2. landasan teori dan identifikasi data 2.1. tinjauan ......2.1. tinjauan tentang pemanasan global...
TRANSCRIPT
9
Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Tinjauan Tentang Pemanasan Global
2.1.1. Pengertian dan Asal Mula Pemanasan Global
Global Warming, atau yang populer dengan istilah “pemanasan global” di
Indonesia, berasal dari 2 kata dalam bahasa Indonesia, yaitu “pemanasan” dan
“global”. Definisi dari pemanasan adalah, “proses, cara, perbuatan memanasi atau
memanaskan”, sedangkan global adalah “secara umum dan keseluruhan; secara
bulat; secara garis besar; bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia;
mengglobal; meluas ke seluruh dunia; mendunia” (Artikata, par1). Jadi, secara
harafiah, pemanasan global berarti suatu proses memanasi atau membuat panas
yang terjadi secara menyeluruh dan meliputi seluruh dunia.
Pemanasan bumi tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu di
seluruh bumi secara rata-rata. Pemanasan tersebut menyebabkan suhu di
permukaan Bumi meningkat selama seratus tahun terakhir. Salah satu sebabnya
adalah meningkatnya konsentrasi gas CO2 akibat aktivitas manusia yang
menyebabkan efek rumah kaca (IPCC, par. 1).
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrim, terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser,
punahnya berbagai jenis hewan, meningginya permukaan air laut, serta timbul
berbagai jenis penyakit baru.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana
pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari
satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik
dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk
mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
10
Universitas Kristen Petra
2.1.2. Penyebab Pemanasan Global
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri
dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, disebutkan bahwa:
90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat
planet kita semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida
beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun
terakhir. IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang
dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan nitro oksida,
khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi.
Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas
rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, penebangan hutan, industri
peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah
kaca di atmosfer bertambah banyak sehingga menjadi salah satu penyebab
pemanasan global (par 1).
Efek rumah kaca sebenarnya merupakan proses alam dimana atmosfir
memantulkan kembali sebagian radiasi panas yang berasal dari permukaan bumi
sehingga bumi menjadi terasa hangat. Fungsi memantulkan radiasi panas tersebut
dilakukan oleh gas rumah kaca seperti CO2 dan CH4. Masalahnya, saat ini
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir sudah melebihi keadaan normalnya
sehingga radiasi panas yang dipantulkan ke permukaan bumi menjadi lebih
banyak dan akibatnya adalah meningkatnya suhu bumi.
Emisi karbon adalah salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.
Seperti diketahui, pemanasan global merupakan kejadian terperangkapnya radiasi
gelombang panjang matahari (gelombang panas) yang dipancarkan bumi oleh gas-
gas rumah kaca. Secara alami, gas-gas rumah kaca itu terdapat di udara atau
atmosfer. Selain itu, penipisan lapisan ozon semakin memperpanas suhu bumi,
sebab makin tipis lapisan-lapisan teratas atmosfer, maka makin leluasa radiasi
gelombang pendek matahari, termasuk ultraviolet, memasuki bumi. Pada
11
Universitas Kristen Petra
gilirannya, radiasi gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas,
sehingga kian meningkatkan suhu udara di bumi.
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya
karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu
bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik. Sumbangan
sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%. Dibandingkan
dengan sumber lainnya, sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas rumah
kaca (GRK) khususnya CO2. Penggunaan bahan bakar yang dikonversikan
menjadi energi listrik merupakan faktor utama penyebab timbulnya emisi CO2
dari sektor energi.
Tabel 2.1. Faktor Emisi Produk Bahan Bakar Energi
Sumber: Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IPCC, 2006, p. 6)
Emisi di sektor pembangkitan tenaga listrik bertambah lebih cepat dari
sektor-sektor lain sebesar 8 persen per tahun dan diperkirakan mencapai 810 Mt
CO2e pada tahun 2030. Hal ini didorong oleh makin cepatnya pertambahan
kebutuhan energi dan ketergantungan pada pusat pembangkit tenaga listrik tenaga
batu bara.
12
Universitas Kristen Petra
2.1.3. Dampak Pemanasan Global
Gambar 2.2. Dampak Efek Rumah Kaca Terhadap Lingkungan dan Manusia
Sumber: Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
http://www.andaka.com/pengaruh-pemanasan-global-terhadap-kesehatan.php
13
Universitas Kristen Petra
2.1.3.1. Perubahan Cuaca dan Lautan
Peningkatan temperatur secara global dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian,
terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas
juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan
malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut
akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan
lain-lain.
2.1.3.2. Pergeseran Ekosistem
Memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Kita ambil contoh meningkatnya kejadian demam
berdarah. Nyamuk Aedes Aegepty sebagai vektor penyakit ini memiliki pola hidup
dan berkembang biak pada daerah panas. Hal itulah yang menyebabkan penyakit
ini banyak berkembang di daerah perkotaan yang panas dibandingkan dengan
daerah pegunungan yang dingin. Namun karena terjadi pemanasan secara global,
maka suhu udara di daerah pegunungan pun mulai meningkat sehingga
memberikan ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.
2.1.3.3. Degradasi Lingkungan
Pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne
diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi
gas buang pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap
penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
14
Universitas Kristen Petra
Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global, gletser di
enam benua mulai mencair, lautan es di kutub utara dan kutub selatan, serta
lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair. Hal
ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul
silih berganti, banjir dan tanah longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang
melanda pertanian bermunculan dimana-mana.
Penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah dengue, dan sakit kuning
menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya
menyebar, tetapi penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi
meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera
dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah
yang semakin luas.
Peningkatan suhu air laut menyebabkan rusaknya terumbu karang dan
matinya ekosistem di sekitarnya. Diperkirakan dalam kurun waktu 50 tahun ke
depan, seluruh terumbu karang di dunia ini akan musnah karena meningkatnya
suhu air laut dan polusi yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
Kerugian lain yang terjadi adalah semakin berkurangnya keanekaragaman
hayati dan punahnya beberapa spesies flora dan fauna karena perubahan musim
yang tidak menentu, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah
jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka (Andaka, par.1).
2.2. Tinjauan Tentang Energi
Definisi energi adalah daya kerja atau tenaga. Energi berasal dari bahasa
Yunani yaitu energia yang merupakan kemampuan untuk melakukan usaha atau
kerja . Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk yang
lain (Julian Denise, par.1).
2.2.1. Jenis Energi
Menurut Andai Yani, jenis-jenis energi yang ada:
15
Universitas Kristen Petra
- Energi Panas (Kalor): energi yang berasal dari panas yang terjadi dari
sinar atau berasal dari nyala api. Energi panas dapat menyebabkan benda
memuai, mencair, menguap atau terbakar.
- Energi Gerak (Kinetik): energi yang dimiliki benda untuk bergerak.
Contohnya air yang mengalir dan angin yang bertiup.
- Energi Cahaya: energi yang ditimbulkan oleh cahaya. Contohnya cahaya
matahari lewat lensa cembung dapat membakar kertas
- Energi Bunyi: energi yang dihasilkan oleh bunyi atau suara. Contohnya
bunyi bom, bunyi halilintar, dan bunyi petasan.
- Energi Potensial: energi yang tersimpan dalam suatu benda. Contohnya
energi yang terdapat pada katapel, pegas atau busur panah yang
terenggang.
- Energi Kimia: energi yang tersimpan dalam senyawa-senyawa kimia.
Contohnya aki, baterai, dinamo.
- Energi Atom: energi yang timbul pada reaksi atom saat inti atom dipecah
menjadi partikel-partikel lainnya.
- Energi Nuklir: energi yang tersimpan dalam atom dari unsur-unsur nuklir.
Contohnya ledakan bom atom.
- Energi Listrik: energi yang dihasilkan oleh arus listrik. Contohnya
generator dan dinamo (1).
2.2.2. Tinjauan Tentang Energi Listrik
Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi
kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang
elektronik dan alat-alat industri. Mengingat begitu besar dan pentingnya manfaat
energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik terutama yang berasal
dari sumber daya tak terbarui keberadaannya terbatas, maka untuk menjaga
kelestarian sumber energi ini perlu diupayakan langkah-langkah strategis yang
dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan terjangkau.
16
Universitas Kristen Petra
Saat ini, sumber energi listrik yang tersedia tidak mampu memenuhi
kebutuhan listrik yang terus meningkat. Terjadinya pemutusan sementara dan
pemadaman listrik secara bergilir merupakan dampak dari terbatasnya energi
listrik yang dapat disuplai oleh PLN. Hal ini terjadi karena laju pertambahan
sumber energi baru dan pengadaan pembangkit tenaga listrik tidak sebanding
dengan peningkatan konsumsi listrik.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasi krisis energi listrik ini
secara simultan dan terstruktur. Adapun langkah strategis yang dapat dilakukan
terutama, mengurangi ketergantungan kepada BBM sebagai bahan bakar
pembangkit tenaga listrik (dapat menghasilkan emisi karbon dan memperparah
efek rumah kaca) dan internalisasi hidup hemat kepada khalayak baik dari mulai
level rumah sampai perusahaan besar.
BBM merupakan sumber daya yang tak dapat diperbarui yang semakin
lama akan semakin berkurang persediaannya. Oleh karena itu, ketergantungan
terhadap BBM sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik harus dikurangi.
Pemenuhan kebutuhan energi yang tergantung pada BBM sering kali mengganggu
pasokan energi nasional, apalagi jika terjadi kelangkaan atau meningkatnya harga
BBM di pasar internasional.
Selama 2-3 tahun terakhir ini harga minyak mentah di dunia meningkat.
Pasokan listrik akan berkurang dan subsidi listrik pun meningkat. Perlu diketahui
bahwa cadangan minyak bumi di tanah air hanya tinggal 1,2 % dari cadangan
minyak bumi dunia. Kalau tidak ada penemuan baru, maka cadangan kita tinggal
hanya bertahan sampai 20 tahun. Gas tinggal sekitar 60 tahun saja, kalau tidak ada
penemuan baru. Batu bara lebih panjang dari itu, masih 150 tahun lagi. (Sambutan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Peresmian PLTU Tanjung Jati B
Jepara, Jawa Tengah, Sabtu, 14 Oktober 2006)
Upaya mengurangi pemanfaatan minyak bumi dan beralih pada sumber
energi lain, terutama sumber energi non fosil dan energi terbaru perlu segera
dilakukan. Indonesia memiliki cadangan sumber energi non fosil yang cukup
melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal, misalnya bahan bakar
nabati dari jarak, singkong, tebu, kelapa sawit, dan sampah.
