03 ma'rifatul+ilmi+wa+alima+@+new

Upload: bagas-setyawan

Post on 10-Jul-2015

370 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

MUKADIMAH Menyadari keagungan Asma Allah yang kebesaran Asma-Nya meliputi Arsy yang IlmuNya meliputi Langit dan Bumi, dialah pencipta Langit dan Bumi serta segala sesuatu yang berada diantara keduanya. Rabbul Jalil yang berhak sombong, yang berhak berbuat semaunya Allahu Samad. Shalawat dan salam tersampaikan kepada Nabi kekasih Allah Muhammad saw, juga kepada keluarga dan sahabat beliau. Kitab ini diberi judul Marifatul Ilmi Wa Alima Adapun tujuan penyusunan kitab ini adalah untuk mencari arti atau format atau parameter yang jelas dari makna kata Ilmi, karena pada masa kini arti kata Ilmi telah rancu dan tidak memiliki parameter yang jelas. Maka untuk mencari makna kata Ilmi dengan parameter dan format yang pasti digunakanlah Al Quranul Karim dan Hadits Nabi sebagai sumber referensi. Penyusunan kitab ini disemangati oleh tiga buah hadits dibawah ini : Hadits :

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata Rasulullah saw, bersabda : Kutinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat sesudahnya yaitu Kitabullah dan Sunnahku dan keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya datang di Telaga (Surga) (HR. Hakim) Sabda Nabi saw :

Artinya : Ditimbang tinta para ulama dengan darah para syuhada lalu (tinta para ulama) mengungguli atas (darah ) mereka.(Dhaif , Riwayat Khathib dari Ibnu Umar dari kitab Al-Jamius Shaghier 5, hal. 484). Hadits :

Artinya : Ikatlah Ilmu dengan tulisan. (Shahih, R. Hakim dan Samwaih dari Anas dan R Thabraani dan Hakim dari Ibnu Umar, dikutib dari kitab Terj. Al Jamius Shaghier IV, hal. 63)

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

1

Semoga penyusunan kitab Marifatul Imamah ini dapat memberikan penjelasan dengan sebaik-baiknya. Semoga penyusunankitab ini mendapat ridha Allah serta menempatkan diri penulis sampai ketingkat Maqom tertinggi Mukhlisina Lahuddina.

Manado, Januari 2007 Narasumber

Imam Awal

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

2

DAFTAR ISIHalaman 1. Ilmu adalah Sunnatullah -------------------------------2. Menuntut Ilmu adalah Sunnatullah -------------------3. Menuntut Ilmu adalah Sunnatur Rasul ---------------4. Hakekat Ilmu dan hakekat orang berilmu (Alim)---5. Dari mana Ilmu berasal ---------------------------------6. Dua macam Ilmu ----------------------------------------7. Fungsi Ilmu ----------------------------------------------8. Manfaat Ilmu --------------------------------------------9. Bagaimana cara menuntut untuk mendapatkan Ilmu 10. Orang bertaqwa adalah orang berilmu (Alim) ------11. Imam adalah orang berilmu (Alim)-------------------12. Wali Allah adalah orang berilmu (Alim) ------------13. Orang Alim mewarisi Ilmu dari Nabi Muhammad - 14. Tanda-tanda orang berilmu ---------------------------- Takut kepada Allah --------------------------------- Jujur perkataan, menjauhi haram dan ------------ Merendahkan diri Tidak mendekati penguasa dan tidak ------------ Mencampuri urusan dunia .. Kemurahan dan kebaikan hati . 15. Fadilah atau keutamaan orang berilmu ---------------16. Perintah memuliakan orang berilmu ------------------17. Perumpamaan orang berilmu --------------------------18. Fadilah mencintai orang berilmu ----------------------4 7 7 9 11 11 13 15 22 23 23 25 25 27 27 28 28 28 28 28 29 33 34 35

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

3

1.

Ilmu adalah Sunnatullah Q.S. Huud ayat 14

: Artinya Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? Ayat ini menjelaskan merupakan kehendak Allah dimana Al Quran diturunkan dengan Ilmu Allah. Perhatikan kalimat Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, sesuatu yang menjadi kehendak Allah itu adalah Sunnatullah. Untuk jelasnya Ilmu adalah kehendak Allah atau Sunnatullah. Surat Thaahaa ayat 98

Artinya :Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu". Ayat ini menjelaskan bahwa Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Perhatikan kalimat Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dari kalimat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Allah berkehendak meliputi segala sesuatu dengan Ilmu-Nya. Sesuatu yang menjadi kehendak Allah adalah merupakan Sunnatullah. Jadi untuk jelasnya bahwa Ilmu adalah kehendak Allah atau Sunnatullah. Q.S. An Nisa ayat 166

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

4

Artinya : (mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkanNya (Al Quran) dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). cukuplah Allah yang mengakuinya. Firman Allah ini mengandung ajaran bahwa Allah menurunkan Al Quran dengan Ilmu-Nya. Perhatikan kalimat Allah menurunkan-Nya (Al Quran) dengan ilmu-Nya, hal ini menunjukkan bahwa ditunkannya Al Quran adalah atas kehendak Allah, adapun kehendak Allah merupakan Sunnatullah. Jadi pada hakekatnya Ilmu adalah kehendak Allah yaitu Sunnatullah.

Q.S. Yusuf ayat 22

Artinya : Dan tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Firman Allah ini menjelaskan bahwa Allah memberikan Ilmu kepada Nabi Yusuf. Perhatikan kalimat Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu, dari kalimat tersebut diatas jelas menyatakan bahwa Nabi Yusuf mendapat Ilmu adalah pemberian dari Allah, adapun pemberian dari Allah merupakan kehendak Allah dan selanjutnya kehendak Allah merupakan Sunnatullah. Jadi kesimpulan akhir pemberian Ilmu dari Allah merupakan Sunnatullah. Q.S. Al Kahfi ayat 65

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

5

Artinya : Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Ayat Al Quran ini menjelaskan bahwa Allah berkehendak memberikan Ilmu kepada hambanya. Perhatikan kalimat Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami, dari kalimat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Allah berkehendak mengajarkan Ilmu kepada seorang hambanya, kehendak Allah adalah Sunnatullah. Jadi perihal Allah mengajarkan Ilmu adalah Sunnatullah. Q.S. Al Anbiya ayat 74

Artinya : Dan kepada Luth, Kami telah berikan Hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan Dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, Firman Allah ini memberi penjelasan bahwa Nabi Luth mendapat pemberian dari Allah yaitu Hikmah dan Ilmu. Perhatikan kalimat kepada Luth, Kami telah berikan Hikmah dan ilmu, pemberian Ilmu dari Allah kepada Nabi Luth adalah merupakan kehendak Allah, adapun kehendak Allah adalah Sunnatullah.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

6

Q.S. Al Ankabut ayat 49

Artinya : Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Firman Allah ini mengajarkan bahwa didalam dada orang-orang berilmu terdapat Al Quran. Perhatikan kalimat Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu, dari kalimat tersebut dapat ditarik sebuah pelajaran bahwa Allah memberikan Ilmu kepada orang-orang yang dikehendakinya berupa Al Quran yaitu ayat-ayat yang nyata. Berarti pemberian Ilmu berupa ayat-ayat Al Quran yang nyata didalam dada merupakan kehendak Allah, adapun kehendak Allah adalah Sunnatullah.

