tabloid suara kampus edisi 130 "sarjana bawah lima tahun"

24

Upload: suara-kampus

Post on 03-Apr-2016

312 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Tabloid ini menghadirikan suara utama tentang mahasiswa harus s1 maksimal 5 tahun. Jika lewat lima tahun mereka akan di drop out. Selain itu juga ada peristiwa dari kampus IAIN IB Padang.

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"
Page 2: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Pemimpin Umum: Zulfikar. Pjs. Sekretaris Umum: Elvi SDR. Bendahara Umum: Nela Gusti Hasanah.Pemimpin Redaksi: Ahmad Bil Wahid. Pemimpin Perusahaan: Dosfrianto. Kepala Divisi SDM & Litbang: Septia Hidayati.Redaktur Pelaksana: Restu Mutiara Sari. Koordinator Liputan: Taufiq Siddiq. Redaktur: Yogi Eka Sahputra, Elvi SDR. DivisiPeriklanan & EO: Zul Anggara. Divisi Umum & Adm: Jeki Pernandos.

Reporter: Evi Candra, Rahmawati Matondang, Nur Khairat, Ari Yuneldi, Gusriana Luxtrisia, Tri Bayu Lestari, Yuni Marsela, ChairilAnwar, Novia Amirah, M. Zahir Ikhlas, Annisa Efendi, Arif Nur, Eka Putri, Delli Ridha Hayati, Bustin, Hervina Harbi, Annisa Fitri,Esti Wandani, Rosi Elvionita, Iis Sholihat Damanik.Anggota Magang: Eka Dasman, Jel Hendri, M. Fadil MZ, Kamaruddin, Axvel Gion Revo, Amaliatul Hamrah, Aidil RidwanDaulay, Destiwi Zurima, Defriandi, Eka Sapta Desi, Farhatun Layali, Friyosmen, Gusnanda, Irda Yona, Jamal Mirdad, Kanadi Warman,Khairul Ummah, Muhammad Yunus, Mukhtar Syafi’i, Nofri Migo, Risya Wardani, Ria Oktaviantina, Redy Saputra, Rahmad PutraKampai, Rahmadi, Rice Juli, Reski Kochan Jasandra, Siti Saodah, Sakinah, Syofil Apri Yanil, Salvianti, Veni Andriyani, YahyaSakynah, Yandri Novita Sari, Fanidiya Refani, Elyza Ningsih, Satri Wahyuni, R. Ledyanita, Silvia Wulandari, Rika Tri Apyeni, AnnisaFitri Yani, Rahmi Yati, Sherly Fitri Yanti, Yessi Azwarni, Sinta Eka Putri, Ravel Fadila Mutia, Wetri Yenti, Rahmi Jumita, Titi RahmaSari.

Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang

Prof. Dr. H. Makmur Syarif S. H., M.Ag.Penanggung Jawab:

Wakil Rektor III IAIN Imam Bonjol PadangProf. Dr. H. Asasriwarni, MH

Kepala Biro AUAKDrs. Dasrizal, MA

Pembina:Yulizal Yunus, Shaeful Yazan,Suardi Sikumbang, Abdullah Khusairi,

Muhammad Nasir, Sudarmadji, Andri El FaruqiDewan Redaksi:Arjuna Nusantara, Andika

Adi Saputra, Ridho Permana, Urwatul Wusqa,Ikhwatun Nasra,

K ebijakan masa studi yang diperpendekoleh pemerintah dari 14 semestermenjadi 10 semester menjadi salah satu

yang menjadi sorotan dalam Peraturan Mentri(Permen) Pendidikan dan Kebudayaan No 49tahun 2014 tentang Standar Pendidikan MutuPerguruan Tinggi. Kebijakan tersebut cukup bisapahit bagi aktivis (mungkin), mahasiswa apalagi.

Adanya kebijakan ini setidaknya memberikantantangan baru bagi mahasiswa, tantangan masihtetap menjadi kalangan yang melahirkanperubahan dalam zaman skeptis ini. Bagi Akitivismungkin ini tidak terlalu berpengaruh karenaaktivis merelakan kepentingannya (Kuliah)dinomor duakan walau masih diutamakan.

Pahitnya mungkin pada mahasiswa yangmengaku aktivis yang mengkambing hitamkannilai yang kurang memuaskan atas namaperjuangan, tapi tidak bisa menghasilkanperubahan fenomena itulah yang kita temui hariini.

Dalam diskusi kecil dengan salah seorangmatan mahasiswa yang berjuang pada era 98mengatakan bahwa aktivis itu adalah mahasiswayang mampu mengemban beban melebihimahasiswa biasa. Artinya jika mahasiswa biasastandar bebannya untuk Comloade IPK 3,8,maka aktivis harus lebih dari 3,8, jika tidakmenurut Dosen Sosiologi Hukum itu maka andabukan aktivis karena tidak bisa mengembanbeban yang lebih dari mahasiswa biasa.

Beranjak dari realita hari ini, kebijakan masastudi tersebut cukup mengkhawatirkan karenasaat masa studi masih 14 semester perjuanganuntuk perubahan itu sudah blur, mulai tidak adalagi asap ban bakar yang membawa perubahan,mulai tidak ada lagi diskusi yang membuahkanpemikiran untuk perubahan, mulai tidak ada lagikalangan yang menegur kebijakan-kebijakankonyol kalangan atas.

Sedikit misal, di kampus ini November 2013lalu mahasiswa menuntut petingginya, ratusanmahasiswa tercatat meminta haknya namun hariitu bak bagai kursi yang sempat dibakar hari itu,tak berbekas, tuntutan itu hanya tinggal ceritauntuk jonior nanti bahwa seniornya seorangaktivis (katanya).

Manisnya, dalam Permen tersebut selainmemperpendek masa studi kebijakan itudiimbangi dengan kebijakan-kebijakan lainnya,diantaranya peningkatan standar sarana danprasarana agar aspek akademisi dari mahasiswatidak berbelit-belit lagi, dari fasilitas baik tenagapengajar dan prasarananya.

Jadi, sebagai pemimpin sebelum menetapkanmasa studi maka bercermin terlebih dahuluapakah sudah siap lahir batin untuk bisamelahirkan sarjana diwaktu yang tepat, karenatamat dalam 14 semester atau lebihpun bukankeselahan dari mahasiswa, tapi kampusnya jugasebagai rahimnya sarjana.

Manis Pahit PermenDIKBUD No. 49

Salam Pers Mahasiswa...!

M encoba memberikanyang terbaik, itulahcemeti yang selalu

penggerak kami memenuhikebutuhan pembaca. Terbitantabloid edisi kali ini, produksiketiga dari kepengurusanLembaga Pers Mahasiswa(LPM) Suara Kampus tahun2014. Tentunya dengan kontri-busi dan tulisan terbaik yangselalu kami suguhkan kepadapembaca sekalian.

Dalam pencapaiannya kamimembutuhkan udara segaruntuk bernafas lebih panjang tanpa batasmenyelesaikannya. Dalam proses yang kamilewati, berbagai persiapan kami jajaki mulaidari rapat anggota hingga meliput.

Terkadang dalam bahtera yang kami jalanisering terjadi pelbagai problem danmenyimpang dari skenario awal. Namun tidakada yang sia-sia terhadap apa yang dikerjakandengan tulus dan sungguh-sungguh jika mauberusaha dan memaksimalkannya. Terlepasdari itu semua, dalam kesempatan kali inikami mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pengurus dan seluruh kru LPMSuara Kampus yang telah berusahamemaksimalkan tugasnya.

Di edisi 130 ini kucuran keringat paraawak redaksi menghasilkan kreatifitas padarubrik Suara Utama, dalam bentukreportase terkait Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan (Permendik-bud) nomor 49 tahun 2014 tentang batasmasa studi yang terpakai bagi mahasiswayang mengecap pendidikan di lembagapendidikan tinggi sesuai dengan program

Tak Ada yang Sia-sia,Jika Berusaha

studi yang ditempuh.Pada rubrik Suara

Khusus, membahas tentangpergerakan mahasiswa saatini. Melirik kembali pudar-nya sikap kritis mahasiswaterhadap roda pemerintahansehingga tidak berjalandengan lancar. Tidak hanyasekadar penerbitan, LPMSuara Kampus juga menga-dakan kegiatan PelatihanJurnalistik Tingkat LanjutNasional (PJTLN) Agustus2014 ini.

Kegiatan ini dilaksnakandi Islamic Centre Tanah Datar yang diikutioleh aktivis Pers Mahasiswa se-Indonesia.Pada PJTLN ini, kami mengangkat tema“Ekspedisi Jurnalistik”.

Dan untuk mahasiswa baru IAIN angka-tan 2014, kami ucapkan selamat bergabungdengan kampus ini. Mudah-mudahan adasesuatu ilmu yang bermanfaat dan dapatdiaplikasikan nantinya. Bersentuhan denganberbagai latar belakang kehidupan yangterjadi dalam yang akan membuat kitasemakin dewasa dalam menyikapi berbagaikeadaan. []

K egiatan berburu hewan sudah dilakukan oleh manusia sejak zamanprasejarah mulai dari zaman purba

sampai sekarang. Banyak alat yangdigunakan untuk berburu hewan sepertipancing, tombak, pukat dan lainnya. Namun,hanya sedikit alat-alat yang arif lingkungan,salah satunya lukah.

Lukah adalah sejenis alat yang terbuatdari rotan, bambu, “lidi” yang disusun dandiikat hingga jadi sebuah lukah. Ukuranlukah memiliki panjang lebih kurang 20 cmhingga 30 cm. Biasanya lukah digunakanuntuk menangkap belut.

Pada bagian ujung lukah terdapat sebuahlubang yang berfungsi jalur masuk belut.Lubang tempat masuk belut disusun meng-gunakan lidi, semakin ke dalam semakinmengecil. Hal ini, menjadikan jalur tersebutsemakin sempit dari lorong yang pertama.Pada lukah juga terdapat sejenis jejari tajampada bagian tengah lorong lukah. Jejari inibertujuan untuk mengindari agar mangsayang sudah ada dalam lukah tidak lepas.Begitu sulit keluar setelah masuk kedalamlukah.

Lukah pada zaman dulunya bagi orangMiangkabau merupakan alat yang sangatdekat dengan mereka, terutama bagi masya-rakat yang bermata pencaharian sebagaipetani. Lukah biasanya digunakan petaniuntuk menangkap belut, kebiasaan parapetani ketika musim tanam selain mengurusibenih padi, petani juga sering melakukanberburu belut diwaktu senggangnya.Kebiasaan itu terjadi satu kali dalam enambulan, ada juga yang satu kali dalam satutahun tergantung kapan menanam benih

Lukah Belut

padi. Motivasi perburuan belut ada yangberupa untuk bahan makanan ada juga yangdijual guna menambah pemasukan, bahkanada yang hanya sebagai pelepas hobi saja,yang penting “Urang baburu awak baburupulo”.

Cara kerja lukah sangat arif dan cerdas.Si pemburu hanya sediakan umpan di dalamlukah. Biasanya petani menjadikan cacingsebagai umpan. Sebelum dimasukan kedalam lukah untuk dijadikan umpan. Cacingterlebih dahulu dibakar, ketika cacingberperan jadi umpan akan mengeluarkanaroma bakar yang semerbak sehingga belutakan menghampiri lukah dan sibelutpunmasuk kedalam perangkap. Cerdas bukan?

Lukah dapat menjadi sebuah alat untukmenjaga kelestarian fauna khususnya belut,dari pada mengunakan pukat harimau, bomdan alat yang merusak lainnya. Tapi sayangbagi belut yang terperangkap di dalamlukah hanya menunggu nasib mati di dalamlukah atau mati di bunuh si pemburu setelahke luar dari lukah.

Bayangkan saja sistem perangkap lukahyang sangat ampuh ketika bekerja. Lukahbiasanya dipasang pukul enam sore sampaienam pagi. Dalam satu kali pasang, satulukah bisa menangkap tiga sampai tujuhbelut. Kenapa tidak, bisa sampai tujuh belutyang tertangkap, itu tandanya masukkedalam lukah memang mudah. Tidak hanyasusah keluar, di dalam lukah kehidupan belutpenuh derita karena berdesakan. Kenapatidak, belut yang masuk lebih banyak daripada belut yang keluar dari lukah. Selainitu bambu-bambu runcing dalam lukahsudah siap menu-suk melut nakal yangmencoba keluar.

Belut yang masuk ke dalam lukah tentumereka yang tertipu dengan aroma cacingyang dibakar. Mereka berharap aroma itumemang makanan enak yang bisamembawanya bertahan hidup, ternyataaroma cacing bakar itu hanya perangkapbelaka. Begitulah cara lukah beraksi, hanyabermodalkan promosi aroma cacing bakar,belut-belut bodoh terperangkap. Nasibrumitpun harus dijalankan belut di dalamlukah. Hidup memang pilihan, termasukbagi belut yang memilih mengikutiharumnya cacing yang dibakar, sehingga diamasuk ke dalam lukah yang kejam.

Di dalam kehidupan sehari-hari setiapkita selalu berhati-hati memilih sesuatu.Setidaknya kita harus menimbangkan semuapromosi yang ditawarkan. Jangan seperti sibelut yang masuk ke dalam perangkaplukah, terlalu percaya dengan aroma cacingbakar ternyata hanya bertemu denganbangkai cacing, ke luar pun tidak bisa.Begitulah per-mainan lukah “Masuknyamudah ke luarnya susah”.

Yogi Eka SahputraRedaktur Suara Kampus

Suasana PJTL Suara Kampus di Aula Bupati TanahDatar, Minggu (31/08). Foto: dokumen Suara Kampus

+ Anggaran belum cair, Opakditunda- Ba tunda baa lo ko Pak, dimamogok anggaran t ?

+Serjana tidak boleh lebih 5 tahun.- Ndak baa doh, kalau Opaknyo ndakditunda.

SALAM REDAKSIEDITORIAL

CERMINIA

CILOTEH

www.suarakampus.com | @suara_kampus | [email protected] | [email protected]

Page 3: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

eorang anak pernah diajarkan bapaknya tentang cara bersikap.“Nak, kau tahu tidak. Diam itu emas nak,” kata si bapak padasang anak. Si anak yang ketika itu masih bocah hanya mampu

mendengar dan membenarkan kata si bapak. Karena ingin jadi anakyang patuh pada orang tua, Si anak berusaha memegang ajaran bapaknyadi manapun dan dalam situasi apapun. Hingga duduk di bangku sekolah,Si anak lebih sering diam. Berbeda dengan teman-temannya yang sukabicara dan bercerita.

Seiring bertambahnya usia, diikuiti dengan berkembangnya pola pikirsi anak, pertanyaan mulai timbul di benaknya saat memasuki penghujungremaja. Ketika gurunya di sekolah membuat forom diskusi kelas antarsiswa. Melihat teman-temannya yang banyak bicara dan menyampaikanpendapat dalam diskusi, dia mulai mencoba mencari alasan membantahucapan ayahnya dulu. Jika memang diam adalah emas, dan emas dinilaisangat berharga,berarti diam itu sama berharganya dengan emas. Tapisi anak tidak merasa berharga ketika hanya diam dalam diskusi-duskusidi sekolahnya.

Pertanyaan makin mencuat ke permukaan benaknya saat dia masukperguruan tinggi. Disini si anak masih dihadapkan dengan suasanadiskusi, namun lebih hangat dibanding diskusi di sekolah dulu. Saatdiskusi di ruang kuliah, kupingnya dibuat panas oleh suara para pesertadiskusi yang saling bantah. Apalagi peserta diskuti sering melontarkanargument yang menurut si anak tak sesuai dengan pendapatnya. Lagi-lagi dia bertanya pada pikirannya, kenapa diam diibaratkan dengan emas?Apakah diam masih menjadi emas ketika ada sesuatu yang tidak bisaditerima akal sehat dan nurani manusia?

Lelah bertanya pada logika, si anak mencoba menentang sikap yangselama ini dipegangnya. Pada sebuah kesempatan diskusi saat kuliah.Si anak kembali mendengar argument yang bertentangan denganpemahamannya, sontak si anak dengan cepat mengangkat tangan danmeminta waktu untuk bicara. Setelah selesai bicara dan mengemukakanpendapatnya, beberapa peserta diskusi lain menyatakan setuju denganyang disampaikan si anak. Perasaan lain mendatangi logika dannuraninya. Si anak merasa lega. Bahka ia merasa menjadi lebihberharaga, jauh lebih berharga ketimbang emas yang diibaratkan dengandiam.

Sejak saat itu, si anak tak tak lagi memegang prinsip ‘diam itu emas’.Menurut logikanya, seseorang tak pantas diam ketika dihadapkan denganketidak benaran. Baginya, ketidakbenaran harus tegas dibantah. Bahkantak perlu menunggu ketidakbenaran datang untuk bicara danmembantahnya, tapi kebenaran harus disampaikan sebelumketidakbenaran itu datang.

Begitulah sejatinya mahasiswa. Sebagai pemeran elite minority yangberada di antara rakyat dan pemerintah, mahasiswa diharapkan menjadicorong yang menyuarakan kebenaran. Penyampai aspirasi rakyat padapemerintah, serta memberi pencerdasan pada rakyat tentangpemerintahan. Mahasiswa diharapkan menjadi aktor perubahan dipanggung nasional, bukan sekedar menjadi aktor di daerahnya apalagihanya aktor di kampus saja.

Namun miris melihat kondisi mahasiswa akhir-akhir ini. Tak perlumenoleh jauh, lihat saja di IAIN Imam imam bonjol Padang. Jangankandi panggung nasional atau daerah, di kampus sendiri saja mahasiswanyaseakan tak mampu memainkan peran sebagai aktor perubahan pembawakebenaran. Jangankan menyampaikan aspirasi rakyat pada pemerinta,aspirasi mahasiswa saja tak mampu disampaikan pada petinggi kampus.Dengan kata lain, aspirasi hanya untuk disimpan meski itu sebuahkebenaran.

Terlalu banyak contoh untuk dikemukakan. Namun yang mungkinmasih kental di ingatan adalah saat rektor dipaksa memenuhi 9 tuntutanmahasiswa pada November 2013. Tuntutan mahasiswa ketika itumengarah pada transparansi keuangan, perbaikan fasilitas dan pelayanankampus. Rektor pun berjanji memenihi tuntutan mahasiswa.

Hampir satu tahun setelah tuntujan mahasiswa disampaikan dan janjirektor diucapkan, tak banyak perubahan yang dirasakan. Keuanganbelum sepenuhnya transparan dan perbaikan fasilitas pun tak kunjungdioptimalkan. Anehnya, tak terdengar suara nyaring mahasiswamempertanyakaan keadaan ini. Mahasiswa seakan diam melihat keadaan,atau mungkin hanya bertanya dalam hati melihat janji yang belumterpenuhi.

Jika merujuk pada cerita di awal tadi, ada beberapa kemungkinanyang bisa menjadi asumsi. Pertama, boleh jadi pemikiran mahasiswaIAIN Imam Bonjol saat masih seperti bocah. Hanya mampu menerimatanpa mampu mengkritisi. Kemungkinan kedua, mahasiswa IAIN masihdiam melihat keadaan karena belum merasakan sesuatu yangbertentangan dengan logika dan nurani. Kemungkinan ketiga, mahasiswaIAIN merasa lebih berharga ketika diam ketimbang bicaramenyampaikan kebenaran, meski diam bukan lagi emas saat dihadapkandengan ketidak benaran. Semoga ketiga kemungkinan itu salah. Amin.[]

Diam itu Bukan Emas

Ahmad Bil Wahid

Pemimpin RedaksiLPM Suara Kampus

Terkadang kita dibingungkandengan kata Agent of Changeatau dalam bahasa keseharian,

agen perubahan. Kata yang biasabanyak disandarkan pada kaumterpelajar. Khususnya mahasiswa.Tetapi dalam kenyataannya, kitamasih belum bisa mengerti apa ituagen perubahan. Perubahan yangbagaimana harus kita lakukan, sertaapa yang harus kita rubah?.

Hal tersebutlah yang biasanyamenjadikan mahasiswa salah persep-si. Terdapat tiga karakter mahasiswaseperti yang kita kenal, akademisi,aktivis dan akademis aktivis. Dalampemikiran masing-masing mahasis-wa, mereka tetap menamakan dirinyasebagai agen perubahan. Beberapaalibi pun dibuat untuk menutupi kele-mahan mereka. Bahkan tak jarang,adu argumentasi terjadi. Hanya kare-na “agen perubahan”.

Mahasiswa yang lebih seringberkutat dengan diktat, perpustakaan,serta ribuan makalah atau yang seringdijuluki mahasiswa akademis, jugamemiliki alibi tersendiri untukmenguatkan mereka sebagai agenperubahan. Sebuah peradaban, kebu-dayaan, negara, maupun masyarakatakan melihat dari segi kepandaianilmu seseorang. Dari hal tersebut,membutuhkan teori nyata sebagai

Mahasiswa,Pembaharu atau Pengganti ?

Oleh: M. Nur Hidayat Rabbani Hasanhasil nilai dari yang dipelajari. Itulahalibi para akademisi, bahwa mahasis-wa akan menjadi agen perubahanketika dapat menguasai ilmu yangtertera dalam diktat, buku, maupunmakalah.

Berbeda dengan mahasiswa yanglain. Mahasiswa yang sering berdis-kusi di bawah pohon-pohon rindangkampus, melakukan aksi demo didepan gedung-gedung pemerintahan.Mereka pun juga memiliki alibiuntuk mengukuhkan jati diri sebagaiagen perubahan. Bahwa mahasiswaadalah bagian dari masyarakat. Tidakhanya nilai-nilai dalam teori kema-syarakatan, tetapi juga prakteknyalangsung. Mahasiswa yang hanyaberkutat dengan diktat, mereka tidakmempelajari masyarakat dari segipengenalan dan psikologinya. Itulahalibi yang mereka lancarkan.

Dan yang terakhir, mahasiswayang juga hobi berdiskusi, tetapimasih mementingkan juga akademikdalam perkuliahannya. Banyak orangmengatakan merekalah agen peru-bahan. Menguasai ilmu secara teoridan praktik. Serta paham dan me-ngerti psikologi masyarakat secarateoritis dan praktikum.

Tetapi, apakah benar paramahasiswa itu dapat disebut agenperubahan? Apa yang harus dirubah

oleh para mahasiswa? Sebuah perta-nyaan yang hasilnya dapat dibantahmentah-mentah. Ketika terdapatpertanyaan, mahasiswa harusmerubah kebijakan dan pemikiranpemerintahan, maka mahasiswaharus ikut dan terjun dalam sistemyang terjadi. Dan ketika paramahasiswa menjadi anggota dewanpenentu kebijakan, maka tentunyauanglah yang berbicara. Ini wajarterjadi, mengingat masyarakat kitabelum terdidik secara mentalitasnya.

Pertanyaan lain, merubah masya-rakat menjadi sadar dan pahamterhadap apa yang menjadi kebijakanpemerintah, mahasiswa harus terjunlangsung ke masyarakat. Denganmenjadi bagian dari masyarakat itu,serta menjadi ujung tombak darinya.Dan ketika mahasiswa tidak dapatberadaptasi, maka mahasiswa hanyaakan menjadi masyarakat biasatentunya.

Inilah yang menjadi pertanyaan.Mahasiswa, pembaharu, memper-barui sistem yang menjadi musuhmahasiswa, masyarakat dan rakyat,ataukah hanya pengganti yangmeneruskan sistem tersebut? Agenperubahan apakah yang harus kalianrubah?.

B ertahan hidup atau mati?itulah diantara dinamikakehidupan yang tak bisa kita

pungkiri. Dalam hal apapun di duniaini tentu tidak terlepas dari tuntutanhukum alam. Bagi yang bertahanmaka akan melanjutkan kehidupannamun bagi yang tak mampu tukbertahan maka akan hengkang darikehidupan. Kejam dan Jahat, itulahjeritan dari kebanyakan mereka yangmengalami kesulitan diakibatkanmasalah dari dinamika yang adadidunia ini.

