1. pendahuluan.docx

Upload: umahuk-thepower

Post on 09-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    1/48

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang.

    Dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan pemerintah Indonesia

    memprioritaskan beberapa program kerja. Salah satu diantaranya peningkatan

    pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan sesuai dengan kemampuan

    dan potensi lestari sumberdaya ikan dan daya dukung lingkungan. Salah satu

    upayanya adalah dengan meningkatkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya dengan

    operasi penangkapan ikan. Kegiatan ini tidak terlepas dari kebutuhan wahana

    berupa kapal dan alat penangkapan ikan baik untuk proses produksi itu sendiri

    maupun transportasi khususnya di wilayah Indonesia yang memiliki banyak

    gugusan pulau seperti halnya di Propinsi Maluku Utara (Mutmainnah, 2006).

    Secara administrasi Kabupaten Halmahera Barat terletak di wilayah

    Provinsi Maluku Utara. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Barat sekitar

    14.253,66 km2, yang terdiri dari luas lautan 11.253,50 km2 dan luas daratan

    3.108,16 km2. Produksi perikanan laut Kabupaten Halmahera Barat pada tahun

    2006 sebesar 76,261.41 ton terdiri dari jenis ikan pelagis besar 46.124.34 ton,

    ikan pelagis kecil 18.909.86 ton dan ikan demersal sekitar 11.227.21 ton (Dinas

    Kelautan dan Perikanan Halmahera Barat, 2006).

    Perairan Kabupaten Halmahera Barat adalah salah satu perairan yang

    memiliki karakteristik sumberdaya perikanan yang dapat dimanfaatkan oleh

    nelayan setempat, karena potensi perikanan tangkap yang sangat besar sehingga

    cukup ramai karena adanya aktifitas penangkapan ikan oleh nelayan. Dalam

    pengoperasian alat tangkap Mini Purse seine harus dilakukan dengan cara yang

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    2/48

    baik serta efektif dan dapat diupayakan semaksimal mungkin sehinga potensi

    sumberdaya yang dimiliki dapat memberikan nilai positif dalam rangka

    membangun perikanan ke depan.

    Alat tangkap mini purse seinedi Kecamatan Jailolo cukup minim tapi bisa

    dikatakan dapat memberi kontribusi pada dunia perikanan Halmahera Barat dan

    untuk nelayan khususnya. Berdasarkan data statistik jenis alat tangkap khususnya

    mini purse seinemenurut kecamatan maka, Kecamatan Jailolo memiliki jumlah

    terbanyak kedua yaitu 26 buah alat tangkap setelah Kecamatan Ibu yang memiliki

    jumlah mencapai 53 buah alat tangkap (BPS Provinsi Malut, 2010)

    Purse seineadalah alat tangkap (gear) yang digunakan untuk menangkap

    ikan pelagic yang membentuk gerombolan ikan. Panjang purse seinebergantung

    pada dimensi kapal, waktu operasi dan jenis ikan yang di tangkap. Purse seine

    yang ditujukan untuk operasi pada siang hari adalah lebih panjang daripurse seine

    yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari (Rahardjo, 1978

    dalam Sudirman dan Mallawa, 2004). Begitu pula dimensi kapal semakin besar

    dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut membawa jaring dan alat bantu

    penangkapan ikan lainnya semakin besar. Demikian juga lebar (depth) daripurse

    seineharus ditentukan dengan memperhatikan tingkah laku dari ikan yang akan di

    tangkap dan kondisi perairan setempat (Sudirman dan Mallawa, 2004)

    Praktek Kerja Lapang ini dilakukan untuk mengetahui spesifikasi teknis

    kapal dan alat tangkap serta metode pengoperasiannya sebagai salah satu upaya

    untuk menggambarkan pemanfaatan teknologi alat penangkapan ikan dalam

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    3/48

    operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap mini purse seine di

    Kabupaten Halmahera Barat.

    Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis melaksakan Praktek Kerja

    Lapang (PKL) dengan judul Teknik Operasi Penangkapan Ikan Dengan

    Menggunakan Alat Tangkap Mini Purse Seine di Desa Saria Kecamatan Jailolo

    Kabupaten Halmahera Barat.

    1.2.Tujuan dan Manfaat

    1.2.1. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah untuk mengetahui

    spesifikasi teknis kapal dan alat tangkap mini Purse seine serta teknik

    pengoperasian alat tangkap mini Purse Seine

    1.2.2. Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai bahan informasi

    dalam pengembangan dan mengetahui pengoperasian alat tangkap mini

    purse seinedi Desa Saria Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    4/48

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Deskripsi dan Klasifikasi Alat Tangkap Pukat Cincin (purse seine)

    Purse seinedisebut juga pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi

    dengan cincin untuk mana talicincin atau tali kerut dilalukan di dalamnya.

    Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu

    pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya

    tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap

    ikan denganpurse seineadalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan

    jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan

    terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang

    lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.

    Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan

    sebagai pengerat ikan (Subani dan Barus, 1989).

    Konstruksipurse seinemenurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:

    1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.

    2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang

    berfungsi memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat

    penarikan jaring.

    3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali

    pemberat, tali kolor, dan tali selambar.

    4. Pelampung p

    5. Pemberat

    6.

    Cincin

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    5/48

    Gambar 1. Deskripsi Alat TangkapPurse Seine

    Pukat cincin (purse seine) mempunyai peranan penting dalam

    penangkapan ikan pelagic yang membentuk gerombolan. Menurut Ayodhyoa

    (1976), ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seineadalah ikan-ikan

    pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk

    shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan

    sangatlah diharapkan pula densitas shoal tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan

    dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.

    Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkap ikan dunia yang

    distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine

    termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO

    terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut.

    Purse seineyang disingkat PS dimasukkan kelompok jaring lingkar bertali kerut

    dengan kode 01.01.00 (BBPPI, 2005).

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    6/48

    2.2. Kapal Ikan

    Kapal merupakan sarana untuk menunjang operasi penangkapan ikan agar

    dapat lebih efesien dan efektif dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan

    yang maksimal. Kapal perikanan terdiri dari kapal penangkap ikan dan kapal

    bukan penangkap ikan, (P4TKP 2010). dengan tipe dan jenis, meliputi :

    Kapal penangkap ikan

    Kapal pukat hela

    Kapal pukat cincin

    Kapal penggaruk

    Kapal jaring angkat

    Kapal jaring insang

    Kapal pemasang perangkap

    Kapal pancing

    Kapal dengan pompa

    Kapal serba guna

    Kapal bukan penangkap ikan

    Kapal induk perikanan

    Kapal pengangkut perikanan

    Kapal pengawas perikanan dan perlindungan

    Kapal riset perikanan

    Kapal latih perikanan

    Istilah dan definisi dalam perikanan tangkap yang berkembang di masyarakat

    nelayan sangat beranekaragam, sehingga diperlukan adanya standar istilah dan

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    7/48

    definisi yang sama terutama dalam penamaan dan atau penyebutan kapal

    perikanan.

