suaidinmath.files.wordpress.com file · web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat....

46
INFORMASI KURIKULUM UNTUK MASYARAKAT

Upload: phungtram

Post on 23-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

INFORMASI KURIKULUM

UNTUKMASYARAKAT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2013

Page 2: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KURIKULUM 1

BAB II TUJUAN PENGEMBANGAN 6

BAB III ELEMEN-ELEMEN PERUBAHAN 9

BAB IV STRUKTUR KURIKULUM 14

BAB V PROSES PEMBELAJARAN 19

BAB VI PROSES PENILAIAN 22

BAB VII KEUNGGULAN KURIKULUM 2013 24

BAB VIII IMPLIKASI TERHADAP ANAK, GURU., DAN ORANGTUA

26

i

Page 3: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB I

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KURIKULUM

Adagium “ganti menteri ganti kurikulum” tidak dapat terelakkan lagi dalam proses

pengembangan Kurikulum 2013 ini. Tapi adagium tersebut dapat diterima sejauh memang

Kurikulum 2013 memberikan hal yang lebih baik. Kurikulum pendidikan formal 2013

dirumuskan dan kembangkan dengan suatu optimism yang tinggi untuk menghasilkan

lulusan sekolah yang lebih cerdas, kreatif, inovatif, memiliki kepercayaan diri yang tinggi

sebagai individu maupun sebagai bangsa, serta toleran terhadap segala perbedaan yang

ada. Beberapa latar belakang yang mendasari Pengembangan Kurikulum 2013 tersebut

antara lain berkaitan dengan problem sosial dan masyarakat, problem yang terjadi dalam

penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, perubahan sosial berupa globalisasi dan tuntutan

dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan, dan hasil evaluasi PISA dan TIMSS.

1. Problem Sosial dan Masyarakat

Beberapa fakta sosial di masyarakat menunjukkan bahwa terdapat beberapa problem sosial

yang perlu mendapat perhatian serius. Kasus-kasus seperti pelecehan seksual, perendahan

martabat wanita, konflik antar-etnis dan komunitas, kekerasan atas nama agama, korupsi,

penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang (Narkoba), dan perkelahian pelajar

adalah berita dominan yang menghiasi banyak media tiap hari. Jika kita telisik lebih lanjut,

maka hal-hal yang mulai luntur dan hilang dari masyarakat kita dan juga para remaja usia

sekolah adalah etika, sopan santun, toleransi, saling menghormati, menerima pendapat

yang berbeda, cinta damai, kejujuran, rasa nasionalisme, rasa tanggungjawab, dan

sejenisnya.

Banyak pihak melihat bahwa berbagai kasus tersebut bermula dari dunia pendidikan,

konsep dan proses pembelajaran selama ini yang dinilai kurang atau belum diarahkan

secara tepat untuk membentuk karakter anak didik yang bagus. Terlebih lagi kasus-kasus

yang secara langsung melibatkan anak usia sekolah, seperti tawuran, penyalahgunaan dan

kecanduan Narkoba, pelecehan seksual, dan sejenisnya sudah seharusnya sekolah dapat

melakukan tindak pencegahannya secara tepat. Bahkan juga sudah sewajarnya upaya

untuk memerangi korupsi misalnya, diberikan sejak dini melalui pendidikan anti-korupsi

Page 4: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

di sekolah-sekolah. Pendidikan dengan demikian perlu secara tegas dan jelas diarahkan

untuk membentuk konsep diri anak didik sebagai warga negara yang bertanggungjawab,

paham dan melaksanakan nilai-nilai filosofi dan ideologi Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Tahun 1945, dan hal inilah yang diupayakan melalui Kurikulum 2013.

2. Problem Penyelenggaraan Pendidikan

Problem yang tidak kalah menyedihkan dan melibatkan secara langsung anak-anak usia

sekolah adalah kecurangan dalam pelaksanaan ujian, bentuknya adalah menyontek.

Bahkan hal ini terjadi tidak hanya dalam pelaksanaan ujian tengah semester atau akhir

semester, melainkan juga bahkan pada Ujian Nasional (UN). Pada tingkat pendidikan

tinggi, di kampus-kampus juga tidak kalah menyedihkan, karena dalam mengerjakan

tugas-tugas tertulis seringkali mahasiswa diketahui melakukan aksi plagiat atau yang

mendekati plagiat. Ironisnya hal ini sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun, aktivitas

copy paste seakan sudah bukan hal yang tabu lagi dilakukan oleh mahasiswa.

Apa yang terjadi di perguruan tinggi tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jika ditilik

lebih lanjut sangat besar kemungkinan bahwa perilaku tersebut tertentuk sejak dini, mulai

dari tradisi pembelajaran yang dilakukan sejak di jenjang Sekolah Dasar (SD). Ini adalah

tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan berkaitan dengan soal nilai-nilai kejujuran dan

desain pembelajaran serta penilaian yang belum membuka ruang lebih luas untuk

mewadahi kreativitas anak didik. Selain itu hal yang menjadi pertimbangan perlunya

Kurikulum 2013 adalah permasalahan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) tahun 2006. Beberapa masalah yang muncul antara lain adalah:

a. Materi kurikulum masih terlalu padat, buktinya adalah banyak mata pelajaran,

selain itu banyak materi yang terlalu banyak dan terlalu tinggi tingkat

kesulitannya hingga tidak sesuai dengan usia perkembangan anak didik.

b. Kompetensi belum secara lengkap menggambarkan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang harus dikuasai oleh anak didik.

c. Beberapa kompetensi penting sesuai dengan kebutuhan anak didik dan

masyarakat, seperti pendidikan karakter, keseimbangan antara soft skill dan hard

skill, kewirausahaan, belum terdapat dalam kurikulum tahun 2006.

d. Standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (sikap,

keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya keberlanjutan

pembelajaran.

Page 5: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

e. Materi dan evaluasi yang dilakukan selama ini lebih banyak menekankan pada

aspek kognitif saja, belum banyak mengolah aspek afektif yang berkaitan dengan

pembentukan nilai-nilai, perilaku, akhlak mulia dan sejenisnya.

Problem lain yang teridentifikasi dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini adalah

ketidakmampuan sebagian besar pihak sekolah, baik para guru, kepala sekolah, dan

lainnya dalam menyusun kurikulum, silabus, sampai pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Bahkan pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang disebar dan

digunakan di seluruh sekolah di Indonesia juga bermasalah, terutama pada jenjang

Sekolah Dasar (SD) Kelas 1 sampai Kelas 3 yang diandaikan sudah bisa lancar membaca,

menulis dan berhitung. Hal inilah yang akan diatasi melalui perubahan konsep dan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

3. Kebutuhan Dunia Kerja dan Globalisasi

Tantangan yang riil dihadapi oleh para lulusan pendidikan formal adalah dunia kerja.