Sekilas kita coba lihatkehidupan didalam hutan. Di hutanyang dipimpin oleh harimau cende-rung akan memilih teman-temannyayang sesama harimau juga untukdiangkat dalam posisi kedudukanyang penting. Hal ini sangat wajarkarna harimau hanya akan mengertidengan bahasa sesama harimau. Danjikalau kambing hanya akan memilihbergaul dengan komunitas kambing,dikarenakan kambing hanya mema-hami bahasa kambing. Begitu jugadengan ular, burung dsb.

Bisa kita bayangkan jika hari-mau mengambil mitranya selain dariyang sebangsa dengannya maka yang

Hukum Rimbaterjadi adalah pemangsaan oleh sangharimau. Jika harimau tak mampuuntuk mencari mangsa untuk dima-kan maka iapun akan mati. Dan jugajika ular bermitra dengan burungcenderung burungpun akan menjauhterbang meninggalkan ular karnatakut akan dimangsa oleh ular. Lintahpun karna ingin bertahan hidup,dengan sengaja menghinggapi tubuhkerbau lalu menghisap darahnya.Setelah lintah kenyang lalu pergimaninggalkan kerbau tanpa bert-erimakasih karna telah memberi-nyamakan. Dalam artian lain, yangmemiliki kemampuan memangsamaka akan dimakan. Dan yang tidakbisa bertahan karena kelaparan makaakan mati.

Dalam hal ini, hukum rimbaitu ternyata bukan hanya terjadidihutan yang pelakunya adalahhewan. Di dunia manusia pun jugaterjadi hal yang sama. Ada yang me-mangsa dan ada yang dimangsa. yangsejenis atau satu ras akan dibantu danyang berlainan kelom-pok maka akanterbuang. Yang tak bertahan akanhengkang dari tempat-nya dalammelangsungkan kehidup-an.

Ironi sekali memang, namun

inilah kehidupan. Jika terjadi masal-ah maka senantiasa berucap “InilahDinamika!!” akan tetapi dinamikayang diberi pun bukanlah dinamikapositif yang memberi man-faat saatterjadi kesulitan. Dinamika pun lebihdiwarnai oleh pembunuhan karakter,pematian semangat dan lainnya. Baikditempat kerja kita, terlebihdikampus tempat kita menuntut ilmupun tidak terlepas dari dinamika ini.Namun bagaimanapun dinamikayang kita terima, hanya dua kata yangmesti kita ingat “BERTA-HAN danHADAPI”

Tuhan pun tak kan meng-gagalkan upaya mereka yang bekerjakeras dengan hati yang tulus danikhlas karena-Nya, demi meraih apayang akan dicapai oleh hambanya.Usaha dan Usaha, Kerja dan Kerja,Berproses dengan sungguh-sungguhdengan cara menebar benih-benihpositif kepada banyak orang yangtentu akan lebih bermanfaat ketim-bang usaha atau kerja yang harusmemakan tumbal dengan maksudagar keinginan yang diusahakan puntercapai.

Oleh : Alfred

Penulis Mahasiswa Prodi PendidikanBahasa Inggris, STAIN Salatiga,

Semarang.

Penulis Mahasiswa Akidah FilsafatFakultas Ushuluddin IAIN

Imam Bonjol

085268930xxxFasilitas kurang lengkap, tmpat

kurang trjaga cntohx dri segikbersih-an Kmpus qta ibaratkpmpong yg memksakan dirixmnjdi kupu2, tnpa mmikirkn bhwabnyk proses sbgai kpmpong yg blumia lalui. Bisa jdi bsok akibatx ia jdikupu2 yg mmbng-gak dirix sbgaikupu2, nmun sayng tak bisa trbang...

087792976xxxTlng d perbaiki lokal2 d kmpus

kt. Di lokal kipas angn jga ndk hdupdah rusak, jd dlm proses bljr trgang-gu. Lntaran kurang knyamanan. TrusWC d tarbyah juga ndk da. Trpaksa-lah mhasiswa berkeliling cri WC.Trus klw bsa ruangan d SC t scpatnyd perbaiki supaya mhasiswa tdk su-sah mncri lokal sana sini. Lntran lokalyg tdk ada. Yg trakhr klw kptusan ygdri rektor ttng ospek tdk valid. Bnykadk2 yg ragu akan hal itu

085668908xxxBansos tdak lg dproses,mhon kpd

pihak kmpus utk ngemblikankepemi-likan Dipa k mhs yg sdahtrlanjur mlih Bnsos karena kita mlihBansos karena krjasama kmpus dgnpmern-tah, klo pmerintah sdahmeni-dakkan,brarti dr kmpusmengiya-kan,,mhon prtmbgan drphak kmpus Ko br..

081212351xxxSatu kata untk kmpusku tersa-

yang “GAJE” alias gak jelas.Smua-nya srba gk jelas, mulai dari jadwal2yg brhbgn dg perkuliahan, info2 bea-siswa, & prosedur appun ithu semua-nya GAJE.. Kalau begini trus, sayaikutan GAJE..

KOLOM

inBOXSampaikan keluh kesah,saran dan unek-unek andatentang kampus via SMS081947605730. Format:Nama/NIM/Jurusan/Pesan

Page 4: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Peraturan baru dalam duniapendidikan demi terciptanyakualitas standar pendidikan

nasiaonal yang efektif. Kuliah dalammengharapkan gelar sarjana tidaklagi memiliki ruang yang lama.Peratuaran baru Menteri Pendidikandan Kebudayaan (Mendikbud) no 49tahun 2014 tentang Standar NasionalPendidikan Tinggi (SNPT),menetapkan bahwa masa kuliahsarjana (S-I) paling lama lima tahun(Sepuluh semester). Peraturan initelah ditetapkan 09 Juni 2014.

Dalam Permendikbud tersebut,dijelaskan bahwa beban SatuanKredit Semester (SKS) yang harusditanggung mahasiswa SI/D-IV 144SKS. Menuntaskan batas SKS yangditetapkan maka jatah semester yangdiberikan 4-5 tahun.

Menanggapi Permendikbud no 49tahun 2014, Z. Mawardi Effendi,mantan Rektor Universitas NegeriPadang (UNP) menilai tujuan globalkeputusan tersebut sudah tepat,namun tidak untuk keseluruhan pasal.“Untuk prinsip, saya setuju. Inimerupakan kebijakan yang tepat,karena dalam Permendikbud nomor49 itu diputuskan terkait standarminimum mutu pendidikan perguru-an tinggi,” ujar Mawardi, Jumat (22/08).

Dia menambahkan, beberapapasal dikaji kembali. “Tim kamisudah mengkaji tentang Permendik-bud no 49 tersebut. Penetapan masakuliah sarjana lima tahun itu tidakakan menjamin mutu pendidikan,jika masing-masing perguruan tinggitidak memiliki standar dan mutupendidikan yang jelas. Terkait mutupendidikan, itu perlu didukung olehsarana dan prasarana,” ungkapnya.

Mawardi menekankan, bahwapoin penting dalam Permendikbudtersebut adalah kebijakan terhadap

mutu pendidikan perguruan tinggidengan tujuan mengahasilkanserjana yang dapat memberikankepuasaan terhadap masyarakat luas.“Tujuan utama dari Permendikbudini menjadikan kampus yangmumpuni, memiliki lulusan yangmampu bersaing di dunia kerja dandapat mengahasilkan serjana yangmampu memberikan kepuasanterhadap masyarakat,” ujarnya.

Melihat realita yang terjadi,Mawardi menyayangkan bahwamasih banyak sarjana pengangguran.Menurut Mawardi hal itu disebabkanoleh standar mutu dan pendidikanperguruan tinggi belum ada,ditambah dengan semakinbanyaknya perguru-an tinggi swastayang belum memiliki standar sebagaialat ukur. “Jumlah erguruan tingginegeri saja hanya 80an. Sedangkan,perguruan tinggi swaswa mencapaiangka 4000an. Jika suatu perguruan

“Secara prinsip sayasetuju, namun ada

beberapa pasal yangharus dikaji ulang”

Permendikbud no. 49 tahun 2014

Sarjana Tak Boleh Lebih Lima Tahun

Mazwardi EfendiPakar Pendidikan UNP

Duski SamadPakar Pendidikan Fakultas Tarbiyah IAIN IB

“Hanya mahasiswapandir yang memiliki

paradigma jelektentang peraturan

tersebut,”tinggi tidak memiliki standarbarometer yang jelas. Maka, lahirlahserjana tidak punya keahalian, yangada hanya serjana punya ijazah,”tegas Mawardi.

Mawardi berharap, semua pihakdapat mendukung peraturan terse-but. “Pasal tersebut harus dilakukanuji publik dulu, pada saat itu kitalakukan evaluasi dan apa yang harusdiubah dari Permendikbud nomor 49itu. Karena kita harus meneliti lagi,pasal mana yang harus dikaji dan ayatmana yang meski kita pertim-bangkan kembali,” papar Mawardi.

Persoalan terima atau tidak,menurut Mawardi kita coba dulu.Standar pendidikan perguruan tinggiini sangat bagus dan memberi-kanmanfaat terhadap kualitas sarjana dannama baik suatu pergu-ruan tinggi.“Kita coba dulu, jangan sepertipepatah minang Alun pai alahpulang, belum kita realisasikan sudah

ditolak, coba dulu dan kita giringnanti dengan evaluasi-evaluasi kearah yang lebih baik. Saya jugasangat berharap, maha-siswa jugamengkritisi peraturan tersebut,”jelasnya.

Selain itu, Dekan FakultasTarbiyah dan Keguruan InstitutAgama Islam Negeri (IAIN) ImamBonjol Padang, Duski Samad menilaipositif Permendikbud tersebut. “Itupun merupakan keinginan kita.Kuliah lama itu akan menyiksa orangtua. Bagi mahasiswa yang cerdas iapasti akan senang dengan peraturantersebut,” ujar Duski.

Menurut Duski, batasan sepuluhsemester untuk memperoleh gelarsarjana itu tepat. Bertele-tele bukanlagi zamannya. “Filosofi hidup harusdirubah dari sekarang. Kalau bisacepat kenapa lambat. Cepat, tepatdan selamat merupakan cara untukmeningkatkan mutu perguruan tinggi.

Dan organisasi bukan hambatan bagimahasiswa yang cerdas,” ujarnya.

Permendikbud no 49 tahun 2014sangat membantu meningkatkanstandar nasional perguruan tinggi.Peraturan itu dibuat untuk disepakatibersama. Peraturan itu dibuat jugabersifat kontributif. “Korban karenaaturan, itu biasa saja,” tambah Duski.

Batasan masa studi yang dibuattidak akan menjadi tekanan bagimahasiswa. Bagi mahasiswa cerdasyang memilki pemikiran kedepan.“Hanya mahasiswa pandir yangmemiliki paradigma jelek tentangperaturan tersebut,” ungkap Duski.

Lanjut Duski yang jugamerupakan Ketua MUI Kota Padang,yang perlu itu keinginan bukanpenolakan. “Logikanya dengan wak-tu yang dibatasi maka akan menga-hasilkan lulusan yang bermutu sesuaidengan tujuan perguruan tinggi.Loyalitas tergantung kepada maha-siswa, jika mahasiswa mempunyaikeinginan, kemauan dan kesung-guhan, maka tidak akan mengham-bat jalan kesuksesan. Bahkan orga-nisasi merupakan fasili-tas dalammenunjang akademik,” paparnya.

Perbandingan antara aturan lamadengan yang baru Duski mengakubelum sepenuhnya memahami. “Halyang terpenting adalah perubahanaturan, asalakan itu kearah positif.Dengan adanya peraturan barutersebut banyak yang akan meng-alami perubahan. Kemungkinan diFakultas tarbiyah, masa Kuliah KerjaNyata (KKN) dihapuskan,” jelasDuski.

Duski berharap, peraturan barujuga memberikan kelayakan terhadapfasilitas. “Sarana dan prasaranamerupakan salah satu faktorpendukung pencapaian masa studi,”ungkapnya.

Page 5: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Batas S-1 Lima Tahun, PetinggiPerguruan Tinggi Mendukung

Sejak ditetapkannya Permendik-bud no 49 tahun 2014, tentang stan-dar nasional pergurauan tinggi,Rektor Universitas Andalas (Unand),Werry Darta Taifur mengaku sudahmenerapkan hal yang sama.

Weri mengatakan, batasan pen-capaian gelar sarjana dalam sepuluhsemester itu sudah diterapkan diUnand. “Di Unand yang boleh tamatlebih dari sembilan semester hanyapedidikan doketer gigi. Untuk fakul-tas atau jurusan yang lain hanya bolehsembilan semester saja. Rata-ratatamat di Unand itu empat tahun satubulan,” ujar Weri.

Dia menambahkan, Drop Out(DO) tidak harus menunggu semestersepuluh. “Jika semester IV IndeksPrestasi Komulatif (IPK) tidak sam-pai dua, maka mahasiswa tersebuttidak mungkin bisa menyelesaikanmasa studi dengan cepat, merekaakan di-DO dan dipindahkan keperguruan tinggi lain,” jelas Weri.

Rektor Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Imam Bonjol Padang,Makmur Syarif menilai kuliah lamahanya mengabiskan uang saja.“Mahasiswa itu fokusnya kuliah dancepat tamat. Jangan berleha-leha,percuma,” ungkap Makmur.

Makmur mengatakan, Permen-dikbud tersebut di IAIN ImamBonjol Padang sampai sekarangbelum diterapkan. “IAIN hanya me-nunggu waktu rapat untuk memu-tuskan penerapan Permendikbudtersebut. Jika sudah ada keputusan,tahun ini langsung realisasikan,”ujarnya.

Tentang penerapan Permen-dikbud tersebut, hal yang sama jugadisampaikan Wakil Ketua SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN)Djamil Djambek Bukittinggi, NurAisyah mengatakan STAIN jugabelum membicarakan Permendik-bud no 49 tersebut. “Sejauh ini aturanbaru itu belum ada kita bicarakan,”ungkap Aiysah.

Aisyah berpendapat bahwadengan adanya aturan baru tersebut,akan memberikan tekanan bagimahasiswa untuk dengan segeramenyelesaikan masa studi. “Setidak-nya dengan Permendikbud no 49tahun 2014 ini tidak ada lagi yangnamanya mahasiswa abadi,” jelasAiysah.

Diterima dan DitolakMenanggapi Permendikbud No.

49 tersebut, Muhammad Taufikaktivis mahasiswa 98 berpendapatbahwa masa study yang dibatasi men-jadi lima tahun bukan suatu masalahbagi seorang aktivis ditam-bahtekanan yang ada pada mahasis-wahari ini tidak begitu terlilhat. “Maha-siswa harus mampu membuat GrandDesain hidupnya, dari pertamamasuk kuliah mereka sudah tau arahtujuan pergerakannya kemana,”ungkapnya pada suara kampus (25/08).

Taufik menyayangkan eksistensidari mahasiswa hari ini, mahasiswajarang yang punya perencanaanpergerekan mereka, kebanyakanmahasiswa hari ini sibuk bukanmelakukan pergerakan. “Sekarangbanyak yang mahasiswa yang sibuk,bukan mahasiswa yang aktif karenatidak punya Grand Desain perge-rakannya,” ujarnya perintis RevoltInstitut ini.

Dampak dari tidak adanya GrandDesain itu adalah, kirisi kader ataugenerasi penerus, saat mahasiswamasuk tampa Grand Desainnya iatidak punya gol saat masuk keorganisasi intra kampus atau ekstrakampus dan efek dari itu menurutTaufik, aktivis sering berhenti di

tengah perjalanan dan akhirnya kaderataupun generasi penerus itu krisis.“Jika aktivis yang tamat telat ituadalah aktivis yang tidak ada gol,”ungkap pria berkacamata itu.

Dengan ketetapan masa studitersebut, mahasiswa harus bisamemetakan pergerakannya dari awalsemesternya, cerdas membagi waktuitu kunci bagi seeoarang aktivismenurut Taufik.

Taufik mengakui setuju dengankebijakan masa studi tersebut, ia me-nilai tidak ada alasan seorang aktivisitu harus tamat lima tahun, tujuhtahun itu tidak ada, karena menurutTaufik seoarang aktivis itu adalahmahasiswa yang mampu mengembanbeban lebih dari beban mahasiswabiasanya. “Aktivis harus punya be-ban limit yang lebih dari beban maha-siswa baiasanya, jika mahasiwabiasanya tamat dengan empat tahuntampa berbuat apa-apa, aktivis jugaharus bisa sama bahkan lebih darimahasisiwa biasa tamatnya denganmelakukan sesuatu,”jelasnya.

Fenomena yang dialami olehmahasiswa hari ini merupakanmahasiswa tidak mau kelaur dariComfort Zone mereka, lebih lanjutTaufik menjelaskan, mahasiswaterlalu nyaman dalam situasi yangsangat memanjakkan ini, contohnyasaja hari ini jarang mahasiswa yangmemahami studi ilmu di luar jurusanmereka, tidak mau memberikanbeban lebih terhadap dirinya. “Jarangmahasiswa yang punya wawasan diluar studi kuliahnya, padahal harimencari buku ataupun jurnal itumudah sekali,” tutur Taufik.

Berbeda dengan Taufik, AndriCaniogo Pemuda Tarbiyah menilai,bahwa mahasiswa tidak bisa meneri-ma ketetapan ini, menurut Andrikebijakakn untuk masa studi yanglima tahun itu merupakan penindasanatas hak mahasiswa. “Awalnya hakmahasiswa itu kan 14 semester, jikadijadikan masa studi lima tahun makapemerintah mengambil mahasiswa,terus apalagi arti kata maha jikamahasiswa bisa diatur-atur haknya,”ungkapnya.

Andri menambahkan, memangstandarnya mahasiswa itu lima tahun,namun melihat mahasiswa hari iniapakah bisa mahasiswa menjawabperubahan yang meraka berikan se-karang, setidaknya jika penerapankebijakan itu mahasiswa hanya diam,maka gagal sudah mahasiswa sebagaiAgent of Change. “Mahasiswa harusmenyusun pergerakan untuk ini, jikahak mereka tidak mau ditindas,apalagi oleh pemerintah,” ujarnya.

Di Mata Mahasiswa.Permendikbud No, 49 ditanggapi

berbeda-beda oleh mahasiswa, muliadari yang setuju hingga yang menya-takan tidak setuju atas kebijakanmasa studi tersebut.

Like mahasiswa yang aktif diForum Mahasisiwa Nasional mene-gaskan menolak dangan kibijakanmasa studi yang diperpendek. Menu-rutnya lama atau lambatnya maha-siswa menyelesaikan studinya tidak

ada hubunganya dengan pema-haman akademisinya. “Untuk apacepat tamat jika tidak ada berbuatapa-apa,” ujar mahasiswa Psikologiini.

Like berpendapat, mahasiswayang tamat empat tahun itu maha-siswa yang mengejar target tamatbukan mengejar sebuah perubahan.“Jika empat tahun, itu yang dikejarhanya nilai dan title,” papar Like.

Jika dilihat dari sisi akademisinyaLike menilai bahwa empat tahun itubaru sebatas pemahaman teori yangdidapat oleh mahasiswa, dan harusada praktek dari teori-teori tersebut .

Like menambahkan, lambat ataucepatnya kuliah dipengaruhi olehkampus, terkadang kampus harusmelihat kenapa ada mahasiswa adayang lambat dalam menyelesai-kanmasa studinya. “Jika kampus menye-diakan sarana dan prasana mahasiswadengan baik, mungkin tidak ada yanglambat menyelesai-kan masa studi,”terang Like.

Senada dengan Like, Ihsanmahasiswa yang tergabung dalamPersatuan Mahasiswa Islam Indone-sia menolak kebijakan Permendik-bud tersebut, Ia berpendapat bahwa75 persen mahasiswa itu dilihat tin-dakannya. “Saya tidak setuju de-nganperaturan tersebut, karena 75 persenmahasiswa itu bertindak,” ujarnya.

“Tidak masalah jika tamat limatahun asalkan sarana dan prasarana-nya mendukung,” ungkap Ihsan.

Hal yang sama juga disampaikanImam Yazid, Ketua Umum Himpun-an Mahasiswa Islam komesariatFakultas Dakwah IAIN Imam BonjolPadang. Ia mengatakan, kebijakan inimemaksa mahasiswa untuk fokus de-ngan Satuan Kredit Semester (SKS)dan tidak fokus pada perubahan.“Sistem SKS-nya menjebak karenamembuat mahasiswa hanya fokuspada kuliah,” ujarnya.

Farhan aktivis Lembaga Advo-kasi Mahasiswa dan PengkajianKemasyarakatan (LAMPK) FakultasHukum Unand mengungkap, tidaksetuju dengan Permendikbud terse-but karena pemerintah tidak menge-tahui bahwa banyak mahasisiwa yanglama tamat tersebut karena hal-halyang penting, bukan karena malaskuliah. “Pemerintah tidak tau, yanglama tamat bahkan karena DO itumahasiswa yang harus berjuang, adayang berjuang untuk kuliahnya yangmemaksa mereka bekerja, ada yangberjuang untuk perubahan, bukanmahasiswa yang kuliah pulang,”terang Farhan.

Untuk saat ini, Farhan mengata-kan LAMPK belum mengambil tin-dakan terhadap kebijakan tersebut.“Kita akan kaji dahulu tentang Per-mendikbud,” ungkapnya

Hal yang beda diungkapkan olehRiko Mulyono, aktivis Ikatan Maha-siswa Muhamdiyah ini mengakusetuju dengan permendikbud ter-sebut, menurutnya jika bisa empattahun kenapa harus lima tahun.“Kebijakan itu saharusnya membuatmahasiswa lebih giat dalam kuliah,”ungkapnya.

ARGUMENT ASIRolis Putra, Fakultas Adab dan

Humaniora, Jurusan SKI Semester 3

Mahasiswa yang sukses adalahmahasiswa yang mampu merubah polapikirnya. Merubah pola pikirnya agarlebih dewasa dan mandiri. Mampumengatur kehidupannya dengan baik,seperti mampu memanage keuangan,waktu, dan lainnya. Kalau tidak mampusama saja bohong jadi mahasiswa.

Jika sukses itu diidentikkan dengannilai akademik atau perubahan yangdihasilkan, maka sukses mahasiswa itu

harus imbang antara keduanya. Bukan hanya sukses dinilai akademiknamun gagal dalam membantu membuat perubahan. Atau sukses dalammembuat perubahan namun nilai akademiknya anjlok. Itu tidak termasukdalam mahasiswa yang sukses. Jadi mahasiswa yang sukses adalahmahasiswa yang sukses nilai akademiknya dan sukses membuat perubahandalam hidupnya dan orang lain.

Agusrianti, Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi, Jurusan KPI

Sukses mahasiswa itu dilihat daribagaimana dia berproses. Proses daribagaimana dia tidak tahu kemudianbelajar sehingga dia tahu. Berproses darijelek menjadi baik. Hal ini selaindilakukan dengan usaha juga harus diiringidengan doa dan keseriusan.

Mahasiswa yang sukses adalahmahasiswa yang tidak hanya mementing-kan nilai akademiknya saja. Tetapi maha-

siswa yang mampu membuat perubahan, tidak hanya menerima apa yangdiberikan dosen kepada kita. Tetapi kita mampu untuk memfilter apa sajayang disampaiakan oleh dosen

Abadi Satya putra, Fakultas Ushuluddin,Jurusan Psikologi Islam

Mahasiswa yang mampu merencana-kan kehidupannya di masa depan adalahciri mahasiswa sukses. Bukan hanyamerencanakan dirinya lulus empatsemester saja, namun juga merencanakanmembuat perubahan untuk dirinya sendiridan lingkungannya.

