unit 4. rangkaian seri dan paralel

Upload: ahmad-risman

Post on 05-Jul-2018

291 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    1/24

    LAPORAN

    A. JUDUL : RANGKAIAN SERI DAN PARALEL

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana cara merangkai resistor menjadi susunan seri dan paralel?

    2. Bagaimana cara menggunakan basicmeter dengan benar?

    3. Jelaskan prinsip hukum-hukum Kirchhoff?

    4. Bagaimana karakteristik rangkaian seri dan paralel resistor?

    C. TUJUAN

    1. ahasis!a terampil dalam merangkai merangkai resistor menjadi susunan seri

    dan paralel.2. ahasis!a dapat menempatkan dan menggunakan basicmeter dengan benar.3. ahasis!a dapat memahami prinsip hukum-hukum Kirchhoff.4. ahasis!a dapat memahami karakteristik rangkaian seri dan paralel resistor.

    D. TEORI SINGKAT

    Ketika dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung" dikatakan

    mereka dihubungkan secara seri. #esistor-resistor tersebut bisa merupakan resistor biasa

    atau berupa bola lampu" elemen pemanas" atau alat penghambat lainn$a. uatan $ang

    melalui # 1  juga akan mele!ati # 2  dan kemudian # 3  hingga berlanjut ke hambatan

     berikutn$a. %engan demikian arus & $ang sama mele!ati setiap resistor. Kita tentukan 'men$atakan tegangan pada ketiga resistor. Kita anggap semua resistor $ang ada pada

    rangkaian dapat diabaikan" sehingga ' sama dengan tegangan baterai. Kita tentukan '1"

    '2" dan '3" berturut-turut. %engan hukum (hm" '1)  1" '2  )  2" '3  )  3. Karena

    resistor tersebut dihubungkan ujung ke ujung" kekekalan energi men$atakan bah!a

    tegangan total ' sama dengan jumlah tengangan dari masing-masing resistor *+iancoli"

    2,,1 /0.

    & ) &1) &2) &3 ................................................ (1)

    ada ken$ataann$a" jika kita pasang beberapa hambatan secara seri" hambatan

    total merupakan jumlah hambatan-hambatan tersebut jika dipisah. al ini berlaku untuk

    sejumlah hambatan berapapun secara seri. erhatikan bah!a jika anda menambahkan

    lebih ban$ak hambatan pada rangkaian" arus akan terus berkurang. %engan pengkabelan

     paralel" jika nda memutuskan hubungan dengan satu alat" arus tidak akan ban$ak

    terganggu. etapi pada rangkaian seri" jika satu alat dolepaskan" arus ke $ang lainn$a

    terhenti *+iancoli" 2,,150.

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    2/24

    ada rangkaian paralel" arus total & $ang meninggalkan baterai terbagi menjadi

    tiga cabang misaln$a. Kita tentukan &1" &2" dan &3 berturut-turut sebagai arus $ang melalui

    setiap resistor" # 1" # 2" dan # 3. karena muatan listrik kekal" arus $ang masuk ke dalam titik

    cabang harus sama dengan arus $ang keluar dari titik cabang. Ketika resistor-resistor 

    terhubung paralel" masing-masing mengalami ketegangan $ang sama *+iancoli" 2,,150.

    & ) &16 &26 &3 ................................................ (2)

    asil pegukuran beda potensial pada resistor # 1 dan # 2 *nilain$a berbeda0 $ang

    disusun secara seri menunjukkan hasil $ang berbeda" namun jika diukur arus $ang

    mele!ati kedua resistor maka diperoleh pengukuran $ang sama. Berbeda haln$a jika

    resistor disusun secara paralel" diperoleh hasil pengukuran $ang berbeda. rus $angmelalui setiap resistor berbeda" namun pengukuran tegangan pada setiap resistor sama.