17
Universitas Kristen Petra
Salah satu perkembangan teknologi yang mendukung penyediaan energi
saat ini adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Beberapa waktu lalu
ITB telah membuat PLTSa walaupun ada pro dan kontra.
Sebagai tambahan, saat ini sampah telah menjadi masalah besar terutama
di kota-kota besar di Indonesia. Hingga tahun 2020 mendatang, volume sampah
perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkat lima kali lipat. Tahun 1995,
menurut data yang dikeluarkan Asisten Deputi Urusan Limbah Domestik, Deputi
V Menteri Lingkungan Hidup, Chaerudin Hasyim, di Jakarta baru-baru ini, setiap
penduduk Indonesia menghasilkan sampah rata-rata 0,8 kilogram per kapita per
hari, sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 1 kilogram per kapita per
hari. Pada tahun 2020 mendatang diperkirakan mencapai 2,1 kilogram per kapita
per hari. (“Langkah Stategis Mengatasi Krisis Energi Listrik”, par 1-22).
Diharapkan dengan adanya PLTSa ini, persoalan sampah dapat terselesaikan
sekaligus krisis energi listrik dapat tertangani.
Pemborosan merupakan salah satu penyebab terbesar krisis energi listrik
yang terkadang dirasakan kecil pengaruhnya. Sejatinya, apabila dikalkulasi secara
kumulatif, energi yang terbuang secara sia-sia akibat pemborosan listrik ini
sungguh besar.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Inpres no 10 Tahun 2005
menyebutkan bahwa saat ini, jumlah kerugian akibat pemborosan listrik mencapai
triliunan rupiah. Kondisi memiriskan ini, memaksa diberlakukannya penghematan
untuk memakai listrik.
Memang telah terjadi penghematan yang cukup signifikan, terutama pada
instansi pemerintah. Namun seiring dengan waktu, gerakan hemat listrik ini
tinggal sejarah. Pola konsumsi listrik berlebihan dan tidak berdaya guna, kembali
menjadi kebiasaan di mana-mana. Di gedung pemerintahan sekalipun, itu hanya
tinggal sebatas imbauan di atas kertas yang ditempel di dinding-dinding kantor. Di
sana, lampu dibiarkan tetap menyala, bahkan disengaja untuk dihidupkan
walaupun cahaya mentari sudah cukup terang. Gerakan ini idealnya tetap
dilaksanakan dan harus dilaksanakan. Tapi, perlu adanya kerjasama antara pihak
18
Universitas Kristen Petra
pemerintah, LSM, para pelajar, dan media untuk menyuarakan gerakan hemat
listrik secara berkelanjutan.
Untuk menghemat energi listrik masyarakat disarankan untuk mengurangi
penggunaan alat elektronik yang banyak menyedot daya listrik, seperti kulkas,
mesin cuci, AC dan mesin pompa air. Diharapkan juga untuk menggunakan
lampu hemat energi (LHE). Komparasi penggunaan LHE jauh berbeda dengan
lampu pijar biasa. Bagi pengguna LHE, misalnya dengan daya 900 watt bisa
menghemat biaya 10.000 sampai 12.000 rupiah per bulan.
Dilihat dari tinjauan di atas, perlu ditanamkan budaya hemat listrik serta
perlu adanya kerjasama antara pihak pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait
dalam menangani krisis energi listrik. Kerjasama antara pihak-pihak tersebut
amatlah penting.
19
Universitas Kristen Petra
2.2.2.1. Pemakaian Energi Listrik
Tabel 2.3. Listrik Yang Didistribusikan Kepada Pelanggan Menurut Kelompok
Pelanggan 2006-2009 (MW)
Sumber:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=07¬a
b=1
Dari tabel di atas, ada dua hal penting yang bisa diamati. Hal yang pertama
adalah semakin meningkatnya jumlah listrik yang didistribusikan kepada
pelanggan setiap tahunnya, yang menunjukkan semakin besarnya masyarakat
mengkonsumsi listrik dan sangat bertolak belakang dengan prinsip penghematan
energi listrik dalam rangka mengurangi efek rumah kaca. Hal yang kedua, sektor
pengguna listrik terbanyak adalah sektor rumah tangga. Di sektor inilah sering
terjadi pemborosan energi listrik yang sering dilakukan.
