transaksi yang dilarang dlm syariah islam
TRANSCRIPT
The Prohibited Elements in Islam
TRANSAKSI TRANSAKSI YANG YANG DILARANG DILARANG DALAM SYARIAH DALAM SYARIAH
ISLAMISLAM
PRINSIP UMUM
• KEBENARAN
• AMANAH
• KEIKHLASAN
• KEADILAN
• PERSAUDARAAN
• PENGETAHUAN
KEBENARAN
“Hai orang-orang beriman! Patuhlah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar!”
Surah At-Taubah :119– Percakapan– Penulisan– Perjanjian– Penghantaran– Kenyataan– Pertemuan– Dan lain-lain yang melibatkan semua aktiviti perniagaan
AMANAH DAN IKHLAS
Amanah Allah – tanggungjawab terhadap diri, sesama manusia, organisasi, masyarakat dan kerajaan.
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu berkhianat kepada Allah dan Rasul, dan jangan berkhianat kepada amanat-amanat
yang dipercayakan kepada kamu sedang kamu mengetahui.”Surah Al Anfal : 27
Ikhlas dan bersungguh – dalam menjalankan pekerjaaan dan perniagaan.
Islam sangat menghargai orang yang secara sungguh-sungguh bekerja mencari nafkah sebagai bernilai ibadah. Dan mengecam orang-orang yang bermalas-malasan serta menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
KEADILAN DAN PERSAUDARAAN
Keadilan – adil dalam setiap urusan, tanpa diskriminasi.
“Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan, berbuat kebaikan dan memberi kepada kerabat-kerabat, dan Tuhan melarang perbuatan keji, pelanggaran dan kedurhakaan. Dia mengajari kamu supaya
kamu mengerti.”Surah Al-Nahl: 90
Persaudaraan – semua manusia bersaudara. Ahli perniagaan dgn pekerja, pelanggan dan orang awam. Akan ujudkan suasana harmoni.
“Dan berpegang eratlah kamu sekalian dengan tali Allah, dan janganlah berpecah-belah…...”
Surah Al-Imran : 103
PENGETAHUAN / KNOWLEDGE
Pengetahuan – Knowledge Worker. “With knowledge with serve”.
“Bacalah dengan nama Tuhan engkau, yang menciptakan. Dia telah menciptakn manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhan
engkau itu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”
(Surah Al-Alaq :1 -5)
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILARANGDILARANG
Salah satu syarat terpenting dalam transaksi perniagaan adalah bahwa ianya adalah dari sumber yang HALAL.
Dua kaedah hukum asal dalam Syari’ah : Ibadah
kaedah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal dilarang, kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits
Muamalat kaedah hukum yang berlaku adalah bahwa semuanya
diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya
Hukum Asal
Ibadat Muamalat
Semua tidak boleh kecuali yang ada
ketentuannya
Semua boleh kecualiAda larangannya
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILARANGDILARANG
Penyebab terlarangnya sebuah transaksi adalah disebabkan faktor-faktor berikut ini :
1. Haram zatnya (substance) / haram LI-DZATIHI
2. Haram selain zatnya / haram LI-GHAIRIH
3. Tidak sah/lengkap akadnya
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG IDENTIFIKASI TRANSAKSI YANG DILARANGDILARANG
PROHIBITED TRANSACTIONS
1. Haram Zatnya
Haram Activities -casinos, gambling, breweries, and interest-based financial services.
Transaksi dilarang kerana objek (barang/jasa) yang ditransaksikan juga terlarang. Misalnya : minuman keras (arak), daging babi, bangkai, dll.
Jadi transaksi jual beli tersebut adalah haram, walaupun akad jual-belinya sah
2. Haram Selain Zatnya
a) Gharar / Taghrir - tidak jelas dan tidak pasti• Adalah situasi dimana terjadi incomplete information
kerana adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi
• Gharar ini terjadi bila kita merubah sesuatu yang seharusnya bersifat pasti (certain) menjadi tidak pasti (uncertain).
• Uncertainty to both parties• Gharar juga dapat terjadi dalam 4 hal, yaitu :
Kuantiti – contohnya “Ceti” atau “Along” Kualiti - contohnya membeli anak sapi yang masih dalam kandungan
induknya Harga - contohnya pembiayaan murabahah rumah (adanya 2 harga dlm satu
akad) 1 tahun margin 20% 2 tahun margin 20% Yang kemudian disepakati nasabah (customer) tanpa menentukan
pilihannya 1 atau 2 tahun. Waktu penyerahan – contohnya menjual barang yang hilang yang belum jelas
bila akan diketemukan dan bila akan dapat diserahkan.
b) Tadlis - Assymetric information atau unknown to one party yang dalam bahasa fiqih disebut TADLIS adalah transaksi dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain
TADLIS (penipuan), contohnya:1. Kuantiti - contohnya pedagang mengurangi timbangan
2. Kualiti - contohnya pedagang menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya.
3. Harga (ghaban) – contohnya pedagang menaikkan harga barang di atas harga pasar kerana ketidaktahuan pembeli akan harga pasar.
