tugas kecil gjr ignas

9
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drainase adalah suatu saluran pembuangan air secara alami atau buatan pada permukaan atau bawah tanah di suatu tempat. Sistem drainase sudah digunakan sejak 3000 tahun sebelum masehi. Ada 2 jenis sistem drainase, drainase permukaan dan drainase bawah tanah. Drainase permukaan berada di permukaan tanah dan berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan tanah. Sedangkan drainase bawah tanah berfungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan tanah dan bawah tanah. Tidak semua tempat bisa dibangun drainase permukaan tanah, oleh karena itu ada sistem drainase yang dibuat dibawah tanah. Salah satu contoh drainase yang paling dapat kita lihat adalah selokan.Selokan termasuk dalam drainase permukaan tanah. Selokan memungkinkan agar air tidak menggenang di satu tempat dan bisa dialirkan ketempat lain. Dalam pengerjaan suatu konstruksi jalan kebedaraan selokan yang berfungsi dengan baik sangat dibutuhkan agar air tidak menggenang di jalan. Keberadaan genangan air harus dihindari karena genangan air dapat mengganggu pengguna jalan, dan merusak jalan. Bahkan dalam keadaan ekstrim tidak berfungsinya selokan dapat menyebabkan banjir. Pengoptimalan fungsi dari suatu selokan dapat dilihat dari pengerjaan, dan perancangannya. Desain harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan, sehingga saluran bekerja dengan optimal tanpa harus ada pemborosan. Desain saluran meliputi tipe saluran, dimensi saluran,lokasi saluran, material saluran, dan kemiringan saluran. 2. Rumusan masalah

Upload: samuel-parluhutan

Post on 08-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

yohohoyohoyohoyoh

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangDrainase adalah suatu saluran pembuangan air secara alami atau buatan pada permukaan atau bawah tanah di suatu tempat. Sistem drainase sudah digunakan sejak 3000 tahun sebelum masehi. Ada 2 jenis sistem drainase, drainase permukaan dan drainase bawah tanah. Drainase permukaan berada di permukaan tanah dan berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan tanah. Sedangkan drainase bawah tanah berfungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan tanah dan bawah tanah. Tidak semua tempat bisa dibangun drainase permukaan tanah, oleh karena itu ada sistem drainase yang dibuat dibawah tanah. Salah satu contoh drainase yang paling dapat kita lihat adalah selokan.Selokan termasuk dalam drainase permukaan tanah. Selokan memungkinkan agar air tidak menggenang di satu tempat dan bisa dialirkan ketempat lain. Dalam pengerjaan suatu konstruksi jalan kebedaraan selokan yang berfungsi dengan baik sangat dibutuhkan agar air tidak menggenang di jalan. Keberadaan genangan air harus dihindari karena genangan air dapat mengganggu pengguna jalan, dan merusak jalan. Bahkan dalam keadaan ekstrim tidak berfungsinya selokan dapat menyebabkan banjir. Pengoptimalan fungsi dari suatu selokan dapat dilihat dari pengerjaan, dan perancangannya. Desain harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan, sehingga saluran bekerja dengan optimal tanpa harus ada pemborosan. Desain saluran meliputi tipe saluran, dimensi saluran,lokasi saluran, material saluran, dan kemiringan saluran. 2. Rumusan masalah Dari latar belakang diatas dirumuskan beberapa permasalahan berikut. Apa fungsi utama drainase permukaan di jalan raya? Apa saja langkah-langkah perancangan suatu drainase agar berfungsi secara optimal? Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam percancangan drainase jalan raya?

3. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui fungsi drainase permukaan pada jalan Mahasiswa tahu macam macam drainase permukaan pada jalan Mahasiswa tahu cara perancangan drainase pada jalan raya

BAB IIISI

1. Landasan Teori 1.1 Drainase Drainase adalah suatu saluran alamiah maupun buatan yang berfungsi mengalirkan air dari suatu tempat ke tempat lainnya. Menurut Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuangb, atau mengalirkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/ atau membuanga kelebihan aibr bbdari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air yang berlebihan tersebut.Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat bbkota dalam brangka menuju kehidupanb kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehbat. Prasarana Drainase di sini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air, dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluan drainase in adalah untuk mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah, menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal, mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan, dan bangunan yang ada, mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir. Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan isitilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisib drainase perkotaan : 1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yangb meliputi daerah permukiman, kawasan industry, dan perdagangan, kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum, lapangan olahraga, lapangan parker, instalasi militer, listrik, telekomunikasi, pelabuhan udara.

Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Sistemb Drainase MakroSistem drainase mabkro yabitu sistem saluran/ badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada Umumnya sistem drainase makro ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luar seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai- sungai. Perencanaan drainase makro ini umumya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

2. Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/ selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampung tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cendrung sebagai sistem drainase mikro.

Bila ditinjau dari segi fisik ( hirarki susunan saluran) sistem drainase perkotaan diklassifikasikan atas saluran primer, sekunder, tersier, dan seterusnya.

1. Saluran Primer Saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai. Saluran primer adalah saluran utama yang menerima aliran dari saluran sekunder2. Saluran Sekunder Saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer ( dibangun dengan beton/ plesteran semen)3. Saluran TersierSaluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa, dan tanah.4. Saluran KwarterSaluran kolektor jaringan drainase lokal.

