tinjauan pustaka

17
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah 2.1.1 Pengertian Tanah Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bawah tanah adalah “bahan mineral yang tidak padat (uniconsolidated) terletak di permukaan bumi yang genetic dan lingkungan yang meliputi bahan induk,iklim(termasuk kelembaban dan suhu),organisme(makro dan mikro) dan topografi pada suatu periode waktu tertentu”.Suatu penciri beda utama adalah tanah ini secara fisik,kimiawi,dan biologis,serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya,yang variasinya tergantung pada factor factor pembentuk tanah tersebut (Hanafiah,2005). Menurut Islami dan Utomo(1986),istilah tanah mempunyai pengertian yang luas dan arti yang berbeda sesuai dengan peruntukannya. Dalam bahasan ini tanah dimaksudkan sebagai bagian atas kulit bumi yang telah mengalami pelapukan yang didalamnya terdapat aktifitas biologi. Dalam pengertian ini ada dua variabel yang membedakan pengertian tanah di bidang pertanian dengan bidang lainnya,yaitu kedalaman tanah dan ukuran partikelnya. 2.1.2 Proses Pembentukan Tanah Menurut Hakim(1986),pelapukan adalah proses alam dimana berlangsung pemecahan dan transformasi batu-batuan mineral- mineral menjadi bahan bahan lepas,disebut regolith,terletak di permukaan bumi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Proses pelapukan dicirikan oleh tiga tipe,yakni fisika biologi.

Upload: wendra-oki

Post on 28-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah

2.1.1 Pengertian Tanah

Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bawah tanah adalah “bahan

mineral yang tidak padat (uniconsolidated) terletak di permukaan bumi yang genetic dan

lingkungan yang meliputi bahan induk,iklim(termasuk kelembaban dan

suhu),organisme(makro dan mikro) dan topografi pada suatu periode waktu

tertentu”.Suatu penciri beda utama adalah tanah ini secara fisik,kimiawi,dan

biologis,serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya,yang

variasinya tergantung pada factor factor pembentuk tanah tersebut (Hanafiah,2005).

Menurut Islami dan Utomo(1986),istilah tanah mempunyai pengertian yang luas dan arti

yang berbeda sesuai dengan peruntukannya. Dalam bahasan ini tanah dimaksudkan

sebagai bagian atas kulit bumi yang telah mengalami pelapukan yang didalamnya

terdapat aktifitas biologi. Dalam pengertian ini ada dua variabel yang membedakan

pengertian tanah di bidang pertanian dengan bidang lainnya,yaitu kedalaman tanah dan

ukuran partikelnya.

2.1.2 Proses Pembentukan Tanah

Menurut Hakim(1986),pelapukan adalah proses alam dimana berlangsung pemecahan

dan transformasi batu-batuan mineral-mineral menjadi bahan bahan lepas,disebut

regolith,terletak di permukaan bumi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Proses

pelapukan dicirikan oleh tiga tipe,yakni fisika biologi.

Proses pelapukan fisik yang merupakan tahap permukaan dari proses pelapukan

batuan,,yaitu peristiwa pemecahan batuan pejal menjadi bagian-bagian dengan ukuran

yang sangat bervariasi kemudian dengan proses berikutnya yaitu pelembutan.Pada

proses pelembutan dilakukan pemecahan lagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil

dan merata ukurannya.

Menurut Hanafiah(2005),pelapukan atau transformasi kimiawi umumnya merupakan

proses yang menyertai proses pelapukan fisik dan menyebabkan terjadinya perubahan

dalam komposisi kimiawi maupun komposisi mineral(dekomposisi) penyusun

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA

permukaan fragmen. Fragmen batuan mekanisme yang terlibat dalam transformasi

kimiawi ini meliputi :

a) Pelarutan

b) Hidratasi

c) Hidrolisis

d) Oksidasi

e) Reduksi

f) Karbonatasi

g) Asidifikasi(pengasaman)

Proses pelapukan fisik (disentegrasi) merupakan proses mekanik yang menyebabkan

batuan massif pecah-hancur terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada

perubahan kimiawi sama sekali. Proses ini sangat dominan pada kondisi suhu rendah

seperti di kutub atau pada kondisi suhu tinggi di padang pasir(Hanafiah,2005).

Pelapukan biologi merupakan proses pemecahan atau penguraian batuan-batuan akibat

adanya kegiatan binatang dan tumbuhan .Dicelah-celah batuan yang pecah atau retak

karena pengaruh iklim sering tumbuh-tumbuhan atau akar tumbuhan. Keadaan ini bisa

membantu mempercepat pelapukan kecil dalam tanah. Jasad-jasad hidup yang terdapat

dalam tanah seperti rayap,semut,serangga,dan lain-lain,dapat dirombak bahan organic

dan mencampurkannya dengan bahan-bahan mineral dari bahan,dengan demikian

dapat mempercepat proses pelapukan (Sarief,1986).