2.

Menuntut Ilmu adalah Sunnatullah Q.S. Thaahaa ayat114

Artinya : Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu ."

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

7

Firman Allah ini menjelaskan bahwa diperintah oleh Allah untuk berdoa dan mengatakan Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu. Perhatikan kalimat "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu" , dari kalimat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa berdoa meminta bertambahnya Ilmu merupakan perintah atau kehendak Allah. Adapun perintah atau kehendak Allah merupakan Sunnatullah. Jadi meminta tambahan Ilmu atau menuntut Ilmu adalah Sunnatullah. 3. Menuntut Ilmu adalah Sunnatur Rasul Hadits :

Artinya : Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya . Maka barang siapa menghendaki ilmu maka hendaklah dia mendatangi pintu. (R. Uqaili, Ibnu Adi, Thabraani dl Al- Kabir dan Hakim dari Ibnu Abbas dan r. Ibnu Adi dan Hakim dari Jabir dari kirab Al-Jamius Shaghier 2, hal. 193) . Pada hadits ini perlu diperhatikan kalimat yang berbunyi Maka barang siapa menghendaki ilmu maka hendaklah dia mendatangi pintu. Kalimat ini merupakan anjuran atau perintah Nabi untuk mendatangi atau mencari pintu ilmu. Anjuran dan perintah Nabi untuk mencari pintu ilmu adalah merupakan kejelasan bahwa menuntut ilmu adalah Sunnah Rasul. Hadits :

Artinya : Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim (HR. Ibnul Abdil Barr, dikutip dari Kitab Terj. Mauizhatul mukminin, hal. 18) Hadits ini memberi penjelasan bahwa Nabi memerintahkan atau berkehendak agar umatnya menuntut Ilmu, perintah atau kehendak Rasul adalah merupakan Sunnatur Rasul. Hadits :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

8

Artinya: Dari Abu Darda, berkata "aku mendengar Rasulullah bersabda : Barangsiapa melewati jalan untuk mencari ilmu, Allah memberikan jalan padanya surga. Dan sesungguhnya malaikat mengepakkan sayapnya sebagai keridhaan bagi pencari ilmu dan sesungguhnya yang dilangit dan dibumi dan ikan-ikan di air memintakan ampun bagi orang berilmu dan keutamaan orang alim atas seorang abid seperti keutamaan bulan diatas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya dia telah mengambil keberuntungan yang melimpah. (HR Tirmidzi : 2606 Kitab Al Ilmu, Abu Dawud : 3157, Ibnu Majah : 219, Ahmad : 20723) Hadits ini dengan jelas memberikan pelajaran bahwa menuntut ilmu adalah Sunnatur Rasul. Perhatikan kalimat Barangsiapa melewati jalan untuk mencari ilmu, Allah memberikan jalan padanya surga dan kalimat ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya mewariskan ilmu. Bahwa Nabi mewariskan ilmu merupakan kehendak Nabi. Maka kehendak Nabi untuk mewariskan ilmu adalah Sunnatur Rasul.

4. Hakekat Ilmu dan hakekat orang berilmu (Alim) Q.S. Al Ankabut ayat 49

Artinya :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

9

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayatayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Ayat ini memberi penjelasan bahwa Ilmu hakekatnya adalah Al Quran ayat-ayat yang nyata didalam dada tepatnya hati orang-orang yang diberi Ilmu. Perhatikan kalimat Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada . Adapun yang dimaksud Al Quran itu ayat-ayat yang nyata didalam dada perlu dikemukakan sebuah firman Allah surat Asy Syuura ayat 52 Q.S. Asy Syuura ayat 52

Artinya : Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu Nur, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Perhatikan kalimat Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Quran) dengan perintah kami dan kalimat Al Quran itu Nur jadi yang dimaksud Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orangorang yang diberi Ilmu, bahwa Al Quran adalah Nur yang berfungsi sebagai Ruh. Adapun fungsi Ruh adalah panca indra. Adapun yang menurunkan Ilmu adalah Malaikat Jibril. Perhatikan Surat Asy Syuura ayat 193 dan Surat Al Baqarah ayat 97 Q.S. Asy Syuaara ayat 193

Artinya : Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

10

Q.S. Al Baqarah ayat 97

Artinya : Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Dua ayat Al Quran ini yang memberi penjelasan bahwa Al Quran diturunkan oleh Malaikat Jibril kedalam hati. Perhatikan kalimat Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh AlAmin (Jibril) dan kalimat Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu. Dari dua kalimat tersebut diatas merupakan kejelasan bahwa Al Quran diturunkan kedalam hati Nabi Muhammad dan hati orang-orang yang diberi Ilmu. Perhatikan kalimat Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi Ilmu. Kesimpulan akhir apakah hakekat Ilmu, hakekat Ilmu adalah Ruh Al Quran yang diturunkan oleh Malaikat Jibril dan bersekutu, berhimpun (Menyelimuti) Ruh Manusia. Perlu dijelaskan bahwa Ruh Manusia adalah Nur yang berfungsi sebagai Ruh (Panca Indra), adapun Al Quran adalah Nur yang berfungsi sebagai Ruh (Panca Indra). Jadi hakekat orang berilmu (Alim) adalah orang-orang yang memiliki Ruh yang telah bersekutu atau berhimpun atau diselimuti oleh Ruh Al Quran.

5. Dari mana Ilmu berasal

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

11

Q.S. Al Kahfi ayat 65

Artinya : Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (Allah). Ayat ini mengajarkan bahwa Ilmu berasal dari sisi kami (Allah). Perhatikan kalimat Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (Allah), karena hakekat Ilmu adalah Al Quran didalam dada sesuai penjelasan Surat Al Ankabut ayat 49. Maka terjawab sudah bila diajukan pertanyaan dari mana Ilmu berasal samalah artinya dengan bertanya dari mana Al Quran berasal, untuk itu pelajari Kitab Laduna Ilma yang membahas tentang Marifatul Quran. Selanjutnya perhatikan Surat Al Ankabut ayat 49 Q.S. Al Ankabut ayat 49

Artinya : Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Ayat ini mengajarkan bahwa Ilmu pada hakekatnya adalah Al Quran. 6. Dua macam Ilmu Q.S. Al Kahfi ayat 65

