tugas akhir · 1.3.2 eagle awards gambar iii. eagle awards di program eagle awards yang di adakan...

160
PROGRAM DOKUMENTER KENAPA PEKALONGAN?TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III YESHA ZULNIKA 42140872 MOHAMAD ALFATH KAMIL 42140653 WILDON KRISTOPER TAMBUNAN 42141115 Program Studi Penyiaran Akademi Komunikasi BSI Jakarta Jakarta 2017

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

PROGRAM DOKUMENTER

“KENAPA PEKALONGAN?”

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III

YESHA ZULNIKA 42140872

MOHAMAD ALFATH KAMIL 42140653

WILDON KRISTOPER TAMBUNAN 42141115

Program Studi Penyiaran

Akademi Komunikasi BSI Jakarta

Jakarta

2017

Page 2: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xviii

KATA PENGANTAR

Dengan memajatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidahyanya, sehingga kami dapat menyusunlah laporan Tugas Akhir ini

dengan judul “KENAPA PEKALONGAN?. “ Tujuan kami mengambil judul tersebut

karena setiap daerah mempunyai budaya Batik tetapi kami mengambil salah satu

daerah tersebut yaitu Daerah PEKALONGAN untuk dijadikan Tugas Akhir

“Dokumenter Televisi”.

Tujuan penulisan tugas akhir ini di buat sebagai salah satu syarat kelulusan program

Diploma Tiga (D.III) Akademi BSI. Sebagai bahan penulisan di ambil berdasarkan

hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung

penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dari semua pihak, maka

penulisan Tugas Akhir ini tidak akan lancar. Oleh karna itu pada kesempatan ini

ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Direktur Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika, Bpk. Ir.Naba Aji

Notoseputro

2. Ketua Program Studi Penyiaran Akom BSI, Anisti,S.Sos,M,Si.

3. Bpk. Ichsan Widi Utomo,S.Ikom,M.M selaku dosen pembimbing I Tugas Akhir

4. Bpk. Dionisius Icka Sisadi, S.Ikom selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir

5. Staff/kartawan/dosen di lingkungan BSI

6. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual

7. Rekan-rekan mahasiswa 42.6A.25

Serta pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih

Page 3: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xix

jauh dari kata sempurna, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya bagi

para pembaca yang berminat pada umumnya

Jakarta , 10 Juli 2017

Penulis

Yesha Zulnika

Page 4: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xix

ABSTRAKSI

Yesha Zulnika (42140872), Mohamad Alfath Kamil (42140653),

Wildon Kristoper Tambunan (42141115)

Terdapat banyak genre dan jenis film yang ada seperti drama, action , horor

comedy, selain itu salah satunya yaitu film dokumeter, Film dokumenter adalah film

yang mendokumentasikan kenyataan, Merekam kejadian sehari-hari, misal

menampilkan perjalanan ke sebuah pulau, dokumetasi kegiatan dan lain-lain artinya

film dokumenter menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan, meski begitu

dalam beberapa film dokumenter juga menampilkan unsur entertain yang cukup , salah

satu jenis film dokumenter adalah film dokumenter eksposisi yaitu mengungkap

kejadian nyata yang ada di sekitar lingkungan dan di kemas secara lebih real ,penulis

memilih nama program dokumenter yang berjudul “ KENAPA PEKALONGAN?”

pemilihan judul bertujuan membahas tentang seluk beluk kehidupan masyarakat

Pekalongan dalam mempertahankan seni budaya di bidang membatik. program ini di

buat dengan dengan tiga tahap yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi ,

Penulis berharap hasil produksi bisa sesuai dengan konsep yang sudah dibuat sehingga

pesan yang ingin di sampaikan bisa di terima oleh masyarakat.

Kata kunci: Dokumenter, Kenapa Pekalongan disebut Kota Batik.

Page 5: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xx

ABSTRACT

Yesha Zulnika (42140872), Mohamad Alfath Kamil (42140653),

Wildon Kristoper Tambunan (42141115)

Film have many genres like drama, action, horror, and comedy. Documentary

is the one of them. Documentary is a movie with a real recorded. Record an actual of

daily issues, like traveling an island, activities, and many more, that means

documentary was a movie that recording a act in our life, although it has an

entertainment content. One of a movie kind is expository documentary. Its means

documentary reveal a real tragedy in around area and make it so real. Writer choose

“KENAPA PEKALONGAN?” for a name of this project. It explore about the field of

batik in Pekalongan. This program have three process. PreProduction, Production and

postproduction. Writer hope this plan sync with the result and receive the civil.

Keywords : Documentary, Why Pekalongan called Batik City.

Page 6: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul Tugas Akhir.................... .......................................................... i

Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir................................................ ...... ii

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ................................ iii

Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .......................................... iv

Lembar Konsultasi Tugas Akhir ...................................................................... viii

Kata Pengantar ................................................................................................. xviii

Abstraksi .................................................................................... ..................... xix

Daftar Isi........................................... ............................................................... xvii

Daftar Gambar ................................................................................................. xx

Daftar Tabel ..................................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Kegunaan Program..................................................................... 3

1.2.1. Kegunaan Khalayak ............................................................ 3

1.2.2. Kegunaans Praktis ............................................................... 4

1.2.3. Kegunaan Akademis ........................................................... 4

1.3. Refrensi Audio Visual................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI.... .................................................................. 6

2.1. Kategori Program ....................................................................... 6

2.2. Format Program ......................................................................... 8

2.3. Judul Program ............................................................................ 9

2.4. Target Audience ......................................................................... 10

2.5. Karateristik Produksi ................................................................. 11

BAB III LAPORAN PRODUKSI ................................................................. 13

3.1. Proser Kerja Produser ................................................................ 13

3.1.1. Prapoduksi ...................................................................... 14

3.1.2. Produksi ........................................................................... 15

3.1.3. Pasca Produsi ................................................................... 17

3.1.4. Peran dan tanggung jawab produser ................................ 18

3.1.5. Proses Penciptaan Karya ................................................. 19

3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya ..................................... 20

3.1.7. Konsep Produser .............................................................. 21

3.2. Proses Kerja Sutradara ............................................................... 31

3.2.1. Prapoduksi ...................................................................... 31

3.2.2. Produksi ........................................................................... 33

3.2.3. Pasca Produksi ................................................................. 34

3.2.4. Peran dan tanggung jawab Sutradara .............................. 35

3.2.5. Proses Penciptaan Karya ................................................. 35

3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya ..................................... 37

3.2.7. Konsep Sutradara ............................................................ 38

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah ..................................................... 57

Page 7: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xviii

3.3.1. Prapoduksi ...................................................................... 58

3.3.2. Produksi ........................................................................... 58

3.3.3. Pasca Produksi ................................................................. 62

3.3.4. Peran dan tanggung jawab Penulis Naskah ..................... 63

3.3.5. Proses Penciptaan Karya ................................................. 65

3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya ..................................... 68

3.3.7. Konsep Penulis Naskah ................................................... 69

3.4. Proses Kerja Penata Camera ...................................................... 87

3.4.1. Prapoduksi ...................................................................... 88

3.4.2. Produksi ........................................................................... 89

3.4.3. Pasca Produksi ................................................................. 92

3.4.4. Peran dan tanggung jawab Cameramen .......................... 93

3.4.5. Proses Penciptaan Karya ................................................. 94

3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya ..................................... 96

3.4.7. Konsep Penata Cameramen ............................................. 97

3.5. Proses Kerja Editor .................................................................... 106

3.5.1. Prapoduksi ...................................................................... 106

3.5.2. Produksi ........................................................................... 107

3.5.3. Pasca Produksi ................................................................. 107

3.5.4. Peran dan tanggung jawab Editor .................................... 108

3.5.5. Proses Penciptaan Karya ................................................. 109

3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya ..................................... 110

3.5.6. Konsep Editor .................................................................. 111

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 120

4.1. Kesimpulan ................................................................................ 120

4.2. Saran .......................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 122

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 123

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 126

Page 8: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar I.1 Kesepuhan Cipta Gelar .......................................................... 4

2. Gambar I.2 Jakarta Menagih Janji Kontrak Politik .................................. 5

3. Gambar I.3 Eagle Word ............................................................................ 5

4. Gambar III.2 Sony NX5 ............................................................................ 105

Page 9: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel III.1 Working Schedule.................................................................... 24

2. Tabel III.2 Breackdown Budget ................................................................. 26

3. Tabel III.3 Equipment list .......................................................................... 28

4. Tabel III.4 Shooting Schedule ................................................................... 29

5. Tabel III.5 Outline Program ....................................................................... 45

6. Tabel III.6 Treatment Sutradara ................................................................. 39

7. Tabel III.7 TOR Tream Of Refrence ......................................................... 70

8. Tabel III.8 Traskip Wawancara ................................................................. 75

9. Tabel III.9 Camera Repot .......................................................................... 99

10. Tabel III.10 Spesifikasi Camera ................................................................ 103

11. Tabel III.9 Laporan Editing ....................................................................... 112

12. Tabel III.9 Spesifikasi Editing ................................................................... 119

Page 10: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program

Menurut Mulyana (2007:17) “komunikasi dalam konteks apa pun, adalah

bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan, suatu proses dalam mana seseorang atau

beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan atau menggunakan

informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain”.

Pada satu sisi komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan

norma-norma budaya masyarakat, baik secara horisontal, dari suatu masyarakat kepada

masyarakat lainnya. Melalui komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi di

lakukan untuk pemenuhan diri, untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri

sendiri atau orang lain. Dua orang dapat berbicara berjam-jam dengan topik yang

berganti-ganti, tanpa mencapai tujuan yang pasti.

Media komunikasi melalui televisi masyarakat bisa langsung melihat dan

mendengar informasi yang kami sajikan. Pesan yang disampaikan juga bisa langsung

dinikmati dan dipahami, oleh seluruh masyarakat indonesia dalam dokumenter televisi

yang kami buat. Televisi ini bersifat sangat real dan tidak ada rekayasa seperti Drama

karena dengan mewawancarai langsung narasumbernya, masyarakat dapat memperoleh

informasi yang detail dan dapat dipercaya.

Page 11: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

2

Dokumenter Ekspositori menurut Fachruddin (2012:320):

adalah dokumenter yang paling konvensional atau telah lama digunakan.

Merupakan format dokumenter televisi, sebagai ciri khasnya menggunakan

narator sebagai penutur tunggal, istilahnya voice of God. Sesuai dengan

namanya, bentuk dokumenter ini menampilkan pesan kepada penonton secara

langsung, melalui presenter atau narasi berupa teks maupun suara. Kedua media

tersebut berbicara orang ketiga kepada penonton (ada kesadaran bahwa mereka

sedang berhadapan dengan penonton). Penjelasan presenter maupun narasi

cenderung terpisah dari alur cerita film. Mereka memberikan komentar terhadap

apa yang sedang terjadi dalam adegan, krtimbang menjadi bagian dari adegan

itu sendiri. Itu sebabnya, pesan atau point of view dari Expository seringkali

dielaborasi lewat suara atau teks ketimbang lewat gambar. Dan jika pada film

fiksi gambar disusun berdasarkan kontinuitas waktu dan tempat yang

berasaskan aturan tata gambar, maka pada expository gambar disusun sebagai

penunjang argumentasi yang disampaikan lewat narasi atau presenter,

berdasarkan naskah yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu.

Program acara yang penulis sajikan ini karya dokumenter televisi yang

menelusuri tentang faktor kenapa Pekalongan disebut dengan kota batik serta

berkembangnya pembatik yang sudah tua tetap ingin berkarya, yang ada di Pekalongan.

Di dalam dokumenter televisi yang akan penulis suguhkan adalah sebuah informasi

mengenai sudut pandang seorang pembatik Kedungwuni senior dan pengalamannya

dalam membatik serta tahu tentang “batik” di Pekalongan.

Page 12: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

3

Riset bisa dilakukan oleh tim riset khusus, bisa pula dilakukan sendiri oleh

penulis naskah, selain penulis, sutradara harus terjun langsung ke lapangan kadang

perlu juga melakukan kerja sama dengan pakar disiplin ilmu lain dalam mengumpulkan

informasi. Jika riset akan makin mudah terlebih dahulu di tentukan gaya dan bentuk

penuturan yang hendak dijadikan titik pijak penggarapan.

Penulis harapkan tidak hanya ingin memberikan informasi semata, Namun juga

memberikan edukasi bahwa nilai pembatik dari Pekalongan yang semakin modern

dengan motif yang berbeda dengan daerah lainnya, tapi juga merasa bahwa membatik

itu penting untuk budaya indonesia. Penulis dan tim mengambil KENAPA

PEKALONGAN?, karena berkembangnya batik didukung oleh kuatnya tradisi

membatik yang tidak hanya merupakan kebutuhan ekonomi saja, tetapi juga dorongan

untuk mengekspresikan karya seni yang yang indah, batik selain menjadi mata

pencarian juga merupakan ekspresi seni, dan tradisi membatik mempunyai peranan

penting dalam masyarakat karena adanya kebutuhan menggunakan batik untuk

berbagai fungsi, dan Pekalongan yang menjual alat-alat membatik juga seperti, canting,

lilin, dan alat membatik lainnya.

1.2 Kegunaan Program

Memberikan informasi tentang kebudayaan batik Pekalongan semakin

berkembang, agar masyarakat lain suka dengan memakai batik atau menjadi inspirasi

membuat batik.

1.2.1 Kegunaan Khalayak

Agar masyarakat bisa belajar membuat batik dengan kerajinan tangan,

atau mengenal perbedaan batik Pekalongan, dengan batik yang ada di indonesia

Page 13: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

4

dengan motifnya, melalui dokumenter televisi yang berjudul “KENAPA

PEKALONGAN?”

1.2.2 Kegunaan Praktis

Membuat karya dokumenter berdasarkan teori, ide cerita dan konsep yang

penulis dapatkan selama mempelajari teori komunikasi. Sebelum membuat film

dokumenter.

1.2.3 Kegunaan Akademis

Untuk memenuhi syarat kelulusan Tugas Akhir Mahasiswa D.III di

Akademik Bina Sarana Informatika Jurusan Penyiaran, dengan memahami teori

komunikasi penyiaran dalam membuat design produksi dokumenter.

1.3 Referensi Audio Visual

1.3.1 Kasepuhan Cipta Gelar

Gambar I. Kasepuhan Cipta Gelar

Film dokumenter yang di buat oleh WatchDoc ini tentang kearifan kasepuhan

cipta gelar di sukabumi Jawa Barat. Penulis mengambil refrensi dari film

dokumenter ini dari segi pengambilan gambarnya, dan film dokumenter tersebut

juga menggunakan konsep ekspository yang menjadikan narasumber sebagai

narator.

Page 14: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

5

1.3.2 Jakarta Menagih Janji Kontrak Politik

Gambar II. Jakarta menagih Janji Kontrak Politik

Di film dokumenter ini dibuat oleh Tengok Indonesia, penulis terinspirasi untuk

membuat film dokumenter yang lebih mementingkan informasi. Sehingga

membuat film dokumenter lebih menarik dan lebih real karena penciptaanya

menggunakan data dan fakta dari berbagai pihak.

1.3.2 Eagle Awards

Gambar III. Eagle Awards

Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film

dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan konsep ekspository yang

mendorong kami sebagai penulis membuat film dokumenter yang menggunakan

narasumber sebagai pmbicara

Page 15: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kategori Program

Dokumenter televisi berdasarkan realita atau fakta perihal pengalaman hidup

seseorang atau mengenai perisiwa, dan untuk menghibur sekaligus memberikan

informasi kepada penonton tentang Kebudayaan yang ada di Pekalongan mengenai

kenapa Pekalongan disebut kota batik, serta menceritakan mata pencarian masyarakat

Pekalongan dengan membuat batik dan hanya Pekalongan yang mempunyai

Universitas membatik. Menurut Morrisan (2008:218) “Program Informasi adalah

segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan

(informasi) kepada khalayak audien”.

Program-program yang disajikan melalui media televisi memiliki karakteristik

nya. Secara kategorial karakteristiknya, merujuk dari kriteria UNESCO (United

Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), program terbagi

dalam lima bagian, yaitu program pendidikan, program berita, program

informasi, program budaya, dan program hiburan. Ketiga kategori tersebut bisa

menunjuk pada program berita, dokumenter, program drama, program magazine

show, program musik, program animasi, dan lain-lain. (Supriyadi dkk,2014:23).

Dokumenter televisi ini program informasi yang memberikan suatu acara

kepada khalayak ataupun audiens agar tertarik dengan dokumenter televisi yang

mengangkat tentang pembatik industri yang ada di Pekalongan serta tentang

Pekalongan.

Program non drama yang penulis ambil adalah dokumenter televisi yang

mengandung edukasi sejarah, ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang ada di

Indonesia khususnya tentang Batik di Pekalongan.

Page 16: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

7

Menurut Andi Fachruddin (2012:316) Bill Nichols mengatakan dokumenter

televisi adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas menggunakan

fakta dan data. “Prinsip dokumenter televisi membiarkan spontanitas objek yang

difilmkan bukan rekayasa. Maka obyek riset yang menjadi pergerakan utama. Ide-ide

yang diangkat dari hal-hal yang kecil atau sederhana yang mungkin luput dari perhatian

yang lain atau kita pada umumnya”.

Ide keprihatinan atau kejenuhan terhadap fenomena / peristiwa yang terjadi di

sekeliling kita. Andi Fachruddin (2012:319) “Maka dari itu dalam membuat

dokumenter televisi membuat audiens menjadi penasaran dan menyukai batik

Pekalongan ini”.

Sebagaimana karya yang ada pada pada medium komunikasi televisi lainnya,

dokumenter televisi yang berbentuk visual dan audio memiliki motif yang

memprentasikan keinginan film maker. Di tinjau dalam konteks kajian komunikasi, film

maker disebut sebagai komunikator. Adanya elemen motif tentu sangat memungkinkan

bagi karya dokumenter televisi untuk menjadi sarana bagi pencapaian kepentingan film

maker itu sendiri.

Dalam naskah dokumenter ada tiga elemen penting yakni : elemen visual ,

audio, serta elemen story atau cerita. Naskah dokumenter tidak hanya merupakan

kumpulan kata atau kalimat saja, Supriyadi dkk (2014:53) “akan tetapi merupakan

kompilasi konsep elemen telling story. Perpaduan elemen penting inilah yang

menjadikan sebuah dokumenter yang baik”.

Dokumenter televisi berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan

permasalahan yang lebih kompleks, untuk di jadikan cerita yang lebih menarik dan

meyakinkan audiens untuk menjadi ingin tahu kejadian-kejadian apa saja yang dibuat

dalam film tersebut. Ada banyak tipe, kategori dan bentuk penuturan dalam

dokumenter televisi. Dalam beberapa hal terlihat adanya kemiripan yang membedakan

Page 17: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

8

adalah spesifikasinya. Beberapa contoh yang berdasarkan gaya dan bentuk bertutur itu

antara lain, laporan perjalanan, sejarah, potret atau biografi, perbandingan, kontradiksi,

ilmu pengetahuan, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, association picture story, buku

harian, dan docudrama. Ataupun tiga jenis dokumenter yaitu, exspository, narasi, dan

dokudrama. Media televisi bisa langsung melihat dan mendengar informasi yang kami

sajikan. Dokumenter televisi ini bersifat sangat real dan tidak ada rekayasa seperti

drama karena dengan mewawancarai langsung narasumbernya, sehingga masyarakat

dapat memperoleh informasi yang sangat detail dan dapat dipercaya.

Dokumenter ini termasuk kategori informasi dan edukasi dengan alasan, karena

film saat ini tersaji pada layar televisi sudah mulai idak mendidik melainkan hanya

sekedar menghibur dan tidak menyampaikan nilai atau norma yang dapat memberikan

contoh dengan baik bagi para penonton atau masyarakat. Maka dari itu penulis dan

team tentang kebudayaan yang ada di Indonesia dengan judul “KENAPA

PEKALONGAN?” yang menyajikan program televisi yang membuat masyarakat

mencontoh dengan kreatifnya pembatik daerah yang berbeda-beda.

2.2 Format Program

Menurut Andi Fachruddin (2011:156) “Mereka juga harus memahami format

program televisi apa yang akan dieskusi. Setelah mengetahui dengan jelas format yang

ditentukan, maka akan dapat dihasilkan kenyamanan dalam bekerja sama serta

ketepatan waktu produksi yang efektif”. Perkembangan kreativitas dalam dunia

pertelevisian menghasilkan bentuk program televisi yang sangat beragam.

Selain format program yang kian beragam, bentuk dan gaya bertutur film

dokumenter juga bervariasi. Setiap gaya bertutur memiliki kriteria dan pendekatan

spesifik. Dokumenter televisi yang akan disajikan mengenai makna literasi

Page 18: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

9

sesungguhnya, masih banyak orang yang belum pernah mendengar atau mengenal kata

literasi itu sendiri. Maka dari itu dokumenter televisi ini termasuk dalam bentuk ilmu

pengetahuan, Ayawalia (2008:48) “cukup jelas bahwa bentuk dokumenter ini berisi

penyampaian informasi mengenai suatu teori, sistem berdasarkan disiplin ilmu

tertentu”. Namun dokumenter dengan bentuk ilmu pengetahuan terbagi dua bentuk,

yaitu jika ditunjukan untuk publik khusus biasa disebut film edukasi. Sedangkan literasi

sendiri penting diketahui oleh semua orang baik perempuan ataupun laki-laki, anak-

anak ataupun dewasa.

Menurut Morrisan (2008:222) “Dokumenter adalah program informasi yang

bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik”.

Melalui fakta dan data yang disampaikan, bahwa di Indonesia baik itu dipusat kota

maupun di desa permasalahan literasi masih banyak di temukan.

Dalam tugas akhir ini penulis, membuat format program profil dan dokumenter

televisi ini menceritakan tentang cara mengolah batik, sehingga memperdalam tentang

batik tersebut, dengan kemuseum batiknya yang terdapat di daerah Pekalongan. Agar

masyarakat juga suka dengan kebudayaan Batik yang semakin modern, program

dokumenter ini menampilkan narasumber yang ahli membatik untuk menceritakan agar

masyarakat tertarik dan memahami kebudayaan Batik khususnya dari Kota Pekalongan.

2.3 Judul Program

Judul dokumenter ini yaitu “Membaca Adalah senjata”. Membaca sendiri

memiliki arti yaitu (KBBI,2016:64) “Membaca adalah melihat serta memahami isi dari

apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya didalam hati). Sedangan senjata

memiliki arti (KBBI,2016:476) “Senjata adalah alat atau syarat yang dipakai untuk

meyampaikan sesuatu maksud”.