    2.3. Alat Bantu

    2.3.1. Cahaya

    Sudirman dan Mallawa (2004), menyatakan bahwa, cahaya hanyalah

    merupakan alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi untuk mengumpulkan

    ikan dalam suatu areal penangkapan (catchable area) kemudian ditangkap dengan

    berbagai jenis alat tangkap.

    Menurut Ben Yami (1976), bahwa, adanya cahaya bulan dalam light

    fishing memberikan pengaruh negatif, cahaya bulan membuat ikan menjadi

    enggan, bahkan tidak lagi tertarik pada cahaya lampu. Hal ini disebabkan karena

    penerangan cahaya lampu berkurang oleh adanya cahaya bulan,

    Laevastu dan Hela (1970), menyatakan bahwa, dengan diketahui sifat

    fototaxis, maka biasanya penangkapan ikan akan lebih efektif di lakukan sebelum

    tengah malam. Hal ini disebabkan adanya memanjang dan memendekannya sel-

    sel kerucut retina mata ikan. Jenis-jenis ikan yang mudah ditarik dan dikumpulkan

    dengan cahaya lampu antara lain : Ikan Lemuru (Sardinella longiceps), Ikan

    Layang (Decapterus russeli), Ikan Kembung (Rastrelliger, sp), Cumi-cumi

    (Loligo sp) dan ikan lainnya.

    Subani (1972), menyatakan bahwa, pada waktu bulan purnama tingkat

    keberhasilan penangkapan ikan dengan menggunakan cahaya lampu biasanya

    rendah. Hal ini karena cahaya terbagi rata, padahal penangkapan ikan dengan

    lampu diperlukan keadaan gelap guna menarik ikan-ikan ke titik yang terang.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    8/48

    Ayodhyoa (1976), menyatakan bahwa, peristiwa tertariknya ikan di bawah

    cahaya dapat di bagi atas dua macam :

    1. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul ini tentu

    berhubung langsung dengan peristiwa fototaxis seperti tersebut di atas seperti

    jenis-jenis seperti sardinella, kembung dab layang.

    2. Peristiwa tak langsung, yaitu karena adanya cahaya maka plankton, ikan-ikan

    kecil dan sebagainya berkumpul, dengan tujuan feeding. Beberapa jenis ikan

    yang termasuk dalam kategori ini seperti ikan tenggiri, cendro, dan lain-lain.

    Menurut Nomura dan Yamazaki (1977), bahwa dengan menggunakan

    cahaya lampu sebagai pemikat ikan maka ;

    a. Nelayan tidak sulit mencari gerombolan ikan.

    b. Hasil tangkapan cenderung lebih pasti jumlahnya, dan meningkat.

    c. Menghemat waktu dan lain-lainnya.

    2.3.2. Rumpon

    Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil

    tangkapan dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan yang di

    pasang (ditanam) di suatu tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat

    berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan sehingga rumpon

    ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut, untuk mengefisienkan

    operasi penangkapan bagi para nelayan. Adanya ikan di sekitar rumpon

    menciptakan suatu hubungan makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya

    bakteri dan mikroalga sejak rumpon dipasang di perairan. Hal ini dikarenakan

    proses pembusukan daun yang terjadi. Selanjutnya hewan- hewan kecil dari

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    9/48

    golongan zooplankton akan datang untuk mencari makan. Akhirnya ikan-ikan

    kecil akan berdatangan disekitar rumpon, begitu pula halnya dengan ikan-ikan

    besar akan datang untuk mencari makan dengan memangsa ikan-ikan pelagis kecil

    (Siahaan, 2005).

    Subani (1985) mengemukakan bahwa teori tertariknya ikan yang berada

    disekitar rumpon, disebabkan karena :

    1. Rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ikan

    tertentu

    2. Rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan

    tertentu

    3. Rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telur bagi ikan-ikan tertentu

    4. Rumpon sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan tertentu

    5. Rumpon sebagai tempat titik acuan navigasi (meeting point) bagi ikan-ikan

    tertentu yang beruaya.

    Direktorat Jenderal Perikanan (1995) melaporkan beberapa keuntungan

    dalam penggunaan rumpon yakni: memudahkan pencarian gerombolan ikan,

    biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.

    Fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai

    berikut:

    a. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan

    b. Gerombolan ikan dan menangkapanya.

    c. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya

    d. Sebagai tempat berkumpulnya ikan

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    10/48

    e. Sebagai tempat daerah penangkap ikan

    f.

    Sebagai tempat mencari makan bagi ikan, berlindung jenis ikan tertentu

    dari serangan ikan predator

    g. Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon

    dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber makanan bagi ikan

    besar.

    Rumpon atauFish Aggregating Device(FAD) adalah salah satu jenis alat

    bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut

    dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar

    berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.

    2.4. Daerah penangkapan ikan

    Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu

    daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang

    mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine

    yaitu :

    a. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan.

    b. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol.

    c. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring.

    Untuk daerah pengoperasian alat tangkap purse seine ini dapat di

    operasikan pada perairan-perairan tertentu. Dimana perairan yang terdapat adanya

    rumpon, sedangkan musim penangkapan dengan alat tangkap tersebut yaitu pada

    musim puncak, musim biasa dan musim paceklik (Sarif, 2008).

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    11/48

    2.5. Operasi Penangkapan dengan Mengejar Gerombolan Ikan

    Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan pukat cincin, bila

    mengejar gerombolan ikan terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

    1. Menemukan gerombolan ikan.

    Ciri-ciri adanya gerombolan ikan yang berenang bebas di perairan, biasanya

    ditandai dengan :

    a. adanya perubahan warna dari air laut, karena gerombolan ikan berenang

    dekat permukaan air,

    b. ikan-ikan melompat dekat permukaan (misalnya pada saat diamankan)

    c. adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan

    oleh ikan

    d.burung-burung yang menukik-nukik dan menyambar-nyambar permukaan.

    Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada senja hari atau pagi hari, disaat

    gerombolan ikan aktif naik kepermukaan air. Setelah gerombolan ikan ditemukan

    maka harus diketahui arah renang, kepadatan, kedalaman perairan serta faktor

    lainnya yaitu arah arus, kecepatan arus, dan angin. Penentuan keputusan haruslah

    cepat mengingat ikan selalu dalam keadaan bergerak.

    2.

    Pelingkaran jaring

    Setelah menemukan gerombolan ikan, barulah dilakukan pelingkaran jaring

    dengan menghadang arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan ikan,

    kapal dijalankan secepat mungkin dengan tujuan agar gerombolan ikan akan

    segera terkepung. Pada saat pelingkaran alat tangkap, arah, kecepatan dan posisi

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    12/48

    kapal harus sedemikian rupa supaya ikan tidak lolos dari alat tangkap. (DPK

    Provinsi Maluku, 2006.)

