengan nilai signifikansi 001 yang bermaknasecara statistik Penelitian lain dilakukan oleh Luthfiana (2014)menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan personalhigiene dengan perilaku personal higiene pada remaja saatmenstruasi dengan nilai signifikansi 00236 Demikian jugapenelitian yang dilakukan oleh Dien Nursal (2007) tentangFaktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual muridSMU menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

34 Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 2

35 Sharon M Guten Sonia A Alemagno Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve Hand HygieneKnowledge and Compliance among Health Care Workers The Journal ofContinuing Education in Nursing 41 (2010)

36 Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan Sleman Yogyakarta(Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2012)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene137

perilaku seseorang salah satu diantaranya adalah pengetahuan37

Di Nanggroe Aceh Darussalam penelitian oleh IswahyudiHaryono (2008) menyimpulkan bahwa pengetahuan santri yangdiberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baikdari santri yang tidak diberi intervensi kultum Pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa pendidikankesehatan lingkungan melalui metode kultum dapat digunakansebagai salah satu upaya promosi kesehatan di pesantren masjidmaupun forum pengajian Pesanten juga perlu menyediakanjamban dengan perbandingan satu jamban untuk 15 santritersedia air bersih yang mencukupi dari segi kuantitas dankontinuitas dan pada bak wudhu dilengkapi dengan kran ataudisediakan gayung dengan perbandingan satu kran air ataugayung untuk lima orang santri38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehNisa AR dan Anindita S pada tahun 2010 yang berjudulHubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan padaanak dengan penyakit jantung bawaan menghasilkan kesimpulanbahwa pengetahuan orang tua tidak signifikan mempengaruhiperilaku kesehatan pada anak dengan p value 02239

Tidak terbuktinya ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan responden dengan perilaku personal higiene padapenelitian ini kemungkinan disebabkan oleh sampel padapenelitian ini sangat terbatas sehingga dapat terjadi biasterutama bias informasi40 Kemungkinan lain adalah rancanganstudi yang digunakan adalah potong lintang yang mempelajari

37 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 4

38 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

39 Anindita Soetadji Nisa Alifia Rahmi ldquoHubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaanrdquo(Universitas Diponegoro 2010)

40Rani Sauriasari Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology

138 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan paparan dengan cara mengamati secara serentak danpada saat yang sama tanpa memberi perlakuan41

Namun demikian bahwa walaupun secara statistik tidak adahubungan bermakna tetapi terdapat kecenderungan bahwasebagian besar responden yang berpengetahuan baik mempunyaiperilaku yang baik Kecenderungan bahwa sebagian besarresponden mempunyai perilaku yang baik didukung oleh hasilwawancara dengan respondenHasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosetahu saya mandi 2 kalisehari menggosok gigi 2 kali seharirdquo ldquokalau mau makan cucitangan gak mesti pakai sabun kalau habis istinja baru pakaisabunrdquo ldquokalau keramas tiap hari atau 2 hari sekalirdquo ldquomemotongkuku seminggu sekalirdquo 42

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Fdi pesantren Al Hamidiyah ldquojadi kalau menggosok gigi waktunyahabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam ya bu Saya memangdua kala sehari tetapi waktunya biasanya kalau mandi pagi danmandi sorerdquo 43

Mencari ilmu pengetahuan knowledge merupakan kewajibanbagi setiap kaum muslim sangat banyak perintah Allah Swttentang kewajiban untuk terus belajar karena itu sangat pentingbagi setiap muslim untuk senantiasa belajar dalam rangkameningkatkan pengetahuan Dalam al-Quran dikatakan bahwaAllah Swt akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmuyaitu dalam surat al-Mujadalah

41 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 104

42 Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaKairun N di Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

43Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene139

ꀀbnb rb䁒 Rꀀbꀀbb bAabn cr䁒r b香䁛bꀀonb䁒 Arab香 crb香b b香䁛bꀀon r bb䁒b䁛rbbb bϨcrabnb

ldquoAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajatrdquo44

Dalam hadis Muslim Ra dikatakanbAobn bna ꀀOϠ䁛bbಀ rϦbn r bXob ꀀOnabϴ bϦb䁒 rAbnboa䁛 ꀀOϠ䁛bಀ bϓbab 香香

Aai香 R䁒)ldquoBarang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surgardquo (HRMuslim)45

Dalam HR Ibnu Majah Ra

Abair香 ΘbXr babϴ Ab릀䁛bb䁒 bAabn rRbabಀldquoMenuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islamrdquo (HRIbnu Majah al-Baihaqi Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi dari Anasbin Malik)46

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 43

44 (QS al-Mujadalah 11)45 Al Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari

Hadis Abu Hurairah dalam Al-Ilmu tahqiq46 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

140 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 43 Hubungan antara Sikapdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel

Perilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurang

n n

Sikap

17 043-675 049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

Tabel 43 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=049 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah nilai OR 121 Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada perbedaan proporsi antara santri yangmempunyai sikap baik dengan santri yang mempunyaipengetahuan kurang terhadap praktik kebersihan diri di pesantrenAl Hamidiyah atau tidak terbukti secara statistik bahwa santriyang mempunyai sikap baik mempunyai perilaku personal higienebaikNamun tabel 43 juga menunjukkan kecenderungan bahwaresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik lebihbanyak yaitu 853 dibandingkan dengan responden yangmempunyai sikap kurang dan berperilaku baik yaitu 773Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang danberperilaku kurang lebih banyak dibandingkan dengan yangsikapnya baik dan perilakunya kurang yaitu 227Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan hasil penelitian EliMarlina H tahun 2011 tentang hubungan sikap terhadapkebersihan diri dengan nilai signifikansi 009 (pv =005) yangartinya tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene47

47 Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahuan danSikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis DaerahAbdi Darma Asih di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tahun 2010 (Medan

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene141

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Klara Posfay Barbe and CarmemLucia Pessoa Silva mengungkapkan bahwa perilaku hand hygieneyang merupakan bagian dari perilaku personal higienedipengaruhi oleh beberapa faktor individu diantaranya adalahattitude atau sikap48 Penelitian lain juga menyebutkan bahwasikap attitude mempengaruhi perilaku49 Penelitian lain olehIswahyudi Haryono (2008) di Nanggroe Aceh Darussalam yangmengatakan bahwa sikap santri yang diberi pendidikan kesehatanlingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberiintervensi kultum 50

Sikap adalah penilaian seseorang terhadap objek psikologis atauperasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu51

Sedangkan menurut Berkowitz sikap adalah suatu bentukevaluasi atau reaksi perasaan secara lebih spesifik52

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk dapatsampai kepada perilaku kesehatan tertentu Dalam model perilakukesehatan The health belief model dikatakan bahwa jikaseseorang dihubungkan dengan perilaku kesehatan makacenderung ada dua kemungkinan sikap yang ditunjukkan yaitupertama adalah keinginan untuk menghindari penyakit atau jika

USU 2010) hal 548 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo Pfister

Sylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 3

49 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 5

50 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

51Allen Edwards Techniques of Attitude Scale Construction (AppletonCentury Croft Inc 1957)

52 Leonard Berkowitz Social Psycology vol 3 (Scott Foresman andCompany 1972)

142 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sakit harus sembuh dan yang kedua adalah keyakinan bahwatindakan kesehatan khusus akan mencegah atau memperbaikisakit53 Dalam dimensi model khusus dikatakan perilakukesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikapyang secara khusus model ini menegaskan bahwa54 (1)kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) individusangat bervariasi dalam perasaan terhadap kerentanan seseoranguntuk suatu kondisi misalnya dalam kasus penyakit medis yangdibangun dari pertanyaan seperti kepercayaan dalam diagnosisdan kerentanan terhadap penyakit pada umumnya Dengandemikian dimensi ini mengacu pada persepsi subjektif seseorangdari risiko kondisi tertular (2) keparahan yang dirasakan(perceived severity) perasaan tentang keseriusan tertularpenyakit (atau meninggalkannya tidak diobati) juga bervariasidari orang ke orang Dimensi ini meliputi evaluasi konsekuensibaik medis klinis (misalnya kematian cacat dan nyeri) dankonsekuensi sosial yang mungkin (misalnya efek dari kondisipada pekerjaan kehidupan keluarga dan hubungan sosial) (3)manfaat yang dirasakan (perceived benefits) individu tidak akandiharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkankecuali hal itu dianggap sebagai layak dan berkhasiat (4)hambatan yang dirasakan (perceived barriers) potensi aspeknegatif dari tindakan kesehatan tertentu dapat bertindak sebagaihambatan untuk melakukan perilaku yang dianjurkanMenurut Theory of Reasoned Action secara umum menghubungkan keyakinan sikap kehendak dan perilaku Jika inginmengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaikuntuk meramalkannya adalah dengan mengetahui kehendak(intention) orang tersebut Seorang individu lebih termotivasiuntuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan suatu hasilyang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwa

53Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 1

54Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene143

tindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidakdihargai individu akan kurang termotivasi untuk melakukansuatu perilaku55

Menurut Social cognitif theory dalam Bambang S (2009) secaraumum faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatanmenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocaldeterminism) antara perilaku individu dan lingkungan56

Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosaya setuju meggosokgigi 2 kali sehari dan saya pun melalukannyardquo ldquoSaya setujusebaiknya mandi 2 kali sehari tapi kadang saya mandi 3 kalisehari jika beraktivitas padatrdquo ldquoSaya juga setuju mengguntingkuku dilakukan ketika kuku sudah panjang kira-kira seminggusekalirdquo ldquoYang saya tahu keramas 2 hari sekali tetapi karenarambut saya lebih cepat kotor maka saya keramas sehari sekalirdquoldquoMenurut saya mengganti pakaian jika sudah tidak nyamanrdquo 57

b Reinforcing FactorReinforcing factor adalah model peristiwa yang terjadi dilingkungan yang mengikuti perilaku baik memperkuatmemperlemah atau menghentikan perilaku58 Meliputi (1)Positive reinforcement merupakan peristiwa menyenangkan yang

55Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

56 Bambang Setiaji ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen Pada Tukang OjekrdquoDesertasi Universitas Indonesia 2009

57 Hasil wawancara dengan Kairun N di Pesantren Al HamidiyahSawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

58 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 370Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

144 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mengikuti suatu peristiwa tertentu (2) Negative reinforcementperistiwa yang secara terus menerus tidak menyenangkan yangmenguatkan suatu perilaku tertentu (3) Punishment merupakankonsekuensi negatif yang menekan atau memperlemah perilakuReinforcing factors terjadinya perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah adalah faktor pendidikan ibu pendidikanayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 44

Tabel 44 Hubungan antara Pendidikan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ibu

50 028-8754

032Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Tabel 44 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienedi pesantren Al Hamidiyah Maka dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan proporsi antara ibu yang berpendidikan tinggidengan ibu yang berpendidikan rendah terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa ibu yang mempunyai pendidikantinggi juga responden mempunyai perilaku personal higiene baikNamun berdasarkan tabel 44 juga tampak bahwa kecenderunganhubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienemenunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi mempunyai berperilaku baik yaitu sebanyak

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene145

833 dengan nilai OR=50 Sedangkan responden yangmempunyai ibu berpendidikan rendah dan perilakunya baik hanya500 Juga terlihat bahwa responden yang mempunyai ibudengan pendidikan rendah dan perilaku kurang lebih banyakdibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi danperilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teoriyang ada bahwa pendidikan mempengaruhi penegtahuanHasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilyang penelitian Awik Hidayati (2004) yang mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga59

Berdasarkan teori-teori yang ada bahwa pendidikan sangatmempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilakuLawrence Green dalam teori Precede menyebutkan bahwaeducational atau pendidikan merupakan salah satu faktor utamaatau behavior causes dalam perubahan perilaku kesehatan60

Begitu juga dalam teori Proceed yang merupakan strategiimplementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal perubahan perilaku61 Menurut teori Bloomperilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorangyang merupakan hasil bersama antara faktor internal daneksternal Selanjutnya Bloom seorang ahli psikologi pendidikanmengatakan bahwa perilaku dimulai pada domain kognitif tahuterhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baruPengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon

59 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 5

60 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

61Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

146 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnyaakan menimbulkan respon yang lebih tinggi yaitu adanya tindakan62

Dalam pendidikan kesehatan baik kedokteran maupunkeperawatan pendidikan tentang personal higiene merupakan halyang utama dan penting yang mempengaruhi sikap dan perilakusehat misalnya perilaku hand hygiene Dalam penelitian yangdilakukan oleh Erasmus V menyatakan bahwa perilaku handhygiene dokter lebih rendah dibandingkan dengan perawatkarena pada saat menjalani pendidikan kurang ditekankan dandilatih tentang keterampilan hand hygiene sehingga pada saat didunia kerja kebiasaan hand hygiene yang baik tidak terbentuk63

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islampendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan memperbaikisikap serta perilaku (akhlak)

Allah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan surah al lsquoAlaq

b䳀babb bꀀon bϓΘbb bAꀀb bldquoBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakanrdquo64

bAbabϠnꀀb bAoabϴ bꀀonldquoYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamrdquo65

Abab䁛 Abn ꀀb香 bϨꀀbiRγ bAoabϴ

62 Bloom BS Engelhart MD Furst EJ Hill WH dan KrathwohlDR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives The Classification ofEducational Goals Handbook I Cognitive Domain New York David McKay

63 Erasmus V W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha JH Richardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration of Reasons forPoor Hand Hygiene among Hospital Workers Lack of Positive Role Modelsand of Convincing Evidence That Hand Hygiene Prevents Cross-InfectionInfection Control and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009) hal 1

64 (QS al lsquoAlaq 1)65 (QS al lsquoAlaq 4)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene147

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya66

Hadis-hadis tentang keutamaan menuntut ilmu dalam kumpulanhadis ldquoIlmu Pengetahuan dan Kebodohanrdquo67 antara lain

bAabnꀀb bϦbabb䁒 bobbbb bbb 香b香b䁒 bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbRDϤn bbb 香b香bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbnribbb 香b香b䁒

Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengandunia wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin(selamat dan berbahagia) di akhirat wajiblah ia mengetahuiilmunya pula dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanyawajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula (HR Bukhari danMuslim)

bbꀀb䁛 oob b bXbb b䁒 bcrb䁒 bAabn rRbabಀ b䁒 bϦbbb 香b香rdquoBarang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah hingga ia pulangrdquo (HR Tirmidzi)

ꀀb香b䁒 bo bRcr bꀀb䁛 crnꀀb crbꀀb䁒 bAobn brꀀb䁛bb Arbb香 bobabAabn rAbnꀀbb香 bRꀀb bAobn rrꀀb䁛b

ldquoApabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hinggapuas Para sahabat bertanyardquoYa Rasulullah apa yang dimaksudtaman-taman surga iturdquo Nabi Saw menjawab rdquomajelis-majelistarsquolimilmurdquo (HR Thabrani)

ron bRꀀb bRꀀb Ϧϴ R crib香 b香 b bϤbϴ 香bϴO豐ꀀb香 r rRꀀbb Xrꀀb b香bobm b䁒 b豐ba bϤbibb豐 Aa䁒 Ϧaϴ aR

bcrb䁒 bAnabϼn r rRꀀbb Xrꀀb b䁒 Θ䳀ϼbn b䁒 bϦobababi babϴ babΘib䁒ꀀbrnbabr䁛b䁒 ꀀb b릀Ϡb䁛

Dari Abdullah bin Masrsquoud Ra Nabi Muhamad pernah bersabdaldquoanganlah ingin seperti orang lain kecuali seperti dua orang iniPertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

66 (QS al lsquoAlaq 5)67 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

148 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

membelanjakannya secara benar kedua orang yang diberi Allahal-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya danmengajarkannya kepada orang lainrdquo (HR Bukhari)

bϦbnabb ro rϦbb䁛 Abn Abnꀀbϴ bAb香ꀀbbϠn bacb䁛 ꀀObꀀbϴ beꀀon ΘbϤb豐b 香b香 oϨbaldquoOrang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialahseorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaatrdquo(HR Baihaqi)

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 45

Tabel 45 Hubungan antara Pendidikan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pddkn Ayah

50028-8754 032

Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyaiayah berpendidikan tinggi berperilaku baik yaitu sebanyak 833sedangkan responden yang mempunyai ayah berpendidikanrendah dan perilakunya baik hanya 50 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ayah dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak artinyabahwa pendidikan ayah mendukung perilaku Sama sepertireferensi sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Awik

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene149

Hidayati dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PolaAsuh Orang tua terhadap Prestasi Belajar mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga68 Terlihat juga bahwa responden yangmempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan perilaku kuranglebih besar dibandingkan responden dengan ayah berpendidikantinggi dan perilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian danmendukung secara konsep

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 46

Tabel 46 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ibu

682129-3592 002

Tidak Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik lebih besar yaitu 935 daripadaresponden yang mempunyai ibu bekerja dan perilakunya baikyaitu 680 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene atau responden di pesantren Al Hamidiyah yangmempunyai ibu yang tidak bekerja mempunyai peluangberperilaku personal higiene yang baik sebesar (OR) = 682 (95

68 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 6

150 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

CI 129-3592) dibandingkan dengan responden yang mempunyaiibu bekerjaPada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat kecenderungan bahwa responden yang mempunyai ibutidak bekerja lebih banyak berperilaku baik dibandingkanresponden yang mempunyai ibu bekerja Begitu juga denganresponden yang mempunyai ibu bekerja lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang mempunyai ibu tidakbekerjaVariabel pekerjaan ibu dikategorikan ibu tidak bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ibu yangbekerja dengan harapan ibu tidak bekerja lebih banyak waktuuntuk berinteraksi dengan responden

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 47

Tabel 47 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209

Tidak Bekerja 12 923 1 77

Jumlah 46 821 10

179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik lebih sedikit yaitu 791 sedangkanresponden yang mempunyai ayah tidak bekerja dan perilakunyabaik ada 923 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=042 artinya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene151

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah denganperilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayah bekerja danberperilaku baik lebih banyak artinya pekerjaan ayah cenderungmendukung responden untuk berperilaku baik walaupun secarastatistik tidak ada hubungan yang bermakna Sedangkan ayahbekerja dan perilaku kurang lebih banyak dari ayah tidak bekerjadan perilaku kurangVariabel pekerjaan ayah dikategorikan bahwa ayah bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ayah tidakbekerja dengan harapan ayah yang bekerja dapat mempengaruhipendapatan keluarga menjadi lebih baikPenelitian yang berjudul Hubungan antara Pekerjaan PMOPelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru yang dilakukan olehAmelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin dan Ida Leidamenunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor resikoperilaku seseorang untuk berobat atau tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan dengan perilaku69

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren al Hamidiyah dapat dilihatpada tabel 48

69 Ridwan Amiruddin Amelda Lisu Pare Ida Leida ldquoHubungan AntaraPekerjaan PMO Pelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien Tb Parurdquo (Universitas Hasanudin 2012) hal 6

152 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 48 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pendapatan

244 020-2993

045Tinggi 44 830 9 170Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 830 sedangkan responden yang mempunyaipendapatan rendah dan perilakunya baik hanya 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=045 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku terlihat kecenderungan bahwa responden yangpendapatan keluarganya tinggi lebih banyak berperilaku baikdibandingkan responden yang pendapatan keluarganya rendahBegitu juga dengan responden yang pendapatan keluarganyarendah lebih banyak berperilaku kurang dibandingkan respondenyang pendapatan keluarganya tinggi walaupun secara statistiktidak ada hubungan yang bermaknaPendapatan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah Swtberikan kepada hamba-Nya Dengan kelapangan rezeki yang adasupaya membuat seorang hamba pandai bersyukur Terkaitdengan rezeki dalam Al Qurrsquoan surah Al Israrsquo Allah Swtberfirman

bRbꀀbbb bϨꀀb rϦoRba rbϤϠb䁛b䁒 rꀀbmb䁛 香bnbn b ˴ Θbn rrib䁛 bϓob oϨbaObkb Obbb

ldquoSesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yangDia kehendaki dan menyempitkannya sesungguhnya Dia Maha

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene153

Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nyardquo (QSal-Israarsquo 30)

c Enabling FactorEnabling factor atau faktor yang memungkinkan terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah dalam halini adalah pelayanan kesehatan yang merupakan usaha respondenmencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan atau sakit Hasil analisis hubungan antara yankesterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 49

Tabel 49 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Yankes

75142-3961 001

Ya 30 938 2 63Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik lebih banyak yaitu938 sedangkan responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan dan perilakunya baik ada sebanyak 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 75 (95 CI 142-3961) pada responden di pondok pesantren Al Hamidiyah yangpergi berobat ke pelayanan kesehatan pada saat mengalamimasalah kesehatan untuk berperilaku higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku terdapat kecenderungan bahwa responden yang berobat

154 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ke pelayanan kesehatan lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat Begitu juga denganresponden yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al HamidiyahldquoDipesantren kami telah disediakan klinik untuk santri yang sakitdi klinik tersebut sudah banyak fasilitas untuk menunjangkesembuhan santri yang sakit walaupun klinik yang kami dirikanbukan dibawah campur tangan puskesmasrdquo ldquoSaya pernah terkenapenyakit demam berdarah kemudian saya di bawa ke RumahSakit untuk rawat inap dan mendapatkan pengobatan yangintensifrdquo ldquoSetiap menstruasi saya selalu mengalami sakit perutyang cukup parah dan saya selalu di bawa ke klinik untuk diberiobatrdquo ldquoJika obat yang saya minum dari dokter habis dan sayabelum juga sembuh biasanya saya memberikan resep dokter keklinik dan diberikan obat dari klinik dengan obat yang samardquo 70

d Environment FactorsEnvironment Factors adalah faktor lingkungan yangmempengaruhi terjadinya perubahan perilaku Faktor lingkunganyang mempengaruhi perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yangdialami responden selama tinggal di pondok meliputi prevalensipenyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demamSedangkan prevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputipenyakit gastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikansatu faktor karena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi gatal-gatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 410

70Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene155

Tabel 410 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Gatal-gatal

136 030-618

069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang tidak mengalamigatal-gatal dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 833dibandingkan dengan responden yang mengalami gatal-gatalsebanyak 786 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=069 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku responden terdapat kecenderungan bahwa sebagianbesar responden yang tidak mengalami gatal-gatal mempunyaiperilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami gatal-gatallebih banyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan denganyang tidak mengalami gatal-gatal Artinya bahwa penyakit gatal-gatal mempunyai hubungan dengan perilaku personal higienerespondenPenyakit kulit seperti gatal-gatal sangat erat kaitannya dengankebersihan sedangkan kebersihan salah satunya berkaitan eratdengan kebiasaan mandi seseorang Dalam Islam mandi danberwudhu sangat diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dankesucianHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al Hamidiyah ldquosaya tidak pernah mengalami gatal-gatal selama berada di pesantren inirdquo ldquoKebersihan air danlingkungan di pesantren kami selalu terjaga oleh karena itu

156 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

santri-santri disini jarang mengalami gatal-gatal atau sakitkulitrdquo71

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 411

Tabel 411 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Skabies592

132-2646

002Tidak 33 917 3 83Ya 13 650 7 350

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis bivariat antara hubungan penyakit skabies denganperilaku personal higiene menunjukkan bahwa responden yangtidak skabies dan berperilaku baik ada lebih banyak yaitu 917sedangkan responden yang skabies dan perilakunya baik ada650 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara prevalen penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene atau perilaku personal higienemempengaruhi prevalensi skabies dengan besar risiko (OR) = 592(95 CI 132-2646) pada responden di pondok pesantren AlHamidiyah yang tidak higiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara penyakit skabies dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak skabieslebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangskabies Begitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan responden yang tidak skabies

71Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene157

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 412

Tabel 412 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Batuk pilek10 025-

392100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik yaitu sebanyak 821 dan responden yang batukpilek dan perilakunya baik juga ada 821 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=100 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara batuk pilek dengan perilaku personal higieneHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama F dipesantren Al Hamidiyah ldquoBatuk pilek kadang-kadang paling-paling kalau lagi dingin sama teman-teman juga kadang-kadangbatuk pilekrdquo ldquopaling berobat ke klinik pesantren kalau gaksembuhrdquo 72

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 413

72Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depoktanggal 30 Juli 2015

158 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 413 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Diare

139 024-798

070Tidak 39 830 8 170Ya 7 778 2 222Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami diare danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 830dibandingkan dengan responden yang mengalami diare danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=070 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara diare dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami diare mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami diare lebih banyak yang berperilakukurang baik dibandingkan dengan yang tidak mengalami diareArtinya bahwa diare mempunyai hubungan dengan perilakupersonal higiene respondenDavid Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell dan Jamie Bartram(2012) melakukan review literatur dan tertuang dalam sebuahjurnal atikel yang berjudul Estimating the Burden of Diseasefrom Water Sanitation and Hygiene at a Global Levelmengungkapkan bahwa berbagai macam penyakit tersebarmelalui air sanitasi dan tingkat kebersihan seseorang Diantarabanyak penyakit itu yang paling banyak kejadiannya adalahdiare73

73 David Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell Jamie BartramEstimating the Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at aGlobal Level Environmental Health Perspectives Journal 110 (2002) hal 1

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene159

Penelitian yang berjudul Hubungan Antara praktik PersonalHigiene dan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diarepada Anak Balita di Kabupaten Cilacap dengan desain case-control memberikan hasil bahwa hubungan antara praktikpersonal higiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengankejadian diare pada anak balita secara berurutan adalah variabelpersonal hygiene dengan p=001 kualitas jamban dengan p=001kualitas pembuangan air limbah dengan p=001 dan variabel jenistempat sampah dengan p=001 74

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama Rdi pesantren Al Hamidiyah ldquoMurid disini jarang sih terkena diarepaling masuk angin flu flu biasa dan berobatnya ke klinikrdquo75

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 414

Tabel 414 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Demam

253062-1025

026Tidak 33 868 5 132Ya 13 722 5 278Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 868

74 Muhajirin ldquoHubungan Antara praktik Personal Hygiene Ibu Balitadan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita diKecamatan Kabupaten Cilacaprdquo pdf diakses pada 19042012

75Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama RivandyS di pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

160 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dibandingkan dengan responden yang mengalami demam danberperilaku baik yaitu sebanyak 722 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=026 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara demam dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami demam mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami demam lebih banyak yangberperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa demam mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenDemam merupakan salah satu gejala dan tanda bahwa dalamtubuh manusia terjadi reaksi inflamasi atau reaksi normal untukmempertahankan tubuh dari serangan agen pencetus infeksiPenelitian di Australia yang dilakukan oleh Elizabeth Mc Donaldtahun 2010 mengatakan dalam jurnal penelitian bahwakurangnya miskinnya kebersihan personal dan domestik menjadipenyebab utama tingginya angka kejadian demam di daerahterpencil Suku Aborigin di Australia76

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Kdi pondok pesantren Al Hamidiyah ldquoBiasanya teman-teman yangdatang ke klinik dipesantren karena sakit demam biasanya karenaperubahan cuaca ada juga yang datang berobat ke klinik karenasakit perut waktu menstruasirdquo 77

6) Prevalensi Penyakit lainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higiene

76 David Brewster Elizabeth Mc Donald Ross Bailie Jocelyn GraceAn Ecological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25 (2010) hal 1

77 Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaKhairun N di Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene161

responden di pesanten Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel415

Tabel 415 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

155 039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 848dibandingkan dengan responden yang mengalami penyakit laindan berperilaku baik yaitu sebanyak 783 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=072 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara penyakit lain dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangtidak mengalami pebyakit lain mempunyai perilaku yang baikSebaliknya responden yang mengalami penyakit lain lebihbanyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangtidak mengalami penyakit lain Artinya bahwa penyakit lainmempunyai hubungan dengan perilaku personal higieneresponden

2 Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku PersonalHigiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahUntuk melihat secara bersamaan hubungan antara semua variabel

bebas atau variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah digunakananalisis multivariat jenis uji regresi logistik metode backwardMenggunakan uji regresi logistik adalah karena uji regresi logistikmerupakan salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis

162 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan satu variabel independen dengan variabel dependen yangbersifat dikotom katagorik Metode backward adalah masukkan semuavariabel ke dalam model kemudian satu persatu variabel independendikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistikVariabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yangmempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen Kriteriapengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yang mempunyai nilaip lebih besar atau sama dengan 010 dikeluarkan dari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 416berikut ini

Tabel 416 Hasil Uji Regresi LogistikVariabel P value OR 95 CI

Pelayanan Kesehatan 001 75 142-3961Pekerjaan Ibu 002 682 129-3592Skabies 002 592 132-2646

Tabel 416 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah adalah pelayanan kesehatan pekerjaan ibu danprevalensi skabies

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 417

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene163

Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel B SgtE Wald df SigExp(B)

95 CI for xp(B)

Lower Upper

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 08Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 37 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 02 259

Tabel 417 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan ada tiga variabel yang masukdalam model akhir Artinya variabel yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi skabies pelayanan kesehatan danpekerjaan ibu Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar keyang kecil adalah pekerjaan ibu dengan nilai OR=016 pelayanankesehatan dengan OR=015 dan skabies dengan nilai OR 014Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

B Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan TerhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah maka faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah juga akan diuraikanmenjadi dua bagian yaitu meliputi Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah dan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantrenQothrotul Falah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSelanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

164 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

a Predisposing FactorsPredisposing factors meliputi jenis kelamin pengetahuan dansikap terhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah

1) Jenis kelaminHasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden terhadapperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 418

Tabel 418 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

975228-4166 001

Perempuan 18 811 4 182

Laki-laki 6 316 13 684

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilakumenunjukkan bahwa responden perempuan dan berperilaku baiklebih banyak yaitu 811 dibandingkan dengan responden lakilaki yang perilakunya baik sebanyak 316 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan perilaku personal higiene atauresponden perempuan di pesantren Qothrotul Falah berpeluangmempunyai perilaku personal higiene baik sebesar (OR) = 975(95 CI 228-4166) dibandingkan dengan responden laki lakiHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Adi pesantren Qothrotul Falah ldquoseingat saya kalau murid laki-lakisemua pernah ngalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo ldquoKalauuntuk tempat wudhu pagi biasanya anak laki-laki mandi danwudhu di kulah belakang pesantren lalu kalau siang biasanyawudhu di pondok walaupun ada juga yang di kulah alasannya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene165

karena agak jauh dan tempatnya terbuka tapi kalau di pondokairnya terbatas Kalau cewek gak ada yang pakai kulahrdquo 78

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Sdi pesantren Qothrotul Falah Peneliti diantar oleh santri puterike satu lokasi dekat bangunan pondok lalu berkata ldquoNah budisini tempat semua kegiatan bersih-bersih dan cuci-cuci jadi satutempat wudhu kamar mandi wc tempat nyuci pakaian dantempat menjemurrdquo79 Tampak beberapa santri puteri sedangmencuci pakaian dan tampak juga tempat menjemur pakaianmenggunakan tali tambang tempatnya terbuka disinari matahariserta dipenuhi jemuran pakaian perempuan

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 419

Tabel 419 Hubungan antara Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

177 049-636 037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuanbaik dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 640dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan

78 Hasil Wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Alvi diPondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

79 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-1atas nama Sakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember2014

166 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

berperilaku baik yaitu sebanyak 500 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=037 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pengetahuan dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangberpengetahuan baik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mempunyai pengetahuan kurang lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangberpengetahuan baik Artinya bahwa pengetahuan mempengaruhiperilaku personal higiene respondenHasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaF di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquomandi dua kali seharipagi jam 4 dan sore jam 4rdquo ldquosetau saya mengganti pakaian 2 kalisehari tapi kalau masih bersih 1 kali seharirdquo ldquomencuci tangansetiap wudhurdquo ldquokeramas dua kali seminggurdquo ldquomenggantipembalut 2 kali sehari pada hari-hari awal menstruasi setelah itu1 kali ganti dalam seharirdquo ldquomemotong kuku biasanya saat kukusudah panjang dan kotorrdquo 80

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihatpada tabel 420

Tabel 420Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Sikap

210 055-799 027Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

80 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-2atas nama Farihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene167

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 643dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 462 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=027 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara sikap dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang bersikapbaik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknya responden yangmempunyai sikap kurang lebih banyak yang berperilaku kurangbaik dibandingkan dengan yang bersikap baik Artinya bahwasikap mempengaruhi perilaku personal higiene responden

b Reinforcing FactorReinforcing factors meliputi pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 420

Tabel 421Hubungan antara Pendidikan Ibu

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Pendidikan Ibu

203054-757 028

Tinggi 11 688 5 313Rendah 13 520 12 480Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan

168 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 688 dibandingkan dengan responden yangmempunyai ibu dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 520 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=028artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibudengan perilaku personal higiene responden atau pendidikan ibutidak mempengaruhi perilaku personal higiene respondenTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikan ibudengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ibu berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ibu denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 422

Tabel 422Hubungan antara Pendidikan Ayah

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ayah

283076-1058 011

Tinggi 13 722 5 278Rendah 11 478 12 522Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah denganpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 722 dibandingkan dengan responden yang

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene169

mempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 478 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=011artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikanayah dengan perilaku personal higiene responden atau pendidikanayah tidak mempengaruhi perilaku personal higiene responden didi pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikanayah dengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ayah berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ayah denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 423

Tabel 423 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pekerjaan Ibu

051 012-206

034Tidak Bekerja 15 536 13 464Bekerja 9 692 4 308Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik ada sebanyak 536 sedangkanresponden yang mempunyai ibu bekerja dan berperilaku baikadalah 692 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=034 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu denganperilaku personal higiene

170 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat bahwa responden dengan ibu bekerja lebih banyak yangberperilaku baik dibandingkan responden dengan ibu yang tidakbekerja Begitu juga dengan responden dengan ibu tidak bekerjalebih banyak berperilaku kurang dibandingkan responden denganibu bekerja

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 424

Tabel 424 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417Tidak Bekerja 10 588 7 412Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik sebanyak 583 hampir sama denganjumlah responden yang mempunyai ayah tidak bekerja danperilakunya baik yaitu sebanyak 588 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=097 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan ayah dengan perilaku personal higieneatau pekerjaan ayah tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 425

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene171

Tabel 425 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendapatan

144 038-545 059

Tinggi 9 643 5 357Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 643 dibandingkan dengan responden yangmempunyai pendapatan keluarga rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 556 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=059artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatankeluarga dengan perilaku personal higiene responden ataupendapatan keluarga tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di di pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendapatankeluarga dengan perilaku tidak berhubungan secara statistiknamun terdapat kecenderungan bahwa lebih banyak respondenyang mempunyai pendapatan keluarga tinggi mempunyai perilakuyang baik Sebaliknya responden yang mempunyai pendapatankeluarga rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatankeluarga tinggi

c Enabling FactorEnabling factor seperti di pesantren Al Hamidiyah faktorpemungkin terjadinya perilaku personal higiene di pesantrenQothrotul Falah adalah pelayanan kesehatan adalah merupakanusaha responden mencari pertolongan pengobatan pada saatmengalami masalah kesehatan Hasil analisis bivariat antara

172 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pelayanan kesehatan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 426

Tabel 426 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Yankes

1773362-8689

001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14 737

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik yaitu lebih banyakyaitu 533 sedangkan responden yang tidak berobat kepelayanan kesehatan dan perilakunya baik ada 263 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falahyang pergi berobat ke pelayanan kesehatan untuk higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku juga menunjukkan kecenderungan bahwa respondenyang berobat ke yankes lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat ke yankes Begitujuga sebaliknya responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan lebih banyak berperilaku kurang baik dibandingkanresponden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquoDi pesantren inikami tidak memiliki Pos kesehatan pesantren kami hanyamemiliki UKS yang dibuat oleh santri-santri namun tidakdicampur-tangani oleh Puskesmas dan hanya menyediakan obat-

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene173

obatan sederhanardquo ldquoJika ada santri yang sakit akan dibawa kePuskesmas untuk mendapatkan pengobatanrdquo ldquoJika santri yangsakit tidak terlalu parah atau hanya pusing saja diberikan obatdari UKS dan istirahat di asramardquo 81

d Environment FactorEnvironment Factors seperti halnya di pesantren Al Hamidiyahfaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinyaperubahan perilaku personal higiene di pesantren tradisioanaladalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yang dialamiresponden selama tinggal di pondok meliputi prevalensi penyakitgatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demam Sedangkanprevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputi penyakitgastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikan satu faktorkarena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi Gatal-GatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 427

Tabel 427 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Gatal-gatal

583 149-2282

001Tidak 17 773 5 227Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara gatal-gatal dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak gatal-gatal danberperilaku baik lebih banyak yaitu 773 sedangkan responden

81 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

174 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

yang gatal-gatal dan perilakunya baik ada sebanyak 368 Hasiluji statistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian gatal-gatal dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensigatal-gatal dengan besar risiko (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yangtidak higiene untuk terjadi gatal-gatalPada distribusi hubungan antara gatal-gatal dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak gatal-gatallebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yanggatal-gatal Begitu juga dengan responden yang gatal-gatal lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakgatal-gatalHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquoHampir semua sih busantri di sini pernah mengalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo 82

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 428

Tabel 428 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurang

n n

Skabies

1133246-5214 001

Tidak 17 850 3 150Ya 7 333 14 667Jumlah 24 585 17 415

82 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene175

Hasil analisis hubungan antara skabies dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak skabies danberperilaku baik lebih banyak yaitu 850 sedangkan respondenyang skabies dan perilakunya baik ada sejumlah 333 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian skabies dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensiskabies dengan besar risiko (OR) = 1133 (95 CI 246-5214)pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yang tidakhigiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara skabies dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak skabies lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang skabiesBegitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan dengan responden yang tidakskabies

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 429

Tabel 429 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n

Batuk pilek583 149-

2282001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik lebih banyak yaitu ada 773 sedangkan

176 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden yang batuk pilek dan perilakunya baik ada sebanyak368 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=001 artinya adahubungan yang signifikan antara kejadian batuk pilek denganperilaku personal higiene dan perilaku personal higienemempengaruhi kejadian batuk pilek dengan besar risiko (OR) =583 (95 CI 149-2282) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena batuk pilekPada distribusi hubungan antara batuk pilek dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak batuk pileklebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangbatuk pilek Begitu juga dengan responden yang batuk pilek lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakbatuk pilek

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 430

Tabel 430 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Diare140

297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak diare dan berperilakubaik yaitu sebanyak 857 dan responden yang diare danperilakunya baik ada 300 Hasil uji statistik diperoleh nilaip=001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kejadiandiare dengan perilaku personal higiene dan perilaku personalhigiene mempengaruhi kejadian diare dengan besar risiko (OR) =

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene177

140 (95 CI 297-6609) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena diarePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak diare lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang diare Begitujuga dengan responden yang diare lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang tidak diareHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquokalau diare kadang adajuga santri puteri yang ngalami pertama sakit perut telat makangitu lalu buang buang air tapi minum obat warung sembuhsendiri gak sampai dibawa ke Puskesmasrdquo 83

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 431

Tabel 431 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Demam

235034-1592 063Tidak 22 611 14 389

Ya 2 400 3 600Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara demam dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu 611 dibandingkandengan responden yang mengalami demam sebanyak 400Hasil uji statistik diperoleh nilai p=063 artinya tidak ada

83 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

178 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan yang signifikan antara demam dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami demam mempunyai perilakubaik Sebaliknya responden yang mengalami demam lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa penyakit demam mempunyaihubungan dengan perilaku personal higiene responden

6) Prevalensi Penyakit LainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higieneresponden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel432

Tabel 432 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 643 dibandingkandengan responden yang mengalami penyakit lain sebanyak 462Hasil uji statistik diperoleh nilai p=027 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara penyakit lain dengan perilakupersonal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami prevalensi penyakit lainmempunyai perilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene179

penyakit lain lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan yang tidak mengalami penyakit lainArtinya bahwa penyakit penyakit lain mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenHasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Mdi pesantren Qothrotul Falah ldquosaya sering pusing mataberkunang kunang kalau pagi siang juga Tapi hampir semuateman teman saya juga begitu katanya sering lemes jadi kalausudah begitu kurang konsentrasi belajarrdquo Perut juga kadang sakitkenapa ya burdquo 84

2 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya uji multivariat maka untuk melihat variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap perilaku personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah digunakan analisis multivariat jenisuji regresi logistik metode backward Menggunakan uji regresi logistikadalah variabel independen dengan variabel dependen yang bersifatkatagorik Metode backward adalah masukkan semua variabel ke dalammodel kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan darimodel Kriteria pengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yangmempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 010 akan dikeluarkandari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 433berikut ini

84 Hasil wawancara dengan Responden ke-1 atas nama M di PondokPesantren Qothrotul Falah Banten tanggal 2 Nopember 2014

180 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel P value OR 95 CI

Jenis kelamin 001 975 228-4166Pelayanan Kesehatan 001 1773 362-8689Gatal-gatal 001 583 149-2282Skabies 001 1133 246-5214Batuk Pilek 001 583 149-2282Diare 001 140 297-6609

Tabel 433 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren QothrotulFalah adalah variabel jenis kelamin pelayanan kesehatanprevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek dan prevalensi diare

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 434

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene181

Tabel 434Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel B SE Wald df SigExp(B)

95 CI

Lower UpperGatal-gatal -074 146 025 1 061 048 003 834Skabies -167 162 105 1 03 019 001 452Batuk pilek -212 152 182 1 018 012 001 261Diare -133 117 129 1 026 026 003 262Yankes -238 134 313 1 008 009 001 13Sex -087 116 055 1 046 042 004 411Pddk Ayah -115 134 073 1 039 032 002 443Konstanta 495 213 536 1 002 14163Skabies -205 141 209 1 014 012 001 206Batuk pilek -233 153 231 1 012 009 001 196Diare -147 114 165 1 019 022 002 216Yankes -21 115 33 1 006 012 001 117Sex -096 111 073 1 039 038 004 342Pddk Ayah -125 131 09 1 034 028 002 374Konstanta 488 211 532 1 002 13117Skabies -25 133 347 1 006 008 001 113Batuk pilek -258 145 315 1 007 007 001 131Diare -150 113 175 1 018 022 002 205Yankes -208 113 337 1 006 012 001 115Pddk Ayah -121 121 097 1 032 029 002 326Konstanta 477 207 528 1 002 11786Skabies -281 126 495 1 003 006 001 071Batuk pilek -227 129 305 1 008 01 001 131Diare -127 105 145 1 023 028 003 221Yankes -199 108 337 1 007 013 001 114Konstanta 396 164 582 1 002 5234Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055Batuk pilek -231 123 348 1 006 01 001 112Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063Konstanta 359 146 605 1 001 3628

182 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 434 menunjukkan lima langkah hasil analisis multivariatmetode backward faktor yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul FalahPertama tampak bahwa tujuh variabel yaitu prevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan jeniskelamin dan pendidikan ayah Dari ketujuh variabel tersebutvariabel gatal-gatal mempunyai p value paling besar yaitu 061sehingga dikeluarkan dari model Setelah variabel gatal-gataldikeluarkan tersisa enam variabel yaitu prevalensi skabies batukpilek diare pelayanan kesehatan jenis kelamin dan pendidikanayah Kedua variabel jenis kelamin mempunyai nilai p palingbesar yaitu 039 maka dikeluarkan dari model Setelah jeniskelamin dikeluarkan maka tersisa lima variabel yaitu prevalensiskabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan dan pendidikanayah Ketiga pendidikan ayah mempunyai nilai p paling besaryaitu 032 maka variabel ini dikeluarkan dari model dan tersisa 4variabel yaitu prevalensi skabies batuk pilek diare danpelayanan kesehatan Ke-empat prevalensi diare mempunyai nilaip paling besar yaitu 023 dan dikeluarkan dari model sehinggatinggal 3 variabel yang tersisa Kelima langkah akhir tidak adalagi variabel yang dikeluarkan atau tidak ada lagi variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan tinggal tiga variabel yang masukdalam model akhirPada model akhir analisis multivariat metode backward tampakbahwa variabel yang berpengaruh terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi skabies prevalensi batuk pilek dan pelayanankesehatan dengan hasil uji kekuatan menunjukkan hubunganyang lemah Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar ke yangkecil yaitu prevalensi batuk pilek dengan nilai OR=01 pelayanankesehatan nilai OR=008 dan prevalensi skabies dengan nilaiOR=005 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

183

Bab VPerbandingan Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah

dan Qothrotul Falah

ondok pesantren adalah institusi pendidikan yang memilikikarakter khas dan mempunyai peran yang sangat signifikan

terhadap ilmu-ilmu keagamaan pengembangan dan pengendali sistemmoral masyarakat dan peran sebagai agen transformasi sosial

Pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren Secarasederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yangmenganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu umum Sedangkanpesantren modern adalah pesantren yang menganut sistem pendidikanyang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum santri bisa berbicarabahasa Arab tetapi kurang memahami kitab gundul (kitab kuning)Pada umumnya pesantren yang dulu salaf murni sekarang sudahberadaptasi dan kombinasi dengan sistem modern Pesantrenmelaksanakan pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arabatau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning (Pesantrenkombinasi)

Studi ini tidak melihat dan tidak membedakan antara pesantrenmodern pesantren kombinasi dan pesantren tradisional Penelitian yangdilakukan di pondok pesantren Al Hamidiyah dan pesantren QothrotulFalah ini fokus pada permasalahan personal higiene di kedua pesantrentersebut Sedangkan yang membedakan antara kedua pesantren tersebutadalah keberadaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air bersihyang digunakan Pesantren Al Hamidiyah memanfaatkan sumur borsebagai sumber air bersih sedangkan pesantren Qothrotul Falah selainmenggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih juga menggunakan

P

184 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kulah sebagai salah satu sumber air untuk berwudhu dan keperluansehari-hari

Selanjutnya untuk melihat perbandingan baik persamaan danperbedaan faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondokpesantren Qothrotul Falah akan dibahas tentang perbedaankarakteristik responden perbedaan faktor-faktor yang berpengaruhperan dan kontribusi persamaan dan perbedaan faktor dominan

A Perbedaan Karakteristik RespondenPerbandingan karakteristik antara responden pondok pesantren Al

Hamidiyah dengan pondok pesantren Qothrotul Falah akan diuraikanmeliputi perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilakuperbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal dipesantren dan frekuensi sakit perbedaan predisposing factorsperbedaan reinforcing factors perbedaan enabling factor dan perbedaanenvironment factors

1 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuPerbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku

antara responden pondok pesantren Al Hamidiyah dengan pondokpesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 51

Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pondok Pesantren Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Al HamidiyahPengetahuan 2998 300 62 17-42

Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Qothrotul FalahPengetahuan 2692 290 708 14-40

Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan nilai median nilaiminimal dan nilai maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 185

dengan rentang deviasi lebih kecil Ini menunjukkan bahwa pengetahuansantri di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih baik dibandingkandengan pengetahuan santri di pondok pesantren Qothrotul Falah Dipondok pesantren Qothrotul Falah nilai rata-rata skor sikap sedikitlebih tinggi nilai median sama nilai minimal lebih besar nilaimaksimal lebih kecil dan nilai rentang deviasi lebih kecil Inimenunjukkan bahwa sikap santri di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih baik dibandingkan dengan sikap santri di pondok pesantren AlHamidiyah Di pondok pesantren Al Hamidiyah nilai rata-rata skorperilaku sedikit lebih tinggi nilai median lebih tinggi nilai maksimallebih rendah nilai minimal lebih tinggi sementara rentang deviasi lebihkecil Ini menunjukkan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahhampir sama

2 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama Tinggaldi Pesantren dan Frekuensi SakitPerbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di

pesantren dan frekuensi sakit antara responden pondok pesantren AlHamidiyah dengan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 52

Tabel 52 Perbedaan Rata Rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit

PondokPesantren

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

AlHamidiyah

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggal diPesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 10 122 0-5

QothrotulFalah

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar

2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren

373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

186 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Perbedaan rata-rata umur dan umur maksimal-minimal respondendi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih tua dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Rentang deviasi umur lebih kecil dipondok pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata santri di pondok pesantren AlHamidiyah lebih tua dapat terjadi karena perbedaan faktor lama tinggaldi pesantren dimana santri di pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebihlama tinggal di pesantren

Perbedaan rata-rata jumlah teman sekamar lebih sedikit dipondok pesantren Al Hamidiyah begitu juga dengan jumlah maksimaldan minimal teman sekamar lebih sedikit di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi jumlah teman sekamar lebih kecil di pondok pesantrenAl Hamidiyah dibandingkan dengan pondok pesantren Qothrotul FalahRata-rata jumlah teman sekamar santri di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak hal ini dapat menyebabkan tingginya prevalensipenyakit terutama penyakit menular

Rata-rata lama tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihlama dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Waktuminimal tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah sedikit lebih lamadari pondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan waktu maksimalnyajauh lebih lama di pondok pesantren Al Hamidiyah Nilai deviasi lamatinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih lama dari pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata lama tinggal di pondok pesantrendapat mempengaruhi rata-rata umur dan frekuensi sakit santri di pondokpesantren Al Hamidiyah

Rata-rata frekuensi responden menderita sakit di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih sering daripada di pondok pesantrenQothrotul Falah Frekuensi sakit minimal di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah sama yaitu tidak pernah sakitsedangkan frekuensi sakit maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyahlebih tinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi frekuensi sakit di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Rata-rata

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 187

frekuensi responden menderita sakit di pondok pesantren Al Hamidiyahdapat dipengaruhi oleh faktor antara lain lama tinggal di pesantren

3 Perbedaan Predisposing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang mendasari perilaku personal higiene

antara responden di pesantren Al Hamidiyah dengan pesantrenQothrotul Falah meliputi perbedaan faktor jenis kelamin pengetahuansikap dan perilaku dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53 Perbedaan Predisposing FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

AlHamidiyah

Jenis kelaminPerempuan 23 411Laki-laki 33 589

Pengetahuan Baik 41 732Kurang 15 268

Sikap Baik 34 607Kurang 22 393

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 1000

QothrotulFalah

Jenis kelamin Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Perilaku Baik 24 585Kurang 17 415

Total 41 1000

Tampak bahwa jumlah santri putera di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan di pondok pesantren QothrotulFalah santri puteri lebih banyak Perbedaan berdasarkan pengetahuanresponden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangmempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Perbedaan berdasarkan sikap respondenyang mempunyai sikap baik lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah dibandingkan dengan responden di pondok pesantren

188 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Al Hamidiyah Perbedaan responden berdasarkan perilaku distribusiperilaku personal higiene responden baik di pondok pesantren AlHamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falah sama samamempunyai perilaku baik tetapi dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah persentase responden yang berperilaku baiklebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

4 Perbedaan Reinforcing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaan faktor pendidikan ibupendidikan ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatankeluarga dapat dilihat pada tabel 54 berikut

Tabel 54 Perbedaan Reinforcing FactorsPondokPesantren

Variabel KategoriRespondenn

Al Hamidiyah

Pendidikan Ibu Tinggi 54 964Rendah 2 36

Pendidikan AyahTinggi 54 964Rendah 2 36

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Pekerjaan Ayah Bekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

Qothrotul Falah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 189

Tampak bahwa perbedaan pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu yang berpendidikan tinggisedangkan ibu responden yang berpendidikan rendah lebih sedikitdibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusiayah responden yang berpendidikan tinggi di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan ayah responden yang berpendidikanrendah lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi ibu responden yang tidak bekerjadi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan iburesponden yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi ayah responden yang bekerja dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan ayahresponden yang tidak bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Perbedaan distribusi berdasarkanpendapatan keluarga di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyakkeluarga pendapatan keluarga tinggi sedangkan responden yangpendapatan keluarganya rendah lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah

5 Perbedaan Enabling FactorPerbedaan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah adalah perbedaan faktor pelayanan kesehatandapat dilihat pada tabel 55

Tabel 55 Perbedaan Enabling FactorPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100QothrotulFalah

Pelayanan KesehatanYa 22 537Tidak 19 463

Total 41 100

Faktor pemungkin terjadinya perilaku personal higiene dipesantren adalah pelayanan kesehatan merupakan usaha responden

190 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan Perbedaan distribusi responden yang berobat ataumemeriksakan diri pada saat mengalami masalah kesehatan atau sakitke pelayanan kesehatan adalah lebih banyak santri di pondok pesantrenAl Hamidiyah yang memeriksakan diri namun demikian baik di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahdistribusi responden yang berobat pada saat mengalami masalahkesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pergi berobat

6 Perbedaan Environment FactorsPerbedaan faktor lingkungan antara responden di pesantren Al

Hamidiyah dengan pesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaanprevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare demam danprevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)Perbedaan environment factors dapat dilihat pada tabel 56

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 191

Tabel 56 Perbedaan Environment FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Skabies Tidak 36 643Ya 20 357

Batuk Pilek Tidak 28 500Ya 28 500

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Demam Tidak 38 679Ya 18 321

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

QothrotulFalah

Gatal-gatal Tidak 22 537Ya 19 463

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Batuk Pilek Tidak 22 537Ya 19 463

Diare Tidak 21 512Ya 20 488

Demam Tidak 36 878Ya 5 122

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 31 756

Ya 10 244Total 41 100

Distribusi responden yang tidak mengalami gatal-gatal di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami gatal-gatal lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi responden yang tidak mengalamiskabies di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami skabies lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusi frekuensi respondenyang tidak mengalami batuk pilek di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami batuk pilek lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

192 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalami diare di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami diare lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalamidemam di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami demam lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi frekuensi responden yangtidak mengalami penyakit lain di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami penyakit lain lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

B Perbandingan Faktor yang BerpengaruhPersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh predisposing factors perbedaan pengaruhreinforcing factors perbedaan pengaruh enabling factor dan perbedaanpengaruh environment factors

1 Perbandingan Predisposing FactorsPersamaan dan perbedaan predisposing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor jenis kelamin pengetahuan dansikap dapat dilihat pada tabel 57

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 193

Tabel 57 Perbandingan Predisposing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n Al

HamidiyahJenisKelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179Pengetahuan

121 027-546

100Baik 34 829 7 171Kurang 12 800 3 200Jumlah 46 821 10 179Sikap

17 043-675

049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

JenisKelamin

975 228-4166

001Perempuan 18 811 4 182Laki-laki 6 316 13 684Jumlah 24 585 17 415Pengetahuan

177 049-636

037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500Jumlah 24 585 17 415Sikap

583 149-2282

001Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Perbedaan hubungan faktor yang berpengaruh antara jeniskelamin responden dengan perilaku personal higiene lebih banyakresponden laki-laki yang berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dan responden perempuan yang berperilaku kurang lebihbanyak di pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi hubungan antarapengetahuan dengan perilaku lebih banyak responden yang mempunyaipengetahuan baik dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahDistribusi hubungan antara sikap dengan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik di pondok

194 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah sedangkan responden yang mempunyai sikap kurangdan berperilaku baik lebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

2 Perbandingan Reinforcing FactorsPersamaan dan perbedaan reinforcing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dapat dilihatpada tabel 58

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 195

Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Pddkn Ibu50

028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500Pddkn Ayah

50028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500PekerjaanIbu 682 129-

3592002

Tdk Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320PekerjaanAyah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209TidakBekerja

12 923 1 77

Pendapatan244

020-2993 045Tinggi 44 830 9 170

Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

Pddkn Ibu203

054-757 028Tinggi 11 688 5 313

Rendah 13 520 12 480Pddkn Ayah

177049-636 037Tinggi 13 722 5 278

Rendah 11 478 12 522PekerjaanIbu

051012-206

034TidakBekerja 15 536 13 464

Bekerja 9 692 4 308PekerjaanAyah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417TidakBekerja

10 588 7 412

Pendapatan144

038-545 059Tinggi 9 643 5 357

Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

196 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hubungan antara pendidikan ibu dan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden denganibu berpendidikan rendah dan berperilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pendidikan ayahdan perilaku lebih banyak responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden dengan ayah berpendidikan rendahdan berperilaku kurang lebih banyak di pondok pesantren QothrotulFalah Hubungan antara pekerjaan ibu dan perilaku responden lebihbanyak responden yang mempunyai ibu tidak bekerja dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah responden dengan ibu bekerjaserta mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak di pondok pesantrenAl Hamidiyah Distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dan perilakuresponden lebih banyak responden yang mempunyai ayah bekerja danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden dengan ayah tidak bekerja serta mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarapendapatan keluarga dan perilaku responden lebih banyak respondendengan pendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden dengan pendapatankeluarga rendah dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pelayanankesehatan dan perilaku responden lebih banyak responden yang periksake pelayanan kesehatan dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang tidak periksa ke pelayanankesehatan dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

3 Perbandingan Enabling FactorPersamaan dan perbedaan enabling factor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah adalahperbedaan faktor pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 59

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 197

Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor

PondokPesantren

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Yankes75

142-3961 001Ya 30 938 2 63

Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10

179

QothrotulFalah

Yankes1773

362-8689 001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14

737

Jumlah 24 585 17

415

4 Perbandingan Environment FactorsPersamaan dan perbedaan environment factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah meliputiperbedaan prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam dan prevalensi penyakit lain Perbedaan pengaruh environmentfactors dapat dilihat pada tabel 510

198 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 510 Perbandingan Environment Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Gatal-gatal136 030-

618069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214Skabies

592132-2646 002Tidak 33 917 3 83

Ya 13 650 7 350Batuk pilek

10025-392 100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179Diare

139024-798 070Tidak 39 830 8 170

Ya 7 778 2 222Demam

253062-1025 026Tidak 33 868 5 132

Ya 13 722 5 278PenyakitLain

155039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217

QothrotulFalah

Gatal-gatal583

149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Skabies

1133246-5214 001Tidak 17 850 3 150

Ya 7 333 14 667Batuk pilek

583149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Diare

140297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Demam

235 034-1592

063Tidak 22 611 14 389Ya 2 400 3 600PenyakitLain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 199

Hubungan antara gatal-gatal dan perilaku lebih banyakresponden yang tidak mengalami gatal-gatal dan berperilaku baik dipondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamigatal-gatal dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah Hubungan antara skabies dan perilakuresponden lebih banyak responden yang tidak mengalami skabies danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden yang mengalami skabies dan mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarabatuk pilek dan perilaku responden lebih banyak responden yang tidakmengalami batuk pilek dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang mengalami batuk pilek danmempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah Hubungan antara diare dan perilaku responden lebihbanyak responden yang tidak mengalami diare dan berperilaku baik dipondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan responden yangmengalami diare dan mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara demam danperilaku responden lebih banyak responden yang tidak mengalamidemam dan berperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyahsedangkan responden yang mengalami demam dan mempunyai perilakukurang lebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubunganantara penyakit lain dan perilaku responden lebih banyak respondenyang tidak mengalami penyakit lain dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamipenyakit lain dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan Faktor DominanFaktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pesantrenAl Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

200 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batukpilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Perbandingan baik perbedaan maupun persamaan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel511

Tabel 511Persamaan dan Perbedaan Faktor Dominan

Variabel B SgtE Wald df Sig Exp(B)

95 CI forExp(B)

Lower Upper

Pondok Pesantren Al Hamidiyah

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 080Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 370 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 020 259

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055

Batukpilek

-231 123 348 1 006 01 001 112

Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063

Konstanta 359 146 605 1 001 3628

1 Peran Faktor PembedaHasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku personal higiene pada masing-masingpondok pesantren Dua faktor yang sama yang berpengaruh baik dipondok pesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren QothrotulFalah secara berurut pengaruhnya dari yang besar ke yang kecil adalahpelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Faktor yang berbeda yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu yang sekaligus

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 201

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah Sedangkan faktordominan yang mempengaruhi perilaku personal santri di pondokpesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Pekerjaan ibu adalah faktor pembeda yang mempengaruhiperilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah artinya ibuyang tidak bekerja akan memberi peluang atau berkontribusi terhadapsantri untuk berperilaku higiene di pondok pesantren Al HamidiyahDalam hal ini Ibu tidak bekerja dikategorikan tidak beresiko terhadapperilaku personal higiene responden karena mempunyai kesempatanmendidik anak Sebaliknya bagi santri yang mempunyai ibu yangbekerja maka akan mempengaruhi santri untuk berperilaku tidakhigiene di pondok pesantren Al Hamidiyah

Dalam Islam seorang ayah bertanggungjawab memberikannafkah bagi anak-anak dan keluarganya sedang ibu bertanggungjawabmengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga Firman Allah Swt

ꀀ䖹祠 Ɇ䖹䖹Ɇ 䖹Ɇ䖹 䖹זmɆ mɆ䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹 耀䖹䖔䗄䖹Ɇmm䖹䖹 鴘m 䖹䖹 䖹זmɆ R Ɇ䖹Ɇ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (wanita) dan karena laki-laki telah menafkahkansebagian dari harta mereka1

Allah Swt juga berfirman

meR䗄䖹זmɆ 鴘i䖹m 䖹R 鴘mⳀ 䖹 mA䖹ז 䖹ꀀ䖹祠䖹RDan bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberipakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang maruf2

1 (QS an-Nisaa 34)2 (QS al-Baqarah 233)

202 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Abu Hurairah Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda

m mɆm䖹a m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA m 耀a䖹Ⳁ 䖹耀䖹 䖹耀䖹 䖹耀䖹䗄䖹䗄耀 mɆ䖹 鴘䖹祠䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R 鴘m耀m 䖹ꀀ䖹祠 mmɆ 䖹耀耀䖹錀䖹i Ⳁ䖹mA䖹R 䖹䖹䖹Ⳁ m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R

䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹䖹 m ϝ䗄䖔䖹 䖹ז䖹祠䖹 䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠ldquoSatu dinar kamu infaqkan fii sabiilillah satu dinar kamupergunakan untuk memerdekakan budak satu dinar kamusedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamubelanjakan untuk keluargamu maka yang paling besar pahalanyaialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu (HR Muslim juz2 hal 692)

Dalam hal mendidik anak dalam Islam juga sudah ditegaskanAllah Swt juga berfirman

m 䖹錀m䖹R 鴘耀䖹R 䖹ꀀ䖹祠 ϝ耀䖹R 䁤 䖹ꀀ䖹ז䖹 m䖹耀m䖹mɆ 䖹䖹m 䖹䖹R䖹R䗄m錀䖹ז 䖹m˸ 䖹䖹耀m䖹m䖹R m 䗄耀Ϥ m䖹 m鴘䖹䖹祠

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada duaorang ibu- bapanya ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam duatahun Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu3

䖹䖹祠䖹-䗄 Ɇml 䖹 䖹A䖹Ⳁ䖹 鴘䖹זm m鴘䖹ꀀm䖹 m鴘䖹䖹 鴘耀䖹A䖹ⲀR䖹 䖹鴘m-䗄 晠耀m䖹 䖹RPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan4

Faktor dominan yang ada di pondok pesantren Qothrotul Falahadalah batuk pilek Artinya santri yang tidak mengalami kejadian batukpilek di pondok pesantren Qothrotul Falah berpeluang untuk berperilakulebih higiene sebaliknya bagi santri yang mengalami kejadian batukpilek akan mempengaruhi untuk berperilaku tidak higiene Berdasarkananalisis statistik data kuantitatif terdapat kepadatan kamar dengan rata-

3 (QS Luqman14)4 (QS al-Baqarah 233)

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 203

rata teman sekamar responden 14 orang dan berdasarkan hasilwawancara dengan pimpinan pondok pesantren Qothrotul Falah bahwajenis bahan bakar energi utama yang digunakan untuk memasak selainelpiji adalah kayu bakar kedua faktor ini dapat menambah pengaruhterhadap meningkatnya kejadian prevalensi batuk pilek di pondokpesantren

Pneumonia merupakan penyebab kesakitan dan kematian nomorsatu pada balita terutama di negara berkembang Berbagai faktor risikoberperan pada kejadian dan beratnya penyakit serta kematian yaitukurang gizi pemberian ASI yang tidak ekslusif kepadatan hunian(crowding) polusi udara di dalam ruangan kemiskinan pendidikan ibukurang ketidak-tahuan dan akses yang sulit terhadap pelayanankesehatan5

2 Peran Faktor yang SamaPada persamaan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku

personal higiene terdapat dua veriabel yang sama pada masing-masingpondok pesantren yang mempengaruhi faktor tersebut adalah pelayanankesehatan dan skabies

Visi kementerian kesehatan adalah masyarakat sehat yangmandiri dan berkeadilan dengan misi (1) Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasukswasta dan masyarakat mandiri (2) Melindungi kesehatan masyarakatdengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna meratabermutu dan berkeadilan (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataansumberdaya kesehatan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahanyang baik Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalahmeningkatkan pelayanan kesehatan yang merata terjangkau bermutudan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upayapromotif dan preventif Untuk kepentingan tersebut perlu peningkatankualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit puskesmaslaboratorium dan fasilitas lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah

5 Cissy B Kartasasmita ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo BuletinJendela Epidemiologi Volume 3 September 2010 (22-26) 26

204 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

maupun yang dikelola swasta Berdasarkan profil kesehatan tahun 2009diketahui jumlah rumah sakit sebanyak 1523 buah terdiri rumah sakitmilik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi Kabkotasebanyak 559 buah milik TNIPolri sebanyak 121 buah milikBUMNkementerian lain sebanyak 66 buah dan milik swasta sebanyak777 buah Jumlah Puskesmas sebanyak 9005 buah yang terdiri dariPuskesmas dengan perawatan sebanyak 2920 buah dan Puskesmastanpa perawatan sebanyak 6085 buah6

