01. i pendahuluan (servqual) - 2

Upload: doddy-lombardo

Post on 08-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

    Dalam Era persaingan Global, daya saing perusahaan sangat penting

    untuk dibangun. Kemampuan bertahan dalam situasi sulit dalam lingkungan

    ekonomi dunia yang semakin cepat berubah dan dinamis merupakan suatu

    keharusan bagi perusahaan. Tata kelola yang baik serta manajemen perusahaan

    yang modern menuntut perusahaan harus selalu proaktif dan lincah dalam

    menghadapi perubahan lingkungan externalnya. Peran Sumberdaya Manusia

    sangat penting dalam pengelolaan kapabilitas dan kapasitas perusahan.

    Kemampuan berinovasi, mencari solusi yang belum pernah dipikirkan oleh

    orang lain sekalipun, merupakan kelebihan dan aset yang sangat penting bagi

     perusahaan dalam menghadapi tantangan.

    PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak

    dibidang pengelolaan dan pengoperasian jalan tol. Dalam menjalankan visi dan

    misinya perusahaan dituntut untuk dapat memuaskan keinginan pelanggan.

    Pelayanan adalah cara melayani, membantu, menyiapkan, atau mengurus

    keperluan seseorang atau sekelompok orang. Pelayanan umum adalah segala

     bentuk kegiatan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah di pusat

    atau di daerah dan di lingkungan Badan Usaha Negara/Daerah dalam bentuk

     barang dan jasa, baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat yang

    sesuai dengan harapan mereka maupun ketentuan perundang-undangan yang

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    2/29

    2

     berlaku. Pelayanan prima atau service excellence adalah pelayanan terbaik

    melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau

    daripada pelayanan pada waktu yang lalu (Adnyana, 2005).

    Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan karyawan pihak

    manajemen harus senantiasa memperhatikan faktor-faktor yang mendorong

    karyawan bekerja dengan produktif. Pelayanan Jalan tol mempunyai dua

    komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang telah ditetapkan dan

     pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Manajemen harus memberikan

     pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Perbaikan kualitas jasa

     pelayanan jasa jalan tol dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur

    yang berperan dalam membentuk kepuasan karyawan.

    Kualitas pelayanan dalam sebuah perusahan sangat tergantung pada

     pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya, disamping dituntut adanya

    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu penunjang utama dari

    sumber daya dalam perusahan adalah kualitas pelayanan internal sebagai

    komponen dasar Sumber daya manusia dengan yang dimiliki oleh organisasi

    yang bergerak dibilang jasa pelayanan. Sehingga dipandang sebagai unsur yang

    sangat menentukan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada

     pelanggan (customer satisfaction) (Zeithaml, 2000).

    Evaluasi terhadap kinerja organisasi dapat dilakukan setelah mengukur

    tingkat kepuasan karyawan dan pelanggan sebagai umpan balik untuk perbaikan

    kualitas pelayanan internal dengan memperhatikan atribut-atribut dari 8

    (delapan) komponen kualitas pelayanan internal yang yang dikembangkan oleh

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    3/29

    3

    Hallowel, et.all (1996), yaitu meliputi tools, policies and procedures, teamwork,

    management support, goal aligment, effective training, communication, reward

    and recognition. Menurut Hallowel (1996), kepuasan kerja karyawan memiliki

    kaitan lebih kuat terhadap kualitas layanan internal (kebutuhan non-ekonomi)

    dari pada terhadap kebutuhan ekonomi karyawan seperti halnya upah dan

    manfaat. Hal ini penting karena pekerjaan akan memberikan kepuasan lebih

     banyak kepada karyawan melalui pengembangan kualitas layanan internal, dan

    selanjutnya karyawan akan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.

    Hallowell, et al. (1996) juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan

    internal memperoleh perhatian yang kecil dalam studi empiris meskipun secara

    teoritis telah didiskusikan seperti Barnard (1938). Setelah dekade Barnard

    (1938) ini, konsep kualitas pelayanan internal mulai diuji secara holistik.

    Penelitian empiris berkenaan dengan “service quality” untuk mengukur kinerja

     perusahaan secara keseluruhan banyak terfokus pada masalah pelayanan

    konsumen (consumer service quality) seperti dalam Parasuraman, et al. (1995).

