kesulitan belajar pada diri seseorang

Upload: iftitah-indriani

Post on 06-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    1/32

    1

    TUGAS MATA KULIAH

    BIMBINGAN KONSELING BELAJAR

    KESULITAN BELAJAR PADA DIRI SESEORANG

    NAMA : IFTITAH INDRIANI

    NPM : 1114500081

    SEMESTER/KELAS : 1/C

    DOSEN PENGAMPU : MULYANI, M.Pd

    YAYASAN PENDIDIKAN PANCASAKTI TEGAL

    UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    Jalan Halmahera KM. 1  (0283) 357122

    2014

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    2/32

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya

    dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk 

    memenuhi tugas Bimbingan Konseling Belajar. Selain itu, penyusunan makalah ini

     juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Kesulitan belajar pada diri

    seseorang. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mulyani, M.Pd selaku

    dosen mata kuliah Bimbingan Konseling Belajar yang telah membimbing saya agar

    dapat menyelesaikan makalah ini.

    Akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar

    penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan

    banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk saya dan untuk 

    pembaca.

    Tegal, 20 Desember 2014

    Penulis

    IFTITAH INDRIANI

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    3/32

    3

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii

    DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

    1.3 Tujuan ............................................................................................................2

    1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Kesulitan Belajar.........................................................................3

    2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ...................................................4

    2.3 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar ..............................................................8

    2.4 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar ........................................................................11

    2.5 Peranan Guru Dalam Proses Belajar .............................................................12

    2.6 Kerangka Kerja Diagnosa dan Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar........13

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan ...................................................................................................28

    3.2 Saran .............................................................................................................28

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    4/32

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam

    belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan

    kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi.

    Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam

    belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar

    yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan.

    Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang

    rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-

    intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan

    belajar, karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap

    anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang

    berhubungan dengan kesulitan belajar. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa

    biasanya tampak jelas dari menurunya kinerja akademik atau belajarnya.

    Murid yang lambat dalam belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar.

    Setiap akhir kegiatan belajar mereka tidak dapat menguasai seluruh materi yang

    seharusnya sudah dikuasai, namun tidak jarang guru telah melanjutkan pada materi

    berikutnya. Akibatnya murid tersebut mungkin tidak ada perhatian terhadap

    pelajaran itu atau tidak punya minat atau semangat untuk belajar. Oleh karena itu

    guru hendaknya dapat memberikan perhatian khusus terhadap murid yang lambat

    dalam belajar atau mengalami masalah atau kesulitan dalam mencapai tujuan

    pelajaran yang ditetapkan.

    Sebagai pembelajar guru bertanggung jawab untuk membantu murid dalam

    mencapai perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan menciptakan

    kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga murid diharapkan mencapai

    hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal bagi murid,

    setiap kesulitan atau masalah yang timbul dalam belajar seyogyanya dapat segera

    diidentifikasi oleh guru dan segera pula diberikan bantuan atau perbaikan. Ini berarti

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    5/32

    5

    bahwa setiap guru dituntut kemampuannya untuk mampu memberikan bantuan pada

    murid yang mengalami kesulitan atau masalah dalam belajar.

    1.2 Rumusan masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan kesulitan belajar?

    2. Apa saja faktor-faktor penyebab kesulitan belajar?

    3. Bagaimana usaha mengatasi kesulitan belajar?

    4. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?

    5. Bagaimana peran guru dalam proses belajar?

    6. Bagaimana kerangka kerja diagnosa, pemecahan kesulitan belajar dan contoh

    anak yang mengalami kesulitan belajar?

    1.3 Tujuan Penulisan

    1. Mengetahui tentang kesulitan belajar pada diri seseorang

    2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

    3. Memahami usaha mengatasi kesulitan belajar

    4. Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar

    5. Memahami peran guru dalam proses belajar

    6. Memahami kerangka kerja diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar

    1.4 Manfaat Penulisan

    Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai:

    1. Penambah pengetahuan dan wawasan tentang kesulitan belajar pada diri

    seseorang.

    2. Bahan masukan bagi pembaca tentang bagaimana kerangka kerja diagnosa dan

    pemecahan kesulitan belajar.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    6/32

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Kesulitan Belajar

    Menurut Witherington dalam buku Education Pshicology mengemukakan

    bahwa: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

    sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

    kepandaian atau usaha pengertian.

    Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara stimulus dan respon

    dalam menghadapi masalah yang dipecahkan. Masalah merupakan stimulus bagi

    individu untuk bereaksi (merespon). Ketika respon itu berhasil maka terbentuklah

    hubungan stimulus dan respon dan terjadilah peristiwa belajar. Belajar adalah suatu

    proses aktif fisik dan mental seperti menggerakkan badan, berfikir, mengingat dan

    sebagainya.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang

    dilakukan oleh seseorang (anak didik) yang bersifat fisik dan psikis perobahan yang

    lebih baik pada pengetahuan, kepribadian dan keterampilan-keterampilan. Adapun

    yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didikk 

    tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh perbedaan

    individual (intelegensi / non intelegensi). Sedangkan pengertian lain menjelaskan

    bahwa siswa dapat dipandang mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan

    tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu, yaitu berdasarkan

    ukuran keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam Teknologi Informasi dan

    Komunikasi, ataupun tingkat kapasitas kemampuan dalam tingkat

    perkembangannya.

    Secara umum gejala-gejala kesulitan belajar yang dapat diamati yaitu :

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    7/32

    7

    1. Menunjukkan prestasi yang rendah / di bawah rata-rata dari yang dicapaioleh

    kelompok kelas.

    2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Anak 

    berusaha keras tetapi hasil belajar selalu rendah.

    3. Lambat dalam melaksanakan tugas-tugas belajar.

    4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan misalnya pemarah, pemurung,

    mudah tersinggung dan sebagainya.

    2.2 Faktor – Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

    Kesulitan yang dialami siswa bukanlah suatu kelemahan / perilaku yang

    berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat dengan peristiwa sebelumnya. Dengan kata lain

    bahwa perilaku siswa dengan segala aksesnya tidak terlepas dari latar belakang yang

    menyebabkan. Secara garis besar faktor penyebab kesulitan belajar dapat

    dikelompokkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.

