traumatologi

9
Traumatologi Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa). Sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ke- tidak-sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul Benda – benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum). 1 Memar adalah suatu pendarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadangkala memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban dan sebenarnya adalah suatu pendarahan tepi (maternal haemorrhage). 1 Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak). Usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik). 1 Akibat gravitasi, lokasi hematom mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pada dahi

Upload: theresia-sugiarto

Post on 27-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok 30

TRANSCRIPT

Page 1: Traumatologi

Traumatologi

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan

berbagai kekerasan (rudapaksa). Sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu

keadaan ke-tidak-sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.

Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul

Benda – benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda

yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio, hematom),

luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum).1

Memar adalah suatu pendarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya

kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadangkala

memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban dan sebenarnya adalah

suatu pendarahan tepi (maternal haemorrhage). 1

Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya

kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat

longgar, jaringan lemak). Usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah,

penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik).1

Akibat gravitasi, lokasi hematom mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya

kekerasan benda tumpul pada dahi menimbulkan hematom palpebral atau kekerasan benda

tumpul pada paha dengan patah tulang paha menimbulkan hematom pada sisi luar tungkai

bawah.1

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalu perubahan warnanya. Pada saat

timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai 5

hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menkadi kuning dalam 7 sampai 10 hari,

dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai

dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagi factor yang

mempengaruhinya. 1

Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang

penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi. Dengan perjalanan

Page 2: Traumatologi

waktu, baik pada orang hidup maupun mati, luka memar akan memberi gambaran yang makin

jelas. 1

Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan

menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat dibedakan dari

lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hypostasis pascamati)

darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air,

penampang sayatan akan tampak bersih. Sedangkan pada hematom penampang sayatan tetap

berwarna merah kehitaman. Tetapi harus diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi

ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini, 1

Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang

memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh

terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan

kulit,1

Manfaat interoretasi luka lecet ditinjau dari aspek medikolegal seringkali diremehkan,

padahal pemeriksaan luka lecet yang teliti disertai pemeriksaan yang di TKP dapat

mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Misalnya suatu luka lecet yang semula

diperkirakan sebagai akibat jatuh dan terbentur aspal jalanan atau tanah, seharusnya dijumpai

pula aspal atau debu yang menempel di luka tersebut. Bila setelah dilakukan pemeriksaan yang

teliti ternyata tidak dijumpai benda asing tersebut, maka harus timbul pemikiran bahwa luka

tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke aspal/tanah, tapi mungkin akibat tindak kekerasan. Sesuai

mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifiksikan : 1

a. Luka lecet gores

Diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang menggores kulit) yang

menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di depannya dan menyebabkan lapisan

tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi

b. Luka Lecet Serut

Adalah variasi luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit

lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat tumpukkan epitel.

Page 3: Traumatologi

c. Luka Lecet Tekan

Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan yang

lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk permulaan benda

tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi benda penyebab yang

mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi- kisi radiator mobil, jejas gigitan dan

sebagainya. Gambaran luka lecet yang ditemukan pada mayat adalah daerah kulit yang

kaku dengan warna lebih delap dari sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan

yang tertekan serta terjadinya pengeringan yang berlangsung pasca mati.

d. Luka Lecet Geser

Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus

gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi semasa hidup

mungkin sulit dibeadakan dari luka lecet yang terjadi segera setelah pasca mati.

Luka Robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang menyebabkan

kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan

pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan,tepi luka, bentuk

dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka. 1

Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat menyebabkan patah tulang. Bila terdapat lebih

dari satu garis patah tulang yang saling bersinggungan maka garis patah yang terjadi belakangan

akan berhenti pada garis patah yang telah terjadi sebelumnya. 1

Pada cedera kepala, tulang tengkorak yang tidak terlindungi oleh kulit hanya mampu

menahan benturan sampai 40 pound/inch2, tetapi bila terlindung oleh kulit maka dapat menahan

sampai 425.900 pound/inch2. Selain pada kulit kepala dan patah tulang tengkorak, cedera kepala

dapat pula mengakibatkan pendarahan dalam rongga tengkorak berupa pendarahan epidural,

subdural, subaraknoid, kerusakan selaput otak dan jaringan otak. 1

Pendarahan epidural sering terjadi pada usia dewasa sampai usia pertengahan, dan sering

diujumpai pada kekerasan benda tumpul di daerah pelipis (kurang dari 50%) dan belakang

kepala (10-15%), akibat garis patah yang melewati sulcus arteria meningea, tetapi pendarahan

epidural tidak selalu disertai patah tulang. 1

Page 4: Traumatologi

Pendarahan subdural terjadi karena robeknya sinus, vena jemabatam (bridging vein),

arteri basiliaris, atau berasal dari pendarahan subaraknoid. 1

Pendarahan subaraknoid biasanya berasal dari focus kontusio/laserasi hjaringan otak.