    Bagaimana pun juga kualitas layanan internal pada akhirnya akan

    menentukan kualitas layanan eksternal. Seperti penelitian Garvin (1988) yang

    memusatkan perhatian pada kualitas eksternal. Penelitian yang dilakukan

    memang pada industri manufaktur, tetapi sering pula diterapkan pada sektor

     jasa. Intinya, bahwa peran kualitas internal penting bagi kualitas layanan

    eksternal. Seperti halnya Zeithaml (1990), Garvin juga menyatakan bahwa

    kualitas eksternal merupakan implikasi penting dari kualitas internal.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    4/29

    4

    Kepuasan kerja karyawan juga dipengaruhi oleh kualitas layanan internal

    yang disediakan oleh organisasi. Misalnya kondisi fisik dan psikologis yang

    diciptakan oleh organisasi sangat memadai, maka diduga kepuasan kerja

    karyawan akan tinggi. Jadi ada semacam kaitan antara tingkat kualitas layanan

    internal, kepuasan kerja karyawan, kualitas layanan eksternal, dan tingkat

    kepuasan kerja karyawan.

    Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti

    tipe manajemen, komunikasi antar departemen yang ada, reward, training, job

    description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat, sangat berpengaruh

    terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan

     berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Sebagai contoh, Roth dan

    Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan

    menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung

    dengan kinerja perusahaan (Siehoyono, 2004).

    Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Furqon (2009), kinerja

    mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasa kerja. Dimana

    kepuasan kerja yang optimal diharapkan mampu meningkatkan kinerja

    karyawan dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perushaan

    (Wendong, et al, 2008: Noermidjati, 2008: Koesmono, 2005).

    Menyangkut kepuasan kerja tidak terlepas dari faktor-faktor yang

    mempengaruhinya, antara lain : pembayaran, jenis pekerjaan itu sendiri, rekan

    kerja, dan promosi (Luthans, 1997 dalam Soedjono, 2005).

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    5/29

    5

    Seperti yang direkomendasikan dalam penelitian Hallowell, et al. (1996),

     permasalahannya adalah bahwa pengujian konsep kualitas pelayanan internal

    menghasilkan output yang kompleks. Hal ini dikarenakan komposisi yang

     beragam untuk organisasi yang berbeda pada situasi yang juga berbeda,

    mendorong dilakukannya penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang

    kualitas pelayanan internal seperti yang dilakukan oleh Kang, et al. (2002) yang

    menggunakan instrumen SERVQUAL yang telah dimodifikasi untuk bidang

     pelayanan. Begitu juga Voss, et al. (2005) yang meneliti hubungan antara

    kualitas pelayanan interdepartemen dan kinerja karyawan front-line dengan

     pelayanan, rantai persediaan, dan kinerja keuangan.

    Dari penelitian mengenai kualitas pelayanan internal seperti tersebut di

    atas, peneliti memutuskan untuk menggunakan penelitian Hallowell, et al.

    (1996) sebagai rujukan utama karena dirasakan lebih fokus dalam mengukur

    kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja dan lebih sesuai dengan obyek yang

    akan dieksplorasi dalam penelitian ini.

    1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

    Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi

    masalah-masalah yang terjadi pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

    Jagorawi sebagai berikut : 

    1.  Fasilitas kerja dapat berpengaruh terhadap motivasi dan semangat kerja

    karyawan.

    2.  Jaminan kepuasan karyawan perlu di terapkan untuk mendorong

     produktivitas

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    6/29

    6

    3. 

    Kualitas Pelayanan terhadap karyawan kurang optimal

    4. 

    Tingkat pelayanan terhadap karyawan perlu diperbaiki.

    5.  Usia Produktif ideal bagi karyawan operasional belum ada standarisasi

    1.3. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah-masalah pada

     penelitian ini dapat dirumuskan sebaai berikut :

    1. 

    Bagaimana pengaruh Tangibel (bukti fisik) terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi ?

    2. 

    Bagaimana pengaruh Reability (keandalan) terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi ?

    3.  Bagaimana pengaruh Responsivenes (daya tanggap) terhadap Kepuasan

    Kerja Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi ?

    4. 

    Bagaimana pengaruh Assurance (jaminan) terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi ?

    5.  Bagaimana pengaruh Empathy (empati) terhadap Kepuasan Kerja

    Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi ?

    6. 

    Bagaimana pengaruh Tangibel (bukti fisik), Reability (keandalan),

    Responsivenes (daya tanggap), Assurance (jaminan) dan Empathy

    (empati) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk

    Cabang Jagorawi ?

    1.4. MAKSUD PENELITIAN

    Maksud dari penelitian ini adalah agar model dalam penelitian ini dapat

    memberikan telaah awal bagi para peneliti selanjutnya untuk dapat lebih

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    7/29

    7

    memperdalam dan memperluas kajian yang diarahkan ke peningkatan Kualitas

    Pelayanan terhadap Karyawan serta dapat memperluas kasanah ilmu

     pengetahuan dibidang Sumber daya manusia.

    1.5. TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa gambaran

     bagaimana pengaruh dari Aspek Tangibel (bukti fisik), Reability (keandalan),

    Responsivenes (daya tanggap), Assurance (jaminan) dan Empathy (empati)

    terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

    Jagorawi. Dalam penelitian ini dilakukan analisa Pengaruh antar Variabel bebas

    terhadap Variabel Terikat baik secara parsial maupun secara simultan.

