wasiyat tarekat hadratus syekh hasyim asy’ari dalam kitab ... · pdf filesongo (-minus...

28
Sari - International Journal of the Malay World and Civilisation 29(1) (2011): 153 - 180 Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab “Tamyiz al-Haq min al-BathilSYAMSUN NIAM ABSTRAK Artikel ini cuba memaparkan salah satu peranan sejarah Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari iaitu mengadakan pembaharuan pemahaman keagamaan dalam Islam khususnya melalui pemikirannya tentang tasawuf (tarekat). Melalui penelusuran dan penggunaan metode “analisis isi” (content analysis) atas karyanya – khususnya pada kitab Tamyiz al-Haq min al-Bathil — maupun pengaruhnya yang membekas pada murid-muridnya, dapat digambarkan bahawa ketokohan Syekh Hasyim tampak jelas pada perjuangannya untuk memantapkan kembali “Islam yang benar” di tanah air, yang waktu itu menurut beliau sedang digoyahkan oleh beberapa ancaman sekaligus: gerakan sekuler yang dimotori kaum kolonialis, rasionalisme Islam yang dimotori oleh Abduh di Mesir dan ancaman budaya kultus individu yang berkelindan dengan pantheisme di kalangan tarekat pada lingkungan pesantren sendiri. Ancaman yang terakhir ini diresponnya melalui antara lain kritik-kritik dan wasiatnya atas praktik-praktik ke-tarekat-an, ke-wali-an seorang guru tarekat dan lain- lain, sebagaimana dihuraikan oleh tulisan ini. Dengan mengetahui posisi yang diambil Syekh Hasyim, iaitu Asy’ariyah-Maturidiyah dalam teologi dan al-Baghdadi-al-Ghazali dalam tasawuf, maka penolakannya terhadap tarekat yang pantheis, dan kritik atas konsep ke-wali-an yang mengarah pada pengkultusan guru tarekat telah menempatkan gerakan Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah dan NU yang didirikannya pada poros utama ortodoksi. Oleh kerana itu, melalui kritik-kritik dan wasiat itu beliau mengukuhkan kembali Islam dan pesantren di Indonesia ke dalam kontinum terhadap tradisi Wali Songo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya (Naqsyabandiyah) menekankan pada peningkatan nilai- nilai moral dan kesalehan dengan jalan melaksanakan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw., bukan tasawuf yang menjurus ke pantheisme dan syirik, melainkan yang selaras dengan ajaran Islam Sunni . Untuk membentengi prinsip-ketasawufannya, maka beliau menekankan adanya syarat-syarat tertentu bagi orang-orang yang ingin mempraktikkan ajaran tasawuf. Lebih khusus lagi, harus senantiasa berpedoman pada jalur aqidah- syari’ah-tasawuf. Kata kunci: Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, Tarekat, Tamyiz al-Haq min al- Bathil

Upload: vutuyen

Post on 31-Jan-2018

293 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 153Sari - International Journal of the Malay World and Civilisation 29(1) (2011): 153 - 180

Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalamKitab “Tamyiz al-Haq min al-Bathil”

SYAMSUN NI’AM

ABSTRAK

Artikel ini cuba memaparkan salah satu peranan sejarah Hadratus SyekhHasyim Asy’ari iaitu mengadakan pembaharuan pemahaman keagamaandalam Islam khususnya melalui pemikirannya tentang tasawuf (tarekat).Melalui penelusuran dan penggunaan metode “analisis isi” (content analysis)atas karyanya – khususnya pada kitab Tamyiz al-Haq min al-Bathil — maupunpengaruhnya yang membekas pada murid-muridnya, dapat digambarkanbahawa ketokohan Syekh Hasyim tampak jelas pada perjuangannya untukmemantapkan kembali “Islam yang benar” di tanah air, yang waktu itu menurutbeliau sedang digoyahkan oleh beberapa ancaman sekaligus: gerakan sekuleryang dimotori kaum kolonialis, rasionalisme Islam yang dimotori oleh Abduhdi Mesir dan ancaman budaya kultus individu yang berkelindan denganpantheisme di kalangan tarekat pada lingkungan pesantren sendiri. Ancamanyang terakhir ini diresponnya melalui antara lain kritik-kritik dan wasiatnyaatas praktik-praktik ke-tarekat-an, ke-wali-an seorang guru tarekat dan lain-lain, sebagaimana dihuraikan oleh tulisan ini. Dengan mengetahui posisiyang diambil Syekh Hasyim, iaitu Asy’ariyah-Maturidiyah dalam teologi danal-Baghdadi-al-Ghazali dalam tasawuf, maka penolakannya terhadap tarekatyang pantheis, dan kritik atas konsep ke-wali-an yang mengarah padapengkultusan guru tarekat telah menempatkan gerakan Ahl as-Sunnah waal-Jama’ah dan NU yang didirikannya pada poros utama ortodoksi. Olehkerana itu, melalui kritik-kritik dan wasiat itu beliau mengukuhkan kembaliIslam dan pesantren di Indonesia ke dalam kontinum terhadap tradisi WaliSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuaidengan prinsipnya (Naqsyabandiyah) menekankan pada peningkatan nilai-nilai moral dan kesalehan dengan jalan melaksanakan ajaran-ajaran yangdibawa Nabi Muhammad saw., bukan tasawuf yang menjurus ke pantheismedan syirik, melainkan yang selaras dengan ajaran Islam Sunni. Untukmembentengi prinsip-ketasawufannya, maka beliau menekankan adanyasyarat-syarat tertentu bagi orang-orang yang ingin mempraktikkan ajarantasawuf. Lebih khusus lagi, harus senantiasa berpedoman pada jalur aqidah-syari’ah-tasawuf.

Kata kunci: Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, Tarekat, Tamyiz al-Haq min al-Bathil

Page 2: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

154 Syamsun Ni’am

ABSTRACT

This article highlights one of the historical roles of Hadratus Syekh HasyimAsy’ari in renewing religious understanding in Islam especially through histhought about tasawuf (tarekat). Through content analysis on his workespecially Tamyiz al-Haq min al-Bathil and his influence on his students, itillustrates his efforts to restrengthen “true Islam’ in the country which accordingto him at that time was shaken by the presence of a number of threats in theform of secular movement moved by the colonialists, Islamic rationalism byAbduh in Egypt and the threats of individual cults conducted by pantheismamong the tarekat within the pesantren. His response to the last threat is seenthrough his critics and reminders on the practices of tarekat, tarekat teacherswali-ness and others as described by this writing. By knowing the positiontaken by Syekh Hasyim, in Asy’ariyah-Maturidiyah in theology and al-Baghdadi-al-Ghazali in tasawuf, his rejection of pantheis tarekat, and hiscritics on the concept of wali-ness leaning towards acculturation of tarekatteachers has placed Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah and NU movement set-upby him on the main orthodoxy porosity. Through his critics and teachings herestrenghtened Islam and pesantren in Indonesia in continuum of Wali Sangotradition. The tasawuf which is regarded as compatible with its principles(Naqsyabandiyah) stresses on uplifting moral values and piousness in executingthe teachings of Muhammad saw., and not the tasawuf relating to pantheismand syirik, but the one in line with the teaching of Sunni Islam. To safeguardhis tasawuf principles, he stresses on a number of conditions for those whowant to practice the teaching of tasawuf. To be more specific, one shouldalways be guided on the aqidah-syariah-tasawuf line.

Key words: Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari, Tarekat, Tamyiz al-Haq min al-Bathil

PENDAHULUAN

“History is the essense of innumerable biographies” (Sejarah adalahesensi dari riwayat orang-orang yang tidak terhingga jumlahnya).Demikian kata Thomas Carlyle. “Hanya bangsa yang tahu menghargaijasa-jasa pahlawan-pahlawannya, dapat menjadi bangsa yang besar”.Demikian juga Presiden pertama RI., Ir. Soekarno menyebutkan padasaat pidato untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 November 1955(Thalhas 2002: 1).

Hadratus Syekh1 Hasyim Asy’ari (w. 1946 M) —selanjutnya disebutSyekh Hasyim— memang pantas disebut sebagai tokoh pelaku sejarahseperti yang dimaksudkan oleh Thomas Carlyle dan Soekarno di atas,

Page 3: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 155

sebagai tokoh Islam terkemuka par excellence. Ketokohannya dalamsejarah dapat dilihat dari sumbangannya yang sangat besar dalammemantapkan Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah umumnya, dan tasawufsunni khususnya. Selain itu, beliau berhasil mewarnai tasawuf dengancitra yang lebih positif dalam menghadapi aliran-aliran lain di Nusantara.Lebih dari itu, pesantren yang merupakan pengembangan dari sistempendidikan dalam ribath tasawuf, berhasil memperoleh tempat yang lebihmantap dalam struktur kelembagaan masyarakat berkat jasa-jasanya.Beliau juga berhasil menghimpun kekuatan ulama dan kyai dalam satuwadah Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikannya, berikut organisasi-organisasi pemuda, seperti Hizbullah dan al-Mujahidun. Beliau jugamerupakan salah seorang tokoh pendiri Indonesia merdeka (Shihab 2001:116).

Memang, tampilnya Syekh Hasyim ke permukaan bukan tanpa alasan.Beliau tampil kerana keadaan masyarakat, khususnya masyarakat Muslimpada saat itu sudah berada pada titik nadir, sebagai akibat munculnyaaliran-aliran yang dengan sengaja atau tidak, dengan tipu daya ataukekuatan militari berupaya “memerangi” Islam. Mulai dari penanamansikap skeptis terhadap nilai-nilai Islam hingga penciptaan suasanaintelektual lain melalui kegiatan pengajaran dan pendidikan untukmenjayakan proses perubahan dari dalam masyarakat sendiri. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengambil beberapa bentuk, seperti gerakan kristenisasi,munculnya kelompok-kelompok sempalan, seperti al-Qadiyaniyah,kepercayaan kebatinan, tasawuf falsafi, “gerakan tarekat sesat(kemasukan unsur-unsur takhayul, bid’ah, churafat (TBC)”, dan lain-lain. Ironisnya, aliran-aliran dan gerakan tersebut mendapat dukungandan pengayoman dari kolonial Belanda melalui jasa orang-orang yangcenderung anti agama dan mereka yang bersikap “kebarat-baratan”(Shihab 2001: 117).

Dalam keadaan dan situasi genting ini, Syekh Hasyim tampil kepermukaan untuk mempelopori upaya dalam merumuskan sebuah rencanaperjuangan bersama melalui sebuah wadah yang diberi nama NU. Di sinidihimpun berbagai rumusan yang tetap mengacu dan berpedoman padametodologi dan pendekatan para pendahulu (salaf ash-shalih) yangterikat oleh jalur aqidah Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah.