4. Waktu penyerahan - contohnya pedagang yang berjanji akan mengirimkan barangnya dalam dua hari padahal
dia tahu bahwa hal tersebut tidak mungkin dapat dipenuhinya.
2. Haram Selain Zatnya
2. Haram Selain Zatnya
c) MAISIR (gambling)A game of chance or a game of skill in which one party (some parties) has to be responsible for expenses of another party (some other parties) as a financial consequences of the result of the game
d) Melanggar Prinsip “An Taraddin Minkum” - Tiada Paksaan
An Taraddin Minkum maksudnya adalah transaksi dalam Islam harus berdasarkan prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-sama redha). Pihak-pihak harus mempunyai informasi yang seimbang (complete information)
2. Haram Selain Zatnya
e)Melanggar Prinsip “La Tazhlimuna Wa La Tuzhlamun”(Jangan menzalimi dan dizalimi)Praktik-praktik yang melanggar prinsip ini di antaranya :
Ikhtikar - terjadi bila produser (supplier) mengambil keuntungan di atas normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang dijualnya naik. Ikhtikar terjadi bila syarat di bawah ini terpenuhi :
Menjadikan adanya kekurangan (shortage) barang baik dengan menimbun stock atau mengenakan entry-bariers
Menjual dengan harga yang lebih tinggi pada saat terjadi kekurangan (shortage) barang
Mengambil keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keuntungan sebelum komponen 1 & 2 dilakukan
Ba’i Najasy – (mereka-reka demand yang palsu)
terjadi bila produser (supplier) menciptakan permintaan palsu seolah-olah ada banyak permintaan sehingga harga jual produk tersebut akan naik. Contohnya: dalam bursa saham.
f) Riba in Islam– The Arabic word 'riba' means to increase (al-
ziyada), to grow (al-numuw), to multiply, to expand, to rise and to become lofty (al-irtifa and al-uluw)
– Technically it denotes, in a loan transaction, any increase or premium or advantage obtained by the lender as a condition of the loan.
2. Cont…..Haram Selain Zatnya
Ertinya “tambahan atau tumbuh”
“Dan apa-apa wang yang kamu berikan dengan riba (tambahan, bunga), agar bertambah banyak harta manusia, maka tidaklah wang itu bertambah banyak disisi Allah SWT. Dan apa-apa (zakat) yang kamu berikan (kepada orang), kerana menghendaki keredaan Allah, maka itulah yang berlipatganda.”
Surah Ar-Rum : 39
RIBA
Prohibition of riba in Al Quran
This shows interest deprives wealth of God’s blessings.
“That which you give as interest to increase the people’s wealth increases not with God, but that you give in charity, seeking the goodwill of God, multiplies manifold”. (Surah Ar Rum:39).
This verse indicates the seriousness a felony of taking interest in the eye of The Almighty.
“And for their taking interest even though it was forbidden for them, and their wrongful appropriation of other people’s property. We have prepared for those among them who reject faith, a grievous punishment”. (Surah An Nisa:161).
Prohibition of riba in Al Quran
Muslims to stay clear from interest for the sake of their own welfare.
“O believers, take not doubled and redoubled interest, and fear God so that you may prosper. Fear the fire which has been prepared for those who reject faith, and obey God and the Prophet so that you may receive mercy”.
(Surah Al-Imran:130-2)
Prohibition of riba in Al Quran
Surah Al-Baqarah (275-281) establishes a clear distinction between interest and trade –
"Those who benefit from interest shall be raised like those who have been driven to madness by the touch of the Devil; ...this is because they say: "Trade is like interest" while God has permitted trade and forbidden interest. Hence those who have received the admonition from their Lord and desist, may have what has already passed, their case being entrusted to God; but those who revert shall be the inhabitants of the fire and abide therein for ever."(275)
Prohibition of riba in Hadith
Abu Hurayrah (ra) narrated that the Prophet (saw) said:
“God would not allow four persons to enter paradise or to taste its blessings: he who drinks wine, he who takes riba, he who usurps an orphan’s property without right and he who is undutiful to his parents.”
The Prophet said: "There is no riba except in loaning." (Nasa’ee)
Prohibition of riba in Hadith
“Gold for gold, silver for silver, wheat for wheat , barley for barley, dates for dates and salt for salt – like for like, equal for equal and hand to hand; if the commodities differ, then you may sell as you wish , provided that the exchange is hand to hand.”