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

12

Artinya : Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hambahamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Ayat ini merupakan kejelasan bahwa Allah mengajar Ilmu dari sisinya, adapun Ilmu dari sisi Allah disebut Laduna Ilma atau Ilmu Laduni. Dalam ayat ini yang mendapat Ilmu Laduni atau Laduna Ilma yang dimaksud adalah Khidir As, selanjutnya timbul pertanyaan apakah Laduna Ilma atau Ilmu Laduni hanya diajarkan kepada Khidir As. Perhatikan kalimat mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami khusus pada kalimat seorang hamba di antara hamba-hamba Kami dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Ilmu Laduni atau Laduna Ilma tidak hanya diajarkan kepada Khidir As. Untuk memperjelas bahwa Laduna Ilma atau Ilmu Laduni tidak hanya diajarkan kepada Khidir As, perlu dikemukakan ayat Al Quran Surat Al Baqarah ayat 282 :

Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Ayat tersebut diatas dengan jelas memberi pengajaran bahwa siapapun yang bertaqwa kepada Allah akan mendapat ajaran Ilmu dari sisi Allah yaitu Laduna Ilma. Perhatikan kalimat Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu . Bahwa Ilmu Laduni tidak hanya diajarkan kepada Khidir As melainkan kepada semua orang yang bertaqwa. Maka sebagai kesimpulan akhir jenis Ilmu yang pertama didalam Alquran disebut Laduna Ilma atau Ilmu Laduni

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

13

Perlu dijelaskan pula agar tidak timbul salah pengertian bahwa Khidir. As hidup pada zaman Musa. As, jelasnya pada masa itu Al Quran belum diturunkan maka jelas Ilmu Laduna Ilma (Ilmu dari sisi Allah) yang dimiliki oleh Khidir. As bukanlah Quran melainkan Ruh dari kitab yang pada masa itu telah diturunkan, yaitu Ruh Taurat. Q.S. At Takaatsur ayat 5-6

Artinya : 5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan Ilmu yakin, 6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, Dua ayat tersebut diatas memberi penjelasan jenis kedua dari Ilmu yang diterangkan dalam Al Quran adalah Ilmu Yaqin. Pada ayat ini juga diterangkan fungsi Ilmu Yaqin adalah menambah kekuatan fungsi panca indra. Perhatikan kalimat jika kamu mengetahui dengan Ilmu yakin,Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim. Jadi sebagai kesimpulan akhir Ilmu jenis kedua yang tertera pada Al Quran adalah Ilmu Yaqin. Sangat perlu dijelaskan kata Ilmu pada masa kini telah sangat rancu dan keliru, Al Quran hanya mengenal bahwa Ilmu ada dua macam. Yang pertama disebut Laduna Ilma atau Ilmu Laduni dan yang kedua disebut Ilmu Yaqin. Adapun yang dikenal masyarakat semisal kata Ilmu Santet, Ilmu Sihir, Ilmu Sulap, Ilmu Botani, Ilmu Biologi, Ilmu Fisika, Ilmu Kimia adalah penempatan kata Ilmu yang sangat keliru, hal ini sangat berbahaya merupakan jebakan dan tipu daya Syetan agar arti Ilmu yang sebenarnya menjadi hilang. 7. Fungsi Ilmu Q.S. Asy Syuura ayat 52

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

14

Artinya : Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu Nur, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Ayat tersebut diatas merupakan penjelasan tentang fungsi Ilmu bahwa Al Quran adalah Nur yang berfungsi sebagai Ruh (Panca indra). Perjhatikan kalimat Kami wahyukan kepadamu ruh (Al Quran) serta kalimat Al Quran itu Nur, pada kalimat Kami wahyukan kepadamu yang dimaksud adalah Al Quran diturunkan Malaikat Jibril kedalam hati orang-orang yang diberi Ilmu. Perhatikan surat Al Ankabut ayat 49

Q.S. Al Ankabut ayat 49

Artinya : Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Pada kalimat Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu khusus pada kalimat di dalam dada yang dimaksud adalah Ruh Al Quran menyatu berhimpun menyelimuti bersekutu dengan Ruh pribadi orang berilmu, akibat terjadinya

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

15

persekutuan berhimpunnya dua Ruh yaitu Ruh Manusia dan Ruh Al Quran maka membuat Ruh orang berilmu tersebut menjadi unggul. Perlu diingatkan bahwa fungsi Ruh adalah panca indra yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra rasa dan indra perasaan. Jadi apakah fungsi Ilmu, fungsi Ilmu adalah meningkatkan kualitas panca indra yang pada dasarnya panca indra Manusia hanya dapat digunakan mengindra materi Bumi. Adapun panca indra orang Alim dapat menembus sampai ke Alam Muqarabbun. Sebagai contoh indra penglihatan orang Alim dapat melihat Neraka dan seluruh urusan ghaib. Perhatikan surat At Takatsur ayat 5-6. Pelajari kalimat jika kamu mengetahui dengan Ilmu yakin,Niscaya kamu benarbenar akan melihat neraka Jahiim. Kalimat tersebut diatas perlu diberi penjelasan bahwa Ilmu Yaqin bukan hanya dapat melihat Neraka Jahim tetapi juga dapat melihat Surga, Sidratul Muntaha, Baitul Mamur, Kalam, kursi, Melihat para Nabi, para Wali karena semua hal tersebut adalah urusan ghaib. Demikian pula indra pendengaran orang Alim dapat menjangkau Alam Muqarabbun, dapat berkomunikasi dan mendengar suara Malaikat atau pesan-pesan dari para Wali dan Nabi Allah, juga dapat mendengar firman Tuhan atau yang lazim disebut wahyu, atau bercakap-cakap dengan Allah yang lazim disebut Kalamullah. Demikian pula kemampuan indra yang lain dapat digunakan sampai ke Alam Muqarabbun.

8. Manfaat Ilmu Q.S. Al Maidah ayat 16

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

16

Artinya : Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. Q.S. Al Hadid ayat 9

Artinya : Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (AlQuran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. dan Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu . Dua ayat tersebut diatas memberikan penjelasan manfaat ilmu yang pertama, yaitu menunjuki orang-orang yang beriman kejalan keselamatan. Perhatikan kalimat Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan, serta kalimat Allah mengeluarkan orangorang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang Pada ayat kedua perhatikan kalimat Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Untuk memperjelas manfaat ilmu, yang pertama perlu diingatkan kembali bahawa hakekat ilmu adalah ayat-ayat Al Quran didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Perhatikan Al Quran Surat Al Ankabut ayat 49

Q.S. Al Ankabut ayat 49

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

17

Artinya : Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Dan yang sangat penting dijelaskan bahwa fungsi Al Quran didalam dada orang berilmu adalah sebagai Imam yaitu pemimpin yang berfungsi sebagai guru pembimbing. Untuk jelasnya ruh Al Quran yang bersemayam didalam dada orang berilmu menjadi Imam atau guru pembimbing bagi ruh orang Alim tersebut, sehingga ruh orang Alim tersebut mendapatkan jalan keselamatan. Bahwa Al Quran yang bersemayam didalam dada orang berilmu adalah berfungsi sebagai Imam atau guru pembimbing, untuk itu dikemukakan sebuah dalil hadits. Hadits :

