afihdf.files.wordpress.com file · web viewaspek-aspek pembinaan minat baca. makalah ini disusun...

27
ASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca Semester VI Dosen Pengampu Afiati Handayu Diyah Fitriani, S.Pd., M.Pd. oleh: 1. Budi Raharjo 09140102 2. Sudiarti Wulandari 10140008 3. Ulfika Yulianita 10140012 4. Nur Riani 10140076 5. Ridwan Nur Arifin 10140091 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI 1

Upload: dotuyen

Post on 06-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

ASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACAMakalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca

Semester VI Dosen Pengampu Afiati Handayu Diyah Fitriani, S.Pd., M.Pd.

oleh:

1. Budi Raharjo 09140102

2. Sudiarti Wulandari 10140008

3. Ulfika Yulianita 10140012

4. Nur Riani 10140076

5. Ridwan Nur Arifin 10140091

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN

INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013

1

Page 2: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat perkembangan masyarakat sekarang ini yang telah menduduki era

informasi. Untuk menyesuaikan kondisi inilah maka membaca merupakan salah

satu cara yang tepat mengikuti perkembangan informasi yang ada. Membaca

dalam hal ini tidak terbatas pada buku, melainkan sumber-sumber informasi yang

terbaru dan terkini seperti halnya surat kabar, majalah, berita online dll.

Menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan untuk masyarakat Indonesia

tidaklah mudah, harus memunculkan minat dalam diri seseorang untuk membaca.

Minat dalam hal ini munculnya motivasi atau keinginan seseorang. Sehingga

minat dalam membaca berperan penting dalam perkembangan era informasi ini.

Pembinaan minat baca pada masyarakat merupakan tanggung jawab seluruh

pihak.

Pembinaan minat baca sangatlah perlu diperhatikan dalam waktu dekat ini.

Oleh sebab itu dalam makalah ini kami membahas aspek-aspek apa saja yang

perlu diperhatikan untuk melakukan pembinaan minat baca, sehingga diharapkan

dalam praktiknya seluruh aspek ini dapat berjalan bersamaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, maka

dapat ditarik rumusan masalah, yaitu “apa sajakah aspek-aspek dalam pembinaan

minat baca?”

2

Page 3: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian Minat Baca

Sebelum membahas lebih jauh, dalam makalah ini akan disinggung

sedikit menenai minat dan membaca. Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa

senang. Menurut Meichati dalam Safrina (2012) minat adalah perhatian yang

kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun

melakukan aktivitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah

melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau

hanya dalam hati). Ada yang mengartikan bahwa membaca adalah proses

untuk memperoleh pengertiandari beberapa kombinasi huruf dan kata.

Dengan demikian minat baca dapat pula diartikan sebagai kecenderungan,

perhatian yang kuat dan intensif untuk memperoleh pengertian dan makna

dari apa yang tertulis didalam suatu bahan bacaan. Minat baca yang tinggi

akan mempengaruhi kehidupan seseorang dari bebagai aspek. Kegiatan

membaca yang dilakukan secara benar dan efektif telah terbukti mampu

meningkatkan kualitas hidup seseorang yang nantinya akan menjadikan suatu

budaya atau kebiasaan bagi dirinya. Budaya tersebut diawali dari tumbuhnya

minat baca, kemudian menjadi gemar membaca dan cinta membaca.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai aspek – aspek

pembinaan minat baca yang mendasari adanya pembinaan minat baca

tersebut. Aspek – aspek itu meliputi tujuan pembinaan minat baca, pembina

minat baca, binaan minat baca, alat pembinaan serta cara membina minat

baca.

B. Tujuan Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca pada dasarnya bertujuan untuk menumbuhkan serta

kemudian membina minat seseorang untuk membaca buku sehingga

3

Page 4: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

menumbuhkan kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca,

meningkatkan frekuensi membaca, dan tujuan akhirnya adalah menumbuhkan

budaya baca yang tinggi di kalangan masyarakat binaan.