    1.6. KEGUNAAN PENELITIAN

    Penelitian ini sangat bermanfaat dan berguna baik secara teoritis maupun

     praktis yaitu sebagai berikut :

    1.  Teoritis

    a.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pandangan baru tentang

    Aspek Tangibel (bukti fisik), Reability (keandalan), Responsivenes

    (daya tanggap), Assurance (jaminan) dan Empathy (empati) dalam

     proses hubungannya terhadap peningkatan Kepuasan Karyawan.

     b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu

    manajemen yang menyangkut pelayanan tehadap karyawan internal PT

    Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi.

    c.  Menambah konsep baru yang dapat menjadikan sebagai bahan rujukan

     penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu manajemen.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    8/29

    8

    2.  Kegunaan Praktis

    a. 

    Dapat menjadi masukan dan menambah wawasan bagi peneliti lain yang

    ingin melakukan penelitian lanjutan

     b. Bagi PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi dapat menjadi

    masukan bagi pengambil kebijakan untuk menganalisis kondisi dari sisi

    Aspek Tangibel (bukti fisik), Reability (keandalan), Responsivenes (daya

    tanggap), Assurance (jaminan) dan Empathy (empati) dalam proses

    hubungannya terhadap peningkatan Kepuasan Karyawan.

    1.7. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

    Faktor yang paling penting dari bisnis jasa pelayanan adalah penilaian kualitas

     jasa yang sangat dipengaruhi oleh persepsi dan harapan dari masingmasing

     pelanggan. Dimensi kualitas jasa pelayanan terbagi menjadi 5 dimensi pokok, yaitu :

    keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati

    (empathy) dan bukti fisik (tangible). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis

     pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik terhadap

    kepuasan pelanggan dealer PT. Cipto Lancar Sanjaya Abadi di Kendal. Populasi

    dalam penelitian ini konsumen yang melakukan pembelian kendaraan merek Suzuki

    dengan berbagai tipe PT. Cipto Lancar Sanjaya Abadi, Jl. Raya Barat No. 100,

    Kendal yang jumlahnya tidak diketahui. Sampel dalam penelitian ini adalah 100

    responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

    teknik Purposive Sampling. Jenis datanya adalah primer. Metode pengumpulan data

    menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

    Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 13 menunjukkan bahwa :

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    9/29

    9

    (1). Keandalan berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan (2). Daya tanggap

     berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan. (3). Jaminan berpengaruh terhadap

    Kepuasan Pelanggan. (4). Empati berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan (5).

    Bukti fisik berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan. (5). Keandalan, Daya

    tanggap, Jaminan, Empati dan Bukti fisik berpengaruh secara bersama-sama

    terhadap Kepuasan Pelanggan (6). Besarnya pengaruh Keandalan, Daya tanggap,

    Jaminan, Empati Bukti Fisik terhadap Kepuasan Pelanggan sebesar 92,3%. 

    1.8. GRAND THEORY, KERANGKA PEMIKIRAN, PARADIGMA

    (BAGAN)

    1.8.1.  Kualitas Pelayanan

    1.8.1.1.  Pengertian Kualitas Pelayanan

    Menurut Dessler (2004) kualitas adalah totalitas tampilan dan karakteristik

    sebuah produk atau pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk

    memenuhi kebutuhan yang dicari. Menurut Goetsch dan Davis (2003) kualitas

    merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

     proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Schuler

    (1997) kualitas atau mutu berarti memberikan produk dan pelayanan yang konsisten

    mengikuti seluruh dimensi kualitas dalam satu usaha tunggal. Beraneka ragam

    definisi mengenai kualitas ini dikarenakan perbedaan perspektif atau pandangan

    yang digunakan. Parasuraman (2003) mengidentifikasi ada lima alternatif kualitas

    yaitu sebagai berikut :

    1)  Transcendental approach

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    10/29

    10

    Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit

    didefinisikan dan dioperasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan

    dalam seni musik, tari dan seni rupa. Perusahaan dapat mempromosikan

     produknya dengan pernyataan-pernyataan seperti tempat belanja yang

    menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah (kosmetik),

    kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi). Dengan demikian fungsi

    fungsi perencanaan, produksi dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali

    menggunakan definisi seperti ini sebagai dasar manajemen kualitas.

    2) 

    Product-base approach

    Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang

    dapat dikualifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas

    mencerminkan perbedaan dalam jumlah berapa unsur atau atribut yang

    dimiliki produk. karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat

    menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.

    3)  User-based approach

    Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

    orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi

    seseorang merupakan produk yang berkualitas tinggi. Perspektif yang

    subjektif ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki

    kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi

    seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimal yang dirasakannya.