Salah satu hal yang menarik untuk dibincangkan adalah perhatiannyaatas ketidakmenentuan umat dalam mendudukkan ajaran Islam tersebut.Di mana tasawuf (tarekat) menurut Syekh Hasyim harus tetap beradapada posisi yang sama di antara aspek akidah-syari’at dan tasawuf. Olehkarena itu, ketiganya harus dijalankan secara seimbang dan berkelindan.

Page 4: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

156 Syamsun Ni’am

Ketika seseorang mengaku ber-tauhid, maka secara bersamaan pula harusmengaku dan menjalankan syari’at dan tasawuf secara seimbang. Melaluikitab “TAMYIZ AL-HAQ MIN AL-BATHIL” (selanjutnya disebut THMB) yangditulisnya pada tahun 1359 H./ 1940 M., Syekh Hasyim membuat sejarahkerana berhasil memaparkan sisi-sisi yang dianggap menyimpang daritradisi-tradisi kemurnian Islam itu sendiri, padahal dalam realitinya, tarekat—yang merupakan sebuah institusi dalam praktik keberagamaankebanyakan umat Muslim Indonesia— adalah hal yang sangat ditradisikanoleh masyarakat Muslim Indonesia waktu itu. Beliau telah melakukankritik dan mendudukkan serta mengembalikan faham ke-tarekat-antersebut pada kemurnian Islam, dengan kembali dan mengikuti parapendahulu yang terikat oleh jalur Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah, iaitutetap berpedoman pada aqidah dan syari’at yang benar. Inilah yangmenarik dari kajian buku THMB tersebut.

HADRATUS SYEKH HASYIM ASY’ARI: SKETSA BIOGRAFI

Nama lengkap Hasyim adalah Muhammad Hasyim Asy’ari. Diadilahirkan pada 24 Dzulqa’dah 1287/14 Februari 1871 di desa GedangJombang, Jawa Timur, dari keluarga elit Jawa (Salam 1962: 19; Nazwar1983: 93). Dia juga dari keluarga Basyaiban yang masih memiliki hubunganketurunan dengan para da’i Arab dari Ahl al-Bait yang datang membawaIslam di Asia Tenggara pada abad ke-14 H. (Shihab 2001: 117). Dia lahirdi pesantren milik kakeknya –dari pihak ibu, iaitu Kyai2 Usman yangdidirikan pada akhir abad 19, dari seorang ibu yang bernama Halimah.Ayah Hasyim, Ahmad Asy’ari, sebelumnya merupakan santri terpandaidi pesantren Gedang. Kerana kepandaian dan akhlaknya, Kyai Usmanmenikahkannya dengan puterinya, iaitu Halimah. Kyai Asy’ari sendirikemudian mendirikan pesantren Keras (nama sebuah desa) di Jombang.Ayah Hasyim ini berasal dari desa Tingkir, yang masih keturunan dariAbdul Wahid Tingkir yang diyakini masih keturunan Raja Muslim Jawa,Jaka Tingkir, dan Raja Hindu Majapahit, Prabu Brawijaya VI (LembuPeteng) (Khuluq 2000: 14-15; Bisri 1994: 27).

Hasyim adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara, iaitu Nafi’ah,Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fathanah, Maimunah, Maksum,Nahrawi, dan Adnan. Sampai usia lima tahun, dia diasuh oleh orang tuadan kakeknya di Pesantren Gedang. Ketika ayahnya mendirikan pesantrenbaru di Keras pada tahun 1876, Hasyim ikut diboyong ke desa yangberada di sebelah selatan Jombang tersebut (Noer 1980: 249). Pada saat

Page 5: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 157

Hasyim telah memasuki usia 13 tahun, dia sudah mem-badal-i(mengganti) ayahnya untuk mengajar di pesantren tersebut (Dhofier 1982:93). Pada saat usianya mencapai 15 tahun, Hasyim memulai mengembaraguna menuntut ilmu di pelbagai pesantren di Jawa maupun di Madura.Pada tahun 1891, dia belajar di pesantren Kyai Ya’kub, Siwalan PanjiSidoarjo Jawa Timur. Pada tahun 1892, dia dinikahkan dengan seorangputri kyainya, iaitu Khadijah (Khuluq 2000: 17; Noer 1980: 250). Padatahun itu juga, dia bersama isterinya pergi ke Mekah. Selama tujuh bulantinggal di Mekah, Hasyim harus pulang sendirian ke tanah air, keranaisterinya telah meniggal dunia –usai melahirkan anaknya yang bernamaAbdullah, yang juga meninggal dunia saat baru berusia dua bulan (Khuluq2000: 17).

Pada tahun 1893, Hasyim kembali ke Mekah dengan ditemanisaudaranya, Anis, yang kemudian juga meninggal. Kali ini dia tinggal diMekah selama tujuh tahun. Di antara guru-gurunya ialah: Syekh MahfudzTermas, Syekh Mahmud Khatib al-Minangkabawy, Imam Nawawi al-Bantany, Syekh Syatha, Syekh Dagistany, Syekh al-Allamah Abdul Hamidal-Darustany, dan Syekh Muhammad Syu’aib al-Maghriby. Di antarasekian guru, yang paling berpengaruh dalam wacana pemikiran Hasyimadalah Syekh Mahfudz (w. 1920), yang merupakan ‘ulama pertamaIndonesia yang dipercaya untuk mengajar kitab Shahih al-Bukhari diMekah, karena memang ahli dalam ilmu hadis. Keahlian inilah yangkemudian diwarisi oleh Hasyim. Bahkan Hasyim telah mendapatkanijazah untuk mengajarkan kitab Shahih al-Bukhari dari Syekh Mahfudztersebut yang merupakan pewaris terakhir dari pertalian sanad hadisNabi dari 23 generasi penerima karya ini. Di bawah bimbingan Syekhini juga, Hasyim mempelajari Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyahyang diperolehnya dari Syekh Nawawi al-Bantany dari Syekh KhatibSambas.

Hasyim mempelajari fiqh madzhab Syafi’i di bawah bimbingan SyekhAhmad Khatib al-Minangkabawy yang juga ahli dalam ilmu falak, ilmuhisab dan al-jabar. Ahmad Khatib adalah ‘ulama moderat yangmemperkenalkan Hasyim untuk mempelajari Tafsir al-Manar. Hasyimmengagumi rasionalitas yang dikembangkan Muhammad Abduh dalamkitab tersebut. Namun demikian, dia tidak menganjurkan santrinya untukmembacanya karena dianggap merendahkan ‘ulama tradisional. Diasepakat dengan keharusan dalam meningkatkan semangat keberagamaanMuslim, tetapi dia menolak dorongan Abduh untuk membebaskan umatdari sistem ber-madzhab kerana penolakan terhadap madzhab. Haldemikian bagi Hasyim, akan memutarbalikkan ajaran Islam. Hal ini

Page 6: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

158 Syamsun Ni’am

merupakan konsekuensi logis dari terputusnya link and match intelektualIslam. Hasyim percaya bahawa tanpa mengenal wacana sebelumnya,tidak mungkin dapat difahami secara benar maksud al-Qur’an dan al-Hadits (Adnan 1982: 26). Di luar kesibukannya menuntut ilmu, Hasyimjuga menyempatkan diri untuk bertapa di Gua Hira’. Terdapat juga laporan,bahwa dia sempat mengajar di Mekah sebelum akhirnya pulang ke tanahair.

Sekembali dari Mekah (tahun 1900), Hasyim mengajar di pesantrenayah dan kakeknya, sebelum mencuba mendirikan pesantren sendiri dirumah mertuanya, Plemahan Kediri Jawa Timur. Usaha pendirian pondokpesantren ini gagal, sampai akhirnya dia mencuba kembali untukmendirikan pesantren yang hingga kini dikenal dengan Pesantren“Tebuireng” di Cukir Jombang. Pesantren “Tebuireng” tersebut terletaksekitar dua kilometer dari pesantren ayahnya. Tiga bulan berikutnya,ternyata jumlah santri terus mengalami perkembangan, sehingga mencapai28 orang (Adnan 1982: 29). Pesantren yang dibiayai secara mandiri olehHasyim ini, akhirnya menjadi pesantren yang paling berpengaruh danberwibawa di seluruh Nusantara, khususnya pulau Jawa dan sekitarnya,juga menjadi rujukan pesantren-pesantren pada masanya.

Pesantren Tebuireng selanjutnya lebih merupakan pesantren untukpengajaran tingkat tinggi, mengingat kebanyakan murid yang datang adalahmereka yang sebelumnya telah “nyantri” dipelbagai pondok pesantren,seperti Kyai Abdul Wahab Hasbullah yang baru mengunjungi Tebuirengsetelah menamatkan pelajarannya di pesantren Kyai Khalil BangkalanMadura (Dhofier 1982: 25-26). Pada setiap bulan Sya’ban, para kyaibiasanya mengunjungi pengajian Syekh Hasyim Asy’ari untuk belajarhadis. Bahkan gurunya sendiri, Kyai Khalil Bangkalan juga pernahmenyempatkan hadir dalam pengajian yang dibimbing oleh Syekh HasyimAsy’ari ini (Noer 1980: 250; Nazwar 1983: 93). Hal ini sekaligusmenunjukkan adanya pengakuan kepada publik bahawa Syekh HasyimAsy’ari adalah salah seorang yang berhak secara muttashil mempunyaimata rantai (sanad) untuk mengajarkan hadis Shahih al-Bukhari.

MENGENAL TRANSMISI SUFISME HADRATUS SYEKHHASYIM ASY’ARI

Dalam sejarah pemikiran dan gerakan, baik yang menyangkut pemikiranperseorangan, golongan, aliran maupun kelompok, telah nyata bahawatidak ada suatu pemikiran yang lahir begitu saja tanpa adanya pengaruh

Page 7: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 159

waktu, ruang, maupun pemikiran yang berada di luarnya. Begitu pulayang dialami Syekh Hasyim. Dalam proses pemikiran dan gerakannyayang menyangkut tasawuf, dia banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran para tokoh yang dianggap sebagai pembimbing spiritualnya.Dengan kata lain —meminjam istilah Zamakhsyari Dhofier—, parakyai selalu terjalin oleh intellectual chains (rantai intelektual) (Dhofier1982: 79). Dalam tradisi pesantren, rantai transmisi ini disebut dengansanad.

Syekh Hasyim lahir dan besar dari lingkungan keluarga “berdarahbiru”, iaitu keluarga elit kyai Jawa, yang dikenal mempunyai tingkatsipiritualitas tinggi. Akan tetapi, secara intellectual chains (rantaiintelektual), ada beberapa ‘ulama yang dianggap sangat mempengaruhijalan pemikiran, gerakan, dan perilakunya. Beberapa ‘ulama tersebutadalah Syekh Mahfudz Termas, Syekh Mahmud Khatib al-Minangkabawy,Imam Nawawi al-Bantany, Syekh Syatha, Syekh Dagistany, dan KyaiKhalil Bangkalan.

