tinjauan pustaka kolangitis

Upload: arafani-putri

Post on 07-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    1/18

    KATA PENGANTAR 

    AssalamualaikumWr.Wb.

    Salam Sejahtera untuk kita semua

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kesempatan

    kepada Saya untuk menyelesaikan laporan Referat berjudul “KOA!"#$#S%  ini. Se&ara

    keseluruhan makalah ini bertujuan untuk menambah keilmuan penyusun selaku dokter muda di

    'agian #lmu 'edah di RS() Kelas ' Kabupaten *ianjur dan memenuhi penilaian tugas referat..

    $erima kasih penyusun sampaikan kepada dokter pembimbing kami dr. +. ili K )joewaeny,

    Sp.' yang telah memberikan tugas ini. Semoga makalah ini tidak hanya dapat membawa

    manfaat kepada penyusun, tetapi juga kepada dokter muda lain yang memba&anya agar lebih

    mapan dalam pengetahuan mengenai hal terkait

    )emikian yang dapat penyusun sampaikan, kurang dan lebihnya penyusun memohon maaf yang

    sebesar-besarnya.

    *ianjur, / 0aret /12

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    *holangitis akut merupakan infeksi bakteri dari sistem duktus bilier, yang ber3ariasi

    tingkat keparahannya dari ringan dan dapat sembuh sendiri sampai berat dan dapat mengan&am

    nyawa.

    Pertama kali dikemukakan pada tahun 1455 oleh *har&ot, ia mempostulatkan bahwa

     penyakit ini berhubungan dengan proses patologi berupa obstruksi bilier dan infeksi bakteri.

    *holangitis merupakan salah satu komplikasi dari batu pada du&tus &holedo&hus.

    Penyakit ini perlu diwaspadai karena insidensi batu empedu di Asia $enggara &ukup

    tinggi, serta ke&enderungan penyakit ini untuk terjadi pada pasien berusia lanjut, yang biasanya

    memiliki penyakit penyerta yang lain yang dapat memperburuk kondisi dan mempersulit terapi.

    Penting bagi dokter umum untuk mengetahui penyakit ini, agar dapat menegakkan

    diagnosis se&ara tepat, melakukan penanganan pertama, memberikan penjelasan yang baik 

    kepada pasien, dan merujuk se&ara tepat.

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    3/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ANATOMI VESIKA BILIARIS

    1. Lokasi dan Deskrisi

    6esi&a billiaris adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak pada

     permukaan bawah 7fas&ies 3is&eralis8 hepar. 6esi&a biliaris mempunyai kemampuan

    menanpung empedu sebanyak 9/-2/ ml dan menyimpannya serta memekatkan empedu

    dengan &ara mengabsorbsi air. 6esi&al biliaris dibagi menjadi fundus, &orpus, dan &ollum.

    !"nd"s #esi$ae %i&iaris berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo inferior 

    hepar, penonjolonan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior 

    abdomen setinggi ujung &artilage &ostalis #: de;tra.1

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    4/18

    'or"s #esi$ae %i&iaris terletak dan berhubungan dengan fa&ies 3is&eralis hepar 

    dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. 'o&&"( #esi$ae %i&iaris melanjutkan diri sebagai

    du&tus &ysti&us, yang berbelok ke dalam omentum minus dan bergambung dengan sisi

    kanan du&tus hepati&us &ommunis untuk membentuk du&tus &holedo&hus.1

    Peritoneum meliputi seluruh bagian fundus 3esi&ae biliaris dan menghubungkan

    &orpus dan &ollum 3esi&ae biliaris dengan fa&ies 3is&eralis hepar.1

    Ga(%aran Kand"n) E(ed" Na(ak Ven*a&+

    +. H"%"n)an

    Ke anterior < dinding anterior abdomen dan fa&ies 3is&eralis hepar.1

    Ke Posterior < *olon tran3ersum serta pars superior dan des&endens duodenum.1

    ,. !"n)si Kan*"n) E(ed"

    6esi&a biliaris berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu. 6esi&al biliaris

    mempunyai kemampuan untuk memekatkan empedu, dan untuk membantu proses ini,

    mukosa 3esi&al biliaris mempunyai lipatan-lipatan permanen yang saling berhubungan