Selain itu, suksesnya mahasiswa iturelatif. Tergantung bagaimana dia memak-nai dan memahami sukses bagi dirinya.

Jika dia merasa kuliah dengan nilai bagus adalah sukses, maka dia akanmengatakan mahasiswa yang sukses adalah mahasiswa yang nilanya bagus.Ada pula mahasiswa yang berpandangan sukses mahasiswa itu ditentukanoleh sejauh mana ia mampu membuat perubahan dalam dirinya dan lingku-ngannya, itulah sukses bagi dirinya. Jadi sukses itu tidak saja terikat dengannilai ataupun mampu membuat perubahan.

M. Aqil Putra,Fakultas Syari’ah, Jurusan EKI

Sukses mahasiswa itu ditentukan olehkegigihannya. Gigih dalam memaknaisetiap ada kesempatan. Karenakesempat-an itu selain diciptakan jugadatangnya tidak terduga. Selain itu iaharus mampu melakukan perubahan.Perubahan yang ia lakukan akanmembuat ia sukses, tergan-tung usahayang telah dilakukan.

Jika sukses mahasiswa ditentukanoleh sejauh mana ia mampu dalam kuliahnya atau dalam menciptakanperubahannya, maka lebih baik ia melakukan perubahan. Karena daripada lulus cepat tanpa melakukan perubahan apa pun, lebih baikmelakukan perubahan dulu. Perubahan itu untuk sukses. Dia akan suksesatau tidak sukses tergantung dirinya sendiri.

Nesia Agustina, Fakultas Dakwah danIlmu Komunikasi, Jurusan KPI

Seorang mahasiswa dapat dikatakansukses apabila ia mampu mengaplikasikanilmu sesuai dengan yang didapatkannyadi bangku perkuliahan dalamkehidupannya. Ia mampumempergunakan ilmunya terhadap oranglain, meskipun hanya kepada orang-orangterdekatnya.

Mahasiswa juga membutuhkan nilaiyang bagus ketika kuliah karena nilai yang

bagus akan mampu membawa perubahan dalam dirinya dan orang lain.Misalnya, ia memiliki nilai akademik yang bagus, kemudian iamengajarkan kepada orang lain apa yang ia dapatkan. Orang yang iaajarkan akan memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan oranglain.

[Taufiq Siddiq, Yogi Eka Saputra, Kanadi Warman (Mg), Veny Andryani(Mg), Ameliatul Khamrah (Mg), Ria Oktaviantina (Mg), Rahmi Yati (Mg)]

Werry Darta Taifur.Rektor Unand

Makmur Syarif Rektor IAIN IB

Page 6: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

M ahasiswa sebagai agent of change,perannya memiliki pengaruh yangkuat terhadap segala hal, terutama

dalam mengawasi jalannya sistempemerintahan. Idealnya mahasiswa memilikirasa keingintahuan yang tinggi terhadapsegala hal, mampu berjiwa kritis. Namun,tidak banyak mahasiswa yang berjiwa mautertindas dan peduli dengan kehidupan sosial.

Mahasiswa merupakan salah satu pilarbangsa yang diharapkan memiliki sikapkepedulian terhadap segala hal tanpamementingkan keuntungan pribadi ataugolongan. Banyak hal yang perlu dilakukanmahasiswa untuk membuktikan jati dirimereka. Salah satunya menciptakan sebuahpergerakan yang bersifat kritis. Sepertigerakan yang dilakukan oleh mahasiswaangkatan 66 sebagai gerakan legendaris.Mereka mampu menumbangkan rezim ordelama di bawah kepemimpinan Soekarno. Saatitu mahasiswa menuntut tiga tuntutan rakyatyang tak terpenuhi, dengan merumuskankonsep siapa dan apa Indonesia. Setidaknyaawal pergerakan itu menjadi acuan mahasiswauntuk selalu menjadi pilar kelima demokrasi.

Pada tabloid Suara Kampus edisi 166, Juli2011 lalu, mengangkat tema “PergerakanMahasiswa Membisu” dan pada edisi kali iniSuara Khusus kembali hadir menguakpergerakan mahasiswa membisu jilid II.Mahasiswa sebagai salah satu pilardemokarasi sudah seharusnya menciptakanperubahan. Berdasarkan struktur politik,mahasiswa berada pada jajaran penekan.Artinya, mahasiswa menjadi penekansekaligus pengawas terhadap beberapakebijakan yang dipilih pemerintahan dengantetap bersifat independen. Begitu juga denganinstitusi dimana mereka berada, setidaknyamahasiswa mengawasi kebijakan yangdilakukan pihak kampus. Sudahkahmahasiswa bisa mengawasi kebijakantersebut?

Melihat turunnya efisiensi pergerakanmahasiswa hari ini, banyak pandangan dariberbagai kalangan. Ada yang menilai stagnandan ada juga yang menilai turun. Seperti yangdiungkapkan oleh Ketua Senat MahasisawaFakultas (SMF) Adab dan Humaniora,Doreska Al Putra mengatakan tujuanpergerakan adalah mengayomi segalakomponen untuk maju dan mencapai tujuanmasing-masing dan berkreativitas melaluibanyak kegiatan yang dilakukan sepertidemo. “Dari sisi positif, demo pantasdilakukan untuk menuntut hak mahasiswa dannegatifnya banyak mahasiswa yang hanyaikut-ikutan untuk melakukan aksi demotersebut,” terangnya.

Di sisi lain, mahasiswa kurang memilikimodal atau wadah dalam berkreativitas,seperti yang dipaparkan Ketua HimpunanMahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan GuruMadrasah Ibtidaiyah (PGMI), M. Shaleh.Menurutnya pergerakan mahasiswakemungkinan terhambat karena dana dankurangnya wadah untuk meningkatkankreativitas. “Padahal mahasiswa itu dituntutuntuk kritis, aktif, kreatif, dan inovatif untukmenyampaikan aspirasinya. PengaruhMahasiswa di dalam organisasi ini ibarat sapulidi, kalau tidak bersatu tak ada gunanya,”jelas mahasiswa Fakultas Tarbiyah danKeguruan ini.

Hal berbeda dikatakan M. Al InsanNulkamil, salah seorang anggota SenatFakultas Tarbiyah dan Keguruan. Nulkamilmelihat pergerakan mahasiswa sudah mulaiberkembang, karena hampir setiap mahasiswabisa aktif di organisasi dan aktif dalamperkuliahan. “Kami di himpunan mahasiswafakultas berupaya untuk menghidupkanorganisasi yang mulai fakum,” ujar Ihsan.

Mahasiswa Dibungkam, Pergerakan MatiMenguak Fenomena di Balik Mati Surinya Pergerakan Mahasiswa

Foto : Ratusan mahasiswa berunjuk rasa menuntut sembilan haknya yang tidak dipenuhi pihak kampus di depan Auditorium Prof. MahmudYunus, Rabu (13/9/13).

AbrarDosen Fakultas Syariah IAI IB

Asasriwarni WR III IAIN IB

Gerakan Tanpa KesadaranMahasiswa harus menciptakan sebuah

pergerakan. Pergerakan tersebut memberikanperubahan dan kontribusi yang lebih baik.Pergerakan muncul, salah satunya berawaldari bagaimana mahasiswa memahamikeberadaannya sebagai mahasiswa. MenurutAbrar, aktivis mahasiswa tahun 1998, ideal-nya mahasiswa dengan memahami fungsinyasebagai agen of change. Mahasiswa haruskritis, rasional dan yang terpenting mahasiswaharus selalu menjadi presure (penekan)terhadap kebijakan-kebijakan kampus.“Mahasiswa sebagai pembawa perubahan.Belakangan ini kita melihat bahwa peranmahasiswa itu tidak begitu muncul,” ujarnyasaat ditemui di ruangan dosen FakultasSyariah, Jumat (22/08).

Abrar mengatakan, ada beberapa hal yangmenyebabkan pergerakan mahasiswamembisu itu terjadi. Karena di kampusmahasiswa tidak hanya sekadar belajar tetapijuga harus memahami keadaanlingkungannya. Faktor lain mahasiswa saatini tidak peka terhadap perubahan-perubahanyang terjadi di sekeliling. Contohnya setiapkebijakan-kebijakan yang lahir dari pimpinantidak pernah dipertanyakan. “Setidaknyamahasiswa menuntut kebutuhan-kebutuhan

Aldomi Putra Ketua Dema IAIN IB2009

yang seharusnya didapatkan, agar kampus iniberjalan sebagaimana layaknya pendidikanyang moderen,” ujar dosen Fakultas Syariahitu.

Lanjut Abrar, saat ini pergerakan darimahasiswa sudah mulai redup, karenakurangnya pemahaman mahasiswa itu sendiriterhadap eksistensinya. Mahasiswa tidakubahnya sebagai orang yang datang ke tempatorang lain, lalu mengikuti aturan-aturan dantidak peduli dia mau jadi apa, siapakah diadan sebagai apa. “Saya kira dia harusmemposisikan diri sebagai bagian dari civitasakademika. Tak ada mahasiswa, tidak akanjadi kampus ini,” ucapnya.

Di perguruan tinggi yang paling utama ituadalah dosen dan mahasiswa. Sementarapegawai hanya melayani dosen danmahasiswa. “Mahasiswa memiliki kekuatanatau otoritas terhadap kebijakan-kebijakankampus. Mahasiswa juga memiliki hak untukmerespon kebijakan yang lahir dari pimpinanmaupun dari lingkungan,” kata dosen PolitikHukum Islam ini.

Lanjut Ketua Dema IAIN Imam BonjolPadang tahun 1997 ini, fasilitas yangdisediakan pihak kampus IAIN kurangmemenuhi kebutuhan layaknya standarperguruan tinggi yang ada. “Infokus saja tidak

ada, namun mahasiswa tidak peduli padahalitu adalah hak,” ujarnya .

Menurut Abrar hal-hal kecil itu pentinguntuk disuarakan, karena tidak semuapimpinan punya perhatian terhadapkepentingan mahasiswa. Lanjutnya,mahasiswa tingkat atas sangat berperan untukmenyuarakan hal tersebut. Mahasiswa tingkatataslah yang paham dengan problema.“Seharusnya mahasiswa menanggapi haltersebut. Dalam orientasinya mahasiswatingkat ataslah yang menjelaskan sesuatu,sebab merekalah yang lebih dulu masuk dariadik-adiknya,” tegas Abrar.

Abrar menilai keadaan mahasiswa saat iniperlu diorientasikan kembali para aktivis yangmengaku dirinya sebagai pelaku aktivis.“Apakah dia benar pelaku aktivis atau hanyasekedar berkoar-koar pakai toa segalamacam, tapi dia sendiri tidak mengerti esensidengan apa yang dia suarakan. Inilahpentingnya dilakukan reorientasi terhadappelaku aktivis,” ucapnya kepada SuaraKampus.

Dia mengungkapkan, tidak melihat adafigur yang muncul kepermukaan yang ikutsetara dengan pimpinannya. Seharusnyaseperti lembaga Dema setingkat denganrektor dalam posisi kemitraan. “Rektor itu

Page 7: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

mengelola kampus. Dema dia punya kekuatansatu komponen mahasiswa yang jalurnyabukan melalui jalur kontruksi, tetapi melaluijalur kemitraan,” terang Abrar.

Kata Abrar, yang menjadi ukuran kenapatidak terjadi perubahan yang signifikanterhadap mahasiswa adalah kurangnyakepentingan ilmiah yang diangkat olehmahasiswa. “Itulah terkadang mahasiswadatang ke kampus duduk-duduk dan pulangke kos,” katanya.

“Bagaimana pun gerakan-gerakan ataustimulus intelektual mahasiswa itu jauh lebihpenting,” pesan Abrar. Abrar jugamenjelaskan seharusnya mahasiswadiorientasikan kembali melalui prestasi yangdiraih. “Prestasi intelektual dan akademikyang baik. Tugas mereka tidak hanya belajar,selain itu mereka juga memilikitanggungjawab terhadap sosial danlingkungannya,” tegasnya.

Dia menuturkan obrolan mahasiswa bukanlagi membahas mata kuliah. “Belajar itu soalindividu,” ucapnya. Kata Abrar, lembaga itumemiliki peran penting dalam merangkulorang dalam berkarya. Tentunya setiaplembaga punya visi dan misi yang jelas. “Satuhal bahwa mahasiswa itu tidak tahu tentangeksistensinya. Dia menganggap bahwadirinya telah imperior, menganggap dirinyadi bawah kekuasaan rektor dan dosen.Mahasiswa wajib mengkritisi dosen janganmahasiswa takut nilainya dapat D. Kalauorang yang tahu akan posisinya dia akanpunya otoritas,” terangnya.

Kepada Suara Kampus, Abrar jugamenerangkan bagaimana pergerakanmahasiswa semasa ia menjadi mahasiswa.“Dilihat perbedaan dengan masa saya dulu,kembali lagi melihat momentum yang ada.Sebagai pengurus suatu lembaga kita pahamibahwa, kita adalah bagian komponentersendiri di luar dari struktur kepemimpiananIAIN,” katanya.

Abrar mengatakan mahasiswa memilikiwilayah sendiri atau identitas sebagai pemilikotoritas. “Saya lihat saat ini kekuranganmahasiswa itu sendiri tidak menguntungkandirinya dalam mitra. Padahal kelebihanmahasiswa itu terletak pada jiwanya yangkritis,” tegasnya. Saya sangat merindukanmahasiswa itu kembali kepada identitasnya

bahwa dia adalah akademisi, pergerakandan bagian masyarakat yang membawa

perubahan, tambahnya.Menanggapi fenomenapergerakan mahasiswa

tersebut, Aldomi Putra, salah seorangdemisioner Ketua Dema IAIN Imam BonjolPadang, memandang pergerakan mahasiswahari ini mandek. Hal ini dibuktikan oleh aksimahasiswa yang kurang terlihat. “Ketikasemua orang sibuk, tetapi mahasiswa kitaterlihat tenang-tenang saja,” tutur Aldomiketika dihubungi wartawan Suara Kampus,Kamis (21/08).

Aldomi mengungkapkan, mandeknyapergerakan mahasiswa terjadi karena empathal. Pertama, kebanyakan mahasiswa saat inicenderung berpikir pragmatis. Mereka lebihmengkaji untung dan rugi dibandingmenjalani proses terlebih dahulu.“Kebanyakan mereka berpikir instan. Jikasaya melakukan pergerakan apa untungnyabagi diri saya,” tutur Aldomi.

Kedua, mahasiswa saat ini kurang pekaterhadap lingkungan di sekitar mereka. IAINmemiliki lima fakultas, seharusnya tiapfakultas melakukan pergerakan sesuai denganjurusan mereka. “Sekarang nyatanya tidakada. Mana tanggapan mahasiswa IAIN ketikasemua orang sibuk mengumpulkansumbangan untuk Palestina danmembicarakan soal ISIS,” tegasnya.

Ketiga, masih ada aktivis mahasiswa yangbelum memahami ideologi lembaga merekamasing-masing. Mereka kurang memahamipergerakan seperti apa yang seharusnyamereka lakukan, ketika telah bergabungdalam sebuah lembaga seperti Unit KegiatanMahasiswa (UKM). “Akibat ketidaktahuanitu hanya sebagian anggota organisasi sajayang bergerak,” jelas Aldomi.

Keempat, selain itu semangatkebersamaan mahasiswa saat ini mulai pudar.Mereka lebih mementingkan organisasi

mereka masing-masing, tanpa mengutamakansemangat kebersamaan. “Mahasiswa saat initelah terjangkit penyakit individualis.Berbeda ketika saya menjabat dulu. Rasakebersamaan tersebut masih tertancap kuatdalam diri mahasiswa,” terangnya kepadaSuara Kampus.

Aldomi memaparkan pergerakan bukanberarti mahasiswa harus melakukandemonstrasi. Tetapi juga bias dilakukandengan menulis diberbagai media, audiensidan kreatifitas lainnya. “Amat disayangkanjika mahasiswa ketika bicara pergerakan yangterpikir adalah turun ke lapangan untuk demosaja,” ujarnya.

Aldomi juga mengatakan mahasiswaberdemonstrasi bukanlah suatu hal yangsalah. Hanya saja yang kurang diperhatikan,bagaimana cara mahasiswa dalambedemostrasi. “Mahasiswa berdemo tetapidengan cara yang anarkis. Berdemolahdengan cara yang positif, bukan denganbakar-bakaran ban,” tegasnya.

Dia berharap mahasiswa berpacu dalammeningkatkan kreativitas dengan cara positif.Meningkatkan semangat kebersamaan untukkemajuan bersama. “Pergerakkan punsemakin tipis, kekompakkan mahasiswaharuslah dibangun,” ucap Aldomi

Ferdi Ferdinan, Ketua Dema IAIN ImamBonjol Padang mengatakan pergerakanmahasiswa hanya terjadi pada saat kuliah saja.Ketika mereka sudah tidak di kampus,semangatnya sudah mulai luntur. “Masih adabeberapa mahasiswa di kampus yangmengikuti kegiatan, panitianya hanya yangitu-itu saja, yang bekerja hanya dia saja.Nampaknya sudah menjadi tradisi dan hal inijuga akan memiliki efek nantinya,” kata Ferdi.

Ferdi menuturkan hal tersebut terkendalapada masalah waktu, jika dibandingkanpergerakan mahasiwa pada era reformasitentu sangat jauh. “Tapi tahun ke tahun aktivismahasiswa masih ada loyalitasnya.Pergerakan mahasiswa saat ini harus diberikesadaran dulu baru bergerak,” ujarnya.

Tidak seperti yang dulu, kata Ferdi,kondisi mahasiswa saat ini juga tidak bisadisalahkan. Karena sistem pendidikan yangbanyak di kursi bukannya di lapangan.“Hanya digodok di kelas saja. Padahalefeknya akan lebih banyak dirasakan saat dilapangan, sehingga interaksi di masyarakatkurang,” jelasnya kepada Suara Kampus.

Selain faktor tersebut dalam diri, lanjutmahasiswa Fakultas Ushuluddin itu,mahasiswa juga tidak keseluruhan mampusecara personal menghadapi masalahpengabdian di masyarakat, sibuk padaperkuliahan sehingga lupa untuk berinterkasidi masyarakat. Tapi untuk saat ini masih adapergerakan yang dilakukan oleh mahasiswahanya saja persentasenya berkurang daritahun ketahun.

Aksi Akhir 2013Pada akhir tahun 2013 lalu, ratusan

mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padangberunjuk rasa, menuntut pimpinan kampusagar dapat memenuhi beberapa kebutuhanyang seharusnya didapat oleh mahasiswalayaknya standar perguruan tinggi lainnya.Pada saat itu ratusan mahasiswa tersebutmenuntut sembilan hak yang perlu dipenuhipimpinan. Beberapa tuntutan mahasiswatersebut diantaranya 144 mahasiswa barutidak mengikuti kegiatan OrientasiPengenalan Akademik (OPAK) tahun 2013.Anggaran untuk lembaga kemahasiswaanyang tidak dicairkan menyebabkan kegiatanaktivitas di lembaga tersebut terhambat. Danpelayanan karyawan kampus yang tidakmanusiawi dan banyak yang kasar kepadamahasiswa.

Tidak sekadar melakukan orasi, pengujukrasa juga membakar kursi di lapangan parkir.Demo yang terjadi tanggal 17 November2013 itu, memaksa Rektor IAIN Imam BonjolPadang turun dan berdiri di depan ratusanmahasiswa untuk menjawab semua tuntutantersebut. “Tuntutan itu akan segera kitarealisasikan dan akan kita bawa kedalam rapatpimpinan sehingga mendapatkan solusinya,”ujar Makmur. Rektor juga berjanji akanmenindaklanjuti semua tuntutan tersebut padaawal tahun 2014. Setidaknya tuntutan itusudah membuahkan hasil salah satunyamahasiswa tidak lagi dipungut biayapeminjaman fasilitas kampus.

saat ini pergerakan darimahasiswa sudah mulai redup,karena kurangnya pemahamanmahasiswa itu sendiri terhadap

eksistensinya

[Bustin, Elvi SDR, Destiwi Zumira (Mg), ElyzaNingsih (Mg), Ria Oktaviantina (Mg),

Silvianti (Mg)]

Page 8: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Rosni Nasution

Ketangkasan Jiwa Seorang Petugas KebersihanK erja keras dan kegigihan ibarat dua

roda yang akan membawa kehidupanseseorang melaju ke tingkat yang lebih

sejahtera. Kemauan yang kuat ibarat minyakyang akan menyalakan semangat sehingga takberhenti bergerak. Setidaknya inilah yangdilakukan Rosni Nasution, wanita usia 61 tahunyang sehari-hari bekerja sebagai petugaskebersihan di IAIN Imam Bonjol Padang.

Percakapan antara Suara Kampus danRosni Nasution berawal pada siang yang cerah.Panas terik siang itu agaknya tidak mengurangisemangat wanita ini untuk terus bekerja.Wanitayang saat itu mengenakan kerudung merahkami dapati sedang asik mencabut rumput disamping masjid Baitul Hikmah. Melihattangannya yang cekatan mencabut rumput,membuat kami tergerak untuk mengham-pirinya. Percakapan panjangpun terjadi antarakami dan Rosni Nasution yang belakanganakrab kami sapa Buk Ros.

Hampir 20 tahun Ros bekerja sebagaipetugas kebersihan. Mulai dari petugas hariansampai menjadi petugas tetap. Karenakinerjanya yang baik, Ros diangkat sebagaipetugas kebersihan tetap dan mulai digajiperbulan serta mendapatkan SK dari Rektor.“Saya masih ingat tahun 1995 saya hanyabekerja sebagai pembersih WC,” tutur Roskepada Suara Kampus, Kamis (21/08).

Ros mengaku, sebelum bagian kebersihandipindahkan pada sebuah Perseroan Terbatas(PT), gaji perbulan yang dia dapatkan jauh darimencukupi. Sementara suaminya hanyaseorang penjaga malam di PT. Lembah Karet.“Jika dihitung, ongkos anak saya pergi kuliahsaja belum terpenuhi oleh gaji saya saat itu,”ujarnya.

Kebutuhan tetap harus dipenuhi. Akhirnyauntuk mencukupi kebutuhan, Ros berusahamencari kerja tambahan. Dia berinisiatif untukmembantu-bantu di kantin dan membuatmakanan kecil-kecilan. “Waktu itu saya bikinkeripik balado, kerupuk bayam dan kacangtujin untuk dititipkan di kantin-kantin,”tuturnya.

“Tetapi, setelah bagian kebersihandipindahkan ke PT, saya tidak berjualan lagi,”tambahnya.

Semangat Si Bungsu dan Mimpi NaikHaji

Ketertarikan kami akan semangat Ros,membuat kami mengikuti permintaan Rosuntuk berkunjung ke rumahnya. Rumah Rossangat sederhana, berdinding kayu dan beratapseng. Dengan ramah Ros menyambutkedatangan kami. Dia pun mulai bercerita.

Sebagai seorang ibu, Ros menginginkankesejahteraan untuk anak-anaknya. Ibu yanghanya tamatan Sekolah Dasar (SD) ini tak inginanak bungsunya juga seperti dirinya.“Walaupun Ibu tidak kuliah, Ibu ingin Adekkuliah,” ungkap Ros saat ditemui SuaraKampus di rumahnya, Kamis (21/08).

Adek adalah panggilan kesayangan untukanak bungsu Ros. Anak dengan segudangprestasi inilah yang membuatnya bangga dantermotivasi untuk selalu bekerja. Dia tidakingin anaknya merasa kekurangan meskipunhidup mereka serba kekurangan. “Ibu inginanak Ibu mendapatkan yang lebih baik dariyang Ibu dapatkan,”ujarnya.

Ros juga tak hentinya memberikandukungan bagi anaknya. Terutama ketika Adekingin mengikuti suatu perlombaan. “Ibu tidakmemaksa Adek untuk juara. Karena Ibu yakindia akan juara jika dia mau berusaha,”ungkapnya.