Di samping itu, Syekh Hasyim adalah tokoh yang membidani lahirnyatradisi pemikiran yang menekankan pentingnya melestarikan nilai-nilaitradisi Islam ala Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah di bawah sebuahperkumpulan yang di beri nama Nahdlatul Ulama (NU), dan NU munculdari nilai-nilai yang secara ideologis maupun kultural mengembangkandan mengajarkan nilai-nilai tradisional yang menjadi panutan kebanyakankomuniti yang melahirkannya iaitu pesantren, termasuk di dalamnya adalahajaran-ajaran dan perilaku-perilaku tasawuf. Hal demikian bisa ditelusurimelalui kitab-kitab yang diajarkan di pesantren dan para Kyai dan gurunya.Sehingga secara substansial dan cultural, bahkan para ahli menilai bahawaNU itu adalah pesantren besar, sedang pesantren adalah NU kecil (Bisri1993: 65; Muzadi 1994: 82; Haidar 1995: 59). Ertinya NU dan pesantrentidak bisa dipisahkan bukan saja secara sejarah, tetapi juga dilihat dariperspektif nilai-nilai, norma-norma maupun paradigma pemikiran yangdiikuti dan dikembangkannya (Mujamil 2002: 62).

Paradigma pemikiran NU yang mengaku dirinya pengikut dan pembelafaham Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah adalah sudah mempunyai ketentuandalam memahami dan menafsirkan nilai-nilai ajaran Islam. Hal ini tidaksaja menyangkut pada aspek akidah (al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’aridan al-Imam Abu al-Manshur al-Maturidi) dan fiqih (Madzhab empat:Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali), namun juga aspek tasawuf.Sebagaimana disebutkan dalam anggaran dasar NU, bahawa aspektasawuf mengikuti antara lain al-Imam al-Junaid al-Baghdadi dan al-Imam al-Ghazali, serta imam-imam yang lain (Haidar 1998: 74).

Page 8: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

160 Syamsun Ni’am

Konsep tasawuf al-Junaid dan al-Ghazali merupakan kritik yangmenggugat radikalisme dan liberalisme tasawuf yang pernahdikembangkan Abu Yazid al-Busthami (128 H/746-877 M) dan Husainibn al-Manshur al-Hallaj (244-309 H/858-921 M). Radikalisme danliberalisme pemikiran tasawuf mereka sampai menafikan realiti konkritmanusia sendiri dalam konsep maqamat (tingkatan), fana’ (kehancuran),dan baqa’ (kekekalan), ittihad (kemanunggalan), dan hulul (penitisan).Proses pematangan kesedaran spiritual menurut mereka dimulai denganpeniadaan kesedaran konkrit manusia (fana’) untuk sampai ke kesedaranmetafisis yang abadi (baqa’), dan selanjutnya ke tingkat yang lebih tinggi,kemanunggalan (ittihad), tidak ada lagi wujud kecuali wujud Tuhan, sebabTuhan telah mengambil tempat menitis (hulul) dalam diri manusia setelahsifat kemanusiaannya sirna. Konsep ini dikenal dengan istilah wihdat al-wujud. Pandangan seperti ini akhirnya membawa akibat terbunuhnyaal-Hallaj dengan hukuman mati dan al-Busthami dianggap sebagai oranggila yang ditinggalkan masyarakat.

Kritik al-Junaid dan al-Ghazali terhadap konsep tersebut mencubameluruskan kembali konsep tasawuf dengan tetap berpijak pada realitikonkrit manusia sendiri. Mereka membatasi maqamat tasawuf hanyasampai kepada mahabbah dan ma’rifah. Suatu tahap maqamat yangmasih tetap menempatkan manusia dalam kesedaran konkrit dirinyasendiri. Menurut al-Junaid kesedaran tertinggi ialah untuk menerima derita(mu’lim) atau nikmat (ladzdzah). Dengan demikian, tetap adanya jarakantara manusia dengan Tuhan (Haidar 1998: 77-78).

Konsep tasawuf seperti ini selanjutnya diadopsi oleh kebanyakanmasyarakat Indonesia, yang secara sosial-institusional terwadahi dalamsebuah wadah organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (NU). Sehinggatidaklah hairan dan berlebihan bila NU menjadikan al-Junaid dan al-Ghazalisebagai kakek moyangnya dalam bertasawuf.

Konsep sufistikasi seperti ini juga berjalan sejak bermula kemasukanIslam di Indonesia ––misalnya di pulau Jawa—, bahkan ada yangmenganggap bahawa proses Islamisasi di Indonesia bukanlah seperti yangdikatakan banyak orang, iaitu disebarkan oleh para pedagang. NamunIslam datang di Indonesia pertama kali itu dibawa oleh para guru sufiyang mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini bisadilihat dari sumber-sumber sejarah, hikayat, babad, dan lain sebagainyatentang penyebaran Islam di Indonesia. Modelnya pun seragam semacammodel yang dibawa oleh para Wali Songo (Shihab 2001).

Ajaran-ajaran tasawuf yang dikembangkan oleh para guru sufi iniselanjutnya terus mengalami transmisi dari generasi ke generasi

Page 9: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 161

berikutnya, melalui pesantren-pesantren yang didirikan olehnya. Ciri yangpaling menyolok dari tasawuf yang dikembangkan Wali Songo, yangkemudian dipindahkan para generasi berikutnya adalah bercorak Sunni.Sampai akhirnya tasawuf Sunni menjadi idola bagi kebanyakanmasyarakat Indonesia. Para pewaris tasawuf Sunni di Indonesia, bisadisebutkan, misalnya Syekh Nur ad-Din ar-Raniri (w. 1685), Syekh Abdas-Samad al-Palimbani (w. kira-kira setelah 1203/1789), dan SyekhMuhammad Hasyim Asy’ari (w. 1947) (Shihab 2001: 48-116).

Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari adalah tokoh yang sangatberpengaruh di Indonesia. Dia termasuk pembela Ahl as-Sunnah waal-Jama’ah dan tasawuf Sunni di Indonesia. Selain itu, ia mewarnaitasawuf dengan citra yang lebih positif untuk menghadapi aliran-aliranlain di Nusantara.

Transmisi tasawuf Sunni al-Ghazali ternyata mendapat tempat dikalangan umat Islam Indonesia. Kerana corak ini dianggap oleh sebahagianorang sebagai tasawuf yang meramu tasawuf Sunni/tarekat, madzhabSyafi’i, dan teologi Asy’ariyah diyakini mampu mempertahankan tradisikeislaman dan originaliti pemikiran Islam menghadapi gerakan-gerakanyang berupaya memisahkan umat Islam dari sumber-sumber agamanyayang murni (Shihab 2001: 117).

Hal inilah yang barangkali menyebabkan tasawuf Sunni al-Ghazalidikenal sangat moderat, sehingga banyak berpengaruh di hati umat IslamIndonesia sejak dahulu hingga kini. Namun dalam perjalanan selanjutnya,tasawuf, khususnya tarekat yang diajarkan di nusantara (Indonesia), telahbanyak mengalami distorsi, sehingga penyimpangan-penyimpangan dariaspek aqidah dan syari’at seringkali terjadi, tidak lagi mengikuti ajaran-ajaran tarekat Sunni sebagaimana yang ditradisikan oleh ‘ulama masalalu (salaf ash-shalih). Dalam keadaan seperti inilah, Syekh Hasyimsedar dan ingin mengembalikan dan melestarikan misi Islam yang murnidalam aspek akidah, syari’at dan tasawuf sebagai refleksi komitmenmengikuti tradisi salaf ash-Shalih tersebut.

Dengan demikian, secara geneologis, dapat dilihat secara jelasbahawa sufisme Syekh Hasyim adalah sufisme Sunni, sebagaimanasufisme yang telah diajarkan dan dikembangkan oleh para pendahulu danguru-gurunya. Bahkan Syekh Hasyim sendiri pernah belajar tarekatQadiriyah wa Naqsyabandiyah kepada Syekh Nawawi al-Bantany dariSyekh Khatib Sambas. Di mana mereka telah mewarisi sufistifikasiSunni al-Junaid al-Baghdadi, al-Ghazali, dan yang dikembangkan olehWali Songo.

Page 10: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

162 Syamsun Ni’am

PROFIL NASKAH TAMYIZ AL-HAQ MIN AL-BATHIL (THMB)

Publikasi Naskah/kitab THMB ini dterbitkan pertama kali oleh PercetakanDri Karya Surabaya, tahun 1359 H, bertepatan tahun 1940 M. Penerbitini pada saat sekarang sudah tidak ada lagi, dan juga tidak ada keterangan-keterangan lain mengenai tempat beroperasinya, bila berdiri dan berakhir,siapa pemiliknya dan lain sebagainya. Naskah kitab THMB walaupuntelah dicetak dengan jemis “tulisan batu”, namun pada masa sekarangsulit untuk didapatkan, baik dalam koleksi perorangan maupun dimuseum perpustakaan. Kami hanya mendapatkan naskah ini dariMuseum NU Surabaya. Naskah tersebut kondisinya masih utuh danterbaca semua tulisannya, walaupun kualiti kertasnya sudah sangatmemprihatinkan.

Terdapat keterangan mengenai pencetakan naskah tersebut, namunhanya disebutkan bulan dan tahunnya, iaitu bulan Jumad ats-Tsaniyahtahun 1359 H. Halaman depan atau sampulnya, semua tulisan berada ditengah (center). Margin pinggir terdapat titik-titik yang menyambungsehingga membentuk seperti garis dengan ukuran 1.5 mm2 yang berbentukbulat. Titik-titik tersebut persis seperti titik spedol ukuran sedang. Di setiapsudut luar terdapat dua baris titik-titik yang sama, namun panjangnyahanya 2.5 cm. Tulisan pada halaman judul baris pertama atas bertulisan:“Risalah Muhimmah,” yang diapit dengan tanda kurung yang miripdengan bulan sabit. Disampingnya lagi ada dua lukisan mahkota denganposisi terlentang. Baris kedua judul kitab yaitu: “Tamyiz al-Haq min a-Bathil”. Baris ketiga bertulis “Jam’ ar-Rais al-Akbar li Jam’iyah”.Bawahnya tertera tulisan “Nahdlat al-’Ulama” yang dilingkari denganlambang NU, iaitu Bola Dunia yang diikat tampar kendor, dan dikelilingibintang yang jumlahnya sembilan, lima bintang terletak di tengah atas,dan empat bintang terletak di tengah bawah, pada tengah-tengah boladunia tersebut bertuliskan Nahdhatul Ulama mulai dari luar, yangpanjangnya 2/3 garis tengah bola dunia. Baris keempat, iaitu di bawahbola dunia tertulis “asy-Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari”. Baris kelima tertulis “Tebuireng Jombang”. Sedang baris keenam tertulis “Matta’aAllahu bihi al-Muslimin”. Baris ke tujuh tertulis “tahun 1359 H./1940M.”, dan baris kedelapan tertulis “Cetakan Pertama oleh DrikaryaNahdlatul ’Ulama Surabaya”.