    1. Faktor Internal (Faktor Indogen)

    Yaitu faktor kesulitan belajar yang bersumber / berpangkal dari diri pelajar/peserta

    didik. Faktor ini meliputi fisik dan psikis. Faktor ini sangat mempengaruhi studi

    siswa tetapi seringkali tidak disadari siswa (yang bersangkutan) kalaupun disadari,

    kebanyakan siswa menganggap remeh dan tidak berusaha menghilangkan / 

    mengatasinya.

    a. Faktor Biologis

    Kesehatan adalah faktor penting didalam belajar. Kesehatan yang sering terganggu,

    sakit-sakitan, pusing-pusing dan sebagainya akan mengurangi konsentrasi dan akan

    mengganggu perhatian dalam belajar. Begitu juga dengan cacat badan yang dialami

    siswa, misalnya gangguan bicara, tuli, setengah buta dan sebagainya.

    b. Faktor Psikis

    1) Intelegensi

    Intelegensi adalah faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

    siswa. Intelegensi siswa yang berada di bawah rata-rata, maka anak-anak tersebut

    akan sukar mencapai hasil belajar yang baik. Kendati sudah belajar sebaik-baiknya.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    8/32

    8

    Untuk itu perlu ditempatkan pada sekolah khusus yang memberikan keterampilan

    dan pendidikan praktis.

    Menurut Muhibbin Syah, kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang

    memiliki intelegensi dibawah rata-rata. Tetapi bisa juga dialami oleh siswa yang

    berada diatas rata-rata karena tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk 

    berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Karena penyelenggaraan pendidikan

    sekolah di Indonesia pada umumnya ditujukan kepada siswa yang berkemampuan

    rata-rata.

    2) Perhatian

    Apabila bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa, maka datanglah rasa bosan,

     jenuh, mengantuk dan malas belajar. Sehingga prestasinya menurun. Untuk itu

    pendidik harus berusaha menyajikan bahan dengan strategi pembelajaran yang

    efektif.

    3) Minat

    Minat sangat erat hubungannya dengan perhatian. Apabila siswa mempunyai

    perhatian yang besar dalam belajar, maka timbullah minat untuk belajar dengan baik 

    dan sungguh-sungguh. Tidak berminat bisa disebabkan tidak ada bakat, tidak sesuai

    kebutuhan dan sebagainya.

    4) Bakat

    Bakat adalah potensi / kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir dan setiap individu

    mempunyai bakat yang berbeda. Seseorang akan mudah belajar apabila sesuai

    dengan bakatnya. Dan yang tidak berbakat akan cepat merasa bosan, mudah putus

    asa, dan tidak senang.

    5) Motivasi

    Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan

    mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang motivasinya besar akan giat

    berusaha dan sebaliknya yang motivasinya lemah akan kurang perhatian dan sering

    meninggalkan pelajaran sehingga mengalami kesulitan belajar.

    6) Tidak Mempunyai Tujuan Yang Jelas

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    9/32

    9

    Tujuan yang samar-samar dan tidak realistis akan dapat menjadi penghalang atas

    kemajuan studi seseorang. Tujuan sekolah adalah untuk menambah pergaulan,

    mendapat hadiah dan sebagainya akan mengalami kesulitan dalam belajar.

    7) Kebiasaan Belajar

    Tiap orang mempunyai kebiasaan belajar sendiri-sendiri. Adanya belajar malam hari,

    kebiasaan belajar siang hari dan sebagainya. Kebiasaan belajar yang baik, disiplin

    dan terencana akan memudahkan dalam belajar. Selain dari hal diatas, khususnya

    untuk perkuliahan (mahasiswa) Oemar Hamalik menambahkan faktor penyebab

    yang lain yaitu kecakapan mengikuti perkuliahan dan kurangnya penguasaan bahasa.

    8) Emosional

    Faktor ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental seseorang, karena

    dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelektual tetapi juga melibatkan segi

    emosional.

    2. Faktor Eksternal (Exogen)

    Yaitu faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik yang bersifat sosial dan non

    sosial. Faktor ini pada umumnya berasal dari pihak keluarga, sekolah dan lingkungan

    sosial masyarakat.

    a. Lingkungan Keluarga

    Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama dalam belajar, tetapi bisa

     juga merupakan faktor penyebab utama kesulitan belajar. Orang tua yang tidak 

    memberikan perhatian dan bimbingan kepada anaknya di rumah, akan menyebabkan

    anak kurang latihan.

    Cara mendidik anak jangan terlalu keras atau terlalu memanjakan, karena akan

    menyebabkan prestasi anak menurun, bahkan karena sikap orang tua yang salah,

    anak bisa membenci belajar. Begitu juga dengan hubungan orang tua dan anak yang

    harmonis, kasih sayang dan perhatian dari saudarap-saudara akan menimbulkan

    mental dan semangat yang kuat dalam belajar.

    Ekonomi keluarga juga menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ekonomi yang

    lemah menyebabkan anak serba kekurangan dalam fasilitas belajar, sedangkan

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    10/32

    10

    ekonomi yang berlebihan (kaya) akan menyebabkan anak suka berhura-hura dan

    menyalah gunakan ke arah yang menjerumuskan. Untuk itu dalam urusan keuangan

    ini perlunya perhatian yang wajar dalam pengelolaan yang tepat untuk pendidikan

    anak.

    b. Faktor Sekolah

    1) Guru

    Guru sebagai pribadi kunci dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik 

    apabila guru tidak berkualitas (dalam pemahaman materi dan memilih metoda),

    hubungan guru dan murid yang tidak harmonis, guru yang menuntut standar belajar

    di atas kemampuan anak, dan guru yang tidak memiliki kecakapan dalam

    mendiagnosa kesulitan belajar peserta didik.

    2) Faktor Alat

    Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian yang tidak baik. Dalam hal

    ini termasuk perpustakaan dan pelajaran-pelajaran yang sifatnya praktis.

    3) Kondisi dan Situasi Sekolah

    Kondisi gedung sekolah yang tidak sehat dan suasana lingkungan yang tidak 

    kondusif juga menimbulkan kesulitan belajar. Misalnya sekolah yang berada dekat

    pasar ataupun di jalan raya.

    4) Kurikulum

    Masalah kurikulum dapat pula menimbulkan kesulitan belajar karena Volume bahan

    yang terlalu besar dibandingkan dengan waktu yang disediakan. Kurikulum yang

    tidak sesuai dengan tema.

    c. Lingkungan Sosial dan Media Masa

    Faktor masa media meliputi elektronik dan media cetak. Ini memberikan pengaruh

    yang negatif apabila anak terlalu banyak menghabiskan waktu hingga lupa akan

    tugasnya dalam belajar. Sedangkan lingkungan sosial, akan memberikan pengaruh

    terhadap pergaulan, apakah dari tetangga, teman-teman bergaul dalam lingkungan

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    11/32

    11

    masyarakat. Serta kegiatan ekstra atau berorganisasi yang banyak menyita waktu,

     juga menimbulkan kesulitan dalam belajar.

    Selain dari faktor umum (interen dan eksteren) yang telah dikemukakan diatas, ada

    faktor-faktor khusus yang juga menimbulkan kesulitan belajar karena mengalami

    sindrome psikologi berupa learning disability (ketidakmampuan belajar) yang

    disebabkan oleh gangguan ringan pada otak. Gangguan itu dapat berupa disleksia,

    disgrafia dan diskalkulia.