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    13/48

    III. METODOLOGI PRAKTEK

    3.1. Waktu dan Tempat

    Praktek Kerja Lapang ini dilakukan selama delapan hari mulai dari tanggal 21

    Februari sampai dengan 28 Februari 2014, di Desa Saria Kecamatan Jailolo

    Kabupaten Halmahera Barat.

    3.2. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek kerja lapang sebagaimana

    ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini:

    Tabel 1. Alat dan Bahan

    No Alat dan Bahan Kegunaan

    1 Alat tulis Pencatat data

    2 Kamera Dokumentasi

    3 Quisioner Bahan wawancara

    4 1 Unit Penangkapan Sumber data

    5 CaliperMengukur diameter tali ris dan ukuran

    mesize

    6 MeterMengukur panjang dan lebar kapal serta

    alat tangkap

    7 GPSMengetahui jarak dan menentukan lokasi

    pengoperasian

    8 Hand Refraktometer Mengukur salinitas

    9 pHep Waterproof Mengukur suhu dan pH air

    10 Layangan Arus Mengukur Kecepatan Arus

    3.3. Metode Pengambilan Data

    Metode yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapang yaitu dengan

    metode wawancara serta mengikuti kegiatan operasi penangkapan ikan.

    Wawancara terstruktur dilakukan terhadap nelayan/pemilik unit penangkapan

    ikan dengan menggunankan kuisioner, sedangkan pada operasi penangkapan ikan

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    14/48

    akan diamati metode pengoperasian alat tangkap. Data yang dikumpulkan dalam

    kegiatan praktek ini meliputi data primer dan data sekunder.

    Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengukuran unit

    penangkapan dan wawancara terhadap nelayan/pemilik unit penangkapan ikan,

    dimana data yang di ukur meliputi :

    a. Data dimensi utama kapal (panjang, lebar, tinggi dan draft kapal)

    b. Ukuran alat tangkap yang meliputi: panjang, lebar, ukuran jaring bahu,

    ukuran jaring kantong, ukuran jaring sayap, tali ris, tali pelampung, tali

    pemberat, ukuran pelampung, ukuran pemberat dan cincin serta

    pengamatan langsung di lapangan.

    Data primer untuk teknik penangkapan yang di amati meliputi uraian

    metode pengoperasian alat penangkapan ikan, daerah penangkapan serta hasil

    tangkapan yang diperoleh.

    Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah maupun

    swasta yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan

    kegiatan praktek kerja lapang.

    3.4. Tahapan Kegiatan Praktek Kerja Lapang

    3.4.1. Persiapan

    Langkah awal sebelum pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah

    survei lokasi di Desa Saria pada bulan Februari. Setelah itu persiapan

    perlengkapan yang akan digunakan dalam Praktek Kerja Lapang seperti kuisioner,

    kamera, alat tulis-menulis dan sebagainya.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    15/48

    3.4.2. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

    Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang di awali dengan pengenalan

    lokasi praktek sekaligus dengan kepala Desa Saria. Kemudian dengan bantuan

    kepala Desa, penulis diarahkan untuk mengenal pemilik atau juragan kapal untuk

    penempatan kapal yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat pengambilan data

    Praktek Kerja Lapang oleh penulis dengan cara mengikuti kegiatan pengoperasian

    alat tangkap mini purse seine.

    Tahap I Tahap II Tahap III

    Tahap V

    Tahap IV

    Gambar 2. Bagan Alur Kegiatan PKL

    Pengenalan Lokasi

    Praktek

    Pengenalan Alat Tangkap Pukat

    Cincin (minipurse Seine)

    Pelaksaan

    Praktek

    Pengambilan Data Dimensi

    Utama Kapal dan Spesifikasi

    Alat Tangkap Serta TeknikOperasi Alat TangkapMini

    Purse Seine

    Evaluasi Kegiatan Praktek

    Oleh Pembimbing

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    16/48

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi Kapal

    Kapal ikan adalah kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan

    meliputi aktifitas penangkapan atau pengumpulan sumberdaya perairan,

    pengelolaan/budidaya sumberdaya peraiaran, serta penggunaan dalam pekerjaan-

    pekerjaan riset training dan inspeksi sumberdaya perairan (Nomura dan

    Yamazaki, 1977).

    Kapal yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap mini purse seine

    oleh nelayan Desa Sariamasih tergolong sederhana, hal ini dapat dilihat dari jenis

    bahan untuk pembuatan kapal yaitu kayu dengan panjang 18 m, lebar 2,75 m dan

    tinggi 1,20 m sedangkan untuk kedalaman kapal mencapai 82 cm. Kemudian

    untuk pengukuran tutupan dan dalam palka maka panjang tutupan palka yaitu

    3,40 m dan lebar 82 cm sedangkan untuk panjang dalam palka sama dengan

    panjang tutupan palka yaitu 3,40 dan lebar 2,25 m. Berdasarkan hasil wawancara

    maka rata-rata kapal yang digunakan oleh nelayan Desa Saria hanya mencapai

    panjang 17 m lebih sampai 19 m dan lebar 2,75 m sampai 3 m.

    Fyson (1985), menjelaskan kapal ikan merupakan kapal yang di bangun

    untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan penangkapan ikan (fishing operation),

    menyimpan ikan dan lain sebagainya yang di desain dengan ukuran, rancangan

    bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta berbagai perlengkapan secara

    keseluruhan disesuaikan dengan fungsi rencana operasi.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    17/48

    Gambar 3. Penampang KapalMini Purse Seinedi Desa Saria.

    KET : 1. P. K : Panjang Kapal

    2. T. K : Tinggi Kapal3. P. R. K : Panjang Rumah Kapal

    4. T. R. K : Tinggi Rumah Kapal

    5. K. K : Kedalaman Kapal

    6. L. K : Lebar Kapal

    7. P. T. P : Panjang Tutupan Palka

    8. L. P : Lebar Palka

    9. L. D. P : Lebar Dalam Palka

    Kapal mini purse seine dalam pengoperasiannya menggunakan 2 mesin

    sebagai motor penggerak, ada juga yang menggunakan 3 mesin dengan kekuatan

    40 PK merk Yamaha, hal ini dimungkinkan pada saat pengoperasian alat tangkap

    akan adannya pengejaran dan pelingkaran terhadap gerombolan ikan.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    18/48

    4.2. Deskripsi Alat Tangkap

    4.2.1. Panjang dan Lebar Min i Purse Seine

    Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, pada umumnya tipe mini purse

    seineyang digunakan oleh nelayan Desa Saria adalah tipe Jepang. Desain kantong

    berada di tengah dan dioperasikan dengan satu kapal (one boat system). Hal ini

    sesuai dengan gambar jenis-jenis purse seine. Murdiyanto dkk, 1985 dalam

    Sudirman dan Mallawa, (2004).