Kelompok
Pelanggan 2006 2007 2008 2009
Sosial 2,603,623 2,908,719 3,082,428 3,384,361
Rumah
Tangga 43,753,223 47,324,905 50,184,187 54,945,410
Bisnis 18,415,513 20,608,473 22,926,282 24,825,243
Industri 43,615,446 45,802,511 47,968,859 46,204,240
Publik 4,222,040 4,602,230 4,857,099 5,222,795
Jumlah 112,609,845 121,246,838 129,018,855 134,582,049
20
Universitas Kristen Petra
Sumber: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=07¬ab=4
Kapasitas Terpasang (MW) Perusahaan Listrik Negara (PLN) menurut
Jenis Pembangkit Listrik 1995-2009
Tabel 2.4. Kapasitas Perusahaan Listrik Negara Menurut Jenis Pembangkit Listrik
Jenis Pembangkit
Listrik 2006 2007 2008 2009
Tenaga Air 3,529.1
3,501.5
3,504.4
3,508.6
Tenaga Uap 6,900.0
7,114.0
8,764.0
8,764.0
Tenaga Gas 1,869.2
1,885.6
2,496.7
2,570.6
Tenaga Gas Uap 6,280.9
6,280.9
7,371.0
7,371.0
Tenaga Panas
Bumi 395.0
415.0
830.0
415.0
Tenaga Diesel 2,941.5
2,956.2
3,020.8
2,980.8
Jumlah 22,531.0
22,153.3
25,986.9
25,609.6
21
Universitas Kristen Petra
2.2.2.2. Fakta Tentang Krisis Energi Listrik
Asumsi tentang krisis energi dalam Koran Anak Indonesia:
Krisis energi diperkirakan akan terjadi saat tahun 2030, namun sebenarnya
gejala awalnya sudah mulai tampak dalam beberapa tahun ini. Bila hal ini
terjadi maka bencana besar akan terjadi pada kehidupan manusia di bumi
ini. Salah satu petanda kecenderungan krisis energi adalah terjadi
pemadaman bergilir terus terjadi. Hingga saat ini Indonesia masih
menghadapi krisis energi. Setiap tahun pasokan energi listrik tidak dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Populasi penduduk Indonesia mengalami
pertumbuhan tinggi, yaitu masih di atas 1 persen per tahunnya. Sedangkan
pertumbuhan ekonominya bisa meningkat antara 5-6 persen. Pertumbuhan
populasi masyarakat modern, perkembangan ekonomi dan teknologi akan
membutuhkan energi lebih banyak. Berdasarkan hasil studi untuk tahun
2025 di Indonesia setelah dihitung batu bara, gas, dan sumber lain,
kebutuhan energi listrik akan meningkat tahun 2000 sebanyak 29 gigawatt,
tahun 2025 akan meningkat 100 gigawatt. Sekarang kebutuhan energi
sebesar 29 gigawatt dan 20 tahun mendatang kebutuhannya menjadi 100
gigawatt. Artinya, kebutuhan energi meningkat tiga kali lipat. Peningkatan
ini tentunya berpengaruh pada sumber energinya. Saat ini saja cukup
mungkin batu bara dan gas masih cukup. Tetapi Indonesia telah menjadi
importir minyak bumi (1).
Dari kutipan di atas, dapat dilihat tren peningkatan kebutuhan energi listrik
di Indonesia yang akan terus terjadi, dan diperkirakan pada tahun 2030 akan
mencapai 100 Gigawatt per tahun. Dan jika hal ini terjadi, maka akan terjadi juga
kelangkaan sumber energi di Indonesia karena sampai saat ini pembangkit listrik
terutama masih menggunakan batu bara, gas alam, dan minyak bumi, yang selain
tidak terbarukan, juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang cukup besar dan
dapat memperparah global warming.
22
Universitas Kristen Petra
2.3. Tinjauan Tentang Kampanye
2.3.1. Pengertian Kampanye
Pengertian kampanye secara umum adalah suatu rangkaian kegiatan
periklanan dan promosi yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan
tertentu, sedangkan kata kampanye di Indonesia sering di kaitkan dengan pemilu,
sehingga kampanye di Indonesia sering didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk
mendapat suatu dukungan sebesar-besarnya dengan menawarkan visi dan misi
serta program calon-calon pemimpin melalui media cetak dan media elektronik.
Karena itu dapat disimpulkan kampanye sosial adalah suatu rangkaian kegiatan
atau tindakan yang dilakukan untuk membangun sebuah persepsi masyarakat
terhadap suatu hal yang mana mampu mengubah persepsi mereka untuk
meningkatkan suatu kesadaran, misal serangkaian acara tersebut adalah
mengadakan seminar ,penyuluhan, membuat poster atau ide-ide kreatif lainnya.
2.3.2. Proses Kampanye
Menurut Puspasari, yang perlu diperhatikan dalam proses kampanye adalah:
Yang pertama adalah menentukan sasaran yang dituju serta mengidentifikasi
pokok permasalahan yang terjadi. Kedua, menentukan tujuan yang akan
dicapai dari kampanye tersebut. Ketiga, menentukan tema iklan atau topic
pokok yang dituju oleh iklan. Keempat, menentukan anggaran iklan yang
diperlukan untuk kampanye dalam suatu kurun waktu tertentu. Kelima,
merencanakan media yang dipakai dalam kampanye iklan, dimana media
yang digunakan dapat berupa media lini atas ataupun lini bawah. Keenam,
adalah menciptakan pesan-pesan iklan, dimana komponen-komponen suatu
iklan termasuk headline, subheadline, bodycopy, dan tanda/logo secara
bersama-sama menarik dan memelihara perhatian sasaran kampanye. Dan
hal terakhir adalah melakukan pengevaluasian terhadap kampanye iklan
tersebut, apakah hasilnya sesuai dengan tujuan perancangan iklan (21).
Penentuan tema dari kampanye juga sangat penting, dimana suatu
kampanye tersebut harus mampu memiliki topik pokok atau selling points yang
23
Universitas Kristen Petra
ingin dituju. Media-media pendukung kampanye harus berpusat pada topik atau
dimensi program yang penting. Perlu juga adanya market analysis atau penelitian
terhadap target market.
2.3.3. Karakteristik Remaja
Menurut Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall, usia remaja berada
pada rentang 12-23 tahun (Santrock, par 1). Masa remaja merupakan masa yang
penuh tekanan, karena masa remaja adalah saatnya pencarian identitas diri.