    2.3 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar

    Mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan daro faktor-faktor kesulitan

    belajar sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu mencari sumber

    penyebab utama dan sumber penyebab peserta lainnya menjadi mutlak dalam rangka

    mengatasi kesulitan belajar.

    Adapun langkah-langkah dalam mengatasi kesulitan belajar yaitu :

    1. Pengumpulan Data

    Untuk pengumpulan data-data tentang penyebab kesulitan belajar, diperlukanbanyak informasi, dapat diperoleh dari observasi, kunjungan rumah, daftar

    pribadi, meneliti tugas, menghubungi orang tua dan sebagainya.

    2. Pengolahan Data

    Data-data yang telah dikumpulkan belum bisa dikatakan informasi yang cukup

    apabila tidak diolah secara cermat. Dalam mengolah data langlah-langkah yang

    dapat dilakukan yaitu :

    - Mengidentifikasi kasus.

    - Membandingkan antara kasus.

    - Membandingkan dengan hasil tes.

    - Menarik kesimpulan.

    3. Diagnosa

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    12/32

    12

    Yaitu keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolah data. Diagnosis ini

    dapat berupa keputusan tentang :

    - Jenis kesulitan.

    - Faktor-faktor penyebab (penyebab utama dan penyerta)

    Diagnosa kesulitan belajar ini dapat dilakukan dengan bantuan dokter, psikiater,

    orang tua atau guru.

    4. Mengadakan Prognosa

    Artinya ramalan-ramalan. Langkah ini ditempuh dengan mengintegrasikan dan

    menginterprestasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga, sehingga

    memperoleh kesimpulan tentang jenis dan sifat dan dapat diramalkan bantuan

    apa yang harus diberikan. Prognosis ini ditetapkan untuk membentuk perlakuan

    (“treatmen”) sebagai follow up dari diagnosis misalnya :

    - Bentuk treatment yang akan diberikan.

    - Bahan/materi yang diperlukan.

    - Metode-metode yang digunakan.

    - Alat bantu belajar mengingat yang dibutuhkan.

    - Waktu.

    5. Treatmen (Perlakuan)

    Yiatu pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan sesuai dengan

    program yang telah disusun pada tahap prognosis. Lebih konkritnya tindakan ini

    bisa melakukan tindakan, remedial dan membuat reforal :

    “Kalau jenis dan sifat permasalahan serta sumber permasalahannya masih

    bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih berada dalam kesanggupan

    dan kemampuan (dalam arti teknis dan otoritas) para guru, seyogyanya bantuan

    bimbingan itu dilakukan oleh guru sendiri. Namun kalau permasalahannya

    sudah menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan luas

    maka selayaknya tugas guru hanya membuat rekomendasi (reforal) kepada para

     petugas yang kompeten”.

    6. Evaluasi dan Follow Up

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    13/32

    13

    Tahap ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dilakukan,

    kalau belum berhasil maka perlu dilakukan kembali sampai berhasil.

    Beberapa upaya yang dapat dilakukan menurut Priyatno (1994 : 94-99) sebagai

    berikut :

    a. Pengajaran Perbaikan

    Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada

    seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar

    dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil

    belajar siswa. Bentuk kesalahan yang paling pokok berupa salah pengertian,

    salah pemahaman, sakit menafsirkan dan tidak menguasai konsep-konsep dasar.

    Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa mempunyai

    kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

    b. Program Pengayaan

    Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada

    seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa

    yang cepat dalam belajar mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar,

    untuk itu mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk 

    menambah atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah

    dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.

    c. Peningkatan Motivasi Belajar

    Disekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif untuk belajar, tetapi

    sebagian lain mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula

    motifnya amat kuat tetapi menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang

    bersemangat, jera, malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan indikator kurang

    kuatnya motif (motivasi) dalam belajar.

    Guru bidang studi guru pembimbing dan staf sekolah lainnya berkewajiban

    membantu siswa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Prosedur-prosedur

    yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya menurut

    Prayitno (1994) adalah :

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    14/32

    14

    1. Menjelaskan tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat

    belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang hendak 

    dicapai.

    2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.

    3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang merangsang dan

    menyenangkan.

    4. Memberikan hadiah (penguatan dan hukuman bila perlu).

    5. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan

    murid, serta antara murid dengan murid.

    6. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu (seperti suasana

    yang menakutkan, mengecewakan dan membingungkan).

    7. Melengkapi sumber dan peralatan mengajar.

    d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar Yang Baik.

    Setiap siswa diharapkan mengharapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

    Tetapi masih ada siswa yang bersikap dan berkebiasaan belajar yang tidak 

    diharapkan. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik 

    dikhawatirkan mereka tidak akan mencapai hasil belajar yang baik. Prestasi

    belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau kerja keras.

    e. Layanan Konseling Individual

    Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap

    muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan tatap muka ini klien dapat

    menyampaikan masalah-masalah yang dirasakan pada konselor dan masalah itu

    bisa dicermati dan diupayakan pengentasannya melalui pembahasan dengan

    konselor.

    2.4 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar

    Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu

    untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun

    fisiologis. Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya :

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    15/32

    15

    1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses

    belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada

    dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak 

    dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya

    respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya

    lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa

    dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan

    mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-

    gemulai.

    2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan

    siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak 

    menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan

    psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang

    tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak 

    pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai dengan

    baik.

    3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat

    potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya

    tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan

    menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130  –  140),

    namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau rendah.

    4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam prosesbelajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

    sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

    5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala

    dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil

    belajar di bawah potensi intelektualnya.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    16/32

    16

    2.5 Peranan Guru Dalam Proses Belajar

    Peranan guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan

    individu. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai usaha pembaharuan selalu

    bermuara kepada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan posisi guru dalam

    dunia pendidikan. Adapun peranan guru adalah :

    1. Guru sebagai perancang pengajaran (designer of instruction)

    Peran ini menghendaki guru senantiasa mampu dan siap untuk merancang kegiatan

    belajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Rancangan pengajaran tersebut

    meliputi :

    a. Memilih dan menemukan bahan.

    b. Merumuskan tujuan penyajian bahan pengajaran.

    c. Memilih metode penyajian yang tepat.

    d. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.

    2. Guru sebagai pengelola pengajaran (manager of instruction)

    Fungsi ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan dan

    mengendalikan) seluruh tahapan proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana.

    Namun situasi yang dihadapi guru mempunyai pengaruh besar terhadap proses

    tersebut. Untuk itu guru harus peka terhadap situasi dan penyesuaian tingkah laku

    dalam belajar.