    Gambar 4. PelebaranMini Purse Seine

    KET : 1. Tali Pelampung

    2. Pelampung

    3. Tali Ris Atas

    4. Cincin

    5. Tali Kolor

    6. Pemberat

    7. Tali Pemberat

    8. Tali Ris Bawah

    9. Pelampung Tanda

    10. Selvedge/serempatan Atas

    11.Selvedge/serempatan Bawah

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    19/48

    Sayap pada purse seine berfungsi sebagai penghadang agar ikan tidak

    meloloskan diri sehingga dalam penentuan ukuran mata jaring disesuaikan dengan

    ukuran ikan yang menjadi tujuan penangkapan, dan kantong berfungsi sebagai

    tempat terkumpulnya ikan setelah penarikan tali kolor. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Kulst (1987), bahwa kantong merupakan penampung ikan (bunts)

    dimana ikan berkumpul setelah penarikan kolor (pursing). Sedangkan Serampatan

    /selvedge dipasang pada bagian pingggiran jaring yang fungsinya untuk

    memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan

    jaring. bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Serampatan dipasang

    pada bagian atas, bawah dan samping dengan ukuran mata yang sama.

    Mini Purse seine yang digunakan di lokasi praktek kerja lapang pada

    umumnya berukuran kecil (mini purse seine) dengan panjang tali ris atas dan tali

    pelampung yaitu 360 m, lebar pada bagian samping 30 m dan pada bagian tengah

    60 m. Sedangkan panjang tali ris bawah dan tali pemberat tidak sama panjangnya

    dengan panjang tali ris atas dan tali pelampung, dimana panjang tali ris bawah dan

    tali pemberat yaitu 390 m dan panjang tali kolor lebih panjang dari tali ris bawah

    dan tali pemberat yaitu 410 m. Desain mini purse seineseperti ini tujuannya untuk

    memudahkan para nelayan dalam pengoperasian saat hauling danalat tangkap ini

    dioperasikan dengan menggunakan kapal kayu.

    4.2.2. Bahan Tali-temali

    1. Bagian Utama Pukat Cincin (Purse Seine)

    Sayap (wing), perut, bahu dan kantong merupakan dagian utama dari

    pukat cincin, biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan benang nylon (PA)

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    20/48

    atau bahan lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya sama tetapi kadang

    kala berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

    Pada setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang

    berbeda, biasanya pada bagian sayap merupakan menggunakan ukuran mata

    jaring yang paling besar dan makin kearah kantong semakin mengecil.

    2. Tali Pelampung (float Line)

    Tali pelampung digunakan untuk dapat menempatkan pelampung dan

    merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan pelampung yang

    lain.

    3. Tali Ris Atas

    Tali ris atas digunakan sebagai pengikat tali pelampung atau merupakan

    penghubung antara tali pelampung dan juga berfungsi sebagai tempat untuk

    mengikat pepetan sebelah atas.

    4. Tali Pemberat

    Tali yang digunakan sebagai penghubung pemberat yang satu dengan yang

    lain, serta berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian bawah

    5. Tali kolor

    Tali yang dipasang untuk dapat menghubungkan cincin-cincin yang

    terletak dibawah bridle line pada bagian bawah, yang dimaksudkan untuk

    menutup bagian sisi tepi jaring pada waktu pursing.

    Adapun spesifikasi teknis alat tangkap mini purse seine dapat disajikan

    pada Tabel 2 berikut.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    21/48

    Tabel 2. Spesifikasi Teknis Alat TangkapMini Purse Seine Desa Saria.

    No Nama Jenis Bahan

    No

    Benangdan Tali

    Ukuran

    Mesh size(cm)

    Panjang atauUkuran

    1Sayap Kiri danKanan PA 210 D/9 1,9 -

    2Badan Kiri danKanan PA 210 D/9 1,9 -

    3 Kantong PA 210 D/9 0,9 -

    4 Selvedge PE 380 D/15 1,9 -

    5 Tali Ris Atas PE 6 mm - 360 m

    6 Tali Pelampung PE 6 mm - 360 m

    7 Tali Ris Bawah PE 6 mm - 390 m8 Tali Pemberat PE 6 mm - 390 m

    9 Tali Kolor PE 14 mm - 410 m

    10 Pelampung Gabus - - 1,4-3 cm

    P 10-14 cm

    11 Pemberat Timah - - 0,7 cm

    P 2,1 cm

    12Cincin

    Besi tahan

    karat - - 1,1 cm

    4.2.3. Ukuran Mesh Size(Mata Jaring)

    Gambar 5. Ilustrasi PosisiMini Purse SeinePada Saat Operasi

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    22/48

    Mesh size adalah ukuran lubang pada mata jaring. Ukuran mata jaring

    pada mini purse seinesangat berbeda hal ini karena adanya beberapa bagian pada

    mini purse seine, ukuran pada jaring kantong lebih kecil dari ukuran bagian

    lainnya. Untuk jaring kantong 0,9 cm dan pada bagian badan dan sayap jaring 1,9

    cm. Menurut Kulst (1987) ukuran mata yang lebih kecil akan membuat jaring

    lebih kuat menahan tekanan mengingat kantong sebagai wadah dimana ikan

    berdesak-desakan di jaring sebelum dinaikkan ke atas kapal.

    Mesh sizemerupakan faktor penting yang harus diperhatikan pada jaring

    purse seine, karena berhubungan langsung dengan ukuran ikan yang menjadi

    tujuan utama penangkapan dan banyaknya ikan yang tertangkap. Pemilihan mesh

    sizeyang terlampau kecil menyebabkan sinking speedakan menurun, tetapi mesh

    size terlampau besar akan mengakibatkan tangkapan banyak yang lolos atau

    terjerat (Sudirman dan Mallawa, 2004).

    4.2.4. Pelampung dan Pemberat

    1. Pelampung (buoy)

    Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah

    dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu

    mengapung walaupun didalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan yang

    dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat jenis (bj) yang lebih

    kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu bahan tersebut tidak menyerap air.

    Pada umumnya pelampungpurse seinedibuat dari bahan plastik yang keras.

    Pada umumnya nelayan Desa Saria menggunakan pelampung gabus yang

    berbentuk lonjong. Alat tangkap mini purse seine yang digunakan dalam

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    23/48

    pengoperasian memiliki 2 tipe pelampung yaitu berbentuk lonjong dan empat

    persegi dengan ukuran panjang dari pelampung lonjong yaitu 14 cm dan diameter

    yaitu 3 cm, dan panjang pelampung empat persegi yaitu 10 cm dan ukuran

    diameter yaitu 1,4 cm. Untuk diameter pada pelampung utama yaitu 1,2 cm.

    Gambar 6. Ukuran Pelampung

    Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk dan daya apung benda

    tersebut, pelampung yang biasanya digunakan pada alat tangkap ini berbentuk

    oval. Sedangkan jumlah pelampung tergantung dari extra buoyancy yang

    diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali pelampung (buoy line) yang

    besar ukuranya sama dengan tali ris atas yang berbeda hanya arah pintalan tali

    tersebut.