Page 19: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

10

Dari definisi tersebut penulis bermaksud meyampaikan bahwa membaca

merupakan senjata untuk meningkatkan daya literasi disemua kehidupan yang erat

kaitannya dalam segala hal keseharian. Serta sebagai alat untuk menghadapi suatu

masalah, kemajuan teknologi dan zaman.

KENAPA PEKALONGAN? yang artinya ingin memperjelaskan cerita program

dokumenter televisi ini tentang Batik di Pekalongan dari usaha perumahan maupun

mempunyai Butik Batik yang lumayan besar, maka dari itu ingin memperjelaskan

kenapa Pekalongan disebut Kota Batik. PEKALONGAN yang artinya nama Kota

Pekalongan telah lama berdiri sehingga tidak ada keraguan lagi untuk mengenal lebih

dalam tentang Batik serta banyak masyarakat Pekalongan mencari pekerjaan dengan

membatik. (Tanda tanya) ? yang artinya rasa ingin tahu karena sebagian orang yang

belum tahu tentang asal-usulnya Kota Batik di daerah Pekalongan yang beda batik nya

dengan daerah lainnya atau hanya Pekalongan yang mempunyai Fakultas membatik di

Universitas Pekalongan atau disebut UNIKAL.

Karena Kota Pekalongan satu kota pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah

berbatasan dengan laut Jawa di Utara, Kabupaten Batang di Timur, serta Kabupaten

Pekalongan. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada

ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha modal besar. Sejak berpuluh

tahun lampau hingga sekarang. Sebagian besar proses produksi batik dengan kehidupan

masyarakat Pekalongan. Hal ini disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan

produk batik.

2.4 Target Audience

Target audience merupakan siapa yang menjadi sasaran sebuah program

komunikasi. Dan dalam acara program dokumenter audience yang dimaksud penulis

yaitu penonton, yang berusia muda sehingga yang sudah berumur, karena acara

Page 20: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

11

dokumenter televisi ini untuk menjadi informasi atau pengentahuan tentang budaya

membatik serta yang ada di daerah Pekalongan, masyarakat yang menonton acara ini

remaja ataupun dewasa agar menjadi motivasi yang menjadi acuan dengan adanya

acara tersebut. Televisi ini menargetkan penonton usia 15-20 tahun dan 20-60 tahun

karena diusia tersebut agar lebih mengenal yang nama nya batik yang ada di

Pekalongan dengan corak nya yang lebih ramai. Dengan jenis kelamin laki-laki dan

Perempuan. Namun konten yang ditayangkan sebenarnya agar lebih tertarik oleh

seluruh audien.

Menurut Morissan (2008:193) menerangkan bahwa “Target audien adalah

memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan

pemasaran program dan promosi”.

Adapun target audien yang berpendidikan tinggi atau pun rendah masih dapat

menerima pesan yang ingin disampaikan, karena dokumenter ini akan membahas

secara sederhana tetapi tetap mengutamakan inti dari permasalahan yang dibuat.

Dokumenter televisi ditunjukan pada mereka yang lebih mampu dan langsung bisa

merubah kebiasaan dalam membiasakan mencitai batik Pekalongan ataupun batik

daerah lainnya bukan untuk orang dewasa saja tetapi anak-anakpun juga harus

mengenal kebudayaan membatik yaitu kelas menengah atas (B+) dan kelas menengah

bawah (B).

Untuk segmentasi Geografis jangkauannya adalah diseluruh indonesia, karena

saat ini seluruh masyarakat indonesia pasti memiliki televisi walaupun keadaan

ekonomi mereka sangat rendah. Anak-anak pun yang seharusnya di awasi dalam

menonton program televisi tidak dapat dicegah karena acara dokumenter televisi ini

untuk lebih mengenal kebudayaan membatik atau lebih menyukainya.

Page 21: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

12

2.5 Karekteristik Produksi

Dalam dokumenter televisi ini menggunakan karakteristik produksi tidak

langsung. Fakta dan data yang ditayangkan melalui perekaman untuk kemudian melalui

tahap editing dan baru bisa di siarkan untuk melihat acara tersebut. Latief dan Yustiatie

(2017:258) “Adapun siaran rekaman adalah program siaran yang ditayangkan pada

waktu berbeda dengan peristiwanya”. Untuk Dokumenter televisi diproduksi dengan

pengambilan gambar singel camera, kemudian melewati tahap editing video, mixing

video, mixing audio yang meliputi wawancara subjek dan ilustrasi untuk kemudian

ditayangkan. Latief dan Yustiatie (2017:258) “Singel Camera, Rekaman dengan satu

kamera. Hasil gambarnya diedit untuk menjelaskan makna dan informasi sesuai

kebutuhan program”. kami menjelaskan tentang sejarah kebudayaan batik di daerah

Pekalongan. Berdasarkan cerita yang di jelaskan penulis ingin dokumenter ini bisa

membangun atau melestarikan batik yang ada di Pekalongan maupun batik yang ada di

daerah lainnya.

Page 22: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

13

BAB III

LAPORAN KERJA PRODUKSI

3.1 Proses Kerja Produser

Menurut Supriyadi dkk (2014:56) “Produser adalah mempunyai tanggung

jawab dalam sebuah produksi film atau televisi dari mulai pra produksi, produksi,

hingga paska produksi”. Produser televisi bertanggung jawab terhadap perencanaan

program pelaksanaan, hingga evaluasi program tersebut, seorang produser televisi

dituntut untuk terus produktif menghasilkan karya-karya yang cemerlang dan memiliki

kreativitas yang tinggi guna menciptakan sesuatu yang baru dan bermutu agar menarik

bagi masyarakat, sekaligus meguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Penulis sebelum membuat dokumenter televisi, mengadakan rapat dengan tim

untuk membuat ide cerita yang akan diambil, ketika semuanya sepakat dengan rapat

yang dibicarakan, penulis dan tim mengambil cerita tentang kebudayaan daerah

“KENAPA PEKALONGAN?”. Yang dimana penulis ingin mengambil tentang proses

pembuatannya sampai selesai, serta bahan-bahan apa saja yang di pakai ketika

pembuatan batik tersebut dibuat menjadi semenarik mungkin. Karena batik menjadi

nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan, dan merupakan salah satu produk

unggulan terkenal produk batiknya, tim kami langsung mengunjungi museum batik

Pekalongan yang berada di Jawa Tengah. Dan mengunjungi suatu rumah pembuatan

batik yang di kelolah oleh ibu-ibu yang mempunyai ke ahlian membatik. Ketika

informasi yang cukup menarik, tim kami mengadakan rapat untuk menentukan tanggal

produksi, budget, serta alat-alat yang akan di pakai ketika produksi dokumenter televisi

berlangsung.

Produser yang memiliki kemampuan natural, selalu memberi ekspektasi

melampaui orang pada umumnya, sehingga karyannya memiliki pesan moral,

menghibur, danbermanfaat. Bagi masyarakat pada umumnya.

Page 23: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

14

Seorang produser juga harus mengenali setiap kemampuan anggotanya,

kemampuan tim pada potensi individu yang ada di dalamnya, sejalan dengan

pernyataan. Tetapi produser butuh kerja sama dari setiap anggota yang membuat

dokumenter menjadi lebih menarik.

3.1.1 Pra Produksi

Menurut Andi Fachruddin (2012:35) “Sebagai salah satu perencanaan (pra

produksi), membuat proposal kedudukan nya sangat penting, karena setiap bagian di

dalamnya berperan sebagai sequence yang memandu tim produksi untuk mengetahui

hal apa saja yang harus direkam oleh kamera untuk mengisi alur cerita dokumenter

sesuai pondasi proposal yang direncanakan”.

Pra produksi salah satu tahapan yang di lakukan dalam pembuatan karya, pada

tahapan ini produser melakukan sejumlah persiapan di antaranya. Produser

bertanggung jawab atas keperluan shooting misalnya, rapat dengan tim yang bertugas,

alat-alat shooting, lokasi, tema yang benar-benar terkonsep. Awalnya penulis dan tim

mendatangi daerah Kedungwuni, Kampung Batik Pesindo, dan Kampung Pabean. Dan

narasumbernya yaitu, Pak. Dudung Alisyahbana, Bapak. H. Eddywan dan Bapak. Zahir

Widadi, SS. M.Hum. dan Bapak. Zaki Setelah disepakati bersama kami bertemu

dengan dosen pembimbing untuk meminta sarannya atas ide yang di fikirkan untuk

dijadikan dokumenter televisi. Ingin mengangkat tentang tema kebudayaan membatik

di Pekalongan, yang berjudul “KENAPA PEKALONGAN?” Setelah mendapatkan

persetujuan dan ijin dari beliau untuk produksi, penulis dan tim menentukan tanggal

yang sudah disepakati juga oleh para narasumber dan mempersiapkan alat-alat yang

ingin dipakai untuk pengambilan gambar ataupun narasumbernya.

Menurut Supriyadi dkk (2014:88)

Adapun aktivitas produser pada saat pra produksi diantaranya:

1. Mewujudkan serta melakukan kordinasi elemen produksi yang berupa:

membicarakan ide, tema, desain produksi dengan penulisan.

2. Meyusun rancangan dalam bentuk proposal atau dengan desain produksi.

Page 24: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

15

3. Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak

dalam produksi yang dikelola.

4. Merancang, mempelajari dana menetapkan biaya produksi.

5. Menenentukan jadwal produksi.

3.1.2 Produksi

Menurut pendapat Andi Fachrudin ( beberapa hal yang perlu diperhitungkan

dalam melakukan shooting), sebagai berikut :

a. Manfaatkan momen matahari terbit sebagai angle kamera yang baik untuk

transisi gambar.

b. Menyajikan apa yang tidak diketahui orang terhadap apa yang tak pernah

mereka lihat

c. Shooting wawancara selalu penting dan perlu diperhatian khusus

d. Mengingatkan pada tokoh utama agar menghindari pakaian berwarna putih,

hitam dan kotak-kotak kecil karena akan mempengaruhi sensitifitas lensa

kamera

e. Ketenangan suasana perlu diberikan pada sesi wawancara

f. Pesan pada subjek agar memperhatikan aba-aba untuk mulai berbicara setelah

beberapa detik ditanya, dengan diawali pengulangan inti pertanyaan pada

jawabannya

g. Perhatikan juga kejutan-kejutan yang akan muncul disekitar lokasi

shooting

h. Perlu diwaspadai suasana pengambilan gambar akan melewatkan ingatan kita

bahwa durasi kaset harus dikontrol dengan baik.

i. Jangan lupa untuk mencatat stiap urutan gambar yang telah diambil, seketika

setelah mengambil gambar.

j. Setiap hari setelah shooting alangkah baiknya mengecek hasil shooting di

kamar hotel, misalnya bersama juru kamerayang mengambil gambar.

k. Sebelum berakhirnya kegiatan shooting di lapangan, perhatikan sekali lagi

seluruh kebutuhan gambar yang diinginkan, apakah sudah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan atau perlu dilakukan pengulangan merekam. (2012:367-368).

Produser mempunyai tanggung jawab dalam sebuah produksi Dokumenter

televisi dari mulai pra produksi, produksi hingga paska produksi. Walaupun secara

umum memiliki tanggung jawab yang sama, namun jika dilihat dari hasil karya atau

jenis produksi yang dihasilkan masing-masing produser memiliki kekhasan sendiri, hal

ini dikarenakan adanya perbedaan “cara menangani” acara-acara yang spesifik tadi.

Page 25: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

16

Pada saat produksi berlangsung penulis memang tidak banyak berperan namun

penulis harus mengawasi jalannya proses produksi agar produksi berjalan dengan baik

dan lancar sesuai dengan working schedule dan tidak ada jadwal yang terlewatkan.

Hari pertama produksi kami mulai dengan mewawancarai salah satu pembatik

profesional yang bernama Bapak. Dudung Alisyahbana di Kedungwuni yang terletak di

Jl. Pekajangan 19 nomor: 11, Setelah alat siap untuk digunakan kami mulai

pengambilan gambar dan wawancara beliau.

Hari kedua penulis dan tim mendatangi salah satu penjual sekaligus pemilik

Butik batik Larissa yang teletak di daerah kampung batik Pesindon. Dan sesampainya

disana kami langsung bertemu dengan narasumber sekaligus pemilik pengusaha batik

tersebut. Dalam lima menit kami persiapkan alat untuk melakukan produksi setelah H.

Eddywan selaku narasumber siap kami langsung melakukan wawancara.

Setelah selesai mewawancarai Bapak. H. Eddywan penulis dan tim langsung

menuju Universitas Pekalongan untuk mendatangi salah satu mahasiswi Fakultas Batik.

Dan sesampainnya disana kami langsung bertemu dengan mahasiswi Fakultas Batik,

kami langsung mempersiapkan alat untuk mewawancarai mahasiswi Fakultas Batik.

Setelah selesai mewawancarai mahasiswi Fakultas Batik, penulis dan tim

langsung menuju rumah Dekan Fakultas Batik Universitas Pekalongan atau UNIKAL.

Sesampainnya disana kami langsung bertemu dengan Bapak. Zahir Widadi, SS.

M.Hum setelah semuannya sudah siap, kami langsung melakukan wawancara.

Hari ketiga penulis dan tim mendatangi tempat proses pembuatan batik

rumahan yang ada didaerah Kampung Pabean. Sesampainya disana kami langsung

bertemu dengan Bapak. Zaki selaku pemilik. Setelah semua siap kami mewawancarai

Bapak. Zaki dan beberapa karyawannya.

Page 26: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

17

Hari ke Empat kami mengambil Konten atau beberapa stok gambar yang di

butuhkan pada saat proses wawancara, seperti tempat pengelolahan batik, bazar batik

yang berkunjung di daerah Jakarta dekat Gelora Bung Karno, mendatangi butik batik

Larissa yang berada di Pekalongan daerah kampung batik Pesindon, dan berkunjung ke

pasar-pasar di Pekalongan atau di daerah lainnya seperti, Solo ataupun Jogja. dan

beberapa lokasi lain yang ada di sekitar Pekalongan,

Setelah itu, kami beranjak ke Museum Batik, Untuk mengambil gambar kain-

kain batik, dan tidak hanya menyimpan benda mati saja, tetapi juga mempunyai

peranan penting untuk meningkatkan kualitas, antara lain dalam bentuk pembelajaran,

pelayanan, informasi dan penyediaan tempat rekreasi edukatif. Museum memberikan

pelatihan membatik dalam berbagai tingkatan untuk umum.

3.1.3 Pasca Produksi

Dengan selesainya kegiatan pengambilan gambar waktunya memilih stok

gambar yang akan di masukan dalam proses editing. Produser memberikan target waktu

penyelesaian proses editing. Melakukan evaluasi tahap akhir dan berdiskusi

dengan penata musik yang telah dibuat agar masuk dengan konsepnya terlebih dahulu

agar menjadi menarik pada saat pra produksi.

Tugas produser pasca produksi yaitu mendiskusikan adegan-adegan yang harus

di potong dan juga mendiskusikan tentang audio mulai dari instrumental, backsound

PANGKUR dan lagu ES_After The Tragedy 2, From Raindrops To Rivers, ES_Waltz

For Cello yang ingin digunakan untuk dokumenter televisi “KENAPA

PEKALONGAN?” dengan konsep yang telah disepakati oleh penulis dan tim.

Page 27: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

18

Dan alangkah baiknya editor diberikan kesempatan untuk mempelajari dahulu

data-data yang sudah terkumpul agar proses editing dapat berjalan sesuai konsep yang

telah disepakati penulis dan tim.

3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser

Menurut Job Description (2008:43) “Produser adalah seseorang yang membuat

film dan bertanggung jawab atas filmnya secara langsung dan melaksanakannya sadar”.

Tugas dan tanggung jawab produser :

a. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi

b. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film atau program

televisi

c. Menyusun rencana produksi

d. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi

e. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua

departemen

f. Produser bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan

berbagai pihak dalam produksi yang dikelola

g. Bertanggung jawab atas seluruh produksi

produser juga mempunyai hak-hak sebagai berikut :

a. Memilih dan menetapkan penulis naskah

b. Menetapkan pemain dan kru produksi utama berdasarkan yang telah ditetapkan

dalam rencana

c. Mendapatkan laporan dari semua laporan produksi

d. Berhak memberikan keputusan bila terjadi konflik dilapangan, terutama apabila

kegiatan produksi terganggu

Page 28: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

19

e. Memberikan keputusan atas konsep kreatif sutradara yang menyimpang dari

rancangan produksi.

Seorang prduser haruslah bertanggung jawab dengan segala sesuatu yang akan

Terjadi dengan keputusan yang sudah di fikirkan, misalnya apa saja yang menjadi

penyabab tersebut.

3.1.5 Proses Penciptaan Karya

Ide yang dibuat oleh penulis dan tim awalnya ingin mengambil Kebudayaan

batik, yang di setiap daerah mempunyai motif masing-masing. Dan batik Jawa Tengah

Pekalongan ini berlatar warna cerah mencolok, motif batik kecil-kecil dengan jarak

yang rapat sehingga berbeda dengan batik Sragen, Solo, dan daerah sebagainya. Batik

juga diminati oleh masyarakat karena semakin modern ini, batik bisa dijadikan baju

yang bermodel-model, hingga sampai celana batik bermotif dari khas Pekalongan yang

di minati setiap orang, yang selalu berupaya untuk menciptakan pola dan ragam hias

yang selalu dinamis mengikuti perubahan jaman. Maka dari itu penulis dan tim

memutuskan ingin mengambil tentang kenapa Pekalongan disebut Kota Batik untuk di

jadikan dokumenter televisi, yang akan memberikan informasi dan wawasan luas

kepada masyarakat dari proses pembuatan batik dan mengetahui motif batik, yang

sudah jadi di ukir oleh pengrajin batik. penulis dan tim melakukan riset terlebih dahulu

Namun setelah melakukan beberapa riset, penulis mendapatkan tema mengungkap

semua tentang Pekalongan yang berjudulkan “KENAPA PEKALONGAN?”

a. Konsep Kreatif

Sebelum konsep dokumenter terbuat. Penulis dan tim mencari budayawan

yang paling ahli membuat batik Pekalongan untuk dijadikan narasumber, untuk

menceritakan fakta dan dapat dipercaya. Penulis dan tim juga membuat konsep

Page 29: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

20

dokumenter ekspositori, dimana narasumber sebagai pembicara dengan alasan

penonton atau masyarakat lebih yakin dan percaya bahwa yang penulis

tayangkan dalam dokumenter televisi merupakan sesuatu yang benar-benar nyata.

b. Konsep Produksi

Selama jalannya proses pembuatan dalam dokumenter televisi, penulis dan

tim menyiapkan segala keperluan dengan budget yang di atur oleh produser, dan

dokumenter televisi ini hanya menggunakan single kamera, dengan alasan di

dalam dokumenter ini kami hanya memiliki satu orang kameramen dan hanya

untuk merekam wawancara narasumber setelah selesai, baru merekam beberapa

proses pembutan batik Pekalongan.

c. Konsep Teknis

Kami memakai kamera jenis Sony NX 5 yang sudah menggunakan

memory card dan full HD. Konsep teknik ini produser mengkondisikan jalannya

produski agar berjalan dengan lancar. Dan memastikan narasumber yang akan kita

jadikan dokumenter ini.

3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya

Setiap produksi suatu film tim pasti ada kendala produksi yang muncul

dilapangan, dan produser harus bisa memikirkan solusi dan kendala dengan disepakati

bersama demi kekompakan agar pembuatan dokumenter televisi berjalan dengan baik.

Berikut kendala yang tim alami diantaranya :

a. Mengurus perijinan lokasi dan mengadakan rapat untuk membuat jadwal

keberangkatan produksi shooting disepakati bersama oleh tim. Karena jadwal

Page 30: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

21

Produksi harus menyesuaikan dengan semua yang bersangkutan dari tim maupun

narasumber.

Solusi : Dalam mengatasi kendala jadwal Shooting, solusi yang produser

lakukan yaitu membuat kesepakatan dari semua tim agar waktu yang ditentukan

tidak keberatan satu sama lain, dan membicarakan keberangkatan untuk produksi

agar tetap selalu kompak.

b. Untuk produser beserta tim sudah menghubungi tempat penyewaan alat yang

akan digunakan shooting dengan H-2 sebelum produksi. Untuk menghindari alat

sibuk disewa pelanggan lainnya.

Solusi : Penyewaan alat yang akan digunakan untuk produksi pada waktu yang

sudah disepakati bersama tim, kami menghubungi terlebih dahulu apa saja alat

yang akan kami sewa untuk Produksi

c. Kami menggunakan kendaraan pribadi, ternyata biaya bahan bakar melebihi

batas budget yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Solusi : untuk mengatur pengeluaran biaya transportasi yang cukup besar, maka

kami sebisa mungkin meninimalisir biaya-biaya yang lain, produser mengatur

lebih detail pengeluarannya dari pra, produksi, dan pasca produksi

d. Produser dan tim menghubungi narasumber yang sudah janjian H-2 ternyata

Dekan pembatik nya sedang ada urusan, akhir nya jadwal untuk shooting di ganti

H-3 untuk mewawancarai beliau.

Solusi : produser dan tim mengadakan rapat untuk Shooting H-3, produser juga

membuat janji di tempat beliau di daerah kampung Pabean pada siang hari untuk

mewawancarainya.

Page 31: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

22

KONSEP PROGRAM

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Sutradara : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 menit

Proses awal dalam pembuatan dokumenter televisi ini menyepakati ketentuan-

ketentuan yang di tetapkan untuk mengerjakan dokumenter televisi oleh penulis dan

tim lainnya sebelum produksi berlangsung, kemampuan masing-masing individu untuk

dituangkan dalam sebuah karya secara profesional agar dokumenter yang dibuat oleh

penulis dan tim berhasil membuat dokumenter televisi yang di inginkan.

Dokumenter Televisi “KENAPA PEKALONGAN?” secara keseluruhan

tantangan, baik dari pengeluaran atau anggaran, waktu saat produksi , dan ide-ide

cerita. Anggaran produksi dokumenter televisi diperkirakan sekitar tujuh juta rupiah

karena alasannya untuk menyewa alat sesuai dengan jadwal dan tergantung dengan

lokasi yang ingin digunakan serta menunggu si narasumber. Penulis sebagai produser

berusaha memanfaatkan anggaran yang ada, agar tidak melebihi budget yang telah

ditetapkan sebelumnya atau perhitungan yang tepat.

Tim menemui pembatik industri, dan ungkapan mereka yang mengartikan

membatik hobi dalam hidup mereka. Kemudian masuk dengan disambut wawancara

yang menjelaskan awal mula budaya membatik di Pekalongan, penjelasan singkat

Kebudayaan perubahan yang terjadi dari perkembangan batik di Pekalongan dan

faktor-faktor yang mendukung Eksistensi keberadaan pembatik yang ada di

Pekalongan.

Page 32: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

23

DESKRIPSI PROGRAM

Kategori Program : Informasi

Media : Televisi

Format Program : Dokumeter

Judul Program : KENAPA PEKALONGAN?

Durasi : 22 menit

Target Audience : - Umur : Remaja (15-20) : 50%

: Dewasa (20-60) : 50%

- Jenis Kelamin : Laki – Laki : 50%

: Wanita : 50%

- Status Ekonomi Sosial : B - C : 50%

- SES : Kelas B (menengah keatas)

: Kelas C (menengah kebawah)

Karakteristik Produksi : Taping (Single Cam)

Jam Tayang + Alasan : 14:00 – 15:00 WIB

Dalam program dokumenter ini ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang

kebudayaan dari setiap daerah, terutama kebudayaan batik agar banyaknya seniman

atau karya yang berkembang dari indonesia, acara dokumenter televisi ini agar

masyarakat bisa mempunyai refrensi untuk membuat karya batik, untuk di jadikan

usaha, menyampaikan pesan dalam cerita yang di ambil dari kebudayaan Batik

Pekalongan, dan masyarakat pada umumnya banyak yang sudah satai ataupun balik

kerja, dari orang dewasa maupun remaja.

Page 33: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

24

WORKING SCHEDULE

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

1Tabel I. Working Schedule

No Tahap Aktifitas

Target Per Minggu

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1

Pra

Pro

duksi

Penemuan Ide &

Pembentukan Tim

2 Pengembangan Gagasan

Penulisan naskah

3

Bimbingan 1

Bimbingan 2

Riset

Bimbingan 3

4

Pro

duksi

Shooting – Produksi

5 Dailly Production Report

6

Evaluasi Produksi

Page 34: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

25

WORKING SCHEDULE

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

No Tahap Aktifitas

Target Per Minggu

April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

7

Pas

ca P

roduksi

Logging

8 Editing

Editing revisi

Preview Karya TA

9

Pen

gum

p

ula

n

Kar

ya

Page 35: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

26

BREAKDOWN BUDGETING

Production Company : Lucky Bastard Project Produser: Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

Tabel II. Breakdown Budgeting

No Item Unit Rate Amount Notes

Pra Produksi

1 Fotocopy Buku 3 Rp 94.750

2

Fotocopy Buku

Panduan Tugas

Akhir

1

Rp. 13.000

2 Tiket Museum

Batik u/ 5 orang 1

Rp 25.000

3 Konsumsi Riset

@5 hari Rp. 157.000

4

Bensin + TOL

PP Riset 1 Rp 655.500

Total :

Rp. 945.250

Produksi ( Teknis )

5 Konsumsi @4hr

u/ 8org Rp 1.060.000

6 Bensin + TOL

PP Rp.900.000

7 Sewa Kamera

Nx 5 1 Rp. 1.750.000

8

Sewa Clip On

@4hari 1 Rp.400.000

9

Tripod, Rig,

LED @3hr

Rp.300.000

10

Batre ABC

Alkaline 2 Rp 55.000

11

Transport Sewa

Mobil

Rp.1.250.000

Page 36: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

27

BREAKDOWN BUDGETING

Production Company : Lucky Bastard Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M.Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

12 Parkir Mobil 1 Rp 5.000

Total :

Rp. 5.720.000

Pasca Produksi

15 Mastering Rp _

16 Copy Master Rp _

17 Hard cover Rp 100.000

18 DVD-RW Rp 35.000

19 Kertas A4, berat

80 gram

1 Rp. 40.000

20 Kertas A4,

warna Kuning

Rp. 7.500

Total :

Rp. 6.847.750

Komulatif :

Pra Produksi : Rp. 945.250,-

Produksi : Rp. 5.720.000,-

Pasca Produksi : Rp 182.500,-

GRANDTOTAL : Rp. 7.000.000,-

Estimasi perorang : Rp. 2.333.000,-

Sisa Produksi : Rp. 152.250

Page 37: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

28

EQUIPMENT LIST

Production Company : Lucky Bastard Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

Tabel III. Equipment List

No Nama Seri Jumlah Keterangan

1 Kamera Sony NX 5 1 Sewa

2 Memori 32Gb 3 Sewa

3 Tripod Libec 1 Sewa

4 Charger Sony 1 Sewa

5 Baterai Sony 1 Sewa

6 Baterai Alkaline 2 Beli

7 Lighting LED 1 Sewa

8 Clip On Sennheiser 1 Sewa

9 Mobil Mini bus 1 Sewa

10 Laptop Acer 1 Milik sendiri

Page 38: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

29

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Lucky Bastard Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

Tabel IV. Shooting Schedule

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

1

Sel

asa,

30

Mei

201

7

21.00 Crew Call

2 21.00-21.30 Memeriksa Perlengkapan

3 21.30-22.00 Breafing

4 22.00-07.00 Perjalanan ke Lokasi

5

Rab

u, 31 M

ei

2017

07.00 Sampai Lokasi

6 07.00-07.30 Persiapan Peralatan

7 07.30-08.00 Breafing

8 08.00-12.00 Shooting daerah Kedungwuni

9 12.00-13.30 Break

10 13.30-15.00 Mengambil Stock Shoot

11 15.00-17.00 Istirahat

Page 39: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

30

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

11

Kam

is, 1 J

uni

2017

06.00 Bangun Pagi

12 06.00-06.45 Prepare

13 06.45-07.00 Menuju Lokasi Kampung Batik

Pesindon

14 07.00-12.00 Shooting

15 12.00-12.20 Break

16 12.20-15.00 Stok-stok Establish berbagai

tempat dan konten

17 15.00-18.00 Break & berbuka puasa

18 18-00 Istirahat

No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

11

Jum

at, 2 J

uni

2017

06.00 - 06.45 Bangun & Prepare

12 06.45 - 07.00 Menuju Lokasi Kampung Pabean

13 07.00 - 12.00 Shooting

14 12.00 - 13.45 MenujuUniversitas Pekalongan

(UNIKAL)

15 13.45 -16.00 Mengambil gambar Work shop

membatik

16 16.00 - 18.45 Break & berbuka puasa

17 18.45 – 20.00 Rapih-rapih alat shooting

No

Hari dan Tanggal

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan

18

Sab

tu, 3 J

uni

2017

06.00 Bangun Pagi

19 06.00-06.45 Prepare

20 06.45-08.00 Menuju Lokasi Pasar kelewer Solo

21 08.00-12.00 Stok-stok Establish berbagai

tempat dan konten

22 12.00-12.20 Break

23 12.20-14.00 Menuju Lokasi Pasar Beringharjo

24 14.00-16.45 Mengambil Stock Shoot dan

wawancara

25 16.45-18.00 Istirahat dan berbuka puasa

Page 40: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

31

3.2 Proses Kerja Sutradara

Menurut Supriyadi dkk (2014:48) mengemukakan bahwa “Sutradara adalah

orang yang bertanggung jawab pada semua aspek produksi, baik sinematik artistik

maupun secara teknis”.

Seorang sutradara secara teknis memiliki tanggung jawab untuk keseluruhan,

mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. untuk membuat program dokumenter,

penulis selaku sutradara berpedoman akan pentingnya suatu realita dalam dokumenter

televisi, karena itu dalam program dokumenter yang berjudul “KENAPA

PEKALONGAN?” sutradara mengarahkan narasumber dapat bercerita sesuai kejadian

yang realita mengenai Rahasia Budaya Batik di Pekalongan. Sutradara berharap

dokumenter televisi dengan judul “KENAPA PEKALONGAN?” dapat memberikan

informasi yang bermanfaat bagi masyarakat mengenai Batik yang merupakan budaya

masyarakat khususnya daerah Pekalongan. Penulis selaku sutradara tidak mengarahkan

kepada talent tetapi yang dilakukan talent secara real atau nyata. untuk masalah teknis

sutradara mengarahkan pengambilan gambar yang menarik untuk ditonton, seperti

proses produksi membatik dan disana sutradara mengambil secara keseluruhan. dan

penulis selaku sutradara juga membuat gambar-gambar tersebut digabungkan menjadi

video dan ditambahkan audio agar terdengar tidak monoton

3.2.1 Pra Produksi

Menurut Supriyadi dkk (2014:50) mengemukakan bahwa “Sutradara adalah

orang yang bertanggung jawab atas semua hasil karya baik artistik maupun tekhnik

sinematik. Dia juga harus mampu menjadi leader untuk kru yang lainnya. Sutradara

harus mampu mentransformasikan gagasannya, agar tujuan atau pesan yang ingin

disampaikan bisa dipahami oleh penontonnya”.

Tahap pra produksi seorang sutradara ikut serta dalam pembuatan sinopsis,

treatment dan skenario. sutradara menemukan point of interest yang akan diangkat

untuk dijadikan sebuah dokumenter televisi. contoh dari point of interest yaitu

Page 41: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

32

pengambilan gambar medium shot sutradara mengambil gambar seperti itu dikerenakan

untuk mendapatkan background dan narasumber lebih jelas dan dokumenter televisi

kami ada video yang menayangkan Alun-Alun Kota Pekalongan, hal ini dilakukan

guna memperdalam suatu hal yang akan diangkat seperti Seni membatik atau

menggambar. Sutradara juga memblocking narasumber untuk diwawancarai agar

wawancara terlihat santai dan termasuk blocking kamera.

Dalam produksi sutradara harus dapat menentukan tema dan konsep yang akan

dirundingkan kepada tim agar sesuai dengan konsep yang sudah disepakati bersama

seperti tema yang dingkat "KENAPA PEKALONGAN?" dan konsepnya ekspositori.

setelah menentukan konsep dan tema seorang sutradara wajib membuat

DirectorTreatment. Director treatment adalah catatan-catatan sutradara kepada konsep

acara yang terdiri konsep, ide, Hunting, Breakdown board floorplan. penataan artistik

dan rundown (Video + Audio + Durasi).

Hal-hal seperti sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas

harus diperhatikan oleh sutradara, maksud dari sinematik sutradara harus memahami

tata cara menjadi sutradara dan sutradara juga menampilkan narasumber. Sutradara

juga memiliki kontinuitas yang dimaksud seperti membuat dokumenter televisi dengan

urutan dan kesinambungan dengan judul “KENAPA PEKALONGAN?”. Karena jika

tidak maka akan tidak sesuai yang diharapkan dan pesan yang ada di dalam dokumenter

televisi kami tak tersampaikan. Sutradara juga harus mengetahui pengambilan gambar

supaya penonton dapat menikmati program dokumenter televisi yang berjudul

“KENAPA PEKALONGAN?” yang mengenai tentang budaya Batik di Pekalongan.

Page 42: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

33

3.2.1 Produksi

Menurut FFTV IKJ (2014:67) “Pada proses produksi, sutradara melakukan koordinasi

dengan semua kru utama dan juga pemain utama untuk segala keperluan pelaksanaan

shooting”.

Melakukan persiapan awal, sutradara harus memeriksa perlengkapan yang akan

dibawa dan digunakan untuk shooting atau selama produksi. Penulis selaku sutradara

pada documenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?” yaitu mengarahkan

cameramen untuk mengambil gambar di lokasi yang sudah tim sepakati seperti Suasana

Kota Pekalongan, Museum Batik, Kampung Batik Pesindon, Kampung Batik Pabean,

Kampus Universitas Pekalongan, Fakultas Batik.

Hari pertama produksi kami mulai dengan mewawancarai salah satu pembatik

Profesional yang bernama Bapak. Dudung Alisyahbana di Rumah beliau yang terletak

di Jl Pekajang 19 No. 11. Setelah alat siap untuk digunakan kami mulai pengambilan

gambar dan wawancara beliau.

Hari kedua penulis dan tim mendatangi salah satu pendiri sekaligus pemilik

Butik Larrisa yang teletak di daerah Kampung Batik Pesindon. Dan sesampainya

disana kami langsung bertemu dengan narasumber sekaligus pendiri dan pemilik Butik

tersebut. Dalam sepuluh menit kami persiapkan alat untuk melakukan produksi setelah

Bapak. H. Eddywan selaku narasumber siap kami langsung melakukan wawancara.

Setelah selesai mewawancarai Bapak. H. Eddywan penulis dan tim langsung

menuju Universitas Pekalongan untuk mendatangi salah satu mahasiswi Fakultas Batik.

Dan sesampainnya disana kami langsung bertemu dengan mahasiswi Fakultas Batik,

kami langsung mempersiapkan alat untuk mewawancarai mahasiswi Fakultas Batik.

Page 43: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

34

Setelah selesai mewawancarai mahasiswi Fakultas Batik, penulis dan tim

langsung menuju rumah Dekan Fakultas Batik Universitas Pekalongan. Sesampainnya

disana kami langsung bertemu dengan Bapak Zahir Widadi, SS. M.Hum. setelah

semuannya sudah siap, kami langsung mewawancarai.

Hari ketiga penulis dan tim mendatangi tempat proses pembuatan batik

rumahan yang ada didaerah Kampung Pabean. Sesampainnya disana kami langsung

bertemu dengan Bapak Zaki selaku pemilik. Setelah semua siap kami mewawancarai

Bapak Zaki dan beberapa karyawannya.

3.2.3 Pasca Produksi

Menurut Naratama (2014:25) “Melihat dan mendiskusikan dengan editor hasil

rough cut dan fine cut”. Agar editor tidak lari jauh dari konsep penyutradaraan yang

telah dikonsepkan oleh penulis, maka penulis selaku sutradara pun memberikan arahan

dengan memberikan penjelasan dari keinginan penulis atas colour grading yang dapat

memberikan Cerita “KENAPA PEKALONGAN?” ini. Dan bersama dengan penata

suara pula penulis selaku sutradara mengarahkan dan memilih ambience, sound FX,

serta ilustrasi musik yang sesuai dengan adegan pada film, serta menjaga kualitas suara

terutama pada saat terjadi dialog diantara para pemain.

Tujuan sutradara dalam proses editing yaitu menyeleksi gambar yang baik dan

membuang yang buruk serta mempersatukan alur cerita, sehingga mengerti dari

documenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?”. Penulis selaku sutradara dan tim

melakukan proses editing untuk memberikan saran untuk audio visual yang akan

diambil. sebagai mengetahui gambar instrument music yang cocok untuk dokumenter

televisi“KENAPA PEKALONGAN?”.

Page 44: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

35

3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Menurut FFTV-IKJ (20012:57-58) mengemukakan bahwa Peran dan tanggung

jawab adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah (skenario) atas dasar ide

cerita sendiri atau ide dari pihak lain.

2. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita,

sinopsis (basic story), treatment dan skenario, atau bisa juga langsung menjadi

skenario..

3. Berkerja dari tahap pengembangan ide (development) sampai jangka waktu terakhir

(pra produksi).

4. Membuat skenario dengan format yang telah di tentukan.

5. Menjadi narasumber bagi pelaksana produksi bila diperlukan.

Jadi tugas dari sutradara sangat penting, mulai dari pra produksi, produksi, dan

pasca produksi yaitu melakukan riset ke Kampung Batik Pesindon, Kedungwuni,

Kampus Universitas Pekalongan, Kampung Batik Pabean, selain itu tugas dari

sutradara adalah mengarahkan cameraman untuk pengambilan gambar yang baik dan

sutradara juga memilih audio yang cocok di dokumenter televisi “KENAPA

PEKALONGAN?”

3.2.5 Proses Penciptaan Karya

Menurut Supriyadi dkk (2014:9) mengemukakan bahwa “Dokumenter adalah

suatu format program televisi yang menyajikan suatu peristiwa, kejadian, obyek

menarik, serta peristiwa sejarah, yang dikemas sebagaimana adanya, yang bisa

Page 45: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

36

disampaikan secara naratif maupun deskriptif dengan memuat unsu-unsur keunikan dan

sesuatu yang perlu diketahui khalayak”.

Terciptanya ide dokumenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?” ini berawal

dari banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui bahwa mengapa Pekalongan dikenal

dengan julukan Kota Batik,sedangkan di kota-kota besar lainnya seperti Jogjakarta,

Solo, Cirebon, Jakarta terkenal akan Batiknya. Dan disitulah kami menyajikan

informasi kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana Pekalongan bisa dikenal

sebagai Kota Batik. Penulis selaku sutradara dan tim pergi ke Pekalongan untuk

melakukan riset tentang Batik di Kota Pekalongan.. Saat produksi berlangsung

sutradara dan tim sudah merencanakan sesuatu dan konsep agar mendapatkan hasil

maksimal dan menggunakan kamera Sony NX5 dan memakai clip on, untuk melakukan

editing memakai Adobe premier CS 6 yang tidak terlalu susah untuk mendapatkan hasil

audio visual yang baik.

a. Konsep Kreatif

Sutradara membuat program ini berawal dari hobby yang dimiliki dan

menentukan ide untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar bahwa

mengapa Kota Pekalongan di kenal dengan julukan Kota Batik. Sutradara akan

menggunakan single camera pada saat pencampuran warna, pengambilan gambar

lenggok-lenggok jemari tangan yang sedang membatik, malam dan canting yang

mengikuti motif yang sudah di design. Sutradara ingin mengambil gambar detail-

detail proses tersebut.

b. Konsep Produksi

Proses penciptaan karya program Dokumenter “KENAPA

PEKALONGAN?” Ditentukanya dengan anggota tim. Setelah konsep sudah

Page 46: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

37

disepakati, kami melakukan riset ke berbagai tempat antara lain Ke kediaman

Bapak. Dudung Alisyahbana, ke Universitas Pekalongan, Kampung Pabean,

Kampung Pesindon, dan Museum Batik. Observasi ke lokasi supaya mendapatkan

gambar-gambar yang sesuai konsep. Diskusi dan saling tukar pikiran kepada tim

atau semua anggota harus terjalin kompak dan kerjasama yang baik, sehingga

produksi akan berjalan lancar tanpa ada kendala selisih paham kepada anggota lain.

c. Konsep Teknis

Konsep merupakan hal yang paling utama dalam pemilihan alat yang

digunakan dalam produksi. Dalam memilih kamera penulis selaku sutradara

memilih Sony NX5, karena kamera tersebut memiliki keuntungan LCD Panel 3,5

inc widescreen. Dengan video recording format AVCHD1080p/50i. panel ini

memungkinkan proses mendapatkan clear focus menjadi lebih mudah, dan

kamera sony tersebut tidak terlalu berat dan memakai clip on. Untuk teknis

editing penulis selaku sutradara menyarankan memakai Adobe premier CS 6

dikarenakan tidak terlalu susah untuk mengaplikasikan untuk hal mengedit

gambar-gambar yang dijadikan format video.

3.2.6 Kendala Produksi Dan Solusinya

1. Kendala yang sutradara alami adalah disaat Pra produksi menentukan konsep

bersama tim. Pada awal nya kami mempunyai konsep/tema yang lain, hingga akhirnya

tim sepakat untuk memilih tema ini.

2. Saat pasca produksi, kendala yang sutradara hadapi adalah pengambilan gambar atau

stok shot yang kurang. Solusinya yaitu sutradara langsung ke daerah Pekalongan ketika

hari lebaran idul fitri untuk mengambil stok shot yang kurang.

Page 47: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

38

Konsep Penyutradaraan

Dalam Pembuatan Program Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”

Sutradara menggunakan pendekatan naratif dimana penjelasan narasumber menjadi

acuan dalam karya audio visual kami. Pendekatan naratif ini yang akan di lakukan

dalam tayangan dokumenter ilmu pengetahuan “KENAPA PEKALONGAN?” ini

diawali dengan menceritakan awal masuknya Batik di Kota Pekalongan, dan mengapa

Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik, dan faktor yang mempengaruhi Pekalongan di

kenal sebagai Kota Batik. sejarah seni budaya, Sutradara juga melakukan pendekatan

dengan narasumber untuk mendapatakan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai

Batik Pekalongan. Selain dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan mencari informasi

yang berhubungan dengan Batik, sutradara dan tim harus membuat narasumber merasa

nyaman ketika dilakukan proses wawancara dan menjaga agar narasumber tetap baik.

Setelah produksi sutradara melihat dan memilih gambar yang baik, sutradara juga

memberikan kesempatan kepada penata kamera untuk memilih stok gambar yang

mungkin tidak terpikirkan oleh sutradara. selain itu sutradara juga bekerjasama dengan

editor, agar hasil pengeditan sesuai dengan konsep yang telah dibuat.

Page 48: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

39

TREATMENT

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha Zulnika

Projec Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M.Alfath Kamil

Durasi : 22 menit

1. Suasana Desa

2. Suasana membatik

3. Timelapse alun-alun Kota Pekalongan

4. Ikon Kota Pekalongan

5. Suasana kota dan pasar

6. Establish rumah Bapak Zahir Widadi

7. Wawancara Bapak Zahir Widadi

a. Kapan Kota Pekalongan mulai di kenal sebagai kota batik ?

Insert gambar :

a. Suasana Kota Pekalongan

b. Suasana membatik

c. Arsip kota Pekalongan jaman dulu

8. Establish Kampung Pabean

9. Suasana membatik di Kampung Pabean

10. Wawancara pembatik di Kampung Pabean

a. Sudah berapa lama membatik ?

b. Sekarang umurnya berapa ?

11. Wawancara Bapak Zahir Widadi

a. Ada faktor yang paling penting gak sampai akhirnya Pekalongan di kenal

sebagai Kota Batik ?

Page 49: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

40

Insert gambar :

a. Gambar Greja

b. Gambar Klenteng

c. Gambar batik-batik yang di pengaruhi oleh pendatang asing

12. Establish rumah Bapak Dudung Alisyahbana

13. Aktivitas Bapak Dudung Alisyahbana

14. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Pernah ga Pekalongan mengalami fase sulit di dalam batiknya ?

Insert gambar :

a. Gambar batik Djawa Hokokai

15. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Berapa lama proses pembuatan batik yang Pak Dudung buat ini ?

16. Establish rumah Bapak Zahir Widadi.

17. Wawancara Bapak Zahir Widadi.

a. Apa saja yang mempengaruhi motif-motif batik di Pekalongan ?

Insert gambar :

a. Gambar Batik Motif Buket Van Zuylen

b. Plang kampung batik

c. Gapura kampung batik pesindon

d. Gapura kampung batik kauman

e. Gapura kampung batik wiradesa

18. Establish Butik Larissa

19. Wawancara Bapak Eddywan

a. Boleh di ceritain sedikit ga pak, kenapa di Pekalongan banyak kampung

batik ?

Page 50: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

41

Insert gambar :

a. Gambar Kampung Di Pekalongan

b. Gambar Kampung Batik Kauman

c. Gambar Kampung Batik Wiradesa

d. Gambar Batik ku. Batik Kita Batik Dunia

e. Gambar Kegiatan Membatik Cap

f. Gambar Proses Pembuatan Batik

20. Establish suasana rumah Bapak Zahir Widadi

21. Wawancara Bapak Zahir Widadi.

a. Motif batik apa yang menjadi ciri khas Pekalongan ?

22. Establish suasana membatik

23. Wawancara pembatik di kampung Pabean

a. Ini apa nama motif batiknya apa bu ?

24. Gapura Kampung Pabean

25. Wawancara Bapak Zaki.

a. Ini termasuk motif yang berasal dari daerah mana pak?

Insert gambar :

a. Gambar batik yang sedang di jemur.

26. Kegiatan Bapak Dudung Alisyahbana

27. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Apa yang membedakan batik Pekalongan dengan batik daerah lain ?

Insert gambar :

a. Suasana Pengunjung Di Butik Larissa

b. Gambar Batik-Batik Yang Ada Di Butik Larissa

c. Gambar Batik Solo & Jogja

Page 51: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

42

28. Batik sedang di jemur

29. Aktivitas mewarnai batik

30. Wawancara pembatik di Kampung Pabean

a. Itu kalau mewarnai pakai apa ?

b. Kalau bahannya dari apa ?

31. Aktivitas Bapak Dudung Alisyahbana

32. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Apa yang membedakan Pekalongan dengan daerah lain ?

Insert gambar :

a. Gambar Contoh Kain

b. Gambar Canting

c. Gambar Alat Cap

33. Wawancara Bapak Zahir Widadi

a. Seberapa besar aktivitas masyarakat Pekalongan di dalam batik ?

34. Kegiatan Bapak Dudung Alisyahbana

35. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Bisa di ceritain ga pak ini motif batik apa ?

36. Wawancara Bapak Eddywan

a. Apakah masih banyak peminat batik lawas ?

37. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana

a. Selain sebagai fungsi ekonomi seberapa besar peran batik di Pekalongan ?

38. Wawancara Bapak Zahir Widadi

a. Infrastruktur apa saja yang ada di pekalongan ?

39. Establish kampus Universitas Pekalongan

40. Wawancara Rohmidayati Mahasiswi Fakultas Batik

Page 52: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

43

a. Alasan masuk ke fakultas batik ?

41. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana.

a. Apa harapan bapak kepada mahasiswa/i fakultas batik ?

42. Wawancara Rohmidayati Mahasiswi Fakultas Batik

a. Selama kuliah ada gak karya yang pernah di buat ?

b. Itu termasuk jenis batik apa?

c. Apa nama motif batiknya dan arti dari motif batik itu sendiri ?

43. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana.

a. Seberapa besar peran batik Pekalongan dalam pasar di Indonesia ?

44. Establish Pasar Klewer di Solo

45. Wawancara Penjual Batik di pasar Klewer

a. Ibu sendiri asli orang mana ?

b. Disini batik Pekalongan lebih banyak peminatnya atau gimana ?

46. Suasana Pasar Klewer

47. Establish gallery Larissa

48. Aktivitas Bapak Eddywan

49. Wawancara Bapak Eddywan.

a. Apa yang menyebabkan batik Pekalongan bisa menguasai pasar-pasar besar

,seperti di jogja contohnya ?

50. Establish Tugu Jogja

51. Suasana Pasar Bringharjo

52. Wawancara penjual batik di Pasar Bringharjo

a. Ibu asli orang mana ?

Page 53: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

44

b. Kenapa menjual batik Pekalongan di Jogja, kenapa tidak menjual batk Jogja

?

53. Kraton Jogja

54. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana.

a. Bagaimana pendapat bapak tentang pengakuan dari UNESCO ?

55. Aktivitas menjemur batik

56. Wawancara Bapak Zahir Widadi

a. Bagaimana bapak melihat aktivitas membatik di pekalongan ?

Insert gambar :

a. Gambar Kota Pekalongan

b. Pembatik Cap

c. Detail Canting

57. Proses produksi batik

58. Wawancara Bapak Dudung Alisyahbana.

a. Setelah Pekalongan mempunyai infrastruktur yang lengkap di dalam

batiknya, apakah itu bisa menjadi faktor utama yang membuat Pekalongan

di kenal sebagai kota batik ?

59. Gambar Museum Batik

60. Gambar Fakultas Batik

61. Gambar Batik TV

62. Gambar Kegiatan Pembatik

63. Statment akhir dari Bapak Dudung Alisyahbana

Page 54: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

45

Outline Program Dokumenter

Production Company : Lucky Bastard Project Produser : Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : Mohamad Alfath Kamil

Durasi : 22 menit Scriptwriter : Wildon Kristoper T.

Tabel V. Outline Program Dokumenter

VIDEO AUDIO

OBB

1 Suasana Desa Atmosfir

Pangkur Jawa

2 Gambar Wanita Sedang Membatik Atmosfir

Pangkur Jawa

3 Suasana Desa Atmosfir

Pangkur Jawa

4 Masyarakat Desa Atmosfir

Pangkur Jawa

5 Suasana Desa Atmosfir

Pangkur Jawa

6 Gambar Wanita Sedang Membatik Atmosfir

Pangkur Jawa

7 Suasana Desa Atmosfir

Pangkur Jawa

8 Alun-Alun Kota Pekalongan Instrument

9 Ikon Kota Pekalongan Instrument

Page 55: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

46

10 Suasana Kota Pekalongan Instrument

11 Jalan Raya Instrument

12 Gambar Pembecak Di Pekalongan Instrument

13 Suasana Kampung Batik Instrument

14 Pedagang Di Pasar Pekalongan Instrument

15 Pekalongan World’s City Of Batik Instrument

16 Detail Shoot Lilin

Instrument

17 Pembatik Yang Sedang Membatik

Instrument

Page 56: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

47

18 Detail Shoot Canting

Instrument

19 Pembatik Yang Sedang Membatik

Instrument

20 Detail Shoot Canting

Instrument

21 Suanana Alun-Alun Kota Pekalongan

Instrument

22 Establish Rumah Pak Zahir

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

23 Wawancara Pak Zahir

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

24 Detail Shoot Gambar Pekalongan

Kota Batik

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

25 Gambar Alun-Alun Kota Pekalongan

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

Page 57: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

48

26 Gambar Ikon Kota Batik

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

27 Gambar Pusat Pemerintahan Kota

Pekalongan

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

28 Gambar Ibu-Ibu Yang sedang

Membatik

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

29 Detail Shoot Pembatik

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

30 Detail Shoot Canting

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

31 Arsip Foto Kota Pekalongan

Atmosfir

Dialog narasi Pak Zahir

32 Establish Kampung Batik Pabean

Atmosfir

33 Suasana Membatik Atmosfir

Page 58: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

49

34 Wawancara Pembatik Atmosfir

Narasi wawancara

Pembatik

35 Suasana Membatik Atmosfir

36 Wawancara Bpk. Zahir Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

37 Gambar Greja Di Kota Pekalongan Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

38 Gambar Klenteng Pekalongan Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

39 Gambar Informasi Batik Belanda &

Tionghua

Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

40 Gambar Batik-Baik Yang Di

Pengaruhi Oleh Pendatang Asing

Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

41 Wawancara Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Pak Zahir

42 Establish Rumah Bpk.Dudung

Atmosfir

43 Gambar Bpk. Dudung Bersama

Karyawannya

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

44 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

45 Gambar Batik Djawa Hokokai

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Page 59: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

50

Dudung

46 Wawancara Bpk. Dudung Bersama

Batiknya

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

47 Suasana Rumah Bpk. Zahir Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

48 Wawancara Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

49 Gambar Batik Motif Buket Van

Zuylen

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

50 Gambar Detail Batik Van Zuylen

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

51 Plang Kampung Batik

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

52 Gapura Kampung Batik Pesindon

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

53 Gapura Kampung Batik Kauman

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

54 Gapura Kampung Batik Wiradesa

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

55 Wawancara Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

56 Establish Butik Larissa

Atmosfir

57 Wawancara Bpk. Eddywan

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

58 Gambar Kampung Di Pekalongan

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

59 Gambar Kampung Batik Kauman

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Page 60: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

51

Eddywan

60 Gambar Kampung Batik Wiradesa

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

61 Gambar Batik ku. Batik Kita Batik

Dunia

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

62 Gambar Kegiatan Membatik Cap

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

63 Gambar Proses Pembuatan Batik

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

64 Wawancara Bpk. Eddywan

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

65 Suasana Rumah Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

66 Wawancara Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

67 Gambar Pembatik Kampung Pabean

Atmosfir

68 Wawancara Pembatik Kampung

Pabean

Atmosfir

Dialog Narasi Pembatik

69 Gapura Kampung Pabean

Atmosfir

70 Wawancara Bpk. Zaki

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zaki

71 Gambar Batik Di Kampung Pabean

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zaki

72 Wawancara Bpk. Zaki

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zaki

73 Gambar Kegiatan Bpk. Dudung

Atmosfir

Page 61: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

52

74 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

75 Suasana Pengunjung Di Butik

Larissa

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

76 Gambar Batik-Batik Yang Ada Di

Butik Larissa

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

77 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

78 Gambar Batik Solo & Jogja

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

79 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

80 Gambar Batik Di Kampung Pabean

Atmosfir

81 Kegiatan Mewarnai Batik Di

Kampung Pabean

Atmosfir

Dialog Narasi Pembatik

82 Wawancara Pembatik

Atmosfir

Dialog Narasi Pembatik

83 Gambar Kegiatan Bpk. Dudung

Atmosfir

84 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

85 Gambar Contoh Kain Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

Page 62: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

53

86 Gambar Canting

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

87 Gambar Alat Cap

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

88 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

89 Wawancara Bpk. Zahir

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

90 Gambar Kegiatan Bpk. Dudung

Atmosfir

91 Wawancara Bpk. Dudung

Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

92 Wawancara Bpk. Eddywan Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

93 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

94 Gambar Pameran Batik Di JCC Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

95 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

96 Wawancara Bpk. Zahir Atmosfir

Dialog Narasi Bpk. Zahir

97 Suasana Kampus Universitas

Pekalongan

Atmosfir

98 Wawancara Mahasiswi Fakultas

Batik UNIKAL

Atmosfir

Dialog Narasi

Page 63: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

54

Rohmidayati mahasiswi

UNIKAL

99 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

100 Wawancara Mahasiswi Fakultas

Batik UNIKAL

Atmosfir

Dialog Narasi

Rohmidayati mahasiswi

UNIKAL

101 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

102 Suasana Pasar Klewer Solo Atmosfir

Instrument Jawa

103 Wawancara Ibu Titik Penjual Batik

di Pasar Klewer Solo

Atmosfir

Instrument Jawa

Dialog Narasi Ibu Titik

104 Suasana Pasar Klewer Solo Atmosfir

Instrument Jawa

105 Gambar Kegiatan Bpk. Eddywan Atmosfir

Instrument Jawa

106 Wawancara Bpk. Eddywan Atmosfir

Instrument Jawa

Dialog Narasi Bpk.

Eddywan

107 Suasana Pasar Bringharjo

Yogyakarta

Atmosfir

Instrument Jawa

108 Wawancara Ibu Kuncoro Penjual

Batik di Pasar Bringharjo Yogyakarta

Atmosfir

Instrument Jawa

Dialog Narasi Ibu

Kuncoro

Page 64: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

55

109 Gambar Kraton Jogja Instrument Jawa

110 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

111 Gambar Kegiatan Pembatik Atmosfir

Instrument

112 Wawancara Bpk. Zahir Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk. Zahir

113 Gambar Kota Pekalongan Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk. Zahir

114 Pembatik Cap Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk. Zahir

115 Detail Canting Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk. Zahir

116 Wawancara Bpk. Zahir Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk. Zahir

117 Gambar Kegiatan Pembatik Atmosfir

Instrument

118 Wawancara Bpk. Dudung Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

119 Gambar Museum Batik Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

Page 65: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

56

120 Gambar Fakultas Batik Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

121 Gambar Batik TV Atmosfir

Instrument

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

122 Gambar Kegiatan Pembatik Atmosfir

Instrument

123 Wawancara Akhir Bpk. Dudung Atmosfir

Pangkur Jawa

Dialog Narasi Bpk.

Dudung

124 Credite Title & CopyRight Pangkur Jawa

125 Behind The Scene Instrument

Page 66: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

57

3.3 Proses Kerja Penulis Naskah

Dalam pembuatan program dokumenter “Kenapa Batik Pekalongan?” ini,

penulis berperan sebagai penulis naskah. Seperti yang kita ketahui untuk program non

drama dokumenter. Penulis naskah adalah seorang pekerja kreatif yang menulis cerita

dan skenario, atau skenario saja, dalam istilah asingnya disebut script writer.

Menurut Marcselli (2008:57) Mengemukakan “Penulis naskah adalah sineas

professional yang menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pemuatan film dalam

bentuk (format) naskah atau ide cerita”.

Dari kenyataan tersebut beberapa macam pendekatan untuk membuat inspirasi

menjadi sebuah cerita yang menarik dan membawa pesan-pesan baru. Dengan

menambahkan beberapa macam informasi tentang Batik dikota Pekalongan. Penulis

harus mampu membuat ide cerita yang bermanfaat bagi masyarakat sesuai target

audience. Sehingga program ini menampilkan tayangan yang mempunyai nilai serta

edukasi yang bermanfaat bagi penonton.

Untuk membuat naskah program dokumenter, memiliki tahapan-tahapan

membantu tim untuk penyusunan data-data, yang diperoleh dari riset membuat

pertanyaan untuk melakukan wawancara dengan narasumber. Setelah mendapatkan

informasi dan data tersebut, penulis membuat naskah berdasarkan judul yang ingin di

angkat menjadi dokumenter.

Tugas akhir ini penulis berpedoman akan pentingnya penyajian suatu realita

dalam dokumenter televisi, karena itu dalam program dokumenter yang berjudul

“KENAPA PEKALONGAN?” penulis berusaha agar narasumber dapat bercerita sesuai

realita yang ada pada Pembatik yang sudah tua tetapi tetap berkarya di Pekalongan

terdahulu hingga saat ini.

Page 67: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

58

Penulis berharap dokumenter televisi dengan judul “KENAPA

PEKALONGAN?” ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat

mengenai Pembatik dan Kebudayaan. Dengan adanya dokumenter televisi “KENAPA

PEKALONGAN”, kami berharap program ini membawa dampak positif kepada

penulis agar dapat terus belajar dan berkarya khususnya dalam dokumenter televise

menjadi lebih baik lagi. Pada dokumenter televisi ini, penulis dan tim sepakat

menggunakan konsep ekspositori.

Berdasarkan hal itu, penulis juga dapat mengambil pelajaran yaitu penulis juga

harus mengetahui tujuan program televisi ini dibuat agar bisa menjadi acuan dalam

naskah yang akan ditulis nanti. Oleh karna itu, naskah harus jelas, sederhana, dan

imajinatif. Naskah akan mudahkan orang untuk memahami apa yang dibuat dan apa isi

program dokumenter tersebut.

3.3.1 Pra Produksi

Pra Produksi adalah bagian terpenting dalam pembuatan program acara. Pada

bagian inilah semua ide dan konsep suatu acara dimatangkan. Sebagai seorang penulis

naskah, proses pra produksi merupakan proses terpenting dalam menciptakan sebuah

karya, karena proses pra produksi dapat dikatakan sebagai ruang kerja bagi penulis

naskah. Pada proses inilah penulis mendapatkan ruang dan waktu yang cukup untuk

menyajikan bahan naskah yang akan diolah lebih matang oleh kru yang lain.

Pemilihan tema yang diangkat pada program dokumenter ini, penulis sepakat

untuk megangkat tema “KENAPA PEKALONGAN?” disebut dengan kota batik di

bandingkan dengan daerah lainnya dan masih banyak mayarakat yang belum

mengetahui isi semua dari kota batik tersebut.

Page 68: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

59

Menurut Andi Fachrudin (2012:316) “Dokumenter merupakan karya yang

meceritakan sebuah kejadian nyata dengan kekuatan ide kreatornya dalam merangkai

gambar-gambar menarik menjadi instimewa secara keseluruhan”.

Demi kelancaran pembuatan program dokumenter televisi ini maka sebelumnya

semua kru melakukan pencarian lokasi yang bagus untuk dijadikan tempat pengambilan

gambar melalui internet. Setelah lokasi sudah ditentukan semua kru, kami pergi untuk

melakukan riset ketempat tersebut dan meminta izin kepada narasumber dan para

pekerja batik untuk melakukan pengambilan gambar.

Saat melakukan rapat produksi penulis harus selalu mendengarkan apa yang

diinginkan produser dan sutradara agar apa yang nanti akan ditulis sesuai dan tidak

melebar dari segmentasi program yang akan dibuat. Dan dalam hal ini penulis

memberikan sebuah pendapat bahwa dokumenter adalah suatu upaya menceritakan

kembali sebuah kejadian atau realitas, menggunakan fakta dan data.

Dokumenter juga menyajikan realita melalui berbagai cara untuk berbagai macam

tujuan antara lain penyebarluasan informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang

atau kelompok tertentu. Dokumenter bukan menciptakan kejadian atau peristiwa tetapi

merekam tentang fakta dan data yang benar-benar terjadi bukan direkayasa.

Penulis dan tim mencari beberapa tempat dan narasumber untuk melengkapi

program dokumenter ini dengan riset kesemua daerah yang ada di Pekalongan,

sehingga data yang dikumpulkan memang benar dan nyata. Riset akan menolong kita

untuk mengetahui unsur nyata dari sebuah cerita. Perlunya melakukan penelitian

terhadap karakter dan peristiwa dengan cermat dan teliti, Riset itu sebenarnya timeless,

tidak ada batasan waktu, yang membatasi hanya deadline.

Page 69: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

60

Deadline yang sudah disepakati sebelumnya dalam time schedule yang dibuat

oleh produser. Dokumenter yang baik harus melakukan riset dilapangan yang

mendalam agar ide yang didapat cerita mulai dibentuk terkait dengan ide yang dipilih.

Langkah awal dalam produksi penulis dan tim terlebih dahulu melaukan riset, lalu

penulis dan tim menemui pembimbing dikampus Bina Sarana Informatika Pemuda

Rawamangun untuk mengumpulkan banyak informasi,data dari ide cerita penulis

beserta tim. Lokasi pertama penulis dan tim mengunjungi daerah kedungwuni,

kampung batik pesindo, dan kampung pabean.

Hasil riset menjadi titik berangkat pembentukan konsep, tema, serta pertanyaan

yang akan ditanyakan oleh narasumber dalam film dokumenter. Penulis dan tim pilih

sesuai dengan bidangnya masing-masing, yaitu Pak dudung pembuat maestro batik

yang ada di kedungwuni, Pak H. Eddywan mempunyai butik batik “Larissa” yang

cukup besar di pekalongan dan Pak Zahir Dekan Kampus UNIKAL Pekalongan, dan

Pak Zaki yang mempunyai wirausaha kain batik di daerah kampung pabean, setelah

sudah cukup banyak informasi penulis dan tim untuk meminta persetujuan kepada

dosen pembimbing untuk meminta saran. Ketika mendapatkan izin dari dosen

pembimbing untuk produksi penulis dan tim berarti sudah mempunyai konsep yang

cukup lengkap untuk produksi film dokumenter ini agar di kemas semenarik mungkin.

3.3.2 Produksi

Seorang penulis naskah pada tahapan produksi harus ikut serta dalam

melancarkan pengambilan gambar dan membantu sutradara dalam mengatur jalan

cerita agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat, pada saat produksi penulis mencoba

memberi masukan-masukan kepada sutradara untuk mengambil ciri khas serta

keindahan yang ada di tempat tersebut.

Page 70: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

61

Menurut Marselli (2008:57) Tugas dan kewajiban “penulis naskah adalah

menciptakan dan menulis naskah serta mengembangkan atas dasar ide cerita, mulai dari

ide cerita sampai kepada treatment”.

Maka dari itu, penulis menyiapkan bahan yang akan ditulisnya nanti yaitu

membuat treatment dan sinopsis acara agar jelas untuk garis besar isi programnya

seperti apa dan juga penulis tidak boleh sungkan untuk selalu bertanya kepada

narasumber agar mendapatkan informasi yang lebih banyak untuk disampaikan kepada

penonton.

Sebelum produksi, penulis harus berkerja sama dengan produser dan sutradara

yang tergabung dalam triangle system tentang jumlah segment yang akan di buat,

berkomunikasi dengan penata artistik tentang property yang akan digunakan sesuai

dengan naskah. Lalu saling berkesinambungan dengan divisi lainnya seperti camera

person, penata cahaya dan bagian editor.

Penulis juga harus siap dengan keadaan yang se waktu-waktu berubah pada saat

produksi, contoh yang sering terjadi biasa nya di naskah suasana lokasi ingin siang dan

terik namun ternyata saat produksi mendung. Penulis harus segera mungkin berdiskusi

meminta pendapat sutradara serta produser untuk memutar otak agar tetap berjalan nya

produksi.

Tugas seorang penulis naskah ketika produksi harus mengatur naskah yang

akan di pertanyakan untuk narasumber, terlebih dahulu membuat daftar petanyaan

sesuai dengan konsep dan tema yang penulis ambil KENAPA PEKALONGAN?.

Karena yang akan diangkat oleh penulis beserta tim untuk membuat program

dokumenter, agar masyarakat tahu “KENAPA PEKALONGAN?” karena hanya

pekalongan di sebut kota batik, padahal disetiap daerah mempunyai beragam yang

Page 71: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

62

nama nya batik tetapi Kota pekalongan ini yang mempunyai perbedaan dari daerah

lainnya. dan di pekalongan mempunyai Televisi batik yang masyarakat harus tau lebih

dalam tentang kota pekalongan. Hasil dari riset penulis dan tim untuk melakukan

produksi.

Penulis juga harus mengatur nasarumber agar berbicara lebih jelas untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di kasih oleh tim yang bertugas, sekaligus

penulis menjadi reporter juga agar lebih dekat dengan narasumber. Penulis lakukan

ketika saat produksi adalah mempersiapkan daftar pertanyaan yang sudah dibuat yang

akan di pertanyakan untuk narasumber agar memberikan informasi yang lebih akurat.

3.3.3 Pasca Produksi

Setelah melakukan produksi tahap akhir penulis dan kru melihat kembali hasil

produksi dan mulai melakukan proses editing yang di kerjakan oleh penyunting gambar

(editor). Sebagai penulis naskah, penulis berusaha menjaga alur cerita yang ada di

dalam naskah, penulis juga tetap berkomunikasi dengan editor dan sutradara. Apabila

terdapat perubahan alur dalam proses editing.

Menurut Supriyadi dkk (2014:94) mengemukakan bahwa “aktivitas pasca

produksi untuk seseorang penulis naskah yaitu relative tidak bertanggung jawab pada

fase ini”.

Dalam melakukan proses editing seluruh tim berkumpul dan ikut membantu

memberikan saran untuk audio visual yang akan diambil. Sebagai seorang penulis

harus mengetahui gambar yang akan diambil serta lagu atau instrument musik apa yang

cocok untuk dimasukan kedalam film dokumenter “Kenapa Pekalongan?” pada saat

proses editing agar pesan yang ingin disampaikan oleh penulis sampai ke masyarakat.

Page 72: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

63

Penulis juga harus kritis terhadap editor dalam melakukan proses penyuntingan

gambar, karena semua plot dalam naskah harus sesuai treatment yang telah di buat,

oleh karena itu penulis juga harus teliti dengan visual yang sudah di rufcut oleh editor,

dan tidak jenuh untuk melihat kembali hasil editing.

3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Menurut Supriyadi dkk (2014:49) “Penulis naskah,orang yang bertanggung jawab

pada pembuatan naskah,data riset sekaligus berperan sebagai reporter juga”.

Bertugas sebagai seorang penulis naskah bisa dikatakan sebagai penentu dibalik

panggung layar kaca televisi. Namun sebagai seorang penulis tentu sudah harus

mengetahui hal-hal apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Peran dari seorang penulis naskah, antara lain:

1. Membuat Naskah

Berbekal hasil riset bersama tim sebelum produksi maka penulis bergegas

merangkai dan mengembangkan hasil riset tersebut ke dalam sebuah naskah,

karena naskah menjadi sebuah patokan dalam proses produksi maka menulis

naskah harus sesuai dengan keadaan ditempat tersebut. Pembuatan naskah juga

harus di dasari oleh konsep yang ada ditempat tersebut karena saat proses

produksi nanti pengambilan gambar harus sesuai dengan penulisan naskah agar

gambar yang di ambil nanti tidak terjadi jumping dengan naskah yang dibuat.

2. Membuat Daftar Pertanyaan

Dalam melakukan wawancara atau sesi tanya jawab dengan narasumber, penulis

harus menyiapkan beberapa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada

Page 73: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

64

narasumber, pertanyaan pun harus sesuai dengan kondisi yang ada ditempat

tersebut agar tidak ada kesalahan maksud dan tujuan apa yang akan ditanyakan.

3. Wawancara

Dalam sesi wawancara penulis pun harus menyiapkan pertanyaan wawancara

dengan sebaik–baiknya agar jawaban yang keluar dari narasumber bisa

memancing narasumber untuk menjawab secara antusias dan lebih memberikan

informasi jelas bagi para penonton.

4. Mengembangkan Ide/Gagasan

Sebuah konsep saja dirasa tidak cukup untuk penulis bisa mengembangkan ide

dan gagasan yang variatif maka mencari tahu tentang liputan yang akan dilakukan

sangatlah membantu. Mencari informasi bisa lewat media buku, internet dan

program televisi karena dari situ penulis bisa lebih mengembangkan konsep

untuk menjadikan pengemasan acara itu berbeda dari acara yang lainnya.

Maka dari itu seorang penulis harus mempunyai ide-ide kreatif dan dapat di cerna

oleh sutradara serta kru yang lain, seorang penulis juga harus mempunyai karakter

yang kritis, karena pada tahap penulisan akan menentukan sebuah karya yang menarik

untuk di tayangkan.

Seorang penulis naskah sangat penting, mulai dari tahap pra produksi, produksi,

dan pasca produksi untuk mengembangkan ide cerita, dengan melakukan riset lokasi

ke daerah kedungwuni, kampung batik pesindo, dan kampung pabean, selain itu

tugas dan peranan seorang penulis naskah adalah membuat naskah berupa sinopsis,

penulisan TOR dan penulisan naskah itu sendiri yaitu lembar pertanyaan dalam film

dokumenter tentang “KENAPA PEKALONGAN?”. Karena pembuatan film

dokumenter harus mengupas tentang ide cerita lebih jelas agar masyarakat tahu

Page 74: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

65

tentang “KENAPA PEKALONGAN?” penulis naskah juga harus berperan sebagai

reporter dan mewawancari tiga narasumber yaitu pak Dudung, Pak H. Eddywan dan

Pak Zahir agar narasumber bisa menceritakan fakta dari isi cerita tentang pekalongan

tersebut.

Saat proses produksi penulis dan tim sudah merencanakan persiapan agar

mendapatkan hasil yang maksimal yang diperlukan pada saat produksi, dan film

dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” penulis dan tim mendapatkan inspirasi

dari pembuat batik yang sudah tua tetapi masih mempunyai kemauan untuk berkarya,

dari situlah penulis dan tim ingin mengangkat ide cerita tentang kota batik pekalongan

beserta keaneka ragaman batik di kota Pekalongan. Penulis berserta tim juga pergi

untuk menemui maestro batik yaitu Pak Dudung yang ada di daerah pekalongan, dan

kota Pekalongan mempunyai televisi batik juga di daerah tesebut sehingga penulis

tertarik untuk mengambil konsep tersebut. Setelah sudah cukup dengan informasi dan

data riset yang telah dikunjungi cara-cara pembuatan batik dan maestro batik barulah

penulis dan tim untuk memulai proses produksi serta pengambilan gambar serta

melakukan wawancara untuk berapa narasumber belom dan penulis dan tim menyawa

alat produksi seperti, kamera, clip on, lighting dan alat-alat sebagainya agar

pengambilan gambarnya lebih bagus untuk menjadi documenter televisi.

3.3.5 Proses Penciptaan Karya

Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?“ Kota Pekalongan adalah satu kota

pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang berbatasan dengan laut jawa di utara,

kabupaten batang di timur, serta kabupaten pekalongan di sebelah selatan dan barat.

Kota Pekalongan memiliki banyak seni dan budaya ada wayang kulit, kesenian banjar,

Page 75: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

66

kesenian melayu dan yang tidak kalah indah yaitu seni yang membatik, sehingga saat

ini Pekalongan dikenal dengan julukan Kota Batik.

Dalam hal ini penulis dan tim riset kesalah satu kota didaerah pekalongan untuk

mewawancari narasumber di daerah Kedungwuni, kampung Pesindo dan daerah

perkampungan Pabean Pekalongan, setelah rasa cukup penulis dan tim yang sudah

mendapati informasi terhadap seni batik dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

Pekalongan sebagai kota Batik.

Saat proses produksi penulis dan tim sudah merencanakan segala sesuatunya

agar mendapatkan hasil yang maksimal dengan mempersiapkan semua yang diperlukan

pada saat produksi, penulis dan tim juga menyewa alat produksi seperti kamera, dan

clip on untuk mendapatkan audio visual yang bagus.

A. Konsep Kreatif

Penulis melihat kebudayaan di indonesia harus lebih berkembang lagi dalam

pembuatan batik agar masyarakat tidak meniru yang nama nya pembuatan karya,

penulis mulai berfikir yang akan dibuat untuk film dokumenter “KENAPA

PEKALONGAN?” karena eksistensi pembuatan batik di pekalongan berbeda dengan

batik yang berada di daerah solo, jogja dan batik lainnya, mungkin agar bisa

masyarakat menyukai yang nama nya batik dan ingin tahu tentang batik yang ada di

daerah kota batik untuk mecitakan lebih dalam tentang Kota batik tersebut.

Penulis membuat documenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?” dengan

konsep ekspositori dimana semua penjelasan akan dijelaskan oleh narasumber dan

dibantu oleh gambar atau video yang sudah direkam untuk pembuka dalam dokumenter

ini cenderung memberikan informasi langsung kepada penonton.

Page 76: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

67

Penulis juga akan mengujungi produksi batik rumahan yang ada di daerah

kampung batik Pesindon, Kampung Pabean, Kedungwuni dan masih banyak lagi

tempat-tempat menarik untuk dikunjungi yang memiliki nilai historis yang tinggi

dalam pembuatan documenter televisi ini.

B. Konsep Produksi

Penulis dan tim setelah menemukan ide, lalu melakukan riset ke berbagai

tempat salah satunya tempat maestro batik yang ada di Pekalongan tepatnya di daerah

Kedunghuni. Pada proses produksi tim mulai melakukan pengambilan gambar

dilapangan, penulis melakukan wawancara kepada narasumber, disini penulis dibantu

sutradara juga berperan sebagai reporter.

C. Konsep Teknis

Ketika proses produksi berlangsung, penulis dan tim sudah mulai

mempersiapakan segala sesuatunya dengan mengadakan rapat agar konsep yang sudah

difikiran lebih matang dan mendapatkan hasil yang maksimal bagus. Penulis dan tim

menyewa alat-alat produksi sebuah kamera, begitupun menyewa lighting dan clip on

agar mendapatkan pencahayaan yang terang didalam ruangan dan untuk mendapatkan

suara yang jelas ketika penulis dan tim sudah sepakat untuk menyewa alat-alat tersebut.

Page 77: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

68

336. Kendala Produksi dan Solusinya

A. Kendala

- Saat melakukan wawancara dengan maestro batik bapak Dudung,

beliau terlihat lupa dengan kami sewaktu reset bulan lalu.

- Saat melakukan wawancara dengan pemilik butik batik Larissa di

Pekalongan yaitu bapak Eddywan , clip on yang digunakan sedikit

mengalami gangguan dan tidak terdeteksi dikamera.

Solusi

- Setelah beberapa menit ia mengingat-ingat dengan kami, akhirnya ia

teringat dengan kehadiran kami yang bulan lalu datang ketempatnya.

- Kami pun berhenti dalam sensi wawancara dan langsung segera

membenarkan audio clip on yang dipakai narasumber.

B. Kendala

Saat kami ingin melakukan wawacara kepada narasumber ke tiga yaitu

bapak Zahir dekan dari kampus UNIKAL Pekalongan, beliau sedang berada

dijakarta, tiba hari esok siang hari, namun beliau sudah ada janji terhadap orang

lain, dan meminta kami hubungi esok siang.

Solusi

Akhirnya setelah tim mencoba menghubungi Bapak Zahir, Beliau

bersedia bertemu untuk diwawancarai dirumahnya.

Page 78: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

69

Konsep Penulisan Naskah

Penulisan dokumenter “Kenapa Pekalongan?” penulis membuat berdasarkan ide

awal yang kemudian dikembangkan, melakukan riset, membaca buku referensi,

mencari artikel di internet seputar batik Pekalongan, membuat TOR dan membuat

daftar pertanyaan untuk wawancara. Penulis juga melakukan pendekatan dengan

narasumber untuk mendapatkan informasi yang objektif. Penulis dan tim sepakat dalam

dokumenter ini bersifat ekspositori, dimana dalam dokumenter ini semua informasi

yang akan didapatkan oleh penonton berasal dari narasumber langsung.

Selanjutnya penulis beserta tim melakukan riset dan pendekatan dengan

narasumber, hal ini sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data dan mencari

informasi yang berhubungan dengan batik Pekalongan. Setelah dirasa cukup, penulis

mulai membuat synopsis, TOR dan daftar pertanyaan sebagai acuan perihal yang ingin

diketahui agar tidak keluar dari tema yang akan diangkat. Saat melakukan wawancara

penulis harus membuat suasana menjadi nyaman, agar narasumber tidak tegang saat

berhadapan dengan mata kamera. Setelah produksi selesai penulis mulai membuat

transkip wawancara dari garis rekaman video yang sudah melalui proses editing.

Page 79: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

70

TOR (Term Of Reference)

Program Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”

Production Company : Lucky Bastrad Project Produser :Yesha Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit Scriptwriter : Wildon K. T.

Masalah

Indonesia merupakan Negara kepulauan, lebih dari tiga belas ribu pulau

terbentang dari sabang sampai merauke, oleh karena itu Indonesia memiliki beraneka

ragam suku, budaya dan bahasa. Dimana disetiap pulau memiliki suku, budaya, adat

istiadat, rumah adat dan pakaian yang berbeda-beda ada Jawa, Sunda, Batak, Betawi,

Ambon, Dayak dan masih banyak lagi yang lainnya tersebar sampai pelosok tanah air,

namun Indonesia memiliki satu semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika. Frasa ini berasal

dari bahasa jawa dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat Berbeda-beda tetapi

tetap satu.

Kota Pekalongan merupakan Kota Negara Indonesia yang memiliki banyak

kebudayaan dan terkenal dengan kota Batik, dan satu pusat pertumbuhan ekonomi di

Jawa Tengah, kota Pekalongan memiliki banyak seni dan budaya ada wayang kulit,

kesenian Banjar, kesenian Melayu dan yang tidak kalah indah yaitu seni membatik

sehingga saat ini Pekalongan dikenal dengan julukan Kota Batik

Diawali dari pengekpresian idealisme seorang maestro Batik, yang sudah

mengetahui tentang asal usul nya Batik, sehingga merasakan ketika membuat motif

batik yang memiliki corak khas dengan alur tangan nya sendiri sehingga menjadi batik

dengan motif wayang atau motif lainnya.

Page 80: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

71

Dan seorang Pemilik Butik batik Larissa sekaligus pengusaha yang sudah

banyak mengirim barang dagangannya ke luar daerah, dan merasakan pasang surutnya

penjualan batik yang dibuat oleh Butik tersebut.

Serta Dekan batik yang mengajar di Universitas UNIKAL Pekalongan dengan

jurusan Batik yang tidak di miliki oleh Universitas lainnya. Dekan ini juga punya

kemampuan membatik yang sudah di pelajari sejak muda sehingga sekarang menjadi

senior di kampus tersebut.

Siapa sangka budaya Pekalongan begitu beragam, muali dari kuliner hingga

kesenian yang begitu beragam serta tradisi yang tetap terjaga turun menurun. Kota

Pekalongan identik dengan kain batik, dengan seni inilah masyarakat setempat banyak

sekali yang berwirausaha baik mulai dari menjual kain-kain batik disetiap toko-toko

disepanjang Pekalongan dan bahkan memproduksi kain batik tulis maupun cetak.

Dalam seni membatik setiap daerah yang berbeda-beda baik daerah Pekaongan,

Solo maupun DIY Yogyakarta, bagi masyarakat mengenai keberadaan an eksitensi

batik yang sempat punah namun bersiar kembali setelah UNESCO (United Nations

Educational, Scientific and Cultural Organization) mengakui batik sebagai warisan tak

benda di Indonesia sejak tanggal 2 Oktober 2009, dan pada saat itulah eksistensi batik

mulai terlihat oleh dunia internasional. . Batik masuk ke pekalongan bersamaan dengan

kerajaan demak. Disinggahi oleh beberapa orang dari mancanegara termasuk dari

nusantara. Ada Eropa, Tiong Hoa/Cina, Arab, India, Pakistan, Belanda, Jepang dan

Minangkabau, Sumbawa, Makasar. Itu lah yang mempengaruhi budaya Batik di

Pekalongan.

Page 81: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

72

Fokus

a. Mengulas seputar sejarah masuknya batik ke Pekalongan

b. Mengenal lebih dekat Maestro batik dan para pembatik

c. Mengulas seputar faktor yang mempengaruhi kenapa Pekalongan disebut kota batik

Angle

Mencari tahu tentang kenapa Pekalongan disebut Kota batik, sedangkan daerah

lain mempunyai batik yang coraknya berbeda-beda setiap kota nya

Sumber dan Pertanyaan

Narasumber :Bapak.Dudung Alisyahbana, Maestro batik

a. Bagaimana awal sejarah batik di Pekalongan?

b. Jenis batik apa saja yang ada di Pekalongan?

c. Apa yang membedakan batik Pekalongan dengan batik daerah lain?

d. Apa saja perubahan yang terjadi dari perkembngan batik di Pekalongan?

e. Apa saja factor yang mempengaruhi sehingga Pekalongan disebut dengan kota

batik?

f. Perubahan apa saja yang bapak rasakan sebagai pelaku sejarah batik, mulai dari

tahun 50’an hingga saat ini?

g. Karya batik seperti apa yang sudah pernah bapak. Dudung buat?

h. bisa di ceritakan gak pak ini motif batik apa?

i. Selain sebagai fungsi ekonomi seberapa besar peran batik di Pekalongan?

j. Apa harapan bapak kepada mahasiswa/I fakultas batik?

k. Seberapa besar peran batik Pekalongan dalam pasar di Indonesia ?

l. Bagaimana pendapat bapak tentang pengakuan dari UNESCO ?

m. Setelah Pekalongan mempunyai infrastruktur yang lengkap di dalam Pekalongan

di kenal sebagai kota batik ?

Page 82: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

73

Narasumber : Bapak. H. Eddywan, pemilik butik batik Larissa di Kampung batik

Pesindon

a. Bisa bapak gambarkan secara singkat bagaimana kampung ini bisa disebut

dengan kota batik?

b. Bapak sebagai penjual batik yang sudah berkarir sejak lama, menurut bapak

apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan batik di Kota Pekalongan

ini?

c. Ada berapa kampung di Pekalongan yang bisa di sebut kampung batik ?

d. Jenis batik apa saja yang di produksi di butik bapak?

e. Kisaran harga berapa saja yang dijual di butik bapak?

f. Berapa upah untuk pembatik disini?

g. Apakah batik di sini hanya di jual di Pekalongan atau sudah keluar kota?

h. Apakah masih banyak peminat batik lawas ?

i. apa yang menyebabkan batik Pekalongan bisa menguasai pasar-pasar besar

seperti, di Jogja contohya?

Narasumber : Bapak. Zahir Widadi, SS. Hum. Dekan Kampus UNIKAL Pekalongan, di

kampung Kalibanger Pekalongan

a. Bisa bapak ceritakan bagaimana di Pekalongan ini sampai ada Fakultas khusus

untuk mempelajari Batik?

b. Kalau bisa bapak ceritakan faktor apa saja sehingga batik ini banyak

peminatnya terutama di kampus Universitas Pekalongan ini?

c. Bisa bapak ceritakan tanggapan terhadap penghargaan UNESCO tentang

warisan tentang benda terutama batik di Pekalongan?

d. Kapan Pekalongan mulai di kenal sebagai Kota Batik?

e. ada factor yang paling penting gak sampai akhirnya Pekalongan di kenal

sebagai Kota Batik?

f. Apa saja yang mempengaruhi motif-motif batik di Pekalongan?

g. Motif batik apa yang menjadi ciri khas Pekalongan?

h. seberapa besar aktivitas masyarakat Pekalongan di dalam batik?

i. Infrastruktur apa saja yang ada di Pekalongan?

j. Bagaimana bapak melihat aktivitas membatik di Pekalongan?

Page 83: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

74

k. Setelah Pekalongan mempunyai Infrastruktur yang lengkap di dalam batiknya,

apakah itu bisa menjadi factor utama yang membuat Pekalongan di kenal

sebagai Kota Batik?

Narasumber : Bapak. Zaki, Pembatik / Pemilik usaha batik pesisir, di Kampung

Pabean

a. Bisa bapak gambarkan secara singkat apa bedanya batik pesisir yang bapak

kerjakan dengan batik lain?

b. Kemana saja usaha bapak sudah melalang-buana?

c. Kapan saja biasanya order batik di Pekalongan?

d. Motif batik apa saja yang di produksi di sini?

e. Kisaran harga berapa saja yang di jual di sini?

f. Ini termasuk motif yang berasal dari daerah mana pak?

Page 84: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

75

Transkip Wawancara

Production Company : Lucky Bastrad Project Production Produser : Yesha. Z

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit Scriptwriter : Wildon K.T

Narasumber : Bapak Dudung, Bapak Zahir, Bapak Ediwan, Bapak Zaki, dan

Para Pembatik Pekalongan

Transkip Wawancara

No Narasumber Time Logging Statement Ket

1 Bapak Dudung 00:02:03 Kalau kita mengacu kepada sebutan

kota Bati, kota batik itu mengacu

kepada inisial yang dibuat singkatan

Bersih, Aman, Tertib, Indah dan

Komunikatif, tetapi perilaku

masyarakat pekalongan sebagai

pembatik itu sudah dikenal kota.

Saya fikir awal mulanya yaitu sekitar

1400 pada saat Majapahit kemudian

pindah kemataram dan pada saat itu

masuknya sekitar 1800an kerajaan

mataram sudah masuk keberbagai

daerah, puncak kebesaran terkenal

Batik di pekalongan itu diawal 1800

OK

2 Pembatik 00:02:58 Sudah berapa lama membatik ? “ Ok

Page 85: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

76

(Bahasa Jawa) Sudah 50 tahunan “

50 tahun sudah membatik berarti

umurnya? Umurnya 65 tahun

3 Bapak Zahir 00:03:16 Hal yang menjadi ciri khas

Pekalongan yang pertama pekalongan

ini mempunyai pengaruh pendatang

asing dalam batik yang pertama

kolonial Belanda, Kolonial Jepang,

kemudian ada arab dan cina dan itu

kita liat dari motif-motif yang sudah

ada. Sehingga pusat perdagangan

terbentuk, itu mendukung memicu

perdagangan batik itu lebih cepat dan

berkembang dari daerah lain.

Ok

4 Bapak Dudung 00:03:54 Konsekuensinya ketika kita dijajah

oleh Jepang, kemudian kita

mengalami fase yang sulit didalam

pengadaan kain itu, kemudian karna

kedadaan kain yang, yang terbatas,

baru itu dibuat sangan lama

prosesnya, dibuat sangat bagus,

supaya mempertahankan pembatik

supaya tidak beralih profesi lahirlah

batik jawa Hokokai.

Ok

Page 86: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

77

Ini dibuat diantara, ini termasuk

sangat cepat, karna saya terus suport

sekitar 8 bulan paling sebebtulnya

bisa 6 bulan tapi biasanya menunggu

– menunggu sampai 1 tahun.

5 Bapak Zahir 00:05:00 Nah. ini loh Pak , Makanya Jalang

Perang ini jadi satu! Kenapa, nah ini

loh pak, makanya Jalang perang ini

satu bu. bu ini , mba ini , karna kalau

dilipat jadi 4 ( empat ) itu jadi Pilar..

Celampang itu! Pada saat itu

Kolonial Belanda yang sangat

terkenal Eliza Van Zuylen, kemudian

diikuti keluarga dengan keturunan

tionghoa Lie So chun dan ling ping

wee, kemudian diikuti di dengan

motif – motif batik di 3 (tiga)

kampung yaitu kampung pesindon,

kampung kauman, dan terakhir di

ikuti kampung krapia, itulah awal

mula dari kebangkitan batik

OK

6 Bapak Ediwan 00:06:10 Sejak saya lahir hingga dewasa,

mulai saya SMA saya mengenal batik

ya. Jadi yang kebanyakan di home

OK

Page 87: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

78

industri. Saya tau persis daerah

Pesindon sini ,mulai dari daerah

pesindon, kemudian Kregon,

Kemudian Bendan, Sampangan,

kemudian Kauman, juga daerah

Lempangwasan, itu semua hampir

semua mayoritas dibatik.

7 Bapak Zahir 00:06:57 Tapi saya punya keyakinan, entah

kapan saatnya, entah siapa pelakunya

itu, jika itu merupakan suatu

keilmuan batik itu akan terjadi.

Tetapi secara catatan khusus

perkembangan nasional batik itu

memang tidak banyak dibicarakan.

Hanya saja bisa dibuktikan bahwa

motif warna batik itu berasal dari

Pekalongan. Jadi kalau kita melihat

kain-kain batik, diawal-awal tahun 80

perubahan 70 sampai 80an itu sudah

banyak-banyak menggunakan motif-

motif khas gaya Pekalongan atau

gaya pesisir.

OK

8 Pembatik 00:07:45 Ini motif ceploan, ini ramai sekali

motif batiknya kalua dijual ramai,

OK

Page 88: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

79

laris batiknya

9 Bapak Zaki 00:08:07 Ini motifnya-motif batik Pabean, Ini

menunjukan identitas dari masyarakat

kampung sini, ini namanya kampung

Pabean. Warna bunga buaya yang

membedakan ciri antara ciri khas

pabean dan kampung, mugkin

ditempat lain juga sama, ada ciri khas

lainnya, kalau disana Pucung ada,,,

Batik Pucung ya batik Pucung

soalnya biasanya dipengaruhi ya..

pesisir pantai

OK

10 Bapak Dudung 00:08:44 Ini sambil ngajarin anak… oh ini

keren yah.

Kemudian dari sisi lain orang melihat

batik Pekalongan itu sangat

fenomenal. Orang awam melihat

karna batik batik bercorak, berwarna-

warni, nah itu khas sekali dengan

karakter batik Pekalongan. Lain

dengan batik pedalaman, seperti Solo

dan Jogja yang kesannya lebih

Aristokrat, lebih redup dan bersahaj,

orang enggak begitu tertarik hanya

OK

Page 89: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

80

orang-orang tertentu yang

mempunyai pengetahuan, mengenai

itu kemudian tertarik. Tapi secara

umum dunia, industri,pasar, itu,

Pekalongan menarik.

11 Pembatik 00:09:44 Kalau segini masih mending kecil,

ada yang besar,

Nah itu kalua mewarnai pakai apa

mbah?

Pewarna apa?

“ Ini merah, ini ungu, ini hijo, ini biru

sama yang kaya gitu “.

Kalau Bahannya bahan apa?

“ Bahan apa “

Bahan yang dipakai mewarnai?

“ Ya beli itu, orang belinya ditoko.

Bukan alami ya?

Iya… pokonya belinya gram-graman

lah. Kalau enggak ada matahari , ya

tidak bisa.

OK

12 Bapak Dudung 00:10:35 Pekalongan secara risorsis, secara

ketersediaan sumber daya, baik itu

manusia , pekerja, kalau dalam istilah

OK

Page 90: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

81

saya itu infrastruktur batik, dari

canting, kain, pewarna, zat-zat

pembantu, zat warna , itu semua

tersedia

13 Bapak Zahir 00:10:35 Memang gaya pengrajin ini berbeda

dengan gaya didaerah lain,

lingkungan di Pekalongan ini

memicu para pengrajiin itu untuk

kompetitif ya. Sehingga karya yang

dibuat itu sangat Variatif, tekhnik-

teknik itu bermunculan, dan ide-ide

itu semakin persaingan.

OK

14 Bapak Dudung 00:11:42 Wayang merupakan salah satu mata

budaya kia yang diakui oleh

UNESCO sebagai warisan budaya,

Ya sama Batik juga saya coba

menggali cerita kisah-kisah wayang

yang dibuat dengan wayang

beber,saya buat di kain dengan

tekhnik batik. Ini sebetulnya cerita

tentang wayang beber, wayang beber

itu , di tradisi wayang kita itu

,wayang yang dilukis disebuah kertas

kemudian diceritakan oleh sang

OK

Page 91: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

82

dalang kepada pendengarnya.

15 Bapak Ediwan 00:12:44 Ya kalau saya sendiri sebagai

pelaku.,

Tapi ini peminatnya juga banyak yah

pak, meskipun ini termasuk motif

lama?

“ya…Motif – motif pakem seperti ini

yang selalu kita pertahankan”.

OK

16 Bapak Dudung 00:13:00 Di Pekalongan itu memang kemudian

Batik mempunyai fungsi ekonomi

jauh lebih besar, kita tau batik itu

bisa katagorikan sebagai produk

budaya, ekonomi, dan produk sebagai

pengetahuan

OK

17 00:13:34 Di Pekalongan sendiri memiliki 2

perguruan tinggi batik, Politenik

Pusmanu, program studi batik

Universitas Pekalongan, dan satu

tingkat SMK jurusan kriya Tekstil,

idak banyak didaerah lain yang

mempunyai bahan baku, alat batik,

kemudian perguruan tinggi dan

sekolah.

OK

18 Mahasiswi

Rohmidayati

00:14:02 Asli Pekalongan, alasannya saya

sebetulnya saya kan seorang penjahit,

OK

Page 92: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

83

masuk kefakultas batik itu ingin

mengkolaborasikan Batik dengan

fashion.

19 Bapak Dudung 00:14:14 Ya kita hanya memproduksi , tapi

karna kita menanamkan dari

pengetahuan bukan hanya

tekhnis,filosofi batik , filsafat batik

dan sebagainya, Saya kira itulah nanti

yang menjaga batik,ya inilah infestasi

jangka panjang ya tidak secepat itu

kita petik hasilnya,tapi saya yakin

dari diskusi, dari apa-apa yang

mereka bicarakan sudah menjurus

kesini saya percaya mereka itu anak

yang akan menjaga.

OK

20 Mahasiswi

Rohmidayati

00:14:51 Terus kalau yang ini karya dari kerja

praktek, jadi setiap mahasiswa wajib

membikin karya, oiya ini batik tulis

untuk proses pewarnaannya

menggunakan colet. Kalau ini

menggunakan tekhnik gradasi,kalau

ini motif pribadi, ini saya namakan

kupusjoli, ini sebenarnya dua kupu

tapi tampak satu kup, dibatik itu

OK

Page 93: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

84

penuh dengan makna dan filosofi

21 Bapak Dudung 00:15:27 Secara produksi kapasitas

Pekalongan besar sekali , di pusat-

pusat batik besar seperti di jogja

dimalioboro, dipasar bringharjo,

Klewer atau ditanah abang atau di

thamrin City, Batik Pekalongan itu

60 sampai 70 persen menguasai pasar

OK

22 Pedagang Batik

Pasar Klewer

00:16:12 Tinggal dimana bu? “Saya disolo”,

…. Kenapa lebih banyak batik dari

pekalongan, lebih banyak peminatnya

agtau harganya memang murah? “Ya

memang murah harganya dan banyak

peminatnya”.

OK

23 Bapak Ediwan 00:16:50 Jadi… sekarang dijogja itu kota

wisata, juga pengunjungnya itu

banyak, dulu banyak pranggo –

pranggo jogja itu yang dipinggir itu

ya, tapi ternyata setelah banyak

suplier dari Pekalongan, Kok

dianggap lebih murah ngambil dari

pada produksi sendiri.

OK

24 Pedagang Pasar

Beringharjo

00:17:37 Asli mana bu? “ saya asli jogja “ OK

Page 94: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

85

Kenapa menjualnya btik Pekalongan

bu, padahal dijogja?

“Karna kalau yang dijogja itu

wananya kurang bagus,ilang itu

warnanya. Kalau yang Pekalongan itu

Insya Allah bagus, jadi kita utamakan

pembelinya yang bagus aja, sanpok

pisan kapok”.

25 Bapak Dudung 00:18:11 Ya liat UNESCO jaringan kota

kreatif dunia menunjuk kota

Pekalongan sebagai kota kreatif,

kota Batik yang basiknya adalah

batik. Ya saya kira itu tadi , stempel

ajalah!!! Saya sering diundang

berbicara, bagaimana kota kreatif

Pekalongan? Saya sampaikan kalau

kamu kedalamnya, itu sudah .. sudah

jauh dari itu sudah sangat kreatif.

OK

26 Bapak Zahir 00:18:51 Saya melihat kota Pekalongan ini

satu-satunya didunia yang

mempunyai aktivitas, luar

biasa,energik ,

kecepatannya,designnya trus tekhnik-

tekhniknya, untuk warisan budaya,

OK

Page 95: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

86

dan saya menyebut itu adalah ,

sebuah aliran arus air yang bermuara

sang pencipta.

27 Bapak Dudung 00:19:32 Jadi gini barometernya adalah ketika

ada pembanding, saya yakin setiap

kota punya cerita tentang batik,tetapi

bahwa selengkap itukah,sebanyak

itukah kota lain mempunyai cerita -

kayak Pekalongan.Dan yang

menyabut nama bati itu bukan orang

Pekalongan,yang menyebut itu orang

lain. Surodadi kota ne, kalua orang

jawa nyebut, yang jadi kenyataan.

OK

Page 96: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

87

3.4. Proses Kerja Penata Camera

Seorang camera person mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk semua

aspek teknik pemotretan dan merekam gambar Penulis sebagai camera person dalam

produksi dokumenter “KENAPA PEKALONGAN” mempunyai tanggung jawab besar

atas keseluruhan pengambilan gambar, dan berkerja sama dengan sutradara untuk

mengetahui konsep visual yang di inginkan oleh sutradara agar terciptanya sebuah

karya yang baik dan layak di konsumsi oleh masyarakat.

Menurut Kusumawati dkk (2014:68) “penata kamera adalah seorang yang

bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera

video yang direkam melalui pita video, memory, hardisk atau media

penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan sutradara atau pengarah acara.

Menurut penulis Seorang camera person mempunyai tugas dan bertanggung

jawab dengan gambar yang ia rekam dan seseorang yang harus ada dalam produksi

serta camera person membantu sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa

tulisan ke bahasa visual. Sudut pengambilan gambar amat menentukan keberhasilan

penyampaian pesan dalam program yang telah di buat.

Sedangkan Menurut Joseph V. Mascelli (1986:87) “Jenis dari shot dalam titik

pandang kamera dalam hubungan subjek, biasa digunakan dalam aneka kombinasi

untuk menghasilkan penyajian cerita dengan visual yang serba ragam, daya tarik,

kontinitas sinematik”.

Dalam produksi dokumenter, camera person dapat diartikan sebagai seseorang

yang dapat mengoperasikan kamera, dan dapat membantu sutradara untuk

memvisualisasikan suatu naskah sesuai dengan imajinasi sutradara.

Dalam proses kerja penulis mempelajari naskah dan jenis-jenis video yang akan

ditayangkan pada program Dokumenter yang berjudul “KENAPA PEKALONGAN?”.

Page 97: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

88

Penulis mendiskusikan teknik pengambilan gambar yang diinginkan kepada

sutradara dan crew. Penulis juga mengikuti arahan sutradara untuk mengambil

komposisi gambar dengan shot size medium long shot, medium shot dan middle close

up yang diperlukan untuk wawancara atau survei.

3.4.1. Pra Produksi

Awal proses penciptaan suatu karya diawali dengan tahap pra produksi, yaitu

kegiatan perencanaan yang cukup berperan penting demi kelancaran proses produksi.

Dalam proses pra produksi ini, penulis bersama dengan tim melakukan pencarian tema

yang akan kami buat.

Dalam tahap pra produksi penulis sebagai seorang camera person berperan dalam

mempelajari semua naskah yang telah di setujui oleh produser dan di berikan

pengarahan oleh seorang sutradara, untuk dapat memikirkan sebuah shot yang akan di

buat dalam program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”.

Sedangkan menurut Kusumawati dkk (2017:69) “pra produksi merupakan tahap

yang paling menentukan hasil gambar yang baik”.

Menurut kutipan diatas penulis mengartikan bahwa dalam pra produksi, camera

person ikut berperan sekali dalam pembuatan ide atau gagasan dan mempelajari naskah

yang akan di produksi serta menyiapkan kamera apa saja yang di butuhkan sesuai

konsep yang di angkat dan mengilustrasikan naskah kedalam sebua bentuk gambar dan

tata letak kamera kepada tim agar terciptanya hasil gambar yang di inginkan.

Dalam proses pra produksi, Produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk

mengumpulkan berbagai data yang diperlukan sebagai bahan pengembangan gagasan

Page 98: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

89

yang lebih mendalam. Setelah produser, penulis naskah dan sutradara sudah

menentukan rencana apa yang akan diangkat.

Langkah selanjutnya camera person bersama produser, penulis naskah dan

sutradara, penata artistik, penata audio, penata cahaya serta editor yaitu melakukan

casting artis pendukung, membuat anggaran dan melakukan riset lokasi apa saja yang

di butuhkan dalam naskah dan yang telah di sepakati bersama, serta penulis sudah

mendapatkan intruksi dari sutradara, kira-kira kebutuhan gambar apa saja yang akan

direkam dan angle apa saja yang dibutuhkan dalam program ini dalam produksi televisi

dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”

Dalam tahap pra produksi ini Cameramen person merencanakan visual yang akan

dibuat secara sistematis dengan mengikuti director yang sudah dibuat pada saat pra

produksi sebagai panduan shot-shot apa saja yang diperlukan. Maka dari itu penulis

berdiskusi dengan sutradara mengenai visual yang akan ditayangkan pada program

Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini. Cameramen person mengikuti arahan

sutradara mengenai pengambilan gambar untuk wawancara yang menggunakan single

camera sama dengan wawancara pada program berita dengan menggunakan shot size

medium long shot, medium shot dan middle close up.

3.4.2. Produksi

Inilah tahapan terpenting bagi seorang camera person untuk mepelajari naskah

dan director treatment untuk menjadi acuan seorang penulis dan mendiskusikan angel

dan teknik pengambilan gambar kepada sutradara.

Menurut Kusumawati dkk (2017:75) “segala perencanaan yang telah

dipersiapkan dalam tahap pra produksi, akan direalisasikan pada tahap produksi.

Page 99: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

90

Seorang Penata Kamera akan membantu Sutradara atau Pengarah Acara untuk

menterjemahkan bahasa tulisan kedalam bahasa visual”.

Teknis dan angle pengambilan gambar adalah kunci utama produksi, karena itu

pada sebuah karya program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” kualitas

gambar dan suara yang disajikan kepada audien. Jadi fungsi penulis sebagai camera

person lebih disebut sebagai kepanjangan tangan kanan dari sutradara yang dipercaya

untuk mengeksekusi pengambilan gambar. Penulis menguasai dasar-dasar pengambilan

gambar adalah syarat mutlak menjadi camera person, karena penulis harus memahami

apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan instruksi sutradara dan dapat

berkerjasama dengan baik kepada semua kru produksi.

Dalam program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini Pengambilan

gambar diambil dengan menggunakan Tripod, Slider, Handheld, dan Flycam.

Dalam produksi non drama televisi ini pengambilan gambar 60% menggunakan

handheld sedangkan 40% menggunakan Tripod, Flycam dan Penggunaan actioncam

pada drone. Pemakaian kamera ini pun disesuaikan dengan kebutuhan pengambilan

gambar outdoor dan Indoor, dikarenakan sesuai dengan kebutuhan konsep director.

Ada beberapa istilah dalam pergerakan kamera untuk seorang penata kamera

menurut Kusumawati dkk (2017:99) “movement (pergerakan kamera) pergerakan

kamera (camera movement) sangat penting untuk di lakukan oleh penata kamera”.

yaitu:

1. Panning

Panning adalah teknik pengambilan gambar dengan cara membelokan

badankamera secara horizontal tanpa merubah posisi kamera.

Page 100: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

91

2. Tilting

Tilting adalah teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakan badan

kamera secara vertical.

3. Tracking

Tracking adalah teknik yang dilakukan dengan cara mendekatkan kamera

dengan objek atau menjahuykan kamera dari objek.

4. Zooming

Zooming adalah teknik pergerakan lensa kamera yang dilakukan dengan

menggunakan tobol wide angel (W) dan tombol tele (T).

5. Arching

Arching adalah teknik pengambilan gambar dengan cara bergerak mengelilingi

objek, gerakan ini dapat dilakukan dengan setengah lingkaran atau satu

lingkaran penuh.

6. Crane

Crane adalah teknik pengambilan gambar dengan alat penyanggah yang disebut

crane , jimmy jip atau porta jip.

7. Crabbing

Crabbing adalah pergerakan kamera dengan cara bergerak ke samping ke kanan

atau kiri layaknya kepiting yang sedang.

Menurut penulis sebagai camera person, selain sebagai seorang yang mengambil

gambar dalam program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” harus mampu

memahami istilah pergerakan kamera di atas, untuk sebuah patokan, dalam pengarahan

yang di inginkan sutradara dalam proses produksi berlangsung penulis sebagai camera

Page 101: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

92

person menggunakan, teknik, seperti, zooming, arching, panning, dan tilting untuk

menciptakan gambar yang lebih dinamis, dan enak untuk di tonton oleh audience.

3.4.3. Pasca Produksi

Setelah melewati tahap pra produksi dan produksi, tim segera melanjutkan ke

dalam tahap pasca produksi. Dalam tahap pasca produksi ini penulis sebagai camera

person memberikan masukan kepada editor mengenai stock gambar yang akan

digunakan dalam program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”, untuk tahap

pasca produksi penata kamera terkadang diminta bantuan oleh editor untuk

menjelaskan hal – hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh editor, namun

biasanya hal ini bisa dihandle oleh sutradara atau produser. Untuk

memudahkan editor dalam bekerja.

Namun dalam tahapan pasca produksi tidak menutup kemungkinan penulis

harus ikut serta mendampingi proses editing video untuk membantu editor dan

sutradara untuk memilih gambar yang telah diambil pada waktu shooting melalui

panduan camera report. Penggabungan ide antara sutradara dan editor untuk

bekerjasama agar tecsiptanya hasil akhir yang sempurna.

Menurut Kusumawati dkk (2014:77) “cameramen person pada tahap ini juga

bertugas untuk menyusun camera report untuk memper-mudah pekerjaan editor”.

Pada tahap ini penulis Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” penulis

membuat camera report untuk mempermudah pemilihan gambar dimeja editing,

cameramen person juga mendampingi editor untuk memilih gambar-gambar yang akan

diambil agar lebih berkesinambungan, memilih momen yang diinginkan sutradara agar

dapat terbentuk satu-kesatuan program dokumenter yang menarik.

Page 102: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

93

3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Cameramen

Penulis sebagai camera person mempunnyai peran dan tanggung jawab tersendiri

seperti profesi lainya camera person adalah sebagai crew produksi televisi yang

mempunyai tanggung jawab yang spesifik

Menurut Windratno Haryo (2014:77) secara umum tugas dan tanggung jawab

penata kamera meliputi:

1. Mempermudah tim produksi khususnya camera person untuk mengingat

kembali gambar – gambar yang telah direkam.

2. Untuk mengetahui gambar – gambar mana saja yang digunakan untuk proses

editing.

3. Sebagai pedoman editor dalam melakukan proses editing.

Peran dan tanggung jawab seorang camera person berpengaruh sangat penting

dengan apa yang dihasilkan pada saat pra produksi, produksi dan pasca produksi.

camera person juga membantu Sutradara dalam upaya penerjemahan dari bahasa

tulisan ke bahasa visual melalui pemilihan angle, komposisi dan pergerakan kamera

serta pencahayaan.

Dalam produksi program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” peran dan

tanggung jawab penulis sangat penting,

Dalam tahap pra produksi penulis ikut serta menuangkan ide-ide kreatif, dan

mendiskusikan shot demi shot dengan sutradara untuk pengambilan gambar saat

produksi

Dalam tahap produksi penulis sebagai camera person harus ada dalam produksi

berlangsung agar terciptanya proses produksi untuk Menghasilkan gambar yang sudah

Page 103: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

94

ada dalam director treatment, serta bertanggung jawab penuh akan peralatan yang ia

gunakan dalam produksi maupun hasil gambar yang ia rekam.

Dalam pasca produksi penulis ikut membantu memilih shot demi shot umtuk

kebutuhan gambar yang akan di rangkai mengikuti proses kamera rought cut dan fine

cut baik offline maupun online.

3.4.5 Proses Penciptaan Karya

Penulis menjelaskan proses penciptaan karya terdiri dari:

A. Konsep kreatif

Untuk program Dokumenter berjudul “KENAPA PEKALONGAN?” ini penulis

berusaha mengikuti keinginan sutradara yaitu mengambil gambar dengan shot size very

long shot, long shot, medium long shot, medium shot, middle close. Tetapi penulis juga

menambahkan komposisi gambar dengan tehknik moving kamera atau follow kamera

seperti zoom out, tilt up, panning right, Paning left, sehingga gambar yang dihasilkan

lebih bervariasi.

B. Konsep Produksi

Konsep produksi memiliki peranan yang cukup penting untuk merencanakan

kemana arah program berkiblat camera person sangat dituntut untuk memiliki

kecakapan dalam hal pengambilan gambar pada situasi sesulit apapun.

Hal-hal yang camera person lakukan yaitu, Mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan saat pengambilan gambar dan wawancara, Mengambil gambar sesuai

dengan instruksi dari penulis naskah dan Treatment dari sutradara, Meriview kembali

hasil gambar yang di ambil.

Page 104: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

95

Penulis memperbanyak stock shot dalam setiap pengambilan gambar serta

menggunakan konsep multi kamera, karena untuk tidak mengilangkan setiap moment

yang ada untuk menghasilkan gambar yang dinamis stabil dan aktraktif, penulis

beberapa kali menggunakan Slider, Tripod, Actioncam dan Flycam DJI Pantom 3

(tiga). Dalam produksi non drama televisi ini pengambilan gambar 60% menggunakan

handheld sedangkan 40% menggunakan Slider, Tripod, Actioncam, dan Flycam DJI

Phantom 3 (tiga)). Dan Penggunaan Slider, Tripod, Actioncam dan Flycam DJI

Phantom 3 (tiga)) digunakan hanya untuk variatif shot dan lokasi yang terdapat di alam

dan air terjun untuk memimimaliskan segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

C. Konsep Teknis

Penulis harus menguasai teknis kamera yang digunakan untuk produksi, seperti

halnya cara mengubah shutter speed, white balance, gain dan aperture. Dalam

produksi program dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini penulis memilih

menggunakan kamera SONY HXR-NX5 karena kamera tersebut sudah memenuhi

standart broadcast dan juga penulis dapat mengoperasikannya dengan baik.

Untuk perekam audio penulis menggunakan Clip On Wireless dan Mic Rode

kondeser, agar suara yang terekam tidak terganggu dan dapat mengambil atmosfer yang

ada karena hampir semua lokasi shooting ada diluar ruangan. Penulis juga harus

menentukan kebutuhan dan menjamin semua peralatan yang akan digunakan sesuai

dengan spesifikasi format program acara.

Page 105: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

96

3.4.6. Kendala Produksi Dan Solusinya

Dalam suatu produksi yang sedang berlangsung pasti ada suatu kendala yang di

hadapi oleh penulin dan tim produksi lainya namun semua yang ada harus tetap

dihadapi, dan di cari solusi terbaik, demi berjalanya kelancaran saat produksi

berlangsung seperti :

1. Kendala: Sulitnya mengatur pencahayaan pada kamera karena ada beberapa lokasi

yang diambil berlawanan dengan arah matahari.

Solusinya: Penulis sebagai cameramen person dapatkan adalah mengatur kamera

sebaik mungkin sehingga kamera mendapatkan cahaya yang cukup pada saat

pengambilan gambar dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?”.

2. Kendala: Sulitnya menemui fokus gambar pada kamera karena LCD terkena

cahaya matahari sehingga tidak terlalu jelas apakah gambar sudah focus atau

belum.

Solusinya: Penulis sebagai cameramen person dapatkan adalah menggunakan

pengaturan autofocus pada kamera yang dipakainya.

3. Kendala: Sulitnya mendapatkan sinyal pada drone yang dipakai akibat daya

magnetic yang sangat tinggi.

Solusinya: Mencari tempat atau spot dari jangkauan daya magnetic yang tinggi ke

tempat atau daerah lain.

Page 106: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

97

KONSEP KERJA PENATA CAMERA

Production : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha. Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath.Kamil

Durasi : 22 Menit Penata Kamera : Wildon K.T

Penulis sebagai penata kamera mengikuti semua proses pembuatan program

Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini dari pra produksi, produksi dan pasca

produksi. Pada tahap pra produksi diprogram Dokumenter “KENAPA

PEKALONGAN?” ini penulis melakukan perencanaan shot bersama sutradara,

perencanaan shot terbagi menjadi dua yaitu perencanaan shot untuk produksi

wawancara atau survei dan shot untuk produksi.

Penulis dan sutradara merencanakan shot pengambilan gambar untuk

wawancara yang menggunakan single camera. Sebelum ke tahap produksi penulis juga

melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing Bapak Ichsan Widi Utomo,

S.Ikom,MM dan Bapak Dionisius Icka Sisadi, S.Ikom mengenai komposisi gambar dan

shot size yang akan diterapkan pada program Dokumenter “KENAPA

PEKALONGAN?” ini. Pada saat bimbingan penulis mendapat masukan agar gambar

didalam frame harus padat dan terus mengikuti narasumber dengan teknik kamera

follow, berarti untuk shot size yang digunakan antara medium shot, medium close up

dan close up and wide shot Dengan itu rencana yang sudah penulis buat sesuai dengan

arahan dari Bapak Ichsan Widi Utomo, S.Ikom,M.M. dan Bapak Dionisius Icka Sisadi,

S.Ikom. Pada saat produksi program Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini

penulis mengikuti arahan sutradara untuk mengambil gambar yang sudah direncanakan

pada saat pra produksi.

Page 107: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

98

Dalam produksi program Dokumenter ini “KENAPA PEKALONGAN?” ini

penulis sangat berhati-hati dalam melakukan pengecekan alat dan menjaganya hingga

proses produksi selesai dengan harapan memiliki gambar yang sesuai rencana pada saat

pra produksi. Dengan ketelitian dalam melakukan pengambilan gambar penulis juga

membantu untuk mengecek kualitas audio yang direkam.

Selanjutya penulis pada tahap pasca produksi penulis membuat laporan kamera

atau camera report yang dibuat untuk memudahkan editor dimeja editing. Penulis juga

mendampingi editor memberi masukan dalam pemilihan gambar yang akan diambil

untuk program Dokumenter “KENAPA PEKALONGAN?” ini. Penulis berharap agar

semua gambar yang sudah ada bisa mewakilkan mata penonton.

Page 108: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

99

Camera Report

Production : Lucky Bastrad Project Produser : Yesha. Zulnika

Project Title : KENAPA PEKALONGAN? Director : M. Alfath.K

Durasi : 22 menit Penata Kamera : Wildon K.T

Tabel VII. Camera Report

No

Visual

Video Memory Tanggal Time code

Shot size Angle Move

1 Establish Hight

Level

Follow Suasana desa 3 01 Juni 2017

00’00’00-

00’22’00

2 MCU Eye Level

Still Pembatik 3

01 Juni 2017 00’25’01-

00’32’00

3 Establish Hight

Level

Follow Suasana desa 3

01 Juni 2017

00’35’00-

00’41’00

4 Establish Follow Masyarakat

desa 3

01 Juni 2017

00’44’00-

00’48’53

5 Establish Hight

Level Follow Suasana desa 3

01 Juni 2017 00’52’53-

00’58’00

6 MCU Eye Level

Angle Follow

Pembatik 3

01 Juni 2017 01’01’00-

01’04’00

7 Establish Hight

Level Follow

Suasana desa 3

01 Juni 2017 01’07’01-

01’14’59

8 Establish

Eye Level Paning

Suasana kota 3

02 Juni 2017 01’16’00-

01’34’22

9

CU

Eye Level Paning Pembatik 3

01 Juni 2017 01’34’22-

01’44’00

10 MS

Eye Level Follow Wawancara

Pak Zahir 1 02 Juni 2017 01’44’50-

02’06’46

11 MS Eye Level Follow Suasana Kota

Pekalongan 3

01 Juni 2017 02’05’46-

02’20’59

12 MS Eye Level Still Wawancara

Pak Zahir 3

02 Juni 2017 02’21’00-

02’50’16

Page 109: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

100

13 MS Eye Angel Still Pembatik

3 01 Juni 2017 02’53’16 –

03’16’55

14 MS Low Angle Still /

Follow

Wawanca

pak zahir 3 02 Juni 2017 03’17’59–

03’50’50

15 MCU Eye Level

Still Wawancara

Pak Dudung 4

02 Juni 2017 03’51’50 –

05’00’59

16 MSU Eye level

Still Wawancara

Pak Zahir 4

02 Juni 2017 05’00’59 –

06’59’59

17 MCU Eye Level

Still Wawancara

Pak Ediwan 4

01 Juni 2017 06’00’00–

06’30’59

18 MS Eye Level Still Pembatik 4 02 Juni 2017 06’35’59 –

06’50’59

19

MCU Eye Level Still

WawancaraP

ak Ediwan 4 01 Juni 2017 06’51’10 –

06’57’59

20 MS Eye Level Still Wawancara

Pak Zahir 4 02 Juni 2017 06’57’59 –

07’43’51

21 MCU Eye Level Still Wawancara

Pembatik 4 01 Juni 2017 07’44’51 –

07’58’59

22 MCU Eye Level Still

Suasana

Pekerja batik 4

01 Juni 2017 07’59’34 –

08’05’33

23 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Zaki 4 01 Juni 2017 08’06’10 –

08’42’56

24 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 08’43’00 –

08’57’09

25 MCU Eye Level Paning Motif Batik

4 01 Juni 2017 08’58’29 –

09’57’59

26 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 09’58’30 –

09’41’51

27 MS Eye Level Still Wawancara

Pembatik 4 02 Juni 2017 09’42’51 –

10’31’09

28 MS Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 01 Juni 2017 10’32’09 –

10’51’59

Page 110: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

101

29 MCU Eye Level Paning Motif Batik

4 02 Juni 2017 10’52’15–

11’06’59

30 MS Follow Still Wawancara

Pak Zahir 4 02 Juni 2017 11’07’59 –

12’01’59

31 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 12’02’10 –

12’42’59

32 MS Eye Level Still Wawancara

Pak Ediwan 4 01 Juni 2017 12’43’11 –

12’58’59

33 MS Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 12’59’13 –

13’06’59

34 MCU Eye Level Still

Suasana

Pameran

Batik JCC

4

02 Juni 2017 13’07’59 –

13’20’59

35 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 01 Juni 2017 13’21’00 –

13’33’59

36 MCU Eye level Still Wawancara

Pak Zahir 4 02 Juni 2017 13’34’00 –

14’02’59

37 MS Eye Level Still Wawancara

Mahasiswi 4 02 Juni 2017 14’03’00 –

14’14’59

38 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 14’15’59 –

14’50’59

39 MCU Eye Level Still Wawancara

Mahasiswi 4 02 Juni 2017 14’50’59 –

15’26’10

40 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 02 Juni 2017 15’27’00 –

15’52’59

41 LS Wide Follow Suasana

Pasar Klewer 4 02 Juni 2017 15’53’12–

16’44’51

42 MS Eye Level Follow Wawancara

Penjual Batik 4 02 Juni 2017 16’45’51

16’45’13

43 MCU Eye level Still Wawancara

Pak Ediwan 4 02 Juni 2017 16’46’13–

17’24’46

44 MCU Eye Level Still

Suasana

Pasar

Beringharjo

4

01 Juni 2017 17’25’46 –

17’36’59

Page 111: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

102

45 MCU Eye Level Still

Wawancara

Pedagang

Batik

4

02 Juni 2017 17’37’59 –

18’08’59

46 LS Esthablish Follow Suasana kota

4 01 Juni 2017 18’07’59 –

18’11’00

47 MS Eye Level Follow Wawancara

Pak Dudung 01 Juni 2017 18’12’00 –

18’47’09

48 MCU Eye Level Still Suasana

Pembatik 01 Juni 2017 18’48’09 –

18’50’56

49 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Zahir 01 Juni 2017 18’51’00 –

18’53’09

50 MCU Eye Level Still Suasana

Pembatik 01 Juni 2017 18’54’52 –

19’13’09

51 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Zahir 01 Juni 2017 19’14’09 –

19’29’09

52 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 01 Juni 2017 19’30’09 –

19’36’59

53 MCU Eye Level Still Suasana Kota

Pekalongan 4 02 Juni 2017 19’37’59–

19’48’59

54 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 4 01 Juni 2017 19’49’59–

20’02’10

55 MCU Eye Level Still Wawancara

Pak Dudung 01 Juni 2017 20’03’10–

22’10’02

Page 112: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

103

1. Spesifikasi Camera Sony NXCAM HXR-NX5

- Shape: Horizontal

- Optical Sensor Type / Size: 1/3 Inch-type 3 ClearVid CMOS

- Valid Pixel: 10.37MP

- Valid Video Pixel: 1.04MP

- Resolusi: 1920x1080 - Full HD

- Optical Zoom: 20x

- Digital Zoom: 1.5x

- LCD Monitor: 3.2 inch-type, XtraFine LCD

- Recording Media: Flash Memory, SD Card, SDHC Card, Memory Stick PRO

Duo, Memory Stick PRO-HG Duo, Memory Stick XC-HG Duo

A. Spesifikasi Rinci

- Touch Panel: ya

- Finder: ya

- Koneksi: HD-SDI & HDMI Output

- Tipe Baterai: Rechargeable Battery Pack (NP-F570) Lithium Battery (CR2025)

- Battery Life: Approx. 370 min (NP-F970:fully charged batt.)

- Dimensi (WxHxD): 173 x 187 x 342 mm (Lens hood with Lens cover)

- Berat: 2200 gram

Page 113: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

104

B. Spesifikasi Display

DISPLAY KETERANGAN

Display Format 921,600 pixels

Display Form Factor rotating

Min Illumination 1.5 lux

White Balance automatic, custom, presets

White Balance Presets 2300K - 15000K (100K steps), indoor, outdoor

Max Shutter Speed 1/10000 sec

Min Shutter Speed 1/3 sec

C. Spesifikasi General

Supported Memory Cards Memory Stick PRO Duo, Memory Stick PRO-

HG Duo, SD Memory Card, SDHC Memory

Card

Memory Card Slot Memory Stick PRO Duo card, SD card

Viewfinder Type Electronic - LCD

Microphone Operation stereo

Digital Video Format AVCHD, MPEG-2

Interfaces Provided HDMI, composite video/audio

Optical sistem optical (Steady Shot)

Audio input microphone

Microphone Form Factor detachable

Microphone technology electret condenser

Navigation camera GPS receiver

Surround Sound Dolby Digital AC-3 (2 channel) recording

Widescreen Video Capture Yes

Built-in ND Filters 1/16, 1/4, 1/64

Audio Signal Format PCM

Gain Selection + 9 dB, +12 dB, automatic, +15 dB, +18 dB, +21

Page 114: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

105

dB, +3 dB, +6 dB, 0 dB -

Element Qty 15

Filter Size 72 mm

Features ELD (Extraordinary Low Dispersion) glass,

aspherical lens

Sony NXCAM HXR-NX5 - camcorder - storage: flash card

Part N

Page 115: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

106

3.5 Proses Kerja Editor

Menurut FFTV-IKJ (2012:143) “Editing dalam produksi film cerita untuk

bioskop dan televisi adalah proses penyusunan atau perekonstruksian gambar dan

dialog berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan untuk membentuk rangkaian

penuturan cerita sinematik yang memenuhi standar dramatik,artistik dan teknis”. Proses

penyusunan gambar yang dilakukan dalam editing adalah proses yang sangat penting

dimana program tersebut bisa menjadi sebuah cerita yang unik, menarik, dan pesan

yang ada dalam program tersebut bisa diterima oleh khalayak umum.

Program yang penulis bersama tim buat yaitu dokumenter yang mengandung

fakta atau keaslian peristiwa yang diangkat kembali melalui cerita dari orang-orang

yang kami pilih untuk membuka segala informasi dan cerita atau peristiwa yang

bersangkutan dengan program yang akan kami buat.

Dokumenter televisi dengan judul “KENAPA PEKALONGAN?” ini, penulis

berpran sebagai editor, dimana seorang editor dapat dikatakan sineas profesional yang

bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara estetis dari shot-shot yang dibuat

berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah cerita

dokumenter yang utuh.

3.5.1 Pra Produksi

FFTV-IKJ (2012:144) “tugas seorang editor adalah pada saat Pra Produksi yaitu

menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan

mengungkapkan penilaian pada sutradara. Sesudah data terkumpul penulis dan tim

melakukan riset pertama yaitu bertemu dengan narasumber Bapak. Dudung

Alisyahbana, Bapak. H. Eddywan, Bapak. Zahir, SS. Hum dan Bapak. Zaki selama

empat hari.

Penulis sebagai editor mencari kata sepakat bersama para tim mengenai konsep

editing yang akan di gunakan yaitu konsep ekspositori dimana semua informasi

mengenai faktor Kebudayaan kenapa Pekalogan di sebut Kota Batik.

Page 116: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

107

3.5.2 Produksi

Menurut FFTV-IKJ (2012:144) “Tahap produksi yaitu proses penciptaan karya

yang sangat penting, proses produksi ini memberikan masukan kepada sutradara dan

kamera mengenai gambar - gambar yang diperlukan serta meberikan saran kepada

penulis naskah mengenai wawancara yang dibutuhkan”.

Tahap produksi ini penulis bersama tim melakukan pengambilan gambar-

gambar di Museum Batik, Kedungwuni, Kampung Batik Pesindon, Kampung Batik

Pabean, Kampus Universitas Pekalongan atau Fakultas Batik. Penulis dapat berperan

mengawasi kondisi pelaksanaan materi membantu kamera menyiapkan alat yang

dibutuhkan dalam peroses pengambilan gambar setelah proses produksi lalu penulis

dan tim melakukan evaluasi tentang gambar yang sudah diambil dan gambar mana

yang masih kurang untuk penjelasaan tentang konten yang penulis gali.

3.5.3 Pasca Produksi

Menurut Indah Rahmawati, (2011:103). mengemukakan “tahapan ini ada

dua langkah yaitu editing offline dan mixing.”

Dokumenter televisi dibentuk dalam editing ini menjadikan editor memiliki

tugas yang sangat penting dalam menyelesaikan pembuatan dokumenter televisi. Disini

penulis melakukan refisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara kemudian

berdasarkan dengan kreativitas dan imajinasi penulis, membentuk struktur baru yang

lebih baik yang berpedoman kepada susunan wawancara yang di buat oleh penulis

naskah. Selanjutnya penulis melakukan editan kasar sebagai langkah untuk

mempermudah tahap editing selanjut nya. Penulis menggunakan software editing

Adobe Premier CS6.

Page 117: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

108

Abdul Aziz (2008:145) Pasca produksi tahap tahap editing yang harus

dilakukan adalah :

1. Membuat struktur awal shot-shot yang sudah dibuat sesuai dengan struktur

skenario (rough cut 1)

2. Mempresentasikan hasil susunan rough cut 1 kepada sutradara dan produser

3. Setelah struktur pertama jadi dan harus mengalami revisi (berdasarkan hasil

diskusi dengan sutradara dan produser), maka dengan kreatifitas dan imajinasi

seorang editor membentuk struktur baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Dalam struktur baru itu editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur

yang menarik

4. Memasukan hasil final edit hingga film selesai dalam proses kerja editing.

5. Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk mengolah suara dan musik. Diskusi

itu merupakan penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk kesatuan

gambar dan suara yang saling mendukung

3.5.4 Peran dan tanggung jawab editor

Menurut FFTV-IKJ (2008:144) peran dan tanggung jawab penulis sebagai

editor dalam pembuatan produksi dokumenter yaitu sebagai berikut :

a. Dalam pra produksi penulis menganalisa dan memahami skenario.

b. Berperan sebagau pencataat adegan saat produksi (time code).

c. Mengingatkan sutradara apabila ada shot-shot yang terlewatkan atau terlupakan

d. Memberikan saran kepada sutradara apabila pengambilan shot kurang baik.

e. Menyiapkan teknis untuk proses editing.

f. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu karya audio visual

g. Memilih shot-shot terbaik berdasarkan kebutuhan cerita.

Page 118: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

109

h. Bekerja sama dengan sutradara saat proses editing

3.5.5 Proses penciptaan karya

Dokumenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?” terinspirasi dari tayangan

Indonesia Bagus yang mceritakan tentang Kebudayaan. Penulis beserta tim pergi proses

pembuatan batik rumahan di daerah Kampung Pabean, setelah penulis rasa cukup

informasi yang didapat mengenai membatik barulah penulis dan tim melakukan proses

produksi dan pengambilan gambar serta melakukan wawancara dengan keempat

narasumber.

A. Konsep Kreatif

Setelah penulis melihat keanekaragaman batik yang ada di Pekalongan, penulis

mulai berfikir akan membuat dokumenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?”

karena membatik di daerah tersebut begitu berkembang dan banyak masyarakat yang

bekerja dengan membuat batik.

Penulis akan membuat dokumenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?”

dengan metode editing, non linear, dimana setiap gambar terkadang tidak berjalan dari

awal sampai akhir, melainkan maju dan mundur.

Compilation cutting penulis terapkan karena memang dokumenter

membutuhkan kesinambungan narasi dan gambar yang sesuai.

Terkait konsep kreatif, penulis menyunting gambar secara dinamis, dan

beberapa alur yang lambat dan cepat. Ada beberapa sequence yang diharuskan bagi

penulis menggunakan fade out yang lambat karena pembahasannya begitu serius dan

sedikit tenang. Namun dibagian pertengahan dan akhir, proses plotting mulai bergerak

lebih cepat, dinamis dan konsisten.

Page 119: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

110

B. Konsep produksi

Konsep ini penulis selaku editor bersama sutradara dan penulis naskah

merumuskan naskah editing untuk mempermudah proses pengolahan video dan audio

pada saat proses pasca produksi. Memberikan masukan juga untuk kameramen dan

sutradara agar mengambil stock gambar yang diperlukan sesuai dengan apa yang ada

dalam naskah.

Editor tetap dituntun melalui editing script yang telah dirumuskan oleh

sutradara dan penulis naskah. Dan sesekali editor berimprovisasi tentang mood yang

cocok dan tepat dalam setiap sequence.

C. Konsep teknis

Proses pengeditan dokumenter televisi ini penulis menggunakan software adobe

premiere CS6. Untuk membuat judul program penulis jaga menggunakan software

adobe premiere CS6 . Untuk effect video seperti super slowmotion, penulis

menggunakan twixtor.

3.5.6 Kendala produksi dan solusinya.

1. Saat Pasca produksi ketika ingin mengedit ternyata kurang stok shoot Kota

Pekalongan dan suasana di Butik batik Larissa. Solusinya yaitu Sutradara langsung Ke

daerah Pekalongan ketika hari lebaran untuk mengambil stok shoot yang kurang.

2. Saat pasca produksi kendala yang penulis hadapi adalah berpindah-pindahnya tempat

untuk editing karena bukan milik sendiri sehingga mempersulit proses kerja editor.

Solusinya adalah meminjam PC teman.

Page 120: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

111

Konsep Editor

Program Dokumenter Televisi yang berjudul “KENAPA PEKALONGAN?”

yang terkonsep tentang Pembatik yang ada di Pekalongan sebagai mata pencarian

warga daerah tersebut sehigga berumur tua masih saja bekerja sebagai pembatik, dan

disana juga ada Universitas UNIKAL atau disebut Universitas Pekalongan yang sangat

cukup terkenal. Tim yang melakukan survei ke tempat tersebut jadi ingin membuat

sebuah karya Dokumenter televisi ini.