    4)  Manufacturing-based approach

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    11/29

    11

    Persepektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan

     praktikpraktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan

    kualitas sebagai sama dengan persyaratannya. Dalam sektor jasa, dapat

    dikatakan bahwa kualitas bersifat operation-driven. Pendekatan ini berfokus

     pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang

    seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan

     biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang

    ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang mengunakannya.

    5) 

    Value-based approach

    Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas

    dalam persepektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki

    kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi

    yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli. Jadi

    secara umum kualitas merupakan suatu kondisi dinamis dari totalitas

    tampilan atau karakteristik sebuah produk, jasa, manusia, proses dan

    lingkungan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi

    atau melebihi harapan yang dicari.

    1.8.1.2.  Dimensi Kualitas Pelayanan

    Keunggulan suatu produk atau pelayanan tergantung pada kelebihan dari

    kualitas yang diperlihatkan. Menurut Parasuraman (2003) dimensi kualitas untuk

     produk manufaktur adalah sebagai berikut.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    12/29

    12

    1) 

    Kinerja (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.

    Contohnya kemampuan suatu mobil untuk menambah kecepatan dan

    kejelasan gambar televisi.

    2)  Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder

    atau pelengkap. Seperti one-touch-power windows untuk mobil.

    3)  Kehandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

    kerusakan atau gagal pakai.

    4) 

    Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance) yaitu sejauh mana

    karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

    ditetapkan sebelumnya.

    5)  Daya tahan (durability) yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus

    digunakan.

    6) 

    Tingkat pelayanan (service ability) yaitu meliputi kecepatan, kompetensi,

    kenyamanan, mudah direparasi, dan penanganan keluhan yang memuaskan.

    7)  Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.

    8)  Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi

     produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

    Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dimensi kualitas jasa menurut

    Schuler (1997) meliputi beberapa hal sebagai berikut :

    1)  Berwujud yaitu setting fisik dari jasa tersebut, misalnya lokasi, karyawan,

    materi komunikasi dan peralatan.

    2)  Keandalan yaitu kemampuan untuk melakukan jasa yang dijanjikan secara

    handal dan akurat.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    13/29

    13

    3) 

    Kecepat tanggapan yaitu sejauh mana karyawan menolong konsumen dan

    menyediakan jasa yang cepat dan tepat.

    4)  Jaminan yaitu meliputi pengetahuan, kesopanan dan kemampuan karyawan

    untuk menjaga kepercayaan dan keyakinan.

    5)  Empati yaitu perhatian dan kepedulian terhadap konsumen secara

    individual. Dimensi untuk kualitas jasa menurut Parasuraman (2003)

    meliputi lima hal sebagai berikut :

    a) 

    Bukti langsung (tangibles) yaitu segala sesuatu yang berwujud dan dapat

    dilihat meliputi beberapa hal sebagai berikut : fasilitas fisik, perlengkapan,

    karyawan dan sarana komunikasi.

     b) Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

    dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

    c) 

    Daya tanggap (responsivensess) yaitu keinginan para staff untuk membantu

     para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

    d) Jaminan (assurance) yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat

    dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-

    raguan.

    e) 

    Empati yaitu rasa memahami dan kepedulian meliputi kemudahan dalam

    melakukan hubungan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para

     pelanggan.

    1.8.1.3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

    Kualitas yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak

    faktor, oleh karena itu pihak perusahaan atau organisasi harus memperhatikan semua

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    14/29

    14

    elemen-elemen yang penting dalam penerapan atau pencapaian kualitas. Menurut

    Ariani (2003) pencapaian total kualitas memerlukan delapan elemen sebagai berikut.

    1.  Fokus pada pelanggan yaitu dengan memberikan kepuasan kepada

     pelanggan sesuai dengan harapan.

    2.  Komitmen jangka panjang, agar seluruh karyawan juga mau melaksanakan

    hal yang sama dengan terlibat secara penuh dalam seluruh proses yang ada.

    3. 

    Kepemimpinan dan dukungan manajemen puncak, dengan memberikan

    dukungan tenaga, pikiran, perencanaan strategik, gaya serta perbaikan

    secara berkesinambungan.

    4.  Pemberdayaan seluruh personil dan kerja tim, yaitu dengan mendorong

     partisipasi seluruh karyawan untuk mencapai sasaran kualitas, termasuk

     perbaikan pelayanan dan penyelesaian masalah.

    5. 

    Komunikasi efektif yaitu dengan mengadakan hubungan komunikasi baik

    secara formal maupun informal dan komunikasi vertikal maupun horizontal.

    6.  Kepercayaan dan analisis proses secara statistik, yang memungkinkan

    organisasi melakukan tindakan perbaikan, menetapkan prioritas dan

    mengevaluasi kemajuan yang dicapai.

    7. 