Usia remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan yang cepat,
melingkupi sspek fisik, aspek kognitif, serta aspek kepribadian dan sosial.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa
sudah dicapai Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah.
Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua
organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai
dengan mampu berpikir secara abstrak.
Sedangkan karakteristik mereka dipandang dari sudut psikologis dalam
menerima suatu ide baru para anak muda berbeda satu dengan yang lain, mereka
itu unik, sangat berbeda satu sama lain baik dalam hal berpikir, bertindak dan
bersikap terhadap sesuatu. Inilah yang menjadi kesimpulan dari hasil riset yang
dilakukan MarkPlus Insight terhadap 800 anak remaja di enam kota besar seperti
Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan/ Semarang, dan Makasar pada kelas
sosial medium high A dan B.
Dari hasil penelitian mengenai keunikan dan keragaman anak muda,
menurut Hermawan Kartajaya, anak muda Indonesia dapat dikelompokan menjadi
empat kelompok besar yang disebut empat Macro Communities anak muda
Indonesia:
- Patriot: jumlahnya kurang lebih 25,7%. Mereka adalah anak muda yang
mempunyai idealism dan rasa nasionalisme yang tinggi, berani, dan
cenderung menjadi pemimpin.anak muda dari macro community ini
24
Universitas Kristen Petra
punya jiwa sosial yang tinggi, selali berpikir untuk orang lain, dan sangat
loyal.
- Buddy: jumlahnya kurang lebih 24,8 %. Mereka adalah tipe anak muda
yang cukup santai, memiliki banyAk teman, sangat toleran, dan peduli
orang lain.
- Fighter: jumlah mereka sekitar 24,3%. Mereka adalah anak muda yang
keras, punya banyak kegelisahan, outspoken, dan kadang-kadang sedikit
egois.
- Star: kurang lebih 25,2%. Mereka cenderung idealis dan popular,
mempunyai pengaruh yang besar buat peer group-nya, mempunyai
tujuan hidup yang jelas bagi masa depannya, namun cenderung fokus
pada diri sendiri (5-7).
Komunitas anak muda mulai mendominasi kaum senior, anak muda atau
remaja. Mereka memiliki potensi “leading the mind”. Mereka bisa melakukan itu
karena mereka selalu memiliki insting dan respon terhadap hal-hal baru.
Kecenderungan ini disebut kecenderungan “open minded”. Para remaja muda
selalu lebih sensitive terhadap perubahan dan berani merespon suatu perubahan
dengan cepat, seringkali dengan cara yang sama sekali baru (Kartajaya, par.1).
Berdasarkan hasil pengumpulan kuesioner yang dilakukan oleh penulis,
para remaja (usia 15-21 tahun) memiliki kecenderungan untuk melakukan
pemborosan energi listrik yang tidak perlu karena kurangnya kesadaran terhadap
efek rumah kaca dan global warming, walaupun mayoritas pernah mengetahui dan
mendengar mengenai global warming. Pemborosan yang sering dilakukan pada
umumnya berkaitan erat dengan tiga perangkat elektronik, yaitu Handphone /
Blackberry, PC / Laptop, dan pendingin ruangan (AC). Untuk handphone atau
blackberry, penulis berhasil mengungkap suatu fakta mengejutkan bahwa hampir
semua remaja meninggalkan handphone atau blackberrynya dalam keadaan terisi
ulang (charging) selama mereka tidur, selain itu mereka juga sering menyalakan
AC sekalipun sedang tidak digunakan. Dapat dibayangkan berapa banyak jumlah
pemborosan yang dilakukan seluruh remaja di Indonesia tiap harinya.
25
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan data lapangan hasil dari survey yang dilakukan, para remaja
merupakan penguna aktif terhadap barang-barang elektronik. Berbagai macam
peralatan elektronik itu sebagaian besar fungsinya untuk berkomunikasi dan
berinteraksi satu dengan yang lain, mulai dari handphone, Laptop atau PC, juga
media elektronik sebagai hiburan seperti iTouch, iPod, dan PSP.
2.4. Tinjauan Data Empiris
2.4.1. Tinjauan Organisasi Pemerintah atau Swasta
Organisasi pendukung dalam kampanye iklan layanan masyarakat untuk
mensosialisasikan hemat energi listrik dikalangan remaja di Surabaya ini adalah
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) sebagai Asosiasi
Perusahaan yang beranggotakan Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia,
sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagai mitra kerja Pemerintah, mitra kerja
Usaha Penyedia Tenaga Listrik, mitra kerja sesama Usaha Penunjang Tenaga
Listrik dan Penyedia Jasa Konstruksi Ketenagalistrikan bagi masyarakat,
senantiasa menempatkan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat
ketenagalistrikan.
Data-data organisasi AKLI adalah sebagai berikut:
Fungsi dan peranan organisasi:
- Sebagai mitra Pemerintah dan pelaku ekonomi di sektor
ketenagalistrikan.
- Sebagai mitra Usaha Penyedia Tenaga Listrik dalam penyediaan dan
penyaluran tenaga listrik yang berkualitas guna memenuhi keperluan
masyarakat akan tenaga listrik.
- Sebagai mitra sesama Usaha Penunjang Tenaga Listrik (Pabrikan), yang
beretika bisnis dalam menjalankan kegiatan usahanya di sektor
ketenagalistrikan.