Artinya : Kamu harus berpegang pada Al Quran, maka jadikanlah ia imam dan Qoidan (panglima), karena sesungguhnya ia adalah firman Tuhan seru sekalian alam yang ia berasal dari-Nya dan kepada-Nya ia kembali, maka berimanlah akan kata mutasyabihnya dan bersuri teladanlah dengan contoh-contohnya. (HR. Ibnu Syahin dalam As Sunnah dan Ibnu Mardawiyah dari Ali, dikutip dari Kitab Al Jamius Shaghier III, Hal. 466)

Hadits inilah yang memberi pelajaran bahwa Al Quran yang bersemayam didalam dada orang berilmu berfungsi sebagai Imam atau panglima (Qoidan), merupakan pemimpin yang menunjuki jalan keselamatan. Manfaat Al Quran yang kedua adalah memberkati jasad, sangat perlu diingatkan bahwa hakekat ilmu adalah bersemayamnya Al Quran didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Perhatikan Al Quran Surat Al Ankabut ayat 49.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

18

Q.S. Al Ankabut ayat 49

Artinya : Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa Al Quran bersemayam didalam diri manusia yang berilmu. Maka untuk mengetahui dampak yang timbul dengan bersemayamnya Al Quran didalam dada orang berilmu perlu dikemukakan dalil hadits. Hadits :

: Artinya : Dari Abu Hurairah ra rasulullah bersabda: barang siapa mempelajari Al Quran di waktu mudanya, maka Al Quran bercampur (bersatu) dengan dagingnya, dan barang siapa mempelajari Al Quran di masa tuanya, maka Al Quran mengambil dengan cepat dan tidak meninggalkan dia dan baginya dua pahala. (Baihaqi, sunan soghir fadhoil quran 967) Perhatikan kalimat barang siapa mempelajari Al Quran di waktu mudanya, maka Al Quran bercampur (bersatu) dengan dagingnya dari kalimat yang tersebut pada hadits ini jelas memberikan pengertian bahwa Al Quran bercampur (bersatu) dengan dagingnya. Maka selanjutnya timbul pertanyaan apakah Al Quran hanya menyatu dengan daging orang berilmu, sebagai jawaban perhatikan hadits lanjutan. Hadits :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

19

Artinya : Dari anas bin malik dia berkata: kulihat Rasulullah dan tukang cukur mencukur rambut, lalu sahabat sahabat mengelilingi beliau, mereka menginginkan rambut itu jatuh ketangan mereka. (Ahmad musnad mukasirin 11915, Muslim fadhoil-4292) Dari hadits tersebut diatas jelas mengandung pelajaran bahwa rambut Nabi mengandung berkah ilmu, adapun orang Alim adalah merupakan pewaris Nabi yang mewarisi manfaat ilmu sebagaimana yang dimiliki oleh Nabi. Hadits :

Artinya : Dari Anas bin Malik dia berkata, Nabi saw biasa masuk rumah Ummu Sulaim dan tidur diatas kasurnya, dan Ummu Sulaim tidak ada, Anas berkata, Lalu beliau datang suatu hari dan tidur di atas kasurnya, lalu Ummu Sulaim didatangi sesorang dan dikatakan padanya, Ini Nabi saw telah tidur dirumahmu. Anas berkata, Ummu Sulaim datang dan Nabi saw berkeringat, lalu dia mengumpulkan keringatnya pada sepotong tempat dari kulit diatas kasur lalu Ummu Sulaim membuka tempat yang ditaruhnya dan menjadikannya terhisap keringat itu dan diperasnya dalam gelas lalu Nabi bangun dan berkata, Apa yang kamu lakukan wahai Ummu Sulaim? Ummu Sulaim menjawab, Ya Rasulullah, kami berharap berkahnya untuk anak-anak kami, Beliau saw berkata,Kamu benar. (Ahmad 12832, Muslim 4301 Kitab Al Fadhoil Bab Thayyibu Arroki Nabiy) Dari hadits tersebut jelas bahwa cairan tubuh Nabi dalam hal ini keringat beliau mengandung barokah ilmu demikian pula orang Alim selaku pewaris Nabi memiliki barokah yang sama. Hadits : Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata : Demi Allah yang tiada Tuhan kecuali Ia. Adakalanya saya terpaksa menekankan perutku ketanah karena lapar. Dan adakalanya saya mengikat batu diperutku karena lapar. Dan pada suatu hari saya duduk dijalanan, mendadak Nabi s.a.w. berjalan dan tersenyum ketika melihat saya, dan menderita benar penderitaanku, maka berkata : Ya Aba Hirr : Jawabku : Labbbaika ya Rasulullah. Ikutlah Aku. Maka saya ikuti Rasulullah s.a.w. hingga sampai

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

20

dirumahnya kemudian mengizinkan saya masuk, dan disitu Rasulullah menemukan segelas susu. Ia bertanya kepada istrinya : Dari manakah susu ini ? Jawab istrinya : Fulan telah mengirimkan hadiah untukmu. Rasulullah lalu memanggil saya : Ya Aba Hirr : Labbaika ya Rasulullah. Nabi meyuruh saya : pergilah panggil Ahlussuffah (orang-orang yang tak berumah atau keluarga), jika Rasulullah mendapat sedekah maka dikirim langsung kepada mereka dan Rasulullah tidak mengambil sedikitpun dari padanya, dan sebagian diberikan ahlusshuffah, tetapi saya merasakan berhak mendapat seteguk lebih dahulu, untuk mengembalikan kekuatan yang telah hilang daripadaku itu. Dan nanti kalau ahlusshuffah datang tentu saya akan disuruh melayani mereka, dan tinggal apa buat saya? demikian suara hati kecilku. Namun perintah Allah dan Rasulullah tidak boleh dibantah. Maka saya pergi dengan segera memanggil ahlusshuffah. Dan ketika mereka telah datang kerumah Nabi, masing-masing sudah megambil tempat duduknya, Nabi memanggil saya : Hai Aba Hirr : Jawabku : labbaika ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Terima ini dan bagi-bagikan kepada mereka. Maka saya terima gelas itu dan saya berikan kepada orang pertama untuk diminum sampai puas, kemudian dikembalikan kepadaku dan saya berikan kepada orang kedua, ketiga, keempat dan semuanya minum sehingga puas, baru mengembalikan gelas itu kepadaku, hingga berakhir kembali kepada Rasulullah s.a.w. setelah selesai semua yang hadir itu, maka Rasulullah menerima kembali gelas itu sambil tersenyum padaku dan berkata : Ya Aba Hirr : Labbaika ya Rasulullah. Nabi bersabda : duduklah minum. Maka saya duduk sambil minum. Dan Nabi bersabda : minumlah, maka terus saya minum. Dan Nabi selalu mengulangi : minumlah ! hingga saya berkata : Demi Allah yang mengutus kau dengan hak, tidak ada tempat lagi dalam perutku. Kemudian Rasulullah bersabda : Berikan kepada Aku gelas itu. Kemudian Rasulullah memuji syukur kepada Allah dan membaca : Bismillah dan meminum susu itu. (HR. Bukhari. Riadhus Shalihin I, Hal. 425) Dari hadits ini dapat ditarik kesimpulan bahwa cairan tubuh Nabi dalam hal ini bekasan minum Nabi atau air liur beliau mengandung berkah ilmu, maka demikian pula berlaku pada orang Alim selaku pewaris Nabi. Maka sebagai kesimpulan manfaat ilmu yang kedua yaitu memberi berkah terhadap jasad dalam hal ini daging, rambut, dan cairan tubuh termasuk cairan tubuh adalah air liur, keringat, air mata, darah, sperma, sum-sum dan lain-lain. Untuk memberi kejelasan lebih lanjut tentang manfaat ilmu yang pada hakekatnya adalah Al Quran, maka Al Quran memberkati jasad orang berilmu, sehingga seluruh bahagian jasad termasuk daging, darah, sum-sum, rambut, tulang, sperma, air liur, keringat mengandung barokah ilmu sehingga orang berilmu tidak bisa diganggu oleh setan dan orang berilmu terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh virus, kuman, bakteri dan lain-lain. Dan bila orang berilmu melakukan hubungan seksual dengan istrinya, dengan adanya berkah ilmu pada sperma akan menghasilkan keturunan anak yang sholeh, termasuk manfaat ilmu adalah mempertahankan awet muda. Bila ilmu yang pada hakekatnya adalah Al Quran yang memberkati jasad termasuk didalamnya otak orang berilmu, maka orang berilmu akan memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi. Dan masih banyak manfaat ilmu dalam hal ilmu memberkati jasad. Untuk meperjelas orang Alim adalah pewaris Nabi perhatikan hadit-hadits dibawah ini. Hadits :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

