bela negara.docx

39
1 SEMANGAT BELA NEGARA : YANG DULU DAN SEKARANG Disusun oleh kelompok: No Nama Lengkap NRP Tugas Keteranga n 1 Dwi Adi Mukti H54120032 Ketua 2 Andi M. Noor Iksan A34120014 Moderator 3 Siti Nuraeni E44120054 Notulen 1 4 Umi Astutik A34120024 Notulen 2 5 Nugrah Hadi Sukesna E44120045 Operator Hari : Jum’at Pukul : 07:00 s/d 08:40

Upload: dwi-adi-mukti

Post on 24-Oct-2015

300 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan, Bela Negara

TRANSCRIPT

Page 1: Bela Negara.docx

1

SEMANGAT BELA NEGARA : YANG DULU DAN

SEKARANG

Disusun oleh kelompok:

No Nama Lengkap NRP Tugas Keterangan

1 Dwi Adi Mukti H54120032 Ketua

2 Andi M. Noor Iksan A34120014 Moderator

3 Siti Nuraeni E44120054 Notulen 1

4 Umi Astutik A34120024 Notulen 2

5 Nugrah Hadi Sukesna E44120045 Operator

Hari : Jum’at Pukul : 07:00 s/d 08:40

Tanggal : 22 Februari 2013 Tempat : RK CCR 2.13

DIREKTORAT TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 2: Bela Negara.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada kami sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

kekurangan baik dalam pembahasan maupun penulisannya. Oleh karenanya kami dengan

sangat terbuka menerima kritik dan saran guna memperbaiki kesalahan dalam

penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Februari 2013

2

Page 3: Bela Negara.docx

DAFTAR ISI

3

Page 4: Bela Negara.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbangnya kekuasaan Soeharto di era orde lama menandakan masa otoriter

telah berakhir. Munculah era reformasi yang membawa banyak perubahan di hampir

segala bidang di Republik Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi

masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan

bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana

keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari segala

penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri

sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda,

untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah

selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat

nasionalisme dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau

ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu

sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan

separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan

kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan

kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk

membela negara seolah telah memudar.

Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-

olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara

Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan

hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya

setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman

baik dari luar maupun dalam negeri.

UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara

penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia

(TNI) maupun oleh seluruh komponen bangsa. Upaya melibatkan seluruh komponen

bangsa dalam penyelenggaraan pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui

4

Page 5: Bela Negara.docx

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Di dalam masa transisi menuju masyarakat

madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul pertanyaan apakah Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara masih relevan dan masih dibutuhkan. Makalah ini akan

mencoba membahas tentang memudarnya kesadaran Bela Negara di era reformasi dan

dalam rangka menghadapi era globalisasi abad ke 21.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut

1. Apa yang terjadi terhadap masyarakat Indonesia di era reformasi ini setelah era orde

lama runtuh dan otoriterisme berakhir?

2. Apa masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam proses menuju negara

yang madani?

3. Mengapa peranan masyarakat dalam bela negara di era reformasi ini cenderung

semakin berkurang?

4. Apa yang seharusnya dilakukan agar kesadaran masyarakat akan bela negara dapat

meningkat?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui kondisi masyarakat Indonesia di era reformasi setelah runtuhnya orde

lama khusunya dalam peran masyarakat dalam bela negara.

2. Mengenali masalah-masalah yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat Indonesia

dalam proses menuju negara yang madani.

3. Penyebab-penyebab yang mengakibatkan semakin memudaranya peran masyarakat

akan bela negara.

4. Cara-cara menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bela negara bagi masyarakat

Indonesia.

Makalah ini diharapkan memberikan informasi tentang betapa pentingnya kesadaran

akan bela negara bagi setiap insan masyarakat Indonesia dalam hal mempertahankan

kesatuan dan persatuan bangsa.

1.4. Alasan pemilihan judul

5

Page 6: Bela Negara.docx

Pada tugas makalah ini kami mengangkat judul semangat bela Negara yang dulu

dan sekarang karena akhir-akhir ini tingkat semangat bela Negara sangat

memprihatinkan. Realita yang terjadi sekarang ini adalah banyak terdapan kepentingan

pribadi dan kelompok yang mengatas namakan semangat bela Negara. Hal ini merusak

semangat bela Negara yang telah ditanamkan oleh generasi sebelumnya

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bela Negara

6

Page 7: Bela Negara.docx

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan

dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau

seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi

negara tersebut. (Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia).

Secara singkat, bela negara bisa diartikan sebagai sikap dan perilaku warga

negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

2.2.Pengertian Warga Negara

Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa

lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (UUD 1945 Pasal

26 ayat 1).

Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada warga

Negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga Negara

adalah penduduk suatu Negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu warga

Negara, karena mungkin seorang asing. Sedangkan seorang asing hanya mempunyai

hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah Negara tersebut.