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    5/18

    sehingga permukaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel toraks yang terletak pada

     permukaan mukosa mempunyai banyak 3ili.1

    =mpedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi dan pengosongan parsial

    3esi&al biliaris. 0ekanisme ini diawali dengan masuknya makanan berlemak ke dalam

    duodenum. emak ini menyebabkan pengeluaran horman ko&esis*okinin dari tuni&a

    mukosa duodenum. alu hormon masuk ke dalam darah dan menimbulkan kontraksi

    3esi&al biliaris.1

    Pada saat yang bersamaan, otot polos yang terletak pada ujung distal du&tus

    &holedo&hus dan ampula relaksasi, sehingga memungkinkan masuknya empedu yang

     pekat kea lam duodenum. "aram-garam empedu di dalam &airan empedu penting untuk 

    mengemulsikan lemak di dalam usus serta membantu pen&ernaan dan absorbs lemak.1

    -. Pendaraan

    Arteri < Arteri &ysti&a, &abang arteri hepati&a de&tra.1

    6ena < 6ena &ysti&a mengalirkan darah langsung ke 3ena porta.1

    Peredaran Dara Kan*"n) E(ed",

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    6/18

    /. A&iran Li(0 

    *airan limf mengalir ke nod"s $s*i$"s yang terletak dekat &ollum 3esi&ae biliaris. )ari

    sini, pembuluh limf berjalan ke nodi hepati&i dengan berjalan sepanjang perjalanan

    arteria hepati&a &ommunis dan kemudian ke nodi &oeli&i.1

    2. Persara0an

    Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk ple;us &oelia&us. 6esi&al biliaris

     berkontraksi sebagai respons terhaap hormone kolesistokinin yang dihasilkan oleh tuni&a

    mukosa duodenum karena masuknya mkanan berlemak dari gaster.1

    B. !ISIOLOGI

    Kantung empedu, saluran empedu, dan sfingter oddi berkerja bersama-sama untuk 

    menyimpan dan mengatur aliran empedu fungsi dari kantung empedu sendiri adalah untuk 

    konsentrasi dan menyimpan empedu hati dan mengirimkan empedu menuju duodenum

    sebagai respons terhadap makanan.9

    13 A%sorsi dan Sekresi

    )alam keadaan puasa, kira-kira 4/> empedu di sekresi oleh hati dan disimpan di

    kantung empedu. Penyimpanna tersebut memungkinkan karena kapasitas absorpsi yang

    luar biasa dari kantung empedu, mukosa kantung empedu memiliki kekuatan absopsi

    terbaik per unit area dari setiap struktur tubuh. kantung empedu dapat dengan &epat

    mengabsorbsi sodium, &hloride, dan melawan konsentrsi gradient yang signifikan.

    Absorbsi yang &epat merupakan salah satu mekanisme untuk men&egah naiknya tekanan

    keadaan didalam sistem biliar dibawah normal.9

    Relaksasi bertahap serta pengosongan kantung empedu selama periode puasa juga

     bermain peran dalam mempertahankan tekanan intraluminal pada pohon biliar. Sel-sel

    kantung empedu setidaknya mengeluarkan dua produk penting ke dalam kantung

    empedu< "likoprotein dan #on +idrogen. Kelenjar mukosa di infundibulum dan leher 

    kantung empedu mengeluarkan lendir glikoprotein yang diyakini untuk melindungi

    mukosa dari tindakan litik empedu dan untuk memfasilitasi bagian empedu melalui

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    7/18

    du&tus sistikus. 0u&us ini membentuk warna “Putih =mpedu% terlihat pada hydrops

    kantung empedu, akibat obstruksi du&tus sistikus. $ranpostasi ion hydrogen oleh epitel

    kantung empedu menyebabkan penurunan p+ Kantung empedu. Pengasaman naikkan

    oleh kelarutan kalsium, sehingga men&egah presipitasi sebagai garam kalsium.9

    +3 Ak*i0i*as Mo*or

    Pengisian kantung empedu difasilitasi oleh kontraksi tonik dari Sfingter Oddi

    yang membuat tekanan gradient antara saluran empedu dan kantung empedu. Selama

     puasa, kantung empedu tidak hanya melakukan pengisian pasif, dalam kaiannya dengan