    7akta ini menunjukkan bah!a jenius susunan resistor menentukjan besar nilai 8ariabel

    tegangan dan kuat arus dalam rangkaian. ada susunan seri. #esistor berfungsi sebagai

     pembagi tegangan" $ang berarti jika tegangan pada setiap resistor dijumlahkan maka

     jumlahn$a sama dengan besarn$a tegangan sumber. 9edangkan jika resistor disusun

     paralel" maka resistor berfungsi sebagai pembagi arus" $ang berarti jika kuat arus listrik

    $ang mele!ati setiap resistor diukur" maka akan memiliki nilai $ang sama dengan arus

    total sebelum titik percabangan *hukum 1 Kirchhoff0 *erman" 2,1/ 210.

    ukum pertama Kirchhoff atau hukum titik cabang berdasarkan pada kekekalan

    muatan" dan kita telah menggunakann$a untuk menurunkan hukum untuk resistor paralel.

    ukum ini men$atakan bah!a :pada setiap titik cabang" jumlah semua arus $ang

    memasuki cabang harus sama dengan jumlah arus $ang meninggalkan cabang tersebut;.

    9ebagai contoh jika &3adalah arus $ang masuk" sedangkan &1dan &2keluar" dengan demikian

    hukum titik cabang Kirchhoff men$atakan bah!a &3 ) &1 6 &2.ukum kedua Kirchhoff atau

    hukum

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    3/24

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    4/24

    hambatan pertama maksudn$a titik percabangan diletakkan pada #1. 9atuan 9&

    untuk kuat arus listrikini $akni mpere *0./. Kuat arus listrik diantara # 1  dan # 2  *0 $akni besar kuat arus $ang mengalir 

    melalui # 2. 'ariabel ini diukur menggunakan Basicmeter untuk sisi & *0.

    Basicmetermperemeter dirangkai secara seri atau berdampingan" serta

    diletakkan diantara # 1 dan # 2. 9atuan 9& untuk kuat arus listrik ini $akni mpere

    *0.5. Kuat arus listrik setelah # 2 $akni besar kuat arus $ang mengalir melalui hambatan

    kedua. 'ariabel ini diukur menggunakan Basicmeter untuk sisi & *0.

    Basicmetermperemeter dirangkai secara seri atau berdampingan dengan

    hambatana kedua. 9atuan 9& untuk kuat arus listrik ini $akni mpere *0.C. ambatan 1 # 1$akni besar hambatan $ang tertera pada resistor pertama dan juga

     berupa besar hambatan $ang dihitung dan kemudian dibandingkan dengan nilai

    hambatan $ang tertera pada resistorhambatan. ambatan ini dirangkai secara seri

    terhadap Basicmetermperemeter" dan rangkai secara paralel terhadap

    Basicmeter'oltmeter. 9atuan 9& untuk 8ariabel ini $akni (hm *@0.D. ambatan 1 # 2 $akni besar hambatan $ang tertera pada resistor kedua dan juga

     berupa besar hambatan $ang dihitung dan kemudian dibandingkan dengan nilai

    hambatan $ang tertera pada resistorhambatan. ambatan ini dirangkai secara seri

    terhadap Basicmetermperemeter" dan rangkai secara paralel terhadap

    Basicmeter'oltmeter. 9atuan 9& untuk 8ariabel ini $akni (hm *@0.Kegiatan

    1. egangan sumber *'0 $akni besar beda potensial atau tegangan $ang diukur 

    menggunakan bascimeter untuk sisi 8olt. Basicmeter8oltmeter diletakkan secara

     paralel dengan kedua resistor. 9atuan 9& untuk tegangan sumber $akni 'olt *'0.. egangan pada # 1*'0 $akni besar beda potensial atau tegangan pada resistor 

     pertama. egangan ini diukur menggunakan basicmeter pada sisi ' atau 'olt.

    Basicmeter diletakkan paralel dengan resistor pertama saja. 9atuan 9& untuktegangan sumber $akni 'olt *'0.!. egangan pada # 2 *'0 $akni besar beda potensial atau tegangan pada resistor 

    kedua. egangan ini diukur menggunakan basicmeter pada sisi ' atau 'olt.

    Basicmeter diletakkan paralel dengan resistor kedua saja. 9atuan 9& untuk

    tegangan sumber $akni 'olt *'0.". Kuat arus listrik melalui # 1 $akni besar kuat arus $ang mengalir melalui # 1.

    'ariabel ini diukur menggunakan Basicmeter untuk sisi & *0.

    Basicmetermperemeter diletakkan secara seri atau berdampingan dengan

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    5/24

    hambatan pertama maksudn$a titik percabangan diletakkan pada #1. 9atuan 9&

    untuk kuat arus listrik ini $akni mpere *0./. Kuat arus listrik total *0 $akni besar kuat arus $ang mengalir melalui # & dan # 2.