21

Artinya: Dari Abu Darda, berkata "aku mendengar Rasulullah bersabda : Barangsiapa melewati jalan untuk mencari ilmu, Allah memberikan jalan padanya surga. Dan sesungguhnya malaikat mengepakkan sayapnya sebagai keridhaan bagi pencari ilmu dan sesungguhnya yang dilangit dan dibumi dan ikan-ikan di air memintakan ampun bagi orang berilmu dan keutamaan orang alim atas seorang abid seperti keutamaan bulan diatas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya dia telah mengambil keberuntungan yang melimpah. (HR Tirmidzi : 2606 Kitab Al Ilmu, Abu Dawud : 3157, Ibnu Majah : 219, Ahmad : 20723) Hadits :

Artinya : Para ulama adalah pelita-pelita bumi, pengganti para Nabi, pewarisku, dan pewaris para Nabi. (Riwayat Ibnu Adi dari Ali. Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Hadits :

Artinya : Hendaklah kamu semua memuliakan para ulama karena mereka itu adalah pewaris para nabi. Maka siapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan rasul-Nya . (HR.. AlKhathib Al- Baghdadi dari Jabir r.a. Tanqihul Qaul, hal. 22 dan Mukhtarul Ahadits, hal.134 ) Hadits :

Artinya :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

22

Siapa yang memuliakan orang Alim maka ia memuliakan aku, dan siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah , dan siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga. (Al-Hadits, Tanqihul Qaul, hal. 21). Hadits

Artinya : Hendaklah kamu semua memuliakan ulama, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimuliakan. (Al-Hadits dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 20) Hadits :

Artinya : Para ulama adalah orang-orang kepercayaan Allah atas makhluknya. (HR. Qudhoi dan Ibnu Asaakir dari Anas dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Hadits :

Artinya: Orang alim adalah orang kepercayaan Allah dibumi. (Dhoif, riwayat Ibnu Abdil Barr dalam Al-Ilm dari Muadz dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3 ,hal 498). Hadits :

Artinya: Para ulama adalah orang-orang kepercayaan umatku. (HR.Dailami dari Usman dari kitab Al-Jamius Shoghier 3, hal. 510). Hadits :

Artinya : Orang alim adalah penguasa Allah di bumi, barang siapa mencelanya maka ia rusak. (HR. Dailami dari Abu Dzar dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 499)

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

23

9. Bagaimana cara menuntut untuk mendapatkan Ilmu Hadits :

Artinya : Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya . Maka barang siapa menghendaki ilmu maka hendaklah dia mendatangi pintu. (R. Uqaili, Ibnu Adi, Thabraani dl Al- Kabir dan Hakim dari Ibnu Abbas dan r. Ibnu Adi dan Hakim dari Jabir dari kirab Al-Jamius Shaghier 2, hal. 193) . Hadits :

Artinya : Aku adalah kota hikmah, dan Ali adalah pintunya (Tirmidzi manaqib Ali Bin Abi Thalib, 3657) Dua hadits tersebut diatas menjelaskan syarat pertama cara menuntut untuk mendapatkan Ilmu yaitu nasab Ilmu. Yang dimaksud nasab Ilmu yaitu wajib berguru kepada seseorang yang nasab Ilmunya berawal kepada Sayyidina Ali. Perhatikan kalimat Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya . Maka barang siapa menghendaki ilmu maka hendaklah dia mendatangi pintu serta kalimat Aku adalah kota hikmah, dan Ali adalah pintunya. Sekali lagi perlu dijelaskan bahwa orang berilmu pasti memiliki guru, bila diusut keatas maka guru dari orang tersebut sampai keurutan yang teratas berpangkal kepada Sayyidina Ali. Hadits :

. Artinya : Dari Abdullah Bin Said Rasullah bersabda : Aku adalah kota Ilmu, Abu bakar fondasinya, Umar temboknya, Utsman atapnya dan Ali pintunya (Ad Dailami Juz 1 No. 105) Hadits ini menjelaskan syarat kedua dalam hal menuntut untuk mendapatkan Ilmu, yaitu seseorang harus mempunyai kemampuan beragama semacam Abu Bakar Assiddik. Perhatikan kalimat Abu bakar fondasinya, yang dimaksud kalimat Abu bakar fondasinya bahwa seseorang yang menuntut Ilmu harus berjuang untuk dapat menyamai perilaku Abu Bakar Assiddik sahabat Nabi.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