    fase ## dari interdigesti3e bermigrasi kompleks mysentri& motori& di usus, kantung

    empedu berulang kali mengosongkan 3olume ke&il dari empedu ke duodenum. Proses ini

    dimediasi setidaknya dengan sebagian homon motilin. Sebagai respons dari makanan,

     pengosongan kantung empedu oleh respons motori& yang terkoordinasi, kontraksi

    kantung empedu dan relaksasi sfingter oddi. Salah satu rangsangan utama pengosongan

    kantung empedu hormon *hole&ystokinin 7**K8.9

    **K dilepaskan se&ara endogen dari mukosa duodenum sebagai respons makan.

    Saat distimulasi oleh makanan pengosongan kantung empedu terjadi 2/-5/> dari isinya

    dalam waktu 9/ ? @/ menit. 'erikutnya / ? B/ menit kantung empedu se&ara bertahap

    diisi ulang kembali. +a ini berkolerasi dengan menurunnya le3el **K. Calur hormonal

    dan saraf lainnya juga terlibat dalam tindakan terkordinasi dari kantung empedu dan

    sfingter oddi. )efek dari aktifitas motorik dari kantung emepdu mungkin dimainkan

     peran nukleasi kolesterol dan pembentuk batu empedu.9

    ,3 Re)"&asi Ne"roor(ona&

     !er3us 3agus menstimulasi kontraksi dari kantung empedu dan stimulasi splan&hini&

    simpati& yang menghambat aktifitas motorik. Obat parasimpatomimeti& membuat

    kontraksi kantung empedu sedangkan atropine membuat relaksasi. Refle; neural

    dimediasi menghubungkan sfingter oddi dengan kantung empedu, lambung, dan

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    8/18

    duodenum, untuk mengkordinasikan aliran empedu ke duodenum, distensi antral

    lambung menyebabkan kedua kontraksi kantung empedu dan relaksasi sfingter Oddi.

    Reseptor hormonal yang berlokasi di otot polos, pembuluh darah, ner3us dan epitel

    Kantung empedu. **K adalah peptide yang beraal dari sel epithelial $raktus

    "antrointestinal 'agian Atas dan ditemukan dengan konsentrasi yang tinggi di

    duodenum.9

    **K dilepaskan ke dalam aliran darah oleh asam, lemak, dan asam. **K memiliki

     paru hidup plasma -9 menit dan di metabolism oleh hati dan ginjal. **K bekerja

    langsung pada reseptor otot Kantung empedu dan merangsang kontraksi Kantung

    empedu.hal ini juga merelaksasi saluran terminal empedu, sfingter oddi dan duodenum.

    **K distimulasi dari kantung empedu dan pohon biliar juga dimediasi oleh ner3us 3agal

    &holinergi&. Pada pasien yang mengalami 3agotomy, mengurangi respons terhadap

    stimulasi **K. 6asoaktif polipeptida usus menghambat kontraksi dan menyebabkan

    kantong empedu relaksasi. Somatostatin dan analog yang berpotensi menghambat

    kontraksi kantung empedu. Pasien yang diobati dengan analog somatostatin dan mereka

    dengan somatostatinoma memiliki insiden tinggi batu empedu, mungkin karena

     penghambatan kontraksi kantung empedu dan pengosongan. hormon lain seperti

    substansi P dan efek enkephalin kantung empedu motilitas, tetapi peran fisiologis tidak 

     jelas.9

    '. DE!INISI

    Kolangitis adalah suatu infeksi bakterial yang akut dari saluran empedu yang tersumbat

     baik se&ara parsial maupun total. =mpedu hati steril, empedu di dalam saluran empedu

    disimpan steril mengikuti aliran empedu dan dengan adanya substansi Dat antibakteri di

    empedu seperti immunoglobulin. "angguan mekanik pada aliran empedu memfasilitasi

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    9/18

    kontaminasi bakteri. Kultur empedu positif umumnya disebabkan oleh batu saluran empedu