It is reported from Usamah bin Zayd that the Messenger of Allah said:
"There is no riba in what is hand to hand (on the spot)".
DUA Jenis Riba:1.Riba Jual Beli (Buy and Sell)
a. Riba Al-Fadl (Riba Al-Buyu’)b. Riba Al-Nasiah (Riba Duyun)
2.Riba Hutang-Piutang (Debt)a. Riba Al-Jahiliyyah b. RibaAl-Qard
JENIS-JENIS RIBA
1. Riba Jual-Beli (Riba Al-Buyu) • Jual beli yang tidak sama timbangan
atau sukatan atau semasa penyerahan barang-barang tertentu atau matawang pada ketika berjual beli atau secara tukar menukar, bahan atau barangan tersebut yang sama sejenis
Riwayat Muslim, Al-Tirmidhi, Al-Nasa’i:
“Emas dengan emas, perak dengan perak, barli dengan barli, tamar dengan tamar, garam dengan garam, serupa dengan serupa, unjuk-berunjuk (secara kontan/tunai): sesiapa juga yang membayar lebih atau meminta (mengambil) lebih maka dia telah terlibat dengan riba. Orang yang mengambil dan yang membayar adalah sama.”
JENIS-JENIS RIBA
JENIS-JENIS RIBA
a) Riba Al-Fadl – This is riba which occurs as a result of trade or sale transactions. Taking a superior thing of the same kind of goods by giving more of the same kind of goods of inferior quality, e.g., dates of better quality for dates of inferior quality in greater amount.
Riba Al-Fadl yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria kualitinya (mistlan bi mistlin), sama kuantitinya (sawa-an bi sawa-in), dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).
JENIS-JENIS RIBA
b) Riba An-Nasi’ah – This riba occurs when time is allowed for the borrower to repay the loan after its due date. In return, the borrower must pay the additional or premium for the extension in duration. i.e. Interest on lent money or capital.
• Riba yang timbul akibat transaksi yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama risko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman).
• Riba Nasi’ah muncul karena adanya perbezaan, perubahan atau tambahan antara barang yang diserahkan hari ini dengan barang yang diserahkan kemudian. Jadi al ghunmu (untung) muncul tanpa adanya al ghurmi (risiko), al kharaj (hasil usaha) muncul tanpa adanya dhaman (biaya); yang mana al ghunmu dan kharaj muncul hanya dengan berjalannya waktu.
Contoh riba nasi’ah yaitu pembayaran bunga kredit, bunga deposit, tabungan, giro, dll.
2. Riba Hutang Piutang (Debt)i) Riba Al-Jahilliyah
adalah hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman, karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dilarang karena terjadi pelanggaran kaidah.
“ Kullu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa Riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba).
Contoh : - dalam pengenaan bunga (interest) pada transaksi kad kredit yang tidak dibayar penuh pada masa yang ditetapkan.
ii) Riba Al-Qard Hutang atau pinjaman yang disyaratkan atau
dijanjikan sesuatu faedah / manfaat untuk kepentingan pihak sipiutang (creditor).
JENIS-JENIS RIBA
The rationale of prohibition of riba
1. Riba as Unearned Income Islam only permits trade but forbids riba
or usury. Profits are the result of initiative, enterprise and efficiency. Interest is fixed, but profit fluctuates.
In the case of interest, a person knows his or her return and can be sure of it. This interest or riba here is an unearned income. In the case of profit, a person has work hard to earn the profits.
The rationale of prohibition of riba
2.Riba as Exploitation (abuse, misuse) of the Needy
The condemnation of riba or usury is in the form of charging for loans to the poor. A parallel modern argument relates to the devastating(distressing) social impact of the so-called “Third World debt crisis”.
3.Riba as a Mechanism of Inequitable Redistribution of Wealth
The observation that riba or usury acts as a mechanism by which 'the rich get richer and the poor get poorer' is common to several traditions. Islam rejects financial interest on the basis that it contradicts the Principle of Distributive Equity
The rationale of prohibition of riba
4. Riba as an Agent of Economic Instability
An endemic factor in the instability of interest-based economies, i.e. the cycles of boom and bust, recession and recovery. Ahmad (1958) claims “the greatest problem in the capitalist economy is that of the crises and interest plays a peculiar part in bringing about the crises”.
The rationale of prohibition of riba
5. Riba as Discounting the Future
The practice of discounting future values are using compound interest - results in an appreciation in invested monetary capital.
It is presumed rational for people to prefer having a specified amount of currency now than the same amount some time in the future. This simple and rarely questioned logic has several disastrous implications. For instance, Pearce and Turner (1990) note that discounting affects the rate at which we use up natural resources - the higher the discount rate, the faster the resources are likely to be depleted / wash-out.
