16/01/2018 sosialisasi...16/01/2018 3 gempa utama 1900-2016 (dari total kejadian dng m>5 sebanyak...
TRANSCRIPT
16/01/2018
1
Pusat Studi Gempabumi NasionalPuSGeN
National Center for Earthquake Studies
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A TB A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A NPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMANJ l . P a n y a u n g a n – C i l e u n y i W e t a n – K a b u p a t e n B a n d u n g 4 0 3 9 3Telp:(022)7798393 (4lines) Fax: (022) 7798392 E-mail: [email protected] Website: http://puskim.pu.go.id
Oleh :Lutfi Faizal*,
*) Kepala Bidang Standardisasi dan KerjasamaWakil Ketua Tim Penyusunan Peta Gempa 2017
CAKUPAN BAHASAN
1. Pendahuluan / Latar belakang
2. Kondisi Kegempaan Wilayah Indonesia
3. Proses Penyusunan Peta Gempa Indonesia 2016/2017
4. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
5. Kesimpulan dan Saran
getaran atau guncangan di kerak bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba dari aktivitas tektonik atau patahan akibat kenaikan cairan (magma, gas, uap dan lainnya) dari bumi ke permukaan, jika sekitar gunung berapi disebut gempa vulkanik / vulkanik.Gempa akan selalumelanda dunia setiap hari, termasuk Indonesia. Sebagian diantaranya berdaya rusak, sebagian lagi tak terasa
500 RIBUGEMPA RATA-RATA TERDETEKSI TIAP TAHUN
100 RIBU BISA DIRASAKAN100 MENIMBULKAN KERUSAKAN BESAR
90% GEMPA DUNIA DAN 81% GEMPA TERBURUK TERJADI DI KAWASAN
CINCIN API PACIFIK
87 ribu orang tewas (Sichuan, Cina,12 Mei 2008, magnitudo 7,9)200 ribu orang tewas (Haiyuan, Cina, 16 Desember 1920, M7,8)242 ribu orang tewas (Tanghsan, Cina, 27 Juli 1976,M 7,5
142 ribu orang tewas (Kanto, Jepang, 1 September 1923, M 7,9)
316 ribu orang tewas (Haiti, 12 Januari 2010, M7)
227 ribu orang tewas (Aceh, Indonesia, 26 Desember 2004, M9,1)
110 ribu orang tewas (Asghabat, Turkmenistan, 5 Oktober 1948, M 7,3)
86 ribu orang tewas (Pakistan, 8 Oktober 2005, M 7,6)
TERBURUK DALAM 100 TAHUN
TERKUAT (MAGNITUDO)9,5 (BIO-BIO, CHILE, 22 MEI 1960)9,2 (SELATAN ALASKA, 28 MARET 1964)9,1 (ACEH, INDONESIA, 26 DESEMBER 2004)9,1 (HONSHU, JEPANG, 11 MARET 2011)9 (KAMCHATKA, UNI SOVIET, 4 NOPEMBER 19528,8 (BIO-BIO, CHILE, 27 FEBRUARI 2010)8,8 (EKUADOR, 31 JANUARI 1906)8,7 (ALASKA, 4 FEBRUARI 1965)
INDONESIA> 227 RIBU ORANG TEWAS (ACEH, 26 DESEMBER 2004, M9,1)> 6.200 ORANG TEWAS (YOGYA, 26 MEI 2006, M6,3> 2.500 ORANG TEWAS (FLORES, 12 SEPTEMBER 2002, M7,8> 1.300 ORANG TEWAS (NIAS, 28 MARET 2005, M8,6> 1.100 ORANG TEWAS (PADANG, 30 SEPTEMBER 2009, M7,9
Rata-rata 1 kali tiap tahun
Sangat besar > 8
Frekuensi Kekuatan GEMPA di dunia
17 kali
Besar7 - 7,9
134 kali
Cukup Kuat6 - 6,9
1.319 kali
Sedang5 – 5,9
13 ribu kali
Kecil4 – 4,9
1,3 juta kali
Ultra Mikro2 – 2,9
130 ribu kali
Mikro3 – 3,9
85 METER, REKOR
KETINGGIAN TSUNAMI AKIBAT
GEMPA DI ISHIGAKI, JEPANG,