    2. Pemberat

    Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu

    dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat

    tenggelamnya. Tetapi daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan

    pelampung jaring, sehingga pelampung jaring harus memiliki extra buoyancy

    yang besar. Pemberat dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    24/48

    air laut, sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut. Bahan yang biasa

    dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus dipergunakan

    bahan yang tidak mudah berkarat.

    Berdasarkan hasil pengukuran untuk pemberat yang bentuknya seperti

    empat persegi dengan panjang 2,1 cm dan ukuran diameter pada lubang pemberat

    0,7 cm, serta diameter untuk cincin ukurannya yaitu 1,1 cm yang fungsinya untuk

    masuknya tali cincin atau kolor.

    Gambar 7. Ukuran Pemberat

    Cincin atau biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana

    pada bagian tenggahnya merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring

    terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup. Bahan yang dipergunakan

    biasanya dibuat dari besi dan kadang-kadang kuningan. Ring ini selain memiliki

    fungsi seperti tersebut di atas berfungsi juga sebagai pemberat.

    4.2.5. Jarak Pemasangan Pelampung dan Pemberat

    Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan jarak antara pelampung yaitu

    13 cm dan jarak antara pemberat yaitu 54 cm. Dimana pengukurannya di mulai

    dari ujung salah satu pemberat ataupun pelampung sampai pada bagian dalam di

    pelampung atau pemberat yang lain.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    25/48

    Gambar 8. Jarak Antara Pelampung dan Pemberat

    Ditinjau dari bahannya yang dimaksud dengan pelampung adalah semua

    bahan yang memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air laut. Pelampung

    yang digunakan pada alat tangkap jaring berbentuk slinder, pelampungnya

    lembut, dan terdapat rongga atau lobang udara di bagian tengahnya yang juga

    penghubung tali pelampung. Bahannya pemberat adalah semua bahan yang

    terpasang pada alat tangkap ikan yang memiliki massa jenis lebih besar dari rata-

    rata massa jenis air laut. (Jen, 2013).

    4.2.6. Jumlah Mesh SizeAntara Setiap Pelampung dan Pemberat

    Untuk mengukur mata jaring jarak antara pelampung adalah Pengukuran

    harus dilakukan pada beberapa titik/tempat yang berbeda dalam satu pis jaring

    bagian yang sama. Misalnya pada pelampung yang satu ke pelampung yang satu

    serta dan menghitung jumlah mesh size(Jen, 2013).

    Berdasarkan hasil perhitungan di lapangan maka jumlah mesh size antara

    satu pelampung yaitu 21 mesh size dan jumlah mesh size antara satu pemberat

    mencapai 28 mesh size. Cara menghitungnya adalah sama dengan cara

    mengukur jarak pada pelampung dan pemberat di mulai dari ujung salah satu

    pemberat ataupun pelampung sampai pada bagian dalam di pelampung atau

    pemberat yang lain.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    26/48

    Gambar 9. JumlahMesh Sizeantara Pelampung dan Pemberat

    4.3. Metode Pengoperasian Alat Tangkap

    Pengoperasian purse seinedilakukan dengan melingkari gerombolan ikan

    sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik

    dari bagian bawah dan membentuk seperti sebuah kolam (Sainsbury 1986). Untuk

    memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini

    mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya tali kolor

    atau tali pengerut (Subani danBarus, 1998).

    4.3.1. Persiapan Awal

    Sebelum berangkat ke daerah penangkapan (fishing ground) Fishing

    Master memberikan komando atau perintah kepada Anak Buah Kapal (ABK)

    untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan operasi

    penangkapan, seperti menyiapkan bahan bakar minyak, serta alat-alat bantu

    seperti kunci, senter dan batu yang dilakukan di darat, sedangkan pemeriksaan

    kapal dan alat tangkap dilakukan di atas kapal. Susunan alat tangkap sangat

    penting untuk keberhasilan pengoperasian mini purse seine.

    Alat tangkap harus disusun dengan rapi diatas deck yaitu pelampung

    disusun pada bagian buritan kapal dan cincin dibagian haluan pada lambung

    kapal, karena olah gerak kapal mengarah ke bagian kanan yang sudah di dukung

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    27/48

    dengan desain kapal. Pada bagian lambung kanan kapal diberi lubang untuk

    penempatan dua tiang besi dengan panjang 50 cm yang fungsinya untuk

    pemberian jarak tali kolor pada saat hauling.

    Gambar 10. Alat dan Bahan Yang disiapkan

    4.3.2. Menuju ke F ishing Ground

    Fishing Master atau orang yang sudah berpengalaman dalam bidang

    penangkapan, tugasnya untuk melihat keberadaan gerombolan ikan pelagic di

    perairan Teluk Jailolo dengan jarak tempuh yang relatif tergantung adanya

    kawanan atau gerombolan ikan. Karena dalam pengoperasian yang menjadi tujuan

    penangkapan yaitu ikan-ikan yang berruaya atau bermigrasi tanpa menggunakan

    alat bantu rumpon, sehingga alat tangkap mini purse seineyang operasikan sangat

    konvensional artinya untuk melihat keberadaan gerombolan ikan masih

    menggunakan burung sebagai navigasi dan buih-buih air pertanda adanya

    gerombolan ikan. Akan tetapi pada teknis pengoperasiannya sudah pada tingkat

    semi modern hal ini dikarenakan pada saat hauling, penarikantali kolor atau tali

    cincin menggunakan alat bantu roller (takkal) yang gunanya untuk memudahkan

    nelayan dalam proses penangkapan ikan.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    28/48

    Gambar 11. Mencari Gerombolan Ikan

    4.3.3. Setting

    Pada saat Fishing Master melihat adanya gerombolan ikan maka

    perintahnya adalah tao-tao (menarik mesin) dan kapalpun mendekati dan

    mengelilingi kawanan atau gerombolan ikan untuk mengetahui arah renang ikan

    dan arah arus gunanya pada saat setting berlangsung diharapkan tidak adanya

    kesalahan. Setelah mendapat isyarat dari Fishing Master maka proses setting

    langsung dilakukan dengan lama waktu rata-rata 5-10 menit, proses setting

    sebagai berikut.

    1. Mula-mula ujung tali pelampung yang diberi pelampung tanda yang

    disatukan dengan ujung tali kolor dan tali ris bawah dilemparkan ke

    permukaan air laut pada permulaan operasi yang disertai dengan 2-3 orang

    ABK yang gunanya untuk menakuti ikan agar tidak keluar dari area

    penangkapan.

    2. Selanjutnya kapal penangkap segera melingkar gerombolan ikan sambil

    menurunkan secara cepat jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, dan

    ring) menuju ke ujung tali kolor yang telah dilemparkan pada permulaan

    operasi yang disertai pelemparan batu oleh ABK ke dalam laut yang

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    29/48

    menjadi area operasi penangkapan yang fungsinya untuk menakuti ikan

    agar tidak keluar dari area penangkapan.