Teks dimulai dengan firman Allah: “Waqul ja’ al-haq wazahaq al-bathil inna al-bathila kana zahuqa” (Telah datang kebenaran danlenyap kebatilan, sesungguhnya kebatilan itu akan lenyap). Dan setelahitu disebutkan Hadits Nabi saw.: “man ahdatsa fi dinina ma laisa minhu

Page 11: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 163

fahuwa raddun” (Barang siapa yang mengada-ada dalam masalahagama padahal itu tidak ada, maka dia akan ditolak). Setelah itu terdapatdoa’ “Rabbi yassir wala tu’asssir” (ya Allah, berilah kami kemudahandan jangan engkau persulit). Setelah itu kemudian mengungkapkan pujisyukur, salawat dan salam. Penulis naskah dengan rendah hatimengungkapkan kesalahan ucapan gurunya yang telah menyeleweng dariketentuan syari’at dengan runtut, mulai dari nombor satu sampai duabelas.Kemudian setelah itu dikomentarinya dengan menunjukkan kesalahannyasatu persatu.

Naskah THMB adalah satu naskah yang keadaannya cukupmemprihatinkan. Sebab naskah ini penulis (peneliti) dapatkan pertamakali dari museum NU di Gedung Astranawa Surabaya dalam kondisi yangsudah tidak bisa dipegang, bahkan dibolak-balik sekalipun, sehingga naskahini bisa penulis dapatkan dengan cara memfoto dengan menggunakankamera digital, dan cara memegangnya pun dengan penuh berhati-hati.Sebab jika disentuh dengan cara sembarangan, tidak menutupkemungkinan akan menjadi rosak (mrotoli). Walaupun begitu, tulisan yangada di dalam naskah THMB tersebut masih bisa dibaca secara jelas,sehingga pesan-pesannya dapat penulis dapatkan secara utuh. Warnakertas naskah tersebut agak kekuning-kuningan. Semua tulisan masihrapi bersih, hanya ada beberapa kata yang diberi makna gandul denganmenggunakan bahasa jawa. Khath/tulisan menggunakan khath naskhikecuali pada halaman sampul pada tulisan “Nahdlatul ‘Ulama”menggunakan khath Kufi dan dengan tanpa harakat. Naskah THMBmenggunakan bahasa Jawa dengan aksara Arab. Ukuran kertas naskah15 cm × 20 cm. Ukuran kertas tulisan 17 cm × 12 cm, dengan jumlahbaris perhalaman 18 dan besar font tulisan 16 Arabic Tradisional. Tulisankhath adalah naskhi dan kelihatan rapi yang hampir semuanya dicetakdengan tinta hitam, kecuali pada ayat al-Qur’an dan Hadits Rasulullahsaw. Jumlah halaman ada sebelas halaman, dihitung dari halaman sampul.Penomboran halaman berada di atas sebelah kiri, dan di tengah-tengahatas setiap halaman tertulis “Tamyiz al-Haq min al-Bathil”.

Teks di akhiri dengan wasiyat untuk menyebarkan naskah ini kepadasesama Muslim, dengan tujuan untuk menjaga kemurnian agama.Selanjutnya ditulis di bawahnya dengan format tulisan piramidaterbalik, yang jumlahnya ada enam baris, 1) “Tahrir al-faqir al-fani; 2)Muhammad Hasyim al-Asy’ari; 3) al-Junbani khadim al-‘ilm; 4)Jam’iyyah Nahdlatul ’Ulama; 5) Bitebuireng; dan 6) Jombang.

Page 12: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

164 Syamsun Ni’am

ANALISIS WASIYAT HADRATUS SYEKH HASYIM ASY’ARIDALAM KITAB THMB

Dalam kitab THMB ini dikisahkan, bahawa wasiyat Syekh Hasyim dalamkitab THMB muncul dari sebuah sikap dan respon Syekh Hasyim ataspernyataan Kyai Sukowangi Rebah Kandangan Pare Kediri (Jawa Timur)—sebagai wakil dari Tuan Guru Gembongan Blitar (Jawa Timur)— danpraktik tarekat yang dilakukan oleh para pengikutnya, melalui dua santri—Muhammad Yusuf dan Muahmmad Makin— yang diutus oleh SyekhHasyim untuk ikut mendengarkan pernyataan Kyai Sukowangi tersebut,yang dianggapnya menyimpang dari ketentuan syari’at. Pernyataan-pernyataan yang dianggap menyimpang oleh Syekh Hasyim adalahberkisar pada 12 hal:

1. Iman itu terletak di awal (permulaan)2. Salat itu cukup dengan takbir saja, tidak butuh kepada sesuatu yang

lain3. Jika mengerjakan sesuatu tidak boleh menyebut “lillahi ta’ala”,

namun diperbolehkan dengan menyebut “karena Allah”4. Tuan guru tersebut mengaku mendapatkan Wahyu dari Allah5. Orang salat tidak boleh mengeraskan bacaan fatihah6. Dzikir itu melihat bawahnya susu dengan jarak dua jari7. Lafadz “la” itu letaknya di bawah pusar8. Lafadz “ilaha” itu letaknya di susu kanan9. Lafadz “illa” itu letaknya di pundak kanan10. Lafadz “Allah” itu letaknya di susu kanan dengan jarak dua jari11. Dzat Allah itu berada di pusar12. Melihat sesuatu yang diharamkan oleh syari’at, jika hatinya mengingat

Allah, maka tidak berdosa (Asy’ari 1940a: 2-3).

Menurut Syekh Hasyim, 12 pernyataan yang dikemukakan KyaiSukowangi tersebut telah dianggap sesuatu yang menyimpang (munkarat)dari ketentuan yang disyari’atkan Allah kepada setiap Mukmin-Muslim.Syekh Hasyim menyatakan: “...Saudara-saudara Muslim ’awam, jangansampai tertipu dengan ucapan yang bathil dan perkataan yang diharamkanserta i’tiqad yang rusak. Tidak sekali-kali saya bermaksud menghinakepada Tuan Guru tersebut”.

Syekh Hasyim mempertegas dengan pernyataannya denganmengutip Hadits Nabi saw.: “Apabila muncul bid’ah dan orang ’alimmendiamkannya, maka baginya laknat Allah SWT., malaikat dan

Page 13: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 165

seluruh umat manusia”. Dalam sebuah Haditsnya, Nabi juga telahmemberi kabar gembira: “Barang siapa menghidupkan sunnah yangtelah mati setelah aku, maka ia menjadi temanku dalam surga”(Asy’ari 1940a: 4).

Dalam menyangkal pernyataan Kyai Sukowangi di atas, SyekhHasyim terlebih dahulu menjelaskan kedudukan hukum yang ditetapkansyari’at. Hal ini sebagaimana tersebut dalam pernyataannya:

“Ketahuilah bahwa hukum-hukum syari’at itu ada lima, iaitu: wajib,sunnah, haram, makruh, dan mubah. Tidak boleh menetapkan sesuatutanpa ada landasan hukum (dalil), dan sesuatu yang tidak ada dasarhukumnya, maka tidak dianggap sah. Adapun rujukan dalil syari’atadalah terdapat pada al-Kitab, as-Sunnah, al-Ijma’, al-Qiyas, dan al-Ishtishhab. Supaya saudara semua mengetahui, bahawa pernyataan-pernyataan Tuan Guru tersebut sama sekali tidak ada dasar hukum(dalil)nya, bahkan berlawanan dengan dalil” (Asy’ari 1940a: 4-5).

Syekh Hasyim dalam mengomentari 12 pernyataan Kyai Sukowangitersebut, secara satu per satu dapat dilihat sebagaimana dapat dijelaskanseperti berikut:

Wasiyat 1. Menurut Syekh Hasyim dianggap sebagai suatu kesalahandalam memahami Firman Allah swt. dalam surah al-Hujurat, ayat 14:“orang-orang Arab (baduwi) berkata kami telah beriman, katakanwahai Muhammad kamu sekalian belum beriman tetapi katakanlahkami telah ber-Islam karena keimanan belum masuk di hatimu; dansabda Rasulullah saw.: “sesungguhnya iman itu diciptakan dalam hatikalian sebagaimana diciptakannya pakaian, maka bermohonlahkepada Allah untuk memperbaharui iman di dalam hati kalian. Ayatal-Qur’an dan Hadits Nabi tersebut —menurut Syekh Hasyim —menunjukkan dengan jelas bahawa iman itu tempatnya di dalam hati(Asy’ari 1940a: 5).

Wasiyat 2. Menurut Syekh Hasyim, juga dianggap sebagai suatukesalahan dalam memahami Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Hajj,ayat 77: “Wahai orang-orang yang beriman ruku’ dan sujudlahkalian; dan sabda Rasulullah saw. yang tersebut dalam Hadits yangdiriwayatkan oleh Imam Bukhari: “jika kamu mengerjakan solat makabertakbirlah, kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Qur’an kemudian ruku’lah hingga tuma’ninah, kemudian angkatlahhingga tegak berdiri kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah,kemudian angkatlah hingga tuma’ninah dalam duduk dankerjakanlah hal tersebut dalam solatmu seluruhnya. Syekh Hasyim

Page 14: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

166 Syamsun Ni’am

melihat, bahawa berdasar pada ayat ini, maka seluruh rukun-rukun solatyang berjumlah empat belas, wajib dilaksanakan semua. Apabila tertinggalsatu saja, maka solatnya dianggap tidak sah. Jadi pernyataan nomor 2tersebut menyalahi al-Qur’an dan al-Hadits. Seandainya ada orangberkeyakinan seperti pernyataan yang nomor dua itu, tentu dia disebut“murtad”, keluar dari Islam (Asy’ari 1940a: 5-6).

Wasiyat 3. Syekh Hasyim melihat, bahawa keterangan KyaiSukowangi tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan juga dalammemahami Firman Allah swt., surah az-Zumar, ayat 3, iaitu: “Kecualiorang-orang yang ikhlas dalam beragama”. Juga firman Allah swt.dalam surah al-Bayyinah, ayat 5: “dan mereka tidak diperintah kecualiuntuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan semata-mata untukAllah”. Di samping juga sabda Rasulullah saw.: Adanya tiga yang dilarang,iaitu: “Janganlah kalian benci, khianat dan dendam”. Hati orangMuslim akan selalu ikhlas dalam beramal kerana Allah, semata-matamengikuti perintah dan menjaga persaudaraan kaum Muslimin. Dalamsebuah Haditsnya, Rasullullah saw. pernah memberikan nasihat kepadaSiti Aisyah r.a:

“Berhati-hatilah dalam menyembah Tuhanku, kemudian Aisyah mintaizin kepada rasul untuk berwudhu dan Rasul pun juga ikut berwudhu.Kemudian Rasul solat sampai mencucurkan air matanya pada dadanya,kemudian dia ruku’ kemudian menangis lagi, kemudian mengangkatkepalanya menangis lagi, kemudian sujud, lalu mengangkat kepalanyamenangis lagi. Sedangkan yang demikian itu tidak berhenti-henti,sehingga Bilal mengumandangkan Adzan untuk solat. Kemudian akuberkata kepadanya, ya Rasulullah, apa yang membuat engkau menangis,padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lewat danjuga dosa-dosa yang akan datang? Dia berkata: “tidakkah engkausenang apabila aku menjadi hamba yang banyak bersyukur”.