24

Adapun Abu Bakar Assiddik terkenal dengan perilakunya yang sangat mirip dengan Rasulullah hampir dalam semua hal, misalnya cara makan, cara minum, cara berjalan, cara ketawa, cara duduk, cara berbicara, cara buang air, cara Shalat dan lain-lain. Syarat ketiga harus memiliki perilaku dan keunggulan Umar Bin Khatab. Perhatikan kalimat Umar temboknya, adapun Umar Bin Khatab sahabat Nabi terkenal dengan ketegasan dan keberaniannya. Jadi merupakan syarat ketiga seseorang yang menuntut Ilmu harus memiliki ketegasan dalam menyampaikan pendapat dan berjiwa berani. Syarat keempat harus memiliki kepribadian mirip Utsman Bin Affan. Perhatikan kalimat Utsman atapnya, terutama dalam hal menghimpun tulisan Al Quran dan menghimpun hadits Nabi. Keunggulan pada Utsman Bin Affan adalah sangat menguasai hukum syariat. Sebagai kesimpulan akhir orang yang berkehendak menuntut untuk mendapatkan Ilmu memiliki empat persyaratan. Syarat pertama memiliki nasab Ilmu yang berawal pada Sayyidina Ali, yang kedua mengikuti jejak Abu Bakar Assiddik yang sangat cinta dan senantiasa mengamalkan Sunnah Nabi, syarat ketiga mempunyai pribadi tegas dan berani semacam Umar Bin Khatab dan syarat keempat menguasai hukum syariat sebagaimana Utsman Bin Affan. 10. Orang bertaqwa adalah orang berilmu (Alim) Q.S. Al Baqarah ayat 282

Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Ayat ini menjelaskan bahwa Alim (Orang berilmu) adalah orang yang bertaqwa. Perhatikan kalimat Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu dari ayat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa orang yang mendapat pelajaran (Ilmu) dari Allah adalah orang bertaqwa. Adapun orang Alim adalah orang-orang yang mendapat Ilmu Yaqin dan Ilmu Laduni dari sisi Allah (Laduna Ilma). Jadi sebagai kesimpulan akhir jelas memberi pengertian bahwa orang berilmu (Alim) adalah orang yang bertaqwa. 11. Imam adalah orang berilmu (Alim) Q.S. Al Anbiya ayat 73

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

25

Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah, Q.S. As Sajadah ayat 24

Artinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami. Dua ayat Al Quran ini memberi pengertian bahwa Imam-Imam adalah Alim (Orang berilmu). Perhatikan kalimat Kami telah menjadikan mereka itu sebagai Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan serta kalimat Kami jadikan di antara mereka itu Imam-Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dari kalimat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para Imam memberi petunjuk kepada manusia dengan Ilmu dari Allah. Khusus perhatikan kalimat memberi petunjuk dengan perintah Kami serta kalimat Kami wahyukan kepada, mereka, yang dimaksud dengan kalimat memberi petunjuk adalah mengajar manusia, adapun kalimat perintah Kami adalah Ilmu-Ilmu yang diajar oleh Allah, adapun pada kalimat Kami wahyukan kepada, mereka bahwa para Imam mampu menerima wahyu. Sebagai kesimpulan akhir kemampuan para Imam dalam hal memberi petunjuk memberi indikasi bahwa para Imam adalah orang-orang yang dididik langsung oleh Allah sebagai orang bertaqwa yang mendapat ajaran dari Allah sejalan dengan maksud surat Al Baqarah ayat 282.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

26

Q.S. Al Baqarah ayat 282

Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Jadi para Imam adalah orang bertaqwa, orang bertaqwa adalah orang yang mendapat pelajaran Ilmu langsung dari Allah. Jadi Imam adalah Alim (Orang berilmu).

12. Wali Allah adalah orang berilmu (Alim) Q.S. Yunus ayat 62-63

Artinya : 62. Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 63. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Ayat ini menjelaskan bahwa para Wali Allah adalah orang bertaqwa. Perhatikan kalimat mereka selalu bertakwa, adapun orang bertaqwa adalah orang yang mendapat pelajaran Ilmu langsung dari Allah. Perhatikan surat Al Baqarah ayat 282 Q.S. Al Baqarah ayat 282

Artinya :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

27

Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Pada kalimat Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu , dari kalimat tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan para Wali Allah senantiasa bertaqwa dan orang yang bertaqwa mendapat pelajaran Ilmu langsung dari Allah. Sebagai kesimpulan akhir para Wali Allah adalah orang bertaqwa yang mendapat pelajaran Ilmu langsung dari Allah, maka Wali Allah adalah orang berilmu (Alim). 13. Orang Alim mewarisi Ilmu dari Nabi Muhammad Hadits :

Artinya : Dari Abu Darda, berkata "aku mendengar Rasulullah bersabda : Barangsiapa melewati jalan untuk mencari ilmu, Allah memberikan jalan padanya surga. Dan sesungguhnya malaikat mengepakkan sayapnya sebagai keridhaan bagi pencari ilmu dan sesungguhnya yang dilangit dan dibumi dan ikan-ikan di air mementakan ampun bagi orang berilmu dan keutamaan orang alim atas seorang abid seperti keutamaan bulan diatas seluruh bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya (Nabi) tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya (Nabi) mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya dia telah mengambil keberuntungan yang melimpah. (HR Tirmidzi : 2606 Kitab Al Ilmu, Abu Dawud : 3157, Ibnu Majah : 219, Ahmad : 20723) Hadits ini memberi penjelasan yang pasti tentang apa yang diwarisi oleh Ulama dari Nabi Muhammad yaitu orang Alim mewarisi Ilmu. Perhatikan kalimat sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya (Nabi) tidak mewariskan dinar dan dirham sesungguhnya (Nabi) mewariskan ilmu. Dari kalimat Nabi mewariskan ilmu yang dimaksud adalah bahwa didalam hadits-hadits beliau banyak terdapat penjelasan yang menjelaskan bahwa ayat-ayat tertentu didalam Al Quran mengandung kekuatan ilmu misalnya sesungguhnya Ayat

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

28

Kursy itu memiliki 260 manfaat, serta hadits yang berkata dua ayat terakhir surat Al Baqarah adalah obat yang mujarab. Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang lain yang menjelaskan bahwa didalam Al Quran terdapat gugus-gugus bacaan yang bila diamalkan oleh seseorang dibawah bimbingan seorang Alim, gugus ilmu itu dapat menjadi ilmu bagi orang yang mengamalkannya. Dengan penjelasan hadits ini bahwa orang Alim mewarisi Ilmu dari Nabi maka dapat dipahami benar maksud hadits yang tertera dibawah ini: Hadits :

Artinya : Para ulama adalah pelita-pelita bumi, pengganti para Nabi, pewarisku, dan pewaris para Nabi. (Dho;if, riwayat Ibnu Adi dari Ali dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Hadits

Artinya : Muliakanlah para ulama, karena sesungguhnya mereka adalah pewaris para Nabi. (HR. Ibnu Asaakir dari Ibnu Abbas dari kitab Al-jamius-Shaghier 1, hal. 404). Hadits :

Artinya : Hendaklah kamu semua memuliakan para ulama karena mereka itu adalah pewaris para nabi. Maka siapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan rasul-Nya . (H.R. AlKhathib Al- Baghdadi dari Jabir r.a. dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 22 dan kitab Mukhtarul Ahadits, hal.134 ) 14. Tanda-tanda orang berilmu Takut kepada Allah

Q.S. Fathir ayat 28

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

29

Artinya : Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Hadits :