2.3. Landasan Hukum Bela Negara

1. Landasan Idiil : Pancasila

2. Landasan Konstitusional :

1. Pasal 27 ayat 3 UUD 1945, berbunyi : “Setiap warga negara berhak dan wajib

ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

2. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945, berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib iktu serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”

3. Pasal 30 ayat 2 UUD 1945, berbunyi : “usaha pertahanan dan keamanan

negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat-semesta

oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,

sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. ”

4. Pasal 30 ayat 3 UUD 1945, berbunyi : “Tentara Nasional Indonesia teridiri

atas angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara sebagai alat negara

7

Page 8: Bela Negara.docx

bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan

kedaulatan negara.”

5. Pasal 26 ayat 1 UUD 1945, berbunyi : “Yang menjadi warga negara iala

orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan

dengan undang-undang sebagai warga negara.”

2.4. Unsur Dasar Bela Negara

Segala sesuatu yang ada, pasti mempunyai dasar dan titik acuan. Begitu pun

dengan bela egara memliki unsur dasar dalam bela egara, yaitu :

1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegara

3. Yakin akan Pancasila sebagai egaray egara

4. Rela berkorban untuk bangsa & egara

5. Memiliki kemampuan awal bela negara

2.5. Bentuk-bentuk Bela Negara

Bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sangat penting untuk menjamin

kedaulatan negara, Keutuhan wilayah NKRI dan berbagai ancaman terhadap bangsa.

Oleh karena itu setiap warga negara perlu memahami berbagai bentuk usaha

pembelaan negara dalam rangka melaksanakan peran serta dalam usaha pembelaan

negara.

Bentuk penyelenggaraan usahan pembelaan negara . Menurut pasal 9

ayat (2) UURI nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara keikutsertaan warga

negara dalam usaha pembelaannegara diselenggarakan melalui:

a. Pend id ikan Kewarganega raan

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

c. Pengabdian sebagai prajurit tentara nasional indonesia secara suka rela atau

secara wajib

d. Pengabdian sesuai dengan profesi

Dalam pasal 37 ayat (1) UU RI nomor 3 tahun 2003 dijelaskan, bahwa

pendidikan kewarganegaan dimaksudkan untuk peserta didik menjadi

manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dari uraian

diatas, jelaskan bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah

8

Page 9: Bela Negara.docx

air peserta didik dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan. Dengan

demikian pembinaan kesadara bela negara melalui pendidikan

kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha

pertahanan negara. Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk

menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan

perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.

Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan

dasar militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi resimen

mahasiswa (Menwa) bela negara.

2.6. Upaya Bela Negara

Pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara". Konsep Bela Negara dapat diuraikan

yaitu secara fisik maupun non-fisik.

2.6.1. Bela Negara Secara Fisik

Bela negara secara fisik adalah pembelaan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga

negara terhadap setiap hambatan, gangguan, tantangan, dan ancaman bagi kelangsungan

hidup bangsa dan negara yang dilakukan berdasarkan kekuatan militer dan kekuatan

rakyat yang bersenjata yang diatur dengan undang-undang. Misalnya dengan cara

"memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik

dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar

Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara merupakan

hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik Indonesia. Tapi, seperti

diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan doktrin Sistem Pertahanan Semesta,

maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai

unsur misalnya Resimen Mahasiswa, Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra

Babinsa, OKP yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat

Terlatih mempunyai empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat,

Keamanan Rakyat dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya

dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di

9

Page 10: Bela Negara.docx

mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan

dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur

bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang.

Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara

memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan

Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak

negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti pendidikan dasar militer akan

dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa

dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus-kursus

penyegaran. Dalam keadaan perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat

untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara

selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar

belakang pendidikan atau profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter

ditempatkan di Rumah Sakit Tentara, pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian

Keuangan, penerbang di Skwadron Angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah

dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-

fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di mana tugas

pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab TNI, tapi adalah hak

dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.

2.6.2. Bela Negara Secara Non-Fisik

Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk

mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan

kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta

berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Pembelaan yang dilakukan oleh

tiap-tiap warga negara atas dasar kesadaran hak, kewajiban dan kehormatan berdasarkan

profesi dan kemampuan masing-masing untuk meningkatkan ketahanan nasional agar

mampu mengantisipasi segala bentuk hambatan, gangguan, tantangan dan ancaman baik

terhadap idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan.

10

Page 11: Bela Negara.docx

Bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh".

Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat dilakukan

dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:

a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti

demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan

kehendak

b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada

masyarakat

c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan

retorika)

d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan

menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-

pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa

Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai

agama/kepercayaan masing- masing

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela

negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya

merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan

bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela

negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat

penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana

arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat

semakin canggihnya teknologi komunikasi.

