wujud zat dan kesetimbangan fase - selamat …eprints.uad.ac.id/1403/1/ff1_state_of_mate… · ppt...
TRANSCRIPT
WUJUD ZAT DAN KESETIMBANGAN FASE
Reference :Martin, et all., Physical Pharmacy
Wujud Zat
GAS CAIR
PADAT
PADAT MESOFASE CAIR
MENGEMBUN
MENGUAP
GASHUKUM BOYLEP ∞ I PV=K VGAY-LUSSAC AND CHARLESV ∞ T V=kT
P1V1 P2V2 PnVn K PV = nRT
T1 T2 Tn
R = konstanta gas ideal
Volum 1 mol gas pada STP (0oC, 1 atm) 22,4LR = (PV) : (nT) = 0,08205 L Atm mol-1deg-1
ingat 1 atm = 76 cm Hg dan massa jenis air raksa 13,595 g cm-3
P dalam dyne cm-2, V dalam cm3
R = 8,314 x 107 erg mol-1deg-1
= 8,314 J mol-1deg-1
= 8,314 J mol-1deg-1/4,184 J kal-1 = 1,987 kal mol-1deg-1
Penentuan BM dengan persamaan gas ideal
Metode Regnault dan Victor MeyerContoh:0,30 g cairan mudah menguap ditempatkandalam ruangan 200 ml. Pada suhu 100 oCsemua cairan emnguap dan memberikantekanan 1 atm. Berapa BM senyawa tersebut?(46 g/mol)
Penentuan BM
Hasil akan lebih bagus jika dibuat kurva hubungan p vs m/vp pada T konstan.
Harga m/vp pada harga p limit 0 adalah kondisi yang ideal
mVP
P
PV = nRT
PV = (m/BM)RT
m/PV = BM/RT
mVP
TEORI KINETIKA MOLEKULERPV=nRT perlu beberapa asumsi1. Volume molekul gas diabaikan terhadap
volume ruang (tekanan rendah, suhu tinggi)2. Molekul gas tidak saling beratraksi (tekanan
rendah)3. Gerakan partikel gas random, energi kinetik,
E = 3/2 RT4. Tumbukan lenting sempurna
TEORI KINETIK MOLEKULER (Equation)
PV = 1/3nm c2 PV = 1/3nmµ
3PV n = jumlah partikelµ = ------ m = masa 1 partikel nm
3RT 3Pµ = ------ µ = ----- M d
PERSAMAAN VAN DER WALLS UNTUK GAS NYATA a P + ------- (V – b) = RT V2
an2 P + ------ (V – nb) = nRT V2
a/V2 adalah internal pressure menunjukkan atraksi antar molekul.
B adalah excluded volume menunjukkan voleme gas yang sudah tidak bisa ditekan
WUJUD CAIRGas liquid
Binding force between molecules:1. Van der wals force: dipole-dipole interaction
(Keesom force), dipole-induced dipole force (Debyee force), induce dipole-induce dipole force (London force)
2. Ion-dipole force, ion-induce dipole force3. Hidrogen bonding
Molekul interaction
METODE PENCAIRAN GAS
Gas, t ↓ ----→ kecepatan dan energi kinetik molekul ↓ ----→ interaksi ↑ ---→ cair
Gas ditekan ----→ interaksi ↑ ----→ cairPenurunan suhu: Disimpan pada suhu dingin Ekspansi Adiabatis untuk gas ideal Efek Joule thomson untuk gas yang non
ideal
AerosolSedian dispersi dalam gas, suatu aplikasi
metode pencairanMenggunakan pembawa propelan yang
berujud gas dalam suhu dan tekanan normal, cair pada suhu rendah atau tekanan tinggi
Produksi pada suhu rendah tekanan normalProduksi pada suhu normal tekanan tinggiJika digunakan terjadi perubahan wujud
propelan menjadi gas
SIFAT KHAS CAIRAN1. Tekanan uap kesetimbangan/tekanan uap
jenuh/tekanan uap (P), dipengaruhi oleh suhu2. Suhu kritik dan tekanan kritik3. Panas penguapan molar (∆Hv), bervariasi
tergantung suhu, tetapi dianggap sama pada rentang suhu yang sempit
4. Titik didih, dipengaruhi oleh tekanan atm 5. Kalor jenis/Panas jenis.
Pengaruh Suhu Terhadap Tekanan Uap
Persamaan Clausius – Clapeyron:
p2 ∆Hv (T2 – T1) Log---- = ----------------- atau p1 2,303RT2T1
- ∆Hv 1Ln p = ------- ---- + konstanta R T
Contoh SoalData pengaruh suhu terhadap tekanan uapAceton:Suhu (oC) 20 30 40 50Tekanan uap (cm Hg) 19 29,5 41 62a. Panas Penguapan Molarb. Titik didihnya pada ruang bertekanan 1 atmc. Tekanan uap pada suhu 45oCJawab
WUJUD PADAT Padatan Amorf (Kristal Amorf),
1. tidak mempunyai bentuk kristal tertentu2. Titik leleh tidak tentu3. Energi ikat/kisi rendah →solubility tinggi
Padatan Kristal (Kristal Kristalin)bagian terkecilnya disebut unit sel. Beberapa bentuk unit sel: Kubik (NaCl), tetragonal (Urea), heksagonal (iodoform), rombik/ortorombic (iodine), monoklin (sukrosa), triklin (asam borak),
Klasifikasi padatan kristalNama Molekuler Ionik Kovalen Logam
Unit yang menempati titik kisi
Molekul Ion +Ion -
Atom Ion positif
Gaya ikat Van der wals, kutub
Atraksi elektrostatik
Psangan elektron
Atraksi listrik ion + dg elektron
Sifat Amat lunak, ttk lebur rendah, volatil, isolator
Amat keras dan rapuh, tl tinggi, isolator
Amat keras, tl amat tinggi, isolator
Keras/lunak, tl cukup tinggi, konduktor
Contoh H2O, H2, CO2 NaCL, KNO3,
Na2SO4
Intan, SiC, SiO2
Na, Cu, Fe, Al
Sifat Khas Padatan Energi kristal/kisi→1 mol padat mjd gas
terssn dari zarah yang menempati titik kisi Panas peleburan Molar (∆Hf) Titik lebur (To), dipengaruhi oleh tekanan atm
Persamaan Clapeyron
∆T Vl – Vs --- = T -------------∆P ∆Hf
Contoh Soal:Berapakah titik beku air pada tekanan 2 atm jkttk beku pada 1 atm = 273,16 K, ∆Hf = 1440 kal/mol,spesific grafity air 0,9988 g/ml, es 0,9168 g/ml
Mencari ∆Hf
- ∆Hf 1Ln X2
i = -------- --- + konstanta atauR T
∆Hf (To –T)- Log X2
i = ------------------------- 2,303RToT
Kelarutan dan titik leleh Titik leleh menunjukkan gaya atraksi antar
molekul penyusun padatan. Meleleh : ikatan antar molekul banyak yang
putus Melarut : ikatan antar molekul putus
membentuk ikatan baru dengan solvenmaka kelarutan akan meningkat dengan turunnya titk leleh
Polimorfi Struktur kimia sama dapat membentuk
padatan kristal yang berbeda, masing – masing bentuk disebut polimorf.
Polimorf yang berbeda titik leleh dan kelarutan berbeda, bioavailabilitas berbeda
Polimorf yang metastabil akan memberikan kelarutan yang lebih tinggi
MESOPHASE/KRISTAL CAIRAntara padatan dan cairanCair : gerakan molekul bebas dan dapat
berputar pada 3 sumbunyaPadat : molekul tidak bergerakMesofase : bergerak dan berputar tapi terbatas
1. SMEKTIK, gerakan molekul dua arah, berputar pada satu sumbu2. NEMATIK, garakan molekul tiga ara, berputar pada 1 sumbu.
A. Nematik B. Smektik
Bagaimana bisa terbentuk?
1. Kristal cair thermotropik, pemanasan padatan, ex: pemanasan kholesterol benzoat pd 145oC, menjadi cair pada 179oC
2. Kristal cair liotropik, penambahan solven dalam padatan tertentu, ex: campuran trietanolamin dan asam oleat.
Alami dalam tubuh: Jaringan otak, pembuluh darah, usus, syaraf.