TAHUN 1771
23 ribu kali bom
hiroshima kekuatan
gempa ACEH pada 26
Desember 2004
16/01/2018
2
KerusakanGedung
KerusakanInfrastruktur Longsor
Penurunan krn likuifaksi Tsunami Aceh
Rekahan di jalur sesar aktif
CAKUPAN BAHASAN
1. Pendahuluan / Latar belakang
2. Kondisi Kegempaan Wilayah Indonesia
3. Proses Penyusunan Peta Gempa Indonesia 2016/2017
4. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
5. Kesimpulan dan Saran
Australian Plate
EURASIAN PLATE
AUSTRALIAN PLATE6 cm/year
PASIFIC PLATE11 cm/yr
PHILIPINE SEA PLATE9 cm/year
LOKASI
JML SESAR AKTIF
2010 2017
SUMATERA 19 55
JAWA 10 37
SULAWESI 12 49
MALUKU - PAPUA 12 79
NUSA TENGGARA - BANDA - 75
53 295
Sesar Aktif Peta Gempa 2010
Sesar Aktif Peta Gempa 2017
LOKASIJML SESAR AKTIF2010 2017
SUMATERA 19 55JAWA 10 37SULAWESI 12 49MALUKU - PAPUA 12 79NUSA TENGGARA - BANDA - 75
53 295
16/01/2018
3
Gempa Utama 1900-2016(dari total kejadian dng M>5 sebanyak >50.000)
EPICENTER GEMPA INDONESIA PGA Peta Gempa 2010(Perioda ulang 2.500 tahun)
PGA Peta Gempa 2017(Perioda ulang 2.500 tahun)
Motion at Bedrock
H
Soil Condition
Informasi dasar apa yg diperlukan untuk membuat bangunan tahangempa dan untuk pengurangan risiko bencana ?
Wave propagation from epicenter to bedrock surface
Earthquake source
Motion at Building
Motion at Foundation
Peta Sumber Gempa Indonesia
Peta Bahaya/ Hazard Gempa Indonesia
Perencanaan Struktur Bawah
Perencanaan Struktur Atas
Buiding characteristics
Response Spectra Analysis Time History Analysis
1. Identification of Earthquake SourcesLokasi : koord. sumber gempaGeometri : arah strike, sudut dip,
kedalaman maksimumMekanisme : subduksi, patahan
normal, reverse
1. Identifikasi sumber gempaLokasi : koord. sumber gempaGeometri : arah strike, sudut dip,
kedalaman maksimumMekanisme : subduksi, patahan
normal, reverse
2. Characterization of SourcesFrequency distributionSlip rate Maximum Magnitude
Informasi Geologi,seimologiKatalog data gempa
2. Karakterisasi sumber gempaFrekuensi kejadianSlip rate Magnitude maksimum
Informasi Geologi,seimologiKatalog data gempa
3. Selection of Atenuation Function
Data strong motion accelerogram yang ada
3. Pemilihanfungsi atenuasi
Data strong motion accelerogram yang ada
4. Seismic hazard CalculationMenghitung hazard dengan inputdari Tahap (1) + (2) + (3) denganmemperhitungkan ketidakpastian
epistemic.
Expert judgementSeismic design criteria
4. Perhitungan hazard gempa
Menghitung hazard dengan inputdari Tahap (1) + (2) + (3) denganmemperhitungkan ketidakpastianepistemic.
Expert judgementSeismic design criteria
Development of Maps of PGA & Response Spectra
Procedure Penyusunan Probabilistic Hazard
Bagaimanamentransfer?
Fenomena alam gempa Peta nasional goncangan gempa (percepatan dan percepatan spektra)
Kenapa bangunan roboh?
Kenapa lereng longsor longsor?
Kenapa tanah mengalami likuifaksi?
