tugas bela 1
DESCRIPTION
ffTRANSCRIPT
NAMA : Sabrina Zakiah Salsibella
Kelas : VA
Nabi Ibrahim dilahirkan ditengah masyarakat yang musyrik dan kafir. Beliau adalah
anak Azar, yang juga masih keturunan Sam bin Nuh. Nabi Ibrahim dilahirkan pada
tahun 2295 Sebelum Masehi, di negeri Mausul, pada zaman Raja Namrud. Azar
ayahnya, adalah pemahat patung untuk sesembahan kaumnya. Ketika itu, Raja
Namrud memerintah dengan sangat zalim dan tanpa undang-undang. Bahkan, raja
itu mengaku dirinya sebagai Tuhan. Semua rakyatnya menyembah berhala.
Nabi Ibrahim Dibuang ke Hutan
Raja Namrud adalah raja yang keji danbengis. La seorang raja yang tidak mau di
lengser dan ingin berkuasa terus menerus bahkan ingin hidup terus menerus.
Karena itu ia tak segan-segan untuk membodohi rakyatnya agar menyembah
berhala. Bahkan ia juga memproklamirkan diri sebagai salah satu tuhan yang harus
disembah oleh rakyatnya. Sehingga segala perintahnya tak ada yang berani
membangkang.Sebelum Nabi Ibrahim lahir, raja Namrud pernah bermirnpi melihat
seorang anak lelaki melompat masuk ke dalam kamarnya lalu merampas mahkota
dan menghancurkannya. Esok harinya ia memanggil tukang ramal dan tukang
tenung untuk menafsirkan arti mimpinya itu. Menurut tukang ramal, anak laki-laki
dalam mimpi sang raja itu kelak akanmeruntuhkan kekuasaan sang raja. Tentu saja
raja Namrud murka. La memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membunuh
setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Nabi Ibrahim As. yang baru lahir secara diam-
diam diselamatkan oleh ayahnya dengan jalan disembunyikan dalam sebuah gua di
hutan. Dengan izin Allah SWT, beliau dapat hidup dengan selamat tanpa gangguan
binatang buas. Karena jauh dari kaumnya, maka sejak kecil Nabi Ibrahim As.
terbebas dari segala macam bentuk syirik dan maksiat. Hidayah Allah merasuk ke
dalam hatinya, sehingga Nabi Ibrahim As.
sering kali berpikir dan merenungkan berhala-berhala dan batu yang dipuja dan
disembah oleh kaumnya.
Kemudian timbul pertanyaan di hatinya, mengapa benda- benda yang tidak dapat
berbuat apa-apa itu disembah? Lalu, di manakah Tuhan yang sebenarnya? Ketika
Nabi Ibrahim melihat bulan dan bintang di malam hari, lalu matahari disiang hari, ia
berkata di dalam hati, mungkinkah benda-benda itu Tuhan ?
Tetapi, ketika ternyata bulan dan bintang menghilang, dan matahari pun terbenam ia
kemudian berkata: "Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu." bulan
terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata:
"Sesunggubnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah
aku termasuk orang-orang yang sesat". Kemudian tatkala dia melihat matahari
terbit,dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu
telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa
yangkamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan
yangmenciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar,
dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Qs. AI-
An'am: 76-79)
Ibrahim Bergaul dengan Kaumnya
Sesudah dewasa dan berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah sirna. Ibrahim
diizinkan kedua orang tuanya keluar dari goa. Hidup di tengah-tengah masyarakat.
Kesedihan menggerogoti hatinya, ternyata masyarakat di sekitarnya
sudah bobrok mental dan akhlaknya. Akal pikiran mereka benar-benar sudah tumpul
sehingga patung dan batu-batu bergambar mereka jadikan Tuhan yang disembah-
sembah.
Ayah Ibrahim sendiri adalah tukang pembuat patung yang dijual ke masyarakat
banyak. Dan ayahnya juga menyembah patung yang dibuatnya sendiri.Ibrahim
kemudian mengadu kepada Tuhan: "Ya Tuhan, aku sedang menderita,derita batin.
Aku melihat kemungkaran dan kesesatan. Untuk apakah gerangan akal pikiran yang
dikaruniakan Tuhan kepada mereka ? Apakah akal pikiran itu hanyadigunakan untuk
mencari kekayaan dan berbuat kerusakan belaka. Oh Tuhanku,tunjukilah aku, kalau
Tuhan tidak menunjuki aku, sungguh aku akan menjadi orang yang tersesat dan
berbuat aniaya." Lalu Allah memberikan petunjuk kepadanya. ia diangkat menjadi
Nabi danRasul. la diberi wahyu sehingga keyakinan tentang adanya Tuhan bukan
sekedar kesimpulan akal pikirannya belaka melainkan berasal dari ketetapan
Tuhan.Allah mengajarkan segala rahasia yang ada di balik alam nyata ini. Bahwa di
balik alam nyata ini ada juga alam ghaib. Setiap manusia yang mati kelak
akandibangkitkan lagi di alam akhirat.