Dua ayat dan Hadits di atas —menurut Syekh Hasyim— sudah lebihdari cukup untuk menjelaskan, jika menyebut nama Allah dengan disertaibekerja itu baik dan diperbolehkan oleh syari’at (Asy’ari 1940a: 6-7).

Wasiyat 4. Terkait dengan pernyataan tersebut, oleh Syekh Hasyimdianggap dapat merosak Islam (murtad). Ada satu keterangan pada Bab“riddah” dalam kitab “Anwar” karya Syekh Yusuf al-Ardzabil yangmenyatakan sebagai berikut: “Walaupun dia mengaku telah mendapatwahyu walalu dia tidak mengumumkan kenabian, atau ia mengakudapat masuk surga, dapat memakan buah-buahannya danmempersunting bidadarinya, maka menurut ijma’ ulama’ ia benar-benar telah kafir”. Juga ada satu keterangan dari kitab “Syifa’” karya

Page 15: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 167

Qadli ‘Iyadl: “Dan barang siapa yang mengklaim dirinya mendapatwahyu walaupun tidak menyatakan dirinya nabi, maka ia telahkafir”. Kedua teks ini menyebutkan bahawa siapa saja orang yangmengaku dirinya mendapat wahyu dari Allah swt., maka ia telah menjadimurtad.

Wasiyat 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Oleh Syekh Hasyim, semua itu dianggaptanpa hujjah (dasar). Maka tidak pantas ucapan itu untuk didengarkanapalagi diterima. Semua itu adalah ucapan ahl al-bid’ah dan termasukorang yang sesat (Asy’ari 1940a: 7).

Wasiyat 11 dan 12. Syekh Hasyim dalam mengulas pernyataantersebut, semua telah dianggap merosak Islam (murtad) sebagaimanawasiyat nombor 4 yang telah disebutkan di atas tadi, iaitu keterangan darikitab “Anwar” yang telah disebutkan nasnya, cukup jelas dengan kafirnyasetiap orang yang membuat pernyataan yang menyesatkan umat. Secaraeksplisit, Syekh Hasyim memberikan himbauan:

“Tidak diragukan lagi wahai para saudara yang pernah mengkaji, mengajidan memahami pernyataan tersebut, kerana dapat membawa kesesatanorang banyak, dan yang demikian dipastikan orang itu kafir. Begitupula orang yang memperindah pernyataan di atas juga termasuk kafir.Jadi sudah jelas dari nas itu, kitab-kitab yang saya ambil, bahawa siapapun yang mempunyai perkataan, dan keyakinan seperti yang tersebutdi atas sebagamana pada no. 4, 11, dan 12, maka ketetapan hukumnyamurtad; dan kalau tidak bertaubat dan kembali memeluk Islam, makaperkawinannya menjadi rosak, sembelihannya menjadi haram, solat danpuasanya menjadi batal. Jika meninggal dunia, maka haram disolati,haram dikubur di pekuburan orang Islam. Ini adalah pengetahuan-pengetahuan yang sudah pasti” (Asy’ari 1940a: 7-8).

Di akhir wasiatnya, Syekh Hasyim memberikan beberapa penekananpenting terkait dengan gejala dan praktik ke-tarekat-an yang dilakukanoleh sekelompok umat, yang dianggapnya sebagai praktik dan perilakuyang menyimpang dari ketentuan dan tuntunan syari’at. Wasiyat-wasiyattersebut adalah:

1. Saudaraku se-Islam dan se-iman, saya harapkan menjauhi orang-orang yang mengaku jadi “guru thariqah” atau jadi “khalifah”, jugamengaku menjadi “wali”, padahal orang tersebut adalah orang yangbodoh tidak mengetahui fardlu-nya wudlu, mandi, dan lain-lainnya.Tidak mengetahui najis lahir dan batin, juga tidak menjaga syari’atIslam. Jauhilah sebagaimana engkau menjauhi harimau.

Page 16: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

168 Syamsun Ni’am

2. Para ’ulama’ telah berkata: “Allah tidak menjadikan seorang walidari orang yang bodoh. Seandainya dia menjadikan dirinya seorangwali, Allah pasti mengetahui. Walaupun orang tersebut banyakkeramatnya. Apabila engkau melihat orang bisa terbang di udaradan berjalan di atas air, dan dapat menceritakan hal-hal yang ghaib,padahal ia bertentangan dengan syari’at dengan pelbagai macamhal-hal yang diharamkan tanpa sebab yang dihalalkan, ataumeninggalkan kewajiban-kewajiban tanpa sebab yang dibolehkan;ketahuilah dia itu syaitan Allah, yang menjadikan fitnah bagi orangbodoh dan menjadikan pengganti iblis. Mereka itu penyamun hambaAllah yang mengikuti jalannya, dan menjadi musuh kekasih Allahyang selalu mengajak kepada petunjuk-Nya. Padahal mereka ituadalah orang yang selalu mendapatkan kebaikan”.

3. Sesungguhnya yang paling saya takuti terhadap kalian bukanlahdajjal yang sebenarnya. Diriwayatkan, ada seorang sahabat Nabibertanya, “siapa?” Rasul menjawab: Para pemimpin yangmenyesatkan, iaitu ketika ditanya, mereka memberi fatwa tanpa ilmu.Mereka itulah sesat dan menyesatkan.

4. Maka jauhilah mereka, engkau akan beruntung dan beruntung.Tinggalkan mereka, engkau akan selamat dan selamat. Firman Allahta’ala: “Dan berbuat baiklah, dan jangan mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakan”.

5. Wahai saudaraku se-Islam dan se-iman saya harapkan mengikutiperjalanan para ’ulama’ yang beramal dengan ilmunya yang mengikutiperjalanannya ’ulama’ salaf ash-shalih. Firman Allah ta’ala: “Danikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanyakepada-Ku engkau akan kembali, maka akan Aku ceritakanapa saja yang telah engkau kerjakan”.

6. Inilah wasiatku kepada kalian. Sungguh telah aku sebutkan agarsupaya engkau menyampaikan secara bijak (kasih sayang).Harapanku wasiat tadi disebarkan dengan harapan menjaga sesuaidengan proporsinya, maka terimalah (Asy’ari 1940b: 9-11).3

PENUTUP

Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari nampaknya sangat kental dengan fahamtasawuf (tarekat) ortodox (sesuai dengan prinsip-prinsip Islam)sebagaimana yang sufisme yang telah dirumuskan para pendahulunya,seperti al-Junaid al-Baghdadi dan al-Ghazali; bukan sufisme (jenis tarekat)

Page 17: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 169

hiterodox (sesat). Sufi jenis ini menekankan pada peningkatan nilai-nilaimoral dan kesolehan dengan jalan melaksanakan ajaran-ajaran yangdibawa Nabi Muhammad saw. Sufisme ini bukanlah yang menjurus kepanteistik dan syirik, tetapi, dengan ajaran Islam Sunni. Dengan fahamtarekat seperti ini, Syekh Hasyim mencuba mengurangi akibat negatifdari praktik kesufian/ketarekatan dengan menekankan adanya syarat-syarat tertentu bagi orang-orang yang ingin mempraktikkan ajaran tasawuf(bertarekat).

NOTA

1 Ejaan “Syekh” pada beberapa tulisan kadangkala memakai kata “Syeikh, Syaikh,dan Syekh”. Namun dengan pertimbangan alasan teknik penulisan dan kemudahandalam pengucapan, penulis memakai kata “Syekh”.

2 Ejaan “kyai” pada beberapa literatur seringkali menggunakan ejaan berbeda. Sebagianada yang menggunakan kata “kiyai, dan kyai”. Dengan alasan teknis penulisan dankemudahan dalam bacaan, penulis memakai kata “kyai”.

3 Kecaman keras Syekh Hasyim Asy’ari secara detail komprehensif dapat dibacapada karyanya yang lain, iaitu “ad-Durar al-Muntasyirah fi Masail at-Tis’a ’Asyarah”,tp., 1940.

RUJUKAN

Adnan, Basit. 1982. Kemelut di NU: Antara kyai dan politisi. Solo: CV. Mayasari.Asy’ari, asy-Syekh Muhammad Hasyim. 1940a. Risalah Muhimmah Tamyiz al-Haq

min al-Bathil. Surabaya: Drikarya Nahdlatul Ulama.Asy’ari, asy-Syekh Muhammad Hasyim. 1940b. ad-Durar al-Muntasyirah fi Masail at-

Tis’a ’Asyarah. Tp.Bisri, A. Musthofa. 1973. Pesantren sebagai lahan tumbuh kader Nahdlatul Ulama.

AULA: Risalah NU. Surabaya: PWNU Jatim, Desember 1973, No. 12.Dhofier, Zamakhsyari. 1982. Tradisi pesantren: Studi pandangan hidup kyai. Jakarta:

LP3ES.Haidar, M. Ali. 1995. Pengembangan amal sosial NU. AULA. Surabaya: PWNU Jatim,

Pebruari 1995, No. 02.Haidar, M. Ali. 1998. Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan fikih dalam

politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Khuluq, Lathiful. 2000. Fajar kebangunan ulama: Biografi KH. Hasyim Asy’ari.

Yogyakarta: LkiS.Mujamil. 2001. Pemikiran Islam tradisional di Indonesia: Melacak situasi pemikiran,

tradisi dan deneologi. Laporan Penelitian. Tulungagung: STAIN.Mujamil. 2002. NU liberal: Dari tradisionalisme ahlussunnah ke universalisme Islam.

Bandung: Mizan.

Page 18: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

170 Syamsun Ni’am

Shamsun Ni’amDosen PascasarjanaSekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) JemberJln. Jumat 94 Mangli STAIN JemberKode Pos 68136 INDONESIA.Telp. (0331) 487550, 427005. Hp. 08123198735Fax. (0331) 427005.E-mail: [email protected]

Muzadi, A. Muchit. 1994. Nahdlatul Ulama di tengah pergolakan sejarah. AULA. Surabaya:PWNU Jatim, Maret 1994, No. 03.

Nazwar, Akhria. 1983. Syekh Ahmad Khatib: Ilmuwan Islam di permulaan abad ini.Jakarta: Pustaka Panjimas.

Noer, Deliar. 1980. Gerakan moderen Islam Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES,Salam, Solichin. 1962. KH. Hasyim Asy’ari, Ulama besar Indonesia. Jakarta: Depot

Pengajaran Muhammadiyah.Shihab, Alwi. 2001. Islam sufistik: “Islam Pertama” dan pengaruhnya hingga kini di

Indonesia. Bandung: Mizan.Thalhas, T.H. 2002. Alam pikiran KH. Ahmad Dahlan & KHM. Hasyim Asy’ari: Asal-

usul dua kutub gerakan Islam di Indonesia. Jakarta: Gelura Pase.