Banyak sekali lulusan pendidikan formal yang tidak siap kerja, hingga akhirnya muncul

istilah “pengangguran terdidik”, yakni mereka yang sudah lulus pendidikan formal namun

justru menganggur tidak bekerja. Makin tinggi pendidikannya, kecenderungan untuk

menganggur makin tinggi pula. Dunia kerja berkilah bahwa memang lulusan pendidikan

formal tidak banyak yang memenuhi syarat untuk bekerja dan menempati posisi kerja

yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan mereka. Ternyata lulus dengan nilai indek

prestasi tinggi, bukan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus di dunia kerja.

Banyak kompetensi yang riil dibutuhkan oleh dunia kerja ternyata tidak diberikan oleh

dunia pendidikan.

Beberapa kompetensi tersebut antara lain adalah daya kritis, kreativitas, keuletan,

tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dihadapi, kemampuan untuk beradaptasi dengan

lingkungan dan jenis keterampilan baru, berkomunikasi, membangun jaringan dan relasi

kerja, dan sejenisnya. Hal-hal itulah yang tidak banyak diberikan dan dipelajari di sekolah

dan kampus. Terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini, hadirnya beragam teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) berbasis digital, juga sudah barang tentu membutuhkan

kompetensi-kompetensi baru yang mau tidak mau harus dikuasai oleh para lulusan sekolah

formal pada saat ini. Tantangan makin banyak ketika globalisasi juga menyangkut

Page 6: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

globalisasi ekonomi dengan adanya pasar bebas yang didorong oleh World Trade

Organization (WTO), lahirnya komunitas ASEAN, dan sejenisnya. Sebagai negara yang

tidak memisahkan diri dari pergaulan dunia yang sehat dan damai, Indonesia mau tidak

mau harus menyiapkan diri untuk memasuki komunitas-komunitas baru di dunia tersebut.

Menghadapi semua itu dibutuhkan individu-individu yang memiliki daya saing tinggi

untuk dapat berkompetisi dalam arena pasar bebas. Tidak hanya pemahaman yang tepat

mengenai globalisasi dalam berbagai bidang, terutama ekonomi, lebih dari itu adalah

perlunya dunia pendidikan kita untuk membekali diri anak didik dengan kompetensi-

kompetensi yang dibutuhkan. Di sini mau tidak mau pendidikan di Indonesia harus

mempertimbangkan kebutuhan dunia kerja di era pasar bebas dan menjadikannya sebagai

pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan Indonesia. Kurikulum 2013 salah

satunya adalah upaya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kebutuhan riil dunia

kerja dan globalisasi dalam semua bidang kehidupan tersebut.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pendidikan adalah bidang kajian yang melibatkan dan membutuhkan kontribusi banyak

bidang keilmuan lain. Sebagai sebuah ilmu terapan (applied science), pendidikan antara

lain adalah penerapan dari ilmu dan teori psikologi, sosiologi, manajemen, seni, budaya,

dan tentu saja filsafat. Selama ini bidang keilmuan yang paling dominan dalam memberi

kontribusi bagi pendidikan adalah psikologi. Di sinilah perkembangan kajian-kajian

psikologi antara lain berkaitan dengan neurologi, otak kanan-otak kiri, kecerdasan

emosional, kecerdasan spiritual, dan sejenisnya mau tidak mau juga harus diperhatikan.

Belum lagi sekarang ini juga banyak berkembang berbagai macam pendekatan dan model

pembelajaran, antara lain adalah pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning),

pembelajaran kolaboratif, kooperatif, kontekstual, dan sejenisnya. Perkembangan-

perkembangan inilah yang diakomodasi dalam Kurikulum 2013 agar tujuan pendidikan

dan pembelajaran dalam membentuk lulusan yang memiliki kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dunia kerja dan tantangan global.

Page 7: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

5. Hasil PISA dan TIMSS

Berdasarkan hasil evaluasi PISA (tes matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa )

tahun 2009 menunjukkan bahwa peringkat Indonesia tidak begitu menggembirakan.

Hampir semua siswa Indonesia yang mendapat kesempatan mengikuti evaluasi PISA

hanya menguasai pelajaran sampai pada level 3 (tiga) saja, sedangkan siswa-siswa dari

negara lain banyak yang sampai pada level empat, lima, dan enam. Hal yang tidak berbeda

juga dapat dilihat dari hasil evaluasi TIMSS. Hasil tes matematika TIMSS menunjukkan

bahwa lebih dari 95 persen hanya mampu sampai pada level menengah saja, sementara

hampir 50 persen siswa dari Taiwan mampu mencapai level tinggi tinggi dan advance.

Pada tes ilmu pengetahuan alam (sains) juga demikian, dibandingkan dengan di Taiwan

hampir 40 persen siswanya mampu mencapai level tinggi dan advance. Pada evaluasi

membaca TIMSS lebih dari 95 persen siswa Indonesia hanya mampu sampai level

menengah, sedangkan di Taiwan lebih dari 50 persen siswanya mampu mencapai level

tinggi dan advance.

Pada evaluasi TIMSS terdapat empat level, yaitu rendah (low) mengukur sampai

kemampuan mengetahui (knowing), level menengah (intermediate) mengukur kemampuan

penerapan (applying), level tinggi (high) mengukur kemampuan penalaran (reasoning),

dan level terbaik (advance) mengukur kemampuan penalaran tingkat tinggi. Setelah

diidentifikasi oleh pemerintah memang terdapat beberapa materi pengetahuan yang

diujikan dalam TIMSS namun tidak diberikan dan dipelajari di sekolah-sekolah di

Indonesia. Dengan kata lain, beberapa materi yang diujikan di TIMSS tidak masuk dalam

desain kurikulum pendidikan Indonesia. Hal tersebut mengarah pada satu kesimpulan,

bahwa materi yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu

perlu penyesuaian melalui Kurikulum 2013 agar Indonesia tidak terus tertinggal

dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama dengan sesame negara di Asia.

Page 8: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB II

TUJUAN PENGEMBANGAN

Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 terutama adalah untuk mengatasi masalah dan

tantangan berupa kompetensi riil yang dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi ekonomi

pasar bebas, membangun kualitas manusia Indonesia yang berakhlak mulia, dan menjadi

warga negara yang bertanggung jawab. Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013

adalah upaya yang dilakukan melalui salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk

memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi,

pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya berkaitan dengan persoalan kualitas

pendidikan saja, melainkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia secara umum.