Ibrahim Meyakinkan Dirinya
Nabi Ibrahim sebenarnya sudah percaya akan adanya hari pembalasan diakhirat.
Pada suatu hari ia ingin memperoleh petunjuk yang lebih nyata danmeyakinkan
hatinya.Maka berdo'alah ia kepada Tuhan: "Ya,Tuhanku perlihatkanlah kepadaku,
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah menjawab: "Apakah
kamu belum percaya Ibrahim ?" Nabi Ibrahim menjawab: "Saya telah percaya tetapi
supaya bertambah yakin hati saya." Tuhan kemudian memerintahkan Ibrahim
mengambil empat ekor burung. Keempatnya dipotong-potong dan tubuhnya dicerai
beraikan atau dipisah-pisahkan.
Potongan-potongan kecil dari keempat burung itu dilumatkan kemudian dijadikan
empat onggok. masing-masing onggokan diletakkan di puncak empat bukit yang
letaknya berjauhan. Ibrahim kemudian diperintahkan mengambil burung-burung
yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja burung itu hidup lagi seperti sedia kala dan
menghampiri Nabi Ibrahim. Peristiwa ini dengan jelas Allah gambarkan dalam AI-
Qur'an
Ajakan kepada Ayahnya untuk Meninggalkan Berhala
Sebelum Nabi Ibrahim mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan
terhadap berhala, pertama kali yang diajaknya menyembah Allah adalah ayahnya
sendiri.Ayah Ibrahim bernama Azar adalah pembuat patung berhala. la
memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang lemah lembut penuh kesopanan:
"Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak
melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun ? Wahai ayahku, sesungguhnya
aku mempunyai ilmu yang diberikan Allah dan tidak mungkin diberikan
kepadamu.Maka ikutilah nasihat-nasihatku. niscaya akan menunjukkan kepadamu
jalan.yanglurus. Wahai ayahku, janganlah engkau menyembah setan.
Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai
ayahku, sesungguhnya Aku kuatir engkau akan ditimpa adzab dari Tuhan Yang
Maha Pemurah, maka engkau menjadi kawan dari setan."Tapi ayahnya tidak mau
mengikuti ajakan Ibrahim. Ayahnya berkata: "Bencikah kamu terhadap Tuhanku,
Ibrahim ? Jika kamu tidak berhenti mengajakku niscaya aku akan merajammu.
Tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." Karena ayahnya tidak mau mengikuti
ajakannya ia hanya berkata: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku
akan memintakan ampun bagimu pada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik
padaku. Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu
sembah selain Allah. Dan aku akan berdo a kepadaTuhanku. Mudah-mudahan aku
tidak kecewa dengan berdo a kepada Tuhanku." Doa atau permohonan Nabi Ibrahim
untuk ayahnya tak lain adalah karena kasih sayangnya selaku anak kepada
ayahnya. Namun setelah Allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh
Allah maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Tak ada beban moral lagi selaku anak
kepada ayahnya.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala
Suatu ketika, Raja Namrud dan kaumnya pergi meninggalkan negeri. Kampung-
kampung mereka tertinggal kosong. Kesempatan itu dipergunakan oleh Nabi Ibrahim
As. untuk melaksanakan niat yang selama ini dipendamnya, yaitu menghancurkan
berhala-berhala yang ada di tempat peribadatan Raja Namrud dan rakyatnya. Maka
dengan menggunakan kampak, mulailah Nabi Ibrahim As. memecah-mecahkan
berhala-berhala itu satu persatu. Tetapi, karena maksud tertentu, ada satu berhala
yang tetap dibiarkan utuh, yakni berhala yang terbesar. Setelah selesai
menghancurkan semua berhala yang lain, Nabi Ibrahim As. Mengalungkan
kampaknya pada leher berhala terbesar, itu. Kemudian beliau pergi meninggalkan
tempat peribadatan itu. Beberapa lama kemudian Raja Namrud dan para
pengikutnya datang. Demi melihat keadaan rumah peribadatan mereka berantakan
dan berhala-berhalanya hancur, maka murkalah sang raja. Tak pelak lagi Nabi
Ibrahim As. langsung menjadi orang yang tertuduh dalam hal itu, sebab sudah
dikenal di seluruh negeri, bahwa Nabi Ibrahim As. sangat membenci sesembahan
kaumnya. Maka beliau dihadapkan kepadaRaja Namrud untuk diadili. Sang raja
berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah
menghancurkan berhala-berhala kami di rumah peribadatan ?" “Bukan!" jawab Nabi
Ibrahim singkat.Mendengar jawaban itu. Raja Namrud semakin naik pitam. Dengan
nada lebih keras, ia berkata: "Lalu, siapa lagi kalau bukan engkau. Bukankah
engkau berada disini ketika kami semua pergi, dan bukankah engkau amat
membenci sesembahan kami?" “ya, tapi aku tidak menghancurkan berhala-berhala
itu. Aku pikir, barangkali berhala besar itulah yang telah melakukannya. Bukankah
kampak yang ada di lehernyamembuktikan perbuatan-nya ?" sahut Nabi Ibrahim
dengan tenang. "Mana mungkin berhala dapat berbuat seperti itu ?" kata Raja
Namrud membantah pernyataan NabiIbrahim As.Mendengar itu, Nabi Ibrahim
dengan tegas berkata: "Kalau begitu, mengapa engkau sembah berhala yang tidak
dapat-berbuat apa-apa ?" Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim itu, orang-orang
yang menyaksikan jalannya pengadilan itu terkejut dan banyak di antara mereka
yang sadar. Terpikir oleh mereka, bahwa memang begitulah adanya; mereka telah
menyembah sesuatu yang tak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Meskipun
demikian, Raja Namrud justru semakin murka karenanya.