    3. Guru sebagai penilai hasil belajar (evaluator of student learning)

    Yaitu sebagai penilai hasil pembelajaran siswa. Guru harus mengikuti perkembangan

    kemajuan prestasi belajar/kinerja akademik siswa. Dalam istilah lain ini dikenal juga

    dengan memberikan balikan yang mempunyai fungsi untuk membantu siswa

    memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas.

    4. Guru sebagai pembimbing

    Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami berkomunikasi, menolong dan

    mendorong anak didik. Guru harus berusaha menciptakan komunikasi dengan murid

    dan mencarikan solusinya dalam menghadapi masasalah kesulitan belajar siswa.

    Dengan demikian gurulah yang menciptakan suasana belajar dalam kelas. Guru

    sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan aspek intelektual dan

    pertumbuhan totalitas kepribadian murid sebagai manusia.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    17/32

    17

    Kerangka Kerja Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar

    Salah satu diantara tugas yang paling sulit bagi seorang guru dan guru

    bimbingan konseling adalah tugas untuk mengadakan diagnosa dan membantu

    memecahkan kesulitan-kesulitan (treatment) belajar yang dihadapi para siswa.

    Banyak hal yang menyebabkan kesulitan tugas ini:

    1. Karena penyebab kesulitan belajar yang dihadapi para siswa itu sangat beraneka

    ragam.

    2. Karena penyebab kesulitan belajar itu sangat kompleks, sehingga penyebab

    tersebut tidak dapat dipahami secara sempurna, meskipun oleh seorang ahli yang

    berpengalaman sekalipun.

    3. Karena suatu usaha pemecahan kesulitan belajar, mungkin dapat dilakukan

    dengan baik dan berhasil untuk membantu seorang siswa, akan tetapi belum

    tentu dapat dilakukan dengan berhasil pula apabila usaha yang sama itu

    diterapkan untuk membantu seorang siswa yang lain. Dengan demikian kita

    tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah suatu cara pemecahan kesulitan itu

    dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan setiap siswa.

    Saya menyadari bahwa banyak guru dan guru bimbingan konseling, bahkanmungkin sebagian terbesar dari mereka belum efisien dalam mempergunakan

    pendekatan untuk melakukan tugas diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar ini.

    Akibatnya ialah bahwa banyak kesulitan belajar yang dihadapi para siswa itu tetap

    tidak terpecahkan. Atau paling untung, kesulitan-kesulitan itu dapat dipecahkan,

    tetapi memakan waktu yang sangat lama dan disertai kesalahan-keselahan yang

    menjengkelkan disana-sini.

    Dan paling celaka ialah, apabila suatu cara pemecahan yang salah

    dipergunakan untuk menolong siswa dalam pemecahan kesulitan belajarnya,

    sehingga dia menderita kesulitan yang lebih besar dari yang telah dideritanya

    semula.

    Sebuah Contoh Pemecahan Tidak Efisien

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    18/32

    18

    Telah dikemukakan bahwa guru dan guru bimbingan konseling dapat

    melakukan kesalahan dalam diagnosa kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Tetapi

    belum dijelaskan secara khusus tentang jenis-jenis kesalahan tersebut. Untuk 

    menjelaskan hal ini ada beberapa daftar tipe pemecahan kesulitan yang kurang

    efisien yang sering dilakukan oleh guru dan guru bimbingan konseling, dan

    diberikan contoh pula untuk setiap tipe tersebut. Akan tetapi pencantuman daftar

    semacam itu pada awal pembicaraan sekarang ini mungkin akan membosankan dan

    mengacaukan saja. Oleh karena itu dalam pembahasan selanjutnya hanya akan

    dikemukakan sebuah contoh ilustrasi umum mengenai apa yang dimaksudkan

    dengan teknik diagnosa yang kurang efisien. Kemudian, penjelasannya secara

    khusus dan mendalam akan ditangguhkan sampai pelajaran selanjutnya, dan juga

    akan dijelaskan cara-cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu

    itu.

    Akan tetapi, sebelum diberikan contoh yang dimaksud terlebih akan

    dijelaskan susunan seluruh pelajar yang akan dijelaskan, dengan maksud agar

    terbuka untuk turut serta secara aktif dalam mempelajari hal-hal yang akan disajikan

    nanti. Dalam hal ini, ditulis juga pelajaran-pelajarn dalam bentuk yang memberikan

    kesempatan secara berkala untuk membuat keputusan tentang beberapa pertanyaanatau masalah yang diajukan. Diharapkan bahwa kesempatan tersebut dapat

    menimbulkan minat dan pelajaran itu sendiri akan lebih berguna. Sebagai tambahan

    terhadap pengajuan pertanyaan dan masalah tersebut, akan diberikan juga jawaban

    atau pemecahan masalah tersebut, yang dianggap sebagai pemecahan atau jawaban

    yang baik untuk pertanyaan atau masalah tersebut.

    Lain dari pada itu akan diterangkan juga, mengapa pemecahan tersebut lebih

    baik dibandingkan dengan pemecahan-pemecahan lain yang dapat dipilih. Secara

    singkat dapat dikatakan bahwa pelajaran-pelajaran yang disajikan ini akan

    memberikan banyak kesempatan untuk:

    1. Mencobakan keputusan-keputusan sendiri tentang diagnosa dan pemecahan

    masalah kesulitan belajar

    2. Menilai sampai dimana mutu penguasaan tentang pelajaran yang disajikan itu.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    19/32

    19

    Sekarang marilah kembali kepada contoh pendekatan yang tidak efisien dalam

    tugas diagnosa kesulitan belajar itu misalnya seorang guru kelas 6 meminta kepada

    seorang guru bimbingan konseling di sekolah, untuk menentukan dan menjelaskan

    mengapa 2 orang murid di kelasnya (Ahmad dan Karna) tidak dapat membaca lebih

    baik dari rata-rata murid kelas 3. Dengan hanya keterangan yang diberikan oleh guru

    kelas tadi, saya sebagai guru bimbingan konseling langsung memulai diagnosa.

    Perumusan keputusan I :

    Ada 4 macam kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan

    konseling, yaitu:

    1. Kedua murid itu diberi test dengan “Raven Matrices Test” untuk meperoleh

    keterangan apakah mereka memiliki inteligensi yang rendah.

    2. Meneliti hasil belajar kedua murid tersebut dalam bidang pengajaran lain di

    samping pelajaran membaca untuk mempelajari sampai dimana keberhasilan

    mereka dalam bidang pengajaran tersebut.

    3. Memberikan saran kepada guru tadi untuk menyajikan buku yang lebih mudah

    dibaca oleh kedua murid tersebut ialah buku-buku yang dipergunakan di kelas 3

    daripada menyuruh mereka untuk terus mencoba membaca buku untuk kelas 6.