RC,
Padan
Hukum alam yg diterjemahkanKedalam Hukum Newton2:
H = m x a
H
H = m x ah
t = (0.65 m) x amax
Goncangan yang dikuantifikasi olehnilaia (=percepatan/ spektra percepatan)
Gaya gempa HCAKUPAN BAHASAN
1. Pendahuluan / Latar belakang
2. Kondisi Kegempaan Wilayah Indonesia
3. Proses Penyusunan Peta Gempa Indonesia 2016/2017
4. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
5. Kesimpulan dan Saran
16/01/2018
4
Sangat potensial mengakibatkan kerugian
besar
Gempa tidak dapatdicegah
Kejadian alam yang belumdapat diperkirakan secara
akurat: kapan, dimana,magnitudo
Fenomena alam GEMPA
TARGET UTAMA DALAM KESIAPSIAGAAN DENGAN MENERAPKAN
DESAIN TAHAN GEMPA AGAR INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN AMAN BENCANA SEHINGGA RESIKO
BAHAYA MINIMAL
Patahan
Keretakan
Kelongsoran
Likuifaksi
1. KERUSAKAN TIDAK LANGSUNG( pada TANAH)
Penerapan desain pada tanah akan sangat sulit
H I N D A R I
2. KERUSAKAN LANGSUNG( pada BANGUNAN )
adanya gaya inersia goncangan yang diterima infrastruktur diatasnya)
Penerapan desain akan sangat mudah dilakukan
DITANGGULANGI
PERATURAN PERENCANAAN TAHAN GEMPA INDONESIA UNTUK GEDUNG 1983(Hasil Study Beca Carter Hollings and Ferner, 1978)
PERATURAN PEMBEBANAN INDONESIA 1981Kerjasama Indonesia –
Selandia baruPaling rawan : Pulau
Halmahera dan Irian Jaya Bagian Utara
PERATURAN MUATAN INDONESIA 1970 Sama PBI 1966 Irian Barat masuk
Wilayah Indonesia
PERATURAN BETON INDONESIA 1966 Dikutifp dari
Geophysical Note N0.2 Tahun 1962
Irian Barat belum masuk Wilayah Indonesia
SNI-03-1726-2002 : TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG. Peta percepatan gempa yang nilainya diambil dari rerata 4 peta yang dibuat oleh empat peneliti.
SNI 1726:2012 “Tata CaraPerencanaan KetahananGempa untuk StrukturBangunan Gedung danNon- Gedung” Peta Gempa 2010 disusun
Tim-9 yang dibentuk Kemen. PU diketuai oleh Prof. Dr. Masyhur Irsyam
BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA INDONESIA TAHUN 2017 • 50
• 100• 200• 500
• 1,000• 2,500
• 10,000
yearsProbabilistic maps :
Implementation of the Indonesian Hazard Maps 2010 in Earthquake Resistance Building and Infrastructure Design Codes
Offshore PlatformGempa 2,500 thn
Metro TunnelPerioda ulang Gempa 1,000 thn
Jembatan Kereta ApiGempa 500 thn
Bangunan AirGempa 50-10,000 thn
Bangunan GedungPerioda ulang Gempa 2,500 thn Jembatan Jalan Raya
Perioda ulang Gempa 1,000 thn
DermagaGempa 500 thn
16/01/2018
5
Updating Peta Gempabumi selesai tahun 2016/2017 Proses UPDATING harus
terarah, terpadu, terkoordinasi, secara berkala dan berkelanjutan,
Perlu dibentuk organisasi formal, seperti : SKB Organisasi dan Tata Laksana 4 Kementerian dan 4 Lembaga Tinggi Negara Terkait Balitbang Kemen. PUPR
membentuk wadah, dimana Pusperukim bertugas sebagai lembaga kesekretariatan yang memfasilitasi kegiatannya
Audiensi & Diskusi Teknik Bapak Menteri PUPR dan Kabalitbang dengan Tim 9 Revisi Peta
Gempa di Hotel Ambara, 8 September 2015 –Jakarta
• Berumur > 5 Tahun.• Meliputi updating, penambahan,
penemuan, dan identifikasi sumberkegempaan yang baru baik dari sisigeologi, seismologi dan geodesi yang berasal dari hasil penelitian terkini daripara ahli dalam 5 tahun terakhir
• Berdampak kepada peningkatankeakuratan estimasi parameter yang penting dalam mengkonstruksi petagempa atau PSHA.