Kesan-kesan RIBA
The evils of Riba. (Abdullaah Saalih Al Qusayyir)
1. Disobedience to Allah and prophets.
2. Deprived of blessings of life and earnings (tak berkat).
3. Hard-heatedness and been turned away from goodness.
4. Deprivation from goodness.
5. Oppression/Cruelty of the people.
6. Turns away from legitimate business (lawful buss).
7. Cause of colonialism.
8. Dungeon (prison) through which society suffocates (choke) itself.
9. Cause ruin and bankruptcy.
10. Cause of great evil and sins.
Riba free economy
Islam wishes to establish justice between the financier and the entrepreneur.The prohibition of riba is important :
to ensure justice in Islamic economy
to remove all forms of exploitation through unfair exchanges and
to close all back doors to riba because in Islamic Shariah anything that serves as a means to the unlawful is also unlawful.
3. Tidak Sah/Lengkap Akadnya
Transaksi dapat dikatakan tidak sah dan/atau tidak lengkap akadnya bila terjadi salah satu (atau lebih) faktor-faktor berikut ini:
a) Rukun dan Syarat tidak terpenuhi.b) Terjadi Ta’alluq.c) Terjadi “two in One” (2in1)
RUKUN adalah sesuatu yang wajib ada dalam suatu transaksi, yang terdiri dari 3 hal, yaitu :
i. Pelaku - penjual-pembeli, penyewa-pemberi sewa, penerima upah-pemberi upah.
ii. Objek - barang dan jasaiii. Ijab-Kabul - dalam terminologi fiqih
maksudnya adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertransaksi. Berkaitan dengan kesepakatan, akad akan batal apabila terdapat :o Kesalahan/kekeliruan objeko Paksaan (ikrah)o Penipuan (tadlis)
A. RUKUN DAN SYARAT
SYARAT adalah sesuatu yang adanya ia akan melengkapi rukun. Contohnya adalah bahwa pelaku transaksi haruslah orang yang cakap tentang hukum (mukallaf).
Bila rukun telah dipenuhi, tetapi syarat tidak dipenuhi, rukun menjadi tidak lengkap sehingga transaksi tersebut menjadi fasid (rusak)
Syarat bukanlah rukun, jadi tidak boleh dicampuradukkan. Bila syarat dipenuhi, tidak boleh terjadi berikut: Menghalalkan yang haram Mengharamkan yang halal Menggugurkan rukun Bertentangan dengan rukun Mencegah berlakunya rukun
A. RUKUN DAN SYARAT
TA’ALLUQ terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, dimana berlakunya akad 1 tergantung pada akad 2
Transaksi di atas haram, karena ada persyaratan. Penerapan syarat ini mencegah terpenuhinya rukun.
Dalam terminologi fiqih, ia disebut dengan bai’ al-’inah
B. TA’ALLUQ
Contoh dari two in one adalah transaksi lease and purchase (sewa-beli). Dalam transaksi ini terjadi gharar dalam akad, kerana ada ketidakjelasan akad mana yang berlaku: akad beli atau akad sewa, oleh itu maka transaksi sewa-beli ini diharamkan.
C. Dua dlm satu (2 in 1)
CONCLUSION
Aware of this reminder: (Al Baqarah: 281)
“ And be afraid of the Day when you shall be brought back to Allah. Then, every person shall be paid what he earned, and they shall not be dealt with unjustly”
Please Read!!!!
• Perbezaan: – Konsep keuntungan dengan Riba.
– Keuntungan dengan Faedah Riba.
• Ayat-ayat Al-Quran Berhubung Riba- (ayat diturunkan melalui 4 peringkat):1.Surah Ar-Rum : 30
2.Surah An-Nisaa’: 161
3.Surah Al-Imran: 130
4.Surah Al-Baqarah: 275-281
• Riba Dalam Al-Sunnah (3 kategori)
Please Read!!!!
• Sejarah Riba– Zaman Pemerintahan Mesir Kuno (Fir’aun di
Mesir)– Zaman Yunani Kuno (Greek)– Kalangan Orang Rumawi– Pandangan Agama Yahudi– Pandangan Agama Kristian– Zaman Jahiliyyah
PLEASE READ!!!
• Pandangan Fuqaha (jurist) tentang Riba
• Pelbagai Teori untuk Mengesahkan Amalan Riba– Teori Pemiutang Menghadapi Risiko.– Teori Peminjam Membuat keuntungan.– Teori Produktiviti Modal.– Teori Kerendahan nilai barang masa akan
datang berbanding dengan masa sekarang.