Page 19: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 171

HAL

(1)

(2)

TRANSLITERASI

(RISALAH MUHIMMAH)TAMYIZ AL-HAQ MIN AL-BATIL

JAMA’A AR-RAIS AL-AKBAR LIJAM’IAYATINAHDLAT AL-‘ULAMA

ASY-SYAIKH MUHAMMADHASYIM ASY’ARI

TEBUIRENGJOMBANGMATA’A ALLAHBIHI AL-MUSLIMIN 1359 H.(1940 M.)

CETAKAN PERTAMA OLEHDRIKARYA NAHDLATUL‘ULAMA SURABAYA

Waqul ja“a al-haq wa zahaq al-batil, inna al-batila kana zahuqa.Ayat al-Qur‘an al-Karim – [manahdatsa fi dinina ma laisa minhufahuwa raddun]. Hadits syarif.Rabbi yassir wala tu’assir rabbitammim bi al-khair.

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi al-ladzi mayyazabaina auliyaihi wa auliyai asy-syaitani bi al-imani wa at-taqwawa ash-shalatu wa as-salamu‘ala imam man khafa maqama

TERJEMAHAN

(SURAT PENTING)MEMBEDAKAN YANG BENARDARI KEBATILAN

DIHIMPUN OLEH PENGURUSBESAR NAHDLATUL ‘ULAMA

ASY-SYEKH MUHAMMADHASYIM ASY’ARI

TEBUIRENG JOMBANG SEMOGAALLAH MEMBERIKANKEBAHAGIAAN KEPADA KAUMMUSLIMIN 1359 H. (1940 M.)

CETAKAN PERTAMA OLEHDRIKARYA NAHDLATUL’ULAMA SURABAYA

Dan katakanlah wahai Muhammadtelah datang kebenaran dan telah sirnakebatilan sesungguhnya kebatilan pastihancur. Ayat Qur’an al-Karim

Barang siapa membuat hal baru dalamagama kami apa-apa yang tidak adaketerangan akan hal tersebut maka haltersebut ditolak. Hadits syarif,

Ya Allah permudahkanlah jangandipersulit ya Allah sempurnakandengan kebaikan

Dengan nama yang maha pengasih lagimaha penyayang

Segala puji bagi Allah yangmembedakan antara kekasih-kekasih-Nya dan tentara-tentara syetan denganiman dan taqwa dan sholawat dan salamtercurah atas pemimpin orang-orang

Lampiran

TRANSLITERASI DAN TERJEMAH TEKS THMB

Page 20: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

172 Syamsun Ni’am

rabbihi wanaha an-nafsa ‘an al-hawa wa ‘ala alihi at-tahirina washahabati al-akramin wa at-tabi’ina lahum bi ihsan ila yaumad-din. Wa ba’du.

Kula ngaturi pamrikso ing parasederek ahl al-Islam wa al-imannalika dinten jum’at kliwon -22-Jumad al-‘Ula-1359 H: al-muwafiq-28-yuni-1940 M.: Kulaaken santri kalih, MuhammadYusuf lan Muhammad Makin,kula purih dateng griyanipunkyai Sukowangi RebahKandangan, Pare, Kediri,Khalifahipun tuwan guru,Gembongan Blitar, Santri kalihwahu kula purih nyuwunmirengaken saking dawuhipuntuwan Kyai kang kasebat, lajengangsal dawuh kang kacenthel ingngandap punika: dados

dawuh - ing ngandap punika:Dawuhipun Kyai Sukawangitampi saking dawuhe tuan gurukang kasebat:(1) Iman iku panggonane ana

wetan (ana wiwitan).(2) Salat iku cukup takbir bahe,

ora susah apa-apa.(3) Yen nglakoni apa-apa ora

kena nyebut lillahi ta’ala,yen nyebut kerana Allahkena.

(4) Tuan guru kang kasebat,ngaku yen panjenenganipunsampun angsal wahyupiyambak.

(5) Wong salat iku ora kenambanterake maca fatehah.

(6) Dzikir iku mandeng ngisoresusu kiwa let rong nyari.

(7) Lafadz la: iku manggan anaing puser.

yang takut akan kedudukan tuhan-Nyadan mencegah nafsunya dari hawa dansemoga tercurah kepada keluarganyayang suci dan sahabatnya yang muliadan pengikut-pengikutnya dalamkebaikan hingga hari kebangkitan. Dansetelahnya.

Saya memberitahu perkara kepadasaudara-saudara umat islam dan imanpada hari jum’at kliwon-22-jumadal ula-1354 H: bertepatan-28-juni-1940 M:saya perintahkan kedua santri,muhammad Yusuf dan MuhammadMakin, saya suruh mendatangirumahnya Kiyai Sukowangi RebahKandangan, Pare, Kediri, Wakilnya tuanguru Gembongan, Blitar, dua santritersebut saya minta supayamendengarkan dari pernyataan tuankyai yang tersebut, terus mendapatkanpernyataan yang tersebut di bawah ini:jadi

pernyataan-pernyataan di bawah iniadalah pernyataan kyai Sukowangi yangditerima dari pernyataan tuan guru yangtersebut:(1) Iman itu tempatnya ada di

permulaan.(2) Sholat itu cukup takbir saja tidak

perlu apa-apa.(3) Kalau mengerjakan apa-apa tidak

boleh menyebut lillahi ta’ala, kalaumenyebut karena Allah makaboleh.

(4) Tuan guru tersebut, mengakudirinya telah mendapat wahyusendiri dari Allah ta’ala.

(5) Orang yang sholat itu tidak bolehmengeraskan bacaan fatihah.

(6) Dzikir itu melihat di bawah susujarak dua jari.

(7) Lafaz: La: itu berada di pusar.

(3)

Page 21: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 173

(8) Lafadz: ilaha: iku mangganana ing susu tengen.

(9) Lafadz: illa: iku manggan anaing pundak tengen.

(10) Lafadz: Allah: manggan anaing susu tengen let rong nyari.

(11) Dzate Allah iku manggan ingpuser.

(12) Ningali apa-apa kangdiharamake syari’ah yen atineeling marang Allah ta’ala iyaora dosa:

Ayyuh al-ikhwan al-kiram: ingmangke kula badhe nerangaken

lepatipun dawuh2 kang kasebat,wondinten maksud kula mbotensanes namung ‘amar ma’ruf nahi‘an munkar, supados sedere’eawam al-Muslimin sampunngantos katipu kelawan pengucapkang batil lan kalimat kangmuharromah lan mukaffirah lani’tiqad kang risak: mboten pindah-pindah kula maksud ngina datengtuwan guru kang kasebat, lan kulaajrih dateng hadits dawuh dalemRasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam: [Idza dhaharat al-bidl’atu wasakata al-‘alimu‘alaiha fa’alaihi la’natullahi wa al-malaikati wa an-nasi ajma’ina]:lan kula kepingin dumatengpangebang-ngebangipun hadits:[man ahya sunnatan umitat minba’di kana rafiqi fi al-jannah]:pramila para sederek ingkangtampi risalah punika supadoskerso nerang-nerangaken datengawam al-Muslimin, liyakuna lahunasibun min al-ajri, sakderengipunkula nerangaken dawuh-dawuhkang kasebat, langkung sahe kulanerangaken hukum syara’ sahadalil-dalilipun rumiyen:

(8) Lafaz: Ilaha: itu berada di susukanan.

(9) Lafaz: Illa: itu berada di pundakkanan.

(10) Lafaz: Allah: berada di susukanan jarak dua jari.

(11) Dzat Allah itu berada di pusar.

(12) Melihat apa-apa yangdiharamkan oleh syari’at kalauhatinya mengingat kepada Allahta’ala ya tidak dosa:

Wahai kawan-kawan yang mulia:yang mana saya akan menjelaskankesalahan

pernyataan-pernyataan tersebut,adapun maksud saya tidak lain hanyamenyuruh kepada yang ma’ruf danmencegah dari yang munkar, supayasaudara-saudara muslim yang awamjangan sampai tertipu dengan ucapanyang batil dan perkataan yangdiharamkan dan mengkafirkan dankeyakinan yang rusak: tidak sekali-kali saya bermaksud menghina kepadatuan guru tersebut, dan saya takutakan hadits sabda rasulullah semogaAllah melimpahkan sholawat dansalam kepadanya: apabila munculbid’ah dan orang alim mendiamkannyamaka baginya laknat Allah danmalaikat dan manusia seluruhnya: dansaya mengharapkan kabar gembirahadits: barangsiapa menghiupkansunnah yang telah mati setelah akumaka ia menjadi temanku dalam surga:maka dari itu saudara yangmendapatkan risalah ini supaya maumenerangkan kepada kaum musliminyang awam, agar ia mendapatkanbagian pahala, sebelum sayamenjelaskan pernyataan-pernyataantersebut, lebih baik saya menerangkanhukum syara’ serta dalil-dalil terlebihdahulu:

(4)

Page 22: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

174 Syamsun Ni’am

Ketahuilah bahwa hukum-hukumsyari’at yang lima yaitu wajib, sunnah,haram, makruh, dan mubah tidak bolehmenetapkan sesuatu tanpa dalil danapa-apa yang tidak ada dalilnya makatidak dianggap dan adapun rujukandalil syari’at adalah al-kitab, sunnah,ijma’, qiyas dan istishhab: supayasaudara semua mengetahui

bahwa pernyataan-pernyataan tuanguru tersebut, sama sekali tidak adadalilnya, bahkan berlawanan dengandalil.

(Wasiyat nomer: 1) keterangan yangdisampaikan itu salah dalammemahami firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Hujurat: 14 orang-orang Arab (baduwi) berkata kamitelah beriman katakan wahaiMuhammad kamu selakian belumberiman tetapi katakanlah kami telahberislam karena keimanan belummasuk dihatimu: dan sabda Rasulsemoga Allah melimpahkan sholawatdan salam kepadanya: sesungguhnyaiman itu diciptakan dalam hati kaliansebagaimana diciptakannya pakaianmaka bermohonlah kepada Allahuntuk memperbaharui iman di dalamhati kalian: ayat dan hadits tersebutmenunjukkan dengan jelas bahwa imanitu tempatnya di dalam hati.