Menurut Yulipriyanto (2010),proses-proses biologi mungkin membantu pelapukan

secara fisik seperti pada waktu pentrasi akar akar dalam tanah dan perluasan pecahan-

pecahan atau retakan-retakan kecil dalam tanah. Disamping itu proses biologis juga

dapat membantu pelapukan secara khemis,seperti produksi karbondioksida sebagai

hasil respirasi. Kemudian lubang-lubang dalam tanah dan reruntuhan akar-akar

tanaman memberi kemudahan bagi terjadinya kegiata-kegiatan pelapukan karena air

dan gas-gas atmosfer.

2.1.3 Jenis-jenis Tanah

Menurut Achmad (2004),macam atau jenis tanah di Indonesia yaitu:

a) Tanah humus adalah tanah yang subur terbentuk dari pelapukan daun dan

batang pohon dari hutan tropis yang lebat.

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA

b) Tanah alluvial atau endapan adalah tanah yang terbentuk dari lumpur sungai

yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan

cocok untuk lahan pertanian.

c) Tanah padrolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan

dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah atau dingin

d) Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung

berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi.

Menurut Natahadiprawiro (1983),jenis tanah-tanah utama dunia yaitu:

a) Histosol

Merupakan kelompok tanah utama yang paling terasing terdiri atas bahan

organic.

b) Lithosol

Tanah mineral dengan tebal kurang daripada 10cm diatas batuan keras.

c) Vertisol

Merupakan tanah lempung berat (lempung>30%).

d) Fluvisol

Merupakan tanah pertanian yang baik dan sering digunakan secara intensif.

e) Solonchak

Merupakan tanah yang sangat garaman.

f) Andosol

Tanah ini dibentuk dalam bahan abu volkan.

g) Arenosol

Mengandung banyak kuarsa.

h) Regosol

Tanah yang sangat muda.

i) Ranker

Tanah dengan hanya horizon Aumbrik yang lebih tipis daripada 25cm.

j) Rendzina

Tanah ini mempunyai horizon A molik.

k) Podzol

Tanah ini dicirikan oleh horizon B Spedik.

l) Ferrasol

Merupakan tanah tropika tulen.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Isi

Factor yang mempengaruhi kerapatan massa adalah suatu ukuran berat yang

memperhitungkan seluruh volume tanah lain dengan kerapatan butir yang hanya

mengenai butir-butir padat saja,kerapatan massa ditentukan oleh banyaknya

pori ,maupun oleh butir-butir tanah padat(Buckman dan Brady,1982).

Menurut Lugito (2012),factor-factor yang mempengaruhi bobot isi sebagai berikut:

a) Tekstur Tanah

Tekstur tanaha dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan

komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu.

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah.

b) Bahan Organik Tanah

Bahan organic biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organic

komposisinya dalam tanah memang sedikit,yaitu berkisar 3%-5% tapi pengaruhnya

sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organic tanah terdiri atas

bahan organi kasar dan halus.

c) Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah,akibat

melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain.

2.6.3 Fungsi Penentuan Bobot Isi

Kadar air,berat isi dan porositas merupakan sifat penting dari tanah dan sendimen

bawah. Penting untuk dicatat bahwa dalam tanah tergenang seperti tanah darat,sifat ini

unik saling terkait. Tanah terrestrial matrius tergantung kompleks dan waktu padat,cair

dan gas. Tanah tergenang mengandung praktis hanya 2 tahap,yaitu partikel padat dan

air yang mengisi semua pori-pori. Dalam kasus,ada beberapa gelembung gas

tertangkap ,namun ini kurang penting untuk sifat pembagian besar sedimen.

Kehadirannya hanya 2 fase mengarah ke ketergantungan intrinsic antara kadar air,curah

kering,densitas,dan juga porositas (Avnimelech et.al.,2001).

Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,diantaranya;pengolahan

tanah,bahan organic,tekstur tanah,struktur tanah,pemadatan oleh alat-alat pertanian dan

kandungan air tanah. Nilai bobot isi penting dipergunakan untuk perhitungan-

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA

perhitungan kebutuhan air irigasi,pemupukan,pengolaha tanah,penentuan laju

sendimentasi,dan lain-lain (Sarief,1989)

2.7 Penentuan Bobot Jenis

2.7.1 Pengertian Bobot Jenis

Menurut Buckman dan Brady (1982),bobot jenis dinyatakan sebagai massa tiap satuan

volume kering tanah. Volume ini tentu saja mencakup benda padat dan pori

perbandingan antara kerapatan massa dan kerapatan butir.