Cita-cita inilah yang membuat Ros terusbekerja. Selain untuk memenuhi kebutuhansehari-hari, ia juga bekerja untuk memenuhibiaya kuliah anaknya. “Pekerjaan merupakantanggung jawab saya untuk memenuhikebutuhan keluarga,” ujarnya.

Selain itu, berpikiran positif membuat Rosbetah bekerja sebagai petugas kebersihan.Walaupun terkadang dia terlambat menda-patkan upah, tetapi hal itu tidak membuatnyamalas bekerja. Dia memaklumi jika dirinyaterlambat mendapat upah bukanlah hal yangdisengaja oleh atasanya. “Semua atasan sibuk.

Walaupun terlambat, Ibu yakin gaji yangtertunda itu akan Ibu terima juga nanti,”jelasnya.

Ros mengaku pimpinan IAIN Imam BonjolPadang sangat baik padanya. Hal ini juga yangmembuatnya tak mau izin untuk libur kerja.“Pimpinan itu baik pada Ibu. Jadi kalau sakitringan, Ibu tak mau izin bekerja,” tuturnya.

Meskipun bekerja sebagai petugas keber-sihan, Ros tetap menyimpan keinginan untukbisa naik haji. “Keinginan untuk naik haji ituada. Tapi setelah mulai menabung adakebutuhan yang lebih mendesak. Akhirnyauang itu digunakan juga,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dengan dipindahkanbagian kebersihan pada PT, setelah habiskontrak dia berharap tenaganya masih digu-nakan, demi kebutuhan sehari-hari dan biayakuliah anaknya. Karena kontraknya denganIAIN yang pasti hanya tinggal enam bulan.“Ibu berharap IAIN masih mau menggunakanjasa Ibu,” tuturnya.

Namun, jika dirinya tidak bekerja lagi diIAIN, dia sudah memiliki rencana sendiriuntuk melakukan usaha lain. “Kalau tidakbekerja di sini lagi, Ibu akan cari usaha lain,apapun itu yang penting halal,” ujarnyamengakhiri wawancara siang itu.

Tangguh Menopang Suami“Mama” begitulah panggilan Ros di

rumah. Anak bungsunya, Sri WahyuniLubis yang biasa dipanggil Adek itumengaku bangga memiliki orang tuaseperti Ros. “Mama wanita yangtangguh. Saya bangga,” ujar Adek yangsaat ini berstatus mahasiswi semes-ter III di Universitas Andalas.

Adek mengatakan, dirinyasangat dekat dengan Ros.Apalagi dia anak perempuansatu-satunya. Seolah-olah Rosseperti teman dekat baginya. “Sayasama mama sangat dekat. Apa-apaselalu cerita ke mama,” tuturnyaketika dihubungi Suara Kampus viatelepon.

Dia juga mengungkapkan rasasyukurnya karena mamanya mengertikebutuhan anaknya. Selain itu mamanyajuga bisa membantu menambah pema-sukan keluarga. “Saya bersyukur saja. Kanbanyak tuh orangtua yang meninggalkananaknya. Bahkan ada yang membunuh anakkandungnya sendiri karena masalah ekonomi,”terangnya.

Meski sang ibu hanya bekerja sebagaicleaning servis, Adek tidak merasa minder.Adek menilai pekerjaan yang dilakukan olehibunya semata-mata untuknya dan kakak-kakaknya. “Saya tahu mama akan melakukansegalanya untuk anak-anaknya,” ujarnya. Adekberpesan agar mamanya tidak terlalumemaksakan bekerja. “semoga mama tidaklelah bekerja,”pesannya.

Selain anaknya, Ros juga menjadikebanggaan suami tercinta. Ros yang memilikijam kerja pukul 06.00 sampai 16.00 WIB tidakmembuat suaminya, Amirhan Lubis, priaparubaya yang bekerja di PT. Lembah Karetini merasa keberatan. Amir menilai, Ros sangatmembantu keuangan keluarga serta meri-ngankan bebannya sebagai tulang punggungkeluarga. “Dengan Ibu bekerja tentu dapatmenambah penghasilan juga. Untuk biayasehari-hari, dan untuk biaya kuliah anak,”ungkap Amirhan.

“Saya merasa terbantu, meskipun kadangmarah ketika pulang bekerja melihat rumahbelum dirapikan. Saya maklumi saja karena dialetih. Ditambah lagi anak saya hanya satuperempuan dan sekarang sedang sibuk kuliahsehingga tidak bisa banyak membantu,” ujarpria asal Medan ini.

Dibutuhkan di Ujung KarierSelain dari kalangan keluarga sendiri,

ternyata Ros juga mendapat perhatian daripegawai lainnya. Mantan Ketua K3 IAIN IBPadang, Pon Open Gremini mengungkapkankekagumannya kepada Ros. “Buk Ros ituadalah seorang yang ulet, pekerja keras, dan

bertanggung jawab dengan pekerjaan-nya,”paparnya.

Pon mengatakan, selain sebagai petugasK3, Ros juga punya pekerjaan sampingan.Meskipun begitu, ia tidak meninggalkankewajibanya sebagai petugas kebersihan.“Saya salut melihat Buk Ros. Selain bekerjasebagai petugas kebersihan dia juga bekerjadi kafe Fakultas Tarbiyah dan Keguruan sertamenjual kerupuk di rumahnya,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan Pustakawan KaryaIlmiah Perpustakaan Institut IAIN ImamBonjol Padang, Armen mengatakan Rossangat tekun dengan pekerjaannya dan tidakmeninggalkan kewajibannya sebagai petugaskebersihan. Demi mengabdi kepadakeluarganya, dia rela bekerja bertahun-tahundi IAIN. “Menurut saya, Buk Ros petugas yang

tekun dan ulet,” ujarnya. Dia berharap agarhidup Ros lebih terjamin dan diangkat sebagaipegawai honor. “Seharusnya Buk Rosmendapatkan pekerjaan yang lebih ringanmengingat usianya yang sudah tua,” tambahArmen. “Saya berharap semoga pihak atasanIAIN melihat dengan teliti anggota K3 di IAINini,” lanjutnya.

Begitu juga yang diungkapkan teman kerjaBuj Ros, Buk Pit mengaku kasihan melihatBuk Ros. Meskipun sudah lanjut usia, Buk Rostetap semangat bekerja, “Kalau melihat umur,Kak Ros yang sudah lanjut usia tidakseharusnya bekerja sebagai K3 lagi,” terangnyakepada Suara Kampus.

Nama : Rosni NasutionTempat /tangal lahir : Tapanuli, 1 Mei 1953Pekerjaan : Petugas K3 IAIN Imam Bonjol PadangAlamat : JL. Rumah tigo Ruang No 17. RT 002/006

Anduring, kuranjiSuami : Amir han LubisAnak : Ali Amran Lubis

Ali Imran Lubis Umar Tua Lubis Hendri Mulyadi Lubis Rizki Khoir Lubis Sri Wahyuni Lubis

Riwayat pendidikan : SD N 01Tangga Bosi Kab. Panyambungan Pesantren Tangga bosi

[Hervina Harbi, Veni Andriyani, Sherly FitriYanti, Amaliyatul Hamrah, Ria Oktaviantina ,

Silvianti]

CURICULUM VITAE

Page 9: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Hari itu, suasana kampus terasa panas.Di sela teriknya matahari siang itu,Suara Kampus menemui salah seorang

mahasiswa yang saat itu sedang duduk dimatras putih, dengan semangatnya yangmenggebu-gebu dalam perantauannya.Miftahul Huda namanya lahir di Jepara, 10Agustus 1992 ini merupakan putera daripasangan Nasikun dan Mas’adah. “Hidup itupetualangan, berpetualanglah selagi masih didunia”, itulah cambuk yang menjadi motivasidalam diri Huda, panggilan akrab anak keenamdari tujuh bersaudara ini.

Meskipun, dikatakan masih dalam masatanggungan orang tua, dia tidak menjadikanhal itu sebagai alasan baginya untuk tidakberaktivitas. Sebaliknya, dia hendakmeringankan beban ayah yang juga merupakanorangtua semata wayangnya. Ibunya telah tiadasaat dia masih duduk di bangku kelas VIMadrasah Ibtidaiyyah (MI). Berbagai bidangpekerjaan telah dia jajaki mulai dari menjualstiker, menjual nasi goreng, mencuci piring dihotel hingga menjadi Cleaning Service pundilakoninya dengan tulus untuk membiayaihidup dan pendidikannya.

Baginya, untuk bisa hidup mandiri adalahsuatu keharusan. Orang tuanya yang bekerjasebagai petani mengajarkannya untuk bisahidup mandiri sedari kecil. Huda mengaku saatdi bangku sekolah, jika tidak diberikan uangjajan bukanlah suatu masalah. “Kadang ikutnelayan mancing sehabis pulang sekolah, sayatinggalnya di dekat pantai,” ujarnya saatditemui Suara Kampus, Rabu (20/08).

Tak hanya sekadar memancing, dia jugapernah menjadi penjaga sekolah. “Dulu waktudi Aliyah juga pernah menjaga sekolah,” tuturHuda.

Sebab keringanan hatinyalah yangmembuat dia merasa mantap untuk menjelajahiberbagai wilayah baik dalam menuntut ilmumaupun bekerja. Pria yang lahir 22 tahun silamini, memiliki kesenangan menjelajahi wilayahyang kaya akan budaya maupun wisata salahsatunya bumi Minangkabau.

Rasa ingin tahunya yang tinggi akankehidupan di negeri perantauanlah yangmembawa Huda menginjakkan kaki di ranahminang. “Dulu pengen tau gimana budaya diminang dan tradisinya seperti apa. Lagi pulasaya juga hobi menjelajahi tempat-tempat yangbaru,” terangnya.

Meski begitu, tak sedikit hambatan diahadapi saat mengecap dunia perkuliah, kerjamaupun organisasi. Dia menghidupi dirinyadan membiayai kuliah dari kucurankeringatnya sendiri. Kerja keras danberusahalah yang membekas dibenak Huda.Kepandaian Huda dalam menyeimbangkanantara kuliah, organisasi dan kerja membantu-nya dalam menjalankan setiap aktivitasnya.

Mulai dari pagi hingga sore hari dihabiskanuntuk kuliah. Sore hingga malam harinyaadalah peluang untuk Huda merauk rezeki.“Sewaktu dosen ngasih tugas, hari itulangsung dikejarkan untuk membuatnya,”jelas mahasiswa Jurusan Sejarah danKebudayaan Islam, Fakultas Adab danHumaniora ini .

Setiap waktunya dipenuhi denganberagam aktivitas, tak ada prinsip dalamdirinya untuk menyia-nyiakan waktuberlalu begitu saja. Waktu itu tidak adayang terbuang dengan percuma. Setiapada waktu luang ia usahakan untukmengejarkan apa yang masih

dianggap belum selesai. “Waktu itu terkadangterasa kurang, saat masih banyak hal yangharus diselesaikan,” katanya.

Pada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM) IAIN Imam Bonjol Padang, Huda aktifdi Korps Suka Rela Palam Merah Indonesia(KRS-PMI) Kurang Lebih selama tiga tahun.Di KRS-PMI sendiri, Huda menduduki jabatansebagai koordinator relawan penuh. Tak hanyaitu, dia juga mengajar di Palang Merah Remaja(PMR) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2Padang. Yang membuatnya bertahan danmampu melaksanakan setiap aktivitasnyaadalah semanagat hidup serta sabar.

Bagi Huda UKM KSR adalah keluargakedua yang selalu memberikan warnakehidupan baginya. Ketika semangat lagi downteman-teman selalu membantunya move on.“Misalnya curhat dengan senior dapatmengurangi tekanan yang ada dan seakanberbicara dengan keluarga sendiri,”ungkapnya.

Miftahul Huda

Mandiri di Perantauan Pulau SumateraSoal bekerja bagi seorang Huda bak teman

yang selalu menghiasi hari-harinya. “Kalaukerja itu ya dinikmati saja, sehingga beban itutidak ada terasa,” pungkasnya.

Di sela-sela istirahatnya, Hudamenceritakan kepada Suara Kampusperjalanan hidupnya di perantauan ranahminang ini. Awal kuliah dia bekerja berjualanstiker di depan Universitas UPI-YPTK. Saatitu, salah seorang teman di kelasnya menge--tahui jika ia sedang mencari pekerjaan.“Biasanya habis Ashar atau intensif langsungbuka sampai jam sepuluh malam,” jelas Huda.

Setelah dua bulan bekerja, dia pun berhentiberjualan stiker karena pulangnya selalumalam dan tugas juga menunggu. Kemudiandia beralih pekerjaan menjadi penjual nasigoreng di kawasan Alang Laweh, Padang. Takberapa lama pun ia berhenti bekerja. Sampaiakhirnya dia mendapatkan tawaran dari senioruntuk menjadi cleaning service. “Kerja di sanasejak April 2013 sampai sekarang,” ucapnya.

“Dengan berkerja kita tidak sekadarmencari rezeki saja. Kita juga merasakanbagaimana menjadi orang yang posisinyaberada di bawah. Hal inilah yang akanmembuat kita tahu diri,” tambahnya.

Targetnya ke depan adalah untuk secepatyamendapatkan gelar sarjana dan melanjutkanpendidikan yang lebih tinggi lagi. “Sayaberharap bisa kuliah di luar Indonesia, denganbegitu rasa ingin tahu saya dapat terpenuhi,”harap Huda mengakhiri ceritanya.

Pekerja Keras yang SantunDalam kesehariannya, Huda dikenal ramah

dan gigih terhadap apa yang hendak ia capaioleh atasan dan sahabat. Salah satunya caraHuda dalam meyakinkan dirinya layak untukditerima bekerja sebagai Cleaning Cervice.

“Berdasarkan standar yang ditentukan olehperusahaan, Huda tidaklah memenuhi kriteriauntuk bekerja menjadi cleaning service diIAIN Imam Bonjol Padang,” ujar Afriyadi,manager yang mengawasi kerja.

Alfriyadi menjelaskan Huda masih terikatperkuliahan. “Sehingga jam kerja pagi hinggasore yang seharusnya dipenuhi menjadi tidakterpenuhi,” terangnya.

Namun hal itu dapat terpatahkan melihatkegigihan dan semangatnya yang tinggi, Hudapun diterima bekerja. “Jam kerjanya digantidengan bekerja malam hari. Semangat kerjanyabagus,” pungkas manager ini.

Huda ditempatkan di bagian dalam ruangandan semua perjaannya dikerjakan dengan baikdan rapi,” tambahnya.

Menjadi petugas kebersihan merupakanprinsip yang bagus. “Mungkin karena faktororang Jawa yang lunak dan saya sangat respekdengan kemandirian Huda,” itulah ungkapanyang terlontar dari Ketua Jurusan SejarahKebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab danHumaniora, saat ditanya tentang Huda kepadaSuara Kampus.

Muhammad Ilham menjelaskan Hudamampu mempraktekkan budaya orang minangyang pergi jauh merantau. “Dari segi keilmuandia biasa saja, tetapi dia anak yang sangat aktifterlihat dari aspek kemandiriannya. Selain ituHuda sangat santun,” ujarnya.

Dia sering main tenis dengan kita dan seringjuga duduk-duduk di jurusan. Huda juga diakomodir fakultas untuk mendapatkanbeasiswa dan diutamakan. Selain itu dia jugamenjadi pegawai kontrakan dan honorer,”tambah Muhammad Ilham.

Hal senada juga diungkapkan oleh AnggiFitria, anggota relawan penuh KSR-PMI.Anggi mengatakan Huda adalah orang yanghumoris, pekerja keras dan ia selalu ditunjuksebagai koordinator disetiap acara yangdiadakan oleh KSR-PMI. “Terakhir ia menjadiketua atau Dansatgas (Komandan dan SatuanTugas),” terang Anggi.

Anggi kagum akan sosok periang Huda.Huda yang kesehariannya selalu tampaktidak memiliki masalah ini juga sulitmarah pada orang lain. “Apapun masalahyang ia hadapi, ia akan tetap tertawa,”jelasnya kepada Suara Kampus.

Dia berharap Huda dapat menjadisosok kakak yang lebih tegas lagi,”tambah Anggi.

[Amaliyatul Hamrah (Mg), VeniAndriyani (Mg), Syofli Apri Yanil

(Mg) ]

“Waktu terkadang terasakurang, saat masih banyak hal

yang harus diselesaikan”

Nama : Miftahul HudaTempat /Tanggal Lahir : Jepara, 10 Agustus 1992Fak/Jur : Adab/Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)Nama orang tua : Ayah : Nasikun

Ibu : Mas’adahAlamat : Jepara, Jawa tengahRiwayat Pednidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mathalibul Huda, Jepara (1999-2005)

Madrasah Tsanwiyah Mathalibul Huda, Jepara (2005-2008)Madrasah Aliyah Mathalibul Huda, Jepara (2008-2011)

Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Adab Humaniora IAIN Imam Bonjol Padang

Pengalaman Organisasi :- Koordinator Relawan Penuh KSR-PMI IAIN- Koordinator Humas HMJ SKI- Anggota Diklatsar KSR-PMI IAIN IB Padang tahun 2011- Anggota Diklatsar lanjutan tahun 2012- Peserta pelatihan PP PMI Provinsi Sumbar- Peserta gladian relawan se-Indonesia di Aceh tahun 2013

CURICULUM

VITAE

Page 10: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

M asjid Al-Jami’ah yangberganti nama menjadiMasjid Baitul Hikmah

merupakan satu-satunya masjidyang ada di IAIN Imam BonjolPadang. Masjid ini pernah meng-alami kerusakan parah, kemudiankembali diperbaiki. Namun hinggakini, kondisi masjid dan fasilitaspendukungnya masih jadi keluhanbagi warga IAIN Imam BonjolPadang.

Gempa besar yang menggun-cang Padang pada September 2009turut menghancurkan masjid Al-Jamiah. Setidaknya, sebagiandinding masjid retak dan jebol dibeberapa sisi. Tak hanya itu, kondisimasjid makin mengkhawatirkandengan bocornya atap masjid.Namun dalam kondisi itu, masjidtetap digunakan untuk salatberjamaah dan kegiatan pengajianmahasiswa.

Tiga tahun pasca gempa,tepatnya pada Juni 2012, Masjid al-Jami’ah mulai diperbaiki. Proyekitu dikerjakan CV. Serasi Bersamasebagai pemenang tender sebesarRp 1.966.150.000,- dari BadanNasional Penanggulangan Bencana(BNPB) yang dikelola oleh DinasPekerjaan Umum (PU) Sumbar.Proyek itu meliputi perbaikan padadinding yang jebol, tiang, plafon,instalasi listrik, sound system,kubah dan pemasangan penangkalpetir. Setelah perbaikan rampung,masjid berganti nama menjadimasjid Baitul Hikmah dandiresmikan Wakil Menteri Agama(Wamenag) pada Desember 2012.

Pasca peresmian, tampilanmasjid kembali seperti bangunanbaru. Cat pada dinding dan kubahtelah berubah. Ditambah perbaikanpada fasilitas tempat wudhu yangbisa dinikmati walau tak maksimal.Ihwal tempat wudhu, dilakukanpenambahan kran air pada sisi luarserta penambahan tempat buang airkecil pria.

Runtuh MendadakBelum sampai dua tahun setelah

diresmikan Wamenag, MasjidBaitul Hikmah kembali cacat. PadaSelasa (15/07) sore atap bagian luarmasjid yang menghadap ke baratmendadak jatuh dari posisinya, danmenimpa bagian di bawahnya. Takbanyak yang tahu kronologiperistiwa tersebut, sebab kejadianitu berlangsung pada masa liburkuliah dan bertepatan dengan bulanRamadhan.

Dari pantauan Suara Kampus,peristiwa itu terjadi sekitar pukul16.30 WIB. Tanpa ada pertanda,

mendadak suara gemuruh terdengardari arah masjid. Sontak beberapaorang yang mendengar, termasukpenjaga masjid mendatangi sumbersuara. Ketika itu, bagian yangambruk sudah menimpa atap dibawahnya.

“Saat kejadian sayaada dilokasi, danlangsung melaporkan kepengurus dan KepalaBagian Rumah Tangga,”kata Elvis, penjagaMasjid Baitul Hikmah

Elvis menganggapsaat ini perhatian padakondisi masjid masihkurang. “Saya sangatberharap agar masjid inisegera ditindaklanjuti,perbaiki atap masjidyang bocor ketika hujan,dan menyediakan jaringuntuk menghalangiburung-burung yangmasuk ke dalam masjid,”tambahnya.

Dia dan rekannya sesamapenjaga masjid mengaku tak bisaberbuat banyak mengahadapikondisi ini. “Kami cuma bisamenjaga kebersihan, meskipunkebanyakan orang menganggapkami tak pernah membersihkanmesjid ini. Kalau ditanya takut atautidaknya ketika masjid ini robohsecara tiba-tiba, saya hanya

berserah kepada Allah,” ujar Elvis.Sementara itu, kepala keamanan

renovasi masjid kampus IAINImam Bonjol Padang tahun 2012,Nursal Efendi mengatakanambruknya bagian atap masjiddikarenakan renovasi yang tidak

menyeluruh. “Baik buruknya suatupembangunan akan terlihat enamtahun atau lima tahun setelahpembangunan tersebut selesai. Jikapembangunan tersebut robohsebelum waktu yang ditargetkan,maka akan terbukti bahwapembangun tersebut di bawahstandar kualitas kerjanya,” jelasNursal.

Nursal menjelaskan, seharusnya

pihak kampus meneliti sistem kerjapara kontraktor dalam perenovasianmasjid. Baik dari bentuk bahannya,cara pengadukan semen sertapemasangan kawat. “Jika haltersebut sudah dilaksanakan pascaperenovasian, maka akan terlihat

kualitas kerja kontraktortersebut. Tapi maubagaimana, hal yang tidakdiingan sudah terjadi,menurut saya pihak ataubagian rumah tangga haruscepat menghubungi pihakkontrakator danmembicarakan denganbaik tentang perenovasianmasjid ini,” lanjutnya.

Pada kesempatan lain,Kepala Bagian (Kabag)Rumah Tangga IAINImam Bonjol Padang,Nahrul, membenarkanperbaikan masjid tidaksecara keseluruhan. “Yang

merenovasi Dinas Pekerjaan Umum(PU) jadi hanya sebagian yangparah saja diperbaiki,” kata Nahrul.

Nahrul menambahkan, akibattidak direnovasi seluruhnyabangunan yang lama menjadi rapuhdan akhirnya runtuh. “Atap masjidyang jatuh termasuk bangunanlama, jadi sudah wajar kalauroboh,” ujarnya.

Saat ini, pihak kampus sudah

mengusulkan perbaikan untuk atapmasjid yang runtuh ke BadanPemeriksa Keuangan (BPK) padaJuni 2014. Sebelumnya pihakkampus juga telah pengusulkanperbaikan tempat berwudhu dantoilet masjid. “BPK dan konsultanberencana yang akan memeriksadan yang menentukan anggarandananya,” jelas Nahrul.

“Jika hasil pantauan yangdilakukan oleh BPK mengenaikerusakan masjid memakan danalebih dari 200 juta,” lanjut Nahrul,“maka akan kami adakan tender.Kalau kurang dari 200 juta,pengerjaannya diambil alih olehpihak IAIN Imam Bonjol Padang.”

Dia menambahkan, dana yangakan digunakan untuk memperbaikiatap masjid yang roboh diambil dariDaftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) IAIN Imam Bonjol Padangtahun 2014.

