proposal riset

42
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Biasanya mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan sering diikuti oleh perasaaan stress. Stress seringkali timbul sehingga menyebabkan mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan secara efektif. Menurut Dr. So Koo Meng, MBBS, Mmed, FAMS, Adjunct Associate Professor National University of Singapore. Gejala Stres timbul akibat dari ketidak harmonisan pemenuhan keinginan dan kemampuan untuk menghadapinya. Stres adalah reaksi alami tubuh untuk mempertahankan diri dari tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang khusus agar bisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini. Tujuannya agar manusia tetap waspada dan siap untuk menghindari bahaya. Kondisi ini jika berlangsung lama akan menimbulkan perasaan cemas, takut dan tegang. (http://www.mitsuilease.co.id )

Upload: heldi-zal

Post on 03-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Riset

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biasanya mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan sering diikuti oleh

perasaaan stress. Stress seringkali timbul sehingga menyebabkan mahasiswa

tidak dapat mengikuti perkuliahan secara efektif. Menurut Dr. So Koo Meng,

MBBS, Mmed, FAMS, Adjunct Associate Professor National University of

Singapore. Gejala Stres timbul akibat dari ketidak harmonisan pemenuhan

keinginan dan kemampuan untuk menghadapinya. Stres adalah reaksi alami

tubuh untuk mempertahankan diri dari tekanan secara psikis. Tubuh manusia

dirancang khusus agar bisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini.

Tujuannya agar manusia tetap waspada dan siap untuk menghindari bahaya.

Kondisi ini jika berlangsung lama akan menimbulkan perasaan cemas, takut

dan tegang.(http://www.mitsuilease.co.id)

Pada kenyataannya keadaan stress seperti ini sering dialami oleh

mahasiswa terutama yang mengikuti mata kuliah Ilmu Bedah. Keadaan ini bisa

disebabkan karena proses belajar mengajar yang kurang menarik atau bisa

dikatakan bobot mata kuliah Ilmu Bedah yang berat. Hal ini dikarenakan mata

kuliah ilmu bedah lebih menekankan pada pemahaman, tidak hanya sekedar

hafalan. Jelas sekali hal ini bisa menimbulkan stress bagi mahasiswa. Dan

akhirnya, stress yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan saat

mengikuti mata kuliah tersebut dan mungkin akan menghambat belajar

Page 2: Proposal Riset

mahasiswa. Seperti Pusing-pusing/sakit kepala, kelelahan, Ingin mengerjakan

segalanya dengan cepat, ingatan melemah, tidak mampu berkonsentrasi, tidak

sanggup melaksanakan tugas yang sudah dimulai, kehilangan semangat.

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan

merangsang proses penyembuhan.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-anaromaterapi.html)

Aromaterapi yang dipakai bisa berupa pengharum ruangan,

cologne/parfum, minyak esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil,

atau bentuk-bentuk yang lainnya. Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-

hal menyenangkan agar membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa relaks dan

'bebas' Pada tahun 1928 penggunaan istilah aromaterapi dipopulerkan oleh

Rene Maurice Gattefosse di Perancis. Aromaterapi digunakan untuk rileksasi

dan pengobatan. Bahkan pada Perang Dunia II minyak esensial untuk

aromaterapi ini digunakan untuk pengobatan karena pada zaman itu sulit

memperoleh antibiotika Minyak tersebut mengandung bahan kimia asli dari

tumbuhan tersebut berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-

molekul lain. Khasiatnya menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan

bau harum. (www.hanyawanita.com).

Bagaimana cara kerja aromaterapi itu? Ketika hidung menghirup wangi

minyak esensial yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi. Minyak

yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung. Dari sini minyak yang

Page 3: Proposal Riset

mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat

pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada

.(www.hanyawanita.com).

Menurut Dr. Alan Huck (neurology psikiater dan Direktur Pusat

Penelitian Bau dan Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap otak

manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan untuk

membedakan lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita

dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak

yang berkaitan dengan mood (suasana hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran.

Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan

gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang

membantu kita untuk merasa rileks. Sementara dengan menghirup aroma

bunga melati maka akan meningkatkan gelombang-gelombang beta dalam otak

yang meningkatkan ketangkasan dan kesiagaan.) Selain itu Lavender dipercaya

bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran. Sedangkan

wewangian Lemon digunakan untuk menenangkan suasana. Aromanya yang

menggemaskan dapat membuat anda makin percaya diri, merasa lebih santai,

dapat menenangkan syaraf, tetapi tetap membuat kita sadar.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html

Diharapkan setelah pemberian Aromaterapi dapat mengurangi tingkat

stres para mahasiswa saat mengikuti mata kuliah Ilmu Bedah. Sehubungan

dengan hal tersebut diatas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi atau

melakukan suatu penanganan atas tingkat stress yang tinggi dari para

Page 4: Proposal Riset

mahasiswa itu. Peneliti mengemukakan suatu solusi yaitu dengan penggunaan

Aromaterapi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapatlah ditarik sebuah

rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

“Apakah ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi beraroma Lavender dan

Lemon terhadap tingkat stres mahasiswa PSIK Unsyiah yang sedang

menganbil mata kuliah Ilmu Bedah.”

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum :

Untuk melihat apakah ada pengaruh pemberian Aromaterapi beraroma

lavender dan lemon terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Unsyiah yang sedang mengikuti mata kuliah Ilmu Bedah

Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahu pengaruh Aroma Terapi terhadap tingkat stress

mahasiswa

b. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinnya stres dalam mengikuti

pelajaran perkuliahan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

antara pemberian Aromaterapi terhadap tingkat stress mahasiswa.

Page 5: Proposal Riset

2. Dapat memberikan alternatif cara dalam upaya untuk mengurangi tingkat

stress mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Ilmu Bedah melalui

penggunaan Aromaterapi.

3. Dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kenyamanan saat

mengikuti mata kuliah Ilmu Bedah.

Page 6: Proposal Riset

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres

1. Pengertian dan Terjadinya Stres

Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat

adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau diluar batasan

kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut (Brehm & Kassin,

1996:527).

Patel (1996:3) stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh

yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia

menghadapi tantangan-tantangan (challenge) yang penting, ketika dihadapkan

pada ancaman (threat), atau ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan

yang tidak realistis dari lingkungannya. Disamping itu, keadaan stres akan

muncul apabila ada tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan

atau integritas seseorang. Menurut Patel (1996:3-5), stres tidak selalu bersifat

negatif. Pada dasarnya, stress merupakan respon-respon tertentu tubuh terhadap

adanya tuntutan-tuntutan dari luar. Dengan adanya berbagai tuntutan tersebut,

tubuh manusia berusaha mengatasi dengan menciptakan keseimbangan antara

tuntutan luar, kebutuhan dan nilai-nilai internal, kemampuan coping personal,

dan kemampuan lingkungan untuk memberikan dukungan. Hasil dari interaksi

tersebut akan menghasilkan persepsi terhadap stres. Ketika stress telah

dipersepsikan secara positif dapat memotivasi manusia untuk lebih percaya diri

dan lebih berprestasi.

Page 7: Proposal Riset

Menurut Cranweld-Ward (1990, dalam Isniwarti, 1996:16) stres

merupakan reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi ketika seseorang

merasakan ketidak seimbangan antara tuntutan yang dihadapi dengan

kemampuannya untuk mengatasi tuntutan tersebut.

Sedangkan menurut Korchin (1976, dalam Isnawarti,1996:16) juga

menjelaskan bahwa stress tidak hanya berupa kondisi yang menekan baik dari

keadaan fisik atau psikis seseorang, maupun reaksi-reaksinya terhadap tekanan

itu, melainkan keterkaitan antara ketiga hal tersebut.

Weiten (1992, dalam Sukmawati, 1999:21) menjelaskan adanya empat

jenis stres, antara lain :

1. Frustasi

Kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan ditempuh untuk

meraih tujuan dihambat.

2. Konflik

Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan,

dimana masing-masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau

malah saling memberatkan.

3. Perubahan

Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang tidak

semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.

4. Tekanan

Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat besar

terhadap seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

Page 8: Proposal Riset

Patel (1996:5-6) menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stress yang

umumnya dialami manusia meliputi :

1. Too little stress

Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami tantangan yang berat

dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum

sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulasi mengakibatkan

munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup

2. Optimum stress

Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas”

maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya.

Kepuasaa kerja dan perasaan mampu individu dalam meraih prestasi

menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupn dan pekerjaan

sehari-hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa lelah

yang berlebihan.