Menurut Hanafiah (2005),bobot jenis merupakan kerapatan tanah persatuan volume

yang dinyatakan dalam kerapatan partikel adalah bobot massa partikel padat persatuan

volume tanah,biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 gr/cm3.

Sedangkan menurut Islami dan Utomo (1995) bobot jenis partikel tanah yang di dalam

buku teks bahasa inggris disebut pastido density,adalah perbandingan antara padatan

dengan volume padatan tanah,yang menunjukkan kerapatan dari partikel padat secara

keseluruhan.

2.7.2 Faktor yang Mempengaruhi Bobot Jenis

Menurut Islami dan Utomo (1995),besarnya bobot jenis partikel tanah pertanian

bervariasi diantara 2.2 sampai 2,8 gr/cm3 dipengaruhi oleh kandungan bahan organic

tanah daan kepadatan jenis partikel penyusun tanah. Kandungan bahan organic yang

tinggi menyebabkan tanah mempunyai bobot jenis partikel yang rendah. Semakin

banyak pori tanah maka makin rendah pula bobot jenis partikel tanah. Semakin kecil

tekstur tanah,maka bobot jenis partikel tanah tinggi.

Karena berat bahan organic lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain

dalam volume yang sama,jumlah bahan organic dalam suatu tanah jelas

memepengaruhi bobot jenis. Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya

lebih kecil (Buckman dan Brady,1982).

2.7.3 Fungsi Penentuan Bobot Jenis

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Marwanto (2010),penentuan bobot jenis tanah dilakukan di

laboratorium,penentuan bobot jenis tanah terhadap contoh tanah yang diambil dari

lapangan. Kegunaan hasil uji bobot jenis ini dapat diterapkan untuk menentukan

konsistensi perilaku material dan sifat.

Menurut Hilel (1982),penentuan berat jenis partikel penting apabila diperlukan ketelitian

pendugaan pori total. Berat jenis partikel berhubungan langsung dengan berat volume

tanah,volume udara tanah,serta kerapatan sedimentasi partikel di dalam zat cair.

2.8 Penentuan Ruang Pori

2.8.1 Pengertian Ruang Pori Tanah

Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah(terisi oleh air dan

udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus.

Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi(air yang mudah hilang karena gaya

gravitasi),sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir

mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat (Hadjowigeno,2005) .

Ruang pori adalah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori ini sebagian

besar ditentukan oleh susunan butir-butir padat. Kalau letak mereka satu sama lain

cenderung erat ,seperti dalam pasir atau subsoil yang padat,porositas totalnya rendah.

Kalau mereka tersusun dalam agregat yang tergumpal seperti yang kerap kali terjadi

pada tanah-tanah berstruktur sedang yang besar kandungan bahan organiknya

(Buckman dan Brady,1982).

Menurut Sarief (1986), pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat

tanah. Pori-pori kasar berisi air kapiler atau udara, kedua pori-pori itu digunakan untuk

menentukan kandungan bahan organiknya.

2.8.2 Faktor yang Mempengaruhi Ruang Pori

Tanah permukaan pasiran menunjukkan kisaran mulai yang sampai 50%, sedang tanah

berat bervariasi dari 40% sampai 60% atau barangkali malah lebih. Jika kandungan

bahan organic tinggi dan berbutir-butir, kedalaman beberapa subsoil yang padat menjadi

menurun sampai 25% atau 30% bervariasi dengan ruang pori ini dianggap sebagai

salah satu sebab kurang lancarnya aerasi dalam horizon semacam itu (Buckman dan

Brady, 1982).

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Hanafiah (2009), pergerakan liat di horizon-horison organic atau menurunkan

ruang pori dan menaikkan kerapatan tanah. Hal ini telah ditekankan bahwa tanah itu

memiliki volume yang lebih sedikit yang ditempati oleh ruan pori.

4.3 Hasil

4.3.1 Pengambilan Contoh Tanah

Dalam praktikum ilmu tanah tentang pengambilan contoh tanah didapat hasil bahwa

pada pengambilan contoh tanah basah+ring sampel, kelompok hasil tertinggi adalah

kelompok 21 dan 22 dengan nilai 248,43 gram dan hasil yang terindah yaitu kelompok 1

dan 2 dengan nilai 219,43 gram. Hasil yang didapat untuk massa ring sampel yang ada

pada kelompok kami yaitu 89,90 gram. Sampel tertinggi diperoleh oleh kelompok 25 dan

26 dengan nilai 91,1 dan terendah oleh kelompok 1,2,7,dan8 dengan nilai 76. Adanya

perbedaan yang didapat pada massa tnah basah dan kering dikarenakan perbedaan

bahan induk di masing-masing sampel tanah.