    dan penyebab lain obstruksinya. Kontaminasi bakteri biliar saja tidak menyebabkan

    kolangitis klinis, kombinasi dari kedua bakteri yang signifikan dan obstruksi empedu

    diperlukan perkembangannya.9,@

    D. ETIOLOGI

    'atu empedu merupakan menyebab paling sering dari obstruksi di kolangitis. Penyebab

    lainnya adalah striktur yang malignan dan benigna, parasit, instrumentasi, parsial obstruksi

    disebabkan oleh empedu enteri& anastomosis. Kultur organisme paling umum dari kantung

    empedu pada pasien dengan kolangitis adalah =s&heri&hia &oli, Klebsiella pneumoniae,

    Strepto&o&&us fae&alis, =nteroba&ter, dan 'a&teroides fragilis.

    9,@,2,

    Organisms Per&entage

    Aerobi&

    - "ram Positi3e

    Streptococcus faecalis

     Beta-hemolytic streptococci

    Staphylococcus aureus

    Staphylococcus albus

    - "ram !egati3e

     Escherichia coli

     Klebsiella aerogenes

     Proteus spp.

     Pseudomonas aeruginosa

     Actinobacter spp.

    45

    1

    12

    9B

    11

    5

    Anaerobi&

    - "ram Positi3e

    Clostridium welchii

     Anaerobic streptococci

    - "ram !egati3e

     Baceroides spp.

    19

    1

    4

    @

    1

    1

    Ba$*eria& Or)anis(s !o"nd in Te Bi&e o0 Pa*ien* 4i* S(*o(a*i$ Ga&&s*one Disease-

    E. EPIDEMIOLOGI

    Kolangitis merupakan infeksi pada duktus koledokus yang berpotensi menyebabkan

    kesakitan dan kematian. )ilaporkan angka kematian sekitar 19-44>. Kolangitis ini dapat

    ditemukan pada semua ras. 'erdasarkan jenis kelamin, dilaporkan perbandingan antara laki-

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    10/18

    laki dan perempuan tidak ada yang dominan diantara keduanya. 'erdasarkan usia dilaporkan

    terjadi pada usia pertengahan sekitar 2/-/ tahun.9

    )i Amerika Serikat, *holangitis &ukup jarang terjadi. 'iasanya terjadi bersamaan dengan

     penyakit lain yang menimbulkan obstruksi bilier dan ba&tibilia 7misal< setelah prosedur 

    =R*P, 1-9> pasien mengalami &holangitis8. Resiko tersebut meningkat apabila &airan

     pewarna diinjeksikan se&ara retrograd.

    #nsidensi #nternasional &holangitis adalah sebagai berikut. *holangitis pyogenik rekuren,

    kadangkala disebut sebagai &holangiohepatitis Oriental, endemik di Asia $enggara. Kejadian

    ini ditandai oleh infeksi saluran bilier berulang, pembentukan batu empedu intrahepatik dan

    ekstrahepatik, abses hepar, dan dilatasi dan striktur dari saluran empedu intra dan

    ekstrahepatik.

    Mor*a&i*as5Mor%idi*as

    0ortalitas dari &holangitis tinggi karena predisposisinya pada penderita dengan penyakit

     penyerta yang lain. Pada Daman dahulu, tingkat mortalitasnya men&apai 1//>. )engan

    ditemukannya =ndos&opi& retrograde &holangiography, sphin&terotomy terapeutik se&ara

    endoskopik, ekstraksi batu dan stenting bilier, tingkat mortalitas telah menurun sampai kira-

    kira 2-1/>.

    Pasien-pasien dengan karakteristik berikut berhubungan dengan tingkat morbiditas dan

    mortalitas yang lebih tinggi<

    • +ipotensi

    • "agal ginjal akut

    • Abses hepar 

    • Sirosis

    • #nflammatory bowel disease

    • Striktur karena malignansi

    • Radiologi& &holangitis ? post per&utaneus transhepati& &holangiography

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    11/18

    • Cenis kelamin perempuan

    • (sia lebih tua dari 2/ tahu

    • Kegagalan merespon terhadap terapi antibiotik dan konser3atif.