3. Too much stress

Dalam kondisi ini, seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang

terlalu banyak setiap hari. Dia mengalami kelelahan fisik maupun

emosional, serta tidak mampu menyediakan waktu untuk beristirahat atau

bermain. Kondisi ini dialami secara terus-menerus tanpa memeperoleh

hasil yang diharapkan

4. Breakdown stress

Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan usahanya

pada kondisi yang statis, kondisi akan berkemban menjadi adanya

Page 9: Proposal Riset

kecenderungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit

psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok

atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan terjadinya

kecelakaan kerja. Ketika individu tetap meneruskan usahanya ketika

mengalami kelelahan, ia akan cenderung mengalami breakdown baik

secara fisik , maupun psikis.

Senada dengan Patel, Hans Selye (1975a, dalam Patel, 1996:6)

menerangkan adanya empat tahapan stres yang meliputi understress, eustress,

overstress, dan distress. Pada kondisi eustress hendaknya dapat disadari ketika

kondisi tubuh dan pikiran dalam keadaan yang seimbang, mersa enerjik, mudah

beradaptasi, dan dalam kondisi santai atau rileks. Ketika sudah melampaui

tahapan eustress, individu akan merasa lelah, cemas, agresif, serta defensif.

Walaupun ada berbagai pengertian, mekanisme, serta klasifikasi stress,

Lazzarus (1976, dalam Isniwarti, 1996:17) dan Patel (1996:13-14) menjelaskan

bahwa stres merupakan mekanisme yang bersifat individual. Stres bagi

seseorang belum tentu merupakan stres bagi yang lainnya, hal ini disebabkan

karena persepsi dan toleransi yang berbeda-beda pada setiap orang tentang hal-

hal yang menjadi hambatan atau tuntutan yang mungkin menimbulkan stres.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stress

merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu yang disebabkan adanya

ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan yang

ada. Stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon

yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu

Page 10: Proposal Riset

yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang

sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

2. Penyebab Stres atau Stresor

Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang

mengakibatkan terjadinya respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai

sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun social (Kisker, 1977 dalam

Isniwarti, 1996:18) dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam

kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996:15).

Secara garis besar, stresor bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Stresor mayor yang berupa major live events yang meliputi peristiwa

kemayian orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan

perpisahan; dan

2. Stresor minor yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah hidup

sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal-hal tertentu

sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk., 1988, dalam

Isnawarti, 1996:18).

SE. Taylor (1991:197-198) merinci beberapa karakteristik kejadian

yang berpotensi untuk dinilai menciptakan, antara lain :

1. Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada

kejadian positif.

2. Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres

daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.

Page 11: Proposal Riset

3. Kejadian “ambigu” seringkali dipandang lebih mengakibatkan stress

daripada kejadian yang jelas.

4. Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah

mengalami stres daripada orang yang memiliki tugas lebih sedikit.

Ada beberapa sumber stres yang berasal dari lingkungan, diantaranya

adalah lingkungan fisik seperti polusi udara, kebisingan, kesesakan, dan

lingkungan kontak social yang bervariasi, serta kompetisi hidup yang tinggi

(Howart & Gillham, 1981; Atkinson, 1990; dalam Iswinarti, 1996:19). Seperti

yang dikutip oleh oleh Patel (1996:18-19) bahwa pada Holmes and Rahe

Schedule of Recent Life Events telah diteliti berbagai peristiwa kehidupan

yang membutuhkan penyesuaian sosial kembali dan memberinya rating

berdasarkan muatan nilai stresnya. Stresor yang berupa peristiwa-peristiwa

perubahan di sekolah (change in school) berada pada peringkat 33 yang dapat

menimbulkan stres.

Holmes dan Rahe (dalam Davidson & Neale), 1992) merumuskan

adanya sumber stres, yaitu :

1. Dalam diri individu hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong

dan penarik konflik menghasilkan dua kecenderungan yang berkebalikan,

yaitu approach dan avoidance. Kecenderungan ini menghasilkan tipe dasar

konflik (Weiten, 1992), yaitu :

a. Approach-approach Conflict

Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik.

Page 12: Proposal Riset

b. Avoidance-avoidance Conflict

Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi

yang tidak menyenangkan

c. Approach-avoidance Conflict

Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik

dalam satu tujuan atau situasi.

2. Dalam keluarga dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan

munculnya stres adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian dalam

keluarga.

3. Dalam komunitas dan masyarakat kontak dengan orang di luar keluarga

menyediakan banyak sumber stres. Misalnya, pengalaman anak di sekolah

dan persaingan.

