kuliah 10 gempa dan vulkanisme

40
Gempa dan Vulkanisme

Upload: dini-fakhriza-a

Post on 06-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Gempa dan Vulkanisme

Page 2: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

APA ITU GEMPABUMI Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tiba-tiba

dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah (M.T. Zein, 1983).

Page 3: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Friction impedes movement on fault plane

Stress builds up in crust as plates move past each other – stores energy.

Amount energy stored = magnitude of earthquake

Energy is released as fault finally ruptures – earthquake

Point of first rupture -focus of earthquake, epicentre is point on surface directly above focus

Bagaimana Mekanisme Gempa

Page 4: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Science of seismology Use seismograph machine Produce a seismogram Measure P, S, (body-waves)

and L (surface-waves)

How to Measuring Earthquakes

Page 5: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Seismic Waves

Page 6: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Earthquake Location

Page 7: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

What Controls the Level of Shaking?What Controls the Level of Shaking?

Magnitude More energy released

Distance Shaking decays with distance

Local soils Amplify the shaking

Page 8: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Earthquake Magnitude

M5

M6

M7

Page 9: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Is there such a thing as “Earthquake Weather”???

Page 10: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Bencana ikutan gempa

GONCANGAN GEMPA (ground shaking and liquefaction)

PATAHAN GEMPA (ground fracture) LONGSORAN dan BANJIR BANDANG TSUNAMI MENINGKATKAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PIPA GAS DAN PIPA AIR PATAH, KEBAKARAN

Page 11: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

NATURAL HAZARD

EPICENTERLAND SLIDE

DISASTERDISASTER

MMI I - XII

HYPOCENTER

Mb, Ms, AND Mw

EARTHQUAKE WAVE PROPAGATION

EARTHQUAKE HAZARD CORELATION AND DISASTER OCCURRED

• Magnitude,• Distance from epicenter• Depth of Hypocenter,• Earthquake mechanism,•Soil-geological condition,•Building condition (ductility, rigidity, etc.), • and etc

Page 12: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Ground Shaking

Yogyakarta Earthquacke, 2006 6.3 Richter scale (6;5, …

aftershocks), but epicentre was located near coast of Bantul – effects only lasted 2-3 minutes and should have been mild.

Yogyakarta built on water saturated river sediment

Standard of buildings were poor Population highly concentrated Shaking caused water-sediment to

behave and flow like a liquid Buildings move in rhythm with

ground – 800 buildings collapsed, many ‘pancaked’

Page 13: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

EARTHQUAKE GROUNDSHAKING

LIQUEFACTION

Chi-Chi Taiwn Earthquake, 1999

Nigata Earthqiuake

Bengkulu Earthquake

The 1992 Flores Earthquake

Page 14: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Ground Fracture

The 1992 Flores Earthquake

GEMPA TARUTUNG, 1987

Page 15: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Banjir Bandang

Wasior, Papua Barat, 2010 Ende, Flores, 1996

Page 16: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

TSUNAMI

Page 17: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Tsunami

Page 18: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

LETUSAN PREATIK KAWAH SUOH, AKIBAT GEMPABUMI LIWA 1994

Letusan Gunungapi

Page 19: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Kebakaran, pipa gas dan pipa air pecah

Page 20: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Peta Zonasi Gempa Indonesia

Page 21: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Peta Akselerasi Permukaan Tanah Maksimum

Page 22: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Kegunungapian / Vulkanisme

Vulkanisme : ialah semua aktivitas magma yang relatif tidak jauh dari permukaan bumi; berdasarkan letaknya dibedakan menjadi intrusif/plutonik dan ekstrusif.

Fenomena vulkanisme minor: xenolit : batuan asing yang tertelan dalam batuan beku. roof pendent : sisa batuan dinding (wall rocks) yang terintrusi,

biasanya di puncak-puncak intrusi. volcano neck : sisa gunung api, berasal dari celah yang terisi oleh

magma dan di sekitarnya telah tererosi. stalaktit lava : tetesan lava dari hasil sisa aliran lava. fumarol : uap, gas, t = 10000 C solfatara : uap, gas, t = 2000 C moffet : gas karbon monoksida geyser : semburan air panas, hot springs : mata air panas

Page 23: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Fenomena Vulkanisme

Page 24: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

PEMBENTUKAN GUNUNG API

Pembentukan gunungapi terjadi melalui proses :(1). Pemekaran kerak samudera, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera. (2). Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.(3) Pemekaran kerak benua, kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. (4) Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.