• Sesar aktif baru yang sebelumnyabelum terkuantifikasi dengan baik, menggunakan katalog gempa bumisampai tahun 2016 yang direlokasiyang lebih lengkap dan lebih akuratmodel kecepatan 3D, pendetailansumber gempa background, danmenggunakan persamaan atenuasigelombang gempa yang terkini
ALASAN/LATAR BELAKANG
ARAHAN BAPAK MENTERI PUPR
SK Menteri PUPR No 364.1/KPTS/M/2016, 10 Juni 2016 Tentang “PEMBENTUKAN TIM PEMUTAHIRAN PETA BAHAYA GEMPA BUMI INDONESIA TAHUN 2016 DAN PENYIAPAN PUSAT STUDI GEMPA BUMI NASIONAL”
Pusat Studi Gempa Nasional
PuSGeN
National Center for Earthquake Studies
PROSES PENYUSUNAN PEMUTAKHIRAN PETA GEMPA DAN PENYIAPAN PuSGEN
4 SEPTEMBER 2017
SK Menteri PUPR No 364.1/KPTS/M/2016, 10 Juni 2016 Tentang “PEMBENTUKAN TIM
PEMUTAHIRAN PETA BAHAYA GEMPA BUMI INDONESIA
TAHUN 2016 DAN PENYIAPAN PUSAT STUDI GEMPA BUMI
NASIONAL”
PenyiapanORGANISASI
PuSGeN
LAUNCHINGBUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA
TAHUN 2017KEMENTERIAN PUPR
Jakarta, 4 September 2017
BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA TAHUN 2017
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA :“TATA LAKSANA DAN ORGANISASI PuSGeN”
KONSEP AKHIR
September 2015 s/d Mei 2016 KEGIATAN JUNI 2016 s/d JULI 2017
Masukan/saran konsep peta gempa 2017 WORKSHOP ON EARTHQUAKE HAZARD & RISK ENGINE,
Bandung, 9-13 February 2016 WORKSHOP KARAKTERISTIK SUMBER GEMPA BARU,
Jakarta, 30-31 Mei 2016 SEMINAR NASIONAL MITIGASI BAHAYA GEMPA PADA
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INDONESIA, Jakarta, 21 Desember 2016
WORKSHOP KONDISI KEGEMPAAN DAN PEMUTAKHIRAN PETA GEMPA INDONESIA, Semarang (21 APRIL 2017) dan Surabaya (12 MEI 2017)
SEMINAR NASIONAL “GEMPA SUMATERA : RESIKO DAN ANTISIPASINYA”, Medan, 19 MEI 2017
Pembahasan / kajian data kegempaan untuk tim konseptor peta gempa melalui rapat / konsinyasi /
konsensus antar POKJA
Menyiapkam Surat Edaran Menteri PUPR
TINDAK LANJUT2017 - 2019
SOSIALISASI / DISEMINASI
REVISI SNI 1726:2012 : Tata
cara perencanaanketahanan gempa untukstruktur bangunan gedungdan non gedung
SNI 1727: 2013 : Beban Minimum untukPerencanaan BangunanGedung dan Struktur Lain;
SNI 2847:2013 : Persyaratan Baton Struktural untukBangunan Gedung;
SNI 1729:2014 : Spesifikasi untukBangunan Gedung Baja Struktural;
SNI 7973:2013 : Spesifikasi Desain untukKonstruksi Kayu
Roadshow Pemaparan Konsep SKB PuSGeN ke setiap K/L
Rapat Koordinasi antar K/L
29
Pusat Studi Gempabumi Nasional
PuSGeN
National Center for Earthquake Studies
BENTUK :PuSGeN merupakan organisasi formal non struktural berbentuk satuan tugas yang disahkan oleh pejabat setingkat menteri dan beranggotakan Instansi Pemerintah, Instansi non-Pemerintah dan para pakar/praktisi yang berkecimpung dalam bidang kegempaan.
KEGIATAN :1. Mendukung kegiatan pemutahiran peta bahaya dan risiko gempa bumi nasional
secara berkala dan berkelanjutan2. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kementerian/Lembaga dan institusi
lainnya terkait seluruh aktifitas berupa sistem peralatan, pemantauan, pengukuran dan analisis karakteristik kegempaan sebagai penunjang pemutahiran peta bahaya dan resiko gempa bumi nasional.