- Sebagai Penyedia Jasa Ketenagalistrikan kepada masyarakat untuk
pekerjaan pemasangan instalasi ketenagalistrikan yang aman, andal dan
akrab lingkungan.
26
Universitas Kristen Petra
- Dalam era globalisasi dan era pasar bebas, menjadi pelaku usaha di sektor
ketenagalistrikan yang mampu bersaing di dalam maupun di luar negeri.
Alamat Pengurus DPD Jawa Timur:
Jl. Bratang Binangun Komp. Manyaran Megah Indah Plaza Blok A No. 31
Surabaya
Telp/Fax:
031-5042355, 031-5026556, 031-5029779, 031-5029769
Ketua/Sekretaris beserta HP yang bisa dihubungi:
Suwandi, ST (0811347803)
Moch. Khusaini, ST (0811330106655)
H. Djoko Pamungkas (0811307407)
E-Mail: [email protected]
2.4.2. Landasan Hukum
Peraturan Presiden tentang kebijakan energi nasional. Bab I ketentuan
umum, Pasal 1 No.6 “Konservasi energi adalah penggunaan energi secara efisien
dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan.”
Peraturan Presiden tentang kebijakan energi nasional. Bab II yaitu tujuan
dan sasaran kebijakan energi nasional Pasal 2 No.1 “Kebijakan Energi Nasional
bertujuan untuk mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri.”
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia Mukadimah, Bab I
“Ketentuan Umum”, Pasal 1 :
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan Badan Usaha adalah
Badan Usaha Nasional yang melakukan usaha penunjang tenaga listrik yang
memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) pekerjaan bidang Elektrikal dan
atau Mekanikal dan memiliki Surat Penetapan Penanggung Jawab Teknik
(SP-PJT) yang diterbitkan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dan dapat melaksanakan pekerjaan Perencanaan, Pembangunan,
Pemasangan, Pemeliharaan /Perawatan dan Pengadaan Pekerjaan Elektrikal
27
Universitas Kristen Petra
dan Mekanikal sebagaimana ditentukan dalam sertifikat Badan Usaha Yang
dimaksud bidang pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal pasal 1 ayat 1
Anggaran Dasar ini antara lain meliputi pekerjaan :
Instalasi Pembangkit, Jaringan Transmisi dan Distribusi, Instalasi Bangunan
dan Industri, Instalasi Kontrol dan Instrumentasi, Sarana Bantu Navigasi
Udara, Darat dan Laut, Instalasi Telekomunikasi, Instalasi Tata Udara / AC,
Konstruksi Lift dan Eskalator, Instalasi Tata Suara, Instalasi Pemadam /
Sinyal Kebakaran, Instalasi Air Panas, Instalasi CCTV, Sistim Otomatisasi
dan pekerjaan sejenis lainnya yang terkait, termasuk perawatannya.
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia Mukadimah, Bab II
“Nama, Tempat kedudukan dan Waktu” Pasal 2:
- Nama
Organisasi ini bernama Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal
Indonesia disingkat AKLI atau dalam bahasa Inggris Association of
Indonesian Electrical and Mechanical Contractors.
- Tempat kedudukan
a. Dewan Pengurus Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Dewan Pengurus Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi.
c. Dewan Pengurus Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten atau Kota.
- Waktu
AKLI dibentuk pada tanggal 24 September 1980 dalam konvensi
pembentukan di Jakarta dimana Anggaran Dasar ini untuk pertama kali
disahkan, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia Mukadimah, Bab III
“Asas, Landasan, Tujuan, Bentuk dan Sifat”:
Pasal 3 ASAS : Asosiasi ini berasaskan Pancasila.
Pasal 4 LANDASAN : Undang-undang Dasar Tahun 1945 beserta
amandemennya.
Pasal 5 TUJUAN : AKLI adalah asosiasi perusahaan yang bergerak di
bidang pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal yang bertujuan membina
28
Universitas Kristen Petra
anggota – anggotanya untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawabnya
dalam proses Pembangunan Indonesia di bidang ketenaga-listrikan.
Pasal 6 BENTUK : AKLI adalah asosiasi perusahaan bidang pekerjaan
Elektrikal dan Mekanikal.
Pasal 7 SIFAT : AKLI bersifat nirlaba dan tidak berpolitik
Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indones Mukadimah, Bab IV
Kegiatan Pasal 8:
Untuk mencapai tujuan yang disebut dalam BAB III Pasal 5 AKLI
mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Mengadakan kerjasama dengan instansi Pemerintah dan BUMN, Swasta
dan Koperasi serta Badan-badan atau Organisasi yang mempunyai sifat dan
tujuan yang erat hubungannya dengan sifat dan tujuan AKLI, baik didalam
maupun di Luar Negeri.
2. Membantu dan membina setiap kegiatan yang memungkinkan para
anggotanya menjalankan usahanya dengan baik.
3. Memperjuangkan kepentingan anggotanya sehingga tercapai kondisi yang
baik bagi anggota dalam menjalankan usahanya.
4. Menciptakan media untuk saling berkomunikasi.
5. Melakukan kegiatan yang membantu kepentingan masyarakat dan
pemerintah dalam bidang ketenagalistrikan di Indonesia.
6. Kegiatan-kegiatan lain yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2.4.3. Upaya Pemerintah
Dalam tulisannya, Dharmalaksana menyebutkan bahwa pemerintah mulai
berpikir serius dan sedang merancang langkah konkret untuk mengupayakan
penghematan penggunaan listrik, yang diawali dengan mengurangi jam kerja
perusahaan-perusahaan yang beroperasi tidak selama 24 jam setiap harinya.