Nabi Ibrahim Dibakar
Kekalahan Raja Namrud dalam berdebat dengan Nabi Ibrahim As. Malah
mengundang kemurkaannya yang lebih besar. Dengan segera ia memerintahkan
tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan hukuman yang seberat-
beratnya.Demikian-lah, Nabi Ibrahim menjalani hukuman mati dengan jalan dibakar
hidup-hidup.
Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Nabi Ibrahim As.
diikat dan diletakkan dalam tumpukan kayu itu. Namun dengan izin Allah dan kuasa-
Nya api tidak membakar Nabi Ibrahim hingga ia selamat dan tidak terluka sedikitpun.
Menyaksikan peristiwa
Pembakaran Nabi Ibrahim, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan
penuh, rasa puas. Mereka mengira bahwa pasti Nabi Ibrahim telah hancur menjadi
abu di tengah tumpukan kayu bakar yang menyala dahsyat itu. Tetapi, betapa
terkejutnya mereka demi melihat keajaiban yang terjadi setelah api itu padam. Nabi
Ibrahim As.tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat
tanpa luka sedikit pun. Lalu beliau pergi meninggalkan mereka. Sejak kejadian itu,
Nabi IbrahimAs. , berhijrah ke negeri Kan'an (Palestina) dan di tanah suci (Baitul-
Maqdis) disitulah beliau hidup dan berketurunan.
Raja Namrud dan Kaumnya Menerima Azab Allah
Karena keingkarannya, Raja Namrud beserta seluruh pengikut-nya mendapatkan
siksaan Allah SWT: Pada suatu ketika, tiba-tiba datang serombongan nyamuk yang
luar biasa banyaknya. Binatang-binatang itu langsung menyerbu manusia, menggigit
bagian-bagian tubuh, masuk ke lubang hidung dan telinga orang-orang kafir itu.
Maka binasalah Raja Namrud dan para pengikutnya. Sementara itu, sejak pindah ke
tanah suci (Baitul-Maqdis), Nabi Ibrahim As.kemudian berumah tangga dan
memperoleh anak-anak yang shaleh. Dari istrinya yang bemama Siti Sarah, Nabi
Ibrahim As. memperoleh anak yang diberi nama Ishaq. Dan dari istrinya yang
bernama Siti Hajar, beliau memperoleh seorang putra yang bernama Ismail. Ishaq
kemudian menjadi Nabi dan Rasul, dan menurunkan seorang anak,Ya'qub namanya
(kelak, Ya'qub juga menjadi Nabi dan Rasul Allah, serta menurunkan anak-cucu
sampai kepada Nabi Musa As.). Sedangkan Ismail juga menjadi Nabi danRasul, dan
darinya lah Nabi besar Muhammad Saw. mempunyai silsilah.
Nabi Ibrahim Diuji Tuhan
Pada suatu malam, Nabi Ibrahim As. bermimpi, bahwa Allah
SWT.memerintahkannya supaya mengorbankan putranya Ismail. Karena yakin akan
mimpinya itu, segera Nabi Ibrahim As. bermusyawarah dengan Ismail tentang hal
itu.Dan di luar dugaan, Ismail As. menjawab pernyataan ayahnya itu dengan tenang,
seraya berkata: "Wahai ayahku, jika ini memang perintah Allah SWT., maka
taatilah,dan aku rela untuk dikurbankan.” Mendengar tekad putranya, Nabi Ibrahim
As. segera bersiap-siap untuk mengorbankan Ismail As. Tetapi, setelah segalanya
selesai danupacara kurban akan dimulai, terjadilah peristiwa yang menakjubkan.
Dengan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT., muncul seekor biri-biri yang
menggantikan ismail untuk disembelih. Maka legalah hati Nabi Ibrahim As.
Dipeluknya anak kesayangannya itu dengan penuh kasih, seraya rnengucapkan
pujian kepada AllahSWT.