2.7. Motivasi Dalam Pembelaan Negara

Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan

hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses

motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara.

11

Page 12: Bela Negara.docx

Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga

memahami keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Disamping itu setiap

warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan segala macam ancaman

terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar

pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk

ikut serta membela negara Indonesia.

1.       Pengalaman sejarah perjuangan RI

2.       Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis

3.       Keadaan penduduk (demografis) yang besar

4.       Kekayaan sumber daya alam

5.       Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan

6.       Kemungkinan timbulnya bencana perang      

2.8. Pelaksanaan Pertahanan negara

Sishankamrata (sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta) yaitu suatu

sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya

nasional lainnya yang diselenggarakan secara total, terarah, terpadu, dan berkelanjutan

untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap

bangsa dari segala ancaman.

2.9. Partisipasi Warga Negara :

1. Siskamling

2. Ikut serta menanggulangi akibat bencana alam

3. Ikut serta mengatasi kerusuhan masal dan konfik

4. Keamanan rakyat yaitu partisipasi rakyat langsung dibidang keamanan dan

ketertiban

5. Perlawanan rakyat yaitu bentuk pastisipasi rakyat langsung dalam bidang

pertahanan

6. Pertahanan sipil (hansip) yaitu kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan

pokok unsur-unsur perlindungan masyarakat yang dimanfaatkan dalam

menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam.

12

Page 13: Bela Negara.docx

3. Semangat Bela Negara dari Masa ke Masa

Seperti yang kita ketahui, semangat bela Negara merupakan hal terpenting dan

menjadi kunci kekuasaan dan kedaulatan sebuah Negara. Semangat bela Negara dapat

diukur dari seberapa peduli rakyat terhadap apa yang terjadi di negaranya. Negara yang

selalu mengalami krisis, entah itu krisis identitas nasional, krisis keamanan atau bahkan

krisis ekonomi biasanya memiliki tingkat semangat bela Negara yang rendah. Semangat

bela Negara dapat dianalogikan seperti lautan, kadang pasang dan terkadang surut. Bila

penyebab pasang surut air laut adalah gravitasi bulan, salah satu penyebab pasang

surutnya semangat bela Negara rakyat suatu Negara adalah kesadaran bernegara

(nasionalisme) yang didasari keinginan memperoleh kehidupan bernegara yang lebih

baik. Semangat bela Negara di Indonesia sendiri telah mangalami pasang surut sejak

zaman penjajahan hingga zaman reformasi sekarang ini.

Pasang surutnya Semangat bela Negara Indonesia semakin terlihat jelas pada

zaman reformasi sekarang ini dimana mengalami penurunan sejak zaman orde baru.

Dibuktikan dengan semakin banyaknya kasus-kasus sengketa pulau yang berakhir

dengan lepasnya pulau terluar Indonesia, semakin banyak kasus kekerasan warga sipil

oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab khususnya di Papua, tidak diperhatikannya

kesejahteraan rakyat di daerah perbatasan, serta banyak lagi kasus-kasus lainnya.

Semangat bela Negara di negeri ini dapat kita lihat dari masa sebelum penjajahan,

penjajahan, pasca merebut dan menpertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan

serta reformasi.

3.1. Masa Sebelum Penjajahan

Selama tahun 400 Masehi sampai dengan tahun 1617, terdapat banyak kerajaan di

Bumi Persada Nusantara ini. Seperti kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Kediri,

Singasari, Majapahit, Samudera Pasai, Aceh, Demak, Mataram, Goa dan lain-Iain.

Kerajaan tersebut merupakan kerajaan-kerajaan yang terbesar yang pernah ada di sejarah

kehidupan bangsa ini serta memberi pengaruh besar terhadap kehidupan berbangsa dan

bernegara melalui budaya serta adat istiadatnya. Nilai yang terkandung pada era sebelum

penjajahan adalah rakyat yang memiliki semangat bela Negara yang tinggi dengan cara

patuh dan setia kepada rajanya, membendung penjajah dan menjunjung tinggi

kehormatan dan kedaulatan sebagai bangsa monarki yang merdeka di bumi Nusantara.

13

Page 14: Bela Negara.docx

3.2. Masa selama Penjajahan

Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa asing mulai tahun 1511 sampai dengan

1945 yaitu bangsa Portugis, Belanda, inggris dan Jepang. Selama penjajahan peristiwa

yang menonjol adalah tahun 1908 yang dikenal sebagai Gerakan Kebangkitan Nasional

Pertama, yaitu lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr.

Sutomo Dan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Dan 20 tahun kemudian pada tanggal 28

Oktober 1928 ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai titik awal dari

kesadaran masyarakat untuk berbangsa Indonesia, dimana putra putri bangsa Indonesia

berikrar : “BERBANGSA SATU, BERTANAH AIR SATU, DAN BERBAHASA SATU

: INDONESIA”. Pernyataan ikrar ini mempunyai nilai tujuan yang sangat strategis di

masa depan yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia serta menjadi bagian penting

semangat bela Negara ini. Niiai yang terkandung selama penjajahan adalah Harga diri,

solidaritas, persatuan dan kesatuan, serta jati diri bangsa.