3. Kajian bahaya dan risiko gempa bumi yang meliputi bidang kajian ilmu-ilmu dasar (sains), aplikasi, dan rekayasa
4. Menyusun dan melakukan pemutakhiran serta mendiseminasikan Standar Pedoman Manual (SPM) di bidang perencanaan struktur dan infrastruktur tahan gempa secara berkala dan berkelanjutan
Pembahasan konsep SKB tentangORGANISASI DAN TATA LAKSANAPUSAT STUDI GEMPA BUMI NASIONAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN
TINGGI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
BENCANA
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
INDONESIA
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Kesekretariatan:Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman,Badan Penelitian dan Pengembangan,Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatGedung Grha Wiksa PranitiJl. Turangga 5-7, Bandung
16/01/2018
6
14 Desember 2015, Diskusi Rektor ITB
14 Desember 2015 , Dirjen Penguatan Riset dan
Pengembangan, Kemenristekdikti 16 Desember 2015, Kepala BMKG
16 Desember 2015 Dirjenl Perkeretaapian, Kemenhub
16 Desember 2015 , Kepala LIPI8 Januari 2016, Kepala BNPB
PEMBAHASAN KONSEP SKB TATA LAKSANA DAN ORGANISASI
PUSGENJAKARTA, 13 JANUARI 2016
CAKUPAN BAHASAN
1. Pendahuluan / Latar belakang
2. Kondisi Kegempaan Wilayah Indonesia
3. Proses Penyusunan Peta Gempa Indonesia 2016/2017
4. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
5. Kesimpulan dan Saran
KESIAPSIAGAANTANGGAP DARURAT
PEMULIHAN PENCEGAHAN & MITIGASI PETA
SUMBER & BAHAYA
GEMPABUMI
Peraturan Kepala BNPB no.4 Tahun 2008 tentang “Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana”
RENCANA PEMULIHAN
RENCANA MITIGASI
RENCANA KONTINJENSI
RENCANA OPERASI
Kajian Kilat
BENCANA
Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru batas antar lempeng tektonik, Segitiga merah kumpulan gunung berapi.
Gempa di Indonesia hasil relokasi hingga 2016 (Katalog PuSGeN, 2016
Penanggulangan Bencana
Prio
rita
s un
tuk
Aks
i
Prioritas 1 : Memahami risiko bencanaManajemen risiko bencana harus didasarkan pada pemahaman tentang risiko bencana di semua dimensi kerentanan, kapasitas, keterpaparan orang dan aset, karakteristik bahaya dan lingkungan.
Prioritas 2 : Memperkuat tata kelola risiko bencana untuk mengelola risiko bencanaTata kelola risiko bencana di tingkat nasional, regional dan global sangat penting bagi pengelolaan pengurangan risiko bencana di semua sektor dan memastikan koherensi kerangka undang-undang nasional dan lokal, Peraturan dan kebijakan publik yang, dengan mendefinisikan peran dan tanggung jawab, membimbing, mendorong dan memberi insentif kepada sektor publik dan swasta untuk mengambil tindakan dan menangani risiko bencana.
Prioritas 3 : Berinvestasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketahananInvestasi publik dan swasta dalam pencegahan dan pengurangan risiko bencana melalui pengukuran struktural dan non-struktural yang penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, kesehatan dan budaya orang, masyarakat, negara dan aset mereka, serta lingkungan. Ini bisa menjadi pendorong inovasi, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Langkah-langkah tersebut efektif dan penting untuk menyelamatkan nyawa, mencegah dan mengurangi kerugian dan memastikan pemulihan dan rehabilitasi yang efektif
Prioritas 4Meningkatkan kesiapan menghadapi bencana untuk mendapatkan respon yang efektif, dan untuk «Build Back Better» dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksiPengalaman menunjukkan bahwa kesiagaan bencana perlu diperkuat agar respon lebih efektif dan Memastikan kapasitas tersedia untuk
pemulihan yang efektif. Bencana juga menunjukkan bahwa pemulihan, Rehabilitasi dan rekonstruksi, yang perlu dipersiapkan menjelang bencana, merupakan kesempatan untuk «Build Back Better» melalui pengintegrasian langkah-langkah pengurangan risiko bencana. Perempuan dan orang-orang penyandang cacat harus memimpin dan memimpin secara publik mempromosikan pendekatan yang setara gender dan dapat diakses secara universal selama fase respon dan rekonstruksi
TujuanMencegah baru dan mengurangi risiko bencana yang ada melalui penerapan langkah-langkah ekonomi, struktural,
hukum, sosial, kesehatan, budaya, pendidikan, lingkungan, teknologi, politik dan kelembagaan terpadu dan inklusif yang mencegah dan mengurangi paparan bahaya dan kerentanan terhadap bencana, meningkatkan kesiapan untuk
Respon dan pemulihan, dan dengan demikian memperkuat ketahanan
(diadopsi pada Konferensi Dunia Ketiga Ketiga di Sendai, Jepang, pada tanggal 18 Maret 2015)
PETA IMPAK
Mengakui dan
memanfaatkan keahlian lokal ............