Berdasarkan hasil survei di lapangan ada indikasi meningkatnyaDemand masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan Selain itu Indonesia telah ikut menyepakati MutualRecognition Arrangement (MRA) on Health Services sehingga sektorkesehatan termasuk dalam kesepakatan pasar bebas atau globalisasiUntuk itu maka fasilitas kesehatan termasuk puskesmas perlu secaraterus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepadamasyarakat disertai pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintahpropinsi kabupaten kota

Sistem rujukan di Indonesia merupakan kendala yang sangatbesar bagi pembangunan ekonomi karena dengan kondisi seperti itupenduduk tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan yang tepat secaratepat waktu dan sesuai kebutuhan

Dampak dari situasi tersebut sangat merugikan bagi keluargayang terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatansehingga mengurangi pengeluaran untuk makanan dan pendidikanSelain itu keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yangtepat berarti hari kerja yang tersita semakin banyak dan terancamhilangnya pendapatan Kaum perempuan khususnya sangat terkenadampak ini dikarenakan mereka pada umumnya berkontribusi jugaterhadap pendapatan rumah tangga sekaligus berperan besar mengurus

6 Kementerian Kesehatan Riset Fasilitas Kesehatan JakartaBalitbangkes 2011

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 205

kebutuhan logistik rumah tangga serta mengurus kesejahtraan anggotakeluarga7

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit yangumumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umumdi seluruh dunia8 Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semuaumur ras dan level sosial ekonomi9 Ektoparasit adalah organismeparasit yang hidup pada permukaan tubuh inang menghisap darah ataumencari makan pada rambut bulu kulit dan menghisap cairan tubuhinang10 Infestasi ektoparasit bersifat sporadik epidemik dan endemikInfestasi ektoparasit pada kulit keberadaannya membuat rasa tidaknyaman dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat11

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabieivarian hominis termasuk ordo Acariformes family Sarcoptidae GenusSarcoptes Sarcoptes scabiei varian hominis menular melalui kontakmanusia dengan manusia Sedangkan Sarcoptes scabiei var mangeditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liarhewan yang didomestikasi dan hewan ternak Nama Sarcoptes scabieiadalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti kulit dankoptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti untukmenggaruk Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehinggamuncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut Saat ini istilahskabies berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau12

7 Australia Indonesia Partnership For Health Systems Strengthening(AIPHSS) Menguatkan Akses Kualitas Pelayanan Kesehatan MengurangiKemiskinan NTT Artikel 2014

8 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

9 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

10 Triplehorn CA Johnson NF Borror and delongrsquos introduction tothe study of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont 2005

11 Ciftci IK Karaca S Dogru O Cetinkaya Z Kulac K Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of Afyon Turkey KoreanJournal of Parasitology 44 2006 Page 95-98

12 Bandi KM Saikumar C Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research 4839 2012 Page 1-2

206 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Prevalensi skabies di seluruh dunia sekitar 300 juta kasus pertahun13 Pada negara industri seperti di Jerman skabies terjadi secarasporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang14 Prevalensi skabiesdi India adalah 20415 Zayyid tahun 2010 melaporkan sebesar 31prevalensi skabies pada anak berusia 10-12 tahun di Penang Malaysia16

Kline (2013) melaporkan skabies umumnya endemic pada sukuAborigin di Australia dan Negara di Oceania dengan prevalensi 3017

Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruhIndonesia tahun 2008 adalah 56-1295 Skabies menduduki urutanketiga dari 12 penyakit kulit tersering18 Insiden dan prevalensi skabiesmasih sangat tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan masyarakatpesantren Hasil penelitian Marsquorufi mengatakan bahwa prevalensiscabies pada pondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 Faktoryang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain personalhigiene yang buruk pengetahuan sikap dan perilaku yang kurangmendukung pola hidup sehat19

13 Olivier Chosidow Scabies The new england journal of medicine2006 page 351-16

14 Ariza L Walter B Worth C Brockmann S Weber ML andFeldmeier H Investigation of a Scabies Outbreak in a Kindergarten inConstance Germany European Journal of Clinical Microbiology amp InfectiousDiseases 2012 32 373-380

15 Baur B Sarkar J Manna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

16 Zayyid M Saadah MS Adil R Rohela AR Jamaiah I Prevalenceof skabies and head lice among children in a welfare home in Pulau PinangMalaysia Tropical Biomedicine 27 2010 442ndash446

17 Kline K James S McCarthy Pearson M Loukas A amp Hotez PNeglected tropical diseases of oceania review of their prevalence distributionand opportunities for control Plos neglected tropical diseases 7 2013 Page17-55

18Azizah dan Setiyowati Hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulungtentang personal higiene dengan kejadian skabies pada balita di tempatpembuangan akhir kota semarang Dinamika Kebidanan 1 2011 Page 1-5

19Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 207

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabiesmasih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagai penyakit biasasaja karena tidak membahayakan jiwa Masyarakat tidak mengetahuibahwa luka akibat garukan dari penderita skabies menyebabkan infeksisekunder dari bakteri Stapilococos ataupun jamur kulit berakibatkerusakan jaringan kulit yang akut20

Pencegahan penyakit skabies menjadi tantangan di masa depanHal ini didasarkan beberapa fakta adanya efek samping obat yang tidakdiharapkan resistensi obat dan kendala diagnosis skabies serta masihdiperlukannya penelitian yang panjang terkait dengan penggunaantanaman sebagai obat Beberapa literatur melaporkan adanya resistensiscabiei terhadap obat anti skabies yang telah diuji baik secara in vitromaupun secara in vivo21

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakin rendahtingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuan tentang personalhigiene juga semakin rendah Akibatnya menjadi kurang peduli tentangpentingnya personal higienis dan perannya dalam higiene rendahterhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatan umum untukmendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit22

Pendidikan kesehatan merupakan solusi yang paling tepat untukmencegah prevalensi skabies yang hampir ada di seluruh dunia mulaiabad 17 Pendidikan kepada masyarakat dapat dilakukan melaluipenyuluhan atau sosialisasi seputar penyakit skabies faktor-faktorpenyebab penanganan jika terinfeksi Hal yang paling penting adalahpendidikan tentang personal higiene dan lingkungan yang efektif dalammencegah skabies yang bersifat endemik epidemik dan sporadik23

11-1820 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-

177421 Wardana A H Manurung J Iskandar T Skabies tantangan penyakit

zoonosis masa kini dan masa datang Wartazoa 16 2006 Hal 1-1322 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among male

soldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

23 Yahmi Ira Setyaningrum Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan

208 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesantren Al Hamidiyah dandi pesantren Qothrotul Falah terbanyak adalah puskesmas belum adaPoskestren baik di pesantren Al Hamidiyah maupun di pesantrenQothrotul Falah

Prevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan SeminarNasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2014

209

Bab VIPenutup

A KesimpulanSetelah dilakukan analisis berdasarkan metodologi yang

digunakan terhadap semua data yang diperoleh kemudian dibandingkandengan kajian terdahulu yang relevan dan sesuai tujuan penelitian makastudi ini membuktikan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dipengaruhi olehpelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Kurangnyapelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah mempengaruhi kejadian atau prevalensi skabies dikedua pondok pesantren Masih rendahnya perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah merupakan faktor dominanterhadap prevalensi batuk pilek Sedangkan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu Temuan-temuan yangmemperkuat kesimpulan dari studi ini dipaparkan sebagai berikut

1 Distribusi Karakteristik Responden terhadap Praktik PersonalHigiene Santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan di PondokPesantren Qothrotul Falah

a (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2)Tinggal di pondok pesantren rata-rata lama (3) Frekuensi sakitrata-rata lebih sering (4) Distribusi berdasarkan jenis kelaminlebih banyak santri laki-laki (5) Distribusi berdasarkanpengetahuan sikap dan perilaku sebagian besar santri mempunyaipengetahuan sikap dan perilaku baik

210 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b (1) Distribusi tingkat pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu berpendidikan tinggibegitu juga dengan tingkat berpendidikan ayah (2) Distribusipekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja begitu juga denganayah lebih banyak yang bekerja (3) Distribusi pendapatankeluarga sebagian besar keluarga berpendapatan tinggi

c (1) Distribusi berdasarkan status sakit di pondok pesantren AlHamidiyah sebagian besar santri tidak mengalami gatal-gatalskabies diare dan demam frekuensi santri yang mengalami batukpilek sama besar dengan yang tidak mengalami (2) Distribusiyang mengalami kejadian penyakit lain (gastritis sakit gigipingsan dan panu) hampir merata yang mengalami dengan yangtidak mengalami (3) Distribusi responden yang berobat kepelayanan kesehatan lebih banyak santri yang pergi berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktikdokter poskestren dan rumah sakit

d (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2) Rata-rata lama tinggal di pondok sebentar (3) Rata-rata frekuensi sakitjarang (4) Distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyaksantri perempuan (5) Distribusi berdasarkan pengetahuan sikapdan perilaku sebagian besar santri di pondok pesantren AlHamidiyah mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku baik (6)Rata-rata jumlah teman sekamar lebih banyak

e Distribusi karakteristik orang tua di pondok pesantren QothrotulFalah tingkat pendidikan ibu responden lebih banyakberpendidikan rendah begitu juga dengan berpendidikan ayahlebih banyak ibu yang bekerja dan lebih banyak ayah yangbekerja sebagian besar pendapatan keluarga rendah

f Distribusi status penyakit di pondok pesantren Qothrotul Falahsebagian besar santri tidak mengalami demam dan lebih banyaksantri yang tidak mengalami gatal-gatal skabies diare dan batukpilek sebagian besar santri tidak mengalami prevalensi penyakitlain dan lebih banyak santri yang pergi berobat ke fasilitas

Penutup 211

pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktik dokterposkestren dan rumah sakit

2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominana Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

b Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensibatuk pilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabiesSedangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi batuk pilek

3 Perbandingan Perilaku Personal Higienea Pengetahuan tentang perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebih baik jumlah temansekamar lebih sedikit tingkat pendidikan ibu dan ayah lebihbanyak yang berpendidikan tinggi pendapatan keluarga sebagianbesar tinggi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pesantren adalah pekerjaan ibu

b Sikap santri terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Qothrotul Falah rata-rata lebih baik lama tinggal santridi pondok pesantren rata-rata sebentar frekuensi sakit santrilebih rendah dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri adalah prevalensi batuk pilek

B Rekomendasi1 Untuk Akademisi

Agar memperoleh hasil yang lebih valid lagi maka perludilakukan penelitian lanjut terhadap kebersihan khususnya pada santriputeri dan pola penggunaan kulah dengan menggunakan desainlongitudinal baik kohor atau eksperimen untuk menemukan model atau

212 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

perilaku spesifik bagi pondok pesantren pengguna kulah sehingga kulahdapat menjadi sumber air yang suci dan bersih sesuai ajaran Islam yangsempurna

2 Untuk Pembuat Kebijakana Menjadikan skala prioritas masalah penyakit menular di

komunitas pondok pesantren terlebih di pondok pesantren yangmasih menggunakan kulah sebagai akses air bersih

b Merumuskan pedoman pengelolaan air bersih berdasarkan sumberair utama yang digunakan ketersediaan air sepanjang tahun dankualitas air bagi pengelola pondok pesantren semua tipe ashriyahsalafiyah dan salafiyah ashriyah

c Meninjau dan merumuskan kembali Keputusan bersama MenteriKesehatan Republik Indonesia Menteri Agama RepublikIndonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentangpeningkatan kesehatan pada pondok pesantren dan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanPenyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren

3 Untuk Pengelola Programa Pengelola Pondok Pesantren

Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan puskesmas ataufasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku santri terhadap kebersihan diri

b Pelayanan Kesehatan(1) Mempertegas tugas dan tanggungjawab terhadap kesehatan dipondok pesantren (2) Memperbaiki kerjasama dan upaya skriningserta pemantauan terutama terhadap prevalensi penyakit menulardi pondok pesantren (3) Mengembangkan panduan teknikpembinaan untuk Poskestren (4) Meningkatkan kemampuanpetugas terhadap pembinaan Poskestren (5) Menjadikan programPoskestren sebagai peluang untuk mengembangkan promosi danpencegahan penyakit menular yang berbasis komunitas

213

Daftar Pustaka

A BukuAl-Qaradhawi Yusuf Fikih Thaharah Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004Amin Haedari Transformasi Pesantren Jakarta Lekdis amp Media

Nusantara 2006Amra Anshar Definisi Dan Jenis-Jenis Penelitian Mahasiswa Program

Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika BandungSekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung 2010

Azizy Ahmad Qodri Abdillah ldquoMemberdayakan Pesantren danMadrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk DinamikaPesantren dan Madrasah (Cet I) Semarang Fakultas TarbiyahIAINWalisongo Semarang dan Pustaka Pelajar 2002

Az-Zuhayli Wahbah Fikih Islam Wa Adillatuhu Vol 1 DepokGema Insani 2011

Azra Azyumardi Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000

------ Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi DanModernisasi Translated by Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003

Bachtiar Adang Kusdinar Achmad Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI Puslit IAINJakarta Peran Pesantren Dalam Penyelenggaraan Program Wajar9 Tahun Jakarta Laporan Penelitian 1999

Berkowitz Leonard Social Psycology Vol 3 Scott Foresman andCompany 1972

Dahlan Sopiyudin Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012

David G Kleinbaum Lawrence L Kupper Hal MorgensternEpidemiologic Research Principles and Quantitative New YorkNostrand Reinhold 1982

Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Farouki Suha Taji Modern Muslim Intellectuals and the QurrsquoanToronto Oxford University Press 2006

214 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Fatah H Rohadi Abdul Taufik M Tata Bisri Abdul MuktiRekontruksi Pesantren Masa Depan Jakarta PT ListafariskaPutra 2005

Gilbert Glen G Sawyer Robin G McNeill Elisa Beth HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health3 ed Sudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers2010

Glanz Karen Health Behavior and Health Education 2 edManufactured in the United States of America on Lyons FallsTurin Book 1996

Glaser Barney G Strauss Anselm L The Discovery of Grounded TheoryNew York Aldin Publishing Company 1980

Graef AJ Elder JP Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku Translated by M Hasanbasri YogyakartaGadjah Mada University Press 1996

Green W Lawrence Health Education Planning a Diagnostic ApproachTranslated by Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno SudartiMayfield Publishing Company 1980

------- Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah PendekatanDiagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990

Green W Lawrence Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed LondonMayfield Publishing Company 2000

Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan Dan Perkembangan) Jakarta Lembaga Studi Islamdan Kemasyarakatan (LSIK) 1999

Hastono Sutanto Priyo Analisis Data Kesehatan Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

Hielmy Irfan Modernisasi Pesantren Meningkatkan Kualitas UmatMenjaga Ukhuwah Jakarta Penerbit Nuansa 2003

Kesmas Departemen Kesehatan Direktur Promkes Dirjen PromosiKesehatan Jakarta 2000

Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali Semarang Program Pascasarjana InstitutAgama Islam Negeri Walisongo 2013

Kodim Nasrin Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program StudiEpidemiologi Jakarta Universitas Indonesia 2006

Daftar Pustaka 215

L Clasen TF Haller Water Quality Interventions to Prevent DiarrhoeaCost and Cost-Effectiveness Geneva World Health Organisation2008

Lapau Buchari Prinsip Dan Metode Epidemiologi Jakarta FakultasKedokteran Universitas Indonesia 2011

Lemeshow Stanley Hosmer W David Jr Klar Janelle Lwanga KStephen Adequacy of Sample Size in Health Studies GenevaWorld Health Organization 1997

Luknis Sabri Sutanto Priyo Hastono Statistik Kesehatan JakartaRajawali Press 2008

Lwanga K Stephen and Lemeshow Stanley Sample size determinationin health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Madjid Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret PerjalananJakarta Paramadina 1997

Mary Evelyn Tucker John A Grim The Emerging Alliance WorldReligions and Ecology Daedalus 2001

Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren Jakarta DivaPustaka 2006

Masrsquoud Abdurrahman Dinamika Pesantren Dan Madrasah YogyakartaPustaka Pelajar 2002

Millestein Promoting the Health of Adolescent Toronto OxfordUniversity Press 1993

Muhadjir Noeng Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif Dan Mixed 5 ed Yogyakarta Rake Sarasin 2007

Murti Bisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997

Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal StudiKeislaman Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013 (191-215)

Nancy K Janz Marshal H Becker The Health Belief Model A DecadeLater 1984

Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2011Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2015Nizar Samsul Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan

Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam Jakarta PrenadaMedia Group 2008

Nola J Pender Nola P Pender Carolyn L Murdaugh Mary Ann PersonsHealth Promotion in Nursing Practice New Jersey PearsonEducation 2014

216 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Notoatmodjo Soekidjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

Paramadina Jurnal Pemikiran Islam Perspektif Jender Dalam IslamJakarta Yayasan Paramadina 2007

Potter A Patricia Webb Health Promotion and Patient EducationLondon Chapma And Hall 1994

Potter A Patricia Perry Anne Griffin Basic Nursing Essentials forPractice 6 ed Philadelphia Mosby Publication Elsevier St LouisMissouri 2007

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2009

Quasem Abul M Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalamIslam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988

Ramayulis dan Nizar Samsul Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan IndonesiaJakarta Quantum Teaching 2005

R Bonita R Beaglehole T Kjellstroumlm Basic Epidemiology GenevaWHO 1993

Rahman Fazlur Islam and Modernity (Transformation of anIntellectual Tradition) London University of Chicago Press1982

Rianti Emy Epidemiologi Dalam Kebidanan Jakarta Trans Info 2010Richard Goldsmith Burges Julia Brannen Mixing Method Qualitative

and Quantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992Santoso Singgih Statistik Nonparametrik Konsep Dan Aplikasi

Dengan Spss Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010Sanusi M Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik Najah

Yogyakarta 2012Sarijo Marwan Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Jakarta

Dharma Bakti 1980Schulze Reinhard A Modern History of the Islamic World New York

IB Touris amp Co Ltd 1995Sina Ibnu Kitab Assiyasah Mesir Majalah al-Masyrik 1906Skinner Burrhus Frederic The Behavior of Organisms New York

Knopf 1991Smith Virginia Clean a History of Personal Hygiene and Purity 1 ed

New York Oxford University Press Inc 2007

Daftar Pustaka 217

Snehendu Kar A Psychological of Health Behavior Health ValuesAchiving High Level Wellness 1983

Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) BandungAlfabeta 2011

Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa KebidananJakarta TIM 2009

Wahjoetomo Perguruan Tinggi Pesantren Jakarta Gema Insani Press1997

Yasmadi Modernisasi Pesantren Kritikan Nurcholish Madjid TerhadapPendidikan Islam Tradisional Jakarta Ciputat Press 2002

Zakaria Azrarsquoie Muhayat Athiah Ibnu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Quran (YPA)2008

Zarkasyi Abdullah Syukri Gontor Dan Pembaharuan PendidikanPesantren Jakarta Raja Grafindo Persada 2005

B JurnalAbdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-Fedawy Menstrual

Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptReproductive Health Matters 13 (2005)

Abouleish Ezzat Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School ofMedicine and Director of Obstetric Anesthesia Magee-WomensHospital The Journal of IMA (1979)

AC Triplehorn FN Johnson Borror and delongrsquos introduction to thestudy of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont (2005)

AH Mahpudin Renti Mahkota Faktor Lingkungan Fisik RumahRespon Biologis Dan Kejadian Tbc Paru Di Indonesia KesmasJurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 1 no 4 (2007)

Amelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin Ida Leida Hubungan AntaraPekerjaan Pmo Pelayanan Kesehatan Dulungan Keluarga DanDiskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien Tb Paru ArtikelUniversitas Hasanudin (2012)

Andersen Flemming et al Comparison of the Effect of Glycerol andTriamcinolone Acetonide on Cumulative Skin Irritation in aRandomized Trial Journal of the American Academy ofDermatology 56 (2007)

Annette Pruss David Kay Lorna Fewtrell Jamie Bartram Estimatingthe Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at a

218 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Global Level Environmental Health Perspectives Journal 110(2002)

B Baur J Sarkar N Manna L Bandyopadhyay The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the SkinOPD of A Tertiary Care Hospital in Kolkata India Journal ofDental and Medical Sciences 3 (2013)

Benjamin A Miko Bevin Cohen Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson Determinants of Personal andHousehold Hygiene among College Students in New York City2011 American Journal of Infection Control 40 (2012)

Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudesand Perceptions toward Hand Hygiene among HealthcareWorkers Caring for Critically Ill Neonates Infection Control andHospital Epidemiology Journal 26 (2005)

Chosidow Olivier ldquoScabiesrdquo The new england journal of medicine(2006)

Creswell W John ldquoThe Mixed Methods Researchrdquo Pub Sage Journals(2009)

Dingwall Lindsay Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1 (2010)

Elizabeth Mc Donald David Brewster Ross Bailie Jocelyn Grace AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

Farid AW Ghrayeb Mohamed Rusli A Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior andHygiene-Related Facilities among Ascool Adolescents inPalestine International Medical Journal 21 (2014)

H A Wardana J Manurung T Iskandar ldquoSkabies tantangan penyakitzoonosis masa kini dan masa datangrdquo Wartazoa 16 (2006)

Haryono Iswahyudi Prabandari Suryo Yayi Hariyono WidodoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum rdquo BeritaKedokteran Masyarakat 24 (2008)

Hidayati Awik Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2014)

Herryanto Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren DiKabupaten Tangerang (2011)

Daftar Pustaka 219

Ishwar Dayal Mirza S Saiyadin Cross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theory Indian Journal of IndustrialRelations 6 (2012)

Janz Nancy K Marshall H Becker The Health Belief Model ADecade Later (2012)

John M Boyce MD Didier Pittet MD Guideline for Hand Hygienein Health‐Care Infection Control and Hospital Epidemiology 23(2012)

Kartasasmita B Cissy ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo Buletin JendelaEpidemiologi 3 (2010)

K Kline S James McCarthy M Pearson A Loukas P HotezldquoNeglected tropical diseases of oceania review of theirprevalence distribution and opportunities for controlrdquo Plosneglected tropical diseases 7 (2013)

KI Ciftci S Karaca O Dogru Z Cetinkaya K Kulac Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of AfyonTurkey Korean Journal of Parasitology 44 (2006)

L Ariza B Walter C Worth S Brockmann ML Weber and HFeldmeier ldquoInvestigation of a Scabies Outbreak in aKindergarten in Constance Germany Europeanrdquo Journal ofClinical Microbiology amp Infectious Diseases (2013)

Mahmud S Pappas G Hadden WC Prevalence of Head Lice andHygiene Practices among Momen over Twelve Years of Age inSindh Balochistan and North West Frontier Province NationalHealth Survey of Pakistan 1990-1994 Parasit Vectors 4 no 11(2011)

Mcdonald Elizabeth Bailie Ross Grace Jocelyn Brewster David AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

MK Bandi C Saikumar Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research4839 (2012)

Mertens M Donna ldquoMixed Methods Researchrdquo Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

N Raza RNS Qadir H Agna ldquoRisk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control studyrdquo Eastern MediterraneanHealth Journal 15 (2009)

220 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Nikos L D Chatzisarantis Martin S Hagger Mindfulness and theIntention-Behavior Relationship within the Theory of PlannedBehavior (2007 )

Sandriana Ibnu Indra Fajarwati A Rachman Watief ldquoPerilaku PersonalHygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesirdquo Makasar Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Hasanudin Pengabdian Masyarakat(2014)

Sarkar M Personal Hygiene among Primary School Children Living ina Slum of Kolkata India Journal of Preventive Medicine andHygiene 15 no 3 (2013)

Setiyowati Ifa Nur Azizah Widyah Hubungan Tingkat PengetahuanIbu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan KejadianSkabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir KotaSemarang Jurnal Dinamika Kebidanan 1 (2011)

Smith G Richard Iwata A Brian Antecedent Influences on BehaviorDisorders Journal Of Applied Behavior Analysis 30 (1997)

Sonia A Alemagno Sharon M Guten Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve HandHygiene Knowledge and Compliance among Health CareWorkers The Journal of Continuing Education in Nursing 41(2010)

Trihono Gitawati Retno ldquoHubungan Antara Penyakit Menular denganKemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit MenularIndonesia 1 (2009)

V Erasmus W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha J HRichardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration ofReasons for Poor Hand Hygiene among Hospital WorkersLack of Positive Role Models and of Convincing EvidenceThat Hand Hygiene Prevents Cross-Infection InfectionControl and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009)

C ArtikelAburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir (2008)httppersisorid

Al-Albani Muhammad Nashiruddin Kumpulan Hadits Dari ShahihMuslim Tentang Kitab Bersuci (2007)

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Haid (2007)

Daftar Pustaka 221

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Mandi (2007)Al-Fadhil Waluyo Mutiara Islam Hadits Tentang Kebersihan 2013Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai

Oleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadits bag 1 2014Almath Muhammad Faiz 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) Tentang Kebersihan (2007)Amirin Tatang M Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan

Sampel dari Populasi tak Terhingga dan tak JelasTatangmangunywordpresscom (2011)

Asep Herry Hernawan dkk Konsep Dasar Kurikulumkurtekupiedupsbwp-contentuploadsModul-Konseppdf(2011)

Association American Dental A Healthy Mouth for Life OralLongevity (Pdf) wwworallongevityadaorg (2008)

Bahraen Raehanul Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok wwwmuslimafiyahcom (2012)

Bloom Benyamin S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I CognitiveDomain New York David McKay (1956)

Blum L Henrik Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory Human Science Press New York 1974Departemen Kesehatan RI (2008)

CL Blue The Predictive Capacity of the Theory of Reasoned Actionand the Theory of Planned Behavior in Exercise Behavior AnIntegrated Literature Review Made available courtesy ofWiley-Blackwellhttpwww 3interscience wileycomhttpwwwgobookeenet Pdf (1995)

Curtis V Cairncross S Effect of Washing Hands with Soap onDiarrhoea Risk in the Community A Systematic Review LancetInfectious Diseases (2003)

David Adams Jacki Wadeson The Art of Hair Colouring LondonThomson Learning (2005)

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RevitalisasiPeran Pesantren (2012)

Edwards Allen Techniques of Attitude Scale Construction AppletonCentury Croft Inc (1957)

Edward Taylor B Definisi Kebudayaan Menurut Para AhliH S Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren

httpwww islam onlinenetIslamAwarenessgmailcom (2006)

222 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hermawan Deri Definisi Model Dan Simulasi (2010)httpyanazmiblogspot com 200905model-simulasi html

Hillary Eva Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Iftaa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Tata CaraWudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnah(2011) Artikel kaahilwordpresscom

Ikhsan Abu Pentingnya Personal Hygiene Dalam MeningkatkanKekhusuan Sholat Berjamaah (2011) httpwww addthiscombookmark

Indonesia Kamus Bahasa Definisi Mandi (2013)httpkamusbahasaindonesia Org

Isa Abdulloh bin Salam Abu Ringkasan Syarah Arbarsquoin an-Nawawi -Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah SebagianDari Iman Hadits Ke-23 (Hr Muslim) (2007)httpopi110mbcom

Indah Islam Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku In IslamposMedia Islam Generasi Baru 2015

Islami Artikel Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai PetunjukRasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam 2013

Jamil Abdul Jumlah Santri Di Indonesia Terus Bertambahwwwhidayatullah comread1811721072011

Kasule Hasan Omar ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rdInternational Nursing Conference Brunei Darussalam Article1998

LC Anwar Abu Bakar Al-Muyassar Al-Quran Dan TerjemahnyaAl-Arsquola (Yang Paling Tinggi) Surah Ke-87 Ayat 14 Translatedby Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran BandungSinar Baru Algensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Al-Baqarah (SapiBetina) Surah Ke-2 Ayat 222 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Muhammad (NabiMuhammad) Surah Ke-47 Ayat 7 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

Daftar Pustaka 223

Malang Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Pondok PesantrenModernwwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modern[accessed 29 Oktober 2013]

Mansyur Muchtarudin Pendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah JakartaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia (2010)

Muawiah Abu Keutamaan Menyikat Gigi In Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2015)

Nabavi Tadayon Razieh Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article (2012)

Nisa Alifia Rahmi Anindita Soetadji Hubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan PenyakitJantung Bawaan Universitas Diponegoro (2010)

Nursal Dien Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Padang UniversitasAndalas (2007)

Pesantren Artikel Disertasi Rujukan Desember (2010)Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan Pola

Pendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah KabupatenMerangin harisn73fileswordpresscom Pdf (2007)

Pondok Pesantren Al-Awwabin Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Profil Depok (2014)Pondok Pesantren Al-Karimiyah Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Qothrotul Falah Profil Banten (2013)Rahardjo Mudjia Analisis Data Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengalaman Empirik wwwmudjiarahardjocom [accessed 11Juni 2010]

Rahardjo Mudjia Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif wwwmudjiarahardjocom [accessed 2 Juni 2010]

Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Asy Syariah (2007)Riyadi Selamat ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan OlahragaKementerian Kesehatan Artikel (2012)

RI Kementerian Agama Analisis Statistik Pendidikan Islam Tahun20112012 httppendiskemenaggoid Pdf

------- Kakanwil Kemenag Jabar Sambut Delegasi KementerianPendidikan Negara Bangladesh Pekapontren amp Penamas (2012)

RI Kementerian Kesehatan Keputusan Bersama Menteri KesehatanRepublik Indonesia Menteri Agama Republik Indonesia Dan

224 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37Tahun 2002 Tentang Peningkatan Kesehatan Pada PondokPesantren Dan Institusi Keagamaan Lainnya Jakarta (2002)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta (2011)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan PembinaanPos Kesehatan Pesantren Jakarta (2013)

------- Riset Fasilitas Kesehatan Jakarta Balitbangkes (2011)------- Undang Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Jakarta (1992)RI Kementerian Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum No 37 Tahun 1989 Jakarta (1989)RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang Undang No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta(2003)

RI Undang-Undang Dasar (1945)RI Kementerian Permukiman Keputusan Menteri Permukiman No

403 Kpts M 2002 Tentang Prasarana Wilayah Jakarta (2002)Rudito Bambang Pranata Sosial Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang httpWwwDepsosGoIdUnduh Bambang_ Rudito 20Pdf[accessed 19April 2012]

Sarwono Jonathan Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline

Sauriasari Rani Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology(2013)

Setyaningrum Ira Yahmi Skabies Penyakit Kulit yang TerabaikanPrevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi PencegahanSeminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS (2014)

Setiawan parta ldquoDefinisi Ekonomi Menurut Para Ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Soekanto Soerjono Kamus Sosiologi Dalam Nilai Dan Norma(2009) agsasman3ykfileswordpresscom

Sofa Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bagian 1 (2008)massofawordpresscomkupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif

Daftar Pustaka 225

Sofyan Efendi Kumpulan Hadits Dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) (2007)

Sridianti ldquoPengertian Lingkungan hidup menurut para ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Stacey Aisha The Importance of Personal Hygiene in Islam IslamicMorals and Practices (2009)

The Toolkit on Hygiene Sanitation Water Anal Cleansing (2005)Wikipedia com [accessed 7 November 2013]

Timur TSSM Provinsi Jawa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak MerusakLingkungan Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2013)

WHO Personal Hygiene 5th Standard------- Guidelines on Hand Hygiene in Health Care World Health

Organization can be obtained from WHO Press 20 Avenue Appia1211 Geneva 27 Switzerland (2005)

------- Combating Waterborne Disease at the Household Level GenevaWorld Health Organization (2007)

------- The Global Burden of Disease Geneva World HealthOrganization (2008)

------- Promoting Mental Health Concepts Emerging evidencePractice A report of the World Health Organization Departmentof Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University ofMelbourne World Health Organization Geneva (2005)

D Desertasi dan LaporanAtmawikarta Arum Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (Mp-Asi) Formula Tempe Terhadap Diare AktivitasFisik Dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 BulanDi Bogor Jawa Barat Disertasi Universitas Indonesia 2007

Badri Mohammad Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo 2008

Damayanti Rita Peran Bio-Psikososial Terhadap Perilaku BeresikoTertular Hiv Pada Remaja Slta Di Dki Disertasi UniversitasIndonesia 2007

Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan SlemanYogyakarta Yogyakarta Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

226 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hutagaol Eli Marlina Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana TeknisDaerah Abdi Darma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota BinjaiTahun 2010 Medan USU 2010

Krianto Tri Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-MuridSekolah Dasar Negeri Di Kota Depok Desertasi UniversitasIndonesia 2008

Kodim Nasrin ldquoHubungan Lingkungan Sosiodemografi denganHipertensi yang Tidak Terkendali pada Calon Jamaah HajiIndonesiardquo Desertasi Universitas Indonesia 2004

Nugroho Arsad Rahim Ali Perilaku Kesehatan Dan Proses PerubahanPolewali Mandar Dinas Kesehatan Polewali Mandar 2012

Rochadi Kintoko R Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku MerokokPada Remaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI JakartaDesertasi Universitas Indonesia 2004

Sanusa Herry Noer Aly Pemikiran KH Imam Zarkasyi PraksisnyaPada Pondok Modern Gontor Desertasi UIN SyarifHidayatullah 2008

Setiaji Bambang ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen PadaTukang Ojekrdquo Desertasi Universitas Indonesia 2009

Syafirsquoi Ahmad Orientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-MasthuriyahSukabumi Desertasi UIN Syarif Hidayatullah 2008

Triwinarto Agus ldquoTinggi Badan Dewasa dan Risiko HipertensirdquoDisertasi Universitas Indonesia 2013

Zakharias Giay Bidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat LokalPapua Disertasi Universitas Indonesia 2004

227

Glosarium

Analisis Manajemen data hasil penelitian untuk dinterpretasiguna menjadi informasi yang bisa dibaca

Bias Distorsi sebuah penyajian yang dipenuhi prasangkaatau kesalahan dalam memperkirakan sebuah nilaitertentu

Bondongan Sistem kolektif atau melakukan pengajian secarabersama-sama di pondok pesantren

Demam Suhu badan lebih tinggi daripada biasanya ditandaisuhu badan melebihi 37 disebabkanoleh penyakit atau peradangan

Diare Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahanbentuk dan konsistensi dari tinja yang melembeksampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang airbesar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

Distribusi Persebaran kasus atau penyakit atau masalahkesehatan yang ada

Enabling Keadaan yang mungkin keadaan yang memungkinkansesuatu terjadi

Endemik Penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau padasuatu golongan masyarakat

Environment Lingkungan yang memungkinkan atau mempengaruhisesuatu terjadi

Epidemik Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah yang luas dan menimbulkan banyak korban

Faktor Hal yang ikut menyebabkan mempengaruhiFrekuensi Ukuran jumlah per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikanHalaqah Lingkaran pertemuan atau pengajian yang dimana

orang-orang ikut duduk melingkarHigiene Ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau memperbaiki kesehatanHubungan Keadaan berhubungan

228PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Infeksi Terkena hama kemasukan bibit penyakit ketularanpenyakit

Katagorik Bagian dari sistem klasifikasi atau golongan yangmempunyai sifat dan hubungan yang sama

Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis bertujuanmendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilihmelalui wawancara pribadi

Kulah Kolam tempat menyimpan air yang dibuat dari tanahbatu atau semen yang berisi air yang menggenangyang dapat digunakan untuk mencuci dan berwudu

Mean Nilai rata-rata dari beberapa buah dataMedian Nilai tengah dari data-data yang terurutMinimal Sedikit-dikitnya sekurang-kurangnya terkecilModern Terbaru mutakhir sikap dan cara berpikir serta

bertindak sesuai dengan tuntutan zamanNumerik Data statistik yang bersifat angka atau sistem angka

memerlukan pengolahan yang cermatParametrik Prosedur pengujian yang dilakukan berlandaskan

distribusi karakteristiknyaPengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untukmenindaki lantas melekat di benak seseorang

Penyakit Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakterivirus atau kelainan sistem faal atau jaringan padaorgan tubuh makhluk hidup

Perilaku Reaksi individu terhadap stimulasi atau lingkunganPerspektif Menggambarkan suatu yang terlihat oleh mata dengan

sudut pandang tertentuPersonal Bersifat pribadi atau peroranganPondok Tempat santri dan santriwati atau siswa dan siswiPesantren tinggal atau mondok atau bermukim untuk belajar dan

atau mengajiPoskestren Pos kesehatan pesantren sebuah bidang yang

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan santridan santriwati yang dapat memberikan solusi terbaikterhadap masalah-masalah yang terkait dengan

Glosarium 229

kesehatan Prioritas pelayanan poskestren ditujukanbagi santrisantriwati dewan guru dan pegawaiNamun poskestren juga dapat diakses oleh masyarakatumum yang membutuhkan

Predisposing Pencetus (1) kecenderungan khusus ke arah suatukeadaan atau perkembangan tertentu (2)kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatuberdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya

Reinforcing Penguat yang menguatkan atau yang dipakai untukmemperkuat

Reliabilitas Sesuatu yang bersifat reliabel atau ketelitianResponden Sampel atau subjek penelitian terpilih untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan untukkepentingan penelitian

Skor Jumlah angka yang didapatkan dari hasil pengukuranatas satu variabel

Sporadis Keadaan penyebaran tumbuhan atau penyakit di suatudaerah yang tidak merata dan tidak tentu waktunya

Standar deviasi Nilai statistik yang digunakan untuk menentukanbagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapadekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilaisampel

Statistik Catatan angka-angka (bilangan) data yang berupaangka yang dikumpulkan ditabulasi digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yangberarti mengenai suatu masalah atau gejala

Sampel Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifatsuatu kelompok atau karakteristik yang dimiliki olehpopulasi

Sikap Perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan padakehidupan sehari-hari

Skabies Penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungaumudah menular dari manusia ke manusia dari hewanke manusia dan sebaliknya

Sorongan Sistem individual atau melakukan pengajian secarasendiri-sendiri di pondok pesantren

230PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tradisional Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selaluberpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yangada secara turun-temurun

Validitas Sifat benar menurut bahan bukti yang ada logikaberpikir atau kekuatan hukum

Variabel Faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahanatau peubah dalam penelitian

231

Indeks

AAbu Isa Abdulloh bin Salam 2Al Hamidiyah 7 17 18 28 29 3032 40 41 95 96 98 99 100101 102 111 112 114 115116 118 119 120 122 129130 132 138 142 143 144147 148 149 153 154 155157 158 159 160 161 162164 165 166 167 168 176178 187 188 189 190 191192 193 194 195 196 197198 199 200 201 202 203204 205 212 213 214 215

Analisis 5 9 28 39 113 129 139167 184 185

Analisis Multivariat 167 185Ayah 48 117 123 152 153 155173 174 175 185 193 199

Azyumardi Azra 5 54

BBanten 8 9 28 29 95 184Batuk pilek 9 161 162 180 185202 204

Benyamin Bloom 139Bias 142Bivariat 167 184

CCarolyn L Blue 146CI 130 138 143 149 153 154155 156 157 158 159 160161 162 164 165 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 197199 201 202 204

DData 8 26 27 28 36 37 39 97113 129 139

Demam 9 118 125 164 165 182195 202 203

Depok 3 24 28 29 37 95 99132 142 147 159 160 162164 165

Diare 118 124 162 163 181 184185 195 202

Distribusi 112 114 115 116 117118 119 120 121 122 123125 193 196 198 213 214215

Dominan 129 166 168 184 215

EEnabling 128 157 176Environment 159 178

FFactors 159 168 178 195 197202

Faktor 21 22 83 127 129 140141 145 159 166 168 184204 205 215

Faktor-faktor 129 140 168Frekuensi 36 114 115 121 122189 213

GGambaran 40 99 114 115 116118 120 122 123 124

Gatal-gatal 9 118 124 159 178184 185 195 202

HHigiene 19 22 23 57 95 111120 127 129 163 166 168

232 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

184 187 213 215Hubungan 10 23 24 25 130 131138 140 141 143 144 149153 154 155 156 157 159160 161 162 163 164 165168 170 171 172 173 174175 176 178 179 180 181182 183 200

IIbu 35 117 123 148 149 154163 167 172 174 193 199204 205

Islam 1 3 4 5 9 11 12 18 2533 34 36 38 40 43 44 46 4748 49 50 51 54 57 74 75 7689 90 91 92 93 96 100 102107 127 132 134 136 137143 151 160 205 206 216

JJenis kelamin 34 114 121 130168 184 191

Jumlah teman sekamar 114 121189

KKarakteristik 116 117 123 131144 213

Kebersihan 1 13 64 74 107 131134 144 160

Keluarga 11 117 123 156 175193

Kesehatan 9 12 14 15 16 24 2529 43 55 64 70 82 107 113119 125 128 129 139 140141 145 147 150 156 157167 176 184 194 208 209216 217

Kombinasi 8 27Kualitas 209Kuesioner 37 112 113

LLaki-laki 114 121 130 169 191197

Laurence W Green 26 84 86 128Lindsay Dingwall 13 127

MMetodologi 26 29Modern 8 98 112 114 116 117118 129 130 132 138 142143 149 153 154 155 156157 159 160 161 162 164165 166 167

Muhammad Faiz Almath 134 151Muhammad Nashiruddin Al-Albani132 136

NNilai 112 113 115 127

OObservasi 23 38 169 171OR 129 130 138 143 144 149153 154 155 156 157 158159 160 161 162 164 165167 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184186 197 199 201 202

Pp value 130 131 141 186P value 130 138 143 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 197 199 201 202

Patricia A Potter 13 127Pekerjaan 35 115 117 123 154155 156 167 174 175 193199

Pelayanan 119 125 156 157 167176 184 194 209 217

Indeks 233

Pendapatan 35 117 123 156 157175 193 199

Pendidikan 5 6 7 9 12 15 3549 50 53 54 91 92 93 102117 123 128 141 145 148149 150 151 152 153 172173 193 211 212

Penelitian 10 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 3031 38 140 145 156 163 165187

Pengaruh 24 147 150 153Pengetahuan 10 21 22 23 34 57112 115 116 120 122 138140 141 144 150 151 170188 191 197 215

Penyakit 9 10 22 70 118 124125 141 160 165 183 195202 203

Perempuan 114 121 130 169191 197

Perilaku 14 15 22 23 24 25 3132 56 89 112 116 120 122127 129 130 138 139 140141 143 145 147 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 166 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 187188 191 197 199201 202 215

Personal 13 14 19 22 56 57 6595 111 120 127 129 131 140163 166 168 184 187 213215

Pesantren 4 5 6 7 8 10 15 1619 22 23 24 28 29 30 36 3752 53 95 96 97 98 99 100101 103 104 105 106 107108 109 111 112 114 115116 117 120 121 122 123124 127 129 130 132 138142 143 147 149 153 154155 156 157 159 160 161

162 164 165 166 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 187188 189 191 193 194 195197 199 201 202 204 213216

Pingsan 9pondok 5 7 8 9 10 14 15 1617 18 19 22 23 25 28 29 3132 35 36 37 38 40 41 52 9596 97 98 99 100 102 103105 106 108 111 112 113114 115 116 118 119 120121 122 123 124 125 127129 130 138 142 147 149158 159 160 161 162 164165 166 167 168 169 177178 179 180 181 182 184186 187 188 189 190 191193 194 196 197 198 200201 203 204 205 206 207210 211 213 214 215 216217

Pondok 5 7 8 10 15 19 22 2324 34 37 111 120 129 132142 166 168 169 170 171177 179 182 184

Poskestren 35 36 119 125 212217

Praktik 14 95 111 120 213Precede-Proceed 26 84predisposing 18 36 86 128 129168 188 196

Predisposing 128 129 168Prevalensi 22 35 112 118 124125 159 160 161 162 164165 178 179 180 181 182183 195 210

Primer 26

QQothrotul Falah 17 18 28 29 3039 40 41 95 96 99 103 104

234 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

106 107 108 109 120 121123 124 125 129 168 169170 171 172 173 174 175176 177 178 179 180 181182 183 184 185 186 187188 189 190 191 192 193194 195 196 197 198 199200 201 202 203 204 205206 212 213 214 215

RRata-rata 114 115 121 190 214Regresi Logistik 167 184Reinforcing 128 147 172Responden 114 116 117 118 119120 121 122 123 124 132142 147 183 184 191 193194 195 213

SSakit 114 119 121 158Sampel 20 23 28 29Sampling 29Santri 5 10 22 23 29 52 95107 111 120 213

Sawangan 37 132 142 147 159160 162 164 165

Scabies 21 132Sekamar 114 121Seleksi 167 184Signifikan 20Sikap 10 22 34 112 116 120122 131 143 144 145 171188 191 197 215

Skabies 9 10 11 22 23 24 118124 160 161 167 179 184185 195 202 204 209

Skor 112 120Soekidjo Notoatmodjo 14Sofyan Efendi 3 132 134 136151

Statistik 5 9 128 129

Ttahagtrah 3Tahagtrah 2 3Tabel 112 113 114 116 117 118120 121 122 123 124 125130 138 143 144 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 185 186

Teman 114 121 122The Health Belief Model 145 146Tradisional 54 120 121 122 123125 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184185

UUmur 114 115 121Umur 114 121

VVariabel 24 31 32 34 112 114116 117 118 120 121 122123 124 130 138 143 149153 154 155 156 157 159160 161 162 164 165 166167 168 170 171 172 173174 175 176 178 179 180181 182 183 184 185 188189 191 193 194 195 197199 201 202 204

WWawancara 38 169 170 171 177179 182

Wilayah 24 25 115

Biodata Penulis

Emy Rianti lahir di Krui Lampung 09 Oktober 1964 anakpertama dari pasangan Ayah bernama Amir Hamzah (Alm) dan Ibubernama Nurzaruf Menikah dengan A Widyanto (Alm) pada tahun1987 dan dikaruniai dua putra dan dua putri Muhammad AminBudiman SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi dan AriefRahman Saleh (Mhs semester IV) sudah mempunyai dua orangmenantu Ari Sugeng Rizkianto dan Ety Rena Faulina AmdRad sertadua orang cucu Rizki Satria Bagaskara dan Rizki Malika Najmussabah

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga SekolahMenengah Atas Negeri di Lampung Tahun 1983 hijrah ke Jakarta luluspendidikan Akademi Keperawatan di RSI Jakarta tahun 1987 SarjanaKeperawatan Universitas Indonesia tahun 2001 Profesi NersUniversitas Indonesia tahun 2002 Magister Kesehatan Masyarakatpeminatan Epidemiologi Universitas Indonesia tahun 2006 danProgram Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Agama dan KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016

Pada saat ini bekerja sebagai Dosen tetap di Poltekkes KemenkesRI Jakarta I Pada tahun 2006-2010 selain sebagai Dosen mendapattugas tambahan sebagai Kepala Unit Penelitian dan PengabdianMasyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta I tahun 2007-2008 sebagaiKepala Unit Penjaminan Mutu tahun 2007-2010 sebagai PemimpinRedaksi Jurnal Kesehatan ldquoHealth Qualityrdquo Poltekkes Jakarta I tahun2008 bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia mendampingiJamaah Selain sebagai Dosen tugas tambahan saat ini adalah sebagaiKasub Unit Penelitian Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta I AnggotaRedaksi Jurnal ldquoHealth Qualityrdquo Tim Pakar Riset Pembinaan TenagaKesehatan (Risbinakes) dan Anggota Komisi Etik Penelitian KesehatanPoltekkes Kemenkes Jakarta I

Hasil karya dalam bidang penelitian antara lain Risiko KankerPayudara Wanita pada Pasien Rawat Jalan di RS Dharmais (2011)Kesiapan Primigravida dalam Persalinan di Puskesmas Jagakarsa

243

Jakarta Selatan (2012) Pola Asuh Orang Tua dan Gangguan Perilakupada Anak Usia Pra Sekolah di Pondok Labu Jakarta Selatan (2013)Pengaruh Kompres Hangat pada Perineum dalam Menurunkan RasaNyeri Ibu Paska Salin di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan (2014)Deviasi Perhitungan Taksiran Berat Janin Berdasarkan MetodeJohnson-Toshack Formula Sederhana dan Formula Dare pada KlienPersalinan di RSUP Fatmawati Jakarta (2015) Tinggi Badan UsiaDewasa dan Risiko Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD Depok (2016)Percepatan Involusi Uteri melalui Latihan Otot Transversus Abdominis(PUPT Kemenkes RI tahun 2017)

Bergabung menjadi anggota Tim dalam penelitian Kemenkes RIantara lain Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten MaumerePropinsi NTT (2011) Riset Pengendalian Malaria Ditjen PPampPLKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB (2012) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis wilayah Jakarta BaratDKI (2013) dan sebagai anggota Tim Riset Pendidikan TenagaKesehatan Puslitbangkes (2017)

Hasil karya dalam bentuk buku adalah ldquoEpidemiologi dalamKebidananrdquo yang diterbitkan oleh CV Trans Info Media Jakarta tahun2009 dan edisi revisi tahun 2010 2011 2012 Sedangkan hasil karyadalam bentuk publikasi ilmiah antara lain Status Gizi dan KejadianPneumonia pada Balita (2007) Model Kepatuhan Ibu Hamil terhadapKonsumsi Tablet Besi (2007) Lingkungan Fisik Rumah Faktor SosialEkonomi dan Kejadian Pnemonia pada Balita (2008) DemandMasyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (2012) RisikoKanker Payudara Wanita (2012) serta Pola Asuh Orang Tua danGangguan Perilaku pada Anak Usia Pra Sekolah (2015)

Depok Maret 2017Penulis

244 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

  • 1pdf (p1)
  • 2pdf (p2-3)
  • 3pdf (p4-17)
  • 4pdf (p18-57)
  • 5pdf (p58-107)
  • 6pdf (p108-139)
  • 7pdf (p140-199)
  • 8pdf (p200-225)
  • 9pdf (p226-229)
  • 10pdf (p230-243)
  • 11pdf (p244-247)
  • 12pdf (p248-251)
  • 13pdf (p252-259)
  • 14pdf (p260-261)
Page 5: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’

v

SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi Arief Rahman Salehmenantu Ari Sugeng Rizkianto Ety Rena Faulina AmdRad dan cucuRizki Satria Bagaskara Rizki Malika Najmussabah lsquoRabbi ijlsquoalnimuqima ashalati wa min dzurriyyati rabbana wa taqabbal dulsquoarsquo Tidaklupa adik-adikku Nasrun Syaifullah Farida Ramdani Mirza IsronAyatina Ayatullah Hijrah Sandra dan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu-persatu lsquojazakum Allah khaira kathirarsquo

Penulis menyadari bahwa selama mengikuti pendidikan doktortidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik berupa tindakan sikapmaupun perkataan yang disengaja atau tidak untuk itu denganketulusan hati penulis mohon maaf Semoga segala bantuan dan doayang diberikan semua pihak dengan keikhlasan dan kemurahan hatiakan mendapat balasan dari Allah Swt

Buku ini tidak sempurna bagi pembaca yang ingin memberikanmasukan atau saran dapat melalui email penulis di emyrianti gmailcom Semoga buku ini mampu memberikan pandangan ilmiah dansebuah solusi bagi keberlangsungan pondok pesantren di Indonesiabahkan di dunia untuk masa mendatang lsquoRabbi zidni lsquoilma wa urzuqnifahmarsquo

Depok Maret 2017Penulis

vi

Abstrak

isertasi ini mendukung model Contextual Considerations forBehavior Change dalam teori Precede-Proceed yang

dikembangkan oleh Lawrence W Green (2008) dan Marshall W Kreuter(2000) yang menyatakan bahwa kualitas hidup ditentukan olehkesehatan Teori lain yang mendukung adalah Ibnu Miskawaih(320-421H 940-1030M) dan Al-Ghazali (450-505H 1058-1111M)menyatakan bahwa etika sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkansikap serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari Sedangkan menurutIbnu Sina (370-428H 980-1037M) tujuan pendidikan paling esensialyaitu membentuk manusia yang berkepribadian akhlak mulia meliputisegala aspek kehidupan yaitu aspek pribadi sosial dan spiritual

Disertasi ini sejalan dengan pakar kebersihan Islam Yusuf AlQaradhawi (2004) dalam Fikih Thaharah Wahbah Az Zuhaili (2011)dalam Fikih Islam dan Aburrahman dalam Konsep KebersihanDalam Islam yang merumuskan bahwa Islam memiliki fokus yang lebihterhadap kebersihan bukan hanya bersih tetapi juga suci Teorikesehatan lain yang mendukung antara lain Health Belief Model olehNancy amp Marshall (1974) Theory of Reasoned Action oleh Ajzen ampFishbein (1980) Thoughts and Feelings Theory oleh WHO (1990) danBloomrsquos Taxonomy (1956) yang menyatakan bahwa terbentuknyaperilaku dimulai pada domain kognitif berupa pengetahuan yangmenimbulkan respon batin dalam bentuk sikap dan pada akhirnyamenimbulkan respon lebih tinggi berupa tindakan

Desain penelitian ini adalah Sequential Explanatory Designmetode gabungan Cross Sectional Design dan Ethnography DesignMenggunakan data primer melibatkan dua pondok pesantren kemudiandi lakukan komparasi perilaku personal higiene Data diolah dandianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif

D

vii

Pedoman Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan adalah AlandashLcRomanization Tables yaitu sebagai berikut

A Konsonan

B Vokal1 Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

permil fathah a a

permil kasrah i i

permil dammah u u

2 Vokal Rangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

permil fathah dan ya ai a dan ihellip permil fathah dan wau au a dan w

Contoh ont Husain primet Haul

Initial Romanization Initial Romanization

omit d b t t z th lsquo j gh h f kh q d k dh l r m z n s h sh w s y

viii

3 Vokal Panjang

Tanda Nama GabunganHuruf

Nama

ㅠ fathah dan alif agt a dan garis di atas

ㅠ kasrah dan ya igt i dan garis di atas

primeㅠ dammah dan wau ugt u dan garis diatas

C Tagtrsquo marbugttah ()Tarsquo marbutah () di akhir kata bila dimatikan ditulis hContoh 䁏t Marrsquoah t Madrasah(Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yangsudah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat zakat dansebagainya kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

D ShaddahShaddah tasydigtd dilambangkan dengan huruf yaitu huruf yangsama dengan huruf bershaddahContoh ⹀ Rabbana prime䔋 Shawwagtl

E Kata Sandang Alif + Lagtm1 Apabila diikuti dengan huruf qamariyah ditulis al

Contoh t al-Qalam

2 Apabila diikuti oleh huruf shamsiyah ditulis denganmenggandeng huruf shamsiyah yang mengikutinya sertamenghilangkan huruf l-nyaContoh ㅠt Ash-Shams ⹀t An-Nagts

F Pengecualian TransliterasiAdalah kata-kata bahasa Arab yang telah lazim digunakan didalam bahasa Indonesia seperti asmagtrsquoal-husnagt dan ibnkecuali menghadirkannya dalam konteks aslinya dan denganpertimbangan konsistensi dalam penulisan

ix

Kata Pengantar

Personal Higiene Dalam Perspektif IslamOleh Prof Dr Didin Saepuddin MA

egala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat Nyakepada kita semua Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkanumatnya ke jalan yang terang benderang

Saat ini adalah naif jika umat Islam belum memaknai kebersihansecara kontekstual sehingga orang Islam dipandang suci tetapi tidakbersih Padahal keterkaitan agama dan kebersihan serta kesehatan tidakbisa dinafikan

Islam adalah agama sempurna agama terakhir yang diturunkanAllah Swt melalui rasul Muhammad Saw Sebagai agama paripurnaIslam mengatur segala hal yang berhubungan dengan manusia Islammengatur hubungan manusia dengan Sang Khaliq dalam bentuk ibadahIslam mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia ataumursquoamalah begitu pula Islam mengatur interaksi manusia dengan alamsekitar Dalam mengatur ketiga bentuk interaksi manusia tersebut Islammemberikan rambu-rambu yang jelas yang harus dijalankan untukkesejahteraan hidup Salah satu rambu yang diberikan Islam terkaitdengan ketiga hubungan tersebut adalah tentang kebersihan Seoranghamba diharuskan untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelummelakukan interaksi dengan Allah Swt Kebersihan sebelum berinteraksidengan Allah Swt ini dipraktikkan dengan mandi wudhu ataupuntayammum Demikian pentingnya bersih dan suci dalam Islam sehinggasebagian ulama mengatakan ldquokunci surga adalah shalat dan kunci shalatadalah bersucirdquo Ketika berinteraksi dengan sesama manusia kitadiajarkan untuk selalu dalam keadaan bersih terutama untukkenyamanan serta keselamatan diri dan orang lain begitu juga dalam

S

x

berinteraksi dengan alam sekitar kita diperintahkan untuk selalumenjaga lingkungan supaya tetap bersih dan aman Islam merupakanpedoman hidup yang mengatur dan membimbing manusia berakal untukkebahagiaan di dunia dan akhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecilapapun menjadi perhatian Islam termasuk dalam hal kebersihan dankesehatan

Studi ini menarik karena menggabungkan dua perspektif personalhigiene dari perspektif personal higiene secara umum dan dari perspektifIslam sehingga diharapkan dapat menjadi langkah awal konsep modelperilaku personal higiene bagi komunitas pondok pesantren di IndonesiaStudi ini dilakukan di lembaga pendidikan Islam yaitu pondok pesantrenPondok pesantren tidak hanya berfungsi untuk mengajarkan ilmu agamatetapi juga tempat membentuk karakter intelektual agamis sebagai asetbangsa dan negara ke depan

Selanjutnya buku ini menggambarkan praktik kebersihan santri didua pondok pesantren yang berbeda gambaran penyakit yang dialamidan persamaan serta perbedaan faktor yang berpengaruh terhadapkeduanya Dasar perbedaan dua pondok pesantren yang dibandingkanadalah perbedaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun kualitas air berasal danlokasi tempat pondok pesantren Selamat membaca Semogabermanfaat

xi

Daftar Isi

UCAPAN TERIMAKASIH iiiABSTRAK viTRANSLITERASI viiKATAPENGANTAR ixDAFTAR ISI xiDAFTAR TABEL xiiiDAFTAR GAMBAR xvKATAPENGANTAR xvi

BAB IPENDAHULUANA Latar Belakang Masalah 1B Permasalahan 16C Tujuan Penelitian 18D Manfaat Penelitian 18E Penelitian Terdahulu yang Relevan 20F Metodologi Penelitian 26G Sistematika Pembahasan 39

BAB IIISLAM DAN KESEHATANA Islam dan Perkembangan Kesehatan 42B Islam dan Pendidikan Pesantren 47C Konsep Dasar Kesehatan 53D Personal Higiene 54E Model Perilaku Kesehatan 76

BAB IIIPRAKTIK PERSONALHIGIENE SANTRI DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAH

xii

A Gambaran Umum Tempat Penelitian 92B Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Al Hamidiyah 107C Praktik Personal Higiene Santri di Pesantren Qothrotul Falah 116

BAB IVFAKTOR-FAKTORYANG MEMPENGARUHI PERILAKUPERSONALHIGIENE DI PONDOK PESANTRENALHAMIDIYAHDAN QOTHROTUL FALAHA Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan

terhadap Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah 125

B Faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominanterhadap Perilaku Personal Higienedi Pesantren Qothrotul Falah 163

BAB VPERBANDINGAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE DI PONDOKPESANTRENALHAMIDIYAH DAN QOTHROTUL FALAHA Perbedaan Karakteristik Responden 184B Perbandingan Faktor yang Berpengaruh 192C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan

Faktor Dominan 199

BAB VIPENUTUPA Kesimpulan 209B Rekomendasi 211

DAFTAR PUSTAKA 213GLOSARI 227INDEKS 231LAMPIRAN 235BIODATAPENULIS 245

xiii

Daftar Tabel

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Al Hamidiyah 108

Tabel 32 Distribusi Responden berdasarkan Jenis kelamin 110Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 110Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 112Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Responden 113Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah 114Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah 116Tabel 38 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin 117Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar

Lama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit 117Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikap dan Perilaku 118Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Responden 119Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah 121Tabel 41 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

di Pesantren Al Hamidiyah 126Tabel 42 Pengetahuan dengan Perilaku 134Tabel 43 Sikap dengan Perilaku 140Tabel 44 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 144Tabel 45 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 148Tabel 46 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 149Tabel 47 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 150Tabel 48 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 152Tabel 49 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 153Tabel 410 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 155Tabel 411 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 156Tabel 412 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 157Tabel 413 Prevalensi Diare dengan Perilaku 158

xiv

Tabel 414 Prevalensi Demam dengan Perilaku 159Tabel 415 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 161Tabel 416 Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 162Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah 163Tabel 418 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku di Pesantren

Qothrotul Falah 164Tabel 419 Pengetahuan dengan Perilaku 165Tabel 420 Sikap dengan Perilaku 166Tabel 421 Pendidikan Ibu dengan Perilaku 167Tabel 422 Pendidikan Ayah dengan Perilaku 168Tabel 423 Pekerjaan Ibu dengan Perilaku 169Tabel 424 Pekerjaan Ayah dengan Perilaku 170Tabel 425 Pendapatan Keluarga dengan Perilaku 171Tabel 426 Pelayanan Kesehatan dengan Perilaku 172Tabel 427 Prevalensi Gatal-gatal dengan Perilaku 173Tabel 428 Prevalensi Skabies dengan Perilaku 174Tabel 429 Prevalensi Batuk Pilek dengan Perilaku 175Tabel 430 Prevalensi Diare dengan Perilaku 176Tabel 431 Prevalensi Demam dengan Perilaku 177Tabel 432 Prevalensi Penyakit Lain dengan Perilaku 178Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik Sederhana 180Tabel 434 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah 181Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku 184Tabel 52 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama

Tinggal di Pesantren dan Frekwensi Sakit 185Tabel 53 Perbedaan Predisposing Factors 187Tabel 54 Perbedaan Reinforcing Factors 188Tabel 55 Perbedaan Enabling Factor 189Tabel 56 Perbedaan Environment Factors 191Tabel 57 Perbedaan dan Persamaan Faktor yang Berpengaruh 193Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors 195Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor 197Tabel 510 Perbandingan Environment Factors 198Tabel 511 Perbedaan dan Persamaan Faktor Dominan 200

xv

Daftar Gambar

Gambar 11 Kerangka Konsep Penelitian 31Gambar 21 Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection 82

xvi

Daftar Lampiran

Lampiran 1 PSP dan Informed Consent 235Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 237

1

Bab IPendahuluan

A Latar Belakang MasalahIslam mempunyai perhatian yang sangat tinggi terhadap

kebersihan dan kesucian (tahagtrah) Perhatian Islam tidak hanya terhadapkebersihan yang terlihat (hissiy) namun juga terhadap kebersihan yangtidak terlihat dzatnya (malsquonawī) Agama-agama lain tidak memilikifokus yang sedemikian hebat terhadap masalah kebersihan melebihiperhatian Islam pada kebersihan1 Perhatian Islam terhadap kebersihanini dapat dimaklumi karena sebagaimana tujuan utama diutusnya NabiMuhammad Saw adalah sebagai rahmat bagi semesta alam Hal initermaktub dalam al-Qurrsquoān

iutunyArtn ˴uAΎ˴ t۹ AybAr䔥A ˴ꀀ yldquoDan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi)rahmat bagi semesta alamrdquo (QS al-Anbiyā 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengutus rasul-Nya Muhammad Saw untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam Alamyang dimaksud terdiri dari beberapa kelompok mahluk seperti alammanusia alam malaikat alam jin alam hewan Nabi Muhammad Sawdiutus sebagai rahmat bagi mereka semua Adapun ayat pertama turunyang memerintahkan untuk menjaga kebersihan terdapat dalam surahal-Mudaththir

AJta AayuthldquoDan pakaianmu bersihkanlahrdquo (QS al-Mudaththir 4)

Kebersihan merupakan salah satu perbuatan yang Allah Swtcintai sebagaimana Allah menyatakan dalam surah at-Taubah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 䁒۹ 䁛䁒Ja䁕 A䘞ꀀ 䘞rhty䁒䁕 uyht˴ tṘut

1 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Taharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

2 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ldquoDi dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diriDan Allah menyukai orang-orang yang bersihrdquo (QS at-Taubah108)

Allah Swt juga berfirman mengenai wanita-wanita yang haiddalam al-Qurrsquoan surah al-Baqarah

i䁕tJta䁒uAn䁛 ety䁒䁕 iuta䁛rn䁛 ety䁒䁕 ۹ 䘞t۹ldquoSesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat danmenyukai orang-orang yang menyucikan dirirdquo (QS al-Baqarah222)

Dalam sebuah hadis Abu Malak al-Harits bin Ashim al-AsyrsquoariRa mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda

t䘞yuA䁕tA䁛 nt۹ r䁒A 䁒˴y䖠bn䁛ldquoBersuci adalah separuh dari keimananrdquo2

Terdapat 162 hadis dalam kitab tahagtrah yang membahas tentangkebersihan3 Dari sekian banyak hadis tersebut terdapat dua pendapat

ulama yang masyhur tentang makna bersuci pertama bersuci diartikandengan bersuci dari najis atau kotoran maknawi yaitu dosa-dosa baikdosa batin maupun dosa lahir Iman ada dua bentuk yaitu meninggalkandan melakukan maka tatkala sudah meninggalkan dosa-dosa berartisudah memenuhi separuh iman Kedua bersuci diartikan bersucimenggunakan air Bersuci dengan air ada dua macam yaitu bersuci darihadas kecil dan hadas besar Bila bersuci diartikan dengan suci darihadas kecil dan hadas besar maka yang dimaksud dengan iman adalahshalat Jadi bersuci itu separuh dari shalat Oleh sebab itu tahagtrahdikedepankan daripada shalat Tahagtrah menjadi kunci dari ibadah shalat