Bahkan pemerintah, melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri,
telah siap mengeluarkan peraturan yang terkait dengan pengurangan jam
operasional perusahaan tersebut. Pada akhirnya nanti, pemerintah memasang
29
Universitas Kristen Petra
target, agar pengurangan ini mampu menjadi budaya nasional bagi seluruh
perusahaan di Indonesia yang beroperasi tidak selama 24 jam per harinya. Jika hal
ini terealisasi, maka kemungkinan pemerintah juga akan membuat peraturan yang
sama untuk melakukan penghematan listrik dari sektor lain selain sektor industri,
terutama sektor rumah tangga.
2.4.4. Peranan Masyarakat
Peranan masyarakat dalam turut serta membantu upaya pemerintah untuk
melakukan penghematan energi dapat dimulai dari lingkungan rumah tangga,
terutama dimulai oleh ibu-ibu rumah tangga. Sosialisasi yang dilakukan bertujuan
agar pengunaan listrik di setiap rumah dapat menjadi efektif dan efisien, serta
digunakan hanya saat benar-benar dibutuhkan. Selain itu sosialisasi juga bisa
diarahkan pada anak-anak dengan membentuk pola pikir dan kesadaran yang
benar mengenai penghematan listrik sejak usia dini (“Ruang Sudin Koperasi dan
UKM Jaktim Boros Listrik”, par. 1-3).
2.4.5. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung
2.4.5.1. Faktor Penghambat
Kurangnya kesadaran anak remaja untuk mengunakan energi listrik
secara efisien. Banyak kaum remaja yang menggunakan energi listrik
sembarangan dan tidak pada tempatnya. Pemborosan yang dilakukan bukannya
disebabkan oleh ketidaktahuan, melainkan sikap acuh tak acuh yang dimiliki oleh
para remaja. Hal ini sangat berpengaruh dalam usaha pelaksanaan penghematan
energi listrik.
Selain itu, kurangnya informasi tentang penggunaan energi lisrik dengan
baik dan benar juga turut menjadi penghambat. Keterbatasan pengetahuan anak
remaja ini menyebabkan mereka menggunakan listrik dengan cara yang salah,
yang berujung pada terbuangnya energi listrik secara percuma.
Di samping dua hal tersebut, kurangnya kesadaran dan kebiasaan hemat
listrik pada anak remaja sejak masa kanak-kanak juga patut menjadi perhatian
30
Universitas Kristen Petra
serius. Pada akhirnya, terbentuklah perilaku yang tidak mempedulikan
penggunaan energi listrik di kemudian hari.
Jika dilihat dari sisi pemerintah sebagi pelaksana, kurangnya fokus dalam
mengadakan kegiatan-kegiatan sosialisasi seperti penyuluhan, workshop, atau
kampaye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat turut menghambat upaya
penghematan lstrik ini. Karena selama ini upaya yang dilakukan pemerintah hanya
tampak bersifat formalitas dan hanya mengemukakan di permukaan saja, sehingga
kurang mengena ke target sosialisasi secara spesifik.
2.4.5.2. Faktor Pendukung
Banyaknya informasi yang tersedia dalam media internet, diharapkan
mampu memberikan kemudahan bagi para remaja untuk mendapat informasi-
informasi tentang penghematan energi listrik. Namun semua itu kembali lagi
kepada kesadaran mereka terhadap pentingnya penghematan energi listrik.
Usia remaja merupakan usia di mana seseorang mengalami periode
pendewasaan diri, sehingga memiliki sikap yang open minded terhadap hal-hal
baru yang dianggap positif. Sikap ini akan mampu mendorong para remaja untuk
turut serta bergerak menciptakan suatu pola perilaku yang lebih baik.
Saat ini, media telah berkembang cukup luas dan mampu memberikan
informasi-informasi yang memadai. Apalagi, usia remaja merupakan usia yang
sangat dekat dengan media dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu saja dapat
meningkatkan jumlah remaja yang memperoleh informasi dan memiliki kesadaran
untuk mendukung penghematan listrik.
31
Universitas Kristen Petra
2.4.6. ILM (Iklan Layanan Masyarakat) Yang Pernah Dibuat
2.4.6.1. Iklan Poster 2D Yang Pernah Dibuat
Gambar 2.5. Contoh ILM Yang Pernah Dibuat SMK BINA INFORMATIKA
Sumber : Kaskus.us
Dari iklan layanan masyarakat diatas dapat nampak adanya sebuah iklan
yang ditujukan untuk anak muda atau remaja tetapi kelemahannya ada pada
pemilihan tipografi yang kurang out standing , sehingga pesan yang tertulis tidak
menjadi fokus yang menarik.
32
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.6. Contoh ILM Yang Pernah Dibuat PLN
Sumber:ai-oey.blogspot.com
Pada iklan layanan masyarakat diatas yang dibuat oleh pihak PLN dilihat
target sasarannya lebih umum dan terlihat penataan gambar dan tipografi yang
lebih rapi, dan adanya gambar sebagai analogi pemborosan listrik yang cukup
vocal point.
Pada gambar diatas nampak lampu pijar yang digunakan jaman dahulu
sebagai penarangan sehari-hari pada gambar diatas di ibaratkan cara penghematan
listrik tidak berarti kita harus kembali menggunakan peralatan masa lalu,
melainkan kita bisa mengemat dengan mengubah pola perilaku yang lebih bijak.