KESETIMBANGAN FASE
KESETIMBANGAN FASE
Aturan fase dari J. Willard GibsF = C – P + 2
F : jumlah derajat bebas (degree of FreedomC : jumlah komponen (Components)P : jumlah fase (Phase)
Contoh - contoh Air membentuk kesetimbangan dengan
uapnya Campuran air dan alkohol membentuk
kesetimbangan dengan uapnya Campuran air dan eter membentuk
kesetimbangan dengan uapnya
Sistem satu komponen
Diagram fase air
Suhu (OC)
Tekanan uap
(mmHg)
AB
O
C
PADATCAIR
UAP
0,0098
4,58
Pada daerah padat murni/cairan murni/uap murni (1 fase), F = 2 (sistem bivarian)
Pada sepanjang garis (2 fase), F =1 (sistem univarian)
Pada titik triple (O) (3 fase), F = 0 (sistem invarian)
OA : Kurva tekanan Uap OB : Kurva titik leleh OC : Kurva Sublimasi
Sistem terkondensasi Sistem dua komponen, F tertinggi 3, perlu
diagram tiga dimensi, susah Fase uap tidak digambarkan, sehingga
tekanan uap diabaikan dan sistem dikerjakan pada tekanan 1 atm
Tinggal variabel suhu dan konsentrasi, cukup diagram 2 dimensi
Harga F hasil hitungan dikurangi satu
Sistem dua komponen cair -cair
Diagram fase campuran fenol -air
T (OC)
H = temperatur konsulat maksimum
A larutan fenol dalam air, C larutan air dalam fenol
(1 fase, F = 2 – 1+2 = 3, terkondensasi, F menjadi 2, suhu dan konsentrasi)
B : 2 fase: air jenuh fenol dibagian atas dan fenol jenuh air (bawah), F=1
50
66,8OC
11 630 100
A B C
Kadar fenol dalam air
Contoh Soal 20 gram fenol dicampur dengan 30 gram air,
dibiarkan mencapai kesetimbangan pada 50 OC.1. Berapa fase yang terbentuk, berapa berat fase (- fase) tersebut, dan konsentrasi fenol pada (tiap) fase2. Jika terbentuk dua fase berapa jumlah air atau fenol harus ditambahkan supaya menjadi satu fase
Sistem 2 komponen padat cair Diagram fase campuran timol salol
T (OC)
Cairan + padatan salol
% berat timol dalam salol
13
34
To Salol
TO Timol
1 Fase Cair
Cairan + padatan timol
Padatan salol +padatan timol
E
Pada titik Eutektik (E) terjadi kesetimbangan 1 fase cair dan 2 fase padat (F = 2 – 3 +2 = 1), karena terkondensasi F menjadi 0
Contoh Soal 70 gram timol dicampur dengan 30 gram
salol dan dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu 30OC.1. Berapa fase yang terbentuk2. Bobot (tiap) fase berapa, konsentrasinya berapa3. Berapa salol yang harus ditambahkan supaya menjadi 1 fase, berapa gram timol harus ditambahkan supaya menjadi 1 fase
Campuran terner (3 komponen) Derajat bebas tertinggi F = 3 – 1 + 2 = 4 Dianggap sistem terkondensasi, uap
diabaikan Dikerjakan pada suhu tetap
Tinggal konsentrasi yang divariasi
Contoh : campuran air-emulgator-minyakDitunjukkan dengan diagram terner
100 % AIR 100 % VCO
100 % TWEEN
100 % AIR 100 % VCO
100 % TWEEN
100 % AIR 100 % VCO
100 % TWEEN
100 % AIR 100 % VCO
100 % TWEEN
SOAL : Perhatikan kurva ini, daerah dibawah kurva adalah sistem 2 fase. Campuran air VCO dan emulgator sebanyak berturut –turut 50, 40, 10 g
Dibiarkan mencapai kesetimbangan, terbentuk
2 fase. Fase bagian atas dianalisi ternyata
mengandung air 15 %,
bagaiana komposisi fase konjugatnya Berapakah berat tiap fase, berapakah emulgator harus ditambahkan supaya sistem menjadi satu fase