2 Abu Isa Abdulloh bin Salam Ringkasan Syarah Arbarsquoin An-Nawawi-Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah Sebagian Dari ImanHadis ke-23 (HR Muslim) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

3 Sofyan Efendi Kitab Hadis Bulughul Maram Min Adillatil Ahkamoleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Ashqolani Kitab Tahagtrah HadisWeb GemaInsani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

Pendahuluan 3

Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah bersuci4 AbuHurairah Ra meriwayatkan hadis dari Rasulullah Saw Nabi bersabda

Aar䁕 Ύ 祴AΎꀀ 䁛۹t۹ A賀䁒虀tΎꀀ 䁒Ϯ ˴Θ 䁒hAق䁒 ldquoShalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabilaia berhadas hingga ia berwudhurdquo 5

Tahagtrah menurut arti bahasa adalah bersih dan suci dari najishissi seperti kencing dan najis marsquonawi seperti aib dan maksiatAdapun tahagtrah menurut istilah syaralsquo adalah bersih dari najis haqiqiyaitu khabath (kotoran) dan najis hukmi (hadas) Khabath adalahsesuatu yang kotor menurut syaralsquo Hadas adalah sifat syaralsquo yangmelekat pada anggota tubuh dan dapat menghilangkan tahagtrah 6

Istilah tahagtrah dalam bahasa Arab juga berarti bebas dari kotoranbaik spiritual maupun fisik karena bersuci adalah kunci untuk berdoaBersuci secara spiritual berarti bebas dari dosa dan penyembahanterhadap berhala dan menunjukkan percaya kepada keesaan Allah Swtdan hatinya bebas dari dosa kesombongan dan kemunafikan Penyuciansecara spiritual biasa diistilahkan dengan tazkiyyah al-nafs Sementarabersuci secara fisik juga tidak kalah penting sebelum seseorang berdiridi hadapan Allah Swt untuk solat atau berdoa maka ia harusmemastikan bahwa dirinya bebas dari kotoran fisik7

Menurut para ulama tahagtrah dibagi menjadi dua yaitu pertamatahagtrah hadath atau menyucikan hadas yang dikhususkan pada badanTahagtrah jenis ini terbagi menjadi tiga macam yaitu bersuci dengancara mandi untuk menghilangkan hadas besar bersuci dengan carawudhu untuk menghilangkan hadas kecil serta bersuci dengantayammum sebagai ganti apabila tidak dapat melakukan mandi atau

4 Yusuf al-Qaradhawi Fikih Thaharah Edisi Indonesia Jakarta PustakaAl-Kautsar 2004 Hal 11

5 Sofyan Efendi Kumpulan Hadis dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) HadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar HadisGema Insani Press sofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

6 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

7 Aisha Stacey The Importance of Personal Hygiene in Islam ArticlesIslamic Morals and Practices Aisha Staceycopy2009IslamReligioncom 2009

4 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wudhu Kedua tahagtrah kabats atau menyucikan kotoran yang terdapatpada badan pakaian dan tempat Cara bersuci ini dapat dilakukandengan cara membasuh mengusap atau memercikkan air8

Islam sebagai al-digtn merupakan pedoman hidup yang mengaturdan membimbing manusia berakal untuk kebahagiaan di dunia danakhirat Sisi-sisi kehidupan manusia sekecil apapun telah menjadiperhatian Islam termasuk dalam hal yang berkaitan dengan kesehatanSistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yangmewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran Kebersihanadalah bagian yang penting dari nilai-nilai yang tinggi dan yang melekatdalam Islam9 Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan al-sunnah yangdi dalamnya menerangkan bukan hanya aspek peristilahan yangdigunakan tetapi juga ditemukan bagaimana sesungguhnya ajaran Islammenyoroti kebersihan10

Pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan dan penyiaranIslam Pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman jika dilihatdari segi historis tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia11

Lembaga serupa telah ada pada masa kekuasaan Hindu-Budha sebagaitempat untuk memperdalam ilmu agama Ketika Islam datang lembagapesantren masih dipertahankan dan diteruskan dan diislamkan Istilahpesantren berasal dari kata lsquosantrirsquo dengan tambahan awalan lsquopersquo danakhiran lsquoanrsquo yang berarti tempat tinggal para santri Menurut Johnskata santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti lsquoguru mengajirsquoMenurut CC Berg terma tersebut berasal dari istilah lsquoshastrirsquo yangdalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agamaHindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu MenurutRobson kata santri berasal dari bahasa Tamil lsquosattirirsquo yang diartikanorang yang tinggal di sebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan

8 Wahbah az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 203

9 httpwwwislamonlinenet IslamAwarenessgmailcom10 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir Artikel httppersisorid 200811 Nurcholish Madjid Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

Jakarta Paramadina 1997

Pendahuluan 5

secara umum Santri dalam tradisi masyarakat Jawa umumnya adalahorang-orang miskin sehingga kehidupannya dikenal sangat sederhana12

Secara umum pondok pesantren didefinisikan sebagai lembagapendidikan yang memiliki lima elemen pokok yaitu pertamaPondokasrama merupakan tempat tinggal bagi para santri KeduaMasjid merupakan tempat untuk mendidik para santri terutama dalampraktik seperti shalat pengajian kitab klasik pengkaderan kyai Ketigapengajaran Kitab-kitab klasik merupakan tujuan utama pendidikan dipondok pesantren Keempat Santri merupakan sebutan untukSiswamurid yang belajar di Pondok pesantren Kelima kyaimerupakan pimpinan pondok pesantren Dalam buku Tradisi Pesantrenkarangan Zamakhsyari Dhofier tahun 1982 kata kyai sendiri adalahgelar yang diberikan masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yangmenjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan Kitab-kitab klasik13

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besarbaik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsaIndonesia secara keseluruhan Berdasarkan catatan yang ada kegiatanpendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596Kegiatan agama inilah yang kemudian dikenal dengan nama PondokPesantren Bahkan dalam catatan Howard M Federspiel salah seorangpengkaji ke-Islam-an di Indonesia menjelang abad ke-12 pusat-pusatstudi di Aceh dan Palembang (Sumatera) di Jawa Timur dan di Gowa(Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menariksantri untuk belajar14

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengannilai-nilai dan penyiaran agama Islam Namun dalam perkembangannyakini pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasiskeagamaan (regional-based curriculum) tetapi juga kurikulum yangmenyentuh persoalan masyarakat (society-based curriculum) Pesantren

12 Azyumardi Azra Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000 hlm 96

13 Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Jakarta LP3ES 198214 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis Statistik

Pendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 69

6 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sebagai sampel institusi pendidikan yang mengemas dua lingkuppendidikan formal dan non-formal dalam satu durasi kurikulum full-time terbukti sangat kontributif terhadap pengembangan pendidikanIndonesia dan bahkan juga terhadap pengembangan idealismependidikan nasional Terlepas beragamnya corak pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia secara umum bahwa spesialisasi dankeahlian dominan para alumni pesantren kebanyakan berpusat padacabang-cabang ilmu ke-Islaman dan penguasaan bahasa Arab Cikal-bakal inilah yang mendorong dipilihnya beberapa universitas di TimurTengah sebagai salah satu kelanjutan studi terbesar bagi alumnipesantren Peran dan kontribusi alumni mahasiswa Indonesia di TimurTengah telah mengakar panjang sejak abad ke-17 hingga sekarangAbad ke-17 hingga awal abad ke-19 telah tercatat nama-nama HamzahFansuri Nuruddin ar-Raniri Abdul Rauf Singkili Yussuf MakassariAbdul Samad Palimbani Khatib Minangkabawi Nawawi al-BantaniArsyad al-Banjari dan lain-lain yang merupakan peletak pembaruanIslam di Nusantara Sosok-sosok ini telah melahirkan karya-karya besardi bidang Fikih Tafsir Hadis dan Tasawuf Citra intelektual danekspansi karya sosok-sosok ini bukan hanya sebatas taraf domestiknusantara tapi juga sampai diakui di kawasan Timur Tengah Akhirabad ke-19 hingga abad ke-20 kita juga mengenal profil-profil sepertiAhmad Dahlan Hasyim Asyrsquoari Wahid Hasyim Buya Hamka IljasJacub Mahmud Junus Abdul Kahar Mudzakkir Muchtar Lutfi MRasjidi Harun Nasution Jusuf Sarsquoad Sosok-sosok mereka merupakanpondasi besar bagi citra intelektual Indonesia di Mesir dan di TimurTengah secara umum Beberapa dari mereka adalah motor kesadaranpolitik bagi mahasiswa Indonesia di Mesir sekaligus sebagai sumbersimpati masyarakat Timur Tengah terhadap martabat intelektualitasIndonesia Sosok mereka bisa mendorong pengakuan Mesir dan LigaArab terhadap kemerdekaan Indonesia15

Pondok pesantren yang berarti tempat tinggal para santrididefinisikan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran klasikal

15 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti RevitalisasiPeran Pesantrenhttpenewsletterdisdikblogspotcom201203revitalisasi-peran-pesantrenhtml artikel pendidikan diakses pada 01-11-2013 pkl 0235

Pendahuluan 7

dimana kyai mengajarkan ilmu agama kepada santri berdasarkan kitabyang ditulis dalam bahasa Arab dan para santri tinggal di dalam pondokpesantren tersebut Lima unsur pokok pesantren tersebut dankarakteristik tradisional lainnya serta metode pembelajaran yangmenggunkana sistem halaqah sorogan bondongan juga merupakankomponen-komponen yang melekat pada pesantren termasuk didalamnya pondok pesantren al-Masthuriyah sebagai sebuah pesantrentradisional 16

Tujuan pendidikan di pondok modern menurut KH ImamZarkarsyi ialah kemasyarakatan Pokok-pokok yang dapat dijadikandasar untuk merumuskan tujuan yang dimaksud yaitu sebagai berikutpertama pondok pesantren mendidik santri bukan untuk menjadipegawai camat bupati pejabat negara atau militer kedua pondokmodern bukan lembaga pendidikan yang mempersiapkan santri untukmemasuki perguruan tinggi ketiga pondok modern mempersiapkanpara santri untuk memasuki kehidupan bermasyarakat keempat pondokmodern sedikit menekankan ilmu keguruan mengingat hajat masyarakatakan tenaga guru masih besar yaitu setiap orang memberi bimbingankepada orang lain dalam berbagai lapangan perjuangan dan penghidupan17

Istilah pondok pesantren modern pertama kali diperkenalkan olehpondok modern Gontor Istilah modern berkonotasi pada nilai-nilai ke-modern-an yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerastermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian santri dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militerPondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macamtidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pondok pesantren yangmemenuhi atau patut disebut pesantren modern Namun demikianbeberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern

16 Ahmad Syafirsquoi ldquoOrientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah SukabumirdquoDisertasi (Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal130

17 Herry Noer Aly bin Sanusa ldquoPemikiran KH Imam ZarkasyiPraksisnya Pada Pondok Al Hamidiyah Gontorrdquo Disertasi (SekolahPascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal 156-160

8 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

(khalafiyah atau lsquoashriyah) adalah sebagai berikut pertama penekananpada bahasa Arab percakapan kedua memakai buku-buku literaturbahasa Arab kontemporer bukan klasik atau kitab kuning ketigamemiliki sekolah formal di bawah kurikulum pendidikan nasional danatau Kementerian Agama dari MISD MTSSMP MASMA maupunsekolah tinggi keempat tidak lagi memakai sistem pengajiantradisional seperti sorogan wetonan dan bondongan Demikiansebaliknya yang dimaksud dengan pondok pesantren tradisional (salafatau salafiyah) adalah yang masih murni memakai buku-buku klasikatau kitab kuning atau kutub at-turats sebagai literatur18 Namun sistempondok pesantren modern bukan tanpa kritik salah satu kritikan adalahlemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik (kutub at-turats) dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern danringan Berangkat dari kritikan ini maka banyak pesantren tidaklangsung meniru bulat-bulat sistem ini sebagian mengambil jalantengah dengan mengkombinasikan dua sistem yang berbeda yaitusistem salaf dan modern sekaligus

Terdapat 27230 pondok pesantren tersebar di seluruh Indonesiadengan populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 Adapun rincian sebaran antara lain di Jawa Barat 2800 JawaTimur 2205 Jawa Tengah 1570 dan Banten 1285 Berdasarkantipologi pondok pesantren terdapat sebanyak 5310 pondok pesantrensalafiyah dan 2838 khalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondokpesantren kombinasi Data tersebut menunjukkan bahwa pondokpesantren yang ada di Indonesia sebagian besar masih pada tipologisalafiyah yang pembelajarannya masih murni mengaji dan membahaskitab kuning Sebagian lain sudah modern dengan pengembanganpembelajaran ilmu sains dan sebagian lagi mengkombinasikan

18 Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang Pondok Pesantrenmodern wwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modernhtml Artikeldiakses pada 29-10-2013 pkl 1222

Pendahuluan 9

pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmu pengetahuan danteknologi 19

Jumlah santri pondok pesantren secara keseluruhan adalah3759198 orang yang terdiri dari 5019 santri laki-laki dan 4981santri perempuan Jumlah santri berdasarkan kategori tinggal terdapat7993 orang santri mukim sedangkan santri tidak mukim berjumlah2007 dan berdasarkan kategori mukim di pulau Jawa urutanterbanyak di Jawa Timur 9545 Jawa Barat 9152 Banten 7992dan Jawa Tengah 6912 Sedangkan untuk di luar jawa hanya sebagiankecil saja yang mukim (40-60) kecuali pada provinsi Jambi 8638Sulawesi Utara 100 dan Maluku 100 Berdasarkan kategori tinggaldapat dilihat bahwa sebagian besar santri yang mendapat pendidikan dipondok pesantren adalah bermukim Hal ini dikarenakan memang dalampembelajaran di pondok pesantren waktu belajar adalah hampir 24 jampenuh Mulai dari santri bangun tidur sekolah formal mengerjakanaktifitas lain sampai santri tidur bangun malam dan tidur kembali terusdalam pengawasan dan pembinaan pondok pesantren sehinggaumumnya santri diharuskan untuk mukim

Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantrenadalah pertama gatal-gatal dan skabies atau gudiken Skabiesmerupakan penyakit yang paling sering dan paling banyak terjadi dipondok sehingga dikatakan penyakitnya anak pondok Sampai adaungkapan bahwa belum afdal bagi seseorang yang nyantri di pondokpesantren bila belum terkena gudiken ditambah lagi rasa malu memberitahu sakitnya terutama wanita kedua Sesak napas ketiga demamkeempat pingsan kelima batuk pilek keenam penyakit lainnyaseperti gastritismaag berupa lambung nyeri kembung dan panas nyeriumum seperti sakit gigi sakit bengkak sakit luka dan nyeri kolik yang

19 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

10 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hilang muncul dan sangat sakit ketika muncul seperti nyeri haid mulesmencret dan nyeri infeksi saluran kencing 20

Masalah kesehatan di pondok pesantren merupakan masalahkesehatan masyarakat yang penting karena pada umumnya penyakityang muncul adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari orangyang sakit ke orang yang sehat21 Kehidupan berkelompok yang dijalanipara santri dengan berbagai macam karakteristik santri maka masalahutama yang dihadapi adalah pemeliharaan kebersihan yaitu kebersihankulit kebersihan tangan dan kuku kebersihan genitalia kebersihan kakikebersihan lingkungan dan kebersihan pakaian Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pertama kepedulian pimpinan pondok pesantrenbelum ada kedua kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perseorangan di pondok belum terencana dengan baik ketigapendanaan pondok tentang higiene perseorangan belum ada keempatkreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesan kesehatan dipondok belum ada kelima pengetahuan santri tentang higieneperseorangan 50 baik keenam sikap higiene perseorangan santri833 positif ketujuh tindakan higiene perseorangan santri 833rendah Hasil di atas menunjukkan bahwa higiene perseorangan santriperlu ditingkatkan22

Salah satu cara penularan penyakit adalah melalui kulit Penyakitkulit dapat disebabkan oleh jamur virus bakteri parasit kutu danserangga Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalahskabies Skabies atau dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis ataugudig atau budug merupakan penyakit menular akibat mikro-organisme

20 Raehanul Bahraen Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok 21 Maret 2012 artikel wwwmuslimafiyahcomDiakses tanggal 09-09-2013

21 Trihono Retno Gitawati ldquoHubungan Antara Penyakit Menulardengan Kemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit Menular Indonesia Vol 1No 1 Pub Jurnal Penyakit Menular Indonesia 2009

22 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo Hasil penelitian 2008 httpwwwmedialitbangdepkesgoid Diakses 10 January 2011 2215

Pendahuluan 11

parasit yaitu sarcoptes scabei varian humoris23 Penularan secaralangsung misalnya bersentuhan dengan penderita dan penularan tidaklangsung misalnya melalui handuk dan pakaian Skabies dapatberkembang pada kebersihan perorangan yang jelek lingkungan yangkurang bersih dan demografi status perilaku individu Faktor yangmempengaruhi penularan penyakit skabies adalah sosial ekonomi yangrendah kebersihan perseorangan yang buruk hunian yang padat tinggalsatu kamar dengan penderita dan perilaku yang tidak sehat sepertimenggantung pakaian di kamar tidak membolehkan pakaian santriwanita dijemur di bawah terik matahari ditambah kebiasaan salingbertukar perlengkapan pribadi seperti pakaian handuk dan sisir dapatmeningkatkan risiko penularan24

Secara umum permasalahan kesehatan di pondok pesantren cukupbanyak antara lain pertama berkaitan dengan kesehatan lingkungansampah yang berserakan di lingkungan pesantren lantai asrama jarangdipel air limbah tidak mengalir ke dalam got sehingga menjadi sarangnyamuk bak mandi jarang di kuras saluran air mandi tersumbat olehsampah dan kasur tidak dijemur kedua berkaitan dengan masalahtingkah laku piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makansisa makanan yang berserakan di asrama pakaian yang sudah digunakanbergantungan di dalam asrama santri tidur di lantai tanpa selimut danalas tidur ember sabun sepatu dan sandal diletakkan sembarangan didalam asrama bantal sering dipakai bersama-sama menghidangkanmakanan tidak ditutup tidak mencuci tangan dengan sabun sesudahbuang air besar (BAB) WC tidak disiram sampai bersih dan pakaianbasah dijemur di dalam asrama ketiga berkaitan dengan masalah gizimie dijadikan makanan pokok menu makanan kurang bervariasi santritidak sarapan pagi mengambil porsi makanan yang tidak sesuaikeempat berkaitan dengan masalah sarana dan prasarana ruang asrama

23 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 2

24 Muchtarudin Mansyur ldquoPendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Departemen Ilmu Kedokteran Komunitasrdquo FakultasKedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus 2006

12 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tidak sesuai dengan jumlah penghuni kurangnya obat-obat ringan danP3K kurangnya tempat menjemur pakaian

Berbagai permasalahan kesehatan di atas mestinya dapat diatasidengan pendekatan keagamaan karena sesungguhnya peran agamameliputi ajaran dan praktik tentang seluruh aspek kehidupan manusiayakni aspek akidah ibadah akhlak sosial ekonomi pendidikankesehatan dan lingkungan Islam baik dari segi bahasa maupun istilahmenggambarkan misi keselamatan dunia akhirat kesejahteraan dankemakmuran lahir dan batin bagi seluruh umat manusia25 Artinyasecara filosofis dan substantif peran ajaran dan pemikiran Islam dalambidang kesehatan mempunyai hubungan yang sangat sigifikan Namunkenyataannya berbagai persoalan di bidang kesehatan di tengah-tengahmasyarakat menunjukkan bahwa belum sepenuhnya nilai-nilai ajarandan pemikiran Islam tentang kesehatan diamalkan 26

Menurut Mustain etika sebagai pengobatan ruhani samapentingnya dengan kedokteran untuk memelihara kesehatan jasmaniKepentingan sebagai pengobatan melalui metode perawatan dapatdipraktikkan baik dalam kedokteran maupun filsafat moral Metodepengobatan atau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteranyang bersifat preventif dan kuratif27 Ibnu Miskawaih menyatakanbahwa perawatan tubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara danmengobati Demikian juga dalam perawatan mental yakni menjagakesehatan agar tidak sakit dan berusaha memulihkannya bila telahhilang dengan cara mengobatinya Al-Ghazali mencontohkan adanyakeadaan sehat dan sakit pada badan adalah dalam rangka menjelaskankondisi sehat dan sakitnya jiwa Pada dasarnya sebuah kesehatan badanberada pada tahapan normalitas kondisinya dan sakit badan yangbersumber dari kecenderungan kondisi badan untuk selalu menjauhi

25 Abudin Nata ldquoStudi Islam Komprehensifrdquo Jakarta Kencana 2011 2226 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 1

27 Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

Pendahuluan 13

ranah normalitas28 Demikian pula normalitas yang ada pada akhlaqjuga merupakan gambaran kesehatan jiwa dan sebuah kecenderunganuntuk selalu menjauhi normalitas yang dalam hal ini merupakangambaran dari sebuah penyakit atau gangguan

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau Di zaman modern setelah LouisPasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkanoleh mikroba kebersihan juga berarti bebas dari virus bakteri patogendan bahan kimia berbahaya Kebersihan adalah salah satu tanda darikeadaan higiene yang baik Manusia perlu menjaga kebersihanlingkungan dan kebersihan diri agar sehat tidak bau tidak menyebarkankotoran atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupunorang lain29

Personal hygiene atau personal higiene atau kebersihan diri ataukebersihan perseorangan adalah suatu tindakan memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis30 MenurutHorton dan Parker tahun 2002 secara historis kebersihan yang baikdilihat sebagai hal penting untuk mencegah penyebaran penyakitMenurut Switzer tahun 2001 ketika kita tidak lagi mampu melakukankebersihan pribadi dengan cara yang kita inginkan perasaan kita baiksecara sosial dan psikologis akan berkurang Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit31

28 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

29 A Grim Introduction The Emerging Alliance World Religions andEcology Daedalus 2001 hal 1

30 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

31 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 PdfUK John Wiley amp Sons Ltd 2010

14 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Personal higiene membutuhkan pembersihan seluruh bagian tubuhWajah dan rambut harus dibersihkan karena menjadi tempat menumpukkotoran memancarkan bau buruk membuat diri tampak kusam danmencerminkan nilai diri seseorang Tubuh harus bersih karena penyakitkulit seperti kurap kudis dan jamur panu juga dapat terjadi Tangandan kuku jari harus dibersihkan karena kuman di antara jari-jari dankuku jari menyebabkan penyakit menular seperti diare cacingepidermophytosis dan lain lain Gigi dan mulut harus dibersihkan karenamereka memancarkan bau mulut dan penyebab penyakit gigi seperti gigiberlubang radang gusi dan gangguan lambung karena pencernaan danlain lain

Praktik personal higiene harus dilakukan sebagai kegiatan harianmingguan dan bulanan Selain personal higiene dan kebersihan rumahruang kelas dan sekitar sekolah juga harus bersih Minum air tidakbersih dapat menyebabkan kolera diare disentri tifus dan hepatitisOleh karena itu minum air bersih bebas dari kuman dan kotoran adalahsebuah keharusan Limbah yang tidak benar dan pembuangan sampahdapat menyebabkan penyebaran penyakit menular melalui tikusnyamuk lalat kecoa dan anjing liar Jamban dan pembuangan sampahharus digunakan dengan benar32

Status kesehatan individu dipengaruhi oleh berbagai faktor antaralain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitPerilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yangberkaitan dengan sehat-sakit penyakit dan faktor-faktor yangmempengaruhi sehat-sakit seperti lingkungan makanan minuman danpelayanan kesehatan33 Asrama atau pondok pesantren termasuk tempatyang beresiko terjadi skabies karena merupakan salah satu tempat yangberpenghuni padat ditambah fenomena di kalangan santri yangmengatakan ldquotidak ada santri yang tidak mungkin terkena penyakitkulit atau gatal-gatal kalau belum terkena maka belum sah menjadi

32 WHO Personal Hygiene 5th Standard Published Shapewwwuniceforg lifeskillsfiles5thGradepdf IP address 1122156679 Time2012-04-30T025124Z

33 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010 hal 23

Pendahuluan 15

santri dan kalau sudah pernah terkena penyakit tersebut maka tidakakan terkena lagirdquo Perilaku santri sangat penting peranannya dalampencegahan skabies di lingkungan pondok terutama perilaku hidup sehat

Upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat disemua tatanan perlu ditingkatkan Hal ini dilakukan untuk menurunkanangka kematian dan memerangi penyakit menular34 Derajat kesehatansantri perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan santritentang kesehatan khususnya tentang penyakit menular sehinggadiharapkan ada perubahan sikap dan diikuti dengan perubahan perilakuyang hasil akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan terutamapenyakit menular di pondok pesantren

Dasar penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan kesehatan dipondok pesantren tercantum dalam Undang Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakanbahwa ldquotiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaranrdquo35 Hal inijuga tercantum dalam Undang Undang Negara Republik Indonesiatahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional36 Undang UndangNegara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatanpasal 4 menyatakan bahwa ldquosetiap orang mempunyai hak yang samadalam memperoleh derajat kesehatan yang optimalrdquo dan pasal 5menyatakan ldquoSetiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalammemelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan keluargadan lingkungannyardquo37 Keputusan bersama Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri DalamNegeri Republik Indonesia tahun 2002 tentang peningkatan kesehatan

34 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta 2011

35 Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Jakarta1945

36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Undang Undang No 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta 2003

37 Kementerian Kesehatan RI Undang Undang No 23 Tahun 1992Tentang Kesehatan Jakarta 1992

16 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada pondok pesantren dan institusi keagamaan lainnya38 PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 tentang pedomanpenyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan pesantren39

Demikian hendaknya kaum muslim saling memberikan perhatianyang lebih terhadap keberlangsungan dan perkembangan pondokpesantren bukan hanya monopoli para ustadz dan pengurus pondokpesantren akan tetapi semua mencurahkan baik berupa tenaga ilmu danmateri Arsitek memperhatikan bangunan pondok tenaga kesehatanmemperhatikan kesehatan pondok ahli lingkungan memperhatikanlingkungan pondok dan seterusnya

Allah Swt berfirman dalam surah Muhammad ayat 7

A賀䁒a䁛Aꀀ AAthc䁒䁕 A賀䁒虀AJ䁒Ab䁕 ۹ 䁛䁒J䁒Ab A䘞t۹ 䁛r䁒ba i䁕tn䁛 y䁕ꀀ y䁕ldquoHai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama)Allah Swt niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkankedudukanmurdquo(QS Muhammad 7)

B Permasalahan1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi sejumlahpermasalahan yang terkait dengan perilaku personal higiene santri dipondok pesantren sebagai berikut

a Rendahnya derajat kesehatan santri di pondok pesantrenb Kurangnya pemahaman sikap dan perilaku santri terhadap

kebersihan diri di pondok pesantrenc Tingginya prevalensi penyakit skabies dan gatal-gatal pada santri

di pondok pesantrend Rendahnya informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren

38 Kementerian Kesehatan RI Keputusan Bersama Menteri RI IndonesiaMenteri Agama RI Dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37 Tahun 2002Tentang Peningkatan Kesehatan Pada Pondok Pesantren Dan InstitusiKeagamaan Lainnya Jakarta 2002

39 Kementerian Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pembinaan PosKesehatan Pesantren Jakarta 2013

Pendahuluan 17

e Belum ada model perilaku personal higiene bagi santri di pondokpesantren untuk dijadikan pedoman praktik kebersihan diri

f Belum ada pedoman pengelolaan akses air bersih bagi pondokpesantren sebagai dasar penggunaan air bersih baik berdasarkansumber air utama yang digunakan ketersediaan air sepanjangtahun dan kualitas air untuk keperluan sehari-hari

2 Pembatasan MasalahMengacu pada identifikasi masalah di atas maka studi ini

dibatasi pada kajian tentang perbandingan antara praktik personalhigiene santri di pondok pesantren al Hamidiyah sebagai pondokpesantren yang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikanmodern atau pondok pesantren salafiyah ashriyah yang berlokasi diperkotaan dengan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air berasal darisumur bor pompa dengan praktik personal higiene santri di pondokpesantren salafiyah ashriyah Qothrotul Falah yang berlokasi diperdesaan dengan akses air bersih dari sumur bor pompa dan kulahDikaji juga tentang faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene serta persamaan dan perbedaan yangberpengaruhi terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

3 Perumusan MasalahMerujuk pada masalah yang telah dijabarkan di atas maka

dirumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian sebagai berikuta Bagaimana pemahaman sikap dan praktik personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahb Apa faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominan

terhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

c Apa persamaan dan perbedaan faktor yang berpengaruhiterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

18 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Tujuan Penelitian1 Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah di atas secara umum studi inibertujuan untuk membuktikan bahwa perilaku personal higieneberpengaruh terhadap status kesehatan santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah

2 Tujuan Khususa Menilai pemahaman sikap dan praktik personal higiene santri di

pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondok pesantrenQothrotul Falah

b Menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktor dominanterhadap perilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah dan di pondok pesantren Qothrotul Falah

c Membandingkan faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan QothrotulFalah

D Manfaat Penelitian1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mencoba menguji sejauh manaketerkaitan secara komprehensif antara faktor predisposing reinforcingenabling dan environment dalam hubungan dengan perilaku kebersihandiri santri kemudian menjelaskan bagaimana sudut pandang Islamterhadap kebersihan Dengan menggunakan konsep contextualconsiderations for behavior change intervention method selectiontahun 2010 penelitian ini mencoba menjelaskan faktor dominan apadari faktor predisposing reinforcing enabling dan environment yangpaling berisiko terhadap perilaku higiene santri sehingga dapatditemukan akar permasalahan Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan perspektif baru tentang konsep perilaku personal higienebagi komunitas santri di lingkungan pondok pesantren

Pendahuluan 19

2 Manfaat MetodologisDengan strategi penelitian ganda yaitu gabungan metode

kuantitatif dan kualitatif diharapkan penelitian ini dapat digunakanuntuk keperluan menyusun teori Dalam penelitian ini juga disusuninstrumen yang mencakup semua faktor resiko yang berhubungandengan faktor predisposing reinforcing enabling dan environment baiksecara kuantitatif maupun secara kualitatif sehingga instrumen inidiharapkan dapat menjadi model prediktor bagi terjadinya perilakupersonal higiene beresiko

3 Manfaat AplikatifPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara aplikatif bagi

a Penyusun Kebijakan dan Pengelola ProgramHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagikementerian terkait kementerian kesehatan kementerian agamadan kementerian pendidikan tentang faktor risiko terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Hasil inidapat memberikan pemahaman yang komprehensif dalammenangani santri yang beresiko di pondok pesantren Diharapkanpara pembuat kebijakan dapat bekerja secara sinergis dalammemberikan pelayanan dan program penanganan untukkepentingan menekan faktor risiko guna meningkatkan derajatkesehatan santri di pondok pesantren

b Bagi Pondok PesantrenPenelitian ini memfokuskan diri pada santri yang tinggal diasrama atau mondok dengan pertimbangan bahwa 7993 santripondok pesantren tinggal di asrama yang sangat potensialterhadap terjadinya faktor risiko Dilakukan pada santri yang barumasuk asrama dengan harapan bahwa kelas sudah terpapar olehinformasi tetapi masih mampu mengingat kejadian sehinggadapat mengurangi risiko terjadi recall bias Lingkungan pondokpesantren merupakan komunitas atau unit masyarakat yang salingterkait dan saling memberikan pengaruh satu sama lain sehinggadengan memberikan pemahaman bagi lingkungan pondok

20 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren maka akan ditemukan cara yang efektif dalammengurangi perilaku berisiko pada santri di lingkungan pondokpesantren

E Penelitian Terdahulu Yang Relevan1 Penelitian yang terkait dengan Personal Higienea Penelitian An Ecological Approach to Health Promotion in

Remote Australian Aboriginal Communities Desain Studymethods a mix of narrative and systematic literature reviewsquantitative and qualitative community based studies Sampel 28orang terdiri dari 19 orang perempuan dan 9 laki laki Hasil (1)Standar buruk kebersihan pribadi dan domestik mendasaritingginya infeksi yang dialami oleh anak-anak (2) Model promosikesehatan yang diambil dari negara maju dan berkembang dapatdiadaptasi untuk digunakan dalam konteks masyarakat terpencilAustralia Aborigin (3) Langkah-langkah yang perlu diambiluntuk mengatasi masalah mendesak yang berdampak padakesehatan anak adalah dengan memastikan ketersediaan air dansanitasi yang memadai (4) Tantangan menggunakan pendekatanekologi untuk mencapai dampak yang berkelanjutan padakebersihan dan kesehatan di masyarakat terpencil terletak padamemperoleh komitmen dari pemerintah40

b Penelitian Menstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls inMansoura Egypt41 Desain Study a crossectional survey Studi

40 Elizabeth Mcdonald Ross Bailie Jocelyn Grace and David BrewsterldquoAn Ecological Approach To Health Promotion In RemoteAustralianAboriginal Communitiesrdquo Health Promotion International Vol 25 No 1doi101093heapro daq004 (Published by Oxford University Press All rightsreserved 2010) Downloaded from httpheaprooxfordjournalsorg by gueston March 7 2012

41 Abdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-FedawyldquoMenstrual Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptrdquoReproductive Health Matters Vol 13 No 26 The Abortion Pill pp 147-152gilanyhotmailcom (Published by Reproductive Health Matters (RHM) StableURL httpwwwjstororg stable3776486 Accessed 06032012 0227 Nov2005)

Pendahuluan 21

pada 664 anak sekolah berusia 14-18 tahun Hasil (1) Signifikandari penggunaan sanitary pad adalah ketersediaan media massa(2) Penggunaan pembalut meningkat pada kelas sosial tinggi danmenengah dan tempat tinggal perkotaan tapi tidak di antaragadis-gadis dari keluarga pedesaan dan miskin (3) Aspek lain darikebersihan pribadi umumnya ditemukan pada kelas sosial miskinseperti tidak mengganti pembalut secara teratur atau pada malamhari dan tidak mandi selama menstruasi (4) Kurangnya privasiadalah masalah penting (5) Media massa adalah sumber utamainformasi tentang kebersihan menstruasi diikuti oleh ibu tetapisebagian besar wanita mengatakan mereka membutuhkaninformasi lebih lanjut (6) Sebuah lingkungan yang mendukunguntuk kebersihan menstruasi harus disediakan baik di rumahmaupun di sekolah dan sanitasi dibuat lebih terjangkau

c Penelitian The Pattern of Dermatological Disorders amongPatients Attending the Skin OPD of A Tertiary Care Hospital inKolkata India Hasil Faktor personal higiene ketersediaan airbersih status sosial ekonomi berpengaruh terhadap prevalensiskabies di India Di India menunjukkan bahwa wanita cenderungmemiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar 56dibandingkan laki-laki 42

d Penelitian Scabies Kesimpulan (1) Pada dasarnya skabiessangat endemik pada area urban maupun rural dengan lingkunganyang tidak sehat (2) Pengetahuan tentang faktor penyebabskabies masih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagaipenyakit biasa saja karena tidak membahayakan jiwa (3)Masyarakat tidak mengetahui bahwa luka akibat garukan daripenderita skabies menyebabkan infeksi sekunder dari bakteri

42 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

22 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Stapilococos ataupun jamur kulit berakibat kerusakan jaringankulit yang akut 43

e Penelitian Risk faktor for scabies among male soldier in PakistanHasil Kebiasaan tidur berbagi baju handuk praktik higieneyang tidak benar sering berpergian ke tempat yang beresiko danberpotensi sebagai sumber penularan skabies merupakan faktorganda yang menyebabkan skabies Kesimpulan Rendahnyatingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakinrendah tingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuantentang personal higienis juga semakin rendah Akibatnyamenjadi kurang peduli tentang pentingnya personal higienis danperannya terhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatanumum untuk mendidik populasi mengerti aspek pencegahanpenyakit44

f Penelitian Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan terhadapPrevalensi Penyakit Skabies Studi pada Santri di PondokPesantren Kabupaten Lamongan Kesimpulan (1) Insiden danprevalensi skabies masih sangat tinggi di Indonesia terutama padalingkungan masyarakat pesantren (2) Prevalensi scabies padapondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 (3) Personalhigiene yang buruk karena faktor pengetahuan sikap dan perilakuyang kurang mendukung pola hidup sehat 45

43 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

44 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

45 Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page11-18

Pendahuluan 23

g Penelitian Higiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren WaliSongo Ngabar Ponorogo Hasil (1) Kepedulian pimpinan pondokbelum ada (2) Kegiatan untuk menumbuh-kembangkan upayahigiene perorangan di pondok belum terencana dengan baik (3)Pendanaan pondok tentang higiene perorangan belum ada (4)Kreativitas ustadz dan santri dalam membuat pesan-pesankesehatan di pondok belum ada (5) Pengetahuan santri tentanghigiene perorangan baik 50 (6) Sikap higiene perorangan baik8330 (7) Perilaku higiene perorangan rendah 8330Kesimpulan skabies merupakan penyakit yang lazim di pondokpesantren dan sejauh ini belum ada kepedulian untukmenumbuhkembangkan upaya higiene perseorangan dalammembuat pesan-pesan kesehatan dalam mencegah skabies 46

h Penelitian Model Peningkatan Higiene Sanitasi PondokPesantren di Kabupaten Tangerang47 Hasil (1) Pengetahuanresponden tentang penyakit menular gejala cara penularan dancara mencegah penularan masih rendah (2) Perilaku higieneperorangan responden kurang baik secara berurutan antara lainmandi menggunakan sabun 1850 menggunakan handukbersama 1550 menggunakan sikat gigi bersama 740 gantipakaian bersih setiap 3 hari 2350 ganti pakaian dalam bersihsetiap 3 hari 15 kebiasaan bertukar pakaian pakaian dalamhanduk dan tempat tidur bersama 6420 buang air besar tidakdi jamban 1970 tidak mencuci tangan sebelum makan 3270tidak mencuci tangan setelah buang air besar 6730 wudhumenggunakan kulah 4710 (3) Observasi kondisi lingkunganpondok pesantren jumlah air bersih kamar mandi dan jambankurang

46 Mohammad Badri Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo tahun 2008 Monday 17 March 2008litbangdepkesgoid-Powered by Mambo Open Source Generated 10 January2011 2215

47 Herryanto ldquoModel Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren diKabupaten Tangerang Tahun 2004rdquo Herryanto200401pdf (10012011)

24 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

i Penelitian Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaiandengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra SelatanDesain cross-sectional Sampel adalah santri kelas 1 2 dan 3 diasrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Hasil (1) Adahubungan antara kebiasaan mandi dengan kejadian skabiesmeskipun kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifatlemah (2) Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaanberganti pakaian dengan kejadian skabies di Asrama PondokPesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Langkat SumatraSelatan 48

2 Penelitian yang Terkait dengan Perilaku Kesehatana Penelitian Pengaruh Promkes terhadap Perilaku Pengendalian

Vektor Dengue Studi Intervensi pada Murid-Murid SDN di KotaDepok Hasil Peningkatan pengetahuan sikap dan praktik padaibu sejalan dengan peningkatan pengetahuan sikap dan praktikpada murid Perubahan yang signifikan adalah pada pengetahuandan sikap49

b Penelitian Peran Biopsikososial terhadap Perilaku BeresikoTertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Hasil Dalamperspektif biopsikososial faktor yang secara langsung berperanuntuk terbentuknya perilaku beresiko adalah faktor lingkungansosial dalam hal ini teman sebaya merokok dan minum alkohol 50

48 Abdul Somad ldquoHubungan Kebiasaan Mandi Dan Berganti PakaianDengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Sumatra Selatanrdquo 2006 pdfdiakses pada 12012011

49 Tri Krianto ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-Murid SekolahDasar Negeri Di Kota Depokrdquo Disertasi (Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia2008)

50 Rita Damayanti ldquoPeran bio-psikososial terhadap perilaku beresikotertular HIV pada remaja SLTA di DKIrdquo Disertasi (Program PascasarjanaIlmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasIndonesia 2006)

Pendahuluan 25

c Penelitian Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku Merokok padaRemaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI Jakarta Hasil (1)Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara sikapdengan perilaku merokok pada remaja (2) Terdapat hubunganyang signifikan antara ayah merokok dengan perilaku merokokpada remaja Variabel ayah merokok merupakan variabel yangpaling dominan berhubungan dengan perilaku merokok padaremaja (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara temansebaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja51

d Penelitian Bidan di Desa Terpencil dan Hubungannya denganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal pada Masyarakat LokalPapua Hasil (1) Adanya bidan di desa terpencil tidakberhubungan dengan perbaikan pengetahuan tetapi berhubungandengan perbaikan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternaloleh ibu (2) Lamanya bidan di desa tidak berhubungan denganperbaikan pengetahuan dan pemanfatan yankes (3) Tidak adanyaperbaikan pengetahuan ibu dan pemanfatan yankes maternal olehibu terutama karena hambatan komunikasi para bidan denganmasyarakat setempat dan akses geografi52

3 Perbedaan Penelitian ini dengan Penelitian sebelumnyaa Penelitian ini menggabungkan dua perspektif personal higiene

yaitu perspektif personal higiene secara umum dan perspektifpersonal higiene menurut Islam sehingga diharapkan dapatmenjadi langkah awal konsep model perilaku personal higienebagi komunitas di pondok pesantren di Indonesia pada umumnyayang sampai saat ini belum ada

51 R Kintoko Rochadi ldquoHubungan Konfirmitas Dengan PerilakuMerokok Pada Remaja Sekolah SMU Negeri Di 5 Wilayah DKI JakartardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

52 Zakharias Giay ldquoBidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat Lokal PapuardquoDisertasi (Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2004)

26 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian ataudisebut metode penelitian kombinasi yaitu menggabungkanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif53 Dalam banyak haldata kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamauntuk keperluan menyusun teori54

c Pengambilan data dilakukan secara primer untuk meminimalkanterjadinya data collection error yang bisa mengakibatkankekeliruan dalam pengolahan dan interpretasi data55

d Penelitian ini mencakup wilayah yang luas untuk mendapatkankarakteristik sampel sesuai dengan kriteria inklusi sehinggadiharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang valid

4 Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian lainPendekatan penelitian ini adalah berdasarkan model Precede-

Proceed teori Laurence W Green dan Marshall W Kreuter 56 dalamHealth Education Creating Strategies for School and CommunityHealth oleh Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill57

F Metodologi Penelitian1 Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi dan ilmukesehatan Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode

53 John W Creswell The Mixed Methods Research Pub Sage Journals(2009)

54 Glaser BG Strauss AL The Discovery of Grounded Theory NewYork Aldin Publishing Company 1980

55 Jonathan Sarwono Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat)

56 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

57 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

Pendahuluan 27

penelitian kombinasi atau strategi penelitian ganda jenis sequentialexplanatory 58 Penelitian ini mengkombinasikan dua metode penelitiansekaligus yaitu kuantitatif studi epidemiology59 dan kualitatif studiethnography

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanpada filsafat positivisme teknik pengambilan sampel dilakukan secararandom pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dananalisis data bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang telahditetapkan60 Desain penelitian menggunakan cross sectional studydesign dimana studi berlangsung pada satu waktu tertentu tanpamemberikan intervensi atau disebut penelitian prevalence61 dilakukanuntuk memperoleh pola tertentu dan determinan-determinannya padapopulasi sasaran62 Beberapa keuntungan dari studi ini antara lain hasilstudi dapat merupakan informasi status kesehatan pada suatu populasimemungkinkan untuk generalisasi tidak terancam drop out dapatdigunakan untuk menilai kebutuhan pelayanan kesehatan dan sebagaidasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif63

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskanfilsafat post positivisme teknik pengumpulan data dilakukan secaratriangulasi analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generali64 Desain penelitianmenggunakan ethnography study design untuk mengungkap

58 Lihat Burges and Brannen J Mixing Method Qualitative andQuantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992 Lihat pula SugiyonoAS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta 2011

59 Donna M Mertens Mixed Methods Research Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

60 Kleinbaum DG Kupper LL Morgenstern H EpidemiologicResearch Principles and Quantitative New York Nostrand Reinhold 1982

61 Beaglehole R Bonita R amp Kjellstrom T Basic EpidemiologyGeneva WHO 1993

62 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 105

63 Emy Rianti Agus Tri Winarto Epidemiologi dalam KebidananJakarta Trans Info 2010

64 Sugiyono AS Metode Penelitian Kombinasi (Mixed methods)Bandung Alfabeta 2011

28 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pemahaman dan sikap santri terhadap kebersihan dari perspektif Islamdi pondok pesantren Data dianalisis sesuai konteks atau situasi yangterjadi pada saat data dikumpulkan65 Berdasarkan seluruh analisiskemudian dilakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian66 dengan harapan diperoleh pemahaman yangmendalam tentang gambaran yang sebenarnya untuk selanjutnyadihasilkan sebuah konsep67

Selanjutnya peneliti membandingkan dua kelompok sampeldengan cara membandingkan persamaan dan perbedaan praktik personalhigiene antara dua pondok pesantren yang mempunyai akses air yangberbeda baik sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air untuk mencari faktor-faktor dansituasi yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan di pondokpesantren

2 Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di dua lokasi pondok pesantren yang

berbeda yaitu di Pondok Pesantren Al Hamidiyah yang beralamat diJalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok dan di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten yangberalamat di jalan Sampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung KecamatanCikulur Kabupaten Lebak Provinsi Banten

65 Anshar Amra ldquoDefinisi dan jenis-jenis Penelitianrdquo MahasiswaProgram Doktor Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah PascaSarjana Institut Teknologi Bandung 2010 (emailanshar_amranstudentsitbacid)

66 Mudjia Rahardjo Analisis Data Penelitian Kualitatif SebuahPengalaman Empirik Friday 11 June 2010 0132 linkwwwmudjiarahardjocom

67 Mudjia Rahardjo Jenis dan Metode Penelitian Kualitatif Tuesday 01June 2010 0452 - Last Updated Wednesday 02 June 2010 0328 linkwwwmudjiarahardjocom

Pendahuluan 29

3 Populasi dan Sampela Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah santri puteri dan santriputera yang tinggal di pondok pesantren wilayah Depok danBanten

b SampelSampel penelitian adalah santri yang tinggal di Pondok PesantrenAl Hamidiyah Depok dan di Pesantren Qothrotul Falah Bantenyang terpilih dan bersedia menjadi responden Kriteria inklusisampel adalah santri yang tinggal di pondok pesantren minimalsudah 6 bulan mondok di pesantren

c Teknik SamplingTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukanlokasi dan unit sampel yang diambil adalah purposivesamplingjudgemental68 Teknik purposive sampling digunakankarena populasi tidak homogen dan lokasi yang tersebar69

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yangsecara sengaja ditentukan sesuai dengan persyaratan sifatkarakteristik ciri dan kriteria sampel yang akan mewakilipopulasi70 Selanjutnya sampel individu dimana santri sebagairesponden ditentukan dengan menggunakan teknik probabilitysampling yaitu menggunakan metode simple random samplingatau metode acak sederhana

68 Adang Bachtiar Achmad Kusdinar Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas Indonesia 2008

69 Noeng Muhadjir Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif dan Mixed Edisi V (Revisi) Yokyakarta Penerbit Rake Sarasin2007

70 Tatang Amirin M Populasi dan Sampel Penelitian PengambilanSampel dari Populasi Tak-Terhingga dan Tak-Jelastatangmangunywordpresscom 2011

30 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

d Besar SampelBesar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakanrumus uji hipotesis beda dua proporsi7172 dengan power 95

Rumus

2

221

221111

)(

)1()1()1(22

PP

PPPPzPPz

n

βα

Derajat kemaknaan (α) sebesar 5Power (1-β) sebesar 90P1 = 80 P2 = 50 Plt = Proporsi rata rata

4 Kerangka Konsep PenelitianKerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan hubungan

antara variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat(dependent variable) Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalahumur santri jenis kelamin pengetahuan dan sikap Sedangkan variabelterikat penelitian ini adalah perilaku personal higiene yang mencakupsemua subvariabel dependen antara lain mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan cara wudhursquo

Gambar Kerangka konsep penelitian studi komparasi praktikpersonal higiene santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan diPondok Pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada gambar 11

71 Stanley Lemeshow David W Hosmer Jr Janelle Klar Stephen KLwanga Adequacy of Sample Size in Health Studies Geneva World HealthOrganization 1997

72 Stephen K Lwanga and Stanley Lemeshow Sample sizedetermination in health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Pendahuluan 31

Gambar 11Kerangka Konsep Penelitian

5 Definisi OperasionalDefinisi operasional merupakan definisi dari apa yang diukur

untuk masing-masing variabel atau apa yang menjadi indikator darimasing-masing variabel tersebut Definisi operasional pada penelitianini terdiri dari definisi operasional variable dependen definisioperasional variabel subdependen dan definisi operasional variableindependen

a Definisi Operasional Variabel Dependen1) Perilaku personal higiene adalah tindakan atau praktik sehari-

hari santri di pondok pesantren dalam memelihara kebersihandan kesehatan diri meliputi mandi mencuci tangan menggosok

Perilaku Personal Higiene diPesantren Al Hamidiyah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

Variabel IndependenVariabel Dependen

Faktor Predisposing1 Jenis kelamin2 Umur3 Pengetahuan4 Sikap

Faktor Reinforcing1 Pendidikan ibu2 Pendidikan ayah3 Pekerjaan ibu4 Pekerjaan ayah5 Pendapatan keluarga

Faktor EnablingPelayanan kesehatan

Faktor Environment1 Prevalensi penyakit2 Frekwensi sakit

Perilaku Personal Higiene diPesantren Qothrotul Falah

(mandi mencuci tangan menggosokgigi mencuci rambut istinjarsquomenggunting kuku menggantipakaian menggunakan handukwudhu)

32 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kuku menggantipakaian menggunakan handuk dan wudhu Perilaku personalhigiene dikategorikan berdasarkan nilai median Adapun kriteriabaik adalah ge 20

2) Pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pondok pesantren yangmemadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modern ataupondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses air bersihberupa sumber air utama yang digunakan ketersediaan airsepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumur borpompa Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan terletak disekitar permukiman penduduk

3) Pondok pesantren Qothrotul Falah adalah pondok pesantrenyang memadukan sistem pesantren salaf dan pendidikan modernatau pondok pesantren salafiyah ashriyah dengan akses airbersih berupa sumber air utama yang digunakan ketersediaanair sepanjang tahun dan kualitas air yang berasal dari sumurbor pompa dan kulah Lokasi pondok pesantren ada diperdesaan terletak di sekitar permukiman penduduk

4) Kulah adalah kolam besar yang terbuat dari tanah untukmenampung air hujan dan dipergunakan santri untuk mencucimandi serta berwudhu dimana air kulah akan banyak pada saatmusim hujan dan mengering pada musim kemarau

b Definisi Operasional Variabel Sub Dependen1) Mandi adalah praktik sehari-hari santri untuk membersihkan

tubuh menggunakan air dan sabun dengan cara menyiramkanmengalirkan atau merendamkan diri dalam air sebanyak dua kalisetiap sehari73

2) Mencuci tangan adalah tindakan santri membersihkan tangandan jari jemari dengan menggunakan air mengalir dan sabun

73 Kamus Bahasa Indonesia Definisi mandihttpkamusbahasaindonesiaorg Diakses pada 03-11-2013

Pendahuluan 33

ataupun cairan lainnya terutama setelah buang air besar (BAB)buang air kecil (BAK) dan pada saat mau makan74

3) Menggosok gigi adalah praktik membersihkan gigi yangdilakukan santri dengan menggunakan sikat gigi atau siwak danmemakai pasta gigi minimal dua kali sehari yaitu sehabissarapan pagi dan sebelum tidur malam75

4) Mencuci rambut adalah kegiatan membersihkan kulit kepaladan rambut dengan menggunakan air dan sampo supaya bersihdari minyak debu serpihan kulit dan kotoran lain yangmenempel dirambut minimal satu kali dalam dua hari76

5) CebokIstinjarsquo adalah tindakan membersihkan dubur dan ataukemaluan yang dilakukan setiap setelah BAB dan BAK denganmenggunakan air dan sabun untuk menjaga kesehatan danbersuci dari hadas 77

6) Menggunting kuku adalah tindakan memotong kuku yangtumbuh melebihi ujung jari dengan tujuan menjaga kebersihandan mencegah timbulnya infeksi yang dilakukan minimal satukali dalam seminggu78

7) Mengganti pakaian adalah tindakan sehari-hari santri untukmengganti pakaian termasuk pakaian dalam yang dilakukansetiap selesai mandi minimal dua kali sehari

8) Menggunakan handuk adalah tindakan santri menjemur ditempat yang kering dan atau terkena matahari setelah memakai

74 WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care Pdf Publicationsof the World Health Organization can be obtained from WHO Press 20Avenue Appia 1211 Geneva 27 Switzerland 2005

75 American Dental Association A Healthy Mouth for Life OralLongevity (pdf) 2008 wwworallongevityadaorg

76 Adams D Wadeson J The Art of Hair Colouring London ThomsonLearning 2005

77 The Toolkit on Hygiene Sanitation amp Water Anal Cleansing TheWorld Bank 2005 diakses melalui Wikipedia bahasa Indonesia pada07112013

78 Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Artikel Islam MajalahAsy Syariah VolIIINo311428 H2007M hal 55-56

34 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

handuk dan mengganti handuk maksimal 3 hari setelahpemakaian 79

9) Berwudhu adalah praktik santri dalam menggunakan air untukanggota tubuh tertentu (yaitu wajah dua tangan kepala dan duakaki) untuk menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangiseseorang untuk melaksanakan shalat atau ibadah yang lain80

c Definisi Operasional Variabel Independen1) Jenis kelamin adalah perbedaan antara santri laki-laki dan

perempuan dari segi anatomi biologi81 Jenis kelamin perempuandikategorikan tidak beresiko untuk berperilaku tidak higiene

2) Pengetahuan adalah pemahaman santri tentang personal higienePengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai median Kriteriabaik ge 30

3) Sikap adalah respon atau kecenderungan santri untukberperilaku dalam menjaga personal higiene Sikapdikategorikan berdasarkan nilai median Kriteria baik ge 29

4) Pendidikan ibu ayah adalah kegiatan belajar mengajar formalyang pernah diikuti ibu ayah dan mendapat ijazah

5) Pekerjaan ibu ayah adalah kegiatan rutin yang dilakukan olehibu ayah dan memiliki nilai ekonomis Ibu tidak bekerjadikategorikan tidak beresiko terhadap perilaku personal higieneresponden karena mempunyai kesempatan mendidik anak

6) Pendapatan keluarga adalah pendapatan keluarga rata-ratadalam satu bulan

79 Flemming Andersen et al Comparison of the effect of glycerol andtriamcinolone acetonide on cumulative skin irritation in a randomized trialJournal of the American Academy of Dermatology Volume 56 Issue 2 Pages228-235 February 2007 pdf diakses pada 07112013

80 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Iftaa TataCara Wudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnahkaahilwordpresscom201111 diakses pada 07112013

81 Jurnal Pemikiran Islam Paramadina Perspektif Jender Dalam IslamPenerbit Yayasan Paramadina Jln Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza IKav Ua 20-21 Jakarta Selatan March 16 2007 at 756 pm

Pendahuluan 35

7) Pemanfaatan Yankes adalah pemanfaatan fasilitas kesehatanantara lain poskestren rumah sakit umum rumah sakit swastapuskesmas pustu klinik balai kesehatan dokter praktikperawat praktik atau bidan praktik Kriteria pemanfaatanYankes ya jika responden pergi berobat ke pelayanankesehatan saat mengalami masalah kesehatan atau sakit tidakjika responden tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan saatmengalami masalah kesehatan sakit atau responden pergiberobat ke dukun dan atau orang pintar

8) Prevalensi penyakit adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren meliputi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare dan demam

9) Prevalensi penyakit lain adalah kejadian kesakitan yang pernahdialami responden dalam 6 bulan terakhir meliputi gabunganpenyakit (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)

10) Frekuensi sakit adalah jumlah responden pernah mengalamisakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenFrekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernah sakitdan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernah mengalami5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondok pesantrenSkala ukur yang dipakai adalah nilai mean dengan cut of pointnilai median

11) Poskestren adalah keberadaan akses pelayanan kesehatan dipondok pesantren yang memberdayakan kemampuan santri danustadz agar mau dan mampu untuk hidup sehat 82

6 Sumber DataSumber data penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu

sumber data primer dan sekunder Sumber data primer pada penelitiankuantitatif dikumpulkan dan diambil langsung dari lapangan hasilpengisian kuesioner oleh semua santri yang menjadi responden

82 Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan PolaPendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah Kabupaten Meranginharisn73fileswordpress com200712pembentukan-poskestrenpdf

36 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

penelitian Sumber data primer kualitatif diperoleh dari hasil wawancaralangsung dengan tiga orang santri puteri tiga orang santri putera dansatu orang pak ustadz atau pimpinan pondok dari masing-masingpondok pesantren yang menjadi responden serta observasi baik padasantri pimpinan pondok dan lingkungan fisik pondok pesantren

Data yang diambil dari sumber primer kuantitatif adalah faktorpredisposing reinforcing enabling dan environment terutama variabelyang terkait dengan pengetahuan sikap dan perilaku santri terhadappersonal higiene di pondok pesantren serta lokasi karakteristik danfasilitas yang ada di pondok pesantren Data yang diambil dari sumberprimer kualitatif adalah gambaran pemahaman serta sikap santri danpimpinan pondok pesantren terhadap personal higiene menurutperspektif Islam

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian iniberupa publikasi jurnal hasil penelitian buku teks artikel naskah dancatatan yang terpublikasikan Data yang diperoleh akan dijadikansebagai data penunjang dari penelitian yang dilakukan

7 Teknik Pengumpulan DataPeneliti pada studi ini bertindak sebagai pengumpul data aktif

dibantu oleh dua orang enumerator dengan teknik pengumpulan datasebagai berikut

a Survei AwalSurvei awal penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Awwabin yang beralamat di jalan H Sulaiman No 12 BedahanSawangan Kota Depok Survei awal dilakukan untukmengumpulkan fakta tentang faktor-faktor yang menyebabkantimbulnya masalah kesehatan di pondok pesantren Survei awaljuga dilakukan untuk menentukan besar proporsi kejadian tidakhigiene dipondok pesantren (P1) guna menetapkan besarnyasampel penelitian

b Uji validitas dan reliabilitasUji validitas dan reliabilitas dilakukan di pondok pesantren Al-Karimiyah yang beralamat di Jalan H Maksum No 23 Sawangan

Pendahuluan 37

Kota Depok Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sudahmenguji ketepatan dan konsistensi kuesioner

c KuesionerPengisian kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data yangmeliputi semua variabel terkait dengan penelitian Pembuatankuesioner dilakukan melalui beberapa tahap penyusunan awal ujicoba di lapangan perbaikan dan uji coba kembali di lapangansampai tahap finalisasi kuesioner Untuk menggali informasitentang kebiasaan santri maka selain menggunakan kuesioneryang sudah distandarisasi juga dilengkapi dengan wawancara danobservasi tentang perilaku hidup sehat terkait personal higiene 83

Guna menjamin kualitas data dilakukan quality control sejak darilapangan sampai pada pengolahan

d ObservasiTeknik ini digunakan dengan cara mengamati secara seksamaobyek yang diteliti baik perilaku individu atau situasi proseskegiatan tertentu84 Jenis observasi yang dilakukan adalahobservasi alami Peneliti melakukan observasi menyeluruhterhadap latar santri dan pondok pesantren tanpa mengubahnyaTujuan observasi adalah untuk mengamati dan memahami sikapdan perilaku santri secara nyata dan alami terhadap personalhigiene 85

e WawancaraMetode interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkanketerangan secara lisan langsung dari responden86 Dalam model

83 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanisian

84 Nana Sudjana Penilaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung RemajaRosdakarya 1995)84

85 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanobservasi

86 Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat (JakartaGramedia Pustaka Utama 1993) 129

38 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

wawancara ini peneliti secara kreatif mengendalikan jawabanresponden87 Wawancara dilakukan dengan santri untuk menilaipemahaman sikap dan praktik santri terhadap personal higienedari perspektif Islam di pondok pesantren Wawancara jugadilakukan dengan pimpinan pondok guna mencari informasitentang pemahaman dan sikap pimpinan pondok terhadappersonal higiene di pondok pesantren88

f DokumentasiTeknik ini digunakan untuk mencari literatur terdahulu yangrelevan dengan penelitian yang menitik beratkan pada analisisatau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya

8 Teknik Analisis DataSetiap selesai pengumpulan data dilakukan pemeriksaan

kelengkapan pengisian data dan pengkodean untuk konsistensi dataSetelah dilakukan pemeriksaan data kemudian dimasukkan ke dalamkomputer Selanjutnya dilakukan pembersihan data sesuai kaidahpenelitian kemudian data diolah dan dianalisis untuk melihat hubunganfaktor predisposing enabling reinforcing dan environment terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta faktor dominan yang mempengaruhi

Analisis data kuantitatif dibedakan menjadi pertama analisisdeskriptif (univariat) digunakan untuk menjelaskan menggambarkandistribusi karakteristik variabel independen variabel dependen dansubvariabel dependen dalam peringkasan data baik secara numerikmaupun katagorik kedua analisis bivariat dengan melakukan uji chi-square dan uji fisher exact guna melihat hubungan antara variabel bebasdengan variabel terikat dengan perhitungan statistik menggunakantabulasi silang ketiga analisis multivariat merupakan analisis lanjutyang dipakai untuk menguji besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

87 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktikCet XII (Jakarta PT Rineka Cipta 2002) 202

88 Lebih jelasnya bisa dilihat dalam kuesioner penelitian pada halamanwawancara

Pendahuluan 39

terhadap variabel terikat dan faktor dominan yang mempengaruhidengan mengunakan jenis uji regresi logistik metode backward

Analisis data kualitatif dilakukan dengan pendekatan analisiskultural yaitu dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisiskuantitatif Analisis ini juga mengumpulkan tema budaya nilai sosialdan simbol-simbol demografi juga untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain sikap dan perilaku sehingga akanmembentuk satu kesatuan yang holistik menampakkan masalah yangdominan dan mana yang kurang dominan Berdasarkan seluruh analisispeneliti akan melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi narasi danargumentasi sehingga bisa menarik kesimpulan secara umum sesuaisasaran penelitian

9 Teknik PenulisanTeknis penulisan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah

sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Sekolah PascasarjanaUniversitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk penulisanmenggunakan pedoman Turabiyan Style untuk notes dan LibraryCongress untuk transliterasi

G Sistematika PembahasanStudi ini di bahas dalam enam bab Satu bab berisikan latar

belakang permasalahan satu bab merupakan kajian mendalam tentangdasar teori yang digunakan tiga bab berisi analisis interpretasi sertapembahasan secara kuantitatif dan kualitatif hasil penelitian Kemudiansatu bab berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusanmasalah serta rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait sesuaidengan signifikansi dari studi ini Gambaran umum dari tiap babtersebut dijelaskan sebagai berikut

Bab pertama merupakan pendahuluan berisikan permasalahantentang penyakit yang sering muncul di pondok pesantren lalukaitannya dengan kebersihan yang merupakan bagian penting dari nilai-nilai dalam Islam Kemudian tersaji tujuan signifikansi studi danmetodologi penelitian untuk mengungkap faktor-faktor terkaitpenyebab dari permasalahan

40 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Bab kedua merupakan tinjauan tentang teori yang sifatnyafilosofis yang menjadi dasar pijakan dalam menganalisis tiap fenomenayang ditemukan Berisikan kajian pustaka yang mengurai secaramendalam tentang referensi terkait meliputi Islam dan perkembangankesehatan konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

Bab ketiga merupakan penjelasan secara rinci tentang unit sampelsebagai tempat penelitian yaitu pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah serta karakteristik masing-masing responden sebagaisampel penelitian Berisikan gambaran pondok pesantren sebagaitempat penelitian deskripsi karakteristik masing-masing respondendalam praktik personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah dandeskripsi karakteristik masing-masing responden dalam praktik personalhigiene di pondok pesantren Qothrotul Falah

Bab keempat merupakan pembahasan yang menganalisa danmenjelaskan bukti empirik data kuantitatif dan kualitatif dan menguraikekuatan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falahserta faktor paling dominan yang mempengaruhi

Bab kelima adalah pembahasan tentang perbandingan baikpersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di masing-masing pondok pesantren

Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban rumusanmasalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang pendukung yangditemukan studi ini Pada bab ini juga disajikan rekomendasi didasarkanpada hasil temuan Rekomendasi tersebut ditujukan kepada kalanganakademisi pembuat kebijakan pengelola program pondok pesantrendan pelayanan kesehatan