    'ariabel ini diukur menggunakan Basicmeter untuk sisi & *0.

    Basicmetermperemeter dirangkai secara seri atau berdampingan" serta

    diletakkan sebelum titik percabangan pada rangkaian paralel # 1 dan # 2. 9atuan 9&

    untuk kuat arus listrik ini $akni mpere *0.5. Kuat arus listrik setelah # 2 $akni besar kuat arus $ang mengalir melalui hambatan

    kedua. 'ariabel ini diukur menggunakan Basicmeter untuk sisi & *0.

    Basicmetermperemeter dirangkai secara seri atau berdampingan dengan

    hambatana kedua. 9atuan 9& untuk kuat arus listrik ini $akni mpere *0.C. ambatan 1 # 1$akni besar hambatan $ang tertera pada resistor pertama dan juga

     berupa besar hambatan $ang dihitung dan kemudian dibandingkan dengan nilai

    hambatan $ang tertera pada resistorhambatan. ambatan ini dirangkai secara seri

    terhadap Basicmetermperemeter" dan rangkai secara paralel terhadap

    Basicmeter'oltmeter. 9atuan 9& untuk 8ariabel ini $akni (hm *@0.D. ambatan 1 # 2 $akni besar hambatan $ang tertera pada resistor kedua dan juga

     berupa besar hambatan $ang dihitung dan kemudian dibandingkan dengan nilai

    hambatan $ang tertera pada resistorhambatan. ambatan ini dirangkai secara seri

    terhadap Basicmetermperemeter" dan rangkai secara paralel terhadap

    Basicmeter'oltmeter. 9atuan 9& untuk 8ariabel ini $akni (hm *@0.H. PROSEDUR KERJA

      Kegiatan 1. Rangkaian Seriertama-tama memastikan perangkat percobaan telah tersedia" dan berfungsi

    dengan baik. 9elanjutn$a merangkai setiap perangkat dengan susunan seri terhadap

    resistor dan mengukur tegangan pada masing-masing resistor" mencatat hasiln$a pada

    tabel hasil pengukuran. Kemudian mengukur arus $ang mele!ati masing-masing

    resistor" mencatat hasiln$apada tabel hasil pengukuran. 9etelah itu melanjutkan pengukuran untuk nilai tegangan sumber $ang berbeda" kemudian mencatat hasiln$a.

      Kegiatan 2. Rangkaian Paralel 

    =ntuk kegiatan kedua $ang harus dilakukan memastikan perangkat percobaan

    telah tersedia" dan berfungsi dengan baik. Kemudian merangkai setiap perangkat

    dengan susunan paralel terhadap resistor dan mengukur tegangan pada masing-

    masing resistor" mencatat hasiln$a pada tabel hasil pengukuran. 9etelah itu mengukur 

    arus $ang menuju titik cabang dan $ang menuju ke masing-masing resistor" kemudian

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    6/24

    mencatat hasiln$a pada tabel hasil pengukuran. Kemudian melanjutkan pengukuran

    untuk nilai tegangan sumber $ang berbeda" kemudian mencatat hasiln$a.

    #HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA

    Ha$i%Penga&atan

    Kegiatan 1

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    7/24

    Ga&'a( 1. #angkaian seri resistor 

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    8/24

    # 1  1/, @

    # 2

      1,, @Ta'e% 1. asil pengukuran

     Eo egangan9umber *'0

    Kuat rus

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    9/24

    ANALISIS DATA

    Kegiatan 1. Rangkaian Seri Resistor 

    # 1  ) 1/,

    # 2 ) 1,,

    A. Se)a(a P(a*ti*+&

    1. '91 ) |3,0±0,5|  '

    '1 ) |2,0±0,5|  '

    '2 ) |1,0±0,5|  '

    &  ) |0,016±0,001|

    Karena '9 ) '1 6 '2 maka berdasarkan hukum ohm V=I R

    &s # s ) &1G # 1 6 &2G # 2 

    %imana berdasarkan percobaan pada rangkaian seri kuat arus$ang

    melalui resistor sama besar sehingga & s ) &1  ) &2 ) |0,016±0,001|

    "sehingga

     &s # s ) &1G # 1 6 &2G # 2 

    # s ) # 1 6 # 2 

    2. '92 ) |5,0 ±0,5|  '

