toksikologi

15
Bab I Pendahuluan 1.1 Tujuan Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan preparasi sampel darah dan urine. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang tidak diinginkan (selain analit) dari sampel darah dan urine. 2. Mahasiswa mampu memperoleh plasma, serum, eritrosit dan whole blood dari sampel darah. 3. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan menangani sampel urine. 1.2 Latar Belakang Setiap proses analisis terhadap suatu sampel memiliki tahapan-tahapan yang harus diikuti sesuai prosedur guna untuk menghasilkan hasil yang sesuai. Tahapan-tahapan analisis itu terdiri dari : 1. Penyiapan sampel “sampel preparation2. Analisis meliputi uji penapisan “screening test” atau dikenal juga dengan ”general uknown test” dan uji

Upload: dwitinny

Post on 18-Nov-2015

107 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Toksikologi

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan

1.1 TujuanTujuan UmumMahasiswa mampu melakukan preparasi sampel darah dan urine.Tujuan Khusus1. Mahasiswa memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang tidak diinginkan (selain analit) dari sampel darah dan urine.2. Mahasiswa mampu memperoleh plasma, serum, eritrosit dan whole blood dari sampel darah.3. Mahasiswa mampu melakukan pengamatan dan menangani sampel urine.

1.2 Latar BelakangSetiap proses analisis terhadap suatu sampel memiliki tahapan-tahapan yang harus diikuti sesuai prosedur guna untuk menghasilkan hasil yang sesuai. Tahapan-tahapan analisis itu terdiri dari :1. Penyiapan sampel sampel preparation2. Analisis meliputi uji penapisan screening test atau dikenal juga dengan general uknown test dan uji konfirmasi yang meliputi uji identifikasi dan kuantifikasi 3. Langkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan hasil laporan analisis. Setiap proses tahapan tersebut memiliki peran yang sama penting di dalam hasil akhir analisis. Hasil akhir dari analisis suatu sampel dipengaruhi oleh tiga tahapan tersebut, dimana jika didalam pelaksanaannya terdapat kendala, dan kesalahan prosedur maka hasil akhir yang didapat tidak akan sesuai dan validitasnya diragukan. Maka dari itu penting adanya kita melakukan tahapan-tahapan analisis sampel tersebut dengan baik, benar, dan sesuai dengan prosedur.Tahapan pertama yang penting dalam analisis sampel adalah tahapan preparasi sampel. Preparasi sampel sendiri merupakan bagian dari proses analisis yang sangat penting. Karena teknik preparasi sampel adalah proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sampel sehingga siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai. Secara umum proses analisis minimal mempunyai 5 langkah, yaitu sampling (pengambilan sampel), preservasi sampel (penyimpanan sampel), preparasi sampel (penyiapan sampel), analisis (pengukuran), interpretasi data (analisis data), dan pembuatan laporan analisis.Teknik preparasi sampel dilakukan dengan tujuan khusus untuk memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga diperoleh analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain yang dapat dianalisis dengan instrumentasi yang tersedia.Bagi seorang analis kesehatan, darah dan urin merupakan bahan/sampel analisis yang sering ditemui di laboratorium. Darah dan urin merupakan sampel uji untuk menunjang berbagai jenis pemeriksaan untuk menegakan diagnosis. Maka dari itu penting adanya sebagai analis kesehatan untuk mengetahui teknik preparasi sampel darah dan urin sebelum melakukan suatu pemeriksaan.

Bab IIDasar Teori2.1 Preparasi SampelPreparasi sampel adalah proses penyiapan sampel sebelum dilakukan analisi yang bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat yang tidak diinginkan (selain analit) sehingga didapat hasil yang valid (Flanagan, et al., 2007). Preparasi sampel merupakan hal paling penting dalam suatu analisis klinik karena membutuhkan waktu paling lama diantara langkah yang lain. Lebih jauh lagi tidak jarang banyak kesalahan terjadi dalam proses preparasi sampel. Preparasi sampel yang salah dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi data klinik yang diperoleh. Maka dari itu setiap langkah dalam preparasi urin harus benar-benar diperhatikan. Sampel yang digunakan dalam analisis klinik dapat berasal dari darah maupun urin. Untuk darah dapat dipilih whole blood, serum, ataupun plasma, tergantung dari data yang diinginkan (Rai et al.,2005).2.2 DarahDarah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel darah dan plasma darah (cairan darah) (Tjitrosoepomo,dkk, 1980).a. Sel-sel darah (eritrosit)Sel darah merah (eritrosit) juga dapat digunakan sebagai bahan analisis. Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Dalam analisis toksikologi, sel darah merah digunakan sebagai specimen dalam kasus keracunan carbon monoxide, cyanide dan bahan volatile organic, logam berat, beberapa obat seperti chlortalidone, dan acetazolamide, karena zat tersebut banyak berikatan dengan sel darah merah (Karch, 1997).

b. Plasma DarahPlasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan ini didapat dengan membuat darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi. Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan di dalam plasma terkandung pula beberapa komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino. Sampel plasma sering digunakan sebagai ganti serum bila proses penjendalan dirasa lama, namun penggunaan sampel plasma memiliki kelemahan yaitu bila terjadi interaksi antara antikoagulan dengan analit yang akan diperiksa atau reagen pada proses analisis (Richterich dan Colombo,1981)

c. SerumSerum adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi, serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous (Anonim, 2009). Serum sering digunakan dalam analisis kimia, sedangkan plasma biasa digunakan untuk analisis amonia, studi koagulasi, dan analisis beberapa trace elements (Richterich dan Colombo,1981).