    4. Membuat daftar yang praktis tentang kata-kata yang biasa dipergunakan dalam

    buku pelajaran membaca di kelas 4 dan kelas 5, dan meminta orang tua kedua

    murid tersebut menyuruh anaknya untuk menghafalkan kata-kata dalam daftar

    tersebut di rumah, sehingga mereka dapat membacanya dengan mudah di

    sekolah.

    Dengan menelaah kasus Ahmad dan Karna ini dengan mempergunakan

    kemungkinan, misalkan tindakan yang kedua, pertama-tama menelaah hasil yang

    diperoleh kedua murid itu dalam bidang-bidang pengajaran lain di samping pelajaran

    membaca, untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam masing-masing bidang

    pengajaran itu. Mengapa saya memilih kemungkinan yang kedua, dan tidak memilih

    yang lain?. Hal ini dapat di jelaskan, bahwa dengan mengadakan penelaahan kepada

    bidang-bidang pengajaran yang lain itu, akan memperoleh gambaran yang lebih jelas

    tentang kedua murid tersebut dengan mengetahui keberhasilan mereka dalam

    berbagai bidang pengajaran itu.

    Misalnya:

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    20/32

    20

    1. Memperhatikan nilai kedua murid tersebut dalam test yang mereka tempuh

    dalam pelajaran Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kesehatan.

    2. Berbicara dengan guru mereka untuk memperoleh kesan guru tersebut

    tentang sejauh manakah kemampuan mereka dalam diskusi kelas mengenai

    IPA, IPS, dan Matematika, demikian juga tentang kemampuan mereka

    untuk berbicara dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Daerah.

    3. Menanyakan pula kepada guru tersebut sejauh manakah Ahmad dan Karna

    melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam pelajaran kesenian, musik, dan

    olahraga.

    4. Bagaimana mereka itu bergaul dengan teman-teman sekelasnya serta

    kebiasaan mereka dalam belajar pada umumnya.

    Dengan demikian saya mempergunakan nilai-nilai test hasil belajar yang telah

    ditempuh kedua murid tersebut, sampai dari hasil pekerjaannya seperti karangan,

    hasil seni, dan wawancara dengan gurunya untuk meneliti dan menilai kekuatan-

    kekuatan dan kelemahan-kelemahan kedua orang murid itu dalam bidang-bidang

    pengajaran disamping pelajaran membaca.

    Saya menanamkan proses penelaahan semacam ini sebagai penilaian status.

    Saya menilai status kedua murid itu, tidak hanya dalam pelajaran membaca, akan

    tetapi dalam stiap bidang pengajaran yang lainnya. Hal ini memberikan gambaran

    menyeluruh tentang kesulitan mereka dalam belajar. Misalkan bahwa saya telah

    melakukan proses penelaahan tersebut dan mencatat hasil penelaahan tersebut dalam

    daftar dibawah ini. Dalam lajur sebelah kiri dari daftar tersebut dicantumkan:

    1. Tujuan Umum, dari mata-mata pelajaran yang diberikan. Tujuan itu merupakan

    hal-hal yang diharapkan dapat dipelajari Ahmad dan Karna sebagai murid kelas

    6.

    2. Dalam lajur kedua dicantumkan metode-metode penilaian, yang dipergunakan

    untuk mengumpulkan keterangan tentang keberhasilan kedua murid tersebut

    setiap pelajaran.

    3. Kemudian dalam lajur ketiga dan keempat, mencatat hasil penilaian tentang

    keadaan kedua murid tersebut, ialah pertanyaan apakah kedua murid itu:

    a) Berhasil lebih baik daripada apa yang diharapkan

    b) Tepat mecapai dengan memadai tujuan yang diharapkan, atau

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    21/32

    21

    c) Gagal mencapai tujuan-tujuan itu dengan kata lain menempati

    kedudukan dibawah hasil yang seharusnya mereka capai

    NO

    1

    TUJUAN

    BELAJAR

    2

    METODE

    PENILAIAN

    3

    STATUS

    AHMAD

    4

    STATUS

    KARNA

    1 Membaca bahan

    bacaan Bahasa

    Indonesia sebaik 

    kebanyakan dari

    murid-murid lain

    di kelas 6.

    Mendengarkan

    murid membaca

    dan menjawab

    pertanyaan

    tentang isi

    bacaan.

    Baik untuk 

    tingkat di bawah

    taraf yang

    diharapkan (kira-

    kira kelas 3).

    Baik untuk 

    tingkat di bawah

    rata-rata yang

    diharapkan

    (kira-kira kelas

    3).

    2 Menulis karangan

    Bahasa Indonesia

    sebaik kebanyakan

    dari murid-murid

    kelas 6.

    Menganalisa

    karangan tertulis.

    Dibawah taraf 

    yang diharapkan

    dalam menyusun

    gagasan dalam

    tata bahasa,

    dalam ejaan,

    dalam tanda

    baca. Pada taraf 

    yang diharapkan

    dalam tulisan

    tangan.

    Pada taraf yang

    diharapkan

    dalam

    menyusun

    gagasan, dalam

    tata bahasa,

    dalam tanda

    baca, sedikit

    dibawah taraf 

    yang diharapkan

    dalam ejaan.

    Jauh dibawah

    taraf yang

    diharapkan

    dalam tulisan

    tangan.

    3 Berbicara dalam Wawancara Dibawah taraf Diatas taraf  

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    22/32

    22

    Bahasa Indonesia

    selancar

    kebanyakan murid

    kelas 6.

    dengan guru

    tentang

    kemampuan

    murid bercakap

    dalam diskusi

    kelas, dalam

    percakapan

    resmi di depan

    kelas, dan dalam

    percakapan

    biasa.

    yang diharapkan

    dalam menyusun

    gagasan, dalam

    tata bahasa,

    dalam ucapan.

    Tidak memiliki

    gagasan yang

     jelas tetang apa

    yang ingin

    dinyatakan.

    yang diharapkan

    dalam

    menyusun

    gagasan. Pada

    taraf yang

    diharapkan

    dalam tata

    bahasa, ucapan.

    Mudah

    berbicara dan

    mendetail dalam

    membicarakan

    berbagai pokok.

    4 Berhasil sebaik  

    kebanyakan murid

    kelas 6 dalam :

    a) Memecahkan

    soal

    matematika

    b) Penghitungan

    matematika

    Memeriksa

    pekerjaan rumah

    dan pekerjaan

    ulangan dalam

    matematika.

    Jauh dibawah

    yag diharapkan

    dalam

    pemecahan soal.

    Sedikit dibawah

    yang diharapkan

    dalam

    penghitungan.

    Dibawah yang

    diharapkan

    apabila soal

    dipecahkan

    menyangkut

    kemampuan

    membaca. Pada

    taraf yang

    diharapkan

    dalam

    pemecahan

    masalah apabila

    masalahnya

    disampaikan

    secara lisan.