Menurut Sutedjo (1998), contoh yang baik hanya akan diperoleh jika pengambilannya

memperhatikan persyaratan berikut:

a) Topografi

b) Sifat atau watak tanah

c) Warna tanah

d) Lokasi pengambilan tanah

Kemudian tanah yang ada pada ring sampel setelah dioven dengan suhu 105 C selama

24 jam. Nilai tertinggi massa kering+ring sampel adalah data kelompok 19 dan 20

dengan nilai 180,55. Timbulnya perbedaan dikarenakan besar kecilnya ruang pori, serta

bahan organic.

4.3.2 Penentuan Tekstur Tanah

a) Hasil Penentuan Tekstur Tanah dengan Perasaan

Untuk kelompok 20 adalah lempung berdebu. Berdasarkan hasil praktikum ilmu

tanah tentang tekstur tanah dengan ciri-ciri pita yang licin,retak,jelek,agak plastis

dan agak lekat,membentuk bola yang stabil,dan lembut.

Dalam pelaksanaan tekstur tanah dengan perasaan, pemanatapan dan

penanganannya banyak dipengaruhi oleh kasar partikel tanah yang saling

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA

berikatan membentuk agregat yang lebih besar. Pada tanah-tanh tropis dengan

oksidasi tinggi yang saling berikatan dengan partikel clay, membentuk agregat

yang labih, pengurangan yang sempurna terkadang tidak mudah dicapai. Tanah

yang memiliki ciri-ciri seperti ini,memiliki kualitas yang sama, suhu tanah tinggi

diklasifikasikan sebagai oxisol, banyak tanah yang memiliki kandungan clay

tinggi atau sangta tinggi seperti bukaan tanah yang berat seringkali terlihat

menyerupai loam atau sandy loam. Hal ini disebabkan kenyataan di lapangan

terkandung tidak sesuai dengan tekstur tanah berdasarkan ukuran partikel yang

terkandung (Seta,1995 dalam Rofiah,2003) .

b) Penentuan Tekstur Tanah dengan Sederhana

Pada praktikum ilmu tanah tentang penentuan tekstur tanah secara sederhana,

pada kelompok (20) kami didapatkan hasil yaitu pada sampel tanah yang telah

dihomogenkan dengan air 100ml dalam gelas ukur dan dibiarkan hingga

mengendap dan membentuk lapisan. Didapat nilai fraksi pasir 40%, fraksi debu

30%, dan fraksi liat 30% dapat dinyatakan tanah tersebut bertekstur lempung

berliat.

4.3.3 Konsistensi Tanah

Pada praktikum ilmu tanah tentang konsistensi tanah, setelah dilakukan

pengamatan yang dilakukan kelompok kami (20), didapat hasil konsistensi tanah

kering termasuk dalam kelas lunak dengan ciri-ciri dengan sedikiti tekanan

antara tangan, tanah mudah tercerai menjadi butiran, kohesi kecil, sedangkan

konsistensi tanah lembab termasuk kelas gembur, dan konsistensi tanah basah,

tanah tersebut termasuk dalam kelas agak melekat dan agak plastis, karenak

bila keduaa jari direnggangkan, tanah tertinggal pada kedua jari dan dapat

terbentuk gelintiran tanah, massa tanah mudah berubah bentuk.

Untuk menentukan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan melihat besarnya

pengaruh atau kadar air terhadap konsistensi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Alihudien dan Mochtar(2009), bahwa konsistensi tanah dapat dilihat dari besar

kecilnya kandungan air dalam tanah. Pada kondisi dipadatkan kembali untuk

tanah lempung sangat bervariasi dalam proporsi kadar air. Pada kadar air tinggi,

camputan memiliki sifat-sifat cair, pada kadar air sedikit, volume campuran

berkurang dan tanah menjadi,menunjukkan sifat-sifat plastis dan dalam keadaan

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA

yang sangat kurang. Campuran tanah berperilaku semi solid dan akhirnya

menjadi solid.

Asisten zone

NoFoto dan nama

asistenKesan Pesan

1

Rani Rehulina Tarigan

2

Christin Ayu Segarati

3

Davinka Dwi Setyo A

4

Dinda Sefyonita A

5

Febi Nadhila Nurin6 M. Sulaiman Dadiono

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA

7

M. Syamsudin N.A

8

Satria Qatka Hudaya

9

Agus Fani Faisal

10

Anita Rahmawati

11

Cahyo Tri Prasetyo

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA

12

Dewa Ayu Ditha H

13

Dian Permatasari

14

Faisal Akbar

15

Randy Adhi Kumala

16

Gisyana Chesha Kartika

17

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA

Nayaka Imaduddin A

18

Nicko M. Yusuf H

19

Rafida Aini

20

Sherly Surya T.M

21

Siti Mariam A.K

22

Taufik Abdillah23 Yayuk Mughiroh

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA