web viewmata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ......

19
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018 PROGRAM DOKTOR (S3) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Nama Mata Kuliah : Isu-isu Kritis Dalam Pendidikan Kode Mata Kuliah : PPs 704 Semester : Semester Sept 17 – Jan 18. Bobot SKS : 3 sks Dosen Pengampu : B.P. Sitepu (email: [email protected]; HP : 0817 6808 487) Blog: [email protected] Pertemuan : 16 kali Tatap Muka Ruang : 706 A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah : Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap merupakan investasi jangka panjang dalam bidang sumber daya manusia. Oleh karena itu banyak negara secara terus menerus mengembangkan sistem pendidikan nasionalnya dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pembangunan di sektor pendidkan. Persaingan antarbangsa di era globalisasi ini pada hakikatnya merupakan persaingan dalam kecepatan memajukan bidang pendidikan. Yang memenangkan persaingan adalah bangsa yang terlebih dahulu berhasil memajukan pendidikannya secara nasional. Mata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh signifikan dalam perencanan, penyelenggaraan dan pencapaian tujuan pendidikan dari perspektif teknologi pendidikan. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami peranan teknolgi pendidikan dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan di tingkat mikro, meso, dan makro khususnya di Indonesia. B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (a) Capaian pembelajaran mata kuliah Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu: 1 | Page

Upload: hoangkhuong

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018PROGRAM DOKTOR (S3)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKANNama Mata Kuliah : Isu-isu Kritis Dalam PendidikanKode Mata Kuliah : PPs 704Semester : Semester Sept 17 – Jan 18. Bobot SKS : 3 sksDosen Pengampu : B.P. Sitepu (email: [email protected]; HP: 0817 6808 487)

Blog: [email protected] Pertemuan : 16 kali Tatap MukaRuang : 706

A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah :Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap merupakan investasi jangka panjang dalam bidang sumber daya manusia. Oleh karena itu banyak negara secara terus menerus mengembangkan sistem pendidikan nasionalnya dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pembangunan di sektor pendidkan. Persaingan antarbangsa di era globalisasi ini pada hakikatnya merupakan persaingan dalam kecepatan memajukan bidang pendidikan. Yang memenangkan persaingan adalah bangsa yang terlebih dahulu berhasil memajukan pendidikannya secara nasional. Mata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh signifikan dalam perencanan, penyelenggaraan dan pencapaian tujuan pendidikan dari perspektif teknologi pendidikan. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami peranan teknolgi pendidikan dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan di tingkat mikro, meso, dan makro khususnya di Indonesia.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah(a) Capaian pembelajaran

mata kuliahSetelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu: (a)memahami berbagai isu sentral pada penyelenggaraan

pendidikan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun negara:

(b)dengan menggunakan pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner mengkritisi sistem pendidikan nasional dalam membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

1 | P a g e

Page 2: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

(c) memahami peranan teknologi pendidikan dalam menjamin terlaksananya sistem pendidikan nasional; dan

(d)mengidentifikasi berbagai masalah penerapan teknologi pendidikan yang dapat diatasi melalui penelitian inovatif.

(b) Kriteria KetercapaianKriteria perolehan capaian pembelajaran ialah mahasiswa:(a) menemukenali (identifikasi) berbagai isu kritis dalam

pendidikan secara umum dan di Indonesia pada khususnya;(b) mengemukakan berbagai gagasan inovatif dalam memajukan

pendidikan nasional di Indonesia dari perspektif teknologi pendidikan; dan

(c) memberikan telaahan kritis atas teori dan hasil-hasil penelitian tentang penerapan teknologi pendidikan secara umum dan pendidikan nasional di Indonesia pada khususnya.

C. Model/Strategi/MetodePembelajaranModel pembelajaran berlandaskan prinsip belajar orang dewasa dengan strategi pembelajaran berorientasi pada kepentingan dan gaya belajar mahasiswa melalui diskusi interaktif dan kritis secara akademis, mengutamakan penalaran dan argumentasi ilmiah sebagai hasil pemahaman atas teori dan hasil penelitian dari berbagai sumber. Metode pembelajaran mendorong proses saling belajar dan membelajarkan secara kolegial antarmahasiswa dan antara mahasiswa dan dosen. Hasil belajar mahasiswa ditunjukkan dalam berbagai konsep dan pemikiran inovatif di bidang kepemimpinan dalam organisasi belajar yang disampaikan secara lisan atau karya tulis ilmiah berstandar kandidat doktor. Ketentuan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.1. Kuliah diselenggarakan dalam 16 kali pertemuan dan

mengutamakan penguasaan topik/pokok bahasan yang telah disepakati ketika membicarakan pedoman perkuliahan ini. Apabila ada perkembangan baru, topik/pokok bahasan yang telah disepakati dapat diperkaya.

2. Pendekatan yang diterapkan dalam mata kuliah ini ialah pembelajaran orang dewasa ( andragogy/adult learning) dengan menggunakan lebih banyak teknik diskusi daripada ceramah. Mengacu pada perolehan dari membaca atau pengalaman pribadi, mahasiswa diharapkan secara aktif memberikan pendapat atau mengajukan hal-hal yang perlu didiskusikan.

3. Kuliah ini lebih merupakan upaya saling belajar antara dosen dan mahasiswa dan antarmahasiswa dengan mengutamakan kegiatan

2 | P a g e

Page 3: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

presentasi, diskusi dan argumentasi atas berbagai isu yang diidentifikasikan sebagai pokok bahasan.

4. Mahasiswa secara perorangan wajib membuat sebuah makalah berisi kajian kritis (critical review) atas satu artikel terkait dengan isi mata kuliah ini yang dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional terindex; tugas ini diserahkan selambat-lambatnya pada saat ujian akhir semester (UAS).

5. Mahasiswa harus mengikuti UTS dan UAS pada waktu yang telah ditetapkan, dan tidak ada kesempatan untuk ujian ulangan atau susulan. Tes dan tugas lain akan diberikan secara berkala berupa quiz dan tes penguasaan pokok bahasan dalam silabus.

6. Bilamana karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat mengikuti suatu pokok bahasan di kelas, mahasiswa bersangkutan harus membahas sendiri secara tertulis dan disajikan dalam bentuk makalah singkat (maksimum 1000 kata) serta diserahkan kepada dosen selambatnya satu minggu setelah pembahasan topik yang bersangkutan di kelas.

7. Pokok bahasan dibahas di kelas oleh dosen dan mahasiswa. Dalam 7 (tujuh) pertemuan awal, dosen membahas dan mendiskusikan pokok bahasan dengan mahasiswa, sedangkan pokok bahasan berikutnya dibahas dalam paparan kelompok serta didikusikan oleh mahasiswa dan dosen. Mahasiswa memilih pokok bahasan dari pilihan yang disediakan dalam silabus.

8. Pembahasan Pokok Bahasan disajikan dengan menyediakan handout dan power point serta dipaparkan secara kritis, bukan membuat ringkasan dari sumber tertentu. Keberhasilan pembahasan didasarkan pada kajian teoretis pokok bahasan serta partisipasi peserta diskusi. Paparan dan diskusi dapat dilakukan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

D. Pengetahuan atau Konsep dan Teori yang mendasari1. Pendekatan Sistem2. Sistem Pendidikan Nasional3. Standar Nasional Pendidikan4. Pengelolaan Pendidikan5. Teknologi Pendidikan6. Pemecahan masalah pendidikan berbasis Teknologi Pendidikan

E. Keterampilan KerjaMahasiswa mampu:1. merumuskan masalah-masalah kritis dalam pendidikan pada

umumnya di Indonesia pada khususnya; belajar; dan

3 | P a g e

Page 4: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

2. memberikan gagasan mengatasi berbagai masalah pendidikan melalui kajian akademis dari perspektif pengelolaan pendidikan; ngidentifikasi masalah-masalah kepemimpinan dalam organisasi belajar

F. Kegiatan PembelajaranPembelajaran diselenggarakan melalui (a) pertemuan tatap muka untuk diskusi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman antarmahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosen,(b) telaahan teori dan hasil-hasil penelitian, dan (c) tugas mandiri berkaitan dengan studi kasus,

G. Asesmen dan PenilaianCapaian pembelajaran dalam penguasaan dan penerapan teori dilakukan dalam bentuk kuis, tes penguasaan, presentasi makalah, uts dan uas, serta keaktifan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan.Ketentuan penilaian diatur sebagai berikut.1. Sebagai acuan penilaian, diadakan (a) minimal 4 (empat) kali quiz,

(b) 2 (dua) kali tes penguasaan, (c) 1 (satu) tugas individu, (d) minimal 1 (satu) tugas kelompok, (e) UTS dan (f) UAS. Quiz diberikan dalam bentuk pilihan ganda atau esai sebelum (untuk mengetahui kesiapan mahasiswa mengikuti perkuliahan) atau sesudah perkuliahan (untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang materi yang sudah dibahas). Tes Penguasaan diberikan sesudah membahas satu atau beberapa pokok bahasan tertentu.

