17 kaidah dalam takwil mimpi

7
7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 1/7 17 Kaidah dalam Takwil Mimpi Oleh : Imam Anwar Al-Awlaki rahimahullah translated from his lecture "17 Rules of Dream Interpretation" Sumber shoutussalam.com Ibnu Qutaybah ad-Dinawari berkata dalam kitabnya tentang takwil mimpi, “Tidak ada satu perkara yang dihadapi oleh seseorang dalam berbagai disiplin ilmu yang lebih jelas, halus, agung, mulia, sulit dan problematis dari pada mimpi, karena ia adalah sejenis wahyu dan kenabian” Dari Anas bin Malik Rasulullah bersabda, “Sebuah mimpi yang baik (yang menjadi nyata) dari seorang yang sholih adalah salah satu dari 46 bagian kenabian (nubuwah).” [Shahih Bukhari] Beberapa ulama telah mencoba untuk menjelaskan tetang perbandingan 1:46 ini. Kita tidak tahu bagaimana caranya untukmengetahui apakah penjelasan mereka tersebut benar ataukah tidak. Kenabian Nabi adalah sejak usia 40 hingga 63 tahun, jadi selama 23 tahun. Kita tahu dari sirah bahwa enam bulan sebelum menjadi Nabi, Rasulullah mendapat mimpi yang kemudian benar terjadi, sangat sering sekali (demikian) hingga jika beliau mendapat mimpi pada malam hari, mimpi itu menjadi nyata pada pagi esok harinya. Sehingga perbandingan dari 6 bulan dengan 23 tahun adalah 1:46. 1) Ada 3 jenis mimpi: dari Iman Tirmidzi dari Muhammad Ibnu Sirrin dari Abu Hurairah beliau mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “ Ada tiga jenis mimpi 1. Mimpi yang benar, 2. Mimpi yang dimana seseorang sedang berbicara pada dirinya sendiri (yakni apapun yang engkau pikirkan di siang hari, kemudian engkau memimpikannya di malam hari) 3. Mimpi dari syaitan yang menginginkan supaya engkau sedih .” (terkait jenis mimpi ke3- pent ) Dalam satu hadist disebutkan bahwa seseorang harus berdiri dan berdoa dan yang lain menyebutkan bahwa ia tidak boleh menceritakannya pada siapapun. Abu Salamah pernah berkata, “Terkadang aku mendapat sebuah mimpi yang rasanya lebih berat dari memikul gunung. Tapi setelah aku mendengarkan hadist ini, aku tidak lagi perduli dengan mimpi buruk yang aku dapatkan” Dari Abu Said Al-Khudri : “Nabi bersabda, “ Jika seseorang dari kalian mendapatkan mimpi yang ia sukai, maka itu dari Allah, dan ia harus bersyukur kepada Allah atasnya dan (hendaknya) ia menceritakan pada yang lain; tapi jika ia mendapat mimpi yang lain; yakni mimpi yang tidak ia sukai, maka itu dari syaitan, maka ia harus berlindung kepada Allah dari kejahatan syaitan tersebut, dan tidak seharusnya ia menceritakannya pada siapapun, karena mimpi itu tidak akan membahayakannya ” [Shahih Muslim] 1

Upload: shecutesib9835

Post on 05-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 1/7

17 Kaidah dalam Takwil Mimpi

Oleh : Imam Anwar Al-Awlaki rahimahullahtranslated from his lecture "17 Rules of Dream Interpretation"

Sumber shoutussalam.com

Ibnu Qutaybah ad-Dinawari berkata dalam kitabnya tentang takwil mimpi, “Tidak ada satu perkara yang dihadapi oleh seseorang dalam berbagai disiplin ilmu yang lebih jelas, halus, agung, mulia,sulit dan problematis dari pada mimpi, karena ia adalah sejenis wahyu dan kenabian”