Page 25: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN GEOLOGIPUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Penampang yang memperlihatkan batas lempeng utama dengan pembentukan busur gunungapi

Page 26: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

TIPE ERUPSI GUNUNG API•Tipe Hawaii, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana; •Tipe Stromboli, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua; •Tipe Plini, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar; •Tipe Sub Plini, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunung api strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;

Page 27: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

• Tipe Ultra Plini, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa; • Tipe Merapi, erupsi yang menghasilkan aliran piroklastik akibat guguran kubah lava;• Tipe Vulkan, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik; • Tipe Surtsey dan Tipe Freatoplini, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung api, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

TIPE ERUPSI GUNUNG API

Page 28: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

TIPE ERUPSI GUNUNG API

Page 29: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Bentuk Gunungapi

Kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya.

Strato, dibentuk oleh pelapisan endapan piroklastik dan lava.

Kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.

Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria;

Perisai, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik.

Page 30: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

BENTUK GUNUNG API

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN GEOLOGIPUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Page 31: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

PENYEBARAN GUNUNG API DI INDONESIA

Page 32: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia.

Bahaya yang langsung adalah: Aliran lava Aliran piroklastik/awan panas Jatuhan piroklastik/hujan abu Lahar letusan Gas vulkanik beracun

Bahaya tidak langsung meliputi Lahar hujan Banjir lahar Longsoran vulkanik Tsunami

BAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG API

Page 33: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN GEOLOGIPUSAT VULAKNOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

BAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG APIBAHAYA GUNUNG API

Page 34: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Aliran Lava

Page 35: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

AWAN PANAS / ALIRAN PIROKLASTIKAWAN PANAS / ALIRAN PIROKLASTIK

AWAN PANAS G. MERAPI 2006, 2010

AWAN PANAS G. MAYON, FILIPINA

AWAN PANAS G. SEMERU

Page 36: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

HUJAN ABU / JATUHAN PIROKLASTIKHUJAN ABU / JATUHAN PIROKLASTIK

ENDAPAN ABU G. KELUT 1990

DAMPAK HUJAN ABU DI G. GALUNGGUNG 1982

Page 37: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

LAHAR HASIL LETUSANLAHAR HASIL LETUSAN

ENDAPAN LAHAR HUJAN YANG MEMPORAK PORANDAKANPEMUKIMAN DAN MENGUBURNYA DI G. GALUNGGGUNG

BANJIR BANDANG DI BEBURUNG, LOMBOK TIMUR YANG MENGHANCURKAN SARAN DAN PRASARANA

Page 38: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Gas Gunungapi

Page 39: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Mitigasi Letusan Gunungapi

Untuk mengurangi bahaya letusan gunungapi terhadap manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

- Pemantauan aktivitas magma secara terus menerus dengan memasang alat seismograf

- Pemantauan perubahan ketinggian kepundan atau puncak gunungapi dengan alat geodetik

- Membuat peta bencana letusan gunung api

Dalam membuat peta bencana gunungapi didasarkan atas : derajat letusan, riwayat letusan dan morfologi gunungnya. Peta bahaya yang menyertainya juga didasarkan atas letusan dari kawah utama arah letusan dianggap tegak lurus tidak terbentuk kaldera dan morfologi gunung api tidak mengalami perubahan yang berarti. Pada umumnya zona bahaya letusan gunungapi dibedakan atas

primer : daerah di hadapan langsung arah letusan, sehingga kemungkinan terkena lava, bahan piroklastik lepas dan gas.

sekunder : daerah dengan kemungkinan terkena lahar (runtuhan material letusan yang belum mengalami konsolidasi).

tertier : daerah yang kemungkinan terkena banjir bandang.

Page 40: Kuliah 10 Gempa Dan Vulkanisme

Peta Bahaya Letusan Gunungapi