Artinya : Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas ditanya tentang Surah Fathiir ayat 28 : Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah diantara hamba-hamban-Nya hanyalah Ulama. Ibnu Abbas menjawab : Barang siapa takut kepada Allah maka dialah orang yang berilmu (Alim). (Ad DArimi Mukadimah 337) Ayat dan atsar dari Ibnu Abbas ini dengan jelas memberikan pelajaran tentang tanda orang Alim yaitu takut kepada Allah. Perhatikan kalimat Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Jujur perkataan, menjauhi haram dan merendahkan diri

Hadits : Artinya : Tanda-tanda orang-orang alim itu jujur perkataannya, menjauhi barang yang haram dan merendahkan diri. (Dikutip dari Kitab Wasiat Rasulullah kepada Ali ra, hal. 72) Hadits ini dengan jelas mengajarkan tentang tanda-tanda orang Alim, jujur dalam berkata menjauhi semua yang haram, merendahkan diri. Perhatikan kalimat Tanda-tanda orang-orang alim itu jujur perkataannya, menjauhi barang yang haram dan merendahkan diri . Tidak mendekati penguasa dan tidak mencampuri urusan dunia

Hadits :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

30

Artinya : Para ulama adalah orang-orang kepercayaan para Rasul selama mereka tidak mencampuri penguasa dan memasuki (urusan) dunia, apabila mereka mencampuri penguasa dan memasuki (urusan) dunia maka mereka telah menghianati para Rosul, jauhilah mereka. (HR. Hasan Bin Sufyan dan Uqaili dari Anas da kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Dari hadits tersebut diatas dapat ditarik suatu pelajaran tentang tanda-tanda orang Alim yaitu tidak mencampuri penguasa dan tidak terlibat urusan dunia dalam arti pengumpulan harta dan kekuasaan. Perhatikan kalimat Para ulama adalah orang-orang kepercayaan para Rasul selama mereka tidak mencampuri penguasa dan memasuki (urusan) dunia Hadits : Kemurahan dan kebaikan hati

Artinya : dari Amir Assya'bi dia berkata : "hiasan ilmu adalah kemurahan dan kebaikan hati pemiliknya (ahli ilmu)" (Addariimi, mukaddimah 576). Hadits tersebut diatas memberikan kejelasan tentang tanda-tanda orang Alim yaitu kemurahan dan kebaikan hati. Perhatikan kalimat. "hiasan ilmu adalah kemurahan dan kebaikan hati. 15. Fadilah atau keutamaan orang berilmu Hadits :

Artinya: Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Jika mati anak Adam, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu : Sedekah Jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau doa anak yang sholeh kepadanya. (HR Muslim : 3084 Kitab Washiyat,

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

31

tarmidzi ahkam, 1297, Nasai Washoya 3591, Abu Daud Washoya 2494, Ahmad, Baqi Musnad Mukasiriin 8489, Adariimi Mukaddimah 558) Hadits ini dengan jelas memberikan pelajaran bahwa salah satu keutamaan orang Alim adalah pahalanya tidak terputus karena Ilmu yang dimilikinya bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Perhatikan kalimat ilmu yang bermanfaat. Hadits :

Artinya : Dari Abu Said al Khudri dia berkata Rasulullah bersabda: takutlah kamu dengan firasat orang mukmin, karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah, lalu beliau membaca (QS 15:75) : "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. (Tirmidzi, kitab tafsir qur'an, 3052) Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan orang Alim yaitu mereka memiliki firasat. Perhatikan kalimat "takutlah kamu dengan firasat orang mukmin, karena sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah. Hadits

Artinya : Antara orang berilmu dan ahli ibadah ada tujuh puluh tingkatan. (HR. Dailami dari Abu Hurairah dari kitab Al-Jamius Shaghier 2, hal. 323). Hadits ini juga menunjukkan orang berilmu (Alim) bahwa orang berilmu lebih tinggi tujuh puluh tingkatan disbanding ahli ibadah. Perhatikan kalimat Antara orang berilmu dan ahli ibadah ada tujuh puluh tingkatan. Hadits :

Artinya : Orang alim yang mengambil manfaat dengan ilmu, lebih baik dari seribu hamba, ahli ibadah. (R. Ahmad dari Abi Umama dari kitab Mukhtarul Ahadits, hal. 432). Hadits ini memberi kejelasan tentang keutamaan bahwa orang berilmu lebih baik dari seribu orang ahli ibadah. Perhatikan kalimat Orang alim yang mengambil manfaat dengan ilmu, lebih baik dari seribu hamba, ahli ibadah.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

32

Hadits :

Artinya : Para ulama adalah orang-orang kepercayaan Allah atas makhluknya. (Riwayat Qudhoi dan Ibnu Asaakir dari Anas dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Hadits :

Artinya: Orang alim adalah orang kepercayaan Allah dibumi. (Dhoif, riwayat Ibnu Abdil Barr dalam Al-Ilm dari Muadz dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3 ,hal 498). Hadits :

Artinya : Orang alim adalah penguasa Allah di bumi, barang siapa mencelanya maka ia rusak. (Dhoif, riwayat Dailami dari Abu Dzar dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 499) Hadits :

Artinya : Para ulama adalah orang-orang kepercayaan umatku. (HR.Dailami dari Usman dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Empat hadits tersebut diatas memberi penjelasan tentang keutamaan orang Alim bahwa orang Alim adalah kepercayaan Allah, penguasa Allah, kepercayaan umat di Bumi. Perhatikan kalimat Para ulama adalah orang-orang kepercayaan Allah atas makhluknya dan kalimat Orang alim adalah orang kepercayaan Allah dibumi juga kalimat Orang alim adalah penguasa Allah di bumi, barang siapa mencelanya maka ia rusak serta kaliamat Para ulama adalah orang-orang kepercayaan umatku. Hadits :

Artinya :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

33

Dari Makhuul dia berkata rasulullah bersabda: keutamaan orang Alim (ahli ilmu) dia atas Abid ( ahli ibadah) seperti keutamaanku di bandingkan orang yang terendah diantara kalian. "lalu beliau membaca sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba hamba-Nya adalah orang orang yang beriulmu" (QS al fathiir 28) Sesungguhnya Allah swt, juga malaikat serta penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut yang didalam lubangnya dan ikan hiu yang ada di dalam lautan, semuanya memohonkan rahmat bagi orang yang mengajarkan kebaikan pada orang banyak. (HR. Tirmidzi, Al Ilmu 2609 dan aD-Dariimi Al Mukaddimah 291, dan kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal.559). Hadits ini menjelaskan keutamaan orang Alim dibandingkan Ahli ibadah seumpama Nabi dibandingkan umat Islam yang terjelek. Perhatikan kalimat keutamaan orang Alim (ahli ilmu) dia atas Abid ( ahli ibadah) seperti keutamaanku di bandingkan orang yang terendah diantara kalian. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan orang Alim, sesungguhnya Allah, Malaikat, juga Semut dan Ikan Hiu memohonkan Rahmat bagi orang yang berilmu. Perhatikan kalimat Sesungguhnya Allah swt, juga malaikat serta penghuni langit dan bumi, sampai-sampai semut yang didalam lubangnya dan ikan hiu yang ada di dalam lautan, semuanya memohonkan rahmat bagi orang yang mengajarkan kebaikan pada orang banyak. Hadits :