    3. Setelah jaring membentuk satu lingkaran penuh maka pelampung yang

    pertama dilemparkan diangkat ke atas kapal. Selanjutnya tali kolor yang

    disatukan dengan tali pelampung di angkat dan pasangkan ke bagian mesin

    penarik atau takkal (roller).

    4.3.4. Hauling

    Setelahsettingselesai dilakukan maka dilanjutkan dengan penarikan jaring

    (hauling). Ujung tali kolor dililit pengait roller(takkal) untuk jalannya tali sebagai

    alat bantu untuk menaikkan cincin ke geladak kapal, tali cincin melewati dua

    tiang besi yang sengaja di taruh di lambung kanan kapal yang fungsinya sebagai

    jalannya tali kolor supaya lebih terarah, secara bersamaan dua orang ABK berdiri

    di lambung kanan kapal untuk menusuk bambu yang ujungnya sudah dililit

    dengan benang karung beras (soka) yang sudah terurai yang fungsi untuk

    menakuti ikan agar tidak keluar dari area penangkapan. Setelah tali kolor tertarik

    semua dan cincin telah dinaikkan ke atas kapal maka sedikit demi sedikit jaring

    dinaikkan ke atas kapal dengan lama waktu rata-rata 40-50 menit. Setelah

    sebagian jaring dinaikkan keatas kapal jika hasil tangkapan banyak, maka jaring

    langsung ditarik tanpa disusun agar hasil tangkapan langsung dapat dinaikkan ke

    atas kapal setelah barulah jaring disusun pada tempat semula, sedangkan jika

    jumlah ikan yang tertangkap sedikit atau tidak sama sekali maka jaring ditarik dan

    langsung disusun pada tempat seperti pada waktu mulai operasi dengan tujuan

    agar jaring langsung dapat dipergunakan untuk operasi selanjutnya.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    30/48

    4.4. Alat Bantu Yang digunakan

    4.4.1. Rumpon

    Rumpon yang digunakan oleh nelayan Desa Saria sebagai alat bantu

    penangkapan terdapat dua jenis yaitu rumpon perairan dangkal dan rumpon

    perairan dalam. Berdasarkan hasil wawancara daerah atau tempat pemasangan

    rumpon dangkal hanya meliputi perairan Halmahera Barat dengan kedalaman

    rata-rata mencapai 200-300 m. Sedangkan untuk daerah atau tempat pemasangan

    rumpon dalam meliputi perairan Batang Dua dengan kedalaman rata-rata

    mencapai 1000 m lebih.

    Gambar 12. Rumpon Dangkal

    Ada beberapa dugaan penyebab ikan berkumpul di sekitar rumpon

    diantaranya adalah karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan

    mencari makanan (Subani, 1989). Ikan di sekitar rumpon menciptakan suatu area

    makan dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri mikroalga dan

    dilanjutkan hewan-hewan kecil akan menarik perhatian ikan pelagis kecil serta

    datangnya ikan pelagis besar (Subani, 1972).

    Rumpon yang ditempatkan di perairan dangkal kurang dari 500 meter

    umumnya tidak efektif mengagregasi tuna. Selain itu, biaya penanaman rumpon

    meningkat sebanding dengan kedalaman, karena semakin dalam semakin panjang

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    31/48

    tali tambat yang dibutuhkan. Rumpon yang ditanam pada kedalaman antara 1000 -

    2000 m umumnya berfungsi dengan baik. Pada kondisi tertentu, bagaimanapun,

    mungkin perlu untuk menanamkan rumpon di kedalaman yang lebih besar.

    Gambar 13. Ilustrasi kisaran kedalaman penanaman rumpun(Sumber : PDF, Pemasangan-Rumpon)

    4.4.2. Roller(Takkal)

    Sudirman dan Achmar, 2004. mengemukakan bahwa alat bantu yang

    dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mempermudah dan

    memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal antara lain : Radar, RDF,

    Line Hauler, Marlin Spike, Catut Potong, Ganco, Sikat Baja, Jarum Bunuh, Pisau

    dll.

    Rollermerupakan salah satu alat bantu yang biasa digunakan dalam proses

    penangkapan, dengan berbagai macam alat tangkap salah satunya adalah alat

    tangkap mini purse seine, dimana kegunaannya adalah untuk menarik alat tangkap

    pada saat hauling, tetapi ada sebagian yang sudah menggunakan untuk

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    32/48

    menurunkan atau settingalat tangkap. Rolleryang digunakan oleh nelayan Desa

    Saria Pada umumnya menggunakan mesin diesel bermerk tiger dengan kekuatan

    180 TG yang di produksi oleh Negara Cina

    Gambar 14.Roller(takkal)

    4.5. Musim Penangkapan

    Musim penangkapan yang dikenal nelayan setempat didasarkan pada

    jumlah tangkapan selama waktu tertentu. Musim penangkapan ikan yang terjadi

    terbagi kedalam 3 musim sebagai berikut :

    1. Musim Paceklik

    Musim paceklik terjadi pada bulan Desember sampai bulan Februari, hal

    ini berkaitan erat dengan keadaan iklim dimana angin bertiup dari arah barat

    sangat kencang dan terjadi gelombang yang cukup besar pula serta dibarengi

    dengan terjadinya hujan. Pada bulan tersebut (musim paceklik) kebanyakan

    nelayan tidak melakukan penangkapan.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    33/48

    2. Musim Sedang

    Musim sedang terjadi pada bulan Maret sampai bulan Agustus dan. Pada

    musim ini ditandai oleh angin dan gelombang yang tidak begitu besar, pada

    musim ini nelayan sudah mulai melakukan operasi penangkapan.

    3. Musim Puncak

    Musim puncak terjadi pada bulan September sampai bulan November,

    pada musim ini para nelayan mulai aktif dalam melakukan penangkapan. Pada

    musim ini gelombang, angin, arus laut besar tetapi tidak terjadi secara terus

    menerus dan bersifat halus. Pada musim ini harga ikan menurun drastis

    dikarenakan jumlah produksi ikan yang meningkat.

    Menurut Puslitbangkan (1994), musim ikan pelagis di perairan Indonesia

    umumnya berlangsung pada akhir musim Timur dan awal musim Barat (sekitar

    bulan Agustus sampai November). Kesuburan perairan tersebut akibat adanya

    upwelling pada musim Timur seperti yang terjadi di Laut Banda, Samudera

    Hindia dan Laut Jawa bagian Timur.

    Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang sering tertangkap di perairan dimana

    menjadi daerah penangkapan (fishing ground) adalah ikan komo, cakalang, sorihi

    julung dan ikan deho. Masing-masing jenis ikan pelagis yang ditangkap tidak

    mempunyai musim penangkapan tersendiri sehingga dalam musim apapun ikan-

    ikan tersebut akan di tangkap.

    4.6. Daerah Penangkapan

    Daerah penangkapan (fishing ground) alat tangkap mini purse seineyang

    dioperasikan di Desa Saria adalah di sekitar perairan Kabupaten Halmahera Barat

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    34/48

    di 2 titik. Dimana 1 titik daerah penangkapan dengan jarak tempuh 0,75 mil.