41

Bab IIIslam dan Kesehatan

ebersihan adalah pangkal kesehatan menjaga kebersihandiri dan lingkungan akan menciptakan lingkungan hidup

yang nyaman dan sehat sehingga akan tercipta jiwa dan raga yang sehatserta kuat Islam dan kesehatan terkesan sebagai dua hal yang masing-masing berdiri sendiri bahkan bertolak belakang Argumentasi inididasarkan pada berbagai persoalan bidang kesehatan di tengahmasyarakat yang menunjukkan belum sepenuhnya nilai-nilai ajaran danpemikiran Islam diamalkan1 Hal ini tentu menjadi tantangan tersendirikarena sesungguhnya pokok ajaran Islam terkait erat dan sangat relevandengan keilmuan di bidang kesehatan dan bersifat universalKeterkaitan agama dan kesehatan tidak bisa dinafikan dari lingkupkesehatan berdasarkan definisi dan komprehensivitas Islam jelas terlihatbahwa Islam menghendaki agar umatnya kuat atau tidak lemah secarafisik mental sosial dan ekonomi Abu Hurairah berkata bahwa NabiMuhammad Saw bersabda

X uhmm Xmtna t䗮Xt䗮뿀䔜 䗮 t t뿀X m뿀X 䗮  t뿀 t鑰  tϤ ekta X ήt˸X 䗮 m t뿀X m뿀X 䗮Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripadamukmin yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan2

Tuntunan Islam banyak mencerminkan nilai-nilai kesehatan diantaranya melalui cara hidup yang sehat Demikian juga aspek mentaldan spiritual merupakan bagian penting dan utama domain agama dankesehatan Sehat adalah kondisi secara holistic bukan saja sehat secara

1 Selamat Riyadi ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam BidangKesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga KementerianKesehatan Artikel 2012 hal 2

2 Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih DicintaiOleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadis bag 1 2014

K

42 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat3 StudiIslam komprehensif baik di Indonesia maupun di luar negeri sertabanyak hasil penelitian menunjukkan kuatnya hubungan antara agamadan kesehatan Studi ini berpijak pada argumen bahwa konsep Islam dankesehatan harus disatukan untuk menuju keselamatan dunia akhiratkesejahteraan dan kemakmuran lahir dan batin umat manusia

Selanjutnya akan dipaparkan konsep Islam dan kesehatan yangmeliputi Islam dan perkembangan kesehatan Islam dan pendidikanpesantren konsep dasar kesehatan personal higiene dan model perilakukesehatan

A Islam dan Perkembangan KesehatanBukti perhatian al-Qurrsquoan terhadap bidang ilmu pengetahuan

dinyatakan dalam firman Allah Swt

mt a䖌 ullh tΕl뿀 䗮a thX뿀 䗮 t 䖲t䕶X䗮a t XΕ䖌䗮a tl䗮al뿀뿀  䗮 tΎX mtn 뿀閰tϤtlX 䖌䗮

ldquoSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silihbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakalrdquo (QS ali-rsquoImran 190)

Sejarah ilmu pengetahuan kedokteran sudah berjalan lamabahkan cikal bakal ilmu kedokteran atau medis telah ada sebelum Islamdatang Beberapa peradaban kuno seperti Cina Yunani Mesir RomaPersia serta India sudah mulai mengembangkan dasar-dasar ilmukedokteran sekalipun dengan cara dan peralatan yang sederhana4

Semua manusia menganggap bahwa kesehatan sangatlah pentingmeskipun setiap bangsa mempunyai pendapat yang berbeda tentangdefinisi kemuliaan kesejahteraan kebahagiaan kebajikan dan caramenjalani hidup Bangsa Sparta misalnya hanya akan mendapat hidup

3 Henrik L Blum Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory (New York Human Science Press 1974) DepartemenKesehatan RI 2008

4 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 28

Islam dan Kesehatan 43

sejati jika dijalani dengan berperang Bangsa Yunani menganggapbahwa hidup bahagia bisa tercapai bila menguasai filsafat Bangsa Indiamemilih Indu sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kemuliaanNamun demikian semua bangsa tersebut sepakat bahwa kesehatanmerupakan salah satu nikmat hidup yang harus dijaga Orang YunaniKuno misalnya mempercayai Ascleipius sebagai dewa kesehatanMuncul beberapa dokter atau tabib terkemuka di Yunani yang telahbanyak berkontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteranHippocrates atau lsquoYpocrasrsquo (5-4 SM) menulis dasar-dasar pengobatanRufus of Ephesus (1 M) seorang dokter dari Asia Minor berhasilmenyusun lebih dari 60 risalah ilmu kedokteran Yunani Dioscoridesjuga dikenal sebagai seorang penulis risalah pokok-pokok kedokteranyang menjadi dasar pembentukan farmasi selama beberapa abadkemudian5

Perkembangan ilmu kedokteran pada abad pertengahan diambilalih dunia Islam yang berpusat di Timur Tengah Berbeda denganilmuan lain ilmuwan muslim menjadikan al-Qurrsquoan dan as-Sunnahsebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteranPara ilmuwan bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegangkekuasaan dalam mengembangkan ilmu kedokteran Langkah pertamamereka adalah menerjemahkan berbagai literatur kedokteran daribangsa-bangsa lain terutama Yunani ke dalam bahasa Arab Sementararumah sakit telah ada sejak masa Nabi Muhammad Saw di MadinahBahkan pada saat berperang Nabi Muhammad Saw selalu membawapasukan khusus yang berperan sebagai tim medis Mereka menyiapkanberbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut beberapa untaKlinik berjalan dan tim medis ini bertugas merawat dan mengobatitentara muslim yang terluka dalam peperangan Mereka berpindah darisatu medan perang ke medan perang lain Tercatat dalam sejarah bahwarumah sakit pertama yang dibangun kaum muslimin berada diDamaskus Siria Rumah sakit ini dibangun pada masa pemerintahanKhalifah Al-Wahid (706 M) dari Dinasti Umayyah

5 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

44 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Perkembangan kedokteran Islam melalui tiga periode pasangsurut Periode perkembangan kedokteran ini dibedakan menjadi periodepenerjemahan literatur kedokteran periode keemasan dan periodekemunduran Periode penerjemahan berlangsung pada abad ke-7 hinggake-8 M Para ilmuwan muslim pada masa ini gencar mengalih-bahasakan buah pikiran para tabib Yunani Kuno baik dari bahasaYunani maupun bahasa lain ke dalam bahasa Arab Khalifah Al-Marsquomun dari Dinasti Abbasiyah mendorong para sarjana untukberlomba-lomba menerjemahkan literatur penting ke dalam bahasa ArabSejumlah sarjana terkemuka ikut ambil bagian dalam proses transferpengetahuan tersebut seperti Jurjis bin Bakhtisliu Yuhanna binMasawaya serta Hunain bin Ishak

Pada abad ke-9 sampai ke-13 M dunia kedokteran Islamberkembang begitu pesat Sejumlah rumah sakit besar berdiri Rumahsakit tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat perawatan danpengobatan Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat belajar bagipara dokter baru sehingga muncul sejumlah dokter terkemuka danberpengaruh di dunia kedokteran hingga sekarang Sekolah kedokteranpertama yang dibangun umat Islam adalah sekolah Jindi ShapurKhalifah al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah mendirikan rumah sakit dikota Baghdad Khalifah mengangkat Judis bin Bahtishu sebagai dekansekolah kedokteran tersebut Pendidikan kedokteran yang diajarkan diJindi Shapur sangat serius dan sistematik Sekolah kedokteran iniakhirnya melahirlkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka seperti al-Razi al-Zahrawi Ibnuu Sina Ibnuu Rushd Ibnuu al-Nafis dan IbnuuMaimon6

Al-Razi (841-926 M) dikenal di Barat dengan nama Razes Namalengkap al-Razi adalah Abu Bakar Mohammad bin Zakaria al-RaziBeliau menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh al-Mansur penguasaKhurasan Al-Razi kemudian pindah ke Baghdad menjadi dokter kepaladi rumah sakit Baghdad dan dokter pribadi khalifah Karya al-Razi

6 Ezzat Abouleish Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School of Medicine andDirector of Obstetric Anesthesia Magee-Womens Hospital The Journal ofIMA 1979 p 29

Islam dan Kesehatan 45

yang berjudul Al-Mansuri menyoroti tiga aspek penting dalamkedokteran yaitu kesehatan publik pengobatan preventif danperawatan penyakit khusus Al-Razi dalam buku yang berjudul Al-Murshid mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit Buku lainnyayang berjudul Al-Hawi terdiri dari 22 volume mengupas tentangpengobatan cacar air Buku ini menjadi salah satu rujukan sekolahkedokteran di Paris

Al-Zahrawi (930-1013 M) dikenal dengan nama Abulcasis diBarat Ahli bedah terkemuka dari Arab ini menempuh pendidikan diUniversitas Cordoba Ia menjadi dokter istana pada masaKhalifah Abdul Rahman III Sebagian besar hidupnya didedikasikanuntuk menulis buku-buku kedokteran khususnya masalah bedah Salahsatu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul Al-Tastif liMan Ajizrsquoam Al-Tarsquolif sebuah ensiklopedia ilmu bedah terbaik padaabad pertengahan Buku tersebut digunakan di Eropa hingga abad ke-17M Al-Zahrawi dalam buku tersebut menerapkan cutlery untukmengendalikan pendarahan Ia juga menggunakan alkohol dan lilinuntuk menghentikan pendarahan selama pembedahan tengkorakberlangsung Al-Zahrawi juga menulis buku tentang operasi gigi

Dokter muslim yang sangat mashur adalah Ibnuu Sina atauAvicenna (980-1037 M) Salah satu kitab kedokteran fenomenal yangberhasil ditulisnya adalah Al-Qanun fi al-Tibb atau Canon of MedicineKitab itu menjadi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang berisisatu juta kata Hingga abad ke-17 M kitab ini masih menjadi referensisekolah kedokteran di Eropa

Sementara tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah IbnuuRushd atau Averroes (1126-1198 M) Dokter kelahiran GranadaSpanyol ini sangat dikagumi para sarjana Eropa Kontribusinya dalamdunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul Al-Kulliyat fi al-Tibb (Colliyet) Buku tersebut berisi rangkuman ilmu kedokteran Bukukedokteran lain berjudul Al-Taisir yang mengupas praktik-praktikkedokteran

Nama dokter muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnuu el-Nafis (1208-1288 M) Dokter yang lahir di era meredupnyaperkembangan kedokteran Islam ini sempat menjadi kepala rumah sakit

46 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Al-Mansuri di Kairo Sejumlah buku kedokteran berhasil ditulisnyaSalah satu karyanya yang terkenal adalah Mujaz al-Qanun Buku iniberisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnuu Sina

Beberapa nama dokter muslim terkemuka yang jugamengembangkan ilmu kedokteran antara lain Ibnuu Wafid al-Lakhmseorang dokter terkemuka di Spanyol Ibnuu Tufalis seorang tabib yanghidup sekitar tahun 1100-1185 M dan Al-Ghafiqi seorang tabib yangmengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika Setelah abadke-13 M ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana muslimmengalami masa stagnasi Perlahan ilmu kedokteran Islam mulai surutdan mengalami kemunduran seiring runtuhnya era kejayaan Islam diabad pertengahan Secara singkat kontribusi para dokter muslimmeliputi bakteriologi anesthesi surgery ophthalmology danpsikoloterapi Konsep yang dikembangkan umat Islam pada erakeemasan tersebut hingga kini masih memberikan banyak pengaruh7

Dalam bidang keperawatan dunia barat mengakui FlorenceNightingale sebagai perawat pertama di dunia Namun berabad-abadsebelum Nightingale Rufaida binti Saad al-Aslamiya telah menjadiseorang perawat Ia merupakan perawat profesional pertama padazaman Nabi Muhammad Saw Rufaidah digambarkan sebagai seorangwanita yang memiliki kualitas perawat yang ideal yaitu penuh kasihempati pemimpin yang baik dan guru besar yang menyampaikanpengetahuan klinis kepada orang lain Kegiatan Rufaidah sebagaiseorang perawat sangat terlibat dalam masyarakat membantu orang-orang kurang beruntung yang melambangkan etos perawatan Diaadalah pendiri sekolah pertama keperawatan bagi perempuan Dia jugamengembangkan kode etik pertama dan etika berabad-abad sebelumFlorence Nightingale di dunia barat8

Rufaidah memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sarsquoad al-BaniAslam al-Khazraj Ia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansargolongan pertama yang menganut Islam di Madinah Ayah Rufaidah

7 M Sanusi Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik NajahYogyakarta 2012

8 Eva Hillary Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Islam dan Kesehatan 47

adalah seorang dokter Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saatbekerja membantu ayahnya Rufaidah mengabdikan diri merawat kaummuslim yang sakit dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi saatkeadaan damai Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korbanyang terluka akibat perang Badar Uhud Khandaq dan Perang KhaibarRufaidah mendirikan rumah sakit di lapangan sehingga terkenal saatperang Nabi Muhammad SawMuhammad memerintahkan korban yangterluka dirawat oleh Rufaidah Digambarkan bahwa saat perangKhandaq Rufaidah merawat Salsquoad bin Malsquoadh yang sedang terlukakarena tertancap panah di tangan hingga stabil9

Sejarah Islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersamaRufaidah Nama-nama tersebut adalah Ummu Ammara AminahUmmu Ayman Safiyat Ummu Sulaiman dan Hindun Beberapa wanitamuslim yang terkenal sebagai perawat adalah antara lain KulsquoayibatAminah binti Abi al-Qays al-Ghifari Ummu lsquoAtiyah al-Anshariyat danNusaibat binti Kalsquoab al-Maziniyat Ummu Ammara dikenal jugasebagai Nusaibah binti Kalsquoab bin Maziniyat Dia adalah ibu dariAbdullah dan Habi anak dari Bani Zayd bin lsquoAsim Dia berpartisipasidalam perjanjian lsquoAqabah dan perjanjian Ridhwan Ia juga punya andildalam Perang Uhud (625 M) dan perang melawan Musailamah diYamamah bersama anak dan suaminya Dalam bidang lain dikenalnama Al-Syifalsquo binti al-Harith Al-Syifalsquo termasuk wanita cerdas yangdikenal sebagai guru dalam membaca dan menulis serta ahli ruqyah(pengobatan) sebelum datangnya Islam Sesudah memeluk Islam diatetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan Oleh karena itudia disebut sebagai ulama (guru) wanita pertama dalam Islam Di antaramuridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab

B Islam dan Pendidikan PesantrenSejarah pendidikan Islam mengenal salah satu bentuk tempat

berlangsung kegiatan pendidikan yaitu al-kuttab Sebelum berdirilembaga pendidikan formal Islam al-kuttab dan madrasah telah

9 Omar Hasan Kasule ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rd International NursingConference Brunei Darussalam Article 1998

48 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berlangsung di rumah-rumah ulama di masjid tempat-tempat penjualanbuku dan tempat-tempat lain Nabi Muhammad Saw menjadikan dar al-Arqam bin Abi al-Arqam yaitu rumah sahabat bernama Arqam bin Abial-Arqam di Mekkah sebagai tempat pendidikan Pelajaran yangdiajarkan adalah dasar-dasar agama Islam dan al-Qurrsquoan NabiMuhammad Saw juga menjadikan rumahnya di Mekkah dan Madinahsebagai tempat kegiatan pendidikan Islam

Menurut Syalabi pakar pendidikan Islam dari Mesir dalamTarikh al-Tarbiyyah al-Islamiyyah mengatakan bahwa al-kuttab telahditemui sebelum Islam Pendidikan di al-kuttab menurut MuhammadMunir Mursi telah dikenal sejak abad pertama hijriah di kota-kota IslamDi kota Qairawan Tunis ditemui al-kuttab yang berkembang pesat padaabad ke-tiga hijriah bersamaan dengan hidupnya seorang tokohpendidik muslim terkenal Muhammad Ibnuu Sahnun dengan karyanyayang monumental yaitu Adab al-Mutarsquoallimin10

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia dikenal sejak kedatanganIslam ke Indonesia Pendidikan Islam awal memakai sistem soroganatau perorangan Pendidikan berlangsung sangat sederhana serta tidakmengenal strata Menurut Mahmud Yunus sejarah pendidikan Islamsama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia Sejak masuknyaIslam ke Indonesia mulai timbul pendidikan Islam Pendidikan Islampada mulanya berlangsung di rumah-rumah langgarsurau masjid dankemudian berkembang menjadi pondok pesantren Setelah itu barutimbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenalsekarang ini11

Cukup sulit menentukan waktu yang pasti awal masuknya Islamke kepulauan Nusantara Hal ini dikarenakan minimnya data-datakonkret yang mendukung untuk mengungkapkan semua itu MenurutMuhammad Naimar (India) ldquoBukti-bukti tangan pertama tentangbagaimana Islam di Indonesia tidak mungkin diperoleh tetapi bukti-

10 Azrarsquoie Zakaria dan Athiah Muhayat Ibnuu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Qursquoran (YPA) 2008 hlm 2

11 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 2

Islam dan Kesehatan 49

bukti yang berasal dari luar cukup menunjukkan bahwa pengislaman didaerah ini telah terjadi sejak waktu permulaan Islam malahan mungkinketika Nabi Muhammad Saw masih hidup sebagaimana halnya di IndiaSelatanrdquo12

Beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam ke Indonesia (1)Syed Naquib al-Attas berpendapat bahwa cacatan yang paling tuamengenai kemungkinan sudah bermukimnya orang-orang muslim diIndonesia bersumber dari laporan Cina tentang pemukiman Arab padatahun 55 atau 672 M (2) Gerini seorang sejarawan dalam Further Indiadan Indo Malay Archipelago yang didukung penulis Harry W Hazzarddalam Atlas of Islamic History menyatakan bahwa orang Islam pertamayang mengunjungi Indonesia adalah saudagar Arab pada abad ke-7 MMereka singgah di Sumatera ketika mengadakan perjalanan menujuCina (3) Juned Pariduri mengatakan bahwa telah ditemukan sebuahmakam yang berangka tahun Haa-Miim yang berarti tahun 48 H atau670 M Dengan demikian agama Islam sudah masuk di Barus TapanuliSumatera Utara (4) Thomas W Arnold dalam The Preaching of Islammenyatakan bahwa pada abad ke-7 M di pantai barat pulau Sumaterasudah didapati suatu kelompok perkampungan orang-orang Arab13

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul sejakpertama kali masuknya Islam di Nusantara Lembaga pendidikantersebut disebut dengan lembaga pendidikan tradisional atau salafiLembaga pendidikan Islam yang telah mengalami perubahan denganmengikuti sistem madrasi biasanya menggunakan nama baru ataumenambah julukan madrasah dan atau modern Perkembanganpendidikan Islam berikutnya memunculkan sistem pendidikan pesantren

Pendidikan pesantren ditinjau dari segi bentuk dan sistemnyaberasal berasal dari India Sebelum proses penyebaran Islam keIndonesia sistem pesantren telah dipergunakan secara umum untuk

12 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 4

13 Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan dan Perkembangan) (Jakarta Lembaga Studi Islam danKemasyarakatan (LSIK) 1999) 5

50 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa Pesantren mempunyaibeberapa elemen yang membentuknya Pertama pondok Asrama atautempat belajar bagi santri disebut dengan pondok Para santri tinggalbersama dan belajar di bawah bimbingan sang guru yang lazimnyadisebut ldquokyairdquo Kedua masjid Masjid merupakan elemen yang tidakdapat dipisahkan dari dunia pesantren Masjid dapat berfungsi sebagaitempat yang baik untuk mendidik para santri misalnya untuk praktiksembahyang lima waktu pengajaran kitab-kitab klasik khutbah dansembahyang Jumrsquoat Ketiga pengajaran kitab-kitab klasik yang biasadisebut dengan ldquokitab kuningrdquo Keempat santri Dalam tradisipesantren santri dapat dibedakan menjadi dua (1) santri mukim yaknimurid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan bertempat tinggaldi lingkungan pesantren atau pondok (2) santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren Santri kalong tidakmenetap di dalam pondok Kelima kyai kyai merupakan komponenterpenting dalam kehidupan pesantren kyai adalah pelopor bagikelahiran pesantren yang dipimpinnya kyai juga menjadi pemegang danpenentu kebijakan yang ada di seluruh pesantren Para kyai di pulauJawa banyak yang menganggap bahwa pesantren merupakan kerajaankecil yang dimilikinya Konsekuensi logisnya kekuasaan mutlak dalamkehidupan dan lingkungan pesantren sepenuhnya ada di tangan kyaiDengan demikian kyai menjadi penguasa tunggal sehingga tidak bisaditentang oleh siapapun kecuali oleh kyai yang memiliki pengaruh lebihbesar

Berdirinya sebuah pesantren tentu tidak hanya dijadikan sebagaiajang untuk memperluas cakrawala santri dalam memahami doktrin-doktrin keagamaan Pesantren juga berfungsi untuk meninggikan moralmelatih dan mempertinggi semangat serta menghargai nilai-nilaispiritual dan kemanusiaan Pesantren melatih dan menyiapkan parasantri untuk hidup hemat sederhana dan berhati bersih Selain itupesantren juga mengajarkan budi pekerti dan sopan santun Secarasederhana tujuan pesantren adalah membimbing para santri agarmenyadari bahwa belajar semata-mata merupakan kewajiban danpengabdian kepada tuhan Belajar bukan hanya untuk meraih prestasikehidupan dunia dalam bentuk uang kekuasaan atau pangkat Cita-cita

Islam dan Kesehatan 51

pendidikan pesantren adalah latihan untuk memandirikan diri sendiridan tidak tergantung kepada siapapun selain kepada Allah

Nilai-nilai yang mendasari pesantren dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian Pertama nilai-nilai agama yang memilikikebenaran absolut berorientasi kepada hal-hal yang bersifat ukhrawidan bercorak fikih-sufistik Kedua nilai-nilai agama yang memilikikebenaran relatif yaitu nilai-nilai agama yang berkaitan dengan realitasosial yang empiris dan pragmatis misalnya mengenai kehidupan sosialpolitik atau budaya

Pendidikan di pesantren bersifat holistik Artinya kyaimemandang bahwa seluruh kegiatan belajar mengajar merupakankesatupaduan yang utuh dan totalitas dalam kehidupan sehari-hariSehingga persoalan yang berhubungan dengan kapan mulai belajartarget apa yang ingin dicapai dan kapan ingin selesai tidak pernahdibicarakan Implikasinya sulit mencari dan merumuskan tujuanpendidikan pesantren secara baku yang bisa dijadikan standar umum

Pendidikan yang dikaukan di pesantren mempunyai beberapaprinsip Pertama teosentris Pesantren mendasarkan filsafatpendidikannya pada anggapan bahwa proses dalam kehidupan dimukabumi ini akan kembali kepada Tuhan Pesantren mengabdikan segalakegiatan belajar mengajar demi kepentingan ukhrawi dan berperilakusakral dalam kehidupan kesehariannya Kedua sukarela dan mengabdiPara kyai di pesantren melakukan segala kegiatan demi mengabdi dansecara sukarela sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT Ketigakearifan Kearfian yang dimaksud adalah bersikap dan berperilaku sabarrendah hati taat pada hukum agama dan mendatangkan maslahat bagikepentingan bersama Keempat kesederhanaan Sikap kesederhanaantidak sama dengan kemiskinan Kesederhanaan diartikan denganbersikap dan berpikir wajar balance dan tidak bersikap sombongKelima kolektivitas Dunia pesantren berlaku diktum orangmendahulukan kepentingan orang lain dalam hal ldquohakrdquo tetapi orangharus mendahulukan kewajiban diri sendiri sebelum kewajiban oranglain Keenam mengatur kegiatan bersama Ketujuh kebebasanterpimpin yakni semua mahluk memiliki atau tidak bisa keluar darigaris-gairs sunnatullah-nya tetapi memiliki kecenderungan sendiri-

52 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

sendiri sesuai fitrahnya Kedelapan mandiri Kesembilan pesantrenadalah tempat mencari ilmu dan mengabdi Kesepuluh mengamalkanajaran agama Setiap perbuatan dan aktivitas selalu di bawah bimbingandalam batas-batas dan rambu-rambu hukum agama Kesebelas tanpaijazah Dunia pesantren tidak berlaku ijasah akan tetapi hanyapengakuan dari masyarakat atas prestasi kerja seorang santri ditambahdengan restu kyai Keduabelas restu kyai Segala kegitan santri harusselalu direstui oleh kyainya agar bermanfaat dan membawakemaslahatan untuknya

Lembaga pendidikan Islam di suatu wilayah dengan di wilayahyang lain terdapat banyak persamaan Sering kali perbedaan hanyaterletak pada persoalan nama yang diberikan penduduk setempatPenyebutan nama yang berbeda lebih disebabkan karna lembagapendidikan Islam merupakan kelanjutan dari suatu pranata sosial yanghidup dan berkembang di wilayah bersangkutan Berkenaan denganpendidikan di Aceh terdapat istilah-istilah penting yaitu meunasahdayah dan rangkang

Surau dalam tradisi dan adat Minangkabau adalah kepunyaankaum suku atau indu Surau bagi kaum tertentu didirikan sebagaipelengkap dari rumah gadang karena banyaknya berdiam dari keluargasaparuik (berasal dari satu perutketurunan) yang berada di bawahpimpinan seorang datuk (kepala suku) Surau pada mulanya berfungsisebagai tempat bertemu berkumpul rapat-rapat dan tempat menginapbagi anak lelaki yang dewasa atau orang tua (uzur) Dalam tradisiMinangkabau laki-laki dewasa tidak boleh menginap di rumah gadangdan hanya kaum perempuan yang diperbolehkan memiliki kamar dirumah gadang14 Setelah kedatangan Islam ke Sumatra Barat makasurau berubah fungsi tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempatmenginap laki-laki dewasa tetapi juga memiliki fungsi yang lebih luastermasuk sebagai tempat ibadah serta tempat pengajaran danpengembangan ajaran-ajaran islam misalnya menjadi tempat shalatbelajar membaca al-Qurrsquoan dan sebagainya

14 Azyumardi Azra Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisidan Modernisasi Diterjemahkan Oleh Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003 hlm 8

Islam dan Kesehatan 53

Pada tahap selanjutnya terjadi pemisahan fungsi antara surau danmasjid Kalau masjid berfungsi sebagai tempat ibadah dalam arti ritualbelaka misalnya shalat lima waktu berjamaah shalat Idul Fitri atau IdulAdha dan shalat jumrsquoat surau memiliki multifungsi yakni sebagaiasrama anak-anak muda tempat mengaji dan belajar agama dantempat menjalani suluk praktik-praktik tasawuf 15

C Konsep Dasar KesehatanMendefinisikan kesehatan yang baik adalah sulit karena setiap

orang memiliki konsep sendiri tentang kesehatan Organisasi KesehatanDunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai ldquokeadaan lengkapfisik mental dan kesejahteraan sosial bukan hanya tidak adanyapenyakit atau kelemahanrdquo16 Sehat adalah kondisi sehat secara holistikbukan saja sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial17

Undang Undang Negara Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwaldquoKesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomisrdquo18

Menurut Pender pandangan kesehatan individu bervariasi antarakelompok usia yang berbeda jenis kelamin ras dan budayaSelanjutnya Pender menjelaskan bahwa semua orang bebas daripenyakit tidak sama dengan sehat Kesehatan adalah ldquokeadaan bahwaorang mendefinisikan dalam kaitannya dengan nilai-nilai mereka sendiri

15 Suluk adalah ibadah yang dilakukan para penganut tarikat denganmengurung diri di dalam kelambu atau kamar kecil bertekun melakukan ibadahguna mendekatkan diri kepada Tuhan sepanjang waktu

16 World Health Organization Promoting Mental Health ConceptsEmerging evidence Practice A report of the World Health OrganizationDepartment of Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University of MelbourneWorld Health Organization Geneva 2005

17 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

18 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Undang Undang No 23Tahun 1992 tentang Kesehatan Jakarta 1992

54 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

kepribadian dan gaya hidup menunjukkan bahwa bagi banyak orang ituadalah kondisi hidup daripada keadaan patologisrdquo Oleh karena itukesehatan adalah konsep yang rumit dan berarti lebih dari tidak adanyapenyakit Menurut Mc Gouhg kesehatan adalah ldquocara di mana orangberpikir tentang kesehatan dan bagaimana mereka mengelola hidupmereka dengan cara yang sehat atau meningkatkan kesehatanrdquo19

D Personal HigienePersonal higiene atau kebersihan diri adalah suatu tindakan

memelihara kebersihan dan kesehatan diri untuk kesejahteraan fisik danpsikis20 Perilaku personal higiene adalah suatu pemahaman sikap danpraktik yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajatkesehatan memelihara kebersihan diri meningkatkan rasa percaya dirimenciptakan keindahan dan mencegah timbulnya penyakit Perilakupersonal higiene sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaansehingga personal higiene merupakan hal penting dan harusdiperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan psikis seseorang21

Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan keselamatan dankesejahteraan individu Orang yang sehat mampu memenuhi kebutuhankebersihan mereka sendiri Berbagai faktor personal sosial dan budayamempengaruhi praktik kebersihan22 Selanjutnya akan diuraikan konseppersonal higiene yang meliputi dasar pengetahuan ilmiah dasarpengetahuan perawatan perkembangan personal higiene pentingnyapersonal higiene dan personal higiene dalam perspektif Islam

19 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Basic Nursing Essentials ForPractice 6th Edition ISBN 13 978-0-323-03937-6 amp 10 0-323-03937-5Mosby Elsevier St Louis Missouri 2007 Page 8

20 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN-13 978-0618771202 Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

21 Ibnuu Indra Fajarwati Sandriana A Rachman Watief PerilakuPersonal Hygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesi (Makasar Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Hasanudin 2014) Pengabdian Masyarakat

22 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

Islam dan Kesehatan 55

1 Dasar Pengetahuan IlmiahKebersihan yang layak membutuhkan pemahaman dasar

pengetahuan ilmiah tentang anatomi dan fisiologi integumen ronggamulut mata telinga dan hidung Selain itu juga kulit dan sel-selmukosa pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darahyang mendasarinya Sel-sel membutuhkan gizi yang cukup hidrasi dansirkulasi untuk melawan cedera dan penyakit Teknik kebersihan yangbaik mendukung struktur normal dan fungsi jaringan tubuh Selain itudiperlukan penerapan pengetahuan tentang patofisiologi untukpencegahan dan perawatan higienis yang baik

a KulitKulit adalah organ aktif dengan fungsi perlindungan sekresiekskresi pengaturan suhu dan sensasi Kulit seringmencerminkan perubahan kondisi fisik dengan perubahan warnaketebalan tekstur turgor temperatur dan hidrasi Selama kulittetap utuh dan sehat fungsi fisiologis tetap optimal Kulitmemiliki tiga lapisan utama epidermis dermis dan subkutan (1)Epidermis (lapisan luar) tersusun dari beberapa lapisan tipis darisel yang mengalami tahap pematangan yang berbeda Perisai iniyang mendasari jaringan terhadap kehilangan air dan cedera danmencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksipenyakit Lapisan terdalam dari epidermis menghasilkan sel-selbaru sebagai persediaan menggantikan sel-sel permukaan luarkulit yang mati secara terus menerus (2) Dermis adalah lapisankulit yang lebih tebal yang mengandung bundel kolagen dan seratelastis untuk mendukung epidermis Serabut saraf pembuluhdarah kelenjar keringat kelenjar sebaceous dan folikel rambutsaja yang melalui lapisan dermal Kelenjar sebaceous mensekresisebum yang berminyak yang berbau ke dalam folikel rambut (3)Lapisan jaringan subkutan mengandung pembuluh darah sarafkelenjar getah bening dan jaringan ikat longgar diisi dengan sel-sel lemak Jaringan lemak merupakan isolator panas untuk tubuhJaringan subkutan juga mendukung lapisan kulit bagian atasuntuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera Sangat sedikitjaringan subkutan mendasari mukosa mulut

56 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Kaki Tangan dan KukuKaki tangan dan kuku sering membutuhkan perhatian khususuntuk mencegah infeksi Kuku adalah jaringan epitel yang lekuktersembunyi oleh kulit yang disebut kutikula Bagian yangterlihat dari kuku adalah tubuh kuku Memiliki berbentuk bulansabit dengan daerah yang dikenal sebagai lunula tersebut Dibawah kuku terletak lapisan epitel disebut kuku Sebuah kukuyang sehat normal adalah transparan halus dan cembung dengankuku merah muda dan ujung putih tembus Penyakitmenyebabkan perubahan dalam bentuk ketebalan dankelengkungan kuku

c Rongga mulutRongga mulut dilapisi dengan membran mukosa yang terhubungdengan kulit Rongga mulut atau bukal terdiri dari bibir sekitarsekeliling mulut pipi berjalan di sepanjang dinding samping darirongga lidah dan otot lidah dan langit-langit keras dan lunakMukosa oral biasanya berwarna merah muda dan lembab Dasarmulut dan permukaan bawah lidah kaya akan suplai pembuluhdarah Setiap jenis hasil ulserasi atau trauma pada perdarahanyang signifikan Ada tiga pasang kelenjar ludah yangmengeluarkan sekitar satu liter air liur sehari Kelenjar buccalditemukan pada lapisan mukosa pipi dan mulut menjagakebersihan dan kenyamanan jaringan mulut Pengaruh obatpaparan radiasi dan pernapasan mulut mengganggu sekresi salivadalam mulutGigi merupakan organ mengunyah atau pengunyahan Merekadirancang untuk memotong merobek dan menggiling makananyang dicerna sehingga dapat dicampur dengan air liur danmenelan Sebuah gigi normal terdiri dari mahkota leher dan akarMembran periodontal terletak tepat di bawah margin gusimengelilingi gigi dan memegang itu tetap di tempatnyaKesehatan gigi tampak putih halus mengkilap dan selarasdengan benar Kesulitan dalam mengunyah terjadi ketika jaringan

Islam dan Kesehatan 57

gusi di sekitarnya meradang atau terinfeksi atau ketika gigi yanghilang atau menjadi kendor Kebersihan mulut secara teraturdiperlukan untuk menjaga integritas permukaan gigi danmencegah radang gusi

d RambutPertumbuhan rambut distribusi dan pola menunjukkan statuskesehatan umum seseorang Perubahan hormonal stres emosionaldan fisik penuaan infeksi dan penyakit tertentu mempengaruhikarakteristik rambut Batang rambut sendiri tak bernyawa danfaktor-faktor fisiologis tidak secara langsung mempengaruhi ituNamun kekurangan hormon dan nutrisi dari folikel rambutmenyebabkan perubahan pada warna atau kondisi rambut

e Mata Telinga dan HidungKetika membersihkan jaringan sensorik yang sensitif dengan caramencegah cedera dan ketidaknyamanan seperti tidakmenggunakan sabun di mata

2 Dasar Pengetahuan PerawatanTidak ada dua individu mengetahui tentang praktik unik

kebersihan dan pilihan pribadi Sejumlah faktor yang mempengaruhipilihan pribadi untuk kebersihan diri adalah

a praktik SosialKelompok sosial mempengaruhi pilihan dan praktik kebersihantermasuk jenis produk kesehatan yang digunakan dan sifat danfrekuensi Selama masa kanak-kanak kebiasaan keluargamempengaruhi kebersihan Ini termasuk misalnya frekuensimandi saat hari mandi dilakukan dan jenis kebersihan mulutyang dipraktikkan Sebagai anak-anak memasuki tahun-tahunremaja perilaku kelompok sebaya seringkali mempengaruhikebersihan pribadi

b Pilihan PribadiSetiap individu memiliki keinginan pribadi dan preferensi tentangkapan mandi bercukur dan melakukan perawatan rambut Pilihan

58 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

produk yang berbeda sesuai dengan preferensi pribadi kebutuhandan sumber daya keuangan

c Body ImageCitra tubuh mempengaruhi cara individu menjaga kebersihanJika seseorang tampak rapi terawat mungkin tidak ada masalahdalam kebersihan sehari-hari Individu yang tampil tidak terawatatau tidak tertarik dalam kebersihan sering membutuhkanpendidikan tentang pentingnya kebersihan atau penilaian lebihlanjut mengenai kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengankebersihan sehari-hari

d Status Sosial EkonomiSumber daya ekonomi mempengaruhi jenis dan keterjangkauanpraktik-praktik kebersihan yang digunakan seseorang Statusekonomi mempengaruhi kemampuan untuk secara teraturmenjaga kebersihan Ketika individu memiliki masalah kurangnyasumber daya sosial ekonomi hal itu menjadi sulit untukberpartisipasi dan mengambil peran yang bertanggung jawabdalam kegiatan promosi kesehatan seperti kebersihan dasar

e Keyakinan Kesehatan dan MotivasiPengetahuan tentang pentingnya kebersihan dan implikasinyauntuk kesejahteraan mempengaruhi praktik kebersihan seseorangNamun pengetahuan saja tidak cukup Motivasi merupakan faktorkunci dalam keberhasilan praktik kebersihan tetapi dalamkurangnya motivasi karena kurangnya pengetahuan MenurutPender tahun 2002 banyak keputusan pribadi yang dibuat setiaphari yang membentuk gaya hidup lingkungan sosial dan fisik

f Variabel BudayaMenurut Galanti tahun 2004 keyakinan budaya dan nilai-nilaipribadi mempengaruhi kebersihan Budaya menjaga kebersihantidak sama pentingnya untuk beberapa kelompok seperti halnyakelompok lain Di Amerika utara adalah umum untuk mandi

Islam dan Kesehatan 59

setiap hari sedangkan di beberapa budaya lain adalah kebiasaanuntuk benar-benar mandi hanya sekali seminggu Individumembutuhkan rencana budaya yang kompeten untuk perawatankesehatan diri Bagi beberapa orang praktik kebersihan yangdipengaruhi oleh budaya dan potensi adalah sumber konflik danstres di lingkungan Mandi kebersihan perineum dan praktikperawatan rambut adalah isu-isu sensitif Kebersihan adalah halyang sangat pribadi dari budaya yang berbeda yang memilikipraktik berbeda Beberapa budaya misalnya Cina dan Filipinamenghindari mandi selama 7 sampai 10 hari setelah melahirkanBudaya Cina Jepang Korea dan Hindu mempertimbangkanbagian atas lebih bersih daripada bagian bawah tubuhMasyarakat Muslim tangan kiri digunakan untuk membersihkansedangkan tangan kanan digunakan untuk makan dan berdoa

g Kondisi FisikIndividu tertentu dengan keterbatasan fisik atau cacat seringkekurangan energi fisik dan ketangkasan untuk melakukankebersihan Individu yang masih di bawah pengaruh obatpenenang tidak akan memiliki kejernihan mental atau koordinasiuntuk melakukan perawatan diri Penyakit kronis sepertipenyakit jantung kanker gangguan neurologis dan kondisikejiwaan tertentu sering melemahkan atau melumpuhkan individuSebuah pemahaman yang melemah akibat arthritis gangguanstroke atau otot menghambat individu dari menggunakan sikatgigi handuk atau sisir

3 Perkembangan Personal HigieneHygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu Hygieia (dewi muda)

atau Princess yang berarti pendeta tinggi kesehatan Gagasankebersihan orang-orang Yunani dimulai dari Mediterania pada zamanperunggu 1500-600 SM diikuti oleh periode yang menggembirakan dari

60 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

transisi antara budaya lisan dan keaksaraan dan kebangkitan intelektualdan sastra Yunani 600-400 SM23

Sejarah standar kebersihan dimulai pada periode klasik Sejaktahun 400 SM kebersihan Yunani telah muncul sebagai sebuah disiplinmedis khusus yang berusaha untuk mengontrol setiap aspek darilingkungan manusia udara pola makan tidur bekerja olahragaevakuasi nafsu pikiran dan untuk memasukkan mereka ke dalamsebuah sanitasi atau cara hidup sehat24

Kekayaan Yunani tidak terletak pada tanah tetapi semata-matapada orang dan kemampuan mereka untuk berdagang Oleh karena ituperkembangan mereka dari perdagangan yang ramah di pedalaman dankota-kota pelabuhan Sejumlah 200000 orang diyakini telah menghunikota pelabuhan Sisilia Akragas (didirikan 581 SM) yang dibangun dikawah subur dari gunung berapi yang punah Kota-kota perdaganganlain memiliki populasi lebih dari satu seperempat juta25 Dengan buktimenunjukkan bahwa kesehatan orang-orang Yunani jarang mencapaikeseimbangan selama sekitar 200 tahun dan umur panjang itu adalahrata-rata 381 tahun pada saat kematian atau lebih tepatnya 426 tahununtuk laki-laki 337 tahun untuk perempuan Kota mereka terkandungberbagai lembaga-lembaga publik komunal yang benar-benar baru keEurasia dan bisa dibilang kebijakan sipil yang ambisius dan mewahmulai mengerahkan pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan fisikseluruh penduduk dari abad ke-8 dan seterusnya Ledakan demografisYunani juga ditopang oleh ikatan yang kuat dan disiplin sosial disiplinilmu serta regulasi Empat disiplin mental dan fisik agama olahraga

23 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity Firstpub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 Pdf New York Oxford University Press Inc2007

24 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 74

25 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 75

Islam dan Kesehatan 61

dan obat-obatan membentuk lingkungan sosial kebersihan Yunaniawal26

a Bio-FisikPembersihan atau cleaning adalah sebuah subyek universal danbegitu jelas terdiri dari sejumlah sejarah yang berbeda Kotoranhanya peduli keluar dari tempat dan bukan baik atau buruk Danalam tidak peduli apa yang kita pikirkan atau bagaimana kitamerespon dalam segala materi dengan bentuknya Tetapi sebagaispesies kita melakukan perawatan sangat mendalam tentangkelangsungan hidup kita sendiri Sejarah manusia di sekitarkeyakinan bahwa kotoran adalah buruk dan bahwa penghapusankotoran selalu baik Bersih kata yang digunakan dalam berbagaimacam situasi sering terang-terangan manusia berpusat ataumelayani diri sendiri dengan cara yang kita sebut moral tetapijuga digunakan lebih obyektif sebagai istilah teknis untukmengukur atau menilai hal-hal materi relatif terhadap hal-hal lainItu benar-benar komprehensif dan dipertanyakanMendahului semua sejarah budaya manusia bagaimanapun tentusebelum sejarah manusia dari kebersihan pribadi adalah miliarantahun pembangunan spesies yang sepenuhnya amoral Tanggalpasti yang memasuki garis waktu tak berujung ini hampir tidakrelevan apa yang benar-benar kita cari adalah waktu rentang atauperiode ketika hal-hal yang mempercepat dalam kasus homosapiens sapiens adalah suatu tempat antara tahun 100000 dan25000 SM diikuti oleh ledakan pembangunan setelah 5000 SMSelama semua spesies dari kita persisten dan sangat menuntutkebutuhan bio-fisik yang berkembang dan beradaptasi danmenyediakan infrastruktur dasar yang selanjutnya sangat

26 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 76

62 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

berpusat kepada manusia psikologi teknologi dan sosiologi darikebersihan27

b Kebersihan SipilPerubahan higienis selama lima puluh tahun pertama abad ke 18masih yang terutama pribadi dan ekonomi sebagian besar darimereka terjadi dalam pikiran orang dan di dalam rumah-rumahpribadi Dalam paruh kedua abad ini di Inggris Perancis danJerman khususnya ada minat baru dalam kegunaan kesehatanumum ditambah dengan langkah tentatif pertama menujukebijakan kesehatan masyarakat higienis berdasarkan statistikdan ilmu pengetahuan alam Hanya untuk menjaga perkembangansosial yang lebih luas dalam perspektif namun lompatanimajinasi yang diperlukan untuk membuat sambungan antara idelama kebersihan pribadi dan ide baru dari kesehatan umumtercermin dalam catatan kaki ini dari bibliophile kesehatan amatirdan pembaharu Sir John Sinclair ragu mencoba untukmendefinisikan kembali kebersihan pribadi sebagai ilmu sosialpada tahun 1802KesehatanKesehatan yang baik dan umur panjang sangattergantung pada kebersihan pribadi dan berbagai kebiasaan danadat istiadat Bahwa ketika dilihat secara tunggal tampak sangatsepele namun ketika digabungkan ada setiap alasan untukpercaya bahwa kesehatan kesehatandan kenyamanan akan munculdari ketaatan mereka Lima tahun kemudian muncul filsafatEropa baru tentang polisi mediyaitu (1) Iklim (2) Pendidikanjasmani (3) Diet Amusements umum (4) Kebiasaan dan beacukai (5) Lembaga publik (7) Kesehatan angkatan darat dan laut

27 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007 p 9

Islam dan Kesehatan 63

(8) Mencegah gangguan menular (10) Kedokteran dan saranamempromosikan perbaikannya28

c Personal Higiene HukumPada tahun 1995 peraturan tentang keamanan pangan (kebersihanmakanan umum) mengatakan bahwa semua orang yang bekerjadi daerah penanganan makanan harus mempertahankan tingkatkebersihan pribadi yang tinggi dan tepat memakai pakaian bersihdan pelindung yang sesuai29 (1) Mencuci tangan staf penangananmakanan harus diingatkan tentang perlunya untuk mencucitangan mereka secara teratur selama persiapan makanan contohsebelum memulai tugas menangani makanan setelah menanganisemua makanan mentah dan sebelum menangani makanan lainmakanan sangat tinggi berisiko setelah menggunakan toiletsebelum menangani barang berisiko tinggi setelah mengambilistirahat terutama jika penjamah makanan telah merokok ataumakan setelah bersin batuk ingus atau menyentuh rambutmereka setelah penanganan sampah atau limbah makanan (2)Plester luka harus ditutupi dengan plester tahan air Orangdengan cedera serius tangan atau jari mereka mungkin perlumemakai sarung tangan khusus atau bahkan mungkin harusberhenti menangani makanan terbuka (3) Perhiasan penjamahmakanan tidak harus memakai perhiasan sambil menyiapkan ataumenangani makanan terbuka karena risiko perhiasan datang kedalam kontak dengan atau jatuh ke dalam makanan (4) Makandan minum staf tidak boleh makan sambil menangani ataumempersiapkan makanan untuk bisnis (5) Merokok penjamahmakanan yang merokok harus mencuci tangan mereka setelahrokok untuk mengurangi resiko kontaminasi pada makananMerokok tidak harus diperbolehkan dalam kamar makanan (6)

28 Virginia Smith Clean A History of Personal Hygiene and Purity PdfFirst pub ISBN 978ndash0ndash19ndash929779ndash5 New York Oxford University Press Inc2007p 225

29 Department of Health Forest District Council PO Box 410Wetherby Yorkshire LS23 7LN Pdf

64 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pakaian pelindung pakaian bersih harus benar-benar meliputitubuh untuk staf penanganan makanan Ini harus berwarna terangdan memiliki saku di dalam saja Celemek saja tidak cukup stafpenanganan makanan harus memakai topi atau jaring rambutuntuk mencegah rambut atau ketombe jatuh ke makanan (7)Penyakit orang yang menderita kondisi berikut tidak harusbekerja di setiap daerah penanganan makanan setiap penyakityang mungkin ditularkan melalui makanan (berlaku untuk siapasaja yang dicurigai menderita atau membawa penyakit) terinfeksiluka infeksi kulit luka dan diare

d Perkembangan Mencuci TanganUntuk generasi saat ini mencuci tangan dengan sabun dan airtelah dianggap sebagai ukuran kebersihan pribadi Konsepmembersihkan tangan dengan agen antiseptik muncul di awalabad 19 Pada awal 1822 seorang apoteker Perancis menunjukkanbahwa cairan yang mengandung klorida kapur atau soda bisamembasmi bau busuk mayat yang berhubungan dengan manusiadan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai desinfektandan antiseptik Dalam sebuah makalah yang diterbitkan padatahun 1825 apoteker ini menyatakan bahwa dokter dan orang-orang lain yang menghadiri pasien dengan penyakit menular akanmendapat manfaat dari membasahi tangan mereka dengan larutanklorida cairPada 1846 Ignaz Semmelweis mengamati bahwa wanita yangbayinya dibawa oleh mahasiswa dan dokter di klinik obstetripertama di Rumah Sakit Umum Wina konsisten memiliki tingkatkematian lebih tinggi daripada mereka yang bayinya dibawa olehbidan di klinik kedua Dia mencatat bahwa dokter yang pergilangsung dari suite otopsi ke bangsal kebidanan memiliki bauyang tidak menyenangkan di tangan mereka meskipun mencucitangan mereka dengan sabun dan air setelah memasuki klinikkebidanan Dia mendalilkan bahwa demam nifas yangmempengaruhi ibu nifas begitu banyak disebabkan oleh partikelpucat yang ditularkan dari suite otopsi ke bangsal kebidanan

Islam dan Kesehatan 65

melalui tangan mahasiswa dan dokter Pada tahun 1847 efekpenghilang bau diketahui senyawa klorin dia bersikeras bahwamahasiswa dan dokter yang membersihkan tangan mereka denganlarutan kaporit antara masing-masing pasien di klinik angkakematian ibu di klinik pertama kemudian turun drastis dan tetaprendah selama bertahun-tahun Intervensi ini oleh Semmelweismerupakan bukti pertama yang menunjukkan bahwa pembersihtangan agen antiseptik dapat mengurangi perawatan kesehatantransmisi terkait penyakit menular lebih efektif daripada mencucitangan dengan sabun biasa dan air 30

e Pengendalian Infeksi dan Epidemiologi Rumah SakitPada tahun 1843 Oliver Wendell Holmes menyimpulkan secaraindependen bahwa demam nifas disebarkan oleh tangan tenagakesehatan Meskipun ia menggambarkan langkah-langkah yangdapat diambil untuk membatasi penyebarannya rekomendasi ituberdampak kecil terhadap praktik kebidanan pada saat ituNamun sebagai hasil dari studi oleh Semmelweis dan Holmessecara bertahap mencuci tangan menjadi diterima sebagai salahsatu langkah yang paling penting untuk mencegah penularanpatogen di fasilitas pelayanan kesehatanPada tahun 1961 Dinas Kesehatan Public AS memproduksisebuah film pelatihan yang mendemonstrasiakn teknik cucitangan yang direkomendasikan untuk digunakan oleh petugaskesehatan (HCWs) Pada saat itu rekomendasi diarahkan bahwamencuci tangan secara pribadi dengan sabun dan air selama 1-2menit sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Membilastangan dengan agen antiseptik diyakini kurang efektif daripada

30 JM Boyce MD and D Pittet ldquoGuideline for Hand Hygiene inHealth‐Care Settings recommendations of the Healthcare Infection ControlPractices Advisory Committee and the HICPACSHEAAPICIDSA HandHygiene Task Forcerdquo Source Infection Control and Hospital EpidemiologyVol 23 No S12 (December 2002) pp (Pub The University of Chicago Presson behalf of The Society for Healthcare Epidemiology of America Stable URLhttpwwwjstororgstable101086503164 Accessed 06032012 0313)pdf

66 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

mencuci tangan dan hanya direkomendasikan dalam keadaandarurat atau di daerah di mana tidak tersedia wastafelPada tahun 1975 dan 1985 pedoman formal tertulis pada praktikcuci tangan di rumah sakit yang diterbitkan oleh PusatPengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Pedoman inidirekomendasikan mencuci tangan dengan sabun bukanantimikroba antara mayoritas kontak pasien dan mencuci dengansabun antimikroba sebelum dan sesudah melakukan prosedurinvasif atau merawat pasien berisiko tinggi Penggunaan agenantiseptik tanpa air (misalnya alkohol berbasis cairan)direkomendasikan hanya dalam situasi di mana wastafel tidaktersediaPada tahun 1988 dan 1995 pedoman untuk mencuci tangan danantisepsis tangan diterbitkan oleh Asosiasi Profesional dalamPengendalian Infeksi (APIC) Disarankan untuk mencuci tanganserupa dengan indikasi yang tercantum dalam pedoman CDCPedoman APIC 1995 mencakup diskusi yang lebih rinci berbasisalkohol Pembersih tangan dan mendukung penggunaannya dalampengaturan klinis yang lebih daripada yang telahdirekomendasikan dalam pedoman sebelumnyaPada tahun 1995 dan 1996 Pengendalian Infeksi KesehatanKomite Penasehat praktik (HICPAC) merekomendasikan agarsabun antimikroba atau agen antiseptik tanpa air digunakan untukmembersihkan tangan setelah meninggalkan kamar pasien denganobat multi resisten patogen seperti VRE (vancomisin- resistantenterococci) dan MRSA (methicillin-resistant staphylococcusaureus

f Efikasi Promosi dan Dampak Peningkatan Kebersihan TanganKurangnya informasi ilmiah tentang dampak definitif kebersihantangan pada kesehatan terkait tingkat infeksi mungkin merupakanhambatan untuk kepatuhan sesuai dengan rekomendasikebersihan tangan Namun bukti mendukung keyakinan bahwapeningkatan kebersihan tangan dapat mengurangi kesehatanterkait tingkat infeksi Kegagalan untuk melakukan kebersihan

Islam dan Kesehatan 67

tangan yang tepat dianggap sebagai penyebab utama kesehatanterkait infeksi dan penyebaran organisme multiresisten dan telahdiakui sebagai kontributor besar untuk wabah Dari sembilanrumah sakit berbasis studi tentang dampak kebersihan tanganterhadap risiko kesehatan terkait infeksi

g Teori Motivasi HigieneTterzberg Mausner dan teori motivasi kebersihan dariSnyderman Menunjukkan sebuah hubungan antara non-linear apayang manusia lakukan (motivasi) dan lingkungan di mana diamelakukannya (kebersihan) Teori ini menyiratkan bahwa keduakebutuhan lahir dan kebutuhan batin manusia kreatif bertahanhidup harus menjadi puas untuk mendorong keterlibatannyadalam pekerjaan dan untuk mendapatkan hasil maksimal daridirinya31

4 Pentingnya Personal HigieneKulit adalah pertahanan pertama melawan penyakit dan ada bukti

bahwa menjaga kulit bersih mengurangi jumlah mikroorganismemisalnya bagi bakteri yang dapat menyebabkan penyebaran infeksiNamun manfaat lain yang harus dipertimbangkan terlihat dan merasabersih adalah penting bagi perasaan kesejahteraan dan kepercayaan diriuntuk berinteraksi dengan baik secara sosial Secara komprehensifkebersihan personal dimaksudkan adalah meningkatkan dan memeliharakesehatan mulut mata telinga kaki dan kuku rambut dan genitaliamandi dan perawatan kulit32

a Oral HigienePenyakit mulut adalah penyakit yang paling umum di seluruhdunia Lima puluh sampai sembilan puluh persen dari populasi

31 Ishwar Dayal and Mirza S Saiyadin ldquoCross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theoryrdquo Source Indian Journal of Industrial RelationsVol 6 No 2 (1970) pp 171-183 (Pub Shri Ram Centre for IndustrialRelations and Human Resources Stable URLhttpwwwjstororgstable27760947 Accessed 06032012 0303)

32 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

68 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

orang dewasa di Inggris dan Amerika Serikat menderita beberapabentuk masalah gusi (Coventry et al 2000) Plak terlihat di 72dari populasi Inggris yang memiliki gigi 43 usia 15 sampai 18tahun memiliki plak dan gingivitis (radang gusi) (Harker ampMorris 2005)33 Kesehatan mulut didefinisikan sebagai bersihfungsional dan rongga mulut nyaman bebas dari infeksi bebasdari plak dan puing-puing untuk memastikan struktur danjaringan dari mulut disimpan dalam kondisi sehat (DepartemenKesehatan 2001)34

b Perawatan MataMata adalah organ penglihatan yang menginformasikan tentangdunia sekitarnya lebih dari empat indra lainnya Kitamenggunakan mata kita di hampir setiap kegiatan yang kitalakukan untuk bekerja atau bersantai Setiap hari lain 100 orangmulai kehilangan penglihatan mereka (Royal National Institutefor the Blind 2007) Sekitar dua juta orang di Inggris melaporkanmengalami masalah penglihatan mulai dari tidak mampu melihatteman di seberang jalan atau membaca kertas koran menjaditerdaftar sebagai buta Jumlah orang dengan masalah penglihatanmeningkat bukan hanya karena meningkatnya jumlah orang tuatetapi juga karena kejadian pandangan yang mempengaruhipenyakit seperti diabetes juga meningkat 35

c Perawatan TelingaSatu dari lima orang telah kehilangan pendengaran yang seringdengan serangan bertahap (Royal National Institute for DeafPeople (RNID) 2004) Gangguan pendengaran tidak selalu diakuisampai berdampak pada kemampuan seseorang untuk

33 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 38

34 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 39

35 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 84

Islam dan Kesehatan 69

berkomunikasi secara efektif (Tolson 2002) Perkiraan RNIDbahwa dua juta orang di Inggris mempunyai alat bantu dengar dantiga juta orang lainnya memiliki tingkat gangguan pendengaranHanya 75 dari orang dengan alat bantu dengarmenggunakannya secara teratur (RNID 2009a)36

d Perawatan Kaki dan KukuMobilitas merupakan kegiatan penting dari hidup terutamaketika mempertimbangkan kebebasan melakukan perawatan diriPerawatan kaki dan perawatan kuku merupakan dasar untukmobilitas kenyamanan dan kemandirian (Bryant amp Beinlich1999)37

e Perawatan RambutRambut memiliki tiga tujuan utama mempertahankan suhu tubuhuntuk menjamin kelangsungan hidup transmisi informasisensorik penting untuk otak dan mengekspresikan identitasgender Sepanjang sejarah rambut melambangkan daya tarik dandaya tarik seks (Batchelor 2001) serta keyakinan agama danbudaya menyoroti (Williams 1995) Rambut di tubuh dikaitkandengan pertumbuhan dan kedewasaan dan variasi alamnya yangpenting bagi citra diri (Sinclair 2007) Rambut mengkilap dengantekstur halus umumnya dianggap sehat dan menarik Rambuttekstur dan bersinar berhubungan dengan sifat permukaan rambutsedangkan integritas dan kesehatan ujung rambut berkaitandengan korteks rambut Rambut bervariasi dalam jenis danwarna38

36 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 126

37 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 167

38 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 200

70 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

f Perawatan KulitMenurut Thibodeau amp Patton tahun 2008 setiap inci persegi kulitmengandung jutaan sel dan ratusan kelenjar keringat kelenjarminyak (sebaceous) pembuluh darah dan ujung saraf Kulitterdiri dari tiga lapisan epidermis dermis dan jaringan subkutanEpidermis adalah lapisan paling atas dari kulit yang meskipunrelatif tipis bertindak sebagai lapisan tangguh pelindung terluarSel-sel epidermis terus shedding (exfoliating) dan pembaharuanSiklus mengganti semua sel membutuhkan waktu sekitar satubulan maka kulit sebagai organ bisa regenerasi yangmemungkinkan39

g Fungsi perlindungan KulitMenurut Cooper tahun 2005 dan Watkins tahun 2008 keutuhansebuah kulit sehat adalah bertujuan untuk melindungi organinternal dari infeksi dan paparan zat berbahaya40 antara lain (1)Pemeliharaan terhadap penghalang fisik lingkungan eksternalmisalnya trauma racun dan sinar ultraviolet (2) Struktur kulittermasuk sebum yang asam dan melindungi terhadap penyusupanoleh bakteri (3) Pencegahan kehilangan cairan seperti air dandarah (4) Perlindungan imunologi (5) Regulasi suhu melaluiproduksi keringat dan perubahan dalam ukuran pembuluh darah(6) Reseptor nyeri bertindak sebagai perlindungan terhadapbahaya (7) Pembentukan Vitamin D

h Pentingnya MandiMenurut Ronda amp Falce tahun 2002 memiliki kesempatan untukmandi akan memenuhi kebutuhan biopsikososial seseorangTerapi mandi meredakan efek dari infeksi dan kondisi kulitMenurut Sheppard amp Brenner tahun 2000 perasaan lebih baikkarena menghilangkan bau badan dan meningkatkan penampilan

39 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 274

40 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 275

Islam dan Kesehatan 71

kebutuhan budaya terpenuhi dan mandi dapat menginduksiperasaan kenyamanan dan relaksasi atau stimulasi41

5 Personal Higiene dalam Perspektif IslamIslam menetapkan berbagai macam peristilahan dalam

membangun konsep kebersihan Sebagai contoh adalah tazkiyyahtahagtrah nazafah dan fitrah Guna membangun perilaku bersih terdapatistilah ikhlas thib al-nafs ketulusan kalbu bersih dari dosa tobat danlain-lain sehingga makna bersih amat holistik karena menyangkutberbagai persoalan kehidupan baik dunia dan akhirat

Al-Quran menyatakan istilah tahagtrah sebanyak 31 kata dantazkiyyah sebanyak 59 kata Sementara dalam hadis kata nazafah dapatkita lihat dalam riwayat bukan hadis al-nazafatu min al-iman Padaimplementasinya istilah tahagtrah dan nazafah ternyata kebersihan yangbersifat lahiriyah dan maknawiyah Sementara dalam fikih digunakanistilah tahagtrah Pada kitab-kitab klasik dikhusukan bab al-tahagtrah yangbiasanya disandingkan dengan bab al-najasah Dalam bab tersebutdibahas masalah air dan tanah wudu mandi mandi jinabat tayamumdan lain-lain Namun demikian ketika Allah menerangkan tentangpenggunaan air tahagtrah disandingkan pula dengan kesucian secaramaknawiyah Maknawiyah yang dimaksudkan ialah kesucian dari hadasbaik hadas besar maupun hadas kecil Suci dari keduanya merupakansyarat untuk dapat melaksanakan ibadah seperti salat dan thawaf

Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatuyang dinilai kotor Kotoran yang melekat pada badan pakaian dantempat tinggal yang mengakibatkan seseorang tak nyaman dengankotoran tersebut Badan yang terkena tanah atau kotoran tertentumisalnya dinilai kotor secara jasmaniah namun tidak selamanya berartitidak suci Jadi ada perbedaan antara bersih dan suci Orang yangtampak bersih belum tentu dianggap suci Kebersihan merupakan halyang amat fitri bagi makhluk hidup utamanya makhluk bernyawaIslam mengajarkan bahwa kebersihan saja belum cukup tetapi harusdisertai kesucian Kebersihan ada kalanya menggunakan istilah tahagtrah

41 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 230

72 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

atau tazkiyyah Semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kesucianbaik hissiyyah maupun malsquonawiyah Bahkan terkadang digunakan lafalfitrah

Konsep kebersihan yang amat jamirsquo (komprehensif) dalam Islamnamun belum dimaknai secara kontekstual dalam rangka membangunkebersihan raga dan jiwa Oleh karenanya dalam upaya membangunkeseimbangan ini konseptualisasi kebersihan dan kesucian harusdigalakkan Adalah naif jika hanya mementingkan satu di antarakebersihan dan kesucian Barangkali hal ini yang mengakibatkan orangIslam sering bersuci tetapi tidak bersih sementara non-muslim tidaksuci tetapi bersih Sebagaimana diketahui bahwa Nabi Muhammad Sawadalah tokoh kebersihan kesucian dan pelestarian lingkungan42

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dan utama dalammelaksanakan ibadah kepada Allah dan bekerja serta aktivitas lainImam al-Shatibhi dalam al-Ihkam fi Usul al-Ahkam mengatakan bahwatujuan kehadiran agama Islam dalam rangka menjaga agama jiwa akaljasmani harta dan keturunan Oleh karena itu dalam melaksanakantujuan kehadiran Islam kesehatan memegang peranan utama Tanpaadanya kondisi kesehatan maka seseorang akan sulit melaksanakanberbagai upaya untuk memenuhi kewajiban pokok 43

Khasanah keilmuan Islam mencatat dua terminologi populer yangartinya sehat yaitu al-sihah dan al-afiah Menurut salah satu ulamamakna al-sihah adalah bentuk kesehatan yang meliputi jasmani atauraga atau lahiriah Sedangkan al-afiah adalah bentuk kesehatan yangmeliputi rohani atau jiwa atau batiniah Islam sudah memberikanpetunjuk secara jelas komplit dan terpadu tentang pentingnya menjagakesehatan baik secara jasmani maupun rohani

42 Aburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan PimpinanPusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir httppersisorid 2008

43 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kesehatan -dalam-prespektif-islam Artikel 2015

Islam dan Kesehatan 73

a Konsep menjaga kesehatan jasmani menurut IslamIslam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kesehatanjasmani Konsep kesehatan jasmani menurut Islam adalah sebagaiberikut1) Menjaga tahagtrah artinya menjaga kesucian dan kebersihan

dari semua aspek mulai dari sekujur badan makanan pakaiantempat tinggal maupun lingkungan Imam Suyuthi lsquoAbd al-Hamid al-Qudhat dan ulama yang lain menyatakan bahwamenjaga kesucian dan kebersihan dalam Islam termasukbagian ibadah sebagai bentuk qurbat bagian dari talsquoabbudmerupakan kewajiban sebagai kunci ibadah

2) Menjaga makanan artinya agar memakan makanan yang baikdan halal baik secara dzat maupun cara mendapatkannyaMakanan merupakan salah satu penentu seseorang menjadisehat Firman Allah Swt dalam surah al-Qurrsquoan

tuta Xam䕶Xt ήtl뿀 䗮 뿀 䗮˸m뿀䗮a lat 䖲k m뿀 mamΕ l뿀뿀t뿀 䗮˸mmma閰˸mt뿀X m뿀

ldquoDan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yangAllah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepadaAllah yang kamu beriman kepada-Nyardquo (QS al-Malsquoidah 88)Allah Swt juga berfirman