Adapun tujuan-tujuan pembinaan minat baca, yaitu:

1. Menumbuh kembangkan minat baca masyarakat

Minat membaca bukanlah suatu keahliaan yang sudah diwariskan sejak lahir

kepada seseorang, melainkan minat membaca merupakan ketrampilan yang

dimiliki oleh seseorang. Untuk menumbuhkan minat baca pada diri seseorang,

diperlukan beragam cara dan proses yang selanjutnya berkelanjutan sehingga

mampu menumbuh kembangkan minat baca tersebut.

2. Menumbuhkan budaya baca

Budaya baca dan minat baca adalah dua hal yang berbeda namun saling

berkaitan. Budaya baca seseorang dapat tumbuh jika dibarengi dengan

tingginya minat baca. Minat baca merupakan hal yang mendasar, yaitu

sekedar ketertarikan seseorang pada suatu teks. Media yang digunakan tidak

harus buku, dapat berupa majalah, surat kabar, dan berita online. Agus (2012:

62) menyampaikan bahwa budaya membaca merupakan kondisi di mana

aktivitas membaca sudah atau belum menjadi bagian yang melekat dalam

kehidupan sehari-hari. Bagi seseorang yang sudah memiliki budaya baca

tinggi maka dalam kehidupannya tiada hari tanpa membaca buku. Sehingga

diharapkan dari adanya proses pembinaan minat baca yang mengalami

keberlanjutan, mampu menumbuhkan minat baca masyarakat yang pada

akhirnya menumbuhkan budaya baca pada masyarakat.

3. Menciptakan masyarakat baca (reading society) dan masyarakat belajar

(learning society)

Masyarakat baca dapat terwujud dari tercapainya dua tujuan sebelumnya,

yaitu menumbuh kembangkan minat baca dan menumbuhkan budaya baca

pada seluruh lapisan masyarakat. Minat dan budaya baca masyarakat dapat

tumbuh ditandai dengan adanya kesenangan membaca, kesadaran akan

manfaat membaca, frekuensi membaca yang semakin meningkat, intensitas

membaca dominan lebih sering daripada aktivitas menonton televisi atau

4

Page 5: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

mengobrol hal-hal yang tidak bermanfaat serta aktivitas lainnya yang hanya

membuang - buang waktu. Masyarakat baca juga diharapkan mampu

memberikan semangat dan motivasi kepada masyarakat yang belum sadar

akan manfaat membaca sehingga akan muncul perubahan dari masyarakat

illaterate menuju masyarakat yang literate.

C. Pembina

Pembina dalam hal ini merupakan seseorang atau sekelompok orang yang

memiliki peran penting dalam pembinaan minat baca masyarakat. Pembina minat

baca antara lain :

1. Keluarga

Pembinaan melalui jalur keluarga merupakan tanggung jawab orang

tua terhadap anak – anak bahkan terhadap semua anggota keluarga yang

termasuk di dalam lingkungan keluarga tersebut.

2. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan pusat terkumpulnya berbagai informasi dan

ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya

yang diorganisasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai

perpustakaan. Pentingnya perpustakaan diorganisasikan dengan baik agar

memudahkan pemakai dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya,

karena bahan-bahan yang ada di perpustakaan itu sebenarnya adalah

himpunan ilmu pengetahuan yang diperoleh umat manusia dari masa ke masa.