Dari Anas bin Malik Rasulullah bersabda, “Sebuah mimpi yang baik (yangmenjadi nyata) dari seorang yang sholih adalah salah satu dari 46 bagian kenabian (nubuwah).” [ShahihBukhari]

Beberapa ulama telah mencoba untuk menjelaskan tetang perbandingan 1:46 ini. Kita tidak tahu bagaimana caranya untukmengetahui apakah penjelasan mereka tersebut benar ataukah tidak. Kenabian Nabi adalah sejak usia 40 hingga 63 tahun, jadi selama 23 tahun. Kita tahu dari sirah bahwa enam bulan sebelum menjadi Nabi, Rasulullah mendapat mimpi yang kemudian benar terjadi, sangat sering sekali (demikian) hingga jika beliau mendapat mimpi pada malam hari,mimpi itu menjadi nyata pada pagi esok harinya. Sehingga perbandingan dari 6 bulan dengan 23 tahunadalah 1:46.

1) Ada 3 jenis mimpi:dari Iman Tirmidzi dari Muhammad Ibnu Sirrin dari Abu Hurairah

beliau mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “ Ada tiga jenis mimpi 1. Mimpi yang benar, 2. Mimpi yang dimana seseorang sedang berbicara pada dirinya sendiri (yakni apapun yang engkau pikirkan di siang hari, kemudian engkau memimpikannya di malam hari) 3. Mimpi dari syaitan

yang menginginkan supaya engkau sedih .”

(terkait jenis mimpi ke3- pent ) Dalam satu hadist disebutkan bahwa seseorang harus berdiri dan berdoadan yang lain menyebutkan bahwa ia tidak boleh menceritakannya pada siapapun.

Abu Salamah pernah berkata, “Terkadang aku mendapat sebuah mimpi yang rasanya lebih berat dari memikul gunung. Tapi setelah aku mendengarkan hadist ini, aku tidak lagi perduli dengan

mimpi buruk yang aku dapatkan”Dari Abu Said Al-Khudri : “Nabi bersabda, “ Jika seseorang dari kalianmendapatkan mimpi yang ia sukai, maka itu dari Allah, dan ia harus bersyukur kepada Allah atasnyadan (hendaknya) ia menceritakan pada yang lain; tapi jika ia mendapat mimpi yang lain; yakni mimpi

yang tidak ia sukai, maka itu dari syaitan, maka ia harus berlindung kepada Allah dari kejahatan syaitantersebut, dan tidak seharusnya ia menceritakannya pada siapapun, karena mimpi itu tidak akanmembahayakannya ” [Shahih Muslim]

1

Page 2: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 2/7

Pertanyaan 1): Sebuah pertanyaan pun muncul, apakah semua mimpi orang yang beriman itu baik?

Al Muhallab berkata, “Kebanyakan mimpi dari orang beriman adalah mimpi baik, karenakadang-kadang (saja) seorang yang beriman akan mendapatkan mimpi yang tidak bermakna, tidak sering,hal itu karena kendali syaitan terhadapnya amatlah lemah. Yang sebaliknya terjadi pada yang lain (selainorang beriman), karena kendali syaitan atas mereka lebih kuat. Orang-orang dalam ini ada dalam

beberapa kategori:

1. Para nabi: semua mimpi mereka adalah mimpi yang benar dan tapi terkadang membutuhkantakwil. Mimpi yang baik terbagi menjadi 2:

Mimpi langsung: sesuatu yang terlihat dalam mimpi dan kejadian sebenarnya terjadi disiang harinya ketika engkau sudah terbangun, mimpi macam ini tidak membutuhkantakwil.

Mimpi dengan simbol-simbol, mimpi seperti ini membutuhkan takwil.

2. Orang-orang yang beriman: seringkali mimpi mereka adalah benar (kebanyakan dari mimpitersebut butuh takwil) dan terkadang mimpi mereka sifatnya langsung.