2. Tugas individual (a) membuat critical review (kajian kritis) atas satu artikel jurnal (diutamakan terakreditasi nasional atau terindex internasional) berkaitan dengan isi mata kuliah ini dengan menggunakan referensi yang bersumber dari paling sedikit 5 (lima) referensi (tiga dalam bentuk artikel jurnal ilmiah dan dua buku teks) sepanjang kurang lebih 3.000 kata. Kajian kritis berisi 25 % deskripsi dan 75 % pendapat mahasiswa tentang topik yang dibahas.

3. Nilai untuk komponen quiz, tes penguasaan dan tugas ditetapkan berdasarkan rata-rata nilai yang diperolehnya (secara minimal 60 % dari jumlah keseluruhan) . Apabila mahasiswa menyelesaikan quiz, tes penguasaan dan tugas kurang dari 60 %, nilai rata-rata untuk komponen itu dibagi dengan jumlah keseluruhan kewajiban (quiz, tes penguasaan, dan tugas).

4. Secara kelompok mahasiswa menyajikan pokok bahasan yang dipilih dari silabus dengan ketentuan (a) satu kelompok tidak lebih dari 3 orang, (b) setiap anggota kelompok mempelajari dan memahami pokok bahasan secara utuh, (c) menggunakan power point dalam penyajian (tanpa makalah), (d) isi paparan berisi lebih banyak pendapat kelompok atas isu yang diidentifikasi/diangkat (bukan deskriptif informatif) dengan argumentasi data, fakta, dan teori, (d) mengadakan diskusi tentang pokok bahasan, dan (e)

4 | P a g e

Page 5: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

mahasiswa di luar kelompok melakukan penilaian atas penyajian kelompok. Nilai penyajian kelompok merupakan nilai gabungan antara rata-rata nilai yang diberikan mahasiswa dan yang diberikan dosen. Lama pemaparan adalah 40 menit, diskusi 80 menit, dan tanggapan dosen selama 30 menit.

5. Paparan kelompok dimulai tepat waktu dan kalau ada anggota kelompok yang terlambat atau tidak hadir, yang bersangkutan wajib pindah dan menjadi anggota kelompok berikutnya untuk memperoleh nilai penyajian kelompok.

6. UTS dan UAS diberikan dalam bentuk esai. UTS mencakup pokok bahasan yang dibahas dalam paruh semester pertama dan UAS mencakup semua pokok bahasan dalam satu semester. UTS dan UAS diselenggarakan di dalam kelas atau di luar kelas sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan dosen.

7. Apabila terdapat gejala hasil tugas atau jawaban mahasiswa sama dengan mahasiswa lain atau dikopi dari sumber lain, maka mahasiswa yang bersangkutan dianggap melanggar kode etik akademis dan dinyatakan tidak lulus dalam mata kuliah ini.1

8. Dalam mata kuliah ini mahasiswa tidak dibebani tugas atau ujian tambahan untuk memperbaiki nilai.

9. Penilaian akhir atas tingkat penguasaan diberikan dalam bentuk huruf (A,B,C atau BL) dan angka (rentangan 4 s/d 2.5). Penilaian akhir merupakan penggabungan dari skor yang diperoleh atas tes dan/atau penilaian lain.

10. Jabaran sumber penilaian adalah sebagai berikut

NO

SUMBER FREK PARUH SEMESTER PENDEK

Pertama Kedua

1 Quiz 4 2 2

2 Test Penguasaan 2 1 1

3 Presentase Kelompok 1 1

4 Critical Review 1 1

5 UTS 1 1

6 UAS 1 1

9 Kehadiran 16 8 8

1 Format penilaian untuk (a)) presentasi kelompok, dan (b) tugas critical review terlampir.

5 | P a g e

Page 6: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

11. Pemberian skor atas tes dan/atau tugas lain dilakukan dengan pembobotan sebagai berikut :a. Quiz, tes penguasaan, tugas individu : 40 %b. Tugas kelompok : 25 %c. UTS : 15 %d. UAS : 20 %

Rentang penilaian disesuaikan dengan ketentuan di PPS UNJ.

Bahan, SumberInformasi, dan ReferensiSumber belajar mata kuliah ini menggunakan buku rujukan (textbooks) bersekala internasional, artikel di jurnal nasional dan internasional serta peraturan perundang-undangan yang relevan.