Dari berbagai penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang dapat

menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fisiologis, psikologis,

dan lingkungan di sekitar individu (baik fisik maupun sosial). Namun, Stresor

tersebut dapat menimbulkan stres ataupun tidak tergantung bagaimana individu

menyikapi stresor itu.

3. Konsekuensi dan Respon Stres

Stres, pada penjelasan awal telah disimpulkan akan menghasilkan

reaksi fisiologis, reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Seperti juga yang

dijelaskan oleh Coleman (1991, dalam Iswinarti, 1996:20), bahwa contoh

reaksi fisiologis sebagai tanda peringatan awal yang penting adalah nyeri dada,

diare, sakit perut, sakit kepala atau pusing-pusing, mual, insomnia, kelelahan,

Page 13: Proposal Riset

dan jantung berdebar-debar. Selanjutnya, reaksi psikologis dari stres bisa

dilihat dari tanda-tanda seperti tidak mau santai pada saat yang tepat, merasa

tegang, tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain, cepat marah atau mudah

tersinggung, ingatan melemah, tidak mampu konsentrasi, daya kemauan

berkurang, emosi tidak terkendali, tidak sanggup melaksanakan tugas yang

sudah dimulai, impulsive, dan reaksi berlebihan terhadap hal-hal sepele.

Atkinson (1990, dalam Iswinarti, 1996:22) mengistilahkan reaksi stres sebagai

gaya stres yang sebetulnya merupakan reaksi psikologis stres. Ada beberapa

gaya stress yang ditunjukkan pada individu yang mengalami stres, misalnya

ingin mengerjakan segalanya dengan cepat sehingga menjadi bingung dan

frustrasi, kecemasan, ketidak berdayaan atau keputusasaan, depresi dan

kehilangan semangat.

4. Pengertian dan Mekanisme Coping stress

Coping adalah segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan

proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang dinilai

sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang (Lazarus & Folkman,

1984). Definisi lain menyatakan coping sebagai proses dimana individu

melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan

adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan (resources) yang

dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres (dalam Sarafino, 1998:133).

Usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada

solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu melakukan

Page 14: Proposal Riset

proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan lingkungan,

secara perilaku dan kognitif (Sarafino, 1998:133).

Peristiwa stresful merupakan kejadian yang berpotensi memicu stres

pada individu. Sedangkan penilaian dan interpretasi terhadap stresor melalui

primary dan secondary appraisal merupakan proses penentuan makna dari

suatu kejadian dan penaksiran terhadap kemampuan dan potensi coping

individu (SE. Taylor, 1991:232)

5. Fungsi coping stress

Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari

bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :

a. Emotion-focusedcoping

Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon

emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara

behavioral maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1984b) mengemukakan

bahwa individu cenderung menggunakan emotional-focused coping ketika

individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau

diatasi.

b. Problem-focusedcoping

Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau

memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus &

Folkman (1984b) mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan

Problem-focused coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang

ada dapat diubah (Sarafino, 1998:133-135)

Page 15: Proposal Riset

Greenberg (2002:293) mengutip bahwa ketika Problem-focused coping

telah dilakukan dan mengakibatkan kelelahan karena tugas yang diselesaikan

terlalu berat, manusia bisa saja melakukan Emotion-focused coping untuk

membuat perasaan dirinya menjadi lebih baik ketika mengerjakan tugas-tugas

dan kembali melakukan Problem-focused coping yang telah dilakukan. Jadi

kedua tipe coping tersebut dapat saling mendukung antara satu dengan yang

lainnya.

7. Metode-metode Coping Stres

Individu memerlukan kemampuan tertentu (skill) dan strategi untuk

mengatasi masalah dan mengatur respon emosional terhadap kondisi yang

mengakibatkan stres. Lazarus & Folman (1986, 1988) mengidentifikasikan

berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun emotion-

focused, antara lain :

(1) Planful problem solving

(2) Confrontive coping

(3) Seeking social support

(4) Distancing

(5) Escape-avoidance

(6) Self-control

(7) Accepting responsibility

(8) Positive reappraisal (Sarafino, 1998:135)

B. Aromaterapi & Relaksasi

Page 16: Proposal Riset

1. Pengertian & fungsi Aromaterapi

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan

merangsang proses penyembuhan.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html)

Aromaterapi yang dipakai bisa berupa pengharum ruangan, dupa

(incense stick), cologne/parfum, minyak esensial yang dibakar bersama air di

atas tungku kecil, atau bentuk-bentuk yang lainnya. Aromaterapi selalu

dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar membuat jiwa,tubuh dan

pikiran merasa relaks dan 'bebas' Pada tahun 1928 penggunaan istilah

aromaterapi dipopulerkan oleh Rene Maurice Gattefosse di Perancis.