2.3 UrineUrine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril (Syaifuddin, 1992).Didalam toksikologi, urine sangat berguna dalam skrining racun karena obat, racun dan metabolit terdapat dengan konsentrasi yang lebih besar pada urin dibandingkan dalam darah.

Bab IIIProsedur Kerja3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat Spuit Neraca analitik Sendok tanduk Kertas perkamen pH meter Ball filler Lemari es/freezer Pipet volume Pipet tetes Eppendorf Tabung vial + penutup Tabung sentrifugasi + penutup Rak tabung reaksi + tabung reaksi Sentrifugasi Tabung vortex Vortex

3.1.2 3.1.3 Bahan Sampel darah Urin Buffer saline EDTA Asam Sitrat Metanol

3.2 Skema Kerja3.2.1 Perlakuan pada Sampel Daraha. Cara memperoleh plasma dari darah (prosedur ini dilakukan jika matriks yang tersedia berupa darah segar)

Diambil darah dengan pipet volume sebanyyak 3-5 ml, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.Dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Sehingga diperoleh dua fase yaitu fase cair dan fase padatan. Fase cair ini disebut plasma.Fase cair diambil dengan pipet volume lalu dipindahkan kedalam eppendorf. Plasma selanjutnya disimpan pada suhu 20 80 C.

b. Cara memperoleh Serum dari Darah

Diambil darah sebanyak 3-5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.Dibiarkan selama 15 menit pada suhu kamar tanpa penambahan antikoagulanBagian bening yang memisah disebut serum, yang kemudian dipindahkan ke dalam tabung eppenddorf

c. Cara memperoleh sel darah merah (eritrosit) dari Darah

Darah sebanyak 3-5 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan antikoagulan sebanyak 2 mg per ml darah.Dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menitDiperoleh tiga lapisan yaitu plasma (bagian atas), lapisan platelet (bagian tengah), dan eritrosit (bagian bawah).Lapisan plasma, platelet dan sekitar 10% dari bagian eritrosit dibuang.Eritrosit yang masih tersisa selanjutnya dicuci hati-hati Dengan cairan isotonic (buffer saline), gunanya untuk menghilangkan plasma yang mungkin masih tersisa dan melekat pada eritrosit.Sel darah harus digunakan langsung atau disimpan dalam suhu (20 80 C) untuk mencegah terjadinya hemolisis.

d. Cara memperoleh Whole Blood

Tabung ditambahkan dengan EDTA sebanyak 2 mg per mL darah. Selanjutnya darah segar sebanyak 3-5 mL dimasukkan kedalam tabung tadiTabung ditutup rapat dan disimpan pada suhu -200C

e. Pengendapan protein dari plasma darah

Plasma dimasukkan kedalam tabungKemudian ditambahkan dengan methanol sebanyak 2 kali volume plasma yang digunakanDilanjutkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit.Setelah selesai disentrifugasi, maka akan terlihat lapisan protein padatan (bagian bawah) dan lapisan cair (fraksi bebas protein) di bagian atas.Lapisan cairan diambil dan ditempatkan ke dalam tabung reaksi yang berlainan dan diberi tanda.

3.2.2 Hal-hal yang perlu diamati saat penerimaan sampel urina. Kode sampel:b. Jenis sampel:c. Tanggal dan waktu pengambilan:d. Tanggal dan waktu penerimaan:e. Identitas petugas:f. Kondisi sampel saat diterima:1. Warna:(dilihat warna urin yang diterima)2. pH:(diukur dengan mencelupkan pH meter strip, bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan gambar yang tertera pada box)3. Volume:(diukur dengan pipet volume)

3.2.3 Penanganan Sampel Urin

Dimasukkan 5-10 mL urin ke dalam tabung dan ditambahkan asam sitrat sebanyak 2% b/vDilakukan sentrifugasi untuk menghilangkan endapan-endapan protein yang mungkin terdapat dalam urinBagian cair diambil dan dipindahkan ke tabung lain untuk disimpan pada suhu 20-80C (urin dapat tahan selama sebulan) atau disimpan pada suhu -200 C (urin dapat bertahan hingga bertahun-tahun karena dibekukan).

Daftar Pustaka

Robert J. Flanagan, et al.. 2007. Fundamentals of Analytical Toxicology. England: John Wiley & Sons Ltd Rai et al., 2005. Plasma Preparation From Whole Blood. Proteomics. 5:3262-3277. Gembong Tjitrosoepomo, dkk. 1980. Biologi II. Jakarta: Dedik BUD. Syaifuddin, 1992, Anatomi dan Fisiologi untuk Siswa Perawat, Jakarta: Penerbi Buku Kedokteran EGC. Richterich, R and Colombo, J. P. 1981. Clinical Chemistry. USA: John Wiley & Sons Karch, S. B. 1998. Drug Abuse Handbook. United States of America:CRC Press LLC.