1. Buku/Bahan Bacaan rujukan utama:Walker, Dorothy. (1998). Education in the digital age. London: The

Bowerdean Publishing Company LtdRosen, Larry D. (2010). Rewired: Understanding the i generation adm

the way they learn. New York: Palgrave Macmillan.Law, Nancy, Yuen. Allan, & Fox, Robert. (2011). Educational

innovations beyond technology: Nurturing leadership and establishing learning organizations. New York: Springer

Potter, James W. (2005). Media Literacy. Thousand Oaks, California: Sage Publication Inc.

Roblyer, Margaret D. & Doering H. (2010). Intergrating educational technology into teaching. Boston: Pearson

Anglin, Gary J. (ed). Instructional technology: Past, present, and future. (2011) Santa Barbara, California: Libraries Unlimited

Januszewski, Alan & Molenda, Michael. (2008). Educational technology: A definition with commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Bok, Derek. (2003). Universities in the market place. Princeton, NJ: Princeton University Press

Hess, F.M. & Saxberg, B. (2014). Breakthrough leadership in the digital age: Using learning science to reboot schooling. Thousand Oaks, California:Corwin

6 | P a g e

Page 7: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Studi kebijakan: Pengawasan pendidikan tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Lewis, Ralph G. & Smith, Douglas H. (1994). Total quality in higher education. Deray Beach: Florida: St. Lucia Press

Ornstein, Allan, C., Pajak, Edward F., & Ornstein, Stacey B. (2009). Contemporary issues in curriculum. Boston: Pearson Education

Soedijarto. (2008). Landasan dan arah pendidikan nasional kita. Jakarta: Kompas

Tilaar, H.A.R. (1998). Beberapa agenda reformasi pendidikan nasional: Dalam perspektif abad 21. Jakarta: Teras Indonesia

Tilaar, H.A.R. (2016). Guru kita: Artis karakter & kecerdasan. Yogyakarta: Lamalera

------------Undang-Undang No 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan

NasionalStandar Nasional PendidikanRenstra KemendikbudPeraturan perundang-undangan yang relevan

7 | P a g e

Page 8: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

RINCIAN SETIAP PERTEMUAN

MATA KULIAH : Isu-isu Kritis Dalam PendidikanKODE MATA KULIAH : TP 704PROGRAM STUDI : Manajemen PendidikanSKS : 3 sksDOSEN : B.P. Sitepu

DESKRIPSI:Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap merupakan investasi jangka panjang dalam bidang sumber daya manusia. Oleh karena itu banyak negara secaara terus menerus mengembangkan sistem pendidikan nasionalnya dan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk pembangunan di sektor pendidkan. Dalam meneyelenggarakan pendidikan nasional dihadapi berbagai masalah mendasar yang memerlukan pemecahan secara akademis dan konseptual. Mata kuliah ini mengidentifikasi isu-isu kritis dalam pendidikan pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya serta menganalisis serta merumuskan solusinya dari perspektif teknologi pendidikan.

SILABUS

8 | P a g e

Page 9: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

KeteranganD : DiskusiP : Penyajian/ PresentasiTK: Tugas Keleompok: Satu Kelompok paling banyak 3 orang

9 | P a g e

Pert.

Ke

Capaian Pembelajaran

Indikator Pokok Bahasan/ Subpokok Bahasan

Stategi Pembelaj

aran

Penilaian dan Evalua

si

Sumber Belajar

D P TK

1 1.Memahami Pedoman Perkulaiah

2.Memahami sistem pendidikan

(a) Menyepakati pedoman perkuliahan

(b) Memahami hakikat sistem pendidikan

(c) Memahami perlunya sistem pendidikan

(a) Pedoman Perkuliahan

(b) Hakikat sistem(c) Berpikir secara

sistem (d) Sistem

Pendidikan Nasional

D P TK

Tanyajawab

Pedoman Perkuliahan

Von Bertalanffy

2 Berpikir Sistem3 Kesempatan

memperoleh pendidikan (1)

4 Kesempatan memperoleh pendidikan (2)

5 Mutu Pendidikan (1)

6 Mutu Pendidikan (2)

7 Mutu Pendidikan (3)

8 UTS

9 Relevansi Pendidikan (1)

10 Relevansi Pendidikan (2)

11 Manajemen Pembelajaran (1)

12 Manajemen Pembelajaran (21)

13 Manajemen Pembelajaran (3)

14 Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia

15 General Review

16 UAS

Page 10: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

Nama Anggota Kelompok: ________________________________________________________________________Judul: ________________________________________________________________________________