䗮˸m䗮t뿀䕶 a lat 䖲k t XΕ䖌䗮 mtn l뿀뿀t뿀 䗮˸mmm ml뿀 䗮 lht lh tm뿀 amh Xam  mu뿀tϤ t閰lX뿀 䗮 tl䗮˸mm

ldquoHai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apayang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikutilangkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagimurdquo (QS al-Baqarah ayat 168)

3) Olah-raga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw sepertiberkuda berenang dan memanah Olahraga bertujuan untukmenjadikan manusia sehat dan kuat Sehat dalam Islamdipandang sebagai nikmat kedua terbaik setelah Iman Selainitu banyak ibadah dalam Islam membutuhkan tubuh yangkuat seperti shalat puasa haji dan juga jihad dan Allah Swtmenyukai mukmin yang kuat

74 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

b Konsep menjaga kesehatan rohani menurut IslamIslam juga memerintahkan kepada umatnya untuk menjagakesehatan rohani Konsep kesehatan rohani dalam Islam adalahsebagai berikut1) Memperbanyak ibadah artinya memperbanyak melakukan hal-

hal yang diperintahkan oleh Allah Swt Seorang hamba akanmerasa tenang tentram dan damai dengan melakukan ibadahIbadah tidak hanya sebatas shalat akan tetapi makna ibadahdalam interpretasi yang sangat luas adalah semua perkarapekerjaan yang diniatkan untuk mencari ridha Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰amhmX䗮t  tϤ iXa䗮a 뿀 tiX 䗮 miX l뿀aldquoDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka menyembah-Kurdquo (QS adz-Dzaariyaat 56)

2)Memperbanyak dzikir artinya memperbanyak mengingatAllah Swt baik dalam keadaan senang maupun susah padawaktu siang maupun malam dalam situasi sepi maupun ramaiAllah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan

m˸mmX 䗮  t狀뿀X t뿀 tXmtlta t t뿀tXmtlta Xamma m˸m  t狀뿀Xa 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮ldquo(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjaditenteram dengan mengingat Allah Ingatlah hanya denganmengingat Allah-lah hati menjadi tenteramrdquo (QS al-Ralsquod 28)

3) Ber-husnuzzan (berbaik sangka) artinya keadaan jiwa denganberprasangka baik berpikiran positif Baik itu berprasangkabaik kepada Allah Swt maupun sesama manusia Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

aXitϤ t 뿀 䗮 X䗮a 뿀閰tϤ t 뿀 䗮  t뿀 䗮at香m 䗮˸mt䕶X戀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 lht lhaX˴  hmmXϛh X閰t Xammmhkt et˴mht la䔜X䗮a Xamm䔜X䗮a Xe䕶XΤh a 䗮˸m 뿀 i a

atkΕ 䗮뿀˸ 뿀 뿀閰tϤ 뿀 䗮˸m뿀䗮a mϮ m˸뿀m䕶Xtn la䕶X뿀 tuttldquoHai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dariprasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosadan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan

Islam dan Kesehatan 75

janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lainSukakah salah seorang di antara kamu memakan dagingsaudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya Dan bertakwalah kepada Allah SesungguhnyaAllah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayangrdquo44

4) Ikhlas pada dasarnya ikhlas adalah memurnikan perbuatandari pengaruh-pengaruh makhluk

5) Sabar yaitu sabar dalam melaksanakan ketaatan dan dalammenjauhi kemaksiatan Ibrahim al-Khawwas berkata ldquoSabaryaitu teguh berpegang kepada al-Quran dan as-sunnahrdquoldquoSabar yaitu teguh menghadapi segala macam cobaan dengansikap dan perilaku yang baikrdquo Abu lsquoAli al-Daqqaq berkataldquoSabar yaitu sikap tidak mencela takdir Allah Swt berfirmandalam al-Qurrsquoan

lXh 䗮 tϮtl mtn 䗮˸m Xkt  htl뿀t  Xam뿀aΕ 䗮˸m뿀䗮 䗮˸m뿀c  htl뿀 䗮 tΗlt lh XhmtXΤta XamX戀t 閰amtal뿀쀀 䗮 뿀n m˸h l뿀뿀tϤ 䗮t䗮a t뿀 m XΕta  k

ul tkldquoKatakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang berimanbertakwalah kepada Tuhanmu Orang-orang yang berbuatbaik di dunia ini memperoleh kebaikan Dan bumi Allah ituadalah luas Sesungguhnya hanya orang-orang yangbersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batasrdquo45

6) Bersyukur menurut kamus Al-Mulsquojam al-Wasit bersyukuradalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakannyaserta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut (dengan hatilidah dan perbuatan) Sedangkan makna syukur secara syarrsquoiadalah menggunakan nikmat Allah Swt untuk dibelanjakankepada hal-hal yang di ridhoi dan dicintai Allah Allah Swtberfirman dalam al-Qurrsquoan

t閰latlm l뿀mtaΕ tRc tήϛtn

44 (QS al-Hujuraat 12)45 (QS az-Zumar 10)

76 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

ldquoMaka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamudustakanrdquo (QS ar-Rahmaan 13)

7) Menjaga hati artinya menjaga kesucian diri dari segalatuduhan fitnah dan perbuatan keji seperti hasud riyarsquosombong tul al-amal bakhil dan lsquoujb Hal ini dapat dilakukanmulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuatrencana dan angan-angan yang buruk46

E Model Perilaku KesehatanModel adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berpikir di

dalam menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yangdiharapkan Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadapstimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanankesehatan makanan minuman serta lingkungan47 Model dalam promosikesehatan adalah suatu kerangka berpikir dalam mempengaruhi oranglain agar sesuai dengan kaidah atau norma kesehatan yang berlaku48

Beberapa pendekatan teori perilaku yang sering digunakan dalampenelitian kesehatan antara lain teori Laurence W Green49 Nancy KJanz amp Marshall H Becker50 Karen Glanz51

Berikut dipaparkan model-model perilaku kesehatan tersebutantara lain

46 Hadi Mulyanto httpwwwdakwatunacompentingnya-menjaga-kese hatan-dalam-prespektif-islam Artikel 2015

47 Curtis Valerie Bernadette Bagaimana Menyusun Program PromosiHigiene Unicef Yayasan Dian Desa 2010

48 Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan untuk MahasiswaKebidanan bab 3 hal 37 (Jakarta TIM) 2009

49 Laurence W Green Health Education Planning (London The JohnHopkins University Mayfield Publishing Co 1980)

50 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor 1974 MI 48109 101177_109019818401100101 HBM 2012pdfdownload 30 april 2012

51 Karen Glanz Health Behavior and Health Education 2nd ed chapfive page 92 Manufactured In The United States Of America On Lyons FallsTurin Book (p Cm- Jossey-Bass Health Series 1996)

Islam dan Kesehatan 77

1 The Health Belief ModelThe Health Belief Model (HBM) atau model kepercayaan

kesehatan dikembangkan oleh Nancy dan Marshall pada tahun 1974Monograf pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh masalah kepadamodel kepercayaan kesehatan dan perilaku kesehatan pribadi Risalahtemuan ini diringkas dari penelitian yang menerapkan HBM sebagaiformulasi konseptual untuk memahami mengapa orang melakukan atautidak melakukan berbagai tindakan kesehatan terkait dan memberikandukungan yang cukup untuk model 52

Selama dekade yang telah berlalu sejak publikasi monograf iniHBM tersebut terus menjadi kerangka kerja utama untuk menjelaskandan memprediksi penerimaan rekomendasi perawatan kesehatan danmedis Kelemahan model HBM adalah (1) Kepercayaan-kepercayaankesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikaplain yang juga mempengaruhi perilaku (2) Penelitian psikologi sosialselama puluhan tahun membuktikan bahwa pembentukan kepercayaanseseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku danbukan mendahuluinya

Menurut Health Belief Model secara umum bahwa kemungkinanindividu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung pada duakeyakinan kesehatan (health belief) yaitu pertimbangan adanyaancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injuryor illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian

2 Antecedent Behavior Concequences TheorySulzer Azaroff Mayer (1977) yang dikenal dengan model

AntecedentndashBehaviorndashConcequences (ABC) atau pendahulundashperilakundashkonsekuensi mengungkapkan bahwa perilaku merupakan suatu prosesdan sekaligus hasil interaksi antara pendahulundashperilakundashkonsekuensi

52 Nancy K Janz Marshall H Becker ldquoThe Health Belief Model ADecade Laterrdquo Department of Health Behavior and Health Education TheUniversity of Michigan School of Public Health 1420 Washington HeightsAnn Arbor (A critical review of 29 HBM-related investigations publishedduring the period 1974-1984) MI 48109 101177_109019818401100101 HBM2012 Pdf download 30 april 2012

78 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Pengaruh kejadian sebelumnya pada gangguan perilaku relatif dipelajarioleh analis perilaku terapan Satu set studi tentang penilaian danpengobatan gangguan perilaku terpilih untuk ulasan berdasarkanrelevansinya dengan topik kejadian sebelumnya Studi ini dikategorikansebagai berfokus pada penilaian kejadian sebelumnya perawatanpendahuluan untuk gangguan perilaku dipertahankan baik denganpenguatan positif atau negatif dan kasus-kasus khusus kejadiansebelumnya pada gangguan perilaku53

Studi bisa menyelidiki efek kekurangan pada gangguan perilakudipertahankan oleh perhatian dengan berbagai periode isolasi sebelumsesi di mana perhatian adalah bergantung pada perilaku maladaptifSebaliknya efek jenuh pada perilaku maladaptif dapat ditunjukkandengan mengatur jadwal berbasis waktu dari perhatian dengan tetapmempertahankan kontingensi antara perilaku maladaptif dan perhatianDemikian pula efek kurang dari rangsangan mirip dengan yang didugamemelihara otomatis diperkuat masalah perilaku dapat meningkatkankepercayaan dari interpretasi tentang kontingensi tersebut

3 Theory of Reasoned ActionTheory of reasoned action (TRA) atau teori perilaku beralasan

menurut Ajzen dan Fishbein 1980 yang dikutip dari Carolyn L Bluetahun 1995 adalah model nilai harapan dengan penekanan pada sikapnorma-norma subyektif niat dan perilaku yang diarahkan ke fokuskhusus Model nilai harapan memberikan kerangka untuk memahamihubungan antara sikap dan keyakinan yang mendasarinya seseorangHarapan hasil adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu akanmemimpin atau tidak akan mengarah ke hasil yang diberikan sedangkannilai hasil adalah evaluasi seseorang atau nilai subyektif yangditempatkan pada hasil tersebut Secara Aljabar hubungan ini dapatditunjukkan sebagai Attitude = Σ Harapan times Nilai Seorang individulebih termotivasi untuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan

53 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 343Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

Islam dan Kesehatan 79

suatu hasil yang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwatindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidak dihargaiindividu akan kurang termotivasi untuk melakukan suatu perilakuKarena sifat spesifik model ini menawarkan suatu pendekatan untukmemahami dan memprediksi niat latihan dan atau perilaku54

4 Teori PRECEDETeori Precede dikembangkan oleh Lawrence W Green tahun

1980 Green menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatanBahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktorpokok yaitu behavior causes dan non behavior causes Selanjutnyafaktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposingreinforcing and enabling constucts in educationalecological diagnosisand evaluation (PRECEDE) Precede merupakan arahan dalam fasediagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan ataupromosi kesehatan55 Secara sederhana model Precede Green adalahBehavior merupakan gabungan fungsi Predisposing factors Enablingfactors dan Reinforcing factors Komponen kedua adalah dibuat denganstrategi implementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal Komponen kedua ini disebut PROCEED forpolicy regulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development56

Bekerja menggunakan Precede sangat menyerupai pemecahanmisteri Orang diajak berpikir deduktif untuk mulai dengan akibat akhirdan bekerja kebelakang ke arah sebab-sebab yang sebenarnya Pada

54 Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

55 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

56 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

80 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

tahap pertama mulai dengan mempertimbangkan kualitas hidupDengan mengukur sejumlah masalah umum yang menyakut orang-orangdi dalam populasi berbagai masalah sosial yang dialami oleh komunititertentu merupakan barometer yang baik untuk kualitas hidup di sana

Kemudian tahap kedua adalah mengidentifikasi masalahkesehatan spesifik yang ada hubungannya dengan masalah sosialDengan menggunakan data yang ada yang dikumpulkan denganpenyelidikan yang tepat bersama-sama dengan penemuan epidemiologisTindakan berhati-hati akan menjamin bahwa data yang ada sahih daninformasi dan asumsi penting yang mendasar

Tahap ketiga mengidentifikasi perilaku khusus yangberhubungan dengan kesehatan yang terlihat berkaitan dengan masalahkesehatan yang terpilih sebagai masalah yang paling pantas untukmendapatkan perhatian Sangat penting mengidentifikasi berbagaiperilaku dengan sangat spesifik dan digolongkan dengan hati-hatiFaktor non perilaku merupakan kategori masalah kesehatan yangmencakupi faktor ekonomi genetik dan lingkungan meskipun tidaklangsung tetapi sangat kuat dalam mempengaruhi kesehatan

Tahap keempat adalah mengidentifikasi tiga faktor yangmempunyai potensi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan faktorpredisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat Faktor-faktorpredisposisi yakni sikap kepercayaan nilai dan presepsi seseorangmemudahkan atau merintangi motivasi pribadi untuk berubah Faktor-faktor pemungkin dapat dianggap sebagai penghalang yang diciptakanterutama oleh kekuatan atau sistem sosial Keterbatasan fasilitas tidakmemadainya tenaga atau sumber daya komuniti rendahnya pendapatanatau tidak adanya asuransi kesehatan dan bahkan hukum dan undang-undang yang terbatas adalah contoh faktor pemungkin Keterampilandan pengetahuan yang diperlukan agar perilaku yang diharapkan terjadijuga digolongkan ke dalam faktor pemungkin Faktor penguat adalahfaktor-faktor yang berkaitan dengan balikan yang diterima pihak yangmemperoleh pendidikan dari orang lain yang hasilnya mungkinmendorong atau melemahkan perubahan perilaku Kemudianmengkategorikan faktor-faktor yang nampaknya mempunyai dampaklangsung terhadap perilaku ke dalam tiga kelas tersebut

Islam dan Kesehatan 81

Tahap kelima memutuskan dengan pasti faktor-faktor mana diantara faktor-faktor yang membentuk tiga kelas tersebut yang akandijadikan fokus intervensi Keputusan ini diambil berdasarkan tingkatpentingnya faktor tersebut dan sumber daya tersedia untukmempengaruhinya

Tahap enam dengan informasi diagnostik yang terorganisasidengan jitu dan sistematis yang merupakan pengembang aktual danpelaksanaan program Jika dia selalu mempertimbangkan keterbatasansumber daya yang dimiliki kendala waktu dan kemampuan intervensipendidikan yang tepat guna hampir dapat dipastikan akan terbuktidengan sendirinya dari diagnosis faktor-faktor predisposisi pemungkindan penguat Apa yang tinggal hanyalah penyeleksian kombinasiintervensi yang tepat dan pengukuran masalah dan sumber dayaadministratif

Tahap tujuh evaluasi merupakan bagian integral danberkesinambungan dari seluruh kegiatan yang menggunakan seluruhkerangka-kerja ini Kendati kita membicarakan komponen evaluasiPrecede dengan cukup rinci kriteria untuk evaluasi sesungguhnyaberada di dalam kerangka-kerja ini yakni di sepanjang prosedurdiagnostik Misalnya sejak awal di dalam kerangka-kerja inimenekankan pentingnya menyatakan tujuan program dan tujuanperilaku sehingga penerimaan yang baku ditentukan sebelum evaluasibukan sesudahnya57

Gambar model Precede-Proceed Laurence W Green dan MarshallW Kreuter58 dalam Health Education Creating Strategies for Schooland Community Health 59 dapat dilihat pada gambar 21

57 Lawrence W Green Perencanaan Pendidikan Kesehatan SebuahPendekatan Diagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990 page 27

58 Laurence W Green Marshall W Kreuter Health PromotionPlanning An Educational and Environmental Approach Second ed LondonMayfield Publishing Co 2000

59 Glen G Gilbert Robin G Sawyer Elisa Bert McNeill HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health Third edSudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers 2010

82 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Gambar 21Contextual Considerations for Behavior Change

Intervention Method Selection (Modifikasi PRECEDE oleh Laurence WGreen tahun 2008 dan PROCEED oleh Marshall W Kreuter tahun 2000)

Quality of LifeAbsenteeism Achievement Alienation CrimeCrowding Discrimination Hostility Happiness

Self-esteem Unemployment Satisfaction Welfare

HealthVital indication

Disability Discomfort Fertility FitnessMorbidity Mortality Factor Risks

DimensionsDistribution Duration IncidenceIntensiy Longevity Prevalense

Predisposing factorsReason for thebehaviorKnowledgeAttitude

ValuesBeliefsPerception

EnvironmentalFactorsIndicators

Economy PhysicalServices SocialDimensionsAcces EqualityAffordability

BehaviorIndication

Compliance CopingSelf-care UtilizationConsumption PatternsPreventative Action

DimensionsFrequency PersistencePromptness Quality

Range Enabling factorsMake it possible for

behaviorAvailability ofresources

AccessibilityReferrals

EngineeringSkills

Reinforcing factorsAttitude or behaviors

of otherPeersFamilyFriends

Co-workers

3

Genetics

Health ProgramEducational strategiesHealth Education

Components of the Health program

PolicyRegulationsorganizations

4

1

2

Islam dan Kesehatan 83

5 Bloomrsquos TaxonomyPada tahun 1956 Benjamin Samuel Bloom seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembanganmengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran bersamaEnglehart Furst Hill dan Krathwohl mereka berhasil mengenalkankerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan BloomrsquosTaxonomy Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tigadomain perilaku ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors)yaitu kognitif (cognitive) afektif (affective) dan psikomotorik(psychomotor)

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektualseperti pengetahuan dan keterampilan berpikir Pengetahuan adalahhasil pengindraan atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yangdimiliki Ranah afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi sepertiperasaan nilai minat motivasi dan sikap Menurut Campbell (1950)sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam meresponstimulus atau objek Sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaanperhatian dan gejala kejiwaan lainnya Newcomb lebih lanjutmenyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untukbertindak bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu artinya fungsisikap belum merupakan tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakanpredisposisi tindakan Sedangkan ranah psikomotorik berisi perilakuyang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorikPerilaku adalah totalitas pemahaman dan aktivitas seseorang yangmerupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

Menurut Bloom terbentuknya perilaku dimulai padadomain kognitif dimulai dari tahu terhadap stimulussehingga menimbulkan pengetahuan baru Pengetahuan baru iniselanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baruyang pada akhirnya akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaituadanya tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tersebut60

60 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

84 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

6 Social Cognitive TheorySocial Cognitive Theory (SCT) adalah teori yang dikembangkan

oleh Albert Bandura tahun 2010 dari Social Learning Theory (SLT)tahun 1971 Dalam Behavioral change models secara umummenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocal determinism)antara individu perilaku dan lingkungan61

7 Social Change TheorySocial Change Theory adalah teori yang dikembangkan oleh

Hendrik L Blum (1974) yang mengatakan bahwa ada empatdeterminan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individukelompok atau masyarakat secara berturut-turut besar pengaruhtersebut terhadap kesehatan adalah lingkungan perilaku pelayanankesehatan dan keturunan Disamping determinan-determinan derajatkesehatan tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi ataumenentukan terwujudnya kesehatan seseorang yaitu faktor internalindividu 62 Selanjutnya Blum mendefinisikan sehat sebagai kondisisecara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan jugaspiritual dan sosial dalam bermasyarakat

8 Teori Behavior IntentionTeori Behavior Intention dikembangkan oleh Snehendu Kar (1988)

berdasarkan analisis terhadap niat bertindak atau berperilaku 63 Karmenganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilakuitu merupakan fungsi dari (1) Niat seseorang untuk bertindak

61 Razieh Tadayon Nabavi Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article 2012

62 Henrik L Blum Planning for Health Development and Applicationof Social Change Theory Human Science Press New York 1974 DepartemenKesehatan RI 2008

63 Nikos L D Chatzisarantis amp Martin S Hagger ldquoMindfulness and theIntention-Behavior Relationship Within the Theory of Planned BehaviorrdquoSchool of Psychology University of Plymouth Drake Circus PL4 8AA DevonUnited Kingdom e-mail nikoschatzisarantisplymouthacuk copy 2007 by theSociety for Personality and Social Psychology Inc Pdf hal 663 download22062013

Islam dan Kesehatan 85

sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviorintention) (2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support) (3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan ataufasilitas kesehatan (accessibility of information) (4) Otonomi pribadiuntuk mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) (5)Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak (actionsituation) Secara matematis model ini dirumuskan bahwa Behaviormerupakan gabungan fungsi Behavior Intention Social SupportAccessibility of Information Personal Autonomy dan Action Situation

9 Teori Thoughs amp FeelingsTeori Thoughts and Feelings atau teori pemikiran dan perasaan

dari WHO (1990) menganalisis bahwa banyak alasan seseorang untukberperilaku Misalnya alasan seseorang atau masyarakat tidak mauberobat ke fasilitas kesehatan mungkin karena tidak percaya terhadapfasilitas yang ada mungkin karena tidak tahu manfaat fasilitaskesehatan mungkin tidak mempunya uang mungkin tidak suka dengantenaga kesehatan yang ada dan lain-lain Selanjutnya teori ThoughtsAnd Feelings dapat disederhanakan bahwa Behavior merupakangabungan fungsi dari Thoughts and Feelings Personal ReferenceResources dan Culture

Bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukanoleh pemikiran dan perasaan (Thoughts And Feeling) atau pertimbanganpribadi seseorang terhadap objek atau stimulus Faktor selanjutnya adalahfaktor personal references faktor sumber daya (resources) serta faktorsosial budaya (culture) setempat Adanya orang lain yang menjadireferensi sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang mendukungperilaku dan latar-belakang budaya seseorang atau masyarakatmerupakan faktor yang mempengaruhi perilaku Misalnyaseseorang yang mengambil wudhu di kulah alasannya karena dia yakinkalau wudhu yang sah atau afdol kalau dilakukan di kulah (thoughts andfeelings) atau karena tokoh idolanya melakukan wudhu di kulah(personal reference) faktor lain juga karena tidak ada tempat wudhuselain di kulah (resources) faktor lain lagi mungkin karena kebudayaankeluarga kelompok atau masyarakat yang wudhu di kulah Bentuk dari

86 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

thoughts and feeling adalah pengetahuan persepsi sikap kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objekkesehatan 64

10 Perilaku dalam Pandangan Ilmuan MuslimMenurut Ibnu Miskawaih (320-421H940-1030M) dan Al-Ghazali

(450-505H1058-1111M) ada tiga teori penting mengenai tujuanmempelajari etika Pertama mempelajari etika sebagai studi murniteoritis yang berusaha memahami ciri kesusilaan atau moralitas tetapitanpa maksud mempengaruhi perilaku orang yang mempelajarinyaKedua mempelajari etika sebagai bagian dari usaha untukmeningkatkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari Ketigakarena etika merupakan subyek teoritis yang berkenaan dengan usahamenemukan kebenaran tentang hal-hal moral maka dalam penyelidikanetis harus terdapat kritik yang terus menerus mengenai standarmoralitas yang ada sehingga etika menjadi subyek praktis65 Prinsip-prinsip moral dipelajari dengan maksud menerapkan dalam kehidupansehari-hari Ia bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwapengetahuan (terutama akhlaq) yang tidak diamalkan tidak lebih baikdaripada kebodohan

Menurut Quasem etika al-Ghazali bersifat teleologis (aliranfilsafat yang mengajarkan bahwa segala ciptaan di dunia ini adatujuannya) etika mengajarkan bahwa manusia punya tujuan yangagung yaitu kebahagiaan akherat Oleh karena itu suatu perbuatan(amal) dikatakan baik apabila amal tersebut menghasilkan pengaruhpada jiwa yang membuatnya mengarah pada tujuan tersebut dandikatakan buruk kalau perbuatan tersebut menghalangi jiwa mencapaitujuan tersebut66 Derajat baik dan buruk suatu perbuatan didasarkanpada seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan perbuatan tersebut

64 Soekidjo Notoatmodjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

65 M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemukdi dalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 13

66M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 14

Islam dan Kesehatan 87

terhadap jiwa pelakunya Dengan demikian suatu amal perbuatandianggap baik atau buruk selaras dengan apakah akibatnya bermanfaatatau merugikan bagi suatu tujuan Suatu perbuatan oleh karena itutidak punya nilai moral intrinsik yang otonom Pandangan al-Ghazaliyang demikian berbeda dengan pandangan kaum Mutazilah yangmenyatakan bahwa kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai yangintrinsik pada perbuatan moral dan bahwa syariah memerintahkan ataumelarang jenis perbuatan tertentu disebabkan karena perbuatan itusendiri adalah baik atau buruk

Etika dilukiskan sebagai ilmu rasional dan juga sebagai ilmukeagamaan Bagi al-Ghazali bahwa nalar (akal) dan syariah itu salingmelengkapi akal saja tidak cukup dalam kehidupan moral dan begitupula wahyu keduanya perlu digabungkan Al-Ghazali mengatakanbahwa seseorang yang mengandalkan kepercayaan penuh (mahdhat-taqlid) terpisah seluruhnya dari akal adalah dungu dan orang yang puasdengan akal belaka yang lepas dari al-Quran dan as-sunnah adalahtertipu Gabungkanlah kedua prinsip tersebut sebab ilmu rasionalbagaikan makanan yang mengandung racun dan ilmu keagamaanadalah sebagai obat penawarnya67

Menekankan mengenai pentingnya akal (moral reasoning) dalametika al-Ghazali menyatakan bahwa moralitas bukanlah suatu hukumyang dipaksakan kepada manusia oleh Allah Swt atau Rasul-Nyaataupun oleh sesama manusia moralitas merupakan hukum yang bisadipahaminya sendiri dan dapat dipilihnya sebagai bimbingam sebab iatahu masuk akal sekali untuk berbuat demikian ia sendiri melihatdengan akal benar atau salahnya suatu perbuatan Banyk fakor yangmempengaruhi akal dalam tugas ini barangkali bimbingan supernaturaltak langsung yang pasti tentu adat kebiasaan dan etos masyarakatnyasendiri serta simpati yang merupakan satu bagian dari piranti mentalalami manusia68

67M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 16

68M Abul Quasem Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk didalam Islam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988 hlm 24

88 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Etika sebagai pengobatan rohani sama pentingnya dengankedokteran untuk memelihara kesehatan jasmani Kepentingansebagai pengobatan melalui metode perawatan dapat dipraktikkan baikdalam kedokteran maupun filsafat moral Metode pengobatan etikaatau filsafat moral sama halnya dengan metode kedokteran yang bersifatpreventif dan kuratif69 Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa perawatantubuh dibagi menjadi dua yaitu memelihara dan mengobati Demikianjuga dalam perawatan mental yakni menjaga kesehatan agar tidaksakit dan berusaha memulihkannya bila telah hilang dengan caramengobatinya

Al-Ghazali mencontohkan adanya keadaan sehat dan sakit padabadan adalah dalam rangka menjelaskan kondisi sehat dan sakitnya jiwaPada dasarnya sebuah kesehatan badan berada pada tahapan normalitaskondisinya dan sakit badan yang bersumber dari kecenderungan kondisibadan untuk selalu menjauhi ranah normalitas70 Demikian pulanormalitas yang ada pada akhlaq juga merupakan gambaran kesehatanjiwa dan sebuah kecenderungan untuk selalu menjauhi normalitasyang dalam hal ini merupakan gambaran dari sebuah penyakit ataugangguan

Menurut Ibnu Sina (370-428H980-1037M) ilmu terbagi menjadidua yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu yang kekal (hikmah)Berdasarkan tujuannya maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu yangpraktis dan yang teoritis Ilmu teoritis seperti ilmu kealamanmatematika ilmu ketuhanan dan ilmu Kulli Sedangkan ilmu yangpraktis adalah ilmu akhlak ilmu pengurusan rumah ilmu pengurusankota dan ilmu nabi (sharirsquoah)71 Pemikiran pendidikan Ibnu Sina dalamfalsafat praktis (ilmu praktis) pada prinsipnya berkaitan dengan cara

69 Mustain ldquoEtika dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna jurnal Studi KeislamanVolume 17 Nomor 1 2013 (191-215) 192

70 Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali (Semarang Program Pascasarjana Institut Agama IslamNegeri Walisongo 2013) 16

71 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 30

Islam dan Kesehatan 89

mengatur dan membimbing manusia dalam berbagai tahap dan sistemDiawali dari pendidikan individu yaitu bagaimana seseorangmengendalikan diri (akhlak) kemudian dilanjutkan dengan bimbingankepada keluarga (takbiral manzil) lalu meluas ke masyarakat (tadbir al-madinat) dan akhirnya kepada seluruh umat manusia Sehingga dapatdilihat bahwa pemikiran pendidikan Ibnu Sina bersifat komprehensif72

Sementara itu pandangan-pandangan Ibnu Sina dalam bidang politikhampir tidak dapat dipisahkan dari pandangannya dalam bidang agamakarena menurutnya hampir semua cabang ilmu keislaman berhubungandengan politik ilmu ini selanjutnya ia bagi menjadi empat cabang yaituilmu akhlak ilmu cara mengatur rumah tangga ilmu tata negara danilmu tentang kenabian Ilmu politik ini juga masuk dalam ilmupendidikan karena ilmu pendidikan merupakan ilmu yang berada padagaris terdepan dalam menyiapkan kader-kader yang siap untukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan73

Ibnu Sina menerangkan tujuan pendidikan memiliki tiga fungsiyang kesemuanya bersifat normatif Pertama tujuan itu menentukanhaluan bagi proses pendidikan Kedua tujuan itu bukan hanyamenentukan haluan yang dituju tetapi juga sekaligus memberikanrangsangan Ketiga tujuan itu adalah nilai dan jika dipandang bernilaidan jika diinginkan tentulah akan mendorong anak didik untukmengeluarkan tenaga yang diperlukan untuk mencapainya74 Selain itutujuan pendidikan yang paling esensial yaitu harus membentuk manusiayang berkepribadian akhlak mulia Ibnu Sina mengemukakan bahwaukuran akhlak mulia tersebut dijabarkan secara luas yang meliputisegala aspek kehidupan manusia Aspek-aspek kehidupan yang menjadisyarat bagi terwujudnya suatu sosok pribadi berakhlak mulia meliputiaspek pribadi sosial dan spiritual Ketiganya harus berfungsi secaraintegral dan komprehensif Pembentukan akhlak mulia ini jugabertujuan untuk mencapai kebahagiaan (sarsquoadah)

72 Abudin nata Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 201573 Jalaluddin Filsafat Pendidikan Islam Jakarta PT Raja Grafindo

Persada 199674 Fathor Rachman Ustman ldquoPemikiran Pendidikan Ibnu Sinardquo Tadris

Vol 5 No 1 2010 Pdf

90 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif

Untuk menciptakan seorang manusia yang berakhlak maka harusdimulai dari dirinya sendiri lalu ditunjang oleh kesehatan jasmani danrohani Bila kondisi ini dimiliki maka manusia akan mampumenjalankan proses mursquoamalah dengan teman pergaulan danlingkungannya serta mampu mendekatkan diri kepada Allah dan padaakhirnya mampu melakukan marsquorifat kepada Allah Kondisi demikianmerupakan puncak dari tujuan pendidikan manusia75 Mengenaipendidikan yang bersifat jasmani Ibnu Sina mengatakan hendaknyatujuan pendidikan tidak melupakan pembinaan fisik dan semua yangberkaitan seperti olahraga makan minum tidur dan menjagakebersihan76 Melalui pendidikan jasmani seorang anak diarahkan agarterbina pertumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya Sedangkanpendidikan budi pekerti diharapkan seorang anak memiliki kebiasaanbersopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari

75 Ramayulis dan Samsul Nizar Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia JakartaQuantum Teaching 2005 hlm 32

76 Abu lsquoAligt al-Husin Ibnu lsquoAligt Ibnu Sina al-Qagtnugtn figt al-Tibb Juz I(Beirut Dar al-Fikr 1994) 278

91

Bab IIIPraktik Personal Higiene Santri di

Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah

tatus kesehatan individu atau kelompok dipengaruhi olehberbagai faktor Beberapa faktor yang berpengaruh antara

lain pengetahuan sikap dan perilaku dalam merespon suatu penyakitDalam rangka menurunkan dan memerangi penyakit menular sertapeningkatan derajat kesehatan dalam sebuah komunitas atau kelompokdiperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatankhususnya tentang penyakit menular Hal ini dimaksudkan agar terjadiperubahan sikap yang kemudian diikuti dengan perubahan perilakuHasil akhir yang akan didapat adalah menurunnya angka kesakitandalam sebuah kelompok atau komunitas termasuk di dalamnyakomunitas pondok pesantren

Pada awal penelitian pengambilan sampel akan dilakukan diwilayah Depok dengan pertimbangan banyak pondok pesantren yangsudah lama berdiri dan pondok pesantren yang baru didirikan dandengan populasi yang heterogen Setelah melakukan survei awalterhadap lima pondok pesantren ternyata tidak ditemukan pesantrenyang memenuhi kriteria sebagai unit pembanding yaitu sampel pondokpesantren yang menggunakan kulah sebagai salah satu sumber airunttguk keperluan sehari-hari seperti mandi mencuci pakaian termasukberwudhu Pada akhirnya pondok pesantren Al Hamidiyah Depokdiambil dan dijadikan unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari seperti mandimencuci pakaian termasuk berwudhu berasal dari sumur borpompatanpa kulah Sedangkan pondok pesantren Qothrotul Falah dari ProvinsiBanten diambil sebagai unit sampel yang mewakili pondok pesantrenyang mempunyai akses air untuk keperluan sehari-hari bersumber darisumur bor dan kulah

Selanjutnya dilakukan pendataan calon sampel atau responden

S

92 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pada tiap-tiap pondok pesantren yang memenuhi persyaratan sesuaikriteria inklusi dan eksklusi Kemudian dilakukan random samplinguntuk mendapatkan sampel sebanyak 52 santri dari masing-masingpondok pesantren terdiri dari 26 orang santri puteri dan 26 orang santriputera Karena keterbatasan sampel maka data kuantitatif masing-masing pondok pesantren diambil secara total sampling yaitu 56 santridari pondok pesantren Al Hamidiyah dan 41 santri dari pondokpesantren Qothrotul Falah

Deskripsi karakteristik masing-masing pondok pesantren sebagaiunit sampel dan santri sebagai responden diperlukan sebagai faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pondok pesantrenArgumentasi ini akan dibuktikan dengan membahas beberapa hal yaitugambaran umum tempat penelitian praktik personal higiene santri dipondok pesantren Al Hamidiyah dan praktik personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah

A Gambaran Umum Tempat PenelitianPerkembangan pesantren di Indonesia cukup menggembirakan

Tahun 2012 sudah terdapat sebanyak 27230 pondok pesantren yangtersebar di seluruh Indonesia1 A Qodri A Azizy mengklasifikasikantipologi pesantren menjadi lima tipe Pertama tipe I yaitu pesantrenyang hanya menyelenggarakan pendidikan formal dengan menerapkankurikulum nasional baik yang hanya memiliki sekolah keagamaan (MIMTs MA dan Perguruan Tinggi Agama Islam) maupun yang jugamemiliki sekolah umum (SD SMP SMA dan Perguruan TinggiUmum) seperti Pesantren Tebu Ireng Jombang Kedua tipe II yaitupesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentukmadrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkankurikulum nasional seperti Pondok Pesantren Gontor PonorogoPesantren Maslakul Huda Kajen Pati (Matholirsquoul Falah) dan DarulRohman Jakarta Ketiga tipe III yaitu pesantren yang hanya

1 Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima unsur pondok pesantrenyang meliputi masjid pondok pengajaran kitab-kitab Islam klasik santri dankyai Lihat Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai (Jakarta LP3ES 1982) 44

Praktik Personal Higiene Santri 93

mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk madrasah diniyahcontohnya adalah Pesantren Salafiyyah Langitan Tuban PesantrenLirboyo Kediri dll Keempat tipe IV yaitu pesantren yang hanyasekedar menjadi tempat pengajian (majlis talsquolim) Kelima tipe V yaitupesantren yang berkembang menjadi tempat asrama anak-anakpelajar sekolah umum dan mahasiswa2

Populasi pondok pesantren terbesar berada di pulau Jawa yaitu7860 dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia Apabiladikelompokkan menurut tipologinya semua pondok pesantren dapatdibedakan menjadi dua pondok pesantren salafiyah dan pondokpesantren khalafiyahlsquoashriyah Apabila dilihat berdasarkan tipologipondok pesantren tersebut maka sebanyak 5310 dari jumlah pondokpesantren merupakan pesantren salafiyah 2838 pondok pesantrenkhalafiyahlsquoashriyah serta 1852 pondok pesantren kombinasi Datatersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren di Indonesia sebagianbesar merupakan tipologi salafiyah yang pembelajarannya masih murnimengaji dan membahas kitab kuning Sebagian lain sudah moderndengan pengembangan pembelajaran ilmu sains dan sebagian lagimengkombinasikan pembelajaran kitab kuning dan ilmu sains serta ilmupengetahuan dan teknologi3

Pondok pesantren salaf salafi atau salafiyah adalah tipe pondokpesantren tradisional di Indonesia Kata ldquosalafrdquo berasal dari bahasaArab yang secara literal bermakna yang dulu atau yang sudah lewatSecara istilah salaf berkonotasi pada sebuah pesantren tradisional yangmenganut sistem pendidikan kuno yaitu sistem wetonan bandongan dansorogan Pengertian ini kemudian berkembang seiring dinamikapesantren salaf itu sendiri Saat ini pesantren salaf bermakna sebuahpesantren yang murni mengajarkan ilmu agama baik dengan sistemtradisional maupun sistem klasikal (jenjang kelas) yang umum disebut

2 Lihat Ahmad Qodri Abdillah Azizy ldquoMemberdayakan Pesantrendan Madrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk Dinamika Pesantren danMadrasah (Cet I) (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarangdan Pustaka Pelajar 2002) 8

3 Kementerian Agama Republik Indonesia Analisis StatistikPendidikan Islam Tahun 20112012 httppendiskemenaggoid 2011 artikelpdf hal 70-73

94 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dengan madrasah diniyah atau menganut kedua sistem itu Pesantrensalaf dengan santri yang cukup banyak biasanya menganut kedua sistemsoroganwetonan dan klasikal sekaligus Perkembangan berikutnyasebuah pesantren disebut salaf selagi terdapat sistem pendidikantradisional dan klasikal walaupun dikombinasikan dengan pendidikanformal yang mengikuti kurikulum Kemdikbud atau Kemenag4

Sementara pondok pesantren modern atau khalafiyahlsquoashriyahmerupakan kebalikan dari pondok pesantren salaf atau tradisionalNamun demikian tidak ada definisi dan kriteria pasti tentang pesantrenmodern Pondok modern Gontor merupakan pelopor dari pesantrenmodern5 Pondok ini secara sistematis dan bertahap memperkenalkansistem baru bagi dunia pesantren Reformasi sistem ini membuatpesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapijuga menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan anaknya dipesantren Meski demikian terdapat kritik terhadap sistem pendidikan

4 Ciri khas pesantren salaf antara lain pertama penekanan padapenguasaan kitab klasik atau kitab kuning atau disebut dengan kitab gundulKedua memberlakukan sistem pengajian sorogan dan wetonan bandonganKetiga walaupun telah memperkenalkan sistem klasikal namun materi tetapberfokus pada kitab-kitab kuning Keempat hubungan emosional kyai-santrilebih dekat dibanding pesantren Al Hamidiyah Kelima materi pelajaran umumtidak atau sangat sedikit diajarkan Keenam pondok salaf yang murni tidakmemiliki lembaga pendidikan formal SDMI MTSSMPSMAMA apalagiperguruan tinggi Ketujuh pimpinan pondok pesantren salaf umumnya adalahkyai yang secara kultural berafiliasi ke organisasi NU (Nahdlatul Ulama)Kedelapan biaya pendidikan relatif murah Kesembilan menekankan padaperilaku yang sopan dan santun Kesepuluh memiliki karakteristik atau cirikhas yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya Kesebelas santrimukim Lihat Marwan Sarijo Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (JakartaDharma Bakti 1980) 9

5 Istilah Modern dalam istilah Gontor berkonotasi pada nilai-nilaikomodernan yang positif seperti disiplin rapi tepat waktu kerja kerasTermasuk nilai modern yang bersifat fisikal yang tergambar dalam caraberpakaian dengan simbol dasi jas dan rambut pendek ala militer Beberapaunsur yang menjadi ciri khas pondok pesantren modern di antaranya pertamapenekanan pada bahasa Arab percakapan Kedua memakai buku literaturbahasa Arab kontemporer Ketiga memiliki sekolah formal di bawah Diknasdanatau Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggiKeempat tidak memakai sistem sorogan wetonan dan bandongan

Praktik Personal Higiene Santri 95

pesantren modern yaitu lemahnya santri modern pada penguasaan kitabkuning klasik (kutub at-turath) dan terlalu fokus pada penguasaanbahasa Arab modern dan ringan

Terlepas dari tipologi pesantren salaf dan Al Hamidiyahpenelitian ini akan dilakukan di dua pesantren yang berbeda Gambaranumum tentang tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Al Hamidiyahdan Pondok pesantren Qothrotul Falah juga tentang sarana danprasarana serta pelayanan kesehatan yang ada dijelaskan sebagai berikut

1 Pondok Pesantren Al HamidiyahPondok pesantren Al Hamidiyah didirikan oleh KH Achmad

Sjaichu (Ketua PBNU 1979) pada 17 Juli 1988 Pesantren ini beralamatdi Jalan Raya Depok Sawangan KM 2 No 12 Rangkapan Jaya KotaDepok 16435 Lokasi pondok pesantren ada di perkotaan atau urban(wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengansusunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan) terletakdi sekitar permukiman penduduk Pesantren ini didirikan gunamewujudkan cita-cita luhur pendirinya untuk mengembangkan duniapendidikan dan dakwah Islamiah melalui pesantren Basis keilmuanpesantren yang dimiliki KH Achmad Sjaichu yang diperkaya denganberbagai pengalaman membuatnya memutuskan untuk menekuni duniapesantren dengan konsep dan kesadaran yang lebih maju Melaluipesantren KH Achmad Sjaichu ingin mengkader dai dan ulama yangberwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu6 Hal ini dikarenakankesadaran tentang makna kehadiran para juru dakwah dan ulamaditengah-tengah masyarakat yang bergerak maju dan cepat

KH Achmad Sjaichu merasakan keprihatinan yang mendalamatas kenyataan makin langkanya ulama dan juru dakwah Dari segikuantitas banyak ulama yang wafat namun dari segi kualitas sistempendidikan dan pengajaran dalam lembaga pesantren masih harus lebihdisempurnakan Menurutnya para juru dakwah dan ulama perludipersiapkan sejak dini dengan seperangkat ilmu dan keterampilan yangcukup untuk menyertai perkembangan kehidupan modern yang kian

6 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

96 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kompleks KH Achmad Sjaichu kemudian berikhtiar denganmendirikan pesantren sebagai jawaban atas keprihatinan dankekhawatiran tersebut Ia merasa perlu mendirikan pesantren yang lebihmemiliki kualitas dan kuantitas mencetak santri jadi ulama Akhirnyapada tahun 1987 Menteri Agama H Munawir Sjadzali meletakan batupertama mengawali pembangunan pesantren7

Secara fisik bangunan pesantren Al Hamidiyah dirancang danditangani langsung pengawasannya oleh Ir H Mochamad SutjahjoSjaichu putra ketiga KH Achmad Sjaichu Bersamaan dengan itudilakukan perencanaan berbagai program pendidikan di bawahkoordinasi (almarhum) DR H Fahmi D Saifuddin Sementarapembangunan fisik berjalan persiapan pembukaan pesantren jugadilakukan Rapat-rapat yayasan menghasilkan keputusan perlunyasegera dibentuk suatu badan pengelola Maka kemudian dicarilahtenaga-tenaga yang siap untuk menjalankannya Seperangkatkepengurusan dipersiapkan dan tepat tanggal 17 Juli 1988 pondokPesantren Al Hamidiyah dibuka Pesantren menerima murid pertamasebanyak 150 siswa untuk Madrasah Aliyah dan 120 untuk MadrasahTsanawiyah Dari jumlah tersebut 75 santri putra dan 40 santri putribermukim di asrama Pendirian pondok pesantren sejalan dengan usahakementerian agama saat itu untuk mengadakan proyek percontohanpendidikan madrasah dengan materi pendidikan terdiri dari 70substansi agama dan 25 substansi umum yang disebut MAPK(Madrasah Aliyah Program Khusus)8

Membangun pondok pesantren bukan sekedar membangunbangunan fisik belaka Tapi lebih dari itu adalah membangun manusiamempersiapkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman9 Saatbanyak pesantren berlomba mencetak santri yang pandai wiraswastaatau menguasai teknologi Al Hamidiyah tetap dengan misi utamanya

7 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20148 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 20149 Hal ini disampaikan oleh menteri agama Munawwir Sadzali pada

acara peresmian yang dihadiri alim ulama pemerintah dan tokoh masyarakatMenteri Agama juga menyatakan bahwa program yang menekankan pengajaranbidang studi agama adalah jawaban atas kelangkaan ulama yang sedangdirasakan umat Islam dewasa ini khususnya di Indonesia

Praktik Personal Higiene Santri 97

yaitu mencetak ulama Kehadiran Al Hamidiyah sebagai pesantrensalafiyah di tanah air terbilang baru dibandingkan pesantren salaf lainseperti pesantren Tebu Ireng Jombang Lirboyo Kediri atau pesantrensalafiyah lain Kendati begitu Al Hamidiyah mengalami perkembanganyang pesat Beragam tingkat pendidikan digelar mulai dari tamankanak-kanak (TK) hingga Tarbiyah Muallimin-Muallimat (TMM) yangsetara dengan madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah Jumlahsantrinya mencapai ribuan orang Semula hanya warga Jabotabek yangmendaftar Namun belakangan santri dari luar daerah pun bermunculan

Sebagai pesantren salaf kitab klasik atau kitab kuning adalahmenu utama Kitab klasik yang dikaji para santri antara lain Talim al-Mutaallim Arbarsquoin al-Nawawi al-Jawahir al-Kalamiyah Wasaya li al-Abnarsquo Matan al-Ghayah al-Taqrib al-Amthilah al-Tasrifiyah Nadzamal-lsquoImriti al-Mutammimah Tafsir Jalalain dan Husun ul-HamidiyahTenaga pengajar terdiri dari para kyai ustadz dan sarjana lulusanperguruan tinggi negeri atau swasta dalam dan luar negeri Ada jugaalumni yang ikut nimbrung mengajar

Al Hamidiyah melakukan penyempurnaan sistem pendidikan dipesantren Sebagaimana harapan almarhum kyai Sjaichu pesantren AlHamidiyah tidak saja berkutat pada pengembangan ilmu keagamaansemata Pondok pesantren Al Hamidiyah juga mengembangkanpendidikan lain seperti TK TPQ MTs MA pengajian pesantrenmajelis tarsquolim bahasa Arab komputer perpustakaan klinik dankoperasi Pondok pesantren Al Hamidiyah memiliki lembaga bahasaArab dan bahasa Inggris Sebagai penunjang pendidikan formalterdapat program ekstrakurikuler seperti marching band pramuka hajirmarawis qasidah lembaga al-Quran dan dakwah tata boga danolahraga Dengan demikian Al Hamidiyah memadukan sistempesantren salaf dan pendidikan modern yang lazim dikenal dengansistem salafiyah ashriyah10

Pesantren Al Hamidiyah menggunakan kurikulum dan sistempembelajaran tingkat satuan pendidikan tahun 2006 dan kurikulumberbasis kompetensi tahun 2004 Sistem pendidikan integral pesantren

10 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

98 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

menyatukan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan prosespendidikan termasuk di dalamnya proses belajar mengajar untukmencapai tujuan pendidikan dan pengajaran pesantren Hingga saat iniPondok Pesantren Al Hamidiyah mempunyai beberapa jenjangpendidikan11 Pertama Kelompok Bermain (Play Group) dan TamanKanak-kanak (TK) Play group resmi dibuka pada 18 Juli 1991Sedangkan TK resmi dibuka pada 18 Juli 1991 Tujuan utamanya adalahuntuk pembentukan sikap watak dan kepribadian anak yang berahlakulkarimah menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri melalui aktivitaspembelajaran yang kreatif dalam bentuk permainan yang menyenangkansesuai dengan kondisi anak usia bermain Kedua Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) yang diresmikan pada 17 Juli 1991 TPQ adalahpendidikan non-formal yang menerapkan kurikulum paduan antaraLPPTKA dengan kurikulum muatan lokal pesantren Ketiga SekolahDasar Islam Terpadu (SDIT) Al Hamidiyah yang dibuka pada 17 Juli2003 SDIT ini menggunakan Kurikulum Berbasis Teknologi denganmenekankan ketercapaian kompetensi murid Pembelajaran ditujukanuntuk mengembangkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dandiadakan program perbaikan dalam upaya pencapaian ketuntasan belajarKeempat Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang setaraf dengan SMPdengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan Depag denganditambah muatan-muatan kepesantrenan Jumlah santri MTs adalahsebanyak 382 orang Kelima Madrasah Aliyah (MA) yang setarafdengan SMU ditambah muatan-muatan kepesantrenan dengan jumlahsantri MA adalah sebanyak 270 orang Ke-enam Perguruan Tinggi(Sekolah Tinggi Ilmu Agama) dengan jenjang S1 dan D-III12

Visi pondok pesantren Al Hamidiyah adalah mencetak ulamakarena ulama memiliki pengertian sebagai pewaris nabi Karenanyadalam keseharian santri Al Hamidiyah dilatih mempraktikkan carahidup berdasar ajaran Nabi Muhammad Saw Al Hamidiyah jugamengembangkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadappengajar Hal ini dikarenakan sebelum mengulama-kan santri guruharus mengulamakan diri sendiri Demi tujuan tersebut pesantren

11 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201412 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 2014

Praktik Personal Higiene Santri 99

menerapkan praktik muhadarah (ceramah) ke tengah masyarakatProgram yang disebut kegiatan pengabdian masyarakat (KPM) inidilakukan sepekan sekali Kegiatan ini semula hanya dilaksanakan disekitar Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi Namun saat inikegiatan tersebut sudah merambah ke Jawa Timur dan Bali13 Sumberair bersih utama yang digunakan adalah sumur borpompa

2 Pondok Pesantren Qothrotul FalahPondok pesantren Qothrotul Falah secara resmi didirikan pada

tahun 1991 oleh KH Achmad Syatibi Hanbali Lokasi pesantren beradadi sekitar pemukiman penduduk daerah pedesaan tepatnya di jalanSampay-Cileles Km 5 Sumur Bandung Kecamatan CikulurKabupaten Lebak Provinsi Banten 42356 Lokasi pondok pesantren adadi perdesaan atau rural (wilayah yang mempunyai kegiatan utamapertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukimanperdesaan) terletak di sekitar permukiman penduduk Pesantren iniberdiri dengan visi bernuansa islami unggul dalam presentasimenjunjung tinggi tradisi santun dalam bersikap diminati masyarakatdan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan14

Awalnya KH Hanbali ayah dari KH Achmad Syatibi Hanbaliyang masih berstatus lajang dan baru berumur 26 tahun pada tahun 1961membentuk majlis mudzakarah kecil-kecilan KH Hanbali dalam majlistersebut mengajarkan kitab-kitab sumber keagamaan dalam berbagaibidang baik bidang fikih bidang tauhid dan bidang taSawuf15 Sebagaiseorang tokoh agama yang kharismatik pendirian majlis tersebutdimaksudkan untuk memenuhi pendidikan keagamaan yang mampu

13 Profil Pondok Pesantren Al Hamidiyah Depok 201414 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201315 Dalam bidang fikih diajarkan kitab Kifayah al-Akhyar Irsquoanah al-

Thalibin Kasyifah al-Saja Safinah al-Najah Fath al-Wahhab Fath al-MursquoinRiyadh al-Badirsquoah dll Bidang tauhid yang diajarkan adalah kitab Fath al-Majid Kifayah al-lsquoAwwam dll Bidang taSawuf KH Hanbali mengajarkankitab Ihyarsquo Ulum al-Din Bidayah al-Hidayah Minhaj al-lsquoAbidin Kifayah al-Adzqiyarsquo Nashaih al-lsquoIbad Sullam al-Taufiq dll Lihat Profil PondokPesantren Qothrotul Falah Banten 2013

100 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencetak kader-kader ulama yang berdedikasi tingggi terhadap agamadan negara berakhlak mulia dan memiliki jiwa kepemimpinan amanah

Pada tahun 1961 KH Hanbali semula hanya bermaksudmengamalkan ilmu agamanya kepada sanak keluarga dan kerabatnyaPada perkembangan selanjutnya KH Hanbali berfikiran untukmendirikan lembaga pendidikan agama yang independen Kemudianlahirlah Pondok Pesantren Qothrotul Falah16

Pada 1991 atas harapan dan desakan masyarakat pada lembagapendidikan yang berkualitas KH Achmad Syatibi Hanbali besertasesepuh masyarakat yang diwakili Drs H Achmad Djazuli (almarhum)mendaftarkan Pondok Pesantren Qothrotul Falah ke Kantor NotarisNuzwar SH dengan No 08 31 Juli 1991 untuk dibuatkan aktependirian ponpes secara resmi Pondok Pesantren Qothrotul Falah daritahun ke tahun terus menuai perkembangan pesat Ini terlihat darijumlah santri yang ingin nyantri salaf ataupun menimba ilmu umum(MTs dan SMA) yang terus bertambah Seiring kuantitas santri yangkian bertambah itu sarana pendidikanpun kian banyak Gedung-gedungasrama santri putra-putri dan pendidikan pun berdiri kokoh di sekitarPonpes

Figur sentral seorang kyai sangat dibutuhkan dalam pengelolaanPondok Pesantren Karena itu KH Achmad Syatibi Hanbali sebagaifigur sentral Ponpes harus pandai-pandai menyaring aneka usulan dariberbagai kalangan KH Achmad Syatibi Hanbali tidak segan-segan dansungkan-sungkan berdialog dengan masyarakat dan para santri tentangapa-apa yang menjadi kekurangan di Ponpesnya agar kekurangantersebut dapat diminimalkan

Pondok Pesantren Qothrotul Falah menerapkan sistem kurikulumterpadu yaitu kurikulum dari KemdiknasKemenag denganpengembangan kurikulum pesantren yaitu madrasah diniyah danpengajian kitab kuning Jenjang pendidikan pada pesantren QothrotulFalah yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Atas(SMA) madrasah diniyah kitab kuning Saat ini total jumlah santriMTs dan SMA adalah sebanyak 242 terdiri dari santri MTs sebanyak

16 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 2013

Praktik Personal Higiene Santri 101

114 orang dengan pembagian santri putra 51 orang dan santri putri 77orang ditambah jumlah santri SMA sebanyak 128 orang denganpembagian santri putra 61 orang dan santri putri 53 orang Sedangkanjumlah tenaga pengajar adalah sebanyak 43 orang Selain itu terdapatbagian keamanan guru dan pembina kamar guna memantau keseharianmereka Jika terdapat pelanggaran oleh santri maka akan diberikansanksi sesuai jenis pelanggaran yang dilakukan Sanksi yang diberikanberupa sanksi ringan sedang maupun sanksi yang berat sepertipengeluaran dari pesantren Hal ini tentunya dilakukan setelahdilakukan perjanjian dan pembuatan komitmen dengan wali santriSemua ini dimaksudkan sebagai bagian dari pengendalian sosial17

Sistem pengajaran di pondok pesantren Qothrotul Falah padaawalnya sangat kental dengan nuansa dan pendekatan salafi Pengajiankitab kuning dilakukan dengan sistem sorogan (santri membaca kitab dihadapan guru) sistem bondongan (guru membaca kitab di hadapan parasantri) dan sistem musyawarah ala pondok pesantren klasik Namunseiring tuntutan zaman yang kian kompetitif pihak pengelola pesantrenkemudian memasukkan sistem pengajaran bahasa Arab modern bahasaInggris mendirikan pendidikan formal (MTs dan SMA) dan berbagaikegiatan ekstra Kegiatan ekstra yang diajarkan meliputi hidupberorganisasi kepramukaan PMR (Palang Merah Remaja) paskibraolah raga drum band kesenian marawis kasidah komputer muhadarahdan qirarsquoah al-Qurrsquoan Para santri dituntut menguasai keilmuan moderndi samping harus menguasai keilmuan salaf18 Adat-istiadat tentu jugadiadopsi oleh pesantren seperti dibaan ngupat pada pertengahan bulanRamadhan Pesantren menganggap adat ini sebagai kebiasaan baik yangtetap perlu dilakukan Pihak pesantren menilai sesuatu sebagai hal yangbaik apabila sesuai dengan al-Quran dan Hadis Hal yang tidak baikadalah yang menyalahi keduanya Hal ini seringkali ditekankan pihakpesantren dalam berbagai kesempatan pengajian kultum dan lain lain

17 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

18 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

102 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pesantren ini berada di tanah seluas 21000m2 dengan luasbangunan 15000 m2 Secara fisik pesantren ini mempunyai beberapabangunan permanen yang terdiri dari sebuah masjid sebuah gedungutamakantor gedung belajar sekolahtempat belajar sebanyak 10bangunan empat asrama putra dan 14 asrama putri serta beberapabangunan yang digunakan sebagai laboratorium IPA perpustakaankoperasi dan ruang guru19 Guna memenuhi kebutuhan listrik seluruhpondok pesantren Qothrotul Falah digunakan sumber daya listrik dariPLN dan generator yang digunakan jika listrik PLN padam20

Sementara interaksi sosial antar santri anggota pondok danmasyarakat di lingkungan sekitar Pesantren Qothrotul Falah dirasasangat bagus Masyarakat sekitar pesantren turut shalat berjamaah dimasjid pesantren Masyarakat juga sering melibatkan santri dalam acaratasyakuran tahlilan atau kegiatan lain Kesenian santri seperti marawisjuga biasa tampil pada kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar Begitupula sebaliknya pihak pesantren tidak jarang melibatkan masyarakatdalam beberapa program pesantren

Bicara kemakmuran di pesantren tentu saja tidak mudah dansangat tergantung pada sumber daya yang ada dan jumlah santriPesantren Qothrotul Falah mempunyai unit usaha berupa koperasi danbengkel Usaha pesantren dijalankan sepenuhnya untuk kepentinganpesantren dan para guru21 Pemenuhan kebutuhan guru dan pesantrendimaksudkan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar karenapendidikan dan akhlak para santri sepenuhnya menjadi tanggungjawabpesantren Pesantren memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadasantri untuk mengakses seluruh informasi yang ada di pesantren Secaramoral pesantren juga bertanggungjawan mengarahkan santri menjadipribadi yang baik

19 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

20 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

21 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

Praktik Personal Higiene Santri 103

Terkait dengan kesehatan santri Pesantren Qothrotul Falah tidakmemiliki poskestren Namun demikian pihak pesantren bekerjasamadengan puskesmas kecamatan Sedangkan fasilitas kesehatan terdekatadalah bidan yang membuka praktik tidak jauh dari lokasi pesantren22

Terkait informasi tentang kesehatan kepada santri di pesantren terdapatpegawai kesehatan dari puskesmas dan Dinas Kesehatan KabupatenLebak yang mengadakan kegiatan berkala di pesantren Bahkanterkadang ada ahli gizi dari puskesmas memberikan penyuluhan tentanggizi kesehatan reproduksi kesehatan lingkungan dan lain sebagainya23

Secara doktrinal pihak pesantren telah menanamkan ajaran-ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan24

Pesantren melakukan kerjabakti untuk menjaga kebersihan danmelakukan cek kesehatan sepekan sekali Jika terdapat santri yang sakitsehari dua hari maka akan ditangani oleh tim kesehatan pesantren ataulangsung dibawa ke puskesmas atau bidan tergantung jenis sakit yangdiderita Santri senantiasa ditekankan untuk menjaga diri dari najis yangringan najis sedang dan najis berat Kebersihan dilakukan denganpenjadualan piket kamar lingkungan kapling masjid kamar mandi dllPesantren juga mendirikan ldquoGerakan Santri Pedulirdquo yang tugasutamanya adalah membersihkan lingkungan dan penanaman pohonbunga

Sementara fasilitas lain guna mendukung proses pembelajaranPesantren Qothrotul Falah memiliki beberapa ruang kelas ruang belajarkamar tidur ruang makan kamar mandi ruang cuci baju jemuran toiletdan lain-lain Semua ruangan tersebut memiliki ventilasi yang cukupNamun demikian tempat cuci tangan belum tersedia sepenuhnya di

22 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

23 Pesantren menganggap keberadaan sebuah poskestren dalam sebuahpesantren merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan Jumlah santri yangbanyak memungkinkan terjadinya pola hidup yang kurang sehat Selain itu jugauntuk mempermudah penanganan jika ada santri yang terkena sakit Lebihjelasnya bisa dilihat dalam kuesioner Pondok Pesantren Qothrotul Falah

24 Dalam hadis disebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dariiman Selain itu terdapat hadis yang menerangkan perlunya memanfaatkanmasa sehat sebelum datang masa sakit

104 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sejumlah ruangan yang ada Tempat cuci tangan hanya tersedia di ruangmakan dan asrama guru dan lapangan futsal25 26 Pengurus PesantrenQothrotul Falah menjelaskan bahwa kondisi fisik pondok pesantrenmempengaruhi kemampuan santri untuk berperilaku higiene Diakuioleh pihak pesantren bahwa masih banyak kekuarangan dalam saranadan prasarana yang dimiliki pesantren Bangunan yang ada masih jauhdari standar kesehatan Namun pesantren berupaya membuat bangunanterbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh pemberi dana Pesantrenjuga tidak memiliki tenaga kesehatan khusus untuk menangani santriyang sakit

Terkait pembuangan limbah Pesantren Qothrotul Falah memilikisarana pembuangan limbah dengan saluran pembuangan yang terbukaPembuangan kotoran dalam septic tank tertutup Sedangkanpembuangan sampah dilakukan secara terbuka Sampah yang adadikelola menjadi kompos dan sebagian lagi dibakar Adapun jenis bahanbakarenergi utama yang digunakan untuk memasak di PesantrenQothrotul Falah adalah gas elpiji dan kayu bakar27

Sementara dalam hal ketersediaan air bersih sumber air bersihutama Pesantren Qothrotul Falah adalah sumur borpompa Pesantrenmenyediakan banyak kran air untuk wudhu dan mencuci untuk parasantri sehingga untuk sarasa air bersih dirasa sudah mencukupi Sumberair tambahan adalah berupa satu kulah dengan ukuran plusmn20x4 m2 Kulahyang ada terbuat dari tanah yang digunakan untuk menampung air hujandan dipergunakan untuk mencuci mandi serta berwudhu Kulah dipakaibersama-sama oleh santri laki-laki Kulah akan menampung banyak airpada saat musim hujan dan mengering pada saat musim kemarau Airkulah berwarna coklat karena bercampur tanah liat28 Dari segikebersihan tentu kurang maksimal karena air kulah biasnya dipakaisecara bersama-sama oleh banyak santri Tidak jarang terdapat santri

25 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten Nopember 2014

26 Profil Pondok Pesantren Qothrotul Falah Banten 201327 Hasil wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten Nopember 201428 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren Qothrotul

Falah Banten tanggal 2 November 2014

Praktik Personal Higiene Santri 105

yang kondisinya tidak sehat secara fisik dan kemudian berpengaruhpada santri lain

Pesantren menganggap bahwa kesucian air dalam kulah tak perludiragukan selama airnya melebihi dua kulah29 Jadi kebersihan dankesucian dua hal berbeda Kotor belum tentu tidak suci tapi jelas tidaksehat Dalam konteks suci badan dan tempat bukan suci batin suciberarti tidak ada najis baik najis ringan najis sedang maupun najisberat Sedangkan bersih berarti ketiadaan kotoran yang mengganggukesehatan dalam diri seseorang dalam hal ini santri Kotoran bisaberupa sampah kotoran hewan kekumuhan dan sejenisnya Pelaksanaanibadah apapun tanpa kebersihan fisik dan batin tidak akan diterimaOleh karenanya diterimanya ibadah juga tergantung pada kebersihanJika ibadah adalah wujud nyata pelaksanaan keimanan maka sarananyajuga menjadi bagian dari keimanan itu sendiri30

Jumlah air banyak atau sedikit akan berpengaruh pada carapenggunaannya dalam bersuci Terdapat kelonggaran dalam penggunaanair yang banyak dalam bersuci selagi karakter air aslinya tidak berubahTetapi pada air yang sedikit terdapat beberapa ketentuan yang berlakuAir banyak seringkali disebut dengan ldquodua qullahrdquo Pada umumnyamenggunakan ukuran volume benda cair dengan liter meter kubik ataubarrel Istilah qullah adalah ukuran volume air yang digunakan padamasa Rasulullah sewaktu masih hidup Dalam kitab fiqih TuhfatutThullab dan Fathul Qaribul Mujib disebutkan bahwa ukuran volumedua qullah adalah 500 rithl atau liter yang digunakan oleh orangBaghdad