1. Tujuan Pengembangan

Muara dari semua proses pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan setelah dapat

bisa meningkatkan kualitas hidup anak didik melalui peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap (aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang baik dan tepat di

sekolah adalah bagaimana mereka diharapkan akan dapat berkontribusi dalam membangun

tatanan sosial dan peradaban yang lebih baik. Jadi, arahnya tidak sekadar meningkatkan

kualitas diri sendiri saja, melainkan kualitas diri tersebut diarahkan untuk kepentingan

yang lebih luas dan besar, yaitu membangun kualitas kehidupan masyarakat, bangsa, dan

negara yang lebih baik. Dengan demikian terdapat dimensi peningkatan kualitas personal

anak didik, dan di sisi lain terdapat dimensi peningkatan kualitas kehidupan sosial. Secara

ringkas dapat diurai sebagai berikut.

a. Menciptakan manusia Indonesia yang bermoral, berakhlak mulia, memiliki

pengetahuan yang luas dan mendalam, kuat daya kritis dan kreativitasnya, siap

menghadapi tuntutan dunia kerja, menjadi warga negara yang bertanggungjawab,

dan juga memiliki daya saing tinggi di era globalisasi.

Page 9: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

b. Mengatasi problem sosial yang terjadi di masyarakat, antara lain korupsi,

kekerasan atas nama agama, konflik antar-etnis, diskriminasi, ketidakadilan,

ketidakjujuran, dan lainnya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah: tujuan pengembangan ini difokuskan pada elemen

kurikulum, namun bukan berarti elemen-elemen pendidikan lain tidak diperbaiki dan

dikembangkan.

2. Perbaikan Elemen Pendidikan Lainnya

Kualitas pendidikan Indonesia selalu diupayakan untuk menjadi lebih baik lagi dari tahun

ke tahun. Upaya perbaikan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan

pendidikan, salah satunya adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Peraturan ini dapat disebut sebagai wujud reformasi

pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikannya secara sistematis.

Terdapat 8 (delapan) elemen atau unsur pendidikan yang dibuat standar agar

penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik, yaitu: (1) standar

kompetensi kelulusan; (2) standar isi; (3) standar proses; (4) standar pendidik dan tenaga

kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar

pembiayaan; dan (8) standar penilaian. Merujuk pada PP No. 19/200 tentang Standar

Nasional Pendidikan (SNP) tersebut:

1. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan

dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi

mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan.

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan

dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

5. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat

beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat

Page 10: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

6. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat

satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi

dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

7. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya

operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

8. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Delapan standar tersebut adalah standar minimal agar kualitas penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal. Jika kita identifikasi lebih lanjut,

maka standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian adalah

bagian dari elemen kurikulum dalam pendidikan. Elemen kurikulum inilah yang dikaji

ulang dan kemudian dikembangkan menjadi Kurikulum 2013.

Sementara itu, pada standar pendidik dan tenaga kependidikan, upaya perbaikan yang

didorong oleh pemerintah adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan dan tenaga

kependidikan. Beberapa program pemerintah seperti sertifikasi guru dan dosen,

pembayaran tunjangan sertifikasi, uji kompetensi, dan pengukuran kinerja adalah upaya

peningkatan kualitas tersebut. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik ini dapat

dilakukan setiap saat dan dari waktu ke waktu secara terus menerus. Pada standar sarana

dan prasarana juga diupayakan melalui rehabilitas gedung sekolah, penyediaan

laboratorium dan perpustakaan, dan penyediaan buku-buku. Pada standar pembiayaan

upaya yang dilakukan adalah melalui pemberian Biaya Operasional Sekolah (BOS),

bantuan siswa miskin, dan BOPTN/Bidikmisi di perguruan tinggi. Pada elemen

pengelolaan ditingkatkan melalui penyelnggaraan manajemen berbasis sekolah.

Kesemuanya ini dilakukan secara kontinyu setiap tahunnya. Tapi pengembangan

kurikulum membutuhkan waktu khusus, tidak bisa setiap saat, sehingga ketika hal tersebut

dilakukan, dapat menimbulkan kehebohan tersendiri.

Page 11: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB III

ELEMEN-ELEMEN PERUBAHAN

Kurikulum 2013 dapat dikatakan sebagai perbaikan dari kurikulum-kurikulum pendidikan

nasional sebelumnya. Oleh karena itu terdapat beberapa hal yang berubah. Sekilas pada

bahasan sebelumnya sudah dapat dibayangkan hal-hal apa sajakah yang berubah. Di sini

akan diperjelas lagi beberapa elemen perubahan dalam Kurikulum 2013, yaitu perubahan

standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sebelum itu

dapat kita lihat pula perubahan para wilayah pola pikir perumusan kurikulum.

1. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum

Salah satu hal yang dilakukan dalam perumusan dan pengembangan Kurikulum 2013

adalah penyempurnaan pola pikir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

menyatakan bahwa perumusan Kurikulum 2013 ini berbeda dari kurikulum-kurikulum

sebelumnya, terutama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Jika kedua kurikulum tersebut standar

kelulusan diturunkan dari standar isi, maka pada Kurikulum 2013 standar kelulusan

diturunkan dari kebutuhan riil anak didik dan kehidupan sosial masyarakat sekarang dan

nanti. Dengan kata lain, pada KBK dan KTSP kompetensi diturunkan dari matapelajaran,

sedangkan pada Kurikulum 2013 matapelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin

dicapai.

Selain itu, KBK dan KTSP relatif menekankan pada matapelajaran (subject matter),

padahal yang dituju adalah penguasaan kompetensi. Hal tersebut terlihat dari pemisahan

matapelajaran untuk membentuk kompetensi berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan

tertentu. Di sisi lain, Kurikulum 2013 sekarang diarahkan agar semua matapelajaran dapat

secara integratif dan tematik menunjang kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan

bersama-sama. Jadi, tidak lagi matapelajaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain,

melainkan banyak matapelajaran yang ditujukan untuk menunjang beberapa kompetensi

secara integratif. Oleh karena itu, tidak seperti kurikulum sebelumnya yang pendekatan

Page 12: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

tematik hanya untuk Kelas 1 (satu) sampai 3 (tiga) SD (namun tidak berjalan), sekarang

dari Kelas 1 sampai 6 diarahkan untuk tematik, yakni semua matapelajaran diarahkan atau

diikat untuk menunjang kompetensi inti.

2. Standar Kompetensi Lulusan

Secara umum standar kompetensi lulusan yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013

diambil dari analisis kebutuhan anak didik dan realitas sosial. Standar kompetensi lulusan

Kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga kategori kemampuan atau kompetensi, yaitu sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Baik pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah

Menengah Kejurusan (SMK), standar kompetensi yang diharapkan adalah:

a. Sikap: menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan

bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial,

alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Selain itu juga dapat menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

b. Keterampilan: menjadi pribadi yang berkemampuan pikir dan sikap yang efektif

dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Selain itu juga memiliki kemampuan

yang baik dalam mengamati, bertanya, mencoba, mengolah, menyajikan, melanar,

dan mencipta.

c. Pengetahuan: menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.

Selain itu memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.