3. Yang lainnya (selain 1 dan 2): kebanyakan dari mimpi mereka tidaklah benar, tetapi beberapa bisasaja benar.” [Fathul Bari bi Sharh Shahih Al-Bukhari]

2) Jangan menceritakan mimpi untuk takwil kecuali kepada ulama atau orang yang akanmemberimu nasihat dengan ikhlas.

Nabi bersabda, “ Tidak selayaknya engkau menceritakan mimpi ini kepada orang yang iri ..”

Ada pula dalilnya dari Al-Qur’an: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-

saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalahmusuh yang nyata bagi manusia." {QS Yusuf: 4-5}

3) Melihat Nabi :

Dari Anas , Nabi bersabda, “ Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi,

maka tidak diragukan, ia telah melihatku, karena syaitan tidak dapat menyerupai wujudku ” [ShahihBukhari]

Pertanyaan 2) Ada sebuah permasalahan, bagaimana jika seseorang melihat Nabi dandia merasa bahwa itu adalah Nabi , tapi dalam mimpinya gambaran beliau berbedadengan yang kita ketahui dari hadist. Maka apakah yang ada dalam mimpi tersebut adalah Nabi

?

2

Page 3: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 3/7

Az-Zuhri berkata bahwa Ibnu Sirrin berkata, “ Jika kau melihatnya sesuai dengan ciri-ciri beliau.” An Nawawi , bagaimanapun, memiliki pandangan yang berbeda dan beliau berkata,“Selama kau merasa orang yang kau lihat adalah nabi , maka itu adalah beliau, meski iahadir dalam wujud yang berbeda.” (dalam hal ini) Ibnu Taimiyyah mendukung pandangan IbnuSirrin .

4) Pengulangan sebuah mimpi adalah tanda kebenarannya. Bukanlah masalah apakah orang yangsama mendapat satu mimpi lebih dari sekali atau (yang mendapatkan mimpi itu) lebih dari satuorang.

Abdullah ibnu Umar menceritakan bahwa beberapa orang dilihatkan Lailatil Qodar berada pada 7 malam terakhir (bulan Ramadhan). Nabi berkata, “ Aku melihat bahwa mimpikalian saling menguatkan satu sama lain bahwa Lailatul Qodar ada pada 7 malam terakhir pada bulan

Ramadhan, maka barangsiapa yang mencarinya, akan mencarinya pada 7 malam terakhir (bulan Ramadhan) .” [Shahih Bukhari]

Juga mimpi tentang adzan ketika 2 sahabat mendapat mimpi yang sama.

5) Pertanyaan 3) Kapankah waktu yang paling diperkirakan tepat untuk mendapat mimpi yangbenar? Malam ataukah siang hari? Apakah semua waktu itu sama (apakah mimpi pada awal malam ataudi akhir siang)? Ibnu Sirrin berkata, “ Mimpi di siang hari adalah sama dengan mimpi di malamhari .” [Shahih Bukhari]

6) Ibnu Battal berkata, “Mimpi ada 2 macam : Mimpi yang jelas-jelas menjadi nyata, sepertiseseorang yang bermimpi memberi seseorang kurma, dan pada siang harinya ia memberi seseorangkurma. Mimpi macam ini tidak membutuhkan takwil. Kedua, mimpi yang hadir dengan simbol-simbol,untuk memahami mimpi macam ini harus ada seseorang yang punya ilmu dan pengalaman takwil mimpiuntuk mengartikannya, karena terkadang simbol-simbol itu sangatlah halus dan rumit.”

Seperti mimpi Nabi beliau melihat dirinya sedang minum susu dari sebuah bejana danketika sebagian masih tersisa, beliau memberikannya kepada Umar . Nabimengartikannya sebagai ilmu. Maknanya Nabi menyerap ilmu dan beliau menceritakan

bahwa susu itu sangat banyak hingga mulai mengalir dibawah kuku-kuku beliau. Jadi beliau punya begitu banyak ilmu dalam dirinya, sehingga ilmu tersebut mulai mengalir dari diri beliau.

7) Mimpi bisa tentang masa lalu atau masa sekarang atau masa yang akan datang.