    Waktu tempuh dari pangkalan (fishing base) di Desa Saria kefishing ground 15

    -20 menit. Sedangkan di titi ke 2 jarak yang di tempuh 1,56 mil dengan lama

    waktu yang di tempuh 3040 menit.

    Penentuan fishing ground untuk pengoperasian minipurse seine di

    daerah ini didasarkan pada tanda-tanda alami, terutama adanya burung-burung

    yang terbang di permukaan perairan. Selain itu, juga berdasarkan pengalaman

    nelayan yang banyak mendapatkan hasil tangkapan di daerah perairan tertentu.

    Hal ini mengakibatkan pada suatu daerah tertentu, nelayan-nelayan mini purse

    seinemenangkap pada satu daerah yang sama.

    Daerah penangkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu

    daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang

    mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine

    yaitu :

    a. bukan daerah yang dilarang menangkap ikan

    b. terdapat ikan pelagis yang bergerombol

    c. perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring

    Sebab-Sebab utama ikan berkumpul disuatu perairan adalah (a) ikan-ikan

    tersebut memiliki perairan yang cocok untuk hidupnya, (b) mencari makanan (c)

    mencari tempat yang sesuai untuk pemijahannya maupun untuk perkembangan

    larvanya.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    35/48

    Berdasarkan hasil praktek kerja lapang di beberapa titik diperairan

    Kabupaten Halmahera Barat diperoleh hasil pengukuran parameter lingkungan

    pada Tabel 3 di bawah ini :

    Tabel 3. Hasil Pengukuran Parameter Air Laut Pada Daerah Penangkapan Ikan.

    TripPenangkapan

    Waktu (WIT)

    Parameter Lingkungan

    Suhu (0C)Salinitas

    (%0)pH air

    Kec.

    Arus (m/det)

    1 17.20 28,4 40 8,23 4,4

    2 17.00 29,3 40 8,21 6,8

    3 16.00 30,1 35 8,23 5,6

    4 18.30 31,3 37 8,23 5,8

    Jumlah 119,1 152 32,9 22,6

    Rata-rata 29,7 38 8,2 5,6

    Dari hasil pengukuran parameter lingkungan selama kegiatan praktek

    lapang menunjukan bahwa suhu perairan berkisar antara 28,4 31,3 C, suhu

    tertinggi terjadi pada trip 4 pada pukul 18.30 WIT dan suhu terendah pada trip

    pertama pukul 17.20 WIT. Salinitas perairan berkisar antara 35 40 %0dengan

    rata-rata 38 %0, sedangkan pH air rata rata 8.2 dan kecepatan arus berkisar

    antara 4,46,8 m/det. Dari hasil pengamatan kondisi perairan tidak berpengaruh

    terhadap jenis hasil tangkapan pada daerah penangkapan tersebut, karena pada

    dasarnya alat tangkap mini purse seine yang menjadi tujuan penangkapannya

    adalah ikan-ikan pelagic yang selalu membentukshoalatau gerombolan terhadap

    jenis ikan apapun.

    4.7. Hasil Tangkapan

    Mini purse seine yang dioperasikan di Desa Saria ditujukan untuk

    menangkap gerombolan ikan-ikan pelagis. Hasil tangkapannya adalah ikan komo,

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    36/48

    sorihi, julung, cakalang dan ikan deho. Ikan yang dominan tertangkap adalah ikan

    komo. Dalam sistem pelelangan telah di atur oleh pelaksana dimana musim

    puncak 1 keranjang ikan bisa mencapai Rp 100.000, musim sedang mencapai Rp

    200.000 dan musim paceklik bisa mencapai Rp 350.000 dan itu berlaku untuk

    setiap jenis ikan.

    4.7.1. Sistem Bagi Hasil

    Berdasarkan hasil wawancara sistem bagi hasil yang berlaku di Desa Saria

    adalah bagi 3 antara pemilik kapal, ABK dan kapal mini purse seine. Dimana 30

    % untuk pemilik kapal dan sisanya untuk ABK dan kapal mini purse seine.

    Misalkan dalam 1 bulan apabila hasil tangkapan dan biaya produksinya mencapai

    Rp 50.000.000 maka 30% atau 15 jutanya untuk pemilik kapal dan upah yang

    didapatkan oleh ABK adalah 35% atau 17,5 juta maka hasil yang sama juga

    didapatkan oleh kapal untuk persiapan atau sebagai dana apabila terjadi kerusakan

    atau perbaikan pada kapal. Kemudian 17,5 juta atau hasil yang didapatkan di bagi

    dengan jumlah ABK 6 orang untuk mengetahui pendapatan rata-rata dari ABK

    yaitu 2,9 juta lebih.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    37/48

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) tentang Teknik Operasi

    Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Alat Tangkap mini Purse Seine di Desa

    Saria Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat, dapat disimpulkan bahwa.

    Kapal yang digunakan untuk operasi penangkapan masih tradisional

    karena terbuat dari bahan kayu

    Ukuran alat tangkap mini purse seine di Desa Saria mencapai 360-400 m

    dengan tipe Jepang karena desain kantong yang berada di tengah dan

    dioperasikan hanya menggunakan satu kapal (one boat system)

    Pengoperasiannya sangat konvensional juga semi modern karena tanpa

    menggunakan alat bantu dalam mencari shoalatau gerombolan ikan serta

    menggunakan alat bantu dalam pengoperasiannya

    Jarak daerah penangkapannya relatif tergantung dimana adanya

    gerombolan ikan sehingga hasil tangkapannyapun akan sama tergantung

    adanyashoalatau gerombolan ikan.

    5.2. Saran

    Harus adanya praktek lanjutan tentang pengoperasian alat tangkap mini

    purse seinedengan menggunakan alat bantu.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    38/48

    DAFTAR PUSTAKA

    Ayodhyoa, A.U.. Teknik Penangkapn Ikan. Bagian Teknik Penangkapan Ikan.

    Bogor: Institut Pertanian, 1976.

    Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara 2010

    Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara 2011

    Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2005. Petunjuk Teknis Identifikasi

    Sarana Perikanan Tangkap Pukat Cincin (Purse seine) BBPPI, Semarang

    Ben Yami, M. 1976. Fishing with Light . Published by arrangement with the

    FAO of the United Nations by Fishing News Books, Ltd. England: 1Long Garden Walk, Farnham, Surrey, 150 p.

    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Barat, 2006

    Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku, 2006.

    Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Penggunaan Payaos/rumpon di Indonesia.

    Jakarta 11 hal.

    Fyson, John, 1985. Design of Small Fishing Vessel, FAO-UN, Fishing News

    Book Ltd, England.

    Jen, A. M. 2013. Pengoprasian Alat Tangkap Gillnet Permukaan DenganMenggunakan Alat Bantu Penangkapan Ikan (Rumpon)Di Perairan Kota

    Ternate. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Khairun

    Ternate.