    Sedikit dibawah

    yang

    daharapkan

    dalam

    penghitungan.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    23/32

    23

    5 Menjelaskan faktor

    dan pengertian

    dalam IPA sebaik 

    kebanyakan murid

    kelas 6.

    Memeriksa hasil

    penyelesaian

    tugas tertulis dan

    test hasil belajar.

    Wawancara

    dengan guru

    tentang

    partisipasi murid

    dalam diskusi

    tentang IPA dan

    dalam proyek 

    Kegiatan IPA.

    Agak dibawah

    taraf yang

    diharapkan

    dalam mengingat

    fakta-fakta. Jauh

    dibawah taraf 

    yang diharapkan

    dalam

    menjelaskan

    pengertian dan

    dalam

    menerapkannya

    dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Pada taraf yang

    diharapkan

    dalam

    pengetahuan

    tentang fakta

    dan penggunaan

    pengertian.

    6 Menjelaskan fakta

    dan pengertian

    dalam IPS,

    menerapkannya

    untuk menafsirkan

    situasi kehidupan

    sebaik kebanyakan

    murid kelas 6.

    Jenis penilaian

    yang sama

    dengan penilaian

    untuk IPA.

    Kira-kira sama

    dengan statusnya

    untuk IPA sedikit

    dibawah taraf 

    yang diharapkan

    dalam fakta, jauh

    dibawah yang

    diharapkan

    dalam

    pemahaman

    pengertian.

    Pada taraf yang

    diharapkan

    dalam masalah

    fakta dan

    pengertian yang

    didiskusikan di

    kelas. Dibawah

    taraf yang

    diharapkan

    dalam fakta dan

    pengertian

    apabila

    menyangkut

    kemampuan

    membaca.

    7 Mengikuti praktik  

    untuk 

    melaksanakan

    hidup sehat sebaik 

    Memeperhatikan

    hasil test hasil

    belajar.

    Wawancara

    Pada taraf yang

    diharapkan

    dalam kegiatan

    memelihara

    Pada taraf yang

    diharapkan

    dalam

    pengetahuan

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    24/32

    24

    kebanyakan murid

    kelas 6.

    dengan guru

    untuk 

    mengetahui

    pendapatannya

    tentang kegiatan

    memelihara

    hidup sehat.

    hidup sehat. tentang hidup

    sehat. Dibawah

    taraf yang

    diharapkan

    dalam

    penerapan hidup

    sehat dalam

    kehidupan

    sehari-hari

    (ceroboh dalam

    makan,

    kebersihan, dan

    kesehatan)

    8 Memperlihatkan

    tingkah laku sosial

    yang kontriktif 

    dalam kelas,

    kerjasama dengan

    orang lain secara

    baik.

    Wawancara

    dengan guru.

    Pada umumnya

    terdapat pada

    taraf yang

    diharapkan.

    Mengerjakan hal

    yang

    diperintahkan

    oleh guru

    bersahabat

    dengan teman

    sekelas.

    Agak dibawah

    taraf yang

    diharapkan.

    Kadang-kadang

    menganggu

    teman. Tidak 

    selalu adil

    dalam

    melakukan

    tugas kelompok.

    9 Menyelesaikan

    proyek-proyek 

    kegiatan seni dan

    pekerjaan tangan

    ketrampilan

    kebanyakan murid

    kelas 6.

    Wawancara

    dengan guru.

    Memperhatikan

    hasil kerja murid

    dalam seni.

    Pada taraf yang

    diharapkan.

    Pada taraf yang

    diharapkan. Dia

    sangat trampil

    dan kratif, tetapi

    tidak selalu

    menyelesaikan

    proyeknya.

    10 Bernyanyi sebaik 

    kebanyakan murid

    Wawancara

    dengan guru.

    Diatas taraf yang

    diharapkan.

    Pada taraf yang

    diharapkan.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    25/32

    25

    kelas 6.

    11 Bermain olahraga

    sebaik kebanyakan

    murid kelas 6.

    Wawancara

    dengan guru.

    Mengamati

    kegiatan

    olahraga.

    Pada taraf yang

    diharapkan.

    Dibawah taraf 

    yang

    diharapkan.

    Bermain agak 

     jelek dan tidak 

    selalu mengikuti

    aturan.

    Rangkuman yang dikemukakan terdahulu itu merupakan hal yang saya

    dibayangkan pada waktu saya mencantumkan kemungkinan kedua pada

    “perumusan keputusan”. Sekarang saya telah mengumpulkan keterangan tentang

    keberhasilan setiap murid tersebut dalam bidang pengajaran lain sebagai pelengkap

    yang diberikan oleh guru kelas tentang ketidakmampuan mereka dalam membaca.

    Ada 2 alasan dasar yang menyebabkan saya mengumpulkan data mengenai status

    murid dalam mata pelajaran yang lain itu adalah :

    1. Dengan memperhatikan gambaran menyeluruh tentang kekuatan dan kelemahan

    murid-murid itu, dapat lebih mudah untuk mengambil langkah lebih lanjut, ialah

    memperkirakan sebab-sebab dari kesulitan mereka dlam membaca.

    2. Dengan memperhatikan pola kekuatan dan kelemahan mereka, akan

    memudahkan untuk memilih metoda pemecahan kesulitannya.

    Pertama-tama perhatikan sampai dimana pola kekuatan dan kelemahan itu dapat

    membantu dalam memperkirakan sebab-sebab yang mendasari kesulitan membaca

    kedua murid tersebut.

    Saya melihat bahwa kedua murid tersebut memiliki tingkat kesulitan yang sama

    dalam membaca, dan mereka menghadapi masalah yang berbeda dalam hal lain.

    Misalnya, karena memperoleh hasil yangbaik sekali dalam beberapa kegiatan kelas

    yang menuntut kemampuan intelektuil dan akademis yang tinggi menyusun bahan

    pembicaraan dalam susunan logis, memecahkan masalah matematik yang diberikan

    secara lisan, mempergunakan konsep-konsep IPA dan IPS.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    26/32

    26

    Sebaliknya Ahmad memiliki kekurangan-kekurangan dalam bidang-bidang ini.

    Lebih khusus lagi, dia lebih baik menghafalkan fakta dan mengerjakan perhitungan

    matematis dibandingkan dengan kemampuannya dalam menangani masalah yang

     berhubungn dengan penggunaan “Proses mental yang lebih tinggi” seperti

    menerapkan konsep dan kaidah-kaidah dalam memecahkan masalah dalam

    kehidupan sehari-hari.

    HIPOTESE :

    Kemudian, gagasan apa yang timbul mengenai sebab-sebab yang mendasari

    kesulitan kedua murid tersebut dalam membaca, setelah saya memperhatikan pola

    kekuatan dan kelemahan mereka?