3.3. Masa Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan.

Dimulai dari tahun 1942 sampai dengan tahun 1949; dimana pada tanggal 8

Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang me!alui Perjanjian Kalijati.

Selama penjajahan Jepang pemuda ¬pemudi Indonesia dilatih dalam olah kemiliteran

dengan tujuan untuk membantu Jepang memenangkan Perang Asia Timur Raya.

Pelatihan tersebut melalui Seinendan, Heiho, Peta dan lain-lain, sehingga pemuda

Indonesia sudah memiliki bekal kemiliteran.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu disebabkan

dibom atomnya kota Hirosima dan Nagasaki. Kekalahan Jepang kepada Sekutu dan

kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia digunakan dengan sebaik-baiknya oleh

para pemuda Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Dengan semangat juang yang tidak

kenal menyerah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta

keikhlasan berkorban telah terpatri dalam jiwa para pemuda dan rakyat Indonesia untuk

merebut kemerdekaannya, yang kemudian diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus

1945 oleh Soekarno-Hatta.

Setelah merdeka bangsa Indonesia harus menghadapi Belanda yang ingin

menjajah kembali Indonesia dengan melancarkan aksi militernya pada tahun 1948 (Aksi

14

Page 15: Bela Negara.docx

Militer Belanda Pertama) dan tahun 1948 (Aksi Militer Belanda Kedua), dan

pemberontakan PKI Madiun yang didalangi oleh Muso dan Amir Syarifuddin pada tahun

1948. Era merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengandung nilai juang yang

paling kaya dan lengkap sebagai titik kulminasinya adalah pada perang Kemerdekaan 17

Agustus 1945. Nilai-nilai kejuangan yang terkandung dalam merebut dan

mempertahankan kemerdekaan ‘adalah sebagai berikut :

1. Nilai kejuangan relegius (iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa).

2. Nilai kejuangan rela dan ikhlas berkorban.

3. Nilai kejuangan tidak mengenal menyerah.

4. Nilai kejuangan harga diri.

5. Nilai kejuangan percaya diri.

6. Nilai kejuangan pantang mundur.

7. Nilai kejuangan patriotisme.

8. Nilai kejuangan heroisme.

9. Nilai kejuangan rasa senasib dan sepenanggungan.

10. Nilai kejuangan rasa setia kawan.

11. Nilai kejuangan persatuan dan kesatuan.

12. Nilai kejuangan nasionalisme dan cinta tahah air

3.4. Era Mengisi Kemerdekaan.

Pada awal mengisi kemerdekaan timbul berbagai masalah antara lain timbul

pergantian kabinet sebanyak 27 kali dan terjadinya berbagai pemberontakan-

pemberontakan’i seperti : DIITII, APRA, RMS, Andi Azis, Kahar Muzakar,

PRRI/Permesta, dan lain-lain serta terjadinya berbagai penyimpangan dalam

penyelenggaraan negara sehingga timbul Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 untuk

kembali pada UUD 1945, penyimpangan y’ang sangat mendasar adalah mengubah

pandangan hidup bangsa Indonesia Pancasila menjadi ideologi Komunis, yaitu dengan

meletusnya peristiwa G30S/PKI. Peristiwa ini dapat segera ditumpas berkat perjuangan

TNI pada waktu itu bersama-sama rakyat, maka lahir Orde Baru yaitu kembali kepada

tatanan kehidupan yang baru dengan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara

mumi dan konsekuen.

15

Page 16: Bela Negara.docx

Selama Orde Baru pembangunan berjalan lancar, tingkat kehidupan rakyat

perkapita naik, namun penyelenggaraan negara dan rakyat bermental kurang baik

sehingga timbul korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) mengakibatkan krisis keuangan,

krisis ekonomi dan krisis moneter serta akhimya terjadi krisis kepercayaan yang ditandai

dengan turunnya Kepemimpinan Nasional, kondisi tersebut yang menjadi sumber pemicu

terjadinya gejolak sosial. Kondisi demikian ditanggapi oleh mahasiswa dengan aksi-aksi

dan tuntutan “Reformasi”, yang pada hakekatnya reformasi adalah perubahan yang

teratur, terencana, terarah dan tidak merubah/menumbangkan suatu yang sifatnya

mendasar

3.5. Masa Reformasi

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik

Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya

ada juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan

kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca

pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah

tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan,

menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan

diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun

merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.

Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat

nasionalisme dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau

ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu

sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan

separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan

kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan

kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk

membela negara seolah telah memudar.

Akhir-akhir ini ditengarai bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme,

khususnya di kalangan generasi muda Indonesia telah memudar. Beberapa indikasi

memudanya semangat bela neggara antara lain adalah munculnya semangat kedaerahan

seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah; ketidakpedulian terhadap bendera dan

16

Page 17: Bela Negara.docx

lagu kebangsaan; kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah; konflik

antar etnis yang mengakibatkan pertumpahan darah.

Ketidak mampuan pemerintah pasca Orde Baru untuk mengatasi krisis

multidimensional sering dijadikan "kambing hitam" penyebab memudarnya

nasionalisme. Banyak orang yang tidak merasa bangga menjadi orang Indonesia akibat

citra buruk di dunia internasional sebagai "sarang koruptor" dan "sarang teroris". Banyak

orang yang enggan membela negara dengan alasan "saya dapat dari negara?" Presiden

John F. Kennedy dari Amerika Serikat pernah mengatakan, "don't ask what your country

can do for you, ask what can you do for your country!" (jangan tanyakan apa yang dapat

dilakukan oleh negaramu untukmu, tapi tanyakan apa yang dapat kamu lakukan untuk

negaramu!) Semangat seperti itu seharusnya juga berlaku bagi semua warga Negara

Indonesia. Ada semacam kekeliruan pandangan bahwa negara identik dengan

pemerintah. Setiap warga negara boleh saja tidak setuju dengan kebijakan pemerintah,

tapi dia tetap berhak dan wajib membela negaranya.

Memudarnya nasionalisme dan patriotisme mungkin juga disebabkan oleh

tiadanya penghayatan atas arti perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Perayaan hari

Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus selama berpuluh tahun terkesan hanya sebagai

ritual upacara bendera yang membosankan. Tradisi "hura-hura" lomba makan krupuk dan

panjat pinang, panggung hiburan yang dari tahun ke tahun hanya diisi oleh vocal group

remaja setempat di setiap RT di seluruh tanah air dan gapura yang mencantumkan

slogan-slogan kosong di setiap ujung gang. Yang lebih memprihatinkan, di tengah krisis

ekonomi yang berlarut-larut ini, hari Kemerdekaan dirayakan dengan kembang api.

Betapa tidak nasionalis dan tidak patriotisnya, membakar uang puluhan juta rupiah

sementara sebagian besar rakyat tengah menderita. Sedikit sekali kelompok masyarakat

yang merayakan hari Kemerdekaan dengan acara syukuran dan do'a bersama mengingat

jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk mencapai

kemerdekaan ini.

Demikian pula Sumpah Pemuda, yang sebenarnya adalah modal awal persatuan

dan kesatuan bangsa Indonesia jauh sebelum kemerdekaan, kini seolah hanya merupakan

pelajaran sejarah yang tidak pernah dihayati dan diamalkan. Munculnya gerakan

separatisme dan konflik antar etnis membuktikantidak adanya kesadaran bahwa kita

adalah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Harus diakui bahwa ada faktor-faktor

17

Page 18: Bela Negara.docx

politis, ekonomi dan psikologis yang menyebabkan gerakan-gerakan separatis maupun

konflik antaretnis itu, misalnya masalah ketidak adilan sosial dan ekonomi, persaingan

antar kelompok dan sebagainya. Kurang tanggapnya pemerintah baik di pusat maupun

daerah untuk mengantisipasi atau segera menangani berbagai permasalahan itu

menyebabkan tereskalasinya suatu masalah kecil menjadi konflik yang berkepanjangan.

4. Masalah Yang Menyebabkan Melemahnya Semangat Bela Negara

Di era globlalisai telah lahir berbagai kemajuan teknologi.Kemajuan teknologi

dan globalisasi ini membawa  dua dampak,yakni positif dan negatif. Dampak positif

terlihat pada kemudahan segala sesuatu yang dikerjakan orang, seperti komponen mesin-

mesin untuk meringankan kegiatan manusia. Namun,arus globlalisasi juga membawa

dampak nilai negatif yang terkadang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Nilai-nilai

itu  dapat melahirkan ancaman terhadap negara, baik dalam bidang politik, pertahanan

dan keamanan, wawasan nusantara, persatuan dan kesatuan bangsa, lemahnya semangat

juang , serta pudarnya jiwa patriotism dan nasionalisme di kalangan kaum muda. Dan

akhir-akhir ini ditengarai bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme, khususnya di

kalangan generasi muda Indonesia benar – benar telah memudar.

Beberapa indikasi antara lain

Konflik antar etnis yang mengakibatkan pertumpahan darah

Munculnya semangat kedaerahan seiring dengan diberlakukannya otonomi

daerah

Terkikisnya penghargaan terhadap budaya sendiri dan bangga terhadap arus

budaya asing

Kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan kesenian daerah

Ketidakpedulian terhadap bendera dan lagu kebangsaan

Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen

kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan

pemerintah pusat

Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak

Asasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan

massa

18

Page 19: Bela Negara.docx

Tumbuhnya sikap egois (mementingkan diri sendiri) serta Makin tipisnya

kepekaan sosial.

Ketidak mampuan pemerintah pasca Orde Baru untuk mengatasi krisis

multidimensional sering dijadikan "kambing hitam" penyebab memudarnya

nasionalisme. Banyak orang yang tidak merasa bangga menjadi orang Indonesia akibat

citra buruk di dunia internasional sebagai "sarang koruptor" dan "sarang teroris".

Memudarnya nasionalisme dan patriotisme juga disebabkan oleh tiadanya

penghayatan atas arti perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Perayaan hari

Kemerdekaan setiap tanggal 17 Agustus selama berpuluh tahun terkesan hanya sebagai

ritual upacara bendera yang membosankan. Tradisi "hura-hura" lomba makan krupuk dan

panjat pinang, panggung hiburan yang dari tahun ke tahun hanya diisi oleh vocal group

remaja setempat di setiap RT di seluruh tanah air dan gapura yang mencantumkan

slogan-slogan kosong di setiap ujung gang. Yang lebih memprihatinkan, di tengah krisis

ekonomi yang berlarut-larut ini, hari Kemerdekaan dirayakan dengan kembang api.

Betapa tidak nasionalis dan tidak patriotisnya, membakar uang puluhan juta rupiah

sementara sebagian besar rakyat tengah menderita. Sedikit sekali kelompok masyarakat

yang merayakan hari Kemerdekaan dengan acara syukuran dan do'a bersama mengingat

jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa mereka untuk mencapai

kemerdekaan ini.

Demikian pula Sumpah Pemuda, yang sebenarnya adalah modal awal persatuan

dan kesatuan bangsa Indonesia jauh sebelum kemerdekaan, kini seolah hanya merupakan

pelajaran sejarah yang tidak pernah dihayati dan diamalkan. Munculnya gerakan

separatisme dan konflik antar etnis membuktikan tidak adanya kesadaran bahwa kita

adalah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Harus diakui bahwa ada faktor-faktor

politis, ekonomi dan psikologis yang menyebabkan gerakan-gerakan separatis maupun

konflik antar etnis itu, misalnya masalah ketidakadilan sosial dan ekonomi, persaingan

antar kelompok dan sebagainya. Kurang tanggapnya pemerintah baik di pusat maupun

daerah untuk mengantisipasi atau segera menangani berbagai permasalahan itu

menyebabkan tereskalasinya suatu masalah kecil menjadi konflik yang berkepanjangan.

19

Page 20: Bela Negara.docx

Bukti melemahnya semangat bela negara dapat kita lihat dari segelintir persoalan

ini,sebagai contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi

walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin

minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan

lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya

pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan NARKOBA, dan

kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama

yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah

masyarakat.selain itu budaya yang dilakoni kebanyakan pemuda di perkotaan merupakan

salah satu indikasi betapa kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan

pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan

budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar

merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa

melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan

trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang akan merusak

generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda kita

mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.

Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang

perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial

di tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan

peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan

masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya

masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan.

5. Solusi

Upaya yang Dilakukan

      melakukan upaya yang sistematis dalam penanaman wawasan kebangsaan yang

optimal sehingga didapatkan nasionalisme yang optimal, berisi ketangguhan bangsa

20

Page 21: Bela Negara.docx

khususnya generasi muda dalam upaya pembelaan negara dari semua ancaman yang

dapat mengancam kelangsungan hidup negara. Upaya yang dilakukan adalah dengan

memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam mengatasi kelemahan serta

kendalanya.

Kebijakan.   

      Dalam upaya meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat melalui Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara (PPBN), maka kebijakan yang ditetapkan adalah :

      Peningkatan kesadaran warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

diarahkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dari seluruh masyarakat

Indonesia dalam wadah NKRI yang berdaulat, aman, sentosa yang mempunyai tingkat

wawasan kebangsaan yang tinggi.

      Kesadaran masyarakat bernegara dan berbangsa yang

tinggi,  tercermin  pada  perilaku warga negara Indonesia

yang  rela  berkorban  dan  cinta  kepada  tanah  airnya   yang diperoleh

melalui  Pendidikan  Pendahuluan  Bela Negara (PPBN),  sehingga masyarakat Indonesia

dapat hidup damai dan sejahtera dalam suasana demokrasi dan tegak hukum, pemimpin

bangsa yang mengutamakan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi

dan golongan, serta pemerintah dan pemimpin nasional yang mencintai rakyat dan

mendapat kepercayaan penuh serta dicintai rakyatnya.

Strategi / Tujuan

      Lingkungan Pemukiman dan Pekerjaan: Meningkatkan kemampuan dan

pengusaan materi PPBN para penatar dalam melaksanakan penyuluhan wawasan

kebangsaan serta membentuk organisasi penyelenggara PPBN yang terpadu.

      Lingkungan Pendidikan: Membentuk dan meningkatkan kemampuan dalam

PPBN para guru/pengajar/dosen di lingkungan pendidikan serta mewujudkan kegiatan

kesiswaan dan kepramukaan yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan wawasan

kebangsaan.

Sasaran      

a. Lingkungan Pemukiman.

Keluarga. Terbentuknya motivasi juang dan semangat kebangsaan di

lingkungan keluarga.

21

Page 22: Bela Negara.docx

b. Aparat Terkait. Terwujudnya organisasi pembina serta kegiatan yang terprogram

dan terpadu dengan melibatkan semua pihak.

c. Tokoh Agama. Terwujudnya kepedulian tokoh agama dalam menanamkan

semangat kebangsaan melalui jalur agama.

d. Lingkungan Pendidikan.

Dukungan dunia pendidikan.  Terwujudnya guru/pengajar/dosen yang punya

tanggung jawab moral dalam menanamkan semangat kebangsaan serta pemahaman

materi PPBN yang optimal.

e. Kegiatan Ekstra Kurikuler.     Terselenggaranya kegiatan ekstra kurikuler yang

dapat disisipi PPBN dan menumbuhkan wawasan kebangsaan.

f. Kegiatan Kepramukaan. Terselenggaranya kegiatan kepramukaan yang dapat

menumbuh kansikap hidup mandiri, ulet dan pantang menyerah sebagai modal

dasar dalam menanamkan semangat bela negara.

g.  Media Massa.  Terwujudnya media massa yang dapat membantu membentuk

opini masyarakat dalam rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara.

h. Komitmen Pemerintah. Adanya program - program pemerintah yang diterapkan

oleh instansi yang berwenang secara konsisten dan bertanggung jawab serta

adanya peraturan yang dapat mengeliminir pemanfaatan generasi muda secara

sempit.

i.  Lingkungan Pekerjaan. Terciptanya kondisi di lingkungan pekerjaan yang dapat

menumbuhkan semangat wawasan kebangsaan.

Metode yang digunakan didalam melaksanakan upaya-upaya meningkatkan

wawasan kebangsaan melalui PPBN, antara lain :

a. Sosialisasi : Yaitu semua langkah-langkah yang bertujuan untuk

memasyarakatkan paradigma nasional, peraturan-peraturan serta hukum yang

berlaku bagi setiap warga Indonesia untuk ditaati dalam kehidupan sehari-hari.

b. Dialog :  Yaitu diskusi dari pihak-pihak yang terkait guna mencari solusi secara

damai, penuh kebudayaan, saling memahami dan penuh rasa kekeluargaan.

c. Tatap Muka : Yaitu pertemuan langsung secara berhadapan untuk saling memberi

informasi atau menjelaskan sesuatu masalah berkaitan dengan peningkatan

kesadaran masyarakat berbangsa dan bernegara.

22

Page 23: Bela Negara.docx

d. Ceramah : Yaitu pertemuan dalam rangka menjelaskan sesuatu topik yang ingin

didalami terutama yang erat kaitannya dengan peningkatan kesadaran masyarakat

berbangsa dan bernegara.

e. Persuasif : Yaitu langkah-langkah yang mengutamakan pendekatan manusiawi

dalam menggugah kesadaran warga negara agar secara tulus ikhlas melakukan

yang terbaik bagi kepentingan bangsa dan negara.

f. Bila kita bahas lebih lanjut tentang peran-peran pelaku social maka dapat di

uraikan sebagai berikut:

Peran Lingkungan Pemukiman

      Keluarga, tokoh agama dan aparat terkait.      Peran keluarga dalam menanamkan

wawasan kebangsaan yang berisikan ketangguhan dalam upaya pembelaan negara sangat

penting dan vital sekali khususnya bagi generasi muda. Oleh karena itu para orang tua

harus terlebih dahulu diberikan pembekalan dan pemahanan bela Negara. Tokoh agama

diberdayakan untuk dapat membekali norma agama dan ikut menjaga moralitas generasi

muda. Bahwa generasi muda relatif labil jiwanya dalam mencari jati dirinya, tidak dapat

dipungkiri.

      Oleh karena itu keterpengaruhan generasi muda karena arus globalisasi yang

melanda dunia saat ini harus mendapatkan resep penangkalan untuk tidak memperparah

dekadensi moral yang terjadi dengan melihat fenomena pergaulan bebas, penggunaan

narkoba dan lain-lainnya. Aparat terkait yang ada di daerah harus melaksanakan kegiatan

yang terpadu untuk upaya pembekalan baik kepada orang tua maupun generasi muda itu

sendiri. Keterpaduan ini harus dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

tahap evaluasi untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan.

Peran Dunia Pendidikan.

      Peran dunia pendidikan untuk membekali semangat bela negara cukup penting.