    (sia lanjut, masalah medis penyerta, dan keterlambatan dekompresi bilier meningkatkan

    tingkat kematian operatif yang timbul 715-@/>8. $ingkat mortalitas dari pembedahan elektif 

    setelah stabilisasi keadaan pasien lebih rendah se&ara signifikan 7kira-kira 9>8. Pada masa

    lalu, &holangitis suppurati3a diduga meningkatkan morbiditasE namun, studi prospektif tidak 

    menunjukkan bahwa dugaan tersebut benar.

    *holangitis seringkali terjadi se&ara sekunder karena batu empedu yang mengobstruksi

    du&tus &holedo&hus, oleh karena itu memiliki faktor resiko yang sama dengan &holelithiasis.

    Pre3alensi batu empedu tertinggi terdapat pada orang-orang berkulit terang keturunan =ropa

    utara, juga pada populasi +ispanik, Suku-suku asli amerika, dan #ndian Pima.

    Sebagai tambahan, populasi Asia tertentu dan penduduk negara dimana insidensi parasit

    intestinal tinggi juga memiliki resiko yang lebih tinggi. Orang Asia lebih mungkin memiliki

     batu primer karena infeksi bilier kronis, parasit, stasis bilier, dan striktur bilier. *holangitis

     pyogenik Rekuren jarang terjadi di Amerika Serikat. Orang kulit hitam dengan penyakit

    si&kle &ell anemia memiliki resiko yang lebih tinggi. Walaupun batu empedu lebih sering

    terjadi pada wanita daripada pada pria, rasio pria-wanita sama pada &holangitis.

    Pasien berusia lanjut dengan batu empedu asimtomatik lebih mungkin mengalami

    komplikasi serius dan &holangitis. *holangitis pada pasien tua yang datang dengan sepsis dan

     perubahan status mental harus selalu dipikirkan, pasien tua lebih rentan terhadap batu

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    12/18

    kandung empedu dan batu saluran empedu, dan oleh karena itu, &holangitis. (sia median

     presentasi &holangitis adalah antara usia 2/-/ tahun.

    !. PATOGENESISFaktor utama dalam patogenesis dari &holangitis akut adalah obstruksi saluran bilier,

     peningkatan tekanan intraluminal, dan infeksi saluran empedu. Saluran bilier yang

    terkolonisasi oleh bakteri namun tidak mengalami pada umumnya tidak akan menimbulkan

    &holangitis. Saat ini diper&aya bahwa obstruksi saluran bilier menurunkan pertahanan

    antibakteri dari inang. Walaupun mekanisme sejatinya masih belum jelas, diper&aya bahwa

     bakteria memperoleh akses menuju saluran bilier se&ara retrograd melalui duodenum atau

    melalui darah dari 3ena porta. Sebagai hasilnya, infeksi akan naik menuju du&tus hepati&us,

    menimbulkan infeksi yang serius. Peningkatan tekanan bilier akan mendorong infeksi

    menuju kanalikuli bilier, 3ena hepati&a, dan saluran limfatik perihepatik, yang akan

    menimbulkan ba&teriemia 72>-@/>8. #nfeksi dapat bersifat supuratif pada saluran bilier.2

    Saluran bilier pada keadaan normal bersifat steril. Keberadaan batu pada kandung

    empedu 7&hole&ystolithiasis8 atau pada du&tus &holedo&hus 7&holedo&holithiasis8

    meningkatkan insidensi ba&tibilia. Organisme paling umum yang dapat diisolasi dalam

    empedu adalah =s&heris&hia &oli 75>8, Spesies Klebsiella 71>8, Spesies =ntero&o&&us

    712>8, Spesies Strepto&o&&us 74>8, Spesies =nteroba&ter 75>8, dan spesies Pseudomonas

    aeruginosa 75>8. Organisme yang ditemukan pada kultur darah sama dengan yang ditemukan

    dalam empedu. Patogen tersering yang dapat diisolasi dalam kultur darah adalah = &oli

    72B>8, spesies Klebsiella 71>8, Pseudomonas aeruginosa 72>8 dan spesies =ntero&o&&us

    7@>8. Sebagai tambahan, infeksi polimikrobial sering ditemukan pada kultur empedu 79/-

    45>8 namun lebih jarang terdapat pada kultur darah 7-1>8.