Presentase tgl : __________________________________________

NO ASPEK S N CATATAN

I Makalah/Handout (1)

1. Kesiapan 0.2

2. Sistematika 0.2

3. Memuat konsep2 penting dari Bab

0.6

II Penyajian (5)

1. Mengemukakan inti isi Pokok Bahasan dengan jelas

2.Kajian/ Improvisasi 2

3. Menggunakan alat bantu

0.5

4. Memberikan tanggapan atas isi Bab

0.5

III Diskusi (3)

1. Memotivasi peserta 0,5

2. Tanggapan atas pertanyaan atau komentar

1.5

3. Konsistensi materi diskusi dengan pokok bahasan

1

IV Kerjasama Kelompok

(1)

1. Kehadiran 0.3

2. Penyajian 0.3

3. Tanggapan 0.4

Jumlah (10)

10 | P a g e

NILAI

Page 11: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

NILAI

Nama Penilai: _________________________________________________________________

Nama : ………………………………………………………………………………………………………………………………

Judul : …………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………..

Citical Review: Artikel

NO ASPEK S N CATATAN

1 Kesesuaian topik 5

2 Komposisi deskripsi : analisis (25 : 75)

20

3 Analisis/review (kedalaman dan ketajaman)

35

4 Reference (mendukung analisis; minimal tiga)

15

5 Kesimpulan 10

6 Daftar Pustaka

(minimal empat )

10

7 Conciseness (Jumlah kata: 1500 - 2000)

5

11 | P a g e

Page 12: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

JUMLAH 100

12 | P a g e

Page 13: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

PENGANTAR MATA KULIAH ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN2

Hampir semua bangsa menganggap bahwa jalur pendidikan merupakan jalan utama untuk meningkatkan kemampuan seseorang membangun dirinya sendiri serta lingkungannya mulai dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, serta dari tidak beradab menjadi beradab. Oleh karena itu bangsa-bangsa di dunia berlomba memajukan pendidikan di negaranya secara nasional sehingga dapat mengejar bangsa-bangsa yang maju terlebih dahulu sebagai hasil pembangunan pendidikan nasionalnya. Sedemikian pentingnya pendidikan itu dalam kehidupan manusia sehingga PBB menjadikan ‘memperoleh pendidikan’ menjadi salah satu hak azasi manusia dalam Universal Decleration of Human Rights oleh PBB pada tahun 1948.

Pentingnya pendidikan bagi Indonesia sendiri terlihat pada paragraf ke-4 Preambule UUD 1945 yang menyebutkan tugas Pemerintah Negara Indonesia antara lain ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas ini dilakukan melalui jalur pendidikan yang diatur dalam Pasal 31. Isi pasal itu pada intinya menyatakan, setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan dan Pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.

Paulo Freire (1967), seorang pendidik multikultural dari Brasilia, dengan gagasannya ‘pendidikan sebagai praktek pembebasan’ berjuang memerdekakan kaum tertindas melalui tulisannya Cultural for Freedom dan Pedagogy of Oppressed. Di negara lain, di Puerto Rico, Ivan Illich memperjuangkan gagasannya membebaskan masyarakat dari pendidikan formal dalam bukunya Deschooling Society (1970). Walaupun gagasan yang dilontarkan berbeda, Paulo Friere dan Ivan Illich menecermati dan menganggap ada kelemahan bahkan kesalahan dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga mereka menyuarakan ‘protes keras’. Gagasan Paulo Freire dan Ivan Illich tentang pendidikan dapat dijadikan acuan dalam mengkritisi berbagai isu tentang pendidikan dengan mengaitkannya dengan berbagai pendapat dalam Instructional Technology: Past, Present, and Future ( Ed. Gary J. Anglin, 2011)

Dalam abad ke 21 ini semakin disadari dan diyakini, ketertinggalan dalam bidang pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan dan ancaman yang dapat membuat masyarakat tetap terbelenggun dalam kebodohan, kemiskinan, kemelaratan, dan berbagai penyakit sosial. Berbagai masalah individu, masyarakat, dan bangsa dapat diatasi dengan meningkatkan mutu pendidikan. Produktifitas sosial dan ekonomi dapat melaju dengan dahsyat apabila masyarakat sungguh-sungguh belajar serta menjadikan belajar itu menjadi suatu kebiasaan yang kemudian menjadi salah satu unsur kebudayaan dan identitas mereka.