Para ulama kontemporer mencoba mengukur dua qullah denganbesaran yang banyak digunakan sekarang Dua qullah dalam ukuranmasa kini kira-kira sejumlah 270 liter Air sejumlah itu apabila terpercikoleh air bekas wudhu maka air tersebut akan tetap suci dan mensucikanSelama air tersebut tidak berubah karakter aslinya (warna bau sertarasa) karena terkena najis maka tetap bisa digunakan untuk berwudhu

29 Hasil wawancara dan pengamatan di Pondok Pesantren QothrotulFalah Banten tanggal 2 November 2014

30 Keterangan ini disampaikan oleh pimpinan Pesantren QothrotulFalah Lihat kuesioner penelitian

106 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

lagi Tetapi apabila air dalam wadah kurang dari 270 liter digunakanuntuk berwudhu atau mandi janabah kemudian kemasukan air yangsudah digunakan untuk berwudhu maka air itu dianggap mustalsquomal(sudah digunakan) Air tersebut suci secara fisik tapi tidak bisadigunakan untuk bersuci walaupun masih bisa digunakan untukkeperluan lain seperti mencuci tangan biasa

Kondisi air di ember tetap suci mensucikan jika tidak ada airbekas bersuci atau barang najis yang masuk ke dalamnya Tetapi jikasudah terkena air bekas bersuci atau barang najis mata status airtersebut menjadi mustalsquomal (air yang sudah terpakai bersuci) ataumenjadi mutanajjis (air terkena najis) Dikatakan mustalsquomal apabila airdalam ember tersebut terciprat atau terpercik air bekas bersuci sepertiberwudhu Artinya air dalam ember tersebut tidak bisa lagi digunakanuntuk bersuci seperti untuk mandi janabah diambil untuk berwudhuatau membersihkan hadas saat buang air besar Jika air dalam emberterciprat najis misalnya kemasukan kotoran cicak atau terciprat airkencing kita maka status air dalam ember tersebut menjadi mutanajjisAir dalam ember tersebut tidak bisa digunakan lagi baik untukmembersihkan maupun untuk diminum Hal yang patut diwaspadaiadalah air wudhu yang menetes di ember sementara ember tersebutberukuran kecil yang menampung air kurang dari dua qullah karena airember menjadi mustalsquomal Berbeda halnya dengan air yang keluar darikran Air kran lebih aman jika kita gunakan untuk berwudhu

Dengan demikian air dalam fungsinya untuk bersuci dapatdibedakan menjadi dua Pertama air yang dapat digunakan untukbersuci yaitu air tahhir mutahhir (air suci dan mensucikan) Kategoriini adalah air yang bisa digunakan untuk bermacam-macam fungsi(multifungsi) Air jenis ini bisa digunakan untuk keperluan makanminum dapat digunakan untuk menghilangkan najis dan aktivitasberwudhu serta mandi janabah Syarat air suci dan mensucikan adalah(1) Belum pernah dipakai untuk bersuci sebelumnya Air yang sudahterpakai dan kurang dari dua qullah serta telah dipakai untuk berwudhutidak dapat (sah) digunakan berwudhu lagi Air tersebut masih dianggapsuci namun tidak mensucikan (2) Air yang tidak tidak mengalirterhitung banyak jika memenuhi ukuran minimal dua qullah (3) Air

Praktik Personal Higiene Santri 107

mutlak definisi air mutlak di dalam Fiqih Lima Mazhab karya MJawad Mughniyah adalah air yang menurut sifat asalnya Sebagaicontoh adalah air yang turun dari langit atau keluar dari bumi air hujanair laut air sungai air telaga Begitu juga air yang masih tetap namanyawalaupun berubah karena sesuatu yang sulit dihindari Sesuatu yangsulit dihindari sehingga tidak merubah kesucian air adalah seperti tanahdebu atau sebab lain seperti kejatuhan daun Menurut kesepakatanulama air mutlak adalah suci mensucikan

Kedua air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci Kategori inidibedakan menjadi air mustalsquomal dan air mutanajjis Air mustalsquomaladalah air yang telah digunakan untuk keperluan bersuci baik dalamberwudhu mandi maupun mencuci najis Kendati air mustalsquomal adalahsuci namun tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi Air tersebut bisadiistilahkan dengan air tahhir ghairu mutahhir Status air mustalsquomalbisa digunakan untuk minum dan membersihkan benda-benda yangtidak najis Terkecuali jika jumlah mustalsquomal tersebut lebih dari duaqullah maka air tersebut tetap suci mensucikan selama tak terkena najisyang membuatnya berubah dari salah satu karakter aslinya seperti baurasa maupun warna Sementara air mutanajjis adalah air yang kurangdari dua qullah dan terkena najis Bisa dikatakan air mutanajjis pula airyang lebih dari dua qullah tapi terkena najis hingga berubah salah satusifat asli airnya Air seperti ini sama sekali tidak bisa digunakan baikuntuk dikonsumsi baik makan maupun minum dan aktivitas bersuciJika air ini digunakan maka benda apapun yang terkena cipratan atauguyuran airnya menjadi najis pula31

B Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren AlHamidiyahPraktik personal higiene santri merupakan penjelasan secara rinci

tentang karakteristik masing-masing responden di pondok pesantrenPraktik personal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah akandiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsiresponden karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

31 Wahbah Az-Zuhaili Fikih Islam Wa Adillatuhu Jilid 1 EdisiIndonesia Depok Gema Insani 2011 hal 202

108 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Al Hamidiyah seperti yang disajikan pada tabel 31

Tabel 31 Skor Pengetahuan Sikapdan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2998 300 62 17-42Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Tabel 31 menunjukkan bahwa nilai mean atau ukuran rata-ratapengetahuan responden di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah 2998skor tertinggi 42 dan skor terendah 17 Nilai rata-rata skor pengetahuandidapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semua pertanyaantentang pengetahuan terhadap personal higiene di pondok pesantrenmelalui kuesioner yang diberikan mencakup 13 pertanyaan32

Mean average adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil darijumlah semua nilai pengukuran dibagi banyaknya pengukuranKeuntungan nilai mean adalah mudah menghitungnya dan melibatkanseluruh data dalam perhitungan Namun kelemahan dari nilai meanadalah sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim baik ekstrim tinggimaupun rendah Oleh karena itu pada kelompok data yang mempunyainilai ekstrim atau distribusi data yang miring mean tidak dapatmewakili rata-rata kumpulan nilai pengamatan

Nilai median pengetahuan adalah 30 selanjutnya nilai medianmerupakan nilai yang dipakai untuk menentukan cut of pointpengetahuan responden karena distribusi data mempunyai nilai ekstrimatau tidak normal artinya nilai pengetahuan dikatakan baik jikamempunyai skor ge nilai median dan dikatakan kurang jika lt nilai medianMedian adalah nilai dimana setengah banyaknya pengamatan

32 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan pengetahuanresponden tenteng personal higiene

Praktik Personal Higiene Santri 109

mempunyai nilai dibawahnya dan setengahnya lagi mempunyai nilai diatasnya Penghitungan median hanya mempertimbangkan urutan nilaihasil pengukuran beda besar antar nilai diabaikan sehingga mediantidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim33 Standar deviasi didapatkan dariperbedaan rentang nilai dari masing-masing responden Makin besarstandar deviasi maka makin besar rentang nilai antar masing-masingresponden dan semakin besar variasi nilai begitu juga sebaliknya Nilaiminimal dan nilai maksimal merupakan nilai terendah dan nilai tertinggidari semua responden

Tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rata skor sikapsantri adalah 2841 skor terendah 22 dan tertinggi 33 Nilai rata-rataskor sikap didapatkan dari rata-rata jawaban responden atas semuapertanyaan tentang sikap responden terhadap personal higiene dipondok pesantren melalui kuesioner yang diberikan mencakup 11pertanyaan Sedangkan nilai median sikap adalah 29 yang selanjutnyamerupakan nilai cut of point sikap responden terhadap personalhigiene34

Selanjutnya tabel 31 juga memperlihatkan bahwa nilai rata-rataskor perilaku adalah 1938 skor perilaku paling rendah 15 dan tertinggi21 Nilai rata-rata skor perilaku didapatkan dari rata-rata jawabanresponden atas semua pertanyaan tentang praktik responden terhadappersonal higiene di pondok pesantren melalui kuesioner yang diberikanmencakup 17 pertanyaan35 Sedangkan nilai median perilaku adalah 20yang selanjutnya merupakan nilai cut of point perilaku respondenterhadap personal higiene di pondok pesantren

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Al

Hamidiyah meliputi distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

33 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007) hal 72

34 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan sikap respondenterhadap personal higiene

35 Kuesioner penelitian pada lembar pernyataan responden terhadapperilaku personal higiene

110 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

distribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrenfrekuensi sakit distribusi pengetahuan sikap perilaku

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren AlHamidiyah disajikan pada tabel 32

Tabel 32 Distribusi Respondenberdasarkan Jenis kelamin di Pesantren Al Hamidiyah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 23 411Laki-laki 33 589

Total 56 100

Tabel 32 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin tampakbahwa responden perempuan lebih sedikit yaitu 411sedangkan responden laki-laki lebih banyak yaitu 589

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren Al Hamidiyahdisajikan pada tabel 33

Tabel 33 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Al Hamidiyah

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggaldi Pesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 100 122 0-5

Praktik Personal Higiene Santri 111

Berdasarkan tabel 33 tampak bahwa rata rata umur responden dipondok pesantren Al Hamidiyah adalah 1563 tahun Umur tertuaadalah 17 tahun dan termuda 15 tahun dengan standar deviasi062 Berdasarkan jumlah teman sekamar rata-rata temansekamar responden 1414 teman sekamar paling banyak 18 orangdan paling sedikit 8 orang dengan standar deviasi 27Berdasarkan peraturan dalam keputusan menteri pekerjaan umumno 306KPTS1989 dikatakan bahwa standar ukuran sebuahkamar tidur adalah 3m x 3m dengan penghuni 1-2 orang36 37

Rata-rata lama responden tinggal di pondok pesantren AlHamidiyah adalah 2866 (29 bulan) Paling lama tinggal dipesantren 48 bulan dan paling sebentar tinggal dipesantren 4bulan dengan standar deviasi 1611 Frekuensi respondenmenderita sakit rata-rata 145 kali dengan standar deviasi 122Nilai frekuensi sakit dimulai dari 0 yang artinya tidak pernahsakit dan tertinggi adalah 5 yang berarti responden pernahmengalami 5 kali sakit selama 6 bulan terakhir tinggal di pondokpesantren Distribusi responden yang sakit adalah sebanyak750 dengan frekuensi terbanyak adalah 1 kali sakit (339)kemudian diikuti oleh 3 kali sakit (196) 2 kali sakit 179dan selebihnya merata yaitu 4 kali dan 5 kali sakit masing-masing18 Sedangkan yang tidak pernah sakit sebanyak 250

c Distribusi Pengetahuan sikap dan perilakuGambaran pengetahuan sikap dan perilaku responden di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 34

36 Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia KeputusanMenteri Pekerjaan Umum No 37 Jakarta 1989

37 Kementerian Permukiman Republik Indonesia Keputusan MenteriPermukiman No 403KptsM2002 tentang Prasarana Wilayah Jakarta 2002

112 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 34 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

PengetahuanBaik 41 732Kurang 15 268

Total 56 100

SikapBaik 34 607Kurang 22 393

Total 56 100

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 100

Tabel 34 menunjukkan bahwa berdasarkan distribusipengetahuan tampak sebagian besar responden di pondokpesantren Al Hamidiyah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu732 sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya268 Berdasarkan distribusi sikap tampak bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaisikap yang baik yaitu 607 dan 393 sisanya mempunyaisikap kurang Menurut distribusi perilaku terlihat bahwa sebagianbesar responden di pondok pesantren Al Hamidiyah mempunyaiperilaku yang baik yaitu 821 dan hanya 179 responden yangmempunyai perilaku kurang terhadap personal higiene

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Al Hamidiyah meliputi tingkat pendidikan ibu tingkat pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga seperti yangdisajikan pada tabel 35

Praktik Personal Higiene Santri 113

Tabel 35 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Al Hamidiyah

Pada tabel 35 terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu makasebagian besar ibu responden mempunyai pendidikan tinggi yaitu 964dan hanya 36 yang mempunyai pendidikan rendah Begitu jugadengan distribusi pendidikan ayah menunjukkan bahwa sebagian besarayah responden berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 964 dan hanya36 yang berpendidikan rendah Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu menunjukkan bahwa ibu tidak bekerja lebihbanyak yaitu 554 sedangkan 446 bekerja Ibu dikategorikanbekerja jika ibu meninggalkan rumah setiap hari untuk bekerja di luarrumah untuk mendapatkan penghasilan dan dikatakan tidak bekerja jikaibu hanya ibu rumah tangga yang tidak ada kegiatan rutin yangmenghasilkan uang di luar rumah Ibu tidak bekerja dikategorikan tidakberesiko terhadap perilaku personal higiene responden karenamempunyai kesempatan mendidik anak

Pada tabel 35 juga terlihat bahwa berdasarkan distribusipekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah responden bekerjayaitu 768 dan hanya sebagian kecil yang tidak bekerja yaitu 232

Variabel KategoriResponden

n

Pendidikan IbuTinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pendidikan Ayah Tinggi 54 964Rendah 2 36

Total 56 100

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Total 56 100

Pekerjaan AyahBekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

Total 56 100PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

114 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi pendapatan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besarresponden mempunyai keluarga berpendapatan tinggi yaitu 946 danhanya sebagian kecil keluarga responden yang berpendapatan rendahyaitu 54

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Al Hamidiyah

meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan danpanu) dan pelayanan kesehatan Prevalensi penyakit adalah angkakejadian kesakitan yang pernah dialami responden atau santri dalam 6bulan terakhir selama tinggal di pondok Prevalensi penyakit di pondokpesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 36

Tabel 36 Prevalensi Penyakit di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Total 56 100

SkabiesTidak 36 643Ya 20 357

Total 56 100

Batuk PilekTidak 28 500Ya 28 500

Total 56 100

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Total 56 100

DemamTidak 38 679Ya 18 321

Total 56 100

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100

Praktik Personal Higiene Santri 115

Pada tabel 36 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 750 dan hanya 250 yangmengalami gatal-gatal Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa lebih banyak responden yang tidak mengalamiskabies yaitu 643 dan 357 yang mengalami skabies Distribusistatus penyakit berdasarkan kejadian batuk pilek tampak sama yaituresponden yang mengalami batuk pilek sebanyak 500 dan yang tidakmengalami batuk pilek 500 Distribusi kejadian diare menunjukkanbahwa sebagian besar responden tidak mengalami diare yaitu 839 danhanya 162 yang mengalami diare Distribusi status penyakitberdasarkan kejadian demam maka tampak bahwa responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak yang tidak mengalami demamyaitu 679 dan hanya 321 yang mengalami demam

Pada tabel 36 juga memperlihatkan bahwa berdasarkan distribusikejadian penyakit lain tampak lebih banyak responden yang tidakmengalami yaitu 589 dibandingkan 411 responden yangmengalami

Untuk distribusi responden yang pergi berobat ke pelayanankesehatan pada saat mengalami sakit tabel 36 memperlihatkan bahwajumlah responden yang memanfaatkan layanan kesehatan lebih banyakyaitu 571 sedangkan yang tidak sebanyak 429 Urutan fasilitaskesehatan yang didatangi responden untuk berobat pada saat sakitadalah puskesmas sebanyak 964 dokter praktik sebanyak 893poskestren 750 dan Rumah Sakit sebanyak 589 Respondendikatakan berobat jika pergi ke pelayanan kesehatan yaitu PoskestrenRumah sakit umum Rumah sakit swasta Puskesmas pustu Klinikbalai kesehatan Dokter praktik Perawat praktik atau Bidan praktikdan dikatakan tidak berobat jika responden tidak pergi berobat atauberobat ke dukun dan atau pergi berobat ke orang pintar

116 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

C Praktik Personal Higiene Santri di Pondok Pesantren QothrotulFalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah praktik

personal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah jugadiuraikan meliputi skor pengetahuan sikap dan perilaku deskripsisampel karakteristik orang tua dan prevalensi penyakit

1 Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuDistribusi nilai skor rata-rata pengetahuan sikap dan perilaku di

pondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 37

Tabel 37 Skor Pengetahuan Sikap dan Perilakudi Pesantren Qothrotul Falah

Pada tabel 31 tampak bahwa nilai rata-rata skor pengetahuanresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah 2692 Skorpengetahuan tertinggi 40 dan skor terendah 14 dengan standar deviasi708 Berdasarkan nilai rata-rata skor sikap responden adalah 2853Skor sikap paling tinggi adalah 32 dan skor paling rendah 23 denganstandar deviasi 209 Berdasarkan nilai rata-rata skor perilaku respondenadalah 1856 Skor perilaku paling tinggi yaitu 22 dan paling rendah 14dengan standar deviasi 17

2 Deskripsi RespondenGambaran distribusi responden di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi distribusi jenis kelamin distribusi umur jumlah temansekamar lama tinggal di pesantren frekuensi sakit distribusipengetahuan sikap perilaku

Variabel Mean Median SD Minimal-Maksimal

Pengetahuan 2692 290 708 14-40Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Praktik Personal Higiene Santri 117

a Jenis kelaminDistribusi jenis kelamin responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 38

Tabel 38 Distribusi RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin di Pesantren Qothrotul Falah

Jenis KelaminResponden

n Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Total 41 100

Pada tabel 38 tampak bahwa berdasarkan jenis kelamin distribusijumlah responden perempuan di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yaitu 537 dan laki-laki 463

b Rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakitDistribusi umur jumlah teman sekamar lama tinggal di pesantrendan frekuensi sakit responden di pondok pesantren QothrotulFalah disajikan pada tabel 39

Tabel 39 Rata-rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal dan Frekuensi Sakit di pesantren Qothrotul Falah

Variabel Mean Median SD Minimal-maksimal

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar 2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren 373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

Pada tabel 39 tampak bahwa berdasarkan umur responden dipondok pesantren Qothrotul Falah rata-rata 1366 tahun umur

118 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

tertua adalah 16 tahun dan umur termuda 11 tahun denganstandar deviasi 167 Berdasarkan jumlah teman sekamarresponden rata-rata berjumlah 2268 (23) orang Teman sekamarpaling banyak adalah 30 orang dan paling sedikit 18 orangdengan standar deviasi 314 Berdasarkan lama responden tinggaldi pesantren rata-rata adalah 373 bulan tinggal di pesantrenpaling lama 5 bulan dan paling sebentar 3 bulan dengan standardeviasi 05 Berdasarkan frekuensi responden menderita sakitrata-rata 08 (1) kali Frekuensi sakit responden mulai dari 0 yangartinya tidak pernah sakit dan tertinggi 3 kali mengalami sakitselama 6 bulan terakhir dengan standar deviasi 071

c Distribusi Pengetahuan Sikap PerilakuGambaran tingkat pengetahuan sikap dan perilaku responden dipondok pesantren Al Hamidiyah disajikan pada tabel 310

Tabel 310 Distribusi Pengetahuan Sikapdan Perilaku Responden di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

Total 41 100

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Total 41 100

PerilakuBaik 24 585

Kurang 17 415

Total 41 100

Pada tabel 310 tampak bahwa deskripsi responden berdasarkanpengetahuan maka sebagian besar responden mempunyaipengetahuan baik yaitu 610 sedangkan 390 mempunyaipengetahuan kurang Deskripsi responden berdasarkan sikap

Praktik Personal Higiene Santri 119

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikapbaik yaitu 683 sedangkan 317 mempunyai sikap kurangDeskripsi responden berdasarkan perilaku menunjukkan bahwalebih banyak responden yang mempunyai perilaku baik yaitu585 sedangkan 415 mempunyai perilaku kurang

3 Karakteristik Orang TuaGambaran karakteristik orang tua responden di pondok pesantren

Qothrotul Falah meliputi tingkat pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga yang disajikanpada tabel 311

Tabel 311 Karakteristik Orang Tua Respondendi Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

Jumlah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Total 41 100

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Total 41 100

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Total 41 100

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

Total 41 100PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Pada tabel 311 terlihat bahwa karakteristik orang tuaberdasarkan pendidikan ibu maka sebagian besar ibu respondenmempunyai pendidikan rendah yaitu 610 dan 390 ibu mempunyaipendidikan tinggi Distribusi karakteristik orang tua berdasarkanberpendidikan ayah maka lebih banyak ayah yang mempunyai

120 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan rendah yaitu 561 dibandingkan dengan yang mempunyaiberpendidikan tinggi sebesar 439 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pekerjaan ibu sebagian besar responden mempunyai ibuyang tidak bekerja yaitu 683 sedangkan ibu bekerja hanya sebesar317 Distribusi karakteristik orang tua berdasarkan pekerjaan ayahlebih banyak ayah yang bekerja yaitu 585 dibandingkan dengan ayahyang tidak bekerja sebesar 415 Distribusi karakteristik orang tuaberdasarkan pendapatan keluarga bahwa lebih banyak keluarga yangmempunyai pendapatan rendah yaitu 659 sedangkan respondendengan keluarga berpendapatan tinggi sebesar 341

4 Prevalensi PenyakitGambaran prevalensi penyakit di pondok pesantren Qothrotul

Falah meliputi prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilekdiare demam prevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsandan panu) dan pelayanan kesehatan Deskripsi angka kejadian kesakitanyang pernah dialami santri dalam 6 bulan terakhir selama tinggal dipondok pesantren Qothrotul Falah disajikan pada tabel 312

Praktik Personal Higiene Santri 121

Tabel 312 Prevalensi Penyakit di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel KategoriResponden

n

Gatal-gatalTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Total 41 100

Batuk PilekTidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

DiareTidak 21 512Ya 20 488

Total 41 100

DemamTidak 36 878Ya 5 122

Total 41 100Prevalensi

Penyakit lainTidak 31 756Ya 10 244

Total 41 100PelayananKesehatan

Tidak 22 537Ya 19 463

Total 41 100

Pada tabel 312 tampak bahwa berdasarkan kejadian gatal-gatalmaka responden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yangtidak mengalami gatal-gatal yaitu 537 dan yang mengalami gatal-gatal sebesar 463 Distribusi status penyakit berdasarkan kejadianskabies tampak bahwa responden di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak mengalami skabies yaitu 512 dan 488 tidakmengalami skabies Distribusi berdasarkan kejadian batuk pilek padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak yang tidakmengalami yaitu 537 dan 463 yang mengalami batuk pilekDistribusi kejadian diare pada responden di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak yang tidak mengalami diare yaitu 512 sedangkanyang mengalami diare 488 Distribusi kejadian demam padaresponden di pondok pesantren Qothrotul Falah sebagian besar

122 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden tidak mengalami demam yaitu 878 dan yang mengalamidemam hanya 122 Distribusi kejadian penyakit lain (gastritis sakitgigi pingsan dan panu) sebagian besar responden tidak mengalamiyaitu 756 dan yang mengalami kejadian penyakit lain ada 244Tabel 312 juga memperlihatkan bahwa distribusi responden yangberobat ke pelayanan kesehatan pada saat sakit lebih besar yaitu 537Sedangkan yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan ada 463Adapun urutan tempat pelayanan kesehatan yang didatangi respondenuntuk berobat adalah dokter praktik sebanyak 970 Poskestrensebanyak 902 Rumah sakit sebanyak 878 dan Puskesmassebanyak 683

123

Bab IVFaktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perilaku Personal Higiene di Pondok PesantrenAl Hamidiyah dan Qothrotul Falah

eperti telah dikemukakan bahwa perilaku personal higieneadalah suatu pemahaman sikap dan praktik yang dilakukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan memelihara kebersihan dirimeningkatkan rasa percaya diri menciptakan keindahan dan mencegahtimbulnya penyakit1 Secara komprehensif kebersihan diri dimaksudkanadalah meningkatkan dan memelihara kebersihan badan kesehatanmulut rambut genitalia dan kuku mandi serta perawatan kulit2

Perilaku personal higiene santri pada studi ini merupakan variabeldependen yang menentukan nilai praktik kebersihan diri santri sehari-hari di pondok pesantren kemudian dihubungkan dengan semuavariabel independen yang diteliti untuk melihat keterkaitan hubungankedua variabel tersebut Nilai perilaku personal higiene santri meliputinilai praktik keseharian santri terhadap mandi mencuci tanganmenggosok gigi mencuci rambut istinjarsquo menggunting kukumengganti pakaian menggunakan handuk dan berwudhu Sehingganilai perilaku merupakan nilai gabungan semua praktik kebersihan dirisantri sehari-hari di pondok pesantren baik kesehatan secara umum dandalam perspektif Islam

Lawrence Green tahun 1980 mengembangkan Teori Precedeuntuk menganalisa perilaku manusia dari segi kesehatan Bahwakesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokokyaitu behavior causes dan non behavior causes Precede merupakan

1 Patricia A Potter amp Anne Griffin Perry Fundamentals of Nursing7th Edition ISBN 978-0-323-06784-3 Mosby Elsevier St Louis Missouri2009 p 849-853

2 Lindsay Dingwall Personal Hygiene Care 1st Edition ISBN 978-1-4051-6307-1 John Wiley amp Sons Ltd pub United Kingdom 2010 p 2pdf

S

124 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

arahan dalam fase diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensipendidikan atau promosi kesehatan3 (1) Predisposing factors yaitufaktor-faktor yang mendasari terjadinya perilaku yang terwujud dalambentuk pengetahuan sikap keyakinan kepercayaan nilai-nilai budayaserta karakteristik individu (2) Enabling factors yaitu faktor-faktoryang memungkinkan terjadinya perilaku yang berwujud lingkungan fisikseperti ketersediaan fasilitas-fasilitas dan sarana-sarana kesehatan (3)Reinforcing factors yaitu faktor-faktor yang memperkuat terjadinyaperilaku yang terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yangmendukung seperti dukungan dari keluarga teman petugas kesehatanatau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilakumasyarakat Secara sederhana model precede Green adalah behaviormerupakan gabungan fungsi predisposing factors enabling factors danreinforcing factors Komponen kedua disebut Proceed for policyregulatory and organizational constucts in educational andenvironmental development dibuat dengan strategi implementasiberbagai tindakan dasar yang dipelajari dari pengkajian pase awal4

Dengan menggunakan desain cross-sectional maka interpretasisetiap tabel distribusi hubungan yang ditampilkan adalah persentasebaris Dan hasil uji hubungan pada setiap angka yang terdapat nilai selkurang dari lima atau tidak memenuhi syarat uji chi-square maka ujiyang digunakan adalah fisherrsquos exact test5 Pada uji kenormalandidapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga prosedur ujiyang digunakan adalah dengan pendekatan uji statistik non parametrik6

Prosedur non parametrik mempunyai kelebihan bisa digunakan padadata dengan distribusi normal ataupun tidak normal pada data nominal

3 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

4 Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

5Sopiyudin Dahlan Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012 hal 130

6 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FKMUniversitas Indonesia 2007) hal 92

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene125

ordinal interval maupun rasio7 Selanjutnya untuk mengetahui besaratau kekuatan hubungan dua variabel pada penelitian ini adalah denganmenginterpretasikan nilai odds ratio (OR) Odds adalah istilah yangmenunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi8

Selanjutnya untuk melihat peran dan kontribusi faktor-faktorrisiko terhadap perilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah dibahas secara mendalam tentang Faktor-faktor yangberpengaruh dan faktor dominan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah dan faktor-faktor yang berpengaruh dan faktordominan terhadap perilaku personal higiene di pesantren QothrotulFalah

A Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan terhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap

perilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah diuraikanmenjadi dua bagian meliputi Faktor-faktor yang berpengaruh terhadapperilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah dan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantren Al Hamidiyah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Al HamidiyahFaktor-faktor yang mempengaruhi perilaku selanjutnya dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

a Predisposing factorsPredisposing factors atau faktor-faktor yang mendasari terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah adalahfaktor jenis kelamin pengetahuan dan sikap

7 Singgih Santoso Statistik Nonparametrik Konsep Dan AplikasiDengan Spss (Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010)

8 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 184

126 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

1) Jenis kelaminHasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelaminresponden terhadap perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 41

Tabel 41 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179

Tabel 41 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh p value atau nilai p=029 artinya tidak ada hubunganyang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene di pesantren Al Hamidiyah nilai OR=039 Maka dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara jenis kelaminperempuan dengan laki-laki dalam praktik kebersihan diri dipondok pesantren Al Hamidiyah atau tidak terbukti secarastatistik bahwa jenis kelamin perempuan lebih baik dalamberperilaku personal higiene di pesantren Al HamidiyahSecara konseptual berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasilpenelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa jeniskelamin laki-laki lebih berisiko tidak higiene dibandingkanperempuan Pada penelitian ini juga uji hubungan dilakukandengan variabel jenis kelamin perempuan diberi kodingberperilaku baik atau sebagai referensi pembanding artinyamembandingkan laki-laki terhadap perempuan dan jenis kelaminlaki-laki dianggap berisiko untuk berperilaku tidak higieneNamun pada tabel 41 tampak kecenderungan bahwa perilakupersonal higiene santri laki-laki lebih baik (879) dibandingkandengan santri perempuan (739)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene127

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan di negara Timur Tengah yaitu negaraPalestina pada tahun 2014 oleh Mohamed Rusli A Farid AWGhrayeb Mohd Ismail I Nahed F Ghrayeb Ayesha Al Rifaimenemukan bahwa 532 perempuan dan 1074 laki-laki tidakpernah mencuci tangan setelah menggunakan toilet9 Hasil yangsama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh BevinCohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson di New York City pada tahun 2011didapatkan hasil bahwa perempuan yang mencuci tangan setelahmenggunakan toilet lebih banyak yaitu 8710 dibandingkanlaki-laki yang hanya 653010 Dalam jurnal hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia Pessoa-Silva yang berjudulattitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates dikatakan bahwaperilaku hand hygiene yang merupakan bagian dari personalhigiene dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya gender11

Tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan hasil yang samadengan penelitian yang dilakukan oleh Eli Marlina 2011 bahwatidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku personalhigiene dengan p value 07512 Temuan ini juga sejalan dengan

9 Mohamed Rusli A Farid AW Ghrayeb Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior and Hygiene-Related Facilitiesamong Ascool Adolescents in Palestine International Medical Journal 21(2014)

10 Bevin Cohen Benjamin A Miko Laurie Conway Allan GilmanSamuel L Seward Elaine Larson Determinants of Personal and HouseholdHygiene among College Students in New York City 2011 American Journalof Infection Control 40 (2012)

11 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 1

12Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah AbdiDarma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010 (Medan USU2010) hal 3

128 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hasil penelitian tentang hubungan antara jenis kelamin denganprevalensi skabies Hasil penelitian Baur (2013) di India 13 danjuga Chosidow (2006) di Ingris14 menunjukkan bahwa wanitacenderung memiliki prevalensi skabies yang lebih tinggi sebesar56 dibandingkan laki-laki Menurut kedua penelitian ini wanitamemiliki tingkat prevalensi skabies yang lebih tinggi didugadisebabkan beberapa faktor seperti sikap dan perilaku wanitayang lebih senang berada dalam ruangan dengan kontak satu samalain yang lebih dekat sehingga lebih rentan terhadap infeksiskabiesHasil penelitian ini salah satunya kemungkinan adalahdipengaruhi oleh jumlah responden perempuan yang lebih sedikitdari jumlah responden laki-laki Hasil wawancara denganresponden laki-laki ke-1 atas nama F di pesantren Al Hamidiyahldquomurid disini lebih banyak anak cowoknyardquo 15

Dalam Islam kitab mandi mencakup 28 bab16 dan setiap muslimwajib menjaga kebersihan baik laki-laki maupun perempuan tanpapengecualian Allah Swt berfirman dalam surah al-Maaidah

Arabicrꀀr䁒 crabiꀀb䁒 bowokn bnba Aronr boba crb香䁛 b香䁛bꀀon ꀀbD䁛b ꀀb䁛bnba Arabarꀀbb䁒 Arab䁒rrb crϼbi香b䁒 b䳀b䁒bbnn bnba Arab䁛bϤ䁛bb䁒

䁒rooಀꀀb䁒 ꀀOrrꀀ Aror Ϩbab䁒 b香bban

13 Baur B Sarkar JManna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

14 Olivier Chosidow Scabies The New England journal of Medicine2006 page 351-16

15Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

16 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Mandi Gema Insani Press dalam hadithal-islamcom SofyanEfendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc opi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene129

ldquoHai orang-orang yang beriman apabila kamu hendakmengerjakan salat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampaidengan kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilahrdquo 17

Hadis-hadis tentang wajib menjaga kebersihan dalam kumpulanhadis kebersihan18 antara lain pertama Abdullah bin Umar Raberkata bahwa Rasulullah Saw bersabda

XbiboDbab䁒 bAbrnrn ArrϤbb bꀀbꀀ bobaldquoJika salah seorang di antara kalian mendatangi shalat jumatmaka hendaknya dia mandirdquo (HR Bukhari dan Muslim) 19

Kedua hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al-Farisibahwa Nabi bersabda

rಀ 香b香 bAꀀbbbo ꀀb香 robbbob䁛b䁒 bAbrnrn bacb䁛 Xrꀀb rXbiboDb䁛 b豐r b˴Θbr䁛 bwb䁒 rϦrϣb䁛 oArm bϦbob bRbಀ 香b香 DAbnb䁛 䁒b bϦbir 香b香 r香bioϤb䁛b䁒o豐ba raꀀb香bγ bAoabab boba rbkr䁛 oArm rϦbn bRbor ꀀb香 bΘabkr䁛 oArm b香bm b香b

bbr bAbrnrn b香bb䁒 rϦbb ꀀb香 rϦbn bbrldquoTidaklah seorang laki-laki mandi pada hari jumat lalu berwudhusemaksimal mungkin memakai minyak (pada rambutnya) danmemakai wewangian di rumahnya lalu dia keluar rumah menujumasjid dan dia tidak memisahkan antara dua orang (dari tempatduduk keduanya) kemudian dia mengerjakan shalat yang telahditetapkan baginya dan dia diam ketika imam berkhutbahTidaklah dia mengerjakan semua itu kecuali akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara jumat itu dengan jumat depannyardquo (HRBukhari)20

17 QS al-Maaidah 6)18 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

19 HR Al-Bukhari no 877 dan Muslim no 84420 HR Al-Bukhari no 883

130 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Ketiga Ibnu Umar Ra dalam sebuah hadis meriwayatkan

bϦbabϴ r oabR b bRcr b oϨ ꀀbnrbϴ r bbRb bbnrϴ b香 香bϴϤbϴ bAbn rϦoRob䁒 r rArbbbಀ bꀀbiꀀb bRbꀀbi 䁒rbΘbಀ bRꀀb bAbab b䁒b香b香 OAbϴꀀb rRbabϠb䁛 b豐 bRbꀀbb豐 䁒 ϓbab香 rϦbb香 bRꀀb o豐ba Obiꀀbಀ rbb䁛

Obiꀀbಀ bRꀀb rϦoRob䁒 b豐bϤbbn b oAroanb bRꀀb o豐ba bXoan

ldquoAbdullah bin Umar radhiyallahu lsquoanhuma berkata ldquoBahwaRasulullah shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoBersihkanlahjasad-jasad ini semoga Allah membersihkan kalian karenasesungguhnya tidaklah seorang hamba bermalam suatau malamdalam keadaan suci melainkan seorang malaikat akan bermalambersamanya di dalam selimutnya tidaklah dia bergerak padasuatu waktu dari malam melainkan malaikat itu berdoa ldquoWahaiAllah ampunilah untuk hamba-Mu sesungguhnya dia tidurmalam dalam keadaan sucirdquo (HR Thabrani)21

Mencuci tangan sangat dianjurkan setelah melakukan kegiatanyang memungkinkan tangan kita tercemar kotor seperti buang airbesar dan buang air kecil22 Dalam Islam membasuh tanganminimal lima kali dalam sehari sudah dilakukan pada saatberwudhu hadis-hadis tentang mencuci tangan yang sangatdianjurkan dalam Islam sebagai salah satu cara menjagakebersihan23 Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Muslim

Ϧaϴ aR obon oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴb䁒 rRbϤb䁛 AbnDb䁛 bwb䁒 bϦb香cbR 香b香 ArrϤbb b覐bϠbo boba bRꀀb Aa䁒

rRrϤb䁛 bꀀb b香䁛b bϤb䁛 b豐 rϦoRbob䁒 ꀀOmbwbm ꀀbbabiDb䁛 oob bꀀbRbγ

21 HR Ath Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kita shahihAl Jamirsquo no 3936

22 TSSM Provinsi Jawa Timur Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(Stbm) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak Merusak Lingkungan(Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur 2013) hal 6

23 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene131

ldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammadbersabda ldquoJika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnyamaka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai diamembasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidakmengetahui dimanakah tangannya bermalamrdquo (HR Muslim)

Bersiwak menggosok gigi termasuk dalam upaya meningkatkankebersihan diri Kebiasaan dalam menggosok gigi sudah ada sejakNabi Muhammad Saw dan para sahabat hadis tentang anjuranmenggosok gigi adalah24 antara lain

aR bo bRcr b oϨb Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴX Arrb香b boo香r babϴ o䳀r豐b Ϩb b豐cbn bRꀀb Aa䁒 Ϧaϴ

b豐bcΘbib cR䁒 X 香䁒 cRc owRldquoAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahulsquoalaihi wasallambersabda ldquoJikalau aku tidak memberatkan atasumatkau maka aku akan perintahkan mereka untuk bersiwaksetiap kali akan shalat dengan wudhu dan setiap kaliwudhurdquo (HR Ahmad)25

Imam Ahmad meriwayatkan

aR bo rRcr b bRꀀb bnꀀb ꀀϴ R bAbmbꀀbϴ 香bϴΘbmoabn oꀀbRb香 bAbabn obbbb香 r豐bcΘbin Aa䁒 Ϧaϴ

ldquoAisyah berkata Rasulullah bersabda ldquoSiwak dapatmembesihkan mulut dan mendatangkan keridhaan untukRabbrdquo (HR Ahmad)26

Imam Bukhari meriwayatkan hadis dari Huzaifahboba b rRcr b bϨꀀb bRꀀb rϦbϴ r bbRb bϨꀀbnbn b香 bAb䁛bꀀr 香bϴ

b豐bcbΘinꀀb rRꀀb䁒 recrmb䁛 bXoan b香b香 baꀀb

24 Abu Muawiah Keutamaan Menyikat Gigi in Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2010) hal 3-6

25 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo no 200

26 HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamirsquo 3695

132 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Ra dia berkata ldquoAdalah Rasulullahjika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnyadengan siwakrdquo (HR Bukhori)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadisꀀbbϴ r bbRb bAbmbꀀbϴ rnbcb bRꀀb bϝbRꀀbi r香 ϝ䁛br豐 b䁒bR䁒 b豐bcbΘinꀀb bnꀀb rϦbobb bXbbb boba Dbon rbϤb䁛 bb豐 bΘbcb

Aai香Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani beliau berkata rdquoAkubertanya kepada lsquoAisyah ldquoApa yang dilakukan pertama kali olehRasulullah jika dia memasuki rumahnyardquo Beliau menjawabldquoBersiwakrdquo (HR Muslim)

Membersihkan kemaluan atau istinjarsquo setelah buang air kecilmaupun buang air besar termasuk dalam menjaga kebersihan diriIstinjarsquo adalah istilah dalam Islam yang artinya membersihkansesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air Beberapahadis yang menjelaskan tentang istinjarsquo diantaranya adalah27Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan

aR bob rRcr b bϨꀀb bRꀀb Ϧϴ R ϓbnꀀb香 b香 bAbRb 香bϴOob䁒bba bcϼbR abwrb䁒 ꀀbRb rXbnbcb䁒 bbwbϣnb rXrbϤb䁛 Aa䁒 Ϧaϴ

Ϧbabϴ 䳀oor香 bꀀbnnꀀb bboibb䁒 Oob¢bbϴb䁒 ꀀb香 香b香Dari Anas Radliyallaahu anhu berkata Pernah RasulullahShallallaahu alaihi wa Sallam masuk ke kakus lalu aku danseorang pemuda yang sebaya denganku membawakan bejanaberisi air dan sebatang tongkat kemudian beliau bersuci denganair tersebut (HR Bukhari Muslim)

Memotong kuku merupakan salah satu adab dalam Islam Dalamsebuah hadis diriwayatkan

27 Muhammad Nashiruddin Al-Albani Ringkasan Shahih Bukharitentang Kitab Wudhu Penjelasan bab 20 beristinja dengan batu Gema InsaniPress dalam hadithal-islamcom Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan danReferensi Belajar hadis email sofyanmadinahcc opi110mbcom 2007 hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene133

Ϧaϴ aR Θbbon b香bϴ Ϧϴ R bob䁛bri bb 香bϴrϨꀀbobϣn bobbbn b香b香 Anbb 䁒b Anbb robbbn bRꀀb Aa䁒bmbꀀomn Dbb䁒 bbγ robRb䁒 bꀀb䓱b rAbaϠbb䁒 rbϤϼbo b豐b䁒

ldquoAbu Hurairah radhiyallahu lsquoanhu meriwayatkan bahwa NabiMuhammad shallallahu lsquoalaihi wasallam bersabda ldquoFitrah adalima atau lima perkara dari fitrah berkhitan menghabiskan bulukemaluan memotong kuku mencabut bulu ketiak danmenipiskan kumisrdquo (HR Bukhari dan Muslim)

Dikatakan dalam sebuah sumber bahwa menurut Imam AnNawawi sunnah memotong kuku itu diawali dari jari kanankeseluruhannya dan mulai dari jari kelingking sampai ibu jariKemudian dilanjutkan tangan kiri juga dimulai dari jarikelingking menuju ibu jari Sementara itu alat memotong kukudapat menggunakan gunting pisau atau benda khas pemotongkuku yang tidak menyebabkan mudharat pada kuku atau jariSetelah memotong kuku dianjurkan untuk segera mencucitangan28

Terkait mengganti pakaian hadis riwayat ath-Thahawi Ramenyebutkan ldquoSiapa yang mengenakan pakaian hendaklahdengan yang bersihrdquo29

Hadis lain adalahcribnAbab b䁒 bϦbabϴ b oXbR b bRcr b bRꀀbbRꀀb eꀀbbϴ b香b 香bϴ

Arabbꀀbm bbb 香b香 ꀀboRbꀀb䁒 brꀀbbn Arabꀀbbm 香b香Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabdaldquoPakailah pakaian berwarna putih Karena pakaian putih adalahpakaian yang paling baikrdquo(HR Abu Daud dan Tirmidzi)

28 Islam Indah Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Media IslamGenerasi Baru 2015 hal 2

29 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar AjaranMuhammad) tentang Kebersihan Gema Insani Press dalam Sofyan EfendihadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis email sofyanmadinahcchttpopi110mbcom 2007

134 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapatdilihat pada tabel 42

Tabel 42 Hubungan Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

121 027-546 101Baik 34 829 7 171

Kurang 12 800 3 200

Jumlah 46 821 10 179

Tabel 42 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=101 dengan nilai OR=121 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah atau tidak adaperbedaan proporsi antara santri yang mempunyai pengetahuanbaik dengan santri yang mempunyai pengetahuan kurang terhadappraktik kebersihan diri di pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa santri yang berpengetahuan baikmempunyai perilaku personal higiene baik di pondok pesantrenAl HamidiyahNamun hasil analisis tabel 42 menunjukkan bahwa tampakkecenderungan lebih banyak responden yang berpengetahuanbaik dan mempunyai perilaku yang baik yaitu 829dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Sebaliknya respondenyang mempunyai pengetahuan kurang dan berperilaku kuranghanya sedikit yaitu 20 Artinya bahwa pengetahuan cenderungmempengaruhi perilaku responden walaupun secara statistik tidakada hubungan yang bermakna

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene135

Pada penelitian kuantitatif bermakna secara statistik belum tentubahwa perbedaan tersebut juga bermakna dipandang dari segisubstansi Semakin besar sampel yang dianalisis akan semakinbesar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna Dengansampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil atau bahkantidak mempunyai manfaat secara substansi atau klinis dapatberubah menjadi bermakna secara statistik dan sebaliknya Olehkarena itu dalam melakukan analisis tidak hanya dilihat dariaspek statistik semata namun juga harus dilihat atau dinilaikegunaannya dari segi substansi atau klinis30

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan teoriyang dikemukakan oleh Green (1980) yang mengatakan bahwapengetahuan sangat mempengaruhi perilaku dan pengetahuanmerupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhiperilaku kesehatan31 Sementara dalam pernyataan lain dikatakanoleh Mc Guire (1996) dalam teori perubahan perilaku bahwaperubahan perilaku kesehatan didahului dengan perubahanpengetahuan pengetahuan merupakan prakondisi terjadinyaperubahan perilaku kesehatan32 Menurut Bloomrsquos Taxonomy(1956) terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif tahaptahu terhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuanbaru selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuksikap baru yang pada akhirnya akan menimbulkan respontindakan dengan stimulus tersebut33

30 Sutanto Priyo Hastono Analisis Data Kesehatan (Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007)

31 Lawrence W Green Health Education Planning a DiagnosticApproach trans Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno Sudarti (MayfieldPublishing Company 1980)

32 Elder JP Graef AJ Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku trans M Hasanbasri (Yogyakarta Gadjah MadaUniversity Press 1996)

33 Benyamin Bloom S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I Cognitive Domain NewYork David McKay

136 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Carmem Lucia PS (2005) yang berjudulAttitudes and perceptions toward hand hygiene among healthcareworkers caring for critically ill neonates hasil penelitianmengungkapkan bahwa perilaku hand hygiene yang merupakanbagian dari perilaku personal higiene dipengaruhi oleh beberapafaktor individu diantaranya adalah pengetahuan34 Penelitian lainoleh Alemagno dari Kent State University Ohio tahun 2010 yangberjudul Online learning to improve hand hygiene knowledge andcompliance among health care workers mendapatkan hasil bahwa97 partisipan dalam pembelajaran online tentang hand hygienesangat efektif untuk meningkatkan perilaku kesehatan paratenaga kesehatan35

Di Indonesia penelitian yang menemukan hasil berbeda denganpenelitian ini yang menunjukkan bahwa pengetahuanberhubungan perilaku antara lain dilakukan oleh Fidyawati (2012)tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku personalhigiene remaja putri dengan nilai signifikansi 001 yang bermaknasecara statistik Penelitian lain dilakukan oleh Luthfiana (2014)menemukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan personalhigiene dengan perilaku personal higiene pada remaja saatmenstruasi dengan nilai signifikansi 00236 Demikian jugapenelitian yang dilakukan oleh Dien Nursal (2007) tentangFaktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual muridSMU menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

34 Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 2

35 Sharon M Guten Sonia A Alemagno Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve Hand HygieneKnowledge and Compliance among Health Care Workers The Journal ofContinuing Education in Nursing 41 (2010)

36 Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan Sleman Yogyakarta(Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2012)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene137

perilaku seseorang salah satu diantaranya adalah pengetahuan37

Di Nanggroe Aceh Darussalam penelitian oleh IswahyudiHaryono (2008) menyimpulkan bahwa pengetahuan santri yangdiberi pendidikan kesehatan lingkungan melalui kultum lebih baikdari santri yang tidak diberi intervensi kultum Pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa pendidikankesehatan lingkungan melalui metode kultum dapat digunakansebagai salah satu upaya promosi kesehatan di pesantren masjidmaupun forum pengajian Pesanten juga perlu menyediakanjamban dengan perbandingan satu jamban untuk 15 santritersedia air bersih yang mencukupi dari segi kuantitas dankontinuitas dan pada bak wudhu dilengkapi dengan kran ataudisediakan gayung dengan perbandingan satu kran air ataugayung untuk lima orang santri38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehNisa AR dan Anindita S pada tahun 2010 yang berjudulHubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan padaanak dengan penyakit jantung bawaan menghasilkan kesimpulanbahwa pengetahuan orang tua tidak signifikan mempengaruhiperilaku kesehatan pada anak dengan p value 02239

Tidak terbuktinya ada hubungan yang signifikan antarapengetahuan responden dengan perilaku personal higiene padapenelitian ini kemungkinan disebabkan oleh sampel padapenelitian ini sangat terbatas sehingga dapat terjadi biasterutama bias informasi40 Kemungkinan lain adalah rancanganstudi yang digunakan adalah potong lintang yang mempelajari

37 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 4

38 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

39 Anindita Soetadji Nisa Alifia Rahmi ldquoHubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan Penyakit Jantung Bawaanrdquo(Universitas Diponegoro 2010)

40Rani Sauriasari Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology

138 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan paparan dengan cara mengamati secara serentak danpada saat yang sama tanpa memberi perlakuan41

Namun demikian bahwa walaupun secara statistik tidak adahubungan bermakna tetapi terdapat kecenderungan bahwasebagian besar responden yang berpengetahuan baik mempunyaiperilaku yang baik Kecenderungan bahwa sebagian besarresponden mempunyai perilaku yang baik didukung oleh hasilwawancara dengan respondenHasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosetahu saya mandi 2 kalisehari menggosok gigi 2 kali seharirdquo ldquokalau mau makan cucitangan gak mesti pakai sabun kalau habis istinja baru pakaisabunrdquo ldquokalau keramas tiap hari atau 2 hari sekalirdquo ldquomemotongkuku seminggu sekalirdquo 42

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Fdi pesantren Al Hamidiyah ldquojadi kalau menggosok gigi waktunyahabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam ya bu Saya memangdua kala sehari tetapi waktunya biasanya kalau mandi pagi danmandi sorerdquo 43

Mencari ilmu pengetahuan knowledge merupakan kewajibanbagi setiap kaum muslim sangat banyak perintah Allah Swttentang kewajiban untuk terus belajar karena itu sangat pentingbagi setiap muslim untuk senantiasa belajar dalam rangkameningkatkan pengetahuan Dalam al-Quran dikatakan bahwaAllah Swt akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmuyaitu dalam surat al-Mujadalah

41 Bisma Murti Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997 hal 104

42 Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaKairun N di Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

43Hasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi Pondok Pesantren Al Hamidiyah Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene139

ꀀbnb rb䁒 Rꀀbꀀbb bAabn cr䁒r b香䁛bꀀonb䁒 Arab香 crb香b b香䁛bꀀon r bb䁒b䁛rbbb bϨcrabnb

ldquoAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajatrdquo44

Dalam hadis Muslim Ra dikatakanbAobn bna ꀀOϠ䁛bbಀ rϦbn r bXob ꀀOnabϴ bϦb䁒 rAbnboa䁛 ꀀOϠ䁛bಀ bϓbab 香香

Aai香 R䁒)ldquoBarang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmuAllah akan memudahkan baginya jalan ke surgardquo (HRMuslim)45

Dalam HR Ibnu Majah Ra

Abair香 ΘbXr babϴ Ab릀䁛bb䁒 bAabn rRbabಀldquoMenuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islamrdquo (HRIbnu Majah al-Baihaqi Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi dari Anasbin Malik)46

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 43

44 (QS al-Mujadalah 11)45 Al Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari

Hadis Abu Hurairah dalam Al-Ilmu tahqiq46 Muhammad Faiz Almath 1100 Hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

140 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 43 Hubungan antara Sikapdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel

Perilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurang

n n

Sikap

17 043-675 049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

Tabel 43 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=049 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah nilai OR 121 Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada perbedaan proporsi antara santri yangmempunyai sikap baik dengan santri yang mempunyaipengetahuan kurang terhadap praktik kebersihan diri di pesantrenAl Hamidiyah atau tidak terbukti secara statistik bahwa santriyang mempunyai sikap baik mempunyai perilaku personal higienebaikNamun tabel 43 juga menunjukkan kecenderungan bahwaresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik lebihbanyak yaitu 853 dibandingkan dengan responden yangmempunyai sikap kurang dan berperilaku baik yaitu 773Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang danberperilaku kurang lebih banyak dibandingkan dengan yangsikapnya baik dan perilakunya kurang yaitu 227Hasil penelitian ini adalah sejalan dengan hasil penelitian EliMarlina H tahun 2011 tentang hubungan sikap terhadapkebersihan diri dengan nilai signifikansi 009 (pv =005) yangartinya tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene47

47 Eli Marlina Hutagaol Hubungan Karakteristik Pengetahuan danSikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis DaerahAbdi Darma Asih di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai tahun 2010 (Medan

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene141

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Klara Posfay Barbe and CarmemLucia Pessoa Silva mengungkapkan bahwa perilaku hand hygieneyang merupakan bagian dari perilaku personal higienedipengaruhi oleh beberapa faktor individu diantaranya adalahattitude atau sikap48 Penelitian lain juga menyebutkan bahwasikap attitude mempengaruhi perilaku49 Penelitian lain olehIswahyudi Haryono (2008) di Nanggroe Aceh Darussalam yangmengatakan bahwa sikap santri yang diberi pendidikan kesehatanlingkungan melalui kultum lebih baik dari santri yang tidak diberiintervensi kultum 50

Sikap adalah penilaian seseorang terhadap objek psikologis atauperasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu51

Sedangkan menurut Berkowitz sikap adalah suatu bentukevaluasi atau reaksi perasaan secara lebih spesifik52

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk dapatsampai kepada perilaku kesehatan tertentu Dalam model perilakukesehatan The health belief model dikatakan bahwa jikaseseorang dihubungkan dengan perilaku kesehatan makacenderung ada dua kemungkinan sikap yang ditunjukkan yaitupertama adalah keinginan untuk menghindari penyakit atau jika

USU 2010) hal 548 Klara Posfay Barbe Carmem Lucia Pessoa Silva Riccardo Pfister

Sylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudes andPerceptions toward Hand Hygiene among Healthcare Workers Caring forCritically Ill Neonates Infection Control and Hospital Epidemiology Journal26 (2005) hal 3

49 Dien Nursal Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Fakultas Kedokteran (PadangUniversitas Andalas 2007) hal 5

50 Iswahyudi Haryono Yayi Suryo Prabandari Widodo HariyonoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum di rdquo Berita KedokteranMasyarakat Vol 24 No 1 2008 hal 8-15

51Allen Edwards Techniques of Attitude Scale Construction (AppletonCentury Croft Inc 1957)

52 Leonard Berkowitz Social Psycology vol 3 (Scott Foresman andCompany 1972)

142 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

sakit harus sembuh dan yang kedua adalah keyakinan bahwatindakan kesehatan khusus akan mencegah atau memperbaikisakit53 Dalam dimensi model khusus dikatakan perilakukesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan maupun sikapyang secara khusus model ini menegaskan bahwa54 (1)kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility) individusangat bervariasi dalam perasaan terhadap kerentanan seseoranguntuk suatu kondisi misalnya dalam kasus penyakit medis yangdibangun dari pertanyaan seperti kepercayaan dalam diagnosisdan kerentanan terhadap penyakit pada umumnya Dengandemikian dimensi ini mengacu pada persepsi subjektif seseorangdari risiko kondisi tertular (2) keparahan yang dirasakan(perceived severity) perasaan tentang keseriusan tertularpenyakit (atau meninggalkannya tidak diobati) juga bervariasidari orang ke orang Dimensi ini meliputi evaluasi konsekuensibaik medis klinis (misalnya kematian cacat dan nyeri) dankonsekuensi sosial yang mungkin (misalnya efek dari kondisipada pekerjaan kehidupan keluarga dan hubungan sosial) (3)manfaat yang dirasakan (perceived benefits) individu tidak akandiharapkan untuk menerima tindakan kesehatan yang dianjurkankecuali hal itu dianggap sebagai layak dan berkhasiat (4)hambatan yang dirasakan (perceived barriers) potensi aspeknegatif dari tindakan kesehatan tertentu dapat bertindak sebagaihambatan untuk melakukan perilaku yang dianjurkanMenurut Theory of Reasoned Action secara umum menghubungkan keyakinan sikap kehendak dan perilaku Jika inginmengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaikuntuk meramalkannya adalah dengan mengetahui kehendak(intention) orang tersebut Seorang individu lebih termotivasiuntuk melakukan perilaku yang akan menghasilkan suatu hasilyang sangat dihargai Ketika seseorang tidak percaya bahwa

53Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 1

54Marshal H Becker Nancy K Janz The Health Belief Model A DecadeLater (1984) hal 3

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene143

tindakan akan menyebabkan hasil tertentu atau hasilnya tidakdihargai individu akan kurang termotivasi untuk melakukansuatu perilaku55

Menurut Social cognitif theory dalam Bambang S (2009) secaraumum faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku kesehatanmenekankan kepada hubungan timbal balik (reciprocaldeterminism) antara perilaku individu dan lingkungan56

Hasil wawancara dengan Responden perempuan ke-1 atas namaK di pondok pesantren Al Hamidiyah ldquosaya setuju meggosokgigi 2 kali sehari dan saya pun melalukannyardquo ldquoSaya setujusebaiknya mandi 2 kali sehari tapi kadang saya mandi 3 kalisehari jika beraktivitas padatrdquo ldquoSaya juga setuju mengguntingkuku dilakukan ketika kuku sudah panjang kira-kira seminggusekalirdquo ldquoYang saya tahu keramas 2 hari sekali tetapi karenarambut saya lebih cepat kotor maka saya keramas sehari sekalirdquoldquoMenurut saya mengganti pakaian jika sudah tidak nyamanrdquo 57

b Reinforcing FactorReinforcing factor adalah model peristiwa yang terjadi dilingkungan yang mengikuti perilaku baik memperkuatmemperlemah atau menghentikan perilaku58 Meliputi (1)Positive reinforcement merupakan peristiwa menyenangkan yang

55Carolyn L Blue ldquoThe Predictive Capacity of the Theory of ReasonedAction and the Theory of Planned Behavior in Exercise Research AnIntegrated Literature Reviewrdquo Research in Nursing amp Health 18 105 - 121Made available courtesy of Wiley-Blackwell The definitive version isavailable at httpwww3intersciencewileycom Pdf diakses darihttpwwwgobookeenet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

56 Bambang Setiaji ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen Pada Tukang OjekrdquoDesertasi Universitas Indonesia 2009

57 Hasil wawancara dengan Kairun N di Pesantren Al HamidiyahSawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

58 Richard G Smith Brian A Iwata ldquoAntecedent Influences OnBehavior Disordersrdquo Journal Of Applied Behavior Analysis 1997 30 370Number 2 (Summer 1997) University Of North Texas And University OfFlorida Pdf Diakses Dari HttpWwwGobookeeNet tanggal 23 ndash 06 ndash 2013

144 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mengikuti suatu peristiwa tertentu (2) Negative reinforcementperistiwa yang secara terus menerus tidak menyenangkan yangmenguatkan suatu perilaku tertentu (3) Punishment merupakankonsekuensi negatif yang menekan atau memperlemah perilakuReinforcing factors terjadinya perilaku personal higiene dipesantren Al Hamidiyah adalah faktor pendidikan ibu pendidikanayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 44

Tabel 44 Hubungan antara Pendidikan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ibu

50 028-8754

032Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Tabel 44 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienedi pesantren Al Hamidiyah Maka dapat disimpulkan bahwa tidakada perbedaan proporsi antara ibu yang berpendidikan tinggidengan ibu yang berpendidikan rendah terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah atau tidakterbukti secara statistik bahwa ibu yang mempunyai pendidikantinggi juga responden mempunyai perilaku personal higiene baikNamun berdasarkan tabel 44 juga tampak bahwa kecenderunganhubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku personal higienemenunjukkan sebagian besar responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi mempunyai berperilaku baik yaitu sebanyak

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene145

833 dengan nilai OR=50 Sedangkan responden yangmempunyai ibu berpendidikan rendah dan perilakunya baik hanya500 Juga terlihat bahwa responden yang mempunyai ibudengan pendidikan rendah dan perilaku kurang lebih banyakdibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi danperilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian dengan teoriyang ada bahwa pendidikan mempengaruhi penegtahuanHasil yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan hasilyang penelitian Awik Hidayati (2004) yang mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga59

Berdasarkan teori-teori yang ada bahwa pendidikan sangatmempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilakuLawrence Green dalam teori Precede menyebutkan bahwaeducational atau pendidikan merupakan salah satu faktor utamaatau behavior causes dalam perubahan perilaku kesehatan60

Begitu juga dalam teori Proceed yang merupakan strategiimplementasi dari berbagai tindakan dasar yang dipelajari daripengkajian pase awal perubahan perilaku61 Menurut teori Bloomperilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas seseorangyang merupakan hasil bersama antara faktor internal daneksternal Selanjutnya Bloom seorang ahli psikologi pendidikanmengatakan bahwa perilaku dimulai pada domain kognitif tahuterhadap stimulus sehingga menimbulkan pengetahuan baruPengetahuan baru ini selanjutnya akan menimbulkan respon

59 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 5

60 Laurence W Green alih bahasa Zullazmi Mamdy PerencanaanPendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik Proyek PengembanganFakultas Kesehatan Masyarakat Jakarta Depdikbud RI 1990

61Lawrence W Green Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed London MayfieldPublishing Company 2000 page 9

146 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnyaakan menimbulkan respon yang lebih tinggi yaitu adanya tindakan62

Dalam pendidikan kesehatan baik kedokteran maupunkeperawatan pendidikan tentang personal higiene merupakan halyang utama dan penting yang mempengaruhi sikap dan perilakusehat misalnya perilaku hand hygiene Dalam penelitian yangdilakukan oleh Erasmus V menyatakan bahwa perilaku handhygiene dokter lebih rendah dibandingkan dengan perawatkarena pada saat menjalani pendidikan kurang ditekankan dandilatih tentang keterampilan hand hygiene sehingga pada saat didunia kerja kebiasaan hand hygiene yang baik tidak terbentuk63

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam Islampendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan memperbaikisikap serta perilaku (akhlak)

Allah Swt berfirman dalam al-Qurrsquoan surah al lsquoAlaq

b䳀babb bꀀon bϓΘbb bAꀀb bldquoBacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yangmenciptakanrdquo64

bAbabϠnꀀb bAoabϴ bꀀonldquoYang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalamrdquo65

Abab䁛 Abn ꀀb香 bϨꀀbiRγ bAoabϴ

62 Bloom BS Engelhart MD Furst EJ Hill WH dan KrathwohlDR 1956 The Taxonomy of Educational Objectives The Classification ofEducational Goals Handbook I Cognitive Domain New York David McKay

63 Erasmus V W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha JH Richardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration of Reasons forPoor Hand Hygiene among Hospital Workers Lack of Positive Role Modelsand of Convincing Evidence That Hand Hygiene Prevents Cross-InfectionInfection Control and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009) hal 1

64 (QS al lsquoAlaq 1)65 (QS al lsquoAlaq 4)

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene147

Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya66

Hadis-hadis tentang keutamaan menuntut ilmu dalam kumpulanhadis ldquoIlmu Pengetahuan dan Kebodohanrdquo67 antara lain

bAabnꀀb bϦbabb䁒 bobbbb bbb 香b香b䁒 bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbRDϤn bbb 香b香bAabnꀀb bϦbabb䁒 ꀀbnribbb 香b香b䁒

Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengandunia wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin(selamat dan berbahagia) di akhirat wajiblah ia mengetahuiilmunya pula dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanyawajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula (HR Bukhari danMuslim)

bbꀀb䁛 oob b bXbb b䁒 bcrb䁒 bAabn rRbabಀ b䁒 bϦbbb 香b香rdquoBarang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah hingga ia pulangrdquo (HR Tirmidzi)

ꀀb香b䁒 bo bRcr bꀀb䁛 crnꀀb crbꀀb䁒 bAobn brꀀb䁛bb Arbb香 bobabAabn rAbnꀀbb香 bRꀀb bAobn rrꀀb䁛b

ldquoApabila kamu melewati taman-taman surga minumlah hinggapuas Para sahabat bertanyardquoYa Rasulullah apa yang dimaksudtaman-taman surga iturdquo Nabi Saw menjawab rdquomajelis-majelistarsquolimilmurdquo (HR Thabrani)

ron bRꀀb bRꀀb Ϧϴ R crib香 b香 b bϤbϴ 香bϴO豐ꀀb香 r rRꀀbb Xrꀀb b香bobm b䁒 b豐ba bϤbibb豐 Aa䁒 Ϧaϴ aR

bcrb䁒 bAnabϼn r rRꀀbb Xrꀀb b䁒 Θ䳀ϼbn b䁒 bϦobababi babϴ babΘib䁒ꀀbrnbabr䁛b䁒 ꀀb b릀Ϡb䁛

Dari Abdullah bin Masrsquoud Ra Nabi Muhamad pernah bersabdaldquoanganlah ingin seperti orang lain kecuali seperti dua orang iniPertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia

66 (QS al lsquoAlaq 5)67 Muhammad Faiz Almath 1100 hadis Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan Gema Insani Pressdalam Sofyan Efendi hadisWeb Kumpulan dan Referensi Belajar hadis emailsofyanmadinahcc httpopi110mbcom 2007

148 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

membelanjakannya secara benar kedua orang yang diberi Allahal-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya danmengajarkannya kepada orang lainrdquo (HR Bukhari)

bϦbnabb ro rϦbb䁛 Abn Abnꀀbϴ bAb香ꀀbbϠn bacb䁛 ꀀObꀀbϴ beꀀon ΘbϤb豐b 香b香 oϨbaldquoOrang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialahseorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaatrdquo(HR Baihaqi)