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    13/18

    Saluran empedu hepatik bersifat steril, dan empedu pada saluran empedu tetap steril

    karena terdapat aliran empedu yang kontinu dan keberadaan substansi antibakteri seberti

    immunoglobulin. +ambatan mekanik terhadap aliran empedu memfasilitasi kontaminasi

     bakteri. Kontaminasi bakteri dari saluran bilier saja tidak menimbulkan &holangitis se&ara

    klinisE kombinasi dari kontaminasi bakteri signifikan dan obstruksi bilier diperlukan bagi

    terbentuknya &holangitis.

    $ekanan bilier normal berkisar antara 5 sampai 1@ &m. Pada keadaan ba&tibilia dan

    tekanan bilier yang normal, darah 3ena hepati&a dan nodus limfatikus perihepatik bersifat

    steril, namun apabila terdapat obstruksi parsial atau total, tekanan intrabilier akan meningkat

    sampai 14-B &m +O, dan organisme akan mun&ul se&ara &epat pada darah dan limfa.

    )emam dan menggigil yang timbul pada &holangitis merupakan hasil dari ba&teremia

    sistemik yang ditimbulkan oleh refluks &holangio3enososus dan &holangiolimfatik.Penyebab tersering dari obstruksi bilier adalah &holedo&holithiasis, striktur jinak, striktur 

    anastomosis bilier-enterik, dan &holangio&ar&inoma atau karsinoma periampuler. Sebelum

    tahun 1B4/-an batu &holedo&holithiasis merupakan 4/> penyebab kasus &holangitis yang

    ter&atat.

    G. GEJALA KLINIS

    Kolangitis adalah dapat mun&ul sebagai sebuah penyakit ringan, intermiten, dan  self 

    limited disease  pada fulminant, septi&emia berpotensi mengan&am nyawa. Pasien dengan

    &holangitis batu empedu yang diindukasi biasanya oleh lebih tua dan perempuan. Presentasi

     paling umum adalah demam, nyeri pada kuadran kanan atas, dan kuning. "ejala klasik 

    tersebut disebut Trias Charcot. Penyakit ini bisa berkembang dengan &epat dengan

    septi&emia dan disorientasi, yang dikenal dengan  Pentad eynolds 7demam, sakit kepala,

    nyeri kuadran atas, syok septik dan perubahan status mental%.9

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    14/18

    Walaupun gejala yang mun&ul tidak khas, ada sedikit demam, kuning, atau nyeri. +al ini

    sering terjadi pada orang tua yang memiliki gejala yang biasa-biasa saja sampai mereka jatuh

     pada septi&emia. Pasien dengan stend indwelling jarang menjadi kuning.9,

    Kolangitis bakteri biasanya menyebabkan demam, menggigil, nyeri abdomen, dan

    ikterus. 'entuk terparah kolangitis adalah kolangitis supurati3a, yang empedu purulennya

    memenuhi dan meregangkan saluran empedu, disertai risiko terbentuknya abses hati. Karena

    risiko utama pada pasien kolangitis adalah sepsis bukan kolestasis, maka harus segera

    dilakukan diagnosis dini dan inter3ensi segera.

    Pemeriksaan Fisik, pada pemeriksaan abdomen, temuan ini tidak bisa dibedakan dari

    kolesistitis akut. Pemeriksaan Penunjang, pada pemeriksaan laboratorium umumnya dapat

    ditemukan, leukositosis, hyperbilirubinemia, ele3asi dari alkali fosfat dan transaminase,

    ketika hadir dapat mendukung diagnosis klinis dari kolangitis. (S" sangat membantu,

    karena akan mendokumentasikan kehadiran batu empedu, menunjukan dilatasi saluran

    empedu, dan memungkinkan untuk menentukan lokasi obstruksi. $es diagnosti& definiti3e

    adalah =R*. Pada kasus yang tidak memiliki =R*, P$* dapat ditunjukkan. Kedua =R* dan