Akan tetapi, dalam menyelenggarakan pendidikan nasional, setiap negara mengalami berbagai masalah dan keberhasilan mengatasi suatu masalah kerap kali mendatangkan masalah baru yang kadang kala lebih rumit dan lebih berat dari masalah sebelumnya. Secara garis besar masalah dalam pendidikan dapat dikategorikan pada empat kelompok: (1) kesempatan memperoleh pendidikan, (2) mutu pendidikan, (3) relevansi pendidikan, dan (4) pengelolaan pendidikan. Masalah pertama, muncul dari kalangan masyarakat itu sendiri seperti masih rendahnya kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup mereka; kebiasaan atau tradisi yang menikahkan anak pada usia muda; diskriminasi gender; atau faktor ekonomi orang tua. Sedangkan yang datangnya dari pihak luar misalnya, tidak cukupnya sarana dan prasaran pendidikan; kurangnya daya tampung; kurangnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; tidak tersedianya lapangan kerja bagi lulusan lembaga pendidikan; serta kurangnya pengharagaan masyarakat dan pemerintah terhadap lulusan lembaga pendidikan.

Teknologi informasi dan komunikasi juga merasuk ke dunia pendidikan serta mempengaruhi proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri seperti computer based education (CBA) atau computer assisted instruction (CAI) serta web based instruction (Marc Eisenstadt & Tom Vincent, 1998) atau virtual learning yang semuanya diwadahi dalam konsep e-learning di tengah-tengah masyarakat digital, Digital Community: Digital Citizen (Jason Ohler, 2010). Bagaimana teknologi informasi dan komunikasi dapat mengatasi kesenjangan memperoleh kesempatan pendidikan akibat perbedaan gender, ras, suku, agama, status sosial dan ekonomi, serta budaya perlu dikaji secara kritis. Di sisi lain penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan secara tidak tepat di lembaga pendidikan dapat juga menimbulkan ketidakadilan serta berbagai kesenjangan. Bagaimana teknologi e-learning didisain dan dilaksanakan sebagai salah satu pemecahan masalah pemerataan dan peningkatan

2 Untuk Pascasarjana (S3), UNJ, Semester Sept. 17 – Jan. 18. Pertemuan Pertama 18 Sept. 17

13 | P a g e

Page 14: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

mutu pembelajaran dibahas oleh D. R. Garrison dan Terry Anderson (2003) dalam E-Learning in the 21st Century.

Masalah kedua berkaitan dengan mutu proses dan hasil pendidikan yang secara khusus terjadi dalam pembelajaran. Mutu pendidikan termasuk kesehatan peserta didik, lingkungan sehat, isi kurikulum memberikan keterampilan hidup kepada peserta didik, proses pembelajaran memfasilitasi belajar serta meningkatkan kinerja peserta didik; dan capaian belajar peserta didik mencerminkan pencapaian tujuan pendidikan nasional serta kemampuan berpartisipasi aktif mereka dalam masyarakat. Masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan antara lain isi kurikulum, lembaga pendidikan/pelatihan guru; mutu serta jumlah pendidik dan tenaga kependidikan, rasio antara pendidik dan peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan.

Di samping berbagai sumber daya pendidikan mempengaruhi proses dan mutu pendidikan, paradigma pembelajaran juga berubah dan terus berkembang secara sistematis mulai dari filosofi, tujuan, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sebagaimana diingatkan oleh Bela H. Banathy lebih dari seperempat abad lalu (Systems Design of Education, 1991). Perubahan paradigm itu juga menuntut perubahan cara belajar dan membelajarkan seperti dikemukakan oleh Gordon Dryden dan Jeaneette Vos dalam The Learning Revolution (1999) sehingga proses pembelajaran dapat dibuat lebih aktif, menarik, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Kemudian, bagaimana peranan teknologi informasi dan komunikasi meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di tingkat sekolah dan nasional dibahas dalam IT for Learning Enhancement (Ed. Moira Monteith, 2000) dan Using Technology to Increase Student Learning (Linda E. Rksten, 2000). Lebih lanjut Margaret D.Roblyer dan Aaron H. Doering (2010) mengajukan gagasan meningkatkan mutu pembelajaran dalam Integerating Educational Technology into Teaching. Sejauh mana pendapat Michael G. Moore dan Greg Kearsely (1996) tentang Distance Education: System View sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan pada abad 21 ini perlu dikaji kembali.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah melahirkan Net-Geners (Millennials, Gen. Y, the My Space Gen, Gen. M) kemudian disusul dengan i-Gen, yang memiliki karakter sangat berbeda dengan Baby Boom Gen. Larry D. Rosen (2010) dalam Rewired: Understanding the i-Generation and the Way They Learn menjelaskan karakter dan prilaku generasi muda dewasa ini didukung dengan berbaagai hasil penelitian. Sejauh mana pendapat Dorothy Walker(1998) tentang Education in the Digital Age serta Alistair Inglis, Peter Ling dan Vera Joosten (2002) tentang Delivering Digitally: Managing the transistion to the Knowledge Media masih relevan dengan karakteristik generasi muda dewasa ini masih perlu dikaji secara kritis.

Masalah mutu pendidikan juga termasuk kesenjangan mutu antarlembaga pendidikan, antara jenjang dan jenis pendidikan, dan antarwilayah. Krisis mutu pendidikan juga terjadi di Amerika (Educational Crisis in Amerika), di India (The Crisis In India’s Higher Education), serta di berbagai negara berkembang lainnya (The Education Crisis in Developing Countries) yang ditunjukkan pada beberapa video YouTube. Dengan mencermati berbagai video yang terkait di YouTube, memperluas cakrawala tentang isu-isu mutakhir di bidang pendidikan serta mempertanyakan sejauh mana teknologi pendidikan dapat memberikan solusinya.

Masalah ketiga, berkaitan dengan ‘link and match’. Proses dan hasil pendidikan tidak atau kurang sesuai dengan apa yang terjadi dan dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Kompetensi yang diperoleh peserta didik di lembaga pendidikan terkait dengan, tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan nyata atau mungkin juga tidak terkait dan tidak sesuai dengan apa yang diperlukan peserta didik dan lapangan kerja. Masalah ini muncul dari pihak penyelenggara atau lembaga pendidikan, seperti kurikulum pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja; isi kurikulum tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; isi kurikulum dan proses pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan dan minat peserta didik; jumlah lulusan yang jauh melebih dari kebutuhan pasar tenaga kerja sedangkan lulusan itu tidak dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga menimbulkan pengangguran terdidik, proses pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik serta gaya belajar peserta didik.

Munculnya penyelenggaraan pendidikan vokasi / kejuruan melalui dual system seperti dilakukan di Jerman merupakan salah satu upaya meningkatkan relevansi pendidikan sebagai penghasil tenaga kerja dengan pengguna lulusan. Akan tetapi, pendekatan ini juga tidak dapat digeneralisasi untuk semua

14 | P a g e

Page 15: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

tempat dan jenis pendidikan. Sementara itu pendidikan tinggi juga dihadapkan pada pilihan sebagai research university, entrepreneur university, atau teaching university. Masalahnya menjadi berkembang apabila dikaitkan dengan Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia.

Masalah keempat berkaitan dengan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan yang terlihat pada efektifitas dan efisiensi. Pendidikan tidak atau kurang dapat mencapai tujuan pendidikan yang dicantumkan dalam kurikulum dan sistem pendidikan nasional, sehingga disimpulkan penyelenggaraan Pendidikan tidak atau kurang efektif. Sedangkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dikaitkan dengan sumber daya yang dipergunakan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Apabila sumber daya yang dihabiskan terlalu besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai, disimpulkan penyelenggaraan pendidikan tidak atau kurang efektif.

Berbagai masalah muncul dalam pengelolaan pendidikan nasional termasuk desentralisasi dan sentralisasi kurikulum, pengangkatan guru, buku pelajaran, pengawasan, manajemen berbasis sekolah, serta ujian nasional. Di samping itu masalah pendanaan pendidikan juga tetap merupakan isu kritis yang tetap muncul, karena besar kecilnya dana mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan dapat terjadi karena perbedaan kemampuan lembaga pendidikan menggali dan mendapatkan sumber dana. Munculnya lembaga pendidikan eksklusif atau favorit atau sebaliknya, tidak terlepas dari dana pendidikan yang tersedia.

Pendidikan dianggap sangat strategis dalam membangun bangsa dan negara. Menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang bermutu memerlukan dana yang besar sedangkan setiap negara belum tentu menetapkan prioritas alokasi anggarannya untk keperluan pendidikan. Indonesia masih mengalami berbagai kendala dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003.

Untuk memenuhi hak setiap warga negara Indonesia sebagai mana diatur dalam Pasal 31 UUD 1945, Pemerintah menerapkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar Dikdas 9 Tahun) serta memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Akan tetapi Angka Partisipasi Murni di pendidikan dasar belum mencapai 100 % serta angka putus sekolah masih belum 0 %. Di samping itu hak anak usia sekolah yang berkebutuhan khusus belum sepenuhnya dapat dipenuhi. Dengan demikian, demokratisasi pendidikan belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Sejauh mana teknologi pendidikan dapat menjadi solusi dalam mengatasi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan ini tanpa menimbulkan masalah baru, merupakan kajian tersendiri. Diharapkan, mutu pendidikan jalur luar sekolah (Paket A, B, dan C) dengan sistem penyetaran dan belajar jarak jauh dapat meningkat dengan memanfaatkan teknologi pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan nasional, Indonesia telah melakukan berbagai upaya termasuk mengembangkan kurikulum berbasis KKNI, menerapkan Standar Nasional Pendidikan, memperbaik program pendidikan guru, dan sertifikasi guru/dosen, serta penyempurnaan pelaksanaan ujian nasional. Akan tetapi, masih mucul berbagai masalah yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Tony D. Widiastono (2004) menghimpun aneka pendapat ahli, pengamat, atau pelaku pendidika dalam Pendidikan Manusia Indonesia. Dalam buku ini dikemukakan berbagai pendapat dari perspektif tentang opsi pendidikan, kendara dari luar, serta kendala dan arah pendidikan nasional. Berbagai persoalan dalam pelaksanaan wajib belajar dan peran negara, pilar pendidikan, arah kurikulum, ujian nasional, profesionalitas guru, anggaran pendidikan serta akreditasi nasional diangkat dalam Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita (Soedijarto, 2008). Sedangkan H. A. R. Tilaar (1998) mengajukan Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional: Dalam Perspektif Abad 21. Dalam hiruk pikuk masalah pendidikan nasional, melalui Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Yusufhadi Miarso (2004) memberikan alternatif pemecahan masalah dari perspektif teknologi pendidikan.

Berbagai masalah pendidikan dapat dikenali dan dianalisis dengan berbagai pendekatan. Philips H. Coombs (1970) dalam bukunya The World Educational Crisis: A Sysytem Analysis, menggunakan pendekatan sistem dan secara garis besar mengkategorikannya pada (1) The Input of Educational Sysytem; (2) The Output of Educational System: Fitness for Needs; (3) Inside the Educational Sysytem; (4) Nonformal Education: To Catch Up, Keep Up, and Go Ahead; dan (5) International Cooperation: A Key to

15 | P a g e

Page 16: Web viewMata kuliah ini mengkaji berbagai isu kritis dan mutakhir yang memberikan pengaruh ... kepentingan dan gaya belajar ... kepemimpinan dalam organisasi

Meeting the Crisis. Sungguhpun gagasan yang dikemukakan Coombs ini hampir setengah abad lalu, tapi tetap cara pandangnya menjadi salah satu referensi dalam kajian masalah-masalah pendidikan.

Sebagai salah satu perbandingan, perlu juga dikaji sistem pendidikan Singapura, negara pulau kecil, tapi unggul berkompetisi dalam berbagai bidang di tingkat internasional. Buku Challenges Facing the Singapore Education Today (eds; Jason Tan, S. Sopinatgan, & Ho Wah Kam, 2001). Pengalaman Singapura dalam (1) Macro-Policy, (2) Learning and Teaching, (3) Equity), dan (4) Language in Education, menarik dan bermanfaat untuk dijadikan bahan rujukan dalam mengembangkan pendidikan. Aneka gagasan dari berbagai pakar disajikan untuk setiap tema.

Setiap masalah pokok dalam pendidikan dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan, cakupan: mikro, makro atau makro. Selaras dengan Program Studi Teknologi Pendidikan, setiap isu dikemukakan dengan dukungan data dan argumentasi objektif. Kemudian, setiap isu dianalisis dengan pendekatan multi disiplin ilmu, serta dicari alternatif pemecahannya dari perspektif/paradigma teknologi pendidikan. Untuk mengetahui dan mendalami isu kritis dan mutakhir dalam pendidikan, perlu dicari berbagai sumber informasi serta dibahas dengan menggunakan teori teknologi pendidikan yang terbaru. Semoga pengantar ini dapat membantu mahasiswa menemukan pengalaman belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing untuk mencapai kompetensi mata kuliah ini.***

16 | P a g e