    '1 ) |3,0±0,5|  '

    '2 ) |2,0±0,5|  '

    &  ) |0,032±0,001|

    Karena '9 ) '1 6 '2 maka berdasarkan hukum ohm V=I R

    &s # s ) &1G # 1 6 &2G # 2 

    %imana berdasarkan percobaan pada rangkaian seri kuat arus$ang

    melalui resistor sama besar sehingga &s ) &1  ) &2  ) |0,032±0,001|

    sehingga

    &s # s ) &1G # 1 6 &2G # 2 

    # s ) # 1 6 # 2 

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    10/24

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    11/24

     = 3,0 V(150+100)Ω

     ) ,",12

    Tegangan $+&'e( -e(ta&a

    a. Kuat arus listrik

      '91 ) |3,0±0,5|  '

      # 1 ) 1/,

    # 2 ) 1,,

    #  ) # 1 6 # 2 

    ) 1/, 6 1,, ) 2/,

    IS  =VS1RT

    = 3 ,0 V250 Ω

     = 0,012 A

     I =VR

     = V R -1

    LdI = │δIδV

    │dV+ │δIδR

    │dR

      d&) I # -1Id'6 I' # -2I%r 

    ∆II

    =|R-1

    V R-1 |∆V+|V R-2

    V R-1|∆R

      ∆I =│∆VV

    + ∆RR

    │ I

    Karena # tidak diukur maka nilai  R  adalah konstan

    ∆I = │0,5 V3 ,0 V

    │ 0,012 A

    I ) I 0,16 V I,",12

    I ) ,",,12

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    12/24

    KR =∆II

    100! = 0,001"2A0,012 A

      100 ! = 16 ! 2 A#

      ! d$%% = &'*-*'$&'* + *'$2

    100 ! =(0, 016 0,012)A

    (0,0282   )A 100 ! = 28,5 !

    I  )I   ͱ   I I

    I  )I 0,1±1,2  I1,-2

     b. egangan 1 *'1

    0

      '1 )R1R1   + R2  '91

      '1 )150Ω(150 + 100)Ω 3", ) 1"D '

      '1 )R1R1   + R2  '91

      '1 ) # 1 *# 1 6 # 20-1 H '91

    Karena # tidak diukur maka nilai  R  adalah konstan

    dV =│δVδ VS1

    │dV S1

      d' ) I'91Id VS1

    ∆V = │∆V

    S1VS1 │ V

    ∆V = │0,5 V3,0 V

    │ 1,8 V

      V ) I 0,16V I  1,8 V

      V ) ,"2D '

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    13/24

    KR =∆VV

      100! = 0,28V1,8 V

      100 ! = 15,5 ! 2 A#

    ! d$%% = &'*-*'$&'* + *'$2

    100 ! = ( 3 ,0- 1,8 )V

    (3,0+ 1,82   )V  100 ! = 5 0 !

    V  )I   V́±   V I'

    V  )I 1,8 ± 0,2 I'

    c. egangan 2 *'2

    0V2 =

    R2R1   + R2

    VS1

    V2 = 100Ω(150 + 100)Ω

    3, 0 V = 1,2 V

      V ) ,"12 '

      K# ) 15 2 B

    diff ) D/"C

      V  )I  V́ A V I'

      V  )I 1,2±0,1 I'