Penantian Warga KampusMenanggapi kondisi masjid saat

ini, warga IAIN Imam Bonjol punangkat bicara. Sebagai penggunamasjid, mereka menunggu danberharap penanganan lebihmaksimal untuk menjaga rumahtuhan itu. “Seharusnya adaperhatian lebih untuk masjid ini,karena kenyamanan untuk tempatberibadah harus diutamakan.Apalagi satu bulan telah berlalu,namun perbaikan pun belum terlihatdi pelupuk mata, kalau masalahkebersihan, masjid lebih lumayansekarang dari pada yang dulu,” ujarIfni, Mahasiswi PengembanganMasyarakat Islam, semester V.

Hal serupa dilontarkanmahasiswa lainnya, Bayu Fitra.“Kita selaku anak IAIN lebih baikmengutamakan pembangunantempat ibadah. Saat kejadian gempatahun 2009, sebagusnya bangunanmasjid itu dirobohkan dan dibangunmasjid yang baru. Dari padadiperbaiki yang rusaknya saja,membuat bangunannya tidakkokoh,” ujar Bayu.

Berbeda dengan mahasiswa,Ketua Jurusan Sejarah KebudayaanIslam (SKI) Mhd. Ilhamberpendapat warga IAIN perlubersabar. “Masjid adalah iconutama dari kampus bernuansaislami yang membuatnya berbedadari kampus lainnya . Namun untukperbaikan, semua itu butuhanggaran yang terstruktur. Tidakbisa setelah ada laporan kerusakan,langsung ada perbaikan,” ujarnyasaat di temui Suara Kampus.

Masjid Kampus IAIN Imam Bonjol Padang

Runtuh Bangun Rumah Tuhan

Tampilan depan Masjid Baitul Hikmah. Foto: Ahmad Bil Wahid

Satpam IAIN IB Padang melihat bagian MasjidBaitul Hikmah yang roboh, Selasa (15/07). Foto: Taufiq

Salah seorangpetugas member-sihkan toilet mas-jid Baitul Hikmah,Rabu (27/08).

Foto:MukhtarSafi’i

K o n d i s imasjid setelahsebagian dinding-nya roboh.

Foto: Abewe

Kanadi Warman (Mg), MukhtarSyafi’i (Mg), Destiwi Zurima (Mg)

dan Elyza ningsih (Mg)

Page 11: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Ekspedisi Jurnalistik untuk NusantaraPJTL Suara Kampus 2014

Ekspedisi Jurnalistik bagiandari liputan mendalam yangdigunakan memperkenalkan

Nusantara dalam presfektif lain,istilah tersebut dalam bidangjurnalistik sangatlah baru. Ekspedisiyang cukup terkenal adalah Ekspe-disi Cincin Api oleh Kompas.

Perkembangan Ekspedisi Jurna-listik membuat Lembaga Pers Maha-siswa (LPM) Suara Kampus mengu-sungnya menjadi tema PelatihanJurnalistik Tingkat Lanjut Nasional(PJTLN). Suara Kampus mengun-dang pemateri dari Kompas yaituKetua Tim Ekspedisi Cincin Api,Ahmad Arif dan Ketua Aliansi Jur-nalis Independen (AJI) PadangHendra Makmur. PJTL ini sudahmenjadi kegiatan tradisi bagi LPM.Kali ini Suara Kampus mengundangLPM se Indonesia.

Arif menjelaskan, liputan eks-pedisi sama dengan liputan menda-lam tapi ekspedisi lebih memberikankesan pertualangan dan tulisannyabisa menjadi nilai edukasi. “Ekspe-disi Jurnalistik sebenarnya hanya pe-namaan saja,” ungkap Arif.

Pria asal Yogyakarta itu menga-takan, sebelum melakukan ekspedisi,wartawan harus mempunyai riset

Ahmad Arif sedang memberi materi tentang ekspedisi pada pesertaPJTLN Suara Kampus. Foto: Taufiq Siddiq

I Made Ray Karuba Wijaya bertindak sebagaipemateri seminar. Foto: Taufiq Siddiq Suasana diskusi peserta PJTLN Suara Kampus. foto: Taufiq

data dan fakta yang sudah ada ten-tang objek yang akan dijadikanbahan ekspedisi. Dia mencontohkanriset dapat diambil dengan mengun-jungi perpustakaan daerah ataumembaca artikel-artikel yang ber-kaitan dengan objek ekspedisi.

Arif juga menggambarkan saat iamelakukan ekspedisi tentang tsu-nami, saat itu data hidup dari pen-duduk pribumi didapatkan hari terak-hir melakukan ekspedisi. “Kita tidaktau kapan kita akan mendapatkansebuah data atau fakta yang baru,makanya perlu riset,” ungkap alumniUniversitas Gajah Mada ini.

Tulisan ekspedisi tidak jauhberbeda dengan tulisan dari liputaninvestigasi, jika investigasi mem-bongkar sebuah masalah dari konsepjurnalistik siapa (Who) dan apa(What), untuk ekspedisi menerapkankonsep bagaimana (How) dankenapa (Why). “Ekspedisi bisadilakukan tentang wisata, sejarah danbudaya,” terang Arif.

Arif menilai, tulisan yang sifatnaratif dan sederhana menjadi salahsatu kunci ekspedisi bisa berhasil,karena percuma melakukan petua-langan kemana-mana jika hasil tulis-annya nanti tidak menarik. “Tulisan

ekspedisi itu tidak usah berbelit-belit, gunakan bahasa sederhana,”ujarnya.

Selain tulisan, Arif mengatakanlayout akhir dari pelaporan ekspedisiharus bisa semenarik mungkin,tampilkan dalam kemasan yangmodern. “Gaya jurnalistik tekstualitu tidak zamanya lagi. Jangan tulisantok, tapi juga bisa gunakan video danfoto,” paparnya.

Dikesempatan lain, HendraMakmur pemateri sekaligus salah se-orang tim ekspedisi PemerintahanDarurat Republik Indonesia (PDRI)Sumbar ini memaparkan, tahapuntuk ekspedisi yaitu mempersiap-kan ide, riset, merumuskan TORsampai pengolahan hasil ekspedisi.

“Ide untuk melakukan ekspedisijurnalistik bisa datang dari manasaja. Bisa dari informasi, berita,cerita, peristiwa, dan lainnya,” ujarKetua AJI Padang itu. LanjutHendra, untuk melakukan sebuahekspedisi seseorang harus merumus-kan sebuah masalah agar bisa me-nentukan Angle yang baik.

Pelatihan ini diikuti 23 pesertaberasal dari 13 Lembaga Pers Maha-siswa. Yaitu, LPM Profesi Univer-sitas Negeri Makasar (UNM), Inden-

titas Universitas HasanuddinMakassar, Suara Usu UniversitasSumatera Utara, Teropong Univer-sitas Muhammadiyah SumateraUtara, Gagasan Riau UIN SuskaRiau, Suara Kampus IAIN IBPadang, Ganto Universitas NegeriPadang (UNP), Genta Universita An-dalas (Unand), Gema Justisia Fakul-tas Hukum Unand, Medika STKIPPGRI Sumbar, Al-Itqon STAINBukittinggi, Idealita STAIN Batu-sangkar dan Stipertif STIKES Fortde Kock Bukittinggi.

Salah seorang peserta Sitti Atirahdari LPM Idenstitas Makassarmengaku tertarik mengikuti pelatih-an ini, karena menurutnya tema yangdiusung memang langka dan sangatbaru. “Saya suka sekali temanya,jujur kami suka tema ini karena baru,dibandingkan PJTLN LPM yanglain,” kata mahasiswa Jurusan Ko-munikasi itu.

PJTLN berlangsung sejak Kamis(28/08) hingga Senin (01/09), diAula Kantor Bupati Tanah Datar,Sumbar. Tidak hanya mengadakanpelatihan, seminar nasional yang ber-tajuk “Pers Dulu, Hari Ini dan Nanti”termasuk dalam rangkaian pelatihan,narasumber dari Anggota Dewan

Pers I Made Ray Wijaya.Seminar tersebut mengundang

Lembaga Sosial Masyaratak (LSM)yang ada di Tanah Datar, AnggotaOSIS beberapa SMA/sederajat diTanah Datar.

Ray mengatakan, perkembanganteknologi membawa pengaruh padarantai kehidupan pers. Saat ini pe-rubahan yang terjadi dari era manualmenuju era digital menuntut parawartawan mampu bekerja multi plat-form, Jumat (29/08).

Ray menjelaskan, perkembanganteknologi juga harus diikuti denganperkembangan budaya, agar tekno-logi dapat dimanfaatkan untuk halpositif. “Wartawan sekarang tidakbisa lagi bekerja untuk satu jenismedia saja. Harus bisa bekerja untuksemua media, baik media cetak, elek-tronik maupun online,” kata Ray.

Menurutnya, media yang berman-faat adalah media yang independendan kredibel. Dibutuhkan karenamencerahkan, mendidik dan meng-inspirasi. Diinginkan karena menarikdan menghibur, ungkap Ray. "Semuamedia di era digital harus berkua-litas. Media yang berkualitas adalahmedia yang bermanfaat," kata Raydi Aula Bupati Tanah Datar.(YES)

Page 12: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

K esedehanaan perawakan Bung Hattaterlihat dari rumah kelahiran beliau,rumah berlantai dua ini menjadi dunia

masa kecil Bung Hatta tumbuh danberkembang, pemilhan warna biru membuatkehangatan kekeluarga-an lekat pada rumahyang berada di Jalan Soekarno Bung Hatta,Kecamatan Guguak Panjang, Bukittinggi ini.

Berada, di daerah Mandiangin, GuguakPanjang, rumah wisata ini mudah utuk aksestranportasi, dari taman alun-alun Jam Gadang,kita bisa menggunakan angkutan umumwarna merah, tidak sampai 15 menit untukmenempuh perjalanan dari Jam Gadang kitabisa langsung berhenti di depan pagar RumahKelahiran Bung Hatta, sedangkan dari Ter-minal Aur Kuning bisa menggunakan lebihbanyak pilihan transportasi umum, di antara-nya angkutan umum jurusan Aur KuningGaregeh seterusnya.

Di rumah inilah, 12 Agusutus 1902 BungHatta dengan nama lengkap MuhammadAthar dilahirkan. Besar di tengah-tengah ke-luarga yang hangat bersama ibu, ayah, kakek,nenek, serta mamak beliau.

Dibangun pada tahun 1806, rumah inidirenovasi kembali pada tahun 1995 olehUniversitas Bung Hatta bersama Pemerintah-an Daerah Bukittinggi untuk dijadikan objekwisata sejarah. Bertepatan 93 tahun BungHatta, 12 Agustus 1995 rumah yang sudah di-renovasi tersebut dibuka untuk umum sebagaisalah satu objek wisata kota Bukittinggi.

Di rumah tersebut pengunjung masih bisamenemui beberapa perabotan dan benda yangmenjadi saksi masa kecil bung Hatta. Saat me-masuki rumah tersebut pengunjung akanmenemukan kamar masa kecil beliau, yaitukamar bujang (Bung Hatta) disana pengun-jung akan melihat ranjang antik yang diguna-kan Bung Hatta pada masa kecilnya.

Dekorasi jajaran barang tua yang terawatdiruangan tamu semakin membawa kesan satuabad silam, menengahi ruangan terdapat duameja tamu yang terpisah dengan empat kursitiap mejanya.

Di dinding berjajar foto-foto keluargaBung Hatta mulai dari kakek beliau TuankuGaek Marah serta silsilah keluarga BungHatta. Di sudut ruangan dekat pintu keluar ter-dapat lukisan Bung Hatta dengan memakaikopiah dan jas hitam.

Dilantai satu terdapat tiga kamar,termasuk kamar dan kamar bung Hatta dankamar Mamak beliau, Mamak Idris. Di bela-kang terpisah dari bangunan rumah terdapatsatu lagi kamar Bung Hatta, di dalamnya pe-ngunjung akan menjumpai kereta angin yangterawat dan meja belajar bung Hatta, di sam-ping kamar tersebut terdapat dapur denganbeberapa peralatan dapur yang antik.disebelahnya dibangun garasi yang tempatbendi keluarga Bung Hatta, yang salingmenyisi dengan toilet dan kadang kudanya.

Menuju lantai dua terdapat ruanganpersegi kecil dengan dua jendela kiri dankanan sebagai jalan cahaya penerang ruangmakan, terdapat satu meja dengan beberapakursi, di tengah ruangan tersebut. Di ujungbagian ruangan teradapat tangga menujulantai dua rumah tersebut.

Dilantai dua pengunjung akan menemuihal yang sama pada lantai satu yaitu terdapatkamar tempat lahirnya Bung Hatta dan kamarkakek bung Hatta dihadapannya, serta foto-foto keluarga Bung Hatta, sepesialnya di be-randa luar lantai dua terdapat kursi Goyangkakek bung Hatta yang masih terawat.

Sejak diresmikan untuk umum rumahtersebut langsung ditangani oleh DinasPariwisata Bukittinggi, Dessy Warti misal-nya, Ia sudah bertugas sebagai salah satupetugas di rumah Bung Hatta. “Saya di sini

sudah sejak tahun 1996 setahun

setelah peresmiannya,” ungkapnya padawartawan suarakampus, Rabu (20/08).

Dessy mengatakan, semakin banyakpengunjung yang datang ke rumah ini, iamera-sa senang, karena menurut Dessydengan me-ngunjungi rumah Bung Hatta inimasyarakat bisa mengetahui sejarah BungHatta. “Di sini kita bisa mengetahuikesederahanaan bung Hatta,” tuturnya.

Dessy menceritakan, sampai usia 11 tahunBung Hatta besar di rumah ini sebelum iapergi ke Padang untuk melanjutkan sekolah-nya.

Selain kunjungan dari anak-anak BungHatta, para pejabat negeri ini seringmengunjungi rumah ini. “Anak beliau sepertiibuk Mutia Hatta, Gumila Hatta dan Hatta tiaptahun mengunjungi rumah ini,” ujar Dessy.

Dessy menyanyangkan, selama rumah inidibuka umum tidak satupun presiden Indo-nesia yang pernah mengunjungi rumahtersebut. “Yang belum pernah itu presiden,pejabat lain pernah berkunjung,” terangnya.

Dessy dan empat rekannya bertugas setiaphari, mulai dari jam 08.00 dibuka untukumum sampai 16.00 WIB. “Ini dibuka tiaphari, tidak ada tarif untuk pengunjung, namunjika ada yang mau mengasih itu tidak apa-apa,” seru Dessy.

Rumah Kelahiran Bung Hatta

[Taufiq Siddiq, Kanadi Warman (Mg)Muchtar Safi’i (Mg)]

Foto Arsip Suara Kampus

Page 13: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"
Page 14: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"
Page 15: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Ketua Veteran Sumatera Barat

Belajarlah Jika Tidak Mau Dijajah

M emaknai Kemerdekaan, mungkin tidak adayang lebih merasakan arti kemerdekaanselain para veteran yang menjadi bagian

dalam perjuangan untuk mengibarkan merah putih,hingga mempertaruhankan nyawa dan meninggalkankeluarga demi mengusir penjajah dari tanah air ini.

Namun banyak hal yang masih menjadi misiperjuangan veteran hari ini, melawan keresahanmereka terhadap realita anak bangsa yang tidak bisamemaknai kemeredekaan negeri ini. Mengembalikannasionalisme generasi muda dengan menyambangi kesekolah-sekolah demi menyampaikan perjuangandalam mendapatkan kemerdekaan.

Setidaknya mencari kemerdekaan atas veteran masihmenjadi perjuangan veteran Sumatera Barat, mencariketenangan diwaktu tua mereka dengan kedamaiankemerdekaan. Karena belum semua veteran yangmerasakan hal tersebut. Pejuang yang berjuang demikelancaran hidupnya masih belum terperhatikan olehpemerintah,

Empat hari setelah perayaan kemerdekaan Indonesiake 69 (21/08) kami mengunjungi markas VeteranLegium Sumatera Barat di Jalan Veteran No.2Padang, bercerita dengan Ketua Veteran SumateraBarat, H. Faisal Kasim, bagaimana arti kemerdekaanhingga perjuangan veteran hari ini.

[Taufiq Siddiq, Kanadi Warman (Mg)]

H. Faisal KasimKetua Veteran Sumatera Barat

Temui pelaku sejarah,selama mereka masih ada !Karena membaca sejarah

saja tidak cukup !

Bagaimana perhatian ataupun kepedulianpemerintah baik pemerintah pusat ataupun pemerintahdaerah kepada veteran di Sumatera Barat ? -Perhatian pemerintah pusat ataupun daerahterhadap veteran sangat baik, dihari-harikebangsaan negara, yang sering itu undangan padatanggal 10 November, 17 Agustus, selalumengantarkan undangan ramah tamah ataupunupacara selain itu kita diberi santunan setidaknyatransportasi.

Undangannya kemana saja pak, baik dari pusatataupun daerah ?

-Kadang-kadang undangan ke istana, tapi yang jelasitu di daerah seperti 17 Agusutus kemaren kita diundangupacara bendera, ke taman makam pahlawan untukmengheningkan cipta dan malamnya pergi jamuan makanmalam di kegubernuran.

Rutinitas harian Veteran apa saja?-Rutinitas harian, mengurus seluruh anggota veteran,

seperti ada yang meninggal atau mengurus anggota yangbaru dan Sk, nomor anggotanya.

Rutinitas yang khusus dari veteran ?-Untuk prioritas kita yaitu sosialisaisi UUD 15 2012

tentang veteran seperti yang mendapatkan keringan daripasal seperti tunjangan pajak dan fasilitas umum. Kitasosialisasikan ke markas-markas veteran di daerah-daerah Sumbar

Prioritas untuk di luar badan veteran? -Diluar lembaga sesekali kita diundang untuk

memberikan wawasan kebangsaan ke sekolah-sekolah sesumbar baik dari sekolah tingkat dasar sampai ke sekolahmenengah atas tapi tidak bersifat berkelanjutan, tidaktetap sifatnya masih kadang-kadang.

Sudah sejak kapan program pemberian wawasankebangsaan ini diadakan?

-Ini merupakan ususlan dari Dandrem untukmemberikan wawasan kebangsaan kepada anak muda,bahkan hari ini mereka tidak tau bertapa perjuanganuntuk merebut kemerdekaan oleh pahlawan dulu.

Terkait wawasan kebangsaan, bagaimanapandangan bapak hari ini kepada wawasankebangasaan anak muda ?

-Bertugas untuk menaikan merah putih saja tidak mau,bagaimana generasi muda akan tau dengan perjuanganpahlawan dulu yang berdarah-darah mengorbankan anakisteri, keluarga dimana letak kebangsaanya dan

penghargaan terhadap pahlawan itu.Anak muda hari ini tidak mengerti dan tidak mau untuk

mengerti perjuangan pahlawan dulu. kita tau apa pesanyang dikatakn Bung Karno, “Jangan sekali-sekalimelupakan sejarah”. Lihat lah hari ini anak muda tidakmau mengetahui sejarah maka beginilah jadinya, adayang tidak mau menaikan bendera merah putih.

Apa yang diharap dari pemeberian wawasankebangsaan ini ?

-Merobah wawasan berfikir anak muda. bagiamana iabisa menghargai kemerdekaan sekarang, didalamnya kitasampaikan kesan pesan perjuangan pahlawan dulu.

Pesan apa saja yang disampaikan dalam wawasankebangsaan tersebut ?

-Kita bukan hanya merobah semangat perjuangpahalawan dulu, tapi mengembalikan semangat pejuangyang dulu dalam mengusir penjajah untuk mendapatkankemerdekaan, semangat patrionisme.

Kenangan Bapak saat berjuang ?-Saya kalau diminta untuk bercerita bagaimana

perjuangan kami dulu saya tidak sanggup, tidak kuat sayamenahan air mata saya jika menceritakan betapa beratnyapara pahlwaan dan pejuang dalam mendapatkankemerdekaan. Saya umur 17 tahun sudah berjuang diTanah Datar.

Menurut bapak bagaimana cara masyarakatterutama generasi muda memaknai dan mengahargaikemerdekaan?

-Rajinlah belajar bukti awak menghargai jasa danperjuangan para pahlawan serta meneruskanperjuanganya, karena untuk hidup tidak bisa tanpapengetahun karena dalam islam sendiri kita diajarkan jikaingin menguasai dunia dengan pengetahuan, jika inginmenguasai akhirat itu juga dengan pengetahuan dan jika

ingin menguasai keduanya juga dengan pengetahun.Makanya anak muda sekarang harus menemui pelaku

sejarah yang masih ada agar mengetahui bagaimanaperjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan ini tidaksemudah menaikan bendera merah putih tidak cukuphanya membaca dari buku-buku sejarah saja, jika hanyamembaca banyak buku sejarah, tapi temui langsungpelaku sejarah tersebut karena murni yang disampaikanmereka.

Apakah sekarang Indonesia sudah merdeka ?-Merdeka dari penjajah sudah, merdaka dari bangsa

sendiri, anda pikirlah sudahkah kita merdeka ?

Jadi bagaimana kemerdekaan yang masih belummerdeka dari bangsa sendiri?

-Ya jika dijajah seperti penjajah dulu mungkin tidak,tapi tidak anda lihat sekarang bagaimana rakyatIndonesia masih mendapatkan penindasan-penindasanoleh bangsa sendiri.

69 Tahun Indonesia, apa komentar bapak ?-69 tahun ini mulai dengan menghargai pahlawan

dengan berziarah ketaman pahlawan, lihat di dalamnyabagaimana perjuangan mereka untuk mendapatkankemerdekaan untuk kita sekarang.

Apa perjuangan veteran hari ini ?-Veteran sekarang memperjuangkan kesejahteraan

anggota veteran, kita bisa lihat hari ini masih ada veteranyang harus berjuang keras untuk melanjutkan hidupnya,bahkan di kota-kota besar ada veteran yang tidak punyarumah di negara yang sudah mereka merdekakan, adayang tinggal di kolong jembatan. tapi kita bersyukur diPadang belum kita temui kasus seperti itu.

Page 16: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Pada 69 Tahun yang lalu, tepatnya 17Agustus 1945kemerdekaan Indonesiadiproklamirkan oleh Soekarno-Hatta di

hadapan ribuan massa, pamuda pemudiIndonesia. Segala pengor-banan, setelahsekian lama perang melawan penjajahdilakukan oleh segenap pejuang yangmemakan ribuan nyawa dan harta bendaterbayarkan.

Tak tanggung-tanggung, untuk persiapanpembuatan teks proklamasi disusunlahskenario penculikan Soekarno-Hatta olehkaum muda pada saat itu. Panasnya semangatjuang pemuda Indonesia untuk merdeka,merebut kembali kebebasan yang yang telahlama terenggut penjajah. Dan kediaman Ir.Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56Jakarta menjadi saksi bisu dalam catatansejarah sebagai tempat diproklamirkannyakemerdekaan Republik Indonesia.

Kini, 69 tahun sudah berlalu. Sebagaimanatugas para pejuang untuk memerdekakan In-donesia dari belenggu sekutu, pemuda pemudibangsa juga bertugas untuk menjaga semangatkemerdekan itu di dalam sanubari. Memaknaiperjuangan para pahlawan agar sejarah yangtelah terukir sampai ke setiap generasi.

Berbagai cara dilakukan untuk mempe-ringati jasa pejuang bangsa. Setiap tahun, padapertengahan Agustus, hampir seluruh pelosoknusantara bersuka ria. Ulang tahun kemer-dekaan bangsa yang jatuh pada 17 Agustusmenjadi pemicunya. Berbagai kegiatanmewarnai pesta rakyat itu. Selain upacarabendera, berbagai jenis lomba seperti panjatpinang, balap karung hingga lomba makankepuruk seakan tak mau ketinggalan.

Selain itu, dekorasi di pemukiman wargapun mendadak berubah. Warna merah danputih mendominasi dimana-mana, seakanmembanggakan bendera dengan warna yangsama. Lihat saja gapura di kampung-kampungyang warnanya diperbaharui jelang perayaanhari merdeka. Ada juga hiasan jalan raya yangterbuat gelas air mineral dan menggantung disepanjang jalan kota dan desa. Bahkanminiatur bendera merah putih yang terbuat dariplastik pun betebaran dimana-mana.