Secara lebih khusus, pada tiap-tiap jenjang pendidikan juga terdapat bidang sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh anak didik.

Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) anak didik harus memiliki sikap dan perilaku yang

mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggungjawab

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah,

sekolah, dan tempat bermain. Selain itu harus memiliki kemampuan berpikir dan bertindak

atau bersikap yang efektif dan kreatif scara abstrak dan konkret sesuai dengan apa yang

ditugaskan kepada anak didik tersebut. Pada bidang pengetahuan anak didik juga dituntut

untuk memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

Page 13: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) anak didik harus memiliki

perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan

bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam

dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Selain itu juga harus memiliki

kemampuan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif baik secara abstrak maupun

konkret sesuai dengan hal yang dipelajari di sekolah atau sumber belajar lain yang sama

dengan yang diperoleh di sekolah. Pada bidang pengetahuan anak didik juga dituntut

untuk memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

anak didik harus memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggungjawab dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia. Pada bidang keterampilan anak didik harus memiliki kemampuan

berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam baik secara abstrak maupun konkret

terkait dengan pengembangan dari yang sudah dipelajari oleh anak didik di sekolah secara

mandiri. Selain itu pada bidang pengetahuan anak didik juga dituntut untuk dapat memiliki

pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian.

3. Penguatan Isi/Materi Pembelajaran

Berdasarkan pada analisis yang sudah dibuat oleh Tim Pengembang Kurikulum 2013,

maka penguatan materi atau isi Kurikulum 2013 diarahkan untuk memenuhi standar yang

terdapat dalam model evaluasi dari TIMSS dan PISA. Hal yang dilakukan pada penguatan

materi antara lain adalah dengan: (1) mengevaluasi ruang lingkup materi yang diberikan,

berupa meniadakan materi yang tidak esensial dan atau tidak relevan bagi siswa,

mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menambah materi yang

dianggap penting dalam perbandingan internasional; (2) mengevaluasi kedalaman atau

Page 14: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

tingkat kesulitan materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional; dan (3)

menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.

4. Penguatan Proses Pembelajaran

Pertimbangan utama pada penguatan proses pembelajaran didasarkan pada analisis

kompetensi yang dibutuhkan di abat ke-21. Intinya adalah: kehidupan di abad ke-21

adalah dunia yang selalu berubah tiap menit dan detik, perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi (TIK) sudah demikian pesatnya dan mengisi semua sendi-sendi kehidupan

manusia, realitas globalisasi ekonomi, budaya, dan lainnya yang diperantarai oleh media.

Oleh karena itu, dalam kehidupan sosial dan dunia kerja diperlukan kompetensi individu

yang: (1) fleksibel dan adaptif terhadap perubahan; (2) memiliki inisiatif dan mandiri; (3)

memiliki keterampilan sosial dan budaya; (4) produktif dan akuntabel; (5) memilik jiwa

kepemimpinan dan bertanggungjawab; (6) memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat

dan inovasi; dan (7) melek media, teknologi, dan informasi. Oleh karena itulah terjadi

perubahan proses pembelajaran yang cukup signifikan. Bila dalam KBK dan KTSP

pengetahuan mengenai TIK itu diajarkan sebagai mata pelajaran, maka dalam Kurikulum

2013 TIK menjadi bagian melekat dari setiap proses pembelajaran.

Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran di kelas dan sekolah tidak cukup

hanya melalui peningkatan pengetahuan saja, melainkan juga harus dilengkapi dengan

kemampuan kritis dan kreatif, berkarakter kuat, yakni individu yang bertanggungjawab,

berjiwa sosial tinggi, toleran, produktif, adaptif terhadap perubahan, dan lainnya, serta

didukung oleh kemampuan memanfaatkan teknologi, informasi, dan media. Beberapa hal

yang dapat dilakukan antara lain adalah: (1) mempersiapkan tenaga pendidik dan

kependidikan melalui pelatihan dan juga dukungan infrastruktur; (2) memungkinkan

pendidikn untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan mengintegrasikannya di ruang

kelas; (3) memungkinkan siswa untuk belajar banyak hal yang relevan dengan konteks

dunia sekitar yang selalu berkembang; dan (4) mendukung keterlibatan komunitas dalam

pembelajaran, baik pembelajaran langsung (tatap muka) maupun online.

5. Penguatan Penilaian Pembelajaran

Pada penguatan penilaian pembelajaran juga didasarkan pada analisis kemampuan yang

diperlukan di abad ke-21. Agar dapat menunjang proses pembelajaran dan pencapaian

kompetensi yang dibutuhkan, maka penilaian yang digunakan bukan hanya berupa tes

Page 15: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

saja, baik berupa tes formatif maupun tes sumatif, melainkan juga penilaian lain termasuk

portofolio siswa, menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja yang

ditunjukkan oleh siswa, dan memperbolehkan pengembangan portofolio siswa. Hal-hal

yang dinilai antara lain adalah: (1) tingkat kemampuan berpikir siswa dari tingkat rendah

sampai tinggi; (2) menekankan pada pemberian pertanyaan yang membutuhkan pemikiran

mendalam (bukan sekadar hafalan semata); (3) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya

hasil kerja siswa; dan (4) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

6. Pembagian Peran Guru dan Pemerintah

Pada Kurikulum 2013 peran pemerintah lebih dominan, peran guru dikurangi. Dengan

kata lain, kewenangan guru dalam menyusun silabus dikembalikan pada pemerintah, jadi

pemerintah pusat sudah melengkapi Kurikulum 2013 sampai pada silabus yang akan

diimplementasikan di kelas oleh para guru di sekolah-sekolah. Guru tidak perlu repot

menghabiskan waktu dengan menyusun silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Inilah dasarnya bila dikatakan Kurikulum 2013 ini meringankan beban guru. Selain

itu, oleh karena Kurikulum 2013 adalah kurikulum nasional, maka pihak pemerintah

daerah berhak dan berwenang untuk menyusun kurikulum daerah yang di dalamnya antara

lain dapat memuat materi bahasa daerah, budaya daerah, dan sejenisnya. Mata pelajaran

bahasa daerah tidak dimunculkan dalam struktur Kurikulum 2013 karena kalau

dimunculkan itu memiliki konsekuensi “wajib” bagi semua sekolah di seluruh wilayah

Indonesia. Padahal, sangat mungkin banyak sekolah atau daerah yang tidak mengajarkan

bahasa daerah. Jadi posisi bahasa daerah dalam Kurikulum 2013 jelas menjadi wewenang

Pemerintah Daerah sesuai dengan bunyi pasal 42 UU No.24 Tahun 2009 tentang Bendera

dan Bahasa Nasional

Page 16: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB IV

STRUKTUR KURIKULUM

Struktur Kurikulum 2013 adalah perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Jadi, beberapa

Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar (SK/KD) yang terdapat pada kurikulum

sebelumnya (KBK dan KTSP) yang dianggap sesuai dengan tujuan penguasaan

kompetensi Kurikulum 2103 dipertahankan, sedangkan yang dianggap tidak sesuai

dihilangkan atau direvisi.