    %engan menggunakan cara $ang sama diperoleh data sebagai berikut $ang

    disajikan dalam tabel perbandingan hasil praktikum dan teori terhadap kuat arus

    listrik

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    14/24

    Ta'e% . erbandingan kuat arus pada setiap tegangan sumber  Eo raktikum eori

    Kuat rus *0 Kuat rus *0 K# diff  

    1   |0,016±0,001|   I 0,010±0,012

    I

    15 2D"/

    2   |0,032±0,001|   I 0,020±0,002

    I

    1, 45"1

    3   |0,048±0,001|   I 0,032±0,002

    I

    5"2/ 2/

    4   |0,062±0,001|   I 0,04 4±0,002

    I

    4"/ 2/"3

    Ta'e% /. erbandingan tegangan pada masing-masing sumber #K&K= L(#& K# diff  

    '1 *'olt0 '2 *'olt0 '1 *'olt0 '2 *'olt0 '1 '2 '1 '2

    |2,0±0,5| |1,0±0,5| F1"DA,"2F F1"2A,"1F 1/"/ 15 /, D/"C

    |3,0±0,5| |2,0±0,5| F3",A,"3F F2",A,"2F 1, 1, , ,

    |5,0±0,5| |3,0±0,5| F4"DA,"3F F3"2A,"3F 5"2/ 1/"5 , 2"C

    |6,0±0,5| |5,0±0,5| F5"5A,"3F F4"4A,"2F 4"/ 4"/ 4"/ 1"/

    Kegiatan . #angkaian aralel #esistor 

    A. Se)a(a P(a*ti*+&

    9eperti $ang tertera pada tabel 2" nilai tegangan sumber" tegangan pada

    # 1" dan tegangan pada # 2 adalah sama. Jadi dapat dituliskan

    V * = V1= V2

    %engan menggunakan tegangan sumber 2"/ 'olt" diperoleh

    1. =ntuk data pertama

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    15/24

    a 9ecara praktikum  IR1= 0,02±0,01A

      IR2= 0,02±0,01A

      I/  = |0,04±0,01|A

    K'I= VR

     /

    V RT

    =V1R1

    +V2R2

    %ari hasil pengukuran  V= V1 = V2   maka

    1RT

    =1R1

    +1R2

    1RT

    =R1 +R2R1 R2

    A(+$ t,ta%

    1

    RT=

    R1 + R2

    R1 R21RT

     = (150+100)Ω(150100)Ω

    = 25015000

    RT =15000Ω250Ω

    = 60Ω

    RT  =R1 R2(R2+ R1 )

    RT  = R1 R2 (R2+ R1)-1

    ∆RT  = (∆R1R1 +∆R2R2

    +∆(R2 + R1 )R2 +R1   )RT

    9eperti pada rangkaian seri

    ∆(R2+ R1) = 5 + ,5 = 12,5 Ω

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    16/24

    RT = {∆R1R1 +∆R2R2

    +∆(R2+R1 )R2 + R1   }RT

    ∆RT  = {,515 0 +5100 +12,5250 }60∆RT  = {0,05+0,05+0,05 } 60Ω

    ∆RT  = "Ω

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    17/24

    B. Se)a(a te,(i

    IT  =

    V

    R&  =

    2,5 V

    60 Ω = 0,04 A

    I = VR

    =V R -1

    dI =|δIδV |dV+|δIδR |dR

    dI =

    |δV R-1

    δV   |dV+

    |δV R-1

    δR   |dR

    dI 

     R =

     R−1dV 

     R  +

    VR−2dR

     R

    ∆II

     =|R-1

    V R-1 |∆V+|V R-2

    V R-1 |∆R∆II

    =∆VV

    +∆RR

    Karena # tidak diukur maka nilai  R  adalah konstan * ∆R  ) ,0 maka"

    ∆I =|∆VV | I 

    ∆I =|0,52,5|0,04 A

    ∆I = |0,2| 0,0 4 A

    ∆I = 0,008 A

    KR = ∆II

    100! = 0,0 08 A0,0 4 A

    100! = 20 !

    elaporan fisika

      & = 0,040 ± 0,008 A

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    18/24

    !d$%% =|&'*$-*'$'*-'*   |100! =|(0,04-0,04)A0,04A   |100! = 0 !

    A(+$ -a0a R 1

    IR1 =V1R1

    = 2,5 V150Ω

    = 0,01 A

    ∆I =(∆VV +∆RR   )I

    Karena ∆R  ) , maka"

    ∆I =(∆VV   )I

    ∆I = (0,52,5 )0,01 A

    ∆I = 0, 2 0,01 A

    ∆I = 0,002 A

    KR = ∆II

    100! = 0,002 A0,01 A

    100! = 20 !

      elaporan fisika

      & = 0,010 ± 0,002 A

      !d$%% =|&'*$-*'$'*-'*   |100! =|(0,02-0,01)A0,015 A   |100! = 66 !