(Wasiyat nomer: 2:) juga salahketerangan yang disampaikan itu salahdalam memahami firman Allah mahasuci dan maha tinggi dalam al-Qur’ansurat al-hajj ayat: 77 Wahai orang-orang yang beriman ruku’ dansujudlah kalian: dan sabda Rasulullahsemoga Allah melimpahkan sholawatdan salam kepadanya yang tersebutdalam hadits bukhori: jika kamumengerjakan sholat maka bertakbirlahkemudian bacalah apa yang mudahbagimu dari al-Qur’an kemudian

I’lam anna hukma asy-syar’i al-khamsat wa hiya al-wujub wa an-nadbu wa al-haramu wa al-karahatu wa al-mubahu layatsbutusyai’un minha illabidalilin wamala dalila ‘alaihi la yultafat ilaihiwa’adillatu asy-syar’i hiya al-kitabu wa as-sunnatu wa al-ijma’uwa al-qiyasu wa al-istishhabu:Supados sedere’e sami sumerap

yen dawuh-dawuhipun tuwan gurukang kasebat, babar pisan mbotenwonten dalilipun, malah-malahlelawanan kaliyan dalil.

(Dawuh nomer 1:) punika lepatketeranganipun yen lepat, dawuhdalem Allah subhanahu wa ta’alawonten al-Qur’an surat hujuratayat: 14 {qalat al-a’rabu amannaqul lam tu’minu walakin quluaslamna walamma yadkhuli al-imanu fi qulubikum}: lan dawuhdalem kanjeng Rasul sallallahu‘alaihi wasallam: [inna al-imana layakhliqu fi qalbi ahadikum kamayakhliqu ats-tsaubu fas’alullahaanyujaddida al-imana fiqulubikum]: ayat lan hadits punikanedahaken kelawan terang yeniman punika panggenanipunwonten ing ati.

(Dawuh nomer 2:) inggih lepatketeranganipun yen lepat dawuhdalem Allah subhanahu wata’alawonten al-Qur’an surah al-Hajjayat: 77 {ya ayyuha al-ladzinaamanu irka’u wasjudu}: landawuh dalem kanjeng Rasulullahsallallahu ‘alaihi wasallam kangkasebat ing hadits bukhari: [idzakunta ila ash-shalati fakabbirtsumma iqra’ ma tayassarama’aka min al-Qur’an tsummairka’ hatta tatma’inna raki’an

(5)

Page 23: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 175

tsumma irfa’ hatta ta’tadilaqaiman tsumma usjud hattatatmainna sajidan tsumma irfa’hatta tatmainna jalisan waf’aldzalika fi shalatika kulliha]:menika ayat kang

mulya soho hadits kang sahihnerangaken yen sedaya ning rukun-rukunipun shalat ingkang sekawanwelas. Wajib dipun lampahi sedayaupami ketilar; setunggal kemawon,mboten sah shalatipun, dadosdawuh nomer 2: punika nyulayaniQur’an lan hadits: saupami wontentiyang niqadaken kados dawuhkang nomer 2: meniko tampumurtad medal saking kaislaman.

(Dawuh nomer 3:) Inggih lepatketeranganipun yen lepat dawuhdalem Allah swt.: {‘ala lillah ad-din al-khalishu}: Surat Zumarayat: 3: lan dawuh dalem Allahswt.: {wama umiru illa liya’buduAllaha mukhlishina lahu ad-dinu}:Surah al-Bayyinah ayat: 5: landawuh dalem kanjeng Rasulullahsaw.: [tsalatsun la yaghulla ai layakhunu au la yahqidu. ‘alaihinnaqalbu muslim ikhlash al-‘amalilillahi munashihatu wulat al-amriwaluzumu jama’at al-muslimina]:lan dawuh dalem kanjeng Nabisaw. dateng Siti ‘Aisyahradliyallahu ‘anha: [dzariniata’abbadu lirabbi faadzinat lahufaqvma ila qirbatin min ma’infatawadldla’` tsumma qamayushalli fabaka hatta salatdumu’uhu ‘ala shadrihi tsummaraka’a fabaka tsumma rafa’ara’`sahu fabaka tsumma sajadafabaka tsumma ra’sahu fabakafalam yazal kadzalika hatta ja`abilal fa adzanahu bi ash-shalatifaqultu lahu

ruku’lah hingga tuma’ninah kemudianangkatlah hingga tegak berdiri kmudiansujudlah sehingga tuma’ninahkemudian angkatlah hingga tuma’ninahdalam duduk dan kerjakanlah haltersebut dalam sholatmu seluruhnya:ayat ini yang

mulia dan hadits yang shahihmenerangkan bahwa seluruh rukun-rukun sholat yang empat belas. Wajibdilaksanakan semua apabila tertinggalsatu saja, tidak syah sholatnya, jadipernyataan nomor dua: itu menyalahiqur’an dan hadits: seandainya adaorang berkeyakinan seperti pernyataanyang nomor dua itu tentu murtadkeluar dari keislaman.

(Wasiyat nomer: 3:), keterangan dariguru itu salah dalam memahami firmanAllah SWT: Kecuali orang yang ikhlasdalam beragama, surat Zumar ayat 3,dan juga firman Allah swt: dan merekatidak diperintah kecuali untukberibadah kepada Allah dengan ikhlasdan semata-mata untuk Allah beragamaitu, surat al-bayyinah ayat 5, dan jugasabda rasulullah saw: tiga, janganlahkalian benci, khiyanat dan dendam.Hati orang muslim akan selalu ikhlasdalam beramal karena Allah, semata-mata mengikuti perintah dan menjagapersaudaraan kam muslimin. Dan jugasabda rasullullah saw kepada SitiAisyah r.a: Berhati-hatilah dalammenyembah Tuhanku, kemudianAisyah minta izin kepada rasul untukberwudhu dan Rasulpun juga ikutberwudlu. Kemudian Rasul shalatsampai mencucurkan air matanya padadadanya, kemudian dia ruku’ kemudianmenangis lagi, kemudian mengangkatkepalanya menangis lagi kemudiansujud, lalu mengangkat kepalanyamenangis lagi, dan yang begitu itu tidakberhenti-henti sehingga Bilal

(6)

Page 24: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

176 Syamsun Ni’am

ya Rasulullah ma yabkika waqad ghafarallahu laka mataqaddama min dzambika wa mata‘akhkhara qala afala akuna‘abdan syakura]: meniko ayatkaleh lan hadits kaleh nerangakenyen nyebut lafadz lillahi nalikoamal punopo mawon kengeng lansahe.

(Dawuh nomer 4:) menikangrisaaken Islam (murtad),keterangan saking bab ar-riddah,kitab anwar li asy-Syaikh Yusuf al-Ardabil nash ipun: walau idda’a‘ala annahu yuha ilaihi wa inlamyadda’ an nubuwwati au annahuyadkhul al-jannata wa ya’kulu mintsamariha wa yu’aniq al-hurakafara ijma’an: lan saking kitabsyifa’ li al-Qadli ‘Iyadl: wa manidda’a annahu yuha ilaihi wainlam yad’u an-nubuwwwatafaqad kafara: menika nash ipunkitab kalih nerangaken yen pundi-pundi tiyang kang ngaken tampiwahyu saking gusti Allah ta’alapunika murtad.

(Dawuh nomer 5: 6: 7: 8: 9: 10:)punika sedaya tanpa hujjah (dalil),dados mboten sayogja dipunpirengaken menapa malih dipunanggep lan punika sedayapengucape ahl al-bid’ah wa adl-dlalalah.

(Dawuh nomer 11: 12:) punikangrisaaken Islam (murtad) kadosdawuh nomer 4: ingkang kasebat,keterangan saking kitab anwaringkang kasebat, nash ipun, wayaqtha’u bi takfir

mengumandangkan Adzan untukshalat. Kemudian aku berkatakepadanya

ya Rasulullah apa yang membuatengkau menangis, padahal Allah telahmengampuni dosa-dosamu yang telahlewat dan pula dosa-dosa yang akandatang, dia berkata: tidakkah engkausenang apabila aku menjadi hambayang banyak bersyukur. Dua ayat tdanhadits di atas menerangkan kalaumenyebut nama Allah dengan disertaibekerja itu boleh saja dan bagus.

(Wasiyat nomer: 4:). Itu merusakIslam (murtad) keterangan dari riddahkitab Kyai Anwar yang dikutip dariSyek Yusuf al-Ardzibil yang nashnyasebagai berikut: Walaupun dia mengakutelah mendapat wahyu atau dia tidakmengumumkan kenabian atau ia dapatmasuk surga, dapat makan buah-buahannya dan mempersuntingbidadari ia benar-benar telah kafir. Darijuga keterangan dari kitab Syifa’ karyaQadli ‘Iyadl: dan barang siapa yangmengklaim dirinya mendapat wahuwalaupun tidak menyatakan dirinyanabi maka ia telah kafir. Kedua teks inimenyebutkan bahwa siapa saja orangyang mengaku dirinya mendapatwahyu dari Allah swt maka ia telahmurtad.

(Wasiyat nomer: 5, 6, 7, 8, 9, 10:),semua itu tanpa hujjah (dasar). Makatidak tidak pantas ucapan itu untukdidengarkan apalagi diterima. Dan itusemua aadalah ucapan ahli yangmengada-ada masalah agama dan orangyang sesat.

(Wasiyat nomer: 11, 12:). Itu semuatelah merusak Islam (murtad)sebagaimana wasiyat nomer 4: yangdisebutkan di atas tadi, keterangan darikitab “anwar” yang telah disebutkannasnya, cukup jelas dengan kafirnya

(7)

Page 25: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 177

kulli qa‘ilin qaulanyatawashshalu bihi ila tadllili al-Ummati: mboten samar malihpara sederek kang sampun natosngaos yen dawuh kang kasebat,anjalari nasaraken tiyang kathah,dados tiyang kang dawuhakendawuh2 kang kasebat; dipunpesteaken yen kafir, mekaten ugitiyang kang bagusaken dawuh2kang kasebat, lan tiyang kangmamang kafire tiyang kang gadahpengucap lan i’tiqad kangkasebat, inggih kafir, keterangansaking kitab anwar kang kasebat,nash ipun: wa lau lam yukaffirman dana bi ghairi al-Islam ausyakka fi takfirihim au shahhahamadzhabahum kafara. Lanketerangan saking kitab syarah{Syifa‘ li Syaikh al-Mala ‘Ali al-Qari‘ ma’a al-matni: wa ajma’u‘ala kufri kulli man faraqa dinal-Muslimin qaulan wa fi’lan auman tawaqqafa fi takfirihi ausyakka fihi wa kadzalika mandana bi al-wahdaniyyatiwashihhati nubuwwati wanubuwwati nabiyyina ‘alaih ash-shalatu wa as-salam walakinjawwaza ‘ala al-anbiya’i al-kidzba fi ma atau bihi, idda’a fidzalika al-mashlahata bi za’mihiau lam yad’uha fahuwa kafirunbi ijma’in kaghulat al-mutashawwifati wa ashhab al-ibahati fainna haulai za’amuanna dzawahira syar’i waaktsara ma ja‘at bih ar-Rusulumin al-akhbari ‘amma kana wayakunu min ‘umur al-akhirati kaal-hasyri wa al-qiyamati wa al-jannati wa an-nari laisa minhasyaiun