Pembinaan minat baca merupakan suatu jenis pelayanan perpustakaan

dalam membantu dan memberi guidance kepada para pengunjung atau

masyarakat yang dilayani oleh perpustakaan. Pembinaan minat baca meliputi

empat macam kegiatan, yaitu merencanakan program penumbuhan dan

pengembangan minat baca, mengatur pelaksanaan program, mengendalikan

pelaksanaan program serta menilai pelaksanaan program penumbuhan dan

pengembangan minat baca, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

5

Page 6: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

3. Pustakawan

Telah banyak program atau kegiatan yang dilakukan  dalam rangka

upaya pembinaan minat baca masyarakat di Indonesia, namum hasilnya masih

perlu banyak peningkatan. Pustakawan dalam upaya pembinaan minat baca

masyarakat dewasa ini, tidak hanya bertumpu pada apa yang pernah

diterapkan didalam mengelola informasi dan bahan pustaka yang dimiliki saja,

kemudian menunggu pengguna yang datang dan tidak melengkapi sarana

perpustakaan dengan teknologi informasi yang mutakhir dan pustakawannya

tidak proaktif.

Apabila pustakawan telah berperan proaktif dalam menyiapkan anak-

anak sejak dini dengan mengenalkan, melatih dan membimbing sebagaimana

yang telah dikemukakan diatas, setidaknya anak akan terbiasa membaca

secara teratur dan membuat catatan yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini

merupakan budaya yang baik dimasyarakat yang dapat dilakukan oleh

pustakawan dalam kehidupan generasi penerus dan masyarakat.

Jantung utama dari pembinaan minat baca di perpustakaan adalah

pustakawan. Pustakawan harus mampu menempatkan diri di masyarakat, baik

dari kalangan usia dini hingga usia lanjut. Pustakawan mempunyai tugas

utama yang besar dengan berdasarkan pembukaan undang – undang dasar

Negara Republik Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Masyarakat dan Lingkungan (Luar Sekolah)

Pembinaan minat baca melalui jalur masyarakat dan lingkungan (Luar

sekolah) merupakan tanggung jawab tokoh – tokoh masyarakat, ketua

Rt./Rw., Lurah/ Kepala Desa, Camat dan Muspida setempat.

5. Pembinaan melalui Jalur Pendidikan (sekolah)

Pembinaan melalui jalur pendidikan (sekolah) merupakan tanggung

jawab kepala sekolah, guru, termasuk orang tua murid

6. Pembinaan melalui Instansional (perkantoran)

Pembinaan minat baca melalui instansional (perkantoran) menjadi

tanggung jawab instansi dan perangkat pimpinan pada instansi tersebut.

6

Page 7: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

7. Lembaga Swadaya Masuarakat(LSM)

Upaya peningkatan minat baca masyarakat selama ini terkesan

miskoordinasi. Tidak ada keterpaduan dalam gerakan meningkatkan minat

baca masyarakat. Pihak swasta, perorangan, maupun LSM berjalan sendiri

dengan memunculkan taman bacaan masyarakat dan wadah tertentu, seperti

Yayasan 1001 Buku yang berupaya menghimpun bantuan buku untuk

masyarakat. Sementara itu, pemerintah pun terkesan setengah hati

membangun perpustakaan yang memadai untuk meningkatkan minat baca

masyarakat.

Sebaiknya pemerintah bersama-sama swasta, perseorangan, dan LSM

mengoptimalkan dahulu konsep perpustakaan umum yang ada. Kalau konsep

yang ada saja belum dioptimalkan untuk apa membentuk konsep-konsep baru

untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Desa Buku yang pernah

dideklarasikan di daerah X dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca

masyarakat, kini hanyalah tinggal papan nama belaka. Tidak ada tindak

lanjutnya.

D. Masyarakat yang Dibina

Binaan atau masyarakat yang dibina merupakan salah satu aspek dari

pembinaan minat baca. Bagaimana tidak, jika tidak ada masyarakat yang dibina

maka pembinaan itu pun tidak bisa dilakukan. Diatas telah disinggung sedikitnya

mengenai definisi dari minat baca.

Perpustakaan sebagai lembaga yang mempunyai tugas utama dalam

pengembangan ini tentunya harus mengetahui aspek – aspek penting dari

pembinaan minat baca. Pustawakan harus mampu membaca dalam arti bukan

hanya membaca dari segi teks saja, akan tetapi konteksnya pun harus dikuasai.

Jika melihat kemampuan membaca dari segi konteks, maka masyarakat binaan

yang akan dibina dalam kegiatan pembinaan minat baca seharusnya sudah

7

Page 8: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

dipahami, sehingga kegiatan pembinaan akan berjalan dengan sukses dan tercapai

dengan apa yang dicita- citakan. Setidaknya ada dua aspek penting yang bisa

dijadikan sebagai landasan bagi pembina (dalam hal ini perpustakaan dan

pustakawan) sebelum melakukan pembinaan minat baca. Aspek – aspek yang

termasuk dalam hal ini adalah :

1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada

pemanfaatan dari obyek tersebut. Dengan melihat aspek kognitif dari

masyarakat yang dibina, apakah itu dari kalangan anak – anak, remaja,

dewasa hingga usia lanjut, pustakawan dapat melakukan analisis situasi yang

akan memberikan jalan dan strategi yang efektif untuk mengadakan kegiatan

pembinaan minat baca dengan memanfaatkan kognisi dari masyarakat yang

akan dibina. Aspek kognitif tersebut menempatkan pengetahuan kognisi

seseorang terhadap sesuatu.

2. Aspek Afektif

Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak suka dan kepuasan pribadi

terhadap obyek tersebut. Aspek ini merupakan tindak lanjut atau hasil dari

aspek kognisi. Aspek ini sangat tergantung terhadap apa yang didapatkan oleh

masyarakat terhadap suatu bahan bacaan, pelayanan, dan ketersedian

kebutuhan masyarakat.

Kedua aspek tersebut dapat menjadi landasan bagi pustakawan dalam

aksinya untuk menumbuhkan budaya membaca di masyarakat. Merubah suatu

karakter dan kepribadian masyarakat memang permasalahan yang besar dan

seakan tidak kunjung selesai. Tidak semudah membalikan telapak tangan dan

semua yang dilakukan harus bertahap, sedikit demi sedikit. Setidaknya

masyarakat yang dibina mulai dari lingkunp yang terkecil. Seperti dari kalangan

keluarga. Keluarga merupakan lingkungan paling awal dan dominan dalam

menanamkan, menumbuhkan, dan membina minat anak sejak dini. Orang tua

harus memberikan dan menanamkan kesadaran akan penting membaca dalam

kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat

secara umum.

8

Page 9: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

E. Alat Pembinaan Minat Baca

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang senantiasa mendorong

seseorang untuk membaca. Upaya menumbuhkan minat baca tidak akan terlepas

dari unsur keinginan diri seseorang yang butuh akan membaca. Sarana dan

fasilitas yang kondusif juga ikut berperan dalam menumbuhkan minat baca.

Kurang kesadaran publik akan arti penting membaca bagi peningkatan

kemampuan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca

masyarakat Indonesia.

Membaca sangatlah penting untuk meningkkatkan kemampuan dan

kesejahteraan diri maupun bangsa. Melalui membaca seseorang akan mengalami

proses pencerahan diri dan peningkatan kualitas diri. Mengingat hal di atas, perlu

adanya srategi yang dilakukan, yaitu:

1. Mendesain kurikulum yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan

kegiatan membaca

2. Melakukan promosi dan sosialisasi pengembangan minat baca

3. Memanfaatkan perkembangan teknologi

4. Pengembangan minat baca harus dilakukan secara terencana, bertahap, dan

berkesinambungan

5. Mendorong terbentuknya tempat-tempat membaca

6. Melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pengembangan minat baca.

Adapun strategi di atas dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

1. Melalui gerakan membaca

Gerakan ini biasanya dilakukan oleh pejabat negeri yang mulai melek

politik tentang strategi membaca dalam pencerdasan bangsa. Sebagai contoh,

Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) yang dicanangkan oleh

Megawati.

2. Perpustakaan

Perpustakaan dapat melakukan berbagai cara untuk menumbuhkan minat

baca, yaitu:

9

Page 10: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

a. Menyediakan forum diskusi

Forum diskusi ini membahas masalah-masalah terkini akan suatu hal.

Diharapakan melalui forum ini mempunyai afater effect, yaitu keinginan

untuk membaca. Karena dari diskusi pasti tersisa pertanyaan-pertanyaan

yang harus menemukan solusinya. Melalui membaca buku mungkin akan

ditemukan solusi yang dibutuhkannya.

b. Bedah buku

Dapat menjadi agenda rutin perpustakaan untuk membedah suatu

buku baru. Bedah buku ini dapat menghadirkan penulisnya sendiri beserta

orang-orang yang ahli di bidangnya. Ini dimaksudkan agar yang mengikuti

bedah buku ini mampu termotivasi untuk membaca dan akhitnya mampu

menuliaskannya kembali.

c. Story telling

Kegiatan ini sangat efektif bagi para pemula untuk menumbuhkan

minat baca. Tujuan story telling adalah untuk membangun imajinative

learning yaitu mengajarkan anak untuk berimajinasi. Setelah kegiatan ini

usai dapat dilakukan diskusi ringan mengenai buku yang dibacakan,

membeiarkan anak bermain dengan bukunya, dan member kesempatan

anak untuk merealisasikan bacaan tersebut. Kaitannya dengan story

telling, kemampuan berkomunikasi sangatlah dibutuhkan.

d. Membuat alat kominikasi yang dapat berupa leaflet, booklet, maupun

pamflet.

e. Menambah koleksi buku dan merubah tata letak koleksi.

3. Pameran buku

Pameran buku dapat dilaksanakan dengan bekerjasama dengan penerbit.

Kegiatan ini dirasa efektif, kerena biasanya dari pemeran buku disediakn

buku-buku yang bisa dibaca gratis, seperti halnya di perpustkaan maupun took

buku tanpa harus membeli. Pemberian diskon diharpakan pula dapat

menimbulkan keinginan untuk membeli dan membaca yang lebih lanjut.

10

Page 11: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

F. Cara Pembinaan Minat Baca

Dalam pembahasan ini, penulis berinisiatif untuk menyederhanakan

“kasus” pada makalah kali ini sesuai dengan judul dan “kekasih” dari Sang Judul

itu sendiri (“Cara”). Oleh karenanya, aspek – aspek yang ditekankan disini adalah

aspek – espek dalam ranah cara, dan caranya tersebut akan dikupas dalam dua

pendekatan, yakni 1) Pendekatan cara berdasarkan Fiqh Taysir (Metode Praktis

kemudahan atau Penyederhanaan) 2) pendekatan cara berdasarkan Fiqh Prioritas

(Metode Keseimbangan atau Piramida Kebutuhan). Pada pendekatan kedua ini

diharapkan akan membawa khazanah tersendiri bagi seluruh pihak, terlebih

sebuah khazanah yang justru akan menghentakkan ide atau narasi keilmuan

seorang Mahsiswa Teknik Kecerdasan Sosial atau Ilmu Perpustakaan itu sendiri.

Pendekatan – pendekatan tersebut antara lain :

1. Aspek Fikih Taysir

Pada pendektan ini, perlu diserap secara baik dan benar agar

memberikan sebuah pembekalan yang memang tidak mungkin terlepas dari

identitas sebagai masyarakat informasi. Hal ini merupakan keharusan bagi

calon dan para pustakawan baik muda maupun senior, ilmuwan baik pribadi,

kelompok, atau lembaga perpustakaan dengan level yang berbeda lainnya.

Taysir merupakan hal yang dituntut dalam pembinaan minat baca itu sendiri.