Upacara dan LombaUpacara bendera menjadi cara paling wajib

dalam memperingati hari merdeka. Biasanya,upacara bendera dilangsungkan di lapanganolah raga, kantor pemerintahan, dan sekolah-sekolah. Namun belakangan muncul cara barudalam melangsungkan upacara bendera. Takjarang sekelompok orang mengibarkan merahputih di puncak-puncak gunung, dan ada jugayang membentangan bendera di dasar laut.

Terlepas dari lokasi yang dipilih jadi tempatupacara, momen saat pengibaran benderadiiringi lagu kebangsaan Indonesia Rayadinilai sebagai momen yang paling pentinguntuk mengenang perjuangan para pahlawanbangsa. Tak jarang, rasa haru dan tetesan airmata mengiringi pengibaran bendera, terutamabagi mereka yang dulu ikut berjuang meraihIndonesia merdeka.

Lain lagi jika kita melihat ke acara-acararakyat, yang akan kita temukan adalah kegiatanwarga melakukan perlombaan ataupun pawai.Lomba yang paling populer adalah lombapanjat pinang, biasanya dalam setiap perayaanAgustusan lomba panjat pinang selalu ada.Diikuti lomba makan kerupuk, lomba pacukarung dan lomba-lomba lainnya.

Ada juga yang merayakan kemerdekaandengan mengadakan pawai menggunakanpakaian adat masing-masing daerah yang adadi Indonesia. Diwarnai dengan aksi marchingband yang menyanyikan lagu-lagu kebang-saan. Biasanya pawai ini dilakukan sambilberkeliling di jalanan sekitar lingkungantempat tinggal mereka.

Salah seorang mahasiswa UniversitasAndalas, Zamianto Efendi mengaku kerapambil bagian dalam perayaan kemerdekaan.“Saya selalu aktif dalam merayakan harikemerdekaan Indonesia, seperti menjadi

Bukan Pesta Tanpa Makna

peserta pawai dan peserta pengibar benderasaat upacara bendera, tutur mantan anggotaresimen mahasiswa (Menwa) UniversitasAndalas itu pada Suara Kampus, Senin (18/08).

Menurut Efendi, manfaat memperingati harikemerdekaan adalah menumbuhkan jiwanasionalisme pemuda-pemudi Indonesia.“Pemuda harus sadar batapa susah payahpejuang untuk memperjuangkan negeriindonesia, dan bangkit membangun negeri ini,”katanya.

Lain halnya dengan Ativis GerakanMahasiswa Pembebasan Sumbar, Agusman,mengatakan tidak mendapat manfaat apa dariperayaan hari merdeka. “Dulu saya sempat ikutdalam memperingati hari kemerdekaan lan-taran diwajibkan oleh pihak Instansi sekolah,dan tidak ada manfaatnya,” papar Agus.

Menurut Agus, memperingati harikemerdekaan itu salah satu tujuanya untukmenumbuhkan jiwa Nasioalisme yangmerupakan mempecah belah umat islam.“karna jiwa nasionalisme mensekat-sekatnegara muslim, dan menghilangkan ukhuwahIslamiyah. Kalau tujuan untuk memperingatipara pejuang,” lanjut Agus.

Semantara itu, Dosen KewarganegaraanFakultas Syariah IAIN IB Padang, Rafni,mengatakan perayaan kemerdekaan hendaknyamemiliki arti penting bagi bangsa Indonesia.Karena kedaulatan yang dapat dinikmati rakyatIndonesia saat ini merupakan hasil perjuanganpara pahlawan kita.

“Dengan mengadakan berbagai perlombaanuntuk mengaplikasikan rasa kegembiraanmasyarakat Indonesia. Lomba tersebutmerupakan perwujudan dari rasa syukur dan

“Negara Indonesia adalah Negaraberasaskan pancasila bukan Islam.Jadi, wajar saja kegiatan tersebut

berlangsung meriah”

○ ○ ○

Ilustrasi: @Qonijts

bangga sebagai rakyat Indonesia yang bebasdari kecaman berbagai pengaruh luar,”paparnya.

Menurut Rafni, memperingati kemerdekaankemerdekaan Indonesia tidak hanya dapatdiungkapkan melalui perayaan-perayaan yangdilakukan seperti upacara, pawai, lomba danhal semacam itu. Esensi lebih dalam dariperingatan ulang tahun Republik Indonesiaadalah rasa syukur atas rahmat Tuhan.“Mendoakan para pejuang agar mereka tenangdan diterima di sisi-Nya adalah salah satupenghargaan yang dapat kita berikan,”ungkapnya.

Senada dengan Rafni, dosen Fakultas Adab, Firdaus menuturkan, secara formal bangsaIndonesia sudah merdeka. Untuk mengisikegembiraan tersebut biasanya ada kegiatanyang dilaksanakan. Firdaus menilai wajar jikahari merdeka diperingati dengan meriah.“Negara Indonesia adalah Negara berasaskanpancasila bukan Islam. Jadi, wajar sajakegiatan tersebut berlangsung meriah,” ujarFirdaus.

“Melihat dampak yang dihasilkan darilomba itu, seperti jatuh memanjat pinang jelastidak dibolehkan dalam Islam, namun negarakita adalah negara Pancasila,” tuturnya.Firdausjuga menilai, nasionalisme yang dipupuk lewatperingatan kemerdekaan menjadi salah satucara menyatukan rakyat Indonesia dariberbagai suku, budaya, adat, dan agama.

Perlu Kerja IntelektualSegala macam perayaan yang dilakukan

untuk memperingati kemerdekaan Indonesiamemiliki makna masing-masing. Baik upacara,pawai, lomba dan segala macam jenis perayaanyang dilakukan mengandung nilai nasio-nalisme kebangsaan. Seperti pawai yangdilakukan dengan memakai baju adat dariberbagai daerah ataupun lomba-lomba yangdiadakan pada perayaan Agustusan, sangat eratkaitannya dengan nasionalisme.

Rafni menilai ini adalah suatu betukpemaknaan dari perjuangan yang dilakukanoleh para pahlawan. “Untuk mendapatkansebuah kemerdekaan butuh perjuangan.Berjuang melawan penjajah yang berasal dariberbagai sudut negara-negara lain. Begitu puladengan panjat pinang, makan kerupuk danlainnya membutuhkan kesabaran dan perju-angan untuk mendapatkan hadiahnya,”tuturnya.

Rafni menambahkan, sebagai mahasiswaharusnya mampu menghargai jasa pahlawandengan cara menuntut ilmu untuk memajukannegara. Sebagai agent of change mahasiswahendaknya mengahargai pahlawan dengancaranya sendiri seperti dengan membuat karyailmiah dan lain-lain. “Mengadakan lomba yangberhubungan dengan ilmu pengetahuanmerupakan tugas mahasiswa. Berjuang bukanberarti dengan fisik, namun menimba ilmupengetahuan,” ujarnya.

Senada dengan Rafni, Firdaus menilaimemaknai kemerdekaan bisa dengan berbuatbaik dan membangun negara melaluipendidikan dan budaya. Apalagi untukpemuda, banyak sekali kegiatan-kegiatanpositif yang bisa dilakukan. “Mahasiswa harusmelakukan tindakan untuk menggalangpersatuan seperti meningkatkan rasa nasio-nalisme dan memanilisir budaya-budaya Baratyang masuk ke Indonesia. Perlunya persatuanseluruh rakyat Indonesia untuk mengantisipasihal-hal yang merusak citra bangsa Indonesia,”ungkapnya.

Nah, menjadi mahasiswa diperlukankesadaran secara subjektif untuk memaknaikemerdekaan secara intelektual. Bukan soalperingatannya yang terpenting dalam perayaankemerdekaan Indonesia. Namun, bagaimanakita mengisi kemerdekaan dengan hal hal yangbermanfaat untuk kemajuan bangsa dan tetapmenjaga api semangat yang telah dikobarkanpara pahlawan kita terdahulu.

○ ○ ○

Perayaan Hari Merdeka

[Defriandi (Mg), Ria Oktaviatina, Silvianti(Mg), Sherly Fitri Yanti (Mg) ]

Page 17: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Suara Kampus -Sebanyak enam orangwarga negara Thailand terdaftar di IAIN ImamBonjol Padang. Mereka direkomendasikansetelah IAIN IB menjalin kerjasama denganpemerintah Thailand.

Wakil Rektor III Asasriwarni mengatakan,mahasiswa tersebut sebelumnya sudahdiseleksi Kedutaan Besar (Kedubes) Thailanddi Jakarta. “Mereka berangkat dari Thailandke Padang Sabtu (23/08-red),” ungkapnya saatditemui di Gedung Rektorat IAIN IB, Jumat(22/08).

Asasriwani menambahkan, calon maha-siswa tersebut terdiri dari empat laki-laki dandua perempuan, masing-masing memilihFakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah danKeguruan. “Mereka belum menentukanjurusan yang dipilihnya,” papar guru besarFakultas Syariah itu.

Lebih lanjut Asas menjelaskan, dalamproses pembelajaran tidak ada pengkhususanbaik yang berasal dari Thailand maupunIndonesia. Namun, dalam peraturan peme-rintah dibunyikan bahwa keberadaanmahasiswa asing sewajarnya menemukansuasana kondusif, sehingga ditangani denganprofesional. “Mereka belajar sama dengan

Anggaran Belum Cair, Opak DitundaSuara Kampus – IAIN Imam

Bonjol Padang undur pelaksanaanOrientasi Pengenalan Akademik(OPAK). Pasalnya, anggaran untukOPAK belum cair. Hal itu diung-kapkan Asasriwarni, Wakil RektorBidang Kemahasiswaan dan Kerja-sama, Jumat (22/08).

Asasriwarni mengatakan,anggaran untuk OPAK menggunakandana APBNP (Anggaran PendapatanBelanja Negara Bukan Pajak) daripusat, namun anggaran tersebutbelum cair. “Kita akan revisianggaran Pioner (Pekan IlmiahOlahraga Seni dan Riset) untukanggaran OPAK. Revisinya sudahdimasukan. Pada pertengahanSeptember insyaallah dana OPAKcair usai pelantikan presiden,”ujarnya saat dihubungi SuaraKampus.

Dia mengungkapkan, OPAKditunda sampai bulan Oktober atauNovember. Sebelumnya padakalender akademik IAIN IB, OPAKdijadwalkan pada 28-29 Agustus2014. “Kita mendahulukan pelak-sanaan Emotional and SpiritualQuotient (ESQ), karena kita masihmenunggu hasil revisi dana untukOPAK tersebut,” ujar guru besarFakultas Syariah ini.

Asas menjelaskan, kemungkinanpelaksanaan OPAK akan dilaksana-kan setelah masa kuliah berlangsung.Terkait syarat dan ketentuan OPAK,dalam waktu dekat pihak IAIN akan

sosialisasikan kepada mahasiswabaru. “Kemungkinan besar OPAKakan menjadi wadah untuk paraUKM (Unit Kegiatan Mahasiswa-red) guna pengenalan organisasi

mereka. Mahasiswa wajib memilihsatu UKM dan setiap UKM harusmempersiapkan diri tampil padaacara OPAK,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, pembukaan

ESQ Rabu (27/08) dilangsungkan dilapangan parkir, setelah itu maha-siswa akan dibawa ke fakultasmasing-masing untuk dikenalkandengan lingkungan fakultas. Dari2500 mahasiswa akan dibagi menjadiempat bagian satu bagian mengikutiESQ masing-masing dua hari. “ESQdi rencanakan setiap tahunnya,”paparnya.

Asas berharap, ESQ dapatmerubah akhlak mahasiswa IAIN IBke arah yang lebih baik. “Kitamemang sudah dibekali dengan ilmuagama namun dalam metode kitabelum mantap,” jelasnya saat ditemuidi gedung rektorat.

Sekjen Dewan Mahasiswa(Dema), Hujaipah mengaku menge-tahui jadwal pengunduran pelak-sanaan OPAK dari salah seorangdosen. Sebelumnya, Dema sudahmenerima surat untuk persiapanOPAK yang sesuai dengan jadwalakademik. “Kami dari Dema mengi-kuti apapun keputusan rektor. Jikadalam pelaksanaan semuanyatransparan mungkin OPAK akanlebih baik,” pungkas mahasiswasemester IX itu.

[Amaliyatul Hamrah (Mg)]

mahasiswa yang lain,” tambahnya.Kepala Akademik Mahasiswa (Akama)

IAIN IB, Dadi Arni mengungkapkan, pihakIAIN IB menyambut baik hal ini, karenamembuka peluang bagi mahasiswa IAIN untukkuliah di sana (Thailand). “Kami senangadanya kerjasama ini. Selain itu, ini jugapeluang untuk kita,” ungkapnya.

“Sebelumnya juga ada mahasiswa yangmelanjutkan studinya di IAIN IB sepertimahasiswa dari Malaysia,” pungkas pegawaiyang biasa dipanggil Ani tersebut.

Nur Ikhsan, salah seorang mahasiswa baruasal Thailand tersebut mengaku senang beradadi kampus IAIN IB. Menurutnya lingkungandi IAIN IB hampir sama dengan Thailand.“Orang disini ramah-ramah dan baik-baik.Awak cukup senang,” ujarnya saat ditemui diAsrama Putri. Nur dan temannya yang lainberasal dari Provinsi Pattani,Thailand.

Nur mengungkapkan, semua mahasiswadari Thailand berasal dari sekolah yangberbeda-beda, salah satunya MadrasahDarunnajah dan Muhammadiyah Thailand.

[Ria Oktaviantina (Mg),AmaliyatulHamrah(Mg), Novia (Mg) Silvianti (Mg)]

6 Warga ThailandKuliah di IAIN IB

Suara Kampus –Anggaran pembuatanalmamater mahasiswabaru 2014 IAIN ImamBonjol Padang tidakcair dari pemerintahpusat. Sehingga,pengadaan almamaterdiambil alih Unit Ke-giatan Mahasiswa(UKM) KoperasiMahasiswa (Kopma)IAIN IB.

Wakil Rektor IIIIAIN IB, Asasriwarnimengatakan, pemerin-tah pusat tidak ada menganggarkanpembuatan almamater. “UKMKopma akan mengurus almama-teritu,” papar Asas, Jumat (22/08).

Asas menambahkan, anggotaKopma beberapa waktu lalu menga-jukan proposal untuk minta izinpengadaan almamater. Sehingga pihakkampus mengamanahkan Kompauntuk pembuatan almamater tersebut.“Kita tidak sediakan almamater untukmahasiswa baru, terserah mahasiswamau cari dimana. Mau beli di kopmamaupun di tempat lain tidak apa-apa,”ujarnya

Asas menegaskan, pihak kampustidak bertanggung jawab seandainyaterjadi hal yang tidak diinginkandalam pembuatan almamater tersebut.“Itu tanggung jawab Kopma karenadia yang mengambil alih pembuatanalmamater, saya hanya tau, mahasiswabaru harus punya almamater,”tegasnya.

Ketua Kopma IAIN IB Padang,Sukri Rahmad memaparkan, berkatkerja keras pembuatan almamaterdiserahkan kepada kopma. “Setelah

Kopma Ambil AlihPembuatan Almamater

mendapatkan informasibahwa kampus tidakm e m f a s i l i t a s ialmamater, kemudiansaya langsung mema-sukkan proposal ke WRIII,” katanya.

Rahmat menje-laskan anggaran untukpembutan satu alma-mater Rp 180.000,-sama dengan tahunsebelumnya. “Dasarkain almamater HighTwist lebih bagus daridasar tahun lalu.

Pembuatan almamater ini dikontrakCV. Menoreh Makmur dariJogjakarta,” terang Rahmat.

Untuk prosedur pengumpulan uangalmamater, mahasiswa bisa membayarke seluruh Bank Nagari tanggal 26Agustus 2014. Bagi Mahasiswa yangakan mengambil almamater harusmembawa bukti pembayaran almama-ter tersebut. “Kami tidak bisa menar-getkan selesainya, karena tergantungmahasiswa yang membayar,” paparRahmat.

Sedangkan untuk prosedur pemba-gian almamater UKM Kopma akanberkerja sama dengan seluruh UKMsalingka kampus. “Prosesnya nantikami akan bagi satu fakultas tiga ataudua UKM untuk bertanggung jawabmengukur sekaligus membagikanalmamater tersebut,” ungkapnya.Rahmat berharab agar pembuatanalmamater ini berkelanjutan untuktahun depan. Sebelumnya tahun 2001Kopma juga diamanahkan IAIN IBuntuk pengadaan almamater.

[Defriandi (Mg)]

Ribuan mahasiswa mengikuti gladi resikOPAK pada 2010. Foto: Suara Kampus

Rahmat, Ketua UKMKopma IAIN IB Padang

Nur Ikhsan(kanan), saat ditemui Suara Kampus, Minggu (24/08).

Page 18: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Pertengahan tahun 2014 inidunia dikejutkan bukan sajaoleh serangan membabi buta

Israel terhadap Gaza di Palestinapada bulan Ramadhan, akan tetapijuga adanya laporan media tentanggerombolan pasukan yang mela-kukan perebutan kekuasaan dengancara keras, kejam dan sadis di Irakdan Suriah, yang memperkenalkandiri dengan nama Islamic State Irakdan Suriah (disingkat ISIS).

Menurut laporan vivanewsbahwa sistim pemerintah Khilafahdiproklamasikan ISIS padaMinggu, 29 Juni 2014, setelah ISISdi atas angin terhadap tentara Irak.Baghdadi diangkat sebagai Kha-lifah, pemimpin negara sekaligusspiritual dalam sebuah Kekha-lifahan Islam. Dengan berdirinyaKhilafah, ISIS menyerukan seluruhumat Muslim untuk berbaiat padaKhalifah yang kepalanya dihargaiUS$10 juta oleh Amerika itu.“Adalah tugas semua Muslim didunia bersumpah setia pada dia danmendukungnya. Legalitas seluruhemirat, kelompok, negara, danorganisasi menjadi hilangberdasarkan perluasan kekuasaankekhalifahan dan tibanya tentarakhilafah di wilayah mereka,” katajuru bicara ISIS Abu Muhammadal-Adnani dalam bahasa Arab, danditerjemahkan ke banyak bahasa.

Menurut kamus wikepidiaNegara Islam (di) Irak dan Syam,bahasanya al-Dawlah al-Islâmîyahfî al-»Irâq wa-al-Shâm, bahasaInggrisnya Bahasa Inggris-nya: Islamic State in Iraq and theLevant (ISIL) atau Islamic State inIraq and Syria atau Islamic State inIraq and al-Shâm(ISIS)) adalahsebuah negara dan kelompokmilitan jihad yang tidak diakui diIrak dan Suriah. Ada beberapanama untuk menyebut kelompokmilitan di Irak dan Suriah ini. Tidakada konsensus tentang bagaimanaharus menyebut kelompok militantersebut. Pemerintah AmerikaSerikat menyebutnya sebagai“Negara Islam di Irak dan Leavan”atau ISIL yang merupakansingkatan dari Islamic State in Iraqand the Levant. Beberapa mediamenyebutnya “Negara Islam di Irakdan Suriah” atau ISIS yangmerupakan singkatan dari IslamicState in Iraq and Syria. Kelompokini dalam bentuk aslinya terdiri daridan didukung oleh berbagaikelompok pemberontak Sunni,termasuk organisasi-organisasipendahulunya seperti Dewan SyuraMujahidin dan Al-Qaeda di Irak(AQI), termasuk kelompok pembe-rontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhidwal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah sukuIrak yang mengaku Suni.

ISIS dikenal karena memilikiinterpretasi atau tafsir yang keraspada Islam Wahhabi dan kekerasanbrutal seperti bom bunuh diri, danmenjarah bank. Target seranganISIS diarahkan terutama terhadapMuslim Syiah dan Krisen. Pembe-rontak di Irak dan Suriah ini telahmenewaskan ribuan orang. Perse-rikatan Bangsa-Bangsa (PBB)menyebutkan lebih dari 2.400warga Irak yang mayoritas wargasipil tewas sepanjang Juni 2014.Jumlah korban tewas ini merupakanyang terburuk dari aksi kekerasandi Irak dalam beberapa tahunterakhir. Aksi Negara Islam Irak

dan Suriah (ISIS) ini telah menye-babkan tak kurang dari 30.000warga kota kecil di timurSuriah harus mengungsi.

Tokoh Sentral di Balik MilitanISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemim-pinannya, ISIS menyatakan diriuntuk bergabung dengan Front AlNusra, kelompok yang menyatakandiri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah.ISIS memilikihubungan dekatdengan Al-Qaeda h inggatahun 2014.Namun karenamisi berbelokdari misi perju-angan nasionaldengan mencip-takan perang sek-tarian di Irak danS u r i a h d a npenggunaan aksi-aksi kekerasan,Al-Qaidah lalutidak mengakuikelompok inisebagai bagiandarinya lagi. AbuBakar al-Bagh-dadi bahkan ber-sumpah untukm e m i m p i np e n a k l u k a nRoma. Pemimpinmilitan ISIS AbuBakar al-Bagh-dadi ini jugamenyerukan umatIslam untuk tun-duk kepadanya.

Gerakan separatis pembe-rontakan bersenjata yang mengu-nakan agama dengan tafsir kerasdengan sasaran kelompok muslimSyiah dan pemeluk agama Kristentelah meresahkan dan mence-maskan umat Islam yang memilikikesadaran beragama yang lurus danbenar. Hampir dapat dipastikan polagerakan ISIS adalah bahagian darigerakkan terorisme yang menja-dikan agama sebagai justifikasiperjuangan, dengan menge-depankan konsep jihad danmelakukan tindakan anarkis,

penyerangan, perampasan, pembu-nuhan bahkan bom bunuh diri takterkecuali bagi umat Islam yangberbeda pemahaman keaga-maannya.

Pola pikir dan kecendrungangerakan yang diperlihatkan olehISIS mirip dan memiliki kesamaandengan pola gerakan kaum khawarijpada masa kekhalifah Ali Ibn AbiThalib. Khawarij adalah suatu sekte

atau kelompok atau Aliran pengikutAli bin Abi Thalib yang keluarmeninggalkan barisannya karenaketidak sepakat terhadap keputusanAli yang menerima arbitrase(tahkim) dalam perang Shiffin padatahun 37 H/ 648 M dengankelompok bughat (pemberontak)Muawiyah bin Abi Sufyan perihalpersengketaan Khalifah.

Ciri lhas dari Khawarij adalahterletak pada bidang politik. Merekamemiliki pemikiran yang radikaldalam bidang politik. Sifat yangradikal tersebut membuat merekamenjadi fanatik dalam manjalankan

agama. Sehingga dapat dikatakanbahwa orang Khawarij adalah orangyang bersifat keras dalam menja-lankan ajaran agama. dapatdiasumsikan pula bahwa orangKhawarij cenderung berwataktekstualis yang menjadikan merekafundamentalis.

Mengantisipasi Bahaya ISISGerakan perjuangan ISIS begitu

cepat berkembang,dalam laporanberita VIVAnewsd i g a m b a r k a nbahwa bendera-bendera hitam ber-tuliskan kalimattauhid berkibarsepanjang lembahSungai Eufrat danTigris, terbentangdari Suriah ke Irak.Negara Islam Irakdan Suriah (ISIS)kuasai banyak kotadi pinggiran sungaipusat lahirnyaperadaban manu-sia itu. Menjelmamenjadi NegaraIslam (IS), kelom-pok pimpinan AbuBakar al-Baghdadiini memproklamir-kan Kekhalifahan.Target mereka,dari Spanyol hing-ga Indonesia bera-da di bawah satubendera Islam.