Artinya : Orang alim seorang adalah lebih berat atas syaithan dari pada seribu orang ahli ibadah. (Dhoif riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 572). Hadits ini mengajarkan bahwa dalam mengganggu manusia Syetan lebih takut dan sulit mengganggu orang Alim dibanding seribu ahli ibadah. Perhatikan semua kalimat dalam hadits ini. Hadits :

Artinya: Dari al Zuhri dia berkata keutamaan orang alim dibandingkan dengan seorang mujtahid (ahli ibadah) adalah seratus derajat, jarak tiap dua derajat adalah lima ratus tahun perjalanan kuda yang berlari kencang. (HR Dariimi al Mukaddimah 355)

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

34

Hadits ini menjelaskan keutamaan orang Alim dibandingkan Mujtahid adalah seratus derajat. Perhatikan semua kalimat dalam hadits ini. Hadits :

Artinya : Antara orang berilmu dan ahli ibadah ada tujuh puluh tingkatan. (HR. Dailami dari Abu Hurairah dari kitab Al-Jamius Shaghier 2, hal. 323). Hadits ini mengajarkan tentang keutamaan orang berilmu bahwa antara orang berilmu dibanding ahli ibadah ada tujuh puluh tingkat. Hadits :

Artinya : Sesaat dari orang alim yang bertelekan diatas hamparan memikir ilmunya itu lebih baik dari pada ibadah orang yang beribadah tujuh puluh tahun. (Dhoif, riwayat Dailami dari Jabir dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal.183). Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan orang Alim bahwa taffakur tentang Ilmu sesaat yang dilakukan orang Alim itu lebih baik dari pada beribadah tujuh puluh tahun. Hadits :

Artinya : Siapa yang mengunjungi orang alim berarti ia mengunjungi aku, siapa yang mengunjungi aku maka ia wajib memperoleh syafaatku dan setiap langkah ia memperoleh pahala orang mati syahid (Dari Anas bin Malik r.a. dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 24). Hadits ini juga memberikan kejelasan tentang keutamaan mengunjungi orang Alim bahwa sama dengan mengunjungi Nabi dan berhak memperoleh Syafaat. Perhatikan seluruh kalimat dalam hadits ini Hadits :

Artinya :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

35

Ditimbang tinta para ulama dengan darah para syuhada lalu (tinta para ulama) mengungguli atas (darah ) mereka. (Dhaif , Riwayat Khathib dari Ibnu Umar dari kitab Al-Jamius Shaghier 5, hal. 484). Hadits :

Artinya : Akan ditimbang ( kelak) pada hari kiamat tinta para ulama dan darah para syuhada , lalu tinta para ulama mengungguli darah para syuhada. (Dhaif, riwayat Syirazi dari Anas, riwayat Mauhibi dari Imran bin Hushain, riwayat Ibnu Abdil Barra dalam Al Ilm dari Abu Dardaa dan riwayat Ibnu Jauzi dalam Al Ilal dari Numan bin Basyir dari kitab AlJamius Shaghier 5, hal. 598 ). Hadits ini mengajarkan bahwa tinta Ulama lebih unggul dari darah Syuhada. Perhatikan kalimat Ditimbang tinta para ulama dengan darah para syuhada lalu (tinta para ulama) mengungguli atas (darah ) mereka serta kaliamat Akan ditimbang (kelak) pada hari kiamat tinta para ulama dan darah para syuhada, lalu tinta para ulama mengungguli darah para syuhada. 16. Perintah memuliakan orang berilmu Hadits :

Artinya : Hendaklah kamu semua memuliakan para ulama karena mereka itu adalah pewaris para nabi. Maka siapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan rasul-Nya.(H.R. AlKhathib Al- Baghdadi dari Jabir r.a. dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 22 dan kitab Mukhtarul Ahadits, hal.134 ) Hadits :

Artinya : Siapa yang memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, dan siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah , dan siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga. (Al-Hadits dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 21 ). Hadits :

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

36

Artinya : Hendaklah kamu semua memuliakan ulama, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimuliakan. (Al-Hadits dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 20 ) Ketiga hadits tersebut diatas memberi penjelasan tentang keutamaan orang Alim merupakan Sunnah Nabi yaitu perintah Nabi untuk memuliakan para Ulama bahwa memuliakan Ulama itu sama artinya dengan memuliakan Allah dan Rasul. Perhatikan kalimat . Maka siapa memuliakan mereka berarti memuliakan Allah dan rasul-Nya dan kalimat Siapa yang memuliakan orang alim maka ia memuliakan aku, dan siapa memuliakan aku maka ia memuliakan Allah , dan siapa memuliakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga serta kalimat Hendaklah kamu semua memuliakan ulama, karena mereka itu orang-orang yang mulia menurut Allah dan dimuliakan. 17. Perumpamaan orang berilmu Hadits :

Artinya : Dari Anas bin Malik, dia berkata Rasulullah bersabda, Sesungguhnya perumpamaan ulama di dunia seperti bintang di langit dan dijadikan petunjuk ketika gelap didaratan dan dilautan, maka ketika bintang itu tertutupi atau diragukan petunjuk itu menyesatkan. (Ahmad 12139 Baqi Musnad Al Muaktsirin-Anas bin Malik) Hadits ini memberi kejelasan tentang perumpamaan orang Alim. Perhatikan kalimat ulama di dunia seperti bintang di langit Hadits :

Artinya : Para ulama adalah pelita-pelita bumi, pengganti para Nabi, pewarisku, dan pewaris para Nabi. (Dho;if, riwayat Ibnu Adi dari Ali dari kitab Al-Jamius-Shoghier 3, hal. 510). Hadits :

Artinya : Ikutilah para ulama karena sesungguhnya mereka adalah pelita-pelita dunia dan lampulampu ahkirat. (HR. Daelami dari Anas dari kitab Al-Jamius-Shaghier 1, hal. 56).

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

37

Hadits ini merupakan perumpamaan orang berilmu bahwa para Ulama adalah pelita-pelita Dunia dan lampu-lampu akhirat. Perhatikan kalimat ulama adalah pelita-pelita dunia dan lampu-lampu akhirat. 18. Fadilah mencintai orang berilmu Hadits :

Artinya : Siapa memandang wajah orang Alim dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka Allah Taala menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat. (Al-Hadits dari kitab Tanqihul Qaul, hal. 21). Hadits ini memberi penjelasan pahala mencintai orang Alim bahwa memandang orang Alim dengan cinta, Allah akan menciptakan Malaikat yang memohonkan ampun kepada orang tersebut sampai hari kiamat.

KITAB LADUNA ILMA I MARIFATUL ILMI WA ALIMA

38