Keterangana = Saluran Primerb = Saluran Sekunderc = Saluran tersierd = Saluran Kwarter

1.2 Drainase Permukaan JalanDrainase Permukaan adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air permukaan. Sistem drainase permukaan jalan berfungsi untuk mengalirkan air hujan atau genangan air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan yang kemudian dialirkan melalui saluran samping menuju saluran pembuangan akhir. Sehingga dapat mencegah kerusakan pada perkerasan jalan dan kerusakan lingkungan di sekitar jalan tersebut.Dalam merencanakan drainase jalan harus mempertimbangkan segi efiktifitas dan efisiensi dengan memperhatikan faktor ekonomis, faktor keamanan dan kemudahan dalam pemeliharaan sistem drainase tesebut. Pada prinsipnya sistem drainase permukaan terdiri dari kemiringan melintang perkerasan jalan dan bahu jalan, selokan samping, gorong-gorong, saluran penangkap. Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu JalanPada daerah jalan yang datar dan lurus pengendalian air biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari as jalan menurun/melandai ke arah selokan samping. Sedangkan untuk bahu jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan jalan.Pada daerah jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan pengendalian air perlu mempertimbangkan besarnya kemiringan alinyemen vertikal yang berupa tanjakan dan turunan. Hal ini supaya aliran air secepatnya mengalir ke selokan samping. Disarankan kemiringan melintang jalan agar menggunakan nilai-nilai maksimal dari besarnya kemiringan normal sesuai jenis lapisan permukaan jalan.Pada daerah tikungan perlu mempertimbangkan kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen horisontal jalan (Geometrik jalan) karena kemiringan perkerasan jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan. Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase. Selokan SampingSelokan samping merupakan selokan yang dibuat disisi kanan dan kiri badan jalan yang berfungsi untuk menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan, daerah pengaliran sekitar jalan. Apabila daerah pengaliran airnya luas atau terdapat air limbah, maka menggunakan sistem drainase terpisah (tersendiri).Dalam merencanakan selokan samping meliputi tiga tahapan yaitu analisis hidrologi, perhitungan hidrolika dan gambar rencana. Analisis hidrologi dilakukan berdasarkan curah hujan, topografi daerah, karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana. Dari hasil analisis hidrologi diperoleh besarnya debit air yang harus ditamping oleh selokan samping. Kemudian atas dasar debit yang diperoleh, dimensi selokan samping dapat kita rencanakan berdasarkan perhitungan hidrolika. Dalam perhitungan hidrolika untuk menentukan debit (Q) biasanya menggunakan Rumus Rational Formula dan untuk menentukan dimensi selokan mengunakan Rumus Manning. Gorong-GorongGorong-gorong berfungsi untuk mengalirkan air dari sisi jalan ke sisi jalan lainnya (crossing). Oleh karena itu dalam mendesain perlu mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktur agar gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunyai daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah.Hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan dan menentukan jumlah gorong-gorong pada perencanaan jalan adalah: Lokasi jalan yang memotong aliran air Daerah cekungan dimana air dapat menggenang Tempat kemiringan jalan yang tajam, tempat air dapat merusak lereng dan badan jalan. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60 cmAgus Bari (2012) menulis bahwa dalam perencanaan penempatan drainase (permukaan) jalan (saluran tepi jalan) seperti pada jalan lurus (mendaki/menurutn), tikungan dengan jumlah lajur dan jalur, dengan/ tanpa median, dst. Letak saluran pada geometric jalan lurus umumnya berada pada ke dua sisi (samping jalan), yaitu sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika pada tikungan jalan (menikung) dengan melebar miring ke arah salah satu tepi (sesuai kemiringan jalan-superelevasi), maka saluran akan terdapat pada salah satu sisi tepi jalan atau pada salah satu bahu jalan. Sedangkan jika kemiringan perkerasan (permukaan jalan) dengan lebar jalan ke arah median jalan maka aluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan dengan dua jalur (median) terdiri dari banyak jalur (sangat lebar), maka baik pada jalan lurus maupun menikung dapat dibuat saluran tepi di sisi masing masing bahu, atau pada salah satu sisi bahu dan atau pada sisi median (tergantung posisi geometric jalan).Kemiringan pada satu arah pada tikungan jalan ini dapat menyebabkan saluran tepi hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang lebih rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran tepi yang bertopografi tertentu, maka pada jarak tertentu, direncanakan adanya pipa (nol) yang diposisikan di bawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran ke pembuangan. Intinya berbagai persyaratan teknis dan kriteria teknis dalam perencanaan sudah tertuang dalam Permen PU No.19/2011. Prinsipnya penempatan saluran tepi jalan di permukaan jalan selalu mengikuti topografi yang berkaitan dengan geometrik (rencana ataupun kondisi) jalan dan lingkungan sekitarnya, yang terkait dengan badan air lain atau ke saluran pembuangan (sungai) (Sailendra, AB, 2012).

Dengan demikiran, berikut hal perlu diperhatikan antara lain:a. Kapasitas sistem harus mencukupi, baik untuk melayani pengaliran air ke badan penerima air, maupun untuk meresapkan air ke dalam tanah. Untuk mencapai kapasitas yang memadai dilakukan perancangan berdasarkan prinsip hidrologi dan hidrolikab. Sedapat mungkin menggunakan sistem gravitasi, hanya dalam hal sistem gravitasi tidak memungkinkan baru digunakan sistem pompac. Meminimalisasi pembebasan lahand. Meminimalkan aliran permukaan dan memaksimalkan resapane. Letak sistem drainase jalan memenuhi kriteria aman untuk struktur jalan, utilitas, dan perlengkapan jalan lainnya dan memiliki kesempatan untuk perluasan sistem. Dalam pelaksanaannya harus memperhatikan segi hidraulik dan tata letak dalam kaitannya dengan prasarana lainnya (jalan, dan utilitas kota).f. Stabilitas bangunan harus terjamin, baik dari segi structural, keawetan sistem dan kemudahan dalam operasi pemeliharaan.

http://aryapersada.com/sekilas-tentang-drainase-permukaan-jalan.html