    A(+$ -a0a R 

    IR2 =V2R2

    =2,5 V100Ω

    = 0,025 A

    ∆I = (∆VV   )I

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    19/24

    ∆I =(0,52,5 )0,025 A

    ∆I = 0,2 0,025 A

    ∆I = 0,005 A

    KR = ∆II

    100! = 0,005 A0,025 A

    100! = 20 ! = 2 A#

    & ) F,",2/A ,",,/F

      !d$%% =|&'*$-*'$'*-'*   |100!=|(0,02-0,025 )A0,0325A   |100! = 15,3 !%engan menggunakan cara $ang sama diperoleh data sebagai berikut $ang

    disajikan dalam tabel perbandingan hasil praktikum dan teori terhadap kuat arus listrik

    Ta'e% . erbandingan hasil praktikum dan teori terhadap kuat arus listrik *&0 padarangkaian paralel.

    Kuat arus

    *0

    asil

    raktikum

    asil teori K# *0 %iff *0

    IT 2A3 F,",4 A ,",1F F4", A ,"DF1,-2 2, ,

    F,",D A ,",1F FD"3 A ,"DF1,-2 1, 2"/F,"14 A ,",1F F1"3 AD",F1,-3 5"1 4"DF,"1D A ,",1F F1"D, A ,",DF1,-1 4"4 ,

    I1 2A3 F,",2 A ,",1F F1", A ,"2F1,-2 2, 55F,",4 A ,",1F F3", A ,"3F1,-2 1, 2D"/F,",5 A ,",1F F/"3A ,"3F1,-2 5"2 D"43F,",D A ,",1F F,"C3 A ,",3F1,-1 4"/ 5",3

    I 2A3 F,",2 A ,",1F F2"/ A ,"/F1,-2 2, 1/"3F,",4 A ,",1F F/", A ,"/F1,-2 1, 22"2F,",D A ,",1F FD", A ,"/F1,-2 5"2/ ,F,"1, A ,",1F F1"1, A ,",/F 4"/ D5

    PEMBAHASAN

    raktikum ini terdiri atas dua kegiatan. kegiatan pertama dengan

    menggunakan susunan seri pada resistor didapatkan beberapa hasil $akni" untuk

     pengukuran tegangan sumber $ang didaptkan dengan menggunakan alat ukur 

     basicmeter untuk tegangan dengan meletakkann$a secara paralel terhadap kedua

    hambatan" hambatan pertama sebesar 1/, @" dan hambatan kedua sebesar 1,, @.

    didapatkan hasil secara terurut $akni I3", A ,"/I'M I/", A ,"/I'M ID", A

    ,"/I'M I11", A ,"/I'. dapula 8ariabel tegangan pada hambatan pertama $ang

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    20/24

    didapatkan dengan alat ukur $ang sama seperti sebelumn$a" namun peletakann$a

    secara paralel terhadap hambatanresistor pertama saja. dapun hasil pengukurann$a secara terurut $akni I2", A ,"/I'M I3", A ,"/I'M I/", A ,"/I'M

    I5", A ,"/I. =ntuk 8ariabel tegangan pada resistor kedua" 8oltmeterbasicmeter 

    diletakkan paralel terhadap resistor kedua saja. dapun hasil pengukurann$a

    secara terurut $akni I1", A ,"/I'M I2", A ,"/I'M I3", A ,"/I'M I/", A ,"/I'.

    %ilakukan pula pengukuran kuat arus listrik" $ang mana pada kegiatan ini kuat

    arus listrik sebelum resistor pertama" antara resistor pertama dan kedua" serta kuat

    arus listrik setelah resistor kedua sama besarn$a. asil pengukuran kuat arus

    listrik $ang sama besar ini secara terurut $aitu I15 A 1ImM I32 A

    1ImM I4D A 1ImM dan I52 A 1Im.

    %ata-data tersebut kemudian digunakan dalam analsis data. ertama-tama

    kuat arus listrik didapat dari hasil bagi tegangan sumber dengan nilai resistor total"

    sehingga didapatlah data perbandingan untuk kuat arus $ang terukur pada

    mmeterBasicmeter dengan kuat arus dengan persamaan matematis" $akni *

    |0,016±0,001|I

    0,001 ± 1,2 I0M *

      |0,032±0,001|  I

    0,020±0,002

    I0M *   |0,048±0,001|   I 0,032±0,002   I0M dan *   |0,062±0,001|   I

    0,044±0,002 I0.