    P$* akan menunjukan tingkatan dan alasan untuk obstruksi.9

    H. PENATALAKSANAAN

    1. Medika(en*osa

    Akut kolangitis merupakan kondisi medis yang berat yang membutuhkan

    menanganan &epat. $erapi awal pada pasien dengan kolangitis termasuk #6 antibioti&

    dan resusitasi &airan. 'anyak pasien membutuhkan pengawasan #*( support

    3asopressor. 'anyak pasien yang akan merespons tindakan tersebut. 'agaimanapun

    obstruksi kantung empedu harus dialirkan sesegera pasien stabil. 12> asien tidak 

    akan merespons terhadap antibiotik dan resusitasi &airan, dan dekompresi empedu

    mungkin dibutuhkan.9, sabiston

    +. Pe(%edaan

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    15/18

    )ekompresi empedu dapat dikerjakan dengan &ara endoskopi, melalui rute

     per&unatenus transhepati& atau pembedahan. Pemilihan prosedur dilakukan

     berdasarkan le3el obstruksi empedu.  Pasien dengan koledokolitiasis atau

     periampullary maglinan&y pendekatan paling baik dengan menggunakan endoskopi,

    dengan sphin&terotomy dan pengangkatan batu, atau menempatkan stent endoskopi

    empedu.9

    Pasien dengan obstruksi yang lebih proksimal atau perihilar, atau saat stri&ture

     pada biliary enteri& anastomosis karena kegagalan dari rute endoskopi, maka

    digunakan drainase per&unatenous transhepati&.

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    16/18

    Saat =R* and P$* tidak hanya digunakan untuk diagnosis namun juga terapi.

    'iasa digunakan untuk identifikasi lokasi dan penyebab obstruksi, dapat pula drainase

     pada pohon biliar, menyiapkan kultur, dan biopsy lesi jika dibutuhkan. 'ila =R* dan

    P$* tidak tersedia atau tidak sukses dilaksanakan, operasi darurat drainase untuk 

    dekompresi dengan $ $ube umumnya dibutuhkan untuk tindakan penyelamatan.

    $erapi operasi definiti3e dapat ditunda sampai kolangitis tertangani dan diagnosis

    tepat ditegakkan.9,2

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    17/18

    Akut kolangitis dihubungkan se&ara keseluruhan dengan angkat kematian kira-

    kira 2>. Ketika dihubungkan dengan gagal ginjal, &ardia& impairment, abses hepar,

    dan keganamas, mobiditas dan mortalitas makin meningkat.9

  • 8/19/2019 TINJAUAN PUSTAKA KOLANGITIS

    18/18

    DA!TAR PUSTAKA

    1. Snell RS. Abdomen 'agian ## *a3itas Abdominalis. #n < Anatomi Klinik untuk 0ahasiswa

    KedokteranE alih bahasa iliana SugihartoE th =d. Penerbit 'uku Kedokteran

    ="*.//.p@@-@5

    . PutD R, Pabst R. Organ )alam Perut. #n < Atlas Anatomi 0anusia Sobotta. 6olume . 1th ed.

    Penerbit 'uku Kedokteran ="*. //9. p1@

    9. Pham $+, +unter C". "allbladder and =;trahepati& 'iliary System. #n S&hwartDGs Prin&iples

    of Surgery. 1/th =d. 0&"raw-+ill =du&ation. /12. P.19/B-1994

    @. !orton CA, 'ollinger RR, *hang A=, owry SF, 0ul3ihill SC, +ar3ey #P, $homson RW.

    'illiary System. #n < =ssential Pra&ti&e of Surgery 'asi& S&ien&e and *lini&al =3iden&e.

    Springer-6erley !ew Hork, #n&. //1. p 1B-9@2. Ca&kson P", =3ans, SR$. 'iliary System. Sabiston $e;tbook of Surgery. 1Bth =d. =lse3ier 

    Saunders. /1. p.1@4@-1@B1. Kumar 6, *otran RS, Robbins S. +ati dan Saluran =mpedu. #n < 'uku Ajar Patologi.

    6olume . 5th =d. Penerbit 'uku Kedokteran ="*. //5. P5/@-5/5.