Aromaterapi digunakan untuk rileksasi dan pengobatan. Bahkan pada Perang

Dunia II minyak esensial untuk aromaterapi ini digunakan untuk pengobatan

karena pada zaman itu sulit memperoleh antibiotika Minyak tersebut

mengandung bahan kimia asli dari tumbuhan tersebut berupa zat antiseptik

seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul lain. Khasiatnya

menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum.

(www.hanyawanita.com).

Bagaimana cara kerja aromaterapi itu? Ketika hidung menghirup wangi

minyak esensial yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi. Minyak

yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung. Dari sini minyak yang

Page 17: Proposal Riset

mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat

pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada.

(www.hanyawanita.com).

Akan meningkatkan gelombang-gelombang beta dalam otak yang

meningkatkan Menurut Dr. Alan Huck (neurology psikiater dan Direktur Pusat

Penelitian Bau dan Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap otak

manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan untuk

membedakan lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita

dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut mempengaruhi bagian otak

yang berkaitan dengan mood (suasana hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran.

Misalnya, dengan menghirup aroma lavender maka akan meningkatkan

gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang inilah yang

membantu kita untuk merasa rileks. Sementara dengan menghirup aroma

bunga melati maka ketangkasan dan kesiagaan.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html)

2. Macam-macam wewangian aromaterapi dan kegunaan

Tabel wewangian

No Jenis wewangian Kegunaan

1) Apple Cinnamon Wangi apple cinnamon dipercaya dapat

membangkitkan kenangan hangat bersama orang tua serta

mengingatkan orang akan suasana rumah yang nyaman.

Page 18: Proposal Riset

2) Lemon wewangian yang digunakan untuk menenangkan suasana.

Aromanya yang menggemaskan dapat membuat anda makin

percaya diri, merasa lebih santai, dapat menenangkan syaraf, tetapi

tetap membuat kita sadar.

3) Lavender jika anda penderita insomnia atau ingin mendapatkan

relaksasi dapat menggunkan aromatherapy jenis ini. Lavender

dipercaya bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan

pikiran.

4) Cendana/ Sandalwood aroma yang dilahirkannya dapat membantu

menciptakan dan menuangkan ide kreatif. Selain dapat mengurangi

depresi, harum cendana dipercaya dapat mengatasi masalah sulit

tidur serta masalah lain yang berhubungan dengan stres. Selain itu,

aromanya sangat bermanfaat digunakan saat meditasi.

3. Relaksasi

Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental

manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi,

seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam keadaan

tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan rileks dengan

posisi tubuh yang nyaman (Suryani, 2000:76).

C. Mahasiswa yang Mengikuti Mata Kuliah Ilmu Bedah

1. Mata kuliah Ilmu Bedah

Page 19: Proposal Riset

Ilmu Bedah adalah salah satu mata kuliah yang ada di semester V. Ilmu

Bedah adalah satu mata kuliah Klinis. Dengan arti yang lain ilmu bedah adalah

sutu mata pelajaran yang memang memerlukan tingkan penghafalan yang

tinggi dan suatu tindakan yang tepat bila terjadi kasus.

Ilmu bedah di dalam sistem pembelajarannya menggukan bahasa-

bahasa medis yang mempunyai arti suatu tindakan atau mendiagnosa suatu

penyakit. Setiap mahasiswa harus memenuhi nilai diatas D. untuk adapat lulus

dalam mata pelajaran ini.

2. Mahasiswa yang mengikuti matakuliah Ilmu Bedah

Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini adalah mahasiswa angkatan

2005-2007. Dari keseluruhan mahasiswa di kelas ini ada yang mengulang dan

ada yang baru mengambil mata kuliah ini.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa ilmu badah adalah

mata kuliah yang sangat penting, mengingat hal tersebut adalah mata kuliah

klinis. Sehingga dapat dikatakan mata kuliah ini mempunyai bobot yang

lumayan berat karena selain materinya yang berat, mahasiswa juga dituntut

untuk memperoleh nilai yang sesuai standar. Hal ini dikarenakan mata kuliah

ilmu bedah lebih menekankan pada pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan,

serta mungkin cara mengajar yang kurang menarik. Hal inilah yang lalu

menimbulkan stres pada para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini. Stres

yang ditimbulkan seperti Pusing-pusing/sakit kepala, kelelahan, ingin

mengerjakan segalanya dengan cepat, ingatan melemah, tidak mampu

berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan tugas yang sudah dimulai,

Page 20: Proposal Riset

kehilangan semangat. Stres yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan

saat mengikuti mata kuliah ilmu bedah dan mungkin akan menghambat belajar

mahasiswa. Sehingga banyak mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Unsyiah yang tidak lulus dalam mata kuliah ini.

D. Hubungan antara Stres dan Aromaterapi

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa ilmu bedah adalah

mata kuliah yang sangat penting. mengingat hal tersebut adalah mata kuliah

klinis. Sehingga dapat dikatakan mata kuliah ini mempunyai bobot yang

lumayan berat karena selain materinya yang berat, mahasiswa juga dituntut

untuk memperoleh nilai yang sesuai standar. Hal ini dikarenakan mata kuliah

ilmu bedah lebih menekankan pada pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan,

serta mungkin cara mengajar yang kurang menarik. Pada akhirnya hal ini dapat

menimbulkan stres. Stres, pada penjelasan awal telah disimpulkan akan

menghasilkan reaksi fisiologis, reaksi psikologis dan perubahan perilaku.

Seperti juga yang dijelaskan oleh Coleman (1991, dalam Iswinarti, 1996:20),

bahwa contoh reaksi fisiologis sebagai tanda peringatan awal yang penting

adalah nyeri dada, diare, sakit perut, sakit kepala atau pusing-pusing, mual,

insomnia, kelelahan, dan jantung berdebar-debar. Selanjutnya, reaksi

psikologis dari stres bisa dilihat dari tanda-tanda seperti tidak mau santai pada

saat yang tepat, merasa tegang, tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain,

cepat marah atau mudah tersinggung, ingatan melemah, tidak mampu

konsentrasi, daya kemauan berkurang, emosi tidak terkendali, tidak sanggup

Page 21: Proposal Riset

melaksanakan tugas yang sudah dimulai, impulsife dan reaksi berlebihan

terhadap hal-hal sepele.

Munculnya reaksi-reaksi diatas sebagai respon dari stres akan

menghambat proses belajar mahasiswa sehingga memungkinkan banyaknya

mahasiswa yang tidak lulus dalam mata kuliah ini.

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan

merangsang proses penyembuhan.

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html).

Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar

membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa relaks. Oleh karena itu, peneliti

berusaha mengurangi tingkat stres yang terjadi pada mahasiswa saat mengikuti

mata kuliah statistik dengan menggunakan aromaterapi.

Page 22: Proposal Riset

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Kerja

Kerangka konsep ini dikembangkan berdasarkan korelasi atau

hubungan antara pemberian aroma terapi yang mampu mempengaruhi tingkat

stress mahasiswa. Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil

atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan

merangsang proses penyembuhan. Aroma terapi yang digunakan biasanya

seperti pengharum ruangan, dupa (incense stick), cologne/parfum, minyak

esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau bentuk-bentuk

yang lainnya.

Dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah bagaimana aroma

terapi tersebut mempengaruhi tingkat stress mahasiswa tersebut, apakah efek

yang ditimbulkan semakin meningkatkan atau menurunkan tingkat stress

mahasiswa tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep

di bawah ini :

INPUT PROSES OUTPUT

Aroma terapi Tingkat stressmahasiswa

Menurun

Meningkat

Page 23: Proposal Riset

B. Definisi Operasional

Perlakuan aromaterapi : suatu teknik yang menggunakan aroma

tumbuhan yang dapat berupa minyak esensial tumbuhan baik dari akar, daun

dan bunga. Pada eksperimen ini digunakan pengharum ruangan. Adapun aroma

yang digunakan dalam eksperimen ini adalah aroma lemon dan lavender.

Metode yang digunakan untuk pemberian aroma dalam eksperimen ini adalah

dengan cara menghirup aroma tersebut secara tidak langsung melalui ruangan

yang telah diberi aromaterapi berupa pengharum ruangan sebelum kelas

dimulai.

1. Stres dalam eksperimen ini dapat ditunjukkan dari perilaku-perilaku yang

akan ditunjukkan sebagai berikut ini :

2. Pusing-pusing/sakit kepala

3. Kelelahan

4. Ingin mengerjakan segalanya dengan cepat

5. Ingatan melemah

6. Tidak mampu berkonsentrasi

7. Tidak sanggup melaksanakan tugas yang sudah dimulai

8. Kehilangan semangat

Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai atau

seringkali diartikan dengan simbol atau lambang yang memiliki bilangan atau

nilai. Untuk dapat meneliti suatu konsep secara empiris, konsep tersebut

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Page 24: Proposal Riset

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Disain Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Penelitian ini menggunakan Treatment by Subject Design.

Treatment by subject design adalah satu kelompok yg sama diberikan treatment

yg berbeda kemudian diukur hasilnya. Dalam penelitian ini kelompok

penelitian hanya satu kelompok yang bisa diambil secara random atau tidak

random. Pada kelompok tersebut diberikan perlakuan berulang-ulang. Dalam

eksperimen ini satu kelompok subyek tersebut akan dikenai dua kali pemberian

treatment yaitu pemberian aromaterapi dengan wewangian Lavender dan

pemberian aromaterapi dengan wewangian Lemon. Penelitian melibatkan

adanya pretest dan posttest.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam eksperimen ini menggunakan

mahasiswa Progaram Studi Ilmu Keperawatan Unsyiah angkatan 2007.

2. Sampling

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling dikenakan pada sampel yang karakteristiknya

Page 25: Proposal Riset

sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat

populasinya. Subyek dalam eksperimen ini adalah mahasiswa PSIK yang

mengikuti matakuliah Ilmu Bedah dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti

yaitu laki-laki dan perempuan yang baru mengambil mata kuliah Ilmu Bedah

angakatan 2007. Subyek diberi pretest sebanyak satu kali dan posttest dua kali.

Alat ukur yang digunakan untuk pretest dan posttest menggunakan kuisioner.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Kampus Program Studi Ilmu

Keperawatan Unsyiah

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 29 Desember sampai 16

januari 2010

D. Alat Pengumpulan Data

Penelitian eksperimen pada dasarnya adalah ingin mengetahui

hubungan kausal antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat(Y). Untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh tersebut, peneliti harus melakukan

pengukuran terhadap variabel terikatnya. Beberapa eksperimen menggunakan

instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk pemberian

perlakuan terhadap subjek eksperimennya. Instrumen dalam penelitian ini

Page 26: Proposal Riset

adalah :Kuisioner, Aromaterapi beraroma bunga lavender berbentuk

pengharum ruangan. Aromaterapi beraroma bunga lemon berbentuk

pengharum ruangan

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket.

Pengumpulan data bertuuan untuk menilai pengaruh aroma terapi terhadap

tingkat stress mahasiswa yang mengambil mata kuliah ilmu bedah di PSIK

Unsyiah angkatan 2007.

Pengumpulan Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini akan

dihitung korelasinya menggunakan teknik statistik Uji T (T Test) lebih spesifik

lagi yaitu Paired-Samples T Test.

Keterangan :

t = Nilai t hitung

D = Rata-rata selisih pengukuran 1 & 2

SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 & 2

N = Jumlah sample

Uji asumsi yang dilakukan sebelum analisa data dilakukan adalah uji

linearitas hubungan dan uji normalitas sebaran. Asumsi utama teknik

komparasi paired t-test adalah berdasarkan tidak adanya kelompok kontrol dan

Page 27: Proposal Riset

kelompok eksperimen, tetapi dengan melakukan pre-test dan post-test pada

satu kelompok yang sama.

Keseluruhan proses analisis data ini menggunakan cara perhitungan

manual. Dengan melihat tabel t-test dengan taraf signifikan 5 % uji dua fihak

(two tail test

Page 28: Proposal Riset

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH AROMA TERAPI TERHADAP TINGKAT STRESS MAHASISWA YANG SEDANG MENGIKUTI MATA

KULIAH ILMU BEDAH DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN BANDA ACEH

TAHUN 2009

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Final Ujian Mata Kulih Riset Keperawatan

OLEH

HELDIZAL0707101060032

UNIVERSITAS SYIAH KUALA FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BANDA ACEH2009

Page 29: Proposal Riset