Dimana sebuah dokumenter lebih menekan pada pembahasan masalah. Maka

penulis sebagai editor lebih menceritakan isi cerita dan pembahasan dalam dokumenter

televisi ini. Editor tidak banyak bermain effek atau laiinya, karena merasa itu tidak

perlu dengan dokumenter ini.

Sangat cukup dengan memperkuat konten dan alur cerita sudah membuat

dokumenter televisi “KENAPA PEKALONGAN?” dapat menarik perhatian para

penonton acara tersebut.

Page 121: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

112

Laporan Editing

Production Company : Lucky Bastard Project Produser : Yesha Zulnika

Project title : KENAPA PEKALONGAN? Sutradara : M. Alfath Kamil

Durasi : 22 Menit Editor : M. Alfath Kamil

Tabel VIII. Laporan Editing

NO EXT

/

INT

KETERANGAN

Visual Audio SFX Transisi Video effect Durasi

1. Bars and Time - - - - 00 : 00:05:00

2. Logo BSI - - - - 00 : 00:09:21

3. Program ID - - - - 00 : 00:14:06

4. Universal Counting Leader - - - - 00 : 00:19:05

5. EXT Suasana Desa Pangkur Jawa - Dip To

Black

- 00 : 00:24:22

6. INT Gambar Wanita Sedang Membatik Pangkur Jawa - Dip To

Black

- 00 : 00:33:24

7. EXT Suasana Desa Pangkur Jawa - Dip To

Black

Text

Produser:

Yesha Zulnika

00 : 00:42:10

8. EXT Masyarakat Desa Pangkur Jawa - Dip To

Black

- 00 : 00:50:20

9. EXT Suasana Desa Pangkur Jawa - Dip To

Black

Text

Sutradara :

M. Alfath Kamil

Penulis Naskah:

Wildon Kristoper

T.

00 : 01:00:27

10. INT Gambar Wanita Sedang Membatik Pangkur Jawa - Dip To

Black

- 00 : 01:06:27

11. EXT Suasana Desa Pangkur Jawa - Dip To

Black

Text

Penata Kamera

00 : 01:14:26

Page 122: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

113

Wildon Kristoper

T.

Editor Mohamad

Alfath Kamil

12. EXT Alun-Alun Kota Pekalongan Instrument - - Timelapes 00 : 01:17:12

13. EXT Ikon Kota Pekalongan Instrument - Cross

Dissolve

Slowmotion 00 : 01:19:12

14. EXT Suasana Kota Pekalongan Instrument - - - 00 : 01:21:11

15. EXT Jalan Raya Instrument - - Timelapes 00 : 01:24:16

16. EXT Gambar Pembecak Di Pekalongan Instrument - - - 00 : 01:27:05

17. EXT Suasana Kampung Batik Instrument - - - 00 : 01:29:02

18. EXT Pedagang Di Pasar Pekalongan Instrument - - - 00 : 01:32:29

19. EXT Pekalongan World’s City Of Batik Instrument - - - 00 : 01:34:08

20. INT Detail Shoot Lilin Instrument - - - 00 : 01:35:08

21. INT Pembatik Yang Sedang Membatik Instrument - - - 00 : 01:37:20

22. INT Detail Shoot Canting Instrument - - - 00 : 01:39:24

23 INT Pembatik Yang Sedang Membatik Instrument - - - 00 : 01:41:18

24 INT Detail Shoot Canting Instrument - - - 00 : 01:43:07

25 EXT Suanana Alun-Alun Kota

Pekalongan

Instrument - Dip To

Black

Text Judul 00 : 01:50:16

26 EXT Establish Rumah Pak Zahir Vo - - - 00 : 02:03:15

27 INT Wawancara Pak Zahir Vo - - Template Nama 00 : 02:07:15

28 EXT Detail Shoot Gambar Pekalongan

Kota Batik

Vo - - - 00 : 02:09:16

29 EXT Gambar Alun-Alun Kota

Pekalongan

Vo - - - 00 : 02:13:12

30 EXT Gambar Ikon Kota Batik Vo - - - 00 : 02:16:12

31 EXT Gambar Pusat Pemerintahan Kota

Pekalongan

Vo - Cross

Dissolve

- 00 : 02:20:27

32 INT Gambar Ibu-Ibu Yang sedang

Membatik

Vo - - - 00 : 02:27:00

33 INT Detail Shoot Pembatik Vo - - - 00 : 02:29:09

34 EXT Detail Shoot Canting Vo - - Slowmotion 00 : 02:32:12

35 Arsip Foto Kota Pekalongan Vo - Dip To

Black

- 00 : 02:40:00

36 EXT Establish Kampung Batik Pabean Dip To

Black

00 : 02:50:12

Page 123: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

114

37 INT Suasana Membatik Vo - - - 00 : 02:57:11

38 INT Wawancara Pembatik Vo - - Text Translate

Bahasa Jawa

00 : 03:11:19

39 INT Suasana Membatik Vo - Dip To

Black

- 00 : 03:17:02

40 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - - Template Nama 00 : 03:21:27

41 EXT Gambar Greja Di Kota Pekalongan Vo - - - 00 : 03:27:17

42 EXT Gambar Klenteng Pekalongan Vo - - - 00 : 03:30:24

43 INT Gambar Informasi Batik Belanda

& Tionghua

Vo - - - 00 : 03:33:11

44 INT Gambar Batik-Baik Yang Di

Pengaruhi Oleh Pendatang Asing

Vo - - - 00 : 03:43:28

45 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - - Template Nama 00 : 03:49:13

46 EXT Establish Rumah Bpk.Dudung - - - - 00 : 03:51:02

47 INT Gambar Bpk. Dudung Bersama

Karyawannya

Vo - - - 00 : 03:54: 17

48 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - Template Nama 00 : 04:12:15

49 INT Gambar Batik Djawa Hokokai Vo - - - 00 : 04:35:04

50 EXT Wawancara Bpk. Dudung Bersama

Batiknya

Vo - - Template Nama 00 : 04:57:10

51 EXT Suasana Rumah Bpk. Zahir Vo - Dip To

Black

- 00 : 05:30:10

52 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - - Template Nama 00 : 05:36:06

53 INT Gambar Batik Motif Buket Van

Zuylen

Vo - - - 00 : 05:40:17

54 INT Gambar Detail Batik Van Zuylen Vo - - - 00 : 05:54:13

55 EXT Plang Kampung Batik Vo - - - 00 : 05:51:03

56 EXT Gapura Kampung Batik Pesindon Vo - - - 00 : 05:53:01

57 EXT Gapura Kampung Batik Kauman Vo - - - 00 : 05:54:03

58 EXT Gapura Kampung Batik Wiradesa Vo - - - 00 : 05:57:11

59 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - - - 00 : 06:00:04

60 EXT Establish Butik Larissa Vo - Dip To

Black

- 00 : 06:08:09

61 INT Wawancara Bpk. Eddywan Vo - - Template Nama 00 : 06:18:16

62 EXT Gambar Kampung Di Pekalongan Vo - - - 00 : 06:24:04

63 EXT Gambar Kampung Batik Kauman Vo - - - 00 : 06:33:20

64 EXT Gambar Kampung Batik Wiradesa Vo - - - 00 : 06:37:01

Page 124: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

115

65 EXT Gambar Batik ku. Batik Kita Batik

Dunia

Vo - - - 00 : 06:39:10

66 INT Gambar Kegiatan Membatik Cap Vo - - - 00 : 06:43:03

67 INT Gambar Proses Pembuatan Batik Vo - - - 00 : 06:49:11

68 INT Wawancara Bpk. Eddywan Vo - - Template Nama 00 : 06:56:00

69 EXT Suasana Rumah Bpk. Zahir Vo - - - 00 : 07:11:01

70 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - - Template Nama 00 : 07:43:07

71 INT Gambar Pembatik Kampung

Pabean

Vo - - - 00 : 07:45:02

72 INT Wawancara Pembatik Kampung

Pabean

Vo - - - 00 : 08:00:06

73 EXT Gapura Kampung Pabean Vo - - - 00 : 08:03:17

74 INT Wawancara Bpk. Zaki Vo - - Template Nama 00 : 08:15:26

75 EXT Gambar Batik Di Kampung Pabean Vo - Dip To

Black

- 00 : 08:20:02

76 INT Wawancara Bpk. Zaki Vo - - Template Nama 00 : 08:42:20

77 EXT Gambar Kegiatan Bpk. Dudung Vo - - - 00 : 08:49:04

78 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - Template Nama 00 : 08:55:18

79 INT Suasana Pengunjung Di Butik

Larissa

Vo - - - 00 : 08:58:21

80 INT Gambar Batik-Batik Yang Ada Di

Butik Larissa

Vo - - - 00 : 09:07:01

81 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - - 00 : 09:19:02

82 EXT Gambar Batik Solo & Jogja Vo - - - 00 : 09:28:07

83 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - Dip To

Black

Template Nama 00 : 09:41:25

84 EXT Gambar Batik Di Kampung Pabean Vo - - - 00 : 09:44:24

85 EXT Kegiatan Mewarnai Batik Di

Kampung Pabean

Vo - - Text Translate

Bahasa Jawa

00 : 09:50:28

86 EXT Wawancara Pembatik Vo - - Text Translate

Bahasa Jawa

00 : 10:30:24

87 EXT Gambar Kegiatan Bpk. Dudung Vo - Dip To

Black

- 00 : 10:37:16

88 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - Cross

Dissolve

Template Nama 00 : 10:50:10

89 INT Gambar Contoh Kain Vo - Cross

Dissolve

- 00 : 10:55:29

90 INT Gambar Canting Vo - Cross

Dissolve

- 00 : 11:02:24

91 INT Gambar Alat Cap Vo - - - 00 : 11:05:29

Page 125: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

116

92 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - Cross

Dissolve

- 00 : 11:09:29

93 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - Dip To

Black

Template Nama 00 : 11:37:02

94 EXT Gambar Kegiatan Bpk. Dudung Vo - Dip To

Black

- 00 : 11:41:28

95 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - Template Nama 00 : 12:42:12

96 INT Wawancara Bpk. Eddywan Vo - Dip To

Black

- 00 : 13:00:08

97 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - Dip To

Black

Template Nama 00 : 13:07:23

98 Gambar Pameran Batik Di JCC Vo - - - 00 : 13:22:25

99 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - - 00 :13:33:01

100 INT Wawancara Bpk. Zahir Vo - Dip To

Black

Template Nama 00 : 13:56:22

101 Suasana Kampus Universitas

Pekalongan

Vo - - - 00 : 14:03:22

102 INT Wawancara Mahasiswi Fakultas

Batik UNIKAL

Vo - - Template Nama 00 : 14:13:10

103 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - - Template Nama 00 : 14:50:18

104 INT Wawancara Mahasiswi Fakultas

Batik UNIKAL

Vo - Cross

Dissolve

- 00 : 15:27:17

105 EXT Wawancara Bpk. Dudung Vo - Dip To

Black

Template Nama 00 : 15:51:22

106 Suasana Pasar Klewer Solo Instrument

Jawa

- Dip To

Black

00 : 16:11:24

107 Wawancara Penjual Batik di Pasar

Klewer Solo

Instrument

Jawa

Vo

- - Template Nama 00 : 16:33:10

108 Suasana Pasar Klewer Solo Instrument

Jawa

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 16:44:20

109 Gambar Kegiatan Bpk. Eddywan Instrument

Jawa

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 16:50:27

110 Wawancara Bpk. Eddywan Instrument

Jawa

Vo

- Dip To

Black

Template Nama 00 : 17:21:27

111 Suasana Pasar Bringharjo

Yogyakarta

Instrument

Jawa

- Dip To

Black

- 00 : 17:37:26

Page 126: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

117

Vo

112 Wawancara Penjual Batik di Pasar

Bringharjo Yogyakarta

Instrument

Jawa

Vo

- - Template Nama 00 : 18:07:15

113 Gambar Kraton Jogja Instrument

Jawa

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 18:10:04

114 Wawancara Bpk. Dudung Instrument

Vo

- - Template Nama 00 : 18:47:10

115 Gambar Kegiatan Pembatik Instrument

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 18:50:22

116 Wawancara Bpk. Zahir Instrument

Vo

- Dip To

Black

Template Nama 00 : 18:54:24

117 Gambar Kota Pekalongan Instrument

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 19:02:10

118 Pembatik Cap Instrument

Vo

- - - 00 : 19:08:20

119 Detail Canting Instrument

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 19:14:27

120 Wawancara Bpk. Zahir Instrument

Vo

- - - 00 : 19:30:27

121 Gambar Kegiatan Pembatik Instrument

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 19:32:26

122 Wawancara Bpk. Dudung Pangkur

Vo

- Dip To

Black

Template Nama 00 : 19:36:17

123 Gambar Museum Batik Instrument

Vo

- Cross

Dissolve

- 00 : 19:40:04

124 Gambar Fakultas Batik Instrument

Vo

- Cross

Dissolve

- 00 : 19:45: 10

125 Gambar Batik TV Instrument

Vo

- Cross

Dissolve

- 00 : 19:49:06

Page 127: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

118

126 Gambar Kegiatan Pembatik Pangkur

Vo

- Dip To

Black

- 00 : 20:00:22

127 Wawancara Akhir Bpk. Dudung Pangkur

Vo

- Dip To

Black

Template Nama 00 : 20:10:24

128 Credite Title & CopyRight Pangkur

Vo

- Dip To

Black

Text 00 : 20:52:42

129 Behind The Scene Pangkur

Vo

- Dip To

Black

Text & Foto 00 : 22:27:34

137

Page 128: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

119

Spesifikasi Editing

HARDWARE

1. Processor : Intel(R) Core (TM) 3-2350 2,3Ghz

2. Ram : 4 giga DDR3

3. Harddisk : TOSHIBA 1 Terra

4. Motherboard : ASUS A43S

5. VGA :Nvidea gevorce 610M 2GB

ACCESSORIES

Monitor : Acer 14

Audio : Realtek High Definition Audio

Keyboard : Standard PS 2

Mouse : Standar

SOFTWARE

Editing : Adobe Premiere CS6

Page 129: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

120

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam memproduksi sebuah dokumenter televisi tidak hanya ada narasumber

sebagai talent tapi kita juga harus mempersiapkan alat, lokasi shooting , waktu dan

perencanaan yang matang agar produksi berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

Komunikasi antar crew juga amat sangat diperlukan, agar setiap ada masalah bisa

temukan jalan keluar yang terbaik. Begitu pula dengan proses kerja tim “KENAPA

PEKALONGAN?” semuanya saling bekerja sama dalam membuat dokumenter televisi

ini selesai dengan hasil yang sesuai harapan dan konsep yang sudah disepakati bersama

agar mendapatkan hasil yang memuaskan dengan ide-ide cerita yang sudah difikirkan

menceritakan batik Pekalongan.

Tim dan penulis merasa cukup puas dengan hasil yang telah dicapai meski

mengalami kendala pra produksi , produksi , Pasca produksi karena menyatukan tim

dengan karakter yang berbeda adalah bukan hal yang mudah dan gampang. Selain itu

tim dan penulis merasa banyak mengetahui hal yang sebelumnya tidak diketahui oleh

tim dan penulis sehingga berguna untuk tim penulis nantinya.

Page 130: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

121

4.2 Saran

Dalam sebuah produksi, khususnya produksi dokumenter televisi, penulis

mendapatkan banyak pengalaman berharga dari beberapa peristiwa dan proses yang

dikerjakan. Membuat dokumenter terbilang tidak sulit dan tidak pula mudah. Beberapa

proses ini menuntut penulis untuk mempelajari sebuah kesabaran, khususnya

pembuatan dokumenter. Dan dokumenter terbilang berbeda jauh dengan proses

pembuatan film drama. Film drama memiliki konsep dan teknis yang terbilang masih

bisa terprediksi dan terprogram dengan baik. Namun dalam dokumenter ini penulis

membutuhkan sikap sigap dan siap dalam segala hal yang tidak terencana, agar tim dan

penulis fikirkan bisa membuat dokumenter televisi yang mendidik atapun bisa

mencontoh ide-ide yang lebih menarik untuk masyarakat.

Page 131: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

122

Daftar Pustaka

Aziz, Abdul. 2008. Job description Pekerja film. Jakarta: FFTV-IKJ

Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana

Naratama. 2014. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera.

Jakarta: PT. Gramedia

Indah Kusumawati, Nina, et al. 2015. Produksi Program Televisi dan Film Tata

Cahaya Tata Artistik Tata Suara Tata Camera.. Yogyakarta: Graha Cendekia

Gerzon R, Ayawalia. 2008. Dokumenter dari ide sampai Produksi. Jakarta:

FFTV-IKJ Press.

Supriyadi, et al. 2014. Broadcasting Televisi 2 Teori dan praktik. Yogyakarta: Graha

Cendekia

Rahmawati, Indah & dodoy Rusnandi.2011.Berkarir Di Bidang Broadcasting Televisi

& Radio. Jakarta: Laskar Aksara

Chandra Tanzil, & Rhino Ariefiansyah. 2010. PEMULA Dalam Film Dokumenter,

GAMPANG-GAMPANG SUSAH. Jakarta

PROF. DEDDY MULYANA, M.A., Ph.D. 2007. ILMU KOMUNIKASI. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya Offset

JOSEPH V. MASCELLI, A.S.C, 1986. SINEMATOGRAFI. Jakarta :

YAYASAN CITRA

Latief, Rusman dan Yusiatie Utud.2017. Menjadi Produser Televisi Profesional

Mendesain Program Televisi. Jakarta : Prenada media Group.

Page 132: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

123

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata

Nim : 42140872

Nama : Yesha Zulnika

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jelambar Jaya 4 Rt02 Rw 009 No 36. Kec Grogol

Petamburan Kel. Jelambar Baru Jak-Bar 11460

No Telp : 087776512096

B. Pendidikan Formal dan Non Formal

1. SDN 05 Pagi Pakuwon : Tahun Angkatan 2008

2. SMPN 274 Jakarta : Tahun Angkatan 2012

3. SMK Yadika II Tanjung Duren : Tahun Angkatan 2014

C. Riwayat Pengalaman Kerja

1. PT. Priskila Prima Makmur : Tahun 2013

2. Karang Taruna Kelurahan : Tahun 2016

Riwayat Pengalaman Kerja Produksi

1. Produksi Broadcasting Award “Elective Abortion” Tahun 2015 sebagai Telent

2. Produksi Dokumenter Televisi “LGBT” Tahun 2016 sebagai Penulis Naskah

3. Pemasaran Program Tv Dan Radio “Cinta Buta” Tahun 2017 sebagai Penulis

Naskah

4. Produksi Televisi Program Non Drama “KENAPA PEKALONGAN?” Tahun

2017 sebagai Produser

Jakarta, 10 Juli 2017

Yesha Zulnika

Page 133: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

124

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata

Nim : 42140653

Nama : Mohamad Alfath Kamil

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 September 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Perumahan Taman Raya Rajeg Blok.C4 no.40 rt.03

Rw 005

Kec Rajeg Kel Desa Mekar Sari Tangerang

15540

No Telp : 083870266280

B. Pendidikan Formal dan Non Formal

1. SDN Mekar Sari 2 KAB. Tangerang : Tahun Angkatan 2008

2. SMPN 1 Rajeg KAB. Tangerang : Tahun Angkatan 2012

3. SMKN 5 KAB Tangerang : Tahun Angkatan 2014

C. Riwayat Pengalaman Kerja

1. Freelancer cameramen, art, dan runner di First Media Production : Tahun

2016 - sekarang

Riwayat Pengalaman Kerja Produksi

1. Produksi Broadcasting Award “Elective Abortion” Tahun 2015 Sebagai

Sutradara

2. Produksi Film “Elegi Utopia” Tahun 2016 sebagai Audiomen

3. Produksi Dokumenter “Human Right?” tahun 2016 Sebagai Kameramen

4. Produksi Dokumenter “Kenapa Pekalongan?” Tahun 2017 Sebagai

Sutradara dan editor

Jakarta, 10 Juli 2017

M. Alfath Kamil

Page 134: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

125

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata

Nim : 42141115

Nama : Wildon Kristoper Tambunan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Desember 1989

Agama : Kristen

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jln. Cendrawasih 7 Rt06 Rw 006 No

Kec Cengkareng Kel Cengkareng Barat Jak-Bar

11460

No Telp : 089667081267

B. Pendidikan Formal dan Non Formal

1. SDN Priuk 06 Pagi Tangerang : Tahun Angkatan 2009

2. SLTP K Maria Mediatrix Tangerang : Tahun Angkatan 2005

3. SMA N 70 Jakarta : Tahun Angkatan 2003

C. Riwayat Pengalaman Kerja

1. Sales Promotion Boy Panorama tour : Tahun 2010

2. Cook helper Cafe Roemah Roempi : Tahun 2011

3. Operator Komputer Multiplus : Tahun 2012

4. Office Boy PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia : Tahun 2013

Riwayat Pengalaman Kerja Produksi

1. Produksi Broadcasting Awards “Negri OAK” Tahun 2015 sebagai Asisten

Sutradara

2. Produksi Dokumenter Televisi “Seniman Jalanan” Tahun 2016 sebagai Cameramen

3. Produksi Program Non Drama “Berita Investigasi INSIDE” Tahun 2017 sebagai

Cameramen

4. Produksi Televisi Program Non Drama “KENAPA PEKALONGAN?” Tahun 2017

sebagai Penulis Naskah dan Kameramen

Jakarta, 10 Juli 2017

Wildon Kristoper. T

Page 135: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

126

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 136: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

127

Page 137: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

128

Page 138: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

129

Page 139: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

130

Page 140: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

131

Page 141: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

132

Page 142: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

133

Page 143: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

134

Page 144: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

135

Page 145: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

136

Page 146: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

137

Page 147: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

138

Page 148: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

139

Page 149: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

140

Page 150: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

141

Page 151: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

142

Page 152: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

143

Page 153: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

144

Page 154: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

145

Page 155: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

146

Page 156: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

147

Page 157: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

148

Page 158: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

149

Page 159: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

150

Page 160: TUGAS AKHIR · 1.3.2 Eagle Awards Gambar III. Eagle Awards Di program Eagle Awards yang di adakan Metro TV ini kami menonton film dokumenter Suster Apung, film ini juga menggunakan

151