1. Tema Kurikulum 2013

Tema Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang terintegrasi. Tema kurikulum ini mendasarkan pada analisis kompetensi

yang harus dimiliki dan kuasai oleh anak didik di abad ke21.

2. Perbedaan Esensial

Beberapa hak esensial Kurikulum 2013 yang membedakan dengan KBK dan KTSP

terutama dapat dilihat pada cara pandang terhadap matapelajaran. Pada jenjang Sekolah

Dasar (SD) perbedaannya adalah sebagai berikut.

a. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) matapelajaran tertentu

diarahkan untuk mendukung kompetensi tertentu, pada Kurikulum 2013 tiap

matapelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, dan

pengetahuan).

b. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) matapelajaran dirancang

berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri, pada Kurikulum 2013

matapelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain serta memiliki kompetensi

dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.

Page 17: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

c. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahasa Indonesia berdiri

sejajar dengan matapelajaran lainnya, pada Kurikulum 2013 bahasa Indonesia

sebagai penghela matapelajaran lain (sikap dan keterampilan berbahasa).

d. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tiap matapelajaran diajarkan

dengan pendekatan berbeda, pada Kurikulum 2013 diajarkan dengan pendekatan

yang sama (saintifik) melalui pengamatan, bertanya, mencoba/eksperimen,

menalar secara logis, dan sejenisnya.

e. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tiap jenis isi materi

pembelajaran diajarkan secara terpisah, pada Kurikulum 2013 berbagai macam

jenis isi materi pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross

curriculum atau integrated curriculum).

f. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pendekatan tematik hanya

digunakan untuk anak kelas satu sampai kelas tiga, pada Kurikulum 2013

pendekatan tematik untuk semua jenjang dari kelas satu sampai kelas enam.

Selanjutnya, perbedaan esensial Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

Kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah

Atas (SMA) adalah sebagai berikut.

a. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) adalah matapelajaran yang berdiri sendiri atau dipelajari secara

khusus, pada Kurikulum 2013 TIK merupakan sarana pembelajaran dan digunakan

sebagai media pembelajaran untuk matapelajaran lainnya.

b. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA ada penjurusan

sejak kelas XI (sebelas), sedangkan pada Kurikulum 2013 tidak ada penjurusan di

SMA, melainkan ada matapelajaran wajib, peminatan, antar-minat, dan

pendalaman minat.

c. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara SMA dan Sekolah

Menengah Kejurusan (SMK) tidak terdapat kesamaan kompetensi, sedangkan pada

Kurikulum 2013 pada SMA dan SMK memiliki matapelajaran wajib yang sama

terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

d. Ujian Nasional (UN) pada KTSP dilaksanakan pada kelas IX dan XII sebagai

penentu kelulusan, pada Kurikulum 2013 dilaksanakan pada Kelas VIII dan XI

sebagai sarana pemetaan mutu pendidikan.

Page 18: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

e. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penjurusan di SMK sangat

detil sampai pada keahlian, pada Kurikulum 2013 penjurusan di SMK tidak terlalu

detil, melainkan di dalamnya terdapat peminatan dan pendalaman.

Selanjutnya, perbedaan esensial Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan

Kurikulum 2013 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah sebagai berikut.

3. Pengembangan Struktur Kurikulum 2013

Pengembangan struktur Kurikulum 2013 dibagi menjadi tiga jenjang, yaitu Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat SD, dasar perancangan kurikulum

adalah masalah-masalah yang secara umum muncul sebagaimana dibahas di awal tulisan

ini. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Anak didik pada jenjang SD belum perlu diajak untuk berpikir secara

tersegmentasi dalam matapelajaran yang saling terpisah satu sama lain. Di sini

perlu menyuguhkan proses pembelajaran yang utuh pada anak didik secara

tematik. Hal ini didukung oleh banyaknya sekolah alternatif dan sekolah-sekolah

internasionl yang menerapkan sistem pembelajaran integratif berbasis tema yang

menunjukkan hasil menggembirakan.

b. Adanya keluhan banyaknya buku yang harus dibawa oleh anak didik sesuai dengan

jumlah matapelajaran yang juga banyak, oleh karena itu perlu penyederhanaan

matapelajaran.

c. Indonesia menerapkan sistem guru kelas di mana semua matapelajaran (selain

agama, seni budaya, dan pendidikan jasmani) diampu oleh satu orang guru. Agar

menjadi lebih baik, maka perlu membantu memudahkan tugas guru dalam

menyampaikan pelajaran sebagai suatu keutuhan dengan mengurangi jumlah

matapelajaran tanpa melanggar ketentuan konstitusi.

d. Banyak negara menerapkan sistem pembelajaran berbasis tematik-integratif sampai

SD kelas enam, seperti di Finlandia, Jerman, Skotlandia, Perancis, Amerika Serikat

(sebagian), Korea Selatan, Aiustralia, Singapura, Selandia Baru, Hongkong, dan

Filipina.

Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi dasar perumusan Kurikulum 2013 di tingkat

SD didesain dalam bentuk tematik-integratif. Lebih lanjut, untuk meminimalkan jumlah

matapelajaran, maka dari 10 (sepuluh) matapelajaran dikurangi menjadi 6 (enam)

Page 19: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

matapelajaran saja. Beberapa pengintegrasian dilakukan, antara lain adalah integrasi

matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan

matapelajaran lainnya. Selain itu matapelajaran pengembangan diri juga diintegrasikan ke

semua matapelajaran. Matapelajaran muatan lokal diubah menjadi pembahasan seni

budaya dan prakarya serta pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Terakhir adalah

mengenai jam pelajaran, yaitu ditambah 4 (empat) jam pelajaran per minggu sebagai

konsekuensi pengurangan jumlah matapelajaran serta perubahan proses pembelajaran dan

penilaian.

Perubahan struktur kurikulum untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) relatif sama

dengan di tingkat SD, yaitu akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki

anak didik SMP dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu akan

menggunakan sains sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran, meliputi aktivitas

mengamati, bertanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta, pada semua matapelajaran. Pengurangan matapelajaran juga dilakukan, yaitu

dari jumlah matapelajaran sebanyak 12 (duabelas) menjadi hanya 10 (sepuluh)

matapelajaran. Oleh karena itu pengintegrasian matapelajaran juga dilakukan, yaitu

matapelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi sarana pembelajaran

pada semua matapelajaran, muatan lokal menjadi materi pembahasan mengenai seni

budaya dan prakarya, dan matapelajaran pengembangan diri diintegrasikan ke semua

matapelajaran. Khusus untuk matapelajaran IPA dan IPS dikembangkan sebagai

matapelajaran sains terintegrasi (integrative science) dan kajian sosial terintegrasi

(integrative social studies) bukan sebagai disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan

berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin

tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggungjawab terhadap lingkungan sosial

dan alam. Selain itu sebagai konsekuensi pengurangan matapelajaran, maka tiap minggu

ditambah 6 (enam) jam pelajaran guna mengakomodasikan adanya perubahan proses

pembelajaran yang lebih aktif.