    1. Diduga bahwa Karna mungkin tidak menderita kelemahan dalam

    kemampuan intelektuil umum. Dapat ditarik kesimpulan semacam itu,

    bahkan tanpa mempergunakan suatu test kecerdasan umum. Dalam kasus

    Karna ini lebih baik mempergunakan waktu untuk memeriksa

    kemungkinan penyebab lain yang lebih tepat yang mendasari kesulitan

    Karna dalam membaca. Pola status dalam hal ini memperlihatkan sebab-

    sebab lain yang lebih tepat.

    Pertama, mungkin sekali dia menderita kesulitan dalam hal pengamatan

    visual. Hal ini berarti bahwa padanya tidak terdapat gangguan atau

    kelemahan mental, tetapi terdapat kesalahan khusus dalam hal siklus

    sistim/saraf visual, sehingga dia memiliki kesulitan dalam menafsirkan

    bahan bacaan. Tetapi dia dapat menafsirkan dengan baik sekali dalam

    diskusi kelas, dalam menyusun bahan percakapan, dan bahkan dalam

    menyusun bahan karangannya secara tertulis. Anak-anak yang menderita

    kesulitan dalam pengamatan visual semacam ini seringkali

    memperlihatkan kesalahan-kesalahan dalam kegiatan jasmani. Mereka

    tidak memunyai koordinasi yang baik. Mereka seringkali tersandung dan

    menimpa benda-benda disekitarnya, mungkin tidak dapat menangkap atau

    melempar bola dengan baik, dan mungkin tidak sanggup melompat atau

    berlari secepat teman sekelasnya. Diketahui bahwa Karna banyak 

    melakukan kesalahan semacam itu dalam olahraga, sehingga mempunyai

    alasan kuat untuk menduga bahwa suatu gangguan khusus dalam

    pengamatan visual mungkin mendasari kesulitannya dalam membaca.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    27/32

    27

    Demikianlah, hal tersebut merupakan suatu alasan, mengapa harus

    melakukan penelaahan yang menyeluruh tentang status murid tersebut. (dalam

    pelajaran lebih lanjut, kelak akan menguraikan lebih mendalam tentang bidang

    kesulitan dalam hal hubungan antara pengamatan dan gerakan tesebut)

    2. Sebab kedua yang mungkin tepat, ialah bahwa Karna tidak dapat melihat

    dengan teliti. Dengan perkataan lain, dia mungkin berpengelihatan jauh

    sehingga bahan bacaan yang terdapat dalam buku bacaannya tampak 

    samar-samar dan kabur, sedangkan tulisan kapur di papan tulis di depan

    kelas dapat dilihatnya dengan jelas. Kemungkinan penyebab ini

    merupakan gangguan pengelihatan, atau gangguan dalam mata, dan tidak 

    sama dengan kesulitan yang dijelaskan terdahulu ialah dalam hal

    gangguan pengamatan visual.

    Dalam hal gangguan pengamatan visual, seorang anak mungkin memiliki

    mata yang dapat melihat dengan teliti, tetapi kesulitan itu timbul dalam

    otak dimana bahan yang dilihatnya itu diterima dan ditafsirkan. Jadi

    kesulitan pengamatan visual yang sederhana dalam hal mekanisme mata

    terletak dalam struktur mata itu sendiri yang yang menerima bayangan

    visual dari dunia luar. Jadi Karna mungkin menderita salah satu jenis

    gangguan tersebut, atau kedua-duanya:

    a) Gangguan dalam struktur mata (yang dapat disembuhkan dengan

    kacamata atau gangguan dalam menafsirkan (mengamati)

    bayangan visual (yang tidak mudah dapat disembukan, tetapi

    suatu teknik mengajar khusus dapat membantu anak itu dalam

    belajar secara memadai dengan cara lain).

    b) Tetapi kedua-duanya gangguan dalam pengamatan dan dalam

    mata bukanlah dua hal yang mungkin menyebabkan kesulitan

    Karna dalam membaca.

    c) Kemungkinan lain ialah bahwa dia tidak mendpat pelajaran yang

    efisien di kelas-kelas sebelumnya.

    d) Atau mungkin dia mempunyai sikap yang negatif terhadap

    pelajaran membaca, karena frustasi yang dihadapinya pada waktu

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    28/32

    28

    dia mulai belajar membaca di kelas pemulaan, sehingga sekarang

    dia menerima dirinya sebagai seorang “tidak sanggup membaca”.

    Dan banyak sebab-sebab lain yang turut mendasari kesulitannya itu. Untuk 

    dapat menemukan kemungkinan mana yang merupakan sebab yang sesungguhnya

    dari kesulitan yang diderita murid itu dalam membaca, kita perlu menelaah setiap

    kemungkinan itu. Dibagian lain akan dijelaskan tentangt bagaimana kita dapat

    menyelesaikan tugas penemuan ini secara efisien. Kembali kepada masalah

    perkiraan sebab daripada gangguan yang diderita Ahmad dalam membaca.

    Apabila saya perhatikan pola keberhasilan Ahmad dalam berbagai mata

    pelajaran, saya lihat, bahwa dia bukan saja kurang dalam membaca, tetapi juga dia

    mempunyai kedudukan dibawah rata-rata dalam sejumlah bidang pelajaran lainnya.

    Tidak seperti Karna, Ahmad ini tidak dapat menyususn gagasannya dengan baik 

    untuk membuat percakapan, atau untuk menulis suatu karangan. Dia mempunyai

    kesanggupan yang lebih baik dalam hal mengingat fakta-fakta dalam mngerjakan

    hitungan yang dianggap sebagai “proses mental rendah” bahwa dia tidak memahami

    dan tidak mampu menerapkan konsep dan kaidah-kaidah yang dianggap sebagai

    kegiatan yang memerlukan kemampuan intelektuil yang lebih tinggi. Tidak pula

    terbukti bahwa ia malas atau tidak bekerja keras. Justru, kadang-kadang tampak 

    bahwa Ahmad lebih rajin mengerjakan pekerjaan sekolah dari pada Karna, tetapi

    ahmad tetap tidak berhasil, baik dalam pelajaran membaca ataupun dalam tugas-

    tugas akademis yang menuntut kekuatan intelektuil.

    Jadi, dalam memperkirakan sebab yang paling mungkin mendasari

    ketidakmampuan membacanya, saya dapat menduga bahwa:

    1. Dia mungkin menderita keterbelakangan dalam kemampuan mental

    secara umum. Oleh karena itu kiranya akan berfaedah apabila saya

    memberi test inteligensi kepada Ahmad, untuk memeriksa ketepatan

    perkiraan saya mengenai kemampuan dasarnya. Sudah barang tentu

    masih banyak kemungkinan lain yang menyebabkan kesulitan Ahmad.