8) Mimpi yang benar akan semakin banyak di akhir zaman.

Ibnu Sirrin berkata, “Aku mendengar Abu Hurairah berkata, ‘Nabi bersabda, “ Ketika waktunya tiba, mimpi orang yang beriman akan jarang sekali berbohong .” [Shahih

3

Page 4: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 4/7

Bukhari]

“Ketika Waktunya tiba...” dijelaskan dalam dua pendapat:

1. Al-Khattabi berkata, “Maksud dari ‘Ketika waktunya tiba..’ adalah waktu malam dansiang hari. Ketika malam tiba di penghujung waktu siang, maka mimpi orang-orang yang beriman

akan menjadi nyata. Inilah dia waktu ketika bunga-bunga mekar dan buah-buah ranum. Paraulama ahli takwil sebenarnya menyebutkan bahwa inilah dua waktu dimana kemungkinan besar mimpi itu benar”

2. Al Qurtubi berkata, “ Yang dimaksud dalam hadist ini, dan Allah yang MahaMengetahui, adalah hari akhir dan ini berbicara tentang golongan orang-orang yang beriman yangakan bersama ‘Isa bin Maryam setelah ia membunuh dajjal”

Ibnu Abi Jamrah berkata, “Alasan mengapa orang yang beriman melihat mimpi yang benar padasaat itu adalah karena orang yang beriman akan menjadi gharib (yang terasing) sebagaimana disebutkandalam hadist, “ Islam datang sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimanamulanya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing itu, maka berbahagialah orang-orang yang terasing itu ”

Ibnu Hajar Al-Asqalani menanggapi semua pendapat yang ada dengan mengatakan, kapan sajawaktu itu sulit bagi orang yang beriman, ia akan sering mendapatkan mimpi-mimpi yang benar karenadia membutuhkan pertolongan. Ketika seorang yang beriman sendirian, ketika waktu begitu sulit

baginya, ketika kau tidak menemukan orang yang dapat mendukung dalam kebenaran, maka Allahakan memberimu ilham untuk membahagiakanmu melalui mimpi-mimpi baik yang akan kau

dapatkan dan ini adalah dalam rangka memberi kekuatan bagi orang yang beriman yang sedang dalamkesulitan dan ujian, mimpi itu memberi mereka kepercayaan diri, memberi mereka harapan sehingga

mereka akan mendapati banyak dari mimpi-mimpi tersebut menjadi nyata”

Sebagai contoh, para ikhwan yang sedang berjihad fisabilillah mendapatkan banyak mimpi yang menjadinyata karena mereka sedang diuji oleh Allah maka Allah melapangkan mereka.

9) Seringkali, jika mimpi itu adalah kabar gembira dari Allah , butuh waktu yanglama sampai mimpi itu benar-benar terjadi, sedang jika ia adalah peringatan, mimpi itu akansegera terjadi.

Seperti contoh mimpi Yusuf , butuh waktu sangat lama sampai benar-benar terjadi, sekitar 40tahun. Beberapa ulama mengatakan bahwa ini adalah karena Allah memberikan pada orangyang beriman kabar gembira sejak dini untuk memberinya kepercayaan diri dan harapan, untuk menginspirasi hidupnya. Sementara jika itu adalah peringatan, kau mendapatkannya dan akan segeraterjadi agar peringatan itu bisa menjadi penyebab rasa takut dalam hatimu.

4

Page 5: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 5/7

Page 6: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 6/7

dia pun terbunuh.

Seorang laki-laki mendapatkan mimpi, ketika ada sebuah wabah, bahwa beberapa peti mati keluar darirumahnya, dan jumlahnya sama dengan jumlah anggota keluarganya. Dan mimpi itu mulai menjadinyata. Anggota keluarganya meninggal satu demi satu, dan jasad mereka keluar dari rumahnya tepatseperti bagaimana ia melihatnya dalam mimpi, sampai hanya tersisa anggota keluarganya yang terakhir,ia pun cukup yakin bahwa ia juga akan mati karena wabah tersebut, karena mimpinya sampai sekarang,adalah benar. Tapi seorang pencuri masuk kedalam rumahnya dan tekena wabah tersebut, ia pun jatuhsakit di rumahnya, dan mati dan dia menjadi jasad terakhir yang keluar dari rumahnya, bukan si pemilik mimpi.