    Komitmen terhadap perbaikan yaitu dengan membangun kesadaran untuk

    mengadakan perbaikan melalui pendidikan dan pelatihan karyawan.

    8.  Mendukung pemberian penghargaan yaitu penghargaan yang bukan hanya

     berupa upah atau gaji, melainkan penghargaan yang berupa pujian,

    dukungan saran, maupun kritik membangun.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    15/29

    15

    Menurut Ariani (2003) manajemen harus menyediakan sumber daya yang

    cukup dan tepat untuk menerapkan sistem kualitas. Untuk memacu motivasi,

     pengembangan, komunikasi dan performansi personil, manajer harus

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

    1.  Memilih personil berdasarkan kemampuan untuk memenuhi spesifikasi

     jabatan.

    2. 

    Memberikan lingkungan kerja yang mendukung kesempurnaan dalam

    hubungan kerja baik.

    3. 

    Merealisasikan kemampuan setiap anggota organisasi secara konsisten

    metode kerja yang kreatif, dan kesempatan untuk berpartisipasi seluas

    mungkin.

    4.  Menjamin bahwa tugas-tugas dapat terlaksana dengan baik, tujuan dapat

    dimengerti termasuk bagaimana mereka mempengaruhi kualitas.

    5.  Melibatkan semua personil dan menciptakan kualitas jasa bagi pelanggan.

    6.  Menyusun kegiatan terencana untuk memperbaiki kualitas personil.

    7.  Mengidentifikasikan faktor-faktor yang memotivasi personil untuk

    menyediakan kualitas jasa (service).

    8. 

    Menerapkan perencanaan karir dan pengembangan personil.

    1.8.1.4.  Indikator Kualitas Pelayanan

    Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam

     persepektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi

     belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah

     produk atau jasa yang paling tepat dibeli. Jadi secara umum kualitas merupakan

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    16/29

    16

    suatu kondisi dinamis dari totalitas tampilan atau karakteristik sebuah produk, jasa,

    manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk

    memenuhi atau melebihi harapan yang dicari.

    Menurut Payne (2000) karakteristik jasa yang membedakan jasa dari produk

    nyata, meliputi:

    1.  Bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

    karyawan/karyawan, dan sarana komunikasi.

    2. 

    Keandalan (reliability), kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan

    dengan segera, akurat dan memuaskan.

    3.  Daya tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf dan karyawan

    untuk membantu para pelangan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

    4.  Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan

    sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya dan risiko

    atau keragu-raguan.

    5.  Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

    komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

     pelanggan.

    Zeithaml (1994) menggambarkan Kualitas Pelayanan sebagai suatu bentuk

    sikap (attitude), berhubungan namun tidak persis sama dengan kepuasan

    (satisfaction), yang diperoleh dengan membandingkan harapan (expectation) dengan

     performance. Sikap adalah ekspresi dari perasaaan yang terdalam yang

    menunjukkan kecenderungan apakah seseorang simpatik atau tidak simpatik

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    17/29

    17

    terhadap suatu objek, misalkan terhadap merek suatu produk dan pelayanan yang

    diberikan oleh suatu jasa tertentu.

    Dalam perkembangan selanjutnya Parasuraman et al. (Tjiptono, 1998),

    mengemukakan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum menjadi lima

    dimensi pokok, yaitu:

    1.  Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan,

    dan sarana komunikasi.

    2. 

    Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

    dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

    3.  Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

     para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

    4.  Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan

    sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko.

    5.  Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

    komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para

     pelanggan.

    Menurut Tjiptono (1996), konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai

    ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan

    kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk,

    sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk

    mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

    Kualitas memiliki lebih dari satu dimensi dan tingkat kepentingan dari setiap

    dimensi berbeda-beda tergantung kepada jenis produknya.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    18/29

    18

    1.8.2.  Kepuasan Kerja Karyawan

    1.8.2.1. 

    Pengertian Kepuasan Kerja Karyawan

    Karyawan sebagai sumber daya manusia adalah kumpulan kemampuan

    terpadu dari daya pikir dan fisik yang dimiliki individu dengan perilaku dan sifatnya

    ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya (Hasibuan, 2001). Karyawan adalah

    salah satu elemen penting dan aset untuk membangun kinerja perusahaan. Tanpa

    adanya karyawan, suatu perusahaan tidak akan bisa berjalan dengan baik sehingga

    karyawan harus dijaga dan dirawat agar tetap dapat menghasilkan keuntungan secara

    optimal terhadap perusahaan (Anon, 2010).

    Karyawan yang loyal dan produktif terjadi apabila terbangun rasa kepuasan

    dari dalam diri sang karyawan, terhadap pekerjaannya, atasannya, peralatan dan

    fasilitas, serta variabel-variabel lainnya. Banyak terjadi karyawan ditekan untuk

     bekerja demi mencapai target-target tertentu, namun tidak didukung dengan

     peralatan atau sarana, otoritas, bimbingan atasan, sehingga hasilnya berdampak

    kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada

     pelanggan.

    Banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan, tanpa

     banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapai kesuksesan

     perusahaan adalah kepuasan kerja karyawan (Anon, 2009). Kepuasan kerja adalah

    sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini

    dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja (Hasibuan, 1997).

    Kepuasan kerja juga berhubungan dengan variabel-variabel seperti turn over

    (berpindah kerja), tingkat absensi, usia, faktor pekerjaan dan ukuran organisasi

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    19/29

    19

     perusahaan. Turn over merupakan salah satu pilihan terakhir bagi seorang karyawan

    apabila karyawan tersebut tidak merasa puas karena kondisi kerjanya sudah tidak

    sesuai dengan apa yang diharapkannya. Jika hal ini terus-menerus terjadi di suatu

     perusahaan maka dapat mempengaruhi ekonomi perusahaan tersebut karena harus

    mengeluarkan dana lebih untuk dapat merekrut tenaga kerja atau karyawan kembali

    (Anon, 2009).

    Bagi karyawan kepuasan dan ketidakpuasan secara individual berasal dari

     perbandingan antara apa yang diterima karyawan dari pekerjaan yang dilakukan

    dengan apa yang diharapkan, diinginkan atau dipikirkan karyawan, sehingga untuk

    mencapai kepuasan karyawan, suatu perusahaan diharapkan dapat memberikan

    layanan kinerja yang baik dan sesuai harapan karyawan (Rosidah dan Sulistyani,

    2003). Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam

    sebuah orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para pegawai/ karyawan. Berikut

     pengertian-pengertian kepuasan kerja menutur beberapa pakar. Kepuasan kerja

    menurut Susilo Martoyo (1992 : 115), pada dasarnya merupakan salah satu aspek

     psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,ia akan

    merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan

    harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan sebenarnya merupakan

    keadaan yang sifatnya subyektif yang merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan

     pada suatu perbandingan mengenai apa yang diterima pegawai dari pekerjaannya

    dibandingkan dengan yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal

    yang pantas atau berhak atasnya. Sementara setiap karyawan/ pegawai secara

    subyektif menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    20/29

    20

    Pengertian Kepuasan Kerja menurut Tiffin (1958) dalam Moch. As’ad (1995 :

    104) kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap

     pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan karyawan.

    Sedangkan menurut Blum (1956) dalam Moch. As’ad ( 1995 : 104 ) mengemukakan

     bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa

    sikap khusus terhadap faktor  –   faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan

    sosial individu diluar kerja.

    Dari batasan - batasan mengenai kepuasan kerja tersebut, dapat disimpulkan

    secara sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap

     pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil

    interaksi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang

    terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap

     pekerjaan. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.

    Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda  –  beda sesuai dengan

    sistem nilai  –   nilai yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya

     perbedaan pada masing  –   masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam

     pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat

    kepuasan yang dirasakan, dan sebaliknya.

    Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai

     pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi

    kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi

    dalam dan luar pekerjaan. (Hasibuan, 2001 : 202). Kepuasan kerja merupakan suatu

    sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    21/29

    21

    diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya

    mereka terima (Stephen P. Robbins, 1996 : 26). Kepuasan kerja adalah kepuasan

     pegawai terhadap pekerjaannya antara apa yang diharapkan pegawai dari

     pekerjaan/kantornya “ (Davis, 1995 : 105). Dalam bukunya, “Perilaku Organisasi :

    Konsep, Kontroversi “,Robbins mengatakan: “ Kepuasan kerja adalah sebagai suatu

    sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi

    dengan rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja,

    kondisi kerja dan sebagainya. Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi

    menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang tidak puas

    dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif terhadap kerja itu. (Robbins, 1996 :

    179).

    1.8.2.2.  Pengukuran Kepuasan Kerja Karyawan

    Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, baik dalam segi analisis

    statistiknya maupun pengumpulan datanya. Informasi yang didapat dari kepuasan

    kerja bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket maupun dengan

     pertemuan suatu kelompok kerja. Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya

    maka karyawan diminta untuk merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-

    aspek pekerjaan. Cara lain dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut

    (As’ad, 2003:107). 

    Menurut Robbins (2003:101), terdapat dua pendekatan dalam mengukur

    kepuasan kerja, yaitu :

    1.  Single Global Rating. Dengan mengajukan pertanyaan kepada responden,

    seperti: Berdasarkan semua yang ada, sejauhmana anda puas terhadap kerja

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    22/29

    22

    anda? Para responden itu kemudian menjawab dengan melingkari angka 1

    sampai dengan 5 yang mewakili perasaan puas sampai tidak puas.