Pengajar atau guru secara formal harus mendidik anak didiknya dan berperan langsung

serta terukur dalam pembekalan materi PPKN/Pendidikan Kewarganegaraan baik di

sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di perguruan tinggi. Mereka harus betul-betul

mampu dan menguasai materi yang diberikan kepada anak

didiknya. Para pendidik/pengajar seyogyanya mendapatkan semacam penataran PPBN

sehingga materi yang diberikan bisa dipertanggung jawabkan.

23

Page 24: Bela Negara.docx

      Kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran dapat juga

dimanfaatkan untuk upaya penanaman semangat pembelaan negara. Kegiatan OSIS atau

SENAT dapat dijadikan untuk memupuk rasa tanggung jawab dan kebersamaan serta

belajar untuk dapat mengesamping kanatau meninggalkan berbagai macam kepentingan

pribadi dan dapat mengedepankan kepentingan

bersama   yang  diwadahi  oleh  satu  organisasi  dalam mencapai tujuan yang disepakati

bersama. Kegiatan lain yang dapat memupuk rasa sportifitas dan percaya diri yang tinggi

adalah dengan kegiatan pecinta alam, latihan bela diri, serta latihan Menwa yang

diselenggarakan atau dikendalikan oleh pihak sekolah dan perguruan tinggi.

Peran Media Massa

      Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk opini

yang berkembang dimasyarakat, baik yang positif maupun negatif. Dalam kaitan ini

media massa dapat diajak ikut serta membantu membentuk opini masyarakat dalam

rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara.

      Yang termasuk media cetak diantaranya adalah koran, majalah, tabloid, bulletin,

dll. Yang dimaksud lain-lain ini adalah semua jenis bacaan yang beredar secara umum.

Karena dapat dibaca dan akan membentuk opini masyarakat. Media cetak harus membuat

redaksional sedemikian rupa yang dapat membangkitkan minat pembaca supaya

mempunyai semangat bela negara.

Komitmen Pemerintah

      Pemerintah harus mempunyai keinginan yang kuat dan konsisten dalam upaya

penanaman semangat pembelaan  terhadap negara ini. Sebetulnya materi-materi yang ada

dalam upaya bela negara cukup jelas dan simpel atau sederhana. Namun sesederhana

apapun bila tidak ditangani secara serius akan membuahkan hasil yang tidak optimal.

Pemerintah harus berupaya sedemikian rupa dengan program rutin maupun yang bersifat

non program, sebagai upaya terobosan bila program rutin yang sudah berjalan baik

melalui peran (jalur) pendidikan atau melalui peran kantor Kesbanglinmas dirasa kurang

optimal.

      Barangkali patut dicoba langkah-langkah yang sudah dibahas diatas sehingga

generasi muda dan instansi terkait tidak terjebak dalam kejenuhan akibat rutinitas

kegiatan. Yang penting harus ada kemauan yang kuat dari pemerintah dan diwujudkan

dengan kepedulian aparat yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap upaya

24

Page 25: Bela Negara.docx

menanamkan semangat pembelaan terhadap negara dan wawasan atau nasionalisme yang

tinggi.

      Selain itu ada hal lain yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan rumor

yang nyata terlihat kebenarannya dan tidak ada maksud untuk menuduh atau mencari

kambing hitam bahwa ada oknum anak bangsa yang memanfaatkan jiwa patriotisme dan

kelabilan jiwa generasi muda untuk kepentingan politiknya.

          Pemerintah harus membuat peraturan atau undang-undang yang bisa mengatasi

oknum anak bangsa yang selalu mengatasnamakan untuk kepentingan rakyat kecil

dengan melaksanakan manouver politik termasuk unjuk rasa yang menggunakan massa

generasi muda. Demikian juga diplomat yang bertanggung jawab terhadap eksistensi

bangsa ini harus berkemampuan dan punya kiat supaya bangsa ini bisa eksis dan tidak

dengan mudah permainkan oleh kekuatan/negara asing.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

25

Page 26: Bela Negara.docx

3.3. Daftar pustaka

Rangkuti, Parlaungan Adil. 2007. Membangun Kesadaran Bela Negara. Bogor: IPBPRESS

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka

http://id.shvoong.com/law-and-politics/public-administrations/2116882-pengertian-warga-negara/#ixzz26iPWFe2Y

http://pendidikanpendahuluanbelanegara.blogspot.com/

http://brihot.blogspot.com/2012/12/blog-berita-terkini-bukti-lemahnya.html

http://belanegarari.wordpress.com/2009/02/18/kesadaran-bela-negara-sebagai-landasan-sikap-dan-perilaku-pemuda-untuk-menjadi-keutuhan-negara-kesatuan-republik-indonesia/

http://cbfmrembang.blogspot.com/2012/11/pelajar-wajib-mempunyai-semangat-bela.html

3.4.Lampiran

26