14) Haram hukumnya dan merupakan dosa besar mengaku-ngaku mendapat sebuah mimpi yangtidak ia lihat atau yang ia berbohong tentangnya.

Dari Abdullah ibnu Abbas bahwa Nabi bersabda, “ Barangsiapa mengaku-ngaku mendapat sebuah mimpi yang padahal ia tidak mendapatkannya, akan dihukum dengan diikiat diantara dua rambut di Hari Pembalasan .”

15) Sebuah mimpi bisa didapatkan oleh seseorang tapi bisa juga mimpi itu adalah untuk oranglain.

Al Hakim dan Abdullah ibnu Mubarak menceritakan bahwa seseorang bermimpi bahwa Abu Jahalmenjadi seorang muslim dan berbai’at pada Nabi . Tapi itu tidak pernah terjadi. Jadi(sebenarnya) mimpi ini adalah untuk Ikrimah yang menjadi seorang muslim dan kemudian berbai’atkepada Nabi .

Mimpi Usayd bin Abil ‘Aas bahwa ia menjadi gubernur Mekah tapi (ternyata) ia tidak menjadi gubernur,melainkan anaknya ‘Attab yang menjadi gubernur Mekah.

16) Beberapa simbol dalam sebuah mimpi bisa memiliki arti yang berbeda untuk orang yangberbeda.

Seperti contoh: Seorang lelaki datang kepada Ibnu Sirrin dan bercerita bahwa ia bermimpimengumandangkan adzan. Ibnu Sirrin menjawab, “Kau akan berangkat Haji.” Sementara seoranglelaki lain datang dengan mimpi yang sama dan Ibnu Sirrin menjawab, “Kau adalah seorang

pencuri!” Ibnu Sirrin ketika ditanya alasannya memberikan jawaban yang berbeda atas mimpiyang sama beliau menjawab “Karena aku melihat keimanan pada wajah lelaki yang pertama, dan Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa Ibrahim mengumandangkan adzan menyeru

orang-orang untuk berhaji sehingga aku mengartikan bahwa ia akan pergi berhaji. Sedang aku melihatkejahatan pada wajah lelaki satunya dan Allah berfirman dalm surat Yusuf, “ kemudian yangmenangis itu pun menangis: wahai kalian (yang dalam) kafilah! Sungguh kalian adalah pencuri! Makaaku mengartikan bahwa orang ini adalah pencuri.”

6

Page 7: 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

7/31/2019 17 Kaidah Dalam Takwil Mimpi

http://slidepdf.com/reader/full/17-kaidah-dalam-takwil-mimpi 7/7

17) Nabi berkata, “Mimpi itu tergantung di kaki burung (dalam riwayat lainpada sayap burung) segera ketika ia ditakwilkan, maka ia terjadi sebagaimana ia ditakwilkan”

Maka beberapa ulama mengatakan bahwa jika engkau membawa mimpimu pada seorang ulama, maka iaakan terjadi sesuai dengan yang ditakwilkannya, itulah kenapa kau harus membawa mimpimu kepadaseseorang yang berilmu tentang takwil mimpi dan atau seseorang yang akan memberimu nasihat yangikhlas dan tidak kepada seseorang yang iri (/ada dengki dalam hatinya) sehingga jika mimpi ituditakwilkan maka akan terjadi sesuai dengan yang ditakwilkannya. Bagaimanapun juga, ada perbedaan

pendapat mengenai masalah ini. Dan Allah Maha Mengetahui. (wim)

Textbook ini didownload dari Maktabah Jahizuna

7