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 45

Tabel 45 Hubungan antara Pendidikan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pddkn Ayah

50028-8754 032

Tinggi 45 833 9 167Rendah 1 500 1 500Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyaiayah berpendidikan tinggi berperilaku baik yaitu sebanyak 833sedangkan responden yang mempunyai ayah berpendidikanrendah dan perilakunya baik hanya 50 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=032 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendidikan ayah dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak artinyabahwa pendidikan ayah mendukung perilaku Sama sepertireferensi sebelumnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Awik

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene149

Hidayati dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PolaAsuh Orang tua terhadap Prestasi Belajar mengatakan bahwatingkat pendidikan orang tua yaitu ayah dan ibu mempengaruhiperilaku belajar anaknya sehingga mempengaruhi prestasibelajarnya juga68 Terlihat juga bahwa responden yangmempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan perilaku kuranglebih besar dibandingkan responden dengan ayah berpendidikantinggi dan perilaku kurang Hal ini menunjukkan kesesuaian danmendukung secara konsep

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 46

Tabel 46 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ibu

682129-3592 002

Tidak Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik lebih besar yaitu 935 daripadaresponden yang mempunyai ibu bekerja dan perilakunya baikyaitu 680 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene atau responden di pesantren Al Hamidiyah yangmempunyai ibu yang tidak bekerja mempunyai peluangberperilaku personal higiene yang baik sebesar (OR) = 682 (95

68 Awik Hidayati Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2004) hal 6

150 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

CI 129-3592) dibandingkan dengan responden yang mempunyaiibu bekerjaPada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat kecenderungan bahwa responden yang mempunyai ibutidak bekerja lebih banyak berperilaku baik dibandingkanresponden yang mempunyai ibu bekerja Begitu juga denganresponden yang mempunyai ibu bekerja lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang mempunyai ibu tidakbekerjaVariabel pekerjaan ibu dikategorikan ibu tidak bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ibu yangbekerja dengan harapan ibu tidak bekerja lebih banyak waktuuntuk berinteraksi dengan responden

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat padatabel 47

Tabel 47 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209

Tidak Bekerja 12 923 1 77

Jumlah 46 821 10

179

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik lebih sedikit yaitu 791 sedangkanresponden yang mempunyai ayah tidak bekerja dan perilakunyabaik ada 923 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=042 artinya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene151

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah denganperilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakuterlihat bahwa kecenderungan responden dengan ayah bekerja danberperilaku baik lebih banyak artinya pekerjaan ayah cenderungmendukung responden untuk berperilaku baik walaupun secarastatistik tidak ada hubungan yang bermakna Sedangkan ayahbekerja dan perilaku kurang lebih banyak dari ayah tidak bekerjadan perilaku kurangVariabel pekerjaan ayah dikategorikan bahwa ayah bekerjamempengaruhi responden berperilaku lebih baik dari ayah tidakbekerja dengan harapan ayah yang bekerja dapat mempengaruhipendapatan keluarga menjadi lebih baikPenelitian yang berjudul Hubungan antara Pekerjaan PMOPelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru yang dilakukan olehAmelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin dan Ida Leidamenunjukkan bahwa pekerjaan bukan merupakan faktor resikoperilaku seseorang untuk berobat atau tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan dengan perilaku69

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren al Hamidiyah dapat dilihatpada tabel 48

69 Ridwan Amiruddin Amelda Lisu Pare Ida Leida ldquoHubungan AntaraPekerjaan PMO Pelayanan Kesehatan Dukungan Keluarga dan Diskriminasidengan Perilaku Berobat Pasien Tb Parurdquo (Universitas Hasanudin 2012) hal 6

152 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 48 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Pendapatan

244 020-2993

045Tinggi 44 830 9 170Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 830 sedangkan responden yang mempunyaipendapatan rendah dan perilakunya baik hanya 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=045 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pendapatan keluarga dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku terlihat kecenderungan bahwa responden yangpendapatan keluarganya tinggi lebih banyak berperilaku baikdibandingkan responden yang pendapatan keluarganya rendahBegitu juga dengan responden yang pendapatan keluarganyarendah lebih banyak berperilaku kurang dibandingkan respondenyang pendapatan keluarganya tinggi walaupun secara statistiktidak ada hubungan yang bermaknaPendapatan merupakan salah satu bentuk rezeki yang Allah Swtberikan kepada hamba-Nya Dengan kelapangan rezeki yang adasupaya membuat seorang hamba pandai bersyukur Terkaitdengan rezeki dalam Al Qurrsquoan surah Al Israrsquo Allah Swtberfirman

bRbꀀbbb bϨꀀb rϦoRba rbϤϠb䁛b䁒 rꀀbmb䁛 香bnbn b ˴ Θbn rrib䁛 bϓob oϨbaObkb Obbb

ldquoSesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yangDia kehendaki dan menyempitkannya sesungguhnya Dia Maha

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene153

Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nyardquo (QSal-Israarsquo 30)

c Enabling FactorEnabling factor atau faktor yang memungkinkan terjadinyaperilaku personal higiene di pesantren Al Hamidiyah dalam halini adalah pelayanan kesehatan yang merupakan usaha respondenmencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan atau sakit Hasil analisis hubungan antara yankesterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 49

Tabel 49 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Yankes

75142-3961 001

Ya 30 938 2 63Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik lebih banyak yaitu938 sedangkan responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan dan perilakunya baik ada sebanyak 667 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 75 (95 CI 142-3961) pada responden di pondok pesantren Al Hamidiyah yangpergi berobat ke pelayanan kesehatan pada saat mengalamimasalah kesehatan untuk berperilaku higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku terdapat kecenderungan bahwa responden yang berobat

154 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

ke pelayanan kesehatan lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat Begitu juga denganresponden yang tidak berobat ke pelayanan kesehatan lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al HamidiyahldquoDipesantren kami telah disediakan klinik untuk santri yang sakitdi klinik tersebut sudah banyak fasilitas untuk menunjangkesembuhan santri yang sakit walaupun klinik yang kami dirikanbukan dibawah campur tangan puskesmasrdquo ldquoSaya pernah terkenapenyakit demam berdarah kemudian saya di bawa ke RumahSakit untuk rawat inap dan mendapatkan pengobatan yangintensifrdquo ldquoSetiap menstruasi saya selalu mengalami sakit perutyang cukup parah dan saya selalu di bawa ke klinik untuk diberiobatrdquo ldquoJika obat yang saya minum dari dokter habis dan sayabelum juga sembuh biasanya saya memberikan resep dokter keklinik dan diberikan obat dari klinik dengan obat yang samardquo 70

d Environment FactorsEnvironment Factors adalah faktor lingkungan yangmempengaruhi terjadinya perubahan perilaku Faktor lingkunganyang mempengaruhi perilaku personal higiene di pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yangdialami responden selama tinggal di pondok meliputi prevalensipenyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demamSedangkan prevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputipenyakit gastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikansatu faktor karena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi gatal-gatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 410

70Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene155

Tabel 410 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Gatal-gatal

136 030-618

069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang tidak mengalamigatal-gatal dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 833dibandingkan dengan responden yang mengalami gatal-gatalsebanyak 786 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=069 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit gatal-gatal denganperilaku responden terdapat kecenderungan bahwa sebagianbesar responden yang tidak mengalami gatal-gatal mempunyaiperilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami gatal-gatallebih banyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan denganyang tidak mengalami gatal-gatal Artinya bahwa penyakit gatal-gatal mempunyai hubungan dengan perilaku personal higienerespondenPenyakit kulit seperti gatal-gatal sangat erat kaitannya dengankebersihan sedangkan kebersihan salah satunya berkaitan eratdengan kebiasaan mandi seseorang Dalam Islam mandi danberwudhu sangat diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dankesucianHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Pdi pesantren Al Hamidiyah ldquosaya tidak pernah mengalami gatal-gatal selama berada di pesantren inirdquo ldquoKebersihan air danlingkungan di pesantren kami selalu terjaga oleh karena itu

156 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

santri-santri disini jarang mengalami gatal-gatal atau sakitkulitrdquo71

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 411

Tabel 411 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Skabies592

132-2646

002Tidak 33 917 3 83Ya 13 650 7 350

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis bivariat antara hubungan penyakit skabies denganperilaku personal higiene menunjukkan bahwa responden yangtidak skabies dan berperilaku baik ada lebih banyak yaitu 917sedangkan responden yang skabies dan perilakunya baik ada650 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=002 artinya adahubungan yang signifikan antara prevalen penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene atau perilaku personal higienemempengaruhi prevalensi skabies dengan besar risiko (OR) = 592(95 CI 132-2646) pada responden di pondok pesantren AlHamidiyah yang tidak higiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara penyakit skabies dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak skabieslebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangskabies Begitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan responden yang tidak skabies

71Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama PuteriB di pondok pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli 2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene157

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantren AlHamidiyah dapat dilihat pada tabel 412

Tabel 412 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Batuk pilek10 025-

392100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179

Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik yaitu sebanyak 821 dan responden yang batukpilek dan perilakunya baik juga ada 821 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=100 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara batuk pilek dengan perilaku personal higieneHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama F dipesantren Al Hamidiyah ldquoBatuk pilek kadang-kadang paling-paling kalau lagi dingin sama teman-teman juga kadang-kadangbatuk pilekrdquo ldquopaling berobat ke klinik pesantren kalau gaksembuhrdquo 72

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 413

72Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Faris Mdi pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depoktanggal 30 Juli 2015

158 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 413 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI P valueBaik Kurang

n n Diare

139 024-798

070Tidak 39 830 8 170Ya 7 778 2 222Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami diare danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 830dibandingkan dengan responden yang mengalami diare danberperilaku baik yaitu sebanyak 800 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=070 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara diare dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami diare mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami diare lebih banyak yang berperilakukurang baik dibandingkan dengan yang tidak mengalami diareArtinya bahwa diare mempunyai hubungan dengan perilakupersonal higiene respondenDavid Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell dan Jamie Bartram(2012) melakukan review literatur dan tertuang dalam sebuahjurnal atikel yang berjudul Estimating the Burden of Diseasefrom Water Sanitation and Hygiene at a Global Levelmengungkapkan bahwa berbagai macam penyakit tersebarmelalui air sanitasi dan tingkat kebersihan seseorang Diantarabanyak penyakit itu yang paling banyak kejadiannya adalahdiare73

73 David Kay Annette Pruss Lorna Fewtrell Jamie BartramEstimating the Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at aGlobal Level Environmental Health Perspectives Journal 110 (2002) hal 1

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene159

Penelitian yang berjudul Hubungan Antara praktik PersonalHigiene dan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diarepada Anak Balita di Kabupaten Cilacap dengan desain case-control memberikan hasil bahwa hubungan antara praktikpersonal higiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengankejadian diare pada anak balita secara berurutan adalah variabelpersonal hygiene dengan p=001 kualitas jamban dengan p=001kualitas pembuangan air limbah dengan p=001 dan variabel jenistempat sampah dengan p=001 74

Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama Rdi pesantren Al Hamidiyah ldquoMurid disini jarang sih terkena diarepaling masuk angin flu flu biasa dan berobatnya ke klinikrdquo75

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Al Hamidiyahdapat dilihat pada tabel 414

Tabel 414 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Demam

253062-1025

026Tidak 33 868 5 132Ya 13 722 5 278Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 868

74 Muhajirin ldquoHubungan Antara praktik Personal Hygiene Ibu Balitadan Sarana Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita diKecamatan Kabupaten Cilacaprdquo pdf diakses pada 19042012

75Hasil wawancara dengan responden laki-laki ke-2 atas nama RivandyS di pondok pesantren Al Hamidiyah Pesantren Al Hamidiyah SawanganDepok tanggal 30 Juli 2015

160 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

dibandingkan dengan responden yang mengalami demam danberperilaku baik yaitu sebanyak 722 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=026 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara demam dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang tidakmengalami demam mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mengalami demam lebih banyak yangberperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa demam mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenDemam merupakan salah satu gejala dan tanda bahwa dalamtubuh manusia terjadi reaksi inflamasi atau reaksi normal untukmempertahankan tubuh dari serangan agen pencetus infeksiPenelitian di Australia yang dilakukan oleh Elizabeth Mc Donaldtahun 2010 mengatakan dalam jurnal penelitian bahwakurangnya miskinnya kebersihan personal dan domestik menjadipenyebab utama tingginya angka kejadian demam di daerahterpencil Suku Aborigin di Australia76

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Kdi pondok pesantren Al Hamidiyah ldquoBiasanya teman-teman yangdatang ke klinik dipesantren karena sakit demam biasanya karenaperubahan cuaca ada juga yang datang berobat ke klinik karenasakit perut waktu menstruasirdquo 77

6) Prevalensi Penyakit lainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higiene

76 David Brewster Elizabeth Mc Donald Ross Bailie Jocelyn GraceAn Ecological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25 (2010) hal 1

77 Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaKhairun N di Pesantren Al Hamidiyah Sawangan Depok tanggal 30 Juli2015

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene161

responden di pesanten Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel415

Tabel 415 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Al Hamidiyah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

155 039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217Jumlah 46 821 10 179

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 848dibandingkan dengan responden yang mengalami penyakit laindan berperilaku baik yaitu sebanyak 783 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=072 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara penyakit lain dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangtidak mengalami pebyakit lain mempunyai perilaku yang baikSebaliknya responden yang mengalami penyakit lain lebihbanyak yang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangtidak mengalami penyakit lain Artinya bahwa penyakit lainmempunyai hubungan dengan perilaku personal higieneresponden

2 Faktor Dominan Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku PersonalHigiene di Pondok Pesantren Al HamidiyahUntuk melihat secara bersamaan hubungan antara semua variabel

bebas atau variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah digunakananalisis multivariat jenis uji regresi logistik metode backwardMenggunakan uji regresi logistik adalah karena uji regresi logistikmerupakan salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis

162 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan satu variabel independen dengan variabel dependen yangbersifat dikotom katagorik Metode backward adalah masukkan semuavariabel ke dalam model kemudian satu persatu variabel independendikeluarkan dari model berdasarkan kriteria kemaknaan statistikVariabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yangmempunyai korelasi parsial terkecil dengan variabel dependen Kriteriapengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yang mempunyai nilaip lebih besar atau sama dengan 010 dikeluarkan dari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 416berikut ini

Tabel 416 Hasil Uji Regresi LogistikVariabel P value OR 95 CI

Pelayanan Kesehatan 001 75 142-3961Pekerjaan Ibu 002 682 129-3592Skabies 002 592 132-2646

Tabel 416 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren AlHamidiyah adalah pelayanan kesehatan pekerjaan ibu danprevalensi skabies

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Al Hamidiyah dapat dilihat pada tabel 417

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene163

Tabel 417 Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Al Hamidiyah

Variabel B SgtE Wald df SigExp(B)

95 CI for xp(B)

Lower Upper

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 08Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 37 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 02 259

Tabel 417 menunjukkan bahwa tidak ada variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan ada tiga variabel yang masukdalam model akhir Artinya variabel yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pondok pesantren AlHamidiyah adalah prevalensi skabies pelayanan kesehatan danpekerjaan ibu Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar keyang kecil adalah pekerjaan ibu dengan nilai OR=016 pelayanankesehatan dengan OR=015 dan skabies dengan nilai OR 014Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

B Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominan TerhadapPerilaku Personal Higiene di Pondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya di pondok pesantren Al Hamidiyah maka faktor-

faktor yang mempengaruhi dan faktor dominan terhadap perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah juga akan diuraikanmenjadi dua bagian yaitu meliputi Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah dan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku higiene di pesantrenQothrotul Falah

1 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSelanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dibahas

meliputi predisposing factors enabling factor reinforcing factors danenvironment factors

164 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

a Predisposing FactorsPredisposing factors meliputi jenis kelamin pengetahuan dansikap terhadap perilaku higiene di pesantren Qothrotul Falah

1) Jenis kelaminHasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden terhadapperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 418

Tabel 418 Hubungan antara Jenis Kelamindengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Jenis Kelamin

975228-4166 001

Perempuan 18 811 4 182

Laki-laki 6 316 13 684

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin dengan perilakumenunjukkan bahwa responden perempuan dan berperilaku baiklebih banyak yaitu 811 dibandingkan dengan responden lakilaki yang perilakunya baik sebanyak 316 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yang signifikanantara jenis kelamin dengan perilaku personal higiene atauresponden perempuan di pesantren Qothrotul Falah berpeluangmempunyai perilaku personal higiene baik sebesar (OR) = 975(95 CI 228-4166) dibandingkan dengan responden laki lakiHasil wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Adi pesantren Qothrotul Falah ldquoseingat saya kalau murid laki-lakisemua pernah ngalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo ldquoKalauuntuk tempat wudhu pagi biasanya anak laki-laki mandi danwudhu di kulah belakang pesantren lalu kalau siang biasanyawudhu di pondok walaupun ada juga yang di kulah alasannya

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene165

karena agak jauh dan tempatnya terbuka tapi kalau di pondokairnya terbatas Kalau cewek gak ada yang pakai kulahrdquo 78

Hasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas nama Sdi pesantren Qothrotul Falah Peneliti diantar oleh santri puterike satu lokasi dekat bangunan pondok lalu berkata ldquoNah budisini tempat semua kegiatan bersih-bersih dan cuci-cuci jadi satutempat wudhu kamar mandi wc tempat nyuci pakaian dantempat menjemurrdquo79 Tampak beberapa santri puteri sedangmencuci pakaian dan tampak juga tempat menjemur pakaianmenggunakan tali tambang tempatnya terbuka disinari matahariserta dipenuhi jemuran pakaian perempuan

2) PengetahuanHasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakupersonal higiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 419

Tabel 419 Hubungan antara Pengetahuandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pengetahuan

177 049-636 037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuanbaik dan berperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 640dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang dan

78 Hasil Wawancara dengan responden laki-laki ke-1 atas nama Alvi diPondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

79 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-1atas nama Sakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember2014

166 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

berperilaku baik yaitu sebanyak 500 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=037 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pengetahuan dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara pengetahuan dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangberpengetahuan baik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknyaresponden yang mempunyai pengetahuan kurang lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yangberpengetahuan baik Artinya bahwa pengetahuan mempengaruhiperilaku personal higiene respondenHasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaF di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquomandi dua kali seharipagi jam 4 dan sore jam 4rdquo ldquosetau saya mengganti pakaian 2 kalisehari tapi kalau masih bersih 1 kali seharirdquo ldquomencuci tangansetiap wudhurdquo ldquokeramas dua kali seminggurdquo ldquomenggantipembalut 2 kali sehari pada hari-hari awal menstruasi setelah itu1 kali ganti dalam seharirdquo ldquomemotong kuku biasanya saat kukusudah panjang dan kotorrdquo 80

3) SikapHasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihatpada tabel 420

Tabel 420Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Sikap

210 055-799 027Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

80 Hasil Observasi dan Wawancara dengan responden perempuan ke-2atas nama Farihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene167

Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai sikap baik danberperilaku baik lebih banyak yaitu sebanyak 643dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang danberperilaku baik yaitu sebanyak 462 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=027 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara sikap dengan perilaku personal higienePada distribusi hubungan antara sikap dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa sebagian besar responden yang bersikapbaik mempunyai perilaku yang baik Sebaliknya responden yangmempunyai sikap kurang lebih banyak yang berperilaku kurangbaik dibandingkan dengan yang bersikap baik Artinya bahwasikap mempengaruhi perilaku personal higiene responden

b Reinforcing FactorReinforcing factors meliputi pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga

1) Pendidikan IbuHasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 420

Tabel 421Hubungan antara Pendidikan Ibu

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Pendidikan Ibu

203054-757 028

Tinggi 11 688 5 313Rendah 13 520 12 480Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan

168 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 688 dibandingkan dengan responden yangmempunyai ibu dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 520 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=028artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibudengan perilaku personal higiene responden atau pendidikan ibutidak mempengaruhi perilaku personal higiene respondenTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikan ibudengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ibu berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ibu denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ibuberpendidikan tinggi

2) Pendidikan AyahHasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 422

Tabel 422Hubungan antara Pendidikan Ayah

dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Pendidikan Ayah

283076-1058 011

Tinggi 13 722 5 278Rendah 11 478 12 522Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendidikan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah denganpendidikan tinggi dan berperilaku baik lebih banyak yaitusebanyak 722 dibandingkan dengan responden yang

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene169

mempunyai ayah dengan pendidikan rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 478 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=011artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikanayah dengan perilaku personal higiene responden atau pendidikanayah tidak mempengaruhi perilaku personal higiene responden didi pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendidikanayah dengan perilaku tidak berhubungan secara statistik namunterdapat kecenderungan bahwa sebagian besar responden yangmempunyai ayah berpendidikan tinggi mempunyai perilaku yangbaik Sebaliknya responden yang mempunyai ayah denganpendidikan rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi

3) Pekerjaan IbuHasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 423

Tabel 423 Hubungan antara Pekerjaan Ibudengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI P valueBaik Kurangn n

Pekerjaan Ibu

051 012-206

034Tidak Bekerja 15 536 13 464Bekerja 9 692 4 308Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu tidakbekerja dan berperilaku baik ada sebanyak 536 sedangkanresponden yang mempunyai ibu bekerja dan berperilaku baikadalah 692 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=034 artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu denganperilaku personal higiene

170 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pada distribusi hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilakuterlihat bahwa responden dengan ibu bekerja lebih banyak yangberperilaku baik dibandingkan responden dengan ibu yang tidakbekerja Begitu juga dengan responden dengan ibu tidak bekerjalebih banyak berperilaku kurang dibandingkan responden denganibu bekerja

4) Pekerjaan AyahHasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakupersonal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat padatabel 424

Tabel 424 Hubungan antara Pekerjaan Ayahdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pekerjaan Ayah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417Tidak Bekerja 10 588 7 412Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ayah dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang mempunyai ayah bekerjadan berperilaku baik sebanyak 583 hampir sama denganjumlah responden yang mempunyai ayah tidak bekerja danperilakunya baik yaitu sebanyak 588 Hasil uji statistikdiperoleh nilai p=097 artinya tidak ada hubungan yangsignifikan antara pekerjaan ayah dengan perilaku personal higieneatau pekerjaan ayah tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di pesantren Qothrotul Falah

5) Pendapatan KeluargaHasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku personal higiene di pesantren Qothrotul Falah dapatdilihat pada tabel 425

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene171

Tabel 425 Hubungan antara Pendapatan Keluargadengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR95CI

PvalueBaik Kurang

n n Pendapatan

144 038-545 059

Tinggi 9 643 5 357Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang mempunyaipendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik lebih banyakyaitu sebanyak 643 dibandingkan dengan responden yangmempunyai pendapatan keluarga rendah dan berperilaku baikyaitu sebanyak 556 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=059artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatankeluarga dengan perilaku personal higiene responden ataupendapatan keluarga tidak mempengaruhi perilaku personalhigiene responden di di pesantren Qothrotul FalahTetapi meskipun pada distribusi hubungan antara pendapatankeluarga dengan perilaku tidak berhubungan secara statistiknamun terdapat kecenderungan bahwa lebih banyak respondenyang mempunyai pendapatan keluarga tinggi mempunyai perilakuyang baik Sebaliknya responden yang mempunyai pendapatankeluarga rendah lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan responden yang mempunyai pendapatankeluarga tinggi

c Enabling FactorEnabling factor seperti di pesantren Al Hamidiyah faktorpemungkin terjadinya perilaku personal higiene di pesantrenQothrotul Falah adalah pelayanan kesehatan adalah merupakanusaha responden mencari pertolongan pengobatan pada saatmengalami masalah kesehatan Hasil analisis bivariat antara

172 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pelayanan kesehatan terhadap perilaku personal higiene dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 426

Tabel 426 Hubungan antara Pelayanan Kesehatandengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CIP

valueBaik Kurangn n

Yankes

1773362-8689

001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14 737

Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku menunjukkan bahwa responden yang berobat kepelayanan kesehatan dan berperilaku baik yaitu lebih banyakyaitu 533 sedangkan responden yang tidak berobat kepelayanan kesehatan dan perilakunya baik ada 263 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara pelayanan kesehatan dengan perilaku personalhigiene atau pelayanan kesehatan mempengaruhi perilakupersonal higiene dengan besar peluang (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falahyang pergi berobat ke pelayanan kesehatan untuk higienePada distribusi hubungan antara pelayanan kesehatan denganperilaku juga menunjukkan kecenderungan bahwa respondenyang berobat ke yankes lebih banyak yang berperilaku baikdibandingkan responden yang tidak berobat ke yankes Begitujuga sebaliknya responden yang tidak berobat ke pelayanankesehatan lebih banyak berperilaku kurang baik dibandingkanresponden yang berobatHasil wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah ldquoDi pesantren inikami tidak memiliki Pos kesehatan pesantren kami hanyamemiliki UKS yang dibuat oleh santri-santri namun tidakdicampur-tangani oleh Puskesmas dan hanya menyediakan obat-

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene173

obatan sederhanardquo ldquoJika ada santri yang sakit akan dibawa kePuskesmas untuk mendapatkan pengobatanrdquo ldquoJika santri yangsakit tidak terlalu parah atau hanya pusing saja diberikan obatdari UKS dan istirahat di asramardquo 81

d Environment FactorEnvironment Factors seperti halnya di pesantren Al Hamidiyahfaktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinyaperubahan perilaku personal higiene di pesantren tradisioanaladalah prevalensi atau angka kejadian kesakitan yang dialamiresponden selama tinggal di pondok meliputi prevalensi penyakitgatal-gatal skabies batuk pilek diare dan demam Sedangkanprevalensi penyakit lain yang dimaksud meliputi penyakitgastritis sakit gigi pingsan dan panu yang dijadikan satu faktorkarena prevalensinya sedikit atau jarang terjadi

1) Prevalensi Gatal-GatalHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit gatal-gataldengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 427

Tabel 427 Hubungan antara Prevalensi Gatal-gataldengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n Gatal-gatal

583 149-2282

001Tidak 17 773 5 227Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara gatal-gatal dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak gatal-gatal danberperilaku baik lebih banyak yaitu 773 sedangkan responden

81 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaSakinah di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

174 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

yang gatal-gatal dan perilakunya baik ada sebanyak 368 Hasiluji statistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian gatal-gatal dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensigatal-gatal dengan besar risiko (OR) = 1773 (95 CI 362-8689) pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yangtidak higiene untuk terjadi gatal-gatalPada distribusi hubungan antara gatal-gatal dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak gatal-gatallebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yanggatal-gatal Begitu juga dengan responden yang gatal-gatal lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakgatal-gatalHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquoHampir semua sih busantri di sini pernah mengalami gatal-gatal waktu baru masukrdquo 82

2) Prevalensi SkabiesHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit skabiesdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 428

Tabel 428 Hubungan antara Prevalensi Skabiesdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurang

n n

Skabies

1133246-5214 001

Tidak 17 850 3 150Ya 7 333 14 667Jumlah 24 585 17 415

82 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene175

Hasil analisis hubungan antara skabies dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak skabies danberperilaku baik lebih banyak yaitu 850 sedangkan respondenyang skabies dan perilakunya baik ada sejumlah 333 Hasil ujistatistik diperoleh nilai p=001 artinya ada hubungan yangsignifikan antara kejadian skabies dengan perilaku personalhigiene dan perilaku personal higiene mempengaruhi prevalensiskabies dengan besar risiko (OR) = 1133 (95 CI 246-5214)pada responden di pondok pesantren Qothrotul Falah yang tidakhigiene untuk terkena penyakit skabiesPada distribusi hubungan antara skabies dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak skabies lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang skabiesBegitu juga dengan responden yang skabies lebih banyakberperilaku kurang dibandingkan dengan responden yang tidakskabies

3) Prevalensi Batuk PilekHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit batuk pilekdengan perilaku personal higiene responden di pesantrenQothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 429

Tabel 429 Hubungan antara Prevalensi Batuk Pilekdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel

Perilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n

Batuk pilek583 149-

2282001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara batuk pilek dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak batuk pilek danberperilaku baik lebih banyak yaitu ada 773 sedangkan

176 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

responden yang batuk pilek dan perilakunya baik ada sebanyak368 Hasil uji statistik diperoleh nilai p=001 artinya adahubungan yang signifikan antara kejadian batuk pilek denganperilaku personal higiene dan perilaku personal higienemempengaruhi kejadian batuk pilek dengan besar risiko (OR) =583 (95 CI 149-2282) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena batuk pilekPada distribusi hubungan antara batuk pilek dengan perilakuterdapat kecenderungan bahwa responden yang tidak batuk pileklebih banyak yang berperilaku baik dibandingkan responden yangbatuk pilek Begitu juga dengan responden yang batuk pilek lebihbanyak berperilaku kurang dibandingkan responden yang tidakbatuk pilek

4) Prevalensi DiareHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 430

Tabel 430 Hubungan antara Prevalensi Diaredengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95CI

P valueBaik Kurangn n

Diare140

297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara diare dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak diare dan berperilakubaik yaitu sebanyak 857 dan responden yang diare danperilakunya baik ada 300 Hasil uji statistik diperoleh nilaip=001 artinya ada hubungan yang signifikan antara kejadiandiare dengan perilaku personal higiene dan perilaku personalhigiene mempengaruhi kejadian diare dengan besar risiko (OR) =

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene177

140 (95 CI 297-6609) pada responden di pondok pesantrenQothrotul Falah yang tidak higiene untuk terkena diarePada distribusi hubungan antara diare dengan perilaku terdapatkecenderungan bahwa responden yang tidak diare lebih banyakyang berperilaku baik dibandingkan responden yang diare Begitujuga dengan responden yang diare lebih banyak berperilakukurang dibandingkan responden yang tidak diareHasil wawancara dengan responden perempuan ke-2 atas nama Fdi pondok pesantren Qothrotul Falah ldquokalau diare kadang adajuga santri puteri yang ngalami pertama sakit perut telat makangitu lalu buang buang air tapi minum obat warung sembuhsendiri gak sampai dibawa ke Puskesmasrdquo 83

5) Prevalensi DemamHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit diare denganperilaku personal higiene responden di pesantren Qothrotul Falahdapat dilihat pada tabel 431

Tabel 431 Hubungan antara Prevalensi Demamdengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Demam

235034-1592 063Tidak 22 611 14 389

Ya 2 400 3 600Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara demam dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami demamdan berperilaku baik lebih banyak yaitu 611 dibandingkandengan responden yang mengalami demam sebanyak 400Hasil uji statistik diperoleh nilai p=063 artinya tidak ada

83 Hasil Wawancara dengan responden perempuan ke-1 atas namaFarihatul A di Pondok Pesantren Qothrotul Falah Tanggal 2 Nopember 2014

178 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

hubungan yang signifikan antara demam dengan perilaku personalhigienePada distribusi hubungan antara demam dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami demam mempunyai perilakubaik Sebaliknya responden yang mengalami demam lebih banyakyang berperilaku kurang baik dibandingkan dengan yang tidakmengalami demam Artinya bahwa penyakit demam mempunyaihubungan dengan perilaku personal higiene responden

6) Prevalensi Penyakit LainHasil analisis hubungan antara prevalensi penyakit lain (gastritissakit gigi pingsan dan panu) dengan perilaku personal higieneresponden di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel432

Tabel 432 Hubungan antara PrevalensiPenyakit Lain dengan Perilaku di Pesantren Qothrotul Falah

VariabelPerilaku

OR 95 CI PvalueBaik Kurang

n n Penyakit Lain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Hasil analisis hubungan antara penyakit lain dengan perilakumenunjukkan bahwa responden yang tidak mengalami penyakitlain dan berperilaku baik lebih banyak yaitu 643 dibandingkandengan responden yang mengalami penyakit lain sebanyak 462Hasil uji statistik diperoleh nilai p=027 artinya tidak adahubungan yang signifikan antara penyakit lain dengan perilakupersonal higienePada distribusi hubungan antara penyakit lain dengan perilakuresponden terdapat kecenderungan bahwa sebagian besarresponden yang tidak mengalami prevalensi penyakit lainmempunyai perilaku baik Sebaliknya responden yang mengalami

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene179

penyakit lain lebih banyak yang berperilaku kurang baikdibandingkan dengan yang tidak mengalami penyakit lainArtinya bahwa penyakit penyakit lain mempunyai hubungandengan perilaku personal higiene respondenHasil wawancara dengan Responden laki-laki ke-1 atas nama Mdi pesantren Qothrotul Falah ldquosaya sering pusing mataberkunang kunang kalau pagi siang juga Tapi hampir semuateman teman saya juga begitu katanya sering lemes jadi kalausudah begitu kurang konsentrasi belajarrdquo Perut juga kadang sakitkenapa ya burdquo 84

2 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Perilaku Personal Higiene diPondok Pesantren Qothrotul FalahSeperti halnya uji multivariat maka untuk melihat variabel yang

paling besar pengaruhnya terhadap perilaku personal higiene santri dipondok pesantren Qothrotul Falah digunakan analisis multivariat jenisuji regresi logistik metode backward Menggunakan uji regresi logistikadalah variabel independen dengan variabel dependen yang bersifatkatagorik Metode backward adalah masukkan semua variabel ke dalammodel kemudian satu persatu variabel independen dikeluarkan darimodel Kriteria pengeluaran (P-out) adalah 010 artinya variabel yangmempunyai nilai p lebih besar atau sama dengan 010 akan dikeluarkandari model

a Hasil Analisis BivariatHasil akhir analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat (chisquare) variabel independen terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 433berikut ini

84 Hasil wawancara dengan Responden ke-1 atas nama M di PondokPesantren Qothrotul Falah Banten tanggal 2 Nopember 2014

180 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 433Hasil Uji Regresi Logistik di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel P value OR 95 CI

Jenis kelamin 001 975 228-4166Pelayanan Kesehatan 001 1773 362-8689Gatal-gatal 001 583 149-2282Skabies 001 1133 246-5214Batuk Pilek 001 583 149-2282Diare 001 140 297-6609

Tabel 433 menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruhterhadap perilaku personal higiene santri di pesantren QothrotulFalah adalah variabel jenis kelamin pelayanan kesehatanprevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek dan prevalensi diare

b Analisis MultivariatHasil akhir analisis multivariat metode backward variabel yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene responden dipesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 434

Faktor-faktor PerilakuPersonal Higiene181

Tabel 434Hasil Analisis Multivariat di Pesantren Qothrotul Falah

Variabel B SE Wald df SigExp(B)

95 CI

Lower UpperGatal-gatal -074 146 025 1 061 048 003 834Skabies -167 162 105 1 03 019 001 452Batuk pilek -212 152 182 1 018 012 001 261Diare -133 117 129 1 026 026 003 262Yankes -238 134 313 1 008 009 001 13Sex -087 116 055 1 046 042 004 411Pddk Ayah -115 134 073 1 039 032 002 443Konstanta 495 213 536 1 002 14163Skabies -205 141 209 1 014 012 001 206Batuk pilek -233 153 231 1 012 009 001 196Diare -147 114 165 1 019 022 002 216Yankes -21 115 33 1 006 012 001 117Sex -096 111 073 1 039 038 004 342Pddk Ayah -125 131 09 1 034 028 002 374Konstanta 488 211 532 1 002 13117Skabies -25 133 347 1 006 008 001 113Batuk pilek -258 145 315 1 007 007 001 131Diare -150 113 175 1 018 022 002 205Yankes -208 113 337 1 006 012 001 115Pddk Ayah -121 121 097 1 032 029 002 326Konstanta 477 207 528 1 002 11786Skabies -281 126 495 1 003 006 001 071Batuk pilek -227 129 305 1 008 01 001 131Diare -127 105 145 1 023 028 003 221Yankes -199 108 337 1 007 013 001 114Konstanta 396 164 582 1 002 5234Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055Batuk pilek -231 123 348 1 006 01 001 112Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063Konstanta 359 146 605 1 001 3628

182 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 434 menunjukkan lima langkah hasil analisis multivariatmetode backward faktor yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pondok pesantren Qothrotul FalahPertama tampak bahwa tujuh variabel yaitu prevalensi gatal-gatal skabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan jeniskelamin dan pendidikan ayah Dari ketujuh variabel tersebutvariabel gatal-gatal mempunyai p value paling besar yaitu 061sehingga dikeluarkan dari model Setelah variabel gatal-gataldikeluarkan tersisa enam variabel yaitu prevalensi skabies batukpilek diare pelayanan kesehatan jenis kelamin dan pendidikanayah Kedua variabel jenis kelamin mempunyai nilai p palingbesar yaitu 039 maka dikeluarkan dari model Setelah jeniskelamin dikeluarkan maka tersisa lima variabel yaitu prevalensiskabies batuk pilek diare pelayanan kesehatan dan pendidikanayah Ketiga pendidikan ayah mempunyai nilai p paling besaryaitu 032 maka variabel ini dikeluarkan dari model dan tersisa 4variabel yaitu prevalensi skabies batuk pilek diare danpelayanan kesehatan Ke-empat prevalensi diare mempunyai nilaip paling besar yaitu 023 dan dikeluarkan dari model sehinggatinggal 3 variabel yang tersisa Kelima langkah akhir tidak adalagi variabel yang dikeluarkan atau tidak ada lagi variabel yangmempunyai nilai p ge 010 dan tinggal tiga variabel yang masukdalam model akhirPada model akhir analisis multivariat metode backward tampakbahwa variabel yang berpengaruh terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi skabies prevalensi batuk pilek dan pelayanankesehatan dengan hasil uji kekuatan menunjukkan hubunganyang lemah Hasil uji kekuatan hubungan dari yang besar ke yangkecil yaitu prevalensi batuk pilek dengan nilai OR=01 pelayanankesehatan nilai OR=008 dan prevalensi skabies dengan nilaiOR=005 Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

183

Bab VPerbandingan Perilaku Personal Higienedi Pondok Pesantren Al Hamidiyah

dan Qothrotul Falah

ondok pesantren adalah institusi pendidikan yang memilikikarakter khas dan mempunyai peran yang sangat signifikan

terhadap ilmu-ilmu keagamaan pengembangan dan pengendali sistemmoral masyarakat dan peran sebagai agen transformasi sosial

Pesantren salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren Secarasederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yangmenganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkanilmu-ilmu agama dan tidak mengajarkan ilmu umum Sedangkanpesantren modern adalah pesantren yang menganut sistem pendidikanyang mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum santri bisa berbicarabahasa Arab tetapi kurang memahami kitab gundul (kitab kuning)Pada umumnya pesantren yang dulu salaf murni sekarang sudahberadaptasi dan kombinasi dengan sistem modern Pesantrenmelaksanakan pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arabatau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning (Pesantrenkombinasi)

Studi ini tidak melihat dan tidak membedakan antara pesantrenmodern pesantren kombinasi dan pesantren tradisional Penelitian yangdilakukan di pondok pesantren Al Hamidiyah dan pesantren QothrotulFalah ini fokus pada permasalahan personal higiene di kedua pesantrentersebut Sedangkan yang membedakan antara kedua pesantren tersebutadalah keberadaan akses air bersih berupa sumber air utama yangdigunakan ketersediaan air sepanjang tahun dan kualitas air bersihyang digunakan Pesantren Al Hamidiyah memanfaatkan sumur borsebagai sumber air bersih sedangkan pesantren Qothrotul Falah selainmenggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih juga menggunakan

P

184 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

kulah sebagai salah satu sumber air untuk berwudhu dan keperluansehari-hari

Selanjutnya untuk melihat perbandingan baik persamaan danperbedaan faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah dan di pondokpesantren Qothrotul Falah akan dibahas tentang perbedaankarakteristik responden perbedaan faktor-faktor yang berpengaruhperan dan kontribusi persamaan dan perbedaan faktor dominan

A Perbedaan Karakteristik RespondenPerbandingan karakteristik antara responden pondok pesantren Al

Hamidiyah dengan pondok pesantren Qothrotul Falah akan diuraikanmeliputi perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilakuperbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal dipesantren dan frekuensi sakit perbedaan predisposing factorsperbedaan reinforcing factors perbedaan enabling factor dan perbedaanenvironment factors

1 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan PerilakuPerbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku

antara responden pondok pesantren Al Hamidiyah dengan pondokpesantren Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 51

Tabel 51 Perbedaan Skor Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pondok Pesantren Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

Al HamidiyahPengetahuan 2998 300 62 17-42

Sikap 2841 290 27 22-33Perilaku 1938 200 115 15-21

Qothrotul FalahPengetahuan 2692 290 708 14-40

Sikap 2853 290 209 23-32Perilaku 1856 190 17 14-22

Perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan nilai median nilaiminimal dan nilai maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 185

dengan rentang deviasi lebih kecil Ini menunjukkan bahwa pengetahuansantri di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih baik dibandingkandengan pengetahuan santri di pondok pesantren Qothrotul Falah Dipondok pesantren Qothrotul Falah nilai rata-rata skor sikap sedikitlebih tinggi nilai median sama nilai minimal lebih besar nilaimaksimal lebih kecil dan nilai rentang deviasi lebih kecil Inimenunjukkan bahwa sikap santri di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih baik dibandingkan dengan sikap santri di pondok pesantren AlHamidiyah Di pondok pesantren Al Hamidiyah nilai rata-rata skorperilaku sedikit lebih tinggi nilai median lebih tinggi nilai maksimallebih rendah nilai minimal lebih tinggi sementara rentang deviasi lebihkecil Ini menunjukkan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahhampir sama

2 Perbedaan Rata-rata Umur Jumlah Teman Sekamar Lama Tinggaldi Pesantren dan Frekuensi SakitPerbedaan rata-rata umur jumlah teman sekamar lama tinggal di

pesantren dan frekuensi sakit antara responden pondok pesantren AlHamidiyah dengan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel 52

Tabel 52 Perbedaan Rata Rata Umur Jumlah Teman SekamarLama Tinggal di Pesantren dan Frekuensi Sakit

PondokPesantren

Variabel Mean Median SDMinimal-maksimal

AlHamidiyah

Umur 1563 160 062 15-17Jumlah temansekamar

1414 140 27 8-18

Lama tinggal diPesantren

2866 355 1611 4-48

Frekuensi sakit 145 10 122 0-5

QothrotulFalah

Umur 1366 130 167 11-16Jumlah temansekamar

2268 230 314 18-30

Lama tinggal diPesantren

373 40 05 3-5

Frekuensi sakit 08 10 071 0-3

186 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Perbedaan rata-rata umur dan umur maksimal-minimal respondendi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih tua dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Rentang deviasi umur lebih kecil dipondok pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata santri di pondok pesantren AlHamidiyah lebih tua dapat terjadi karena perbedaan faktor lama tinggaldi pesantren dimana santri di pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebihlama tinggal di pesantren

Perbedaan rata-rata jumlah teman sekamar lebih sedikit dipondok pesantren Al Hamidiyah begitu juga dengan jumlah maksimaldan minimal teman sekamar lebih sedikit di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi jumlah teman sekamar lebih kecil di pondok pesantrenAl Hamidiyah dibandingkan dengan pondok pesantren Qothrotul FalahRata-rata jumlah teman sekamar santri di pondok pesantren QothrotulFalah lebih banyak hal ini dapat menyebabkan tingginya prevalensipenyakit terutama penyakit menular

Rata-rata lama tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihlama dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Waktuminimal tinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah sedikit lebih lamadari pondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan waktu maksimalnyajauh lebih lama di pondok pesantren Al Hamidiyah Nilai deviasi lamatinggal di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih lama dari pondokpesantren Qothrotul Falah Rata-rata lama tinggal di pondok pesantrendapat mempengaruhi rata-rata umur dan frekuensi sakit santri di pondokpesantren Al Hamidiyah

Rata-rata frekuensi responden menderita sakit di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih sering daripada di pondok pesantrenQothrotul Falah Frekuensi sakit minimal di pondok pesantren AlHamidiyah dan Qothrotul Falah sama yaitu tidak pernah sakitsedangkan frekuensi sakit maksimal di pondok pesantren Al Hamidiyahlebih tinggi dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahRentang deviasi frekuensi sakit di pondok pesantren Al Hamidiyah lebihtinggi dibandingkan di pondok pesantren Qothrotul Falah Rata-rata

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 187

frekuensi responden menderita sakit di pondok pesantren Al Hamidiyahdapat dipengaruhi oleh faktor antara lain lama tinggal di pesantren

3 Perbedaan Predisposing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang mendasari perilaku personal higiene

antara responden di pesantren Al Hamidiyah dengan pesantrenQothrotul Falah meliputi perbedaan faktor jenis kelamin pengetahuansikap dan perilaku dapat dilihat pada tabel 53 berikut

Tabel 53 Perbedaan Predisposing FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

AlHamidiyah

Jenis kelaminPerempuan 23 411Laki-laki 33 589

Pengetahuan Baik 41 732Kurang 15 268

Sikap Baik 34 607Kurang 22 393

PerilakuBaik 46 821Kurang 10 179

Total 56 1000

QothrotulFalah

Jenis kelamin Perempuan 22 537Laki-laki 19 463

Pengetahuan Baik 25 610Kurang 16 390

SikapBaik 28 683Kurang 13 317

Perilaku Baik 24 585Kurang 17 415

Total 41 1000

Tampak bahwa jumlah santri putera di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan di pondok pesantren QothrotulFalah santri puteri lebih banyak Perbedaan berdasarkan pengetahuanresponden di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak yangmempunyai pengetahuan baik dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Perbedaan berdasarkan sikap respondenyang mempunyai sikap baik lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah dibandingkan dengan responden di pondok pesantren

188 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Al Hamidiyah Perbedaan responden berdasarkan perilaku distribusiperilaku personal higiene responden baik di pondok pesantren AlHamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falah sama samamempunyai perilaku baik tetapi dibandingkan dengan pondokpesantren Qothrotul Falah persentase responden yang berperilaku baiklebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

4 Perbedaan Reinforcing FactorsPerbedaan faktor-faktor yang memperkuat terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaan faktor pendidikan ibupendidikan ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatankeluarga dapat dilihat pada tabel 54 berikut

Tabel 54 Perbedaan Reinforcing FactorsPondokPesantren

Variabel KategoriRespondenn

Al Hamidiyah

Pendidikan Ibu Tinggi 54 964Rendah 2 36

Pendidikan AyahTinggi 54 964Rendah 2 36

Pekerjaan Ibu Tidak Bekerja 31 554Bekerja 25 446

Pekerjaan Ayah Bekerja 43 768Tidak Bekerja 13 232

PendapatanKeluarga

Tinggi 53 946Rendah 3 54

Total 56 100

Qothrotul Falah

Pendidikan Ibu Tinggi 16 390Rendah 25 610

Pendidikan Ayah Tinggi 18 439Rendah 23 561

Pekerjaan IbuTidak Bekerja 28 683Bekerja 13 317

Pekerjaan Ayah Bekerja 24 585Tidak Bekerja 17 415

PendapatanKeluarga

Tinggi 14 341Rendah 27 659

Total 41 100

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 189

Tampak bahwa perbedaan pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu yang berpendidikan tinggisedangkan ibu responden yang berpendidikan rendah lebih sedikitdibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusiayah responden yang berpendidikan tinggi di pondok pesantren AlHamidiyah lebih banyak sedangkan ayah responden yang berpendidikanrendah lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi ibu responden yang tidak bekerjadi pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan iburesponden yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi ayah responden yang bekerja dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan ayahresponden yang tidak bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah Perbedaan distribusi berdasarkanpendapatan keluarga di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyakkeluarga pendapatan keluarga tinggi sedangkan responden yangpendapatan keluarganya rendah lebih sedikit dibandingkan dengan dipondok pesantren Qothrotul Falah

5 Perbedaan Enabling FactorPerbedaan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku

personal higiene antara responden di pesantren Al Hamidiyah denganpesantren Qothrotul Falah adalah perbedaan faktor pelayanan kesehatandapat dilihat pada tabel 55

Tabel 55 Perbedaan Enabling FactorPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah Pelayanan Kesehatan Ya 32 571Tidak 24 429

Total 56 100QothrotulFalah

Pelayanan KesehatanYa 22 537Tidak 19 463

Total 41 100

Faktor pemungkin terjadinya perilaku personal higiene dipesantren adalah pelayanan kesehatan merupakan usaha responden

190 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

mencari pertolongan pengobatan pada saat mengalami masalahkesehatan Perbedaan distribusi responden yang berobat ataumemeriksakan diri pada saat mengalami masalah kesehatan atau sakitke pelayanan kesehatan adalah lebih banyak santri di pondok pesantrenAl Hamidiyah yang memeriksakan diri namun demikian baik di pondokpesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren Qothrotul Falahdistribusi responden yang berobat pada saat mengalami masalahkesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak pergi berobat

6 Perbedaan Environment FactorsPerbedaan faktor lingkungan antara responden di pesantren Al

Hamidiyah dengan pesantren Qothrotul Falah meliputi perbedaanprevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diare demam danprevalensi penyakit lain (gastritis sakit gigi pingsan dan panu)Perbedaan environment factors dapat dilihat pada tabel 56

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 191

Tabel 56 Perbedaan Environment FactorsPondokPesantren Variabel Kategori

Respondenn

Al Hamidiyah

Gatal-gatal Tidak 42 750Ya 14 250

Skabies Tidak 36 643Ya 20 357

Batuk Pilek Tidak 28 500Ya 28 500

DiareTidak 47 839Ya 9 162

Demam Tidak 38 679Ya 18 321

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 33 589Ya 23 411

Total 56 100

QothrotulFalah

Gatal-gatal Tidak 22 537Ya 19 463

Skabies Tidak 20 488Ya 21 512

Batuk Pilek Tidak 22 537Ya 19 463

Diare Tidak 21 512Ya 20 488

Demam Tidak 36 878Ya 5 122

PrevalensiPenyakit lain

Tidak 31 756

Ya 10 244Total 41 100

Distribusi responden yang tidak mengalami gatal-gatal di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami gatal-gatal lebih sedikit dibandingkan dengan di pondokpesantren Qothrotul Falah Distribusi responden yang tidak mengalamiskabies di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami skabies lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Qothrotul Falah Distribusi frekuensi respondenyang tidak mengalami batuk pilek di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami batuk pilek lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

192 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalami diare di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkan responden yangmengalami diare lebih sedikit dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah Distribusi frekuensi responden yang tidak mengalamidemam di pondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak sedangkanresponden yang mengalami demam lebih sedikit dibandingkan dengandi pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi frekuensi responden yangtidak mengalami penyakit lain di pondok pesantren Qothrotul Falahlebih banyak sedangkan responden yang mengalami penyakit lain lebihsedikit dibandingkan dengan di pondok pesantren Al Hamidiyah

B Perbandingan Faktor yang BerpengaruhPersamaan dan perbedaan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh predisposing factors perbedaan pengaruhreinforcing factors perbedaan pengaruh enabling factor dan perbedaanpengaruh environment factors

1 Perbandingan Predisposing FactorsPersamaan dan perbedaan predisposing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor jenis kelamin pengetahuan dansikap dapat dilihat pada tabel 57

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 193

Tabel 57 Perbandingan Predisposing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n Al

HamidiyahJenisKelamin

039 009-158

029Perempuan 17 739 6 261Laki-laki 29 879 4 121Jumlah 46 821 10 179Pengetahuan

121 027-546

100Baik 34 829 7 171Kurang 12 800 3 200Jumlah 46 821 10 179Sikap

17 043-675

049Baik 29 853 5 147Kurang 17 773 5 227Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

JenisKelamin

975 228-4166

001Perempuan 18 811 4 182Laki-laki 6 316 13 684Jumlah 24 585 17 415Pengetahuan

177 049-636

037Baik 16 640 9 360Kurang 8 500 8 500Jumlah 24 585 17 415Sikap

583 149-2282

001Baik 18 643 10 357Kurang 6 462 7 538Jumlah 24 585 17 415

Perbedaan hubungan faktor yang berpengaruh antara jeniskelamin responden dengan perilaku personal higiene lebih banyakresponden laki-laki yang berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dan responden perempuan yang berperilaku kurang lebihbanyak di pondok pesantren Al Hamidiyah Distribusi hubungan antarapengetahuan dengan perilaku lebih banyak responden yang mempunyaipengetahuan baik dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantren Qothrotul FalahDistribusi hubungan antara sikap dengan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai sikap baik dan berperilaku baik di pondok

194 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

pesantren Al Hamidiyah dibandingkan dengan di pondok pesantrenQothrotul Falah sedangkan responden yang mempunyai sikap kurangdan berperilaku baik lebih banyak di pondok pesantren Al Hamidiyah

2 Perbandingan Reinforcing FactorsPersamaan dan perbedaan reinforcing factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah diuraikanmeliputi perbedaan pengaruh faktor pendidikan ibu pendidikan ayahpekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga dapat dilihatpada tabel 58

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 195

Tabel 58 Perbandingan Reinforcing Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Pddkn Ibu50

028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500Pddkn Ayah

50028-8754 032Tinggi 45 833 9 167

Rendah 1 500 1 500PekerjaanIbu 682 129-

3592002

Tdk Bekerja 29 935 2 65Bekerja 17 680 8 320PekerjaanAyah

031 003-275

042Bekerja 34 791 9 209TidakBekerja

12 923 1 77

Pendapatan244

020-2993 045Tinggi 44 830 9 170

Rendah 2 667 1 333Jumlah 46 821 10 179

QothrotulFalah

Pddkn Ibu203

054-757 028Tinggi 11 688 5 313

Rendah 13 520 12 480Pddkn Ayah

177049-636 037Tinggi 13 722 5 278

Rendah 11 478 12 522PekerjaanIbu

051012-206

034TidakBekerja 15 536 13 464

Bekerja 9 692 4 308PekerjaanAyah

098 027-346

097Bekerja 14 583 10 417TidakBekerja

10 588 7 412

Pendapatan144

038-545 059Tinggi 9 643 5 357

Rendah 15 556 12 444Jumlah 24 585 17 415

196 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hubungan antara pendidikan ibu dan perilaku lebih banyakresponden yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden denganibu berpendidikan rendah dan berperilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pendidikan ayahdan perilaku lebih banyak responden yang mempunyai ayahberpendidikan tinggi dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden dengan ayah berpendidikan rendahdan berperilaku kurang lebih banyak di pondok pesantren QothrotulFalah Hubungan antara pekerjaan ibu dan perilaku responden lebihbanyak responden yang mempunyai ibu tidak bekerja dan berperilakubaik di pondok pesantren Al Hamidiyah responden dengan ibu bekerjaserta mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak di pondok pesantrenAl Hamidiyah Distribusi hubungan antara pekerjaan ayah dan perilakuresponden lebih banyak responden yang mempunyai ayah bekerja danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden dengan ayah tidak bekerja serta mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarapendapatan keluarga dan perilaku responden lebih banyak respondendengan pendapatan keluarga tinggi dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden dengan pendapatankeluarga rendah dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara pelayanankesehatan dan perilaku responden lebih banyak responden yang periksake pelayanan kesehatan dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang tidak periksa ke pelayanankesehatan dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

3 Perbandingan Enabling FactorPersamaan dan perbedaan enabling factor yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah adalahperbedaan faktor pelayanan kesehatan dapat dilihat pada tabel 59

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 197

Tabel 59 Perbandingan Enabling Factor

PondokPesantren

VariabelPerilaku

OR 95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Yankes75

142-3961 001Ya 30 938 2 63

Tidak 16 667 8 333

Jumlah 46 821 10

179

QothrotulFalah

Yankes1773

362-8689 001Ya 19 864 3 136

Tidak 5 263 14

737

Jumlah 24 585 17

415

4 Perbandingan Environment FactorsPersamaan dan perbedaan environment factors yang berpengaruh

terhadap perilaku personal higiene antara responden di pondokpesantren Al Hamidiyah dengan di pesantren Qothrotul Falah meliputiperbedaan prevalensi penyakit gatal-gatal skabies batuk pilek diaredemam dan prevalensi penyakit lain Perbedaan pengaruh environmentfactors dapat dilihat pada tabel 510

198 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tabel 510 Perbandingan Environment Factors

PondokPesantren Variabel

PerilakuOR

95CI

PvalueBaik Kurang

n n

AlHamidiyah

Gatal-gatal136 030-

618069Tidak 35 833 7 167

Ya 11 786 3 214Skabies

592132-2646 002Tidak 33 917 3 83

Ya 13 650 7 350Batuk pilek

10025-392 100Tidak 23 821 5 179

Ya 23 821 5 179Diare

139024-798 070Tidak 39 830 8 170

Ya 7 778 2 222Demam

253062-1025 026Tidak 33 868 5 132

Ya 13 722 5 278PenyakitLain

155039-614

072Tidak 28 848 5 152Ya 18 783 5 217

QothrotulFalah

Gatal-gatal583

149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Skabies

1133246-5214 001Tidak 17 850 3 150

Ya 7 333 14 667Batuk pilek

583149-2282 001Tidak 17 773 5 227

Ya 7 368 12 632Diare

140297-6609 001Tidak 18 857 3 143

Ya 6 300 14 700Demam

235 034-1592

063Tidak 22 611 14 389Ya 2 400 3 600PenyakitLain

210 055-799

027Tidak 18 643 10 357Ya 6 462 7 538

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 199

Hubungan antara gatal-gatal dan perilaku lebih banyakresponden yang tidak mengalami gatal-gatal dan berperilaku baik dipondok pesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamigatal-gatal dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah Hubungan antara skabies dan perilakuresponden lebih banyak responden yang tidak mengalami skabies danberperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyah sedangkanresponden yang mengalami skabies dan mempunyai perilaku kuranglebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antarabatuk pilek dan perilaku responden lebih banyak responden yang tidakmengalami batuk pilek dan berperilaku baik di pondok pesantren AlHamidiyah sedangkan responden yang mengalami batuk pilek danmempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondok pesantrenQothrotul Falah Hubungan antara diare dan perilaku responden lebihbanyak responden yang tidak mengalami diare dan berperilaku baik dipondok pesantren Qothrotul Falah sedangkan responden yangmengalami diare dan mempunyai perilaku kurang juga lebih banyak dipondok pesantren Qothrotul Falah Hubungan antara demam danperilaku responden lebih banyak responden yang tidak mengalamidemam dan berperilaku baik di pondok pesantren Al Hamidiyahsedangkan responden yang mengalami demam dan mempunyai perilakukurang lebih banyak di pondok pesantren Qothrotul Falah Hubunganantara penyakit lain dan perilaku responden lebih banyak respondenyang tidak mengalami penyakit lain dan berperilaku baik di pondokpesantren Al Hamidiyah sedangkan responden yang mengalamipenyakit lain dan mempunyai perilaku kurang lebih banyak di pondokpesantren Qothrotul Falah

C Peran dan Kontribusi Persamaan dan Perbedaan Faktor DominanFaktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pesantrenAl Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

200 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batukpilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri dipesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Perbandingan baik perbedaan maupun persamaan faktor dominanyang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dapat dilihat pada tabel511

Tabel 511Persamaan dan Perbedaan Faktor Dominan

Variabel B SgtE Wald df Sig Exp(B)

95 CI forExp(B)

Lower Upper

Pondok Pesantren Al Hamidiyah

Skabies -195 088 483 1 002 014 002 080Yankes -188 094 395 1 004 015 002 097Kerja Ibu -183 095 370 1 005 016 002 103Konstanta 095 075 162 1 020 259

Pondok Pesantren Qothrotul Falah

Skabies -298 121 602 1 001 005 001 055

Batukpilek

-231 123 348 1 006 01 001 112

Yankes -244 100 585 1 002 008 001 063

Konstanta 359 146 605 1 001 3628

1 Peran Faktor PembedaHasil akhir analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku personal higiene pada masing-masingpondok pesantren Dua faktor yang sama yang berpengaruh baik dipondok pesantren Al Hamidiyah maupun di pondok pesantren QothrotulFalah secara berurut pengaruhnya dari yang besar ke yang kecil adalahpelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Faktor yang berbeda yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu yang sekaligus

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 201

merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku personalhigiene santri di pondok pesantren Al Hamidiyah Sedangkan faktordominan yang mempengaruhi perilaku personal santri di pondokpesantren Qothrotul Falah adalah prevalensi batuk pilek

Pekerjaan ibu adalah faktor pembeda yang mempengaruhiperilaku personal higiene di pondok pesantren Al Hamidiyah artinya ibuyang tidak bekerja akan memberi peluang atau berkontribusi terhadapsantri untuk berperilaku higiene di pondok pesantren Al HamidiyahDalam hal ini Ibu tidak bekerja dikategorikan tidak beresiko terhadapperilaku personal higiene responden karena mempunyai kesempatanmendidik anak Sebaliknya bagi santri yang mempunyai ibu yangbekerja maka akan mempengaruhi santri untuk berperilaku tidakhigiene di pondok pesantren Al Hamidiyah

Dalam Islam seorang ayah bertanggungjawab memberikannafkah bagi anak-anak dan keluarganya sedang ibu bertanggungjawabmengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga Firman Allah Swt

ꀀ䖹祠 Ɇ䖹䖹Ɇ 䖹Ɇ䖹 䖹זmɆ mɆ䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹 耀䖹䖔䗄䖹Ɇmm䖹䖹 鴘m 䖹䖹 䖹זmɆ R Ɇ䖹Ɇ

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (wanita) dan karena laki-laki telah menafkahkansebagian dari harta mereka1

Allah Swt juga berfirman

meR䗄䖹זmɆ 鴘i䖹m 䖹R 鴘mⳀ 䖹 mA䖹ז 䖹ꀀ䖹祠䖹RDan bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberipakaian kepada ibu (dan anaknya) dengan cara yang maruf2

1 (QS an-Nisaa 34)2 (QS al-Baqarah 233)

202 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Dari Abu Hurairah Ra ia berkata Rasulullah Saw bersabda

m mɆm䖹a m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA m 耀a䖹Ⳁ 䖹耀䖹 䖹耀䖹 䖹耀䖹䗄䖹䗄耀 mɆ䖹 鴘䖹祠䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R 鴘m耀m 䖹ꀀ䖹祠 mmɆ 䖹耀耀䖹錀䖹i Ⳁ䖹mA䖹R 䖹䖹䖹Ⳁ m 䖹䖹䖹 Ⳁ䖹mA䖹R

䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠 䖹䖹䖹 m ϝ䗄䖔䖹 䖹ז䖹祠䖹 䖹mꀀ耀䖹 䖹ꀀ䖹祠ldquoSatu dinar kamu infaqkan fii sabiilillah satu dinar kamupergunakan untuk memerdekakan budak satu dinar kamusedekahkan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamubelanjakan untuk keluargamu maka yang paling besar pahalanyaialah yang kamu belanjakan untuk keluargamu (HR Muslim juz2 hal 692)

Dalam hal mendidik anak dalam Islam juga sudah ditegaskanAllah Swt juga berfirman

m 䖹錀m䖹R 鴘耀䖹R 䖹ꀀ䖹祠 ϝ耀䖹R 䁤 䖹ꀀ䖹ז䖹 m䖹耀m䖹mɆ 䖹䖹m 䖹䖹R䖹R䗄m錀䖹ז 䖹m˸ 䖹䖹耀m䖹m䖹R m 䗄耀Ϥ m䖹 m鴘䖹䖹祠

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada duaorang ibu- bapanya ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam duatahun Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapakmu hanya kepada-Kulah kembalimu3

䖹䖹祠䖹-䗄 Ɇml 䖹 䖹A䖹Ⳁ䖹 鴘䖹זm m鴘䖹ꀀm䖹 m鴘䖹䖹 鴘耀䖹A䖹ⲀR䖹 䖹鴘m-䗄 晠耀m䖹 䖹RPara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan4

Faktor dominan yang ada di pondok pesantren Qothrotul Falahadalah batuk pilek Artinya santri yang tidak mengalami kejadian batukpilek di pondok pesantren Qothrotul Falah berpeluang untuk berperilakulebih higiene sebaliknya bagi santri yang mengalami kejadian batukpilek akan mempengaruhi untuk berperilaku tidak higiene Berdasarkananalisis statistik data kuantitatif terdapat kepadatan kamar dengan rata-

3 (QS Luqman14)4 (QS al-Baqarah 233)

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 203

rata teman sekamar responden 14 orang dan berdasarkan hasilwawancara dengan pimpinan pondok pesantren Qothrotul Falah bahwajenis bahan bakar energi utama yang digunakan untuk memasak selainelpiji adalah kayu bakar kedua faktor ini dapat menambah pengaruhterhadap meningkatnya kejadian prevalensi batuk pilek di pondokpesantren

Pneumonia merupakan penyebab kesakitan dan kematian nomorsatu pada balita terutama di negara berkembang Berbagai faktor risikoberperan pada kejadian dan beratnya penyakit serta kematian yaitukurang gizi pemberian ASI yang tidak ekslusif kepadatan hunian(crowding) polusi udara di dalam ruangan kemiskinan pendidikan ibukurang ketidak-tahuan dan akses yang sulit terhadap pelayanankesehatan5

2 Peran Faktor yang SamaPada persamaan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku

personal higiene terdapat dua veriabel yang sama pada masing-masingpondok pesantren yang mempengaruhi faktor tersebut adalah pelayanankesehatan dan skabies