Perubahan struktur Kurikulum 2013 pada jenjang SMA didasarkan pada pertimbangan

bahwa sekarang tidak ada lagi negara yang menggunakan sistem penjurusan, dan di satu

sisi semua lulusan dengan penjurusan apapun dapat melanjutkan kuliah di perguruan

tinggi. Namun ketika di SMA tanpa ada penjurusan, konsekuensinya adalah:

matapelajaran bertambah banyak dan proses pembimbingan kepada murid juga harus

intens agar murid tidak keliru di dalam memilih materi sesuai dengan minat dan

kemampuannya. Oleh karena itu perlu adanya matapelajaran pilihan dan matapelajaran

Page 20: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

wajib. Pendekatan yang digunakan di SMA diarahkan untuk memberi kesempatan bagi

mereka yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata untuk menyelesaikan lebih cepat atau

belajar lebih banyak melalui matapelajaran pilihan. Selain itu juga dilakukan penguatan

rasa nasionalisme dan kemampuan berbahasa Indonesia, termasuk mempelajari sastra,

kemampuan membaca dan juga menulis dan sejenisnya. Khusus untuk SMK, pendekatan

pembelajaran diarahkan untuk berbasis proyek dengan sekolah terbuka bagi siswa untuk

waktu yang lebih lama dari jam belajar wajib. Selain itu juga diarahkan untuk melibatkan

pengguna (dunia industri) dalam penyusunan kurikulum. Secara umum lulusan SMK

melalui Kurikulum 2013 diarahkan untuk menguasai keahlian sesuai dengan kebutuhan

riil dunia kerja di era globalisasi dan ekonomi pasar bebas, namun mereka juga diharapkan

memiliki peluang lebih besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Oleh

karena itu selain diperlukan penambahan kemampuan berkehidupan dan karir (life and

career skills), juga penguasaan bernalar yang baik.

Page 21: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB V

PROSES PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran adalah inti dari penyelenggaraan pendidikan. Dalam proses

pembelajaran pengetahuan, sikap, dan keterampilan dipelajari oleh anak didik dan

difasilitasi atau didampingi oleh guru. Pada proses pembelajaran ini pula seringkali

banyak hal-hal ideal yang penting untuk dipelajari dan kuasai oleh anak didik ternyata

hilang begitu saja. Hilang karena tidak tersampaikan dengan baik dan tidak dipelajari

melalui proses pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu proses pembelajaran penting

untuk juga diperbaiki. Dalam Kurikulum 2013 ini terdapat beberapa konsep pembelajaran

yang diajukan.

1.Konsep Pembelajaran

Pada Kurikulum 2013 juga dilakukan perubahan konsep pembelajaran. Perubahan tersebut

berdasarkan pada analisis kebutuhan akan sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang

harus dikuasai oleh anak didik, kemudian konsep pembelajaran apa yang sekiranya dapat

digunakan untuk menunjang anak didik agar menguasai sikap, pengetahuan, dan

keterampilan tertentu secara tepat dan optimal.

Berdasarkan pada ulasan latarbelakang dirumuskan dan dikembangkannya Kurikulum

2013 di depan, beberapa kemampuan yang harus dikuasai oleh anak didik secara sekilas

dapat dikategorisasikan sebagai berikut beserta contohnya.

a. Pengetahuan (kognitif): daya kritis dan kreatif; kemampuan analisis dan evaluasi.

b. Sikap (afektif): religiusitas; mempertimbangkan nilai-nilai moralitas dalam

melihat sebuah masalah; mengerti dan toleran terhadap perbedaan pendapat.

c. Keterampilan (psikomotorik): komunikasi; ahli dan terampil dalam bidang kerja.

Pengetahuan, sikap, dan keterampilan tersebut agar dapat secara tepat dan optimal

dikuasai oleh anak didik, maka diperlukan konsep pembelajaran yang tepat pula. Konsep

dasar pembelajaran yang diajukan pada Kurikulum 2013 adalah yang mengedepankan

Page 22: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

pengalaman personal melalui observasi (meliputi menyimak, melihat, membaca,

mendengarkan), bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan sejenisnya.

2.Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Berdasarkan pada analisis kemampuan yang penting dan dibutuhkan pada abad ke-21,

maka Kurikulum 2013 merancang proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman

personal dan kolektif melalui pengamatan, bertanya, menalar, dan berani bereksperimen

yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kreativitas anak didik. Pendekatan ini

familiar disebut sebagai pembelajaran berbasis pengamatan (observation-based learning).

Selain itu proses pembelajaran juga diarahkan untuk membiasakan anak didik beraktivitas

secara kolaboratif dan berjejaring. Pada ragam pembelajaran tersebut, beberapa konsep

metode pembelajaran yang selama ini berkembang di dunia pendidikan kembali

ditegaskan untuk digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran Kurikulum 2013.

Konsep-konsep pendekatan utama yang diacu antara lain adalah sebagai berikut.

a. Student centered: proses pembelajaran berpusat pada siswa/anak didik, guru

berperan sebagai fasilitator atau pendamping dan pembimbing siswa dalam proses

pembelajaran, oleh karena itu guru bukan satu-satunya sumber belajar, banyak

sumber belajar berbasis internet dan lingkungan sekitar yang dapat digunakan.

b. Active and cooperative learning: dalam proses pembelajaran siswa harus aktif

untuk bertanya, mendalami, dan mencari pengetahuan untuk membangun

pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan eksperimen pribadi dan

kelompok, metode observasi, diskusi, presentasi, melakukan proyek sosial dan

sejenisnya adalah beberapa bentuk pembelajaran aktif dan kerjasama.

c. Contextual: pembelajaran harus mengaitkan dengan konteks sosial di mana anak

didik/siswa hidup, yaitu lingkungan kelas, sekolah, keluarga, masyarakat.

Melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, aktif dan saling kerjasama

serta kontekstual tersebut diharapkan dapat betul-betul menunjang capaian kompetensi

anak didik secara optimal.

3.Penunjang Keberhasilan

Beberapa hal utama yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran terutama adalah

adanya lingkungan belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar, budaya sekolah, interaksi

Page 23: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

yang membangun motivasi dan hasrat belajar, rasa ingin tahu, dan juga berprestasi. Selain

itu jam pelajaran juga akan ditambah lebih lama dari yang selama ini dilakukan di

sekolah-sekolah. Bahkan guru dan siswa juga dilengkapi dengan buku-buku panduan dan

teks yang memuat materi, proses pembelajaran, sistem penilaian, dan kompetensi yang

diharapkan.