Bukan sekedar merespon desakan realitas kebodohan atau kecerdasan

pemustaka serta penyesuaian dengan semangat keinformasian, sebagaimana

dianggap oleh sebagian orang. (Qardhawi : 2001 : 5)

Harus ditegaskan, konstruksi pembinaan minat baca sejati berdiri diatas

kemudahan, bukan kesulitan, dan pengajarannya kepada peserta didik

dibangun diatas kemudahan bukan penyulitan. Kecerdasannya tegak diatas

penjelasan bukan birokrasi penginstruksian yang bertele-tele.

Sedangkan pengajaran dan pembentukan minat baca diatas kemudahan

merupakan sesuatu yang sangat jelas didalam ayat – ayat Al-Qur’an. Allah

SWT berfirman agar menghilangkan kesulitan dalam bertata kehidupan

secara umum melalui firman-Nya yang Artinya : “.....DIA sekali – kali tidak

11

Page 12: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

menjadikan kamu dalam bertata-kehidupan suatu kesempitan.” (Q.S al-

Hajj: 78).

Hakikat pengajaran dan pembentukan minat baca berada diatas

kemudahan bukan kesulitan. Ini dibuktikan oleh Hadits shahih, dantaranya :

Dan ketika Nabi SAW mengutus abu Musa al-Asy’ari dan Muadz bin Jabal

ke Yaman, Nabi SAW membekali mereka dengan wasiat padat dan ringkas

sembari bersabda, “Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar

gembira dan jangan kalian mengancam dan janganlah kalian berselisih.”

(H.R Bukhari dan Muslim dari Anas r.a) (Qardhawi, 2001 : 2)

Mungkin agak prematur, namun ada dua benang merah yang dapat

ditarik dari sini, yakni pertama. mencerdaskan itu dengan cara

mempermudah, dan yang kedua adalah dengan Tidak seyogyanya

memperlakukan seluruh peserta didik dengan tingkatan yang sama, maka

dari itu pula tujuan dari metode ini adalah (Qardhawi, 2001 : 7):

a. Mempermudah pemahaman terhadap pemenuhan Informasi atau Ilmu

yang hakiki bagi peserta didik masa kini yang mempunyai kesibukan

dan sarat dengan berbagai pengetahuan dan informasi yang bersumber

dari berbagai sumber publikasi. Setiap hari bahkan setiap saat

menggunakan komputer. Inilah yang kini dikenal sebagai revolusi ilmu

pengetahuan, revolusi informasi dan sebagainya.

b. Melejitkan kecepatan dan ketepatan pola pikir peserta didik dalam

berpandang dan bersikap hidup, dengan menjauhkan pemaksaan dan

pengetatan tetapi dengan mencari yang paling sesuai kebutuhan,

mendekatkan suatu peringanan dan kemudahan atau memilih yang

lebih ringan untuk dipahami.

Dalam konteks kepustakawanan, sebagian dan mungkin keseluran dari

mahasiswa ilmu perpustakaan sudah memiliki pandangan atau titik terang

dari poin ini. Sebagai seorang mahasiswa, sepatutnya jangan mau untuk

terus menerus disuapin dengan hal – hal yang bersifat kaku dan tidak

fleksibel.

12

Page 13: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

Contoh real : (Pengalaman Mengajar)

Ketika saya mengajar tentang materi keagamaan dalam sebuah

lingkungan yang terbilang cukup madani dan lokasi pengajarannya berada

dalam ruang utama Masjid serta peserta didiknya pun beraneka ragam. Dari

SD kelas III sampai mahasiswa Semester VI. Satu pertanyaan dasar yang

saya lontarkan kepada mereka semua adalah “apa itu Agama ?”, mayoritas

dari mereka tidak tahu dan sedikit yang menjawab tetapi jawabannya pun

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya jelaskan kepada mereka

kalau Agama itu diambil dari bahasa sansekeerta, “A” berarti tidak dan

“Gama” berarti kacau, jadi agama atau orang yang beragama adalah orang

yang tidak kacau. Alhamdulillah semua memiliki kecepatan pemahaman

yang seimbang.