Visi kementerian kesehatan adalah masyarakat sehat yangmandiri dan berkeadilan dengan misi (1) Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasukswasta dan masyarakat mandiri (2) Melindungi kesehatan masyarakatdengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna meratabermutu dan berkeadilan (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataansumberdaya kesehatan (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahanyang baik Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalahmeningkatkan pelayanan kesehatan yang merata terjangkau bermutudan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upayapromotif dan preventif Untuk kepentingan tersebut perlu peningkatankualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit puskesmaslaboratorium dan fasilitas lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah

5 Cissy B Kartasasmita ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo BuletinJendela Epidemiologi Volume 3 September 2010 (22-26) 26

204 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

maupun yang dikelola swasta Berdasarkan profil kesehatan tahun 2009diketahui jumlah rumah sakit sebanyak 1523 buah terdiri rumah sakitmilik Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Propinsi Kabkotasebanyak 559 buah milik TNIPolri sebanyak 121 buah milikBUMNkementerian lain sebanyak 66 buah dan milik swasta sebanyak777 buah Jumlah Puskesmas sebanyak 9005 buah yang terdiri dariPuskesmas dengan perawatan sebanyak 2920 buah dan Puskesmastanpa perawatan sebanyak 6085 buah6

Berdasarkan hasil survei di lapangan ada indikasi meningkatnyaDemand masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitaskesehatan Selain itu Indonesia telah ikut menyepakati MutualRecognition Arrangement (MRA) on Health Services sehingga sektorkesehatan termasuk dalam kesepakatan pasar bebas atau globalisasiUntuk itu maka fasilitas kesehatan termasuk puskesmas perlu secaraterus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepadamasyarakat disertai pembinaan dari pemerintah pusat dan pemerintahpropinsi kabupaten kota

Sistem rujukan di Indonesia merupakan kendala yang sangatbesar bagi pembangunan ekonomi karena dengan kondisi seperti itupenduduk tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan yang tepat secaratepat waktu dan sesuai kebutuhan

Dampak dari situasi tersebut sangat merugikan bagi keluargayang terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk pelayanan kesehatansehingga mengurangi pengeluaran untuk makanan dan pendidikanSelain itu keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yangtepat berarti hari kerja yang tersita semakin banyak dan terancamhilangnya pendapatan Kaum perempuan khususnya sangat terkenadampak ini dikarenakan mereka pada umumnya berkontribusi jugaterhadap pendapatan rumah tangga sekaligus berperan besar mengurus

6 Kementerian Kesehatan Riset Fasilitas Kesehatan JakartaBalitbangkes 2011

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 205

kebutuhan logistik rumah tangga serta mengurus kesejahtraan anggotakeluarga7

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit yangumumnya terabaikan sehingga menjadi masalah kesehatan yang umumdi seluruh dunia8 Skabies dapat menjangkiti semua orang pada semuaumur ras dan level sosial ekonomi9 Ektoparasit adalah organismeparasit yang hidup pada permukaan tubuh inang menghisap darah ataumencari makan pada rambut bulu kulit dan menghisap cairan tubuhinang10 Infestasi ektoparasit bersifat sporadik epidemik dan endemikInfestasi ektoparasit pada kulit keberadaannya membuat rasa tidaknyaman dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat11

Tungau ektoparasit penyebab skabies adalah Sarcoptes scabieivarian hominis termasuk ordo Acariformes family Sarcoptidae GenusSarcoptes Sarcoptes scabiei varian hominis menular melalui kontakmanusia dengan manusia Sedangkan Sarcoptes scabiei var mangeditransmisikan ke manusia melalui kontak dengan berbagai hewan liarhewan yang didomestikasi dan hewan ternak Nama Sarcoptes scabieiadalah turunan dari kata Yunani yaitu sarx yang berarti kulit dankoptein yang berarti potongan dan kata latin scabere yang berarti untukmenggaruk Secara harfiah skabies berarti gatal pada kulit sehinggamuncul aktivitas menggaruk kulit yang gatal tersebut Saat ini istilahskabies berarti lesi kulit yang muncul oleh aktivitas tungau12

7 Australia Indonesia Partnership For Health Systems Strengthening(AIPHSS) Menguatkan Akses Kualitas Pelayanan Kesehatan MengurangiKemiskinan NTT Artikel 2014

8 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-1774

9 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

10 Triplehorn CA Johnson NF Borror and delongrsquos introduction tothe study of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont 2005

11 Ciftci IK Karaca S Dogru O Cetinkaya Z Kulac K Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of Afyon Turkey KoreanJournal of Parasitology 44 2006 Page 95-98

12 Bandi KM Saikumar C Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research 4839 2012 Page 1-2

206 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Prevalensi skabies di seluruh dunia sekitar 300 juta kasus pertahun13 Pada negara industri seperti di Jerman skabies terjadi secarasporadik atau dalam bentuk endemik yang panjang14 Prevalensi skabiesdi India adalah 20415 Zayyid tahun 2010 melaporkan sebesar 31prevalensi skabies pada anak berusia 10-12 tahun di Penang Malaysia16

Kline (2013) melaporkan skabies umumnya endemic pada sukuAborigin di Australia dan Negara di Oceania dengan prevalensi 3017

Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruhIndonesia tahun 2008 adalah 56-1295 Skabies menduduki urutanketiga dari 12 penyakit kulit tersering18 Insiden dan prevalensi skabiesmasih sangat tinggi di Indonesia terutama pada lingkungan masyarakatpesantren Hasil penelitian Marsquorufi mengatakan bahwa prevalensiscabies pada pondok pesantren di Kabupaten Lamongan 642 Faktoryang mengakibatkan tinggginya prevalensi skabies antara lain personalhigiene yang buruk pengetahuan sikap dan perilaku yang kurangmendukung pola hidup sehat19

13 Olivier Chosidow Scabies The new england journal of medicine2006 page 351-16

14 Ariza L Walter B Worth C Brockmann S Weber ML andFeldmeier H Investigation of a Scabies Outbreak in a Kindergarten inConstance Germany European Journal of Clinical Microbiology amp InfectiousDiseases 2012 32 373-380

15 Baur B Sarkar J Manna N Bandyopadhyay L The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the Skin OPD of ATertiary Care Hospital in Kolkata India Journal of Dental and MedicalSciences 3 2013 1-6

16 Zayyid M Saadah MS Adil R Rohela AR Jamaiah I Prevalenceof skabies and head lice among children in a welfare home in Pulau PinangMalaysia Tropical Biomedicine 27 2010 442ndash446

17 Kline K James S McCarthy Pearson M Loukas A amp Hotez PNeglected tropical diseases of oceania review of their prevalence distributionand opportunities for control Plos neglected tropical diseases 7 2013 Page17-55

18Azizah dan Setiyowati Hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulungtentang personal higiene dengan kejadian skabies pada balita di tempatpembuangan akhir kota semarang Dinamika Kebidanan 1 2011 Page 1-5

19Marsquorufi I Keman S Notobroto HB Faktor sanitasi lingkungan yangberperan terhadap prevalensi penyakit skabies studi pada santri di pondokpesantren kabupaten Lamongan Jurnal kesehatan lingkungan 2 2005 Page

Perbandingan Perilaku Personal Higiene 207

Pada dasarnya pengetahuan tentang faktor penyebab skabiesmasih kurang sehingga penyakit ini dianggap sebagai penyakit biasasaja karena tidak membahayakan jiwa Masyarakat tidak mengetahuibahwa luka akibat garukan dari penderita skabies menyebabkan infeksisekunder dari bakteri Stapilococos ataupun jamur kulit berakibatkerusakan jaringan kulit yang akut20

Pencegahan penyakit skabies menjadi tantangan di masa depanHal ini didasarkan beberapa fakta adanya efek samping obat yang tidakdiharapkan resistensi obat dan kendala diagnosis skabies serta masihdiperlukannya penelitian yang panjang terkait dengan penggunaantanaman sebagai obat Beberapa literatur melaporkan adanya resistensiscabiei terhadap obat anti skabies yang telah diuji baik secara in vitromaupun secara in vivo21

Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yangberkontribusi terhadap peningkatan prevalensi skabies Semakin rendahtingkat pendidikan sesorang maka tingkat pengetahuan tentang personalhigiene juga semakin rendah Akibatnya menjadi kurang peduli tentangpentingnya personal higienis dan perannya dalam higiene rendahterhadap penyebaran penyakit Perlu program kesehatan umum untukmendidik populasi mengerti aspek pencegahan penyakit22

Pendidikan kesehatan merupakan solusi yang paling tepat untukmencegah prevalensi skabies yang hampir ada di seluruh dunia mulaiabad 17 Pendidikan kepada masyarakat dapat dilakukan melaluipenyuluhan atau sosialisasi seputar penyakit skabies faktor-faktorpenyebab penanganan jika terinfeksi Hal yang paling penting adalahpendidikan tentang personal higiene dan lingkungan yang efektif dalammencegah skabies yang bersifat endemik epidemik dan sporadik23

11-1820 Heukelbach J Feldmeier H Scabies Lancet 367 2006 Page 1767-

177421 Wardana A H Manurung J Iskandar T Skabies tantangan penyakit

zoonosis masa kini dan masa datang Wartazoa 16 2006 Hal 1-1322 Raza N Qadir S N R Agna H Risk faktor for scabies among male

soldier in Pakistan Case-control Study Eastern Mediterranean Health Journal15 2009 Page 1-6

23 Yahmi Ira Setyaningrum Skabies Penyakit Kulit yang Terabaikan

208 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di pesantren Al Hamidiyah dandi pesantren Qothrotul Falah terbanyak adalah puskesmas belum adaPoskestren baik di pesantren Al Hamidiyah maupun di pesantrenQothrotul Falah

Prevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi Pencegahan SeminarNasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 2014

209

Bab VIPenutup

A KesimpulanSetelah dilakukan analisis berdasarkan metodologi yang

digunakan terhadap semua data yang diperoleh kemudian dibandingkandengan kajian terdahulu yang relevan dan sesuai tujuan penelitian makastudi ini membuktikan bahwa perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah dan Qothrotul Falah dipengaruhi olehpelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Kurangnyapelayanan kesehatan yang ada di pondok pesantren Al Hamidiyah danQothrotul Falah mempengaruhi kejadian atau prevalensi skabies dikedua pondok pesantren Masih rendahnya perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah merupakan faktor dominanterhadap prevalensi batuk pilek Sedangkan faktor dominan yangberpengaruh terhadap perilaku personal higiene santri di pondokpesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu Temuan-temuan yangmemperkuat kesimpulan dari studi ini dipaparkan sebagai berikut

1 Distribusi Karakteristik Responden terhadap Praktik PersonalHigiene Santri di Pondok Pesantren Al Hamidiyah dan di PondokPesantren Qothrotul Falah

a (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Al Hamidiyah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2)Tinggal di pondok pesantren rata-rata lama (3) Frekuensi sakitrata-rata lebih sering (4) Distribusi berdasarkan jenis kelaminlebih banyak santri laki-laki (5) Distribusi berdasarkanpengetahuan sikap dan perilaku sebagian besar santri mempunyaipengetahuan sikap dan perilaku baik

210 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

b (1) Distribusi tingkat pendidikan ibu responden di pondokpesantren Al Hamidiyah lebih banyak ibu berpendidikan tinggibegitu juga dengan tingkat berpendidikan ayah (2) Distribusipekerjaan ibu lebih banyak ibu yang bekerja begitu juga denganayah lebih banyak yang bekerja (3) Distribusi pendapatankeluarga sebagian besar keluarga berpendapatan tinggi

c (1) Distribusi berdasarkan status sakit di pondok pesantren AlHamidiyah sebagian besar santri tidak mengalami gatal-gatalskabies diare dan demam frekuensi santri yang mengalami batukpilek sama besar dengan yang tidak mengalami (2) Distribusiyang mengalami kejadian penyakit lain (gastritis sakit gigipingsan dan panu) hampir merata yang mengalami dengan yangtidak mengalami (3) Distribusi responden yang berobat kepelayanan kesehatan lebih banyak santri yang pergi berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktikdokter poskestren dan rumah sakit

d (1) Distribusi rata-rata skor pengetahuan sikap dan perilaku dipondok pesantren Qothrotul Falah lebih banyak responden yangmempunyai skor pengetahuan sikap dan perilaku tinggi (2) Rata-rata lama tinggal di pondok sebentar (3) Rata-rata frekuensi sakitjarang (4) Distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih banyaksantri perempuan (5) Distribusi berdasarkan pengetahuan sikapdan perilaku sebagian besar santri di pondok pesantren AlHamidiyah mempunyai pengetahuan sikap dan perilaku baik (6)Rata-rata jumlah teman sekamar lebih banyak

e Distribusi karakteristik orang tua di pondok pesantren QothrotulFalah tingkat pendidikan ibu responden lebih banyakberpendidikan rendah begitu juga dengan berpendidikan ayahlebih banyak ibu yang bekerja dan lebih banyak ayah yangbekerja sebagian besar pendapatan keluarga rendah

f Distribusi status penyakit di pondok pesantren Qothrotul Falahsebagian besar santri tidak mengalami demam dan lebih banyaksantri yang tidak mengalami gatal-gatal skabies diare dan batukpilek sebagian besar santri tidak mengalami prevalensi penyakitlain dan lebih banyak santri yang pergi berobat ke fasilitas

Penutup 211

pelayanan kesehatan dengan urutan puskesmas praktik dokterposkestren dan rumah sakit

2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dan Faktor Dominana Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higiene

santri di pondok pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibupelayanan kesehatan dan prevalensi skabies Sedangkan faktordominan yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pesantren Al Hamidiyah adalah pekerjaan ibu

b Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku personal higienesantri di pondok pesantren Qothrotul Falah adalah prevalensibatuk pilek pelayanan kesehatan dan prevalensi skabiesSedangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap perilakupersonal higiene santri di pesantren Qothrotul Falah adalahprevalensi batuk pilek

3 Perbandingan Perilaku Personal Higienea Pengetahuan tentang perilaku personal higiene santri di pondok

pesantren Al Hamidiyah rata-rata lebih baik jumlah temansekamar lebih sedikit tingkat pendidikan ibu dan ayah lebihbanyak yang berpendidikan tinggi pendapatan keluarga sebagianbesar tinggi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri di pesantren adalah pekerjaan ibu

b Sikap santri terhadap perilaku personal higiene di pondokpesantren Qothrotul Falah rata-rata lebih baik lama tinggal santridi pondok pesantren rata-rata sebentar frekuensi sakit santrilebih rendah dan faktor dominan yang berpengaruh terhadapperilaku personal higiene santri adalah prevalensi batuk pilek

B Rekomendasi1 Untuk Akademisi

Agar memperoleh hasil yang lebih valid lagi maka perludilakukan penelitian lanjut terhadap kebersihan khususnya pada santriputeri dan pola penggunaan kulah dengan menggunakan desainlongitudinal baik kohor atau eksperimen untuk menemukan model atau

212 PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

perilaku spesifik bagi pondok pesantren pengguna kulah sehingga kulahdapat menjadi sumber air yang suci dan bersih sesuai ajaran Islam yangsempurna

2 Untuk Pembuat Kebijakana Menjadikan skala prioritas masalah penyakit menular di

komunitas pondok pesantren terlebih di pondok pesantren yangmasih menggunakan kulah sebagai akses air bersih

b Merumuskan pedoman pengelolaan air bersih berdasarkan sumberair utama yang digunakan ketersediaan air sepanjang tahun dankualitas air bagi pengelola pondok pesantren semua tipe ashriyahsalafiyah dan salafiyah ashriyah

c Meninjau dan merumuskan kembali Keputusan bersama MenteriKesehatan Republik Indonesia Menteri Agama RepublikIndonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentangpeningkatan kesehatan pada pondok pesantren dan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanPenyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren

3 Untuk Pengelola Programa Pengelola Pondok Pesantren

Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan puskesmas ataufasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku santri terhadap kebersihan diri

b Pelayanan Kesehatan(1) Mempertegas tugas dan tanggungjawab terhadap kesehatan dipondok pesantren (2) Memperbaiki kerjasama dan upaya skriningserta pemantauan terutama terhadap prevalensi penyakit menulardi pondok pesantren (3) Mengembangkan panduan teknikpembinaan untuk Poskestren (4) Meningkatkan kemampuanpetugas terhadap pembinaan Poskestren (5) Menjadikan programPoskestren sebagai peluang untuk mengembangkan promosi danpencegahan penyakit menular yang berbasis komunitas

213

Daftar Pustaka

A BukuAl-Qaradhawi Yusuf Fikih Thaharah Jakarta Pustaka Al-Kautsar

2004Amin Haedari Transformasi Pesantren Jakarta Lekdis amp Media

Nusantara 2006Amra Anshar Definisi Dan Jenis-Jenis Penelitian Mahasiswa Program

Doktor Program Studi Teknik Geodesi Dan Geomatika BandungSekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung 2010

Azizy Ahmad Qodri Abdillah ldquoMemberdayakan Pesantren danMadrasahrdquo dalam Abdurrohman Masrsquoud dkk DinamikaPesantren dan Madrasah (Cet I) Semarang Fakultas TarbiyahIAINWalisongo Semarang dan Pustaka Pelajar 2002

Az-Zuhayli Wahbah Fikih Islam Wa Adillatuhu Vol 1 DepokGema Insani 2011

Azra Azyumardi Sejarah Perkembangan Madrasah Jakarta DirjenPembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI 2000

------ Surau Pendidikan Islam Tradisional Dalam Transisi DanModernisasi Translated by Iding Rasyidin Ciputat PT LogosWacana Ilmu 2003

Bachtiar Adang Kusdinar Achmad Paket Mata Ajaran MetodologiPenelitian Kesehatan Depok Program Pascasarjana IlmuKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2008

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI Puslit IAINJakarta Peran Pesantren Dalam Penyelenggaraan Program Wajar9 Tahun Jakarta Laporan Penelitian 1999

Berkowitz Leonard Social Psycology Vol 3 Scott Foresman andCompany 1972

Dahlan Sopiyudin Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan JakartaSalemba Medika 2012

David G Kleinbaum Lawrence L Kupper Hal MorgensternEpidemiologic Research Principles and Quantitative New YorkNostrand Reinhold 1982

Dhofier Zamakhsyari Tradisi Pesantren Studi tentang PandanganHidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Farouki Suha Taji Modern Muslim Intellectuals and the QurrsquoanToronto Oxford University Press 2006

214 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Fatah H Rohadi Abdul Taufik M Tata Bisri Abdul MuktiRekontruksi Pesantren Masa Depan Jakarta PT ListafariskaPutra 2005

Gilbert Glen G Sawyer Robin G McNeill Elisa Beth HealthEducation Creating Strategies for School and Community Health3 ed Sudbury Massachusetts Jones and Bartlett Publishers2010

Glanz Karen Health Behavior and Health Education 2 edManufactured in the United States of America on Lyons FallsTurin Book 1996

Glaser Barney G Strauss Anselm L The Discovery of Grounded TheoryNew York Aldin Publishing Company 1980

Graef AJ Elder JP Booth EM Komunikasi Untuk Kesehatan DanPerubahan Perilaku Translated by M Hasanbasri YogyakartaGadjah Mada University Press 1996

Green W Lawrence Health Education Planning a Diagnostic ApproachTranslated by Mamdy Sulasmi Tafal el Zarfi and Kresno SudartiMayfield Publishing Company 1980

------- Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah PendekatanDiagnostik Translated by Zullazmi Mamdy Jakarta DepdikbudRI 1990

Green W Lawrence Marshall W Kreuter Health Promotion Planningan Educational and Environmental Approach 2 ed LondonMayfield Publishing Company 2000

Hasbullah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia (Lintas SejarahPertumbuhan Dan Perkembangan) Jakarta Lembaga Studi Islamdan Kemasyarakatan (LSIK) 1999

Hastono Sutanto Priyo Analisis Data Kesehatan Jakarta FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007

Hielmy Irfan Modernisasi Pesantren Meningkatkan Kualitas UmatMenjaga Ukhuwah Jakarta Penerbit Nuansa 2003

Kesmas Departemen Kesehatan Direktur Promkes Dirjen PromosiKesehatan Jakarta 2000

Khafidhi Peranan Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlaq StudiPemikiran Al-Ghazali Semarang Program Pascasarjana InstitutAgama Islam Negeri Walisongo 2013

Kodim Nasrin Bahan Kuliah Program Pascasarjana Program StudiEpidemiologi Jakarta Universitas Indonesia 2006

Daftar Pustaka 215

L Clasen TF Haller Water Quality Interventions to Prevent DiarrhoeaCost and Cost-Effectiveness Geneva World Health Organisation2008

Lapau Buchari Prinsip Dan Metode Epidemiologi Jakarta FakultasKedokteran Universitas Indonesia 2011

Lemeshow Stanley Hosmer W David Jr Klar Janelle Lwanga KStephen Adequacy of Sample Size in Health Studies GenevaWorld Health Organization 1997

Luknis Sabri Sutanto Priyo Hastono Statistik Kesehatan JakartaRajawali Press 2008

Lwanga K Stephen and Lemeshow Stanley Sample size determinationin health studies a practical manual Geneva World HealthOrganization 2014

Madjid Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret PerjalananJakarta Paramadina 1997

Mary Evelyn Tucker John A Grim The Emerging Alliance WorldReligions and Ecology Daedalus 2001

Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren Jakarta DivaPustaka 2006

Masrsquoud Abdurrahman Dinamika Pesantren Dan Madrasah YogyakartaPustaka Pelajar 2002

Millestein Promoting the Health of Adolescent Toronto OxfordUniversity Press 1993

Muhadjir Noeng Metodologi Keilmuan Paradigma KualitatifKuantitatif Dan Mixed 5 ed Yogyakarta Rake Sarasin 2007

Murti Bisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi YogjakartaGadjah Mada University Press 1997

Mustain ldquoEtika Dan Ajaran Moral Filsafat Islam Pemikiran ParaFilosof Muslim Tentang Kebahagiaanrdquo Ulumuna Jurnal StudiKeislaman Volume 17 Nomor 1 (Juni) 2013 (191-215)

Nancy K Janz Marshal H Becker The Health Belief Model A DecadeLater 1984

Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2011Nata Abudin Studi Islam Komprehensif Jakarta Kencana 2015Nizar Samsul Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan

Pemikiran Hamka Tentang Pendidikan Islam Jakarta PrenadaMedia Group 2008

Nola J Pender Nola P Pender Carolyn L Murdaugh Mary Ann PersonsHealth Promotion in Nursing Practice New Jersey PearsonEducation 2014

216 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Notoatmodjo Soekidjo Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta PT RinekaCipta 2010

Paramadina Jurnal Pemikiran Islam Perspektif Jender Dalam IslamJakarta Yayasan Paramadina 2007

Potter A Patricia Webb Health Promotion and Patient EducationLondon Chapma And Hall 1994

Potter A Patricia Perry Anne Griffin Basic Nursing Essentials forPractice 6 ed Philadelphia Mosby Publication Elsevier St LouisMissouri 2007

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2008

------- Fundamentals of Nursing 7 ed Philadelphia Mosby PublicationElsevier St Louis Missouri 2009

Quasem Abul M Kamil Etika Al-Ghazali Etika Majemuk di dalamIslam Terj J Mahyudin Bandung Pustaka 1988

Ramayulis dan Nizar Samsul Ensiklopedi Tokoh Pendidkan IslamMengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia Islam dan IndonesiaJakarta Quantum Teaching 2005

R Bonita R Beaglehole T Kjellstroumlm Basic Epidemiology GenevaWHO 1993

Rahman Fazlur Islam and Modernity (Transformation of anIntellectual Tradition) London University of Chicago Press1982

Rianti Emy Epidemiologi Dalam Kebidanan Jakarta Trans Info 2010Richard Goldsmith Burges Julia Brannen Mixing Method Qualitative

and Quantitative Research Gower Pub Sage Aldershot 1992Santoso Singgih Statistik Nonparametrik Konsep Dan Aplikasi

Dengan Spss Jakarta PT Elex Media Komputindo 2010Sanusi M Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik Najah

Yogyakarta 2012Sarijo Marwan Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia Jakarta

Dharma Bakti 1980Schulze Reinhard A Modern History of the Islamic World New York

IB Touris amp Co Ltd 1995Sina Ibnu Kitab Assiyasah Mesir Majalah al-Masyrik 1906Skinner Burrhus Frederic The Behavior of Organisms New York

Knopf 1991Smith Virginia Clean a History of Personal Hygiene and Purity 1 ed

New York Oxford University Press Inc 2007

Daftar Pustaka 217

Snehendu Kar A Psychological of Health Behavior Health ValuesAchiving High Level Wellness 1983

Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) BandungAlfabeta 2011

Syafrudin Yudhia F Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswa KebidananJakarta TIM 2009

Wahjoetomo Perguruan Tinggi Pesantren Jakarta Gema Insani Press1997

Yasmadi Modernisasi Pesantren Kritikan Nurcholish Madjid TerhadapPendidikan Islam Tradisional Jakarta Ciputat Press 2002

Zakaria Azrarsquoie Muhayat Athiah Ibnu Sahnun Pemikir PertamaPendidikan Islam Jakarta Yayasan Pesantren Al-Quran (YPA)2008

Zarkasyi Abdullah Syukri Gontor Dan Pembaharuan PendidikanPesantren Jakarta Raja Grafindo Persada 2005

B JurnalAbdel-Hady El-Gilany Karima Badawi Sanaa El-Fedawy Menstrual

Hygiene among Adolescent Schoolgirls in Mansoura EgyptReproductive Health Matters 13 (2005)

Abouleish Ezzat Contributions Of Islam To Medicine AssociateProfessor of Anesthesiology University of Pittsburgh School ofMedicine and Director of Obstetric Anesthesia Magee-WomensHospital The Journal of IMA (1979)

AC Triplehorn FN Johnson Borror and delongrsquos introduction to thestudy of insect Ed 7 Thomson BrooksCole Belmont (2005)

AH Mahpudin Renti Mahkota Faktor Lingkungan Fisik RumahRespon Biologis Dan Kejadian Tbc Paru Di Indonesia KesmasJurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 1 no 4 (2007)

Amelda Lisu Pare Ridwan Amiruddin Ida Leida Hubungan AntaraPekerjaan Pmo Pelayanan Kesehatan Dulungan Keluarga DanDiskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien Tb Paru ArtikelUniversitas Hasanudin (2012)

Andersen Flemming et al Comparison of the Effect of Glycerol andTriamcinolone Acetonide on Cumulative Skin Irritation in aRandomized Trial Journal of the American Academy ofDermatology 56 (2007)

Annette Pruss David Kay Lorna Fewtrell Jamie Bartram Estimatingthe Burden of Disease from Water Sanitation and Hygiene at a

218 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Global Level Environmental Health Perspectives Journal 110(2002)

B Baur J Sarkar N Manna L Bandyopadhyay The Pattern ofDermatological Disorders among Patients Attending the SkinOPD of A Tertiary Care Hospital in Kolkata India Journal ofDental and Medical Sciences 3 (2013)

Benjamin A Miko Bevin Cohen Laurie Conway Allan Gilman SamuelL Seward Elaine Larson Determinants of Personal andHousehold Hygiene among College Students in New York City2011 American Journal of Infection Control 40 (2012)

Carmem Lucia Pessoa Silva Klara Posfay Barbe Riccardo PfisterSylvie Touveneau Thomas V Perneger Didier Pittet Attitudesand Perceptions toward Hand Hygiene among HealthcareWorkers Caring for Critically Ill Neonates Infection Control andHospital Epidemiology Journal 26 (2005)

Chosidow Olivier ldquoScabiesrdquo The new england journal of medicine(2006)

Creswell W John ldquoThe Mixed Methods Researchrdquo Pub Sage Journals(2009)

Dingwall Lindsay Personal Hygiene Care School of Nursing andMidwifery University of Dundee 1 (2010)

Elizabeth Mc Donald David Brewster Ross Bailie Jocelyn Grace AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

Farid AW Ghrayeb Mohamed Rusli A Mohd Ismail I Nahed FGhrayeb Ayesha Al Rifai Hygiene Behavior andHygiene-Related Facilities among Ascool Adolescents inPalestine International Medical Journal 21 (2014)

H A Wardana J Manurung T Iskandar ldquoSkabies tantangan penyakitzoonosis masa kini dan masa datangrdquo Wartazoa 16 (2006)

Haryono Iswahyudi Prabandari Suryo Yayi Hariyono WidodoldquoPendidikan Kesehatan Lingkungan Melalui Kultum rdquo BeritaKedokteran Masyarakat 24 (2008)

Hidayati Awik Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh OrangTua Terhadap Prestasi Belajar Jurnal Pendidikan 13 (2014)

Herryanto Model Peningkatan Higiene Sanitasi Pondok Pesantren DiKabupaten Tangerang (2011)

Daftar Pustaka 219

Ishwar Dayal Mirza S Saiyadin Cross-Cultural Validation ofMotivation-Hygiene Theory Indian Journal of IndustrialRelations 6 (2012)

Janz Nancy K Marshall H Becker The Health Belief Model ADecade Later (2012)

John M Boyce MD Didier Pittet MD Guideline for Hand Hygienein Health‐Care Infection Control and Hospital Epidemiology 23(2012)

Kartasasmita B Cissy ldquoPneumonia Pembunuh Balitardquo Buletin JendelaEpidemiologi 3 (2010)

K Kline S James McCarthy M Pearson A Loukas P HotezldquoNeglected tropical diseases of oceania review of theirprevalence distribution and opportunities for controlrdquo Plosneglected tropical diseases 7 (2013)

KI Ciftci S Karaca O Dogru Z Cetinkaya K Kulac Prevalence ofpediculosis and skabies in preschool nursery children of AfyonTurkey Korean Journal of Parasitology 44 (2006)

L Ariza B Walter C Worth S Brockmann ML Weber and HFeldmeier ldquoInvestigation of a Scabies Outbreak in aKindergarten in Constance Germany Europeanrdquo Journal ofClinical Microbiology amp Infectious Diseases (2013)

Mahmud S Pappas G Hadden WC Prevalence of Head Lice andHygiene Practices among Momen over Twelve Years of Age inSindh Balochistan and North West Frontier Province NationalHealth Survey of Pakistan 1990-1994 Parasit Vectors 4 no 11(2011)

Mcdonald Elizabeth Bailie Ross Grace Jocelyn Brewster David AnEcological Approach to Health Promotion in Remote AustralianAboriginal Communities Health Promotion International 25(2010)

MK Bandi C Saikumar Sarcoptic mange-a zoonotic ectoparasiticskin disease Journal of Clinical and Diagnostic Research4839 (2012)

Mertens M Donna ldquoMixed Methods Researchrdquo Gallaudet UniversityPub Sage Journals (2010)

N Raza RNS Qadir H Agna ldquoRisk faktor for scabies among malesoldier in Pakistan case-control studyrdquo Eastern MediterraneanHealth Journal 15 (2009)

220 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Nikos L D Chatzisarantis Martin S Hagger Mindfulness and theIntention-Behavior Relationship within the Theory of PlannedBehavior (2007 )

Sandriana Ibnu Indra Fajarwati A Rachman Watief ldquoPerilaku PersonalHygiene Genitalia Santriwati Di Pesantren Ummul MukmininMakassar South Sulawesirdquo Makasar Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Hasanudin Pengabdian Masyarakat(2014)

Sarkar M Personal Hygiene among Primary School Children Living ina Slum of Kolkata India Journal of Preventive Medicine andHygiene 15 no 3 (2013)

Setiyowati Ifa Nur Azizah Widyah Hubungan Tingkat PengetahuanIbu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan KejadianSkabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir KotaSemarang Jurnal Dinamika Kebidanan 1 (2011)

Smith G Richard Iwata A Brian Antecedent Influences on BehaviorDisorders Journal Of Applied Behavior Analysis 30 (1997)

Sonia A Alemagno Sharon M Guten Shawn Warthman ElizabethYoung David S Mackay Online Learning to Improve HandHygiene Knowledge and Compliance among Health CareWorkers The Journal of Continuing Education in Nursing 41(2010)

Trihono Gitawati Retno ldquoHubungan Antara Penyakit Menular denganKemiskinan di Indonesiardquo (Pusat Penelitian dan PengembanganBiomedis dan Farmasi Balitbangkes) Jurnal Penyakit MenularIndonesia 1 (2009)

V Erasmus W Brouwer E F van Beeck A Oenema T J Daha J HRichardus M C Vos J Brug A Qualitative Exploration ofReasons for Poor Hand Hygiene among Hospital WorkersLack of Positive Role Models and of Convincing EvidenceThat Hand Hygiene Prevents Cross-Infection InfectionControl and Hospital Epidemiology Journal 30 (2009)

C ArtikelAburrahman Konsep Kebersihan Dalam Islam Perwakilan Pimpinan

Pusat Persatuan Islam Republik Arab Mesir (2008)httppersisorid

Al-Albani Muhammad Nashiruddin Kumpulan Hadits Dari ShahihMuslim Tentang Kitab Bersuci (2007)

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Haid (2007)

Daftar Pustaka 221

------- Ringkasan Shahih Bukhari Tentang Kitab Mandi (2007)Al-Fadhil Waluyo Mutiara Islam Hadits Tentang Kebersihan 2013Almanhajorid ldquoMukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai

Oleh Allacirch Subhanahu wa Tarsquoalardquo Artikel Hadits bag 1 2014Almath Muhammad Faiz 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran

Muhammad) Tentang Kebersihan (2007)Amirin Tatang M Populasi dan Sampel Penelitian Pengambilan

Sampel dari Populasi tak Terhingga dan tak JelasTatangmangunywordpresscom (2011)

Asep Herry Hernawan dkk Konsep Dasar Kurikulumkurtekupiedupsbwp-contentuploadsModul-Konseppdf(2011)

Association American Dental A Healthy Mouth for Life OralLongevity (Pdf) wwworallongevityadaorg (2008)

Bahraen Raehanul Makalah Penyuluhan Kesehatan Di Marsquohad AbuHurairah Mataram Lombok wwwmuslimafiyahcom (2012)

Bloom Benyamin S Engelhart MD Furst EJ Hill WH danKrathwohl DR The Taxonomy of Educational Objectives TheClassification of Educational Goals Handbook I CognitiveDomain New York David McKay (1956)

Blum L Henrik Planning for Health Development and Application ofSocial Change Theory Human Science Press New York 1974Departemen Kesehatan RI (2008)

CL Blue The Predictive Capacity of the Theory of Reasoned Actionand the Theory of Planned Behavior in Exercise Behavior AnIntegrated Literature Review Made available courtesy ofWiley-Blackwellhttpwww 3interscience wileycomhttpwwwgobookeenet Pdf (1995)

Curtis V Cairncross S Effect of Washing Hands with Soap onDiarrhoea Risk in the Community A Systematic Review LancetInfectious Diseases (2003)

David Adams Jacki Wadeson The Art of Hair Colouring LondonThomson Learning (2005)

Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RevitalisasiPeran Pesantren (2012)

Edwards Allen Techniques of Attitude Scale Construction AppletonCentury Croft Inc (1957)

Edward Taylor B Definisi Kebudayaan Menurut Para AhliH S Mastuki Elsha M Ishom Intelektualisme Pesantren

httpwww islam onlinenetIslamAwarenessgmailcom (2006)

222 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hermawan Deri Definisi Model Dan Simulasi (2010)httpyanazmiblogspot com 200905model-simulasi html

Hillary Eva Nursing In Islam 1St Conference For Muslim HealthProfessionals In Tanzania Article 2014

Iftaa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al lsquoIlmiyyah wa al Tata CaraWudhu Ringkasan Cara Wudhu Yang Benar Sesuai Sunnah(2011) Artikel kaahilwordpresscom

Ikhsan Abu Pentingnya Personal Hygiene Dalam MeningkatkanKekhusuan Sholat Berjamaah (2011) httpwww addthiscombookmark

Indonesia Kamus Bahasa Definisi Mandi (2013)httpkamusbahasaindonesia Org

Isa Abdulloh bin Salam Abu Ringkasan Syarah Arbarsquoin an-Nawawi -Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh Suci Adalah SebagianDari Iman Hadits Ke-23 (Hr Muslim) (2007)httpopi110mbcom

Indah Islam Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku In IslamposMedia Islam Generasi Baru 2015

Islami Artikel Tata Cara Wudhu Yang Benar Sesuai PetunjukRasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam 2013

Jamil Abdul Jumlah Santri Di Indonesia Terus Bertambahwwwhidayatullah comread1811721072011

Kasule Hasan Omar ldquoRufaidah bint Sarsquoad - Historical Roots of theNursing Profession in Islamrdquo paper presented at the 3rdInternational Nursing Conference Brunei Darussalam Article1998

LC Anwar Abu Bakar Al-Muyassar Al-Quran Dan TerjemahnyaAl-Arsquola (Yang Paling Tinggi) Surah Ke-87 Ayat 14 Translatedby Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran BandungSinar Baru Algensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Al-Baqarah (SapiBetina) Surah Ke-2 Ayat 222 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

------- Al-Muyassar Al-Quran Dan Terjemahnya Muhammad (NabiMuhammad) Surah Ke-47 Ayat 7 Translated by YayasanPenyelenggara Penterjemah Al-Quran Bandung Sinar BaruAlgensindo 2007 Reprint 2

Daftar Pustaka 223

Malang Litbang Pondok Pesantren Al-Khoirot Pondok PesantrenModernwwwalkhoirotnet201109pondok-pesantren-modern[accessed 29 Oktober 2013]

Mansyur Muchtarudin Pendekatan Kedokteran Keluarga PadaPenatalaksanaan Skabies Anak Usia Pra-Sekolah JakartaDepartemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia (2010)

Muawiah Abu Keutamaan Menyikat Gigi In Al AtsariyahcomMeniti Jejak As Salaf Ash Shaleh (2015)

Nabavi Tadayon Razieh Banduras Social Learning Theory amp SocialCognitive Learning Theory Research Gate Article (2012)

Nisa Alifia Rahmi Anindita Soetadji Hubungan Pengetahuan OrangTua Dengan Perilaku Kesehatan Pada Anak Dengan PenyakitJantung Bawaan Universitas Diponegoro (2010)

Nursal Dien Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan PerilakuSeksual Murid Smu Negeri Di Kota Padang Padang UniversitasAndalas (2007)

Pesantren Artikel Disertasi Rujukan Desember (2010)Poskestren Pembentukan Poskestren Dengan Mengunakan Pola

Pendekatan Desa Siaga Di Pesantren Al-Munawarah KabupatenMerangin harisn73fileswordpresscom Pdf (2007)

Pondok Pesantren Al-Awwabin Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Profil Depok (2014)Pondok Pesantren Al-Karimiyah Profil Depok (2013)Pondok Pesantren Qothrotul Falah Profil Banten (2013)Rahardjo Mudjia Analisis Data Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengalaman Empirik wwwmudjiarahardjocom [accessed 11Juni 2010]

Rahardjo Mudjia Jenis Dan Metode Penelitian Kualitatif wwwmudjiarahardjocom [accessed 2 Juni 2010]

Ratna Sunnah Rasul Adab Memotong Kuku Asy Syariah (2007)Riyadi Selamat ldquoPeran Ajaran dan Pemikiran Islam dalam Bidang

Kesehatanrdquo Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan OlahragaKementerian Kesehatan Artikel (2012)

RI Kementerian Agama Analisis Statistik Pendidikan Islam Tahun20112012 httppendiskemenaggoid Pdf

------- Kakanwil Kemenag Jabar Sambut Delegasi KementerianPendidikan Negara Bangladesh Pekapontren amp Penamas (2012)

RI Kementerian Kesehatan Keputusan Bersama Menteri KesehatanRepublik Indonesia Menteri Agama Republik Indonesia Dan

224 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor1067MenkesSkbViii2002 Nomor 385 Tahun 2002 Nomor 37Tahun 2002 Tentang Peningkatan Kesehatan Pada PondokPesantren Dan Institusi Keagamaan Lainnya Jakarta (2002)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2269MenkesPerXi2011 Tentang Pedoman PembinaanPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat Jakarta (2011)

------- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan PembinaanPos Kesehatan Pesantren Jakarta (2013)

------- Riset Fasilitas Kesehatan Jakarta Balitbangkes (2011)------- Undang Undang No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Jakarta (1992)RI Kementerian Pekerjaan Umum Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum No 37 Tahun 1989 Jakarta (1989)RI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Undang Undang No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta(2003)

RI Undang-Undang Dasar (1945)RI Kementerian Permukiman Keputusan Menteri Permukiman No

403 Kpts M 2002 Tentang Prasarana Wilayah Jakarta (2002)Rudito Bambang Pranata Sosial Dosen Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang httpWwwDepsosGoIdUnduh Bambang_ Rudito 20Pdf[accessed 19April 2012]

Sarwono Jonathan Strategi Pengumpulan Data Primer SecaraOnline

Sauriasari Rani Bias Confounding and Fallacies in Epidemiology(2013)

Setyaningrum Ira Yahmi Skabies Penyakit Kulit yang TerabaikanPrevalensi Tantangan dan Pendidikan Sebagai Solusi PencegahanSeminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS (2014)

Setiawan parta ldquoDefinisi Ekonomi Menurut Para Ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Soekanto Soerjono Kamus Sosiologi Dalam Nilai Dan Norma(2009) agsasman3ykfileswordpresscom

Sofa Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bagian 1 (2008)massofawordpresscomkupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif

Daftar Pustaka 225

Sofyan Efendi Kumpulan Hadits Dari Shahih Muslim Kitab Bersuci(Shahih Muslim 330) (2007)

Sridianti ldquoPengertian Lingkungan hidup menurut para ahlirdquohttpswwwgooglecoid (2015)

Stacey Aisha The Importance of Personal Hygiene in Islam IslamicMorals and Practices (2009)

The Toolkit on Hygiene Sanitation Water Anal Cleansing (2005)Wikipedia com [accessed 7 November 2013]

Timur TSSM Provinsi Jawa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat(STBM) Islam Itu Bersih Islam Itu Sehat Islam Tidak MerusakLingkungan Surabaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur (2013)

WHO Personal Hygiene 5th Standard------- Guidelines on Hand Hygiene in Health Care World Health

Organization can be obtained from WHO Press 20 Avenue Appia1211 Geneva 27 Switzerland (2005)

------- Combating Waterborne Disease at the Household Level GenevaWorld Health Organization (2007)

------- The Global Burden of Disease Geneva World HealthOrganization (2008)

------- Promoting Mental Health Concepts Emerging evidencePractice A report of the World Health Organization Departmentof Mental Health and Substance Abuse in collaboration with theVictorian Health Promotion Foundation and the University ofMelbourne World Health Organization Geneva (2005)

D Desertasi dan LaporanAtmawikarta Arum Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (Mp-Asi) Formula Tempe Terhadap Diare AktivitasFisik Dan Pertumbuhan Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 BulanDi Bogor Jawa Barat Disertasi Universitas Indonesia 2007

Badri Mohammad Hygiene Perseorangan Santri Pondok PesantrenWali Songo Ngabar Ponorogo 2008

Damayanti Rita Peran Bio-Psikososial Terhadap Perilaku BeresikoTertular Hiv Pada Remaja Slta Di Dki Disertasi UniversitasIndonesia 2007

Fidyawati Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi DenganPerilaku Personal Higyene Remaja Putri Smpn 1 Seyegan SlemanYogyakarta Yogyakarta Universitas MuhammadiyahYogyakarta 2012

226 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

Hutagaol Eli Marlina Hubungan Karakteristik Pengetahun Dan SikapDengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana TeknisDaerah Abdi Darma Asih Di Kecamatan Binjai Utara Kota BinjaiTahun 2010 Medan USU 2010

Krianto Tri Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuPengendalian Vektor Dengue Studi Intervensi Pada Murid-MuridSekolah Dasar Negeri Di Kota Depok Desertasi UniversitasIndonesia 2008

Kodim Nasrin ldquoHubungan Lingkungan Sosiodemografi denganHipertensi yang Tidak Terkendali pada Calon Jamaah HajiIndonesiardquo Desertasi Universitas Indonesia 2004

Nugroho Arsad Rahim Ali Perilaku Kesehatan Dan Proses PerubahanPolewali Mandar Dinas Kesehatan Polewali Mandar 2012

Rochadi Kintoko R Hubungan Konfirmitas dengan Perilaku MerokokPada Remaja Sekolah SMU Negeri di 5 Wilayah DKI JakartaDesertasi Universitas Indonesia 2004

Sanusa Herry Noer Aly Pemikiran KH Imam Zarkasyi PraksisnyaPada Pondok Modern Gontor Desertasi UIN SyarifHidayatullah 2008

Setiaji Bambang ldquoPengaruh Promosi Kesehatan Terhadap PerilakuMerokok Pekerja Sektor Informal Studi Quasi Eksperimen PadaTukang Ojekrdquo Desertasi Universitas Indonesia 2009

Syafirsquoi Ahmad Orientasi Pengembangan Pendidikan PesantrenTradisonal Studi Kasus Pondok Pesantren Al-MasthuriyahSukabumi Desertasi UIN Syarif Hidayatullah 2008

Triwinarto Agus ldquoTinggi Badan Dewasa dan Risiko HipertensirdquoDisertasi Universitas Indonesia 2013

Zakharias Giay Bidan Di Desa Terpencil Dan Hubungannya DenganPerbaikan Perilaku Kesehatan Maternal Pada Masyarakat LokalPapua Disertasi Universitas Indonesia 2004

227

Glosarium

Analisis Manajemen data hasil penelitian untuk dinterpretasiguna menjadi informasi yang bisa dibaca

Bias Distorsi sebuah penyajian yang dipenuhi prasangkaatau kesalahan dalam memperkirakan sebuah nilaitertentu

Bondongan Sistem kolektif atau melakukan pengajian secarabersama-sama di pondok pesantren

Demam Suhu badan lebih tinggi daripada biasanya ditandaisuhu badan melebihi 37 disebabkanoleh penyakit atau peradangan

Diare Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahanbentuk dan konsistensi dari tinja yang melembeksampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang airbesar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari

Distribusi Persebaran kasus atau penyakit atau masalahkesehatan yang ada

Enabling Keadaan yang mungkin keadaan yang memungkinkansesuatu terjadi

Endemik Penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau padasuatu golongan masyarakat

Environment Lingkungan yang memungkinkan atau mempengaruhisesuatu terjadi

Epidemik Penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah yang luas dan menimbulkan banyak korban

Faktor Hal yang ikut menyebabkan mempengaruhiFrekuensi Ukuran jumlah per peristiwa dalam satuan waktu yang

diberikanHalaqah Lingkaran pertemuan atau pengajian yang dimana

orang-orang ikut duduk melingkarHigiene Ilmu tentang kesehatan dan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau memperbaiki kesehatanHubungan Keadaan berhubungan

228PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Infeksi Terkena hama kemasukan bibit penyakit ketularanpenyakit

Katagorik Bagian dari sistem klasifikasi atau golongan yangmempunyai sifat dan hubungan yang sama

Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis bertujuanmendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilihmelalui wawancara pribadi

Kulah Kolam tempat menyimpan air yang dibuat dari tanahbatu atau semen yang berisi air yang menggenangyang dapat digunakan untuk mencuci dan berwudu

Mean Nilai rata-rata dari beberapa buah dataMedian Nilai tengah dari data-data yang terurutMinimal Sedikit-dikitnya sekurang-kurangnya terkecilModern Terbaru mutakhir sikap dan cara berpikir serta

bertindak sesuai dengan tuntutan zamanNumerik Data statistik yang bersifat angka atau sistem angka

memerlukan pengolahan yang cermatParametrik Prosedur pengujian yang dilakukan berlandaskan

distribusi karakteristiknyaPengetahuan Informasi atau maklumat yang diketahui yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untukmenindaki lantas melekat di benak seseorang

Penyakit Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakterivirus atau kelainan sistem faal atau jaringan padaorgan tubuh makhluk hidup

Perilaku Reaksi individu terhadap stimulasi atau lingkunganPerspektif Menggambarkan suatu yang terlihat oleh mata dengan

sudut pandang tertentuPersonal Bersifat pribadi atau peroranganPondok Tempat santri dan santriwati atau siswa dan siswiPesantren tinggal atau mondok atau bermukim untuk belajar dan

atau mengajiPoskestren Pos kesehatan pesantren sebuah bidang yang

bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan santridan santriwati yang dapat memberikan solusi terbaikterhadap masalah-masalah yang terkait dengan

Glosarium 229

kesehatan Prioritas pelayanan poskestren ditujukanbagi santrisantriwati dewan guru dan pegawaiNamun poskestren juga dapat diakses oleh masyarakatumum yang membutuhkan

Predisposing Pencetus (1) kecenderungan khusus ke arah suatukeadaan atau perkembangan tertentu (2)kecenderungan untuk menerima atau menolak sesuatuberdasarkan pengalaman dan norma yang dimilikinya

Reinforcing Penguat yang menguatkan atau yang dipakai untukmemperkuat

Reliabilitas Sesuatu yang bersifat reliabel atau ketelitianResponden Sampel atau subjek penelitian terpilih untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan untukkepentingan penelitian

Skor Jumlah angka yang didapatkan dari hasil pengukuranatas satu variabel

Sporadis Keadaan penyebaran tumbuhan atau penyakit di suatudaerah yang tidak merata dan tidak tentu waktunya

Standar deviasi Nilai statistik yang digunakan untuk menentukanbagaimana sebaran data dalam sampel dan seberapadekat titik data individu ke mean atau rata-rata nilaisampel

Statistik Catatan angka-angka (bilangan) data yang berupaangka yang dikumpulkan ditabulasi digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yangberarti mengenai suatu masalah atau gejala

Sampel Sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifatsuatu kelompok atau karakteristik yang dimiliki olehpopulasi

Sikap Perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan padakehidupan sehari-hari

Skabies Penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu atau tungaumudah menular dari manusia ke manusia dari hewanke manusia dan sebaliknya

Sorongan Sistem individual atau melakukan pengajian secarasendiri-sendiri di pondok pesantren

230PERSONAL HIGIENE Dalam Perspektif Islam

Tradisional Sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selaluberpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yangada secara turun-temurun

Validitas Sifat benar menurut bahan bukti yang ada logikaberpikir atau kekuatan hukum

Variabel Faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahanatau peubah dalam penelitian

231

Indeks

AAbu Isa Abdulloh bin Salam 2Al Hamidiyah 7 17 18 28 29 3032 40 41 95 96 98 99 100101 102 111 112 114 115116 118 119 120 122 129130 132 138 142 143 144147 148 149 153 154 155157 158 159 160 161 162164 165 166 167 168 176178 187 188 189 190 191192 193 194 195 196 197198 199 200 201 202 203204 205 212 213 214 215

Analisis 5 9 28 39 113 129 139167 184 185

Analisis Multivariat 167 185Ayah 48 117 123 152 153 155173 174 175 185 193 199

Azyumardi Azra 5 54

BBanten 8 9 28 29 95 184Batuk pilek 9 161 162 180 185202 204

Benyamin Bloom 139Bias 142Bivariat 167 184

CCarolyn L Blue 146CI 130 138 143 149 153 154155 156 157 158 159 160161 162 164 165 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 197199 201 202 204

DData 8 26 27 28 36 37 39 97113 129 139

Demam 9 118 125 164 165 182195 202 203

Depok 3 24 28 29 37 95 99132 142 147 159 160 162164 165

Diare 118 124 162 163 181 184185 195 202

Distribusi 112 114 115 116 117118 119 120 121 122 123125 193 196 198 213 214215

Dominan 129 166 168 184 215

EEnabling 128 157 176Environment 159 178

FFactors 159 168 178 195 197202

Faktor 21 22 83 127 129 140141 145 159 166 168 184204 205 215

Faktor-faktor 129 140 168Frekuensi 36 114 115 121 122189 213

GGambaran 40 99 114 115 116118 120 122 123 124

Gatal-gatal 9 118 124 159 178184 185 195 202

HHigiene 19 22 23 57 95 111120 127 129 163 166 168

232 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

184 187 213 215Hubungan 10 23 24 25 130 131138 140 141 143 144 149153 154 155 156 157 159160 161 162 163 164 165168 170 171 172 173 174175 176 178 179 180 181182 183 200

IIbu 35 117 123 148 149 154163 167 172 174 193 199204 205

Islam 1 3 4 5 9 11 12 18 2533 34 36 38 40 43 44 46 4748 49 50 51 54 57 74 75 7689 90 91 92 93 96 100 102107 127 132 134 136 137143 151 160 205 206 216

JJenis kelamin 34 114 121 130168 184 191

Jumlah teman sekamar 114 121189

KKarakteristik 116 117 123 131144 213

Kebersihan 1 13 64 74 107 131134 144 160

Keluarga 11 117 123 156 175193

Kesehatan 9 12 14 15 16 24 2529 43 55 64 70 82 107 113119 125 128 129 139 140141 145 147 150 156 157167 176 184 194 208 209216 217

Kombinasi 8 27Kualitas 209Kuesioner 37 112 113

LLaki-laki 114 121 130 169 191197

Laurence W Green 26 84 86 128Lindsay Dingwall 13 127

MMetodologi 26 29Modern 8 98 112 114 116 117118 129 130 132 138 142143 149 153 154 155 156157 159 160 161 162 164165 166 167

Muhammad Faiz Almath 134 151Muhammad Nashiruddin Al-Albani132 136

NNilai 112 113 115 127

OObservasi 23 38 169 171OR 129 130 138 143 144 149153 154 155 156 157 158159 160 161 162 164 165167 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184186 197 199 201 202

Pp value 130 131 141 186P value 130 138 143 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 197 199 201 202

Patricia A Potter 13 127Pekerjaan 35 115 117 123 154155 156 167 174 175 193199

Pelayanan 119 125 156 157 167176 184 194 209 217

Indeks 233

Pendapatan 35 117 123 156 157175 193 199

Pendidikan 5 6 7 9 12 15 3549 50 53 54 91 92 93 102117 123 128 141 145 148149 150 151 152 153 172173 193 211 212

Penelitian 10 17 18 19 20 2122 23 24 25 26 27 28 29 3031 38 140 145 156 163 165187

Pengaruh 24 147 150 153Pengetahuan 10 21 22 23 34 57112 115 116 120 122 138140 141 144 150 151 170188 191 197 215

Penyakit 9 10 22 70 118 124125 141 160 165 183 195202 203

Perempuan 114 121 130 169191 197

Perilaku 14 15 22 23 24 25 3132 56 89 112 116 120 122127 129 130 138 139 140141 143 145 147 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 166 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 187188 191 197 199201 202 215

Personal 13 14 19 22 56 57 6595 111 120 127 129 131 140163 166 168 184 187 213215

Pesantren 4 5 6 7 8 10 15 1619 22 23 24 28 29 30 36 3752 53 95 96 97 98 99 100101 103 104 105 106 107108 109 111 112 114 115116 117 120 121 122 123124 127 129 130 132 138142 143 147 149 153 154155 156 157 159 160 161

162 164 165 166 167 168169 170 171 172 173 174175 176 177 178 179 180181 182 183 184 185 187188 189 191 193 194 195197 199 201 202 204 213216

Pingsan 9pondok 5 7 8 9 10 14 15 1617 18 19 22 23 25 28 29 3132 35 36 37 38 40 41 52 9596 97 98 99 100 102 103105 106 108 111 112 113114 115 116 118 119 120121 122 123 124 125 127129 130 138 142 147 149158 159 160 161 162 164165 166 167 168 169 177178 179 180 181 182 184186 187 188 189 190 191193 194 196 197 198 200201 203 204 205 206 207210 211 213 214 215 216217

Pondok 5 7 8 10 15 19 22 2324 34 37 111 120 129 132142 166 168 169 170 171177 179 182 184

Poskestren 35 36 119 125 212217

Praktik 14 95 111 120 213Precede-Proceed 26 84predisposing 18 36 86 128 129168 188 196

Predisposing 128 129 168Prevalensi 22 35 112 118 124125 159 160 161 162 164165 178 179 180 181 182183 195 210

Primer 26

QQothrotul Falah 17 18 28 29 3039 40 41 95 96 99 103 104

234 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

106 107 108 109 120 121123 124 125 129 168 169170 171 172 173 174 175176 177 178 179 180 181182 183 184 185 186 187188 189 190 191 192 193194 195 196 197 198 199200 201 202 203 204 205206 212 213 214 215

RRata-rata 114 115 121 190 214Regresi Logistik 167 184Reinforcing 128 147 172Responden 114 116 117 118 119120 121 122 123 124 132142 147 183 184 191 193194 195 213

SSakit 114 119 121 158Sampel 20 23 28 29Sampling 29Santri 5 10 22 23 29 52 95107 111 120 213

Sawangan 37 132 142 147 159160 162 164 165

Scabies 21 132Sekamar 114 121Seleksi 167 184Signifikan 20Sikap 10 22 34 112 116 120122 131 143 144 145 171188 191 197 215

Skabies 9 10 11 22 23 24 118124 160 161 167 179 184185 195 202 204 209

Skor 112 120Soekidjo Notoatmodjo 14Sofyan Efendi 3 132 134 136151

Statistik 5 9 128 129

Ttahagtrah 3Tahagtrah 2 3Tabel 112 113 114 116 117 118120 121 122 123 124 125130 138 143 144 149 153154 155 156 157 159 160161 162 164 165 167 168170 171 172 173 174 175176 178 179 180 181 182183 184 185 186

Teman 114 121 122The Health Belief Model 145 146Tradisional 54 120 121 122 123125 168 169 170 171 172173 174 175 176 177 178179 180 181 182 183 184185

UUmur 114 115 121Umur 114 121

VVariabel 24 31 32 34 112 114116 117 118 120 121 122123 124 130 138 143 149153 154 155 156 157 159160 161 162 164 165 166167 168 170 171 172 173174 175 176 178 179 180181 182 183 184 185 188189 191 193 194 195 197199 201 202 204

WWawancara 38 169 170 171 177179 182

Wilayah 24 25 115

Biodata Penulis

Emy Rianti lahir di Krui Lampung 09 Oktober 1964 anakpertama dari pasangan Ayah bernama Amir Hamzah (Alm) dan Ibubernama Nurzaruf Menikah dengan A Widyanto (Alm) pada tahun1987 dan dikaruniai dua putra dan dua putri Muhammad AminBudiman SIA Din Fadhila SE Mizan Hasanah SPsi dan AriefRahman Saleh (Mhs semester IV) sudah mempunyai dua orangmenantu Ari Sugeng Rizkianto dan Ety Rena Faulina AmdRad sertadua orang cucu Rizki Satria Bagaskara dan Rizki Malika Najmussabah

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hingga SekolahMenengah Atas Negeri di Lampung Tahun 1983 hijrah ke Jakarta luluspendidikan Akademi Keperawatan di RSI Jakarta tahun 1987 SarjanaKeperawatan Universitas Indonesia tahun 2001 Profesi NersUniversitas Indonesia tahun 2002 Magister Kesehatan Masyarakatpeminatan Epidemiologi Universitas Indonesia tahun 2006 danProgram Doktor Pengkajian Islam Konsentrasi Agama dan KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016

Pada saat ini bekerja sebagai Dosen tetap di Poltekkes KemenkesRI Jakarta I Pada tahun 2006-2010 selain sebagai Dosen mendapattugas tambahan sebagai Kepala Unit Penelitian dan PengabdianMasyarakat Poltekkes Kemenkes Jakarta I tahun 2007-2008 sebagaiKepala Unit Penjaminan Mutu tahun 2007-2010 sebagai PemimpinRedaksi Jurnal Kesehatan ldquoHealth Qualityrdquo Poltekkes Jakarta I tahun2008 bertugas sebagai Tenaga Kesehatan Haji Indonesia mendampingiJamaah Selain sebagai Dosen tugas tambahan saat ini adalah sebagaiKasub Unit Penelitian Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta I AnggotaRedaksi Jurnal ldquoHealth Qualityrdquo Tim Pakar Riset Pembinaan TenagaKesehatan (Risbinakes) dan Anggota Komisi Etik Penelitian KesehatanPoltekkes Kemenkes Jakarta I

Hasil karya dalam bidang penelitian antara lain Risiko KankerPayudara Wanita pada Pasien Rawat Jalan di RS Dharmais (2011)Kesiapan Primigravida dalam Persalinan di Puskesmas Jagakarsa

243

Jakarta Selatan (2012) Pola Asuh Orang Tua dan Gangguan Perilakupada Anak Usia Pra Sekolah di Pondok Labu Jakarta Selatan (2013)Pengaruh Kompres Hangat pada Perineum dalam Menurunkan RasaNyeri Ibu Paska Salin di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan (2014)Deviasi Perhitungan Taksiran Berat Janin Berdasarkan MetodeJohnson-Toshack Formula Sederhana dan Formula Dare pada KlienPersalinan di RSUP Fatmawati Jakarta (2015) Tinggi Badan UsiaDewasa dan Risiko Penyakit Diabetes Mellitus di RSUD Depok (2016)Percepatan Involusi Uteri melalui Latihan Otot Transversus Abdominis(PUPT Kemenkes RI tahun 2017)

Bergabung menjadi anggota Tim dalam penelitian Kemenkes RIantara lain Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten MaumerePropinsi NTT (2011) Riset Pengendalian Malaria Ditjen PPampPLKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis Kabupaten Lombok BaratPropinsi NTB (2012) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) BalitbangkesKemenkes sebagai Penanggung jawab teknis wilayah Jakarta BaratDKI (2013) dan sebagai anggota Tim Riset Pendidikan TenagaKesehatan Puslitbangkes (2017)

Hasil karya dalam bentuk buku adalah ldquoEpidemiologi dalamKebidananrdquo yang diterbitkan oleh CV Trans Info Media Jakarta tahun2009 dan edisi revisi tahun 2010 2011 2012 Sedangkan hasil karyadalam bentuk publikasi ilmiah antara lain Status Gizi dan KejadianPneumonia pada Balita (2007) Model Kepatuhan Ibu Hamil terhadapKonsumsi Tablet Besi (2007) Lingkungan Fisik Rumah Faktor SosialEkonomi dan Kejadian Pnemonia pada Balita (2008) DemandMasyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas (2012) RisikoKanker Payudara Wanita (2012) serta Pola Asuh Orang Tua danGangguan Perilaku pada Anak Usia Pra Sekolah (2015)

Depok Maret 2017Penulis

244 PERSONALHIGIENE Dalam Perspektif Islam

  • 1pdf (p1)
  • 2pdf (p2-3)
  • 3pdf (p4-17)
  • 4pdf (p18-57)
  • 5pdf (p58-107)
  • 6pdf (p108-139)
  • 7pdf (p140-199)
  • 8pdf (p200-225)
  • 9pdf (p226-229)
  • 10pdf (p230-243)
  • 11pdf (p244-247)
  • 12pdf (p248-251)
  • 13pdf (p252-259)
  • 14pdf (p260-261)
Page 6: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 7: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 8: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 9: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 10: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 11: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 12: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 13: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 14: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 15: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 16: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 17: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 18: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 19: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 20: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 21: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 22: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 23: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 24: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 25: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 26: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 27: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 28: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 29: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 30: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 31: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 32: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 33: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 34: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 35: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 36: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 37: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 38: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 39: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 40: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 41: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 42: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 43: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 44: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 45: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 46: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 47: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 48: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 49: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 50: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 51: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 52: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 53: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 54: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 55: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 56: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 57: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 58: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 59: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 60: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 61: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 62: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 63: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 64: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 65: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 66: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 67: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 68: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 69: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 70: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 71: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 72: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 73: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 74: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 75: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 76: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 77: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 78: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 79: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 80: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 81: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 82: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 83: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 84: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 85: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 86: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 87: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 88: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 89: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 90: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 91: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 92: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 93: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 94: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 95: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 96: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 97: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 98: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 99: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 100: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 101: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 102: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 103: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 104: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 105: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 106: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 107: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 108: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 109: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 110: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 111: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 112: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 113: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 114: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 115: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 116: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 117: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 118: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 119: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 120: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 121: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 122: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 123: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 124: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 125: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 126: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 127: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 128: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 129: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 130: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 131: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 132: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 133: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 134: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 135: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 136: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 137: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 138: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 139: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 140: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 141: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 142: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 143: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 144: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 145: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 146: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 147: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 148: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 149: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 150: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 151: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 152: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 153: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 154: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 155: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 156: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 157: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 158: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 159: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 160: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 161: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 162: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 163: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 164: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 165: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 166: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 167: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 168: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 169: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 170: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 171: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 172: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 173: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 174: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 175: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 176: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 177: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 178: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 179: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 180: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 181: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 182: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 183: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 184: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 185: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 186: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 187: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 188: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 189: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 190: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 191: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 192: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 193: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 194: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 195: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 196: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 197: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 198: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 199: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 200: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 201: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 202: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 203: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 204: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 205: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 206: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 207: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 208: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 209: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 210: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 211: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 212: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 213: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 214: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 215: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 216: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 217: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 218: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 219: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 220: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 221: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 222: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 223: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 224: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 225: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 226: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 227: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 228: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 229: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 230: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 231: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 232: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 233: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 234: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 235: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 236: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 237: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 238: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 239: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 240: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 241: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 242: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 243: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 244: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 245: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 246: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 247: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 248: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 249: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 250: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 251: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’
Page 252: PERSONALHIGIENE2012.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/90PERSONAL... · 2017. 4. 11. · li@waliwa@lidayyawarhamhuma@kama@rabbaya@ni@shaghi@ra@’,tidak ... penulissebutkansatu-persatu,‘jaza@kumAlla@hkhaira@kathi@ra@’