Perlu diinget bahwa pendarahan ini juga bisa terjadi spontan pada sengatan matahari *heat

stroke), leukemia, tumor, keracunan CO dan penyakit infeksi tertentu. 1

Lesi otak tidak selalu terjadi hanya pada daerah benturan (coup) tetapi dapat terjadi di

seberang titik (contre coup) atau diantara keduanya (intermediate coup). Lesi contre coup terjadi

karena adanya liwuor yang mengakibatkan pergerakan otak saat terjadinya benturan, sehingga

pada sisi kontralateral terjadi gaya positif akibat akselerasi, dorongan liquor dan tekanan oleh

tulang yang mengalami deformitas. Penelitian lain menyatakan contre coup terjadi karenan

adanya deformitas tulang tengkorak yang dapat menimbulkan pada sisi kontralateral. Cedera

kontralateral terjadi bila tekanan negative yang terjadi minimal 1 ATA (atmosfir absolut).

Kontusio biasanya terjadi bila ada kekerasan paling tidak sebesar 250 dikalikan gaya gravitasi

sedangkan komosio kira – kira 60-100 dikalikan gravitasi. 1

Luka Akibat Trauma Listrik

Factor yang berperan pada cedera listrik ialah tegangan (volt), kuat arus (Ampere), tahan

kulit (ohm) luas dan lama kontak. Tegangan rendah (<65 volt) biasanya tidak berbahaya bagi

manusia, tetapi tegangan sedang (65-1000 V) dapat mematikan. Banyaknya arus listrik yang

mengalir menuju tubuh manusia menentukan juga fatalitas seseorang. Makin besar arus, makin

berbahaya bagi kelangsungan hidup. 1

Selain factor-faktor kuat arus, tahanan dan lama kontak, hal lain yang paling diperhatikan

adalah luas permukaan kontak seluas 50 cm persegi (kurang lebih selebar telapak tangan) dapat

mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik, karena pada kuat arus letal (100mA), kepadatan arus

pada daerah selebar telapak tangan tersebut hanya 2 mA/cm persegi, yang tidak cukup besar

untuk menimbulkan jejas listrik. 1

Kuat arus yang masih memungkinkan bagi tangan yang memegangnya untuk melepaskan

diri disebut let go current yang bedarnya berbeda – beda untuk setiap individu. 1

Page 5: Traumatologi

Gambaran makroskopik jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk

kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, di sekitarnya terdapat daerah yang pucat

dikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai dengan benda penyebabnya.

Metalisasi dapat juga ditemukan pada jejas listrik. 1

Sesuai dengan mekanisme kterjadinya, gambaran serupa jejas listrik secara makroskopik

juga bisa timbul akibat persentuhan kulit dengan benda/logam panas (membara). Walaupun

demikian keduanya dapat diberdakan dengan pemeriksaan mikroskopis. Jejas listrik bukanlah

tanda intravital karena dapat juga ditimbulkan pada kulit mayat/pasca mati (namun tanpa daerah

hiperemi). Kematian dapat terjadi karena fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan dan

kelumpuhan pusat pernapasan. 1

Intravitalitas atau Reaksi Vital terhadap Luka

Pada tubuh manusia yang masih hidup, adanya trauma akan menyebabkan timbulnya

reaksi tubuh terhadap trauma tersebut. Dengan menemukan reaksi tubuh terhadap trauma, maka

dapat dipastikan bahwa saat terjadi trauma, yang bersangkutan masih hidup, atau dengan

perkataan lain, luka terjadi intravital. 1

Reaksi vital yang umum adalah pendarahan berupa ekimosis, petechiae dan terjadinya

emboli. Pada penilaian terhadap pendarahan, harus dilakukan dengan teliti terutama bila luka

terletak di daerah hypostasis. Luka – luka pada korban harus diperhatikan dengan seksama

termasuk saluran luka/ kerusakan jaringan bawah kulit. 1

Emboli lemak dapat terjadi pada kasus patah tulang dan trauma tumpul jaringan lemak

sedangkan emboli udara terjadi bila ada vena superfisialis yang terbuka dan emboli jaringan

dapat terjadi bila alat dalam, misalnya hati mengalami kerusakan. 1

Kada laktat darah dapat digunakan sebagai cerminan reaksi adrenergic, adalah parameter

terjadinya suatu situasi stress premortal, misalnya pada kecelakaan pesawat terbang. 1

Reaksi radang, sepsis dan terjadinya ulcus duodeni/ventrikulus dapat pula sebagai

indicator intravitalitas. Luka bakar intravital dapat ditentukan dengan melihat adanya eritema di

sekeliling vesikel/bullae dan pemeriksaan mikroskopik menunjukkan pelebaran kapiler, sebukan

lekosit PMN, perdarahan dan edema. 1

Page 6: Traumatologi

Adanya jelaga pada saluran nafas dan lambung serta Co-Hb darah (10%, serta cyanide

(kadang – kadang) menunjukkan bahwa orang tersebut masih hidup sewaktu terbakar. 1

Reaksi intravital terhadap trauma dapat pula tampak sebagai peningkatan kadar histamine

bebas serta serotonin pada jaringan yang mengalami trauma. Demikian pula, perubahan

enzymatic LDH pada jaringan yang mengalmi perlukaan, reaksi penyembuhan dan terjadinya

granulasi serta terjadinya sebuka sel radang baik yang akut maupun yang kronik, semuanya

menunjukkan bahwa luka yang terjadi adalah luka semasa korban masih hidup. 1

DAPUS

1. Tim Penulis Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: FKUI; 1997.h. 25-36.

2.