    2. Mungkin dia menderita gangguan mata. Mungkin pula dia memiliki

    ketidakmampuan dalam hal pengamatan baik visual, pendengaran, ataukedua-duanya. Akan tetapi melihat kenyataan bahwa dia itu memiliki

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    29/32

    29

    kelincahan jasmani, selincah teman-teman sekelasnya, membuktikan

    bahwa dia tidak menderita gangguan yang gawat, baik dalam hal mata

    ataupun dalam pengamatan visualnya.

    3. Mungkin pula terdapat faktor-faktor lain tentang latar belakang

    persekolahan atau latar belakang keluarga yang turut menyebabkan

    kesulitan Ahmad dalam berbagai bidang pengajaran yang tidak memadai

    pada waktu yang lalu, keluarga yang tidak menghargai kegiatan

    akademis dan lebih suka apabila Ahmad memutuskan sekolahnya untuk 

    bekerja bersama orang tuanya di ladang, atau hal-hal lainnya.

    Hipotesa-hipotesa inipun dapat diperiksa kebenarannya. Akan tetapi dari

    pengetahuan saya mengenai pola keberhasilan Ahmad dalam berbagai bidang

    pengajaran, salah satu kemungkinan yang paling kuat adalah bahwa dia memiliki

    kemampuan intelektual yang kurang dari rata-rata.

    Saya telah mempergunakan garis pemikiran mengenai Ahmad dan Karna

    untuk menjelaskan mengapa saya memilih kemungkinan kedua pada Perumusan I

    diatas. Dengan mengumpulkan keterangan tentang status kedua orang murid tersebut

    dalam bidang-bidang lain dalam program pengajarannya di sekolahnya saya

    mengenal bahwa walaupun kedua-duanya memiliki kemampuan membaca yang

    sama dengan kemampuan murid kelas 3, ternyata mereka merupakan kasus yang

    berbeda. Dan hal-hal yang menyebabkan ketidakmampuan membaca pada murid

    yang satu kiranya berbeda benar dari hal-hal yang menyebabkan ketidakmampuan

    murid yang lain. Dengan menganalisa pola status masing-masing murid tersebut

    dalam berbagai bidang pengajaran, saya dapat memberikan keputusan yang lebih

    bijaksana tentang kemungkinan sebab manakah yang sebaiknya saya telaah.

    Jika memperhatikan kemungkinan lain yang tercantum dalam Perumusan

    Keputusan I diatas, dan menjelaskan mengapa saya menolak kemungkinan-

    kemungkinan itu sebagai langkah pertama dalam diagnosa kedua kasus yang

    mengalami kesulitan membaca itu.

    Kemungkinan yang pertama yang berbunyi “Kedua murid itu diberi test

    dengan (Raven Matrices Test) untuk memperoleh keterangan apakah mereka

    memiliki inteligensi yang rendah”.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    30/32

    30

    Saya menolak kemungkinan ini sebagai langkah pertama, karena gangguan

    membaca tidak hanya disebabkan oleh kemampuan intelektual yang rendah. Justru

    seorang anak dapat memiliki kelemahan dalam membaca dengan sebab-sebab yang

    bermacam-macam. Saya yakin bahwa tidaklah efisien bahwa apabila saya meloncat

    dengan memberikan test yang hanya untuk mengetahui kelemahan intelektual murid

    tersebut, tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan tentang kedudukannya dalam

    berbagai bidang pengajaran yang dia ikuti.

    Seperti telah digambarkan, saya akan menghamburkan waktu, apabila saya

    langsung memberikan test kecerdasan, dibandingkan dengan apabila saya

    menggunakan waktu itu untuk memeriksa kemampuan pengamatan visual. Dengan

    perkataan lain, seorang konselor yang terlalu cepat memberikan test kecerdasan

    kepada semua murid yang menghadapi kesulitan belajar dalam beberapa kasus akan

    memboroskan waktunya yang sangat berguna itu. Karena saya memerlukan alasan

    yang lebih mantap untuk menentukan, bahwa kemampuan intelegensi merupakan

    sebab dalam kasus yang bersangkutan.

    Jadi untuk menghemat waktu dan untuk lebih membuka mata saya terhadap

    berbagai kemungkinan penyebab kesulitan itu, saya berpendapat bahwa konselor

    akan bertindak lebih efisien dalam diagnosa, apabila dia pertama-tama

    mengumpulkan bukti-bukti tentang kemajuan murid yang bersangkutan secara

    menyeluruh dan tidak langsung mencurigai kelemahan intelegensi anak yang

    bersangkutan sebagai penyebab utama.

    Mengenai kemungkinan ketiga dan keempat pada Perumusan Keputusan I

    diatas, saya menolaknya sebagai langkah pertama, karena kedua-duanya merupakan

    langkah bantuan untuk memecahkan kesulitan membaca, dan bukan langkah untuk 

    mengadakan diagnosa. Tidaklah tepat bagi saya untuk memberikan saran pemecahan

    masalah sebelum terlebih dahulu saya memperkirakan dengan baik tentang sebab

    yang mendasari kesulitan tersebut. Kemungkinan ketiga dan keempat ini sebagai

    cara pemecahan masalah, mungkin tidak tepat bagi Ahmad ataupun bagai Karna.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    31/32

    31

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Peran guru BK dalam mengatasi anak kesulitan belajar, melalui pelayanan

    bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang

    optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal

    secara akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang

    baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai

    dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembangan optimal

    dari segi sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri

    dan memiliki kemampuan sosial yang optimal. Sehingga melihat kenyataan yang ada

    di lingkungan kita sekarang tentunya bimbingan dan konseling sangat diperlukan

    untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat meperoleh

    prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka tujuan pendidikan

    nasional akan tercapai, dan juga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari yang

    bahagia dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya.

    3.2 Saran

    Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok 

    bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan

    karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada

    hubungannya dengan judul makalah yang saya susun tersebut.

    Saya selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik 

    dan saran yang tentunya membangun kepada saya, demi mencapainya

    kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan

    pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.

  • 8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Drs. H. Koestoer Partowisastro dan Drs. A. Hadisuparto. “ Diagnosa Dan

    Pemecahan Kesulitan Belajar ”. Erlangga. Jakarta: 1986.

    Dra. Hj. Sitti Hartinah DS, MM. “Konsep Dasar Bimbingan Konseling Belajar ”.

    Tegal: 2008.

    Muh Ali. “Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ”. Sinar Baru, Bandung: 1987.

    Tarsito. “ Metode Belajar dan Kesulitan Belajar ”. Umar Hamilik, Bandung: 1983.

    Feldmen William. “Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak”. (Penerjemah

    Sudarmaji). Prestasi Putra. Jakarta: 2002.