Keterpaparan (Exposure)
Kerentanan (Vulnerability)
Resiko (Risk)
1. Model Bahaya Gempa
2. Model Resiko Gempa
3. Model Kerentanan
• 10,917 faults (+3 new ones yesterday)• >450 mapped by GEM for this project• ~75% of deforming world covered• Data gaps: Indonesia, E. China, NE Asia,
Canada, Madagascar• Public, open-source, many formats• Highly simplified data model (lesson:
start simple, build complexity slowly)• TODO: Map harmonization (2017 Q3,4)
and slip rates for ALL faults (2018)
Global Active Fault Database
In total, 295 ACTIVE FAULT have been identified. This figure
consists of 242 known earthquake sources until 2017
and 53 earthquake sources based on Indonesian Seismic
Map of 2010 so that in the past 5 years we have successfully
added ~ 450% from the national earthquake source 2010.
1. MODEL BAHAYA GEMPA GLOBAL
16/01/2018
7
MERAH model nasional HIJAU model yang dikembangkan dalam proyek internasional ORANGE model yang diambil dari literatur ilmiah dan UNGU model internal yang dikembangkan oleh GEM
Model Asia Tenggara (Petersen et al., 2004; Petersen et al, 2007) akan diganti padatahun 2018 oleh model bahaya baru untuk Asia Tenggara.
MO
DEL
BAH
AYA
GEM
PA G
LOBA
L
Komponen eksposur: dataset yang menentukan
distribusi geografis, nilai ekonomi, jumlah bangunan, jumlah penghuni kelas kerentanan elemen yang
terpapar bahaya Gempa (tiga tipe hunian sedang dipertimbangkan : perumahan, komersial dan industri)
Tampilan rinci model keterpaparan negara (warna hijau) yang sedang dikembangkan dengan prosentase 84% populasi dunia dan tersebar di 112 negara. Untuk negara-negara lainnya, database paparan global digunakan untuk mengekstrak data eksposur.
*
rencana cakupan global mengenai model paparan. Negara dengan warna putih akan diatasi menggunakan Database Paparan Global.
KETE
RPAP
ARAN
/ E
XPO
SURE
Cakupan awal model kerentanan dalam Database Kerentanan Global (diadaptasi dari Yepes et al. 2016).
Komponen kerentanan dari model risiko global terdiri dari : nilai fungsi kerapuhan (fragility) dan kerawanan (vulnerability) yang menentukan
hubungan antara guncangan tanah dan kemungkinan kerusakan atau kerugian. Meskipun OpenQuake Engine mampu membantu penilaian kerugian dari isi bangunan
atau karena bisnis yang terganggu, namun saat ini hanya bisa menilai kerusakan atau kerugian dari komponen struktural dan non-struktural , termasuk korban jiwa.
KERE
NTA
NAN
/ V
ULN
ERAB
ILIT
Y
o Pengembangan model risiko Asia Tenggara akan dimulai pada tahun 2018 melalui proyek Penilaian Risiko Gempa dan Gunung Berapi di Pasifik didukung oleh USAID, British Geological Survey (BGS), Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS), Badan Geologi (Indonesia) dan Geoscience Australia.
o Proyek ini sedang dalam peninjauan, dan jawaban terakhir akan diberikan pada
status saat ini dan rencana penyampaian untuk model risiko seismik
RESI
KO /
RIS
K
Komponen bahaya, paparan dan kerentanan seismik akan digabungkan dalam mesin OpenQuake untuk menghitung sejumlah metrik risiko gempa.