Page 24: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB VI

PROSES PENILAIAN

Penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana proses pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak. Beragam konsep dan

metode penilaian sejauh ini telah dilakukan. Paling familiar adalah melalui tes formatif

dan sumatif. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka konsep dan proses

penilaian juga berkembang. Kurikulum 2013 diarahkan untuk menggunakan beragam jenis

penilaian, tidak hanya berupa tes formatif dan sumatif saja, melainkan juga jenis penilaian

portofolio siswa, penilaian proses, dan lainnya.

1. Konsep Penilaian

Konsep dasar penilaian yang diajukan dan terdapat dalam Kurikulum 2013 diarahkan

untuk menunjang dan memperkuat pencapaian kompetensi yang dibutuhkan oleh anak

didik di abad ke-21. Penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran

dengan demikian adalah penunjang pembelajaran itu sendiri. Konsep penilaian yang

diajukan adalah ditekankan pada penilaian kemampuan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan hidup anak didik. Berdasarkan pada analisis kemampuan yang dibutuhkan

oleh anak didik di abad ke-21 maka penilaian didesain terutama untuk mendukung proses

pembelajaran kreatif. Oleh karena itu, ketika menggunakan penilaian berbentuk tes atau

tugas tertentu, maka guru hendaknya memberi ruang kreativitas jawaban yang beragam

untuk melatih daya kritis dan kreativitas anak didik. Jadi, tugas yang diberikan tidak

didesain tertutup dalam arti hanya punya satu jawaban yang benar. Bahkan diharapkan

guru dapat mentolerir jawaban yang dianggap nyeleneh. Selain itu ekspresi pengetahuan,

seni, olahraga, dan lainnya juga harus mendapat ruang dan apresiasi dari guru dan semua

anak didik lainnya.

2. Pendekatan dan Metode Penilaian

Penilaian menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional. Jadi

tidak sebagaimana dalam kurikulum sebelumnya yang lebih dominan mengasah aspek

Page 25: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

kognitif saja. Inti konsep penilaian yang diajukan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian

yang konstruktif, atau menunjang pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

anak didik. Bukan penilaian yang bersifat memvonis bodoh atau pintar anak didik hingga

berpotensi untuk membunuh rasa percaya diri, daya kritis, dan kreativitas anak didik.

Beberapa pendekatan dan metode yang diarahkan dalam Kurikulum 2013 antara lain

adalah sebagai berikut.

a. Portofolio: penilaian dibuktikan dalam bentuk dokumen-dokumen yang memuat

karya dan prestasi anak didik, jadi penilaian tidak lagi menekankan pada

kemampuan hafalan anak didik.

b. Penilaian proses: penilaian dengan memperhatikan proses pengerjaan tugas, jadi

tidak hanya menilai hasilnya saja, dengan begitu anak akan dilatih untuk serius

mengerjakan tugas, juga ulet dan jujur dalam mengerjakan tugas secara baik dan

benar hingga hasilnya juga diharapkan dapat optimal.

c. Menalar dan pemecahan masalah: menilai sampai pada level dapat menalar atau

memahami suatu hal dengan baik dan tepat, yang salah satunya dapat dilihat dari

kemampuan mengungkapkan secara individual maupun kolektif, juga menilai

kemampuan anak didik dalam memecahkan masalah secara tepat.

Selain penilaian yang sudah dirumuskan dan desain sejak awal pembelajaran, guru juga

perlu untuk memberikan penilaian-penilaian secara spontan. Dengan dibantu oleh proses

pembelajaran yang berpusat pada diri anak didik, maka sudah seharusnya penilaian juga

dapat dikreasi sedemikian rupa hingga menarik, menyenangkan, tidak menegangkan,

dapat membangun rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam berpendapat, juga

membangun daya kritis dan kreativitas.

4.Penunjang Keberhasilan

Penunjang utama keberhasilan penilaian yang konstruktif dalam membangun kreativitas,

daya kritis, rasa percaya diri, dan lainnya tersebut tentu saja adalah kualitas atau

kompetensi para guru dan lingkungan sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, untuk

membantu para guru agar dapat melaksanakan proses penilaian yang konstruktif

pemerintah membekali para guru dan juga siswa dengan buku-buku yang di dalamnya

terdapat sistem penilaian yang beraneka ragam tersebut.

Page 26: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB VII

KEUNGGULAN KURIKULUM 2013

Sebagai perbaikan dari kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 jelas menawarkan

beberapa solusi dari tidak berjalannya kurikulum sebelumnya dengan sempurna. Selain itu

Kurikulum 2013 juga menawarkan keunggulan-keunggulan dibandingkan kurikulum

sebelumnya dengan argumentasi yang cukup kuat.

1. Jenjang Sekolah Dasar (SD)

Keunggulan utama yang ditawarkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah desain

pembelajaran yang dirancang tematik-integratif. Jadi bukan lagi tiap matapelajaran

memiliki tujuan pembelajaran atau kompetensi yang berbeda satu sama lain. Melainkan

semua matapelajaran diarahkan untuk menunjang kompetensi yang sama. Konsepnya

adalah dengan menawarkan beberapa tema-tema tertentu yang dapat dipelajari dan

ditunjang oleh semua atau beberapa matapelajaran sekaligus. Sebagai contoh, untuk

menunjang kompetensi nilai-nilai kejujuran dan anti-korupsi misalnya, dapat dipelajari

melalui matapelajaran Pendidikan Agama, Pancasila, Bahasa, dan lainnya.

Jumlah mata pelajaran yang lebih sedikit dimaksudkan untuk mengurangi beban murid

secara fisik, yang selama ini harus membawa buku begitu banyak dan beragam, tapi belum

tentu memiliki relevansi dalam hidupnya. Pengurangan jumlah matapelajaran juga

bermakna bagi pengurangan jumlah buku yang harus dibeli oleh orang tua, sehingga

secara tidak langsung Kurikulum 2013 ini membantu meringankan beban orang tua dalam

membeli buku-buku pelajaran. Matapelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu

pengetahuan sosial diintegrasikan atau digabung menjadi satu. Walaupun begitu fenomena

alam, sosial, dan budaya tetap menjadi objek kajian. Dengan kata lain, substansi materi

ilmu pengetahuan alam dan sosial tetap diajarkan, bukan dihilangkan.

Page 27: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

2. Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Hal utama yang ditawarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah

peleburan matapelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi bagian dari

semua matapelajaran. Jadi TIK bukan lagi menjadi satu matapelajaran yang berdiri sendiri

dan terpisah dari matapelajaran lainnya, di sini TIK menjadi bagian tak terpisahkan dari

matapelajaran lainnya. Pada praktiknya TIK menjadi media pembelajaran dari semua

matapelajaran. Dengan kata lain, pada Kurikulum 2013 ini TIK dipraktekkan, bukan

hanya dipelajari saja seperti pada kurikulum sebelumnya.

3. Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Hal utama yang ditawarkan pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

adalah tiadanya penjurusan berdasarkan pada rumpun ilmu pengetahuan, tapi

diperkenalkan dengan suatu istilah yang disebut “peminatan”. Selama ini, penjurusan

sering berakibat pada merendahkan bidang keilmuan yang ada pada rumpun sosial dan

humaniora dengan menganggap ilmu-ilmu eksakta lebih tinggi derajatnya. Hal ini ternyata

di sekolah juga berakibat pada rasa rendah diri pada siswa dan bahkan guru. Atau

seringkali keberadaan jurusan dengan segala materi turunannya itu tidak sesuai dengan

minat dan kebutuhan anak tentang bidang yang ingin dikuasainya. Pada Kurikulum 2013,

desain untuk jenjang SMA bukan lagi penjurusan, melainkan peminatan untuk

mempelajari beberapa hal yang memang diminati dan anak merasa berbakat di bidang

keilmuan tersebut. Desain ini mendasarkan pada konsep bahwa sebenarnya tiap anak didik

memiliki bakat, minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain, dan proses

pembelajaran yang dirumuskan melalui kurikulum memang sudah seharusnya

memberikan fasilitas bagi anak didik dengan lebih banyak ruang dan pilihan untuk

perkembangan dirinya. Selama ini, anak-anak yang ingin melanjutkn ke Kedokteran,

Arsitektur, MIPA, Kehutanan, Pertanian, dan sejenisnya harus belajar mteri yang sama

ketika di SMA, yaitu di Jurusan IPA. Demikian pula mereka yang ingin belajar dalam

bidang sosial humaniora, seperti ilmu politik, komunikasi, psikologi, ekonomi, sejarah,

dan sejenisnya juga harus belajar hal yang sama, yaitu di Jurusan IPS atau Bahasa. Dengan

model peminatan tersebut, anak-anak SMA akan belajar lebih banyak sesuai dengan

bidang yang diminati, tanpa harus dipaksa untuk mempelajari bidang yang tidak menjadi

minatnya.

Page 28: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

BAB VIII

IMPLIKASI TERHADAP ANAK, GURU, DAN ORANGTUA

Sebagaimana dikemukakan di depan, desain Kurikulum 2013 diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan akan kemampuan atau kompetensi yang diperlukan oleh anak didik untuk hidup

berkualitas di abad ke-21. Kurikulum 2013 didesain untuk tidak memberatkan anak didik

dengan materi-materi yang sulit dan tidak sesuai dengan perkembangan intelektual, sosial,

dan mental anak didik, namun bukan berarti kualitas pembelajaran berkurang, di sinilah

Kurikulum 2013 berbuah implikasi bagi semua elemen pendukung proses pembelajaran

untuk turut serta menjadi bagian dari pelaksanaannya agar dapat sukses dan optimal.

1. Kesiapan para Guru dan Sekolah

Hal paling utama sebagai penentu gagal atau berhasilnya kurikulum adalah guru. Oleh

karena itu, guru juga menjadi faktor penting bagi keberhasilan pelaksanaan Kurikulum

2013. Hal-hal penting yang harus dilakukan bagi para guru antara lain adalah: (1)

memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan kepribadian yang baik; dan (2) dapat

berperan sebagai fasilitator atau pendamping belajar anak didik yang baik, mampu

memotivasi anak didik dan penuh keteladanan. Dalam upaya untuk memenuhi kompetensi

tersebut, maka pemerintah terutama dalam upaya mengukseskan pelaksanaan Kurikulum

2013 akan menyelenggarakan berbagai pelatihan yang ditujukan untuk para guru. Selain

itu, pihak sekolah juga sudah seharusnya dapat mendesain dan melaksanakan manajemen

yang dapat mendukung proses pembelajaran Kurikulum 2013.

2. Buku Pedoman

Salah satu faktor yang dianggap sebagai kegagalan dari pelaksanaan kurikulum

sebelumnya adalah tiadanya panduan yang jelas mengenai pelaksanaan. Oleh karena itu

pada Kurikulum 2013 ini para guru dipermudah dengan adanya buku pedoman dan

panduan pembelajaran. Di dalamnya terdapat materi yang akan dipelajari, metode dan

proses pembelajaran yang disarankan, sistem penilaian yang dianjurkan, dan sejenisnya.

Page 29: suaidinmath.files.wordpress.com file · Web viewinformasi kurikulum . untuk. masyarakat. kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2013 daftar isi. daftar isi bab i latar belakang pengembangan

Bahkan anak didik juga sudah disiapkan buku yang di dalamnya juga memuat materi

pelajaran dan lembar untuk evaluasi tertulis dan sejenisnya.

3. Buku Babon dan Beban Orang Tua

Hal yang paling menghebohkan dalam setiap perubahan kurikulum adalah masalah buku

pelajaran yang harus dibeli oleh orang tua, hal itu mengingat perubhan kurikulum selalu di

identikan dengan pergantin buku pelajaran. Persepsi semacam itu tidak dapat terelakkan.

Namun orang tua tidak perlu resah dengan pemberlakun kurikulum 2013, karena

pemerintah telah menyediakan buku babon secara gratis yang dapat dibagikan kepada

seluruh murid. Dengan keberadaan buku babon ini, dimaksudkn para orang tua murid

tidak akan terbebani untuk membeli buku baru terkait dengan pemberlakuan kurikulum

2013.

4. Iklim Akademik dan Masyarakat

Hal yang tidak dapat diabaikan adalah perlunya terbentuk iklim akademik yang baik di

sekolah sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Hal ini diperlukan terutama

untuk menunjang kompetensi-kompetensi pada aspek sikap atau afektif. Contohnya adalah

hal-hal yang berkaitan dengan sikap, perilaku, sopan santun, dan sejenisnya tentu akan

lebih kuat internalisasinya pada diri anak didik jika proses pembelajaran melalui

keteladanan guru dan sesama anak didik di kelas dan sekolah. Jadi bukan sekadar

dipelajari sebagai pengetahuan saja. Optimalisasi kesuksesan Kurikulum 2013 juga tidak

dapat sempurna tanpa peran serta orangtua dan masyarakat. Hal itu karena waktu

kehidupan anak didik paling banyak adalah di masyarakat dan keluarga, dan lingkungan

awal serta memiliki ikatan emosional dan batin adalah keluarga, hingga peran serta

orangtua dan masyarakat dalam memberikan keteladanan dan pembelajaran nilai-nilai

kebaikan, toleransi, kejujuran, dan lainnya sangat diperlukan.