    al sama berlaku pada tegangan listrik" namun karena pada susunan seri

    resistor nilai tegangan berbeda" maka masing-masing tegangan pada masing-

    masing resistor dibandingkan. dapun untuk tegangan listrik pada resistor 

     pertama secara teori dihitung dengang membagi nilai resistor pertama dengan

     jumlah kedua resistor kemudian dikali dengan nilai tegangan sumber. 9ehingga

    didapatkan perbandingan antara nilai tegangan dari penunjukan alat ukur dengan

    nilai tegangan secara teori $akni *I2", A ,"/II1"D A ,"2I0'M

    *I3", A ,"/II3", A ,"3I0'M *I/", A ,"/II4"D A ,"3I0' M

    *I5", A ,"/II5"5 A ,"3I0'. dapula untuk tegangan pada resistor kedua

    didapatkan secara teori dengan membagi nilai resistor kedua dengan jumlah kedua

    resistor kemudian dikasi dengan tegangan sumber. dapun hasil perbandingan

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    21/24

    antara nilai tegangan dari alat ukur dengan nilai tegangan secara teori $akni"

    *I1", A ,"/II1"2 A ,"1I0'M *I2", A ,"/II2", A ,"2I0'M*I3", A ,"/II3"2 A ,"3I0'M dan *I/", A ,"/II5"5 A ,"3I0'.

    ada kegiatan kedua didapat bah!a dengan menggunakan susunan paralel

     pada resistor didapatkan beberapa hasil $akni" untuk pengukuran tegangan

    sumber" tegangan pada resistor pertama" dan tegangan pada resistor kedua tern$ata

    sama besar nilain$a. engukuran ini didapatkan dengan menggunakan alat ukur 

     basicmeter untuk tegangan dengan meletakkann$a secara paralel terhadap

    hambatan" didapatkan hasil secara terurut $akni I2"/ A ,"/I'M I/", A

    ,"/I'MID", A ,"/I'M I11", A ,"/I'. %ilakukan pula pengukuran kuat arus

    listrik" $ang mana pada kegiatan ini kuat arus listrik total didapatkan dengan

    meletakkan mperemeterBasicmeter secara seri diletakkan sebelum titik cabang"

    I,",4 A ,",1ImM I,",D A ,",1ImM I,"14 A ,",1ImM dan I,"1D A

    ,",1Im. =ntuk kuat arus listriksebelum resistor pertama" didapatkan hasil

     pengukuran $akni I,",2 A ,",1ImMI,",4 A ,",1ImM I,",5 A ,",1ImM dan

    I,",D A ,",1Im. dapun kuat arus listrik melalui resistor kedua" hasiln$a $akni

    I,",2 A ,",1ImM I,",4 A ,",1ImM I,",D A ,",1ImM dan I,"1, A

    ,",1Im.

    %ata-data tersebut kemudian digunakan dalam analsis data. ertama-tama

    dilakukan perhitungan nilai resistor atau hambatan secara praktikum" dengan

    menggunakan persamaan matematis tertentu" didapatkan hasil perhitungan $ang

    sama $akni @ untuk setiap pengukuran. 9elanjutn$a dilakukan perhitungan

    secara teori" kuat arus listrik total didapat dari hasil bagi tegangan sumber dengan

    nilai resistor total paralel" sehingga didapatlah data perbandingan untuk kuat arus$ang terukur pada mmeterBasicmeter dengan kuat arus dengan persamaan

    matematis" $akni *F,",4 A ,",1FF,",4, A ,",,DF0M *F,",D A ,",1FF,",D3, A ,",,D3F0M *F

    ,"14 A ,",1FF,"13, A ,",,DF0M dan *F,"1D A ,",1F F,"1D, A ,",,DF0.

    =ntuk perbandingan nilai kuat arus listrik melalui resisotor pertama berdasarkan

     praktikum dan teori didapatkan nilai $akni * F,",2 A ,",1FF,",1, A ,",,2F0M *F,",4 A

    ,",1FF,",3, A ,",,3F0M *F,",4 A ,",1FF,",/3A ,",,33F0M dan *F,",D A ,",1F F,",C3, A

    ,",,33F0. sedangkan untuk perbandingan kuat arus listrik $ang melalui resistor 

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    22/24

    kedua $akni *F,",2/ A ,",,/FF,",2 A ,",1F0M *F,",/, A ,",,/FF,",4 A ,",1F0M *F

    ,",D, A ,",,/FF,",D A ,",1F0M *F1"1, A ,",/FF,"1, A ,",1F0. Eilai-nilai tersebut secara praktikum dan secara teori tersebut ban$ak

    melenceng. dapun kesalahan atau kegagalan dalam percobaan ini kemungkinan

    disebabkan oleh kurang pekan$a pengamat saat melihat penunjuka skala pada

     basicmeter. al ini akan menambah ataupun mengurangi beda potensial serta kuat

    arus listrik dan akhirn$a akan mengubah hasil ukur" adan$a paralaks saat

     pembacaan skala pada termometer $ang tidak diperhitungkan pengamat"