Pengaruh ISISsudah menam-

pakkan diri di Indonesia sepertiyang dilansir dalam beritaTEMPO.com, Malang - DekarasiAnsharul Khilafah Jawa Timurdiselenggarakan dengan sederhanadi sebuah masjid di Dusun Sempu,Desa Gading Kulon, KecamatanDau, Kota Malang. Hadir sekitar500 anggota jemaah yang berasaldari berbagai daerah di Jawa Timur.Tak hanya orang dewasa, anak-anakjuga terlihat menghadiri deklarasidan sosialisasi Ansharul KhilafahJawa Timur.

“Saya tak bisa mendeteksi darimana. Bisa saja umat NU,

Muhammadiyah, JAT juga hadir disini,” kata juru bicara AnsharulKhilafah Jawa Timur, MuhammadRomly, Ahad, 20 Juli 2014. Merekamenyebarkan undangan melaluimedia sosial dan media online.Selain itu, Romly mengaku takmengenal satu per satu anggotajemaah yang hadir. Jika tersediatempat yang lapang, Romlyoptimistis bisa menghadirkan 2.000anggota jemaah.

“Kegiatan dibubarkan. Kamidiusir, intel polisi mengambil foto,”kata jamaah asal Surabaya, Angga.Angga datang bersama empattemannya untuk mengikuti dekla-rasi dan mendukung Amir DaulahKhilafah, Syaikh Abu Bakr al-Baghdadi. Lantas mereka membu-barkan diri, sebagian berkumpul dimasjid Ar Fachruddin UniversitasMuhammadiyah Malang.

Gerakan ISIS dapat dipastikanbukanlah gerakan keagamaandalam bentuk paham, aliran, akidahataupun mazhab. Tokoh IslamHasyim Muzadi memastikan bahwaISIS bukanlah aliran agama yangberisi ajaran teologi dan ritualkeagamaan. “Ini gerakan politikyang bisa mengancam kedaulatandan konstitusi,” katanya. Hasyimmenjelaskan jika gerakan inimerebak di Indonesia, bukan takmungkin akan ada gerakan-gerakanserupa ISIS yang bermunculan.Menurut dia, ISIS termasuk dalamkategori gerakan transnasionalpolitik agama. Itulah sebabnyaorganisasi ini dinilai sangatberbahaya. “Sistem negara ituberbeda-beda, kalau dipaksakanbisa merusak konstitusi danintegritas negara lainnya,” ujarHasyim. Ini gerakan ekstrim yangtidak menghormati kedaulatannegara,” ujar Hasyim ketikadihubungiTempo, Kamis, 31 Juli2014.

Pernyataan senada denganHasyim disampaikan pula olehmantan ketua umum Pengurus PusatMuhammadiyah, Syafi’i Maarif,meminta pemerintah untuk mewas-padai munculnya kelompok NegaraIslam Irak dan Suriah (ISIS) diTanah Air . Menurut dia, jikamemang ada, pemerintah harussegera membabat kelompok terse-but sebelum berkembang lebih jauh.“Amati dengan seksama, jikaterbukti memang ada, harus dipang-kas pada kuncupnya sebelumberkembang,” kata Syafi’i kepa-da Tempo melalui pesan singkat,Kamis, 31 Juli 2014.

Mencermati pola gerakan danaksi ISIS dapat diyakini bahwa ISISadalah gerakkan garis keras yangberbahaya untuk umat Islam, takterkecuali umat Islam Indonesia.Umat Islam Indonesia yang hidupdalam negara Pancasila sejak awaltidak mengenal penegakan Islamdengan cara-cara kekerasan,pembunuhan, melecehkan hak-hakazazi dan martabat kemanusiaan.Umat Islam Indonesia adalah umatyang lebih mengedepankanakhlakul karimah, berjihad dengandakwah bil hikmah, mauizadha, wamujadalah bil lati hiyal ihsan.Pemerintah diminta untukmelakukan langkah-langkah anti-pasti pencegahan masuknyapengaruh ISIS dan melakukantindakan tegas atas gerakan kerasyang menciderai Islam sebagaiagama rahmatan lil alamin.Ds.682014

Mewaspadai ISIS

Duski SamadKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI)Kota Padang

Umat Islam Indonesiayang hidup dalam negaraPancasila sejak awal tidakmengenal penegakan Islam

dengan cara-carakekerasan, pembunuhan,melecehkan hak-hak azazi

dan martabat kemanusiaan.

Page 19: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Duabelas banding dua berapa Lutfhi?Tanya seorang guru yang sedangmengajariku di kelas II Sekolah Dasar

Cempaka Putih kecamatan Mudik Utara.“Ayo berapa Lutfhi?’’ jarimu kan ada, hitungaja pake jarimu. Cetus Razi yang dudukdisebelahku. Aku hanya diam bagai batu esyang membeku dalam kulkas. Jari-jemarikutergeletak mengenggam, denyut nadiku takteratur, nafasku tertahan.

‘Ya sudahlah, kamu belajar lagi dirumah.Nanti minta ajarin aja sama dia, ujar gurumatematika saat menutupi pelajaran. Akubertekad, harus rajin belajar, belajar danbelajar.

Tak terasa aku sudah memasuki kelas V.Tubuhku semakin besar, umurku semakinbertambah dan seharusnya pemikiranku lebihluas lagi. Tapi tidak! Aku adalah orang yangmemiiliki kapasitas yang serba kekurangan,ditambah lagi faktor ekonomi yang samasekali tak menunjang biaya pendidikankusekarang. Seringkali teman-teman mengejekdan mencemoohku, Aku semakin menghindardan menjauhi dalam kesunyian.” Kenapakamu sendirian saja lutfhi?” Main-main lahsama kita, ucap seorang anak yang bernamaKhairil. Dia selalu menanyakan keadaankuketika aku tidak masuk kelas. Tidak hanyaitu, dia bahkan pernah menolongku ketika akudiperlakukan tidak sewajarnya oleh salahseorang teman sekolahku.

Setiap hari aku hanya bertemankan sebuahdiari yang selalu ku hiasi dengan kisahhidupku, seperti hari ini aku menulis. . . .

2 Januari 2014,“Tuhan. . .bukannya aku tak mensyukuri

nikmat-Mu yang telah engkau limpahkanpadaku. Tapi ku mohon Tuhan jauhkanlahaku dari kata-kata yang mencekamperasaanku ini. Hidupku bukan untukdisakiti, namun untuk diperbaiki. Beri akukesempatan untuk nyaman sekali saja danmenikmati indahnya kehidupan.”

********

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu,dimana semua perasaan gelisah menumpukdi dada. Ketika itu juga jantung bergetarhebat. Namun, perasaan itu bukanlahterhadap diriku. Kini masing-masing temankutelah terima hasil usahanya selama belajar.Sampul berwarna hijau itu tak sanggup kulihat. Tanganku seolah-oalah tak mampubergerak. Alhasil, seperti yang kuduga bahwaaku tidak naik ke kelas VI.

Bagaimanapun semua keputusan gurusudah tak bisa diganggu gugat lagi. Apalaharti dari seorang anak miskin, yang tak punyaapa-apa. Tak ada yang bisa ditonjolkan.Dadaku terasa dihantam, Maluku seluas jagadraya. “ Ya Tuhan bagaimana dengan orangtua ku, bagaimana. . .bagiamana Ya Tuhan?Langit bercahaya yang ku pandangi, kinimenjadi gelap. Suara ramai yang tadinyamenggema di setiap ruangan, kini sunyi bagaitak ada penghuni.

Aku hanya bisa menunduk dan mene-teskan air mata. Tiba-tiba datang seseorangmenepuk bahu ku dan berkata “sesungguhnyadiam dan menangis tak akan menyelesaikanmasalah”. Ternyata dia adalah Khairil yangmendapat peringkat pertama di kelasku.

Apa yang tejadi? Khairil mencobamemancingku untuk berbicara. Suaraku tiba-tiba tersendak, mataku seakan-akan inginmenutupi semua kejadian ini. Hingga aku taksadarkan diri. Setelah beberapa jam, ternyataaku sedang berbaring diatas karpet usangyang telah memudar. Itulah salah satu hartayang paling berharga bagi keluargaku.Kudapati mak berada di sampingku denganbaju yang kusam dan basah dengan keringat.Maklumlah orang tuaku seorang petani.

Ternyata Khairil yang mengantarkankuhingga ke rumah. Aku pamit dulu Lutfhi?Jangan terlalu banyak pikiran. Akumenyalaminya dengan lemah lembut. Nak,sesungguhnya apa yang kamu fikirkan? Tanyamak. Ceritalah. Pikiranku mulai rewang-rewang. Aku tak naik kelas mak. Maafkan

anakmu mak? Wajah mak yang tadinya ceriaseketika berubah bagai awan mendung mauturun hujan. Biarlah nak, keberuntunganbelum ditanganmu sekarang. Ku rangkulibuku dan kubisikkan kata-kata yang sangatsederhana, yaitu terima kasih ibu.

Walaupun mak hanya tamat SD, namundia punya semangat yang tinggi untukmelenjutkan pendidikan ku. Begitu pundengan ayah, beliau ingin sekali melihat isiraporku. Ku pasrah dan tak bisa berkutikketika aku harus mendapat perkataan yangmenyentuh ke seluruh isi ragaku. Percumaayah kerja keras membanting tulang bekerjadi kebun orang lain demi mencari uanguntukmu bla. . .bla. . .bla. . .

Aku kaget dan lantai yang ku pijaki saatitu terasa bergoncang hebat. Kini terserah mulah! Ayah pergi meninggalkan ku sementararaporku masih terbentang diatas meja belajarkecilku. Suasana rumah berantakan. Terlebihayah mulai menyalahkan ibu yang terlalumemanjakan aku. Aku ingin pergi jauh. ..jauh. . .sejauh kapal berlayar. Tak inginmasalah ini terus berlarut. Aku galau, Kinihati dan pikiranku bergelut tak karuan. Makanpun tidak. Ayah sama sekali tak memper-dulikan aku.

Angin berhembus kencang disana,menyelinap masuk ke kamar jendelakumalam ini. Aku masih memandangjauh ke-luar jendel dan sesekali meneguk air putih.Saat ku hela nafas panjang, seseorangmencium ubun-ubunku. Aku tersenyumbahagia.

Kini wanita itu berada di depanku. Diayang selalu mengulas senyum indahnya walauaku tahu sakit dan perih itu sangat dia rasakan.Dia sosok malaikat buat aku, yaitu ibu.

*********3 tahun kemudian, aku menduduki bangku

kelas II SMP. Aku menderita penyakit kankergetah bening. Sempat aku dioperasi. Tetapitak punya uang sepersen pun, maka akuberobat dengan pengobatan dukun yang adadi kampung. Jadi, tak heran aku punyapemikiran yang lemah. Semenjak aku sakit-sakitan aku jarang masuk sekolah. Biayapengobatanku tak ada lagi. Satu pun tak adayang berharga di rumah. Keluargaku mulaiberantakan, siang dan malam selalu ribut.

Tuhan Azza wa Jalla beliau MahaPenyayang terhadap Hamba yang lemah. Akupun diberi kesembuhan dan mulai melan-jutkan sekolah menengah pertama. Tak

berbeda dari sebelumnya, aku mendapatperingkat paling terakhir.

Kerasnya kehidupan membuat ayahmenjadi berobah. Ya, itu memang benar.Sudah seharusnya ayah marah-marah denganyang kudapatkan. Lebih menyakitkan lagi,ketika ayah membanding-bandingkan akudengan anak tetanggaku yang selalumendapat juara. Kakakku yang perempuanmulai bermain kata menyindir nilaiku. Hanyaibu yang mampu bertahan dalam kondisikuseperti ini. Semua derita ini kusimpan dalam-dalam hingga mendatangkan penyakit yangsulit untuk diobati, tak lain adalah keserupan.Aku tahu ini adalah efek dari tumpukanmasalahku.

Tiba-tiba ada sosok yang memasukijiwaku. Entah itu halusinasiku atau apalah.Aku tak obahnya seperti orang gila. Makandan minum tak ku hiraukan.Sadarlah nak?Ibuku menagis tersedu-sedu melihatkondisiku sambil mengusap-ngusap wajahku.Orang-orang berbondong datang ke rumah.Antara sadar dan tidak sadar, terdengar suarayang menggema, sejak kapan Lutfhi itu gila.. . la. . .la…ucapan itu terngiang-ngiang ditelingaku. Ternyata dua orang temanku yangsedang berbisik, tapi entah siapa yangmenyampaikan ucapan itu ke telingaku.

Satu bulan penuh aku tak sadarkan diri.Tak ada tanda-tanda untuk kesembuhanku.Semua dukun yang ada di kampung sudahberusaha menolongku. Mamak dan bakokumengambil keputusan terakhir, yaitumembawaku ke rumah sakit jiwa Padang.Sementara tangan dan kakiku diikat denganrantai binatang pemburu. Batin ibukuberteriak, tak sanggup melihat anaknyadiperlakukan seperti itu. Namun, semuakeputusan hanya Allah yang menentukan.

Malam ini aku ditinggal sendirian. Akumakan sendirian, semua serba sendiri. Akudirawat di tempat terbilang mewah, tetapibukanlah uang keluargaku. Pemuda kam-pungku yang berbaik hati saling berbagi.Itulah kampungku. Kampung yang masihkental rasa sosialnya dan masih memper-tahankan adat. Kepedulian mereka mengan-tarkanku hingga ke Rumah sakit jiwa ini.

Setelah satu minggu aku dipindahkan keruang bangsal, yaitu tempat berkumpulnyapara pengidap penyakit jiwa yang berasal dariberbagai kampung. Suasana ruangan hirukpikuk seperti mengamil pembagian sembako.Ada yang minta rokok, ada yang minta kuedan ada pula yang minta pulang kampung.

Semua dilayani oleh perawat layaknya anakkecil yang tak mengetahui apa-apa. Hanyaaku satu-satunya yang berusia 15 tahun.Semuanya sudah mempunyai keluarga.

Sepuluh hari sesudah itu, keluargakudatang menengok. Waktu kunjungan terbatas,hanya15 menit. “Bagaimana perasaanmusekarang nak? Apakah sudah adaperubahan?” Ucap ibuku. Aku hanya diamdan bahkan tidak peduli dengan kedatanganmereka. “Nak, jawablah lah nak.” Ibusepertinya mencoba menahan bendungan airmata yang tak lama lagi akan menetes.Sekarang giliran ayah menghampiriku.“Kamu masih ingat dengan ayah, nak?”Seketika itu aku langsung menyuruh ayahpergi. Waktu itu aku sangat benci denganayah. Ayah mencoba lagi untuk mene-nangkanku, namun tak berhasil. Aku bentakayah dan suruh pergi jauh-jauh. Perlahan-lahan ayah menyurut kebelakang ibu dan takbisa berkutik lagi. Dokter menyarankan agarayah dan ibu tidak memaksakanku terlalubanyak mengingat dan berbicara karena akanbersifat fatal. “Bapak, ibu waktu kunjung-annya sudah habis. Silakan ibu meninggalkjanLuthfi, kalau dia sudah sembuh kami akansegera beri tahu ibu,” ujar salah seorangperawat itu dengan ramah. Dalam keadaanhati berkecamuk, ibu dan ayah terbata-batameninggalkan ranjangku.

Allah selalu menguji hambanya dengansedikit ketakutan. Itulah yang dihadapi olehkeluargaku. Setibanya di kampung, ayahmemandangi dalam-dalam kasurku, dimanatangan dan kakiku diikat selama satu bulandi tempat itu. Kini kasur itu terbentang sepertimenunggu kedatanganku. “Lutfhi, tantanganapa lagi yang belum kamu dapatkan dari Allahnak? Cukup sudah rasanya kamu menang-gung penyakit ini”. Ayah berbicara denganlirih dan mencoba untuk meredam tangisnya.

Kini ayah dan ibu semakin terpuruk.Biasanya hari-hari dilewati bersamaku.Walaupun aku dibilang bodoh dari segiakademik, namun ku tak pernah menghi-langkan nilai-nilai agama.

Gemuruh dan hujan rintik-rintik taksanggup memecah keheningan malam. Ayahdan ibu menundukkan keningnya di atassajadah dan berdoa “Ya Rabb Yang MahaPemaaf dan Maha Pemurah mungkin cobaanini sebagai peringatan bagi kami untuk lebihmengingat-Mu. Kami terima ini denganikhlas. Ya Allah berilah kesembuhanterhadap anakku, maafkan ia jika bersalahdan maafkan kami jika terlanjurmenyakitinya. Kami menyadari Ya Rabb,sesungguhnya penyakit anakku ini akibatperkataan kami. Sekali lagi maafkan kamiberdua Ya Rabb. Amin. Itulah lantunan doayang mereka sampaikan.

Sanak familiku acuh tak acuh. Jangankansedikit ulur tangan mereka, bertanya saja takpernah. Malahan mereka mengecap akusebagai orang gila. Untunglah aku punya duaorang mamak kandung yang senantiasa selalumenolong orang tuaku. Orang-orang padabilang lebih baik mengadu pada orang laindari pada sanak famili. Ya, itu memangdirasakan keluargaku saat ini.

Keadaanku mulai membaik dan akuteringat sosok ayah dan ibu yang jauh dikampung. Dokter memberitahu kabargembira ini kepada mamak. Setelah itu,semua keluarga datang menjemputku.Terlebih dahulu ayah yang menghampiriku.“A yah, kenapa ayah baru sekarangkelihatan?” Ruangan itu pecah dengan isaktangis kami. “Lutfhi, maafkan ayah nak.Semua ini gara-gara ayah”. Aku menangissepuas-puasnya. “Ibu, mana yah? “Ibumumasih di jalan menuju kesini”. Sosok ibu yangdirindukan telah di hadapanku. ibu menciumkeningku dan tertawa kecil di balik matasembabnya yang menangis semalaman karenarindu dengan ku. Aku peluk ayah dan ibu dankubisikkan ke telinga mereka, “Yah, Bujangan panggil aku orang gila, aku malu Yah,Bu”. “Tidak nak. Bagaimanapun kamu, ibudan ayah tidak akan memanggilmu sepertiitu”.[]

Jangan Panggil Aku Orang GilaOleh: Ria Oktaviantina

Page 20: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Sedikit kaget ketika mendapat telepondari nomor baru. Perlahan sayamengangkat telepon itu dalam

keadaan setengah sadar, mendengarsuaranya tak asing lagi ditelinga, sepertisering mendengar suara itu. Benar dugaansaya ini salah seorang awak redaksi(redaktur) Suara Kampus. Saya kiramimpi, karena pada saat handphoneberdering saya tengah tertidur di kamarkos.

Entah ada kabar apa, ternyata sangredaktur meminta tulisan kepada saya, sayajuga bingung harus menulis apa, karena takada tema yang diberikan, saya kira sayaharus menulis “Mimpi” lagi sepertipenerbitan tabloid Suara Kampus edisi 126atau “Mimpi Jilid II”. Sebenarnya banyakhal yang terfikir, banyak yang ingin ditulis.Namun rasanya saya ingin memberikanpandangan sedikit terhadap pergerakanmahasiswa hari ini.

Pada 17 Agustus lalu, diseluruhpenjuru nusantara memperingati Dirga-hayu RI ke-69. Masih segar dalam ingatankita tentang peringatan hari bersejarah itu.Selaku anak bangsa setidaknya semangatnasionalisme itu masih melekat di dalamdiri. Melihat perjuangan leluhur bangsamempertahankan NKRI ini, setidaknyabisa menularkan semangat bagi generasipenerus (agent of change). Selaku pelakuperubahan hari ini banyak hal yang bisadilakukan guna mengenang jasa pahlawanterutama di bidang pendidikan. Meng-hargai perjuangan tentunya kita berharapbisa menumbuh kembangkan semangatnasionalisme itu, dengan cara sendirimelalui kreatifitas sendiri. Banyak peruba-han yang bisa dilakukan begitu juga dalambentuk pergerakan.

Tidak bisa dipungkiri dari tahun ketahun pergeseran pergerakan itu selaluterjadi. Timbul pertanyaan dalam benaksaya pribadi selaku penulis, apakahkemerosotan pergerakan hari ini meru-pakan puncak dari semua kebisuan?

Berbicara pergerakan perlu rasanyamengkaji kembali tentang eksistensimahasiswa. Kita pernah mendengar kataeksis dalam kehidupan sehari-hari.Berbicara eksis bisa kita artikan sebagaikeberadaan. Atau diartikan denganperwujudan. Dijelaskan dalam KamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwaeksistensi merupakan keberadaan ataukekuatan.

Jika dihubungkan dengan eksistensimahasiswa yakni wujud keberadaanmahasiswa itu sendiri. Sejauh manamahasiswa itu ada, ada dalam berbagai lini,baik pendidikan, tataran pemerintahan,dunia intelektual dan lainnya. Keberadaanyang perlu dipertanyakan lagi, keberadaanseperti apa yang ada pada mahasiswa?

Kita perlu mengkaji ulang tentangmakna kata mahasiswa dalam peranannya.Mahasiswa, kata tersebut selalu terdengar,ketika saya masih berada di bangkusekolah juga sering mendengar kata itu.Luar biasa memang kata mahasiswa bagi

Patah Tak Tumbuh-tumbuh,Hilang Belum Terganti

saya waktu itu. Yang ada dalam fikiran sayaberbicara mahasiswa yaitu sosok idealisyang penuh dengan gagasan revolusionermerubah bangsa menjadi lebih baik.Bagaikan Soekarno dan Moh. Hattasewaktu mahasiswa menjadi penggagas danpenggerak diplomasi melawan penjajah.Namun sekarang, masih adakah sosokseperti itu di masa kini? Seperti apakahsosok mahasiswa saat ini?

Apakah mahasiswa hari ini masih bisamelawan penjajahan? Entah itu penjajahanterhadap hak-haknya selaku mahasiswa,atau penjajahan terhadap intelektualitasmahasiswa itu sendiri. Seiring perubahanzaman idealisme pun turut berubahmengikuti arus intelektual yang berkem-bang. seperti tren yang sedang updatesetiap tahunnya, kemudian ramai-ramaidiikuti kaum muda di Indonesia.

Ada hal yang terlintas dalam benaksaya, sekiranya ini akan menjadi momokyang menakutkan bagi mahasiswa untukmelakukan pergerakan kedepannya. Kitatahu dalam dunia organisasi kampusbeberapa tahun belakangan ini telah terjadikemerosotan, berbagai alasan yangmembuat organisasi kampus tidak lagidiminati, sebut saja tuntutan orang tua yangmenginginkan tamat tepat waktu, atautuntutan kuliah (akademik). Padatnya jad-wal kuliah membuat mahasiswa hanya ber-kutat pada kegiatan akademik.

Apalagi baru-baru ini adanya peraturanbaru pemerintah yang dituangkan dalamPermendikbud 49/2014 tentang StandarNasional Pendidikan Tinggi. Beban belajar144 SKS harus diselesaikan mahasiswadalam 4-5 tahun atau 8-10 semester. Bilasampai 5 tahun tidak kunjung lulus,mahasiswa terancam di drop-out (DO).

Melirik kondisi seluruh elemenorganisasi mahasiswa hari ini, mulai daritataran lokal (HMJ), fakultas (Senat) yangsudah kehilangan pergerakan, timbulsedikit keraguan apakah peraturan ini akanmembuat pergerakan itu sunyi, atau bahkanmati?

Dahulu, berbagai kampus ramai di isidengan forum diskusi, guna memecahkanberbagai permasalahan yang ada di jurusan,fakultas. Bahkan tataran institut atauuniversitas. Di kampus islami ini, adaperalihan fungsi ruang HMJ, Senat danlainnya, tak lebih dari sekadar tempat selfie.Seharusnya bisa menjadi wadah untukmeyalurkan segala aspirasi.

Bukankah ide serta gagasan yang besaritu lahir dari hasil diskusi kecil? Harapandari setiap diri hendaknya ada regenerasi,namun hari ini sepertinya patah tak tumbuh-tumbuh, hilang belum terganti.

