tinjauan pustaka..docx

Upload: dhiney

Post on 17-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tinjauan Pustaka..docx

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Etiologi

Sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh treponema pallidum,spiroketa yang panjang, ramping, bergulung dan motil dengan ujung runcing dan termasuk kedalam family spirochaetaceae. Golongan yang termasuk pathogen yang termasuk dalam genus ini termasuk T pallidum ( penyakit kelamin seksual ), Treponema pertenue, treponema paliidum subspecies endemicum (sifilis endemic), Treponema carateum (pinta). Karena pengecatan pada mikroorganisme ini tidak terlalu baik, pemeriksaan specimen dibutuhkan dark-field microscopy atau teknik pengecatan imunofluoresen langsung. T pallidum tidak dapat dikultur secara in vitro diperbanyak melalui inokulasi intratestikular pada kelinci. (infeksius disease)

Figure 8-37 Treponema pallidum (dark-field microscopy) showing several spirochetes in scrapings from the base of a chancre. (Courtesy of Dr. Paul Southern, Department of Pathology,University of Texas Southwestern Medical School, Dallas, TX.)(rubin, Cotrans)

T. pallidum tidak dapat dikultur pada media bakteriologik atau pada kultur sel. Treponema pallidum non-patogenik, merupakan bagian flora normal pada membran mukosa manusia yang dapat dikultur.T.pallidum tumbuh sangat lambat. Oleh sebab itu, antibiotic harus diberikan pada suatu level efektif selama beberapa minggu sampai bisa membunuh organisme dan menyembuhkan penyakit. Contohnya, benzatin penicillin merupakan bentuk penicillin yang digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder karena penisin dikeluarkan sangat lambat dari tempat pengolahan efek bakterisidal terlihat beberapa minggu setelah pemberian antibiotic.Antigen dari T.pallidum menginduksi pembentukan antibody spesifik, dimana dapat dideteksi melalui tes imunofluresen atau tes hemaglutinasi di laboratorium klinis. T. Pallidum juga mnginduksi antibody non-spesifik (regain), dimana dapat di deteksi melalui ekstrak flocculation of lipid i(cardiopilin) dari jaringan mamalia yang normal, misalnya hati sapi.Antibody antitreponema spesifik dan reagen non-spesifik dapat digunakan pada diagnosis serologi sifilis. (Lange, microbiologi)

Patogenesis

TransmissionT. pallidum ditransmisikan dari lesi berisi-spirokaeta di kulit atau membrane mukosa (misalnya di genitalia, mulut, dan rectum) dari orang yang terinfeksi ke orang lain dengan hubungan intim. T pallidum juga dapat ditransmisikan dari ibu hamil kepada bayinya. Yang lebih jarang, dapat ditransmisikan melalui tranfusi darah pada fase awal sifilis. Pathogenesis & Clinical FindingsT. pallidum memproduksi toksin maupun enzim yang tidak begitu penting. Organisme sering menginfeksi endothelium pembuluh darah kecil sehingga menyebabkan endarteritis. Hal ini terjadi pada semua fase atau stadium sifilis tetapi terutama penting pada patogenesis lesi pada otak dan kardiovaskuler pada sifilis tersier.

Pada sifilis Primer, spirokaeta berkembangbiak ditempat inokulasi dan bersifat local, bisul yang tidak nyeri (chancre) biasanya terbentuk 2-10 minggu. Ulcer/ bisul sembuh secara spotan, akan tetapi spirokaeta menyebar secara luas melalui sirkulasi darah (bakterimia) ke berbagai organ. Satu sampai tiga bulan kemudian, lesi sifilis sekunder bisa saja terjadi. Pada sifilis sekuder tersebut, sering muncul ruam makulopapular, khususnya di telapak tangan dan kaki, atau sebagai papul basah pada kulit dan membrane mukosa. Lesi basah pada genitalia disebut sebagai condylomata lata. Lesi tersebut kaya dengan spirokaeta dan bersifat sangat infeksius, tetapi dapat menyembuh dengan spontan juga. hGejala konstitusional dari sifilis sekunder termasuk demam ringan, malaise, anoreksia, penurunan berat badan, sakit kepala, mialgia, dan limfadenopati menyeluruh. Hal ini mungkin termasuk keterlibatan organ lain (misalnya : meningitis, nefritis, hepatitis, dan lain-lain). Stadium tersebut bisa menjadi asimtomatik, dan belum menjadi penyakit yang progress.Sekitar sepertiga dari kasus ( primer dan sekunder) sifilis sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Yang lain, bisa menetap (latent), misalnya tidak muncul lesi tetapi tes serologic positif mengindikasikan infeksi yang masih berlanjut. Masa laten dari infeksi sifilis ini dapat dikelompokkan menjadi stadium cepat dan lambat ( early and late stage ). Pada periode laten cepat (early), dimana dapat bertahan untuk satu atau dua tahun setelah stadium sifilis sekunder, gejala dari sifilis sekunder dan kembali muncul dan pasien dapat menginfeksi orang lain. Pada periode laten lambat (late), dimana dapat bertahan untuk beberapa tahun, tidak ada gejala dan pasien tidak bersifat infeksius. Sisanya, sepertiga dari kasus tersebut, penyakit dapat prigres menjadi stadium sifilis tersier. Sifilis tersier bisa menunjukkan granuloma (gummas) , khususnya pada kulit dan tulang; melibatkan system saraf pusat (CNS); atau lesi kardiovaskuler (misalnya aortitis, aneurysm aorta ascending). Pada lesi tersier, treponema jarang terlihat. T.pallidum juga dapat menyebabkan sifilis congenital. Organisme ditransmisikan melewati plasenta, khususnya setelah tiga bulan kehamilan, infeksi fetal dapat terjadi. Biasanya lesi kulit dan tulang, disertai hepatosplenomegali. Kecuali penyakit diobati dengan segera,kelahiran mati (stillbirth) maupun abnormal fetus terjadi. Imunitas terhadap sifilis tidak lengkap. Antibody terhadap organisme diproduksi tetapi tidak dapat menghentikan progresifitas penyakit. Pasien dengan early syphilis (periode laten cepat) yang telah mendapat pengobatan dapat mengidap penyakit sifilis kembali. Sedangkan pasien dengan late syphilis ( periode lten lambat ) relative resisten terhadap reinfeksi.

a

Komplikasi\Prognosis