    PENUTUP

    Si&-+%an

    1. #esistor disusun secara seri maksudn$a resistor disusun secara berdampingan

    dengan resistor lainn$a $ang dihubungkan dengan kabel penghubung. %engan

    kata lain resistor pada susunan seri dalam satu jalur $ang sama tanpa ada titik

     percabangan. #esistor disusun secara paralel maksudn$a resistor disusun

    menurun secara 8ertikal dengan menggunakan jalur percabangan *ada titik

     percabangan0 baik sebelum resistor maupun sesudah resistor. eskipunresistor disusun secara seri dan paralel" namun mmetermperemeter harus

    tetap dirangkai seri terhadap resistor dan 'oltmeter tetap dirangkai paralel

    terhadap resistor.. >ara melakukan pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial dengan

    menggunakan alat ukur $ang sesuai. %imana dalam hal ini kami melakukan

     pengukuran kuat arus dan tegangan listrik dengan menggunakan basicmeter.

    dapun cara pengukurann$a $akni untuk basicmeter $ang digunakan sebagai

    ammperemeter dipasang secara seri terhadap rangkaian sehingga arus $ang

    terukur nilain$a sama sebab jika dipasang secara paralel" maka ammeter $ang

    memiliki hambatan $ang kecil akan semakin kecil hingga akhirn$a tegangan

    $ang mengalir terlalu besar dan dapat merusak alat" sedangkan untuk

     basicmeter $ang digunakan sebagai 8oltmeter dipasang secara paralel terhadap

    hambatan sebab 8oltmeter dalam hal ini memiliki hambatan $ang besar pula

    dan jika dipasang secara seri maka hasil pengukurann$a akan terlalu kecil

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    23/24

    nilain$a dari $ang sebenarn$a. menentukan nilai kesetaraan energi dalam tiga

    kali perngukuran.3. %ari percobaan diatas dapat disimpulkan bah!a prinsip hukum Kirchhoff 

    $ang pertama $akni pada setiap titik cabang" jumlah arus $ang memasuki

    cabang harus sama dengan semua arus $ang meninggalkan cabang tersebut"

    hukum ini disebut juga sebahai hukum titik" atau aturan percabangan.

    9edangkan prinsip hukum Kirchhoff $ang kedua $akni jumlah potensial

    mengelilingi lintasan tertutup pada suatu rangkaian harus nol.4. Karakteristik rangkaian seri resistor $aitu kuat arus listrik $ang mele!ati atau

    menuju masing-masing resistor nilain$a sama sedangkan tegangan listrikditiap resistor nilain$a berbeda" sedangkan untuk rangkaian paralel resistor"

    tegangan pada tiap resistor nilain$a sama sedangkan kuat arus pada tiap titik

     percabangan akan berbeda dengan kuat arus sebelum percabangan. ada

    rangkaian paralel resistor berlaku hukum pertama Kirchhoff. 9edangkan

    hukum kedua Kirchhoff berlaku pada rangkaian seri resistor.

  • 8/16/2019 Unit 4. Rangkaian Seri Dan Paralel

    24/24

    Sa(an

    9ebaikn$a praktikan meningkatkan ketelitian dan konsentrasin$a sehingga

    dalam melakukan percobaan tidak terjadi kesalahan $ang berakibat fatal dan

    mengakibatkan pengambilan data berulang-ulang.

    Kepada laboran diharapkan agar alat dan bahan $ang digunakan dapat

    diganti jika memang sudah tidak dapat digunakan dan lebih dilengkapi agar 

    kesalahan kalibrasi dapat dihindari.

    DAFTAR RUJUKAN

    +iancoli" %ouglas >. 2,,1.  Fisika (Edisi 5 Jilid 1)" terjemahan %ra. NuhilOaanum" .Lng." dkk. JakartaLrlangga

    erman" asisten