Dari demo terakhir yang terjadi dikampus islami ini, selaku orang awamrasanya saya ingin bermimpi lagi. Kapanmahasiswa akan menjemput tuntutan itukembali? Apakah mereka akan menjemputhak-hak yang selama ini belum didapati?Tetap seperti ini bergerak dalam sunyi, ataumemang hanya bisa melakukan pergerakandalam mimpi? Salam mahasiswa.

Ridho PermanaJurusan KPI Fakultas Dakwah

“Bukankah ide sertagagasan yang besar itulahir dari hasil diskusikecil? Harapan dari

setiap diri hendaknyaada regenerasi,

Cerai

Dia lelaki yang dulu aku panggil ayahMengabur pelan-pelan di bukit takdirBau kain panjang masih melekat di punggungKau menghirup aroma lainPerlahan tangis aku lipat di buku-bukuDimakan rayap bersayap empatSekarang gigiku sudah tumbuhSudah pintar mengunyah nasibIbu tak lupa menyuapi bulan

Antarkan aku ke pelupuk mata ayahBiar ku berenang dalam kerinduan

Tahun Baru

Kita selalu bicara tentang dahuluTahun-tahun yang keringBulan-bulan kelabuKadang menguliti hari yang busuk

Dalam surut bunga terangkaiDaun-daun bertelur pucukSekuntum mawar merah dan beberapa kumbangKamar ku pun wangi semerbakTapi perlahan pesan-pesan kembali mengkristalSajak pun tak mampu mencairkanKau pun memicing mataAku kecewa

Di tahun baru ini, musim yang akan datangAku tak kan bersolekKarna dua tanda Tanya yang kau kadokanTelah kujadikan anting-anting

Buku yang Baik

Ayo buku, baca lagi setiap jengkal tubuhkuKhatam ia sampai kau maqamTuliskan lagi pada lengan kirimuAku adalah selembar kesalahan

Ayo buku, tarik aku dari tubuhkuDua gumpal aku tak ada dalam satu tubuhJiwa yang remuk itu alirkan ke sampulmu

Ayo buku, ajari aku menangis dengan baikTampung air mataku untuk membasahi tulang bukumuKeringkan aku di lembarmuPatahkan dan sedehkan aku dalamRakmu agar aku berdebu

Sajak Refki Fernando

Hakikat Anjing

Masih belum terlambatSurya nyaris sejajar dengan kepalaAkhirnya matamu memantulkan gambar jelas tentangSabuk kulit yang kita kalungiSudah waktunya melepaskan pengikat dahiAsah lagi taring taring itu, tegakkan telinga, tempa otot otot pahamuMari berburu, terkam yang bersula paling ganasLangsung ke pangkal leher

Padang, 21 november 2013

01:20 dini hari

Menanti Ayah Pulang

Lihat rambutku ini, ayah!Tumbuh panjang menyapu tanahDimana pisau cukur yang seringkali ayah pakai untuk memangkas rambutku iniMataku ditutupinya sehingga tak bisa lagi memandang ladang tempat biasaKita makan sekeluarga sehabis merambahAku tidak berani menyuruh ibuDarahnya bergejolak setiap ayah pergi mengurusi lembuMatanya meleleh ketika aku menanyakan tentang sawah kita yang dibanjiri katakTangisnya mengental di dinding gelas kopi ayah yang kini selalu mendingin“Nak, maafkan ayah…”Pisau, cangkul, gunting, parang,Serta bajak telah ayah jual untuk menyewa kerbauDi kampung seberang

Padang, 13 november 2013

19:12

Cara Lainjangan pakai pisau, tikam saja dengan sendok makan

Padang, 10 november 2013

Sajak Nanda Hidayat

Page 21: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

“Sjahrir berjuang untukIndonesia merdeka, melarat dalampembuangan untuk Indonesiamerdeka, ikut membina Indonesiamerdeka, tetapi ia sakit danmeninggal dalam tahanan Indonesiayang merdeka.” Begitulah kalimatdari Muhammad Hatta tentangSutan Sjahrir yang ditulis padasampul buku ‘Sutan Sjahrir,Pemikiran & Kiprah Sang PejuangBangsa’ . Namun tidak banyak yangtahu bagaimana kiprah Sjahrirsebelum dan sesudah Indonesiamerdeka.

Sjahrir yang merupakan perdanamenteri Indonesia pertama memangbanyak melewati masa-masa sulit.Dalam perjuangan meraihIndonesia yang merdeka, Sjahrirreberapa kali merasakanpembuangan dan pengasingan olehpihak Belanda. Dia pernah dia-singkan di Boven Digul, Papuakemudian dipindahkan ke BandarNeira (Pulau Banda) bersamaMuhammad Hatta. Pasa masa itu,Belanda memang kerap membuangdan mengasingkan orang-orangrevolusioner dan dianggap mengan-cam ketertiban umum.

Begitulah sebagian perjalananhidup Sutan Sjahrir yang dikisahkandalam buku yang ditulis LukmanSantoso Az. Dalam buku yangditerbitkan pada Mei 2014 penulismenceritakan pribadi Sjahrir sejakkecil, duduk di bangku sekolah,menempuh pendidikan di belanda,hingga kembali dan berkecimpungdi dunia politik Indonesia. Tak

Siapa sangka seorang ErmantoTolantang, guru besar lunguistikUniversitas Negeri Padang danpengarang novel yang berjudul “Tujuh Cinta Si Anak Kampung Ini”,lahir di Kenegarian IV KotoMudiak, kaki gunung di TanahPesisir bagian selatan Minang-kabau.

Sepertinya si pengarang inginmenggambarkan si anak kampungdengan keadaan kampung yangbegitu primitiv, jauh dari kemajuandan arus politik. Seperti pemaparanpenulis pada bab I. “Akhirnya akumengetahui bahwa penyebab jalankampungku tidak pernah dilebarkandan dikerikil,” tulisnya. Konon duaperiode pemilu selalu dimenangkanoleh salah satu partai denganlambang kiblat agama kami. Yangaku tahu adalah masyarakat kam-pungku adalah pemeluk agama yangtaat sehingga lambang partai ituadalah bagian dari perjuanganagama kami. Partai itu adalahidentik dengan agama kami,” ceritapenulis.

Keteguhan Agama dan Kese-derhanaan Kampung Halaman

Agama islam dan pendidikansangat dominan dalam novel ini.Penulis ingin mendeskipsikanperbedaan kehidupan keagamaanmasyarakat desa dengan masya-rakat kota, dimana masjid di ibukotakecamatan dikalahkan oleh kebe-saran dan keindahan masjid kam-pung. Masjid itu bernama al-Jihaddan satu-satunya madrasah nagariini terletak di desa.

Adat, Budaya dan SosialSelain keteguhan agama yang

terdapat pada novel ini penulis jugamemaparkan tentang adat, buda-ya,dan sosial masyarakat. Penulis

Judul : Tujuh Cinta Sianak Kampung (1)Penulis : Ermanto TolantangPenerbit : FBS UNP Prees PadangCetakan : Mar et ,2014Tebal : 132 halamanISBN : 978-602-1650-13-4Resensiator : Rika Tri Apyeni

Menggali Kisah Diplomat Ulung

Ketika Cinta Terbentur Budaya

Judul Buku : Sutan Sjahrir, Pemikiran &Kiprah Sang PejuangBangsa

Penulis : Lukam Santoso Az.Penerbit : PalapaTebal : 278 HalamanResensiator : AbeweWahid

hanya itu, Lukman Santoso Az jugamenceritakan kisah asmara Sjahrir.

Salah satu kisah menarik yangdiceritakan penulis adalah padamasa menjelang kemerdekaan. Kalaitu Sjahrir marah besar padaSoekarno. Melihat Jepang yanghancur oleh bom atom sekutu,Sjahrir meminta Soekarno segeramemproklamirkan kemerdekaan.Namun Soekarno bersikerasmengatakan belum ada tanda-tandaJepang akan menyerah, sehinggakemerdekaan Indonesia belum bisadiproklamirkan. Bahkan jauh sebe-lum itu, pada Juli 1994 Sjahrir yangmelihat tanda-tanda kekalahanJepang menemui Tan Malaka diBanten. K etika itu, Sjahrir memintaTan Malaka memproklamasikankemerdekaan, namun tokoh komu-nis itu menolak karena telahmempercayakan pada Soekarno.

Karena marah pada Soekarno,akhirnya Sjahrir memerintahkanpemuda untuk menculik Soekarnodan Hatta, guna mendesakSoekarno dan Hatta memprok-lamasikan kemerdekaan lebih cepat.Kedua orang tersebut dibawa keRengasdengklok pada Kamis, 16Agustus 1945 subuh. Keesokanharinya, barulah Soekarno memba-cakan proklamasi kemerdekaan.

Penulis mencoba memposisikanSjahrir sebagai sosok yangbertentangan dengan kebanyakantokoh pada masanya. Buku ini jugamenceritan pertentangan ideologiSjahrir dengan tokoh lain sepertiSoekarno dan Tan Malaka. Ketika

kaum komunis menganggap perangfisik adalah jalan satu-satu untukmeraih memerdekakan Indonesiayang utuh, Sutan Sjahrir denganpaham sosialisnya memilih sikaplain. Sjahrir menganggap jalandiplomasi lebih baik ketimbangperang fisik. Bagi Sjahrir, diplomasilebih menghargai individu manusia.Begitulah paham sosialis yangdirealisasikan Sjahrir.

Dalam buku ini juga dituliskanbagaimana akhir hayat pria berjulukSmiling Diplomat itu. Penulismengesankan bahwa Sjahrir adalahsosok pemikir yang berpandanganjauh kedepan, sehingga banyaktokoh lain yang bertentangandengan ideologi yang diusungSjahrir.

Namun buku ini hanya merujukpada sumber tertulis yang sudahada, sehingga terkesan hanyamenggabungkan sumber-sumberterdahulu. Ditambah lagi, isi bukuini tidak didukung dengan foto ataugambar, sehingga bagi sebagianpembaca akan terasa membo-sankan.

Secara umum, buku ini mampumemperpenalkan kembali sosokseorang Sutan Sjahrir yang seakankalah pamor dibanding nama besarSoekarno dan Hatta. Pada dasarnya,kemerdekaan Indonesia bukanhanya karena dua tokoh tersebut,namun banyak tokoh lain yang takkalah penting untuk diknal dandihargai perjuangannya. Sjahriradalah salah seorang dari pejuangitu.

memasukkan kebiasaan adatMinangkabau yang identik denganpantunnya. Ketika mengungkapkanperasaan kepada seseorang yang iasayangi. Dari sini penulis memper-kenalkan adat serta bahasa minangmelalui tulisan, seperti ungkapanperasaan Ermanto kepada Safinapada halaman 74, yang berbentukdalam pantun berbahasa Minang.

Selanjutnya pada halaman 65terdapat nilai sosial yang terkan-dung dalam sebuah kebersamaankegiatan marancah (menanambenih) ini adalah wadah mende-katkan diri dengan semua keluargabesar.

Nilai adat juga terdapat padahalaman 68 dimana penulismenjelaskan aturan adat yangberlaku pada tempat ia dilahirkan.Adat itu adalah mempersuntinggadis yang berasal dari luar nagaridianggap hal yang tabu karenadianggap tidak mau menyelamatkanperekonomian kampung. jika terde-ngar kabar pemuda kampung yangmempersunting gadis lain, makasemua penghulu suku tergabungdalam Kerapatan Adat Nagari(KAN) segera bersidang.

Perjalanan Cinta TerbatasAdat

–Dalam novel ini penulismengisahkan perjalanan kisah cintadan persahabatan yang pernah iarasakan. Kisah cinta dan persaha-batannya dengan anak etnis Jawayang datang kekampungnya karnaada proyek yang harus dikerjakanayahnya selama 2 tahun ,Hartonodan Hartiwi begitu sebutan namamereka. Persahabat si anak kam-pung yang begitu kuat sehinggaterbesit kisah cinta di persahabatanyang sangat romantis antaraermanto dengan hartiwi. Setelah 2

tahun berlalu, maka disinilahdikisahkan perpisahan persahabatananak minangkabau dan anak jawa.

Kemudian pada Bab VI dan VIItimbullah benih-benih cinta baruyang hadir dari drama menyambutperayaan Idul Fitri Ermanto jatuhhati pada Sefrina, namun sayangkisah cinta terbatasi oleh adat yangtidak adil menurut penulis, dimanaseakan-akan tidak membolehkananak-anak muda kampung yangmiskin mempersunting gadis-gadiskampung yang molek dan hanyadiperuntukkan bagi pemuda kam-pung yang berhasil dirantaunya.

Kisah cinta Ermanto tidakberhenti sampai disini, Ermantomengetahui bahwa selfrina dijo-dohkan dengan Imzamril seorangpolisi. Kisah cinta yang berawal daripersahabatan itu juga terbatasi adatkarna lafriani dijodohkan olehorang tuanya dengan uda Rahman.Sampai akhirnya Ermanto berjanjipada dirinya sendiri untuk rajinbelajar sehingga pada suatu saatmenjadi lelaki kampung yangsukses.

Keunggulan novel ini adalahpada bagian kover yang menam-pakkan foto si anak kampung yangsederhana namun tetap stylish. carapenulis memperkenalkan budaya,adat dan bahasa melalui tulisandengan bahasa yang mudah dipa-hami Dari novel ini ada maknatersirat yakni dahulukanlah pendi-dikan untuk mencapai kesuksesanagar mendapatkan apa yangdiinginkan

Dibalik keunggulan diatasterdapat beberapa kelemahan.Kelemahan itu diantaranya terdapatbeberapa kesalahan dalam penge-tikan contohnya kata bagus ,tapitertulis bagu. Kemudian kesalahandalam pencetakan dimana pada

bagian halaman 37 tercetak dua kaliNovel ini layak dibaca untuk

kalangan anak remaja dan dewasakarena alur cerita yang menarikdalam kisah cinta si anak kampung.Meski banyak menceritakan kisahcinta pribadi, namun terkandungmakna tersirat.

Episode 1-36 ini sebagai novel“Tujuh Cinta Si Anak Kampung(1),” diterbitkan dan luncurkan FBSUniversitas Negeri Padang sebagainovel dalam bentuk trilogy. Setelahitu akan dilanjutkan berturut-turutpenerbitan novel” Tujuh Cinta SiAnak Kampung (2) Dan Novel“Tujuh Cinta Si Anak Kampung(3).

Page 22: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"

Hari ini, berpakaianbukan hanya sebatasmedia untuk menutup

ataupun untuk berpenampilanyang menarik, namun hari inipakaian terkhusus kaosmenjadi salah satu media yangbisa dijadikan sebagaipenyampai aspirasi atau pesanpesan komunikasi uniklainnya, dengan berbagaikreativitas yang menarikbanyak perhatian.Gaya hidup ini berawal daripencinta suporter bola yangmengungkapkan kecintaanyadengan memakai kaos yangmengandung pesandukungannya terhadap klubbola kesayangan, perlahancara menyampaikan dukunganini menjamur di sudut tribunlapangan bola dengan gayakreatif yang berbeda-beda,sampai akhirnya sekarangbentuk dukungan melalui kaostersebut merambah seluruhranah, baik dari sosial,jurnalis bahkan ranah duniapolitik.

Pesan yang disampaikan bukanhanya dalam bentuk dukungan saja,selian itu kaos ini juga dimanfaat-kan oleh berbagai kalangan dengantujuan yang berbeda-beda mulaidari bentuk dukungan seperti yangdilakukan oleh beberapa kalanganuntuk Satinah yang teran-camhukuman pancung di Arab Saudi,dengan kaos Save Sakinah berbagailapisan masyarakat sontak memakaikaos tersebut untuk menyuarakanpenolakan hukuman pancung untukTenega Kerja Indonesia (TKI)tersebut.

Bukan hanya terhadap Satinah,dari ranah jurnalis kaos denganpesan untuk keadilan almarhumUdin yang masih misteri tersebutmenjadi salah campaign dari paraawak pers, selogan “Udin MatiKarena Berita” kian dibicarakanuntuk menuntut keadilan dankejelasan. Diranah politik, kaosyang mengandung pesan dukungantersebut sebagai suatu identitiasbagi seseorag bahwa ia mendukungini.

Selain menjadi salah satu ajanguntuk memyampaikan dukungan disisi lain, hari-hari besar, salahsatunya momen yang kaos kata-katadipakai orang untuk memeriah-kannya dengan keunikan tersebut,dengan kata-kata khusus dan seba-gainya membuat periangatan haribesar menjadi lebih unik dari caralainya.

Hari-hari besar tersebut merupa-kan musim peminat terhadap gayahidup ini meningkat tinggi, sepertiperayaan tahun baru, masa liburandan lebaran. Salah satunya yangmenjadi musim yang peminat kaosini meningkat adalah, saat perayaanhari kemerdekaan, 17 Agustus.Salah satu toko penyedia kaos kata-kata terkemuka di Indonesia yaituKementerian Desan Repuplik Indo-nesia atau yang lebih dikenal KDRI.KDRI meraih untung 50 persenpada peringatan kemerdekaan lebihbanyak dari hari biasa pada

perayaan kemerdekaan Indonesiake 69 Tahun. “17 Agustus kemarinkita mengalami lonjakan penjualandari hari biasanya, lebih dari 50persen,” ungkap Bram kor-dinatorharian KDRI kepada wartawansuarakampus.

KDRI merupakan salah satutoko yang menjual kaos komunika-si, mengambil genre nasionalisme,lewat kaos KDRI menyampaikansemangat nasionalisme kepadamasyarakat luas dengan berbagaidesain menarik dan unik. “Kitangambil aliran nasionalisme, meng-kampanyekan Fashionalisme untuksemangat nasionalisme,” terangnya.

Bram mengatakan, untukperingatan kemerdekaan tahun ini,KDRI menawarkan beberapa desainmenarik yang berhubungan dengankemerdekaan, bahan dasar merahdan putih merupakan dasain yanglaris 17 Agustus kemarin. “Kala-ngan anak muda masih jadi pembeliterbanyak untuk kaos KDRI,”terangya

Menyambut 17 Agusutuskemarin, KDRI menyediakandesain menarik dalam memeriahkankemerdekaan Indonesia mulai daridesain angka 69 yang menan-dakanusia Republik Indonesia, desainFounding Father, Bung Karno danBung Hatta yang membakar jiwaperjuangan.

Untuk desain KDRI, Brammenjelaskan, 50 persen kaos KDRIitu didesain langsung oleh grafisKDRI sendiri dan 50 persen lagidesain kaos KDRI dari KomunitasKDRI langsung berada di bawahnaungan KDRI dengan mengadakanlelang desain ataupun sayembaradesain. “Desain itu dari kita KDRIdan komunitas KDRI, 50:50, KDRI50 persen, 50 Komu-nitas KDRI,”ujarnya.

Bram mengungkapkan, usahakaos komunikatif ini merupakanpasar ekonomi yang tinggi, karenapeminat untuk gaya hidup ini sangattinggi. “Untuk peluang bisnisnya

Kaos Kata-Kata

Bukan Sekadar Berpakaian

Desain : Kaos KDRI dengan desain-desain yang mengandung arti kebangsaan dalam gerakan Fashionismenya mengkampanyekanrasa Nasionalismen kebangsaan (Foto Arsip KDRI)

HadiMahasiswa Sastra Bahasa ArabFakultas Adab & Humaniora IAIN IB

cukup menjanjikan,” guraunya saatdihubungi suarakampus (20/08).

Sejuah ini distro yang berpusatdi lantai II Mall Of Indonesia iniKDRI baru membuka cabang Tebet,Jakarta Selatan, Kelapa GadingJakarta Utara, Alun-Alun Indone-sia Shopping Town serta M.H.Thamrin Serpong Tangerang danBlok M - Lantai LG. Jakarta Selatan

Hal yang serupa juga dikatakanoleh Muhammad Taufik, DosenSosiologi Hukum ini berpendapatbahwa hal yang menarik dari gayahidup ini dari adalah ide pesan dandesain yang ada pada kaos tersebut.“Yang menariknya kita bukan hanyaproduksi kaos tapi kita jugaproduksi kata-kata, itu seru-nya,”ungkapnya saat ditemui suara-kampus di kafe Syariah (26/08).

Bagi Taufik sendiri sudahtertarik dunia ini belasan tahun yanglalu, berawal dari tahun 2003 Iasudah mempunyai kaos desainsendiri. “Sudah dari 2003 mulai de-sain-desain kaos,” terangnya.

Sejauh ini untuk desain Taufikmasih menggunakan jasa rekan-rekannya dalam mendesain kaos, Iamengaku belum mahir dalam

menggunakan aplikasi desain.“Untuk Desain saya cari kawan-kawan yang bisa, karena saya tidakbisa menggunakan program desain,photoshop, corel,” ujarnya.

Namun untuk ide itu dari Taufiksendiri, terkadang owner kaos kata-kata lainya meminta ide desainkepadanya. “Kalau idenya dari saya,kadang-kadang pengusaha ide mintacarikan ide yang menarik untuk-nya,” ungkap Taufik.

Untuk saat ini Taufik mengakubelum bisa untuk fokus terhadapusaha ini, meski Ia menyadaripeluang bisnisnya menjanjikan.“Untuk produksi belum rutin,kadang cetak kadang-kadang tidakdan ini sifatnya masih pribadi,”katanya.

Hal yang manarik dari gayahidup ini, menjadi salah pusatperhatian oleh orang lain karenabesifat unik. Seperti yang dirasakanoleh Hadi, salah satu penggemarkaos kata-kata tersebut mengung-kapkan, saat memakai baju dengankata-kata unik tersebut menjadisalah perhatian bagi orang lain.“Tentu orang-orang akan membacatulisan atau pesan yang ada

dalamnya,” katanya.Hadi sendiri berkeinginan untuk

menggeluti usaha kaos dengandesain unik tersebut, karena bukanhanya sekedar kecintaan saja, duniausaha bisnis tersebut juga sebagaiacang untuk berkreatfitas. “Untuksekarang mungkin belum, mungkinnanti ingin membuka usaha ini,”harap Hadi.

Hadi menambahkan, bukanhanya menarik, ada nilai seni yangmembuat pakaian ini beda daripakaian lainnya. “Seni yang kreatifdi kaos itu yang menarik,”ungkapnya.

Menurut Hadi, membuat kaosmenjadi salah satu wadah untukberkreativitas merupakan hal yang

memiliki kenikamtan yang lain.“Pakaian ini kan ada disemuakalangan dan golongan dari anak-anak hingga orang dewasa bisamemupnyai dan menikamatinya,”ungkapnya pada wartawan suarakampus.

Memiliki kaos kata-kata dengandesain sendiri menjadikan motivsitersendiri bagi Hadi untuk bisamenggeluti bisnis pakaian tersebut.“Desain sendiri itu lebih kreatif daripada menyontek desain orang lain.

Karena disukai itulah, menurutHadi yang menjadi alasan kenapabisnis ini menjanjikan dan patutuntuk digeluti. “Untuk koleksi bajusaya belum banyak, saya masihmencari kaos di sekitar kotaPadang,” terang mahasiswa Fakul-tas Adab dan Humaniora IAINImam Bonjol.

Berbeda dengan Hadi, Sahrultidak begitu tertarik untukmengkoleksi kaos kata-kata,menurutnya ada beberapa kata-katayang tidak bagus atau tidak sesuaidengan keadaan. “Tergantungdesain dan kata-katanya, sebagianmemang ada bagus sebagian lainyatidak seperti kata-kata “HidupSantai Masa Depan Cerah, itukanpesan-pesan yang tidak baik,”terangnya. [Taufiq Siddiq,

Ria Oktaviantina(Mg) ]

Page 23: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"
Page 24: Tabloid Suara kampus edisi 130 "Sarjana Bawah Lima Tahun"