2. Aspek Fikih Prioritas (Piramida Kebutuhan)

Pendekatan ini merupakan aspek sekaligus studi penting bagi seorang

pustakawan beserta profesi sejenisnya karena ia memberikan solusi terhadap

ketiadaannya keseimbangan dari sudut pandang tata informasi atau ilmu

dalam memberikan penilaian terhadap informasi – informasi, pemikiran dan

perbuatan. Mendahulukan sebagian informasi atas sebagian informasi yang

lain, memilah dan memilih informasi yang perlu didahulukan, dan

menentukan pula informasi yang perlu diakhirkan. Informasi yang harus

diletakkan dalam urutan pertama, dan informasi mana yang mesti

ditempatkan pada urutan ke sekian pada anak tangga perintah Tuhan dan

petunjuk Nabi saw dalam mencerdaskan kehidupan peserta didik (Qardhawi

: 1996 : 3).

Persoalan ini begitu penting mengingat keseimbangan terhadap

masalah-masalah yang perlu diprioritaskan atau disosialisasikan oleh

seorang pustakawan, telah menjauh dari pemustaka atau peserta didik pada

saat sekarang ini. Seolah kebanyakan dari pemustaka atau peserta didik

mengkonsumsi informasi berdasarkan keinginannya, bukan berdasarkan

kebutuhan vitalnya, dan bukan berdasarkan metode sistematis keilmuannya.

13

Page 14: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

Dengan demikian, diharapkan terjadi suatu upaya meminimalisir secara

maksimal oleh seorang pustakawan dalam mendampingi pemustaka ketika

proses distribusi keilmuan itu terjadi.

Sedikit kami tegaskan ulang, yang dimaksud dengan istilah Fikih

Priorotas ialah meletakkan segala sesuatu pada peringkatnya dengan adil,

dari segi nilai dan pelaksanaannya. Informasi yang penting harus

didahulukan tentunya berdasarkan penilaian syari'ah yang shahih sesuai

petunjuk oleh cahaya wahyu, dan diterangi oleh akal. "... Cahaya di atas

cahaya..." (an-Nuur: 35) sehingga sesuatu yang tidak penting, tidak

dinformasikan atau diajarkan atas sesuatu yang penting. Sesuatu yang

penting tidak didahulukan atas sesuatu yang lebih penting. Sesuatu yang

tidak kuat (marjuh) tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat (rajih) serta

sesuatu yang biasa - biasa saja tidak didahulukan atas sesuatu yang utama.

Sesuatu yang semestinya didahulukan harus didahulukan, dan yang

semestinya diakhirkan harus diakhirkan. Sesuatu yang kecil tidak perlu

dibesarkan, dan sesuatu yang penting tidak boleh diabaikan. Setiap perkara

mesti diletakkan di tempatnya dengan seimbang dan lurus, tidak lebih dan

tidak kurang (Qardhawi : 1996 : 6).

Setidaknya bagi calon ataupun yang sudah menjadi pustakawan,

sepatutnya memahami kalaulah memperhatikan kehidupan informasi dari

berbagai sisi, baik dari sisi keinginan maupun kebutuhan, baik dari sisi

intelektual maupun emosional, maka sejatinya akan menemukan timbangan

prioritas keinformasian mayoritas yang saat ini seolah sudah tidak seimbang

lagi. Dalam pembahasan ini tidak terlalu muluk membahasa apa – apa saja

yang sudah menjadikkannya sebuah penyimpangan prioritas keinformasian

oleh orang – orang pandai. Disini kami akan mencoba menyentuh

penyelesaian permasalahannnya dari sisi paling sederhana dan terdekat,

yakni diri kita sendiri untuk segera terus memperbaiki hal – hal yang

berkaitan dengan persoalan ini. Karena perubahan hakiki atas kekacauan

prioritas keilmuan itu sendiri dimulai dari disi sendiri, selebihnya akan

14

Page 15: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

secara alami orang atau peserta didik terinspirasi untuk melakukan hal yang

sama.

Contoh real : (pengalaman)

Diawal pertemuan mengajar al-Qur’an, saya selalu bertanya pada

peserta didik mengenai nilai filosofis yang terkandung dalam huruf Hijaiyah

(‘Alif dan Ba’), kenapa saya memulai pertanyaan tersebut diawal pertemuan

? dan kenapa juga tidak langsung memulai ngaji dengan Makhrajul Huruf

(pengucapan huruf secara baik dan benar) sebagaimana mestinya ? jawab

saya sederhana, saya ingin mereka menjiwai atas apa yang mereka baca,

karena mengaji al-Qur’an bukanlah sekedar bahasa bunyi tetapi juga bahasa

jiwa yang harus tertancap semantap – mantapnya. Alhamdulillah, Selama

penjelasannya dilakukan secara tenang mereka akan berkonsentrasi secara

alami apa yang didengarnya – ditanggapinya sehingga dapat terwujud dalam

karakter kesehariannya.

15

Page 16: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang tersaji diatas, setidaknya kita dapat memetik

beberapa point kesimpulan, diantaranya adalah:

1. Hakikat persoalan aspek – aspek pembinaan minat baca itu sendiri

sebenarnya berpacu pada pengedepanan studi komposisi kasus, bukan

berpacu pada studi ke-ilmuan “internal – eksternal”.

2. Jika kita sudah memiliki acuan depan dalam membedah kasus ini, yakni

kasus aspek pembinaan minat baca, maka yang menjadi barometer dari

pembahasan ini adalah kasusnya itu sendiri, bukan disiplin ilmunya,

artinya ilmu menyesuaikan komposisi kasus.

3. Memang pembahasan di sini terlihat kurang merekat atau kurang memiliki

frekuensi yang sejenis, akan tetapi justru di sinilah kelebihannya, dimana

kita diajak menelaah sesuatu yang berhubungan dengan Pembinaan Minat

Baca secara “Bhieka Tunggal Ika”.

4. Dengan adanya ke-Bhineke Tunggal Ika-an tersebutlah, masing – masing

Bab akan saling menutupi kelemahan atau kekurangan pembahasan tiap

BAB.

5. Dalam pelaksanaan seluruh aspek perlu adanya koordinasi dan kerja sama

untuk tercapainya tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya.

16

Page 17: afihdf.files.wordpress.com file · Web viewASPEK-ASPEK PEMBINAAN MINAT BACA. Makalah ini disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembinaan Minat Baca. Semester VI Dosen Pengampu Afiati

DAFTAR PUSTAKA

Agus M. Irkham. 2012. “Membangun Budaya Baca” dalam Gempa Literasi: dari

kampung untuk nusantara. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Muhammada, Tawwaf. 2010. “Srategi Pengembangan Minat dan Budaya Baca

Masyarakat Desa”. Dalam Bulletin Perpustakaan UIN SUSKAS Riau. NO.

07/ tahun IV. Riau.

Nunu, A. Hamijaya, Nunung K. Rukmana, dan Idea Suciati. 2008. “QUICK

Reading: Melejitkan DNA Membaca”. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Qardhawi, Yusuf. 1996. “Fikih Priorotas. Jakarta : Rabbani Press.

Qardhawi, Yusuf. 2001. “Fikih Taysir: Metode Praktis Mempelajari Fikih”.

Jakarta : Pustaka al-Kautsar.

Rasdanelis. 2011. “Pengaruh Minat Baca: dalam Pengembangan Profesi

Pustakawan pada Lingkungan Masyarakat”. Dalam Bulletin Perpustakaan

UIN SUSKAS Riau. NO. 08/ tahun V. Riau.

Safrini. 2012. “Meningkatkan Minat Baca Sejak Dini”. Dalam

http://www.pemustaka.com/meningkatkan-minat-baca-masyarakat-sejak-

dini.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2013 Pukul 21.05 WIB.

17