33
Universitas Kristen Petra
2.4.6.2. Video Kampanye Yang Pernah Dibuat
Tabel 2.7. Story Board Video Kampanye Yang Pernah Dibuat
Sumber : www.greenpeaceblackpixel.org
1 2
3 4
5 6
7 8
Pada story board diatas untuk mengkampanyekan hemat energi listrik melalui
black pixel lebih banyak mengunakan pendekatan tipografi yang langgsung fokus pada
pesan yang ingin disampaikan, itu dapat lebih efektif dibandingkan bila terlalu banyak
ilustrasi.
34
Universitas Kristen Petra
2.4.7. Usulan Pemecahan Masalah
2.4.7.1. Permasalahan
Dari hasil analisa latar belakang permasalahan yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa masalah yang muncul adalah fenomena pemborosan energi
listrik yang entah secara sadar maupun tidak, sering dilakukan oleh masyarakat.
Hal ini akan berakibat pada banyaknya sumber energi yang dibuang untuk
menghasilkan energi listrik yang banyak, dan dengan demikian akan
menghasilkan emisi karbon yang akan memperparah global warming yang terjadi.
Konsumsi listrik terbesar di Indonesia terjadi di sektor rumah tangga, dan
di sektor ini pula terjadi pemborosan energi terbesar. Pemborosan tersebut
umumnya dilakukan oleh para remaja. Kurangnya informasi dan kesadaran pada
diri masing-masing individu merupakan faktor utama terjadinya pemborosan
tersebut.
2.4.7.2. Kesimpulan dan Pemecahan Masalah
Penulis dapat melihat suatu gagasan yang dapat menjadi suatu pemecahan
atau jalan keluar untuk mengatasi permasalahan yang ada, yaitu kurangnya
kesadaran masyarakat, terutama para remaja, dalam upaya penghematan energi
listrik. Adapun pemecahan masalah yang digagas oleh penulis adalah dengan
melakukan kampanye iklan layanan masyarakat guna meningkatkan kesadaran
masyarakat, terutama para remaja akan dampak global warming yang juga turut
disebabkan oleh pemborosan energi listrik yang mereka lakukan pada media
elektronik khususnya gadget dan perangkat komputer.
Bentuk kampanye atau kegiatan yang dilakukan nantinya akan dilakukan
dengan pendekatan ambience media, dimana media yang sekarang sudah menjadi
bagian hidup atau lifestyle mereka, media ini lebih bersifat mendekat pada
konsumennya. Contohnya bila targetnya adalah para remaja maka media yang
dipilih atara lain notes, mousepad, tas, postcard, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, melalui pendekatan dengan media ambience dan diadakan
kampanye yang unconventional tersebut, penulis berharap dapat menyadarkan
35
Universitas Kristen Petra
target audience dan mampu membantu upaya pemerintah dalam mengatasi
pemborosan listrik yang cepat atau lambat berpengaruh terhadap global warming.
2.4.8. Contoh Kasus
Contoh kasus listrik terbesar yang terjadi adalah mati listrik Jawa-Bali
pada 18 Agustus 2005 di Indonesia, di mana listrik di Jakarta dan Banten mati
total selama tiga jam. Mati listrik ini terjadi akibat kerusakan di jaringan transmisi
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali. Dampak
yang diakibatkan antara lain : Sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute
Jakarta-Bogor-Tanggerang-Bekasi dibatalkan. Sebanyak 26 KRL yang sedang
beroperasi tertahan di beberapa perlintasan. Potensi kehilangan pendapatan
mencapai Rp 200 juta. Di Bandara Soekarno-Hatta gangguan listrik berlangsung
sekitar empat jam dan menyebabkan 15 penerbangan tertunda. PLN
memperkirakan ada sekitar 3,2 juta pelanggan yang terkena pemadaman total,
terutama di daerah Jakarta dan Banten.
(“Langkah Strategis Mengatasi Krisis Energi Listrik “, par. 6&7)
Gedung Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jalan Trunojoyo, Jakarta
Selatan pada hari Selasa, 26 Oktober, semarak dengan gemerlap lampu hias
kerlap-kerlip. Maklum, hari itu adalah Hari Listrik Nasional. Tapi pemakluman ini
rupanya terasa berlebihan bila melihat nasib perajin sepatu di Tebet, Jaksel. Sudah
dua pekan produksi perajin di tempat ini menurun drastis akibat pemadaman
bergilir oleh PLN. Padahal, periuk dapur mereka mengandalkan produksi sepatu
untuk dijual. Pengusaha kecil ini tak sendiri, hampir semua usaha kecil menengah
terpuruk akibat pemadaman bergilir yang sering terjadi pasca kebakaran di gardu
listrik di Cililitan, Jakarta Timur sebulan silam. Lalu apa kata PLN ? Lagi-lagi
kapasitas listrik tak memadai menjadi alasan.
Di Hari Listrik Nasional ini, mungkin sudah sepantasnya PLN bersikap
lebih sensitif seperti mengurangi nyala lampu hias, baik di Kantor PLN maupun di
tempat-tempat umum. Apalagi slogan "Ayo Berhemat Listrik" pun masih
digembar-gemborkan. (“Hari Listrik Nasional, Pemadaman Bergilir Masih
Berlanjut”).