    2.  Summation Score. Mengidentifikasikan elemen-elemen dalam pekerjaan dan

     bertanya kepada karyawan tentang apa yang mereka rasakan dari setiap

    elemen tersebut. Elemen-elemen tersebut antara lain: pekerjaan mereka,

    supervisi, bayaran mereka, kesempatan untuk promosi, dan hubungan

    dengan rekan kerja. Semua elemen ini akan diurut dalam skala standar dan

    ditambahkan untuk menghasilkan nilai kepuasan kerja secara keseluruhan.

    Dalam penelitian ini adalah menggunakan Summation Score, karena yang

    ditanyakan menyangkut pekerjaan, supervisi, imbalan yang diterima, dan hubungan

    dengan rekan kerja serta beberapa faktor lainnya yang berhubungan dengan

    kepuasan kerja karyawan. Pentingnya dilakukan pengukuran terhadap kepuasan

    kerja bagi karyawan mempunyai tujuan berikut:

    1.  Mengidentifikasi kepuasan karyawan secara keseluruhan, termasuk

    kaitannya dengan tingkat urutan prioritasnya (urutan faktor atau atribut tolak

    ukur kepuasan yang dianggap penting bagi karyawan).

    2. 

    Mengetahui pandangan setiap karyawan terhadap organisasi atau perusahaan.

    Sampai seberapa dekat pandangan tersebut sesuai dengan harapan mereka

    dan bagaimana perbandingannya dengan karyawan lain

    3.  Mengetahui atribut-atribut mana yang termasuk dalam kategori kritis (critical

     perfoment attributes) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

    karyawan.

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    23/29

    23

    4. 

    Apabila memungkinkan, perusahaan atau instansi dapat membandingkannya

    dengan indeks milik perusahaan atau instansi saingan atau yang lainnya

    (Kuswadi, 2004:121).

    1.8.2.3.  Indikator-Indikator Kepuasan Kerja

    Kepuasan kerja adalah suatu respons efektivitas atau respons emosional

    terhadap berbagai aspek pekerjaan. Defenisi ini berarti bahwa kepuasan kerja

     bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan

    suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih saspek

    yang lainnya. Indikator kepuasan kerja menurut Kreitner dan Kinicki (2005:274-

    275) adalah : (1) Motivasi ; (2) Komitmen organisasi ; (3) Ketidakhadiran ; (4)

    Berhentinya karyawan ; (5) Stress yang dirasakan. Tingkat Kepuasan Kerja

    karyawan (job satisfaction) adalah sesuatu yang dirasakan menyenangkan (happy)

    oleh karyawan secara individual atas kegiatan atau kondisi yang terkait dengan

     bidang pekerjaannya.

    Menurut Raymond, Noe (1994: 291) sumber ketidakpuasan kerja meliputi

     physical and technological environment (lingkungan fisik dan teknologi peralatan),

    social environment (lingkungan atau pergaulan sosial), behavior setting & person

    (psychology), organizational task (tugas-tugas organisasi). Berdasarkan variabel-

    variabel sumber ketidakpuasan karyawan tersebut dapat diringkas, bahwa faktor

    non-ekonomi (kualitas layanan) mendominasi penyebab ketidakpuasan kerja.

    Adapun pengukuran kepuasan kerja karyawan dilakukan dengan model MSQ

    (the Minnesota Satisfaction Questionaire). MSQ memiliki beberapa versi dan pada

    intinya menyediakan lebih banyak informasi khusus tentang aspek kepuasan kerja

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    24/29

    24

    secara individual daripada mengukur kepuasan kerja secara umum. MSQ digunakan

    untuk keperluan mengeksplorasi kebutuhan klien, kepentingan studi, dan informasi

    umum untuk memberi penguatan dalam kerja. Alat ukur kepuasan kerja yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi dari MSQ. Atribut Job Satisfaction

    (adopsi dari the Minnesota Satisfaction Questionaire atau MSQ Version 1977),

    untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dapat kita lihat pada tabel sebagai

     berikut:

    Tabel 1.1 Atribut Job Satisfaction

    Adopsi MSQ (the Minnesota Satisfaction Questionaire), Long Form-Version 1977

    No Item Keterangan

    1  Ability utilization Manfaat/kegunaan atas kemampuan yang dimiliki

    2  Achievement Pencapaian prestasi

    3  Activity Kegiatan yang dikerjakan sehari-hari

    4  Advancement Kemajuan dalam keahlian dan ketrampilan kerja

    5  Authority Wewenang yang dimiliki6 Company Policies Kebijakan organisasi secara umum

    7 Compensation Tingkat kesejahteraan yang diterima

    8 Co-workers Kerjasama dengan rekan kerja

    9 Creativity Kreativitas yang berkembang

    10  Independence Tingkat kemandirian dalam bekerja

    11 Security Tingkat keamanan kerja

    12 Social Service Dukungan sosial dari rekan dan atasan

    13 Social Status Posisi status sosial dalam pekerjaan

    14  Moral Values Kesamaan dalam nilai-nilai moral

    15  Recognition Pengakuan atas kerja

    16  Responsibility Tanggungjawab yang dimiliki

    17 Supervision -Human Relations Pengawasan atasan terhadap relasi antar karyawan

    18 Supervisian – Technical Pengawasan atasan mengenai hal-hal teknis

    19 Variety Kegiatan selingan seperti Seni & Olah Raga

    20 Working Conditions Kondisi lingkungan kerja

    Sumber: http.www.psych.umn.edu/psylabs/vpr/msqinf.htm

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    25/29

    25

    Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

    1.9. 

    HIPOTESIS/ ASUMSI

    1.9.1.  HIPOTESIS

    Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dapat diajukan

    sebagai berikut :

    1. 

    Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Tangibel (bukti fisik) terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan ?

    2.  Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Reability (keandalan) terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan?

    3.  Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Responsivenes (daya tanggap)

    terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ?

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    26/29

    26

    4. 

    Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Assurance (jaminan) terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan ?

    5.  Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Empathy  (empati) terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan ?

    6.  Ada pengaruh yang signifikan antara Aspek Tangibel (bukti fisik), Reability 

    (keandalan), Responsivenes  (daya tanggap), Assurance  (jaminan) dan

    Empathy (empati) terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ?

    1.9.2.  ASUMSI

    Permodelan-permodelan diatas dapat diprediksi melalui fungsi matematik sebagai

     berikut:

    1.  Model I (satu)

    Pengaruh secara parsial antara variabel independen X1  terhadap Y dapat

    dirumuskan dengan model I (satu) yakni :

    Y = f(X1) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β1X1 + e

    Asumsi:

    1) 

    Terjadi probability yang tidak sama atau < 0,05

    2)  Terjadi probability diantara variabel X > 0,10

    2.  Model II (dua)

    Pengaruh parsial antara variabel independen X2 terhadap Y dapat dirumuskan

    dengan model II (dua) yakni:

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    27/29

    27

    Y = f(X2) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β2X2 + e

    Asumsi:

    1)  Terjadi probability yang tidak sama atau < 0,05

    2)  Terjadi probability diantara variabel X > 0,10

    3. 

    Model III (tiga)

    Pengaruh parsial antara variabel independen X3 terhadap Y dapat dirumuskan

    dengan model III (tiga)yakni:

    Y = f(X3) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β3X3 + e

    Asumsi:

    1) 

    Terjadi probability yang tidak sama atau < 0,05

    2)  Terjadi probability diantara variabel X > 0,10

    4.  Model IV (empat)

    Pengaruh parsial antara variabel independen X4 terhadap Y dapat dirumuskan

    dengan model IV (empat) yakni:

    Y = f(X4) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β4X4 + e

    Asumsi:

    1)  Terjadi probability yang tidak sama atau < 0,05

    2)  Terjadi probability diantara variabel X > 0,10

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    28/29

    28

    5. 

    Model V (lima)

    Pengaruh parsial antara variabel independen X5 terhadap Y dapat dirumuskan

    dengan model V (lima) yakni:

    Y = f(X5) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β5X5 + e

    Asumsi:

    1) 

    Terjadi probability yang tidak sama atau < 0,05

    2) 

    Terjadi probability diantara variabel X > 0,10

    6.  Model VI (enam)

    Pengaruh secara simultan antara variabel X1 , X2 , X3 , X4  dan X5  terhadap

    variabel Y dapat dirumuskan dengan model VI (enam)yakni:

    Y = f (X1, X2, X3, X4, X5) diprediksikan dengan model

    Ŷ = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

    Asumsi:

    1)  Tidak terjadi kendala multikolinearitas yang serius (>80%).

    2) 

    Probability masing-masing variabel

  • 8/19/2019 01. i Pendahuluan (Servqual) - 2

    29/29

    korelasi dan regresi. Kemudian untuk mengamati masing-masing signifikansi model,

    akan dilakukan melalui penduga uji t dan F hitung.

    Permodelan –  permodelan prediksi yang digunakan untuk menjawab

     permasalahan-permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diajukan, dimana

    variabel yang diteliti masing-masing diberi notasi sebagai berikut:

    Y = Kepuasan Kerja Karyawan , sebagai dependen variabel

    X1  = Tangibles (bukti fisik), sebagai independen variabel

    X2 = Reliability (keandalan), sebagai independen variable

    X3 = Responsiveness (daya tanggap), sebagai independen variabel

    X4 = Assurance (jaminan), sebagai independen variabel

    X5 = Empathy (empati), sebagai independen variabel