Mencakup kerugian rata-rata tahunan, kerugian agregat untuk periode ulang tertentu / kurva kerugian atau kurva kemungkinan terlampaui (exceedance probability), pemilahan kerugian per kelas bangunan atau parameter seismogenik, bangunan yang rusak secara tahunan, dan peta risiko.
Kerugian dapat berupa ekonomi (kerusakan pada komponen struktural dan non-struktural) atau kematian manusia atau tingkat cedera yang berbeda
* Indek Social Vulnerability (SV) dan Integrated Risk (SVIR) telah diterapkan di dunia, terutama di Amerika
Selatan dan Afrika Sub-Sahara. Penerapan bersifat lebih selaras dengan indikator risiko fisik dan ekonomi Pada metodologi SVIR, semua variabel kerentanan sosial dikelompokkan menjadi taksonomi: ekonomi,
pendidikan, infrastruktur, populasi, kesehatan, lingkungan, tata kelola dan kapasitas kelembagaan. Variabel dianalisis dan dikorelasikan secara statistik, dan akhirnya variabel terpilih digabungkan untuk membangun Indeks SV komposit.
Variabel SV akan dikelompokkan dalam tema yang mencerminkan dimensi sosial dan dampaknya dalam mengurangi risiko gempa. Kategorisasi variabel sosio-ekonomi baru akan sesuai dengan komponen spesifik risiko fisik yang dihasilkan di dalam OpenQuake dan akan diintegrasikan untuk membentuk peta dampak.
Diagram alir pada Gambar 1 menggambarkan bagaimana database SV akan digunakan untuk menyusun tema tema kerentanan sosial - indeks dan peta dampak.
Diagram alir yang menggambarkan bagaimana database SV akan digunakan untuk menyusun tema - indeks dan peta dampak.
*
Kemungkinan korban tewas sesuai dengan tingkat kerentanan sosial
Kemungkinan luka /cedera sesuai dengan tingkat kerentanan sosial
Kemungkinan menjadi tunawisma akibat gempa menurut tingkat kerentanan sosial
Kemungkinan dampak ketahanan ekonomi post-event akibat gempa sesuai dengan tingkat
kerentanan sosial
Mod
el K
eren
tana
n So
sial
Glo
bal
16/01/2018
8
BANGUNAN TAHAN GEMPASaat Terjadi Gempa Aman Rusak >> Rusak >>>> RobohSebelum Gempa N.A N.A N.APaska Gempa N.A Retrofit Retrofit/Baru Baru
BANGUNAN TIDAK TAHAN GEMPASaat Terjadi Gempa Rusak >>/>>>>/RobohSebelum Gempa AUDIT DAN RETROFIT Paska Gempa Retrofit/Baru Baru
Tingkat kerusakan kekuatan gempa vs deformasi lateral
CAKUPAN BAHASAN
1. Pendahuluan / Latar belakang
2. Kondisi Kegempaan Wilayah Indonesia
3. Proses Penyusunan Peta Gempa Indonesia 2016/2017
4. Rencana Aksi Tindak Lanjut Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
5. Kesimpulan dan Saran
Gempa menjadi ancaman bahaya terbesar dibandingkan dengan bencana alamlainnya dan dampak guncangannya perlu ditangani dengan model yang selaras,terbuka dan transparan, standar tata kelola penanggulangan bencana yangseragam dan harmonis, dan dapat dipahami oleh masyarakat untuk mencapaikesejahteraam masyarakat dunia .
Pengurangan resiko bencana perlu dilakukan secara terstruktur dengan modelpenanggulangan bencana yang bersifat global, baik secara nasional maupundilakukan secara bersama-sama antar negara.
Dari ketiga model gempa, Indonesia memiliki secara lengkap model bahayagempa, sedangkan model resiko dan model kerentanan harus segeradipersiapkan
Hasil pemutakhiran peta gempa akan berdampak pada perubahan standarperencanaan yang berlaku saat ini, sehingga diperlukan revisi standar tersebut.
Peran asuransi sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan jaminankeselamatan dan keamanan jiwa dan harta benda secara layak, sehinggamengurangi pembebanan pembiayaan pembangunan
Kenapa rumah saya rusak tapi rumah
tetangga saya tidak?