    Laevastu, T., and I. Hela.Fisheries Oceanography. London: Fishing News., 1970.

    Mutmainnah Ridwan, 2006a. Studi Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan Terbang

    Dengan menggunakan Alat Tangkap Gill Net di Perairan Pulau Hiri,Kota

    Ternate Propinsi Maluku Utara.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

    Universitas Unkhair Ternate. Makalah.

    Nomura, M. And T. Yamazaki. Fishing Techniques. Compilation of Transcript of

    Lecturer Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan

    International Corperation Agency. Tokyo, 1975.

    Nomura. N dan Yamazaki. T, 1977. Teknik Penangkapan Ikan 1 Peti Perikanan

    Secara Umum. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan. Fakultas

    Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

    TENAGA KEPENDIDIKAN PERTANIAN 2010. Mata Diklat

    Identifikasi Kapal Dan Alat Penangkap Ikan

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    39/48

    Puslitbangkan. 1994. Pedoman Teknis Perencanaan Pemanfaatan dan Pengelolaan

    Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Perikanannya. Seri Pengembangan

    Hasil Penelitian Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta.

    Sainsbury, J.C. Commercial Fishing Methods. Farnham: An Introduction to

    Vessel and Gears. Second Edition. Fishing News Books, 1986.

    Sarif. K. 2008. Sistem Pengoperasian Alat Tangkap Dengan Purse Seine Di

    Perairan Talimau Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan

    Hasil Praktek Kerja Lapang (PKL)

    Siahaan. 2005. Penambahan Rumpon untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan

    Kelong Tancap di Daerah Kawal Kabupaten Tanjung Pinang Kepulauan

    Riau. IPB Bogor: 96 halaman

    Subani, W. 1972. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid 1. LembagaPenelitian Perikanan Laut, Jakarta. Hal : 85-104

    Subani, 1985.Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Ikan.Laporan Penelitian dan

    Pengembangan Departemen Pertanian Jakarta. Jakarta.

    Subani, W. dan Barus, H. R. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

    Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.50. tahaun 1988/1989.

    Edisi Khusus. Balai Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian

    Pengembangan Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian. 248 hal.

    Sudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta,

    Jakarta.

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    40/48

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    41/48

    1. Dokumentasi Praktek Kerja Lapang PKL

    a. Pengukuran Spesifikasi Kapal dan Alat Tangkap Mini Purse

    Seine

    Mengukur Panjang Kapal Mengukur Lebar Kapal

    Mengukur Panjang Tutupan Palka Lebar Tutupan Palka

    Mengukur Tinggi Palka Lebar Dalam Palka

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    42/48

    Panjang Pelampung Putih Diameter Pelampung Putih

    Panjang Pelampung Merah Diameter Pelampung Merah

    Panjang Pemberat Diameter Pemberat

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    43/48

    Diameter Cincin Jarak Antara Pemberat

    b.

    Proses Setting dan Hauling

    Pelingkaran Gerombolan Ikan Penarikan Tali Kolor Dengan Roller

    Menakuti Ikan Dengan Bambu (soka) Penyusunan Kembali Alat Tangkap

    c. Pengukuran Parameter Air Laut

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    44/48

    Pengukuran Suhu dan pH air Mengukur Salinitas Pengukuran Kecepatan Arus

    d.

    Proses Wawancara

    Wawancara Dengan Juragan Wawancara Dengan ABK

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    45/48

    2. Kuesioner

    KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    1. Mengetahui Diskripsi kapal Purse seine

    Meliputi :

    Kapal

    o Panjang :Cm,

    o lebarCm,

    o tinggiCm,

    o panjang Luanas :Cm,

    o Kedalaman drafCm

    mesin kapal :

    o KekuatanPK ,

    o merek mesin..

    Alat bantu :

    Alat- alat Navigaasi :

    a) :

    b) :

    c) :

    d) :

    Palka Ikan hasil tangkapan :

    a) Jumlah : buah,

    b)

    Ukuran :Panjang:.m, lebarm

    Kamar mesin

    Peralatan yang berada dalam mesin

    Mesin berapa PK :.jumlah..

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    46/48

    2. Mengetahui Diskripsi alat tangkap Purse seine

    Pur se seineUkuran

    (Cm)Jumlah Mater ial Keterangan

    1. Jaring bahu

    2. Jaring sayap

    3.Jaring kantong

    4. Selvadge

    5. Tali ris bawah

    6.Tali pelampung

    7. Tali pemberat

    8. Cincin

    9. Pelampung

    3. Mengetahui pembagian tugas operasi di atas kapal

    - Nahkoda :

    - Juru mesin :

    - ABK :

    - Koki :

    - Bagian lain-lain

    4.

    Operasi penangkapan:- Perencanaan dan persiapan sebelum kapal berangkat

    Menentukan lokasi penangkapan : Alat..Alami..

    - Daerah dan waktu penangkapan :

    Jarak FG-FB:Mile, Waktu:.Jam

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    47/48

    5. Hasil tangkapan dan penanganannya

    Jenis ikan Jumlah hasil

    tangkapan

    Satuan Penanganan

    1.

    2.

    3.

    4

    5

    Hasil Tangkapan (produksi)

    Musim Jenis IkanProduksi per trip

    (Kg)

    Harga / Kg

    (Rp)

    Puncak

    Ikan

    Utama

    Ikan

    Lainnya

    Total

    Sedang

    IkanUtama

    Ikan

    Lainnya

    Total

    Paceklik

    Ikan

    Utama

    Ikan

    Lainnya

    Total

  • 5/19/2018 1. Pendahuluan.docx

    48/48

    DAFTAR LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    Nama Mahasiswa : M Iksan Umahuk

    NPM : 051910007

    Fakultas / Jurusan : Perikanan / P S P

    Tempat PKL : Desa Sariah Kec Jailolo Kab. Halbar

    Waktu klegiatan : .

    No Hari / TanggalWaktu

    KegiatanJenis Kegiatan

    1 Jumat, 21/02/2014 16.0017.20

    Survei lokasi dan perkenalan

    dengan Kepada Desa Saria serta

    juragan kapal

    2 Sabtu, 22/02/2014 16.0019.40Persiapan sekaligus pelaksaan

    kegiatan operasi penangkapan

    3 Minggu, 23/02/2014 14.0015.40Pengukuran spesifikasi kapal

    dan alat tangkap

    4 Senin, 24/02/2014 14.0020.00Wawancara, persiapan sekaligus

    pengoperasian alat tangkap

    5 Selasa, 25/02/2014 12.0015.00Wawancara tentang hasil

    tangkapan

    6 Rabu, 26/02/2014 14.0019.45Persiapan sekaligus pelaksaan

    kegiatan operasi penangkapan

    7 Kamis, 27/02/2014 15.0021.30Persiapan sekaligus pelaksaan

    kegiatan operasi penangkapan

    8 Jumat 28/02/2014 08.0012.00Wawancara serta evaluasi akhir

    kegiatan PKL