setiap orang yang mengatakan ucapanyang menyesatkan umat. Tidakdiragukan lagi wahai para saudara yangpernah mengaji dan memahamipernyataan tersebut, karena dapatmembawa kesesatan orang-orangbanyak dipastikan orang itu kafir.Begitu pula orang yang memperindahpernyataan diatas juga termasuk kafir.Keterangan ini diambil dari kitab Anwartersebut. Teksnya berbunyi: Walupundia tidak membuat kafir orang ataumembuat ragu maka dia telah kafir. Danketerangan dari kitab Sarah Syifa’karangan syeikh Ali Al-Qori yangisinya: dan para ulama bersepakatterhadap kekafiran orang yangmemisahkan diri dari agama kaummuslimin baik secara perkataan ataupunperbuatan ataupun orang yang tidakmengkafirkan orang tersebut ataumeragukan kekafiran orang tersebut.Begitu juga kafir orang yang beragamadengan tuhan yang maha esa,membenarkan adanya kenabian, sertakenabian nabi kita semoga rahmat dankeselamatan selalu tercurahkankepadanya, akan tetapi dilain pihak iamemberikan peluang terhadap adanyakebohongan yang dibawa para Nabi, iamenyebarkan hal tersebut dalam rangkamembuat kebaikan dengan sangkaannyasaja, atau tidak menyebarkannya makadia tetap kafir secara ijma’ ulama,seperti ahli tasawuf yang kebablasandalam agamanya serta para pendukungkebebasan maka sesungguhnya merekaitu menduga bahwa hukum-hukumsyari’at secara eksplisit serta mayoritasberita-berita yang datang dari parautusan mengenai hal yang telah terjadimaupun hal-hal yang akan terjadi yangtermasuk urusan-urusan akhirat sepertikebangkitan, hari kiamat, keberadaansurga dan neraka, menurut mereka tidakharus dipahami

(8)

Page 26: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

178 Syamsun Ni’am

‘ala muqtadla lafdzihawamfhumi khithabiha wa innamakhathabu biha al-khalqa ‘alajihat al-mashlahati lahum famudlammanu maqalatihimibthalu asy-syarai’a wa ta’thilual-awamiri wa an-nawahi watakdzib ar-Rusuli wa al-irtiyabufi ma atau bihi. Dados sampunterang saking nash ipun kitab-kitab kang kula nuqil pundi-pundi tiyang kang nggadahidawuh tuwin i’tiqad kados kangkasebat, nomer 4: 11: 12:mongko ketetepan hukummurtad yen mboten tobatwangsul dateng Islam mongkobatal nikahe haram sembelehanebatal salate siyame lan sedayaamale, yen pejah haram dipunsalati haram dipun tanem fimaqabiri al-Muslimin hadza malazima bihi al-i’lam wallahu ‘alama naqulu wakilun ni’m al-maula wa ni’m al-kafilu. Wa al-maqshudu min hadzihi ar-risalati an-nashihatu wa at-tanbihu ‘ala ikhwanina al-Muslimin la ghaira.“Mulahadzah”: nisbatipundawuhipun tuan guru kangsampun kacenthel saha teranglepatipun, kaliyan dawuhipunkang lepat kang mboten kacentel-kados dawuh: yen awit dintenjum’at legi wulan Muharramtahun 1359 Allah ta’ala sampunnetepaken salat jum’at tanpaadzan tanpa khutbah tanpa jahral-qira’at lan lintu-lintunipun,kados nisbate tuyo setunggal

dalam konteks lafadznya danpemahaman maknanya, akan tetapimenurut mereka hal-hal tersebut harusdipahami dalam konteks penciptaandalam rangka mendatangkan kebaikanbagi mereka. Maka sebagai akibatpernyataan mereka adalah terjadinyapengguguran hokum-hukum syari’at,menghilangkan perintah-perintah danlarangan-larangan, mendustakan parautusan serta meragukan apa-apa yangdibawa oleh para utusan tersebut. Jadisudah jelas dari nas itu kitab-kitab yangsaya ambil bahwa Siapa-siapa orangyang mempunyai perkataan sertakeyakinan seperti yang tersebut di atasno. 4: 11: 12 maka ketetapan hukumyamurtad dan kalau tidak bertobat dankembali memeluk Islam makaperkawinannya menjadi rusak,sembelihannya menjadi haram, shalatdan puasanya menjadi batal, kalau matimaka haram disolati, haram dikubur dipekuburan orang islam. Ini adalahpengetahuan-pengetahuan yang sudahpasti. Dan kepada allah kai pasrahkanapa-apa yang kami katakana, sebaik-baiknya penolong dan sebaik-baiknyazat yang menanggung urusan. Maksudpenyebaran makalah ini adalahmemberikan nasihat serta peringatankepada saudara kita yang muslim, tidakbukan..“Perhatian” hubunganpernyataannya tuan guru yang sudahterang kesalahan tersebut, denganpernyataan yang salah yang tidaktersebut-seperti pernyataan: kalaumuali hari jum’at manis bulanmuharraom tahun 1359 Allah Ta’alasudah menetapkan sholat Jum’at tanpaadzan tanpa khutbah tanpamengeraskan suara dan lain-lainnya/seperti ibaratnya dengan air satucebokan dengan satu lautan.

(9)

Page 27: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

Syamsun Ni’am 179

Cawukan kaliyan toya seganten.Pramila para sederek ahl al-

Islam wa al-iman kula aturinebih saking tiyang kangngaken-ngaken dados guruthariqah tuwin dados khalifahtuwin ngaken-ngaken dadoswali, mangka punika tiyangbodho mboten sumerapferdhunipun wudhu ferdhunipunadus lan sak saminipun mbotensumerap najis dhahir najis batinlan mboten ngreksa syari’atIslam, kados nebih sakingmacan, fa qad qala al-‘ulamarahimahumullahu ta’ala: ma at-takhadza Allahu min waliyyinjahilin walau at-takhadzahuwaliyyan lan’allamahu. Senajantiyang kang kasebat, katahkeramate. Faidza ra`aita manyathiru fi al-hawa`i wa yamsyi‘ala al-ma`i wa yukhbiru bi al-mughibati wa yukhalifu asy-syar’a bi irtikabi al-muharramati bi ghair sababinmuhallilin au yatruku al-wajibatibighairi sababin mujawwizinfa’lam annahu syaithannashabahu Allahu fithnatan li al-jahalati wa khalifatan ‘an iblisfahum qhitha’u thariq Allahi ‘ala‘ibadihi wa a’da`i auliyaillah ad-da’ina ila rasyadihi wa hum al-musyaru ilaihim fi al-khabar:inna min ghairi ad-dajjalakhwafu ‘alaikum min ad-dajjalqila: man? Qala: aimmatunmudlilluna su`ilu fa aftaubighairi ‘ilmin fa dlallu waadlallu; fa janibhum tarbah wataghnam. Wa qathi’hum tusallamwa taslam qala ta’ala: Wa ashlihwa la tattabi’ sabil mufsidin.

Oleh karena itu, saudaraku se-Islam danse-iman saya harapkan menjauhi orang-orang yang mengaku jadi guru thariqahatau jadi khalifah, juga mengaku menjadiwali, padahal orang tersebut adalahorang yang bodoh tidak mengetahuifardlu-nya wudlu, mandi, dan lain-lainnya. Tidak mengetahui najis lahiratau batin dan juga tidak menjagasyari’at Islam. Jauhilah sebagaimanaengkau menjauhi harimau. Para ulamatelah berkata: Allah tidak menjadikanseorang wali dari orang yang bodoh.Seandainya dia menjadikan dirinyaseorang wali Allah pasti mengetahui.Walaupun orang tersebut banyakkeramatnya. Apabila engkau melihatorang bisa terbang di udara dan berjalandi atas air dan dapat menceritakan hal-hal yang gaib padahal ia bertentangandengan syari’at dengan berbagai macamhal-hal yang diharamkan tanpa sebabyang dihalalkan atau meninggalkankewajiban-kewajiban tanpa sebab yangdibolehkan ketahuilah dia itu syetanAllah menjadikan fitnah bagi orangbodoh dan menjadikan pengganti iblismereka itu penyamun hamba Allah yangmengikuti jalannya, dan menjadi musuhkekasih Allah yang selalu mengajakkepada petunjukknya padahal merekaitu adalah orang yang selalumendapatkan kebaikan: sesungguhnyayang paling saya takuti terhadap kalianbukanlah dajjal yang sebenarnyadikatakan: siapa? Rasul menjawab: Parapemimpin yang menyesatkan ketikaditanya mereka memberi fatwa tanpailmu mereka sesat dan menyesatkan:Maka jauhilah mereka engkau akanberuntung dan beruntung. Dantinggalkan mereka engkau akan selamatdan selamat. Firman Allah ta’ala: danberbuat baiklah dan jangan mengikutijalan orang-orang yang membuatkerusakan.

(10)

Page 28: Wasiyat Tarekat Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam Kitab ... · PDF fileSongo (-minus Siti Jenar yang heterodoks). Tasawuf yang dianggap sesuai dengan prinsipnya ... ijazah untuk

180 Syamsun Ni’am

Para sedherek ahl al-Islam waal-iman kula aturi ndereklampahipun al-‘ulama al-‘amilinbi ‘ulumihim as-salikinathariqat as-salafi ash-shalihina,qala ta’ala: Wa at-tabi’ sabilaman anaba ilayya tsumma ilayyamarji’ukum fa `unabbi`ukumbima kuntum ta’maluna.Fahadzihi washiyyati ilaikumqad dzakartuha wa zafaftuha ilanadikum syufqatan ‘alaikumda’ani ila nasyriha ri’ayat al-maqam fataqabbaluha. Waminni‘alaikumussalam. Tahrir al-faqir al-fani MuhammadHasyim al-Asy’ari Al-Junbanikhadim al-‘ilmiWa jam’iyyatiNahdhat al-‘Ulama`BiTebuireng Jombang Jumadi ts-Tsaniyah sanah 1359

Wahai saudaraku se-Islam dan se-iman saya harapkan mengikutiperjalanan para ulama yang beramaldengan ilmunya yang mengikutiperjalanannya ulama salaf as-shalih.Firman Allah ta’ala: dan ikutilah jalanorang yang kembali kepada-Kukemudian hanya kepada-Ku engkauakan kembali maka akan aku ceritakanapa saja yang telah engkau kerjakan.Inilah wasiatku kepada kalian sungguhtelah aku sebutkan agar supaya engkaumenyampaikan secara bijak (kasihsayang) harapanku wasiat tadidisebarkan dengan harapan menjagasesuai dengan proporsinya makaterimalah, dari saya semoga segalakeselamatan tetap memihakkalian.Suntingan dari al-faqir al-faniMuhammad Hasyim Asy’ari al-Junbani pemerhati ilmu dan Jam’iyahNahdlatul Ulama TebuirengJombang.Jumad ts-Tsaniyah, 1359 H.

(11)